US$40 Juta Realisasikan Melirik Reli Kinerja RELI...

1

Transcript of US$40 Juta Realisasikan Melirik Reli Kinerja RELI...

Page 1: US$40 Juta Realisasikan Melirik Reli Kinerja RELI GJTLbigcms.bisnis.com/file-data/1/1817/d95f7965_Jun16-AsuransiKredit...pemeriksaan ribuan dokumen oleh OJK. KIAN OPTIMIS Bergairahnya

15Jumat, 5 Agustus 2016 K O R P O R A S IREVIEW EMITEN

Melirik Reli Kinerja RELIKasus pencatutan nama perusahaan yang

memanas sepanjang kuartal II/2016 seolah tidak mempengaruhi roda bisnis PT Reliance

Securities Tbk.

Ana [email protected]

Kantong emiten berkode saham RELI ini justru semakin tebal de-ngan membuku-kan kenaikan

pendapatan dan laba sekitar 30% pada semester I/2016.

Memasuki tahun ke-11 me -lan tai di Bursa Efek Indone-sia, RELI meraup pendapatan usa ha sebesar Rp53,82 miliar se panjang Januari–Juni 2016. Pendapatan tersebut naik 37% dibandingkan paruh pertama 2015 yang tercatat Rp39,39 miliar.

Dari empat lini bisnis yang dijalani RELI, kegiatan pem bia -yaan transaksi nasabah (margin) me nyumbang pendapatan pa ling besar. Nilainya mencapai Rp17,78 miliar dengan tingkat per tum -buhan 178,24% year-on-year.

Lebih rinci, pendapatan dari kegiatan perantara perdagangan efek (brokerage) mencapai Rp11,5 miliar, trans-aksi brokerage obligasi Rp14,66 miliar, kegiatan penjaminan emisi efek (underwriting) Rp381,94 juta, serta dividen dan bunga Rp7,3 miliar.

Presiden Direktur Reliance Securities Jurgantara Usman mengatakan kinerja tersebut dibukukan di tengah lesunya pasar modal sepanjang Januari-Juni 2016. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia pada periode tersebut, kata Jurgan, turun sekitar 8% dibandingkan tahun lalu.

“Kontribusi lini bisnis perantara perdagangan efek,

baik saham maupun obligasi [fixed income], meningkat 15% menjadi Rp26 miliar selama enam bulan pertama tahun ini,” tutur Jurgan pada akhir Juli 2016.

Sumber pendapatan RELI juga berasal dari aktivitas trans-aksi reverse repo. Berdasarkan catatan, nilai piutang reverse repo mencapai Rp48,18 miliar pada Desember 2015 dan Rp15,13 miliar hingga akhir Juni 2016. Tingkat bunga piutang tersebut ditetapkan sebesar 16%-19%.

Dari sisi keuntungan usaha, RELI mengantongi laba bersih sebesar Rp14 miliar atau meningkat 30% sepanjang paruh pertama tahun ini dari Rp11 miliar pada semester I/2015. Sebagai gambaran, laba bersih RELI pada tahun lalu naik 183,6% menjadi Rp30,6 miliar.

Capaian kinerja RELI seolah bertolak belakang dengan kondisi industri sekuritas yang disebut sedang berdarah-darah lantaran ketatnya persaingan antarperusahaaan efek di Tanah Air.

Kekhawatiran dampak

negatif kasus pencatutan nama oleh mantan karyawannya EP Larasati terhadap reputasi perseroan pun dapat ditepis.

Kendati demikian, kasus penjualan produk investasi bodong dengan underlying surat utang negara seri FR0035 itu mengharuskan manajemen RELI melalui serangkaian penyidikan, inspeksi kantor, hingga pemeriksaan ribuan dokumen oleh OJK.

KIAN OPTIMISBergairahnya pasar modal

membuat RELI optimistis menatap kinerja pada semester II/2016. RELI, kata Jurgan, optimistis dapat tumbuh dengan pesat. Apalagi, perseroan telah mendapat suntikan dana segar dari penerbitan obligasi senilai Rp100 miliar.

Obligasi Reliance IV/2016 seri A itu mematok kupon sebesar 9,5% yang akan dibayarkan setiap bulan mulai 22 Agustus 2016. Tenor surat utang ini ditetapkan selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada 22 Juli 2021.

“Dana obligasi untuk pembiayaan transaksi nasabah yang makin meningkat dan untuk mengembangkan trading saham nasabah ritel,” ucap Jurgan yang baru menjabat sekitar dua bulan ini.

Salah satu kegiatan brokerage saham yang menjadi andalan RELI adalah transaksi margin. Sebagai salah satu sekuritas lokal yang memiliki modal kerja disesuaikan bersih (MKBD) cukup tebal, RELI leluasa memberikan fasilitas margin kepada nasabahnya.

Mengutip BEI, perusahaan yang dimiliki oleh Anton Budidjaja ini membukukan nilai MKBD terakhir sebesar Rp174,74 miliar.

Direktur Reliance Securities Agung Kameswara menambahkan relaksasi aturan transaksi margin dari 50 saham menjadi sekitar 250 saham oleh BEI berpotensi makin mendong-krak transaksi dan pendapatan perseroan.

Hingga Mei 2016, misalnya, total transaksi margin RELI diestimasi sebesar Rp50 miliar per hari, “Transaksi margin berpotensi meningkat, tetapi kami juga harus meningkatkan aspek risk management,” tutur Ag ung.

Selain mendapat tambahan modal dari emisi obligasi, RELI masih mengantongi sisa dana aksi korporasi rights issue yang digelar pada 22 April 2015.

Berdasarkan laporan penggunaan dana hasil penawaran umum yang disampaikan RELI kepada Bursa

Efek Indonesia, hingga Kamis (21/7) realisasi penggunaan dana tercatat baru sebesar Rp48,08 miliar atau 12% dari rencana yang dicantumkan dalam prospektus sebesar Rp398,45 miliar.

Akibatnya, RELI masih menggenggam sisa dana rights issue senilai Rp350,36 miliar. Dana tersebut sebagian besar ditempatkan pada pihak ketiga dan sebagian lainnya ditempatkan pada institusi yang terafiliasi dengan perseroan.

Budi Frensidy, pengamat pasar modal Universitas Indonesia, menilai persaingan di bisnis perusahaan efek di Tanah Air semakin ketat. Pangkal masalahnya, lanjut Budi, jumlah anggota bursa yang terlalu banyak dan terbatasnya emiten.

Saat ini ada sekitar 109 AB yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan emiten hanya sekitar 540 perusahaan, artinya rasio antara AB dengan emiten 1:5.

“Persaingan antar sekuritas sudah tidak sehat dan banyak AB yang rugi operasi. Sebagian juga rugi bersih saat pasar bearish,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis.

Menurut Budi, emiten harus ditambah dan jumlah AB sebaiknya dikurangi. Berkaca dari negara tetangga di Asean, lanjutnya, jumlah AB yang ber-operasi hanya sekitar 30 per-usahaan hingga 40 perusahaan dengan jumlah emiten jauh lebih banyak dari Indonesia.

Selain itu, Budi sepakat dengan pengaturan batas bawah fee broker. Dia mengusulkan batas minimal yang lebih rendah menjadi sekitar 0,15%-0,17% dari usulan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) 0,2%.

“Saya pikir itu akan win-win. Sekarang ada kok yang 0,09% dan 0,1% kok sehingga rugi operasi,” imbuhnya. Dengan industri yang lebih sehat, daya tarik emiten sektor sekuritas diproyeksi kian meningkat.

BELANJA MODAL

GJTL Realisasikan US$40 Juta

JAKARTA — Emiten pro dusen ban kendaraan ber motor PT Gajah Tung -gal Tbk. mengklaim telah me realisasikan be lan ja mo dal US$40 juta se pan -jang se mester I/2016 dari to tal yang di ang gar kan ta hun ini sebe sar US$80 juta.

Chatarina Widjaja, Di -rektur Gajah Tunggal, me ngatakan sepanjang pa ruh pertama tahun ini anggaran belanja modal ter sebut diserap oleh ke -perluan perawatan mesin-mesin produksi.

Selain itu, dana tersebut ter pakai penambahan me sin baru khusus pro -duk si ban radial un tuk truk dan bus. “Sisa nya akan ter serap pada se mes -ter II/2016 untuk main te -nance alat produksi,” ka -ta nya, Kamis (4/8).

Chatarina mengatakan, pi haknya tahun ini me -mang akan fokus pada ope rasi produksi untuk men dongkrak kinerja. Di sisi lain, pihaknya pun se -dang gencar mening kat kan produksi ban ra dial un tuk truk dan bus yang di pre -diksi perseroan pa sar nya akan moncer ke depan.

Saat ini perseroan mam pu memproduksi se -kitar 600 ban radial truk dan bus per hari. Dengan alokasi belanja modal itu, diharapkan kapasitasnya naik menjadi 1.200 ban per hari pada akhir tahun ini dan meningkat hingga 2.200 unit ban per hari pada tahun depan.

Dengan terserapnya ang garan belanja modal ter sebut, pihaknya ber ha -rap kinerja pada pa ruh kedua tahun ini da pat ter -jaga. Pasalnya, pada se -mester I/2016 per seroan

mem bukukan kinerja ke -uangan yang positif.

Pada periode tersebut pendapatan bersih per -seroan mencapai Rp6,9 triliun, atau meningkat sekitar 12,2% dari pe -riode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,1 triliun.

Pada paruh pertama ta hun ini pun perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp534 miliar, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu menderita rugi bersih Rp351 miliar.

“Hal ini tak terlepas dari pe nguatan rupiah ter hadap dolar Amerika Se rikat pada semester per tama,” imbuhnya.

EBITDA yang diraih per seroan pada semester I/2016 pun meningkat se kitar 16,7% menjadi US$86 juta dari US$56 ju ta pada periode sama ta hun lalu. Pada tahun ini pi hak -nya menargetkan EBITDA mencapai US$150 juta.

Se mentara itu, per se ro -an juga sedang mem per -siapkan skema refi nan -cing. Hal itu sehubungan de ngan senior secured no -tes perseroan yang men ca -pai US$500 juta akan ja tuh tempo pada Februari 2018.

Meski demikian, dia eng gan menyebut lang -kah apa yang akan di am bil perseroan untuk me nem -puh refinancing tersebut.

“Kami belum me mu -tuskan untuk mela ku kan apa, karena masih di per -tim bangkan. Bisa le wat bond atau pinjaman baik pa kai mata uang asing mau pun rupiah, tapi pe -luangnya tahun ini ka -rena kondisi mendukung seperti sedang gencarnya tax amnesty,” tuturnya. (Lingga S. Wiangga)

Reliance Securities mengantongi laba ber-sih sebesar Rp14 miliar sepanjang semester I/2016, atau meningkat 30% secara tahunan.

Perseroan opti-mistis melanjutkan pertumbuhan setelah mendapat dana segar dari penerbitan obligasi senilai Rp100 miliar.

BISNIS/TUTUN PURNAMASumber: Bloomberg

15 Mar 21 Mar 12 Apr 22 Apr 2 Mei 9 Mei 6 Jul 15 Jul 4 Ags

47428/4/16

35015/3/16

470

PergerakanHarga SahamRELI

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 5 Agustus 2016