Urgensi Registrasi Alat Berat
description
Transcript of Urgensi Registrasi Alat Berat
Urgensi Registrasi Alat Berat DalamMendukung Penyelenggaraan
Infrastruktur Nasional
Togar M. Simatupang
Disampaikan pada kegiatan lokakarya "Registrasi AIat Berat Konstruksi di Lingkungan BalaiKementerian PUPR",
Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Bandung – Jumat 20 Nopember 2015
Kilasan
• Pengantar
• Rantai Pasok Konstruksi
• Rantai Pasok Alat Berat
• Permintaan dan Penawaran
• Identifikasi Problematika Alat Berat
• Analisis SWOT dan Usulan Kebijakan
• Urgensi Registrasi Alat Berat
• Penutup
2
Pengantar (1)
• Pembangunan lnfrastruktur sebagai salah satu prioritas utama dalam RPJMN 2014-2019, dianggarkan sebesar Rp 5.452 triliun.
• Peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur memerlukan dukunganketersediaan sumber daya alat berat konstruksi agar prosesnya dapatberjalan secara efisien, efektif, berkualitas, dan berkelanjutan.
• Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yangdiharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat beratsecara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkaitjumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umurlayanan, dan lain sebagainya.
• Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak(stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, danprodusen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupunkelancaran usaha mereka.
3
Pengantar (2)
• Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitasdan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
• Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untukmendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
• Paparan dimulai dengan hasil kajian Problematika Rantai Pasok Alat Berat di lndonesia dan Pemetaan Solusi Problematika Rantai Pasok Alat Berat di lndonesia.
• Kemudian disampaikan urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat melalui Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
4
Rantai Pasok Konstruksi
5
PemilikPeralatan
PemasokMaterial
KontraktorPondasi
KontraktorUmum
Elektrik danMekanik
Kontraktor Utama
Investor
PenggunaJasa (owner)
Own,Rent,Lease
Rantai pasok konstruksi mencakup koordinasi semua bagian dari pemasok, kontraktor, dan pengguna jasa, baik secara langsung maupun tidaklangsung dalam mencapai tujuan proyek.
Sumber: APPAKSI (2012)
Rantai Pasok KonstruksiBangunan Gedung, Jembatan, dan Pondasi
6
Mengapa rantai pasok konstruksi?
• Keterhubungan atau konektivitas nasional danregional akan memperlancar arus barang, orang, dan jasa.
• Kelancaran arus barang, orang, dan jasa dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan membuat suatu kawasan lebih kompetitif dan kohesif.
• Konektivitas akan meningkatkan pertumbuhan yang seimbang dan kesenjangan pembangunan.
• Pemerintah sedang memperkuat investasi dalam pembangunan infrastruktur.
7
Rantai Pasok Konstruksi dan SistemLogistik Nasional
Rantai Pasok KonstruksiInfrastruktur
Konektivitas
Logistik
Transportasi
Perdagangan
Pertumbuhan
Ongkos Transit
Ongkos Transaksi
Pemasok Produsen Penyalur Pelanggan
Ekspansi Bisnis
Dam
pak
Misi:• Menjamin terpenuhinyatarget konstruksi infrastrukur• Mewujudkan efektivitas danefisiensi penyelenggaraankonstruksi• Membina industri konstruksiberkembang dengan baik
Alasan: Perspektif yang lebih luas: aktor, kebutuhan, ketidakpastian, sebaran informasi, katalog, isutata niaga Kesempatan kerjasama Hambatan dan keterbatasanimplementasi
8
Struktur Pasar Logistik
Pemilik Barang
• Pedagang
• Pabrikan
Operator Logistik
• Penyedia Jasa Logistik
• Pergudangan
Pengembang Infrastruktur Logistik
• Pengembang
• Kawasan Logistik
Pendanaan Infrastruktur
• Perbankan
• PPP, APBN
9
10
Rantai Pasok Alat Berat
11
Definisi Alat Berat
• Alat berat adalah alat dan/atau mesin layak pakai yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaanatau menghasilkan sesuatu.
• Ciri alat berat antara lain alat pengangkat, alat penangananbahan, alat pemindah, alat pembangkit listrik, dan tidakdigunakan di jalan raya.
• Siklus alat berat: beli-pakai-rawat-jual-buang
• Operator alat berat masuk dalam Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia dalam kategori 833 Operator mesin pertanian dan mesin bergerak lainnya.
12
13
Excavators
Wheel Loaders
CranesBackhoe Loaders
Crawler Dozers & Loaders
Handling & Towing
Forklifts
Pavers
Pay Hauler
Dump Trucks
Log Skidders
Concrete Mixer Concrete Mixer
Front & Backhoe Loaders Bulldozer
Dump Trucks
Tujuan Rantai Pasok Alat Berat Konstruksi
• Pencapaian kondisi terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermin dari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien.
• Kepastian berusaha bagi pengusaha alat berat dalam membantu pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.
• Para aktor bisnis alat berat:– Pengguna, Pemilik, Agen tunggal (distributor), Pabrikan, Pelayanan
Pekerjaan (kontraktor)
– Penyewaan, Lelang, Pembiayaan, Sewa Guna Usaha (SGU), Rekondisi, Perawatan dan Perbaikan, Penjualan Suku Cadang, Importir, Pengangkutan (mobilisasi dan demobilisasi)
14
Pelaku Rantai Pasok Alat Berat
Pemilik PenggunaDistributorProdusenPemasok
Pelaku adalah pihak yang terlibat dalam penjualan (selling), penyewaan(rental), dan sewa hak guna usaha (leasing) alat berat yang digunakan dipertambangan, konstruksi, kelautan, kehutanan, industri, dan perkebunan.
•ProduktivitasAlat• KeselamatanKerja• Alat beratkhusus• InformasiInvestasi• Biayaoperasi• Operator dan mekanikalat
• Pengadaan/ investasi alat•Pemeliharaanalat• Depresiasialat• Pendapatan• Pembiayaan• Mobilisasi dandemobilisasialat
• Penjualanalat• Skemapembayaran• Pengantaranalat• Sebarancabangpemasaran• Dukunganteknis• Dukunganpemeliharaan
• Permintaanpasar• Peningkatankapasitasproduksi• Kandunganlokal• Tenaga perakitdan mekanikmesin
• Jaminanpembelian• Mutu• Teknologi• Bahan baku
Pelayanan
• Pembayaranalat• Volume transaksi• Informasistatus ketersediaanalat berat• Mobilisasi dandemobilisasialat
15
Struktur Rantai Pasok Alat BeratKonstruksi
16
PemilikAlat Berat
PenggunaAlat Berat
InvestasiKonstruksi
Agen AlatBerat
ProdusenAlat Berat
SiklusInvestasi
SiklusProduksi
SiklusPembelian
SiklusPenggunaan
Lingkup Pengaruh Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Ketersediaan danProduktivitas Alat Berat
Pemetaan Rantai Pasok Alat Berat
17
PEMILIK & PENGGUNA
INSTANSI PEMERINTAH
1. Dinas PU2. Dinas Pertambangan3. Dinas Kehutanan4. Dinas Pertanian
KONTRAKTOR BUMN
1. PT Wijaya Karya2. PT Waskita Karya3. PT Adhi Karya4. PT Nindya Karya5. PT Hutama Karya6. PT Istaka Karya7. PT Brantas Abipraya8. PT Pembangunan Perumahan9. PT Amerta Karya10. PT Jaya Konstruksi MP
KONTRAKTOR SWASTA
PT Total Bangun Persada
PT Totalindo
PT Pulau Intan
PT Tata Mulia
PT Murinda
PT Decorient
PT Catur Bangun Mandiri
PT Sarana Bangun
PT Sekawan.
PT Waringin.PT.N.R.C.
PT Utomo Laju.
PT Truba Jurong.PT Praba.
PT Arga BudiPT LM.
PT Kaliraya sariPT MKU.PT Duta Graha Indah.Dll.
Trakindo Rental StorePT Perak JayaPT Grand Surya PT ThonindoPT Cipaganti Heavy Equipment RentalPT Proton Litindo PerkasaPT Siba SuryaPT Rental PerdanaPT Prioritas WinayakaryaPT Jaya Cipta PersadaPT Uniteda ArkatoPT Adi Arta SwabuanaPT Agung Usaha PerkasaPT Arthindo UtamaPT Barata Nusatama PrimaPT King Srvice IndonesiaDll
PERUSAHAAN RENTAL
Asosiasi
• Hinabi (Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia) (Heavy Equipment Manufacturer Association of Indonesia) (http://www.hinabi.org/)
• Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) (Association of Indonesian Sole-Agents for Heavy Equipment)
• Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) (Indonesian Heavy Construction Equipment Ownership Association)
• Asosiasi Perusahaan Rekondisi Indonesia (APRI)
• Asosiasi Pengusaha Rekondisi Alat Berat dan Truk Indonesia (Aparati)
• Asosiasi Kontraktor Indonesia
• Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) (http://www.gapensi.org/)
18
Permintaan dan Penawaran Alat Berat
19
20
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dumptruck
Buldozer
Excavator
CapacityDemand
Production
Opportunity for expandModel & model range
Local productionContribution to be 60%From demand
November 2013
Industri Alat Berat Konstruksi dan Pertambangan (Demand vs Capacity and Production trend)
Akumulasi Ketersediaan Alat Berat2003-2012
Sumber: APPAKSI (2012)Total alat = posisi alat sampai dengan tahun saat ini, yang terdiri alat baru dan alat lama
21
22
Market Trend of Heavy Equipment by Sector
23Sumber: Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU(SISDI). http://pusbinsdi.net
Identifikasi Problematika Alat Berat
24
Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (1)
• Informasi proyek dan kebutuhan alatberat yang terbatas
• Permintaan bidang konstruksi yang tidak tetap dan berjangka waktupendek
• Informasi ketersediaan alat yang terbatas
• Katalog produk yang belum standardari sisi pengguna atau pemilik
• Syarat tender yang bias ke arahmerek tertentu bukan spesifikasiyang berdasarkan daur kepemilikanalat secara menyeluruh
• Belum ada dokumen legal ataunomor registrasi alat yang menyatakan bukti kepemilikan
• Belum diberlakukan persyaratandukungan pemilik alat dalamsertifikat badan usaha
• Keterbatasan modal pemilik
• Pola pembiayaan yang masihterbatas
• Waktu pesan pengadaan alat yang cukup panjang
• Regulasi impor alat khusus konstruksiyang merepotkan
• Harga beli alat sensitif terhadapharga bahan baku dan komponenimpor
• Pajak berganda untukpembelian, mobilisasi, dan domisilialat
25
Permasalahan Rantai Pasok Alat Berat (2)
• Belum adanya standar-standar layakpakai, kualitas kerja, teknologi, dll.
• Aji mumpung (moral hazard)mengambil untung dari ketimpanganpermintaan dan ketersediaan
• Kemampuan manajemen aset yang terbatas pada para pemilik
• Ketersediaan lahan antara untukmelakukan pemeretelan danperakitan ulang pada saat mobilisasialat
• Pengantaran alat ke lokasi proyekterkadang mendapatkan kesulitanakibat akses jalan yang sempit danburuk
• Keselamatan kerja dan pelestarianlingkungan yang belum standar
• Rendahnya kompetensioperator, mekanik, dan perakit alatberat
• Belum ada standar kompetensioperator alat berat
• Keterbatasan informasi dukunganlogistik bahan bakar, ban, dan sukucadang
• Keterbatasan kapasitas produsenlokal alat berat
• Tingginya suku bunga pinjamansebesar 12-14%
• Tingginya biaya mobilisasi dandemobilisasi alat berat
26
Analisis SWOT Rantai Pasok Alat Berat
27
Analisis SWOT
28
Faktor Internal
Kekuatan (+) Kelemahan (-)
• Pemilik alat berat mempunyai spesialisasi di bidangkonstruksi (S1)
• Lengkapnya asosiasi-asosiasi yang mewakili rantaipasok alat berat (S2)
• Pola pembiayaan alat berat masih terbatas (W1)• Informasi terbatas tentang ketersediaan dan
kepemilikan alat berat (W2)• Belum adanya standar-standar layak pakai, teknologi,
keselamatan, lingkungan, dan katalog (W3)• Kurangnya komposisi dan kompetensi operator dan
mekanik (W4)
Faktor Eksternal
Peluang (+) Ancaman (-)
• Pertumbuhan investasi konstruksi yang meningkat(O1)
• Regulasi yang memudahkan perencanaan, pelaksanaan, dan pembiayaan proyek konstruksi(O2)
• Kekurangan alat berat untuk kegiatan konstruksiinfrastruktur (T1)
• Permintaan bidang konstruksi yang tidak tetap, berjangka waktu pendek, dan kriteria alat yang tidaktransparan (T2)
• Pajak Berganda (T3)• Prosedur impor alat berat khusus yang merepotkan
(T4)
Kekuatan (+)
S1 Pemilik dengan spesialisasibidang konstruksi
S2 Asosiasi yang relatif lengkap
Peluang (+)
O1 Peningkatan nilai investasikonstruksi infrastruktur
O2 Reformasi regulasi pemerintahuntuk mempercepatpembangunan infrastruktur
Ancaman (-)
T1 Keterbatasan alat berat untukkonstruksi
T2 Permintaan berjangka pendek
T3 Prosedur impor alat beratkhusus yang menyulitkan
Kelemahan (-)
W1 Pola pembiayaan yang terbatas
W2 Lemahnya akses informasipermintaan dankepemilikan
W3 Belum ada standar alat, katalog, teknologi
W4 Kekurangan komposisi dankompetensi operator
S1O1 (1) Mengembangkan jejaringkerjasama antar pelakurantai pasok alat berat
W1O1 (2) Mengembangkan skemapembiayaan yang efektif
W202 (3) Mengembangkan sistempemantauan status alatberat konstruksi
W3O2 (4) Menerapkan standar-standar alat dan penggunaanalat
W4O2 (5) Mengembangkankerjasama dengan lembagapendidikan dan sertifikasi
S1T1 (6) Menyediakan insentif bagialat berat untuk konstruksi
S2T3 (7) Mengembangkan prosedurimpor untuk alat berat khusus
W1T2 (8) Menerapkan skemaproyek muti tahun
W2T2 (9) Mengembangkanpemantauan rencana proyekdan proyek berjalan
W2T1 (10) Melakukan kerjasama dengan pendukung pasokanenergi, suku cadang, dan ban
Strategi Berdasarkan
Matriks TOWS
29
Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU
Apa yang dapat dipengaruhi? PEMILIK dan KONTRAKTOR: bagaimana pemilik mau beli(inves) alat dan bagaimana alat tersedia dan berfungsi dengan baik?
1. Mengembangkan jejaring kerjasama antar pelaku rantai pasok alat berat: persyaratan keanggotaan rantai pasok konstruksi; fasilitas konsolidasi (WEB ataucloud computing) mengarah kepada lelang, sewa-menyewa, jual-beli; dokumenlelang dengan basis dukungan rantai pasok alat berat
2. Mengembangkan skema pembiayaan yang efektif (persyaratan, sukubunga, kredit, asuransi, hak guna pakai, penjaminan)
3. Mengembangkan sistem pemantauan status alat berat konstruksi: registrasi alat(pendaftaran), penggunakan GPS yang terhubung dengan portal internet
4. Menerapkan standar-standar alat dan penggunaan alat: warrant of fitness (WOF), operator, safety, lingkungan, jaminan pemeliharaan (manajemenaset), katalog alat, standar teknis pekerjaan (jenis alat yang perlu digunakanuntuk pekerjaan tertentu)
30
Usulan kebijakan dalam bataspengaruh PU
5. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan sertifikasi:kompetensi operator dan mekanik, fasilitas peningkatan kemampuanpengelolaan aset alat berat, fasilitas BLK operator dan mekanik, fasilitas pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
6. Menyediakan insentif bagi alat berat untuk konstruksi: bebas beamobilisasi, subsidi bahan bakar (solar bersubsidi, selama proyek berjalan sesuaidengan jam kerja), fasilitas distribusi ke lokasi tempat kerja (perakitan antara dipelabuhan)
7. Mengembangkan prosedur impor untuk alat berat khusus: kemudahan imporalat berat khusus
8. Menerapkan skema proyek muti tahun
9. Mengembangkan pemantauan rencana proyek dan proyek berjalan: informasikepastian proyek konstruksi infratsruktur (jadwal, lokasi, dan penyerapan)
10. Melakukan kerjasama dengan pemasok energi, suku cadang, dan ban
31
Prakarsa #1 Jejaring Kerjasama AntarPelaku Alat Berat Konstruksi
Jejaring PemilikAlat Berat
JejaringAngkutan Alat
Berat
Katalog Alat Berat
Jejaring PenggunaAlat Berat
Jaringan transaksialat berat
Konsolidasi pemilikdan penggunadalam menjagakeseimbanganpermintaan danpenyediaan
32
Prakarsa #3 Sistem Pemantauan Status Alat Berat Konstruksi
Jumlah Alat Beratyang siap digunakan
Alat Berat yang sedang digunakan
Alat Berat rongsokan(grounded)
PembelianAlat Berat
mobilisasi
demobilisasi
Tingkat KebutuhanAlat Berat
#3. Sistem Pemantauan Alat Berat
#8. Informasi danpemantauanrencana danpelaksanaan
investasiinfrastruktur
Utilisasi AlatYang Tinggi
#2. SkemaPembiayaanyang efektif
#6. PenyediaanInsentif Alat
Berat Konstruksi
Laju InvestasiAlat Berat
Agen AlatBerat
#4. StandarisasiAlat
Registrasi Alat BeratKonstruksi
Infrastruktur
33
Prakarsa #4 Standar-Standar Alat danPenggunaan Alat Berat
The Advisory Committee on Construction Safety and Health (ACCSH)
Katalog
34
Daya Saing Rantai Pasok Alat Berat
PeningkatanMutu Kerja
Penghematanenergi dan
pemborosan
Peningkatankeselamatan danlingkungan hijau
DAYA SAING#4. Standar danSertifikasi
#2. SkemaPembiayaan
Efektif
#4. PeningkatanKemampuan
Pengelolaan Aset
#8-9. KepastianInvestasi dan
Kebutuhan Alat
#1-3. Konsolidasidan Sistem Informasi
#6. Insentif AlatBerat Konstruksi
#1. Syarat lelangdengan basis rantai pasok
#5. Lembagapelatihan dan
sertifikasi
35
Rencana Tindak
1. Penyusunan Kalalog Alat Berat agar pengguna dalam memilih alat berat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Sistem Informasi Alat Berat– Registrasi Alat Berat– Basis Data Alat Berat
3. Sistem jejaring kerjasama pelaku alat berat.4. Insentif alat berat konstruksi.
36
37
Sumber: investasiinfrastruktur.net/file/Katalog%20Alat%20Berat%202013.pdf
Registrasi Alat Berat
38
Target Pembangunan Infrastruktur
• Kebutuhan investasi infrastruktur dalam RPJM 2015-2019 sebesar Rp 5.452 triliun.
• Alokasi dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui Kementerian PU-PR sebesar Rp 116,852 triliun.
• Kualitas dan produktivitas pekerjaan konstruksi tergantung alat berat yang digunakan.
• Kesiapan para kontraktor dan perusahaan pemilik peralatan alat berat:
– Berapa kebutuhan peralatan dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur?
– Berapa jumlah peralatan yang tersedia saat ini dan bagaimana kondisinya?
– Apa saja spesifikasi dan teknologinya (tipe, merek, nomor mesin, umur, status)?
– Bagaimana sebaran alat berat (keberadaan)?
• Belum adanya informasi alat berat baik kebutuhan dan ketersediaannya.
39
Kesimpangsiuran Data
40
Registrasi Alat Berat
• Keberadaan atau domisili kepemilikan alat berat belum merata, 68 persen masih berada di Jakarta sedangkan sisanya menyebar di beberapa provinsi di Indonesia
• Permen PUPR No. 31 tahun 2015 tentang Pedoman Pengadaan Pekerjaan Kontruksi dan Jasa Konsultasi, para pengusaha pemenang tender proyek Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan nilai Rp 200 miliar ke atas, diwajibkan untuk memiliki alat berat, atau leasing alat berat.
• Kesepakatan bersama untuk melakukan Registrasi Alat Berat pada BUJK, Swasta, Pemerintah Pusat / Daerah dan usaha penyewaan alat berat (rental) telah dilakukan oleh Dirjen Bina Konstruksi, Lembaga Pengembangan Jasa konstruksi Nasional (LPJKN), dan Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Berat Konstruksi Indonesia (APPAKSI) pada tanggal 13 Pebruari 2015.
• Registrasi kepemilikan melalui website, www.mpk.binakonstruksi.pu.go.id
41
Kaji Banding
• Sertifikat keandalan (WOF)
• Keamanan (http://www.ner.net/) Niaga (jual-beli): Malaysia
• Jejaring Kerjasama
• Kontrak jasa
• Garansi
• Pemeliharaan (maintenance)
• Keselamatan (safety)
42
43Sumber: The National Insurance Crime Bureau (NICB) 2013 Theft Report at http://blog.orbcomm.com/heavy-equipment-theft-a-big-problem-for-fleet-owners/
44Sumber: http://enewsletters.constructionexec.com/riskmanagement/2014/01/heavy-equipment-thefts-decrease/
According to the Theft Report, several factors contribute to the low recovery rate, including:● Delays in discovery and reporting of theft● Inaccurate or nonexistent owner records● Lack of pre-purchase screening of used equipment● Limited law enforcement resources dedicated to equipment investigations.
HELPtech (Heavy Equipment Loss Prevention Technology)
45
:http://www.heavyequipmentregistration.com/
• Bukti kepemilikan
– Penegakan hukum
– Pencurian
– Perlindungan investasi
• Penyewaan
46
(http://www.nationalequipmentregister.com.au/ABOUT.aspx)
Filipina
• Heavy Equipment Registration Act of 2004
• Tujuan:– Pemantauan alat berat konstruksi
– Penanggulangan penyalahgunaan oleh kontraktor
• Jenis alat berat utama: earthmoving equipment, compaction equipment, lifting equipment, excavating equipment.
• Registrasi ke the Construction Industry Authority of the Philippines (CIAP).
47Sumber: http://www.congress.gov.ph/download/billtext_13/hb00246.pdf
Penutup
48
Penutup
• Proyeksi ke depan menunjukkan peningkatan pembangunan infrastrukturuntuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi dan sosial.
• Rantai pasok konstruksi yang efektif dan efisien merupakan kunci dalampembangunan infrastruktur.
• Pengelolaan sistem rantai rantai pasok alat berat bertujuan untukmencapai kondisi terpenuhinya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksiyang tercermin dari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secaraefektif dan efisien.
• Prakarsa Registrasi Alat berat sudah mendesak untuk dilaksanakan dalam rangka menyediakan informasi ketersediaan alat berat untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang efisien, efektif, dan berkelanjutan.
• Perlu perincian lebih lanjut ke dalam panduan atau pedoman registrasialat berat untuk masing-masing pemangku kepentingan.
49
Terima Kasih
50