Uraian Bahan
-
Upload
dina-rosdiana -
Category
Documents
-
view
447 -
download
17
Transcript of Uraian Bahan
1.1 Uraian Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah paraffin cair, tween 80, span 80, HPMC,
propilen glikol, metil paraben dan propil paraben.
a. Paraffin Cair
Parafin cair umumnya digunakan pada sediaan topikal. Dalam emulsi paraffin
cair digunakan sebagai bahan tambahan pada tipe emulsi minyak dalam air
dengan konsentrasi 1,0 – 32%. Pemerian dari paraffin cair yaitu transparan, tidak
berwarna, cairan berminyak yang kental, tidak berfluoresensi disiang hari,
hambar, tidak berbau ketika didinginkan, dan berbau samar ketika dipanaskan.
Titik didih > 360°C. Viskositas 110 – 230 mPas pada 20°C. Kelarutan paraffin
cair yaitu praktis larut dalam etanol (95%), gliserin dan air; larut dalam aseton,
bensen, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum; mudah larut dalam
minyak atsiri dan minyak; pengecualian pada minyak jarak. Nilai rHLB paraffin
cair adalah 11,8.
b. Tween 80
Tween 80 atau polisorbat 80 merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap
molekul anhidrida sorbitolnya berkopolimerasi dengan 20 molekul etilenoksida.
Tween 80 berupa cairan kental berwarna kuning dan agak pahit. Kelarutan tween
80 yaitu larut dalam etanol dan air; tidak larut dalam minyak mineral dan sayur.
Tween 80 dapat digunakan sebagai emulgator pada kosmetik dan sediaan
farmasetik secara tunggal maupun kombinasi. Nilai HLB tween 80 yaitu 15,0(22).
c. Span 80
Span 80 atau sorbitan monooleat banyak digunakan dalam kosmetik, produk
makanan, dan sediaan farmasi sebagai surfaktan nonionik lifopilik. Umumnya,
digunakan dalam formulasi farmasi sebagai pengemulsi agen dalam penyusunan
krim, salep, dan emulsi untuk aplikasi topikal. Ketika digunakan sendiri, ester
sorbitan menghasilkan emulsi dan mikroemulsi air dalam minyak yang stabil
tetapi sering digunakan dalam kombinasi dengan polisorbat pada berbagai
proporsi untuk menghasilkan variasi konsistensi emulsi atau krim. Span 80 berupa
cairan kental berwarna kuning yang umumnya larut atau terdispersi dalam
minyak; juga larut pada sebagian besar pelarut organik. Dalam air, walaupun tidak
larut span umumnya dapat terdispersi. Nilai HLB Span 80 yaitu 4,3(22).
d. HPMC (Hidroksipropilmetilselulosa)
Hidroksipropilmetilselulosa berfungsi sebagai penyalut, polimer untuk sediaan
lepas lambat, penstabil, pensuspensi, pengikat tablet dan peningkat viskositas.
Hidroksipropil metilselulosa merupakan serbuk berwarna putih-krem, tidak
berbau, dan tidak berasa. Larutan hidroksipropil metilselulosa 1% (b/b) memiliki
pH sebesar 5,5-8. Hidroksipropil metilselulosa larut dalam air dingin, praktis larut
dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter, tetapi larut
dalam campuran etanol-diklormetan, metanoldiklormetan dan air-alkohol.
Hidroksipropil metilselulosa merupakan serbuk yang stabil, meskipun bersifat
higroskopis setelah pengeringan. Larutan hidroksipropil metilselulosa stabil pada
pH 3-11. Peningkatan temperatur dapat menurunkan viskositas larutan. Larutan
hidroksipropil metilselulosa dalam air sangat mudah ditumbuhi mikroorganisme,
maka perlu diberi pengawet. Hidroksipropil metilselulosa incompatible dengan
zat-zat pengoksidasi(27).
e. Propilenglikol
Propilenglikol berfungsi sebagai pengawet, emollient, humektan, plasticizer
dan pelarut yang bercampur dengan air. Propilenglikol merupakan cairan jernih
kental, tidak berwarna, tidak berbau dan memiki rasa manis. Propilenglikol dapat
bercampur dengan etanol, gliserin, dan air, serta tidak bercampur dengan minyak
mineral, tetapi bercampur dengan minyak esensial. Pada suhu rendah,
propilenglikol tetap stabil dalam wadah tertutup rapat, tetapi pada suhu tinggi dan
di tempat terbuka, propilenglikol akan teroksidasi. Propilenglikol bersifat
higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,
serta di tempat sejuk dan kering. Propilenglikol incompatible dengan zat-zat
pengoksidasi seperti kalium permanganat dan bersifat lebih iritan terhadap kulit
dari pada gliserin(27).
f. Metil Paraben
Metil paraben merupakan serbuk kristal tidak berwarna sampai putih dan tidak
berbau dan digunakan sebagai pengawet. Metil paraben larut dalam 3 bagian
etanol, 5 bagian propilenglikol, 60 bagian gliserin dan 400 bagian air. Metil
paraben aktif pada rentang pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba
spektrum luas. Konsentrasi metil paraben yang biasa digunakan pada sediaan
topikal adalah 0,02-0,3 %. Aktivitas antimikroba efektif pada pH 4-8 dan
aktivitas berkurang dengan bertambahnya pH disertai pembentukan anion fenolat.
Larutan metil paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan
selama 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat
terhidrolisis. Metil paraben incompatible dengan surfaktan anionik, bentonit,
magnesium trisilikat, talk, tragakan, dan sorbitol. Plastik dapat mengabsorpsi
metil paraben. Metil paraben akan berubah warna apabila terjadi kontak dengan
besi dan hidrolisis terjadi apabila ada basa lemah dan asam kuat(22).
g. Propil Paraben
Propil paraben merupakan serbuk kristalin putih, tidak berbau, dan tidak
berasa serta berfungsi sebagai pengawet. Konsentrasi propil paraben yang
digunakan pada sediaan topikal adalah 0,01-0,6 %. Propil paraben efektif sebagai
pengawet pada rentang pH 4-8, peningkatan pH dapat menyebabkan penurunan
aktivitas antimikrobanya. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan etanol,
larut dalam 250 bagian gliserin dan sukar larut di dalam air. Larutan propil
paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan selama 4 tahun pada
suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat terhidrolisis. Propil
paraben inkompatibel dengan surfaktan nonionik. Plastik, magnesium silikat,
magnesium trisilikat, dan pewarna ultramarine blue dapat mengabsorpsi propil
paraben sehingga mengurangi efek antimikrobanya. Propil paraben akan berubah
warna apabila terjadi kontak dengan besi dan hidrolisis terjadi apabila ada basa
lemah dan asam kuat(22).