Uraian Bahan

6
1.1 Uraian Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah paraffin cair, tween 80, span 80, HPMC, propilen glikol, metil paraben dan propil paraben. a. Paraffin Cair Parafin cair umumnya digunakan pada sediaan topikal. Dalam emulsi paraffin cair digunakan sebagai bahan tambahan pada tipe emulsi minyak dalam air dengan konsentrasi 1,0 – 32%. Pemerian dari paraffin cair yaitu transparan, tidak berwarna, cairan berminyak yang kental, tidak berfluoresensi disiang hari, hambar, tidak berbau ketika didinginkan, dan berbau samar ketika dipanaskan. Titik didih > 360°C. Viskositas 110 – 230 mPas pada 20°C. Kelarutan paraffin cair yaitu praktis larut dalam etanol (95%), gliserin dan air; larut dalam aseton, bensen, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum; mudah larut dalam minyak atsiri dan minyak; pengecualian pada minyak jarak. Nilai rHLB paraffin cair adalah 11,8. b. Tween 80

Transcript of Uraian Bahan

Page 1: Uraian Bahan

1.1 Uraian Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah paraffin cair, tween 80, span 80, HPMC,

propilen glikol, metil paraben dan propil paraben.

a. Paraffin Cair

Parafin cair umumnya digunakan pada sediaan topikal. Dalam emulsi paraffin

cair digunakan sebagai bahan tambahan pada tipe emulsi minyak dalam air

dengan konsentrasi 1,0 – 32%. Pemerian dari paraffin cair yaitu transparan, tidak

berwarna, cairan berminyak yang kental, tidak berfluoresensi disiang hari,

hambar, tidak berbau ketika didinginkan, dan berbau samar ketika dipanaskan.

Titik didih > 360°C. Viskositas 110 – 230 mPas pada 20°C. Kelarutan paraffin

cair yaitu praktis larut dalam etanol (95%), gliserin dan air; larut dalam aseton,

bensen, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum; mudah larut dalam

minyak atsiri dan minyak; pengecualian pada minyak jarak. Nilai rHLB paraffin

cair adalah 11,8.

b. Tween 80

Tween 80 atau polisorbat 80 merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap

molekul anhidrida sorbitolnya berkopolimerasi dengan 20 molekul etilenoksida.

Tween 80 berupa cairan kental berwarna kuning dan agak pahit. Kelarutan tween

80 yaitu larut dalam etanol dan air; tidak larut dalam minyak mineral dan sayur.

Tween 80 dapat digunakan sebagai emulgator pada kosmetik dan sediaan

farmasetik secara tunggal maupun kombinasi. Nilai HLB tween 80 yaitu 15,0(22).

c. Span 80

Span 80 atau sorbitan monooleat banyak digunakan dalam kosmetik, produk

makanan, dan sediaan farmasi sebagai surfaktan nonionik lifopilik. Umumnya,

digunakan dalam formulasi farmasi sebagai pengemulsi agen dalam penyusunan

Page 2: Uraian Bahan

krim, salep, dan emulsi untuk aplikasi topikal. Ketika digunakan sendiri, ester

sorbitan menghasilkan emulsi dan mikroemulsi air dalam minyak yang stabil

tetapi sering digunakan dalam kombinasi dengan polisorbat pada berbagai

proporsi untuk menghasilkan variasi konsistensi emulsi atau krim. Span 80 berupa

cairan kental berwarna kuning yang umumnya larut atau terdispersi dalam

minyak; juga larut pada sebagian besar pelarut organik. Dalam air, walaupun tidak

larut span umumnya dapat terdispersi. Nilai HLB Span 80 yaitu 4,3(22).

d. HPMC (Hidroksipropilmetilselulosa)

Hidroksipropilmetilselulosa berfungsi sebagai penyalut, polimer untuk sediaan

lepas lambat, penstabil, pensuspensi, pengikat tablet dan peningkat viskositas.

Hidroksipropil metilselulosa merupakan serbuk berwarna putih-krem, tidak

berbau, dan tidak berasa. Larutan hidroksipropil metilselulosa 1% (b/b) memiliki

pH sebesar 5,5-8. Hidroksipropil metilselulosa larut dalam air dingin, praktis larut

dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter, tetapi larut

dalam campuran etanol-diklormetan, metanoldiklormetan dan air-alkohol.

Hidroksipropil metilselulosa merupakan serbuk yang stabil, meskipun bersifat

higroskopis setelah pengeringan. Larutan hidroksipropil metilselulosa stabil pada

pH 3-11. Peningkatan temperatur dapat menurunkan viskositas larutan. Larutan

hidroksipropil metilselulosa dalam air sangat mudah ditumbuhi mikroorganisme,

maka perlu diberi pengawet. Hidroksipropil metilselulosa incompatible dengan

zat-zat pengoksidasi(27).

e. Propilenglikol

Propilenglikol berfungsi sebagai pengawet, emollient, humektan, plasticizer

dan pelarut yang bercampur dengan air. Propilenglikol merupakan cairan jernih

kental, tidak berwarna, tidak berbau dan memiki rasa manis. Propilenglikol dapat

Page 3: Uraian Bahan

bercampur dengan etanol, gliserin, dan air, serta tidak bercampur dengan minyak

mineral, tetapi bercampur dengan minyak esensial. Pada suhu rendah,

propilenglikol tetap stabil dalam wadah tertutup rapat, tetapi pada suhu tinggi dan

di tempat terbuka, propilenglikol akan teroksidasi. Propilenglikol bersifat

higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,

serta di tempat sejuk dan kering. Propilenglikol incompatible dengan zat-zat

pengoksidasi seperti kalium permanganat dan bersifat lebih iritan terhadap kulit

dari pada gliserin(27).

f. Metil Paraben

Metil paraben merupakan serbuk kristal tidak berwarna sampai putih dan tidak

berbau dan digunakan sebagai pengawet. Metil paraben larut dalam 3 bagian

etanol, 5 bagian propilenglikol, 60 bagian gliserin dan 400 bagian air. Metil

paraben aktif pada rentang pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba

spektrum luas. Konsentrasi metil paraben yang biasa digunakan pada sediaan

topikal adalah 0,02-0,3 %. Aktivitas antimikroba efektif pada pH 4-8 dan

aktivitas berkurang dengan bertambahnya pH disertai pembentukan anion fenolat.

Larutan metil paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan

selama 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat

terhidrolisis. Metil paraben incompatible dengan surfaktan anionik, bentonit,

magnesium trisilikat, talk, tragakan, dan sorbitol. Plastik dapat mengabsorpsi

metil paraben. Metil paraben akan berubah warna apabila terjadi kontak dengan

besi dan hidrolisis terjadi apabila ada basa lemah dan asam kuat(22).

g. Propil Paraben

Page 4: Uraian Bahan

Propil paraben merupakan serbuk kristalin putih, tidak berbau, dan tidak

berasa serta berfungsi sebagai pengawet. Konsentrasi propil paraben yang

digunakan pada sediaan topikal adalah 0,01-0,6 %. Propil paraben efektif sebagai

pengawet pada rentang pH 4-8, peningkatan pH dapat menyebabkan penurunan

aktivitas antimikrobanya. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan etanol,

larut dalam 250 bagian gliserin dan sukar larut di dalam air. Larutan propil

paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan selama 4 tahun pada

suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat terhidrolisis. Propil

paraben inkompatibel dengan surfaktan nonionik. Plastik, magnesium silikat,

magnesium trisilikat, dan pewarna ultramarine blue dapat mengabsorpsi propil

paraben sehingga mengurangi efek antimikrobanya. Propil paraben akan berubah

warna apabila terjadi kontak dengan besi dan hidrolisis terjadi apabila ada basa

lemah dan asam kuat(22).