UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band)...

19
JURNAL PENELITIAN MUSIK TIUP BARAT (BRASS BAND) DALAM SAJIAN GENDING GATI Oleh: Diky Kurniawan 1310515012 JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2018 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Transcript of UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band)...

Page 1: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

JURNAL PENELITIAN

MUSIK TIUP BARAT (BRASS BAND) DALAM SAJIAN GENDING GATI

Oleh:

Diky Kurniawan

1310515012

JURUSAN SENI KARAWITAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2018

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

ii

MUSIK TIUP BARAT (BRASS BAND) DALAM SAJIAN GENDING GATI

INTISARI

Skripsi dengan judul ”Musik Tiup Barat (Brass Band) Dalam Sajian

Gending Gati” ini bertujuan untuk mengetahui penyebab ketidaknyamannan

dalam perpaduan gamelan dengan musik tiup Barat. Dengan menggunakan

metode perbandingan ukuran frekuensi dan inteval nada pada gamelan Kanjeng

Kyai Sangumulya dan instrumen musik tiup Barat (trombon, terompet dan

klarinet) sebagai cara untuk membahas permasalahan yang ada. Berdasarkan

penjelasan dan hasil perbandingan melalui penghitungan ukuran frekuensi dan

interval nada, antara keduanya terdapat perbedaan ukuran frekuensi dan interval

pada nada-nada yang menyebabkan ketidaknyamanan serta terdapat nada-nada

yang kurang match saat didengarkan.

Jangkauan nada atau ambah-ambahan pada instrumen musik tiup Barat

yang mengikuti ricikan balungan yang juga menjadi pembahasan dalam penulisan

ini. Pemain musik tiup Barat dalam perpaduan gamelan dan instrumen musik tiup

Barat sebagian ada yang memainkan nada yang sesuai dengan harmoni lagu yaitu

dengan memainkan nada-nada tinggi dan ada yang memainkan sesuai dengan

ricikan balungan atau kembali lagi pada nada yang rendah. Penulisan ini juga

menggunakan metode penelitian kualitatif serta menggunakan pendekatan

kuantitatif untuk menuntaskan dan menjawab persoalan pada rumusan

permasalahan yang ada dengan mendapatkan hasil akhir yang kompleks.

Kata kunci: perbandingan, frekuensi, interval, gamelan, musik tiup Barat,

gending gati.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

iii

MUSIK TIUP BARAT (BRASS BAND) DALAM SAJIAN GENDING GATI

ABSTRAK

Thesis entitled "Western Blow Music (Brass Band) In Serving Gending

Gati" This aims to determine the cause of inconvenience in the fusion of gamelan

with Western inflatable music. By using the method of comparison of frequency

measure and tone inteval on Kanjeng Kyai Sangumulya gamelan and Western

wind instrument (trombon, trumpet and clarinet) as a way to discuss the problems.

Based on the explanation and comparison results through the measurement of

frequency sizes and tone intervals, between them there is a difference in the size

of the frequency and the intervals on the tones that cause discomfort and there are

less matching tones when heard.

The scope of tone or splinting on Western wind instruments which follow

the balungan ricikan which is also the discussion in this writing. Western

inflatable musicians in the combination of gamelan and Western wind instruments

some play a tune that corresponds to the harmony of the song is by playing high

notes and there is a play in accordance with the rhythm of the balungan or back

again on a low tone. This writing also uses qualitative research methods and uses

a quantitative approach to solve and answer the problem on the formulation of

existing problems by obtaining complex end results.

Keywords: comparison, frequency, interval, gamelan, Western inflatable music,

gending gati.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

1

I

A. Latar Belakang

Perpaduan instrumen musik Barat dengan gamelan Jawa sendiri

sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Awal mula masuknya musik Barat di

daerah Yogyakarta sendiri diawali dari musik militer yang diperkenalkan oleh

perusahaan perdagangan Belanda. Seorang pedagang dari Perancis bernama Jean

Baptise Tavernier menceritakan adanya iringan instrumen terompet yang

menyertai dirinya dengan Gubernur Jendral Van Der Lijn saat berwisata ke

Batavia pada tahun 1648 (Sumarsam, 2003:95). Perpaduan musik tersebut masih

dapat dijumpai hingga saat ini, salah satunya adalah dalam sajian musik iringan

tari untuk mengiringi tari di Keraton Yogyakarta. Perpaduan instrumen musik

Barat dengan gamelan Jawa untuk iringan tari putri terlihat pada tari bedhaya dan

srimpi. Iringan dalam penyajian tari ini menggunakan gamelan Jawa yang

dipadukan bersamaan dengan instrumen musik Barat, pada musik tiup seperti

terompet, trombon, klarinet dan pada gesek ada contra bas gesek, celo, biola alto

dan violin serta pada perkusi ada tambur atau senar drum (wawancara Widi

Darma, pada tanggal 26 mei 2018).

Perpaduan antara gamelan dan instrumen musik Barat menciptakan

nuansa baru pada sajian karawitan dan iringan tari, akan tetapi saat didengarkan

dalam perpaduannya banyak nada yang kurang match atau kurang menyatu antara

nada musik Barat dengan gamelan Jawa jika dilihat dari aspek larasannya.

Permasalahan yang sering dijumpai adalah pemaksaan atau penyamaan frekuensi

nada antara gamelan dengan nada musik Barat. Sajian tari bedhaya dan srimpi di

Keraton Yogyakarta menggunakan iringan yang sedikit berbeda dari tari klasik

lainnya. Perbedaannya terletak pada komposisi musik iringan yang menggunakan

instrumen tambahan yaitu alat musik tiup Barat, alat musik gesek dan ada alat

musik tambur (snare dram). Dalam permainannya alat musik tiup tersebut

memainkan nada melodi lagu pokok pada gending, selain itu dalam permainannya

sering kali ada juga beberapa sajian tari bedhaya dan srimpi pada musik tiup Barat

yang terdengar dimainkan dengan mengikuti alur harmoni melodi yang

semestinya. Bagian jangkauan nada ini sering terdengar kurang harmoni, jika

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

2

dalam urutan alur harmoni nadanya melangkah pada nada yang terlalu jauh.

Dalam kesempatan ini akan dibahas juga tentang ambah-ambahan nada musik

tiup yang mengikuti alur melodi balungan gending pada ricikan balungan serta

ada jugayang memainkan dengan menggunakan alur harmoni lagu pada

semestinya.

Mengingat luasnya ruang lingkup pada latar belakang yang tidak

memungkinkan dibahas secara mendalam dalam waktu yang relatif singkat, maka

penulisan ini hanya memfokuskan pada komparasi atau perbandingan ukuran

frekuensi dan interval nada pada gamelan laras pelog dan instrumen musik tiup

Barat (brass band), selain itu juga membahas mengenai ambah-ambahan melodi

ricikan balungan pada gamelan dan pada instrumen musik tiup Barat.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran frekuensi

dan interval nada pelog antara gamelan dan instrumen musik tiup Barat pada

gending gati serta permasalahan harmonisasi nada antara gamelan dan musik tiup

Barat (brass band) yang tidak tercapai dengan baik. Selain itu juga dapat

digunakan sebagai bahan untuk mempelajari gamelan secara ilmiah serta

mengembangkan keilmuan terkini dan pemanfaatannya untuk masyarakat

khususnya bidang ilmu seni. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu mengacu teori tentang pengukuran interval nada dengan cara sederhana

tetapi akurat dengan menggunakan rumus logaritma10. Cris Forster dalam

bukunya yang berjudul ”Musikal Mathematics” yang dikutib dalam tulisan

pertanggungjawaban tertulis Penciptaan seni Nanang Karbito yang berjudul

”Jangkah: Penerapan Jangkah Laras Pelog Terhadap Klonthong”, menjelaskan

tentang metode pengukuran interval nada dengan menggunakan rumus

logaritma10. Forster menjelaskan, bahwa rumus mengukur interval dengan cara

sederhana tetapi akurat menggunakan logaritma sepuluh yaitu dengan cara rasio

frekuensi tinggi per frekuensi rendah kemudian dikalikan 3986,314 yang

merupakan angka stabil dalam frekuensi bunyi yang berkaitan dengan oktaf

(susunan nada).

x 3986,314=cents

(Rumus oleh Cris Forster dalam tulisan Nanang Karbito, 2017:12).

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

3

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Obyek dalam penelitian ini yaitu

menggunakan ukuran nada gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya di Keraton

Yogyakarta yang berlaraskan pelog serta data tentang ukuran nada musik tiup

Barat atau ukuran nada baku pada musik Barat dari berbagai sumber tentang

musik Barat.

II

A. Riwayat Singkat Masuknya Musik Barat

Bangsa Portugis pertama kali memperkenalkan musik Barat di Jawa

sejak abad ke-16, serta membawa musik Portugis dan dimainkan di Jawa oleh

budak-budak yang terdiri dari orang-orang India, Afrika atau yang berasal dari

Asia Tenggara (Sumarsam, 2003:94). Perkembangan seni budaya yang terjadi di

Yogyakarta terpengaruhi oleh faktor budaya lokal yang berinteraksi dengan

budaya asing. Terlihat dalam bidang seni yang terletak pada masuknya musik

Barat yang bermula dari musik militer. Menurut Ricklefs berpendapat bahwa

musik militer di Keraton Yogyakarta muncul sejak masa pemerintahan Sultan

Hamengku Buwana I, tentang sumbangan instrumen alat musik Barat berupa

instrumen terompet dari pemerintah Belanda kepada Keraton Yogyakarta (R.M.

Surtihadi, 1995:50). Pada masa Pemerintahan Sultan Hamengku Buwana V terjadi

kontak kebudayaan antara Barat dan Timur yang berlangsung lebih kuat dari

sebelumnya dan peranan instrumen musik tiup Barat digunakan sebagai pengiring

beberapa tarian di Keraton Yogyakarta (R.M Surtihadi, 1995:4-6). Sumber sejarah

Keraton Yogyakarta, Babad Ngayogyakarta Volume III, menyebutkan pada masa

Hamengku Buwana V terdapat pesta perjamuan makan dan minum yang diselingi

oleh musik Barat, gamelan dan tarian (R.M Surtihadi, 1995:68-69). Adanya

fenomena pementasan musik Barat dan gamelan pada perjamuan pesta di keraton

dapat diduga hal ini merupakan awal mulanya masuk pengaruh musik Barat

dalam tradisi Keraton Yogyakarta. Ricikan gamelan Jawa yang dipakai untuk

mengiringi tarian tersebut dilengkapi dengan instrumen terompet. Penambahan

instrumen terompet dalam kesenian tradisional ini dipengaruhi oleh penggunaan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

4

instrumen tersebut dalam pasukan militer. Dari beberapa penjelasan di atas dapat

dikatakan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana V

pertumbuhan seni karawitan di Keraton Yogyakarta sudah ada perkembangan.

Perkembangan dalam bidang karawitan khususnya dalam iringan tari yang

menjadikan nuansa baru dalam iringan tari di Keraton. Pertumbuhan dan

perkembangan seni pertunjukan di Keraton Yogyakarta mencapai puncaknya

yaitu pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VIII. Dapat dikatakan

demikian sebab pada masa itu ada pertumbuhan dan pengembangan dalam iringan

tari khususnya antara lain dalam penyempurnaan gamelan, diciptakan banyak

gending baru untuk mengiringi tari. Sultan Hamengku Buwana VIII pada saat itu

melakukan penyempurnaan gending dengan mengundang dua orang ahli musik

Barat yaitu Walter Spies dan Karl Gotsh untuk melatih para musisi yang

tergabung dalam Korps Musik Barat Keraton Yogyakarta yang berfungsi untuk

upacara protokoler, pesta dansa, menjamu minum anggur saat pertemuan di

keraton (R.M Surtihadi, 1995:73).

B. Gending Gati

Iringan tari di Keraton Yogyakarta sama halnya dengan iringan tari pada

umumnya, hanya saja terlihat pada beberapa tarian yang menggunakan iringan

berbeda. Berbeda disini artinya dalam hal instrumen atau alat musik yang dipakai

untuk mengiringi tarian ada perbedaan dari iringan tari tersebut. Perbedaan ini

terletak pada perpaduan antara gamelan Jawa yang dipadukan bersamaan dengan

alat musik Barat untuk mengiringi tarian di Keraton Yogyakara. Beberapa

instrumen musik Barat yang sering dipakai seperti tambur (senar drum) dan alat

musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan

klarinet yang digunakan dalam mengiringi tari bedhaya dan srimpi di Keraton

Yogyakarta tersebut. Gending gati pada dasarnya digunakan sebagai iringan tari

di Keraton Yogyakarta. Gending gati digunakan hanya sebatas pada bagian

kapang-kapang saja. Kapang-kapang yaitu bagian maju penari (masuknya penari

kedalam arena pementasan) dan mundurnya penari (keluar dari tempat

pementasan). Menurut Subuh dalam Tugas Akhirnya yang berjudul ”Gending-

Gending Mars atau Gati Kraton Yogyakarta” menjelaskan tentang ciri-ciri atau

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

5

kekhususan yang dimiliki oleh gending gati diantaranya adalah sebagai berikut:

dalam penyajiannya dibuka dengan kalimat lagu satu gongan, tidak seperti

ladrang-ladrang yang lainnya, dalam penyajiannya gending gati selalu disajikan

dalam irama I (tanggung), gending gati atau mars termasuk gending soran,

kendhangan dalam gending gati menggunakan kendhangan khusus yaitu

kendhangan sabrangan, gending gati berlaraskan pelog (Subuh, 1986:24-27).

Berikut ini adalah notasi Gati Kumencar yang digunakan pada bagian kapang-

kapang maju dan Gati Main-main yang digunakan pada bagian kapang-kapang

mundur dalam sajian iringan dari Srimpi Pandhelori yang dituliskan dalam font

atau notasi Kepatihan (Muclas Hidayat, 2011:27-29).

Srimpi Pandhelori

1. Gati Kumencar Laras Pelog Pathet Barang

Buka : .5.7 .576 ..27 3276 .675 .672 3327 55.g5 .=5.7 .=57n6 .=.2p7 3=27n6 .=67p5 .=67n2 3=32p7 6=53gn5 2x 6=6.7 5=67n6 4=34p3 2=75n6 .=67p2 .=32n7 4=34p3 2=75g6 3=535 2=35n6 .=.2p7 3=27n6 .=67p5 .=67n2 3=32p7 6=53g5

2. Gati Main-main Laras Pelog Pathet Barang Buka : .532 .352 ..23 4327 ..72 3523 6527 55.g5

.=532 .=35n2 .=.2p3 4=32n7 .=.7p2 3=52n3 6=52p7 6=53ng5 2x 7=67. 5=67n6 7=56p7 3=27n6 .=.6p. j67=52n3 6=52p7 6=53ng5 2x

Kekhususan dan keunikan pada sajian iringan gending gati ini

menjadikan sebuah hal yang menarik bagi penulis untuk menjadikannya sebuah

kajian. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa gending gati mempunyai

perbedaan dan kekhususan dalam sajian maupun garap instrumennya jika

dibandingkan dengan gending-gending berjenis ladrang yang lainnya.

C. Frekuensi dan Interval

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dihasilkan dalam waktu 1 detik

menggunakan satuan ukuran Hertz (Hz), sedangkan Interval adalah jangka atau

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

6

jarak dari nada ke nada yang lainnya (AI. Sukohardi, 23). Menurut pendapat

Rahayu Supanggah dalam bukunya yang berjudul ”Bothekan Karawitan I”

manjelaskan bahwa, yang biasa digunakan dalam dunia karawitan untuk

menyebut istilah interval adalah jangkah, yaitu jarak nada satu ke nada berikutnya

atau lainnya yang biasanya dapat diukur dengan menggunakan satuan Cent

(Rahayu Supanggah, 2002:91).

D. Instrumen Musik Tiup Barat

Alat musik tiup Barat pada umumnya termasuk pada golongan alat musik

aerophone karena suara atau sumber bunyi yang dihasilkan dari udara dengan cara

ditiup. Instrumen musik tiup Barat yang digunakan pada gending gati memiliki

berbagai jenis instrumen yang antara lain yaitu: trombon, terompet, saxofon,

klarinet, tuba dan fren horn (wawancara Widi Darma, pada tanggal 2 Juni 2018).

III

A. Ukuran Nada Baku Musik Barat

Musik Barat mempunyai ukuran nada yang sudah dijadikan patokkan

atau standarisasi sebagai ukuran baku nada, sedangkan pada gamelan justru tidak

menggunakan standarisasi ukuran nada seperti halnya pada musik Barat

melainkan menggunakan kepekaan rasa dan pendengaran dari seorang empu yang

membuat gamelan pada masing-masing tempat pembuatan gamelan, yang

mengakibatkan setiap gamelan pada umumnya mempunyai ukuran nada yang

tidak sama. Ukuran standarisasi nada pada musik Barat yang digunakan sebagai

ukuran nada baku pada nada-nada musik Barat diambil dari buku-buku musik serta

dari sumber lainnya yang akurat.

B. Ukuran Nada Ricikan Gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya

Ukuran nada gamelan yang diambil sampel ukuran nadanya adalah

gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya yaitu gamelan berlaraskan pelog yang

dulunya berada di Bangsal Srimanganti dan saat ini dipindahkan ke Bangsal

Trajumas karena Bangsal Srimanganti sedang tahap renovasi, serta merupakan

gamelan yang sering digunakan untuk mengiringi tarian di Keraton Yogyakarta.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

7

C. Analisis Perbandingan Frekuensi Nada Ricikan Gamelan Kanjeng Kyai

Sangumulya dan Instrumen Musik Tiup Barat

Untuk mengetahui permasalahan tentang ukuran nada antara gamelan

dan nada musik Barat dilakukan perbandingan ukuran nada frekuensi dengan

metode diagram perbandingan untuk membandingkan ukuran frekuensi pada tiap

nadanya.

Diagram perbandingan adalah sebuah diagram yang didalamnya untuk

menjelaskan perbandingan ukuran frekuensi tiap-tiap nada pada ricikan gamelan

dan instrumen musik tiup sesuai dengan area register nadanya. Diagram tersebut

juga sebagai alat untuk membuktikan perbandingan ukuran frekuensi nada antara

gamelan dan instrumen musik tiup pada gending gati yang dipadukan secara

bersamaan.

Dari hasil perbandingan tiap nada pada diagram perbandingan dapat

dilihat dan disimpulkan ternyata banyak nada-nada pada tiap ricikan gamelan

yang tidak sama atau mengalami perbedaan dengan ukuran frekuensi baku yang

digunakan pada musik Barat. Sehingga dapat disimpulkan dari adanya perbedaan

nada yang terjadi antara perpaduan gamelan dengan instrumen musik Barat

tersebut dapat terdeteksi oleh telinga manusia dari hasil perbandingan pada

diagram perbandingan yang terdapat beberapa perbedaan nadanya. Dari hasil

analisa perbandingan tersebut dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan

tentang ketidaksamaan nada atau nada yang terdengar fals pada perpaduan antara

gamelan dan instrumen musik tiup Barat.

D. Analisis Perbandingan Interval Nada Musik Barat Dan Ricikan Gamelan

Kanjeng Kyai Sangumulya

Pada rumus yang dijelaskan oleh Forster tentang rumus untuk mencari

interval nada, yaitu rumus menghitung interval dengan cara sederhana tetapi

akurat mengggunakan rumus logaritma10. Berikut ini adalah rumusan

logaritma10 yang digunakan untuk menghitung interval nada.

x 3986,314=cents.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

8

Dari data hasil penghitungan interval dapat dibuat menjadi sebuah tabel

untuk mempermudah dan memperjelas dalam membandingkan hasil ukuran

intervalnya. Berikut ini adalah tabel perbandingan interval antara ricikan gamelan

dan interval pada musik tiup Barat.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

9

Tabel 5. Perbandingan Interval Nada Pada Ricikan Gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya dan Instrumen Musik Tiup Barat.

(Perbandingan ukuran interval nada ricikan gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya dan instrumen musik tiup Barat dari urutan nada rendah ke nada tinggi).

Keterangan:

B Pnb B : Bonang Penembung Bawah B Pnb A : Bonang Penembung Atas

B Brg B : Bonang Barung Bawah B Brg A : Bonang Barung Atas

B Pnr B : Bonang Penerus Bawah B Pnr A : Bonang Penerus Atas

Nada Interval Nada (cent)

Gamelan Musik Barat Slenthem B Pnb

B

B Pnb

A

B Brg

B

Demung

1

Demung

2

B Brg

A

Saron 1 Saron 2 Saron 3 Saron 4 B Pnr

B

B Pnr

A

Peking Trombon Terompet Klarinet

1<2 102,9

143,8

120,2

152,1

113,6

105,5

118,1

126,7

125,6

126,6

131,6

157,9

127,6

143,9

100,0

99,8

100,1

2<3 131,3

138,2

139,4

116,0

113,8

118,1

127,1

121,3

121,9

120,9

119,4

116,9

161,3

148,7

199,6

200,2

199,9

3<4 329,5

309,6

292,7

328,4

330,7

328,8

296,9

288,3

292,5

290,2

292,6

297,9

277,8

267,3

200,1

199,9

200,0

4<5 99,8

818,0

115,5

97,2

112,6

106,0

99,6

123,7

123,1

125,6

122,7

122,6

129,3

138,1

199,9

199,9

199,9

5<6 104,8

595,5

112,2

147,7

111,3

115,4

123,6

133,5

123,5

121,8

121,4

116,0

127,6

106,7

100,0

100,0

100,0

6<7 187,9

146,8

142,3

121,2

178,5

141,9 155,2 134,6

143,8

141,6

144,6

146,0

163,6

165,8

200,0 200,0

199,9

7<! 274,0

301,1 282,0 200,0 199,8

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

10

Dari data penghitungan interval nada di atas dapat disimpulkan bahwa

ukuran pada tiap ricikan gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya tidak semuanya

dapat menghasilkan ukuran hasil interval dengan sempurna, terlihat pada ricikan

Bonang Penembung bawah pada nada 5 (limo). Hal tersebut dikarenakan pada

waktu pengukuran frekuensi nada menggunakan alat ukur, bunyi yang terdeteksi

menghasilkan ukuran nada seperti yang didapat tersebut meskipun sudah

dilakukan beberapa kali.

Dari data di atas didapatkan data ukuran interval nada yang dapat

dibandingkan dengan ukuran interval nada pada musik tiup Barat. Hasil dari

perbandingan ukuran interval nada antara gamelan dan musik tiup dapat dilihat

terdapat adanya banyak perbedaan ukuran interval pada nadanya. Hal ini juga

membuktikan bahwa hal tersebut yang memyebabkan dalam perpaduan gamelan

dan instrumen musik tiup tersebut terdengar agak berbeda rasa atau kurang match,

selain itu juga dapat dijadikan jawaban kesimpulan dari adanya ketidaknyamanan

rasa tiap nada yang sama antara perpaduan nada antara gamelan dan musik tiup

Barat.

E. Analisis Ambah-ambahan Nada

Suara atau bunyi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu tinggi dan

rendah. Menurut pendapat Rahayu Supanggah dalam bukunya yang berjudul

”Bothekan Karawitan I” menjelaskan bahwa daerah atau cakupan frekuensi nada-

nada yang digunakan dalam perangkat yang bersangkutan dalam karawitan

disebut dengan istilah larasan atau ambah-ambahan atau Register (Rahayu

Supanggah, 2002:91).

Dapat dilihat atau didengar pada sajiannya dimainkan dengan dua cara

sajian yaitu: Pertama dengan cara mengikuti alur nada melodi ricikan balungan

dan bolak-balik terpaku hanya pada tujuh bilah nada yang ada pada ricikan

balungan tersebut, cara yang kedua dengan mememainkan sesuai ambitus serta

alur lagu atau harmoni pada instrumen musik tiup dalam sajian gending-gending

gati. Penyajian antara gamelan dengan musik tiup dalam gending gati dapat

didengarkan pada nada atau notasi bagian kapang-kapang yang menggunakan

inastrumen musik tiup Barat. Nada-nada pentatonis musik tiup dimainkan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

11

mengikuti tinggi rendah nada pada balungan. Gending yang digunakan untuk

mengiringi pada saat kapang-kapang maju (penari masuk ke area pertunjukan tari)

adalah Gati Kumencar.

Pembahasan yang akan diulas adalah mengenai alur lagu terompet atau

musik tiup pada notasi balungan gending Gati Kumencar tersebut. Saat dilakukan

analisa ternyata ada beberapa bagian nada-nada yang dimainkan pada jarak atau

jangkauannya melangkah 1 gembyang (oktaf) di atasnya dan ada juga yang

menggunakan nada rendah. Misalnya pada bagian notasi balungan berikut .5.7

.576 ..27 3276, pada notasi tersebut nada 2 dan 3 yang dimainkan pada

terompet dalam penyajiannya ada yang menggunakan nada 2 dan 3 rendah dan

ada juga yang menggunakan nada 2 dan 3 tinggi. Jika dilihat dan didengarkan

menurut harmoni alur lagunya, semestinya akan lebih urut jika menggunakan 2

dan 3 tinggi dikarenakan posisi nada tersebut lebih dekat dengan nada 7 dalam

urutan register nadanya. Bagian balungan .672 3327 juga mengalami hal yang

sama, yang semestinya juga menggunakan nada 2 dan 3 tinggi pada terompet

yang posisinya lebih dekat dengan nada 7 akan lebih harmoni jika didengar dari

urutan nadanya. Hal yang sama juga terjadi pada balungan .672 3327.

Pada bagian kapang-kapang mundur (keluarnya penari meninggalkan

area pertunjukan) diiringi dengan gending gati yang berjudul Gati Main-main.

Dijelaskan juga mengenai register nada terompet pada notasi balungan gending

Gati Main-main yang ternyata juga terdapat beberapa bagian nada yang dalam

permainannya menggunakan jangkauan nadanya melangkah 1 gembyang (oktaf)

diatasnya, serta ada yang masih mengikuti jangkauan nada ricikan balungan.

Terlihat pada bagian notasi balungan gending Gati Main-main pada notasi

balungan 4327 ..72 serta pada bagian lainnya pada notasi balungan 6527.

Pembahasan mengenai permasalahan register atau jangkauan nada 2 dan

3 dalam permainan instrumen terompet yang dimainkan dengan nada rendah dan

tinggi ini juga dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber seniman musik

tiup yang berpengalaman dalam bidangnya. Penjelasan dari beberapa narasumber

cukup memberikan keterangan dan kesimpulan bahwa permainan instrumen

terompet atau instrumen musik tiup dalam memainkan nada dengan gamelan pada

nada-nada tinggi mengalami beberapa kesulitan atau kendala. Hal ini disebabkan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

12

oleh beberapa faktor, diantaranya adalah saat memainkan secara sendiri atau satu

terompet tanpa pendukung brass band (musik tiup Barat) lainnya maka akan

terasa berat dalam menjangkau nada-nada tinggi, ukuran skill atau kemampuan

pemain musik tiup juga sangat mempengaruhi dalam memainkan nada-nada tinggi

saat perpaduan dengan gamelan, dan tergantung pada kekuatan nafas oleh pemain

musik tiup tersebut mengingat saat memainkan nada-nada tinggi tersebut

menggunakan tenaga nafas yang kuat.

IV

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan hasil perbandingan melalui penghitungan

ukuran frekuensi dan interval nada antara gamelan dan musik tiup Barat

khususnya pada ricikan gamelan Kanjeng Kyai Sangumulya dan instrumen musik

tiup (trombon, terompet dan klarinet), maka dapat disimpulkan antara keduanya

terdapat perbedaan ukuran frekuensi dan interval pada nada-nadanya. Ukuran

frekuensi dan interval pada hasil perbandingan ukuran nada banyak yang

mengalami perbedaan antara nada gamelan dan musik tiup Barat, perbedaan bunyi

atau nada tersebut telah melampaui pada batas ukuran perbedaan nada yang dapat

dirasakan oleh kepekaan indera pendengaran pada telinga manusia, hal itu yang

menyebabkan adanya nada yang terdengar tidak match dalam perpaduan gamelan

dan musik tiup Barat. Oleh sebab itu, dalam perpaduannya antara ricikan gamelan

dan musik tiup Barat sebagian pelaku atau pemain musik tiup mengalami

ketidaknyamanan dalam perpaduan nada yang tidak match tersebut.

Musik Barat mempunyai ukuran nada yang sudah dijadikan standarisasi

sebagai ukuran baku nada, sedangkan pada gamelan tidak menggunakan

standarisasi ukuran nada baku melainkan menggunakan kepekaan rasa dan indera

pendengaran dari empu atau pengrajin gamelan pada masing-masing tempat

pembuatan gamelan. Instrumen musik Barat dan gamelan tidak memiliki

persamaan ukuran frekuensi tiap nadanya. Selain itu pada musik Barat

menggunakan ukuran baku yang sangat ketat dalam perhitungan frekuensi dan

intervalnya, sedangkan pada gamelan tidak menggunakan ukuran baku pada tiap

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 16: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

13

nadanya. Sehingga dalam perpaduannya antara gamelan yang tidak menggunakan

ukuran baku dipadukan dengan musik Barat yang menggunakan ukuran nada yang

sangat ketat menghasilkan perbedaan rasa dalam satu sajiannya.

Jangkauan nada atau ambah-ambahan pada instrumen musik tiup yang

mengikuti ricikan balungan menjadi pembahasan yang mempunyai banyak

kesimpulan. Permasalahan dalam permainan instrumen terompet yang mengikuti

jangkauan ricikan balungan salah satunya disebabkan oleh faktor pemain

instrumen terompet itu sendiri. Permainan terompet saat memainkan nada-nada

yang tinggi membutuhkan tenaga serta tiupan yang keras dan kuat, sehingga pada

saat-saat tertentu hal tersebut sering dimainkan dengan menggunakan cara lain

atau dengan mengganti dengan nada-nada yang rendah untuk mendapatkan

kenyamanan dalam bermain musik. Faktor lainnya adalah pemain terompet yang

belum mengerti atau yang masih terlalu terpaku dengan notasi balungan.

Kebanyakan pemain musik tiup hanya memainkan dengan apa yang dimengerti,

sedangkan dalam balungan atau notasi karawitan sering kali tidak tertera tanda

tinggi rendah nada atau simbol yang menunjukkan nada tinggi atau rendah. Hal

lain disebabkan oleh beberapa faktor atau alasan, diantaranya adalah jika

dimainkan secara sendiri atau satu terompet tanpa pendukung musik tiup (brass

band) lainnya maka akan terasa berat dalam menjangkau nada-nada tinggi, ukuran

atau tingkat keterampilan (skill) atau kemampuan pemain musik tiup juga sangat

mempengaruhi dalam menyajikan nada-nada tinggi perpaduan dengan gamelan,

dan yang ketiga adalah tergantung pada kekuatan nafas oleh pemain musik tiup

tersebut mengingat saat memainkan nada-nada tinggi tersebut menggunakan

tenaga nafas yang kuat serta tinggi.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 17: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

14

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Tertulis

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Budi Prasetya, Hanggar. 2012. Fisika Bunyi Gamelan: Laras, Tuning dan

Spektrum. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

___________, Siswadi. 2012. Laporan Fundamental Reserch, Menemukan Teori

Embat Gamelan: Sistem Pelayangan, Karakter, dan Keragaman

Gamelan Jawa. Yogyakarta: Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.

Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa. Surakarta: Program

Pasca Sarjana bekerja sama dengan ISI Press Surakarta.

Hendarto, Sri. 2011. Organologi Dan Akustika I Dan II. Bandung: Lubuk Agung.

Jamalus. 1988. Panduan Pengajaran buku Pengajaran Musik Melalui

Pengalaman Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan.

Karbito, Nanang. 2017. Jangkah: Penerapan Jangkah Laras Pelog Terhadap

Klonthong. Yogyakarta: Program Penciptaan Dan Pengkajian

Pascasarjana ISI Yogyakarta.

Martopangrawit. 1972. Catatan Pengetahuan Karawitan I. Surakarta: ASKI

Surakarta.

Raharja, 2014. Larasan Dan Embat Gamelan Keraton Yogyakarta: Tinjauan

Budaya dan Etnomusikologi. (Desertasi). Yogyakarta: Sekolah

Pascasarjana UGM Yogyakarta.

Randall, Charles L. and Simone Mantia. 1936. Arban’s Trombone and Baritone:

Famous Method for Slide and Valve. New York: Carl Fischer Inc.

Senen, I Wayan. 1983. Pengetahuan Musik Tari: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.

Siswadi. 1999. Gending Bedaya Yogyakarta dan Surakarta: Sebuah Komparasi.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Soedarsono. 1978. Kamus Istilah Tari dan Karawitan Jawa. Jakarta: Proyek

Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 18: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

15

Subuh. 1986. Gendhing-Gendhing Mars Atau Gati Kraton Yogyakarta: Bentuk

Penyajian, Fungsidan Perkembangan. (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas

Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukohardi AI. Teori Musik Umum. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Sumarsam. 2003. Gamelan, Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di

Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan I. Jakarta: Ford Foundation &

Masyarakat Seni Pertunjukan indonesia.

_________________. 2009. Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: Program

Pasca Sarjana bekerja sama dengan ISI Press Surakarta.

Surtihadi, R.M. 1995. Instrumen Musik Tradisi Barat Dalam Iringan Tari dan

Upacara Protokoler Kraton Yogyakarta: Sebuah Tinjauan Historis.

(Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET.

Suryabrata, Sumadi. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.

Trustho. 2005. Kendangan Dalam Tradisi Tari Jawa. Surakarta: ISI Press.

Wardani, Indira. 2003. Konsepsi Musik Menurut Plato. (Skripsi). Yogyakarta: ISI

Yogyakarta.

B. Sumber Lisan

Arsa Rintoko. 27 tahun. Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bagian musik

Keprajuritan di Keraton Yogyakarta.

Joko Suprayitno. 53 tahun. Pelaku musik sekaligus pengajar di Jurusan Musik

Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Panji Gilig Atnadi. 27 tahun. Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bagian pengrawit

di Kerton Yogyakarta.

Royke Bobby Koapaha. 57 tahun. Seniman musik sekaligus pengajar di Jurusan

Musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Sunar, 44 tahun, Abdi Dalem bagian karawitan di Keraton Yogyakarta sekaligus

seniman karawitan di Yogyakarta.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 19: UPT Perpustakaan ISI Yogyakartadigilib.isi.ac.id/3979/5/JURNAL.pdf · musik tiup logam (brass band) antara lain trombon, terompet, saxofon dan klarinet yang digunakan dalam mengiringi

16

Surtihadi. 48 tahun. Pelaku musik sekaligus pengajar di Jurusan Musik Fakultas

Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Sumanto, 45 tahun, Abdi Dalem bagian karawitan di Keraton Yogyakarta

sekaligus seniman karawitan di Yogyakarta.

Taryadi. 60 tahun. Pelaku musik sekaligus pengajar di Jurusan Musik Fakultas

Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Teguh. 56 tahun. Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bagian Musikan sekaligus

pengajar di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.

Widi Darma. 54 tahum. Abdi Dalem Jajar Musik di Keraton Yogyakarta sekaligus

seniman musik tiup di Yogyakarta.

Wuri Hastuti. 37 tahun. Seniman musik tiup di Yogyakarta.

C. Webtografi

https://musik-sehat.blogspot.com/2015/05/ayo-mengenal-alat-musik-

trombon.html

http://pamantulis.blogspot.com/p/seni-musik.html?m=1

https://teorimusik1.blogspot.com/2016/01/dasar-dasar-akustik-dan-

organologi.html

https://yayasanklasikanan.org/artikel/trombon-2

http://oomyon-at-bengkel.blogspot.com/2009/12/spreadsheet-kalkulator-tangga-

nada.html?m=1

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta