UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTAdigilib.isi.ac.id/5790/6/LAMPIRAN.pdf · kata-katamu akan habis hari...

89

LAMPIRAN 1

Naskah TARASMARA

Introduction

KOOR BIKHU : Keadaan adalah penjara yang paling nyata. Dunia adalah derita,

waktu rantai pengikatnya, bergantinya siang dan malam adalah

keniscahyaan semu yang tidak terbantahkan. Terpujilah segala

mantra, dan manusia selalu terkutuk dalam dosa. Sejak lahir

kelaparan telah mengutuk lalu manusia mencari makan sebagai

penebusnya, begitu terus berulang. Belum lagi sedih, belum lagi

senang, belum lagi sakit, belum lagi sehat, semua adalah kehampaan

yang saling bergantian. Terpujilah segala mantra. Terimalah

penyerahan diri hamba

PUTERI : Kenapa kita tidak menyatu saja?

PEMUDA : Benar kau cantik disebut sebagai perempuan, tapi seorang

lelaki tidak suka melihat pedang tergenggam oleh tangan yang

gemulai.

PUTERI : Jika aku tanggalkan pedangnya?

PEMUDA : Kau akan menjepit pedangku dan kemudian aku lumpuh tanpa

pusaka

PUTERI : Kenapa kau pelihara prasangka dikepalamu?

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

90

PEMUDA : Haruskah kupelihara cinta, hingga akhirnya aku layu dan lupa

kalau kita sedang berperang?

I. PELAYARAN

SEDIKIT LAGI MATAHARI AKAN TERBENAM, CAHAYA JINGGA MERAYAP

MENYELUSURI GEMERCIK ARUS SUNGAI. DARI HULU, SEMBILAN SUNGAI

BERMUARA PADA SATU HALUAN; MEMBENTUK, MENYATU MENCIPTA

DERAS.

SEPANJANG UJUNG PANDANGAN MATA MEMANDANG, MUNCUL PERAHU

MEMECAH DERAS SUNGAI. TIANGNYA BERJUMLAH TIDAK LEBIH DARI

DUA, BERDIRI TIDAK TEGAK LURUS, NAMUN CONDONG KE DEPAN. KANAN

KIRI PERAHU TERDAPAT PULUHAN PENDAYUNG. DARI BELAKANG

TERDAPAT DUA KEMUDI, DI KIRI DAN KANAN PERAHU. LAYAR BERBENTUK

SIRIP SEBAGAI PENGGAMBARAN TEGAP, CEPAT, MAJU DAN STABIL. HIRUK

PIKUK PENDAYUNG, ARAHAN NAHKODA MENJADIKAN PERAHU TERUS

MELAJU MENANTANG DERAS MEMECAH ARUS SUNGAI.

NAMPAK DARI ATAS PERAHU, SEORANG PUTRI. MENGGUNAKAN GAUN

MEMPERLIHATKAN KEAGUNGAN, KEMEWAHAN DAN KEANGGUNAN.

TENUNAN GAUNNYA DIHIASI WARNA MERAH DENGAN BENANG EMAS.

BEBERAPA ORANG MENDAMPINGI DENGAN PENUH KEWASPADAAN.


91

SANG PUTRI MENARI DI ATAS PERAHU, MENCIPTA GERAK, MENYENTUH

WAKTU DENGAN LEMBUT SEPERTI MENEGASKAN KEDUDUKANNYA

SEBAGAI SEORANG YANG PENTING DAN PERLU UNTUK DILINDUNGI.

HAMPIR SAMPAI DI UJUNG GERAK SANG PUTERI, PERAHU MULAI

MELAMBAT DAN BERHENTI, AKTIFITAS DI ATAS PERAHU BERUBAH.

BEBERAPA ORANG MENURUNKAN JANGKAR, MELIPAT LAYAR,

MEMASUKKAN DAYUNG. BARANG-BARANG DAGANGAN MULAI

DIKELUARKAN, SATU PERSATU PETI KELUAR DARI DALAM PERAHU.

TIBA-TIBA TERIAKAN-TERIAKAN MUNCUL DARI DARATAN BERSAMAAN

DENGAN MUNCULNYA 2 KELOMPOK YANG SEDANG BERTIKAI. PERANG

SEDANG TERJADI, BERKECAMUK DI DARATAN ITU. ADALAH KELOMPOK

“SU” MENGGUNAKAN IDENTITAS WARNA MERAH SEDANG BERTIKAI

DENGAN KELOMPOK “JA” YANG MENGGUNAKAN IDENTITAS WARNA

KUNING.

MELIHAT HAL TERSEBUT, PERAHU MENGANGKAT JANGKAR DAN

MENGEMBANGKAN LAYAR SIAP UNTUK BERLAYAR MENINGGALKAN

DARATAN YANG SEMAKIN MENGGILA. SEMENTARA DI DARATAN

KELOMPOK “JA” SEMAKIN TERDESAK, KELOMPOK “SU” TERLALU

TANGGUH. SATU PERSATU ORANG-ORANG DARI KELOMPOK “JA” MULAI

BERGUGURAN.

PERAHU MENINGGALKAN DARATAN, MENINGGALKAN KEKACAUAN.


92

II. PERTEMUAN

DI PERAHU, PERAHU YANG AWALNYA BESAR, SATU PERSATU

MELEPASKAN BAGIAN, MENJADI RAKIT-RAKIT KECIL. HINGGA

MENYISAKAN BAGIAN RAKIT DARI SANG PUTERI. DARI ATAS, NAMPAK

SANG PUTERI DAN SEORANG PENGAWALNYA SEKALIGUS PENASEHATNYA;

SEORANG BIKHU.

RAKIT-RAKIT MELAJU KE SEGALA ARAH HINGGAL HILANG, MENYISAKAN

RAKIT SANG PUTERI SENDIRIAN MELAJU DI ATAS SUNGAI.

BIKHU : Waktu mengalir, terus menerus bergulir memperbaiki diri.

Masa depan terbuka hingga menjadi masa kini dan menua

menjadi masa lalu. Saat waktu kembali berdentang, masa lalu

menetap terganti masa kini sementara masa depan terbuka

dibawa maju dalam waktu.

DI SEBUAH TEMPAT AIR TERJUN.

PUTERI DAN PEMUDA DALAM SATU LINGKARAN. BERDEKATAN DALAM

SATU NAFAS. BERGERAK DALAM SATU IRAMA. PUTERI DAN PEMUDA

SALING JATUH CINTA. SUNGAI TENANG, TAK ADA ARUS, TAK ADA ALIRAN

YANG DERAS. MATAHARI SAYU, BUNGA-BUNGA BERJATUHAN. JANJI

TELAH TERIKAT. HUTANG BUDI BERBUAH CINTA.


93

ROMBONGAN BABI-BABI BERMUNCULAN. BABI-BABI MENGELUARKAN BAU

TAK SEDAP, LALU MEMBUANG KOTORAN KE DALAM SUNGAI

SEBUAH RAKIT YANG LAIN MENDEKATI MEREKA, BIKHU DATANG

MENJEMPUT. SANG PUTERI PERGI MENINGGALKAN TANYA, SEBAB JAWAB

MASIH SAMAR. TIDAK ADA KATA DI ANTARA MEREKA KECUALI TANDA.

BIKHU : Jangan menipu orang lain, atau menghina siapa saja, jangan

karena marah dan benci, mengharap orang lain celaka.

Tidak berpegang pada pandangan salah, dengan penglihatan

yang sempurna, hingga bersih dari nafsu indera, ia tidak akan

lahir dalam Rahim mana pun juga.

Yang tampak atau tidak tampak, yang jauh atau pun dekat,

yang telah lahir atau yang akan lahir, semoga semua mahluk

berrbahagia

BIKHU DAN SANG PUTERI SEMAKIN JAUH. PEMUDA MELAJU SENDIRI DI

ATAS RAKIT

III. PULANG

TELAH SAMPAILAH PEMUDA DI DARATAN, MENGAYUNGKAN LANGKAH

UNTUK KEMBALI PULANG.


94

PIJAKAN PERTAMANYA. PULUHAN PENGIKUT MENYAMBUTNYA HARU

MENYELESAIKAN GELISAH MEREKA SEKETIKA. SANG AYAH PEMUDA (JA)

BERGERAK GESIT MENUJU SANG ANAK YANG DISANGKA GUGUR DALAM

PERTEMPURAN TERAKHIR.

JA : Sungai kembali mengirimmu kembali Nak, setelah buih pada

arusnya mengoyakku dalam sepi.

PEMUDA : Sembah sujudku padamu Ayah, maaf karena lambat untuk

kembali.

JA : Tidak kuhiraukan guliran pada waktu untuk menyimpan

harap pada jejakmu Nak. Nyatanya sungai tidak begitu kejam

terhadapmu.

PEMUDA : Ini adalah jalan kepulanganku Ayah, terhempas sungai meniti

rindu. Dialah yang menjinakkan sungai untukku?

JA : Wanita?

PEMUDA : Lebih dari sekedara wanita. Dia…

MASUK PENGAWAL BERKABAR, MEMBAWA BARA DI DADANYA

PENGAWAL : Tuanku, persiapan telah selesai dilaksanakan.

JA BERDIRI TEGAP DENGAN TATAPAN NANAR


95

JA : Malam ini kita mulai untuk menyelesaikan segala yang

terisisah untuk esok !!

BEBERAPA ORANG DARI KELOMPOK “JA” MASUK MEMPERSIAPKAN

SESUATU.

JA : Setelah ini kita akan membalas kekalahan kita!!

BEBERAPA ORANG MASUK SEMPOYONGAN MEMEGANG TUAK DI

TANGANNYA - KEBINGUNGAN/ TENGAH

HEWAN-HEWAN TERLEPAS BERLARIAN, ORANG-ORANG MENANGKAP,

MEMAKAN DAGING, MEMINUM DARAH – PERTIWI/ TANAH

GERAKAN MELAMBAT MENJADI GERAKAN YOGA, HINGGA MENCAPAI

MEDITASI HIDANGAN IKAN DISIAPKAN. ORANG-ORANG SELESAI

MEDITASI, KEMUDIAN MENYANTAP IKAN – NYAMAN, LUWES, MENGALIR

USAI MENYANTAP IKAN, ORANG-ORANG MELAKUKAN GERAKAN,

MEMULAI DARI UJUNG JARI, KE PERGELANGAN TANGAN, LENGAN

HINGGA MENJALAR KE SELURUH TUBUH, MELAKUKAN TARIAN HINGGA

LELAH – BAYU, TEKAD JIWA

LELAH BERUBAH MENJADI PERSETUBUHAN MASSAL – PERSATUAN,

MENGHANCURKAN

PEMUDA MENEPI TIDAK BISA MELANJUTKAN.


96

IV. PERTEMPURAN

SUARA LEDAKAN BESAR TERDENGAR. KELOMPOK “SU” DATANG

MENYERANG.

PERTEMPURAN MELAHIRKAN DERITA, KORBAN DIMANA-MANA, PEKIKAN,

RINTIHAN TERDENGAR SILIH BERGANTI

BURU MEMBURU TERJADI, TIDAK ADA PENYELESAIAN, KADANG

KELOMPOK “JA” MENANG, SEMENTARA DI SISI LAIN KADANG “SU” YANG

MENANG. KORBAN-KORBAN TERGELETAK

JA : Tangan terkepal, kaki menghentak. Tenggelamlah terjungkal,

sebelum senjata menggertak.

SU : Daging terurai, tulang meremuk. Menyeranglah hingga mati,

biarkan amarah mengamuk.

JA : Kau sedang sakit sepertinya, Kasihan rakyatmu. Akan kau

biarkan jutaan kepala berdiam diri menunggu sembuhmu?

Siapa yang akan membajak tanah? Siapa yang akan suburkan

dedaunan hijau? Lumbung-lumbung akan kering. Ternak-

ternak akan ikut menunggu ajal bersamamu.


97

SU : Jika kau sadar akan sakitku, berbelas kasihlah pada rakyatku.

Jangan kau biarkan jutaan kepala mengamuk marah, sebab aku

tak kunjung sembuh. Korbankanlah sebidang tanah, biarkan

kami yang menghijaukan. Lambung- lambung akan terisi.

Ternak-ternak akan beranak pinak, setidaknya ada penerus

jika ajal menyambutmu.

JA : Seorang banci perajut syair kenapa dipilih bertarung pedang,

kata-katamu akan habis hari ini. Kau terlalu tamak! Kau lupa

dengan sejarah, saling bertukar dan memanfaatkan bukanlah

aib seorang raja

SU : Kesatria berotot mengapa cacat dalam bertutur, harusnya kau

pulang menghitung dengkur. Jika tamak adalah kemenangan,

biarlah aku milikinya. seorang raja boleh saling bertukar dan

memanfaatkan, tapi itu adalah aib seorang kesatria.

JA : Tangan terkepal!, kaki menghentak!

SU : Daging terurai!, tulang meremuk!

JA DAN SU SALING BERTARUNG. SAMPAI LENYAP KE ARAH DUA MATA

ANGIN: BELUM ADA YANG KALAH.

BIKHU-BIKHU YANG BERJALAN DARI HILIR KE HULU MASIH TERUS

BERJALAN. DALAM PERJALANAN DARI HULU KE HILIR, KERA-KERA


98

BERMUNCULAN. MUNCULNYA DARI MANA SAJA. KERA-KERA MERUSAK

APA SAJA. BIKHU-BIKHU YANG TERSEBAR DI BEBERAPA TITIK SEPANJANG

ALIRAN SUNGAI TERGANGGU, PARA BIKHU KEMUDIAN MEMBEBASKAN

DIRI DENGAN CARA MENENGGELAMKAN DIRI KE DALAM SUNGAI. KERA-

KERA TAK MAMPU MENGIKUTI. KERA-KERA MERAIH APA SAJA YANG

DAPAT DILEMPARKAN KEARAH SUNGAI; BATU, RANTING, KOTORAN,

TANAH DAN LAIN LAIN.BIKHU-BIKHU MASIH TERUS BERJALAN.

ROMBONGAN BIKHU TERUS BERJALAN SAMBIL MENGUCAPKAN MANTRA-

MANTRA. ROMBONGAN KERA SILAM PELAN-PELAN.

KOOR BIKHU : surga dan neraka adalah keadaan. Dingin dapat mematikan juga

menghidupkan. Panas dapat membakar juga meneduhkan. Rasa sakit

adalah ilusi yang masing-masing manusia mampu menciptakannya.

paruhkanlah sedikit penuhmu pada kekosongan yang lain, maka

kekosonganmu akan terus terus terisi oleh sebagian ‘paruh penuh

yang lainnya. jika susu meracunimu, jangan berikan susu pada yang

lain. Jika jelas racun yang kau minum, jangan berikan racun untuk

yang lain. Berbagilah jika antara kamu dengan yang lain tidak sama-

sama teracuni karenanya.

BIKHU-BIKHU TERUS BERJALAN. MEREKA DIAM SESAAT LALU BERJALAN

LAGI. BERSAMAAN DENGAN JALANNYA KEMBALI, ROMBONGAN BABI-BABI

BERMUNCULAN. BABI-BABI MENGELUARKAN BAU TAK SEDAP, LALU


99

MEMBUANG KOTORAN KE DALAM SUNGAI. BIKHU-BIKHU TERUS

BERJALAN, KOTORAN BABI SEMAKIN BANYAK. KOTORAN-KOTORAN BABI

MENGEPUNG, BIKHU-BIKHU TERSUDUT MELINGKAR DI TENGAH SUNGAI.

V. PEMBUKTIAN

DI SISI LAIN DUA KELOMPOK KECIL TERLIBAT DI AREA DEPAN

PEPERANGAN, MEREKA KELOMPOK “JA” YANG DIPIMPIN LANGSUNG OLEH

PEMUDA BERTEMU DENGAN KELOMPOK “SU” YANG MELINDUNGI

SESEORANG YANG TIDAK LAIN ADALAH SANG PUTERI.

DUA KELOMPOK DALAM TENSI YANG TINGGI, SIAP-SIAP UNTUK

MENYERANG SATU SAMA LAIN. TAPI….

RUANG TERBUKA DI ANTARA PEMUDA DAN SANG PUTERI, PANDANGAN

MEREKA BERTEMU, WAKTU SEKETIKA TERDIAM, DENDAM MEREDA,

AMARAH MERENDAH, MEREKA BERGERAK DIANTARA SEMUA YANG DIAM,

SEMAKIN MENDEKAT HINGGA TIBA DALAM DEKAPAN. KASIH TERPANCAR

DARI MEREKA BERDUA.

WAKTU KEMBALI BERDETAK, SEMUA TERTUJU KEPADA MEREKA, BERDUA

MEREDAM PERANG. MEREKA MEMELUK MEREKA YANG BERPERANG,

MENURUNKAN SENJATANYA, MEMBUAT MEREKA NYAMAN SENYAMAN

MUNGKIN, SALING MENDEKAPKAN MEREKA, TIDAK ADA PERANG


100

SETELAHNYA. BEGITU SETERUSNYA HINGGA HANYA MENYISAKAN JA DAN

SU YANG TERLIBAT DALAM PERTIKAIAN

JA : Sudah tiba kalian di sini?!

(JA DAN SU TETAP BERPERANG SAMBIL BERDIALOG)

SU : Tidak ada ruang damai untuk bajingan seperti dia ini!!

JU : Bangsat kau!! Kamu pikir aku akan luluh seperti mereka yang

tidak berkutik di depan cinta mereka?

SU : Membayangkan pun aku muak rasanya

JU : Matilah kau!!!

PEPERANGAN JA DAN SU DISUSUPI OLEH PEMUDA DAN SANG PUTERI.

GERAKAN-GERAKAN AMARAH YANG SALING DIKELUARKAN OLEH JA DAN

SU DIREDAM OLEH PEMUDA DAN SANG PUTERI.

PADA AWALNYA TERLIHAT JA DAN SU SALING MENYERANG SEMAKIN KE

SINI MEREKA JUSTRU TERDESAK OLEH IKATAN RASA YANG DIKELUARKAN

OLEH PEMUDA DAN SANG PUTERI LEWAT GERAK. PADA AKHIRNYA

SEPERTI TERMANIPULASI, MEREKA BEKERJA SAMA UNTUK MELAWAN

IKATAN DARI PEMUDA DAN SANG PUTERI.

LAMA SEPERTI ITU, HINGGA JA DAN SU BEGITU TERDESAK, BABAK BELUR.


101

SAMPAI JA DAN SU MENYADARI KEADAAN ITU. MEREKA SADAR KALAU

MEREKA BERDUA SELAMA TADI DALAM SEBUAH KEBERSAMAAN.

TIBA-TIBA MEREKA BERDUA TERBAHAK-BAHAK. SALING MEMELUK.

SUASANA BERUBAH MENJADI TENANG, YANG TERLIHAT SEBUAH

KEAKRABAN DARI DUA PIHAK YANG BERTIKAI. SANGAT INDAH

VI. PERNIKAHAN

PUTERI : Aku benar-benar ingin menyatu padamu

PEMUDA : Apa taruhannya?

PUTERI : Keturunan. Darahmu akan mengalir di sumber air kerajaan

kami.

PEMUDA : Sampai kapan?

PUTERI : Sampai sejarah menghapus pertemuan kita hari ini.

PEMUDA : Kau rela hidup tanpa nama di darahmu?

PUTERI : Nama saja yang terlupa tak mengapa, asal jangan daging dan

tulang yang terpisah.

SITUASI TIBA-TIBA BERUBAH MENJADI PERAYAAN PERNIKAHAN. BIKHU-

BIKHU YANG MELINGKAR DI TENGAH SUNGAI MELAKUKAN


102

PENGGUNDULAN RAMBUT. SAAT PENGGUNDULAN SELESAI BIKHU

PEMIMPIN MUNCUL DI TENGAH-TENGAH LINGKARAN MEREKA.

PESTA PERAYAAN PERNIKAHAN SEMAKIN MERIAH.SIMBOL PENYATUAN

PERNIKAHAN DILAKUKAN OLEH SEPASANG ANAK MANUSIA:LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN MENGGUNAKAN PEDANG DAN SARUNG PEDANG DI

TENGAH SUNGAI.

BIKHU PEMIMPIN MEMBACA MANTRA TANTRAYANA. LAKI-LAKI DAN

PEREMPUAN SEBAGAI SIMBOL PENYATUAN,KEMUDIAN HANYUT

TERBAWA ALIRAN AIR.

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN HILANG TERBAWA ALIRAN AIR. BABI-BABI

SEMAKIN GENCAR MENUMPAHKAN KOTORAN. PIMPINAN BIKHU

MEMBACA MANTRA PEMBEBASAN HAWA NAFSU.

PIMPINAN BIKHU : (MANTRA)

SAAT PIMPINAN BIKHU MEMBACA MANTRA PARA ROMBONGAN BIKHU

BERJALAN KE TEPI SUNGAI. SATU-SATU BIKHU BERMUNCULAN DARI

DALAM SUNGAI. SAMBIL MENGIKUTI MANTRA YANG DIUCAPKAN OLEH

PEMIMPIN BIKHU. ROMBONGAN BABI SILAM SEIRING ROMBONGAN BIKHU

MENUJU TEPI SUNGAI. BIKHU-BIKHU LALU MEMPOSISIKAN DIRI DI MANA

SAJA DI SEKITARAN SUNGAI DENGAN BENTUK ‘DUDUK BUDHA’


103

PIMPINAN BIKHU TINGGAL SEORANG DIRI DI TENGAH SUNGAI.

MENGHADAPI TAHAPAN PEMBEBASAN DIRI TERAKHIRNYA. KOOR BIKHU

TERUS MEMBACA MANTRA-MANTRA. PELAN-PELAN MENUJU POSISI

KEPALA DIBAWAH DAN KAKI DI ATAS. PADA POSISI INI PIMPINAN BIKHU

AKAN MELEWATI TIGA TITIK PENSUCIAN; DADA, PERUT DAN KELAMIN.

SETIAP SATU TITIK PENSUCIAN DITANDAI DENGAN SATU MUNTAHAN

DARAH YANG KELUAR DARI MULUT PEMIMPIN BIKHU. SAMPAI AKHIRNYA

TIGA TITIK TERSUCIKAN. SETELAH TIGA TITIK; DADA, PERUT DAN KELAMIN

TERSUCIKAN. POSISI BERUBAH, NORMAL, KAKI DIBAWAH KEPALA DI ATAS.

PADA POSISI INI TIGA TITIK YANG AKAN DI SUCIKAN ADALAH DADA,

TENGGOROKAN DAN KEPALA. TITIK DADA DISIMBOLKAN DENGAN

EKSPRESI MARAH. TITIK TENGGOROKAN DITANDAI DENGAN TUBUH YANG

LEMAS DAN KEKERINGAN. TITIK KEPALA DITANDAI DENGAN AIR MATA.

SETELAH TERBEBAS, PIMPINAN BIKHU MEREBAHKAN BADANNYA DI ATAS

AIR. LALU MENGAPUNG DAN HANYUT MELAWAN ALIRAN AIR.BUNGA-

BUNGA MEKAR BERTABURAN TERBAWA ALIRAN AIR. LILIN-LILIN LARUT

BERALAS TERATAI TERBAWA ALIRAN AIR. WEWANGIAN MENYUBLIM

MENYENTUH SELURUH PENCIUMAN MAHKLUK.

-SELESAI-


104

LAMPIRAN 2

Lirik Tembang Lontar Dewi Tara

Alap belagak bekilau tetegak besak

Tecuguk putih kuning begulung uloh

Pisau tinggi nan besesauk

Seranti kembang merpure

Dusune masuk seberang sane

Anjam ati kite besame

Liuk belagak ahapan kite


105

LAMPIRAN 3

Daftar nama seluruh pendukung Tarasmara

1. Aktor dan Aktris :

Eka Lutfi Febriyantono

Rizky Amalia Dian S

Lucky Wisnu Marga Pratama

Jennifer Natasha Christabel

Agung Dody Prasetya

Frendy Kusuma

Nur Tirto Wahyu Nugroho

Ayodya Banu Pitaya

Kevin Abani

Jefrianto

Muhammad

Muhlis

Maria Angelina Putri Imanuel

Didut

Favio Soarez Pinto

Faizal Almahdi

Cyndhika Putri A T

Anggun Oktavia Mey Riasari

Rama Reziansyah Alghadri


106

Wahyu Damayanti Saputri

Eskhana Carmelia S

Andri Septio Wibowo

Fadhil

Didik

2. Pemusik :

Josh Chrisandi

A’al

Yudha

3. Tim di balik layar :

Pimpinan Produksi : Amanda Putri Divanti

Tim Kreatif : Chandra Nilasari

Jona Tanama Pramudita

Ozzy Yunanda

Nathalius Yudha

Aditta Deamastho

Dexa Hachika

Penata Artistik : Dhani Martin

Setting & Properti : Pupuh Hadi Mulya

Dimas Fajar Adi

Egidius Devin Destho Agierta P

Milla Hasna


107

Kostum : Miftahul Jannah

Viki Maintrova

Sugus

Trirani Vera

Make Up Hair Do : Favio Soarez Pinto

Utfah Purnamasari

Penata Lighting : Ibnu Sohib

Multimedia : Ilham

Konsumsi : Sahnia Safa Q

Aulia Shafira

Tirta Nopa Tarani

Yulistia Putri

Aisah Nurcahyanti

Publikasi & Promosi : Eka Septi

Dimas Eka Maulana

Design Grafis : Gandung Siyamsyah

MC : Dexa Hachika

Kru Panggung : Luqman

Andhika

Fikri

Made

Kiwil


108

Tiketing : Endri Ruwandari

Anita Dwi Susanti

Nur Alfiyah

Fortir : Hani

Bella

Anna

Rhisma

Nadya

Dokumentasi : Gusti Wiratama

Rizky Aulia

Riham

Budi

Saddam

Mahdian

Faizal

Oddie


109

LAMPIRAN 4

Poster Tarasmara

Gambar 52. Poster Tarasmara

(Gambar : Gandung Siyamsyah, 2019)


110

LAMPIRAN 5

Desain undangan Tarasmara

Gambar 53. Undangan Tarasmara



111

Desain tiket Tarasmara

Gambar 54. Tiket Tarasmara



112

LAMPIRAN 6

Desain Leaflet Tarasmara

Gambar 55. Leaflet halaman depan



113

Gambar 56. Leaflet halaman belakang



114

LAMPIRAN 7

Desain kaos Tarasmara

Gambar 57. Kaos Tarasmara



115

LAMPIRAN 8

Dokumentasi Proses Latihan Tarasmara

Gambar 58. Pencarian Tubuh Buddha saat Hujan Membasahi hingga Bersih seperti

Penyucian Diri

(Foto : Amanda Diva, 2019)

Gambar 59. Eksplorasi Batu



116

Gambar 60. Eksplorasi adegan ketika biksu berdoa

(Foto : Eka Septi, 2019)


117

Gambar 61. Pemantapan headstand


Gambar 62. Eksplorasi gerak akrobatik menterjemahkan teks



118

Gambar 63. Proses latihan ketika adegan pertempuran


Gambar 64. Komposisi adegan pertempuran dari kerajaan Mataram Kuno



119

Gambar 65. Proses Latihan Dewi Tara menari diatas kapal


Gambar 66. Proses Latihan adegan Tantrayana



120

Gambar 67. Sutradara sedang memberikan energi dan semangat

kepada pemain untuk Run dan presentasi


Gambar 68. Sutradara memberikan arahan untuk Run dan presentasi



121

LAMPIRAN 9

Dokumentasi Pementasan Tarasmara

Gambar 69. Persiapan Pentas

(Foto : Gusti Wiratama, 2019)

Gambar 70. Bagian introduksi yang menggambarkan sebuah siklus kehidupan

(Foto : Mahdian, 2019)


122

Gambar 71. Komposisi gerak akrobatik yang menterjemahkan teks



123

Gambar 72. Adegan pelayaran



124

Gambar 73. Adegan Dewi Tara menari diatas kapal


Gambar 74. Adegan aktifitas pelabuhan



125

Gambar 75. Ketika Putri menolong Pemuda


Gambar 76. Penggambaran para babi



126

Gambar 77. Adegan Ritual Tantrayana dalam proses melakukan bersetubuh masal


Gambar 78. Adegan Tantrayana



127

Gambar 79. Adegan Ritual Tantrayana dalam proses membuh hewan



128

Gambar 80. Adegan Peperangan dengan ekspresi matah dari kelompok warna merah

yaitu Sriwijaya


Gambar 81. Adegan Peperangan dengan ekspresi matah dari kelompok warna kuning

yaitu Mataram Kuno



129

Gambar 82. Adegan pertempuran

penggambaran dari kekuasaan

dari Mataram Kuno


Gambar 83. Adegan pertemuran

penggambaran dari kekuatan dari Sriwijaya



130

Gambar 84. pertempuran perdebatan kekuasaan dari mataram Kuno


Gambar 85. pertempuran perdebatan kekuasaan dari Sriwijaya



131

Gambar 86. para biksu membaca mantra untuk berdoa untuk kebaikan cinta serta

kesadaran kepada kerajaan Sriwijaya dan Mataram kuno untuk bersatu.

(Foto : Ody Art, 2019)


132

Gambar 87. Adegan Pembuktian cintanya Dewi Tara Sriwijaya kepada

Samaragrawira dan memberikan perdamaian kepada kerajaan


Gambar 88. Adegan Pembuktian cintanya Samaragrawira Mataram kuno kepada

Dewi Tara dan memberikan perdamaian kepada kerajaan



133

Gambar 89. Adegan Pembuktian


Gambar 90. perkawinan Dewi Tara

dan Samaragrawira



134

Gambar 91. Perkawinan Dewi

Tara dan Samaragrawira (2)


Gambar 92. perkawinan Dewi Tara

dan Samaragrawira (3)



135

Gambar 93. Adegan ending


Gambar 94. perkawinan Dewi Tara dan Samaragrawira (4)



136

Gambar 95. Sutradara dan Para Pendukung


Gambar 96. Senyum bahagia penulis setelah dinyatakan lulus ujian pendadaran

(Foto : Jona Tanama, 2019)


137

Gambar 97. Foto Penulis bersama dosen pembimbing, ketua dan dosen penguji


Gambar 98. Suasana ceria bersama para pendukung Tarasmara



138

Gambar 99. Suasana ceria bersama para dosen penguji, pembimbing dan para

pendukung setelah ujian pendadaran dan penulis dinyatakan lulus



139

Gambar 100. Headstand dengan sikap meditasi penulis



UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTAdigilib.isi.ac.id/5790/6/LAMPIRAN.pdf · kata-katamu akan habis hari...

Documents

Transcript of UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTAdigilib.isi.ac.id/5790/6/LAMPIRAN.pdf · kata-katamu akan habis hari...