UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI...

123
UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI DESA DADAPAN SEDAN REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Di susun oleh : MUFLIH SYAFIQ 1401016053 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

Transcript of UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI...

Page 1: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN

ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI

AUTIS DAN HIPERAKTIF DI DESA DADAPAN

SEDAN REMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

Di susun oleh :

MUFLIH SYAFIQ

1401016053

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

Page 2: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

ii

Page 3: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

iii

Page 4: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

iv

Page 5: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul: “UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL

NASYIIN ASH SHIDDIQIYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI

AUTIS DAN HIPERAKTIF DI DESA DADAPAN SEDAN

REMBANG.” Shalawat serta salam penulis haturkan kepada nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga yaumul

qiyamah nanti.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh

gelar sarjana strata satu (S1) dalam ilmu Bimbingan dan Penyuluhan

Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

Dengan keterbatasan penulis dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis

telah melakukan bimbingan dan mendapatkan saran, motivasi dari

berbagai pihak. Sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terimakasi

kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag,, selaku Rektor UIN Walisongo

Semarang.

2. Dr. H. Awwaludin Pimay, Lc., M.Ag,, selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

Page 6: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

vi

3. Drs. Maryatul Qibtiyah M.Pd., dan Anila Umriana M.Pd., selaku

ketua jurusan dan sekertaris jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam yang telah memberikan izin penelitian.

4. H. Abdul Sattar, S.Ag.,M.Si., dan Sulistio, S.Ag.,M.Si., selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

untuk selalu membimbing dan mengarahkan penulis untuk menulis

dengan baik.

5. Dosen dan staf civitas akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Walisongo Semarang yang telah membantu kelancaran skripsi

dan mengantarkan penulis hingga akhir studi.

6. Bapak dan Ibu tenaga kependidikan di perpustakaan pusat UIN

Walisongo dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

yang telah memberikan izin layanan kepustakaan yang diperlukan

penulis dalam setiap penyusunan skripsi.

7. Bapak M. Abadi selaku pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiyyah Desa Dadapan Sedan Rembang, Bapak Nur

Hidayat selaku Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiyyah Desa Dadapan Sedan Rembang, dan orangtua dari santri

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah Desa Dadapan

Sedan Rembang yang telah berkenan memberikan informasi.

8. Ayahanda tercinta M. Mastur, Ibunda tercinta Mudrikah, beserta

adik tersayang Nailul Wardah, yang selalu tulus memberikan doa

dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

Page 7: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

vii

9. Teman-teman jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2014

(Muslimah, Nina, Isbah, Ana) yang selalu memberikan doa dan

dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

10. Keluarga besar ORDA KAMARESA dan PS UIN yang telah banyak

memberikan pengalaman dalam berorganisasi.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

tanpa maksud untuk melupakan yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Alhamdulillah berkat doa dan dukungan dari mereka, penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya bisa berdoa agar amal mereka

mendapat balasan dari Allah SWT, dengan balasan yang lebih dari yang

mereka berikan pada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran maupun masukan sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 2 Juli 2019

Penulis

Muflih Syafiq

1401016053

Page 8: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan mengucap syukur kepada Allah

SWT. Saya persembahkan skripsi ini untuk Almamater tercinta Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang yang selama ini

menjadi tempat untuk menimba ilmu.

1. Ayahanda tercinta M. Mastur, Ibunda tercinta Mudrikah, beserta adik

tersayang Nailul Wardah, yang selalu tulus memberikan doa dan

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

2. Almamater tercinta, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, yang

telah memberikan begitu banyak ilmu dan pengalaman yang penulis

dapatkan selama menempuh pendidikan di kampus tercinta. Semoga

karya ini menjadi bakti cinta dan pengabdian kepada almamater.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan kita kesehatan,

keselamatan, dan kesuksesan sehingga suatu saat nanti kita dapat bertemu

kembali. Amin Yaa Rabbal’Alamin.

Page 9: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

ix

MOTTO

ذاإى يعولىىال ذييالوؤهنييويبشرأقىمهيلل تييهديالقرآىه

الحات كبيراأجرالهنأى الص

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang

Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala

yang besar (Al Isra': 9).

Page 10: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

x

ABSTRAK

Judul “UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN

ASH SHIDDIQIYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN

HIPERAKTIF DI DESA DADAPAN SEDAN REMBANG.” Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang Tahun 2019.

Penulis: Muflih Syafiq NIM: 1401016053.

Penelitian ini di latar belakangi oleh berbagai permasalahan yang

timbul pada anak autis dan anak hiperaktif, maka semua masalah tersebut

perlu diselesaikan dengan memberikan layanan pendidikan, bimbingan

serta latihan sehingga masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan

baik. Pendidikan dan bimbingan bagi anak autis dan hiperaktif dapat

diberikan oleh lembaga formal maupun lembaga informal. Contoh

lembaga informal yang ikut berperan dalam mengatasi permasalahan

anak autis dan hiperaktif di atas adalah pondok pesantren. Beberapa

pondok pesantren terbukti telah berhasil untuk mengatasi permasalahan

anak autis bahkan mampu menyembuhkan autis itu sendiri. Salah satu

pondok yang berperan dalam membimbing anak autis dan hiperaktif

adalah pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyyah.

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah

dalam membimbing santri autis dan hiperaktif di Desa Dadapan Sedan

Rembang. Sumber data penelitian ini adalah pengasuh dan pengurus

santri berkebutuhan khusus, Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah dalam membimbing santri berkebutuhan khusus. Teknik

pengumpulan data ini yang digunakan dengan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Selanjutnya, Teknik analisis data menggunakan model

Milles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi

data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah dalam membimbing santri autis dan

hiperaktif yang diberikan kiyai serta pengasuh Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah dengan menerapkan metode-

bimbingan, layanan bimbingan, fungsi bimbingan, tujuan bimbingan,

asas-asas bimbingan yang diberikan khusus untuk santri autis dan

hiperaktif. Dengan adanya bimbingan Islam tersebut para santri autis

Page 11: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xi

hiperaktif sedikit terbantu bahkan bisa mengurangi dan membantu

permasalahan-permasalahan yang mereka alami selama ini.

Kata Kunci: Bimbingan, Autis dan Hiperaktif.

Page 12: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................ i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................ viii

MOTTO ............................................................................................ ix

ABSTRAK ........................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 7

C. Tujuan Masalah............................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka .......................................................... 8

F. Metode Penelitian ......................................................... 13

G. Sistematika Penelitian ................................................... 21

BAB II : KERANGKA TEORI

A. Bimbingan Islam ........................................................ 24

1. Pengertian Bimbingan Islam ................................ 24

2. Fungsi Bimbingan Islam ...................................... 27

Page 13: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xiii

3. Tujuan Bimbingan Islam ..................................... 29

4. Metode Bimbingan Islam ................................... 30

5. Unsur-Unsur Bimbingan Islam ........................... 33

6. Asas-Asas Bimbingan Islam ................................ 34

7. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Islam ......... 41

B. Autis ........................................................................... 43

1. Pengertian Autis ................................................. 43

2. Ciri-Ciri Autis ...................................................... 45

C. Hiperaktif ................................................................... 46

1. Pengertian Hiperaktif ........................................... 46

2. Ciri-Ciri Hiperaktif ............................................. 48

BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK DAN HASIL

PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ................ 50

B. Letak Geografis Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ................ 51

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ................................. 52

D. Data Kyai Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in

Ash Shiddiqiyah................................................ 52

E. Data Santri Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ................................. 54

F. Kegiatan Santri Autis dan Hiperaktif................ 61

G. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren

Page 14: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xiv

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ............... 61

H. Tata Tertib Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ................................. 63

I. Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in

Ash Shiddiqiyah dalam Membimbing Santri

Autis dan Hiperaktif ......................................... 64

BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN

Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

dalam Membimbing Santri Autis dan Hiperaktif ............ 81

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 96

B. Saran ............................................................................. 96

C. Penutup ......................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 15: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Ustadz dan Ustadzah ................................................... 53

Tabel 2. Data Santri ........................................................................... 55

Tabel 3. Data Santri Autis ................................................................. 56

Tabel 4. Data Santri Hiperaktif ......................................................... 57

Tabel 5. Jadwal Kegiatan .................................................................. 61

Page 16: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Foto Kegiatan

Page 17: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak ada orang yang meminta menjadi cacat namun menjadi

penyandang cacat bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak

individu yang meskipun menjadi penyandang cacat bisa menjadi

penerang bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus lainnya. Secara

kodrati manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan tak

terkecuali anak yang berkebutuhan khusus. Istilah berkebutuhan

khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap

mempunyai kelainan atau penyimpangan dari kondisi rata-rata anak

normal pada umumnya, dalam hal fisik, mental maupun karakteristik

perilaku sosial anak kebutuhan khusus (Efendi dalam Abdullah,

2013: 1).

Beberapa jenis anak berkebutuhan khusus dalam aspek fisik

meliputi kelainan dalam indra penglihatan (tuna netra), kelainan indra

pendengaran (tuna rungu), kelainan kemampuan berbicara, dan

kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa). Berikutnya yang

dinamakan anak yang memiliki kebutuhan dalam aspek mental

meliputi anak yang memiliki kemampuan mental lebih atau super

normal yang dikenal sebagai anak berbakat atau anak unggul dan

yang memiliki kemampuan mental sangat rendah (abnormal) yang

dikenal sebagai tuna grahita. Anak yang memiliki kelainan dalam

aspek sosial adalah anak yang memiliki kesulitan dalam

Page 18: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

2

menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan sekitarnya yang biasa

dikenal sebagai tuna laras.

Beberapa jenis lain anak yang berkebutuhan khusus antara

lain autis yang merupakan gangguan perkembangan anak yang

disebabkan adanya gangguan pada saraf rusak, dan Attention Deficit

Hiperactivity Disorder (ADHD) atau lebih dikenal dengan anak

hiperaktif (Abdullah, 2013: 4). Lain halnya dengan pendapat

tersebut, menurut Sugiarto dalam penelitian Wardani (2009: 28) autis

adalah gangguan yang terjadi pada interaksi sosial, perilaku, emosi

dan pengulangan perilaku yang terjadi dalam kontinum ringan sampai

parah. Sedangkan menurut Zaviera dalam Hermawan (2007: 14),

hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal,

disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu

memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari ADHD.

Selanjutnya berdasarkan data dari Kemendikbud, di

Indonesia terdapat 1,6 juta anak berkebutuhan khusus, 115 ribu

bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan 299 ribu atau sekitar 18

persen saja yang mencicipi pendidikan di sekolah reguler (inklusi).

Artinya ada 1 juta lebih anak berkebutuhan khusus yang terabaikan

haknya untuk mengecap pendidikan. Kendala utama yang dihadapi

anak-anak berkebutuhan khusus untuk sekolah adalah terbatasnya

akses untuk mereka dapat bersekolah di SLB, sebab SLB umumnya

berada di Ibukota kabupaten dari sekitar 2000 SLB di Indonesia, 75

persennya merupakan SLB swasta yang biaya pendidikannya lebih

Page 19: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

3

tinggi dibanding SLB swasta (https//www.femmia.co.id. diakses, 7

juni 2017). Penelitian kali ini, peneliti akan lebih memfokuskan

dalam mengkaji anak berkebutuhan khusus jenis autis dan hiperaktif.

Beberapa faktor yang menyebabkan autis adalah terjadinya kelainan

struktur sel yang disebabkan virus rubella, toxoplasma, herpes, jamur,

pendaharan, keracunan makanan. Selain itu, terdapat faktor genetik

tertentu yang mengakibatkan kerusakan pada sistem limbic (pusat

emosi). Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh anak autis

antara lain: (1) sering mengamuk dan menangis tanpa sebab. (2) Tata

bahasa yang kacau. (3) sikapnya sangat cuek. (4) penyandang juga

suka bermain air dan memerhatikan benda yang berputar seperti roda

sepeda (Maulana, 2012: 18).

Berbeda halnya dengan hiperaktif, adapun beberapa faktor

hiperaktif; pertama, faktor neurologik. Insiden hiperaktif yang lebih

tinggi didapatkan pada bayi lahir dengan masalah-masalah prenatal

seperti lamanya proses persalinan. Di samping itu faktor-faktor

seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Kedua, faktor

toksik. Beberapa zat makanan seperti salsilat dan bahan-bahan

pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif.

Ketiga, faktor genetik. Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif

yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Keempat, faktor

kultural dan psikososial. Adanya kemanjaan orang tua terhadap anak,

kurang disiplin dan pengawasan, orientasi kesenangan, hukuman

(Khasanah dkk, 2016: 14). Masalah yang sering dihadapi anak

Page 20: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

4

hiperaktif meliputi: (1) Sering terlalu banyak bicara. (2) Sering

berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak

selayaknya. (3) sering tidak mampu melakukan atau mengikuti

kegiatan dengan tenang. (4). Sering menggerak-gerakan tangan atau

kaki ketika duduk atau sering menggeliat (Zaveria, 2007: 27-28).

Berikut ini beberapa fakta permasalahan yang akan dihadapi

oleh anak autis dalam usia 10-15 tahun yang ditandai dengan

permasalahan seputar kemandirian, identitas diri (perubahan fisik,

hormon dan sebagainya), pergaulan sosial, pendidikan seks, dan

tuntutan akademis yang semakin tinggi. Diusia ini, anak mulai

semakin sadar bahwa dirinya berbeda dengan teman-teman

sebayanya. Norma-norma sosial tentang apa yang boleh dilakukan

dan tidak boleh dilakukan, juga merupakan salah satu isu yang

terkuat terutama pendidikan seks (Pamoedji, 138: 2010 )

Melihat berbagai permasalahan yang timbul pada anak autis

dan anak hiperaktif di atas, maka semua masalah tersebut perlu

diselesaikan dengan memberikan layanan pendidikan, bimbingan

serta latihan sehingga masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan

baik (Abdullah, 2013: 4). Pendidikan dan bimbingan bagi anak autis

dan hiperaktif dapat diberikan oleh lembaga formal maupun lembaga

informal. Contoh lembaga informal yang ikut berperan dalam

mengatasi permasalahan anak autis dan hiperaktif di atas adalah

pondok pesantren. Beberapa pondok pesantren terbukti telah berhasil

untuk mengatasi permasalahan anak autis bahkan mampu

Page 21: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

5

menyembuhkan autis itu sendiri. Salah satu pondok yang berperan

dalam membimbing anak autis dan hiperaktif adalah pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyyah.

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah dalam

menangani anak autis dan hiperaktif adalah dengan melaksanakan

bimbingan islam. Bimbingan islam yang dilakukan bagi santri autis

dan hiperaktif antara lain: layanan bimbingan orientasi, layanan

bimbingan kelompok, layanan konseling perorangan, layanan

pembelajaran yang didalam layanan pembelajaran tersebut ada

kegiatan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) setiap hari senin, rabu,

sabtu. Selain kegiatan layanan bimbingan di atas pondok pesantren

juga mengadakan kegiatan istighosah setiap malam jumat dan

tadzabur alam (Wawancara dengan Kyai Abadi dan Bapak Dayat, 15

mei 2018).

Pentingnya pendidikan bagi anak autis dan hiperaktif adalah

untuk menunjang kepercayaan mereka dalam mengikuti jenjang

pendidikan sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki.

Instrumen tentang jaminan pendidikan bagi semua kalangan tanpa

terkecuali, sesungguhnya sudah menjadi komitmen bersama seluruh

bangsa-bangsa untuk memperjuangkan hak dasar anak dalam

memperoleh pendidikan. Hal ini karena pendidikan merupakan salah

satu hak asasi manusia yang dilindungi dan dijamin oleh berbagai

instrumen hukum (Ilahi dalam Zaenudin, 2015: 2).

Page 22: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

6

Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada santri autis

dan hiperaktif dapat dibuktikan dari hasil wawancara salah satu

pengurus pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah

Bapak Nur Hidayat bahwa permasalahan yang dilihat dalam

keseharianya yang dialami santri autis yaitu mereka sering

menyendiri bahkan suka tidak merespon kalau sedang dipanggil,

tidur di jalan dan pandanganya suka kosong. Sedangkan untuk

permasalahan santri hiperaktif mereka lebih menuju ke tindakan-

tindakan yang sedikit merugikan orang lain seperti: setiap ada tamu

sandal sering di buang, sering menyembunyikan barang yang ada di

pondok bahkan juga sampai memukul temanya sendiri (Wawancara

dengan pengurus pondok Bapak Nur Hidayat 16 juli 2019).

Dapat dibuktikan juga dari wawancara salah satu orang tua

dari santri hiper aktif Ibu Sutiyah yang bernama Riza Aditama bahwa

permasalahan yang sering di alami anaknya di rumah yaitu sering

membuang air yang ada di tempat minum, membuang barang-barang

yang ada dirumah dan sering memukul-mukulkan tanganya sendiri ke

tembok (Wawancara dengan Ibu Sutiyah, 16 juli 2019).

Hasil positif dari adanya peran pondok pesantren tersebut

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada santri

autis dan hiperaktif juga dapat dibuktikan dari hasil wawancara awal

peneliti dengan Bapak kyai Abadi selaku pengurus pondok pesantren

Roudlotul Nasyiin bahwa dari beberapa santri autis dan hiperaktif

yang tinggal di pondok tersebut, saat ini sudah dinyatakan sudah ada

Page 23: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

7

perubahan bahkan mampu bekerja dan menyesuaikan kegiatan sosial

selayaknya orang-orang normal pada umumnya. Baik dari lembaga

formal maupun informal, sesungguhnya pendidikan dan bimbingan

sangat penting diberikan pada santri autis dan hiperaktif, hal ini

dilakukan agar santri autis dan hiperaktif bisa bersosialasi dengan

lingkungan, berinteraksi dengan lingkungan dan tidak mudah emosi,

tidak mudah marah. Biasanya santri autis dan hiperaktif rata-rata

emosinya tidak stabil ( wawancara dengan kyai Abadi, 15 mei 2018).

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukan bahwa topik

tentang Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah

dalam Membimbing Santri Berkebutuhan Khusus Di Desa Dadapan

Sedan Rembang menarik untuk diteliti. Adapun topik tersebut

dituangkan dalam penelitian berjudul Upaya Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah dalam Membimbing Santri

Berkebutuhan Khusus Di Desa Dadapan Sedan Rembang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah: Bagaimanakah upaya Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah dalam membimbing santri autis

dan hiperaktif di Desa Dadapan Sedan Rembang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan peneliti

ini adalah: Untuk mengetahui dan menganalisis upaya Pondok dalam

Page 24: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

8

membimbing santri autis dan hiperaktif di Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memperkaya khasanah ilmu Bimbingan Konseling

Islam khususnya dalam mengatasi problematika bagi santri

autis dan hiperaktif.

b. Sebagai bahan acuan peneliti di bidang sosial dan dakwah

c. Dapat menambah pengetahuan tentang problematika santri

autis dan hiperaktif dan solusinya dalam Bimbingan

Konseling Islam.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis, yaitu peneliti ini diharapkan bisa

menambah wawasan bagi santri autis dan hiperaktif dan Sebagai

sumbangan pemikiran kepada para pembimbing santri autis dan

hiperaktif agar proses membimbing santri autis dan hiperaktif di

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah dapat

berjalan efektif.

E. Tinjauan Pustaka

Tujuan adanya tinjauan pustaka ini adalah untuk menghindari

plagiat dan kesamaan dengan karya tulis yang sudah ada sebelumnya.

Karena dengan adanya tinjauan pustaka ini bisa mengetahui tentang

perbedaan antara karya tulis yang sudah ada dengan karya tulis

Page 25: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

9

peneliti. Berdasarkan tinjauan yang dilakukan, peneliti telah

mendapatkan penelitian-penelitian terdahulu berkaitan dengan judul

yang masih berkaitan dengan judul skripsi ini diantaranya:

Pertama, penelitian Atien Nur Chamidah pada tahun 2011

dengan judul “Pengembangan Panduan Layanan Kesehatan Mental

Berbasis Sekolah bagi Anak Berkebutuhan Khusus”. Penelitian ini

membahas tentang pengembangan buku panduan yang digunakan

untuk memberikan layanan kesehatan mental kepada anak

berkebutuhan khusus disekolah, dengan tujuan untuk memvalidasi

model dan menghasilkan buku panduan untuk anak berkebutuhan

khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and

development serta dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Hasil penelitian ini berupa penyusunan buku panduan

layanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan

khusus yang telah dibuat dinyatakan layak untuk diujicobakan ke

lapangan. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama

melayani anak berkebutuhan khusus, sedangkan perbedaan penelitian

yang akan peneliti lakukan adalah terletak pada upaya pondok

pesantren dalam membimbing santri autis dan hiperaktif dengan

metode kualitatif.

Kedua, penelitian Amin Mustofa pada tahun 2012 dengan

judul “Sikap Guru Kelas terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Di

Sekolah Dasar Inklusif Wilayah Kabupaten Magelang”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan sikap guru kelas terhadap anak

Page 26: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

10

berkebutuhan khusus disekolahan dasar inklusif wilayah Kabupaten

Magelang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitin menunjukan bahwa 25% guru kelas

memiliki sikap terhadap anak berkebutuhan khusus kategori sangat

baik, 70,83% guru kelas memiliki sikap terhadap anak berkebutuhan

khusus kategori baik, 4,17% guru kelas memiliki sikap terhadap anak

berebutuhan khusus kategori buruk. Jadi sikap guru kelas terhadap

anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif secara rata-rata

berada dalam kategori baik juga memiliki perasaan serta toleransi

yang baik terhadap anak berkebutuhan khusus yang baik. Persamaan

penelitian ini adalah sama-sama membahas anak berkebutuhan

khusus, sedangakan perbedaanya terletak pada hal-hal yang

dilakukan pondok pesantren untuk membimbing santri berkebutuhan

khusus melalui penelitian kualitatif.

Ketiga, penelitian Nurul Hidayati tahun 2011. Jurnal Insan 13

(1) dengan judul “Dukungan Sosial Bagi Keluarga Anak

Berkebutuhan Khusus”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

dukungan sosisal kepada keluarga yang melahirkan Anak

berkebutuhan khusus agar tetap diterima seperti anak pada umumnya.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa salah satu atau semua

anggota keluarga mengalami penyesuaian dalam pekerjaan mereka,

yaitu mengurangi jam kerja, berganti pekerjaan, atau berhenti dalam

pekerjaan hal ini berupa support group untuk membantu keluarga

yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Persamaan penelitian ini

Page 27: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

11

dilakukan pada anak berkebutuhan khusus, sedangkan perbedaan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada fokus

penelitian. Penelitian terdahulu memfokuskan pada keluarga dari

anak berkebutuhan khusus, sedangkan penelitian yang dibahas oleh

peneliti ini berhubungan dengan pondok pesantren.

Keempat, penelitian Maftuhatin tahun 2014. Jurnal Study

Islam 5 (2) dengan judul “Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) di Kelas Inklusif di SD Plus Darul Ulum Jombang”

melalui penelitian kualitatif. Penelitiam ini bertujuan untuk mencari

solusi pemecahan masalah bagaimana sistem perencanaan evaluasi

pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan hasil evaluasi yang

terdapat di kelas inklusif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

evaluasi pembelajaran sudah cukup bagus karena guru sudah

menerapkan dua metode dalam evaluasi yaitu (1) soal yang

disamakan dengan reguler (2) soal sesuai dengan kebutuhan mereka,

disertai dengan portofolio yang mencatat perkembangan mereka

selama pembelajan. Persamaan penelitian adalah dilakukan pada anak

berkebutuhan khusus, sedangkan perbedaan penelitian terletak pada

proses bimbingan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus,

untuk penelitian Maftuhatin sudah mengarah pada evaluasi.

Kelima, penelitian M Zaenudin tahun 2015. Skripsi yang

berjudul “ Manajemen yang Pendidikan Islam bagi anak yang

berkebutuhan khusus di asrama Yaketunis Yogyakarta” melalui

penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendidik anak

Page 28: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

12

yang berkelainan khusus diformulasikan dengan perencanaan yang

matang agar mereka tidak merasa kecil dalam mengikuti setiap

jenjang pendidikan. Selama berapa dekade ini, pendidikan bagi anak

penyandang cacat sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan-

perubahan ini termasuk perubahan dalam kesadaran dan sikap,

keadaan, metodologi, penggunaan konsep-konsep terkait dan

sebagainya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama,

asrama Yaketinus dalam manajemen atau mengelola pendidikan

Islam di asrama Yaketinus bekerjasama dengan organisasi asrama

Yaketunis (ORMAKE), dan taman Pendidikan al-Qur’an Luar Biasa

Tunannetra (TPA LB-A). Kedua, teknis pelaksanaan manajemen

pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama

Yaketunis Yogyakarta yaitu 1) perencanaan cukup baik, hal ini dapat

dilihat dari perencanaan peserta didik, keuangan, sarana dan

prasarana, hubungan dengan masyarakat, dan layanan khusus sudah

berjalan dengan baik. Sedangkan pengorganisasian tenaga pendidik

dan kependidikan dan kurikulum belum terlaksana dengan baik. 2)

pengawasan cukup baik, ini dapat dilihat dari pengawasan terhadap

peserta didik, tenaga pendidik, keuangan, kependidikan, sarana

prasarana, layanan khusus. Perbedaan penelitian terletak pada

pengelolaan pendidikan secara Islam pada anak berkebutuhan khusus.

Keenam, penelitian Novira Faradina tahun 2016. Skripsi

yang berjudul “ Penerimaan Diri Pada Orang Tua yang Memiliki

Anak Berkebutuhan Khusus” melalui penelitian kualitatif. Penelitian

Page 29: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

13

ini bertujuan untuk mengetahui adanya penerimaan diri pada orang

tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, bagaimana seorang ibu

memiliki penerimaaan diri yang positif ketika memiliki anak

berkebutuhan khusus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada

ketiga subjek memiliki penerimaan diri yang berbeda dalam

menerima dan menghadapi anak dengan berkebutuhan khusus.

Perbedaan penelitian ini terletak pada penerimaan diri pada orang tua

terhadap anaknya yang berkebutuhan khusus.

F. Metode Penelitian

Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja

dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya,

sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.

Penelitian adalah usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang

dilakukan dengan suatu metode tertentu dan dengan cara hati-hati,

sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat

digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya. Dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian merupkan suatu cara atau jalan

untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan

(Subagio, 1997: 2).

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif sebagai salah satu prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang

Page 30: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

14

yang diamati. Pendekatan kualitatif diharap mampu

menghasilkan uraian mendalam mengenai ucapan, tulisan dan

atau perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok,

masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan

yang dikaji dari sudut pandang utuh. Penelitian kualitatif

bertujuan untuk memahami suatu fenomena atau gejala sosial

dengan lebih benar dan lebih objektif, dengan cara mendapatkan

gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji. Penelitian

kualitatif tidak untuk mencari hubungan atau pengaruh antara

variable-variabel tetapi untuk memperoleh pemahaman terhadap

suatu fenomena, sehingga akan dapat diperoleh teori. (Moleong,

2004: 11)

2. Sumber data

a) Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber darimana data

primer berasal. Sumber data primer penulis dapatkan dari

obyek penelitian yang penulis teliti. Data primer adalah data

yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data

langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data-data penelitian dikumpukan peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat obyek penelitian (Sugiyono,

2007; 137). Penelitian ini dijadikan sumber data primer

adalah pengasuh dan pengurus santri autis dan hiperaktif,

Page 31: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

15

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah dalam

membimbing santri autis dan hiperaktif.

b) Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data tambahan

sebagai penunjamg, dan didapatkan dari berbagai bahan yang

tidak langsung berkaitan dengan objek dan tujuan dari

penelitian ini. Bahan tersebut diharapkan dapat melengkapi

dan memperjelas data-data primer, seperti buku, artikel atau

jurnal penelitian dan lain-lain. Data sekunder merupakan data

yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber data

sekunder (Sugiyono, 2011: 137). Sumber data sekunder

dalam penelitian ini ada kaitannya dengan Bimbingan

terhadap santri berkebutuhan khusus di Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiyyah di Desa Sedan Dadapan

Rembang, termasuk orang tua dari santri autis dan hiperaktif.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

proposal ini meliputi:

a) Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan pengumpulan data

yang dilakukan peneliti dengan cara menanyakan secara

langsung pada sumber observasi (Sugiyono, 2011: 207).

Dalam hal ini penulis berusaha melakukan pengumpulan

data melalui wawancara atau dialog terhadap orang yang

Page 32: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

16

dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara

bertanya langsung kepada responden (Kartono Kartini, 1996:

49).

Wawancara merupakan sebuah percakapan antara

dua orang atau lebih, yang pertanyaanya diajukan oleh

peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian

untuk dijawab (Danim, 2002:130).

Menurut jenisnya wawancara dibedakan menjadi

tiga yaitu: wawancara terstruktur, wawancara semi struktur,

dan wawancara tidak terstruktur (Herdiansyah, 2013: 63).

Jenis wawancara dipakai dalam penelitian ini adalah

wawancara semi struktur, dimana pelaksanaan wawancara

berpatokan pada daftar yang disusun dan responden dapat

memberikan jawabanya secara bebas atau tidak dibatasi

ruang lingkupnya, selagi tidak menyimpang dari pertanyaan

yang telah disediakan sebelumnya. Wawancara dalam

penelitian adalah sebagai alat pengumpulan data umum

(primer) diharapkan dengan cara ini dapat memperoleh data

yang berkaitan dengan upaya pondok pesantren dalam

membimbing santri autis dan hiperaktif.

b) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah cara untuk

mengumpulkan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar atau karya

Page 33: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

17

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014:240).

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 1987:188).

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang sudah

terjadi, bisa melalui gambar, tulisan serta pendapat langsung

dari orang yang mengetahui. Cara dokumentasi ini penulis

gunakan dalam kegiatan penelitian dengan mengambil

gambar kegiatan atau bahkan merekam kegiatan yang sedang

dilakukan. Teknik ini penulis gunakan untuk menjelaskan hal

yang sebenarnya bukan mengada-ngada. Adanya

pengambilan gambar atau membuat video peneliti dapat

mengetahui kegiatan saat pelaksanaan.

c) Observasi

Observasi menurut Creswell adalah sebuah proses

penggalian data yang dilakukan langsung oleh peneliti

sendiri dengan cara melakukan pengamatan mendetail

terhadap manusia sebagai objek observasi dan lingkunganya

dalam kancah riset (Herdiansyah, 2013: 130-131). Maka

observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat

kejadian-kejadian pelaksanaan upaya pondok dalam

membimbing santri autis dan hiperaktif.

Page 34: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

18

d) Teknik Validasi data

Uji keabsahan data dalam penelitian sering

ditekankan pada uji validasi dan realibilitas, dalam penelitian

kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan

apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti

(Sugiyono, 2013: 119). Keabsahan yang untuk memperoleh

tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh

kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan memperjelas

data dengan fakta-fakta aktual dilapangan. Pada penelitian

kualitatif, keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring

dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data

kualitatif harus dilakukan sejak pengambilan data yaitu sejak

melakukan reduksi data, display data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi (Sugiyono, 2007 : 330).

Penulis menggunakan tiga metode metode

triangulasi, yaitu pertama menggunakan triangulasi sumber

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai

sumber. Kedua menggunakan triagulasi teknik untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,

kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi atau

Page 35: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

19

kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data

tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data

mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar

karena sudut pandang yang berbeda-beda. Ketiga

menggunakan triangulasi waktu data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data

yang lebih valid sehingga lebih kredibel (Sugiyono, 2013:

127).Peneliti dalam penelitian ini lebih fokus menggunakan

dua metode uji keabsahan data dari tiga metode triangulasi,

yaitu triangulasi sumber dan triagualsi teknik.

4. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2011: 89).

Analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data

dalam periode tertentu.

Page 36: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

20

Analisis data dalam penelitian ini mengikuti model

analisa Miles dan Hubeman (1984) sebagaimana dalam

Sugiyono (2007:337) yang terbagi dalam beberapa tahap yaitu:

a) Reduksi data, mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting,

dicari tema dan polanya. Adanya proses merangkum berarti

data yang telah direduksi Sesuai dengan permasalahan yang

diteliti dan membuang yang tidak perlu. Tahap awal ini,

peneliti akan berusaha mendapatkan data sebanyak-

banyaknya berdasarkan tujuan penelitian yang sudah

ditetapkan yaitu bagaimana paya pondok pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah dalam membimbing

santri autis dan hiperaktif

b) Display data, yaitu penyajian data adalah pendeskripsian

sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data yang bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat atau teks yang bersifat narasi dan bentuk penyajian

data yang lain sesuai dengan sifat data itu sendiri.

Mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi. Pada tahap ini diharapkan

peneliti telah mampu menyajikan data berkaitan dengan

upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Page 37: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

21

Shiddiqiyah dalam membimbing santri berkebutuhan

khusus di Desa Dadapan Sedan Rembang.

c) Verification atau penarikan kesimpulan ini dilakukan

setelah penyajian data. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

kredible (Sugiyono, 2014:252). Sehingga peneliti dapat

lebih jelas menjawab rumusan penilitian dengan judul

Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah dalam Membimbing Santri berkenutuhan

Khusus di Desa Dadapan Sedan Rembang.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara

menyeluruh tentang skripsi ini, maka penulis akan memberikan

sistematika beserta penjelasan secara garis besar. Bahasan skripsi ini

terdiri dari 5 bab, dimana antara satu dimana antara satu dan lainya

berkaitan erat. Adapaun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut.

BAB 1 adalah pendahuluan. Pada bab ini penulis akan

memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

Page 38: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

22

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan. Dalam metode penelitian dijelaskan pula jenis

penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data

BAB II berisi tentang landasan teori yang membahas tentang

bimbingan islam, jenis-jenis berkebutuhan khusus. Adapaun dalam

bab II ini pembahasanya dibagi menjadi 2 sub bab, sub bab yang

pertama membahas tentang bimbingan islam. Sedangkan sub bab

yang kedua membahas tentang jenis-jenis berekebutuhan khusus.

BAB III bagian ini menjelaskan tetang gambaran umum

lokasi penelitian, sejarah lokasi penelitian, letak geografis, sarana

prasarana, struktur organisasi, dan bnetuk bimbingan pada santri

berkebutuhan khusus di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah.

BAB IV Berisi tentang analisi hasil penelitian yang mana

terdiri dari dua sub bab, yaitu yang pertama analisi upaya pondok

dalam membimbing santri di Desa Dadapan Sedan Rembang, sub bab

yang kedua tentang jenis_jenis santri berkebutuhan khusus di Desa

Dadapan Sedan Rembang.

BAB V Bab ini merupakan penutup. Pada bab ini penulis

akan menyimpulkan hasil penulisan, memberikan saran kata penutup.

Kesimpulan memuat sebuah jawaban terhadap rumusan masalah dari

semua temuan dalam penelitian, karenanya kesimpulan ini

diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pemaknaan kepada

Page 39: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

23

pembaca untuk memahami kehidupan santri berkebutuhan khusus

beserta uapya pondok dalam membimbing santri berkebutuhan

khusus di Desa Dadapan Sedan Rembang.

Page 40: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

24

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Bimbingan Islam

1. Pengertian bimbingan Islam

Istilah bimbingan dalam kamus bahasa Inggris Guidance

dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut:

menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading).

Kalau istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang

selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua

pengertian yang agak mendasar, yaitu:

a) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang

dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau

memberitahukan sesuatau sambil memberikan nasihat.

b) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin

hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin

perlu diketahui oleh kedua belah pihak ( Sri Hastuti dan

Winkel, 2004: 27).

Pendapat lain mengatakan bahwa bimbingan terutama

memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah Menurut

laporan dalam buku Shertzer dan Stone, Fundamentals of

Guidance (1981), sejumlah mahasiswa telah berhasil

menemukan lebih dari 100 definisi tentang Guidance dalam

literatur profesional di Amerika Serikat. Beberapa definisi kerap

sekali mencerminkan pandangan pribadi dengan menekankan

Page 41: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

25

unsur-unsur tertentu, meskipun juga terdapat tumpang tindih

diantara definisi itu. Terdapat banyak variasi dalam memberikan

definisi mengenai Bimbingan, apalagi definisi-definisi kerap

bertumpu pada sumber-sumber literatur di Amerika Serikat.

Adapun menurut beberapa ahli, definisi bimbingan adalah

sebagai berikut:

Menurut Moegiadi dalam Hastuti dan Winkel (2004:29),

bimbingan dapat berarti (1) suatu usaha untuk melengkapi

individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang

dirinya sendiri; (2) suatu cara pemberian pertolongan atau

bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan

secara efesien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk

perkembangan pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada

individu-individu, agar mereka dapat menentukan pilihan,

menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang

realistis , sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan

memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka hidup; (4)

suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada

individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan

pemahaman tentang dirinya sendiri; menghubungkan

pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan.

Menurut Rochman Natawidjaja (1981), Bimbingan adalah

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan

secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

Page 42: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

26

memahami dirinya, sehingga ia juga sanggup mengarahkan diri

dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat

mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan

sumbangan yang berarti ( Sri Hastuti dan Winkel, 2004: 29).

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:99)

mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang

atau beberapa orang individu, remaja, maupun dewasa agar

orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku (Febrini Deni, 2011: 6).

Peneliti akan mengambil fokus dalam bimbingan Islam.

Bimbingan islam merupakan proses pemberian bantuan terhadap

individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan Allah,

sehingga dapat mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat (

Faqih Aunur Rahim, 2011: 4).

Menurut Arifin bimbingan Islam adalah segala kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan

bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan

rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu

mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan

diri terhadap kekuasaan Tuhan Ynag Maha Esa, sehingga timbul

Page 43: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

27

dalam diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup

dimasa sekarang dan masa depanya (Arifin, 1979:25).

Bimbingan Islam merupakan usaha memberikan bantuan

seseorang atau sekelompok orang-orang yang sedang mengalami

kesulitan lahir batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya

dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan

membangkitkan kekuatan getaran batin/iman dalam dirinya

untuk mendorongnya mengatasi masalah yang dihadapinya

(Mubasyaroh, 2014: 129).

Berdasarkan penjabaranpengertian bimbingan Islam dari

beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan Islam

adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu atau

seseorang yang sedang mengalami kesulitan, dan membantu

individu untuk menyelesaikan masalah serta menyikapi

permasalahan sesuai tuntutan agama dan mewujudkan individu

sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia

dan akhirat.

2. Fungsi Bimbingan Islam

Fungsi atau kegiatan bimbingan Islam lazimnya seperti

telah disebutkan dimuka, disebut-sebut pada ahli bukan hanya

yang bersifat preventif dan kuratif atau korektif saja, melainkan

sebagai berikut :

a) Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah

timbulnya masalah pada seseorang.

Page 44: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

28

b) Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau

menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang.

c) Fungsi developmental, yakni memelihara agar keadaan yang

telah baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan

mengembangkan keadaan yang sudah baik itu menjadi lebih

baik.

d) Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga agar

situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung

masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu

bertahan lama.

Namun demikian, gambaran seperti dilukiskan dalam

gambar dimuka dipandang telah mencerminkan semua fungsi

tersebut, sebab fungsi preventif dan developmental sebenarnya

fungsi preventif juga, hanya sasaranya berbeda, dalam hal ini

preventif dan developmental ditujukan pada individu yang telah

pernah mengalami masalah dan memecahkanya.

Bimbingan tidak sama dengan pendidikan, walaupun

peendidikan sering disebut juga sebagai bimbingan. Bimbingan

merupakan bagian saja dari pendidikan. Pendidikan lebih luas

cakupnya dibandingkan dengan bimbingan. Bimbingan sendiri

di definisikan orang bermacam-macam, ada yang sedemikian itu

singkat rumusnya, ada pula yang amat panjang dengan merinci

berbagai aspek yang terkandung dalam proses atau kegiatan

(Faqih, 2001: 3).

Page 45: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

29

3. Tujuan Bimbingan Islam

Secara garis besar, tujuan bimbingan Islam dapat dibagi

menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan

umum bimbingan islam adalah untuk membantu individu

mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Tujuan Khusus bimbingan Islam:

a) Agar hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai

dengan kodratnya yang ditentukan oleh Allah; sesuai dengan

sunnatullah; sesuai dengan hakikatnya sebagai mahkluk

allah;

b) Agar hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai

dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rosul-

Nya (ajaran islam);

c) Agar hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah

berrati menyadari eksistensi diri sebgai mahkluk Allah yang

diciptakan Allah untuk mengabdi kepada Nya. Mengabdi

dalam arti seluas-luasnya.

Dengan menyadari eksistensinya sebagai mahkluk Allah

yang demikian itu, berarti yang bersangkutan dalam hidupanya

akan berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan dan petunjuk

Allah, dengan hidup serupa itu maka akan tercapailah kehidupan

yang bahagia di dunia maupun di akhirat, yang menjadi idam-

idaman setiap muslim, melalui doa “Rabbana atina fid-dunya

Page 46: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

30

hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina ‘adzaban-nar” (Ya

Tuhan kami, karunialah pada kami kehidupan di dunia yang

baik, dan kehidupan di akhirat yang baik pula, dan jauhkanlah

kami dari siksa api neraka) (Faqih, 2001: 4).

4. Metode Bimbingan

a) Metode Langsung

Metode langsung (metode komunikasi langsung)

adalah metode dimana pembimbing melakukan komunikasi

langsung (beratap muka) dengan orang yang dibimbingnya.

Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:

1) Metode individual

Pembimbing dalam hal ini melakukan

komunikasi langsung secara individual dengan pihak

yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

mempergunakan teknik:

(a) Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan

dialog langsung tatap muka dengan pihak yang

dibimbing.

(b) Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing

jabatan, melakukan percakapan individual sekaligus

mengamati kerja klien dan lingkungannya.

(c) Kunjungan ke rumah (home visit), yakni

pembimbing mengadakan dialog dengan klienya

Page 47: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

31

tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk

mengamati keadaan rumah klien dan lingkunganya.

2) Metode kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung

dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan

dengan teknik-teknik

(a) Diskusi kelompok, yakni pembimbing

melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan

diskusi dengan/bersama kelompok klien yang

mempunyai masalah yang sama.

(b) Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang

dilaksanakan secara langsung dengan

mempergunakan ajang karyawisata sebagai

forumnya.

(c) Sosiodrama, yakni bimbingan yang dilakukan

dengan cara bermain peran untuk memecahkan atau

mencegah timbulnya masalah (psikologis).

(d) Psikodrama, yakni bimbigan yang dilakukan dengan

cara bermain peran untuk memecahkan atau

mencegah timbulnya masalah (psikologis).

(e) Group teacing, yakni pemberian bimbingan dengan

memberikan materi bimbingan tertentu (ceramah)

kepada kelompok yang telah disiapkan.

Page 48: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

32

b) Metode tidak langsung

Metode bimbingan yang dilakukan melalui media

komunkasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok, bahkan massal.

1) Metode individual

(a) Melalui surat menyurat.

(b) Melalui telfon dsb.

2) Metode kelompok/ massal

(a) Melalui papan bimbingan.

(b) Melalui surat kabar.

(c) Melalui brosur.

(d) Melalui radio.

(e) Melalui televisi

Metode dan teknik mana yang dipergunakan dalam

melaksanakan bimbingan tergantung pada

(1) Masalah atau problem yang harus dihadapi

(2) Tujuan penggarapan masalah

(3) Keadaan yang dibimbing

(4) Kemampuan pembimbing dalam mempergunakan

metode

(5) Sarana dan prasarana yang strategis

(6) Kondisi dan situasi lingkungan sekitar

(7) Organisasi dan administrasi layanan bimbingan

(FaqihAunur Rahim, 2001: 54-55).

Page 49: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

33

5. Unsur-unsur Bimbingan Islam

Pelaksanaan bimbingan Islam membutuhkan unsur-unsur

untuk mendukung berjalannya kegiatan bimbingan yang

dilakukan. Unsur yang pertama yaitu pembimbing, pembimbing

merupakan seseorang yang mempunyai wewenang untuk

memberikan bimbingan kepada orang lain yang sedang

menghadapi kesulitan atau masalah, yang tidak bisa diatasi tanpa

bantuan orang lain. Unsur yang kedua yaitu seseorang yang

membutuhkan perhatian sehubungan dengan masalah yang

dihadapi dan membutuhkan pihak lain untuk memecahkannya

yang disebut sebagai terbimbing.

Menurut Musnamar, syarat menjadi konselor antara lain:

kemampuan profesional, sifat kepribadian yang baik,

kemampuan kemasyarakatan (Ukhuwah Islamiyah) dan

ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Musnamar,

1992: 34). Seorang pembimbing pada hakikatnya harus

mempunyai kemampuan untuk melakukan bimbingan, dengan

disertai memiliki kepribadian dan tanggungjawab, serta

mempunyai pengetahuan yang luas tentang Ilmu Agama dan

Ilmu-ilmu yang lain, agar dapat menunjang keberhasilan

bimbingan dan konseling. Persyaratan seorang pembimbing juga

tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Imron: 159

Page 50: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

34

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku

lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap

keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri

dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah

dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Departemen

Agama RI, 2004: 71)

6. Asas-asas Bimbingan Islam

Penyelenggara layanan bimbingan selalu mengacu pada

asas-asas bimbingan yang diterapkan dalam penyelenggaraan

dan berlandaskan pada Al-Quran dan hadist atau sunnah Nabi.

Berdasarkan landasan-landasan tersebut dijabarkan asas-asas

pelaksanaan bimbingan Islam sebagai berikut:

a) Asas kebahagiaan dunia akhirat

Kebahagiaan di dunia , bagi seorang musli, hanya

merupakan kebahagiaan yang sifatnya sementara,

kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama. Sebab

kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan abadi, dan bagi

semua manusia jika kehidupan akhiratnya selalu mengingat

Page 51: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

35

Allah maka kebahagiaan akhiratnya akan tercapai. Oleh

karena itulah maka islam mengajarkan hidup dalam

keseimbangan, keselarasan antara kehidupan dunia dan

akhirat ( faqih, 2011: 22). Seperti firman Allah dalam

Qur’an surat Ar-Ra’ad: 28-29

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,

Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram. Orang-orang yang beriman dan beramal

saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali

yang baik.” (Departemen Agama, 2004: 252-253)

b) Asas fitrah

Manusia menurut islam dilahirkan dalam atau

dengan membawa fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi

bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama

islam. Bimbingan membantu untuk mengenal dan

memahami fitrahnya manakala pernah tersesat sehingga

akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat karena bertingkah sesuai dengan fitrahnya (faqih,

2011: 23-24). Allah berfirman dalam QS. Ar-Rum: 30

Page 52: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

36

“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada

suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa

umat sebelumnya, supaya kamu membacakan

kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan

kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan

Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku

tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku

bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat".

c) Asas lillahi ta’ala

Bimbingan Islam diselenggarakan semata-mata

karena Allah. Berarti pembimbing melakukan tugasnya

dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih. Sementara yang di

bimbing menerima atau meminta bimbingan dengan ikhlas

dan rela. Semuanya yang dilakukan untuk mengabdi pada

Allah SWT. Sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai

mahkluk Allah SWT (faqih, 2011: 24-25). Allah berfirman

dalam Qur’an surat Al-An’am: 162

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku,

ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,

Tuhan semesta alam.” (Departeman Agama RI,

2004: 150)

Page 53: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

37

d) Asas bimbingan seumur hidup

Dalam kehidupan manusia kan menjumpai berbagai

kesulitan dan kesusahan, oleh karena itulah maka bimbingan

islam diperlukan selama hayat masih dikandung badan.

Bimbingan ini, selain dilihat dari kenyataan hidup, dapat

pula dilihat dari sudut pendidikan, bimbingan merupakan

bagian dari pendidikan. Pendidikan sendiri berdasarkan

pendidikan seumur hidup, karena belajar menurut islam

wajib dilakukan oleh semua orang islam tanpa membedakan

usia (Faqih, 2011:25).

e) Asas kesatuan jasmaniah-rohaniah

Manusia itu dalam hidupnya di dunia merupakan

satu kesatuan jasmaniah rohaniah. Bimbingan islam

memperlakukan orang yang di bimbing sebagai makhluk

jasmaniah rohaniah, tidak memandang sebagai makhluk

biologis semata. Bimbingan islam membantu individu untuk

hidup dalam keseimbangan jasmaniah rohaniah (Faqih,

2011: 26).

f) Asas kemajuan individu

Bibingan islam memandang seorang individu

merupakan individu yang mempunyai hak, mempunyai

perbedaan dari yang lain dan mempunyai kemerdekaan

pribadi (Faqih, 2011: 28). Mengenai perbedaan individual

bisa dilihat dari Al-Qur’an Surat. Al-Qomar: 49

Page 54: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

38

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu

menurut ukuran.” (Departemen Agama RI, 2004:

528).

g) Asas sosialitas manusia

Sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan

hak individu dalam bimbingan islam. Manusia merupakan

mahkluk sosial hal ini dapat diperhatikan dalam bimbingan

islam. Pergaulan, cinta, kasih, rasa aman, penghargaan

terhadap diri sendiri, orang lain dapat memiliki dan dimiliki

(Faqih, 2011: 29).

h) Asas kekhilafah manusia

Manusia menurut Islam diberi keudukan yang tinggi

sekaligus tanggungjawab yang besar yaitu sebagai pengelola

alam semesta (khalifatullah fil ard). Kata lain, manusia

dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam

sekitar sebaik-baiknya. Kedudukan manusia sebagai khalifah

itu dalam keseimbangan dengan kedudukannya sebagai

makhluk Allah yang harus mengabdi pada-Nya. Jika

memiliki kedudukan tidak akan memperturutkan hawa nafsu

belaka (Faqih, 2001: 30-31).

i) Asas keselarasan dan keadilan

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan,

keseimbangan, keserasian dalam segala hal. Islam

menghendaki mannusia berlaku adil terhadap hak dirinya

Page 55: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

39

sendiri, hak orang lain, hak alam semesta dan juga hak

Tuhan (Faqih, 2001: 32).

j) Asas pembinaan akhlaqul karimah

Manusia menurut pandangan Islam, memiliki sifat-

sifat yang baik (mulia). Sifat yang baik merupakan sifat

yang dikembangkan oleh bimbingan Islam. Bimbingan Islam

membantu orang yang dibimbing, memelihara,

mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang sejalan

dengan tugas dan fungsi Rasulullah SAW (Faqih, 2001: 32).

k) Asas kasih sayang

Setiap manusia memerlukan cinta dan rasa sayang

dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan

dan menundukkan banyak hal. Bimbingan Islam dilakukan

dengan berlandaskan kasih dan sayang, sebab hanya dengan

kasih sayanglah bimbingan dan konseling akan berhasil

(Faqih, 2001: 33).

l) Asas saling menghargai dan menghormati

Kedudukan pembimbing dengan yang dibimbing itu

sama sederajat. Namun ada perbedaan yang terletak pada

fungsi yakni pihak satu memberikan bantuan dan yang satu

menerima, hubungan antara pembimbing dengan terbimbing

merupakan hubungan saling menghormati sesuai dengan

kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah.

Pembimbing diberi kehormatan oleh yang terbimbing karena

Page 56: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

40

dirinya dianggap mampu memberikan bantuan mengatasi

masalahnya. Sementara yang terbimbing diberi kehormatan

atau dihargai oleh pembimbing dengan cara dia bersedia

untuk diberikan bantuan atau dibimbing seperti kasus yang

relatif sederhana (Faqih, 2001: 33).

m) Asas musyawarah

Bimbingan Islam dilakukan dengan asas

musyawarah. Maksudnya antara pembimbing dengan orang

yang terbimbing terjadi dialog yang baik, tidak ada

pemaksaan, tidak ada perasaan tertekan, semua ini berjalan

baik. Pembimbing bersikap lembut dan sopan kepada yang

di bimbing (Faqih, 2001: 35).

n) Asas keahlian

Bimbingan Islam dilakukan oleh orang-orang yang

memang memiliki kemampuan dan keahlian dalam

metodologi dan teknik-teknik dan konseling,maupun dalam

bidang yang menjadi permasalahan (objek/materi)

bimbingan (Faqih, 2001: 22-35).

7. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Islam

Berdasarkan pendapat dari para ahli, penulis

menyimpulkan bentuk-bentuk layanan yang ada dalam

bimbingan Islam antara lain:

Page 57: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

41

Layanan Orientasi

yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan orang

yang dibimbing memahami lingkungannya yang baru

dimasukinya. Layanan orientasi ini ditujukan kepada seseorang

atau anak yang baru masuk ke sebuah lingkungan yang baru

guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri anak

terhadap lingkungan barunya (Amin, 2010: 287).

Layanan informasi

yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan klien

menerima dan memahami berbagai informasi. Layanan ini

bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai hal yang

berguna untuk dirinya. Pemahaman yang diperoleh melalui

layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam

meningkatkan kegiatan dan mengaambil keputusan (Amin,

2010: 287).

Layanan penempatan dan penyaluran

yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan orang

yang di bombing memperoleh penempatan dan penyaluran yang

tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi

pribadi. Beberapa hal yang menyebabkan potensi, bakat dan

minat yang tidak tersalurkan secara tepat akan mengakibatkan

orag yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal

(Amin, 2010: 288-289).

Page 58: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

42

Layanan pembelajaran

yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan orang

yang di bimbing mengembangkan diri dengan sikap dan

kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran ini

dimaksudkan untuk memungkinkan orang yang terbimbing

memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik,

mengembangkan keterampilan, serta tuntutan kemampuannya

yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan optimal

dirinya (Amin, 2010: 289).

Layanan konseling perorangan

layanan bimbingan yang memungkinkan orang yang di

bimbing mendapat layanan langsung tatap muka secara

perorangan dengan pembimbinga dalam rangka pembasahan dan

pengentasan permasalahan pribadi yang dialaminya (Amin,

2010: 289-290).

Layanan bimbingan kelompok

layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah

orang yang di bimbing secara bersama-sama melalui dinamika

kelompok memperoleh berbagai bahan dari berbagai narasumber

tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan

tertentu guna menunjang pemahaman kehidupannya sehari-hari

ayau perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari (Amin,

2010: 290).

Page 59: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

43

Layanan konseling kelompok

layanan bimbingan yang memungkinkan orang yang di

bimbing memperoleh kesempatan untuk membahas dan

mengentaskan permasalahan yang di alaminya melalui dinaika

kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi

yang dialami masing-masing anggota kelompok (Amin, 2010:

287-291).

Berdasarkan beberapa layanan bimbingan di atas, agar

termasuk dalam layanan berbasis Islam, pada setiap

pelayanannya bisa diberlakukan oleh pembimbing ajakan,

arahan atau bimbingan yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pembimbing bisa menggunakan ayat-ayat atau hadits Nabi untuk

lebih bisa meyakinkan orang-orang yang di bimbing.

B. Autis

1. Pengertian Autis

Kata autisme berasal dari kata yunani, autos yang berarti

“self”. Istilah ini digunakan pertama kali pada tahun 1906 oleh

skiater Swiss, Eugen Bleuler, untuk meruju pada gaya berfikir

yang aneh pada penderita skizofrenia ( autisme adalah salah satu

dari “ 4A” Bleurel). Autisme atau autism), atau gangguan

autistik, adalah salah satu gangguan masa kanak-kanak yang

paling berat, ditandai dengan defisit pervasif pada kemampuan

berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, dan dengan

rentan minat dan aktifitas yang terbatas. Gangguan

Page 60: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

44

perkembangan pervasif yang ditandai dengan kegagalan untuk

berhubungan dengan orang lain, terbatasnya kemampuan bahasa,

perilaku motorik yang terganggu, gangguan intelektual dan tidak

menyukai perubahan dalam lingkungan (Jeffrey S. Nevit dkk,

2013: 145).

Menurut Artha kusuma Gregorius Hendita dkk, Autis

adalah adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang

ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam

bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi

sosial. Autis berasal dari kata auto yang berarti sendiri,

penyandang autis seakan akan hidup di dunia sendiri. Dahulu

dikatan autis merupakan kelainan seumur hidup, tetapi ini

ternyata autisme, masa kanak2 ini dapat dikoreksi. Tatalaksana

koreksi harus dilakukan pada usia sedini mungkin sebaiknya

jangan melebihi usia 5 thn karena diatas usia ini perkembangan

otak anak akan sangat melambat. Usia paling ideal 2-3 thn,

karena pada usia ini perkembangan otak anak berada pada tahap

paling cepat (Artha kusuma Gregorius Hendita dkk,2012: 29-

31).

Autisme bisa ditemukan pada anak dengan berbagai

kemampuan, ada yang memiliki tingkat intelegensi di atas rata-

rata, ada pula yang mengalami kesulitan untuk belajar sesuatu.

Anak-anak penderita autisme pasti mengalami kesulitan belajar.

Page 61: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

45

Tetapi, tidak mudah menilai kemampuan intelegensi anak-anak

semacam ini. (Phil Cristie, dkk., 2011: 8).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang

ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam

bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi

sosial.

2. Ciri-ciri Autis

Ciri-ciri autis antara lain

a) Kesendirian yang amat sangat

b) Masalah dalam bahasa, komunikasi, dan prilaku ritualistik

atau setereotip. Anak dapat pula tidak bicara, atau bila

terdapat keterampilan berbahasa, biasanya digunakan secara

tidak lazim seperti dalam ekolalia (mengulang kembali apa

yang di dengar dengan nada suara tinggi dan monoton);

penggunaan kata ganti orang secara terbalik

(menggunakan”km” atau” dia”, bukan”saya”);

menggunakan kata-kata yang hanya mengerti artinya oleh

mereka yang kenal dekat dengan si anak; dan

kecenderungan untuk meninggikan nada suara diakhir

kalimat, seolah-olah mengajukan pertanyaan.

c) Dalam komunikasi non verbal, anak autis tidak dapat

melakukan kontak mata atau menunjukan ekspresi wajah

Page 62: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

46

d) Gerakan setereotip berulang yang tidak memiliki tujuan,

seperti berulang-ulang memutar benda, mengepakan tangan,

berayun ke depan dan ke belakang dengan lengan memeluk

kaki.

e) Anak autis menyakiti diri sendiri, bahkan saat mereka

berteriak kesakitan mereka membenturkan kepala

menampar wajah, menggigit tangan dan pundak atau

menjambak rambut mereka.

f) Mereka dapat menjadi tantrum atau merasa panik secara

tiba-tiba.

g) Menolak perubahan pada lingkungan. Bila ada objek-objek

yang dikenal dan digeser dari tempatnya, walaupun sedikit,

anak autis dapat menjadi tantrum atau menangis terus

menerus sampai objek tersebut dikembalikan pada

tempatnya. (Jeffrey S. Nevit dkk, 2013: 146).

C. Hiperaktif

1. Pengertian hiperaktif

Anak hiperaktif merupakan adanya suatu pola perilaku

pada seorang yang menunjukan sikap tidak bisa diam, tidak

terkendali, tidak hiperaktif, tidak menaruh perhatian dan

inpulsif ( bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu

bergerak dan tidak pernah merasakan asiknya permainan,

dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke

fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari

Page 63: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

47

sesuatu yang menarik dan mengasikan namun tidak kunjung

datang. Hiperaktif juga mengacu pada ketiadaanya

pengendalian diri, contohnya dalam mengambil keputusan atau

kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat terkena hukuman

atau mengalami kecelakaan. (Khasanah Hidayatul dkk, 2016:

24).

Aktivitas dan kegelisahan pada anak ADHD

menghambat kemampuan mereka untuk berfungsi di sekolah.

Meraka tampak tidak duduk dengan tenang. Mereka gelisah dan

bergerak-gerak di kursi, meengganggu kegiatan anak-anak lain,

mudah marah dan dapat melakukan perilaku yang berbahaya

seperti berlari ke jalan tanpa melihat. Yang jelas mereka

membuat orangtua dan guru merasa tidak berdaya.,sebagian

besar anak, khususnya laki-laki, sangatlah aktif pada usia awal

sekolah. Ada perbedaan kualitas antara overaktivitas yang

normal dengan ADHD. Anak-anak overaktif yang normal

biasanya diarahkan oleh suatu tujuan dan dapat mengontrol

perilaku mereka. Namun anak-anak dengan ADHD tampak

hiperaktif tanpa alasan dan terlihat tidak bisa menyesuaikan

perilaku mereka terhadap tuntutan guru dan orangtua. Dengan

kata lain : anak-anak bisa duduk tenang dan berkonsentrasi

sejenak bila mereka menginginkannya; sedangkan anak-anak

yang hiperaktif tidak bisa.

Page 64: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

48

Penyebab ADHD adalah adanya pengaruh faktor

biologis dan lingkungan. Menurut Bradley & Golden (2001)

faktor genetis memberikan sumbangan yang cukup besar pada

ADHD. Faktor lingkunagn dan interaksi genetik-lingkungan

juga menjadi faktor penyebab ADHD. Menurut Barkley salah

satu penyebab yang menonjol dari ADHD adalah kurang

aktifnya otak bagian depan dari kortek otak besarbagian otak

yang bertanggung jawab untuk menghambat impuls-impuls dan

mempertahankan self-control (Jeffrey S. Nevid, 2003: 160-

162).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hiperaktif adalah adanya

suatu pola perilaku pada seorang yang menunjukan sikap tidak

bisa diam, tidak terkendali, tidak hiperaktif, tidak menaruh

perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya).

2. Ciri-ciri hiperaktif

Menurut Jeffrey, dkk ciri-ciri anak hiperaktif antar lain:

a) Kurangnya perhatian; gagal memperhatian detail atau

melakukan kecerobohan dalam tugas sekolah, dan lainnya

kesulitan mempertahankan perhatian di sekolah atau saat

bermain tampak tidak memperhatikan apa yang dikatakan

orang lain, tidak bisa mengikuti instruksi atau

menyelesaikan tugas, mudah teralihkan perhatiaannya,

sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 65: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

49

b) Hiperaktivitas; tangan atau kaki bergerak gelisah atau

menggeliat-geliat di kursi, meninggalkan kursi pada situasi

belajar yang menuntut duduk tenang, berlarian atau

memanjat benda-benda secara terus-menurut, kesulitan

untuk bermain dengan tenang.

c) Impulsivitas; sering berteriak di kelas, tidak bisa menunggu

giliran dalam antrean, permainan, dan sebagainya. (Jeffrey

S. Nevid, dkk., 2003: 161)

Page 66: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

50

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

DAN HASIL PENELITIAN

A. Sejarah singkat pondok pesantren Roudlotun Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah

Berdirinya pondok pesantren Roudlotun Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah ini di dasari atas keadaan lingkungan dimana anak-anak

masih banyak yang membutuhkan perhatian. Tekad ini akhirnya

membuatkan hasil dengan terbukti Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Shiddiqiyah sekarang sudah mempunyai ratusan santri.

Muhammad Abadi selaku pendiri dan pengasuh Pondok

Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah menceritakan bahwa

pondok pesantren ini mulai dirintis sejak tahun 2004 dan baru

mendapatkan akte dari pemerintah tahun 2005. Hingga sampai saat

ini Pondok Pesantren tersebut sudah memiliki lebih dari 100 santri.

Mereka ada yang tinggal dipondok pesantren dan ada yang

merupakan anak-anak sekitar yang ikut belajar. Dari jumlah santri

tersebut, ada diantaranya santri yang mengalami gangguan khusus (

Autis, hiperaktif).

Muhammad Abadi mengatakan, tujuan didirikanya pondok

peantren ini yaitu untuk mencerdaskan dan meningkatkan martabat

kehidupan bangsa dalam bidang keagamaan, pendidikan dan sosial.

Menurutnya sejauh ini masih banyak anak-anak yang belum

terpenuhi haknya dengan berbagai latar belakang mereka.

Keistimewaan atau hal yang membedakan pondok pesantren

Page 67: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

51

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah dengan pondok pesantren yang

lain adalah bahwa pondok pesantren ini menerima anak-anak

berkebutuhan khusus, seperti autis dan hiperaktif. Sejauh ini pondok

tersebut berhasil menyembuhkan santri yang berkebutuhan khusus

(wawancara dengan Bapak Muhammad Abadi tanggal 15 januari

2019).

Terkait masalah operasional, sejak mendapatkan surat ijin

operasional (SIOP) tahun 2010 masalah tersebut bisa sedikit teratasi.

Pondok pesantren ini sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah

namun sebatas bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus (autis,

hiperaktif) (wawancara dengan Bapak Muhammad Abadi tanggal 15

januari 2019).

B. Letak Geografis

Pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

terletak di Desa Dadapan RT 01 RW 02 kecamatan Sedan Kabupaten

Rembang. Pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shddiqiyah ini

berhadapan dengan rumah pengasuhnya, dimana bangunan pondok

putra berada di depan bangunan pondok putri. Secara geografis, letak

pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah ini berbatasan

dengan:

1. Wilayah sebelah utara adalah desa Siwalasukun

2. Wilayah sebelah timur adalah desa macanireng

3. Wilayah sebelah selatan adalah desa ngemplak

4. Wilayah sebelah barat adalah desa ngroto.

Page 68: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

52

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah

Adapaun Visi dan Misi Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in

Ash Shiddqiyah adalah sebagai berikut:

Visi: Terciptanya generasi yang beriman, bertaqwa, terampil,

kreatif, terarah, dan berakhlakul karimah.

Misi:

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam bidang

keagamaan, sosial, lingkungan hidup dan kesehatan

2. Menggalang dan menggerakkan potensi anak-anak dalam

mewujudkan wadah pelayanan dibidang keagamaan, sosial,

kesehatan dan lingkungan hidup

3. Meningkatkan kualitas sumber daya insani, khususnya generasi

muda dalam membangun bangsa dan negara

4. Menjalani kerjasama dengan instansi-instansi terkait, organisasi

dan lembaga dalam dan luar negri dalam melaksanakan program-

programnya.

D. Data Kyai Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah

Kiai merupakan sosok yang memainkan peranan yang begitu

sentral dalam dunia pesantren. Keberadaan seorang kiai dalam

lingkungan pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia.

Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah

pesantren, kiai mengatur irama perkembangan dan kelangsungan

Page 69: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

53

kehidupan suatu pesantren dengan keahlian, kedalaman ilmu,

karismatik dan keterampilan.

Kiai dapat juga dikatan tokoh non formal yang ucapan-

ucapan dan seluruh perilakunya akan dicontoh oleh komunitas

disekitarnya. Kiai berfungsi sebagai sosok model atau teladan yang

baik tidak saja bagi santrinya tetapi juga bagi seluruh komunitas

disekitar pesantren. Kewibawaan kiai dan kedalaman ilmunya adalah

modal utama bagi berlangsungnya semua wewenang yang dijalankan.

Ia dikenal sebagai tokoh kunci, kata-kata dan keputusanya dipegang

teguh oleh mereka terutama oleh para santri.

Para kiai atau ustadz dipondok pesantren ini sebagian besar

bermukim disekitar pondok pesantren tersebut. Selain mengajar di

pondok pesantren, para kiai atau ustadz dalam memenuhi kebutuhan

ekonomi mempunyai profesi bermacam-macam.

Tabel.1

Data Ustadz dan Ustadzah Mengajar di Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah:

No Nama Tanggal Lahir Pekerjaan

1 Muhammad Abdi 28 November 1978 Wiraswasta

2 Nur Hidayat 31 Juli 1985 Wiraswasta

3 Watini 01 Maret 1984 Wiraswasta

4 Munifah 02 Agustus 1975 Wiraswasta

5 Mahmudi 23 Maret 1987 Wiraswasta

6 Aniyatus Sholihah 31 Juli 1987 Wiraswasta

7 Faidhotul Istianah 26 Juni 1986 Wiraswasta

Page 70: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

54

8 M. Nandi 20 Agustus 1984 Wiraswasta

9 Qaimatul Arifah 11 Agustus 1984 Wiraswasta

10 Ali Shodiqin 25 Februari 1979 Wiraswasta

E. Data Santri Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah

Santri pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

tidak hanya berasal dari daerah sekitar tetapi juga berasal dari

berbagai daerah yaitu seperti tegal, lampung, palembang, jawa timur,

kalimantan, malaysia bahkan ada pula yang berasal dari papua.

Mereka datang dengan latar belakang yang bermacam-macam, mulai

dari santri yang mempunyai gangguan khusus, anak terlantar. Ada

hasil temuan dari aparat kepolisian, dari dinas sosial maupun kiriman

warga sekitar.

Latar belakang pendidikan santri hampir 60% mereka

bertempat tinggal di pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in

AshShiddiqiyah dan mereka juga masih belajar di sekolah-sekolah

disekitar pondok pesantren yang masih dalam lingkup kabupaten

Rembang, diantaranya adalah:

1. SD Negeri 1 Dadapan Sedan Rembang

2. MTS Gandrirojo Sedan Rembang

3. SMP N 1 Sedan Rembang

4. MA YSPIS Gandrirojo Sedan Rembang

Page 71: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

55

Tabel.2

Data Santri Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

Daerah Jenis Kelamin Jumlah

Putra Putri

Rembang 67 40 107

Tuban 7 2 9

Brebes 7 1 8

Magelang 1 - 1

Ngawi 1 - 1

Jakarta 1 - 1

Bata 2 - 2

Demak 1 - 1

Jepara 1 - 1

Kalimantan 1 - 1

Malaysia 1 - 1

Palembang 1 - 1

Kudus 1 - 1

Semarang - 3 3

Blora 3 1 4

Ponorogo 2 - 2

Papua 1 - 1

Tegal 1 - 1

Lampung 1 - 1

Solo 1 - 1

Page 72: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

56

Tabel.3

Data Santri Autis di Pondok Pesantren

Roudlotun Nasyi’in Ash-Shidiqiyyah No Nama Santri Tanggal lahir Nama

orang tua

Alamat

1 Muhammad

Naufal Arif

14 Agustus

2004

Maslikah-

Ali Afandi

Gandriro

jo

2 Muhammad

Iwan

3 Aditya Putra

Nugraha

01 Agustus

2003

Slamet Adi

Yuwono-Sri

Widrati

Kabonga

n Kidul

4 Kamad 20 Maret 2001 Sajad-

Jannah

Dadapan

5 Muhammad

Bayu Aji

Batam

6 Muhammad

Abdul Rozak

01 Mei 2007 Hendro

Purnomo

Semaran

g

7 Muhammad

Ricky Sanjaya

21 Agustus

2006

Rahmadi Rembang

8 Muhammad

Sharil

Nor Nisah Malaysia

9 Nur Hamid 17 Desember

2000

Mudiyono-

Surini

Rembang

10 Fajar

Hidayatur

Rohman

30 November

2002

Tohadi-

Mariyatul

Kiptiyah

Kudus

Page 73: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

57

11 Muhammad

Ali

Bandung

12 Teguh

prasetyo

2 juni 2008 Khusen Rembang

Tabel.4

Data Santri Hiperaktif di Pondok Pesantren

Roudlotun Nasyi’in Ash-Shidiqiyyah

No Nama

Santri

Tanggal

lahir

Nama

Orang

Tua

Alamat

1

Andi Riski Surabaya

2 Muhammad

Rosyad

15

agustus

2010

Solkhan Rembang

3 Ahmad

Bahrudin

23 maret

2009

Rahmadi Pati

4

Nur sholeh 6 febuari

2010

Sutejo-

Ngarsinah

Rembang

5 Riza

Aditama

3

desmber

2007

Kundori-

Sutiyah

Rembang

6 Ferdi

Ramadhan

4 agustus

2006

Marjuki Rembang

Page 74: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

58

7

Ahmad

Rarhan

21

november

2005

Soffan

Basori

Rembang

Setiap santri autis dan hiperaktif di Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyi,in Ash-Shiddiqiyah ini mempunyai ciri-ciri yang

berbeda-beda. Berikut uraian profil atau ciri-ciri santri:

Ciri-ciri santri autis:

1. Muhammad Naufal Arif

Ciri-ciri :Tidak mau bergaul dengan orang lain, pola tidur

yang tidak bisa diatur ( tidur sampai larut malam kadang juga

tidak tidur), dang merasa gembira yang berlebihan.

2. Muhammad Iwan

Ciri-ciri: pendiam, berbicara hanya dengan orang-orang

tertentu saja tetapi kalau diajak berbicara dia paham dan

mengerti, berbicaranya kacau sehingga sulit dipahami.

3. Aditya Putra Nugraha

Ciri-ciri: suka melamun yang tidak biasa, selalu terlihat

sedih, pola makan yang tidak biasa, selalau mengajak bersalaman

dengan orang yang asing.

4. Kamad

Ciri-ciri: bisa diajak komunikasi, mau berbicara dengan

siapa saja, emosinya tidak stabil, sedikit-sedikit marah, mudah

tersinggung.

Page 75: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

59

5. Muhammad bayu Aji

Ciri-ciri: sulit diajak komunikasi, sering marah dan suka

berantem.

6. Muhammad Abdul Rozak:

Ciri-ciri: setiap bertemu orang asing diajak salaman,

pendiam.

7. Muhammad Ricky sanjaya

Ciri-ciri: menangis secara tiba-tiba, memiliki emosi yang

berubah-ubah, pendiam, sukar diajak berbicara.

8. Muhammad Sharil

Ciri-ciri: mengabaikan kebersihan dan penampilan,

marah berlebihan, mudah tersinggung, suka melamun yang tidak

biasa.

9. Nur Hamid

Ciri-ciri: sulit konsentrasi, ramah dengan orang lain,

serba malas, kadang merasa gembira berlebihan.

10. Fajar Hidayatur Rahman

Ciri-ciri: memiliki emosi yang berubah-ubah marah

berlebihan, sukar diajak bicara, kadang bicaranya kacau sehingga

sulit dipahami.

11. Muhammad Ali

Ciri-ciri: sering bicara senidiri, bernyanyi sendiri, tertawa

sendiri kadang mengamuk berelebihan sampai merusak sarana

prasarana pondok.

Page 76: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

60

12. Teguh Prasetyo

Ciri-ciri: suka melamun sendiri, kadang juga sering

marah dan berantem.

Ciri-ciri santri hiperaktif:

1. Andi Risky

Ciri-ciri: ramah dengan orang, bisa diajak

berkomunikasi, masih ngompol, pola tidur yang tidak biasa, suka

menyembunyikan sandal tamu.

2. Muhammad Rosyard

Ciri-ciri: suka menjahili teman, suka memindahkan

barang yang di sekitar pondok

3. Ahmad Bahrudin

Ciri-ciri: sering memanjat pohon yang ada disekitar

pondok, sering memakai pakain temen yang lain, sering

membuang sampah yang sudah di letakan di tong sampah.

4. Nur Sholeh

Ciri-ciri: suka menggerak-gerakan kakinya, sering

ngomong sendiri, sering mandi sendiri sambil memakai pakaian.

5. Riza Aditama

Ciri-ciri: sering memukul temanya, suka usil dan tidak

pernah bisa diem.

6. Ferdi Ramadhan

Ciri-ciri: suka menggigit-gigit jarinya, merobek-robek

kertas atau buku, susah untuk tidur.

Page 77: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

61

7. Ahmad Farhan

Ciri-ciri: bisa diajak komunikasi, sering ngomong

sendiri, suka mengganti pakaianya terus menerus.

F. Kegiatan santri autis dan hiperaktif

Tabel.5

NO Kegiatan

1 Layanan bimbingan

2 Pembelajaran TPQ

3 Istighosah

4 Taddabur Alam

G. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor yang ikut

menentukan keberhasilan suatau pendidikan dalam pondok pesantren.

Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana sebagai penunjang yang

memadai sesuai dengan kebutuhan pendidikan akan mempermudah

demi tercapainya aktivitas belajar mengajar yang menyenangkan.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dipondok

pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah adalah sebagai

berikut:

1. Gedung Asrama yang meliputi:

a) Gedung asrama putra, terdiri dari 1 kamar anak yang

berukuran luas, 3 kamar dewasa, 1 kamar anak gangguan

khusus yang juga berukuran luas yang keadaanya baik.

Page 78: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

62

b) Gedung asrama putri, terdiri dari 4 kamar, yang masing-

masing mempunyai keadaan yang baik juga.

2. Gedung aula meliputi:

a) Gedung aula untuk santri putri

b) Gedung aula untuk santri putra

3. Perpustakaan

Pondok Pesantren Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

shiddiqiyah mempunyai sebuah perpustakaan khusus tersedia

untuk para santri dalam menambah wawasan pengetauan.

4. Kamar tamu

kamar tamu untuk santri putra maupun putri ada 2 tempat

yang masing-masing dalam keadaan baik.

5. Ruang mengaji

Ruang mengaji ini sekaligus digunakan untuk ruang

belajar dalam keadaan baik terdapat 2 tempat.

6. Papan tulis

Pondok pesantren ini mempunyai 3 papan tulis yang

keadaanya baik.

Dari data diatas dapat peneliti jelaskan bahwa semua sarana

dan prasarana di pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah sudah memadai , seperti halnya setiap kamar yang

dilengkapi dengan kasur dan almari pakaian sehingga lebih terkesan

nyaman dipandang.

Page 79: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

63

H. Tata tertib pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah

Tata tertib adalah hal yang harus ditaati oleh pihak-pihak

yang terlibat di dalamnya. Tata tertib tersebut dibuat agar orang-

orang menjadi bertanggung jawab dan tidak lalai akan tugasnya.

Berikut adalah tata tertib yang ada di pondok pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash Siddiqiyah yaitu sebagai berikut:

Pasal 1: kewajiban-kewajiban

1. Mendaftarkan diri atau didaftarkan orang tua atau yang

mewakilinya

2. Izin pada pengasuh bila ingin keluar pondok

3. Mengikuti pengajian sesuai jam dan jadwal yang ditentukan

4. Mengikuti kegiatan ekstra yang di adakan di pondok

5. Menjaga nama baik atau pristise pondok

6. Menggunakan bahasa kromo inggil

7. Memakai pakaian yang sopan saat kegiatan

8. Mengikuti kegiatan jelang fajar dan sholat dhuha bagi santri

mukim

9. Mengikuti kegiatan jum’at bersih

Pasal 11: Larangan-larangan

1. Berbuat onar di dalam maupun diluar pondok

2. Berbuat gaduh di dalam maupun di luar pondok

3. Naik angkutan di atas bak (manggon duwur)

4. Memanjangkan kuku

Page 80: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

64

5. Keluar tanpa seizin pengasuh

6. Mencuri atau menggosob atau menguasai hak milik orang lain

7. Bicara kotor atau jorok dan piso;uh-pisuh

8. Membawa HP tanpa seizin pengasuh

9. Berada diluar ketika sholat jum’at di masjid

10. Merokok

I. Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

dalam Membimbing Santri Autis dan Hiperaktif

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan bahwa

pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah mempunyai

beberapa bentuk layanan bimbingan khusus untuk santri autis dan

hiperaktif. Sebagai mana telah disebutkan oleh Bapak Nur Hidayat,

beliau memaparkan bahwa:

“Disini ada berbagai macam layanan mas, layanan

konseling, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan

orientasi, layanan pembelajaran, kegiatan itu semua

bertujuan agar santri autis dan hiperaktif bisa sembuh mas,

jadi santri santri diberikan layanan layanan tersebut

mas”(wawancara dengan Bapak Nur Hidayat, 15 Januari

2019)

“Layanan konseling disini, bertujuan agar santri bisa

percaya diri jika berbaur dengan orang lain, tidak merasa

beda. Konseling ini juga berupa nasehat-nasehat yang

bertujuan agar santri lebih baik lagi mas, agar santri bisa

mengenali dirinya dan menggali kemampuan yang ia miliki”

(wawancara dengan Bapak Nur Hidayat, 15 Januari 2019)

“Kalau disini Layanan pembelajaran untuk santri ya itu mas

pembelajaran Taman Pendidikan Al-quran (TPQ)

Page 81: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

65

mengajarkan ngaji untuk santri, agar jika mereka sudah

keluar dari pondok bisa mengamalkannya. Selain mengaji

santr juga diajari membuat ketrampilan tangan mas”

(wawancara dengan bapak Nur Hidayat, 15 Januari 2019)

“Layanan konseling kelompok biasanya diisi permainan

permainan juga mas, kadang ya disi sesi diskusi, pokok e

diselangseling, biar santri tidak bosen mas” (wawancara

dengan Bapak Nur Hidayat, 15 Januari 2019)

Secara lebih terperinci peneliti menanyakan lebih lanjut dari

masing-masing-masing jenis layanan bimbingan yang ada Dipondok

pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

1. Layanan orientasi ini ditujukan kepada seseorang atau santri yang

baru masuk ke sebuah lingkungan yang baru guna memberikan

pemahaman dan penyesuaian diri santri terhadap lingkungan

barunya.

“agar santri bisa memahami lingkungan baru dimasukinya

mas, santri autis dan hiperaktif mungkin awalnya dirumah

bisa main sesukanya, bisa makan sesukanya, manja dengan

orangtua, tapi dipondok ini, mereka harus bisa

menyesuaikan pondok mas.. kebalikan dari semua kebiasaan

santri saat dirumah. Jadi layanan orientasi diberikan agar

mereka nggak kaget atas perubahan lingkungan tersebut

mas, ya itu mas linkungan rumah kepondok.” (wawancara

dengan bapak Nur Hidayat, 15 Januari 2019)

2. layanan konseling perorangan yang memungkinkan santri yang di

bimbing mendapat layanan langsung tatap muka secara

perorangan dengan pembimbing dalam rangka pembasahan dan

pengentasan permasalahan pribadi yang dialaminya. layanan

Page 82: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

66

konseling yang memungkinkan sejumlah santri yang di bimbing

secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh

berbagai bahan dari berbagai narasumber tertentu dan membahas

secara bersama-sama pokok bahasan tertentu guna menunjang

pemahaman kehidupannya sehari-hari atau perkembangannya

dalam kehidupan sehari-hari.

“layanan konseling disini, bertujuan agar santri bisa

percaya diri jika berbaur dengan orang lain, tidak merasa

beda. Konseling ini juga berupa nasehat-nasehat yang

bertujuan agar santri lebih baik lagi mas, agar santri bisa

mengenali dirinya dan menggali kemampuan yang ia

miliki.”

3. Layanan bimbingan kelompok layanan bimbingan yang

memungkinkan santri yang di bimbing memperoleh kesempatan

untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang di

alaminya melalui dinaika kelompok, masalah yang dibahas itu

adalah masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota

kelompok.

“Layanan bimbingan kelompok biasanya diisi permainan

permainan juga mas, kadang ya disi sesi diskusi, pokoknya

diselangseling, biar santri tidak bosen mas agar santri bisa

menyesuakan diri dan berbaur dengan lingkungan.”

4. Layanan pembelajaran ini dimaksudkan untuk memungkinkan

santri yang terbimbing memahami dan mengembangkan sikap

dan kebiasaan yang baik, mengembangkan keterampilan, serta

tuntutan kemampuannya yang berguna dalam kehidupan dan

perkembangan optimal dirinya.

Page 83: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

67

“kalau disini Layanan pembelajaran untuk santri ya itu mas

mengajarkan ngaji untuk santri, agar jika mereka sudah

keluar dari pondok bisa mengamalkannya. Selain mengaji

santr juga diajari membuat ketrampilan tangan mas”

(wawancara dengan Bapak Nur Hidayat, 15 Januari 2019).

5. Layanan pembelajaran di pondok Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah diwujudkan dalam kegiatan:

Mengadakan kegiatan taman pendidikan Al-Quran ( TPQ)

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan bahwa proses

kegiatan belajar mengajar bagi santri autis di pondok pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah sebagai mana telah disebutkan

oleh bapak Muhammad Abadi, beliau memaparkan bahwa:

“ tujuan pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiqqiyah

secara umum adalah menyiapkan anak didik agar menjadi

generasi qur’ani yaitu generasi yang mencintai al-quran,

berkomitmen dengan al-quran serta menjadikan al-quran

sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari.

Sedangkan tujuan utamanya yaitu menididik santri agar

mampu membaca al-quran dengan baik dan benar serta

dapat menulis al-quran”.

Tujuan-tujuan yang dipaparkan oleh bapak Muhammad

Abadi selaku pengurus pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah dalam hal pembelajaran taman pendidikan Al-Quran

(TPQ) bagi santri autis dan hiperaktif agar anak memahami dan

memiliki keterampilan dalam membaca dan menulis huruf-huruf Al-

Quran serta bisa menhafal sebagian surat juzama bahkan semuanya.

Tujuan yang dipaparkan tersebut merupakan tujuan yang hendak

Page 84: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

68

dicapai oleh pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah.

Dengan kata lain tujuan tujuan pembelajaran TPQ bagi santri autis

dan hiperaktif adalah menjadikan mereka dapat menghafal,

membaca dan menulis huruf-huruf Al-Quran seperti anak-anak

normal lainya sehingga mereka dapat bermanfaat bagi dirinya dan

dapat diterima dilingkunganya (wawancara dengan bapak

Muhammad Abadi 15 januari 2019).

Proses pembelajaran TPQ bagi santri autis dan hiperaktif di

pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah adalah

sebagai berikut:

a. Pembukaan dibuka dengan salam dan do’a

b. Kemudian privat yaitu guru menyimak bacaan santri satu

persatu

c. Bagi santri yang belum mendapatkan giliran membaca maka

disuruh untuk menulis bacaan Al-Quran yang telah dituliskan

dipapan tulis

d. Kemudian setelah semua selesai mendapat giliran membaca lalu

santri membaca tulisan yang ada di papan tulis secara bersama-

sama dan menghafal surat-surat yang ada di juzama.

e. Berdo’a dan ditutup dengan salam

Adapun kegiatan belajar mengajar bagi santri autis dan

hiperaktif di pondok tersebut dimulai dari jam setengah 9 pagi

sampai jam 10 dan dilakukan semiggu 3 kali yaitu hari senin, rabu

dan sabtu. Selain mengikuti kelas khusu, mereka juga ikut proses

Page 85: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

69

belajar mengajar dengan santri normal lainya yaitu seperti mengaji

kitab, fasholatan, tajwid, tarikh, juz amma dan sebagainya. Hal ini

sesuai dengan yang dikatakan oleh pengurus pondok pesantren

tersebut yaitu bapak Nur Hidayat bahwa:

“pembelajaran bagi santri autis dan hiperaktif ada kelas

khususnya yaitu mulai pagi jam 08.30-10.00 dan dilakukan

seminggu 3x yaitu hari senin, rabu, sabtu. Untuk materinya

yaitu pembelajaran Baca Tulis Al-Quran dan hafalan surat-

surat. Selain itu mereka juga diwajibkan untuk mengikuti

pembelajaran yang lain seperti santri normal”(wawancara

dengan Bapak Nur Dayat 15 januari 2019).

Adanya kelas khusus bagi santri autis dan hiperaktif ini

dilakukan karena untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca

dan menulis bahkan menghafal Al-Quran. Megingat kemampuan

mereka tidak sama dengan santri normal lainya. Mereka

membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memahami

pembelajaran. Sedangkan untuk media penunjang dalam proses

pembelajaran bagi santri autis dan hiperaktif ini masih sederhana. Hal

ini sesuai dengan yang dikatakan bapak Muhammad Abadi selaku

pengasuh pondok:

“untuk media yang digunakan dalam pembelajaran masih

sederhana yaitu menggunakan papan tulis dan jilid.

Keterbatasan media tersebut kadang menjadikan anak

malas untuk belajar karena tidak ada sesuatu yang unik

yang bisa dilihat. Tetapi sekarang lagi diusahakan untuk

menciptakan media yang bisa membuat anak-anak tersebut

semangat untuk belajar”(wawancara dengan bapak

Muhammad abadi 15 januari 2019).

Page 86: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

70

Hal ini juga dikatakan oleh bapak Nur Hidayat yaitu

pengurus di pondok pesantren, mengatakan bahwa:

“Untuk media di pondok pesantren ini masih minim yaitu

hanya menggunakan papan tulis dan jilid. Ini sangat

membosankan bagi santri terlebih juga menyulitkan guru.

Karena untuk anak seperti mereka harus ada daya tarik

sendiri agar semangat untuk belajar. Jadi disini gimana

pintarnya guru saja untuk untuk menciptakan media yang

menarik santri autis dan hiperaktif”(wawancara dengan

bapak Nur Dayat 15 januari 2019).

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa media

pembelajaran bagi santri autis dan hiperaktif ini sangat penting,

Karena sangat berpengaruh pada keefektivan proses pembelajaran.

Dalam kegiatan kegiatan membimbing santri autis dan

hiperaktif di pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah

menggunakan metode langsung dan tidak langsung yang dapat

diterapkan bagi santri autis dan hiperaktif, mengingat tingkat

perkembangan santri tersebut tidak sama dengan santri-santri normal

pada umumnya. Penerapan metode tersebut disesuaikan dengan

kemampuan dan kondisi santri serta materi atau bahan ajar dan

dilandasi dengan prinsip bermain sambil belajar.

Metode langsung yang diberikan kepada santri autis dan

hiperaktif disini menggunakan metode percakapan pribadi yang

disesuaikan dengan kondisi santri. Sebagai pendidik kita tidak boleh

memaksakan kehendak kita, tetapi kita mengikuti kehendak atau

keinginan anak. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh bapak

Page 87: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

71

Muhammad Abadi selaku pengasuh pondok pesantren, menjelaskan

bahwa:

“Dalam metode langsung ini saya memberikan nasehat-

nasehat dan arahan-arahan supaya santri lebih percaya diri

jika berbaur dengan orang lain, tidak merasa beda dan

nasehat-nasehat ini juga bertujuan agar santri lebih baik

lagi. Pemberian nasehat-nasehat bagi santri autis dan

hiperaktif kita harus mengikuti kehendak atau keinginan

mereka. Dengan kata lain kita masuk dalam dunia mereka

bukan mereka yang kita paksa ke dunia kita. Kalau kita

paksa mereka pada kehendak kita maka nasehat akan sulit

diberikan”(wawancara dengan Bapak Muhammad Abadi 16

juli 2019).

Sehubungan dengan metode yang diberikan bagi santri autis

dan hiperaktif, penulis juga melakukan wawancara dengan pengasuh

pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah. Menurut

Bapak Muhammad Abadi selaku pengasuh pondok pesantren tersebut

menyatakan bahwa:

“Metode langsung yang diterapkan bagi santri autis dan

hiperaktif di pondok pesantren ini adalah berupa

percakapan pribadi. Pelaksanaanya sudah diterapkan sejak

pondok pesantren ini berdiri. Percakapan pribadi ini berisi

nasehat-nasehat supaya santri autis dan hiperaktif ada

perubahan.”

“Metode tidak langsung seperti bermain gambar dan

mewarnai. Dalam menggambar dan mewarnai kita tidak

boleh memaksa harus sesuai dengan kehendak kita,

melainkan mereka yang menggambar sesuai keimginanya

senidiri itu nanti akan menumbuhkan sikap kreatif mereka.

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan kemampuan dan

Page 88: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

72

kondisi santri karena mereka berbeda dengan santri yang

lainya”( wawancara dengan Bapak Abadi 16 januari 2019).

Menurut bapak Nur hidayat selaku pengurus pondok

pesantren ini memaparkan bahwa:

“Metode langsung yang diberikan untuk santri autis dan

hiperaktif yaitu berupa percakapan pribadi dimana di

dalamnya berupa nasehat nasehat dan arahan-arahan

supaya santri autis dan hiperaktif bisa mengalami

perubahan. sedangkan untuk metode tidak langsungnya

diberikan kegiatan seperti menggambar dan mewarnai

karena itu bertujuan untuk menciptakan kreatif mereka

(Wawancara dengan Bapak Nur Hidayat 16 juli 2019).

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa metode yang

diberikan untuk santri autis dan hiperaktif yaitu dengan

menggunakan metode langsung dan tidak langsung, untuk metode

langsungnya diisi nasehat nasehat dan arahan supaya santri bisa ada

perubahan sedangkan untuk metode tidak langsung yaitu dengan

menggunakan media menggambar dan mewarnai. Itu untuk

mempermudah mereka dalam menangkap suatu pelajaran yang

diberikan oleh ustadznya.

Menurut wawancara dengan Bapak Abadi pengasuh pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah mempunyai tujuan

bimbingan dalam membimbing santri autis dan hiperaktif yaitu tujuan

khusus dan tujuan umum, beliau menjelaskan bahwa:

“tujuan umum yang diberikan pondok pesantren roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah memberikan arahan kepada santri

autis dan hiperaktif agar mereka bisa sedikit terbantu untuk

Page 89: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

73

mewujudkan dirinya menjadi santri yang mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat mas” (wawancara dengan

Bapak Abadi, 19 juli 2019).

“tujuan khususnya agar santri hidup selaras dengan

ketentuan Allah mas, sesuai dengan hakikatnya sebagai

mahkluk Allah dan pondok pesantren juga mengajarkan

agar santri autis dan hiperaktif kelak bisa bermanfaat bagi

dirinya dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan norma dan

nilai yang telah diajarkan ( Wawancara dengan Bapak

Abadi, 19 juli 2019).

Hal ini sama dengan yang di paparkan oleh Bapak

Nurhidayat selaku pengurus pondok pesantren, beliau memaparkan

bahwa:

“tujuan umum yang diberikan pondok untuk santri autis dan

hiperaktif agar mereka bisa sedikit terbantu dan bisa

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat mas, sedangkan

untuk yang tujuan khususnya agar antri autis dan hiperaktif

sesuai dengan hakikat Allah dan kelak bisa bermanfaat bagi

dirinya dan lingkunganya” (Wawancara dengan Bapak Nur

Hidayat 16 juli 2019).

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa tujuan umum

serta tujuan khusus yang diberikan pondok pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah bagi santri autis dan hiperaktif bisa sedikit

terbantu untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat serta bisa

bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Menurut hasil wawancara dari Bapak Abadi pengusrus

Pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah beliau

menjelaskan bahwa ada beberapa asas bimbingan bagi santri autis

dan hiperaktif.

Page 90: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

74

Asas kebahagiaan dunia akhirat

“Asas ini diterapkan di pondok pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah yang membimbing santri autis untuk

mengaji, berdzikir(istighosah) mas, agar santri selalu

mengingat Allah dan mendapatkan kebahagiaan dunia

akhirat”

Asas Fitrah

“Asas ini diterapkan dipondok pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah santri autis hiperaktif diajari untuk

memahami fitrahnya dan agar santri bisa menerima

keaadaanya dan mengembangkan potensi yang berada di

dalam diri mereka mas. Pada dasarnya santri autis dan

hiperaktif mempunyai bawaan fitrah sebagai seorang

muslim mas, maka dengan bimbingan dan arahan yang tepat

maka santri autis dan hiperaktif dapat mempertahankan dan

memupuk apa yang sudah ada dalam fitrah dirinya”

Asas Lillahi ta’ala

“Pengurus serta pengasuh pondok pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah ikhlas dalam membimbing santri

autis dan hiperaktif mas, agar santri dapat mengembangkan

potensi yang ada dalam diri mereka dan santri autis

hiperaktif juga bisa mengaji”

Asas kemajuan individu

“pengurus serta pengasuh tidak membeda-bedakan antara

santri autis dan hiperaktif dengan santri yang biasa mas itu

bertujuan agar santri autis dan hperaktif bisa mengalami

perubahan bahkan bisa sembuh. Memberikan hak secara

sama dan adil bagi semua santri autis dan hiperaktif mas

karena mengingat bahwa santri autis dan hiperaktif

mempunyai kepribadian dan cara fikir yang khusus.

Asas Sosialitas Manusia

“pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah santri

autis dan hiperaktif diajari agar bisa bersosialisasi dengan

baik dengan orang lain mas. Santri autis dan hiperaktif

memiliki rasa kasih sayang dengan sesama, mereka juga

Page 91: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

75

butuh rasa aman, dan penghargaan, santri autis dan

hiperaktif juga ingin diakui keberadaanya mas, maka dari

itu pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah

menerapkan sosialitas manusia (Wawancara dengan Bapak

Abadi 16 juli 2019).

Dari serangkaian kegiatan bimbingan yang diberikan untuk

santri autis dan hiperaktif tentu saja ada beberapa fungsi bimbingan

bagi santri autis dan hiperaktif.

“Fungsi preventif atau pencegahan yakni pengasuh pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah memberikan

suatu kegiatan dzikir(istighosah) mas. karena untuk

mengingat emosi yang dimiliki santri autis dan hiperaktif

sangat tidak stabil (mudah marah) kegiatan

dzikir(istighosah) mampu sedikit mengurangi bahkan

menstabilkan emosi mereka”

“Fungsi kuratif atau korektif. Santri autis dan hiperaktif

mempunyai masalah yang seperti kurang mampu

menyesuaikan dengan lingkunganya mas, mempunyai emosi

yang tidak stabil, tata bahasa yang kacau dan kurangnya

pemahaman tentang Alquran maka dari permasalahan-

permasalahan tersebut pengurus pondok memberikan

kegiatan seperti taman pendidikan alquran(tpq) dan

kegiatan istighosah”

“Fungsi developmental yakni para pengurus selalu

memberikan dan merutinkan jadwal-jadwal yang diberikan

untuk santri autis dan hiperaktif dan pengurus berusaha

untuk mengembangkan metode-metode dan alat bantu

pembelajaran.

“fungsi pervatif fungsi ini juga diterapkan di pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah mas yakni

pengurus memberikan pendampingan yang insentif untuk

Page 92: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

76

santri autis dan hiperaktif serta sabar dalam mengurusnya”

(Wawancara dengan Bapak Nur Hidayat 16 juli 2019).

Diluar dari kegiatan diatas pondok pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah juga memberikan kegiatan yang murni

dalam pondok kegiatan tersebut antara lain Istighosah setiap malam

jumat dan tadzabur alam. Berdasarkan observasi atau pengamatan

yang penulis lakukan bahwa proses kegiatan istigosah bagi santri

autis dan hiperaktif di pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah sebagai mana telah dijelaskan oleh Bapak Abadi selaku

pengasuh, beliau memaparkan bahwa:

“ kegiatan istigosah ini sebenarnya sama dengan istigosah

yang lainya cuma disini bedanya di bacaanya dan jumlah

bacaanyan. kalau untuk santri yang umum itu bacaan

istigosahnya lengkap seperti pada umumnya. Beda sama

santri autis dan hiperaktif yang bacaanya dibatasi. Karena

pada umumnya santri autis dan hiperaktif sebagian besar

banyak yang belum bisa membaca lafadz-lafadz Al-quran

dengan baik dan benar. Beda dengan santri normal pada

umumnya. Dalam kegiatan istigosah ini ada tempat khusus

untuk santri autis dan hiperaktif. Bacaan dalam istigosah

bagi santri autis dan hiperaktif di pondok pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah antara lain: bacaan

istighfar, shalawat nabi, tahlil, tahmid. Rata-rata setiap

bacaanya itu dibaca 100 kali. Sedangkan untuk bacaan yang

panjang mereka belum bisa menguasainya dikarenakan

kemampuan dan keterbatasan mereka. Yang paling penting

di kegiatan istigosah ini setelah semua bacaanya sudah

selesai dibaca, bacaan doa yang di bawakan oleh Bapak

Muhammad Abadi ini do’anya dikhususkan untuk santri-

santri autis dan hiperaktif”(wawancara dengan bapak

Muhammad Abadi 15 januari 2019).

Page 93: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

77

“untuk bacaan dzikir(istighosah) santri autis hiperaktif

diberi bacaan khusus mas untuk lafadz istighfar itu tujuanya

mungkin dari diri santri ada salah bahkan dari orang

tuapun ada kesalahan yang mengakibatkan santri tersebut

berprilaku tersebut, jadi dengan membaca lafadz tersebut

dosa santri maupun dosa orang tua bisa dimaafkan dan juga

mungkin nantinya berpengaruh pada kesembuhanya, tapi

semua itu kita kembalikan pada sang pencipta mas”

“Untuk lafadz shalawat nabi ya intinya santri bisa dapat

safaat dari Nabi Muhammad SAW dari membaca lafadz

tersebut”

“Lafadz tahlil ini tujuanya itu mas, yang bisa menolong

bahkan yang bisa menyembuhkan mereka hanya Allah SWT.

“lafadz tahmid bertujuan supaya santri autis dan hiperaktif

selalu mensyukuri keadaanya mas dalam artian mereka

masih diberi kesehatan bahkan mempunyai keluarga yang

masih peduli dengan mereka”

“Dalam bacaan dzikir kenapa saya terapkan untuk setiap

bacaanya masing-masing 100 kali mas iya karena saya

punya pendapat senidiri bahwa semakin lama kita membaca

dan semakin banyak kita membaca dzikir itu akan

berpengaruh pada sistem saraf mereka, seperti emosi

mereka, keresahan mereka, kecemasan, stres dan depresi”

(Wawancara dengan, Bapak Abadi 16 juli 2019).

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

salah satu pengurus pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah bapakk Nur Dayat menceritakan bahwa:

“Selama proses kegiatan istigosah santri autis dan

hiperaktif mengikuti kegiatan dengan seksama dan

Page 94: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

78

mengikutinya dengan baik. Sedangkan untuk bacaanya

santri autis dan hiperaktif hanya di suruh baca lafadz-

lafadz yang pendek seperti bacaan istigfar, shalawat nabi

tahlil, tahmid itu karena sesuai keterbatasan mereka. Tujuan

khusus diadakanya kegiatan istigosah bagi santri autis dan

hiperaktif adalah diharapkan mereka lebih bisa tenang dan

bisa mengontrol emosinya. karena rata-rata mereka

mempunyai emosi yang tinggi dan tidak stabil.(wawancara

dengan Bapak Nur Dayat 15 januari 2019).

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa santri autis dan

hiperaktif mampu mengikuti kegiatan istigosah dengan baik dan

mampu membaca lafadz-lafadz alquran dengan benar.

Selain kegiatan istighosah pengurus pondok pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah juga mengajak mereka dalam

kegiatan tadabur alam. Hal tersebut sesuai dengan uraian bapak Nur

Hidayat selaku pengurus pondok pesantren:

“Tadabur alam memang bukan kegiatan khusus yang

diberikan bagi santri autis dan hiperaktif. Tetapi secara

tidak langsung kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan

agar santri autis dan hiperaktif lebih mengenal alam,

belajar untuk mensyukuri nikmat Allah serta belajar hidup

bersosisal”(wawancara dengan bapak Nur Hidayat 15

januari 2019).

Segala upaya bimbingan yang diberikan pondok pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah mempunyai maksud dan tujuan

supaya santri autis dan hiperaktif bisa mengalami perubahan bahkan

bisa hidup normal dan tentunya bisa sembuh dari permasalahan-

permasalaham yang mereka hadapi.

Page 95: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

79

Menurut ibu Maslikah yaitu orang tua dari salah satu santri

autis mengatakan bahwa:

“Sekarang anak saya sudah dapat mengaji meskipun

mengajinya itu masih jauh tertinggal dengan anak normal

lainya. Tetapi meskipun begitu saya bangga dan bersyukur

karena anak saya yang awalnya sulit diajak berkomunikasi

tetapi sekarang sudah bisa bersosialisasi dengan orang lain

dengan baik. Menurut saya itu sebuah kemajuan dan

keberhasilan yang sangat luar biasa” (wawancara dengan

Ibu Maslikah 15 januari 2019).

Selanjutnya, menurut keterangan bapak Mahmudi selaku

pengurus pondok pesantren

“Santri autis dan hiperaktif akan dididik di pesantren

tersebut sampai ia cukup sembuh. Selain kegiatan mengaji,

ternyata ketika santri autis dan hiperaktif dirasa cukup

sembuh dan mampu memahami lingkunganya, maka mereka

juga akan dimasukan disekolah umum. Hal ini agar mereka

tidak hanya mendapatkan ilmu agama saja, tetapi juga

merasakan pendidikan formal seperti anak-anak pada

umumnya”(wawancara dengan bapak Mahmudi 15 januari

2019).

Dari pemaparan salah satu orang tua santri tersebut bahwa

hasil pembelajaran bagi santri yang sedang dalam proses

penyembuhan sudah cukup baik, karena dia juga merasa sangat

senang dengan perubahan dari anaknya yang awalnya tidak bisa apa-

apa tetapi sekarang bisa bersosialisasi dengan orang lain dengan baik

bahkan bisa mengaji Al-Quran.

Faktor penghambat dan pendukung dalam kegiatan di

pondok pesantren Roudlotul Nasyi’in pasti ada, begitu pula dengan

Page 96: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

80

proses bimbingan-bimbingan bagi santri autis dan hiperaktif. Adapun

faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang kusus

bagi santri autis dan hiperaktif akan penulis paparkan sesuai data

yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Muhammad

Abadi. Menurut beliau faktor pendukung dalam kegiatan adalah

tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang seperti

perpustakaan, papan tulis, tempat ngaji, dsb. Adanya program yang

terarah seperti adanya kelas khusus santri autis dan hiperaktif.

Sedangkan faktor penghambat adalah kurangnya dukungan dari

sebagian orang tua santri seperti kepasrahan orang tua kepada

pondok. Hambatan dari dalam diri santri itu sendiri dimana kadang

santri juga malas belajar, kurangnya pengetahuan umum mengenai

psikolog anak, bermain sendiri kadang juga tidur pda waktu

kegiatanya dimulai.

Page 97: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

81

BAB IV

UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYI’IN ASH

SHIDDIQIYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN

HIPERAKTIF

Pondok pesantren selain menjadi tempat menimba ilmu agama

juga dapat menjadi tempat rehabilitasi. Sekarang ini sudah banyak

ditemukan pondok pesantren yang menjadi tempat mempelajari dan

mendalami ilmu khususnya ilmu agama sekaligus sebagai tempat

rehabilitasi adalah pondok Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah menjadi

tempat untuk santri autis dan hiperaktif agar bisa sembuh dan bisa

berkembang seperti anak pada umumnya. Santri berkebutuhan khusus

antara lain autis yang merupakan gangguan perkembangan anak yang

disebabkan adanya gangguan pada saraf rusak, dan Attention Deficit

Hiperactivity Disorder (ADHD) atau lebih dikenal dengan anak hiperaktif

(Abdullah, 2013: 4). Hasil pengamatan peneliti santri autis disana

mempunyai ciri-ciri atau tingkah laku seperti: sering mengamuk, gaya

berbicaranya kurang jelas dan kurang dimengerti, sikapnya sangat cuek,

sering menyendiri dan melamun. Sedangkan untuk santri hiperaktif

disana mempunyai ciri-ciri atau tingkah laku seperti: Sering terlalu

banyak bicara, Sering memukul sesama temanya, sering tidak mampu

melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang, Sering menggerak-

gerakan tangan atau kaki, sering memindahkan barang ke suatu tempat ke

tempat yang lain.

Page 98: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

82

Hal ini sesuai dengan pendapat (Maulana, 2012: 18) yaitu ciri-

ciri anak autis antara lain: sering mengamuk dan menangis tanpa sebab,

Tata bahasa yang kacau, sikapnya sangat cuek, penyandang juga suka

bermain air dan memerhatikan benda yang berputar seperti roda sepeda.

Sedangkan menurut pendapat (Zaveria, 2007: 27-28) bahwa ciri-ciri anak

hiperaktif antara lain: Sering terlalu banyak bicara, Sering berlari-lari

atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya,

sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang,

Sering menggerak-gerakan tangan atau kaki ketika duduk atau sering

menggeliat.

Santri autis dan hiperaktif termasuk anak berkebutuhan khusus

yang memerlukan cara ataupun metode yang khusus pula untuk diberikan

pada mereka. Menurut hasil pengamatan peneliti di pondok pesantren

Nasyi’in ini sendiri santri-santri autis dan hiperaktif memang diberikan

kegiatan-kegiatan yang hampir sama dengan santri biasa pada umumnya,

tetapi dalam kegiatan-kegiatan tersebut pengurus pondok memberikan

metode atau cara khusus untuk santri autis dan hiperaktif.

Dipondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyyah

terdapat beberapa layanan bagi santri umum maupun santri autis dan

hiperaktif. Secara umum layanan bimbingan yang diberikan sama, tetapi

tujuan dari penerapan Bimbingan yang sedikit berbeda. Layanan

bimbingan bagi anak autis dan hiperaktif lebih difokuskan agar mereka

sembuh dari kepribadian khusus mereka. Layanan bimbingan bagi santri

autis dan hiperaktif antara lain: layanan bimbingan, layanan orientasi,

Page 99: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

83

layanan konseling kelompok, layanan konseling perorangan. Layanan

orientasi sangat penting diberikan kepada anak autis dan hiperaktif. Hal

ini mengingat bahwa sebelum masuk pondok kehidupan mereka sebagian

besar bergantung pada orang tuanya. Maka padalayanan ini secara pelan-

pelan pembimbing mengarahkan bahwa dipondok, santri harus dituntut

lebih mandiri, akan jauh lebih berbeda dengan suasana ketika dirumah.

layanan pembelajran, mengajrkan santri untuk mengaji, membuat

kerajinan tangan, agar bisa dikembangkan jika sudah keluar dari pondok

nanti dan santri bisa mengaji sekaligus bisa mengamalkannya. Layanan

konseling kelompok diisi dengan kegiatan diskusi, permainan dan

penyelesainan masalah, bertujuan agar santri bisa aktif dalam sebuah

diskusi dan bisa memecahkan masalah. Layanan bimbingan,

membimbing santri agar bisa dan mampu menyesuaikan diri, berkembang

dan bisa bahagia dunia akhirat. Layanan konseling perorangan disini

bertujuan agar santri bisa percaya diri jika berbaur dengan orang lain,

tidak merasa beda. Konseling ini juga berupa nasehat-nasehat yang

bertujuan agar santri lebih baik lagi bahkan santri bisa mengenali dirinya

dan menggali kemampuan yang ia miliki.

Layanan-layanan tersebut sesuai dengan teori dari Amin (2010:

287) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan

orang yang dibimbing memahami lingkungannya yang baru dimasukinya.

Layanan orientasi ini ditujukan kepada seseorang atau anak yang baru

masuk ke sebuah lingkungan yang baru guna memberikan pemahaman

dan penyesuaian diri anak terhadap lingkungan barunya. Layanan

Page 100: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

84

pembelajaran, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan orang yang

di bimbing mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang

baik. Layanan pembelajaran ini dimaksudkan untuk memungkinkan

orang yang terbimbing memahami dan mengembangkan sikap dan

kebiasaan yang baik, mengembangkan keterampilan, serta tuntutan

kemampuannya yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan

optimal dirinya. Layanan konseling perorangan, layanan bimbingan yang

memungkinkan orang yang di bimbing mendapat layanan langsung tatap

muka secara perorangan dengan pembimbinga dalam rangka pembasahan

dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialaminya. Layanan

bimbingan kelompok, layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah

orang yang di bimbing secara bersama-sama melalui dinamika kelompok

memperoleh berbagai bahan dari berbagai narasumber tertentu dan

membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu guna menunjang

pemahaman kehidupannya sehari-hari atau perkembangannya dalam

kehidupan sehari-hari layanan bimbingan yang memungkinkan orang

yang di bimbing memperoleh kesempatan untuk membahas dan

mengentaskan permasalahan yang di alaminya melalui dinaika kelompok,

masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang dialami masing-

masing anggota kelompok.

Beberapa kegiatan yang diberikan metode khusus bagi santri

autis maupun hiperaktif adalah salah satunya dzikir (istigosah) dan TPQ.

Berikutnya menurut hasil penelitian beberapa kegiatan lain seperti

kegiatan harian pondok, kegiatan tadabur alam, dan kegiatan-kegiatan

Page 101: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

85

lainnya santri autis dan hiperaktif hanya mengikuti santri pada umumnya

sesuai dengan kemampuan mereka serta dengan pengawasan yang ketat

dari pengurus pondok pesantren. Segala bentuk kegiatan yang diberikan

pada santri autis dan hiperaktif jika dipahami kembali sebenarnya

merupakan bentuk bimbingan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Rochman Natawidjaja (1981), bimbingan adalah proses pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan ,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia juga

sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan

tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia

dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan

sumbangan yang berarti (Sri Hastuti dan Winkel, 2004:29).

Kegiatan dan bimbingan tersebut sesuai dengan yang diberikan

oleh Bapak Muhammad Abadi bagi santri autis dan hiperaktif bahwa

dalam kegiatan tersebut para pengasuh pondok selalu mengarahkan

segala kegiatan untuk santri autis dan hiperktif seperti dalam kegiatan

bimbingan, pembelajaran TPQ, zikir (istigosah), kehidupan sehari-hari

dan lain-lain. Proses ini termasuk proses bimbingan yang ditujukan agar

kehidupan santri autis dan hiperaktif bisa menyesuaikan lingkungan

dengan baik dan selaras dengan ketentuan Allah.

Kegiatan zikir (istighosah) di pondok pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah setiap bacaanya mempunyai tujuan masing-

masing untuk santri autis dan hiperaktif tetapi pada keseluruhanya

kegiatan dzikir (istighosah) di pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Page 102: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

86

shiddiqiyah memiliki tujuan untuk menstabilkan emosi mereka,

mengurangi kecemasan pada diri mereka bahkan mampu mengurangi

depresi pada santri autis dan hiperaktif.

Hal ini sesuai dengan yang di katakan (Khairiyah , 2015: 361).

Zikir merupakan salah satu ritual memiliki unsur terapuetik. Zikir juga

merupakan formula tertentu yang dibaca berulang-ulang yang memiliki

efek menyembuhkan berbagai penyakit. Efek yang didapatkan dari

berzikir yaitu dapat melenyapkan kegelisahan, dan kescemasan dalam

hati. Manifestasi zikir secara emosional dapat memunculkan emosi-emosi

positif. Seperti perasaan cinta, bahagia dan nikmat. Serta memberikan

ketenangan, ketentraman, tidak cemas, tidak stress, tidak dpresi serta

meningktkan kesejahteraan subjektif.

Bimbingan agama Islam yang diberikan pondok pesantren

Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah menggunakan metode langsung.

secara lebih rinci, metode bimbingan secara langsung yang diberikan

untuk santri autis dan hiperaktif adalah sebagai berikut :

a. Metode individual

Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi

langsung secara individual dengan pihak yang dibimbing dengan

menggunakan teknik :

1) Percakapan pribadi,

yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap

muka dengan pihak yang dibimbing hal ini terlihat dari hasil

penelitian di pondok Nasyi’in bahwa dalam keseharianya

Page 103: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

87

pengurus pondok sering mengajak anak autis dan hiperaktif

untuk berdialog sekedar untuk mengajak cerita mereka, ataupun

menanyakan aktifitas -aktifitas mereka yang mana dalam dialog

tersebut diselipkan pengarahan-pengarahan ataupun nasehat-

nasehat bagi anak autis dan hiperaktif.

2) Kunjungan dan observasi kerja

Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing

jabatan melakukan percakapan indiviual sekaligus mengamati

klien dan lingkungannya hal ini terlihat bahwa pengasuh ponok

Nasyi’in mengajak anak autis dan hiperaktif untuk berbincang

yang bertujuan untuk memberikan pengarahan sekaligus

meninjau perkembangan mereka.

b. Metode kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien

dalam kelompok. Hal ini terlihat pada beberapa kegiatan seperti :

pembelajaran TPQ, bimbingan kelompok, istighosah, tadzabur alam.

Menurut hemat peneliti, penerapan metode kelompok bagi

santri autis dan hiperaktif susah tepat. Meskipun tidak selalu metode

ini dapat dilakukan dengan lancar, karena mengingat kembali santri

autis yang memiliki permasalahan dalam bahasa, komunikasi dan

menolak perubahan lingkungan. Serta santri hiperaktif yang

cenderung tidak bisa diam dan sering gagal dalam memperlihatkan

sesuatu/ mudah teralihkan perhatianya.

Page 104: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

88

Metode kelompok memiliki teknik-teknik sebagai berikut,

Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan bimbingan

dengan cara mengadakan diskusi dengan/bersama kelompok klien

yang mempunyai masalah yang sama. Karyawisata, yakni bimbingan

kelompok yang dilaksanakan secara langsung dengan

mempergunakan ajang karyawisata sebagai forumnya, Sosiodrama,

yakni bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk

memecahkan atau mencegah timbulnya masalah (psikologis),

Psikodrama, yakni bimbigan yang dilakukan dengan cara bermain

peran untuk memecahkan atau mencegah timbulnya masalah

(psikologis) dan Group teacing, yakni pemberian bimbingan dengan

memberikan materi bimbingan tertentu (ceramah) kepada kelompok

yang telah disiapkan.

Dari serangkain kegiatan bimbingan agama islam yang

diberikan untuk santri autis dan hiperaktif tentu saja di dalamnya

mengandung atau merujuk pada beberapa fungsi bimbingan islam.

Peneliti menggunakan fungsi bimbingan islam menurut

(faqih Aunur Rahim 2001: 3) sebagai piso analisis dalam penelitian

ini yaitu:

1. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya

masalah pada seseorang. Fungsi pencegahan yang diberikan

pengasuh pondok Roudlotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah dalam

bentuk kegiatan istigosah. karena dari penuturan Bapak

Muhammad Abadi kegiatan istigosah mampu untuk mengurangi

Page 105: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

89

emosi atau mampu menstabilkan emosi santri autis dan

hiperaktif. Maka dari itu pondok Roudlotul Nasyi’in Ash

Shiddiqiyah menerapkan kegiatan istigosah, supaya bisa

mengurangi emosi santri autis dan hiperaktif.

2. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau

menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang.

Diketahui bersama bahwa santri autis dan hiperaktif

mempunyai masalah seperti kurang mampu menyesuaikan

dengan lingkungan, mempunyai emosi yang tidak stabil, tata

bahasa yang kacau dan kurangnya pemahaman tentang Al-Quran.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut pengurus pondok

memberikan kegiatan-kegiatan berupa Taman Pembelajaran Al-

Quran guna untuk mendidik mereka supaya bisa membaca dan

menulis Al-Quran. Pemberian kegiatan istigosah guna untuk

mengendalikan emosi mereka yang rata-rata emosinya masih

tidak stabil. Pemberian kegiatan Tadzabur alam guna untuk bisa

lebih mengenal dan mengetahui tentang ciptaan-ciptaan Allah

yang ada di dunia.

Kegiatan-kegiatan tersebut dirasa mampu untuk

memcahkan masalah-maalah santri autis dan hiperaktif, terbukti

dari hasil penelitian bahwa setelah diberikan kegiatan-kegiatan

diatas mereka mampu lebih baik beradabtasi dengan lingkungan,

bisa mengendalikan emosi dan bahkan mampu membaca maupun

menghafal surat-surat pendek. Pencapaian-pencapaian tersebut

Page 106: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

90

tentu sudah membuktikan bahwa kegiatan bimbingan mampu

memecahkan beberapa masalah santri autis dan hiperaktif.

3. Fungsi developmental, yakni memelihara agar keadaan yang

telah baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembangkan

keadaan yang sudah baik itu menjadi lebih baik.

Kegiatan ini dibuktikan dari pengurus pondok

Shiddiqiyah untuk selalu memberikan dan merutinkan jadwal-

jadwal yang diberikan untuk santri autis dan hiperaktif. Selalu

berusaha untuk mengembangkan metode-metode dan alat bantu

pembelajaran untuk santri hiperaktif dan autis.

4. Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga agar

situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung

masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan

lama. Di pondok pesantren Shiddiqiyah Pendamping yang

intensif dari para ustadz, kesabaran dan ketelatenan dari para

ustadz peneliti kira sudah mampu untuk menjaga agar situasi

yang tidak baik dan menjadi baik, dan perubahan perbaikan

tersebut dapat bertahan lama.

Segala upaya dan bentuk kegiatan di atas tak lepas dari demi

terwujudnya visi maupun misi dari pondok pesantren itu sendiri

untuk menciptakan generasi beriman, beratqwa, terampil, kreatif,

terarah dan berakhlakul karimah. Selain itu segala bentuk kegiatan

dan upaya yang diberikan pondok pesantren bagi santri autis dan

hiperaktif juga demi terwujudnya tujuan dari bimbigan Islam yaitu

Page 107: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

91

untuk membantu individu untuk mewujudkan dirinya menjadi

manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Meski pada kenyataanya menurut hemat penulis hasilnya

belum terlihat secara sempurna, tetapi usaha yang telah dilakukan

pondok pesantren untuk membimbing santri autis dan hiperaktif

sudah cukup baik dan membawa perubahan untuk mereka.

Konsistensi, kerja sama yang sinergis antara wali santri dan pengurus

pondok, selalu mengembangkan metode bimbingan, sarana dan

prasarana memungkinkan akan menciptakan hasil yang lebih baik

dari sekarang. Hasil yang terlihat saat ini juga telah mewujudkan dari

tujuan

Secara garis besar, tujuan bimbingan islam dapat dibagi

menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

bimbingan islam adalah untuk membantu individu mewujudkan

dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat. Seperti halnya di pondok pesantren

roudotul Nasyi’in Ash Shiddiqiyah juga memiliki tujuan yang

mengarah kepada santri santri ponpes Raudlatun Nasyi’in Ash-

Shiddiqiyah agar mereka bisa sedikit terbantu untuk mewujudkan

dirinya menjadi santri yang mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan di akhirat.

Tujuan Khusus bimbingan Islam:

1. Agar hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan

kodratnya yang ditentukan oleh Allah; sesuai dengan sunnatullah;

Page 108: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

92

sesuai dengan hakikatnya sebagai mahkluk Allah, pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah juga memiliki

tujuan yang selaras dengan ketentuan Allah, sesuai dengan

hakikatnya sebagai mahkluk Allah, dan sunatullah.

2. Agar hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan

pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rosul-Nya (ajaran

islam). Di pondok pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah

memiliki tujuan yang sama yaitu sesuai dengan yang telah

ditentukan Allah dan Rasul-Nya.

3. Agar hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berrati

menyadari eksistensi diri sebgai mahkluk Allah yang diciptakan

Allah untuk mengabdi kepada Nya. Mengabdi dalam arti seluas-

luasnya. Dipondok pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash-

Shiddiqiyah diajarkan agar santri kelak bisa bermanfaat bagi

dirinya dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan norma dan nilai

yang telah diajarkan.

Selanjutnya membahas tentang asas-asas bimbingan,

penyelenggara layanan bimbingan selalu mengacu pada asas-asas

bimbingan yang diterapkan dalam penyelenggaraan dan

berlandaskan pada Al-Quran dan hadist atau sunnah Nabi.

Pertama, Kebahagiaan di dunia bagi seorang muslim hanya

merupakan kebahagiaan yang sifatnya sementara, kebahagiaan

akhiratlah yang menjadi tujuan utama. Sebab kebahagiaan akhirat

merupakan kebahagiaan abadi, dan bagi semua manusia jika

Page 109: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

93

kehidupan akhiratnya selalu mengingat Allah maka kebahagiaan

akhiratnya akan tercapai. Oleh karena itulah maka Islam mengajarkan

hidup dalam keseimbangan, keselarasan antara kehidupan dunia dan

akhirat ( faqih, 2011: 22). Asas ini juga diterapkan pada pondok

pesantren Roudlotul Nasyiin Ash-Shiddiqiyah, yang membimbing

santri-santrinya untuk mengaji, istigosah agar santri-santri selalu

mengingat Allah dan mendapatkan kebagahiaan dunia akhirat.

kedua, Asas fitrah Manusia menurut islam dilahirkan dalam

atau dengan membawa fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi

bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama islam.

Bimbingan membantu untuk mengenal dan memahami fitrahnya

manakala pernah tersesat sehingga akan mampu mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat karena bertingkah sesuai

dengan fitrahnya (faqih, 2011: 23-24). Dipondok peantren Roudlotul

Nasyiin Ash-Shiddiqiyah, ini santri diajari untuk memahami

fitrahnya, agar santri bisa menerima keadaanya dan mengembangkan

potensi yang berada didalam diri mereka. Pada dasarnya santri di

ponpes Nasyi’in sudah mempunyai bawaan dan fitrah sebagai

seorang muslim, maka dengan bimbingan dan arahan yang tepat

maka santri autis dan hiperaktif dapat mempertahankan dan

memupuk apa yang sudah ada dalam fitrah didirinya.

ketiga, Asas lillahi ta’ala Bimbingan islam diselenggarakan

semata-mata karena Allah. Berarti pembimbing melakukan tugasnya

dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih. Sementara yang di bimbing

Page 110: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

94

menerima atau meminta bimbingan dengan ikhlas dan rela.

Semuanya yang dilakukan untuk mengabdi pada Allah SWT. Sesuai

dengan tugas dan fungsinya sebagai mahkluk Allah SWT (faqih,

2011: 24-25). Ustad-ustad dipondok pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah ikhlas dalam membimbing santri-santri autis dan

hiperaktif, agar santri dapat mengembangkan potensi yang ada dalam

diri mereka dan santri-santri berkebuthan khusus juga bisa mengaji.

Keempat, Asas kemajuan individu Bimbingan islam

memandang seorang individu merupakan individu yang mempunyai

hak, mempunyai perbedaan dari yang lain dan mempunyai

kemerdekaan pribadi (Faqih, 2011: 28). Disini pondok pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash-Shiddiqiyah tidak membeda-bedakan antara

santri autis dan hiperaktif dengan santri yang biasa. kegiatan yang

mmembedakan mereka, agar santri-santri autis dan hiperaktif bisa

sembuh. Hak diberikan secara sama dan adil bagi semua santri, hanya

kewajiban yang diberikan secara berbeda karena mengingat bahwa

santri autis dan hiperaktif mempunyai kepribadian dan cara fikir yang

khusus.

Kelima, Asas sosialitas manusia Sosialitas manusia diakui

dengan memperhatikan hak individu dalam bimbingan islam.

Manusia merupakan mahkluk sosial hal ini dapat diperhatikan dalam

bimbingan islam. Pergaulan, cinta, kasih, rasa aman, penghargaan

terhadap diri sendiri, orang lain dapat memiliki dan dimiliki (Faqih,

2011: 29). Dipondok Pesantren Shiddiqiyah santri autis dan

Page 111: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

95

hiperaktif diajari agar bisa bersosialisassi dengan baik dengan orang

lain. Santri autis dan hperaktifmemiliki rasa kasih sayang dengan

sesama, mereka juga butuh rasa aman, dan penghargaan, anak

berkebutuhan khusus dan autis juga ingin diakui keberadaanya, maka

dari itu pondok pesatren Shiddiqiyah menerapkan asas sosialitas

manusia.

Dari uraian panjang di atas tentang analisis bimbingan Islam

bagi santri autis dan hiperaktif pondok pesantren Raudlattun Nasyi’in

Ash Siddiqiyah sudah melakukan bimbingan dengan cukup baik.

Mereka menerapkan metode fungsi tujuan layanan serta asasa

bimbingan yang sesuai dengan kondisi santri autis dan hiperaktif.

Hasil dari bimbingan yang diberikanpun berhasil terlihat dari progres

santri yang sudah mulai bisa mengaji dan dapat beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya.

Page 112: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu Upaya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in Ash-

Shiddiqiyah dalam membimbing santri autis dan hiperaktif yang

diberikan kiyai serta pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Nasyi’in

Ash-Shiddiqiyah dengan menerapkan metode-bimbingan, layanan

bimbingan, fungsi bimbingan, tujuan bimbingan, asas-asas bimbingan

yang diberikan khusus untuk santri autis dan hiperaktif. Dengan

adanya bimbingan islam di atas para santri autis hiperaktif sedikit

terbantu bahkan bisa mengurangi dan membantu permasalahan-

permasalahan yang mereka alami selama ini.

Sementara itu, pondok pesantren Roudlotul Nasyiin As

Shiddiqiyah juga memberikan kegiatan tambahan seperti kegiatan

TPQ, zikir (istighosah) dan taddabur alam guna sebagai penunjang

kesembuhan santri autis dan hiperaktif yang ditujukan agar kehidupan

santri autis dan hiperaktif bisa menyesuaikan lingkungan dengan baik

dan selaras dengan ketentuan Allah.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah disajikan

maka selanjutnya penulis menyampaikan saran-saran yang kiranya

dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil

Page 113: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

97

penelitian ini. Adapaun saran-saran yang dapat disampaikan adalah

sebagai berikut :

1. Pengasuh

a. Pengasuh atau kiai mempunyai peranan yang sangat penting

dalam Pondok Pesantren, hal ini dikarenakan seorang kiai

adalah figur bagi santri. setiap perilaku kiai selalu menjadi

contoh bagi santri, baik itu ucapan maupun perbuatan.

Setidaknya seorang kiai harus meningkatkan kedislipinan

untuk membimbing santrinya karena dengan bimbingan

bimbingan agama, santri akan bisa berubah sedikit demi

sedikit sehingga secara perlahan-lahan akan membentuk

pribadi santri yang lebih baik dan pada akhirnya akan

membawa kebaikan nama pondok pesantren sehingga bisa

menjadi teladan bagi masyarakat umum

b. Pola layanan bimbingan atau kegiatan lainya bagi santri autis

dan hiperaktif yang telah ada di pondok pesantren Roudlotul

Nasyi’in Ash-Shiddiqiyah suapaya dipertahankan terlebih lagi

bisa meningkatkan yang lebih baik lagi dengan menerima

masukan atau kritik dan saran dari pihak manapun, baik itu

masukan yang baik atau yang kurang baik harus diterima

dengan tangan terbuka dalam kemajuan layanan bimbingan di

Pondok Pesantren.

Page 114: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

98

2. Santri

Sebagai orang yang menuntut ilmu sudah pasti harus

bersunggung-sungguh dalam hal mengikuti kegiatan yang ada di

Pondok Pesantren, hal tersebut bertujuan untuk membekali santri

sebagai orang yang cinta Al-Quran dan mempunyai akhlak yang

baik sehingga mempunyai budi yang luhur baik dalam tindakan

maupun perbuatan sehingga bisa diaplikasikan dengan taat

kepada kiai, orang tua, sesama santri maupun masyarakat.

C. Penutup

Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil’alamin, dan

mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan anugrah

rahmat hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Tentunya skripsi ini

masih banyak kekurangan oleh karena itu saran dan kritik yang

konstruktif dari semua pihak yang kami harapkan. Mudah-mudahan

skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dakwah bagi

penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 115: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Nandiyah. 2013. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus.

Klaten: UNWIDHA.

Arifin. 1996. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agam.

Jakarta: Golden Terayon Press.

Artha Khusuma Grogorius Hendita dkk. 2012. Sistem Identifikasi

Penyakit Autis Anak Berbasis Web. Vol 1, No 1.

Awwad, Muhammad. 2015. Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling

Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.Vol. 7, No 1.

Chodzirin. 2014. Pendampingan Edukasi dan Motivasi Bagi Penyandang

Difabilitas Fisik dalam Mengakses Pendidikan Tinggi di SMA LB

Negeri Semarang. Semarang: Anggaran DIPA IAIN Walisongo.

Faqih Aunur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam.

Yogjakarta: UII Press.

Fausto, 2017, Sulitnya anak berkebutuhan khusus mendapatkan sekolah,

perlu memoerluas jumlah sekolah inklusi,

https//www.femmia.co.id. diakses juni 2017).

Febrini Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Teras Perum Porli Gowok

Blok D 3 No. 200 Depok seleman Yogjakarta.

Gayatri, pamoedji. 2010. 200 pertanyaan dan Jawaban Seputar Autisme,

Jakarta: yayasan MPATI Masyarakat peduli Autis Indonesia.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups:

Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT raja

Grafindo Persada.

Page 116: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

Kartini, Kartono. 1996. Pengantar Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar

Jaya.

Khasanah, Hidayatul. 2016. Metode Bimbingan dan Konseling Islam

dalam Menanamkan Kedislipinan Sholat Dhuha Pada Anak

Hiperaktif di Mi Nurul Islam Ngaliyan Semarang. Vol. 36, No 1.

Khairiyah, Ummil, dkk. 2015. Terapi Zikir Terhadap Peningkatan

Resiliensi Penderita Low Back Pain (LBP). Jurnal Vol. 03, No. 02.

Maulana, Mirza. 2012. Anak autis (mendidik anak autis dan gangguan

mental lain menuju anak cerdas dan sehat). Jakarta: Kata Hati.

Mubasyaroh. 2014. Model Bimbingan Agama Anak Jalanan di Jalur

Pantura. Jawa Tengah: STAIN Kudus. Jurnal Penelitian. Vol. 8.

No. 1. Februari.

Musnamar, Thohari. 1992. Dasar-dasar Konseptual dan Konseling

Islam.Jakarta: UII Press.

Subagiyo, Joko. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2007. Metode penelitian pendidikan Pendekatan kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

Bandun: Alfabeta.

Wardani, Desi Sulistyo. 2009. Strategi Coping Orang Tua Menghadapi

Anak Autis. Vol. 11, No 1.

Wawancara dengan pengasuh (Bapak Kiyai Abadi). 15 januari 2019.

Wawancara dengan pengurus (Bapak Dayat). 15 januari 2019.

Page 117: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

Wawancara dengan pengurus (Bapak Mahmudi). 15 januari 2019.

Wawancara dengan Ibu Maslikah (salah satu Orang Tua dari Santri).

23 januari 2019.

Winkel, Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di institusi

pendidikan. Media Abadi.

Zaviera, Ferdinand. 2007. Anak Hiperaktif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Group.

Page 118: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah di Desa Dadapan Sedan Rembang

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah?

2. Apa tujuan didirikannya Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah?

3. Ada berapakah santri di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah?

4. Bagaimana latar belakang santri di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

5. Ada berapakah Ustadz dan Ustadzah yang ada di Pondok Pesantren

Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

6. Bagaimana latar belakang Ustadz dan Ustadzah yang ada Pondok

Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

7. Apa saja program kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

8. Apa saja faktor penghambat dan pendukung kegiatan yang ada di

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

9. Apa yang membedakan Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah dengan pondok pesantren lainnya?

Page 119: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

Wawancara dengan Pengurus Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah di Desa Dadapan Sedan Rembang

1. Bagaimana ciri-ciri santri autis di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

2. Bagaimana ciri-ciri santri hiperaktif di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

3. Apa saja layanan atau program kegiatan yang diberikan kepada santri

autis dan hiperaktif di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah?

4. Apa tujuan layanan-layanan yang diberikan kepada santri autis dan

hiperaktif di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

5. Bagaimana metode pembelajaran yang diberikan kepada santri autis

dan hiperaktif Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash

Shiddiqiyah?

6. Bagaimana sikap santri autis dan hiperaktif dalam mengikuti program

kegiatan atau layanan yang ada di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

7. Bagaimana pencapaian hasil setelah memberikan layanan-layanan

untuk membimbing santri autis dan hiperaktif dengan menggunakan

metode yang telah diterapkan di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin

Ash Shiddiqiyah?

8. Bagaimana seorang santri autis atau hiperaktif itu dikatakan sudah

sembuh sehingga tidak memerlukan lagi layanan-layanan yang ada?

Page 120: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

9. Apa perbedaan santri autis dan hiperaktif sebelum dan sesudah

diberikan layanan-layanan yang ada di Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

10. Apa saja faktor penghambat dan pendukung kegiatan yang ada di

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

Wawancara dengan Wali Santri Pondok Pesantren Roudlotul

Nasyiin Ash Shiddiqiyah di Desa Dadapan Sedan Rembang

1. Ciri-ciri khusus apa yang dimiliki anak Anda yang membedakan

dengan anak seusianya?

2. Apa alasan Anda sehingga memasukkan anak Anda di Pondok

Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

3. Apa harapan Anda setelah anak Anda mendapatkan layanan di

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

4. Bagaimana program kegiatan atau layanan-layanan yang ada di

Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

5. Apa perbedaan sikap anak Anda sebelum dan sesudah diberikan

layanan di Pondok Pesantren Roudlotul Nasyiin Ash Shiddiqiyah?

Page 121: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

Lampiran 2

Foto Kegiatan

Page 122: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI
Page 123: UPAYA PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL NASYIIN ASH-SHIDDIQIYYAH …eprints.walisongo.ac.id/10004/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf · ASH-SHIDDIQIYYAH DALAM MEMBIMBING SANTRI AUTIS DAN HIPERAKTIF DI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DAFTAR DIRI

Nama : Muflih Syafiq

TTL : Tegal, 23 Juni 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Alamat : Bonang Rt 01/01 Kec. Lasem

Kab. Rembang

No Telephone : 089660714196

E-mail : [email protected]

2. PENDIDIKAN

a) SD Bonang 2001-2007

b) SMP N 1 Lasem 2007-2010

c) SMA N 1 Lasem, lulus tahun 2010-2013

d) Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo

Semarang Angkatan 2014

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengaan

sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mestinya.

Semarang, 2 Juli 2019

Penulis

Muflih Syafiq

1401016053