UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS...

14
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ARTIKEL OLEH YOSEP NIM 608311454752 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FEBRUARI 2013

Transcript of UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS...

Page 1: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D

SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN

PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

LEARNING CYCLE

ARTIKEL

OLEH

YOSEP

NIM 608311454752

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FEBRUARI 2013

Page 2: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D

SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN

PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

LEARNING CYCLE

ARTIKEL

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Matematika

Oleh

Yosep

NIM 608311454752

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FEBRUARI 2012

Page 3: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

Artikel oleh Yosep ini

Telah diperiksa dan disetejui

Malang, 18 Februari 2013 Malang, 18 Februari 2013

Pembimbing II Mahasiswa

Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd Yosep

NIP 198012072008012010 NIM 608311454752

Malang, 18 Februari 2013

Pembimbing I

Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si

NIP 196711301991031001

Page 4: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif
Page 5: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

ABSTRAK

Yosep. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 10

Malang Pada Materi Gradien dan Persamaan Garis Lurus Melalui Model

Pembelajaran Learning Cycle. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika

FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara,

M.Si. Pembimbing: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd

Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa.

Paradigma baru tentang pendidikan sekarang ini menekankan pada peserta didik

sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Berdasarkan

informasi dari guru matematika kelas VIII-D di SMPN 10 Malang, diketahui bahwa kegiatan

pembelajaran matematika di kelas tersebut masih didominasi oleh guru sehingga siswa

kurang aktif dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tersebut, persentase siswa yang

aktif sebesar 40%, dengan kategori keaktifan berada dalam tahap “kurang aktif’.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model

pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa

kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar matematika siswa ini adalah yang akan

diteliti pada penelitian ini secara berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam

model pembelajaran learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase

Explanation, fase Extention/elaboration dan fase Evaluation.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data

penelitian berupa nilai aktivitas guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar

observasi dan hasil aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah

76,6% hal ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar

siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti yaitu

minimal yang diperoleh adalah “aktif”. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, peneliti

memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi kelompok untuk siklus II. Pada siklus II

ini, menunjukkan peningkatan berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas

guru secara klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar siswa

secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan peneliti karena

mencapai kategori “sangat aktif”.

Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd

NIP 19671130 199103 1001 NIP 19801207 2008012010

Penguji

Drs. Erry Hidayanto, M.Si

NIP 196609061992031004

Page 6: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

ABSTRACT

Yosep. 2013. Efforts to Improve Student’s Learning Activeness of Class VIII-D SMP N 10

Malang on Content of Gradients and Straight Line Equation through Learning

Cycle Instructional Model. Thesis. Mathematics Education Study Program FMIPA

State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si.

Advisors: (II) Aning Wida Yanti, S.Si. M.Pd

Keyword: Learning Cycle Instructional Model, Students' Learning Activeness.

The new paradigm of current educational is emphasized on learners as human

beings who have the potential to learn and grow. Based on information of math teacher of

class VIII-D in SMP 10 Malang, it is known that the mathematics learning activities in the

classroom is still dominated by the teachers so that students are less active in the classroom.

Based on these results, the percentage of students who are active is 40%, which is the

category of activity in the stage of "less active".

This study aimed to describe the steps of learning cycle instructional model which

can improve students' mathematics learning activity of class VIII-D in SMP 10 Malang. The

activeness of students’ mathematics learning is to be investigated in this study in groups by

applying the five steps in the learning cycle instructional model, that is, Engagement,

Exploration, Explanation, Extention/elaboration and Evaluation phase.

The study is a qualitative descriptive. The research data are in the form of the value

of student and teacher activity sheets obtained from the observations and results of activities

of the student and teacher activity in the first cycle which is 76.6% in the classical. It shows

that the activities of teachers are good, while activity of students in the classical is at 65.3%.

This result does not meet the expectations of the researcher, that is, at least "active". Based on

the reflection of the cycle I, the researcher maximizes again in a mentoring group discussion

for cycle II. It indicates an increase based on the observation sheet by activities of teachers in

the classical which is earned 81.5% and categorized good whereas the activeness of student

learning in the classical is obtained by 88%. It exceeded the expectations of the researcher as

it reaches the category of "very active".

Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd

NIP 19671130 199103 1001 NIP 19801207 2008012010

Penguji

Drs. Erry Hidayanto, M.Si

Page 7: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII-D

SMP NEGERI 10 MALANG PADA MATERI GRADIEN DAN PERSAMAAN

GARIS LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Yosep

Universitas Negeri Malang

Pembimbing (1) Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si

Pembimbing (2) Aning Wida Yanti, S.Si, M.Pd

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah

model pembelajaran learning cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar

matematika siswa kelas VIII-D di SMPN 10 Malang. Keaktifan belajar

matematika siswa ini adalah yang akan diteliti pada penelitian ini secara

berkelompok dengan menerapkan lima langkah dalam model pembelajaran

learning cycle yaitu fase Engagement, fase Exploration, fase Explanation, fase

Extention/elaboration dan fase Evaluation. Penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa nilai aktivitas

guru dan keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil

aktivitas guru dan keaktifan siswa pada siklus I secara klasikal adalah 76,6% hal

ini menunjukkan aktivitas guru dalam kategori baik sedangkan keaktifan belajar

siswa secara klasikal sebesar 65,3% hasil ini belum sesuai dengan harapan

peneliti yaitu minimal yang diperoleh adalah “aktif”. Berdasarkan hasil refleksi

dari siklus I, peneliti memaksimalkan lagi dalam pendampingan diskusi

kelompok untuk siklus II. Pada siklus II ini, menunjukkan peningkatan

berdasarkan hasil lembar observasi dengan kegiatan aktivitas guru secara

klasikal diperoleh 81,5% dan berkategori baik sedangkan keaktifan belajar

siswa secara klasikal diperoleh sebesar 88%, hal ini melebihi dengan harapan

peneliti karena mencapai kategori “sangat aktif”.

Kata Kunci : Model pembelajaran learning cycle, Keaktifan belajar siswa.

Untuk mewujudkan keberhasilan di bidang pendidikan, proses pembelajaran

harus diperhatikan dan diawasi dengan seksama agar tidak terjadi hambatan yang

berarti dalam pelaksanaannya. Jika proses pembelajaran baik maka tujuan

pembelajaran akan segera tercapai, begitu juga sebaliknya, dimana tujuan

pembelajaran adalah kegiatan untuk membelajarkan siswa. Menurut Fahmi (2009)

seorang siswa dinilai telah berhasil dalam proses pembelajaran jika setelah selesai

Page 8: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

mengikuti proses pembelajaran di kelas, ia yang asalnya tidak tahu kemudian menjadi

tahu serta dapat menggunakan konsep, teorema maupun ketrampilan.

Metode pembelajaran behavioristik yang diterapkan oleh sebagian guru

khususnya guru matematika di SMP Negeri 10 Malang di kelas VIII-D, membuat

siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif dalam pembelajaran,

apalagi keinginan untuk membangun pemahaman atau mengaplikasikan apa yang

telah diketahuinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan.

Keaktifan selama pembelajaran yang dimaksud meliputi menjelaskan serta

mengemukakan gagasan seputar materi, dan mempresentasikan hasil kerja di depan

kelas.

Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan metode pembelajaran yang

menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pembelajaran

yang menggunakan pendekatan konstruktivisme, siswa akan terlibat aktif dalam

segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri atau

mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka. Learning Cycle merupakan salah satu

metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi masalah keaktifan

siswa, karena terdiri atas rangkaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran melalui learning cycle, agar

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini juga

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh dalam

bentuk verbal. Sehingga penelitian ini hasilnya berupa pendeskripsian data apa

adanya dan peristiwa atau kejadian saat di lapangan.

Kehadiran peneliti sangat dibutuhkan dan bertindak sebagai pemberi tindakan

untuk melihat peningkatan keaktifan siswa di kelas VIII-D di SMP Negeri 10

Malang. Peneliti bertugas sebagai perencana tindakan, penyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran, pemberi tindakan, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil

penelitian.

Bagi para observer menganalisis aktivitas guru selama proses pembelajaran

berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru. Cara menghitung persentase

keterlaksanaan pembelajaran oleh observer yaitu:

PK= 𝑆𝐷𝑃

𝑆𝑀𝑥 100%

PK : Persentase Keterlaksanaan

SDP : Skor yang diperoleh guru

SM : Skor Maksimal

Page 9: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

Pendoman penentuan kategori keterlaksanaan pembelajaran oleh guru ada

pada tabel sebagai berikut:

Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Guru

No. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Kategori

1. 81-100 Sangat Baik

2. 61-80 Baik

3. 41-60 Cukup Baik

4. 21-40 Kurang Baik

5. 0-20 Sangat Kurang Baik

Adapun rumus yang digunakan oleh observer dalam menetukan persentase

keaktifan siswa yaitu sebagai berikut.

P= 𝐾

𝑁 x 100

Keterangan:

P : Presentase keaktifan siswa

K : Banyaknya siswa yang menunjukkan keaktifan pada deskriptor

N : Nilai maksimum

Setelah dihitung persentasenya, kemudian ditentukan aktivitas siswa dalam

diskusi kelompok dengan penentuan kategori keaktifan siswa dalam diskusi

kelompok berdasarkan pendoman sebagai berikut.

Tabel Pendoman Penentuan Kategori Keaktifan Siswa dalam Kelompok

Presentase Klasifikasi Keterangan Keaktifan

85-100 Baik Sekali Sangat Aktif

70-84 Baik Aktif

55-69 Cukup Cukup Aktif

40-54 Kurang Kurang Aktif

0-39 Sangat Kurang Tidak Aktif

Hasil

Hasil penelitian pada siklus I yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan

pengamatan berupa data dari observer yaitu hasil observasi aktivitas guru dan hasil

observasi keaktifan siswa yang tersaji sebagai berikut.

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I

Pertemuan

Ke

Observer

Skor

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase

keterlaksanaan

(PK)

Kategori

Aktivitas

Guru

1

Observer I 13

14

70%

Baik Observer II 14

Page 10: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

Observer III 15

Observer I 15

2 Observer II 16 16 80% Baik

Observer III 17

Observer I 14

3 Observer II 16 16 80% Baik

Observer III 18

Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru secara yaitu

klasikal sebesar 76,6%. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas guru (dalam hal ini

peneliti) berada dalam kategori baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah

tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan

peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle.

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

Pertemuan

Ke

Observer

Skor

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase

keterlaksanaan(PK)

Kategori

Keaktifan Siswa

1

Observer I 16

23

57%

Cukup Aktif

Observer II 24

Observer III 29

Observer I 17

2 Observer II 23 23,6 59% Cukup Aktif

Observer III 31

Observer I 30

3 Observer II 32 32 80% Aktif

Observer III 34

Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa persentase keaktifan siswa

secara klasikal sebesar 65,3%. Hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti,

sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “aktif”.

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti perlu melanjutkan pada siklus II.

Berbagai temuan yang didapat pada siklus I tersebut dapat dijadikan sebagai

acuan untuk berbagai perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Perbaikan-

perbaikan yang harus dilakukan adalah peneliti lebih meningkatkan motivasi agar

siswa berinsiatif untuk menunjukkan keaktifannya pada proses pembelajaran.

Bentuk motivasi yang dilakukan bisa dengan memberikan pertanyaan yang

menarik minat siswa untuk mencari kebenaran konsep dengan mengajukan

pertanyaan atau tanggapan dari pertanyaan yang diajukan peneliti, selain itu juga bisa

dengan bentuk penghargaan seperti pemberian tambahan nilai bagi yang aktif saat

pembelajaran berlangsung, dan tidak kalah pentingnya adalah penguatan positif pada

diri siswa bahwa dengan aktif di kelas, siswa akan lebih cepat memahami dan

Page 11: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

menemukan konsep yang benar seputar materi yang disampaikan, sehingga jangan

pernah malu untuk manujukkan kekatifan dalam pembelajaran di kelas.

Pada siklus II diperoleh hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang

tersaji sebagai berikut.

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II

Pertemuan

Ke

Observer

Skor

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase

keterlaksanaan

(PK)

Kategori

Aktivitas

Guru

4

Observer I 14

15,6

78%

Baik

Observer II 16

Observer III 17

Observer I 15

5 Observer II 17 17 85% Sangat Baik

Observer III 19

Berdasarkan tabel di atas, terlihat skor pencapaian aktivitas guru pada

pertemuan ke-4 dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti

berada dalam kategori sangat baik. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti sudah

tepat dalam menerapkan model pembelajaran learning cycle, meski diperlukan

peningkatan oleh peneliti dalam menerapkan melalui model pembelajaran learning

cycle.

Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

Pertemuan

Ke

Observer

Skor

Jumlah Skor

Rata-rata

Prosentase

keterlaksanaan

(PK)

Kategori

Aktivitas Siswa

1

Observer I 30

34,6

86%

Sangat Aktif

Observer II 36

Observer III 38

Observer I 32

2 Observer II 37 36 90% Sangat Aktif

Observer III 39

Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa prosentase keaktifan siswa

secara klasikal yaitu 88%. Hal ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti,

sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “sangat

aktif”. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tidak perlu melanjutkan kesiklus

selanjutnya.

Pembahasan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang mengunakan model pembelajaran

learning cycle untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-D

Page 12: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

di SMPN 10 Malang, dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dimana lima kali

pertemuan ini untuk pembelajaran dengan menggunakan LKS sebanyak tiga LKS

yaitu LKS I, LKS II dan LKS III yang berkaitan dengan materi gradien dan

persamaan garis dan berdasarkan fase-fase learning cycle.

Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh peneliti maupun

observer, diketahui awal mulanya keaktifan siswa hanya mencapai 40%. Peneliti

kemudian menggunakan model pembelajaran learning cycle terhadap siklus I dan

siklus II. Pada siklus I terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-1,

ke-2 dan pertemuan ke-3 secara klasikal mencapai 76,6%, data ini menunjukkan

bahwa aktivitas peneliti dalam kategori baik. Sedangkan keaktifan siswa secara

klasikal pada siklus I mencapai 65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan

peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang didapat adalah

“aktif”. Dalam hal ini peningkatan keaktifan siswa sebesar 25,5%, dibandingkan

keaktifan siswa pada awal.

Peningkatan yang terjadi pada siklus I masih belum memenuhi kriteria yang

diiinginkan peneliti, sehingga pada siklus berikutnya peneliti lebih memaksimalkan

lagi dalam pendampingan sewaktu diskusi kelompok dilaksanakan dan

mempersiapkan siswa sebelum presentasi dilaksanakan.

Pada siklus II, keaktifan belajar siswa terlihat meningkat. Sebenarnya secara

garis besar, tindakan yang dilkukan pada siklus II hampir sama dengan tindakan yang

dilakukan pada siklus I, tetapi pada siklus II tindakan dilakukan berdasarkan pada

hasil refleksi siklus I. Siklus II mengharuskan peneliti lebih banyak memotivasi siswa

untuk lebih aktif seperti memberikan nilai tambahan bagi siswa yang paling aktif,

Yamin (2008:96) mengungkapkan bahwa memberikan motivasi kepada siswa berarti

kita memberdayakan afeksi atau rasa suka mereka agar dapat melakukan sesuatu

melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri

sendiri.

Pada siklus II, terlihat skor pencapaian aktivitas peneliti pada pertemuan ke-4

dan pertemuan ke-5 secara klasikal berkisar 81,5% Aktivitas peneliti berada dalam

kategori sangat baik. Sedangkang kekatifan siswa secara klasikal mencapai 88%, Hal

ini sangat sesuai dan melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan

kategori minimal yang didapat adalah “aktif”. Hal ini menunjukkan terjadi

peningkatan sebesar 48% dibandingkan keaktifan siswa pada siklus I. Peningkatan ini

juga tidak terlepas dari usaha peneliti untuk selalu memperhatikan dan memahami

betul langkah-langkah dan aktivitas pengajar dalam tiap tahap yang terdapat pada

model pembelajaran learning cycle, sehingga peluang keberhasilan yang diharapkan

saat pembelajaran di kelas semakin besar.

Page 13: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

Kesimpulan

1. Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII-D SMPN 10

Malang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa penerapan model

pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui

tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut.

a) Fase pendahuluan (Enganggement)

b) Fase eksplorasi (Exploration)

c) Fase penjelasan (Explanation)

d) Fase penerapan konsep (Elaboration)

e) Fase evaluasi (Evaluation)

2. Penerapan melalui model pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa di SMP N 10 Malang. Peningkatan dari hasil pembelajaran

learning cycle adalah peningkatan keaktifan belajar matematika siswa dari siklus I

ke siklus II. Siklus I memperlihatkan ketercapaian keaktifan siswa mencapai

65,3%, hasil ini belum sesuai dengan harapan peneliti, sementara peneliti

menginginkan kategori minimal yang didapat adalah “aktif”. Sementara siklus II

rata-rata ketercapaian keaktifan siswa mencapai 88%, Hal ini sangat sesuai dan

melebihi harapan peneliti, sementara peneliti menginginkan kategori minimal yang

didapat adalah “aktif”.

Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, melalui model

pembelajaran learning cycle yang terdiri 5 fase ini layak dipertimbangkan bagi

para guru dan praktisi sebagai pembelajaran alternatif strategi untuk membuat

siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Penerapan melalui model pembelaran learning cycle ini dilaksanakan pada materi

gradien dan persamaan garis lurus. Bagi peneliti lain diharapkan mampu

mengembangkan model pembelajaran learning cyle pada materi lain sehingga

akan lebih diketahui keefektifan dan keakuratan model pembelajaran learning

cycle dalam pelaksanaannnya .

3. Bagi peneliti lainnya yang juga melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa,

dan tertarik melakukan penelitian yang seperti penulis lakukan. Diharapkan

mampu merancang dan mampu menentukan keaktifan siswa yang sudah

mencakup karakter dan per kriteria siswa yang beragam pada proses pembelajaran

di lapangan.

Page 14: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAF13614D0E6A89BE6A... · siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif

DAFTAR RUJUKAN

Fahmi, Syariful. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif ,(Online)

(http://syarifulfahmi.blogspot.com/2009/09/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-

dan.html, diakses pada 19 Januari 2011)

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik.Jakarta: GP Press.