UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM …/Upaya... · SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN...
-
Upload
nguyenminh -
Category
Documents
-
view
232 -
download
3
Transcript of UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM …/Upaya... · SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN...
1
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS
SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
EMA DWI NINGRUM
NIM K 7406073
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS
SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
EMA DWI NINGRUM
NIM K 7406073
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd Muhtar, S.Pd, M.Si
NIP. 19630520 1989031 005 NIP. 19661231 1994121 001
iii
4
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukirman,M.M .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd, M. Si .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
iv
5
Skripsi ini telah direvisi sesuai anjuran dan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukirman,M.M .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd, M. Si .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si .......................
v
6
ABSTRAK
Ema Dwi Ningrum. K7406073. UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI
PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 3
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Pendekatan
Pembelajaran Make A Match dalam upaya peningkatan keaktifan pembelajaran
akuntansi kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktek pembelajaran dan sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan belajar
di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti,
dan melibatkan siswa. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA
Negeri 3 Surakarta yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, review, tes dan dokumentasi.
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan keaktifan pembelajaran akuntansi melalui penerapan
pendekatan pembelajaran Make A Match. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas
menunjukkan peningkatan dari 20 siswa (52,6%) menjadi 30 siswa (78,9%), (2)
keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebanyak 24 siswa (63,1%)
pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 34 siswa (89,5%), (3) keberanian
menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas pada siklus I terdapat 23 siswa
(60,5%), pada siklus II terdapat 29 siswa (76,3%), (4) mengerti dan dapat
melakukan langkah Make A Match pada siklus I terdapat28 siswa (73,6%), pada
siklus II terdapat 31 siswa (81,6%), (5) siswa dapat menjalin kerjasama dalam
belajar kelompok. sebanyak 16 siswa, (68,4%) pada siklus I sedangkan pada
siklus II sebanyak 32 siswa (84,2%), (6) kemampuan siswa mengerjakan soal
dengan benar dan mencapai standar KKM (70) dari 22 siswa (57,9%) menjadi 33
siswa (86,8%). Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa
upaya antara lain: (1) penerapan pendekatan pembelajaran Make A Match,
(2) guru membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, dan
(3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, penggunaan
pendekatan pembelajaran Make A Match efektif untuk meningkatkan keaktifan
siswa dan prestasi belajar siswa.
vi
7
MOTTO
”Ingatlah Allah di saat kamu marah, niscaya Dia akan mengingatmu pula di saat Dia marah ”
(Hadist Qudsi)
”Sesusah-susahnya dunia cuma setetes air di lautan, air di seluruh lautan itulah susahnya akhirat, begitu
pula dengan kebahagiaan ”
(Bunda Tersayang)
“No action, no happen”
( Prof. Siswandari, M. Stats)
“Apapun pilihanmu, jalanilah sepenuh hatimu”
(Penulis)
vii
8
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta
kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Allah SWT atas semua nikmatNya yang tak terhitung.
Mami dan Babe tercinta yang telah membesarkan, mendidik,
memberikan kasih sayang tulus, semangat, perhatian,
pengorbanan serta doa sehingga alkhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Universitas
Sebelas Maret ini. Semoga kebaikan Mami dan Babe dibalas
dengan berjuta-juta kemuliaan dan pahala dari-Nya.
Suami tercinta, Aris Wahyudi yang mencurahkan kasih sayang,
motivasi serta doa.
Arshofyn Azka Emrifatullah, jagoanku, investasi terbesar dalam
hidupku, buah hati tersayang yang telah memberikan senyum
terindah.
Teman-teman seperjuangan.
Almamater
KATA PENGANTAR
viii
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kasih
karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik
oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dengan bijaksana.
4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan serta pengarahan dengan penuh kesabaran.
5. Drs Ngadiyo, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Surakarta yang telah
banyak memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam penelitian ini.
6. Dyah Retnaningsih, S.Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi di SMA
Negeri 3 Surakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan
mengajar kepada penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
7. Keluarga besar, Babe, Mami, Ayah Aris gendut, Ofyn imut, Pakdhe Pur,
Bude Eko, Kak Favian, Lukman, Aning, Bunda Lastri yang selalu
memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa
yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-temanku seperjuangan akuntansi 06: Kartika, Harjani, Dinna, Titis
yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta teman-teman lain yang
tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
ix
10
9. Siswa kelas XI IS 1 yang telah bersedia berpartisipasi mengikuti penelitian
ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jazakallahu khairan katsiran atas segala kebaikan yang telah diberikan,
semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan berjuta-juta pahala kebaikan
yang tak terhingga di sisi-Nya. Amin
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Maret 2010
Penulis
x
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .... ….. ......................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................ ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR................ .................................................................... xiv
DAFTAR TABEL……………………………………………………. ........ xv
DAFTAR LAMPIRAN.............. ................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan ....................................................... 10
2. Komponen Pembelajaran ............................................... 11
3. Belajar ............................................................................ 17
4. Partisipasi Belajar ........................................................... 23
5. Pendekatan Pembelajaran ............................................... 35
6. Kualitas Pembelajaran .................................................... 39
xi
12
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 40
C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 41
D. Hipotesis Tindakan ............................................................... 44
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 45
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 46
C. Sumber Data ......................................................................... 47
D. Pendekatan Penelitian .......................................................... 47
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 50
F. Prosedur Penelitian ............................................................... 51
G. Indikator Keberhasilan ......................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................ 61
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi di Kelas XI IS 1
SMA Negeri 3 Surakarta.......................................................... 69
C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 70
1. Siklus Pertama ...................................................................... 71
a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama............................ 71
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama............................ 74
c. Observasi dan Interpretasi……………………………... 79
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Pertama………. 81
2. Siklus Kedua......................................................................... 82
a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ............................. 82
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ............................. 86
c. Observasi dan Interpretasi…………………………...... 90
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Kedua………... 91
D. Pembahasan………………………………………………….. 93
xii
13
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 98
B. Implikasi ................................................................................ 100
C. Saran ...................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103
xiii
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Akuntansi ............................................................................ 21
Gambar 2. Skema Hubungan antara Guru dan Siswa ...................................... 24
Gambar 3. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran............. 25
Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas .................................... 44
Gambar 5. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 49
Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Surakarta ................................ 68
Gambar 7. Grafik Hasil Pembelajaran Siklus I ................................................ 80
Gambar 8. Grafik Hasil Pembelajaran Siklus II............................................... 91
Gambar 9. Grafik Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran............................. 94
xiv
15
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ............................... 46
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ................................................ 60
Tabel 3. Data Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Akuntansi .................................................................... 93
xv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp. 1 Catatan Lapangan I ............................................................................ 105
Lamp. 2 Catatan Lapangan II ........................................................................... 107
Lamp. 3 Foto Observasi Awal ......................................................................... 109
Lamp. 4 Catatan Lapangan III ......................................................................... 110
Lamp. 5 RPP Siklus I ....................................................................................... 116
Lamp. 6 Materi Siklus I ................................................................................... 121
Lamp.7 Soal Evaluasi Siklus I......................................................................... 123
Lamp.8 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ................................................ 124
Lamp. 9 Foto Siklus I ....................................................................................... 127
Lamp. 10 Pedoman Observasi Siklus I ............................................................ 128
Lamp.11 Daftar Hadir Siswa Siklus I ............................................................. 133
Lamp.12 Catatan Lapangan IV ........................................................................ 134
Lamp.13 Foto Siklus II .................................................................................... 139
Lamp. 14 RPP Siklus II .................................................................................... 140
Lamp.15 Materi Siklus II ................................................................................. 145
Lamp.16 Soal Evaluasi Siklus II ...................................................................... 151
Lamp.17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ............................................ 152
Lamp. 18 Pedoman Observasi Siklus II ........................................................... 159
Lamp. 19 Review ............................................................................................. 164
Lamp. 20 Lembar Pengamatan Peningkatan Keaktifan Siswa ....................... 166
Lamp.21 Daftar Nilai Siswa ............................................................................. 169
Lamp. 22 Daftar Hadir Siswa Siklus II ............................................................ 171
Lamp. 23 Daftar Nama Guru SMA Negeri 3 Surakarta .................................. 172
Lamp. 24 Jadwal Mata Pelajaran Semester I Kelas XI ................................... 173
Lamp. 25 Daftar Nama Siswa Kelas XI IS 1 .................................................. 174
Lamp. 26 Kalender Akademik SMA Negeri 3 Surakarta ................................ 175
Lamp. 27 Perijinan ........................................................................................... 177
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal
yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara
terus- menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-
buku pelajaran, alat-alat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat
pemahaman materi dan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman materi
dan prestasi belajar, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.
Selain itu pendidikan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan
nasional.
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
kultural, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan sangat menentukan kemajuan pembangunan. Semakin tinggi kualitas
pendidikan maka pembangunan akan semakin meningkat. Namun sebaliknya, jika
kualitas pendidikannya rendah maka pembangunan akan sangat lambat.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi pembangunan bangsa,
maka pemerintah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu
pendidikan diantaranya dengan program wajib belajar sembilan tahun, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan, penyuluhan akan pentingnya pendidikan,
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan serta usaha-usaha lain yang tak kalah
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pemerintah melaksanakan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan harapan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tujuan
pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia beriman, bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan
1
2
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut, setiap jenjang pendidikan, baik formal maupun non formal harus
berupaya maksimal untuk mengembangkan secara seimbang seluruh aspek
kepribadian anak, termasuk didalamnya kecerdasan intelektual, kepekaan hati
nurani, dan keterampilan berperilaku/bertindak.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional (2003: 2) menyatakan bahwa:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Salah satu prinsip penting dalam melaksanakan pendidikan adalah
presentase kebebasan bagi anak atau pemberian kesempatan bagi anak ikut aktif
mengambil bagian dan partisipasi dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan dorongan baik dari pihak siswa
itu sendiri maupun pendidik. Dalam kegiatan pendidikan, idealnya anak bisa
melihat dan merasakan manfaat pendidikan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang. Jenjang pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap
jenjang pendidikan memiliki tujuan yang telah ditetapkan masing-masing. Tujuan
pendidikan tersusun secara hierarkis mulai dari tujuan abstrak, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional, tujuan instruksional umum
(kompetensi dasar) sampai tujuan instruksional khusus (indikator). Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar
3
biasa, pendidikan kedinasan dan pendidikan keagamaan. Setiap jenis pendidikan
telah diatur dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah pedoman yang akan dipakai oleh pendidik dalam pembelajaran
dikelas maupun di luar kelas. Kurikulum membantu para guru dalam membuat
perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran serta sistem evaluasi
yang akan digunakan oleh guru. Kurikulum mencakup tujuan, isi dan bahan
pelajaran termasuk didalamnya materi pelajaran serta standar kompetensi.
Standard kompetensi tiap mata pelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi
lulusan suatu lembaga pendidikan.
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah
yang diberikan sesuai kurikulum pendidikan. Butuh ketelitian dan keuletan yang
tinggi untuk mempelajari akuntansi, jika tidak konsentrasi dan memahami dari
awal maka akan ketinggalan. Maka tidak jarang pelajaran akuntansi cenderung
dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” atau “kalau bisa
dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran bahwa aliran-aliran yang
ada dalam akuntansi mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional kritif,
cermat, efisien dan efektif.
Untuk siswa SMA kelas XI IS, akuntansi merupakan mata pelajaran baru.
Maka dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk
pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor
pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan
menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran akuntansi siswa dituntut benar–benar aktif,
sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah dipelajari akan lebih baik.
Proses belajar mengajar akuntansi yang baik adalah guru harus mampu
menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang
ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu
membantu mengaktifkan murid untuk berpikir. Ada kecenderungan dewasa ini
untuk kembali pada pemikiran bahwa akan lebih bermakna jika anak
“mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahuinya”. Pembelajaran
4
akuntansi yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam
kompetisi. Dan inilah yang terjadi di kelas-kelas saat ini.
Suatu kenyataan bahwa di dalam proses belajar mengajar selalu ada para
siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya pembenahan
sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya
muncul berapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan
menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan
kebutuhan saat ini. Kemampuan professional guru amatlah penting dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan perbaikan dalam proses belajar
mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan. Suatu pemberian
bantuan di dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan yang
terprogram secara sistematis. Bukan sekedar kegiatan yang timbul karena inisiatif
dan guru pada saat tertentu dan secara kebetulan menemukan kesulitan belajar
siswa. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan guna menyongsong era persaingan
besar. Oleh karena itu, kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi
menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan dan menarik didalam kelas. Kreativitas bukanlah suatu bakat,
tetapi bisa dipelajari, harus dilatih dan dikembangkan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka
membuat guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai
pendekatan yang bervariasi. Salah satu pendekatan yang akan diterapkan yaitu
pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan make a match atau
mencari pasangan. Penerapan pendekatan ini dimulai dari teknik yaitu siswa
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik pendekatan make a match atau mencari pasangan dikembangkan
oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggalan teknik ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Langkah-langkah penerapan pendekatan make a match secara
sistematis yaitu guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-persoalan dan kartu
5
yang berisi jawabannya, siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan
berusaha menjawabnya, tetapi setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok
dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul
lagi dan dicetak. Untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi, dengan demikian siswa belajar akluntansi
tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan di depan kelas saja namun
diperlukan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi.
Arikunto (2003: 4) menyebutkan beberapa karakter siswa dalam
pembelajaran tersebut sebagai berikut: (1) semangat belajar rendah, (2) mencari
jalan pintar, (3) tidak tahu belajar untuk apa, dan (4) pasif dan acuh. Untuk
mengantisipasi terjadinya karakteristik siswa yang demikian disarankan pula bagi
seorang guru untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran yang: (1) memiliki
variasi, (2) memberikan ketibukan yang menarik, (3) menggunakan model reward
dan punishment, (4) bersifat terbuka, dan (5) memberikan layanan yang simpatik.
Hasil studi menyebutkan bahwa meski terdapat peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, akan tetapi pembelajaran dan
pemahaman siswa kelas XI IS di SMA Negeri 3 Surakarta (pada beberapa
pelajaran termasuk akuntansi) menunjukkan hasil cenderung text book oriented
dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung
lebih abstrak dan menggunakan metode ceramah sehingga konsep-konsep
akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu, menurut Direktorat PLP
(2002) kebanyakan guru yang mengajar masih kurang mempertahankan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pembelajaran
bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya
motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan, dan pola belajar cenderung
menghafal dan mekanistik.
Dalam hal ini, guru haruslah pandai dan kreatif dalam membelajarkan
konsep dasar, sedangkan peserta didik sendiri dituntut kritis dan kreatif sehingga
bisa memahami dengan baik ketika menerima pengetahuan baru dari guru. Tugas
guru dalam hal ini adalah menciptakan suasana yang hidup untuk memotivasi
siswa selama proses belajar mengajar. Dengan menerapkan pendekatan ini dalam
pembelajaran akuntansi diharapkan minat dan keaktifan belajar akuntansi siswa
akan lebih tinggi dan pemahaman mereka akan meningkat.
6
Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, setelah peneliti melakukan
observasi pembelajaran akuntansi yang terjadi di SMA Negeri 3 Surakarta
ditemukan permasalahan antara lain: 1) siswa cenderung kurang aktif dalam
pembelajaran akuntansi, akar penyebab permasalahan ini adalah guru sebagai
fasilisator, dalam tahap persiapan maupun tahap penyampaian materi ajar kurang
melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif 2) kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah atau soal masih kurang, akar penyebabnya adalah guru
sebagai fasilisator dalam tahap penyampaian materi maupun dalam tahap
pelatihan kurang membimbing kerja kelompok sehingga pemecahan masalah
dalam pembelajaran akuntansi kurang optimal.
Dari hasil survey awal, masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi
standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu 70.
dari hasil ulangan (untuk materi persamaan akuntasi), nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 53, sedangkan nilai tertinggi 99,5. Dari hasil tersebut bisa
dilihat prestasi belajar siswa tidak merata dan terjadi ketimpangan, sedangkan
untuk tugas-tugas rumah yang diberikan guru, sebagian siswa masih mengerjakan
di kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Beberapa siswa masih
mengandalkan kemampuan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dalam
mengerjakan ulangan atau latihan soal (mencontek). Ini menunjukkan rendahnya
keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan
penelitian dengan judul: “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN
MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentiifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
7
1. Diperlukan pendekatan pembelajaran baru dalam berbagai bidang pendidikan
atau pembelajaran untuk mengembangkan potensi dan kemampuan siswa.
2. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran akuntansi.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi yang biasa dilakukan.
Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang
kesulitan yang mereka hadapi ataupun menanggapi umpan balik yang
diberikan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, tidak efektif bila dalam
penelitian ini tidak dibatasi permasalahannya. Maka untuk pertimbangan efisiensi,
peneliti membatasi permasalahan pada:
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.
2. Objek penelitian
Objek penelitian meliputi:
a. Penguasaan konsep dibatasi pada konsep mengenai pokok bahasan
Perusahaan Jasa. Yang dinilai dari kemampuan pencatatan dalam siklus
akuntansi perusahaan jasa yang meliputi: 1). Kemampuan pencatatan
persamaan akuntasi, 2). Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur neraca
dan laba rugi, 3). Kemampuan menjurnal transaksi keuangan dalam jurnal
umum, 4). Pelaporan siklus akuntansi perusahaan jasa
b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi
pokok bahasan Akuntansi Perusahaan Jasa.
c. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan
pembelajaran make a match.
8
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran
akuntansi melalui pendekatan make a match pada siswa kelas XI Ilmu Sosial
(IS) di SMA Negeri 3 Surakarta?
2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran
akuntansi melalui pendekatan make a match pada siswa kelas XI Ilmu Sosial
(IS) di SMA Negeri 3 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
Pendekatan Pembelajaran Make A Match dalam upaya peningkatan keaktifan dan
prestasi pembelajaran akuntansi kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran akuntansi
yang mulai bergeser ke pembelajaran yang mementingkan prosesnya,
karena dalam proses pembelajaran disarankan untuk menggunakan
paradigma belajar yang menunjukkan pada proses untuk mencapai hasil.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan,
dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang
dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif
pendekatan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah
dipahami.
2) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengembangkan pendekatan pembelajaran melalui
make a match yang sesuai dengan kondisi siswa.
b. Bagi siswa
1) Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,
sehingga siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi, siswa
lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran
akuntansi.
c. Bagi sekolah,
Memberi informasi dan masukan dalam penggunaan pendekatan make a
match pada pembelajaran akuntansi, meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi melalui pendekatan make a match di sekolah.
d. Bagi peneliti,
Memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon guru dalam memilih
dan menggunakan metode/pendekatan pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar akuntansi.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan
Pendidikan adalah pemberian muatan untuk mendapatkan kontribusi
positif: berguna dan diinginkan oleh penerimanya. Dalam Forum Mangunwijaya
(2008: 177-179) pendidikan yang lebih efektif adalah yang mampu menjawab
permasalahan aktual komunitas. Melihat pada tujuannya, bahwa pendidikan
adalah pembebasan, maka sekolah seharusnya berpihak pada anak, tak boleh
memanipulasi siswa, tapi sebaliknya harus mempersiapkan individu untuk
memimpin dirinya dengan tidak boleh dipisahkan dari aspek kehidupan siswa.
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan bangsa dalam suatu negara. Dalam arti luas, pendidikan sama
dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan seseorang atau dengan kata lain pendidikan adalah pengalaman
belajar. Pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman
belajar setiap orang sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam pengertian sempit,
pendidikan adalah sekolah atau persekolahan (schooling).
Oleh sebab itu, pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai
pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepada pihak sekolah agar mereka mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas
sosial mereka, sedangkan dalam arti luas pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Berdasarkan pendapat Redja Mudyahardjo (2001: 45-51) pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non
formal dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup
10
11
yang bertujuan optimalisasi pertyimbangan kemampuan-kemamppuan individu,
agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Menurut Hasbullah (2005: 4) pendidikan adalah “usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Sedangkan menurut UU No. 20 tahun 2003, Ki Hajar Dewantara (1962:
471) mengatakan : “Pendidikan ialah segala usaha dari orang tua terhadap anak-
anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya, dalam arti memperbaiki
bertumbuhnya segala kekuatan rohani dan jasmani yang ada pada anak-anak
karena kodrat irodatnya sendiri”.
Berdasarkan pengertian pendidikan yang telah diuraikan di atas dapat
ditarik suatu benang merah yaitu bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan
proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab setiap orang menjadi dewasa
karena belajar dan pengalaman hidupnya. Pendidikan merupakan upaya
pencerdasan, pendewasaan dan kemandirian seseorang yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok maupun lembaga di dalam kehidupan nyata. Pendidikan
membuat seseorang dapat menjadi dirinya sendiri, menentukan dan menemukan
segala macam tujuan yang ingin dicapainya dalam kehidupan nyata.
2. Komponen Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Mengenai pengertian pembelajaran, beberapa ahli mengungkapkan
pendapatnya. Namun dari beberapa pendapat, ada pendapat yang sangat penting
untuk diperhatikan. Di bawah ini akan dipaparkan pendapat-pendapat tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990: 13) pengertian
pembelajaran diungkapkan secara luas yaitu “Pembelajaran berasal dari kata dasar
“belajar” adalah 1) Memperoleh kepandaian atau ilmu, 2) Berubah tingkah
laku/tanggap yang disebabkan oleh pengalaman”. Selain itu juga terdapat definisi
12
pembelajaran secara luas. Dalam pendapatnya Sobry Sutikno (2003: 9)
pembelajaran dipandang dari segi usaha yaitu “Pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan oleh guru atau dosen agar terjadi proses belajar pada diri siswa
atau mahasiswa”. Selain kedua pendapat di atas, Mulyasa (2005: 173) juga
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pembelajaran, namun
pendapatnya diungkapkan secara lebih spesifik dengan menyertakan tujuan
pembelajaran yaitu “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik“. Sedangkan Oemar Hamalik (2001: 57) mengartikan pembelajaran
dipandang dari segi unsurnya bahwa “Pembelajaran merupakan suatu kombinasi
yang tesusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur sehingga mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”.
Selain beberapa pengertian di atas yang mengartikan pembelajaran secara
luas, pengertian pembelajaran juga dikemukakan secara lebih spesifik seperti yang
dikemukakan oleh Nana Sudjana (1996: 7) “pembelajaran adalah kegiatan
mengatur dan mengorganisasikan lingkungan disekitar siswa yang dapat
mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar”. Dan
untuk lebih jelasnya peniliti memaparkan secara lebih rinci mengenai pengertian
pembelajaran dalam UUSPN No.20 tahun 2003, yaitu:
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sebagai proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
lebih baik terhadap materi pelajaran”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah antara
pihak guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, di mana guru
membelajarkan siswa mengenai teori tertentu untuk mencapai suatu keberhasilan
pendidikan. Dengan demikian berarti kegiatan pembelajaran dapat membantu
siswa untuk mempelajari pengetahuan lebih dalam dan menemukan kemampuan
atau pemahaman yang baru.
13
b. Ciri – Ciri Pembelajaran
Tidak semua kegiatan di sekolah dapat dikatakan sebagai pembelajaran.
Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai pembelajaran apabila memiliki ciri
pembelajaran. Dalam hal ini ada pendapat yang mengungkapkan ciri-ciri
pembelajaran menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd (2008: 219-223) yaitu:
1)pembelajaran merupakan proses berfikir, 2) proses pembelajaran memanfaatkan
fungsi otak, 3) pembelajaran berlangsung sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan mengenai ciri-ciri
pembelajaran, yaitu:
1). Pembelajaran merupakan proses berfikir.
Dengan aktivitas belajar menekankan siswa untuk mencari dan menemukan
sesuatu hal yang baru termasuk menemukan pengetahuan sendiri (self
regulated) dan pengalaman sehingga belajar tidak hanya sekedar transfer
informasi dari guru kepada siswa melainkan siswa mampu menciptakan dan
membangun pengetahuan serta pemikiran sendiri.
2). Proses pembelajaran memanfaatkan fungsi otak.
Dalam pembelajaran harus menyeimbangkan pemanfaatan antara otak kiri
dan otak kanan agar otak dapat bekerja secara optimal. Otak kiri bersifat
logis,rasional, dan linier sedangkan otak kanan bersifat acak, tidak teratur dan
intuitif. Oleh karena itu belajar berfikir logis perlu didukung proses
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga mampu melakukan
pengembangan, memecahkan masalah dan membangun kreasi.
3) Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat.
Pembelajaran berlangsung secara terus-menerus selama hidup manusia,
karena pada dasarnya manusia dihadapkan pada berbagai masalah, berbagai
rintangan, dan selalu berharap dapat mencapai tujuan yang diinginya.
Maka dapat disimpulkan bahwa ciri pembelajaran pada hakikatnya
adalah adanya proses intareksi antara guru dan perserta didik, yang memiliki
perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian yang terprogram untuk mencapai
tujuan tertentu.
14
c. Tujuan Pembelajaran
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula
dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan maksud agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan ini mencakup beberapa aspek
perubahan perilaku siswa yang berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk itu, di setiap kegiatan pembelajaran guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran.
Beberapa ahli memberikan pendapat mengenai tujuan pembelajaran. Salah
satunya adalah Sardiman, A. M (1990: 28–30) yang menyatakan bahwa “tujuan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapat pengetahuan, 2)
Penanaman konsep dan ketrampilan, 3) Pembentukan sikap”. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Untuk mendapat pengetahuan
Pembelajaran dilaksanakan dengan maksud agar siswa memperoleh
pemahaman tentang suatu hal. Dalam proses pembelajaran guru
menyampaikan ilmu agar siswa memperoleh pengetahuan.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan.
Selama proses pembelajaran guru memberikan banyak konsep untuk
dipelajari siswa sehingga siswa akan lebih menguasai suatu materi serta
terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pembentukan sikap
Pembelajaran dilaksanakan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan siswa saja tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang baik
kepada siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap siswa.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara
sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2005: 16) menegaskan bahwa seorang guru
profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku
siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa
tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Selanjutnya, dia menyarankan dua kriteria
yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu: (1) preferensi
nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan
seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan
15
(2) analisis taksonomi perilaku; dengan menganalisis taksonomi perilaku ini,
guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran
yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada
pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor. Pada bagian lain, Hamzah B.
Uno (2008: 34) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran
dalam format ABCD. A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan
sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil
belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat
diterima).
Nana Syaodih Sukmadinata (2002: 12)mengidentifikasi 4 (empat) manfaat
dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan
perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan
menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan
belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata
pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam
memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan
ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
tujuan yang ingin dicapai seorang guru dalam suatu pembelajaran adalah untuk
mengorganisasi seluruh proses belajar mengajar agar kualitas hasil belajar yang
diperoleh siswa maksimal.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses baik disengaja maupun
tidak disengaja, disadari ataupun tidak disadari yang terjadi setiap saat dalam
kehidupan. Dari proses belajar mengajar akan diperoleh suatu hasil yang pada
umumnya disebut hasil pengajaran, atau tujuan pembelajaran. Perpaduan guru
sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar akan menghasilkan suatu
interaksi edukatif dengan memanfaatkan sarana dan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pembelajaran
merupakan aktivitas pokok dan kegiatan belajar mengajar.
16
Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab XI pasal 39 ayat 2 : Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah no
19 Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19 ayat (1) Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke
paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan
KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa
siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan
motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa, dituntut adanya profil
kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta
sifat-sifat pribadi (kepribadian), agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif
dan efisien. Prinsip-prinsip pembelajaran efektif sebagai berikut :
1) Bersifat eklektik
2) Berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar
3) Menguatkan praktek dalam tindakan
4) Mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti
5) Bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan
6) Merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran
7) Membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran
17
8) Dapat menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi untuk
mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek
mengajar yang profesional
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa
dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau
bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam
kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung
belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara
bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang
menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa
tindakan sehari-hari. Belajar dilakukan setiap manusia selama hidupnya, sejak
lahir sampai akhir hidupnya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang
kompleks. Sedangkan makna dari belajar itu sendiri sangatlah beragam,
tergantung tiap-tiap individu dan dari sudut pandang mana mereka memaknainya.
Belajar merupakan suatu pola pikiran dan tindakan yang secara tidak langsung
dialami manusia sejak dilahirkan. Seorang anak kecil/bayi berusaha belajar
minum air susu ibu. Secara naluri seorang bayi akan mencari air susu ibu dan
sikap sederhana tersebut bisa dikatakan sebagai proses belajar.
Menurut Kimble yang dikutip oleh Heri Triluqman (2009), belajar adalah
perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai
akibat adanya latihan yang diperkuat. Sedangkan menurut Sardiman (2007: 20),
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, mengubah
18
tingkah laku. Jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan
prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Selain itu, belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan,
keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat
seseorang sehingga menghasilkan perubahan perilaku seseorang akibat
pengalaman yang ia dapatkan melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan
meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan,
pandai dan bijaksana diperdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar
dan meniru. Sedangkan Gage dalam Martinis Yamin (2008: 99-123) menyatakan
bahwa “belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya
diakibatkan pengalaman”.
Belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd (2008: 229) “belajar pada dasarnya adalah suatu
proses mental seseorang dalam lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan
tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap
maupun psikomotor”. Sejalan dengan berbagai pendapat itu Gino (2000: 6)
menyatakan bahwa “belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan
perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu
berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif
lama (konstan).Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar
yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar”.
Jadi, berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat
dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk
waktu yang relatif lama. Seorang anak dikatakan belajar apabila ia mengaktifkan
semua inderanya baik jasmani maupun rohani, yaitu mengaktifkan akal dan
fisiknya. Dapat dikatakan pula bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai
pengalaman individu itu sendiri dengan berbagai kegiatan atau sikap meniru yang
dilakukan secara sadar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perubahan yang
terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan,
19
sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi
secara sadar dan disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar
pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi
perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari dan sengaja
dilakukannya tersebut.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga sangat
penting bagi individu faktor-faktor yang dimaksud supaya dapat mengatur dan
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sedemikian hingga dapat
terjadi proses belajar yang optimal. Slameto (1995: 54-71) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja , yaitu:
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berada pada diri peserta didik itu
sendiri yang dapat berupa: faktor jasmaniah, faktor psikologis, serta faktor
kelelahan. a) Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan
tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar
seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang
sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. b) Faktor Psikologis
merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat,
motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang
sedang belajar. c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah
tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Siswa yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang kebudayaan
keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat terjadi karena
20
keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat
yang semuanya mempengaruhi belajar.
c. Mata Pelajaran Akuntansi
Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem
untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. American
Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai ”...proses
mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.”
Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:
1) Kegiatan akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi.
2) Kegunaan akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna
dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang
bersangkutan.
Menurut kegiatan utama usahanya, jenis perusahaan dapat digolongkan
menjadi tiga bidang, yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
manufaktur (industri). Pada kelas XI IS semester ganjil ini mata pelajaran
akuntansi yang diajarkan adalah seputar akuntansi perusahaan jasa. Perusahaan
jasa merupakan perusahaan yang kegiatannya menjual jasa/ memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya, contohnya: jasa
komunikasi, jasa perbengkelan, jasa persewaan, jasa konsultan keuangan, jasa
transpostasi, dan sebagainya.
Proses akuntansi dalam perusahaan selalu membentuk suatu siklus. Tetapi
sebelum mempelajari lebih jauh tentang siklus akuntansi, peserta didik terlebih
dahulu perlu diberi pembelajaran mengenai persamaan dasar akuntans. Hal
tersebut dikarenakan pencatatan sistematis dan teratur dalam akuntansi selalu
21
membentuk suatu persamaan atau keseimbangan. Artinya, satu sisi mencatat
kekayaan dan sisi lainnya mencatat sumber kekayaan dalam jumlah yang sama.
Selanjutnya terjadi transaksi usaha. Transaksi ini akan mempengaruhi posisi harta,
utang, dan modal tetapi tetap membentuk suatu persamaan. Dalam hal ini
persamaan akuntansi menunjuk pada suatu keadaan perhitungan ruas kiri (harta)
harus sama besarnya dengan ruas kanan (utang dan modal). Bentuk persamaan
dasar akuntansinya:
Dari pendapat Jerry J Weygandt (2007: 67) setiap transaksi perlu
dibandingkan antara total aset dengan total kewajiban dan ekuitas pemilik untuk
memastikan kesamaan dua sisi persamaan akuntansi.
Setelah mengetahui bentuk persamaan akuntansi, maka siswa diharapkan
mampu menyelesaikan siklus akuntansi pada perusahaan jasa maupun perusahaan
yang lain. Berikut ini adalah bentuk siklus akuntansinya:
Gambar 1. Siklus Akuntansi.
Tahap-tahap kegiatannya dimulai terdiri dari:
1. Tahap Pencatatan:
a) Setelah penerimaan bukti transaksi kemudian dilakukan pencatatan ke
dalam jurnal
b) Pemindahbukuan (posting) ke buku besar
2. Tahap Pengikhtisaran:
a) Pembuatan neraca saldo (trial balance)
b) Pembuatan jurnal penyesuaian dan neraca lajur
c) Pembuatan jurnal penutup
d) Posting jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
e) Menyusun Neraca saldo setelah penutupan
f) Pembuatan jurnal pembalik
HARTA (ASET) = UTANG (KEWAJIBAN) +MODAL (EKUITAS)
Transaksi
usaha
Tahap
Pencatatan
Tahap
Pengikhtisaran
Tahap
Pelaporan
22
3. Tahap Pelaporan:
a) Pembuatan Laporan Laba Rugi
b) Pembuatan Laporan Perubahan Modal
c) Pembuatan Neraca
d) Pembuatan Laporan Arus Kas
Menurut Rudianto (2009: 78), salah satu aktivitas di dalam akuntansi yang
cukup menyita waktu dan tenaga adalah mem-posting, yaitu proses memindahkan
catatan dari buku jurnal ke buku besar. Jika di dalam buku jurnal dicatat suatu
akun tertentu di sebelah debit dan akun lainnya di sebelah kredit, maka setiap
jumlah rupiah yang tercantum dalam setiap akun dalam jurnal tersebut harus
disalin ke akun yang sesuai di buku besar dengan jumlah yang sama dan sesuai
posisinya di sebelah debit dan kredit.
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif sedikitnya ada lima
jenis yaitu: a) melibatkan siswa secara efektif, b) menarik minat dan perhatian
siswa, c) membangkitkan siswa secara efektif, d) prinsip individualitas dan, e)
peragaan dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran Akuntansi merupakan suatu kegiatan dalam
mempelajari Akuntansi yang dilakukan guru mulai dari perencanaan kegiatan,
pelaksanaan sampai evaluasi, dengan demikian guru memegang peranan penting
dalam proses belajar mengajar. Di dalam pembelajaran terjadi interaksi belajar
mengajar antara guru, siswa dan materi ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Di dalam interaksi belajar mengajar tersebut penulis menerapkan pendekatan
make a match tersebut guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di
dalam kelas.
Melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran akuntansi sangat
penting, karena dalam akuntansi banyak kegiatan pemecahan masalah yang
menuntut kreatifitas siswa aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah merencanakan
dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Aktifitas belajar yang dimaksud adalah
aktifitas jasmani maupun mental.
23
4. Partisipasi Belajar
a. Pengertian Partisipasi
Pengertian partisipasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli namun dari
beberapa pendapat, ada beberapa pedapat yang sangat penting untuk diperhatikan.
Pengertian partisipasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang
berarti “pengambilan bagian atau pengikutsertaan”. Selain itu, Secara luas
partisipasi Menurut Dimyati Mujiono (1994: 26) “partisipasi mencakup kerelaan,
kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan”. Sedangkan
menurut Suryabrata (1997: 278-279) “partisipasi adalah penyertaan mental dan
situasi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan,
bersama tanggung jawab terhadap tujuan tersebut”. Konsep partisipasi dalam
Ensiklopedia Pendidikan adalah “suatu gejala demokratis dimana orang
diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul
tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi terdiri dari aspek-aspek yaitu
kesediaan memperhatikan serta keterlibatan dalam suatu kegiatan. kegiatan yang
dimaksud disini adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.
b. Pola Partisipasi Siswa
Martinis Yamin (2007: 282) mengemukakan “pembelajaran merupakan
istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru
sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu
indikator yang dikehendaki”. Maka siswa sebagai subjek yang banyak berperan
dalam mengembangkan cara-cara mandiri, tidak hanya sebagai siswa pasif akan
tetapi sebagai siswa yang juga berperan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan
tercapainya hasil yang bertitik tolak pada kreativitas dan partisipasinya dalam
kegiatan pembelajaran. Skema hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
24
Gambar 2. Skema Hubungan Antara Guru dan Siswa.(Martinis Yamin, 2007: 79).
Berdasarkan skema hubungan partisipasi antara guru dan siswa di atas.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran seorang guru diharapkan mampu
menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat merangsang peran aktif dan
partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung harus dapat berpusat
pada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara penuh di dalam kegiatan belajar
yang dilakukan.
Pola aktivitas dan partisipasi siswa ini dijelaskan lebih lanjut oleh Martinis
Yamin (2007: 79) yaitu “peran aktif dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang
telah dikembangkan dari materi pokok”. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
(Martinis Yamin, 2007: 79)
Seorang guru diharapkan mampu memperoleh kemampuan minimal siswa
(kompetensi dasar) yang dikembangkan dari materi pokok pembelajaran.
Selanjutnya dari kompetensi dasar yang diperoleh, akan dapat dijabarkan
Guru
Merangsang
peran aktif
dan
partisipasi Siswa
Peran Aktif dan Partisipasi Siswa
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
25
beberapa indikator yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kreativitas dan partisipasi tersebut merupakan penekanan
pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekankan tercapainya
suatu tujuan (indikator) yang dikehendaki.
c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa
Membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran bukan hal mudah.
Guru harus melakukan berbagai upaya agar siswa ikut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Ada syarat-syarat yang harus dilaksanakan agar siswa ikut
berpartisipasi.
Menurut Martinis Yamin (2007: 80-81):
“Peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan apabila tercipta suatu kondisi sebagai berikut: 1) Pembelajaran yang
dilakukan lebih berpusat pada siswa, 2) Guru berperan sebagai pembimbing
supaya terjadi pengalaman dalam belajar, 3) Tujuan kegiatan pembelajaran
tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), 4) Pengelolaan kegiatan
pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan
kemampuan minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif serta mampu
menguasai konsep-konsep, 5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam
berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
Jika guru mengharapkan siswanya ikut berpartisipasi maka dalam proses
pembelajaran seorang guru tidak boleh memonopoli seluruh waktu pelajaran.
Siswa juga harus dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar.
Guru hanya sebagai fasilitator serta pembimbing sehingga siswa memiliki
banyak kesempatan untuk ikut terlibat serta berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Dengan begitu siswa akan akan lebih paham terhadap materi.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa
(kompetensi dasar).
Materi yang disampaikan guru harus mengacu pada kompetensi dasar yang
ada agar materi pembelajaran tidak bias. Jika penyampiaan materi bias maka
26
akan membingungkan siswa sehingga siswa tidak tertarik untuk ikut
berpartisipasi dalam pembelajaran.
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa,
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif
serta mampu menguasai konsep-konsep.
Dalam hal ini guru hanya memfasilitasi siswa untuk belajar. Selama proses
pembelajaran guru tidak terlalu banyak berceramah dan siswa tidak hanya
mendengarkan penjelaskan guru tapi siswa harus ikut terlibat sehingga siswa
lebih kreatif.
5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Pengukuran atau penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan agar
mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar siswa sehingga bisa cepat
diambil tindakan agar pembelajaran yang akan datang bisa lebih baik. Dengan
dibuatnya penilaian tersebut akan membuat siswa semakin terpacu untuk
lebih giat lagi serta meningkatkan partisispasinya selama proses
pembelajaran.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (Martinis Yamin, 2007: 84) untuk
menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan
melalui 9 aspek, yaitu diantaranya:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan dipelajari.
5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feed back).
8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan
siswa selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang didsampaikan di akhir pembelajaran.
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta
suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi
siswa. Dengan demikian peran serta dan keterlibatan siswa dalam proses
27
pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan
berpusat pada siswa.
d. Jenis-Jenis Partisipasi Siswa
Guru harus selalu berusaha agar siswa ikut berpartisipasi dalam
pembelajaran. jika siswa tidak ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran
maka pembelajaran tidak akan efektif. Untuk itu, Ada beragam aktivitas dan
partisipasi dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan, diantaranya menurut
Paul D. Dierich (Martinis Yamin, 2007: 84-86) adalah:
1. Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,
mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan instrupsi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan metric
Melakukan percoban, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari
dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-
faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa partisipasi
siswa dalam pembelajaran mempunyai bentuk-bentuk kegiatan yang beragam.
Partisipasi tersebut tidak hanya dalam hal keterlibatan fisik saja, tetapi juga
merupakan keterlibatan mental dan emosional siswa dalam pembelajaran.
28
e. Keaktifan Belajar
Aktifitas sangat diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar
adalah berbuat sesuatu untuk mengubah tingkah laku. Pendapat yang
dikemukakan Rousseau memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas
yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa adanya aktifitas
maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Pendapat serupa dikemukakan oleh
Dewey. J (Sardiman A.M, 2004: 97) yang mengatakan belajar adalah berbuat,
learning to do.
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas baik aktifitas
fisik maupun psikis. Aktifitas fisik menurut Rohani (2004: 6) ialah peserta didik
giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia
tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Peserta didik yang
memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-
banyaknya atau banyak fungsi dalam pengajaran.
Dalam bekerja sangat diperlukan adanya suatu aktifitas sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi
kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya aktifitas
merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar. Aktifitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,
tetapi juga harus dilakukan diluar kelas, kapanpun, dimanapun agar mendapat
presentasi yang baik. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di
samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang
besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus
membangun hubungan baik, yaitu dengan menjamin rasa simpati dan saling
pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kehidupan bergairah
siswa, berbagai kesuksesan siswa, dan berbicara dengan bahasa hati siswa.
29
Membina hubungan baik bisa mempermudah guru melibatkan siswa,
memudahkan pengelolaan kelas, perpanjang waktu fokus dan meningkatkan
kegembiraan. Membina hubungan baik dan keramahan tidak mudah, memerlukan
niat, kasih sayang dan resiko dari berbagai pihak.
Paul B Diedrich (Rohani, 2004: 6) setelah mengadakan penyelidikan,
menyimpulkan bahwa terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi
aktifitas jasmani dan aktifitas jiwa, antara lain: 1) visual activities, membaca,
memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan
sebagainya. 2) Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebagainya. 3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato, dan sebagainya. 4) Writing activities, menulis: cerita, karangan,
laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities,
menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6) Motor
activities, melakukan percobaan, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan
sebagainya. 7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 8)
Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup dan sebagainya.
Berdasarkan klasifikasi aktifitas seperti diuraikan diatas menunjukkan
bahwa aktifitas disekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai
macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu akan lebih dinamis,
tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktifitas siswa yang maksimal
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Muhibbin Syah (1995: 132) mengemukakan keberhasilan dalam proses
belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh keaktifan siswa yang dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan pembelajaran (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
30
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan
mempengaruhi satu sama lain. Untuk memperjelas faktor-faktor tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor internal meliputi:
a. Faktor Biologis
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit
pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat
lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian
halnya jika kesehatan rohani (jiwa) seseorang kurang baik, misalnya
mengalami perasaan kecewa karena putus cinta, terkena musibah/bencana
atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat
belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap
orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu
segar dan bersemangat selalu berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas.
b. Faktor Psikologis
1). Perhatian; Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau
materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka keaktifan belajarpun
rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar,
dan biasanya menjadikan siswa tidak lagi suka belajar. Agar siswa
berminat dalam belajar, diusahakan bahan atau materi pelajaran selalu
menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan
menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat dengan materi
pelajaran. 2). Kesiapan; Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan
response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam
proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat
kepada anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah, anak
31
tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan
pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut.
Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang
untuk menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik dari pada anak
yang tanpa persiapan apapun baik secara jasmani maupun rohani.3).Bakat
(intelegensi); Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar,
misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih
merdu dibanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi. Bakat bisa
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
dengan bakat, maka siswa akan lebih aktif terhadap pelajaran tersebut,
begitu juga intelegensi. Orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi,
umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika
seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.
Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap keaktifan
belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi
dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya
akan lancar dan sukses dibanding dengan orang yang memiliki “IQ”
rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang,agar
tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.
2. Faktor eksternal meliputi:
a. Faktor keluarga
Keaktifan belajar siswa biasa dipengaruhi oleh keluarga seperti:
1) Cara orang tua mendidik
Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya (acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak
melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya
belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar
anaknya, bisa menyebabkan anaknya tersebut malas dan tidak
32
bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya pun tidak memuaskan
bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika
terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras.
Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya
melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan
bimbingan tersebut
2) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan belajar.
Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi
ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada
keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah
yang tegang, ribut, sering cekcok, bias menyebabkan anak bosan di
rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya. Dan akibatnya anak
tidak semangat dan bosan belajar, karena terganggu oleh hal-hal
tersebut.
Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu
diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh
kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bisa
berkonsentrasi dalam belajarnya.
3) Keadaan ekonomi keluarga
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang anak kadang-kadang
memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti
buku, alat-alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi
jika keluarga tidak mempunyai cukup uang, jadi fasilitas tersebut tidak
dapat dijangkau oleh keluarga. Hal tersebut dapat menjadi faktor
penghambat dalam belajar tapi seorang anak hendaknya diberi
pengertian tentang hal itu agar anak bisa mengerti dan tidak sampai
mengganggu belajarnya. Jadi fasilitas tersebut dapat memacu semangat
belajar anak.
33
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu:
1) Metode mengajar
Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang
menguasai materi-materi, kurang persiapan, guru tidak menggunakan
variasi dalam menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa
berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas
belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil dalam
menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode mengajar
yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan
variasi dalam menyampaikan materi.
2) Kurikulum
Secara umum kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan
itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat
setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum
tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan
bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa system
intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang
mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan
baik, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa,
agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa.
Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan siswa,
akan meningkatkan semangat, dan keaktifan belajar siswa, sehingga
siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
3) Pekerjaan rumah.
Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada
murid untuk dikerjakan di rumah merupakan momok penghambat
dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan adalah siswa
34
tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan yang lain.
Untuk menghindari kebosanan tersebut sebaiknya guru tidak terlalu
banyak memberi tugas rumah (PR), tapi sebaiknya memberi
kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang lain, agar siswa tidak
merasa bosan dan lelah dengan belajar.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa karena
disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar
sekolah, misalnya karang taruna, menari, olahraga dan lain sebagainya.
Jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan, bisa
menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah terlanjur
senang dalam organisasi atau kegiatan di masyarakat, dan perlu diingatkan
tidak semua kegiatan di masyarakat berdampak baik bagi anak.
Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya,
supaya jangan atau tidak hanyut dalam kegiatan-kegiatan yang tidak
menunjang belajar anak. Jadi orang tua hendaknya membatasi kegiatan
siswa dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan
orang tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang mendukung
semangat belajarnya seperti kursus bahasa Inggris, computer dan
bimbingan-bimbingan belajar lainnya.
3. Faktor pendekatan pembelajaran
Seorang siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari
berbagai pihak akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan
keaktifan dan kualitas hasil belajar siswa, salah satunya dengan pendekatan
make a match. Demikian sebaliknya siswa yang bermotif ekstrinsik (faktor
eksternal) cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak
mendalam.
35
2. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan
Pendekatan adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh
oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut proses
pengajaran dan materi pengajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu :
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
36
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
b. Pengertian Pendekatan Make A Match
Pendekatan make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh
Lorna Curran. Salah satu keunggulan pendekatan ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan
orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik. Menurut Lie, A (2008: 56) langkah-langkah penerapan
pendekatan make a match sebagai berkut:
1) Guru menyiapkan beberapa waktu kartu yang berisi beberapa konsep atau
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang berisi bertuliskan soal atau
jawaban.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6) Jika dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan
hukuman, yang telah disepakati bersama.
7) Setelah satu babak, kartu dicocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang
kartu yang cocok.
9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.
Pendekatan make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya
sebagai berikut:
1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
37
3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
secara klasikal 87,50%.
Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif
metode make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit
kelemahan yaitu:
1) diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
bermain-main dalam proses pembelajaran.
3) guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa nampak lebih aktif
mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu
pasangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam
kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara
bersama-sama.
Pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik
tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam wacana untuk sesi
review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).
Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil kartu tampak sebagian besar
siswa bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah siswa
mendapatkan kartu soal, masing-masing tampak memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya ingin saling
mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu soal
atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi antar kelompok
dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan
jawaban. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pencarian
pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa. Pada penerapan pendekatan
make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan
dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran
lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses
pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari
pasangan kartunya masing-masing.
38
Kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh gambaran (yang
dilakukan pada kegiatan survey awal dengan observasi bahwa pembelajaran
akuntansi yang dilakukan kurang menarik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan
metode ceramah yang berlebihan pada pembelajaran akuntansi sehingga siswa
bosan dan kurang berpartisipasi secara aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Penggunaan metode ceramah yang berlebihan menyebabkan siswa pasif hanya
mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya kegiatan diskusi dan latihan soal
sehingga keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar akuntansi rendah pula. Untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
akuntansi, maka peneliti akan menerapkan pendekatan Make A Match kepada
siswa. Dengan pendekatan Make A Match, siswa dapat berpartisipasi secara aktif
mencocokkan kartu soal dan jawaban serta berdiskusi dengan pasangannya dalam
proses belajar mengajar. Siswa akan lebih termotivasi dalam mengemukakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan berdiskusi dengan
pasangannya.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Make A Match lebih
menekankan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih
menunjang terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian
diharapkan pemilihan pendekatan Make A Match akan meningkatkan pemahaman
siswa mengenai materi-materi akuntansi yang diajarkan sekarang yaitu mengenai
akuntansi perusahaan jasa pada tahap pencatatan sehingga prestasi belajar
akuntansi meningkat. Pada tahap pencatatan ini meliputi pokok bahasan analisis
transaksi sesuai mekanisme debit dan kredit, jurnal umum sampail posting ke
dalam buku besar.
3. Kualitas Pembelajaran
Cepi Riyana dalam http://cepiriyana.blogspot.com/hakikat-kualitas-
pembelajaran.html. mengemukakan bahwa kualitas dapat dimaknai dengan istilah
mutu atau juga keefektifan. Menurut Etzioni yang dikutip Cepi Riyana (2000)
secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu
39
konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri
seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi
produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap
orangnya.
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan – tujuan dicapai. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan
sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Cepi Riyana (2000) dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas
belajar sebagai berikut: (1)peningkatan pengetahuan, (2) peningkatan ketrampilan,
(3) perubahan sikap, (4) perilaku, (5) kemampuan adaptasi, (6) peningkatan
integrasi, (7) peningkatan partisipasi dan (8) peningkatan interaksi kultural.
Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas di dalam
pembelajaran yang meliputi faktor internal dan ekternal diwujudkan sebagai
indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar, partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran, dan penguasaan konsep siswa”.
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-
tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.
Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “penilaian kualitas pembelajaran
tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh
sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara
seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut
dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari,
masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula
konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya
pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan
hasil di sinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana
prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan berkreavifitas, proses
40
yang tidak baik/benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa
dikatakan capaian yang semu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa kualitas
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang
meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran
tersebut. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas pembelajaran antara
lain: (1) Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas, (2) Keaktifan siswa
mengemukakan pendapat di kelas, (3) Keberanian menanggapi atau mengajukan
pertanyaan di kelas, (4) Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match,
(5) Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok, (6) Kemampuan
siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1) LESTARI, Mariana Dwi (2008), dalam penellitian yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Melalui Pendekatan Problem Solving Di Kelas V SDN II
Sonoharjo”, menyimpulkan bahwa melalui pendekatan problem solving dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika yang meliputi: (a)
keaktifan siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 19 siswa (79,2%),
(b) keaktifan siswa dalam bertanya sebanyak 17 siswa (70,8%), (c) keaktifan
siswa dalam mengemukakan ide/ gagasan sebanyak 16 siswa (66,7%), (d) dan
keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebanyak
20 siswa (83,3%). (2) Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditujukan dengan adanya
peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 79,2%.
2) SETYAWAN, Ari (2006), dalam penelitian yang berjudul “Penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Dalam
Meningkatkan Keaktifan dan Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006”,
41
menyimpulkan bahwa Hasil penelitian mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan sebelum penerapan metode GI, yaitu pada aspek
semangat dalam KBM pada siklus I yaitu indikator BS= 5%; B= 70%; C=
22,5%; K= 2,5% dan pada siklus II indikator BS= 17,5%; B= 67,5%; C=
15%. Pada pengukuran aspek kerjasama antar siswa mengalami peningkatan
yaitu pada siklus I indikator B= 22,5%; C= 70%; K= 7,5% dan pada siklus II
indikator BS= 2,5%; B= 32,5%; C= 60%; K= 5%. Pengukuran aspek
mengeluarkan pendapat untuk memecahkan masalah mengalami peningkatan
yaitu pada siklus I indikator B= 20%; C= 47,5%; K= 32,5% dan pada siklus II
indikator BS= 7,5%; B= 22,5%; C= 57,5%; K= 12,5%. Pengukuran aspek
memberikan pertanyaan juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I
indikator BS= 2,5%; B= 5%; C= 67,5%; K= 15% dan pada siklus II indikator
BS= 7,5%; B= 22,5%; C= 57,5%; K= 12,5%. Rata-rata ulangan harian siswa
siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 1,05 (siklus I= 6,31; siklus II=
7,36). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif
Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar
siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian
teori yang telah dikemukakan penulis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut: Pendekatan belajar maupun metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
mengajar. Setiap guru harus menggunakan berbagai macam pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat tercapai
saasaran yang diharapkan. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat
menunjang proses belajar mengajar.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
siswa melalui ilmu pengetahuan, termasuk bidang studi akuntansi. Pencapaian
42
tujuan belajar dalam proses belajar mengajar adalah dengan adanya perubahan
yang menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu diperlukan
adanya keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan
belajar seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, kualitas pembelajaran dapat
dipergunakan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses belajarnya.
Penggunaan pendekatan belajar mengajar mempunyai pengaruh besar
terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Penelitian dengan pendekatan
mengajar yang kurang tepat dapat mengakibatkan tujuan pengajaran tidak tercapai
optimal. Untuk itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih pendekatan
mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pendekatan mengajar yang
dapat digunakan guru ada bermacam-macam. Salah satunya yaitu pendekatan
make a match. Pendekatan make a match dikembangkan dalam proses belajar
untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Faktor lain yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah keaktifan. Dengan adanya keaktifan, siswa akan terdorong
untuk lebih aktif lagi karena merasa bahwa sesuatu yang dipelajari bermakna bagi
dirinya. Pendekatan make a match dan adanya keaktifan akan membantu siswa
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh gambaran (yang
dilakukan pada pre survei dengan observasi) bahwa pembelajaran akuntansi yang
dilakukan kurang menarik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan metode ceramah
yang berlebihan pada pembelajaran akuntansi sehingga siswa kurang
berpartisipasi aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar dan cenderung gaduh sendiri
di dalam kelas. Hal tersebut akan berdampak pada kualitas pembelajaran
akuntansi yang relatif rendah. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya untuk mata pelajaran akuntansi, maka peneliti akan menerapkan
pendekatan pembelajaran make a match kepada siswa. Dengan pendekatan make
a match siswa dapat melakukan kegiatan diskusi sehingga siswa dapat
berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa akan lebih
termotivasi dalam mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan pada saat proses belajar mengajar.
43
Pembelajaran dengan pendekatan make a match lebih menekankan siswa
untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih menunjang
terjadinya interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa mengenai materi-materi akuntansi.
Untuk lebih jelasnya maka kerangka pemikirannya dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas.
D. Hipotesis Tindakan
Dari refleksi tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Guru menerapkan
pendekatan Make A Match
Suasana kelas
menjadi lebih hidup
karena siswa
menjadi lebih aktif
Tindakan
Guru melakukan refleksi
pada siklus I kemudian
melanjutkan perbaikan pada
siklus II
Siswa lebih aktif dan
penguasaan konsep
meningkat dibanding
pada siklus I
Kondisi
akhir
Siswa cepat bosan,
kurang aktif dalam
pembelajaran dan
penguasaan konsep
lemah
Proses Kegiatan Mengajar
Guru masih menggunakan
metode konvensional
Kondisi
awal
44
1. Jika pembelajaran akuntansi melalui penerapan pendekatan make a match
dilakukan guru dengan tepat dan benar, maka keaktifan siswa akan
meningkat.
2. Ada peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui pendekatan make a match.
45
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta. Sekolah ini
dipimpin oleh Bapak Drs. H. Ngadiyo, M.Pd. selaku kepala sekolah. Sekolah ini
memiliki kelas yang terdiri atas:
a. Kelas X sebanyak 12 kelas, terdiri dari: aksel 2 kelas, RSBI 10 kelas.
b. Kelas XI sebanyak 14 kelas, terdiri dari: IA ( Ilmu Alam) 6 kelas, IS ( Ilmu
Sosial) 3 kelas, RSBI 3 kelas, aksel 2 kelas.
c. Kelas XII sebanyak 11 kelas, terdiri dari: 10 kelas reguler (IA 6 kelas dan IS 4
kelas), 1 kelas RSBI.
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1
dengan jumlah siswa 38 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat
penelitian adalah:
a. Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI IS 1 ) bahwa dalam
pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik sehingga
banyak siswa kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh menjadi
kurang maksimal.
b. Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi SMA Negeri 3
Surakarta masih rendah.
c. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi dasar yaitu Ibu Dyah Retnaningsih, S.Pd, yang membantu
dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga
secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga
validitas hasil penelitian.
45
46
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2009
sampai Maret 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b.Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2.Perencanaan Tindakan
3.Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b.Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
semester 1 tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 38 orang. Berdasarkan
nilai ulangan harian mata pelajaran akuntansi pada materi sebelumnya nilai rata-
rata kelas belum memenuhi KKM yaitu 62,05. Selain itu menurut guru akuntansi
SMA Negeri 3 Surakarta, keaktifan siswa kelas XI IS 1 khususnya pada mata
pelajaran akuntansi dalam kegiatan belajar mengajar relatif kurang sehingga kelas
hanya terpusat pada guru dan prestasi belajar akuntansi relatif rendah. Oleh karena
itu, peneliti memilih kelas XI IS 1 sebagai subjek penelitian dalam penelitian
tindakan kelas ini.
47
2. Objek penelitian
Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya Proses Belajar Mengajar yang
terdiri dari:
a. Pemilihan pendekatan pembelajaran
b. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Hasil proses pembelajaran
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar
dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi:
1. Dokumen/arsip sekolah mengenai data siswa dan prestasi belajar siswa dilihat
dari nilai siswa
2. Guru mata diklat akuntansi kelas XI IS 1.
3. Siswa kelas XI IS 1 sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh berupa
keaktifan siswa, nilai tes/hasil belajar akuntansi siswa saat pendekatan make a
match diaplikasikan.
4. Proses kegiatan belajar mengajar akuntansi saat pendekatan make a match
diaplikasikan.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang
bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru
48
dalam tugasnya sehari-hari. Dalam PTK, praktisi melakukan kegiatan dengan
tujuan untuk memperbaiki keadaan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran
di kelas. Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala
sekolah, guru kelas dan peneliti. Pelaksanaan tindakan penelitian adalah guru
kelas, berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan
pembelajaran dengan penerapan pendekatan make a match. Pengamatan selama
tindakan penelitian dilakukan oleh peneliti. Refleksi dilakukan peneliti bersama
guru kelas. Kegiatan ini berdiskusi untuk mencari makna, menerangkan, dan
menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada
kegiatan refleksi ini suatu perencanaan untuk siklus berikutnya atau tindakan
penelitian dipandang cukup.
Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian
tindakan kelas, perlu dikatahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristik
penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) ada tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, yaitu:
1. Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
suatu cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi si peneliti
2. Tindakan
Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu:
1) penelitian, 2) tindakan, 3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa.
49
Secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap
siklus, yaitu: a) perencanaan, b) tindakan, c) pengamatan,dan d) refleksi yang
dapat digambarkan sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Sapardi,
(2007: 74)
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan data II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data I
50
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang
benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:
1. Metode Observasi
Arikunto (2007: 30) mengemukakan observasi adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Fokus
observasi ditekankan pada peran serta siswa dalam kegiatan apersepsi, keaktifan
siswa dalam menyelesaikan masalah terutama saat penerapan pendekatan make a
match.
2. Catatan Lapangan
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005: 209) menyatakan “catatan lapangan
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian
kualitatif”. Berdasarkan modelnya catatan lapangan dibagi menjadi 3 kegiatan
yaitu catatan pengamatan, catatan teori dan catatan metodologi.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model catatan
pengamatan. Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua peristiwa yang
dialami yaitu yang didengar dan dilihat serta tidak boleh berisi penafsiran, hanya
catatan sebagaimana adanya. Catatan pengamatan, merupakan catatan tentang
siapa, apa, bagaimana suatu kegiatan manusia.
3. Review
Review merupakan observasi yang dilakukan oleh guru akuntansi dengan
mengungkapkan tanggapan guru secara tertulis mengenai inisiatif dan refleksi
siswa selama pembelajaran akuntansi. Aspek-aspek yang ingin diungkapkan
melalui tanggapan guru akuntansi diantaranya: a) reaksi dan inisiatif siswa yang
berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini b) kesimpulan
tentang usaha peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi.
51
4. Metode Test
Berdasarkan pendapat Arikunto (2007: 32) test adalah serentetan
pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki
individu atau kelompok. Tes merupakan pengumpulan data tentang keaktifan dan
prestasi belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir penyajian bahan ajar atau
akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil
belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah
memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang diadakan dalam
penelitian ini berupa tes tertulis.
5. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas
XI, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus perijinan di sekolah
yang bersangkutan serta melakukan pertemuan dengan guru untuk membicarakan
persiapan tindakan. Selanjutnya peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran
menggunakan pendekatan Make A Match dengan program yang telah dibuat
sendiri yang mengacu silabi yang ada. Pada siklus pertama peneliti
menyampaikan materi Persamaan Dasar Akuntansi dan Mekanisme Debit/Kredit
sedangkan untuk siklus kedua peneliti akan memberikan materi tentang Jurnal
Umum dan Posting ke dalam Buku Besar. Di samping itu, guru mempersiapkan
bahan dan alat yang diperlukan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran,
antara lain kartu soal dan kartu jawaban. Selain itu, peneliti juga membuat format
observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika
52
pelaksanaan tindakan berlangsung dan membuat alat evaluasi untuk mengukur
tingkat keberhasilan belajar siswa.
Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II disesuaikan dengan
kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga kegiatan ini
mengarah pada perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Perencanaan tindakan
pada siklus II peneliti tetap menyusun RPP serta bahan ajar yang akan
dilaksanakan memperbaiki kekurangan pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya. Tiap siklus dijelaskan sebagai berikut:
a. Siklus pertama
Pada siklus pertama, proses pembelajaran dilaksanakan dalam 4 kali tatap
muka. 3 kali tatap muka untuk penyampaian materi dan sekali tatap muka
untuk tes akhir siklus. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru mencatat semua kejadian yang dianggap penting, baik
mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran maupun tanggapan yang
diberikan oleh siswa. Hasil pengamatan siklus pertama didiskusikan sebagai
bahan refleksi untuk rencana tindakan pada siklus kedua dan seterusnya.
b. Siklus kedua
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang sama
dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Siklus kedua
ini dilaksanakan 4 kali tatap muka. 3 kali tatap muka untuk penyampaian
materi dan sekali untuk tes akhir siklus II. Hasil pengamatan dianalisis dan
didiskusikan bersama sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan
selanjutnya, jika siklus kedua belum mampu mencapai target. Pada prinsipnya
kegiatan dalam siklus II ini adalah pengulangan langkah kerja dari siklus
sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan tetapi
dengan menggunakan materi pembelajaran yang berbeda yakni Jurnal Umum
dan Posting ke dalam Buku Besar.
53
3. Observasi/Pengamatan
Pada tahap ini peneliti beserta guru melakukan pengamatan terhadap
jalannya proses pembelajaran. Kemudian hasil pengamatan tersebut dicatat dalam
lembar observasi untuk didiskusikan dan membuat kesimpulan berdasar hasil
pengamatan.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan penilaian hasil evaluasi dan hasil
observasi. Melalui nilai-nilai tersebut peneliti dapat mengukur keberhasilan
pembelajaran. Apakah sudah ada peningkatan keaktifan atau belum. Berdasarkan
pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh
selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya. Jika belum memberikan hasil yang optimal dan belum sesuai dengan
standard yang telah ditentukan, maka tindakan perlu diperbaiki di siklus
berikutnya.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian. Untuk lebih jelasnya bisa lihat rincian kegiatan
berikut:
a. Siklus I
1) Pertemuan 1( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan persamaan dasar akuntansi secara singkat.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dan tujuannya
54
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi untuk
lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk
duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
2) Pertemuan 2( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dan tujuannya
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi persamaan
dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
55
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk
duduk semeja.
(d) Mengadakan latihan terkontrol mengenai persamaan dasar
akuntansi.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan secara bersama-sama.
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
3) Pertemuan 3( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa
kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas materi
sebelumnya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi mekanisme debit dan kredit untuk
lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut dan
menganalisis materi tersebut. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi tersebut
(b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide
dalam materi tersebut.
56
(c) Dengan pendekatan make a match, siswa dapat menganalisis
mekanisme debit dan kredit serta dapat mengerjakan soal latihan
mandiri.
(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami untuk kemudian dibahas
secara bersama-sama.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus I
menyimpulkan hasil pembelajaran.
(b) Mengucapkan salam penutup.
4) Pertemuan 4( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa
kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas materi
sebelumnya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah
pengerjaan soal.
(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.
(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada soal
latihan mandiri.
(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus I
menyimpulkan hasil pembelajaran.
(b) Mengucapkan salam penutup.
57
b. Siklus II
1) Pertemuan 1( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa
kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan dan tujuannya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi jurnal umum untuk lebih dipahami
siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk
duduk semeja.
(d) Mengadakan latihan terkontrol pada siswa.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
58
2) Pertemuan 2( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa
kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan mengenai buku besar.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan dan tujuannya
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi buku besar untuk lebih dipahami
siswa kemudian menjelaskan materi mengenai pengertian dan
manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku besar.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk
duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
3) Pertemuan 3( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa.
59
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa untuk belajar aktif.
(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dan tujuannya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi buku besar
yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam buku besar untuk
lebih dipahami siswa.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk
duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan secara bersama-sama.
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih di rumah dengan materi yang
menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
4) Pertemuan 4( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa
kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi
siswa belajar aktif.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah
pengerjaan soal.
60
(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.
(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada soal
latihan mandiri.
(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus II.
(b) Mengucapkan salam penutup
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan
pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta melalui
pengoptimalan penerapan pendekatan make a match. Pembelajaran dianggap
berhasil apabila mencapai nilai ketuntasan individu mencapai 65% dan ketuntasan
secara klasikal harus mencapai 80% dari jumlah siswa. Selain itu, pembelajaran
dianggap berhasil apabila keaktifan/partisipasi dan prestasi belajar siswa
mencapai 75%. Untuk lebih rincinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa.
Aspek yang diukur Persentase
Target Capaian Cara mengukur
Keaktifan siswa 75% Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang menunjukkan
keaktifan
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70)
85% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 70 ke atas.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Surakarta
Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Negeri 3
Surakarta yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3
Surakarta diawali dari Sekolah Menengah Tinggi (SMT) yang berlokasi di
Manahan (SMT Manahan), secara kronologis sebagai berikut:
1. Tanggal 13 November 1943
Berdirinya SMT Manahan (3 November 1943 s/d 14 Desember 1949).
Kepala Sekolah: Mr. Widodo Sastrodiningrat.
2. Tanggal 15 Desember 1949
SMT Manahan diganti namanya menjadi SMA Negeri A/B Margoyudan yang
terdiri dari:
a) SMA Negeri A/B I (masuk pagi)
b) SMA Negeri A/B I (masuk siang untuk para pejuang)
Kepala Sekolah: Bp. Soepandam
3. Tanggal 17 Agustus 1958
Dibuka SMA Negeri A/B bagian malam dengan nama SMA Negeri A/B I
Bagian Malam. Jadi ada tiga SMA Negeri A/B, yaitu:
a) SMA Negeri A/B I
b) SMA Negeri A/B II
c) SMA Negeri A/B I Bagian Malam
Kepala Sekolah untuk ketiga SMA tersebut adalah Bp. Soepandam.
4. Tanggal 1 Agustus 1956
SMA Negeri A/B I Bagian Malam diubah namanya menjadi SMA Negeri
A/B III.
Kepala Sekolah: Bp. Soepandam
61
62
5. Tanggal 1 Agustus 1958
Ketiga SMA Negeri A/B diubah namanya menjadi:
a) SMA Negeri A/B I menjadi SMA Negeri I B (Ilmu Pasti Alam) dipimpin
oleh Bp. Soepandam.
b) SMA Negeri A/B II menjadi SMA Negeri II A (Sastra) dipimpin oleh Bp.
Prajatmo.
c) SMA Negeri A/B III (Ilmu Pasti Alam) menjadi SMA Negeri III B, yang
sekarang dikenal dengan nama SMA Negeri 3 Surakarta.
Kepala Sekolah: Bp. Roespandji Atmowirogo.
Tanggal 1 Agustus 1958 tersebut diresmikan menjadi lahirnya SMA Negeri 3
Surakarta.
6. Tanggal 30 Januari 1967
SMA Negeri 3 Surakarta pindah ke Margoyudan 56 Solo ke Jalan
Warungmiri 90 (sekarang Jalan RE. Martadinata 143) menempati SD Sin
Tjung.
7. Tahun 1975
SMA Negeri 3 Surakarta mendapat lokasi di Jalan Prof. WZ. Johanes 58
Kerkop Surakarta.
8. Tanggal 7 Maret 1997
SMA Negeri 3 Surakarta menjadi SMU Negeri 3 Surakarta, berdasarkan
keputusan Mendikbud RI Nomor 035/0/1997, tanggal 7 Maret 1997 tentang
perubahan No. Menklatur SMA menjadi SMU serta organisasi dan tata kerja
SMU.
9. Tanggal 8 Juli 2003
SMU Negeri 3 Surakarta berubah namanya menjadi SMA Negeri 3 Surakarta,
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab IV Pasal 18 ayat 3). Secara
operasional terhitung mulai tanggal 1 Februari 2004.
67
63
2. Letak Geografis SMA Negeri 3 Surakarta
Gedung SMA Negeri 3 Surakarta terletak di dua lokasi, yaitu:
1. Jalan Prof. WZ. Johanes 58 Kerkop Surakarta. Telp. (0271) 648681
2. Jalan RE. Martadinata 143 Surakarta (Warungmiri). Telp. (0271) 656851
Status sekolah yaitu negeri dan status gedung milik sendiri dengan luas 7822 m
sehingga halaman sekolah cukup untuk upacara dan cukup untuk olahraga. Letak
SMA Negeri 3 Surakarta ini sangat strategis karena dapat dijangkau dari segala
penjuru Kota Surakarta dan sekitarnya.
3. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Surakarta
a. Visi SMA Negeri 3 Surakarta
Visi merupakan pandangan dan kemampuan untuk melihat perkembangan
di masa depan. Adapun visi SMA Negeri 3 Surakarta yaitu: terwujudnya
akhlak mulia dan semangat berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi internasional dan seni budaya menuju sekolah unggul
yang berwawasan internasional. Indikator visinya, yaitu:
1) Tertingkatnya akhlak bagi siswa.
2) Tertingkatnya prestasi bagi siswa pada bidang sains, teknik, komunikasi
internasional dan seni.
3) Tertingkatnya ststus sekolah menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).
b. Misi SMA Negeri 3 Surakarta
Misi merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga agar
dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Adapun misi SMA Negeri 3
Surakarta adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi pada
mutu dan relevansi menuju standar internasional.
2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip
“Active Learning” berbasis pada IT dan penerapan “Bilingual” untuk mata
pelajaran tertentu.
64
3) Menyelenggarakan pembinaan kesiswaan melalui berbagai kegiatan yang
mendukung berkembangnya kecerdasan, kreativitas, akhlak mulia dan
kompetitif dalam skala internasional dengan tetap berwawasan budaya
nasional.
4) Mewujudkan kerja sama dan partisipasi masyarakat baik nasional maupun
internasional yang lebih bermakna, untuk percepatan berkembangnya
sekolah.
5) Menyelenggarakan pengelolaan sekolah secara professional, partisipasif,
transparan dan akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen
berbasis sekolah.
4. Fasilitas Sekolah
SMA Negeri 3 Surakarta memiliki fasilitas yang mendukung
pembelajaran, diantaranya:
a. Ruang Kelas
SMA Negeri 3 Surakarta saat ini mempunyai sekitar 1.300 siswa yang
menempati 37 ruang kelas dengan rincian 12 ruang kelas X yang terdiri dari:
aksel 2 ruang kelas, RSBI 10 ruang kelas; 14 ruang kelas XI yang terdiri dari:
IA (Ilmu Alam) 6 kelas, IS (Ilmu Sosial) 3 kelas, RSBI 3 kelas, aksel 2
kelas;11 ruang kelas XII yang terdiri dari: 10 kelas reguler (IA 6 kelas dan IS
4 kelas), 1 kelas RSBI.
b. Ruang SRCC dan TRCC
Pada ruang ini dilengkapi 10 komputer dan laptop, LCD, TV, VCD, OHP,
AC, speaker dan tabung gas.
c. Ruang Aeromodelling
Ruang ini merupakan tempat untuk pelatihan penerbangan replika pesawat
dan terdapat berbagai bahan untuk pembuatan pesawat. Selain itu terdapat
koleksi replika pesawat dalam berbagai jenis, bentuk dan ukuran.
65
d. Ruang Agama
Ruang agama digunakan untuk kegiatan-kegiatan khusus keagamaan dan
ibadah terutama bagi non muslim.
e. Ruang Kesenian
Pada ruang ini dilengkapi speaker dan berbagai macam alat musik dan alat-
alat kesenian. Terdapat pula ruang untuk tari.
f. Aula
Aula digunakan untuk pertemuan umum untuk kapasitas besar karena
ruangan ini sangat luas dan dilengkapi dengan panggung di depannya.
g. Laboratorium Komputer
Saat ini SMA Negeri 3 Surakarta telah memiliki dua ruang lab komputer
dengan fasilitas 44 unit komputer yang cukup representatif. Selain untuk
kegiatan jam regular atau jam pagi lab dibuka di luar jam sekolah yang
langsung dikelola siswa.
h. Laboratorium Multimedia
Laboratorium ini dilengkapi dengan satu unit komputer, LCD Proyektor, dan
seperangkat sound sistem. Ruangan ini berkapasitas 80 siswa. Didalamnya
disediakan berbagai VCD pembelajaran.
i. Laboratorium Video
Laboratorium ini dilengkapi dengan satu televisi 29 inch, Video player, dan
DVD player. Ruangan ini berkapasitas 50 siswa yang dilengkapi kaset video
pembelajaran.
j. Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa mempunyai komputer dilengkapi speaker sebanyak 40
buah. Terdapat pula berbagai kaset tape, CD/DVD yang sesuai dengan
pembelajaran.
k. Laboratorium Fisika
Berbagai peralatan praktikum sudah lengkap dan selalu diperbaharui sehingga
seluruh kegiatan praktek dalam dilaksanakan dengan lancar.
66
l. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia mempunyai peralatan yang cukup memadai untuk
keperluan kurikulum, dalam arti semua yang diprogramkan kurikulum sudah
bisa terlaksana.
m. Laboratorium Biologi
Berbagai peralatan praktikum sudah banyak dimiliki. Peralatan terbaru adalah
Biokamera. Alat ini hampir sama dengan miskroskop, tetapi bisa
dihubungkan langsung dengan televisi atau LCD proyektor, sehingga
pengguna tidak perlu mengintip untuk melihat preparat. Ada beberapa hasil
praktikum dari beberapa tahun lalu yang saat ini masih tersimpan baik
diantaranya materi bedah.
n. Laboratorium Musik
Sebagai upaya untuk mengakomodasi kepentingan siswa terutama dalam
bidang seni musik, sekolah memberikan sarana lab musik. Kegiatan ini selain
untuk menyalurkan bakat siswa juga sebagai sarana untuk mengontrol anak
agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.
o. Perpustakaan
Perpustakaan SMA Negeri 3 Surakarta dilengkapi dengan CCTV sehingga
dapat memantau keaktifan siswa maupun guru dalam membaca. Referensi
buku di perpustakaan ini terus diperbaharui dan dilengkapi dengan ruang baca
juga cukup luas, terdapat ruang baca dengan kursi meja dan juga terdapat pula
ruang baca lesehan.
p. Koperasi
Koperasi menyediakan berbagai kebutuhan sekolah dan berbagai makanan
dan minuman. Selain itu juga terdapat tempat foto copy.
q. UKS
UKS digunakan untuk alternatif pertama bagi semua pihak sekolah baik dari
siwa, guru, maupun karyawan yang sakit. Dilengkapi 2 kamar tidur, 1 untuk
laki-laki dan 1 untuk perempuan. Setiap hari kamis didatangkan dokter jaga,
dan bagi seluruh pihak sekolah berhak mendapatkan pelayanan dan
pengobatan gratis.
67
r. Masjid
Masjid dapat juga digunakan untuk umum masyarakat sekitar dan digunakan
untuk acara-acara pengajian sekolah dan sebagainya.
5. Kegiatan Ekstra Kurikuler
SMA Negeri 3 Surakarta menyediakan beberapa ekstrakurikuler yang
dapat dipilih siswa. Ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta
diantaranya sebagai berikut:
a. Pembinaan Team Olimpiade (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer,
Geografi (Astronomi).
b. Pasukan 17
c. Penjaga Keamanan Sekolah (PKS)
d. Palang Merah Remaja (PMR)
e. Pramuka
f. Wikarya (majalah seputar sekolah)
g. Pecinta alam (palasmaga)
h. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
i. Teater
j. Olahraga
k. Kesenian Nasional
l. Kungfu, Karate
6. Struktur Organisasi dan Personalia
Selama kurun waktu 12 tahun SMA Negeri 3 Surakarta telah mengalami
pergantian kepala sekolah sebanyak 5 kali. Pada tanggal 1 November 1998 s.d 7
April 1999 Kepala Sekolah adalah Bp. Drs. H. Koeswanto, satu tahun pertama
setelah berdirinya SMA Negeri 3 Surakarta, sekolah mengadakan perubahan
personalia pada struktur organisasi SMA Negeri 3 Surakarta. Kepala sekolah
dijabat oleh Bp. Drs. Soediyono M.M (8 April 1999-24 Mei 2001), kemudian
sampai dengan tanggal 14 Mei 2004 dilanjutkan kembali oleh Bp. Drs. H.
68
Koeswanto, memasuki tahun ke-6 tepatnya tanggal 24 Mei 2001 terjadi perubahan
personalia lagi, karena kepala sekolah Bp. Drs. H. Koeswanto waktu itu menjabat
menjadi ketua Dikpora Surakarta, sehingga terhitung mulai tanggal 14 Juni 2004
Bp. Drs. H. Sunarso yang diberi amanat untuk menggantikan Bp. Drs. H.
Koeswanto sampai bulan April tahun 2008, dan pada bulan Mei tahun 2008
sampai sekarang Bp. Drs Ngadiyo, M.Pd diberi amanat untuk mengelola sekolah.
Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Surakarta.
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Drs. H. Ngadiyo, M.Pd
Wakasek
Kurikulum
Dra.Endang S
Wakasek
Kesiswaan
Suyono, S.Pd
Wakasek
Sapras
Drs. M.
Ichsan
Wakasek
Humas
Dra. Eny
Nursanti
Ketua
Akselerasi
Koesmanto
, S.Pd,
M.Pd
Ketua
RSBI
Drs. Shodik
Musthofa
Pembantu Wakasek
Kurikulum
1.Santoso,
S.Pd
2.Subandriyo,
S.Pd
3.Maria, S.Pd
Pembantu Wakasek
Kesiswaan
Jatmiko P,
S.Pd
Pembantu Wakasek
Sapras
Suyanto,
S.Pd
Pembantu Wakasek
Humas
Larja, S.Pd
Sekretaris Akselerasi
Zainal
Makarim,
S.Pd
Sekretaris RSBI
Mujapar,
S.Pd
Unit Laboratorium
Unit Perpustakaan
Tata Usaha
Tata Usaha
Dewan Guru
Siswa
69
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi
di Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan
identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan
sebenarnya pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini
dilakukan peneliti pada tanggal 15 Juli 2009. Hasil dari identifikasi masalah
tersebut, sebagai berikut:
1. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Pembelajaran akuntansi di kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
dapat dikatakan kurang hidup karena siswa kurang antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran. Beberapa siswa mengeluhkan sulitnya
memahami pelajaran akuntansi. Para siswa jenuh dengan kegiatan yang
monoton, sehingga kurang bersemangat dalam belajar. Tentu hal ini sangat
berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.
b. Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
mengerjakan soal yang diberikan.
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati hanya terdapat
beberapa siswa yang aktif bertanya ataupun menanggapi penjelasan guru.
Siswa terlihat kurang memperhatikan pelajaran guru bahkan terkadang
berbicara dengan teman sebangkunya, hal ini menjadikan suasana belajar
yang kurang optimal.
c. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi.
Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan
karena materi yang kompleks dan metode/pendekatan serta media
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat konvensional. Siswa
dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam
kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajarnya.
70
2. Ditinjau dari segi guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode/pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa.
Pada saat pembelajaran akuntansi, guru menggunakan
metode/pendekatan pembelajaran konvensional. Siswa menunjukkan sikap
kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan
dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan
pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat
siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan
memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan
pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan
semangat dan fokus belajar siswa terhadap pelajaran akuntansi akibatnya
prestasi belajar siswa rendah.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi belajar belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
kualitas pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 3 Surakarta dapat dikatakan
masih di bawah standar ketuntasan minimal, karena dalam pengamatan yang
dilakukan peneliti pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta, dari hasil
pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 62,
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas atau di atas batas
ketuntasan belajar hanya 16 siswa dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah
70 adalah 22 siswa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran
akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
71
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus pertama dengan
menggunakan pendekatan Make A Match adalah:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari
Sabtu 13 Januari 2010 di ruang guru SMA Negeri 3 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam penguasaan konsep terhadap materi yang sedang
diajarkan, menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya
keaktifan mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan, yakni pada hari Rabu 20 Januari, Sabtu 23 Januari, Rabu 27
Januari dan Sabtu 30 Januari 2010.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi dan mekanisme
debit dan kredit menggunakan pendekatan Make A Match, dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif. Menjelaskan
persamaan dasar akuntansi secara singkat.
(3). Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model
pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuannya.
72
(4). Peneliti membagikan print out materi persamaan dasar
akuntansi untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan
materi tersebut.
(5). Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban.
(6). Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
(7). Peneliti bersama-sama dengan siswa melakukan pembahasan
mengenai cocok tidaknya pasangan antara soal dan jawaban
yang ditemukan.
(8). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru
membuat kesimpulan mengenai pembelajaran saat itu.
(9). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih
mengajar untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.
(10). Peneliti menutup dengan salam.
b) Pertemuan kedua
(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif.
(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.
(4). Peneliti melanjutkan menjelaskan materi persamaan dasar
akuntansi dengan instrumen yang telah disediakan.
(5). Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban.
(6). Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
73
(7). Peneliti memberikan latihan soal terkontrol sesuai posisi
duduk masing-masing pasangannya untuk kemudian dibahas
secara bersama-sama.
(8). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
(9). Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran
tersebut.
(10). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.
(11). Peneliti menyampaikan salam sebelum meninggalkan kelas.
c) Pertemuan ketiga
(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif dan
mau mengikuti pembelajaran dengan baik.
(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.
(4). Peneliti membagikan print out materi mekanisme debit dan
kredit untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan
materi tersebut dan menganalisis materi tersebut.
(5). Dengan pendekatan make a match, siswa dan peneliti
menganalisis mekanisme debit dan kredit.
(6). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi
pembelajaran yang telah disampaikan untuk kemudian
dibahas secara bersama-sama.
(7). Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran
tersebut.
(8). Peneliti menyampaikan salam sebelum meninggalkan kelas.
d) Pertemuan keempat
(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
74
(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif
dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.
(4). Peneliti melanjutkan materi dengan instumen yang telah
disediakan.
(5). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
(6). Peneliti membagikan soal tes evaluasi yang berupa soal
uraian dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah
pengerjaan soal kepada para siswa dan meminta siswa
untuk mengerjakan secara tertib dan jujur.
(7). Peneliti mengawasi proses pengerjaan tes supaya hasil
pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri.
Setelah selesai jawaban dikumpulkan.
(8). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.
(9). Peneliti menyampaikan salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi akuntansi kompetensi dasar persamaan akuntansi dan
mekanisme debit dan kredit dengan pendekatan Make A Match.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati capaian
konsep siswa selama proses belajar siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai
pengajar dan guru mengamati jalannya pembelajaran. Hal tersebut terjadi
karena guru tidak bersedia mengajar dan meminta agar peneliti saja yang
mengajar dengan alasan peneliti lebih mendalami segala tindakan yang
75
ingin dilaksanakan dengan pendekatan Make A Match yang sudah
direncanakan. Siklus I dilaksanakan selama 8 x 45 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP yaitu pada Rabu, 20 Januari 2010, Sabtu,
23 Januari 2010, Rabu, 27 Januari 2010 dan Sabtu, 30 Januari 2010
dengan materi persamaan akuntansi perusahaan jasa dan mekanisme debit
dan kredit.
Dalam setiap proses pembelajaran, guru menyediakan print out
materi pelajaran, contoh soal, lembar kegiatan dan soal evaluasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi
pelajaran dan untuk mengefektifkan waktu agar sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditetapkan. Urutan pelaksanaan tindakan siklus 1
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 20 Januari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka yang dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Pada
pertemuan itu siswa yang tidak hadir tanpa keterangan yaitu Aditya
Yudistira dan Dwi Cahyo Nugroho.
Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi mengenai materi
Persamaan Akuntansi. Awalnya siswa merasa malas-malasan
mengikuti pembelajaran, tetapi guru menjelaskan bahwa pada hari itu
pembelajaran akuntansi akan sedikit berbeda karena metode
pembelajarannya lain. Terlihat sedikit ketertarikan siswa untuk
mengikuti pelajaran. Setelah itu guru melanjutkan dengan
menjelaskan pendekatan pembelajaran Make A Match yang akan
digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana langkah–langkah
pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan
tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator apa saja yang
akan dinilai dalam pembelajaran itu.
Pada pertemuan pertama ini guru memulai dengan
membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi untuk lebih
dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut. Ada sekitar 30
76
siswa yang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru
sedangkan 3 siswa lainnya mengabaikan penjelasan dari guru dan
justru tidur-tiduran dan ada yang bermain HP. Kemudian guru
membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-
masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa
menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah
menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah
waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan
pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan
jawaban tersebut. Terdapat 2 pasangan yang salah mencocokkan dan
mendapat hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama yaitu
menyanyi di depan kelas. Dengan demikian dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Karena waktu tersisa 15 menit, maka guru kemudian menutup
pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil
selama pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya
kepada para siswa yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani
mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari tidak adanya
satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian
mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar
karena pada pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-
temannya dalam kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru
menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
2. Pertemuan Kedua (Sabtu, 23 Januari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada
pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,
peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik
serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang
77
dilanjutkan dengan penyampaian lebih lanjut materi persamaan
akuntansi tersebut.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan
memulai melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan
membagikan kartu soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa
kemudian mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja. Seperti pertemuan sebelumnya,
setelah semua menemukan pasangannya dilakukan pembahasan, bagi
yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama. Guru juga
berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi latihan
terkontrol selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan
diskusi bersama. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih aktif dan
antusias mengikuti pembelajaran.
Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada
pasangan kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik.
Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali
materi yang menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih
mengajar karena pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
3. Pertemuan ketiga (Rabu, 27 Januari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada
pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,
peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik
serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang
dilanjutkan dengan penyampaian materi selanjutnya yaitu mekanisme
debit dan kredit.
Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print
out materi mekanisme debit dan kredit untuk lebih dipahami siswa
kemudian menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan
78
kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa
agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan
pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah menemukan
pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu
mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan
pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan
jawaban tersebut.
Setiap pasangan kelompok kemudian diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Saat presentasi ini akan
muncul pertanyaan-pertanyaan dari anggota kelompok yang lain
sehingga dari kegiatan presentasi ini guru dan peneliti dapat
mengamati indikator capaian konsep siswa dan tingkat keaktifan siswa
selama pembelajaran.
Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan
memberi pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa
untuk mengerjakan atau menanggapi soal di depan kelas. Setelah
selesai menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru meminta
siswa yang duduk dengan pasangannya tersebut untuk dapat saling
bekerja sama menjelaskan mengenai materi sampai keduanya
menguasai konsep materi tersebut. Selama pembelajaran dengan
pendekatan Make A Match ini dimulai peneliti dan guru mengamati
capaian indikator penguasaan konsep masing-masing siswa.
Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada
pasangan-pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya
dalam kegiatan mengerjakan soal, mengemukakan pendapat,
menjawab setiap pertanyaan yang muncul dengan tepat, dan
kekompakan anggotanya dalam kegiatan di pasangan kelompok. Di
akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa bahwa pada
pertemuan berikutnya hari Sabtu 30 Januari 2010 akan diadakan tes
79
evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum
meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.
4. Pertemuan keempat (Sabtu, 30 Januari 2010)
Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam
pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut
semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan
tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing
dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh siswa membagikan soal tes
dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah dan mempercepat
pengerjaan.Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes
dan meminta siswa untuk tidak bekerja sama dengan teman yang lain.
Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 45
menit.
Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru
membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan
yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau
siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam
penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati proses
pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan peneliti dengan menggunakan
pendekatan Make A Match di kelas XI IS 1. Guru mengambil posisi di
belakang para siswa agar proses pembelajaran dapat diamati dengan jelas.
Pada pertemuan pertama dan kedua yaitu hari Rabu, 20 Januari 2010,
Sabtu, 23 Januari 2010, peneliti menyampaikan materi persamaan dasar
akuntansi dengan pendekatan Make A Match. Sedangkan pada pertemuan
ketiga dan keempat yaitu hari Rabu, 27 Januari 2010 dan Sabtu, 30 Januari
2010, peneliti melanjutkan menerangkan materi tentang mekanisme debit
80
dan kredit pada pertemuan ketiga kemudian pada pertemuan keempat
dilanjutkan dengan tes evaluasi siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi dengan materi persamaan akuntansi dan mekanisme
debit dan kredit, diperoleh gambaran tentang pencapaian hasil selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas hanya 52,6 %.
2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebesar 63,1 %.
3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas adalah
60,5 %.
4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match sebesar 73,6%.
5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok sebesar
68,4%.
6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai
standar KKM (70) sebesar 57,9%.
0
50
100
Prosentase
Jumlah Siswa
Hasil Pembelajaran Siklus I
Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.
Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.
Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.
Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.
Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.
Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70)
Gambar 7. Grafik hasil pembelajaran siklus I
81
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kekurangan dalam siklus I ini adalah:
a) Beberapa siswa mengeluh bahwa suara peneliti kurang keras
sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar
penjelasan peneliti dengan baik.
b) Beberapa siswa mengeluh bahwa peneliti terlalu cepat menjelaskan
materi.
c) Peneliti kurang tegas dalam menegur siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan yang disampaikan.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Beberapa siswa tidak memperhatikan dan cenderung berbicara
dengan temannya.
b) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pencarian pasangan
kelompok kecilnya.
c) Beberapa siswa mengerjakan soal evaluasi di depan kelas dengan
terpaksa.
d) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 95 dan
nilai terendah adalah 44, dengan nilai rata-rata kelas 69,76. Siswa
yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 22 siswa
(57,9% dari 38 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat
menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan
nilai rata-rata kelas yaitu 62,05 dan hanya dicapai 16 siswa (14,1%
dari 38 siswa). Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang
ditetapkan yaitu lebih dari 60% sehingga diperlukan perbaikan
pada siklus berikutnya.
82
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Volume suara peneliti lebih dikeraskan menjelaskan materi sehingga
siswa dapat mendengar dengan jelas dan juga tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
2) Peneliti tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan materi kepada siswa
3) Peneliti masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap siswa, sehingga setiap kesulitan siswa akan mudah teratasi.
4) Peneliti lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus kedua melalui
pembelajaran dengan pendekatakan Make A Match adalah:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari
Senin, 1 Februari 2010 di ruang guru SMA Negeri 3 Surakarta pada saat
waktu istirahat setelah upacara selesai. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi dari siklus pertama,
kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus kedua akan
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Februari
2010, Sabtu, 6 Februari 2010, Rabu, 10 Februari 2010 serta Sabtu, 13
Februari 2010 dengan rancangan sebagi berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
materi jurnal umum dan buku besar 4 kolom dengan menggunakan
pendekatan Make A Match, yaitu dengan skenario pembelajaran
sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama (Rabu, 3 Februari 2010)
(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi
kehadiran siswa.
83
(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif.
(3) Peneliti menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
(4) Peneliti menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.
(5) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model
pembelajaran yang akan digunakan dan tujuannya.
(6) Peneliti membagikan print out materi jurnal umum untuk
lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.
(7) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban.
(8) Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
(9) Peneliti mengadakan latihan terkontrol pada siswa.
(10) Peneliti melakukan pembahasan kemudian memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
(11) Peneliti menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
(12) Peneliti mengingatkan siswa untuk belajar di rumah.
(13) Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua (Sabtu, 6 Februari 2010)
(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan
presensi kehadiran siswa.
(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar aktif.
(3) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model
pembelajaran yang akan digunakan dan tujuannya.
(4) Peneliti mengulas materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
(5) Peneliti melanjutkan ke materi buku besar 4 kolom.
84
(6) Peneliti membagikan print out materi buku besar untuk lebih
dipahami siswa kemudian menjelaskan materi mengenai
pengertian dan manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku
besar.
(7) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban.
(8) Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
(9) Peneliti melakukan pembahasan dan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
pahami siswa.
(10) Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
(11) Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 10 Februari 2010)
(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan
presensi kehadiran siswa.
(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar aktif.
(3) Peneliti melakukan kilas balik mengenai pertemuan
sebelumnya.
(4) Peneliti memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi
buku besar yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam
buku besar untuk lebih dipahami siswa.
(5) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban.
(6) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya
untuk duduk semeja.
85
(7) Peneliti melakukan pembahsan secara bersama-sama dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya bila ada
yang belum dipahami.
(8) Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
(9) Peneliti menutup dengan salam dan memberitahukan kepada
siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes
evaluasi.
c) Pertemuan Keempat (Sabtu, 13 Februari 2010)
(1) Peneliti membuka dengan salam dan mengecek kehadiran
siswa.
(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
meminta siswa untuk duduk dengan tertib dan rapi.
(3) Peneliti membagi soal tes evaluasi dan format lembar kerja
siswa untuk mempermudah pengerjaan soal.
(4) Peneliti bersama guru mengawasi jalannya tes dan meminta
agar siswa mengerjakan dengan jujur dan sesuai dengan
kemampuan diri sendiri.
(5) Peneliti mengumpulkan lembar jawab setelah waktu
mengerjakan habis.
(6) Mengadakan evaluasi pembelajaran
(7) Peneliti mengucapkan terima kasih atas kerjasama selama
pembelajaran.
(8) Peneliti menutup pembelajaran dengan salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi akuntansi kompetensi dasar jurnal umum dan buku besar 4
kolom dengan pendekatan Make A Match.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman
86
observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati capaian
konsep siswa selama proses belajar siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan selama 4 kali
pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu: hari Rabu, 3 Februari
2010, Sabtu, 6 Februari 2010, Rabu, 10 Februari 2010 serta Sabtu, 13
Februari 2010. Pelaksanaan tindakan kedua hampir sama dengan
pelaksanaan tindakan pertama, hanya pada pelaksanaan tindakan kedua ini
terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan pertama. Materi
yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan kedua juga berbeda dengan
pelaksanaan tindakan pertama. Pada siklus I materi yang disampaikan
mengenai persamaan akuntansi dan mekanisme debit dan kredit sedangkan
pada siklus II materi yang disampaikan adalah jurnal umum dan buku
besar 4 kolom. Urutan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 3 Februari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Pada
pertemuan tersebut semua siswa hadir. Sebelum menyampaikan
materi, peneliti berusaha menciptakan situasi kelas yang kondusif agar
siswa merasa nyaman selama proses pembelajaran berlangsung.
Setelah itu, peneliti membagikan hand out dengan meminta bantuan
dua orang siswa untuk membagikannya. Setelah semua siswa
memperoleh hand out peneliti menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran dan mengulang kembali mengenai
pendekatan Make A Match kemudian peneliti menjelaskan materi
buku besar 4 kolom beserta cara mempostingnya.
Selanjutnya guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban
untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan
jawaban sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20
menit. Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan
untuk duduk semeja. Setelah waktu mencari pasangan selama 20
87
menit selesai, guru melakukan pembahasan apakah sudah cocok dan
benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut. Terdapat 4 pasangan
yang salah mencocokkan dan mendapat hukuman sesuai dengan
kesepakatan bersama yaitu berpantun di depan kelas. Dengan
demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
Karena waktu tersisa 15 menit, guru menutup pertemuan
tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama
pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para
siswa yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani mengungkapkan
pendapatnya di dalam kelas terlihat dari tidak adanya satupun siswa
yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian mengingatkan para
siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi tanggung
jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada pertemuan
berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam
kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 6 Februari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada
pertemuan itu terdapat 2 siswa yang tidak hadir yaitu Anggi Pratama
Eka Putra tanpa keterangan dan Aditya Yudistira dikarenakan sakit.
Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran
dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan
sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi posting ke
dalam buku besar 4 kolom.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan
memulai melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan
membagikan kartu soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa
kemudian mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja. Terlihat beberapa siswa sudah
88
berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.Seperti pertemuan
sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan
pembahasan, bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan
bersama. Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya seputar
kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada
pasangan kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik.
terGuru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari
kembali materi yang menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga
berlatih mengajar karena pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru
menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 10 Februari 2010)
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada
pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,
peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik
serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang
dilanjutkan dengan penyampaian materi selanjutnya yaitu posting ke
dalam buku besar bentuk 4 kolom.
Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print
out materi posting buku besar untuk lebih dipahami siswa kemudian
menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal
dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai
antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya
dalam waktu 15 menit. Siswa yang sudah menemukan pasangannya
dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu mencari pasangan
selama 15 menit selesai, guru melakukan pembahasan apakah sudah
cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.
Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan
memberi pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa
89
untuk mengerjakan atau menanggapi soal di depan kelas dan memberi
latihan terkontrol selama 20 menit dan dilanjutkan dengan
pembahasan dan diskusi bersama. Setelah selesai menguji capaian
konsep awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang duduk dengan
pasangannya tersebut untuk dapat saling bekerja sama menjelaskan
mengenai materi sampai keduanya menguasai konsep materi tersebut.
Selama pembelajaran dengan pendekatan Make A Match ini dimulai
peneliti dan guru mengamati capaian indikator penguasaan konsep
masing-masing siswa.
Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada
pasangan-pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya
dalam kegiatan mengerjakan soal, mengemukakan pendapat,
menjawab setiap pertanyaan yang muncul dengan tepat, dan
kekompakan anggotanya dalam kegiatan di pasangan kelompok. Di
akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa bahwa pada
pertemuan berikutnya hari Sabtu 13 Februari 2010 akan diadakan tes
evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum
meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.
d) Pertemuan Keempat (Sabtu, 13 Februari 2010)
Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam
pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut
semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan
tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing
dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh 2 siswa membagikan soal tes
dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah dan mempercepat
pengerjaan. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes
dan meminta siswa untuk tidak bekerja sama dengan teman yang lain.
Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 45
menit. Guru berpesan kepada para siswa agar mengerjakan tes dengan
90
tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan teman yang lain.
Guru menunggu di belakang dan peneliti di depan kelas untuk
mengawasi jalannya tes. Pada saat berlangsungnya tes ada dua siswa
yang berusaha bekerja sama yaitu Nathania dan Herindro, maka guru
menegur kedua siswa tersebut. Kemudian peneliti memperingatkan
jika ada siswa yang mencontek atau bekerjasama dalam mengerjakan
tes maka peneliti akan mengurangi nilainya sebanyak 10 point.
Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga, kemudian guru
membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan
yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau
siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam
penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti bersama guru mengamati proses pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan pendekatan Make A Match di kelas XI IS 1. Guru
mengambil posisi di dalam kelas yaitu dibelakang siswa agar guru dapat
mengamati proses pembelajaran dengan jelas, sedangkan peneliti
bertindak sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama, peneliti
menerangkan jurnal umum dengan menggunakan pendekatan Make A
Match. Pada pertemuan kedua dan ketiga peneliti melanjutkan ke materi
buku besar dan posting ke dalam buku besar bentuk 4 kolom, selain itu
peneliti memberikan latihan soal terkontrol sekaligus membahas bersama-
sama dengan siswa, pada pertemuan keempat, peneliti melakukan evaluasi
akhir, agar hasil belajar dari siklus kedua dapat segera diketahui. Dari
kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran siklus II
sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan kedua.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi siklus II, diperoleh informasi tentang hasil belajar
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagai berikut:
91
1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas hanya 78,9%.
2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebesar 89,5%.
3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas adalah
76,3 %.
4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match sebesar 81,6%.
5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok sebesar
84,2%.
6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai
standar KKM (70) sebesar 86,8%.
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
0
20
40
60
80
100
Prosentase
Jumlah Siswa
Hasil Pembelajaran Siklus II
Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.
Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.
Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.
Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.
Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.
Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70)
Gambar 8. Grafik hasil pembelajaran siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
kedua, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
92
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus kedua ini adalah:
a) Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran di pasangan kelompoknya.
b) Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I
terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti
mengulangi penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan
diskusi di kelompok ahli.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, sebagai
berikut:
a) Masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi dengan
pasangan kelompoknya masing-masing.
b) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100,
nilai terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,71. Siswa
yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 33 siswa
(86,8% dari 38 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat
menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan
nilai rata-rata kelas yaitu 69,76 dan hanya dicapai 22 siswa
(33,33% dari 36 siswa). Nilai tersebut sudah diatas nilai standar
KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik
ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan metode jigsaw dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa, meskipun belum 100%
siswa dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah:
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah
teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
93
3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas pembelajaran
agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II, maka dapat
dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil pembelajaran
akuntansi melalui penggunaan pendekatan Make A Match dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini:
Tabel 3. Data Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Akuntansi.
No Aspek yang diamati Sebelum
Penelitian
Sesudah Penelitian
Siklus I Siklus II
1.
Keaktifan siswa :
1. Keberanian mengerjakan soal di
depan kelas
2. Keaktifan siswa mengemukakan
pendapat
3. Keberanian menanggapi atau
mengajukan pertanyaan
4. Mengerti dan melakukan langkah
pendekatan make a match
5. Kerjasama dalam kelompok
12 siswa
(31,6%)
6 siswa
(15,8%)
12 siswa
(31,6%)
0 siswa
(0%)
2 siswa
(5,3%)
20 siswa
(52,6%)
24 siswa
(63,1%)
23 siswa
(60,5%)
28 siswa
(73,6%)
16 siswa
(68,4%)
30 siswa
(78,9%)
34 siswa
(89,5%)
29 siswa
(76,3%)
31 siswa
(81,6%)
32 siswa
(84,2%)
2. Prestasi belajar
1. Kemampuan siswa mengerjakan
soal dengan benar
16 siswa
(42,1%)
22 siswa
(57,9%)
33 siswa
(86,8%)
94
Peningkatan keaktifan dan hasil pembelajaran akuntansi tersebut juga
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 9. Grafik Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran
Keterangan:
1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.
2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.
3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.
4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.
5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.
6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar
KKM (70)
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pendekatan
pembelajaran Make A Match membawa dampak yang positif selama pembelajaran
akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain: (1) siswa menjadi lebih antusias
dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2) siswa belajar untuk
bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada dirinya, (3) siswa lebih
aktif untuk berpendapat di dalam kelas dan aktif mengerjakan soal di depan kelas,
siswa menjadi berani menanggapi dan mengajukan pertanyaan, siswa dapat
menjalin kerjasama dalam belajar kelompokserta (4) adanya peningkatan
penguasaan konsep siswa terhadap materi akuntansi yang juga berpengaruh pada
peningkatan hasil belajar akuntansi siswa.
95
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I
sampai siklus II dapat dijelaskan berikut ini:
Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta. Dari hasil survei
ini, peneliti menemukan bahwa akar permasalahan yang menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
berasal dari masih rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap pembelajaran
akuntansi dikarenakan proses pembelajaran akuntansi yang bersifat monoton dan
membosankan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas
dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran Make A Match.
Guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus pertama. Materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I ini adalah persamaan akuntansi dan mekanisme debit dan
kredit.Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diminta untuk mempelajari
konsep prsamaan akuntansi dan mekanisme debit dan kredit dengan pendekatan
pembelajaran Make A Match. Siswa diminta untuk menemukan pasangan
kelompoknya dengan mencocokkan antara soal dan jawaban. Dan yang terakhir
diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa pada siklus I.
Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada
siklus pertama masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang
aktif dan ada yang belum berperan dalam kelompoknya dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi sehingga ada yang belum jelas mengenai materi yang
disampaikan temannya, serta kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru
jika ada materi yang belum dipahami. Karena itu, peneliti mencari solusi dan
menyusun rencana pembelajaran siklus kedua untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
96
Materi pembelajaran pada siklus II adalah jurnal umum dan buku besar
bentuk 4 kolom beserta posting, materi ini membahas tentang pengertian jurnal
umum, pengertian buku besar dan bentuk buku besar dan posting buku besar
bentuk empat kolom. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa,
siswa merasa cukup tertarik dengan pendekatan pembelajaran Make A Match,
siswa menjadi aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, siswa juga
merasa tidak segan bertanya dengan teman ataupun guru dan temannya juga tidak
segan mengajari teman sekelompoknya yang belum paham.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran akuntansi
menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat
pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Namun,
kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah yang
dihadapi pada pembelajaran akuntansi kompetensi dasar jurnal umum dan buku
besar bentuk 4 kolom sudah dapat diatasi dengan penerapan pendekatan
pembelajaran Make A Match yang secara langsung mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada
meningkatnya penguasaan konsep, keaktifan dan hasil pembelajaran akuntansi.
Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Make A Match ini dapat dilihat
dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengajar teman sekelompoknya.
97
3) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat
membuat pasangan dalam kelompoknya paham terhadap materi yang
disampaikan.
4) Siswa sudah mampu menguasai konsep materi akuntansi dengan kompetensi
dasar jurnal umum dan buku besar 4 kolom.
5) Nilai tes yang telah diberikan oleh guru, menunjukkan peningkatan dari siklus
I sampai siklus II yang mana itu menunjukkan adanya usaha siswa berusaha
lebih baik.
98
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IS 1 di SMA
Negeri 3 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus dengan empat kali tatap muka
pada setiap siklusnya. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis
dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut,
terdapat peningkatan keaktifan dan prestasi pembelajaran akuntansi dengan
penerapan pendekatan Make A Match pada siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3
Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:
1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas meningkat dari 52,6% (20
siswa) pada siklus pertama menjadi 78,9% (30 siswa) pada siklus kedua.
2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas meningkat dari 63,1% (24
siswa) pada siklus pertama menjadi 89,5% (34 siswa) pada siklus kedua.
3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas meningkat pada
siklus I sebesar 60,5% (23 siswa) menjadi 76,3% (29 siswa) pada siklus II.
4. Penggunaan pendekatan Make A Match dalam proses belajar mengajar
akuntansi dapat dimengerti dan dilakukan dengan benar oleh 73,6% (28 siswa)
pada siklus pertama meningkat menjadi 81,6% (31 siswa) pada siklus kedua.
5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok meningkat yaitu
68,4% (16 siswa) pada siklus pertama menjadi 84,2 % (32 siswa) pada siklus
kedua.
6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar
KKM (70) meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya rata-rata kelas yang
diperoleh dari tes hasil belajar pada siklus I sebesar 69,76, menjadi 80,71 pada
siklus II dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar
57,9% (22 siswa), menjadi 86,8% (33 siswa) pada siklus II.
98
99
Penggunaan pendekatan Make A Match terbukti dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa sehingga
prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya
hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II tersebut. Dengan
penggunaan pendekatan Make A Match peningkatan prestasi belajar dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang sebelumnya telah ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sedangkan keaktifan siswa
dilakukan dengan berbagai aktivitas yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Terjadinya peningkatan baik dari keaktifan maupun prestasi belajar
siswa tersebut, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut
terefleksi dari: (a) kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif
terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (b) posisi guru yang
tidak hanya terpaku di kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi
sehingga dapat memantau siswa yang berada di bagian belakang, (c) guru
sudah dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk aktif dalam
kegiatan belajar mengajar maupun pada saat kegiatan kerja dengan pasangan
kelompok, (d) guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan
penguasaan konsep terhadap materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan Make A
Match. Munculnya rasa tanggung jawab lebih tinggi dengan penggunaan
pendekatan Make A Match karena saling bekerja sama hanya dengan
kelompok kecil dalam pasangannya. Sedangkan jika menggunakan metode
lainnya yang terlalu banyak jumlah dalam setiap kelompoknya menyebabkan
kurangnya rasa tanggung jawab dan kurang efektif, karena cenderung hanya
mengandalkan beberapa siswa yang paling aktif dalam kelompok dan lainnya
pasif atau hanya menitipkan nama tanpa bekerja sama secara maksimal.
2. Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
100
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasi dari hasil
penelitian tersebut. Implikasi hasil penelitian dapat berupa dampak teoritis
terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian dan
penerapannya secara praktis dan pemecahan masalah penelitian. Implikasi dari
hasil penelitian ini adalah:
1. Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
pembelajaran akuntansi pada materi Akuntansi jurnal umum dan buku besar 4
kolom dengan menggunakan pendekatan Make A Match apabila dilaksanakan
secara maksimal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dilihat dari segi
keaktifan siswa melalui aktivitas positif dalam proses belajar mengajar dan
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini disebabkan pembelajaran
dengan pendekatan Make A Match menekankan pada keaktifan siswa secara
penuh, baik fisik maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam
belajar melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.
2. Implikasi Praktis
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran akuntansi,
seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan metode/pendekatan
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa, minat, dan kondisi
lingkungan yang ada. Hasil belajar siswa tidak hanya dilakukan melalui tes atau
ulangan harian saja tetapi penilaian harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan, melalui keaktifan dan partisipasi siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dengan menggunakan pendekatan Make A Match
dapat dijadikan masukan atau alternatif bagi guru atau calon guru untuk
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
101
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa
selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa dapat menemukan dan
mengembangkan sendiri konsep dari materi yang akan dipelajari.
b. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode/pendekatan
pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan
siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas.
c. Guru hendaknya mampu memilih metode/pendekatan yang tepat dalam
proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
d. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru
meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas sehingga dapat tercipta
situasi kondusif yang mendukung proses pembelajaran.
e. Guru hendaknya mampu mengkaji permasalahan yang timbul saat proses
pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran di kelas dapat tercapai dan
berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan pembelajaran dengan pendekatan Make A
Match, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja
sama dalam pasangan kelompok untuk memecahkan masalah dan saling
mengajari satu sama lain.
b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi
dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan
dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.
b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode/pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan
102
kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
4. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam
proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Untuk meningkatkan kualitas guru hendaknya pihak sekolah lebih intensif
mengadakan pembinaan terhadap guru oleh kepala sekolah atau pejabat
yang berwenang di lingkungan sekolah mengenai penggunaan
metode/pendekatan yang tepat.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Cepi Riyana. 2000. Hakikat Kualitas Pembelajaran. http://cepiriyana.blogspot.
diakses tanggal 21 Maret 2009 pukul 12.48 WIB
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kerja. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Forum Mangunwijaya. 2008.Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan
Pendidikan Alternatif. Jakarta: Kompas.
Gino, H. J, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.
Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Heri Triluqman. 2009. Belajar dan Motivasinya.http://heritl.blogspot.com/belajar-
dan-motivasinya.html.diakses tanggal 22 Maret 2009 pukul 10.05 WIB
Jerry J. Weygandt, dkk. 2007. Pengantar Akuntansi, Edisi 7 (Accounting
Principles). Jakarta: Salemba Empat.
Ki Hajar Dewantara. 1962. Azas-azas dan Dasar-Dasar Taman Siswa.
Yogyakarta : Majelis Luhur Taman Siswa.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.
Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
.2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Moleong. Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
Redja Mudyahardjo. 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan : Suatu Pengantar. Bandung:
Remaja Rosda Karya
103
104
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa. 2005. Implementasi kurikulum 2004: panduan pembelajaran KBK:
Konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Bandung: PT.
Rineka Karya.
Sobry Sutikno. 2003. Menuju Pendidikan Bermutu. Lombok: Nusa Tenggara
Pratama Press.
Suryabrata. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Tarsito.
W. James Popham dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis
(Terj. Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yenny Anjar Jayadi. 2008. Penggunaan Jurnal Belajar Macromedia dalam
Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa
Kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. Skripsi. UNS.
106
CATATAN LAPANGAN I
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI
PENDEKATAN MAKE A MATCH
Kelas : XI IS 1 Hari, tanggal : Rabu, 15 Juli 2009
Waktu : 12.00-13.30 Nama Guru : Dyah Retnaningsih, S.Pd
A. Tindak Belajar
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, masih ada sebagian siswa yang
kurang memperhatikan pelajaran.
2. Siswa masih ada yang gaduh ketika guru menerangkan.
3. Siswa kurang aktif bertanya saat diberi kesempatan oleh guru.
No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa( % )
1. Keaktifan Siswa 1.1. Keberanian siswa mengerjakan
soal di depan kelas.
1.2. Keaktifan siswa mengemukakan
pendapat di kelas.
1.3. Keberanian menanggapi atau
mengajukan pertanyaan di kelas.
1.4. Mengerti dan dapat melakukan
langkah Make A Match.
1.5. Siswa dapat menjalin kerjasama
dalam belajar kelompok.
12 siswa
(31,6%)
6 siswa
(15,8%)
12 siswa
(31,6%)
0 siswa
(0%)
2 siswa
(5,3%)
2. Prestasi Belajar 2.1.kemampuan siswa mengerjakan
soal dengan benar dan mencapai
standar KKM (70).
16 siswa
(42,1%)
105
107
B. Tindak Mengajar
1. Guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum paham.
3. Guru memberikan latihan soal dan PR.
C. Penarikan Makna
1. Proses pembelajaran masih didominasi guru karena siswa masih pasif
dalam pembelajaran akuntansi.
2. Siswa kurang perhatian pada pelajaran akuntansi sehingga siswa kurang
bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas.
Peneliti
Ema Dwi Ningrum
108
CATATAN LAPANGAN 2
Hari/Tanggal : Rabu,18 Juli 2009
Waktu : Jam 12.00 - 13.30 WIB
Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
Model Pembelajaran : Ceramah
Tema Pembelajaran : Pengkodean akun
Jumlah Siswa : 38 siswa
Jenis : Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi :
Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengucapkan
salam pembuka kemudian mengabsen satu persatu siswa. Sebelum memulai
pelajaran, guru berusaha menciptakan suasana yang kondusif dengan mengulang
materi sebelumnya tentang jurnal umum. Guru memberikan beberapa pertanyaan
kepada para murid, kegiatan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Kemudian
guru memulai materi dengan memberikan apersepsi mengenai materi pengkodean
akun dan siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru. Di saat guru
menjelaskan, apabila ada siswa yang tidak memperhatikan, maka guru akan
menegur siswa tersebut dengan melontarkan pertanyaan seputar materi yang
sedang dijelaskan. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan
ditanyakan kepada siswa yang lain. Namun guru juga tetap memperhatikan
kegiatan para siswa yang lain supaya pembelajaran di kelas tetap terkendali. Hal
ini dilakukan guru agar siswa lebih memperhatikan apa yang disampaikan guru.
Tetapi suasana tenang tidak dapat berjalan lama oleh karena suara guru kurang
keras sehingga tidak terdengar sampai bagian belakang, hal tersebut
mengakibatkan para siswa justru bermain HP, berbicara dengan teman sebangku
ada yang megerjakan tugas dari guru yang lain. Guru sudah memperingatkan para
siswa berulang kali namun tidak diindahkan oleh siswa, akhirnya guru terus
melanjutkan pembelajaran bagi yang masih mau memperhatikan.
107
109
Di akhir pertemuan, guru langsung memberikan latihan soal yang masih
berhubungan dengan materi yang baru saja disampaikan, dan lembar jawaban
siswa akan dikumpulkan kemudian.
Refleksi :
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal
pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan
kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena
berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu sampai
anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis dengan sia-sia.
Selain itu, menurut pendapat siswa, guru harus memberikan waktu kepada siswa
untuk tanya jawab sebelum kegiatan belajar mengajar diakhiri, sehingga siswa
yang belum memahami, mereka tidak berani untuk bertanya. Siswa mudah bosan
karena guru terlalu banyak berceramah dalam proses pembelajaran sehingga
siswa merasa tidak nyaman. Selain itu, semakin lama mendengarkan penjelasan
guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode guru dalam menjelaskan sangat
monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk diterima oleh para siswa. Para siswa
pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan guru, karena selain bingung dengan
yang disampaikan guru, siswa juga belum belajar sebelumnya. Meskipun siswa
memperhatikan pada saat guru menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak
tertuju pada apa yang sedang disampaikan guru. Mereka mau memperhatikan
karena mereka beranggapan bahwa jika tidak memperhatikan, maka akan ditunjuk
guru untuk menjawab pertanyaan. Jadi, mereka memperhatikan bukan karena
mereka ingin tahu tetapi karena takut kalau sewaktu-waktu ia yang ditunjuk.
Segi hasil pekerjaan siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh
adalah 90 dan nilai terendah adalah 40. Siswa yang mendapat nilai terendah ini
dikarenakan sewaktu pembelajaran berlangsung hanya bermain HP dan tidur-
tiduran. Namun, nilai yang digunakan sebagai indikator adalah nilai rata-rata kelas
dengan standar 70 mereka hanya dapat mencapai 62.0.
110
OBSERVASI AWAL
Peneliti melakukan observasi awal mengenai KBM yang dilakukan oleh guru
Kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dipandu guru mata pelajaran
akuntansi selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini
Siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode konvensional guru.
111
CATATAN LAPANGAN 3
Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
Pendekatan : Make A Match
Tema Pembelajaran : Persamaan Akuntansi dan Mekanisme Debit Kredit
Jumlah Siswa : 38 siswa
Jenis : Observasi mendalam (Siklus 1)
A. Pertemuan 1
Hari / tanggal : Rabu, 20 Januari 2010
Waktu : 12.00-13.30 WIB
Deskripsi:
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,
kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran / presensi siswa dan seperti
biasanya ada beberapa siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas.
Guru kemudian melanjutkan dengan mengulang materi yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya setelah itu dilanjutkan dengan mengadakan
apersepsi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan saat itu yaitu
mengenai persamaan akuntansi. Awalnya siswa merasa malas-malasan
mengikuti pembelajaran, tetapi guru menjelaskan bahwa pada hari itu
pembelajaran akuntansi akan sedikit berbeda karena metode pembelajarannya
lain. Terlihat sedikit ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran.
Guru melanjutkan PBM dengan menjelaskan metode/pendekatan yang
akan digunakan pembelajaran saat itu, apa tujuannya dan bagaimana langkah-
langkah pelaksanaannya. Ada sekitar 30 siswa yang berkonsentrasi
mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan siswa lainnya mengabaikan
penjelasan dari guru dan justru tidur-tiduran dan ada yang bermain HP. Pada
pertemuan pertama ini guru memulai dengan membagikan print out materi
persamaan dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan
materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban
untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban 110
112
sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang
sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah
waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan
pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban
tersebut. Terdapat 2 pasangan yang salah mencocokkan dan mendapat
hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama yaitu menyanyi di depan kelas.
Dengan demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
Karena waktu tersisa 15 menit, maka guru kemudian menutup pertemuan
tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari
itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas.
Ternyata siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas
terlihat dari tidak adanya satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru
kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada
pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam
kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam penutup.
B. Pertemuan 2
Hari / tanggal : Sabtu, 23 Januari 2010
Waktu : 08.30-10.15
Deskripsi:
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua
siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar
siswa mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian lebih lanjut
materi persamaan akuntansi tersebut.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan memulai
melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan membagikan kartu
113
soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa kemudian mengkondisikan siswa
yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. Seperti pertemuan
sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan pembahasan,
bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama. Guru juga
berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi latihan terkontrol
selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi bersama.
Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti
pembelajaran.
Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan
kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik. Guru kemudian
mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi
tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada
pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam penutup.
C. Pertemuan 3
Hari / tanggal : Rabu, 27 Januari 2010
Waktu : 12.00-13.30
Deskripsi:
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua siswa
hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa
mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi
selanjutnya yaitu mekanisme debit dan kredit.
Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print out materi
mekanisme debit dan kredit untuk lebih dipahami siswa kemudian
menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan
kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal
dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit.
114
Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk
semeja. Setelah waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru
melakukan pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal
dan jawaban tersebut.
Setiap pasangan kelompok kemudian diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Saat presentasi ini akan
muncul pertanyaan-pertanyaan dari anggota kelompok yang lain sehingga dari
kegiatan presentasi ini guru dan peneliti dapat mengamati indikator capaian
konsep siswa dan tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran.
Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan
atau menanggapi soal di depan kelas. Setelah selesai menguji capaian konsep
awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang duduk dengan pasangannya
tersebut untuk dapat saling bekerja sama menjelaskan mengenai materi
sampai keduanya menguasai konsep materi tersebut. Selama pembelajaran
dengan pendekatan Make A Match ini dimulai peneliti dan guru mengamati
capaian indikator penguasaan konsep masing-masing siswa.
Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan-
pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya dalam kegiatan
mengerjakan soal, mengemukakan pendapat, menjawab setiap pertanyaan
yang muncul dengan tepat, dan kekompakan anggotanya dalam kegiatan di
pasangan kelompok. Di akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa
bahwa pada pertemuan berikutnya hari Sabtu 30 Januari 2010 akan diadakan
tes evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum
meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.
D. Pertemuan 4
Hari / tanggal : Sabtu, 30 Januari 2010
Waktu : 08.30-10.15
115
Deskripsi:
Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam pembuka dan
mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi.
Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib.
Guru dibantu oleh siswa membagikan soal tes dan format lembar kerja siswa
untuk mempermudah dan mempercepat pengerjaan.Guru dan peneliti
bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak bekerja
sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes
tersebut selama 45 menit.
Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru membahas soal
tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa
sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru
menutup pembelajaran saat itu dengan salam penutup.
Refleksi:
Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang pendekatan
Make A Match sehingga para siswa masih banyak yang mengalami
kebingungan untuk menerapkannya. Banyak keluhan dari siswa bahwa suara
guru kurang keras sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat
mendengar penjelasan dan kurangnya motivasi dari guru dalam memulai
pembelajaran dan nada suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan
pembelajaran sehingga pada awalnya masih banyak siswa yang tidak terlalu
antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi dengan pendekatan Make A
Match ini.
Kekurangan pembelajaran pada siklus I ini jika dilihat dari segi siswa;
masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok kecilnya,
siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-
temannya, masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru
yang diterapkan oleh guru, sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok
116
karena perbedaan dalam kemampuan akademisnya, kurangnya rasa tanggung
jawab anggota kelompok terhadap bagian materinya masing-masing, sehingga
ada siswa yang tidak mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok. Di
sisi lain beberapa siswa mengerjakan soal evaluasi di depan kelas dengan
terpaksa.
Segi nilai hasil evaluasi siklus I ini nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
terendah adalah 44, dengan nilai rata-rata kelas 69,76. Siswa yang sudah
mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 22 siswa (57,9% dari 38 siswa)
dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.
Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan
sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 62,05 dan hanya dicapai 16
siswa (14,1% dari 38 siswa). Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang
ditetapkan yaitu lebih dari 60% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
(RPP)
Mata Pelajaran : Akuntansi
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Surakarta
Kelas / Semester : XI IS 1/ 1
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompetensi:
Memahami tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Kompetensi Dasar:
1. Memahami konsep dasar persamaan akuntansi.
2. Memahami mekanisme debit dan kredit.
Indikator:
1. Memahami proses pencatatan transaksi ke dalam persamaan akuntansi.
2. Memahami ketentuan debit dan kredit.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
1. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi.
2. Mengetahui pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan
akuntansi.
3. Memahami mekanisme pencatatan berdasar ketentuan debit dan kredit.
4. Menganalisis setiap transaksi berdasar ketentuan debit dan kredit.
II. MATERI POKOK (terlampir)
1. Persamaan akuntansi perusahaan jasa
2. Mekanisme debit dan kredit.
III. METODE PEMBELAJARAN 116
118
1. Pendekatan : Make A Match
2. Metode : Ceramah, diskusi,tanya jawab dan demonstrasi
IV. LANGKAH-LANGKAH
a. Siklus I
1) Pertemuan 1( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi
kehadiran siswa.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan persamaan dasar akuntansi secara singkat.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dan tujuannya
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi
untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi
tersebut.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal
dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
119
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah
dengan materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar
pertemuan berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
2. Pertemuan 2( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi
kehadiran siswa.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dan tujuannya
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi
persamaan dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal
dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan
pasangannya untuk duduk semeja.
(d) Mengadakan latihan terkontrol mengenai persamaan dasar
akuntansi.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan secara bersama-sama.
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah
dengan materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar
pertemuan berikutnya.
120
(e) Menutup dengan salam.
3. Pertemuan 3( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi
kehadiran siswa kemudian membahas pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas
materi sebelumnya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi mekanisme debit dan kredit
untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi
tersebut dan menganalisis materi tersebut.
(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi tersebut
(c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide dalam materi tersebut.
(d) Dengan pendekatan make a match, siswa dapat
menganalisis mekanisme debit dan kredit serta dapat
mengerjakan soal latihan mandiri.
(e) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami untuk kemudian
dibahas secara bersama-sama.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus
I menyimpulkan hasil pembelajaran.
(b) Mengucapkan salam penutup.
4. Pertemuan 4( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
121
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi
kehadiran siswa kemudian membahas pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas
materi sebelumnya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk
mempermudah pengerjaan soal.
(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.
(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar
pada soal latihan mandiri.
(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus
I menyimpulkan hasil pembelajaran.
(b) Mengucapkan salam penutup.
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Lembar soal siswa, spidol, whiteboard
VI. PENILAIAN
1. Aspek yang dinilai : Keaktifan di dalam kelas saat KBM.
2. Jenis tagihan : Tes Tertulis
3. Bentuk soal : Uraian (Terlampir)
VII. REFERENSI
1. Dasar-dasar Akuntansi Keuangan Penerbit UNS Press
2. Buku Praktikum Akuntansi UNS
MATERI AJAR
122
TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
A. Sumber Pencatatan
Didalam perusahaan atau organisasi bisnis lainnya ,transaksi
dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan ekstern.Transaksi intern
adalah transaksi yang terjadi tanpa melibatkan pihak luar perusahaan Contoh
transaksi intern adalah penetapan penyusutan ,pemakaian persedian dan
pencadangan piutang ragu-ragu.Transaksi ekstern adalah transaksi keuangan
yang dilakukan perusahaan dan melibatkan pihak luar.Pihak luar yang terlibat
bisa saja konsumen,distributor atau agen,transaksi ini memerlukan bukti
transaksi karena menyangkut kegiatan perusahaan yang utama seperti
pembelian peralatan,pinjaman kepada bank,dan bukti transaksi ini nantinya
akan menjadi sumber pencatatan
B. Persamaan Akuntansi
1. Keseimbangan antara Aktiva dan Ekuitas
(A =E)
2. Aktiva sama dengan Kewajiban ditambah ekuitas
(A = K + E)
3. Aktiva sama dengan Kewajiban Ditambah Ekuitas Ditambah Pendapatan
Dikurangi Beban
(A = K + E +P –B )
4. Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Akuntansi
Pengaruh transaksi dapat berupa perubahan maupun pengurangan
beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan komponen akuntansi
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah
yang sama.
b) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan kewajiban atau sebaliknya
dalam jumlah yang sama.
c) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahanekuitas dalam jumlah yang
sama.
121
123
d) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan utang dan ekuitas dalam
jumlah yang sama.
C. Pencatatan Transaksi Keuangan ke dalam Persamaan Akuntansi
Transaksi keuangan dapat mengakibatkan perubahan dalam komponen
persamaan akuntansi.Persamaan tersebut paling tidak akan menyangkut dua
komponen.
D. Analisa bukti transaksi
adalah memeriksa kebenaran jumlah dan keabsahan bukti transaksi ybs,
untuk selanjutnya dianslisis akun yang harus dicatat di debit maupun akun yang
harus dicatat di kredit.
AKUN B + B -
HARTA D K
UTANG K D
MODAL K D
PENDAPATAN K D
BEBAN D K
Ketentuan Debit – Kredit:
a Akun Harta
Jika bertambah dicatat disisi debit dan jika berkurang dicatat disisi kredit
b Akun Hutang
Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit
c Akun Modal
Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit
d Akun Pendapatan
Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit
e Akun Beban
Jika bertambah dicatat disisi debit dan jika berkurang dicatat disisi kredit
124
Soal latihan terkontrol siklus I
Pada tanggal 1 Januari Yudi membuka sebuah kantor konsultan pajak dengan
nama “Kantor Konsultan Pajak Yudi”. Selama bulan Januari 2001 dilakukan
transaksi-transaksi sebagai berikut:
2/1 Diinvestasikan Rp. 20.000.000,00 berupa uang tunai kedalam perusahaan
4/1 Dibeli gedung kantor dengan harga Rp. 4.500.000,00
6/1 Dibayar tagihan asuransi bulan Januari Rp. 250.000,00
8/1 Dibeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp. 250.000,00 kepada
Toko Indah
10/1 Diterima honor pengurusan pajak dari langganan sebesar Rp. 2.000.000,00
12/1 Dibayar gaji para karyawan sebesar Rp. 900.000,00
14/1 Dibayar tagihan telepon dan listrik sebesar Rp. 75.000,00
16/1 Dibayar hutang kepada Toko Dwi sebesar Rp. 200.000,00
18/1 Perlengkapan yang dipakai sebesar Rp. 60.000,00
20/1 Diambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 300.000,00
22/1 Dibayar tagihan iklan sebesar Rp.100.000,00
Berdasarkan transaksi di atas buatlah persamaan akuntansinya dalam ikhtisar
usaha!
123
125
Jawaban soal latihan terkontrol siklus I
“KANTOR KONSULTAN PAJAK YUDI”
IKHTISAR USAHA
Untuk Bulan yang Berakhir Pada 31 Januari 2001
(dalam rupiah)
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
Tgl Kas Perlengkapan Gedung Hutang
Usaha
Modal Yudi Keterangan
2/1 20.000.000 - - - 20.000.000 Modal awal
4/1 ( 4.500.000) - 4.500.000 - -
15.500.000 - 4.500.000 - 20.000.000
6/1 ( 250.000) - - - ( 250.000) Beban
asuransi
15.250.000 - - - 19.750.000
8/1 - 250.000 - 250.000 -
15.250.000 250.000 4.500.000 250.000 19.750.000
10/1 2.000.000 - - - 2.000.000 Pendapatan
jasa
17.250.000 250.000 4.500.000 250.000 21.750.000
12/1 ( 900.000) - - - ( 900.000) Beban gaji
16.350.000 250.000 4.500.000 250.000 20.850.000
14/1 ( 75.000) - - - ( 75.000) Beban
listrik&telp
16.275.000 250.000 4.500.000 250.000 20.775.000
16/1 ( 200.000) - - (200.000) -
16.075.000 250.000 4.500.000 50.000 20.775.000
18/1 - ( 60.000) - - ( 60.000) Beban
plengkapan
16.075.000 190.000 4.500.000 50.000 20.715.000
20/1 ( 300.000) - - - ( 300.000) Prive
22/1 (100.000) - - - (100.000) Beban iklan
15.675.000 190.000 4.500.000 50.000 20.315.000
20.365.000 20.365.000
126
Soal latihan mandiri siklus I
Analisislah soal transaksi dibawah ini
1) 1 Januari 2009: Pemilik menyetor uang ke dalam perusahaan sebagai modal
awal sebesar Rp500.000,00.
2) Pada tanggal 12 Februari 2009 diterima pendapatan jasa servise sebesar
Rp 2.500.000,00.
3) Pada tanggal 25 Februari dibayar beban gaji Rp 5.000.000,00
4) Tanggal 1 Juni Tuan Tedi menyetorkan uang sebesar Rp. 15.000.000 sebagai
modal
5) Tanggal 2 Juni dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp 180.000
6) Tanggal 4 Juni dibeli kendaraan dengan harga Rp.12.000.000 , tetapi baru
dibayar tunai Rp.8.000.000 dan sisanya dibayar kemudian
7) Tanggal 5 juni dibeli peralatan dekorasi secara kredit sebesar Rp. 1.500.000
8) Tanggal 6 Juni dibayar sewa ruangan untuk masa satu tahun sebesar
Rp.1.200.000
9) Tanggal 8 Juni diterima uang tunai untuk pekerjaan yang telah diselesaikan
sebesar Rp.700.000
10) Tanggal 10 Juni diselesaikan pekerjaan dekorasi tapi pembayaran dilakukan
bulan depan senilai Rp.1.000.000
11) Tanggal 12 Juni dibayar sebagian utang usaha Rp.2.000.000
12) Tanggal 15 Juni diselesaikan pekerjaan dan diterima pembayaran tunai
sebesar Rp. 3.000.000
13) Tanggal 18 Juni diterima sebagian piutang dari pelanggan dengan sebesar
Rp. 500.000
14) Tanggal 20 Juni dibayar beban asuransi sebesar Rp 125.000
15) Tanggal 23 Junu dibayar beban listrik dan telepon sebesar Rp.200.000
16) Tanggal 26 Juni dibayar gaji pegawai sebesar Rp. 450.000
17) Tanggal 28 juni diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp.1.500.000
18) Tanggal 30 Juni diambil uang kas untuk keperluan pribadi pemilik sebesar
Rp. 500.000
19) Tanggal 17 Juli dibayar sewa kios untuk bulan Agustus sebesar Rp. 300.000
125
127
Jawaban soal latihan mandiri siklus I
No. Nama akun (Kelompok akun) Debit Kredit Nominal
1. Kas (Harta) + Rp 500.000
Modal Pemilik (Modal) + Rp 500.000
2. Kas (Harta) + Rp 2.500.000
Pendapatan jasa service (Pendapatan) + Rp 2.500.000
3. Beban gaji (Beban) + Rp 5.000.000
Kas (Harta) -- Rp 5.000.000
4. Kas (Harta) + Rp 15.000.000
Modal Pemilik (Modal) + Rp 15.000.000
5. Perlengkapan (Harta) + Rp 180.000
Kas (Harta) -- Rp 180.000
6. Kendaraan (Harta) + Rp 12.000.000
Kas (Harta) -- Rp 800.000
Utang (Utang) + Rp 400.000
7. Peralatan toko (Harta) + Rp 1.500.000
Kas (Harta) -- Rp 1.500.000
8. Beban sewa (Beban) + Rp 1.200.000
Kas (Harta) -- Rp 1.200.000
9. Kas (Harta) + Rp 700.000
Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 700.000
10. Piutang usaha (Harta) + Rp 1.000.000
Pendapatan (Pendapatan) + Rp 1.000.000
11. Utang usaha (Utang) -- Rp 2.000.000
Kas (Harta) -- Rp 2.000.000
12. Kas (Harta) + Rp 3.000.000
Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 3.000.000
13. Kas (Harta) + Rp 500.000
Piutang usaha (Harta) -- Rp 500.000
14. Beban asuransi (Beban) + Rp 125.000
Kas (Harta) -- Rp 125.000
15. Beban listrik, telepon (Beban) + Rp 200.000
Kas (Harta) -- Rp 200.000
16. Beban gaji dan upah (Beban) + Rp 450.000
Kas (Harta) -- Rp 450.000
17. Kas (Harta) + Rp 1.500.000
Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 1.500.000
18. Prive Tedi (Modal) -- Rp 500.000
Kas (Harta) -- Rp 500.000
19. Beban sewa (Beban) + Rp 300.000
Kas (Harta) -- Rp 300.000
128
Guru menjelaskan tentang pendekatan Make A Match
Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas
Siswa mengerjakan soal latihan mandiri
129
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI
PENDEKATAN MAKE A MATCH
Mata Pelajaran : Akuntansi
Pokok Bahasan : Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Sub Pokok Bahasan : Persamaan Akuntansi dan Mekanisme Debit Kredit
Kelas/Semester : XI IS 1/I
Tanggal : 20, 23, 27 dan 30 Januari 2010
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Tempat : SMA Negeri 3 Surakarta
Petunjuk : Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai
I. TINDAK MENGAJAR
No. Komponen Aspek yang diamati Ya Tidak
1.
PENDAHULUAN
Memotivasi siswa
1.1.Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.2.Menciptakan persaingan diantara
siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa
1.3.Menggunakan kegiatan yang menarik
dan menimbulkan keaktifan siswa
1.4.Membangkitkan rasa ingin tahu
1.5.Menumbuhkan kesadaran kepada
siswa tentang arti pentingnya belajar
2. Apersepsi 2.1.Materi pengait sesuai dengan materi
yang dibahas
2.2.Materi sesuai materi yang dibahas
tetapi tidak mendapat respon siswa
128
130
3. Tujuan 3.1.Siswa diharapkan mampu melakukan
pencatatan transaksi ke dalam
persamaan dasar akuntansi.
3.2.Siswa diharapkan mampu
mengetahui pengaruh transaksi
keuangan terhadap persamaan
akuntansi.
3.3.Siswa diharapkan mampu
memahami mekanisme pencatatan
berdasar ketentuan debit dan kredit.
3.4.Siswa diharapkan mampu
menganalisis setiap transaksi berdasar
ketentuan debit dan kredit.
4.
PENGEMBANGAN
Membimbing siswa
dalam belajar
4.1.Mengawali masalah pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari
4.2.Mengaitkan masalah pembelajaran
aktif dengan materi
4.3.Siswa diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah akuntansi
berdasarkan pengetahuan yang
mereka miliki
4.5.Membimbing siswa dalam
menemukan suatu konsep akuntansi
4.6.Membimbing siswa dalam
menggunakan alat peraga
5. Menggunakan alat
peraga dan media
gambar
5.1.Cara penggunaan alat peraga dengan
tepat
5.2.Membantu pemahaman siswa
5.3.Menarik perhatian siswa
131
6. Mengadakan variasi
dalam membimbing
siswa
6.1.Sikap bersahabat
6.2.Berbicara dengan sopan kepada
siswa
6.3.Menghargai setiap perbedaan
pendapat siswa
6.4.Membantu siswa yang mendapat
kesulitan
6.5.Mendorong siswa menumbuhkan
kepercayaan kepada diri sendiri
6.6.Menggunakan kata-kata yang halus
dalam menegur siswa
7. Menumbuhkan
suasana siswa terlibat
secara aktif
7.1.Mengajukan pertanyaan terbuka
selama pengembangan
7.2.Mendorong mengemukakan idenya
7.3.Mendorong terjadinya tukar pendapat
antara siswa dengan guru
7.4.Mendorong siswa untuk berani
menerangkan pekerjaan kepada
teman-temannya
7.5.Sebagian besar siswa terlibat diri
dalam kegiatan belajar
8. Memberi penguatan 8.1.Memberi penguatan terhadap tingkah
laku siswa yang baik
8.2.Memberi semangat kepada siswa
yang belum berhasil
8.3.Penguatan bervariasi diberikan secara
wajar pada waktu yang tepat
9. Pendekatan Make A
Match
9.1.Melatih siswa belajar mandiri
9.2.Kemampuan keaktifan siswa
semakin berkembang
132
9.3.Mempertinggi kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah
10.
PENERAPAN
Latihan Terkontrol
10.1.Tugas diarahkan dengan jelas
10.2.Membimbing dan memudahkan
belajar siswa
10.3.Menumbuhkan kerjasama antar
siswa dalam belajar
10.4.Menumbuhkan inisiatif siswa
dalam belajar
11. Latihan Mandiri 11.1.Komunikasi antar pribadi sangat
hangat
11.2.Merespon setiap pendapat siswa
11.3.Membimbing siswa belajar
11.4.Mendorong siswa untuk berkreasi
belajar
11.5.Menumbuhkan kepercayaan siswa
terhadap diri sendiri
12.
PENUTUP
Kesimpulan
12.1.Kesimpulan materi jelas dan
mencakup seluruh inti materi
12.2.Siswa terlibat aktif dalam membuat
kesimpulan
13. Tindak Lanjut 13.1Mengevaluasi kemampuan siswa
13.2.Menyarankan agar materi dipelajari
di rumah
13.3.Menyarankan agar siswa-siswa
mempelajari terlebih dahulu materi
selanjutnya
133
II. TINDAK BELAJAR
No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa( % )
1. Keaktifan Siswa 1.1 Keberanian siswa mengerjakan soal
di depan kelas.
1.2 Keaktifan siswa mengemukakan
pendapat di kelas.
1.3 Keberanian menanggapi dan/atau
mengajukan pertanyaan di kelas.
1.4 Mengerti dan dapat melakukan
langkah Make A Match.
1.5 Siswa dapat menjalin kerjasama
dalam belajar kelompok.
20 siswa
(52,6%)
24 siswa
(63,1%)
23 siswa
(60,5%)
28 siswa
(73,6%)
16 siswa
(68,4%)
2. Prestasi Belajar 2.1.kemampuan siswa mengerjakan soal
dengan benar dan mencapai standar
KKM (70).
22 siswa
(57,9%)
Guru Akuntansi
Dyah Retnaningsih S.Pd
Peneliti
Ema Dwi Ningrum
134
CATATAN LAPANGAN 4
Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta
Pendekatan : Make A Match
Tema Pembelajaran : Jurnal Umum dan Posting Buku Besar
Jumlah Siswa : 38 siswa
Jenis : Observasi mendalam (Siklus 2)
A. Pertemuan 1
Hari / tanggal : Rabu, 3 Februari 2010
Waktu : 12.00-13.30
Deskripsi:
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan tersebut semua
siswa hadir. Sebelum menyampaikan materi, peneliti berusaha menciptakan
situasi kelas yang kondusif agar siswa merasa nyaman selama proses
pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti membagikan hand out dengan
meminta bantuan dua orang siswa untuk membagikannya. Setelah semua
siswa memperoleh hand out peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran dan mengulang kembali mengenai pendekatan Make A
Match kemudian peneliti menjelaskan materi buku besar 4 kolom beserta cara
mempostingnya.
Selanjutnya guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai
siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah
menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu
mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan pembahasan
apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.
Terdapat 4 pasangan yang salah mencocokkan dan mendapat hukuman sesuai
dengan kesepakatan bersama yaitu berpantun di depan kelas. Dengan
133
135
demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
Karena waktu tersisa 15 menit, guru menutup pertemuan tersebut dengan
terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan
memberi kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas. Ternyata
siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari
tidak adanya satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian
mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi
tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada
pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam
kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam penutup.
B. Pertemuan 2
Hari / tanggal : Sabtu, 6 Februari 2010
Waktu : 08.30-10.15
Deskripsi:
Guru seperti biasa sebelum memulai pembelajaran mengucapkan salam
pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru berusaha menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif. Pada pertemuan itu terdapat 2 siswa yang tidak
hadir yaitu Anggi Pratama Eka Putra tanpa keterangan dan Aditya Yudistira
dikarenakan sakit. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti
pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan
sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi posting ke dalam
buku besar 4 kolom.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan memulai
melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan membagikan kartu
soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa kemudian mengkondisikan siswa
yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. Terlihat beberapa
siswa sudah berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.Seperti
pertemuan sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan
136
pembahasan, bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama.
Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan
kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik. terGuru kemudian
mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi
tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada
pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam penutup.
C. Pertemuan 3
Hari / tanggal : Rabu, 10 Februari 2010
Waktu : 12.00-13.30
Deskripsi:
Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua siswa
hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa
mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi
selanjutnya yaitu posting ke dalam buku besar bentuk 4 kolom.
Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print out materi
posting buku besar untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi
tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk
dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai
siswa menemukan pasangannya dalam waktu 15 menit. Siswa yang sudah
menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu
mencari pasangan selama 15 menit selesai, guru melakukan pembahasan
apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.
Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan
137
atau menanggapi soal di depan kelas dan memberi latihan terkontrol selama
20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi bersama. Setelah
selesai menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang
duduk dengan pasangannya tersebut untuk dapat saling bekerja sama
menjelaskan mengenai materi sampai keduanya menguasai konsep materi
tersebut. Selama pembelajaran dengan pendekatan Make A Match ini dimulai
peneliti dan guru mengamati capaian indikator penguasaan konsep masing-
masing siswa.
Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan-
pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya dalam kegiatan
mengerjakan soal, mengemukakan pendapat, menjawab setiap pertanyaan
yang muncul dengan tepat, dan kekompakan anggotanya dalam kegiatan di
pasangan kelompok. Di akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa
bahwa pada pertemuan berikutnya hari Sabtu 13 Februari 2010 akan diadakan
tes evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum
meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.
D. Pertemuan 4
Hari / tanggal : Sabtu, 13 Februari 2010
Waktu : 08.30-10.15
Deskripsi:
Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam pembuka dan
mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi.
Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib.
Guru dibantu oleh 2 siswa membagikan soal tes dan format lembar kerja siswa
untuk mempermudah dan mempercepat pengerjaan. Guru dan peneliti
bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak bekerja
sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes
tersebut selama 45 menit. Guru berpesan kepada para siswa agar mengerjakan
138
tes dengan tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan teman yang
lain. Guru menunggu di belakang dan peneliti di depan kelas untuk
mengawasi jalannya tes. Pada saat berlangsungnya tes ada dua siswa yang
berusaha bekerja sama yaitu Nathania dan Herindro, maka guru menegur
kedua siswa tersebut. Kemudian peneliti memperingatkan jika ada siswa yang
mencontek atau bekerjasama dalam mengerjakan tes maka peneliti akan
mengurangi nilainya sebanyak 10 point.
Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti mengumpulkan
lembar jawaban saat itu juga, kemudian guru membahas soal tes supaya
diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga
dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup
pembelajaran saat itu dengan salam penutup.
Refleksi:
Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu pembelajaran
di kelompoknya. Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan I terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti
mengulangi penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan diskusi di
kelompok ahli. Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan,
yaitu masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi di kelompoknya.
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai
terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,71. Siswa yang sudah
mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 33 siswa (86,8% dari 38 siswa)
dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.
Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan
sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 69,76 dan hanya dicapai 22
siswa (33,33% dari 36 siswa). Nilai tersebut sudah diatas nilai standar KKM.
Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti
bahwa penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep
siswa, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
139
Guru mendemonstrasikan materi dan mengawasi jalannya KBM
Keaktifan siswa mencocokkan kartu soal dan kartu jawaban
Guru ikut mengamati siswa mengerjakan soal latihan mandiri
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II
(RPP)
Mata Pelajaran : Akuntansi
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Surakarta
Kelas / Semester : XI IS 1/ 1
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Standar Kompetensi:
Memahami tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Kompetensi Dasar:
1. Mencatat transaksi atau dokumen ke dalam jurnal umum.
2. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar
Indikator:
1. Menjurnal transaksi keuangan
2. Memahami pengertian dan fungsi dari Buku Besar
3. Mengetahui macam-macam bentuk Buku Besar
4. Memahami format Buku Besar bentuk T, bentuk 2 kolom, bentuk 3 kolom
dan bentuk 4 kolom.
5. Mengetahui langkah-langkah posting dari Jurnal Umum ke Buku Besar
bentuk 4 kolom/bersisa.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menganalisis jurnal umum.
2. Siswa mampu mencatat transaksi dalam jurnal umum.
3. Menjelaskan pengertian dan fungsi Buku Besar.
4. Menyebutkan bentuk-bentuk / format Buku Besar.
139
141
5. Membuat format buku Besar bentuk T, 2 kolom, 3 kolom dan 4
kolom.
6. Memposting dari Jurnal Umum ke dalam Buku Besar.
II. MATERI POKOK
1. Jurnal Umum (Langkah-langkah mencatat transaksi ke dalam jurnal)
2. Buku Besar bentuk 4 kolom.
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Make A Match
2. Metode : Ceramah, diskusi,tanya jawab dan demonstrasi
V. LANGKAH-LANGKAH
1. Pertemuan 1( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dan tujuannya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi jurnal umum untuk lebih
dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya
untuk duduk semeja.
(d) Mengadakan latihan terkontrol pada siswa.
142
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
2. Pertemuan 2( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Menjelaskan mengenai buku besar.
(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dan tujuannya
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan print out materi buku besar untuk lebih dipahami
siswa kemudian menjelaskan materi mengenai pengertian dan
manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku besar.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya
untuk duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
143
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan
materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
3. Pertemuan 3( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar aktif.
(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dan tujuannya.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi buku
besar yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam buku besar
untuk lebih dipahami siswa.
(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan
masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.
(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya
untuk duduk semeja.
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Pembahasan secara bersama-sama.
(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan
pembelajaran.
(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.
(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih di rumah dengan materi
yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan
berikutnya.
(e) Menutup dengan salam.
144
4. Pertemuan 4( 2x45 menit)
a) Kegiatan awal (15 menit)
(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran
siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya secara singkat.
(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan
memotivasi siswa belajar aktif.
b) Kegiatan inti (55 menit)
(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah
pengerjaan soal.
(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.
(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada
soal latihan mandiri.
(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami
c) Kegiatan akhir (20 menit)
(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus II.
(b) Mengucapkan salam penutup
VIII. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
1. Lembar soal siswa
2. Spidol
3. Whiteboard
IX. PENILAIAN
1. Aspek yang dinilai : Keaktifan di dalam kelas saat KBM.
2. Jenis tagihan : Tes Tertulis
3. Bentuk soal : Uraian (Terlampir)
X. REFERENSI
1. Akuntansi Penerbit Yudistira terbaru
2. Dasar-dasar Akuntansi Keuangan Penerbit UNS Press
3. Buku Praktikum Akuntansi UNS
4. Form Latihan Kerja Siswa dan Soal
145
MATERI AJAR
JURNAL UMUM
A. Pengertian Jurnal
Jurnal berasal dari kata „journal‟ (bahasa Perancis) yang artinya buku
harian. Jurnal adalah alat yang digunakan untuk mencatat transaksi
perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan menunjukkan akun
yang harus di debet dan di kredit beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal
disebut juga „book of original entry‟ (buku catatan pertama), karena setiap
transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus dicatat dahulu dalam jurnal
sebelum dibukukan dalam buku besar.
B. Fungsi Jurnal
Jurnal memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi mencatat
Jurnal merupakan alat untuk mencatat semua transaksi yang terjadi secara
keseluruhan berdasarkan bukti dokumen yang ada.
2. Fungsi historis
Jurnal merupakan alat untuk mencatat semua transaksi yang terjadi sesuai
dengan urutan waktunya (kronologis).
3. Fungsi analisis
Jurnal merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi sehingga jelas
letak debet / kredit dari akun yang akan dicatatkan beserta jumlahnya.
4. Fungsi instruktif
Jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan pemindahbukuan
(posting)ke dalam buku besar.
5. Fungsi informatif
Jurnal memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi sehingga
kegiatan perusahaan terlihat jelas.
C. Bentuk Jurnal
Secara umum bentuk jurnal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
144
146
1. Jurnal Umum
Apabila transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua
kolom, debet dan kredit, sudah cukup sebagai pencatatan pertama akuntansi.
Jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis
transaksi yang terjadi, dan apabila perusahaan menggunakan jurnal khusus
maka jurnal umum digunakan mencatat transaksi yang tidak dapat
dicatatkan ke dalam salah satu jurnal khusus yang ada.
2. Jurnal Khusus
Apabila transaksi perusahaan makin banyak dan berulang kali terjadi
dengan frekuensi yang tinggi seperti pembelian, penjualan, penerimaan kas,
dan pengeluaran kas, diperlukan jurnal khusus untuk melakukan pencatatan
transaksi demikian.
Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap
transaksi yang sejenis dan berulang kali terjadi.
D. Bentuk Jurnal Umum
Bentuk kolom jurnal umum Halaman:
Tanggal Keterangan / Akun Ref Debet Kredit
Keterangan :
1. Lajur tanggal : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara
kronologis
2. Lajur keterangan : diisi nama perkiraan yang harus di debet dan di
kredit . perkiraan yang di debet ditulis dulu,kemudian perkiraan kredit
ditulis dibawahnya agak menjorok ke kanan.
3. Lajur referensi : diisi dengan nomor perkiraan akun
4. Kolom debet :digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
5. Kolom kredit :digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
6. Lajur halaman : Halaman digunakan sebagai ref. pada buku besar.
147
E. Langkah-langkah Menjurnal
Kolom tanggal, diisi sebagai berikut:
a. Tahun terjadinya transaksi, ditulis di bagian atas pada setiap halaman.
b. Bulan terjadinya transaksi, ditulis di bawah tahun pada setiap hlaman,
c. Tanggal terjadinya transaksi, ditulis pada baris pertama yang digunakan
untuk mencatat setiap transaksi.
Kolom akun/keterangan, diisi sebagai berikut:
a. Akun yang harus di debet, ditulis rapat ke garis kolom tanggal.
b. Akun yang harus di kredit, ditulis di bawah akun yang di debet,
penulisannya agak ke sebelah kanan.
c. Penjelasan singkat tentang transaksi. Penjelasan ini dapat ditulis di bawah
setiap ayat jurnal. Untuk setiap transaksi yang sifatnya sudah jelas,
penjelasannya ini biasanya ditiadakan.
Kolom ref., diisi dengan kode akun yang bersangkutan. Lajur ini digunakan
apabila jumlah debet dan kredit sudah dibukukan pada buku besar yang
bersangkutan.
Kolom debet, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus dibukukan
pada sisi kiri. Kata debet sering disingkat Dr. yang diambil dari bahasa Latin
“Debere”.
Kolom kredit, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus
dibukukan pada sisi kanan. Kata debet sering disingkat Cr. yang diambil dari
bahasa Latin “Credere”.
148
BUKU BESAR
1. Pengertian buku besar
Buku besar adalah Kesatuan akun yang saling berkaitan satu dengan
yang lain.
Akun adalah formulir untuk mencatat setiap perubahan jenis harta, utang,
dan modal yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi dalam
perusahaan
Golongan Akun
a. Golongan akun Riil : akun neraca,utang, modal
b. Golongan akun nominal : akun pendapatan dan beban
2. Bentuk-bentuk buku besar
Bentuk akun :
a. Bentuk T
Debet No dan Nama akun Kredit
b. Bentuk 2 Kolom
Nama Akun No.Akun
Tgl keterangan Ref Debet Tgl keterangan Ref Kredit
149
c. Bentuk 3 kolom
Nama Akun No.Akun
Tgl keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo
d. Bentuk 4 kolom
Nama Akun No.Akun
Tgl keterangan Ref Debet Kredit Saldo
debet kredit
Penjelasan bentuk akun:
a. Nama akun diisi dengan nama akun, maisal kas,modal dll
b. Nomor akun diisi dengan nomor kode yang telah ditetapkan untuk
akkun tersebut
c. Kolom tgl diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
d. Kolom keterangan diisi dengan ket singkat pada jurnal
e. Kolom ref diisi dengan halaman jurnal dari mana transaksi tersebut
dipindah
f. Kolom debet dan kredit diisi dengan jumlah transaksiyang ada
dalam jurnal
Tata cara posting ke buku besar
Tata cara pemostingan dari jurnal ke akun buku besar ;
1. Pindahkan tanggal yang terdapat dalam jurnal ke kolom tanggal pada akun
buku besar
2. pindahkan keterangan singkat yang terdapat pada kolom jurnal ke dalam
keterangan dalam akun
3. pindahkan halaman jurnal ke kolom ref di akun
150
4. Pindahkan jumlah debet dan kredit ke dalam kolom debet akun dan kolom
kredit yang bersangkutan
Proses posting dapat digambarkan sebagai berikut:
151
Soal latihan mandiri siklus II
Berikut adalah transaksi yang terjadi di perusahaan „ Usaha Reparasi Arshofyn‟
pada bulan Oktober 2006 tanggal:
a) 1 Oktober, Tuan Arshofyn menyetor uang pribadinya sebesar
Rp.5.000.000 sebagai modal perusahaan
b) 2 Oktober dibayar sewa toko untuk masa 6 bulan sebesar Rp.1.200.000
c) 3 Oktober dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.100.000
d) 5 Oktober dibeli peralatan took sebesar Rp.2.000.000, . untuk pembelian
ini, Tuan Arshofyn membayar tunai Rp.1.000.000, dan sisanya dibayar
kemudian.
e) 8 Oktober dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.300.000
f) 10 Oktober diterima secara tunai pembayaran untuk jasa perbaikan sebuah
televise sebesar Rp.300.000
g) 12 Oktober dibayar sebagian utang atas pembelian peralatan toko tanggal
5 Oktober sebesar Rp.500.000
h) 15 Oktober dibayar gaji pegawai untuk tengah bulan pertama sebesar
Rp.300.000
i) 18 Oktober diterima hasil kerja untuk perbaikan CD Player sebesar
Rp.400.000. Diterima tunai Rp.200.000 sementara sisanya dibayar
kemudian
j) 20 Oktober dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp. 200.000
k) 25 Oktober diterima pendapatan usaha atas jasa perbaikan lemari es
sebesar Rp.2.000.000 . dengan rincian diterima sebesar Rp.1.700.000 dan
sisanya dibayar kemudian
l) 28 Oktober dibayar lunas utang atas pembelian peralatan tanggal 5
Oktober 2006
m) 30 Oktober dihitung perlengkapan yang digunakan selama 1 bulan sebesar
Rp.400.000
n) 30 Oktober dibayar gaji karyawan untuk tengah bulan kedua sebesar
Rp.300.000
o) 30 Oktober dibayar beban listrik, air, telepon sebesar Rp.300.000
p) 31 Oktober Tuan Arshofyn mengambil uang untuk keperluan pribadi
sebesar Rp. 100.000
q) 31 Oktober dibayar gaji pegawai sebesar Rp.450.000
r) 31 Oktober diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp.1.500.000
s) 31 Oktober diambil uang kas untuk keperluan pribadi pemilik sebesar
Rp. 500.000
Dari Transaksi tersebut, buatlah:
1. jurnal umum
2. posting jurnal umum ke dalam buku besar bentuk bersisa / 4 kolom
Selamat Mengerjakan
150
152
Jawaban soal latihan mandiri siklus II
Usaha Reparasi Arshofyn
Jurnal Umum
Per 31 Oktober 2006
Halaman 1
Tanggal Keterangan/akun Ref Dedit(Rp) Kredit (Rp)
2006
Oktober
1 Kas 111 5.000.000
Modal Tn, Arshofyn 311 5.000.000
2 Sewa dibayar dimuka 113 1.200.000
Kas 111 1.200.000
3 Perlengkapan 125 100.000
Kas 111 100.000
5 Peralatan 122 2.000.000
Kas 111 1.000.000
Utang usaha 211 1.000.000
8 Perlengkapan 125 300.000
Kas 111 300.000
10 Kas 111 300.000
Pendapatan jasa 221 300.000
12 Utang usaha 211 500.000
Kas 111 500.000
15 Beban gaji 511 300.000
Kas 111 300.000
18 Kas 111 200.000
Piutang usaha 112 200.000
Pendapatan jasa 221 400.000
20 Perlengkapan 125 200.000
Utang usaha 211 200.000
25 Kas 111 1.700.000
Piutang usaha 112 300.000
Pendapatan jasa 221 2.000.000
28 Utang usaha 211 500.000
Kas 111 500.000
30 Beban perlengkapan 513 400.000
Perlengkapan 125 400.000
30 Beban gaji 511 300.000
Kas 111 300.000
30 Beban rupa-rupa 514 300.000
Kas 111 300.000
31 Prive 312 100.000
Kas 111 100.000
31 Beban gaji 511 450.000
Kas 111 450.000
31 Kas 111 1.500.000
Pendapatan jasa 221 1.500.000
31 Prive 312 500.000
Kas 111 500.000
Jumlah 16.350.000 16.350.000
153
Usaha Reparasi Arshofyn
Buku Besar
Per 31 Oktober 2006
Kas No.111
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
1 JU.1 5.000.000 5.000.000
2 JU.1 1.200.000 3.800.000
3 JU.1 100.000 3.700.000
5 JU.1 1.000.000 2.700.000
8 JU.1 300.000 2.400.000
10 JU.1 300.000 2.700.000
12 JU.1 500.000 2.200.000
15 JU.1 300.000 1.900.000
18 JU.1 200.000 2.100.000
25 JU.1 1.700.000 3.800.000
28 JU.1 500.000 3.300.000
30 JU.1 300.000 3.000.000
30 JU.1 300.000 2.700.000
31 JU.1 100.000 2.600.000
31 JU.1 450.000 2.150.000
31 JU.1 1.500.000 3.650.000
31 JU.1 500.000 3.150.000
Piutang usaha No.112
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
18 JU.1 200.000 200.000
25 300.000 500.000
154
Sewa dibayar dimuka No.113
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
2 JU.1 1.200.000 1.200.000
Perlengkapan No.125
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
3 JU.1 100.000 100.000
8 JU.1 300.000 400.000
20 JU.1 200.000 600.000
30 JU.1 400.000 200.000
Peralatan No.122
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
5 JU.1 2.000.000 2.000.000
Utang usaha No.211
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
5 JU.1 1.000.000 1.000.000
12 JU.1 500.000 500.000
20 JU.1 200.000 700.000
28 JU.1 500.000 200.000
155
Pendapatan jasa No.221
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
10 JU.1 300.000 300.000
18 JU.1 400.000 700.000
25 JU.1 2.000.000 2.700.000
31 JU.1 1.500.000 4.200.000
Modal No.311
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
1 JU.1 5.000.000 5.000.000
Prive No.312
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
31 JU.1 100.000 100.000
31 JU.1 500.000 600.000
Beban gaji No:511
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
15 JU.1 300.000 300.000
30 JU.1 300.000 600.000
31 JU.1 450.000 1.050.000
156
Beban perlengkapan No:513
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
30 JU.1 400.000 400.000
Beban rupa-rupa No:514
Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo
Debet(Rp) Kredit(Rp)
2006
Okt
30 JU.1 300.000 300.000
157
Soal latihan terkontrol siklus II
Berikut adalah transaksi yang terjadi di „Bengkel Azka‟ pada bulan Januari 2004
januari 1, Azka menginvestasikan uang sebesar Rp.5.000.000 dan
kendaraan seharga Rp.15.000.000 sebagai modal
3, Dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.150.000
4, Dibeli peralatan seharga Rp.4.000.000 dibayar tunai sebesar
Rp.500.000 sisanya dibayar kemudian
5, Dibayar dimuka sewa tempat sebesar Rp. 600.000 untuk masa 1
tahun
8, Dibayar rekening listrik, air , telepon untuk bulan januari
sebesar Rp.125.000
10,Diterima pendapatan jasa bengkel sebesar Rp.1.500.000
14,Dibayar beban pemasangan iklan sebesar Rp.150.000 untuk 6
kali penerbitan
16,Dibayar premi asuransi sebesar Rp.120.000
21,Diterima pinjaman dari Bank BNI sebesar Rp.5.000.000
25,Diambil uang tunai Rp.500.000 untuk keperluan pribadi pemilik
Dari transaksi tersebut, buatlah jurnal umum!
156
158
Jawaban soal latihan terkontrol siklus II
Usaha bengkel Azka
Jurnal Umum
Halaman 1
tanggal Keterangan / akun Ref Debet (Rp) Kredit(Rp)
2004
Januari
2
3
4
5
8
10
14
16
21
25
Kas
Kendaraan
Modal Azka
Perlengkapan
Kas
Peralatan toko
Kas
Utang usaha
Sewa dibayar dimuka
Kas
Biaya listrik, air,
telepon
Kas
Kas
Pendapatan jasa
Iklan dibayar dimuka
Kas
Beban asuransi
Kas
Kas
Utang bank
Prive Azka
Kas
Jumlah
5.000.000
15.000.000
150.000
4.000.000
600.000
125.000
1.500.000
150.000
120.000
5.000.000
500.000
32.145.000
20.000.000
150.000
500.000
3.500.000
600.000
125.000
1.500.000
150.000
120.000
5.000.000
500.000
32.145.000
159
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI
PENDEKATAN MAKE A MATCH
Mata Pelajaran : Akuntansi
Pokok Bahasan : Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Sub Pokok Bahasan : Jurnal Umum dan Posting Buku Besar
Kelas/Semester : XI IS 1/I
Tanggal : 3, 6, 10 dan 13 Februari 2010
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Tempat : SMA Negeri 3 Surakarta
Petunjuk : Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai
II. TINDAK MENGAJAR
No. Komponen Aspek yang diamati Ya Tidak
1.
PENDAHULUAN
Memotivasi siswa
1.1.Menyampaikan tujuan pembelajaran
1.2.Menciptakan persaingan diantara
siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa
1.3.Menggunakan kegiatan-kegiatan yang
menarik dan menimbulkan keaktifan
siswa
1.4.Membangkitkan rasa ingin tahu
1.5.Menumbuhkan kesadaran kepada
siswa tentang arti pentingnya belajar
2. Apersepsi 2.1.Materi pengait sesuai dengan materi
yang dibahas
2.2.Materi pengait sesuai materi yang
dibahas tetapi tidak mendapat respon
158
160
siswa
3. Tujuan 3.1.Siswa mampu menganalisis jurnal
umum.
3.2.Siswa mampu mencatat transaksi
dalam jurnal umum.
3.3.Siswa-siswa diharapkan mampu
menjelaskan pengertian dan fungsi
Buku Besar.
3.4.Siswa-siswa diharapkan mampu
menyebutkan bentuk-bentuk / format
Buku Besar.
3.5. Siswa diharapkan mampu membuat
format buku Besar bentuk T, 2
kolom, 3 kolom dan 4 kolom.
3.6. Siswa-siswa diharapkan mampu
memposting dari Jurnal Umum ke
dalam Buku Besar.
4.
PENGEMBANG
AN
Membimbing siswa
dalam belajar
4.1.Mengawali masalah pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari
4.2.Mengaitkan masalah pembelajaran
aktif dengan materi
4.3.Siswa diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah akuntansi
berdasarkan pengetahuan yang
mereka miliki
4.5.Membimbing siswa-siswa dalam
menemukan suatu konsep akuntansi
4.6.Membimbing siswa-siswa dalam
menggunakan alat peraga
161
5. Menggunakan alat
peraga dan media
gambar
5.1.Cara penggunaan alat peraga dengan
tepat
5.2.Membantu pemahaman siswa
5.3.Menarik perhatian siswa
6. Mengadakan
variasi dalam
membimbing siswa
6.1.Sikap bersahabat
6.2.Berbicara dengan sopan kepada siswa
6.3.Menghargai setiap apapun perbedaan
pendapat siswa
6.4.Membantu siswa yang mendapat
kesulitan
6.5.Mendorong siswa menumbuhkan
kepercayaan kepada diri sendiri
6.6.Menggunakan kata-kata yang halus
dalam menegur siswa
7. Menumbuhkan
suasana siswa
terlibat secara aktif
7.1.Mengajukan pertanyaan terbuka
selama pengembangan
7.2.Mendorong mengemukakan idenya
7.3.Mendorong terjadinya tukar pendapat
antara siswa dengan guru
7.4.Mendorong siswa untuk berani
menerangkan pekerjaan kepada
teman-temannya
7.5.Sebagian besar siswa terlibat diri
dalam kegiatan belajar
8. Memberi
penguatan
8.1.Memberi penguatan terhadap tingkah
laku siswa yang baik
8.2.Memberi semangat kepada siswa
yang belum berhasil
8.3.Penguatan bervariasi diberikan secara
wajar pada waktu yang tepat
162
9. Pendekatan Make A
Match
9.1.Melatih siswa belajar mandiri
9.2.Kemampuan keaktifan siswa semakin
berkembang
9.3.Mempertinggi kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah
10.
PENERAPAN
Latihan Terkontrol
10.1.Tugas diarahkan dengan jelas
10.2.Membimbing dan memudahkan
belajar siswa
10.3.Menumbuhkan kerjasama antar
siswa dalam belajar
10.4.Menumbuhkan inisiatif siswa dalam
belajar
11. Latihan Mandiri 11.1.Komunikasi antar pribadi sangat
hangat.
11.2.Merespon setiap pendapat siswa
11.3.Membimbing siswa belajar
11.4.Mendorong siswa untuk berkreasi
belajar
11.5.Menumbuhkan kepercayaan siswa
terhadap diri sendiri
12.
PENUTUP
Kesimpulan
12.1.Kesimpulan materi jelas dan
mencakup seluruh inti materi
12.2.Siswa terlibat aktif dalam membuat
kesimpulan
13. Tindak Lanjut 13.1Mengevaluasi kemampuan siswa
13.2.Menyarankan agar materi dipelajari
di rumah
13.3.Menyarankan agar siswa
163
mempelajari terlebih dahulu materi
selanjutnya
II. TINDAK BELAJAR
No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah
Siswa( % )
1. Keaktifan Siswa 1.1 Keberanian siswa mengerjakan
soal di depan kelas.
1.2 Keaktifan siswa mengemukakan
pendapat di kelas.
1.3 Keberanian menanggapi atau
mengajukan pertanyaan di kelas.
1.4 Mengerti dan dapat melakukan
langkah Make A Match.
1.5 Siswa dapat menjalin kerjasama
dalam belajar kelompok.
30 siswa
(78,9%)
34 siswa
(89,5%)
29 siswa
(76,3%)
31 siswa
(81,6%)
32 siswa
(84,2%)
2. Prestasi Belajar 2.1.Kemampuan siswa mengerjakan
soal dengan benar dan mencapai
standar KKM (70).
33 siswa
(86,8%)
Guru Akuntansi
Dyah Retnaningsih S.Pd
Peneliti
Ema Dwi Ningrum