UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM …/Upaya... · SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN...

180
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: EMA DWI NINGRUM NIM K 7406073 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM …/Upaya... · SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN...

1

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI

MELALUI PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS

SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

EMA DWI NINGRUM

NIM K 7406073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI

MELALUI PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS

SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

EMA DWI NINGRUM

NIM K 7406073

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

3

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wahyu Adi, M.Pd Muhtar, S.Pd, M.Si

NIP. 19630520 1989031 005 NIP. 19661231 1994121 001

iii

4

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukirman,M.M .......................

Sekretaris : Jaryanto, S. Pd, M. Si .......................

Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................

Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si .......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

iv

5

Skripsi ini telah direvisi sesuai anjuran dan arahan dari Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukirman,M.M .......................

Sekretaris : Jaryanto, S. Pd, M. Si .......................

Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................

Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si .......................

v

6

ABSTRAK

Ema Dwi Ningrum. K7406073. UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI

PENDEKATAN MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 3

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Pendekatan

Pembelajaran Make A Match dalam upaya peningkatan keaktifan pembelajaran

akuntansi kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktek pembelajaran dan sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan belajar

di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti,

dan melibatkan siswa. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA

Negeri 3 Surakarta yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, review, tes dan dokumentasi.

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri

dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan 2 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan keaktifan pembelajaran akuntansi melalui penerapan

pendekatan pembelajaran Make A Match. Hal tersebut terefleksi dari beberapa

indikator sebagai berikut: (1) keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas

menunjukkan peningkatan dari 20 siswa (52,6%) menjadi 30 siswa (78,9%), (2)

keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebanyak 24 siswa (63,1%)

pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 34 siswa (89,5%), (3) keberanian

menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas pada siklus I terdapat 23 siswa

(60,5%), pada siklus II terdapat 29 siswa (76,3%), (4) mengerti dan dapat

melakukan langkah Make A Match pada siklus I terdapat28 siswa (73,6%), pada

siklus II terdapat 31 siswa (81,6%), (5) siswa dapat menjalin kerjasama dalam

belajar kelompok. sebanyak 16 siswa, (68,4%) pada siklus I sedangkan pada

siklus II sebanyak 32 siswa (84,2%), (6) kemampuan siswa mengerjakan soal

dengan benar dan mencapai standar KKM (70) dari 22 siswa (57,9%) menjadi 33

siswa (86,8%). Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa

upaya antara lain: (1) penerapan pendekatan pembelajaran Make A Match,

(2) guru membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, dan

(3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, penggunaan

pendekatan pembelajaran Make A Match efektif untuk meningkatkan keaktifan

siswa dan prestasi belajar siswa.

vi

7

MOTTO

”Ingatlah Allah di saat kamu marah, niscaya Dia akan mengingatmu pula di saat Dia marah ”

(Hadist Qudsi)

”Sesusah-susahnya dunia cuma setetes air di lautan, air di seluruh lautan itulah susahnya akhirat, begitu

pula dengan kebahagiaan ”

(Bunda Tersayang)

“No action, no happen”

( Prof. Siswandari, M. Stats)

“Apapun pilihanmu, jalanilah sepenuh hatimu”

(Penulis)

vii

8

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta

kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

Allah SWT atas semua nikmatNya yang tak terhitung.

Mami dan Babe tercinta yang telah membesarkan, mendidik,

memberikan kasih sayang tulus, semangat, perhatian,

pengorbanan serta doa sehingga alkhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Universitas

Sebelas Maret ini. Semoga kebaikan Mami dan Babe dibalas

dengan berjuta-juta kemuliaan dan pahala dari-Nya.

Suami tercinta, Aris Wahyudi yang mencurahkan kasih sayang,

motivasi serta doa.

Arshofyn Azka Emrifatullah, jagoanku, investasi terbesar dalam

hidupku, buah hati tersayang yang telah memberikan senyum

terindah.

Teman-teman seperjuangan.

Almamater

KATA PENGANTAR

viii

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kasih

karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik

oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dengan bijaksana.

4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan serta pengarahan dengan penuh kesabaran.

5. Drs Ngadiyo, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Surakarta yang telah

banyak memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam penelitian ini.

6. Dyah Retnaningsih, S.Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi di SMA

Negeri 3 Surakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan

mengajar kepada penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

7. Keluarga besar, Babe, Mami, Ayah Aris gendut, Ofyn imut, Pakdhe Pur,

Bude Eko, Kak Favian, Lukman, Aning, Bunda Lastri yang selalu

memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa

yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-temanku seperjuangan akuntansi 06: Kartika, Harjani, Dinna, Titis

yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta teman-teman lain yang

tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

ix

10

9. Siswa kelas XI IS 1 yang telah bersedia berpartisipasi mengikuti penelitian

ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jazakallahu khairan katsiran atas segala kebaikan yang telah diberikan,

semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan berjuta-juta pahala kebaikan

yang tak terhingga di sisi-Nya. Amin

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

x

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

ABSTRAK .... ….. ......................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI................ ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR................ .................................................................... xiv

DAFTAR TABEL……………………………………………………. ........ xv

DAFTAR LAMPIRAN.............. ................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pendidikan ....................................................... 10

2. Komponen Pembelajaran ............................................... 11

3. Belajar ............................................................................ 17

4. Partisipasi Belajar ........................................................... 23

5. Pendekatan Pembelajaran ............................................... 35

6. Kualitas Pembelajaran .................................................... 39

xi

12

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 40

C. Kerangka Pemikiran ............................................................. 41

D. Hipotesis Tindakan ............................................................... 44

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 45

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 46

C. Sumber Data ......................................................................... 47

D. Pendekatan Penelitian .......................................................... 47

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 50

F. Prosedur Penelitian ............................................................... 51

G. Indikator Keberhasilan ......................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................ 61

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi di Kelas XI IS 1

SMA Negeri 3 Surakarta.......................................................... 69

C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 70

1. Siklus Pertama ...................................................................... 71

a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama............................ 71

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama............................ 74

c. Observasi dan Interpretasi……………………………... 79

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Pertama………. 81

2. Siklus Kedua......................................................................... 82

a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ............................. 82

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ............................. 86

c. Observasi dan Interpretasi…………………………...... 90

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Kedua………... 91

D. Pembahasan………………………………………………….. 93

xii

13

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................... 98

B. Implikasi ................................................................................ 100

C. Saran ...................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103

xiii

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Akuntansi ............................................................................ 21

Gambar 2. Skema Hubungan antara Guru dan Siswa ...................................... 24

Gambar 3. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran............. 25

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas .................................... 44

Gambar 5. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 49

Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Surakarta ................................ 68

Gambar 7. Grafik Hasil Pembelajaran Siklus I ................................................ 80

Gambar 8. Grafik Hasil Pembelajaran Siklus II............................................... 91

Gambar 9. Grafik Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran............................. 94

xiv

15

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ............................... 46

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ................................................ 60

Tabel 3. Data Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Akuntansi .................................................................... 93

xv

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. 1 Catatan Lapangan I ............................................................................ 105

Lamp. 2 Catatan Lapangan II ........................................................................... 107

Lamp. 3 Foto Observasi Awal ......................................................................... 109

Lamp. 4 Catatan Lapangan III ......................................................................... 110

Lamp. 5 RPP Siklus I ....................................................................................... 116

Lamp. 6 Materi Siklus I ................................................................................... 121

Lamp.7 Soal Evaluasi Siklus I......................................................................... 123

Lamp.8 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ................................................ 124

Lamp. 9 Foto Siklus I ....................................................................................... 127

Lamp. 10 Pedoman Observasi Siklus I ............................................................ 128

Lamp.11 Daftar Hadir Siswa Siklus I ............................................................. 133

Lamp.12 Catatan Lapangan IV ........................................................................ 134

Lamp.13 Foto Siklus II .................................................................................... 139

Lamp. 14 RPP Siklus II .................................................................................... 140

Lamp.15 Materi Siklus II ................................................................................. 145

Lamp.16 Soal Evaluasi Siklus II ...................................................................... 151

Lamp.17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ............................................ 152

Lamp. 18 Pedoman Observasi Siklus II ........................................................... 159

Lamp. 19 Review ............................................................................................. 164

Lamp. 20 Lembar Pengamatan Peningkatan Keaktifan Siswa ....................... 166

Lamp.21 Daftar Nilai Siswa ............................................................................. 169

Lamp. 22 Daftar Hadir Siswa Siklus II ............................................................ 171

Lamp. 23 Daftar Nama Guru SMA Negeri 3 Surakarta .................................. 172

Lamp. 24 Jadwal Mata Pelajaran Semester I Kelas XI ................................... 173

Lamp. 25 Daftar Nama Siswa Kelas XI IS 1 .................................................. 174

Lamp. 26 Kalender Akademik SMA Negeri 3 Surakarta ................................ 175

Lamp. 27 Perijinan ........................................................................................... 177

xvi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal

yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara

terus- menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-

buku pelajaran, alat-alat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat

pemahaman materi dan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman materi

dan prestasi belajar, maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Selain itu pendidikan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan

nasional.

Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan

kultural, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendidikan sangat menentukan kemajuan pembangunan. Semakin tinggi kualitas

pendidikan maka pembangunan akan semakin meningkat. Namun sebaliknya, jika

kualitas pendidikannya rendah maka pembangunan akan sangat lambat.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi pembangunan bangsa,

maka pemerintah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu

pendidikan diantaranya dengan program wajib belajar sembilan tahun, perbaikan

sarana dan prasarana pendidikan, penyuluhan akan pentingnya pendidikan,

pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan serta usaha-usaha lain yang tak kalah

penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Pemerintah melaksanakan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan dengan harapan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Tujuan

pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia beriman, bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan

1

2

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan pendidikan

tersebut, setiap jenjang pendidikan, baik formal maupun non formal harus

berupaya maksimal untuk mengembangkan secara seimbang seluruh aspek

kepribadian anak, termasuk didalamnya kecerdasan intelektual, kepekaan hati

nurani, dan keterampilan berperilaku/bertindak.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai

Sistem Pendidikan Nasional (2003: 2) menyatakan bahwa:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap

terhadap perubahan zaman.

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Salah satu prinsip penting dalam melaksanakan pendidikan adalah

presentase kebebasan bagi anak atau pemberian kesempatan bagi anak ikut aktif

mengambil bagian dan partisipasi dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.

Untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan dorongan baik dari pihak siswa

itu sendiri maupun pendidik. Dalam kegiatan pendidikan, idealnya anak bisa

melihat dan merasakan manfaat pendidikan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang. Jenjang pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap

jenjang pendidikan memiliki tujuan yang telah ditetapkan masing-masing. Tujuan

pendidikan tersusun secara hierarkis mulai dari tujuan abstrak, tujuan

institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional, tujuan instruksional umum

(kompetensi dasar) sampai tujuan instruksional khusus (indikator). Pendidikan

menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar

3

biasa, pendidikan kedinasan dan pendidikan keagamaan. Setiap jenis pendidikan

telah diatur dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah.

Kurikulum hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum adalah pedoman yang akan dipakai oleh pendidik dalam pembelajaran

dikelas maupun di luar kelas. Kurikulum membantu para guru dalam membuat

perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran serta sistem evaluasi

yang akan digunakan oleh guru. Kurikulum mencakup tujuan, isi dan bahan

pelajaran termasuk didalamnya materi pelajaran serta standar kompetensi.

Standard kompetensi tiap mata pelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi

lulusan suatu lembaga pendidikan.

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah

yang diberikan sesuai kurikulum pendidikan. Butuh ketelitian dan keuletan yang

tinggi untuk mempelajari akuntansi, jika tidak konsentrasi dan memahami dari

awal maka akan ketinggalan. Maka tidak jarang pelajaran akuntansi cenderung

dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” atau “kalau bisa

dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran bahwa aliran-aliran yang

ada dalam akuntansi mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional kritif,

cermat, efisien dan efektif.

Untuk siswa SMA kelas XI IS, akuntansi merupakan mata pelajaran baru.

Maka dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk

pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor

pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan

menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran akuntansi siswa dituntut benar–benar aktif,

sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah dipelajari akan lebih baik.

Proses belajar mengajar akuntansi yang baik adalah guru harus mampu

menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang

ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu

membantu mengaktifkan murid untuk berpikir. Ada kecenderungan dewasa ini

untuk kembali pada pemikiran bahwa akan lebih bermakna jika anak

“mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahuinya”. Pembelajaran

4

akuntansi yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam

kompetisi. Dan inilah yang terjadi di kelas-kelas saat ini.

Suatu kenyataan bahwa di dalam proses belajar mengajar selalu ada para

siswa yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun

dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka. Berbagai upaya pembenahan

sistem pendidikan dan perangkatnya di Indonesia terus dilakukan, akibatnya

muncul berapa peraturan pendidikan untuk saling melengkapi dan

menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan lagi dengan

kebutuhan saat ini. Kemampuan professional guru amatlah penting dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan perbaikan dalam proses belajar

mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan. Suatu pemberian

bantuan di dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan yang

terprogram secara sistematis. Bukan sekedar kegiatan yang timbul karena inisiatif

dan guru pada saat tertentu dan secara kebetulan menemukan kesulitan belajar

siswa. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan guna menyongsong era persaingan

besar. Oleh karena itu, kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi

menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan dan menarik didalam kelas. Kreativitas bukanlah suatu bakat,

tetapi bisa dipelajari, harus dilatih dan dikembangkan.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka

membuat guru untuk terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai

pendekatan yang bervariasi. Salah satu pendekatan yang akan diterapkan yaitu

pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan make a match atau

mencari pasangan. Penerapan pendekatan ini dimulai dari teknik yaitu siswa

disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas

waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Teknik pendekatan make a match atau mencari pasangan dikembangkan

oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggalan teknik ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Langkah-langkah penerapan pendekatan make a match secara

sistematis yaitu guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-persoalan dan kartu

5

yang berisi jawabannya, siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan

berusaha menjawabnya, tetapi setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok

dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul

lagi dan dicetak. Untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,

penyimpulan dan evaluasi, refleksi, dengan demikian siswa belajar akluntansi

tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan di depan kelas saja namun

diperlukan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi.

Arikunto (2003: 4) menyebutkan beberapa karakter siswa dalam

pembelajaran tersebut sebagai berikut: (1) semangat belajar rendah, (2) mencari

jalan pintar, (3) tidak tahu belajar untuk apa, dan (4) pasif dan acuh. Untuk

mengantisipasi terjadinya karakteristik siswa yang demikian disarankan pula bagi

seorang guru untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran yang: (1) memiliki

variasi, (2) memberikan ketibukan yang menarik, (3) menggunakan model reward

dan punishment, (4) bersifat terbuka, dan (5) memberikan layanan yang simpatik.

Hasil studi menyebutkan bahwa meski terdapat peningkatan mutu

pendidikan yang cukup menggembirakan, akan tetapi pembelajaran dan

pemahaman siswa kelas XI IS di SMA Negeri 3 Surakarta (pada beberapa

pelajaran termasuk akuntansi) menunjukkan hasil cenderung text book oriented

dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung

lebih abstrak dan menggunakan metode ceramah sehingga konsep-konsep

akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu, menurut Direktorat PLP

(2002) kebanyakan guru yang mengajar masih kurang mempertahankan

kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pembelajaran

bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya

motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan, dan pola belajar cenderung

menghafal dan mekanistik.

Dalam hal ini, guru haruslah pandai dan kreatif dalam membelajarkan

konsep dasar, sedangkan peserta didik sendiri dituntut kritis dan kreatif sehingga

bisa memahami dengan baik ketika menerima pengetahuan baru dari guru. Tugas

guru dalam hal ini adalah menciptakan suasana yang hidup untuk memotivasi

siswa selama proses belajar mengajar. Dengan menerapkan pendekatan ini dalam

pembelajaran akuntansi diharapkan minat dan keaktifan belajar akuntansi siswa

akan lebih tinggi dan pemahaman mereka akan meningkat.

6

Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, setelah peneliti melakukan

observasi pembelajaran akuntansi yang terjadi di SMA Negeri 3 Surakarta

ditemukan permasalahan antara lain: 1) siswa cenderung kurang aktif dalam

pembelajaran akuntansi, akar penyebab permasalahan ini adalah guru sebagai

fasilisator, dalam tahap persiapan maupun tahap penyampaian materi ajar kurang

melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif 2) kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah atau soal masih kurang, akar penyebabnya adalah guru

sebagai fasilisator dalam tahap penyampaian materi maupun dalam tahap

pelatihan kurang membimbing kerja kelompok sehingga pemecahan masalah

dalam pembelajaran akuntansi kurang optimal.

Dari hasil survey awal, masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi

standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu 70.

dari hasil ulangan (untuk materi persamaan akuntasi), nilai terendah yang

diperoleh siswa adalah 53, sedangkan nilai tertinggi 99,5. Dari hasil tersebut bisa

dilihat prestasi belajar siswa tidak merata dan terjadi ketimpangan, sedangkan

untuk tugas-tugas rumah yang diberikan guru, sebagian siswa masih mengerjakan

di kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Beberapa siswa masih

mengandalkan kemampuan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dalam

mengerjakan ulangan atau latihan soal (mencontek). Ini menunjukkan rendahnya

keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan

penelitian dengan judul: “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN

MAKE A MATCH SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 3 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentiifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

7

1. Diperlukan pendekatan pembelajaran baru dalam berbagai bidang pendidikan

atau pembelajaran untuk mengembangkan potensi dan kemampuan siswa.

2. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang

tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran akuntansi.

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi yang biasa dilakukan.

Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang

kesulitan yang mereka hadapi ataupun menanggapi umpan balik yang

diberikan oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, tidak efektif bila dalam

penelitian ini tidak dibatasi permasalahannya. Maka untuk pertimbangan efisiensi,

peneliti membatasi permasalahan pada:

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

semester ganjil tahun ajaran 2009/2010.

2. Objek penelitian

Objek penelitian meliputi:

a. Penguasaan konsep dibatasi pada konsep mengenai pokok bahasan

Perusahaan Jasa. Yang dinilai dari kemampuan pencatatan dalam siklus

akuntansi perusahaan jasa yang meliputi: 1). Kemampuan pencatatan

persamaan akuntasi, 2). Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur neraca

dan laba rugi, 3). Kemampuan menjurnal transaksi keuangan dalam jurnal

umum, 4). Pelaporan siklus akuntansi perusahaan jasa

b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi

pokok bahasan Akuntansi Perusahaan Jasa.

c. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan

pembelajaran make a match.

8

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran

akuntansi melalui pendekatan make a match pada siswa kelas XI Ilmu Sosial

(IS) di SMA Negeri 3 Surakarta?

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran

akuntansi melalui pendekatan make a match pada siswa kelas XI Ilmu Sosial

(IS) di SMA Negeri 3 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan

Pendekatan Pembelajaran Make A Match dalam upaya peningkatan keaktifan dan

prestasi pembelajaran akuntansi kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran akuntansi

yang mulai bergeser ke pembelajaran yang mementingkan prosesnya,

karena dalam proses pembelajaran disarankan untuk menggunakan

paradigma belajar yang menunjukkan pada proses untuk mencapai hasil.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan,

dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang

dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif

pendekatan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah

dipahami.

2) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dan mengembangkan pendekatan pembelajaran melalui

make a match yang sesuai dengan kondisi siswa.

b. Bagi siswa

1) Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,

sehingga siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi, siswa

lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran

akuntansi.

c. Bagi sekolah,

Memberi informasi dan masukan dalam penggunaan pendekatan make a

match pada pembelajaran akuntansi, meningkatkan kualitas pembelajaran

akuntansi melalui pendekatan make a match di sekolah.

d. Bagi peneliti,

Memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon guru dalam memilih

dan menggunakan metode/pendekatan pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar akuntansi.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pendidikan

Pendidikan adalah pemberian muatan untuk mendapatkan kontribusi

positif: berguna dan diinginkan oleh penerimanya. Dalam Forum Mangunwijaya

(2008: 177-179) pendidikan yang lebih efektif adalah yang mampu menjawab

permasalahan aktual komunitas. Melihat pada tujuannya, bahwa pendidikan

adalah pembebasan, maka sekolah seharusnya berpihak pada anak, tak boleh

memanipulasi siswa, tapi sebaliknya harus mempersiapkan individu untuk

memimpin dirinya dengan tidak boleh dipisahkan dari aspek kehidupan siswa.

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

pembangunan bangsa dalam suatu negara. Dalam arti luas, pendidikan sama

dengan hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan seseorang atau dengan kata lain pendidikan adalah pengalaman

belajar. Pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman

belajar setiap orang sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam pengertian sempit,

pendidikan adalah sekolah atau persekolahan (schooling).

Oleh sebab itu, pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai

pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang

diserahkan kepada pihak sekolah agar mereka mempunyai kemampuan yang

sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas

sosial mereka, sedangkan dalam arti luas pendidikan adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran

dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat Redja Mudyahardjo (2001: 45-51) pendidikan adalah

pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non

formal dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup

10

11

yang bertujuan optimalisasi pertyimbangan kemampuan-kemamppuan individu,

agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.

Menurut Hasbullah (2005: 4) pendidikan adalah “usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. Sedangkan menurut UU No. 20 tahun 2003, Ki Hajar Dewantara (1962:

471) mengatakan : “Pendidikan ialah segala usaha dari orang tua terhadap anak-

anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya, dalam arti memperbaiki

bertumbuhnya segala kekuatan rohani dan jasmani yang ada pada anak-anak

karena kodrat irodatnya sendiri”.

Berdasarkan pengertian pendidikan yang telah diuraikan di atas dapat

ditarik suatu benang merah yaitu bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan

proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab setiap orang menjadi dewasa

karena belajar dan pengalaman hidupnya. Pendidikan merupakan upaya

pencerdasan, pendewasaan dan kemandirian seseorang yang dilakukan oleh

perorangan, kelompok maupun lembaga di dalam kehidupan nyata. Pendidikan

membuat seseorang dapat menjadi dirinya sendiri, menentukan dan menemukan

segala macam tujuan yang ingin dicapainya dalam kehidupan nyata.

2. Komponen Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Mengenai pengertian pembelajaran, beberapa ahli mengungkapkan

pendapatnya. Namun dari beberapa pendapat, ada pendapat yang sangat penting

untuk diperhatikan. Di bawah ini akan dipaparkan pendapat-pendapat tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990: 13) pengertian

pembelajaran diungkapkan secara luas yaitu “Pembelajaran berasal dari kata dasar

“belajar” adalah 1) Memperoleh kepandaian atau ilmu, 2) Berubah tingkah

laku/tanggap yang disebabkan oleh pengalaman”. Selain itu juga terdapat definisi

12

pembelajaran secara luas. Dalam pendapatnya Sobry Sutikno (2003: 9)

pembelajaran dipandang dari segi usaha yaitu “Pembelajaran adalah segala upaya

yang dilakukan oleh guru atau dosen agar terjadi proses belajar pada diri siswa

atau mahasiswa”. Selain kedua pendapat di atas, Mulyasa (2005: 173) juga

mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pembelajaran, namun

pendapatnya diungkapkan secara lebih spesifik dengan menyertakan tujuan

pembelajaran yaitu “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang

lebih baik“. Sedangkan Oemar Hamalik (2001: 57) mengartikan pembelajaran

dipandang dari segi unsurnya bahwa “Pembelajaran merupakan suatu kombinasi

yang tesusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

dan prosedur sehingga mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”.

Selain beberapa pengertian di atas yang mengartikan pembelajaran secara

luas, pengertian pembelajaran juga dikemukakan secara lebih spesifik seperti yang

dikemukakan oleh Nana Sudjana (1996: 7) “pembelajaran adalah kegiatan

mengatur dan mengorganisasikan lingkungan disekitar siswa yang dapat

mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar”. Dan

untuk lebih jelasnya peniliti memaparkan secara lebih rinci mengenai pengertian

pembelajaran dalam UUSPN No.20 tahun 2003, yaitu:

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sebagai proses belajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang

lebih baik terhadap materi pelajaran”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah antara

pihak guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, di mana guru

membelajarkan siswa mengenai teori tertentu untuk mencapai suatu keberhasilan

pendidikan. Dengan demikian berarti kegiatan pembelajaran dapat membantu

siswa untuk mempelajari pengetahuan lebih dalam dan menemukan kemampuan

atau pemahaman yang baru.

13

b. Ciri – Ciri Pembelajaran

Tidak semua kegiatan di sekolah dapat dikatakan sebagai pembelajaran.

Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai pembelajaran apabila memiliki ciri

pembelajaran. Dalam hal ini ada pendapat yang mengungkapkan ciri-ciri

pembelajaran menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd (2008: 219-223) yaitu:

1)pembelajaran merupakan proses berfikir, 2) proses pembelajaran memanfaatkan

fungsi otak, 3) pembelajaran berlangsung sepanjang hayat.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan mengenai ciri-ciri

pembelajaran, yaitu:

1). Pembelajaran merupakan proses berfikir.

Dengan aktivitas belajar menekankan siswa untuk mencari dan menemukan

sesuatu hal yang baru termasuk menemukan pengetahuan sendiri (self

regulated) dan pengalaman sehingga belajar tidak hanya sekedar transfer

informasi dari guru kepada siswa melainkan siswa mampu menciptakan dan

membangun pengetahuan serta pemikiran sendiri.

2). Proses pembelajaran memanfaatkan fungsi otak.

Dalam pembelajaran harus menyeimbangkan pemanfaatan antara otak kiri

dan otak kanan agar otak dapat bekerja secara optimal. Otak kiri bersifat

logis,rasional, dan linier sedangkan otak kanan bersifat acak, tidak teratur dan

intuitif. Oleh karena itu belajar berfikir logis perlu didukung proses

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga mampu melakukan

pengembangan, memecahkan masalah dan membangun kreasi.

3) Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat.

Pembelajaran berlangsung secara terus-menerus selama hidup manusia,

karena pada dasarnya manusia dihadapkan pada berbagai masalah, berbagai

rintangan, dan selalu berharap dapat mencapai tujuan yang diinginya.

Maka dapat disimpulkan bahwa ciri pembelajaran pada hakikatnya

adalah adanya proses intareksi antara guru dan perserta didik, yang memiliki

perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian yang terprogram untuk mencapai

tujuan tertentu.

14

c. Tujuan Pembelajaran

Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula

dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan maksud agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan ini mencakup beberapa aspek

perubahan perilaku siswa yang berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Untuk itu, di setiap kegiatan pembelajaran guru harus merumuskan tujuan

pembelajaran.

Beberapa ahli memberikan pendapat mengenai tujuan pembelajaran. Salah

satunya adalah Sardiman, A. M (1990: 28–30) yang menyatakan bahwa “tujuan

pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapat pengetahuan, 2)

Penanaman konsep dan ketrampilan, 3) Pembentukan sikap”. Hal tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Untuk mendapat pengetahuan

Pembelajaran dilaksanakan dengan maksud agar siswa memperoleh

pemahaman tentang suatu hal. Dalam proses pembelajaran guru

menyampaikan ilmu agar siswa memperoleh pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan ketrampilan.

Selama proses pembelajaran guru memberikan banyak konsep untuk

dipelajari siswa sehingga siswa akan lebih menguasai suatu materi serta

terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pembentukan sikap

Pembelajaran dilaksanakan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan

serta keterampilan siswa saja tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang baik

kepada siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap siswa.

Untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara

sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.

W. James Popham dan Eva L. Baker (2005: 16) menegaskan bahwa seorang guru

profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku

siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa

tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Selanjutnya, dia menyarankan dua kriteria

yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu: (1) preferensi

nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan

seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan

15

(2) analisis taksonomi perilaku; dengan menganalisis taksonomi perilaku ini,

guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran

yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada

pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor. Pada bagian lain, Hamzah B.

Uno (2008: 34) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran

dalam format ABCD. A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan

sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil

belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang

diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat

diterima).

Nana Syaodih Sukmadinata (2002: 12)mengidentifikasi 4 (empat) manfaat

dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan

maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan

perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan

menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan

belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.

Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan

bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata

pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam

memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan

ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

tujuan yang ingin dicapai seorang guru dalam suatu pembelajaran adalah untuk

mengorganisasi seluruh proses belajar mengajar agar kualitas hasil belajar yang

diperoleh siswa maksimal.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses baik disengaja maupun

tidak disengaja, disadari ataupun tidak disadari yang terjadi setiap saat dalam

kehidupan. Dari proses belajar mengajar akan diperoleh suatu hasil yang pada

umumnya disebut hasil pengajaran, atau tujuan pembelajaran. Perpaduan guru

sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar akan menghasilkan suatu

interaksi edukatif dengan memanfaatkan sarana dan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pembelajaran

merupakan aktivitas pokok dan kegiatan belajar mengajar.

16

Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab XI pasal 39 ayat 2 : Pendidik merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah no

19 Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19 ayat (1) Proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke

paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan

KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa

siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan

pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan

motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan

siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa, dituntut adanya profil

kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta

sifat-sifat pribadi (kepribadian), agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif

dan efisien. Prinsip-prinsip pembelajaran efektif sebagai berikut :

1) Bersifat eklektik

2) Berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar

3) Menguatkan praktek dalam tindakan

4) Mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti

5) Bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan

6) Merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran

7) Membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran

17

8) Dapat menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi untuk

mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek

mengajar yang profesional

Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan

beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya

proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa

dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau

bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam

kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung

belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara

bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang

menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu peristiwa

tindakan sehari-hari. Belajar dilakukan setiap manusia selama hidupnya, sejak

lahir sampai akhir hidupnya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang

kompleks. Sedangkan makna dari belajar itu sendiri sangatlah beragam,

tergantung tiap-tiap individu dan dari sudut pandang mana mereka memaknainya.

Belajar merupakan suatu pola pikiran dan tindakan yang secara tidak langsung

dialami manusia sejak dilahirkan. Seorang anak kecil/bayi berusaha belajar

minum air susu ibu. Secara naluri seorang bayi akan mencari air susu ibu dan

sikap sederhana tersebut bisa dikatakan sebagai proses belajar.

Menurut Kimble yang dikutip oleh Heri Triluqman (2009), belajar adalah

perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai

akibat adanya latihan yang diperkuat. Sedangkan menurut Sardiman (2007: 20),

belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, mengubah

18

tingkah laku. Jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.

Selain itu, belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan,

keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat

seseorang sehingga menghasilkan perubahan perilaku seseorang akibat

pengalaman yang ia dapatkan melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan

meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan,

pandai dan bijaksana diperdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar

dan meniru. Sedangkan Gage dalam Martinis Yamin (2008: 99-123) menyatakan

bahwa “belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya

diakibatkan pengalaman”.

Belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd (2008: 229) “belajar pada dasarnya adalah suatu

proses mental seseorang dalam lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan

tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap

maupun psikomotor”. Sejalan dengan berbagai pendapat itu Gino (2000: 6)

menyatakan bahwa “belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan

perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu

berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif

lama (konstan).Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar

yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar”.

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat

dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk

waktu yang relatif lama. Seorang anak dikatakan belajar apabila ia mengaktifkan

semua inderanya baik jasmani maupun rohani, yaitu mengaktifkan akal dan

fisiknya. Dapat dikatakan pula bahwa, belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai

pengalaman individu itu sendiri dengan berbagai kegiatan atau sikap meniru yang

dilakukan secara sadar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Perubahan yang

terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan,

19

sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi

secara sadar dan disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar

pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi

perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari dan sengaja

dilakukannya tersebut.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga sangat

penting bagi individu faktor-faktor yang dimaksud supaya dapat mengatur dan

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sedemikian hingga dapat

terjadi proses belajar yang optimal. Slameto (1995: 54-71) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja , yaitu:

1) Faktor intern

Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berada pada diri peserta didik itu

sendiri yang dapat berupa: faktor jasmaniah, faktor psikologis, serta faktor

kelelahan. a) Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan

tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar

seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang

sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. b) Faktor Psikologis

merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat,

motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang

sedang belajar. c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan

jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah

tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Siswa yang

belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua

mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan

ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang kebudayaan

keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat terjadi karena

20

keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat

yang semuanya mempengaruhi belajar.

c. Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem

untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. American

Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai ”...proses

mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka

yang menggunakan informasi tersebut.”

Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

1) Kegiatan akuntansi

Bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,

pengukuran, dan pelaporan informasi akuntansi.

2) Kegunaan akuntansi

Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna

dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang

bersangkutan.

Menurut kegiatan utama usahanya, jenis perusahaan dapat digolongkan

menjadi tiga bidang, yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan

manufaktur (industri). Pada kelas XI IS semester ganjil ini mata pelajaran

akuntansi yang diajarkan adalah seputar akuntansi perusahaan jasa. Perusahaan

jasa merupakan perusahaan yang kegiatannya menjual jasa/ memberikan

pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya, contohnya: jasa

komunikasi, jasa perbengkelan, jasa persewaan, jasa konsultan keuangan, jasa

transpostasi, dan sebagainya.

Proses akuntansi dalam perusahaan selalu membentuk suatu siklus. Tetapi

sebelum mempelajari lebih jauh tentang siklus akuntansi, peserta didik terlebih

dahulu perlu diberi pembelajaran mengenai persamaan dasar akuntans. Hal

tersebut dikarenakan pencatatan sistematis dan teratur dalam akuntansi selalu

21

membentuk suatu persamaan atau keseimbangan. Artinya, satu sisi mencatat

kekayaan dan sisi lainnya mencatat sumber kekayaan dalam jumlah yang sama.

Selanjutnya terjadi transaksi usaha. Transaksi ini akan mempengaruhi posisi harta,

utang, dan modal tetapi tetap membentuk suatu persamaan. Dalam hal ini

persamaan akuntansi menunjuk pada suatu keadaan perhitungan ruas kiri (harta)

harus sama besarnya dengan ruas kanan (utang dan modal). Bentuk persamaan

dasar akuntansinya:

Dari pendapat Jerry J Weygandt (2007: 67) setiap transaksi perlu

dibandingkan antara total aset dengan total kewajiban dan ekuitas pemilik untuk

memastikan kesamaan dua sisi persamaan akuntansi.

Setelah mengetahui bentuk persamaan akuntansi, maka siswa diharapkan

mampu menyelesaikan siklus akuntansi pada perusahaan jasa maupun perusahaan

yang lain. Berikut ini adalah bentuk siklus akuntansinya:

Gambar 1. Siklus Akuntansi.

Tahap-tahap kegiatannya dimulai terdiri dari:

1. Tahap Pencatatan:

a) Setelah penerimaan bukti transaksi kemudian dilakukan pencatatan ke

dalam jurnal

b) Pemindahbukuan (posting) ke buku besar

2. Tahap Pengikhtisaran:

a) Pembuatan neraca saldo (trial balance)

b) Pembuatan jurnal penyesuaian dan neraca lajur

c) Pembuatan jurnal penutup

d) Posting jurnal penyesuaian dan jurnal penutup

e) Menyusun Neraca saldo setelah penutupan

f) Pembuatan jurnal pembalik

HARTA (ASET) = UTANG (KEWAJIBAN) +MODAL (EKUITAS)

Transaksi

usaha

Tahap

Pencatatan

Tahap

Pengikhtisaran

Tahap

Pelaporan

22

3. Tahap Pelaporan:

a) Pembuatan Laporan Laba Rugi

b) Pembuatan Laporan Perubahan Modal

c) Pembuatan Neraca

d) Pembuatan Laporan Arus Kas

Menurut Rudianto (2009: 78), salah satu aktivitas di dalam akuntansi yang

cukup menyita waktu dan tenaga adalah mem-posting, yaitu proses memindahkan

catatan dari buku jurnal ke buku besar. Jika di dalam buku jurnal dicatat suatu

akun tertentu di sebelah debit dan akun lainnya di sebelah kredit, maka setiap

jumlah rupiah yang tercantum dalam setiap akun dalam jurnal tersebut harus

disalin ke akun yang sesuai di buku besar dengan jumlah yang sama dan sesuai

posisinya di sebelah debit dan kredit.

Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif sedikitnya ada lima

jenis yaitu: a) melibatkan siswa secara efektif, b) menarik minat dan perhatian

siswa, c) membangkitkan siswa secara efektif, d) prinsip individualitas dan, e)

peragaan dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran Akuntansi merupakan suatu kegiatan dalam

mempelajari Akuntansi yang dilakukan guru mulai dari perencanaan kegiatan,

pelaksanaan sampai evaluasi, dengan demikian guru memegang peranan penting

dalam proses belajar mengajar. Di dalam pembelajaran terjadi interaksi belajar

mengajar antara guru, siswa dan materi ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Di dalam interaksi belajar mengajar tersebut penulis menerapkan pendekatan

make a match tersebut guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di

dalam kelas.

Melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran akuntansi sangat

penting, karena dalam akuntansi banyak kegiatan pemecahan masalah yang

menuntut kreatifitas siswa aktif. Siswa sebagai subyek didik adalah merencanakan

dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Aktifitas belajar yang dimaksud adalah

aktifitas jasmani maupun mental.

23

4. Partisipasi Belajar

a. Pengertian Partisipasi

Pengertian partisipasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli namun dari

beberapa pendapat, ada beberapa pedapat yang sangat penting untuk diperhatikan.

Pengertian partisipasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang

berarti “pengambilan bagian atau pengikutsertaan”. Selain itu, Secara luas

partisipasi Menurut Dimyati Mujiono (1994: 26) “partisipasi mencakup kerelaan,

kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan”. Sedangkan

menurut Suryabrata (1997: 278-279) “partisipasi adalah penyertaan mental dan

situasi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk

mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan,

bersama tanggung jawab terhadap tujuan tersebut”. Konsep partisipasi dalam

Ensiklopedia Pendidikan adalah “suatu gejala demokratis dimana orang

diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul

tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi terdiri dari aspek-aspek yaitu

kesediaan memperhatikan serta keterlibatan dalam suatu kegiatan. kegiatan yang

dimaksud disini adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

b. Pola Partisipasi Siswa

Martinis Yamin (2007: 282) mengemukakan “pembelajaran merupakan

istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru

sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu

indikator yang dikehendaki”. Maka siswa sebagai subjek yang banyak berperan

dalam mengembangkan cara-cara mandiri, tidak hanya sebagai siswa pasif akan

tetapi sebagai siswa yang juga berperan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan

tercapainya hasil yang bertitik tolak pada kreativitas dan partisipasinya dalam

kegiatan pembelajaran. Skema hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

24

Gambar 2. Skema Hubungan Antara Guru dan Siswa.(Martinis Yamin, 2007: 79).

Berdasarkan skema hubungan partisipasi antara guru dan siswa di atas.

Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran seorang guru diharapkan mampu

menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat merangsang peran aktif dan

partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung harus dapat berpusat

pada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara penuh di dalam kegiatan belajar

yang dilakukan.

Pola aktivitas dan partisipasi siswa ini dijelaskan lebih lanjut oleh Martinis

Yamin (2007: 79) yaitu “peran aktif dan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang

telah dikembangkan dari materi pokok”. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3. Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran

(Martinis Yamin, 2007: 79)

Seorang guru diharapkan mampu memperoleh kemampuan minimal siswa

(kompetensi dasar) yang dikembangkan dari materi pokok pembelajaran.

Selanjutnya dari kompetensi dasar yang diperoleh, akan dapat dijabarkan

Guru

Merangsang

peran aktif

dan

partisipasi Siswa

Peran Aktif dan Partisipasi Siswa

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator

25

beberapa indikator yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kreativitas dan partisipasi tersebut merupakan penekanan

pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekankan tercapainya

suatu tujuan (indikator) yang dikehendaki.

c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa

Membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran bukan hal mudah.

Guru harus melakukan berbagai upaya agar siswa ikut berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Ada syarat-syarat yang harus dilaksanakan agar siswa ikut

berpartisipasi.

Menurut Martinis Yamin (2007: 80-81):

“Peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat

dilaksanakan apabila tercipta suatu kondisi sebagai berikut: 1) Pembelajaran yang

dilakukan lebih berpusat pada siswa, 2) Guru berperan sebagai pembimbing

supaya terjadi pengalaman dalam belajar, 3) Tujuan kegiatan pembelajaran

tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), 4) Pengelolaan kegiatan

pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan

kemampuan minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif serta mampu

menguasai konsep-konsep, 5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam

berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

Jika guru mengharapkan siswanya ikut berpartisipasi maka dalam proses

pembelajaran seorang guru tidak boleh memonopoli seluruh waktu pelajaran.

Siswa juga harus dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.

2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar.

Guru hanya sebagai fasilitator serta pembimbing sehingga siswa memiliki

banyak kesempatan untuk ikut terlibat serta berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Dengan begitu siswa akan akan lebih paham terhadap materi.

3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa

(kompetensi dasar).

Materi yang disampaikan guru harus mengacu pada kompetensi dasar yang

ada agar materi pembelajaran tidak bias. Jika penyampiaan materi bias maka

26

akan membingungkan siswa sehingga siswa tidak tertarik untuk ikut

berpartisipasi dalam pembelajaran.

4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa,

meningkatkan kemampuan minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif

serta mampu menguasai konsep-konsep.

Dalam hal ini guru hanya memfasilitasi siswa untuk belajar. Selama proses

pembelajaran guru tidak terlalu banyak berceramah dan siswa tidak hanya

mendengarkan penjelaskan guru tapi siswa harus ikut terlibat sehingga siswa

lebih kreatif.

5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan,

sikap, dan keterampilan.

Pengukuran atau penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan agar

mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar siswa sehingga bisa cepat

diambil tindakan agar pembelajaran yang akan datang bisa lebih baik. Dengan

dibuatnya penilaian tersebut akan membuat siswa semakin terpacu untuk

lebih giat lagi serta meningkatkan partisispasinya selama proses

pembelajaran.

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (Martinis Yamin, 2007: 84) untuk

menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan

melalui 9 aspek, yaitu diantaranya:

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberi stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan dipelajari.

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik (feed back).

8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan

siswa selalu terpantau dan terukur.

9) Menyimpulkan setiap materi yang didsampaikan di akhir pembelajaran.

Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta

suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi

siswa. Dengan demikian peran serta dan keterlibatan siswa dalam proses

27

pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan

berpusat pada siswa.

d. Jenis-Jenis Partisipasi Siswa

Guru harus selalu berusaha agar siswa ikut berpartisipasi dalam

pembelajaran. jika siswa tidak ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran

maka pembelajaran tidak akan efektif. Untuk itu, Ada beragam aktivitas dan

partisipasi dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan, diantaranya menurut

Paul D. Dierich (Martinis Yamin, 2007: 84-86) adalah:

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,

pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,

mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, dan instrupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,

membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. Kegiatan metric

Melakukan percoban, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari

dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-

faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa partisipasi

siswa dalam pembelajaran mempunyai bentuk-bentuk kegiatan yang beragam.

Partisipasi tersebut tidak hanya dalam hal keterlibatan fisik saja, tetapi juga

merupakan keterlibatan mental dan emosional siswa dalam pembelajaran.

28

e. Keaktifan Belajar

Aktifitas sangat diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar

adalah berbuat sesuatu untuk mengubah tingkah laku. Pendapat yang

dikemukakan Rousseau memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas

yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa adanya aktifitas

maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Pendapat serupa dikemukakan oleh

Dewey. J (Sardiman A.M, 2004: 97) yang mengatakan belajar adalah berbuat,

learning to do.

Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas baik aktifitas

fisik maupun psikis. Aktifitas fisik menurut Rohani (2004: 6) ialah peserta didik

giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia

tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Peserta didik yang

memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-

banyaknya atau banyak fungsi dalam pengajaran.

Dalam bekerja sangat diperlukan adanya suatu aktifitas sebab pada

prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi

kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya aktifitas

merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Aktifitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,

tetapi juga harus dilakukan diluar kelas, kapanpun, dimanapun agar mendapat

presentasi yang baik. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di

samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus

membangun hubungan baik, yaitu dengan menjamin rasa simpati dan saling

pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kehidupan bergairah

siswa, berbagai kesuksesan siswa, dan berbicara dengan bahasa hati siswa.

29

Membina hubungan baik bisa mempermudah guru melibatkan siswa,

memudahkan pengelolaan kelas, perpanjang waktu fokus dan meningkatkan

kegembiraan. Membina hubungan baik dan keramahan tidak mudah, memerlukan

niat, kasih sayang dan resiko dari berbagai pihak.

Paul B Diedrich (Rohani, 2004: 6) setelah mengadakan penyelidikan,

menyimpulkan bahwa terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi

aktifitas jasmani dan aktifitas jiwa, antara lain: 1) visual activities, membaca,

memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan

sebagainya. 2) Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, member

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan

sebagainya. 3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato, dan sebagainya. 4) Writing activities, menulis: cerita, karangan,

laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities,

menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6) Motor

activities, melakukan percobaan, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan

sebagainya. 7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 8)

Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,

gugup dan sebagainya.

Berdasarkan klasifikasi aktifitas seperti diuraikan diatas menunjukkan

bahwa aktifitas disekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai

macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu akan lebih dinamis,

tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktifitas siswa yang maksimal

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Muhibbin Syah (1995: 132) mengemukakan keberhasilan dalam proses

belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh keaktifan siswa yang dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan pembelajaran (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

30

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan

mempengaruhi satu sama lain. Untuk memperjelas faktor-faktor tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor internal meliputi:

a. Faktor Biologis

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit

pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat

lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian

halnya jika kesehatan rohani (jiwa) seseorang kurang baik, misalnya

mengalami perasaan kecewa karena putus cinta, terkena musibah/bencana

atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat

belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap

orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu

segar dan bersemangat selalu berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar di dalam kelas.

b. Faktor Psikologis

1). Perhatian; Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau

materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka keaktifan belajarpun

rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar,

dan biasanya menjadikan siswa tidak lagi suka belajar. Agar siswa

berminat dalam belajar, diusahakan bahan atau materi pelajaran selalu

menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan

menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat dengan materi

pelajaran. 2). Kesiapan; Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan

response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam

proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat

kepada anak-anak yang baru duduk di bangku sekolah menengah, anak

31

tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan

pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut.

Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi telah

memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang

untuk menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada

kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik dari pada anak

yang tanpa persiapan apapun baik secara jasmani maupun rohani.3).Bakat

(intelegensi); Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar,

misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih

merdu dibanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi. Bakat bisa

mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai

dengan bakat, maka siswa akan lebih aktif terhadap pelajaran tersebut,

begitu juga intelegensi. Orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi,

umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik, sebaliknya jika

seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.

Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap keaktifan

belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi

dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya

akan lancar dan sukses dibanding dengan orang yang memiliki “IQ”

rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang,agar

tercapai tujuan pembelajaran yang optimal.

2. Faktor eksternal meliputi:

a. Faktor keluarga

Keaktifan belajar siswa biasa dipengaruhi oleh keluarga seperti:

1) Cara orang tua mendidik

Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya (acuh tak acuh

terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak

melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya

belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar

anaknya, bisa menyebabkan anaknya tersebut malas dan tidak

32

bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya pun tidak memuaskan

bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika

terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras.

Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya

melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan

bimbingan tersebut

2) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada dan belajar.

Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi

ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada

keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah

yang tegang, ribut, sering cekcok, bias menyebabkan anak bosan di

rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya. Dan akibatnya anak

tidak semangat dan bosan belajar, karena terganggu oleh hal-hal

tersebut.

Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu

diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh

kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bisa

berkonsentrasi dalam belajarnya.

3) Keadaan ekonomi keluarga

Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang anak kadang-kadang

memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti

buku, alat-alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi

jika keluarga tidak mempunyai cukup uang, jadi fasilitas tersebut tidak

dapat dijangkau oleh keluarga. Hal tersebut dapat menjadi faktor

penghambat dalam belajar tapi seorang anak hendaknya diberi

pengertian tentang hal itu agar anak bisa mengerti dan tidak sampai

mengganggu belajarnya. Jadi fasilitas tersebut dapat memacu semangat

belajar anak.

33

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu:

1) Metode mengajar

Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang

menguasai materi-materi, kurang persiapan, guru tidak menggunakan

variasi dalam menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa

berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas

belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil dalam

menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode mengajar

yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan

variasi dalam menyampaikan materi.

2) Kurikulum

Secara umum kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah

menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan

itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat

setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum

tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan

bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa system

intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang

mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan

baik, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa,

agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa.

Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan siswa,

akan meningkatkan semangat, dan keaktifan belajar siswa, sehingga

siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

3) Pekerjaan rumah.

Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada

murid untuk dikerjakan di rumah merupakan momok penghambat

dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan adalah siswa

34

tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan yang lain.

Untuk menghindari kebosanan tersebut sebaiknya guru tidak terlalu

banyak memberi tugas rumah (PR), tapi sebaiknya memberi

kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang lain, agar siswa tidak

merasa bosan dan lelah dengan belajar.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa karena

disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar

sekolah, misalnya karang taruna, menari, olahraga dan lain sebagainya.

Jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan, bisa

menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah terlanjur

senang dalam organisasi atau kegiatan di masyarakat, dan perlu diingatkan

tidak semua kegiatan di masyarakat berdampak baik bagi anak.

Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya,

supaya jangan atau tidak hanyut dalam kegiatan-kegiatan yang tidak

menunjang belajar anak. Jadi orang tua hendaknya membatasi kegiatan

siswa dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan

orang tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang mendukung

semangat belajarnya seperti kursus bahasa Inggris, computer dan

bimbingan-bimbingan belajar lainnya.

3. Faktor pendekatan pembelajaran

Seorang siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari

berbagai pihak akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan

keaktifan dan kualitas hasil belajar siswa, salah satunya dengan pendekatan

make a match. Demikian sebaliknya siswa yang bermotif ekstrinsik (faktor

eksternal) cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak

mendalam.

35

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan

Pendekatan adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh

oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut proses

pengajaran dan materi pengajaran.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya

mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua

jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered

approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya

diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin

Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap

usaha, yaitu :

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)

dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi

dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan

ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan

(achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode

dan teknik pembelajaran.

36

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau

kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

b. Pengertian Pendekatan Make A Match

Pendekatan make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh

Lorna Curran. Salah satu keunggulan pendekatan ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan

orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik. Menurut Lie, A (2008: 56) langkah-langkah penerapan

pendekatan make a match sebagai berkut:

1) Guru menyiapkan beberapa waktu kartu yang berisi beberapa konsep atau

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang berisi bertuliskan soal atau

jawaban.

3) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

6) Jika dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan

hukuman, yang telah disepakati bersama.

7) Setelah satu babak, kartu dicocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok.

9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

Pendekatan make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya

sebagai berikut:

1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan

2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

37

3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar

secara klasikal 87,50%.

Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif

metode make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit

kelemahan yaitu:

1) diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak

bermain-main dalam proses pembelajaran.

3) guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai

Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa nampak lebih aktif

mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu

pasangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam

kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara

bersama-sama.

Pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik

tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam wacana untuk sesi

review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil kartu tampak sebagian besar

siswa bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah siswa

mendapatkan kartu soal, masing-masing tampak memikirkan jawaban atau soal

dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya ingin saling

mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu soal

atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi antar kelompok

dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan

jawaban. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pencarian

pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa. Pada penerapan pendekatan

make a match dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan

dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran

lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses

pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari

pasangan kartunya masing-masing.

38

Kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh gambaran (yang

dilakukan pada kegiatan survey awal dengan observasi bahwa pembelajaran

akuntansi yang dilakukan kurang menarik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan

metode ceramah yang berlebihan pada pembelajaran akuntansi sehingga siswa

bosan dan kurang berpartisipasi secara aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

Penggunaan metode ceramah yang berlebihan menyebabkan siswa pasif hanya

mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya kegiatan diskusi dan latihan soal

sehingga keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar akuntansi rendah pula. Untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

akuntansi, maka peneliti akan menerapkan pendekatan Make A Match kepada

siswa. Dengan pendekatan Make A Match, siswa dapat berpartisipasi secara aktif

mencocokkan kartu soal dan jawaban serta berdiskusi dengan pasangannya dalam

proses belajar mengajar. Siswa akan lebih termotivasi dalam mengemukakan

pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan berdiskusi dengan

pasangannya.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Make A Match lebih

menekankan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih

menunjang terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian

diharapkan pemilihan pendekatan Make A Match akan meningkatkan pemahaman

siswa mengenai materi-materi akuntansi yang diajarkan sekarang yaitu mengenai

akuntansi perusahaan jasa pada tahap pencatatan sehingga prestasi belajar

akuntansi meningkat. Pada tahap pencatatan ini meliputi pokok bahasan analisis

transaksi sesuai mekanisme debit dan kredit, jurnal umum sampail posting ke

dalam buku besar.

3. Kualitas Pembelajaran

Cepi Riyana dalam http://cepiriyana.blogspot.com/hakikat-kualitas-

pembelajaran.html. mengemukakan bahwa kualitas dapat dimaknai dengan istilah

mutu atau juga keefektifan. Menurut Etzioni yang dikutip Cepi Riyana (2000)

secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu

39

konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri

seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi

produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap

orangnya.

Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu

memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai

sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan – tujuan dicapai. Dengan

demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian

tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan

tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan

sikap melalui proses pembelajaran.

Menurut Cepi Riyana (2000) dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas

belajar sebagai berikut: (1)peningkatan pengetahuan, (2) peningkatan ketrampilan,

(3) perubahan sikap, (4) perilaku, (5) kemampuan adaptasi, (6) peningkatan

integrasi, (7) peningkatan partisipasi dan (8) peningkatan interaksi kultural.

Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas di dalam

pembelajaran yang meliputi faktor internal dan ekternal diwujudkan sebagai

indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar, partisipasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran, dan penguasaan konsep siswa”.

Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-

tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.

Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “penilaian kualitas pembelajaran

tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh

sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara

seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut

dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari,

masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula

konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya

pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan

hasil di sinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana

prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan berkreavifitas, proses

40

yang tidak baik/benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa

dikatakan capaian yang semu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa kualitas

peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang

meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran

tersebut. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas pembelajaran antara

lain: (1) Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas, (2) Keaktifan siswa

mengemukakan pendapat di kelas, (3) Keberanian menanggapi atau mengajukan

pertanyaan di kelas, (4) Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match,

(5) Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok, (6) Kemampuan

siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1) LESTARI, Mariana Dwi (2008), dalam penellitian yang berjudul

“Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Matematika Melalui Pendekatan Problem Solving Di Kelas V SDN II

Sonoharjo”, menyimpulkan bahwa melalui pendekatan problem solving dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika yang meliputi: (a)

keaktifan siswa mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 19 siswa (79,2%),

(b) keaktifan siswa dalam bertanya sebanyak 17 siswa (70,8%), (c) keaktifan

siswa dalam mengemukakan ide/ gagasan sebanyak 16 siswa (66,7%), (d) dan

keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebanyak

20 siswa (83,3%). (2) Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditujukan dengan adanya

peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 79,2%.

2) SETYAWAN, Ari (2006), dalam penelitian yang berjudul “Penerapan

Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Dalam

Meningkatkan Keaktifan dan Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006”,

41

menyimpulkan bahwa Hasil penelitian mengalami peningkatan apabila

dibandingkan dengan sebelum penerapan metode GI, yaitu pada aspek

semangat dalam KBM pada siklus I yaitu indikator BS= 5%; B= 70%; C=

22,5%; K= 2,5% dan pada siklus II indikator BS= 17,5%; B= 67,5%; C=

15%. Pada pengukuran aspek kerjasama antar siswa mengalami peningkatan

yaitu pada siklus I indikator B= 22,5%; C= 70%; K= 7,5% dan pada siklus II

indikator BS= 2,5%; B= 32,5%; C= 60%; K= 5%. Pengukuran aspek

mengeluarkan pendapat untuk memecahkan masalah mengalami peningkatan

yaitu pada siklus I indikator B= 20%; C= 47,5%; K= 32,5% dan pada siklus II

indikator BS= 7,5%; B= 22,5%; C= 57,5%; K= 12,5%. Pengukuran aspek

memberikan pertanyaan juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I

indikator BS= 2,5%; B= 5%; C= 67,5%; K= 15% dan pada siklus II indikator

BS= 7,5%; B= 22,5%; C= 57,5%; K= 12,5%. Rata-rata ulangan harian siswa

siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 1,05 (siklus I= 6,31; siklus II=

7,36). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif

Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar

siswa.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan

masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini

digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian

teori yang telah dikemukakan penulis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut: Pendekatan belajar maupun metode pembelajaran yang digunakan guru

dalam menyampaikan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

mengajar. Setiap guru harus menggunakan berbagai macam pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat tercapai

saasaran yang diharapkan. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat

menunjang proses belajar mengajar.

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

siswa melalui ilmu pengetahuan, termasuk bidang studi akuntansi. Pencapaian

42

tujuan belajar dalam proses belajar mengajar adalah dengan adanya perubahan

yang menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu diperlukan

adanya keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan

belajar seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, kualitas pembelajaran dapat

dipergunakan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses belajarnya.

Penggunaan pendekatan belajar mengajar mempunyai pengaruh besar

terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Penelitian dengan pendekatan

mengajar yang kurang tepat dapat mengakibatkan tujuan pengajaran tidak tercapai

optimal. Untuk itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih pendekatan

mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pendekatan mengajar yang

dapat digunakan guru ada bermacam-macam. Salah satunya yaitu pendekatan

make a match. Pendekatan make a match dikembangkan dalam proses belajar

untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Faktor lain yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah keaktifan. Dengan adanya keaktifan, siswa akan terdorong

untuk lebih aktif lagi karena merasa bahwa sesuatu yang dipelajari bermakna bagi

dirinya. Pendekatan make a match dan adanya keaktifan akan membantu siswa

mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

Kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan diperoleh gambaran (yang

dilakukan pada pre survei dengan observasi) bahwa pembelajaran akuntansi yang

dilakukan kurang menarik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan metode ceramah

yang berlebihan pada pembelajaran akuntansi sehingga siswa kurang

berpartisipasi aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar dan cenderung gaduh sendiri

di dalam kelas. Hal tersebut akan berdampak pada kualitas pembelajaran

akuntansi yang relatif rendah. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya untuk mata pelajaran akuntansi, maka peneliti akan menerapkan

pendekatan pembelajaran make a match kepada siswa. Dengan pendekatan make

a match siswa dapat melakukan kegiatan diskusi sehingga siswa dapat

berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa akan lebih

termotivasi dalam mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan pada saat proses belajar mengajar.

43

Pembelajaran dengan pendekatan make a match lebih menekankan siswa

untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih menunjang

terjadinya interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan

pemahaman siswa mengenai materi-materi akuntansi.

Untuk lebih jelasnya maka kerangka pemikirannya dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas.

D. Hipotesis Tindakan

Dari refleksi tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Guru menerapkan

pendekatan Make A Match

Suasana kelas

menjadi lebih hidup

karena siswa

menjadi lebih aktif

Tindakan

Guru melakukan refleksi

pada siklus I kemudian

melanjutkan perbaikan pada

siklus II

Siswa lebih aktif dan

penguasaan konsep

meningkat dibanding

pada siklus I

Kondisi

akhir

Siswa cepat bosan,

kurang aktif dalam

pembelajaran dan

penguasaan konsep

lemah

Proses Kegiatan Mengajar

Guru masih menggunakan

metode konvensional

Kondisi

awal

44

1. Jika pembelajaran akuntansi melalui penerapan pendekatan make a match

dilakukan guru dengan tepat dan benar, maka keaktifan siswa akan

meningkat.

2. Ada peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui pendekatan make a match.

45

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta. Sekolah ini

dipimpin oleh Bapak Drs. H. Ngadiyo, M.Pd. selaku kepala sekolah. Sekolah ini

memiliki kelas yang terdiri atas:

a. Kelas X sebanyak 12 kelas, terdiri dari: aksel 2 kelas, RSBI 10 kelas.

b. Kelas XI sebanyak 14 kelas, terdiri dari: IA ( Ilmu Alam) 6 kelas, IS ( Ilmu

Sosial) 3 kelas, RSBI 3 kelas, aksel 2 kelas.

c. Kelas XII sebanyak 11 kelas, terdiri dari: 10 kelas reguler (IA 6 kelas dan IS 4

kelas), 1 kelas RSBI.

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1

dengan jumlah siswa 38 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat

penelitian adalah:

a. Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI IS 1 ) bahwa dalam

pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik sehingga

banyak siswa kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh menjadi

kurang maksimal.

b. Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi SMA Negeri 3

Surakarta masih rendah.

c. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,

sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran akuntansi dasar yaitu Ibu Dyah Retnaningsih, S.Pd, yang membantu

dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga

secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga

validitas hasil penelitian.

45

46

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2009

sampai Maret 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Judul

b.Penyusunan Proposal

c. Perijinan

2.Perencanaan Tindakan

3.Implementasi Tindakan

a. Siklus I

b.Siklus II

4. Review

5. Penyusunan Laporan

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

semester 1 tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 38 orang. Berdasarkan

nilai ulangan harian mata pelajaran akuntansi pada materi sebelumnya nilai rata-

rata kelas belum memenuhi KKM yaitu 62,05. Selain itu menurut guru akuntansi

SMA Negeri 3 Surakarta, keaktifan siswa kelas XI IS 1 khususnya pada mata

pelajaran akuntansi dalam kegiatan belajar mengajar relatif kurang sehingga kelas

hanya terpusat pada guru dan prestasi belajar akuntansi relatif rendah. Oleh karena

itu, peneliti memilih kelas XI IS 1 sebagai subjek penelitian dalam penelitian

tindakan kelas ini.

47

2. Objek penelitian

Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan

yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya Proses Belajar Mengajar yang

terdiri dari:

a. Pemilihan pendekatan pembelajaran

b. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang dipilih

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar

d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

e. Hasil proses pembelajaran

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa

yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar

dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang

meliputi:

1. Dokumen/arsip sekolah mengenai data siswa dan prestasi belajar siswa dilihat

dari nilai siswa

2. Guru mata diklat akuntansi kelas XI IS 1.

3. Siswa kelas XI IS 1 sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh berupa

keaktifan siswa, nilai tes/hasil belajar akuntansi siswa saat pendekatan make a

match diaplikasikan.

4. Proses kegiatan belajar mengajar akuntansi saat pendekatan make a match

diaplikasikan.

D. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang

bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru

48

dalam tugasnya sehari-hari. Dalam PTK, praktisi melakukan kegiatan dengan

tujuan untuk memperbaiki keadaan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran

di kelas. Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala

sekolah, guru kelas dan peneliti. Pelaksanaan tindakan penelitian adalah guru

kelas, berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan

pembelajaran dengan penerapan pendekatan make a match. Pengamatan selama

tindakan penelitian dilakukan oleh peneliti. Refleksi dilakukan peneliti bersama

guru kelas. Kegiatan ini berdiskusi untuk mencari makna, menerangkan, dan

menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada

kegiatan refleksi ini suatu perencanaan untuk siklus berikutnya atau tindakan

penelitian dipandang cukup.

Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian

tindakan kelas, perlu dikatahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristik

penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) ada tiga kata

yang membentuk pengertian tersebut, yaitu:

1. Penelitian

Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

suatu cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

minat dan penting bagi si peneliti

2. Tindakan

Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu:

1) penelitian, 2) tindakan, 3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa.

49

Secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap

siklus, yaitu: a) perencanaan, b) tindakan, c) pengamatan,dan d) refleksi yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 5. Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Sapardi,

(2007: 74)

Permasalahan

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Perencanaan

tindakan I

Refleksi I

Perencanaan tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan data II

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data I

50

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut

perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang

benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:

1. Metode Observasi

Arikunto (2007: 30) mengemukakan observasi adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Fokus

observasi ditekankan pada peran serta siswa dalam kegiatan apersepsi, keaktifan

siswa dalam menyelesaikan masalah terutama saat penerapan pendekatan make a

match.

2. Catatan Lapangan

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005: 209) menyatakan “catatan lapangan

adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif”. Berdasarkan modelnya catatan lapangan dibagi menjadi 3 kegiatan

yaitu catatan pengamatan, catatan teori dan catatan metodologi.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model catatan

pengamatan. Catatan pengamatan adalah pernyataan tentang semua peristiwa yang

dialami yaitu yang didengar dan dilihat serta tidak boleh berisi penafsiran, hanya

catatan sebagaimana adanya. Catatan pengamatan, merupakan catatan tentang

siapa, apa, bagaimana suatu kegiatan manusia.

3. Review

Review merupakan observasi yang dilakukan oleh guru akuntansi dengan

mengungkapkan tanggapan guru secara tertulis mengenai inisiatif dan refleksi

siswa selama pembelajaran akuntansi. Aspek-aspek yang ingin diungkapkan

melalui tanggapan guru akuntansi diantaranya: a) reaksi dan inisiatif siswa yang

berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini b) kesimpulan

tentang usaha peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi.

51

4. Metode Test

Berdasarkan pendapat Arikunto (2007: 32) test adalah serentetan

pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki

individu atau kelompok. Tes merupakan pengumpulan data tentang keaktifan dan

prestasi belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir penyajian bahan ajar atau

akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah

memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang diadakan dalam

penelitian ini berupa tes tertulis.

5. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas

XI, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari

beberapa tahap kegiatan yaitu:

1. Perencanaan Tindakan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus perijinan di sekolah

yang bersangkutan serta melakukan pertemuan dengan guru untuk membicarakan

persiapan tindakan. Selanjutnya peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran

menggunakan pendekatan Make A Match dengan program yang telah dibuat

sendiri yang mengacu silabi yang ada. Pada siklus pertama peneliti

menyampaikan materi Persamaan Dasar Akuntansi dan Mekanisme Debit/Kredit

sedangkan untuk siklus kedua peneliti akan memberikan materi tentang Jurnal

Umum dan Posting ke dalam Buku Besar. Di samping itu, guru mempersiapkan

bahan dan alat yang diperlukan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran,

antara lain kartu soal dan kartu jawaban. Selain itu, peneliti juga membuat format

observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika

52

pelaksanaan tindakan berlangsung dan membuat alat evaluasi untuk mengukur

tingkat keberhasilan belajar siswa.

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II disesuaikan dengan

kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga kegiatan ini

mengarah pada perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Perencanaan tindakan

pada siklus II peneliti tetap menyusun RPP serta bahan ajar yang akan

dilaksanakan memperbaiki kekurangan pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana

yang telah disusun sebelumnya. Tiap siklus dijelaskan sebagai berikut:

a. Siklus pertama

Pada siklus pertama, proses pembelajaran dilaksanakan dalam 4 kali tatap

muka. 3 kali tatap muka untuk penyampaian materi dan sekali tatap muka

untuk tes akhir siklus. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung. Selama proses pembelajaran

berlangsung, guru mencatat semua kejadian yang dianggap penting, baik

mengenai kegiatan siswa selama proses pembelajaran maupun tanggapan yang

diberikan oleh siswa. Hasil pengamatan siklus pertama didiskusikan sebagai

bahan refleksi untuk rencana tindakan pada siklus kedua dan seterusnya.

b. Siklus kedua

Proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang sama

dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Siklus kedua

ini dilaksanakan 4 kali tatap muka. 3 kali tatap muka untuk penyampaian

materi dan sekali untuk tes akhir siklus II. Hasil pengamatan dianalisis dan

didiskusikan bersama sebagai bahan refleksi untuk rencana tindakan

selanjutnya, jika siklus kedua belum mampu mencapai target. Pada prinsipnya

kegiatan dalam siklus II ini adalah pengulangan langkah kerja dari siklus

sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan tetapi

dengan menggunakan materi pembelajaran yang berbeda yakni Jurnal Umum

dan Posting ke dalam Buku Besar.

53

3. Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini peneliti beserta guru melakukan pengamatan terhadap

jalannya proses pembelajaran. Kemudian hasil pengamatan tersebut dicatat dalam

lembar observasi untuk didiskusikan dan membuat kesimpulan berdasar hasil

pengamatan.

4. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan penilaian hasil evaluasi dan hasil

observasi. Melalui nilai-nilai tersebut peneliti dapat mengukur keberhasilan

pembelajaran. Apakah sudah ada peningkatan keaktifan atau belum. Berdasarkan

pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh

selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan pembelajaran

berikutnya. Jika belum memberikan hasil yang optimal dan belum sesuai dengan

standard yang telah ditentukan, maka tindakan perlu diperbaiki di siklus

berikutnya.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah

dilakukan selama penelitian. Untuk lebih jelasnya bisa lihat rincian kegiatan

berikut:

a. Siklus I

1) Pertemuan 1( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan persamaan dasar akuntansi secara singkat.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dan tujuannya

54

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi untuk

lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

2) Pertemuan 2( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dan tujuannya

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi persamaan

dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

55

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk semeja.

(d) Mengadakan latihan terkontrol mengenai persamaan dasar

akuntansi.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan secara bersama-sama.

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

3) Pertemuan 3( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa

kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas materi

sebelumnya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi mekanisme debit dan kredit untuk

lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut dan

menganalisis materi tersebut. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi tersebut

(b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide

dalam materi tersebut.

56

(c) Dengan pendekatan make a match, siswa dapat menganalisis

mekanisme debit dan kredit serta dapat mengerjakan soal latihan

mandiri.

(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami untuk kemudian dibahas

secara bersama-sama.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus I

menyimpulkan hasil pembelajaran.

(b) Mengucapkan salam penutup.

4) Pertemuan 4( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa

kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas materi

sebelumnya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah

pengerjaan soal.

(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.

(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada soal

latihan mandiri.

(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus I

menyimpulkan hasil pembelajaran.

(b) Mengucapkan salam penutup.

57

b. Siklus II

1) Pertemuan 1( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa

kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan digunakan dan tujuannya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi jurnal umum untuk lebih dipahami

siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk semeja.

(d) Mengadakan latihan terkontrol pada siswa.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

58

2) Pertemuan 2( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa

kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan mengenai buku besar.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan digunakan dan tujuannya

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi buku besar untuk lebih dipahami

siswa kemudian menjelaskan materi mengenai pengertian dan

manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku besar.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

3) Pertemuan 3( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa.

59

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa untuk belajar aktif.

(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

dan tujuannya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi buku besar

yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam buku besar untuk

lebih dipahami siswa.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk

duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan secara bersama-sama.

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih di rumah dengan materi yang

menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

4) Pertemuan 4( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran siswa

kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan memotivasi

siswa belajar aktif.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah

pengerjaan soal.

60

(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.

(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada soal

latihan mandiri.

(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus II.

(b) Mengucapkan salam penutup

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan

pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 3 Surakarta melalui

pengoptimalan penerapan pendekatan make a match. Pembelajaran dianggap

berhasil apabila mencapai nilai ketuntasan individu mencapai 65% dan ketuntasan

secara klasikal harus mencapai 80% dari jumlah siswa. Selain itu, pembelajaran

dianggap berhasil apabila keaktifan/partisipasi dan prestasi belajar siswa

mencapai 75%. Untuk lebih rincinya dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa.

Aspek yang diukur Persentase

Target Capaian Cara mengukur

Keaktifan siswa 75% Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi dan dihitung dari

jumlah siswa yang menunjukkan

keaktifan

Ketuntasan hasil belajar

(standar nilai 70)

85% Dihitung dari jumlah siswa yang

mendapatkan nilai 70 ke atas.

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Surakarta

Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Negeri 3

Surakarta yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3

Surakarta diawali dari Sekolah Menengah Tinggi (SMT) yang berlokasi di

Manahan (SMT Manahan), secara kronologis sebagai berikut:

1. Tanggal 13 November 1943

Berdirinya SMT Manahan (3 November 1943 s/d 14 Desember 1949).

Kepala Sekolah: Mr. Widodo Sastrodiningrat.

2. Tanggal 15 Desember 1949

SMT Manahan diganti namanya menjadi SMA Negeri A/B Margoyudan yang

terdiri dari:

a) SMA Negeri A/B I (masuk pagi)

b) SMA Negeri A/B I (masuk siang untuk para pejuang)

Kepala Sekolah: Bp. Soepandam

3. Tanggal 17 Agustus 1958

Dibuka SMA Negeri A/B bagian malam dengan nama SMA Negeri A/B I

Bagian Malam. Jadi ada tiga SMA Negeri A/B, yaitu:

a) SMA Negeri A/B I

b) SMA Negeri A/B II

c) SMA Negeri A/B I Bagian Malam

Kepala Sekolah untuk ketiga SMA tersebut adalah Bp. Soepandam.

4. Tanggal 1 Agustus 1956

SMA Negeri A/B I Bagian Malam diubah namanya menjadi SMA Negeri

A/B III.

Kepala Sekolah: Bp. Soepandam

61

62

5. Tanggal 1 Agustus 1958

Ketiga SMA Negeri A/B diubah namanya menjadi:

a) SMA Negeri A/B I menjadi SMA Negeri I B (Ilmu Pasti Alam) dipimpin

oleh Bp. Soepandam.

b) SMA Negeri A/B II menjadi SMA Negeri II A (Sastra) dipimpin oleh Bp.

Prajatmo.

c) SMA Negeri A/B III (Ilmu Pasti Alam) menjadi SMA Negeri III B, yang

sekarang dikenal dengan nama SMA Negeri 3 Surakarta.

Kepala Sekolah: Bp. Roespandji Atmowirogo.

Tanggal 1 Agustus 1958 tersebut diresmikan menjadi lahirnya SMA Negeri 3

Surakarta.

6. Tanggal 30 Januari 1967

SMA Negeri 3 Surakarta pindah ke Margoyudan 56 Solo ke Jalan

Warungmiri 90 (sekarang Jalan RE. Martadinata 143) menempati SD Sin

Tjung.

7. Tahun 1975

SMA Negeri 3 Surakarta mendapat lokasi di Jalan Prof. WZ. Johanes 58

Kerkop Surakarta.

8. Tanggal 7 Maret 1997

SMA Negeri 3 Surakarta menjadi SMU Negeri 3 Surakarta, berdasarkan

keputusan Mendikbud RI Nomor 035/0/1997, tanggal 7 Maret 1997 tentang

perubahan No. Menklatur SMA menjadi SMU serta organisasi dan tata kerja

SMU.

9. Tanggal 8 Juli 2003

SMU Negeri 3 Surakarta berubah namanya menjadi SMA Negeri 3 Surakarta,

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab IV Pasal 18 ayat 3). Secara

operasional terhitung mulai tanggal 1 Februari 2004.

67

63

2. Letak Geografis SMA Negeri 3 Surakarta

Gedung SMA Negeri 3 Surakarta terletak di dua lokasi, yaitu:

1. Jalan Prof. WZ. Johanes 58 Kerkop Surakarta. Telp. (0271) 648681

2. Jalan RE. Martadinata 143 Surakarta (Warungmiri). Telp. (0271) 656851

Status sekolah yaitu negeri dan status gedung milik sendiri dengan luas 7822 m

sehingga halaman sekolah cukup untuk upacara dan cukup untuk olahraga. Letak

SMA Negeri 3 Surakarta ini sangat strategis karena dapat dijangkau dari segala

penjuru Kota Surakarta dan sekitarnya.

3. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Surakarta

a. Visi SMA Negeri 3 Surakarta

Visi merupakan pandangan dan kemampuan untuk melihat perkembangan

di masa depan. Adapun visi SMA Negeri 3 Surakarta yaitu: terwujudnya

akhlak mulia dan semangat berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, komunikasi internasional dan seni budaya menuju sekolah unggul

yang berwawasan internasional. Indikator visinya, yaitu:

1) Tertingkatnya akhlak bagi siswa.

2) Tertingkatnya prestasi bagi siswa pada bidang sains, teknik, komunikasi

internasional dan seni.

3) Tertingkatnya ststus sekolah menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).

b. Misi SMA Negeri 3 Surakarta

Misi merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga agar

dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Adapun misi SMA Negeri 3

Surakarta adalah sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi pada

mutu dan relevansi menuju standar internasional.

2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip

“Active Learning” berbasis pada IT dan penerapan “Bilingual” untuk mata

pelajaran tertentu.

64

3) Menyelenggarakan pembinaan kesiswaan melalui berbagai kegiatan yang

mendukung berkembangnya kecerdasan, kreativitas, akhlak mulia dan

kompetitif dalam skala internasional dengan tetap berwawasan budaya

nasional.

4) Mewujudkan kerja sama dan partisipasi masyarakat baik nasional maupun

internasional yang lebih bermakna, untuk percepatan berkembangnya

sekolah.

5) Menyelenggarakan pengelolaan sekolah secara professional, partisipasif,

transparan dan akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen

berbasis sekolah.

4. Fasilitas Sekolah

SMA Negeri 3 Surakarta memiliki fasilitas yang mendukung

pembelajaran, diantaranya:

a. Ruang Kelas

SMA Negeri 3 Surakarta saat ini mempunyai sekitar 1.300 siswa yang

menempati 37 ruang kelas dengan rincian 12 ruang kelas X yang terdiri dari:

aksel 2 ruang kelas, RSBI 10 ruang kelas; 14 ruang kelas XI yang terdiri dari:

IA (Ilmu Alam) 6 kelas, IS (Ilmu Sosial) 3 kelas, RSBI 3 kelas, aksel 2

kelas;11 ruang kelas XII yang terdiri dari: 10 kelas reguler (IA 6 kelas dan IS

4 kelas), 1 kelas RSBI.

b. Ruang SRCC dan TRCC

Pada ruang ini dilengkapi 10 komputer dan laptop, LCD, TV, VCD, OHP,

AC, speaker dan tabung gas.

c. Ruang Aeromodelling

Ruang ini merupakan tempat untuk pelatihan penerbangan replika pesawat

dan terdapat berbagai bahan untuk pembuatan pesawat. Selain itu terdapat

koleksi replika pesawat dalam berbagai jenis, bentuk dan ukuran.

65

d. Ruang Agama

Ruang agama digunakan untuk kegiatan-kegiatan khusus keagamaan dan

ibadah terutama bagi non muslim.

e. Ruang Kesenian

Pada ruang ini dilengkapi speaker dan berbagai macam alat musik dan alat-

alat kesenian. Terdapat pula ruang untuk tari.

f. Aula

Aula digunakan untuk pertemuan umum untuk kapasitas besar karena

ruangan ini sangat luas dan dilengkapi dengan panggung di depannya.

g. Laboratorium Komputer

Saat ini SMA Negeri 3 Surakarta telah memiliki dua ruang lab komputer

dengan fasilitas 44 unit komputer yang cukup representatif. Selain untuk

kegiatan jam regular atau jam pagi lab dibuka di luar jam sekolah yang

langsung dikelola siswa.

h. Laboratorium Multimedia

Laboratorium ini dilengkapi dengan satu unit komputer, LCD Proyektor, dan

seperangkat sound sistem. Ruangan ini berkapasitas 80 siswa. Didalamnya

disediakan berbagai VCD pembelajaran.

i. Laboratorium Video

Laboratorium ini dilengkapi dengan satu televisi 29 inch, Video player, dan

DVD player. Ruangan ini berkapasitas 50 siswa yang dilengkapi kaset video

pembelajaran.

j. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa mempunyai komputer dilengkapi speaker sebanyak 40

buah. Terdapat pula berbagai kaset tape, CD/DVD yang sesuai dengan

pembelajaran.

k. Laboratorium Fisika

Berbagai peralatan praktikum sudah lengkap dan selalu diperbaharui sehingga

seluruh kegiatan praktek dalam dilaksanakan dengan lancar.

66

l. Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia mempunyai peralatan yang cukup memadai untuk

keperluan kurikulum, dalam arti semua yang diprogramkan kurikulum sudah

bisa terlaksana.

m. Laboratorium Biologi

Berbagai peralatan praktikum sudah banyak dimiliki. Peralatan terbaru adalah

Biokamera. Alat ini hampir sama dengan miskroskop, tetapi bisa

dihubungkan langsung dengan televisi atau LCD proyektor, sehingga

pengguna tidak perlu mengintip untuk melihat preparat. Ada beberapa hasil

praktikum dari beberapa tahun lalu yang saat ini masih tersimpan baik

diantaranya materi bedah.

n. Laboratorium Musik

Sebagai upaya untuk mengakomodasi kepentingan siswa terutama dalam

bidang seni musik, sekolah memberikan sarana lab musik. Kegiatan ini selain

untuk menyalurkan bakat siswa juga sebagai sarana untuk mengontrol anak

agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.

o. Perpustakaan

Perpustakaan SMA Negeri 3 Surakarta dilengkapi dengan CCTV sehingga

dapat memantau keaktifan siswa maupun guru dalam membaca. Referensi

buku di perpustakaan ini terus diperbaharui dan dilengkapi dengan ruang baca

juga cukup luas, terdapat ruang baca dengan kursi meja dan juga terdapat pula

ruang baca lesehan.

p. Koperasi

Koperasi menyediakan berbagai kebutuhan sekolah dan berbagai makanan

dan minuman. Selain itu juga terdapat tempat foto copy.

q. UKS

UKS digunakan untuk alternatif pertama bagi semua pihak sekolah baik dari

siwa, guru, maupun karyawan yang sakit. Dilengkapi 2 kamar tidur, 1 untuk

laki-laki dan 1 untuk perempuan. Setiap hari kamis didatangkan dokter jaga,

dan bagi seluruh pihak sekolah berhak mendapatkan pelayanan dan

pengobatan gratis.

67

r. Masjid

Masjid dapat juga digunakan untuk umum masyarakat sekitar dan digunakan

untuk acara-acara pengajian sekolah dan sebagainya.

5. Kegiatan Ekstra Kurikuler

SMA Negeri 3 Surakarta menyediakan beberapa ekstrakurikuler yang

dapat dipilih siswa. Ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta

diantaranya sebagai berikut:

a. Pembinaan Team Olimpiade (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer,

Geografi (Astronomi).

b. Pasukan 17

c. Penjaga Keamanan Sekolah (PKS)

d. Palang Merah Remaja (PMR)

e. Pramuka

f. Wikarya (majalah seputar sekolah)

g. Pecinta alam (palasmaga)

h. Karya Ilmiah Remaja (KIR)

i. Teater

j. Olahraga

k. Kesenian Nasional

l. Kungfu, Karate

6. Struktur Organisasi dan Personalia

Selama kurun waktu 12 tahun SMA Negeri 3 Surakarta telah mengalami

pergantian kepala sekolah sebanyak 5 kali. Pada tanggal 1 November 1998 s.d 7

April 1999 Kepala Sekolah adalah Bp. Drs. H. Koeswanto, satu tahun pertama

setelah berdirinya SMA Negeri 3 Surakarta, sekolah mengadakan perubahan

personalia pada struktur organisasi SMA Negeri 3 Surakarta. Kepala sekolah

dijabat oleh Bp. Drs. Soediyono M.M (8 April 1999-24 Mei 2001), kemudian

sampai dengan tanggal 14 Mei 2004 dilanjutkan kembali oleh Bp. Drs. H.

68

Koeswanto, memasuki tahun ke-6 tepatnya tanggal 24 Mei 2001 terjadi perubahan

personalia lagi, karena kepala sekolah Bp. Drs. H. Koeswanto waktu itu menjabat

menjadi ketua Dikpora Surakarta, sehingga terhitung mulai tanggal 14 Juni 2004

Bp. Drs. H. Sunarso yang diberi amanat untuk menggantikan Bp. Drs. H.

Koeswanto sampai bulan April tahun 2008, dan pada bulan Mei tahun 2008

sampai sekarang Bp. Drs Ngadiyo, M.Pd diberi amanat untuk mengelola sekolah.

Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Surakarta.

Komite Sekolah

Kepala Sekolah

Drs. H. Ngadiyo, M.Pd

Wakasek

Kurikulum

Dra.Endang S

Wakasek

Kesiswaan

Suyono, S.Pd

Wakasek

Sapras

Drs. M.

Ichsan

Wakasek

Humas

Dra. Eny

Nursanti

Ketua

Akselerasi

Koesmanto

, S.Pd,

M.Pd

Ketua

RSBI

Drs. Shodik

Musthofa

Pembantu Wakasek

Kurikulum

1.Santoso,

S.Pd

2.Subandriyo,

S.Pd

3.Maria, S.Pd

Pembantu Wakasek

Kesiswaan

Jatmiko P,

S.Pd

Pembantu Wakasek

Sapras

Suyanto,

S.Pd

Pembantu Wakasek

Humas

Larja, S.Pd

Sekretaris Akselerasi

Zainal

Makarim,

S.Pd

Sekretaris RSBI

Mujapar,

S.Pd

Unit Laboratorium

Unit Perpustakaan

Tata Usaha

Tata Usaha

Dewan Guru

Siswa

69

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi

di Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan

identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan

sebenarnya pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini

dilakukan peneliti pada tanggal 15 Juli 2009. Hasil dari identifikasi masalah

tersebut, sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi siswa

a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.

Pembelajaran akuntansi di kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

dapat dikatakan kurang hidup karena siswa kurang antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran. Beberapa siswa mengeluhkan sulitnya

memahami pelajaran akuntansi. Para siswa jenuh dengan kegiatan yang

monoton, sehingga kurang bersemangat dalam belajar. Tentu hal ini sangat

berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.

b. Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam

mengerjakan soal yang diberikan.

Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati hanya terdapat

beberapa siswa yang aktif bertanya ataupun menanggapi penjelasan guru.

Siswa terlihat kurang memperhatikan pelajaran guru bahkan terkadang

berbicara dengan teman sebangkunya, hal ini menjadikan suasana belajar

yang kurang optimal.

c. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi.

Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan

karena materi yang kompleks dan metode/pendekatan serta media

pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat konvensional. Siswa

dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam

kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajarnya.

70

2. Ditinjau dari segi guru

a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode/pendekatan

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi

siswa.

Pada saat pembelajaran akuntansi, guru menggunakan

metode/pendekatan pembelajaran konvensional. Siswa menunjukkan sikap

kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan

dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan

pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat

siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan

memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan

pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan

semangat dan fokus belajar siswa terhadap pelajaran akuntansi akibatnya

prestasi belajar siswa rendah.

b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi belajar belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

kualitas pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 3 Surakarta dapat dikatakan

masih di bawah standar ketuntasan minimal, karena dalam pengamatan yang

dilakukan peneliti pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta, dari hasil

pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 62,

sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas atau di atas batas

ketuntasan belajar hanya 16 siswa dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah

70 adalah 22 siswa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran

akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

71

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus pertama dengan

menggunakan pendekatan Make A Match adalah:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari

Sabtu 13 Januari 2010 di ruang guru SMA Negeri 3 Surakarta. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui

permasalahan dalam penguasaan konsep terhadap materi yang sedang

diajarkan, menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya

keaktifan mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa

pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan, yakni pada hari Rabu 20 Januari, Sabtu 23 Januari, Rabu 27

Januari dan Sabtu 30 Januari 2010.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan

sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi

pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi dan mekanisme

debit dan kredit menggunakan pendekatan Make A Match, dengan

skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama

(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek

kehadiran siswa.

(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif. Menjelaskan

persamaan dasar akuntansi secara singkat.

(3). Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model

pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuannya.

72

(4). Peneliti membagikan print out materi persamaan dasar

akuntansi untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan

materi tersebut.

(5). Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban.

(6). Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

(7). Peneliti bersama-sama dengan siswa melakukan pembahasan

mengenai cocok tidaknya pasangan antara soal dan jawaban

yang ditemukan.

(8). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru

membuat kesimpulan mengenai pembelajaran saat itu.

(9). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang

menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih

mengajar untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.

(10). Peneliti menutup dengan salam.

b) Pertemuan kedua

(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek

kehadiran siswa.

(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif

untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif.

(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.

(4). Peneliti melanjutkan menjelaskan materi persamaan dasar

akuntansi dengan instrumen yang telah disediakan.

(5). Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban.

(6). Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

73

(7). Peneliti memberikan latihan soal terkontrol sesuai posisi

duduk masing-masing pasangannya untuk kemudian dibahas

secara bersama-sama.

(8). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi

pembelajaran yang telah disampaikan.

(9). Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran

tersebut.

(10). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.

(11). Peneliti menyampaikan salam sebelum meninggalkan kelas.

c) Pertemuan ketiga

(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek

kehadiran siswa.

(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif

untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif dan

mau mengikuti pembelajaran dengan baik.

(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.

(4). Peneliti membagikan print out materi mekanisme debit dan

kredit untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan

materi tersebut dan menganalisis materi tersebut.

(5). Dengan pendekatan make a match, siswa dan peneliti

menganalisis mekanisme debit dan kredit.

(6). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi

pembelajaran yang telah disampaikan untuk kemudian

dibahas secara bersama-sama.

(7). Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran

tersebut.

(8). Peneliti menyampaikan salam sebelum meninggalkan kelas.

d) Pertemuan keempat

(1). Peneliti mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek

kehadiran siswa.

74

(2). Peneliti menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif

untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif

dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

(3). Peneliti mengulas kembali pelajaran sebelumnya.

(4). Peneliti melanjutkan materi dengan instumen yang telah

disediakan.

(5). Peneliti memberi kesempatan untuk bertanya seputar materi

pembelajaran yang telah disampaikan.

(6). Peneliti membagikan soal tes evaluasi yang berupa soal

uraian dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah

pengerjaan soal kepada para siswa dan meminta siswa

untuk mengerjakan secara tertib dan jujur.

(7). Peneliti mengawasi proses pengerjaan tes supaya hasil

pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri.

Setelah selesai jawaban dikumpulkan.

(8). Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya untuk memperlancar pembelajaran berikutnya.

(9). Peneliti menyampaikan salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi akuntansi kompetensi dasar persamaan akuntansi dan

mekanisme debit dan kredit dengan pendekatan Make A Match.

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir

siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman

observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati capaian

konsep siswa selama proses belajar siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai

pengajar dan guru mengamati jalannya pembelajaran. Hal tersebut terjadi

karena guru tidak bersedia mengajar dan meminta agar peneliti saja yang

mengajar dengan alasan peneliti lebih mendalami segala tindakan yang

75

ingin dilaksanakan dengan pendekatan Make A Match yang sudah

direncanakan. Siklus I dilaksanakan selama 8 x 45 menit sesuai dengan

skenario pembelajaran dan RPP yaitu pada Rabu, 20 Januari 2010, Sabtu,

23 Januari 2010, Rabu, 27 Januari 2010 dan Sabtu, 30 Januari 2010

dengan materi persamaan akuntansi perusahaan jasa dan mekanisme debit

dan kredit.

Dalam setiap proses pembelajaran, guru menyediakan print out

materi pelajaran, contoh soal, lembar kegiatan dan soal evaluasi. Hal ini

dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi

pelajaran dan untuk mengefektifkan waktu agar sesuai dengan alokasi

waktu yang telah ditetapkan. Urutan pelaksanaan tindakan siklus 1

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Rabu, 20 Januari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka yang dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Pada

pertemuan itu siswa yang tidak hadir tanpa keterangan yaitu Aditya

Yudistira dan Dwi Cahyo Nugroho.

Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi mengenai materi

Persamaan Akuntansi. Awalnya siswa merasa malas-malasan

mengikuti pembelajaran, tetapi guru menjelaskan bahwa pada hari itu

pembelajaran akuntansi akan sedikit berbeda karena metode

pembelajarannya lain. Terlihat sedikit ketertarikan siswa untuk

mengikuti pelajaran. Setelah itu guru melanjutkan dengan

menjelaskan pendekatan pembelajaran Make A Match yang akan

digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana langkah–langkah

pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan

tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator apa saja yang

akan dinilai dalam pembelajaran itu.

Pada pertemuan pertama ini guru memulai dengan

membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi untuk lebih

dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut. Ada sekitar 30

76

siswa yang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru

sedangkan 3 siswa lainnya mengabaikan penjelasan dari guru dan

justru tidur-tiduran dan ada yang bermain HP. Kemudian guru

membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-

masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa

menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah

waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan

pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan

jawaban tersebut. Terdapat 2 pasangan yang salah mencocokkan dan

mendapat hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama yaitu

menyanyi di depan kelas. Dengan demikian dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Karena waktu tersisa 15 menit, maka guru kemudian menutup

pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil

selama pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya

kepada para siswa yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani

mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari tidak adanya

satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian

mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang

menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar

karena pada pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-

temannya dalam kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru

menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

2. Pertemuan Kedua (Sabtu, 23 Januari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada

pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,

peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik

serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang

77

dilanjutkan dengan penyampaian lebih lanjut materi persamaan

akuntansi tersebut.

Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan

memulai melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan

membagikan kartu soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa

kemudian mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja. Seperti pertemuan sebelumnya,

setelah semua menemukan pasangannya dilakukan pembahasan, bagi

yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama. Guru juga

berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi latihan

terkontrol selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan

diskusi bersama. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih aktif dan

antusias mengikuti pembelajaran.

Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada

pasangan kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik.

Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali

materi yang menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih

mengajar karena pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

3. Pertemuan ketiga (Rabu, 27 Januari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada

pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,

peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik

serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang

dilanjutkan dengan penyampaian materi selanjutnya yaitu mekanisme

debit dan kredit.

Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print

out materi mekanisme debit dan kredit untuk lebih dipahami siswa

kemudian menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan

78

kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa

agar sesuai antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan

pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah menemukan

pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu

mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan

pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan

jawaban tersebut.

Setiap pasangan kelompok kemudian diberi kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Saat presentasi ini akan

muncul pertanyaan-pertanyaan dari anggota kelompok yang lain

sehingga dari kegiatan presentasi ini guru dan peneliti dapat

mengamati indikator capaian konsep siswa dan tingkat keaktifan siswa

selama pembelajaran.

Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan

memberi pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa

untuk mengerjakan atau menanggapi soal di depan kelas. Setelah

selesai menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru meminta

siswa yang duduk dengan pasangannya tersebut untuk dapat saling

bekerja sama menjelaskan mengenai materi sampai keduanya

menguasai konsep materi tersebut. Selama pembelajaran dengan

pendekatan Make A Match ini dimulai peneliti dan guru mengamati

capaian indikator penguasaan konsep masing-masing siswa.

Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada

pasangan-pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya

dalam kegiatan mengerjakan soal, mengemukakan pendapat,

menjawab setiap pertanyaan yang muncul dengan tepat, dan

kekompakan anggotanya dalam kegiatan di pasangan kelompok. Di

akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa bahwa pada

pertemuan berikutnya hari Sabtu 30 Januari 2010 akan diadakan tes

79

evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum

meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.

4. Pertemuan keempat (Sabtu, 30 Januari 2010)

Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam

pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut

semua siswa hadir.

Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan

tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing

dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh siswa membagikan soal tes

dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah dan mempercepat

pengerjaan.Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes

dan meminta siswa untuk tidak bekerja sama dengan teman yang lain.

Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 45

menit.

Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti

mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru

membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan

yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau

siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam

penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati proses

pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan peneliti dengan menggunakan

pendekatan Make A Match di kelas XI IS 1. Guru mengambil posisi di

belakang para siswa agar proses pembelajaran dapat diamati dengan jelas.

Pada pertemuan pertama dan kedua yaitu hari Rabu, 20 Januari 2010,

Sabtu, 23 Januari 2010, peneliti menyampaikan materi persamaan dasar

akuntansi dengan pendekatan Make A Match. Sedangkan pada pertemuan

ketiga dan keempat yaitu hari Rabu, 27 Januari 2010 dan Sabtu, 30 Januari

2010, peneliti melanjutkan menerangkan materi tentang mekanisme debit

80

dan kredit pada pertemuan ketiga kemudian pada pertemuan keempat

dilanjutkan dengan tes evaluasi siklus I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi dengan materi persamaan akuntansi dan mekanisme

debit dan kredit, diperoleh gambaran tentang pencapaian hasil selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas hanya 52,6 %.

2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebesar 63,1 %.

3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas adalah

60,5 %.

4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match sebesar 73,6%.

5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok sebesar

68,4%.

6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai

standar KKM (70) sebesar 57,9%.

0

50

100

Prosentase

Jumlah Siswa

Hasil Pembelajaran Siklus I

Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.

Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.

Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.

Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.

Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.

Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70)

Gambar 7. Grafik hasil pembelajaran siklus I

81

d. Analisis dan Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kekurangan dalam siklus I ini adalah:

a) Beberapa siswa mengeluh bahwa suara peneliti kurang keras

sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar

penjelasan peneliti dengan baik.

b) Beberapa siswa mengeluh bahwa peneliti terlalu cepat menjelaskan

materi.

c) Peneliti kurang tegas dalam menegur siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan yang disampaikan.

2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu

sebagai berikut:

a) Beberapa siswa tidak memperhatikan dan cenderung berbicara

dengan temannya.

b) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pencarian pasangan

kelompok kecilnya.

c) Beberapa siswa mengerjakan soal evaluasi di depan kelas dengan

terpaksa.

d) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 95 dan

nilai terendah adalah 44, dengan nilai rata-rata kelas 69,76. Siswa

yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 22 siswa

(57,9% dari 38 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah

mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat

menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan

nilai rata-rata kelas yaitu 62,05 dan hanya dicapai 16 siswa (14,1%

dari 38 siswa). Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang

ditetapkan yaitu lebih dari 60% sehingga diperlukan perbaikan

pada siklus berikutnya.

82

Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah:

1) Volume suara peneliti lebih dikeraskan menjelaskan materi sehingga

siswa dapat mendengar dengan jelas dan juga tertarik untuk mengikuti

pembelajaran.

2) Peneliti tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan materi kepada siswa

3) Peneliti masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan

terhadap siswa, sehingga setiap kesulitan siswa akan mudah teratasi.

4) Peneliti lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus kedua melalui

pembelajaran dengan pendekatakan Make A Match adalah:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari

Senin, 1 Februari 2010 di ruang guru SMA Negeri 3 Surakarta pada saat

waktu istirahat setelah upacara selesai. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian

ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi dari siklus pertama,

kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus kedua akan

dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 3 Februari

2010, Sabtu, 6 Februari 2010, Rabu, 10 Februari 2010 serta Sabtu, 13

Februari 2010 dengan rancangan sebagi berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi

materi jurnal umum dan buku besar 4 kolom dengan menggunakan

pendekatan Make A Match, yaitu dengan skenario pembelajaran

sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama (Rabu, 3 Februari 2010)

(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi

kehadiran siswa.

83

(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk

membangkitkan motivasi siswa untuk belajar aktif.

(3) Peneliti menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

(4) Peneliti menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.

(5) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model

pembelajaran yang akan digunakan dan tujuannya.

(6) Peneliti membagikan print out materi jurnal umum untuk

lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.

(7) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban.

(8) Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

(9) Peneliti mengadakan latihan terkontrol pada siswa.

(10) Peneliti melakukan pembahasan kemudian memberikan

kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai materi yang

belum dipahami.

(11) Peneliti menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

(12) Peneliti mengingatkan siswa untuk belajar di rumah.

(13) Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup.

b) Pertemuan Kedua (Sabtu, 6 Februari 2010)

(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan

presensi kehadiran siswa.

(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar aktif.

(3) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai model

pembelajaran yang akan digunakan dan tujuannya.

(4) Peneliti mengulas materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya.

(5) Peneliti melanjutkan ke materi buku besar 4 kolom.

84

(6) Peneliti membagikan print out materi buku besar untuk lebih

dipahami siswa kemudian menjelaskan materi mengenai

pengertian dan manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku

besar.

(7) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban.

(8) Peneliti mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

(9) Peneliti melakukan pembahasan dan memberikan kesempatan

bagi siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum

pahami siswa.

(10) Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

(11) Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 10 Februari 2010)

(1) Peneliti mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan

presensi kehadiran siswa.

(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar aktif.

(3) Peneliti melakukan kilas balik mengenai pertemuan

sebelumnya.

(4) Peneliti memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi

buku besar yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam

buku besar untuk lebih dipahami siswa.

(5) Peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban.

(6) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya

untuk duduk semeja.

85

(7) Peneliti melakukan pembahsan secara bersama-sama dan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya bila ada

yang belum dipahami.

(8) Peneliti membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

(9) Peneliti menutup dengan salam dan memberitahukan kepada

siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes

evaluasi.

c) Pertemuan Keempat (Sabtu, 13 Februari 2010)

(1) Peneliti membuka dengan salam dan mengecek kehadiran

siswa.

(2) Peneliti menciptakan suasana kelas yang kondusif dan

meminta siswa untuk duduk dengan tertib dan rapi.

(3) Peneliti membagi soal tes evaluasi dan format lembar kerja

siswa untuk mempermudah pengerjaan soal.

(4) Peneliti bersama guru mengawasi jalannya tes dan meminta

agar siswa mengerjakan dengan jujur dan sesuai dengan

kemampuan diri sendiri.

(5) Peneliti mengumpulkan lembar jawab setelah waktu

mengerjakan habis.

(6) Mengadakan evaluasi pembelajaran

(7) Peneliti mengucapkan terima kasih atas kerjasama selama

pembelajaran.

(8) Peneliti menutup pembelajaran dengan salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi akuntansi kompetensi dasar jurnal umum dan buku besar 4

kolom dengan pendekatan Make A Match.

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir

siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman

86

observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati capaian

konsep siswa selama proses belajar siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan selama 4 kali

pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu: hari Rabu, 3 Februari

2010, Sabtu, 6 Februari 2010, Rabu, 10 Februari 2010 serta Sabtu, 13

Februari 2010. Pelaksanaan tindakan kedua hampir sama dengan

pelaksanaan tindakan pertama, hanya pada pelaksanaan tindakan kedua ini

terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan pertama. Materi

yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan kedua juga berbeda dengan

pelaksanaan tindakan pertama. Pada siklus I materi yang disampaikan

mengenai persamaan akuntansi dan mekanisme debit dan kredit sedangkan

pada siklus II materi yang disampaikan adalah jurnal umum dan buku

besar 4 kolom. Urutan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Rabu, 3 Februari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Pada

pertemuan tersebut semua siswa hadir. Sebelum menyampaikan

materi, peneliti berusaha menciptakan situasi kelas yang kondusif agar

siswa merasa nyaman selama proses pembelajaran berlangsung.

Setelah itu, peneliti membagikan hand out dengan meminta bantuan

dua orang siswa untuk membagikannya. Setelah semua siswa

memperoleh hand out peneliti menyampaikan tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran dan mengulang kembali mengenai

pendekatan Make A Match kemudian peneliti menjelaskan materi

buku besar 4 kolom beserta cara mempostingnya.

Selanjutnya guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban

untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan

jawaban sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20

menit. Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan

untuk duduk semeja. Setelah waktu mencari pasangan selama 20

87

menit selesai, guru melakukan pembahasan apakah sudah cocok dan

benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut. Terdapat 4 pasangan

yang salah mencocokkan dan mendapat hukuman sesuai dengan

kesepakatan bersama yaitu berpantun di depan kelas. Dengan

demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan.

Karena waktu tersisa 15 menit, guru menutup pertemuan

tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama

pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para

siswa yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani mengungkapkan

pendapatnya di dalam kelas terlihat dari tidak adanya satupun siswa

yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian mengingatkan para

siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi tanggung

jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada pertemuan

berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam

kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 6 Februari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada

pertemuan itu terdapat 2 siswa yang tidak hadir yaitu Anggi Pratama

Eka Putra tanpa keterangan dan Aditya Yudistira dikarenakan sakit.

Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran

dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan

sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi posting ke

dalam buku besar 4 kolom.

Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan

memulai melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan

membagikan kartu soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa

kemudian mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja. Terlihat beberapa siswa sudah

88

berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.Seperti pertemuan

sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan

pembahasan, bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan

bersama. Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya seputar

kegiatan pembelajaran.

Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada

pasangan kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik.

terGuru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari

kembali materi yang menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga

berlatih mengajar karena pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru

menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 10 Februari 2010)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam

pembuka dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada

pertemuan itu semua siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu,

peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik

serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya yang

dilanjutkan dengan penyampaian materi selanjutnya yaitu posting ke

dalam buku besar bentuk 4 kolom.

Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print

out materi posting buku besar untuk lebih dipahami siswa kemudian

menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal

dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai

antara soal dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya

dalam waktu 15 menit. Siswa yang sudah menemukan pasangannya

dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu mencari pasangan

selama 15 menit selesai, guru melakukan pembahasan apakah sudah

cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.

Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan

memberi pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa

89

untuk mengerjakan atau menanggapi soal di depan kelas dan memberi

latihan terkontrol selama 20 menit dan dilanjutkan dengan

pembahasan dan diskusi bersama. Setelah selesai menguji capaian

konsep awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang duduk dengan

pasangannya tersebut untuk dapat saling bekerja sama menjelaskan

mengenai materi sampai keduanya menguasai konsep materi tersebut.

Selama pembelajaran dengan pendekatan Make A Match ini dimulai

peneliti dan guru mengamati capaian indikator penguasaan konsep

masing-masing siswa.

Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada

pasangan-pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya

dalam kegiatan mengerjakan soal, mengemukakan pendapat,

menjawab setiap pertanyaan yang muncul dengan tepat, dan

kekompakan anggotanya dalam kegiatan di pasangan kelompok. Di

akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa bahwa pada

pertemuan berikutnya hari Sabtu 13 Februari 2010 akan diadakan tes

evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum

meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.

d) Pertemuan Keempat (Sabtu, 13 Februari 2010)

Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam

pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut

semua siswa hadir.

Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan

tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing

dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh 2 siswa membagikan soal tes

dan format lembar kerja siswa untuk mempermudah dan mempercepat

pengerjaan. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes

dan meminta siswa untuk tidak bekerja sama dengan teman yang lain.

Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 45

menit. Guru berpesan kepada para siswa agar mengerjakan tes dengan

90

tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan teman yang lain.

Guru menunggu di belakang dan peneliti di depan kelas untuk

mengawasi jalannya tes. Pada saat berlangsungnya tes ada dua siswa

yang berusaha bekerja sama yaitu Nathania dan Herindro, maka guru

menegur kedua siswa tersebut. Kemudian peneliti memperingatkan

jika ada siswa yang mencontek atau bekerjasama dalam mengerjakan

tes maka peneliti akan mengurangi nilainya sebanyak 10 point.

Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti

mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga, kemudian guru

membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan

yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau

siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam

penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti bersama guru mengamati proses pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan pendekatan Make A Match di kelas XI IS 1. Guru

mengambil posisi di dalam kelas yaitu dibelakang siswa agar guru dapat

mengamati proses pembelajaran dengan jelas, sedangkan peneliti

bertindak sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama, peneliti

menerangkan jurnal umum dengan menggunakan pendekatan Make A

Match. Pada pertemuan kedua dan ketiga peneliti melanjutkan ke materi

buku besar dan posting ke dalam buku besar bentuk 4 kolom, selain itu

peneliti memberikan latihan soal terkontrol sekaligus membahas bersama-

sama dengan siswa, pada pertemuan keempat, peneliti melakukan evaluasi

akhir, agar hasil belajar dari siklus kedua dapat segera diketahui. Dari

kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran siklus II

sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan kedua.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi siklus II, diperoleh informasi tentang hasil belajar

siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagai berikut:

91

1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas hanya 78,9%.

2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas sebesar 89,5%.

3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas adalah

76,3 %.

4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match sebesar 81,6%.

5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok sebesar

84,2%.

6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai

standar KKM (70) sebesar 86,8%.

Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut

ini:

0

20

40

60

80

100

Prosentase

Jumlah Siswa

Hasil Pembelajaran Siklus II

Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.

Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.

Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.

Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.

Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.

Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar KKM (70)

Gambar 8. Grafik hasil pembelajaran siklus II

d. Analisis dan Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus

kedua, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

92

1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus kedua ini adalah:

a) Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu

pembelajaran di pasangan kelompoknya.

b) Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I

terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti

mengulangi penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan

diskusi di kelompok ahli.

2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, sebagai

berikut:

a) Masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi dengan

pasangan kelompoknya masing-masing.

b) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100,

nilai terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,71. Siswa

yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 33 siswa

(86,8% dari 38 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah

mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat

menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan

nilai rata-rata kelas yaitu 69,76 dan hanya dicapai 22 siswa

(33,33% dari 36 siswa). Nilai tersebut sudah diatas nilai standar

KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik

ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan metode jigsaw dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa, meskipun belum 100%

siswa dinyatakan tuntas belajar.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan

analisis yang telah dilakukan adalah:

1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan

terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah

teratasi.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

93

3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas pembelajaran

agar pembelajaran berjalan dengan lancar.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II, maka dapat

dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil pembelajaran

akuntansi melalui penggunaan pendekatan Make A Match dari siklus satu ke

siklus berikutnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini:

Tabel 3. Data Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Akuntansi.

No Aspek yang diamati Sebelum

Penelitian

Sesudah Penelitian

Siklus I Siklus II

1.

Keaktifan siswa :

1. Keberanian mengerjakan soal di

depan kelas

2. Keaktifan siswa mengemukakan

pendapat

3. Keberanian menanggapi atau

mengajukan pertanyaan

4. Mengerti dan melakukan langkah

pendekatan make a match

5. Kerjasama dalam kelompok

12 siswa

(31,6%)

6 siswa

(15,8%)

12 siswa

(31,6%)

0 siswa

(0%)

2 siswa

(5,3%)

20 siswa

(52,6%)

24 siswa

(63,1%)

23 siswa

(60,5%)

28 siswa

(73,6%)

16 siswa

(68,4%)

30 siswa

(78,9%)

34 siswa

(89,5%)

29 siswa

(76,3%)

31 siswa

(81,6%)

32 siswa

(84,2%)

2. Prestasi belajar

1. Kemampuan siswa mengerjakan

soal dengan benar

16 siswa

(42,1%)

22 siswa

(57,9%)

33 siswa

(86,8%)

94

Peningkatan keaktifan dan hasil pembelajaran akuntansi tersebut juga

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 9. Grafik Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran

Keterangan:

1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas.

2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas.

3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas.

4. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match.

5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok.

6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar

KKM (70)

Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pendekatan

pembelajaran Make A Match membawa dampak yang positif selama pembelajaran

akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain: (1) siswa menjadi lebih antusias

dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2) siswa belajar untuk

bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada dirinya, (3) siswa lebih

aktif untuk berpendapat di dalam kelas dan aktif mengerjakan soal di depan kelas,

siswa menjadi berani menanggapi dan mengajukan pertanyaan, siswa dapat

menjalin kerjasama dalam belajar kelompokserta (4) adanya peningkatan

penguasaan konsep siswa terhadap materi akuntansi yang juga berpengaruh pada

peningkatan hasil belajar akuntansi siswa.

95

Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan

dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,

dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I

sampai siklus II dapat dijelaskan berikut ini:

Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal

untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 3 Surakarta. Dari hasil survei

ini, peneliti menemukan bahwa akar permasalahan yang menjadi penyebab

rendahnya hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

berasal dari masih rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap pembelajaran

akuntansi dikarenakan proses pembelajaran akuntansi yang bersifat monoton dan

membosankan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas

dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran Make A Match.

Guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus pertama. Materi pada pelaksanaan

tindakan siklus I ini adalah persamaan akuntansi dan mekanisme debit dan

kredit.Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diminta untuk mempelajari

konsep prsamaan akuntansi dan mekanisme debit dan kredit dengan pendekatan

pembelajaran Make A Match. Siswa diminta untuk menemukan pasangan

kelompoknya dengan mencocokkan antara soal dan jawaban. Dan yang terakhir

diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa pada siklus I.

Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada

siklus pertama masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang

aktif dan ada yang belum berperan dalam kelompoknya dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi sehingga ada yang belum jelas mengenai materi yang

disampaikan temannya, serta kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru

jika ada materi yang belum dipahami. Karena itu, peneliti mencari solusi dan

menyusun rencana pembelajaran siklus kedua untuk mengatasi kekurangan dan

kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.

96

Materi pembelajaran pada siklus II adalah jurnal umum dan buku besar

bentuk 4 kolom beserta posting, materi ini membahas tentang pengertian jurnal

umum, pengertian buku besar dan bentuk buku besar dan posting buku besar

bentuk empat kolom. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa,

siswa merasa cukup tertarik dengan pendekatan pembelajaran Make A Match,

siswa menjadi aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, siswa juga

merasa tidak segan bertanya dengan teman ataupun guru dan temannya juga tidak

segan mengajari teman sekelompoknya yang belum paham.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi

pada siklus II, penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran akuntansi

menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat

pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.

Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari

guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Namun,

kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah yang

dihadapi pada pembelajaran akuntansi kompetensi dasar jurnal umum dan buku

besar bentuk 4 kolom sudah dapat diatasi dengan penerapan pendekatan

pembelajaran Make A Match yang secara langsung mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran

akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada

meningkatnya penguasaan konsep, keaktifan dan hasil pembelajaran akuntansi.

Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Make A Match ini dapat dilihat

dari indikator-indikator sebagai berikut:

1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar

mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2) Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengajar teman sekelompoknya.

97

3) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat

membuat pasangan dalam kelompoknya paham terhadap materi yang

disampaikan.

4) Siswa sudah mampu menguasai konsep materi akuntansi dengan kompetensi

dasar jurnal umum dan buku besar 4 kolom.

5) Nilai tes yang telah diberikan oleh guru, menunjukkan peningkatan dari siklus

I sampai siklus II yang mana itu menunjukkan adanya usaha siswa berusaha

lebih baik.

98

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IS 1 di SMA

Negeri 3 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus dengan empat kali tatap muka

pada setiap siklusnya. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis

dan refleksi tindakan.

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut,

terdapat peningkatan keaktifan dan prestasi pembelajaran akuntansi dengan

penerapan pendekatan Make A Match pada siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 3

Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:

1. Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas meningkat dari 52,6% (20

siswa) pada siklus pertama menjadi 78,9% (30 siswa) pada siklus kedua.

2. Keaktifan siswa mengemukakan pendapat di kelas meningkat dari 63,1% (24

siswa) pada siklus pertama menjadi 89,5% (34 siswa) pada siklus kedua.

3. Keberanian menanggapi atau mengajukan pertanyaan di kelas meningkat pada

siklus I sebesar 60,5% (23 siswa) menjadi 76,3% (29 siswa) pada siklus II.

4. Penggunaan pendekatan Make A Match dalam proses belajar mengajar

akuntansi dapat dimengerti dan dilakukan dengan benar oleh 73,6% (28 siswa)

pada siklus pertama meningkat menjadi 81,6% (31 siswa) pada siklus kedua.

5. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok meningkat yaitu

68,4% (16 siswa) pada siklus pertama menjadi 84,2 % (32 siswa) pada siklus

kedua.

6. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai standar

KKM (70) meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya rata-rata kelas yang

diperoleh dari tes hasil belajar pada siklus I sebesar 69,76, menjadi 80,71 pada

siklus II dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar

57,9% (22 siswa), menjadi 86,8% (33 siswa) pada siklus II.

98

99

Penggunaan pendekatan Make A Match terbukti dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa sehingga

prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya

hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II tersebut. Dengan

penggunaan pendekatan Make A Match peningkatan prestasi belajar dilakukan

sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang sebelumnya telah ditetapkan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sedangkan keaktifan siswa

dilakukan dengan berbagai aktivitas yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran. Terjadinya peningkatan baik dari keaktifan maupun prestasi belajar

siswa tersebut, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut

terefleksi dari: (a) kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif

terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (b) posisi guru yang

tidak hanya terpaku di kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi

sehingga dapat memantau siswa yang berada di bagian belakang, (c) guru

sudah dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk aktif dalam

kegiatan belajar mengajar maupun pada saat kegiatan kerja dengan pasangan

kelompok, (d) guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan

penguasaan konsep terhadap materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan Make A

Match. Munculnya rasa tanggung jawab lebih tinggi dengan penggunaan

pendekatan Make A Match karena saling bekerja sama hanya dengan

kelompok kecil dalam pasangannya. Sedangkan jika menggunakan metode

lainnya yang terlalu banyak jumlah dalam setiap kelompoknya menyebabkan

kurangnya rasa tanggung jawab dan kurang efektif, karena cenderung hanya

mengandalkan beberapa siswa yang paling aktif dalam kelompok dan lainnya

pasif atau hanya menitipkan nama tanpa bekerja sama secara maksimal.

2. Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses

pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan

tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.

100

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasi dari hasil

penelitian tersebut. Implikasi hasil penelitian dapat berupa dampak teoritis

terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian dan

penerapannya secara praktis dan pemecahan masalah penelitian. Implikasi dari

hasil penelitian ini adalah:

1. Implikasi Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan

pembelajaran akuntansi pada materi Akuntansi jurnal umum dan buku besar 4

kolom dengan menggunakan pendekatan Make A Match apabila dilaksanakan

secara maksimal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dilihat dari segi

keaktifan siswa melalui aktivitas positif dalam proses belajar mengajar dan

menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini disebabkan pembelajaran

dengan pendekatan Make A Match menekankan pada keaktifan siswa secara

penuh, baik fisik maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam

belajar melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.

2. Implikasi Praktis

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran akuntansi,

seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan metode/pendekatan

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa, minat, dan kondisi

lingkungan yang ada. Hasil belajar siswa tidak hanya dilakukan melalui tes atau

ulangan harian saja tetapi penilaian harus dilakukan secara berkala dan

berkesinambungan, melalui keaktifan dan partisipasi siswa selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Dengan menggunakan pendekatan Make A Match

dapat dijadikan masukan atau alternatif bagi guru atau calon guru untuk

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

101

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa

selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa dapat menemukan dan

mengembangkan sendiri konsep dari materi yang akan dipelajari.

b. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode/pendekatan

pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan

siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di

kelas.

c. Guru hendaknya mampu memilih metode/pendekatan yang tepat dalam

proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

d. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru

meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas sehingga dapat tercipta

situasi kondusif yang mendukung proses pembelajaran.

e. Guru hendaknya mampu mengkaji permasalahan yang timbul saat proses

pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran di kelas dapat tercapai dan

berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

a. Dengan adanya penerapan pembelajaran dengan pendekatan Make A

Match, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja

sama dalam pasangan kelompok untuk memecahkan masalah dan saling

mengajari satu sama lain.

b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi

dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan

dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.

b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode/pendekatan

pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan

102

kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan

dilakukan.

4. Bagi Sekolah

a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam

proses pembelajaran di kelas tercapai.

b. Untuk meningkatkan kualitas guru hendaknya pihak sekolah lebih intensif

mengadakan pembinaan terhadap guru oleh kepala sekolah atau pejabat

yang berwenang di lingkungan sekolah mengenai penggunaan

metode/pendekatan yang tepat.

103

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya

Remaja.

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cepi Riyana. 2000. Hakikat Kualitas Pembelajaran. http://cepiriyana.blogspot.

diakses tanggal 21 Maret 2009 pukul 12.48 WIB

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kerja. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Forum Mangunwijaya. 2008.Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan

Pendidikan Alternatif. Jakarta: Kompas.

Gino, H. J, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.

Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Heri Triluqman. 2009. Belajar dan Motivasinya.http://heritl.blogspot.com/belajar-

dan-motivasinya.html.diakses tanggal 22 Maret 2009 pukul 10.05 WIB

Jerry J. Weygandt, dkk. 2007. Pengantar Akuntansi, Edisi 7 (Accounting

Principles). Jakarta: Salemba Empat.

Ki Hajar Dewantara. 1962. Azas-azas dan Dasar-Dasar Taman Siswa.

Yogyakarta : Majelis Luhur Taman Siswa.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo.

Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

.2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Moleong. Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Redja Mudyahardjo. 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan : Suatu Pengantar. Bandung:

Remaja Rosda Karya

103

104

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa. 2005. Implementasi kurikulum 2004: panduan pembelajaran KBK:

Konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses.

Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Press.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Bandung: PT.

Rineka Karya.

Sobry Sutikno. 2003. Menuju Pendidikan Bermutu. Lombok: Nusa Tenggara

Pratama Press.

Suryabrata. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Bandung: Tarsito.

W. James Popham dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis

(Terj. Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.

Wina Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik

Pengembangan KTSP . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yenny Anjar Jayadi. 2008. Penggunaan Jurnal Belajar Macromedia dalam

Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa

Kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. Skripsi. UNS.

105

106

CATATAN LAPANGAN I

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI

PENDEKATAN MAKE A MATCH

Kelas : XI IS 1 Hari, tanggal : Rabu, 15 Juli 2009

Waktu : 12.00-13.30 Nama Guru : Dyah Retnaningsih, S.Pd

A. Tindak Belajar

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru, masih ada sebagian siswa yang

kurang memperhatikan pelajaran.

2. Siswa masih ada yang gaduh ketika guru menerangkan.

3. Siswa kurang aktif bertanya saat diberi kesempatan oleh guru.

No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah

Siswa( % )

1. Keaktifan Siswa 1.1. Keberanian siswa mengerjakan

soal di depan kelas.

1.2. Keaktifan siswa mengemukakan

pendapat di kelas.

1.3. Keberanian menanggapi atau

mengajukan pertanyaan di kelas.

1.4. Mengerti dan dapat melakukan

langkah Make A Match.

1.5. Siswa dapat menjalin kerjasama

dalam belajar kelompok.

12 siswa

(31,6%)

6 siswa

(15,8%)

12 siswa

(31,6%)

0 siswa

(0%)

2 siswa

(5,3%)

2. Prestasi Belajar 2.1.kemampuan siswa mengerjakan

soal dengan benar dan mencapai

standar KKM (70).

16 siswa

(42,1%)

105

107

B. Tindak Mengajar

1. Guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum paham.

3. Guru memberikan latihan soal dan PR.

C. Penarikan Makna

1. Proses pembelajaran masih didominasi guru karena siswa masih pasif

dalam pembelajaran akuntansi.

2. Siswa kurang perhatian pada pelajaran akuntansi sehingga siswa kurang

bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas.

Peneliti

Ema Dwi Ningrum

108

CATATAN LAPANGAN 2

Hari/Tanggal : Rabu,18 Juli 2009

Waktu : Jam 12.00 - 13.30 WIB

Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

Model Pembelajaran : Ceramah

Tema Pembelajaran : Pengkodean akun

Jumlah Siswa : 38 siswa

Jenis : Observasi mendalam (survei awal)

Deskripsi :

Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengucapkan

salam pembuka kemudian mengabsen satu persatu siswa. Sebelum memulai

pelajaran, guru berusaha menciptakan suasana yang kondusif dengan mengulang

materi sebelumnya tentang jurnal umum. Guru memberikan beberapa pertanyaan

kepada para murid, kegiatan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Kemudian

guru memulai materi dengan memberikan apersepsi mengenai materi pengkodean

akun dan siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru. Di saat guru

menjelaskan, apabila ada siswa yang tidak memperhatikan, maka guru akan

menegur siswa tersebut dengan melontarkan pertanyaan seputar materi yang

sedang dijelaskan. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan

ditanyakan kepada siswa yang lain. Namun guru juga tetap memperhatikan

kegiatan para siswa yang lain supaya pembelajaran di kelas tetap terkendali. Hal

ini dilakukan guru agar siswa lebih memperhatikan apa yang disampaikan guru.

Tetapi suasana tenang tidak dapat berjalan lama oleh karena suara guru kurang

keras sehingga tidak terdengar sampai bagian belakang, hal tersebut

mengakibatkan para siswa justru bermain HP, berbicara dengan teman sebangku

ada yang megerjakan tugas dari guru yang lain. Guru sudah memperingatkan para

siswa berulang kali namun tidak diindahkan oleh siswa, akhirnya guru terus

melanjutkan pembelajaran bagi yang masih mau memperhatikan.

107

109

Di akhir pertemuan, guru langsung memberikan latihan soal yang masih

berhubungan dengan materi yang baru saja disampaikan, dan lembar jawaban

siswa akan dikumpulkan kemudian.

Refleksi :

Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa

kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal

pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan

kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena

berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu sampai

anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis dengan sia-sia.

Selain itu, menurut pendapat siswa, guru harus memberikan waktu kepada siswa

untuk tanya jawab sebelum kegiatan belajar mengajar diakhiri, sehingga siswa

yang belum memahami, mereka tidak berani untuk bertanya. Siswa mudah bosan

karena guru terlalu banyak berceramah dalam proses pembelajaran sehingga

siswa merasa tidak nyaman. Selain itu, semakin lama mendengarkan penjelasan

guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode guru dalam menjelaskan sangat

monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk diterima oleh para siswa. Para siswa

pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan guru, karena selain bingung dengan

yang disampaikan guru, siswa juga belum belajar sebelumnya. Meskipun siswa

memperhatikan pada saat guru menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak

tertuju pada apa yang sedang disampaikan guru. Mereka mau memperhatikan

karena mereka beranggapan bahwa jika tidak memperhatikan, maka akan ditunjuk

guru untuk menjawab pertanyaan. Jadi, mereka memperhatikan bukan karena

mereka ingin tahu tetapi karena takut kalau sewaktu-waktu ia yang ditunjuk.

Segi hasil pekerjaan siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh

adalah 90 dan nilai terendah adalah 40. Siswa yang mendapat nilai terendah ini

dikarenakan sewaktu pembelajaran berlangsung hanya bermain HP dan tidur-

tiduran. Namun, nilai yang digunakan sebagai indikator adalah nilai rata-rata kelas

dengan standar 70 mereka hanya dapat mencapai 62.0.

110

OBSERVASI AWAL

Peneliti melakukan observasi awal mengenai KBM yang dilakukan oleh guru

Kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dipandu guru mata pelajaran

akuntansi selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini

Siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode konvensional guru.

111

CATATAN LAPANGAN 3

Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

Pendekatan : Make A Match

Tema Pembelajaran : Persamaan Akuntansi dan Mekanisme Debit Kredit

Jumlah Siswa : 38 siswa

Jenis : Observasi mendalam (Siklus 1)

A. Pertemuan 1

Hari / tanggal : Rabu, 20 Januari 2010

Waktu : 12.00-13.30 WIB

Deskripsi:

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,

kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran / presensi siswa dan seperti

biasanya ada beberapa siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas.

Guru kemudian melanjutkan dengan mengulang materi yang telah dibahas

pada pertemuan sebelumnya setelah itu dilanjutkan dengan mengadakan

apersepsi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan saat itu yaitu

mengenai persamaan akuntansi. Awalnya siswa merasa malas-malasan

mengikuti pembelajaran, tetapi guru menjelaskan bahwa pada hari itu

pembelajaran akuntansi akan sedikit berbeda karena metode pembelajarannya

lain. Terlihat sedikit ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran.

Guru melanjutkan PBM dengan menjelaskan metode/pendekatan yang

akan digunakan pembelajaran saat itu, apa tujuannya dan bagaimana langkah-

langkah pelaksanaannya. Ada sekitar 30 siswa yang berkonsentrasi

mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan siswa lainnya mengabaikan

penjelasan dari guru dan justru tidur-tiduran dan ada yang bermain HP. Pada

pertemuan pertama ini guru memulai dengan membagikan print out materi

persamaan dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan

materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban

untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban 110

112

sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang

sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah

waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan

pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban

tersebut. Terdapat 2 pasangan yang salah mencocokkan dan mendapat

hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama yaitu menyanyi di depan kelas.

Dengan demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan.

Karena waktu tersisa 15 menit, maka guru kemudian menutup pertemuan

tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari

itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas.

Ternyata siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas

terlihat dari tidak adanya satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru

kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang

menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada

pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam

kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam penutup.

B. Pertemuan 2

Hari / tanggal : Sabtu, 23 Januari 2010

Waktu : 08.30-10.15

Deskripsi:

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka

dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua

siswa hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar

siswa mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah

disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian lebih lanjut

materi persamaan akuntansi tersebut.

Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan memulai

melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan membagikan kartu

113

soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa kemudian mengkondisikan siswa

yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. Seperti pertemuan

sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan pembahasan,

bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama. Guru juga

berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi latihan terkontrol

selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi bersama.

Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih aktif dan antusias mengikuti

pembelajaran.

Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan

kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik. Guru kemudian

mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi

tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada

pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam penutup.

C. Pertemuan 3

Hari / tanggal : Rabu, 27 Januari 2010

Waktu : 12.00-13.30

Deskripsi:

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka

dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua siswa

hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa

mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah

disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi

selanjutnya yaitu mekanisme debit dan kredit.

Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print out materi

mekanisme debit dan kredit untuk lebih dipahami siswa kemudian

menjelaskan materi tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan

kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal

dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit.

114

Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk

semeja. Setelah waktu mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru

melakukan pembahasan apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal

dan jawaban tersebut.

Setiap pasangan kelompok kemudian diberi kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Saat presentasi ini akan

muncul pertanyaan-pertanyaan dari anggota kelompok yang lain sehingga dari

kegiatan presentasi ini guru dan peneliti dapat mengamati indikator capaian

konsep siswa dan tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran.

Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan

atau menanggapi soal di depan kelas. Setelah selesai menguji capaian konsep

awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang duduk dengan pasangannya

tersebut untuk dapat saling bekerja sama menjelaskan mengenai materi

sampai keduanya menguasai konsep materi tersebut. Selama pembelajaran

dengan pendekatan Make A Match ini dimulai peneliti dan guru mengamati

capaian indikator penguasaan konsep masing-masing siswa.

Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan-

pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya dalam kegiatan

mengerjakan soal, mengemukakan pendapat, menjawab setiap pertanyaan

yang muncul dengan tepat, dan kekompakan anggotanya dalam kegiatan di

pasangan kelompok. Di akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa

bahwa pada pertemuan berikutnya hari Sabtu 30 Januari 2010 akan diadakan

tes evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum

meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.

D. Pertemuan 4

Hari / tanggal : Sabtu, 30 Januari 2010

Waktu : 08.30-10.15

115

Deskripsi:

Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam pembuka dan

mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir.

Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi.

Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib.

Guru dibantu oleh siswa membagikan soal tes dan format lembar kerja siswa

untuk mempermudah dan mempercepat pengerjaan.Guru dan peneliti

bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak bekerja

sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes

tersebut selama 45 menit.

Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti

mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru membahas soal

tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa

sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru

menutup pembelajaran saat itu dengan salam penutup.

Refleksi:

Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang pendekatan

Make A Match sehingga para siswa masih banyak yang mengalami

kebingungan untuk menerapkannya. Banyak keluhan dari siswa bahwa suara

guru kurang keras sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat

mendengar penjelasan dan kurangnya motivasi dari guru dalam memulai

pembelajaran dan nada suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan

pembelajaran sehingga pada awalnya masih banyak siswa yang tidak terlalu

antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi dengan pendekatan Make A

Match ini.

Kekurangan pembelajaran pada siklus I ini jika dilihat dari segi siswa;

masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok kecilnya,

siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-

temannya, masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru

yang diterapkan oleh guru, sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok

116

karena perbedaan dalam kemampuan akademisnya, kurangnya rasa tanggung

jawab anggota kelompok terhadap bagian materinya masing-masing, sehingga

ada siswa yang tidak mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok. Di

sisi lain beberapa siswa mengerjakan soal evaluasi di depan kelas dengan

terpaksa.

Segi nilai hasil evaluasi siklus I ini nilai tertinggi adalah 95 dan nilai

terendah adalah 44, dengan nilai rata-rata kelas 69,76. Siswa yang sudah

mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 22 siswa (57,9% dari 38 siswa)

dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan

sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 62,05 dan hanya dicapai 16

siswa (14,1% dari 38 siswa). Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang

ditetapkan yaitu lebih dari 60% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

117

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

(RPP)

Mata Pelajaran : Akuntansi

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Surakarta

Kelas / Semester : XI IS 1/ 1

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Standar Kompetensi:

Memahami tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Kompetensi Dasar:

1. Memahami konsep dasar persamaan akuntansi.

2. Memahami mekanisme debit dan kredit.

Indikator:

1. Memahami proses pencatatan transaksi ke dalam persamaan akuntansi.

2. Memahami ketentuan debit dan kredit.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pelajaran ini, siswa diharapkan mampu:

1. Melakukan pencatatan transaksi ke dalam persamaan dasar akuntansi.

2. Mengetahui pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan

akuntansi.

3. Memahami mekanisme pencatatan berdasar ketentuan debit dan kredit.

4. Menganalisis setiap transaksi berdasar ketentuan debit dan kredit.

II. MATERI POKOK (terlampir)

1. Persamaan akuntansi perusahaan jasa

2. Mekanisme debit dan kredit.

III. METODE PEMBELAJARAN 116

118

1. Pendekatan : Make A Match

2. Metode : Ceramah, diskusi,tanya jawab dan demonstrasi

IV. LANGKAH-LANGKAH

a. Siklus I

1) Pertemuan 1( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi

kehadiran siswa.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan persamaan dasar akuntansi secara singkat.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan dan tujuannya

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi persamaan dasar akuntansi

untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi

tersebut.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal

dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

119

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah

dengan materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar

pertemuan berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

2. Pertemuan 2( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi

kehadiran siswa.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan dan tujuannya

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi

persamaan dasar akuntansi untuk lebih dipahami siswa.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal

dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan

pasangannya untuk duduk semeja.

(d) Mengadakan latihan terkontrol mengenai persamaan dasar

akuntansi.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan secara bersama-sama.

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah

dengan materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar

pertemuan berikutnya.

120

(e) Menutup dengan salam.

3. Pertemuan 3( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi

kehadiran siswa kemudian membahas pelajaran yang telah

dipelajari sebelumnya secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas

materi sebelumnya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi mekanisme debit dan kredit

untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi

tersebut dan menganalisis materi tersebut.

(b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi tersebut

(c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan ide dalam materi tersebut.

(d) Dengan pendekatan make a match, siswa dapat

menganalisis mekanisme debit dan kredit serta dapat

mengerjakan soal latihan mandiri.

(e) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami untuk kemudian

dibahas secara bersama-sama.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus

I menyimpulkan hasil pembelajaran.

(b) Mengucapkan salam penutup.

4. Pertemuan 4( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

121

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi

kehadiran siswa kemudian membahas pelajaran yang telah

dipelajari sebelumnya secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Mengulang kembali ingatan siswa dengan sedikit mengulas

materi sebelumnya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk

mempermudah pengerjaan soal.

(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.

(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar

pada soal latihan mandiri.

(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus

I menyimpulkan hasil pembelajaran.

(b) Mengucapkan salam penutup.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR

Lembar soal siswa, spidol, whiteboard

VI. PENILAIAN

1. Aspek yang dinilai : Keaktifan di dalam kelas saat KBM.

2. Jenis tagihan : Tes Tertulis

3. Bentuk soal : Uraian (Terlampir)

VII. REFERENSI

1. Dasar-dasar Akuntansi Keuangan Penerbit UNS Press

2. Buku Praktikum Akuntansi UNS

MATERI AJAR

122

TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

A. Sumber Pencatatan

Didalam perusahaan atau organisasi bisnis lainnya ,transaksi

dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan ekstern.Transaksi intern

adalah transaksi yang terjadi tanpa melibatkan pihak luar perusahaan Contoh

transaksi intern adalah penetapan penyusutan ,pemakaian persedian dan

pencadangan piutang ragu-ragu.Transaksi ekstern adalah transaksi keuangan

yang dilakukan perusahaan dan melibatkan pihak luar.Pihak luar yang terlibat

bisa saja konsumen,distributor atau agen,transaksi ini memerlukan bukti

transaksi karena menyangkut kegiatan perusahaan yang utama seperti

pembelian peralatan,pinjaman kepada bank,dan bukti transaksi ini nantinya

akan menjadi sumber pencatatan

B. Persamaan Akuntansi

1. Keseimbangan antara Aktiva dan Ekuitas

(A =E)

2. Aktiva sama dengan Kewajiban ditambah ekuitas

(A = K + E)

3. Aktiva sama dengan Kewajiban Ditambah Ekuitas Ditambah Pendapatan

Dikurangi Beban

(A = K + E +P –B )

4. Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Akuntansi

Pengaruh transaksi dapat berupa perubahan maupun pengurangan

beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan komponen akuntansi

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah

yang sama.

b) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan kewajiban atau sebaliknya

dalam jumlah yang sama.

c) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahanekuitas dalam jumlah yang

sama.

121

123

d) Perubahan aktiva diikuti dengan perubahan utang dan ekuitas dalam

jumlah yang sama.

C. Pencatatan Transaksi Keuangan ke dalam Persamaan Akuntansi

Transaksi keuangan dapat mengakibatkan perubahan dalam komponen

persamaan akuntansi.Persamaan tersebut paling tidak akan menyangkut dua

komponen.

D. Analisa bukti transaksi

adalah memeriksa kebenaran jumlah dan keabsahan bukti transaksi ybs,

untuk selanjutnya dianslisis akun yang harus dicatat di debit maupun akun yang

harus dicatat di kredit.

AKUN B + B -

HARTA D K

UTANG K D

MODAL K D

PENDAPATAN K D

BEBAN D K

Ketentuan Debit – Kredit:

a Akun Harta

Jika bertambah dicatat disisi debit dan jika berkurang dicatat disisi kredit

b Akun Hutang

Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit

c Akun Modal

Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit

d Akun Pendapatan

Jika bertambah dicatat disisi kredit dan jika berkurang dicatat disisi debit

e Akun Beban

Jika bertambah dicatat disisi debit dan jika berkurang dicatat disisi kredit

124

Soal latihan terkontrol siklus I

Pada tanggal 1 Januari Yudi membuka sebuah kantor konsultan pajak dengan

nama “Kantor Konsultan Pajak Yudi”. Selama bulan Januari 2001 dilakukan

transaksi-transaksi sebagai berikut:

2/1 Diinvestasikan Rp. 20.000.000,00 berupa uang tunai kedalam perusahaan

4/1 Dibeli gedung kantor dengan harga Rp. 4.500.000,00

6/1 Dibayar tagihan asuransi bulan Januari Rp. 250.000,00

8/1 Dibeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp. 250.000,00 kepada

Toko Indah

10/1 Diterima honor pengurusan pajak dari langganan sebesar Rp. 2.000.000,00

12/1 Dibayar gaji para karyawan sebesar Rp. 900.000,00

14/1 Dibayar tagihan telepon dan listrik sebesar Rp. 75.000,00

16/1 Dibayar hutang kepada Toko Dwi sebesar Rp. 200.000,00

18/1 Perlengkapan yang dipakai sebesar Rp. 60.000,00

20/1 Diambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 300.000,00

22/1 Dibayar tagihan iklan sebesar Rp.100.000,00

Berdasarkan transaksi di atas buatlah persamaan akuntansinya dalam ikhtisar

usaha!

123

125

Jawaban soal latihan terkontrol siklus I

“KANTOR KONSULTAN PAJAK YUDI”

IKHTISAR USAHA

Untuk Bulan yang Berakhir Pada 31 Januari 2001

(dalam rupiah)

AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL

Tgl Kas Perlengkapan Gedung Hutang

Usaha

Modal Yudi Keterangan

2/1 20.000.000 - - - 20.000.000 Modal awal

4/1 ( 4.500.000) - 4.500.000 - -

15.500.000 - 4.500.000 - 20.000.000

6/1 ( 250.000) - - - ( 250.000) Beban

asuransi

15.250.000 - - - 19.750.000

8/1 - 250.000 - 250.000 -

15.250.000 250.000 4.500.000 250.000 19.750.000

10/1 2.000.000 - - - 2.000.000 Pendapatan

jasa

17.250.000 250.000 4.500.000 250.000 21.750.000

12/1 ( 900.000) - - - ( 900.000) Beban gaji

16.350.000 250.000 4.500.000 250.000 20.850.000

14/1 ( 75.000) - - - ( 75.000) Beban

listrik&telp

16.275.000 250.000 4.500.000 250.000 20.775.000

16/1 ( 200.000) - - (200.000) -

16.075.000 250.000 4.500.000 50.000 20.775.000

18/1 - ( 60.000) - - ( 60.000) Beban

plengkapan

16.075.000 190.000 4.500.000 50.000 20.715.000

20/1 ( 300.000) - - - ( 300.000) Prive

22/1 (100.000) - - - (100.000) Beban iklan

15.675.000 190.000 4.500.000 50.000 20.315.000

20.365.000 20.365.000

126

Soal latihan mandiri siklus I

Analisislah soal transaksi dibawah ini

1) 1 Januari 2009: Pemilik menyetor uang ke dalam perusahaan sebagai modal

awal sebesar Rp500.000,00.

2) Pada tanggal 12 Februari 2009 diterima pendapatan jasa servise sebesar

Rp 2.500.000,00.

3) Pada tanggal 25 Februari dibayar beban gaji Rp 5.000.000,00

4) Tanggal 1 Juni Tuan Tedi menyetorkan uang sebesar Rp. 15.000.000 sebagai

modal

5) Tanggal 2 Juni dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp 180.000

6) Tanggal 4 Juni dibeli kendaraan dengan harga Rp.12.000.000 , tetapi baru

dibayar tunai Rp.8.000.000 dan sisanya dibayar kemudian

7) Tanggal 5 juni dibeli peralatan dekorasi secara kredit sebesar Rp. 1.500.000

8) Tanggal 6 Juni dibayar sewa ruangan untuk masa satu tahun sebesar

Rp.1.200.000

9) Tanggal 8 Juni diterima uang tunai untuk pekerjaan yang telah diselesaikan

sebesar Rp.700.000

10) Tanggal 10 Juni diselesaikan pekerjaan dekorasi tapi pembayaran dilakukan

bulan depan senilai Rp.1.000.000

11) Tanggal 12 Juni dibayar sebagian utang usaha Rp.2.000.000

12) Tanggal 15 Juni diselesaikan pekerjaan dan diterima pembayaran tunai

sebesar Rp. 3.000.000

13) Tanggal 18 Juni diterima sebagian piutang dari pelanggan dengan sebesar

Rp. 500.000

14) Tanggal 20 Juni dibayar beban asuransi sebesar Rp 125.000

15) Tanggal 23 Junu dibayar beban listrik dan telepon sebesar Rp.200.000

16) Tanggal 26 Juni dibayar gaji pegawai sebesar Rp. 450.000

17) Tanggal 28 juni diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp.1.500.000

18) Tanggal 30 Juni diambil uang kas untuk keperluan pribadi pemilik sebesar

Rp. 500.000

19) Tanggal 17 Juli dibayar sewa kios untuk bulan Agustus sebesar Rp. 300.000

125

127

Jawaban soal latihan mandiri siklus I

No. Nama akun (Kelompok akun) Debit Kredit Nominal

1. Kas (Harta) + Rp 500.000

Modal Pemilik (Modal) + Rp 500.000

2. Kas (Harta) + Rp 2.500.000

Pendapatan jasa service (Pendapatan) + Rp 2.500.000

3. Beban gaji (Beban) + Rp 5.000.000

Kas (Harta) -- Rp 5.000.000

4. Kas (Harta) + Rp 15.000.000

Modal Pemilik (Modal) + Rp 15.000.000

5. Perlengkapan (Harta) + Rp 180.000

Kas (Harta) -- Rp 180.000

6. Kendaraan (Harta) + Rp 12.000.000

Kas (Harta) -- Rp 800.000

Utang (Utang) + Rp 400.000

7. Peralatan toko (Harta) + Rp 1.500.000

Kas (Harta) -- Rp 1.500.000

8. Beban sewa (Beban) + Rp 1.200.000

Kas (Harta) -- Rp 1.200.000

9. Kas (Harta) + Rp 700.000

Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 700.000

10. Piutang usaha (Harta) + Rp 1.000.000

Pendapatan (Pendapatan) + Rp 1.000.000

11. Utang usaha (Utang) -- Rp 2.000.000

Kas (Harta) -- Rp 2.000.000

12. Kas (Harta) + Rp 3.000.000

Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 3.000.000

13. Kas (Harta) + Rp 500.000

Piutang usaha (Harta) -- Rp 500.000

14. Beban asuransi (Beban) + Rp 125.000

Kas (Harta) -- Rp 125.000

15. Beban listrik, telepon (Beban) + Rp 200.000

Kas (Harta) -- Rp 200.000

16. Beban gaji dan upah (Beban) + Rp 450.000

Kas (Harta) -- Rp 450.000

17. Kas (Harta) + Rp 1.500.000

Pendapatan jasa (Pendapatan) + Rp 1.500.000

18. Prive Tedi (Modal) -- Rp 500.000

Kas (Harta) -- Rp 500.000

19. Beban sewa (Beban) + Rp 300.000

Kas (Harta) -- Rp 300.000

128

Guru menjelaskan tentang pendekatan Make A Match

Keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas

Siswa mengerjakan soal latihan mandiri

129

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI

PENDEKATAN MAKE A MATCH

Mata Pelajaran : Akuntansi

Pokok Bahasan : Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Sub Pokok Bahasan : Persamaan Akuntansi dan Mekanisme Debit Kredit

Kelas/Semester : XI IS 1/I

Tanggal : 20, 23, 27 dan 30 Januari 2010

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Tempat : SMA Negeri 3 Surakarta

Petunjuk : Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai

I. TINDAK MENGAJAR

No. Komponen Aspek yang diamati Ya Tidak

1.

PENDAHULUAN

Memotivasi siswa

1.1.Menyampaikan tujuan pembelajaran

1.2.Menciptakan persaingan diantara

siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa

1.3.Menggunakan kegiatan yang menarik

dan menimbulkan keaktifan siswa

1.4.Membangkitkan rasa ingin tahu

1.5.Menumbuhkan kesadaran kepada

siswa tentang arti pentingnya belajar

2. Apersepsi 2.1.Materi pengait sesuai dengan materi

yang dibahas

2.2.Materi sesuai materi yang dibahas

tetapi tidak mendapat respon siswa

128

130

3. Tujuan 3.1.Siswa diharapkan mampu melakukan

pencatatan transaksi ke dalam

persamaan dasar akuntansi.

3.2.Siswa diharapkan mampu

mengetahui pengaruh transaksi

keuangan terhadap persamaan

akuntansi.

3.3.Siswa diharapkan mampu

memahami mekanisme pencatatan

berdasar ketentuan debit dan kredit.

3.4.Siswa diharapkan mampu

menganalisis setiap transaksi berdasar

ketentuan debit dan kredit.

4.

PENGEMBANGAN

Membimbing siswa

dalam belajar

4.1.Mengawali masalah pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari

4.2.Mengaitkan masalah pembelajaran

aktif dengan materi

4.3.Siswa diberikan kesempatan untuk

menyelesaikan masalah akuntansi

berdasarkan pengetahuan yang

mereka miliki

4.5.Membimbing siswa dalam

menemukan suatu konsep akuntansi

4.6.Membimbing siswa dalam

menggunakan alat peraga

5. Menggunakan alat

peraga dan media

gambar

5.1.Cara penggunaan alat peraga dengan

tepat

5.2.Membantu pemahaman siswa

5.3.Menarik perhatian siswa

131

6. Mengadakan variasi

dalam membimbing

siswa

6.1.Sikap bersahabat

6.2.Berbicara dengan sopan kepada

siswa

6.3.Menghargai setiap perbedaan

pendapat siswa

6.4.Membantu siswa yang mendapat

kesulitan

6.5.Mendorong siswa menumbuhkan

kepercayaan kepada diri sendiri

6.6.Menggunakan kata-kata yang halus

dalam menegur siswa

7. Menumbuhkan

suasana siswa terlibat

secara aktif

7.1.Mengajukan pertanyaan terbuka

selama pengembangan

7.2.Mendorong mengemukakan idenya

7.3.Mendorong terjadinya tukar pendapat

antara siswa dengan guru

7.4.Mendorong siswa untuk berani

menerangkan pekerjaan kepada

teman-temannya

7.5.Sebagian besar siswa terlibat diri

dalam kegiatan belajar

8. Memberi penguatan 8.1.Memberi penguatan terhadap tingkah

laku siswa yang baik

8.2.Memberi semangat kepada siswa

yang belum berhasil

8.3.Penguatan bervariasi diberikan secara

wajar pada waktu yang tepat

9. Pendekatan Make A

Match

9.1.Melatih siswa belajar mandiri

9.2.Kemampuan keaktifan siswa

semakin berkembang

132

9.3.Mempertinggi kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah

10.

PENERAPAN

Latihan Terkontrol

10.1.Tugas diarahkan dengan jelas

10.2.Membimbing dan memudahkan

belajar siswa

10.3.Menumbuhkan kerjasama antar

siswa dalam belajar

10.4.Menumbuhkan inisiatif siswa

dalam belajar

11. Latihan Mandiri 11.1.Komunikasi antar pribadi sangat

hangat

11.2.Merespon setiap pendapat siswa

11.3.Membimbing siswa belajar

11.4.Mendorong siswa untuk berkreasi

belajar

11.5.Menumbuhkan kepercayaan siswa

terhadap diri sendiri

12.

PENUTUP

Kesimpulan

12.1.Kesimpulan materi jelas dan

mencakup seluruh inti materi

12.2.Siswa terlibat aktif dalam membuat

kesimpulan

13. Tindak Lanjut 13.1Mengevaluasi kemampuan siswa

13.2.Menyarankan agar materi dipelajari

di rumah

13.3.Menyarankan agar siswa-siswa

mempelajari terlebih dahulu materi

selanjutnya

133

II. TINDAK BELAJAR

No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah

Siswa( % )

1. Keaktifan Siswa 1.1 Keberanian siswa mengerjakan soal

di depan kelas.

1.2 Keaktifan siswa mengemukakan

pendapat di kelas.

1.3 Keberanian menanggapi dan/atau

mengajukan pertanyaan di kelas.

1.4 Mengerti dan dapat melakukan

langkah Make A Match.

1.5 Siswa dapat menjalin kerjasama

dalam belajar kelompok.

20 siswa

(52,6%)

24 siswa

(63,1%)

23 siswa

(60,5%)

28 siswa

(73,6%)

16 siswa

(68,4%)

2. Prestasi Belajar 2.1.kemampuan siswa mengerjakan soal

dengan benar dan mencapai standar

KKM (70).

22 siswa

(57,9%)

Guru Akuntansi

Dyah Retnaningsih S.Pd

Peneliti

Ema Dwi Ningrum

134

CATATAN LAPANGAN 4

Data Kelas : Kelas XI IS 1 SMA Negeri 3 Surakarta

Pendekatan : Make A Match

Tema Pembelajaran : Jurnal Umum dan Posting Buku Besar

Jumlah Siswa : 38 siswa

Jenis : Observasi mendalam (Siklus 2)

A. Pertemuan 1

Hari / tanggal : Rabu, 3 Februari 2010

Waktu : 12.00-13.30

Deskripsi:

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka

dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Pada pertemuan tersebut semua

siswa hadir. Sebelum menyampaikan materi, peneliti berusaha menciptakan

situasi kelas yang kondusif agar siswa merasa nyaman selama proses

pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti membagikan hand out dengan

meminta bantuan dua orang siswa untuk membagikannya. Setelah semua

siswa memperoleh hand out peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai

dalam pembelajaran dan mengulang kembali mengenai pendekatan Make A

Match kemudian peneliti menjelaskan materi buku besar 4 kolom beserta cara

mempostingnya.

Selanjutnya guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai

siswa menemukan pasangannya dalam waktu 20 menit. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu

mencari pasangan selama 20 menit selesai, guru melakukan pembahasan

apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.

Terdapat 4 pasangan yang salah mencocokkan dan mendapat hukuman sesuai

dengan kesepakatan bersama yaitu berpantun di depan kelas. Dengan

133

135

demikian dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan.

Karena waktu tersisa 15 menit, guru menutup pertemuan tersebut dengan

terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan

memberi kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas. Ternyata

siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas terlihat dari

tidak adanya satupun siswa yang berani bertanya pada guru. Guru kemudian

mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi

tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada

pertemuan berikutnya setiap siswa harus mengajar teman-temannya dalam

kelompok kecil atau pasangannya. Kemudian guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam penutup.

B. Pertemuan 2

Hari / tanggal : Sabtu, 6 Februari 2010

Waktu : 08.30-10.15

Deskripsi:

Guru seperti biasa sebelum memulai pembelajaran mengucapkan salam

pembuka dan mengecek kehadiran siswa. Guru berusaha menciptakan situasi

pembelajaran yang kondusif. Pada pertemuan itu terdapat 2 siswa yang tidak

hadir yaitu Anggi Pratama Eka Putra tanpa keterangan dan Aditya Yudistira

dikarenakan sakit. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa mengikuti

pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah disampaikan

sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi posting ke dalam

buku besar 4 kolom.

Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang aktif dengan memulai

melaksanakan pendekatan Make A Match, diawali dengan membagikan kartu

soal dan jawaban untuk dicocokkan siswa kemudian mengkondisikan siswa

yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. Terlihat beberapa

siswa sudah berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.Seperti

pertemuan sebelumnya, setelah semua menemukan pasangannya dilakukan

136

pembahasan, bagi yang salah dikenai hukuman sesuai kesepakatan bersama.

Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

Guru menutup pertemuan kedua dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan

kelompok yang aktif dan dapat bekerja sama dengan baik. terGuru kemudian

mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang menjadi

tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar karena pada

pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam penutup.

C. Pertemuan 3

Hari / tanggal : Rabu, 10 Februari 2010

Waktu : 12.00-13.30

Deskripsi:

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka

dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran. Pada pertemuan itu semua siswa

hadir dalam pembelajaran. Setelah itu, peneliti memotivasi siswa agar siswa

mengikuti pelajaran dengan baik serta mengulas pelajaran yang telah

disampaikan sebelumnya yang dilanjutkan dengan penyampaian materi

selanjutnya yaitu posting ke dalam buku besar bentuk 4 kolom.

Pada pertemuan ini Guru memulai dengan membagikan print out materi

posting buku besar untuk lebih dipahami siswa kemudian menjelaskan materi

tersebut. Kemudian guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk

dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban sampai

siswa menemukan pasangannya dalam waktu 15 menit. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk semeja. Setelah waktu

mencari pasangan selama 15 menit selesai, guru melakukan pembahasan

apakah sudah cocok dan benar pasangan antara soal dan jawaban tersebut.

Guru juga berusaha menguji capaian konsep siswa dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan lisan, menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan

137

atau menanggapi soal di depan kelas dan memberi latihan terkontrol selama

20 menit dan dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi bersama. Setelah

selesai menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru meminta siswa yang

duduk dengan pasangannya tersebut untuk dapat saling bekerja sama

menjelaskan mengenai materi sampai keduanya menguasai konsep materi

tersebut. Selama pembelajaran dengan pendekatan Make A Match ini dimulai

peneliti dan guru mengamati capaian indikator penguasaan konsep masing-

masing siswa.

Guru menutup pertemuan ketiga dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran saat itu. Guru juga memberi penghargaan kepada pasangan-

pasangan kelompok karena keaktifan setiap anggotanya dalam kegiatan

mengerjakan soal, mengemukakan pendapat, menjawab setiap pertanyaan

yang muncul dengan tepat, dan kekompakan anggotanya dalam kegiatan di

pasangan kelompok. Di akhir pembelajaran guru juga mengingatkan siswa

bahwa pada pertemuan berikutnya hari Sabtu 13 Februari 2010 akan diadakan

tes evaluasi dan diharapkan semua siswa untuk masuk. Dan sebelum

meninggalkan kelas, guru mengucapkan salam penutup.

D. Pertemuan 4

Hari / tanggal : Sabtu, 13 Februari 2010

Waktu : 08.30-10.15

Deskripsi:

Guru membuka pertemuan keempat didahului dengan salam pembuka dan

mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut semua siswa hadir.

Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi.

Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing dengan rapi dan tertib.

Guru dibantu oleh 2 siswa membagikan soal tes dan format lembar kerja siswa

untuk mempermudah dan mempercepat pengerjaan. Guru dan peneliti

bersama-sama mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk tidak bekerja

sama dengan teman yang lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes

tersebut selama 45 menit. Guru berpesan kepada para siswa agar mengerjakan

138

tes dengan tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan teman yang

lain. Guru menunggu di belakang dan peneliti di depan kelas untuk

mengawasi jalannya tes. Pada saat berlangsungnya tes ada dua siswa yang

berusaha bekerja sama yaitu Nathania dan Herindro, maka guru menegur

kedua siswa tersebut. Kemudian peneliti memperingatkan jika ada siswa yang

mencontek atau bekerjasama dalam mengerjakan tes maka peneliti akan

mengurangi nilainya sebanyak 10 point.

Setelah waktu tes dinyatakan habis, guru dibantu peneliti mengumpulkan

lembar jawaban saat itu juga, kemudian guru membahas soal tes supaya

diketahui letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga

dapat diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup

pembelajaran saat itu dengan salam penutup.

Refleksi:

Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu pembelajaran

di kelompoknya. Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan I terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti

mengulangi penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan diskusi di

kelompok ahli. Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan,

yaitu masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi di kelompoknya.

Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai

terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,71. Siswa yang sudah

mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 33 siswa (86,8% dari 38 siswa)

dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan

sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 69,76 dan hanya dicapai 22

siswa (33,33% dari 36 siswa). Nilai tersebut sudah diatas nilai standar KKM.

Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti

bahwa penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep

siswa, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.

139

Guru mendemonstrasikan materi dan mengawasi jalannya KBM

Keaktifan siswa mencocokkan kartu soal dan kartu jawaban

Guru ikut mengamati siswa mengerjakan soal latihan mandiri

140

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II

(RPP)

Mata Pelajaran : Akuntansi

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Surakarta

Kelas / Semester : XI IS 1/ 1

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Standar Kompetensi:

Memahami tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Kompetensi Dasar:

1. Mencatat transaksi atau dokumen ke dalam jurnal umum.

2. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar

Indikator:

1. Menjurnal transaksi keuangan

2. Memahami pengertian dan fungsi dari Buku Besar

3. Mengetahui macam-macam bentuk Buku Besar

4. Memahami format Buku Besar bentuk T, bentuk 2 kolom, bentuk 3 kolom

dan bentuk 4 kolom.

5. Mengetahui langkah-langkah posting dari Jurnal Umum ke Buku Besar

bentuk 4 kolom/bersisa.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menganalisis jurnal umum.

2. Siswa mampu mencatat transaksi dalam jurnal umum.

3. Menjelaskan pengertian dan fungsi Buku Besar.

4. Menyebutkan bentuk-bentuk / format Buku Besar.

139

141

5. Membuat format buku Besar bentuk T, 2 kolom, 3 kolom dan 4

kolom.

6. Memposting dari Jurnal Umum ke dalam Buku Besar.

II. MATERI POKOK

1. Jurnal Umum (Langkah-langkah mencatat transaksi ke dalam jurnal)

2. Buku Besar bentuk 4 kolom.

III. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Make A Match

2. Metode : Ceramah, diskusi,tanya jawab dan demonstrasi

V. LANGKAH-LANGKAH

1. Pertemuan 1( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan mengenai pentingnya jurnal umum.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran

yang akan digunakan dan tujuannya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi jurnal umum untuk lebih

dipahami siswa kemudian menjelaskan materi tersebut.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya

untuk duduk semeja.

(d) Mengadakan latihan terkontrol pada siswa.

142

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

2. Pertemuan 2( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Menjelaskan mengenai buku besar.

(d) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran

yang akan digunakan dan tujuannya

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan print out materi buku besar untuk lebih dipahami

siswa kemudian menjelaskan materi mengenai pengertian dan

manfaat buku besar serta bentuk-bentuk buku besar.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya

untuk duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

143

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih mengajar di rumah dengan

materi yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

3. Pertemuan 3( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa untuk belajar aktif.

(c) Menyampaikan penjelasan mengenai model pembelajaran

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan dan tujuannya.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi buku

besar yaitu dilanjutkan mengenai posting ke dalam buku besar

untuk lebih dipahami siswa.

(b) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan

masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban.

(c) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya

untuk duduk semeja.

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Pembahasan secara bersama-sama.

(b) Memberi kesempatan untuk bertanya seputar kegiatan

pembelajaran.

(c) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(d) Mengingatkan siswa untuk berlatih di rumah dengan materi

yang menjadi tugasnya untuk memperlancar pertemuan

berikutnya.

(e) Menutup dengan salam.

144

4. Pertemuan 4( 2x45 menit)

a) Kegiatan awal (15 menit)

(a) Mengucapkan salam pembuka dilanjutkan presensi kehadiran

siswa kemudian membahas pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya secara singkat.

(b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan

memotivasi siswa belajar aktif.

b) Kegiatan inti (55 menit)

(a) Membagikan format lembar kerja siswa untuk mempermudah

pengerjaan soal.

(b) Memberikan soal latihan mandiri pada siswa.

(c) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban yang benar pada

soal latihan mandiri.

(d) Menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan akhir (20 menit)

(a) Mengadakan evaluasi mengenai pembelajaran selama siklus II.

(b) Mengucapkan salam penutup

VIII. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR

1. Lembar soal siswa

2. Spidol

3. Whiteboard

IX. PENILAIAN

1. Aspek yang dinilai : Keaktifan di dalam kelas saat KBM.

2. Jenis tagihan : Tes Tertulis

3. Bentuk soal : Uraian (Terlampir)

X. REFERENSI

1. Akuntansi Penerbit Yudistira terbaru

2. Dasar-dasar Akuntansi Keuangan Penerbit UNS Press

3. Buku Praktikum Akuntansi UNS

4. Form Latihan Kerja Siswa dan Soal

145

MATERI AJAR

JURNAL UMUM

A. Pengertian Jurnal

Jurnal berasal dari kata „journal‟ (bahasa Perancis) yang artinya buku

harian. Jurnal adalah alat yang digunakan untuk mencatat transaksi

perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan menunjukkan akun

yang harus di debet dan di kredit beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal

disebut juga „book of original entry‟ (buku catatan pertama), karena setiap

transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus dicatat dahulu dalam jurnal

sebelum dibukukan dalam buku besar.

B. Fungsi Jurnal

Jurnal memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi mencatat

Jurnal merupakan alat untuk mencatat semua transaksi yang terjadi secara

keseluruhan berdasarkan bukti dokumen yang ada.

2. Fungsi historis

Jurnal merupakan alat untuk mencatat semua transaksi yang terjadi sesuai

dengan urutan waktunya (kronologis).

3. Fungsi analisis

Jurnal merupakan hasil analisis dari bukti-bukti transaksi sehingga jelas

letak debet / kredit dari akun yang akan dicatatkan beserta jumlahnya.

4. Fungsi instruktif

Jurnal merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan pemindahbukuan

(posting)ke dalam buku besar.

5. Fungsi informatif

Jurnal memberikan informasi mengenai transaksi yang terjadi sehingga

kegiatan perusahaan terlihat jelas.

C. Bentuk Jurnal

Secara umum bentuk jurnal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

144

146

1. Jurnal Umum

Apabila transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua

kolom, debet dan kredit, sudah cukup sebagai pencatatan pertama akuntansi.

Jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis

transaksi yang terjadi, dan apabila perusahaan menggunakan jurnal khusus

maka jurnal umum digunakan mencatat transaksi yang tidak dapat

dicatatkan ke dalam salah satu jurnal khusus yang ada.

2. Jurnal Khusus

Apabila transaksi perusahaan makin banyak dan berulang kali terjadi

dengan frekuensi yang tinggi seperti pembelian, penjualan, penerimaan kas,

dan pengeluaran kas, diperlukan jurnal khusus untuk melakukan pencatatan

transaksi demikian.

Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap

transaksi yang sejenis dan berulang kali terjadi.

D. Bentuk Jurnal Umum

Bentuk kolom jurnal umum Halaman:

Tanggal Keterangan / Akun Ref Debet Kredit

Keterangan :

1. Lajur tanggal : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara

kronologis

2. Lajur keterangan : diisi nama perkiraan yang harus di debet dan di

kredit . perkiraan yang di debet ditulis dulu,kemudian perkiraan kredit

ditulis dibawahnya agak menjorok ke kanan.

3. Lajur referensi : diisi dengan nomor perkiraan akun

4. Kolom debet :digunakan untuk mencatat nilai transaksi.

5. Kolom kredit :digunakan untuk mencatat nilai transaksi.

6. Lajur halaman : Halaman digunakan sebagai ref. pada buku besar.

147

E. Langkah-langkah Menjurnal

Kolom tanggal, diisi sebagai berikut:

a. Tahun terjadinya transaksi, ditulis di bagian atas pada setiap halaman.

b. Bulan terjadinya transaksi, ditulis di bawah tahun pada setiap hlaman,

c. Tanggal terjadinya transaksi, ditulis pada baris pertama yang digunakan

untuk mencatat setiap transaksi.

Kolom akun/keterangan, diisi sebagai berikut:

a. Akun yang harus di debet, ditulis rapat ke garis kolom tanggal.

b. Akun yang harus di kredit, ditulis di bawah akun yang di debet,

penulisannya agak ke sebelah kanan.

c. Penjelasan singkat tentang transaksi. Penjelasan ini dapat ditulis di bawah

setiap ayat jurnal. Untuk setiap transaksi yang sifatnya sudah jelas,

penjelasannya ini biasanya ditiadakan.

Kolom ref., diisi dengan kode akun yang bersangkutan. Lajur ini digunakan

apabila jumlah debet dan kredit sudah dibukukan pada buku besar yang

bersangkutan.

Kolom debet, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus dibukukan

pada sisi kiri. Kata debet sering disingkat Dr. yang diambil dari bahasa Latin

“Debere”.

Kolom kredit, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus

dibukukan pada sisi kanan. Kata debet sering disingkat Cr. yang diambil dari

bahasa Latin “Credere”.

148

BUKU BESAR

1. Pengertian buku besar

Buku besar adalah Kesatuan akun yang saling berkaitan satu dengan

yang lain.

Akun adalah formulir untuk mencatat setiap perubahan jenis harta, utang,

dan modal yang ditimbulkan oleh transaksi yang terjadi dalam

perusahaan

Golongan Akun

a. Golongan akun Riil : akun neraca,utang, modal

b. Golongan akun nominal : akun pendapatan dan beban

2. Bentuk-bentuk buku besar

Bentuk akun :

a. Bentuk T

Debet No dan Nama akun Kredit

b. Bentuk 2 Kolom

Nama Akun No.Akun

Tgl keterangan Ref Debet Tgl keterangan Ref Kredit

149

c. Bentuk 3 kolom

Nama Akun No.Akun

Tgl keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo

d. Bentuk 4 kolom

Nama Akun No.Akun

Tgl keterangan Ref Debet Kredit Saldo

debet kredit

Penjelasan bentuk akun:

a. Nama akun diisi dengan nama akun, maisal kas,modal dll

b. Nomor akun diisi dengan nomor kode yang telah ditetapkan untuk

akkun tersebut

c. Kolom tgl diisi dengan tanggal terjadinya transaksi

d. Kolom keterangan diisi dengan ket singkat pada jurnal

e. Kolom ref diisi dengan halaman jurnal dari mana transaksi tersebut

dipindah

f. Kolom debet dan kredit diisi dengan jumlah transaksiyang ada

dalam jurnal

Tata cara posting ke buku besar

Tata cara pemostingan dari jurnal ke akun buku besar ;

1. Pindahkan tanggal yang terdapat dalam jurnal ke kolom tanggal pada akun

buku besar

2. pindahkan keterangan singkat yang terdapat pada kolom jurnal ke dalam

keterangan dalam akun

3. pindahkan halaman jurnal ke kolom ref di akun

150

4. Pindahkan jumlah debet dan kredit ke dalam kolom debet akun dan kolom

kredit yang bersangkutan

Proses posting dapat digambarkan sebagai berikut:

151

Soal latihan mandiri siklus II

Berikut adalah transaksi yang terjadi di perusahaan „ Usaha Reparasi Arshofyn‟

pada bulan Oktober 2006 tanggal:

a) 1 Oktober, Tuan Arshofyn menyetor uang pribadinya sebesar

Rp.5.000.000 sebagai modal perusahaan

b) 2 Oktober dibayar sewa toko untuk masa 6 bulan sebesar Rp.1.200.000

c) 3 Oktober dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.100.000

d) 5 Oktober dibeli peralatan took sebesar Rp.2.000.000, . untuk pembelian

ini, Tuan Arshofyn membayar tunai Rp.1.000.000, dan sisanya dibayar

kemudian.

e) 8 Oktober dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.300.000

f) 10 Oktober diterima secara tunai pembayaran untuk jasa perbaikan sebuah

televise sebesar Rp.300.000

g) 12 Oktober dibayar sebagian utang atas pembelian peralatan toko tanggal

5 Oktober sebesar Rp.500.000

h) 15 Oktober dibayar gaji pegawai untuk tengah bulan pertama sebesar

Rp.300.000

i) 18 Oktober diterima hasil kerja untuk perbaikan CD Player sebesar

Rp.400.000. Diterima tunai Rp.200.000 sementara sisanya dibayar

kemudian

j) 20 Oktober dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp. 200.000

k) 25 Oktober diterima pendapatan usaha atas jasa perbaikan lemari es

sebesar Rp.2.000.000 . dengan rincian diterima sebesar Rp.1.700.000 dan

sisanya dibayar kemudian

l) 28 Oktober dibayar lunas utang atas pembelian peralatan tanggal 5

Oktober 2006

m) 30 Oktober dihitung perlengkapan yang digunakan selama 1 bulan sebesar

Rp.400.000

n) 30 Oktober dibayar gaji karyawan untuk tengah bulan kedua sebesar

Rp.300.000

o) 30 Oktober dibayar beban listrik, air, telepon sebesar Rp.300.000

p) 31 Oktober Tuan Arshofyn mengambil uang untuk keperluan pribadi

sebesar Rp. 100.000

q) 31 Oktober dibayar gaji pegawai sebesar Rp.450.000

r) 31 Oktober diterima tunai pendapatan jasa sebesar Rp.1.500.000

s) 31 Oktober diambil uang kas untuk keperluan pribadi pemilik sebesar

Rp. 500.000

Dari Transaksi tersebut, buatlah:

1. jurnal umum

2. posting jurnal umum ke dalam buku besar bentuk bersisa / 4 kolom

Selamat Mengerjakan

150

152

Jawaban soal latihan mandiri siklus II

Usaha Reparasi Arshofyn

Jurnal Umum

Per 31 Oktober 2006

Halaman 1

Tanggal Keterangan/akun Ref Dedit(Rp) Kredit (Rp)

2006

Oktober

1 Kas 111 5.000.000

Modal Tn, Arshofyn 311 5.000.000

2 Sewa dibayar dimuka 113 1.200.000

Kas 111 1.200.000

3 Perlengkapan 125 100.000

Kas 111 100.000

5 Peralatan 122 2.000.000

Kas 111 1.000.000

Utang usaha 211 1.000.000

8 Perlengkapan 125 300.000

Kas 111 300.000

10 Kas 111 300.000

Pendapatan jasa 221 300.000

12 Utang usaha 211 500.000

Kas 111 500.000

15 Beban gaji 511 300.000

Kas 111 300.000

18 Kas 111 200.000

Piutang usaha 112 200.000

Pendapatan jasa 221 400.000

20 Perlengkapan 125 200.000

Utang usaha 211 200.000

25 Kas 111 1.700.000

Piutang usaha 112 300.000

Pendapatan jasa 221 2.000.000

28 Utang usaha 211 500.000

Kas 111 500.000

30 Beban perlengkapan 513 400.000

Perlengkapan 125 400.000

30 Beban gaji 511 300.000

Kas 111 300.000

30 Beban rupa-rupa 514 300.000

Kas 111 300.000

31 Prive 312 100.000

Kas 111 100.000

31 Beban gaji 511 450.000

Kas 111 450.000

31 Kas 111 1.500.000

Pendapatan jasa 221 1.500.000

31 Prive 312 500.000

Kas 111 500.000

Jumlah 16.350.000 16.350.000

153

Usaha Reparasi Arshofyn

Buku Besar

Per 31 Oktober 2006

Kas No.111

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

1 JU.1 5.000.000 5.000.000

2 JU.1 1.200.000 3.800.000

3 JU.1 100.000 3.700.000

5 JU.1 1.000.000 2.700.000

8 JU.1 300.000 2.400.000

10 JU.1 300.000 2.700.000

12 JU.1 500.000 2.200.000

15 JU.1 300.000 1.900.000

18 JU.1 200.000 2.100.000

25 JU.1 1.700.000 3.800.000

28 JU.1 500.000 3.300.000

30 JU.1 300.000 3.000.000

30 JU.1 300.000 2.700.000

31 JU.1 100.000 2.600.000

31 JU.1 450.000 2.150.000

31 JU.1 1.500.000 3.650.000

31 JU.1 500.000 3.150.000

Piutang usaha No.112

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

18 JU.1 200.000 200.000

25 300.000 500.000

154

Sewa dibayar dimuka No.113

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

2 JU.1 1.200.000 1.200.000

Perlengkapan No.125

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

3 JU.1 100.000 100.000

8 JU.1 300.000 400.000

20 JU.1 200.000 600.000

30 JU.1 400.000 200.000

Peralatan No.122

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

5 JU.1 2.000.000 2.000.000

Utang usaha No.211

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

5 JU.1 1.000.000 1.000.000

12 JU.1 500.000 500.000

20 JU.1 200.000 700.000

28 JU.1 500.000 200.000

155

Pendapatan jasa No.221

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

10 JU.1 300.000 300.000

18 JU.1 400.000 700.000

25 JU.1 2.000.000 2.700.000

31 JU.1 1.500.000 4.200.000

Modal No.311

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

1 JU.1 5.000.000 5.000.000

Prive No.312

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

31 JU.1 100.000 100.000

31 JU.1 500.000 600.000

Beban gaji No:511

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

15 JU.1 300.000 300.000

30 JU.1 300.000 600.000

31 JU.1 450.000 1.050.000

156

Beban perlengkapan No:513

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

30 JU.1 400.000 400.000

Beban rupa-rupa No:514

Tanggal Keterangan Ref Debet(Rp) Kredit(Rp) Saldo

Debet(Rp) Kredit(Rp)

2006

Okt

30 JU.1 300.000 300.000

157

Soal latihan terkontrol siklus II

Berikut adalah transaksi yang terjadi di „Bengkel Azka‟ pada bulan Januari 2004

januari 1, Azka menginvestasikan uang sebesar Rp.5.000.000 dan

kendaraan seharga Rp.15.000.000 sebagai modal

3, Dibeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp.150.000

4, Dibeli peralatan seharga Rp.4.000.000 dibayar tunai sebesar

Rp.500.000 sisanya dibayar kemudian

5, Dibayar dimuka sewa tempat sebesar Rp. 600.000 untuk masa 1

tahun

8, Dibayar rekening listrik, air , telepon untuk bulan januari

sebesar Rp.125.000

10,Diterima pendapatan jasa bengkel sebesar Rp.1.500.000

14,Dibayar beban pemasangan iklan sebesar Rp.150.000 untuk 6

kali penerbitan

16,Dibayar premi asuransi sebesar Rp.120.000

21,Diterima pinjaman dari Bank BNI sebesar Rp.5.000.000

25,Diambil uang tunai Rp.500.000 untuk keperluan pribadi pemilik

Dari transaksi tersebut, buatlah jurnal umum!

156

158

Jawaban soal latihan terkontrol siklus II

Usaha bengkel Azka

Jurnal Umum

Halaman 1

tanggal Keterangan / akun Ref Debet (Rp) Kredit(Rp)

2004

Januari

2

3

4

5

8

10

14

16

21

25

Kas

Kendaraan

Modal Azka

Perlengkapan

Kas

Peralatan toko

Kas

Utang usaha

Sewa dibayar dimuka

Kas

Biaya listrik, air,

telepon

Kas

Kas

Pendapatan jasa

Iklan dibayar dimuka

Kas

Beban asuransi

Kas

Kas

Utang bank

Prive Azka

Kas

Jumlah

5.000.000

15.000.000

150.000

4.000.000

600.000

125.000

1.500.000

150.000

120.000

5.000.000

500.000

32.145.000

20.000.000

150.000

500.000

3.500.000

600.000

125.000

1.500.000

150.000

120.000

5.000.000

500.000

32.145.000

159

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI

PENDEKATAN MAKE A MATCH

Mata Pelajaran : Akuntansi

Pokok Bahasan : Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Sub Pokok Bahasan : Jurnal Umum dan Posting Buku Besar

Kelas/Semester : XI IS 1/I

Tanggal : 3, 6, 10 dan 13 Februari 2010

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Tempat : SMA Negeri 3 Surakarta

Petunjuk : Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai

II. TINDAK MENGAJAR

No. Komponen Aspek yang diamati Ya Tidak

1.

PENDAHULUAN

Memotivasi siswa

1.1.Menyampaikan tujuan pembelajaran

1.2.Menciptakan persaingan diantara

siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa

1.3.Menggunakan kegiatan-kegiatan yang

menarik dan menimbulkan keaktifan

siswa

1.4.Membangkitkan rasa ingin tahu

1.5.Menumbuhkan kesadaran kepada

siswa tentang arti pentingnya belajar

2. Apersepsi 2.1.Materi pengait sesuai dengan materi

yang dibahas

2.2.Materi pengait sesuai materi yang

dibahas tetapi tidak mendapat respon

158

160

siswa

3. Tujuan 3.1.Siswa mampu menganalisis jurnal

umum.

3.2.Siswa mampu mencatat transaksi

dalam jurnal umum.

3.3.Siswa-siswa diharapkan mampu

menjelaskan pengertian dan fungsi

Buku Besar.

3.4.Siswa-siswa diharapkan mampu

menyebutkan bentuk-bentuk / format

Buku Besar.

3.5. Siswa diharapkan mampu membuat

format buku Besar bentuk T, 2

kolom, 3 kolom dan 4 kolom.

3.6. Siswa-siswa diharapkan mampu

memposting dari Jurnal Umum ke

dalam Buku Besar.

4.

PENGEMBANG

AN

Membimbing siswa

dalam belajar

4.1.Mengawali masalah pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari

4.2.Mengaitkan masalah pembelajaran

aktif dengan materi

4.3.Siswa diberikan kesempatan untuk

menyelesaikan masalah akuntansi

berdasarkan pengetahuan yang

mereka miliki

4.5.Membimbing siswa-siswa dalam

menemukan suatu konsep akuntansi

4.6.Membimbing siswa-siswa dalam

menggunakan alat peraga

161

5. Menggunakan alat

peraga dan media

gambar

5.1.Cara penggunaan alat peraga dengan

tepat

5.2.Membantu pemahaman siswa

5.3.Menarik perhatian siswa

6. Mengadakan

variasi dalam

membimbing siswa

6.1.Sikap bersahabat

6.2.Berbicara dengan sopan kepada siswa

6.3.Menghargai setiap apapun perbedaan

pendapat siswa

6.4.Membantu siswa yang mendapat

kesulitan

6.5.Mendorong siswa menumbuhkan

kepercayaan kepada diri sendiri

6.6.Menggunakan kata-kata yang halus

dalam menegur siswa

7. Menumbuhkan

suasana siswa

terlibat secara aktif

7.1.Mengajukan pertanyaan terbuka

selama pengembangan

7.2.Mendorong mengemukakan idenya

7.3.Mendorong terjadinya tukar pendapat

antara siswa dengan guru

7.4.Mendorong siswa untuk berani

menerangkan pekerjaan kepada

teman-temannya

7.5.Sebagian besar siswa terlibat diri

dalam kegiatan belajar

8. Memberi

penguatan

8.1.Memberi penguatan terhadap tingkah

laku siswa yang baik

8.2.Memberi semangat kepada siswa

yang belum berhasil

8.3.Penguatan bervariasi diberikan secara

wajar pada waktu yang tepat

162

9. Pendekatan Make A

Match

9.1.Melatih siswa belajar mandiri

9.2.Kemampuan keaktifan siswa semakin

berkembang

9.3.Mempertinggi kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah

10.

PENERAPAN

Latihan Terkontrol

10.1.Tugas diarahkan dengan jelas

10.2.Membimbing dan memudahkan

belajar siswa

10.3.Menumbuhkan kerjasama antar

siswa dalam belajar

10.4.Menumbuhkan inisiatif siswa dalam

belajar

11. Latihan Mandiri 11.1.Komunikasi antar pribadi sangat

hangat.

11.2.Merespon setiap pendapat siswa

11.3.Membimbing siswa belajar

11.4.Mendorong siswa untuk berkreasi

belajar

11.5.Menumbuhkan kepercayaan siswa

terhadap diri sendiri

12.

PENUTUP

Kesimpulan

12.1.Kesimpulan materi jelas dan

mencakup seluruh inti materi

12.2.Siswa terlibat aktif dalam membuat

kesimpulan

13. Tindak Lanjut 13.1Mengevaluasi kemampuan siswa

13.2.Menyarankan agar materi dipelajari

di rumah

13.3.Menyarankan agar siswa

163

mempelajari terlebih dahulu materi

selanjutnya

II. TINDAK BELAJAR

No. Komponen Aspek yang Diamati Jumlah

Siswa( % )

1. Keaktifan Siswa 1.1 Keberanian siswa mengerjakan

soal di depan kelas.

1.2 Keaktifan siswa mengemukakan

pendapat di kelas.

1.3 Keberanian menanggapi atau

mengajukan pertanyaan di kelas.

1.4 Mengerti dan dapat melakukan

langkah Make A Match.

1.5 Siswa dapat menjalin kerjasama

dalam belajar kelompok.

30 siswa

(78,9%)

34 siswa

(89,5%)

29 siswa

(76,3%)

31 siswa

(81,6%)

32 siswa

(84,2%)

2. Prestasi Belajar 2.1.Kemampuan siswa mengerjakan

soal dengan benar dan mencapai

standar KKM (70).

33 siswa

(86,8%)

Guru Akuntansi

Dyah Retnaningsih S.Pd

Peneliti

Ema Dwi Ningrum

164

PERIJINAN