Upaya Pengembangan Kedisiplinan

download Upaya Pengembangan Kedisiplinan

If you can't read please download the document

description

Proposal Skripsi

Transcript of Upaya Pengembangan Kedisiplinan

1BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dijadikan salah satu alat untuk membentuk pribadi manusia sangatlah perlu dimasuki tentang pengetahuan kedisiplinan, karena kedisiplinan sangatlah perlu ditanamkan disetiap pribadi manusia. Manusia akan selalu bisa mengendalikan dan mengontrol apa yang akan dilaksanakannya hanya dengan melalui kehidupan yang teratur dan disiplin. Pentingnya pendidikan kedisiplinan, itu disebabkan karena manusia tanpa hidup dengan teratur dan disiplin maka hidupnya akan merugi. Kita semua telah mengerti dan mengetahui bahwa sesuatu kebaikan yang datangnya terlambat akan sia-sia adanya,. Oleh karena itu kita sebagai manusia harus menjunjung tinggi dan menghargai waktu. Hidup disiplin memang sangat perlu dilatih dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan kebiasaan tersebut manusia akan benarbenar terlatih dan dapat merasakan hidup yang berarti, manusia juga akan selalu mendapatkan kepercayaan dari sesamanya dikarenakan rasa disiplin dan tanggungjawabnya yang tinggi. Sikap disiplin yang kokoh akan selalu memancing datangnya rasa tanggungjawab yang tinggi dari diri manusia dalam setiap melaksanakan tugas atau tanggungjawab kehidupannya. Allah SWT telah mendidik dan melatih manusia dalam kehidupan sehari-harinya untuk hidup disiplin yaitu melalui perintahnya untuk selalu menjalankan ibadah sholat fardlu lima waktu dengan baik dan tepat waktu,. Jadi memang sangatlah penting bagi kita untuk selalu disiplin dalam segala hal, yaitu disiplin waktu, disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, serta disiplin dalam berinteraksi dengan Sang Kholiq maupun dengan makhuluq sesamanya. Namun pentingnya peranan kedisiplinan dalam kehidupan manusia jarang diperhatikan, sehingga pendidikan dan aplikasi tentang disiplin sangat jarang sekali diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata disiplin merupakan hal yang mudah diucapkan tetapi cukup sulit untuk diterapkan.Oleh karena itu dalam pengembangan kedisiplinan sangat perlu adanya upaya pengembangan kedisiplinan yang baik dan terencana. Selain itu sudah seharusnya kita semua sadar bahwa dalam hal kedisiplinan bangsa Indonesia masih belum maksimal bahkan masih tergolong pada tingkat yang lemah, kemudian kita juga harus mengetahui faktor penghambat dan pendukung akan pengembangan kedisiplinan ini. Semua ini dilaksanakan demi pertumbuhan kehidupan manusia dan peningkatan harkat dan martabat bangsa dan Negara. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa disiplin adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu dengan berdasar pada beberapa pemikiran diatas, maka penulis terdorong untuk mengamati dan mengkaji lebih jauh tentang UPAYA PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 PAPAR . Ruang Lingkup Ruang lingkup yang sekaligus obyek penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Papar. Agar pembahasan dalam penulisan ini bisa jelas dan terarah maka penulis memberi batas terhadap permaslahan yang akan penulis teliti, yaitu : Bagaimana Upaya pengembangan kedisiplinana peserta didik di SMP Negeri 1Papar ? Bagaimana aplikasi Upaya pengembangan kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri 1Papar ? Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pengembangan kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri 1 Papar ? Pembatasan Masalah Dari beberapa uraian pemikiran yang telah penulis rangkum pada latar belakang diatas, terdapat permasalahan sebagai berikut : Upaya pengembangan pendidikan kedisiplinan yang ada di SMP Neger 1 Papar yang meliputi : Tujuan dan target, strategi, guru, media/alat Aplikasi Upaya pengembangan kedisiplinan di SMP Negeri 1 Papar. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kedisiplinan di SMP3Negeri 1 Papar. Tujuan Penelitian Tujuan adalah merupakan target yang hendak dicapai dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan penulis diatas, tujuan penulis adalah : Mendiskripsikan data Upaya pengembangan kedisiplinan di SMP Negeri 1 Papar Untuk mengetahui aplikasi data Upaya pengembangan kedisiplinan di SMP Negeri 1 Papar Untuk mengetahui data faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pengembangan kedisiplinan di SMP Negeri 1 Papar Kegunaan Penelitian Adapun keguanaan penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut : Bagi Peneliti Sebagai pengetahuan peneliti dan sekaligus pengalaman dalam menyusun karya ilmiah Bagi Lembaga Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan untuk selalu lebih maju dan berkembang dengan konsep-konsep yang baru dan sebagai informasi khususnya bagi SMP Negeri 1 Papar, dan umumnya bagi penyelenggara pendidikan formal untuk selalu mengembangkan lembaga pendidikannya dan mengembangkan Upaya kedisiplinan kedisiplinan.BAB II LANDASAN TEORIPengertian Disiplin Pengertian Disiplin Disiplin merupakan suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendi kehidupannya, yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya, bahkan alam sekitarnya. Charles Schaefer mengemukakan bahwa disiplin itu adalah ruang mencakup setiap penyajian, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa (Chales Schaefer, 1986: 3). Dalam arti yang lebih luas disiplin berarti setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk menolong anak mempelajari cara-cara menghadapi tuntutan yang datang dari lingkungannya dan juga cara-cara menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang mungkin diajukan terhadap lingkungannya. (Alex Sobur, 1991: 144) Disiplin itu lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap seseorang didalam sistem nilai budaya yang telah ada didalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, yakni sikap yang telah ada pada diri manusia dan system nilai budaya yang ada didalam masyarakat. Sikap atau attitude tadi merupakan unsur yang hidup didalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan system budaya nilai (cultural value system) merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagi pedoman bagi kelakuan manusia. Disiplin adalah suatu perubahan tingkah laku yang teratur dalam menjalankan tugastugasnya atau pekerjaannya, yang tidak melanggar sebuah aturan yang telah disepakati bersama. Sikap disiplin itu muncul pada diri sendiri untuk berbuat sesuai dengan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan (Suryaningsih, 2004: 25) Upaya Pengembangan Disiplin5Ada beberapa upaya untuk mengembangkan disiplin yang baik kepada siswa diantaranya adalah : Perencanaan: ini meliputu membuat aturan dan prosedur dan menentukan konsekwensi untuk aturan yang dilanggar. Mengajar siswa: Bagaimana mentaati aturan, dan salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua kejadian, merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul. Sedangkan untuk menanamkan kedisiplinan masa remaja maka para pendidik perlu mengetahui bagaimana kondisi perkembangan jiwa dari remaja itu sendiri. Tujuan Diadakannya Disiplin Displin merupakan sebuah tindakan yang tidak menyimpang dari tata tertib atau aturan yang berlaku untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa disiplin sangat erat sekali hubungannya dengan peraturan, kepatuhan dan pelanggaran. Kebiasaan yang ditanam oleh orang tua dan orang-orang dewasa didalam lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi pembentukan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah. Dilembaga pendidikan pada umumnya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa biasanya ditulis dan diundangkan, disertai dengan sanksi bagi setiap pelanggarannya. Dengan demikian bila dibandingkan dengan penegakan disiplin pada lingkungan keluarga dengan lembaga pendidikan, maka penegakan kedisiplinan dilembaga pendidikan lebih keras dan kaku. Menurut Schaefer (1998: 88) tujuan disiplin ada dua macam yaitu: Tujuan jangka pendek adalah membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka Tujuan jangka panjang, perkembangan pengendalian diri sendiridan pengarahan diri sendiri (Self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan diri sendiri, tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Fungsi Disiplin Disiplin merupakan pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan seseorang yang ada dalam lembaga pendidikan untuk menciptakan dan memelihara suatu suasana bekerja efektif. Berdisiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan bentuk proses kearah pembentukan yang baik, yang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur (Liang Gie, 1975: 51). Di lembaga pendidikan sangat penting sekali dengan adanya peraturan disiplin, karena dengan peraturan disiplin tersebut seluruh warga lembaga pendidikan akan bisa melaksanakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta kehidupannya teratur. Unsur-Unsur Disiplin Dengan adanya disiplin maka setiap pribadi manusia akan bisa melaksankan tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari dengan baik, berhasil, dan sesuai dengan rencana yang diprogramkan. Setiap manusia yang memilki disiplin tinggi bisa menjunjung tinggi derajatnya sendiri. Peraturan. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan yang terjadi pada diri siswa. Dilingkungan sekolah gurulah yang diberi tanggungjawab untuk menyampaikan dan mengontrol kelakuannya dan tata tertib bagi sekolah yang bersangkutan. Menurutmu Suharsimi Arikunto, semua yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu: Perbuatan atau prilaku yang diharuskan dan yang dilarang7Akibat atau sanksi yang menjadi tanggungjawab pelaku atau yang melanggar peraturan Cara prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek yang dikenai peraturan tersebut (Suharmini Arikunto: 123) Hukuman. Purwanto (2006: 36) mengatakan bahwa hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulakan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan. Penghargaan. Anshari (1973: 159-161) berpendapat bahwa ganjaran adalah alat pendidikan yang represif yang bersifat menyenangkan, ganjaran diberikan pada anak yang mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kemajuan dan tingkahlaku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh tauladan bagi kawan-kawannya. Pujian. Pujian merupakan sebuah ganjaran yang paling ringkas dan mudah untuk diberikan. Pujian ini bisa diberikan dalam bentuk kata yaitu seperti: baik, bagus, hebat, dan sebagainya. Penghormatan. Ganjaran yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk tiga macam, yaitu: Bentuk penobatan, siswa yang mendapatkan kehormatan diumumkan didepan para siswa yang lain, baik ketika dikelas, upacara maupun acara-acara sejenis yang lain. Bentuk penghormatan, gajaran ini seperti halnya bila ada siswa yang berhasil melaksanakan tugas pelajaran dengan baik dan tepat waktu, maka ia diberi penobatan khusus dan yang terkesan lebih tinggi dari sebelumnya. Bentuk penambahan point nilai, bentuk ini diperuntukkan bagi mereka yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban belajar pada waktu keseharianya selalu menunjukkan hasil yang baik dan tidak melanggar peraturan yang berlaku,maka baginya diberikan point nilai tambahan diraportnya. Hadiah. Hadiah disini adalah sebuah ganjaran yang berupa sebuah barang. Hadiah yang berupa barang ini juga disebut dengan ganjaran materiil. Ganjaran materiil yaitu hadiah yang berupa sebuah barang, barang yang berikan bisa berupa alat belajar maupun alat kelengkapan seragam. Tanda Penghargaan. Tanda penghargaan ini lain dengan hadian yang identik dengan barang dan nilainya (materiil), namun tanda penghargaan ini lebih menitik beratkan pada nilai kesan dan nilai kenangannya. Seperti contohnya, bagi siswa yang tidak pernah terlambatselama satu tahun penuh, diberikan trophy the best dan cindera mata. Konsistensi. Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas yang mempunyai nilai mendidik, memotivasi. Memperbaiki penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Semua unsur-unsur disiplin tersebut setelah disusun dan disetujui hendaknya dijalankan sesuai dengan tata tertib yang ada.BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian.9Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab itu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Maksudnya adalah dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data teresbut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 1993: 5). Oleh karena itu, pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mencocokkan antara realitas empiric dengan teori yang telah berlaku, dengan menggunakan metode deskriptif analistik. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Menurut Sugiyono (2004, 7) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan karateristik penelitian kualitatif, kehadiran penelti di lapangan tidak mungkin ditinggalkan karena peneliti sendiri yang mengumpulkan dan mengolah data, untuk selanjutnya menyusun laporan penelitian. Perolehan data di lapangan sangat bergantung kepada hubungan baik antara peneliti dengan informan dan para pihak yang berkepentingan dengan instusi yang diteliti.Kehadiran peneliti di lapangan memperhatikan : Prinsip penghormatan pada hak asasi, privasi, dan kepentingan informan. Bekomunikasi dengan baik dengan informan sesuai dengan nilai, etika,dan peraturan yang berlaku di lingkungan setting penelitian. Mengkonfirmasikan informasi ke berbagai pihak yang berkompeten, dan berwenang, sehingga data yang diperoleh akurat. Menyamarkan identitas informan dan situs penelitian, apabila dikehendaki oleh yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan berpedoman pada asas umum penelitian, yaitu : Melindungi identitas subjek sehingga informasi yang dikumpulkan tidak merugikan mereka. Memperlakukan subjek secara terhormat dan memintia mereka berkooperasi dalam kegiatan penelitian. Menjelaskan mengenai apa saja batasan dari persetujuan pada saat negoisasi ijin untuk melakukan penelitian dan peneliti harus mematuhi kontrak itu. Menceritakan dengan benar ketika penelita menulis dan melaporkan temuannya. Tahapan Penelitian Didalam melaksanakan penelitian ini, Peneliti melaksanakanya melalui beberapa tahapan yaiti : Tahap Pra-Lapangan Menyusun rencana penelitian Memilih lapangan penelitian Menjajaki dan menilai keadaan lapangan Memilihan memanfaatkan informan Mengurus perizinan Menyiapkan perlengkapan penelitian Persiapan etika11Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Papar tepatnya di Jalan Raya Papar, Kabupaten Kediri. Peneliti mengambil lokasi ini karena selain Lembaga ini sudah berstatus Negeri, Lembaga ini juga merupakan lembaga yang maju yang ada di Papar.2. Waktu Penelitian Untuk waktu penelitian peneliti atau penulis akan segera melaksanakan penelitian pada waktu yang akan ditentukan. Tetapi peneliti mencoba menyusun jadwal agar lebih mudah dalam pelaksanaanya nanti.Sumber Data Dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: Sumber Data Primer. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu kepala madrasah, para guru dan staf yanga ada di SMP Negeri 1 Papar. Sumber data sekunder. Sumber data skunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer. Adapun sumber sekunder yang diperlukan yaitu: buku-buku, foto dan dokumen tentang SPP Negeri 1 Papar.Prosedur Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama yang relevan dan obyektif. Dalam penelitian ini adalah: Metode Observasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak dan keadaan geografis, sarana dan prasarana pendidikan, keadaan guru dan murid serta pelaksaan kepemimpinan kepala sekolah dalam proses pendidikan, meliputi sejarah berdirinya sarana dan prasarana yang menyebabkan kemajuan baik yang dimanfaatkan guru maupun siswa. Metode Interview. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanIaan kepemimpinan kepala sekolah dan pola yang diterapkan di SMP Negeri I Papar. Dalam hal ini pihak-pihak yang di interview adalah kepala sekolah, guru dan karyawan. Metode Dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, sejarah berdirinya dan sebagainya. Metode Angket. Metode angket atau Questionaire adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. (Nasution, 1991: 169). Responden adalah orang yang memberikan tangggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan. ( Sanapiah Faisal 1981: 2 ). Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data13tentang kualitas kepemimpinan kepala madrasah khususnya dalam memberlakukan guru-guru dan karyawan dalam pelaksanaan pendidikan.Teknik Analisis Data Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya data tersebut diolah dan disajikan dengan menggunakan suatu metode, karena dalam penelitian ini tidak menggunakan data berupa angka, maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana dengan analisis deskriptif berusaha memaparkan secara detail tentang hasil penelitian sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan. Dengan menggunakan metode deskriptif ini, penulis dapat menyajikan data yang ada, baik dengan metode informan maupun analisis kemudian diolah untuk kesempurnaan penulis skripsi.Pengecekan Keabsahan Data Teknik yang digunakan untuk menetukan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu: Perpanjangan Keikutsertaan. Dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian. Dengan memperpanjang keikutsertaan dalam penelitian akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan karena perpanjangan keikutsertaan, peneliti akan banyak mempelajari dan dapat menguji ketidak benaran informasi. Ketekunan Pengamatan. Ketekunan dengan pengamatan tekliti bertujuan rinci untuk secaramemenuhi kedalaman data. Ini berarti bahwa penelitian hendaknya mengadakan pengamatan dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yangmemanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 178). Teknik Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber lain yaitu waka kurikulum. Hal ini dapat dicapai dengan jalan melihat semua data dengan realitas yang nampak pada kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam. Hal ini diamksudkan untuk memeriksa dan melihat kesesuaian data yang diperoleh dengan kegiatan sebenarnya di SMP Negeri 1 Papar.Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2007). Variabel dalam penelitian ini adalah Upaya pengembangan kedisiplinan peserta didik di SMPN 1 Papar. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mengspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Hidayat 2007). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Upaya pengembangan kedisiplinan peserta didik di SMPN 1 Papar. Tehnik Dan Pendekatan Penelitian Tehnik Penelitian Tehnik penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan berperan sebagai pedoman atau penuntun15peneliti pada sebuah proses penelitian ( Nursalam 2007 ) Pendekatan PenelilianTahap-tahap PenelitianTempat dan Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian.Sumber Data Dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu kepala madrasah, para guru dan staf yanga ada di SMP Negeri I Papar. Sumber data sekunder Sumber data skunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang di perlukan oleh data primer. Adapun sumber sekunder yang diperlukan yaitu: buku-buku, foto dan dokumen tentang SPP Negeri I Papar.Prosedur Pengumpulan DataTehnik Analisa DataPengecekan Keabsahan TemuanALHAMDULILLAH.SELESAI BAB III17.1921Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yakni berusaha untuk memahami makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kegiatan subyak di lapagan secara utuh, penelitian ini juga memahami secara langsung obyek yang diteliti di lapangan secara ilmiah dalam ragka memperoleh data-data penelitian.1 Dalam hal ini peneliti sebagai Key instrument, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hlm. 3yakni ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Pencari tahu alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data.2 Instrumen pendukung lainya adalah pedoman observasi, wawacara (interview), dan dokumentasi. Penentuan Obyek dan Sampel Sebelum suatu penelitian dilakukan, terlebih dahulu menentukan tempat atau obyek yang diteliti sekaligus mengandung pengertian berapa besar kecilya informan yang akan diteliti. Adapun yang mejadi obyek penelitian adalah SMK PGRI Turen, yaitu Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.3 Dengan demikian populasi adalah keseluruhan dari subyek atau individu yang diteliti. Adapun populasi pada penelitian ini adalah semua elemen yang ada di SMK PGRI Turen. Konsep sample dalam penelitian kualitatif brkaitan dengan bagaimana memilih informen atau situasi social tertentu yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada (karakteistik elemen-elemen yang tercakup atau topic penelitian). Kemudian dalam pemilihan informan menggunakan cara purposif (tidak acak) yaitu atas dasar apa yang kita ketahui tenteng variasi-variasi yang ada atau elemenelemen yang ada.4 Sedangkan tekhnik sampling yang digunakan yakni proses pengembangan sample secara beranting atau yang disebut Snowball Sampling, suatu proses menyebarnya sample yang diibaratkan bola salju yang pada mulanya kecil kemudian semakin membesar dalam proses bergulir menggelindingnya.52 Ibid, hlm. 5 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT. Rineka Cipta 1991, hlm. 102 4 Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi, Malang, Yayasan Asah Asih Asuh (YA3), hlm. 57 5 Ibid, hlm.6023Adapun tahap pemilihan sample adalah sebagai berikut: Pemilihan sample awal, apakah informan (untuk di wawancarai) ataukah suatu situasi social (untuk diobservasi) adalah: Informan untuk diwawancarai daalm pemilihan sample awal misalnya pimpinan perpustakaan. Informasi untuk diobservasi yaitu dengan cara peneliti mengadakan pengamatan atau menyaksikan kegiatan-kegiatan yang berlangsung diperpustakaan secara langsung. Pemilihan sample lanjutan guna memperluas informasi dan melacak segenap variasi informasi yang mungkin ada.yang dimaksud disini adalah para staf perpustakaan. Menghentikan pemilihan sample lanjutan sekaligus tidak muncul lagi informasi yang bervariasi dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.6 Dengan kata lain peneliti sewaktu-waktu bisa mnghentikan pemilihan sample lanjutan apabila peneliti sudah memperoleh informasi yang dibutuhkan dan sudah tidak muncul variasi informasi baru lagi. Berpedoman dari pendapat di atas, maka dalam hal ini peneliti mengambil beberapa responden yang diambil dari para petugas perpustakaan, dikarenakan penelitian ini disesuaikan dengan tema yang penulis angkat, yaitu tentang Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di SMK PGRI Turen, dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan terhadap upayaupaya dalam meningkatkan minat baca. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian, serta merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Metode Observasi Langsung Metode observasi langsung adalah teknik pengumpulan data6 Ibid, hlm 57dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gelaja yang dihadapi (diselidiki) baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi buatan maupun apa adanya.7 Metode ini merupakan pencatatan dan pengamatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat fisik yang tidak dapat diperoleh dengan cara interview. b. Metode Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah proses tanya jawab dengan lisan dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu melihat yang lain mendengarkan lewat telinganya sendiri. Suaranya merupakan alat pengumpul informasi langsung tentang berbagai macam jenis, baik yang terpendam maupun manfest.8 Metode ini sering juga disebut dengan quisioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan dengan jalan wawancara untuk memperoleh informasi dari informan. Metode ini digunakan untuk pencarian data yang berhubungan dengan sistem penyelengaraan perpustakaan. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode sebagai usaha penelitian atau penulisan terhadap benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, surat kabar, artikel, dan lain sebagainya.9 Dokumentasi artinya catatan, surat atau bukti. Metode dokumentasi adalah sumber informasi yang berupa buku-buku tertulis atau catatan. Data tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan pada lembaranlembaran isian yang disiapkan untuk itu. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa metode dokumentasi adalah metode pengumpul data dengan mencatat sumber-sumber dokumen yang ada sesuai dengan jenis data yang diinginkan.7 Winarno Surahmad, Dasar danTehnik, Bandung: Tarsito, 1985, hlm. 36 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Riserch, JIlid III, Yogyakarta, Andi Ofset, 1987. hlm. 225 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta,1998, hlm.14925Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan meramalkan. Dan maksud dari metode ini adalah untuk mengumpulkan data yang berupa catatan, surat dan bukti dalam bentuk photo copy, gambar, jumlah guru siswa, karyawan dan lain-lain. Data-data mempunyai sifat tetap, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian, mudah untuk ceking kembali. Sifat inilah yang membedakan dengan data-data lain dari hasil metode-metode yang lain, yang mungkin berbentuk kata-kata atau tindakan dan gejala, yang kesemuanya bersifat stabil. Metode Analisa Data Dalam penelitian ini, tehnik analisa datanya menggunakan Deskriptif Kualitatif dengan cara kerja induksi deduksi. Metode ini dilakukan untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus kearah kesimpulan yang bersifat umum. Dalam hal ini Sutrisno Hadi mengatakan: Berfikir induksi adalah berangkat dari fakta-fakta yang ada paristiwaperistiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta yang khusus atau peristiwa yang konkrit itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.10 Cara induksi digunakan karena studi lapangan, bergerak dari datadata dan fakta-fakta, kemudian diarahkan pada kesimpulan. Sedangkan cara deduksi digunakan, karena penelitian ini berangkat dengan kajian pustaka, yang berarti dengan teori-teori yang diangkat dan digunakan untuk pemaknaan dan temuan-temuan dilapangan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi mengatakan: Metode deduksi adalah metode yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum itu hendak menilai sesuatu kejadian yang sifatnya khusus.1110 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, 1987, hlm. 42 Ibid, hlm. 36Metode ini digunakan untuk menguraikan dengan bergerak dari satu pendapat atau pengertian yang sifatnya masih umum (universal) menjadi lebih terperinci sehingga akan lebih memperjelas pembahasan dan akan mempermudah pamahaman. Sedangkan tehnik deskriptif kualitatif digunakan karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam analisa data penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang digunakan secara efektif dalam membuat suatu rancangan penelitian. Yang dimaksud dengan analisa deskriptif kualitatif adalah menganalisa data dengan menjelaskan, memferifikasikan, mengevaluasi data dan kemudian menyimpulkan.Responden dan Informan Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data, yaitu subyek dari mana data diperoleh. Sehingga peneliti memilih sumber data yang dipandang mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Responden Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Ini dilakukan apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data. Kalau peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya berupa benda, gerak atau proses tertentu. Yang menjadi responden adalah Guru dan kepala sekolah Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang.27Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. (Moleong, 1993:90) Adapun yang menjadi sumber data adalah sebanyak 4 orang dengan klasifikasi 3 guru dan 1 kepala sekolah, yaitu tiga guru Taman Kanak-kanak Attaraqqie ada yang bertugas menjadi pengajar dan wali kelas dikelasnya masingmasing. Satu guru diantaranya ada yang bertugas mengajar dan jadi wali kelas A (Nol Kecil), kelas B I (Nol Besar) dan B II (Nol Besar), dan satu kepala sekolah Taman Kanak-kanak Attaraqqie. Disamping itu sumber data penelitian ini juga berupa kegiatan dan aktivitas yang berhubungan dengan pentingnya upaya pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang valid diperlukan adanya suatu metode yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan masalah yang diteliti, maksudnya dengan metode tersebut diharapkan akan dicari dan diperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Metode Observasi (pengamatan) Sebagai metode ilmiah metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki (Hadi, 2000:136). Disini peneliti mengamati secara langsung lokasi fisik, sarana prasarana, kegiatan dan aktivitas siswa dan guru yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di TK Attaraqqie Malang. 2. Metode Wawancara (Interview) Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sefihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandasan kepada tujuan penyelidikan (Hadi, 2000:63). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pedoman interview yang ditujukan untuk guru-guru di TK Attaraqqie yang terdiri dari 3 guru, dengan alasan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di TK tersebut, danmeneliti keadaan masing-masing kelas dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di TK Attaraqqie Malang. Disamping itu penulis juga mewawancarai Kepala TK Attaraqqie Malang untuk mengetahui latar belakang berdirinya sekolah, visi dan misi sekolah, sarana prasarana sekolah, kurikulum pendapat tentang pembelajaran pendidikan agama Islam di TK Attaraqqie Malang. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dengan metode ini peneliti bertujuan untuk mendapatkan data tertulis mengenai sejarah berdirinya sekolah, visi misi sekolah, sarana prasarana, data pejabat struktural, data guru, siswa dan karyawan, data kegiatan siswa dan guru yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam di TK Attaraqqie Malang. D. Teknik Analisis Data Setelah semua data yang diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam karya ilmiyah ini dengan melihat judul dan latar belakangnya penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 131) pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesa. Dalam penelitian ini analisis datanya akan menggunakan metode deskriptif naratif, dimana data dan interpretasinya disatukan. Dan dengan analisis deskriptif penulis berusaha memaparkan secara detail tentang data penelitian sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan. Atau penelitian deskriptif yaitu dengan menelaah seluruh data yang tersedia, memberi gambaran dan keadaan atau setatus fenomena yang diteliti dengan mengambarkan berupa kata-kata, dan diabstrasikan kemudian disusun dalam satu-satuan, setelah itu dikategorisasikan dan diambil kesimpulan dari data tersebut. Data-data tersebut berasal dari naskah wawancara, lapangan, dokumentasi, observasi. Analisa yang dimaksud, yakni mendeskripsikan dan menguraikan tentang pentingnya upaya pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di29Taman Kanak-Kanak Attaraqqie Malang, yang meliputi: pelaksanaan pendidikan agama Islam, pentingnya upaya pembelajaran agama Islam, faktor yang mendukung dan menghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang. Adapun tahap-tahapan dalam analisis data tersebut adalah sebagai berikut: Analisis Selama Pengumpulan Data Dalam analisa data, karya ilmiyah ini menggunakan data teknik antara lain: a) pengambilan keputusan, b) pembatasan kajian yang diperoleh, c) pengembangan pertanyaan, d) perencanaan tahapan-tahapan pengumpulan data, e) penulisan catatan bagi diri sendiri mengenai hal yang dikaji. Analisa Setelah Pengumpulan Data Setelah semua data terkumpul, maka yang harus dilakukan adalah: Mengecek kembali semua data yang telah terkumpul. Menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumenter. Mendiskripsikan dan menguraikan dari semua data tersebut, yakni tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang, pentingnya upaya pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang, faktor-faktor pendukung dan penghambat pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang. Untuk mendapatkan data yang relevan terhadap data yang terkumpul, maka penulis menggunakan teknik anatara lain: Persistent Observation, yaitu mengadakan observasi terus menerus terhadap subyek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap proses pembelajaran pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Attaraqqie Malang. Triangulation, yaitu pengecekan data tentang keabsahan dengan memanfaatkan berbagai sumber diluar data tersebut sebagai perbandingan. Adapaun triangulasi ini digunakan dengan cara: triangulasi sumber data,yaitu membandingkan pengamatan terhadap pelaksanaan pendidikan agama dengan hasil wawancara. Dan dengan peer deriefing, yaitu mendiskusikan data yang telah terkumpul dengan pihak-pihak yang telah memiliki pengetahuan dan pengetahuan yang relevan, khususnya dosen pembimbing.31333537Metode Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini metode pembahasan sangat penting digunakan untuk mengetahui alur pikiran dalam suatu pembahasan. Dalam hal ini, metode pembahasan yang dipakai adalah: Metode Deduktif Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodologi Research menjelaskan: "Metode deduktif adalah apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis itu. Jika orang dapat membuktikan bahwa suatu peristiwa termasuk didalam kelas dipandang benar, maka secara logic39atau teoritik orang dapat menarik kesimpulan bahwa kebenaran bagi peristiwa yang khusus.12 Jadi yang dimaksud metode deduktif adalah suatu pola pikir yang berangkat dari pengamatan yang bersifat umum menuju pada yang bersifat khusus. Berdasarkan metode ini penulis mempergunakan untuk membahas permasalahan yang bersifat umum yang ada kaitannya dengan pokok pembahasan kemudian ditarik suatu kesimpulan yang khusus. Metode Induktif Menurut Sutrisno di dalam Metodologi Research mengatakan bahwa metode induktif adalah: "suatu prose berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasigeneralisasi yang bersifat umum."13 Metode ini dimaksudkan untuk membahas suatu masalah dengan jalan mengumpulkan data dan fakta-fakta yang bersifat khusus atau peristiwa-peristiwa konkrit yang ada hubungannya dengan pokok bahasan, kemudian diambil pengertian atau kesimpulan. Metode Komparatif Menurut Winarno Surahmad, menyatakan bahwa penyelidikan komparatif dapat dilakukan dengan meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain. Adapun yang penulis maksud dengan metode komparatif disini adalah suatu pembahasan dengan menggunakan berbagai pendapat tentang suatu masalah, kemudian mengadakan perbandingan dengan beberapa pendapat yang lebih kuat. Metode Penelitian Jenis Penelitian12 Anis Sa'adah Wahyuningsih, Upaya Guru Agama Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Di SLTPN 1 Kalidawir Kab. Tulungagung, Skripsi, 2002, PI, hlm. 6 13 Ibid., hlm. 7Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu: penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.14 Penentuan Populasi Menurut Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.15 Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Sementara itu Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa sebagian individu yang diteliti itu disebut sampel atau contoh (monster), sedangkan semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendaknya digeneralisasikan, disebut populasi atau universe.16 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua obyek yang akan diteliti yaitu Kepala Madrasah, Wakamad. Bid. Kurikulum, Wakamad. Bid. Kesiswaan, Wakamad. Bid. Sarana Prasarana dan seluruh siswa MTs Negeri Kandat Kediri dengan jumlah 832 siswa. Penentuan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.17 Adapun sampel penelitian ini penulis tentukan dengan menggunakan teknik random sampling yaitu: pengambilan sampel random, peneliti "mencampur" subyek-subyek didalam populasi, sehingga semua subyek dianggap sama, (Suharsimi Arikunto).18 Dalam artian random sampling mengambil semua individu yang14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm. 213 15 M. Fatkhul Ulum, Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Meningkatkan Mutu PAI Di SMUN I Batu Malang, Skripsi, 2005, PI, hlm. 8 16 Syaiful Hidayat, Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Moral Siswa Di SMK PGRI Turen Malang, Skripsi, 2004, PI, hlm. 7 17 Anis Sa'adah Wahyuningsih, Op. Cit., hlm. 8 18 Ibid.,41ada dalam populasi, sehingga semua dianggap sama atau diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dalam penelitian dan dalam pelaksanaannya pengambilan sampel tersebut penulis menentukan dahulu kelas berapa dan kelas apa saja yang akan dijadikan sampel. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel siswa MTs Negeri Kandat Kediri dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah nomor dua, yaitu bagaimana aplikasi strategi pengembangan pendidikan kedisiplinan di MTs Negeri Kandat Kediri. Sampel ini diambil sebesar 25 % atau lebih dari keseluruhan jumlah siswa yaitu kira-kira 832 siswa. Mengenai besar kecilnya sampel siswa yang diambil dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa: "untuk sekedar ancar-ancar apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih" (Suharsimi Arikunto).19Metode Pengumpulan Data Metode Observasi Menurut marzuki metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.20 Metode ini penulis gunakan untuk mengamati kondisi fisik dan non fisik yang berupa gedung, sarana prasarana penunjang pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di MTs Negeri Kandat Kediri dalam rangka meningkatkan pengembangan pendidikan kedisiplinan. Metode Interview/ wawancara19 Ibid., hlm. 9 20 Marzuki, Metodologi Riset, Bagian Penerbit, fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2000, hlm. 58Metode wawancara menurut Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA. yaitu dapat dipandang sebagai metode pengumpulan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan.21 Data yang diperoleh dengan interview ini, mengenai informasi tentang hal-hal yang berkenaan dengan sejarah singkat berdirinya MTs Negeri Kandat Kediri secara umum, langkah-langkah strategis dalam rangka mengembangkan pendidikan kedisiplinan dan juga faktor pendukung dan penghamabat dalam pelaksaan pendidikan kedisiplinan di MTs Negeri Kandat Kediri. Metode Dokumentasi Menurut Suharsini Arikunto metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.22 Metode ini penulis gunakan sebagai penguat data yang diperoleh di dalam mengetahui sejauh mana strategi pengembangan pendidikan kedisiplinan di MTs Negeri Kandat Kediri. Metode Angket Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).23 Dengan angket ini akan dapat diketahui bagaimana hasil aplikasi pendidikan kedisiplinan di MTs Negeri Kandat Kediri. Teknik Analisa Data Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilanjutkan dengan analisa data. Ini dimaksudkan untuk menginterprestasikan data dari hasil penelitian. Untuk mengolah data yang terkumpul maka dalam penulisan skripsi ini akan menggunakan metode yang sesuai dengan sifat dan jenis21 Sutrisno Hadi, Metodologi Recearch II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1978, hlm. 193 22 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 236 23 Ibid., hlm. 2443datanya. Data Kualitatif (data yang tidak berupa angka) Untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif ini akan digunakan teknik reflektif thingking yaitu dengan mengkombinasikan cara berfikir deduktif dan induktif. Dengan cara ini maka analisanya bersumber dari hasil interview dengan Kepala Madrasah, Wakamad. Bid. Kurikulum, Kesiswaan, dan Sarana Prasarana MTs Negeri Kandat Kediri, yang ada hubungannya dengan pokok bahasan diatas yaitu dengan mengkombinasikan antara berfikir deduktif dan induktif untuk kemudian ditarik kesimpulan. Data Kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik, yaitu dengan menggunakan rumus: P = F/N X 100 % P = Angka prosentase F = Frekuensi yang dicari prosentase N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya responden/ individu).24 Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagi berikut : Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan dan penelitian, sistematika pembahasan. Uraian dalam bab I ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang isi keseluruhan tulisan serta metode pendekatan yang digunakan dalam pembahasannya. Bab kedua, ini merupakan kepustakaan mengenai pengertian, faktorfaktor, dan tujuan pendidikan. Selain itu pada bab ini juga akan diuraikan tinjauan tentang kedisiplinan yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, unsurunsur dan upaya-upaya penanaman disiplin.24 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1991, hlm. 40-41Bab ketiga, merupakan bab yang memaparkan hasil temuan dilapangan sesuai dengan urutan rumusan masalah/fokus penelitian, yaitu latar belakang obyek yang meliputi tentang sejarah singkat berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan siwa, dan keadaan sarana dan prasarana MTs Negeri Kandat Kediri. Penyajian dan analisis data juga dipaparkan pada bab ini yaitu yang meliputi tentang strategi yang dilakukan dalam mengembangkan pendidikan kedisiplinan, aplikasi strategi pengembangan pendidikan kedisiplinan, dan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan kedisiplinan. Kemudian disertai dengan disertai dengan penyajian alnalisa data. Pembahasan pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan. Bab keempat, merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan, baik dalam bab pertama, kedua maupun ketiga, sehingga pada bab empat ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan serta segala hasil yang telah dicapai bisa ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik.BAB II KAJIAN TEORI Upaya Pengembangan Kedisiplinan Pengertian Upaya Wes seklah Dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional harus disertai dengan perencanaan45yang memiliki strategi yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangkan peran strategi dalam pelaksanaan pendidikan kedisiplinan juga sangat diperlukan, itu dikarenakan bahwa konsep-konsep tentang disiplin dalam penerapannya tidak mudah. Oleh karena itu dalam menyampaikan atau mengajarkan dan mengembangkannya harus menggunakan strategi yang baik dan mengena pada sasaran, penetapan strategi merupakan bagian terpenting dalam penyusunan pengembangan pendidikan kedisiplinan. Sebagai kholifah dimuka bumi tuntutan tanggungjawab yang harus diemban manusia mulailah beranjak pada tahap yang berat. Oleh karena itu pendidikan kedisiplinan yang merupakan langkah awal dalam pembentukan pribadi yang bertanggungjawab harus selalu diajarkan dan dilatih dengan maksimal, pengembangan pendidikan kedisiplinan merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan. Kita semua telah melihat bahwa moral anak bangsa Indonesia sudah sangat menurun, itu semua disebabkan karena disiplin yang tertanam pada jiwanya sudah sangat lemah, padahal disiplin merupakan pemicu dari sebuah tanggungjawab. Oleh karena itu pendidikan kedisiplinan harus dikembangkan. Mc. Leod (1989) mengutarakan bahwa secara harfiah dalam bahasa Inggris, kata " strategi" dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana.25 Istilah strategi seiring digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran, Nana Sudjana (1988) mengatakan bahwa strategi mengajar adalah "taktik" yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (TIK) secara lebih efektif dan efesien.26 Reber (1988) menyebutkan bahwa dalam perspektif psikologi, kata strategi berarsal dari bahasa yunani yang berarti rencana tindakan yang terdiri atas25 Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003, hlm. 214 26 Drs. Ahmad Rohani dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 33seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau menacapai tujuan.27 Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.28 Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar sesuatu rencana. Strategi ialah rencana yang menyatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu luas; strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu: semua bagian dari rencana itu serasi satu sma lainnya dan bersesuaian.29 Strategi digunakan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Kata strategi dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai beberapa arti, anatara lain: Ilmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi perang atau dalam kondisi yang menguntungkan Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus Tempat yang baik menurut siasat perang.30 Dalam variabel metode pembelajaran Muhaimin, dkk. dalam bukunya "Strategi Belajar Mengajar" mengklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1) Strategi pengorganisasian isi pembelajaran (2) Strategi penyampaian isi pembelajaran, dan (3) Strategi pengelolaan27 Muhibbin Syah, M. Ed., Op. Cit., hlm. 214 28 Dr. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 5 29 William F. Glueck, Lawrence R. Jauch, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga, Jakarta, hlm. 9 30 Yayuk Mahbubah, Strategi Pengembangan MAN 3 Malang Dalam Era Otonomi Pendidikan, PI 2003, hlm. 2447pembelajaran.31 Strategi adalah sebuah istilah popular dalam psikologi kognitif, yang berarti prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi berupa upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan kognitif atau pilihan kebiasaan belajar (Cognitif preferences) siswa.32 Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi pembelajaran dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh sekolah. Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari perbuatan penerapan dan evaluasi keputusan-keputusan strategi agar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan dimasa yang akan datang. Komponen-Komponen Strategi Komponen-komponen yang dimilki oleh suatu strategi, yakni: Tujuan, khususnya dalam bidang pendidikan, baik dalam bentuk instructional effect (hasil yang segera dicapai) maupun nurturant effect (hasil jangka panjang) Siswa atau peserta didik melakukan kegiatan belajar, terdiri dari peserta latihan yang sedang dipersiapkan untuk menjadi tenaga professional Materi pelajaran, yang bersumber dari ilmu/bidang studi yang telah dirancang oleh GBPP dan sumber masyarakat Logistik, sesuai dengan kebutuhan bidang pengajaran yang meliputi waktu, biaya, alat, kemapuan guru/pelatih dan sebagainya yang relevan dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan.33 Strategi Pendidikan Kedisiplinan Inti dari disiplin ialah untuk mengajar, atau seseorang yang31 Muhaimin, A. Ghofir, Nur Ali R., Strategi Belajar Mengajar, Citra Media, Surabaya, 1996, hlm. 101 32 Muhibbin Syah, M. Ed., Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, hlm. 50 33 Dr. Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Trigenda Karya, Jakarta, 1994, hlm. 70-80mengikuti ajaran dari seorang pemimpin.34 Orang tua adalah pemimpin anak dilingkungan keluarga semenjak ia masih kecil hingga dewasa, oleh karena itu orang tua haruslah secara efektif dan terus-menerus berusaha, untuk menanamkan pendidikan kedisiplinan sampai pada waktu anak betul-betul sudah dewasa dan anak sudah memutuskan untuk hidup sendiri dengan kemandiriannya. Setelah anak hidup sndiri (mandiri) bersama istri dan anak-anaknya hendaknya orang tua tetap peran aktif untuk siap membimbing dan mengarahkan bila terjadi kecerobohan dan ketidak harmonisan terhadap kehidupannya. Dengan demikian orang tua dengan anak tetap terjalin sampai batas yang tidak ditentukan. Dalam rangka mengembangkan pendidikan kedisiplinan sebagi fungsi controlling baik itu orang tua dirumah ataupun guru disekolah dan atasan ditempat dinas sebaiknya memberikan kesempatan kepada setiap anak atau bawahannya untuk berkembang. Setelah pendidikan kedisiplinan disampaikan dan ditanamkan kepada mereka hendaknya upaya untuk pengawasan dan pengembangan pendidikan kedisiplinan anak atau bawahannya tetap dilakukan. Berkaitan dengan hal ini Charles Schaefer memakai strategi "mengajak anak". Mengajak adalah suatu untuk lebih mempengaruhi anak-anak untuk melakukan sesuatu dengan lebih membangkitkan perasaan atau emosi mereka, dorongan-dorongan dan citacita mereka dari pada intelek atau pikiran mereka. Keefektifan ajakan atau persuasi itu, bersumber pada kenyataan, bahwa kebanyakan dari kita manusia adalah makhluq yang lebih dikuasai emosi, dorongan-dorongan dan kebanggaan diri dari pada pikiran atau logika.35 Strategi ini mementingkan penghargaan pada pendapat-pendapat anak dari pada pengekangan dan pengawasan ketat dengan doktrin-doktrin tertentu. Aplikasi Strategi Pengembangan Pendidikan Kedisiplinan 1. Tinjauan Tentang Pendidikan Pendidikan merupakan kebutuhan rohani yang harus dipenuhi secara utuh agar manusia mampu mengemban tugas dan tanggungjawabnya34 Dr. Charles Scaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplin Anak, Kesaint Blanc 35 Dr. Charles Schaefer, Op. Cit., hlm. 4549sebagai kholifah dimuka bumi dengan sempurna. Dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 78, disebutkan: (78 : ) Artinya: " Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetaui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS. An-Nahl : 78)36 Bumi diciptakan Allah memang bukan hanya untuk tempat hidup manusia saja namum masih banyak fungsinya, diantaranya yaitu tempat untuk manusia mencari ilmu pengetahuan yang luas. Pendidikan merupakan sebuah tuntutan kebutuhan secara alamiah yang harus dipenuhi oleh manusia untuk menghadapi persoalan dunia maupun akhirat.( ) Artinya: " Tuntutlah ilmu semenjak dari buaian sampai keliang lahat". (HR. Ibnu Abd. Bar)37 Hadits Rasulullah SAW tersebut telah menunjukkan kepada kita untuk selalu menuntut ilmu tanpa mengenal waktu. Hadits tersebut juga menunjukkan kepada kita pentingnya pendidikan terhadap kehidupan kita. Pendidikan yang merupakan sebuah wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting atas peranannya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga merupakan humant investment yang akan dapat memberikan keuntungan besar jangka pendek maupun jangka panjang, bahkan secara36 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Surabaya, Al-Hidayah, 1998, hlm. 413 37 Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Agustus 1984, hlm. 5simultan pendidikan dapat memberikan keunggulan komperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global masa kini dan masa yang akan datang. Karena pentingnya peranan pendidikan terhadap kemajuan dan perkembangan peradaban manusia, maka masalah pendidikan adalah suatu hal yang nyata dan merupakan sebuah wacana yang hangat untuk dibicarakandan didiskusikan baik dalam kalangan intelektual maupun kalangan awam. Dalam UU SISDIKNAS BAB II Pasal 2 disebutkan bahwa "pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.38 Isi UU SISDIKNAS BAB II Pasal 2 tersebut merupakan cita-cita Negara Indonesia untuk memberikan pengetahuan kepada warga negaranya lewat pendidikan nasional agar supaya seluruh warga negara beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pengertian Pendidikan Dalam pengertian yang sederhana dan umum Djumberansyah Indar dalam bukunya "Filsafat Pendidikan" mengutarakan bahwa makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rokhani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.39 Menurut Carter V Good dalam "Dictionary of Education"38 Sistem Pendidikan Nasional, No. 20, Th. 2003, Citra Umbara, hlm. 7 39 Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan, Surabaya, Karya Abditama, 1994, hlm. 1651bahwa pendidikan mengandung pengertian: Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya; Proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan social dan mengembangkan pribadinya.40 Versi pendapat tentang definisi memang banyak, selain pendapat diats masih ada pendapat dari ahli yang berbeda antara pendapat yang satu dengan yang lainnya dengan dasar sudut pandang yang berbedabeda. Diantara definisi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain: D. Marimba Menurut Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. S. Bojonegoro Pendidkan adalah pemberian tuntutan kepada manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan dirinya agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya, secara singkat pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai dengan tercapainya kedewasaan dalam arti jasmani dan rohani. Driyakaya Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda Crow and Crow Menurut mereka pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adapt dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. John Dewey Pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak mempunyai tujuan akhir dibalik dirinya.40 Ibid., hlm. 17-18Ki Hajar Dewantoro Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak. Dalam GBHN tahun 1973 Pendidikan pada hakikatnya usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup.41 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS BAB I Pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.42 Berbagai pendapat tentang pendidikan yang diutarakan oleh para ahli tersebut memang berbeda secara redaksional namun esensialnya terdapat kesatuan unsure-unsur atau factor-faktor yang terdapat didalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan, pimpinan dan arahan yang didalamnya terdapat unsur-unsur yaitu pendidik, peserta didik, proses pendidikan, tujuan dan sebagainya. Tujuan Pendidikan Setiap perbuatan pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk menuju kesuatu tujuan, dan tujuan-tujuan ini di perintah oleh tujuan-tujuan akhir yang umum pada esensinyaditentukanoleh masyarakat, yang dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi.4341 Didik Zahid Fauzi, Usaha Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, PI, 2005, hlm. 40 42 Sisdiknas, Op. Cit., hlm. 3 43 Djumberansyah Indar, Op. Cit., hlm. 8453Tujuan bisa diartikan sebuah cita-cita yang harus dicapai pada tahap akhir pada setiap proses kegiatan. Tujuan memang bagian yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu proses kegiatan, tujuan ini dalam suatu proses kegiatan berfungsi sebagai landasan, proses kegiatan. Yang jelas bahwa proses kegiatan tanpa adanya sebuah tujuan akan berjalan amburadul, dan kegiatan tersebut tidak akan memiliki hasil. Dikaitkan dengan dunia pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan sebuah sistem, artinya bahwa seluruh elemen yang ada pada pendidikan merupakan bagian-bagian yang bersatu dan saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan pendidikan harus ditentukan terlebih dahulu sebelum yang lain, karena tujuan pendidikan akan memberikan arah kepada proses pendidikan untuk menuju kepada tujuan yang dicita-citakan. Tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan yang positif, perubahan-perubahan yang ada dimaksudkan agar pendidikan yang ada di Indonesia bisa serasi dan sesuai dengan situasi dan kondisi serta tuntutan dan kebutuhan zaman yang berlaku. Tentang tujuan ini dijelaskan dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 yaitu "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadai warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab".44 Langeveld berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah sebagai berikut: Tujuan Umum Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam44 Sisdiknas, Op Cit, hlm. 7segala waktu dan keadaan. Tujuan ini dirumuskan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang universal Tujuan Khusus Merupakan penkususan dan tujuan umum. Hal ini dilakukan atas dasar beberapa faktor, antara lain: Terdapatnya perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat, dan sebagainya Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya tujuan khusus untuk masyarakat pertanian, perikanan dan lain-lain. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, misalnya tujuan khusus pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, pendidikan dalam perkembangan pemuda, dan lain-lain Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa. Tujuan Tak Lengkap Adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu dari aspek kepribadian, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memperhatikan lainnya, pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, dan lain-lain. Meski demikian tujuan ini merupakan bagian dari tujuan umum untuk melingkupi perkembangan seluruh aspek kepribadian Tujuan Sementara Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, karenannya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan yang dipercayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimaksud dengan tujuan sementara, misalnya: anak menyelesaikan pelajaran di jenjang pendidikan dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SLTP dan SLTA Tujuan Insidentil Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena adanya situasi55yang terjadi secara kebetulan, meski demikian tujuan ini juga tidak terlepas dari tujuan umum. Tujuan Intermedier Dapat dikatakan juga sebagi tujuan sementara, merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya, misalnya anak dapat membaca dan menulis demi kelancaran mengikuti pelajaran di sekolah.45 Dalam hubungannya dengan hierarki (tingkat) dan luasnya, tujuan pendidikan ada beberapa macam, anatara lain: Tujuan Nasional Adalah tujuan umum pendidikan nasional yang didalamnya terkandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan dimiliki setiap warga Negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu. Berhasil tidaknya suatu kegiatan pendidikan banyak tergantung pada jelas tidaknya tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, perumusan tujuan secara jelas adalahpenting dalam penyusunan suatuprogram kegiatan yang obyektif dan realistis sehingga biaya, tenaga dan waktu dapat lebih diefisienkan. Sumber tujuan ini biasanya terdapat di dalam undangundang atau ketentuan-ketentuan resmi tentang pendidikan. Tujuan Institusional Merupakan tujuan lembaga pendidikan sebagai sub dari tujuan umum, tujuan institusional lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan menjunjung tinggi martabat bangsa dan Negara, yang berekad untuk mempetahankan falsafah ancasila sebagai dasar Negara, disamping kemempuan dan ketrampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga. Malihat dari45 Hasbullah, Op. Cit., hlm. 13-15fakta diatas, maka perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: tujuan pendidikan nasional, kekhususan setiap lembaga, dan tingkat usia peserta didik. Tujuan Kurikuler Tujuan ini adalah penjabaran dari tujuan instusional, yang berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik stelah mengikuti program pengajaran dalam suatu bidang studi tertentu, misalnya tujuan untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Indonesia, PPKN, dan lain-lain. Dengan arti laing siswa betul-betul mengerti, menguasai, dan memahami.Tujuan Instruksional Rumusan tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler, dibedakan menjadi dua yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).46 Menurut Dewey ada tiga kreteria buat tujuan yang baik, yaitu: Tujuan yang sudah ada haruslah menciptakan perkembangan yang lebih baik dari pada kondisi-kondisi yang sudah ada sebelumnya. Hal itu juga harus didasarkan kepada pemikiran pertimbangan yang telah berjalan kepada sumber-sumber dan kesulitan-kesulitan situasi yang ada Suatu tujuan itu haruslah fleksibel dan dapat diubah-ubah yang disesuaikan menurut keadaan, suatu tujuan akhir yang dibuat di luar proses kegiatan mempunyai hubungan kerja dengan kondisi-kondisi konkret dari suatu situasi Tujuan itu harus menunjukkan kebebasan kegiatan. Istilah "tujuan dalam pandangan" adalah sugestif sifatnya untuk memberikan gambaran dalam pikiran kita atau kesimpulan dari beberapa proses. Satu46 Ibid., hlm. 15-1657satunya cara yang mana kita dapat menentukan sesuatu aktivitas adalah dengan jalan menempatkan sasaran-sasaran tujuan di depan kita yang mana kegiatan kita akan berakhir.47 Dari seluruh uraian tentang tujuan pendidikan diatas yang harus tetap diperhatikan yaitu bahwa kebutuhan manusia yang dijadikan sebagai tujuan didalam hidupnya selalu mengalami proses perkembangan. Jadi tujuan pendidikan harus tetap berdasarkan kepada kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat. 2. Tinjauan Tentang Kedisiplinan Pengertian Disiplin Disiplin merupakan suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendi kehidupannya, yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya, bahkan alam sekitarnya. Dalam AL-Quran diterangkan tentang disiplin pada Surat AnNisa ayat 103, yang berbunyi: (103 : ) Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholatmu maka ingatlah Kepada Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu merasa aman maka dirikanlah sholat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An-Nisa : 103)48 Dalam ayat pada Surat An-Nisa ayat 103 tersebut telah jelas47 Djumberansyah Indar, Op. Cit., hlm. 89-90 48 Depag RI, Op. Cit., hlm. 138bahwa masalah disiplin baik mengenai waktu sholat maupun dalam hal yang lainnya sangat penting bagi kita, oleh karena itu sebagai seorang yang beriman kita harus mengamalkan amanat dari surat tersebut yaitu selalu disiplin dalam sholat dan selalu menerapkan sikap hidup yang disiplin dalam setiap sendi kehidupan, karena dengan disiplin kita akan selalu bisa menuntaskan tugas-tugas kehidupan dan mendapatkan kebahagiaan serta yang paling penting adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain. Didalam surat al-Ashr ayat 1-3 juga diterangkan tentang disiplin)1( )2( : )3( ) (1-3Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran (al-Ashr : 1-3)49 Surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi.50 Surat tersebut telah jelas menunjukkan kepada kita bahwa Allah telah memerintah kepada hamba-Nya untuk selalu hidup disiplin. Karena dengan disiplin kita dapat hidup teratur, sedangkan bila hidup kita tidak disiplin berarti kita tidak bisa hidup teratur dan hidup kita akan hancur berantakan. Menurut Charter Harris menjelaskan tentang disiplin yaitu: Berisi moral yang mengatur tentang kehidupan Mengembangkan ego dengan segala masalah instrinsik yang49 Ibid., hlm. 1099 50 Program Computer, Penutup 103, Al-Quran Digital 2.059mengharuskan orang-orang untuk menentukan pilihan Pertumbuhan kekuatan untuk memberi jawaban terhadap setiap aturan yang disampaikan Penerimaan autoritas eksternal yang membantu seseorang untuk membentuk kemampuan dan keterbatasan hidup.51 Dalam bukunya Mental Hygiene For Class Room Feacher Bernard dijelaskan, disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil dan proses kelompok.52 Sedangkan Oteng Sutrisno menjelaskan definisi disiplin antara lain: Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif dan diarahkan sendiri, sekalipun mengahadapi rintangan Pengendalian perilaku yang langsung atau otoriter melalui hukuman dan atau hadiah Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan.53 Menurut Webster New Word Dictionary definisi disiplin ada empat pokok yaitu: Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisien Hasil latihan serupa itu, pengendalian diri, perilaku yang tertib Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan control Perlakuan yang menghukum atau menyiksa.54 Charles Schaefer mengemukakan bahwa disiplin itu adalah51 Piet A. Sahertian, Op. Cit., hlm. 123-124 52 Ibid., hlm. 126 53 Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung, 1985, hlm. 97 54 Ibid., hlm. 98ruang mencakup setiap penyajian, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa.55 Dalam arti yang lebih luas disiplin berarti setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk menolong anak mempelajari cara-cara menghadapi tuntutan yang datang dari lingkungannya dan juga cara-cara menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang mungkin diajukan terhadap lingkungannya.56 Drever James menjelaskan bahwa kata discipline semula disinonimkan dengan kata education (pendidikan), dalam pengertian modern, pengertian dasarnya adalah kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu kekuasaan luar ataupun oleh individu sendiri.57 Soegeng Priyodarminto, SH. dalam bukunya Disiplin Kiat Menuju Sukses disiplin didefinisikan sebagi suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan atau ketertiban.58 Dalam bukunya yang berjudul Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan FX Oerip S Poerwopoespito menegaskan bahwa disiplin merupakan salah satu parameter sikap mental positif yang paling mudah dilihat. Berkaitan dengan pendapatnya tersebut FX Oerip S Poerwopoespito memberikan contoh disiplin dalam lingkungan rumah tangga. Beberapa banyak keluarga yang mau menetapkan jam makan dan jam belajar dengan teratur setiap hari. Atau berapa banyak ayah yang mau menaati anjuran agar tidak merokok didalam rumah, atau di depan anak-anaknya. Berapa banyak anak yang patuh terhadap orang tuanya?59 Disiplin itu mempunyai tiga aspek:55 Chales Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta, Kesaint Blanc, 1986, hlm. 3 56 Alex Sobur, Anak Masa Depan, Angkasa, Bandung, 1991, hlm. 144 57 Muhaimin, et, all, Strategi Belajar Mengajar, Citra Media, Surabaya, 1996, hlm. 21 58 Soejitno Irmim, Abdul Rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual dan Emosional, Batavia Press, Cet. I, 2004, hlm. 5 59 Ibid., hlm. 7361Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikirandan pengendalian watak Pemahaman yang baik mengenai system aturan perilaku, norma, etika dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam bahwa ketaatan akan aturan tadi merupakan syarat mutlak mencapai sukses Sikap kelakuan yang wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Disiplin itu lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap seseorang didalam sistem nilai budaya yang telah ada didalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, yakni sikap yang telah ada pada diri manusia dan system nilai budaya yang ada didalam masyarakat. Sikap atau attitude tadi merupakan unsur yang hidup didalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan system budaya nilai (cultural value system) merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagi pedoman bagi kelakuan manusia.60 Mentaati dan tidak menyimpang dari tata tertib atau aturan yang berlaku merupakan sebuah bentuk tindakan kedisiplinan. Imam Santoso mengatakan Kecenderungan dimasyarakat yang tampak pada akhirakhir ini adalah tingkah laku yang mau senang sendiri, ketidak patuhan pada hokum dan pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku. Hal ini oleh para ahli dinyatakan sebagai kecenderungan bahwa kedisiplinan manusia Indonesia menurun.61 Disiplin adalah suatu perubahan tingkah laku yang teratur dalam menjalankan tugas-tugasnya atau pekerjaannya, yang tidak melanggar sebuah aturan yang telah disepakati bersama. Sikap disiplin itu muncul60 Ibid., hlm. 5-6 61 Imam Santoso Sukardi, Era Globalisasi Dunia dan Karakteristik Manusia Indonesia Yang Tangguh,Jurnal Psikologi dan Masyarakat, Jakarta, 1993, hlm. 999pada diri sendiri untuk berbuat sesuai dengan keinginan untuk mencapai sebuah tujuan.62 Sebenarnya bukan berasal dari kata Indonesia asli, ia adalah kata serapan dari bahasa asing Discipline (Inggris), Disciplin (Belanda), atau Disciplina (Latin) yang artinya belajar.63 Selain dari kata discipline ada pula disciple yang berarti orang yang belajar dari seorang pemimpin. Orang tua dan guru adalah pemimpin, sedangkan anak-anak adalah disciple yang belajar dari mereka mengenai sikap, perilaku, cara hidup yang bisa membahagiakan serta bermanfaat bagi hidup bermasyarakat dan yang sesuai atau disetujui oleh masyarakat.64 Tujuan Diadakannya Disiplin Displin merupakan sebuah tindakan yang tidak menyimpang dari tata tertib atau aturan yang berlaku untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa disiplin sangat erat sekali hubungannya dengan peraturan, kepatuhan dan pelanggaran. Timbulnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.65 Kebiasaan yang ditanam oleh orang tua dan orangorang dewasa didalam lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi pembentukan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah. Dilembaga pendidikan pada umumnya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siswa biasanya ditulis dan diundangkan, disertai dengan sanksi bagi setiap pelanggarannya. Demngan demikian bila dibandingkan dengan penegakan disiplin pada lingkungan keluarga dengan lembaga pendidikan, maka penegakan kedisiplinan dilembaga pendidikan lebih keras dan kaku.62 Suryaningsih, Pengaruh Disiplin Terhadap Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa MTsN Malang I, RS. PI, 2004, hlm. 25 63 Alex Sobur, Op. Cit., hlm. 144 64 Ibid., hlm. 144 65 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 19963Menurut Charles Schaefer tujuan disiplin ada dua macam yaitu: Tujuan jangka pendek adalah membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka Tujuan jangka panjang, perkembangan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (Self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan diri sendiri, tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.66 Menurut Piet A. Sahertian tujuan disiplin ada dua yaitu: Untuk menolong anak menjadi matang pribadi dan perubahan dari sifat ketergantungan menuju sifat tidak ketergantungan Untuk mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang ada dengan penuh perhatian.67 Tujuan disiplin adalah untuk melatih kepatuhan dengan jalan melatih cara-cara prilaku yang legal dan beraturan, tetapi tujuan disiplin yang hakiki adalah untuk ketetapannya kemauan dan kegiatan yang berorientasi pada masyarakat, yang menjamin keterpakaiannya dan dapat dipercayainya dalam lingkungan hidup.68 Menurut Soekarto Indrafachrudin disiplin mempunyai dua macam tujuan yaitu: Membantu anak untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkan pribadinya dari sifat-sifat sehingga ia ketergantungan mampu berdiri menuju sendiri tidak diatas ketergantungan,tanggungjawab sendiri Membantu anak untuk mampu mengatasi, mencegah timbulnya problem66 Charles Schaefer, Op. Cit., hlm. 88 67 Piet A. Sahertian, Op. Cit., hlm. 127 68 Muh. Said, Ilmu Pendidikan, Alaumni, Bandung, 1985, hlm. 84problem disiplin dan berusaha menciptakan situasi yang favorable bagi kegiatan belajar mengajar, dimana mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.69 Tujuan dari keseluruhan dari disiplin adalah membentuk prilaku sedemikian rupa sehingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan oleh kelompok budaya, tempat individu itu didevinisikan. Karena ada pula budaya tunggal, tidaka ada pula falsafah pendidikan anak yang menyuruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan ini dalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standart kelompok social tempat mereka diidentifikasikan.70 Fungsi Disiplin Disiplin merupakan pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan seseorang yang ada dalam lembaga pendidikan untuk menciptakan dan memelihara suatu suasana bekerja efektif. Berdisiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan bentuk proses kearah pembentukan yang baik, yang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. 71 Di lembaga pendidikan sangat penting sekali dengan adanya peraturan disiplin, karena dengan peraturan disiplin tersebut seluruh warga lembaga pendidikan akan bisa melaksanakan tugas dengan baik dan tepat waktu serta kehidupannya teratur. Menurut Hurlock EB. Fungsi disiplin ada dua yaitu: Fungsi yang bermanfaat Untuk mengajarkan bahwa perilaku tertentu selalu diikuti hukuman, namun yang lain akan didikuti dengan pujian.69 Soekarto Indrafachrudin, Administrasi Pendidikan, IKIP Malang, 1989, hlm. 108 70 Hurlock EB, Perkembangan Anak, Erlangga, Jakarta, 1993, hlm. 82 71 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, Pusat Kemajuan Studi UMG Press, Yogjakarta, 1975, hlm. 5165Untuk mengajar anak suatu tindakan penyesuaian yang wajar, tana menuntut suatu konfirmasi yang berlebihan. Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka. Fungsi yang tidak bermanfaat Untuk menakut-nakuti anak Sebagai pelampiasan agresi orang yang disiplin.72 Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsah disiplin perlu dalam pendidikan anak supaya dengan mudah anak dapat: Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara hak milik orang lain. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan. Mengrti tingkah laku yang baik dan buruk Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam hukum. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.73 Kedisiplinan yang tinggi adalah kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan larangan-larangan yang berlaku dengan tanpa adanya suatu paksaan atau intimidasi dari pihak-pihak lain. Jadi rasa disiplin tersebut timbul dari sebuah kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan dan larangan-larangan yang berlaku. Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan di dalam hati sehingga pada akhirnya disiplin itu akan tumbuh dan berkembang dari hati sanubari secara sendirinya. Fungsi pokok disiplin adalah melatih insan manusia untuk bisa menerima pengekangan dan membentuk, mengarahkan energi kedalam jalur yang benar dan bisa diterima secara sosial dan dengan disiplin72 Hurlock, Op. Cit., hal: 97 73 Ny Singgih D. Gunarsah/ Dr Singgih D. Gunarsah, Psikologi Untuk Membimbing, Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hal: 137maka siswa akan merasa aman dan tidak tersiksa oleh peraturan-peratun yang ada, karena siswa sudah mengetahui mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Unsur-Unsur Disiplin Dengan adanya disiplin maka setiap pribadi manusia akan bisa melaksankan tugas dan tanggungjawabnya sehari-hari dengan baik, berhasil, dan sesuai dengan rencana yang diprogramkan. Setiap manusia yang memilki disiplin tinggi bisa menjunjung tinggi derajatnya sendiri. Hurlock EB., menjelaskan bahwa ada empat unsur dalam membentuk disiplin yaitu: Peraturan Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan yang terjadi pada diri siswa. Dilingkungan sekolah gurulah yang diberi tanggungjawab untuk menyampaikan dan mengontrol kelakuannya dan tata tertib bagi sekolah yang bersangkutan.74 Menurutmu Suharsimi Arikunto, semua yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu: Perbuatan atau prilaku yang diharuskan dan yang dilarang Akibat atau sanksi yang menjadi tanggungjawab pelaku atau yang melanggar peraturan Cara prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek yang dikenai peraturan tersebut75 Dalam penyusunan sebuah peraturan atau tata tertib hendaknya melibatkan perwakilan dari penegak disiplin (subyek) dan sasaran pelaku disiplin (obyek). Dengan demikian diharapkan setelah adanya kesepakatan bersama tentang isi dari sebuah peraturan yang harus dipatuhi bersama dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan kesadaran hati. Sehingga dalam melaksanaan tugas akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah74 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 123 75 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 123-12467direncanakan. Menurut Suharsimi Arikonto peraturan yang bersifat umum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: Peraturan umum untuk seluruh personil sekolah, yang berbunyi antara lain: Hormati dan bersikap sopanlah terhadap sesame Hormatilah hak sesama warga Patuhilah semua peraturan sekolah Peraturan umum untuk siswa, yang berbunyi antara lain: Bawalah semua peralatan sekolah yang kamu perlukan Kenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan Hukuman Ngalim Purwanto mengatakan bahwa hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulakan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan.76 Kartini Kartono dalam bukunya "Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis" mengungkapkan bahwa hukuman adalahperbuatan secara itensional diberikan, sehingga menyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugah hati nurani dan penyadaran si penderita akan kesalahannya.77 Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap adanya pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan setelah diberitahukan, ditegur dan diperingati.78 Suwarno dalam bukunya "Pengantar Umum Pendidikan" menjelaskan bahwa teori tentang hukuman ada dua macam, yaitu: Hukuman karena kesalahan Menghukum supaya keadaan tidak diulangi lagi.7976 Suryaningsih, Op. Cit., hlm. 36 77 Ibid., hlm. 36 78 Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hlm. 115 79 Suryaningsih, Op. Cit., hlm. 37Penghargaan Hafi Anshari berpendapat bahwa gajaran adalah alat pendidikan yang represif yang bersifat menyenangkan, ganjaran diberikan pada anak yang mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kemajuan dan tingkahlaku yang baik sehingga dapat menjadikan contoh tauladan bagi kawan-kawannya.80 Ganjaran juga bisa digunakan sebagai motivasi yang positif untuk peningkatan kinerja dan keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Begitu pula bagi peserta didik dalam peningkatan semangat dalam belajar dan berlatih perlu diberikan hadiah sebagai motivasi. Ganjaran yang diberikan dapat berupa apapun, namun dalam garis besarnya ganjaran dibedakan menjadi empat macam yaitu:Pujian Pujian merupakan sebuah ganjaran yang paling ringkas dan mudah untuk diberikan. Pujian ini bisa diberikan dalam bentuk kata yaitu seperti: baik, bagus, hebat, dan sebagainya. Penghormatan Gajaran yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk tiga macam, yaitu: Bentuk penobatan, siswa yang mendapatkan kehormatan diumumkan didepan para siswa yang lain, baik ketika dikelas, upacara maupun acara-acara sejenis yang lain. Bentuk penghormatan, gajaran ini seperti halnya bila ada siswa yang berhasil melaksanakan tugas pelajaran dengan baik dan tepat waktu, maka ia diberi penobatan khusus dan yang terkesan lebih tinggi dari sebelumnya. Bentuk penambahan point nilai, bentuk ini diperuntukkan bagi80 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis, IKIP Malang, 1973, hlm. 159-16169mereka yang dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban belajar pada waktu keseharianya selalu menunjukkan hasil yang baik dan tidak melanggar peraturan yang berlaku, maka baginya diberikan point nilai tambahan diraportnya. Hadiah Hadiah disini adalah sebuah ganjaran yang berupa sebuah barang. Hadiah yang berupa barang ini juga disebut dengan ganjaran materiil. Ganjaran materiil yaitu hadiah yang berupa sebuah barang, barang yang berikan bisa berupa alat belajar maupun alat kelengkapan seragam. Tanda Penghargaan Tanda penghargaan ini lain dengan hadian yang identik dengan barang dan nilainya (materiil), namun tanda penghargaan ini lebih menitik beratkan pada nilai kesan dan nilai kenangannya. Seperti contohnya, bagi siswa yang tidak pernah terlambatselama satu tahun penuh, diberikan trophy the best dan cindera mata. Konsistensi Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas yang mempunyai nilai mendidik, memotivasi. Memperbaiki penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Semua unsur-unsur disiplin tersebut setelah disusun dan disetujui hendaknya dijalankan sesuai dengan tata tertib yang ada, karena semuanya itu bagian dari alat-alat pendidikan dan berfungsi sebagai alat motivasi belajar siswa.81 Melalui konsistensi ini motivasi akan muncul untuk pelaksana peraturan, yang kemudian rasa kesadaran untuk mentaati dan tunduk pada peraturan yang berlaku datang dari dalam dirinya sendiri secara ikhlas dan penuh dengan kesadaran yang tinggi. Fungsi konsistensi dalam disiplin adalah sebagai berikut:81 Hurlock EB, Op. Cit., hlm. 93Konsistensi mempunyai nilai yang mendidik yang besar, jika peraturannya tidak konsisten maka akan dapat mangacaukan proses pelaksanaan tugas, ini disebabkan karena nilai pendorongnya. Konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat, anak yang menyadari bahwa penghargaan selalu mengikuti prilaku yang disetujui dan hukuman selalu prilaku yang dilarang, akan mempunyai keinginan yang jauh lebih besar untuk menghindari tindakan yang dilarang dan melakukan tindakan yang disetujui dari pada anak yang merasa ragu mengenai reaksi terhadap tindakan tertentu. Konsistensi mempunyai penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa, anak kecilpun kurang menghargai mereka yang dapat dibujuk untuk tidak menghukum prilaku yang salah, dibandingkan mereka yang tidak dapat dipengaruhi dengan air mata dan bujukan.82 Upaya Penanaman Disiplin Disiplin berarti adanya kesediaan untuk mematuhi peraturanperaturan dan larangan-larangan. Jadi setiap siswa yang mempunyai disiplin tinggi adalah mereka yang mentaati segala peraturan dan tata tertib dengan sadar tanpa adany