UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA …... · laporan tugas akhir upaya...
Transcript of UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA …... · laporan tugas akhir upaya...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIR
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN KERJADI PT. INKA (PERSERO) MADIUN
Rizqi Arini Dosnita R.0009084
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir dengan judul : Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita
Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja di PT.INKA (Persero) Madiun
Rizqi Arini Dosnita, NIM : R.0009084, Tahun : 2012
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir
Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari……………. Tanggal…………..………….
Pembimbing I Harninto, dr., MS,SP.Ok ............................................. Pembimbing II Srihartati H., Dra., Apth., SU NIP. 19490709 197903 2 001 ............................................. Penguji Putu Suriyasa,dr., MS, Sp., PKK,Sp.Ok NIP. 194881105 198111 1 001 …………………………….
Surakarta, ....................................... Ketua Prodi Tim Tugas Akhir D.III Hiperkes & KK Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes. Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP. 19540505 198503 2 001 NIP. 19650706 198803 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Tugas Akhir dengan judul : Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja
di PT. INKA (Persero) Madiun
Rizqi Arini Dosnita, NIM : R0009084, Tahun : 2012
Telah disahkan oleh pembimbing perusahaan
Pada Hari ........... Tanggal ........... 2012
Pembimbing Perusahaan I Pembimbing Perusahaan II
Syafir Syafar Anna Retnowati
Mengetahui,
Manager Pemeliharaan dan K3LH
Drs. Suharyoko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT YANG SERING DIDERITA TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN KERJA DI PT. INKA (PERSERO) MADIUN
Rizqi Arini Dosnita*) , Harninto*), dan Sri Hartati*)
Tujuan: Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan yang dilakukan PT. INKA (Persero) dalam melakukan pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran tentang program pelayanan kesehatan kerja dalam upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan kerja dan observasi. Hasil: Program pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan PT. INKA (Persero) Madiun dalam mencegah penyakit yang sering diderita tenaga kerja meliputi program promotif, program preventif, program kuratif dan program rehabilitatif. Program promotif dan preventif di PT. INKA (Persero) dikelola oleh Departemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang kegiatannya meliputi pemeriksaan kesehatan karyawan, menyediaan APD, Pengelola Gizi Kerja, Pengukuran lingkungan kerja, Penyediaan kotak P3K, Pengadaan pelatihan umum dan pelatihan PPPK. Sedangkan program kuratif dan rehabilitatif dikelola oleh Departemen Personalia yang kegiataanya meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja, dengan memberikan fasilitas pelayanan kesehatan,seperti poliklinik, tenaga medis, dan alin sebagainya. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa penyakit yang sering diderita tenaga kerja dapat dicegah melalui program pelayanan kesehatan kerja. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan kerja sudah memenuhi Permenaker RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, akan tetapi sebaiknya perlu mengoptimalkan agar dapat menangani masalah Kesehatan Keselamatan Kerja terutama dalam mengidentifikasi masalah penyakit akibat kerja dan penyakit yang sering diderita tenaga kerja. Kata Kunci : Program Pelayanan Kesehatan Kerja, Pencegahan Penyakit *) Prodi Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
THE ATTEMPT OF PREVENTING THE DISEASES FREQUENTLY SUFFERED FROM BY THE WORKERS THROUGH WORK HEALTH CARE
PROGRAM IN PT. INKA (PERSEO) MADIUN
Rizqi Arini Dosnita*), Harninto*), and Sri Hartati*) Objective: To find out the health care program the PT. Inka (Persero) Madiun holds in preventing the diseases frequently suffered from by the workers. Method: The research was done using a descriptive method to give a description of work health care program in the attempt of preventing the diseases frequently suffered from by the workers. The data derived from result of interview with those relevant to the problem of work health care and observation. Result: The health care service program held by PT. Inka (Persero) Madiun in preventing the frequently suffered from by the workers was through promoting, preventing, curing and rehabilitating programs. Promoting and preventing programs in PT. INKA (Persero) were managed by the Work Health Safety Department and Biological Environment (K3LH) the activities of which included employee health examination, APD provision, Work Nutrition Manager, Work Environment Measurement, First Aid Kits Provision, general training and PPPK training organization. Meanwhile the curing and rehabilitating programs were managed by the Personnel Department, the activities of which included work health care implementation, by giving health care facility, such as policlinic, physicians, and etc. Conclusion: It could be concluded that the diseases frequently suffered from by the workers could be prevented through work health care program. The implementation of work health care activity had met the RI’s Permenaker No.03/MEN/1982 about Work Health Care, but, it should be optimized in order to cope with the problems of Work Safety and Health particularly in identifying the problems of work-induced disease and the diseases frequently suffered from by the workers. Keywords: Work Health Care Program, Disease Prevention *) Hiperkes and Work Safety Diploma III Study Program, Medical Faculty,
Sebelas Maret University, Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
karunia,kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta penyusunan laporan Magang dengan judul “Upaya Pencegahan Penyakit yang Sering diderita Tenaga Kerja Melalui Program Pelayanan Kesehatan Kerja di PT. INKA (Persero) Madiun”
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu jurusan Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik secara material dan spiritual kepada penulis. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
laporan ini. 2. Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku
Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III HIPERKES
dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Harninto, dr., MS,Sp.Ok selaku pembimbing I dalam penulisan laporan ini.
5. Ibu Sri Hartati H., Dra., Apth., SU selaku pembimbing II dalam penulisan laporan ini.
6. Bapak Suharyoko, selaku Manager Pemeliharaan dan K3LH PT.INKA (Persero) yang telah mermberikan izin untuk pelaksanaan magang.
7. Bapak Syafril Syafar, selaku Asisten Manager Unit Pemeliharaan dan K3LH PT. INKA dan pembimbing magang yang telah memberikan dukungan selama menulis melaksanaan kegiatan magang.
8. Ibu Ana Retnowati, selaku Staf Fungsional K3LH PT.INKA (Persero) yang paling berperan banyak dalam membimbing dan mengarahkan selama penulis magang serta telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan ini.
9. Bapak Sugeng Budi, selaku staf K3LH Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. INKA (Persero).
10. Bapak Yanto, selaku staf K3LH Bidang Lingkungan Hidup selaku pembimbing PT. INKA (Persero).
11. Bapak Bambang, Ibu Retno, Ibu Dyah, Ibu Subijati, dr. Aviv, mbak Habibah dan rekan-rekanya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah membimbing dan membantu penulis dalam mendapatkan informasi.
12. Seluruh staf bagian K3LH dan seluruh karyawan PT. INKA (Persero).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
13. Ibunda Tjatur Arimurti dan ayahanda Sodiq Anshori tercinta yang telah mendidik dan senantiasa membimbing serta doa–doa yang tulus dan dukungan selama ini. Serta kasih sayang yang tiada henti.
14. Teman–teman angkatan 2009 Program Diploma III HIPERKES dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang masih berjuang untuk mencapai kelulusan semoga tetap semangat dan jangan putus asa.
15. Sahabatku Mas Wahyu, Aya, Mega, Mita, Mbak Fitri dari ITS, Mbak Nining, Mbak Ika dan teman-teman PKL terima kasih atas bantuan, saran dan kebersamaannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih baik. Dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan doa tulus yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu untuk mencapai hasil yang lebih baik penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan demi perbaikan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan bagi penulis khususnya. Untuk menambah wawasan dalam mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan demi kemajuan Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 22 Juni 2012 Penulis, Rizqi Arini Dosnita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iii ABSTRAK .................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 3 C. Tujuan Magang ....................................................................... 3 D. Manfaat Magang ..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5 A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5 B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 34
A. Metode Penelitian ................................................................... 34 B. Lokasi Penelitian .................................................................... 34 C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ..................................... 34 D. Sumber Data ........................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35 F. Pelaksanaan ............................................................................ 36 G. Analisa Data ........................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 37
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 37 B. Pembahasan ............................................................................ 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 76
A. Simpulan ................................................................................. 76 B. Saran ....................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 82 LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar dan Petunjuk Pemakaian Obat P3K PT. INKA ......................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR DIAGRAM
Grafik 1. Morbiditas Penyakit bulan Juli 2011 ................................................ 38 Grafik 2. Morbiditas Penyakit bulan Agustus 2011 ......................................... 39 Grafik 3. Morbiditas Penyakit bulan September 2011 .................................... 39 Grafik 4. Morbiditas Penyakit bulan Oktober 2011 ........................................ 40 Grafik 5. Morbiditas Penyakit bulan November 2011 .................................... 40 Grafik 6. Morbiditas Penyakit bulan Desember 2011 ..................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Ijin Magang Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Magang Lampiran 4. Denah Layout Lokasi PT. INKA Lampiran 5. Peta Kotamadya Madiun Lampiran 6. Struktur Organisasi Lampiran 7. Pembagian Tugas Personil Unit Fasilitas Lampiran 8. Kebijakan K3 Lampiran 9. Peraturan Umum K3LH dan Petunjuk Umum K3LH Lampiran 10. Pembagian Tugas K3LH Lampiran 11. Layout Produksi Lampiran 12. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lampiran 13. Prosedur Umum Pertolongan Pertama Lampiran 14. Prosedur Umum Kotak P3K Lampiran 15. Layout Poliklinik Lampiran 16. Isi kotak P3K Lampiran 17. Sertifikat Hyperkes Lampiran 18. Kartu Penderita Polinka Lampiran 19. Laporan Mordibitas Polinka bulan Juni-Desember 2011 Lampiran 20. Prosedur Alat Pelindung Diri Lampiran 21. Daftar Menu Jasaboga Lampiran 22. Pergantian biaya pengobatan Restitusi Lampiran 23. Kartu Pelayanan Kesehatan Lampiran 24. Wawancara Pihak Perusahaan Lampiran 25. Wawancara di Poliklinik PT. INKA (POLINKA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari suatu aktivitas.
Aktivitas sehari-hari atau pekerjaan sangat membutuhkan kondisi kesehatan
secara prima. Selama bekerja, tenaga kerja memainkan peran baik yang terkait
dengan fisik jasmani maupun mental spiritualnya. Kerja otak sangat menguras
tenaga secara cepat. Hubungan psikosomatik akan mempengaruhi lancar
tidaknya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini selaras dengan
semboyan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula”. Dalam
suatu perusahaan pasti juga tidak terlepas dari tenaga kerja. Setiap tenaga
kerja berhak untuk memperoleh perlindungan atas kesehatan dan keselamatan
kerja. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja merupakan 3 (tiga) komponen utama dalam
kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga
komponen tertentu akan menghasilkan kesehatan kerja yang optimal
(Suma’mur, 1996).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penyakit akibat dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat
diakibatkan oleh pemaparan terhadap lingkungan pekerjaannya.
Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang
melebihi 40 jam/minggu dapat menimbulkan berbagai penyakit. Apabila
tidak ada perlindungan bagi tenaga kerja tersebut atau tidak ada
pencegahan terhadap kemungkinan pemaparan terhadap faktor-faktor
lingkungan yang melebihi nilai batas, hal ini dapat berakibat timbulnya
penyakit atau kecelakaan akibat kerja.
Pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.03/MEN/1982 bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan, meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik tenaga kerja, pengobatan dan perawatan serta bagi
tenaga kerja yang menderita sakit (Punky.W,2002)
PT. INKA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur khususnya melakukan proses pembuatan kereta api. Dari
serangkaian proses produksi yang dikerjakan, banyak terdapat faktor-
faktor maupun potensi-potensi akibat kerja dan bahaya yang sangat besar,
serta dapat mengancam kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.Oleh
karena itu agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta derajat dan produktivitasnya menjadi optimal maka sudah semestinya
perusahaan menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja yang memadai
sesuai dengan Permenakertrans RI No. 03/MEN/1982, yaitu bahwa setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tenaga kerja berhak mendapat pelayanan kesehatan kerja dan pengurus
wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Bennet dan Rumondang Silalahi,1995).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis dapat
mengambil rumusan masalah meliputi :
1. Bagaimana program pelayanan kesehatan kerja sebagai upaya pencegahan
penyakit yang sering diderita tenaga kerja?
2. Apakah program pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan oleh
PT. INKA sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per 03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja dalam usaha untuk mencegah penyakit
yang sering diderita tenaga kerja?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyakit apakah yang sering diderita tenaga kerja di
PT. INKA.
2. Untuk mengetahui bagaimana program pelayanan kesehatan kerja dalam
upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja di PT. INKA
(Persero)
3. Untuk mengetahui apakah program pelayanan kesehatan kerja yang
diselenggarakan oleh PT. INKA (Persero) telah sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Permenakertrans RI No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja di PT. INKA (Persero).
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam dan menambah
wawasan,pengetahuan serta pengalaman tentang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja.
3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang bermanfaat bagi program
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan peningkatan kuliah dari pembekalan pengetahuan di bangku
perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tempat Kerja
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1), yang dimaksud dengan “Tempat kerja
adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya”
sebagaimana diperinci dalam pasal 2; “Termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.” Sedangkan
pada pasal 2 ayat (1), tertulis “Yang diatur oleh Undang- undang ini ialah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, didalam
tanah, dipermukaan air maupun diudara yang berada didalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia”.
Setiap tempat kerja selalu mempunyai faktor risiko kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit
akibat kerja sangat mengganggu operasi perusahaan apabila tidak
mengambil langkah pengendalian yang memadai. Bagi pekerja,
kecelakaan dan sakit akibat kerja sangat merugikan dan dapat
menimbulkan penderita, tidak hanya bagi pekerja itu sendiri tapi juga bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
keluarganya terutama jika kecelakaan atau penyakit akibat kerja tersebut
sampai mengakibatkan cacat tetap atau kematian (Syukri Sahab, 1997)
Untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
perlu diidentifikasi sumber bahaya yang ada di tempat kerja dan
dievaluasi tingkat risikonya serta dilakukan pengendalian yang memadai.
Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis
bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan
penyakit akibat kerja (Syukri Sahab, 1997). Bahaya-bahaya tersebut
berasal dari:
a. Pekerjaan di lingkungan bising.
b. Pekerjaan dengan atau lingkungan kerja mengandung radiasi.
c. Pekerjaan dengan atau lingkungan kerja mengandung
gelombang elektromagnetik.
d. Pekerjaan di lingkungan suhu tinggi.
e. Pekerjaan di lingkungan suhu rendah.
f. Pekerjaan di lingkungan dengan tekanan tinggi atau pekerjaan di
bawah air.
g. Pekerjaan dengan ketinggian.
h. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan dengan penerangan tinggi.
i. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan dengan getaran tinggi.
j. Pekerjaan menggunakan atau di lingkungan debu.
k. Pekerjaan menggunakan bahan baku antara lain logam berat (Pb, Hg,
Mn, Cd, Ni, Cn, Zn,Al).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
l. Pekerjaan menggunakan gas atau lingkungan yang mengandung gas,
mist, fume.
m. Pekerjaan di lingkungan kadar oksigen rendah.
n. Pekerjaan menggunakan solvent (pelarut organic).
o. Pekerjaan menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
kedokteran serta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum
(Suma’mur, 1996).
Status kesehatan seseorang, dapat ditentukan oleh 4 faktor yakni :
a. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan); kimia
(organic/anorganik, logam berat, debu); biologic (virus, bakteri,
mikroorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
b. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
c. Pelayanan kesehatan: promotif, prefentif, perawatan, pengobatan,
pencegahan kecacatan, dan rehabilitasi.
d. Genetik, yang merupakan faktor bawaan tiap manusia.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit- penyakit umum
(Suma’mur, 1996).
Tujuan utama kesehatan kerja adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan
dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,
pemberantasan kelelahan kerja dan menambah semangat serta kenikmatan
kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan
yang bersangkutan dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya- bahaya
yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri (Suma’mur,
1996).
Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi :
1) Kesehatan Kuratif
Kesehatan kuratif adalah menekan seminimal mungkin angka basen
karena sakit, serta memperpendek lamanya sakit.
2) Kesehatan Preventif
Kesehatan preventif merupakan upaya untuk mencegah tenaga kerja
mengalami gangguan kesehatan dan penyakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Kesehatan rehabilitative
Pengamanan bahaya oleh karena proses produksi yang mungkin
berakibat kepada tenaga kerja maupun masyarakat luas
4) Kesehatan promotif
Penyesuaian diantara tenaga kerja dan pekerjaanya dengan tujuan
kegairahan dan efisiensi kerja.
Kesehatan kerja menurut (Syukri Sahab, 1997) meliputi segala
upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja dan penyakit lainnya pada
tenaga kerja. Tujuannya adalah agar tenaga kerja di tempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya
sehingga setiap tenaga kerja berada dalam keadaan sehat dan sejahtera
pada saat ia mulai bekerja sampai selesai masa baktinya. Kesehatn kerja
dilaksanakan pada komunitas tenaga kerja melalui upaya kesehatan kerja
yang meliputi upaya pengobatan, upaya pencegahan penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja, pengobatan kepada tenaga kerja yang sakit
serta rehabilitasi tenaga kerja yang cacat akibat kecelakaan maupun
penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena
adanya sumber- sumber bahaya di lingkungan kerja. Sumber bahaya
menurut (Syukri Sahab, 1997) berasal dari :
a) Bangunan, peralatan dan instalasi.
b) Bahan.
c) Proses.
d) Cara kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
e) Lingkungan kerja yang terdiri atas faktor lingkungan fisik, kimia,
biologi, faal kerja/ergonomik dan psikologi.
Kesehatan kerja yang merupakan bagian yang spesifik dari segi
kesehatan umumnya, lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada
peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya
kesehatan. Tujuan kesehatan kerja menurut (Suma’mur, 1996) adalah :
(1) Agar masyarakat bekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri,
petani, pelayan, pekerja bebas dan sebagainya) dapat mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
sosial
(2) Agar efisiensi kerja dan produktivitas para karyawan meningkat
sehingga akan meningkatkan pula produktivitas perusahaan.
Melalui upaya kesehatan kerja akan terwujud tenaga kerja yang
sehat dan produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya dan
keluarganya serta masyarakat luas. Tenaga kerja tidak saja diharapkan
sehat dan produktif selama masa kerjanya tapi juga sesudah masa kerja
berakhir, sehingga ia dapat menjalani masapensiun dan hari tuanya
tanpa diganggu oleh berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh pekerjaan maupun lingkungan kerja pada waktu masih
aktif bekerja (Syukri Shahab, 1997).
Program kesehatan kerja menurut ketrampilan untuk
pengembangan kesehatan kesehatan oleh dokter perusahaan dan
membutuhan pengetahuan yang luas serta pengalaman yang cukup dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bidang kesehatan kerja. Dalam bukunya (Siswanto. A, 1991) di paparkan
mengenai program kesehatan kerja yang dimaksud di atas adalah :
(a) Pemeriksaan kesehatan kerja.
(b) Diagnosa dan pengobatan penyakit umum maupun khusus.
(c) Monitoring atau evaluasi tempat kerja secara berkala melalui
pengukuran
(d) Pengamanan bahaya bahan kimia di tempat kerja.
(e) Latihan dan pendidikan tentang kerja yang dilakukan secara berkala
dan berkesinambungan.
(f) Pengadaan oleh alat pelindung diri oleh perusahaan dan pemanfaatan
serta pemeliharaan alat tersebut oleh tenaga kerja.
(g) Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
(h) Penelitian epidemiologis untuk mengevaluasi dampak lingkungan
kerja.
(i) Mengevaluasi secara berkala evektifitas dari program kesehatan kerja
yang telah dilaksanakan.
(j) Usaha lain, masalnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Pada hakikatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika,
akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga
komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
a. Kapasitas kerja tergantung pada skill, kesegaran jasmani, keadaan gizi,
jenis kelamin, usia, usia, ukuran tubuh, dan motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, yang dapat berupa
fisik, mental, dan sosial.
c. Beban tambahan dari lingkungan kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan
sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu
lingkungan atau situasi yang mengakibatkan beban tambahan pada
jasmani dan rohani tenaga kerja.
Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya kesehatan yang ada
di tempat kerja, bahaya yang dapat menimbulkan dampak pada
pekerja. Dampak dapat berupa :
1) Gangguan kesehatan umumnya bersifat kronis
2) Penyakit akibat kerja maupun kematian
3) Produktiviatas menurun
3. Gangguan Kesehatan
Menurut (Suma’mur, 1996) agar seorang tenaga kerja ada
dalam keserasian sebaik-baiknya yang berarti dapat terjamin dapat
terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya
maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari faktor-faktor,
yaitu:
a. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban
kerja bisa berupa beban fisik, mental, atau sosial baik ringan, sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
atau berat tergantung jenis pekerjaan. Menurut (Syukri Sahab, 1997)
beban kerja dapat menyebabkan kelelahan. Kelelahan yang terjadi
bisa kelelahan fisik maupun kelelahan mental yang berlebihan,
maka beban kerja pada seorang pekerja disesuaiakn dengan
kemampuannya.
Menurut (Suma’mur, 2009) tenaga kerja memiliki kesamaan
yang berlaku umum yaitu mereka memiliki keterbatasan hanya mampu
untuk memikul beban sampai suatu tingkat tertentu. Prinsip ini yang
mendasari maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada
pekerjaan yang tepat pula. Atau dengan lebih tegas pemilihan tenaga
kerja tersehat untuk pekerjaan yang tersehat pula. Derajat tepat suatu
penempatan meliputi kecocockan pengalaman, pengetahuan, keahlian,
keterampilan, motivasi, sikap kerja, dan lain-lain sebagainya.
b. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan
atau situasi yang menyebabkan beban tambahan pada jasmani dan
rohani tenaga kerja. Beban ini akan menambah beban kerja yang dapat
langsung dari pekerjaan yang sebenarnya. Faktor-faktor penyebab
beban tambahan ada lima menurut (Suma’mur, 2009) yaitu:
1) Faktor fisik, yaitu penerangan, suhu udara, kelembaban, getaran,
radiasi, tekanan udara.
2) Faktor kimia, yaitu gas, uap, debu kabut, fume, asap, awan, cairan
dan benda padat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Faktor fisiologis, yaitu konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.
4) Faktor biologi, yaitu virus, bakteri, jamur.
5) Faktor mental psikologis, yaitu suasana kerja, hubungan antar
pekerja, hubungan antara pekerja dengan atasan.
4. ISPA sebagai Penyakit yang sering diderita Tenaga Kerja
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti
rhinitis, fharingitis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian
bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis dan pneumonia,
yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil
untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan
adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus,
ruang telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2008).
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan
keluhan- keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan
penyakit mungkin gejala- gejala menjadi lebih berat dan bila semakin
berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan
mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernafasan maka
dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak
menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernafasan (Depkes RI, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5. Penyebab ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas disebabkan oleh beberapa
golongan kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih
dari 300 macam. Pada ISPA atas 90-95% penyebabnya adalah virus. Di
negara berkembang, ISPA bawah terutama pneumonia disebabkan oleh
bakteri dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetella dan
korinebakterium, sedang di negara maju ISPA bawah disebabkan oleh
virus, miksovirus, adenivirus, koronavirus, pikornavirus dan herpesvirus
(Parker, 1985 dalam Putranto, 2007).
6. Klasifikasi ISPA
Menurut (Depkes RI tahun 2008), klasifikasi dari ISPA adalah :
a. Ringan (bukan pneumonia)
Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit,
hidung tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.
b. Sedang (pneumonia sedang)
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah,
dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen
dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan (adentis servikal).
c. Berat (pneumonia berat)
Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan
di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan
adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke
dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
7. Gejala ISPA
Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena menurunnya
sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau
stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di udara bebas akan masuk dan
menempel pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan
hidung. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung
tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan
mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Akhirnya terjadi
peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu
hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena
bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan peradangan
menjadi parah semakin besar dan cepat. Infeksi dapat menjalar ke paru-
paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang
dihirup berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi kental dan
sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya
akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii,
hingga bronkhitis dan pneumonia (Halim, 2000).
Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai gejala yang berbeda
yang pada dasarnya ditimbulkan oleh iritasi, kegagalan mucociliary
transport, sekresi lendir yang berlebihan dan penyempitan saluran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pernafasan. Tidak semua penelitian dan kegiatan program memakai gejala
gangguan pernafasan yang sama. Misalnya untuk menentukan infeksi
saluran pernafasan, WHO menganjurkan pengamatan terhadap gejala-
gejala, kesulitan bernafas, radang tenggorok, pilek dan penyakit pada
telinga dengan atau tanpa disertai demam. Efek pencemaran terhadap
saluran pernafasan memakai gejala-gejala penyakit pernafasan yang
meliputi radang tenggorokan, rinitis, bunyi mengi dan sesak nafas
(Robertson, 1984 dalam Purwana, 1992).
Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti
bahwa kadar debu berasosiasi dengan insidens gejala penyakit pernafasan
terutama gejala batuk. Di dalam saluran pernafasan, debu yang mengendap
menyebabkan oedema mukosa dinding saluran pernafasan sehingga terjadi
penyempitan saluran.
Menurut (Putranto, 2007) faktor yang mendasari timbulnya gejala
penyakit pernafasan :
a. Batuk
Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat adalah jika
terjadi rangsangan pada bagian-bagian peka saluran pernafasan,
misalnya trakeobronkial, sehingga timbul sekresi berlebih dalam
saluran pernafasan. Batuk timbul sebagai reaksi refleks saluran
pernafasan terhadap iritasi pada mukosa saluran pernafasan dalam
bentuk pengeluaran udara (dan lendir) secara mendadak disertai bunyi
khas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Dahak
Dahak terbentuk secara berlebihan dari kelenjar lendir (mucus
glands) dan sel goblet oleh adanya stimuli, misalnya yang berasal dari
gas, partikulat, alergen dan mikroorganisme infeksius. Karena proses
inflamasi, di samping dahak dalam saluran pernafasan juga terbentuk
cairan eksudat berasal dari bagian jaringan yang berdegenerasi.
c. Sesak nafas
Sesak nafas atau kesulitan bernafas disebabkan oleh aliran
udara dalam saluran pernafasan karena penyempitan. Penyempitan
dapat terjadi karena saluran pernafasan menguncup, oedema atau
karena sekret yang menghalangi arus udara. Sesak nafas dapat
ditentukan dengan menghitung pernafasan dalam satu menit.
d. Bunyi mengi
Bunyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernafasan
yang turut diobservasikan dalam penanganan infeksi akut saluran
pernafasan.
8. Diagnosa ISPA
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan
yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara
langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan
dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura (Halim,
2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya nafas
cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih,
atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke
dalam. Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk
atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak
dapat minum. Pada klasifikasi bukan pneumonia maka diagnosisnya
adalah batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis atau
penyakit non pnemonia lainnya (Halim, 2000).
Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat
berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindari, asal saja pekerja dan
pimpinan perusahaan ada kemauan baik untuk men cegahnya. Tentu
perundang-undangan tidak akan ada faedahnya, apabila pimpinan
perusahaan tidak melaksanakan ketetapan- ketetapan perundang-undangan
itu, juga apabila para pekerja tidak mengambil peranan penting dalam
menghindarkan gangguan-gangguan kesehatan tersebut (Suma’mur,
1996).
Menurut (Bennet Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995) langkah-
langkah ke arah pencegahan penyakit akibat kerja antara lain kesadaran
manajemen untuk mencegah penyakit akibat kerja dan megatur tata cara
pencegahan. Manajemen harus sadar bahwa peningkatan produktivitas
kerja sangat erat kaitannya dengan efisien dan prestasi kerja.Kedua hal
tersebut tidak terlepas dari tenaga kerja yang sehat, selamat, dan sejahtera.
Jadi, peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus didukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
oleh lingkungan yang sehat. Sedangkan tata cara pencegahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Subtitusi
Bahan-bahan berbahaya atau terbukti dapat menyebabkan
penyakit secara cepat atau lambat harus ditukar dengan yang lebih
aman.
2) Isolasi
Mengisolasi proses yang bising atau pencampuran bahan atau
larutan yang menimbulkan gas berbahaya
3) Ventilasi Penyedotan
Kipas penghisap atau exhaust fan pada tempat-tempat tertentu
dipasang agar gas yang berbahaya terhisap keluar dan ditukar dengan
udara bersih. Misalnya, tempat parker di lantai bawah tanah harus
dilengkapi dengan exhaust fan.
4) Ventilasi umum
Tempat-tempat bekerja bagi tenaga kerja seperti tempat
pengemasan atau dapur produksi harus dilengkapi dengan ventilasi
umum untuk memudahkan peredaran udara.
5) Alat Pelindung
Alat- alat yang melindungi tubuh atau sebagian dari tubuh
wajib pakai oleh tenaga kerja, misalnya topi pengaman, masker
respirator (alat pernafasan), kacamata, sarung tangan, pakaian kerja
dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
6) Pemeriksaan kesehatan prakarya
Setiap tenaga kerja harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan
kesehatan umum dan khusus untuk menginderakan kelemahan masing-
masing.
7) Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan ini perlu mengidera sendiri mungkin apakah
faktor-faktor penyebab penyakit sudah menimbulkan gangguan atau
kelainan.
8) Pemeriksaan kesehatan khusus
Tenaga kerja yang menunjukan gejala yang dicurigai ada
kaitannya dengan lingkungan kerjanya harus dikirim ke poliklinik
spesialis untuk menjalani pemeriksaan khusus. Langkah seperti ini
sangat membantu tenaga kerja itu sendiri atau manajemen.
9) Penerangan prakarya
Sebelum tenaga kerjabekerja, terlebih dahulu harus menjalani
induksi atau perkenalan pada lingkungan pekerjaan dan semua
pearturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Langkah seperti ini
biasanya menimbulkan rasa berhati-hati dan meningkatkan
kewaspadaan.
10) Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja
Pendidikan ini dijalankan oleh setiap mandor (foreman),
penyelia, anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dan ahlinya. Kemudian mereka mendidik tenaga kerja dalam praktek
manufaktur yang baik dan kesehatan kerja.
Pemeriksaan kesehatan para pekerja sering mengungkapkan
adanya bahaya kesehatan di tempat kerja, sehingga memerlukan
evakuasi dan perawatan lingkungan lebih lanjut. Pemeriksaan seperti
itu mempunyai arti epidemiologis yang penting dalam evakuasi
tersebut.
Pemeriksaan kesehatan kerja ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980
(Pungky W, 2002) tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja yang meliputi :
a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ditujukan agar
tenaga kerja yang diterima untuk melakukan pekerjaan, antara
lain:
1) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ditujukan agar tenaga
kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang
akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan
yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat
terjamin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam Undang-
undang No. 1 tahun 1970, harus mengadakan pemeriksaan
kesehatan sebelun kerja.
3) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru
(bila mungkin) dan laboratorium rutin serta pemeriksaan lain
yang dianggap perlu.
4) Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah
bahaya yang diperkirakan timbul.
5) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun
pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja yang menjamin
penempatan tenaga kerja sesuai dengan kesehatan dan
pekerjaan yang akan dilakukannya dan pedoman tersebut
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh direktur.
6) Pedoman pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dibina dan
dikembangkan mengikuti kemampuan perusahaan dan
kemajuan kedokteran dalam keselamtan kerja.
7) Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan
kesehatan oleh dokter, tidak ada keraguan-raguan maka perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan
kesehatan pada waktu- waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter.
1) Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk
mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
2) Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali,
kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
3) Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun
pedoman pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan
kebutuhan menurut jenis- jenis pekerjaan yang ada.
4) Pedoman pemeriksaan kesehatan dikembangkan mengikuti
kemampuan perusahaan dan kemajuan kedokteran dan
keselamatan kerja.
5) Dalam hal ditemukan kelainan atau gangguan kesehatan pada
tenaga kerja pada pemeriksaan berkala, pengurus wajib
mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin
terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yang
luas, maka pelayanan kesehatan di luar perusahaan dapat
dimanfaatkan oleh pengurus menurut keperluan.
7) Dalam melaksanakan kewajiban pemeriksaan kesehatan
berkala, direktur jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan
dan Perlindungan Tenaga Kerja dapat menunjuk satu atau
beberapa Badan sebagai penyelenggara yang akan membantu
perusahaan yang tidak mampu melakukan sendiri pemeriksaan
kesehatan berkala.
c) Pemeriksaan kesehatan khusus
Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu, meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai
adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
2) Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap:
Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit
yang memerlukan perawatan lebih dari 2 (dua) minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a) Tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun atau tenaga
kerja wanita dan renaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda
yang melakukan pekerjaan tertentu.
b) Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu
mengenai gangguan-gangguan kesehatannya perlu
dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.
3) Pemeriksan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat
keluhan- keluhan diantara tenaga kerja, atau atas pengamatan
Pegawai Pengawas Keselamtan dan Kesehatan Kerja, atau atas
penilaian Pusat Bina Hiperkes dan Balai-balainya atau atas
pendapat umum masyarakat.
4) Terhadap kelalaian/gangguan yang disebabkan akibat
pekerjaan dan ditemukan pada pemeriksaan khusus ini berlaku
ketentuan Asuransi Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
9. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan atau health service adalah upaya yang
diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit,
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.03/MEN/1982 (Pungky W, 2002) tentang pelayanan kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kerja. Pelayanan kesehatan adalah suatu usaha kesehatan yang
dilaksanakan dengan tujuan:
1) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik
fisik maupun mental, terutama pekerjaan dengan tenaga kerja.
2) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
3) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik tenaga kerja.
4) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang menderita sakit.
Sedangkan tugas pokok pelayanan kesehatan menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982, meliputi:
a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus.
b) Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja.
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi air.
e) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk keshatan tenaga kerja.
f) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
penyakit akibat kerja.
g) Pertolongan pertama pada kecelakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
h) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk
petugas pertolongan pertama pada kecelakaan.
i) Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
j) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat
kerja.
k) Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya.
l) Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja
kepada pengurus.
Menurut (Suma’mur, 1996) adanya dokter perusahaan sangat
bermanfaat untuk kesehatan pekerja perusahaan. Dokter dalam perusahaan
membantu pengusaha dalam seleksi pekerja-pekerja untuk pekerjaan
tertentu, meninggikan keadaan kesehatan pekerja-pekerja, penempatan
yang tepat dari seorang pekerja sesuai dengan kesehatan jasmani dan
rohaninya, P3K, pengobatan dan perawatan terhadap penyakit-penyakit
mendadak, meninggikan kesehatan lingkungan di tempat kerja dan
masyarakat pada umumnya.
Dokter-dokter perusahaan agak lain dari dokter praktek umum
yang hanya memeriksa orang sakit dan mengobatinya. Selain itu dokter
perusahaan harus mengadakan pencegahan penyakit umum, penyakit-
penyakit akibat kerja dan kecelakaan, harus menjalankan kedokteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
konstruktif, juga harus menjalankan usaha-usaha preventif untuk
masyarakat tertutup antara lain dengan imunisasi. Untuk itu, dokter
perusahaan harus mengetahui proses produksi dan unit-unit operasinya
dalam perusahaan, jenis pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan
dalam perusahaan (Suma’mur, 1996).
Setiap petugas kesehatan dan keselamatan kerja harus dibantu oleh
seorang paramedic hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. Tugas
utamanya adalah memelihara hygiene perusaahaan, mendeteksi gejala
penyakit akibat kerja dan mengambil langkah-langkah pertolongan atau
penanggulangan pertama. Petugas kesehatan dan keselamatan kerja dan
paramedis Hiperkes harus selalu bekerja sama seerat-eratnya di bawah
pimpinan ahli kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan.
10. Poliklinik
Poliklinik perusahaan dapat menjadi salah satu sub sistem dari
manajemen K3 di perusahaan sehingga dua aspek yaitu pelayanan
kesehatan tenaga kerja dan pengelolaan lingkungan kerja dapat dilakukan
bersama. Berbeda dengan sistem pelayanan kesehatan tenaga kerja
khususnya segi kuratifnya. Sesuai undang- undang yang berlaku
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.03/MEN/1982
tentang pelayanan kesehatan kerja), poliklinik perusahaan sebagai salah
satu bentuk pelayanan kesehatan kerja harus di bawah tanggung jawab
seorang dokter yang telah memenuhi persyaratan yang antara lain telah
mengikuti pelatihan Hiperkes bagi dokter perusahaan. Demikian juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
paramedis di poliklinik perusahaan diwajibkan mengikuti pelatihan
Hiperkes bagi paramedis perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar poliklinik
perusahaan dapat melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit umum
dan penyakit akibat kerja.
11. Program Jamsostek
Program Jamsostek, dalam Deklarasi Universal HAM PBB tahun
1948, pasal 25 disebutkan bahwa “Setiap orang berhak mendapat
perlindungan akan hari tua, sakit, cacat, menganggur dan meninggal
dunia” Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang, sebagai pengganti sebagian dari penghasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan, sakit,
hamil, hari tua, dan meninggal dunia.
Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak bergantung
orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan di
hari tua maupun keluarganya, bila meninggal dunia. Harga diri berarti
jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan belas kasihan dari orang
lain. Agar pembiayaan dan manfaat optimal, pelaksanaan program
jamsostek dilakukan secara gotong-royong dimana yang muda membantu
yang tua, yang sehat membantu yang sakit, dan berpenghasilan tinggi
membantu yang berpenghasilan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Program Jamsostek memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk
menjaga harkat dan martabat manusia. Khusus tenaga kerja jika
mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang
terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.
Visi PT Jamsostek (Persero) : Menjadi lembaga penyelenggara
jaminan sosial tenaga kerja terpercaya dengan mengutamakan pelayanan
prima dan manfaat bagi seluruh peserta.
Misi PT Jamsostek (Persero) :
a) Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat
kepada peserta berdasarkan prinsip Profesionalisme.
b) Memperluas cakupan kepesertaan.
c) Meningkatkan Budaya Kerja melalui SDM dan penerapan”Good
Coorporate Governance”.
d) Mengelola dan peserta dengan prinsip kehati-hatian (”Prudent”).
Dengan program Jamsostek ini diharapkan dapat memberikan
ketenangan dan jaminan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya,
serta dapat meningkatkkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Oleh
karena itu, bagi perusahaan yang mempekerjakan 10 orang dan membayar
gji karyawan sebesar Rp.1.000.000,-/bulan wajib mengikuti program
Jamsostek (Depnaker RI, 1997).
Program Jamsostek kepersertaannya diatur secara wajib melalui
Undang-undang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
sedangkan pelaksanaanya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tahun 1993, Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. Per 05/MEN/1993.
Adapun program Jamsostek terdiri dari :
a) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b) Jaminan Hari Tua (JHT)
c) Jaminan Kematian (JK)
d) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja
Gangguan Kesehatan
Penyakit
Upaya Pencegahan
Pelayanan Kesehatan
Kerja
1. Promotif 2. Preventif 3. Kuratif 4. Rehabilitatif
Tenaga Kerja
Sehat dan
Selamat
Program Pelayanan
Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
PPPK Poliklinik Jamsostek
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan Hari Tua 3. Jaminan Kematian
1. RS Rujukan 2. Dokter
Jaminan Pelayanan Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi
yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang hanya terbatas pada
pengumpulan, pengkajian, dan analisis data dalam bentuk narasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk member gambaran secara jelas dapat mengenai
objek penulisan dan data yang diperoleh dipergunakan sebagai bahan penulis
laporan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah
Nama Perusahaan : PT. INKA (Persero) Madiun
Alamat : Jl. Yos Sudarso No.17 Madiun
Telp. (0351) 452227174
Fax. (0351) 452275
Bagian : Poliklinik PT. INKA (Persero) ((POLINKA))
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah penyelenggaraan program pelayanan
kesehatan di PT. INKA (Persero) dalam upaya mencegah penyakit yang
diderita tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
D. Sumber Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung yaitu dengan mengadakan
observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan pihak terkait yang
dirasa berkompeten.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari dokumen
perusahaan mengenai pelayanan kesehatan di PT. INKA (Persero) dalam
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan literature-literatur dari
perpustakaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain diperoleh
dari :
1. Data Primer
a. Observasi
Penulis memperoleh data dari pengamatan terhadap aktivitas
pelayanan kesehatan dalam penanganan masalah kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Wawancara
Penulis memperoleh data dengan melakukan interview/wawancara
dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah pelayanan
kesehatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi perusahaan yang
berhubungan dengan masalah pelayanan kesehatan.
F. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam suatu rangakaian kegiatan
magang yang dilaksanakan di PT. INKA (Persero) Madiun dari tanggal 7
Februari sampai dengan 5 April 2012, terlampir dalam Lampiran 1.
Adapun surat keterangan Magang dan Jadwal kegiatan Magang di PT.
INKA (Persero) Madiun terlampir dalam Lampiran 2 dan 3.
G. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dibahas dan
dibandingkan dengan peraturan yang berlaku khususnya Permenakertrans
No. PER 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Perusahaan
PT. INKA (Persero) Madiun sebagai industri yang bergerak
dibidang perhubungan darat khususnya perkeretaapian, mempunyai
potensi dan faktor bahaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu PT. INKA
(Persero) Madiun harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan kerja
yang aman, sehat, efisien, produktif. Mengingat adanya potensi bahaya
yang ada di PT. INKA (Persero) agar masalah mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja yang disebabkan dari potensi bahaya yang ada dapat
dilaksanakan dengan baik diperlukan pembinaan dan pengawasaan secara
menyeluruh dan berkesinambungan dari pihak atau bagian K3LH yang ada
di PT.INKA (Persero).
Proses produksi di INKA (Persero) dilakukan secara bertahap oleh
bagian pengerjaan plat, bagian perakitan, bagian pengecatan, bagian
pemasangan komponen, bagian permesinan, bagian interior, dan didukung
oleh bagian Quality Control, bagian perencanaan dan pengendalian
produksi serta bagian Quality Assurance Layout Proses Produksi dapat
dilihat dalam Lampiran 11. Proses produksi yang demikian rumit di PT.
INKA (Persero) banyak mengandung faktor bahaya dan potensi bahaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang
Kerja
2. Peny
terda
kary
menu
Dese
G
(
g dapat men
a.
yakit yang Se
Sejauh in
apat di PT.
awan adalah
Berikut i
urut hasil la
ember 2011
Grafik 1. Mo
Sumber: Lap
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Jum
lah
Ang
ka
nyebabkan P
ering diderit
ni belum di
. INKA (Pe
h penyakit um
ini adalah 1
aporan kunju
dapat dilihat
orbiditas 10 P
poran Morbi
Penyakit Aki
ta oleh Tena
itemukan ad
ersero). Pen
mum.
10 penyakit
ungan POLIN
t dalam Lam
Penyakit bul
iditas POLIN
YanKes
ibat Kerja d
ga Kerja
danya penya
nyakit yang
yang sering
NKA dari b
mpiran 19:
lan Juli 2011
NKA)
Penyakit
s INKA
dan Kecelaka
akit akibat k
g sering did
g diderita te
bulan Juli 20
1
38
aan Akibat
kerja yang
derita oleh
enaga kerja
011 sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Grafik 2. Morbiditas 10 Penyakit bulan Agustus 2011
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA) Grafik 3. Mordibilitas 10 Penyakit bulan September 2011
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
0
10
20
30
40
50
60
70
Jum
lah
Ang
ka
Penyakit
YanKes INKA
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Jum
lah
Ang
la
Penyakit
YanKes INKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Grafik 4. Mordibilitas 10 Penyakit bulan Oktober 2011
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
Grafik 5. Mordibilitas 10 Penyakit bulan November 2011
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
0
10
20
30
40
50
60
70
Jum
lah
Ang
ka
Penyakit
YanKes INKA
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Jum
lah
Ang
ka
Penyakit
YanKes INKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Grafik 6. Mordibilitas 10 Penyakit bulan Desember 2011
(Sumber: Laporan Mordibilitas POLINKA)
Dari data pemeriksaan di Poliklinik kunjungan terbanyak
berdasarkan jenis penyakit adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) kemudian kunjungan terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan
adalah pada divisi fabrikasi.
Unit Fabrikasi merupakan unit terbanyak yang diderita tenaga
kerja yaitu penyakit ISPA dan salah satu dari divisi atau pembagian
pekerjaan yang ada di PT. INKA (Persero) Madiun, adapun divisi
Fabrikasi terdiri atas Proses produksi yang meliputi :
a. Unit permesinan
b. Pengerjaan plat
c. Pengelasan dan perakitan (assembling)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
ISPA Dalam Ge/Diare Mata Myalgia Bedah Jantung Saraf Gigi
Jum
lah
Ang
ka
Penyakit
YanKes INKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pada lingkungan kerja divisi fabrikasi menghasilkan agen yang
bersifat fisika contohnya yaitu serbu logam penggerindaan,
penggergajian, pengelasan atau serbuk kasar lainnya.
Faktor penyebab berdasarkan analisal ingkungan kerja divisi fabrikasi
adalah sebagai berikut :
1) Faktor Agen
(a) Sifat Fisika
(1) Keadaan fisik seperti bentuk partikel uap atu gas
(2) Ukuran dan density (kepadatan) partikel
(3) Bentuk dan kemampuan penetrasi mempengaruhi sifat
migrasi
(4) Solubility (kelarutan)
Partikel tidak larut seperti asbestos dan silica menyebabkan
reaksi loKal sedangkan zat yang larut seperti mangan dan
berrylium mempunyai efek sistematik.
(5) Sifat Higroskopis
Partikel higroskopis meningkat ukurannya bila melalui
saluran napas bawah.
(b) Sifat Kimia
(1) Sifat asam/basa, mempunyai efek toksik pada silia, sel-sel
dan enzim.
(2) Ada kecenderungan zat berkombinasi dengan substansi
dalam paru dan jaringan. CO2 dan asam sianida.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(3) Fibrogenisitis (Sifat menimbulkan fibrosis jaringan)
(4) Sifat antigenitis dapat merangsang antibody.
2) Faktor Penjamu
(a) Pertahanan Paru
Genetik menentukan pengaruh aksi silia, kecepatan bersihan
dan fungsi makrofag.
(b) Keadaan didapat
Obat-obatan, asap rokok, temperature, dan alkohol
mempengaruhi fungsi silia dan makrofag
(c) Faktor anatomi dan fisiologi mempengaruhi pola pernapasan
(d) Keadaan imunologi
(e) Respons terhadap suatu agent dipengaruhi oleh alergi, atopi
dan jenis jaringan.
Faktor penjamu dipengaruhi oleh: umur, jenis kelamin, ras,
status gizi, kebiasaan merokok,kebiasaan menggunakan APD.
3) Faktor Lingkungan
(a) Arah angin
(b) Suhu dan Kelembaban
(c) Sistem ventilasi
Jika terjadi keluhan tenaga kerja berikut adalah cara
pelaporan pelayanan kesehatan kerja yang sudah diatur oleh pihak
Personalia yang menangani masalah pelayanan kesehatan kerja jika
terjadi penyakit keluhan kerja :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) Karyawan yang akan berobat di POLINKA harus menunjukkan
Kartu Identitas INKA (KII), Surat Pengantar Berobat yang
ditandatangani atasan dan Kartu Berobat (Lampiran 18).
2) Rawat Jalan Tingkat Pertama yaitu termasuk konsultasi,
pemeriksaan dan pengobatan sesuai pelayanan medis dasar.
3) Pelayanan obat DOSR (Daftar Obat Standart Rumah Sakit
Umum Dr. Soedono Madiun) disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan medis dasar.
4) Pelayanan/tindakan medis ringan sampai dengan tindakan
darurat terbatas( pertolongan darurat ringan).
5) Pemberian rujukan ke dokter (tidak boleh paramedis kecuali
kasus emergency) ke RSU Dr. Soedono apabila diperlukan,
yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan/Poli spesialis, rawat
inap, rawat darurat, laboratorium, radiologi, dan elektromedik.
3. Upaya pencegahan
a. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
Untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kerja untuk itu PT.
INKA (Persero) melakukan Program / Kegiatan harus bersifat
komprehensif meliputi 4 program yaitu:
1) Program promotif, berupa :
a) Safety talk dan safety meeting.
b) Olah raga/senam kesegaran jasmani.
c) Program bebas rokok di tempat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d) Konsultasi oleh tenaga medis di Poliklinik.
e) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam bekerja melalui
program 5R.
f) Pencatatan dan pelaporan jika terjadi kecelakaan kerja.
g) Poster-poster kesehatan kerja.
2) Program preventif, berupa :
a) Pemeriksaan laboratorium.
b) Pemberian vitamin kepada tenaga kerja.
c) Penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri.
d) Pemantauan dan perngendfalian lingkungan kerja.
e) Pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi.
Menu makan siang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, buah dan air
minum yang berfariasi dari minggu I, II, III dan IV. Susunan menu dapat
dilihat pada daftar lampiran 21.
Menu tersebut disusun oleh pengurus kantin. Adapun jadwal
makan siang tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Senin – Kamis : Jam 11.30 – 12.30 WIB
Jum’at : Jam 11.00 -13.00 WIB.
PT. INKA (Persero) telah menyediakan air putih dalam kemasan
gallon yang selalu dikontrol setiap hari oleh bagian jasa boga pada setiap
unit kerja, sehingga kebutuhan air minum bagi tenaga kerja dapat
terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Selain itu kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di PT.
INKA (Persero) Madiun dalam upaya meningkatkan kesehatan tenaga
kerja, maka PT. INKA (Persero) melaksanakan pemeriksaan kesehatan.
Adapun jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan adalah :
(1) Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemerikasaan kesehatan sebelum kerja ini diselenggarakan
pada saat penerima tenaga kerja baru yang akan diangkat sebagai
tenaga kerja tetap. Pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan melalui
kerja sama dengan pihak rumah sakit yang ditujuk yauitu RSU dr.
Soedono Madiun. Tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan awal ini
dilakukan di RSU dr. Soedono, Madiun. Pada pemeriksaan ini calon
tenaga kerja tidak dikenakan biaya apapun. Pemeriksaan kesehatan
awal ini termasuk serangakian test yang harus dilalui oleh calon tenaga
kerja.
Tata cara pemeriksaan tersebut adalah calon tenaga kerja
membawa formulir untuk pemeriksaan awal dari bagian Personalia di
Devisi Sumber Daya Manusia yang kemudian diserahkan oleh dokter
yang memeriksa. Formulir tersebut berisi panggilan terhadap calon
tenaga kerja untuk melaksanakan pemeriksaan awal.
Hasil pemeriksaan kesehatan adalah kesimpulan tentang
sejarah mana kondisi mental, kesehatan jasmani dan kemampuan fisik
orang yang diisi kesehatannya memenuhi syarat kesehatan untuk
pekerjanya yang dinyatakan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
a. Memenuhi syarat
b. Sementara tidak memenuhi syarat
c. Tidak memenuhi syarat
Hasil pemeriksaan tersebut disimpan sebagai arsip data
kesehatan calon tenaga kerja :
1. Wawancara kesehatan (anamneses)
2. Periksa fisik umum (keadaan sakit, kebersihan diri) dan
pemeriksaan fisik khusus (berat badan, tinggi badan)
3. Pemeriksaan mental
4. Pemeriksaan laboratorium klinik rutin, terdiri dari :
a) Darah rutin
b) Urine rutin
5. Pemeriksaan laboratorium klinik khusus, terdiri dari:
a) Uji saring Diabetes Millitus
b) Uji saring penyakit kardiovaskula : HDL/LDL, Cholesterol
c) Uji faal hati : SGOT, SGPT
d) Uji faal ginjal : Asam Urat, kreatinin
6. Pemeriksaan sinar tembus dada
7. Pemeriksaan fungsi jantung statis
8. Pengukuran daya penglihatan warna
9. Pengukuran daya tajam penglihatan
10. Pengukuran daya pendengaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala ini dilaksanakan tiap satu tahun
sekali, dua tahun sekali atau tiga tahun sekali atau tiga tahun sekali
yang berdasarkan pada jenis pekerjaan dan tingkat bahaya.
Pemeriksaan secara general check-up dilakukan oleh PT. INKA
(Persero) dengan menjalin kerja sama dengan Laboratorium Sarana
Medika. Laboratorium Saran Medika berkunjung ke PT. INKA
(Persero) dan melanjutkan melakukan pemeriksaan khusus ke pegawai
organik oleh laboratorium prodia kurang lebih 2 – 3 hari.
Adapun jangka waktu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
PT. INKA (Persero) Madiun:
a. Jangka 1 (satu) Tahun sekali
1. Para Kepala Bagian, Kepala Departemen, Pejabat Setingkat
Devisi dan Direksi Pemeriksaan meliputi
a) Wawancara kesehatan (anamneses)
b) Pemeriksaan fisik umum
c) Pemeriksaan gigi dan mulut
d) Pemeriksaan laboratorium klinik rutin, terdiri dari darah
rutin dan urine rutin
e) Pemeriksaan laboratorium khusus terdiri dari
1) Uji saring Diabetes Millitus
2) Uji saring penyakit kardiovaskuler : HDL/ LDL,
Cholestrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Uji faal hati : SGOT, SGPT
4) Uji faal ginjal : asam urat, kreatinin, ureum
f) Pemeriksaan sinar tembus dada
g) Pemeriksaan fungsi jantung statis
h) Pengukuran tajam penglihatan
i) Pengukuran daya penglihatan warna
j) Pengukuran daya pendengaran
(1) Welder yang mempunyai masa kerja lebih dari 2 (dua)
tahun, dan yang menangani masih aktif bekerja sebagai
welder, pegawai bagian komponen interior yang menangani
langsung pekerjaan pengecatan, fiber glass dan grit blasting
yang mempunyai masa kerja lebih dari 2 (dua) tahun
(Pegawai administrative tidak termasuk) Pemeriksaan
meliputi seperti tercantum pada a) (1)kecuali pemeriksaan
gigi dan mulut dan uji keganasan rahim (bagi wanita usia
40 tahun)
b. Jangka 2 (dua) tahun sekali
Pegawai INKA di lingkungan Departemen Fabrikasi,
Departemen Finishing, Bagian Perakitan Lokomotif Div
Manufaktur, Bagian Perawatan Departemen Pemeliharaan, Seksi
Transportasi Intern, Bagian Pengendalian Produksi, Departemen
Rendal Produksi, yang berusia lebih dari 35 tahun dan mempunyai
masa kerja minimal 2 (dua) tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Jangka 3 (tiga) tahun sekali
Pegawai PT. INKA di lingkungan Direktorat Teknologi,
Direktorat Umum, Direktorat Komersial, Direktorat Keuangan,
Departemen Teknologi, Produksi, SP1, PG, Pusat Koordinasi
Program, Pusat Logistik, Pusat Quality Anssurance, K3LH, Kantor
Perwakilan, Divisi Manufaktur, Departemen Rendal Produksi yang
berusia 35 tahun dan mempunyai masa kerja minimal 2 tahun.
(3) Pemeriksaan khusus dan Konsultasi Kesehatan Rutin
Pemerikasaan ini diselenggarakan bagi tenaga kerja yang
mempunyai gejala-gejala gangguan kesehatan pada saat general check-
up, tenaga kerja yang sering absen, karena keluhan kesehatan dan
tenaga kerja yang hendak dikirim ke luar negeri dalam rangka tugas
dinas. Pengajuan pemeriksaan kesehatan khusus diajukan oleh Kepala
Departemen yang bersangkutan kepada K3LH dengan tembusan
Departemen SDM secara tertulis menggunakan formulir, setelah
dianalisis bahwa yang bersangkutan perlu pemeriksaan kesehatan
khusus, maka atas persetujuan Direksi, K3LH akan menyampaikan
surat panggilan kepada Kepala Departemen yang bersangkutan dengan
menggunakan formulir untuk mengirim tenaga kerja tersebut ke dokter
Periksa. Hasil dari pemeriksaan akan diberikan kepada Kepala
Departemen untuk diberitahukan kepada tenaga kerja yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3) Program Kuratif,
Berupa pemberian obat ,PPPK ,Operasi atau pelayanan
karyawan berobat jalan dan merujuk ke poliklinik atau rumah sakit lain
jika diperlukan.
4) Program Rehabilitatif,
Berupa pemberian perawatan bagi karyawan yang kondisi
kesehatannya belum stabil sesuai fasilitas yang disediakan perusahaan.
4. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja di PT. INKA (Persero)
Madiun didukung dengan beberapa fasilitas, antara lain yaitu :
a. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
PT. INKA (persero) menyediakan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) yang merupakan pertolongan pertama yang harus
segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau
penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum pertolongan yang
lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan. Adapun
petugas P3K di PT. INKA (Persero) jika terjadi kecelakaan di serahkan
pada bagian K3LH jika pertolongan masih dirasa kurang maka pihak
K3LH menyerahkannya ke poliklinik INKA (POLINKA). Tujuannya
adalah untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan
korban, mencegah cidera atau penyakit menjadi lebih parah,
mempertahankan daya tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
lebih lanjut. PT. INKA mempunyai prosedur mutu pertolongan
pertama terdapat dalam Lampiran 13.
Kesiapan pertolongan lainya adalah kotak P3K berada disetiap
ruangan. Kunci dan pengawasan terhadap isi kotak PPPK dipegang
oleh kepala bagian atau orang yang ditunjuk pada unit kerja masing-
masing. Kepala bagian bertanggungjawab untuk melaporkan
ketersediaan obat-obatan untuk PPPK berdasarkan hasil observasi
isinya tidak lenggap, kemudian melaporkan kebagian kesejahteraan
dan diteruskan ke balai pengobatan yaitu Poliklinik INKA (Polinka)
atau SDM untuk ditindaklanjuti. Kelayakan pemakaian obat-obatan
PPPK ditentukan oleh petugas K3LH/SDM. Prosedur Umum Kotak
P3K terdapat dalam Lampiran 14.
Tabel 1. Berikut Daftar dan Petunjuk Pemakaian Obat P3K di
PT.INKA :
No Nama Obat Peruntukan Ket. 1 Analspec Sakit Kepala, Nyeri,
Demam, Sakit Gigi Tablet
2 Xepare Diare Tablet 3 Bioplacenton Luka Bakar Cream 4 Isodine/Betadine Luka Dangkal Cair 5 Rivanol Mencuci Luka Cair 6 Perban Gulung Menutup Luka Kasa 7 Plaster Kecil Perekat 8 Kapas Tidak untuk
menutup luka 9 Tensoplast Menutup luka kecil Luka baru 10 Tetes Mata Obat Mata Lihat etiket 11 Balsam Obat Gosok Lihat etiket
Adapun prosedur umum tentang pengelolaan pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK) dapat dilihat pada kertas Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
13. Kotak P3K berisi obat-obatan untuk memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan terdapat dalam Lampiran 14.
Sarana Pertolongan Pertama pada Kecelakaan lainnya juga yaitu
alat transportasi. PT. INKA (persero) memiliki satu unit mobil
ambulace dan satu unit mobil dinas (mobi rescue). Kegunaan mobil
ambulance adalah sebagai fasilitas yang diperuntukkan bagi karyawan
yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja dan membutuhkan
pengangkutan jarak jauh. Sementara itu, untuk pengangkutan jarak
dekat digunakan mobil dinas.
b. Poliklinik
PT. INKA (persero) memiliki sebuah tempat pelayanan
kesehatan bagi tenaga kerja yaitu berupa poliklinik PT. INKA
(persero) atau sering disingkat dengan POLINKA yang buka setiap
hari kecuali hari Minggu atau hari libur kerja. POLINKA terbentuk
atas kerjasama PT. INKA (persero) dengan RSU dr. Soedono Madiun.
Kedudukan RSU dr.Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan
apabila terdapat korban kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
yang tidak dapat ditangani oleh POLINKA. Jam kerja POLINKA
setiap hari Senin - Kamis pukul 09.00 - 11.30 WIB, dengan istirahat
pada pukul 11.45 -12.30, untuk hari Jum’at dimulai jam 07.30 – 15.30
sedangkan hari Sabtu POLINKA libur mengikuti hari kerja PT. INKA
(Persero).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Ruangan POLINKA terletak didalam lingkungan perusahaan
dengan ukuran 16x8 m² ber AC dapat dilihat dalam Lampiran 16, yang
terdiri dari 3 ruangan yaitu :
1) Ruangan Tunggu
Didalam ruang tunggu terdapat bangku yang berfungsi
untuk tempat tunggu pasien berikutnya. Meja dan kursi untuk
konsultasi perawat dengan pasiennya, disampingnya ada sebuah
lemari untuk penyimpanan dokumen-dokumen yang berupa
laporan data penyakit pasien dan kartu untuk pasien. Terdapat juga
sebuah timbangan berat badan.
2) Ruang Preventif (Ruang untuk konsultasi dengan dokter)
Didalam ruang dokter terdapat meja dan kursi yang lengkap
untuk konsultasi antara dokter dengan pasien, terdapat pula sebuah
lemari penyimpanan obat. Disamping itu ada bed pemeriksaan
lengkap dengan peralatan medis. Serta bangku tunggu pasien
dilengkapi TV dan bed dorong untuk pasien yang tidak bias jalan
atau mengalami luka serius atau parah.
3) Kamar Mandi
Didalam POLINKA dilengkapi kamar mandi yang bersih
tersedia sarana mandi, cuci dan kakus (MCK). Disamping kamar
mandi terdapat washtafel untuk cuci tangan supaya bersih dan
higiene.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Tenaga Medis
Tenaga medis yang bekerja di POLINKA terdiri dari seorang
dokter umum dan dibantu oleh perawat yang disiapkan oleh pihak
RSU dr.Soedono Madiun atas dasar surat perjanjian, sehingga tenaga
kerja medis tersebut mendapatkan pelatihan tentang Hiperkes di
Perusahaan. Penetapan waktu jaga adalah sebagai berikut :
1) Dokter jaga
Setiap hari Senin Kamis pukul 09.00 – 11.30 WIB,
sedangkan hari Jum’at dan Sabtu jam 09.30 – 10.00 WIB. Di
INKA (Persero) mempunyai 2 dokter jaga. Setiap 2 minggu sekali
dokter jaga bergantian bekerja. Dokter tersebut bekerjasama
dengan RSU dr. Soedono Madiun dan sudah mempunyai Sertifikat
Hiperkes dan Surat Izin Praktek terdapat dalam Lampiran 17.
Adapun tugas dokter antara lain yaitu :
a) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap tenaga kerja.
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja yang
berupa pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
khusus.
c) Memberikan rujukan pengobatan bagi tenaga kerja ke
poliklinik atau rumah sakit rujukan.
Tugas dokter tersebut dibantu oleh tenaga medis atau
perawat jaga yang selalu stand by setiap jam kerja POLINKA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Perawat Jaga
Setiap hari Senin-Kamis jam 07.00-16.00 WIB dengan
istirahat jam 11.30-12.30 WIB, sedangkan hari jum’at jam 07.30-
16.00 WIB dengan instirahat 11.30-13.00 WIB dan Sabtu jam
07.30-11.00. Di INKA (Persero) mempunyai 2 perawat jaga. Setiap
2 minggu sekali perawat jaga bergantian bekerja. Perawat tersebut
bekerjasama dengan RSU dr. Soedono Madiun. Tetapi perawat
jaga belum mendapatkan sertifikat Hiperkes.
Adapun tugas perawat jaga antara lain :
a) Membantu pekerjaan dokter sewaktu ada maupun sedang tidak
berada di tempat.
b) Melayani tenaga kerja yang berobat di POLINKA
c) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga
kerja yang mengalami kecelakaan.
d) Membuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dan laporan
bulanan.
e) Membuat daftar riwayat setiap tenaga kerja yang pernah
berobat di POLINKA pada buku status tenaga kerja.
f) Membuat surat keterangan dari dokter.
d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dalam rangka memberikan jaminan kesejahteraan serta
ketenangan kerja kepada tenaga kerja dan keluarganya yang
diharapkan dapat meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
PT. INKA (Persero) telah mengikutsertakan semua pekerja dalam
program wajib Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang
meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKK)
dan Jaminan Hari Tua (JHT). Sedangkan untuk Jaminan Pelayanan
Kesehatan PT. INKA (Persero) melaksanakan secara mandiri bekerja
sama dengan dokter keluarga dan RSU dr. Soedono.
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja adalah jaminan yang diberikan
kepada tenaga kerja peserta jamsostek apabila yang bersangkutan
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Ruang
lingkup JKK yaitu mulai perjalanan berangkat dari rumah menuju
ke tempat kerja, selama di lokasi pekerjaan dan dalam perjalanan
kembali pulang ke rumah dan termasuk perjalanan pulang pergi ke
lokasi dinas luar. PT. INKA (Persero) memberikan jaminan
kecelakaan kerja dengan memotong sebesar 1,27 % dari gaji pokok
untuk tabungan.
2. Jaminan Kematian
Hak yang diberikan kepada ahli waris tenaga kerja apabila
meninggal dunia diluar hubungan kerja berupa santunan yang di
ambil sebesar 0,3% dari gaji pokok untuk tabungan.
3. Jaminan Hari Tua
Jaminan kesejahteraan karyawan dan atau keluarganya
dalam bentuk pembayaran berkala seumur hidup atau pembayaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
secara sekaligus. Hak atas program Jaminan Hari Tua besarnya
dihitung berdasar perhitungan aktuaria dari akumulasi Dana
Peserta dan atau Nilai Tunai dari akhir masa kepesertaan serta
asuransi yang meliputinya. Sedangkan jumlah tabungan diperoleh
adalah 3,7 % dari perusahaan dan 2 % dari tenaga kerja.
4. Jaminan Pelayanan Kesehatan
Karyawan dan keluarga karyawan berhak mendapat
Jaminan Pelayanan Kesehatan . PT. INKA melaksanakan secara
mandiri bekerja sama dengan dokter keluarga dan RSU dr.
Soedono Madiun. Bagi korban yang hanya luka ringan atau sakit
dapat langsung ditangani di polinka yang telah tersedia. Jika luka
yang diderita cukup parah dan tidak memungkinkan untuk
ditangani oleh polinka maka pihak perusahaan sudah memiliki
rumah sakit rujukan. Pemberian rujukan ke dokter (tidak boleh
paramedis kecuali kasus emergency) ke RSU Dr. Soedono Madiun,
Rumah Sakit Nasional Klas B Non Pendidikan milik Pemerintah
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur berdasarkan
Peraturan Derah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 22
tahun 1994 tanggal 29 Desember 1994 yang berkedudukan di jalan
Dr.Sutomo No. 59 Madiun yang meliputi rawat jalan tingkat
lanjutan/Poli spesialis, rawat inap, rawat darurat, laboratorium,
radiologi, dan elektromedik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Adapun jenis Pelayanan Kesehatan yang mendapat
Restitusi antara lain terdapat dalam Lampiran 22,yaitu :
a) Rawat jalan peserta di luar karisidenan Madiun
b) Rawat jaln tingkat lanjutan peserta diluar wilayah madiun (atau
rujukan dokter keluarga)
c) Rawat jalan karyawan yang sakit saat dinas
d) Rawat jalan atau rawat inap karena kecelakaan kerja
e) Rawat inap bagi karyawan atau keluarga yang dilakukan di luar
RSU dr. Soedono
f) Persalinan di luar RSU dr. Soedono
g) Prothesa gigi
h) Kaca mata
i) Pelayanan Keluarga Berencana bagi karyawan dan keluarga di
luar jaringan RSU dr. Soedono
j) Imunisasi dasar anak di luar RSU dr. Soedono
Restitusi diajukan dengan bukti-bukti pembayaran yang sah
dan paling lambat 2 bulan sejak bukti pembayaran tersebut
dikeluarkan dan ketentuan bila melebihi masa tersebut hak restitusi
gugur dengan sedikitnya.Mungkin saksi sebagai cara alternatif
untuk mencari sebagai jawaban penyebab dari kecelakaan dalam
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung saat terjadinya
kecel;akaan. Penyelidikan kecelakaan kerja ini bertujuan sebab-
sebab kecelakaan sehingaa dapat ditentukan langkah apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dapat diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa
supaya tidak terulang kembali.
PT. INKA memberikan Jaminan Pelayanan Kesehatan
dalam bentuk sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kesehatan awal, khusus, dan berkala.
2) Rawat jalan tingkat pertama
3) Rawat jalan tingkat lanjutan/rawat inap
4) Persalinan
5) Pengobatan dan perawatan gigi
6) Kacamata dan bingkainya
7) Alat bantu pendengaran akibat kerja
8) Pemakaian prothese dan orthese akibat kerja
9) Pengobatan kosmetik akibat kecelakaan kerja
10) Keluarga Berencana
11) Imunisasi, vaksinasi dan perawatan bersifat preventif
Pelayanan kesehatan yang bersifat emergency atau sedang
hari libur atau sedang melaksanakan perjalanan dinas . Maka
karyawan atau keluarganya dapat langsung menggunakan Instansi
pelayanan kesehatan terdekat atas biaya sendiri yang akan diganti
oleh perusahaan. Pergantian biaya pengobatan tercantum dalam
Lampiran 25 dan dapat membawa kartu pelayanan kesehatan
sesuai dengan dokter yang dicantumkan di kartu pelayanan
kesehatan tersebut Seperti pada Lampiran 23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
e. Upaya Perlindungan Tenaga Kerja
Usaha yang dilakukan PT. INKA (Persero) Madiun untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, yaitu dengan memberikan gaji
yang memadai dan memberikan berbagai fasilitas kesejahteraan kepada
tenaga kerjanya yang meliputi:
1. Monitoring dan Pengukuran Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja merupakan kontaminasi bahan kimia di
tempat kerja yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, uap dan gas
yang dapat membahayakan pernafasan. Divisi fabrikasi merupakan
salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek
kontaminasi tersebut. PT. INKA telah menyediakan pilihan masker
yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas
paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan
filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Namun kesadaran pemakaian masker akan pentingnya kesehatan
masih kurang.
Monitoring lingkungan kerja berupa monitoring kebersihan
seperti penyediaan air bersih serta saluran lingkungan. Untuk
monitoring ini PT. INKA (Persero) melakukannya setahun sekali dan
hasilnya akan segera dilaporkan untuk mendapat perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berikut adalah hasil pengukuran yang dilakukan PT. INKA
guna mencegah terjadinya penyakit keluhan tenaga kerja di unit
fabrikasi :
a. Debu
Hasil pengukuran debu personal dapat disimpulkan bahwa
di unit fabrikasi yang diukur tidak melampaui Nilai Ambang Batas
(NAB) yang diperkenankan.
b. Suhu dan Kelembaban
Panas di lingkungan kerja PT. INKA (Persero) dapat
berasal dari berbagai sumber seperti mesin, proses produksi,
kurangnya sistem ventilasi, jarak penataan mesin yang kurang
longgar, desain bagunan, dan letak antara bangunan yang
berdekatan sehingga aliran udara di sekitar bangunan terhambat.
Hasil pengukuran suhu di unit fabrikasi sudah sesuai
dengan suhu nikmat yang dianjurkan. Sedangkan kelembaban di
unit fabrikasi masih rendah, sehingga perlu dicari penyebabnya dan
dipantau untuk tindakan pengendalian.
2. Fasilitas kerja berupa : APD (prosedur dalam Lampiran 20), kamar
mandi ganti pakaian, kamar mandi toilet, locker tenaga kerja, air
minum dalam kemasan gallon disetiap unit tempat kerja dan
penyemprotan nyamuk, serangga, ataupun hewan yang menggangngu
lainnya dengan fogging/sprayer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3. Biaya kesehatan yang meliputi biaya perawatan rumah sakit dan
bersalin, bagi karyawati dan istri karyawan yang tetap. Biaya
kecelakaan dan asuransi pada karyawan yang terjadi saat karyawan
sedang menjalankan tugas akan dibiayai sepenuhnya oleh perusahaan
dan karyawan telah diasuransikan sehingga ada jaminan terhadap
keselamatan jiwanya. Poliklinik untuk karyawan dapat memeriksa
kesehatannya kepada dokter keluatga sebagai fasilitas kesehatan
disediakan secara gratis.
5. Pemberian intensif bonus, tunjangan akhir hari raya, jaminan hari tua
dan santunan duka cita tenaga kerja. Cuti tenaga kerja, jenis cuti
meliputi Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Haid/Bersalin atau Gugur
Kandungan, Cuti Penting dan Cuti diluar tanggungan perusahaan
6. Kegiatan pelayanan kesehatan yang telah terlaksana di PT. INKA
(Persero) telah dibuat laporan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan
setiap bulan sekali kepada pihak K3LH dan SDM. Pelaporan tersebut
meliputi nama penyakit berdasarkan keluhan karyawan, pelaporan
angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap,
dan jumlah karyawan yang berobat.
B. Pembahasan
Kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
diakibatkan oleh pekerjaan. Oleh karena perlu upaya khusus untuk mencegah
hal tersebut, antara lain :
1. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
PT. INKA telah menerapkan perencanaan maupun pengembangan
institusi pelayanan dalam satu kerangka sistem rujukan yang
berkesinambungan. Dan telah memenuhi tindakan kuratif, preventif,
promotif, dan rehabilitative. Hal ini sesuai Undang-undang RI No. 36
tahun 2009 tentang tentang Kesehatan pasal 2 (poin 12,13,14,dan 15) yaitu
pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan
kesehatan kuratif, dan pelayanan kesehatan rehabilitatif.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
PT. INKA (Persero) telah menyediakan fasilitas berbagai macam
pelayanan, yaitu Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, Poliklinik,
Pemeriksaan Kesehatan, Tenaga Medis, Rumah Sakit Rujukan serta
Jaminan Sosial bagi tenaga kerja. Pelayanan kesehatan bagi karyawan dan
keluarganya telah berjalan dengan baik sehingga membantu karyawan dan
keluarganya dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER
03/MEN/1982 pasal 3 ayat 1 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
disebutkan bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK)
Pertolongan pertama yang dilakukan PT. INKA telah sesuai
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982
tentang pelayanan kesehatan pasal 2 (g) maka dapat diketahui bahwa
salah satu tugas pelayanan kesehatan adalah memberi pertolongan
pertama kepada karyawan yang mengalami kecelakaan.
PT. INKA (Persero) telah menyediakan kotak PPPK yang
berisi obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama yang cukup
digunakan dalam jangka waktu 3 bulan disetip unit kerja. Pendidikan
dan latihan untuk tenagakerja mengenai PPPK telah dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan training tanggap darurat. Hal tersebut
membuktikan bahwa PT. INKA (Persero) telah melaksanakan tugas
pokok pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan, pasal 2 huruf g mengenai tugas pokok
Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan. Akan tetapi isi kotak P3K belum sesuai dengan lampiran
II Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No : Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan terdapat dalam Lampiran 15. Selain itu terdapat alat
transportasi sebagai pertolongan pertama.PT. INKA (persero) memiliki
satu unit mobil ambulace dan satu unit mobil dinas (mobil rescue).
Guna membantu karyawan jika terjadi kecelakaan yang akan dibawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ke Poliklinik ataupun Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan Peraturan
MENTERI Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER.
15/MEN/VII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
Tempat Kerja pasal 8 ayat (1) huruf c mengenai fasilitas P3K alat
evakuasi sdan alat transportasi, meliputi pasal 11 huruf b mengenai
mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan untuk
pengangkutan korban.
b. Poliklinik
PT. INKA (persero) memiliki sebuah tempat pelayanan
kesehatan bagi tenaga kerja yaitu berupa poliklinik PT. INKA
(persero) atau sering disingkat dengan POLINKA yang buka setiap
hari kecuali hari Minggu atau hari libur kerja. POLINKA terbentuk
atas kerjasama PT. INKA (persero) dengan RSU dr. Soedono Madiun.
Kedudukan RSU dr.Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan
apabila terdapat korban kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
yang tidak dapat ditangani oleh POLINKA. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja pasal 3 ayat 2 yang menyatakan
bahwa Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai
dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi.
c. Pemeriksaan Kesehatan
Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di PT. INKA
(Persero) Madiun dalam upaya meningkatkan kesehatan tenaga kerja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
maka PT. INKA (Persero) melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Hal
ini sesuai dengan Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan denga pasal 2 (a) yaitu tugas pokok pelayanan Kesehatan
Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus.
1) Pemeriksaan Sebelum Bekerja :
Pemerikasaan kesehatan sebelum kerja ini diselenggarakan
pada saat penerima tenaga kerja baru yang akan diangkat sebagai
tenaga kerja tetap. Pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan melalui
kerja sama dengan pihak rumah sakit yang ditujuk yauitu RSUP dr.
Soedono Madiun. Tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
awal ini dilakukan di RSU dr. Soedono, Madiun. Pada pemeriksaan
ini calon tenaga kerja tidak dikenakan biaya apapun. Pemeriksaan
kesehatan awal ini termasuk serangakian test yang harus dilalui
oleh calon tenaga kerja. Tata cara pemeriksaan tersebut adalah
calon tenaga kerja membawa formulir untuk pemeriksaan awal dari
bagian Personalia di Devisi Sumber Daya Manusia yang kemudian
diserahkan oleh dokter yang memeriksa. Formulir tersebut berisi
panggilan terhadap calon tenaga kerja untuk melaksanakan
pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan kesehatan adalah kesimpulan
tentang sejarah mana kondisi mental, kesehatan jasmani dan
kemampuan fisik orang yang diisi kesehatannya memenuhi syarat
kesehatan untuk pekerjanya. Hal ini telah sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja pasal 2 (3)
yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeriksaan
fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana
mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang
dianggap perlu.
2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Pemeriksaan kesehatan berkala ini dilaksanakan tiap satu
tahun sekali, dua tahun sekali atau tiga tahun sekali atau tiga tahun
sekali yang berdasarkan pada jenis pekerjaan dan tingkat bahaya.
Pemeriksaan secara general check-up dilakukan oleh PT. INKA
(Persero) dengan menjalin kerja sama dengan Laboratorium Sarana
Medika. Sesuai dengan Permenaker No. 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja pasal 3 (4) yaitu Pengusaha atau pengurus dan
dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala
sesuai dengan kebutuhan menurut jenis-jenis pekerjaan yang ada.
3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Pemerikasaan ini diselenggarakan bagi tenaga kerja yang
mempunyai gejala-gejala gangguan kesehatan pada saat general
check-up, tenaga kerja yang sering absen, karena keluhan
kesehatan dan tenaga kerja yang hendak dikirim ke luar negeri
dalam rangka tugas dinas. Pengajuan pemeriksaan kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
khusus diajukan oleh Kepala Departemen yang bersangkutan
kepada K3LH dengan tembusan Departemen SDM secara tertulis
menggunakan formulir, setelah dianalisis bahwa yang
bersangkutan perlu pemeriksaan kesehatan khusus, maka atas
persetujuan Direksi, K3LH akan menyampaikan surat panggilan
kepada Kepala Departemen yang bersangkutan dengan
menggunakan formulir untuk mengirim tenaga kerja tersebut ke
dokter Periksa. Hasil dari pemeriksaan akan diberikan kepada
Kepala Departemen untuk diberitahukan kepada tenaga kerja yang
bersangkutan. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No.
02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja pasal 5 (2) yaitu tenaga
kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang
memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu), tenaga
kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang
melakukan pekerjaan tertentu, dan tenaga kerja yang terdapat
dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
kebutuhan.
d. Tenaga Medis
Tenaga medis yang bekerja di POLINKA terdiri dari seorang
dokter umum dan dibantu oleh perawat yang disiapkan oleh pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
RSU dr.Soedono Madiun atas dasar surat perjanjian, sehingga tenaga
kerja medis tersebut mendapatkan pelatihan tentang Hiperkes di
Perusahaan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatn Kerja
pasal 5 yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dipimpin dan
dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur.
Bagi dokter PT. INKA telah mendapat sertifikat Hiperkes telah
sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Koperasi
No.Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi
Dokter Perusahaan, pasal 1 yang berisi setiap perusahaan diwajibkan
untuk engirim setiap dokter perusahaanya untuk mendapatkan latihan
dalam bidang hygiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja.
Sedangkan bagi perawat jaga di PT. INKA (Persero) Belum sesuai
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per
01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Tenaga
Paramedis Perusahaan, pasal 1 yang berisi setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenag paramedis diwajibkan untuk mengirimkan setiap
tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang hygiene
perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja. Dikarenakan belum
mendapat pelatihan Hiperkes dan belum mendapat sertifikat Hiperkes.
e. Rumah Sakit Rujukan
Dengan bekerjasama dengan rumah sakit rujukan di RSU dr.
Soedono maka PT. INKA (Persero) memperhatikan karyawan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
keluarganya jika POLINKA tidak mampu menangani dan memerlukan
pertawatan intensif. Rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan
PT. INKA (Persero) sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja pasal 5.
f. Upaya Pencegahan Penyakit Keluhan Tenaga Kerja
Berdasarkan data yang penulis dapatkan wawancara dengan
petugas kesehatan Polinka jenis ISPA yang terbanyak yang diderita
oleh pekerja PT. INKA (Persero) Madiun adalah ISPA ringan buak
pneumonia namun tidak terdapat data secara rinci berapa banyak jenis
ISPA. Karena pencatatan kunjungan morbiditas hanya terbatas pada
jenis penyakit ISPA tanpa terperinci jenis ISPA apa saja yang dialami
oleh pasien. Hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No.
03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan denga pasal 2 (f) yaitu
tentang Pencegahan dan Pengobatan terhadap Penyakit Umum dan
Penyakit Akibat Kerja
Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang
penting bagi pencegahan ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk mencegah ISPA adalah :
a) Mengusahakan agar tenaga kerja mempunyai gizi yang baik
b) Pada makanan tenaga kerja harus mengandung gizi yang cukup
yaitu mengandung cukup protein (zat putih telur), karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
c) Bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan
penyakit ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan
hidup sehat akan menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku ini
dapat dilakukan mulai upaya memperhatikan lingkungan kerja
yang sehat.
Alternatif Pemecahan Masalah pada Lingkungan Kerja yaitu
kontaminasi bahan kimia di tempat kerja yang paling sering masuk ke
dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-
partikel udara, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan.
Divisi fabrikasi merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu,
para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang
lebih dikenal dengan sebutan masker yang sesuai. Pemilihan masker
yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas
paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan
filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Upaya pencegahan PT. INKA (Persero) telah melakukan pengukuran
secara fisika maupun kimia setiap tahun, namun hal ini dirasa kurang.
Sebaiknya pengukuran dilakukan secara berkala setiap satu atau tiga
bulan sekali dan memberikan pengendaliannya. Selain itu PT. INKA
(Persero) menyediakan alat pelindung diri bagi tenaga kerja sesuai
dengan PT. INKA telah menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat
pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja. Hal ini sudah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
03/MEN/1982 (i) tentang Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan
dan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri yang
diperlukan dan Gizi serta Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja.
Tetapi kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya alat pelindung diri
khususnya masker masih kurang.
Dalam melakukan upaya pencegahan penyakit yang sering
diderita tenaga kerja PT. INKA juga melakukan monitoring
lingkungan kerja berupa monitoring kebersihan seperti penyediaan air
bersih serta saluran lingkungan. Untuk monitoring ini PT. INKA
(Persero) melakukannya setahun sekali dan hasilnya akan segera
dilaporkan untuk mendapat perbaikan. Hal ini sesuai dengan
Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan denga
pasal 2 (c dan d) yaitu Pembinaan dan Pengawasan terhadap
Lingkungan Kerja dan perlengkapan sanitair.
Semua kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang telah
terlaksana di PT. INKA (Persero) termasuk penyakit ISPA yang sering
dikeluhkan tenaga kerja telah dibuat laporan. Kegiatan-kegiatan
tersebut dilaporkan setiap bulan sekali kepada pihak K3LH dan SDM.
Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit berdasarkan yang diderita
karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang berobat. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
03/MEN/1982 (l) yaitu Memberikan Laporan Berkala tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja kepada Pengurus.
g. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
PT. INKA (Persero)Madiun telah mengikuti program
Jamsostek dengan mendaftarkan perusahaan sebagai peserta Jamsostek
dan mendaftarkan tenaga kerja dalam program Jamsostek berupa
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jminan Hari Tua dan Jaminan Kematian.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jamsostek dalam pasal 2 ayat (3) yang
menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengikutsertakan tenaga kerja
dalam program Jamsostek jika mempekerjakan sedikit 10 orang dan
membayar gaji karyawan sebesar Rp 1.000.000,-/bulan dan dalam
pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan tentang kewajiban mendaftarkan
tenaga kerja dan perusahaan dalam Jamsostek (Depnaker,2001).
Berkaitan dengan program ini tanggung jawab perusahaan
adalah membayar iuran jaminan tiap bulan, memberikan data-data
ketenagakerjaan ke PT. Jamsostek, mengurus hak-hak tenaga kerja,
yang sesuai dengan Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Program Jamsostek. Sedangkan untuk penentuan
besarnya jaminan pembayarannya merupakan tanggung jawab dari PT.
Jamsostek (Persero) sebagai badan penyelenggara (Depnaker, 1997)
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.3/MEN/1982 pada petunjuk pelaksanaan kesehatan kerja disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
bahwa perusahaan yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kerja harus membuat laporan 1 bulan sekali yang meliputi kunjungan
pasien (baru dan ulangan) diagnosis penyakit dan kecelakaan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan
bahwa di PT. INKA (Persero) penyakit yang sering diderita tenaga kerja yaitu
penyakit ISPA yang terdapat pada unit Fabrikasi. Hal tersebut PT. INKA
melakukan upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja
melalui program serta penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja, antara lain:
1. Program Pelayanan Kesehatan
Dalam upaya pencegahan penyakit yang sering diderita tenaga kerja, PT.
INKA (Persero) melakukan program pelayanan kesehatan dengan 4
program,yaitu:
a) Program promotif : Safety Talk, Poster-poster Kesehatan Keselamatan
Kerja, Senam sehat setiap hari Jum’at pagi dan lain-lain.
b) Program preventif : Medical check up (pemeriksaan berkala),
pemeriksaan laboratorium, pemberian vitamin kepada tenaga kerja,
penyediaan alat pelindung diri dan lain-lain.
c) Program kuratif : Pengobatan di POLINKA jika tidak bisa menangani
PT. INKA (Persero) bekerjasama dengan RSUP dr. Soedono Madiun
dalam pengobatan karyawan
d) Program Rehabilitatif : Bekerjasama dengan RSUP dr. Soedono
Madiun selama pemulihan karyawan setelah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Hal ini sesuai Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang
tentang Kesehatan pasal 2 (poin 12,13,14,dan 15) yaitu pelayanan
kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan
kesehatan kuratif, dan pelayanan kesehatan rehabilitatif.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
PT. INKA dalam melakukan upaya pencegahan penyakit yang
sering diderita tenaga kerja menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja
yang meliputi 12 tugas pokok pelayanan kesehatan kerja Permenaker RI
No. Per 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja yaitu :
a. Pemeriksaan Kesehatan
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus. PT. INKA (Persero) Madiun melakukan kegiatan Pelayanan
Kesehatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
tenaga kerja, maka PT. INKA (Persero) telah melaksanakan
pemeriksaan kesehatan.
b. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja. PT. INKA memberikan pengarahan
berupa safety talk dan safety induction.
c. Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja. PT. INKA melakukan pemeriksaan mesin dilengkapi petunjuk
penggunaan dan pengoperasian alat sesuai dengan Sistem Operasional
Prosedur dan tetap memasang Safety Guarding Machine sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
ketentuan. Melaksanakan pengukuran faktor fisik di lingkungan kerja,
untuk pengukuran kualitas lingkungan kerja dan uji emisi cerobong.
Dan menerapan program 5 R (Ringkas, Rapi, Resik,Rawat dan Rajin).
d. Dalam melakukan upaya pembinaan dan pengawasan perlengkapan
sanitair. PT. INKA (Persero) telah melakukan monitoring lingkungan
pada ruang makan dan lingkungannya dengan melakukan pengambilan
sample air untuk diuji kelayakannya.
e. Upaya pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan
tenaga kerja. PT. INKA telah melakukan pembinaan kesehatan pada
tenaga kerja dengan melayani karyawan yang ingin
berkonsultasi,memasangan poster tentang kesehatan atau artikel
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian tenaga kerja
tentang kesehatan. Berikut adalah fasilitas pelayanan kesehatan kerja
yang ada di PT. INKA (Persero) Madiun :
1) Poliklinik
POLINKA (Poliklinik PT. INKA) terbentuk atas kerjasama
PT. INKA (persero) dengan RSUD dr. Soedono Madiun.
2) Unit Mobil Ambulance
PT. INKA (persero) memiliki satu unit mobil ambulace dan
satu unit mobil dinas (mobi rescue). Alat transportasi untuk
mengevakuasi dan pengangkutan korban bagi tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3) Tenaga Medis
Dokter tersebut bekerjasama dengan SRUD dr. Soedono
Madiun dan sudah mempunyai Surat Izin Praktek (SIP)
Dokter/Dokter Gigi dan Sertifikat Pelatihan Hyperkes. Sedangkan
perawat belum mempunyai sertifikat Hiperkes
f. Upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
penyakit akibat kerja PT. INKA telah melakukan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja ataukah
tidak, diperlukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan,seperti pemeriksaan daya pendengaran untuk mengetahui
penyakit kelutian dan pemeriksaan daya penglihatan warna untuk
penyakit buta warna.
g. PT. INKA (persero) telah menyediakan kotak Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan yang berisi perlengkapan seperti perban gulung,
plaster kecil, kapas, tensoplast. Dan obat-obatan sdeperti analpec,
xepare, bioplaceton, isodine/betadine, rivanol, tetes mata dan balsam.
h. Dalam melakukan pendidikan kesehatan untuk kenaga kerja dan
Latihan untuk petugas pertolongan pertama pada kecelakaan, PT.
INKA telah melakukan pendidikan dan pelatihan untuk tenaga kerja
mengenai PPPK telah dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
training tanggap darurat.
i. Untuk memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan
tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri Dan gizi serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja. PT. INKA telah
menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja. Serta penyelenggaraan makanan di
tempat kerja yaitu jasaboga.
j. Dalam membantu usaha rehabilitai akibat kecelakaan atau penyakit
akibat kerja PT. INKA (Persero) telah melakukannya dengan
memberikan pengobatan berupa obat-obatan dan merujuk ke rumah
sakit yaitu RSUD dr. Soedono Madiun bila kondisi sangat parah dan
selama pemulihan karyawan setelah sakit.
k. Untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja
yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya. PT. INKA
telah melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
seperti kelainan pada telinga atau ketulian maka perlu dilakukan
pemeriksaan pendengaran,kelainan pada mata atau katarak perlu
dilakuakan pemeriksaan ketajaman penglihatan.
l. Untuk memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja
kepada Pengurus, PT. INKA (Persero) telah membuat laporan
mengenai Semua kegiatan pelayanan kesehatan yang telah terlaksana.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaporkan setiap bulan sekali kepada pihak
K3LH dan SDM. Pelaporan tersebut meliputi nama penyakit
berdasarkan keluhan karyawan, pelaporan angka kunjungan ke rumah
sakit baik rawat jalan maupun rawat inap, dan jumlah karyawan yang
berobat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
B. Saran
Dari hasil pengamatan tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di PT. INKA (Persero), maka penulis memberikan saran sebagai
bahan pertimbangan bagi perusahaan antara lain adalah :
1. Sebaiknya dalam menerapkan program pelayanan kesehatan kerja
yang meliputi 4 program yaitu program promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitative dipertahankan supaya dapat mengurangi penyakit
yang sering diderita tenaga kerja.
2. Sebaiknya penerapan kesehatan kerja meliputi 12 pokok pelayanan
kesehatan yang sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja terus
dipertahankan agar derajat kesehatan tenaga kerja dapat meningkat.
3. Peran tenaga kesehatan perusahaan perlu dioptimalkan agar dapat
bekerja sama dengan pihak K3LH dalam menangani masalah K3
terutama dalam mengidentifikasi masalah penyakit akibat kerja dan
sebaiknya dilakukan dengan mengikutkan latihan Hygene Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi tenaga medis perusahaan.
4. Pemberian reward kepada tenaga kerja yang mempunyai prestasi
dalam hal pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja agar
menjadi motivasi bagi tenaga kerja yang lain. Dan punishment bagi
tenaga kerja yang tidak mentaati peraturan termasuk dalam
penggunaan APD. Hai ini perlu dilakukan perusahaan agar dapat
berjalan dengan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
DAFTAR PUSTAKA
Bennet N.B. Silalahi dan Rumondang B. Silalahi,1995. Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binawan Pressindo. Departemen Kesehatan R.I., 2008, Profil Kesehatan Indonesia, tahun 2008,
Jakarta. Departemen Tenaga Kerja R.I., 1997. Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Iqra Media. Halim, D., 2000. Ilmu Penyakit Paru, Jakarta : Hipokrates. Pungky. W,2002. Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Sekretariat ASEAN-OSHNET dan Direktorat PNKK. Purnawa, R., (1992), Partikulat Rumah Sebagai Faktor Resiko Gangguan
Pernafasan,Disentrasi, IKM UI, Jakarta. Putranto, A., 2007. Pajanan Debu Kayu (PM10) dan Gejala Penyakit Saluran
Pernafasan pada Pekerja Mebel Sektor Informal di Kota Pontianak Kalimantan Barat, Thesis, PS-UI.
Suma’mur, P.K., 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta: PT
Tokyo Gunung Agung.
. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto.
Syukri, S., 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
PT Bina Sumber Daya Manusia