UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN...

64
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK KALIMAT THAYYIBAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) (Studi Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : ULIFAH 073111317 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK

KALIMAT THAYYIBAH MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

(Studi Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong Kendal

Tahun Pelajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ULIFAH

073111317

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

ABSTRAK

Ulifah (NIM : 073111317). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada

Pembelajaran Aqidah Akhlak Materi Pokok Kalimat Thayyibah Melalui Model

Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) (Studi Tindakan Pada Kelas IV

MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi. Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Implementasi model

pembelajaran NHT (Numbered Head Together) di MI Brangsong Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011. 2) Adakah peningkatan prestasi belajar peserta didik pada

pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok kalimat thayyibah melalui model

pembelajaran NHT (Numbered Head Together) di MI Brangsong Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan melalui 2 siklus. Subyek penelitian berjumlah 21 peserta didik.

Pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi dan observasi. Data yang

terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Model pembelajaran kooperatif

tipe NHT diimplementasikan dengan melibatkan siswa dalam penguatan

pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

dengan langkah berpikir bersama dalam kelompok kecil untuk menemukan

jawaban yang dianggap paling tepat dari permasalahan yang diberikankan guru.

Dengan model ini guru mudah merangsang keaktivan peserta didik melalui

pemberian tugas atau pertanyaan yang dikerjakan oleh peserta didik secara

bersama-sama dalam kelompok kecil. Guru juga mudah memantau aktivitas

peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh

peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam Aqidah Akhlak. 2) Ada

peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak

materi pokok kalimat thayyibah melalui model pembelajaran NHT (Numbered

Head Together) di MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Peningkatan prestasi tersebut terlihat dari nilai rata-rata prestasi belajar peserta

didik dan prosentase ketuntasan belajar secara klasikal tiap siklus. Pada siklus I

nilai rata-rata peserta didik adalah 71,76 dengan ketuntasan belajar sebesar

80,95%, dan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 78,48

dengan ketuntasan belajar mencapai 95,24%.

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan bagi guru maupun

praktisi pendidikan yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru dapat

menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) ini dalam

proses pembelajaran di sekolah mengingat model pembelajaran ini terbukti dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

Semarang, Maret 2011

NOTA DINAS

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran

Aqidah Akhlak Materi Pokok Kalimat Thayyibah Melalui

Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) (Studi

Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011)

Nama : Ulifah

NIM : 073111317

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing,

Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A.

NIP. 19640308 199303 1 002

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah Skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran

Aqidah Akhlak Materi Pokok Kalimat Thayyibah Melalui

Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) (Studi

Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011)

Nama : Ulifah

NIM : 073111317

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewa Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salash satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Maret 2011

Ketua, Sekretaris,

_________________ _________________

NIP: NIP:

Penguji I, Penguji II,

_________________ _________________

NIP: NIP:

Dosen Pembimbing,

Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A.

NIP. 19640308 199303 1 002

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis, menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Maret 2011

Deklarator,

Ulifah

NIM. 073111317

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

MOTTO

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari

sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan

perasaan si penerima. Allah maha kaya dan Maha penyantun.

(Q.S. Al-Baqarah: 263)1

1Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 66

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini penulis

persembahkan kepada mereka orang yang telah membuat hidup ini menjadi

berarti.

1. Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril

maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh

studi dan mewujudkan cita-cita.

2. Suami tercinta yang dengan sabar menemani dan membimbing penulis.

3. Putra putri tercinta yang selalu ada di hati.

4. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi

kesuksesan penulis.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul ”Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Materi Pokok Kalimat

Thayyibah Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) (Studi

Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011)”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa

uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik bersifat materiil

maupun spiritual. Dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang beserta stafnya.

2. Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A., selaku dosen pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi..

3. Kepala MI Brangsong Kendal beserta jajarannya yang berkenan memberikan

izin pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

5. Bapak dan Ibu yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu,

baik moril maupun materiil dan memberikan do’a yang tiada henti-hentinya

kepada Allah untuk memohonkan keberkahan dan kesuksesan bagi penulis.

Dan semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

ii

Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal

mereka diterima di sisi Allah SWT. dan mendapat balasan pahala yang lebih baik

serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif

dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, Maret 2011

Penulis,

Ulifah

NIM. 073111317

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv

DEKLARASI .............................................................................................. v

MOTTO ....................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 5

C. Penegasan Istilah ................................................................ 6

D. Rumusan Masalah................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II : KERANGKA TEORI

A. Prestasi Belajar .................................................................. 9

1. Pengertian Prestasi Belajar .......................................... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 9

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI ................................... 12

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together) .................................................................. 15

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ................ 15

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ................. 18

D. Kerangka Berpikir ............................................................. 21

E. Hipotesis Tindakan ............................................................ 22

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

ii

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................. 23

B. Setting dan Subyek Penelitian ........................................... 24

C. Desain Penelitian ............................................................... 24

D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 29

E. Teknik Analisis Data ......................................................... 30

F. Indikator Keberhasilan ...................................................... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal ......................................................... 32

B. Hasil Penelitian ................................................................ 34

C. Pembahasan ...................................................................... 40

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 46

B. Saran-saran ........................................................................ 47

C. Penutup .............................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Di

antaranya adalah “keterampilan membelajarkan dan keterampilan mengajar”.1

Namun dalam menciptakan pembelajaran yang baik ini tentunya disesuaikan

dengan budaya dan sumber-sumber yang dimilikinya, dengan sedikit rekayasa

dari pendidik untuk menjadikannya sebagai media/sumber belajar yang

berdayaguna.

Metode sebagai salah satu komponen yang utama harus dipenuhi

dalam proses belajar mengajar. Sebagai upaya perbaikan hasil belajar peserta

didik dapat diupayakan secara maksimal dengan cara memilih metode yang

tepat untuk suatu materi pelajaran terutama pelajaran Aqidah Akhlak. Guru

perlu mengenal beraneka macam metode yang ada, agar dapat melakukan

metode yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari pelajar tersebut.

Masing-masing metode mempunyai ciri khas yang berbeda antara metode

yang satu dengan metode yang lainnya. Dengan mengenal dan menguasai

sifat-sifat dari suatu metode, kita mampu mengkombinasikan beberapa metode

sekaligus untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Selama ini metode ceramah masih dominan digunakan para pendidik

dalam menyampaikan materi pelajaran, juga adanya ketidakaktifan peserta

didik dalam mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Peserta didik sekedar mengikuti pelajaran Akidak Akhlak yang diajarkan guru

di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengar ceramah dan mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan peserta

didik kepada guru sebagai feed back.

1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 69

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

2

Tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam khususnya

Aqidah Akhlak adalah bagaimana mengimplementasikannya, bukan hanya

mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan

peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan

demikian materi Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan

tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian peserta didik agar

memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam kehidupannya yang

senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia di manapun mereka berada, dan

dalam posisi apapun mereka bekerja.2 Untuk mengatasi permasalahan di atas

dibutuhkan proses pembelajaran yang tepat. Salah satu kesulitan peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran adalah disebabkan penggunaan metode

pembelajaran yang kurang mendapat perhatian anak didik, mungkin karena

terlalu monoton, kaku, terkesan memaksa, bahkan tersedianya perangkat

pembelajaran yang kurang atau ada tetapi belum difungsikan.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh

pendidik, karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung

pada model yang digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak,

maka peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang

diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada

peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya dan gaya

hidupnya. Salah satu model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

yang merupakan strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta

didik dalam kelompok dan memungkinkan peserta didik saling membantu

dalam memahami konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman

sebagai masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil

belajar yang lebih optimal.

Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu

mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya, mengajar teman sebaya,

2 Djamaludin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam: Sejarah, Ragam dan Kelembagaan,

(Semarang: RaSAIL, 2006), hlm.80.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

3

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu

dengan baik dan pada waktu bersamaan, peserta didik menjadi nara sumber

bagi peserta didik lain. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode

diskusi dalam kelas. Pembelajaran kooperatif menekankan pada pembejaran

dalam kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif

terhadap peserta didik yang rendah hasil belajarnya, karena peserta didik yang

rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan

penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.3

Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik peserta didik

terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum

pembelajaran kooperatif itu digunakan. Hal ini dilakukan agar peserta didik

telah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk satuan pembelajaran

tertentu. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan diantaranya: mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan atau menanggapinya, menyampaikan

ide/pendapat, mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya.

Dengan diterapkannya metode ini, diharapkan dapat membantu para guru

agama dalam mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-

benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat yang dihiasi dengan

akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan

memberikan tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik

dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan

membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim

belajar di kelas. karena hal yang demikian itu bisa mewujudkan dan

meningkatkan rasa percaya diri peserta didik yang memiliki kemampuan

rendah, menciptakan kebersamaan serta dapat saling melengkapi dengan

demikian maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai.

3 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), hlm. 228.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

4

Bermacam-macam model pembelajaran dapat digunakan oleh guru dan

masing-masing model pembelajaran ada kelemahan dan keuntungannya.

Tugas guru ialah memilih model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan

proses belajar mengajar

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

belajar mengajar Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together

NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling berbagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pertama kali

dikembangkan oleh Spencer Kagan pada 1992. Metode ini juga dapat

mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.4

Peneliti memilih model pembelajaran ini karena mempunyai

keunggulan di antaranya melibatkan peserta didik dalam mereview bahan yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman

mereka mengenai isi pelajaran tersebut, meningkatkan keyakinan ide atau

gagasan sendiri, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik, mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan

saling menjaga perasaan juga meningkatkan pandangan peserta didik terhadap

guru yang bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik.

Peserta didik yang aktif akan terlibat kesungguhannya dalam belajar

dan seorang peserta didik semakin mampu mempersiapkan sesuatu dengan

sungguh-sungguh dan teliti. Makin mampu memberikan keterangan yang

masuk akal, berarti ia makin mampu belajar dari kerja kelompok tersebut.

Memberikan keterangan yang bagus dan masuk akal pada anggota yang lain

lebih penting dibandingkan dengan hanya menerima keterangan dari orang

lain, dengan memberikan keterangan yang benar berarti ia belajar.

4 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 59

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

5

Maka dalam penelitian ini penulis selain meneliti prestasi belajar juga

aktivitas belajar peserta didik, karena keduanya saling keterkaitan. Aktivitas

belajar peserta didik yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah keterlibatan dalam proses belajar mengajar (tatap muka). Keaktifan

peserta didik tercermin dari partisipasi/respon mereka baik dalam bertanya,

menjawab pertanyaan guru, menanggapi permasalahan maupun materi yang

diajarkan, mencari/melengkapi contoh yang mutakhir (up to date). Baik

merespon guru maupun sesama peserta didik yang lain. Suasana pembelajaran

yang dinamis akan terlihat apabila antar anggota dalam satu kelompok saling

mengemukakan paparan dan argumennya secara teratur.

Penelitian tindakan kelas ini peneliti terapkan di MI Brangsong Kendal.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan hasil

prestasi belajar Aqidah Akhlak Kelas IV, ditemukan beberapa permasalahan,

diantaranya: pertama, model pembelajarannya masih satu arah (ceramah)

belum bervariasi sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai dengan baik

oleh peserta didik hasilnya kurang optimal. Kedua, aktivitas belajar peserta

didik juga masih rendah dan peserta didik cendeurng pasif. Hal ini disebabkan

karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba

mengangkat skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI

POKOK KALIMAT THAYYIBAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) (Studi Tindakan Pada Kelas IV MI

Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011)”.

B. Identifikasi Masalah

Kondisi proses belajar mengajar Aqidah Akhlak yang ada di MI

Brangsong Kendal masih diwarnai dengan model belajar satu arah (ceramah)

sehingga tidak merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam

proses belajar mengajar sehingga membosankan. Padahal keberhasilan dalam

belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari

pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Oleh

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

6

karena itu perlu diterapkan konsep pembelajaran kooperatif dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah

NHT (Numbered head together).

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak, peserta didik atau peserta didik lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling

mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi

ini akan terjalin komunikasi di mana peserta didik saling berbagi ide atau

pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga

dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran

dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan

pendapatnya. Penerapan model NHT ini pada mata pelajaran Aqidah Akhlak

dengan sendirinya akan menggerakkan aktivitas belajar peserta didik yang

akan berdampak positif pada nilai kognitif.

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi di antara pembaca, maka perlu

dijelaskan maksud dari judul penelitian ini.

1. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ”upaya” diartikan

sebagai usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud, akal,

ikhtiar.5 Sedangkan kata meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf),

mempertinggi, memperhebat.6 Jadi upaya disini dipahami sebagai usaha

untuk menuju yang lebih baik.

Hakikat prestasi belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri peserta didik yang mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotor.7 Prestasi belajar Aqidah Akhlak merupakan hasil yang telah

5 Suharno dan Ana Retnoningsih, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya

Karya, 2009), cet. 3, hlm. 620 6 Ibid, hlm. 574 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 3

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

7

dicapai peserta didik setelah melakukan perbuatan belajar Aqidah Akhlak.

Dari beberapa definisi di atas dapat dipamahi bahwa yang dimaksud disini

adalah usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dalam penelitian ini

upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

adalah dengan menggunakan metode yang lebih kreatif yaitu metode NHT

(Numbered Head Together).

2. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau penomoran berpikir

bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan berbagai alternatif terhadap

struktur kelas tradisional.8 Pembelajaran dengan menggunakan model

NHT diawali dengan numbering (penomoran), mengajukan pertanyaan,

berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab pertanyaan.9

Model pembelajaran NHT ini merupakan salah satu dari sekian

banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi secara aktif

dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang dikemukakan oleh

Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat”.10

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud

judul dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan guru dalam rangka

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak di

kelas IV MI Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 melalui

implementasi model pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head

Together) secara sistematis dan terprogram.

8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 62 9 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 92. 10 Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 59

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

8

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi model pembelajaran NHT di MI Brangsong

Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah dengan model pembelajaran NHT bisa meningkatkan prestasi

belajar pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok kalimat

thayyibah di MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui:

1. Implementasi model pembelajaran NHT di MI Brangsong Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011.

2. Adakah peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran

Aqidah Akhlak materi pokok kalimat thayyibah melalui model

pembelajaran NHT di MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas belajar yang benar dan

dapat berbagi pengalaman juga memecahkan permasalahan secara

bersama-sama, selain dengan guru.

2. Bagi guru, penerapan pendekatan kooperatif tipe NHT dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan hal yang belum umum

dilakukan oleh para guru di sekolah. Karena itu, hasil penelitian ini dapat

memberikan pengalaman langsung pada guru-guru yang terlibat dalam

memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan metode yang lebih

inovatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada

guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru yaitu penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan prestasi

belajar dan aktivitas belajar peserta didik.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

9

BAB II

PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar mengandung dua kata yakni prestasi dan

belajar. Oleh karena itu sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan

ada baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu. Secara bahasa

kata “prestasi” diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya.1

Sedangkan belajar menurut Morgan adalah “relatively permanent

change in behavior which occurs as result of experience or pratice”. 2

Yang berarti belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Belajar sebagai suatu

proses, ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan

sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti

perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini

memang dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama. Perubahan

yang relatif lama tersebut disertai dengan berbagai usaha seperti membaca,

pengamatan, eksperimen dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, pada intinya belajar merupakan

suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang

lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap.

Belajar merupakan suatu efektifitas jiwa yang sadar akan tujuan.

Tujuan adalah terjadinya sesuatu perubahan dalam diri individu.

Perubahan yang dimaksud tentu saja menyangkut semua unsur yang ada

1 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya

Karya, 2009), hlm. 390 2 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm.

2

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

10

pada diri individu. Maka seseorang dinyatakan melakukan kegiatan

belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah

laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti dan lain sebagainya.

Kemudian secara istilah, prestasi belajar adalah ”terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotor.”3 Sedangkan menurut A.J. Romiszowski

seperti dikutip Mulyono Abdurrahman prestasi belajar merupakan

”keluaran (outputs) dari suatu sistem proses masukan (inputs). Outputs

tersebut berasal dari berbagai macam informasi sedangkan inputs adalah

perbuatan atau kinerja (performance)”.4

Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta

didik dari mempelajari suatu ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur

berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau simbul.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah

barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari

pemprosesan (keluaran atau output). Faktor utama yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity)

dari dalam diri peserta didik.5

Meskipun begitu ada faktor dari luar peserta didik yang juga

mempengaruhi prestasi belajar mereka. Pada dasarnya faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal atau

faktor yang datang dari diri individu itu sendiri dan faktor eksternal atau

faktor yang datang dari luar individu. Faktor-faktor internal antara lain

faktor fisiologis, psikologis, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan lain-

3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 3 4 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), hlm. 38. 5 Conny R. Semiawan, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini,

(Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), hlm. 1.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

11

lain. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain faktor lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.6

Pengukuran prestasi belajar dilakukan melalui penilaian, dan

proses penilaian ini salah satunya dipengaruhi oleh metode mengajar.7

Dalam artian metode pembelajaran yang digunakan guru sangat

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pemilihan metode yang tepat

dapat membantu peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan

oleh guru sehingga akhirnya prestasi belajarnya dapat meningkat.

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah

1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Secara syara’ Aqidah yaitu iman kepada Allah, para malaikatnya,

kitab-kitabnya, para rasulnya dan kepada hari akhir serta kepada Qadar

yang baik maupun yang buruk.8 Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.

Sedangkan kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khulqun yang

berarti perangai, kelakukan, tabiat, watak dasar.9

Ibnu Miskawaih seperti dikutip Abudin Nata menyatakan bahwa

akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.10

Jadi ilmu akhlaq adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan

buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir

dan batin. Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas

tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah

perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik dan atau buruk.11

Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran

PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan

6 Nana Sudjana, CBSA: Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), hlm. 6 7 Ibid., hlm. 6 8 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), hlm.

hlm. 30 9 Lihat Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 2 10 Ibid., hlm. 3 11 Ibid., hlm. 8.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

12

pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta penciptaan

suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji

dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata

pelajaran Aqidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab

Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,

hari akhir, serta Qada dan Qadar.12

Jadi pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu sub dari pendidikan

Agama Islam yang diajarkan di madrasah yang berisi tentang materi

keimanan dan perilaku manusia yang baik dan buruk.

2. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar dapat:

a. Menumbuhkembangkan Aqidah melalui pemberian,

pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik

tentang Aqidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT;

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi

dari ajaran dan nilai-nilai Aqidah Islam.13

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi

pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar

peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta

pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula,

12 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah bab

VI, hlm. 21 13 Ibid.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

13

untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai

bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.

3. Materi Aqidah Akhlak Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

Materi Aqidah Akhlak untuk kelas IV Madrasah Ibtidaiyah adalah

tentang kalimat thayyibah, beriman kepada kitab-kitab Allah,

membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela. Secara lebih

detail dapat dilihat pada tabel berikut:14

Kelas IV, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami kalimat

thayyibah (inna lillaahi

wa innaa ilaihi rajiuun)

dan al-asma’ al-husna (al-

Mukmin, al-Azhim, al-

Haadii, al-Adlu, dan al-

Hakam)

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (inna lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun)

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Mukmin, al-Azhim, al- Haadii, al-Adlu, dan al-Hakam)

2. Beriman kepada kitab-

kitab Allah 2.1 Mengenal kitab-kitab Allah

3. Membiasakan akhlak

terpuji

3.1 Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari

3.2 Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan melAlui kisah Mashithah

4. Menghindari akhlak

tercela 4.1 Menghindari akhlak tercela melalui

kisah Tsa’labah

Kelas IV, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Memahami kalimat

thayyibah

(assalaamu’alaikum) dan

al-Asma’ al-husna (as-

Salaam, al-Mukmin, dan

al- Latiif)

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum)

5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)

6. Beriman kepada Rasul Allah 5.1 Mengenal Rasul dan Nabi Allah

7. Membiasakan akhlak

terpuji

7.1 Membiasakan akhlak sidik, amanah, tablig, fatanah dalam kehidupan sehari-hari

14 Ibid., hlm. 36-37

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

14

7.2 Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari

7.3 Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima Rasul Ulul Azmi

8. Menghindari akhlak

tercela 8.1 Menghindari sifat munafik dalam

kehidupan sehari-hari

4. Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Materi Pokok Kalimat

Thayyibah

Indikator prestasi belajar Aqidah Akhlak meliputi tiga ranah yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Indikator dari tiap aspek tersebut

adalah:

a. Aspek kognitif

1) Peserta didik mampu menjelaskan kalimat thayyibah

(assalaamu’alaikum) dan al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-

Mukmin, dan al- Latiif)

2) Peserta didik mampu mengidentifikasi sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan

al- Latiif)

b. Aspek afektif

1) Peserta didik mampu membiasakan diri mengucapkan

assalaamu’alaikum

2) Peserta didik mampu menghayati sifat-sifat Allah yang terkandung

dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)

c. Aspek psikomotorik

1) Peserta didik memiliki kecakapan mengucapkan

assalaamu’alaikum dan al-Asma’ al-husna (as-Salaam, al-

Mukmin, dan al- Latiif)

2) Peserta didik mampu menerapkan sifat-sifat Allah yang

terkandung dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan

al- Latiif) dalam kehidupan sehari-hari.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

15

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together)

Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran gotong royong,

yang berdasar pada falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain.15

Berbeda dengan metode kerja kelompok, dalam pembelajaran

kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompok saja yang diperkenalkan,

tetapi juga pada penstrukturannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lie

“pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai kerja kelompok yang

terstruktur”.16

Di dalam struktur ini terdapat lima unsur pokok seperti yang

dikemukakan oleh Johnson dalam Lie, yaitu “saling ketergantungan

positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian

bekerjasama dan proses kelompok”.17

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau

penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan berbagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional.18

Pembelajaran dengan

menggunakan model NHT diawali dengan numbering (penomoran),

mengajukan pertanyaan, berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab

pertanyaan.19

Model pembelajaran NHT ini merupakan salah satu dari sekian

banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi secara aktif

15 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

Ruang Kelas,( Jakarta: Grasindo, 2004), Cet. 5, hlm. 28. 16 Ibid., hlm. 18 17

Ibid. 18 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 62 19 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 92.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

16

dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang dikemukakan oleh

Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat”.20

Selanjutnya Lie juga mengungkapkan bahwa model

pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat

kerja sama mereka dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan

semua tingkatan usia didik.

Jadi model pembelajaran NHT ini digunakan untuk melibatkan

peserta didik dalam penguatan pemahaman atau mengecek pemahaman

peserta didik terhadap materi pembelajaran dengan langkah berpikir

bersama dalam kelompok kecil untuk menemukan jawaban yang dianggap

paling tepat dari permasalahan yang diberikankannya.

Terdapat empat tahap pelaksanaan teknik NHT yaitu “penomoran,

mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab”. Rencana

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Penomoran

Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok 3-5 orang,

dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

b. Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik.

Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam

bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Apa arti dari assalamu’alaikum?”.

c. Berpikir bersama

Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban

pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui

jawaban tim.

d. Menjawab

20 Anita Lie, op.cit., hlm. 59

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

17

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian peserta didik

yang nomornya sama mengacungkan tangannya dan mencoba

menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.21

Dalam model pembelajaran kooperatif, “penataan ruang kelas perlu

memperhatikan prinsip-prinsip tertentu”.22

Bangku perlu ditata sedemikian

rupa sehingga semua peserta didik dapat melihat guru atau papan tulis

dengan jelas serta melihat rekan sekelompoknya dengan baik dan berada

dalam jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok-kelompok yang

dibentuk ini dapat berada dalam posisi dekat satu sama lain tetapi tidak

mengganggu antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head

Together)

Model pembelajaran NHT yang pertama kali dikembangkan oleh

Spenser Kagen (1993) ini bertujuan:

a. Untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut.23

Pada prinsipnya model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) difokuskan untuk

membuat peserta didik supaya lebih memahami materi yang

disampaikan guru. Tiap individu dikondisikan supaya mampu

memahami materi tersebut dengan cara memberikan pertanyaan yang

lebih spesifik. Sehingga guru dapat mengetahui sampai sejauhmana

pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

b. Untuk menjalin kerjasama di antara peserta didik. Pembelajaran

kooperatif dalam kelas menekankan pada kerja sama kelompok yang

saling mendukung untuk berhasil dalam memahami materi yang telah

disampaikan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua

atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai

21 Trianto, op.cit., hlm. 63 22 Anita Lie, op.cit., hlm. 51 23 Trianto, op.cit., hlm. 62

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

18

satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut

seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. Unsur ini menunjukkan

bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban

kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan kepada

kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu

mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.24

3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together)

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together), di antaranya adalah:

a. Peserta didik dilibatkan dalam pembelajaran secara aktif

Dipilihnya model belajar NHT diterapkan pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak karena cocok untuk memperhatikan tujuan dari

pelajaran tersebut di antaranya yaitu untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam

akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik

tentang Akidah dan Akhlak Islam. Untuk menunjang tercapainya tujuan

Aqidah Akhlak tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang

kondusif di antaranya peserta didik harus dilibatkan dalam kegiatan

belajar mengajar.

b. Mengoptimalkan tutor sebaya

Keberhasilan belajar menurut model belajar NHT ini bukan

semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,

melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan

secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang

terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan di

bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman

24Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), ,hlm. 58-59

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

19

peserta didik akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang

dipelajari.

c. Menumbuhkan rasa kebersamaan

Disamping itu, suasana belajar dan rasa kebersamaan yang

tumbuh dan berkembang di antara sesama anggota kelompok

memungkinkan peserta didik untuk mengerti dan memahami materi

pelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian yang

demikian, juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih

bergairah dalam belajar. Peserta didik yang kurang bergairah dalam

belajar akan dibantu oleh peserta didik lain yang mempunyai gairah

lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa yang

telah dipelajarinya.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together)

Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together), di antaranya adalah:

a. Suasana pembelajaran bisa menjadi tidak kondusif jika guru tidak bisa

mengelola kelas dengan baik.

b. Kondisi kelompok akan stagnan jika tidak ada peserta didik yang bisa

menjadi leader dan memiliki kemampuan lebih dibanding teman-

temannya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi

kelompok yang homogen misalnya dalam satu kelompok harus ada

minimal satu peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

c. Kemungkinan ada peserta didik yang hanya mengikuti pendapat

temannya tapi tidak benar-benar memahami materi. Oleh karena itu,

guru perlu mengecek pemahaman peserta didik satu persatu.

5. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

20

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan

belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada

peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan

belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada

peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

Dengan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran

dan adanya upaya memecahkan masalah yang berkaitan materi pelajaran

secara bersama-sama, maka pemahaman peserta didik terhadap materi

Aqidah Akhlak akan menjadi lebih baik. Sehingga akhirnya prestasi

belajar Aqidah Akhlak peserta didik juga meningkat. Oleh karena itu,

model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)

tersebut sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah

Akhlak.

D. Kerangka Berpikir

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

21

Kondisi proses belajar mengajar Aqidah Akhlak yang ada di MI

Brangsong Kendal masih diwarnai dengan model belajar satu arah (ceramah)

sehingga tidak merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam

proses belajar mengajar sehingga membosankan. Padahal model belajar NHT

ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus

diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam

pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak, peserta didik lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan

masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi ini akan terjalin

komunikasi di mana peserta didik saling berbagi ide atau pendapat. Melalui

diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat

meningkatkan daya nalar, keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan

memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan pendapatnya.

Penerapan model NHT ini pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan

sendirinya akan menggerakkan aktivitas belajar peserta didik yang akan

berdampak positif pada nilai kognitif.

Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis di atas dapat dikatakan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran yang meliputi aktivitas belajar dan prestasi belajar yang

signifikan. Dengan demikian, diharapkan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kualitas hasil belajar Aqidah Akhlak

pada peserta didik kelas IV MI Brangsong Kendal.

Alur kerja penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Kondisi awal

Prestasi belajar peserta didik

pada pembelajaran Aqidah

Akhlak masih rendah

Dilakukan upaya

perbaikan dengan PTK

Prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah

Akhlak sedikit meningkat tapi

belum maksimal

Siklus I pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif

tipe NHT

Kondisi sudah meningkat, ada

perbaikan tapi belum

maksimal

Prestasi belajar peserta didik

pada pembelajaran Aqidah

Siklus II pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan

menggunakan model

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

22

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah bahwa model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak

materi pokok kalimat thayyibah melalui di MI Brangsong Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) atau classroom action research (CAR). Yaitu “penelitian praktis

yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi guru

sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran” .1

Tujuannya untuk melakukan perubahan pada semua peserta didik sebagai

subyek penelitian dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna

mencapai perbaikan praktek secara berkelanjutan.

Sarwiji Suwandi mengemukakan bahwa penelitian tindakan

merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif yang didasarkan pada

kondisi riil yang kemudian dicari permasalahannya dan ditindaklanjuti dengan

melakukan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.2

Sedangkan I.G.A.K. Wardani berpendapat bahwa penelitian tindakan

merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.3 penelitian tindakan

kelas yang dilakukan guru bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan

nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami

langsung dalam interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang

belajar.4

1 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm. 3 2 Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,

(Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009), hlm. 10-11 3 I.G.A.K. Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004),

hlm. 1.4 4 Suharsimi Arikunto dkk, op.cit., hlm. 2

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

24

Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran

mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencobakan sesuatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka,

dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang

oleh guru dan peneliti, yaitu pada semester genap tepatnya pada tanggal 3

Januari sampai dengan 10 Februari 2011 dengan dua kali siklus. Sedangkan

penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV MI Brangsong Kendal

dengan jumlah siswa 21 orang. Secara detail, jadwal pelaksanaan penelitian

tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut:

No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu) Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Observasi Awal

2. Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaan

Menyepakati jadwal dan tugas

Menyusun Instrumen

Diskusi konsep pelaksanaan

3. Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat

Pelaksanaan pra siklus

Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan siklus II

Koordinasi akhir

4. Pembuatan Laporan

Menyusun konsep laporan

Penyelesaian Laporan

C. Desain Penelitian

Menurut Kemmis dan Taggart Penelitian tindakan kelas ini dilakukan

melalui empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang yang

merupakan ciri penelitian tindakan. Keempat rangkaian kegiatan yang dilakukan

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

25

Siklus II

Siklus I

dalam setiap siklus tersebut berupa: 1) rencana tindakan (action plan), 2) tindakan

(action), 3) pengamatan (observation), 4) refleksi (reflection). Ada beberapa ahli

yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang

berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui

sesuai dengan gambar berikut ini:5

Kendati pada gambar siklus di atas terdiri dari 2 siklus, akan tetapi

banyaknya siklus bukanlah sesuatu yang pasti, karena jumlah tersebut diambil

berdasarkan pertimbangan dalam refleksi apakah sesuatu yang ditargetkan

sudah tercapai atau belum. Dengan demikian, bila target belum tercapai maka

dimungkinkan dapat ditambah menjadi 3 siklus dan seterusnya.

Rincian pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

5 Ibid., hlm. 16

Refleksi

Tindakan

Observasi

Refleksi

Tindakan

Observasi

Perencanaan

Perencanaan

Hasil

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

26

1. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan kegiatan

pembelajaran tanpa model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari

pembelajaran yang telah dilakukan tanpa model pembelajaran NHT

(Numbered Head Together).

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini akan

diketahui bagaimana prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik. Hal ini

dilakukan untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah

menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada

siklus I dan II.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Materi yang diajarkan pada siklus I adalah tentang kalimat

thayyibah (assalamu’alaikum). Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Dokumentasi kondisional peserta didik yang terdiri dari jumlah

peserta didik dalam kelas, nilai ulangan harian Aqidah Akhlak

peserta didik kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.

2) Identifikasi masalah yang timbul berdasarkan hasil observasi awal

peneliti terhadap kondisi peserta didik dan guru

3) Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK antara guru dan

peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak.

4) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan dengan bantuan guru.

5) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri

dari 4-5 anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5 sesuai jumlah

anggotanya.

6) Menyusun lembar kegiatan peserta didik, observasi, silabus

pembelajaran, dan alat evaluasi akhir siklus

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

27

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan secara singkat

model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan

kepada peserta didik.

2) Peneliti menyajikan rencana atau tujuan pembelajaran kepada

peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Peneliti membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik, setiap anggota kelompok

diberi nomor 1-5 sesuai dengan jumlah anggotanya.

4) Peneliti mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan

mempelajari materi Aqidah Akhlak pokok bahasan kalimat

thayyibah pada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan.

5) Peneliti memberikan pertanyaan atau permasalahan pada peserta

didik dengan mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar

yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama dalam

kelompok.

6) Peneliti mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu

nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor

yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru,

jawaban peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari

kelompok.

7) Pada akhir pembelajaran peneliti memfasilitasi peserta didik dalam

membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan

pada akhir pembelajaran.

8) Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui

perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil dari

tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi untuk tindakan berikutnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas belajar peserta didik maupun peneliti selama proses

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

28

pembelajaran berlangsung dengan bantuan guru mitra maupun orang

lain yang lain yang bertindak sebagai observer.

d. Refleksi

Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk

selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi terhadap hasil

analisis sehingga dapat diketahui apakah permasalahan yang dihadapi

sudah mampu terpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dan

prestasi belajar peserta didik setelah adanya tindakan.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Materi yang diajarkan pada siklus II adalah tentang Asmaul

Husna (as-salam, al-mukmin, dan al-latif). Tahap perencanaan

tindakan pada siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi

tindakan siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil

perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun kegiatan

perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

penyusunan RPP dan lembar kerja peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya hampir sama

ketika dilakukan pada siklus I, hanya saja pelaksanaannya ditambah

dengan melihat hasil refleksi siklus I serta menambahkan hal-hal

yang perlu diperhatikan dan penekanan pada tahap sebelumnya. Di

akhir siklus II juga dilakukan pemberian angket dan tes akhir untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes.

c. Observasi dan Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan

kegiatan pada siklus I. data yang diperoleh dalam tahap observasi

siklus II dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

29

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode

pengumpulan data dalam penelitian tindakan ini adalah dengan metode tes,

dokumentasi dan observasi.

1. Metode Tes

Metode tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.”6

Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman peserta didik mengenai materi setelah diberi panduan

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan menggunakan metode tes ini

maka peneliti akan dapat mengetahui apakah prestasi belajar Aqidah

Akhlak peserta didik mengalami peningkatan sesuai dengan yang

diharapkan peneliti.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yang dimaksud adalah berusaha mencari data

mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah,

agenda dan sebagainya.7 Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan

dokumen yang sudah ada dan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data daftar nama peserta didik,

nilai ulangan harian peserta didik, foto kegiatan belajar mengajar dan

prestasi belajar peserta didik, serta aktivitas belajar.

3. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi observasi adalah ”pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau kejadian yang

diselidiki.”8 Sedangkan Soemitro seperti dikutip Subagyo

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 127 7 Ibid., hlm. 206 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

30

mengemukakan bahwa observasi adalah “pengamatan yang dilakukan

secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.”9

Tujuan digunakan lembar observasi ini adalah untuk mengetahui

aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, baik dalam siklus I

maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan

kelas yang ditetapkan. Instrumennya berupa lembar observasi yang telah

dirancang bersama oleh guru dan mitra kolaboratif dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara menganalisis data yang diperoleh

selama peneliti mengadakan penelitian sehingga akan diketahui kebenaran

atas suatu permasalahan. Untuk penelitian tindakan kelas analisis data tidak

dilaksanakan pada akhir penelitian, namun dilakukan sepanjang proses

penelitian.

Data yang terkumpul akan mempunyai arti jika dianalisis sesuai

dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, analisis data dalam penelitian ini

menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono analisis statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi).10

Statistik deskriptif

digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan

menjumlah, merata-rata, mencari prosentase serta menyajikan data yang

menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya misalnya bentuk grafik

dan tabel.11

Data penelitian yang berupa nilai ulangan peserta didik diolah

dengan mencari rata-rata dan prosentase ketuntasan, kemudian disajikan

dalam tabel kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram.

9 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), hlm. 63 10 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung; Alfabeta, 2005), hlm. 21 11 Suharsimi Arikunto, dkk., op.cit., hlm. 131-132

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

31

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian

akan dinyatakan berhasil apabila:

1. Prosentase ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai

≥ 85 % dan nilai rata-rata secara individual yang diperoleh peserta didik ≥

65.

2. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik secara klasikal mencapai 80%.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

32

BAB IV

ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI POKOK KALIMAT

THAYYIBAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED

HEAD TOGETHER) DI KELAS IV MI BRANGSONG KENDAL

A. Deskripsi Data Awal

Data awal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang

prestasi belajar serta aktivitas belajar peserta didik. Data awal ini diperoleh

melalui kegiatan observasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Dari hasil observasi tersebut akan diperoleh kondisi pembelajaran

Aqidah Akhlak yang sedang berlangsung di kelas IV MI Brangsong Kendal, dan

kondisi riil subjek yang akan diteliti. Hasil tersebut akan digunakan untuk

membedakan hasil belajar peserta didik sebelum diberikan tindakan dan setelah

dilakukan tindakan.

Hasil observasi awal tersebut memperlihatkan bahwa sistem

pembelajaran yang berlangsung masih satu arah. Guru masih dominan dalam

pembelajaran, sedangkan peserta didik cenderung pasif dan tidak antusias

mengikuti pembelajaran. Masih banyak peserta didik yang melakukan aktifitas

sendiri dan terkadang mengganggu jalannya pembelajaran.

Pembelajaran yang berlangsung pasif tersebut berimbas pada prestasi

belajar peserta didik yang cenderung rendah dan belum memenuhi kriteria

ketuntasan minimal. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar dan

aktivitas belajar peserta didik adalah pemilihan metode yang kurang tepat.

Selama ini guru sering menggunakan metode konvensional seperti ceramah

tanpa mencoba untuk menerapkan metode lain yang lebih inovatif. Sehingga

akibatnya, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran selama ini cenderung

pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar peserta didik pada tahap

pra siklus, berikut peneliti jabarkan rangkuman hasil ulangan harian Aqidah

Akhlak peserta didik kelas IV MI Brangsong Kendal.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

33

Tabel 1

Data Prestasi Belajar Peserta Didik Tahap Pra Siklus

No Hasil Tes Pencapaian

1 Nilai tertinggi 73

2 Nilai terendah 47

3 Nilai rata-rata 63,19

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 11

5 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas belajar 10

6 Prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 52,38 %

Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa rata-rata hasil

ulangan harian Aqidah Akhlak peserta didik kelas IV MI Brangsong Kendal

adalah 63,19 sedangkan ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 52,38%. Hasil

ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal masih

rendah.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2

Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Pra Siklus

Aspek yang diamati Skor Prosentase

1. Peserta didik memperhatikan keterangan guru 8 38,10%

2. Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok 10 47,62%

3. Peserta didik memberikan sumbangsih jawaban

pertanyaan pada kelompok 9 42,86%

4. Peserta didik antusias dalam mengikuti

pembelajaran 8 30,10%

5. Peserta didik mencatat rangkuman materi yang

telah dipelajari 11 52,38%

Jumlah 46

Prosentase aktifitas secara klasikal 43,81%

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

34

Kriteria aktifitas :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari data aktivitas peserta didik selama pembelajaran dapat diketahui

bahwa prosentase aktifitas peserta didik adalah 43,81% dengan kategori

kurang. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan peserta didik dalam

pembelajaran tegrolong kurang.

Melihat hasil tersebut, perlu dicari solusi untuk memperbaiki proses

pembelajaran sehingga prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Salah

satu pemecahan masalah pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan

model pembelajaran NHT (Numbered Head Together).

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Dari permasalahan yang ditemukan pada saat observasi awal

maka telah direncanakan bahwa guru akan menerapkan model

pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan materi pokok kalimat thayyibah

(assalamu’alaikum). Rencana tersebut tertuang dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Disamping itu, peneliti dan guru

juga mempersiapkan lembar observasi, lembar evaluasi, peralatan

dokumentasi dan materi pelajaran yang akan disampaikan pada

pertemuan kali ini.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal

17 Januari 2011. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

35

mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

dipersiapkan.

Pada awal pembelajaran guru menjelaskan secara singkat

model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan diterapkan kepada

peserta didik. Guru menyajikan rencana atau tujuan pembelajaran

kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru

membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari

4-5 peserta didik, setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5 sesuai

dengan jumlah anggotanya.

Guru mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan

mempelajari materi Aqidah Akhlak pokok bahasan kalimat thayyibah

pada beberapa sumber belajar yang sudah dipersiapkan. Guru

memberikan pertanyaan atau permasalahan pada peserta didik dengan

mengacu pada pokok bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai

untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok. Kemudian guru

mengecek pemahaman peserta didik dengan menyebut satu nomor dan

para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru, jawaban peserta

didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.. Pada

akhir pembelajaran guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat

rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir

pembelajaran.

Pada akhir siklus dilakukan tes akhir untuk mengetahui

perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes. Hasil dari tes

pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

untuk tindakan berikutnya. Hasil tes siklus I selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

36

Tabel 3

Data Prestasi Belajar Peserta Didik Siklus I

No Keterangan Perolehan

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 53

3 Nilai rata-rata kelas 71,67

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 4

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 17

6 Prosentase ketuntasan belajar 80,95 %

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa rata-rata

prestasi peserta didik pada siklus I mencapai 71,67 dengan presentase

ketuntasan belajar sebanyak 80,95 %.

c. Observasi

Observasi digunakan untuk mengadakan penilaian terhadap

aktivitas belajar peserta didik selama mengikuti model pembelajaran

kooperatif NHT. Hasil observasi mengenai penilaian aktivitas belajar

peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4

Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

Aspek yang diamati Skor Prosentase

1. Peserta didik memperhatikan keterangan guru 16 76,19%

2. Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok 13 61,90%

3. Peserta didik memberikan sumbangsih

jawaban pertanyaan pada kelompok 10 47,62%

4. Peserta didik antusias dalam mengikuti

pembelajaran 15 71,43%

5. Peserta didik mencatat rangkuman materi

yang telah dipelajari 12 57,14%

Jumlah 66

Prosentase aktifitas secara klasikal 62,86%

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

37

Kriteria aktifitas :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari data aktivitas peserta didik selama pembelajaran dapat

diketahui bahwa prosentase aktifitas peserta didik adalah 62,86%

dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan

peserta didik dalam pembelajaran masih terbilang kurang. Begitu pula

aktivitas guru, di mana guru belum dapat mengkondisikan peserta

didik dengan baik.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus I,

proses pembelajaran yang berlangsung masih kurang efektif yang

ditunjukkan dengan kurang aktifnya peserta didik selama pembelajaran

berlangsung, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas peserta

didik hanya sebesar 62,86%. Namun penggunaan metode ini dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang semula prosentase

ketuntasannya hanya 52,38% dengan rata-rata 63,19 dan meningkat

menjadi 80,95% dengan nilai rata-rata kelas 71,67. Akan tetapi hasil ini

belum memenuhi target yang ditetapkan peneliti sehingga diperlukan suatu

perbaikan dalam pembelajaran untuk siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model

yang sama dengan siklus I hanya saja mengalami beberapa perbaikan

berdasarkan hasil refleksi siklus I untuk materi pokok Asmaul Husna (as-

salam, al-mukmin, dan al-latif). Disamping menyiapkan RPP, peneliti

dan guru kolaborator juga mempersiapkan lembar observasi, lembar

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

38

evaluasi, peralatan dokumentasi dan materi pelajaran yang akan

disampaikan pada pertemuan kali ini.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 24

Januari 2011. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II juga mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RP) yang telah dipersiapkan. Prinsip

pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I,

tetapi peneliti lebih menekankan pemberian tugas/pertanyaan yang semakin

sering dilakukan. Selama pembelajaran aktivitas peserta didik tetap diamati

oleh peneliti dan guru kolaborator maupun pengamat. Pada akhir siklus II

juga dilakukan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur kemampuan

belajar peserta didik. Hasil tes siklus II selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 5

Data Prestasi Belajar Peserta Didik Siklus II

No Keterangan Perolehan

1 Nilai tertinggi 93

2 Nilai terendah 60

3 Nilai rata-rata kelas 78,48

4 Jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar 1

5 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 20

6 Prosentase ketuntasan belajar 95,24%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-

rata peserta didik pada siklus II mencapai 78,48 dengan prosentase

ketuntasan sebesar 95,24%.

c. Observasi

Observasi terhadap peserta didik dilakukan secara kolaboratif

antara peneliti dengan guru mitra. Hasil observasi mengenai penilaian

aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

39

Tabel 6

Data Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

Aspek yang diamati Skor Prosentase

1. Peserta didik memperhatikan keterangan

guru 17 76,19%

2. Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok 18 61,90%

3. Peserta didik memberikan sumbangsih

jawaban pertanyaan pada kelompok 18 47,62%

4. Peserta didik antusias dalam mengikuti

pembelajaran 16 71,43%

5. Peserta didik mencatat rangkuman materi

yang telah dipelajari 19 57,14%

Jumlah 88

Prosentase aktifitas secara klasikal 83,81%

Kriteria aktifitas :

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari data aktivitas peserta didik dan peneliti selama

pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan peserta didik dalam

pembelajaran pada siklus II ini mengalami peningkatan dan telah

memenuhi target yang ingin dicapai oleh peneliti. Selain itu pada

siklus II ini peneliti sudah dapat menerapkan model pembelajaran

dengan baik, di mana peneliti sudah dapat mengkondisikan peserta

didik selama pembelajaran

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II,

diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

40

ini lebih baik dibandingkan dengan siklus I, di mana data peningkatan

prestasi belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Data Peningkatan Prestasi Belajar

No Siklus Nilai rata-rata Ketuntasan belajar

1 Pra 63,19 52,38%

2 I 71,67 80,95%

3 II 78,48 95,25%

Sedangkan peningkatan aktifitas peserta didik dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 8

Data Peningkatan Aktivitas Peserta didik

No Siklus Ketuntasan belajar

1 Pra 43,81%

2 1 62,86%

3 II 83,81%

C. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak semester II. Pada siklus I materi pokok yang dibahas adalah kalimat

thayyibah (assalamu’alaikum) dan pada siklus II materi pokok yang dibahas

adalah Asmaul Husna (as-salam, al-mukmin, dan al-latif).

Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Pada awal pembelajaran,

peneliti mengulas sedikit materi yang ada kaitannya dengan kalimat thayyibah

yaitu kalimat “assalamu’alaikum” dan memberikan motivasi kepada peserta

didik sehingga peserta didik menjadi tertarik untuk mempelajari materi

tersebut.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

41

Proses pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah

mengoptimalkan terjadinya interaksi antar peserta didik dengan guru sehingga

proses pembelajaran tidak hanya berlangsung satu arah melalui kegiatan

kelompok. Selama pembelajaran peneliti memberikan latihan-latihan soal

yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok. Pelaksanaan

diskusi kelompok bertujuan agar peserta didik lebih banyak berinteraksi

dengan teman satu kelompok dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh

guru kepada mereka, sehingga apabila mereka mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal tersebut dapat bertanya kepada teman satu kelompok.

Namun apabila semua peserta didik dalam satu kelompok juga tidak dapat

menyelesaikan, maka peserta didik tersebut dapat bertanya kepada guru.

Pemberian latihan soal dimulai dari soal dengan tingkat kesulitan yang

rendah ke soal dengan tingkat kesulitan tinggi. Pada akhir pembelajaran,

peneliti membimbing peserta didik untuk dapat menarik kesimpulan dari apa

yang telah mereka pelajari dan mengadakan evaluasi berupa tes akhir siklus

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

diajarkan.

Berdasarkan hasil tes siklus I diketahui jumlah peserta didik yang

mengalami ketuntasan belajar sebesar 80,95%. Hasil ini menunjukkan adanya

peningkatan jika dibandingkan tahap pra siklus. Setelah diberi tindakan

terlihat adanya peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi yang

telah dipelajari. Peningkatan pemahaman ini disebabkan oleh karena adanya

keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui

belajar secara berkelompok, peserta didik lebih banyak berinteraksi dengan

teman atau dapat dikatakan peserta didik terlibat secara langsung selama

pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan lebih

lama melekat dalam ingatan.

Pada siklus I jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar

meningkat sebanyak 17 peserta didik dan nilai rata-rata juga mengalami

peningkatan dari 63,19 pada tahap pra siklus, meningkat menjadi 71,67 pada

siklus I. Peran guru selama proses pembelajaran sangat menentukan

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

42

keberhasilan belajar peserta didik. Akan tetapi hasil dari tes akhir siklus I ini

belum mencapai target yang ditentukan oleh peneliti, yaitu jumlah peserta

didik yang mengalami ketuntasan belajar harus mencapai 85%. Kurang

optimalnya hasil belajar peserta didik pada siklus I disebabkan guru belum

dapat mengkondisikan kelas dengan baik yang ditunjukkan dengan masih

banyak peserta didik yang ramai sendiri selama proses pembelajaran, juga

terdapat peserta didik belum bisa menyesuaikan diri dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Siklus I ini keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran

sudah bisa kategorikan cukup karena rata-rata aktivitas peserta didik secara

klasikal sudah mencapai 62,86% akan tetapi perlu dikembangkan untuk

masuk dalam kriteria penilaian baik atau sangat baik. Dalam siklus I ini

selama pelaksanaan diskusi peserta didik belum dapat bekerja-sama dengan

baik, masih terdapat peserta didik yang hanya bergantung pada peserta didik

lain yang lebih pintar dalam kelompoknya. Oleh karena itu perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan proses pembelajaran untuk siklus berikutnya, sehingga

pada siklus II nantinya akan tercipta suatu proses pembelajaran yang menarik

dan tidak membosankan bagi peserta didik yang pada akhirnya peserta didik

akan lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II tidak jauh

berbeda dengan pembelajaran pada siklus I, hanya saja peneliti melakukan

beberapa perbaikan sesuai dengan hasil refleksi kinerja peneliti selama siklus I.

Pada siklus II, peneliti lebih banyak memberikan latian-latian soal kepada peserta

didik untuk dikerjakan secara berkelompok dan menyampaiakan materi secara

umum, sehingga peserta didik lebih banyak berdiskusi dengan kelompok untuk

menyelesaikan pertanyaan yang telah diberikan. Pelaksanaan diskusi ini pun masih

dalam pengawasan guru, di mana guru berkeliling kelas untuk mengetahui

bagaimana aktivitas dan proses diskusi yang terjadi dalam kelompok.

Pelaksanaan diskusi kelompok pun sudah terlihat baik, masing-masing

peserta didik dapat berbagi peran dalam diskusi kelompoknya dan sudah tidak

saling menggantungkan kepada teman lain. Guru juga memberikan bantuan berupa

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

43

pengarahan kepada peserta didik apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal atau tugas.

Nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan, di mana nilai

rata-rata pada pra siklus adalah 63,19 meningkat menjadi 71,67 pada siklus I

dan meningkat mejadi 78,48 pada siklus II. Peningkatan juga ditunjukkan

pada jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar, yaitu para

pra siklus mencapai 52,38% dan meningkat menjadi 80,95% pada siklus I

kemudian meningkat lagi menjadi 95,24% pada siklus II. Peningkatan prestasi

belajar tiap siklusnya dapat dilihat pada gambar berikut.

63.19

71.6778.48

52.38

80.95

95.25

0

20

40

60

80

100

120

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata Prosentase Ketuntasan

Gambar 1

Diagram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik

Pada siklus II ini, aktifitas peserta didik juga mengalami peningkatan.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa pada siklus II ini aktivitas peserta didik

meningkat 62,86% pada siklus I meningkat menjadi 83,81% pada siklus II dan

dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

44

43.81

62.86

83.81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 2

Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta didik

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada prinsipnya hampir sama dengan

metode belajar kelompok. Tetapi dalam penerapan metode yang dipakai

peneliti terdapat penekanan pada pengoptimalan peserta didik untuk

berinteraksi dan berlatih mengerjakan soal-soal yang diserikan guru, hal inilah

yang membedakan dengan metode belajar kelompok. Pada model

pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk aktif di dalam diskusi kelompok

untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dari para anggota

kelompok atas soal atau tugas yang diberikan guru dan setiap peserta didik

dituntut untuk mengetahui hasil hari diskusi yang telah mereka lakukan.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT peserta

didik akan terlihat kesungguhannya dalam belajar dan seorang peserta didik

semakin mampu mempersiapkan jawaban soal yang dianggap benar juga

semakin mampu memberikan keterangan yang masuk akal, berarti ia makin

mampu belajar dari kerja kelompok tersebut. Memberikan keterangan yang

bagus dan masuk akal pada anggota yang lain lebih penting dibandingkan

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

45

dengan hanya menerima keterangan dari orang lain, dengan memberikan

keterangan yang benar berarti ia belajar.

Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan, maka keterlibatan peserta

didik selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model kooperatif

tipe NHT pada mata pelajaran Aqidah Akhlak mengalami peningkatan

sehingga tingkat pemahaman, aktivitas belajar, dan prestasi belajar juga turut

meningkat karena peserta didik mengalami sendiri setiap kegiatan

pembelajaran. Pengalaman ini mereka peroleh dengan semakin sering berlatih

mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru, sehingga apabila

menemukan kesulitan akan bertanya kepada teman mampun guru.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Materi

Pokok Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah Melalui Model Pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) (Studi Tindakan Pada Kelas IV MI Brangsong

Kendal Tahun Pelajaran 2009/2010), dapat peneliti kemukakan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT diimplementasikan dengan

melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman atau mengecek

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan langkah berpikir

bersama dalam kelompok kecil untuk menemukan jawaban yang dianggap

paling tepat dari permasalahan yang diberikankan guru. Dengan model ini

guru mudah merangsang keaktivan peserta didik melalui pemberian tugas

atau pertanyaan yang dikerjakan oleh peserta didik secara bersama-sama

dalam kelompok kecil. Guru juga mudah memantau aktivitas peserta

didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh

peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam Aqidah Akhlak.

2. Ada peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah

Akhlak materi pokok kalimat thoyyibah melalui model pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) di MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011. Peningkatan prestasi tersebut terlihat dari nilai rata-rata

prestasi belajar peserta didik dan prosentase ketuntasan belajar secara

klasikal tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 71,76

dengan ketuntasan belajar sebesar 80,95%, dan pada siklus II nilai rata-

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

47

rata peserta didik meningkat menjadi 78,48 dengan ketuntasan belajar

mencapai 95,24%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka ada beberapa

saran yang menjadi harapan penulis dan sekaligus sebagai saran yang

ditujukan kepada para pemerhati dan praktisi pendidikan sebagai berikut:

1. Bagi guru, untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan kualitas

hasil belajar yang baik dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT diperlukan persiapan penguasaan materi dengan baik,

menggali pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan materi

yang akan dibahas dan hal-hal yang terkait dengan unsur model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Oleh karena itu, guru perlu

mempersiapkan metode ini dengan matang.

2. Bagi peserta didik, kepada peserta agar selalu rajin, tekun dan sabar dalam

mempelajari Akidah Akhlak. Dengan pengalaman pembelajaran

kooperatif tipe NHT, pembelajaran kelompok kecil banyak pengaruhnya

dalam peningkatan prestasi dan aktivitas belajar. Oleh karena itu,

tingkatkan praktek dan cara-cara keterampilan kooperatif dalam

pembelajaran selanjutnya.

3. Bagi kepala sekolah, untuk sering memberikan pendidikan dan latihan

(diklat) bagi guru-guru tentang wawasan dunia pendidikan terutama dalam

penerapan model-model pembelajaran, agar guru dapat memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang diajarkannya sehingga

tujuan belajar mudah dicapai.

C. Penutup

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini betapapun penulis telah berusaha dengan segenap

kemampuan yang ada untuk menyajikan karya tulis yang sebaik-baiknya tapi

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

48

dalam skripsi ini masih jauh kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan dan penulis terima dengan tangan

terbuka.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,

penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi dapat memberikan manfaat

kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan dimasa

mendatang.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. & Totok. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan

Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan

Mutu SLTP. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan

Nasional.

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Al-Khinn, Mustafa Sa’id. 1984. Dirasat Tarikhiyyah Li al-Fiqh wa Usulihi.

Damaskus: al-Syirkah al-Muttahidah.

Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya .

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

---------------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

---------------. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

---------------. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2007 Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Khusus Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: PT Binatama

Raya.

Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP

Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. VII. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hudoyo, H., 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : DepDikbud.

Ibrahim, Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Malang.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

82

Moloeng, Lex J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosda Karya

Morgan, Clifford F. 1961. Introduction to Psychology. New York: The Ms. Grow

Will Book Company.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, cet. 7. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

--------------. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi H. dan Hadari, Martin M. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi & Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual

Teaching and Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:

UM PRESS.

Oja, S. N. & Smulyan. 1998. Collaborative Acion ResearchL: A Developmental

Approach. Philadelphia: Printed in Great Britain by Taylor & Francis

(Printers) Ltd, Basing Stoke, Hampshire.

Poerwadarminta, WJS., 1974. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Remadja

Karya.

--------------. 2001. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Riyanto, Yatim. 2001. Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, cet. 2. Jakarta: Kencana.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

83

Saragih, Sahat. 2003. Pendekatan Cooperative Learning dalam Pembelajaran

Kalkulus dengan Menggunakan Konsep. Jurnal Kependidikan No. 1

Tahun XXXII, Mei 2002.

Soejanto, Agoes., 1997. Bimbingan Ke arah Belajar yang Sukses. Surabaya :

Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara

--------------. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Sugiono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung; Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Cet. II.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sukono F, Bangun. 2006. Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPS Melalui

Cooperative Learning di SMP 2 Lumbir. Tesis Pascasarjana Universitas

Negeri Yogyakarta.

Sumarni. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together dalam Meningkatkan Ketrampilan Proses Sain Siswa

SMA. Tesis Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. 4.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Wardani, Sri. 2005. Pembelajaran Matematika Kontekstual. Bahan Ajar Diklat di

PPPG Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Winkel, WS., 1986. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

84

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya

Yusuf. 2003. Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran

dengan Model Kooperatif pada Madrasah Aliyah Ponpes Nurul

Haramain, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi

Guru, cet. 1, Bandung: Yrama Widya

Zaini, Hisyam dkk. 2002. Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/128/jtptiain-gdl... · pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulifah

Tempat/Tanggal lahir : Kendal,14 Maret 1972

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : RT. 09 RW. III Brangsong Kecamatan Brangsong

Kabupaten Kendal

Agama : Islam

Jenjang Pendidikan :

1. MI. Brangsong Lulus Tahun 1986

2. SMP Muhammadiyah Lulus Tahun 1989

3. SMA Takhasus Wonosobo Lulus Tahun 1993

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat dengan sesungguhnya, dan

semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.

Semarang, 15 April 2011

Penulis

ULIFAH

NIM. 073111317