Upaya Meningkatkan Pembelajaran Ipa Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen

download Upaya Meningkatkan Pembelajaran Ipa Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen

of 44

description

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Ipa Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen

Transcript of Upaya Meningkatkan Pembelajaran Ipa Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen

LAPORANPENELITIAN TINDAKAN KELASUPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PANAS MELALUI METODE EKSPERIMENDiajukan untuk memenuhi tugas akhir semesterUniversitasProf.Dr.Hamka( U H A M K A )Oleh :Y U L I A N T INIM :1001037225FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANProgram PJJ S1-PGSDU H A M K A2011KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat menulis karya ilmiah yang berjudul LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN. Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.Saya menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu demi kesempurnaan karya ilmiah ini saya sangat mengharapkan adanya saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun.Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman yang telah memberikan saran yang baik kepada saya dalam menyusun karya ilmiah ini, tak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Universitas MuhammadiyahProf.Dr.Hamkayang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti pembelajaran melalui program PJJ S1-PGSD melalui SEAMOLEC dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.Bogor, Juni 2011Penulis,DAFTAR ISIKATA PENGANTAR . iDAFTAR ISI . iiBAB I PENDAHULUAN .. 1A. Latar Belakang 1B. Perumusan Masalah . 2C. Tujuan Penelitian .. 2D. Manfaat Penelitian .. 3BAB II KAJIAN PUSTAKA 4A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 4B. Pengertian Pembelajaran 7C. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran .. 7D. Metode Pembelajaran .. 10E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode Pembelajaran .. 11F. Beberapa Metode Pembelajaran .. 111. Metode Ceramah .. 122. Metode Simulasi .. 133. Metode Demontrasi dan Eksperimen 144. Metode Inquiry dan Discovery . 16BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 17A. Subjek Penelitian .. 17B. Deskripsi Persiklus 18BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 251. Pra Siklus . 252. Siklus Ke 1 .. 253. Siklus Ke 2 .. 31BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . 39A. Kesimpulan .. 39B. Saran . 40DAFTAR PUSTAKA .. 41LAMPIRAN LAMPIRANBAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangFaktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran yaitu, guru mampu dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu pula pengetahuan yang dimiliki guru sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa, tanpa itu semua mustahil hasil yang dicapai dapat memuaskan, oleh karena itu guru harus mampu menetapkan strategi yang tepat, sehingga mendorong terjadinya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan .Menyadari hal itu semua, penulis merasa masih banyak kekurangan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada saat kegiatan prasiklus, tentang materi pembelajaran IPA dikelas IV, masih banyak terdapat siswa yang belum memahami materi yang diajarkan, sehingga hasil yang diperoleh belum memuaskan.Hal ini terbukti nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 29 siswa yang mendapat nilai standar KKM hanya 13 orang siswa, dan sisanya 16 orang siswa belum mencapai KKM yang diharapkan.I. Dari masalah yang penulis temukan dapat di identifikasi sebagai berikut :1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran2. Siswa belum memahami materi yang diajarkan3. Rendahnya nilai yang diperoleh siswa4. Siswa tidak mau bertanyaII. Melalui diskusi dengan supervisor 2, diketahui bahwa faktor penyebab rendah nya nilai IPA di kelas IV pada saat evaluasi adalah sebagai berikut :1. Guru dalam menggunakan metoda tidak bervariasi2. Guru tidak menggunakan alat peraga tentang perpindahan energi panas3. Guru kurang memberikan motivasi.Dengan demikian perlu kiranya penulis untuk membuat perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan bimbingan dari supervisor, guru meningkatkan kualitas belajar siswa.B. PERUMUSAN MASALAHPerumusan masalah mata pelajaran IPA berdasarkan masalah yang terdapat pada analisis masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :Bagaimana upaya meningkatkan pembelajaran IPA tentang energi panas melalui metoda eksperimen.C. TUJUAN PENELITIANTujuan penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPA adalah :1. Meningkatkan kwalitas kinerja guru dalam pembelajaran2. Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam memberikan pembelajaran IPA yang menyenangkan dengan variasi metoda.3. Membantu guru memperbaiki metoda.4. Meningkatkan hasil belajar siswa.5. Untuk memenuhi tugas akhir semester Universitas MuhammadiyahProf.Dr.Hamka(UHAMKA)D. MANFAAT PENELITIANI. Manfaat penelitian bagi guru :a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya.b. Guru dapat berkembang secara profesional, dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, menurut Riel(1998) dari entry ke mentor sampai master teacher, gaung profesional semakin santer dari tahun 1992 (Hopkins.1993).c. Guru lebih percaya diri.Guru dapat berkesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.II. Manfaat penelitian bagi pembelajaran siswa;a. Untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswab. Para siswa akan bersikap kritis terhadap hasil pembelajaran.III. Manfaat penelitian bagi sekolah;Membantu sekolah untuk berkembang, karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru atau pendidik di sekolah tersebut. Sebagaimana telah di argumentasikan oleh Hargreaves (dalamHopkins.1993) Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Pembelajaran IPA di Sekolah DasarUntuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di SD model pembelajaran yang dianjurkan pada pandangan kontruktivis, dianggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Hal itu tampak dengan banyaknya tulisan tentang pandangan kontruktivis dalam bentuk jurnal hasil penelitian atau penuangan gagasan dalam upaya mengembangkan model pembelajaran IPA.Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivis ini memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar sekolah. Disarankan olehBell(1993:16) agar pengetahuan siswa yang diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal pada sasaran pembelajaran.Menurut pandangan kontruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya di sediakan serangkaian berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat di mengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat proses belajar berlangsung, siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata. Sistem konseptual IPA sebagai suatu pengetahuan logik-matematika dan fisik hanya dapat dipelajari melalui penyesuaian arti kata pengajar dan pelajar (Herron, 1978).Selanjutnya TeoriPiagetmempunyai nama lengkapJean Piaget, lahir di Swiss tepatnya diNeuchatelpada tahun 1896. Semenjak kecilPiagettertarik pada masalah biologi terutama tentang hewan (Zoologi). Pada usia 11 tahun, beliau telah memiliki karya ilmiah tentang burung pipit yang albino. Pada usia 15 s.d. 18 tahun banyak menulis tentang hewan berbadan lunak.Dari penelitian-penelitiannya, Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berpikir seseorang berkembang secara bertahap atau beberapa periode. Lebih lanjut beliau beranggapan bahwa seorang anak bukanlah seperti tabung menanti untuk diisi dengan pengetahuan, melainkan secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang dunia dan isinya melalui keterlibtannya atau hubungan dengannya. Pada periode perkembangan yang berbeda, anak-anak mempunyai kemampuan berinteraksi yang berbeda dan akhirnya memiliki pengetahuan yang berbeda pula. Selain itu,Piagetberanggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai sistem yang secara terus menerus mencari dan memberi tanggapan terhadap suatu rangsangan dengan melakukan hal tersebut secara terus menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan kemampuan.Sistem tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan tanggapan yang mudah seperti mengisap dan menangkap. Tetapi secara terus menerus kebiasaan-kebiasaan ini akan berkembang menjadi lebih komplek, lebih terkoordinasi dan lebih mempunyai tujuan. Proses yang menyebabkan terjadinya hal tersebut dikenal sebagai adaptasi.SelanjutnyaBrunermenganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan kita.Brunermerupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif. Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi.Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Diantara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut dengan koding. Teori belajarBrunerini disebut teori belajar penemuan.Dalam penerapannya dalam proses belajar di kelas,Brunermengembangkan model pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberi kesempatan pada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peran guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi, melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaat, antara lain :1. siswa akan mudah mengingatnya apabila informasi tersebut di dapatkan sendiri.2. Bukan merupakan informasi perolehan, dan3. Siswa akan mengingat lebih lama.Dari ketiga teori diatas, yaitu model pembelajarankontruktivis, teoriPiagetdan model pembelajaranBruner, penulis dapat menyimpulkan bahwa :Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tidak harus diberikan oleh guru semata, melainkan siswa sendiri juga harus terlibat langsung pada pembelajaran, juga siswa tidak boleh di kekang, harus diberi kebebasan mencari informasi sendiri-sendiri. Karena dengan demikian siswa akan merasa bangga karena biasa menemukan informasi sendiri. Siswa harus lebih aktif dan kreatif memberikan pendapatnya dan mau bertanya kepada guru.Dengan demikian siswa tidak hanya diberi pelajaran oleh guru, akan tetapi mereka bisa mencari sendiri pelajaran dari luar dan tentunya tidak terlepas dari bimbingan guru itu sendiri.B. Pengertian PembelajaranJika kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru, dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keaneka ragaman itu terjadi, baik pada tingkah laku guru, siswa, maupun situasi kelas. Secara umum gejala yang dapat diamati dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama, yaitu :a. Ada guru yang mengajar menyampaikan materi pelajaran semata-mata.b. Ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi pembelajaran.c. Ada guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada siswa memilih materi pembelajaran apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya, juga memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan proses dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut.C. Peran Guru dalam Proses PembelajaranJika ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen-komponen itu sehingga dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu : guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa.Peran guru dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama sebagai berikut :a. Merencanakan Pembelajaran1). Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran.2). Materi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan materi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa mengikuti proses pendidikan atau proses pembelajaran.3). Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien.4). Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.b. Melakukan PembelajaranPelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Oleh karena itu, guru sepatutnya paham terhadap berbagai situasi yang dihadapi. Situasi pembelajaran itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :1). Faktor GuruDiane Lapp, dkk (1975:1) menanamkan pola umum tingkah laku mengajar yang dimiliki guru dengan istilah GayaMengajar atauTeaching Style.2). Faktor SiswaSetiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan kepribadian.3). Faktor KurikulumSecara sederhana arti kurikulum dalam kajian ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.4). Faktor LingkunganNovak dan Gowin(1984:6) mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar dengan istilah millieu yang berarti kontak terjadinya pengalaman belajar.c. Mengevaluasi PembelajaranMengevaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan fungsi evaluasi tersebut adalah untuk :1). Mengetahui apakah siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan2). Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat menyebabkan siswa belajar3). Mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik4). Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentud. Memberikan Umpan balikMenurutStone dan Nielson(1982:11) umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Salah satu alasan yang dikemukakannya adalah belajar itu ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan.D. Metode PembelajaranMetode pembelajaran yang ditetapkan guru banyak memungkinkan siswa belajar proses (learning by process). Bukan hanya belajar produk (learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan).Proses pembelajaran menurut guru dalam merancang berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Rencana ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran itu tercermin dalam kegiatan baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut :a). adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau mebuat perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi.b). adanya keterlibatan intelektual, emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.c). adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran.d). guru bertindak sebagai fasilitator (pemberi kemudahan) dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan di kelas.e). biasanya menggunakan berbagai metode, media, dan alat secara bervariasi.E. Ketepatan (Efektifitas) Penggunaan Metode PembelajaranUntuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif diperlukan penetuan metode pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam pembentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasinya kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar.Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu : tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu.F.Beberapa Metode Pembelajarana) Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan mempertimbangkan apakah metode pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu, tidak adakah metode pembelajaran yang lebih sesuai, guru dapat memilih metode pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.b) Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar.c) Metode pembelajaran yang dipilih sepatutnya disesuaikan dengan bentuk belajar atau hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa.d) Metode pembelajaran merujuk kepada apa yang terjadi di sekolah sehubungan proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik ketepatan maupun tata caranya. Pada bagian ini diuraikan beberapa metode pembelajaran.1). Metode ceramah2). Metode simulasi3). Metode demontrasi dan eksperimen4). Metode inquiry dan discovery1. Metode CeramahMetode ini dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik. Namun penggunaannya cukup popular. Banyak guru memanfaatkan metode ceramah dalam mengajar. Oleh karena pelaksanaannya sangat sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit, komunikasi antar guru dengan siswa pada umumnya searah, karena itu guru dapat mengawasi kelas secara cermat. Namun demikian kritik dilontarkan pun cukup banyak, disamping itu seringkali pula terjadi siswa menerima pengetahuan yang salah terhadap materi pembelajaran yang dituturkan atau diceramahkan.Agar pembelajaran menggunakan metode ceramah dapat dilakukan secara lebih baik, guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut :1). Perumusan secara jelas2). Kesesuaian metode Ceramah dengan tujuan3). Memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran lain4). Menggunakan alat pelajaran yang relevan untuk mrmbangkitkan minat belajar siswa,5). Pengorganisasian materi pembelajaran harus dilakukan secara cermat, dengan menggunakan prinsip pembelajaran.Untuk menambah tingkat keefektifan, diperlukan kemampuan memberi penjelasan. Hal yang harus diperhatikan dalam memberi penjelasan adalah :a). Kejelasan bahasa baik dalam memilih kata-kata, susunan kalimat maupun menghindari kekaburan memberikan batasan pengertian terhadap istilah baru.b). Menggunakan contoh secara memadai dan relevan dengan ide, konsep atau generalisasi apa yang di jelaskan.c). Melakukan penekanan terhadap bentuk-bentuk informasi tertentu.d). Penyusunan materi pembelajaran yang dijelaskan harus logis dan jelas, pola penyusunanpun harus jelas pula.e). Menggunakan umpan balik (feed back)Berdasarkan uraian diatas, pelaksanaan metode ceramah menempuh prosedur sebagai berikut :1). Guru menjelaskan tujuan dan topik yang akan diajarkan2). Memberi motivasi belajar dengan berbagai kegiatan3). Memberikan penjelasan singkat tentang materi atau sub materi pembelajaran.4). Menyelingi kuliah dengan berbagai contoh dan Tanya jawab.5). Setelah ceramah dapat dilakukan diskusi tentang masalah yang dipelajari.6). Untuk materi pembelajaran memantapkan dapat diberi tugas atau kegiatan inquiry dan discovery.7). Dilakukan evaluasi dengan prosedur dan teknik tertentu.2. Metode SimulasiMetode ini dapat diartikan sebagai suatu cara pembelajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Jadi semacam permainan dalam pembelajaran yang di angkat dari realita kehidupan. Bentuk simulasi bermacam-macam diantara yang popular adalah :1). Sosiodrama, berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi tertentu.2). Psikodrama, hampir mirip dengan sosiodrama, perbedaannya terletak pada penekanannya. Sosiodrama lebih menekankan kepada permasalahan sosial, sedangkan psikodrama lebih menekankan pada pengaruh psikologinya.3). Role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan sesuatu peristiwa masa lampau atau dapat pula cerita dimulai dengan berbagai kemungkinan yang terjadi baik kini maupun mendatang.Tatacara Simulasi :1). Jika siswa baru pertama kali melakukan permainan simulasi, berilah penjelasan singkat tentang teknik simulasi.2). Guru menyampaikan cerita, kemudian mengatur adegan-adegan permainan.3). Guru meminta sejumlah siswa untuk bermain peran.4). Memberi petunjuk tentang darimana permainan dimulainya.5). Pada saat simulasi permainan memuncak, guru menghentikan permainan.6). Diskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan simulasi yang dimainkan.7). Menarik kesimpulan diskusi.3. Metode Demontrasi dan EksperimenDemontrasi berarti pertunjukan atau peragaan dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukkan suatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan oleh guru maupun orang luar yang di undang ke kelas. Proses yang di demontrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya.Pelaksanaan demontrasi sering kali diikuti dengan eksperimen, yaitu percobaan tentang sesuatu. Dalam hal ini setiap siswa melakukan percobaan dan bekerja sendiri-sendiri. Pelaksanaan eksperimen lebih memperjelas hasil belajar karena setiap siswa mengalami dan melakukan kegiatan percobaan. Sebagaimana di kemukakan terdahulu, proses pembelajaran semacam ini sesuai dengan pandangan teori modernlearning by doing.Perbedaan utama antara demonstrasi dan eksperimen, ternyata hanya pada pelaksanaan. Demontrasi hanya mempertunjukkan sesuatu proses di depan kelas, sedangkan eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa melakukan percobaan sendiri tentang proses yang dimaksud. Namun demikian, demonstrasi itu sendiri jika dirangkaikan dengan eksperimen dapat mempertinggi efektivitas kegiatan yang dilaksanakan.Langkah-langkah dalam melakukan demonstrasi atau eksperimen adalah :1. Langkah Umuma). merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan di capai siswa.b). mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkanc). memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidakd). menetapkan langkah pelaksanaan agar efisiene). memperhitungkan/menetapkan alokasi waktu2. Langkah Demontrasia). Mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan demontrasib). Menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan1). apakah perlu memberi penjelasan panjang lebar, sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman luas2). apakah siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan3). apakah siswa diharuskan membuat catatan tertentu3. Langkah Eksperimena). Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimenb). Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal-hal yang perlu dicatatc). Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimend). Menetapkan apa follow up (tindak lanjut) eksperimen4. Metode inquiry dan discoveryMetode ini pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya,inquiry artinya penyelidikan, sedangkandiscoveryadalah penemuan. Dengan melalui penyelidikan siswa akirnya memperoleh penemuan. Metode ini berkembang dari ideJohn Dewey(1913) yang terkenal dengan problem solving method atau metode pemecahan masalah.BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIANA.Subjek Penelitian1. LokasiLokasi kegiatan penelitian proses pembelajaran dilakukan di :Nama Sekolah : SD Negeri Palasari 03Alamat : Kp.Geblug Rt 01 / Rw01Desa : PalasariKecamatan : CijerukKabupaten : BogorPropinsi : Jawa Barat2. Waktu PelaksanaanJadwal pelaksanaan penelitian proses pembelajaran di SD Negeri Palasari 03 dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :a) Prasiklus tanggal 19 Mei 2011b) Siklus I tanggal 25 Mei 2011c) Siklus II tanggal 1 Juni 20113. Mata Pelajaran dan KelasMata pelajaran dan kelas yang menjadi subjek penelitian yaitu sebagai berikut :Kelas : IV (empat)Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamJumlah siswa : 29 orang4. Karakteristik siswaKarakteristik siswa kelas IV di SD Negeri Palasari 03 dilihat dari latar belakang kehidupan orang tua tergolong pada kehidupan yang rata-rata kurang mampu, dan latar belakang pendidikannya pun rata-rata lulusan sekolah dasar. Sehingga pada umumnya siswa memiliki minat belajar yang tergolong rendah.Hal ini sering terbukti ketika sekolah sedang mengadakan ulangan semester masih banyak siswa yang tidak hadir atau membolos hal ini sebagai bukti bahwa tidak ada motivasi dari orang tuanya dan minat belajarnya rendah sedangkan kehadiran sangat penting sekali, meskipun demikian siswa di kelas IV yang tergolong pintar jika dibandingkan dengan teman yang lainnya masih terlihat ada 3 orang yang pintar dan yang sedang ada 4 orang, dalam hal ini guru perlu memberikan dorongan yang lebih optimal kepada siswa untuk membangkitkan minat belajarnya.B.Deskripsi persiklusPenelitian proses pembelajaran IPA dilakukan dikelas IV SD Negeri Palasari 03, dimulai dari Rencana pembelajaran prasiklus. Rencana perbaikan pembelajaran I siklus I, rencana pembelajaran II siklus II, kemudian dilaksanakan dalam beberapa tahapan;1. Rencana Pembelajaran (siklus I)a. Rencana1) Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;2) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;3) Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;4) Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mau bertanya;6) Mengadakan latihan dan pertanyaan;7) Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan yang belum berhasil diberikan motivasi;8) Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih kongkrit.b. Pelaksanaan1) Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yaitu:a) Merencanakan perbaikan pembelajaranb) Melaksanakan tindakan pelaksanaan perbaikan pembelajaranc) Melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsungd) Melakukan refleksi terhadap hasil pengamatanc. Langkah PelaksanaanKegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil kajian melalui pengamatan, hasil refleksi serta hasil diskusi dengan supervisor sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Langkah yang akan ditempuh adalah:1) Menyiapkan rencana pembelajaran2) Mengadakan apersepsi untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu.3) Menyampaikan tujuan pembelajaran4) Menyiapkan alat peraga untuk eksperimen5) Guru membimbing siswa yang sedang melakukan eksperimen6) Guru membimbing siswa agar siswa mau bertanya7) Guru meminta siswa agar menerangkan kepada temannya tentang hasil eksperimen yang telah dilakukan.8) Guru memberikan penjelasan tentang eksperimen yang telah dilakukan siswa9) Mengadakan evaluasi10) Menganalisis hasil evaluasi11) Menutup proses kegiatan pembelajaran.d. Pengamatan Pengumpulan Data dan InstrumenPelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Palasai 03 Kelas IV, pada prasiklus diperoleh 13 dari 29 siswa atau 44,83 % yang mencapai nilai KKM. Dengan demikian penulis menganggap perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran, maka penulis mengadakan siklus I, pada perbaikan siklus I ternyata pembelajaran mengalami peningkatan dari 13 orang siswa yang mencapai nilai KKM, mengalami peningkatan menjadi 21 dari 29 siswa atau 72,41 % yang mencapai nilai KKM, dengan demikian bertambah 8 siswa atau 27,59 % yang sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar.e. Refleksi1) Waktu refleksiHari : KamisTanggal : 19 Mei 2011Tempat : SD Negeri Palasari 032) Pihak yang membantu dalam refleksia) Jarkasih Guru SDN Palasari 03b) Iin Rukmini Kepala SD Negeri Palasari 033) Kekuatan dan kelemahana) Kekuatan yang diperoleh peneliti untuk melakukan tindakan perbaikan berikutnya yaitu :1. Siswa bersemangat dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung2. Guru merasa termotivasi untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnyab) Kelemahan yang diperoleh oleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya :1). Tujuan pembelajaran kurang relevan2). Kegiatan awal tidak terperinci3). Kegiatan Inti tidak maksimal4). Alat peraga tidak dilengkapi5). Proses penilaian tidak menggunakan instrument6). Kegiatan pembelajaran monoton7). Guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada siswa8). Penggunaan metode kurang bervariatif2. Rencana Perbaikan Pembelajaran (siklus II )a. Rencana1) Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung.2) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;3) Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;4) Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mau bertanya;6) Mengadakan latihan dan pertanyaan;7) Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik seadangkan yang belum berhasil diberikan motivasi.8) Memberikan penjalasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih kongkrit.b. Pelaksanaan1) Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yaitu;a) Merencanakan perbaikan pembelajaranb) Melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaranc) Melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsungd) Melakukan refleksi terhadap hasil pengamatanc. Langkah PelaksanaanKegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil kajian melalui pengamatan, hasil refleksi serta hasil diskusi dengan supervisor sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi.Langkah yang akan ditempuh adalah:1) Menyiapkan rencana pembelajaran2) Mengadakan apersepsi untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu3) Menyampaikan tujuan pembelajaran4) Menyiapkan alat peraga untuk eksperiment5) Guru membimbing siswa yang sedang melakukan eksperiment6) Guru membimbing siswa agar siswa mau bertanya7) Guru meminta siswa agar menerangkan kepada temannya tentang hasil eksperimen8) Guru memberikan penjelasan tentang eksperiment yang telah dilakukan siswa.9) Mengadakan evaluasi.10) Menilai hasil evaluasi11) Menutup proses kegiatan pembelajaran.d. Pengamatan Pengumpulan Data dan Instrumen.Pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan alam di SD Negri Palasari 03 Kelas IV. Pada siklus I diperoleh 21 dari 29 siswa atau 72,41 % yang mencapai ketuntasan belajar, meskipun sudah mencapai tingkat KKM, peneliti masih perlu melakukan perbaikan pembelajaran kembali agar pencapai nilai maksimal. Maka penulis melaksanakan Siklus II. Setelah dilaksanakan, mengalami kenaikan sebesar 13,79 % dari hasil pembelajaran pada siklus I yaitu 72,41 % menjadi 86,21% atau 25 dari 29 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Dengan tercapainya keriteria ketuntasan belajar maka tidak perlu diadakan pembelajaran berikutnya dengan materi yang sama.e. Refleksi1. Waktu rafleksiHari : RabuTanggal : 25 Mei 2011Tempat : SD Negeri Palasari 032. Pihak yang membantu dalam refleksia. Jarkasih Guru SDN Palasari 03b. Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 033. Kekuatan dan kelemahana. Kekuatan yang diperoleh oleh peneliti antara lain;1. Telah tercapainya tujuan pembelajaran2. Meningkatnya aktivitas siswa pada saat pembelajaran3. Siswa bisa melakukan Demontrasi dan Eksperiment4. Nilai rata-rata kelas di atas KKMb. Kelemahan yang diperoleh peneliti antara lain;1. Masih ada siswa yang belum termotivasi2. Masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM3. Masih ada siswa yang malu untuk bertanya.BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN1. PrasiklusPrasiklus dilakukan pada tanggal 19 Mei 2011 jam 07.30 S/d selesai di SD Negeri Palasari 03, Kelas IV, mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 29 Orang.Berdasarkan Data-data diatas siswa yang memperoleh nilai KKM pada prasiklus 13 dari 29 orang siswa atau 44,83 %, di bawah KKM ada 16 dari 29 orang siswa atau 55,17 % dengan nilai rata-rata 49,31.Maka untuk itu penulis melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN2. Siklus Ke-1Rencana Perbaikan Pembelajaran (siklus 1)a. Data Tentang Rencana1). Melakukan rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;2). Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga;3). Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;4). Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;5). Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya;6). Mengadakan latihan dan pertanyaan;7). Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan yang belum berhasil diberikan motivasi;8). Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih kongkrit.b. PengamatanSetelah diamati ada beberapa masalah yang perlu diperpaiki ketika pembelajaran berlangsung antara lain:1). Siswa pada umumnya kurang aktif pada saat mengikuti prosespembelajaran.2). Siswa kurang memahami terhadap materi pembelajaran yangdiberikan, sehingga perolehan nilai siswa menjadi rendah.Untuk lebih menjelaskan hasil yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :TABEL 1DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASRI 03PADA SIKLUS 1NoN a m aNilaiKeterangan1Alvionita Dwi80Mencapai KKM2Apandi Ahmad80Mencapai KKM3Cep Hamdan80Mencapai KKM4Fajar Fasha Wahyudi80Mencapai KKM5Jalaludin Abdurohman20Kurang dari KKM6Jeni Permatasari100Mencapai KKM7M. Amar Septian40Kurang dari KKM8M. Dian Hoerudin80Mencapai KKM9M. Haris60Mencapai KKM10M. Irman Saputra60Mencapai KKM11M. Januar Maulana40Kurang dari KKM12M. Muhtarudin90Mencapai KKM13M. Sadullohx14Nisfa Lusianti80Mencapai KKM15Penia Lestari100Mencapai KKM16Pitri Latipah50Kurang dari KKM17Saepul Rizki30Kurang Dari KKM18Siti Agustina100Mencapai KKM19Siti Nurarisa100Mencapai KKM20Siti Nurjanah60Mencapai KKM21Siti Nurlaela Sifax22Supyullah60Mencapai KKM23Yogi Permadi50Kurang dari KKM24Yudiansyah60Mencapai KKM25Yuliana100Mencapai KKM26M. Sayuti60Mencapai KKM27Ramdan Saeful70Mencapai KKM28Ivan Apilianox29Siti Aisyah50Kurang dari KKM30Burhanudin60Mencapai KKM31Salman40Kurang dari KKM32M. Farid Fauzi50Kurang dari KKMJumlah1930Nilai Tertinggi100Nilai Terendah20Rata-rata66,55TABEL 2DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03No.NilaiJml.Frekuensi SiswaJml. NilaiTKMBaikSedangKurang1201203,4 %2301303,4 %340312010,3 %450420013,8 %560742024,1 %6701703,4 %780648020,7 %8901903,4 %9100550017,2 %TABEL 3GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA SIKLUS 1TABEL 4GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA SIKLUS 1c. Refleksi1) Waktu refleksiHari : KamisTanggal : 19 Mei 2011Tempat : SD Negeri Palasari 032) Pihak yang ikut dalam Refleksia. Jarkasihb. Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 03d. Keberhasilan dan atau kegagalan1) Keberhasilan yang diperoleh peneliti untuk melakukan tindakan perbaikan-perbaikan berikutnya;a) Siswa bersemangat dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung;b) Guru merasa termotivasi untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.2) Kegagalan yang diperoleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya;a) Tujuan pembelajaran kurang relevanb) Kegiatan awal tidak terperincic) Kegiatan inti tidak maksimald) Alat peraga tidak dilengkapie) Proses penilaian tidak menggunakan instrumentf) Kegiatan pembelajaran terlalu monoton atau tidak bervariasi.3. Siklus Ke-2.a. Data tentang rencana;1) Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung;2) Menyiapkan alat peraga dan penunjang lainnya;3) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui alat peraga dan melakukan eksperimen didepan siswa secara langsung;4) Mengoptimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran;5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya;6) Mengadakan latihan dan memberi pertanyaan;7) Memberikan pujian kepada siswa yang nilainya baik sedangkan bagi yang belum berhasil diberikan motivasi;8) Memberikan penjelasan kembali dan pemahaman kepada siswa yang lebih kongkrit lagi.b. Pengamatan;Setelah dilakukan pengamatan masih ada beberapa siswa yang perlu perhatian dan bimbingan lagi diantaranya;1) Siswa masih ada yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.2) Siswa masih ada yang belum menguasai materi.3) Masih ada siswa yang ragu-ragu untuk bertanya.TABEL 5DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03PADA SIKLUS 2NoNamaNilaiKeterangan1Alvionita Dwi90Mencapai KKM2Apandi Ahmad90Mencapai KKM3Cep Hamdan90Mencapai KKM4Fajar Fasha Wahyudi80Mencapai KKM5Jalaludin Abdurohman60Mencapai KKM6Jeni Permatasari90Mencapai KKM7M. Amar Septian50Kurang dari KKM8M. Dian Hoerudin70Mencapai KKM9M. Haris70Mencapai KKM10M. Irman Saputra60Mencapai KKM11M. Januar Maulana50Kurang dari KKM12M. Muhtarudin100Mencapai KKM13M. Sadullohx14Nisfa Lusianti70Mencapai KKM15Penia Lestari100Mencapai KKM16Pitri Latipah50Kurang dari KKM17Saepul Rizki50Kurang dari KKM18Siti Agustina100Mencapai KKM19Siti Nurarisa100Mencapai KKM20Siti Nurjanah70Mencapai KKM21Siti Nurlaela Sifax22Supyullah70Mencapai KKM23Yogi Permadi60Mencapai KKM24Yudiansyah70Mencapai KKM25Yuliana100Mencapai KKM26M. Sayuti70Mencapai KKM27Ramdan Saeful80Mencapai KKM28Ivan Apilianox29Siti Aisyah70Mencapai KKM30Burhanudin80Mencapai KKM31Salman70Mencapai KKM32M. Farid Fauzi60Mencapai KKMJumlah2170Nilai Tertinggi100Nilai Terendah50Rata-rata74,83TABEL 6DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWANo.NilaiJml. SiswaJml. NilaiTKMBaikSedangKurang150420013,8 %260424013,8 %370963013,8 %480324010,3 %590436013,8 %6100550017,2 %Pada siklus 2 nilai tertinggi 100, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata kelas 74,83. Itulah hasil penelitian siklus 2, dengan demikian tidak perlu diadakan pembelajaran berikutnya dengan materi yang sama. Karena siswa sudah mencapai KKM.TABEL 7GRAFIK DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA SIKLUS 2TABEL 8GRAFIK DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SDN PALASARI 03 PADA SIKLUS 2c. Refleksi1) Waktu refleksiHari : KamisTanggal : 19 Mei 2011Tempat : SD Negeri Palasari 032) Pihak yang membantu dalam refleksia) Jarkasihb) Iin Rukmini Kepala Sekolah SD Negeri Palasari 03d. Keberhasilan dan atau kegagalan1). Keberhasilan atau kekuatan yang diperoleh peneliti antara lain;a) Telah tercapainya tujuan pembelajaranb) Meningkatkan aktivitas siswa pada saat pembelajaranc) Siswa mampu melakukan Demontrasi dan Eksperimend) Nilai rata-rata kelas sudah di atas KKM2). Kegagalan atau kelemahan yang diperoleh peneliti antara lain:a) Masih ada siswa yang belum termotivasib) Masih ada siswa yang nilainya masih di bawah KKMc) Masih ada siswa yang belum berani untuk bertanya.TABEL 9REKAPIRULASI NILAI SISWA SDN PALASARI 03 PADA PRASIKLUS, SIKLUS 1, DAN SIKLUS 2NONAMA SISWANILAIKET.PrasiklusSiklus 1Siklus 21Alvionita Dwi6080902Apandi Ahmad4080903Cep Hamdan8080904Fajar Fasha Wahyudi8080805Jalaludin Abdurohman4020606Jeni Permatasari60100907M. Amar Septian4040508M. Dian Hoerudin6080709M. Haris20607010M. Irman Saputra60606011M. Januar Maulana40405012M. Muhtarudin309010013M. Sadullohxxx14Nisfa Lusianti40807015Penia Lestari10010010016Pitri Latipah40505017Saepul Rizki20305018Siti Agustina8010010019Siti Nurarisa6010010020Siti Nurjanah20607021Siti Nurlaela Sifaxxx22Supyullah0607023Yogi Permadi40506024Yudiansyah40607025Yuliana8010010026M. Sayuti60607027Ramdan Saeful40708028Ivan Apilianoxxx29Siti Aisyah60507030Burhanudin60608031Salman40407032M. Farid Fauzi405060Jumlah143019302170Nilai Tertinggi100100100Nilai Terendah02050Nilai Rata-rata49,3166,5574,83TABEL 10GRAFIK REKAPITULASI NILAI PADA PRASIKLUS, SIKLUS 1, DAN SIKLUS 2Dari data grafik diatas menunjukan bahwa hasil rata-rata belajar siswa pada prasiklus 44,83 % ternyata pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 72,41 % dan pada siklus 2 ternyata lebih meningkat lagi menjadi 86,21%. ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah diadakan penelitian maka hasilnya meningkat dari rata-rata KKM.BAB VKESIMPULAN DAN SARANA.KESIMPULANSetelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran IPA Kelas IV di SDN Palasari 03, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :1. Kesimpulan UmumSebagaimana telah dikemukakan dalam penelitian diatas tentang mengajar tidak secara otomatis menjadikan siswa belajar. Dalam tugasnya tentunya guru tidak hanya mentransferkan materi pembelajaran akan tetapi perolehan hasil belajar siswa perlu dikaji dan dianalisis sehingga dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan hasil belajar itu sendiri.Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dalam rangka memperbaiki hasil dan proses pembelajaran IPA, disini penulis memperbaiki pembelajaran dengan melakukan metoda demonstrasi dan eksperimen yang diyakini oleh penulis dengan menggunakan metoda tersebut pembelajaran IPA akan lebih kongkrit dan mudah dipahami oleh siswa serta proses pembelajaran pun berlangsung aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini terbukti dengan pencapaian perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat, sehingga pada akhirnya nanti siswa dapat mengambil manfaat dan makna yang terkandung dalam pembelajaran untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.2. KhususPenelitian Tindakan Kelas yang dilakukan menghasilkan data-data perolehan nilai siswa yang dimulai dari kegiatan prasiklus, siklus ke-1 maupun siklus ke-2 dalam data terlihat adanya perubahan nilai hasil belajar siswa yang lebih meningkat, hasil ini terbukti dari hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Pada kegiatan prasiklus sebanyak 13 siswa dari 29 siswa atau 44,83 % pada perbaikan siklus ke-1 menjadi 21 siswa dari 29 siswa atau 72,41 % dan pada siklus ke-2 perolehan nilai siswa kembali mencapai peningkatan yaitu sebanyak 25 siswa dari 29 siswa atau 86,21% sehingga hal ini membuktikan adanya peningkatan perolehan nilai siswa setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.B.SARANBerdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, yaitu :1. Guru dalam memberikan materi pembelajaran hendaknya menggunakan metoda yang bervariasi, disesuaikan dengan materi pembelajaran.2. Guru hendaknya memberikan penguatan kepada siswa sebagai pemacu motivasi untuk belajar.3. Guru hendaknya membuat skenario pembelajaran yang menarik bagi siswa agar terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan.DAFTAR PUSTAKAAndayani, dkk. (2009).Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta : Universitas Terbuka.Budi Wahyono, dkk. (2008).Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.Heru Lestari Mikarso, dkk. (2009)Pendidikan anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.Lukman Nulhakim. (2009).Perencanaan pembelajaran.Bandung : CV. Wacana Prima.Mulyani Sumantri, dkk. (2008).Perkembangan peserta didik. Jakarta : Universitas Terbuka.Nano Sutarno, dkk. (2009).Materi dan pembelajaran IPA SD.Jakarta : Universitas Terbuka.Sumiati, dkk. (2009).Metode pembelajaran. Bandung CV. Wacana Prima.