UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain...i UPAYA...

103
i UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam MUHAIMINURROCHMAN NIM. 073111250 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/107/jtptiain...i UPAYA...

i

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN

IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO

KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat

Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

MUHAIMINURROCHMAN

NIM. 073111250

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

iii

iv

ABSTRAK

Muhaiminurrochman (NIM: 073111250). “ Upaya Meningkatkan Ketrampilan

Pengamalan Ibadah Shalat Dengan strategi Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih

Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Semarang: Program

Strata I jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.Tujuan yang

menjadi kajian peneliti, yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi

dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano

Kabupaten Purworejo. 2) Untuk mengetahui relevansi metode demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok

shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode

dokumentasi, metode observasi dan metode tes. Indikator kinerja penelitian berupa

tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan klasikal. Hasil penelitian

menunjukkan : 1) Yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode demontrasi

pada mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano

Kabupaten Purworejo, yaitu guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat

pembelajaran dengan baik. Guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik.

Guru harus lebih dapat menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan metode

demontrasi. Guru harus mendemonstrasikan shalat secara pelan-pelan, guru

menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang

dilakukan oleh guru dan teman yang sudah bisa. Guru harus sering berkeliling

mendekati peserta didik dan mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama

kegiatan demonstrasi berlangsung. Guru mengisi Lembar Observasi Siswa, 2)

Perolehan nilai peserta didik pada masing-masing siklus di atas menunjukkan adanya

peningkatan prestasi belajar yang signifikan di tiap-tiap siklusnya, Peserta didik yang

v

semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan

secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah

diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik

yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata

hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak

yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang

vi

MOTTO

):(

"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk danagama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan

cukuplah Allah sebagai saksi." (Al Fath : 28)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali -art, 2004), hlm. 51

vii

PERSEMBAHAN

Terimakasih penulis ucapkan dengan kerendahan hati, kupersembahkan

karya tulis ini untuk orang yang berarti dalam hidupku:

v Ayah (Djanatun) dan Ibu (Napsiyah) tercinta, terima kasih atas do’a restu

serta pengorbanannya demi study anak terkasihmu.

v Istriku tercinta yang selalu menjadi spirit dalam hidupku.

v Kepala MTs Negeri Loano (Maksum, S.Pd ) yang selalu memberi semangat

v Seluruh guru dan karyawan MTs Negeri Loano yang selalu member motivasi

v Seluruh Pengurus Ta’mir Kampus III IAIN Walisongo Semarang tercinta

yang senantiasa mendo’akanku, dan memberikan tempat bernaung, dan

memberikan fasilitas selama kuliah

v Ketua Takmir Kampus III ( Sutriyono S.HI, Anggit, Anas,Ari Afandi, Amoh,

Hanafi, Ihsan, terima kasih atas dukungannya.

v Teman dekatku ( Taufiq Irfandi ) yang selalu memberi semangat dan

menemani dalam pembuatan skripsi

v Much Yusuf, yang selalu memboncengku dalam perjalanan kuliah ke kampus

II

v Mokh. Kharisun, SHI,terima kasih atas motifasi dalam penulisan skripsi

v Anakku tersayang Muhammad Wafa Mubarok dan Muhammad Malkan

Shidqi yang selalu jadi dambaan semoga menjadi anak yang soleh , berguna

bagi agama, nusa bangsa dan berbakti kepada kedua orang tua.

v Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu,

terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi

ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah

membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

dan selaku pembimbing, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan

pelayanan dengan baik, selama masa penelitian.

2. Maksum, S.Pd selaku Kepala MTs Negeri Loano, yang telah bersedia memberi

pengarahan.

3. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi

ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga budi

baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan

kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Halaman Abstraks .............................................................................................. ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii

Pengesahan Pembimbing ................................................................................... iv

Halaman Motto .................................................................................................. v

Halaman Persembahan ....................................................................................... vi

Kata Pengantar ................................................................................................... vi

Deklarasi………………………………………………………………………… vii

Daftar Isi ............................................................................................................ viii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

Bab II : LANDASAN TEORI ............................................................................ 9

A. Pengamalan Ibadah ............................................................................ 9

1. Pengertian Pengamalan Ibadah ....................................................... 9

2. Hakikat Ibadah ............................................................................... 9

3. Materi Shalat .................................................................................. 10

B. Metode Demonstrasi .......................................................................... 18

1. Pengertian Metode Demonstrasi ..................................................... 18

2. Tujuan Metode Demonstrasi........................................................... 19

3. Aspek-aspek dalam Metode Demonstrasi ....................................... 20

4. Langkah-langkah Demonstrasi ....................................................... 20

x

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ............................. 22

C. Hasil Belajar ...................................................................................... 23

1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 24

3. Aspek-aspek Hasil Belajar.............................................................. 26

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih................ 28

E. Kajian Pustaka yang Relevan ............................................................. 32

F. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 33

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................... 34

A. Tujuan Penelitian ............................................................................... 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 34

1. Waktu Penelitian ............................................................................ 34

2. Tempat Penelitian .......................................................................... 34

C. Obyek Penelitian ................................................................................ 34

D. Metode Penelitian .............................................................................. 34

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 39

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40

G. Indikator Kinerja ............................................................................... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 42

A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................... 42

1. Persiapan Penelitian ....................................................................... 42

2. Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus ............................................ 42

3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ................................................. 44

4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ................................................ 53

B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................... 60

1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus ......................................... 60

2. Analisis Penelitian Tindakan Siklus I............................................. 62

3. Analisis Penelitian Tindakan Siklus II ............................................ 65

BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 66

xi

A. Kesimpulan ....................................................................................... 66

B. Saran-saran ........................................................................................ 68

C. Penutup .............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta didik Kelas VII

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I

Lampiran 3 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus I

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Siklus II

Lampiran 5 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus II

Lampiran 6 : Surat Penunjukan Pembimbingan Skripsi

Lampiran 7 : Surat Mohon Riset

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 9 : Foto Kegiatan Penelitian

xii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,

Semarang, 25 Maret 2011

Deklarator,

Muhaiminurrochman

NIM. 073111250

1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus

dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam,

yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri dari empat mata

pelajaran yaitu : Al- Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah

Kebudayaan Islam. Masing–masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya

saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Syari’ah Fiqih merupakan sistem

norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama

manusia dengan makhluk lainnya (muamalah)

Pendidikan shalat kewajiban bagi mukallaf, artinya baru wajib

melaksanakan shalat sudah akil balig, akil artinya berakal, yaitu akalnya

berkembang sedemikian rupa sehingga sudah adanya kewajiban shalat.

Sedangkan balig artinya sampai pertumbuhan dan perkembangan tertentu

yaitu telah keluarnya mani bagi anak laki-laki dan menstruasi bagi anak

perempuan, untuk mempersiapkan mereka agar mereka dapat melaksanakan

shalat dengan baik maka nabi Muhammad SAW menyuruh anak-anak

berumur 7 tahun mulai dilatih dan dibiasakan shalat. Dan pada umur 10 tahun

hendaklah mendisiplinkan shalat secara lebih ketat, bahkan diperintahkan

dipukul jika dengan sengaja meninggalkannya.

2

Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan

untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan

kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode

dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang

diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode

bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran

sehingga apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah

mungkin. Dengan demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan

bahwa ada materi yang berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik,

yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda.

Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan

ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum.

Madrasah Negeri Loano Kabupaten Purworejo menampakkan unsur–unsur

agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang

lebih mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta

didik berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu

yang baik. MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo peserta didiknya berasal

dari daerah pegunungan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di MTs Negeri

Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan tata

cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian pembelajaran

yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi peserta

didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa adanya

suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam

pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti

dan mengontrol anaknya.

Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat,

disamping itu model pembelajaran yang dilaksankan proses pembelajaran di

Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek.

Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

3

internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran1

Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik

dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda–beda. Oleh karena itu

mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup

maka diperlukan seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang

guru harus mampu menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan

metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar

mengajar. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk

mencapai tujuan pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu

pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi

itu sendiri. Dengan menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh

siswa, meskipun materinya kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup

menarik, karena penyampaianya kurang menarik maka materi itu kurang

dapat diterima oleh siswa.

Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan

untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan

kesuksesan operasional pembelajaran.2

Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan

melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN

KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN

STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH

KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN 2010- 2011.”

1Ismail SM, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM,( Semarang: Ra SAILMedia Group.2008) hlm, 9.

2 Ibid, hlm.18

4

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang

timbul antara lain :

1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar.

2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan

ibadah shalat.

3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya

mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan.

Dengan melihat fenomena inilah yang menarik penulis untuk

mengadakan penelitian sehingga dapat mengetahui akurasi pengamalan

ibadah shalat.

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang

benar terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai

istilah pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud.3

2. Meningkatkan

Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf)

mempertinggi, memperhebat mendapat awalan “me” dan akhiran “an”

yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.4

3. Pengamalan

Pengamalan berasal dari kata dasar amal , yang mempunyai arti

perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama

Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses

(perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses

3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984 ), Hlm. 1132

4. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3,2006). hlm, 1280-1281

5

(perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).5 Dari pengertian pengamalan

tersebut penulis menerangkan tentang perbuatan, gerakan dan bacaan

dalam pelaksanaan ibadah shalat.

4. Ibadah shalat

a. Ibadah

Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan

bentuk dan tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai

dengan petunjuk Allah dan penjelasan yang diberikan oleh nabi

Muhammad SAW.6 Ahli lughat mengartikannya taat, menurut,

mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga tunduk yang

setinggi-tinginya, dan doa. 7

b. Shalat

Menurut bahasa, shalat artinya bedo’a sedang menurut istilah

syara’ ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan,

dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut-

syarat dan rukun yang telah ditentukan8.

Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib.

Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah

baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah

shalat yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan

perintah dan petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-Nya .

5. Fiqih

Kata Fikih secara arti kata berarti :’’ paham yang mendalam.9

Tetapi fiqih yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu mata

pelajaran yang terdapat di kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo.

Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

5Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 256Amir Syarifuddin, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Mrdia, 2003), hlm., 13.7 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, (

Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm,1.8 Moh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I (Semarang : CV Wicaksana,1998) hlm., 181.9Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : PRENADA MEDIA, 2003), hlm., 4

6

membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-

pokok hukum Islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan

hubungan manusia dengan Allah SWT.10

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

fiqih dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa

yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih.

6. Strategi Demonstrasi

Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar

dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan

tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam

prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.

Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian

bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat.11

Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang

memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.12

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.13.

Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses

demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas

VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kepada peserta didiknya.

Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan

kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII

10Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang StandarKopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.hlm,51.

11 http://www.scribd.com/doc/30424476/Pengertian-Metode-Demonstrasi12 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2009 ), hlm, 83.13Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail

Media Grup, 2008 ), hlm. 20

7

MTs Negeri Loano materi Shalat dengan menggunakan metode

demonstrasi.

7. Siswa Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo

MTs. Negeri Loano Kabupaten Purworejo adalah Madrasah

Tsanawiyah Negeri” yang mempunyai dua lokasi , Lokasi Banyuasin

Kembaran dan lokasi desa Kebongunung Jl. Magelang KM 9 Loano,

akan tetapi peneliti memilih lokasi Banyuasin Kembaran Kecamatan

Loano, Kabupaten Purworejo.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat

dirumuskan menjadi fokus kajian dalam skripsi yaitu :

”Apakah penerapan strategi demonstrasi dapat meningkatkan akurasi

ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran fiqih kelas

VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo” ?

E. MANFAAT PENELITIAN

Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini

diharapkan juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Secara teoritis

Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul

yang sejenis.

2. Secara praktis

a. Bagi Madrasah Tsanawiyah

Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah,

guru, maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya

mata pelajaran fiqih.

b. Bagi Orang Tua Siswa

8

Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih

kepada anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang

positif untuk meningkatkan pengamalan ibadah shalat.

c. Bagi siswa

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam

terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar

fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi

pengamalan ibadah shalat.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengamalan ibadah

1. Pengertian pengamalan

Pengamalan berasal dari kata dasar “amal”, yang mempunyai arti

perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama

Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses

(perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses

(perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).1

Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang

dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan

masih butuh objek kegiatan.Sedangkan pengertian ibadah menurut

Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala taat yang dikerjakan untuk

mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat. 2

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengamalan

ibadah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri sehingga akan mendatangkan pahala dan hasil

belajar mata pelajaran fikqih sesuai dengan tujuan pendidikan yang

ditetapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Loano Kabupaten

Purworejo.

2. Hakekat ibadah

Hakekat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena perasaan

cinta akan Tuhan yang Ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran

beritikad bahwa alam ada kekuasaan, yang akal tidak dapat mengetahui

hakikatnya. Boleh juga dikatakan memperhambakan jiwa dan

1 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 252 Hasby Ash Shiddiqy, Kuliah Ibadah, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000, cet. ke-1,

hlm. 5.

10

mempertundukannya kepada kekuasaan yang ghaib tak dapat diliputi ilmu

dan tak dapat diketahui hakikatnya.3

Ibadah menurut para sufi menekankan pada upaya kelanggengan

hubungan komunikatif dengan Allah. Mereka menyembah kepada Allah

karena keyakinnan bahwa Dia memang seharusnya disembah, 4

Ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam

sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqih dan fiqih Islam. Karena

seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga perlu

diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri

anak, agar kelas mereka menjadi insan–insan yang bertakwa. Pranata-

pranata ibadah di dalam Islam termasuk shalat, karena shalat merupakan

tiang dari segala amal ibadah.5

3. Materi Shalat

a. Pengertian shalat

Menurut bahasa, shalat artinya berdoa, sedang menurut syara’

ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai

dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syarat-

syarat dan rukun yang telah ditentukan.6.

Dalil yang mewajibkan shalat

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa: 103 yang

berbunyi:

Artinya : ”Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukanwaktu- waktunya atas orang-orang yang beriman.7

3 Ibid., hlm. .9.4Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunah Wal Jama’ah Dalam Persepsi Dan Tradisi NU,

(Jakarta : Lantabora Press, 2005), hlm, 157.5Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Ra SAIL

Media Group, 2009), hlm,41.6Muh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998), hlm.,181

7 Al-Qur’an dan Terjemah, Sabiq,( Pati : 2010).

11

b. Shalat Fardhu dan waktunya

Shalat fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu

yang ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu

dalam waktunya masing-masing,

1) Zhuhur

Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit.

Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah

samapanjangnya dengan itu.

2) Ashar

Wakunya mulai dari habisnya waktu dhuhur, sampai terbenamnya

matahari.

3) Magrib.

Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq

(awan senja ) merah.

4) Isya’

Waktunya dari terbenamnya syafaq ( awan senja ), hingga terbit

fajar.

5) Subuh

Waktunya dari terbinya fajar shidiq, hinga terbit matahari.8

c. Bacaan-bacaan dalam shalat

Ibadah shalat itu terdiri dari gerakan dan bacaan. Shalat tidak

sempurna dan sah apabila gerakan atau bacaannya saja yang

dilakukan. Di bawah adalah bacaan yang harus dibaca ketika shalat.

1) Niat shalat

8 Muh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang : 2008), hlm,62.

12

Niat shalat dibaca dalam hati dan boleh diucapkan dengan

lisan perlahan dan dibaca bersamaan dengan takbiratul ikhram.

Bacaan niat harus sesuai dengan shalat yang dikerjakan. Berikut ini

contoh bacaan niat shalat wajib lima waktu:

a) Shalat subuh

Artinya: ”Saya shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat padawaktunya karena Allah ta’ala”.

b) Shalat dhuhur

Artinya: ”Saya shalat dhuhur empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.

c) Shalat ashar

Artinya: ”Saya shalat ashar empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.

d) Shalat maghrib

Artinya: ”Saya shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.

e) Shalat isya’

Artinya: ”Saya shalat isya empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.

2) Bacaan takbiratul ihram

Bacaan takbiratul ihram adalah Allahu Akbar

3) Bacaan doa iftitah

.

.

13

. .

Artinya: “Allah maha besar lagi sempurna kebesaran-Nya dansegala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah, danMaha Suci Allah sepanjang pagi dan sore, kuhadapkandiriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,dalam keadaan cenderung kepada agama yang benarsebagai muslim, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnyashalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untukAllah, Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya.Demikian itulah yang diputuskan kepadaku, dan akuadalah orang yang pertama-tama menyerahkan dirikepada Allah”..

4) Membaca surah Al Fatihah

Surah Al Fatihah dibaca setelah doa iftitah. Bacaan surah Al

Fatihah yaitu sebagai berikut:

Artinya: ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang .Segala puji bagi Allah, Tuhansemesta alam.Maha Pengasih lagi MahaPenyayang.Yang menguasai hari pembalasan.Hanyakepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepadaEngkaulah kami mohon pertolongan.Tunjukkanlah kamijalan yang lurus.Yaitu jalan orang-orang yang telahEngkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan)mereka yang sesat”.

5) Membaca ayat atau surah Al Qur’an

Sesudah membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat

atau surah Al Qur’an yang sudah dihafal, misalnya surah Al Ikhlas,

Al Falaq, An nasr, atau surah Al Qur’an yang lain.

6) Bacaan ruku’

Pada waktu ruku’ yang dibaca adalah sebagai berikut:

14

Artinya: “Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengansegala puji-Nya”.

7) Bacaan i’tidal

Pada waktu I’tidal atau bangkit dari ruku’ doa yang dibaca

adalah:

Artinya: “Allah mendengar bagi siapa yang memuji-Nya”.

Sesudah berdiri tegak lurus dilanjutkan dengan bacaan:

Artinya: “Ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji sepenuh langitdan sepenuh bumi dengan sepenuh apa yang Engkaukehendaki sesudah itu”.

8) Bacaan sujud

Pada waktu sujud disunnahkan membaca tasbih seperti berikut:

Artinya: “Maha suci Tuhanku yang Maha tinggi dan dengansegala puji-Nya”.

9) Duduk antara dua sujud

Pada waktu duduk antara dua sujud disunnahkan membaca doa

sebagai berikut:

Artinya: ”Ya Tuhanku ampunilah dosaku, berilah aku rahmat,sempurnakanlah ibadahku, tingkatkanlah derajatku,berilah aku rezeki, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku,dan maafkanlah aku”

10) Membaca tasyahud awal

. .

15

. ..

Artinya: ”Segala pengagungan yang berkah dan kebaikan yangbaik itu adalah bagi Allah. Keselamatan semoga selaludilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmatdan berkah Allah. Semoga keselamatan dilimpahkankepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Akubersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan akubersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah,limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad”.

11) Tasyahud akhir

Bacaan tasyahud akhir ini terdiri dari bacaan tasyahud awal

ditambah dengan salawat Nabi Muhammad saw. dan salawat Nabi

Ibrahim a.s.

.Artinya: ”Ya Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad

dan keluaganya sebagaimana Engkau limpahkanrahmat-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Ya Allahlimpahkanlah berkah-Mu kepada Muhammad dankeluarganya sebagaimana Engkau limpahkan berkah-Mukepada Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam.Sesungguhnya Engkau dzat yang senantiasa dipuji dandiagungkan.”.

12) Bacaan salam

Bacaan salam disertai menengok ke kanan dan ke kiri sampai

terlihat pipinya dari belakang. Bacaan salam adalah sebagai

berikut:

Artinya: ”Keselamatan dan rahmat Allah atas kamu.”9

9 Ibid, hlm.37-47

16

d. Gerakan dalam shalat

1) Berdiri tegak sempurna dan menghadap kiblat

Setiap muslim yang mampu berdiri wajib melakukannya bagi

yang tidak mampu, misalnya karena sakit, atau sudah tua, boleh

melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri

pandangan mata diarahkan ke tempat sujud.

2) Berniat dan Takbiratulihram

Setelah shalat dimulai, terlebih dahulu kita berniat. Niat shalat

boleh dibaca dalam hati, boleh juga dilafalkan. Pada saat itulah di

dalam hati harus berniat (menyengaja) untuk melakukan shalat

karena Allah.Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan

bahu da telapak tangan terbuka sambil mengucapkan Allahu Akbar.

3) Berdiri sempurna tangan bersedekap

Setelah mengucapkan takbir, kedua tangan bersedekap. Kedua

telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar. Telapak tangan

kanan berada di atas punggung telapak kiri.

4) Ruku’

Gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan

(sebagaimana takbirotulihram sambil membaca Allahu Akbar)

Kemudian membungkukan badan. Pada saat itu posisi

punggung dan kepala rata. Kedua tangan memegang lutut dan

ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil memaca

do’a rukuk.

5) I’tidal

Gerakan i’tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah ruku’.

Pada saat i’tidal kedua tangan diangkat seperti ketika takbiratul

ihram, saat mengangkat kedua tangan membaca sami’allaahuliman

hamidah, kedua tangan diturunkan kembali dan diletakkan di

samping badan. Pada saat tangan di samping badan membaca

lanjutan bacaan i’tidal.

17

6) Sujud

Gerakan sujud adalah menempatkan wajah ke tempat sujud

sambil membaca takbir. Pada saat sujud. Posisi dahi, hidung, kedua

telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki diletakkan

ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke

kiblat sambil membaca doa sujud.

7) Duduk diantara dua sujud

Gerakan duduk antara dua sujud (duduk iftirosy) adalah duduk

dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan

berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan ujung jari

kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua

lutut sambil membaca doa duduk diantara dua sujud.

8) Duduk tasyahud awal

Duduk tasyahud awal juga disebut duduk iftirasy. Posisi duduk

iftirasy sama seperti duduk di antara dua sujud, saat iftirasy

telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali

untuk shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat

kedua langsung duduk tasyahud akhir.

9) Duduk tasyahud akhir

Duduk tasyahud akhir disebut juga duduk tawaruk. Tawaruk

dilakukan dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri

dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak

dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan

disunnahkan menunjuk ke arah kiblat.

10) Salam

Setelah semua gerakan dan bacaan shalat di atas, ditutup

dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh tetap dalam

18

keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan

(hukumnya wajib) lalu menoleh ke kiri (hukumnya sunah) 10

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan

pemeragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.11

Demonstration is a strategy to use when you are teaching any kind of step

by step procedure as possible you encourage student to be mentally a

cert” ( Demonstrasi adalah strategi yang digunakan ketika mengajar

berbagai jenis melangkah langkah demi langkah sebisa mungkin

mendorong siswa berani secara mental ) 12

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif,

sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan

mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.13

Pada intinya metode bertujuan untuk mengantarkan sebuah

pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan cepat dan tepat

sesaui dengan yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang

umum dalam memfungsikan ,metode yaitu prinsip menyenangkan,

menggembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi

pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.14

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode

demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau

10T Ibrahim- H. Darsono, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta : PTTiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005), hlm. 67-71.

11Ismail, SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Ra SAILMedia Group.2008 ), hlm. 18.

12 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies to teach any subject, (Massachusetts: allynand Bacon, 1996), hlm.150.

13R Ibrahim Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), hlm,106.

14Ismail SM, op. cit.,hlm. 18.

19

orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas

tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan

tertentu. Contohnya proses mengerjakan shalat.

2. Tujuan Metode Demonstrasi

Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu memperlihatkan,

memperagakan dan mempraktekkan, maka tujuan demonstrasi yaitu anak

diarahkan dan dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara

terpadu sebagai hasil dari pengamatan.

Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar

mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan

(meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. 15

Metode demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan

pengalaman belajar agar anak dapat menguasai pelajaran lebih baik.

Metode demonstrasi anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting

untuk proses pengamatan, maka kemungkinan melakukan kesalahan

sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh

guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan

penjelasan lisan.

Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak antara lain:

a. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/

dilaksanakan/ diperagakan.

b. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan.

c. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan

cermat.

d. Membantu mengembangkan untuk melakukan segala pekerjaan secara

teliti dan cermat.

e. Membantu mengembangkan kemampuan menirukan dan pengenalan

secara tepat.16

15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT RemajaRosdakarya, 2008 ), hlm, 208.

16 Ibid, hlm, 210.

20

Metode demonstrasi mempunyai pengaruh terhadap proses belajar

peserta didik dan bertujuan sebagai berikut:

a. Memberikan latihan keterampilan tertentu pada peserta didik.

b. Memudahkan penjelasan dan peserta didik terampil melakukannya.

c. Membantu peserta didik dalam memahami suatu proses secara cermat

dan teliti.17

3. Aspek-Aspek dalam Metode Demonstrasi

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh peserta didik.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti oleh aktivitas

peserta didik.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.

d. Hendaknya dilakukan dalam hal yang bersifat praktis.

e. Beri pengertian dan landasan teori yang akan didemonstrasikan.

f. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.18

4. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh

agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:

a. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau

kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode

demonstrasi berakhir.

2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan dilaksanakan.

3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

17 Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,2004), hlm, 108.

18 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002),hlm, 47.

21

4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya

introspeksi diri apakah:

a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh

peserta didik.

b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang

baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat.

c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

b. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.

2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.

3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar

demonstrasi mencapai sasaran.

4) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya

mengikuti demonstrasi dengan baik.

5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif

memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya

dalam bentuk mengajukan pertanyaan.

6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu

menciptakan suasana yang harmonis.

c. Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering

diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini

dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab

pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan

peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang

dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang

diharapkan.19

19Ibid., hlm. 121-136

22

5. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Metode Demonstrasi

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Perhatian siswa akan berpuat sepenuhnya pada anak yang

didemonstrasikan.

2) Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan

yang kuat dan ketrampilan dalam berbuat.

3) Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab

4) Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu

kesimpulan, karena meraka mengamati secara langsung jalannya

demonstrasi.20

b. Kekurangan metode demonstrasi

1) Perkembangan mengajar berpusat pada suatu minat atau suatu

kegiatan, yang membutuhkan waktu yang lama untuk

mendemonstrasikan mengajar.

2) Ketidak mampuan beperapa supervisor untuk mengadakan

demonstrasi mengajar.

3) Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membatu

supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar.21

4) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan

alat-alat modern.

5) Demonstrasi tak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa

yang memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangmampuan fisik

tertentu. 22

c. Manfaat Metode Demonstrasi

1) Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut kegiatan

pemeragaan.

2) Menghemat waktu belajar.

20M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers,2002 ), hlm, 46.

21Piet A. Sahertian, Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000), hlm. 116

22 Ibid, hlm, 210.

23

3) Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen

4) Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas

materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.

5) Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa.

6) Memberikan pemahaman yang lebih jelas.23

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah Prinsip kebulatan , dengan prinsip evaluator

dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi

cecara menyeluruh terhadap peserta didik, baik segi pemahamannya

terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif),

maupun dari segi penghayayan (aspek afektif) dan pengamalanya (aspek

psikomor..24

Hasil belajar merupakan penguasaan ketrampilan dan pengetahuan

yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan

tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan

sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.

Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai

(dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata

pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula.

Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar.

Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan

yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan

proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus

menyelenggarakan evaluasi.

23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT RosdaKarya, 2008 ), hlm, 209.

24Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Grafindo Persada, 2001), hlm,48.

24

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar peserta didik.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor

eksternal ini meliputi:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu.

Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif bagi kegiatan belajar seseorang.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis

yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a) kecerdasan/ intelegensi peserta didik

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang

mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

25

d) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi

keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal

yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi

atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek,

orang, peristiwa, dan sebagainya.

e) Bakat

Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang.25

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

peserta didik. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat

menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di

sekolah.

b) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik

akan mempengaruhi belajarnya.

c) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.

Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak

bagi aktivitas belajar peserta didik.

2) Lingkungan non sosial

a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak

dingin dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan

25Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),hlm. 19-25

26

membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila

kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, proses belajar

peserta didik akan terhambat.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam, yaitu:

(1) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas

belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

(2) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan

sekolah, panduan silabi dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran.

Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia perkembangan

peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru,

disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.26

3. Aspek-aspek Hasil Belajar

Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku.

Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan,

pembentukan sikap dan keterampilan.

Sessungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk ) aktivitas (

yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).

a. Aspek kognitif

Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut

Bloom terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan

menjelaskan.

2) Pengertian yaitu meliputi menerjemahkan, menafsirkan,

meramalkan dan memperhitungkan.

3) Penerapan yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan.

26 Ibid., hlm. 26-28

27

4) Analisis, yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara

kerjanya suatu proses.

5) Sintesis, yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi

satu.

6) Evaluasi . yaitu mampu menjawab pertanyaan guru.

b. Aspek afektif

Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/

emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.

Dalam aspek afektif sebagai berikut:

1) Penerimaan yaitu memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan.

2) Merespon (menerima), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan

menjawab pertanyaan.

3) Menghargai, yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai yang

diperoleh.

4) Pengorganisasian, yaitu dengan memilah-milah nilai yang

diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.

5) Mewatak (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter

seseorang.

c. Aspek psikomotorik

Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang

menunjukkan gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat

keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.

E.J. Simpson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu:

1) Mengindera, yaitu mendengarkan, melihat, meraba, mencecap,

membau dan bereaksi.

2) Kesiagaan diri, yaitu konsentrasi mental, berposes badan,

mengembangkan perasaan (sikap positif untuk melakukan sesuatu).

3) Bertindak secara terpimpin), yaitu dapat menirukan, mencoba yang

dicontohkan.

4) Bertindak secara mekanik, yaitu dapat menguasai garakan-gerakan

tertentu.

28

5) Bertindak secara komplek, yaitu sudah sampai pada taraf mahir,

gerakannya sudah disertai berbagai improvisasi.27

Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak

bisa dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan.

Penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas

keberhasilan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai

seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu

perubahan yang khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga

kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada

peserta didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan.

Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan

proses pembelajaran, dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metode-

metode tertentu, cara inilah yang sering disebut metode pembelajaran.

Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif

dan efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik

dengan baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta

didik dapat mudah menerima materi pelajaran.

Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode

demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat

efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran

dan membantu peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran.

27Mustaqim, Psikologi Pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007), hlm, 40-48.

29

Pelaksanaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fikih, dalam

pokok bahasan shalat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Perencanaan/ persiapan

Perencanaan meliputi:

a. Penentuan tujuan demonstrasi

Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan

terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan bacaannya

dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan shalat serta

terbiasa melaksanakannya.

b. Penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi

Setelah penentuan tujuan demonstrasi sudah jelas, langkah

selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi.

Misalnya gerakan dan bacaan shalat.

1) Gerakan shalat

Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes :

berdiri, tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i’tidal, sujud, duduk

antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan

salam.

2) Bacaan shalat

Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu

bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, i’tidal, sujud, duduk

antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan

salam

3) Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat

Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan

bacaannya.

c. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih dahulu

mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam

30

demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk

demonstrasi.

2. Pelaksanaan demonstrasi

Selama pelaksanaan demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:

a. Mengusahakan agar demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh semua

peserta didik di dalam kelas

b. Menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, sehingga terdapat tanya

jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan

c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba, sehingga

merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.

d. Membuat penilaian dari kegiatan peserta didik dalam demonstrasi

tersebut.

3. Tindak lanjut demonstrasi

Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas

kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk

praktek.

Secara garis besar, persiapan guru untuk menggunakan metode

demonstrasi sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada

metode demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta

didik, tetapi oleh satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai

pengamat. Setelah proses pelaksanaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran fikih selesai, kemudian guru mengadakan evaluasi.

Yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan untuk

menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan.untuk

mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan

yang telah diberikan.28

Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat

untuk melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:

28R. Ibrahim Nana Syaudih. S, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002),hlm,131.

31

a. Teknik penilaian melalui tes

Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan

seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari

mempelajari bidang itu.29 Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk

mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan proses belajar.

Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan

pada tiap akhir siklus.

Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:

1) Tes Seleksi, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran

dalam rangka penerimaan calon siswa baru.

2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan

proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta

didik.

3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir

suatu jenjang pendidikan.

4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk menentukan secara

tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu

mata pelajaran tertentu.

5) Tes akhir, yaitu untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran

yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh

peserta didik. 30

b. Teknik penilaian melalui observasi

Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang

diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.31

Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta

didik dalam melakukan proses pembelajaran.

29Mustaqim, op.cit, hlm. 233.30 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2001), hlm, 70.31Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, 2007 ) ,hlm, 231.

32

Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:

1). Observasi langsung, Pengamat dilakukan terhadap/gejala atau

proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung

diamati oleh pengamat.

2). Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilaksanakan

dengan menggunakan bantuan alat tertentu.

3). Observasi partisipasi, peneliti ikut melibatkan didik dalam

kehidupan responden yang sedang diteliti.32

Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1) Untuk mengukur keberhasilan peserta dididik peserta didik yang

pandai dan yang lebih pandai.

2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap

materi pelajaran.

3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik

setelah mengalami didikan dan ajaran.

4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta

didik.

5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan,

metode dan berbagai penyesuaian di dalam kelas.33

E. Kajian Pustaka yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai

acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:

Pertama, Skripsi M. Syihabudin berjudul ”Pengaruh motivasi belajar

pendidikan Agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa MTs Ma’arif

Dawung Tegalrejo Magelang. Sekripsi ini berisi tentang bagaimana pengaruh

motivasi belajar pendidikan agama Islam, Bagaimana tingkat pengamalan

ibadah siswa. Pada judul skripsi tersebut fokusnya terletak pada seberapa

pengaruh adanya motifasi terhadap pengamalan ibadah siswa.

32Ibid, hlm. 232.33Anas Sudijono,op.cit., hlm,34-38

33

Kedua buku, R. Ibrohim Nana Syaodih. S, ”Perencanaan Pengajaran”,

Reneka Cipta, Jakarta, 2003.. Buku tesebut peneliti jadikan pedoman

bagaimana metode mengajar untuk mengajarkan sesuatu bahkan pengajaran

yang memerlukan pemeragaan dapat menambah wawasan peneliti.

Ketiga buku, Piet A Sahertian, ”Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi

Pendidikan”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tehnik

demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan

mempunyai tujuan tertentu, memberikan kepada guru–guru untuk melihat

metode-metode mengajar yang baru atau berbeda

Keempat buku,Moeslichatoen ”Metode Pengajaran di Taman Kanak-

Kanak”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tujuan demonstrasi

mengajar yang baik harus direncanakan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian

dengan menggunakan metode demonstrasi.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti.

Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan.

Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap

paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya34.

Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi

dalam pembelajaran mata pelaran fikih kelas VII materi pokok shalat, hasil

belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Metode demonstrasi sendiri bertujuan

untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru, karena guru menjelaskan disertai dengan praktek.

Dengan metode ini peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara

langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat

memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran

maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

34Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses

belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh

berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik

sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

Dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan akurasi

pengamalan ibadah shalat pada siswa kelas VII MTsN Loano Kabupaten

Purworejo.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan selama 30 hari terhitung mulai izin penelitian

secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo

Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data

mulai tanggal 17 November 2010 sampai dengan 17 Desember 2010.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.

C. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri

Loano Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri atas

20 orang siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik

35

dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru

dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan

refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1

1. Metode penelitian tindakan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi

4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Refleksi

pada siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk pelaksanaan siklus

selanjutnya, sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya. Adapun alur dari

penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:2

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral

dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan

pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan

pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan

refleksi.

1Mahfud Junaedi, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ( Classroom ActionResearch) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang2010), hlm. 7

2ibid, hlm. 16

Perencanaan

PelaksanaanRefleksi

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS IIRefleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

?

36

2. Kolaborator

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan Drs. Mustamir

selaku guru mata pelajaran PAI yang ada di MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

fikih kelas VII dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi

shalat.

3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator hasil belajar adalah:

1) Peserta didik dapat menampilkan bacaan shalat.

2) Peserta didik dapat menampilkan gerakan shalat.

3) Peserta didik dapat menyerasikan antara bacaan dengan gerakan shalat

dengan benar.

4. Jadwal pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas

yang akan dilaksanakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo:

No. Rencana KegiatanWaktu (minggu) ke-

1 2 3 4

1. Observasi Awal X

2. Menyusun konsep

pelaksanaan

X

3. Menyepakati jadwal dan

tugas

X

4. Menyusun Instrumen X

5. Diskusi konsep pelaksanaan X

6. Pelaksanaan pra siklus X

7. Pelaksanaan Siklus I X X

8. Pelaksanaan Siklus II X X

9. Menyusun konsep laporan X

10. Pembuatan laporan X

37

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian

Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan

tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario

pembelajaran. Tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai

berikut:

a. Persiapan

1) Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah

dan menganalisis akar penyebab masalah dengan melakukan

pengamatan proses pembelajaran di kelas.

2) Peneliti bersama guru pendidikan agama Islam berkolaborasi untuk

menentukan dan menetapkan tindakan apa yang akan digunakan

untuk mengatasi masalah.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4) Membuat Lembar Observasi Siswa (LOS)

5) Penyusunan instrumen.

Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam

pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan

adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri. Langkah-langkah

penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Menentukan materi shalat

b) Menyusun soal psikomotorik tes perbuatan yang telah

ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus.

b. Pelaksanaan tindakan

1) Pra siklus

Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih

menggunakan metode lama.

2) Siklus I

Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya

terdiri dari :

a) Perencanaan

38

Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru

- Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti

- Merencanakan model atau metode apa yang akan

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

- Membuat RPP

- Membuat LOS (lembar observasi siswa)

b) Pelaksanaan

- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

dan LOS.

c) Observasi

- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat

berlangsungnya proses pembelajaran.

d) Refleksi

- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap

tindakan yang telah dilakukan.

- Peneliti bersama guru PAI membahas hasil evaluasi yang

telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan

digunakan pada siklus II.

3) Siklus II

a) Perencanaan

- Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama

guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan

pada siklus ini.

b) Pelaksanaan

- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan

LOS.

c) Observasi

- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat

berlangsungnya pembelajaran

d) Refleksi

39

- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan

yang telah dilakukan.

- Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya

memuaskan maka penelitian dapat dihentikan.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data antara lain:

1. Metode Observasi

Metode observasi yaitu mengamat-amati, jadi observasi adalah

mencari dan mengumpulkan data-data fakta mengenai gejala tertentu

secara langsung dengan menggunakan alat-alat pengamatan indera, dan

mencatat fakta-fakta itu menurut teknik tertentu, di sepanjang waktu

tertentu.3

Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang

dilakukan pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat

dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo Berupa proses pembelajaran atau tindakan yang dilakukan guru

pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan

metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo.

2. Metode Tes

Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4

Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar

siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, dengan

diadakan tes pada tiap akhir siklus.

3S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Semarang: Reneka Cipta, 1996), hlm. 158.4Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm , 28.

40

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Data-

data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan

menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif

untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam upaya

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode

demonstrasi pada materi shalat di kelas VII MTs Negeri LoanoKabupaten

Purworejo.

Semua data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif

prosentase. Dimana hasil penelitian dianalisis dua kali, yaitu analisis

ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal.

1. Ketuntasan belajar secara individu

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara

individual adalah sebagai berikut:

Skor yang dicapaiNilai = X 100

Skor maksimal

2. Ketuntasan belajar secara klasikal

Nilai post test diperoleh dari nilai tes yang diadakan pada tiap akhir

siklus, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara

klasikal adalah sebagai berikut:

%1001 xnn

P∑∑=

Keterangan:

P = nilai ketuntasan belajar

∑ 1n = jumlah siswa tuntas belajar secara individual

∑n = jumlah total siswa

41

G. Indikator Kinerja

Hasil belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik

mampu memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 70 %.

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persiapan Penelitian

Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum

pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum

penelitian adalah sebagai berikut.

a. Peneliti meminta izin pra riset kepada Kepala Madrasah sebagai izin

awal untuk mengadakan penelitian di MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo.

b. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui

wawancara dengan guru mata pelajaran fikih pada tanggal, 17 November

2010

c. Peneliti meminta persetujuan izin riset dan menyerahkan proposal kepada

Kepala Madrasah selanjutnya bertemu dengan guru mata pelajaran fikih.

d. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subjek

penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik kelas VII MTs

Negeri Loano tahun ajaran 2010/ 2011.

e. Peneliti melakukan tersebut diatas setelah peneliti mendapatkan surat izin

riset atas Nama Muhaiminurrochman NIM: 073111250 yang diterbitkan

dari Kementerian Agama Institut Agma Islam Negeri Walisongo

Fakultas Tarbiyah pada tanggal, 1 Nopember 2010 dengan Nomor :

In.06.3/DI/TL.00/3949/2010.

2. Penelitian Tindakan Kelas Pra siklus

Langkah pertama dalam kegiatan penelitian tindakan ini adalah pra

siklus, pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode

yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang

digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih

menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi

shalat fardhu kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh sedangkan

43

aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat

dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelaskan materi

shalat fardhu maka dilanjutkan dengan memberikan contoh sedangkan

peserta didik menulis di buku tulis mereka masing-masing.

Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa

daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal peserta

didik diambil dari nilai pre-test berupa nilai terakhir peserta didik materi

pokok shalat sebelum menggunakan metode demonstrasi. Nilai awal berupa

aspek psikomotorik tes perbuatan pengamalan ibadah shalat peserta didik.

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel .1

Nilai Pre-tes

Aspek Psikomotorik Tes Perbuatan

Pengamalan Ibadah Shalat Peserta Didik

No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 502 Ahmad Fahrurozi 603 Akhmad Wafi 654 Amat Ihsan 555 Anik Siswanti 506 Aprilia Astuti 407 Ari Saputra 758 Dani Setiawan 559 Data 60

10 Eko Rosyid Wardoyo 6511 Fakhul Arifin 7512 Finda Arifatul Janah 8013 Habibaturrohmah 7514 Lailatul Muyasaroh 7515 Lia Nikmatul Ulya 6016 Lilik Chanifah 7017 Mita Indrianawati 7018 Muhamad Ahsin 6019 Muhamad Faizul Muna 6020 Muhamad Iqbal Amri S 3021 Muhlisin 7022 Muhsinudin 5523 Musafingan 50

44

24 Nafisatul Ma’firoh 7025 Neneng Lisdiyanti 6026 Ngatimah 7527 Nuriya Kusniana 6528 Nurul Latifah 4529 Ria Apriliani 4030 Rita Lestari 7031 Saniyatul Isroriyah 3532 Siti Fatimah 6533 Siti Karimah 7034 Tsalis Anisatul 6535 Windarto 7036 Zaenal Arifin 7537 Zainatul Milah 65

Nilai rata-rata 61,4Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik

berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta

didik hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas

belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan

proses pembelajaran masih menggunakan metode lama. Peserta didik

kurang aktif karena metode yang di gunakan selalu monoton, apa lagi dalam

materi pokok shalat, gerakan shalat tidak bisa dimengerti peserta didik

apabila hanya dengan penjelasan lisan saja tanpa disertai praktek. Atas dasar

di atas peneliti bersama guru menyusun rencana untuk perbaikan hasil

belajar peserta didik dengan mengubah metode pembelajarannya, guru

menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Fikih materi pokok

shalat.

3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 1 Desember 2010

peneliti didampingi Mustamir, S.Pd.I sebagai Kolaborator. Penelitian yang

telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

45

a. Perencanaan

Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan hal-

hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan

permasalahan yang terjadi kelas VII yakni tentang hasil belajar peserta

didik yang masih dibawah ketuntasan minimum yaitu 7,0. Selain itu yang

menjadi ganjalan guru saat pembelajaran fikih berlangsung siswa kurang

memperhatikan materi yang telah diajarkan oleh beliau, karena pada tahun

pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan semua peserta didik baik peserta

didik yang berprestasi maupun yang kurang berprestasi dijadikan satu

kelas. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya dimana peserta didik

yang berprestasi dipisah dengan peserta didik yang kurang berprestasi

dalam kelas yang lain. Sehingga penyampaian metode harus bisa

menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang beragam tersebut. Saat

pelajaran. Permasalahan lain seperti peserta didik tidak lagi

memperhatikan pelajaran malah gaduh sendiri sehingga mengganggu

konsentrasi peserta didik lain, fenomena yang terjadi pada MTs Negeri

Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan

ketrampilan ibadah shalat Dari sinilah peneliti mencoba menawarkan

suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dengan menggunakan

metode demonstrasi. Guru menyetujui tawaran dari peneliti tersebut

karena memang Madrasah tersebut belum pernah tersentuh oleh model

pembelajaran PAIKEM sehingga sangat antusias ketika ditawarkan

metode pembelajaran aktif tersebut. Peneliti dan kolaborator merancang

skenario pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi,

membuat lembar observasi Setelah peneliti mengidentifikasi masalah,

maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu

berupa penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi. Selanjutnya peneliti bersama guru menyusun perangkat

pembelajaran yang berupa RPP, LOS dan soal-soal tes aspek psikomotorik

tes perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu pada mata pelajaran fikih

kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.

46

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk kelas VII MTs Negeri

Loano Kabupaten Purworejo dilaksanakan langsung oleh peneliti

didampingi oleh Kolaborator, Drs. Mustamir selaku guru mata pelajaran

fikih kelas VII pada tahun 2009/2010 pada hari Rabu tanggal, 1

Desember 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit.

Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai,

keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai dan peseta didik juga

belum pada hadir karena letak atau jarak MTs Negeri Loano dengan

rumah peserta didik yang sangat jauh dan terletak di pegunungan

sehingga peserta didik berjalan kaki karena belum adanya transportasi,

pelajaran dimulai pada jam pertama dan masih nunggu anak yang belum

datang karena terlambat karena setelah ditanya anak tersebut bilang,

keterlambatan saya karena saya tidak dikasih uang saku oleh ayah.

Pelajaran dimulai pertama kali dengan berdoa dipimpin oleh

peneliti sebagai pelaksana penerapan pembelajaran dilanjutkan dengan

perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali

dilakukan. Setelah proses perkenalan dan mengabsen sebagai perkenalan

terhadap peserta didik selesai, maka pelajaran dimulai menuliskan di

papan tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian

yakni “shalat fardhu” serta menerangkan secara singkat (10 menit)

indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus pertama ini yaitu

pengertian shalat fardhu, bacaan-bacaan dan gerakan. Saat diterangkan

peserta didik dalam keadaan gaduh, ramai dan kondisi peserta didik yang

baru tahap adaptasi penyesuaian dengan teman-temanya karena baru

masuk dibangku kelas lanjutan tingkat pertama dan memang tidak bisa

dipungkiri bawaan dari asal mereka sekolah, khususnya peserta didik

yang duduk di deretan belakang selalu ramai saat diterangkan, setidaknya

hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode ceramah jika dilakukan

terus menerus.

47

Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode

demonstrasi, peneliti melakukan kegiatan kegiatan tentang bacaan dan

gerakan dalam shalat.

Selama demonstrasi berlangsung ada beberapa siswa yang

mengalami kesulitan. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang

sudah disusun dalam RPP. Guru menyampaikan penjelasan tentang

materi pokok shalat dan proses demonstrasi saat demonstrasi

berlangsung. Guru mendemonstrasikan bacaan shalat dengan benar di

depan kelas, kemudian guru meminta peserta didik untuk

memperhatikan. Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk

mendemonstrasikan bacaan shalat. Guru membimbing peserta didik yang

belum dapat mendemonstrasikan dengan baik.

Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan

guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada

pembelajaran. Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam

pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap

aktivitas peserta didik menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah

disiapkan terlebih dahulu. Guru memberikan tes perbuatan kepada

peserta didik di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan materi

pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas. Guru melafalkan bacaan

shalat dengan fasih kemudian peserta didik mempraktekkan secara

bergantian.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan

metode ini kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa

peserta didik yang masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran.

Peserta didik kurang tertarik pada pembelajaran Fikih, karena peserta

didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi.

Demonstrasi pada siklus I belum menunjukkan proses

demonstrasi, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya.hal ini

disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan penerapan

metode demonstrasi ini. Tetapi ada pertanyaan muncul dari Aprilia Astuti

48

lagi saat pertanyaan dibuka pertanyaan tersebut adalah “Bagaimana jika

orang shalat tetapi tidak membaca surat Al-Fatikhah diganti dengan

surat yang lain ?”. Pertanyaan yang cukup berbobot untuk anak seusia

tingkat MTs sudah bertanya seperti itu.

Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil demonstrasi yang

telah dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

bertanya tentang materi yang telah demonstrasikan. Dilanjutkan dengan

memberikan tes psikomotorik perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu

peserta didik mendemonstrasikan maju di depan kelas satu persatu

berdasarkan nomor absen masing-masing.

c. Pengamatan

Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta

didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan

psikomotorik pengamalan ibadah shalat fardlu dan aktifitas belajar

peserta didik dan kegiatan guru.

Aspek-aspek psikomotorik yang diamati terhadap kegiatan

peserta didik adalah:

1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan materi.

2) Peneliti mengamati peserta didik memecahkan masalah yang

dihadapi.

3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi

yang dibahas.

4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil

demonstrasi.

5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil

yang dicapai selama pembelajaran.

Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti terhadap

ketrampilan peserta didik pada siklus pertama, adalah sebagai berikut:

1) Penelitian siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal, 1

Desember 2010 tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) belum dibagikan

49

kepada peserta didik sehingga pembelajaran mengalami kesulitan

karena peserta didik belum memiliki pedoman tentang materi

2) Peserta didik belum mampu melafalkan bacaan shalat dan

gerakannya dengan metode demonstrasi dikarenakan belum terbiasa,

dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan

model pembelajaran demonstrasi belum terlaksana sebagaimana

mestinya.

3) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk menjawab

pertanyaan dari guru.

4) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan

untuk menyelesaikan tugas.

5) Peserta didik yang duduk dibelakang masih banyak yang berbicara

sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya saat guru

menyampaikan materi.

Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari nilai tes

psikomotorik peserta didik pada akhir siklus dengan sebanyak 20 butir

soal. Nilai akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :

Tabel. 2

Aspek Psikomotorik Pengamalan Ibadah Shalat fardlu Peserta Didik

Dalam Proses Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 552 Ahmad Fahrurozi 653 Akhmad Wafi 704 Amat Ihsan 605 Anik Siswanti 606 Aprilia Astuti 557 Ari Saputra 808 Dani Setiawan 609 Data 7510 Eko Rosyid Wardoyo 7011 Fakhul Arifin 7012 Finda Arifatul Janah 80

50

13 Habibaturrohmah 7514 Lailatul Muyasaroh 8015 Lia Nikmatul Ulya 7016 Lilik Chanifah 6517 Mita Indrianawati 6018 Muhamad Ahsin 8019 Muhamad Faizul Muna 8020 Muhamad Iqbal Amri S 6021 Muhlisin 9022 Muhsinudin 6523 Musafingan 6524 Nafisatul Ma’firoh 7525 Neneng Lisdiyanti 8526 Ngatimah 7027 Nuriya Kusniana 7528 Nurul Latifah 6029 Ria Apriliani 5030 Rita Lestari 7531 Saniyatul Isroriyah 5532 Siti Fatimah 8533 Siti Karimah 7534 Tsalis Anisatul 7035 Windarto 7536 Zaenal Arifin 7537 Zainatul Milah 70

Nilai rata-rata 69,4Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%

. Dari data di atas ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai

70, ada 7 orang yang mendapat nilai 70 dan 16 orang mendapat nilai

di atas 70. Dari data hasil belajar peserta didik tersebut menunjukkan

bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar dan 23 peserta

didik yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena peserta didik

kurang optimal dalam melaksanakan demonstrasi, hal ini terlihat dari

beberapa peserta didik yang masih belum bisa melafalkan bacaan dan

gerakan shalat dengan benar dan masih ada beberapa peserta didik

yang mengobrol sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.

51

Bentuk psikomotorik tes perbuatan dalam metode demonstrasi

materi pokok shalat yang dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti

gambarkan sebagai berikut:

Tabel.3

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir

Pada Tahap Prasiklus dan siklus I

No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)

1 Prasiklus 61,4 37,8 %

2 Siklus I 69,4 62,2 %

d.Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, bahwa masih

banyak peserta didik yang masih kurang aktif, masih banyak yang tidak

memperhatikan penjelasan guru, tidak mau bertanya saat mengalami

kesulitan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa menggunakan

metode demonstrasi dan masih terpengaruh dengan metode yang lama.

Pada siklus I guru menggunakan metode demonstrasi. Guru menjelaskan

di depan kelas, guru mempraktekkan bacaan shalat dengan fasih, peserta

didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian siswa

diminta oleh guru untuk mendemonstrasikan bacaan shalat dengan baik

dan benar. Guru membimbing peserta didik yang belum bisa

mendemonstrasikan dengan baik.

Karena masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka

berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini

terlihat pada data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang

menunjukkan bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara

klasikal belum tercapai, peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai

62,2%. Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai

52

70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas

belajar.

Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi

Siswa pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan

mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama

terhadap permasalahan yang ditemukan dikelas dengan melakukan

tindakan selanjutnya.

Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi

peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Peneliti berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi

lebih menyenangkan dan menunjuk peserta didik yang sudah benar dalam

keakurasin pengamalan ketrampilan ibadah shalat untuk memberikan

motivasi pada peserta didik yang belum berani mendemonstrasikan shalat

dengan baik dan benar, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan

oleh pihak MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan analisis data pada siklus I, upaya yang harus dilakukan

adalah merencanakan dan melaksanakan kembali upaya perbaikan dengan

menyusun kembali sekenario pembelajaran pada siklus II yang berupa

RPP, LOS, dan soal tes perbuatan siklus II.

Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan proses belajar mengajar pada kegiatan pembelajaran Fikih

materi pokok shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri

Loano Kabupaten Purworejo. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai

rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya perbaikan terhadap

proses pembelajaran peserta didik pada siklus I. Untuk menentukan

indikator keberhasilan secara indifidu mendapatka nilai 70 dan ketuntasan

secara klasikan 70 % maka peneliti melakukan siklus yang II agar

mencapai taraf keberhasilan yang telah peneliti tentukan.

53

4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada siklus I, masih banyak peserta didik yang

tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang masih mengobrol sendiri

dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak mau bertanya saat

peserta didik belum paham dan sebagian dari mereka belum merasa

tertarik dengan proses pembelajaran. Dalam siklus ini ada 14 peserta

didik yang belum mencapai nilai 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16

anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa

ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar.

Karena masalah tersebut peneliti beserta guru menyusun kembali

upaya perbaikan pada siklus II. Peneliti menyusun kembali RPP, kisi-kisi

soal, LOS dan soal tes siklus II.

Guru mengupayakan agar proses pembelajaran menjadi lebih

menarik, guru memberikan variasi-variasi kecil agar peserta didik tidak

jenuh. Dan mengusahakan agar peserta didik yang kurang aktif menjadi

lebih aktif.

b. Pelaksanaan

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan

penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal

yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Desember 2010 dengan alokasi

waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

metode demonstrasi.

Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas,

peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan

kolaborator yang masuk bersama peneliti duduk pada bangku belakang

dengan membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar

pengamatan. Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan

penelitian pada siklus pertama yakni dimulai menuliskan di papan tulis

54

pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni

“gerakan-gerakan shalat fardhu” serta menerangkan secara singkat (10

menit) indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus kedua ini

yaitu menyebutkan syarat wajib shalat, menjelaskan keakurasian shalat.

Kondisi peserta didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang,

karena letak gedung kelas VII berada di lantai 2 .

c. Pengamatan

Observasi dilakukan terhadap psikomotor guru dan peserta didik.

Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan belajar

peserta didik dan kegiatan guru.

Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus

II adalah:

1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan shalat.

2) Peneliti mengamati peserta didik memperhatikan demonstrasi.

3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi

yang dibahas.

4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi.

5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil

yang dicapai selama pembelajaran.

Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran

adalah:

1) Proses demonstrasi berjalan dengan lancar, hal ini karena peserta didik

dalam bentuk kelompok.

2) Antusias peserta didik dalam keakurasian shalat sudah mulai nampak.

3) Sudah ada peningkatan pada siklus II yaitu semua soal yang diberikan

oleh guru dikerjakan tuntas oleh peserat didik dan sudah banyak yang

benar walaupun ada beberapa jawaban dari peserta didik yang kurang

tepat (masih terdapat kesalahan) tetapi pada dasarnya mereka bisa

memperhatikan penjelasan dari guru maka dari itu peserta didik lebih

bisa menjawab tes yang diberikan guru

55

Bentuk psikomorik dalam metode demonstrasi materi shalat yang

dilakukan oleh siswa dapat peneliti gambarkan sebagai berikut dengan

bentuk penilaian terlampir :

Tabel .4

Aspek Psikomotorik Peserta Didik

dalam Proses Pembelajaran Siklus II

No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 652 Ahmad Fahrurozi 703 Akhmad Wafi 804 Amat Ihsan 755 Anik Siswanti 656 Aprilia Astuti 707 Ari Saputra 858 Dani Setiawan 809 Data 9010 Eko Rosyid Wardoyo 9511 Fakhul Arifin 8012 Finda Arifatul Janah 10013 Habibaturrohmah 9514 Lailatul Muyasaroh 8515 Lia Nikmatul Ulya 7016 Lilik Chanifah 7517 Mita Indrianawati 7518 Muhamad Ahsin 8519 Muhamad Faizul Muna 8520 Muhamad Iqbal Amri S 7521 Muhlisin 10022 Muhsinudin 7523 Musafingan 7024 Nafisatul Ma’firoh 9525 Neneng Lisdiyanti 9026 Ngatimah 9527 Nuriya Kusniana 8028 Nurul Latifah 7029 Ria Apriliani 6030 Rita Lestari 8031 Saniyatul Isroriyah 6532 Siti Fatimah 90

56

33 Siti Karimah 8034 Tsalis Anisatul 7535 Windarto 8036 Zaenal Arifin 9037 Zainatul Milah 85

Nilai rata-rata 77,9Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil

belajar peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah

tuntas belajar ada 33 anak dan 4 anak tidak tuntas belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah

tercapai. Ada 5 peserta didik yang mendapat nilai 70, 28 peserta didik

mendapat nilai di atas 70 dan hanya 4 peserta didik yang belum

mencapai nilai 70,di dapat bahwa rata-rata hasil belajar siklus II yaitu,

77,9 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 89,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran Fikih materi pokok shalat dengan

menggunakan metode demonstrasi telah berhasil dan ini sudah di atas

indikator yang ditetapkan sebesar 70 %, sehingga tidak perlu

melakukan siklus tahap berikutnya.

\ Tabel.5

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir

Pada Tahap siklus I dan siklus II

No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)

1 Siklus I 69,8 62,2 %

2 Siklus II 77,9 89,2 %

57

d. Refleksi

Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar

peserta didik adalah 89,2%. Pada siklus II menunjukkan terjadi

peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan

suasana pembelajaran menjadi menarik sehingga peserta didik sudah mulai

tertarik dengan proses pembelajaran. Peserta didik memperhatikan

penjelasan guru sehingga peserta didik merasa lebih mudah dalam

memahami pelajaran, karena guru mempraktekkan didepan kelas dan

peserta didik memperhatikan. Setelah semua peserta didik dianggap

paham, guru meminta peserta didik mendemonstrasikan gerakan shalat di

depan kelas dengan baik dan benar. Ada 5 peserta didik yang mendapat

nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan ada 4 peserta didik

belum mencapai nilai 70.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru mengalami

peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara klasikal

sebanyak 62,2%. Siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal

89,2%. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar, dan

setelah diadakan perbaikan pada siklus II ada 4 peserta didik yang tidak

tuntas belajar.

B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus

Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik sebelum menggunakan metode demonstrasi. Tahap ini

menggunakan nilai hasil belajar peserta sebelum menggunakan metode

demonstrasi dan sesudah menggunakan metode demosntrasi pada tahun

2010/2011.

58

Tabel .6Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : Muhaiminurrochman Kelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0 Materi : shalat fardhu

No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 50 TT2 Ahmad Fahrurozi 60 TT3 Akhmad Wafi 65 TT4 Amat Ihsan 55 TT5 Anik Siswanti 50 TT6 Aprilia Astuti 40 TT7 Ari Saputra 75 T8 Dani Setiawan 55 TT9 Data 60 TT10 Eko Rosyid Wardoyo 65 TT11 Fakhul Arifin 75 T12 Finda Arifatul Janah 80 T13 Habibaturrohmah 75 T14 Lailatul Muyasaroh 75 T15 Lia Nikmatul Ulya 60 TT16 Lilik Chanifah 70 T17 Mita Indrianawati 70 T18 Muhamad Ahsin 60 TT19 Muhamad Faizul Muna 60 T20 Muhamad Iqbal Amri S 30 TT21 Muhlisin 70 T22 Muhsinudin 55 TT23 Musafingan 50 TT24 Nafisatul Ma’firoh 70 T25 Neneng Lisdiyanti 60 TT26 Ngatimah 75 T27 Nuriya Kusniana 65 TT28 Nurul Latifah 45 TT29 Ria Apriliani 40 TT30 Rita Lestari 70 T31 Saniyatul Isroriyah 35 TT32 Siti Fatimah 65 TT33 Siti Karimah 70 T34 Tsalis Anisatul 65 TT35 Windarto 70 T36 Zaenal Arifin 75 T

59

37 Zainatul Milah 65 TTNilai rata-rata 61,4

Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%

Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas

70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• ∑ = 2275)(xdidikpesertaseluruhnilai

• 14)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh

• ∑ = 37)(Ndidikpeserta

Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N

x∑ Ketuntasan belajar(%) =N

Ftb x100%

=37

2275 = 3714

x 100%

= 61,4 = 37,8 %

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik

berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik

hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas

belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan

proses pembelajaran masih menggunakan metode lama.

Peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang terjadi sehingga

menyebabkan nilai hasil belajar peserta didik rendah antara lain:

a. Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang sedang

diajarkan, sehingga peserta didik bosan dan kurang semangat dalam

menerima pelajaran.

b. Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga peserta didik jenuh

dengan proses pembelajaran.

c. Belum terciptanya pembelajaran PAIKEM

d. Kondisi siswa yang berasal dari pegunungan yang jauh dari majlis ta’lim.

e. Perhatian orang tua yang kurang dalam mengontrol dan memotifasi anak

untk belajar, karena kondisi orang tua yang sibuk mencari kebutuhan

60

rumah tangga yang kesehariannya hanya bercocok tanam, pekerja

bangunan yang kadang-kadang pulang sore atau tidak pulang.

f. Jarak MTs Negeri Loano yang jauh dari tempat siswa tinggal dan siswa

sudah capek karena untuk ke MTs Negeri Loano mereka jalan kaki kurang

lebih 4-5 km, tiap harinya.

Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, pembelajaran

fikih harus dikemas semenarik mungkin, memberikan inovasi baru dalam

proses pembelajaran agar memberikan kesan menyenangkan dan menambah

keaktifan peserta didik di kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu

perlu adanya metode baru yang bisa mengajak peserta didik untuk aktif di

kelas yakni dengan metode pembelajaran demonstrasi.

2. Analisis Penelitian Tindakan siklus I

Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik melakukan kegiatan-

kegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP dan LOS. Kegiatan yang

dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa yang harus

dilakukan pada saat mendemonstrasikan shalat. Peserta didik diminta untuk

mengamati secara cermat dan teliti pada saat guru mendemonstrasikan di

depan kelas. Guru membimbing peserta didik pada saat proses demonstrasi

berlangsung. Di akhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk

menarik kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir

siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.

Tabel .7Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I

Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : MuhaiminurrochmanKelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0Materi : shalat fardhu

No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 55 TT2 Ahmad Fahrurozi 65 TT3 Akhmad Wafi 70 T

61

4 Amat Ihsan 60 TT5 Anik Siswanti 60 TT6 Aprilia Astuti 55 TT7 Ari Saputra 80 T8 Dani Setiawan 60 TT9 Data 75 T

10 Eko Rosyid Wardoyo 70 T11 Fakhul Arifin 70 T12 Finda Arifatul Janah 80 T13 Habibaturrohmah 75 T14 Lailatul Muyasaroh 80 T15 Lia Nikmatul Ulya 70 T16 Lilik Chanifah 65 TT17 Mita Indrianawati 60 TT

18 Muhamad Ahsin 80 T19 Muhamad Faizul Muna 80 T20 Muhamad Iqbal Amri S 60 TT21 Muhlisin 90 T22 Muhsinudin 65 TT23 Musafingan 65 TT24 Nafisatul Ma’firoh 75 T25 Neneng Lisdiyanti 85 T26 Ngatimah 70 T27 Nuriya Kusniana 75 T28 Nurul Latifah 60 TT29 Ria Apriliani 50 TT30 Rita Lestari 75 T31 Saniyatul Isroriyah 55 TT32 Siti Fatimah 85 T33 Siti Karimah 75 T34 Tsalis Anisatul 70 T35 Windarto 75 T36 Zaenal Arifin 75 T37 Zainatul Milah 70 TNilai rata-rata 69,4Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%

Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas

70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• 2585)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai

62

• 23)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh

• ∑ = 37)(Ndidikpeserta

Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N

x∑ Ketuntasan belajar(%) =N

Ftb x100%

=37

2585 = 3723

x 100%

= 69,4 = 62,2 %

Berdasarkan table tersebut pelaksanaan siklus I, diperoleh data bahwa

masih banyak peserta didik yang kurang berhasil, banyak yang tidak

memperhatikan guru. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus

I dengan ketuntasan 62,2% dan rata-rata hasil belajar, 69,4 belum dapat

mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada siklus I ada 14

peserta didik yang belum tuntas belajar, hal ini diakibatkan karena:

a. Banyak peserta didik yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat

mengalami kesulitan

b. Banyak peserta didik yang kurang sepenuhnya memperhatikan

demonstrasi guru

c. Banyak peserta didik yang belum terbiasa mendemonstrasikan shalat

dengan benar

Untuk itu guru bersama peneliti menyusun kembali upaya perbaikan

pada siklus II.

3. Analisis Penelitian Tindakan siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP dan LOS.

Guru memperbaiki cara mengajarnya supaya peserta didik termotifasi

untuk memperhatikan, bertanya dan serius dalam mendemonstrasikan

gerakan shalat. Guru memacu peserta didik untuk memperhatikan dan

mengamati dengan lebih seksama lalu mendemonstrasikan hasil

pengamatannya dengan benar. Guru memberi sanksi bagi peserta didik

yang tidak memperhatikan guru. Guru membimbing peserta didik saat

demonstrasi berlangsung. Guru mengajari peserta didik yang kesulitan

dalam mendemonstrasikan gerakan shalat.

63

Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai

berikut:

a. Guru menjelaskan secara terperinci gerakan dan bacaan dalam shalat

b. Memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam

proses pembelajaran

c. Peserta didik diminta untuk lebih serius dalam mendemonstrasikan

gerakan dan bacaan shalat.

Diakhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk menarik

kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir siklus

untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.

Tabel 8Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II

Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : MuhaiminurrochmanKelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0Materi : shalat fardhu

No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 65 TT2 Ahmad Fahrurozi 70 T3 Akhmad Wafi 80 T4 Amat Ihsan 75 T5 Anik Siswanti 65 TT6 Aprilia Astuti 70 T7 Ari Saputra 85 T8 Dani Setiawan 80 T9 Data 90 T10 Eko Rosyid Wardoyo 95 T11 Fakhul Arifin 80 T12 Finda Arifatul Janah 100 T13 Habibaturrohmah 95 T14 Lailatul Muyasaroh 85 T15 Lia Nikmatul Ulya 70 T16 Lilik Chanifah 75 T17 Mita Indrianawati 75 T18 Muhamad Ahsin 85 T

64

19 Muhamad Faizul Muna 85 T20 Muhamad Iqbal Amri S 75 T21 Muhlisin 100 T22 Muhsinudin 75 T23 Musafingan 70 T24 Nafisatul Ma’firoh 95 T25 Neneng Lisdiyanti 90 T26 Ngatimah 95 T27 Nuriya Kusniana 80 T28 Nurul Latifah 70 T29 Ria Apriliani 60 TT30 Rita Lestari 80 T31 Saniyatul Isroriyah 65 TT32 Siti Fatimah 90 T33 Siti Karimah 80 T34 Tsalis Anisatul 75 T35 Windarto 80 T36 Zaenal Arifin 90 T37 Zainatul Milah 85 T

Nilai rata-rata 77,9Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%

Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas

70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• 2885)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai

• 33)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh

• ∑ = 37)(Ndidikpeserta

Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N

x∑ Ketuntasan belajar(%) =N

Ftb x100%

=37

2885 = 3733

x 100%

= 77,9 = 89,2%

Berdasarkan table hasil belajar pelaksanaan siklus II, diperoleh data

bahwa Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang

tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%.

65

Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II,

hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai

89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9,

berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus

dihentikan, maka dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran

metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs

Negeri Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

pada materi pokok shalat fardhu.

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya maka tentang skripsi

yang berjudul “Upaya Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah Shalat

Dengan Strategi Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas VII MTs

Negeri Loano Kabupaten Purworej “, dapat disimpulkan bahwa:

Penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan

pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri

Loano Kabupaten Purworejo, yaitu guru menyiapkan bahan pelajaran

sebelum proses pembelajaran berlangsung. Guru menyiapkan RPP dan

skenario pembelajaran. Guru mendemonstrasikan gerakan shalat dengan jelas

di depan kelas, guru meminta peserta didik untuk memperhatikan. Setelah

selesai guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan di hadapan teman-

temannya. Guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan

demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang berdemonstrasi.

Selama awal proses demonstrasi guru mengalami kesulitan, karena peserta

didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi, peserta didik masih

terbiasa dengan metode lama, peserta didik belum aktif saat proses

pembelajaran berlangsung, mereka masih malu saat diminta

mendemonstrasikan di depan kelas. Namun selelah diadakannya siklus II,

peserta didik mulai terbiasa menggunakan metode demonstrasi, mereka

memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, peserta didik dapat

mendemonstrasikan dengan baik dan benar. Guru membimbing dan

memantau proses demonstrasi, guru membuka tanya jawab bagi peserta didik

ynag belum paham. Guru sering berkeliling mendekati peserta didik,

mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi

berlangsung dan mengisi Lembar Observasi Siswa. Metode demonstrasi

efektif karena dengan metode demonstrasi peserta didik mengamati saat

67

proses berlangsung, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil,

apabila ia sering menirukan apa yang didemonstrasikan oleh guru.

Setelah observasi selesai dilakukan, peneliti bersama kolaborator dalam

penelitian tindakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo

kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

yang telah dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi tersebut.

Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap

prasiklus, siklus I sampai siklus II. Terjadi peningkatan penguasaan materi

shalat fardhu peserta didik dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.

Peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus penelitian. Hasil tes

akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta didik dari tahap

siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas

belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata

hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar

menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33

peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9, berarti bahwa

metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus dihentikan, maka

dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs Negeri

Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada

materi pokok shalat fardhu. Setelah peneliti mengetahui bahwa dengan

metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan keakurasian shalat

sudah baik dan benar peneliti bermusyawarah kepada Kepala , Waka

kurikulum, Keiswaan, dan waka humas, maka MTs Negeri Loano Kabupaten

Purworejo akan mempratekkan semua bidang keagamaan terutama mata

pelajaran fiqih, karena mata pelajaran fiqih disamping ilmu yang diajarkan di

MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo akan bermanfaan bagi diri siswa

untuk bekal hidup bercampur dengan masyarakat, sehingga MTs Negeri

Loano akan tampak berbeda dengan sekolah-sekolah yang sederajat. Dengan

68

demikian MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo sudah sesuai dengan VISI

dan MISI MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo yang berbunyi :

VISI : Unggul dalam prestasi dan berakhlaqul karimah

MISI : 1.Memberikan pendidikan dan pengamalan ajaran agama Islam

secara utuh

2.Meningkatkan profesionalisme guru, guna tercapainya

pendidikan yang berkwalitas.

3.Menjadikan Madrasah sebagai harapan masyarakat.

B. Saran-saran

Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran

dengan maksud proses pembelajaran Fikih dengan metode demonstrasi yang

diterapkan dapat mengikatkan kualitas pendidikan.

1. Kepada guru

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya

menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi

yang berupa proses atau bahan ajar yang berupa kemampuan psikomotorik

sehingga peserta didik akan lebih tinggi tingkat pemahamannya.

2. Kepala Madrasah dan Komite

a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya

lebih dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang

keberhasilan metode yang digunakan.

b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada

lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat

keagamaan. Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah

pengetahuan agamanya.

69

3. Kepada Siswa

Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan

hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha

membiasakan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kepada Orang Tua

Sebagai Orang tua yang peduli terhadap perkembangan moral anaknya

harus mendukung program belajar yang di desain sekolah dengan

membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih baik serta

memantau dan mengawasi kegiatan anak di rumah terutama dalam

mengamalkan nilai-nilai ibadah.

C. Penutup

Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

terselesainya skripsi ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan

yang ada pada diri penulis, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan dalam

skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran demi lebih

sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang telah mem bantu dalam penulisan skripsi ini, dengan

harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi

pahala dunia dan akhirat.

Dengan teriring doa dan harapan semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan

Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 )

Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2010)

Darsono, T Ibrahim, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta :

PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)

Hasan, Muhammad Tholhah, Ahlussunah Wal Jama’ah Dalam Persepsi Dan Tradisi

NU, (Jakarta : Lantabora Press, 2005)

http://www.scribd.com/doc/30424476/Pengertian-Metode-Demonstrasi

Junaedi, Mahfud, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom

Action Research) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang 2010)

Margono, M, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)

Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies To Teach Any Subject,

(Massachusetts: allyn and Bacon, 1996)

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang Standar

Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di

Madrasah.

Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004)

Muh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang: 2008)

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, 2007)

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3,

2006)

Rifai, Muh, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998)

Sahertian, Piet A., Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000)

SM, Ismail, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM, (Semarang: Ra

SAIL Media Group.2008)

Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,

2001)

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2009)

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2008)

Syaodih S, R Ibrahim Nana, Perencanan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2003)

Syarifuddin, Amir, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Media, 2003)

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,

2002)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhaiminurrochman

NIM : 073111250

Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 2 Juni 1977

Alamat Asal : Dusun Gupaan Rt, 008/004, Desa Banyuasin KembaranKecamatan Loano Kabupaten Purworejo.

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kembaran lulus tahun 1991

2. MTs Negeri Filial Purworejo di Banyuasin lulus tahun 1994

3. Madrasah Aliyah Al Iman Purworejo lulus tahun 2000

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan Tahun 2007

Demikian daftar riwayat hidup pendidikan penulis ini dibuat dan harap dijadikan maklum

adanya.

Semarang, Maret 2011

Muhaiminurrochman073111250

Lampiran 1

Tabel Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri Loano

No Nama Peserta Didik P/L

1 Ahmad Fahim L

2 Ahmad Fahrurozi L

3 Akhmad Wafi L

4 Amat Ihsan L

5 Anik Siswanti P

6 Aprilia Astuti P

7 Ari Saputra L

8 Dani Setiawan L

9 Data L

10 Eko Rosyid Wardoyo L

11 Fakhul Arifin L

12 Finda Arifatul Janah P

13 Habibaturrohmah P

14 Lailatul Muyasaroh P

15 Lia Nikmatul Ulya P

16 Lilik Chanifah P

17 Mita Indrianawati P

18 Muhamad Ahsin L

19 Muhamad Faizul Muna L

20 Muhamad Iqbal Amri S L

21 Muhlisin L

22 Muhsinudin L

23 Musafingan L

24 Nafisatul Ma’firoh P

25 Neneng Lisdiyanti P

26 Ngatimah P

27 Nuriya Kusniana P

28 Nurul Latifah P

29 Ria Apriliani P

30 Rita Lestari P

31 Saniyatul Isroriyah P

32 Siti Fatimah P

33 Siti Karimah P

34 Tsalis Anisatul P

35 Windarto L

36 Zaenal Arifin L

37 Zainatul Milah P

Jumlah Peserta Didik Laki-laki 17

Jumlah Peserta Didik Perempuan 20

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

( Siklus I )

Mata Pelajaran : Fiqih

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano

Kelas / Semester : VII/I

Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu

Kompetensi Dasar : Menyebutkan shalat fardlu

Indikator:

1. Menyebutkan shalat fardlu

2. Menyebutkan syarat dan rukun shalat

3. Menampilkan bacaan shalat yang benar

4. Mempratikkan shalat farlu

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan shalat fardlu

2. Siswa dapat menyebutkan syarat dan rukun shalat

3. Siswa dapat menampilkan bacaan shalat yang benar

4. Siswa dapat mempratikan bacaan dan gerakan shalat fardlu

B. Materi Ajar

1. Syarat dan rukun shalat

2. Bacaan dalam shalat

3. Gerakan shalat fardlu

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Demonstrasi

D. Langkah-langkah Pembelajaran

No Tahapan

Kegiatan

Proses Kegiatan Alokasi Waktu

1 Pendahuluan • Salam pembuka

• Berdo’a

5 Menit

2 Inti • Guru menjelaskan pengertian

shalat, macam-macam shalat,

syarat dan rukun shalat, serta

bacaan dalam shalat

• Guru menunjuk siswa untuk

mendemonstrasikan bacaan

shalat sesuai dengan yang telah

diamati

• Guru membantu dan

mengarahkan siswa dalam proses

demonstrasi

• Siswa menyimpulkan hasil

pengamatan dan demonstrasi

65 Menit

3 Penutup • Guru memberi kesimpulan

tentang materi yang telah

diajarkan

• Guru memotivasi siswa dan

mengakhiri dengan salam

penutup

10 Menit

E. Sumber Belajar

1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah

2. LKS Fikih kelas VII

3. Muh Rifa’i, Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT

TohaPutra, 2008 ).

4. Muh Rifa’i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 ).

F. Penilaian

1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi

2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus

Purworejo, 18 November 2010

Peneliti / Guru Mapel

Muhaiminurrochman

073111250

Mengetahui,

Kepala MTs Negeri Loano

Maksum. S. Pd

NIP. 195606041992031001

Lampiran 3

Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat

Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus I

Nama siswa :No _bsent :Nilai :

NO KODE ASPEK YANG DIAMATI1 S-01 Bacaan niat shalat2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom3 S-03 Bacaan do’a iftitah4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al-

Qur’an5 S-05 Bacaan ruku’6 S-06 Bacaan I’tidal7 S-07 Bacaan sujud8 S-08 Bacaan sujud9 S-09 Duduk diantara dua sujud10 S-10 Membaca tasyahud awal11 S-11 Tasyahud akhir12 S-12 Bacaan salam13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul

ikhram14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan

pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri15 S-15 Ruku’ gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana

takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepalarata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ketempat sujud sambil membaca doa ruku’

16 S-16 I’tidal, dilakukan setelah ruku’ pada saat I’tidal kedua tangan diangkatseperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membacasami’allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan disamping badan , membaca lanjutan bacaan I’tidal

17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir,posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruhujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kakimenghadap kiblat sambil membaca do’a sujud

18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dantelapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tanganmemegang lutut sambil membaca doa dua sujud.

19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud , telunjuk kananmenunjuk kea rah kiblat,

20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kakikanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangankananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

( Siklus II )

Mata Pelajaran : Fikih

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano

Kelas / Semester : VII/I

Waktu : 2X40 Menit

Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu

Kompetensi Dasar : Mempraktekkan shalat fardlu

Indikator:

1. Menampilkan gerakan shalat yang benar

2. menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar

3. Mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat gerakan shalat yang benar

2. Siswa dapat menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar

3. Siswa dapat mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari

B. Materi Ajar

• Gerakan dalam shalat

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Demonstrasi

D. Langkah-langkah Pembelajaran

No Tahapan

Kegiatan

Proses Kegiatan Alokasi Waktu

1 Pendahuluan • Salam Pembuka

• Berdo’a

• Guru menjelaskan sekilas tentang

pelajaran minggu lalu

5 Menit

2 Inti • Guru dan siswa menyiapkan

bahan/alat yang digunakan

• Guru mendemonstrasikan

gerakan serta bacaan shalat di

depan kelas

• Guru meminta siswa untuk

mendemonstrasikan sesuai yang

telah mereka amati

• Guru membantu dan

mengarahkan siswa dalam proses

demonstrasi

• Siswa menyimpulkan hasil

pengamatan dan demonstrasi

65Menit

3 Penutup • Guru memberi kesimpulan

tentang materi yang telah

diajarkan

• Guru memotivasi siswa dan

mengakhiri dengan salam

penutup

10 Menit

E. Sumber Belajar

1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah

2. LKS Fikih kelas VII

3.Muh Rifa’I,Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT

TohaPutra, 2008 )

4.Muh Rifa’i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 )

F. Penilaian

1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi

2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus

Purworejo, 7 Desember 2010

Peneliti / Guru Mapel

Muhaiminurrochman

073111250

Mengetahui,

Kepala MTs Negeri Loano

Maksum. S. Pd

NIP. 195606041992031001

Lampiran 5

Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat

Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus IINama siswa :No absen :Nilai :

NO KODE ASPEK YANG DIAMATI1 S-01 Bacaan niat shalat2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom3 S-03 Bacaan do’a iftitah4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al-

Qur’an5 S-05 Bacaan ruku’6 S-06 Bacaan I’tidal7 S-07 Bacaan sujud8 S-08 Bacaan sujud9 S-09 Duduk diantara dua sujud10 S-10 Membaca tasyahud awal11 S-11 Tasyahud akhir12 S-12 Bacaan salam13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul

ikhram14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan

pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri15 S-15 Ruku’ gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana

takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepalarata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ketempat sujud sambil membaca doa ruku’

16 S-16 I’tidal, dilakukan setelah ruku’ pada saat I’tidal kedua tangan diangkatseperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membacasami’allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan disamping badan , membaca lanjutan bacaan I’tidal

17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir,posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruhujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kakimenghadap kiblat sambil membaca do’a sujud

18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dantelapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tanganmemegang lutut sambil membaca doa dua sujud.

19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud , telunjuk kananmenunjuk kea rah kiblat,

20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kakikanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangankananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,

Lampiran 3

TABEL HASIL TESSIKLUS I

No

Kode

No Butir Soal Jumlah

Nilai

Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 S-01

1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 11

55

TT

2 S-02

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13

65

TT

3 S-03

1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14

70

T

4 S-04

1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12

60

TT

5 S-05

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12

60

TT

6 S-06

1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11

55

TT

7 S-07

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16

80

T

8 S-08

1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12

60

TT

9 S-09

0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15

75

T

10

S-1

1 1 0 1 1 14

0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14

70

T

011

S-11

1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14

70

T

12

S-12

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16

80

T

13

S-13

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15

75

T

14

S-14

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16

80

T

15

S-15

1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14

70

T

16

S-16

1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13

65

TT

17

S-17

1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 12

60

TT

18

S-18

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16

80

T

19

S-19

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16

80

T

20

S-20

1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12

60

TT

21

S-21

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18

90

T

22

S-22

0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 13

65

TT

2 S 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 6 T

3 -23

3 5 T

24

S-24

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 15

75

T

25

S-25

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17

85

T

26

S-26

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14

70

T

27

S-27

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15

75

T

28

S-28

1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12

60

TT

29

S-29

1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 10

50

TT

30

S-30

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15

75

T

31

S-31

0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11

55

TT

32

S-32

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17

85

T

33

S-33

1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15

75

T

34

S-34

1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14

70

T

35

S-3

1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 15

75

T

536

S-36

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15

75

T

37

S-37

1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14

70

T

Jumlah

34

26

24

27

38

48

20

21

45

42

31

36

30

37

48

44

47

44

51

36

517

2585

Rata-rata 69,4

Ketuntasan klasikal 62,2%

23

Lampiran 5

TABEL HASIL TES SIKLUSII

No Kode No Butir Soal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 S-01 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 02 S-02 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13 S-03 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 04 S-04 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15 S-05 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 06 S-06 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17 S-07 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 S-08 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 S-09 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 110 S-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

11 S-11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 112 S-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 113 S-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 114 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 115 S-15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 116 S-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 117 S-17 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 118 S-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 119 S-19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 120 S-20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 121 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 S-22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 S-23 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 124 S-24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 125 S-25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 126 S-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 127 S-27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 028 S-28 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 029 S-29 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 030 S-30 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 131 S-31 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 132 S-32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 133 S-33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 034 S-34 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 135 S-35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 136 S-36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 137 S-37 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1Jumlah 29 23 33 35 35 31 40 37 45 45 31 42 43 44 46 49 47 52 49Rata-rataKetuntasan klasikal

Lampiran : 10FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN

DI MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO

GEDUNG MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO

KEADAAN SISWA DALAM MELAKUKAN SHALAT ? SEHINGGA PENELITI MELAKUKAN PENELITIAN

PENELITI MELAKUKAN DEMONSTRASI SHALAT

a PENELITI MENYURUH ANAK

MENDEMONSTRASIKAN SHALAT DI DEPAN KELAS.

KEADAAN SISWA SAAT ANAK MENDEMONSTRASIKAN DI DEPAN KELAS

PENELITI MENYURUH ANAK UNTUK MAJU KE DEPAN KELAS DAN MENDEMONSTRASIKAN SECARA INDIVIDU

KEADAAN DEMONSTRASI BERLANGSUNG, BANYAK ANAK YANG TIDAK MEMPERHATIKAN DEMONSTRASI.s