UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA...

145
UPAYA MENINGKATK BERBASIS QUAN SD N 1 S T Ditulis dan Diajukan U Pendidikan FAKULTAS K UNIV i KAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF NTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sa Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh: SRI MULYANI NIM: K 7106040 KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 JAWA V arjana

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA

BERBASIS QUANTUM LEARNING

SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA

QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV

SUKORAME MUSUK BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

SRI MULYANI NIM: K 7106040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA

PADA SISWA KELAS IV

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum

Learning pada Siswa Kelas IV Semester II di SD Negeri I Sukorame, Musuk,

Boyolali.

Oleh :

Nama : Sri Mulyani

NIM : K7106040

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

A. Dakir, M.Pd

NIP. 19491106197603001

Pembimbing II

Tri Budiharto, M.Pd

NIP.19591221198803001

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Jawa Berbasis

Quantum Learning pada Siswa Kelas IV Semester II di SD Negeri I Sukorame,

Musuk, Boyolali.

Oleh :

Nama : Sri Mulyani

NIM : K7106040

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 17 Juni 2010

Tim Penguji : Nama Terang :

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

Anggota I : Drs. A. Dakir, M.Pd

Anggota II : Drs. Tri Budiharto, M.Pd

Tanda Tangan

…………………

…………………

…………………

…………………

Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP : 196007271987021001

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

iv

ABSTRAK

Sri Mulyani. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING. Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Sukorame Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame berbasis quantum learning.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca huruf Jawa, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan quantum learning.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai teknik sampling adalah siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data di gunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca huruf Jawa setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan quantum learning. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan untuk materi membaca huruf Jawa nglegena dari rata-rata 62,2 menjadi 76, pada siklus II ada peningkatan untuk materi membaca huruf Jawa dengan sandhangan sederhana dari rata-rata 62 menjadi 71,2 dan materi membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana dari rata-rata 60,2 menjadi 71. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Bahasa Jawa berbasis quantum learning dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

v

ABSTRACT Sri Mulyani, THE EFFORT TO IMPROVE THE READING CAPABILITY OF JAVANESESE SYLLABARY BASED ON QUANTUM LEARNING MODEL. The Class Action Reseach to the Fourth Grade Students of SD N I Sukorame, Musuk, Boyolali on Academic Year 2009/2010, Minithesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, May 2010.

The purpose of this research is to improve the reading capability of Javanese syllabary to the fourth grade student of SDN I Sukorame, Musuk, Boyolali based on Quantum Learning Model.

The variable that be a changing goal in this research is reading capability, while the action variable that be used in this research is Quantum Learning Model.

The writer has applied two cycle in doing this classroom action research each cycle consists of four steps, they are planning, action, observation and reflection. The research subject used by the writer is the fourth grade students SD N I Sukorame, Musuk, Boyolali consisting of 25 students. The data collecting technique used is observation, testing, and documentation. The data analysis technique applied is interactive Analysis Model having three components, i. e data reduction, data presentation and drawing conclusion or verification.

Based on the research, it can be concluded that there is a capability improvement in reading Javanese Syllabary, after implementing the classroom action research with quantum learning model. It could be shown through the increasing of the students ability whether it was pre or post action. In the first cycle there is a capability improvement in reading the voweless Javanese syllabary, subject, that is from 62,2 to be 67 average. In the second cycle there is a capability improvement in reading the Javanese syllabary with simple vowel, it is from 62 to be 71,2 on the average, and the improvement in reading the digraph Javanese syllabary with simple vowel, that is from 60,2 to be 71 on the average. There by it can recommended that learning Javanese syllabary with quantum learning model could improve the capability in reading Javanese syllabary for the fourth grade students of SD N I Sukorame, Musuk, Boyolali on academic year 2009/2010.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

vi

MOTTO

Ambilah waktu untuk berfikir, itu adalah

sumber kekuatan

Ambilah waktu untuk berdoa, itu adalah

sumber ketenangan

Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah

sumber kebijaksanaan

Ambilah waktu untuk mencintai dan dicintai

Itu adalah hak istimewa dari Tuhan

Ambilah waktu untuk tertawa

Itu adalah musik yang menggetarkan hati

Ambilah waktu untuk memberi

Itu adalah membuat hidup semakin berarti

Ambilah waktu untuk bekerja, itu adalah

nilai keberhasilan

Ambilah waktu untuk beramal, itu adalah

kunci menuju surga

(Ir. Andi Muzaki, SH, MT)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

- Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi, bimbingan

dan kasih sayang dengan tulus ikhlas serta mendukung dan

mendo’akan aku dalam setiap langkahku. Semoga Allah SWT

senantiasa mengabulkan doa-doamu

- Kakak-kakakku dan keponakan-keponakanku tersayang

yang membuat hidupku semakin berwarna.

- Bapak dan ibu kos Asyifa yang telah memberikan bimbingan

kepadaku untuk menjadi orang yang lebih baik, terimakasih atas

nasihat-nasihatnya semoga Allah senantiasa memberikan

rahmatNya

- Sahabat-sahabat seperjuanganku, keep spirit dan LANJUTKAN!!

- Teman-teman SI PGSD angkatan 2006 dan adik-adik tingkatku

di PGSD FKIP UNS

bersama kalian sungguh hari-hariku semakin berarti, langkahku

semakin bermakna dan perubahan besar terjadi dalam hidupku

- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta almamaterku tercinta

tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa yang lebih baik

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang

menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat

Nya, akhirnya skripsi ini dapat selesai untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surkarta

2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. A. Dakir, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Tri Budiharto, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Mujiono, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri I Sukorame yang telah

memberikan izin tempat penelitian.

8. Guru-guru SD Negeri I Sukorame yang telah memberi motivasi dan bantuan

dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamanya.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

ix

10. Teman-teman tercinta yang ada di Asyifa kost yang selalu memberikan

bantuan dan dukungan kepadaku.

11. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan dan

kelemahan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat diharapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu dan semua pihak mendapat limpahan rahmat

dari Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-

putusnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihan yang

berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.

Surakarta, Juni 2010

Sri Mulyani

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori................................................................... 7

1. Hakikat Kemampuan Membaca Huruf Jawa ............... 7

2. Hakikat Model Quantum Learning .............................. 33

B. Penelitian Yang Relevan .................................................... 48

C. Kerangka Berpikir ............................................................. 49

D. Hipotesis Tindakan……………………………………… 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 51

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................... 53

C. Subjek Penelitian ............................................................... 53

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xi

D. Sumber Data....................................................................... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 54

F. Validitas Data..................................................................... 54

G. Teknik Analisis Data.......................................................... 55

H. Indikator Kinerja ................................................................ 57

I. Prosedur Penelitian ............................................................ 57

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Latar Penelitian ................................................. 61

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................... 65

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ........................ 107

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................ 116

B. Implikasi ............................................................................ 116

C. Saran .................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 118

LAMPIRAN ............................................................................................... 122

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Bahasa Jawa dengan Mata

Pelajaran Lain ................................................................................... 2

Tabel 2. Aspek penilaian membaca ................................................................. 22

Tabel 3. Aksara Jawa (carakan) ....................................................................... 27

Tabel 4. Pasangan huruf Jawa .......................................................................... 28

Tabel 5. Aksara Murda dan pasangannya ........................................................ 29

Tabel 6. Aksara Swara ..................................................................................... 39

Tabel 7. Aksara Rekan dan Pasangannya ........................................................ 30

Tabel 8. Tanda Baca Huruf Jawa ..................................................................... 33

Tabel 9. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 52

Tabel 10. Daftar guru dan karyawan SD Negeri 1 Sukorame ......................... 62

Tabel 11. Fasilitas penunjang yang ada di SD Negeri 1 Sukorame ................. 64

Tabel 12. Pengamatan terhadap Siswa Selama Mengikuti Membelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan

I Siklus I .......................................................................................... 75

Tabel 13. Pengamatan Terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca

Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I siklus I 76

Tabel 14. Pengamatan terhadap Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan

II siklus I .......................................................................................... 78

Tabel 15. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca

Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan II siklus I 79

Tabel 16. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan

III Siklus I ........................................................................................ 81

Tabel 17. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca

Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan III

Siklus I ............................................................................................. 82

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xiii

Tabel 18. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Nglegena Siswa

pada Pertemuan I Siklus I ................................................................ 83

Tabel 19. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan

Sandhangan Sederhana Siswa pada Pertemuan II Siklus I ............. 85

Tabel 20. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan

dan Pasangan Sederhana Siswa pada Pertemuan III Siklus I .......... 87

Tabel 21. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada

Pertemuan I siklus II ........................................................................ 98

Tabel 22. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca

Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I

Siklus II ........................................................................................... 99

Tabel 23. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan

II Siklus II ........................................................................................ 101

Tabel 24. Pengamatan terhadap Guru dalam Membaca Huruf Jawa Berbasis

Quantum Learning pada Pertemuan II siklus II .............................. 102

Tabel 25. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan

Sederhana Siswa pada Pertemuan I Silkus II ................................ 103

Tabel 26. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan

dan Pasangan Sederhana pada Siswa pada Pertemuan II siklus II . 106

Tabel 27. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa

Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum Tindakan (Pra Siklus) ... 107

Tabel 28. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa

Kelas IV SD Negeri I Sukorame pada Siklus I ............................... 109

Tabel 29. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas

IV SD Negeri I Sukorame Siklus II. ................................................ 110

Tabel 30. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kemampuan Membaca Huruf Jawa

Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum (pra siklus)

dan sesudah Tindakan siklus I ......................................................... 112

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xiv

Tabel 31. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai Kemampuan Membaca

Huruf Jawa ≥63 siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum

(pra siklus) dan sesudah Tindakan Siklus I ..................................... 112

Tabel 32. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Rata-rata Kelas sebelum

(siklus I) dan sesudah Tindakan Siklus II ....................................... 113

Tabel 33. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai Kemampuan Membaca

huruf Jawa ≥63 sebelum (siklus I) dan sesudah Tindakan Siklus II 114

Tabel 34. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II ....................................................................... 115

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 50

Gambar 2. Model Analisis Interaktif ............................................................... 56

Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 60

Gambar 4. Slide macro mediaflash I................................................................ 68

Gambar 5. Slide macro mediaflash II .............................................................. 69

Gambar 6. Slide macro mediaflash III ............................................................. 69

Gambar 7. Slide macro mediaflash IV ............................................................. 71

Gambar 8. Power point pasangan huruf Jawa .................................................. 73

Gambar 9. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa nglegena

siswa pada pertemuan I siklus I ..................................................... 84

Gambar 10. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan

sederhana siswa pada pertemuan II siklus I ................................. 86

Gambar 11. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan

dan pasangan sederhana siswa pada pertemuan III siklus I ......... 88

Gambar 12. Slide macro mediaflash V ............................................................ 93

Gambar 13. Power point pasangan huruf Jawa II ............................................ 95

Gambar 14. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa dengan

sandhangan sederhana siswa pada pertemuan I siklus II ............. 103

Gambar 15. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa dengan

sandhangan dan pasangan sederhana siswa pada pertemuan II

siklus II ......................................................................................... 105

Gambar 16 Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa siswa Kelas IV

SD Negeri I Sukorame sebelum tindakan (pra siklus). ................ 108

Gambar 17. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV

SD Negeri I Sukorame Siklus I .................................................... 110

Gambar 18. Grafik nilai kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV

SD Negeri I Sukorame Siklus II ................................................... 111

Gambar 19. Grafik Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus,

siklus I dan siklus II ...................................................................... 115

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Ketercapaian Tujuan ............................................................ 122

Lampiran 2. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Guru

dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Kelas IV

Menggunakan Model Quantum Learning di

SD Negeri I Sukorame .......................................................................... 123

Lampiran 3. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Oleh Siswa

dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Kelas IV

Menggunakan Model Quantum Learning di

SD Negeri I Sukorame .......................................................................... 128

Lampiran 4. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Siklus I ....... 131

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Siklus II ...... 132

Lampiran 6. Hasil Pengamatan Terhadap Guru Pembelajaran Membaca Huruf

Jawa Berbasis Quantum Learning pada Siklus I .................................. 133

Lampiran 7. Hasil Pengamatan Terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca

Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Siklus II ...................... 134

Lampiran 8. Format Analisis Pengamatan Terhadap Siswa dan Guru dalam

Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning

pada Siklus I dan Siklus II .................................................................... 135

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.............................. 137

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .......................... 148

Lampiran 11. Soal Pra Siklus..................................................................................... 157

Lampiran 12. Format Penilaian Kemampuan Membaca Huruf Jawa ........................ 159

Lampiran 13. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Nglegena

pada Pra Siklus ...................................................................................... 161

Lampiran 14. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan

Sandhangan pada Pra Siklus ................................................................. 163

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

xvii

Lampiran 15. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan

dan Pasangan Sederhana pada Pra Siklus ............................................. 165

Lampiran 16. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Nglegena pada

Pertemuan I Siklus I ............................................................................. 167

Lampiran 17. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan

Sandhangan pada Pertemuan II Siklus I .............................................. 169

Lampiran 18. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Dengan Sandhangan

dan Pasangan Sederhana pada Pertemuan III Siklus I .......................... 171

Lampiran 19. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan pada

Pertemuan I Siklus II ........................................................................... 173

Lampiran 20. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan

dan Pasangan Sederhana pada Pertemuan II Siklus II ......................... 175

Lampiran 21. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa

pada Pra Siklus ...................................................................................... 177

Lampiran 22. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa

pada Siklus I .......................................................................................... 178

Lampiran 23. Rekapitulasi Perolehan Nilai Membaca Huruf Jawa Siklus II ............ 179

Lampiran 24. Foto Penelitian ..................................................................................... 183

Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian .............................................................................

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah dan

masyarakat. Suatu negara yang tertinggal mutu pendidikannya, maka

pembangunan di negara tersebut akan terhambat pula. Hal ini dapat dimengerti,

karena pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan

dalam pembangunan.

Pendidikan di Indonesia dapat diperoleh melalui jalur formal, informal dan

nonformal. Pendidikan formal di Indonesia berlangsung sejak pendidikan dasar

hingga perguruan tinggi. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak

pendidikan dasar, sebab pendidikan dasar merupakan fondasi untuk kelanjutan

pendidikan berikutnya. Di Indonesia, pendidikan dasar dilaksanakan selama 9

tahun terdiri atas Sekolah Dasar atau yang sederajat (6 tahun) dan Sekolah

Menengah Pertama atau yang sederajat (3 tahun).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil

belajar yang lebih baik adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat

kedalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien

apabila ditunjang dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sangat

dibutuhkan karena dapat mengarah pada tercapainya hasil belajar yang optimal.

Membaca sebagai salah satu kemampuan dasar perlu mendapat perhatian

khusus dari semua pihak baik sekolah sebagai penyelenggara pendidikan,

masyarakat, maupun pemerintah. Hal ini disebabkan karena membaca merupakan

kunci untuk memperoleh informasi lengkap dan menyeluruh. Membaca adalah

kunci segudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari

melalui kegiatan membaca. Kemampuan membaca menentukan hasil penggalian

ilmu itu. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi. Jika anak tidak memiliki kemampuan membaca, maka ia akan

mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang. Mengingat

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

2

pentingnya membaca, maka anak harus belajar membaca dan kesulitan membaca

harus diatasi secepat mungkin.

Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal yang

dilaksanakan di daerah Jawa Tengah di dalamnya mencakup lima kompetensi

dasar yaitu: mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan

sastra. Pada kompetensi membaca dalam mata pelajaran bahasa jawa, siswa harus

mampu menguasai dua kemampuan yaitu membaca bacaan berbahasa Jawa

berhuruf latin, dan membaca bacaan berbahasa Jawa dengan huruf Jawa.

Di SD Negeri I Sukorame, dua tahun terakhir ini nilai rata-rata bahasa

Jawa selalu berada di bawah nilai rata-rata mata pelajaran lain. Rendahnya nilai

bahasa jawa tersebut dapat kita lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Prestasi Belajar Bahasa Jawa dengan Mata Pelajaran Lain

Tahun Ajaran Mata Pelajaran

Bahasa Jawa Bahasa

Indonesia IPA PKn

2007/2008 6.30 6.45 6.63 6.97 2008/2009 6.39 7.29 7.28 6.98

Sumber : Administrasi Kurikulum SD Negeri I Sukorame

Kuswantiningsih, guru kelas IV mengatakan bahwa salah satu penyebab

rendahnya nilai bahasa jawa dibandingkan dengan mata pelajaran lain adalah

banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca huruf Jawa. Bahkan

bukan hanya siswa saja yang mengalami kesulitan membaca, akan tetapi hampir

semua orang Jawa mengalami kesulitan membaca huruf Jawa. Akibatnya

berkembang rumor yang menyatakan orang Jawa sendiri tidak dapat membaca

huruf Jawa, apalagi orang lain. Samidi (2010: 7), mengatakan “ Ana panemu jare

maca Basa Jawa iku angel, apa meneh wacan iku mau nganggo tulisan aksara

Jawa”. Ada pendapat bahwa membaca bahasa Jawa itu sulit, apalagi membaca

sebuah wacana yang menggunakan aksara Jawa.

Salah satu penyebab sulitnya membaca huruf Jawa adalah pembelajaran di

sekolah yang kurang efektif dari guru, sebab guru dalam memberikan pelajaran

selalu menggunakan metode yang monoton dan tidak menggunakan model

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

3

pembelajaran yang inovatif. Sebagai alasan mereka memberikan pelajaran Bahasa

Jawa secara cepat dan menggunakan model yang konvensional adalah sedikitnya

alokasi waktu yang tersedia. Setiap minggu hanya dua jam pelajaran, padahal

materi yang termuat sangat padat. Apabila dibandingkan dengan mata pelajaran

lain seperti bahasa Indonesia misalnya, alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa

Jawa sangat tidak seimbang. Akibatnya guru mengajarkan dengan cepat agar

target dalam program semester terpenuhi. Kondisi ini menyebabkan nilai bahasa

Jawa lebih rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya.

Selain itu pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa memang masih

dianggap remeh oleh guru. Bahkan sering dijumpai beberapa guru tidak

mengajarkan membaca huruf Jawa pada murid-muridnya dikarenakan dari pihak

guru sendiri tidak mempunyai kompetensi atau tidak mampu membaca huruf

Jawa. Sebagian besar guru hanya menganggap penting mata pelajaran tertentu,

sedangkan Bahasa Jawa kurang diperhatikan. Hal ini menyebabkan siswa

kesulitan dalam membaca huruf Jawa, yang mempengaruhi pula terhadap

rendahnya prestasi belajar siswa. Mereka mengaku pembelajaran yang diberikan

oleh guru membosankan dan tidak menyenangkan sehingga mereka kurang

termotivasi untuk belajar membaca huruf Jawa dengan sungguh-sungguh.

Selain dalam pendidikan formal, dalam pendidikan keluarga (informal)

pun bahasa Jawa kurang dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari apalagi huruf

Jawa. Sejak anak-anak masih kecil, orangtua lebih membiasakan bahasa Indonesia

kepada anak-anaknya daripada bahasa Jawa, sehingga anak-anak lebih terbiasa

dengan bahasa Indonesia daripada bahasa Jawa. Akibatnya ketika anak-anak

beranjak dewasa ia tidak dapat membaca huruf Jawa dan berbahasa Jawa dengan

baik dan benar. Bahkan ada pula orangtua yang rela putra putrinya ikut kursus

bahasa Inggris dengan harapan setelah mengikuti kursus tersebut putra-putrinya

dapat berbahasa Inggris dengan baik dan lancar. Sehingga mereka lebih pandai

membaca tulisan Inggris daripada membaca tulisan berhuruf Jawa.

Dalam pendidikan non formal yaitu dalam masyarakat, kebiasaan

menggunakan huruf jawa pun dirasakan sangat kurang. Dalam pergaulan

bermasyarakat, orang-orang lebih banyak menggunakan huruf latin dan bahasa

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

4

Indonesia. Walaupun menggunakan bahasa Jawa, itu tidak sesering dalam

menggunakan bahasa Indonesia. Huruf Jawa merupakan salah satu ciri khas

budaya Jawa yang harus dilestarikan. Untuk itu kemampuan membaca huruf Jawa

harus ditingkatkan mulai dari pendidikan dasar. Apabila kemampuan membaca

huruf Jawa tidak ditingkatkan, tidak ada generasi penerus yang bisa membaca

huruf Jawa sehingga kebudayaan Jawa pun semakin lama semakin terancam

punah.

Suatu model yang menarik siswa dan dapat digunakan untuk pembelajaran

huruf Jawa adalah dengan menggunakan model Quantum Learning. Model

Quantum Learning adalah suatu model yang terbukti efektif di sekolah untuk

semua tipe orang dan segala usia (Bobbi DePorter, 2005:14) dan diharapkan dapat

membantu meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa pada siswa. Melalui

konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan

Rayakan) yang melandasi Quantum Learning dapat membawa siswa menjadi

lebih tertarik dan berminat untuk belajar membaca huruf Jawa.

Peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada siswa kelas

IV semester II di SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali. Materi yang diberikan

hanya pada huruf Jawa nglegena, sandhangan dan pasangan huruf Jawa. Alasan

peneliti mengambil judul ini adalah:

1. Kebanyakan siswa sekarang mengalami kesulitan dalam membaca huruf Jawa.

2. Nilai membaca huruf Jawa siswa SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali

masih sangat rendah.

3. Banyak orang Jawa yang tidak bisa membaca huruf Jawa.

4. Pembelajaran membaca huruf Jawa dianggap remeh oleh kebanyakan guru

5. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran

membaca huruf Jawa sehingga siswa cepat merasa bosan.

6. Kemampuan membaca huruf Jawa harus ditingkatkan untuk menjaga

kelestarian kebudayaan Jawa.

7. Pembelajaran dengan model Quantum Learning terbukti dapat meningkatkan

kemampuan membaca, menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

5

memudahkan proses belajar, meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan

minat dan motivasi siswa belajar, serta melatih daya ingat dan daya serap

siswa dalam pembelajaran (DePorter, 2005:4), sehingga peneliti memilih

model Quantum Learning untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf

Jawa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dapat

dirumuskan sebagai berikut :

”Apakah penggunaan model Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan

membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Musuk,

Boyolali?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa dengan menggunakan model

Quantum Learning pada siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoretis penelitian ini adalah: a) menambah khasanah

pengetahuan membaca bacaan berhuruf Jawa, dan b) diharapkan dapat menambah

wawasan baru pengembangan teori membaca huruf Jawa dengan model Quantum

Learning.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran membaca huruf Jawa siswa.

2) Meningkatnya kemampuan membaca huruf Jawa siswa sehingga prestasi

dan hasil belajar meningkat.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar membaca huruf Jawa.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

6

2) Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penerapan model pembelajaran

yang tepat dan sesuai dalam mengatasi kesulitan pembelajaran membaca

huruf Jawa.

c. Bagi sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran membaca huruf Jawa.

2) Mendapatkan siswa yang berkualitas dan berprestasi dalam pelaksanaan

pembelajaran sehingga meningkatnya mutu siswa dan sekolah sesuai

dengan tuntunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

d. Bagi Peneliti

1) Dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran membaca huruf

Jawa.

2) Memperoleh pengetahuan bahwa penggunaan model Quantum Learning

dalam pembelajaran membaca huruf Jawa dapat meningkatkan

kemampuan membaca huruf Jawa siswa.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan Membaca Huruf Jawa

a. Pengertian Kemampuan

Menurut Chaplin (1997) dalam (http://digib.petra.ac.id diakses

tanggal 20 Oktober 2009) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,

bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan

suatu perbuatan”. Sedangkan menurut Robbins (2000) dalam

(http://digib.petra.ac.id diakses tanggal 20 Oktober 2009), “Kemampuan

bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil

latihan atau praktek”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dartikan bahwa kemampuan

(ability) adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai

suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil

latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang

ditunjukkan melalui tindakannya.

Lebih lanjut Robbins (2000) dalam (http://digib.petra.ac.id diakses

tanggal 20 Oktober 2009), menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua

faktor, yaitu 1) Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan

kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik

(physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas

berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik.

Definisi kemampuan menurut Keith Davis dalam Mangkunegara

(2000) dalam (http://digib.petra.ac.id diakses tanggal 20 Oktober 2009)

kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan

reality (knowledge + skill). Artinya bahwa seseorang yang mempunyai IQ

diatas rata-rata dan dengan pendidikan yang memadai serta terampil dalam

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

8

mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai

kinerja maksimal.

Kemampuan seseorang membaca menurut Y.B. Sudarmanto

(1993:38) dalam Martinis Yamin (2007: 119) sangat ditentukan oleh

bahan yang dibaca. Semakin berat bahan bacaan, semakin sedikit jumlah

kata yang berhasil dibaca, demikian sebaliknya semakin ringan bahan

bacaan semakin banyak jumlah kata yang berhasil dibaca.

Solchan T. W, dkk (2008: 6.6) mengungkapkan bahwa hal pertama

yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan adalah

kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi

landasan dasar bagi pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah.

Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan

membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya,

bahwa anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang

tertulis menjadi bunyi- bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat

dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang

dibacanya tanpa diikuti pemahaman terhadap lambang bunyi tersebut.

Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju

kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud

dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya,

yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi

bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Dengan

bekal kemampuan melek wacana inilah, kemudian anak dihadapkan pada

berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat

diakses sendiri.

Menurut Solchan T.W (2008: 1.33), kemampuan membaca adalah

kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan

secara tertulis oleh pihak lain. Kemampuan ini tidak hanya berkaitan

dengan pemahaman simbol-simbol tertulis, tetapi juga memahami pesan

atau makna yang disampaikan oleh penulis.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

9

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu, yang bisa

dimiliki sejak awal atau setelah melalui beberapa proses. Sedangkan

kemampuan membaca yaitu suatu kesanggupan siswa/pembaca untuk

dapat mengucapkan, menafsirkan makna suatu bahasa yang disertai

dengan pemahaman isi bacaan.

b. Pengertian Membaca

Menurut Suwaryono (1989:1) membaca merupakan satu

kemampuan yang berkaitan erat dengan kemampuan dasar terpenting yang

dimiliki manusia, yaitu berbahasa. Manusia dapat berkomunikasi terhadap

sesamanya dengan bahasa, dengan bahasa yang benar, maka akan

terciptalah komunikasi yang jelas, sehingga terhindar dari salah paham dan

antara satu dengan yang lainnya. Banyak ahli yang memberikan definisi

tentang membaca. Di bawah ini diterangkan berbagai pendapat mereka

mengenai kegiatan membaca.

1) Membaca adalah proses mendapatkan arti dari kata-kata

tertulis.(Heilman)

2) Membaca adalah proses berpikir, yang termasuk di dalamnya

mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide-ide dari

lambang.(Carter)

3) Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata

tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan

batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan

pengalaman membacanya. (Cole)

4) Membaca adalah proses membentuk arti dari teks-teks

tertulis.(Anderson, Richard C)

5) Membaca ialah pengucapan kata-kata dan perolehan arti dari barang

cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian

berbagai kemampuan yang kompleks. Termasuk di dalamnya

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

10

pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, pemecahan masalah,

yang berarti menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca).

Menurut Anderson dalam Henri Guntur Tarigan (1994: 7), dari

segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembacaan sandi ( a recording and decoding process ), berlainan dengan

berbicara dan menulis justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah

aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis

dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan menjadi

bunyi yang bermakna.

Menurut Henri Guntur Tarigan (1994: 8), membaca pun dapat

diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi

dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu

mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-

lambang tertulis. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses

untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang

terkandung di dalam kata-kata tertulis. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from

printed or written material”, memetik dan memahami arti atau makna

yang terkandung di dalam bahan tertulis.

Soedarso (1983: 4) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 200)

mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang

memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup

penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia

tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakkan mata dan

menggunakan pikiran.

Menurut Crawley dan Mountain (1995) dalam Farida Rahim

(2008: 2) mengemukakan:

“Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar menghafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguisik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

11

Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.”

Pengertian membaca menurut Bond (1975) dalam Mulyono

Abdurrahman (2003: 200) adalah pengenalan simbol-simbol bahasa tulis

yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa

yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman

yang telah dimiliki. Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian

membaca mencakup dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca

teks-teks yang terurai dari huruf demi huruf kemudian membentuk kata

lalu terangkai dalam kalimat dan padu dalam paragraf. Yang kedua yaitu

membaca fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta.

Membaca adalah sebuah proses berpikir, yang termasuk di

dalamnya mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide-ide dari

lambang (Carter dalam Suwaryono Wiryodijoyo, 1989: 1). Membaca

dapat pula diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat

dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata

yang tertulis. tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan

oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan

ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis

tetapi terletak pada pikiran membaca. Demikianlah makna itu akan

berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda

yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata

tersebut (Anderson, 1972: 211 dalam Henry Guntur Tarigan, 1994: 8).

Eddie Williams (1996) dalam Henry Guntur Tarigan (1994: 9)

berpendapat bahwa: “A simple (and provisional) definition of reading is

that it is a process where by one looks at and understands what has been

written. Pengertian sederhana dari membaca adalah suatu proses

memahami sesuatu yang tertulis. Sedangkan Klein, dkk dalam Farida

Rahim (2008: 3) menjelaskan bahwa definisi membaca mencakup : (1)

membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, (3)

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

12

membaca adalah interaktif. Membaca merupakan suatu proses

dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilki oleh

pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

Membaca juga merupakan strategis karena pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan

kontekss dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca. Membaca

adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada

konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat akan

menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca

seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara

pembaca dengan teks.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1994: 7) dalam Slamet (2007:

66), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Menurut Martinis Yamin (2007:106), membaca adalah suatu cara

untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan

merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian

para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan bagi siswa.

Selanjutnya pengetahuan itu dalam diterapkan dalam berpikir,

menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan.

Sedangkan Jazir Burhan (1971: 90) dalam Slamet (2007: 67),

mengemukakan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan

berdasarkan kerja sama beberapa kemampuan, yakni mengamati,

memahami dan memikirkan. Menurut Lado (1976) dalam Henry Guntur

Tarigan (1994: 9), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari

gambaran tertulisnya.

Samidi (2010: 7) mengungkapkan bahwa “Maca yaiku nangkep

basa tulis, dena basa tulis iku mujudake gegambarane basa asli yaiku

basa lisan”. Samidi mengungkapkan bahwa membaca yaitu menangkap

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

13

bahasa tulis, sedangkan bahasa tulis itu merupakan wujud gambaran dari

bahasa asli yaitu bahasa lisan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

suatu proses mengartikan kata-kata dan mengkomunikasikan makna yang

terkandung dalam lambang tertulis tersebut.

c. Tujuan Membaca

Menurut Syafi’ie (1999) dalam Hairuddin (2007: 3-23) melalui

pembelajaran membaca diharapkan siswa dapat: (1) memperoleh

informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal; (2) mencari sumber,

menyimpulkan, menyaring dan menyerap informasi dari bacaan; (3)

mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik manfaat dari

bacaan.

Menurut Henri Guntur Tarigan (1994: 9), tujuan utama dalam

membaca adalah untuk mencari serta untuk memperoleh informasi,

mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali

berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Menurut Henri Guntur Tarigan (1994: 9) berikut ini dikemukakan

beberapa tujuan membaca:

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan

yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh

khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh

sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh

perincian-perincian fakta (reading for details or facts)

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang

baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang

dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang

dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti itu disebut membaca

untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)

3) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

14

sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,

kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka

berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,

membaca inferensi (reading for inference)

4) Membaca untuk mengetahui hal-hal yang tidak biasa, tidak wajar

mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah

cerita itu benar atau tidak benar. Itu disebut membaca untuk

mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading for

classify)

5) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup

dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang

sang tokoh perbuat, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam

cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi

(reading to evaluate)

6) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,

bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,

bagaimana dua cerita mempunyai kesamaan, bagaimana sang tokoh

menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan

atau mempertentangkan (reading to compare or contrast)

d. Aspek-Aspek Membaca

Menurut H.G. Tarigan (1994: 11) secara garis besar terdapat dua

aspek penting dalam membaca yaitu:

1) Kemampuan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek

ini meliputi:

a) Pengenalan bentuk huruf

b) Pengenalan unsur-unsur linguistic (fenome/grafem, kata, frase,pola

klause, kalimat, dan lain-lain)

c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau ”to bark at print”)

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

15

d) Kecepatan membaca bertaraf lambat

2) Kemampuan yang bersifat pemahaman (comprehensive skills) yang

dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Aspek ini mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)

b) Memahami signifikansi atau makna (maksud, tujuan pengarang,

keadaan budaya, reaksi pembaca)

c) Evaluasi dan penilaian (isi, bentuk)

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan

dengan keadaan.

e. Manfaat Membaca

Menurut Slamet (2007: 69) manfaat membaca adalah sebagai

berikut:

1) Memperoleh banyak pengetahuan

2) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan

suatu bangsa.

3) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang

sangat berguna bagi kehidupan

4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

mutakhir di dunia.

5) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan pikir,

meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan

bangsa.

6) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan

seseorang menjadi cerdik, pandai.

7) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan istilah dan lain-

lain yang dapat menunjang kemampuan menyimak, berbicara, dan

menulis.

8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap

eksistensi dan lain-lain.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

16

f. Fungsi Membaca

Menurut St. Y Slamet (2007: 68) kegiatan membaca mempunyai

beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi intelektual

Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar

intelektualitas, dan membina daya nalar. Contoh: membaca laporan

penelitian, jurnal, atau karya ilmiah lain.

2) Fungsi pemacu kreativitas

Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita

untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa

kata.

3) Fungsi praktis

Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh

pengetahuan praktis dalam kehidupan, misalnya: teknik memelihara

lele, resep membuat makanan dan minuman, cara membuat rumah dan

lain-lain.

4) Fungsi rekreatif

Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati,

mengadakan tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan

ringan, novel-novel pop, cerita humor, fabel, karya sastra, dan lain-

lain

5) Fungsi informatif

Dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar, majalah

dan lain-lain dapat memperoleh berbagai informasi yang kita perlukan

dalam kehidupan.

6) Fungsi religius

Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan

keimanan, memperluas budi, dan memdekatkan diri kepada Tuhan

7) Fungsi sosial

Kegiatan membaca mempunyai fungsi sosial yang tinggi

manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian,

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

17

kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimamfaatkan oleh orang

lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan berpikir. Contoh:

pembacaan berita, karya sastra, pengumuman dan lain-lain

8) Fungsi pembunuh sepi

Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar mengisi

waktu luang.

g. Jenis-jenis membaca

Menurut St. Y Slamet (2007: 86), jenis-jenis membaca adalah

sebagai berikut:

1) Membaca intensif

Membaca dianggap sebagai salah satu kunci pemerolehan ilmu

pengetahuan karena penekanannya adalah soal pemahaman yang

mendalam,pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai ke ide-

ide penjelas, dari hal-hal yang rinci sampai ke relung-relungnya.

Membaca ini dilakukan secara lambat dan boleh dilakukan secara

berulang-ulang agar pesan tertulisnya lebih merasuk ke otak dan hati.

Objek yang menjadi kajian adalah karya-karya ilmiah seperti buku

pelajaran dan perkuliahan, makalah esai, karya-karya analisis, dan

seterusnya. Ia harus dilakukan manakala kita akan menempuh

bermacam tes dan ujian di sekolah dan perguruan tinggi.

2) Membaca kritis

Menbaca kritis merupakan tahapan lebih jauh daripada

membaca intensif, dan dianggap sebagai kegiatan membaca yang

bertataran lebih tinggi. Hal ini karena ide-ide buku yang telah

dipahami secara baik dan mendetail, perlu ditanggapi atau direspon,

bahkan dianalisis. Membaca kritis mensyaratkan pembacanya

bersikap cermat, teliti, korektif, bisa menemukan kesalahan dan

kejanggalan dalam teks, baik dilihat dari sudut isi maupun bahasanya.

Disamping itu pembaca harus pula membetulkan kesalahan-kesalahan

itu.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

18

3) Membaca cepat

Kemampuan membaca cepat ini penting kita kuasai berkenaan

dengan perolehan informasi-informasi keseharain, seperti berita dan

reportase (laporan utama media massa, surat kabar dan majalah).

Membaca cepat dilaksanakan secara zig-zag atau vertikal, punya

prinsip melaju terus. Ia hanya mementingkan kata-kata kunci atau hal-

hal yang penting saja, ditempuh dengan jalan melompati kata-kata dan

ide-ide penjelas.

4) Membaca apresiatif dan estetis

Dua kegiatan membaca ini agak bersifat khusus karena lebih

berhubungan dengan nilai-nilai afektif dan faktor intuisi (perasaan).

Objek kajiannya terutama karya sastra serta bacaan-bacaan lain yang

ditulis dengan bahasa yang indah. Tujuannya adalah pembinaan sikap

apresiatif, suatu penghayatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai

keindahan dan nilai-nilai kejiwaan. Meskipun demikian faktor

pemahaman makna teks juga tidak boleh diabaikan, sebab hakikat

membaca memanglah memahami maksud yang terkandung dalam

naskah. Khusus membaca estetis, ia perlu disuarakan dengan pelafalan

yang jelas dan fasih, serta berirama tertentu. Yang penting, naskah

atau karya sastra yang dibaca itu terasa lebih hidup serta mampu

menyentuh batin dan rasa pembaca.

5) Membaca teknik

Membaca teknik perlui dilafalkan, hanya pelafalannya bersifat

formal. Membaca jenis ini mementingkan kebenaran pembacaan serta

ketepatan intonasi dan jeda. Namun, ini bukan berarti membaca estetis

mengabaikan soal-soal tersebut. Dengan mengacu pada pelafalan yang

standar, kegiatan membaca teknik secara langsung memasuki kegiatan

pembacaan berita, pengumuman, materi pelajaran, penataran,

ceramah, naskah pidato, khotbah, dan lain-lain. Wacana yang sering

digunakan sebagai objek kegiatan membaca teknik adalah karya-karya

ilmiah dan wacana-wacana teknik. Lewat kegiatan membaca teknik

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

19

ini pula, dikembangkan upaya pembinaan bahasa Indonesia, baik

diteropong dari sudut pelafalan maupun penulisannya. Hal itu terjadi

karena objek kajiannya yang berupa karya ilmiah dan wacan teknis

seharusnya ditulis dalam bahasa Indonesia standar.

h. Cara Membaca yang Baik

Menurut St. Y Slamet (2007: 90), cara membaca yang baik adalah

sebagai berikut:

1) Sikap mental dan sikap nalar yang baik. Perwujudan ketentuan ini

adalah membaca dengan; penuh konsentrasi dan kesungguhan, pikiran

aktif mencerna, perasaan aktif menghayati, perasaan senang hati,

memotivasi yang kuat, menemukan nilai-nilai kehidupan, sabar, dan

membaca secara terpola.

2) Sikap fisik yang baik, yaitu dengan jarak mata lebih dari 30 cm,

membentuk sudut 30 sampai 45 derajat arah ke bawah, didukung oleh

teknik tertentu yang praktis (misalnya mencari kata dalam kamus,

tidak perlu membalik-balik halaman dari depan, menandai hal-hal

tertentu yang kita anggap penting, bila naskahnya panjang dan

pembacaan perlu dilanjutkan waktu lain, kita tandai dimana terakhir

kita membaca, memperhatikan daftar isi, dan lain-lain)

3) Bahan yang baik, yakni bahan yang memberi makna kepada

kehidupan, misalnya, menyebabkan kita tambah ilmu dan kepandaian,

menambah pengetahuan dan pengalaman hidup kita, menyebabkan

keluasan kosa kata dan kedalaman pengalaman estetik.

4) Bahan yang banyak dan beraneka ragam, ini berarti disamping kita

melakukan membaca intensif yang menitiktekankan pada pemahaman

yang mendalam dan rinci suatu naskah yang jumlahnya relatif sedikit

karena pembacanya agak lambat dan berulang-ulang, kita perlu sekali

membaca ekstensif.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

20

5) Jenis yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan pembacaan, misalnya

membaca intensif untuk pendalaman ilmu pengetahuan, membaca

cepat untuk memperoleh hal-hal yang bersifat informatif, membaca

kritis untuk persiapan menganalisis persoalan dan menulis resensi

buku, membaca teknik untuk mengkomunikasikan gagasan dan

pekabaran pada audiens, dan membaca estetis dan apresiatif untuk

pembinaan apresiasi sastra baik terhadap diri sendiri maupun orang

lain.

i. Ciri-ciri Pembaca yang Baik

Menurut St. Y. Slamet (2007: 91), ciri-ciri pembaca yang baik

adalah:

1) Bisa bersikap selektif, artinya ia bisa memilih bahan-bahan yang penuh

nilai guna baginya.

2) Bisa mencerna manakah naskah yang baik atau memahami secara tepat

dengan pemahaman ide-ide naskah sampai ke relung-relungnya.

3) Bersikap kritis dan terbuka, tidak asal mengiyakan ide-ide naskah,

cukup punya wawasan yang luas.

4) Punya daya interaktif dan asosiatif, punya kemampuan mengabstraksi.

5) Punya atensi yang tinggi terhadap dunia keilmuan pada umumnya juga

kebudayaan dalam arti luas dan agama.

6) Punya sikap apresiatif dan kecintaan terhadap nilai-nilai kehidupan,

baik ilmiah maupun literis, baik yang berdimensi humanistik maupun

religius.

7) Punya kemampuan merespon/ mengomentari dan menganalisis naskah.

8) Punya kepekaan yang baik terhadap nilai-nilai moral dan sosial

9) Punya semangat baca yang menggebu-gebu, tidak pembosan, bisa

memanfaatkan setiap waktu untuk kegiatan membaca disamping

kegiatan lain.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

21

10) Punya kreatifitas dan daya mengolahkembangkan apa-apa yang

dibacanya dalam ekspresi lisan dan tulis. Jadi, tidak semata konsumtif

dan reproduktif.

j. Kendala-kendala dalam Membaca

St. Y Slamet (2007: 92) mengatakan bahwa, kegiatan membaca

tidak dengan sendirinya selalu berjalan dengan lancar namun ada kendala-

kendala yang merintangi. Kendala-kendala yang sering terjadi dan

melanda itu meliputi:

1) Sikap mental yang menganggap bahwa banyak membaca tidak ada

bedanya dengan sedikit membaca, tidak ada pengaruhnya dalam

berbagai kegiatan hidup.

2) Sikap asing orang-orang tertentu terhadap mereka yang rajin membaca

dengan menyebut mereka sebagai kutu buku, sebagai kelompok orang-

orang bermental priyayi yang kurang mempunyai etos kerja.

3) Langkanya buku-buku, mahalnya buku-buku sehingga tidak terjangkau

oleh kalangan menengah ke bawah, ketidaklengkapan buku-buku di

perpustakaan, prosedur peminjaman yang rumit, pelayanan

perpustakaan yang kurang simpatik.

4) Rendahnya kompetensi bahasa dan tingkat pemahaman membaca.

5) Budaya santai dan mental menerabas, orang berambisi cepat sukses

tanpa mau bersusah-payah. Akibatnya jalan yang ditempuh bukanlah

ketekunan belajar dan bekerja keras melainkan politik Machiavelli

(menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan)

k. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Menurut Suharsimi Arikunto (1999: 3) evaluasi (evaluation)

mempunyai arti menilai, tetapi dilakukan dengan cara mengukur terlebih

dahulu. Sedangkan menurut St. Y Slamet (2008: 107), evaluasi juga

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

22

disebut dengan penilaian, yaitu suatu alat atau kegiatan untuk mengukur

tingkat keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam pembelajaran bahasa,

evaluasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan tes dan non tes.

Kedua cara ini dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data

tentang anak yang dinilai. Penentuan tentang tes atau nontes berkaitan

dengan tujuan penilaian dan informasi yang hendak dicari. Teknik tes

biasanya digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan

kemampuan kognitif anak. Sedangkan teknik nontes digunakan untuk

menjaring data tentang kemampuan psikomotorik, afektif dan lain-lain

yang tidak secara langsung berkaitan dengan kemampuan kognitif anak.

Tujuan pembelajaran membaca di Sekolah Dasar terutama

ditekankan pada kemampuan membaca teknik yang masih terbatas pada

kewajaran lafal dan intonasi. Melalui pembelajaran membaca, diharapkan

anak dapat menyuarakan tulisan dengan lafal dan intonasi yang wajar.

Yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi pembelajaran membaca

ialah sebagai berikut:

1) Ketepatan menyuarakan tulisan,

2) Kewajaran lafal

3) Kewajaran intonasi

4) Kelancaran

Untuk memudahkan guru dalam penilaian membaca, bisa dibuat

form yang berbentuk kolom seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Aspek penilaian membaca

Nama

Siswa

Aspek Penilaian Siswa

Jumlah Lafal Intonasi Ketepatan Kelancaran

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

23

Tiap-tiap butir di atas diukur dengan rentangan nilai yang ditentukan

misalnya;

1) Pelafalan : 1 – 3

2) Intonasi : 1 – 3

3) Kelancaran : 1 – 2

4) Ketepatan : 1 - 2

Nilai tertinggi yang dapat dicapai anak adalah 10, dan nilai yang terendah

yaitu 4.

l. Pembelajaran Membaca Huruf Jawa

Menurut Puji Santosa (2008: 3.19), pembelajaran membaca di SD

diselenggarakan dalam rangka pengembangan kemampuan membaca yang

mutlak harus dimiliki oleh setiap warga negara agar dapat

mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran di SD,

siswa diharapkan memperoleh dasar-dasar kemampuan membaca

disamping kemampuan menulis dan membaca, serta kemampuan esensial

lainnya. Dengan dasar kemampuan itu, siswa dapat menyerap berbagai

pengetahuan yang sebagian besar disampaikan melalui tulisan.

Mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar

sangat beragam, salah satunya adalah mata pelajaran bahasa Jawa. Bahasa

Jawa termasuk dalam mata pelajaran muatan lokal karena termasuk dalam

pelajaran bahasa daerah dimana tiap-tiap daerah itu memiliki bahasa yang

berbeda-beda. Materi bahasa Jawa di kelas IV SD meliputi wacana (cerita

berbahasa Jawa), geguritan, wayang, tembang macapat dan Aksara Jawa

(Huruf Jawa). Dari sekian banyak materi tersebut, peneliti hanya

mengambil huruf Jawa sebagai bahan penelitian. Huruf Jawa itu hingga

kini tetap digunakan untuk pelajaran di sekolah-sekolah. Dalam

pembelajaran menulis huruf Jawa dikenal ada Aksara Jawa, Pasangan dan

Sandhangan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

24

1) Legenda Hanacaraka

Abjad Jawa dikaitkan dengan Hanacaraka, sebuah lagenda

mengenai dua orang pahlawan bernama Dora dan Sambada yang

bertarung. Keduanya adalah hamba Raja Aji Saka yang menurut kisah

berasal dari India dan membawa kebudayaan ke Jawa. Berikut ini

adalah legenda huruf Jawa:

Pada jaman dahulu, di Pulau Majethi hidup seorang satria

tampan bernama Ajisaka. Selain tampan, Ajisaka juga berilmu tinggi

dan sakti mandraguna. Sang Satria mempunyai dua orang punggawa,

Dora dan Sembada namanya. Kedua punggawa itu sangat setia kepada

pemimpinnya, sama sekali tidak pernah mengabaikan perintahnya.

Pada suatu hari, Ajisaka berkeinginan pergi berkelana meninggalkan

Pulau Majethi. Kepergiannya ditemani oleh punggawanya yang

bernama Dora, sementara Sembada tetap tinggal di Pulau Pulo

Majethi, diperintahkan menjaga pusaka andalannya. Ajisaka berpesan

bahwa Sembada tidak boleh menyerahkan pusaka tersebut kepada

siapapun kecuali kepada Ajisaka sendiri. Sembada menyanggupi akan

melaksanakan perintahnya.

Pada masa itu di tanah Jawa terdapat negara yang terkenal

makmur, tertib, aman dan damai, yang bernama Medhangkamulan.

Rajanya bernama Prabu Dewatacengkar, seorang raja yang luhur

budinya serta bijaksana. Pada suatu hari, juru masak kerajaan

mengalami kecelakaan, jarinya terbabat pisau hingga terlepas. Ki Juru

Masak tidak menyadari bahwa potongan jarinya tercebur ke dalam

hidangan yang akan disuguhkan kepada Sang Prabu. Ketika tanpa

sengaja memakan potongan jari tersebut, Sang Prabu serasa menyantap

daging yang sangat enak, sehingga ia mengutus Sang Patih untuk

menanyai Ki Juru Masak. Setelah mengetahui bahwa yang disantap

tadi adalah daging manusia, sang Prabu lalu memerintahkan Sang

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

25

Patih agar setiap hari menghaturkan seorang dari rakyatnya untuk

santapannya. Sejak saat itu Prabu Dewatacengkar mempunyai

kegemaran yang menyeramkan, yaitu menyantap daging manusia.

Wataknya berbalik seratus delapan puluh derajat, berubah menjadi

bengis dan senang menganiaya. Negara Medhangkamulan berubah

menjadi wilayah yang angker dan sepi karena rakyatnya satu persatu

dimangsa oleh rajanya, sisanya lari menyelamatkan diri. Sang Patih

pusing memikirkan keadaan, karena sudah tidak ada lagi rakyat yang

bisa dihaturkan kepada rajanya.

Pada saat itulah Ajisaka bersama Dora tiba di

Medhangkamulan. Heranlah Sang Satria melihat keadaan yang sunyi

dan menyeramkan itu, lalu ia mencari tahu penyebabnya. Setelah

mendapat keterangan mengenai apa yang sedang terjadi di

Medhangkamulan, Ajisaka lalu menghadap Rekyana Patih,

menyatakan kesanggupannya untuk menjadi santapan Prabu

Dewatacengkar. Pada awalnya Sang Patih tidak mengizinkan karena

merasa sayang bila Ajisaka yang tampan dan masih muda harus

disantap Sang Prabu, namun Ajisaka sudah bulat tekadnya, sehingga

akhirnya ia pun dibawa menghadap Sang Prabu. Sang Prabu tak habis

pikir, mengapa orang yang sedemikian tampan dan masih muda mau

menyerahkan jiwa raganya untuk menjadi santapannya. Ajisaka

mengatakan bahwa ia rela dijadikan santapan sang Prabu asalkan ia

dihadiahi tanah seluas ikat kepala yang dikenakannya. Di samping itu,

harus Sang Prabu sendiri yang mengukur wilayah yang akan

dihadiahkan tersebut. Sang Prabu menyanggupi permintaannya.

Ajisaka kemudian mempersilakan Sang Prabu menarik ujung ikat

kepalanya. Sungguh ajaib, ikat kepala itu seakan tak ada habisnya.

Sang Prabu Dewatacengkar terpaksa semakin mundur dan semakin

mundur, sehingga akhirnya tiba ditepi Laut Selatan. Ikat kepala

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

26

tersebut kemudian dikibaskan oleh Ajisaka sehingga Sang Prabu

terlempar jatuh ke laut. Seketika wujudnya berubah menjadi buaya

putih. Ajisaka kemudian menjadi raja di Medhangkamulan.

Setelah dinobatkan menjadi raja Medhangkamulan, Ajisaka

mengutus Dora pergi kembali ke Pulo Majethi menggambil pusaka

yang dijaga oleh Sembada. Setibanya di Pulau Majethi, Dora

menemui Sembada dan menjelaskan bahwa ia diperintahkan untuk

mengambil pusaka Ajisaka. Sembada tidak mau memberikan pusaka

tersebut karena ia berpegang pada perintah Ajisaka ketika

meninggalkan Majethi. Sembada yang juga melaksanakan perintah

Sang Prabu memaksa meminta agar pusaka tersebut diberikan

kepadanya. Akhirnya kedua punggawa itu bertempur. Karena

keduanya sama-sama sakti, peperangan berlangsung seru, saling

menyerang dan diserang, sampai keduanya sama-sama tewas.

Kabar mengenai tewasnya Dora dan Sembada terdengar oleh

Sang Prabu Ajisaka. Ia sangat menyesal mengingat kesetiaan kedua

punggawa kesayangannya itu. Kesedihannya mendorongnya untuk

menciptakan aksara untuk mengabadikan kedua orang yang

dikasihinya itu, yang bunyinya adalah sebagai berikut:

Ha Na Ca Ra Ka

ada utusan

Da Ta Sa Wa La

saling berselisih pendapat

Pa Dha Ja Ya Nya

sama-sama sakti

Ma Ga Ba Tha Nga

sama-sama menjadi mayat

Legenda ini diceritakan pada anak-anak yang baru belajar abjad

Jawa untuk hiburan dan memudahkan ingatan.

(http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda)

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

27

2) Abjad

a) Huruf

Menurut Gorys Keraf (1984: 46), “huruf adalah lambang

atau gambaran dari bunyi.” Tulisan Jawa merupakan abjad suku

kata, bermakna bahwa setiap unit terkecil (huruf) adalah suku kata

(terdiri dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal iringan).

Suku kata ini boleh diubah sesuai dengan tanda-tanda yang

dinamakan oleh orang Jawa sebagai sandhangan.

(http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda)

R.T Suryadipura (2008: 10) mengatakan bahwa huruf jawa

nglegena berarti huruf Jawa yang telanjang, maksudnya yang

belum diberi/mendapat tambahan sandhangan.

Istilah lain huruf Jawa nglegena ialah aksara carakan.

Darusuprapta at al (1996: 5) mengemukakan bahwa carakan yang

digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri atas

20 aksara pokok yang bersifat silabik (kesukukataan). Huruf

tersebut tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Aksara Jawa (carakan)

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

28

b) Pasangan

Pasangan membolehkan penggabungan beberapa konsonan

untuk membentuk suku kata baru. Contohnya, na dan pasangan da

boleh digabungkan untuk membentuk suku kata nda. Setiap huruf

asas Jawa mempunyai pasangannya yang ditulis di bawah atau

sejajar dengan huruf berikutnya.

(http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda)

R.T Suryadipura (2008: 29) mengatakan bahwa aksara

pasangan ialah huruf Jawa seperti halnya carakan, yang jumlahnya

juga 20 buah, tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Pasangan dapat

diartikan sebagai “setelan”, karena setiap huruf Jawa mempunyai

pasangan sendiri-sendiri. Fungsi huruf pasangan ada 2 yaitu; untuk

menghilangkan tanda pangkon sekaligus untuk sedikit menghemat

tempat, dan untuk mematikan (menjadikan konsonan) huruf di

depan atau di atasnya.

Pasangan huruf Jawa tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Pasangan Huruf Jawa

c) Aksara murda

Setengah huruf dalam abjad Jawa mempunyai bentuk khas

yang disebut aksara murda. Aksara murda digunakan sebagai

tanda kesantunan, contohnya dalam nama gelaran, nama orang,

nama tempat, dan nama pemerintah. Darusuprapta at al (1996: 13)

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

29

mengemukakan bahwa aksara murda jumlahnya terbatas, tidak

semua aksara yang terdaftar dalam carakan ada aksara murdanya.

Oleh karena itu pemakaian aksara murda tidak identik dengan

pemakaian huruf kapital di dalam ejaan latin. Aksara murda,

berserta pasangannya tertera pada tabel 5.

Tabel 5. Aksara Murda dan Pasangannya

d) Aksara swara

Aksara swara (huruf vokal) ialah huruf khas yang

berfungsi sebagai huruf vokal yang menjadi suku kata. Aksara

suara berjumlah lima buah. Ia biasanya digunakan pada kata asing

untuk mempertegas pelafalannya. Aksara swara tidak mempunyai

pasangan. Aksara suara dapat diberi sandhangan wighyan, layar

dan cecak (Darusuprapta at al, 1996: 13). Aksara swara tertera

pada tabel 6.

Tabel 6. Aksara Swara

e) Aksara rékan

Aksara rékan (huruf rekaan) ialah huruf-huruf yang

ditambah untuk menampung penyerapan kata-kata Arab. Huruf-

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

huruf ini dicipta dengan menambah

huruf-huruf yang sedia ada. Terdapat tujuh

masing mempunyai pasangan terter

Tabel 7. Aksara Rekan

f) Huruf-huruf

Antara huruf

ialah:

Pa cerek

/rǝ/

nga lelet

3) Sandhangan

Darusuprapta at al (1996: 5)

sandhangan ialah tanda yang

dalam tulisan Jawa. Di dalam tulisan Jawa, aksara yang tidak

mendapat sandhangan

dan vokal. Istilah

(http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda

bunyi suku kata. Terdapat bermacam

tulisan Jawa. Sandhangan

30

huruf ini dicipta dengan menambah cecak telu (tiga titik) pada

huruf yang sedia ada. Terdapat tujuh aksara rékan, m

masing mempunyai pasangan tertera pada tabel 7.

Aksara Rekan dan Pasangannya

huruf Lain

Antara huruf-huruf lain yang terdapat dalam abjad Jawa

Pa cerek - untuk bunyi re

nga lelet - untuk bunyi le /lǝ/

Darusuprapta at al (1996: 5) mengemukakan bahwa

ialah tanda yang dipakai sebagai pengubah bunyi di

dalam tulisan Jawa. Di dalam tulisan Jawa, aksara yang tidak

sandhangan diucapkan sebagai gabungan antara konsonan

dan vokal. Istilah sandhangan

http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda) ialah tanda yang mengubah

bunyi suku kata. Terdapat bermacam-macam jenis sandhangan

Sandhangan terbagi kepada tiga kategori:

(tiga titik) pada

, masing-

huruf lain yang terdapat dalam abjad Jawa

mengemukakan bahwa

dipakai sebagai pengubah bunyi di

dalam tulisan Jawa. Di dalam tulisan Jawa, aksara yang tidak

diucapkan sebagai gabungan antara konsonan

dalam

ialah tanda yang mengubah

sandhangan dalam

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

1. sandhangan swara

2. sandhangan panyigeging wanda

3. sandhangan wyanjana

a) Sandhangan swara

Sandhangan swara

kepada suku kata. Ia digunakan untuk membatalkan bunyi asal /a/

dalam suku kata dan menggantikannya dengan vokal lain,

umpamanya

wulu -

suku -

pepet -

taling

taling tarung

Contohnya,

b) Sandhangan panyigeging wanda

Sandhangan panyigeging wanda

kata dengan bunyi konsonan.

layar -

wignyan

cecak

patèn

huruf lainnya.

Contohnya,

kemudian ha

ha dengan cecek

31

sandhangan swara

sandhangan panyigeging wanda

sandhangan wyanjana

Sandhangan swara

Sandhangan swara ialah tanda yang bertindak sebagai "baris"

kepada suku kata. Ia digunakan untuk membatalkan bunyi asal /a/

dalam suku kata dan menggantikannya dengan vokal lain,

umpamanya /i/ dan /u/. Terdapat lima jenis sandhangan swara

- untuk bunyi /i/

untuk bunyi /u/

- untuk bunyi /ǝ/

- untuk bunyi /e/

taling tarung - untuk bunyi /o/

Contohnya, ha dengan wulu menghasilkan suku kata /hi/.

Sandhangan panyigeging wanda

Sandhangan panyigeging wanda digunakan untuk mengakhiri suku

kata dengan bunyi konsonan.

- untuk bunyi /r/

wignyan - untuk bunyi /h/

- untuk bunyi ng /ŋ/

atau pangkon - untuk 'membunuh' bunyi pada sebuah huruf

huruf lainnya.

Contohnya, ha dengan layar menghasilkan suku kata /har/,

ha dengan wignyan menghasilkan suku kata /hah/, lalu

cecek menghasilkan suku kata /hang/. Lalu ha

ialah tanda yang bertindak sebagai "baris"

kepada suku kata. Ia digunakan untuk membatalkan bunyi asal /a/

dalam suku kata dan menggantikannya dengan vokal lain,

sandhangan swara:

digunakan untuk mengakhiri suku

untuk 'membunuh' bunyi pada sebuah huruf-

menghasilkan suku kata /har/,

dengan wignyan menghasilkan suku kata /hah/, lalu

ha dan na

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

dengan patèn

dan nga tidak boleh diikuti dengan patèn.

c) Sandhangan wyanjana

Sandhangan wyanjana

konsonan.

cakra

cakra keret

dan pepet

péngkal

Contohnya,

Beberapa

digabungkan sekali untuk menghasilkan suku kata yang lebih

rumit. Contohnya,

untuk menghasilkan suku kata /kri

32

patèn menghasilkan suku kata /han/. Sementara itu

tidak boleh diikuti dengan patèn.

Sandhangan wyanjana

Sandhangan wyanjana digunakan untuk menggabungkan bunyi

- untuk bunyi /r/

cakra keret - untuk bunyi /re/, sebagai pengganti gabungan

pepet

péngkal - untuk bunyi /y/

Contohnya, ka dengan cakra menghasilkan suku kata kra.

Beberapa sandhangan dari kategori yang berbeda boleh

digabungkan sekali untuk menghasilkan suku kata yang lebih

rumit. Contohnya, ka, wulu, cakra dan cecak boleh digabungkan

untuk menghasilkan suku kata /kriŋ/ ("kring").

nghasilkan suku kata /han/. Sementara itu ha, ra

an bunyi

untuk bunyi /re/, sebagai pengganti gabungan cakra

a boleh

digabungkan sekali untuk menghasilkan suku kata yang lebih

boleh digabungkan

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

33

4) Tanda baca

Tanda baca huruf Jawa tertera pada tabel 8.

Tabel 8. Tanda Baca Huruf Jawa

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hanacaraka)

2. Hakikat Model Quantum Learning

a. Latar Belakang Quantum Learning Learning

Menurut Sugianto (2008:63) tokoh utama di balik Quantum

Learning adalah Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang

kemudian terjun dibidang bisnis properti dan keuangan, dan setelah semua

bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah

perintis, pencetus, dan pengembang utama Quantum Learning. Semenjak

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

34

tahun 1982, DePorter mematangkan dan mengembangkan Quantum

Learning di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di

California. DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan

gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di SuperCamp

selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980-an.

Pada tahap awal perkembangkannya, Quantum Learning terutama

dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan

karier para remaja di rumah, tidak dimaksudkan sebagai metode dan

strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah.

Lambat laun, orang tua para remaja juga meminta pada DePorter untuk

mengadakan program-program Quantum Learning bagi mereka. “Mereka

telah melihat hal yang telah dilakukan Quantum Learning pada anak-anak

mereka, dan mereka ingin belajar dan menerapkan teknik dan prinsip yang

sama dalam hidup dan karier mereka sendiri”. Hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya Quantum Learning merupakan falsafah dan metodologi

pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi

pengajaran di sekolah.(Sugianto, 2008: 63)

Menurut Martin Meheut (2004) dalam

http://pdfcontact.com/ebook/jurnal-quantum-learning.html mengatakan

sebagai berikut:

Quantum Learning is a comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. It integrates research-based best practices in education into a unified whole, making content more meaningful and relevant to students' lives. Quantum Learning is about bringing joy to teaching and learning with ever-increasing 'Aha' moments of discovery. It helps teachers to present their content a way that engages and energizes students. This model also integrates learning and life skills, resulting in students who become effective lifelong learners – responsible for their own education. Menurut Martin Meheut di atas dijelaskan bahwa Quantum

Learning adalah sebuah model kesatuan yang meliputi teori pembelajaran

dan implementasi ruang kelas saat ini. Quantum Learning memadukan

penelitian berdasarkan praktek mengajar terbaik dalam pendidikan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

35

termasuk kesatuan yang menyeluruh, membuat isi pelajaran lebih

bermakna dan sesuai dengan kehidupan siswa. Quantum Learning

membuat belajar mengajar menjadi menyenangkan. Hal ini membuat

siswa sangat bersemangat dalam belajar. Model ini juga memadukan

pembelajaran dan kemampuan serta menghasilkan siswa yang aktif dalam

belajar.

Menurut DePorter (2006: 15) Quantum Learning adalah

seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah

dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning

pertama kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan

rasa percaya diri, kemampuan belajar, dan kemampuan berkomunikasi

dalam lingkungan yang menyenangkan. Quantum Learning didefinisikan

sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua

kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum

adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau

sudah biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh kita secara materi di ibaratkan

sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak

mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi

cahaya.

Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik

yang berkebangasaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang

disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah

bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan

setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada

beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif

yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam

kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media

pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan

informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih (DePorter 2006: 14).

Menurut De Porter (2006: 16) Quantum Learning menggabungkan

sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

36

neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri.

Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan

strategi belajar yang lain seperti:

1) Teori otak kanan atau kiri.

2) Teori otak 3 in 1.

3) Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik).

4) Teori kecerdasan ganda.

5) Pendidikan holistic (menyeluruh).

6) Belajar berdasarkan pengalaman.

7) Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning).

8) Simulasi atau permainan.

Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna

apabila ada interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi,

kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang

tidak monoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi

ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar. Menurut De

Porter (2006: 12) dengan belajar menggunakan Quantum Learning akan

didapatkan berbagai manfaat yaitu:

1) Bersikap positif.

2) Meningkatkan motivasi.

3) Kemampuan belajar seumur hidup.

4) Kepercayaan diri.

5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.

Menurut DePorter dalam http://www.learningforum.com, menyatakan

bahwa:

The perpetual question facing our education system is how to improve students' academic performance on standardized tests, enhance teachers' instructional techniques and increase student achievement overall. What's working and by what evidence?

A recent study, Quantum Learning's Impact on Achievement in Multiple Settings, was completed by William Benn. Benn, an External Evaluator for Program Improvement Schools, approved

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

37

by the California Department of Education, studied the impact of the Quantum Learning model on 18 schools in four states.

The schools were chosen for their degree of commitment to Quantum Learning. All had implemented Quantum Learning over a number of years with a majority of their staff participating. High implementation and 'buy-in' from staff is a key component that correlates to the success of any method.

In all 18 schools, Benn's study found that the Quantum Learning model demonstrated a consistent pattern of positive impact on student achievement. These outstanding results ranged from statistically and educationally significant gains in reading, mathematics, writing to more comprehensive measures of core academic achievement. Students whom attend schools that use the Quantum Learning model show a pattern of greater achievement than comparison sample students that have not been taught these strategies. (http://www.learningforum.com)

Menurut DePorter dalam http://www.learningforum.com di atas

dijelaskan bahwa pertanyaan tiada henti tentang sistem pendidikan kita

adalah bagaimana meningkatlkan prestasi akademik siswa pada tes yang

berstandar, bagaimana teknik intruksionalnya dan bagaimana

meningkatkan prestasi siswa secara keseluruhan, apa yang perlu

dikerjakan dan dengan bukti apa. Seorang peneliti yang bernama William

Benn dalam studi atau penelitiannya tentang “Quantum Learning’s Impact

on Achievement in Multiple setting”, telah meneliti dan mempelajari

dampak dari Quantum Learning pada18 sekolah di 4 negara bagian.

Hasilnya dari 18 sekolah tersebut, menunjukkan bahwa model

Quantum Learning memberlakukan pola pengaruh positif yang konsisten

terhadap prestasi yang konsisten terhadap prestasi siswa. Hasil yang

memuaskan bergerak dari perolehan yang dicapai secara statistik dan

signifikan dalam bidang membaca, matematika, menulis dan lain-lain.

Siswa-siswa yang datang ke sekolah yang menerapkan model Quantum

Learning, menunjukkan pola prestasi yang lebih besar dibandingkan

dengan siswa yang tidak belajar dengan model pembelajaran tersebut.

Suyatno (2009:40), telah mengeksplorasi dan mengolaborasi antara

model Quantum Learning dalam pendidikan melalui QLC (Quantum

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

38

Learning Camp) di Surabaya selama enam kali. Hasilnya 86% peserta

menyatakan bahwa dalam dirinya terdapat perubahan terdapat perubahan

kesadaran diri dalam pemercepatan belajar. Mereka rata-rata menganggap

bahwa dirinya terlibat penuh dalam pelatihan sehingga dapat menemukan

sesuatu secara tidak sadar. Mereka termotivasi secara kuat sehingga

mampu memberikan gagasan yang maksimal.

Menurut Sarah Singer dari hasil penelitiannya dalam

http://scholar.google.co.id/scholar?q=international+journal+of+quantum+l

earning&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart ( diakses 14 April 2010),

mengatakan bahwa:

2047 student population (37% low income, 46% African-American, 13% Caucasian, 4% other) 452 faculty. Approximately 60 teachers and 600 students were involved in the Quantum Learning Pilot Program. intervention data indicated increased student learning, attendance, and improved attitude toward school. Students also showed increased math and reading skills, both on standardized tests and class grades. Post intervention data also revealed improved teachers effectiveness and satisfaction.

Dari penelitian Sarah Singer tersebut diatas, dijelaskan bahwa, dari

populasi siswa yang berjumlah 2047 (37% dari keluarga berpenghasilan

rendah, 83% bangsa Afrika, Amerika, 13 % bangsa atau Suku Kaukasia,

4% dari yang lainnya) yang terdiri dari 452 fakultas. Kira-kira 60 tenaga

pengajar dan 600 siswa terlbat dalam program percontohan Quantum

Learning, data yang ada menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran

pada siswa, kehadiran, dan peningkatan perilaku siswa terhadap sekolah.

Pada murid juga menunjukkan peningkatan minat terhadap keterampilan

di bidang matematika dan membaca, baik itu dalam tes yang dilakukan

maupun dalam tingkat kelas. Data terakhir juga menyatakan adanya

peningkatan keefektifan dan kepuasan guru.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

39

b. Dasar Teori Quantum Learning Learning

Menurut DePorter (2006:16) Quantum Learning sesungguhnya

merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan

psikologi kognitif dan pemprograman neurologi/neurolinguistik yang jauh

sebelumnya sudah ada. Di samping itu ditambah dengan pandangan-

pandangan pribadi dan temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter

ketika mengembangkan konstruk awal Quantum Learning. Hal ini diakui

sendiri oleh DePorter. Selanjutnya DePorter menyatakan Quantum

Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan

Program Neurolinguistik (NLP) dengan teori, keyakinan, dan metode kami

sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori

dan strategi belajar yang lain, seperti: 1) Teori otak kanan/kiri, 2) Teori

otak triune (3 in 1), 3) Pilihan modalitas (visual,auditorial, dan kinestetik),

4) Teori kecerdasan ganda, 5) Pendidikan holistik (menyeluruh), 6)

Belajar berdasarkan pengalaman, 7) Belajar dengan symbol, 8)

Simulasi/permainan (DePorter, 2006:16)

Ada bermacam-macam dasar pandangan dan pikiran yang menjadi

landasan Quantum Learning. Berbagai akar pandangan dan pikiran itu

diramu, bahkan disatukan dalam sebuah model teoritis yang padu dan utuh

hingga tidak tampak lagi asalnya dan pada gilirannya model teoritis

tersebut diujicobakan secara sistematis sampai ditemukan bukti-bukti

empirisnya (Sugianto, 2008:69)

Di antara berbagai pandangan dan pikiran yang menjadi landasan

Quantum Learning yang dikemukakan DePorter di atas, tidak dapat

dipungkiri bahwa pandangan-pandangan teori sugestologi atau

pembelajaran akseleratif Lozanov, teori kecerdasan ganda Gardner, teori

pemrograman Neurolinguistik (NLP) Grinder dan Bandler, dan

pembelajaran eksperensial (berdasakan pengalaman) Hahn, serta temuan-

temuan mutakhir neurolinguistik mengenai peranan dan fungsi otak kanan

mendominasi atau mewarnai secara kuat sosok (profil) Quantum Learning.

Teori kecerdasan ganda, teori pemrogaman neurolinguistik, dan temuan-

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

40

temuan mutakhir neurolinguistik sangat berpengaruh terhadap pandangan

dasar Quantum Learning mengenai kemampuan manusia selaku

pembelajar, khususnya kemampuan otak dan pikiran pembelajar.

c. Karakteristik Umum Quantum Learning Learning

Menurut Sugianto (2008: 69), Quantum Learning memiliki

karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya.

Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok Quantum

Learning adalah sebagai berikut:

a) Quantum Learning berpangkal pada psikologi kognitif, bukan

fisika quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep quantum

dipakai. Oleh karena itu pandangan tentang pembelajaran, belajar

dan pembelajar diturunkan, ditranformasikan, dan dikembangkan

dari berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum.

b) Quantum Learning lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-

empiris, hewan-istis, dan atau nativistis. Manusia selaku

pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan

pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini

dapat berkembang secara maksimal. Hadiah dan hukuman

dipandang tidak ada karena semua usaha yang dilakukan manusia

patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini

semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia

dilihat dalam perspektif humanistis.

c) Quantum Learning lebih bersifat konstruktivis. Quantum Learning

menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan

pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan

keberhasilan tujuan pembelajaran. Quantum Learning berupaya

menyinergikan dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia

selaku pembelajar dengan lingkungan.

d) Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Dapat

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

41

dikatakan bahwa interaksi telah menjadi kata kunci dan konsep

sentral dalam Quantum Learning. Karena itu pembelajran quantum

menekankan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi

interaksi yang bermutu dan bermakna.

e) Quantum Learning sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi. Segala sesuatu

yang menghalangi pemercepatan pembelajaranan harus

dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang

mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan

dikelola dengan baik.

f) Quantum Learning sangat menekankan kealamiahan dan

kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan

yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan

suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai dan menyenangkan,

sedang keartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana

tegang, kaku, dan membosankan.

g) Quantum Learning sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak

bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti

tujuan pembelajaran tidak tercapai.

h) Quantum Learning memiliki model yang memadukan konteks dan

isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang

menggairahkan atau mendukung, dan rancangan yang dinamis. Isi

pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang

lentur, kemampuan belajar untuk belajar dan kemampuan hidup.

Konteks dan isi ini tidak dapat dipisahkan dan saling mendukung

bagaikan bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni.

i) Quantum Learning memusatkan perhatian pada pembentukan

kemampuan akademis, kemampuan hidup, dan prestasi fisikal atau

material. Ketiganya harus diperhatikan dan dikelola secara

seimbang dan relatif sama dalam pembelajaran.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

42

j) Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan positif dalam diri

pembelajar.

k) Quantum Learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban. Karena itu dalam Quantum

Learning berkenbang ucapan “Selamat datang keberagaman dan

kebebasan, selamat tinggal keseragaman”.

l) Quantum Learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran

dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan

pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan

hasilnya lebih optimal.

d. Prinsip Utama Quantum Learning

Prinsip dapat berarti aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau

dikenal dan dapat pula sebagai aksioma, hukum atau doktrin fundamental.

Menurut Sugianto (2008:74) Prinsip utama Quantum Learning adalah

sebagai berikut:

a) Prinsip utama Quantum Learning berbunyi “ bawalah dunia

mereka (pembelajar) kedalam dunia kita (pengajar), dan antarkan

dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar). Prinsip

tersebut menuntut pengajar untuk memasuki dunia pembelajar

sebagai langkah pertama pembelajaran selain juga mengharuskan

pengajar untuk membangun jembatan otentik untuk memasuki

kehidupan pembelajar. Untuk itu, pengajar dapat memanfaatkan

pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembelajar sebagai titik

tolaknya. Dengan jalan ini pengajar akan mudah membelajarkan

pembelajar baik dalam bentuk memimpin, mendampingi dan

memudahkan pembelajar menuju kesadaran dan ilmu yang lebih

luas. Ini berarti dunia kita menjadi dunia bersama pengajar dan

pembelajar.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

43

b) Menurut DePorter (2006:20-40) dalam Quantum Learning juga

berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan

orkestra simfoni yang mempunyai struktur dasar kord. Struktur

dasar kord ini sebagai prinsip-prinsip dasar Quantum Learning,

yaitu:

(1) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara

Dalam Quantum Learning, segala sesuatu mulai lingkungan

pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan

ruang sampai sikap guru semuanya mengirim pesan tentang

pembelajaran.

(2) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan

Semuanya yang terjadi dalam proses pengubahan energi

menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang

tidak mempunyai tujuan. Baik pembelajar maupun pengajar

harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu

bertujuan.

(3) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan

Proses pembelajaran yang baik terjadi ketika pembelajar telah

mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna

untuk apa yang mereka pelajari.

(4) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran

Pada waktu melakukan setiap usaha, mereka patut memperoleh

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

Bahkan sekalipun mereka berbuat salah, perlu diberi

pengakuan atas usaha yang mereka lakukan.

(5) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula

dirayakan. Perayaan atas apa yang telah dipelajari dapat

memberikan balikan mengenai kemajuan dan meningkatkan

asosiasi emosi positif dengan pembelajaran. Selain perayaan

juga harus ada penguatan. Menurut Muh. Uzer Usman (1995:

81) penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif

terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk

meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran,

merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

44

meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku

siswa yang produktif.

(6) Dalam Quantum Learning juga berlaku prinsip bahwa

pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.

Keunggulan bahkan dipandang sebagai fondasi quantum. Ada 8

ciri keunggulan dalam pembelajaraan quantum, yaitu:

(a) Terapkanlah hidup dalam integritas

(b) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

(c) Berbicaralah dengan niat baik

(d) Tegaskanlah komitmen

(e) Jadilah pemilik

(f) Tetaplah lentur

(g) Pertahankanlah keseimbangan

e. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara:

1) Kekuatan Ambak

Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental

antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter, 2006:

49). Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan

adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada.

Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan

memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari

suatu materi. Sesuai dengan istilah “ing madya mangun karsa”,

bahwa guru peranan guru sebagai motivator sangat penting artinya

dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan dan

kegiatan belajar siswa (Sardiman, 2009: 145)

2) Penataan lingkungan belajar

Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan

lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

45

belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga

dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.

3) Memupuk sikap juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu

dalambelajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan

untuk memberikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam

belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum

mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa

akan lebih dihargai.

4) Bebaskan gaya belajarnya

Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya

belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam

Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam

belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar

saja. Kebebasan bukan berarti siswa bebas melakukan apa saja di

dalam kelas, tetapi juga perlu adanya kontrak belajar yang disusun

dalam suatu susunan suatu format kesepakatan siswa dan guru.

Cara ini dapat menumbuhkan tanggung jawab personal dan

mengembangkan kebiasaan belajar mandiri (Oemar Hamalik, 2009:

105).

5) Membiasakan mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika

sang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa

mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan

bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa

itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan

simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu

sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan. Menurut Tony

Buzan (2002:167), sebuah catatan untuk mengingat perlu dibuat

yang yang menarik sesuai dengan prinsip ingatan, yaitu perlu

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

46

dibuat peta pikiran yang dibuat oleh masing-masing individu yang

bersangkutan.

6) Membiasakan membaca

Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena

dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata,

pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah.

Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik

buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.

7) Jadikan anak lebih kreatif

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan

senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan

mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

8) Melatih kekuatan memori anak

Menurut Mark K. Smith, dkk (2009: 15), memori menjadi salah

satu konsep paling penting dalam pembelajaran, jika segala hal

tidak bisa diingat, maka tidak akan ada pembelajaran yang bisa

berlangsung. Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar

anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan

memori yang baik.

f. TANDUR sebagai Kerangka Perencanaan Model Quantum Learning

Menurut DePorter (2005:10), untuk memudahkan mengingatnya

dan untuk keperluan konstruksional Quantum Learning dikenal dengan

konsep TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami,

Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Unsur-unsur ini

membentuk basis struktur yang melandasi model Quantum Learning.

Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat

pada setiap pelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam

budayanya, jika pada guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau

nilai-nilai pembelajaran model Quantum Learning. Kerangka ini juga

memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih dan

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

47

menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan akhirnya dapat

mencapai kesuksesan belajar.

Kerangka pembelajaran TANDUR adalah sebagai berikut:

1) Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan

keingintahuan mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang

materi yang akan kita ajarkan.

2) Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan

untuk mengetahui

3) Namai : Berikan data tepat saat minat memuncak mengenalkan

konsep-konsep pokok dan materi pelajaran.

4) Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi

5) Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan

melalui pertanyaan post tes, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar

hasil belajar. Menurut Abin Syamsuddin (2004: 342) untuk anak yang

berkesulitan belajar dapat dilakukan model pengajaran remedial

(remedial teaching) dan dengan bimbingan dan konseling ( guidance

and counseling)

6) Rayakan: Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.

Perayaan menambah belajar dengan asosiasi positif

g. Penerapan TANDUR dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa

1. Tumbuhkan : Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan

mereka, buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan

kita ajarkan. Ajak siswa menyanyikan lagu “Ayo Maca Jawa”, kemudian

guru bisa mendongengkan legenda huruf Jawa. Dan guru juga bisa

menayangkan macro mediaflash pembelajaran huruf Jawa.

2. Alami : Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan untuk

mengetahui. Guru memberi pertanyaan pada siswa tentang tulisan-tulisan

Jawa yang dipasang pada instansi-instansi tertentu.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

48

3. Namai : Berikan data tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-

konsep pokok dan materi pelajaran. Menyuruh siswa untuk menulis huruf

Jawa di bukunya masing-masing. Guru bisa menggunakan poster huruf

Jawa yang dipasang di papan tulis untuk membantu siswa.

4. Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan

pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Guru menyuruh siswa

berkelompok dan berdiskusi kemudian mempresentasikan hasilnya ke

depan kelas untuk membaca huruf jawa yang telah didiskusikan

sebelumnya.

5. Ulangi : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui

pertanyaan post tes, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar hasil

belajar. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru. Guru juga bisa memberikan semacam kuis atau cerdas cermat untuk

mengetahui kemampuan siswa membaca huruf jawa.

6. Rayakan: Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Perayaan

menambah belajar dengan asosiasi positif. Guru bisa memberikan pujian

atau tepuk tangan atau memberikan hadiah pada siswa yang mampu

membaca huruf jawa dengan baik.

B. Penelitian yang Relevan

1) Hermawan Widyastantyo (2007) melakukan penelitian yang berjudul

Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Mata Pelajaran IPA (SAINS) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari

Kabupaten Temanggung. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan

metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA (SAINS). Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-

rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I (53,97), siklus II (65,74)

peningkatan prosentase 11,77% dan siklus III (73,24) peningkatan prosentase

7,5%. Pembelajaran dengan menerapkan metode Quantum Learning

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

49

mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik sesuai dengan indikator

keberhasilan.

2) Mardiyati (2003) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Siswa dalam Membaca Huruf Jawa dengan Metode Pemberian

Tugas Latihan dan Resitasi. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa

kemampuan membaca huruf jawa siswa mengalami peningkatan setelah

menggunakan metode pemberian tugas latihan dan resitasi. Hal tersebut dapat

terbukti dari hasil perbandingan nilai rata-rata kelas siklus I dan siklus II

meningkat 0.31 atau sebesar 4,22%. Peningkatan kemampuan siswa dalam

membaca bacaan berhuruf Jawa ternyata dapat merubah tingkah laku siswa

terhadap pembelajaran membaca bacaan berhuruf Jawa, siswa menjadi aktif

dan senang menerima pembelajaran membaca huruf Jawa.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal siswa mengalami kesulitan dalam membaca huruf Jawa,

terbukti pada tes awal terdapat 68% siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM,

sehingga kemampuan membaca huruf Jawa siswa masih rendah. Hal ini terjadi

karena guru masih menggunakan metode yang konvensional dan kurang inovatif

dalam pembelajaran membaca huruf Jawa. Siswa lebih cepat merasa bosan dalam

pembelajaran.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa siswa. Diantara berbagai model

dalam pembelajaran, model Quantum Learning adalah suatu model yang

diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa

pada siswa. Melalui konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) yang melandasi Quantum Learning dapat

membawa siswa menjadi lebih tertarik dan berminat untuk belajar membaca huruf

Jawa. Pembelajaran dengan model Quantum Learning terbukti dapat

meningkatkan kemampuan membaca, menciptakan lingkungan belajar yang

efektif, memudahkan proses belajar, meningkatkan partisipasi siswa,

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

50

meningkatkan minat dan motivasi siswa belajar, serta melatih daya ingat dan

daya serap siswa dalam pembelajaran (DePorter, 2005:4)

Melalui konsep ini dapat dipastikan bahwa siswa akan mengalami

pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri,

dan akhirnya kemampuan membaca huruf Jawa pun akan meningkat.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini divisualisasikan pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : “Penggunaan

model Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa

pada siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali.

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

· Guru masih menggunakan

metode pembelajaran yang konvensional

· Guru kurang inovatif dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran guru menggunakan model Quantum Learning dengan konsep

TANDUR (Tmbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan)

Melalui model Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan

membaca huruf Jawa

· Kemampuan membaca huruf Jawa siswa rendah

· 68 % siswa mempunyai nilai di bawah KKM

Siklus I Indikator ketercapaian

kinerja sebesar 70 %

Siklus II Indikator ketercapaian kinerja

sebesar 75 %

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri I Sukorame, Musuk,

Boyolali. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Diantaranya

waktu, biaya dan keberadaan sampel untuk memudahkan peneliti memperoleh

data. Disamping itu tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2009/2010 selama 6 bulan, yakni mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Juni

2010. Tahap persiapan dilaksanakan pada Januari 2010, tahap pelaksanaan

dimulai bulan April-Mei dan penyusunan laporan pada Juni 2010. Waktu

penelitian tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

52

Tabel 9. Jadwal Kegiatan Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

NO

JENIS KEGIATAN

BULAN

Januari Februari

Maret April Mei Juni

A. Tahap Persiapan

1. Penyusunan Proposal

XXXX

2. Perbaikan Proposal XXX

3. Menyusun Instrumen

a. RPP XX

b. Lembar Observasi X X

c. Soal-soal X X

4. Perijinan, Koordinasi dengan Guru, dan Menyiapkan Peralatan

XXX

B. Aplikasi Tindakan

1. Siklus I XX

2. Siklus II XX

C. Pasca Tindakan

1. Analisis Data XX

XX

2. Menyusun Laporan XX

3. Pengajuan Laporan XX

XX

4. Seminar untuk Validasi Hasil

X

5. Perbaikan laporan XX

6. Penggandaan, Penjilidan dan Pengiriman Laporan

X

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

53

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung

tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk model yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK)

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu

sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

C. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I

Sukorame Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali tahu ajaran 2009/2010 semester

genap sebanyak 25 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas IV dan guru kelas IV

SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali.

2. Arsip nilai ulangan harian

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan model Quantum

Learning di kelas IV SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali

4. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

54

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

1. Teknik obsevasi langsung

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran

yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif

dan efisien pada pembelajaran berikutnya. Observasi dipusatkan pada kegiatan

siswa dan kegiatan guru kelas IV SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali

selama pembelajaran membaca huruf Jawa dengan menggunakan model

Quantum Learning.

2. Metode Dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian,

sejarah perkembangan SD Negeri I Sukorame, Musuk, Boyolali dan saat

proses pembelajaran berlangsung dilakukan pendokumentasian berupa foto.

3. Metode Tes

Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu,

berwujud pernyataan atau tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, sehingga

akan diketahui kuantitas dan kualitas sesuatu setelah dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan.

F. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:12) di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam

penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan

triangulasi metode.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data

yang sejenis bisa diperoleh dari nara sumber (manusia), dari kondisi lokasi,

dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari

sumber yang berupa catatan / arsip yang memuat catatan yang berkaitan

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

55

dengan data yang dimaksud. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data

perbandingan nilai mata pelajaran Bahasa Jawa dengan mata pelajaran lain

pada kurun waktu dua tahun terakhir dari Kepala Sekolah. Peneliti juga

mendapatkan data nilai ulangan harian membaca huruf Jawa siswa kelas IV,

selain itu juga beberapa informasi dari orang tua wali siswa kelas IV tentang

kemampuan membaca huruf Jawa anak-anaknya. Dengan cara ini data sejenis

bisa teruji kemantapan dan kebenarannya dari sumber data yang berbeda-beda.

2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian

dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh dari yang

diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut

hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat

validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penilitian ini adalah

model analisis interaktif (interactive model analysis). Analisis ini terdiri dari tiga

komponen utama, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data (display data), (3)

penarikan simpulan (verifikasi) dan refleksi (H.B. Sutopo, 2002: 91).

1. Reduksi Data

H.B. Sutopo (2002: 91) menjelaskan reduksi data merupakan proses

seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam

reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam bentuk data,

dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari

polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis,

ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan

dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data

yang diperoleh bila diperlukan.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

56

2. Penyajian Data (Display Data)

Menurut H.B. Sutopo (2002: 92), sajian data merupakan suatu rakitan

organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan

simpulan penelitian dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan

dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang

berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data

ini ditulis dalam paparan data.

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi), dan Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang

terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan.

Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara

bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus

I, dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai

dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Menurut H.B. Sutopo (2002: 96) proses analisis tersebut dapat

divisualisasikan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

H. Indikator Kinerja

pengumpulan data

sajian data reduksi data

penarikan simpulan/verifikasii

i

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

57

Menurut Sarwiji Suwandi (2008:70), indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah Meningkatnya kemampuan membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV

SDN I Sukorame berbasis Quantum Learning. Indikator penelitian ini bersumber

dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Jawa kelas IV serta Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 63.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan

membaca huruf Jawa siswa mencapai rata-rata kelas 63 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 63 mencapai 70 % .

Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan

membaca huruf Jawa siswa mencapai rata-rata kelas 63 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ mencapai 75 %

I. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam

bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

Quantum Learning.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Awal

1) Mengucapkan salam

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

58

2) Berdoa

3) Mengabsen siswa

4) Memeriksa kesiapan siswa belajar

5) Apersepsi:

Guru menyampaikan tujuan pembelajara, kemudian guru bercerita asal

mula adanya huruf Jawa ( dongeng legenda Ajisaka)

Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang huruf Jawa

Kegiatan Inti

1) Guru menayangkan slide Macromediaflash tentang pengenalan huruf

Jawa nglegena

2) Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama mengucapkan huruf

Jawa nglegena dengan benar

3) Dengan arahan guru, siswa disuruh menuliskan huruf Jawa nglegena

diudara

4) Guru menyuruh siswa menuliskannnya di buku

5) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

6) Setiap kelompok diberi 1 set huruf Jawa nglegena.

7) Siswa mendiskusikan bagaimana membaca huruf Jawa tersebut

8) Siswa mengkocok kartu tersebut kemudian mempresentasikan hasil

diskusinya

9) Hasil kerja kelompok dibahas bersama-sama

10) Guru mengadakan evaluasi individu

Kegiatan Akhir

1) Menarik kesimpulan pembelajaran

2) Memberikan nasihat-nasihat

3) Pembelajaran dibubarkan dengan mengucapkan yel-yel “aku bisa!”

bersama-sama

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

59

pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data

yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa

mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa

untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan.

2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Menentukan pokok bahasan

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

Quantum Learning.

4) Mengembangkan skenario pembelajaran

5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

6) Menyiapkan sumber belajar

7) Mengembangkan format evaluasi

8) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan model Quantum Learning

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model Quantum

Learning

4) Memantau perkembangan kemampuan membaca huruf Jawa pada

anak

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

60

pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data

yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa

mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa

untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

d. Tahap Refleksi

Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa dengan model Quantum

Learning pada siswa kelas IV.

Skema Penelitian Tindakan Kelas ini tertera pada gambar 3:

Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

159

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar

Secara geografis SD Negeri 1 Sukorame terletak di Dukuh Karangrejo Desa

Sukorame Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Sekolah ini berdiri tahun 1951

atas usaha Desa (SDUD). Letaknya sangat strategis, yaitu di pinggir jalan raya

Musuk-Boyolali, kurang lebih tiga kilometer dari pusat kota kabupaten, sehingga

transportasinya sangat mudah. Letak sekolah yang strategis ini mendukung

tercapainya informasi yang lebih cepat dan akurat.

SD Negeri 1 Sukorame merupakan sekolah penyelenggara pendidikan

inklusi. Hal ini yang menjadi strategi untuk mengembangkan SD Sukorame menjadi

sekolah yang unggul dan cukup menonjol di kabupaten Boyolali. Rintisan sebagai

sekolah inklusi sejak Tahun Pelajaran 2004/2005.

Kelebihan-kelebihan SD Negeri 1 Sukorame yang mungkin tidak terdapat di

sekolah lain yaitu gedung yang megah dan representatif, mendapatkan rehab DAK

(Dana Alokasi Khusus) Tahun 2008/2009, kelas sebanyak 6 kelas, ruang

perpustakaan, laboratorium komputer. Ruang Kelas Khusus (RKK) bagi anak

berkebutuhan khusus dan Mushola masih dalam tahap pembangunan juga ruang

perpustakaan yang baru yang lebih lengkap dan lebih memenuhi syarat sedang

dibangun. Selain itu terdapat beberapa kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan di

sekolah ini diantaranya ekstra pramuka, komputer, drum band, rebana, dan Seni

BTQ.

Proses pembelajaran selain menggunakan ruang kelas juga dengan

memanfaatkan teknologi layar LCD multimedia, dengan CD pembelajaran yang

lengkap. Meskipun belum setiap ruang kelas memiliki fasilitas ini, tetapi terdapat satu

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

160

ruangan khusus (laboratorium) yang dipergunakan sebagai ruang multimedia

(komputer, VCD, televisi, LCD, OHP). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

penyampaian materi juga mengakrabkan anak dengan teknologi informasi yang terus

berkembang.

1. Kurikulum

SD Negeri 1 Sukorame menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Sedangkan untuk anak berkebutuhan khusus selain

menggunakan kurikulum reguler (KTSP) juga menggunakan KTSP yang

dimodifikasi dan Program Pembelajaran Individual.

2. Ketenagaan

SD Negeri 1 Sukorame dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang

memiliki kualifikasi pendidikan S-1 dan sudah memiliki sertifikat pendidik, Guru

berjumlah delapan orang, 4 (empat) orang pendidikan S-1 ( satu diantaranya

sedang menempuh pendidikan S-2) dan 4 (empat) orang pendidikan D-2 PGSD,

dua diantaranya sedang menempuh pendidikan S-1. satu diantara delapan orang

gurunya sudah memiliki sertifikat pendidik, hal ini menjadi strategi kekuatan

untuk mengembangkan sekolah dari komponen ketenagaan

Jumlah guru kelas hanya 5 orang sehingga guru Pendidikan Agama Islam

masih merangkap menjadi guru Kelas II. Di sekolah ini juga tidak terdapat

tenaga admininstrasi/tata usaha atau tenaga perpustakaan, sehingga pekerjaan ini

dirangkap oleh guru kelas IV dan VI. Sedangkan guru kelas V merangkap

sebagai guru pembimbing khusus (GPK) sekaligus sebagai Manajer Inklusi. Hal

ini sesuai dengan kualifikasi pendidikannya yaitu sarjana Pendidikan Luar Biasa

(PLB). Daftar guru dan karyawan SD Negeri I Sukorame seperti tertera pada

table 10.

Tabel 10. Daftar Guru dan Karyawan SD Negeri 1 Sukorame

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

161

No Nama NIP Jabatan Tugas

tambahan

1. Mujiono, S.Pd. 196005041980121007 Kepala Sekolah

2. Sukiyadi, A.Ma.Pd 19530606 197701008 Guru Kelas I 3. Waidhi, A.Ma. 19521010 1978021008 Guru Kelas

II,GAI

4. Susilo Setyastuti, S.Pd 19591223 198012 2 002

Guru Kelas V

Manajer Inklusi

5. Rum Handayani, A.Ma.Pd 19600610 198201 2 010

Guru Kelas III

6. Kuswantiningsih,A.Ma.Pd

19650125 198405 2 001

Guru Kelas IV

Bendahara BOS

7. Th. Nurani Istiprijanti,S.Pd

19730516 199803 2 005

Guru Kelas VI

Perpustakaan

8. Sunardi 19580311 198908 1 001

Penjaga Sekolah

9. Ninuk Ruriawati, S.Pd - Guru Bhs. Inggris

Pramuka

10. Widiyanti, S.Pd.Jas - Guru Penjasorkes

Pramuka

3. Kesiswaan

SD Negeri 1 Sukorame pada Tahun Pelajaran 2008/2009 mempunyai 155

siswa, 12 siswa tercatat sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan jenis

gangguan kesulitan belajar dan lamban belajar.

Alasan yang mendasari animo masyarakat mengirimkan anak-anak mereka

belajar di SD Negeri 1 Sukorame diantaranya karena SD Negeri 1 Sukorame

terletak di pinggir jalan raya, gedungnya megah dengan fasilitas laboratorium

yang lengkap.

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

162

4. Prestasi

Prestasi yang pernah diraih SD Negeri 1 Sukorame sejak tahun 2005

sampai dengan 2009 antara lain di tingkat kecamatan Juara III Senam Kesegaran

Jasmani, Juara III MAPSI Putra, Juara II Mengarang Gizi Seimbang, Juara

Harapan I Perkemahan Pramuka, Juara 1 MAPSI Putra dan Juara I MAPSI (Seni

Rebana) sedangkan di tingkat kabupaten Juara II Seni Rebana, sebagai sekolah

inklusi, Juara I Harapan I Pentas Seni ABK Sekolah Inklusi se- Solo Raya oleh

PLB-FKIP UNS 2009.

5. Sarana Prasarana / Fasilitas

Untuk menunjang tercapainya tujuan sangat dibutuhkan adanya fasilitas

penunjang. Karena disadari bahwa keberhasilan suatu pendidikan berkorelasi

dengan ketersediaan fasilitas penunjang pelayanan pendidikan, meskipun faktor

lain seperti manajemen dan SDM memiliki andil yang tidak kalah pentingnya.

Menyadari hal itu maka SD Negeri 1 Sukorame berusaha secara bertahap

melengkapi fasilitas penunjang pelayanan pendidikan. Fasilitas penunjang yang

ada di SD Negeri 1 Sukorame ditunjukkan pada table 11.

Tabel 11. Fasilitas Penunjang yang Ada di SD Negeri 1 Sukorame.

No Ruang/fasilitas Jumlah Kondisi

1. Ruang Kelas 6 Baik

2. Lab. Komputer 1 Baik

3. Ruang UKS Siswa 1 Baik

4. Perpustakaan 1 Baik

5. Dapur 1 Baik

6. Gudang 1 Baik

7. Kamar Mandi Siswa 4 Baik

8. Kamar Mandi Guru dan Karyawan 2 Baik

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

163

9. Ruang Parkir Guru dan Karyawan 1 Baik

10. Ruang Guru dan Karyawan 1 Baik

a. Ruang Kelas

Kelas tempat belajar bagi siswa SD Negeri 1 Sukorame relatif baik.

SD Negeri 1 Sukorame memiliki 6 ruang kelas dengan ukuran 7 m x 7 m

dengan ventilasi dan penerangan yang cukup dan diisi rata-rata 26 siswa.

Masing-masing kelas dikelola oleh seorang guru wali kelas. Pada

Tahun Pelajaran 2008/2009 di setiap kelas terdapat 2 orang siswa dengan

berkebutuhan khusus.

b. Laboratorium Komputer

Ruang Komputer berguna untuk media pembelajaran agar lebih

efektif dan tidak monoton di kelas saja. Ruangan ini berisi 8 (delapan) unit

komputer dan perlengkapannya, TV, DVD Player, OHP, Sound system dan

perlengkapannya. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan siswa bisa

mengenal dan mengikuti perkembangan teknologi. Selain ruangan ini

digunakan untuk memutar CD pembelajaran, ruangan ini juga sering

digunakan untuk presentasi siswa saat melakukan diskusi kelompok. Hal ini

diharapkan siswa-siswa memiliki kepercayaan yang tinggi saat mereka

menyampaikan hasil karyanya, dan ini merupakan salah satu modal kelak

mereka terjun dalam masyarakat.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

164

B. Diskrisi Permasalahan Peneitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali petemuan (6 × 35 menit) selama 3

minggu dimulai 10 April 2010. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan pada siklus

I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

Bahasa Jawa yang dilaksanakan di kelas IV untuk mengetahui model

pembelajaran yang dilakukan guru, serta keakifan siswa dalam mengikuti

pelajaran yang di laksanakan. Di samping itu untuk mencatat hasil belajar siswa

berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa Jawa.

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan hasil

belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas IV SD

Negeri I Sukorame sebanyak 25 siswa terdapat 17 anak atau 68% yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Setelah dilakukan

pemeriksaan, ternyata sebagian besar siswa belum hafal huruf-huruf Jawa dan

belum dapat memahami konsep membaca huruf Jawa dengan benar. Bertolak dari

kenyataan tersebut diadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai

alternatif peningkatan kemampuan membaca huruf Jawa berbasis Quantum

Learning.

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau indikator

yang sesuai dengan menbaca huruf Jawa di kelas IV. Alasan memilih

Kompetensi Dasar atau indikator tersebut adalah:

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

165

a) Kompetensi dasar atau indikator tentang membaca huruf Jawa sangat

sulit dikuasai oleh siswa. Siswa banyak mengalami kesulitan pada

indikator tersebut.

b) Kompetensi Dasar atau indikator membaca huruf Jawa tersebut nantinya

dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau indikator membaca huruf Jawa

didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat

terhadap hasil belajar siswa.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan pembelajaran disusun 3 × petemuan. Masing-

masing pertemuan 70 menit. Pada siklus pertama dilaksanakan selama 3

minggu. Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah/ sekenario pembelajaran,

media, metode dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir.

3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu

atau bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.

b) LCD

LCD digunakan untuk menayangkan materi yang sudah disiapkan di

dalam laptop. Sehingga materi yang ditayangkan dapat terlihat dengan

jelas dan menarik.

c) Speaker

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

166

Speaker digunakan untuk mengeraskan suara dari program macro media

flash yang disajikan dan mengeraskan musik untuk menarik perhatian

siswa.

d) Laptop

Laptop digunakan untuk membuat materi-materi yang akan disajikan.

Materi disusun semenarik mungkin, sehingga siswa bisa termotivasi

untuk belajar membaca huruf Jawa.

e) Poster huruf Jawa

Poster huruf Jawa di tempel di depan kelas untuk memudahkan siswa

mengenal huruf-huruf Jawa.

f) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Jawa digunakan sebagai buku acuan belajar.

g) Kartu huruf Jawa

Kartu huruf Jawa digunakan pada saat permainan dan kerja kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model Quantum Learning dengan konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami,

Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah membaca huruf Jawa

nglegena yaitu huruf Jawa tanpa sandangan dan pasangan. Siklus I

dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning. Media

penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan LCD untuk

menayangkan program macromediaflash tentang huruf Jawa dan siswa

melakukan diskusi kecil dengan membentuk kelompok-kelompok kecil.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

167

Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning

dengan konsep TANDUR, yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan diawali dengan berdo’a

bersama-sama kemudian mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kesiapan siswa belajar dengan bernyanyi dan tepuk kemudian

mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai

dengan konsep T ( Tumbuhkan) pada Quantum Learning untuk apersepsi,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru mendongeng

tentang asal mula huruf Jawa (dongeng Ajisaka) dengan diiringi musik

supaya dongeng lebih menarik untuk didengarkan. Berdasarkan dongeng

Ajisaka tadi, guru membawa siswa ke pengenalan huruf Jawa. Dilanjutkan

guru mengadakan tanya jawab tentang huruf Jawa. Misalnya guru menuliskan

beberapa huruf Jawa kemudian siswa ditanya itu huruf apa. Bagi siswa yang

bisa menjawab perlu mendapat pujian atau reward. Untuk lebih menarik

perhatian siswa lagi, guru menayangkan slide macromedia flash yang isinya

berupa animasi huruf Jawa nglegena disertai musik yang menyenangkan.

Tayangan slide macro media flash tersebut seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Slide Macro Mediaflash I

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

168

Program ini sangat mudah dipahami oleh siswa karena ditampilkan

dengan sajian yang menarik. Pada tampilan menu ada pengenalan, contoh,

kuis dan keluar. Ketika menu pengenalan diklik akan muncul tampilan

aksara carakan, sandhangan, aksara suara dan wilangan. Pada pertemuan I

ini yang dibahas adalah aksara carakan atau huruf Jawa nglegena, maka

diklik pada aksara carakan. Slide macromediaflash tersebut ditunjukkan

pada gambar 5 dan 6.

Setelah diklik aksara carakan akan muncul tampilan huruf Jawa nglegena

seperti gambar di bawah ini

Gambar 5. Slide Macro Mediaflash II

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

169

Gambar 6. Slide Macro Mediaflash III Setiap huruf pada tampilan tersebut jika diklik otomatis akan akan

berbunyi sesuai huruf yang diklik, misal huruf yang diklik “ha” maka akan

berbunyi “ha”. Dengan ini siswa dapat menirukan ucapan huruf Jawa yang

benar.

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa menuliskan

huruf Jawa nglegena di udara, hal ini bisa membantu daya ingat siswa

terhadap bentuk-bentuk huruf Jawa. Disini guru juga menunjukkan tentang

pengucapan huruf yang benar. Perlu ditekankan membedakan pengucapan

huruf “ta” dengan “tha”, huruf “da” dengan “dha” dan lain-lain. Kemudian

N (Namai) saat minat belajar siswa memuuncak, siswa disuruh menamai

huruf-huruf Jawa itu dan menuliskannya dibuku tulis masing-masing. Konsep

Quantum Learning yang selanjutnya yaitu D (Demonstrasikan), pada tahap

ini mula-mula siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok diberi satu

set kartu huruf Jawa. Setiap kelompok disuruh mendiskusikan kartu-kartu

tersebut kemudian membacakan hasil diskusinya. Selanjutnya U (Ulangi),

yaitu guru melakukan evaluasi yang dilakukan dengan jalan memanggil

setiap siswa maju, setiap siswa diberi kartu kalimat huruf Jawa, kemudian

guru menilai hasil membaca siswa yang meliputi pelafalan, intonasi,

kejelasan, dan kelancarannya. Dan yang terakhir perlu R (Rayakan), yaitu

memberikan reward atau pujian terhadap siswa yang paling aktif dan yang

mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan di pertemuan pertama

guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan tugas dan nasihat-

nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan

menyanyikan lagu “sayonara” bersama-sama.

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

170

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah membaca huruf Jawa

dengan menggunakan sandhangan sederhana. Pertemuan II dilaksanakan

2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan model Quantum Learning. Media penunjang yang digunakan

pembelajaran ini adalah menggunakan LCD untuk menayangkan program

macromediaflash tentang huruf Jawa dan siswa melakukan diskusi kecil

dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model Quantum Learning dengan konsep TANDUR,

yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan

Rayakan. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian

mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa belajar dengan

bernyanyi dan tepuk kemudian mengkondisikan siswa sebaik mungkin

sebelum masuk ke materi. Sesuai dengan konsep T ( Tumbuhkan) pada

Quantum Learning untuk apersepsi, guru mengajak siswa bernyanyi “Ayo

Maca Jawa” untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. Selanjutnya tanya

jawab dengan siswa tentang pelajaran yang telah lalu dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Mulai masuk ke materi guru menayangkan slide

macromedia flash tentang sandhangan huruf Jawa. Slide program ini dibuat

menarik dengan animasi dan musik yang menyenangkan, ditunjukkan pada

gambar 7.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

171

Gambar 7. Slide Macro Mediaflash IV Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa menuliskan

sandhangan huruf Jawa di udara, hal ini bisa membantu daya ingat siswa

terhadap bentuk-bentuk dan pengucapan sandhangan huruf Jawa. N

(Namai), tepat saat minat belajar siswa memuncak guru menjelaskan

bagaimana penggunaan sandhangan itu apabila digabungkan dengan huruf

Jawa nglegena, kemudian siswa disuruh menuliskan sandhangan huruf Jawa

tersebut dibuku tulis masing-masing. D (Demonstrasikan), pada tahap ini

mula-mula siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Semua kelompok disuruh maju

di depan papan tulis yang sudah diatur pembagian tempatnya oleh guru.

Setiap kelompok diberi beberapa kartu soal huruf Jawa. Semua kelompok

berlomba-lomba menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dan menulis

jawaban tersebut di papan tulis dan membacanya. Hasil kerja kelompok

dibahas bersama-sama. Selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru mengevaluasi

siswa. Evaluasi dilakukan dengan jalan memanggil setiap siswa maju, setiap

siswa diberi kartu kalimat huruf Jawa, kemudian guru menilai hasil membaca

siswa yang meliputi pelafalan. intonasi, kejelasan, dan kelancarannya. Dan

yang terakhir perlu R (Rayakan), yaitu memberikan reward kepada

kelompok yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan

dipertemuan kedua guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan

tugas dan nasihat-nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran

dibubarkan dengan menyanyikan lagu “Sayonara” bersama-sama.

3) Pertemuan III

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

172

Pada pertemuan III materi yang diajarkan adalah membaca huruf Jawa

dengan menggunakan sandhangan dan pasangan sederhana. Pertemuan III

dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning. Media

penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan LCD untuk

menayangkan program macromediaflash tentang pasangan huruf Jawa dan

siswa melakukan diskusi kecil dengan membentuk kelompok-kelompok

kecil. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum

Learning dengan konsep TANDUR, yang meliputi: Tumbuhkan, Alami,

Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan diawali dengan

berdo’a bersama-sama kemudian mengabsen siswa. Setelah itu guru

memeriksa kesiapan siswa belajar dengan bernyanyi dan tepuk kemudian

mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Sesuai

dengan konsep T ( Tumbuhkan) pada Quantum Learning untuk apersepsi,

guru mengajak siswa bernyanyi “Ayo Maca Jawa” untuk menumbuhkan

semangat belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya

tanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang telah lalu dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Mulai masuk ke materi guru

menayangkan slide power point tentang pasangan huruf Jawa. Slide program

ini dibuat menarik supaya menumbuhkan semangat belajar siswa,

ditunjukkan pada gambar 8.

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

173

Gambar 8. Power Point Pasangan Huruf Jawa I

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa menuliskan

pasangan huruf Jawa di udara, hal ini bisa membantu daya ingat siswa

terhadap bentuk-bentuk pasangan huruf Jawa. N (Namai), tepat pada saat

minat siswa memuncak siswa disuruh menuliskan pasangan tersebut di buku

tulis masing-masing, kemudian guru menjelaskan bagaimana penggunaan

pasangan itu apabila digabungkan dengan huruf Jawa nglegena, selanjutnya

guru memberi contoh beberapa kalimat huruf Jawa dengan pasangannya dan

guru mengajarkan bagaimana membacanya.

D (Demonstrasikan), pada tahap ini guru mengadakan permainan.

Caranya, guru memutarkan lagu sambil siswa memutarkan balok kayu secara

urut dari depan. Ketika lagunya berhenti dan balok kayu jatuh tepat pada

salah satu siswa, siswa tersebut yang berkewajiban mengambil kartu soal dari

guru yang berisi kalimat dengan huruf Jawa dan siswa disuruh membacanya.

Hasil kerjanya dibahas bersama-sama. Selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru

mengadakan evaluasi secara individu. Dan yang terakhir perlu R (Rayakan),

yaitu memberikan reward kepada kelompok yang mendapat nilai bagus.

Setelah itu sebagai penutupan di pertemuan kedua guru menarik kesimpulan

dari pembelajaran, memberikan tugas dan nasihat-nasihat kepada siswa

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

174

sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan menyanyikan lagu

“Sayonara” bersama-sama.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning, yang dilaksanakan

dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan

kamera foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran berbasis Quantum Learning dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk

mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan model Quantum Learning yang

dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan membaca huruf Jawa

pada siswa kelas IV. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada

aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek

tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada

setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Membaca huruf Jawa nglegena/tanpa sandhangan dan

pasangan

Hasil Observasi :

1) Kegiatan Siswa (lampiran 4)

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria cukup, b)

Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria cukup, c) Keaktifan

siswa dalam pembelajaran dalam kriteria cukup, d) kemampuan siswa dalam

melakukan diskusi dalam kriteria cukup, e) kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan dalam kriteria baik, f) keadaan siswa dengan

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

175

lingkungan belajarnya dalam kriteria baik, g) kemampuan siswa dalam

mengerjakan tes dalam kriteria baik.

2) Kegiatan Guru (lampiran 6)

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria cukup, b)

kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c) kemampuan guru

mengelola waktu pelajaran dalam kriteria cukup, d) kemampuan guru

memberikan apersepsi dalam kriteria cukup, e) kemampuan menyampaikan

materi dalam kriteria cukup, f) kemampuan guru dalam memberikan

pertanyaan dalam kriteria baik, g) kemampuan guru dalam membimbing

diskusi dan melakukan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h) perhatian

guru terhadap siswa dalam kriteria baik, i) kemampuan guru dalam

mengembangkan aplikasi dalam kriteria cukup, j) kemampuan guru dalam

menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan I siklus I ditunjukkan

pada tabel 12.

Tabel 12. Pengamatan Terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I Siklus I

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Kedisiplinan siswa 2 50 C Cukup

2. Kesiapan siswa menerima Pelajaran

2 50 C Cukup

3. Keaktifan siswa 2 50 C Cukup

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

176

4. Kemampuan siswa melakukan diskusi

2 50 C Cukup

5. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan

3 75 B Baik

6. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar

3 75 B Baik

7. Kemampuan siswa mengerjakan tes

3 75 B Baik

Jumlah rata-rata 20 60,7 C Cukup

Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan I siklus I

adalah 60,7% dalam kriteria cukup.

Sedangkan hasil Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan I siklus I ditunjukkan

pada table 13.

Tabel 13. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I Siklus I

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

2 50 C Cukup

2. Kemampuan guru mengelola kelas

3 75 B Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran

2 50 C Cukup

4. Memberikan apersepsi 2 50 C Cukup

5. Menyampaikan materi (eksplorasi)

2 50 C Cukup

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan

3 75 B Baik

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

177

7. Diskusi dan penjelasan Konsep

3 75 B Baik

8. Perhatian guru terhadap Siswa

3 75 B Baik

9. Pengembangan aplikasi 2 50 C Cukup

10. Kemampuan menutup Pelajaran

4 100 A Sangat baik

Jumlah rata-rata 26 65 C Cukup

Berdasarkan tabel 13 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan I siklus I

mencapai rata-rata 65% dengan kriteria cukup.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan

sederhana

Hasil Observasi :

1) Kegiatan Siswa (lampiran 4)

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria cukup, b)

Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria baik, c) Keaktifan

siswa dalam pembelajaran dalam kriteria baik, d) kemampuan siswa dalam

melakukan diskusi dalam kriteria baik, e) kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan dalam kriteria cukup, f) keadaan siswa dengan lingkungan

belajarnya dalam kriteria baik, g) kemampuan siswa dalam mengerjakan tes

dalam kriteria cukup.

2) Kegiatan Guru (lampiran 6)

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

178

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b)

kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c) kemampuan guru

mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d) kemampuan guru

memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, e) kemampuan

menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f) kemampuan guru dalam

memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, g) kemampuan guru dalam

membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h)

perhatian guru terhadap siswa baik, i) kemampuan guru dalam

mengembangkan aplikas dalam kriteria baik, j) kemampuan guru dalam

menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan II siklus I ditunjukkan

pada tabel 14.

Tabel 14. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan II Siklus I

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Kedisiplinan siswa 2 50 C Cukup

2. Kesiapan siswa menerima 3 75 B Baik

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

179

Pelajaran

3. Keaktifan siswa 3 75 B Baik

4. Kemampuan siswa

melakukan diskusi

3 75 B Baik

5. Kemampuan siswa

menjawab pertanyaan

2 50 C Cukup

6. Keadaan siswa dengan

lingkungan belajar

3 75 B Baik

7. Kemampuan siswa

mengerjakan tes

2 50 C Cukup

Jumlah rata-rata 18 64,28 C Cukup

Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan II siklus I

adalah 64,28% dalam kriteria cukup.

Hasil Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran membaca huruf Jawa

berbasis Quantum Learning pada pertemuan II siklus I ditunjukkan pada table 15.

Tabel 15. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan II Siklus I

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Persiapan guru memulai

kegiatan pembelajaran

3 75 B Baik

2. Kemampuan guru

mengelola kelas

3 75 B Baik

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

180

3. Kemampuan mengelola

waktu pembelajaran

3 75 B Baik

4. Memberikan apersepsi 4 100 A Sangat

baik

5. Menyampaikan materi

(eksplorasi)

4 100 A Sangat

baik

6. Kemampuan guru

memberikan pertanyaan

3 75 B Baik

7. Diskusi dan penjelasan

Konsep

3 75 B Baik

8. Perhatian guru terhadap

Siswa

3 75 B Baik

9. Pengembangan aplikasi 3 75 B Baik

10. Kemampuan menutup

Pelajaran

4 100 A Sangat

baik

Jumlah rata-rata 33 82,5 B Baik

Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan II siklus I

mencapai rata-rata 82,5% dengan kriteria baik.

Pertemuan : III (tiga)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan

pasangan sederhana

Hasil Observasi :

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

181

1) Kegiatan Siswa (lampiran 4)

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria baik, b)

Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria baik, c) Keaktifan

siswa dalam pembelajaran dalam kriteria baik, d) kemampuan siswa dalam

melakukan diskusi dalam kriteria baik, e) kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan dalam kriteria cukup, f) keadaan siswa dengan lingkungan

belajarnya dalam kriteria baik, g) kemampuan siswa dalam mengerjakan tes

dalam kriteria cukup.

2) Kegiatan Guru (lampiran 6)

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b)

kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c) kemampuan guru

mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d) kemampuan guru

memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, e) kemampuan

menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f) kemampuan guru dalam

memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat baik, g) kemampuan guru dalam

membimbing diskusi dan melakukan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h)

perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria sangat baik, i) kemampuan guru

dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria baik, j) kemampuan guru

dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan III siklus I ditunjukkan

pada tabel 16.

Tabel 16. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan III Siklus I

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

182

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Kedisiplinan siswa 3 75 B Baik

2. Kesiapan siswa

menerima pelajaran

3 75 B Baik

3. Keaktifan siswa 3 75 B Baik

4. Kemampuan siswa

melakukan diskusi

3 75 B Baik

5. Kemampuan siswa

menjawab pertanyaan

dalam diskusi

2 50 C Cukup

6. Keadaan siswa dengan

lingkungan belajar

3 75 B Baik

7. Kemampuan siswa

mengerjakan tes

2 50 C Cukup

Jumlah rata-rata 20 67,86 C Cukup

Berdasarkan tabel 16 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan III siklus I

adalah 67,86% dalam kriteria cukup.

Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan III siklus I ditunjukkan

pada tabel 17.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

183

Tabel 17. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan III Siklus I

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

3 75 B Baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas

3 75 B Baik

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran

3 75 B Baik

4. Memberikan apersepsi 4 100 A Sangat baik

5. Menyampaikan materi (eksplorasi)

4 100 A Sangat baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan

4 100 A Sangat baik

7. Diskusi dan penjelasan Konsep

3 75 B Baik

8. Perhatian guru terhadap Siswa

4 100 A Sangat baik

9. Pengembangan aplikasi 3 75 B Baik

10. Kemampuan menutup Pelajaran

4 100 A Sangat baik

Jumlah rata-rata 35 87,5 B Baik

Berdasarkan tabel 17 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan III siklus I

mencapai rata-rata 87,5% dengan kriteria baik.

d. Refleksi

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

184

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan

tindakan baru pada indikator membaca huruf Jawa nglegena yang telah

menunjukkan perubahan, baik pada aktivitas siswa maupun pada pencapaian hasil

belajar. Sedangkan untuk indikator membaca huruf Jawa dengan sandhangan

sederhana, membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana,

belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Hasil analisis pembelajaran membaca huruf Jawa pada siklus I dapat diuraikan

sebagai berikut:

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Membaca huruf Jawa nglegena (tanpa sandhangan dan

pasangan)

Berikut ini data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Nglegena pada

pertemuan I Siklus I (lampiran 16) apabila disajikan dalam bentuk tabel 18.

Tabel 18. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Nglegena Siswa pada Pertemuan I Siklus I

No Nilai Frekuensi Prosentase(%)

1 50-55 3 12

2 56-61 3 12

3 62-67 9 36

4 68-73 4 16

5 74-79 3 12

6 80-85 3 12

Jumlah 25 100

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa nglegena pada pertemuan I di

atas disajikan pada gambar 9.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Pertemuan I

Berdasarkan tabel 18 dan gambar 9

melaksanakan siklus 1, siswa memperoleh nilai 50 dan 55 sebanyak 3

siswa atau 312%, siswa memperoleh nilai

siswa mendapat nilai

nilai 70 sebanyak 4

siswa atau 12%, siswa mendapat 80 dan 85 sebanyak 4 siswa atau 12

Hasil refleksi:

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan

guru, siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa

mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Siswa sudah bisa membaca huruf Jawa

nglegena (tanpa sandhangan dan pasangan) sehingga nilai ke

huruf Jawa nglegena siswa pada pertemuan ke 1 sudah menunjukkan perubahan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50-55

12%Frek

uens

i

185

Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Nglegenaertemuan I Siklus I

tabel 18 dan gambar 9 dapat dilihat bahwa setelah

lus 1, siswa memperoleh nilai 50 dan 55 sebanyak 3

%, siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa atau

siswa mendapat nilai 65 sebanyak 9 siswa atau 36%, siswa mendapat

siswa atau 16%, siswa mendapat nilai 75 sebanyak 4

siswa mendapat 80 dan 85 sebanyak 4 siswa atau 12%.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan

guru, siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa

mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Siswa sudah bisa membaca huruf Jawa

(tanpa sandhangan dan pasangan) sehingga nilai kemampuan membaca

huruf Jawa nglegena siswa pada pertemuan ke 1 sudah menunjukkan perubahan

56-61 62-67 68-73 74-79 80-85

12%

36%

16%

12% 12%

Interval Nilai

Nglegena Siswa pada

dapat dilihat bahwa setelah

lus 1, siswa memperoleh nilai 50 dan 55 sebanyak 3

siswa atau 12%,

siswa mendapat

75 sebanyak 4

%.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan

guru, siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya dengan baik, siswa

mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Siswa sudah bisa membaca huruf Jawa

mampuan membaca

huruf Jawa nglegena siswa pada pertemuan ke 1 sudah menunjukkan perubahan

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

186

yang berarti, karena nilai rata-rata kelas mencapai 6,7 dari 25 siswa yang

memperoleh nilai ≥63 sebanyak 19 siswa atau 76% .

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan membaca huruf

Jawa siswa mencapai nilai rata-rata kelas 63 dan siswa yang memperoleh nilai

≥63 mencapai 70%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 67 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 19 siswa atau 76% dari 25 siswa

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning sudah berhasil dan pada materi ini tidak perlu diulangi pada siklus II.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan

sederhana

Berikut ini data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Nglegena pada

pertemuan II Siklus I (lampiran 17) apabila disajikan dalam bentuk tabel 19.

Tabel 19. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan Sederhana Siswa pada Pertemuan II Siklus I

No Nilai Frekuensi Prosentase(%)

1 50-55 11 44

2 56-61 5 20

3 62-67 3 12

4 68-73 1 4

5 74-79 3 12

6 80-85 1 4

7 86-90 1 4

Jumlah 25 100

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan sederhana

pada pertemuan II di atas disajikan pada gambar 10.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Gambar 10. Grafik Nilai KemamSederhana Siswa pada P

Berdasarkan tabel 21 dan gambar 10

melaksanakan pertemuan II

55 sebanyak 11 siswa atau

siswa atau 20%, siswa mendapat nilai

siswa mendapat nilai 70

75 sebanyak 3 siswa atau

siswa atau 4%, dan siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 siswa atau

4%.

Hasil refleksi:

Berdasarkan hasil pengamatan selama

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru

tetapi rasa ingin tahunya masih kurang, hal ini terbukti dari sikap siswa yang

belum jelas tentang materi pelajaran, lebih banyak diam dari pada bertanya pada

guru. Kebanyakan siswa masih kesulitan menghafal bentuk

0

2

4

6

8

10

12

50-55 56-61

44%

20%

Frek

uens

i Nila

i

187

Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan SandhanganSederhana Siswa pada Pertemuan II Siklus I

tabel 21 dan gambar 10 dapat dilihat bahwa setelah

pertemuan II siklus 1, siswa yang memperoleh nilai 50 dan

wa atau 44%, siswa memperoleh nilai 60 sebanyak 5

%, siswa mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa atau

siswa mendapat nilai 70 sebanyak 1 siswa atau 4%, siswa mendapat nilai

siswa atau 12%, siswa mendapat 80 dan 85 sebanyak 1

, dan siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 siswa atau

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru

tetapi rasa ingin tahunya masih kurang, hal ini terbukti dari sikap siswa yang

belum jelas tentang materi pelajaran, lebih banyak diam dari pada bertanya pada

iswa masih kesulitan menghafal bentuk- bentuk

61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-90

20%

12%

4%

12%

4% 4%

Interval Nilai

Sandhangan

dapat dilihat bahwa setelah

lus 1, siswa yang memperoleh nilai 50 dan

60 sebanyak 5

siswa atau 12%,

%, siswa mendapat nilai

siswa mendapat 80 dan 85 sebanyak 1

, dan siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1 siswa atau

proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru

tetapi rasa ingin tahunya masih kurang, hal ini terbukti dari sikap siswa yang

belum jelas tentang materi pelajaran, lebih banyak diam dari pada bertanya pada

bentuk sandhangan

90

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

188

huruf Jawa, sehingga dalam membaca huruf jawa pun mereka masih mengalami

kesulitan, selain itu mereka masih kesulitan dalam membedakan sandhangan “i”

dan “e”. Kekurangan guru pada pertemuan II ini yaitu guru kurang menekankan

pada siswa bagaimana ciri-ciri bentuk sandhangan huruf Jawa supaya mudah

dihafalkan oleh anak. Guru hanya menyangkan slide bentuk sandhangan

kemudian menerangkan cara penggunaan dan cara membacanya. Guru sudah

memberikan informasi secara tepat, memberikan motivasi baik secara individu

maupun kelompok dan sudah melaksanakan penilaian proses. Namun demikian

kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan siswa belum sesuai

dengan yang diharapkan. Nilai rata-rata kelas mencapai 62 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 9 siswa atau 36% dari 25 siswa.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan membaca huruf

Jawa siswa mencapai nilai rata-rata kelas 63 dan siswa yang memperoleh nilai ≥

63 mencapai 70%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 62 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 9 siswa atau 36% dari 25 siswa, hal

ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning yang dilakukan belum berhasil.

Pertemuan : III (tiga)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan

pasangan sederhana

Berikut ini data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Nglegena pada

pertemuan III Siklus I (lampiran 18) apabila disajikan dalam bentuk tabel 20.

Tabel 20. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan dan Pasangan Sederhana Siswa pada Pertemuan III Siklus I

No Nilai Frekuensi Prosentase(%)

1 50-55 13 52

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

2 56-61

3 62-67

4 68-73

5 74-79

6 80-85

Jumlah

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan

pasangan sederhana pada pertemuan III di atas disajikan pada gambar 11.

Gambar 11. Grafik Nilai Kemamdan Pasangan Sederhana Siswa pada P

Berdasarkan tabel 20 dan gambar 11

setelah melaksanakan

nilai 50 dan 55 sebanyak 13

sebanyak 3 siswa atau

0

2

4

6

8

10

12

14

50-55

52%

Frek

uens

i Nia

i

189

3 12

3 12

4 16

1 4

1 4

25 100

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan

pasangan sederhana pada pertemuan III di atas disajikan pada gambar 11.

Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangandan Pasangan Sederhana Siswa pada Pertemuan III Siklus

tabel 20 dan gambar 11 tersebut dapat dilihat bahwa

setelah melaksanakan pertemuan III siklus 1, siswa yang memperoleh

nilai 50 dan 55 sebanyak 13 siswa atau 52%, siswa memperoleh nilai

siswa atau 12%, siswa mendapat nilai 65 sebanyak

56-61 62-67 68-73 74-79 80-85

12% 12%16%

4% 4%

Interval Nilai

sandhangan dan

pasangan sederhana pada pertemuan III di atas disajikan pada gambar 11.

Sandhangan iklus I

tersebut dapat dilihat bahwa

lus 1, siswa yang memperoleh

%, siswa memperoleh nilai 60

sebanyak 3 siswa

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

190

atau 12%, siswa mendapat nilai 70 sebanyak 4 siswa atau 16%, siswa

mendapat nilai 75 sebanyak 1 siswa atau 4%, siswa mendapat 80 dan 85

sebanyak 1 siswa atau 4%.

Hasil refleksi:

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa cukup aktif memperhatikan panjelasan guru tetapi rasa ingin tahunya masih

kurang, hal ini terbukti dari sikap siswa yang belum jelas tentang materi

pelajaran, lebih banyak diam dari pada bertanya pada guru. Dijumpai beberapa

siswa yang masih suka bergurau dan ngobrol dengan temannya. Kebanyakan

siswa masih kesulitan menghafalkan bentuk pasangan huruf Jawa, jika siswa

melihat bentuk-bentuk pasangan huruf Jawa tersebut dalam buku, siswa bisa

menjawab pertanyaan-pertanyan dari guru, tetapi jika siswa tidak diperbolehkan

open book, siswa tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyan dari guru. Selain itu

siswa juga masih kesulitan dalam hal peletakan pasangan, ada yang disamping

huruf Jawa nglegena, namun juga ada yang di bawahnya. Guru sudah

memberikan informasi secara tepat, memberikan motivasi baik secara individu

maupun kelompok dan sudah melaksanakan penilaian proses. Namun demikian

kemampuan membaca huruf Jawa dengan pasangan siswa belum sesuai dengan

yang diharapkan. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 60,2 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 16 siswa atau 64% dari 25 siswa.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan membaca huruf

Jawa siswa mencapai nilai rata-rata kelas 63 dan siswa yang memperoleh nilai ≥6

3 mencapai 75%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 60,8 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 16 siswa atau 64% dari 25 siswa,hal

ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning yang dilakukan belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus II.

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

191

Berdasarkan nilai kemampuan membaca huruf Jawa yang dicapai siswa

pada siklus I dapat diketahui bahwa baru pada pertemuan I atau pada materi

membaca huruf Jawa nglegena yang berhasil. Dengan catatan untuk siswa yang

memperoleh nilai kurang dari rata-rata kelas diberikan perbaikan dengan

menambah waktu belajar dan latihan-latihan serupa supaya kemampuan

belajarnya meningkat. Sedangkan pertemuan II dan III belum menunjukkan

perubahan yang signifikan, sehingga pembelajaran dilanjutkan pada Siklus II

pada meteri membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana.

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran

siklus I terjadi hambatan antara lain:

1) ada beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya,

disebabkan karena kurang memahami materi/konsep membaca huruf Jawa

pada saat guru sedang memberikan pelajaran di kelas, seperti beberapa siswa

ada yang bergurau sendiri, ada pula siswa yang mengantuk dikelas.

2) pada saat diskusi terlihat ada siswa yang pasif dan diam, disebabkan karena

takut pada temannya yang lebih pandai, mungkin diri siswa tersebut merasa

kurang pandai daripada temannya tersebut.

3) suasana kelas sedikit ramai bila ada waktu luang, karena siswa lebih banyak

suka bergurau daripada belajar sendiri dikelas walau ada waktu luang yang

diberikan oleh guru kelas pada waktu guru sedang meninggalkan kelas.

4) kemampuan guru mengelola waktu masih kurang, disebabkan karena guru

harus menyiapkan segala peralatan untuk mengajar.

Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian, maka perlu adanya

perbaikan yang dilanjutkan pada penelitian dalam siklus II.

2. Tindakan Siklus II

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

192

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali petemuan selama 2 minggu

dimulai pada tanggal 1 Mei 2010. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan pada

siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada Siklus I

diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar

yang cukup signifikan. Karena dari tiga indikator yang ditetapkan baru

indikator nomor 2 yang berhasil, sedangkan indikator-indikator yang lain

belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti

dengan pengarahan dari Kepala Sekolah dan masukan dari guru-guru yang

lain, kembali menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

lebih cermat dan teliti untuk mengulang pembelajaran Bahasa Jawa dengan

indikator: Membaca huruf Jawa dengan sandhangan sederhana dan membaca

huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana.

Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) seperti

pada Siklus II yaitu: 1) Memilih atau menentukan kompetensi dasar, hasil

belajar dan indikator yang hendak dicapai, 2) Mempersiapkan alat-alat atau

media yang akan digunakan, 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP ) II .

Mengingat analisis terhadap pekerjaan siswa pada Siklus I menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca

huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan, maka rancangan kegiatan

belajar mengajar menekankan pada pemahaman konsep yang diikuti kegiatan

penjelasan dengan menggunakan model Quantum Learning. Jadi segala

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

193

kegiatan ditujukan untuk memantapkan pemahaman konsep terhadap siswa,

tentang materi membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan, hal ini

juga merupakan pengulangan dari kegiatan pada pertemuan ke 2 dan ke 3

pada Siklus I. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II terlampir.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan

setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu ayau bisa

dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.

b) LCD

LCD digunakan untuk menayangkan materi yang sudah disiapkan di

dalam laptope. Sehingga materi yang ditayangkan dapat terlihat dengan

jelas dan menarik.

c) Speaker

Speaker digunakan untuk mengeraskan suara dari program macro media

flash yang disajikan dan mengeraskan musik untuk menarik perhatian

siswa.

d) Laptop

Laptop digunakan untuk membuat materi-materi yang akan disajikan.

Materi disusun semenarik mungkin, sehingga siswa bisa termotivasi

untuk belajar membaca huruf Jawa.

e) Poster huruf Jawa

Poster huruf Jawa di tempel di depan kelas untuk memudahkan siswa

mengenal huruf-huruf Jawa.

f) Buku pelajaran

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

194

Buku pelajaran Bahasa Jawa digunakan sebagai buku acuan belajar.

g) Kartu huruf Jawa

Kartu huruf Jawa digunakan pada saat permainan dan kerja kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dengan menggunakan model Quantum

Learning dengan konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dilaksanakan dua kali pertemuan.

Pertemuan I

Mengingat analisis terhadap pekerjaan siswa pada Siklus I menunjukan

bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca huruf

Jawa dengan sandhangan dan pasangan, maka kegiatan belajar mengajar

ditekankan pada pemahaman konsep yang diikuti kegiatan penjelasan dengan

menggunakan model Quantum Learning. Pada pertemuan I materi yang diajarkan

adalah membaca huruf Jawa membaca huruf Jawa dengan menggunakan

sandhangan sederhana. Pertemuan I dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali

pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum

Learning. Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah

menggunakan LCD untuk menayangkan program macromediaflash tentang huruf

Jawa dan siswa melakukan diskusi kecil dengan membentuk kelompok-kelompok

kecil. Peralatan dan media pembelajaran yang digunakan lebih disiapkan sebaik

mungkin. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum

Learning dengan konsep TANDUR, yang meliputi: Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-

sama kemudian mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa

belajar dengan bernyanyi dan tepuk kemudian mengkondisikan siswa sebaik

mungkin sebelum masuk ke materi. Karena pada siklus I guru kurang berhasil

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

195

dalam mengelola kelas, sehingga masih banyak murid yang masih bergurau

sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru, maka sebelum masuk ke materi

guru dan siswa mengadakan kontrak pembelajaran yang isinya peraturan-

peraturan yang harus ditaati selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Meskipun kegiatan pembelajaran ditekankan pada kegiatan yang menyenangkan

tetapi siswa juga harus berdisiplin. Sesuai dengan konsep T ( Tumbuhkan) pada

Quantum Learning untuk apersepsi, guru mengajak siswa bernyanyi “Ayo Maca

Jawa” untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. Selanjutnya tanya jawab

dengan siswa tentang pelajaran yang telah lalu dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Mulai masuk ke materi guru menayangkan slide

macromedia flash tentang sandhangan huruf Jawa. Slide program ini dibuat

menarik dengan animasi dan musik yang menyenangkan, ditunjukkan pada

gambar 12.

Gambar 12. Slide Macro Mediaflash V

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa menuliskan

sandhangan huruf Jawa di udara, hal ini bisa membantu daya ingat siswa

terhadap bentuk-bentuk dan pengucapan sandhangan huruf Jawa. N (Namai),

saat minat belajar memuncak, guru menjelaskan bagaimana penggunaan

sandhangan itu apabila digabungkan dengan huruf Jawa nglegena. Siswa

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

196

berlatih membacanya kemudian disuruh menuliskan sandhangan huruf Jawa

tersebut dibuku tulis masing-masing. Guru mengungkapkan ciri-ciri bentuk

sandhangan supaya lebih mudah dihafalkan siswa, misal kalau pepet itu bulat

besar, tapi kalau wulu itu bulat kecil, dan sebagainya. D (Demonstrasikan),

pada tahap ini mula-mula siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Semua kelompok

disuruh maju di depan papan tulis yang sudah diatur pembagian tempatnya oleh

guru. Setiap kelompok diberi beberapa kartu soal huruf Jawa. Semua kelompok

berlomba-lomba menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dan menulis

jawaban tersebut di papan tulis kemudian disuruh membacanya. Hasil kerja

kelompok dibahas bersama-sama. Selanjutnya U (Ulangi), yaitu setiap siswa

dinilai hasil membaca huruf Jawanya dengan cara maju ke depan satu persatu.

Dan yang terakhir perlu R (Rayakan), yaitu memberikan reward kepada siswa

yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan dipertemuan kedua

guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan tugas dan nasihat-

nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan

menyanyikan lagu “Sayonara” bersama-sama.

Pertemuan II

Pada pertemuan II materi yang diajarkan adalah membaca huruf Jawa

membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan pasangan

sederhana. Pertemuan II dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali pertemuan.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum Learning.

Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan LCD

untuk menayangkan program macromediaflash tentang pasangan huruf Jawa

dan siswa melakukan diskusi kecil dengan membentuk kelompok-kelompok

kecil. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model Quantum

Learning dengan konsep TANDUR, yang meliputi: Tumbuhkan, Alami,

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

197

Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kegiatan diawali dengan berdo’a

bersama-sama kemudian mengabsen siswa. Setelah itu guru memeriksa

kesiapan siswa belajar dengan bernyanyi dan tepuk kemudian mengkondisikan

siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Kontrak belajar masih tetap

digunakan supaya siswa juga berdisiplin. Sesuai dengan konsep T (

Tumbuhkan) pada Quantum Learning untuk apersepsi, guru mengajak siswa

bernyanyi “Ayo Maca Jawa” untuk menumbuhkan semangat belajar siswa.

Selanjutnya tanya jawab tentang pelajaran yang telah lalu dan menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Mulai masuk ke materi guru

menayangkan slide macromediaflash tentang pasangan huruf Jawa. Slide

program ini dibuat menarik dan menyenangkan, ditunjukkan pada gambar 13.

Gambar 13. Power Point Pasangan Huruf Jawa II

Langkah selanjutnya A (Alami) yaitu guru menyuruh siswa menuliskan

pasangan huruf Jawa di udara, hal ini bisa membantu daya ingat siswa terhadap

bentuk-bentuk pasangan huruf Jawa. Kemudian guru menjelaskan bagaimana

penggunaan pasangan itu apabila digabungkan dengan huruf Jawa nglegena. N

(Namai), saat minat belajar memuncak, guru memberi contoh beberapa kalimat

huruf Jawa dengan pasangannya dan guru menanyakan bagaimana

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

198

membacanya. Perlu ditekankan pada peletakan pasangan, dibawah atau

disamping huruf Jawa nglegena Siswa dengan bimbingan guru berlatih

membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan yang berada dalam

buku.

D (Demonstrasikan), pada tahap ini mula-mula siswa dibagi menjadi 5

kelompok. Setiap kelompok diberi beberapa kalimat huruf Jawa dengan

bantuan gambar. Setiap kelompok mendiskusikan bagaimana membaca kalimat

tersebut tersebut. Untuk mempresentasikannya dibuat permainan dengan tepuk

“konsentrasi”. Selanjutnya U (Ulangi), yaitu guru mengadakan evaluasi. Dan

yang terakhir perlu R (Rayakan), yaitu memberikan reward kepada kelompok

yang mendapat nilai bagus. Setelah itu sebagai penutupan dipertemuan kedua

guru menarik kesimpulan dari pembelajaran, memberikan tugas dan nasihat-

nasihat kepada siswa sebagai refleksi. Pembelajaran dibubarkan dengan

mengucapkan yel-yel ”Aku Bisa” bersama-sama.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning, yang

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan

perekaman dengan kamera foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh

data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran berbasis Quantum

Learning dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan model Quantum

Learning yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan

membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV. Oleh karena itu pengamatan tidak

hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran,

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

199

namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran

termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus II sebagai berikut :

Pertemuan : I (satu)

Indikator : Membaca huruf Jawa menggunakan sandhangan sederhana

Hasil Observasi :

1) Kegiatan Siswa (lampiran 5)

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria baik .

c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria sangat baik.

d) Kemampuan siswa dalam melakukan diskusi dalam kriteria baik.

e) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam kriteria baik.

f) Keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik.

g) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes dalam kriteria baik.

2) Kegiatan Guru (lampiran 7)

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat baik,

b) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, c)

kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria sangat baik, d)

kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, e)

kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f)

kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat baik,

g) kemampuan guru dalam membimbing diskusi dan melakukan penjelasan

konsep dalam kriteria sangat baik, h) perhatian guru terhadap siswa sangat

baik, i)kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria

baik, j) kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat

baik.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

200

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan I siklus II ditunjukkan

pada tabel 21.

Tabel 21. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I Siklus II

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Kedisiplinan siswa 4 100 A Sangat

baik

2. Kesiapan siswa

menerima pelajaran

3 75 A Baik

3. Keaktifan siswa 4 100 A Sangat

baik

4. Kemampuan siswa

melakukan diskusi

3 75 B Baik

5. Kemampuan siswa

menjawab pertanyaan

3 75 B Baik

6. Keadaan siswa dengan

lingkungan belajar

4 100 A Sangat

baik

7. Kemampuan siswa

mengerjakan tes

3 75 B Baik

Jumlah rata-rata 26 85,7 B Baik

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

201

Berdasarkan tabel 21 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan I siklus II

adalah 85,7% dalam kriteria baik.

Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan I siklus II ditunjukkan

pada tabel 22.

Tabel 22. Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan I Siklus II

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Persiapan guru memulai

kegiatan pembelajaran 4 100 A Sangat baik

2. Kemampuan guru

mengelola kelas 4 100 A Sangat baik

3. Kemampuan mengelola

waktu pembelajaran 4 100 A Sangat baik

4. Memberikan apersepsi 4 100 A Sangat baik

5. Menyampaikan materi

(eksplorasi) 4 100 A Sangat baik

6. Kemampuan guru

memberikan pertanyaan 4 100 A Sangat baik

7. Diskusi dan penjelasan 4 100 A Sangat baik

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

202

Konsep

8. Perhatian guru terhadap

Siswa 4 100 A Sangat baik

9. Pengembangan aplikasi 3 75 B Baik

10. Kemampuan menutup

Pelajaran 4 100 A Sangat baik

Jumlah rata-rata 39 97,5 A Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I mencapai rata-

rata 97,5% dengan kriteria sangat baik.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan

pasangan sederhana

Hasil Observasi :

1) Kegiatan Siswa (lampiran 5)

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria sangat baik, b)

Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria sangat baik, c)

Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria sangat baik,

d) kemampuan siswa dalam melakukan diskusi dalam kriteria sangat baik, e)

kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam kriteria baik, f)

keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik, g)

kemampuan siswa dalam mengerjakan tes dalam kriteria baik.

2) Kegiatan Guru (lampiran 7)

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

203

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat baik,

b) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, c)

kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria sangat baik, d)

kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, e)

kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f)

kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat baik,

g) kemampuan guru dalam membimbing diskusi dan melakukan penjelasan

konsep dalam kriteria sangat baik, h) perhatian guru terhadap siswa dalam

kriteria sangat baik, i) kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi

dalam kriteria sangat baik, j) kemampuan guru dalam menutup pelajaran

dalam kriteria sangat baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa selama mengikuti pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan II siklus II ditunjukkan

pada tabel 23.

Tabel 23. Pengamatan terhadap Siswa selama Mengikuti Pembelajaran Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan II Siklus II

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Kedisiplinan siswa 4 100 A Sangat baik

2. Kesiapan siswa

menerima pelajaran

4 100 A Sangat baik

3. Keaktifan siswa 4 100 A Sangat baik

4. Kemampuan siswa

melakukan diskusi

4 100 A Sangat baik

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

204

5. Kemampuan siswa

menjawab pertanyaan

3 75 B Baik

6. Keadaan siswa dengan

lingkungan belajar

4 100 A Sangat baik

7. Kemampuan siswa

mengerjakan tes

3 75 B Baik

Jumlah rata-rata 26 92,8 A Sangat Baik

Berdasarkan tabel 23 menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penilaian

total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I adalah 92,8% dalam

kriteria baik.

Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran membaca

huruf Jawa berbasis Quantum Learning pada pertemuan II siklus II ditunjukkan

pada tabel 24.

Tabel 24. Pengamatan terhadap Guru dalam Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning pada Pertemuan II Siklus II

No Variabel Skor Prosentase

(%) Kategori Kriteria

1. Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

4 100 A Sangat baik

2. Kemampuan guru mengelola kelas

4 100 A Sangat baik

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

205

3. Kemampuan mengelola waktu pembelajaran

4 100 A Sangat baik

4. Memberikan apersepsi 4 100 A Sangat baik

5. Menyampaikan materi (eksplorasi)

4 100 A Sangat baik

6. Kemampuan guru memberikan pertanyaan

4 100 A Sangat baik

7. Diskusi dan penjelasan Konsep

4 100 A Sangat baik

8. Perhatian guru terhadap Siswa

4 100 A Sangat baik

9. Pengembangan aplikasi 4 100 A Sangat baik

10. Kemampuan menutup Pelajaran

4 100 A Sangat baik

Jumlah rata-rata 40 100 A Sangat baik

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata prosentase

penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I mencapai rata-

rata 100% dengan kriteria sangat baik.

d. Refleksi

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca huruf

Jawa berbasis Quantum Learning pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertemuan : I (dua)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan

sederhana

Berikut ini data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Nglegena pada

pertemuan II Siklus I (lampiran 19) apabila disajikan dalam bentuk tabel 25.

Tabel 25. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan Sederhana Siswa pada Pertemuan I Siklus II

No Nilai Frekuensi Prosentase(%)

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

1 50-55

2 56-61

3 62-67

4 68-73

5 74-79

6 80-85

7 86-90

8 91-96

Jumlah

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan

pada pertemuan I di atas disajikan pada gambar 14.

Gambar 14. Grafik Nilai KemamSederhana Siswa pada P

Berdasarkan tabel 25 dan gambar 14

setelah melaksanakan

0

1

2

3

4

5

6

7

50-55 56-

12%

8%

Frek

uens

i Nila

i

206

3 12

2 8

5 20

7 28

2 8

4 16

1 4

1 4

25 100

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan

pada pertemuan I di atas disajikan pada gambar 14.

Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan SandhanganSederhana Siswa pada Pertemuan I Siklus II

tabel 25 dan gambar 14 tersebut dapat dilihat bahwa

setelah melaksanakan pertemuan II siklus 1, siswa yang memperoleh nilai

-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-90 91-

8%

20%

28%

8%

16%

4% 4%

Interval Nilai

sandhangan sederhana

Sandhangan

tersebut dapat dilihat bahwa

lus 1, siswa yang memperoleh nilai

-96

4%

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

207

50 dan 55 sebanyak 3 siswa atau 12%, siswa memperoleh nilai 60

sebanyak 4 siswa atau 16%, siswa mendapat nilai 65 sebanyak 5 siswa

atau 20%, siswa mendapat nilai 70 sebanyak 7 siswa atau 28%, siswa

mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa atau 8%, siswa mendapat 80 dan 85

sebanyak 4 siswa atau 16%, siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1

siswa atau 4%, dan siswa yang mendapat nilai 95 sebanyak 1 siswa atau

4%.

Hasil Refleksi :

Siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab

pertanyaan guru. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan

melaksanakan penilaian proses dengan hasil rata-rata kelas mencapai 71,2 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 20 siswa atau 80% dari 25 siswa.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan membaca huruf Jawa siswa

mencapai rata-rata kelas 63 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 mencapai

75%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas mencapai 71,2 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 63 sebanyak 20 siswa atau 80% dari 25 siswa menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Learning yang

dilakukan sudah berhasil.

Pertemuan : II (dua)

Indikator : Membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan

pasangan sederhana

Data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Nglegena pada pertemuan II

Siklus I (lampiran 20) apabila disajikan dalam bentuk tabel 26.

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Tabel 26. Data Nilai KemamPasangan Sederhana Siswa pada P

No Nilai

1 50-55

2 56-61

3 62-67

4 68-73

5 74-79

6 80-85

7 86-90

8 91-96

Jumlah

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan

pasangan sederhana pada pertemuan II di atas disajikan dalam pada gambar 15.

0123456789

50-55 56-61

12%

4%

Frek

uens

i Nila

i

208

. Data Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan SandhanganPasangan Sederhana Siswa pada Pertemuan II Siklus II

Frekuensi Prosentase(%)

3 12

1 4

9 35

7 28

2 8

1 4

1 4

1 4

25 100

Tabel kemampuan membaca huruf Jawa dengan sandhangan

pasangan sederhana pada pertemuan II di atas disajikan dalam pada gambar 15.

-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-90 91-96

4%

35%

28%

8%4% 4% 4%

Interval Nilai

Sandhangan dan

sandhangan dan

pasangan sederhana pada pertemuan II di atas disajikan dalam pada gambar 15.

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

209

Gambar 15.Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa dengan Sandhangan dan Pasangan Sederhana Siswa pada Pertemuan II Siklus II

Berdasarkan tabel 26 dan gambar 15 tersebut dapat dilihat bahwa

setelah melaksanakan pertemuan II siklus 1, siswa yang memperoleh nilai

50 dan 55 sebanyak 3 siswa atau 12%, siswa memperoleh nilai 60

sebanyak 1 siswa atau 4%, siswa mendapat nilai 65 sebanyak 9 siswa

atau 35%, siswa mendapat nilai 70 sebanyak 7 siswa atau 28%, siswa

mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa atau 8%, siswa mendapat 80 dan 85

sebanyak 1 siswa atau 4%, siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 1

siswa atau 4% dan siswa yang mendapat nilai 95 sebanyak 1 siswa atau

4%.

Hasil Refleksi :

Siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab

pertanyaan guru. Guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi dan

melaksanakan penilaian proses dengan hasil rata-rata kelas mencapai 71 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 21 siswa atau 84% dari 25 siswa.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan membaca siswa mencapai

rata-rata kelas 63 dan siswa yang memperoleh nilai ≥63 mencapai 80%. Dengan

demikian nilai rata-rata kelas mencapai 71 dan siswa yang memperoleh nilai ≥63

sebanyak 21 siswa atau 84% dari 25 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model Quantum Learning yang dilakukan sudah berhasil.

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II,

secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan kekurangan-

kekurangan kecil di antaranya kurang kontrol waktu. Prosentase aktivitas atau

partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran semakin meningkat, suasana kelas menjadi lebuh hidup dan

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

210

menyenangkan, pada akhirnya diharapkan kemampuan membaca huruf Jawa

siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali

meningkat. Berdasarkan peningkatan kemampuan yang telah dicapai siswa, maka

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dianggap cukup dan diakhiri pada

Siklus II.

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya

peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran, serta perkembangan kemampuan

membaca huruf Jawa siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyolali. Peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran antara lain:

a. Siwa lebih disiplin dalam mengikuti pembelajaran.

b. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran lebih tinggi.

c. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Kemampuan berdiskusi lebih meningkat.

e. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru.

f. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar semakin baik.

g. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes lebih meningkat.

Sedangkan perkembangan kemampuan membaca huruf Jawa siswa yang

memperoleh nilai diatas 63 seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi nilai

kemampuan membaca huruf Jawa kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum tindakan,

sesudah tindakan Siklus I dan sesudah tindakan Siklus II .

Tabel 27. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum Tindakan (Pra Siklus)

No Interval nilai Frekuensi Prosentase(%) Kategori

1. 41-50 1 4 Kurang sekali

2. 51-60 16 64 Kurang

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

211

3 61-70 4 16 Cukup

4. 71-80 3 12 Lebih dari cukup

5. 81-90 1 4 Baik

6. 91-100 0 0 Baik sekali

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebelum dilaksanakan tindakan ada

siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali sebanyak 1 siswa atau

4%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 16 siswa atau

64%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 4 siswa atau

16%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari cukup sebanyak 3

siswa atau 12%. siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 1 siswa

atau 4% dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sekali atau

0%. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 8 siswa atau

32%. Rata-rata nilai hasil tes sebelum tindakan adalah sebesar 60,5.

Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti pada grafik di

bawah ini:

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Gambar 16. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf JawNegeri I Sukorame sebelum Tindakan

Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I dengan menerapkan

pembelajaran dengan model

Jawa diperoleh data hasil penilaian kemampuan mem

SD Negeri I Sukorame seperti terlihat pada tabel 28.

Tabel 28. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame pada Siklus I

No Interval nilai

1. 41-50

2. 51-60

3 61-70

0

2

4

6

8

10

12

14

16

41-50 51-

4%

64%

Frek

uens

i

212

. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum Tindakan (pra siklus).

Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I dengan menerapkan

model Quantum Learning pada pembelajaran membaca huruf

Jawa diperoleh data hasil penilaian kemampuan membaca huruf Jawa siswa Kelas IV

me seperti terlihat pada tabel 28.

Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame pada Siklus I

Frekuensi Prosentase (%) Kategori

0 0 Kurang sekali

11 44 Kurang

8 32 Cukup

-60 61-70 71-80 81-90 91-100

64%

16%12%

4%0%

Interval NIlai

a Siswa Kelas IV SD

Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I dengan menerapkan

pada pembelajaran membaca huruf

baca huruf Jawa siswa Kelas IV

Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV

Kurang sekali

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

213

4. 71-80 4 16 Lebih dari cukup

5. 81-90 1 4 Baik

6. 91-100 1 4 Baik sekali

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan

pada Siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali

atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 11 siswa

atau 44%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 8 siswa atau

32%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari cukup sebanyak 4 atau

16% siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 1 siswa atau 4%,

dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sekali sebanyak 1 siswa atau

4%. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 10 siswa atau

40% . Rata-rata nilai hasil tes siklus I adalah sebesar 63

Data frekuensi nilai kemampuan membaca huruf Jawa siswa kelas IV SD

Negeri I Sukorame pada siklus I dapat ditunjukkan pada gambar 17.

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Gambar 17. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I Sukorame Siklus I.

Untuk data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I

Sukorame pada siklus II dapat dilihat

Tabel 29. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I Sukorame Siklus II.

No Interval nilai

1. 41-50

2. 51-60

3 61-70

4. 71-80

5. 81-90

6. 91-100

0

2

4

6

8

10

12

41-50 51

0%

44%

Frek

uens

i

214

. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I Sukorame Siklus I.

Untuk data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I

us II dapat dilihat pada tabel 29.

Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I Sukorame Siklus II.

Frekuensi Prosentase

(%)

Kategori

0 0 Kurang sekali

3 12 Kurang

11 44 Cukup

6 24 Lebih dari cukup

3 12 Baik

2 8 Baik sekali

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

44%

32%

16%

4% 4%

Interval Nilai

. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I

Untuk data nilai kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I

Data Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD

Lebih dari cukup

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

Jumlah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan

pada Siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali

atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau

12%, siswa yang memperoleh

44%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kate

24% siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik seb

dan siswa yang memperoleh nilai dengan kat

8%. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai

80% . Rata-rata nilai hasil tes siklus II adalah sebesar 71,1.

Berdasarkan tabel tersebut da

pada Siklus II jumlah keseluruhan

siswa atau 80% dan tinggal 5 siswa

Data tersebut dapat digambarkan da

ini:

0

2

4

6

8

10

12

41-50 51

0%

12%

Frek

uens

i

215

25 100

tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan

pada Siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali

atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau

12%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 11 siswa atau

44%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari cukup sebanyak 6 atau

% siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 3 siswa atau 12

siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sekali sebanyak 2 siswa atau

siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 20 siswa atau

rata nilai hasil tes siklus II adalah sebesar 71,1.

tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindaka

pada Siklus II jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai ≥63 sebanyak 20

siswa atau 80% dan tinggal 5 siswa yang belum memperoleh nilai ≥63.

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik pada gambar berikut

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

12%

44%

24%

12%8%

Interval Nilai

tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan

pada Siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali

atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau

nilai dengan kategori cukup sebanyak 11 siswa atau

gori lebih dari cukup sebanyak 6 atau

anyak 3 siswa atau 12%,

anyak 2 siswa atau

sebanyak 20 siswa atau

dilaksanakan tindakan

sebanyak 20

lam bentuk grafik pada gambar berikut

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

216

Gambar 18. Grafik Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Kelas IV SD Negeri I Sukorame Siklus II.

Secara lebih rinci perkembangan kemampuan membaca huruf Jawa Kelas IV

SD Negeri I Sukorame dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel 30.

Tabel 30. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Huruf Jawa Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum (pra siklus) dan sesudah Tindakan Siklus I

No Materi pembelajaran

Rata-rata nilai tes

hasil belajar Keterangan

Sebelum Sesudah

1 Huruf Jawa nglegena 62,2 67 Berhasil

2 Huruf Jawa dengan

sandhangan

60,4 62 Belum berhasil

3 Huruf Jawa dengan

sandhangan dan

pasangan

58 60,8 Belum berhasil

Rata-rata 60,5 63

Tabel 31. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai Kemampuan Membaca Huruf

Jawa ≥63 Siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame sebelum (pra Siklus) dan sesudah Tindakan Siklus I

No Materi Pembelajaran

Jumlah Siswa yang Memperoleh nilai

≥63

Prosentase (%) Keterangan

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Huruf Jawa

nglegena 11 19 44 76 Meningkat

2 Huruf Jawa dengan 8 9 32 36 Meningkat

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

217

Berdasarkan tabel 30 dan 31 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model

Quantum Learning yang dilaksanakan pada Siklus I pada materi membaca huruf

Jawa nglegena sudah memperlihatkan hasil peningkatan kemampuan membaca huruf

Jawa siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali,

karena secara umum nilai rata-rata kelas maupun prosentase siswa yang mendapat

nilai ≥63 sudah mengalami peningkatan namun untuk materi membaca huruf Jawa

dengan sandhangan dan membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan

secara klasikal belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan membaca

huruf Jawa pada siswa Kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk,

Kabupaten Boyolali sesuai yang diinginkan. Dengan demikian penelitian dilanjutkan

pada Siklus II untuk materi membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan membaca

huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan.

Setelah dilaksanakan tindakan untuk materi membaca huruf Jawa dengan

sandhangan dan membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan pada Siklus

II terlihat adanya peningkatan kemampuan membaca antara sebelum dan sesudah

diadakan tindakan Siklus II. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 37.

Tabel 32. Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa Rata-rata Kelas Sebelum (siklus I) dan Sesudah Tindakan Siklus II

No Materi Pembelajaran Rata-rata Nilai Membaca

Keterangan Sebelum Sesudah

sandhangan

3

Huruf Jawa dengan

sandhangan dan

pasangan

7 9 28 36 Meningkat

Rata-rata 8,6 12 34,6 49,3 Meningkat

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

218

1 Huruf Jawa dengan

sandhangan 62 71,2 Berhasil

2

Huruf Jawa dengan

sandhangan dan

pasangan

60,8 71 Berhasil

Rata-rata 61,1 71,1 Berhasil

Selanjutnya dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas rata-

rata pada Siklus II dapat dipaparkan pada tabel 33.

Tabel 33. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai Kemampuan Membaca Huruf Jawa ≥63 sebelum (Siklus I) dan sesudah Tindakan Siklus II

No Materi

Pembelajaran

Jumlah siswa yang

memperoleh nilai≥63

Prosentase

(%) Keterangan

sebelum sesudah Sebelum sesudah

1 Huruf Jawa

dengan

sandhangan

9 20 36 80 Meningkat

2 Huruf Jawa

dengan

sandhangan

dan pasangan

9 21 36 84 Meningkat

Rata-rata 9 21,5 36 86 Meningkat

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

219

Berdasarkan tabel 32 dan 33 pembelajaran pada Siklus II menunjukkan

peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥63

baik pada materi pembelajaran membaca huruf Jawa dengan sandhangan maupun

pada materi pembelajaran membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan

sederhana, sehingga pembelajaran pada siklus II sudah berhasil.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama II Siklus dapat disimpulkan

bahwa peningkatan kemampuan membaca huruf Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri

I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dapat dilakukan dengan

mengunakan model Quantum Learning. Hal ini tampak jelas dengan adanya

peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh siswa baik perorangan maupun klasikal

pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel 30, 31, 32 dan 33. Secara garis

besar perbandingan antara hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II ditunjukkan pada

tabel 34.

Tabel 34. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 8 32 10 40 20 80

2. Tidak Tuntas 17 68 15 60 5 20

Disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 19.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

220

Gambar 19. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa model Quantum

Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa pada materi

membaca huruf Jawa nglegena, membaca huruf Jawa dengan sandhangan sederhana

dan membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana, pada siswa

kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali khususnya

dan siswa kelas IV Sekolah Dasar lain pada umumnya.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

32%40%

80%

68%60%

20%

0

5

10

15

20

25

Jum

lah

sisw

a

pra siklus siklus I siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

221

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf Jawa pada

siswa kelas IV SD Negeri I Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

Peningkatan kemampuan membaca huruf Jawa tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya nilai kemampuan membaca huruf Jawa pada setiap siklusnya yaitu:

Sebelum tindakan nilai rata- rata kemampuan membaca huruf jawa siswa 60,5 ,siklus

I nilai rata-rata kemampuan membaca huruf Jawa siswa 63 dan siklus II nilai rata-rata

kemampuan membaca huruf jawa siswa 71,1. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada

siklus I sebanyak 8 siswa atau 36%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 20 siswa atau

80%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 44%.

Sedangkan peningkatan ketuntasan dari pra siklus sampai siklus II sebesar 48%.

Dengan demikian secara klasikal, pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diketahui bahwa penggunaan model Quantum Learning efektif untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca huruf Jawa nglegena, membaca huruf Jawa

dengan sandhangan dan membaca huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan dan

pasangan sederhana pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

2. Pemanfaatan dan penggunaan model Quantum Learning diteruskan dan

dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan materi membaca huruf Jawa

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

222

nglegena, membaca huruf Jawa dengan sandhangan dan membaca huruf Jawa

dengan menggunakan pasangan sederhana pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3. Adanya pembelajaran dengan model Quantum Learning harus dilaksanakan

dengan sebaik mungkin supaya siswa merasa senang dalam mengikuti

pembelajaran sehingga kemampuan membaca huruf Jawa siswa meningkat.

4. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka

ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan kemampuan

membaca huruf Jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa, maka dapat disampaikan

saran-saran:

1. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran Bahasa Jawa untuk menerapkan model Quantum

Learning sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar menjadi

meningkat lebih baik..

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif

dengan menggunakan model Quantum Learning agar siswa merasa lebih dihargai

dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik. Dalam

kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu

mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa

akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang

sedang dipelajarinya. Guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai

fasilitator dan motivator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang

memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam melakukan proses belajar.

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

223

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Orang Tua

Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan

pendidikan anak, sebab bersama orang tualah anak lebih lama tinggal dari pada di

sekolah.

Tanpa bantuan orang tua, apapun usaha guru tidak akan berhasil secara

maksimal. Oleh karena itu bimbingan orang tua di rumah, masukan, informasi

tentang kemajuan dan kekurangan anak tersebut, sangatlah diperlukan guru guna

menunjang keberhasilan pendidikan anak. Untuk itu kerjasama dan jalinan

kekeluargaan antara orang tua dan sekolah harus selalu dibina.

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

224

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rosda Karya

Ahmad Rofi’udin & Darmiyati Zuchdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: UNM Press

Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: UPT dan UNS Press

Budiasih & Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS

Buzan, Tony. 2002. Use Your Perfect Memory. Yogyakarta: Ikon Teralitera

Darusaprapta, dkk, 1996. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara

De Porter, Mark Reardon & Sarah Singer. 2005. Quantum Theaching. Bandung: Kaifa

. , 2006. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Farida Rahim, 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Hadi Prayitno, 1999. Panuntun Basa Jawa. Surakarta: Nrimakarya

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Hari Wijaya & Triton. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi.Yogyakarta: Oryza

Henry Guntur Tarigan, 1994. Membaca sebagai suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Heribertus B. Sutopo, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Depdikbud Surakarta: UNS

Hermawan Widyastanto. 2007. Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung. Semarang: UNNES

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

225

Mardiyati. 2003. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Membaca Huruf Jawa dengan Metode Pemberian Tugas Latihan dan Resitasi. Semarang: UNNES

Martinis Yamin, 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press

Meheut, Martin. 2004. Teaching Learning Sequence: Aim and tools for science Education Research. France: Universite Paris 7 (http://pdfcontact.com/ebook/jurnal-quantum-learning.html, diakses 20 April 2010)

Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Universitas Terbuka

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Nar Herrhyanto & H.M. Akib Hamid, 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka

Nur Indah Lestari. 2007. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu pada Siswa Kelas VIII-F SMP Negeri I Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007. Semarang: UNNES

Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Prana Dwija & Ahmad. 1996. Kebahasaan dan Membaca dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti

Puji Santosa. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Samidi. 2010. Basa lan Kebudayaan Jawi. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press

Samidi & Slamet, 2004. Bahasa Daerah Bahan Ajar PGSD UNS. Surakarta: UNS

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sarwiji Suwandi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Singer, Sarah. 1998. Results of implementing Quantum Learning in the Thornton Township High School District, South Holland,IL. Chicago : Saint Xavier University (http://scholar.google.co.id/scholar?q=international+journal+of+quantum+learning&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart, diakses 14 April 2010)

Smith, Mark K, dkk, 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Mirza Media Pustaka

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF …/Upaya... · UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA BERBASIS QUANTUM LEARNING SD N 1 SUKORAME MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010

226

Solchan T.W, dkk, 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

St. Y. Slamet, 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: LLP UNS dan UNS Press

2007. Dasar-dasar Kemampuan Berbahasa Indonesia. Surakarta: LLP UNS dan UNS Press

Sudi Yatmana, 2007. Aku Seneng Basa Jawa 4. Jakarta: Yudistira

Sugianto, 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Suharsimi Arikunto, 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto, Suharjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara

Suryadipura & Betta Setyowati. 2008. Cara Belajar Membaca dan Menulis Huruf Jawa. Bandung: Yrama Widya

Suwaryono wiryodijyo. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan tekniknya. Jakarta: Dirjen Dikti

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda (diakses 25 November 2009)

http://www.newhorizons.org (diakses 13 Desember 2009)

http://www.learningforum.com (diakses 20 Desember 2009)

http://id.wikipedia.org/wiki/Hanacaraka (diakses 15 April 2010)

http://digib.petra.ac.id (diakses 20 Oktober 2009)

http://pdfcontact.com/ebook/jurnal-quantum-learning.html (diakses 20 April 2010)

http://scholar.google.co.id/scholar?q=international+journal+of+quantum+learning&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart ( diakses 14 April 2010)