UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten...

98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ARI SISWANTI X8110004 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2012

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B

TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ARI SISWANTI

X8110004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ari Siswanti

NIM : X8110004

Jurusan/ Program Studi : Ilmu Pendidikan/ PG-PAUD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

BONEKA TANGAN PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA

CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Agustus 2012

Yang membuat pernyataan

Ari Siswanti

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA

CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

ARI SISWANTI

X8110004

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Agustus 2012

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

ABSTRAK

Ari Siswanti. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA ANAK

KELOMPOK B TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Agustus 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

kelompok B TK Pembina kecamatan Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran

2011/2012 dengan menggunakan media boneka tangan.

Penelitiann ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) . Penelitian ini

dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini

seluruh anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 28 anak. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah

teknik analisis interaktif Milles dan Huberman kegiatan pokok analisis meliputi

reduksi data, penarikan kesimpulan atau verivikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat menunjukan bahwa dengan

menggunakan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara

anak dari pra siklus ke siklus I, dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Proses

pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher center dan tidak menggunakan

media, sehingga kemampuan berbicara anak rendah kemampuan berbicara anak

baru 18%. Peningkatan terjadi ada siklus I kemampuan berbicara anak meningkat

menjadi 28,6% walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan

kemampuan berbicara anak semakin baik dan meningkat menjadi 75%.

Pelaksanaan siklus III menyebabkan kemampuan berbicara anak semakin

meningkat tinggi menjadi 89%. Sehingga bisa bisa mendukung pembelajaran

yang berkualitas.

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media boneka tangan dapat

meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas

Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci : Kemampuan Berbicara, Media, Boneka Tangan

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Ari Siswanti. Efforts to Improve Speaking Ability Using Hand Puppet Media

on Group B TK Pembina Cawas Klaten Regency Academic Year 2011/2012.

Research Paper, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret

University of Surakarta. August 2012.

This study aims to improve the child's ability to speak in group B TK

Pembina Cawas Klaten academic year 2011/2012 usinghand puppets media.

This classroom research a classroom action research . This classroom research

was implemented in three cycles, with each cycle consisting of planning, action,

observation and reflection. The research subject is a class act all the children of

group B TK Pembina Cawas Klaten regency in the academic year 2011/2012

amount 28 children. Data collection techniques using observation, documentation.

Analysis of the data used is interactive analysis techniques Milles and Huberman

principal activities include the analysis of the data reduction, data display or

verification.

Based on the resseach of this study showed that using a hand puppet media

can improve speaking ability of children pre-cycle to 1st cycle, from the 1

st cycle

to the 2nd

cycle and the 3rd

cycle. The process of learning the teacher in pre cycle

do not use media and teacher center, so the speaking ability low, speaking ability

child's only 18%. The increase occurred there first cycle speaking ability children

increased to 28.6%, although not optimal. Implementation of the second cycle

causing the child's speaking ablity well and increased to 75%. Implementation of

the third cycle has the speaking ability the child grows up to 89% higher. So that

could be a quality learning support.

Conclusions This study is the use of hand puppets media can improve the

speaking ability to children TK Pembina Cawas Klaten regency academic year

2011/2012.

Keywords: Speech, Media, Hand Puppet

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Rencana Tuhan selalu imdah untuk hambanya” (Penulis)

“Pendidikan merupakan perlengkapan terbaik untuk hari tua” (Aristoteles)

“Karena tidak ada yang lebih mudah dibandingkan dengan berpikir, jadi tidak

ada yang lebih sulit dibandingkan dengan berpikir baik” Thomas Traherne)

“Jangan pernah merasa sakit karena keinginan yang belum tercapai, pasti Allah

mempunyai rencana yang lebih baik” (Penulis)

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini

kepada :

Bapak dan Ibu

Pengorbanan dan kasih sayang bapak ibu yang begitu besar, dan tiada tara

perhatian dan do’a yang tiada terputus serta selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada saya

Keluargaku

Semangat, dukungan dan doa yang senantiasa kalian panjatkan untuk telah

menjadikan Aku seperti sekarang ini.

Keluarga besar PGSD FKIP UNS

Berkesempatan menjadi bagian dari keluarga besar ini adalah suatu kebanggaan

yang luar biasa. Dan kenangan bersama kalian semua tidak akan pernah

tergantikan oleh apapun.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN

PADA SISWA KELOMPOK B TK PEMBINA CAWAS KABUPATEN

KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini (PG-PAUD), Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan

Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dr. Suwarto WA, M.Pd. selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Djaelani, M.Pd. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan motivasi,

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala TK Pertiwi Pembina Cawas , Kabupaten Klaten yang telah

memberikan ijin untuk penelitian dan bimbingan serta bantuan demi

kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

7. Anak-anak kelompok B TK Pembina Cawas, Kabupaten Klaten yang telah

bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Guru kelompok B yang telah membantu penelitian ini hingga selesai.

9. Guru-guru dan karyawan TK Pembina Cawas, Kabupaten Sragen.

10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

1. Hakikat Pembelajaran Kemampuan Berbicara………. ..... 5

a. Karakteristik Anak Usia Dini.................................... 5

b. Pengertian Kemampuan Berbicara ………………… 6

c. Pengertian bahasa…………………………………… 6

d. Pengertian Berbicara …………………………………. 10

e. Tujuan Berbicara ……………………………………. 12

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Hakikat Boneka Tangan Untuk Anak Usia Dini ............... 16

a. Pengertian Media ............................................................... 16

b. Nilai dan Manfaat Media .................................................. 16

c. Fungsi Alat Permainan Edukatif ...................................... 19

d. Pembuatan Alat Permainan Edukatif .................................. 20

e. Pengertian Boneka Tangan ................................................... 23

f. Manfaat Boneka Tangan ................................................... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 25

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 26

D. Hipotesis ................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 29

C. Sumber Data ........................................................................... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30

E. Validitas Data ......................................................................... 31

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 32

G. Indikator Kerja ......................................................................... 34

H. Prosedur Penelitian .................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41

A. Profil dan Keadaan Personil TK .............................................. 41

1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................ 41

2. Deskripsi Keadaan Personil TK ......................................... 41

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 42

1. Deskripsi Kondisi Awal ............................................ ....... 42

2. Siklus I .............................................................................. 45

3. Siklus II ............................................................................. 55

4. Siklus III .................................................................. ......... . 64

C. Pembahasan ...................................................................... ....... 73

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 78

A. Simpulan .................................................................................. 78

B. Implikasi ................................................................................... 79

C. Saran ........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80

LAMPIRAN ..................................................................................................... 81

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Kerangka Berfikir ....................................................................................... 27

3. 2 Komponen – komponen Analisis Data ....................................................... 33

3. 3 Siklus Observasi ........................................................................................... 40

4. 1 Perolehan Nilai Berbicara Pra Tindakan ...................................................... 45

4. 2 Perolehan Nilai Berbicara Siklus I …………………………………… ...... 52

4. 3 Perolehan NIlai Berbicara Siklus II ............................................................. 61

4. 4 Perolehan Nilai Berbicara Siklus III ........................................................... 70

4. 5 Peningkatan Kemampuan Berbicara siklus I, siklus II, siklus III ……… ... 75

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3. 1 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 81

4. 1 Daftar Personil TK ..................................................................................... 41

4. 2 Distribusi Nilai Awal Kemampuan Berbicara ............................................. 43

4. 3 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus I ......................................... 52

4. 4 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus II ........................................ 61

4. 5 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus III ....................................... 70

4. 6 Perubahan Kemampuan Berbicara Siklus I, Siklus II, Siklus III ................ 75

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Tabel Jadwal Penelitian …………………………………………………... 83

2 Cerita Gogo Kodok ……………………………………………………… 84

3 Silabus ………………………………………………………………… 86

4 RKH Siklus I Pertemuan 1 ........................................................................... 89

5 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 .............................................. 92

6 Penilaian Berbicara Siklus I Pertemuan 1 .................................................. 97

7 Observasi Kinerja Guru ................................................................................. 99

8 RKH Siklus I Pertemuan II .......................................................................... 102

9 Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 .............................................. 105

10 Penilaian Berbicara Siklus I Pertemuan 2 .................................................. 109

11 Observasi Penilaian Guru …………………………………………… ......... 111

12 RKH Siklus II Pertemuan Siklus 1 .............................................................. 114

13 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ............................................. 117

14 Penilaian Berbicara Siklus II Pertemuan 1 .................................................. 121

15 Observasi Kinerja Guru ……………………………………………… ...... 123

16 RKH Siklus II Pertemuan 2 ......................................................................... 126

17 Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ............................................ 129

18 Penilaian Berbicara Siklus II Pertemuan 2 .................................................. 133

19 Observasi Kinerja Guru ………………………………………………....... 135

19 RKH Siklus III Pertemuan 1 ........................................................................ 138

20 Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 ........................................... 141

21 Penilaian Siklus III Pertemuan 1 .................................................................. 145

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

22 Observasi Kinerja Guru ………………………………………………...... 147

23 RKH Siklus III Pertemuam 2 ....................................................................... 150

24 Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 .......................................... 153

25 Penilaian Siklus III Pertemuan 2 .................................................................. 157

26 Observasi Kinerja Guru ……………………………………………… ...... 159

27 Foto- foto Kegiatan

28 Perijinan Penelitian

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan

prasekolahan yang dikenal oleh anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak usia

TK sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi

kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karakteristik tersendiri

dimana anak yang sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat

tinggi terhadap apa yng dilihat dan apa yang didengarkannya, serta tidak akan

dihentikan untuk belajar. Dapat dilihat pada hampir seluruh aspek perkembangan

anak yang masuk TK mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pada anak

yang tidak masuk TK terlebih dahulu. TK merupakan pendidikan awal yang

dikenal anak setelah pendidikan dalam keluarga, dan merupakan dasar utama bagi

perkembangan anak selanjutnya.

Tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari

kegiatan berbahasa.Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, karena merupakan alat untuk memahami perasaan kepada

orang lain juga sebagai alat untuk memahami pikiran orang lain. Seiring dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk

mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. siswa adalah berbicara, karena

kemampuan berbicara menunjang kemampuan. Kemampuam berbahasa meliputi

empat aspek yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga

pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada

teori saja tetapi siswa dituntut untuk untuk mampu menggunakan bahasa sebagai

alat untuk berkomunikasi. Aspek berbahasa yang harus dikuasai yang lainnya

adalah berbicara. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang didapat

secara alamiah, tetapi berbicara secara formal memerlukan proses latihan dan

pengarahan yang insentif. Pada usia taman kanak-kanak harusnya anak sudah

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dapat berbicara dengan baik dan lancar, anak sudah dapat mengulang atau

menirukan kembali beberapa kata bahkan dapat mengucapkan beberapa kalimat.

Dimasa kanak-kanak adalah merupakan masa yang paling tepat untuk

mengembangkan kemampuan bahasa terlebih lagi kemampuan berbicara. Terlebih

lagi anak usia 4- 8 tahun adalah rentangan anak usia dini yang disebut dengan usia

prasekolah. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan

seluruh potensi anak. Banyak tahap perkembangan bahasa yang harus dilewati

anak dan tentu saja harus melalui banyak latihan dan pengalaman. Namun pada

kenyataan dilapangan kemampuan berbicara anak pada saat ini kurang. Dari 28

siswa kelompok B hanya 7 anak yang memiliki kemampuan berbicara yang baik.

Yang lainnya masih belum lancar berbicara. Banyak factor yang menyebabkan hal

tersebut, baik factor dari diri anak maupun dari luar diri anak.

. Selain itu juga karena kurangnya stimulasi yang diberikan kepada anak.

Sebagian besar masyarakat kurang memahami bahwa kemampuan berbicara

adalah kemampuan yang penting untuk dipelajari karena merupakan kunci untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lain. Anak yang mempunyai

kemampuan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahammi

oleh orang lain. Berbicara menunjang kemampuan membaca dan menulis.

Kemampuan berbicara tersebut memudahkan anak berkomunikasi dan

mengungkapkan idea atau gagasan. Kemampuan berbicara yang baik akan

membantu anak dalam kehidupan sehari – hari, selain membantu dalam

berkomunikasi dengan orang lain juga melatih keberanian anak. Disinilah peran

guru sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak,

terutama di sekolah. Selama ini guru dalam mengajar hanya menggunakan metode

konvensional sehingga kurang memberi kesempatan kepada anak untuk

berbicara, karena pembelajaran berpusat pada guru bukan pada anak. Selain itu

pemilihan media yang kurang tepat, bahkan dalam pembelajaran di TK guru

jarang menggunakan media.

Mengingat hal tersebut penulis ingin mencoba mengembangkan

kemampuan berbicara anak dengan media boneka tangan. Diharapkan dengan

dengan media boneka tangan dapat membantu anak dan mempermudah anak

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak yang dapat digunakan dalam

komunikasai dan dalam mengikuti kegiatan belajar. Mereka yang kemampuan

berbicaranya berkembang secara baik. Mengingat berbicara merupakan salah satu

aspek perkembangan anak yang sangat penting untuk dikembangkan, untuk itu

penulis memilih judul “Upaya meningkatkan kemampuan berbicara dengan media

boneka tangan pada anak kelompok B TK Pembina Cawas Kabupaten Klaten

tahun pelajaran 2011-2012 . Penulis mencoba membahas tentang pentingnya

pentingnya peningkatan kemampuan berberbicara anak dengan media boneka

tangan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Kemampuan berbicara anakmasih kurang.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

3. Guru kurang tepat dalam memilih media pembelajaran.

4. Guru kurang mengajak anak berpartisipasi dalam penggunaan media tangan.

5. Guru kurang mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan.

6. Banyak cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara antara lain dengan

media audio visual, boneka tangan, gambar seri dannlain sebagainya.

C. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian

untuk menghindari perluasan masalah. Subjek dari penelitian ini yaitu anak

kelompok B TK Pembina Cawas, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011-2012

dan objek dari penelitian ini meliputi :

1. Media yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan media boneka tangan.

2. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan berbicara.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang akan

peneliti ungkapkan :

1. Apakah penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

berbicara pada siswa kelompok B TK Pembina Cawas kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2011/2012?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dengan media boneka

tangan pada siswa kelompok B di TK Pembina Cawas kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2011 - 2012

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat bagi anak didik

a. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.

b. Memberikan suasana gembira bagi anak.

c. Mengembangkan imajinasi anak.

2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran

yang tepat untuk mengembangkan bahasa terutama berbicara anak.

b. Meningkatkan ketrampilan guru dalam kegiatan pembelajaran.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Memberikan masukan bagi mutu pembelajaran yang kreatif dan inovativ

di taman kanak – kanak.

b. Memberikan inspirasi untuk menggali dan mewujudkan model-model

pembelajaran yang inovatif dengan mengoptimalkan potensi lingkungan

sekitar taman kanak-kanak.

c. Sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Berbicara

a. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan pribadi yang unik dan mengasyikkan.

Anak usia dini memiliki berbagai potensi dasar yang perlu

dikembangkan, yang kelak menjadi pondasi bagi kehidupan anak

selanjutnya. Masa usia dini merupakan yang peka untuk menerima

rangsangan, hal ini merupakan ksempatan bagi orang dewasa untuk

memberikan pengeruh edukasi seluas-luasnya .

Menurut Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis : 2008

mengungkapkan bahwa anak usia dini anak usia dini bersifat peniru,

apa yang mereka lihat dan rasakan dari lingkungannya akan

ditirukannya, karena anak belum mengetahui batasan.

John Locke (dalam Hastuti, 2012 : 11) menyatakan bahwa anak

merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-

rangsangan yang berasal dari lingkungan.

Adapun beberapa karakteristik anak usia dini yang dikemukakan

oleh Wahyuti : 2011, antara lain:

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2) Anak merupakan pribadi yang unik.

3) Anak suka berfantasi dan berimajinasi.

4) Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling potensial untuk

belajar, masa seperti ini sering disebut dengan “golden age” atau usia

emas.

5) Menunjukkan sikap egosentris.

6) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

7) Anak sebagai bagian dari makhluk sosial.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah

pribadi yang masih bersih dan peka terhadap lingkungan dan masih

merupakan peniru ulung atas apa mereka lihat dan rasakan, serta

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

b. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan

sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan

sesuatu yang harus ia lakukan

Menurut Chaplin (2000:5) tentang ability yaitu (

kemampuan , kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan)

merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu

perbuatan. Sedangkan menurut Robbins (2000:7) mengatakan

bahwa kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak

lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.

Dari devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang yang terjadi apabila

seseorang bisa melakukan sesuatu baik sebagai bawan sejak lahir

atau sebagai hasil latihan. Kemapuan berbahasa meliputi empat

aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berbicara

adalah aspek yang mendasari perkembangan aspek yang lain.

c. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah sebuah symbol yang arbiter yang digunakan

untuk komunikasi manusia (Wardhaugh dalam Solchan T. W., dkk,

2008:1.3). Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem

komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi

ujaran) yang bersifat arbitrer. (Kentjono, ed dalam Solchan T. W.,

dkk, 2008:1.4), mengungkapkan definisi bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi

diri.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

bahasa adalah bahasa adalah sebuah simbol yang arbiter yang

digunakan dalam kehidupan sosial.

1) Manfaat bahasa

Karena bahasa adalah merupakan sarana atau alat dalam

berkomunikasi. Perkembangan bahasa tergantung pada

kematangan sel, dukungan lingkungan dan pola asuh. Manfaat

bahasa antara lain ; (a) sebagai alat untuk berkomunikasi, (b)

sebagai alat untuk mengembangkan intelektual anak, (c) sebagai

alat untuk menyatakan perasaan dan pikiran kepada orang, (d)

alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia,( e) alat untuk

mengidentifikasi diri.

2) Fungsi bahasa

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan

dengan orang lain, manusia akan selalu berkomunikasi untuk

memenuhi segala kebutuhannya. Melalui bahasa manusia akan

berkomunikasi menyampaikan keinginan, hasrat, dan

kebutuhannya sebagai makhluk hidup. Kemampuan berbahasa

akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya dan bagi orang

lain. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dengan sesama,

dengan bahasa kita dapat mengembangkan buah pikiran orang

lain dalam mengembangkan nilai-nilai sosial,kepribadian,dan

sebagainya.

Halliday (1997, dalam Solchan T.W., 2008) secara

khusus mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut :

(a) Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk

mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau perasaan

pemakainya, (b) fungsi regular, yaitu penggunaan bahasa untuk

mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat orang lain, seperti

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

bujukan, rayuan, permohonan atau perintah, (c) fungsi

interaksional, yautu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak

dan menjaga hubungan social, seperti sapaan, basa-basi,simpati

atau penghiburan, (d) fungsi informatif, yaitu penggunaan

bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan atau

budaya, (e) fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk

belajar atau memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau

permintaan penjelasan atau sesuatu hal, (f) fungsi imajinatif,

yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan

rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra, (g) fungsi

instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan

keinginan atau kebutuhan pemakaiannya.

3) Perkembangan Bahasa Anak

Bahasa yang dimilki oleh anak adalah bahasa yang telah

dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak

mendapatkan bahasa dari sekelilingnya, baik dari keluarga,

teman bermain, guru dan lingkungan tempat anak tinggal. Hal

yang paling penting adalah bagaimana lingkungan tersebut

menstimulasi kemampuan bahasa anak sesuai tahapannya.

Perkembangan bahasa anak menurut Elizabeth B.Hurlock dalam

Drs. Ahmad Susanto: 2011:38) :

a. Usia 6 bulan anak dapat ; (1) merespon ketika dipanggil

namanya, (2) merespon pada suara orang lain dengan

menolehkan kepala, (3) merespon relevan dengan nada marah

atau ramah(b)Usia 12 bulan anak dapat ; (1) menggunakan

satu atau lebih kata bermakna jika ingin sesuatu, bisa jadi

hanya potongan kata, (2) mengerti intruksi sederhana, (3)

mengeluarkan kata pertama yang bermakna.

b. Usia 18 bulan (1,5 tahun) anak dapat : (1) kosa kata mencapai

5-20 kata, kebanyakan kata benda, (2) suka mengulang kata

atau kalimat, (3) dapat mengikuti instruksi.,Usia 3 tahun anak

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dapat : (1) bisa berbicara dengan kata yang lalu, (2) tahu

nama-nama bagian tubuhnya, (3) mengkata mencapai 900-

1000 kata, (4) bisa menyebutkan nama, usia dan jenis

kelamin, (5) bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang

lingkungannya.

c. Usia 4 tahun anak dapat : (1) tahu nama-nama binatang, (2)

menyebutkan nama benda yang dilihat dalam buku atau

majalah, (3) mengenal warna, (4) bisa mengulang 4 digit

angka, (5) bisa mengulang kata dengan 4 suku kata, (6) suka

mengulang kata, frasa, suku kata, dan bunyi.Usia 5 tahun

anak dapat : (1) bisa menggunakan kata deskripsi seperti kata

sifat, (2) mengerti lawan kata: besat-kecil, lembut-kasar, (3)

dapat menghitung sampai 10, (4) bicara sangat jelas kecuali

Kemampuan berbahasa

Kemampuan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak,

berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan

satu sama lain dan saling mendukung satu dan lainnya. Semua aspek

tersebut diperoleh melalui satu hubungan urutan yang teratur : pada masa

kecil anak belajar menyimak kemudian berbicara, sesudah itu belajar

membaca dan menulis. Berikut ini adalah aspek-aspek dalam berbahasa :

Pertama menyimak , merupakan hal yang pertama kali dipelajari dan

dikuasai oleh anak setelah anak lahir. Sejak bayi bahkan sejak dalam

kandungan anak sudah belajar menyimak, yaitu belajar menyimak lagu-

lagu dan suara yang diperdengarkan kepadanya. Dan hal tersebut akan

terus anak pelajari setelah anak lahir. Menyimak adalah kegiatan

mendengarkan secara aktif dan kreatif untuk memperoleh informasi,

menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang

disampaikan secara lisan (Nurbiana Dheni, dkk 2008:4.6).

Menurut Sabarti dalam Nurbiana dheni (2008:4.7) fungsi

menyimak adalah :Dasar belajar bahasa. (1) Penunjang ketrampilan

berbicara, membaca dan menulis. (2) Penunjang komunikasi lisan. (2)

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penambah informasi dan pengetahuan. Kedua membaca, menurut Hari

dalam Nurbiana Dhien, dkk (2008:5.5) membaca adalah tindakkan

menyesuaikan arti kata dengan symbol-simbol verbal yang tertulis atau

tercetak . Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

tindakan mengenal dan memahami tulisan dalam urutan lambang-lambang

menjadi wicara bermakna.

Semakin kita sering membaca dan menyimak maka semakin

banyak pula pengetahuan yang kita miliki. Begitu pula dengan anak-anak,

semakin banyak mereka mambaca dan menyimak maka semakin banyak

pula pengetahuan yang mereka peroleh. Kemampuan membaca diperoleh

setelah kemampuan berbicara dikuasai. nilai-nilai kehidupan lainnya.

Ketiga menulis,adalah merupakan kemampuan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Kemampuan

menulis tidak datang secara otomatis atau bawaan lahir namun merupakan

hasil dari suatu proses atau latihan yang terus-menerus. Menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Henry Guntur

Tarigan, 2008:22).

d. Pengertian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan yang harus kuasai anak, karena

kemamuan ini menjadi fondasi untuk dapat menulis dan membaca bagi

anak. Kemampuan ini juga mendasari proses-proses berpikir yang

mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin

terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas juga jalan

pikirannya.Kemampuan berbicara adalah kemampuan yang berkembang

dalam kehidupan anak yang didahului oleh kemampuan menyimak.

Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang

langsung serta merupakan komunikasi tatap muka atau face to face

communication (Brooks dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:4).

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Henry Guntur Tarigan,

2008:16). Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan

manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengar.

Suhendar dalam Yeti mulyati,dkk mengatakan ”Berbicara adalah

proses perubahan wujud pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran.”

(2011:6.3). (Hariyadi dan Zamzami dalam Suhartono 2005:20) berbicara

pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunkasi, sebab di

dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.

Speaking and vocabulary children bring to written their

reading and comprehension. It has been established that children’s

vocabulary, in particular, in kindergarten is one of the best predictors of

reading comprehension in grades three and four ( seneschal, Oulette, &

Rodney ,2006:Storch & Whitehurst, 2002 : 22 ).

Jadi dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah

ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk ujaran atau bunyi-

bunyi bahasa. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengugkapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau ungkapan kata-kata untuk mengekpresikan,

manyatakan, menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan. Dari

berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berbicara adalah kesanggupan yang dibawa sejak lahir oleh manusia untuk

mengungkapkan bunyi – bunyi atau kata – kata sebagai proses perubahan

wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran.

d. Hakikat Berbicara

Yeti Mulyani,dkk (2011:6.3-6.5) menyatakan bahwa hakikat

berbicara adalah sebagai berikut:

a. Berbicara merupakan ekpresi diri

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara seseorang tersebut

berbicara. Kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, bahkan

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kebohongan seseorang tidak dapat disembunyikan selama

seseorang tersebut masih berbicara.

b. Berbicara merupakan kemampuan mental motorik

Berbicara tidak hanya melibatkan kerja sama alat-alat ucap secara

harmonis, tetapi tetapi berbicara juga melibatkan aspek mental.

c. Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Berbicara harus memperhatikan ruang dan waktu. Tempat dan

waktu terjadi pembicaraan mempunyai efek makna pembicaraan.

Waktu juga sangat mempengaruhi makna ucapan seseorang.

Berbicara merupakan keterampilan berbahsa yang bersifat

produktif.

B. Tujuan berbicara

Berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata atau

bunyi,tetapi merupakan alat untuk mengekpresikan, menyatakan,

menyampaikan idea atau gagasan kepada orang lain. Kemamapuan

berbicara berkaitan dengan dengan kosa kata yang diperoleh anak

dari menyimak atau bahkan membaca. Menurut Tarigan (1983:15)

tujuan berbicara adalah (1) untuk berkomunikasi, (2) untuk

menyampaikan pikiran secara efektif . sedangkan menurut

Djago,dkk dalam Hastuti (2012:25) tujuan berbicara dapat

digolongkan menjadi lima golongan yaitu (a) menghibur, (b)

menginformasikan, (c) menstimulasi,(d) Meyakinkan, dan e)

menggerakkan. Selain itu tujuan umum pengembangan berbicara

juga di ungkapkan oleh Hartono dalam Suhartono (2005:123)

bahwa pengembangan bicara anak yaitu supaya anak : (1) memiliki

perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk

berkomunikasi sehari-hari, (2) mau mendengarkan dan memahami

kata-kata serta kalimat, (3) mampu mengungkapkan pendapat dan

sikap dengan lafal yang tepat, (4) berminat manggunakan bahasa

yang baik, (5) berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan

dengan bahasa tulisan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

bahwa seseorang melakuan kegiatan berbicara selain untuk

berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain

dengan maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan

bicara dengan baik.

Supaya tujuan berbicara dapat sampai kepada audience dengan

baik, perlu diperhatikan beberapa factor yang dapat menunjang keefektifan

berbicara diantaranya adalah penguasaan bahasa dan media. Untuk taman

kanak-kanak banyak sekali media yang dapat digunakan dalam berbicara

kepada anak. Media dalam pembelajaran taman kana-kanak dapat berupa

gambar diam, kartu, boneka tangan, boneka jari dan masih banyak lagi.

Kemampuan berbicara berkaitan erat dengan kosa kata yang diperileh anak

dalam kegiatan menyimak atau bahkan memabaca. Ada dua tipe

perkembangan bahasa anak ;

1. Egosentris speech, terjadi pada saat anak berusia 2-3 tahun, dimana

anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan

berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan

kemampuan berfikirnya.

2. Socialized speech, yaitu terjadi pada saat anak berinteraksi dengan

temannya ataupun lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan adaptasi social anak.

Sehubungngan dengan itu terdapat lima bentuk socialized speech yaitu (a)

saling bertukar informasi untuk tujuan bersama; (b) penilaian terhadap

ucapan atau tingkah laku orang lain; (c) perintah, permintaan, ancaman;

(d) pertanyaan; (e) jawaban.

Berkenaan dengan hal itu Hurlock dalam Nurbiana Dheini,dkk

(20083.6-3.7) mengemukakan kriteria untuk mengetahui atau mengukur

tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar

atau tidak, sebagai berikut : (1) anak mengetahui arti kata yang digunakan

dan mampu menghubungkan dengan objek yang diwakilinya, (2) anak

mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mudah, (3) anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering

mendengar atau menduga-duga.

Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum terbagi atas dua

periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5

tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan

kata kata yang pertama. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar,

yaitu:

a. Fase satu kata atau yang biasa disebut dengan holofrase

Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran

yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya

tanpa perbedaan yang jelas. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami

apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks

apa kata tersebut diucapkan, sambil mengamati mimik raut muka gerak

serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan

oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul

dengan kata kerja.

b. Fase yang lebih dari sebuah kata atau satu kata

Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini

anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata.

Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat,

kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang

tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti

oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan

oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri.

c. Fase ketiga adalah fase diferensiasi

Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua

setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai

lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah

kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu

mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam

pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan

kata dalam bentuk jamak,

Hambatan dalam berbicara dapat disebabkan oleh beberapa

alasan, Menurut Sulvia dalam Nurbiana Dheini,dkk (20083.6-3.9)

hambatan yang terjadi dalam komponen kebahasaan, meliputi (I) lafal dan

intonasi,(2) pilihan kata, (3) struktur bahasa, dan (4) gaya bahasa.

Hambatan ketika seseorang berbicara adalah:

1) Keberanian atau percaya diri

Bahwa semua orang mampu berbicara dengan cara yang dapat

diterima oleh publik,jika ia memiliki rasa percaya diri dan sebuah ide

yang ada di dalam dirinya, yaitu dengan mengerjakan hal-hal yang

ditakutkan dan memperoleh satu catatan dari pengalaman orang-

orang sukses.

2) Rasa grogi, gugup

Rasa grogi untuk berbicara dapat dialami oleh siapa saja, hal ini akan

dapat dikuasai jika pembicara lebih tenang dan berusaha untuk

membuat suasana menjadi agak lebih rileks.

3) Gejala-gejala tertekan

Ada beberapa gejala yang dapat menghambat berbicara seseorang

yaitu :

(a) Gejala fisikDitandai dengan detak jantung yang semakin cepat, lutut

gemetar, tegang kulit, (b) untuk berdiri di muka umum, suara yang

bergetar, mata berair atau hidung berlendir, kesulitan benafas,

gelombang hawa panas, atau perasaan seperti mau pingsan, (c)

Gejala mental terjadi pengulangan kata, kalimat atau pesan, (d)

Ketidak mampuan mengingat angka atau fakta secara tepat, serta

bentuk kepanikan lainnya.

Hambatan dalam berbicara yang terjadi pada anak adalah disebabkan

oleh kebelum-matangan anak dalam menguasai keterampilan berbicara,

factor lainnya yaitu adanya hambatan secara fisik, antara lain anak belum

bisa mengucapkan huruf r, I,s,m,n atau kelainan saluran pita suara anak.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Hakikat Boneka Tangan

a. Pengertian Media

Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya komunikasi antar

anak dengan guru. Agar pesan atau inti dari pembelajaran dapat

diterima anak dengan baik, maka diperlukan perantara yang disebut

dengan media pembelajaran. Peran media pembelajaran pada anak

taman kana-kanak kini semakin penting mengingat perkembangan anak

pada masa ini berada pada masa konkret. Artinya adalah diharapkan

bahwa anak diharapkan dapat mempelajari segala sesuatu secara

konkret atau nyata. Menurut Scramm dalam Dwijiastuti (2007:3) ,

media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran. Media merupakam saluran komunikasi

(Heinich, Molenda dan Rusell dalam Badru Zaman,dkk 2005:4.4). Dari

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah saluran

komunikasi yang di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

b. Nilai dan manfaat media

Media merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen

yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan

komponen yang lain dalam rangka menciptakan situasi belajar yang

diharapkan. Tanpa media maka proses pembelajaran tidak dapat

berjalan secara efektif. Media memiliki nilai-nilai yang dapat

mengoptimalkan pencapaian hasil belajar di TK. Berikut adalah nilai-

nilai media pembelajaran :

1. Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang

dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung

kepada anak TK bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui

pemanfaatan media.

2. Menghadirkan objek yang berbahaya atau sulit didapat ke dalam

lingkungan belajar.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Menampilkan objek yang terlalu besar. Guru dapat menyampaikan

gambaran mengenai candi, pesawat dan lain-lain.

4. Memperlihatkan gerakkan yang terlalu lambat atau terlalu cepat.

Dengan media flim guru dapat memperlihatkan proses

metamorfosa kupu-kupu.

Media pembelajaran juga mampu memberikan kontribusi yang

sangat besar dalam kepercapaian kemampuan belajar belajar anak TK

yang diharapkan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemanfaatan media di TK. (a) penggunaan media pembelajaran bukan

merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai

sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, (b)

media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. Bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen

yang tidak dapat berdiri sendiri, (c) media pembelajaran dalam

penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran.

Penggunaan media harus selalu melihat kepada tujuan atau kemampuan

yang akan dikuasai anak dan bahan ajar, (d) media pembelajaran berfungsi

mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan

madia pembelajaran anak dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih

mudah dan cepat, (e) media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan

kualitas proses pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar lebih lama

mengendap dalam memori anak bila menggunakan media, (f) media

pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.

Media pembelajaran dikelompokkan menjadi 3, yaitu media audio,

visual dan audio visual. Petama media audio adalah media yang

mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengarkan) yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk

mempelajari isi tema. Contoh media audio adalah caset suara dan radio.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin menggunakan

media audio di TK, yaitu : (1) media ini haya dapat melayani secara baik

mereka yang sudah memiliki kemampuan dalam berfikir abtrak , (2) media

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

ini memerlukan pemusatan perhatian yang tinggi dibandingkan media

lainnya, (3) karena sifatnya yang auditif jika menginginkan hasil belajar

yang baik dan optimal, diperlukan juga pemahaman-pemahaman secara

visual. Kedua, media visual yaitu media yang menyampaikan pesan

melalui pengelihatan pemirsa atau media yang hanya dapat dilihat. Contoh

media visual antara lain : gambar seri, gambar bergerak dan lain-lain.

Ketiga, media audiovisual yaitu media media yang merupakan kombinasi

antara media audio dan media visual, sehingga dapat dilihat dan dapat

didengar. Contoh media audiovisual anatara lain : TV, VCD dan lain-lain.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan

memilih media pembelajaran di TK :

(1) Kesesuaian dengan perencanaan pembelajaran di TK, yaitu satuan

kegiatan mingguan (SKM) dan satuan kegiatan harian (SKH), (2)

kesesuaian denga sasaran belajar, yaitu anak yang akan mempelajari

tema melalui media pembelajaran terebut, (3) kesesuaian dengan

tingkat ketercapaian media, maksudnya apakah pemebelajaran tersebut

sudah memenuhi syarat teknis, (4)kesesuaian dengan situasi dan

kondisi, misal tempat atau ruangan yang digunakan, (5) objektivitas,

maksudnya terhindar dari pemilihan yang didasari dengan kesenangan

pribadi semata.

Suatu kegiatan yang sangat digemari oleh anak TK adalah bermain.

Meskipun kegiatan ini dapat dilakukan tanpa alat permainan, namun justru

hampir semua kegiatan bermain menggunakan alat permainan. Alat

permainan ada yang dibuat secara khusus untuk kegiatan bermain, seperti

boneka tangan, mobil-mobilan, dan lain-lain yang dijual di toko. Tidak

hanya itu saja alat permainan juga dapat dari bahan-bahan yang ada

disekitar.Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa alat permainan

adalah segala hal atau alat yang dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan bermain. Alat permainan terus mengalami kemajuan,saat ini

kita sering mendengar alat permainan edukatif atau yang disingkat APE.

Yaitu alat permainan yang khusus, dan sering digunakan oleh lembaga

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pendidikan prasekolah. Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan

yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan

Alat Permainan Edukatif memiliki kekhasan tersendiri

dibandingkan dengan alat permainan yang lain. Alat Permainan Edukatif

dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah

kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal serta dapat digunakan

untuk berekperimen dan berekplorasi. Alat Permainan Edukatif (APE)

adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk

kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut

menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak

semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara

khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.. Dari

kedua pengertian di atas dapat digaris bawahi bahwa perbedaan antara alat

permainan yang biasa dengan alat permainan edukatif terdapat unsur

perencanaan pembuatan secara khusus dengan mempertimbangkan

karakteristik anak dan mengkaitkan pada pengembangan berbagai aspek

perkembangan anak

c. Fungsi Alat Permainan Edukatif

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai

fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga

kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta

menyenangkan bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

1. Menciptakan situasi bermain(belajar) yang menyenangkan bagi anak

dalam proses pemberian perangsangan indicator kemampuan anak.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa bermain ada

yang menggunakan alat dan ada yang tidak menggunakan alat.

Khusus dalam permainan yang menggunakan alat dengan

penggunaan alat-alat permainan tersebut anak tampak sangat

menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh

melalui kegiatan belajar tersebut.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang

positif. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba

melakukan berbagai kegiatan yang mereka suka dengan cara

menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui.

Kondisi tersebut sangat mendukung mereka dalam mengembangkan

rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan

edukatif mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai bagian

yang tak terpisahkan dari kegiatan anak dalam melakukan kegiatan-

kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri berkembang

secara wajar. Pada kegiatan anak memainkan suatu alat permainan

dengan tingkat kesulitan tertentu misalnya anak bermain peran

dengan boneka tangan pada saat tersebut ada proses yang dilalui

anak sehingga anak mengalami suatu kepuasan setelah suatu melalui

suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam alat permainan

tersebut.

3. Memberikan stimulus dalam pembentukkan perilaku dan

pengembangan kemampuan dasar merupakan focus pengembangan

pada anak TK. Alat permainan edukatif dirancang dan

dikembangkan untuk memfasilitasi semua aspek perkembangan

tesebut. Memberikan kepada anak untuk bersosialisasi,

berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif

berfungsi memfasilitasi anak mengembangkan hubungan yang

harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya

dengan teman-temannya.

d. Pembuatan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak TK

Alat permaian edukatif suatu kegiatan yang memerlukan bekal

kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksud adalah

pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukan sesuai dengan

persyaratan tertentu sehingga alat permainan edukatif yang dibuat betul-

betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.

Sebelum membuat alat permainan edukatif, guru harus memperhatikan

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi

syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika.

Jika guru telah memahami berbagai persyaratan pembuatan alat

permainan edukatif, prosedur pembuatan alat permainan edukatif itu

sendiri dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut : (1) Guru mengkaji dan memahami karakteristik anak yang ada

di TK. Jika guru akan membuat alat permainan edukatif maka guru

harus memahami karakteristik anak yang akan menjadi sasaran

pembuatan alat permainan edukatif yang dilakukan guru. Setiap anak

pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, (2) Guru

menelaah program kegiatan dan tujuan belajar anak. Program kegiatan

dan tujuan belajar yang dimaksud adalah kurikulum yang digunakan di

TK.

Di dalam kurikulum telah secara jelas disajikan mengenai

rumusan kemampuan dan kompetensi dan penjabarannya berupa

indikator-indikator kemampuan yang harus dicapai atau diperoleh oleh

anak. Rumusan kompetensi dan indicator-indikator yang terdapat

didalam kurikulum harus ditelaah oleh guru, sehingga guru mendapat

pemahaman yang utuh mengenai apa saja yang harus dicapai oleh anak

TK melalui kegiatan kegiatan balajar atau bermain. Dengan

pemahaman yang memadai mengenai isi program kegiatan dan tujuan

belajar akan memudahkan guru dalam membuat alat permainan edukatif

sehingga akan lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan anak,

(3) Memilih tema dan tujuan belajar dari tema tersebut. Tema adalah

alat yang digunakan untuk mencapai berbagai aspek perkembangan

anak. Sebenarnya penentuan tema tersebut tidak harus selalu terpaku

dengan tema-tema yang terdapat dalam kurikulum, guru dapat membuat

dan mengembangkan tema sendiri, (4) Meninventarisasi alat permainan

edukatif yang sudah ada dan menelaah apakah alat permainan edukatif

tersebut sudah sesuai dengan kurikulum atau belum. Proses ini sangat

penting dilakukan oleh guru, sehingga guru dapat mengetahui alat

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

permainan edukatif apa saja yang sebenarnya sangat diperlukan dan

dibuat oleh guru. Seringkali guru membuat alat alat permaina edukatif

yang sudah ada dan sebenarnya tidak diperlukan lagi . Sementara yang

belum ada terabaikan, (5) Menentukan jenis alat permainan edukatif

yang akan dibuat dan dikembangkan. Setelah dilakukan inventarisasi,

guru akan mengetahui secara pasti apa saja alat permainan edukatif

yang dibutuhkan dalam pembelajaran anak.

Dalam kenyataannya berdasarkan daftar kebutuhan yang kita

buat sering kali alat permainan edukatif yang harus dibuat sangatlah

banyak jumlahnya dan semuanya ingin kita buat. Hal tersebut tentunya

kurang realistis sehingga kita harus memprioritaskan pembuatan alat

permainan edukatif yang benar-benar penting untuk dipenuhi, (6)

Membuat rancangan untuk pembuatan alat permainan edukatif. Jika alat

perminan edukatif sudah ditentukan maka guru membuat rancangan

atas desain alat permainan tersebut untuk memudahkna dalam

pembuatan. Dalam pembuatan alat permainan edukatif tersebut

hendaknya dikemukakan aspek perkembangan yang dapat

dikembangkan melalui alat permainan edukatif tersebut, alat dan bahan

pembuatan yang dibutuhkan, teknik pembuatan dan bagaimana cara

penggunaannya, (7) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Guru

menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sehingga pada saat proses

pembuatan tidak menghadapi kendala dan dapat dilakukan sesuai

rencana. Ketersediaan alat dan bahan ini akan sangat menujang

pembuatan alat permainan edukatif yang dibutuhkan oleh TK, (8)

Membuat alat permainan edukatif sesuai dengan rencana atau sesuai

dengan kondisi alat dan bahan yang ada. Pada tahap ini apa yang telah

menjadi rencana dilaksanakan dengan mengikuti prosedur pembuatan

yang telah ditentukan. Pada tahap ini ide dan rencana dilaksanakan

dengan memanfaatkan alat dan bahan yang telah dipilih. Kejelian dan

kreativitas guru akan sangat mendukung dihasilkannya alat permainan

yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan TK, (9) Setelah guru

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

membuat alat permainan edukatif tertentu, guru masih perlu mengecek

apakah alat permainan edukatif yang telah dibuat telah sesuai dengan

yang diharapkan dalam arti telah memenuhi syarat edukatif, teknis dan

estetika.

e. Pengertian Boneka Tangan

Boneka adalah tiruan dalam bentuk manusia bahkan sekarang

dalam bentuk binatang. Boneka tangan adalah tiruan bentuk baik

bentuk manusia,binatang atau bentuk lainnya yang yang ukurannya

disesuaikan dengan ukuran tangan dengan berbagai corak dan motif.

Boneka tangan banyak digunakan dalam pembelajaran terutama pada

kelas rendah, hal ini dengan tujuan untuk menarik perhatian anak agar

terfokus pada guru. Dengan dimainkan dalam sandiwara boneka atau

area drama. Mengingat hal itu maka boneka tangan dibuat semenarik

mungkin dan seunik mungkin. Boneka tangan ada dengan berbagai

ukuran, ada yang sebesar ukuran tangan orang dewasa, ada yang

tanggung dan yang seukuran tangan anak – anak. Boneka tangan dapat

disesuaikan dengan kebutuhan, karena banyak sekali macamnya.

Selain itu juga dapat dibuat sendiri dengan kain flannel atau kain

perca.

f. Manfaat Boneka Tangan

Manfaat boneka tangan antara lain : (a) tidak banyak memakan

tempat dalam pelaksanaannya, (b) tidak menuntut ketrampilan yang

rumit, (c) dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi

keaktifan anak dan suasana gembira, (e) Mengembangkan aspek

bahasa.

g. Langkah penggunaan antara lain : (a) mangenalkan boneka-boneka dan

bagian-bagiannya sesuai peran, (b) mengenalkan cara-cara memegang

atau memainkan, (c) boneka dimainkan dengan dialog dari guru, (d)

dapat juga dibantu dengan panggung boneka.Cara menggunakan

boneka antara lain : (a) memakai jari tangan kanan atau yang kiri, (b)

tangan masuk ke bagian bawah, jari tengah menyangga leher boneka,

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

jempol dan jari tangan masuk ke bagian tangan boneka, (c) boneka

tangan langsung digunakan dengan cara digerak-gerakkan oleh jari

tangan.

h. Tahapan bermain boneka tangan antara lain :

Bermain boneka tangan tidak hanya asal, namun ada tahapan-

tahapan yang harus dilakukan hasilnya dapat maksimal. Selain itu juga

agar memudahkan guru atau anak pada saat memainkan. Adapun

tahapan bermain boneka tangan antara lain : (a) guru menyiapkan

boneka tangan sesuai dengan karakter yang dikehendaki, (b) guru

menggunakan boneka tangan, kemudian menerangkan cara

menggunakan boneka tangan dan contoh cara menggerakkannya

sambil berbicara, (c) kemudian guru memotivasi anak supaya

mencoba memakai boneka tangan, anak yang paling berani di ajak

memotivasi teman-teman yang lain, (d) guru memilih dua atau tiga

anak untuk maju. Anak yang dipilih dapat anak yang paling berani,

baru setelah itu dipilih anak yang pemalu, (e) guru mengarahkan saja,

jika perlu guru turut serta agar ceritanya dapat terarah, (f) pada tahap

awal berrmain boneka tangan, anak didampingi dahulu oleh guru agar

ceritanya dapat lebih terarah dan berjalan lancar. Selanjutnya anak

bermain boneka tangan secara spontan tanpa didampingi guru.

Melihat dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam bermain boneka

tangan yang terpenting adalah anak mendapat pengalaman baru untuk

meningkatkan kemampuan berbicara.

Namun dalam penggunaan boneka tangan dalam pembelajaran juga

terdapat kendala antara lain adalah : pertama jumlahnya yang terbatas

sehingga harus digunakan secara bergantian, kedua bentuknya yang lucu

kadang juga membuat siswa asyik sendiri dan berebut. Ketiga kadang ada

anak yang tidak mau sama sekali untuk bermain boneka tangan karena

tidak berani.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas maka guru harus

pintar-pintar untuk mengatur strategi dalam pembelajaran. Guru harus

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menyusun kegiatan terlebih daluhu. Guru dapat membatasi penggunaan

anak, jadi anak secara bergantian memakai boneka tangan, tidak hanya di

dominasi oleh salah satu anak atau beberapa anak saja. Selain itu guru juga

harus pandai memainkan lakon dengan boneka tangan dan memotivasi

siswa agar mau turut berpartisipasi.

C. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Rohmiati Dwi Astuti ( 2010) penelitian yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Menceritakan Tokoh Idola Dengan Media Boneka Tangan

Peserta Didik Kelas 2 SD N 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun

2009/2010. Hasil penelitian tersebut bahwa kemampuan bercerita siswa

meningkat dengan menggunakan media boneka tangan, yang semula

pada kondisi awal masih kurang dari 60%, kemudian pada siklus I naik

menjadi 69% dan pada siklus II menjadi 79,5%.

2. Intan Choiri (2009) penelitian yang berjudul Penerapan Ragam

Mendongeng Dengan Menggunakan Media Gambar Diam Seri Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Berekpresi Siswa kelas V MI

Sunan Kalijaga Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian

tersebut bahwa kemampuan berbicara siswa meningkat dengan

menggunakan metode mendongeng dengan gambar diam seri, yang

semula pada kondisi awal masih 57,6%, kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 68%, kemudian pada siklus II menjadi 84%.

3. Neni Fiana (2011) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menyimak Cerita Dengan Menggunakan Media Boneka

Tangan Pada Siswa Kelas I SD negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian tersebut bahwa keterampilan

menyimak siswa meningkat dengan menggunakan media boneka

tangan, yang pada semula pada kondisi awal masih 60%, kemudian

pada siklus I meningkat menjadi 71%, siklus II meningkat lagi menjadi

80% dan pada siklus III menjadi 90%.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dari penelitian yang telah dilakukan diatas memiliki kesamaan

dengan peneliti yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang

dalam suatu pembelajaran dapat meningkatkan proses maupun hasil

belajar kemampuan berbicara anak.

Dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan peningkatan

kemampuan berbicara anak dengan menggunakan media boneka tangan

pada anak kelompok B TK Pembina Cawas semester II tahun pelajaran

2011/2012.

D. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada diatas dapat dirumuskan

kerangka berfikir sebagai berikut : pada kondisi awal kemampuan

berbicara siswa masih rendah. Hal itu terjadi karena guru masih

menggunakan metode konvensional, dan anak anak hanya diberi lembar

kerja dalam setiap pembelajaran. Sehingga anak kurang diberi kesempatan

untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Kemampuan berbicara

anak sangat mempengaruhi perkembangan anak usia dini karena

merupakan kunci utama untuk dapat berkomunikasi dengan lancar.

Sehingga anak perlu diberikan stimulasi yang baik sejak dini agar

kemampuan berbicara anak dapat optimal. Dengan penerapan media

boneka tangan, kemampuan berbicara anak dapat berkembang dengan

baik. Karena anak lebih diberi kesempatan berbicara dan bercerita dengan

boneka tangan.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kerangaka berfikir dalam tindakan ini divisualisasikan dalam gambar : 1

Gambar 1. Kerangka berfikir

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan

kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas

Kabupaten Klaten semester II tahun pelajaran 2011-2012.

Kondisi Akhir

Kegiatan awal Guru mengajar dengan

menggunakan metode

konvensional, belum

menggunakan media

Kemampuan berbicara

anak meningkat

Hasil : kemampuan

berbicara anak

rendah

Setelah menggunakan

alat peraga

Guru mengajar

menggunakan alat

peraga boneka

tangan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pembina Cawas,

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Peneliti memilih tempat

tersebut karena beberapa pertimbangan diantaranya adalah biaya,

waktu dan keberadaan subyek penelitian memudahkan peneliti

memperoleh data dan lokasi penelitian mudah dijangkau.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu tahap

persiapan hingga pelaporan. Penelitian akan dilaksanakan selama 5

bulan yaitu pada bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012.

Adapun rincian jadwal penelitian ada pada table 1 pada lampiran 1.

B. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Pembina Cawas

Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang berjumlah 28 anak yang terdiri

dari 16 putra dan 12 putri.

Sumber Data dan di dalam melakukan penelitian ini yang digunakan

penulis untuk mengumpulkan data adalah pengamatan atau

observasi,dokumentasi, unjuk kerja.

C. Sumber Data dan Variabel Penelitian

Guna memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka perlu

mencari data, baik yang diperoleh dari pihak-pihak yang berhubungan

dengan obyek penelitian ataupun dari dokumen maupun buku-buku,

sehingga untuk memperoleh data yang lengkap dan jelas peneliti

mengikuti kegiatan pelaksanaan pembelajaran di TK Pembina Cawas

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, pada tahun pelajaran 2011/2012

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sekaligus menjadi penelitian partisipan, karena penelitian ikut memberikan

gagasan atau ide-ide untuk pelaksanaan pembelajaran ditempat penelitian.

Dengan demikian maka sumber data dalam penelitian ini terdiri dari

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya.

Teknik dalam pengumpulan data, observasi, wawancara, dokumen dan

unjuk kerja.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah :

a) Anak kelompok B TK Pembina Cawas Kabupaten Klaten sebagai

objek penelitian.

b) Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas yang lebih

mengenal tentang seluk beluk anak dan mengetahui bagaimana

perkembangan prestasi anak tersebut.

c) Kepala sekolah TK Pembina Cawas Kecamatan Cawas Kabupaten

Klaten.

d) Pihak lain yang berhubungan yaitu, orang-orang di sekitar anak

yang bisa memberikan informasi tentang anak.

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan

keterangan yang bersifat melengkapi sumber data primer. Sumber data

sekunder adalah dokumen sekolah atau buku-buku ilmiah yang

berhubungan dengan penelitian, catatan-catatan penting yang berkaitan

dengan kegiatan anak yang diteliti serta hasil penilaian anak. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah :

a) Arsip dokumen.

b) Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati proses

pembelajaran.

3. Variabel penelitian

a. Variabel Bebas (variabel X)

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari pengaruh

terhadap variabel terikat atau variabel yang digunakan untuk

mengatasi masalah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penggunaan media boneka tangan.

b. Variabel Terikat (variable Y)

Variabel terikat adalah variabel yang kehadiran dipengaruhi oleh

variabel lain atau variabel yang akan di atasi. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berbicara.

D. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam melakukan penelitian ini yang digunakan penulis untuk

mengumpulkan data adalah pengamatan atau observasi,dokumen, unjuk

kerja.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk mematau langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien, observasi dipusatkan pada

proses dan hasil dan tindakan pembelajaran beserta peristiwa yang

melingkupinya (Amir 2007:134). Alat ini berisikan serangkaian daftar

kejadian yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti

secara objektif memilih dengan cepat dan memberi nilai pada daftar

kejadian. Observasi dilakukan pada anak kelompok B TK Pembina

Cawas, untuk memenuhi kegiatan anak selama proses pembelajaran.

Selain itu observasi juga dilakukan pada guru untuk mengetahui kinerja

guru dalam pembelajaran. Observasi dilaksanakan pada setiap

pertemuan siklus I,siklus II dan siklus III.

2. Dokumen

Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen

resmi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen resmi.

Dokumen digunakan untuk menjaring data awal yang berupa daftar

nilai kemampuan berbahasa anak kelompok B. Untuk mengetahui

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perkembangan anak dokumen yang digunakan berupa foto proses

pembelajaran dan hasil evaluassi anak dan hasil rekaman.

3. Unjuk kerja

Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak untuk

melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati. Unjuk kerja

digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan anak dalam

bercerita kembali dan kemampuan pelafalan anak, unjuk kerja juga

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dalam menyimak,

mendengarkan dan mengungkapkan.

4. Penugasan

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas

yang harus dikerjakan anak dalam waktu tertentu baik secara

perseorangan ataupun berkelompok.

E. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan

dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam penarikkan kesimpulan.

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah

trianggulasi data.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau

pembanding data itu. Teknik triangggulasi yang digunakan antara lain

berupa trianggulasi sumber, trianggulasi data dan trianggulasi metode

pengumpulan data. Sedangkan review informan kunci adalah

mengkonfirmasi data atau interpretasi temuan kepada informan kunci

sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data

atau interpretasi temuan tersebut.

Trianggulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari

sumber yang berbeda. Trianggulasi sumber dengan mengkroscek data.

Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode

pengumpulan data yang berbeda tapi mengarah pada sumber data yang

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sama. Dengan menggunakan metode unjuk kerja, observasi, diharapkan di

dapat hasil yang akurat. Sehingga dalam penelitian ini perlu validitas data

melalui dari anak, guru lain, dengan pengamatan terhadap anak.

F. Teknik Analisis Data

analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari

dokumen. Supaya hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan

yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini

menggunakan analisis interaktif Milles dan Huberman. Kegiatan pokok

analisa model meliputi reduksi data, kesimpulan penarikan atau verifikasi.

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan perhatian pada penyederhanan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis dilapangan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasikan.

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang

lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif

yang valid.

3. Kesimpulan-kesimpulan penarikan atau verifikasi

Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah

dilakukan penarikan kesimpulan. Data-data yang telah didapat dari

hasil kemudian diujikan kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini

merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian berlangsung.

Verifikasi yaitu pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan pada catatan di

lapangan dapat diuji kebenarannya merupakan validitas.

Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis

tersebut dapat divisualisasikan dalam diagram berikut :

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data

(Sumber : Miles & Huberman, 2009:20)

Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh

dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan analisis data awal, apabila apabila data yang di kelas

sudah cukup.

b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan meyusun coding

dengan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar

kasus.

d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila

dalam persiapan ternyata kurang lengkap atau kurang.

e. Melakukan analisis antar kasus dikembangkan struktur kajian

datanya bagi pelaporan susunan laporan.

f. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

g. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan

saran dalam seminar proposal.

G. Indicator Kinerja

Aspek Yang Diukur Persentase

Siswa yang

Ditargetkan

Cara Mengukur

Lafal 80% Diamati pada saat pembelajaran

dan dihitung dari ketepatan pelafalan

anak ketika sedang melakukan dialog.

Intonasi/tekanan 80% Diamati pada saat pembelajaran dan

diukur dari kesesuaian intonasi/tekanan

pada saat melakukan dialog.

Kosa Kata 80% Diukur dari hasil unjuk kerja secara

individu.

Kelancaran 80% Diukur dari hasil unjuk kerja anak pada

saat melakukan dialog pada saat bermain

boneka tangan.

Pemahaman 80% Diamati pada saat pembelajaran dan

diukur dari hasil tanya jawab tentang

tentang maksud dari dialog/lakon yang

dimainkan.

Keberanian 80% Diukur dari kemauan atau keberanian

anak dalam berpartisipasi pada saat

pembelajaran.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H. Prosedur Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri, dengan

siswa menjadi meningkat. Menurut Sawiji Suwandi (2010:11) hal penting

dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan nyata (action) yang

dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun perencanaan

tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah

dilakukan. Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan presepsi

tentang permasalahan yang ditemui dan menjabarkan serinci mungkin.

Berikut rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Merencanakan pokok bahasan.

2) Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).

3) Mempersiapkan metode pembelajaran bahasa.

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

6) Mempersiapkan ruang kelas.

2. Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah

selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan

yang mengacu pada langkah kegiatan mengajar.

Pada pertemuan pertama kegiatan awal meliputi: a) Guru

menentukan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran

bahasa, (b) Guru mempersiapkan metode pembelajaran bahasa yaitu

bercerita dengan media boneka tangan, (c) Anak berbaris dan

memasuk kelas secara teratur dan berdoa, (d) Guru memberikan

apresepsi dengan mengkaitkan pengalaman nyata anak dalam

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kehidupan sehari-hari dengan materi cerita yang akan dibawakan oleh

guru misalnya meyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan yang ada di sekitar

kita. Pada kegiatan inti hal yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut : (1) Guru bercerita dengan boneka tangan kepada anak

tentang keagungan Tuhan yang telah menciptakan segala yang ada di

bumi, (2) kemudian anak diberi lembar kerja, (3) Guru meminta anak

untuk mewarnai gambar pemandangan, (4) anak diminta untuk

membedakan konsep banyak, sedikit, (5) anak diminta menebalkan

huruf.

Kegiatan akhir adalah sebagai berikut : (1) Guru meminta anak

untuk merapikan diri untuk persiapan pulang, (2) Guru melempar

pertanyaan kepada anak tentang hal-hal yang ada dalam cerita tadi

guru bersama anak bersama-sama memantapkan materi dengan

membuat kesimpulan tentang pembelajaran dalam sehari, (3) guru

memberikan pesan moral kepada anak.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakuakn bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat

secara cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan

tindakan, maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.

a. Refleksi

Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa,

mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai

dasar pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang

diperoleh belum maksimal.

Siklus II

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini dengan mengadakan identifikasi

masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Masalah –

masalah tersebut kemungkinan terkait dengan ketidak jelasan penjelasan

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

guru, ketidak kesesuaian antara materi yang diberikan guru dengan

kemampuan anak, ketidak sesuaian media yang digunakan guru dengan

materi, pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran yang dipilih guru

tidak sesuai. Setelah diadakan identifikasi masalah sehingga sebelum

melaksanakan siklus berikutnya ,kegiatan sebagai berikut :

a. Mempelajari sumber-sunber pokok bahasan.

b. Menentukan pokok bahasan.

c. Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).

d. Mempersiapkan pembelajaran yang melibatkan kemampuan bahasa,

yaitu bermain panggung boneka.

e. Mempersiapkan sumber belajar.

f. Menyiapkan ruang kelas.

g. Pengembangkan format evaluasi pembelajaran.

h. Menyiapkan format observasi.

i. Mempersiapkan format penilaian.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan

pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau

proses peningkatan kemampuan berbicara anak.

Pada kegiatan awal guru meminta anak (a) berbaris dan masuk

kelas dengan teratur kemudian berdoa, (b) guru memberi apresepsi

kepada anak dan menyanyikan lagu bintang kejora. Pada kegiatan inti :

(1) guru mengajak anak keluar kelas, kemudian anak diminta

menyebutkan ciptaan Tuhan yang ada disekitarnya, (2) guru mengajak

anak kembali ke kelas dan mengajak anak bermain peran dengan

panngung boneka tangan, (3) anak diminta memperhatikan dan

menceritakan kembali (menirukan), anak yang paling berani diminta

maju terlebih dahulu, untuk memotivasi anak yang lain agar berani

berpartisipasi.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pada kegiata akhir : (a) Guru mengajak anak bermain alat music

perkusi. (b) Guru bersama anak memantapkan materi dengan

mengevaluasi pembelajaran dalam sehari. (c) Guru bersama anak

berdoa, salam, pulang.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus I dan

memonitor serta membantu anak jika menemui kesulitan.

4. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu

diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang

maksimal.

Siklus III

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus III ini dengan mengadakan identifikasi

masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah. Masalah –

masalah tersebut kemungkinan terkait dengan ketidak jelasan

penjelasan guru, ketidak kesesuaian antara materi yang diberikan guru

dengan kemampuan anak. Setelah diadakan identifikasi masalah

sehingga sebelum melaksanakan siklus berikutnya ,kegiatan sebagai

berikut :

a. Mempelajari sumber-sunber pokok bahasan.

b. Menentukan pokok bahasan.

c. Mengembangkan silabus menjadi rencana kegiatan harian (RKH).

d. Mempersiapkan pembelajaran yang melibatkan kemampuan bahasa.

yaitu bermain panggung boneka.

e. Mempersiapkan sumber belajar.

f. Mempersiapkan boneka tangan .

g. Menyiapkan ruang kelas.

h. Pengembangkan format evaluasi pembelajaran.

i. Menyiapkan format observasi dan penilaian.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan

pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dan memantau

proses peningkatan kemampuan berbicara anak.

Pada kegiatan awal guru meminta anak (a) berbaris dan masuk

kelas dengan teratur kemudian berdoa. (b) guru memberi apresepsi

kepada anak dan menyanyikan lagu bintang kejora. Pada kegiatan inti

:(1) guru memotivasi anak denagn bermain tepuk (2) guru bermain

peran dengan boneka tangan (mengajak anak untuk berpartisipasi), (3)

guru meminta anak untuk bercerita kembali. Anak maju secara

berkelompok, kemudian guru membagikan boneka tangan kepada anak

yang maju sesuai karakter masing. Kemudian anak bermain peran

dengan

Pada kegiata akhir : 1) Guru mengajak anak bernyanyi bersama

2) Guru bersama anak memantapkan materi dengan mengevaluasi

pembelajaran dalam sehari. 3) Guru bersama anak berdoa, salam,

pulang.

3. Observasi

Observasi dilakuakan dengan mengkaji hasil pada siklus II dan

memonitor serta membantu anak jika menemui kesulitan.

4. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu

diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang

maksimal. Secara sistematis tidakkan tersebut dapat di lihat pada bagan

berikut ini :

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dst

Gambar 3. Model PTK ( Suharsini Arikunto, dkk, 2006 : 16

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil dan Keadaan Personil TK Pembina Cawas

1. Lokasi TK Pembina Cawas

Taman kanak-kanak Pembina kecamatan Cawas kabupaten

Klaten Provinsi Jawa Tengah letaknya sangat strategis. TK Pembina

Kecamatan Cawas terletak di desa Brangkal, Kelurahan Barepan

Kecamatan Cawas. Lokasi TK Pembina tidak terlalu jauh dari jalan raya

yang marupakan jalan tembus dari Kecamatan Pedan dan Kecamatan

Cawas. Lokasi yang sangat strategis ini memberikan kemudahan bagi anak

maupun sekolah untuk melakukan segala aktivitasnya. Sejak berdiri pada

tahun 2007 sampai sekarang TK Pembina Cawas telah mengalami banyak

perubahan baik secara fisik maupun personalia. Fasilitas sekolah berupa

bangunan telah beberapa kali mengalami perbaikan. Fasilitas yang

semakin baik ini mendorong sekolah untuk melakukan berbagai perbaikan

dalam rangka meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.

2. Keadaan Personil TK Pembina Cawas

Tabel 4.1 Daftar Personil TK Pembina Cawas

No Nama Jabatan Status Ijazah TMT Keterangan

1

Sumiyati,

S.Pd Kepala PNS S1/04 1/10/2005 PAUD

2 Sumarsini Guru PNS D2/03 1/10/2011

Proses penyelesaian di

PAUD UT Semester 8

3

Yashinta.

M.E Guru WB D1/07 30/06/2007

Proses penyelesaian di

PAUD UT Semester 4

4 Erni Susanti Guru WB D2/06 30/06/2007

Proses penyelesaian di

PAUD UNS Semester 8

5

Widi

Prastiwi Guru WB D2/10 1/10/2010

Proses penyelesaian di

PAUD UNS Semester 8

6 Ari Siswanti Guru WB D2/10 1/10/2011

Proses Penyelesaian di

PAUD UNS Semester 8

7 Sriyanto Guru WB SMEA/91 30/06/2007 -

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

TK Pembina Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten pada tahun

Pelajaran 2011/2012 dipimpin oleh Sumiyati, S.Pd selaku kepala sekolah. TK

Pembina Cawas memiliki tenaga mengajar sebanyak 5 orang. Dengan rincian

1 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 guru bersatus guru Wiyata

Bakti (WB) serta 1 penjaga sekolah yang bersatus Wiyata Bakti (WB).

B. Hasil Penelitian

1. Diskripsi Pembelajaran Sebelum Tindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan observasi pada kelompok B TK Pembina kecamatan

Cawas tentang kemampuan berbicara untuk mengetahui keadaan nyata

yang ada di lapangan.

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

(1) Guru banyak menggunakan metode pemberian tugas dan ceramah

dalam menjelaskan materi pembelajaran, (2) media pembelajaran yang

tidak sesuai dengan materi, (3) Anak bermain sendiri pada saat

pembelajaran. Hasil ini ditunjukkan dengan anak yang sering ngobrol dan

bermain sendiri. (4) Anak hanya diam dan sebagai pendengar saja di

dalam kelas, (5) anak tidak aktif dalam pembelajaran, (6) Anak tidak

berani mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran.

Fakta dari hasil penilaian tersebut menunjukkan sebagian besar

anak mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar

kemampuan berbicara anak kelompok B TK Pembina Kecamatan Cawas

perlu ditingkatkan. Nilai anak disajikan pada table 4.2 di bawah ini.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.2 Distribusi Nilai Awal Kemampuan Berbicara Siswa

Kelompok B TK Pembina Cawas

No Nama Aspek Penilaian Jumlah

Skor

Rata-rata

a b c D e F

1 501 1 2 1 1 1 1 7 1,2

2 502 2 1 2 2 2 2 11 1,8

3 503 4 4 3 4 4 4 23 3,8

4 504 2 1 2 2 2 3 12 2

5 505 1 1 1 1 1 1 6 1

6 506 2 2 2 2 2 2 12 2

7 507 2 2 2 2 2 2 12 2

8 508 4 3 3 3 4 4 21 3,5

9 509 2 2 2 2 2 2 12 2

10 510 2 2 2 2 2 2 12 2

11 511 2 2 2 2 2 2 12 2

12 512 2 2 2 2 2 2 12 2

13 513 2 3 3 3 2 2 15 2,5

14 514 2 2 2 2 2 2 12 2

15 515 2 2 2 2 2 2 13 2

16 516 2 2 2 2 2 2 12 2

17 517 2 2 2 2 2 2 12 2

18 518 2 2 2 2 2 2 14 2

19 519 2 2 2 2 2 2 12 2

20 520 2 2 2 2 2 2 12 2

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

21 521 2 2 2 2 2 2 12 2

22 522 2 2 2 2 2 2 12 2

23 523 4 3 4 4 4 4 23 3,8

24 524 2 2 2 2 3 3 14 2,3

25 525 3 2 2 2 2 3 14 2,3

26 526 1 1 1 1 1 1 6 1

27 527 2 2 2 2 3 3 14 2,3

28 528 3 4 3 3 4 4 21 3,5

Keterangan Aspek Penilaian :

a = artikulasi

b = intonasi/tekanan

c = kosa kata

d = kelancaran

e = pemahaman

f = keberanian

Tabel 4.3 Keterangan

Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai

Ketuntasan

Ket

3,1 - 4

2,1 – 3

*

Berkembang Sangat Baik

Berkembang Sesuai Harapan

BSB

BSH

1,1 – 2 Mulai Berkembang MB

0 - 1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.4 Hasil penelitian :

Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase

3,1 – 4

2,1 – 3

*

3

4

10,3%

14,3%

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1,1 – 2 19 67,8%

0 - 1 o 2 7,2%

Jumlah 28 100%

Data dari kemampuan berbicara sebelum diadakan penelitian tindakan.

Dapat disajikan pada gambar grafik 4.1 dibawah ini :

0

0

0

1

1

1

1

Ketuntasan

Jum

lah

Sis

wa

Prasiklus

Grafik 4.1 Nilai Awal Kemampuan Berbicara

Berdasarkan nilai di atas dapat dipahammi bahwa sebelum

dilaksanakan tindakan, anak kelompok B TK Pembina Cawas sebanya 7

anak atau 24,6 % yang mendapat nilai di atas KKM (2,1). Sedangkan

sebanyak 23 anak atau 75,4% memperoleh nilai dibawah batas nilai

ketuntasan KKM (2,1). Maka peneliti merencanakan melaksanakan

pembelajaran peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan

media boneka tangan.

2. Diskripsi Dan Tindakan

Pelaksanaka tindakan dalam penelitian sebanyak tiga siklus.

masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan

dilaksanakan selama dua jam, yaitu setiap pukul 08:00 – 10.00 WIB.

a. Siklus I

20

15

10

5

2

0

Jumlah

Siswa

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan

terdiri dari 2 x 60 menit. Tindakan sikluis I ini dilaksanakan pada

tanggal 1 dan 2 juni 2012. Dalam tahap siklus I terdiri dari tahap

perencanaan, pelaksanakan, observasi dan refleksi.

1) Tahap perencanaan

Perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti bersama guru merancang skenerio pembelajaran

berbicara dengan menggunakan media boneka tangan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

(a)Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi

dengan menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan

materi berbicara (melalui Tanya jawab seputar materi yang akan

di ajarkan yaitu “Bumi”), (b) Peneliti memperkenalkan media

boneka tangan kepada siswa, (c) Peneliti memberi penjelasan

tentang tugas yang akan di kerjakan anak pada hari ini,

(d) Peneliti mengenalkan kepada anak tentang bagaimana

menggunakan boneka tangan,(e)Peneliti melakukan kigiatan

bercerita “ Gogo Kodok” dengan media boneka tangan, (f)

Disetiap akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan evaluasi

tahap 1, (g) Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru

mengadakan perbaikan dalam pembelajaran berikutnya, (h)

Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi dan salam.

2. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selanjutnya didiskusikan bersama guru kelas.

3. Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran.

4. Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa

penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen

pengamatan dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

oleh peneliti dan berdasarkan rubrik penilaian proses

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pembelajaran berbicara yang meliputi : (1) Lafal, (2)

Intonasi/tekanan, (3) Kosa kata, (4) Kelancaran, (5)

Pemahaman, (6) Keberanian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada

tanggal 1 juni 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan di ruang

kelas kelompok B TK Pembina Cawas.

Dalam pelaksanaan tindakan I ini peneliti bertindak sebagai

pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran berbicara. Sedangkan guru

kelas bertindak sabagau observer terhadap proses pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2012 selama dua jam, yaitu pukul

08:00 – 10:00 WIB. Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus I

pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut;

1. Peneliti dan anak melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang

macam-macam ciptaan Tuhan yang ada di bumi.

2. Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.

3. Peneliti menjelaskan kepada anak bagaimana cara menggunakan

boneka tangan , menunjukkan tehnik bermain boneka tangan,

menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Peneliti bercerita menggunakan media boneka tangan dan anak

mendengarkan cerita .

5. Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak tentang

cerita yang baru saja diceritakan peneliti.

6. Pada kegiatan akhir peneliti bernyanyi bersama anak dan bertanya

jawab tentang kegiatan dalam sehari.

7. Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan

sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pembelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan yang

kedua. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan

pada tanggal 2 Juni 2012 selama dua jam, yaitu pukul 08:00 -10:00

WIB. Adapun urutan pelaksanaan siklus I pertemuan kedua ini

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Peneliti menerangkan tentang cara merawat tanaman yang baik

kepada anak, sambil melakukan tanya jawab, (2) Peneliti

menerangkan tentang tugas yang akan dikerjakan anak sambil

mengajak anak bertanya jawab dengan boneka tangan, (3) Anak

merespon setiap pertanyaan yang dilemparkan oleh guru, (4) Pada

kegiatan akhir peneliti mereview semua kegiatan dan mengadakan

refleksi, (5) Peneliti memimpin anak untuk berdoa pulang dan

menutup pelajaran.

c. Observasi dan interpretasi

Observasi atau pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 1

Juni 2012 pukul 08:00-10:00 WIB dan tanggal 2 Juni 2012 pukul

08:00-10:00 WIB di ruang kelas kelompok B TK Pembina Cawas.

Kegiatan pemelitian selama tahap obsevasi yaitu mengamati proses

pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan menggunakan

media boneka tangan.

Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses

pelaksanaan pembelajaran, serta aktivitas anak dan guru selama

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan peneliti, garis

besar diperoleh gambaran tentang jalannya proses kegiatan belajar

mengajar (KBM).

1) Pertemuan 1

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru

yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 2,5.

Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 2,25. Melakukan

strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata

2,3. Pemanfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,25,

menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam

pembelajran mendapat rata-rata 2,25, penilaian proses dan

hasil 2, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta

memberikan refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3.

Sehingga rata-rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,45 dan

prosentase kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah 61,2%.

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh

guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat

nilai rata-rata 2,1, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,I,

kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,1. Untuk kelancaran

anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25,

pemahaman anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat

rata-rata 2,28 dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat

nilai rata-rata 2,3. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak

adalah 2,2 dan prosentase aktivitas anak siklus I pertemuan 1

adalah 55%.

2) Pertemuan 2

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru

yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan

anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 2,5.

Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 2,5. Melakukan

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata

2,5. Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,5,

menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam

pembelajran mendapat rata-rata 2,5, penilaian proses dan hasil

2, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan

refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-

rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,61 dan prosentase

kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah 65,2%.

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh

guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat

nilai rata-rata 2,3, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,I,

kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,25. Untuk

kelancaran anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25,

pemahaman anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat

rata-rata 2,25 dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat

nilai rata-rata 2,4. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak

berikut adalah 2,25 prosentase aktivitas anak siklus I

pertemuan 1 adalah 57 %.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi

selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil

pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi

satu siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk

pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai

berikut :

Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka

tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari kondisi awal.

Pada kondisi awal anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 7

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

anak atau 24,6%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam

pembelajaran berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak

yang sudah tuntas atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas menjadi 8

anak atau menjadi 28,6%.

Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus

I ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

a) Kelemahan yang ditemui dari guru, yaitu :

1) Pada saat memberikan materi peneliti lebih banyak duduk

sehingga kurang berinteraksi dengan anak, 2) Peneliti masih terlalu

dominan dalam pembelajaran, sehingga anak kurang dilibatkan, 3)

Dalam pengelolaan kelas peneliti masih kurang, sehinggga kelas

kurang terkondisikan dengan baik.

b) Kelemahan yang ditemukan dari anak, yaitu:

1) Anak masih kesulitan dalam mengungkapkan pikiran dan

perasaan secara lisan dalam pembelajaran, 2) Pada saat tahap

refleksi dan evaluasi hanya beberapa anak yang ikut memberikan

komentar atas penampilan teman.

c) Kelemahan dari berbicara dengan media boneka tangan

1) Anak masih belum terbiasa dengan kegiatan berbicara dengn

boneka tangan, (2) Anak belum terlalu bisa menggunakan boneka

tangan, (3) Media yang terbatas sehingga harus bergantian dalam

menggunakan.

Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka

tangan pada anak kelompok B TK Pembina Cawas siklus 1 dapat di

lihat pada tabel berikut :

Table 4.5 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Anak pada Siklus 1

RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS I

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

No Induk Siklus I

Jumlah Rata-rata Keterangan P I P II

501 2 2 4 2 BT

502 2 2 4 2 BT

503 2,8 2,8 5,6 2,8 T

504 2 2 4 2 BT

505 2 2 4 2 BT

506 2,5 2,5 5 2,5 T

507 2,6 2,8 5,4 2,7 T

508 2,5 3 5,5 2,5 T

509 2 2 4 2, BT

510 2 2 4 2 BT

511 2 2 4 2 BT

512 2 2 4 2 BT

513 2 2 4 2 BT

514 3 2,2 4,4 2,7 T

515 2,5 2,5 2 2,5 T

516 2 2 4 2 BT

517 2 2 4 2 BT

518 2 2 4 2 BT

519 2 2 4 2 BT

520 2 2 4 2 BT

521 2 2 4 2 BT

522 2 2 4 2 BT

523 3 3 6 3 T

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

524 2 2 4 2 BT

525 2 2 4 2 BT

526 2 2 4 2 BT

527 2,8 2,8 5,6 2,8 T

528 2,7 3 5,7 2,8 T

Keterangan Aspek Penilaian :

a = lafal

b = intonasi/tekanan

c = kosa kata

d = kelancaran

e = pemahaman

f = keberanian

Tabel 4.6 Keterangan

Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai

Ketuntasan

Ket

3,1 - 4

2,1 – 3

*

Berkembang Sangat Baik

Berkembang Sesuai Harapan

BSB

BSH

1,1 – 2 Mulai Berkembang MB

0 - 1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.7 Hasil penelitian :

Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase

3,1 - 4

2,1 – 3

*

-

8

0%

28,6%

1,1 – 2 20 71,4%

0 - 1 o - 0%

Jumlah 28 100%

Data dari kemampuan berbicara siklus I. Dapat disajikan pada gambar

grafik 4.2 dibawah ini :

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

0

5

10

15

20

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Jumlah siswa siklus I

Grafik 4.2 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus I

Tabel 4.8 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan BerbicaraSiklus

I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas

Skor Rata-rata Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 22,05 23,5

Rata-rata 2,45 2,61

Prosentase 61,75% 65,2%

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara

siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.6 di atas dapat disajikan pada gambar grafik

4.3 di bawah ini:

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

60.00%

61.00%

62.00%

63.00%

64.00%

65.00%

66.00%

Pertemuan 1

Pertemuan 1

Pertemuan 2

b. Siklus II

a) Perencanaan tindakan

Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 2

Juni 2012 di ruang guru TK Pembina Cawas. Peneliti dan guru

kelas mendiskusikan rancangan tindakan yanga akan di lakukan

dalam proses penelitian pada siklus II. Dari hasil diskusi tersebut

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan. Pada hari Kamis tanggal 3 Juni 2012

dan hari Jumat tanggal 4 Juni 2012.

Tahap perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenerio pembelajaran

berbicara dengan menggunakan media boneka tangan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Pada kegiatan awal peneliti dan anak berbaris di depan

kelas sambil melakukan senam fantasi. Siswa masuk kelas

secara berurutan sambil berjalan berjinjit.

b) Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi

dengan menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan

meteri berbicara (melalui Tanya jawab seputar materi yang

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

akan di ajarkan yaitu “Bumi”) dan sedikit mengulas materi

yang telah disampaikan sebelumnya.

c) Peneliti mengajak anak untuk bermain panggung boneka.

d) Peneliti memperkenalkan media boneka tangan kepada

anak.

e) Peneliti memberi penjelasan tentang tugas yang akan di

kerjakan anak pada hari ini.

f) Peneliti mengenalakan kepada anak tentang bagaimana

menggunakan boneka tangan.

g) Peneliti melakukan kigiatan bercerita “ Gogo Kodok”

dengan media boneka tangan.

h) Disetiap akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan

evaluasi tahap 3.

i) Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru mengadakan

perbaikan dalam pembelajaran berikutnya.

j) Peneliti menutup pembelajaran dengan bernyanyi dan

salam.

2) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa

penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen

pengamatan dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

oleh peneliti dan berdasarkan rubrik penilaian proses

pembelajaran berbicara yang meliputi : (1) Lafal, (2)

Intonasi/tekanan, (3) Kosa kata, (4) Kelancaran, (5)

Pemahaman, (6) Keberanian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Jumat 3 Juni 2012, dan pertemuan

kedua pada tanggal 4 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK

Pembina Cawas.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan

pada hari Kamis 3 Juni 2012 selama 2 jam, yaitu pukul 08:00-10:00

WIB.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan

pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti membuka pelajaran dengan berdoa kemudian memberikan

apresepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan tema bumi dan materi berbicara.

2. Peneliti dan siswa melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang

macam-macam ciptaan Tuhan yang ada di bumi.

3. Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.

4. Peneliti mengajak anak bermain peran dengan boneka tangan dan

panggung boneka.

5. Peneliti memberi contoh cara bermain peran dan alur ceritanya.

6. Peneliti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan maju ke depan

kelas.

7. Peneliti juga membacakan sajak dan meminta anak menirukannya,

kemudian anak yang berani maju bersajak di depan kelas diberi

reward.

8. Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak

tentang cerita yang baru saja diceritakan peneliti.

9. Pada kegiatan akhir peneliti bernyani bersama anak dan bertanya

jawab tentang kegiatan dalam sehari.

10. Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan

sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.

Pelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pelalsanaan tindakan kedua yaitu pada hari Jumat tanggal 4 Juni 2012.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua ini meliputi langkah-

langkah sebagai berikut:

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a) Peneliti membuka pelajaran dan mengulang materi yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya

jawab dengan anak.

b) Pada kegiatan inti peneliti mengajak anak bermain peran dengan

panggung boneka ,namun pada pertemuan kedua peneliti tidak

sebagai pemimpin, hanya ,memandu anak dalam bermain peran.

c) Pada kegiatan akhir peneliti melakukan refleksi dan evaluasi tahap

II

d) Peneliti memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat

atau bercerita sesuai dengan kemampuannya.

c. Observasi dan Interpretasi

Observasi atau pengamatan ini dilaksanakn pada hari Rabu 3

Juni 2012 dan Kamis 4 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK

Pembina Cawas. Kegiatan penelitian selama tahap observasi yaitu

mengamati proses pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan

penerapan media boneka tangan.

1) Pertemuan 1

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru

yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan

anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3.

Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan

strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata

2,5. Pemanfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,5,

menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam

pembelajaran mendapat rata-rata 2,5, penilaian proses dan hasil

2,5, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-

rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,72 dan prosentase kinerja

guru siklus II pertemuan 1 adalah 68%.

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus I pertemuan 1 ini dilakukan oleh

guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat

nilai rata-rata 2,3, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,2,

kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,2. Untuk kelancaran

anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,25, pemahaman

anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 2,3 dan

keberanian anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,3.

Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak adalah 2,25 dan

prosentase aktivitas anak siklus II pertemuan 1 adalah 58%.

2). Pertemuan 2

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru

yaitu dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan

anak mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3.

Penguasaan materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan

strategi pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata

2,8. Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 2,75,

menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam

pembelajran mendapat rata-rata 2,75, penilaian proses dan hasil

3, penggunaan bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan

refleksi dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-

rata kinerja guru mendapat rata-rata 2,86 dan prosentase kinerja

guru siklus II pertemuan 2 adalah 71,5%.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus II pertemuan 2 ini dilakukan oleh

guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat

nilai rata-rata 2,25, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 2,25,

kosa kata anak mendapat nilai rata-rata 2,3. Untuk kelancaran

anak dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 2,3, pemahaman

anak dalam sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 2,3

dan keberanian anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata

2,6. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak adalah 2,3 dan

prosentase aktivitas anak siklus I pertemuan 2 adalah 61%.

d. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi

selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil

pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi

satu siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk

pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai

berikut :

Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka

tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari kondisi awal.

Pada kondisi awal anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 8

anak atau 28,6%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam

pembelajaran berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak

yang sudah tuntas atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas menjadi 13

anak atau menjadi 46%.

Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus

II semakin berkurang. Dengan kata lain, guru dapat mengatasi

kelemahan yang terdapat pada siklus I , anak telah menunjukkan

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

perbaikan dalam pembelajaran, tetapi masih belum seperti yang

diharapkan, sehingga tindakan ini akan dilanjutkan pada siklus III.

Table 4.9 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus II

RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS II

No Induk Siklus II

Jumlah Rata-rata Keterangan P I P II

501 2 2 4 2 BT

502 2 2 4 2 BT

503 3 2,7 5,7 2,8 T

504 2 2 4 2 BT

505 2 2 4 2 BT

506 2,8 2,7 5,5 2,75 T

507 2,8 2,7 5,5 2,75 T

508 2,3 3 5,3 2,65 T

509 2,3 2,3 5,3 2,65 T

510 2,5 2,8 5,3 2,65 T

511 2 2 4 2 BT

512 2 2 4 2 BT

513 2 2 4 2 BT

514 2,7 2,8 5,5 2,75 T

515 2,5 2,5 5 2,5 T

516 2 2 4 2 BT

517 2 2 4 2 BT

518 2 2 4 2 BT

519 2 2 4 2 BT

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

520 2,6 3 5,6 2,8 T

521 2 2 4 2 BT

522 2 2 4 2 BT

523 3,3 3,2 6,5 3,25 T

524 2,5 3 5,5 2,75 T

525 2 2 4 2 BT

526 2 2 4 2 BT

527 3,3 2,8 6,1 3,5 T

528 2,3 3,3 5,6 2,8 T

Keterangan Aspek Penilaian :

a = lafal

b = intonasi/tekanan

c = kosa kata

d = kelancaran

e = pemahaman

f = keberanian

Tabel 4.10 Keterangan:

Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai

Ketuntasan

Ket

3,1 - 4

2,1 – 3

*

Berkembang Sangat Baik

Berkembang Sesuai Harapan

BSB

BSH

1,1 – 2 Mulai Berkembang MB

0 - 1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.11 Hasil Penelitian

Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase

3,1 - 4

2,1 – 3

*

3

10

10,3%

35,7%

1,1 – 2 13 67,8%

0 - 1 o 2 7%

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Jumlah 28 100%

Data dari kemampuan berbicara siklus II. Dapat disajikan pada gambar grafik

4.4 dibawah ini :

0

2

4

6

8

10

12

14

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Jumlah Siswa siklus II

Grafik 4.3 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus II

Tabel 4.12 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan Berbicara

Siklus I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas

Skor Rata-rata Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 24,5 25,8

Rata-rata 2,72 2,86

Prosentase 68% 71,5%

Jumlah

Siswa

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara

siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.5 di atas dapat disajikan pada gambar grafik

4.3 di bawah ini:

66%

67%

68%

69%

70%

71%

72%

Pertemuan 1

Pertemuan 2

c. Siklus III

1) Perencanaan tindakan

Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 4 Juni

2012 di ruang guru TK Pembina Cawas. Peneliti dan guru kelas

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan di lakukan dalam proses

penelitian pada siklus II. Dari hasil diskusi tersebut disepakati bahwa

pelaksanaan tindakan siklus III akan dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan. Pada hari Senin tanggal 7 Juni 2012 dan hari Selasa tanggal 8

Juni 2012.

Tahap perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara

dengan menggunakan media boneka tangan, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Peneliti membuka pelajaran dan memberikan apresepsi dengan

menggali pengalaman anak yang berkaitan dengan materi berbicara

(melalui Tanya jawab seputar materi yang akan di ajarkan yaitu

“Bumi”) dan sedikit mengulas materi yang telah disampaikan

sebelumnya, (2) Peneliti mengajak anak untuk bermain peran dengan

boneka tangan, (3) Peneliti memperkenalkan media boneka tangan

kepada anak, (4) Peneliti memberi penjelasan tentang tugas yang akan

di kerjakan anak pada hari ini, (5) Peneliti mengenalakan kepada anak

tentang bagaimana menggunakan boneka tangan, (6) Peneliti

melakukan kigiatan bercerita “ Gogo Kodok” dengan media boneka

tangan dan panggung boneka, (7) Peneliti juga mengajak anak

bertanya jawab tentang bagaimana cara merawat bumi, (8) Disetiap

akhir pelajaran, guru melakukan refleksi dan evaluasi tahap, (9)

Berdasarkan hasil refeksi dan evaluasi, guru mengadakan perbaikan

dalam pembelajaran berikutnya, (10)Peneliti menutup pembelajaran

dengan bernyanyi dan salam, (11) Peneliti menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selanjutnya didiskusikan bersama

guru kelas, (12) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran, (13)

Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian yang berupa

penilaian dalam bentuk pengamatan. Untuk instrumen pengamatan

dinilai berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan

berdasarkan rubrik penilaian proses pembelajaran berbicara yang

meliputi : (a) Lafal, (b) Intonasi/tekanan, (c)Kosa kata, (d)

Kelancaran, (e) Pemahaman, (f) Keberanian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Senin 7 Juni 2012, dan pertemuan

kedua pada hari Selasa 8 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK

Pembina Cawas.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pelaksanaaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin 7 Juni 2012 selama 2 jam, yaitu pukul 08:00-10:00 WIB.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus III

pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Peneliti membuka pelajaran dengan berbaris,anak masuk kelas

secara berurutan sambil berjalan berjalah dengan menggunakan

tumit.

2) Peneliti membuka pelajaran dengan berdoa kemudian memberikan

apresepsi dengan menggali pengalaman anak dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan tema bumi dan materi berbicara.

3) Peneliti dan anak melaksanakan kegiatan Tanya jawab tentang

bagaimanan cara kita untuk merawat bumi.

4) Peneliti memberikan penjelasan tentang tugas hari ini.

5) Peneliti mengajak anak bermain peran dengan boneka tangan.

6) Peneliti memberi contoh cara bermain peran dan alur ceritanya.

7) Peneliti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan maju ke depan

kelas.

8) Peneliti mengadakan percobaan dengan biji-bijian untuk

mengetahui banyak sedikit dan anak diajak untuk mengamati,

kemudian anak yang berani maju bersajak di depan kelas diberi

reward.

9) Setelah selesai peneliti memberikan pertanyan kepada anak tentang

cerita yang baru saja diceritakan peneliti.

10) Pada kegiatan akhir peneliti bernyani bersama anak dan bertanya

jawab tentang kegiatan dalam sehari.

11) Kemudian peneliti mengadakan refleksi, hasil refleksi digunakan

sebagai alat untuk memperbaiki pertemuan kedua.

Pelajaran berbicara dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pelalsanaan tindakan kedua yaitu pada hari Selasa tanggal 8 Juni

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2012. Adapun urutan pelaksanaan tindakan kedua ini meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Peneliti membuka pelajaran dan mengulang materi yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya

jawab dengan anak.

b) Pada kegiatan inti peneliti mengajak anak bermain peran dengan

panggung boneka ,namun pada pertemuan siklus III peneliti tidak

sebagai pemimpin, hanya ,memandu anak dalam bermain peran.

c) Pada kegiatan akhir peneliti melakukan refleksi dan evaluasi tahap

III.

d) Peneliti memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat

atau bercerita sesuai dengan kemampuannya.

b. Observasi dan Interpretasi

Observasi atau pengamatan ini dilaksanakan pada hari Senin 7 Juni

2012 dan Selasa 8 Juni 2012 di ruang kelas kelompok B TK Pembina

Cawas. Kegiatan penelitian selama tahap observasi yaitu mengamati

proses pembelajaran berbicara anak kelompok B dengan penerapan

media boneka tangan.

1) Pertemuan 1

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru yaitu

dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan anak

mendapat nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran dan apresepsi dengan nilai rata-rata 3. Penguasaan

materi mendapat nilai rata-rata 3. Melakukan strategi

pembelajaran, menguasai kelas dengan nilai rata-rata 3.

Pemenfaatan sumber dan media dengan rata-rata 3, menumbuhkan

keterlibatan anak untuk partisipasi aktif dalam pembelajran

mendapat rata-rata 2,75, penilaian proses dan hasil 3, penggunaan

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bahasa lisan yang baik 2,5, serta memberikan refleksi dan

menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-rata kinerja guru

mendapat rata-rata 2,91 dan prosentase kinerja guru siklus III

pertemuan 1 adalah 73%.

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus III pertemuan 1 ini dilakukan oleh

guru yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat nilai

rata-rata 3,4, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 4, kosa kata

anak mendapat nilai rata-rata 3. Untuk kelancaran anak dalam

berbicara mendapat nilai rata-rata 3,2, pemahaman anak dalam

sebuah kata atau kalimat mendapat rata-rata 3,4 dan keberanian

anaka dalam berbicara mendapat nilai rata-rata 3,6. Sehingga nilai

rata-rata aktivitas anak adalah 3,4 dan prosentase aktivitas anak

siklus III pertemuan 1 adalah 85%.

2) Pertemuan 2

a) Kinerja Guru

Hasil observasi yang ditunjukkan untuk kinerja guru yaitu

dalam persiapan alat, media dan memerikasa kesiapan anak mendapat

nilai rata-rata 3. Guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan

apresepsi dengan nilai rata-rata 3,5. Penguasaan materi mendapat nilai

rata-rata 3,5. Melakukan strategi pembelajaran, menguasai kelas

dengan nilai rata-rata 3,1. Pemenfaatan sumber dan media dengan

rata-rata 3,75, menumbuhkan keterlibatan anak untuk partisipasi aktif

dalam pembelajran mendapat rata-rata 3,75, penilaian proses dan hasil

3, penggunaan bahasa lisan yang baik 3, serta memberikan refleksi

dan menindaklanjuti dengan arahan 3. Sehingga rata-rata kinerja guru

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

mendapat rata-rata 3,2 dan prosentase kinerja guru siklus III

pertemuan 2 adalah 80%.

b) Aktivitas Anak

Observasi pada siklus II pertemuan 2 ini dilakukan oleh guru

yang menunjukan bahwa anak artikulasi anak mendapat nilai rata-rata

3,2, intonasi anak mendapat nilai rata-rata 3,2, kosa kata anak

mendapat nilai rata-rata 3,25. Untuk kelancaran anak dalam berbicara

mendapat nilai rata-rata 3, pemahaman anak dalam sebuah kata atau

kalimat mendapat rata-rata 3 dan keberanian anaka dalam berbicara

mendapat nilai rata-rata 3. Sehingga nilai rata-rata aktivitas anak

adalah 3,1 dan prosentase aktivitas anak siklus III pertemuan 2 adalah

89%.

b. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh guru melalui observasi

selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil

pembelajar pada masing-masing pertemuan dan dirangkum menjadi satu

siklus yang terdiri dari 2 pertemuan. hal ini sebagi acuan untuk

pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Adapun hasilnya sebagai

berikut :

Nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka

tangan pada siklus 1 ini sudah megalami peningkatan dari siklus II. Pada

siklus II anak yang sudah tuntas dengan di atas 2,1 baru 13 anak atau

46%. Dengan menggunakan media boneka tangan dalam pembelajaran

berbicara menunjukan peningkatan yaitu dengan anak yang sudah tuntas

atau mendapat nilai rata-rata 2,1 ke atas pada siklus III menjadi 25 anak

atau menjadi 89,3%.

Kekurangan yang ditemukan pada siklus III ini hampir sudah

tidak terlihat lagi. Peneliti dan guru mampu menciptakan situasi belajar

yang mendukung anak untuk lebih aktif, meskipun masih ada beberapa

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

anak yang Nampak kurang serius hal tersebut tidak menjadi penyebab

yang berarti karena secara keseluruhan proses dan hasil pembelajaran

mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media boneka tangan

dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B TK

Pembina Cawas. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antar

hasil dari belajar anak pada siklus I, II, III.

Table 4.13 Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus III

RATA-RATA HASIL PENILAIAN BERBICARA SISWA SIKLUS III

No Induk Siklus III

Jumlah Rata-rata Keterangan P I P II

501 2,3 2,5 4,8 2,4 BT

502 3,2 3,3 6,5 3,25 T

503 3,2 3 6,2 3,1 T

504 2,8 3,6 6,4 3,2 T

505 2 2 4 2 BT

506 3,3 3,2 6,5 3,25 T

507 2,7 3,8 6,5 3,25 T

508 4 3,6 7,6 3,8 T

509 3,6 3,5 7,1 3,5 T

510 2,7 3,8 6,5 3,25 T

511 3 3 6 3 T

512 3,6 3,8 7,4 3,7 T

513 3,3 2,8 6,1 3,05 T

514 3,3 3 6,3 3,15 T

515 3 3,2 6,2 3,1 T

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

516 3,5 3 6,5 3,25 T

517 3,5 3,3 6,8 3,4 T

518 3,2 2,8 6 3 T

519 3,5 3 6,5 3,25 T

520 3,8 3 6,8 3,4 T

521 3,2 2,8 6 3 T

522 3,7 3,3 7 3,5 T

523 3,7 3,3 7 3,5 T

524 3 3 6 3 T

525 2,8 3 5,8 2,9 T

526 2 2 4 2 BT

527 3,3 3,5 3,3 3,4 T

528 3,7 3,5 3,7 3,5 T

Tabel 4.14 Keterangan:

Kisaran Nilai Nilai Simbol Keterangan nilai

ketuntasan

Ket

3,1 - 4

2,1 – 3

*

Berkembang Sangat Baik

Berkembang Sesuai Harapan

BSB

BSH

1,1 – 2 Mulai Berkembang MB

0 - 1 o Belum Berkembang BB

Tabel 4.15 Hasil Penelitian :

Kisaran Nilai Nilai Simbol Jumlah Siswa Persentase

3,1 - 4

2,1 – 3

*

21

4

75%

14,3%

1,1 – 2 3 10,7%

0 - 1 o 0 0%

Jumlah 28 100%

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Data dari kemampuan berbicara siklus III. Dapat disajikan pada gambar

grafik 4.6 dibawah ini

0

5

10

15

20

25

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Jumlah Siswa Siklus III

Grafik 4.4 Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka Tangan Siklus III

Tabel 4.16 Nilai rata-rata Kinerja Guru Peningkatan Kemamapuan Berbicara

Siklus I Pertemuan 1,2 Kelompok B TK Pembina Cawas

Skor Rata-rata Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah 26,2 29,6

Rata-rata 2,91 3,2

Prosentase 72,75% 80%

Dari nilai rata-rata kinerja guru dalam mengajar kemampuan berbicara

siklus I pertemuan 1,2 pada tabel 4.7 di atas dapat disajikan pada gambar grafik

4.3 di bawah ini:

BB MB BSH BSB

Ketuntasan

Jumlah

Siswa

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

Pertemuan 1

Pertemuan 2

C. Pembahasan.

a. Pembahasan Hasil Tindakan

Siklus I yang telah dilaksanakan ternyata masih terdapat

kelemahan. Kelemahan-kelemahannya terlihat pada hasil pembelajaran,

yakni anak yang mendapat nilai di atas KKM (2,1) kurang dari 80%,anak

yang mendapatkan nilai BB ada 0 anak, MB 20 anak, BSH 8 anak dan BB

0 anak. \Anak kurang memperhatikan ketika temannya bercerita, keaktifan

dalam bertanya dan berpendapat kurang. Kelemahan tersebut belum bisa

teratasi meskipun telah menggunakan media boneka tangan. Kelemahan

itu diperbaiki pada siklus II. Dengan lebih menekankan pada kegiatan

bermain peran dengan media boneka tangan.

Siklus II telah dilaksanakan ternyata masih terdapat kelemahan ,

yakni siswa yang mendapat nilai di atas KKM (2,1) kurang dari 80%

dilaksanakan tindakan berupa penerapan penggunaan penggunaan media

boneka tangan dan panggung boneka dalam pembelajaran pembelajaran

peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B. Pada siklus II anak

yang mendapat nilai (BB) 2 anak, (MB) menjadi 13 anak, (BSH) menjadi

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

10 anak, (BSB) bertambah menjadi 3 anak. Hasil ini dapat dilihat pada

tabel 4.3. Kelemahan pada siklus II diperbaiki pada siklus III

Dalam pelaksanaan tahap siklus III, telah terjadi peningkatan yang

cukup signifikan dalam hal penekanan kemampuan berbicara dengan

media boneka tangan. Dalam pelaksanaan siklus III ini banyak anak telah

melakukan pertanyaan langsung kepada guru sehingga anak lebih berani

dan termotivasi hal ini dapat di lihat pada grafik di atas. Pada siklus III

anak yang mendapat nilai (BB) menjadi tidak ada sama sekali, anak

berkurang menjadi 3 anak, anak yang mendapat nilai (BSH) menjadi 4

anak, dan anak yang mendapat nilai (BSB) menjadi bertambah banyajk

yaitu 21 anak.

Adapun perubahan dari siklus I ke siklus II dan kesiklus III terlihat

dalam tabel dan diagram berikut ini.

Tabel 4.17 Perubahan Kemampuan Berbicara dengan Media Boneka

Tangan

Siklus I ,Siklus II dan siklus III

N

O

INTERVAL NILAI Siklus I Siklus II Siklus III

Jml

Siswa

% Jml

Siswa

% Jml

Siswa

%

1 Berkembang Sangat Baik 0% 0% 3 10,3% 21 75%

2 Berkembang Sesuai Harapan 8 28,6% 10 35,7% 4 14,3%

3 Mulai Berkembang 20 71,4% 13 46,4% 3 10,7%

4 Belum Berkembang 0 0% 2 7% 0 0%

JUMLAH 28 100 28 100 28 100

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Kemampuan Berbicara dengan Media

Boneka Tangan Siklus I sampai II

0

5

10

15

20

25

Siklus I Siklus II Siklus III

BSB

BSH

MB

BB

Berdasarkan tabel dan diagram di atas tampak bahwa kemampuan

berbicara siswa dengan menggunakan media boneka tangan terdapat

perubahan yang nyata. Kemampuan berbicara siswa meningkat secara

signifikan yang dibuktikan dengan frekuensi rentang nilai. Rentang nilai

kurang dari 2,1 pada siklus I ada 20 siswa, sedangkan siklus II berkurang

menjadi 15 siswa dan pada siklus III hanya 3 . anak yang mendapat nilai 2,1

ke atas pada siklus I 8 anak, pada siklus II bertambah menjadi 13 anak dan

pada siklus III bertambah lagi menjadi 5 anak. Dengan data itu, berarti ada

perubahan atau peningkatan kemampuan berbicara anak setelah diberi

tindakan dari siklus I ke siklus II dan siklus III.

Jumlah Anak

Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah Anak

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 4.18 Perbandingan Kinerja Guru Dalam Berbicara Siklus I,II, III

Kelompok B TK Pembina Cawas

SIKLUS Kinerja Guru

Rata-rata Prosentase

Siklus I 2,45

2,61

61,2%

65,2%

Siklus II 2,72

2,86

68%

71,5%

Siklus III 2,91

3,2

72,7%

80%

Dari data kinerja guru pada tabel 4. Dapat disajikan pada gambar grafik

4.8 Di bawah ini :

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Dari tabel dan grafik di atas menu jukkan bahwa kinerja guru dalam

mengajar mengalami peningkatan, dengan demikian kualitas pembelajaran

dalam kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

meningkat dari siklus I prosentase kinerja guru hanya65,2%, pada siklus II

meningkat menjadi 71,5% dan pada siklus III menjadi 80%. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam upaya neningkatkan kemampuan

berbicara dengan menggunakan media boneka tangan pada anak kelompok B

TK Pembina Cawas tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan.

b. Pembahasan pada Anak yang Belum Tuntas

Pada penelitian ini tidak semua anak mendapatkan nilai tuntas. Ada 3

anak yang belum tuntas, walaupun sudah mencapai target 80 %. Hal tersebut

menjadi pekerjaan rumah bagi peneliti untuk mencari solusi atas ketidak

tuntasan tersebut. Dalam hal ini peneliti mengadakan bimbingan khusus kepada

ketiga anak tersebut, yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Peneliti mengadakan pendekatan secara personel (pribadi) agar anak

merasa nyaman dan akrap dengan peneliti. Dengan demikian peneliti dapat

lebih mudah menyelami pribadi anak.

2. Peneliti memotivasi ketiga anak tersebut agar berani dan mau berbicara.

Untuk kali ini peneliti tidak menggunakan media, namun dengan mengajak

anak maju kedepan kelas untuk memimpin berdoa setiap pagi. Kemudian

pada setiap kegiatan tanya –jawab atau bercerita peneliti lebih banyak

memberi kesempatan ke[ada ketiga anak tersebut. Terbukti dengan

tindakkan yang telah dilakukan peneliti sedikit meningkatkan kemampuan

berbicara ketiga anak tersebut.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Kemanpuan Berbicara di kelompok B TK Pembina Cawas Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten dapat ditingkatkan dengan media boneka tangan.

2. Terjadi peningkatan kemampuan berbicara pada anak kelompok B TK Pembina

Cawas kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Setelah dilaksanakannya

pembelajaran dengan Media Boneka Tangan. Hal tersebut terlihat dari hasil tes

kondisi awal diketahui 5 dari 28 siswa telah mencapai nilai KKM , sedangkan

siklus terakhir dari penelitian menunjukkan 25 dari 28 siswa telah berhasil

mencapai nilai KKM . Hal ini juga menunjukkan bahwa kemampuan berbicara

anak meningkat.

3. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 3 siklus

tersebut di atas, ternyata hipotesis yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya

artinya ternyata pembelajaran melalui media boneka tangan dapat

meningkatkan kemampuan bicara pada anak kelompok B TK Pembina Cawas

Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten tahun 2012.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan

implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuan-

temuan positif ke arah peningkatan kemampuan berbicara. Penelitian ini dapat

membuka wawasan pemahaman dan pendalaman materi, dengan media boneka

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tangan. Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap Media boneka

tangan yang selama ini masih jarang diterapkan oleh guru.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa

peningkatan kemampuan bicara dapat ditingkatkan dengan penggunaan media

boneka tangan. Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut:

a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas,

sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan

penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam

pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran bicara di taman kanak-kanak

dan pelajaran lain pada umumnya.

c. Menunjukkan pentingnya sebuah alat peraga dalam pembelajaran yang

sudah terbukti menurunkan keabstrakan suatu konsep dan dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas

anak dan meningkatkan kemampuan anak.

C. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut diatas beberapa saran yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian

penutupan skripsi ini adalah :

1. Bagi sekolah

Mengupayakan pengadaan berbagai alat dalam pelajaran baik permintaan

maupun swadaya sekolah. Sehingga lebih menunjang dalam penyampaian

materi secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar anak.

2. Bagi guru

Mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas

belajar yang diperlukan karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi

pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar

berbicara.

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN …/Upaya... · tk pembina cawas kabupaten klaten skripsi : 04 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3. Bagi Anak

Anak dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga

dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.