UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV...

107
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV MI DARUL MUTTAQIN PADA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE DISKUSI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Hafizoh NIM. 03000038000081 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M /1436 H

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

KELAS IV MI DARUL MUTTAQIN PADA

PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI MELALUI

METODE DISKUSI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Hafizoh

NIM. 03000038000081

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M /1436 H

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWAKELAS IV MI DARUL MUTTAQIN PADA

PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI MELALUIMETODE DISKUSI

SkripsiDiajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat MemperolehGelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OlehHAFIZOH

NrM. 18090183000037

Di bawah bimbingan :

$Q.-Q-!.I.L -DR. FAUZAI\I, MA

NIP. 197 61107200701 1013

PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GT]RU MADRASAH IBTIDAIYAII (PGMT)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAh[ KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAII

JAKARTA2015 M 11436'IJ

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

skripsi berjudul upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI Darul Muttaqinpada pelajaran IPS.materi koperasi melalui metode ilkG disusun oleh Hafizoh,NIM. 180901830000_3j. diajukan kepada Fakultas ri-" iu.uiyah dan Keguruan(FITK) universitas. Islam Negeri syarir Hidayatulrah-Jakarta pada tangg ar 23Maret 2015 dinyatakan rulus aatam ria*g munaqasah dihadapan dewan penguji.Karena itu penulis bghak memperoreh q"ru, sarj;; sfi; l (s.pd) pada jurusanKependidikan Islam Program Studi Pendidkan Guru vraaiasari Ibtidaiyah (PGMI)

Panitia Ujian Munaqasah,

Ketua Panitia (Ketua Jurusav?rodi) Tanggal

Jakarta, 30 Maret 2015

Tanda tangan

Qg..u.l-Li_ _DR. FAUZAN, ]VfANrP. 1 9761 t072007 0tt0t3

Sekretaris (Ketua prodi PGMI)

ASEF EDIANA LATIP, M.PdNIP. i 98 10 6232009t21003

Penguji I

DR. IWAN PURWANTO, M.PdNIP. 1 9730 424200801t012

Penguji II

ASEP EDIANA LATIP, M.PdNrP. 1 98 10623200912 I 003

:11l 3 ts

Tanggal Tanda tangan

tlu/eeE

Tanggal

?/t /s tz

Tanggal Tanda

?/t /aor a

ib Raya, M.A1982031007

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Saya yang bertanda tangan di bawah

Nama

Tempat/Tanggal lahir

NIM

Jurusan / hodi

Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

NIP.

PERTTYATAAIY KARYA SEIIDIRI

rnl :

TIAFIZOH

Jakarta,3l Mei 1966

18090183000037

PGMI / DMS

Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas

IV MI Darul Muttaqin Pada Pelajaran IPS

Materi Koperasi Melalui Metode Diskusi

DR. FAUZAN, MA

r9761107200701 1013

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah benar-benar

hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab socara akademis atas apa yang

saya tulis didalamnya.

f'

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

ABSTRAK

Hafizoh, NIM : 18090183000037, Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa

Kelas IV MI Darul Muttaqin Pada Pelajaran IPS Materi Koperasi Melalui

Metode Diskusi. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Keaktifan belajar, Materi koperasi, Metode diskusi

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran IPS prasiklus pada siswa kelas IV

MI Darul Muttaqin, Jakarta Selatan, ditemukan beberapa permasalahan, yaitu [1]

Guru merupakan figur sentral dan pengendali seluruh kegiatan belajar, [2] Cara

mengajar guru sangat monoton dengan metode ceramah, [3] Materi yang

disampaikan kepada siswa bersifat informatif dan hapalan, [4] Proses

pembelajaran mengharuskan siswa duduk, dengar dan catat, dan [5] Pembelajaran

meminimalkan peran dan keterlibatan siswa secara aktif. Untuk itu, perlu

diadakannya tindakan perbaikan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang ada. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian

ini melalui penerapan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dalam

pelaksanaannya dilakukan selama 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan subjek

yang diteliti yaitu siswa kelas IV MI Darul Muttaqin yang berjumlah 40 orang.

Sedangkan, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunkan teknik non tes berupa lembar observasi yang kemudian dianalisis

secara deskriptif kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari hasil observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 45,75% siswa yang

menunjukan keaktifan belajar pada kegiatan pembelajaan pra siklus. Kemudian

pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, keaktifan belajar siswa meningkat

sebesar 25,25%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 71,00%. Selanjutnya pada kegiatan

penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali meningkat

sebesar 12,85%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan

pembelajaran siklus II sebesar 83,85%.

Dengan demikian, berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan

bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

diterapkannya metode dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas IV MI Darul

Muttaqin, Jakarta Selatan.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

ABSTRACT

Hafizoh, NIM: 18090183000037, Efforts to Improve Students activeness Class

IV MI Darul Muttaqin At IPS Lesson Materials Cooperative Through

discussion method. Thesis Teacher Education Program Government

Elementary School (primary education) Department of Islamic Education

Faculty Tarbiyah and teacher, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keywords: Activeness learning, cooperative Materials, Methods discussion

Based on the results of learning activities IPS prasiklus in grade IV MI

Darul Muttaqin, South Jakarta, found several problems, namely [1] The teacher is

the central figure and controlling all activities of learning, [2] The way teachers

teach very monotonous with the lecture method, [3] The material is delivered to

students is informative and memorizing, [4] The learning process requires

students to sit, listen and record, and [5] Learning minimize the role and

involvement of students actively. To that end, it should be holding learning

corrective action to improve learning conditions that exist. Improvement of

learning undertaken in this study through the application of methods of

discussion.

This research is a classroom action research which in practice is done for 2

cycles, each cycle consisting of planning, implementation, analysis and reflection.

This study aims to increase students' activity in learning activities with the

subjects studied were fourth grade students of Darul Muttaqin MI totaling 40

people. Meanwhile, data collection techniques in this research using the non-test

techniques such as observation sheet which is then analyzed by descriptive

quantitative numerical results obtained from observation.

The results showed that only amounted to 45.75% of students who show

learning activeness in pembelajaan pre-cycle activity. Then on the first cycle of

learning improvement activities, students' learning activeness increased by

25.25%, so that the average percentage of the activity of students in the first cycle

of learning activities reached 71.00%. Later in the second cycle of learning

improvement activities, student activity again increased by 12.85%, so that the

average percentage of active students in learning activities by 83.85% second

cycle.

Thus, based on the data analysis showed that the increased activity of

students in learning activities with the implementation methods in learning

activities grade IV MI Darul Muttaqin, South Jakarta.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas

IV MI Darul Muttaqin Pada Pelajaran IPS Materi Koperasi Melalui Metode

Diskusi” dengan baik.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1)

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Dual Mode System

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud selain dari usaha serta

kemampuan yang ada pada diri penulis sendiri, namun tak lepas dari dukungan

dan bimbingan pihak-pihak terkait. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini

penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Prof. DR. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. Fauzan, MA. selaku ketua jurusan Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, sekaligus pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya

dengan penuh ketelitian dan kesabaran..

3. Seluruh dosen dan staff Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Staff dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN) Jakarta yang telah membantu peneliti dalam pencarian

referensi skripsi.

5. H. Ahmad Dahlan, selaku Kepala MI. Darul Muttaqin Pasar Minggu yang

telah mengizinkan melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

6. Dewan Guru MI. Darul Muttaqin yang telah membantu dan memotivasi

penulis dalam penyusunan skripsi.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

7. Teman-teman mahasiswa Dual Mode System Program studi Pendidikan Guru

Madrasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Suamiku tercinta Nain Evendi Alamsyah yang selalu memberikan motivasi

dan doa serta kasih sayangnya.

9. Buah hatiku Qatrunnada Agneza Mahardika dan Qarin Rayhana Mareta atas

pengertiannya ketika peneliti memfokuskan waktu penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi hingga akhir.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.

Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi lembaga pendidkan dan para

pembaca serta dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 3 Maret 2015

Penulis,

Hafizoh

NIM. 18090183000037

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR DIAGRAM xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah 1

B. Identifikasi area dan fokus penelitian 5

C. Pembatasan fokus peneliltian 6

D. Perumusan masalah penelitian 6

E. Tujuan dan kegunaan hasil penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan teori area dan fokus yang diteliti

1. Keaktifan siswa 8

a. Kadar keaktifan siswa dari proses perencanaan 10

b. Kadar keaktifan siswa dari proses pembelajaran 10

c. Kadar keaktifan siswa dari kegiatan evaluasi pembelajaran 10

2. Metode diskusi 11

a. Pengertian diskusi 11

b. Jenis-jenis diskusi 12

c. Tujuan metode diskusi 14

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

d. Manfaat metode diskusi 15

e. Prosedur metode diskusi 15

f. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi 17

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 19

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 19

b. Tujuan ilmu pengetahuan sosial 20

c. Kompetensi pendidikan IPS sekolah dasar 21

4. Materi koperasi 21

a. Pengertian koperasi 21

b. Landasan dan asas koperasi 22

c. Prinsip koperasi 24

d. Tujuan koperasi 24

e. Fungsi dan peran koperasi 25

f. Aliran-aliran koperasi 25

g. Jenis-jenis koperasi 26

B. Hasil penelitian yang relevan 27

C. Kerangka berpikir 28

D. Hipotesis tindakan 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian 30

B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian 30

C. Subjek dan objek penelitian 31

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian 32

E. Tahapan intervensi tindakan

1. Pelaksanaan pembelajaran prasiklus 32

2. Pelaksanaan pembelajaran siklus I 34

3. Pelaksanaan pembelajaran siklus II 36

F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan 38

G. Data dan sumber data 38

H. Instrumen pengumpul data 38

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

I. Teknik pengumpulan data 40

J. Indikator kinerja 41

K. Analisis data dan interpretasi data 41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi 43

1. Deskripsi kegiatan pra siklus 43

2. Deskripsi kegiatan siklus I 45

3. Deskripsi kegiatan siklus II 48

B. Analisa data 51

C. Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan 60

B. Implikasi 60

C. Saran-saran 61

Lampiran-lampiran

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan metde diskusi 16

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan metde diskusi 18

Tabel 2.3 Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas IV 21

Tabel 3.1 Instrumen observasi kinerja guru 39

Tabel 3.2 Instrumen observasi kinerja siswa 39

Tabel 3.3 Indikator Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran 40

Tabel 3.4 Indikator Keaktifan siswa Dalam Proses Pembelajaran 40

Tabel 3.5 Kriteria Kinerja Guru 41

Tabel 3.6 Kriteria Keaktifan Siswa 42

Tabel 4.1 Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus 51

Tabel 4.2 Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus I 52

Tabel 4.3 Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus II 54

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran 55

pra siklus

Diagram 4.2 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran 56

siklus I

Diagram 4.3 Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran 57

siklus II

Diagram 44 Persentase peningkatan keaktifan siswa pada kegiatan 58

pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara.1

Dengan demikian, pendidikan bukanlah kegiatan yang dilaksanakan secara

asal-asalan tetapi kegiatan yang bertujuan karena dilakukan secara terencana

sehingga segala sesuatu yang dilakukan dalam kegiatan tersebut diarahkan

pada tujuan pencapaian siswa untuk dapat mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan

secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.

Namun, pendidikan merupakan suatu sistem. Sistem adalah satu kesatuan

yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai

suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai tujuan yang telah

ditetapkan.2 Suatu sistem selalu melibatkan berbagai komponen untuk

mencapai tujuan tersebut. Oleh sebab itu, suatu sistem tidak mungkin hanya

memiliki satu komponen saja melainkan memerlukan berbagai komponen

yang saling berkaitan. Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi

kualitas pendidikan, namun tidak mungkin upaya tersebut dilakukan secara

serempak. Komponen yang selama ini sering di tuding sebagai orang yang

paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan adalah guru, karena

guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan.

Sehingga, tidak mengherankan apabila banyak pihak yang menaruh harapan

besar terhadap guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan mengingat

bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan mutu kehidupan bangsa.

1Yahya Ismail, Ilmu Pendidikan Teoritis, (Ganeca Exact, 2008) h. 1

2Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1,

(Jakarta:Kencana, 2010), Cet. 7, h. 49

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2

Bagaimanapun idealnya kurikulum pendidikan, serta lengkapnya sarana

dan prasarana pendidikan tanpa diimbangi kemampuan guru dalam

mengimplemantasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Untuk itu,

dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana belajar yang

kondusif sehingga siswa mampu memaham materi pembelajaran dengan baik.

Hal tersebut mengingat bahwa, pada hahekatnya pembelajaran merupakan

upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka

dapat memperoleh tujuan belajar sesuai yang diharapkan, dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang

berperilaku kurang baik menjadi baik.

Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk

melakukan usaha yang kreatif. Salah satu upaya kreatif guru dalam proses

pembelajaran adalah mencari gagasan-gagasan baru dengan mencoba

bermacam-macam metode pembelajaran dan mengupayakan pembuatan serta

penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Modal kreatif merupakan

sebuah keharusan bagi guru agar dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan

belajarnya. Siswa aktif dapat terlihat dari cara siswa mengikuti proses

pmbelajaran, seperti siswa aktif bertanya dan aktif menjawab pertanyaan, serta

dapat mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik. Dengan kreatifitas

guru dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diharapkan terciptanya

kondisi belajar yang efektif dan efisien. Belajar yang efektif dapat membantu

siswa meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

intruksional yang ingin dicapai.3 Sedangkan belajar yang efisien tercapai

apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.4

Meskipun telah disadari bahwa dalam proses pembelajaran memerlukan

kreatifitas guru serta keterlibatan siswa secara aktif, namun kenyataan tidaklah

demikian. Seperti hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siswa kelas IV

MI Darul Muttaqin yang menggambarkan bahwa selama ini peran guru dalam

proses pembelajaran merupakan figur sentral dan pengendali seluruh kegiatan

3Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2003),

h.74 4Ibid., h.76

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

3

belajar, sehingga kedudukan dan fungsi guru dalam proses pembelajaran

masih sangat dominan. Dengan demikian, proses pembelajaran yang selama

ini dilakukan oleh guru cenderung meminimalkan peran dan keterlibatan

siswa secara aktif, siswa lebih banyak menunggu sajian guru daripada

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka

butuhkan sehingga siswa kurang mendapatkan pengalaman belajarnya.

Terlebih lagi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), materi

pembahasan yang ada dalam pelajaran tersebut sangat menarik untuk dibahas

karena berhubungan erat dengan masyarakat. Tetapi cara mengajar yang

diterapkan guru sangat monoton dengan metode andalannya yaitu ceramah.

Jamal Ma’mur Asmani menjelaskan bahwa “metode ceramah adalah sebuah

metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara

lisan kepada sejumlah siswa yang umumnya diikuti secara pasif”.5 Dengan

demikian, materi yang disampaikan kepada siswa hanya bersifat informatif

serta hapalan. Keadaan tersebut membuat siswa beranggapan bahwa pelajaran

IPS sangat membosankan dikarenakan materi yang dipelajari adalah sesuatu

yang sudah lama dan permasalahan yang selalu berkembang, ditambah lagi

proses pembelajaran yang dilakukan mengharapkan mereka untuk duduk,

dengar dan catat. Hal tersebut mengakibatkan proses pembelajaran IPS yang

seharusnya terdapat proses, sikap dan aplikasi menjadi terabaikan.

Dengan demikian, proses pembelajaran yang selama ini dilakukan

menjadikan kondisi pembelajaran tidak proporsional yaitu guru aktif

mengajar sedangkan siswa pasif belajar. Hal tersebut terlihat bahwa, siswa

akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab,

sedangkan sebagian siswa lainnya berbicara dengan temannya. Sebagian

siswa mengajukan pertanyaan apabila diberi kesempatan untuk bertanya,

sedangkan sebagian siswa lainnya hanya diam. Sebagian siswa mencatat

materi yang disampaikan guru apabila guru mengintruksikan untuk mencatat,

sedangkan sebagian siswa lainnya sibuk sendiri.

5Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogyakarta: DIVA

press, 2011), cet.IX, h. 139

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

4

Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, maka dibutuhkan kreatifitas

guru agar dapat menarik simpati siswa untuk berperan aktif dalam

pembelajaran IPS sehingga tidak lagi beranggapan bahwa pembelajaran IPS

sangat membosankan. Untuk itu, upaya memperbaiki proses pembelajaran

tersebut diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi pembelajaran. Maksud kondisi pembelajaran tersebut adalah tujuan

bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa. Pemilihan metode

pembelajaran harus dibangun berdasarkan asumsi bahwa tidak ada satupun

metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk semua bahan kajian,

karena semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.

Metote tertentu hanya baik digunakan untuk mencapai tujuan tertentu,

sedangkan metode lain baik digunakan untuk tujuan lain.

Metode pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah

diskusi. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan

siswa pada suatu permasalahan. Namun, metode diskusi bukanlah debat yang

bersifat argumentasi tetapi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk

menentukan keputusan tertuntu secara bersama-sama.6 Sedangkan Muhibbin

Syah (2000) dalam Jamal Ma’mur Asmani mendefinisikan metode diskusi

sebagai metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan

masalah (problem solving).7 Pendapat tersebut senada dengan Suryosubroto

(1997:179) yang menyatakan bahwa diskusi adalah suatu percakapan ilmiah

oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling

bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari

pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.8

Dengan demikian, metode diskusi adalah metode pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyumbangkan pikiran serta

berbagi informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.

6Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana, 2010), Cet. 7, h. 154-155 7Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, (Jogyakarta:DIVA

Press, 2011), Cet. IX, h.140 8Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010),

Cet.4, h.122

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

5

Dengan metode diskusi, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk semakin

lebih memahami materi pelajaran. Keaktifan siswa yang diharapkan adalah

siswa aktif mencatat materi pelajaran tanpa instruksi guru, aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya,

aktif mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain. Untuk itu, peneliti

mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan

diatas dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya

Meningkatkan Keaktifan Beajar Siswa Kelas IV MI Darul Muttaqin Pada

Pembelajaran IPS Semester II Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

a. Fokus siswa

1. Siswa lebih banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan

menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga mereka tidak

mendapatkan pengalaman belajar.

3. Siswa akan menjawab pertanyaan guru jika ditunjuk oleh guru untuk

menjawab, sedangkan siswa lainnya berbicara dengan temannya.

4. Sebagian siswa mengajukan pertanyaan apabila diberi kesempatan

untuk bertanya, sedangkan siswa lainnya hanya diam.

5. Sebagian siswa mencatat materi yang disampaikan guru apabila guru

mengintruksikannya, sedangkan siswa lainnya sibuk sendiri.

b. Fokus guru

1. Guru merupakan figur sentral dan pengendali seluruh kegiatan belajar.

2. Peran dan fungsi guru dalam kegiatan belajar masih sangat dominan.

3. Cara mengajar guru sangat monoton dengan metode ceramah.

c. Fokus pembelajaran

1. Materi yang disampaikan kepada siswa bersifat informatif dan hapalan.

2. Proses pembelajaran mengharuskan siswa duduk, dengar dan catat.

3. Pembelajaran meminimalkan peran dan keterlibatan siswa secara aktif.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

6

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian berupa keaktifan siswa

dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran berupa keaktifan mencatat

materi pelajaran tanpa instruksi guru, keaktifan bertanya dan menjawab

pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya, dan aktif

mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain.

D. Perumusan Masalah Peelitian

1. “Bagaimana mengggunakan metode diskusi agar dapat meningkatkan

keaktifan siswa kelas IV MI Darul Muttaqin dalam pembelajaran IPS?”

2. “Apakah melalui metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa siswa

kelas IV MI Darul Muttaqin pada pelajaran IPS?”

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan pelitian

a. Untuk menghidupkan suasana pembelajaran IPS yang selama ini

dianggap membosankan dengan diterapkannya metode diskusi,

b. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada

pelajaran IPS dengan diterapkannya metode diskusi.

2. Kegunaan penelitian

a. Bagi guru

1.1 Menjadikan pertimbangan untuk meningkatkan keaktifan siswa

melalui pemilihan dan penggunaan model pembelajaran untuk

digunakan pada saat proses belajar mengajar.

1.2 Memberikan masukan dalam menentukan strategi belajar yang

tepat, yang bisa menjadi alternatif lain dalam mata pelajaran IPS.

b. Bagi siswa

1.1 Meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan diterapkannya

pembelajaran melalui metode diskusi.

1.2 Meningkatkan pemahaman materi pelajaran dengan

diterapkannya pembelajaran melalui metode diskusi.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

7

c. Bagi sekolah

1.1 Sebagai masukan dalam rangka mewujudkan pembelajaran aktif

yang bermuara pada peningkataan hasil belajar siswa.

1.2 Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada

peningkatan mutu pendidikan di MI Darul Muttaqin

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. AcuanTeori Area danFokus yang Diteliti

1. Keaktifan siswa

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan keaktifan

siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Aktif dimaksudkan

bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan,

mengemukakan gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka

perlukan untuk memecahkan masalah.1 Sehingga,keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,

pikiran, perhatian dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang

keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan

tersebut.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa lainnya.

Sehingga, dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa

dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan unsur dasar yang sangat

penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Sebab, keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka

sendiri melalui pengalaman belajarnya serta keaktifan siswa tersebut sangat

penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif yaitu mampu

menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.Sehingga

dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan terlibat secara

langsung dan mereka akan terus berusaha untuk mampu mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal.

1Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (PT.

Ganesindo, 2009), Cet.3, h.70

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

9

Dasim Budimansyah menegaskan bahwa, “jika pembelajaran tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar”.2 Karena, dalam

pandangan psikologi modern, “belajar bukan hanya sekedar menghapal

sejumlah fakta atau informasi akan tetapi peristiwa mental dan proses

berpengalaman”.3 Namun, “keaktifan siswa dalam pembelajaran bukan

berarti siswa dibuat aktif menggantikan peran guru sehingga guru tidak perlu

memainkan perannya dalam pembelajaran. Tetapi, aktifitas belajar siswa

diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai mediator dan fasilitator belajar

siswa”.4 Hal ini berarti pengajaran yang didesain guru harus berorient asi

pada keaktifan siswa.Sehingga, baik guru maupun siswa sama-sama berperan

secara penuh karena peran mereka sama-sama sebagai subjek belajar.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran diharapkan bertujuan untuk

memperoleh hasil belajarberupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik secara seimbang. Dengan demikian, keaktifan siswa dalam

pembelajaran tidak menghendaki pembentukan siswa yang secara intelektual

cerdas tanpa diimbangi sikap dan keterampilan, akan tetapi membentuk siswa

yang cerdas serta memiliki sikap positif dan keterampilan. Dalam hal ini,

senada dengan ungkapan Wina Sanjaya bahwa “keaktifan siswa tidak hanya

ditentukan oleh aktifitas fisik semata akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas

nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional”.5 Oleh sebab itu, aktif

tidaknya siswa dalam belajar hanya siswa sendiri yang mengetahuinya secara

pasti. Namun, untuk mengetahui proses pembelajaran memiliki kadar

keaktifan yang tinggi, sedang atau lemah dapat dilihat dari keterlibatan siswa

dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran maupun dalam mengevaluasi pembelajaran. Semakin siswa

terlibat ketiga aspek tersebut, maka kadar keaktifan siswa semakin tinggi.

2Ibid.

3Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1 (Jakarta:

Kencana,2010), Cet.7, h.136 4Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Ed.2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012), Cet. 5, h. 394 5Op.cit.,141

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

10

. a.Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses perencanaan

1.1 Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan

motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kegiatan pembelajaran.

1.2 Adanya keterlibatan siswa dalam meyusun rancangan pembelajaran.

1.3 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber

belajar yang diperlukan.

1.4 Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media

pembelajaran yang akandigunakan.

b. Kadar keaktifan siswa dilihat dari proses pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun

intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai denganwaktu yang telah ditentukan.

1.2 Siswa belajar secara langsung(experiental learning). Dalam proses

pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui

pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,

melakukan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu

bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.

1.3 Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang

kondusif.

1.4 Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber

belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan

pembelajaran.

1.5 Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab

dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang

diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

1.6 Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan

keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya, pembelajaran atau

proses tanya jawab tidak di dominasi oleh siswa-siswa tertentu.

c. Kadar keaktifan siswa dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran

1.1 Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil

pembelajaran yang telah dilakukannya.

1.2 Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan

semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.

1.3 Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara

lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.6

Selanjutnya, Yuhdi Munadi (2011) mengemukakan ciri-ciri pokok

pembelajaran aktif, antara lain adalah:

6Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed.1 (Jakarta:

Kencana,2010), Cet.7, h.141-142

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

11

a. Interaktif yang ditandai dengan adanya dialog antara siswa dengan siswa

dan dialog antara siswa dengan guru dan bisanya memanfaatkan sumber-

sumber belajar yang bervariasi (media pembelajaran).

b. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan sikap berikut:

1.1 Mendorong setiap siswa untuk ikut aktif memberi pendapat

1.2 Mendorong setiap siswa untuk ikut berbuat

1.3 Mendorong setiap siswa utuk ikut aktif mencari sumber

c. Menantang, yakni ditandai dengan sikapsebagai berikut:

1.1 Mendorong kompetensi antar siswa

1.2 Mengundang siswa untuk terlibat penuh

1.3 Membangkitkan gairah belajar siswa.7

Selanjutnya, secara khusus Wina Sanjaya mengemukakan bahwa

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna, artinya siswa

tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi tetapi juga

bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.

b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya melalui

keaktifan siswa diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang

berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.8

2. Metode Diskusi

a. Pengertian diskusi

Menurut Suryosubroto yang dikutip dalam Trianto, menjelaskan

bahwa diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang

tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang

suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan

jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.9 Senada dengan pendapat

tersebut, Nana Sudjana yang dikutip dalam Abdul Madjid menjelaskan

bahwa diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat dan

pengalaman untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih

teliti tentang sesuatu.10

Sedangkan, Abdul Madjid sediri mengemukakan

7 Yudhi Munadi, Pembelajarn Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan, (Jakarta: FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet.2, h.33 8Op.cit.,h.138

9Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.122 10

AbdulMadjid, PerencanaanPembelajaran, (Bandung:PT. RemajaRosdakarya, 2011), Cet. 8, h.

142

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

12

bahwa “metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang

berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih

yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat

pendapatnya”.11

Namun, seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya

bahwa “metode diskusi bukanlah debat yang bersifat mengsdu argumentasi

tetapi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan

tertentu secara bersama-sama”.12

Selanjutnya, Muhibbin Syah dalam Jamal

Ma’mur Asmani mendefinisikan “metode diskusi sebagai metode

mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah

(problem solving)”.13

Lebih lanjut, Trianto yang menjelaskan bahwa

“diskusi merupakan situasi dimana guru dan para siswa, atau antara siswa

dengan siswa yang lain berbincang satu sama lain dan berbagi gagasan dan

pendapat mereka”.14

Dalam hal ini, James Popham menegaskan bahwa

“diskusi berbeda dengan ceramah, diskusi tidak diarahkan oleh guru;

siswa-siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka

sendiri”.15

Dengan demikian, berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa metodediskusi menyediakan tatanan sosial dimana

guru membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.

b. Jenis-jenis diskusi

Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran, yaitu:

1.1 Diskusi kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses

pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas

sebagai peserta diskusi.

1.2 Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam

kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.

11

Ibid., h. 141 12

WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana,2010), Cet.7, h.154-155 13

Jamal Ma’murAsmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, KreatifdanInovatif, (Jogyakarta:DIVA Press,

2011), Cet. IX, h.140 14

Ibid. 15

James Popham, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008) Cet.4, h.84

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

13

1.3 Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu

persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan

keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang

luas kepada siswa.

1.4 Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh

beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan

audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam

diskusi panel, audiens tidak terlibat secara langsung tetapi berperan

sebagai peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi.16

Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam

proses pelaksanaannya guru harus mengatur kondisi agar:

1.1 Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.

1.2 Setiap siswa harus saling mendengarkan pendapat orang lain.

1.3 Setiap siswa harus saling memberikan respons.

1.4 Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang

dianggap penting.

1.5 Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan

pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam

diskusi.17

Dengan demikian, metode diskusi dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran apabila guru hendak:

1.1 Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.

1.2 Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan

kemampuannya masing-masing.

1.3 Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang

telah dirumuskan telah tercapai.

1.4 Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat

berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.

1.5 Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri

sendiri maupun teman-temannya (orang lain).

1.6 Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai

masalah yang di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari

pelajaran sekolah.

1.7 Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.18

16

Ibid.,h.157-158 17

WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana,2010), Cet.7, h.155-156 18

Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.123

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

14

c. Tujuan metode diskusi

Pembelajaran diskusi mempunyai arti yakni suatu kondisi dimana

guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain saling bertukar pendapat

secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Sehingga, “tujuan

utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,

menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta

untuk membuat suatu keputusan (Killen,1998)”.19

Namun, secara khusus Tjokrodihardjo dalam Trianto menjelaskan

bahwametode diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya3 (tiga)

tujuan pembelajaran, yaitu: pertama, meningkatkan cara berpikir siswa

dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran.

Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Ketiga,

membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses

berpikir.20

Lebih lanjut, Mulyani Sumantri dalam Abdul Madjid

menjelaskan bahwa metode diskusi bertujuan untuk:

(1) Melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya,

berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan;(2) Melatih dan

membentuk kestabilan sosio-emosional; (3) Mengembangkan

kemampuanberpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh

konsep diri yang lebih positif; (4) Mengembangkan keberhasilan peserta

didik dalam menemukan pendapat; (5) Mengembangkan sikap terhadap

isu-isu kontroversial; dan (6) Melatih peserta didik untuk berani

berpendapat tentang suatu masalah.21

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan diskusi oleh guru bertujuan untuk memahami apa yang ada

dalam pikiran siswa dan bagaimana memproses gagasan yang dimiliki

melalui komunikasi yang multi arah. Dengan demikian, metode diskusi

menyediakan tatanan sosial dimana guru membantu siswa menganalisis

proses berpikir mereka.

19

Op.cit., 154 20

Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.124 21

Abdul Madjid, PerencanaanPembelajaran, (Bandung:PT. RemajaRosdakarya, 2011), Cet. 8, h.

142

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

15

d. Manfaat metode diskusi

Pada metode diskusi, materi pembelajaran tidak diorganisir serta tidak

disajikan langsung kepada siswa, tetapi ditemukan dan diorganisir oleh

siswa sendiri sehingga metode diskusi dapat menciptakan lingkungan

belajar yang aktif karena membantu partisipasi siswa dalam kegiatan

belajarnya sehingga kelas menjadi hidup. Dengan demikian, terdapat

beberapa manfaat yang diperoleh jika metode diskusi ini dapat

diaplikasikan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1.1 Mendorong siswa berpikir kritis

1.2 Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas

1.3 Mendorong siswa menyumbahkan buah pikirnya untuk memecahkan

masalah bersama.

1.4 Mengambil satu beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan

masalah berdasarkan pertimbangan yang saksama.22

e. Prosedur metode diskusi

1.1 Langkah persiapan

1.1.1 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang

bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin

dicapai mesti dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi.

Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam

pelaksanaan.

1.1.2 Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

1.1.3 Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat

ditentukan dari isi materi pelajaran atau masalah-masalah yang

aktual yang terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan

dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang

diajarkan.

1.1.4 Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis

pelaksanaan diskusi.

1.2 Langkah pelaksanaan

1.2.1 Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi

kelancaran diskusi.

1.2.2 Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,

misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-

aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan

dilaksanakan.

22

Jamal Ma’murAsmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, KreatifdanInovatif, (Jogyakarta:DIVA

Press, 2011), Cet. IX, h.140-141

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

16

1.2.3 Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah

ditetapkan.

1.2.4 Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta

diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

1.2.5 Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang

sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa

pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan

tidak fokus.

1.3 Langkah penutup

1.3.1 Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai

dengan hasil diskusi.

1.3.2 Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari

seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan

selanjutnya.23

Lebih lanjut, Tjokrodihardjo merumuskan tahapan-tahapan kegiatan

guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tahapan metode diskusi

Tahapan Kegiatan guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan

dan mengatur setting

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran khusus dan

menyiapkan siswa untuk

berpartisipasi.

Tahap 2

Mengarahkan diskusi

Guru mengarahkan fokus diskusi

dengan menguraikan aturan-aturan

dasar, mengajukan pertanyaan

awal, menyajikan situasi yang tidak

dapat segera dijelaskan, atau

menyampaikan isu diskus.

Tahap 3

Menyelenggarakan

Guru memonitor antar aksi ,

mengajukan pertanyaan,

mendengarkan gagasan siswa,

menanggapi gagasan,

melaksanakan aturan dasar,

membuat catatan diskusi,

menyampaikan gagasan sendiri.

Tahap 4

Mengakhiri diskusi

Guru menutup diskusi dengan

merangkum atau mengungkapkan

23

WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana, 2010), Cet.7, h.158-159

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

17

makna diskusi yang telah

diselengarakan kepada siswa.

Tahap 5

Melakukan tanya jawab singkat

tentang proses diskusi itu

Guru menyuruh para siwa untuk

memeriksa proses diskusi dan

berpikir siswa.

Tjokrodihardjo, (2003)24

f. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi

Semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan

tersendiri. yang membedakannya dengan yang lain. Untuk itu, Jamal

Ma’mur Asmani mengemukakan beberapa kelebihan dari metode diskusi

manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1.1 Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan.

1.2 Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa

saling mengemukakan pendapat secara konstrukif sehingga dapat

diperoleh keputusan yang lebih baik.

1.3 Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain

sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap

toleransi. (Syaiful Bahri Jamarah, 2000).25

Wina Sanjaya juga merumuskan beberapa kelebihan dari metode

diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1.1 Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif

khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

1.2 Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam

mengatasi setiap permasalahan.

1.3 Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau

gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa

untuk menghargai pendapat orang lain.26

Selain kelebihan, Jamal Ma’mur Asmani juga mengemukakan bahwa

terdapat beberapa kelemahan apabila metode diskusi diterapkan dalam

proses pembejaran, yaitu tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar,

24

Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.131-132 25

Jamal Ma’murAsmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, KreatifdanInovatif, (Jogyakarta:DIVA Press,

2011), Cet. IX, h.141 26

WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana,2010), Cet.7, h.156

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

18

peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas dan apat dikuasai oleh

orang-orang yang suka berbicara.27

Wina Sanjaya juga merumuskan beberapa kelemahan dari metode

diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1.1 Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang

siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

1.2 Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga

kesimpulan menjadi kabur.

1.3 Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang dibicarakan.

1.4 Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat

emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada

pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim

pembelajaran.28

Dengan demikian, secara umum dapat digambarkan kelebihan dan

kelemahan metode diskusi seperti yang terangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

Kelebihan Kelemahan

a. Diskusi melibatkan semua

siswa secara langsung dalam

KBM.

b. Setiap siswa dapat menguji

tingkat pengetahuan bahan

pelajarannya masing-masing.

c. Diskusi dapat menumbuhkan

dan mengembangkan cara

berpikir dan sikap ilmiah.

d. Dengan mengajukan dan

mempertahankan pendapatnya

dalam diskusi diharapkan para

siswa akan dapat memperoleh

kepercayaan akan kemampuan

diri sendiri.

a. Suatu diskusi dapat diramalkan

sebelumnya mengenai

bagaimana hasilnya sebab

tergantung kepada

kepemimpinan dan partisipasi

anggota-anggotanya.

b. Suatu diskusi memerlukan

keterampilan tertentu yang

belum dipelajari sebelumnya.

c. Jalannya diskusi dapat dikuasai

(didominasi) oleh beberapa

orang siswa yang menonjol.

d. Tidak semua topik dapat

dijadikan pokok diskusi, tetapi

hanya hal-hal yang bersifat

27

Loc.cit 28

WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Ed.1,

(Jakarta:Kencana,2010), Cet.7, h.156

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

19

e. Diskusi dapat menunjang

usaha-usaha pengembangan

sikap sosial dan sikap

demokratis siswa.

problematis saja yang dapat di

diskusikan.

e. Diskusi yang mendalam

memerlukan waktu yang

banyak.

f. Apabila suasana diskusi hangat

dan siswa sudah berani

mengemukakan buah pikiran

mereka, maka biasanya sulit

untuk dibatasi pokok masalah.

g. Jumlah siswa yang terlalu besar

di dalam kelas akan

memengaruhi kesempatan setiap

siswa untuk mengemukakan

pendapatnya.

Trianto, (2009)29

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

MenurutAbu Ahmadi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang

studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.30

Sedangkan, menurut A. Kosasih Djahiri, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan

dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program

pengajaran pada tingkat persekolahan.31

Dalam hal ini, Sapriya

menegaskan bahwa:

“Pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri mempunyai

perbedaan makna khususnya antara IPS untuk sekolah dasar (SD) dengan

IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk sekolah

menengah atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang

berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri

sendiri, dan ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata

pelajaran atau disiplin ilmu”.32

29

Trianto, Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif, Ed.1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet.4,

h.134 30

Abu Ahmadi, IlmuSosialDasar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,2003), Cet. 4, h. 3 31

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Ed.1 (Bandung:UPI PRESS, 2006),

Cet.1, h.7 32

Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, Ed.1, (Bandung:UPI PRESS,2006), Cet.1 h.3

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

20

Lebih lanjut, Kurikulum 2006yang dikutip oleh Sapriya dalam buku

yang berbeda dari sebelumnya menjelaskanbahwa:

“IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji sperangkat isu

sosial.Pada jenjang SD/MI/SDLB, mata pelajaran IPS memuat materi

geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokrasi dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.33

Namun, pada jenjang SD/MI/SDLB,materi pembelajaran IPS

disajikan secara terpadu sehingga tidak menunjukan label dari disiplin

ilmu sosial, serta disusun secara tematik dengan mengambil tema-tema

sosial yang terjadi di lingkungan siswa. Demikian juga tema-tema sosial

yang dikaji berangkat dari fenomena serta aktifitas sosial yang terjadi

disekitar siswa.Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu

sosial merupakan dasar dari IPS tetapi tidak semua ilmu-ilmu sosial dapat

menjadi pokok bahasan dalam IPS. tingkat usia, jenjang pendidikan dan

perkembangan pengetahuan anak didik sangat menentukan materi-materi

ilmusosial yang tepat menjadi pokok bahasan dalam IPS.Melalui substansi

materi dalam pembelajaran IPS, siswa diharapkan tidak hanya mampu

menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tetapi mampu

menjalani kehidupan nyata secara dewasa dan bijak di dalam masyarakat

sebagai makhluk sosial.

b. Tujuan IlmuPengetahuanSosial (IPS)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 22 Tahun 2006 yang dikutip oleh Sapriya, pembelajaran IPS

dalam sistem pendidikan Indonesia diarahkan dengan tujuan:

1.1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

1.2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

33

Ibid.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

21

1.3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

1.4 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.34

c. Kompetensi Pendidikan IPS SekolahDasar

Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS sebagaimana diatas, maka

standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajran IPS untuk tingkat

SD/MI kelas IV dikembangkan sebagai berikut:

Tabel 2.3

Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarIPS

Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan

provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan

sumber daya alam dan

potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya

koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan

teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi

serta pengalaman

menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya

Sapriya, (2008)35

4. Materi Koperasi

a. Pengertian koperasi

Pada Bab I, Pasal I dalam UUPerkoperasian nomor 25 tahun 1992

tanggal 21 Oktober 1992, yang dikutip oleh Pandji Anoraga dijelaskan

bahwa “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang

34

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung:UPI Press,2008), h.161 35

Ibid., h.163

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

22

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar

atas asas kekeluargaan”.36

Menurut Pandji Anoraga sendiri, “koperasi

adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-

badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota

dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk

mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya”.37

Sedangkan, Kartasapoetra mendefinisikan “koperasi sebagai suatu

badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,

beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung

secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan

suatu usaha yang bertujuan untuk memebuhi kebutuhan-kebutuhan para

anggotanya”.38

Lebih lanjut, Hendroyogi mendefinisikan “koperasi sebagai

perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela

untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya

mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara

demokratis”.39

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan untuk mencapai kebutuhan

ekonomi seluruh anggotanya yang mempunyai kemampuan ekonomi

terbatas untuk mempertahankan diri dan membebaskan diri dari kesulitan.

b. Landasan dan Asas Koperasi

Untuk mendirikan koperasi, diperlukan adanya dasar atau landasan

tempat koperasi tersebut berpijak yang memungkinkan koperasi untuk

tumbuh dan berdiri serta berkembang dalam mencapai tujuan dan cita-

citanya. Landasan-landasan koperasi tersebut dapat dibagi atas 2 (dua)

macam yaitu landasan idiil dan landasan struktural. Mengenai landasan

idiil koperasi, Pandji Anoraga menjelaskan bahwa:

36

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h.252 37

Ibid.h.1 38

Kartasapoetra, Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), Cet.7, h.1 39

Hendrojogi, Koperasi Azaz-Azaz, Teori dan Praktek, Ed.4, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,

2002), Cet.5 h.46

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

23

Landasan idiilkoperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan

dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi. Koperasi sebagai

kumpulan sekelompok orang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggotanya. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak

hidupnya dijamin oleh UUD 1945 akan bertujuan untuk mencapai

masyarakat yang adil dan makmur. Jadi, tujuannya sama dengan apa yang

dicita-citakan oleh seluruh bangsa Indonesia, karena itu landasan idiil

Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.40

Lebil lanjut, Mochtar Effendy menambahkan bahwa:

Kelima sila yang terjalin menjadi satu kesatuan dalam pancasila

merupakan jiwa dan karakter koperasi Indonesia. Jadi, setiap langkah dan

geraknya mendasarkan dari pada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan

yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta

keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.41

Selanjutnya, Pandji Anoraga juga menjelaskan bahwa:

Landasan strukturil koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam

susunan hidup bermasyarakat. Tata kehidupan di dalam suatu negara diatur

dalam Undang-Undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-Undang

Dasar 1945 yang merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang

mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita suatu bangsa

dan karena koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945.42

Lebil lanjut, Mochtar Effendy menambahkan bahwa:

Landasan struktural koperasi dalam pengoperasiannya didasarkan

atas Undang-Undang Dasar 1945, sebab cita-cita ekonominya dirumuskan

di dalam pasal 33 UUD 1945. Penjelasan pasal 33 UUD 1945 menyatakan

bahwa koperasilah yang dimaksud dengan cita-cita ekonomi bangsa

Indonesia yang bunyinya sebagai berikut, Susunan ekonomi atas asas

kekeluargaan dan kegotongroyongan.43

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui pula bahwa koperasi

Indonesia berasaskan kekeluargaan dan gotong royong.Asas kekeluargaan

yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk

bekerjasama dalam koperasi oleh semua untuk semua, dibawah pimpinan

pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan

40

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h.8 41

Ek. Mochtar Effendy, Membangun Koperasi Di Madrasah dan Pondok Pesantren (Jakarta:PT.

Bhratara Karya Aksara, 1986), Cet.1 h.10 42

Op.cit.,h.9 43

Loc.cit

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

24

kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan

bersama.44

Sedangkan asas gotong royong yang berarti bahwa pada

koperasi terdapat keinsyafan dan semangat bekerjasama, rasa bertanggung

jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk

kesejahteraan bersama.45

Landasan-landasan serta asas-asas koperasi

tersebut sesuai dengan yang tercantum padapasal 2 Bab II, dalam undang-

undang perkoperasian nomor 25 tahun 1992 tanggal 21 Oktober 1992 yang

menjelaskan bahwa “koperasi berlandaskan pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.46

c. Prinsip koperasi

Pandji Anoraga menjelaskan bahwa prinsip-prinsip koperasi adalah

pedoman-pedoman utama yang menjiwai dan mendasari setiap gerak

langkah usaha dan bekerjanya koperasi sebagai organisasi ekonomi dari

orang-orang yang terbatas kemampuan ekonominya.47

Selanjutnya,

padapasal 5 Bab III undang-undang perkoperasian nomor 25 tahun 1992

tanggal 21 Oktober 1992 yang dikutip oleh Pandji Anoraga sendiri,

menjelaskan bahwa koperasi melaksanakan prinsip sebagai berikut: [1]

Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka;[2] Pengelolaan dilakukan secara

demokrasi;[3] Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;[4] Pemberian balas

jasa yang terbatas terhadap modal; [5] Kemandirian.48

d. Tujuan Koperasi

Padapasal 3 Bab II undang-undang perkoperasian nomor 25 tahun

1992 tanggal 21 Oktober 1992 yang dikutip Pandji Anoraga,menjelaskan

bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

44

Op.cit., h.18 45

Ibid. 46

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h. 252 47

Ibid.,h. 10 48

Ibid., h. 253

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

25

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,

adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar.49

e. Fungsi dan Peran Koperasi

Pada pasal 4 Bab III, dalam undang-undang perkoperasian nomor 25

tahun 1992 tanggal 21 Oktober 1992 yang dikutip oleh Pandji Anoraga

menjelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut:

1.1 Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

1.2 Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

` 1.3 Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

1.4 Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.50

f. Aliran-aliran koperasi

1.1 Aliran sosialis

Aliran ini yang menjadikan koperasi sebagai batu loncatan untuk

mencapai sosialisme.

1.2 Aliran persemakmuran koperasi

Aliran ini mengingatkan agar koperasi menguasai kehidupan

ekonomi. Walaupun usaha swasta masih dapat diterima namun

swasta hanya menduduki tempat ke dua.

1.3 Koperasi sebagai koreksi

Aliran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kejahatan-kejahatan

yang ditimbulkan oleh sistem kapitalis apabila dirasakan sistem

kapitalis ini merugikan konsumen dan merupakan bagian dari apa

yang disebut “institusional economic balance theory”.

1.4 Aliran antigonish

Aliran ini menyatakan bahwa koperasi pertama-tama dimaksudkan

untuk tujuan pendidikan, baru kemudian tujuan ekonomi.

1.5 Aliran nimes

Aliran ini didasarkan pada religi dan filsafat. Dalam aliran ini tidak

terlalu menekankan pembagian sisa hasil menurut jasa dan

mencakup semua golongan.

49

Ibid., h.252 50

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h. 252-253

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

26

Bila dilihat dari tujuan dan tempat Koperasi Indonesia dalam

struktur perekonomian negara, maka Koperasi Indonesia dapat

digolongkan dalam aliran Persemakmuran Koperasi.51

g. Jenis-jenis Koperasi

Secara umum, penjenisan koperasi di Indonesia telah diatur oleh

undang-undang. Namun demikian, karena berbagai keperluan dan

bermacam-macam cara untuk memperoleh kebutuhan hidup itu pulalah

yang mendorong lahirnya koperasi yang beraneka ragam. Tetapi, secara

garis besar, koperasi dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

1.1 Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi adalah barang yang diperlukan setiap

hari, misalnya barang-barang pangan (seperti beras, gula, garam, dan

minyak kelapa), barang-barang sandang (seperti kain batik, tekstil)

dan barang pembantu keperluan sehari-hari (seperti sabun, minyak

tanah dan lain sebagainya). Oleh seban itu, maka koperasi yang

mengusahakan kebutuhan sehari-hari disebut koperasi konsumsi.

Tujuan koperasi konsumsi ialah agar anggota-anggotanya dapat

membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan

harga yang layak.52

Koperasi konsumsi mempunyai fungsi [1] sebagai penyalur

tunggal barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari sehingga

memperpendek jarak antara produsen dengan konsumen; [2] Harga

barang sampai di tangan pemakai menjadi murah; dan [3] Ongkos-

ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat.53

1.2 Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam

Koperasi kredit didirikan untuk memberikan kesempatan

kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah

dan dengan ongkos (bunga) yang ringan. Itulah sebabnya koperasi

ini disebut dengan koperasi kredit. Akan tetapi untuk dapat

memberikan pinjaman atau kredit itu, koperasi memerlukan modal.

Modal koperasi yang utama adalah simpanan anggota sendiri. Dari

uang simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu, maka koperasi

kredit lebih tepat disebut korasi simpan pinjam. Fungsi pinjaman di

dalam koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada

umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan para anggotanya.54

51

Ibid., h.57-58 52

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h.20 53

Ibid., h.21 54

Ibid., h.22

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

27

Tujuan koperasi kreditadalah [1] membantu keperluan kredit

para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang

ringan; [2] mendidik kepada para anggota supaya giat menyimpan

secara teratur sehingga membentuk modal sendiri; [3] mendidik

anggota hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari

pendapatan mereka; dan [4] menambah pengetahuan tentang

perkoperasian.55

1.3 Koperasi produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam

bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang

baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-

orang aggota koperasi. Anggota koperasi produksi terdiri dari orang-

orang yang mampu menghasilkan suatu barang atau jasa. Orang-

orang tersebut adalah kaum buruh atau kaum pengusaha kecil. Oleh

karena itu, kita mengenal dua macam koperasi produksi, yaitu: [1]

koperasi produksi kaum buruh yang anggotanya orang-orang tidak

mempunyai perusahaan sendiri; dan [2] koperasi produk kaum

produsen yang anggotanya adalah orang-orang yang masing-masing

mempunyai perusahaan sendiri.56

1.4 Koperasi jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang

penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat

umum. Contohnya koperasi angkutan, koperasi perencanaan dan

konstruksi bangunan, koperasi jasa audit, koperasi asuransi

Indonesia, koperasi perumahan nasional (Kopernas), koperasi jasa

untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, paspor,

sertifikat tanah dan lain-lain.57

B. Hasil Penelitian yang Relevan

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Luluk Penerapan metode

diskusi untuk

meningkatkan aktivitas

belajar geografi siswa

kelas VIIIA SMPN 8

Pamekasan

Dari hasil analisis data

diperoleh bahwa ada

peningkatan aktivitas

siswa dalam penerapan

metode diskusi pada siklus

I sebesar 71,43%, siklus II

sebesar 79,17%, siklus III

sebesar 82,74% dan

jumlah rata-rata aktivitas

aktif siswa sebesar

77,78%, sedangkan

55

Ibid., h.23 56

Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet.3, h.24 57

Ibid., h. 25

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

28

jumlah rata-rata siswa

yang pasif adalah sebesar

22,22%.58

2. Rajif Hasan Ali Penerapan metode

diskusi untuk

meningkatkan keaktifan

belajar siswa kelas XI

IPS semester II pada

kompetensi menganilis

pelestarian lingkungan

hidup kaitannya dengan

pembangunan

berkelanjutan di SMA

terpadu Abdul Faidl

Wonodadi Kabupaten

Blitar

Hasil penelitian

menunjukkan adanya

peningkatan keaktifan

belajar siswa dalam

diskusi dari 41,67% pada

siklus I pertemuan ke-2

menjadi 66,67% pada

siklus II pertemuan ke-1

dan menjadi 75% pada

siklus II pertemuan ke-2.59

3. Evy Agustina

Rokhmawati

Penerapan metode

diskusi syndicate group

untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa

kelas VII A SMPN 24

Malang pada materi

kaitan antara kondisi

geografis dengan

keadaan penduduk

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada

peningkatan keaktifan

belajar siswa yang

ditunjukkan dengan

peningkatan peningkatan

keaktifan belajar siswa

pada siklus I sebesar

58,04% (cukup)

meningkat menjadi

81,71% (sangat baik) pada

siklus II. 60

C. KerangkaBerpikir

Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian

sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian

ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1) Penggunaan metode diskusi akan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran secara aktif.

2) Adanya keterkaitan antara penggunaan metode diskusidengan peningkatkan

keaktifan belajar siswa.

58http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=34889 59http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=45715 60http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=42472

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

29

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka berfikir

diatas, maka dapat dirumuskan bahwa penggunaan metode diskusi dapat

meningkatkan keaktifan siswa kelas IV MI Darul Muttaqin pada pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) materi koperasi.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Darul Muttaqin yang

terletak di Gg. H. Abdul Wahid Rt. 08 Rw. 03 No. 30, Pasar Minggu, Jakarta

Selatan. Alasan peneliti memilih MI Darul Muttaqin sebagai tempat penelitian

adalah bahwa peneliti menjalani profesi sebagai salah satu guru MI Darul

Muttaqin sehingga peneliti memiliki peluang waktu yang cukup luas dalam

mencari dan mengolah data. Sedangkan, waktu yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu pada semester II tahun ajaran 2013/2014, dengan kata lain

penelitian dilakukan selama 6 bulan, yaitu sejak bulan Januari 2014 sampai

dengan Juli 2014. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di MI Darul

Muttaqin dimulai sejak pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar hasil yang

diharapkan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK) atau lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Dari istilah

penelitian tindakan kelas, terdapat tiga kata yang sangat penting untuk dibahas

yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Lebih lanjut, Rido Kurnianto menjelaskan

pengertian dari ketiga kata tersebut, yaitu:

1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi, dengan tujuan dan bermanfaat dalam meningkatkan mutu

bagi suatu hal yang diminati.

2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa-siswi.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas, tetapi dalam pengertian

pembelajaran yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa-siswi yang

dalam waktu yang sama dari guru yang sama pula.1

1 Rido Kurnianto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: LAPIS PGMI, 2009), paket 3, h. 9.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

31

Selanjutnya menurut Basrowi, “penelitian tindakan kelas adalah penelitian

praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya

perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban

atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas”.2 Lebih

lanjut Suhadi dalam Hufad menjelaskan bahwa “PTK adalah suatu penelitian

ilmiah yang ditujukan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan

keterampilan baru yang diaplikasikan langsung ke dalam situasi kelas”.3

Adapun rancangan penelitian merupakan rancangan langkah kerja yang

akan dilakukan dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan

penelitian. Basrowi juga menjelaskan bahwa “rancangan penelitian berisi

gambaran tentang kapan penelitian dilakukan, darimana data diperoleh, dalam

kondisi bagaimana subjek yang diteliti dan bagaimana mengolah data dan

melaporkannya”.4 Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan

desain PTK yang menerapkan siklus yang masing-masing siklus meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apabila pembelajaran siklus I

sudah menunjukan indikator keberhasilan tindakan, maka tindakan tidak

dilanjutkan. Tetapi, apabila pada siklus I belum menunjukkan indikator

keberhasilan tindakan yang dilakukan, maka akan dilaksanakan pembelajaran

pada siklus selanjutnya. Dengan demikian, siklus akan berhenti apabila indikator

keberhasilan tindakan telah tercapai.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa/siswi

kelas IV MI Darul Muttaqin yang terdiri dari 18 siswa dan 22 siswi. Sedangkan

yang menjadi objek penelitian adalah penerapan metode diskusi sebagai upaya

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa

yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu keaktifan bertanya dan menjawab

pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki serta aktif

mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain.

2 H. M. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. 2, h. 25

3 Ahmad Hufad, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Dirjen Pendais Kemenag, 2009), h. 4.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

32

D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai observer yang akan

mengobservasi kinerja guru dalam melaksanakan tindakan pembelajaran

melalui metode diskusi serta mengamati aktivitas siswa dalam menjalani

pembelajaran tersebut. Selanjutnya, peneliti akan berada pada posisi yang

memudahkan subjek penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang

sebenarnya terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil penelitian tersebut

benar-benar tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

1. Pelaksanaan pembelajaran prasiklus

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum dilaksanakannya

tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian, yaitu lembar observasi keaktifan siswa serta lembar observasi

kinerja guru dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama 2 kali pertemuan yang masing-

masing pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. Metode

pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran prasiklus

masih menerapkan metode yang biasa dilakukan guru yaitu metode

pembelajaran konvensional. Selanjutnya menyusun materi pelajaran yang

akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada pertemuan pertama

mengenai pengertian dan prinsip koperasi sedangkan pada pertemuan

kedua mengenai landasan dan asas koperasi. Materi tersebut sesuai

dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Berikut ini merupakan

salinan pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam RPP.

4 Op.cit., h. 59

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

33

(pertemuan pertama)

1. Kegiatan awal

1.1 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

1.2 Guru mengajak siswa berdoa sebelum belajar

1.3 Guru mengisi daftar hadir siswa

2. Kegiatan inti

2.1 Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk membaca materi

pengertian koperasi

2.2 Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk membaca materi

prinsip koperasi.

2.2 Guru menjelaskan materi pembelajaran secara kontekstual

3. Kegiatan akhir

3.1 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

3.2 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

(pertemuan kedua)

1. Kegiatan awal

1.1 Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

1.2 Guru mengajak siswa berdoa sebelum belajar

1.3 Guru mengisi daftar hadir siswa

2. Kegiatan inti

2.1 Guru menjelaskan materi pembelajaran secara kontekstual

2.2 Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

3. Kegiatan akhir

3.1 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa

3.2 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

keaktifan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

34

observasi, peneliti berada pada posisi yang memudahkan subjek

penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya

terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil yang di dapat benar-benar

tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

d. Refleksi

Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

prasiklus masih dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional yang biasa dilakukakan oleh guru kelas guna mengetahui

keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran dengan

diterapkannya metode diskusi pada kegiatan perbaikan pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan keaktifan

siswa. Setelah itu, menentukan indikator keaktifan siswa yang diharapkan

dari metode tersebut yaitu keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan,

aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki serta aktif

mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain. Kemudian,

menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi keaktifan siswa

dan lembar observasi kinerja guru serta menyusun pedoman

penskorannya. Terakhir, menyusun materi pelajaran yang akan digunakan

dalam penelitian yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun, perencanaan ini

bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai kebutuhan proses

pembelajaran yang berlangsung. Berikut ini merupakan salinan

pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam RPP.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

35

1. Kegiatan awal

1.1 Guru mempersiapkan siswa sebelum memulai pembelajaran.

1.2 Guru melakukan apersepsi terkait dengan materi sebelumnya

1.3 Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran.

2. Kegiatan inti

2.1 Guru memberikan materi pelajaran secara kontekstual

2.2 Guru menjelaskan metode dan prosedur diskusi

2.3 Guru membagi siswa dalam 8 kelompok secara random yang

masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

2.4 Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk di

diskusikan bersama kelompoknya.

2.5 Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok

untuk mendiskusikan tugasnya.

2.6 Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

2.7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi.

3. Kegiatan akhir

3.1 Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

pelajaran yang telah dibahas.

3.2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

atau menanggapi proses pembelajaran yang berlangsung.

3.3 Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dibahas serta

mempelajari materi selanjutnya.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

penerapan metode diskusi mampu merangsang siswa untuk berperan

aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

36

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai. Hasil

yang diperoleh dari pengamatan kemudian dianalisis untuk mengetahui

keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Apabila hasil analisis siklus I sudah menunjukan indikator

keaktifan siswa, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila belum

tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

3. Pelaksanaan pembelajaran siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan keaktifan

siswa. Kemudian, menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar

observasi keaktifan siswa dan lembar observasi kinerja guru serta

menyusun pedoman penskorannya. Terakhir, menyusun materi pelajaran

yang akan digunakan dalam penelitian yang sesuai dengan Kompetensi

Dasar (KD) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Namun, perencanaan ini

bersifat fleksibel artinya dapat dikondisikan sesuai kebutuhan proses

pembelajaran yang berlangsung. Berikut ini merupakan salinan

pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam RPP.

1. Kegiatan awal

1.1 Guru mempersiapkan siswa sebelum memulai pembelajaran

1.2 Guru melakukan apersepsi terkait dengan materi sebelumnya

1.3 Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran

2. Kegiatan inti

2.1 Guru memberikan materi pelajaran secara kontekstual

2.2 Guru menjelaskan metode dan prosedur diskusi

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

37

2.3 Guru membagi siswa dalam 8 kelompok secara random yang

masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

2.4 Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk di

diskusikan bersama kelompoknya.

2.5 Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok

untuk mendiskusikan tugasnya.

2.6 Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

2.7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk

memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi.

3. Kegiatan akhir

3.1 Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

pelajaran yang telah dibahas.

3.2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

atau menanggapi proses pembelajaran yang berlangsung.

3.3 Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dibahas serta

mempelajari materi selanjutnya.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

penurunan siswa yang tidak aktif pada proses pembelajaran setelah

tindakan siklus II dan seberapa besar peningkatan siswa yang aktif pada

proses pembelajaran setelah tindakan siklus II

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai. Hasil

yang diperoleh dari pengamatan kemudian dianalisis untuk mengetahui

keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Apabila hasil analisis siklus II sudah menunjukan indikator

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

38

keaktifan siswa, maka penelitian dihentikan. Adapun indikator

keaktifan siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa

keaktifan berinteraksi dengan guru, keaktifan berinteraksi dengan

siswa lain serta keaktifan terhadap materi pembelajaran. Tetapi apabila

indikator keaktifan siswa tersebut belum tercapai, maka penelitian

dilanjutkan pada siklus III.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas melalui proses pembelajaran

dengan menggunakan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa pada mata pelajaran IPS. Adapun indikator untuk mengetahui

keberhasilan peneliti ini ditetapkan sekurang-kurangnya 80% siswa berperan

aktif dalam proses pembelajaran seperti aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan, aktif mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki serta aktif

mendengarkan serta menghargai pendapat orang lain.

G. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data penelitian diperoleh dari kegiatan guru dan

kegiatan siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi serta peningkatan keaktifan siswa setelah diterapkannya metode

tersebut. Sedangkan, sumber data penelitian diperoleh dari siswa kelas IV MI

Darul Muttaqin pada semester II, tahun ajaran 2013/2014.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui teknik

observasi, karena teknik observasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari tindakan di setiap siklusnya. Dengan

observasi, peneliti dapat memusatkan perhatian untuk mengamati kinerja guru

serta mengamati keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran melalui

metode diskusi tanpa melalui perantara yang mungkin bisa melebihkan atau

mengurangi data yang sebenarnya.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

39

Selanjutnya, Muhammad Idrus mengemukakan bahwa “observasi

merupakan aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.5

Untuk itu, diperlukan instrumen observasi sebagai pedoman untuk mengamati

kinerja guru serta mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Berikut ini adalah instrumen observasi kinerja guru serta

instrumen observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi.

Tabel 3.1

Instrumen Observasi Kinerja Guru

Langkah

pembelajaran

Indikator

Kegiatan

Awal

Mempersiapkan siswa sebelum memulai pembelajaran.

Melakukan apersepsi terkait dengan materi sebelumnya.

Menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran.

Kegiatan

Inti

Memberikan materi pelajaran secara kontekstual.

Menjelaskan metode dan prosedur diskusi.

Membentuk kelompok siswa secara random.

Memfasilitasi siswa dalam pelaksanaan diskusi.

Kegiatan

akhir

Memberikan refleksi dan kesimpulan.

Memberikan tugas dan tindak lanjut.

Tabel 3.2

Instrumen Observasi Keaktifan Siswa

Langkah

pembelajaran

Indikator

Kegiatan

pendahuluan

Mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran.

Menyimak penjelasan yang diberikan guru.

Menanggapi apersepsi yang diberikan guru.

5 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta:2009), h. 84

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

40

Kegiatan

Inti

Menyimak materi pelajaran yang diberikan guru.

Membentuk kelompok dengan tertib.

Melaksanakan kegiatan diskusi sesuai prosedur.

Kegiatan

Penutup

Membuat rangkuman terhadap hasil diskusi.

Mencatat tugas yang diberikan guru.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

pemberian skor terhadap kinerja guru dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Pemberian skor kinerja guru diperoleh dari hasil observasi

terhadap indikator kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan,

pemberian skor keaktifan siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap indikator

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Masing-masing indikator kinerja

guru dan indikator keaktifan siswa memiliki rentang skor 1 sampai 5.

Tabel 3.3

Indikator Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran

Skor Keterangan

1 Kinerja guru dalam kriteria sangat rendah

2 Kinerja guru dalam kriteria rendah

3 Kinerja guru dalam kriteria sedang

4 Kinerja guru dalam kriteria baik

5 Kinerja guru dalam kriteria sangat baik

Tabel 3.4

Indikator Keaktifan siswa Dalam Proses Pembelajaran

Skor Keterangan

1 Keaktifan siswa dalam kriteria sangat rendah

2 Keaktifan siswa dalam kriteria rendah

3 Keaktifan siswa dalam kriteria sedang

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

41

4 Keaktifan siswa dalam kriteria baik

5 Keaktifan siswa dalam kriteria sangat baik

J. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan

keaktifan siswa dalam pengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS

melalui penerapan metode diskusi. Keaktifan siswa yang diharapkan dalam

penelitian ini berupa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, aktif

mengeluarkan ide atau gagasan yang dimiliki serta aktif mendengarkan serta

menghargai pendapat orang lain. Untuk itu, penerapan metode diskusi

dinyatakan efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa apabila porsentase

keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar ≥80% pada setiap siklusnya.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk

prosentase, kemudian dilakukan deskripsi komparasi yaitu membandingkan

hasil penelitian sebelum tindakan dengan hasil penelitian setelah tindakan,

selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi tersebut.

Deskriptif prosentase terhadap kinerja guru dan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Selanjutnya, hasil prosentasi terhadap kinerja guru dan keaktifan siswa tersebut

ditafsirkan dengan rentang kualitatif sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Kinerja Guru

Prosentase Keterangan

0% sampai dengan 20% Kinerja guru sangat rendah

skor yang diperoleh

% skor = x 100

skor maksimal

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

42

21% sampai dengan 40% Kinerja guru rendah

41% sampai dengan 60% Kinerja guru sedang

61% sampai dengan 80% Kinerja guru baik

81% sampai dengan 100% Kinerja guru sangat baik

Tabel 3.6

Kriteria Keaktifan Siswa

Prosentase Keterangan

0% sampai dengan 20% Keaktifan siswa sangat rendah

21% sampai dengan 40% Keaktifan siswa rendah

41% sampai dengan 60% Keaktifan siswa sedang

61% sampai dengan 80% Keaktifan siswa baik

81% sampai dengan 100% Keaktifan siswa sangat baik

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

43

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Prasiklus

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum

dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian, yaitu lembar observasi keaktifan siswa

serta lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama

2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama

2 jam pelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran prasiklus masih menerapkan metode yang biasa dilakukan

guru yaitu metode pembelajaran konvensional. Selanjutnya menyusun

materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada

pertemuan pertama mengenai pengertian dan prinsip koperasi

sedangkan pada pertemuan kedua mengenai landasan dan asas koperasi.

Materi tersebut sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi

dasar (KD) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 26 Mei 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan

awal guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar

hadir siswa. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa orang siswa untuk

membaca materi pengertian dan prinsip koperasi kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan guru menjelaskan materi pembelajaran secara

kontekstual. Pada kegiatan akhir pelajaran, guru melakukan tanya jawab

dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari dilanjutkan dengan

menutup kegiatan pembelajaran.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

44

Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Rabu, 28 Mei 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan awal

guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam,

mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar hadir

siswa. Selanjutnya, guru menjelaskan materi pembelajaran secara

kontekstual yang dilanjutkan dengan pemberian soal evaluasi kepada

siswa sebagai penguatan terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari.

Pada kegiatan akhir pelajaran, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa mengenai materi yang telah dipelajari dilanjutkan dengan

menutup kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar penerapan metode diskusi mampu merangsang siswa untuk

berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan

observasi, peneliti berada pada posisi yang memudahkan subjek

penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya

terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil yang di dapat benar-benar

tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

d. Refleksi

Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran prasiklus masih dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional yang biasa dilakukakan oleh guru kelas

guna mengetahui ada atau tidak adanya perubahan kondisi

pembelajaran setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran melalui

penggunaaan metode diskusi pada kegiatan pembelajaran siklus I.

Untuk itu, kegiatan refleksi ini dilakukan untuk mengetahui

keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran dengan

diterapkannya metode diskusi pada kegiatan pembelajaran.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

45

2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum

dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian, yaitu lembar observasi keaktifan siswa

serta lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama

2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama

2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu pembelajaran IPS dengan menggunakan metode

diskusi dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya menyusun materi pelajaran yang akan

digunakan dalam penelitian yaitu, pada pertemuan pertama mengenai

landasan dan asas koperasi sedangkan pada pertemuan kedua mengenai

tujuan dan manfaat koperasi. Materi tersebut sesuai dengan standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran prasiklus dilaksanakan pada hari Senin, 2

Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan awal guru

membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam,

mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar hadir

siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari kemudian dilanjutkan dengan

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pembelajaran.

Selanjutnya, guru memberikan stimulus pertanyaan terkait dengan

materi pelajaran. Setelah itu, guru menyampaikan materi pelajaran

secara kontekstual. Kemudian, guru mengajak siswa untuk mengamati

barang-barang yang tersedia di koperasi sekolah selanjutnya

mempersilahkan siswa untuk berinteraksi dengan pengurus koperasi

sekolah. Selanjutnya untuk memantapkan siswa mengenai materi yang

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

46

telah dipelajari, maka guru bersama-sama dengan siswa membahas

hasil yang didapatkan dari kegiatan berinteraksi dengan pengurus

koperasi sekolah. Pada kegiatan akhir pelajaran, untuk memantapkan

siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung. Kemudian, guru melibatkan siswa

untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama dengan siswa melakukan

tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami. Setelah itu,

guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari kemudian

diakhiri dengan salam penutup.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Kamis, 5 Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, sebelum

memulai pembelajaran, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta

mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi

yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kemudian

dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari

materi pelajaran. Selanjutnya, guru memberikan materi pelajaran secara

kontekstual. Kemudian, guru membagi siswa dalam 8 kelompok secara

random yang masing-masing kelompok 5 orang siswa. Setelah itu, guru

membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan

bersama kelompoknya. Selanjutnya, guru memberikan waktu kepada

masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugasnya. Kemudian,

guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya, guru memberikan

kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan umpan balik terhadap

hasil presentasi. Pada kegiatan akhir pelajaran, untuk memantapkan

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

47

siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung. Kemudian, guru melibatkan siswa

untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama dengan siswa melakukan

tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami. Setelah itu,

guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari kemudian

diakhiri dengan salam penutup.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar penerapan metode diskusi mampu merangsang siswa untuk

berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan

observasi, peneliti berada pada posisi yang memudahkan subjek

penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya

terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil yang di dapat benar-benar

tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa yang

belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I

kemudian membandingkannya dengan kegiatan pra siklus. Refleksi

tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan keberhasilan atau

kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila hasil analisis

siklus I sudah menunjukan indikator keaktifan siswa, maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila indikator keaktifan siswa tersebut belum

tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

48

3. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini guru membuat perencanaan sebelum

dilaksanakannya tindakan berupa pembuatan instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian, yaitu lembar observasi keaktifan siswa

serta lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama

2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama

2 jam pelajaran. Kandungan yang tertuang dalam RPP sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

dengan menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya menyusun

materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, pada

pertemuan pertama mengenai fungsi dan peran koperasi sedangkan

pada pertemuan kedua mengenai jenis-jenis koperasi. Materi tersebut

sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Senin, 9 Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, pada kegiatan

awal guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta mengisi daftar

hadir siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari kemudian dilanjutkan dengan

menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi pembelajaran.

Selanjutnya, guru memberikan stimulus pertanyaan terkait dengan

materi pelajaran. Setelah itu, guru menyampaikan materi pelajaran

secara kontekstual. Kemudian, guru mempersilahkan siswa untuk

berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah. Selanjutnya untuk

memantapkan siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru

bersama-sama dengan siswa membahas hasil yang didapatkan dari

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

49

kegiatan berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah. Pada kegiatan

akhir pelajaran, untuk memantapkan siswa mengenai materi yang telah

dipelajari, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapat terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Kemudian, guru melibatkan siswa untuk bersama-sama menyimpulkan

materi pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama

dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang

telah dipelajari. Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa

yang ingin bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

Setelah itu, guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan

tugas kepada siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah

dipelajari kemudian diakhiri dengan salam penutup.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Kamis, 12 Juni 2014. Adapun dalam pelaksanaannya, sebelum memulai

pembelajaran, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa sebelum belajar serta

mengisi daftar hadir siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi

yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kemudian

dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari

materi pelajaran. Selanjutnya, guru memberikan materi pelajaran secara

kontekstual. Kemudian, guru membagi siswa dalam 8 kelompok secara

random yang masing-masing kelompok 5 orang siswa. Setelah itu, guru

membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan

bersama kelompoknya. Selanjutnya, guru memberikan waktu kepada

masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugasnya. Kemudian,

guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya, guru memberikan

kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan umpan balik terhadap

hasil presentasi. Pada kegiatan akhir pelajaran, untuk memantapkan

siswa mengenai materi yang telah dipelajari, maka guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat terhadap proses

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

50

pembelajaran yang berlangsung. Kemudian, guru melibatkan siswa

untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari. Selanjutnya, guru bersama-sama dengan siswa melakukan

tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dipahami. Setelah itu,

guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas kepada

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari kemudian

diakhiri dengan salam penutup.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar penerapan metode diskusi mampu merangsang siswa untuk

berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan

observasi, peneliti berada pada posisi yang memudahkan subjek

penelitian dapat dilihat dan dicermati sesuai keadaan yang sebenarnya

terjadi pada waktu penelitian sehingga hasil yang di dapat benar-benar

tepat dan data dapat diperoleh secara lengkap.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan untuk melihat apa yang sudah dihasilkan atau apa yang

belum dihasilkan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II

kemudian membandingkannya dengan kegiatan siklus I. Refleksi

tersebut dilakukan sebagai pengamatan akan keberhasilan atau

kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila hasil analisis

siklus II sudah menunjukan indikator keaktifan siswa, maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila indikator keaktifan siswa tersebut belum

tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Namun,

peneliti akan berusaha secara optimal sehingga dalam dua siklus dapat

menunjukkan indikator keberhasilan penelitian.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

51

B. Analisis

Kondisi pembelajaran prasiklus merupakan keadaan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang

biasa dilakukakan oleh guru sebelum dilakukannya tindakan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Kegiatan pembelajaran

prasiklus sangat diperlukan untuk dijadikan landasan guna mengetahui ada atau

tidak adanya peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukannya tindakan

perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Setelah kegiatan

pembelajaran prasiklus dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu proses

pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh peran guru sebagai pusat

pembelajaran sehingga guru merupakan figur sentral dan pengendali kegiatan

belajar sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Terlebih lagi penyampaian materi yang dilakukan oleh guru masih bersifat

informatif dan hafalan sehingga mengharuskan siswa untuk duduk, dengar dan

catat. Maka tidak heran apabila pada saat guru menyampaikan materi, hanya

beberapa siswa saja yang memperhatikan sedangkan siswa lain melamun

bahkan tertidur terutama siswa yang duduk paling belakang. Untuk lebih

jelasnya, persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Persentase rata-rata keaktifan siswa prasiklus

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 17 42,50% 23 57,50%

2 23 57,50% 17 42,50%

3 15 37,50% 25 62,50%

4 21 52,50% 19 47,50%

5 23 57,50% 17 42,50%

6 18 45,00% 22 55,00%

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

52

7 16 40,00% 24 60,00%

8 24 60,00% 16 40,00%

9 21 52,50% 19 47,50%

10 21 52,50% 19 47,50%

11 17 42,50% 23 57,50%

12 16 40,00% 24 60,00%

13 16 40,00% 24 60,00%

14 23 57,50% 17 42,50%

15 16 40,00% 24 60,00%

16 16 40,00% 24 60,00%

17 22 55,00% 18 45,00%

18 16 40,00% 24 60,00%

19 14 35,00% 26 65,00%

20 11 27,50% 29 72,50%

Rata-rata 45,75% 54,25%

Selanjutya, kegiatan penelitian dilanjutkan pada pelaksanaan pembelajaran

siklus I dengan menerapkan metode diskusi. Setelah kegiatan pembelajaran

siklus I dilakukan terdapat data yang dihasilkan yaitu siswa yang cenderung

pendiam dan pemalu sudah mulai membaur dengan teman-temannya pada saat

pelaksanaan diskusi walaupun terlihat sedikit kebingungan dan suasana kelas

menjadi sedikit ramai, beberapa orang siswa yang duduk di bagian paling

belakang pun sudah terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, terlebih

lagi siswa sangat bersemangat untuk mempresentaskan hasil diskusinya serta

berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi

kelompok. Untuk lebih jelasnya, persentase rata-rata keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus I

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

53

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 30 75,00% 10 25,00%

2 32 80,00% 8 20,00%

3 26 65,00% 14 35,00%

4 28 70,00% 12 30,00%

5 34 85,00% 6 15,00%

6 26 65,00% 14 35,00%

7 22 55,00% 18 45,00%

8 32 80,00% 8 20,00%

9 37 75,00% 13 32,50%

10 32 80,00% 8 20,00%

11 30 75,00% 10 25,00%

12 23 57,50% 17 42,50%

13 21 52,50% 19 47,50%

14 34 85,00% 6 15,00%

15 26 65,00% 14 35,00%

16 34 85,00% 6 15,00%

17 30 75,00% 10 25,00%

18 30 75,00% 10 25,00%

19 25 62,50% 15 37,50%

20 26 65,00% 14 35,00%

Rata-rata 71,00% 29,00%

Sedangkan, berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus

II menggambarkan bahwa hampir sebagian besar siswa antusias dalam

memperhatikan penjelasan guru bahkan membuat catatan-catatan kecil

mengenai penjelasan yang disampaikan guru, selain itu pada saat kelompok

diskusi mempresentasikan hasil diskusinya pun siswa yang lain mendengarkan

dengan baik kemudian berlomba-lomba untuk memberikan tanggapan terhadap

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

54

hasil presentasi kelompok. Pada kegiatan akhir pun, siswa saling merebut

kesempatan dalam melakukan kegiatan tanya jawab dengan guru. Sehingga,

persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus

II mencapai 81,87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Persentase rata-rata keaktifan siswa siklus II

Indikator Siswa Aktif Siswa Tidak Aktif

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 37 92,50% 3 7,50%

2 35 87,50% 5 12,50%

3 31 77,50% 9 22,50%

4 34 85,00% 6 15,00%

5 34 85,00% 6 15,00%

6 31 77,50% 9 22,50%

7 38 95,00% 2 5,00%

8 36 90,00% 4 10,00%

9 31 77,50% 9 22,50%

10 34 85,00% 6 15,00%

11 32 80,00% 8 20,00%

12 29 72,50% 11 27,50%

13 27 67,50% 13 32,50%

14 37 92,50% 3 7,50%

15 39 97,50% 1 2,50%

16 38 95,00% 2 5,00%

17 31 77,50% 9 22,50%

18 34 85,00% 6 15,00%

19 39 97,50% 1 2,50%

20 31 77,50% 9 22,50%

Rata-rata 83,85% 16,15%

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

55

C. Pembahasan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran

prasiklus dapat disimpulkan bahwa siswa lebih banyak menungggu sajian guru

daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkan. Hal

tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan masih didominasi

oleh peran guru sebagai pusat pembelajaran sehingga guru merupakan figur

sentral dan pengendali kegiatan belajar sehingga menyebabkan siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram persentase keaktifan siswa berikut.

Diagram 4.1

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran prasiklus hanya sebesar 45,75% sedangkan siswa yang

belum aktif mencapai 54,25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

keaktifan siswa pada pembelajaran prasiklus termasuk kedalam kategori

rendah, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran siklus I. Selanjutnya,

setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran pada siklus I terlihat bahwa

keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai terlihat walaupun

belum menyeluruh. Hal tersebut karena metode pembelajaran diskusi belum

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

56

pernah diterapkan sehingga masih terdapat siswa yang bingung saat mengikuti

pembelajaran dengan metode diskusi, untuk itu guru banyak memberikan

pengarahan kepada siswa sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih lama.

Guru pun terlihat sedikit bingung karena kondisi kelas pada saat itu terlihat

ramai. Namun, pada akhirnya guru dapat mengendalikan proses pembelajaran

sehingga tidak mengganggu iklim belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut.

Diagram 4.2

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 71,00% sedangkan siswa yang belum

aktif hanya sebesar 29,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I termasuk ke dalam

kategori baik, sehingga perlu ditingkatkan lagi agar siswa yang aktif dalam

kegiatan pembelajaran mulai menyeluruh, dengan demikian diperlukan adanya

pelaksanaan pembelajaran siklus II sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran meningkat. Selanjutnya, berdasarkan observasi yang telah

dilakukan pada kegiatan pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah hampir menyeluruh. Hal tersebut

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

57

dikarenakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi yang

dilakukan sudah berjalan dengan baik karena guru membimbing siswa pada

kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik pula. Siswa tidak lagi canggung

dalam melaksanakan pembentukan kelompok melainkan sangat antusias dalam

kegiatan pembelajaran. Keadaan tersebut membuat kegiatan pembelajaran pada

siklus II lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam

menjalani kegiatan pembelajaran sehingga siswa penuh semangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut.

Diagram 4.3

Persentase keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa persentase keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus II mencapai 83,85,00% sehingga siswa yang

belum aktif hanya sebesar 16,15%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II termasuk ke dalam

kategori amat baik, sehingga tidak diperlukan kegiatan pembelajaran siklus

selanjutnya karena kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan

indikator keberhasilan penelitian yaitu meningkatnya keaktifan siswa dengan

diterapkannya metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya,

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

58

berikut adalah diagram keberhasilan penelitian berupa meningkatnya keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dari pelaksanaan pembelajaran pra siklus,

siklus I dan siklus II.

Diagram 4.4

Persentase peningkatan keaktifan siswa

Pada kegiatan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II

Diagram tersebut menggambarkan bahwa adanya peningkatan keaktifan

siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada

kegiatan pra siklus hanya sebesar 45,75% siswa yang menunjukan keaktifan

belajar sesuai dengan lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat

54,25% siswa yang belum aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan

pembelajaran siklus I keaktifan siswa meningkat sebesar 25.25%, sehingga

persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I

mencapai 71,00%. Selanjutnya pada kegiatan penyempurnaan pembelajaran

siklus II, keaktifan siswa kembali meningkat sebesar 12.85%, sehingga

persentase rata-rata keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II

sebesar 83,85%. Meningkatnya keaktifan siswa tersebut dikarenakan siswa

merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran yang biasanya mengharuskan

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

59

mereka untuk duduk, diam, dengar dan catat melainkan dapat berinteraksi

dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan pembelajaran lebih menarik

perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam menjalani kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, diagram tersebut menandakan keberhasilan

penelitian berupa meningkatnya keaktifan siswa dengan diterapkannya metode

diskusi dalam kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan pada mata pelajaran

IPS materi koperasi terhadap siswa kelas IV MI Darul Muttaqin.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

60

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data terhadap penelitian yang dilakukan peneliti

dalam pembelajaran IPS materi koperasi pada siswa kelas IV MI Darul

Muttaqin Tahun Pelajaran 2013/2014, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada kegiatan pra siklus

hanya sebesar 45,75% siswa yang menunjukan keaktifan belajar sesuai dengan

lembar observasi penelitian, sehingga masih terdapat 54,25% siswa yang belum

aktif. Sedangkan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I keaktifan siswa

meningkat sebesar 25.25%, sehingga persentase rata-rata keaktifan belajar

siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I mencapai 71,00%. Selanjutnya pada

kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan siswa kembali

meningkat sebesar 12.85%, sehingga persentase rata-rata keaktifan siswa pada

kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 83,85%. Dengan demikian, perbaikan

pembelajaran yang dilakukakan sudah mencapai indikator penelitian yaitu

meningkatkan keaktian siswa dalam pembelajaran.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa, meningkatnya keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran melalui metode diskusi. Dengan demikian,

implikasi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dan masukan bagi guru untuk memilih dan menerapkan

metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman dalam mengajar. Selain itu implikasi praktis bagi siswa yaitu

diharapkan siswa merasa tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran yang

biasanya mengharuskan mereka untuk duduk, diam, dengar dan catat

melainkan dapat berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Sehingga kegiatan

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

61

pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan membuat siswa senang dalam

menjalani kegiatan pembelajaran sehingga dapat menambah pengalaman siswa

dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Sedangkan

implikasi praktis bagi sekolah yaitu diharapkan kepala sekolah selaku pimpinan

dapat memberikan dukungan dalam pemilihan dan penerapan metode diskusi

untuk perbaikan pembelajaran. Selain itu juga, melalui metode diskusi dapat

menimbulkan variasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan penelitian, peneliti

memberikan saran agar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

diskusi dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa memiliki semangat dan

antusias dalam kegiatan belajarnya.

1. Guru harus lebih memahami prosedur pelaksanaan metode diskusi

sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan lancar

dan siswa tidak lagi merasa kebingungan.

2. Guru memberi penjelasan dengan jelas kepada siswa sebelum penerapan

metode diskusi mengenai langkah-langkah pelaksanaannya agar siswa

paham apa yang harus mereka lakukan nantinya.

3. Guru harus membimbing siswa dengan baik dalam pelaksanaan metode

diskusi agar siswa tidak lagi merasa kebingungan.

4. Kepala sekolah selaku pimpinan dapat memberikan dukungan dalam

pemilihan dan penerapan metode diskusi untuk perbaikan pembelajaran

guna meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajarnya.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.

Anoraga, Pandji. Dinamika Koperasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999.

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif.

Jogyakarta: DIVA press, 2011.

Basrowi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.

Budimansyah, Dasim. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. Jakarta: PT. Ganesindo, 2009.

Effendy, Mochtar. Membangun Koperasi Di Madrasah dan Pondok Pesantren.

Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara, 1986.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching, 2006.

Hufad, Ahmad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Pendais Kemenag,

2009.

Hendrojogi, Koperasi Azaz-Azaz, Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: 2009.

Ismail, Yahya. Ilmu Pendidikan Teoritis. Ganeca Exact, 2008.

Kartasapoetra. Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

Kurnianto, Rido. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: LAPIS PGMI, 2009.

Madjid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011.

Munadi, Yudhi. Pembelajarn Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan.

Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Popham, James. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2010.

Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI

PRESS, 2006.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006.

Sapriya. Pendidikan IPS. Bandung: UPI Press, 2008.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,

2010.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hafizoh

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Mei 1966

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Alamat Rumah : Jl. Kebagusan III Gg. Mawar Rt. 08.05 No.

21 A. Kelurahan Kebagusan, Kecamatan

Pasar Minggu. Telp. 085813776045

Status : Menikah

PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri Ragunan 02 Petang

Lulus tahun 1981

2. SMP : Mts Negeri 1 Mampang

Lulus tahun 1984

3. SMA : SPG Al-Hidayah Cilandak

Lulus tahun 1987

4. Perguruan Tinggi : D2 Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lulus tahun 2003

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 1, Pertemuan Pertama

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

C. Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian koperasi

2. Menjelaskan landasan dan asas koperasi

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui penjelasan terhadap landasan dan asas koperasi.

E. Materi Pembelajaran

1. Landasan koperasi

2. Asas koperasi

F. Model Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

b. Guru mengisi daftar hadir siswa

c. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran.

d. Guru menjelasakan tujuan dan manfaat mempelajari materi pelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan stimulus pertanyaan terkait dengan materi pelajaran.

b. Guru menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual.

c. Guru mengajak siswa untuk mengamati barang-barang yang tersedia di

koperasi sekolah.

d. Guru mempersilahkan siswa untuk berinteraksi dengan pengurus

koperasi sekolah.

e. Guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil yang didapatkan dari

kegiatan berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran

yang dipelajari.

c. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

e. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

2. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

3. Koperasi sekolah MI Darul Muttaqin

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

I. Penelitian Pembelajaran

Lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa

J. Analisis Penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 02 Juni 2014

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 1, Pertemuan Kedua

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

C. Indikator

1. Merumuskan tujuan koperasi

2. Merumuskan manfaat koperasi

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui penjelasan terhadap tujuan dan koperasi.

E. Materi Pembelajaran

1. Tujuan koperasi

2. Manfaat koperasi

F. Model Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

b. Guru mengisi daftar hadir siswa

c. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran.

d. Guru menjelasakan tujuan dan manfaat mempelajari materi pelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual.

b. Guru membentuk kelompok siswa secara random

c. Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk di

diskusikan bersama kelompoknya.

d. Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan tugasnya

e. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan

umpan balik terhadap hasil presentasi.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran

yang dipelajari

c. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

e. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penelitian Pembelajaran

Lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa

J. Analisis Penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 05 Juni 2014

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 2, Pertemuan Pertama

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

C. Indikator

1. Menjelaskan fungsi koperasi

2. Mengidentifikasi peran koperasi

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui penjelasan terhadap fungsi dan peran koperasi.

E. Materi Pembelajaran

1. Fungsi koperasi

2. Peran koperasi

F. Model Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

b. Guru mengisi daftar hadir siswa.

c. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran.

d. Guru menjelasakan tujuan dan manfaat mempelajari materi pelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan stimulus pertanyaan terkait dengan materi pelajaran.

b. Guru menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual.

c. Guru mempersilahkan siswa untuk berinteraksi dengan pengurus

koperasi sekolah.

d. Guru bersama-sama dengan siswa membahas hasil yang didapatkan dari

kegiatan berinteraksi dengan pengurus koperasi sekolah.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran

yang dipelajari.

c. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

e. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari.

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

2. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

3. Koperasi sekolah MI Darul Muttaqin

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

I. Penelitian Pembelajaran

Lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa

J. Analisis Penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 09 Juni 2014

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 2, Pertemuan Kedua

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas I Semester : IV/II

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten kota dan provinsi.

B. Kompetensi Dasar

Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

C. Indikator

Merumuskan jenis-jenis koperasi yang ada di Indonesia

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui penjelasan terhadap jenis-jenis koperasi yang ada di

Indonesia.

E. Materi Pembelajaran

Jenis-jenis koperasi

F. Model Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

b. Guru mengisi daftar hadir siswa

c. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran.

d. Guru menjelasakan tujuan dan manfaat mempelajari materi pelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran secara kontekstual.

b. Guru membentuk kelompok siswa secara random

c. Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok untuk di

diskusikan bersama kelompoknya.

d. Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan tugasnya

g. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memberikan

umpan balik terhadap hasil presentasi.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Guru melibatkan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran

yang dipelajari

c. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya

mengenai materi pelajaran yang belum dipahami.

e. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah dipelajari

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Buku paket Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) kelas IV

I. Penelitian Pembelajaran

Lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa

J. Analisis Penilaian

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran

Kinerja sangat baik : bila rentang kinerja antara 81-100%

Kinerja baik : bila rentang kinerja antara 61-80%

Kinerja sedang : bila rentang kinerja antara 41-60%

Kinerja rendah : bila rentang kinerja antara 21-40%

Kinerja sangat rendah : bila rentang kinerja antara 0-20%

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Keaktifan sangat baik : bila rentang keaktifan antara 81-100%

Keaktifan baik : bila rentang keaktifan antara 61-80%

Keaktifan sedang : bila rentang keaktifan antara 41-60%

Keaktifan rendah : bila rentang keaktifan antara 21-40%

Keaktifan sangat rendah : bila rentang keaktifan antara 0-20%

Jakarta, 12 Juni 2014

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

PRA SIKLUS

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Materi : Koperasi

Kelas I Semester : IV/II

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Petunjuk

1. Perhatikan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung

2. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indikator dengan cara memberi tanda

check list (√) pada kolom (1,2,3,4) skor sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 0-20% siswa

2. = jika indikator tersebut dilakukan oleh 21-40% siswa

3 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 41-60% siswa

4 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 61-80% siswa

5 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 81-100% siswa

No Langkah

kegiatan Komponen yang di nilai

Skor

1 2 3 4 5

1. Kegiatan

awal

1. Mempersiapkan sarana dan

prasarana pembelajaran.

2. Berdoa sebelum memulai proses

pembelajaran.

3. Menanggapi apersepsi yang

diberikan guru.

4. Memperhatikan penjelasan guru

dengan seksama.

2. Kegiatan inti 5. Memperhatikan penjelasan guru √

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan seksama.

6. Merespon intruksi yang

diberikan guru.

7. Membuat catatan kecil mengenai

materi pelajaran.

8. Membentuk kelompok sesuai

arahan guru dengan tertib

9. Menerima tugas guru dengan

semangat dan antusias

10. Mendiskusikan jawaban dari

tugas kelompok yang diperoleh

11. Menunjukkan kerjasama dalam

kelompok belajarnya

12. Mengemukakan pendapat dalam

kelompok belajarnya

13. Membuat kesimpulan diskusi

berdasarkan pertimbangan

anggota kelompok

14. Mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

15. Mendengarkan dengan baik

ketika kelompok lain

mempresentasikan hasil diskusi

16. Memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

3. Kegiatan

akhir

17. Memberikan tanggapan terhadap

jalannya proses pembelajaran.

18. Menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dengan bahasa sendiri.

19. Melakukan tanya jawab √

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

mengenai materi pelajaran

20. Mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang kurang jelas

Jakarta, 28 Mei 2014

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Materi : Koperasi

Kelas I Semester : IV/II

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Petunjuk

3. Perhatikan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung

4. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indikator dengan cara memberi tanda

check list (√) pada kolom (1,2,3,4) skor sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 0-20% siswa

2. = jika indikator tersebut dilakukan oleh 21-40% siswa

3 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 41-60% siswa

4 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 61-80% siswa

5 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 81-100% siswa

No Langkah

kegiatan Komponen yang di nilai

Skor

1 2 3 4 5

1. Kegiatan

awal

1. Mempersiapkan sarana dan

prasarana pembelajaran.

2. Berdoa sebelum memulai proses

pembelajaran.

3. Menanggapi apersepsi yang

diberikan guru.

4. Memperhatikan penjelasan guru

dengan seksama.

2. Kegiatan inti 5. Memperhatikan penjelasan guru √

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan seksama.

6. Merespon intruksi yang diberikan

guru.

7. Membuat catatan kecil mengenai

materi pelajaran.

8. Membentuk kelompok sesuai

arahan guru dengan tertib

9. Menerima tugas guru dengan

semangat dan antusias

10. Mendiskusikan jawaban dari

tugas kelompok yang diperoleh

11. Menunjukkan kerjasama dalam

kelompok belajarnya

12. Mengemukakan pendapat dalam

kelompok belajarnya

13. Membuat kesimpulan diskusi

berdasarkan pertimbangan

anggota kelompok

14. Mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

15. Mendengarkan dengan baik

ketika kelompok lain

mempresentasikan hasil diskusi

16. Memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

3. Kegiatan

akhir

17. Memberikan tanggapan terhadap

jalannya proses pembelajaran.

18. Menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dengan bahasa sendiri.

19. Melakukan tanya jawab √

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

mengenai materi pelajaran

20. Mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang kurang jelas

Jakarta, 05 Juni 2014

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Materi : Koperasi

Kelas I Semester : IV/II

Sekolah : MI Darul Muttaqin

Petunjuk

5. Perhatikan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung

6. Berilah skor pengamatan pada butir-butir indikator dengan cara memberi tanda

check list (√) pada kolom (1,2,3,4) skor sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 0-20% siswa

2. = jika indikator tersebut dilakukan oleh 21-40% siswa

3 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 41-60% siswa

4 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 61-80% siswa

5 = jika indikator tersebut dilakukan oleh 81-100% siswa

No Langkah

kegiatan Komponen yang di nilai

Skor

1 2 3 4 5

1. Kegiatan

awal

1. Mempersiapkan sarana dan

prasarana pembelajaran.

2. Berdoa sebelum memulai proses

pembelajaran.

3. Menanggapi apersepsi yang

diberikan guru.

4. Memperhatikan penjelasan guru

dengan seksama.

2. Kegiatan inti 5. Memperhatikan penjelasan guru

dengan seksama.

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

6. Merespon intruksi yang diberikan

guru.

7. Membuat catatan kecil mengenai

materi pelajaran.

8. Membentuk kelompok sesuai

arahan guru dengan tertib

9. Menerima tugas guru dengan

semangat dan antusias

10. Mendiskusikan jawaban dari

tugas kelompok yang diperoleh

11. Menunjukkan kerjasama dalam

kelompok belajarnya

12. Mengemukakan pendapat dalam

kelompok belajarnya

13. Membuat kesimpulan diskusi

berdasarkan pertimbangan

anggota kelompok

14. Mempresentasikan hasil diskusi

kelompok

15. Mendengarkan dengan baik

ketika kelompok lain

mempresentasikan hasil diskusi

16. Memberikan tanggapan terhadap

hasil presentasi kelompok.

3. Kegiatan

akhir

17. Memberikan tanggapan terhadap

jalannya proses pembelajaran.

18. Menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dengan bahasa sendiri.

19. Melakukan tanya jawab

mengenai materi pelajaran

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

20. Mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang kurang jelas

Jakarta, 12 Juni 2014

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

@u&&6 u

KEMENTERIAN /\GAMAUIN JAKARTAFITKJI l(. H. Juanda I'lo 95 CjDutal I I

FORM (F R)

SURA'T PERMOHONAN

Nomor : Un.01ff.1/I(M.01.3/304912014Lamp : OutlinelProposalHal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.Kepala MI DarulMuttaqinPasar Minggu, Jakarta SelatanDi tempat

As s alamu' alaikum w r. w b

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Jakarta, 23 Mei 2014

Hafizoh

I 80901 83000037

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

l0

Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV MI Darul Muttaqin Pada

Pelajaran IPS Materi Koperasi Melalui Metode Diskusi

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul skripsi

adalah benar mahasiswazT Fakultas Ilmu Tarbiyah damn Keguruan IIIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yangSaudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa.{ tersebut untuk melaksanakanpenelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

W'as s al amu' alai kum w r.w b.

a.n.DekanKajur/tr(aprodi PGMI

sgQ!-\\ ,DR. Fauzan, MANrP. 19761t07 200701

Tembusan:l- Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang,Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

l0r

No Dokumen .

.r---r gt. I erbrt

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

YAYASAN PENSHNTKAN AL MUTTAQIN&4.I" DARUTM{JTTAQIN

Jl. H. A. Wahid Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan Telp. : (021) 7890154

ST]RAT KNTERANGAI\I

Nomor : 041/YPA/IWIDM/VI/2014

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Muttaqin" Pasar Minggu Jakarta Selatan menerangkan bahwa:

Nama

Tempal tanggal lahir

NIM

Jurusan

Judul skripsi

HAFIZOH

Jakartq 31 Mei 1966

18090183000037

PGMI Dual Mode System

Upaya Meningkatkan Keaktifan SiswaKelas IV MI Darul

Muttaqin Pada Pelajaran IPS Materi Koperasi Melalui

Metode Diskusi

Nama tersebut di atas adalah benar telah melaksanakan penelitian di MI

Darul Muttraqin, Pasar Minggu Jakarta Selatan dari tanggal 26 Mei 2014 s.d. 12

Juni 2014.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya

Jakarta, Juni 2014

MI Darul Muttaqin

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : HAFIZOH

NIM : 18090183000037

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV MI Darul

Muttaqin Pada Pelajaran IPS Materi Koperasi Melalui

Metode Diskusi

No. Judul buku Ilalaman Paraf

1 Yahya Ismail, IImu Pendidikan Teoritis,

(Ganeca Exact, 2008)

IGt

2. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Ed. 1, (Jakarta:Kencana, 2010), Cet. 7

1,4,9,l0, rl,l213,14,16, 17 *t

3. Slameto, Belajar dan Faktor-Fakfor yang

Mempengaruhinya (Jakarta:PT. Rineka

Cipta,2003)

2

*t

4. Jamal Ma'mur Asmani, Tips Menjadi Guru

Inspiratif, Kreatif dan Inovatif

(Jogyakarta: DIVA press, 2011), cet. IX

3,4,12,15,17,18

45 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif-Progresif, Ed. 1, (Jakarta:Kencan4

2010), Cet.4

4, ll, 12,13,14,

16, 19-t

6. Dasim Budimansyah, PAKEM

Pembelajaran Akti{ Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan, (gT. Ganesindo, 2009),

CeL 3

8,9

d

7. Rusman, Model-model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalitas Guru,

8d.2, (Iakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet, 5

I t.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

8. Yudhi Munadi, Pembelajarn Aktifi

Inovatif, Kreatil Efektif dan

menyenangkan, (Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 20lI), Cet.2

ll

ft9. Abdul Madjid, PerencanaanPembelajaran,

@andung:PT. RemajaRosdakarya" 20ll),

Cet. 8

rl,12, 14

410 James Popham, Teknik Mengajar Secara

Sistematis, (Jakarta:Rineka Cipta 2008)

Cet.4

l2 tll Abu Ahmadi, IlmuSosialDasaq

(Jakarta:PT. Rineka Cipta,2003), Cet. 4

l9

E12" Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi

Hasil Belajar PS, Ed.l (Bandung:UPl

PRESS,2006), Cet. I

19,2A0,1

13. Saprtya, dklg Konsep Dasar IPS, Ed.1,

(Bandung:UPl PRESS,2006), Cet. 1

I9 0{

14. Sapriy4 Pendidikan IPS, @andung:UPl

Press,2008),

2I01

15. Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi,

(Jakarta: PT. Rineka Cipta 1999), Cet. 3

22,23,24,25,26,

27-l

16. Kartasapoetr4 Koperasi Indonesia,

(Jakarta: PT. Rineka Ciptq 2007),Cet.7

2201

t7. Hendrojogi, Koperasi Azaz-Azaz,

dan Praktek, 8d.4, (Jakarta:PT.

Grafindo Persad4 2002), Cet. 5

Teori

Raja

22-f

18. Ek. Mochtar Effendg Membangun

Kopemsi Di Madrasah dan Pondok

Pesantren (Jakarta:PT. Bhratara Karya

Aksarq 1986),Cet. I

23

$l

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28394/3/HAFIZOH... · untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

19. Rido Kurnianto, dkk Penelitian Tindakan

Kelas, (Jakarta: LAPIS PGMI, 20A9)

30

d20. Basrowi, Prosedur Penelitian Tindokan

Kelaso @ogor:Ghalia Indonesi4 2008),

Cet.2

31

oj

2t. Ahmad Hufad, Penelitian Tindalmn Kelas,

(Jakarta: Diden Pendais Kemenag, 2009)

3tsl

22. Hadeli, Metode Penelitian Kependidiknn,

(Ciputat:Quantum Teachng2006), Cet. 1

32

u4

23. Muhammad ldrus, Metode Penelitian llmu

S o s ial, (Yogyakarta: 2009)

390l\

Jakartry 3 Maret 2015

Dosen Pembimbing,

DR. FAUZAN,MA

NrP. r 9761 10'12007011013