UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN...

197
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MEDIA FILM ANIMASI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS III SDN RAMBUTAN 02) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh Septi Indriasari 1113018300003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN...

  • UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KETERAMPILAN

    BERTANYA SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

    MELALUI MEDIA FILM ANIMASI

    (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA

    KELAS III SDN RAMBUTAN 02)

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

    pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Oleh

    Septi Indriasari

    1113018300003

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M/1441 H

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Keterampilan

    Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Melalui Media Film Animasi Pada

    Siswa Kelas III SDN Rambutan 02, disusun oleh SEPTI INDRIASARI Nomor

    Induk Mahasiswa 1113018300003, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

    dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah tanggal 5 Juni 2020 dihadapan dewan

    penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam

    bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Jakarta, Juni 2020

    Panitia Ujian Munaqasah

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

    Asep Ediana Latip, M. Pd

    NIP. 19810623 200912 1 003

    Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

    Rohmat Widiyanto, M. Pd

    NIP. 19890913 201801 1 002

    Penguji I

    Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

    NIP. 196902061995032001

    Penguji II

    Takiddin, M.Pd 10 Juni 2020

    NIP. 198312062011011005

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Dr. Sururin, M.Ag

    NIP. 197103191998032001

    SeptiStamp

    SeptiStamp

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Keterampilan

    Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Melalui Media Film Animasi Pada

    Siswa Kelas III SDN Rambutan 02”, disusun oleh Septi Indriasari, NIM.

    111301830003, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah

    melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah dan berhak untuk

    diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

    fakultas.

    Jakarta, 26 April 2020

    Yang Mengesahkan,

    Pembimbing

    Dr. Muhammad Arif, M.Pd

    NIP. 19700606 199702 1 002

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

    Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Keterampilan Bertanya Siswa

    pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Film Animasi pada Siswa Kelas III

    SDN Rambutan 02

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S.Pd)

    Oleh:

    Septi Indriasari

    1113018300003

    Mengetahui,

    Pembimbing,

    Dr. Muhammad Arif, M.Pd

    NIP. 19700606 199702 1 002

    JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M/1441H

  • iv

    SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan dibawah ini

    Nama : Septi Indriasari

    NIM : 1113018300003

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Angkatan Tahun : 2013

    Alamat : Jl. Pegasing Rt. 02/Rw. 04, Jakarta Timur, 13870

    MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan

    Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Film

    Animasi Pada Siswa Kelas III SDN Rambutan 02” adalah benar karya sendiri

    dibawah bimbingan dosen:

    Nama : Dr. Muhammad Arif, M.Pd

    NIP : 19700606 199702 1 002

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

    menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

    Jakarta, Mei 2020

    Septi Indriasari

    NIM. 1113018300003

    SeptiStamp

  • v

    ABSTRAK

    Septi Indriasari, NIM 1113018300003. “Upaya Meningkatkan Keaktifan

    Belajar Dan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui

    Media Film Animasi Pada Siswa Kelas III SDN Rambutan 02”. Skripsi

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran IPS pra siklus pada siswa kelas III

    SDN Rambutan 02, Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan

    keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa setelah diterapkannya media film

    animasi.

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dalam

    pelaksanaannya dilakukan selama 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

    kegiatan perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Penelitian ini bertujuan

    untuk meningkatkan keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa dalam

    kegiatan pembelajaran dengan subjek yang diteliti yaitu siswa kelas III SDN

    Rambutan 02 yang berjumlah 32 orang. Sedangkan teknik pengumpulan data yang

    dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes berupa lembar

    observasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif berupa angka yang

    diperoleh dari hasil observasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebesar 12,3% siswa yang

    menunjukkan keaktifan belajar dan sebesar 17,5% siswa yang menunjukkan

    keterampilan bertanya pada kegiatan pembelajaran pra siklus. Kemudian pada

    kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I , keaktifan belajar siswa meningkat

    menjadi 33,99% dan keterampilan bertanya siswa menjadi 20,31. Selanjutnya pada

    kegiatan penyempurnaan pembelajaran siklus II, keaktifan belajar siswa kembali

    meningkat menjadi 82,61% dan keterampilan bertanya siswa menjadi 87,12%.

    Dengan demikian, berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan

    bahwa adanya peningkatan keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa

    dalam kegiatan pembelajaran dengan diterapkannya media pembelajaran film

    animasi pada siswa kelas III SDN Rambutan 02.

    Kata Kunci: Keaktifan belajar siswa, Keterampilan Bertanya Siswa, Media

    Pembelajaran Film Animasi.

  • vi

    ABSTRACT

    Septi Indriasari, 1113018300003. “The Improvement of Learning Activeness

    and Student Asking Skill At The Social Studies through Animation Film Media

    Class III SDN Rambutan 02”. Thesis, Education Program Elementary School,

    Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic

    University Jakarta.

    Based on the results of learning activeness social study pre cycle in grade

    III SDN Rambutan 02, Classroom Action Research aims to improve student

    activeness and student asking skill after through animated film media.

    This research is a classroom action research which in practice is done for 2

    cycles, each cycle consisting of planning, implementation, analysis, and reflection.

    This research head for increase learning activeness and student asking skills in

    student during learning activities with the subject studied are student class III SDN

    Rambutan 02 totaling 32 students. Meanwhile data collection techniques in this

    research using non-tes technique such as observation sheet which is then analyzed

    by descriptive avantitative numerical results obtained by observation.

    The results showed than only amounted 12,3% students who show their

    learning activeness and amounted 17,5% students showing their asking skills during

    learning activity pra cycle. Then on the first cycle of learning improvement, student

    learning activeness increase by 33,99% and student asking skills increase by 20,31%.

    Later on student asking skills completing on second cycle, student activeness increased

    again by 82,61% and student asking skills increased by 87,12%.

    Thus, based on the data analysis showed that the increased of student learning

    activeness and asking skills student in learning activities match the type of Animation

    Film Media Class III SDN Rambutan 02 learning class III SDN Rambutan 02.

    Keywords: Student Activeness, Student Asking Skill, Animated Film Media.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah penulis panjatkan rasa syukur kepada Tuhan semesta alam

    Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

    skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Keterampilan

    Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Melalui Media Film Animasi Pada Siswa

    Kelas III SDN Rambutan 02”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi

    Muhammad Saw yang telah berhasil membawa umatnya dari zaman jahiliyah

    menuju zaman yang ilmiah dengan penuh kasih sayang.

    Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Asep Ediana Latip, M. Pd selaku Ketua Prodi PGMI FITK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Rohmat Widiyanto, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan PGMI FITK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    4. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis yang selama ini

    membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis ucapkan banyak

    terima kasih atas waktu, tenaga, dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

    5. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membagi ilmunya kepada

    penulis selama menjadi mahasiswi PGMI.

    6. Kedua orang tua penulis Bapak Heruman dan Ibu Castini, serta adik-adik

    penulis Monica Puspitasari dan Muhammad Prima Ramadhan. Penulis ucapkan

    banyak terima kasih atas kasih sayang, doa, dukungan secara materi maupun

    non materi, dan semangat yang selalu diberikan.

    7. Anakku tercinta Sagara Keefe Al-Ghaniy yang selalu menjadi penyemangat dan

    penghibur, anugerah terindah dari Allah SWT.

  • viii

    8. Hj. Suharti HS, S.Pd, MM. selaku kepala sekolah SDN Rambutan 02. Terima

    kasih atas bantuannya karena telah bersedia menerima penulis untuk melakukan

    penelitian disekolahnya.

    9. Rusdewi, S.Pd. selaku wali kelas kelas III SDN Rambutan 02. Terima kasih atas

    nasihat dan motivasi serta bantuannya telah bersedia mendampingi penulis

    selama penelitian berlangsung.

    10. Teman terbaikku Asri Khairiah, Rumaisha Fetriana Shabrina, Nadya Maharani

    dan Restu Khalika Tampi terima kasih atas motivasi serta bantuan selama

    penulis mengerjakan skripsi.

    11. Seluruh teman-teman PGMI angkatan 2013, khususnya teman terbaikku

    Rosinta, Rahmatun Nisa, Siti Rahmawati, Siti Ayu Maimunah, Geby Nita Sari

    dan Widiya Astuti. Terima kasih penulis ucapkan atas bantuan kalian selama

    penulis menempuh studi S1 di FITK UIN Jakarta.

    Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga

    bantuan, bimbingan, doa, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada

    penulis dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

    jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan,

    pengetahuan dan pengalaman penulis. Akhir kata semoga tulisan ini dapat

    bermanfaat banyak bagi penulis lain khususnya dan bagi semua pembaca pada

    umumnya.

    Jakarta, April 2020

    Penulis

    Septi Indriasari

  • ix

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ............................................................................................................. v

    ABSTRACT ......................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

    BAB I ....................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

    C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................. 6

    D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

    BAB II .................................................................................................................... 9

    PEMBAHASAN .................................................................................................... 9

    A. Deskripsi Teoritik .................................................................................... 9

    1. Keaktifan Siswa ................................................................................. 9

    a. Pengertian Keaktifan Siswa ......................................................... 9

    b. Macam-Macam Keaktifan ......................................................... 13

    c. Karakteristik Keaktifan Belajar ................................................. 15

    d. Cara Mengukur Keaktifan Siswa ............................................... 16

    2. Keterampilan Bertanya .................................................................... 17

    a. Pengertian Keterampilan Bertanya ............................................ 17

    b. Indikator Keterampilan Bertanya .............................................. 19

    c. Tujuan Keterampilan Bertanya .................................................. 19

    d. Fungsi Keterampilan Bertanya .................................................. 20

    e. Teknik-Teknik Keterampilan Bertanya ..................................... 21

  • x

    f. Jenis-jenis Pertanyaan ................................................................ 22

    3. Media Film Animasi ........................................................................ 23

    a. Pengertian Media ....................................................................... 23

    b. Fungsi dan Manfaat Media ........................................................ 25

    c. Pemilihan Media ........................................................................ 27

    d. Film Animasi ............................................................................. 28

    e. Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran .............................. 29

    4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................... 34

    a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................... 34

    b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................... 35

    c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................... 37

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 38

    C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 42

    D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 44

    BAB III ................................................................................................................. 45

    METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 45

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 45

    B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .............................................. 45

    C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 48

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................ 48

    E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................ 49

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ......................................... 52

    G. Data dan Sumber Data ........................................................................... 52

    H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 52

    1. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 52

    2. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 54

    I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................... 64

  • xi

    J. Analisis Data dan Interpretasi Data ....................................................... 65

    K. Pembangunan Perencanaan Tindakan ................................................... 66

    BAB IV ................................................................................................................. 67

    DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ................................ 67

    A. Deskripsi Data ....................................................................................... 67

    1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus I ...................................... 67

    2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ..................................... 75

    B. Analisis Data .......................................................................................... 79

    1. Analisis Data Pra Siklus .................................................................. 79

    2. Analisis Data Siklus I ...................................................................... 82

    3. Analisis Data Siklus II ..................................................................... 84

    C. Pembahasan ........................................................................................... 86

    BAB V ................................................................................................................... 97

    KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN ................................... 97

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 97

    B. Implikasi ................................................................................................ 98

    C. Saran-Saran ............................................................................................ 98

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia.

    Pendidikan mengubah kehidupan manusia menuju ke arah yang lebih baik.

    Adanya pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dan

    sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang

    tertuang sebagai berikut.

    “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

    mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

    dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

    memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

    kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab

    kemasyarakatan dan kebangsaan.”1

    Pendidikan dimulai dari keluarga, lingkungan sekitar, dan pendidikan

    dibangku sekolah. Pendidikan dari sekolah termasuk pendidikan formal yang

    pelaksanaannya melibatkan guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang

    lain. Kegiatan belajar mengajar di sekolah, menjadi tempat untuk

    mengembangkan potensi siswa dan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

    yang bermanfaat. Pendidikan anak dimulai dari Taman kanak-kanak (TK)

    sampai perguruan tinggi. Wajib belajar yang ditetapkan pemerintah selama 12

    1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: CV. Eko Jaya, 1989), cet. 1, h. 54.

  • 2

    tahun, dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas

    (SMA). Sekolah Dasar (SD) dimulai dari kelas satu sebagai dasar menerima

    pelajaran di sekolah. Mata pelajaran yang diterima siswa di Sekolah Dasar (SD)

    cukup banyak. Pembelajaran yang termuat dalam kurikulum SD salah satunya

    adalah mata pelajaran IPS yang mengajarkan konsep ilmu sosial seperti

    hubungan antar manusia sehingga dalam proses pembelajarannya

    mengutamakan peran aktif siswa.

    Proses interaksi yang melibatkan siswa secara maksimal dalam aktifitas

    pembelajaran, dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran yang

    diberikan guru sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Guru berperan

    membangun keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menciptakan

    keaktifan belajar sehingga siswa menggunakan kemampuannya secara

    maksimal. Saat pembelajaran peserta didik aktif secara jasmani dan rohani

    dalam rangka memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,

    afektif dan psikomotor.

    Pelaksanaan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa untuk

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta untuk berinteraksi satu sama

    lainnya. Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktvitas pembelajaran dapat

    membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Guru dituntut untuk

    memancing dan merangsang siswanya aktif dalam pembelajaran. Jadi, selama

    pembelajaran aktivitas siswa tidak hanya sebatas mendengarkan saja, tetapi

    juga mengemukakan pendapat, analisis, menyimpulkan dan menaruh minat

    yang tinggi terhadap belajarnya.

  • 3

    Keaktifan belajar tidak lepas dari kegiatan tanya jawab, baik antara guru

    dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain. Siswa yang bertanya

    menandakan keaktifan siswa berpikir dan proses berpikir tersebut melatih

    keterampilan bertanya sehingga proses pembelajaran efektif dan

    menyenangkan. Menumbuhkan keterampilan bertanya pada siswa dapat

    menarik partisipasi siswa dalam belajar, menumbuhkan minat dan rasa ingin

    tahu terhadap pembelajaran, membangkitkan keaktifan dalam belajar. Sehingga

    antara keaktifan belajar dan keterampilan bertanya saling memiliki keterkaitan.

    Kenyataan yang terjadi masih terdapat siswa yang merasa kesulitan ketika ingin

    mengajukan pertanyaan sehingga yang terjadi pembelajaran menjadi pasif.

    Padahal keterampilan bertanya dapat meningkatkan partisipasi siswa secara

    penuh dalam proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

    membangkitkan rasa ingin tahu menuntun siswa menentukan jawaban dan

    memusatkan siswa pada masalah.

    Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan

    belajar dan keterampilan bertanya siswa, dengan penggunaan media yang dapat

    membantu proses pembelajaran. Berhubungan dengan hal tersebut, seiring

    berkembangnya zaman terjadi perubahan dalam ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Bagi kegiatan pendidikan kemajuan informasi dan media komunikasi

    tersebut menjadi tantangan dan salah satu dasar pentingnya pendekatan

    teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya

    pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan tersebut dimaksudkan

    agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

  • 4

    Salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah

    guru dituntut memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, dan sistematis terhadap

    dengan menerapkan salah satunya yaitu media pembelajaran. Penggunaan

    media pembelajaran disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu

    aktifitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama

    membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu kemampuan dasar yang

    harus dikuasai guru adalah keterampilan mengembangkan media pembelajaran,

    yaitu keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk mengembangkan

    media pembelajaran di kelas yang dapat memotivasi belajar siswa. Media

    pembelajaran dengan menggunakan salah satu produk teknologi sangat

    diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar

    menjadi lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran

    dan tujuan pendidikan.

    Penyampaian materi pembelajaran kepada siswa agar mudah diterima

    dan dipahami oleh siswa dipengaruhi salah satunya dengan pemilihan media

    pembelajaran yang tepat. Terkadang siswa kurang menyukai pelajaran IPS

    dikarenakan harus menghafal berkaitan dengan materi sejarah. Suasana kelas

    cenderung ramai dan keaktifan siswa dalam belajar masih tergolong rendah.

    Siswa pasif ketika proses sesi tanya jawab pada proses pembelajaran. Pada saat

    observasi dan pra siklus guru mengajar dengan metode ceramah, guru akan

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, setelah menjelaskan

    pelajaran mengenai hal yang belum jelas berkaitan dengan materi pelajaran

    yang disampaikan oleh guru. Pada kenyataannya siswa lebih banyak pasif atau

  • 5

    diam. Hal ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan banyaknya penjelasan

    dan bacaan berupa teks.

    Oleh karena itu guru mencari cara lain agar materi mudah diterima dan

    siswa memahami. Penggunaan metode ceramah membuat siswa terbiasa

    mendapatkan penjelasan dan informasi dari guru, kurang berkeinginan

    mempelajari secara mendalam karena menganggap informasi yang diberikan

    guru sudah cukup. Guru bisa menggunakan media dalam pembelajaran,

    biasanya media yang digunakan berupa media gambar. Selain media gambar,

    guru bisa menggunakan media yang berbeda seperti media animasi. Media

    animasi berupa media gambar tetapi bedanya gambar tersebut dapat bergerak

    dan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap siswa Dengan begitu,

    siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Sama halnya ketika siswa melihat

    tayangan kartun saat di rumah. Hanya saja media animasi yang disajikan guru

    berkaitan dengan materi yang diajarkan. Tidak hanya mendengarkan, siswa juga

    dilatihan untuk menyimak tayangan animasi tersebut. Dengan begitu,

    merangsang siswa aktif untuk bertanya karena proses pembelajaran

    menyenangkan.

    Berdasarkan uraian-uraian di atas yang membuat penulis tertarik untuk

    mengambil judul penelitian sebagai berikut: "Upaya Meningkatkan Keaktifan

    belajar dan Keterampilan Bertanya Siswa pada Mata Pelajaran IPS Melalui

    Media Film Animasi Siswa Kelas Dua SDN Rambutan 02"

  • 6

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

    masalah-masalah sebagai berikut:

    1. Penggunaan media sebagai sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan

    masih kurang.

    2. Keaktifan belajar dan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran

    IPS masih kurang.

    3. Guru lebih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

    C. Pembatasan Fokus Penelitian

    Berdasarkan identifikasi masalah maka fokus penelitian ini dibatasi

    hanya pada:

    1. Keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa kelas III SDN Rambutan 02.

    2. Penggunaan media film animasi pada penelitian ini dalam proses pembelajaran.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

    diangkat dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana upaya meningkatkan

    keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran IPS

    melalui media film animasi kelas III SDN Rambutan 02?”

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini dilakukan adalah untuk:

    “Untuk memperoleh gambaran tentang upaya peningkatan keaktifan belajar dan

    keterampilan bertanya siswa kelas III SDN Rambutan 02 Pagi setelah

  • 7

    diterapkannya media film animasi pada mata pelajaran IPS dalam proses

    pembelajaran”

    F. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan

    dapat mendukung teori yang sudah ada dan memberikan manfaat bagi beberapa

    pihak.

    1. Manfaat Teoritis

    a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

    pengetahuan tentang penerapan media film animasi pada pembelajaran

    IPS serta meningkatkan keaktifan belajar dan keterampilan bertanya

    siswa kelas III SDN Rambutan 02 Pagi.

    b. Siswa menjadi lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal yang

    berkaitan dengan pengetahuan sosial sehingga hasil belajar meningkat.

    c. Siswa mendapat pengalaman baru dengan diterapkannya media

    pembelajaran film animasi.

    d. Siswa lebih termotivasi untuk belajar dan terbentuknya sikap kerjasama

    antar siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    Dapat memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran sehingga

    dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan dalam bertanya.

  • 8

    b. Bagi Guru

    Sebagai masukan bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih media

    pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan

    bertanya siswa.

    c. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka

    memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

    d. Bagi Peneliti

    Sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada masa

    yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

  • 9

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Teoritik

    1. Keaktifan Siswa

    a. Pengertian Keaktifan Siswa

    Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.

    Kata keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan. Yang

    dimaksud dengan keaktifan disini adalah bahwa pada waktu pendidik

    mengajar, harus mengusahakan agar peserta didiknya aktif secara

    jasmani maupun rohani. Dalam proses pembelajaran peserta didik

    dituntut untuk aktif, penilaian proses pembelajaran terutama melihat

    sejauh mana keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses

    pembelajaran. Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses

    interaksi antara guru dengan siswa yang didalamnya berisi aktivitas

    peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang

    dialami oleh keduanya. Keaktifan belajar siswa merupakan salah satu

    unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat dalam bekerja atau

    berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan oleh siswa dalam

    proses pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan

    oleh guru. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental,

  • 10

    yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat

    dipisahkan.2

    Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangatlah berpengaruh

    terhadap pencapaian hasil belajar. Belajar aktif sangat diperlukan oleh

    peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika

    peserta didik pasif, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang

    telah diberikan. Belajar aktif merupakan salah satu cara untuk mengikat

    informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak, karena salah

    satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor

    kelemahan pada otak manusia itu sendiri.

    “Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran

    mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya

    disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-

    kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan dari Cina,

    Konfosius yang mengatakan: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa

    yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.”3

    Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang penuh semangat,

    hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif

    melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap

    secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Siswa

    belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus menerus, baik

    2 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 98 3 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: PUSTAKA INSAN MADANI, 2008), h. xiv-xv

  • 11

    mental maupun fisiknya. Pendidik dapat mendorong tumbuhnya

    kesenangan-serius dengan memiliki target kualitas hasil belajar yang

    tinggi dan mengatur aktivitas kelas yang menyibukan siswa.

    Pembelajaran aktif yang menekankan pada “kesenang-serius”

    dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian, meningkatkan

    kesenangan mereka untuk belajar, dan mengatur suasana agar

    pengalaman yang menyenangkan bisa terjadi.4

    Dalam kegiatan belajar, Rousseau dalam Sardiman menjelaskan

    bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan

    sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri melalui perkerjaan

    yang dilakukan sendiri serta menggunakan fasilitas yang diciptakan

    sendiri.5

    Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa setiap

    orang yang ingin belajar harus aktif, karena jika dalam suatu

    pembelajaran itu pasif maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan

    baik. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan

    dirinya sebagai fasilitator yang tugasnya memberikan kemudahan

    belajar kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam

    proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arah

    4 Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. vi-viii 5 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 96.

  • 12

    dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses

    pembelajaran.6

    Penilaian proses pembelajaran dapat dilihat dari sejauh mana

    keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dapat

    dilihat ketika siswa berperan dalam pembelajaran seperti aktif dalam

    kegiatan bertanya kepada siswa maupun guru, terlibat dalam pemecahan

    masalah, melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, dan berusaha

    mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.7

    Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk

    mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun

    pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi

    dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif

    berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau

    keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam Sardiman

    menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa

    ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Salah satu penilaian

    proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam

    mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam

    hal:

    1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

    2) Terlibat dalam pemecahan masalah

    6 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013), cet. 6, h. 324. 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2012), cet. 17, h. 61.

  • 13

    3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

    persoalan yang dihadapinya.

    4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

    pemecahan masalah

    5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

    6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya

    7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

    8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

    dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.8

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keaktifan siswa

    dapat dilihat dari berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities),

    mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa,bertanya, keberanian siswa,

    mendengarkan, memecahkan soal (mental activities). Keaktifan siswa

    dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun

    non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal

    sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

    b. Macam-macam Keaktifan

    Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa agar

    menjadi aktif. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan

    mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional.

    Berikut macam-macam kegiatan siswa yang dapat digolongkan sebagai

    berikut:

    8 Ibid., h. 61.

  • 14

    1) Visual activities, misalnya membaca, memerhatikan gambar

    demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

    2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,

    memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

    diskusi, interupsi.

    3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian,

    percakapan, diskusi, musik, pidato.

    4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

    menyalin.

    5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

    diagram.

    6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat

    konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

    7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan

    soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

    8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,

    gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.9

    Keaktifan guru juga sangat berperan dalam proses

    pembelajaran. Sebagai perencana kegiatan pembelajaran, guru

    diharapkan mampu untuk untuk merencanakan kegiatan pembelajaran

    yang efektif agar terciptanya kondisi belajar yang sedemikian rupa

    sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan efektif. Untuk itu guru

    harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar

    sebagai dasar merancang kegiatan pembelajaran seperti merumuskan

    9 Sardiman, op. cit, h. 101.

  • 15

    tujuan, memilih bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan

    sebagainya.10

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan

    keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau

    memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat

    ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan

    mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses

    pembelajaran. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala

    kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses

    kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan

    suasana kelas menjadi kondusif.

    c. Karakteristik Keaktifan Belajar

    Pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

    1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi

    oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan

    pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang

    dibahas.

    2) Peserta didik tidak hanya mendengarkan secara pasif tetapi

    mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi.

    3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan

    dengan materi.

    10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.

    5, h. 98

  • 16

    4) Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis,

    menganalisis dan melakukan evaluasi.11

    Peserta didik belajar secara aktif ketika mereka secara terus

    menerus terlibat, baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran

    aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif.

    Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika peserta

    didik bersemangat, siap secara mental, dan dapat memahami pengalaman

    yang dialami.12

    d. Cara Mengukur Keaktifan Siswa

    Untuk mengetahui cara mengukur keaktifan siswa harus dilihat

    berdasarkan indikator keaktifan yang harus dicapai siswa yaitu antara:

    1) Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru

    2) Menjawab pertanyaan guru

    3) Mengajukan pertanyaan kepada guru dan siswa lain

    4) Mencatat penjelasan guru dan hasil diskusi

    5) Membaca materi

    6) Memberikan pendapat ketika diskusi

    7) Mendengarkan pendapat teman

    8) Memberikan tanggapan

    9) Berlatih menyelesaikan latihan soal

    10) Berani mempresentasikan hasil diskusi

    11) Mampu memecahkan masalah

    12) Berminat mengikuti pembelajaran

    11 Samadhi, TMA Ari. Pembelajaran Aktif. wordpress. 03 2010.

    izaskia.files.wordpress.com/2010/03/ makalah-active-learning.doc (diakses 07 01, 2011). 12 Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 98

  • 17

    2. Keterampilan Bertanya

    a. Pengertian Keterampilan Bertanya

    Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang

    dilontarkan yang menuntur respons atau jawaban.- Keterampilan

    bertanya adalah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk

    meningkatkan kemampuan siswa berpikir dan memperoleh pengetahuan

    yang lebih banyak.13

    Aktifitas bertanya peserta didik diharapkan dapat membiasakan

    diri untuk tampil lebih berani dengan pribadi yang percaya diri

    (confidence). Memupuk rasa percaya diri peserta didik butuh sebuah

    proses dan situasi yang benar-benar terkondisikan. Dengan aktifitas

    bertanya juga peserta didik diberikan ruang untuk berlatih menata

    kalimat dalam pertanyaan yang disampaikan.14

    Selain itu, pembelajaran akan menjadi membosankan manakala

    selama berjam-jam guru menjelaskan materi tanpa diselingi dengan

    pertanyaan. Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu metode

    sederhana yang cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan berfikir

    siswa dan juga kualitas hasil belajar.- Pertanyaan yang diajukan akan

    lebih baik jika menggunakan teknik bertanya yang efektif. Tujuan dari

    penggunaan teknik bertanya yang efektif adalah untuk meningkatkan

    partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

    13 Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), h.153. 14 Fauzan, Belajar dan Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press). h. 138

  • 18

    Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya

    akan sangat berguna untuk: (1) Menggali informasi tentang kemampuan

    siswa dalam penguasaan materi pelajaran, (2) Membangkitkan motivasi

    siswa untuk belajar, (3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap

    sesuatu, (4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, (5)

    Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

    Maka dari itu, keterampilan bertanya adalah kegiatan untuk

    meningkatkan kemampuan berpikir siswa dengan cara mengajukan

    pertanyaan yang menuntut respon atau jawaban agar memperoleh

    pengetahuan baru.

    Pembelajaran akan sangat membosankan apabila guru hanya

    menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik

    hanya sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak

    siswa berpikir. Para ahli percaya pertanyaan yang baik, memiliki

    dampak positif terhadap siswa, diantaranya:

    1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses

    pembelajaran.

    2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu

    sendiri pada hakikatnya bertanya.

    3) Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.15

    15 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

    Prenada Media Group, 2008), cet. 3, h. 157

  • 19

    b. Indikator keterampilan bertanya

    Menurut Husen dalam penelitiannya ada 6 indikator

    keterampilan bertanya siswa, yaitu sebagai berikut:

    1) Konten (isi pertanyaan)

    2) Performansi non verbal (gerak gerik dalam berbahasa lisan)

    3) Suara

    4) Pengungkapan verbal atau redaksi kalimat

    5) Kategori pertanyaan (tingkatan pertanyaan)

    6) Sikap 16

    Maka keterampilan bertanya adalah kemampuan siswa dalam

    mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan

    mengungkapkan gagasan serta pikirannya.

    c. Tujuan Keterampilan Bertanya

    Keterampilan bertanya sangat penting karena hampir semua

    kegiatan-kegiatan belajar guru maupun siswa saling mengajukan

    pertanyaan. Sebab melalui keterampilan bertanya pembelajaran akan

    lebih bermakna dibandingkan guru hanya menjelaskan materi tanpa

    diselingi pertanyaan. Keterampilan bertanya juga merupakan unsur

    dalam suatu proses komunikasi termasuk komunikasi dalam

    pembelajaran. Adapun tujuan keterampilan bertanya antara lain:

    1) Mendorong anak berpikir untuk memecahkan suatu soal.

    16 Husen, Pengaruh Pembeian Reward Terhadap Kemampuan Bertanya Pada Mata Pelajaran

    Geografi Topik Hidrosfer, Skripsi Universitas Gorontalo Fakultas Matematika dan IPA, 2013, hal.

    4

  • 20

    2) Membangkitkan pengertian yang lama atau yang baru.

    3) Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan

    pelajaran, dulu sering bercorak pertanyaan ingatan, sebaiknya juga

    pertanyaan pikiran.

    4) Membangkitkan minat siswa untuk sesuatu, sehingga timbul

    keinginan untuk mempelajarinya.

    5) Mendorong menggunakan pengetahuan dalam situasi-situasi lain.17

    d. Fungsi Keterampilan Bertanya Dalam Pembelajaran

    Fungsi keterampilan bertanya pada siswa dalam pembelajaran

    tematik, yaitu:

    1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.

    Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

    masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.

    2) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab

    berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.

    3) Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan

    membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

    4) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

    dibahas.18

    Berdasarkan beberapa poin di atas peneliti menyimpulkan

    bahwa fungsi dari keterampilan bertanya dalam pembelajaran tematik

    17 Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 161 18 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet. 3, h. 157

  • 21

    yaitu menjadikan siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar

    mengajar sehingga minat, rasa ingin tahu, dan proses berfikir siswa

    meningkat dan juga berkembang.

    e. Teknik-teknik Keterampilan Bertanya

    Sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu teknik-teknik untuk

    bertanya sebelum bertanya agar kita paham bagaimana cara bertanya

    yang baik. Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima

    jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan dijelaskan berikut ini. Teknik

    bertanya menurut antara lain, yaitu:

    1) Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan

    Menunjukkan cara guru mengekspresikan pertanyaan atau

    menjawab pertanyaan menggunakan bahasa yang tidak terkesan

    memojokkan siswa, mimik atau wajah yang hangat tidak terkesan

    tegang tetapi akrab dan bersahabat, tidak mencibir atau memelototi

    siswa.

    2) Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir

    Guru perlu memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan

    jawaban yang tepat. Guru harus menghindari untuk menjawab

    sendiri pertanyaan yang diajukan. Biarkan siswa mencari, menduga,

    dan bereksplorasi untuk menemukan jawaban sesuai dengan

    kemampuannya.

  • 22

    3) Atur lalu lintas bertanya jawab

    Guru harus mengatur proses tanya jawab agar siswa tidak bertanya

    atau menjawab secara bersama-sama. Setelah pertanyan diberikan

    kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan

    jawaban dan yang lain menyimak jawaban serta memberikan

    komentar.

    4) Hindari pertanyaan ganda

    Pertanyaan ganda akan membingungkan siswa dan mengganggu

    proses berpikir siswa karena tidak fokus terhadap arah pertanyaan

    yang diajukan.

    f. Jenis-jenis Pertanyaan

    Pertanyaan itu banyak jenisnya. Dilihat dari maksudnya,

    pertanyaan terdiri dari:

    1) Pertanyaan permintaan, (compliance question), pertanyaan yang

    mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat

    mematuhi perintah yang diucapkan. Pertanyaan ini tidak

    mengharapkan tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi

    yang diharapkan adalah tindakan siswa.

    2) Pertanyaan retoris (rhetorical question), jenis pertanyaan yang

    menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang

    menjawabnya.

    3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question),

    pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa,

  • 23

    dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan

    jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.

    4) Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan yang

    diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas

    dan kuantitas jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk

    meningkatkan kemampuan berpikir siswa.19

    3. Media Film Animasi

    a. Pengertian Media

    Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah

    berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” atau pengantar pesan dari

    pengirim kepada penerima pesan.20 Kata tengah berarti berada diantara

    dua sisi dan bisa juga disebut sebagai penghubung atau suatu jembatan

    yakni suatu hal yang dapat menghubungkan atau menyalurkan sesuatu

    hal dari sisi ke sisi lainnya.

    Media merupakan alat-alat grafis, photogafis, atau elektronis

    untuk menangkap, memproses, atau menyususun kembali informasi

    visual atau verbal yang didalamnya mengandung materi pelajaran yang

    akan disampaikan.

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan media

    pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat

    digunakan oleh pendidik untuk memudahkan informasi dan pesan

    19 Wina Sanjaya, Op.cit. h. 158-159 20 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 5, h. 65.

  • 24

    (materi pelajaran) tersampaikan dengan baik ke peserta didik, sehingga

    peserta didik merasa terbantu dan terstimulus untuk mencapai tujuan

    pembelajaran dengan efektif dan efisien.

    Secara umum, media pengajaran memiliki ciri-ciri sebagai

    berikut:

    1) Ciri fiksatif; Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media dalam

    merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu

    peristiwa atau objek. Dengan cara ini, media memungkinan

    merekam suatu kejadian atau objek pada suatu kejadian tertentu

    ditanportasikan tanpa mengenal waktu.

    2) Ciri manipulatif; Ciri manipulatif memungkinkan adanya suatu

    proses transformasi kejadian atau objek. Misalnya adalah suatu

    kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat dijadikan hanya

    beberapa menit saja kepada siswa.

    3) Ciri distributif; ciri distributif memungkinkan suatu kejadian atau

    objek didistribusikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian

    tersebut didistribusikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus

    pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.21

    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

    menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

    sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana

    21 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2, h. 12.

  • 25

    penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

    efektif.22

    Media pembelajaran adalah komponen atau alat yang digunakan

    pada proses pembelajaran. Media tersebut digunakan sebagai alat

    penyampai pesan pembelajaran dari guru kepada peserta didik. terdapat

    berbagai macam media yang dapat digunakan dalam proses

    pembelajaran. Di antaranya media yang melibatkan visual, auditori,

    maupun auditori bersamaan dengan visual. Media yang melibakan

    auditori peserta didik misalnya radio, media yang melibatkan peran

    visual misalnya gambar, dan media yang melibatkan audio serta visual

    misalnya film animasi.

    Salah satu bentuk media yang dapat digunakan untuk

    menunjang keefektifan pembelajaran adalah media film. Film atau

    gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame

    demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

    sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan

    cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.23

    b. Fungsi dan Manfaat Media

    Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

    tentu saja berdampak baik bagi siswa, karena dapat membangkitkan

    minat dan memberikan stimulus lebih pada kegiatan belajar. Selain itu,

    22 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press)

    h. 47 23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), h. 49.

  • 26

    bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan metode mengajar

    menjadi lebih bervariasi.

    Belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat

    kompleks dan tidak terlihat. Maka dari itu media memiliki andil untuk

    menjelaskan hal- hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang

    tersembunyi. Ketidakjelasan dan kerumitan bahan ajar dapat dibantu

    dengan menghadirkan media sebagai perantara.

    Media harus dapat memberikan pengalaman yang

    menyenangkan dan memberikan kebutuhan perorangan siswa

    mengingat banyak sekali fungsi dan manfaat media pembelajaran.

    Diantaranya, manfaat media menurut Nana adalah (1) pengajaran akan

    lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

    belajar., (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

    lebih dipahami maknanya oleh para siswa, dan memungkinkan siswa

    menguasai tujuan pengajaran lebih baik., (3) metode mengajar akan

    lebih bervariasi dan; (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,

    sebab tidak hanya menguraikan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

    seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll.24

    Dari berbagai uraian yang dikemukakan oleh ahli diatas,

    disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media

    pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu media dapat

    memperjelas pesan yang disampaikan baik pesan konkret maupun

    24 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Op. cit, h. 66

  • 27

    abstrak karena teratasinya keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera

    sehingga media mampu membangkitkan minat dan motivasi belajar

    siswa serta memberikan kesamaan pengalaman belajar antar siswa yang

    bersangkutan.

    c. Pemilihan Media

    Ketepatan pemilihan media tentu saja sangat penting karena

    setiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

    Pemilihan media yang sesuai akan berdampak positif terhadap proses

    belajar mengajar, tapi jika media yang dipilih adalah media yang tidak

    sesuai, bisa jadi media tersebut malah menjadi penghalang terjadinya

    proses belajar mengajar.

    Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan

    prioritas pengadaan media pembelajaran diantaranya adalah adanya

    relevansi pengadaan media pendidikan edukatif, adanya kelayakan

    pengadaan media, dan adanya kemudahan dalam pengadaan media yang

    bersangkutan.25

    Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dalam memberikan

    prioritas pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk

    ketiga faktor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di

    sekolah.

    Selain faktor diatas disebutkan dalam Hamalik, ada dua

    pendekatan yang bisa dilakukan dalam usaha memilih media, yakni:

    25 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 238.

  • 28

    1) Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang

    dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses

    pembelajaran.

    2) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,

    khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan

    secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.26

    Prinsip-prinsip pemilihan media diatas dimaksudkan agar media

    pembelajaran yang digunakan dapat sesuai sasaran sehingga benar

    membantu proses belajar dan mengajar dikelas, mengingat bahwa setiap

    media memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.

    Walaupun terdiri dari banyak prinsip, diharapkan guru dapat

    membandingkan dan bijak dalam menentukan media yang akan

    digunakan. Sehingga, guru dapat memperkecil celah kelemahan dari

    media yang bersangkutan.

    d. Film Animasi

    Film merupakan serangkaian gambar-gambar di dalam frame.

    Setiap frame diluncurkan dengan cepat dan bergantian sehingga seolah-

    oleh terlihat hidup dan bergerak dan memberikan visualisasi yang

    kontinue.27 Film merupakan media yang amat besar kemampuannya

    dalam membantu proses belajar mengajar, mengingat bahwa film

    mengandung suara dan gambar sekaligus.

    26 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet 5, h. 202. 27 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64.

  • 29

    Media film sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan

    memberi stimulant pada daya apresiasi anak didik. Kisah-kisah yang

    ditampilkan melalui film dapat membantu anak memahami dan

    merespon kehidupan sekitarnya. Media film disajikan sebagai media

    pengajaran untuk mengambil pesan dari alur cerita sesuai dengan tema

    dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak didik akan mudah

    memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton.

    e. Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran

    1) Pengertian Media Film Animasi

    Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi

    yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan informasi

    dan pesan (materi pelajaran) tersampaikan dengan baik ke peserta

    didik, sehingga peserta didik merasa terbantu dan terstimulus untuk

    mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien.

    Salah satu bentuk media yang dapat digunakan untuk

    menunjang keefektifan pembelajaran adalah media film. Film atau

    gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana

    frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara

    mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film

    bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual

    yang kontinu.28

    28 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), h. 49.

  • 30

    Media film sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu

    dan memberi stimulant pada daya apresiasi anak didik. Kisah-kisah

    yang ditampilkan melalui film dapat membantu anak memahami

    dan merespon kehidupan sekitarnya. Media film disajikan sebagai

    media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur cerita sesuai

    dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak

    didik akan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film

    yang ditonton.

    2) Kelebihan Dan Kekurangan Media Film Animasi

    Selain karakteristik media film yang diatas, Arsyad juga

    menjabarkan beberapa kelebihan dan kelemahan media film,

    diantaranya:29

    a) Melengkapi pengalaman dasar siswa ketika mereka membaca,

    berdiskusi, dan berpraktik. Misal, penglaman menyaksikan

    cara kerja denyut jantung.

    b) Menggambarkan suatu proses dan dapat disaksikan berulang-

    ulang.

    c) Meningkatkan motivasi dan segi afektif lain.

    d) Film dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam

    kelompok siswa.

    e) Dapat menyajikan peristiwa berbahaya yang jika dilihat secara

    langsung.

    29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), h. 49.

  • 31

    f) Bisa digunakan untuk kelompok besar maupun kelompok kecil.

    g) Dengan kemampuan dan tekniknya, film yang dalam kecepatan

    normal membutuhkan waktu seminggu dapat dilihat dengan

    beberapa menit saja. Misal, proses mekarnya bunga.

    Di samping kelebihannya, Arsyad juga menjabarkan

    beberapa kelemahan media film, diantaranya:

    a) Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

    b) Pada waktu film dipertunjukkan dan gambar bergerak terus-

    menerus, tidak semua siswa dapat mengikuti informasi yang

    ingin disampaikan tersebut.

    c) Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan

    tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film tersebut memang

    dirancang khusus untuk media belajar.

    Film juga sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu

    dan memberi stimulan pada daya apresiasi anak. Kisah-kisah yang

    ditampilkan melalui film dapat membantu anak memahami dan

    merespon kehidupan sekitarnya. Selain itu, media film juga

    memberikan hiburan tersendiri bagi anak didik sehingga mereka

    merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut,

    namun mereka akan mendapatkan pesan yang diajarkan dari media

    film ini.

    Dengan begitu, berarti media film animasi adalah suatu alat

    bantu pengajaran yang dapat memudahkan terbantunya siswa

  • 32

    menerima pesan yang disampaikan. Terutama, karena media film

    animasi memiliki beberapa kelebihan dalam merekam suatu prosses

    juga memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik.

    3) Karakteristik Media Film Animasi

    Manfaat dan karakteristik lain, menurut Munadhi dapat dilihat di

    tabel berikut:30

    Tabel 2.1 Karakteristik Media Film

    Kelebihan Kelemahan

    ❖ Mengatasi keterbatasan jarak

    dan waktu;

    ❖ Film dapat diulangi bila perlu,

    untuk menambah kejelasan;

    ❖ Pesan yang disampaikan cepat

    dan mudah diterima;

    ❖ Mengembangkan imajinasi

    peserta didik;

    ❖ Memperjelas hal-hal yang

    abstrak dan menggambarkan

    gambaran yang lebih realistis;

    ❖ Menumbuhkan minat dan

    motivasi belajar;

    ❖ Terlalu menekankan

    pentingnya materi

    ketimbang proses

    pengembangan materi;

    ❖ Penggunaan film dianggap

    menggunakan biaya yang

    tinggi;

    Kemampuan media film dalam mengatasi keterbatasan jarak

    dan waktu maksudnya adalah film mampu mendatangkan suatu

    peristiwa yang terjadi di lokasi yang jauh atau berbeda dari lokasi yang

    kita diami. Film juga mampu memanipulasi suatu peristiwa yang

    dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu menjadi satu

    atau dua menit. Media film dapat juga dapat diulangi jika perlu.

    30 Tim Pustaka Familia, Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya, (Yogyakarta: Kansius, 2010), cet. Ke-5, h. 182.

  • 33

    Terutama pada proses yang menggambarkan suatu langkah atau urutan

    peristiwa yang harus diingat, misal proses fotosintesis.

    4) Penerapan Media Film Animasi Dalam Pembelajaran

    Pemanfaatan film dalam proses pembelajaran hendaknya

    memperhatikan hal-hal berikut:

    a) Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran

    b) untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran

    c) Sesudah film dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi yang juga

    perlu dipersiapkan sebelumnya. Disini siswa melatih diri untuk

    mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab

    pertanyaan

    d) Adakalanya film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk

    memperhatikan aspek-aspek tertentu

    e) Agar siswa tidak memandang film sebagai media hiburan

    belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan

    bagian-bagian tertentu

    f) Sesudah itu dapat di test berapa banyakkah yang dapat mereka

    tangkap dari film itu31

    Dalam konteks pemanfaatannya di dalam kelas, kehadiran

    media pembelajaran dimaksudkan untuk menunjang tercapainya

    tujuan tertentu. Oleh karena itu guru hendaknya memiliki

    kemampuan untuk mengintegrasikan media ke dalam rencana

    31 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press) h. 119-120

  • 34

    pembelajaran meliputi tujuan, materi, strategi, dan juga waktu yang

    tersedia. Dan beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

    pemenfaatan media pembelajaran di kelas, yaitu:

    a) persiapan guru: pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang

    akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan

    pelajaran (materi) yang akan dijelaskan berikut degan strategi-

    strategi penyampaiannya

    b) persiapan kelas: pada langkah ini bukan hanya menyiapkan

    perlengkapan, tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas,

    misalnya agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis,

    mengeritik, dan lain-lain

    c) penyajian: penyajian media pembelajaran sesuai dengan

    karakteristiknya

    d) langkah lanjutan dan aplikasi: sesudah penyajian perlu ada

    kegiatan belajar sebagai tindak lanjutnya, misalnya diskusi,

    laporan dan tugas lain.32

    4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran

    yang merupakan gabungan dari berbagai ilmu-ilmu social seperti

    antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi,

    sosiologi, dan sebagainya. Seorang ahli juga mengatakan bahwa:

    32 Ibid, h. 208

  • 35

    “Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata

    pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi

    yang identik dengan istilah Sosial Studies dalam kurikulum

    persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti

    Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal sosial

    studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari para

    ahli atau pakar kita di Indonesia”.33

    Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar fenomena serta

    realitas sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

    aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. Pelajaran IPS di MI/SD

    mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk

    subjek didik menjadi warga negara yang baik.34

    IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD

    yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

    berkaitan dengan isu-isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa

    diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

    bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai.35

    b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

    IPS mengkaji tentang kehidupan sosial masyarakat yang memiliki

    karakteristik dalam proses pembelajarannya. Karakteristik IPS dapat dilihat

    33 Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3. 34 Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta:

    PRENADAMEDIA GROUP, 2014),h. 7 35 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: ALFABETA, 2013), h. 51.

  • 36

    dari aspek tujuan, aspek ruang lingkup materi, dan aspek pendekatan

    pembelajaran. Karakteristik pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:

    1) Mengaitkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya

    2) Penelaahan pembelajaran IPS bersifat bersifat komprehensif

    3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri

    4) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

    menghubungkan bahan-bahan dari berbagai displin ilmu-ilmu sosial

    dan lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat berupa

    pengalaman,permasalahan, serta memproyeksikannya di kehidupan

    nyata

    5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan social

    6) IPS menghayati hal-hal seperti hubungan antar manusia yang

    bersifat manusiawi

    7) Pembelajaran tidak mengutamakan pengetahuan semata

    8) Pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan

    prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar), dan pendekatan yang

    menjad ciri IPS itu sendiri36

    Maka karakteristik pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang

    menelaah, mempelajari dan menganalisis masalah-masalah sosial

    terutama masalah soaial yang ada di masyarakat dan ditinjau dari

    berbagai aspek kehidupan secara terpadu guna bekal kehidupan di masa

    depan.

    36 Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 8

  • 37

    c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran

    bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Menurut Chapin

    dan Messik tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan kedalam

    enam komponen, yaitu:

    1) Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam

    bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, hingga yang akan datang.

    2) Mengembangkan keterampilan untuk mencari serta mengolah

    informasi.

    3) Mengembangkan nilai sikap demokrasi dalam bermasyarakat.

    4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berperan dalam

    kehidupan sosial.

    5) Ditujukan untuk pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir,

    kemampuan berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan

    kebiasaan.

    6) Siswa agar mampu memahami hal yang bersifat konkret serta

    realistis dalam kehidupan sosial.37

    Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS untuk mendidik dan

    memberi kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri

    sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta

    37 Susanto, loc. cit

  • 38

    berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

    yang lebih tinggi.38

    Secara umum tujuan pendidikan IPS pada tingkat SD adalah

    untuk membekali siswa dalam bidang pengetahuan sosial. Adapun

    tujuan khusus pendidikan IPS di MI/SD adalah sebagai berikut:

    1) Pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya.

    2) Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif

    pemecahan masalah nasional yang terjadi dalam kehidupan di

    masyarakat.

    3) Mampu berkomunikasi dengan masyarakat dan berbagai keilmuan

    seta bidang keahlian.

    4) Kesadaran sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap

    pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan.

    5) Mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai

    dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan,

    dan teknologi.39

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Gustinawati dengan judul Pengaruh

    Media Film Animasi Terhadap Pemahaman Konsep Siswa.

    Itu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media film animasi

    terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh.

    38 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. 3, h. 15.

    39 Susanto, loc. Cit.

  • 39

    Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik menggunakan uji-t yakni thitung (2,57)

    > ttabel (2,00), pada taraf signifikan yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

    Pengaruh perlakuan juga dapat dilihat dari rata-rata nilai pottest antar

    kelompok yakni, kelompok eksperimen sebesar 71,35 dan kelompok

    kontrol sebesar 66,00. Selain itu, pengaruh dari perlakuan juga ditunjukkan

    oleh rata-rata N-Gain untuk kelompok eksperimen 0,47 dan kelompok

    kontrol 0,38.40

    Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan terhadap

    pemahaman konsep siswa menggunakan media film animasi, sedangkan

    penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan

    keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran IPS melalui media film

    animasi.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Farhan dengan judul Pengaruh

    Media Film Animasi Terhadap Hasil Belajar Fiqh Pada Siswa Kelas VII

    Madrasah Tsanawiyah Al-Husna.

    Itu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap hasil belajar

    siswa. Hasil belajar siswa pada pembelajaran fiqh mengenai materi shalat,

    siswa kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 81,20. Sedangkan kelas

    kontrol sebesar 72,45. Hasil belajar siswa pada pembelajaran fiqh materi

    shalat, yang diajarkan dengan menggunakan media film animasi lebih

    tinggi secara signifikan dari pada rata-rata hasil belajar siswa pada

    40 Ana Gustinawati, “Pengaruh Media Film Animasi Terhadap Pemahaman Konsep Siswa”, skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

  • 40

    pembelajaran fiqh materi shalat, yang diajarkan tanpa media film animasi.

    Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 2,13

    dan ttabel sebesar 1,68. Dengan demikian, penggunaan media film animasi

    memberikan pengaruh nyata .41

    Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan terhadap hasil

    belajar Fiqh pada siswa menggunakan media film animasi, sedangkan

    penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan

    keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran IPS melalui media film

    animasi.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Puguh Apria Rantau dengan judul

    Pengaruh Media Film Animasi Terhadap Keterampilan Menulis Karangan

    Narasi Siswa Kelas VIII Mts Hidayatul Umam Cinere Depok Tahun

    Pelajaran 2014/2015.

    Itu menunjukkan bahwa hasil posttest menulis karangan narasi siswa

    lebih baik dibandingkan dengan hasil pretestnya. Hasil ditunjukkan dari

    nilai rata-rata pretest sebesar 55,85. Setelah diberikan perlakuan dengan

    media film animasi nilai rata-rata posttest mengalami peningkatan menjadi

    80,38. Berdasarkan hasil uji T antara data pretest dan posttest terlihat

    bahwa nilai probabilitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,000. Jika nilai

    probabilitas hasil uji T (ρ) < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, jika

    0,000 > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima. Maka dengan demikian H1

    diterima dan H0 ditolak. Bunyi dari H1 yaitu terdapat pengaruh media film

    41 Ahmad Farhan, “Pengaruh Media Film Animasi Terhadap Pemahaman Konsep Siswa”, skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  • 41

    animasi terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII

    Mts Hidayatul Umam Cinere Depok. Berdasarkan hasil penelitian di atas

    dapat disimpulkan bahwa media film animasi memiliki pengaruh terhadap

    menulis karangan narasi siswa kelas VIII Mts Hidayatul Umam Cinere

    Depok.42

    Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan terhadap

    keterampilan menulis karangan narasi siswa menggunakan media film

    animasi, sedangkan penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan

    keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran IPS

    melalui media film animasi.

    Dari hasil ketiga penelitian relevan di atas terdapat kesamaan dalam

    penerapan media penelitiannya, yaitu sama-sama menggunakan media film

    animasi. Dan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara penelitian

    ini dengan penelitian di atas yakni pada objek dan fokus penelitian. Dalam

    penelitian ini membahas mengenai penggunaan media film animasi untuk

    meningkatkan keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa pada mata

    pelajaran IPS pada siswa kelas III SDN Rambutan 02 Pagi sedangkan

    ketiga penelitian di atas fokus pada pengaruh media film animasi terhadap

    pemahaman konsep, hasil belajar dan keterampilan menulis.

    42 Puguh Apria Rantau, “Pengaruh Media Film Animasi Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Mts Hidayatul Umam Cinere Depok Tahun Pelajaran

    2014/2015”, skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

  • 42

    C. Kerangka Berpikir

    Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi demikian pesat

    sehingga berpengaruh pada munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis pada

    teknologi terutama teknologi yang dimanfaatkan dalam usaha peningkatan

    mutu pendidikan. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan

    pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkesan dan

    bermakna.

    Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswanya

    memerlukan alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan

    pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.

    Kurangnya minat siswa pada saat pembelajaran disebabkan kurang

    menariknya media belajar dan guru terbiasa menjelaskan materi pelajaran.

    Maka dari itu, penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi

    pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai

    atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Salah satu media yang dapat

    digunakan adalah media film animasi, hal itu disebabkan karena media film

    animasi memberikan jembatan visual bagi siswa serta dapat diulang jika perlu,

    menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.

    Kehadiran media film animasi dalam pembelajaran IPS sangat

    mendukung proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Film

    animasi juga diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan

    berpikir siswa, hal itu disebabkan film animasi memiliki pengaruh positif

    terhadap motivasi belajar. Dengan media film animasi pada penelitian tindakan

  • 43

    kelas dapat meningkatkan keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa

    pada mata pelajaran IPS.

    Maka faktor pendukung keberhasilan proses belajar mengajar adalah

    penguasaan guru terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan,

    pengelolaan kelas yang baik serta pemilihan media pembelajaran. Dengan

    demikian guru dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

    menumbuhkan siswa aktif serta kreatif untuk bertanya. Agar teori belajar yang

    dikuasai guru dapat diterapkan pada siswa, guru harus memilih media belajar

    mengajar yang tepat.

    Berdasarkan kajian teoritis serta mengkaji laporan dari hasil penelitian

    sebelumnya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian

    ini perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

    1. Penggunaan media pembelajaran film animasi akan melibatkan siswa dalam

    proses pembelajaran secara aktif.

    2. Adanya keterkaitan antara penggunaan media pembelajaran film animasi

    dengan peningkatan keaktifan dan keterampilan bertanya siswa.

  • 44

    Skema Kerangka Berpikir Peningkatan

    Keaktifan Belajar dan Keterampilan Bertanya

    D.

    Skema Media Pembelajaran Film Animasi untuk Meningkatkan

    Keaktifan Belajar dan Keterampilan Bertanya Pada Pembelajaran IPS

    D. Hipotesis Penelitian

    1. Media film animasi terhadap mata pelajaran IPS dapat meningkatkan

    keaktifan belajar siswa.

    2. Media film animasi terhadap mata pelajaran IPS dapat meningkatkan

    keterampilan bertanya siswa.

    Dalam pembelajaran IPS guru belum menerapkan

    media film animasi:

    1. Keaktifan belajar dan keterampilan bertanya

    masih kurang

    2. Penggunaan media pembelajaran masih kurang

    Bagaimana meningkatkan

    keaktifan belajar dan

    keterampilan bertanya

    dalam pembeajaran IPS?

    Kondisi Awal

    Kondisi Awal

    Kondisi Awal

    Menggunakan media film animasi dalam

    pembelajaran IPS

    Siklus 1 Menerapkan media film animasi & diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS

    Media film animasi dalam pembelajaran IPS:

    Meningkatkan keaktifan belajar dan keterampilan

    bertanya siswa

    Siklus 2 Mengerjakan LKS dengan menerapkan media film animasi dan diskusi kelompok dalam pem-belajaran IPS

  • 45

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rambutan 02 yang beralamat di Jl.

    Tanah Merdeka, Rt. 10 Rw. 04, Rambutan, Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta 13750. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap

    tahun pelajaran 2018/2019, yaitu pada bulan September 2018 sampai dengan

    bulan April 2019.

    No Kegiatan Bulan

    Sep Oct Nov Des Jan Feb Mar Apr

    1 Pengajuan judul

    proposal skripsi. ✓

    2 Observasi sekolah serta

    wawancara guru kelas

    dan siswa.

    3 Pembuatan proposal

    skripsi.

    4 Seminar proposal. ✓

    5 Bimbingan skripsi. ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

    6 Kegiatan penelitian. ✓ ✓

    7 Pengolahan dan analisis

    data.

    8 Penyusunan hasil

    penelitian.

    9 Uji hasil penelitian. ✓

    B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

    kelas (Classroom Action Research), yakni penelitian yang dilakukan pendidik

    dalam kelasnya sendiri guna memperbaiki kualitas pembelajaran.45

    Penelitian

  • 46

    yang dilakukan di kelas bertujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu

    praktek pembelajaran. Dengan menggunakan metode ini, peneliti akan

    menerapkan media film animasi sebagai stimulus agar dapat meningkatkan

    keaktifan belajar dan keterampilan bertanya siswa, khususnya pada mata

    pelajaran IPS.

    Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri

    yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan untuk membantu seseorang dalam

    mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan

    untuk membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama. Penelitian

    tindakan kelas juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang

    dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan,

    mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara

    kolaboratif dan partisip yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

    mutu proses pembelajaran di kelasnya.

    Penelitian tindakan kelas harus dilakukan di kelas yang tetap yang kita

    ajarkan sehari-harinya karena penelitian tindakan kelas merupakan suatu

    penelitian yang berbasis pada kelas. Walaupun penelitian dapat dilakukan secara

    mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif, baik

    dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, dosen, dan pihak

    lainnya yang relevan dengan penelitian tindakan kelas.

    “Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data

    yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat

    deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam

    pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti

  • 47

    diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau

    efek dari suatu tindakan.”47

    Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

    Kurt Lewin. Model penelitian ini pada intinya merupakan satu paket kegiatan

    yang terdiri dari empat tahapan utama, yaitu:

    1. Perencanaan (Planning)

    Dalam tahap menyusun rancangan peneliti menentukan titik fokus

    peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

    kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

    membuat beberapa instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,

    lembar soal, catatan lapangan, lembar wawancara, dan dokumentasi.

    2. Pelaksanaan/Tindakan (Acting);

    Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan yang telah

    dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.

    3. Pengamatan (Observing);

    Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan

    pelaksanaan tindakan agar diperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada

    siklus berikutnya.

    4. Refleksi (Reflecting).48

    Hasil yang didapat dari pengamatan, dikumpulkan dan dianalisa

    bersama-sama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah

    kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan.

  • 48

    Siklus I Siklus II

    Bagan 3.1

    Rancangan Siklus Penelitian Model Kurt Lewin

    C. Subjek dan Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas

    III SDN Rambutan 02 Pagi tahun pelajaran 2018/2019. Pihak yang terkait

    dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru kelas sebagai pengawas dan

    pengamat.

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas