Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

13
Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 9, No. 4, Mei 2021 pISSN 23378085 eISSN 2657- 0998 538 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi Teks Discussion Pelajaran Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Focus Group Discussion Pada SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie Junaidi Guru SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie Email : [email protected] ABSTRAK Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Dalam proses pembelajaran bahasa inggris masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Penelitan ini bertujuan mengkaji sejauh mana efektif Pembelajaran Metode Focus Group Discussion terhadap peningkatan motivasi belajar siswa bidang studi Bahasa Inggris. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2017-2018. Siswa berjumlah 25 orang, terdiri 13 siswa putra dan 12 siswa putri. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari; “perencaaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : hasil belajar siswa, observasi terhadap aktifitas selama pembelajaran, hasil post tes yang diberikan dan refleksi dari lembar kuis refleksi. Observasi kinerja guru dalam pembelajaran dengan metode Focus Group Discussion dan refleksi dari mitra peneliti, yang diambil pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akitivitas Guru meningkat dengan baik yaitu mencapai (standar skor “baik”) sudah menguasai dan menerapkan model Focus Group Discussion dalam pembelajaran dan pada akhir siklus 2 pada umumnya sudah berkisar pada (standar Skor” sangat baik ). Partisipasi siswa saat KBM pada petemuan pertama siklus 1 masi h rendah (berkisar pada standar”cukup), tetapi pada pertemuan kedua siklus satu mulai meningkat( standar skor “ baik”)dan suasana kelas semakin harmonis. Pada Akhir silkus 2 pada umumnya siswa sudah berpartisi “sangat baik” pada saat KMB. Hasil belajar siswa pada akhir Siklus 1 semakin meningkat menjadi 16 dari 25 siswa (64%) yang mencapai nilai standar ketuntasan belajar dibanding sebelum PTK berlangsung dari 25 siswa, 15 (60%) siswa yang tuntas. Pada akhir siklus 2 semakin membaik yaitu mencapai 20 dari 24 siswa (80%) mencapai standar ketuntasan belajar, nilai mereka rata-rata di atas KKM: 70. Memperhatikan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pemebelajaran Focus Group Discussion, terbukti dapat meningkatkan profesionalisasi guru, partisipasi dan hasil belajar siswa di kelas IX SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Teks Discussion, Model Pembelajaran Focus Gruop Discussion

Transcript of Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Page 1: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

538

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi Teks

Discussion Pelajaran Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Focus

Group Discussion Pada SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie

Junaidi

Guru SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie

Email : [email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat

mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk

menyelesaikan masalah sehari-hari. Dalam proses pembelajaran bahasa inggris

masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada

guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang

disampaikan. Penelitan ini bertujuan mengkaji sejauh mana efektif Pembelajaran

Metode Focus Group Discussion terhadap peningkatan motivasi belajar siswa bidang

studi Bahasa Inggris. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX Tahun Pelajaran

2017-2018. Siswa berjumlah 25 orang, terdiri 13 siswa putra dan 12 siswa putri.

Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari;

“perencaaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini meliputi : hasil belajar siswa, observasi terhadap aktifitas selama

pembelajaran, hasil post tes yang diberikan dan refleksi dari lembar kuis refleksi.

Observasi kinerja guru dalam pembelajaran dengan metode Focus Group Discussion

dan refleksi dari mitra peneliti, yang diambil pada setiap akhir siklus. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa akitivitas Guru meningkat dengan baik yaitu

mencapai (standar skor “baik”) sudah menguasai dan menerapkan model Focus

Group Discussion dalam pembelajaran dan pada akhir siklus 2 pada umumnya sudah

berkisar pada (standar Skor” sangat baik ). Partisipasi siswa saat KBM pada

petemuan pertama siklus 1 masih rendah (berkisar pada standar”cukup), tetapi

pada pertemuan kedua siklus satu mulai meningkat( standar skor “baik”)dan suasana

kelas semakin harmonis. Pada Akhir silkus 2 pada umumnya siswa sudah berpartisi

“sangat baik” pada saat KMB. Hasil belajar siswa pada akhir Siklus 1 semakin

meningkat menjadi 16 dari 25 siswa (64%) yang mencapai nilai standar ketuntasan

belajar dibanding sebelum PTK berlangsung dari 25 siswa, 15 (60%) siswa yang

tuntas. Pada akhir siklus 2 semakin membaik yaitu mencapai 20 dari 24 siswa (80%)

mencapai standar ketuntasan belajar, nilai mereka rata-rata di atas KKM: 70.

Memperhatikan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

pemebelajaran Focus Group Discussion, terbukti dapat meningkatkan

profesionalisasi guru, partisipasi dan hasil belajar siswa di kelas IX SMP Negeri 2

Tangse Kabupaten Pidie.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Teks Discussion, Model Pembelajaran Focus

Gruop Discussion

Page 2: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

539

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah realitas komunikasi, proses pengiriman pesan dari guru ke

peserta didik maupun sebaliknya terjadi selama proses pembelajaran di dalam kelas

maupun di luar kelas. Sebagai proses penyampaian informasi dan pengetahuan, peran

penting komunikasi juga menjadi niscaya dalam pendidikan sebab proses pembelajaran

adalah proses komunikasi (Naim, 2011:6).

Pendidikan memiliki beberapa variabel, salah satunya yaitu instruksional atau

pembelajaran. Menurut Usman (2012:12) bahwa: “pembelajaran adalah inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan

siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu”. Pembelajaran melibatkan banyak komponen didalamnya

seperti guru, siswa, media dan lain sebagainya. Proses pembelajaran merupakan realitas

komunikasi dan setiap komunikasi disadari ataupun tidak, mesti memiliki tujuannya

masing-masing. Komunikasi dalam proses pembelajaran memiliki tujuan khusus yaitu

untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Pesan-pesan tersebut kebanyakan

disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Menurut Depdiknas dalam Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006: Bahasa Inggris

merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Bahasa Inggris merupakan

ilmu yang termasuk rumpun verbalistik, linguistik dan sastra, oleh karenanya bahasa

Inggris mempunyai karakteristik sama dengan pembelajaran bahasa lainnya.

Karakteristik tersebut adalah kreatifitan keteladanan dalam mengulang dan mempelajari

kaidah-kaidah kalimat, bahasa dan kosa kata. Bahasa Inggris merupakan ilmu yang pada

awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan pengalaman dan proses komunikasi

harian namun pada perkembangan selanjutnya bahasa Inggris juga diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Bahasa Inggris adalah ilmu yang mencari

kesesuaian atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana yang berkaitan dengan

komposisi komunikasi, struktur kalimat dan sifat, perubahan pengucapan, dan aturan-

aturan penggunaan kata-kata. Oleh sebab itu, mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP

mempelajari segala sesuatu tentang tata bahasa, aturan penggunaan kalimat dan kata,

serta pembahasan kalimat dan ungkapan dalam komunikasi. Menurut Mardliyah, dkk

(2014: 146) “pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat

mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan

masalah sehari-hari.” Berdasarkan pengalaman, hasil observasi dan diskusi dengan beberapa guru mata

pelajaran bahasa inggris, rendahnya hasil belajar siswa selama ini disebabkan karena

proses pembelajaran bahasa inggris masih didominasi oleh guru sehingga keaktifan

siswa dalam kelas masih kurang. Dalam proses pembelajaran bahasa inggris masih sering

dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun

mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru

menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam, dan

setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada

bagian dari materi yang belum dimengerti siswa.

Page 3: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

540

Kondisi kelas IX SMP Negeri 2 Tangse berdasarkan segi kepemilikan buku tidak

menjadi masalah yang serius untuk dihadapi karena sudah ada pasokan buku pelajaran

dari dinas terkait untuk setiap perpustakaan sekolah. Siswa sudah bisa mengakses dan

meminjam buku untuk setiap mata pelajaran tertentu. Berdasarkan pengalaman guru,

didapati suasana kelas yang ada kalanya monoton pada setiap pembelajaran

dilaksanakan, terlihat dari rendahnya keinginan siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan, nilai hasil belajar rendah, dengan persentase siswa yang tuntas belajar kurang

dari 50% saja pada setiap ulangan dilaksanakan. Menurut Rusmajadi (2010:35),

pembelajaran Bahasa Inggris dengan cara yang monoton kurang memberi kesempatan

kepada siswa berinteraksi dengan siswa yang lain.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, dalam melaksanakan proses belajar

mengajar diperlukan langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Hal yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran

yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat

memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Supriyono (2009:1)

mendefinisikan metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model

pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,

model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran. (Komulasari, 2010:57)

Salah satu model pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif tipe Focus Gruop

Discussion (FGD). menurut Paramita dan Kristiana (2013:118) FGD adalah bentuk

diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan,

sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Bentuk Focus

Gruop Discussion seperti diskusi terfokus dari suatu grup untuk membahas suatu

masalah tertentu dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara

8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti memilih metode dengan cara Focus

Gruop Discussion selain masih rendahnya hasil belajar, metode ini memungkinkan siswa

mengungkapkan pendapat, mengeksplorasi pengetahuan dan menciptakan suasana

emosional yang kuat dalam menyelesaikan suatu masalah pembelajaran dengan

mengumpulkan setiap ide dan pemikiran dari setiap anggota grup. Metode ini juga

meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengekspresikan kemampuan berbahasa yang

sebelumnya sudah dipelajari dan memudahkan pengembangan labirin pikiran siswa

untuk lebih kritis dalam berfikir.

Berdasarkan uraian tersebut melalui penelitian ini diujicobakan model

pembelajaran Focus Gruop Discussion untuk meningkatkan motivasil belajar dan

aktivitas belajar siswa kelas IX semester I SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie Tahun

Pelajaran 2017/2018 khususnya materi Text Discussion.

Page 4: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

541

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober sampai dengan

bulan Desember 2017 di SMP Negeri 2 Tangse yaitu pada kelas IX semester I. Subjek

yang dimaksud tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX yang

berjumlah 25 siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya

siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus pertama terdiri dari 2

kali tatap muka dan siklus kedua terdiri dari 1 kali tatap muka. Alokasi waktu untuk

setiap tatap muka adalah 3 jam pelajaran.

Teknik pengumpulan data dengan cara tes hasil belajar, observasi guru dan siswa,

dan angket. Alat pengumpulan datanya adalah: a. Lembar tes hasil belajar, b. Lembar

observasi aktivitas siswa dalam kelompok, c. Lembar observasi guru dalam proses

pembelajaran, d. Lembar kuisioner refleksi siswa terhadap pembelajaran, e. Catatan

lapangan. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis

deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian Siklus I

Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi guru

dan siswa, kuisioner angket refleksi siswa, lembar tes hasil belajar siswa), menyiapkan

sumber belajar berupa materi diskusi (hand out); lembar kerja siswa (LKS), merancang

pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa dengan

memperhatikan penyebaran kemampuan siswa berdasarkan syarat terlaksananya FGD,

dan mengembangkan skenario pembelajaran Focus Gruop Discussion sebagaimana yang

tercantum dalam RPP. Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada siklus I,

guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki

materi Text Discussion, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

menjelaskan materi pelajaran secara ringkas (± 15 menit), menjelaskan langkah kerja

model pembelajaran Focus Gruop Discussion, mengarahkan siswa agar duduk sesuai

kelompok yang ditentukan.

Guru membagikan LKS, hand out kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan

dipelajari. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi mengerjakan LKS, setiap kelompok

diharuskan memastikan semua anggotanya dapat memahami diskusi tersebut. Pada saat

siswa berdiskusi, guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok

yang mengalami kesulitan, serta memotivasi seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam

diskusi kelompok. Setelah waktu diskusi selesai, setiap kelompok mempresentasikan

hasil diskusi kelompok. Guru kemudian menyebut sebuah nama kelompok dan kelompok

yang disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok lain juga bersiap-siap

memberikan presentasi ataupun masukan. Tiap kelompok memperhatikan dan bila

kurang jelas diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok

Page 5: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

542

lain diberi kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan dan jawaban). Selanjutnya,

dilakukan diskusi kelas untuk membuat kesimpulan di akhir kegiatan, sekaligus

menentukan kelompok mana yang terbaik menurut pengamatan siswa dengan memberi

kesempatan pada masing-masing ketua kelompok menilai hasil kerja kelompok. Peneliti

memberikan penghargaan dengan tepuk tangan bersama siswa pada kelompok terbaik.

Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi

instrumen yang sudah disiapkan meliputi: pengamatan kegiatan guru, pengamatan

kegiatan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Di akhir siklus, peneliti memberikan tes

hasil belajar dan meminta siswa mengisi angket refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut.

a. Hasil Observasi Kinerja Guru

Pengamatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I No. Aktivitas Penilaian Arti

1. (1) Baik Melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan tehnik dan intonasi yang

baik, yang memunculkan pengetahuan awal siswa.

2. (2) Cukup Memberikan motivasi yang membangkitkan keinginan siswa untuk

mengikuti pembelajaran namun belum maksimal.

3. (3) Baik Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan suara keras namun perhatian

hanya ditujukan kepada sebagian siswa.

4. (4) Baik Menjelaskan langkah-langkah PBM dengan memperkenal-kan model

pembelajaran Focus Gruop Discussion namun belum secara runtut.

5. (5) Baik Mengorganisir siswa kedalam kelompok dan mengarahkan sebagian

kelompok.

6. (6) Baik Melakukan pengamatan dari depan kelas, sesekali berjalan ke belakang

kelas.

7. (7) Baik Menanyakan kesulitan dalam kelompok dan mengarahkan jika ada siswa

yang bertanya.

8. (8) Baik Membimbing siswa/kelompok yang bertanya pada guru.

9. (9) Baik Menuntun siswa yang melakukan presentasi.

10. (10) Baik Menuntun siswa yang menanggapi, atau menyanggah hasil presentasi.

11. (11) Baik Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui

diskusi kelas namun belum melibatkan semua kelompok.

12. (12) Baik Melakukan pengembangan materi / penguatan

13. (13) Baik Memberi penghargaan kepada kelompok yang dinilai berhasil.

14. (14) Cukup Memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berhasil namun masih

sebagian kelompok saja.

15. (15) Baik Memberi tugas yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

16. (16) Baik Melaksanakan kuis secara individu

Dari hasil di atas diperoleh persentase kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran sebesar 71,87 % dengan skor terendah 2 dan skor tertinggi 3. Dalam

kegiatan inti, yang dilakukan guru meliputi mengorientasi siswa dalam pembelajaran,

dalam hal ini guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.

Siswa dalam kelompoknya melakukan kegiatan dengan bimbingan guru, namun

demikian bimbingan guru masih belum merata pada setiap kelompok. Guru lebih banyak

Page 6: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

543

memberikan bimbingan kepada kelompok yang aktif bertanya, sedangkan kelompok

yang cenderung pasif hanya mendapat bimbingan guru secara sekilas. Selain itu, guru

belum dapat mengalokasikan waktu secara baik, ini dikarenakan belum terbiasanya guru

dalam menerapkan model pembelajaran Focus Group Discussion. Pada kegiatan

penutup guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan. Namun dalam menarik

kesimpulan kebanyakan masih dilakukan oleh guru, sehingga siswa belum terbiasa

berpikir sendiri. Secara umum, pada siklus I ini guru masih mendominasi pembelajaran.

Persentase aktivitas guru pada siklus I cukup baik yaitu sebesar 68,75% pada pertemuan

1, Persiapan guru sudah cukup matang dan selama proses pembelajaran berlangsung guru

sudah berusaha untuk menerapkan model pembelajaran Focus Gruop Discussion sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Namun hal ini perlu ditingkatkan lagi pada siklus II

dengan perbaikan-perbaikan seperti pemerataan bimbingan pada setiap kelompok, serta

memberi kesempatan pada siswa untuk terbiasa berpikir sendiri. Selain itu diupayakan

untuk merancang kembali alokasi waktu yang tepat pada skenario pembelajaran sehingga

sesuai dengan alokasi waktu pada saat di lapangan.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada table 2 berikut :

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No. Aktivitas Persentase /

Penilaian Arti

1. (1) 25% - 50%

Cukup

Masih sedikit yang memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan dari

mereka masih asing dengan metode pembelajaran yang sedang

dilaksanakan.

2. (2) < 25%/ Kurang Masih sedikit yang mau bertanya tentang materi.

3. (3) 25% - 50%

Cukup

Siswa belum dapat mengkondisikan dirinya dengan baik ke dalam

kelompok yang telah dibentuk.

4. (4) 25% - 50%

Cukup

Siswa belum menunjukkan antusias terhadap pembelajaran setelah

dimotivasi oleh guru.

5. (5) 25% - 50%

Cukup

Sifat individual masih ada sehingga banyak siswa yang kemampuannya

kurang, malu untuk memberikan pendapat.

6. (6) 25% - 50%

Cukup

Siswa yang kemampuannya lebih, masih enggan bekerjasama dengan

teman sekelompoknya.

7. (7) 25% - 50%

Cukup

Hanya sebagian siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

8. (8) 25% - 50%

Cukup

Masih sedikit kelompok yang mampu mempresentasikan pekerjaannya

dengan baik.

9. (9) < 25%

Kurang

Hanya sedikit yang memberikan tanggapan, bertanya atau menyanggah

hasil presentasi kelompok lain.

10. (10) 25% - 50%

Cukup

Masih sedikit kelompok yang turut memberi pendapat dalam membuat

kesimpulan terhadap hasil pemecahan masalah.

11. (11) 50% - 75%

Baik

Sudah banyak yang senang terhadap penghargaan oleh guru.

Dari hasil di atas, persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 47,73%

dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 3. Pada siklus I, menunjukkan peningkatan

aktifitas belajar siswa. Seperti meningkatnya antusias dan motivasi siswa dalam

Page 7: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

544

mengikuti pembelajaran, karena dorongan dan pemberian motivasi oleh guru. Untuk

kerja kelompokpun menunjukkan aktivitas, seperti meningkatnya diskusi dan tanya

jawab antar teman dalam kelompok, serta memberi pendapat tentang hasil yang

dipresentasikan. Selain itu dalam mengkaji ulang/melakukan evaluasi dan membuat

kesimpulan juga semakin meningkat namun ini belum menunujukkan aktivitas yang

optimal sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas siswa, keaktifan siswa pada

pertemuan pertama sebesar 47,73% dan pada pertemuan kedua 63,64%. Hasil ini masih

jauh dari indikator kaberhasilan yang ditetapkan sebanyak 80%. Hal ini disebabkan

antara lain siswa masih kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat maupun

bertanya, dan masih canggung untuk bekerja dalam kelompok. Selain itu pengawasan

tingkah laku siswa dalam melakukan diskusi kelompok masih kurang, terlihat masih

adanya siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

Siswa yang ditunjuk mewakili kelompok untuk menyajikan hasil diskusi masih

terlihat ragu-ragu dan kurang menguasai materi hasil diskusi kelompoknya, suaranya

juga kurang keras. Dengan kurangnya penguasaan materi siswa penyaji, berarti

pembelajaran Focus Gruop Discussion belum terlaksana dengan baik. Karena, dalam

pelaksanaan pembelajaran Focus Gruop Discussion siswa berdiskusi dan menyatukan

pendapat mereka, dan memastikan semua anggota kelompok paham dengan diskusi

tersebut. Siswa yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan untuk mengajari teman

sekelompok yang kemampuannya kurang sehingga ketika guru menunjuk sebuah nomor

secara acak, siswa yang ditunjuk selalu siap maju mewakili kelompoknya

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Selain itu, pada saat siswa penyaji selesai

presentasi, terlihat masih sedikit kelompok lain yang menanggapi.

Kekurangan aktivitas dalam pembelajaran tersebut perlu adanya perbaikan dengan

memberikan dorongan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas, menyatukan pendapat, tidak boleh mengganggu teman serta

melakukan diskusi secara aktif dan memberi pujian bagi siswa yang bertanya dan

menjawab pertanyaan. Guru harus mampu memberi perhatian serta motivasi terhadap

kegiatan siswa dalam kelompoknya. Permasalahan ini akan diupayakan perbaikan pada

siklus II.

c. Hasil Belajar Siswa

Setelah dilakukan analisis data hasil tes siklus I dengan materi pelajar mengenal

teks Text Discussion diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 58,75. Siswa yang tuntas

sebanyak 16 (64%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang (36%) dengan nilai

tertinggi 86 dan nilai terendah 35. Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa

sebesar 58,75. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 60,71% atau keseluruhan anak belum

tuntas belajar dengan mendapatkan nilai dibawah KKM ≥ 68. Dengan demikian hasil

belajar belum tercapai, oleh karena itu perlu diadakan upaya perbaikan pada siklus 2

dengan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dan bila perlu dengan

memberikan penghargaan yang berbentuk benda, seperti memberikan bolpoin pada

Page 8: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

545

semua anggota kelompok terbaik, menyediakan sumber belajar berupa fotokopi materi

atau meminjamkan buku ajar.

d. Hasil Analisis Angket Siswa

Tanggapan siswa tentang pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil

tanggapan siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dapat dilihat pada

tabel 3 berikut :

Tabel 3. Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus I

No. Aspek yang Diamati Frekuensi

Jawaban Persentase

1. Pernyataan siswa mengenai pembelajaran dengan model Focus Gruop Discussion

a. Menyenangkan 20 80%

b. Tidak menyenangkan 3 12%

c. Ragu-ragu 2 8%

2. Pernyataan siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok.

a. Menyenangkan 18 72%

b. Tidak menyenangkan 3 12%

c. Ragu-ragu 4 16%

3. Pernyataan siswa bahwa model Focus Gruop Discussion membuat siswa berani

mengemukakan pendapat.

a. Ya 12 48%

b. Tidak 8 32%

c. Ragu-ragu 5 20%

4. Pernyataan siswa bahwa pembelajaran dengan model Focus Gruop Discussion membuat siswa

mudah memahami pelajaran

a. Ya 19 76%

b. Tidak 3 12%

c. Ragu-ragu 3 12%

5. Pernyataan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

a. Ya 4 16%

b. Tidak 12 48%

c. Ragu-ragu 9 36%

Berdasarkan perolehan hasil angket siswa di atas terlihat bahwa secara umum siswa

memberikan respon positif atas pembelajaran yang telah dilakukan. Sebanyak 80% siswa

mengaku merasa senang dengan pembelajaran Focus Gruop Discussion, 72% siswa

terdorong untuk berani mengemukakan pendapat walaupun terdapat siswa yang masih

mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, 12% kurang berani berpendapat.

Hal ini yang turut mendorong dilanjutkannya tindakan pada siklus II. Dengan demikian,

dari hasil observasi dan refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil

belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini akan diperbaiki pada

pembelajaran siklus II.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Dalam perencanaan tindakan kelas ini, peneliti telah menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran yaitu: membuat Focus Gruop Discussion teks Text

Page 9: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

546

Discussion., menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi guru dan siswa,

kuisioner angket refleksi siswa, lembar tes hasil belajar siswa), menyiapkan sumber

belajar berupa materi diskusi (hand out); lembar kerja siswa (LKS), merancang

pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan memperhatikan

penyebaran kemampuan siswa berdasarkan nilai ulangan materi sebelumnya, dan

mengembangkan skenario pembelajaran Focus Gruop Discussion sebagaimana yang

terantum dalam RPP. Selanjutnya, ketika peneliti melakukan tindakan pada siklus II,

guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki

materi Text Discussion, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

menjelaskan materi pelajaran secara ringkas (± 15 menit), mengingatkan kembali

langkah kerja model pembelajaran Focus Gruop Discussion, mengarahkan siswa agar

duduk sesuai kelompok yang ditentukan, memberi nomor yang berbeda-beda pada tiap

siswa dalam kelompoknya.

Guru membagikan LKS, hand out kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan

dipelajari. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi mengerjakan LKS, setiap kelompok

diharuskan memastikan semua anggotanya dapat memahami diskusi tersebut. Pada saat

siswa berdiskusi, guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok

yang mengalami kesulitan, serta memotivasi seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam

diskusi kelompok. Setelah waktu diskusi selesai, kelompok harus mempresentasikan

hasil diskusi kelompok. Guru kemudian menyebut salah satu kelompok dan kelompok

yang disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi yang diwakili oleh seorang

anggotanya. Kelompok lain juga bersiap-siap memberikan presentasi ataupun masukan.

Tiap kelompok memperhatikan dan bila kurang jelas diberi kesempatan bertanya, jika

terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi

(memberi masukan dan jawaban). Selanjutnya, dilakukan diskusi kelas untuk membuat

kesimpulan di akhir kegiatan, sekaligus menentukan kelompok mana yang terbaik

menurut pengamatan siswa dengan memberi kesempatan pada masing-masing ketua

kelompok menilai hasil kerja kelompok. Peneliti memberikan penghargaan dengan

memberikan hadiah bolpoin pada semua anggota dari kelompok yang terbaik.

Pada saat yang sama, kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi

instrumen yang sudah disiapkan meliputi: pengamatan kegiatan guru, pengamatan

kegiatan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Di akhir siklus, peneliti memberikan tes

hasil belajar dan meminta siswa mengisi angket refleksi terhadap pembelajaran yang

telah dilakukan. Hasil yang didapat dari pengamatan ini adalah sebagai berikut.

a. Hasil Observasi Kinerja Guru

Pengamatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada siklus II dapat

dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

No. Aktivitas Penilaian Arti

1. (1) Baik Melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan tehnik dan intonasi yang

baik, yang memunculkan pengetahuan awal siswa.

2. (2) Baik Memberikan motivasi untuk membangkit kan keinginan siswa dalam

mengikuti pembelajaran sudah baik.

Page 10: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

547

3. (3) Sangat Baik Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan suara keras dan pandangan

ditujukan kepada seluruh siswa.

4. (4) Sangat Baik Menjelaskan langkah-langkah PBM dengan memperkenal-kan model

pembelajaran NHT secara runtut dan jelas.

5. (5) Sangat Baik

Mengorganisir siswa kedalam kelompok, memberi nomor yang berbeda-

beda kepada setiap siswa di dalam kelompoknya dan mengarahkan semua

kelompok.

6. (6) Sangat Baik Melakukan pengamatan dengan berkeliling dari depan dan belakang kelas.

7. (7) Sangat Baik Menanyakan kesulitan dalam kelompok dan mengarahkan siswa ke jawaban

yang benar jika ada siswa yang bertanya.

8. (8) Sangat Baik Membimbing siswa/kelompok yang bertanya pada guru, dengan perhatian

juga ditujukan kepada seluruh kelompok.

9. (9) Baik Menuntun siswa yang melakukan presentasi.

10. (10) Baik Menuntun siswa yang menanggapi, atau menyanggah hasil presentasi.

11. (11) Sangat Baik Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui

diskusi kelas dengan melibatkan semua kelompok.

12. (12) Baik Melakukan pengembangan materi / penguatan

13. (13) Sangat Baik Memberi penghargaan kepada kelompok yang dinilai berhasil.

14. (14) Baik Memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berhasil.

15. (15) Baik Memberi tugas / PR mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan

materi yang dibahas.

16. (16) Baik Melaksanakan kuis secara individu

Dari hasil di atas diperoleh persentase kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran sebesar 87,5 % dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 4. Pencapaian

hasil belajar siswa yang diharapkan seperti yang ditetapkan dalam indikator keberhasilan

tidak terlepas dari peran guru dalam proses pembelajaran, mengingat guru merupakan

salah satu komponen yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil lembar

aktivitas guru pada siklus II, dapat diketahui guru semakin matang dalam menerapkan

model pembelajaran Focus Gruop Discussion. Guru sudah melakukan perbaikan-

perbaikan seperti pemerataan bimbingan pada setiap kelompok, tidak mendominasi

pembelajaran dengan memberi kesempatan pada siswa untuk terbiasa berpikir sendiri,

serta sudah dapat mengatur alokasi waktu dengan baik. Selain itu, pada siklus II ini guru

memberikan penghargaan ”alat-alat tulis” kepada kelompok yang sudah berhasil

menjawab pertanyaan atau yang memperoleh nilai terbaik. Guru juga sudah memotivasi

siswa yang belum berhasil dengan menyediakan sumber belajar berupa fotokopi materi

atau meminjami buku ajar. Kemampuan guru seperti mengorientasi siswa dalam

pembelajaran, membimbing diskusi, mengarahkan presentasi, dan membimbing siswa

menyimpulkan hasil diskusi sudah meningkat ditandai dengan tingginya persentase hasil

observasi sebesar 87,5%.

b. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pengamatan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No. Aktivitas Persentase /

Penilaian Arti

1. (1) 50% - 75% 2 - 3 kelompok memperhatikan penjelasan guru, mereka sudah mulai

Page 11: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

548

Baik terbiasa dengan metode pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

2. (2) 25% - 50%

Cukup

3 - 4 kelompok sudah mau bertanya tentang materi.

3. (3) > 75%

Sangat Baik

Siswa sudah dapat mengkondisikan dirinya ke dalam kelompok yang telah

dibentuk.

4. (4) 50% - 75%

Baik

Siswa sudah menunjukkan antusias terhadap pembelajaran setelah

dimotivasi oleh guru.

5. (5) > 75%

Sangat Baik

Kerjasama antar kelompok sudah terlihat karena siswa bersama-sama

menyatukan pendapat dan berusaha mencari jawaban yang benar.

6. (6) 50% - 75%

Baik

Siswa yang kemampuannya lebih, mau bekerjasama dengan teman

sekelompoknya.

7. (7) 50% - 75%

Baik

Hampir semua siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

8. (8) 50% - 75%

Baik

4 – 5 kelompok sudah mampu mempresentasi kan pekerjaannya dengan

baik.

9. (9) 50% - 75%

Baik

2 - 3 kelompok yang memberikan tanggapan, bertanya atau menyanggah

yang dipresentasikan.

10. (10) 25% - 50%

Baik

2 - 3 kelompok yang turut memberi pendapat dalam membuat kesimpulan

terhadap hasil pemecahan masalah.

11. (11) 50% - 75%

Baik

Sudah banyak yang senang terhadap penghargaan oleh guru.

Dari hasil di atas, persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 75,00%

dengan skor terendah 2 dan skor tertinggi 4. Pada siklus II aktivitas siswa lebih

meningkat lagi dibandingkan dengan siklus I. Ditandai dengan perolehan persentase hasil

observasi yang tinggi yaitu sebesar 75,00%. Hal ini menunjukkan siswa dalam

melakukan aktivitas yang diharapkan lebih banyak dibandingkan dengan siklus I. Siswa

sudah lebih terarah pada kerjasama kelompok, meningkatnya diskusi dan tanya jawab

dalam kelompok serta lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya, ditandai dengan

adanya siswa yang bertanya serta menjawab pertanyaan. Siswa juga telah bekerja sama

dengan kelompoknya secara baik, siswa yang pandai sudah mulai menularkan idenya

kepada siswa lain yang masih kurang, sehingga semua anggota kelompok memahami

diskusi. Hal ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran Focus

Gruop Discussion bahwa siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan /

tugas dari guru dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

Siswa yang ditunjuk untuk menyajikan hasil diskusi sudah terlihat menguasai materi. Ini

berarti bahwa pembelajaran Focus Gruop Discussion sudah dapat terlaksana dengan baik

c. Hasil Belajar Siswa

Setelah dilakukan analisis data hasil tes siklus II dengan materi pelajaran Text

Discussion dan menggunakan metode belajar Focus Gruop Discussion, diperoleh nilai

rata-rata siswa sebesar 75,25. Siswa yang tuntas sebanyak 20 anak (80%), siswa yang

tidak tuntas sebanyak 5 anak (20%) dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 47. Dari

hasil tes pada siklus II terdapat peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari perolehan rata-rata

hasil tes yang diberikan kepada siswa pada siklus II adalah sebesar 75,25. Ketuntasan

belajar secara klasikal sebesar 80,43% atau sebanyak 20 anak memperoleh nilai ≥ 76.

Page 12: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Serambi Akademica

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora

Vol. 9, No. 4,

Mei 2021

pISSN 2337–8085

eISSN 2657- 0998

549

Dengan demikian hasil belajar pada siklus II ini sudah sesuai dengan indikator

keberhasilan yang ditetapkan, sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya.

d. Hasil Analisis Angket Siswa

Tanggapan siswa tentang pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil

tanggapan siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada

tabel 6 berikut :

Tabel 6. Hasil Angket Refleksi Siswa Pada Siklus II

No. Aspek yang Diamati Frekuensi

Jawaban Persentase

1. Pernyataan siswa mengenai pembelajaran dengan model Focus Gruop Discussion

A. Menyenangkan 20 80%

B. Tidak menyenangkan 1 4%

C. Ragu-ragu 4 16%

2. Pernyataan siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok.

A. Menyenangkan 22 88%

B. Tidak menyenangkan 1 4%

C. Ragu-ragu 2 8%

3. Pernyataan siswa bahwa model Focus Gruop Discussion membuat siswa berani

mengemukakan pendapat.

A. Ya 18 72%

B. Tidak 2 8%

C. Ragu-ragu 5 20%

4. Pernyataan siswa bahwa pembelajaran dengan model Focus Gruop Discussion membuat

siswa mudah memahami pelajaran

A. Ya 20 80%

B. Tidak 2 8%

C. Ragu-ragu 3 12%

5. Pernyataan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran

A. Ya 4 16%

B. Tidak 17 52%

C. Ragu-ragu 8 32%

Seperti pada siklus II, secara umum siswa memberikan respon positif atas

pembelajaran yang telah dilakukan. Sebanyak 82,14% siswa mengaku merasa senang

dengan pembelajaran Focus Gruop Discussion, 64,29% siswa terdorong untuk berani

mengemukakan pendapat, 71,42% siswa mengaku mudah memahami pelajaran. Terdapat

siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran serta kurang

berani mengemukakan pendapat, namun persentasenya kecil.

PENUTUP

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Hasil belajar siswa kelas IX semester I SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie pada

materi pokok Text Discussion dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran Focus

Page 13: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX Materi ...

Junaidi

550

Gruop Discussion, ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai tes akhir siswa dari

58,75 pada siklus I menjadi 75,25 pada siklus II, dan ketuntasan belajar siswa

meningkat dari 60,71% pada siklus I menjadi 71,43% pada siklus II.

2. Aktivitas siswa kelas IX semester I SMP Negeri 2 Tangse Kabupaten Pidie pada

materi pokok Teks Text Discussion dapat ditingkatkan melalui model pembelajran

Focus Gruop Discussion.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas 2006. Kepmendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Puskur – Balitbang Depdiknas.

Komulasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Mardliyah, Noor. dkk. 2014. Perbedaan Pengaruh Cooperative Learningtipe Think Pair

Share (THP) dan Metode Konvensional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Bahasa Inggris ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mts Negeri di

Kabupaten Kudus. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran. ISSN : 2354-

644. Vol. 2. No. 2. Hlm 145-156.

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogjakarta: Ar-. Ruzz

Media.

Paramita, A. dan Kristiana, L. (2013). Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian

Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique in Qualitative Research). Buletin

Penelitian Sistem Kesehatan (Volume 16). Hlm. 117-127.

Rusmajadi, Jodih. 2010. Terampil Berbahasa Inggris. Jakarta: Indeks.

Supriyono, Agus. 2009. Jenis-jenis Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Usman, Husaini. 2012. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.