“PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK ...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MATERI SHALAT JENAZAH DENGAN
MENGGUNAKAN METODE AUDIO VISUAL (TUTORIAL)
PADA SISWA KELAS XI DI SMA TUNAS PATRIA
KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NOVI DWI ARWIYANTI
NIM 23010150358
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
وقل رب زدني علما"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
(Qs. At Thaha: 114)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat atas karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Mujiono (Alm) dan Istianah serta ayah
sambungku tersayang Agus Santoso yang selalu membimbingku,
memberikan doa, nasihat, kasih sayang, materi, segala fasilitas dan motivasi
dalam kehidupanku agar aku terus semangat dan pantang menyerah dalam
menggapai segala impianku.
2. Saudara kandungku tersayang, kakakku mbak Ani Wijayanti dan kakak
iparku mas Muhammad Qoris, atas motivasinya yang tak ada hentinya
kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini dapat tercapai.
3. Keluarga besar kakek Sudarno dan nenek Sumiyati yang senantiasa
mendoakan dan memberiku semangat.
4. Guru-guruku dan dosen-dosenku tercinta yang telah mendidik dan
membimbing dari TK sampai Kuliah ini dengan penuh kesabaran untuk
meraih cita-citaku. Serta ustadz-ustaadzah madrasah Nurul Iman yang telah
membimbingku ilmu agama.
5. Sahabatku yang tercinta, Septia, Etna dan Riska serta mas Abdul Aziz yang
tak henti-hentinya memotivasi, mengingatkan, mendo’akan dan
menyemangati untuk menyelesaikian skripsi ini.
6. Sahabatku yeng tercinta selama dikampus, Khoirul Anisa, Marta Dina, Siska
Susanti dan Ainun Nisa yang saling menyemangati, mendo’akan dan
membantuku dalam menyelesaikan skripi ini.
viii
7. Keluarga kecil PPL angkatan 2015 di MTs Sudirman Getasan yang telah
berjuang besama dalam suka dan duka.
8. Keluarga kecil KKN angkatan 2015 di Dusun Kebon Rejo 3, Desa Kebon
Rejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Laila, Septi, Anisa,
Laverda, Diyah, Heru dan Sulis yang telah mensuport dan mendoakan agar
skripsiku cepat selesai.
9. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan maksimal.
10. Teman-teman prodi PAI angkatan 2015 khusunya kelas I yang telah menjadi
teman seperjuangan dalam mencari ilmu di kampus IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Shalat Jenazah
dengan Menggunakan Merode Audio Visual (Tutorial) pada Siswa Kelas XI di
SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020”.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serrta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam, Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
x
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengna ikhlas, tulus, mengerahkan, dan meluangkan waktunya
untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Arif Billah, M.Pd. selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah membantu semua bentuk
administrasi dan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidika S1.
7. Kedua orang tua kandungku dan seorang ayah sambungku yang selalu
memberi dukungan, motivasi, dan do’a kepada penulis.
8. Teman-teman PPL di MTs Sudirman Getasan dan KKN di dusun Kebon Rejo
3, Desa Kebon Rejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.
9. Teman-teman seperjuangan PAI angatan 2015 yang saling memberikan do’a
dan semangat.
10. Semua pihak yang telah dengan ikhlas dan turut membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada
umumnya. Aamiin.
Salatiga, 18 Agustus 2019
Penulis
Novi Dwi Arwiyanti
23010150358
xi
ABSTRAK
Arwiyanti, Novi, Dwi. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Materi Shalat Jenazah dengan Menggunakan Metode Audio Visual
(Tutorial) pada Siswa Kelas XI Di SMA Tunas Patria Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode Audio Visual
(Tutorial)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
audio visual (tutorial) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
materi sholat jenazah pasa siswa kelas XI di SMA Tunas Patria Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri
dari dua siklus. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Sumber data dalam
penelitian ini yakni dari wawancara dengan wakil kepala sekolah dan guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam serta melakukan post test. Pengumpulan data
ini dilakukan dengan mengadakan observasi, dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa dari tiap siklusnya. Pada pra siklus dari 28 siswa yang tuntas sebanyak 10
siswa dengan presentase 35,71%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 18
siswa dengan presentase 64,29% dan rata-rata pra siklus 60. Setelah pelaksanaan
siklus I mengalami sedikit penurunan. Pada siklus I dari 28 siswa yang tuntas
sebanyak 7 siswa dengan presentase 25,00%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 21 siswa dengan presentase 75,00% dan rata-rata siklus I 53. Karena
pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan 85%, maka diadakan
penelitian siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, dari 28
siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa dengan presentase 85,71%, sedangkan yang
belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 14,29% dan rata-rata 73,17.
Jadi metode audio visual (tutorial) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam materi sholat jenazah pada siswa kelas XI di SMA Tunas Patria
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ...................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................................ 7
F. Metode Penelitian .......................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 22
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................................... 24
1. Hasil Belajar ............................................................................................ 24
2. Pendidikan Agama Islam ........................................................................ 27
xiii
3. Materi Sholat Jenazah ............................................................................. 30
4. Media Audio Visual ................................................................................ 35
5. Kriteria Ketuntasan Minimal ................................................................... 38
B. Kajian Materi Penelitian ................................................................................ 42
C. Kajian Pustaka ............................................................................................... 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .................................................................. 46
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................................... 46
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................................... 49
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus .............................................................. 52
1. Deskripsi Pra Siklus .................................................................................. 52
2. Deskripsi Hasil Siklus I ............................................................................. 57
3. Deskripsi Hasil Siklus II ............................................................................ 65
B. Pembahasan ................................................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 79
B. Saran .............................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria dan Skala Penilaian untuk Menentukan KKM
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Materi Shalat Jenazah
Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I Materi Shalat Jenazah
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Nilai Siklus II Materi Shalat Jenazah
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Siklus II
Tabel 4.8 Data Nilai Rata-Rata Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
Tabel 4.9 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakam Kelas
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I
Gambar 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I
Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
Gambar 4.5 Hasil Observasi Siswa Siklus II
Gambar 4.6 Data Nilai Rata-Rata Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
Gambar 4.7 Data Ketuntasa KKM Siswa Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
Gambar 8 Guru Menjelaskan Materi Dengan Metode Audio Visual (Tutorial)
Gambar 9 Guru Menampilkan Video Tutorial Shalat Jenazah
Gambar 10 Siswa Mempraktikan Tatacara Shalat Jenazah
Gambar 11 Siswa Mengerjakan Post Test
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Siklus I, II
Lampiran 2 : Post Test Siklus I, II
Lampiran 3 : Daftar SKK
Lampiran 4 : Lembar Nilai Hasil Post Test Siklus I, II
Lampiran 5 : Lembar Observasi Siswa Siklus I, II
Lampiran 6 : Lembar Observasi Guru Siklus I, II
Lampiran 7 : Surat Pembimbing
Lampiran 8 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 : Surat Balasan Penelitian
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 11 : Hasil Belajar Siswa
Lampiran 12 : Dokumentasi
Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan dalam UUSPN no.20 tahun 2003 yang berbunyi pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Lutfiah dkk, 2011: 218).
Pendidikan Islam sebagai bagian tak terpisahkan dari mata rantai
pendidikan global mempunyai ciri khas kurikulum tersendiri. Salah satu ciri
khas dari kurikulum pendidikan Islam adalah unsur sosial atau
kemasyarakatan. Dengan demikian hendaknya sebuah pendidikan Islam
berupaya membekali seorang siswa dengan kecakapan sosial yang akan
membantunya untuk beradaptasi dengan situasi sosial dalam masyarakat di
mana dia berada sekaligus melestarikan dan mewarnainya demi terciptanya
masyarakat yang mempunyai basis Islamic civilization.
Pendidikan Islam bisa menjadi media terbentuknya islamic civilization
jika mempunyai dimensi adaptif dan dialogis dengan tuntutan masyarakat dan
sistem sosial yang ada, selaras dengan fitrah manusia baik dari segi psikis,
fisik, sosial dan budaya serta mengantarkan siswa kepada realitas kehidupan
2
masyarakat yang ada. Pendidikan Agama Islam mampu membentuk generasi
muda yang tangguh, cerdas, beriman dan bertakwa. Generasi semacam itulah
yang sekarang ini diperlukan oleh bangsa Indonesia. Untuk dapat memenuhi
fungsinya yang vital tersebut, pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
harus mampu menarik minat siswa untuk belajar.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dibutuhkan peran seorang guru
yang professional agar meteri yang disampaikan dapat diserap siswa. Adapun
langkah-langkah yang diambil seorang guru agar dapat mencapai tujuan
kegiatan pembelajaran salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran.
“Media pembelajaran adalah segala bahan atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber (guru) ke penerima informasi (siswa)
selama proses pembelajaran sehingga dicapai proses pembelajaran yang lebih
bermutu” (Azhar Arsyad, 2002: 4).Pemanfaatan media pembelajaran
bertujuan agar pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami, metode mengajar akan lebih bervariasi, siswa akan
lebih banyak melakukan kegiatan belajar (Nana sudjana, 1991: 12).
Dasar penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
juga dapat kita temukan dalam Alquran. Firman Allah Swt. dalam surah al-
Naḥl ayat 44, yaitu:
للناس ما ن زل إليهم ولعلهم ي ت ف كرون بالب ي نات والزبر وأن زلنا إليك الذكر لتب ي
3
“Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu Menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan” (Q.S. Al-Nahl: 44).
Realita proses belajar mengajar menunjukkan bahwa cara
penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media lebih disenangi
siswa meskipun sebenarnya materi yang disampaikan tidak terlalu menarik.
Sebaliknya, materi yang cukup baik karena disampaikan dengan cara yang
kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat diserap oleh siswa.
Sudah menjadi keharusan dengan tersedianya media, guru/fasilitator
bertugas untuk mempelajari bagaimana menetapkan dan menggunakan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar. Secara otomatis penggunaan media yang baik
akan memberi manfaat yang banyak. Oleh karena itu penerapan media yang
tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dalam memilih media yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, seorang guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor
yang mendukung pemilihan media tersebut.
Berdasarkan prasurvei yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 10 Juli
2019 dengan wakil kepala sekolah yang bernama bapak Ichwan dan guru
mata pelajaran PAI yang bernama bapak Ikhrom dapat peneliti ketahui bahwa
media yang digunakan guru di kelas XI SMA Tunas Patria, Kecamatan
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada mata pelajaran PAI masih sangat
terbatas dikarenakan sarana prasarana sekolah yang belum memadahi.
4
Sehingga siswa menunjukkan sikap yang kurang aktif dan cenderung pasif
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran itu berlangsung.
Selama proses pembelajaran, beberapa dari siswa tersebut tidak
memperhatikan penjelasan materi yang diberikan guru dan ada juga yang
mengobrol dengan teman bahkan ada yang mengerjakan tugas mata pelajaran
lain. Sehingga siswa tidak berperan aktif dalam mengikuti pelajaran. Hasil
belajar yang mereka peroleh berdasarkan tes yang telah dilakukan juga
kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh
sekolah tersebut yaitu 70. Bahkan dari 28 siswa di kelas XI, hanya terdapat
10 siswa yang tuntas dan nilainya memenuhi KKM sekolah tersebut. Oleh
karena itu guru mencoba mencari alternatif metode dengan menggunakan
media yang bervariasi, yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu
materi dalam pelajaran PAI yaitu materi Shalat Jenazah.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mempermudah
pemahaman pembelajaran PAI materi pokok Shalat Jenazah, maka diperlukan
cara yang tepat agar siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Kaitannya
dengan penelitian ini, peneliti menggunakan media audio visual (tutorial)
sebagai media pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran PAI, khususnya materi pokok Shalat Jenazah.
Memperhatikan hal-hal tersebut, mendorong penulis untuk meneliti
tentang hasil belajar pada materi Shalat Jenazah melalui penerapan media
5
audio visual (tutorial) pada siswa kelas XI SMA Tunas Patria, Kecamatan
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Dengan pertimbangan tersebut penulis mengambil judul: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Shalat
Jenazah dengan Menggunakan Metode Audio Visual (Tutorial) pada
Siswa Kelas XI SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam materi Shalat Jenazah pada siswa kelas XI SMA Tunas
Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020 dengan penggunaan media audio visual (tutorial)?
2. Apakah penggunaan media audio visual (tutorial) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Shalat Jenazah pada siswa kelas XI SMA
Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020 dapat mencapai target KKM/KBM kelas?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio visual
(tutorial) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Pendidikan Agama
Islam materi Shalat Jenazah di kelas XI SMA Tunas Patria Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio visual
(tutorial) dapat mencapai target KKM/KBM pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Shalat Jenazah di kelas XI SMA Tunas
Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam materi Shalat Jenazah dengan menggunakan metode
audio visual (tutorial).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, penerapan media alat audio visual (tutorial) dapat
memberikan nuansa baru bagi siswa untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar pada mata pelajaran PAI materi shalat jenazah.
7
b. Bagi guru, diperolehnya suatu variasi pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013, yaitu memberi banyak kreatifitas pada siswa
dan pendidik sebagai fasilitator. Khususnya dalam menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi shalat
jenazah.
c. Bagi siswa, menumbuhkan keaktifan, kemampuan berkerjasama,
kemampuan untuk bertindak, berkomunikasi, serta suasana
pembelajaran yang menyenangkan melalui media audio visul dalam
materi shalat jenazah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Menurut S. Nasution hipotesis merupakan pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha
untuk memahaminya (M. Amin Amrullah, 2014: 80).
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat
untuk meemecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK
(Mulyasa, 2011: 63).
Jadi, hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa
tindakan atau rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan
penelitian tindakan kelas. Hipotesis penelitian tindakan kelas (PTK) ini
8
adalah penggunaan metode audio visual (tutorial) dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi shalat jenazah dengan pada
siswa kelas XI SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat berjalan dengan efektif, maka
hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) materi Shalat Jenazah dengan Media audio visual (tutorial) ini
dikatakan efektif apabila ada indikator yang diharapkan tercapai dengan
KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Adapun indikator ketuntasan
siswa adalah :
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
b. Secara Kelompok
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 70 (Sani dan Sudiran, 2013: 30).
9
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Terdapat empat tahapan rancangan penelitian antara lain:
a. Rencana (Planning)
Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai
usulam solusi permasalahan. Rencana dibuat setelah melakukan analisis
permasalahan dan menemukan penyebab atau akar masalah.
b. Tindakan (Acting)
Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya
perbaikan, upaya meningkatkan atau perubahan yang diinginkan.
Tindakan yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang
telah disusun.
c. Observasi (Observing)
Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya observasi
dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
d. Refleksi (Reflecting)
10
Merupakan kegiatan untuk mengkaji, melihat, serta
mempertimbangkan proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan
hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, gru
dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal (Sani dan Sudiran,
2013: 23).
2. Subjek Penelitian
Dalam Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini, subjek yang menjadi
penelitian adalah siswa kelas XI SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang sejumlah 28 siswa.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian yang dikembangkan
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart berupa suatu siklus spiral.
Pengertian siklus disini adalah suatu putaran kegiatan yang meliputi
tahapan-tahapan rancangan pada setiap putarannya, yaitu: (1) perencanaan,
(2) tindakan, (3) observasi. (4) refleksi (Sani dan Sudiran, 2013: 24).
Berikut ini adalah model spiral penelitian tindakan kelas yang
tahapannya menngunaka prosedur kerja Kemmis dan Taggart:
11
Re
Gambar 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan. Setiap tahapan meliputi:
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan (acting)
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflecting).
Siklus I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
?
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
12
Siklus I
a. Tahap perencanaan, meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
2) Menyiapkan materi pembelajaran yang diperlukan.
3) Membuat pertanyaan sebagai bahan diskusi.
4) Menyusun lembar observasi guru
5) Menyusun lembar observasi siswa
6) Menyusun soal evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan, meliputi
1) Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, memeriksa
kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkam
media.
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan suasana belajar dengan pernyataan siap dalam
pembelajaran.
13
b) Guru membagi beberapa kelompok dalam satu kelas tersebut.
c) Guru membagikan soal diskusi kepada setiap kelompok.
d) Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru artinya
seluruh anggota kelompok mengetahui jawaban setiap pertanyaan
dari tim.
e) Guru memanggil salah satu nama siswa atau perwakilan kelompok
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan apresiasi dan penguatan materi
b) Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan
c) Soal mengerjakan soal evaluasi.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung, yaitu:
1) Memperhatikan sikap dan perilaku siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
14
2) Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi siswa dan
guru yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.
d. Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
2) Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Pada hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa pada
siklus I, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Setelah mengetahui kekurangan serta kelebihan pada siklus I, maka
peneliti mencoba memperbaiki beberapa hal dalam penyampaian pembelajaran
dengan metode audio visual untuk dilaksanakan pada siklus II, agar
pelaksanaannya lebih efektif. Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan
dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar dan sikap siswa.
15
Siklus II
a. Tahap perencanaan, meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
2) Menyiapkan materi pembelajaran yang diperlukan.
3) Membuat pertanyaan sebagai bahan diskusi.
4) Menyusun lembar observasi guru
5) Menyusun lembar observasi siswa
6) Menyusun soal evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan, meliputi
1) Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, memeriksa
kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkam media.
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan suasana belajar dengan pernyataan siap
dalam pembelajaran.
16
b) Guru membagi beberapa kelompok dalam satu kelas tersebut.
c) Guru membagikan soal diskusi kepada setiap kelompok.
d) Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru
artinya seluruh anggota kelompok mengetahui jawaban setiap
pertanyaan dari tim.
e) Guru memanggil salah satu nama siswa atau perwakilan
kelompok untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan apresiasi dan penguatan materi
b) Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan
c) Soal mengerjakan soal evaluasi.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung, yaitu:
1) Memperhatikan sikap dan perilaku siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
17
2) Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi siswa dan
guru yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.
d. Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus
2) Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Pada hasil refleksi ini
peneliti menemukan adanya upaya meningkatkan pembelajaran PAI
materi shalat jenazah di SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2019/2020, telah memenuhi standar
ketuntasan klasikal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemajuan hasil
belajar siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu. (Rohmad, 2017:147)
b. Dokumentasi
18
Dokumentasi adalah kegiatan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan dalam
penelitian. Dokumentasi ini memiliki oeran penting dan perlu mendapat
perhatian bagi peneliti. Data ini memiliki objektifitas yang tinggi dalam
memberikan informasi kepada peneliti. (Sukardi, 2015: 47)
c. Tes atau achievement test
Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pernyataan yang harus
diberi tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.
Respon peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan
kemampuan bidang tertentu. (Rohmad, 2017:87)
5. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa:
a. Lembar tes pada setiap siklus
b. Lembar observasi siswa
c. Lembar observasi guru
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
19
6. Definisi Operasional
Penerapan judul ini dimaksud untuk menghindari adanya
interhasil lain yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam
memahaminya. Adapun pengertian istilah judul tersebut adalah :
a. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar (Rusman, 2015:67).
Jadi menurut penulis hasil belajar adalah tercapainya
penguasaan materi dala suatu mata pelajaran tertentu. Hasil belajar
dapat diketahui dengan beberapa teknik pengumpulan data. Teknik
yang digunakan peneliti adalah tes dan observasi.
b. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajara Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan atar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa (Baharuddin, 2017: 196).
20
Jadi menurut penulis pendidikan agama Islam adalah upaya
yang dilakukan guru kepada siswa untuk memahami seluruh ajaran
agama Islam melalui proses kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang bersumber Dari Al-Qur’an dan Hadist serta berguna
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Media audio visual adalah media penyaluran pesan dengan
memanfaatkan indera pendengaran dan pengelihatan. Secara umum
media audio visual menurut teori kerucut pengalaman Edgar Dale
memiliki efektifitas yang tinggi daripada media audio atau visual.
Media audio visual yang digunakan adalah media video (Sukiman,
2012: 184).
Jadi menurut penulis media audio visual adalah media yang
memanfaatkan gambar dan bunyi secara bersamaan.
7. Analisi Data
Data yang dianalisis adalah data pengamatan aktivitas siswa,
pengamatan aktivitas guru dan hasil belajar siswa yang diperoleh
selama berlngsungnya penelitian tindakan kelas, yang berupa nilai
dari masing-masing pengamatan setelah diberikan tes pada setiap
akhir siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis
data adalah mencari ketuntasan pada setiap siklus. Berikut adalah
beberapa bentuk analisi data antara lain:
21
a. Penilaian Tes
Nilai rata-rata kelas dapat diperoleh dengan rumus
jumlah nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada dikelas tersebut, atau dapat ditulis
dengan rumus:
Keterangan: x= nilai rata-rata
= jumlah semua nilai siswa
= jumlah siswa
b. Penilain untuk Ketuntasan Belajar Klasikal
Secara individual seorang siswa dikatakan telah tuntas
belajar jika mencapai KKM dari mata pelajaran PAI yaitu 70.
Selanjutnya kelas tersebut dinyatakan tuntas belajar secara
klasikal apabila jumlah siswa yang tuntas mencapai 85% atau
lebih dari jumlah seluruh siswa. Untuk menghitung
presentase ketuntasan belajar secara klasikal digunaka rumus
sebagai berikut:
Keterangan: P= Presentase ketuntasan klasikal
22
= jumlah siswa yang tuntas
= jumlah keseluruhan siswa
Ketuntasan belajar akan digunakan untuk menentukan banyaknya
siklus penelitian. Penelitin ini akan dilaksanakan sampai ketuntasan secara
klasikal mencapai 85% (Sani dan Sudiran, 2013: 30).
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian
tindakan kelas ini dibagi menjadi beberapa bagian. Tiap-tiap bagian dapat
dirinci sebagai berikut:
Bagian awal meliputi: Halaman sampul, halaman judul, lembar
berlogo IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan,
pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar table, daftar gambar dan daftar lampiran.
BAB 1 : Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori. Berisi kajian teori dan kajian pustaka
BAB III : Metodologi Penelitian. Metode penelitian, subjek
penelitian,waktu penelitian, metode pengumpulan data,instrumen , teknik
analisis data, langkah-langkah penelitian, dan deskripsi per siklus serta
prosedur penelitian.
23
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan. Berisi gambaran umum
SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, deskripsi
awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan pembahasan.
BAB V : Kesimpulan dan saran.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Setelah melalui proses pembelajaran, maka seorang siswa akan
menerima hasil belajar. Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan (Thobroni, 2017: 20).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar (Rusman,
2015: 67).
b. Penilaian Hasil Belajar
Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah yaitu: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afekif. Secara
eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap
mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut (Ratnawulan &
Rusdiana, 2015: 57).
25
Ketiga ranah tersebut antara lain:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan dan
kecakapan-kecakapan intelektual berpikir.
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan
berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan
mengevaluasi.
2) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan suatu
keterampilan-keterampilan atau grakan-gerakan fisik.
Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar
yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotorik adalah
ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya
menulis, memukul, melompat, dan sebagainya.
3) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, kemampuan dan
penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap dan
nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap,
minat, kosep diri, nilai dan moral (Ratnawulan & Rusdiana,
2015: 57-58).
26
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor
internal dan eksternal, yaitu:
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis seperti kondisi
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,
tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal
tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi
pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam dalam hal ini siswa pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda,
tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.
Beberapa faktor psikologis meliputi inteligensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar
siswa.
2) Faktor Eksternsl
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan alam dan lingkunga
sosial. Lingkunagn alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-
27
lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi
udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya
dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan
diruang yang cukup mendukung untuk bernapas lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
telah direncanakan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum,
sarana dan guru (Rusman, 2015:67-68).
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengartian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana
dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajara Islam, dibrengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan atar-umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa (Baharuddin, 2017: 196).
Pengertian pendidikan agama Islam menurut para ahli, menurut
H. M. Arifin: “Pendidikan agama Islam adalah usaha orang dewasa
muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing
pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik
28
melalui ajaran Islam melalui ke arah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya”.
Menurut Abdurrahman Shaleh: “Pendidikan agama Islam adalah
usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam
serta menjadi dasar Way of Life?” (Masdub, 2015: 2-3).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari Pendidikan
Agama Islam yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan
asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta
menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun
kehidupan masyarakat.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan sesuai
dengan tujuan diturunkannya agama Islam, yaitu untuk membentuk
manusia yang muttaqin yang rentangannya berdimensi infinitum (tidak
terbatas menurut jangkauan manusia).
Tujuan pendidikan Islam dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan
berikut ini:
1) Membentuk manusia muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah.
29
2) Membentuk manusia muslim yang juga dapat melaksanakan ibadah
muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan tertentu.
3) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada
masyarakat dan bangsanya dan bertanggung jawab kepada Allah.
4) Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan
terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan
memasuki teknostruktur masyarakat.
5) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama dan ilmu-ilmu
Islam lainnya.
Dari tujuan-tujuan pendidikan agama tersebut, terlihat bahwa
tujuan agama lebih merupakan suatu upaya untuk membangkitkan
intuisi agama dan kesiapan ruhani dalam mencapai pengalaman
transendental. Artinya, tujuan utama pendidikan agama bukan sekadar
mengalihkan pengetahuan dan keterampilan (sebagai isi
pendidikannya), melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk
menggugah fitrah insaniyah sehingga siswa dapat menjadi penganut
atau pemeluk agama yang taat dan baik.
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting keberadaanya
karena pendidikan agama Islam merupakan merupaka suatu upaya atau
proses, pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap dan perilaku
untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu
30
dan perangkat teknologi atu keterampilan demi kepentingan manusia
sesuai dengan ajaran Islam (Baharuddin, 2017: 196-197).
3. Materi Shalat Jenazah
Sabda Rasulullah SAW:
صلو ا على مو تا كم. رواه ا بن ما جو “Salatkanlah olehmu orang-orang yang mati.” (Riwayat Ibnu Majah).
Shalat jenazah dilakukan sebelum penguburan. Karena hukumnya
fardhu kifayah, shalat ini cukup dilakukan oleh seorang saja, tetapi
disunnahkan melakukannya dengan berjamaah (Supiana & Karman, 2009:
12).
a. Syarat Menyalatkan Jenazah
1) Menutup aurat, suci badan dan pakaian, menghadap kiblat.
2) Dilakukan sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
3) Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali
kalau shalat itu dilaksanakan di atas kubur atau shalat ghaib
(Rasjid, 2014:171).
b. Rukun Shalat Jenazah
1) Niat
Niat bagi mayit laki-laki:
ر ة ف ر ض كفا يت للو ت عا ل ا صلى على ىذ ا لميت ار بع تكبي
Usholli „alaa haadzalmayyiti arba‟a takbiraatin fardhol kifaayati
ma‟muuman lillaahi ta‟aala.
31
Artinya: “saya niat shalat atas mayit laki-laki ini empat kali takbir
fardhu kifayah karena Allah Ta’ala”.
Niat bagi mayit perempuan:
ر ة ف ر ض كفا يت للو ت عا ل ا صلى على ىذه الميتة ار بع تكبي
usholli „alaa haadzihil mayyitati arba‟a takbiraatin fardhol
kifaayati ma‟muuman lillaahi ta‟aala.”
Artinya: “Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat kali
takbir fardhu kifayah karena Allah ta’ala”.
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Membaca takbir 4 kali (termasuk takbirotul ikhram)
4) Takbir pertama lalu membaca surat Al-Fatihah
5) Takbir kedua lalu membaca sholawat nabi Muhammad SAW
6) Takbir ketiga lalu membaca doa minta ampun bagi si mayit
7) Takbir keempat lalu membaca doa untuk keselamatan
8) Salam
c. Sunnah dalam Shalat Jenazah
1) Mayat diletakkan pada posisi melintang menghadap kiblat, kepala
disebelah kanan dan kaki disebelah kiri.
2) Jika mayit laki-laki, maka posisi imam di dekat kepala si mayit.
Jika mayit perempuan, maka posisi imam di dekat perut si mayit.
32
3) Membaca ta’awuz saat akam memulai shalat
4) Mengangkat kedua tangan ketika takbir
5) Israr (merendahkan suara) (Tim MGMP Fiqih, 2014: 91-92).
d. Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah
Dalam melaksanakan shalat jenazah, beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Jika mayit laki-laki, maka posisi imam di dekat kepala si mayit.
Jika mayit perempuan, maka posisi imam di dekat perut si mayit.
Makmum berdiri agak dekat dengan imam karena dalam shalat
jenazah tidak ada rukuk dan tidak ada sujud sebagaimana salat
biasa.
2) Niat
Niat bagi mayit laki-laki:
ر ة ف ر ض كفا يت للو ت عا ل ا صلى على ىذ ا لميت ار بع تكبي
Usholli „alaa haadzalmayyiti arba‟a takbiraatin fardhol
kifaayati ma‟muuman lillaahi ta‟aala.
Artinya: “saya niat shalat atas mayit laki-laki ini empat kali
takbir fardhu kifayah karena Allah Ta’ala”.
Niat bagi mayit perempuan:
33
ر ة ف ر ض كفا يت للو ت عا ل ا صلى على ىذه الميتة ار بع تكبي
usholli „alaa haadzihil mayyitati arba‟a takbiraatin fardhol
kifaayati ma‟muuman lillaahi ta‟aala.”
Artinya: “Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat
kali takbir fardhu kifayah karena Allah ta’ala”.
3) Takbir pertama lalu membaca surat Al-Fatihah
( ٣(الرحن الرحيم )٢( المد للو رب العالمي )١بسم اللو الرحن الرحيم ) ين ) ( ٦( اىدنا الصراط المستقيم )٥ياك نستعي )(إياك ن عبد وإ ٤مالك ي وم الد
(٧صراط الذين أن عمت عليهم غي المغضوب عليهم ولا الضالي )
4) Takbir kedua lalu membaca sholawat nabi Muhammad SAW
د و على آل سيدنا ممد كما صليت على سيدنا اللهم صل على سيدنا ممإب راىيم وعلى آل سيدنا إب راىيم و بارك على سيدنا ممد وعلى آل سيدنا ممد
يد كما باركت على سيدنا إب راىيم وعلى آل سيدنا إب را ىيم ف العالمي إنك ح ميد
Allahuma sholli „ala sayyidina Muhammad, wa „ala aali sayyidina
Muhammad, kama shollaita „ala sayyidina Ibrohim, wa „ala aali
sayyidina Ibroohim, wa barik „ala sayyidina Muhammad, wa „ala
aali sayyidina Muhammad, kama barokta „ala sayyidina Ibohim,
wa „ala aali sayyidina Ibrohim, fil „aalamiina innaka hamiidum
majiid.
34
5) Takbir ketiga lalu membaca doa minta ampun bagi si mayit
Doa untuk mayit laki-laki:
هم اغفر لو وارحو وعافو واعف ع نو الل
Allahummagfir lahu warhamhu wa „afihi wa „fu‟anhu.
Doa untuk mayit perempuan:
ها هم اغفر لا وارحها وعافها واعف عن الل
Allahummagfir laha warhamhu wa „afiha wa „fu‟anha.
6) Takbir keempat lalu membaca doa untuk keselamatan
Doa untuk mayit laki-laki:
اللهم لاترمنا أجره ولات فتنا بعده
Doa untuk mayit perempuan:
اللهم لاترمنا أجره ولات فتنا بعده
7) Salam
.(Rasjid, 2014:172-173) السلام عليكم ورحة الله وب ركاتو
35
4. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau
pengantar. Association of Education and Communication Techn ology
(AECT) mendefinisikan media yaitu segalah bentuk yang diprgunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education
Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dlam kegiatan belajar
megajar, dapat mempengaruhi efektifitas dalam instruktional (Usman &
Asnawir, 2002: 11).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga
dapat mendiring terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan media pembelajaran berbasis audio-visual adalah
media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
pengelihatan. Secara umum media audio visual menurut teori kerucut
pengalaman Edgar Dale memiliki efektifitas yang tinggi daropada
36
media audio atau visual. Media audio visual yang digunakan adalah
media video (Sukiman, 2012: 184).
b. Kelebihan Media Audio Visul
1) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahamu oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik.
2) Mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajarn.
3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga aktifitas mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar (Sukiman, 2012: 188-189).
c. Kekurangan Media Audio Visual
1) Media audio yang lebih banyak menggunakan suara dan bahasa
verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang
mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.
2) Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan
verbalisme bagi pendegar.
37
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna. (Sukiman, 2012: 189-190)
d. Langkah-Langkah Penggunaan Audio Visual (Video)
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan
video sebagai media pengajaran. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1) Langkah persiapan guru, pertama-tama guru mempersiapkan laptop
dan LCD proyektor terlebih dahulu, kemudian baru memilih video
yang akan ditayangkan sesuai dengan pelajaran yang sedang
berlangsung.
2) Mempersiapkan kelas, siswa disiapkan untuk menyimak video yang
akan ditayangkan agar mereka dapat menangkap pelajaran dengan
mudah melalui tayangan video.
3) Langkah penyajian, setelah siswa disiapkan barulah video diputar.
Selama video tersebut berlangsung, guru juga dapat mengimbangi
dengan menjelaskan maksud video tersebut.
Aktivitas lanjutan, kegiatan ini dapat berupa tanya jawab, guna
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan lewat video yang ditayangkan (Usman & Asnawir, 2002: 96-
97).
38
5. Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Pengartian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan siswa. Kriteria paling rendah
untuk menyatakan siswa mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Tolok Ukur Sekolah (KKM) adalah kriteria penguasaan
pembelajaran yang ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan
kompetensi kelulusan standar (Malawi dkk, 2018: 230).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah siswa yang melampaui batas ketuntasan
minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus
dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta
merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal
sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa jika
diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering
dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah siswa yang
melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan
pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian,
39
yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau
layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan
minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum
MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM
(Ghofur dan Mardapi, 2004: 56).
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus).
Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target
ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan
pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah
target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
siswa, dan orang tua siswa. Oleh karena itu pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh siswa dan atau orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan
40
Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar siswa
(Ghofur dan Mardapi, 2004: 58).
b. Langkah-Lamgkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran.Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung, dan intake siswa dengan skema hasil penetapan KKM
indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.
2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.
3) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu siswa, orang tua, dan dinas pendidikan
4) KKM dicantumkan dalam lembar hasil belajar (LHB) pada saat hasil
penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali siswa (Ghofur dan
Mardapi, 2004: 64).
c. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria
ketuntasan minimal adalah:
41
1) Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah. Sarana dan prasarana
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai siswa seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran. Ketersediaan tenaga, manajemen
sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di sekolah yang
bersangkutan Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada
hasil seleksi pada saat penerimaan siswa baru. Nilai Ujian
Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes;
sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan
kemampuan siswa di kelas sebelumnya. Untuk memudahkan analisis
setiap indikator, perlu dibuat skala penilaia yang disepakati oleh
guru mata pelajaran (Ghofur dan Mardapi, 2004: 71).
42
Tabel 2.1
Kriteria dan Skala Penilaian untuk Menentukan KKM
Aspek Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi
< 65
Sedang
65-79
Rendah
80-100
Infrastruktur Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
< 65
Asupan Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
< 65
KKM untuk setiap KD=
KKM untuk subjek =
B. Kajian Materi Penelitian
Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila ada interaksi antara
guru dan siswa, dapat menarik minat para siswa secara menyeluruh, dalam
pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting untuk membuat
para siswa belajar dan mau belajar. Untuk menarik minat siswa agar terlibat
aktif dalam pelajaran yaitu dengan cara siswa tertarik dengan materi pelajaran
yang akan dipelajari terlebih dahulu.
43
Seorang siswa diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran dengan
sebaik-baiknya. Penyampaian materi dengan menggunakan metode yang
tepat dapat membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi shalat jenazah dengan menggunakan metode
audio visual (Tutorial) yaitu bertujuan untuk membangkitkan minat belajar
siswa, aktif dalam pembelajaran, dan adanya timbal balik antara guru dan
siswa. Dengan proses belajar mengajar yang menyenangkan maka hasil
belajar siswa akan meningkat.
C. Kajian Pustaka
Penelitian ini berbeda dari penelitian yang telah ada, meskipun ada
beberapa yang memiliki kemiripan. Beberapa penilitian yang penulis temukan
antara lain:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Khalimi pada
tahun 2010, dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV Materi Kisah Nabi Ibrahi A.S
dengan Media Audio Visual”. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan
Muhammad Khalimi (2010) dengan penelitian ini adalah dalam hal
menggunakan media yang sama yaitu media audio visual. Perbedaanya
penelitian Muhammad Khalimi (2010) dengan penelitian ini adalah dalam
penelitian ini membahas materi shalat jenazah pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sedangkan Muhammad Khalimi membahas materi
kisah nabi Ibrahim A.S.
44
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Mukhrisah pada tahun
2011, dengan judul “Efektvitas Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas IV
Melalui Media Audio Visual pada MI Rohmatullah Cokro Grabag Magelang
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan
Nurul Mukhrisah (2011) dengan penelitian ini adalah dalam hal
menggunakan media yang sama yaitu media audio visual. Perbedaanya
penelitian Nurul Mukhrisah (2011) dengan penelitian ini adalah dalam
penelitian ini membahas materi shalat jenazah pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sedangkan Linna Fauziyah membahas efektvitas
pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Eryen Bayu Aditya pada tahun
2015, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar SKI Materi Kisah Nabi
Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas III MI Asas Islam Kalibening
Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014”. Persamaan dengan penelitian yang
dilakukan Eryen Bayu Aditya (2015) dengan penelitian ini adalah dalam hal
menggunakan media yang sama yaitu media audio visual. Perbedaanya
penelitian Eryen Bayu Aditya (2015) dengan penelitian ini adalah dalam
penelitian ini membahas materi shalat jenazah pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sedangkan Eryen Bayu Aditya membahas materi
kisah nabi pada mata pelajara SKI.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Afifah pada tahun
2015, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio
45
Visual dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
di MTs Assalafi Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Ajaran
2014/2015. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan Khusnul Afifah
(2015) dengan penelitian ini adalah dalam hal menggunakan media yang
sama yaitu media audio visual. Perbedaanya penelitian Khusnul Afifah
(2015) dengan penelitian ini adalah dalam penelitian ini membahas materi
shalat jenazah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sedangkan Udin
Syarifudin membahas Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio
Visual dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih.
46
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini peneliti memfokuskan untuk mencari
informasi mengenai cara mengajar guru, nilai siswa, sarana dan prasarana
pendukung pembelajaran serta kondisi siswa. Peneliti mencari informasi
tersebut dengan cara mewawancarai wakil kepala sekolah yang bernama
bapak Ichwan dan guru mata pelajaran PAI yang bernama bapak Ikrom .
wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 10 Juli 2019 bertempat di SMA
Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Tahap perencanaan, meliputi:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
b. Menyiapkan materi pembelajaran yang diperlukan.
c. Membuat pertanyaan sebagai bahan diskusi.
d. Menyusun lembar observasi guru
e. Menyusun lembar observasi siswa
47
f. Menyusun soal evaluasi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan, meliputi
a. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, memeriksa
kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkam
media.
b. Kegiatan Inti
1) Guru mengkondisikan suasana belajar dengan pernyataan siap dalam
pembelajaran.
2) Guru membagi beberapa kelompok dalam satu kelas tersebut.
3) Guru membagikan soal diskusi kepada setiap kelompok.
4) Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru artinya
seluruh anggota kelompok mengetahui jawaban setiap pertanyaan
dari tim.
5) Guru memanggil salah satu nama siswa atau perwakilan kelompok
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan apresiasi dan penguatan materi
2) Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan
48
3) Soal mengerjakan soal evaluasi.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung, yaitu:
3) Memperhatikan sikap dan perilaku siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
4) Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi siswa dan
guru yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.
4. Refleksi
3) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
4) Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Pada hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa pada
siklus I, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Setelah mengetahui kekurangan serta kelebihan pada siklus I, maka
peneliti mencoba memperbaiki beberapa hal dalam penyampaian
pembelajaran dengan metode audio visual untuk dilaksanakan pada siklus
II, agar pelaksanaannya lebih efektif. Pada siklus II perencanaan tindakan
49
dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar dan sikap siswa.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Tahap perencanaan, meliputi:
7) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
8) Menyiapkan materi pembelajaran yang diperlukan.
9) Membuat pertanyaan sebagai bahan diskusi.
10) Menyusun lembar observasi guru
11) Menyusun lembar observasi siswa
12) Menyusun soal evaluasi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan, meliputi
a. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, memeriksa
kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkam
media.
b. Kegiatan Inti
f) Guru mengkondisikan suasana belajar dengan pernyataan siap dalam
pembelajaran.
50
g) Guru membagi beberapa kelompok dalam satu kelas tersebut.
h) Guru membagikan soal diskusi kepada setiap kelompok.
i) Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru artinya
seluruh anggota kelompok mengetahui jawaban setiap pertanyaan
dari tim.
j) Guru memanggil salah satu nama siswa atau perwakilan kelompok
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
c. Kegiatan Akhir
d) Guru memberikan apresiasi dan penguatan materi
e) Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan
f) Soal mengerjakan soal evaluasi.
d. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung, yaitu:
a. Memperhatikan sikap dan perilaku siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
51
b. Peneliti mengamati dengan menggunakan lembar observasi siswa dan
guru yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang berlangsung.
e. Refleksi
3) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus
4) Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Pada hasil refleksi ini
peneliti menemukan adanya peningkatan pembelajaran PAI materi
shalat jenazah di SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2019/2020, telah memenuhi standar
ketuntasan klasikal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemajuan hasil
belajar siswa.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti mengetahui
kondisi siswa melalui wawancara dengan wakil kepala sekolah yang bernama
bapak Ichwan dan guru mata pelajaran PAI yang bernama bapak Ikhrom.
Peneliti melaksanakan prasurvei pada tanggal 10 Juli 2019. Berdasarkan hasil
wawancara nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas XI pada
materi shalat jenazah menunjukkan hasil belajar yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu
70. Kondisi inilah yang dijadikan acuan peneliti dalam pelaksanaan
penelitian.
Berdasarkan hasil prasurvei diketahui hasil belajar dan kemampuan
siswa dalam menguasai materi yang diperoleh sebelum penerapan metode
audio visual (tutorial) materi shalat jenazah pada siswa kelas XI SMA Tunas
Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2019/2020, oleh karena itu diperoleh data-data sebagai berikut:
53
Tabel 4.1
Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Materi Shalat Jenazah
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AKF 80 Tuntas
2 AJ 75 Tuntas
3 ADA 68 Belum Tuntas
4 AM 78 Tuntas
5 AWS 55 Belum Tuntas
6 AL 65 Belum Tuntas
7 APS 45 Belum Tuntas
8 BFF 58 Belum Tuntas
9 CWP 56 Belum Tuntas
10 ENK 45 Belum Tuntas
11 EMD 60 Belum Tuntas
12 EY 78 Tuntas
13 EES 50 Belum Tuntas
14 FRAS 57 Belum Tuntas
15 HDI 70 Tuntas
16 HOW 78 Tuntas
17 IFK 50 Belum Tuntas
18 KW 55 Belum Tuntas
54
Keterangan:
a. Nilai rata-rata dari pra siklus adalah:
19 MAS 45 Belum Tuntas
20 NAY 80 Tuntas
21 NK 35 Belum Tuntas
22 NNA 45 Belum Tuntas
23 PL 75 Tuntas
24 PS 70 Tuntas
25 RND 50 Belum Tuntas
26 SP 72 Tuntas
27 TT 45 Belum Tuntas
28 TYDPS 40 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1680
Siswa yang Tuntas 10 (35.71%)
Siswa yang Belum Tuntas 18 (64.29%)
Rata-rata 60
55
Dengan data:
Jumlah frekuensi ( ) = 28
Jumlah nilai ( ) = 1680
x = 60
b. Presentase Ketuntasan Belajar
1) Nilai siswa yang tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 10
( ) jumlah seluruh siswa = 28
P = 35,71%
56
2) Nilai siswa yang belum tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 10
( ) jumlah seluruh siswa = 28
P = 64,29%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang tuntas dan
mencapai KKM 70 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
shalat jenazah sebanyak 10 siswa dengan presentase 35,71% yang belum
tuntas sebanyak 18 siswa dengan presentase 64,29% dan rata-rata nilai
kelas 60 dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 28 siswa di kelas XI di SMA
Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Jadi presentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%
dari seluruh siswa dalam satu kelas. Berdasarkan data tersebutlah menjadi
dasar peneliti dalam menerapkan pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi shalat jenazah menggunakan metode audio visual (tutorial) pada
kelas XI di SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Dari tabel diatas dapat dilihat dengan grafik dibawah ini:
57
Gambar 4.1
Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pelaksanaan kegiatan mengajar pada siklus I ini dilaksanakan pada
tanggal 07 Agustus 2019 pukul 07.00-08.30 wib di kelas XI dengan jumlah
siswa 28 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan oleh peneliti. Pengumpulan data
hasil belajar menggunakan evaluasi post test sebagai nilai patokan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan lembar observasi siswa dab guru.
Hasil evaluasi yang diperoleh dari siklus I yaitu sebagai berikut:
58
a. Hasil belajar siswa
Tabel 4.2
Hasil Nilai Siklus I Materi Shalat Jenazah
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AKF 70 Tuntas
2 AJ 60 Belum Tuntas
3 ADA 70 Tuntas
4 AM 70 Tuntas
5 AWS 19 Belum Tuntas
6 AL 60 Belum Tuntas
7 APS 27 Belum Tuntas
8 BFF 50 Belum Tuntas
9 CWP 50 Belum Tuntas
10 ENK 40 Belum Tuntas
11 EMD 60 Belum Tuntas
12 EY 65 Belum Tuntas
13 EES 47 Belum Tuntas
14 FRAS 55 Belum Tuntas
15 HDI 70 Tuntas
16 HOW 70 Tuntas
17 IFK 45 Belum Tuntas
18 KW 60 Belum Tuntas
59
19 MAS 50 Belum Tuntas
20 NAY 75 Tuntas
21 NK 37 Belum Tuntas
22 NNA 19 Belum Tuntas
23 PL 60 Belum Tuntas
24 PS 70 Tuntas
25 RND 40 Belum Tuntas
26 SP 60 Belum Tuntas
27 TT 45 Belum Tuntas
28 TYDPS 40 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1484
Siswa yang Tuntas 7 (25%)
Siswa yang Belum Tuntas 21 (75%)
Rata-rata 53
1) Keterangan:
Nilai rata-rata dari pra siklus adalah:
Dengan data:
Jumlah frekuensi ( ) = 28
60
Jumlah nilai ( ) = 1484
x = 53
2) Presentase Ketuntasan Belajar
a) Nilai siswa yang tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 7
( ) jumlah seluruh siswa = 28
P = 25%
b) Nilai siswa yang belum tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 21
61
( ) jumlah seluruh siswa = 28
P = 75%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang tuntas dan
mencapai KKM 70 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
shalat jenazah sebanyak 7 siswa dengan presentase 25% yang belum tuntas
sebanyak 21 siswa dengan presentase 75% dan rata-rata nilai kelas 53 dari
keseluruhan jumlah siswa yaitu 28 siswa di kelas XI di SMA Tunas Patria
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Berdasarkan uraian tersebut presentase pada post test I belum
mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam satu
kelas, maka peneliti melaksanakan tahap siklus II. Dari tabel diatas dapat
dilihat dengan grafik dibawah ini:
Gambar 4.2
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
62
b. Hasil Observasi Siswa
Tabel 4.3
Hasil Observasi Siswa Sikluas I
No Aspek yang Diamati Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
1 Keaktifan Siswa 7,14% 42,86% 50,00%
2 Perhatian Siswa 10,71% 60,72% 28,57%
3 Penguasaan Materi 3,57% 75,00% 21,43%
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi lembar kerja siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I
dapat diketahui aspek keaktifan siswa 7,14% baik, 42,86% cukup baik, dan
50% kurang baik. Hal ini menunjukkan keaktifan siswa masih kurang dalam
pembelajaran.
Dalam aspek perhatian siswa 10,71% baik, 60,72% cukup baik, dan
28,57% kurang baik. Hal ini membuktikan bahwa perhatian siswa ketika guru
menjelaskan sudah cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang
tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi.
Dalam aspek penguasaan materi 3,57% baik, 75,00% cukup baik, dan
21,43% kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan materi sudah
cukup baik. Tetapi masih ada beberapa siswa yang belum dapat menguasai
63
materi. Berdasarkan uraian data lembar pengamatan siswa dapat disimpulkan
dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Selain pengamatan yang dilakukan pada siswa, peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap guru, guna untu mengetahui kemampuan
guru dalam mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat
jenazah. Berikut adalah tabel observai terhadap guru sebagai berikut:
64
Tabel 4.4
Hasil Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang Diperhatikan
Hasil
SB B C K
1 Kepribadian:
a. Kesopanan
√
b. Kedisiplinan
√
c. Kerapian pakaian
√
2 Persiapan Tertulis:
a. Perumusan materi
√
b. Perumusan KBM
√
c. Perumusan alat/ sumber belajar
√
d. Perumusan Evaluasi
√
3 Keterampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran √
b. Penguasaan materi
√
c. Keterampilan menjelaskan
√
d. Menggunakan bahasa yang lancar
√
e. Ketetapan menggunakan media
√
f. Penguasaan kelas
√
g. Kemampuan memotivasi siswa
√
h. Menutup pelajaran
√
65
Jumlah 4 30 8 0
Total 42
Kategori Baik
Keterangan:
SB = 4 (sangat baik) 46-60 (sangat baik)
B = 3 (baik) 31-45 (baik)
C = 2 (sedang) 16-30 (sedang)
K = 1 (kurang) 1-15 (rendah)
3. Deskripsi Hasil Siklus II
Setelah dilakukan pengamatan pada siklus I yang belum mencapai
indikator keberhasilan yaitu 85% maka peneliti melakukan tindakan siklus II
yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2019 pukul 07.00-08.30 wib di
kelas XI dengan jumlah siswa 28 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan oleh peneliti.
Pengumpulan data hasil belajar menggunakan evaluasi post test sebagai nilai
patokan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 dan lembar observasi
siswa dab guru. Hasil evaluasi yang diperoleh dari siklus I yaitu sebagai
berikut:
66
a. Hasil belajar siswa
Tabel 4.5
Hasil Nilai Siklus II Materi Shalat Jenazah
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AKF 95 Tuntas
2 AJ 70 Tuntas
3 ADA 65 Belum Tuntas
4 AM 78 Tuntas
5 AWS 72 Tuntas
6 AL 65 Belum Tuntas
7 APS 75 Tuntas
8 BFF 80 Tuntas
9 CWP 75 Tuntas
10 ENK 75 Tuntas
11 EMD 72 Tuntas
12 EY 78 Tuntas
13 EES 80 Tuntas
14 FRAS 70 Tuntas
15 HDI 75 Tuntas
16 HOW 75 Tuntas
17 IFK 70 Tuntas
18 KW 35 Belum Tuntas
67
1) Keterangan:
Nilai rata-rata dari pra siklus adalah:
Dengan data:
Jumlah frekuensi ( ) = 28
Jumlah nilai ( ) = 2049
19 MAS 40 Belum Tuntas
20 NAY 82 Tuntas
21 NK 75 Tuntas
22 NNA 70 Tuntas
23 PL 85 Tuntas
24 PS 80 Tuntas
25 RND 75 Tuntas
26 SP 75 Tuntas
27 TT 80 Tuntas
28 TYDPS 82 Tuntas
Jumlah Nilai 2049
Siswa yang Tuntas 24 (85,71%)
Siswa yang Belum Tuntas 4 (14,29%)
Rata-rata 73,17
68
x = 73,17
3) Presentase Ketuntasan Belajar
c) Nilai siswa yang tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 24
( ) jumlah seluruh siswa = 28
P = 85,71%
d) Nilai siswa yang belum tuntas
Dengan data:
( ) jumlah siswa diatas KKM = 4
( ) jumlah seluruh siswa = 28
69
P = 14,29%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang tuntas dan
mencapai KKM 70 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
shalat jenazah sebanyak 24 siswa dengan presentase 85,17% yang belum
tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 14,29% dan rata-rata nilai kelas
73,17 dari keseluruhan jumlah siswa yaitu 28 siswa di kelas XI di SMA
Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Berdasarkan uraian tersebut presentase pada post test II sudah
mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam satu
kelas. Dari tabel diatas dapat dilihat dengan grafik dibawah ini:
Gambar 4.4
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
70
Perolehan data tersebut menunjukkan bahwa siklus II mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi shalat jenazah dengan menggunakan metode
audio visul (tutorial) mengalami peningkatan dimana sudah banyak siswa
yang mendapatkan nilai tuntas, siswa yang sudah mulai aktif dalam proses
pembelajaran.
Perolehan rata-rata pada siklus I yaitu 53 dan perolehan rata-rata pada
siklua II yaitu 73,17. Maka dari itu perolehan rata-rata dari siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan sebanyak 20,17.
Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa dengan
presentase 25%. Pada sisklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa
dengan presentase 85,17%. Atas hasil ini maka 85,17% lebih besar dari 85%,
maka PTK dinyatakan berhasil.
b. Hasil Observasi Siswa
Tabel 4.6
Hasil Observasi Siswa Sikluas II
No Aspek yang Diamati Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
1 Keaktifan Siswa 25,00% 50,00% 25,00%
2 Perhatian Siswa 28,57% 57,14% 14,29%
3 Penguasaan Materi 35,72% 53,57% 10,71%
71
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi lembar kerja siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus II
dapat diketahui aspek keaktifan siswa 25% baik, 50% cukup baik, dan 25%
kurang baik. Hal ini menunjukkan keaktifan siswa sudah mengalami
peningkatan dalam pembelajaran.
Dalam aspek perhatian siswa 28,57% baik, 57,14% cukup baik, dan
14,28% kurang baik. Hal ini membuktikan bahwa perhatian siswa ketika guru
menjelaskan sudah cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang
tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi.
Dalam aspek penguasaan materi 35,72% baik, 53,57% cukup baik,
dan 10,71% kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan materi
sudah cukup baik, bahkan nilai mereka naik dengan pesat. Berdasarkan uraian
data lembar pengamatan siswa dapat disimpulkan dengan grafik sebagai
berikut:
72
Gambar 4.5
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Selain pengamatan yang dilakukan pada siswa, peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap guru, guna untu mengetahui kemampuan
guru dalam mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat
jenazah. Berikut adalah tabel observai terhadap guru sebagai berikut:
73
Tabel 4.7
Hasil Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang Diperhatikan
Hasil
SB B C K
1 Kepribadian:
a. Kesopanan √
b. Kedisiplinan √
c. Kerapian pakaian √
2 Persiapan Tertulis:
a. Perumusan materi
√
b. Perumusan KBM √
c. Perumusan alat/ sumber belajar √
d. Perumusan Evaluasi
√
3 Keterampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran √
b. Penguasaan materi √
c. Keterampilan menjelaskan
√
d. Menggunakan bahasa yang lancar √
e. Ketetapan menggunakan media √
f. Penguasaan kelas √
g. Kemampuan memotivasi siswa
√
h. Menutup pelajaran
√
74
Jumlah 40 15 0 0
Total 55
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
SB = 4 (sangat baik) 46-60 (sangat baik)
B = 3 (baik) 31-45 (baik)
C = 2 (sedang) 16-30 (sedang)
K = 1 (kurang) 1-15 (rendah)
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan
menggunakan metode audio visual tutorial pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam materi shalat jenazah ada peningkatan yang relatif baik dari
siklus I ke siklus II, meskipun awalnya dari pra siklus ke siklus I justru
mengalami penurunan. Dapat diketahui dari rata-rata atar siklus sebagai
berikut:
75
Tabel 4.8
Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
No Pelaksanaan Nilai Rata-rata
1 Pra Siklus 60
2 Siklus I 53
3 Siklus II 73,17
Dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.6
Data Nilai Rata-rata Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
Dari diagram batang diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa
dari pra siklus ke siklus I mengalami sedikit penurunan dan dari siklus I ke
siklus II mengalami kenaikan yang signifikan. Selanjutnya dapat diketahui
dari data ketuntasan KKM siswa, yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
76
Tabel 4.9
Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
No Pelaksanaan Kategori Jumlah Siswa Presentase
1 Pra Siklus
Tuntas 10 35,71%
Belum Tuntas 18 64,29%
2 Siklus I
Tuntas 7 25,00%
Belum Tuntas 21 75,00%
3 Siklus II
Tuntas 24 85,71%
Belum Tuntas 4 14,29%
Dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.7
Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus Materi Shalat Jenazah
77
Dari diagram batang diatas dapat dilihat bahwa dari pra siklus ke
siklus I mengalami sedikit penurunan jumlah siswa yang tuntas dan dari
siklus I ke siklus II mengalami kenaikan yang signifikan dan terjadi
peningkatan siswa yang tuntas.
Perolehan rata-rata pada siklus I yaitu 53 dan perolehan rata-rata pada
siklua II yaitu 73,17. Maka dari itu perolehan rata-rata dari siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan sebanyak 20,17.
Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa dengan
presentase 25%. Pada sisklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa
dengan presentase 85,17%. Atas hasil ini maka 85,17% lebih besar dari 85%,
maka PTK dinyatakan berhasil.
Penelitian ini masih menyisakan empat siswa yang belum tuntas
dalam mencapai KKM. Siswa itu antara lain Anggie Jelita, April Lidyawati,
Krismonia Warpur, dan Muhammad Ali Sodikin. Diketahui penyebab mereka
tidak dapat mencapai KKM antara lain:
1. Anggie Jelita penyebab nilai tidak mencapai KKM adalah semangat
belajar yang kurang karena kurang perhatian dari orangtua. Orang tua
kurang memperhatikan karena mereka sibuk bekerja dari pagi sampai
malam.
78
Solusi: diberi semangat dari guru serta teman-teman, guru
menjelaskan bahwa orang tua bersikap seperti itu juga untuk biaya hidup
Anggie.
2. April Lidyawati penyebab nilai tidak mencapai KKM adalah dia kurang
memperhatikan guru dan cenderung pendiam. Jika mengalami kesulitan
dia sungkan untuk bertanya.
Solusi: diberi pendekatan oleh guru jika mengalami kesulitan harus
bertanya.
3. Krismonia Warpur penyebab nilai tidak mencapai KKM adalah sering
melakukan kegiatan lain yang tidak bersangkutan dengan pelajaran.
Sehingga konsentrasinya kurang.
Solusi: diberi peringatan agar tidak melakukan hal-hal lain yang
tidak bersangkutan dengan pelajaran.
4. Muhammad Ali Sodikin penyebab nilai tidak mencapai KKM adalah
jarang berangkat sekolah, sering membolos, sehingga dia banyak
ketinggalan pelajaran. Sehingga nilainya banyak yang tidak mencapai
KKM.
Solusi: diberi penjelasan bahwa sekolah itu penting untuk masa
depan, orang tua pun dipanggil kesekolah dan diberi pengarahan tentang
kelakuan putranya.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus yaitu
siklus I samapi siklus II serta semua pembahasan dari hasil penelitian yang
sudah dipaparkan dan dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat jenazah dengan
menggunakan metode audio visual (tutorial) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI di SMA Tunas Patria Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
Hasil belajar yang diperoleh berdasarkan tes yang telah dilakukan
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah
tersebut yaitu 70. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar
siswa sebagai berikut: Perolehan rata-rata pada pra siklus yaitu 60. Perolehan
rata-rata pada siklus I yaitu 53 dan perolehan rata-rata pada siklua II yaitu
73,17. Maka dari itu perolehan rata-rata dari pra siklus ke siklus I mengalami
penurunan sebanyak 7 sedangkan siklus I ke siklus II mengalami kenaikan
sebanyak 20,17.
Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas 10 siswa dengan presentase
35,71%. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa dengan
presentase 25%. Pada sisklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa
80
dengan presentase 85,17%. Atas hasil ini maka 85,17% lebih besar dari 85%,
maka PTK dinyatakan berhasil.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan memberikan kesimpulan hasil
penelitian, maka penulis memberikan saran yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah seharusnya memberikan motivasi atau dorongan kepada
tenaga pendidik bahwa saat proses pembelajaran harus menggunakan
metode dan media pembelajaran yang efektif sesuai dengan materi yang
diajarkan.
b. Pihak sekolah seharusnya memberikan masukan kepada pendidik agar
mempunyai ide-ide kreatif dan inovatif untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
2. Bagi Guru
a. Guru harus mengetahui metode-metode pembelajaran yang variatif,
sehingga saat pembelajaran guru tidak hanya menggunakan metode
yang monoton.
b. Saat pembelajaran, guru dapat mencoba menerapkan metode lain yang
menyenangkan, aktif dan menimbulkan minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
81
c. Guru dapat menggunakan metode audio visual (tutorial) pada materi
lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Sebelum mengajar persiapan RPP sangat penting sehingga
memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran.
e. Sebagai pendidik (guru) memberikan motivasi dan reward kepada
siswa akan menambah semangat belajar pada diri siswa.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya memperhatikan guru saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung dan tidak melakukan kegiatan lain seperti berbicara dengan
teman sebangku, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, atau lain
sebagainya.
b. Senantiasa meningkatkan semangat belajar dalam diri sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
4. Bagi Orang Tua
a. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak untuk belajar ketika
dirumah.
b. Orang tua senantiasa memberikan semangat kepada anak-anaknya agar
memperoleh semangat yang lebih ketika belajar dan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, M. Amin. 2014. Panduan Menyusun Proposal Skripsi, Tesis &
Disertasi. Yogyakarta: Smart Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada Harjant.
Bahruddin. 2017. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: AR-
Ruzz Media.
H.E Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Indeks.
Lutfiah, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam, Cet 1. Surakarta: Yuma Pustaka.
Malawi, Ibadullah, Kardawati, Ani, dan Dayu, Dian Permata K. 2018.
Pembaharuan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE
MEDIA GRAFIKA.
Mardapi dan Ghofur. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;
Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Masdub. 2015. Sosiologi Pendidikan Agama Islam (Suatu Pendekatan Sosio
Religius). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Rasjid, H. Sulaiman. 2014. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ratnawulan, Elis & Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Rohmad. 2017. Pengembangan Instrumen Evaluasi dan Penelitian. Yogyakarta:
Kalimedia.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sani, Ridwan Abdullah & Sudiran. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang:
Tsmart.
Sudjana, Nana. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru.
Sukardi. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi
dan Pengembangannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka
Insan Madani.
Supiana, M & Karman. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Thobroni, M. 2017. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Tim MGMP Fiqih. 2014. FIQIH. Kabupaten Semarang: Tim Naskah KKM 2
Tsanawiyah.
Usman, M. Basyiruddin & Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:
Ciputat Pers.
LAMPIRAN