UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

68
L A P OR A N PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA DEMOKRASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS IV SDN PANGKAN DISUSUN OLEH : SUNARDI, A.Ma.Pd NIP 19671110 198712 1 002 GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU Jl. Pangkan Kecamatan Paku Kode Pos 73611 KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH 2013

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

L A P OR A N

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATERI BUDAYA DEMOKRASI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

SISWA KELAS IV SDN PANGKAN

DISUSUN OLEH :

SUNARDI, A.Ma.Pd

NIP 19671110 198712 1 002

GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU

Jl. Pangkan Kecamatan Paku Kode Pos 73611

KABUPATEN BARITO TIMUR

KALIMANTAN TENGAH

2013

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

Judul

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATERI BUDAYA DEMOKRASI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

SISWA KELAS KELAS IV SDN PANGKAN

Disusun oleh :

SUNARDI, A.Ma.Pd

NIP 19671110 198712 1 002

GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU

Disahkan oleh :

Mengetahui:

Kepala SDN Pangkan,

RUJITO, S.Pd.SD

NIP 19641010 198811 1 004

Pangkan, 26 November 2013

Pembimbing,

JUMAKIR, S.Pd.,MM

NIP 19670930 199001 1 002

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BERITA ACARA SEMINAR

Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Agustus Tahun Dua

Ribu Tiga Belas, bertempat di SDN Pangkan, yang dihaditi oleh 16 (Enam Belas)

Peserta, telah diseminarkan sebuah Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya Demokrasi

Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments Siswa Kelas IV SDN

Pangkan”.

Disusun oleh :

SUNARDI, A.Ma.Pd

NIP 19671110 198712 1 002

GURU SDN PANGKAN KECAMATAN PAKU

Pembahas :

1. LIANSI, A.Ma.Pd (......................................)

2. ENIYATI, A.Ma.Pd (......................................)

Moderator,

BAYUK, S.Pd.SD

NIP.19710730 199410 2 001

Notulis,

ESTER RENCANI, S.Pd

NIP.19871507 201101 2 018

Mengetahui:

Kepala SDN Paku Beto

RUJITO, S.Pd.SD

NIP.19641010 198811 1 004

Narasumber,

LETO, S.Pd.SD

NIP. 19690405 199303 1 013

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : JHON CENEDI, S.Pd

NIP : 19820427 201101 1 008

Jabatan : Kepala Perpustakaan SDN Pangkan.

Dengan ini menerangkan bahwa kami menerima sebuah Laporan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya

Demokrasi

Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments

Siswa Kelas IV SDN Pangkan.

Penulis : SUNARDI, A.Ma.Pd

NIP : 19671110 198712 1 002

Jabatan : Guru Kelas

Unit Kerja : SDN Pangkan.

Telah disimpan di Perpustakaan SDN Pangkan. Kecamatan Paku Kabupaten

Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Publikasi Ilmiah dan sebagai

bahan Referensi.

Demikian keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Mengetahui:

Kepala SDN Paku Beto,

RUJITO, S.Pd.SD

NIP. 19641010 198811 1 004

Pangkan, 20 November 2013

Kepala Perpustakaan,

JHON CENEDI, S.Pd

NIP. 19820427 201101 1 008

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan

rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.

Adapun judul laporan penelitiani ini adalah, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Materi Budaya Demokrasi Melalui Model Pembelajaran Teams Games

Tournaments Siswa Kelas IV SDN Pangkan”.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kami sampaikan

kepada:

(1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur,

(2) Rujito, S.Pd.SD selaku Kepala SDN Pangkan

(3) Jumakir, S.Pd.,MM selaku pembimbing.

(4) Yayuk, S,Pd.SD dan Ester Renceni, S.Pd.SD selaku observer

(5) Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya sehingga

laporan penelitian ini menjadi lebih berkualitas.

Akhir kata semoga laporan penelitian ini memberikan makna dan manfaat

khususnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Pangkan, November 2013

Penyusun

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul:“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya

demokrasi Melalui Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments Siswa

Kelas IV SDN Pangkan”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi

Budaya demokrasi Melalui Model Pembelajaran Tipe Teams Games

Tournaments Siswa Kelas IV SDN Pangkan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

(action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari:

Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Model Pembelajaran Tipe

Teams Games Tournaments dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SDN Pangkan.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan

kesulitan yang sama dapat menerapkan Model Pembelajaran Tipe Teams Games

Tournaments untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Siswa Kelas IV. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan

guru lebih memahami Model Pembelajaran Teams Games Tournaments.

Kata kunci: Hasil Belajar, Metode TGT.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................... .....................................i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ............ii

BERITA ACARA SEMINAR.......................................................................................iii

KATA PENGANTAR...................................................................................................iv

ABSTRAK........................................................................... ...........................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.......................................................................................................viii

DAFTAR GRAFIK.......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... .......... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... ...... 4

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... ..... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... .... 5

2.1 Kajian Teori..................................................................................... 5

2.1.1 Hasil Belajar……………….......................................................... 5

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif.............................................................. 7

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments…….. 11

2.1.3 Budaya Demokrasi ………..……………………………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 28

3.1 Setting Penelitian........................................................................... 28

3.2 Subjek Penelitian............................................................................ 28

3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30

3.5 Teknik Analisa Data....................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 32

4.1 Hasil Penelitian............................................................................... 32

4.1.1 Deskripsi kondisi awal........................................................... ...... 32

4.1.2 Deskripsi Hasil siklus I................................................................ 37

4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II.............................................................. 45

4.2 Pembahasan........................................................................ ............ 53

BAB V PENUTUP........................................................................................... 57

5.1 Kesimpulan.................................................................................... 57

5.2 Saran............................................................................................. . 57

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................... 59

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia memerlukan pendidikan untuk menggerakkan dan

mengembangkan potensi serta kemampuan dasar tersebut kepada pola

yang dikendalikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

fundamental dalam pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya

dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau

bangsa Indonesia begitu besar perhatiannya terhadap masalah pendidikan,

bahkan tujuannyapun semakin disempurnakan.Ini sesuai dengan ketentuan

yang dimuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa

Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang

paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk

mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IV SDN

Pangkan, Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil

belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa rendah di bawah standar

ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep

Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah,

b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan

membosankan,

c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan

dan menganggap Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebagai

hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep – konsep

Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diterima menjadi mudah

dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan

diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam

mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang

akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi

pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

membawa dampak positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa

akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.Salah

satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah model pembelajaran kooperatif

tipe TGT karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan

tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung meningkat.

Model Pembelajaran TGT tampak seperti model pembelajaran

word square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-

kotak jawaban, tetapi jawaban sudah dituliskan, namun dengan susunan

yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf)

jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/benar. TGT

merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal

dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang

tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara

penyelesaian dari soal yang ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting

melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa

dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul :“Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya Demokrasi Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siwa Kelas IV SDN Pangkan“.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

1.2 Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan

permsalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pembelajaran kooperatif tipe TGT

dapat meningkatkan hasil belajar Materi Budaya Demokrasi siswa Kelas IV SDN

Pangkan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Budaya Demokrasi menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa Kelas IV SDN Pangkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu

untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa,

memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan

menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan

Kewarganegaraan dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari – hari

sehingga pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih sederhana.

3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2012: 46) pengertian hasil belajar adalah

“kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan

pengalaman belajarnya”. Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga

ranah hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan

bertindak, ada enam aspek, yaitu : gerakan refleks, ketrampilan

gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan

dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicaPendidikan Kewarganegaraan siswa

dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu :

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar

mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang

tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan

lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari

aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),

yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah

afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

diri terutama dalam menilai hasil yang dicaPendidikan

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Kewarganegaraannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan

usaha belajarnya.

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai

dengan ciri-ciri tersebut di atas.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

1. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Davidson dan Worsham, pembelajaraan kooperatif

adalah “model pembelajaraan yang sistematis dengan

mengelompokan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan

pembelajaraan yang efektif dan mengintegrasikan keterampilan

sosial yang bermuatan akademis” sedangkan menurut Johns

pembelajaran kooperatif adalah “kegiatan belajar mengajar secara

kelompok – kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk

sampai kepada pengalaman belajar yang optimal,baik pengalaman

belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun

pengalaman kelompok.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajar

Kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan cara

mengelompokkan siswa untuk bekerja sama untuk mencapai

pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu

maupun pengalaman kelompok.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

2.Ciri – ciri dan Unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif

a. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim, pembelajaran kooperatif dicirikanoleh

struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang

bekerja dalam situasi pembelajaraan kooperatif didorong dan atau

dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugasnya. Dalam penerapan pembelajaraan kooperatif, dua atau

lebih individu saling tergantung satu sma lain untuk mencapai satu

penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut

seandainya mereka berhasil dalam kelompok.

Ciri–ciri pembelajaraan yang mengguanakan model

kooperatif adalah

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

tinggi,sedang, dan rendah

3) Anggota kelompok hendaknya berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin berbeda – beda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang

individu.7

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

Pembelajaran Kooperatif merupakan pembelajaran yang

mengelompokan siswa yang memiliki kemmpuan yang beragam

dan tidak membedakan ras, suku, budaya maupun jenis kelamin.

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

b. Unsur – unsur dasar pembelajaraan kooperatif

Menurut ibrahim, unsur – unsur dasar pembelajaraan

kooperatif adalah sebagai berikut :

1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa

mereka “sehidup sepenanggungan bersama”.

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di

dalamkelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungijawab yang sama

di antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/

penghargaan yang akan dikenakan utnuk semua anggota

kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individu

materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.

Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik

dan optimal hendaknya guru tidak meninggalkan unsur-unsur

pembelajaran kooperatif seperti yang telah diuraikan di atas.

c. Tujuan pembelajaran kooperatif

Model pembelajaraan kooperatif dikembangkan untuk

mencaPendidikan Kewarganegaraan aetidak – tidaknya tiga tujuan

pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman,dan pengembangan keterampilan sosial.

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

1) Hasil belajar Akademik

Model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu

siswa memahami konsep – konsep yang sulit. Model struktur

penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian

siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar. Sedangkan menurut Slavin,

pembelajaran kooperatif dapat merubah norma budaya anak

muda dan membuat budaya lebih dalam tugas – tugas

pembelajaraan.

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif

diharapkan mendapatkan hasil belajar akademik yang

maksimal yaitu mampu memahami konsep-konsep yang sulit

serta dapat mengubah norma budaya anak muda menjadi

budaya lebih untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.

2) Penerimaan terhadap keragaman

Efek samping yang kedua dari model pembelajaran

kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang

berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

maupun ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi

untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas–

tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan

kooperatif, belajar untk menghargai satu sama lain.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif juga dapat

memberikan efek yang positif terhadap nilai keragaman dimana

peserta didik mampu menerima perbedaan baik ras, suku,

budaya, kelas social maupun kemampuan.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang didalamnya

mengkondisikan para siswa bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok

kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.

Posamentter (1999: 12) secara sederhana menyebutkan cooperativelearning

atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok

kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.

Nur (2005: 1) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat

memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling

mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa

belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan

masalah yang kompleks. Pendapat ini sejalan dengan Abdurrahman dan Bintoro

(2000: 78) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih,

dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat

nyata.

Guru dapat menyusun kegiatan kelas, sehingga siswa akan berdiskusi, dan

mengungkapkan ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga siswa benar-

benar memahami konsep dan keterampilan yang dipelajarinya, Guru dapat

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu benar di dalam

kelas untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran produktif dan dapat

mengorganisasikan kelas, sehingga siswa saling berinteiraksi satu dan yang lain,

saling bertanggung jawab, dan belajar untuk menghargai satu sama lain

Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan suatu pekerjaan yang

mudah. Untuk menciptakan suasana belajar tersebut diperlukan pemahaman

filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang

cukup pula.

Pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa

siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap

akfivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

menganut paham konstruktivisme.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menggunakanpembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang

berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelorpok kecil.

Menurut teori konstruktivis, tugas guru (pendidik). adalah memfasilitasi agar

proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri sendiri tiap-tiap siswa

terjadi secara optimal.

Terkait dengan model pembelajaran ini, Ismail (2013: 21) menyebutkan

(enam) langkah dalam pembelajaran Kooperatif, yaitu sesuai tabel berikut ini.

Tabel. 1 Langkah-langkah Pembelajarran Kooperatif

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Fase

ke- Indikator Tingkah Laku Guru

1 Menyampaikan

tujuan dan

memotivasisiswa

Gurumenyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebutdan

memotivasi siswa belajar.

2 Menyampaikan

informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan

bacaan.

3 Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-

kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

4 Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau

hasil belajar individu maupun kelompok.

Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda

Dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran

kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

(1) merumuskan tujuan pembelajaran,

(2) menentukan jumlah kelompok dalam kelompok belajar,

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

(3) menentukan tempat duduk siswa,

(4) merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,

(5) menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif,

(6) menjelaskan tugas akademik,

(7) menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama,

(8) menyusun akuntabilitas individual,

(9) menyusun kerja sama antar kelompok,

(10) menjelaskan kriteria keberhasilan,

(11) menjetaskan perilaku siswa yang diharapkan,

(12) memantau perilaku siswa,

(13) memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas,

(14) melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama,

(15) menutup pelajaran,

(16) Menilai kerja sama antar anggota kelompok.

Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan

sehari-hari, untuk mengaktualisasikan kansep tersebut ke dalam suatu bentuk

perencanaan perbelajaran atau program satuan pelajaran bukanlah suatu pekerjaan

yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk mewujudkan

suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerjasama atau gotong royong.

Tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hampir

seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas. Students Teems Achievement Division

(TGT), Teams-Games-Tournament (TGT), dan Jigsaw

Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin

dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja

dalam kelompok mereka masing–masing.

Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.

Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya.

Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang

diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk

memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan

tersebut kepada guru.

Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah

menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik.

Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen,dimana

setiap meja turnamen terdiri dari 4 sampai 5 orang yang merupakan wakil dari

kelompoknya masing-masing.

Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal

dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen

secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya datam satu meja

turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat

ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.

Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada

lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor

yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan

tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah

tahapan yaitu tahap penyajian ketas (class precentation), belajar dalam kelompok

(teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan perhargaan

kelompok team recognition).

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran

kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Siswa Bekerja dalam Kelompok-kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4

sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang

berbeda.

Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat

memotivasi siswa untuk saling membantu antar Siswa yang berkemampuan lebih

dengan Siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal

ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar

secara kooperatif sangat menyenangkan.

2) Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan

dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 4 sampai 5 orang

peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang

lama.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan

ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan

dimulai dengan membacakan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci

ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca).

Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai

berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca

coaldan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang

menangundian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan

kepada pembaca soal.

Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian

yangdiambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh

pemaindan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan

hasilpekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah

itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan

kepadapemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali

memberikan jawaban benar.

Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan

dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan,

dimana postisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam

satumeja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.

Di sini Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta

harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pembaca soal.

Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan

membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban

pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang

diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan

melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.

Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan

poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.

Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya

pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan

yang diterima oleh kelompoknya.

3) Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah

menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan

dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota

kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan

didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oieh kelompok tersebut.

Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota

kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu yang

Diperoleh

Top Scorer 40

High Middle Scorer 30

Low Middle Scorer 20

Low Scorer 10

Taber.3 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu yang

Diperoleh

Top Scorer 60

Middle Scorer 40

Low Scorer 20

(Sumber : Slavin, 1995:90)

Dengan keterangan sebagai berikut :

Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer (skor tinggi), Low Middle Scorer

(skor rendah), Low Scorer (skor terendah).

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa

tahapan yang perlu ditempuh, yaitu:

a. Mengajar (teach)

Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau

kegtiatan yang harues dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

b. Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan

kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru

menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk

memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi

jika ada anggota kelompok yang salah dalam mer jawab.

c. Permainan (game tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok darti masing-masing kelompok yang

berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua

anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam

kegiatan kelompok.

d. Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh

oleh kelompokdari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas

HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi

kategorti rerata poin sebagai berikut.

Tabel. 4 Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria

(Rerata Kelompok) Predikat

30 sampai 39 Tim Kurang Baik

40 sampai 44 Tim Baik

45 sampai 49 Tim Baik Sekali

50 ke atas Tim Istimewa

(Sumber: Slavin, 1995)

2.1.4 Budaya Demokrasi

A. Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi

1. Pengertian Budaya Demokrasi

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Kehidupan yang demokratis merupakan amanat Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia. Tujuan utama yang hendak dicapai adalah masyarakat adil

dan makmur. Susunan sila-sila Pancasila menyatakan bahwa demokrasi tidak

sekadar alat, melainkan bagian dari tujuan itu sendiri. Artinya, tujuan utama itu

hendak dicapai melalui cara-cara yang demokratis untuk menikmati kehidupan

yang adil dan makmur dalam suasana yang demokratis.

Susilo Bambang Yudhoyono memiliki pandangan mengenai demokrasi.

a. Ukuran normatif. Demokrasi adalah partisipasi rakyat dalam pengambilan

keputusan pada penetapan kebijakan. Ada pemilu yang jurdil, perekrutan

kepemimpinan yang teratur, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan

kebebasan pers.

b. Ukuran demokrasi yang mapan (consolidated democracy). Negara dikatakan

demokratis atau sebuah demokrasi dikatakan telah mapan apabila memiliki

lima arena, yaitu adanya civil society (masyarakat madam), political society

(masyarakat politik), economic society (masyarakat ekonomi), rule of law

(aturan main: undang-undang dan peraturan), dan state apparatus (aparatur

negara) yang berfungsi dengan baik.

Dari segi pelaksanaan, menurut Inu Kencana, demokrasi terbagi atas dua

model berikut.

a. Demokrasi langsung

Demokrasi langsung terjadi bila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu

negara secara langsung. Pada demokrasi langsung, lembaga legislatif hanya

berfungsi sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan. Pemilihan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pejabat eksekutif (presiden, wapres, gubernur, dan walikota) dilakukan oleh

rakyat secara langsung melalui pemilu. Pemilihan anggota parlemen atau

legislatif (DPR dan DPD) juga dilakukan rakyat secara langsung.

b. Demokrasi tidak langsung (demokrasi perwakilan)

Demokrasi tidak langsung terjadi apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya

tidak melalui pihak eksekutif, melainkan melalui lembaga perwakilan. Pada

demokrasi tidak langsung, lembaga perwakilan/parlemen dituntut peka

terhadap berbagai hal yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam

hubungannya dengan pemerintah atau negara.

Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa

Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan kratos atau kratein

yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Demokrasi adalah suatu sistem

pemerintahan negara yang kedaulatannya berada di tangan rakyat.

2. Prinsip-Prinsip Budaya Demokrasi

Demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Negara yang menganut demokrasi dicirikan oleh adanya

pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat.

Mewujudkan demokrasi bukanlah hal mudah. Demokrasi tidak dirancang

demi efisiensi, melainkan demi pertanggungjawaban. Sebuah pemerintahan

demokratis mungkin tidak bisa bertindak secepat pemerintahan diktator. Namun,

ketika tindakan diambil, dukungan publik bisa dipastikan muncul.

Setiap bangsa harus menata pemerintahan yang berpijak pada sejarah dan

kebudayaan sendiri. Namun demikian, terdapat prinsip-prinsip dasar yang harus

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

ada dalam setiap bentuk demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi ini disebut sebagai

nilai yang universal. Sebagai contoh, tata cara pembuatan undang-undang sangat

bervariasi antara satu negara dan negara lainnya. Namun, proses pembuatan

tersebut harus mematuhi prinsip dasar keterlibatan rakyat, sehingga mereka

merasa memiliki undang-undang tersebut.

B. Masyarakat Madani

1. Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)

Ukuran demokrasi yang mapan menuntut adanya civil society (masyarakat

madani). Apakah masyarakat madani itu?

Istilah madani secara umum dapat diartikan sebagai “adab atau beradab”.

Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang beradab

dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Untuk dapat

mencapai tata masyarakat seperti ini, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain

adanya keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan

bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses pemerintahan, serta

keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam mernilih pemimpinnya. Ketiga

hal tersebut merupakan sebuah jembatan yang akan menghubungkan suatu negara

dengan kehidupan masyarakat yang demokratis.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Madani

Masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Free public sphere (ruang publik yang bebas) Ruang publik diartikan sebagai

wilayah di mana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh

terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara berhak melakukan kegiatan

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta

memublikasikan informasi kepada publik. Dengan demikian, tidak mungkin

terjadi pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan

aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh pemerintah yang

berkuasa.

b. Demokratisasi

Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik

rasional masyarakat yang secara ekplisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi.

Dalam kerangka itu, hanya negara demokratis yang mampu menjamin

masyarakat madani. Pelaku politik dalam suatu negara (state) cenderung

menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme demokrasilah yang memiliki

kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu.

Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan

anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian.

Syarat-syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan

memberi secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi

antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian

terpenting dalam menuju masyarakat madani.

c. Toleransi

Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan

politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang

dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling

menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

orang atau kelompok masyarakat lain yang berbeda.

d. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap

tulus bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan

merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal,

monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi.

e. Keadilan sosial (social justice)

Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang

proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup

seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan jika tidak ada monopoli dan

pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekelompok

masyarakat. Intinya, masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (penguasa).

Berikut ini pilar-pilar penegak demokrasi.

(1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

(2) Pers yang bebas.

(3) Supremasi hukum.

(4) Perguruan tinggi.

(5) Partai politik.

f. Partisipasi sosial

Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang

baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat

terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Antitesis (lawan) masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan

bangsa secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara

manipulatif dan represif sebagai instrumen sosialnya. Masyarakat dalam

sebuah tirani pada umumnya tidak memiliki daya yang berarti untuk memulai

sebuah perubahan. Tidak ada tempat yang cukup luas untuk mengekspresikan

partisipasinya dalam proses perubahan. Tirani seperti inilah, berdasarkan

catatan sejarah, yang menjadi simbol-simbol yang dihadapi secara permanen

oleh gerakan masyarakat sipil. Mereka senantiasa berusaha keras

mempertahankan status quo tanpa memedulikan rasa ketidakadilan yang

berkembang dalam masyarakat. Pada masa Orde Baru, cara-cara mobilisasi

sosial lebih banyak dipakai daripada partisipasi sosial, sehingga partisipasi

masyarakat menjadi bagian yang hilang di hampir seluruh proses

pembangunan. Namun, kemudian terbukti bahwa pemasungan partisipasi

secara akumulatif berakibat fatal terhadap keseimbangan sosial politik.

Masyarakat yang kian cerdas menjadi sulit ditekan, sehingga memunculkan

protes-protes sosial yang berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat pada

sistem yang berlaku. Dengan demikian, jelas terbukti bahwa partisipasi

merupakan karakteristik yang harus ada dalam masyarakat madani. Tanpa

adanya partisipasi, yang ada hanyalah demokrasi semu (pseudo-democracy),

sebagaimana yang pernah dipraktikkan oleh rezim Orde Baru.

g. Supremasi hukum

Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya

keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Hal ini bisa terjadi

apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling

mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama.

Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan

mengarah pada dominasi mayoritas yang dapat menghilangkan rasa keadilan

kelompok minoritas. Partisipasi tanpa diimbangi penegakan hukum akan

membentuk masyarakat tanpa kendali.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa masyarakat madani merupakan bentuk

sinergi dari pengakuan hakhak untuk mengembangkan demokrasi yang

didasari oleh kesiapan dan pengakuan pada partisipasi rakyat. Di dalamnya

ada peran hukum strategis sebagai alat pengandalian dan pengawasan dalam

masyarakat.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Pangkan Kabupaten

Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota Kabupaten.

SDN Pangkan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai

fasilitas yang kurang lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang

memadahi, ruang UKS dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 13 (Tiga

belas) orang terdiri dari 3 (tiga) orang laki-laki, 10 (sepuluh) orang perempuan

dan 1 (satu) Penjaga Sekolah.

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN Pangkan, Kabupaten

Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 17, yang terdiri

dari 4 siswa laki – laki dan 13 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu

pada bulan September sampai dengan Nopember 2013. Penelitian ini pada materi

Budaya Demokrasi diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus

masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain

Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep materi Budaya Demokrasi.

a. Tahap Perencanaan

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan

perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar

observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi

berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

1) Siswa diminta untuk mempersiapkan diri di rumah dengan memberi tugas

membaca bahan ajar sehingga siswa memiliki kesiapan belajar.

2) Guru menjelaskan materi Budaya Demokrasi secara klasikal.

3) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk kelompok, masing–masing

kelompok terdiri dari 4–5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta

untuk mempelajari LKS.

4) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai

dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok,

diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok

siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab

terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek

yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar

siswa.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I

dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini

belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.

2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan

dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan

kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap

siklus I.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK

ini yaitu :

a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang diganakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini

terdiri dari:

1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat mativasi siswa

mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh Guru.

3.5 Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif,

seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi

Budaya Demokrasi dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif

tipe TGT. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika

siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini

jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing

dihitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

𝑃 =𝐹

𝑁 𝑥 100%

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas

N = Jumlah seluruh aktifitas

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi kondisi Awal

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe TGT pada materi Budaya Demokrasi sub (1)

Pengertian dan Prinsip-prinsip Budaya Demokrasi. Disamping itu guru

juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar

observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil

belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan

observer mendiskusikan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan awal dilaksanakan pada hari Selasa 24

september 2013 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan TGT, pertama-tama guru membagi

siswa dalam 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang

siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir tindakan awal antara lain: (1) melakukan evaluasi

untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan strategi TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan

keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan ada peningkatan

dalam Kegiatan Pembelajaran pada tindakan awal setelah dilakukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang

muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan

adanya masalah yang terjadi pada tindakan awal, maka kami bersama

pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki

pada tindakan awal dengan harapan semua siswa mampu

meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan dalam kegiatan belajar

mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini terlihat dari hasil

belajar siswa pada tindakan awal. Hasil belajar siswa pada tindakan

awal dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dari

17 (tiga belas) siswa terdapat 6 (enam) siswa atau 58,8% yang tuntas

dan yang tidak tuntas ada 7 (tujuh) Siswa atau 41,2% yang tidak

tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.5 hasil ulangan harian kondisi awal

No. Nama Siswa Budaya Demokrasi

kondisi Tuntas Tidak Tuntas

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

awal

1 Ahmad Maulana 70 V

2 Benaya Chrisno 60 V

3 Fatimah 65 V

4 Hayatunisa 70 V

5 Indah Safitri 60 V

6 Jumidah 65 V

7 Lesta Anugrahni 65 V

8 Malahudin 84 V

9 Mira Sulvana 60 V

10 Priska Susentri 70 V

11 Retina 72 V

12 Risa Leluni 65 V

13 Riskia Nurazizah 84 V

14 Ruaini Leluni 70 V

15 Syahlina 72 V

16 Sondiwono 75 V

17 warsinto 71 V

Jumlah 1178

Rata- Rata 69,29

Klasikal 58,8%

d. Refleksi

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Budaya Demokrasi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata hasil yang didapat nilai rata-

rata sebesar 69,29 dan ketuntasan klasikal sebesar 58,8%. Hal ini masih

jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan

difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Budaya

Demokrasi.

Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi

bahan Budaya Demokrasi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang

menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian

LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan

sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks

pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,

diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik

pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekurangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara

demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Budaya

Demokrasi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu

dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang

ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe TGT dengan materi Budaya Demokrasi sub (2)

Masyarakat Madani. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.

Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan

tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar

observasi.

e. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 8

Oktober 2013 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan TGT, pertama-tama guru membagi

siswa dalam 4 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

strategi TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar

dengan bertepuk tangan gembira.

f. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan ada peningkatan

dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang

muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan

adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama

pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki

pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan

hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan dalam kegiatan belajar

mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini terlihat dari hasil

belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada sejulah 17

siswa terdapat 13 siswa atau 76,5% yang tuntas dan yang tidak tuntas

ada Siswa atau 23,5% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel

3 dibawah ini.

Tabel.6 hasil ulangan harian siklus I

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

No. Nama Siswa Budaya Demokrasi

Siklus I Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Maulana 90 V

2 Benaya Chrisno 65 V

3 Fatimah 80 V

4 Hayatunisa 90 V

5 Indah Safitri 65 V

6 Jumidah 80 V

7 Lesta Anugrahni 80 V

8 Malahudin 100 V

9 Mira Sulvana 65 V

10 Priska Susentri 100 V

11 Retina 80 V

12 Risa Leluni 80 V

13 Riskia Nurazizah 90 V

14 Ruaini Leluni 80 V

15 Syahlina 90 V

16 Sondiwono 90 V

17 warsinto 80 V

Jumlah 1.405

Rata- Rata 82,65

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Ketuntasan Klasikal 76,5%

2) Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan

belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

materi pelajaran Budaya Demokrasi pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04

berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang mereka jalani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh

proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap

pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditunjukan pada Tabel 5 di bawah ini

yang merupakan rangkuman hasil angket respons siswa terhadap

pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditunjukan pada tabel 5 di bawah ini

yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 17 siswa

teerhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan

selama kegiatan pembelajaran materi Budaya Demokrasi , siswa secara

umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang

digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan

model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan

pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Tabel.7 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

TGT

No

.

Uraian Tanggapan Siswa

Senang Tidak Senang

F % F %

1. Bagaimana perasaan kamu selama

mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

12 92,3 1 7,7

Senang Tidak Senang

F % F %

2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :

a. Materi pelajaran

b. Lembar kerja siswa (LKS)

c. Suasana Belajar di Kelas

d. Cara penyajian materi oleh guru

17

16

16

17

100

94,1

92,3

100

0

1

1

0

0

6,9

6,9

0

Sulit Tidak Sulit

F % F %

3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti

pembelajaran ini

3 17,6 14 82,4

Bermanfaat

Tidak

Bermanfaat

F % F %

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi

kamu ?

17 100 0 0

Baru Tidak Baru

F % F %

5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 17 100 0 0

Ya Tidak

F % F %

6. Apakah kamu menginginkan pokok

bahasan yang lain menggunakan model

kooperatif tipe TGT?

16 94,1 1 6,9

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran

kooperatif tipe TGT

N=Jumlah: 17 orang

3) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe TGT ditunjukan pada tabel 7, bahwa

pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam materi pelajaran Budaya Demokrasi pada

siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Tabel.8 Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

No. Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP I Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,0

2,5

2,5

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata 2,75 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

g. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Budaya Demokrasi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang

dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada

materi Budaya Demokrasi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan

Budaya Demokrasi. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang

menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian

LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan

sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,

diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik

pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi

baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut

di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang

pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok

untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan

carademikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa

lebih memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa

yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga,

peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Budaya

Demokrasi khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu

dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang

ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

3. Deskripsi data siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa

rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode

Pembelajaran Tipe TGT dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I

pada materi Budaya Demokrasi sub (3) Demokrasi di Indonesia.

Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan

menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di

kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 22

Oktober 2013 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran

yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.Waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk

kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20

menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu

(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking

berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan

icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat

mengalami proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk

dapat menemukan berkaitan dengan TGT, pertama-tama guru membagi

siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang

siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum

penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,

selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan

setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa

dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban

kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih

dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang

hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus

mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan

dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk

mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan

strategi TGT, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang

baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar

dengan bertepuk tangan gembira.

a. Observasi

1) Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan ada peningkatan

dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan

Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang

muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas IV SDN Pangkan dalam kegiatan belajar

mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini terlihat dari hasil

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebanyak 15

siswa atau 88,2% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau

11,8% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 85,2. Data dapat

dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.9 Hasil ulangan harian pada siklus II

No. Nama Siswa Budaya Demokrasi

Siklus I Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Maulana 90 V

2 Benaya Chrisno 70 V

3 Fatimah 80 V

4 Hayatunisa 90 V

5 Indah Safitri 68 V

6 Jumidah 80 V

7 Lesta Anugrahni 80 V

8 Malahudin 100 V

9 Mira Sulvana 65 V

10 Priska Susentri 100 V

11 Retina 80 V

12 Risa Leluni 80 V

13 Riskia Nurazizah 90 V

14 Ruaini Leluni 85 V

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

15 Syahlina 100 V

16 Sondiwono 100 V

17 warsinto 90 V

Jumlah 1.448

Nilai Rata- Rata 85,2

Ketuntasan Klasikal 88,2%

2) Aktifitas Siswa

Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar

yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pelajaran

Budaya Demokrasi pada siklus 1 adalah rata – rata 3,04 berarti termasuk kategori

baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka

jalani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT digunakan

angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai.

Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT,

ditunjukan pada Tabel 9 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket

respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT, ditunjukan pada tabel 9

di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 17 siswa

teerhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diterapkan selama

kegiatan pembelajaran materi Budaya Demokrasi, siswa secara umum

memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran yang

baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa

senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh

manfaat dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Tabel.10 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

TGT

No

.

Uraian Tanggapan Siswa

Senang Tidak Senang

F % F %

1. Bagaimana perasaan kamu selama

mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?

17 100 0 0

Senang Tidak Senang

F % F %

2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :

e. Materi pelajaran

f. Lembar kerja siswa (LKS)

g. Suasana Belajar di Kelas

h. Cara penyajian materi oleh guru

17

17

17

17

100

100

100

100

0

0

0

0

0

0

0

Sulit Tidak Sulit

F % F %

3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti

pembelajaran ini

1 5,8 16 94,2

Bermanfaat Tidak

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Bermanfaat

F % F %

4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi

kamu ?

17 100 0 0

Baru Tidak Baru

F % F %

5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 17 100 0 0

Ya Tidak

F % F %

6. Apakah kamu menginginkan pokok

bahasan yang lain menggunakan model

kooperatif tipe TGT?

16 94,2 1 5,8

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

TGT

N = Jumlah: 17 orang

3) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe TGT ditunjukan pada tabel 10, bahwa

pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dalam materi pelajaran Budaya Demokrasi pada

siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Tabel 11. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

No. Aspek yang diamati

Skor pengamatan

RPP II Keterangan

1.

2.

3.

4.

Pesiapan

Pelaksanaan

Pengelolaan Kelas

Suasana Kelas

3,25

2,75

2,75

3,0

Baik

Baik

Baik

Baik

Rata – Rata 3,125 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

4) Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar pada materi Budaya Demokrasi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Oleh karena itu refleksi yang

dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada

materi Budaya Demokrasi.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan

Budaya Demokrasi.Menurut pengamat, ada beberapa hal yang

menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian

LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan

sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga,

diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik

pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru

untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,

selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama

peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis

hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka

data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami

materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain

dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan

penjelasan lebih detail tentang materi Budaya Demokrasi khususnya untuk

pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam

diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya

dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi

awal siswa Kelas IV SDN Pangkan dengan model pembellajaran,

kooperatif tipe TGT diperoleh nilai rata–rata kondisi awal sebesar 69,29

dengan nilai tertinggi adalah 84 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah

60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 58,8% dan yang tidak tuntas

41,2%.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IV

SDN Pangkan pada siklus 1 dengan model pembelajaran, kooperatif tipe

TGT diperoleh nilai rata–rata siklus 1 sebesar 82,65 dengan nilai tertinggi

adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 2 orang

dengan ketentusan belajar 76,5% dan yang tidak tuntas 23,5%.

Sedangkan pada siklus II dengan model pembelajaran, kooperatif

tipe TGT diperoleh nilai rata–rata siklus II sebesar 85,2 dengan nilai

tertinggi adalah 100 terdapat 4 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat

1 orang dengan ketuntasan belajar 88,2% dan yang tidak tuntas 11,8%.

Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah

siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada

niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.

Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II

menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN

Pangkan tahun pelajaran 2013/2014 menunjukan peningkatan hasil belajar

siswa pada materi yang sama yaitu Budaya Demokrasi. Hal ini disebabkan

pada siklus I dan siklus II 2013/2014 Sudah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang

menerapkan model pembelajaran tipe TGT pada materi Budaya Demokrasi

menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek

aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama

dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa

dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan

kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang

paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan

berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan

bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan

pendapat santoso (dalam anam, 2010:40) yang menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja

dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai selesainya tugas–

tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua

aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik

dalam mengelola model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi

Budaya Demokrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa

guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru

harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran di

kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.

Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari, 1998).

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

Kemampuan seorang guru sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran

kooperatif tipe TGT yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa

merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara

penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi

antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik

dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model

pembelajran kooperatif tipe TGT disebabkan suasana belajar dikelas yang agak

ribut.

Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan

model kooperatif tipe TGT.Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan

selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan siswa

merasa bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT bermanfaat bagi

mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan

yang didapat mudah diingat. Hal ini sesuai dengan pendapat rejeki (2000) yang

mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan

pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar sikap

siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri sera menambah

rasa senang siswa terhadap pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatiftipe TGT, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar pada

Materi Budaya Demokrasi Siswa Kelas IV SDN Pangkan.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai solusinya.

2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT disarankan untuk membentuk kelompok–kelompok baru jika

banyak siswa yang bermain pada saat belajar.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Hulu, yuprieli. Dkk. 2011. Suluh siswa 1: Berkarya dalam Kristus. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT

Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 1989. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Surakarta: Tiga

Serangkai

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

PEDOMAN OBSERVASI GURU

1. Nama Sekolah : .........................................................................................................

2. Nama Guru : .........................................................................................................

3. Mata Pelajaran : .........................................................................................................

4. Kelas / Semester : .........................................................................................................

5. Hari / Tanggal : .........................................................................................................

No Uraian Kegiatan

YA / ADA Tidak

ada Nilai Catatan

Baik Kurang

baik

1 2 3 4 5 6 7

1 PERSIAPAN

a. Silabus

b. Program / Rencana Pembelajaran Semester

c. Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian, ujian blok,

ujian remedi, nilai tugas-tugas lainnya

2 KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

a. Pretest/persepsi

b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan siswa

c. Memberitahukan topik pembelajaran : SK/KD

B. KEGIATAN POKOK

a. Penyiapan Kartu soal sesuai Materi Pelajaran

b. Penyiapan Kartu Jawaban secara acak

c. Penyajian materi

2. - Pengelompokkan siswa

- Pembagian kartu soal dan kartu jawaban

-Siswa mengerjakan soal secara kelompok

-Siswa mencari jawaban yang cocok dengan cara

memasangkan pada kartu soal

-Siswa mencatat jawaban pada buku catatan

C. PENUTUPAN

a. Post Test

b. Membuat rangkuman / kesimpulan

c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah (PR)

Jumlah

Rata – rata

Kesimpulan :.................................................................................................. ......................................

Saran / Pembinaan :.........................................................................................................................................

Pengamat/Observer,

.....................................

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Hari/Tanggal :……………………………..

Kelas :……………………………..

Materi :……………………………..

Nama Guru :……………………………..

NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET

1 Memperhatikan penjelasan Guru

2 Mempelajari LKS dengan sungguh-

sungguh

3 Melakukan kegiatan sesuai LKS

4 Mencatat hasil kegiatan sesuai LKS

5 Diskusi kelompok tentang hasil

kegiatan

6 Menyusun hasil kegiatan

7 Mempresentasikan hasil kegiatan

kelompok

8 Menghargai gagasan teman

9 MenyamPendidikan

Kewarganegaraankan gagasan pada

kelompok

10 Mengambil keputusan/ kesimpulan

kelompok

11 Member tanggapan pada kelompok

lain

12 Bertanggung jawab dan disiplin kerja

13 Memcatat hasil kesimpulan

Pengamat,

………………..………

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BUDAYA …

RESPONDEN SISWA

Nama Siswa :…………………………..

Kelas :…………………………..

Hari/Tanggal :…………………………..

NO URAIAN YA TIDAK KET

1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti kegiatan

pembelajaran ini ?

2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi pelajaran?

3 Apakah kamu merasa senang menggunakan Lembar kerja

siswa (LKS)?

4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di Kelas ini?

5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi oleh

guru?

6 Apakah kamu merasa sulit Mengikuti pembelajaran ini?

7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain

menggunakan model kooperatif tipe TGT?

JUMLAH

Responden,

……………………………….