UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK …eprints.ums.ac.id/19918/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

17
UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : APRILIA DWI NUGRAHAENI A520080135 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2011/2012

Transcript of UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK …eprints.ums.ac.id/19918/24/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf ·...

UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI

PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA

TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

APRILIA DWI NUGRAHAENI

A520080135

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2011/2012

2

PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA

TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

Diajukan Oleh :

APRILIA DWI NUGRAHAENI

A520080135

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Pada Tanggal : 25 Juli 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd. ( )

2. Drs. Haryono Yowono, SE. ( )

3. Aryati Prasetyarini, M. Pd ( )

Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M. Si

NIK.547

1

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B di KBI-RA

TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

Aprilia Dwi Nugrahaeni, A520080135, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2012, 65 halaman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan fisik motorik anak melalui permainan simpai (hulahop). Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari "perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengumpulan data (observasing), refleksi (reflecting)".Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah anak dan guru KBI-RA Taqiyya Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan fisik motorik anak melalui permainan simpai (hulahop). Pada siklus I peningkatan mencapai 8,57% dan diperoleh rata-rata penilaian anak dalam pembelajaran kemampuan fisik motorik anak sebesar 59,42%, pada siklus II peningkatan mencapai 25,15% dan diperoleh rata-rata penilaian sebesar 84,57%. Hal ini dapat dilihat dari prosentase rata-rata hasil pembelajaran kemampuan fisik motorik anak dalam satu kelas sebelum tindakan adalah 50,85%, Siklus I mencapai 59,42%, siklis II mencapai 84,57%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah permainan simpai (hulahop) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik anak kelompok B di KBI-RA Taqiyya Kartasura.Kata kunci : Fisik Motorik, Permainan Simpai (hulahop)

Pendahuluan

Dunia anak adalah dunia bermain sehingga dekati dengan berbagai macam media

yang membuat mereka belajar gerak dengan cara yang menyenangkan (learning for

fun) berikan anak-anak kesempatan seluas-luasnya untuk mencoba berbagai macam

cara untuk memainkanya (learning for try) dengan mencoba kemudian

mengembangkannya maka pada tahapan tertentu dan pada usia tertentu ia akan

meraih atau mencapai apa yang diharapkan oleh dirinya (learning for competition,

and learning for win) mencerdaskan kemampuan gerak anak sejak dini sangat

penting karena bagaimanapun juga prestasi tidak pernah bisa dilahirkan melainkan

2

harus diciptakan atau di disaen sedemikian rupa sehingga pada saat nanti ia akan

mencapai prestasi sesuai dengan apa yang diharapkan, prestasi itu mahal harganya.

Menurut para pakar pendidikan saat ini, anak yang cerdas bukan hanya anak yang

lancar membaca atau menjadi seperti Albert Einstein. Anak yang cerdas adalah anak

yang berkembang secara baik seluruh kemampuan dirinya, baik aspek kognitifnya,

moralnya, sosialemosionalnya, dan juga fisik motorikyang baik dan memungkinkan

anak dapat terampil bergerak. Seorang anak yang mempunyai fisik motorik yang baik

akan memungkinkan anak suka dan dapat bergerak, misalnya dengan bermain bola,

memanjat, berlari, mengambar atau meronce manik-manik menjadi sebuah kalung

yang indah.

Banyaknya manfaat pengembangan fisik motorik anak tentunya memerlukan arahan

yang tepat dari para pendidik di TK selain dari orang tua anak-anak itu sendiri. Selain

itu seorang pendidik (guru) di Taman Kanak-kanak (TK) perlu merangsang minat

anak untuk membantu anak-anak tersebut tumbuh menjadi yang cerdas, mandiri, dan

sehat. Hal itu tentunya dapat dilakukan melalui penerapan sebagai metode

pembelajaran yang sesuai

Dalam merencanakan kegiatan fisik motorik seorang guru membutuhkan latar

belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik yang bermakna dan sesuai

untuk anak didiknya. Guru juga perlu menentukan tingkat keberhasilan yang sesuai

dengan kemampuan anak. Jika ia menentukan tingkat keberhasilan yang terlalu tinggi

sehingga anak sulit mencapainya maka anak akan merasa tertekan karena ia tak dapat

melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, guru perlu mempelajai tingkat

kemampuan anak didiknya sehingga dapat menentukan jenis kegiatan dan ukuran

keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Upaya tersebut tidaklah mudah, oleh sebab itu para pendidik harus membekali diri

mereka dengan kemampuan merancang serta melaksanakan program kegiatan yang

utuh yang dapat dicapai melalui permainan-permainan yang menarik dan beraneka

ragam, yang mendukung minat, kebutuhan dan perkembangan anak. Karena bermain

3

merupakan cara anak belajar, maka di prasekolah anak-anak belajar melalui

pengalaman yang menyenangkan berdasarkan permainan. Melaui bermain

pengembangn fisik motorik dan sensitivitas anak dapat dikembangkan. Di sekolah,

gurulah yang menentukan apa aktivitas fisik atau olah raga yang dapat dilakukan

anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampuan fisik

motorik pada anak di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo melalui permainan

simpai (hulahop). Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah Memberikan

sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan anak usia dini tentang Upaya

Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Simpai (hulahop) Pada

Anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo dan Sebagai referensi bagi

peneliti lain yang ingin mendapatkan bahan dalam melakukan penelitian tentang

Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Simpai

(hulahop) Pada Anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo,sedangkan

manfaat praktisnya adalah Untuk melatih keseimbangan dan dasar ketrampilan gerak

pada anak, dan dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasi, sehingga anak tidak

bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan fisik

motorik anak.

Landasan Teori Kemampuan menurut Poewadarminta (1994:628), "kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan dalam melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan." Sedangkan

menurut Wijaya (1992:8) kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk

mencapai tujuan yang diisyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Perkembangan fisik motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat

saraf, urat saraf dan otak yang berkoordinasi. Gerakan tersebut berasal dari

perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir, dengan demikian

sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak-anak tetap tak

4

berdaya. Selanjutnya selama masa pendidikan prasekolah, anak akan terus melakukan

integrasi terhadap pola-pola tersebut sehingga menjadi semakin kompleks.

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan

yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan

motorik meliputi motorik kasar dan halus.

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian

besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.

Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan

sebagainya.

Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan

berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,

menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut

sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau

kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika

motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen &

whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan

motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi

mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk

bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika

anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya

bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan

sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil

mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan

sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru

tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf,

5

kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang

memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan

kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya

sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin

berjalan untuk mengambil mainannya. (Endah, http://parentingislami.wordpress.com)

Sedangkan arti lain dari perkembangan fisik motorik anak adalah sebagai

perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan

motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3

tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak pada umumnya sudah menguasai

sebagian besar ketrampilan motorik kasar. Sementara ketrampilan motorik halus baru

mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti

memegang sendok, memegang pensil, mengaduk. Ketrampilan motorik halus lebih

lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan motorik

halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol,

kehati-hatian, dan kondisi otot tubuh yang satu dengan yang lain.

Ketrampilan motorik anak pada usia 4-6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang

tua dalam hal (1) cara memegang, (2) cara berjalan dan (3) cara

menyepak/menendang. Pada anak cara mamegang dilakukan dengan asal saja,

sedangkan orang dewasa memegang benda dengan cara yang khas, agar dapat

dipergunakan secara optimal. Ketika orang dewasa berjalan, hanya memerlukan otot-

ototnya yang diperlukan saja, sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah semua

tubuhnya ikut bergerak. Dalam menyepak/menendang, anak-anak menyepak bola

diikuti dengan kedua belah tangannya yang ikut maju kedepan secara berlebihan.

Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi motorik anak.

Perkembangan ketrampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi

perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956)

mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi

perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :

6

1). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan

memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat

lainnya.

2). Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak

berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence

(bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang

lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang

perkembangan self confidence (rasa percaya diri).

3). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah

dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dll.

4). Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain

atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan

dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

5). Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self

concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.(Nurul blog perkembangan-fisik-

dan-motorik-anak.html)

Sebelum seorang pendidik atau guru di TK melaksanakan program kegiatan

belajarnya maka terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan

belajar anak TK.

Dalam Standar Kompetensi Kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di

Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baig

pisikis dan fisik ysng meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,

bahasa, fisik motorik,kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik

motoriknya maka guru TK akan membantu meningkatkan ketrampilan fisik motorik

anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus dan kasar anak,

7

meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,

serta meningkatkan ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat

menunjang petumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.

Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan

guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK Sujiono,dkk (2010:2.10) adalah

anak mampu:

1). Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan

persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian.

2). Mengespresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan

menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.

Menurut Sumantri (2005) faktor perkembangan motorik anak yaitu:

1). Pekembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitas pada

struktur tulang-belulang, proporsi tinggi kepala dan badan secara keseluruhan.

Perkembangan motorik pada anak diperlihatkan dengan bertambahnya jumlah tulang-

belulang yang berpengaruh pada semakin meningkatnya proporsi tinggi kepala dan

berat badan pada anak tersebut

2). Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif,

kualitatif dan fungsional dari sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran

darah dan pernafasan, persyarafan, produksi, kelenjar dan pencernaan. Pada anak otot

berfungsi sebagai pengontrol motorik dan denyut jantung frekuensinya sekitar 140

denyut per menit. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka fungsi organ tubuh

anak berubah menjadi lebih mantap.

3). Perilaku motorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan

dan otot serta fungsi kognitif, afektif dan koleratif. Dua macam perilaku motorik

utama yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap anak, yaitu : (a) Berjalan dan

memegang benda merupakan jenis ketrampilan motorik dasar. (b) Bermain dan

bekerja merupakan ketrampilan motorik penunjang.

Menurut Daeng (dalam Ismail, 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari

kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan

8

kepribadian anak. Selanjutnya Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada

dua pengertian.

Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan

tanpa mencari menang atau kalah.

Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka

mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.

Menurut Kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa

definisi permaina adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat

bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi

dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik.

Lain halnya dengan Freeman dan Munandar (dalam Ismail, 2009: 27) mendefinisikan

permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan

yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.

Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan definisi

permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari

kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak

mencapai perkembangan fisik, intelektuan, sosial, moral dan emosional.

Adapun pengertian dari permainan Simpai (hulahop) adalah suatu alat yang

berbentuk lingkaran dengan bahan lunak yang dapat digunakan untuk

mengembangkan berbagai macam aktivitas gerak atau permainan yang bisa dilakukan

secara perorangan atau berpasangan bahkan kelompok, dan secara umum dapat

dilakukan dimana saja. Hulahop sangat mudah digunakan pada aktivitas gerak

tertentu yang berkaitan dengan pengembangan kelincahan (agility), kelenturan

(flexibility) dan juga daya tahan (endurance), serta mengembangakan aspek lainnya

seperti ritme gerakan.

Gerakan-gerakan yang bervariasi akan menjadikan bagian dari dunia bermain anak-

anak, sehingga mereka tidak bosan dengan permainan yang variatif tersebut. Secara

umum hulahop digunakan untuk mengembangkan kelincahan dan kelenturan

diletakakn dipinggang kemudian digerakan sedemikian rupa dengan bantuan

9

pinggang sehingga hulahop berputar dengan cepat atau juga dengan gerakan yang

lambat (show motion). Gerakan hulahop tidak hanya pada itu saja, dengan hulahop

anak-anak bisa mengembangkan aktivitas gerak yang bertujuan untuk keseimbangan

badan (body balance). Selain itu dengan alat ini bisa untuk koordinasi mata ,tangan

dan kaki (coordination). (M. Muhyi Faruq, 2008:2).

Pentingnya permainan simpai (hulahop) Menurut Faruq (2009:4) Beberapa alasan

mendasar mengapa simpai (hulahop) bisa dianggap penting untuk pengembangan

fisik motorik pada anak atau kekayaan pengalaman gerak dan pengembangan

kecerdasan gerak (smart move) antara lain: 1). Dengan satu media hulahop bisa

peroleh beragam aktivitas gerak yang menyenangkan bagi anak-anak. 2). Sangat

mudah, praktis dan aman penggunaannya. 3). Mempunyai tingkat keselamatan yang

relatif lebih aman bagi anak-anak. 4). Dapat dikembangkan dengan berbagai macam

aktivitas gerak yang tidak hanya untuk individu, berpasangan tetapi juga

berkelompok. 5). Mudah digunakan dan sekaligus dapat mengembangkan berbagai

macam gerakan-gerakan yang kreatif shingga ikut membantu mengembangkan

kreativitas anak. 6). Bisa digunakan diberbagai tempat diman saja tergantung dan

jenis kegiatan yang diinginkan.

Kerangka Pemikiran Kerangka pemikran pada hakekatnya bersumber dari kajian teori dan sering

diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2006:68) yang

dimaksud anggapan dasar adalah “sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh

penelitian yang harus dirumuskan secara jelas”. Berdasarkan kajian teori

sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini dipandang perlu

mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut :

a). Penggunaan permainan simpai (hulahop) akan meningkatkan kemampuan fisik

motorik pada anak. b). Dengan penggunaan permainan simpai (hulahop) dapat

memberikan kegiatan permainan yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan

10

fisik motorik anak. c). Adanya keterkaitan antara penggunaan permainan simpai

(hulahop) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak.

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperoleh hipotesis tindakan yang diajukan

dalam penelitian ini yaitu “Melalui permainan simpai (hulahop) dapat meningkatkan

perkembangan fisik motorik pada anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura,

Sukoharjo”

Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Mangkubumen, RT

02/RW 01, Kartasura, Sukoharjo pada kelompok TK B Tahun Pelajaran 2011/2012.

Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yakni pada bulan Maret sampai Juni

2012. Subjek penelitian adalah sebagian anak dari kelompok B di KBI-RA Taqiyya

Kartasura, Sukoharjo yang berjumlah 14 anak, yang terdiri dari 6 anak perempaun

dan 8 anak laki-laki. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindak Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,

2007). Proses penelitian ini berbentuk siklus yang berlangsung beberapa kali,

sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat

pokok yaitu : 1). Perencanaan (Planning), 2). Pelaksanaan (Action), 3) Pengumpulan

Data, 4). Refleksi (Reflecting). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini

yaitu : 1). Perencanaan Tindakan 2). Pelaksannan Tindakan 3). Pengamatan 4).

Refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif yang menggunakan

pendekatan deskriptif yang mana menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek studi atau menjawab pertanyaan berkaitan dengan objek studi saat

ini. Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tentang peningkatan

kemampuan fisik motorik anak dengan permainan simpai (hulahop).

11

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk memperoleh dan

mengelola informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran

yang sama. Pembuatan instrumen disusun sebelum peneliti terjun kelapangan.

Instumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru kelas dengan

menjaga validitas isi. Dilaksanakan melalui observasi dan wawancara.

Indikator Pencapaian

Penelitian ini dinyatakan berhasil atau telah selesai yaitu apabila telah dapat mencapai

prosentase minimal sebesar 75% dari jumlah siswa, dimana masing-masing anak

telah mencapai sekor/nilai minimal 80.

Hasil Penelitian

Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi prasiklus

yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan fisik motorik

anak sebelum dilaksanakan tindakan. Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada

kelompok B dengan jumlah murid 14 anak. Hasil pengamatan sebelum tindakan

diperoleh rata-rata prosentase peningkatan kemampuan fisik motorik anak diperoleh

50,85 %. Pada siklus I peningkatan kamampuan fisik motorik anak hanya 59,42%.

Hal ini dapat diketahui bahwa anak hanya dalam mampu membungkukkan badan,

mampu melompat kedepan melewati simpai yang disusun lurus dan zig-zag, mampu

mengelindingkan simpai sambil berjalan dan berlari, namun hal tersebut belum

maksimal sehingga guru dan peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran

berdasarkan hasil analisis. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan

tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus II ini ada peningkatan yang signifikan

yaitu sebagian besar anak sudah mampu melaksanakan semua butir amatan dan sudah

mencapai skor sesuai yang ditargetkan peneliti yaitu 80%. Prosentase pembelajaran

pada siklus II sudah mengalami peningkatan mencapai 84,57% sehingga tidak

12

dilaksanakan siklus berikutnya. Hasil penelitian menjelaskan adanya peningkatan

dengan hipotesis yang berbunyi “melalui permainan simpai (hulahop) dapat

meningkatkan kemampuan fisik motorik anak pada kelompok B KBI-RA Taqiyya

Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012” diterima kebenarannya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, dan siklus II dapat diketahui

bahwa kemampuan fisik motorik anak mengalami peningkatan pada prasiklus

50,85%, siklus I mencapai 59,42% dan pada siklus II mencapai 84,57%.

Prosentase kemampuan fisik motorik dari prasikus kesiklus I mengalami peningkatan

sebesar 8,57 %, hal ini dikarnakan pada siklus I anak masih dalam proses pengenalan

alat dan permainan yang digunakan di siklus I, kemampuan fisik motorik anak

dengan menggunakan permainan simpai (hulahop) masih pada tahap permulaan,

anak-anak masih banyak yang kurang berani dan kurang tertarik untuk mencoba

permainan tersebut, dan masih banyak anak yang ramai sendiri tidak memperhatikan

guru.

Prosentase peningkatan kemampuan fisik motorik anak dari siklus I ke siklus II

mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 25,15 %, hal ini dikarenakan anak-anak

sudah berani dan tertarik untuk mencoba permainan menggunakan simpai, banyak

anak-anak yang antusias dan sangat senang menikmati kegiatan tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa

tindakan, yaitu dari siklus I, dan siklus II serta berdasarkan hasil seluruh pembahasan

dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Permainan simpai

(hulahop) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak kelompok B di

KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut

dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan

prosentase kemampuan fisik motorik pada setiap siklusnya. Prosentase kemampuan

13

fisik motorik anak sebelum tindakan adalah 50,85 %, Siklus I 59,42 %, dan siklus II

84,57 %.

Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan, maka usaha untuk

meningkatkan kemampuan fisik motorik anak melalui permainan simpai (hulahop),

maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1). Kepada Guru

Guru kelas dalam memberikan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan

fisik motorik anak hendaknya dituntut untuk kreatif dalam memberikan kegiatan yang

bervariasi dan menarik agar anak tidak jenuh dan bosan dan disesuaikan dengan

kemampuan dan pertumbuhan anak.

2). Kepada Orang Tua Anak Didik

Orang tua hendaknya memberikan kebebasan dan motivasi pada anak, sehingga

terpenuhina ketrampilan gerak dan melatih keseimbangan anak, dapat juga diterapkan

saat anak berada dirumah.

3). Kepada Peneliti Berikutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang serupa, tetapi dengan materi

dan pendekatan yang berbeda untuk mendapatkan temuan yang lebih baik lagi.

14

DAFTAR PUSTAKA

Emiliyana, Danika Martuna.2010. Peranan Permainan Gobak Sodor Dalam

Pengembangan Aspek Motorik dan Kognitif. Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta ( tidak diterbitkan).

Femawati, Risa. 2011. Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Permainan

Melipat Kertas. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak

diterbitkan).

Poerwadarminta.1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wijaya, Nur. 1992. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia

Dini. Jakarta: Balai Pustaka.

Faruq, M Muhyi. 2009. Permainan Pengembangan Kecerdasan Kinestetika Anak

Dengan Media Hulahop. Jakarta : Grasindo.

Sujiono, Bambang dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Maxim, George W. 1993. The Very Young. Guiding Children From Infancy Througy

The Early Years.4th Edition. New York: Macmillan Publishing Company.

Semiawan, Conny R. 2003. Pengembangan Rambu-rambu Belajar Sambil Bermain

pada Pendidikan Anak Usia Dini, Buletin PAUD Vol.2 No.01,April

2003,ISSN 1693-1947.

Seri Ayah Bunda.2001. Balita dan Masalah Perkembangan, Jakarta: Gaya Favorit

Press.

Montolalu, B. E. F. dkk. 2010. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Moelong, Lexy, J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

15

Sumantri, MS, M. Pd. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia

Dini. Jakarta: Diriktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan

Ketenagaan Perguruan Tinggi.

(http://Game (Permainan) Psikologi (Kokologi _ belajar psikologi.com.htm//)

Diakses Senin, 5 Maret 2012 Pukul 09:35 wib

deeantyshe.blogspot.comdiakses Jumat, 2 maret 2012 Pukul 18:00

(http://281-perkembangan-motorik-anak-usia-dini.htm/) Diakses Jum’at, 2 Maret

2012 Pukul 18:17 wib

(http://ifanjayadi1980.wordpress.com/2010/06/22/hulahop/) Diakses Selasa, 6 Maret

2012 Pukul 14:34 wib