UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA...

14
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) ENY RESTUTININGSIH A53B111020 OLEH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA...

Page 1: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG

PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I

TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini

(PG – PAUD)

ENY RESTUTININGSIH

A53B111020

OLEH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yati Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.

NIP/NIK : 142

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama : Eny Restutiningsih

NIM : A53B111020

Program Studi : S1 PAUD

Judul Skripsi : UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA

LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN

WAYANG PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I

TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN TAHUN

AJARAN 2013/2014

Naskah artikel tersebut, layak dan disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, .................................

Pembimbing

Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H.

Nik. 142

Page 3: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

PENGESAHAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG

PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I

TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ENY RESTUTININGSIH

A53B111020

Telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk

dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Pada Tanggal : .......................................

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. H. Sutan Syahrir Zabda, M.H ( )

2. Drs. M. Yahya, M. Si ( )

3. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd ( )

Surakarta, .....................................

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 4: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG

PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I

TOWANGSAN GANTIWARNO KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Eny Restutiningsih, A53B111020, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Program

Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan Pendidikan AUD, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak

melalui metode bercerita dengan wayang pada anak kelompok B TK Pertiwi I

Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Penyebab kemampuan

bahasa lisan belum berkembang dengan baik karena anak masih tidak mau

menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan masih malu-malu menjadikan

kemampuan bahasa lisan anak masih rendah Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan di TK Pertiwi I Towangsan dengan subjek penelitian anak

kelompok B yang berjumlah 13 anak. Data mengenai kemampuan bahasa lisan

anak diperoleh melalui pedoman observasi perkembangan kemampuan bahasa

lisan anak yang kemudian ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor

perkembangan kemampuan bahasa lisan, sedangkan data penerapan metode

bercerita diperoleh melalui lembar hasil observasi penerapan metode bercerita dan

catatan lapangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis

data komparatif yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan

indikator yang ditargetkan. Dari analisis data menunjukkan bahwa pada Prasiklus

kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 46.66%. Setelah

dilakukan tindakan perbaikan melalui siklus I diperoleh rata-rata kemampuan

anak berkembang menjadi 72.36% dan setelah tindakan perbaikan siklus II

kemampuan rata-rata anak berkembang menjadi sebesar 93.75%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan wayang mampu

mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B TK Pertiwi I

Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

Kata kunci : Kemampuan Bahasa Lisan, Metode Bercerita

Page 5: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

A. PENDAHULUAN

Salah satu pendidikan anak usia dini yang memberikan pelayanan

untuk anak usia empat sampai enam tahun adalah Taman Kanak-Kanak. Ada

beberapa aspek yang dikembangkan di TK yaitu aspek nilai moral dan

agama, aspek fisik motorik, aspek kognitif, aspek bahasa dan juga aspek

sosial emosional.

Bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan di TK.

Dalam perkembangannya bahasa merupakan alat bantu komunikasi. Bahasa

yang paling efektif dan mudah dilakukan adalah bahasa lisan. Pola belajar

bicara atau bahasa untuk semua anak pada umumnya sama tergantung

rangsangan awal yang kita berikan pada anak. Pada masa anak mulai sekolah

hasrat anak belajar dan ingin tahu semakin besar, pada masa inilah masa yang

paling efektif untuk belajar bahasa, anak mulai bertanya mengenai segala

yang dilihat dan ditemui dalam kehidupannya sehari-hari.

Dalam perkembangannya bahasa dibedakan menjadi dua ragam

bahasa, yaitu: bahasa lisan dan bahasa tulisan. Pada umumnya anak memakai

bahasa lisan dalam kehidupannya sehari-hari untuk memenuhi kepentingan

individu anak itu sendiri. Sebelum memasuki dunia sekolah anak-anak lebih

sering menggunakan bahasa lisan untuk berkomunikasi dengan orang-orang

yang ada di sekitarnya. Bila anak sudah sekolah dan menginjak remaja

bahkan dewasa, mereka akan memenuhi kepentingannya untuk

bermasyarakat dan menggunakan bahasa. Bahasa lisan merupakan bahasa

primer yaitu suatu bentuk komunikasi yang unik yang dijumpai pada manusia

yang menggunakan kata-kata yang diturunkan dari kosakata yang besar

(kurang lebih 10.000) bersama-sama dengan berbagai macam nama yang

diucapkan melalui atau menggunakan organ mulut

(wikipedia.org/wiki/Bahasa_lisan....diakses 2013/10/15:20.20).

Mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak dapat dilakukan

melalui beberapa metode. Selama ini yang dilakukan guru dalam

mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B TK Pertiwi

Page 6: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

I Towangsan melalui metode tanya jawab. Dengan melakukan tanya jawab

dengan anak, guru berharap anak-anak dapat berbicara dengan lancar dan

jelas, tepat dalam memberikan jawaban dan mampu memberikan penjelasan

yang lebih kompleks akan pertanyaan yang guru sampaikan. Namun masih

banyak anak yang tidak mau menjawab ketika guru mengajak anak untuk

melakukan percakapan. Masih banyak anak yang malu-malu ketika ditanya

guru tentang tema pada hari itu. Selain itu belum tersedianya sarana

pembelajaran yang variatif menyebabkan suasana pembelajaran yang

membosankan dan kurang terpusatnya perhatian anak terhadap hal yang

disampaikan oleh guru. Dari 13 anak kelompok B hanya 3 anak yang mau

menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Bahasa lisan adalah bahasa sebagai alat komunikasi yang cara

penyampaiannya secara lisan atau ucapan dari seorang komunikator kepada

lawan bicara/komunikan. (Wijaya, 2011).

Menurut Jumini, 2008 matrik yang ada dalam Kurikulum KBK 2004,

indikator kemampuan bahasa lisan anak adalah berkomunikasi secara lisan

dengan bahasanya sendiri, berbicara lancar dengan menggunakan kalimat

yang kompek terdiri dari 5-6 kata, mendengarkan dan menceritakan kembali

cerita secara runtut, menjawab pertanyaan sederhana.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

dilaksanakan di TK Pertiwi I Towangsan yang telah terakreditasi oleh Badan

Akreditasi Nasional dengan nilai B yang letaknya terdapat di Dukuh

Tangkisan Desa Towangsan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten

Propinsi Jawa Tengah. Peneliti memilih tempat ini karena peneliti sendiri

merupakan guru di TK ini sehingga peneliti lebih mudah mencari dan

mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan pada

semester I tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan yaitu bulan November

2013 – Januari 2014.

Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir penelitian. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian

Page 7: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

tindakan kelas adalah melalui siklus. Dan dalam setiap satu siklus terdiri dari

4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data

penelitian menggunakan data kuantitatif yang berupa angka-angka atau

lambang bilangan, data ini diperoleh dari lembar tabulasi skor butir amatan

kemampuan bahasa lisan anak dan data kualitatif yang berupa narasi atau

kata-kata. Data ini diperoleh dari lembar observasi penerapan metode

bercerita dan lembar catatan lapangan.

Sumber data diperoleh dari sumber data kemampuan bahasa lisan

pada anak diperoleh dari anak dengan cara melakukan pengamatan terhadap

kemampuan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan sumber

data penerapan metode bercerita diperoleh dari guru saat menerapkan metode

bercerita untuk mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak.

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh

data yang diinginka melalui observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

Semua catatan atau data yang diperlukan nara sumber baik dari kepala

sekolah, guru kelas maupun peneliti sendiri merupakan instrumen penelitan.

Instrumen ini disusun sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Menurut

Lexy Maleong (1996 : 4), peneliti sendiri atau dengan bantuan oranng lain

merupakan alat pengumpul data utama. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan : 1) Lembar observasi perkembangan

kemampuan bahasa lisan anak: 2) Pedoman observasi penerapan metode

bercerita dan catatan lapangan atau field notes dibuat oleh pengamat pada saat

melakukan pengamatan/ observasi ketika kegiatan berlangsung; 3) Catatan ini

digunakan untuk mencatat semua kejadian yang terjadi atau permasalahan-

permasalahan yang muncul pada waktu dilaksanakannya kegiatan: 4) Foto

kegiatan dapat dijadikan dokumen sebagai bahan penunjang data-data yang

ada. Peneliti anak mendokumentasikan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Teknik validitas data yang dipakai dalam penelitian ini dengan

triangulasi data. Triangulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan

Page 8: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, artinya peneliti melakukan

pengecekan kebenaran data yang telah dianalisis oleh peneliti yang berperan

sebagai guru kelas dengan membandingkan data guru pendamping. Untuk

teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif dengan cara

membandingkan hasil kemampuan anak di siklus I dan siklus II dan teknik

analisis kritis untuk data yang berupa narasi mengenai kelebihan-kelebihan

maupun kelemahan-kelemahan dalam penerapan metode bercerita dengan

wayang kardus yang dilakukan oleh guru.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada siklus I ini perencanaan tindakan disusun oleh peneliti

yang sebelumnya telah berkoordinasi dengan kolaborator,

perencanaan kegiatan siklus I ini dilakukan pada hari Sabtu, 4

Januari 2014 dan telah telah sepakat bahwa peneliti sebagai

pelaksana pembelajaran dan kolaborator membantu dalam

pelaksanaan pembelajaran sampai selesai yang berlaku sebagai

observernya. Adapun tindakan disiklus I akan dilaksanakan 2 kali

pertemuan dipilih pada saat tema Rekreasi. Pertemuan pertama pada

hari Senin, 6 Januari 2014 dan pertemuan kedua pada hari Selasa, 7

Januari 2014. Selain membuat RBP peneliti juga mempersiapkan

peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan yang

akan dilakukan yaitu menyediakan media pembelajaran yang akan

digunakan yaitu wayang yang terbuat dari kertas karton dan

menyeting tempat duduk agar anak dapat bermain dengan wayang

secara bergantian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan untuk siklus I pada hari Senin, 6

Januari 2014 pada anak kelompok B di TK Pertiwi I Towangsan

sebanyak 13 anak. Pembelajaran berlangsung selama + 60 menit dari

pukul 07.30-08.30 WIB. Pada pertemuan pertama peneliti

Page 9: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

menggunakan 3 tahap pembelajaran yaitu Pendahuluan: dengan

mengajak anak-anak untuk berbaris di halaman sambil menyanyikan

lagu “Ayo Baris”kemudian masuk ke kelas. Di dalam kelas guru

mempersilahkan anak untuk duduk di atas tikar kemudian

mempersilahkan salah satu anak untuk memimpin doa, kemudian

guru mengadakan perrcakapan dengan anak didik mengenai kesenian

wayang. Inti: setelah memberikan penjelasan guru memperkenalkan

tokoh-tokoh wayang yang akan dimainkan dalam kegiatan bercerita

tersebut, tema dan cara memainkannya. Setelah selesai guru

mempraktekkan bercerita dengan wayang, dan kemudian

mempersilahkan anak untuk bercerita dengan menggunakan wayang

tersebut. Penutup: setelah anak selesai bercerita dengan wayang,

peneliti memberikan apresiasi kepada anak yang berani bercerita

kemudian melakukan tanya jawab mengenai nama tokoh dan hal

lain seputar cerita tersebut, barulah peneliti memberikan kesimpulan

terhadap kegiatan tersebut.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Januari

2014 mulai pada pukul 07.30-08.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran

pada pertemuan kedua ini sama dengan pertemuan yang pertama

yang terdiri dari 3 tahap seperti pertemuan pertama.

c. Observasi

Berdasarkan dari hasil observasi pedoman perkembangan

kemampuan bahasa lisan yang telah ditabulasikan dan dicatat dalam

lembar tabulasi skor perkembangan kemampuan bahasa lisan melalui

metode bercerita diperoleh rata-rata kemampuan bahasa lisan anak

dalam 1 kelas sudah mengalami perkembangan yaitu menjadi

sebesar 72.36%, walaupun demikian hasilnya masih belum

memenuhi target akhir yang ditentukan yaitu sebesar 80%. Dengan

demikian, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu

siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Page 10: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

Berdasarkan dari hasil pengamatan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus I, peneliti dan kolaborator melakukan analisis

terhadap jalannya proses pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan bahasa lisan anak dengan cara menganalisis kelemahan

dan kelebihan yang terjadi pada siklus I, yaitu: (1) ada beberapa anak

yang tidak mau menjawab pertanyaan yang diajukan guru, (2) masih

ada anak yang meniru apa yang diceritakan guru, (3) ada 2 anak

tidak mau maju bercerita dengan wayang, (4) anak yang sudah mau

menjawab pertanyaan sudah bertambah, (5) sudah ada yang berani

maju ke depan bercerita dengan wayang walaupun belum lengkap

dan masih belum runtut.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Pada siklus II ini perencanaan disusun oleh peneliti yang

sebelumnya telah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan

kolaborator mengenai tindakan yang akan dilakukan, perencanaan

kegiatan siklus II ini dilakukan pada hari Rabu, 8 Januari 2014.

Peneliti dengan kolaborator menentukan hari dan tanggal

pelaksanaan tindakan siklus II.

Pada waktu pelaksanaan diskusi telah disepakati bahwa

peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan kolaborator membantu

dalam pelaksanaan pembelajaran sampai selesai yang berlaku

sebagai observernya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini alokasi waktu

setiap pertemuan + 60 menit. Adapun tindakan disiklus II akan

dilaksanakan 2 kali pertemuan dipilih pada saat tema Rekreasi.

Pertemuan pertama pada hari Kamis, 9 Januari 2014 dan pertemuan

kedua pada hari Jum’at, 10 Januari 2013. Selain membuat RBP

peneliti juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk

pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Page 11: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai dengan pertemuan

pertama pada hari Kamis, 9 Januari 2014, dengan jumlah anak yang

mengikuti proses pembelajaran ada 13 anak. Pembelajaran mengacu

pada rencana bidang pengembangan (RBP) yang telah dibuat.

Dengan tema yang sama seperti pada siklus I “Rekreasi” tetapi

menggunakan media pembelajaran yang variasi diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan bahasa lisan anak. Pendahuluan : dimulai

dengan baris di halaman sambil menyanyi lagu “Ayo Baris” terus

masuk ke dalam kelas dan duduk ditikar, kemudian dipimpin salah

satu anak untuk berdoa dan mengucapkan salam. Guru

menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Inti:

Guru menyampaikan judul cerita yang akan dibawakan dengan

lantang kemudian bercerita menggunakan wayang. Setelah selesai

meminta salah satu anak yang bersedia maju ke depan dan memakai

blankon seperti dalam kemudian bercerita dengan wayang. Penutup :

Guru memberikan apresiasi dengan tepuk tangan dan memuji anak.

Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar cerita yang

disampaikan anak. Barulah guru memberikan kesimpulan terhadap

kegiatan yang baru saja dilakukan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 Januari

2014 dengan tahapan seperti pertemuan pertama yaitu pendahuluan:

dengan baris, masuk kelas duduk ditikar, lalu berdoa dengan

dipimpin salah satu anak, mengucapkan salam kemudian dilanjutkan

kegiatan tanya jawab. Inti: guru memperlihatkan alat yang akan

digunakan, mempersilahkan anak memakai blangkon dan bercerita

dengan wayang yang telah disediakan. Penutup: Guru memberikan

pujian dan tepuk tangan sebagai penghargaan, kemudian melakukan

tanya jawab seputar cerita yang dibawakan barulan guru memberikan

kesimpulan terhadap kegiatan yang baru saja dilaksanakan.

c. Observasi

Page 12: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

Berdasarkan pedoman observasi perkembangan kemampuan

bahasa lisan anak melalui metode bercerita dengan wayang yang

telah ditabulasikan dan dicatat dalam lembar tabulasi skor butir

amatan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak diperoleh hasil

rata-rata kemampuan bahasa lisan anak dalam 1 kelas sebesar

93.75%. Dengan demikian hasilnya telah dapat mencapai target yang

telah ditentukan sebelumnya.

d. Analisis dan Refleksi

Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti

bersama kolaborator, dengan hasil akhir jumlah anak yang

mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan sederhana,

berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri, berbicara

lancar dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6

kata, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut

telah meningkat menjadi 12 anak. Dari hasil refleksi yang dilakukan

oleh peneliti dengan kolaborator diperoleh pada pelaksanaan siklus

II yaitu media yang digunakan pada siklus II lebih variatif yaitu

menggunakan blangkon dan batang pisang agar lebih menarik bagi

anak, meningkatnya jumlah anak yang ingin bercerita dengan

wayang dan yang sudah mampu bercerita secara runtut, anak-anak

lebih aktif bercerita hal ini dapat dilihat setelah usai kegiatan anak-

anak masih membicarakan cerita yang dibawakan oleh temannya

dengan gembira, kemampuan bahasa lisan anak berkembang menjadi

93.75%. Pembelajaran melalui metode bercerita dengan wayang

sangat menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan

anak, sehingga kemampuan bahasa lisan anak dapat berkembang

dengan optimal.

3. Perbandingan dan peningkatan pembelajaran siklus I dan siklus II

Kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas pada anak

sebelum melakukan tindakan sebesar 46.66%, pada siklus I mencapai

Page 13: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

72.36%, dan pada siklus II sudah mencapai 93.75%. Berdasarkan analisis

yang dilakukan oleh peneliti peningkatan kemampuan kemampuan

bahasa lisan dapat berkembang setelah peneliti menerapkan metode

bercerita dengan wayang. Dengan adanya perkembangan ini

menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti

dapat membuktikan hipotesis yaitu kemampuan bahasa lisan dapat

dikembangkan melalui penerapan metode bercerita dengan wayang pada

anak kelompok B TK Pertiwi I Towangsan dapat meningkat menjadi

93.75%.

D. SIMPULAN

Berdasarkan dari serangkaian kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang telah dilaksanakan oleh peneliti melalui tindakan siklus I dan II

maka dapat diambil kesimpulan yaitu melalui penerapan metode bercerita

dengan wayang dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak

kelompok B TK Pertiwi I Towangsan Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran

2013/2014 dan dengan menerapkan metode bercerita dengan wayang mampu

mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak, sebelum diterapkan metode

bercerita kemampuan bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas hanya sebesar

46.66%, setelah diadakan tindakan perbaikan melalui siklus I kemampuan

bahasa lisan rata-rata anak dalam 1 kelas berkembang menjadi 73.36%, dan

setelah dilakukan tindakan perbaikan melalui siklus II hasilnya berkembang

dan telah mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Pada siklus II rata-

rata kemampuan bahasa lisan anak dalam 1 kelas telah mencapai 93.75%.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN …eprints.ums.ac.id/28344/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdfUPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG PADA

Chalpin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 5. Jakarta: PT. Grafindo

Persada

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Dhieni Nurbiana. 2010. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas

Terbuka

Gunari, Winda. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar

Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Jumini. 2008. Materi Pelatihan Guru Non Pns Kabupaten Klaten. Pelaksanaan

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Klaten: IGTKI

Kabupaten Klaten

Robbin, SP. 2000. Perilaku Organisasi. Konsep Kontroversi Aplikasi. Edisi

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhalindo

(id.wikipedia.org/wiki/kemampuan...diakses 2013/10/15:20.00)

(wikipedia.org/wiki/Bahasa_lisan....diakses 2013/10/15:20.20).