UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM...

111
UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVEL MALUKU KOBARAN CINTAKU KARYA RATNA SARUMPAET DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DI SEKOLAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh: Siti Muliani (11150130000078) JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM...

Page 1: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVEL

MALUKU KOBARAN CINTAKU KARYA RATNA SARUMPAET

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA DI SEKOLAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

Siti Muliani (11150130000078)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVEL MALUKU

KOBARAN CINTAKU KARYA RATNA SARUMPAET DAN

IMPIKASINAY TERHADAP PEMBELAJAN SASTRA DI SEKOLAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Siti Mulini

NIM. 11150130000078

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 4: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Siti Muliani

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 02 Agustus 1997

NIM : 11150130000078

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : “Upaya Membangun Perdamaian dalam Novel

Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna Sarumpaet dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan

Sastra di Sekolah”

Dosen Pembimbing : Novi Diah Haryanti, M.Hum.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah.

Jakarta, 9 Oktober 2019

NIM. 11150130000078

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

ii

ABSTRAK

Siti Muliani. NIM: 11150130000078. “Upaya Membangun Perdamaian dalam

Novel Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna Sarumpaet dan Implikasinya

Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universtias Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Novi Diah Haryanti, M.Hum.

Latar belakang penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara tokoh

membangun perdamaian seperti yang terdapat di dalam novel Maluku Kobaran

Cintaku Karya Ratna Sarumpaet dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra

di Sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang

mendeskripsikan masalah yang terjadi menggunakan teknik analisis. Adapun di

dalamnya terdapat analisis unsur instrinsik berupa tema, alur, tokoh dan

penokohan, latar atau setting, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Penelitian

ini merupakan refleksi dari peristiwa konflik Maluku yang terjadi pada tahun

1999. Untuk mengetahui upaya dalam membangun perdamaian di dalam novel,

penulis menjabarkan hal-hal yang dilakukan oleh pemuda masyarakat Maluku,

mulai dari hal yang kecil, sampai hal yang berpengaruh besar antar masing-

masing tokoh. Melalui tahap ini dapat ditemukan bahwa konflik yang terjadi di

dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita, tetapi tidak

meninggalkan kesan yang happy ending. Dalam pembelajaran ini, kompetensi

yang harus dicapai siswa adalah menganalisis isi novel, baik lisan maupun tulisan

dan menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel, sehingga siswa dapat

mengambil nilai moral yang terkandung dalam novel dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. siswa diharapkan mampu dan memahami cara-cara

penyelesaian konflik dalam membangun sebuah perdamaian, baik di dalam kelas,

mapun di luar kelas.

Kata Kunci: Perdamaian, novel Maluku Kobaran Cintaku, Ratna Sarumpaet.

Page 6: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

iii

iii

ABSTRACT

Siti Muliani. NIM: 11150130000078. "The way to build a peaceful in the Novel

Maluku Kobaran Cintaku of Ratna Sarumpaet and Its Implications for Literature

Learning in Schools. Indonesian Language and Literature Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah State Islamic

University, Jakarta. Supervisor: Novi Diah Haryanti, M.Hum.

The background of this study aims to determine the resolution of the

conflict contained in the novel Maluku Kobaran Cintaku Ratna Sarumpaet and its

Implications for Literature Learning in Schools. This study used descriptive

qualitative method. As for in it there is an analysis of intrinsic elements in the

form of themes, plot, character and characterization, setting or setting, point of

view, language style and mandate. To find out conflict resolution in the novel, the

authors analyze with five stages, namely identification or mapping of conflicts,

conflict analysis, planning of conflict resolution steps, implementing plans, and

evaluating conflicts. Through this stage it can be found that the conflicts that

occur in the novel experience changes, ranging from major conflicts to minor

conflicts. In this study, the competencies that students must achieve are analyzing

the contents of the novel, both oral and written and explaining the intrinsic

elements of the novel, so students can take the moral values contained in the novel

and apply it in everyday life.

Keywords: peaceful, Maluku Kobaran Cintaku‟s novel, Ratna Sarumpaet.

Page 7: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia

yang telahdiberikan sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan

salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Membangun Perdamaian

dalam Novel Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna Sarumpaet dan Implikasinya

Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah”, Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini banyak membutuhkan bantuan, saran, masukan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Berkat bantuan mereka, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh

gelar sarjana pendidikan. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing akademik

dan dosen pembimbing skripsi yang selalu sedia menerima keluh kesah

penulis dan segala curhatan panjang di sela-sela kesibukannya.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu

selama perkuliahan;

5. Ayah Kadlani dan Ibu Yayah, orang tua tersayang yang tidak pernah

banyak bicara, tapi selalu banyak doa untuk anak semata wayangnya.

Terima kasih untuk tidak pernah absen dalam mendoakan. Rasanya satu

lembar tidak pernah cukup untuk ditulis;

Page 8: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

v

v

6. Teman-teman seperbimbingan, Rifa Nurafia, Nabila, dan Yasir, yang

selalu sudi mendengarkan titik terlemah ketika rasa malas datang tiba-tiba;

7. Genk absurd yang tidak berbentuk, Mariah Peni, Vika Popi, Suci Amalia,

dan Mayang Raehani! Teman surga yang menyebarkan energi positif setiap

harinya;

8. Rachma dan Dewi, teman kecil yang doa-doanya selalu berusaha

menyemangati lahir dan batin;

9. Teman nostalgia zaman sekolah, Vani, Niken, Lutfi, Ana, Ratih, Tari dan

Nadiah yang selalu bertanya kabar skripsi penulis agar tidak lengah dan

lupa mengerjakan, terima kasih!

10. Terakhir, terima kasih Mas Rey yang tidak pernah absen untuk menemani

mencari segala keperluan dan kebutuhan atas tuntasnya skripsi penulis.

Terima kasih telah membangun energi positif dan selalu berusaha

menyemangati penulis tanpa pernah mengecewakan. Terima kasih, Mas!

Terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dan namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi tidak menghilangkan rasa

sayang penulis. Tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa.

Jakarta, 19 Oktober 2019

Siti Muliani

Penulis

Page 9: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

G. Metodologi Penelitian ............................................................................... 6

1. Sumber Data ............................................................................................ 7

2. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 7

3. Teknik Analisis Data ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 9

A. Pengertian Novel ....................................................................................... 9

B. Unsur-Unsur Intrinsik Novel ................................................................. 10

1. Tema ...................................................................................................... 10

2. Alur ........................................................................................................ 12

3. Tokoh dan Penokohan ........................................................................... 17

4. Latar/Setting .......................................................................................... 21

5. Sudut Pandang ....................................................................................... 23

6. Gaya Bahasa .......................................................................................... 24

Page 10: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

vii

vii

7. Amanat .................................................................................................. 26

C. Upaya Membangun Perdamaian ............................................................... 26

D. Sejarah Konflik di Maluku ..................................................................... 28

E. Sosiologi Sastra ........................................................................................ 31

F. Pengajaran Sastra ................................................................................... 33

G. Penelitian Relevan ................................................................................... 34

BAB III BIOGRAFI ............................................................................................ 37

A. Biografi Pengarang ................................................................................. 37

B. Gagasan Kepengarangan ........................................................................ 39

C. Sinopsis ..................................................................................................... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42

A. Unsur Intrinsik Novel Maluku Kobaran Cintaku ................................. 42

1. Tema ...................................................................................................... 42

2. Tokoh dan Penokohan ........................................................................... 44

3. Latar ...................................................................................................... 65

4. Alur ........................................................................................................ 70

5. Sudut Pandang ....................................................................................... 75

6. Amanat .................................................................................................. 76

7. Gaya Bahasa .......................................................................................... 77

B. Upaya Membangun Perdamaian dalam Novel Maluku Kobaran

Cintaku Karya Ratna Sarumpaet ..................................................................... 80

C. Implikasi dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah ............................... 84

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 88

A. Simpulan .................................................................................................. 88

B. Saran ......................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 11: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 12: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Novel merupakan penggambaran serta penafsiran kehidupan yang

mengandung serangkaian cerita manusia dan dituangkan melalui tokoh-

tokoh di dalamnya. Novel memberikan pelajaran dari sudut pandang

estetis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di dalam masyarakat.

Pada hakikatnya, novel juga cenderung menitikberatkan pada kemunculan

permasalahan yang kompleks secara penuh terhadap lingkungan sosial.

Permasalahan atau yang biasa disebut konflik, menjadi salah satu

pengantar cerita dari awal hingga akhir, mulai dari konflik tingkat rendah

sampai konflik yang benar-benar kompleks.

Sebagai manusia yang hidup bersosial, tentu tidak pernah lepas dari

konflik. Masalah biasanya terjadi karena perbedaan pendapat atau

pandangan terhadap suatu hal dan tidak bisa lagi menemukan kesepakatan

antara pihak satu dengan pihak yang lain. Ada banyak penyebab dari

timbulnya konflik, salah satunya adalah tidak bisa menghargai dan

bertoleransi antar sesasama umat beragama. Pada umumnya, konflik yang

membawa agama sebagai pokok permasalahannya menjadi konflik yang

besar dan sering kali menimbulkan akibat yang lebih besar lagi. Di

Indonesia khususnya, grafik dari konflik beragama atau intoleransi dalam

berkeyakinan meningkat setiap tahunnya. Peristiwa ini meningkat pada

level individu dan warga.1 Salah satu konflik yang pernah terjadi adalah

konflik Maluku. Konflik ini terjadi pada tahun 1999 dan merupakan

konflik terbesar dalam sejarah hubungan umat beragama di Indonesia.

Ada beberapa faktor yang membuat konflik tersebut terus berlanjut, yaitu

letak geografis yang membuat segregasi wilayah Maluku bagian selatan

1 Syailendra Persada, “Setara Institut: Intoleransi Terhadap Keyakinan Meningkat”, dalam

https://nasional.tempo.co/read/1118802/setara-institut-intoleransi-terhadap-keyakinan-meningkat,

diakses pada Selasa, 20 Agustus 2019, pukul 11:22 WIB.

Page 13: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

2

yang didominasi oleh umat beragama Kristen dan wilayah Maluku Utara

dihuni oleh umat Islam. Dengan adanya pemetaan wilayah tersebut

membuat titik pembatas antara umat beragama Islam dan Kristen. Konflik

tersebut tidak sepenuhnya disebutkan karena alasan agama, tetapi agama

telah tercatat dalam hubungan antarumat beragama dalam sejarah Maluku.

Agama telah berperan penting dalam konflik sekaligus perdamaian di

Maluku.2

Novel yang berjudul Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet

yang selanjutnya disebut RS, merupakan bentuk refleksi kejadian dari

konflik yang terjadi di Maluku. Novel ini menjelaskan tentang perjuangan

sekelompok pemuda yang mempertahankan toleransi dan adat istiadat di

Maluku. Mereka terjebak dalam situasi kerusuhan dan saling bunuh

sesama orang Maluku karena berbeda agama. Lama-kelamaan, konflik ini

semakin membesar karena tidak ada rasa saling menghargai antar umat

beragama. RS bersuara melalui novel Maluku Kobaran Cintaku yang ingin

mengkritik beberapa oknum pemerintah dalam kerusuhan yang terjadi di

Maluku. RS juga ingin menyampaikan arti pentingnya persatuan

antarbangsa, toleransi dan rasa menghargai terhadap sesama.

Keberagaman adat dan budaya mesti dijaga agar tidak menimbulkan

konflik yang akhirnya saling bunuh satu sama lain. Gaya penceritaaan RS

terasa begitu epik dan lugas, sehingga pembaca mudah memahami esensi

dari novel tersebut.

RS merupakan aktivis di bidang HAM. Pada zaman orde baru, RS

telah menjadi oposisi pemerintah. Pemikirannya sering kali bersebrangan

dengan pemerintah, sehingga beberapa kali harus berurusan dengan pihak

berwajib. Melalui salah satu tulisannya yang berjudul Marsinah

Menggugat, ia berusaha mengkritisi dan memperjuangkan hak perempuan

di tempat kerja. Selama menggeluti bidang HAM, RS menuliskan setiap

2 Yunus Rahawarin, Kerjasama Antar Umat Beragama: Studi Rekonsiliasi Konflik Agama di

Maluku dan Tual, (Universitas Patimura Ambon, Vol 7, Nomor 1, Juni 2013), h. 96.

Page 14: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

3

bukunya berdasarkan hasil riset dan pemikirannya terhadap lingkungan

sosial.3

Konflik yang terjadi di Maluku tidak berhenti dengan sendirinya. Ada

berbagai upaya dan cara dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Masyarakat Maluku memiliki prinisp kerukunan antarmasyarakat yang

disebut dengan Pela Gandong. Prinsip inilah yang kemudian membuat

sebuah pertanyaan besar tentang konflik yang terjadi di Maluku. Tokoh-

tokoh yang terdapat di dalam novel Maluku Kobaran Cintaku memiliki

peran penting dalam membangun perdamaian. Mereka melakukan

berbagai cara untuk menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian

yang hilang di Maluku.

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji penelitian novel Maluku Kobaran Cintaku. Adapun yang

digunakan sebagai bahan penelitian adalah dari segi konflik yang terkait

dengan upaya membangun perdamaian terhadap konflik di Maluku. Novel

ini dirasa baik untuk peserta didik karena mengajarkan nilai-nilai toleransi

antar sesama umat manusia agar tidak menimbulkan konflik. Banyak dari

peserta didik yang masih tidak memahami pentingnya rasa saling

menghargai, sehingga masih banyak kasus merisak di sekolah.

Secara teori, memecahkan konflik adalah hal yang mudah, tetapi pada

praktiknya masih banyak yang tidak memahami bagaimana konflik

seharusnya diatasi. Dalam novel ini banyak terdapat pesan moral bagi

peserta didik di sekolah untuk menghargai setiap perbedaan yang ada

antarmanusia, sehingga membuat peserta didik memahami pentingnya

toleransi ketika hidup di lingkungan sosial.

Terpilihnya novel Maluku Kobaran Cintaku, karena novel ini

merupakan bentuk nyata dari konflik yang terjadi di Maluku, sehingga

mengenalkan ulang pada setiap inti kejadiannya. Novel ini diharapkan

mampu membuat peserta didik lebih menghargai sesama teman dengan

3 Ivan Aulia Ahsan, “Ratna Saumpet di antara HAM, Teater dan Tuduhan Makar”, dalam

https://tirto.id/ratna-sarumpaet-di-antara-ham-teater-dan-tuduhan-makar-c4oz, diakses pada

Selasa, 20 Agustus 2019, pukul 11:58 WIB.

Page 15: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

4

setiap perbedaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu peserta

didik untuk menemukan upaya pencegahan konflik yang terjadi.

Dalam menerapkan nilai-nilai yang terdapat di dalam novel tersebut,

perlu adanya pengajaran sastra yang baik dari seorang pendidik. Seperti

yang telah diketahui, sastra merupakan sesuatu yang dipelajari atau

sebagai pengalaman kemanusiaan dan sebagai bahan refleksi kehidupan.4

Maka dari itu, dalam memberikan pemahaman tentang resolusi konflik

terhadap peserta didik, perlu adanya bimbingan dengan menerapkan

contoh-contoh konflik yang pernah terjadi antarteman, sehingga pesan

yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

Berdasarkan pejabaran di atas, penulis tertarik untuk menganalisis

Upaya Membangun Perdamaian dalam Novel Maluku Kobaran Cintaku

Karya Ratna Saumpaet dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra

di Sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Agama terlibat sebagai salah satu hal yang mendasari konflik.

2. Kurangnya rasa saling menghormati antarmasyarakat Maluku sehingga

sering kali menimbulkan konflik.

3. Tidak ada rasa toleransi antarumat beragama di Maluku.

4. Kurangnya penanaman tentang toleransi melalui pengajaran sastra di

sekolah.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian dapat mengarah dan

mengenai sasaran yang akan dicapai. Dalam novel Maluku Kobaran Cintaku

terdapat banyak permasalahan, maka dari itu peneliti membatasi dan

memfokuskan permasalahan pada:

4 Esti Ismawati, Pengajaran Sastra., (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 3.

Page 16: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

5

1. Upaya membangun perdamaian dalam novel Maluku Kobaran Cintaku

karya Ratna Sarumpaet.

2. Implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di

sekolah.

D. Rumusan Masalah

Demi mencapai hasil penulisan yang maksimal dan terarah,

diperlukan perumusan masalah dalam sebuah penulisan. Adapun perumusan

masalah pada penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah upaya membangun perdamaian dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet?

2. Bagaimanakah implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di

Sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan upaya membangun perdamaian dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet.

2. Mendeskripsikan implikasi penelitian novel Maluku Kobaran Cintaku

terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu

sastra, khususnya pada karya sastra berbentuk novel. Adapun secara praktis

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai upaya

membangun perdamaian dalam novel Maluku Kobaran Cintaku dan

implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah.

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan.

Selain itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan peneliti semakin

Page 17: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

6

aktif dalam menyumbangkan hasil karya ilmiah bagi dunia sastra dan

pendidikan.

b. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami isi novel

Maluku Kobaran Cintaku dan mengambil manfaat darinya.

c. Bagi peneliti yang lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun bahan

pijakan penelitian untuk melakukan penelitian yang mendalam.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Penelitian kualitatif juga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.5 Penelitian

deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Di

dalamnya, terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan

menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi.6

Penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang bersifat alamiah Dalam

metode penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek

penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, dan hasil yang

diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.7

Penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai intrumen utama

penelitian. Peneliti sebagai manusia berhubungan langsung dan tidak dapat

dipisahkan dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data.

Penerapan penelitian kualitatif sering dilakukan dengan metode

deskriptif. Metode deskriptif, yaitu metode yang bersifat memaparkan

5

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 37-38. 6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal., (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.

26. 7Ibid., h. 306.

Page 18: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

7

gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala

atau kelompok tertentu. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif

adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks

sosial dan institusional, sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat

induktif. Oleh karena itu, metode kualitatif deskriptif peneliti jadikan sebagai

pedoman untuk menyelesaikan penelitian ini.

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data-data yang didapatkan dari sumber data

yang utama. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah

novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet yang diterbitkan

oleh PT Komodo Books, tahun 2010 cetakan ke-1, dan dengan tebal 512

halaman. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber yang

berhubungan dengan permasalahan objek penelitian. Sumber data

sekunder adalah sumber data yang digunakan peneliti untuk menganalisis

sumber data primer, seperti jurnal, artikel, internet, dan lain-lain.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara.9 Teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah studi pustaka dengan teknik simak dan catat. Teknik studi

pustaka menggunakan sumber-sumber tertulis mengenai teori yang

berkaitan dengan masalah penelitian guna memperoleh data penelitian.

Selanjutnya, teknik simak dan catat digunakan sebagai alat utama dalam

melakukan kegiatan menyimak secara cermat dan terfokus pada sumber

data. Peneliti melakukan teknik menyimak dari penyerapan bahasa

seseorang melalui tulisan dan mencatat secara cermat terhadap sumber

data utama agar dapat mendeskripsikan dan memaparkan masalah dalam

penelitian.

3. Teknik Analisis Data

9

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2017), h. 137.

Page 19: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

8

Dalam proses analisis data, penulis membutuhkan teknik yang tepat dan

akurat agar penelitian dapat ditulis secara sistematis. Analisis data

merupakan suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya, ke

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis unsur Intrinsik novel Maluku Kobaran Cintaku karya

Ratna Sarumpaet, dilakukan dengan cara membaca intensif dan

mencatat bagian-bagian penting dari unsur intrinsik yang dibutuhkan.

b. Menganalisis resolusi konflik yang terdapat di dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet, dilakukan dengan cara

membaca intensif dan mencatat setiap konflik yang terdapat di dalam

novel.

c. Menganalisis secara penuh resolusi konflik dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet untuk diimplikasikan

terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah, dilakukan

dengan cara menghubungkan nilai-nilai kesatuan agama antarsesama

di dalam materi yang diajarkan.

Page 20: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Novel

Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa.1 Novel juga

bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-

orang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian,

yang mengalihkan jurusan nasib mereka. Novel mengungkapkan konsentrasi

kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas.2

Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang denganorang lain di sekelilingnya

dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel adalah bentuk

karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral dan

pendidikan.

Sebagai bentuk karya sastra tengah (bukan cerpen atau roman) novel

sangat ideal untuk mengangkat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan

manusia dalam suatu kondisi kritis yang menentukan. Berbagai ketegangan

muncul dengan bermacam persoalan yang menuntut pemecahan. Dewasa ini,

istilah novella, novella dan novel mempunyai pengertian yang sama, yakni

sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang,

namun juga tidak terlalu pendek.3Biasanya sebuah novel dari segijumlah

katanya mengandung 35.000 kata sampai tak terbatas jumlahnya.4

Novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi surat, jurnal,

memoar atau biografi; kronik atau sejarah. Novel mengacu pada realitas yang

lebih tinggi dan psikologi yang lebih mendalam. Dengan kata lain bisa

1Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2010, h. 9. 2 M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Penerbit Angkasa Raya Padang, 1988), h. 32.

3 Op.Cit., h. 12.

4 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung, Penerbit Angkasa, 1993),

h. 165.

Page 21: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

10

dikatakan bahwa novel merupakan gambaran perilaku dan kehidupan nyata

pada waktu saat novel tersebut ditulis sedangkan romansa yang merupakan

kelanjutan dari epik yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah;

menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi.5

B. Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai

karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika seseorang

membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang

secara langsung turut serta membangun cerita.6

1. Tema

Tema adalah hal yang paling mendasar dari sebuah karya sastra.

Seseorang yang ingin mengkaji sebuah karya sastra harus mengetahui tema

yang menyangkut dari karya tersebut. Tema adalah ide yang mendasari

suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam

memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.7

Sebagai sebuah karya imajinatif, tema dapat diungkapkan melalui

berbagai cara, seperti melalui dialog tokoh-tokohnya, melalui konflik-

konflik yang dibangun, atau melalui komentar secara tidak langsung.

Dengan demikian, tema terdapat pada keseluruhan cerita, bukan hanya

pada bagian-bagian tertentu saja. Melalui keseluruhan cerita, pembaca

dapat menyaring beberapa unsur penting yang kemudian dikemas menjadi

tema. Tema juga merupakan gagasan dasar yang menopang sebuah karya

sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan

yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.9

Tema terletak di balik pokok cerita. sehubungan dengan pengertian di

atas maka tema suatu cerita hanya dapat diketahui atau ditafsirkan setelah

5 Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan diterjemahkan oleh Melani Budianta,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 282. 6 Burhan Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 23.

7 Tarigan, Op.Cit., h.. 125.

9 Burhan Nurgiyantoro, Lock.Cit..

Page 22: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

11

kita membaca ceritanya serta menganalisis isisnya. Hal itu dapat dilakukan

dengan mengetahui alu cerita serta penokohan dan dialog-dialognya. 10

Cerita akan mengikuti gagasan dasar umum yang ditetapkan sebelumnya

sehingga berbagai peristiwa, konflik dan pemilihan berbagai unsure

intrinsik yang lain seperti penokohan, perplotan, pelataran, dan penyudut

pandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut.

Tema dapat dikategorikan melalui beberapa penggolongan yang

dilakukan, seperti berikut ini.

a. Tema tradisional dan nontradisional

Tema tradisional umumnya berkaitan dengan hal yang itu-itu saja

atau telah lama dipergunakan banyak pengarang. Tema tradisional

biasanya digemari oleh banyak orang dengan status sosial apapun, di

manapun, dan kapan pun. Novel-novel yang digolongkan kesastraan

pun banyak mengangkat tema tradisional, terlebih pada awal

kebangkitan sastra Indonesia modern yang tentunya dipengaruhi

langsung oleh cerita lama yang telah dekat dengan masyarakat.11

Berbeda dengan tema tradisional, tema nontradisional justru sering

kali membuat pembaca kecewa karena ekspektasi yang diharapkan,

misalnya bersifat melawan arus, mengejutkan, mengecewakan, atau

berbagai reaksi afektif lainnya. Tema nontradisional juga sering

dihadapkan dengan peristiwa yang membuat pembaca menganalogikan

kejadian yang di luar cerita, seperti pembaca mengharapkan si tokoh

hidup bahagia di akhir cerita, ternyata di akhir cerita pembaca tidak

diberikan cerita yang sesuai harapan. Hal inilah yang kemudian

membuat tema nontradisional sering mengalami kontradiksi dengan

imajinasi pembaca.12

b. Tema Utama dan Tema Tambahan

10

Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga,

1990), h. 88. 11

Ibid., h. 77-78. 12

Ibid., h. 79.

Page 23: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

12

Tema utama atau yang disebut dengan tema mayor adalah makna

pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu.

Menentukan tema pokok sebuah cerita pada hakikatnya merupakan

aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai di antara sejumlah

makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya yang bersangkutan.

Dalam tema utama, makna pokok cerita sebagian besar adalah tersirat

dan tidak dikatakan dalam keseluruhan cerita saja. Tema utama dapat

ditemukan dengan menyimpulkan secara menyeluruh terhadap beberapa

bagian tema yang ada di dalam cerita.

Tema tambahan atau tema minor adalah makna yang terdapat pada

bagian-bagian tertentu cerita atau dapat diindentifikasikan sebagai

makna bagian. Penafsiran makna itu harus dibatasi pada makna-makna

yang terlihat menonjol dan mempunyai bukti-bukti konkret di dalam

karya itu. Makna tambahan bukan merupakan sesuatu yang berdiri

sendiri, makna tambahan bersifat mendukung atau mencerminkan

makna utama dari keseluruhan cerita. Tema tambahan juga bertujuan

untuk mempertegas atau memperjelas makna pokok cerita. Dalam

menentukan tema tambahan, pembaca diharapkan mampu

memunculkan berbagai pandangan atau penafsirannya sendiri.

2. Alur

Setiap peristiwa yang terdapat di dalam cerita, tentu memiliki jalan

cerita yang membuat esensi cerita tersebut menjadi menarik. Jalan cerita

tersebut dinamakan dengan alur. Alur dalam karya fiksi merupakan

rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan peristiwa sehingga menjalin

sebuah cerita yang dihadirkan oleh tokoh-tokohnya. Alur atau plot

merupakan urutan peristiwa yang sambung-menyambung dalam sebuah

cerita berdasarkan sebab-akibat. Dengan peristiwa yang sambung

menyambung tersebut terjadilah sebuah cerita.

Dalam suatu cerita, alur haruslah bergerak melalui suatu permulaan

(beginning) atau introduksi yang berguna untuk memperkenalkan tokoh,

Page 24: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

13

situasi, dan hal lain yang membuat pembaca memahami awal dari jalan

cerita bermula. Suatu pertengahan (middle), biasanya ditemui dengan

berbagai konflik yang terdapat di dalam cerita, dan menuju suatu akhir

(ending) yang biasa menjelaskan tentang nasib akhir dari jalan cerita dan

nasib tokoh-tokoh yang terlibat.14

a. Pembedaan Plot Berdasarkan Kriteria Waktu

Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa

yang diceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Dalam urutan waktu ini,

pembaca dapat menentukan peristiwa mana yang terjadi lebih awal

dan mana yang lebih akhir. Pengarang memiliki kebebasan dalam

berkreasi dan dapat memanipulasi urutan waktu kejadian sekreatif

mungkin. Secara teoritis, plot dibedakan dalam dua kategori, yakni

kronologis dan tak kronologis.15

1. Alur kronologis

Alur kronologis dapat disebut sebagai plot lurus dan progresif.

Plot dikatakan progresif jika peristiwa di dalam cerita bersifat

kronologis atau secara berurutan dimulai dari penyituasian hingga

penyelesaian.

Di beberapa cerita, alur tidak hanya mengemukakan apa yang

terjadi saja, tetapi juga menjelaskan mengapa hal itu terjadi.

Dengan sambung-sinambungnya peristiwa ini terjadilah sebuah

cerita.16

Alur progresif memiliki beberapa tahapan sebagai berikut.

a. Tahan situation (Tahap Penyituasian)

Pada tahap penyituasian, cerita digambarkan dengan adanya

pengenalan tokoh-tokoh dan latar yang akan diceritakan, melalui

tokoh dan latar yang dijelaskan, membuat pembaca mengetahui

tentang dasar dari cerita. Tahap ini merupakan tahap yang paling

awal atau pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan

14

Tarigan, Op.Cit., hlm. 126. 15

Burhan, Op.Cit., h. 153. 16

Agus Nuryatin, Mengabdikan Pengalaman dalam Cerpen, (Bandung, Rosda Karya, 2010),

h. 10

Page 25: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

14

lain-lain yang berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan

pada tahap berikutnya.

b. Tahap generating circumstances (Tahap Pemunculan Konflik)

Tahap ini merupakan tahap awal pemunculan konflik dan

konflik itu sendiri akan berkembang menjadi konflik-konflik

yang lain. Tahap pemunculan konflik ini memunculkan

masalah-masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya

konflik yang mulai dimunculkan di awal cerita.

c. Tahap rising action ( Tahap Peningkatan Konflik)

Tahapan peningkatan konflik menjadi bagian tengah cerita yang

bersifat mengembangkan konflik. Ketika konflik sebelumnya

telah muncul di dalam sebuah cerita, maka pada tahapan ini

konflik semakin berkembang dan dikembangkan intensitasnya.

Tahap ini menjadi semakin menegangkan karena konflik yang

semakin meningkat dan lebih kepada situasi yang mencekam.

d. Tahap climax (Tahap Klimaks)

Pada konflik awal, diketahui akar konflik terjadi karena suatu

hal. Perdebatan atau pertikaian mulai terjadi yang terus menaiki

step by step untuk ke tahap konflik yang lebih rumit. Setiap

konflik menjadi berkembang, maka pada bagian ini alur

menggambarkan secara penuh dari ketegangan konflik yang

terjadi, dipandang dari segi emosional pembaca. Pertengkaran

yang terjadi antara masing-masing tokoh mencapai pada titik

intensitas puncak.

e. Tahap denouement (Tahap Penyelesaian)

Setelah menjajaki banyak konflik yang mencapai bagian

klimaks dan pada tahap konflik yang memuncak, tahapan ini

segala bentuk konflik menjadi pudar. Pada beberapa fiksi, ada

yang diberi kejelasan soal akhir cerita, ada pula yang sengaja

Page 26: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

15

digambarkan menggantung tanpa akhir yang dapat ditebak oleh

pembaca.17

Jika digambarkan dengan urutan waktunya, maka alur progresif

dapat dibentuk sebagai berikut.

A B C D E

Simbol A digambarkan dengan tahap awal, sedangkan B, C, D,

D, melambangkan kejadian-kejadian berikutnya, dan E merupakan

tahap penyelesaian cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa alur progresif dapat dikatakan dengan kejadian-kejadian

yang sesuai dengan urutan waktu dan menunjukkan kesederhanaan

cara penceritaan, tidak berbelit-belit, dan mudah diikuti.

2. Alur tak kronologis.

Alur tak kronologis atau biasa disebut dengan sorot balik atau

flash back merupakan alur yang tidak dimulai dari tahap awal,

melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir,

kemudian baru tahap awal diceritakan. Karya dengan plot seperti

ini langsung menyuguhkan adegan konflik, bahkan barangkali

konflik yang telah meruncing. Plot ini langsung menghadapkan

pembaca dengan adegan konflik yang telah meninggi dan langsung

menerjunkan pembaca ke tengah pusaran pertentangan. Jika

digambarkan dalam bentuk skema, plot sorot balik dapat dilihat

sebagai berikut.

D1 A B C D2 E

D1 berupa awal penceritaan, A, B, dan C, adalah peristiwa yang

disorot balik, D2 sengaja dibuat demikian untuk menegaskan

17

Burhan Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 149-150.

Page 27: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

16

pertalian kronologisnya dengan D1, dan E berupa kelanjutan

langsung cerita awal D1.Teknik flash back sering lebih menarik

karena sejak awal membaca buku, pembaca langsung ditegangkan

tanpa melewati tahap perkenalan seperti pada plot progresif.18

Selanjutnya adalah alur campuran atau alur yang memiliki lebih

dari satu alur cerita yang dikisahkan, atau terdapat lebih dari

seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidupnya, permasalahan,

konflik yang dihadapinya. Struktur plot demikian dalam sebuah

karya barangkali berupa adanya sebuah plotutama dan plot

tambahan. Dilihat dari keutamaan atau perannya dalam cerita

secara keseluruhan plot utama lebih berperan dan penting daripada

sub-plot itu.

b. Pembedaan Plot Berdasarkan Kriteria Kepadatan

Dengan kriteria kepadatan dimaksudkan sebagai padat atau

tidaknya pengembangan dan perkembangan cerita pada sebuah karya

fiksi. Plot ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu plot padat dan

plot longgar.

1. Plot padat

Plot padat cenderung menyajikan secara cepat, susul-menyusul,

hubungan cerita terjalin sangat erat, dan pembaca seolah-olah

selalu dipaksa untuk terus mengikutinya. Setiap peristiwa

ditampilkan dan memiliki kepentingan yang menentukan

rangkaian cerita, namun perlu dicatat bahwa kadar kepadatan

antar tiap bab, episode, atau bagian sebuah novel biasanya tidak

sama. Jika kehilangan pada bagian yang padat inilah pembaca

dapat merasa kehilangan.19

2. Plot Longgar

18

Ibid., h. 157. 19

Ibid., h. 159.

Page 28: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

17

Dalam novel berplot longgar, pergantian pristiwa demi peristiwa

penting berlangsung lambat di samping hubungan antarperistiwa

tersebut pun tidaklah erat benar. Membaca novel berplot longgar

kita dapat meninggalkan adegan-adegan tertentu, pelukisan-

pelukisan tertentu yang berkepanjangan yang barangkali bagi

pembaca tertentu membosankan, tanpa harus kehilangan alur

utama cerita. Walau membaca novel dengan meloncati halaman-

halaman tertentu atau alinea tertentu, kita masih dapat

memahami keseluruhan cerita dengan baik.20

3. Tokoh dan Penokohan

Tokoh diartikan sebagai orang yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral

dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dari tindakan.21

Penokohan merupakan cara pengarang

menampilkan tokoh atau pelaku itu sendiri.22

Jika kita membaca sebuah

novel atau cerita yang lainnya, akan timbul dalam pikiran kita tentang

tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Kita akan membayangkan bagaimana

wajah dan sifat-sifat kepribadian tokoh tersebut. Penokohan sekaligus

menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah

cerita. Penokohan bisa juga dikatakan sebagai karakteriasasi dalam sebuah

cerita. Karakterisasi ini bertujuan untuk melukiskan perwatakan para tokoh

yang terdapat dalam suatu karya fiksi.23

Cerita rekaan termasuk novel, terdapat tokoh utama (central character),

yaitu orang yang ambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam

cerita. Biasanya peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan

terjadinya perubahan sikap terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan

20

Ibid., h. 160-161 21

Ibid., h. 68. 22

Aminuddin, Op.Cit., h. 91. 23

Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005), h. 2.

Page 29: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

18

kita sebagai pembaca terhadap tokoh tersebut, misalnya menjadi benci,

senang, atau simpati kepadanya.

Tokoh-tokoh yang ditampilkan di dalam cerita fiksi sering kali

memiliki tingkatan untuk membedakan antara tokoh utama dan tokoh

tambahan. Dilihat dari segi peranan dan tingkat pentingnya tokoh dalam

sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-

menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita.

Tokoh berdasarkan tingkat peran dan tingkat kepentingannya

a. Tokoh utama

Setiap cerita pasti memiliki tokoh yang memiliki penceritaan yang

diutamakan dalam pengarang. Hal ini dinamakan dengan tokoh utama.

Ia merupakan tokoh yang paling sering muncul dalam cerita dan

kehadirannya sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenali kejadian.

Beberapa cerita, tokoh utama tidak digambarkan terus-menerus sebagai

tokoh yang setiap bagian muncul dan dijadikan tokoh yang paling

sering sebagai pelaku. Beberapa tokoh juga dapat dikatakan sebagai

tokoh utama ketika ia menentukan perkembangan plot secara

keseuruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian

dan konflik penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Tokoh

utama dalam sebuah cerita bisa saja digambarkan lebih dari satu tokoh

tergantung kepentingannya dalam membawa sebuah plot seluruhnya.

b. Tokoh Tambahan

Selain tokoh utama, dalam sebuah cerita juga terdapat tokoh

tambahan. Tokoh tambahan merupakan tokoh-tokoh yang kehadirannya

bisa jadi tidak membawa pengaruh apapun terhadap plot yang ada.

Pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam cerita lebih digambarkan

sedikit atau tidak lebih banyak dari peran tokoh utama. Kehadirannya

juga tidak begitu dipentingkan dan pemunculannya hanya jika ada

Page 30: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

19

keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung maupun tidak

langsung.24

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan tersebut, tokoh utama dan

tokoh tambahan menjadi kategori pembeda antara masing-masing tokoh

di dalam cerita. Tidak semua tokoh utama menjadi tokoh dengan peran

yang banyak, kadang-kadang juga muncul dengan peran yang dikit

tetapi membawa pengaruh terhadap pergerakkan plot, demikian pula

dengan tokoh tambahan. Tokoh tersebut tidak memiliki peran yang

begitu berarti atau hanya sebagai pengantar antara tokoh utama dan plot

yang dibawanya.

Tokoh berdasarkan peran tokoh-tokohnya.

a. Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan dan harapan-harapan pembaca. Semua yang dirasa, dipikir,

dan dilakukan tokoh itu sekaligus mewakili pembaca. Identifikasi diri

terhadap tokoh yang demikian merupakan empati yang diberikan oleh

pembaca.25

b. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis merupakan tokoh yang menjadi penyebab

terjadinya konflik. Tokoh antagonis disebut beroposisi dengan tokoh

protagonis secara langsung ataupun tidak langsung, bersifat fisik

ataupun batin. Penyebab terjadinya konflik dalam sebuah novel,

mungkin berupa tokoh antagonis, kekuatan antagonis, atau keduanya

sekaligus.26

Tokoh berdasarkan perwatakannya.

a. Tokoh Sederhana

Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli adalah tokoh yang

hanya memiliki satu kualitas pribadi dan satu watak saja. Sifat dan

24

Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 179. 25

Ibid., h. 178. 26

Ibid., h. 179.

Page 31: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

20

tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya

mencerminkan satu watak tertentu. Watak yang telah pasti itulah

yang mendapatkan penekanan dan terus-menerus terlihat dalam fiksi

yang bersangkutan. Tokoh sederhana dapat saja melakukan berbagai

tindakan, namun semua tindakannya itu akan dapat dikembalikan

pada perwatakan yang dimiliki dan yang telah diformulakan itu.

Dengan demikian, pembaca akan dengan mudah memahami watak

dan tingkah laku tokoh sederhana, karena ia mudah dikenal dan

dipahami. Tokoh sederhana mudah dimengerti sebab mereka tak

banyak diceritakan sehingga tidak memiliki banyak kesempatan

untuk diungkapkan berbagai sisi kehidupan.27

b. Tokoh Bulat

Tokoh bulat lebih kompleks dan berbeda dengan tokoh sederhana.

Tokoh bulat merupakan tokoh yang memiliki dan diungkapkan

berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kpribadian, dan jati dirinya.

Perwatakan tokoh bulat sulit dideskripsikan secara tepat karena

menyerupai kehidupan manusia yang sesungguhnya dan memiliki

berbagai kemungkinan sikap dan tindakan. Tingkah lakunya sering

tak teduga dan memberikan efek kejutan pada pembaca. Namun

berbeda halnya dengan realitas kehidupan manusia yang kadang tak

kinsisten dan tak berplot, unsur-unsur kejutan yang ditampilkan

tokoh cerita haruslah dapat dipertanggungjawabkan.28

Tokoh berdasarkan berkembang atau tidaknya.

a. Tokoh statis

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak

mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sebagai akibat

adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. tokoh jenis ini tampak

seperti kurang terlibat dan tak terpengaruh oleh adanya perubahan-

27

Ibid., h. 181-182 28

Ibid., h. 183-184.

Page 32: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

21

perubahan lingkungan yang terjadi karena adanya hubungan

antarmanusia. Jika diibaratkan tokoh statis adalah bagaikan batu

karang yang tak tergoyahkan walau tiap hari dihantam dan disayang

ombak. Tokoh statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap, tak

berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.

b. Tokoh berkembang

Tokoh berkembang di pihak lain adalah tokoh cerita yang

mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan

perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan. Ia secara aktif

berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial, alam,

maupun yang lain, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi sikap,

watak, dan tingkah lakunya. Adanya perubahan-perubahan yang

terjadi di luar dirinya sendiri dan adanya hubungan antarmanusia

yang memang bersifat saling mempengaruhi itu, dapat menyentuh

kejiwaannya dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan

perkembangan sikap dan wataknya,29

4. Latar/Setting

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

cerita, semesta yang berinteraksi dengan persitiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung.30

Dalam penyajian eksposisi suatu cerita, pengarang harus

memilih hal yang bermanfaat untuk bagian akhir cerita. Uraian mengenai

latar jangan dipandang melalui segi pengertian kecocokan yang realistis,

tetapi harus dipandang dari segi pengertian apa yang dapat dia

persembahkan sebaik-baiknya bagi suatu cerita.31

Latar juga dapat

berwujud waktu-waktu tertentu (hari, buan, dan tahun), cuaca, atau satu

periode sejarah. Meski tidak langsung merangkum sang karakter utama,

latar dapat merangkum orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita.

29

Ibid., h. 188. 30

Robert Stanton, Teori Fiksi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 35. 31

Aminuddin, Op.Cit., h. 136.

Page 33: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

22

Latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dalam sebuah novel, tokoh

dan penokohan merupakan sebuah kesatuan yang saling berkaitan, tidak

dapat dipisahkan apalagi sampai dihilangkan dalam pembahasan. Ketiga

unsur itu walaupun masing-masing menawarkan permasalahan yang

berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling

berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Pada penelitian ini, penulis menuliskan latar sesuai dengan objek

penelitian, yaitu sebagai berikut.

a. Latar tempat

Latar tempat adalah latar yang mendasari jalan cerita dari sebuah

karangan. Melalui latar tempat, pembaca bisa menganalisis keadaan

sosial yang ada pada daerah tersebut dan menyarankan pada

peristiwa yang diceritakan disebuah karya fiksi.32

Penggunaan latar

tempat di dalam cerita cenderung berubah-ubah sesuai dengan alur

dan plot yang berlangsung. 33

b. Latar waktu

Latar waktu cenderung berkaitan dengan “kapan” peristiwa itu

terjadi. Masalah waktu tersebut biasanya dihubungkan dengan

peristiwa sejarah yang menuntut pembaca untuk mencoba masuk ke

dalam suasana cerita. Latar ini bertujuan memperjelas cerita kepada

situasi yang sedang terjadi.34

Pada beberapa karya fiksi, latar waktu

justru tampak samar atau tidak dimunculkan dan tidak dijelaskan

unsur waktunya. Hal inilah yang membuat pembaca mencari sejarah

yang berkaitan dengan penceritaan di dalam karya fiksi.35

c. Latar sosial

32 Burhan Nurgiyantoro, Op.Cit., h. 227. 33 Ibid., h. 229. 34 Ibid., h. 230. 35 Ibid., h. 232.

Page 34: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

23

Latar sosial berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan terhadap

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi.36

Tata cara kehidupan sosial

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup

komplek. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap.

Latar dikategorikan menjadi dua, yaitu latar netral dan latar tipikal.

a. Latar netral

Latar netral merupakan sebuah nama tempat yang hanya sebagai

tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Jika disertai sebuah

kota, ia sekadar sebagai kota yang mungkin disertai dengan sifat

umum sebuah kota, yang jika disebutkan nama jalan, ia sekadar

sebagai jalan raya yang mungkin disertai deskripsi sifat umum

sebuah jalan raya.37

b. Latar tipikal merupakan latar yang memiliki dan menonjolkan sifat

khas latar tertentu, baik menyangkut unsur tempat, waktu, dan sosial.

Pada latar ini terdapat deskripsi latar spiritual, seperti dikemukakan

di atas, pada umumnya menyebabkan sebuah karya menjadi khas,

spesifik, tipikal. Hal itulah yang justru menunjukkan dan menandai

kekhasan sebuah latar dan sekaligus membedakannya dengan latar

yang lain.38

5. Sudut Pandang

Point of view adalah cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

36 Ibid., h. 233. 37

Ibid., h. 220. 38

Ibid., h. 221.

Page 35: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

24

pembaca.39

Dalam sebuah karya sastra, terdapat beberapa sudut pandang,

yaitu sebagai berikut.

a. Sudut pandang pertama sebagai orang pertama

Dalam sudut pandang ini, pengarang memakai istilah “aku” atau

“saya” dalam menarasikan ceritanya. Tokoh inilah yang menjadi

fokus, pusat kesadaran dan sekaligus pusat cerita.

b. Orang pertama sebagai tokoh tambahan

Tokoh ini hadiruntuk membawakan cerita kepada pembaca dan

hanya tampil sebagai saksi terhadap berlangsungnya cerita yang

dialami olehtokoh lain.

c. Orang ketiga serba tahu

Posisi pengarang berada di luar cerita dan hanya menyampaikan

peristiwa yang dialami tokoh-tokohnya. Abrams mengemukakan

bahwa narator mengetahui beberapa hal tentang tokoh, peristiwa,dan

tindakan termasuk motivasi yang melatarbelakangi tokoh. Oleh

karena itu, narator bebas menceritakan tindakan dan kata hati.

d. Orang ketiga sebagai pengamat

Seorang pengarang tidak mengganggu dengan memberikan

komentar dan penilaian yang bersifat subjektif terhadap peristiwa,

tindakan, atau tokoh-tokoh yang diceritakan. Pengarang hanya dapat

menceritakan segala sesuatu yang dapat dilihat dan didengar, atau

yang dijangkau oleh indera tokoh-tokohnya. Sehingga pembaca juga

akan dibuat tahu tentang “luar-dalam” masing-masing tokoh.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan arti dari kemantapan dan pengungkapan

bahasa dalam sebuah kata-kata. Gaya bahasa bukan hanya tentang efisiensi

dan efektifitas penggunaan bahasa saja, melainkan tentang cara

penggunaan bahasa untuk menghasilkan efek tertentu. Selain itu, gaya

bahasa dalam sastra adalah persoalan bagaimana, sekalipun tidak efektif

39

Agus Nuryatin, Op.Cit., h. 15.

Page 36: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

25

dan efisien menurut tata bahasa, misalnya untuk menampilkan suasana

senja, bermacam cara dapat dilakukan dengan penggunaan gaya bahasa itu

sendiri.40

Istilah style (gaya bahasa) berasal dari bahasa Latin, stiles, yang

mempunyai arti suatu alat untuk menulis di atas kertas (yang telah dilapisi

lilin. Orang yang dapat memainkan alat ini dengan tepat dan tajam, akan

menghasilkan sesuatu yang jernih (clear), impresi tajam yang dianggap

patut dipuji.

Dalam hal pemakaian bahasa ini terlihat adanya bermacam-macam gaya

bahasa, yang memberikan corak yang bermacam-macam pula. Dalam

proses menulis pengarang akan senantiasa memilih kata-kata dan

menyusunnya menjadi kalimat-kalimat sedemikian rupa sehingga mampu

mewadahi apa yang dipikirkan dan dirasakan tokoh-tokoh ceritanya.

Ada banyak gaya bahasa yang dapat digunakan untuk menganalisis

sebuah karya fiksi, tetapi pada penelitian ini penulis membatasi gaya

bahasa yang terdapat di dalam novel Maluku Kobaran Cintaku adalah

sebagai berikut.

a. Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung

pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukuran atau sifatnya

dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau

situasi untuk memperhebat, meningkatkan pengaruh dan pesannya42

.

b. Personifikasi

Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau

sesuatu yang tidak bernyawa memiliki sifat kemanusiaan.43

c. Perumpamaan

Perbandingan dua hal yang hakikatnya berlainan dan yang sengaja

kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh

40

Atmazaki, Ilmu Sastra Teori dan Terapan, (Padang: Penerbit Angkasa Raya, 1990), h.

94. 42

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2013), h. 55.

43 Ibid., h. 17.

Page 37: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

26

pemakaian kata seperti, bagaikan, ibarat, laksana, bak, dan

umpama.44

d. Antonomasia

Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan gelar resmi

atau jabaran sebagai pengganti nama diri.45

7. Amanat

Amanat ialah pesan yang disampaikan pengarang terhadap pembaca

melalui tulisan-tulisannya, agar pembaca bisa menarik kesimpulan dari apa

yang telah pembaca nikmati.46

Pesan atau amanat, yakni maksud yang

terkandung dalam suatu cerita. Amanat sangat erat hubungannya dengan

tema.

Amanat dalam cerita disampaikan penulis dengan dua cara, yaitu

amanat yang tersirat dan amanat yang tersurat. Amanat tersirat adalah

amanat yang digambarkan penulis secara tidak langsung. Artinya, setelah

membaca sebuah karya sastra, pembaca menentukan amanat dari

permasalahan di dalam cerita. Pembaca diharapkan dapat

menyimpulkannya sendiri, sedangkan amanat tersurat adalah amanat yang

ditulis secara langsung di dalam cerita. Amanat yang ingin disampaikan,

atau diajarkan, kepada pembaca itu dilakukan secara langsung dan

eksplinsit. Pengarang, dalam hal ini, tampak bersifat menguraikan pembaca

secara lansung memberikan nasihat-nasihat dan petuahnya.

C. Upaya Membangun Perdamaian

Konflik merupakan suatu fenomena yang seirng kali ditemui sehari-

hari. Berbagai macam konflik bermunculan karena banyaknya persoalan yang

melibatkan hal-hal tertentu dan tak jarang konflik selesai dengan cepat, tetapi

di beberapa kasus, konflik jangka panjang kerap kali terjadi. Hal inilah yang

kemudian menghilangkan nilai-nilai kedamaian antar manusia. Konflik bisa

44

Ibid., h. 9. 45

Ibid., h. 132. 46

Kosasih, Ketatabahasaan dan Kesusastraan, (Bandung: CV Yrama Widya, 2006), hl. 38.

Page 38: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

27

berujung kekerasan yang mengakibatkan pada kematian. Di Indonesia,

banyak kasus konflik sederhana yang akhirnya merenggut nyawa manusia,

sehingga konflik ini berubah menjadi konflik jangka panjang yang tak habis

dengan alih-alih balas dendam.47

Konflik jangka panjang tentu membutuhkan sebuah upaya penyelesaian

guna mendapatkan kembali perdamaian. Salah satunya dapat dilakukan

dengan resolusi konflik. Resolusi konflik adalah suatu proses analisis dan

penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan

individu dan kelompok seperti identitas dan pengakuan juga perubahan-

perubahan institusi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

Konflik dapat dilatarbelakangi oleh banyak hal. Konflik internal suatu negara

bisa disebabkan oleh banyak hal, baik konflik politik, ekonomi, perdagangan,

etnis, perbatasan dan sebagainya. Tentulah kedua belah pihak maupun pihak

luar yang menyaksikan menginginkan konflik dapat dikhiri.

Dalam setiap konflik selalu dicari jalan penyelesaian. Konflik terkadang

dapat saja diselesaikan oleh kedua belah pihak yang bertikai secara langsung.

Namun tak jarang pula harus melibatkan pihak ketiga untuk menengahi dan

mencari jalan keluar baik oleh negara atau sebagai organisasi regional bahkan

organisasi internasional.

Dalam berbagai situasi yang meliputi lebih dari satu orang, konflik

berpotensi untuk muncul. Penyebab konflik terjadi beragam, mulai dari

perbedaan filosofi dan tujuan sampai dengan ketidakseimbangan kekuatan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang tepat guna dan berdayaguna

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meminimalkan potensi

meluasnya konflik. Melalui upaya-upaya itu, diharapkan kekecewaan

masyarakat yang muncul karena ketidakmampuan atau keterbatasan mereka

dalam memnuhi kebutuhan hidup tidak tersalurukan sebagai energi negatif di

arena konflik lantas memperkeruh suasana.

47

M. Mukhsin Jamil, Mediasi Resolusi Konflik, (Semarang: Walisongo Mediation Centre

IAIN Walisongo, 2007), hlm. 1.

Page 39: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

28

Namun sebaliknya, kekecewaan itu harus bisa diredam terutama

sebagai prasyarat kondisional bagi pembangunan perdamaian yang

berkelanjutan di Maluku. Dengan demikian, kesejahteraan merupakan salah

satu penekatan yang dipandang penting yang bisa dilaksanakan oleh

pemerintah daerah sebagai manifestasi tanggung jawab kehadiran negara

untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat, paling tidak kebutuhan

dengan standar minimal.48

Ada tiga tahap yang bisa diaplikasikan dalam membangun perdamaian

dan menyikapi konflik yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

1. Pencegahan konflik

Pencegahan ini dilakukan agar tidak membuat konflik semakin meluas

sehingga mengakibatkan bahaya yang lebih besar lagi. Perlu adanya

tindakan yang terus diupayakan agar konflik tidak terus-menerus

menguasai kelompok masyarakat.

2. Penanganan konflik

Strategi ini dapat dilakukan dengan mengadakan mediasi yang

melibatkan tokoh agama untuk menyampaikan khotbah dan dakwah

damai, serta revitalisasi kearifan lokal melalui pendidikan, seni

budaya, dan pelembagaan institusi adat.

3. Resolusi konflik

Strategi ini di antaranya dapat dilakukan dengan memberi santunan

kepada keluarga korban luka maupun meninggal, membangun atau

merehabilitasi rumah yang dibakar atau dirusak selama konflik, atau

mengadakan kegiatan dengan melibatkan kelompok yang bertikai.49

D. Sejarah Konflik di Maluku

Konflik merupakan hasil dari akumulasi dan proses saling

mempengaruhi (interpenetrasi) dari berbagai macam faktor “ketidakpuasan”

48

Rachma Fitriati, Merawat Perdamaian 20 Tahun Konflik Maluku, (PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta, 2019), h. 7.

49

Op.Cit., h. 81-82

Page 40: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

29

dalam masyarakat, misalnya jika konflik di Maluku mewujudkan dalam

penggunaan simbol-simbol agama, maka fakta sosial tersebut tidak bisa dikaji

dengan menggunakan alat analisis theologi atau keagamaan semata.50

Frustasi

dan ketidakpuasan kolektif merupakan proses yang terjadi dalam rentang

waktu yang cukup lama, di mana ketidakpuasan dan frustasi kolektif saling

terakulumasi, maka ketidakpuasan rakyat Maluku—baik yang beragama

Islam maupun Kristen—disebabkan oleh saling interpenetrasi antara faktir

persaingan politik kekuasaan, ekonomi dan budaya yang berskala nasional

(pusat), yang berimplikasi pada aras lokal (daerah).51

Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara merupakan bagian dari

wilayah negara Republik Indoneisa. Kedua wilayah provinsi ini mempunyai

sejarah masa lampau yang berbeda dengan provinsi-provinsi lain. Sejak abad

ke XIII sampai dengan abad XVII daerah dan rakyat Maluku telah mengalami

perjumpaan kebudayaan, perdagangan, dan agama dengan para pendatang.52

Selain itu, warga Muslim di Maluku, khususnya Ambon, secara signifikan

bertambah, karena itu, orang-orang Islam Maluku, khususnya Ambon,

mengklaim bahwa jumlah mereka lebih banyak dari penduduk yang beragama

Kristen, karena besar jumlahnya, secara otomatis orang Islam Ambon dapat

mendominasi birokrasi sipil hampir di seluruh Maluku.53

Pecahnya konflik

agama yang melibatkan sesama masyarakat Maluku merupakan

penyimpangan karena terjadi dalam satu keturunan. Konflik fisik yang terjadi

secara cepat antara umat Islam dan Kristen tanpa diawali proses panjang atau

tahapan yang jelas telah menyimpang dari teori perkembangan.54

Pemerintah dinilai tidak dapat mengakhiri munculnya konflik di

Maluku. Pasalnya, pada sekitar tahun 1999 dan pertengahan pertama tahun

2000 bermacam-macam konflik bermunculan. Dimulai pada pertengahan

50

John Pieris, Tragedi Maluku Sebuah Krisis Peradaban, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2004), h. 3. 51

Ibid., h. 5-6. 52

Ibid., h. 70. 53

Ibid., h. 77-78. 54

Toni Setia Boedi, Resolusi Konflik Agama di Pulau Ambon, (Yogyakarta: Jurnal

Ketahanan Nasional), XIV (3), Desember 2009, h. 51.

Page 41: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

30

kedua tahun 2000 hingga akhir 2001, terdapat konflik yang membanjiri

wilayah Maluku dengan volume yang lebih besar. Periode konflik yang

berdarah di Ambon, menyisakan beberapa warga (baik Islam maupun

Kristen) yang berusaha mengupayakan nilai-nilai kedamaian,

mengorganisasikan diri untuk terlibat dalam “konflik bernuansa agama”.

Mereka membantu para korban untuk mendapatkan penanganan medis dan

ikut dalam kegiatan yang bertujuan menghentikan kekerasan. Meski begitu,

mereka tidak melakukan secara terang-terangan dan terbuka, hal ini dilakukan

karena takut akan ancaman yang ada.55

Penyebab terjadinya konflik Ambon antara kelompok Islam dengan

Kristen telah membawa korban antara 5.000 hingga 12.000 orang selama

tahun 1999-2003/2004. sentralisasi kekuasaan Order Baru, militer yang

terlalu berpolitik praktis, banjirnya pendatang yang menganca posisi warga

asli; persaingan di tingkat birokrasi lokal berdasarkan agama; dan intervensi

negara terhadap adat istiadat setempat, menurutnya merupakan beberapa yang

melatarbelakangi konflik dengan kekerasan di Ambon. Konflik terpendam

berubah menjadi peristiwa kekerasan pada tanggal 19 Januari 1999 ketika

terjadi perselisihan antara dua orang yang berbeda agama di Batu Merah.

Peristiwa tersebut bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun

itu.56

Pada dasarnya, kerusuhan yang berkepanjangan di Maluku disebabkan

oleh faktor sosial dan politik, dan bukan agama, faktor-faktor ini juga

menciptakan semacam “segregasi” dan cara berpikir yang menggunakan

mainstream agama dalam kehidupan politik, khususnya di tingkat elite politik

lokal. Tragedi Maluku terjadi karena skenario Jakarta yang dirancang oleh

pihak yang haus kekuasaan, mempunyai niat busuk menciptakan kekacauan

nasional, agar pemerintah yang sah saat itu tidak lagi memiliki legitimasi

politik, dan karena itu harus ditumbangkan. Praktisnya, masyarakat Maluku

(Ambon) telah mengalami rekayasa secara sistematis dalam jangka waktu

55

Tri Ratnawati, Maluku dalam Catatan Seorang Peneliti, (Jakarta: PUSTAKA PELAJAR,

2006), hlm. 6. 56

Ibid., h. 3-4.

Page 42: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

31

yang begitu lama melalui mitos-mitos politik yang dijustifikasikan dengan

agama dan budayanya. Intinya adalah mengadu domba dan mempersenjatai

primordialisme agama masyarakat setempat dengan kebencian, permusuhan,

konflik yang brutal dan nafsu pembantaian atas dalil-dalil (politis) keagamaan

yang sempit.57

Dengan terjadinya konflik kekerasan maka provinsi Maluku Utara

mengalami kemunduran yang sangat signifikan dalam bidang pembangunan.

Konflik sosial yang terjadi telah menghancurkan baik sarana dan prasarana

fisik yang ada maupun mendatangkan permasalahan sosial psikologis bagi

masyarakat setempat. Upaya normalisasi kehidupan di Maluku Utara sejauh

ini sudah mendapatkan prioritas yang tinggi baik dari pemerintah pusat, hal

yang terlihat dari berbagai kebijakan dan juga program-program yang

dilaksanakan di Maluku.58

E. Sosiologi Sastra

Kata sosiologi adalah istilah yang mempunyai hubungan dengan

masyarakat. Sosiologi pada dasarnya mempelajari kesatuan hidup manusia

yang terbentuk hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok lain.

Sosiologi meneliti kehidupan manusia dalammasyarakat dengan analisis

ilmiah dan objektif, sedangkan sastra menelitinya dengan subjektif melalui

gambaran emosi dan perasaan.59

Definisi sosiologi sastra menurut

Swingewood dalam bukunya yangberjudul The Sociology of Literature

(Faruk) adalah sebagai studi ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam

masyarakat, studi mengenai lembaga dan proses-proses sosial.60

Sosiologi

juga dapat dikatakan sebagai cabang ilmu yang berkaitan erat dengan perilaku

masyarakat dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan manusia.61

Sosiologi

57

John Pieris, Op.Cit., h. 170-173. 58

Sri Yanuari, dkk., Konflik Maluku Utara Penyebab, Karakterisik dan Penyelesaian

Jangka Panjang, (Jakarta: Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan-LIPI, 2004), h. 162-163. 59

Nyoman Kutha Ratna, Op.Cit., h. 3-4. 60

Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006), h. 1. 61 Syahrizal Syarbani dan Fatkhuri, Teori Sosiologi Suatu Pengantar, (Bogor: Penerbit

Ghalia Indonesia, 2016), h. 1.

Page 43: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

32

jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya ialah masyakat. Sosiologi

merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam

masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses masyarakat. Sosiologi

mencoba mencari bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia

berlangsung dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-

lembaga sosial dan segala masalah perekonomian, keagamaan, politik semua

itu merupakan struktur sosial. Berkat para pakar seperti Comte, Spencer, Le

Play dan Durkheim, ilmu sosiologi berkembang menjadi ilmu yang benar-

benar otonom, meninggalkan kesusastraan yang dianggap sebagai bidang

rumit dengan definisi yang sangat titdka pasti dan yang dilindungi oleh

semacam rasa hormat manusiasi.64

Ada tiga kemungkinan yang mendasari sosiologi sastra, yaitu pengarang,

teks yang ditulisnya, dan masyarakat pembaca. Sosiologi sastra

menitikberatkan kepada kehidupan bersosial dalam masyarakat yang

mengarah kepada penyelidikan status ekonomik dan profesional penulis,

kelas sosial, dan generasi sastra penulis itu.65

Kehidupan mencakup hubungan

antar manusia, dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.

Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang,

yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang

dengan orang lain atau dengan masyarakat.66

Telaah sosiologi sastra menurut

Ian Watt mencakup tiga hal. Pertama, konteks sosial pengarang.Hal ini

berkaitan dengan masyarakat pembaca yang berhubungan dengan posisi

sosial pengarang. Faktor-faktor sosial yang ditemukan dalam konteks ini

adalah pengarang sebagai pribadi yang berpengaruh besar bagi isi karya

sastranya. Kedua, sastra sebagai cerminan masyarakat. Pada aspek kedua ini

sejauh mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat.

Ketiga, fungsi sosial sastra, yang mengaitkan sastra dengan nilai sosial.

64

Robert Escarpit, Sosiologi Sastra, diterjemahkan oleh Ida Sundari Husen, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 8-9. 65 Rien T. Segers, Evaluasi Teks Sastra, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), h. 70. 66

Ibid., h. 1.

Page 44: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

33

F. Pengajaran Sastra

Belajar merupakan kegiatan pembeda antara makhluk hidup dengan

makhluk yang lain. Dengan belajar, manusia dapat memberikan manfaat

kepada dirinya sendiri dan orang lain. Belajar membuat manusia memiliki

pengetahuan dan wawasan yang luas.68

Seseorang dikatakan belajar apabila

perilaku dan pemikirannya telah berubah. Aktivitas belajar dapat dilakukan

dengan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dengan demikian,

manusia yang awalnya tidak tahu tentang pengetahuan apapun, berubah

menjadi tahu karena belajar.69

Belajar juga dapat dikatakan sebagai mencari informasi dari berbagai

pelajaran yang ada di lingkungan sekitar. Pengertian ini dapat

diimplementasikan terhadap pengajaran sastra di sekolah. Pengajaran sastra

bersifat afektif, maksudnya adalah menambah pengalaman dan pengetahuan

siswa dalam melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar. Mempelajari

sastra artinya harus menambah daya kepekaan terhadap setiap kejadian.

Selain itu, mempelajari sastra juga akan mempertajam perasaan, daya ingat,

imajinasi, dan kekreativitasan siswa.

Nilai-nilai yang terkandung dalam mempelajari sastra di sekolah dapat

diterapkan di kehidupan sehari-hari. melalui unsur intrinsik, siswa dapat

mengetahui apa amanat yang terkandung dalam sebuah cerita. Ada empat

manfaat dari sebuah pengajaran sastra, yaitu sebagai berikut.

a. Membantu dalam keterampilan berbahasa

Mempelajari sastra tentu akan membantu dalam keterampilan

berbahasa siswa yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak dan

berbicara. Dengan adanya keterampilan berbahasa tersebut, siswa

mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

b. Meningkatkan pengetahuan budaya

68 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber

Belajar, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 12. 69 Ibid., h. 13.

Page 45: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

34

Sastra berkaitan erat dengan budaya. Beberapa karya sastra justru

menggambarkan bagaimana keadaan dan situasi di beberapa daerah.

Hal inilah yang kemudian dapat memancing siswa dalam menggali

pengetahuan budaya melalui sebuah karya sastra.72

c. Mengembangkan cipta dan rasa

Di dalam pengajaran sastra, kecakapan yang perlu dikembangkan

adalah yang bersifat indrawi, penalaran, afektif, sosial, dan juga

religius. Oleh sebab itulah, bisa dikatakan bahwa pembelajaran sastra

yang dilakukan dengan sebenarnya akan mampu menyediakan

kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan yang

lebihunggul dari apa yang diperoleh dari mata pelajaran yang lain,

sehingga pembelajaran sastra tersebut lebih mendekati arah dan tujuan

pembelajaran dalam arti yang sesungguhnya.

d. Menunjang Pembentukan Watak

Dalam mempelajari karya sastra akan membawa siswa pada

berbagai rangkain kehidupan, seperti kebahagiaan, kesetiaan,

kebebasan, kebanggan diri, sampai pada kelemahan dan keputusasaan.

Kedua, pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam

usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa, meliputi

ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.73

G. Penelitian Relevan

Penelitian relevan dalam penelitian ini adalah skripsi milik Lafadis

Perwita Sari, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul

Konflik Antar Suku Dalam Novel Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna

Sarumpaet: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra pada tahun 2014. Adapun

kesamaan dari kedua penelitian ini adalah sama-sama mengambil

permasalahan yang hampir serupa yaitu membahas tentang konflik sosial

antar suku di masyarakat Maluku. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk

72

Ibid., h. 73 73

Ibid.,h. 77.

Page 46: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

35

menjelaskan konflik yang terjadi di Maluku. Penelitian tersebut menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan analisis. Data penelitian ini adalah

novel wacana atau kutipan novel. Adapun perbedaan penelitian tersebut

dengan penelitian ini adalah penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana

bentuk perdamaian dan toleransi peperangan yang terjadi sesama saudara di

Maluku, atau menjelaskan perubahan-perubahan dalam konflik sampai

kemudian mulai tiada, sedangkan pada penelitian yang ditulis oleh Lafadis

Perwita Sari hanya menjelas serangkaian konflik suku yang ada di

masyarakat Maluku tanpa menjelaskan bentuk-bentuk yang menggambarkan

perdamaian yang terjadi.

Penelitian relevan selanjutnya adalah jurnal yang ditulis oleh Yulna

Pilpa Sari, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Riau, yang berjudul

Penyelesaian Konflik Tokoh Utama dalam Novel Lawa Karya Saidul

Tombang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang

bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penyelesaian

konflik internal dan eksternal dalam novel Lawa karya Saidul Tombang.

Teknik analisis data dari penelitian ini adalah dengan mengidentifikasikan

data penelitian, mendeskripsikan hasil penelitian, menginterpretasikan dan

menyimpulkan hasil penelitian.

Penelitian relevan selanjutnya adalah jurnal yang ditulis oleh Mira Noor

Cahyaningrum, Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Malang tahun 2018, yang berjudul Penyelesaian Konflik Batin, Konflik

Individu dan Konflik Tokoh, Suti dalam Novel Suti karya Sapardi Djoko

Damono. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang

bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penyelesaian

konflik yang terjadi di dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Fokus

pada penelitian ini adalah menyoroti tokoh utama yang mengalami konflik

batin dan konflik manusia dengan individu dan manusia dengan kelompok.

Teknik analisis data dari penelitian ini adalah dengan mengidentifikasikan

Page 47: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

36

data penelitian, mendeskripsikan hasil penelitian, menginterpretasikan dan

menyimpulkan hasil penelitian.

Berdasarkan paparan tersebut, belum terdapat penelitian tentang

penulis. Untuk itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul Resolusi

Konflik dalam Novel Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna Sarumpaet dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah.

Page 48: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

37

BAB III

BIOGRAFI

A. Biografi Pengarang

Ratna Sarumpaet merupakan seniman serta aktivis sosial. Lahir di

Tarutung, Tapanuli Utara, pada 16 Juli 1949, awalnya Ratna Sarumpaet lebih

dikenal dari aktivitasnya di dunia teater. Kesenian ini pula yang dipilih

olehnya dalam menyuarakan berbagai pendapat serta keberpihakannya

mengenai masalah sosial.

Ratna merupakan putri mantan petinggi Dewan Gereja Indonesia yang

memutuskan untuk menjadi mualaf pada usia awal duapuluhan. Ia mewarisi

darah pejuang dan pemberontakdari kedua orang tuanya. Bapaknya, Saladin

Sarumpaet adalah Menteri Pertanian Pemerintahan Revolusioner Republik

Indonesia (PRRI), Ibunya Yulia Hutabarat adalah tokoh penting pergerakan

perempuan Tapanuli. Menikah dengan Ahmad Fahmy, Ratna dikaruniai

empat orang anak (Iqbal, Fathom, Ibrahim, Atiqah).

Alumni di Fakultas Teknik Arsitektur dan Fakultas Hukum UKI, Ratna

memilih kesenian sebagai alat perjuangannya. Ratna Sarumpaet pertama kali

mempelajari dunia teater ketika bergabung dengan Bengkel Teater

Yogyakarta selama 10 bulan pada tahun 1969. Namun pada akhirnya Ratna

lebih memilih untuk menekuni dunia teater dan mendirikan kelompok drama

Satu Merah Panggung pada 1974. Pada tahun 1974 ini pula, Ratna pertama

kali mementaskan karyanya sendiri yang berjudul Rubayyat Omar Khayam

bersama kelompok drama Satu Merah Panggung yang didirikannya1.

Selama tigabelas tahun terakhir, di tengah kesibukannya sebagai aktivis

HAM dan kemanusiaan, Ratna telah menghasilkan sembilan karya drama

(Rubayat Umar Khayam, Dara Muning, Marsinah Nyanyian dari Bawah

Tanah, Pesta Terakhir, Terpasung, Marsinah Menggugat, ALIA, Luka

Serambi Mekah, Anak-anak Kegelapan, Pelacur dan Sang Presiden). Walau

1 Ratna Sarumpaet, Maluku Kobaran Cintaku, (Depok: PT KOMODO BOOKS, 2010), h.

3.

Page 49: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

38

sejak awal telah peduli dengan berbagai masalah sosial, nama Ratna

Sarumpaet baru mendapat sorotan dari pemerintah Orde Baru pada dekade

90-an. Perhatiannya pada penutupan kasus pembunuhan Marsinah di tahun

1997 membuatnya akhirnya melahirkan karya monolog Marsinah Menggugat.

Pembunuhan Marsinah sendiri terjadi di tahun 1993 dan pada tahun 1997

Kepala Kepolisian RI menutup kasusnya karena dianggap DNA Marsinah

telah tercemar.2

Karya monolog Marsinah Menggugat ini awalnya dimainkan pada

sebuah tur ke sebelas kota di Jawa dan Sumatera, karena karya ini dianggap

kontroversial, muncul tekanan dari sejumlah pihak dan bahkan

pementasannya sendiri sempat dibubarkan di Bandar Lampung. Setelah kasus

Marsinah ini menjadi perhatian dunia, rumah Ratna Sarumpaet di Kampung

Melayu Kecil sekaligus menjadi sanggar Satu Merah Panggung terus diawasi

intel. Nama Ratna sendiri menjadi salah satu orang yang harus terus diawasi

ketat karena membahayakan stabilitas negara. Pada akhir 1997, karena lelah

menjadi objek intimidasi aparat, Ratna Sarumpaet memutuskan melakukan

perlawanan dengan menghentikan sementara kegiatannya sebagai seniman

dan mengumpulkan 46 LSM dan Organisasi-organisasi Pro Demokrasi di

kediamannya, lalu membentuk aliansi bernama Siaga. Menjelang Sidang

Umum MPR, Maret 1998, ketika pemerintah mengeluarkan larangan

berkumpul bagi lebih dari lima orang, Ratna bersama Siaga justru menggelar

sebuah Sidang Rakyat “People Summit” di Ancol. Pertemuan ini kemudian

dibubarkan dan kemudian Ratna beserta tujuh orang lainnya ditangkap karena

berbagai tuduhan termasuk makar.3

Ratna pernah menjadi salah satu editor film yang bekerja sama dengan

MGM, Los Angeles, pada tahun 1985 sampai dengan 1986. Selain itu, Ratna

juga pernah menjadi pengurus International Women Playwright. Pada tahun

1988, ia mendapatkan penghargaan Female Human Right dari The Asian

2 Ibid., h. 4.

3 Ninis Chaerunnisa, “Begini Kronologi Kasus Hoax Ratna Sarumpaet”, dalam

https://nasional.tempo.co/read/1133129/begini-kronologi-kasus-hoax-ratna-sarumpaet, diakses

pada 08 Juli 2019.

Page 50: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

39

Foundation for Human Rights di Tokyo, Jepang. Filmnya yang berjudul

Jamila dan Sang Presiden juga mendapatkan penghargaan sebagai Public

Prize Vesoul International Film Festival di France pada tahun 2010.

Ratna Sarumpaet saat ini sedang tersandung kasus hoaks yang

membawanya hingga ke ranah hukum. Ia ditangkap pihak kepolisian karena

telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyebaran hoaks atau berita

bohong. Ratna dijerat pasal 14 dan 15 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946

tentang Peraturan Hukum Pidana serta pasal 28 juncto pasal 45 Undang-

undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Persoalan hoaks yang

menimpa dirinya berawal dari berita bohong mengenai penganiayaan

terhadap dirinya. Kronologi singkat kasus hoax yang dilakukan oleh Ratna

pertama kali diunggah di media sosial (Facebook). Unggahan tersebut

kemudian dengan cepat menyebar hingga sampai kepada pihak kepolisian.

Polisi telah melakukan penyelidikan setelah mendapat laporan hoaks tersebut.

Akhirnya Ratna mengakui kebohongannya dan menjalankan beberapa sidang

di pengadilan.4

Selama menjalani rutinitas di dalam jeruji besi, Ratna mengaku telah

memulai kembali menulis buku. Seperti biasanya, dalam melahirkan karya-

karyanya, ada pesan yang ingin disampaikan di dalam tulisannya. Ia menulis

buku barunya tentang bangsa Indonesia dan melanjutkan tulisan-tulisannya

secara rutin, meskipun telah ditetapkan sebagai penyebar hoaks atau berita

bohong dan membuat dirinya mendekam di dalam tahanan.5

B. Gagasan Kepengarangan

Ratna Sarumpaet adalah penulis dengan seribu pemikiran yang mewadahi

peristiwa yang terjadi. Ia memberikan seluruh hati dan pikirannya pada

mereka yang tersudut. Ia melakukan apa saja untuk perubahan tanpa

sedikitpun beban apalagi rasa takut. Karya-karya yang pernah ditulisnya

4 Ibid..

5Jps/osc, “Selama di Tahanan Ratna Sarumpaet Mengaku Menulis Buku, dalam

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190312142549-12-376504/selama-di-tahanan-ratna-

sarumpaet-mengaku-menulis-buku,diakses pada 08 Juli 2019.

Page 51: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

40

adalah bentuk kritik sosial. Ia membela Marsinah dan rakyat Aceh tanpa

peduli dengan cara itu dia harus berhadapan dengan penguasa Orde Baru pada

masa di mana nyaris seluruh rakyat diam meski berbagai pelanggaran Ham

terjadi di depan mata.

Kehadiran Ratna di dunia teater yang didominasi kaum maskulin juga

menghadapi fenomena dan tantangan khusus, sama seperti umumnya persalan

yang harus dihadapi perempuan di dunianya masing-masing. Pertunjukkan-

pertunjukkannya yang secara terbuka menguas masalah-masalah demokrasi,

kemanusiaan, kebenaran dan keadilan, dan mempertanyakan secara frontal

kehadapan penguasa, telah secara tidak langsung menjadi alat

memingirkannya dari pengakuan dia betul seorang penulis naskah drama.

Ia berupaya agar apa yang ditulisnya dapat menyampaikan apa yang

selama ini tidak bisa disampaikan banyak orang. Sebagai seorang aktivis,

Ratna berani menyuarakan kegelisahan orang lain, meski pada kenyataannya

tulisannya banyak mengakibatkan ia berurusan dengan pihak kepolisian.

Dalam kelompok drama yang dipimpinnya, Ratna mengatakan “Talenta yang

diberikan Allah pada saya yang paling sering saya syukuri adalah menulis

naskah drama. Dengan keahlian itu saya bisa berbicara dan memperjuangkan

persoalan-persoalan bangsa ini dengan bahasa dan sudut pandang yang

berbeda dari sudut pandang politisi umumnya.”6

Ratna akan melakukan apapun untuk keadilan, kemanusiaan dan

kebenaran tanpa rasa takut, termasuk ketakutan „dimusuhi orang‟. Dalam lima

tahun terakhir, penantian Ratna berfokus pada persoalan kemiskinan. Untuk

itu dia sedang melakukan survey tentang nasib TKI. Karya dramanya Jamila

dan Sang Presiden, diangkatnya ke layar lebar untuk membuka kesadaran

semua pihak tentang buruknya perdagangan anak di Indonesia. Film ini

berhasil memperoleh sejumlah penghargaan internasional.7

6 Ratna Sarumpaet, Anak-anak Kegelapan, (Jakarta: Satu Merah Panggung, 2004), h. 167-

169. 7 Ratna Sarumpaet, Op.Cit.,h. 4.

Page 52: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

41

C. Sinopsis

Novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet ini

mengisahkan tentang perjuangan masyarakat Maluku dalam mendapatkan

udara kedamaian di kotanya. Novel ini menggambarkan situasi Kota Maluku

pada kerusuhan tahun 1999 sampai dengan tahun 2004. Ratna dalam

novelnya mengupas bagaimana peristiwa itu terjadi secara sistematis.

Meynar, seorang cucu pendeta yang paling disegani di kota Sagu mengalami

peristiwa itu secara terang-terangan. Ia menyadari bahwa kotanya sedang

dalam keadaan yang darurat rasa kemanusiaan. Dengan berbagai perasaan

dan penglihatannya secara langsung tentang kerusuhan tersebut, Meynar

berusaha menyuarakan dan mengambil tindakan untuk berusaha membuat

kerusuhan di Maluku berhenti. Ia nekat menolong korban secara langsung ke

lapangan tanpa memikirkan aturan pada siapa ia harus meminta bantuan. Ia

berusaha mencari lembaga yang bisa membantu para korban kerusuhan

dengan bergabung di dalamnya.

Dalam usahanya tersebut, Meynar bertemu dengan Ali. Hal ini

diketahui dari persahabatan yang dijalin antara kakek moyang keduanya. Tak

pandang latar belakang dan agama yang dimiliki, persahabatan ini terjalin

tanpa hambatan. Hingga pada suatu waktu, Meynar mulai menyadari bahwa

persahabatan yang dimiliki kakek moyang dari Meynar dan Ali,

mengantarkan dirinya pada cinta yang lebih dari pada sekadar persahabatan,

melainkan cinta yang hadir di hatinya tanpa aba-aba. Dalam novel ini, Ratna

tidak semata-mata meletakkan kisah cinta Meynar dan Ali menjadi sorotan

paling penting dari alur ceritanya. Ada yang lebih penting dari pada sekadar

cinta, ada yang lebih darurat dari pada perbedaan agama yang dialami

mereka; ialah pengorbanan yang Meynar dan Ali tunjukkan untuk kotanya.

Keduanya tidak lagi menjadikan cinta yang dimiliki menjadi satu-

satunya hal yang paling penting. Setelah melalui berbagai hari-hari yang

kelam dan pahit, Meynar dan Ali akhirnya membentuk satu lembaga untuk

membentuk Maluku menjadi satu-kesatuan yang utuh, meski cintanya harus

terbelah dan habis dibatasi keyakinan nenek moyang yang sudah tertulis.

Page 53: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Unsur Intrinsik Novel Maluku Kobaran Cintaku

1. Tema

Tema merupakan garis besar yang membungkus suatu cerita. Setiap

rangkaian cerita yang terbuat tentu membutuhkan sebuah tema agar isi

cerita tidak lari dari konsep awal. Melalui tema, pembaca dapat menerka

isi dari apa yang akan diceritakan. Tema utama atau tema mayor yang

terdapat dalam novel Maluku Kobaran Cintaku adalah perjuangan

masyarakat Maluku dalam membangun perdamaian. Tema ini menonjol

karena perjuangan rasa sakit masyarakat Maluku dalam menghentikan

kerusuhan untuk mendapatkan kedamaian menjadi persoalan pokok yang

terus dibahas dari awal hingga akhir bab.

Tema ini juga terlihat dari judul novel Maluku Kobaran Cintaku.

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, kobaran diartikan

sebagai sesuatu yang menyala. Hal ini menunjukkan sikap perjuangan

yang berapi-api dari masyarakat Maluku, karena Maluku adalah satu-

satunya kota yang harus mati-matian diperjuangkan atas dasar rasa cinta

terhadap kota tersebut. Perjuangan para tokoh di dalam novel tersebut

membuktikan bahwa kecintaannya terhadap tanah kelahirannya adalah

harga mati. Tak ada satupun yang boleh membuat kerusuhan di Maluku,

sekalipun telah banyak nyawa yang melayang.

“Berapa banyak lagi nyawa saudara-saudara kita, akan kita

biarkan terenggut? Sampai kapan kita akan membiarkan

kehidupan kita hancur, perekonomian kita mati, anak-anak kita

terlunta-lunta, hidup miskin dan ketakutan? Jangan biarkan

„takut‟ menguasai dirimu. Jangan biarkan „takut‟ menjadi candu

menggerogoti akal sehatmu. Kita semua pada suatu saat akan

mati, karena itulah kehidupan.”1

1 Ratna Sarumpaet, Op.Cit., hlm. 269.

Page 54: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

43

Kutipan tersebut adalah kutipan tokoh Ali yang berusaha

menyuarakan keberanian dalam upaya menghentikan kerusuhan.

Kerusuhan tersebut banyak memakan korban jiwa yang statusnya adalah

anak-anak muda Maluku. Melalui pemuda-pemudi yang tersisa, Ali

berharap ada kekuatan yang menjadi satu untuk membentuk kembali

Maluku yang damai dan tentram.

“Tapi yang lebih penting adalah menghentikan pertikaian.

Menghentikan bertambahnya kerusakan dan korban.

Menghentikan bertambahnya kematian sia-sia...Sama seperti

Saudara-saudara, sumpah pemuda, satu nusa satu bangsa,

adalah jiwa yang mengaliri darah kami. Melalui pidato ini,

saya ingin mengingatkan, terutama pada seluruh generasi

muda di Republik ini, jangan biarkan kami sendirian.”2

Tema tambahan atau tema minor dalam novel ini adalah perjuangan

kisah cinta Meynar dan Ali. Kedua tokoh ini digambarkan sebagai

pasangan yang cintanya terhalang oleh adat dan peristiwa kerusuhan yang

terjadi di Maluku.

“Cinta kita ditolak adat, Ali. Dilarang agama dan dibenci

mayarakat...duduk di samping kamu saja, orang-orang sudah

terganggu dan mereka itu orang-orang yang sangat dekat

dengan saya.”3

Ali memeluk Mey erat, lama, dan berbisik. “Jangan hiraukan

apa kata orang, Mey. Saya akan selalu ada untuk kamu. Saya

akan melindungi dan menjaga kamu.”4

Melalui kutipan tersebut, Meynar dan Ali tidak bisa saling mencintai

karena terhalang adat istiadat yang ada di Maluku. Kedua agama yang

berbeda, tidak bisa memiliki hubungan seperti sepasang kekasih, tetapi

mereka tetap berusaha untuk mempertahankan cintanya di tengah

kerusuhan yang terjadi. Dikatakan tema minor karena perjuangan cinta

2 Ibid., h. 327.

3 Ibid., h. 76.

4 Ibid., h. 77.

Page 55: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

44

Meynar dan Ali berusaha mempertegas makna pokok cerita. Dengan

adanya dua pasangan yang saling mencintai dan ditolak adat karena

memiliki keyakinan berbeda, Meynar dan Ali memperjelas makna cerita

bahwa konflik apapun bisa diatasi dengan cara setiap manusia harus

memiliki rasa cinta yang dalam. Tema di dalam cerita juga merupakan

tema nontradisional, karena jalan cerita novel tersebut berakhir tidak

sesuai yang diharapkan pembaca.

Mey turun dari mobil dan berlari kencang melewati Desa

Laha yang tinggal puing,... Ia berhenti di sebuah batu tempat

dulu ia mendudukkan Ucup. Ia duduk di batu itu dan

menangis,... “Kenapa Tuhan? Kenapa? Kapan ini akan

berakhir? Kapan Kau akan mengampuni dosa-dosa kamu?”5

Pembaca dibawa oleh harapan bahwa cerita akan berakhir dengan

perdamaian tanpa konflik yang tersisa, tetapi pada novel ini justru

pembaca harus kecewa karena akhir cerita yang ternyata memiliki konflik

yang baru lagi. Cerita tidak digambarkan happy ending melainkan cerita

ditutup dengan kepedihan yang baru lagi.

Berdasarkan penjabaran di atas, tema dalam novel Maluku Kobaran

Cintaku adalah perjuangan masyarakat Maluku dalam membangun

perdamaian. Tema ini mendominasi dari isi cerita yang menggambarkan

sikap perjuangan yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Maluku untuk

menghentikan kerusuhan yang terus menyerang dan memakan korban

jiwa.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah unsur penting dalam cerita guna mengetahui siapa saja

yang berperan dalam cerita tersebut, sedangkan penokohan bertujuan

untuk mengetahui karakter yang dimiliki oleh masing-masing tokoh di

dalam cerita. Dalam menganalisis tokoh, penulis mengkategorikan

masing-masing ke dalam tokoh utama dan tokoh tambahan.

5 Ibid., h. 511.

Page 56: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

45

a. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang terlibat atau memperngaruhi plot

utama keseluruhan cerita. Tokoh utama dalam novel Maluku Kobaran

Cintaku adalah sebagai berikut.

1. Meynar

Meynar merupakan tokoh utama di dalam cerita. Secara

fisiologis, Meynar digambarkan narator sebagai gadis yang

berkulit kuning langsat, memiliki tinggi yang semampai dan

bersuara serak. Kehadirannya selalu terlibat di dalam konflik yang

terjadi dan ia juga penggagas dari beberapa upaya untuk

menghentikan kerusuhan di Maluku. Suara yang digambarkan

tokoh Meynar juga diperlihatkan sebagai salah satu ciri khas

orang Maluku yang memiliki suara khas dan kuat.

Meynar, seorang gadis berkulit kuning langsat

keluar menuju teras. Ia terlihat pucat dan gusar.

Perempuan semampai itu baru saja menyaksikan

di televisi kerusuhan besar pecah di Poka.6

Mey menyambut suara Andre dengan suaranya

yang serak, yang kuat, dan khas.7

Secara sosiologis, Meynar merupakan perempuan yang

berasal dari keluarga yang dihormati dan terpandang di Maluku,

karena Opanya yang berperan sebgai pendeta terkemuka, seperti

yang terlihat pada kutipan berikut.

Meynar—cucu seorang pendeta terkemuka di Sagu—

masih berada di tengah semua itu.8

Selain itu, Meynar juga merupakan seorang mahasiswi

semester akhir.

6 Ibid., h. 13.

7 Ibid., h. 330.

8 Ibid., h. 8.

Page 57: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

46

Ia kuliah di semester akhir Universitas Kristen Maluku di

Ambon.9

Secara psikologis, Meynar digambarkan narator sebagai gadis

yang sangat pemberani dan memiliki jiwa sosial yang tinggi

melalui deskripsi tingkah laku oleh narator.

Selain itu, ketaatannya sebagai umat Kristiani juga

digambarkan di dalam cerita dengan jelas oleh narator. Melalui

kata-kata yang diucapkan, Mey menandai dirinya sebagai

perempuan Kristiani yang dekat dengan Tuhannya.

...perempuan yang sedang tak berdaya itu

menggenggam Alkitab kecilnya erat, mengucapkan

doanya dalam ketakutan. “Tuhan, Engkaulah

gembalaku. Engkau yang membuat hidupku tak

kekurangan membaringkanku di padang rumput,

membimbingku ke air yang tenang, menyegarkan

jiwaku,...”10

Narator meletakkan Meynar dengan memunculkan ciri

psikologisnya sebagai pemandu masyarakat Maluku dalam wujud

penghentian kerusuhan yang tengah memanas. Baginya, Maluku

bukan hanya sebagai tempat tinggal saja, tetapi Maluku adalah

tanah kelahiran yang teramat dicintainya. Berdasarkan analisis

penulis, Meynar merupakan tokoh yang berkembang. Hal ini

didapat melalui perubahan secara aktif berinteraksi sosial dengan

lingkungan sosial, alam amupun semua yang mempengaruhi

sikap, watak, dan tingkah lakunya. Ia terus berupaya untuk

berguna bagi orang lain sampai akhir cerita, seperti yang terlihat

pada kutipan berikut.

Mey tahu situasi Ambon sangat menakutkan dan bisa

membahayakan dirinya, tapi ia nekad terjun

menolong korban tanpa bergabung dengan kelompok

9 Ibid., h. 14.

10 Ibid., h. 222.

Page 58: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

47

atau lembaga tertentu. Meski berbahaya, apa yang

dilakukannya itu membuatnya merasa berguna dan

punya peran. Rasa kemanusiaan dan keadilannya

ditantang.11

Meynar merupakan tokoh yang pemberani dan

mementingkan keselamatan orang lain dibanding dengan dirinya.

Ia bertindak nekat seolah tidak peduli dengan kerusuhan yang

akan menyerang dirinya. Baginya, yang terpenting saat itu adalah

kesejahteraan masyarakat Maluku yang pelan-pelan mulai hilang.

Ia tahu akan segala resiko yang akan diterimanya, tetapi

keselamatan orang lain tetap menjadi nomor satu untuknya.

Selain memiliki sikap yang berani, Mey juga menunjukkan

sikapnya yang senang merenung dan menyimpan kesedihannya

sendiri.

Di pihak lain, jantung Mey berdebar tidak karuan.

Pikiran kalutnya membuat jari-jari tangannya

bergerak marah di tuts piano, mengeluarkan bunyi

berdentam-dentam.12

Setelah suara-suara diluar kamar rias itu sepi,

Mey menyalakan lampu. Melihat dirinya melalui

cermin melapisi seluruh dinding kamar rias itu, ia

tiba-tiba merasa mual. Ia melihat dirinya asing,

dan buru-buru melepas costume yang melekat di

tubuhnya, seperti melepas barang kotor...13

Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Mey yang senang

menyimpan kesedihan dengan menyendiri. Ia merasakan

kesedihannya tanpa membutuhkan orang lain untuk berbagi dalam

mengurangi kesedihannya. Mey adalah perempuan yang berani

dalam bertindak, tetapi terhadap masalah percintaannya dengan

11

Ibid., h. 14. 12

Ibid., h. 67-69. 13

Ibid., h. 331.

Page 59: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

48

Ali, Mey tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya mampu berdiam diri

tanpa membagi ceritanya dengan siapapun, termasuk kakaknya

sendiri yang merupakan sahabat dari Ali. Hal ini yang kemudian

membuat perasaan dan batin Mey. Ia harus berpikir untuk

menghentikan kerusuhan yang terjadi di Maluku, tetapi nasib

percintaannya dengan Ali yang terhalang dengan agama harus ia

terima. Kejadian ini membuat Mey merasa bahwa merenung dan

menyendiri adalah solusi terbaik yang ia lakukan.

Tokoh Mey termasuk ke dalam tokoh protagonis, karena

Meynar merupakan tokoh yang sesuai dengan harapan pembaca

berdasarkan tingkah lakunya, yakni adalah tokoh yang

memperjuangkan perdamaian di Maluku.

Mey tahu situasi Ambon sangat menakutkan dan

bisa membahayakan dirinya, tetapi ia nekad

terjun menolong korban tanpa bergabung dengan

kelompok tertentu. Meski berbahaya, tapi itu

membuatnya merasa berguna dan punya peran.

Rasa kemanusiaannya dan keadilannya

tertantang.14

Tokoh Meynar juga digambarkan sebagai bulat karena

Meynar merupakan tokoh yang memiliki dan diungkapkan

berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kpribadian, dan jati

dirinya. Melalui kutipan di atas dapat diketahui bahwa Meynar

adalah perempuan dengan kepribadian yang berpengaruh besar

terhadap jalan cerita dan menunjukkan jati dirinya tentang

keberaniannya dalam memperjuangkan kemanusiaan.

Berdasarkan paparan tersebut, narator menggambarkan

Meynar sebagai tokoh utama dan anak muda yang berusia dua

puluhan. Mey adalah seorang mahasiswi yang memiliki sifat

pemberani, sehingga melalui sifat tersebut narator memberikan

14

Ibid., h. 14.

Page 60: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

49

tanda bahwa Mey adalah salah satu tokoh yang ikut terlibat

langsung di dalam kerusuhan.

b. Tokoh Tambahan

1. Ali

Ali Assegaf digambarkan narator sebagai tokoh tambahan

karena hadir sebagai pelengkap peristiwa.

Secara fisiologis, Ali digambarkan sebagai laki-laki yang

berusia tiga puluhan.

Ali Assegaf, usia tiga puluhan, tampak memperlambat

kecepatan jeepnya dan menepi.15

Secara sosiologis, Ali merupakan laki-laki yang berasal dari

keluarga terpandang di Maluku karena kakeknya yang berperan

sebagai tokoh penting di Maluku, yakni sebagai guru besar Islam

yang selalu menyebarkan nilai-nilai Islam melalui ceramahnya.

Ali adalah cucu seorang tokoh yang kajian-kajiannya

tentang Islam sebagai agama yang sejuk dan

menghormati perbedaan dibaca dan menjadi rujukan di

seluruh dunia.16

Ali digambarkan narator sebagai tokoh yang agamis. Hal ini

dapat dilihat langsung melalui bahasa yang diucapkannya di

dalam cerita.

“Alhamdulillah, Allahuakbar. Di mana kamu, Wan?‟17

Narator meletakkan sifat islami Ali melalui kata-kata yang

diucapkan. Pemilihan kata yang diucapkan oleh Ali menandakan

bahwa ia adalah laki-laki beragama Islam. Kehadirannya dalam

cerita juga membawa kesan sebagai penenang. Ali merupakan

15

Ibid., h. 18. 16

Ibid., h. 22. 17

Ibid., h. 55.

Page 61: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

50

tokoh yang dekat dengan Tuhannya, seperti yang terlihat pada

kutipan berikut.

“Allah Maha Pengasih itu kadang membiarkan hati

kita hancur agar kita menjadi manusia yang utuh,

katanya. Allah membiarkan kita terluka agar kita

tumbuh menjadi pribadi yang kuat.”18

Kutipan tersebut membuktikan bahwa Ali adalah tokoh yang

selalu berpegang teguh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Ia

mengedepankan Tuhannya di atas segalanya. Ali percaya bahwa

dengan beriman kepada Tuhan, akan membuat dirinya semakin

kuat meskipun kerusuhan telah merenggut banyak nyawa

saudaranya.

Narator juga menceritakan Ali melalui ciri sosiologisnya

dengan menampilkan peran Ali sebagai seorang dosen Ilmu

Politik di Universias Muhammadiyah Ambon.

Ali Assegaf mengajar Ilmu Politik di Universitas

Muhammadiyah Ambon.19

Selain itu, Ali juga digambarkan sebagai orang yang

pemberani dan cerdas. Ia dikenal dengan sikap teladannya yang

sering kali memunculkan gagasan dan tindakan yang positif

terhadap kerusuhan yang terjadi di Maluku, seperti yang terlihat

pada kutipan berikut.

“Kami adalah bagian dari bangsa ini. Sama seperti

saudara-saudara, sumpah pemuda, satu nusa satu

bangsa, adalah jiwa yang mengaliri darah kami.

melalui pidato ini, saya ingin mengingatkan, terutama

pada seluruh generasi muda di republik ini, jangan

biarkan kami sendirian.”20

18

Ibid., h. 324. 19

Ibid., h. 16. 20

Ibid., hlm. 325.

Page 62: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

51

Dari kutipan tersebut membuktikan bahwa Ali menghimbau

pemuda-pemudi masyarakat Maluku untuk terus menjunjung

tinggi rasa persatuan agar tidak mudah terpecah belah dengan

kondisi yang sedang terjadi. Sebagai pemuda yang berpendidikan,

ia mengambil langkah atas kerusuhan yang terjadi agar

masyarakat Maluku tidak mengalami kejadian tersebut terlalu

lama.

Ali dikenal sebagai seorang yang handal dalam berbicara di

depan banyak orang. Sering kali ia berceramah di depan

masyarakat Maluku untuk mengimbau bahwa jangan pernah takut

dan menyerah hanya karena kerusuhan yang terjadi. Dengan sikap

yang pandai bicara, Ali juga merupakan sosok yang tak gentar

meski kerusuhan terjadi. Ia berani dalam mengungkapkan gagasan

dan pemikirannya di depan banyak orang.

“...jadi, jangan bicara soal kompromi. Siapa yang

beramin di sini? Siapa yang mengambil manfaat

dari kehancuran ini? Demi Allah, aku ingin tahu

dan aku tidak takut.”21

Tidak ada yang meragukan kepiawaian Ali

berceramah. Di samping belajar di sekolah dan

bangku kuliah, sebagain besar waktunya telah

dipakai berguru pada kakeknya, Tuang Guru, dan

dia pe,baca buku yang baik. Dengan bahasa yang

lugas dan mudah dimengerti, dengan kharisma

seorang orator yang kuat, ia dinilai cerdas

meninjau toleransi dengan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pela Gandong dan

Pancasila,...22

Sebagai salah satu pemuda-pemudi yang menggagas prinsip

kedamaian di Maluku, Ali juga merupakan salah satu tokoh yang

memiliki jiwa rela berkorban, seperti yang terlihat di kutipan

berikut.

21

Ibid., h. 277. 22

Ibid., h. 268-269.

Page 63: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

52

“Kita tidak lagi takut melawan kekuasaan-kekuasaan

gelap yang selama ini merusak kehidupan kita,

kekuasaan-kekuasaan yang mengaku sebagai

penyelamat kita, tapi meracuni kita dari luar dalam.

Untuk perjuangan yang seperti itu, demi Allah, aku

rela mempertaruhkan apapun termasuk nyawaku

sendiri.”23

Melalui kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Ali

merupakan tokoh yang digambarkan narator sebagai tokoh

protagonis, karena jati dirinya yang memiliki semangat juang

yang tinggi terhadap penghentian konflik membuat pembaca

memiliki rasa empati yang berlebih. Pembaca menaruh harapan

bahwa dengan adanya sikap dan pandangan Ali yang meluas,

dapat memberikan ketenangan dan ketentraman untuk masyarakat

Maluku. Kutipan tersebut juga sekaligus menggambarkan Ali

seabagai tokoh bulat melalui pengaruhnya terhadap jalan cerita.

Narator meletakkan Ali sebagai tokoh yang berperan penting di

dalam cerita, karena Ali memiliki pengetahuan dan wawasan yang

tinggi, sehingga pemikirannya dapat membantu Maluku meraih

perdamaian.

Ali digambarkan sebagai tokoh berkembang, karena adanya

perubahan sikap yang terdapat di dalam dirinya. Perubahan ini

membawa sikap Ali yang semula penuh semangat dan tidak

pernah menyerah, berubah menjadi Ali yang tidak berdaya dan

memiliki perasaan terpukul.

Kondisi Ali akibat peluru yang menembus pangkal

lengannya tidak telrlau buruk. Dia tidak harus dirawat

di rumah sakit. Tapi secara moral dia benar-benar

terpukul. Rentetan peristiwa yang bertubi-tubi

menghantam dirinya dan PMBB membuatnya benar-

benar tidak bisa bangkit.24

23

Ibid., hlm. 264. 24

Ibid., h. 474.

Page 64: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

53

Berdasarkan penjelasan tersebut, Ali mengalami

perkembangan sikap dalam memperjuangkan perdamaian di

Maluku. Berbagai peristiwa sakit membawa Ali pada pribadi yang

kemudian tidak tahu harus berbuat apa.

2. Melky

Secara fisiologis, Melky adalah laki-laki tinggi dan memiliki

kulit bersih.

Melky pura-pura membaca koran menutupi mukanya,

walau dia tahu cara bersembunyi seperti itu tidak akan

berhasil karena secara fisik ia sangat menonjol.

Tingginya melebihi ukuran rata-rata, kulitnya soklat

bersih dan rambutnya dikepang-kepang.25

Secara psikologis, narator menceritakan sosok Melky sebagai

anak yang cerdas dan memiliki cita-cita yang tinggi.

Melky adalah anak Maluku pecinta laut yang

cerdas dan punya cita-cita. Setelah SMU, ia

memperoleh beasiswa dari sebuah proyek

pengembangan kelautan yang digagas pemerintah

pusat bernama Momar Lok. Dengan beasiswa itu

Melky kuliah di Fakultas Ilmu Kelautan di sebuah

universitas di Ambon dan lulus dengan predikat

istimewa.26

Sebagai seorang kakak, Melky tentu memiliki rasa sayang

dan ingin melindungi adiknya. Pengarang menempatkan posisi

Melky sebagai kakak yang pengertian dan selalu menjadi

pendengar yang bijak untuk adiknya, seperti yang terlihat pada

kutipan berikut.

25

Ibid., h. 46. 26

Ibid., h. 66.

Page 65: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

54

Melky merangkul pundak Mey kuat-kuat dan

mencium keningnya. Itu isyarat ia akan

memperhatikan keluhan Mey.27

Melky digambarkan memiliki sikap yang tenang dan

berwibawa, seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

Kehadiran Melky, lelaki berwibawa berusia tiga

puluh tahun itu, membuat para petugas belum-belum

sudah mati langkah.28

Kutipan tersebut membuktikan bahwa Melky memiliki

pembawaan diri yang berwibawa, sehingga membuat orang lain

yang dekat dengannya memiliki rasa segan. Hal ini juga didorong

karena Melky adalah seorang dosen dan laki-laki dewasa.

Melky juga diceritakan sebagai tokoh yang tegas dan berani,

seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

“Sekarang bicara aturan! Kemarin-kemarin kemana

saja, kampus sebesar ini bisa hangus dua pertiga.”29

Dia menjadi satu dari sedikit anak muda Maluku

yang berani secara terbuka mengkritik kebijakan-

kebijakan pemerintah pusat terutama menyangkut

kebijakan soal pengolahan hasil laut.30

Kutipan tersebut adalah kutipan Melky yang diucapkan

kepada para petugas. Melky adalah laki-laki dengan pemikiran

yang luas, ia juga dikenal sebagai seorang dosen yang kritis

terhadap aturan yang berlaku, sehingga ketika ditemuinya aturan

dan kebijakan yang menyimpang, ia tidak bisa hanya diam dan

menuruti semua aturannya. Melky digambarkan narator sebagai

tokoh protagonis. Berdasarkan kutipan yang telah dijabarkan di

27

Ibid., h. 90. 28

Ibid., hlm. 45 29

Ibid. 30

Ibid., h. 66.

Page 66: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

55

atas, Melky merupakan tokoh yang dapat diandalkan pembaca

bahwa ia mampu berkontribusi dalam penghentian konflik

tersebut.

Secara sosiologis, Melky merupakan seorang dosen dan cucu

dari seorang tokoh pendeta terpandang dan dihormati di Maluku.

Melky kakak kandungnya yang mengajar di Universitas

Kristen Maluku, mengantarnya pulang ke Sagu.31

Berdasarkan penjelasan tersebut, Melky merupakan tokoh

statis karena peristiwa sosial yang terjadi tidak mengubah

perwatakannya sebagai seorang dosen yang memiliki pemikiran

luas terhadap konflik yang terjadi. Sejak awal hingga akhir cerita,

Melky tetap pada sikap yang tenang dan tidak memiliki

perkembangan terhadap emosional.

c. Ridwan

Secara sosiologis, Ridwan merupakan sahabat Ali dan Melky

sejak masih remaja yang beragama Islam. Narator memberikan

simbol pakaian agama Islam yang dikenakan Ridwan, seperti

yang terlihat pada kutipan berikut.

Ridwan turun dari mobil memakai sarung, kemeja

koko warna terang, dan peci hitam.32

Ridwan diceritakan sedang menjalani pendidikan lanjutan S2

di Jakarta dan meninggalkan tanah kelahirannya. Narator

menggambarkan Ridwan sebagai tokoh yang memiliki sikap

empati terhadap situasi dan kondisi yang sedang terjadi di

Maluku, seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

Ridwan sedang menghadapi ujian S2 di Jakarta dan

secara berkala mendapatkan informasi tentang situasi

31

Ibid., h. 15. 32

Ibid., h. 193.

Page 67: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

56

Maluku dari dua sahabatnya itu, tanpa pikir panjang

langsung menemui dosen pembimbingnya untuk

meminta ujian S2-nya ditunda.33

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Ridwan begitu

mencintai tanah kelahirannya. Tokoh Ridwan memiliki rasa

empati terhadap Maluku, hal ini dibuktikan dengan pembatalan

ujian S2-nya di Jakarta karena hatinya yang gusar melihat tanah

kelahirannya sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Ia tidak

bisa tinggal diam di Jakarta, sedangkan di kotanya tengah dalam

situasi yang memanas dan terus memakan korban jiwa. Selain itu,

Ridwan juga berusaha untuk mengorbankan ujiannya dan lebih

memilih kembali ke Maluku untuk membantu Melky dan Ali

dalam mengusahakan pemberhentian terhadap kerusuhan yang

terjadi.

Sebagai seorang yang senang membantu sesama

manusia, Ridwan memberikan seluruh waktunya

untuk ikut dalam organisasi PMBB.34

Sejak makan malam itu, ia nyaris tak punya waktu

lagi untuk istirahat. Bersama Carla, Aisah, Taufik,

Pieter, dan Robert, ia menyiapkan Pemuda Maluku

Baku Bae, mulai dari persiapan fisik, nonfisik, dan

menggalang dana.35

Berdasarkan paparan tersebut, narator menjadikan Ridwan

sebagai tokoh yang turut membantu organisasi PMBB bersama

teman-teman lainnya. Ia digambarkan sebagai laki-laki yang

mengabadikan waktunya hanya untuk membantu korban

kerusuhan. Dengan demikian, Ridwan merupakan tokoh

protagonis, karena identifikasi diri yang telah dipaparkan

33

Ibid., h. 43. 34

Ibid., h. 158. 35

Ibid., h. 139.

Page 68: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

57

menunjukkan bahwa Ridwan adalah orang yang peduli terhadap

sesama, hal ini dibuktikan dengan dia yang turut menjadi anggota

PMBB dan menjalankan program bantuan untuk korban konflik.

Ridwan juga digambarkan sebagai tokoh sederhana, karena ia

tidak diceritakan narator sebagai tokoh yang sering muncul.

Kehadirannya tidak dihadapkan langsung pada konflik yang

terjadi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Ridwan merupakan tokoh

sederhana karena kehadirannya tidak mempengaruhi

perkembangan jalan cerita dan tidak banyak diceritakan. Ridwan

juga merupakan tokoh statis karena peristiwa yang terjadi tidak

membawanya pada perubahan emosional dan perkembangan

jiwanya.

d. Aisah

Secara fisiologis, Aisah memiliki perawakan yang tinggi

semampai, rambutnya keriting khas Maluku, kulit bersih

kecoklatan dan cantik, ia juga tidak mengenakan jilbab.

Salah satu dari mereka, Aisah, tampak paling

menonjol, pertama karena dia tinggi semampai,

rambut kerting khas Maluku, kulit bersih kecoklatan

dan cantik.36

Selain itu, Aisah juga diceritakan sebagai perempuan muda

dengan usia dua puluhan.

Di dalam mobil Ali, seorang gadis berusia dua

puluhan, Aisah, duduk dengan tegang, tidak putus-

putus mengikuti gerak-gerik Ali.37

Secara sosiologis, Aisah dikenal sebagai puteri seorang

pengusaha besar dan sebagai pendonor sebuah kelompok militan.

36

Ibid., h. 46. 37

Ibid., h. 19.

Page 69: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

58

...sementara dia hanya puteri seorang pengusaha besar

yang belakangan dikenal sebagai pendonor sebuah

kelompok militan.38

Selain itu, Aisah merupakan seorang mahasiswa aktif di

Maluku.

...sementara Aisah lebih banyak diam. Sebagai

mahasiswi semester tiga Fakultas Imu Politik

Universitas Muhammadiyah, hubungan Aisah dengan

Ali adalah hubungan mahasiswa dengan dosen.39

Sebagai kampus yang menerapkan nilai-nilai

Muhammadiyah, di dalamnya tentu menganut ajaran-ajaran Islam,

salah satunya adalah peraturan wajib menggunakan jilbab.

Dengan adanya peraturan tersebut, tidak menutup kemungkinan

untuk orang yang beragama Kristen berkuliah di kampus Islam.

Kampus Muhammadiyah Maluku Utara salah satunya. Kampus

tersebut tidak melarang mahasiswa yang beragama Kristen untuk

berkuliah, tetapi tetap pada peraturan mewajibkan mahasiswi

beragama Islam untuk memakai jilbab.40

Peraturan yang ditetapkan dalam Kampus Universitas

Muhammadiyah Maluku Utara ini bertentangan di dalam cerita

oleh tokoh Aisah. Ia adalah perempuan muslim yang menempuh

pendidikan di Kampus Universitas Muhammadiyah Ambon tidak

menggunakan jilbab.

Kedua, karena dia satu-satunya yang tidak

mengenakan jilbab di seluruh kampus

berlatarbelakang Islam itu.41

38

Ibid., h. 22. 39

Ibid., h. 21. 40

Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, “Dakwah Rahmatan Lil Alamin”, dalam

http://ummu.ac.id/ukm/dakwah-rahmatan-lil-alamin/, diakses pada 08 Juli 2019. 41

Ibid., h. 46.

Page 70: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

59

Sebagai seorang muslim, Aisah tidak menyutujui bahwa

menggunakan jilbab adalah wajib. Baginya, memakai jilbab bagi

kaum perempuan di dalam Islam adalah sunah.

“Di dalam Islam, setahu aku, jilbab itu sunah.

Maksudnya, tidak harus, tapi alangkah baiknya.

Dan aku tidak hanya tak pakai jilbab, Bang. Aku

juga melancarkan protes menolak jilbab dijadikan

aturan di kampus ini.”42

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Aisah tetap pada

pendiriannya untuk tidak menggunakan jilbab di dalam kampus

Islam. Baginya, jika pemakain jilbab menjadi peraturan wajib,

bukan lagi menjadi sebuah sunah seperti yang ia yakini. Ia berani

dalam menolak aturan yang sebenarnya di luar cerita.

Secara psikologis, ia digambarkan sebagai gadis yang

ambisius dalam mendapatkan sesuatu, seperti yang terlihat pada

kutipan berikut.

Ia pernah tergila-gila sama Ali dan melakukan

berbagai pendekatan untuk merebut hati laki-laki

itu.43

Dari kutipan tersebut, ia melakukan berbagai cara untuk

membuat Ali jatuh cinta kepadanya. Sayangnya, berbagai cara

yang telah ia lakukan tak pernah mampu membuat Ali menoleh

padanya. Ia tahu bahwa sebenarnya cinta Ali hanya untuk

Meynar, dan dengan apa yang sudah diketahuinya, Aisah tetap

berusaha untuk merebut hati Ali meski harus melakukan berbagai

cara.

Ia tegang oleh kebisingan yang makin menggila di

simpang itu: deru suara motor, klakson mobil, suara

42

Ibid., h. 47. 43

Ibid., h. 21.

Page 71: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

60

sirine, bunyi peluit, dan pengaahan dari aparat. Aisah

turun dari mobil, mengejar Ali. Pada saat yang sama

iring-iringan mobil yang membawa Kapolda melesat,

membuatnya nyaris terjengkang seperti ditiup angin

kencang. Untung Ali berhasil menangkapnya.44

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Aisah rela

melakukan apa saja untuk Ali, termasuk terjun langsung ke dalam

situasi kerusuhan demi mengejar Ali yang tengah berada di sana.

Aisah tidak ingin melihat orang yang dicintainya terluka akibat

kerusuhan tersebut.

Aisah merupakan tokoh sederhana yang secara keseluruhan,

kehadirannya tidak banyak diceritakan oleh narator dan tidak

memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan plot. Dalam hal

ini, Aisah juga merupakan tokoh berkembang, karena perstiwa

yang terjadi di dalam cerita telah mengubah sikap dan wataknya.

Setelah Ali dengan terbuka mengakui siapa cinta di

hatinya, Aisah mulai membuat jarak.45

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa

Aisah merupakan gadis muda yang masih berstatus mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Ambon. Narator menggambarkan

Aisah dengan tokoh berpendirian teguh terhadap pilihan yang

diambilnya. Hal ini menunjukkan bahwa Aisah merupakan tokoh

protagonis, karena identitas dirinya yang positif terhadap

pembaca. Kehadirannya juga merupakan tokoh sederhana karena

narator tidak menceritakan Aisah sebagai tokoh yang sering

muncul di dalam cerita.

44

Ibid., h. 19. 45

Ibid., h. 22.

Page 72: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

61

e. Stella

Secara fisiologis, Stella Soplanit merupakan perempuan

berusia sekitar tujuh puluhan dengan beraut muka khas Maluku.

Stella Soplanit, seorng perempuan berusia sekitar

tujuhpuluh tahun, yang beraut muka khas Maluku,

keluar dari sebuah rumah sederhana di ujung jalan.46

Secara psikologis, Stella digambarkan sebagai tokoh yang

memiliki sikap rendah hati, seperti yang terlihat pada kutipan

berikut.

Stella mendekati para petani dan menyapa mereka

satu demi satu untuk membicarakan berbagai hal,

mulai dari urusan dapur, kesehatan keluarga, masalah

perkawinan hingga pendidikan anak. Perempuan

kokoh itu dengan lugas mengingatkan mereka

tentang pentingnya mereka satu sama lain

memelihara solidaritas.47

Stella kadang menjulurkan tangannya kehadapan

para petani, mengajak mereka menatap biji-biji

cengkeh itu seperti menatap permata.48

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Stella dekat dengan

para petani dan tidak memberikan status sosial terhadap siapapun.

Meskipun berasal dari keluarga yang cukup terhormat karena

keluarganya adalah para pendeta, ia tidak membeda-bedakan

sesama manusia.

“Ini kebanggan dan harga diri kita. Ini kekuatan yang

akan menjaga keutuhan kita kedepan, apapun agama

kita.”49

46

Ibid., h. 11. 47

Ibid., h. 12. 48

Ibid., h. 13 49

Ibid.

Page 73: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

62

Secara sosiologis, Stella memiliki status sosial yang tinggi

dan terpandang dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Ia

merupakan perempuan yang dapat dikategorikan sebagai orang

yang mampu dalam bidang ekonomi di Usui, hal ini dapat dilihat

dari kutipan berikut.

Stella menyewa rumah itu untuk klinik kebidanan dan

kantor koperasi dan di rumah itulah ia menginap kalau

ia sedang di Usui.50

Selain itu, Stella juga diceritakan sebagai perempuan yang

dianggap sebagai guru oleh masyarakat Usui.

Bagi masyarakat Ulanga, khususnya masyarakat desa

Usui, Stella adalah guru sekaligus jiwa.51

Pada kutipan tersebut, Stella juga memiliki rasa nasionalisme

yang tinggi, bahwa apapun yang terjadi masyarakat Maluku harus

tetap berpegang tangan dan menjaga keutuhan tanah air. Melihat

situasi yang terjadi di Maluku sangat memprihatinkan, Stella

mengajak para petani untuk menunjung tinggi persatuan. Selain

itu, Stella memiliki sikap yang ramah terhadap masyarakat Usui.

Keramahan yang dimiliki Stella juga terlihat pada kutipan berikut.

...Stella berinteraksi dengan rakyat Usui, dekat

dengan para orang tua, akrab dengan kaum muda dan

sesekali memeluk dengan hangat anak-anak kecil

yang kebetulan melintas di dekatnya.52

Kutipan tersebut membuat Stella dikenal sebagai orang yang

baik dan dekat dengan orang-orang di sekelilingnya. Ia tidak

pernah memandang orang lain melalui status sosialnya. Kedekatan

Stella tidak hanya pada orang-orang yang seusia dengannya, tetapi

pada semua kalangan dari anak, kaum muda, dan dengan semua

masyarakat Usui. Stella digambarkan sebagai tokoh yang

50

Ibid., h. 11. 51

Ibid., h. 13. 52

Ibid., h. 14.

Page 74: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

63

protagonis karena kepribadiannya meninggalkan kesan positif

terhadap pembaca. Stella juga merupakan tokoh sederhana karena

kehadirannya yang jarang diceritakan di dalam novel.

Berdasarkan pejelasan tersebut, Stella diceritakan narator

sebagai tokoh sederhana karena tingkah lakunya yang bersifat

datar dan mencerminkan hanya pada satu watak saja, yaitu

perempuan dengan watak yang rendah hati dan peduli terhadap

masyarakat. Stella juga tidak banyak diceritakan sehingga

membuatnya sebagai tokoh statis dan tidak berkembang.

Kehadirannya tidak memunculkan perubahan pada tingkah laku

dan sikapnya, melainkan tetap pada satu watak sejak awal sampai

akhir cerita.

f. Tuang Guru Abu Bakar Assegaf

Secara fisiologis, Tuang Guru merupakan laki-laki yang

sudah tua.

Tuang Guru duduk seperti orang yang sudah remuk.

Kakek moyang lelaki tangguh berusia di atas

tujuhpuluh tahun itu sudah enam generasi menetap di

Sagu. Keluarga ini kemudian melakukan penyebaran

agama Islam.53

Melalui kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa Tuang Guru

Abu memiliki perawakan yang sudah ringkih tubuhnya dalam

usia yang sudah tua.

Secara sosiologis, Tuang guru merupakan kakek dari Ali dan

tokoh yang diceritakan narator sebagai petinggi agama di Maluku,

sebagai orang yang memilik kedudukan tinggi, Tuang Guru

merupakan tokoh yang diharapkan di dalam cerita karena salah

satu cara dalam menghentikan kerusuhan adalah berdiskusi antara

53

Ibid., h. 59-60.

Page 75: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

64

kedua agama melalui dua petinggi agama tersebut. Dengan

melakukan penyebaran agama Islam, Tuang Guru

diidentifikasikan sebagai tokoh yang berpengaruh terhadap

korelasi konflik di Maluku.

Tuang Guru Abu memiliki identitas sebagai tokoh protagonis

sederhana, karena identitas yang dimilikinya mewakili pandangan

dan harapan pemabca, yakni selalu menjunjung tinggi keadilan

dan perdamaian terhadap masyarakat Maluku.

“Ada apa dengan bangsa ini? Kerusuhan sudah

berlangsung setengah tahun, tapi tidak satu kasus pun

yang bisa diungkap.”

“Pergi ke kafe-kafe di Sagu atau di Ambon sama

Burhan! Turun ke pasar. Duduk di kaki lima. Dengar

apa yang dikatakan rakyat.”54

Tuang Guru juga merupakan tokoh statis karena

perwatakannya tidak berubah hingga akhir cerita. Narator

menceritakan Tuang Guru sebagai petinggi agama dengan tujuan

yang selalu sama hingga akhir cerita, yaitu mewujudkan

perdamaian.

g. Pendeta Bram

Secara sosiologis, Pendeta Bram merupakan kakek dari Meynar.

Narator menceritakan Pendeta Bram sebagai sosok yang memiliki

kedudukan tinggi sehingga identitas dirinya di Sagu sebagai orang

yang terpandang.

Meynar adalah cucu Bram Soplanit, salah satu pendeta yang

paling disegani di Sagu.55

54

Ibid., h. 61. 55

Ibid., h. 14.

Page 76: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

65

Sebagai tokoh yang diberikan kedudukan disegani, Pendeta Bram

memiliki peran penting di dalam cerita, karena pembaca akan

mengharapkan Pendeta Bram mengambil tindakan dan solusi untuk

menghentikan konflik. Melalui harapan pembaca terhadap Pendeta

Bram, narator menceritakan tokoh Pendeta Bram sebagai tokoh yang

protagonis sederhana. Hal ini disimpulkan karena identitas dirinya

sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Dikatakan sederhana,

karena Pendeta Bram tidak banyak diceritakan di dalam cerita, tetapi

ia melakukan berbagai tindakan untuk mewujudkan perdamaian di

Maluku.

Narator menceritakan tokoh Pendeta Bram sebagai tokoh yang

statis, karena tokoh Pendeta Bram tidak terpengaruh oleh adanya

perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi antarmanusia.

3. Latar

Salah satu unsur penting dalam sebuah cerita adalah latar. Latar

berfungsi untuk menjelaskan kapan dan di mana peristiwa itu terjadi.

dalam novel Maluku Kobaran Cintaku terdapat latar waktu, latar tempat,

dan latar suasana.

a. Latar waktu

Latar waktu dalam sebuah cerita berfungsi untuk menjelaskan

kapan peristiwa itu terjadi. novel Maluku Kobaran Cintaku memiliki

latar dalam kurun waktu tahun 1999. Dikatakan tahun 1999, karena

pada saat itu Provinsi Maluku mulai mengalami kerusuhan yang

mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Konflik terpendam berubah

menjadi peristiwa kekerasan pada tanggap 19 Januari 1999 ketika

terjadi perselisihan antara dua orang yang berbeda agama di Batu

Merah/Mardika (nama lokasi di Ambon). Tahun 1999 dan

Page 77: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

66

pertengahan tahun 2000 bermacam-macam gelombang kekerasan

merembet di seluruh Maluku.56

Latar waktu pada novel tersebut tidak dijelaskan secara tersurat,

tetapi peristiwa yang diceritakan didalam novel tersebut

menggambarkan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1999 di Maluku,

seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

Asap mengepul dari deretan panjang toko-toko yang terbakar

hangus. Hawa panas terasa membakar bahkan dari jarak

limaratus meter dari lokasi kebakaran. Tapi penduduk

setempat sudah mulai mulai tak kelihatan. Sebelumnya,

sepanjang sore hingga larut malam, hampir seribu orang

menjejali simpang di Jalan AY Patti di pusat kota Ambon.

Kerusuhan seperti besi semberani menyedot mereka semua

ke sana.57

Kutipan tersebut menggambarkan tentang kerusuhan yang terjadi

adalah sekitar tahun 1999, yakni pada saat itu puncak kerusuhan

sedang terjadi di Maluku dan sekitarnya.

Lalu batu beterbangan, celurit, parang, dan pentungan

dicabut dan diaungkan. Perkelahian tak terhindarkan. Korban

berjatuhan. Sebagian luka-luka, sebagian bergelimpangan

kehilanga nyawa.58

Kutipan tersebut juga menggambarkan tentang kejadian-kejadian

yang dialami masyarakat Ambon pada tahun 1999. Kerusuhan yang

tergambar dalam cerita membuat kilas balik tentang konflik Maluku.

Latar waktu cerita yang lebih sering diceritakan pengarang adalah

pagi sampai sore hari. Pengarang memasukkan latar pagi sampai sore

hari karena sepanjang jalan cerita, dimulai dengan kata-kata yang

digunakan untuk memulai aktivitas di pagi hari. Selain itu, kegiatan

yang dilakukan di dalam cerita adalah kegiatan yang dilakukan

manusia dari pagi sampai sore hari.

56

Tri Ratnawati, Op.Cit., h. 4. 57

Ibid., h. 7. 58

Ibid., hl. 8.

Page 78: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

67

Pagi ini, dengan kaki telanjang Mey menyusuri pantai di

depan rumahnya.59

Di Stasiun Kota yang tua dan artistik itu ia sarapan pagi,

makan bubur kacang ijo, dan teh manis.60

Adzan subuh masih terdengar di sana-sini. Kokok ayam

sesekali terdengar.61

Berdasarkan paparan tersebut, latar waktu yang terjadi adalah

sekitar tahun 1999 dan sering berlatar pagi hari.

b. Latar tempat

Latar tempat berfungsi untuk menjelaskan lokasi cerita terjadi.

Latar tempat ini bisa diidentifikasikan secara umum di mana cerita itu

berlangsung dari awal hingga akhir cerita. Secara umum, dalam novel

Maluku Kobaran Cintaku diketahui bahwa latar tempat yang

berlangsung adalah di Ambon, Maluku. Latar tempat ini adalah latar

yang secara garis besar mendasari terjadinya konflik. Kerusuhan yang

terjadi di Kota Ambon, Maluku ini adalah tempat terjadinya puncak

kerusuhan dan konflik tersebut. seperti yang terlihat pada kutipan

berikut.

Melalui jendela angkot, ia melihat kondisi kota Ambon

nyaris sama dengan kondisi kampusya, porak-poranda.62

Di pagi yang sama di Kota Ambon, di sebuah persimpangan

yang menuju Poka, Ali Assegaf, usia tiga puluhan,tampak

memperlambat kecepatan jeepnya dan menepi.63

59

Ibid., h. 125. 60

Ibid., h. 181. 61

Ibid., h. 293. 62

Ibid.,h. 45.

Page 79: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

68

Kutipan tersebut adalah penggambaran tentang latar yang

bertempat di Kota Ambon. Kerusuhan yang terjadi saat itu, membuat

Kota Ambon menjadi latar yang digunakan untuk penceritaan konflik

yang berlangsung.

Selain itu, latar tempat yang terdapat dalam novel tersebut juga

tergambar pada judul novel, yakni Maluku Kobaran Cintaku. Kata

Maluku pada judul tersebut mampu memberikan cuplikan isi terhadap

latar tempat atas konflik-konflik yang terjadi.

Melky berdri di ruang dosen Universitas Kristen Maluku

yang sudah porak-poranda, menatap ruangan itu dengan

perasaan sedemikian rupa hingga tak terjelaskan,....64

Pada kutipan tersebut juga menggambarkan bahwa titik kerusuhan

yang terjadi adalah di Kota Ambon, Maluku, sehingga judul dan latar

tempat yang digambarkan di dalam novel tersebut mengalami korelasi

yang tepat. Latar tersebut merupakan latar tipikal yang

mengkhususkan Maluku sebagai tempat yang mendasari jalan cerita

novel ini dari awal hingga akhir.

Di dalam cerita, terdapat beberapa latar tempat tambahan atau latar

netral dijelaskan seperti yang terlihat berikut ini.

Masih tanpa tujuan, Mey naik kereta AC ke Stasiun

Kota. Di Stasiun Kota yang tua dan artistik itu ia sarapan

pagi, makan bubur kacang ijo dan teh manis.65

Latar tempat yang terdapat pada kutipan tersebut adalah di Stasiun

Kota. Meynar, perempuan berdarah Maluku sedang mendatangi Kota

Jakarta untuk melakukan penelitian tentang masalah-masalah sosial di

Jakarta.

63

Ibid., h. 18. 64

Ibid., h. 59 65

Ibid.,h. 182.

Page 80: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

69

Tiba di Jakarta, Mey bertekad menutup ingatannya dari

kehidupannya di Maluku.66

Selepas tiba di Jakarta, Mey mencoba untuk berkeliling wilayah

Jakarta. Hal ini memunculkan gambaran dari latar tempat yang

terdapat di dalam cerita, seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

Sementara di hadapannya berdiri sebuah gedung besar

dengan tulisan besar „Universitas Pancasila.‟67

Setelah itu, Ucen menemani Mey ke Universitas

Pancasila, bertemu Ibu Selvy tenaga sekretariat.68

Mey mendatangi Universitas Pancasila untuk menanyakan

tentang syarat-syarat diterima sebagai mahasiswa pindahan

Univeristas Pancasila. Hatinya merasa bahwa ingin pindah berkuliah

dari kampus di tanah kelahirannya ke Jakarta. Sesaat ia sadar, ia

membatalkan perencanaannya karena teringat rasa sakit dan

pengorbanan di Maluku dan ia ingin kembali untuk membantunya.

c. Latar Sosial

Latar sosial memang bisa dihubungkan melalui bahasa daerah, adat

istiadat, status sosial, dan hal-hal pendukung sosial lainnya sehingga

memunculkan efek dari interaksi sosial tersebut. Dalam novel ini,

terdapat latar sosial adat istiadat yang masih menonjol di Maluku,

yaitu seperti adanya adat Pela Gandong. Adat ini melatarbelakangi

kerukunan atarwarga, karena adat tersebut merupakan bentuk

perjanjian suci antara masyarakat Islam dan Kristen.

Persahabatan dua tokoh itu tumbuh dari semangat adat Pela

Gandong yang dijalin kakek moyang mereka di masa lalu,...

Sebagai cucu Pendeta Bram, dan tumbuh di lingkungan yang

menghormati Pela Gandong.69

66

Ibid., h. 166. 67

Ibid., h. 183-184. 68

Ibid., h. 185. 69

Ibid., h. 16.

Page 81: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

70

Melalui adat tersebut, terdapat latar sosial pada adat istiadat

masyarakat Maluku dengan istilah Pela Gandong. Adat ini menjadi

penanda bahwa Maluku memiliki ikatan yang suci terhadap dua

agama yang berbeda.

Sejak menjemput Sammy, Mey sudah merasakan adayang

berubah di rumah Pendeta Wattimena.70

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nama

seseorang bisa menjadi latar sosial dan penanda bahwa dia adalah

orang Maluku. Wattimena adalah nama yang umumnya dipakai oleh

orang-orang Maluku, sehingga bisa menjadi penanda tentang latar

sosial yang ada.

“...sebagai karunia Allah dan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat bertanding. Maluku Baku Bae!”71

Selain nama dan adat istiadat, bahasa yang digunakan tokoh-tokoh

di dalam cerita juga dapat diidentifikasikan menjadi latar sosial.

Bahasa yang digunakan dapat dilihat secara langsung melalui kutipan

cerita, sehingga pembaca bisa menarik kesimpulan terhadap latar

sosialnya.

4. Alur

Setiap cerita pasti memiliki alur yang berbeda. Alur tidak hanya

berfungsi untuk menjelaskan apa yang terjadi di dalam cerita, tetapi

juga untuk menjelaskan mengapa hal-hal demikian terjadi. Alur yang

terdapat dalam novel Maluku Kobaran Cintaku adalah alur maju atau

progresif. Hal ini dapat dilihat dari tahapan-tahapan alur sebagai

berikut.

Alur yang terdapat di dalam novel Maluku Kobaran Cintaku

adalah alur flash back atau sorot balik. Alur ini ditemukan penulis

70

Ibid., h. 105. 71

Ibid., h. 507.

Page 82: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

71

karena cerita dimulai dengan flash back atas kejadian kerusuan yang

mencapai klimaks terhadap tokoh utama, selanjutnya akan dijelaskan

sebagai berikut.

a. Klimaks

Pada bagian awal cerita, narator langsung memberikan peristiwa

puncak kerusuhan di Maluku. Narator tidak lebih dulu

memperkenalkan penyebab situasi tersebut bisa terjadi, melainkan

langsung pada peristiwa kerusuhan.

Asap Mengepul dari deretan panjang toko-toko yang

terbakar hangus. Hawa panas terasa membakar bahkan

dari jarak limaratus meter dari lokasi kebakaran. Tapi

penduduk setempat sudah mulai tak kelihatan.

Sebelumnya, sepanjang sore hingga larut malam, hampir

seribu orang menjejali simpang di Jalan AY Patti di

pusat kota Ambon. Kerusuhan seperti besi semberani

menyedot mereka semua ke sana.72

Kutipan tersebut menjelaskan tentang gambaran langsung

terhadao situasi cerita yang terjadi di simpang Jalan AY Patti, Kota

Ambon. Gambaran situasi ini menjadi dasar pembuka cerita karena

memberikan situasi kerusuhan yang terjadi di tempat tersebut.

Penggambaran situasi tersebut menjadi kunci dari kondisi Maluku saat

itu atau informasi awal dari cerita selanjutnya.

b. Pengenalan Situasi Cerita

Pengenalan adalah tahapan paling awal yang berfungsi untuk

memperkenalkan tokoh di dalam cerita, atau menggambarkan latar

yang akan diceritakan. Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan

penataan adegan cerita dan hubungan antartokoh, seperti yang terlihat

pada kutipan berikut.

Meynar adalah cucu Bram Soplanit, salah satu pendeta

paling disegani di Sagu dan Pendeta Bram adalah

saudara kandung Stella. Ia kuliah di semester akhir

72 Ibid, h. 7.

Page 83: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

72

Universitas Kristen Maluku di Ambon. Mey tahu situasi

Ambon sangat menakutkan dan bisa membahayakan

dirinya, tetapi ia nekad untuk tetap ada di Maluku dan

enggan pulang ke Sagu.

Narator memperkenalkan tokoh Meynar di awal cerita dengan

menjelaskan situasi di Maluku. Pada tahap pengenalan ini, situasi

Maluku sudah tidak aman sejak awal pembukaan cerita. Narator

memberikan informasi awal terkait Meynar dan keadaan Maluku,

karena pada bagian ini akan melandasi cerita yang dikisahkan pada

tahap berikutnya.

c. Tahap Pemunculan Konflik

Tahap pemunculan konflik terjadi karena adanya pertikaian kecil

yang membuat konflik tersebut kemudian meluas hingga menguasai

cerita. Pemunculan konflik yang terdapat di dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku dapat dilihat pada kutipan berikut.

Awalnya hanya pertikaian kecil antar dua kelompok

agama: Islam dan Kristen. Jumlahnya segera bertambah

menjadi ratusan orang. Namun, kian lamakian

membengkak jumlahnya. Mereka datang awalnya karena

rasa ingin tahu. Orang-orang yang kebetulan lewat pun

pada berhenti karena penasaran serta ingin tahu apa yang

terjadi. Pean-pelan mereka mulai ikut panas hati. Mulai

terpancing untuk saling berteriak dan memaki. Makin

lama jumlah mereka semakin besar dan emosi mereka

makin terbakar. Tak butuh waktu mereka pun mulai

kalap dan histeris.73

Kutipan di atas merupakan pemunculan konflik karena dianggap

sebagai awal mula persoalan yang menyebabkan kerusuhan di Maluku

terjadi. Kedua agama yang semula damai, bisa menjadi sesuatu yang

mengakibatkan kematian dari banyak orang dan menjadikan sebuah

kerusuhan besar. Semula persoalan ini tidak terlalu berapi-api, tetapi

73 Ibid., h. 8.

Page 84: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

73

peristiwa kedua pihak antara tersebut mengakibatkan konflik yang

berkepanjangan, sehingga keutuhan nilai-nilai kedamaian yang ada di

wilayah Maluku seketika menghilang. Mulai dari saat itu,

pertengkaran yang membawa kedua agama menjadi sebuah tombak

perselisihan, kemudian menjadi berlanjut hingga ke persoalan yang

lebih besar dari pada itu.

d. Peningkatan Konflik

Di bagian tahap pengungkapan peristiwa, sebuah cerita telah

mendapatkan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,

pertentangan, atau keadaan-keadaan yang membuat tokoh mengalami

kesuliatan. Pada novel Maluku Kobaran Cintaku, tahapan menuju

konflik dapat dilihat pada kutipan berikut.

Tanpa berpikir, Mey berlari kencang ke pusat rusuh, menerobos

pertikaian yang berlangsung panas di sana. Ia mengangkat anak laki-

laki, berumur lima tahunan, memangkunya, dan menyeret perempuan,

beumur tujuh tahunan, lalu bergerak meninggalkan tempat itu.

Kutipan tersebut adalah tahapan menuju konflik dalam cerita,

karena berawal dari sikap Mey yang menolong dua anak kecil yang

tengah berada di pusat kerusuhan akan mengakibatkan konflik-konflik

yang baru lagi. Kerusuhan yang terjadi adalah pembantaian umat Islam

yang dilakukan oleh umat Kristiani. Mey menyelamatkan dua anak

kecil muslim yang terjebak di kerusuhan. Merasa tak tega, akhirnya

Mey membawa kedua anak tersebut untuk mencari perlindungan. Mey

adalah perempuan Kristiani dan tengah menyelamakan dua anak kecil

beragama muslim. Hal inilah yang kemudian akan memunculkan

konflik baru di cerita selanjutnya.

B. Klimaks

Page 85: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

74

Pada tahapan klimaks, konflik semakin membengkak dan situasi

semakin mencekam. Klimaks pada novel tersebut dapat dilihat pada

kutipan berikut.

Di antara suara dentuman granat yang beruntun di

Gudang Utama, semua peristiwa yang membuat Mey

marah pada Ali bermunculan di benaknya. Sebuah

ledakan dahsyat meletus, mengguncang lantai membuat

Mey ketakutan.74

Ia melihat Mey menyusuri tepi gudang yang sedang

diamuk api, diikuti Ali. Ia mendengar suara senapan

meletus dan melihat sebuah peluru meluncur menembus

pinggang kiri Mey. Pieter tertegun melihat tubuh Mey

terangkat, meliuk seperti penari, tangan meracau menuju

ke langit lalu terjatuh di tanah.75

Kutipan pertama menggambarkan situasi yang mencekam karena

gedung tempat Meynar disekap akan dibomb dan dibakar. Klimaks ini

terjadi akibat Mey menolong dua anak kecil muslim dan ia menyamar

sebagai perempuan muslim. Situasi menjadi sangat rumit karena

akhirnya Mey harus disekap di sebuah gedung dan gedung tersebut

akan ada pengeboman. Pada kutipan kedua, Mey mencoba untuk

menyelamatkan diri dari pengeboman di gedung tersebut, namun

nahasnya sebuah peluru menembus pinggang kiri Mey. Usaha untuk

melarikan diri berakhir pada kesakitan yang dirasakannya sehingga

membuatnya terjatuh. Hal ini dikatakan klimaks karena puncak pada

konflik yang diperdebatkan untuk saling bunuh-membunuh antar

sesama manusia hanya karena berbeda agama dirasakan tokoh utama.

C. Penyelesaian

Penyelesaian merupakan bagian akhir yang berisi penjelasan

tentang nasib dari tokoh setelah melakukan berbagai upaya terhadap

konflik yang dialami. Tahap penyelesaian pada novel Maluku Kobaran

Cintaku dapat dilihat pada kutipan berikut.

74 Ibid., h. 466. 75 Ibid., h. 468.

Page 86: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

75

Kebenaran ucapan tokoh itu akan kitabuktikan hari ini

dengan Turnamen Baku Bae ini. Melalui Turnamen ini

kita akan menunjukkan padadunia bahwa anak-anak

muda Maluku adalah anak-anak muda yang tahu

menghormati satu samalain, yang melihat perbedaan

sebagai kekayaan, sebagai karunia Allah dan kuasa

Tuhan Yang Mahaa Esa. Selamat Bertanding. Maluku

Baku Bae!76

Kutipan tersebut merupakan tahap akhir penyelesaian dalam

cerita karena para tokoh menggelar Gerakan Baku Bae. Baku Bae

merupakan gerakan berbaikan antara kedua pihak yang pernah

mengalami pertikaian. Turnamen ini tidak semata untuk mengenang

beberapa tokoh yang telah menjadi korban, tetapi juga untuk

mengapresiasi kemauan rakyat untuk menghentikan pertikaian.

Gerakan ini diadakan dengan penuh semangat oleh masyarakat

Maluku dengan tujuan untuk membuka kesadaran rakyat tentang apa

yang selama ini ditutupi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Maluku Kobaran Cintaku

adalah sudut pandang orang ketiga “Dia”. Pengarang bertindak sebagai

narator atau pencerita dan serba tahu. Pengarang seolah mengetahui semua

tokoh yang terlibat dalam cerita, latar yang digunakan sebagai tempat

penceritaan, dan mengetahui setiap kejadian terjadi, seperti yang terlihat

pada kutipan berikut.

Dari dalam rumah Stella, Meynar, seorang gadis berkulit

kuning langsat keluar menuju teras. Ia terlihat pucat dan

gusar.77

76 Ibid., h. 507. 77 Ibid., h. 13.

Page 87: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

76

Kutipan di atas merupakan penggunaan sudut pandang orang ketiga

serba tahu. Pengarang menempatkan diri sebagai narator atau yang

menceritakan seluruh isi cerita. Kata “ia” digunakan untuk orang ketiga di

dalam cerita yang mengacu pada Meynar, tokoh utamanya.

6. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang terkandung di dalam cerita.

Pengarang memunculkan amanat di dalam cerita secara tersurat maupun

tersirat. Dalam novel Maluku Kobaran Cintaku, pengarang memunculkan

amanat secara tersurat, seperti yang terlihat pada kutipan berikut.

“Kita yang menetapkan harga atas apa yang kita miliki di

Maluku ini, harkat kita, sejarah kita dan kekayaan kita, dan

itu semua tergantung pada kemauan kita melawan keakuan

yang bercokol di dada kita. Kemauan melawan keakuan yang

menganggap diri paling kuat, paling benar, paling suci, dan

paling bermoral. Sebab, kalau kita mampu melakukan itu,

kita tidak lagi punya ketakutan, selain takut pada kuasa

Tuhan.”78

Pada kutipan di atas, pengarang memberikan amanat lewat dialog

yang diucapkan Ali. Kutipan tersebut merupakan amanat karena

mengajarkan nilai-nilai untuk tidak bersikap egois terhadap apapun, seperti

pada konflik yang terjadi di dalam cerita. Memiliki sikap egois akan

membuat persatuan menjadi terpecah belah. Keutuhan suatu golongan atau

kelompok adalah bentuk dari kekuatan nilai-nilai kebersamaan. Melalui

konflik yang terjadi di Maluku, yang diperlukan oleh masyarakatnya adalah

rasa saling menghormati dan memiliki toleransi yang tinggi. Dengan

adanya sikap menghormati dengan perbedaan yang ada, membuat konflik

tidak akan terjadi, sebab dalam sebuah hubungan sosial, menghormati

adalah kunci untuk tetap bisa menjaga keutuhan dan persatuan.

78

Ibid., h. 269.

Page 88: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

77

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan di dalam novel Maluku Kobaran Cintaku

adalah bahasa yang mudah dipahami atau bahasa sehari-hari. Penggunaan

bahasa ini membuat pembaca mengerti langsung dari apa yang

disampaikan oleh masing-masing tokoh di dalam cerita. Pada novel ini,

sesekali menggunakan bahasa daerah Maluku, seperti yang diketahui

melalui judul novel Maluku Kobaran Cintaku. Melalui judul ini, pengarang

menyelipkan bahasa daerah yang menjadi ciri khas wilayah Maluku, seperti

yang terlihat pada kutipan tersebut.

“Manari, baku bae! Bargambira kita baku bae! Berlupa, baku

bae! Badan bagoyang, kita baku bae....”79

Baku bae adalah gerakan hidup rukun yang dilakukan oleh sejumlah

masyarakat Maluku yang ingin agar kerusuhan segera berakhir. Bahasa

baku bae biasa digunakan untuk memunculkan semangat di dalam dada

masyarakat Maluku dalam meraih kembali kehidupan yang rukun antar

sesama agama80

. Dengan adanya gerakan baku bae diharapkan agar banyak

manusia yang sadar akan pentingnya persatuan dan kesatuan sehingga

memulai untuk menghentikan kerusuhan dari tanah tercintanya.

Gaya bahasa atau majas yang terdapat di dalam novel Maluku

Kobaran Cintaku, yaitu sebagai berikut.

a. Hiperbola

Majas hiperbola memang selalu melebih-lebihkan makna sebuah

pernyataan. Majas ini dapat memberikan penekanan pada suatu

situasi. Majas ini dapat dilihat melalui judul novel ini, yakni Maluku

Kobaran Cintaku. Pada judul tersebut, maknanya adalah Maluku

adalah kota yang harus diperjuangkan dengan semangat yang

membara atas dasar cinta. Pemilihan majas ini terhadap judul untuk

memberikan penekanan terhadap pembaca bahwa Maluku tidak boleh

79 Ibid., h. 509. 80

Majalah Tempo, “‟Baku Bae di Maluku‟”, dalam https://majalah.tempo.co/read/91283/

baku-bae-di-maluku, diakses pada 09 Juli 2019.

Page 89: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

78

terpecah belah dan semua masyarakat Maluku harus memiliki rasa

cinta tanah kelahirannya.

Majas hiperbola yang lain dalam novel ini dapat dilihat melalui

kutipan berikut.

Sebuah ledakan dahsyat meletus, mengguncang lantai

membuat Mey ketakutan.81

Penggunaan majas mengguncang lantai disampaikan oleh narator

untuk menyampaikan situasi yang menegangkan ketika Mey berada di

tengah-tengah pengeboman. Majas ini memberikan makna yang lebih

tinggi. Kata mengguncang seolah-olah seluruh bumi berguncang

dengan hebat, padahal yang ingin disampaikan narator adalah ledakan

yang terjadi membuat lantainya menimbulkan getaran yang dapat

dirasakan pembaca.

b. Personifikasi

Pada majas personifikasi, narator seolah menggambarkan benda

mati memiliki sifat kemanusiaan, seperti yang terlihat pada kutipan

berikut.

Melky dan Chris mengejar di belakangnya. Ombak laut

sedang ganas dan mengkhawatirkan,...82

Pada kata ganas dan mengkhawatirkan, umumnya hanya dapat

dirasakan oleh manusia. konteks yang dibicarakan pada kutipan

tersebut mengacu kepada ombak. Hal ini membuat benda mati ombak

dapat memiliki sifat kemanusiaan seperti ganas dan mengkhawatirkan.

Tiga puluh rumah terbakar hangus. Dua rumah adat dan

sebuah gereja tua ludes dilahap api.83

Kata dilahap atau dengan sinonim dimakan lazimnya hanya bisa

dilakukan oleh manusia, tetapi pada kutipan berikut dapat dilakukan

oleh api. Hal ini termasuk majas personifikasi karena benda mati api

81 Ibid., h. 466. 82

Ibid., h. 121. 83

Ibid., h. 229.

Page 90: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

79

digambarkan oleh narator dapat melahap beberapa bangunan di

Maluku.

c. Perumpamaan

Dalam novel ini, terdapat majas perumpamaan yang menggunakan

kata seperti.

“Kamu itu seperti tikus yang mengira bisa melihat dengan

mata serigala.”84

Pada kutipan tersebut penggunaan kata seperti merupakan

penekanan perumpaan terhadap apa yang ingin disampaikan. Dengan

menggunakan perumpaan ini, pembaca akan memiliki perbandingan

tentang korelasi istilah tersebut dengan maknanya.

d. Antonomasia

Penggunaan majas antonomasia banyak terlihat di dalam novel ini

karena penamaan yang digunakaan untuk menyebut seorang tokoh.

Di jalan di depan rumah Tuang Guru Abu Bakar Assegaf

yang teletak di samping Masjid Al Hidayah, dua mobil

mewah dan satu sedan kepolisian diparkir.85

Pagi-pagi sekali menggunakan mobil Pendeta Bram, Mey

bersama Pak Otek menjemput Sammy dari rumah Pendeta

Wattimena yang terletak di samping Gereja Sion.86

Penyebutan nama gelar tersebut digunakan di dalam novel dengan

tujuan memperjalas identitas tokoh tersebut. Tuang Guru disebut

sebagai orang yang dipandang sebagai orang yang terhormat dan

beragama, sedangkan Pendeta Bram dan Pedeta Wattimena

memberikan identitas terhadap tokoh tersebut sebagai orang yang

mempunya kedudukan tinggi di gereja.

84

Ibid., h. 61. 85

Ibid., h. 55. 86

Ibid., h. 105.

Page 91: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

80

D. Upaya Membangun Perdamaian dalam Novel Maluku Kobaran

Cintaku

Novel Maluku Kobaran Cintaku mengisahkan tentang perjuangan

melawan konlik kerusuhan yang terjadi di wilayah Maluku. Konflik ini

muncul bertubi-tubi menyerang masyarakat Maluku dan memakan banyak

korban jiwa. Konflik ini juga terjadi menyerang masyarakat Maluku untuk

saling memerangi antarsaudara dengan persoalan agama. Dari awal hingga

akhir, novel ini tidak memberikan tempat untuk masing-masing tokoh

merasakan kebahagiaan, semua tentang perjuangan rasa sakit untuk

mendapatkan sebuah kedamaian dan menghentikan kerusuhan.

Persoalan di dalam cerita mengalami kerumitan dan memiliki konflik yang

berkepanjangan. Pada awal pembukaan bab, pengarang menceritakan tentang

konflik tersebut, suasana Maluku setelah konflik terjadi, dan menceritakan

tentang tokoh utama yang mengalami rasa sakit yang mendalam karena

terjebak dalam situasi kerusuhan. Hal ini membuat suasana cerita selalu

tegang dan menakutkan karena tidak ada bagian cerita yang membahagiakan.

Melalui konflik tersebut, penulis menganalisis tentang berbagai upaya

yang dilakukan oleh masing-masing tokoh dalam membangun kembali

perdamaian di Maluku. Novel Maluku Kobaran Cintaku memiliki konflik

yang berkepanjangan hingga akhirnya menimbulkan banyak korban jiwa atau

dapat merusak keutuhan masyarakat Maluku.

Kerukunan dan kedamaian tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat.

Kerukunan dan kedamaian juga harus terjalin guna menangkal segala macam

isu-isu miring terkait agama. Adanya konflik di Maluku memaksa masyarakat

Maluku untuk membawa peran penting dan kritis dalam bersikap. Banyak

orang yang terjebak terlibat dalam amuk konflik, sehingga tidak sedikit

masyarakat Maluku yang dengan caranya masing-masing mengambil jarak

terhadap konflik sekaligus memperjuangkan perdamaian. Dari keterpaksaan

ini, masyarakat Maluku kemudian terbentuk menjadi kelompok yang ingin

menang dari konflik yang terjadi. Berbagai cara diupayakan agar perdamaian

Page 92: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

81

di Maluku kembali terasa dan konflik segera berhenti. Semua pihak memiliki

peran penting dalam memikul kedasaran terhadap toleransi.

Tiga pola yang dilakukan masyarakat Maluku dalam membangun

perdamaian adalah sebagai berikut.

1. Pencegahan konflik

Konflik di Maluku semakin hari semakin membesar. Banyak jiwa yang

telah menjadi korban akibat dari konflik tersebut. Kondisi ini tentu sangat

berbahaya untuk masyarakat Maluku. Selain korban yang satu persatu kian

bertambah setiap harinya, beberapa gedung juga menjadi sasaran konflik

yang mengakibatkan hangus terbakar. Peristiwa ini tentu sangat

mengganggu civita akademika, pekerja kantoran, buruh, dan semua orang

yang melakukan aktivitas di Maluku. Kerusuhan ini membuat semua orang

takut untuk keluar rumah dan bersosialisasi dengan masyrakat sekitar,

terlebih jika mereka menganut agama yang berbeda.

“...ia melihat kondisi kota Ambon nyaris sama dengan

kondisi kampusnya, porak poranda. Toko-toko menganga

dan hancur. Kantor-kantor pemerinah, gedung-gedung

sekolah, dan rumah-rumah penduduk yang hangus

terbakar.”87

Konflik terus-menerus semakin berkembang dan meluas. Ketenagan sulit

didapatkan dalam situasi seperti itu. Hal ini memaksa masyarakat Maluku

untuk mengupayakan konflik segera berhenti. Salah satu bentuk

pencegahan konflik yang dilakukan oleh pemuda Maluku adalah dengan

membentuk kelompok organisasi Pemuda Maluku Baku Bae (PMBB).

“Sebelum Melky mengambil alih rapat untuk

membicarakan program dan strategi, mereka sepakat

memberi nama organisasi itu, “Pemuda Maluku Baku Bae”

atau PMBB”88

Baku Bae diambil dari bahasa Maluku yang berarti perdamaian. Dengan

dibentuknya organisasi tersebut diharapkan agar masyarakat Maluku

kembali bersatu dalam kedamaian yang diwujudkan oleh pemuda-pemudi

87

Op.Cit., h. 45-46. 88

Ibid., h. 92.

Page 93: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

82

Maluku. Organisasi ini dibentuk guna mencegah konflik agar tidak

semakin membahayakan Maluku dan semua aktivitas berjalan dengan

normal.

Dalam novel ini, keterlibatan anak-anak muda Maluku menjadi hal yang

paling penting. Selain memiliki gagasan dan pemikiran yang baiksekaligus

terarah, anak-anak muda Maluku adalah tiang keberanian dalam mencegah

konflik yang terjadi. Tujuannya adalah untuk menjadi pelopor dalam

pembangunan kedamaian di Maluku.

“Organisasi ini harus beyond persoalan. Kaum muda, lintas

agama,dan dari semua lapisan. Kegiatan sosialnya

menolong korban, mengubur yang mati, mengurus

pengungsi, dan seterusnya. Sikap politiknya tidak sekadar

menjauhkan rakyat dari kemungkinan terlibat pertikaian,

tapi secara terbuka menyerukan damai. Kita akan dimusuhi

dua pihak yang bertikai. Kita akan dituding murtad atau

banci...”89

Keberanian anak-anak muda itu dalam mencegah konflik sangat

dibutuhkan seluruh masyarakat Maluku. Organisasi ini terbentuk dengan

latar belakang agama yang berbeda, yakni Islam Kristen, dengan tujuan

yang satu dan terarah. Dengan adanya korban yang semakin hari kian

bertambah, organisasi ini dibentuk untuk mengupayakan dan menghentikan

kerusuhan di Maluku.

Ratna menggambarkan organisasi PMBB sebagai salah satu penggagas

kedamaian terhadap konflik. Atas rasa cinta tanah air yang begitu dalam,

Ratna menggerakan tokoh pemuda-pemudi Maluku untuk sepakat pada

satu tujuan. Dalam proses pencegahan konflik, organisasi PMBB tidak

digambarkan berhasil atas apa yang telah direncanakan.

2. Penanganan Konflik

Penanganan konflik ini merupakan salah satu cara dalam membangun

perdamaian dan menghentikan konflik. Konflik yang semakin membesar di

Maluku membuat masyarakat tidak lagi hidup tenang. Hal ini perlu adanya

tindakan untuk menangani konflik yang terjadi, seperti mengadakan

89

Ibid., h. 91.

Page 94: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

83

mediasi yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan mendiskusikan tentang

cara-cara penyelesaian konflik di Maluku. Konflik tidak dapat selesai

hanya dengan tingkat keamanan saja, tetapi perlu juga dilakukan

penanganan konflik dari segi kesejahteraan. Kesejahteraan dapat dilakukan

dengan mengadak Penanganan konflik ini bertujuan agar konflik tidak

berlanjut terus-menerus.

Dalam novel Maluku Kobaran Cintaku, beberapa tokoh agama

memberikan peran penting untuk turut menyelesaikan konflik. Tokoh besar

agama yang terlibat harus memiliki kesadaran, pemahaman, dan kepekaan

terhadap situasi yang ada. Membangun komunikasi antara pihak konflik

yang terlibat dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan

sejati.

Berdasarkan analisis penulis, ada beberapa penanganan konflik yang

terdapat di dalam novel Maluku Kobaran Cintaku, salah satunya adalah

melakukan diskusi dari tokoh-tokoh besar agama, baik dari agama Islam

maupun Kristen. Cara ini dilakukan karena kedua pihak harus

merundingkan cara yang harus dilakukan agar konflik tidak lagi menjadi

ketakutan untuk masyarakat Maluku.

“Hari ini, pukul tujuh malam, di rumah Pendeta Bram

akan berlangsung rapat besar...di pasar yang sama, di

Warung Saleh, Pendeta Bram bersama Tuang Guru Abu

sedang makan siang. Bagi dua tokoh toleransi itu, makan

siang atau sekedar mengopi di pasar-pasar yang ada di

wilayah Sagu adalah ritual. Itu salah satu cara mereka

bersentuhan dengan rakyat.”90

Di Maluku terdapat ikatan dan kerukunan yang sangat erat antarumat

beragama, istilah ini dikenal dengan Pela Gandong. Ikatan ini yang

menjadikan tokoh-tokoh besar agama tetap dalam ikatan dan kerukunan

yang kuat, sehingga melalui ikatan itulah tokoh-tokoh besar agama masih

menjunjung tinggi untuk tetap menjadi persatuan dan mengadakan mediasi

antara kedua pihak. Dalam novel Maluku Kobaran Cintaku, Pela Gandong

90

Ibid., h. 106.

Page 95: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

84

menjadi salah satu alasan yang membuat sebagian orang tidak terhasut oleh

konflik yang menyerang di Maluku. Beberapa orang masih meyakini

bahwa perjanjian ini adalah perjanjian suci yang tidak boleh dilanggar oleh

alasan apapun.

Pela Gandong digambarkan narator sebagai hal penting dalam

penanganan konflik.

E. Implikasi dengan Pembelajaran Sastra di Sekolah

Peranan pembelajaran sastra di sekolah sangat membantu peserta didik

untuk mampu menyampaikan pesan dan amanat yang terkandung di dalam

sebuah cerita. Dalam mempelajari sastra, peserta didik harus mengambil

berbagai contoh sosial yang terjadi di sekitarnya untuk bisa mengambil

simpulan dan menjelaskannya kembali. Peserta didik harus mampu

menyentuh konteks filosofi sosial dan melibatkan masalah kehidupan yang

dihadapi di tengah masyarakat.91

Pengajaran sastra khususnya novel, dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dengan cara membacanya.

Pengajaran sastra dapat membuat peserta didik menemukan hubungan

antara pengalaman dengan karya sastra yang bersangkutan. Pembelajaran

sastra yang mengarah kepada analisis novel dapat digunakan oleh pendidik

sebagai sarana untuk membangun kreativitas peserta didik dalam kegiatan

apresiasi terhadap karya sastra. Dalam mempelajari karya sastra di dalam

kelas, peserta didik dituntut untuk membaca dengan teknik intensif. Hal ini

bertujuan agar peserta didik mampu memahami makna yang disampaikan di

dalam sebuah cerita, sehingga bisa menyimpulkan topik yang diceritakan.

Selain itu, peserta didik juga harus mampu berpikir kritis agar mampu

menemukan unsur instrinsik pada sebuah novel secara detail dan mampu

menelaah karya sastra berdasarkan pengetahuannya.

Analisis yang dilakukan penulis terhadap upaya membangun perdamaian

dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di sekolah. Dengan

menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita Maluku Kobaran

91

Emzir, Teori dan Pengajaran Sastra., (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h. 223.

Page 96: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

85

Cintaku, peserta didik diharapkan mampu memahami nilai toleransi terhadap

umat beragama. Upaya membangun perdamaian di dalam cerita dapat

direfleksikan peserta didik di dalam kelas terhadap sesama teman. Novel ini

mengimplementasikan karakter seseorang dalam menghadapi perbedaan yang

ada di lingkungan sekolah, serta cara menghindari konflik antarteman. Ada

banyak kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, terutama tentang

perbedaan yang terdapat pada diri seseorang. Ini menjadi kasus yang banyak

ditemui sehingga menimbulkan akibat yang berbahaya bagi peserta didik

ketika mengalami sebuah bullying. Maka dari itu, analisis ini bertujuan untuk

menyampaikan pesan moral bahwa menghargai seseorang adalah hal yang

penting. Dengan adanya sikap menghargai dan bertoleransi, maka konflik

tidak akan terjadi di lingkungan sosial.

Upaya membangun perdamaian yang telah didapatkan dari analisis novel

ini dapat digunakan pendidik dalam melakukan pendidikan karakter kepada

peserta didik. Dalam pembelajaran pendidik harus mampu menanamkan

nilai-nilai dan norma kehidupan. Apabila pendidik tidak mampu mengajarkan

nilai moral terhadap peserta didik, maka akan menimbulkan krisis moral dan

berdampak negatif dari bagi kehidupan bermasyarakat.

Ada empat manfaat dalam pengajaran sastra yang berhubungan dengan

novel Maluku Kobaran Cintaku, yaitu sebagai berikut.

1. Membantu dalam Keterampilan Berbahasa

Novel ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

Penggunaan bahasa yang dipilih merupakan bahasa yang lugas dan tidak

berbelit-belit. Melalui pengajaran sastra terhadap novel ini, peserta didik

diharapkan mampu untuk membaca secara detail keseluruhan cerita,

menyimak apa yang ingin disampaikan oleh narator, menulis kembali

dengan model cerita yang serupa dan dengan tema yang berbeda, dan

mampu untuk berbicara ketika peserta didik menceritakan ulang dari isi

cerita.

Page 97: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

86

2. Meningkatkan Pengetahuan Budaya

Dengan mempelajari novel Maluku Kobaran Cintaku, peserta didik

mampu menggali pengetahuan tentang sejarah konflik di Maluku.

Pengajaran ini membawa peserta didik pada peristiwa yang belum pernah

dilihatnya secara langsung, tetapi terbawa oleh pengetahuan budaya yang

pernah ada di Maluku. Budaya ini mencakup tentang bahasa daerah

Maluku, adat istiadat, dan tradisi beragama di Maluku.

3. Mengembangkan Cipta dan Rasa

Dalam pengajaran sastra, peserta didik harus mampu mengembangkan

kecakapan seperti penalaran tentang konflik-konflik yang terjadi di

Maluku, religiusnya yang tertanam di dalam cerita, dan mengembangkan

pancaindra terhadap topik yang terdapat di novel Maluku Kobaran

Cintaku.

4. Menunjang Pembentukan Watak

Pengajaran sastra dapat membantu peserta didik dalam membentuk

watak dan kepribadian. Dalam novel Maluku Kobaran Cintaku, peserta

didik harus mampu membentuk watak dengan memiliki kepribadian yang

peka terhadap toleransi antarumat beragama. Melalui pembelajaran ini,

peserta didik akan membawa peserta didik pada berbagai rangkaian

kehidupan, seperti persoalan menjaga adat istiadat, budaya, dan mencintai

perdamaian agar konflik tidak terjadi. Konflik di Maluku dapat

direpresentasikan di lingkungan sosial peserta didik dengan menjadi

pribadi yang lebih mengenal pentingnya persaudaraan tanpa membeda-

bedakan keyakinan, maupun budaya.

Novel ini menceritakan tentang perjuangan pemuda-pemudi Maluku untuk

menghentikan konflik dan berdamai dengan masyarakat sekitar, sehingga

novel ini mampu mengantarkan gambaran untuk kehidupan peserta didik.

Menjaga persatuan dan menghargai perbedaan adalah nilai utama yang

terkandung di dalam novel dan dapat dijadikan sebagai perilaku positif dalam

lingkungan peserta didik. Toleransi terhadap perbedaan menjadi salah satu

Page 98: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

87

tahap penting dari mencegah adanya konflik. Pesan moral tersebut dapat

berguna bagi kehidupan peserta didik di lingkungan sosial.

Page 99: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

88

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti di atas, peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal, yaitu penelitian ini menunjukkan bahwa upaya

membangun perdamaian dalam konflik Maluku dilakukan dengan tiga tahap

yang terdiri dari pencegahan konflik, penanganan konflik dan resolusi

konflik. Ketiga tahap ini menunjukkan perjalanan masyarakat Maluku dalam

menghentikan konflik dan kembali membangun perdamaian. Pencegahan

konflik dilakukan masyarakat Maluku dengan dibentuknya organisasi

Pemuda Maluku Baku Bae (PMBB), lalu penanganan konflik dilakukan

dengan musyawarah antartokoh besar dari kedua agama yang berkonflik, dan

resolusi konflik dilakukan dengan membuat acara atau turnamen sepak bola

antarmasyarakat.

Implikasi terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia baik di

SMP/MTs maupun di SMA/MA, diharapkan peserta didik mampu menjaga

toleransi sesama umat beragama baik di dalam kelas, maupun di luar kelas.

Toleransi sesama umat manusia menjadi hal penting untuk menjaga satu

kesatuan bangsa yang utuh. Peserta didik harus mampu menjaga eksistensi

keberagaman suku, budaya, dan agama tanpa melukai sesama umat manusia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa saran yang diajukan

oleh peneliti sebagai berikut.

1. Dengan adanya penelitian ini juga mengharapkan peserta didik untuk

bisa menghargai perbedaan antar masyarakat, karena perbedaan

diciptakan untuk menjaga sebuah keutuhan yang ada.

2. Pendidik memberikan bahan bacaan kepada peserta didik untuk

merefleksikan kehidupan lewat karya sastra dan dapat dibahas tuntas

dalam pembelajaran di kelas.

Page 100: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

89

3. Hadirnya penelitian ini dapat membantu pembaca dalam menemukan

bacaan dengan wawasan baru atas resolusi konflik dalam karya sastra.

Page 101: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

90

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. 1990. Padang: Penerbit

Angkasa Raya.

Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra. 2006. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Hikmat, Mahi M. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi

dan Sastra. 2011. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ismawati, Esti. Pengajaran Sastra. 2013. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Jamil, M. Mukhsin. Mediasi Resolusi Konflik. 2007. Semarang: Walisongo

Mediation Centre IAIN Walisongo.

Kosasih, Ketatabahasaan dan Kesusastraan, 2006. Bandung: CV Yrama

Widya.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. 2006. Jakarta:

Bumi Aksara.

Minderop, Albertine. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. 2005. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Stanton, Robert. Teori Fiksi. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. 2010. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Nuryatin, Agus. Mengabdikan Pengalaman dalam Cerpen. 2010. Bandung,

Rosda Karya.

Pieris, John. Tragedi Maluku Sebuah Krisis Peradaban. 2004. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Ratnawati, Tri. Maluku dalam Catatan Seorang Peneliti. 2006. Jakarta:

PUSTAKA PELAJAR.

Ratna, Nyoman Kutha. Paradigma Sosiologi Sastra. , 2003. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 102: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

91

Sarumpaet, Ratna. Anak-anak Kegelapan. 2004. Jakarta: Satu Merah

Panggung.

Sarumpaet, Ratna. Maluku Kobaran Cintaku. 2010. Depok: PT KOMODO

BOOKS.

Segers, Rien T. Evaluasi Teks Sastra. 2000. Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa.

Semi, M. Atar. Anatomi Sastra. 1988. 2004. Padang: Penerbit Angkasa

Raya Padang.

Sri Yanuari, dkk., Konflik Maluku Utara Penyebab, Karakterisik dan

Penyelesaian Jangka Panjang, (Jakarta: Puslit Kemasyarakatan dan

Kebudayaan-LIPI.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 2017.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. 1990. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Syarbani, Robert. Sosiologi Sastra, diterjemahkan oleh Ida Sundari Husen.

2005. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Syarbani, Syahrizal dan Fatkhuri. Teori Sosiologi Suatu Pengantar. 2006.

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. 1993. Bandung,

Penerbit Angkasa.

Wahab, Abdul Jamil Manajemen Konflik Keagamaan (Analisis Latar

Belakang Konflik Keagamaan Aktual). 2014. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Ahsan, Ivan Aulia. “Ratna Saumpet di antara HAM, Teater dan Tuduhan

Makar”. dalam https://tirto.id/ratna-sarumpaet-di-antara-ham-teater-

dan-tuduhan-makar-c4oz

Page 103: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

92

Boedi, Toni Setia. Resolusi Konflik Agama di Pulau Ambon 2009.

Yogyakarta: Jurnal Ketahanan Nasional), XIV (3), Desember.

Chaerunnisa, Ninis. “Begini Kronologi Kasus Hoax Ratna Sarumpaet”.

dalam https://nasional.tempo.co/read/1133129/begini-kronologi-kasus-

hoax-ratna-sarumpaet.

Jps/osc, “Selama di Tahanan Ratna Sarumpaet Mengaku Menulis Buku.

dalam https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190312142549-12-

376504/selama-di-tahanan-ratna-sarumpaet-mengaku-menulis-buku

Majalah Tempo, “‟Baku Bae di Maluku‟”, dalam

https://majalah.tempo.co/read/91283/ baku-bae-di-maluku

Persada, Syailendra. “Setara Institut: Intoleransi Terhadap Keyakinan

Meningkat”, dalam https://nasional.tempo.co/read/1118802/setara-

institut-intoleransi-terhadap-keyakinan-meningkat

Rahawarin, Yunus. Kerjasama Antar Umat Beragama: Studi Rekonsiliasi

Konflik Agama di Maluku dan Tual. 2013. Universitas Patimura

Ambon, Vol 7, Nomor 1, Juni.

Page 104: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,

93

RIWAYAT PENULIS

Siti Muliani, perempuan kelahiran

Jakarta, 02 Agustus 1997 akrab disapa

Lia Alani. Mahasiswi yang gemar

mengarang ini memilih jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

untuk menjadikan jalannya sebagai

seorang penulis. Meskipun statusnya

adalah anak semata wayang, ia

mempunyai fighting spirit dan positive

vibes yang tinggi.

Kesibukan yang menemaninya di penghujung semester adalah

menulis skripsi dan bekerja di salah satu perusahaan Start Up kuliner

sebagai Placement Social Media. Aktif berjam-jam di media sosial,

(kalau hilang, cari aja di medsos, pasti ketemu!). Kadang-kadang,

merambat menjadi seorang Graphic Desainer jika dibutuhkan. Pemikir

konten sejati, pejuang melihat celah dari momen yang sedang viral.

Semua demi menjunjung tinggi Hashtag #DemiKonten!

Selain ingin menjadi seorang penulis buku, ia juga berandai-andai

menjadi seorang penulis naskah bioskop. Alasannya adalah selain

ingin menekuni hobinya, ia juga ingin bertemu dengan artis-artis

favoritnya. Sampai di sini, ada yang mau merekrut untuk menjadi

seorang Script Writer?

Tak kenal maka taaruf, mari bersua di dalam lingkaran media

sosial Instagram: @liaalani

Page 105: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 106: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 107: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 108: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 109: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 110: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,
Page 111: UPAYA MEMBANGUN PERDAMAIAN DALAM NOVELrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49135... · 2020-01-09 · dalam novel mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita,