UPAYA M ASYARAKAT DALAM MENGATASI P E RILAKU...

90
UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG REMAJA PADA ACARA HIBURAN MALAM (Studi Kasus: Di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan Strata Satu (SI) EKA WAHYUNI 11070190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

Transcript of UPAYA M ASYARAKAT DALAM MENGATASI P E RILAKU...

UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI PERILAKU

MENYIMPANG REMAJA PADA ACARA HIBURAN MALAM

(Studi Kasus: Di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Penddikan Strata Satu (SI)

EKA WAHYUNI

11070190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

i

ABSTRAK

Eka Wahyuni, (11070190). Upaya Masyarakat Dalam Mengatasi Perilaku

Menyimpang Remaja Pada Hiburan Malam ( Studi Kasus: di Nagari Air

Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan). Skripsi.

Program Studi Pendidikan Sosiologi, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh penyelenggaraan hiburan malam

(organ tunggal) pada acara menyambut tahun baru, dimana pada penyelenggaraan

hiburan malam (organ tunggal) menyambut acara tahun baru ini terjadi berbagai

perilaku yang tidak sesuai dengan norma banyak terjadi pada remaja, salah

satunya adalah perilaku menyimpang, seperti mabuk-mabukkan, berkelahi dan

saweran. Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang

dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang

berlaku. Oleh karena itu dirumuskan apa bentuk perilaku menyimpang remaja

yang terjadi pada acara hiburan malam di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dan bagaimana upaya yang dilakukan

masyarakat dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja pada acara hiburan

malam di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir

Selatan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kontrol sosial yang

dikembangkan oleh Travis Hirschi. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah 18 orang, yaitu masyarakat, wali

Nagari Air Haji, pemuda-pemuda, anak remaja yang mengikuti penyelenggaraan

organ tunggal, dan orang tua dari remaja yang mengikuti hiburan malam (organ

tunggal). Jenis data adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan

data dilakukan dengan 3 cara, yaitu: (1) Wawancara mendalam, (2) Observasi non

partisipant, (3) Studi dokumen. Unit analisisnya adalah masyarakat Nagari Air

Haji dan sumber datanya individu sebagai wakil kelompok. Analisis data

menggunakan model analisis data interaktif (Miles dan Huberman) terdiri dari

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku

menyimpang remaja yang terjadi pada acara hiburan malam (organ tunggal) yaitu:

(1) mabuk-mabukkan (mengkonsumsi minuman keras), (2) berkelahi, (3)

saweran. Kemudian upaya yang dilakukan masyarakat mengatasi perilaku

menyimpang remaja pada hiburan malam (organ tunggal) membutuhkan

penanganan terpadu dari semua pihak, dalam penanganan ini ada beberapa upaya

yang dilakukan yaitu 1) usaha preventif yaitu pemberian nasehat dari orang tua

terhadap anak dan melakukan sosialisasi oleh pihak sekolah dan kepolisian, 2)

usaha kuratif yaitu usaha penanggulangan perilaku menyimpang remaja agar tidak

meluas, seperti yang dilakukan masyarakat yaitu memberi sanksi atau hukuman

oleh pihak berwenang atau diambil tindakan yang dapat memberikan pelajaran

atau ganjaran, seperti melaporkan kepada orang tua dan mamak.

ii

ABSTRACT

Eka Wahyuni, (11070190). People Way To Overcome Teenagers Behaviour

In Night Party ( Case Study: In Nagari Air Haji District OF Linggo Sari

Baganti Pesisir Selatan District). Thesis Sociology Education Program,

STKIP PGRI West Sumatra Barat Padang in 2016.

The background of this research was to night party (organ tunggal) to

celebrate new year, which in the night party to celebrate new year happen some

behaviours of the teenagers, it does not like a rule and norm. One of them

teenagers misbehaviour like drunk, fighting, give some money. Misbehaviour is

the attitude from society which unhatitual, rule and social norm. Because of that

case, can be recognized that what kind of teenagers misbehaviour in night party

Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan ang

how to overcome teenagers misbehaviour in night party at Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Theory of this research was social control theory that explained by Travis

Hirschi. This research using quantitative approach. 18 teenagers as a population of

this research,there are society, head of Air Haji, young man, teenagers and parents

of teenagers. Kind of primer data and secunder data, Beenmque of data collection

did 3 ways: (1) deep interview, (2) observation non participants, (3) Study the

ducument. Unit analysis was the society of Nagari Air Haji and source the data of

individual as vice of member, data analysis using interactive data analisys model

(Miles and Huberman) consist of data collection, data reduction, data result,

summarize.

The result of this study can be conclude that the behaviours of teenagers

that happen in night party (organ tunggal) are drunk, (drink hard water), fighting,

giving the money and what the society to solve that problem in night party, it

needs care frow all elements of society in this case, there are several ways: 1).

Preventive way is giving an advice from parents to their child doing socialisasi by

school and police side. 2) qurative way it means that not happen the teenager

behaviour too much happen in society, like giving punish mant, judge by gosd

element, giving a puninment like saying to her parent ot their uncle.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur punulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayahnya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Upaya Masyarakat Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang

Remaja Pada Hiburan Malam (Studi Kasus: di Nagari Air Haji Kecamatan

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan)”dapat penulis selesaikan.

Setelah mengalami serangkaian perbaikan, baik kekurangan data maupun

kesalahan-kesalahan penulisan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana

Strata-1 Jurusan Pendidikan Sosiologi pada Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu

Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat. Dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Aziwarti, M.Hum selaku pembimbing I danIbu Yenita Yatim,M.Pd Selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis, dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Wahyu Pramono, M.Si selaku penguji 1 dan Ibu Isnaini, M.Si selaku

penguji II serta Ibu Yuhelna, MA selaku penguji III yang telahmemberikan

saran dan masukan demi kesempurnaan Skripsi ini.

3. Ibuk Dr. Maihasni, M.Si sebagai ketua Program studi pendidikan sosiologi

serta Ibu Marleni, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan

Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

4. Bapak dan Ibuk staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologiserta

karyawan akademik. Serta Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan

Sosiologi serta Ibuk Ria sebagai admin yang telah memberikan motivasi,

saran, pengetahuan dan bimbingan selama ini kepada penulis.

5. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si selaku Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat,staf dan

karyawan STKIP PGRI Sumatera Barat.

6. Informan penelitian yang telah meluangkan waktumya untuk memberikan

informasi dalam penyelesaian skripsi ini.

iv

7. Teristimewa Almarhum Ayahanda Busrah dan Ibunda tercinta Hadija dan

kakakku Ijes, Ibas, Asis, Een dan Adikku Desi yang telah berjuang melalui

do’a dan bekerja keras membiayai kuliah saya demi kesuksessan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Spesial untuk Dio Orlando yang telah memberikan Do’a dan motivasi kepada

penulis, sehingga penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

9. Para sahabat serta teman-teman, Santun Yulinar, Mesra Yunita, Silvi, Memi

Hariyanti, Selly, vivah, weliatidan teman-temankuangkatan 2011,

khususnyaSosiologisesiE yang tak terlupakan dan tak tergantikan dihati

penulis, yang tidak bisa penulis sebut satu persatu namanya yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan

mendapatkan balasan dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat

kelak.Aamiin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi

ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Akhir kata

penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi

penulis.

Padang,Agustus2016

Eka Wahyuni

v

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

PERNYATAAN

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Teoritis .................................................................................... 9

B. Kontrol Sosial ............................................................................................. 11

C. Pendekatan Konseptual .............................................................................. 16

1. Masyarakat............................................................................................ 16

2. Hiburan Malam ..................................................................................... 17

3. Remaja ................................................................................................. 19

4. Perilaku Menyimpang........................................................................... 21

D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Tipe Penelitian ................................................................. 26

B. Informan penelitian .................................................................................... 27

C. Jenis Data ................................................................................................... 29

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 31

E. Unit Analisis ................................................................................................ 35

F. Analisis Data ................................................................................................ 36

G. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 39

H. Jadwal Peneltian .......................................................................................... 39

vi

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis ..................................................................................... 41

B. Mata Pencaharian Penduduk ..................................................................... 42

C. Tingkat Pendidikan ................................................................................... 43

D. Agama ....................................................................................................... 43

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Yang Dilakukan Remaja Pada

Hiburan Malam (Orgen Tunggal) ............................................................. 45

1. Mabuk-mabukan (mengkonsumsi minuman keras)............................45

2. Berkelahi.............................................................................................48

3. Saweran...............................................................................................49

B. Upaya yang Dilakukan Masyarakat dalam Mengatasi Perilaku

Menyimpang Remaja pada Hiburan Malam (orgen tunggal) di

Nagari Air Haji .......................................................................................... 51

1. Usaha Preventif...................................................................................52

2. Usaha Kuratif......................................................................................59

BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 65

B. Saran ......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Perilaku Menyimpang Remaja Pada

Hiburan Malam di Nagari Air Haji Tahun 2015...........................6

Tabel 2.1 Daftar informan penelitian............................................................29

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 39

Tabel 4. 1 Mata Pencaharian Penduduk ...................................................... 42

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan di Nagari Air Haji ....................................... 43

Tabel 4.3 Tempat Ibadah di Nagari Air Haji ............................................... 44

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Model interaktif Analisis Miles dan Huberman................37

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ........................................................... 69

Lampiran 2. Daftar Informan .................................................................... 72

Lampiran 3. DokumentasiPenelitian ......................................................... 73

Lampiran 4. SuratIzinPenelitian ............................................................... 75

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan anggota dari jenisnya, menjadi makhluk sosial yang

diatur oleh norma sosial yang membatasi cara berpikir, pengungkapan perasaan,

dan tindakannya sesuai dengan peraturan serta pola masyarakat. Manusia sebagai

individu, bertindak dan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sedangkan

sebagai makhluk sosial ia harus bertindak sesuai dengan pola masyarakatnya dan

bertanggung jawab serta mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada

masyarakat (Sumaatmadja, 1980:5). Oleh sebab itu, manusia sebagai makhluk

individu maupun makhluk sosial memiliki dorongan rasa ingin tahu, ingin maju

dan berkembang.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu

kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang memungkinkan para

warganya untuk berinteraksi. Ikatan yang menyebabkan suatu kesatuan menjadi

suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang menyangkut semua aspek

kehidupan dalam batas kesatuan tersebut, yang sifatnya khas, mantap, dan

berkesinambungan, sehingga menjadi adat istiadat (Koentjaraningrat, 2009: 116-

117).

Kesenian sebagai pedoman bagi pemenuhan kebutuhan integratif yang

bertalian dengan keindahan, fungsi mengintegrasikan berbagai kebutuhan tersebut

menjadi suatu satuan sistem yang diterima oleh cita rasa yang langsung maupun

yang tidak langsung berkaitan dengan pembenaran secara moral dan penerimaan

akal pikiran warga masyarakat (Tjetjep, 2000:30). Berbicara mengenai musik

2

organ tunggal, pada saat ini musik organ tunggal sangat digemari dalam

mengadakan sebuah acara, seperti meriahkan tahun baru, meriahkan 17 Agustus

1945, turnamen bola, ulang tahun dan pesta pernikahan. Musik organ tunggal

menjadi bagian yang penting dalam memeriahkan sebuah acara.

Di dalam setiap kehidupan sosial memiliki pandangan tentang sesuatu

yang dianggap baik, patut, layak, pantas, dan biasanya dijadikan sebagai pedoman

bagi tata kelakuan masyarakat tersebut. Akan tetapi, walaupun telah ada

seperangkat pedoman tata kelakuan di dalam setiap kelompok masyarakat,

kenyataannya tidak semua anggota masyarakat berprilaku sesuai dengan tatanan

tersebut ( Setiadi, 2011:115). Begitu pula dengan prilaku yang dilakukan oleh

remaja dengan kenakalan yang mereka perbuat. Dimana menurut (Sofyan, 2010:1)

mengatakan masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan

dan tidak mantap, apalagi masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif,

seperti mabuk-mabukan, kriminal, dan kejahatan seks yang memicu pada

penyimpangan yang mereka lakukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1351) kata

“penyimpangan” punya makna tindakan yang menyalahi kebiasaan atau

menyeleweng dari hukum negara atau ajaran agama. Perilaku menyimpang

adalah suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang

anggota masyarakat yang secara disadari atau tidak disadari, tidak menyesuaikan

diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagian anggota

masyarakat.

3

Menurut (Setiadi, 2011:223) menyimpang adalah proses di mana anak-

anak mengidentifikasi perilaku di lingkungannya yang menyimpang, terutama

dari kelompok seusia dan sepermainan mereka. Maka masa remaja merupakan

masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-

masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam

pembentukan kepribadian seseorang. Perkembangan remaja menuju kedewasaan

tidaklah berjalan lancar, akan tetapi banyak mengalami rintangan yang berdampak

buruk bagi perkembangan anak remaja (Sofyan, 2010:7).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan

perubahan sosial. Remaja sering kali didefenisikan sebagai periode transisi antara

masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang

yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang

perasaannya dan sebagainya.

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan (Ali, 2012:9). Menurut Mappiare dalam (Ali 2012:9) masa remaja

berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13

tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Selain itu Willis (2010:1) juga

menyatakan bahwa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan

dan tidak mantap.

4

Pergaulan yang paling mencolok pada saat ini yaitu pada lingkungan anak

muda atau remaja, khususnya pada hiburan malamnya. Keadaan ini juga didukung

dengan adanya hiburan malam (Organ Tunggal) yang diadakan pemuda di daerah

perdesaan. Hal ini menjadi perhatian untuk mengetahui lebih jauh lagi kehidupan

malam anak muda atau remaja, khususnya yang hidup di daerah perdesaan.

Dengan adanya faktor hubungan sosial atau pergaulan, kemudian mempengaruhi

mereka untuk mengadopsi gaya pergaulan untuk mengunjungi tempat dimana

diadakan acara organ tunggal.

Menurut (Sarwono, 2007:115) dapat dikatakan bahwa perubahan sosial

dan pengaruh lingkungannyalah yang dapat memotivasi para anak muda ini untuk

menikmati hiburan dunia malam. Meskipun acara hiburan malam tersebut tidak

melanggar undang-undang, tetapi bisa juga memberikan dampak buruk terhadap

perilaku remaja.Hiburan malam adalah bentuk hiburan yang dilakukan pada

malam hari, seperti organ tunggal. Tempat hiburan malam adalah tempat atau

suatu kegiatan yang ditujukan untuk memberikan kesenangan bagi orang-orang

agar dapat menghilangkan kejenuhan dari berbagai ativitasnya dan dari berbagai

perasaan tidak enak atau susah yang sedang dirasakan orang-orang tersebut, yang

ada pada malam hari (Hertika, 2003:37).

Dahulu tempat hiburan malam bukan secanggih dan semewah sekarang,

dan hiburan malam seperti ini identik dengan hiburan di daerah-daerah kecil.

Hiburan malam tersebut kental dengan adat tradisional seperti biola/rababdan

randai (di daerah minangkabau), layar tancap, panggung tari-tarian daerah, dan

lain-lain.Penyajian organ tunggal sebagai hiburan untuk memeriahkan sebuah

5

acara yaitu dilihat dari bentuk penyajian organ tunggal tersebut, seperti keyboard

(organ tunggal), pembawa acara (MC).

Hiburan organ tunggal yang diadakan pemuda cenderung memperlihatkan

penyimpangan yang dilakukan oleh pemuda dan remaja membuat sebagian

masyarakat risih terhadap pertunjukan organ tunggal yang diselenggarakan oleh

pemuda-pemuda. Karena penyelenggaraan organ tunggal dapat merusak pikiran

anak-anak yang belum beranjak dewasa dan menganggu ketenangan masyarakat

lain.

Acara hiburan malam memang memiliki fenomena. Faktanya tempat

hiburan malam didirikan berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan gaya

remaja, tempat ini memberikan kebebasan atau tanpa batasan-batasan terhadap

mereka. Menurut Subandy (1997:14) dalam pentas itu ada pelipatgandaan

kegairahan dan kegembiraan yang luar biasa hingga mencapai kesadaran di luar

kesadaran diri. Maksudnya acara/tempat hiburan malam ini diadakan supaya

pengunjung dapat bersuka ria dan melakukan apapun dengan sesuka hati tanpa

memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk asalkan mereka senang.

Berdasarkan observasi awal penulis lakukan di Nagari Air Haji Kecamatan

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan banyaknya remaja yang

menyaksikan pertunjukan hiburan malam (organ tunggal) yang diadakan pemuda

dalam rangka menyambut tahun baru dan melakukan perilaku menyimpang

seperti mengkonsumsi minuman keras, minuman keras tersebut mereka konsumsi

setelah larut malam, dan itu dilakukan secara berkelompok-kelompok, setelah

mereka selesai mengkonsumsi minuman keras barulah mereka pergi ke pentas

6

melakukan saweran dan ada juga yang berkelahi antar teman.Penyelenggaraan

organ tunggal pada acara pemuda yang diadakan pemuda yaitu dalam setahun

tiga kali yaitu menyambut tahun baru, memperingati 17 Agustus 1945, turnamen

bola.

Untuk lebih jelas berikut data awal yang di dapatkan dari ketua pemuda

keterangan mengenai remaja yang mengkonsumsi minuman keras, saweran dan

yang berkelahi di malam menyambut tahun baru dapat dilihat dari tabel di bawah

ini.

Tabel 1.1

Data Perilaku Menyimpang Remaja Pada Hiburan Malam (organ

tunggal dalam rangka menyambut tahun baru)

Tahun 2015 Di Nagari Air Haji

No Usia Perilaku Menyimpang Remaja Jumlah

Mabuk-

Mabukan

Perkelahian Antar

Teman

Saweran

1 12-15 2 2 - 4

2 15-18 6 - 4 10

3 18-22 10 2 8 20

Jumlah 18 4 12 34

Sumber: Data Primer Dari Ketua Pemuda 2015

Dari tabel di atas terlihat kejadian yang dilakukan oleh anak remaja di saat

hiburan malam (organ tunggal) yang diadakan pemuda dalam rangka menyambut

tahun baru sedang berlangsung di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan lebih banyak remaja yang berumuran 18-22

tahun yang mabuk-mabukkan, perkelahian antar teman dan saweran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Nagari Air

Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, menurut

pernyataan dari ketua pemuda, perilaku remaja pada acara hiburan malam (organ

7

tunggal) yang diadakan pemuda dalam rangka menyambut tahun baru yang

mengkonsumsi minuman keras sangat mengkhawatirkan. Karena dalam kondisi

mabuk mereka tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga menimbulkan

kerusuhan seperti perkelahian yang mereka lakukan, baik sesama mereka yang

mengkonsumsi minuman keras maupun dengan anggota masyarakat lainnya dan

ada juga remaja yang melakukan saweran di atas pentas dengan artis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui

lebih lanjut dalam bentuk “Upaya Masyarakat Dalam Mengatasi Perilaku

Menyimpang Remaja Pada Acara Hiburan Malam”.

B. Rumusan Masalah

Berdsarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa bentuk perilaku menyimpang remaja yang terjadi pada acara

hiburan malamdi Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan?

2. Bagaimana upaya masyarakat mengatasi perilaku menyimpang remaja

pada acara hiburan malam di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan adalah:

1. Mendeskripsikan bentuk perilaku menyimpang remaja yang terjadi

pada acara hiburan malam (organ tunggal) di Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

8

2. untuk mendeskripsikan upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku

menyimpang remaja pada acara hiburan malam di Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka

penelitian ini dapat bermanfaat:

a. Secara akademis

Sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan strata satu (S1)

di program studi pendidikan sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

dan dapat dijadikan referensi bagi para pembaca terutama berkaitan

dengan perilaku menyimpang remaja.

b. Secara praktis

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain, khususnya pihak-pihak yang

terkait untuk meneliti masalah ini lebih lanjut dan lebih dalam lagi.

Selain itu bahan dan informasi bagi remaja dan masyarakat Nagari Air

Haji agar bisa mengawasi generasi muda untuk tidak bertindak diluar

norma-norma yang ada.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Teoritis

Teori yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dan penelitian ini

adalah teori kontrol sosial.Menrut Peter L. Berger (dalam Narwoko 2011:132)

mengartikan pengendalian sosial sebagai cara yang digunakan masyarakat untuk

menertibkan anggota masyarakat yang membangkang. Berbeda menurut Karel J.

Veeger (Setiadi, 2011: 252) melihat pengendalian sosial adalah titik kelanjutan

dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara dan metode yang digunakan

untuk mendorong seseorang agar berprilaku selaras dengan kehendak kelompok

atau masyarakat yang jika dijalankan secara efektif, perilaku individu akan

konsisten dengan tipe perilaku yang diharapkan.

Ide utama di belakang teori kontrol sosial adalah bahwa penyimpangan

merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini

dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak

patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.

Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku penyimpangan adalah

konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum. Dalam

konteks ini, teori kontrol sosial paralel dengan teori konformanitas.

Seorang ahli yang mengembangkan teori ini adalah Hirschi (dalam

Narwoko, 2011: 116). Ia mengajukan beberapa proposisi teoritisnya, yaitu:

9

10

1. Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial

adalah akibat dari kegagalan mensosialiasi individu warga masyarakat

untuk bertindak konform terhadap aturan atau tata tertib yang ada.

2. Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal,

merupakan bukti kegagalan kelompok sosial konvensional untuk

mengingat individu agar tetap konform, seperti: keluarga, sekolah atau

institusi pendidikan dan kelompok dominan lainnya.

3. Setiap individu seharusnya belajar untuk konform dan tidak

melakukan tindakan menyimpang atau kriminal.

4. Kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol eksternal.

Masih berdasarkan proposisi Hirschi, kurang lebih ada empat unsur utama

di dalam kontrol sosial internal, yaitu:

1. Attachement atau kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul

dari sosialisasi di dalam kelompok primernya (misalnya: keluarga),

sehingga individu punya komitmen kuat untuk patuh pada aturan.

2. Commitment atau tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat

memberikan kerangka kesadaran tentang masa depan. Bentuk

komitmen ini, antara lain berupa kesadaran bahwa masa depannya

akan suram apabila ia melakukan tindakan penyimpangan.

3. Involvement, artinya dengan adanya kesadaran tersebut, maka individu

akan terdorong berprilaku partisipasif dan terlibat di dalam ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan oleh masyarakat. intensitas

keterlibatan seseorang terhadap aktivitas-aktivitas normatif

11

konvensional dengan sendirinya akan mengurangi peluang seseorang

untuk melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum.

4. Believe atau kepercayaan, kesetiaan, dan kepatuhan pada norma-

norma sosial atau aturan masyarakat pada akhirnya akan tertanam kuat

pada diri seseorang dan itu berarti aturan sosial telah self-enforcingdan

eksitensinya (bagi setiap individu) juga semakin kokoh.

Dalam teori ini dikatakan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah akibat

kegagalan individu bersosialisasi terhadap aturan dan tata tertib yang ada. Jadi

upaya masyarakat merupakan salah satu bentuk kontrol terhadap perilaku

menyimpang remaja pada hiburan malam (organ tunggal) yang terjadi di nagari

Air Haji selama ini. Dari teori ini peneliti gunakan diharapkan kita dapat melihat

upaya masyarakat sebagai sosialisasi terhadap kenakalan remaja untuk terciptanya

nilai, norma, dan moral dan juga sebagai wadah, kontrol bagi masyarakat dapat

berperan dalam pembentukan nilai, norma, dan moral remaja di Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

B. Kontrol Sosial (Pengendalian Sosial)

Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain. Dalam hidup

bersama tentu seorang manusia tidak dapat bertindak semaunya. Norma

meletakan pedoman dasar bagaimana manusia memainkan perannya dan

bagaimana manusia memainkan perannya dan bagaimana manusia berhubungan

dengan sesamanya. Akan tetapi akan sering terjadi norma-norma itu tidak di

indahkan. Terjadi berbagai penyimpangan sosial akibatnya timbul kekacauan

dalam masyarakat (Setiadi, 2011 : 252).

12

a. Fungsi Kontrol Sosial

Menurut Koentjoroningrat (Dalam Setiadi, 2011 : 267) menyebutkan ada

lima fungsi pengendalian sosial:

1. Mempertebalkan keyakinan anggota-anggota masyarakat akan kebaikan

norma-norma kemasyarakatan. Karena untuk meyakinkan kepada para

anggota masyarakat bahwa mematuhi norma dan nilai-nilai adalah

langkah yang baik dalam mencapai kehidupan sosial.

2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada

norma-norma kemasyarakatan.

3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat

jika mereka menyimpang atau menyeleweng dari norma dan nilai

kemasyarakatan yang berlaku.

4. Menimbulkan rasa takut (shock teraphy) di dalam diri seseorang atau

sekelompok orang tersebut adalah resiko dan ancaman.

5. Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi-

sanksi yang tegas bagi para penyelenggara yang biasanya dapat dilihat

di dalam sistem hukum tiap-tiap struktur masyarakat yang berlaku.

b. Sifat-sifat Pengendalian Sosial

1. Pengendalian preventif merupakan segala bentuk pengendalian sosial

yang berupa pencegahan atas perilaku menyimpang (deviation) atau

usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma

dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif

dilakukan sebelum terjadi penyimpangan.

13

2. Pengendalian represif adalah bentuk pengendalian sosial yang bertujuan

untuk mengembalikan kakacauan sosial. Kondidi ini dilakukan setelah

terjadi pelanggaran denga maksud hendak memulihkan keadaan agar

bisa berjalan seperti semula. Pengendalian ini berfungsi untuk

mengendalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran

norma atau perilaku menyimpang (Setiadi, 2011 : 255-256).

c. Agen-agen Kontrol Sosial

Di dalam masyarakat terdapat lembaga sosial yang berperan penting dalam

melaksanakan pengendalian sosial (kontrol sosial), di antara lembaga tersebut

agen sosial adalah:

1. Aparat kepolisian

Pihak yang paling utama yang mempunyai mandat sebagai penegak

hukum dan bertugas untuk mengatur ketertiban, keamana, dan keselamtan

masyarakat diberbagai tempat dan waktu.

2. Peradilan

Lembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum secara adil

kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap norma-

norma yang berlaku.

3. Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat yaitu seseorang yang dianggap mempunyai pengaruh

atau wibawa tertentu oleh masyarakat lain. Orang tersebut biasanya

14

disegani dan dihormati. Dia diharapkan mampu mencegah terjadinya

berbagai perilaku menyimpang di masyarakat.

4. Adat istiadat

Adat istiadat merupakan tindakan sosial yang ada di masyarakat yang

masih memegang teguh tradisi budaya yang berlangsung. Warga

masyarakat yang melanggar adat/tradisi akan dikenakan sanksi, sanksi

tersebut bisa penguncilan dari warga masyarakat sekitar (Narwoko, 2011:

148).

d. Bentuk-bentuk pengendalian sosial

1. Agama

Agama merupakan pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan

di akhirat bagi penganutnya. Oleh karena itu, seseorang yang memeluk

suatu agama dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi

larangan yang telah di gariskan dalam ajaran agamanya. Jika seseorang

meyakini dan patuh pada agamanya, maka dengan sendirinya perilakunya

akan terkendali dari bentuk perilaku menyimpang. Setiap pemeluk agama

yang taat akan mampu mengalihkan dirinya dari perbuatan yang dilarang

oleh agama, seperti mencuri, berjudi, mabuk-mabukan, menjelek-jelekan

orang lain (menghijar), dan berzina. (dalam Silvia Reskita, 2015:16).

2. Teguran

Teguran atau peringatan diberikan kepada orang yang melakukan

penyimpangan agar pelaku penyimpangan sosial segera mungkin

15

menyadari kesalahannya. Teguran dapat disampaikan secara lisan maupun

tulisan.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan pengendalian sosial yang telah melembaga baik

dilingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan

membimbing seseorang agar menjadi manusia yang bertanggung jawab

dan berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Seseorang yang berhasil di

dunia pendidikan merasa kurang enak dan takut apabila melakukan

perbuatan yang tidak pantas atau menyimpang.

4. Desas-desus atau gosip

Desas-desus atau gosip merupakan berita yang menyebar secara cepat baik

melalui media massa maupun melalui mulut ke mulut. Kebenaran berita

desas-desus masih diragukan karena tidak selalu desas-desus berdasarkan

faktak atau kenyataan.

Rasa malu yang ditimbangkan oleh desas-desus masih membuat pelaku

penyimpangan sosial yang didesas desuskan sadar akan perbuatannya.

Diapun kembali berprilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat. Dia

akan bertindak lebih berhati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.

5. Hukuman

Hukuman adalah sanksi negatif yang diberikan kepada seseorang yang

melanggar peraturan tertulis atau tidak tertulis. Lembaga formal yang

berwenang melakukan hukuman adalah pengendalian. Selain

16

pengendalian, terdapat juga lembaga adat yang mempunyai wewenang

memberikan hukuman. Tetapi, wewenang ini terbatas kepada masyarakat

adatnya saja menurut Novita (dalam Gusnawati, 2008:15).

e. Faktor tidak berfungsinya kontrol sosial

Tidak selamanya kontrol sosial efektif mengendalikan perilaku sosial. Proses

sosialisasi merupakan langkah awal untuk menanamkan ketaatan anggota

masyarakat, akan tetapi jika langkah awal tersebut tidak berjalan dengan baik

maka peran kontrol sosial perlu diefektifkan (Setiadi, 2011:258). Apabila

dalam mengambil sikap toleran, maka pelaksanaan kontrol sosial sering

membiarkan begitu saja sehingga pelanggaran norma lepas dari sanksi yang

seharusnya dijatuhkan. Adapun toleransi pelaksana-pelaksana kontrol sosial

terhadap pelanggaran yang terjadi pada umumnya tergantung pada faktor-

faktor sebagai berikut:

1. Ekstrem tidaknya pelanggaran norma

2. Keadaan sosial ketika terjadi pelanggaran

3. Status dan reputasi individu yang melanggar norma

4. Asasi tidaknya nilai moral yang terlanggar (Narwoko, 2011:142).

C. Pendekatan Konseptual

1. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi.

Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang memungkinkan

para warganya untuk berinteraksi. Ikatan yang menyebabkan suatu kesatuan

menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang menyangkut semua

17

aspek kehidupan dalam batas kesatuan tersebut, yang sifatnya khas, mantap,

dan berkesinambungan, sehingga menjadi adat istiadat (Koentjaraningrat,

2009: 116-117).

Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan

sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat

adalah wadah dan wahana pendidikan. Corak dan ragam pendidikan yang

dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang,

baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian

(pengetahuan), sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan dan

keagamaan (Hasbullah, 2006:56).

2. Hiburan Malam

Hiburan malam adalah bentuk hiburan yang dilakukan pada malam

hari, seperti organ tunggal. Tempat hiburan malam adalah tempat atau suatu

kegiatan yang ditujukan untuk memberikan kesenangan bagi orang-orang agar

dapat menghilangkan kejenuhan dari berbagai ativitasnya dan dari berbagai

perasaan tidak enak atau susah yang sedang dirasakan orang-orang tersebut,

yang ada pada malam hari (Hertika, 2003:37).

Dahulu tempat hiburan malam bukan secanggih dan semewah sekarang,

dan hiburan malam seperti ini identik dengan hiburan di daerah-daerah kecil.

Hiburan malam tersebut kental dengan adat tradisional seperti biola/rababdan

randai (di daerah minangkabau), layar tancap, panggung tari-tarian daerah, dan

lain-lain. Acara hiburan malam memang memiliki fenomena yang sangat

18

menarik.Faktanya tempat hiburan malam didirikan berdasarkan segala sesuatu

yang berkaitan dengan gaya remaja, tempat ini memberikan kebebasanatau tanpa

batasan-batasan terhadap mereka.

Menurut Subandy (1997 : 14) dalam pentas itu ada pelipatgandaan

kegairahan dan kegembiraan yang luar biasa hingga mencapai kesadaran di luar

kesadaran diri. Maksudnya acara/tempat hiburan malam ini diadakan supaya

pengunjung dapat bersuka ria dan melakukan apapun dengan sesuka hati tanpa

memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk asalkan mereka senang.

Organ Tunggal

Organ tunggal merupakan alat musik yang nadanya dihasilkan melalui

dawai elektronik sebuah seni hiburan yang berkembang di zaman modern

(Sugiono 2003:14). Alunan musik yang didominasi oleh organ (keyboard)

menunjukan kemajuan modern yang masuk dalam hiburan malam. Zaman modern

yang mengutamakan kepraktisan juga tercermin dalam hiburan musik ini. Tempat

dan dana yang tidak terlalu besar, serta pemain musik yang hanya segelintir orang

menunjukan kepraktisan dalam hiburan ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:988) Organ (musik) adalah

alat musik seperti piano yang menghasilkan nada dari udara yang dihembuskan ke

dalam pipa yang berbeda bentuk dan ukuran, alat musik yang nadanya dihasilkan

melalui dawai elektronik. Organ (keyboard electrik), organ ini dikatakan tunggal,

karena hanya menggunakan keybord tanpa menggunakan alat musik lain, organ

19

ini disambungkan kespeaker sehingga menghasilkan bunyi yang keras dan bisa

terdengar dari jarak yang cukup jauh.

3. Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan

perubahan sosial. Remaja sering kali didefenisikan sebagai periode transisi antara

masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang

yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang

perasaannya dan sebagainya.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari

bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan (Ali, 2012:9). Menurut Mappiare dalam (Ali 2012:9) masa remaja

berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13

tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Selain itu Willis (2010:1) juga

menyatakan bahwa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan

dan tidak mantap.

Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan

bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartono (2011:36) dibagi tiga yaitu:

20

a. Remaja Awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat

dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada

dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak

lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada

masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas, dan

merasa kecewa.

b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada

masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadran akan kepribadian dan

kehudupan badaniah sendiri. Remaja mulai menetukan nilai-nilai tertentu dan

melakukan perenungan terhadap pemikiran filofis dan etis. Maka dari perasaan

yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan

pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada

dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.

c. Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal

dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan

keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan

hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola

yang jelas baru ditemukannya.Maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah

proses tumbuh untuk mencapai kematangan yang berlangsung antara umur 12

21

tahun sampai dengan 21 tahunbagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun

bagi pria.

Remaja mempunyai berbagai kebutuhan yang menuntut untuk dipenuhi.

Hal itu merupakan sumber timbulnya berbagai problem remaja Willis (2010:43).

Problem tersebut ada yang dapat dipecahkan sendiri, tetapi ada pula yang sulit

untuk dipecahkan dan memerlukan bantuan orang lain. Jika ada masalah pada

remaja dan tidak mampu menyelesaikannya dan bantuan dari orang lain maka

remaja tersebut cenderung akan melakukan tindakan-tindakan yang biasanya

disebut dengan masalah remaja tersebut.

4. Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang

dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang

berlaku. Membahas perilaku menyimpang tidaklah sederhana, sebab banyak

batasan tentang perilaku menyimpang, akan tetapi pada dasarnya perilaku

menyimpang tetap berfokus pada perilaku anggota-anggota masyarakat yang tidak

sejalan dengan perilaku yang dilakukan oleh kebanyakan perilaku masyarakat

pada umumnya ( Setiadi, 2011: 187-188). Perilaku menyimpang dapat

didefenisikan secara berbeda berdasarkan empat sudut pandang:

1. Secara statistikal adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan

yang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering

dilakukan.

22

2. Secara absolut atau mutlak adalah perilaku menyimpang yang berasal

dari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang mutlak atau

jelas dan nyata, sudah ada sejak dulu, serta berlaku tanpa terkecuali untuk

semua warga masyarakat. Kelompok absolutis berasumsi, bahwa aturan

dasar dari masyarakat adalah jelas dan anggotanya harus menyetujui

tentang apa yang disebut menyimpang dan bukan.

3. Secara reaktif adalah perilaku menyimpang menurut kaum reaktivis bila

berkenaan dengan reaksi masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap

tindakan yang dilakukan seseorang.

4. Secara normatif adalah suatu pelanggaran dari norma sosial. Norma

dalam hal ini adalah standar tentang “apa yang seharusnya atau tidak

seharusnya dipikirkan, dikatakan, atau dilakukan oleh warga masyarakat

pada keadaan tertentu” (Narwoko, 2004: 105).

Setiadi & Kolip (2011: 194) Paul Horton mengemukakan ada enam ciri-

ciri perilaku menyimpang di antaranya:

1. Penyimpangan harus dapat didefenisikan, yaitu perilaku tersebut benar-

benar telah dicap sebagai penyimpangan karena merugikan banyak orang

atau membikin keresahan masyarakat, walaupun kenyataannya tidak

semua perilaku menyimpang merugikan orang lain.

2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak, artinya tidak semua

perilaku menyimpang dianggap negatif, tetapi adakalanya perilaku

menyimpang itu justru mendapat pujian.

23

3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya tidak ada satu

pun manusia yang sepenuhnya berperilaku selurus-lurusnya sesui dengan

nilai dan norma sosial (konformis) atau sepenuhnya berperilaku

menyimpang.

4. Penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya ideal, artinya suatu

tindakan yang senyatanya jika dilihat dari budaya yang berlaku didalam

struktur masyarakat tersebut dianggap konform, namun oleh peraturan

hukum positif dianggap penyimpangan.

5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan, adalah pola

perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginannya tanpa

harus menentang nilai dan norma tetapi sebenarnya perbuatan itu

menentang norma.

6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (penyesuaian), artinya tindakan ini

tidak menimbulkan ancaman disintegrasi sosial, tetapi justru diperlukan

untuk memelihara integritas sosial.

Perilaku menyimpang pada dasarnya menunjuk pada suatu bentuk perilaku

yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Berkaitan

dengan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja pada acara hiburan

malam.

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan olehDede Pertiwi (2014) dalam penelitiannya yang

berjudul “Upaya Masyarakat Nagari Sungai Lansek, Kecamatan Kamang Baru

Kabupaten Sijunjung Megatasi Balap Liar Dikalangan Remaja”. Dimana

24

tujuannya mendeskripsikan upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi

balap liar di Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten

Sijunjung.

Dimana hasil penelitiannya yaitu upaya yang dilakukan oleh pihak yang

terkait sehubungan dengan adanya balap liar ini diantaranya adalah menahan

motor remaja yang terlibat balap liar dan melaporkannya kepada orang tua dan

mamak. Adanya balap liar di Nagari Sungai Lansek menimbulkan banyak

tanggapan dari warga yang ada di Nagari Sungai Lansek itu sendiri. Tanggapan

tersebut yaitu: balap liar dianggap sebagai tindakan tidak mematuhi aturan,

dianggap merugikan, balap liar dianggap menganggu ketenangan. Para ahli teori

kontrol sosial menilai perilaku penyimpangan adalah konsekuensi logis dari

kegagalan seseorang mentaati hukum. Penyimpangan ini terjadi karena kegagalan

seseorang mensosialisasikan dirinya kepada masyarakat untuk bertindak konform

terhadap aturan atau tata tertib yang ada.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Welni Gafitriani (2014) dengan

judul “Perilaku Menyimpang Di Kalangan Peserta Wirid Remaja Di Kampung

Pinang Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang”. Dimana

tujuannya mendeskripsikan bentuk perilaku menyimpang dikalangan peserta wirid

remaja di Kampung Pinang Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota

Padang dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang

dikalangan peserta wirid remaja di Kampung Pinang Kelurahan Lambung Bukit

Kecamatan Pauh Kota Padang.

25

Dimana hasil penelitiannya yaitu dapat disimpulkan bahwa: (1) bentuk

perilaku menyimpang dikalangan peserta wirid remaja di Kampung Pinang

Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang yaitu: a) berkelahi, b)

mencuri, c) ugal-ugalan dijalan, d) pacaran ketika wirid remaja, e) mengkonsumsi

narkoba,merokok dan ngelem itu disebabkan karena pengaruh pergaulan. (2)

faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang dikalangan peserta wirid remaja

diKampung Pinang Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang

yaitu dipengaruhi oleh a) faktor lingkungan dan teman sebaya, b) kurangnya

perhatian dan bimbingan dari orang tua, c) faktor pendidikan, d) kurangnya

kontrol dari panitia pelaksana wirid remaja.

Perbedaanpenelitianyang dilakukan ini dengan dua penelitian di atas

menyangkut beberapa hal yaitu pertama, lokasi penelitian yang berbeda,

sedangkan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Dede Pertiwi

merupakan penelitian yang khusus membahas tentang upaya masyarakat

mengatasi balap liar di kalangan remaja dan yang membedakan dengan penelitian

Welni Gafitriani adalah penelitian yang khusus membahas tentang perilaku

menyimpang di kalangan peserta wirid remaja, sedangkan peneltian yang

dilakukan upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja pada

acara hiburan malam.

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2010:3) yaitu

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selanjutnya

menurut Creswell (dalam Imam 2013:83) adalah sebagai suatu proses penelitian

untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan

gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata,

melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informasi. Maka dapat

diartikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok

(Sutopa, 2010:1).

Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan

kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian

pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.

Melalui penelitian deskriptif, penulis berusaha mendeskripsikan peristiwa dan

kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus

terhadap peristiwa tersebut (Noor, 2012:34-35). Dalam tipe deskriptif data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini adanya

26

27

penerapan metode kualitatif dan laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2007:11).

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, dimana penelitian

ini hanya mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak

melakukan pengujian hipotesis. Sebagaimana yang diketahui, bahwa penelitian

deskriptif mencari data sluas-luasnya untuk menggambarkan kondisi sosial dari

kelompok manusia.

B. Informan Penelitian

Informan adalah orang-orang yang memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong,2007:132). Untuk mendapatkan

informan sebagai informasi, peneliti menggunakan teknik pemilihan informan

yang bersifat purposive samplingatau disengaja yaitu informan dicari berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti dan peneliti

mengetahui orang-orang yang pantas menjadi informan dan keberadaan mereka

diketahui oleh peneliti.

Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive samplingyaitu

berdasarkan penelitian atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu,

dengan demikian pengambilan sampel didasarkan pada maksud, tujuan atau

kegunaan (Yusuf, 2005:205). Dalam teknik purposive sampling, peneliti terlebih

dahulu menentukan informan dengan anggapan bahwa informan tersebut

mempunyai karakteristik sesuai dengan tujuan penelitian. Informan dianggap

paling tahu tentang apa yang kita harapkan,sehingga akan memudahkan peneliti

28

menjelajahi obyek/situasi sosial yang akan diteliti (Sugiyono, 2012:300). Jadi

apabila kita melakukan penelitian dengan mengambil sebagian subjek informan.

Maka dinamakan informan penelitian.

Alasan penulis memilih teknik purposive samplingadalah karenamengingat

banyaknya masyarakat yang ada di Nagari Air Haji dan tidak memungkinkan

semua masyarakat dijadikan sebagai informan, Dalam hal ini peneliti harus

mengetahui bahwa orang-orang yang dipilihnya dapat memberikan informasi

yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Pengambilan informan

dalam penelitian ini berdasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Masyarakat yang tinggal di sekitar Nagari Air haji (sebagian masyarakat)

2) Wali Nagari Air Haji

3) Pemuda yang jadi panitia dalam penyelenggaraan organ tunggal.

4) Para remaja yang mengikuti penyelenggaraanhiburan malam (organ

tunggal).

5) Orang tua dari remaja yang mengikuti hiburan malam(organ tunggal).

29

Adapun data informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2.1

Daftar informan penelitian

No

Nama

Umur

Jenis kelamin

Pekerjaan

1 Yusril 60 Tahun Laki-laki Wali Nagari Air Haji

2 Lena 33 Tahun Perempuan Berdagang

3 Santi 35 Tahun Perempuan Ibu Rumah Tangga

4 Demi 32 Tahun Perempuan Wiraswasta

5 Tati 40 Tahun Perempuan Berdagang

6 Ujang 45 Tahun Laki-laki Nelayan

7 Syarial 50 Tahun Laki-laki Guru

8 Asmal 35 Tahun Laki-laki Polisi

9 Cander 30 Tahun Laki-laki Supir

10 Ipin 36 Tahun Laki-laki Berdagang

11 Ari 29 Tahun Laki-laki Wiraswasta

12 David 24 Tahun Laki-laki Berdagang

13 Doni 22 Tahun Laki-laki Wiraswasta

14 Geno 18Tahun Laki-laki Pelajar SMA

15 Dira 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

16 Ipal 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

17 Vikran 16 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

18 Igo 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

Berdasarkan kriteria informan di atas, jumlah informan dalam penelitian

ini adalah 18 orang informan, informan tersebut diambil sesuai dengan kriteria

informan yang sudah ditentukan sebelumnya. Informan dalam penelitian ini terdiri

dari 1 wali nagari, 6 orang masyarakat, 6 orang pemuda dan 5 orang anak remaja.

C. Jenis Data

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan dan tujuan yang

hendak dicapai, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

30

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian primer diperoleh

para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian, data primer berupa opini

subyek (orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu

benda (fisik) kejadian atau kegiatan, hasil pengujian (Sangadji, 2010:171).

Data primer dalam penelitian ini adalah berupa data yang didapatkan

penulis dilapangan dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang

berjumlah 18 orang yang ada dalam penelitian upaya masyarakat dalam mengatasi

perilaku menyimpang remaja pada acara hiburan malam di Nagari Air Haji. data

primer yang penulis dapatkan dari beberapa orang masyarakat dan para remaja

yang mengikuti acara hiburan malam di Nagari Air haji. Data primer didapatkan

penulis melalui observasi dan wawancara mendalam.

2. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono, 2012:193). Data sekunder

peneliti dapatkan dari sumber data yang tidak langsung atau data pelengkap dari

data primer. Data sekunder digunakan supaya data primer yang peneliti peroleh

melalui observasi dan wawancara lebih valid. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh dari data yang tertulis, dan data sekunder dalam

penelitian ini juga berbentuk foto yang sumbernya dari dokumentasi peneliti.

31

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data

yang akan menetukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Bungin, 2013:133).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi.

1) Wawancara

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dan informan atau orang diwawancarai dengan atau tanpa

menggunakan pedoman dimana pewawancarai (guide) wawancara dan informan

telibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin, 2011:111).

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara lansung dengan yang diwawancarai tetapi

dapat juga diberikan daftar pertanyaan diawal untuk dijawab pada kesempatan

lain (Noor, 2012:138). Menurut Esterberg (dalam Sugiono 2012 : 72) wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melaui tanya

jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik wawancara

mendalam dengan mempersiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang akan

ditanyakan kepada informan. Wawancara ini akan dilakukan secara bebas tapi

lebih terarah dan yang akan menjadi informanya adalah masyarakat Air Haji, wali

Nagari Air Haji, pengurus dan panitia dalam penyelenggaraan organ tunggal, para

remaja yang mengikuti penyelenggaraan hiburan malam (organ tunggal), orang

32

tua dari remaja yang mengikuti hiburan malam (organ tunggal) di Nagari Air Haji.

Dengan teknik wawancara ini peneliti akan mengetahui upaya masyarakat dalam

mengatasi perilaku menyimpang remaja pada acara hiburan malam di Nagari Air

haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada awal penelitian, penulis mengadakan pendekatan terlebih dahulu

dengan para informan. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan cara memberi

tahu maksud penelitian ini dilakukan. Tujuannya adalah agar diperoleh informasi

dari informan. Dalam melakukan wawancara penelitian dengan menggunakan

pedoman wawancara yang berisi item-item pertanyaan pokok, kemudian

dikembangkan ketika wawancara. Praktek yang digunakan dalam wawancara

mendalam ini adalah dengan cara interview yaitu bertanya langsung kepada orang

yang dituju melalui beberapa pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan.

Sebelum peneliti melakukan wawancara kepada setiap informan, penulis

awalnya mencoba pendekatan terlebih dahulu dengan para informan. Pendekatan

yang dilakukan dengan cara memberitahukan maksud dan tujuan penelitian ini

dilakukan setelah pendekatan selesai barulah peneliti melaksanakan proses

wawancara dirumah informan.Wawancara yang peneliti lakukan pada siang dan

sore hari dimana melihat kesibukan dari masyarakat tersebut yang bekerja dan

remaja yang bersekolah. Disini peneliti melakukan wawancara tidak hanya satu

atau dua orang saja melainkan delapan belas orang dari berbagai kriteria informan

seperti masyarakat, wali nagari, pengurus dan panitia dalam panyelenggaraan

organ tunggal, remaja, orang tua dari remaja yang mengikuti hiburan malam.

33

Tujuan digunakan metode wawancara mendalam ini adalah untuk

menggali informasi dari setiap orang yag dijadikan informan penelitian. Informasi

atau data yang akan diambil tersebut adalah data yang berkaitan dengan tujuan

penelitian, yaitu apa bentuk perilaku menyimpang remaja yang terjadi pada acara

hiburan malam di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten

Pesisir Selatan dan upaya masyarakat mengatasi perilaku menyimpang remaja

pada acara hiburan malam di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan.

2) Obervasi

Obervasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra

lainya seperti telinga, pencium, mulut dan kulit (Bungin,2011:118).Observasi

adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap

objek, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Observasi merupakan

teknik pengamatan dan pencatatan sistem dari fenomena-fenomena yang

diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala

atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang

telah dirumuskan ( Mahmud, 2011 : 168).

Observasiyang dilakukandalampenelitianinimerupakanobservasinon

partisipant, artinyapenelitidatangketempatkegiatan orang yang diamati,

tetapitidakikutterlibatdalamkegiatantersebut (Sugiyono,2011:312). Dalam proses

observasiini peneliti mencatat, menganalisisdanselanjutnya

34

membuatkesimpulantentang upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku

menyimpang remaja pada acara hiburan malam.

Observasi dilakukan sebanyak tiga kali, dimana observasi pertama

dilakukan pada menyambut tahun baru pada tanggal 3 Januari 2015 pukul 21.00

WIB dimana penyelenggaraan organ tunggal tersebut diselenggarakan di Nagari

Air Haji di selenggarakan di tiga kampung yaitu Durian Pandaan, Tanjung Medan

dan Pasar Bukit. Selanjutnya observasi kedua yang dilakukan pada tanggal 16

Agustus 2015 pukul 21.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB dalam acara

memperingati 17 Agustus dan observasi ketiga dilakukan pada tanggal 3 Januari

2016 pada acara menyambut tahun baru di Nagari Air Haji pukul 21.00 WIB

sampai 03.00 WIB disini peneliti melakukan observasi dan menonton sambil

mengamati perilaku yang dilakukan remaja saat organ tunggal berlangsung yaitu

ada remaja yang mabuk-mabukan dan saweran, kemudian peniliti juga melihat

artis organ tunggal, dimana artisnya berpakaian minim dan ketat yang

memperlihatkan sebagian dada.

3) Studi Dokumen

Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dan adanya

suatu peneltian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2012:82-83). Teknik dokumen

sangat diperlukan, ini bertujuan untuk memperkuat data yang dikumpulkan dari

lapangan dan sebagai data untuk pelengkap dari data primer yang diperoleh

melalui wawancara dan observasi.

35

Dokumen itu dapat berbentuk tertulis, gambar maupun foto. Dalam

pelaksanaan studi dokumen ini peneliti mencari dan mempelajari dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Sumber studi

dokumen ini yaitu berupa dokumen yang peneliti dapatkan dan dijadikan data

adalah berupa profil Nagari Air Haji, foto-foto dan catatan penelitian oleh peneliti

yang menerangkan persoalan yang diteliti. Dari penelitian yang peneliti lakukan,

peneliti mendapatkan studi dokumen berupa profil Nagari Air Haji yang mana

didapatkan peneliti dari kantor Wali Nagari dan peneliti mengambil foto

(memotret) kejadian dalam pertunjukan hiburan malam (organ tunggal) pada

menyambut acara tahun baru.

E. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah satuan tertentu yang diperhatikan

sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2010:187). Dalam penelitian ini analisis

berguna untuk memfokuskan kajian yang dilakukan atau dengan pengertian lain

obyek yang diteliti ditentukan kriterianya sesuai dengan permasalahan dan tujuan

penelitian.

Sesuai dengan permasalahan dan fokus penelitian, maka unit analisis

dalam penelitian ini adalah masyarakat Nagari Air Haji. kemudian untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka ditetapkan sumber

data (informan) yang terdiri dari sumber manusia, yaitu: (1) masyarakat yang

tinggal di Nagari Air Haji dan Wali Nagari. (2) pengurus dan panitia dalam

penyelenggaraan hiburan malam (organ tunggal). (3) para remaja yang mengikuti

penyelenggaraan hiburan malam (organ tunggal). (4) orang tua dari remaja yang

36

mengikuti hiburan malam (organ tunggal). Data dari informan dalam penelitian

ini di gunakan untuk mendapatkan hasil penelitian mengenai upaya masyarakat

dalam mengatasi perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam.

F. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milanya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang ipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Menurut Seiddel proses analisis data kualitatif berjalan dengan

cara sebagai berikut (Moleong, 2008:248):

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

2. Mengumpulkan,memilah-milah,mengklasifikasikan,mensintensiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berfikir dengan jalan membuat agar ketegiri data itu mempunyai makna

mencari dan menemukan pola dan hubungan–hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sejak, sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Nasution

1988 (dalam Sugiono, 2012:89) menyatakan analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan

berlansung terus sampai penulisan hasil penelitian.Analisis data yang diperoleh

dilapangan dihasilkan dengan menggunakan model interactive analisis seperti

37

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yakni dengan langkah-langkah

sebagaimana yang tergambarkan dibawah ini:

Skema model interactif Analisis Miles dan Huberman (Miles dan Huberman,

1992: 20).

Berdasarkan skema diatas, kesimpulan yang dapat diperoleh dianalisis

secara kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yakni dari wawancara dan

pengamatan mengenai upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku menyimpang

remaja pada acara hiburan malam Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Reduksi Data

Reduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak diperlukan.

Penyajian

data Pengumpulan

data

Kesimpulan/verifi

kasi Reduksi

data

38

Dengan demikian data yang yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2012: 338). Proses

reduksi data dimaksudkan untuk lebih menggolongkan, mengarahkan, membuang

bagian data yang tidak diperlukan serta mengorganisasi data sehingga

memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian dilanjutkan

dengan proses verifikasi. Dalam penelitian ini penulis merangkum data yang

sudah terkumpul tentang upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku

menyimpang remaja pada acara hiburan malam Nagari Air Haji, Kecamatan

Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Penyajian Data

Display data adalah penyajian data dalam bentuk bagan atau tabel, grafik dan

lain sebagainya,dengan menggunakan display data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi hingga peneliti dapat menguasai data.Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

4. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

belum jelas, dan akhirnya dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan

yang telah dirumuskan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara

menggabungkan dan menganalisa data yang diperoleh di lapangan, baik yang

diperoleh dari hasil observasi maupun dari wawancara.

39

G. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan karena

adanya ditemukan remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada hiburan

malam (organ tunggal) seperti, mengkonsumsi minuman keras, berkelahi dan

saweran.

H. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukans pada bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016

yang bertempat di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten

Pesisir Selatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1Tabel 2. 1

Jadwal Penelitian Yang Dilaksanakan Oleh Peneliti

N

o

Jenis

Kegiatan

Tahun

2015

Tahun 2016

Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jni Agus

1 Penelitian

2 Bimbingan

Skripsi

3 Ujian

Skripsi

40

I. Defenisi Operasional Konsep

1. Masyarakat

Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama

hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan

berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu

(Bustamam, 2001:34).

2. Hiburan Malam

Hiburan malam adalah bentuk hiburan yang dilakukan pada malam

hari, seperti organ tunggal. Tempat hiburan malam adalah tempat atau suatu

kegiatan yang ditujukan untuk memberikan kesenangan bagi orang-orang agar

dapat menghilangkan kejenuhan dari berbagai ativitasnya dan dari berbagai

perasaan tidak enak atau susah yang sedang dirasakan orang-orang tersebut,

yang ada pada malam hari (Hertika, 2003:37)

3. Remaja

Remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa yang mana ada remaja awal (12-15 Tahun), remaja

pertengahan (15-18 Tahun) dan remaja akhir (18-21 Tahun).

4. Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang

dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan.

41

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis

Letak geografis merupakan suatu gambaran gejala dan kondisi suatu

daerah. Nagari Air Haji merupakan salah satu Nagari yang berada di Kecamatan

Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. Secara administratif berbatasan

dengan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Sungai Air Haji

Sebelah Selatan : Muara Gadang Air Haji

Sebelah Timur : Air Haji Tengah dan Pasar Bukit Air Haji

Sebelah Barat : Laut

Berdasarkan letak geografis Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti memiliki curah hujan yaitu 2700-2900mm, Klimatologi dengan suhu

23oC-24

oC, ketinggian dari permukaan laut 0-70M.

Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti seluas 3.000Ha. Dimana

luas keseluruhan ini meliputi daerah yang digunakan untuk berbagai kegiatan

perumahan/pemukiman dan daerah tidak terbangun seperti pertanian, perkebunan,

dan sebagainya. , terdapat luas lahannyaberdasarkan kondisi pertumbuhan dengan

pola perekonomian yang tertumpa pada sektor pertanian. berdasarkan komposisi

luas lahan yang dipergunakan tersebut antara lain: luas pemukiman 615Ha, luas

persawahan 3,036Ha.

41

42

B. Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti tercatat

sebanyak 2.658 jiwa terdiri dari jumlah laki-laki 1.312 jiwa, perempuan 1.329

jiwa, dan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 595KK. Penduduk Nagari Air

Haji pada umumnya petani dan nelayan disamping itu hanya ada beberapa orang

berprofesi sebagai pedagang, peternak, tukang, PNS dan lain-lain.

Peningkatan perekonomian terjadi pada sektor perikanan dan perkebunan

yang mana masyarakar Nagari Air Haji sebagian tinggal ditepi pantai dengan mata

pencaharian nelayan dan sebagian masyarakat berkebun mananam kelapa, sawit

dan padi. Mata pencaharian masyarakat Nagari Air Haji dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 4.1

Mata pencaharian penduduk Nagari Air Haji

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1. Petani/Perkebunan 408 Orang

2. Nelayan 370 Orang

3 Pedagang 140 Orang

4 PNS 25 Orang

5 Wiraswasta 150 Orang

6 Sopir 25 Orang

Jumlah 1118 0rang

Sumber: Kantor Wali Nagari Air Haji tahun 2015

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mata pencaharian Nagari Air Haji

yang paling banyak yaitu pertanian/perkebunan dan nelayan.

43

C. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat beharga dalam memajukan sebuah

Nagari. Sejalan dengan perkembangan waktu, masyarakat di Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan juga telah menyadari

bahwa pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan sehingga dalam

perkembangan sosial budaya masyarakat, minat untuk mendapatkan pendidikan

pada beberapa lembaga pendidikan terlihat diberbagai jenjang pendidikan.

Tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dapat dilihat

dari tingkat pendidikan di Nagari Air Haji, (Kantor Wali Nagari Air Haji Tahun

2014). Seperti pada tabel berikut ini:

Tabel4.2

Tingkat Pendidikan di Nagari Air Haji

No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang

1 Tamatan Perguruan Tinggi 115

2 Tamatan SMA 500

3 Tamatan SMP 397

4 Tamatan SD 725

Jumlah 1737

Sumber Data: Kantor Wali Nagari Air Haji 2015

Dari tabel di atas terlihat bahwa yang paling banyak di Nagari Air Haji

adalah tamatan SD.

D. Agama

Masyarakat Nagari Air Haji merupakan daerah yang penduduknya

mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat

peribadatan berupa mesjid dan mushallah yang dapat di Nagari Air Haji

44

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 4.3

Tempat Ibadah di Nagari Air Haji

Tempat Ibadah Jumlah

Mesjid 8

Mushallah 7

Jumlah 15

Sumber Data: Kantor Wali Nagari Air Haji 201

45

BAB V

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang yang Dilakukan Remaja pada

Hiburan Malam (Organ Tunggal)

Hiburan malam (organ tunggal) bagi masyarakat Nagari Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatanadalah hiburan yang

sangat menarik terutama bagi kaum pria, pemuda pemudi dan para remaja. Bagi

pemuda hiburan malam (organ tunggal) yang mereka adakan hanya semata untuk

kesenangan sesaat dan hiburan malam (organ tunggal) yang mereka adakan pada,

menyambut tahun baru, turnamen bola, memperingati 17 agustus 1945, tetapi

peneliti meneliti perilaku menyimpang remaja pada acara menyambut tahun baru,

dengan adanya hiburan malam (organ tunggal) dalam menyambut acara tahun

baru yang berkembang di tengah masyarakat Nagari Air Haji, Namun

penyelenggaraan hiburanmalam (organ tunggal) dalam acara menyambut tahun

baru yang diadakan pemuda ternyata menimbulkan perilaku menyimpang, seperti

yang peneliti temui di lapangan sebagai berikut:

1. Mabuk- mabukan (mengkonsumsi minuman keras)

Minuman keras adalah minuman yang mengandung kadar alkohol yang

pada akhirnya dapat merusak tingkat kesadaran remaja yang mengkonsumsinya,

di dalam tubuh alkohol beraksi sebagai penenang dan memperlambat aktifitas

otak.

44

45

46

Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras oleh remaja di Air Haji di

dalam berlangsungnya hiburan malam (organ tunggal) pada acara menyambut

tahun baru dilakukan berkelompok-kelompok. Biasanya remaja mengkonsumsi

minuman keras di tempat-tempat tersembunyi seperti di belakang pentas di saat

acara hiburan malam (organ tunggal) berlangsung, dan remaja mengkonsumsi

minuman keras setelah larut malam. Jenis minuman yang mereka konsumsi yaitu

bir bintang dan countru, bir bintang yaitu harganya Rp 35.000/ botol sedangkan

countru seharga Rp 50.000/ botol, minuman yang mereka konsumsi tersebut dibeli

dengan patungan atau berkelompok dan ada juga yang membelinya dengan uang

sendiri.Seperti yang disampaikan oleh Pak YR (60 Tahun) yang mengatakan

bahwa:

Satiok pemuda maadon acara hiburan malam (organ tunggal) pemuda

dikampuang ko pasti mambali minuman kareh, ndak surang atau baduo

tapi banyak pemuda-pemuda disiko kalau ado orgen tunggal pasti

maminum minuman kareh. Kadang-kadang ado nan sampai pingsan dek

mabuak talimpau banyak minum.kadang panek wak ngecek ka pemuda ko

nyo ndak namua dikecen pemuda ko do, sebab minuman tu nyo bali pakai

kepiang nyo surang-surang jadi kadang payah wak malarang tapi remaja

nan minum-minum tu dilapor kaurang tuo nyo tarui ma, bia urang tuo nyo

bisa maagia nasehat ka anak nyo..(Wawancara 31 Desember 2015).

Artinya:

Setiap pemuda mengadakan acara hiburan malam (organ tunggal) pemuda

di kampung ini pasti membeli minum-minuman keras, tidak satu orang

atau dua orang tapi banyak pemuda-pemuda disini kalau ada organ tunggal

selalu mengkonsumsi minuman keras (alkohol). Bahkan ada yang sampai

pingsan karena mabuk lantaran terlalu banyak minum. Terkadang merasa

lelah untuk bicara dengan pemuda karena tidak didengar oleh pemuda

karena minuman keras (alkohol) tersebut dibeli dengan uangnya sendiri

makanya terkadang terasa sulit untuk melarang tetapi kami tetap

melaporkan remaja yang mengkonsumsi minuman keras (alkohol) kami

laporkan kepada orang tuanya agar orang tuanya bisa menasehati anaknya.

Demikian pula yang diungkapkan oleh IR (18Tahun) mengatakan bahwa:

47

Satiok ado acara orgen tunggaldi kampuang ko awak pai tarui ma,

apolagi kalau dikampuang ko pemuda acok buek acara orgen tunggal,

kami bali lo bir jo kawan-kawan, tapi kami minum bir manyuruak di

balakang pentas, beko takuik nampak di urang tuo kami, kadang-kadang

kalau nampak di pak wali jo panitia kanai berang wak, tu nyo sabuik ka

urang gaek wak, tapi ado pernah langsuang nyo suruah kami pulang.

(Wawancara 10 Januari 2016 ).

Artinya :

Setiap ada acara orgen tunggal di kampung ini saya selalu pergi, apalagi

kalau di kampung ini pemuda sering buat acara organ tunggal, saya dan

teman-teman beli bir, tetapi kami minum bir sembunyi di belakang pentas

karena nanti takut kelihatan sama orang tua kami, terkadang kami pernah

ketahuan oleh pak wali dan panitia dan langsung marahi kami dan ada juga

pernah langsung disuruh pulang.

Berdasarkan hasil wawancara, pernyataan di atas menggambarkan bahwa remaja

mengkonsumsi minuman keras dilakukan ditempat-tempat tersembunyi, minuman

yang mereka konsumsi adalah minuman yang mereka beli dengan uang sendiri.

Pernyataan mengenai peraturan larangan mengkonsumsi minum keras yang tidak

di aplikasikan dalam masyarakat tersebut juga diungkapkan oleh bapak wali

Nagari Air Haji YR (60 Tahun) yang mengatakan bahwa:

Sabananyolah kami agia tau aturan ka masyarakat maso ndak bliah minum

minuman kareh di Nagari Air Haji ko do, bayiak itu di malam tahun baru,

hari-hari byaso maupun acara baralek, tapi aturan tu ndak do nyo dangan

di masyarakat do. Seharusnyo kami mengawasi satiok hari masyarakat

yang masih mengkonsumsi minuman kareh terutama pada hiburan malam.

(Wawancara 10 Januari 2016).

Artinya:

Sebenarnya kami telah memberitahu peraturan pada masyarakat bahwa

dilarang mengkonsumsi minuman keras di Nagari Air Haji, baik itu

dimalam tahun baru,hari-hari biasa maupun acara pesta perkawinan, tetapi

aturan tidak di dengarkan oleh masyarakat. Seharusnya kami mengawasi

masyarakat setiap hari yang masih mengkonsumsi minuman keras

terutama pada hiburan malam.

48

Perilaku remaja yang mengkonsumsi minuman keras pada hiburan malam

(organ tunggal) menyambut tahun baru secara tersembunyi memberikan dampak

terhadap masyarakat, dimana dampak yang diberikan oleh remaja yaitu perilaku

negatif yang ditunjukkan oleh remaja seperti ikut menari dengan artis (saweran)

dan membuat keributan atau berkelahi.

2. Berkelahi

Perilaku menyimpang yang dilakukan remaja pada hiburan malam (organ

tunggal) ini bukan hanya mengkonsumsi minuman keras (alkohol) saja tetapi

diantara remaja juga ada yang berkelahi. Dimana berkelahi yang dilakukan remaja

ini pada hiburan malam (organ tunggal) merupakan salah satu perilaku

menyimpang remaja yangdilakukan di saat mereka mengikuti penyelenggaraan

hiburan malam (organ tunggal) sebab mereka dalam keadaan kurang sadar karena

mengkonsumsi alkohol terlalu banyak, perkelahian di sini hanya menggunakan

tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu yang mana mereka saling

memukul, kondisi yang seperti ini membuat masyarakat terganggu. Seperti yang

diungkapkan oleh LN (33 Tahun) mengatakan bahwa:

Awak jarang pai mancaliak orgen nan diadon pemuda kampuang ko nyo,

kadang-kadang sadang lamak mancaliak orgen tibo-tibo anak-anak mudo

ko ado yo nan bacakak jo kawan ma, pado modeko bia ndak buek acara

lai, ndk ado pernah aman do (Wawancara 27 Desember 2015 ).

Artinya:

Saya jarang pergi melihat organ tunggal yang diadakan pemuda kampung

ini, terkadang saya sedang asyik lihat organ tunggal tiba-tiba anak remaja

ada yang berkelahi sama temannya, dari pada seperti ini lebih baik

acaranya ditiadakan, tidak pernah aman.

49

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat sudah

merasa risih melihat perilaku remaja, karena setiap ada acara hiburan malam

(organ tunggal) ada saja remaja yang berkelahi. Dan diungkapkan juga oleh GN

(18 Tahun) mengatakan bahwa:

Awak kini la jarang mancaliak orgen lai nyo, soalnyo wak pernah bacakak

dulu jadi kanai berang wak dipanitia orgen, nyo kecen gara-gara awak

acara kacau waktu itu langsuang wak kanai bangi nyo suruah pulang

langsuang, tibo dirumah la kanai berang lo diurang tuo, samanjak itu la

jarang wak mancaliak orgennyo, ala maleh yo raso lai(Wawancara 27

Desember 2015).

Artinya:

Saya sekarang jarangpergi melihat organ tunggal lagi, karena saya dulu

pernah berkelahi jadi saya dimarahi panitia dan langsung disuruh pulang

dan kata panitia gara-gara saya acara jadi brantakan, setelah sampai di

rumah saya juga dimarahi oleh orang tua saja, semenjak kejadian saya

sudah terasa malas pergi lihat hiburan malam (organ tunggal).

3. Saweran

Di mana para remaja di saat hiburan malam (organ tunggal) di

selenggarakan ada anak remaja melakukan saweran dengan artis organ tunggal,

artis organ tunggal merupakan ujung tombak dari suatu pertunjukan organ tunggal

karena disitulah daya tarik organ tunggal, dimana organ tunggal yang

diselenggarakan tergantung dari seorang artis tersebut. Begitu pula dengan cara

mereka berpakaian, dimana pakaian yang seksi dan ketat serta goyangan yang

heboh menjadi sajian utama dalam pertunjukan organ tunggal tersebut.

Saweranpada hiburan malam (organ tunggal) ini merupakan dimana anak remaja

bergoyang sambil merangkul artis dalam keadaan mabuk kemudian artis dikasih

uang, uangnya terkadang dimasukan langsung oleh remaja ke dalam baju artis,

saweran yang dikasih paling sedikit Rp 5000 dan Paling tingginya Rp 50.000

50

tetapi remaja kebanyakan mengasih uang sawerannya Cuma Rp 5000/ 10.000.

Seperti yang diungkapkan oleh DR (22 Tahun)

Kalau ado orgen awak pai tarui ma,sanang yo hati raso kalau mancaliak

orgen tu, apolagi nan buek awak tambah suko caliak orgen tunggal ko dek

artisnyo iyo juo ma, sabab artisnyo rancak-rancak tu seksi lo lai, apolagi

kalau orgen tunggalnyo acara pemuda, artisnyo pasti seksi-seksi, sero

kalau dibao bagoyang basamo atau baduo key, beko sambia bagoyang di

salen piti ka dalam baju Rp 5000 atau Rp 10.000 di dakok dado

artis(Wawancara 11 Januari 2016 ).

Artinya:

Kalau ada hiburan malam (organ tunggal) saya selalu pergi melihatnya

karena kalau melihat organ tunggal hati rasanya senang, apalagi yang buat

saya tambah suka lihat organ tunggal ini karena artisnya juga, sebab

artisnya cantik-cantik dan seksi, apalagi organ tunggal pada acara pemuda,

artisnya pasti seksi-seksi, asyik kalau bergoyang bersama atau berdua.

Nanti sambil bergoyang di selipkan uang ke dalam baju Rp 5000 atau Rp

10.000 artis bagian dadanya.

Dari hasil pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa hiburan

malam(organ tunggal) yang di adakan pemuda pada acara pemuda dapat

memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja dan masyarakat setempat.

Bahkan perilaku menyimpang yang diperlihatkan oleh remaja setempat dan artis.

Apalagi remaja dibawah pengaruh alkohol akibat minuman keras sehingga remaja

dengan beraninya bergoyang dengan artis dan terkadang remaja tidak bisa

mengendalikan emosinya sehingga terjadiperkelahian pada hiburan malam (organ

tunggal) pada acara pemuda di Nagari Air Haji.Seperti yang diungkapkan juga

oleh ST (35 Tahun)

Awak dulu acok pai mancaliak orgen tu ma sambia mailang suntuak, tapi

kadang-kadang ado lo maleh raso pai, mancaliak anak-anak mudo yang

mabuak-mabuak tu bagoyang jo artis tu male wak aaaaaa, kadang ndak

lamak yo dicaliak do, apolagi anak-anak mudo yang masih sakolah

kadang pandai lo goyang jo artis pandai lo manyalen kepiang ka baju

artis dakok dado. kadang awak ndak sampai siap mancaliak orgen do, nyo

51

kalau la tangah malam bana anak-anak mudo dan nan lain tu la bebas

ma, la bakato nyo di acara orgen tu ma (Wawancara 11 Januari 2016)

Artinya:

Saya dulu sering pergi melihat hiburan malam (organ tunggal) sambil

menghilangkan rasa bosan, tetapi terkadang ada juga rasa malas saya

pergi, karena melihat anak-anak remaja yang mabuk-mabukkan dan

bergoyang dengan artis, terkadang kurang nyaman melihatnya, apalagi

anak-anak remaja yang masih sekolah terkadang mereka ikut-ikutan

bergoyang dengan artis dan mengasih artis uang dengan menyelipkan uang

tersebut ke dalam baju artis didekat dadanya, terkadang saya tidak sampai

selesai melihat hiburan malam (organ tunggal) karena kalau sudah larut

malam anak-anak remaja dengan yang lainnya sudah mulai bebas atau

sesuka hatinya saja yang dilakukan pada hiburang malam (organ tunggal).

B. Upaya Yang dilakukan Masyarakat Dalam Mengatasi Perilaku

Menyimpang Remaja Pada Hiburan Malam (organ tunggal)

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan

pemantapan. Di samping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh

pengaruh-pengaruh seperti pada hiburan malam (organ tunggal) yang diadakan

pemuda Nagari Air Haji di sini remaja lebih mudah terpengaruh melakukan

perilaku menyimpang seperti minum-minuman keras (alkohol), saweran,

berkelahi.

Para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri sering sekali

mengusik ketenangan dan mencari perhatian orang lain. Dimana remaja

melakukan perilaku menyimpangpada hiburan malam (organ tunggal) seperti

sering mengkonsumsi minuman keras (alkohol) pada pertunjukan organ tungal,

berkelahi, saweran. Berdasarkan data dilapangan peneliti mengetahui setelah

melakukan penelitian di Nagari Air Haji bahwa cara mengatasi perilaku

menyimpang remaja yang bisa dilakukan yaitu disadarkan (di beri penyuluhan)

52

tentang pergaulan yang baik, bersahabat dalam batas yang dibenarkan oleh agama

dan budaya, serta bagaimana memupuk tanggung jawab yang tinggi. Remaja juga

harus dididik untuk mempunyai sifat awas dan hati-hati dengan apa yang ada

disekeliling mereka. Upaya mengatasi perilaku menyimpang remaja pada hiburan

malam (organ tunggal) membutuhkan penanganan terpadu dari semua

pihak.Untuk mengatasi perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam (organ

tunggal) ini ada beberapa cara yang dilakukan sebagai berikut:

1. Usaha Preventif

Usaha preventif adalah pencegahan sebelum timbul atau membendung

agar masalah itu tidak terjadi, usaha yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi

jangan terjadinya perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam (organ

tunggal) di Nagari Air Haji, seperti yang dikatakan oleh pak YR (60 Tahun)

selaku Wali Nagari Air Haji:

Ambo sebagai wali nagari di kampuang ko ala maadon musyawarah jo

masyarakat antaro pemerintah Nagari, Niniak Mamak, Alim Ulama

bakarajo samo jo kepolisian. kalau ado cucuang jo kaponakan atau anak

remaja Nagari Air Haji nan malanggar aturan. Mohon kapado urang tuo

remaja tolong diagia remaja ko nasehat tarui, kalau ndk juo namua

dilarang remaja tu lai tapaso kepada pihak kepolisian untuak mamproses

sesuai hukum nan balaku”.(Wawancara 31 Desember 2015).

Artinya:

Saya sebagai wali nagari di kampung ini sudah mengadakan musyawarah

dengan masyarakat telah melakukan musyawarah antara pemerintah

Nagari, Ninik Mamak, Alim Ulama kerja sama dengan kepolisian. Kalau

ada anak kemenakan atau anak remaja Nagari Air Haji yang melanggar

peraturan. Mohon kepada orang tua remaja tolong remaja ini selalu diberi

nasehat, kalau juga remaja tersebut tidak bisa dilarang terpaksa kepada

pihak kepolisian untuk memproses sesuai dengan hukum yang berlaku’.

53

Berikut pernyataan dari salah satu orang tua remaja buk DM (32 Tahun)

mengatakan:

Kok dapek kapado urang tuo remaja jan diagia izin anak-anaknya,

apolagi anak remaja, mancaliak hiburan malam (organ tunggal). sudah tu

kok dapek masyarakat dan urang tuo remaja karajo samo jo pihak

sakolah, supayo pihak sakolah bisa maagia hukuman untuak anak-anak

nan masih sakolah nan ketahuan minum-minum alkohol. (Wawancara 27

Desember 2015).

Artinya:

Sebaiknya orang tua remaja tidak mengizinkan anak-anaknya apalagi anak

remaja untuk tidak melihat hiburan malam (organ tunggal). Dan lebih

baiknya lagi masyarakat dan orang tua remaja ada kerja sama dengan

pihak sekolah, agar pihak sekolah juga bisa memberikan hukuman buat

anak-anak yang ketahuan mengkonsumsi minuman keras.

Dan seperti yang diungkapkan oleh salah satu remaja DR (17 Tahun)

mengatakan:

Awak dulu acok caliak orgen, tapi kini la jarang karano urang tuo wak

ndak mengizinkan pai do, walaupun kadang-kadang wak mangicuah pai

akhirnyo ketahuan juo wak pai, karano do masyarakat nan malapor,

kironyo masyarakat jo urang tuo tu sekolah dengan pihak kepolisian la

karajo samo kini, jadi ndak dapek bebas mode dulu do, kini siapo yang

ketahuan mabuak-mabuak kanai proses dek pihak kepolisian dan sakolah

(Wawancara 27 Desember 2016 ).

Artinya:

Saya dulu sering melihat hiburan malam (organ tunggal), tetapi sekarang

sudah jarang karena orang tua tidak mengizinkan saya pergi, walaupun

terkadang saya sembunyi-sembunyi pergi akhirnya ketahuan juga, karena

ada masyarakat yang melapor, ternyata masyarakat dengan orang tua

remaja dan pihak sekolah bekerja sama dengan kepolisian juga, jadi tidak

bisa bebas seperti dulu karena sekarang yang ketahuan mabuk-mabukkan

diproses oleh kepolisian dan sekolah.

Dari pernyataan Wali Nagari dan orang tua dari remaja di atas dapat

dilihat bahwa dalam mengatasi perilaku remaja pada hiburan malam (organ

tunggal) di Nagari Air Haji masyarakat telah melakukan kerja sama dengan pihak

kepolisian dengan cara memproses remaja yang terlibat dalam melakukan perilaku

54

menyimpang sesuai hukum yang berlaku. Adapun usaha yang dilakukan untuk

mengatasi perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam (organ tunggal) di

Nagari Air Haji sebagai berikut:

a) Pemberian Nasehat dari Orang Tua Terhadap Anak

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal suatu tempat dan

keluarga juga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumalah invidu, memiliki

hubungan antar invidu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara

individu tersebut. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat

dapat mempengaruhi baik dan buruknya perilaku anak remaja.

Lingkungan keluarga juga menimbulkan terjadinya kenakalan remaja

seperti kelurga yang kurang memberi perhatian kepada anaknya, apalagi dimasa

remaja perhatian orang tua sangat diperlukan karena dimasa remaja, remaja

mudah terpengaruh oleh lingkungan dan teman sebayanya, untuk itu orang tua

lebih memperhatikan dan memberi nasehat terhadap anaknya agar tidak terbiasa

melakukan perilaku menyimpang pada hiburan malam (organ tunggal) yang

diadakan pemuda di Nagari Air Haji.

Banyaknya pengaruh yang datang dari luar seperti tingkah laku remaja

pada hiburan malam (organ tunggal) yaitu ada remaja yang mengkonsumsi

alkohol, berkelahi dan saweran dengan artis dan lain-lainnya. Dicontoh dan ditiru

oleh remaja Nagari Air Haji. Banyaknya pengaruh yang datang membuat orang

tua cemas dan takut anaknya terpengaruh. Berdasarkan hasil wawancara peneliti

dengan orang tua dari remaja yang mengikuti hiburan malam (organ tunggal) di

55

Nagari Air Haji sebagai berikut.Seperti yang diungkapkan oleh Buk Tati (40

Tahun) yang mengatakan bahwa:

Ambo sebagai urang tuo laih tarui maagia nasehat kaanak mbo, kalau nyo

pai mancaliak hiburan malam (organ tunggal), mbo kecen tarui ka nyo ma

jan mabuak-mabuak lo beko ndak, atau bacakak key, capek pulang, kalau

mabuak-mabuak panyakik nan kadapek nyo, awak ndak bakepiang untuak

baubek do, kalau la sakik payah dapek ubek nak, tapi kadang-kadang

ndak nyo dangan bana awak mangecek do,kadang nyo kicuah yo wak,dulu

pernah ma beko nyo kecen pai katampek kawan sabanta, siap tu ndak do

pulang malam den la siang yo hari baru pulang, tapi siang tu awak

langsuang dapek yo kaba dari pemuda lai maso anak awak pai mancaliak

orgen sato lo minum-minuman kareh, tapi awak hukumnyo ndak awak

agianyo kepiang balanjo pai sakolah do, tapi alhamdulillah anak awak la

jaro baduto ka awak, lai namua kini ditagan ndak pai mancaliak orgen

tunggal.(Wawancara 28 Desember 2015).

Artinya:

Saya sebagai orang tua selalu memberikan nasehat kepada anak saya,

kalau pergi melihat hiburan malam (organ tunggal), selalu saya katakan

pada dia jangan mengkonsumsi minuman keras (alkohol), berkelahi, cepat

pulang, kalau mengkonsumsi minuman keras (alkohol) penyakit yang

dapat nanti, kita tidak ada uang untuk berobat, kalau sudah sakit sulit

untuk mengobatinya nak. tetapi terkadang saya bicara tidak didengarin dan

dia juga pandai bohongi saya, dulu pernah dia bilang pergi ketempat

temannya ternyata dia tidak pulang semalaman, siang hari baru dia pulang

tetapi pada siang iu saya langsung dapat kabar dari pemuda kalau anak

saya ternyata malamnya pergi melihat hiburan malam (organ tunggal) dan

ikutan pula minum-minuman keras (alkohol) dan saya memberi hukuman

tidak kasih uang jajan untuk sekolah, dengan upaya saya seperti itu

alhamdulillah anak saya sekarang jerah untuk berbohong dan tidak lagi

melihat hiburan malam (organ tunggal).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua itu

sangat berperan penting. Apabila kurangnya kontrol yang dilakukan oleh orang

tua terhadap anaknya atau perhatian seperti memberikan nasehat terhadap

anaknya, mungkin tingkah laku anak tidak akan melakukan yang tidak baik.

Karena mereka pasti berfikir kalau seandainya mereka melakukan tindakan yang

dilarang oleh orang tuanya, maka disebut tidak berjalannya fungsi orang tua di

56

dalam suatu keluarga. seperti yang dikatakan oleh IP (17 Tahun) yang

mengatakan bahwa:

Awak pai mancaliak orgen kadang-kadang acok mangicuah ka urang tuo

wak, wak kecen pai karumah kawan, partamo dulu ndak do tantu diurang

tuo wak do, tapi kini la acok ketahuan dek gara-gara ado masyarakat nan

malapor, jadi kini urang tuo wak kini la acok manyinyia maagia nasehat

ma, kadang diancam gey ndak maagia piti balanjo do atau dikecen ka

sakolah. Jadi kini la jarang wak pai lai, tapi kalau dulu yo acok pai ma

dek awak acok mangicuah ka urang tuo kalau pai (Wawancara 28

Desember 2015 ).

Artinya:

Saya pergi melihat hiburan malam (organ tunggal) terkadang sering membohongi

orang tua, sayang bilang sama orang tua pergi kerumah teman, awalnya dulu tidak

ada ketahuan sama orang tua saya, tetapi sekarang dah sering ketahuan karena ada

masyarakat yang mengasih tau sama orang tua saya, jadi sekarang orang tua saya

dah sering mengasih nasehat dan terkadang juga diancam tidak mengasih uang

jajan buat sekolah dan melapor kepihak sekolah. Jadi sekarang sudah jarang saya

pergi, tapi kalau dulu sering saya pergi karena bisa membohongi orang tua.

b) Melakukan Sosialisasi Oleh Pihak Sekolah SMA N 1 Linggo Sari

Baganti

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman/ transfer kebiasaan atau nilai

dan aturan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

masyarakat. Di dalam suatu masyarakat dan lingkungan sosialisasi sangat

dibutuhkan karena untuk pembentukan watak remaja, dan penanaman nilai-nilai

dan norma untuk remaja supaya tidak melakukan pelanggaran atau melakukan

kebiasaan buruk. Berikut pernyataan dari salah seorang pihak sekolah Bapak

Syarial (50 Tahun) yang menyatakan:

Kamidari pihak sakolah la mamanggia wali murid untuak

mensosialisasikan perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam

(organ tunggal) bagi pelajar, mangumpuan wali murid untuak melakukan

sosialisasi ka anaknyo supayo jan tajadi mabuak-mabuak, bacakak,

57

kadang-kadang dek gara-gara mancaliak hiburan malam tempo nyo pai

ka sakolah. (Wawancara 15 Januari 2016 ).

Artinya:

kami dari pihak sekolah telah memanggil wali murid untuk

mensosialisasikan perilaku menyimpang remaja pada hiburan malam

(organ tunggal) bagi pelajar, mengumpulkan wali murid untuk melakukan

sosialisasi kepada anaknya supaya tidak mengkonsumsi minuman keras

(alkohol), berkelahi, terkadang karena melihat hiburan malam (organ

tunggal) anak-anak meliburkan diri untuk pergi sekolah.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Syarial (50 Tahun) yang

menyatakan:

Kami satiok hari senin melakukan Upacara Bendera Merah Putih, dan

kami kadang-kadang yang sebagai pembina upacara bendera merah putih

ndak bosan-bosan maagia tau ka pelajar ndak buliah pai mancaliak

hiburan malam (oprgan tunggal) apolagi kalau harinyo ndak hari libur,

karano mnganggu pelajaran di sekolah dan tentang perilaku menyimpang

misalnyo bahayonyo mabuak-mabuak tu bacakak jo kawan.(Wawancara

15 Januari 2016).

Atinya:

Kami setiap hari senin melakukan Upacara Bendera Merah Putih, dan

terkadang yang sebagai pembina Upacara Bendera Merah Putih tidak

bosan-bosannya memberitahu kepada pelajar tidak boleh pergi melihat

hiburan malam (organ tunggal) apalagi tidak dihari libur, karena

menganggu pelajaran di sekolah dan tentang perilaku menyimpang seperti

bahayanya mengkonsumsi minuman keras (alkohol) dan berkelahi antar

teman.

Dan dikatakan juga oleh VR (16 Tahun) yang mengatakan bahwa:

Awak la jarang mancaliak orgen tu nyo, tapi kalau kawan-kawan awak yo

acok ma, tapi kalau awak ndak do, karano kalau ala pai mancaliak orgen

tu jo kawan-kawan beko pasti sato mabuak-mabuak ma, apolagi kini

disakolah wak satiok hari senin waktu upacara bendera merah putih

pembina upacara ndak bosan-bosan manyampaikan perilaku manyimpang

dan babayonyo mabuak-mabuak untuak kesehatan (Wawancara 15 Januari

2016).

Artinya:

Saya jarang pergi melihat hiburan malam (organ tunggal), tetapi kalau

teman-teman saya memang sering pergi, karena kalau pergi melihat

58

hiburan malam (organ tunggal) dengan teman-teman pasti nanti akhirnya

mabuk-mabukkan, apalagi sekarang di sekolah setiap hari senin wak tu

upacara bendera merah putih pembina upacara tidak bosan-bosannya

menyampaikan perilaku menyimpang dan bahayanya mengkonsumsi

minuman keras (alkohol).

Berikut sosialisasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang datang

kesekolah pada tanggal 9 november 2015 dan menyampaikan penyuluhan

bahayanya bagi kesehatan remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada

hiburan malam (organ tunggal) seperti mengkonsumsi minuman keras (alkohol)

dan ada juga yang berkelahi antar teman dan melanggar aturan yang telah

diterapkan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Asmal (35 Tahun) yang

mengatakan bahwa:

Kami diundang dek pihak sakolah sakali-sakali untuak maagia

penyuluhan ka remaja atau anak-anak tautamo murid laki-laki karano

anak laki-laki ko nan banyak mancaliak hiburan malam (organ tunggal)

atau banyak lo kadang-kadang nan pandai mabuak-mabuak siap tu ado

nan bacakak jo kawan-kawan key, jadi kami manyarankan kapado anak-

anak sagadonyo jan dibuek yo perilaku menyimpang modetu, kalau ado

nan ketahuan itu proses sesuai aturan nan berlaku.(Wawancara 15 Januari

2016 ).

Artinya:

Kami diundang oleh pihak sekolah sekali-sekali untuk memberikan

penyuluhan kepada remaja atau anak-anak terutama murid laki-laki karena

anak laki-laki yang banyak pergi melihat hiburan malam (organ tunggal)

atau banyak juga yang mengkonsumsi minuman keras (alkohol) dan ada

juga yang berkelahi, jadi kami menyarakan kepada anak-anak semuanya

jangan dilakukan perilaku menyimpang seperti itu, kalau ada yang

ketahuan, kami akan memproses sesuai aturan yang berlaku.

Berikut pernyataan disampaikan oleh Bapak AM (35 Tahun) menyatakan

bahwa:

Sosialisasi untuak pelajar mang paralu dilakukan jo caro-caro nan

babeda. Mode maajak pelajar ko badialog jo maagia penjelasan nan

sederhana sahinggo dapek dipahami dek pelajar tu, jo caro tu disabuik

59

dinilai efektif. Tu kami baupayo manjadi kawan, sahabat nan peduli

kesehatan jo keselamatannyo. (Wawancara 15 Januari 2016).

Artinya:

sosialisasi untuk pelajar memang perlu dilakukan dengan cara-cara yang

berbeda. Seperti mengajak pelajar berdialog dan memberi penjelasan yang

sederhana sehingga dapat dipahami oleh pelajar, cara ini disebut dinilai

efektif. Kami berusaha menjadi teman dan sahabat yang peduli dengan

kesehatan dan keselamtannya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya sosialisasi

dilakukan untuk pelajar, remaja dan anak-anak kita. Hal-hal yang melanggar

peraturan dan melakukan perilaku menyimpang pada hiburan malam (organ

tunggal) mungkin karena kurangnya orang tua memberikan sosialisasi terhadap

anaknya, dan kurangnya juga sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah dan pihak

berwajib. Walaupun sosialisasi ini dilakukan sesekali oleh sekolah dengan pihak

kepolisian, yang paling bertanggung jawab adalah orang tuanya.

2. Usaha Kuratif

Usaha kuratif adalah usaha penanggulangan perilaku menyimpang remaja

agar tidak meluas, sehingga merugikan remaja lainnya juga masyarakat

sekitarnya, untuk itu bagi remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada

hiburan malam (organ tunggal) seperti mengkonsumsi minman keras (alkohol),

berkelahi antar teman dan saweran dikenakan sanksi atau hukuman oleh pihak

berwenang atau diambil tindakan yang dapat memberikan pelajaran atau ganjaran

bagi remaja. Penanggulangan yang telah dilakukan untuk mengatasi perilaku

menyimpang yang dikatakan oleh Pak UJ (45 Tahun) yang mengatakan bahwa:

Untuak mambuek remaja ko ndak melakukan perilaku menyimpang di

hiburan malam (organ tunggal), supayo ndak taulang-ulang parangai nan

modetu mangkonyo diadon kegiatan nan positif tu diagiah pengarahan

60

dek masyarakat ka remaja tu, sudah tu orgen ko dikurangi lai, biala ndak

tigo kali dalam satuhun lai, ala sakali ma, demi kebaikan awak basamo

bia perilaku manyimpang remaja ko ilang lai.(Wawancara 16 Januari

2016 ).

Artinya:

Untuk membuat remaja agar tidak melakukan perilaku menyimpang di

hiburan malam (organ tunggal), supaya tidak mengulangi perilaku seperti

itu mangkanya diadakan kegiatan yang positif dan diberikan pengarahan

oleh masyarakat untuk remaja tersebut. Kemudian hiburan malam (organ

tunggal) tidak usah diadakan tiga kali dalam satu tahun, cukup satu kali

saja lagi karena ini demi kebaikan bersama agar perilaku menyimpang

remaja bisa hilang.

Seperti yang dikatakan juga oleh IG (18 Tahun) Yang mengatakan bahwa:

Kini la ndak mode dulu anak mudo yang banyak mabuak-mabuak atau

bacakak do, jaan kan mabuak-mabuak atau bacakak, mancaliak hiburan

malam yo anak mudo ko la sakatek kini ndak sabanyak dulu do, nyo anak

mudo-mudo la acok nyo agiah nasehat diurang tuo jo

masyarakat(Wawancara 16 Januari 2016 ).

Artinya:

sekarang anak remaja sudah mulai berkurang mengkonsumsi minuman

keras dan berkelahi dan remaja sudah mulai berkurang pergi melihat

hiburan malam (organ tunggal) karena sudah dikasih nasehat oleh orang

tua dan masyarakat.

Berdasarkan pernyataan di atas terlihat jelas bahwa semakin banyaknya

waktu remaja untuk melakukan hal-hal yang positif maka akan semakin sedikit

kenakalan atau perilaku menyimpang remaja yang akan terjadi pada hiburan

malam (organ tunggal), dan sebaliknya sedikitnya kegiatan remaja akan membuat

remaja semakin banyak melakukan kenakalan atau perilaku menyimpang tersebut.

adanya Believe (kepercayaan), kesetiaan, dan kepatuhan pada norma-norma sosial

aturan masyarakat padan akhirnya akan tertanam kuat pada diri seseorang dan

bearti aturan sosial telah semakin kukuh (Hirschi).

Nagari Air Haji masih terikat adat istiadat dengan struktur masyarakat

yang dikenal tali tigo sapilin atau tungku tigo sajarangan yang berdiri dari Ninik

61

Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai. Kedudukan Mamak dalam sebuah kaum

masih berpengaruh besar salah. Seperti yang dikemukakan oleh Pak LJ (40

Tahun) yang mengatakan bahwa:

Masyarakat Nagari Air Haji masih mamakai hukum adat, apobilo ado

masalah nan dipabuek dek remaja. Kami capek maagia tau kaurang

tuonyo bia bisa nyo agia nasehat dek urang tuo nyo dan itu tesrah bapo

caro nan ka nyo lakun di urang tuo remaja ka anaknyo supayo parangai

anaknyo barubah ka nan elok, tapi kalau ndak bisa dek urang tuonyo

managan atau la ndak talok dek urang tuo maurus parangai anaknyo lai,

tapaso mamaknyo yang turun tangan untuak mnyalasaian jo maagia

nasehat kei.

Artinya:

Masyarakat Nagari Air Haji masih memakai hukum adat, apabilaada

masalah yang dilakukan remaja. Kami secepatnya beritahu kepada orang

tuanya agar orang tuanya bisa memberi nasehat dan itupun tesrah cara

apapun yang dilakukan orang tuanya untuk merubah perilaku anaknya

lebih baik lagi, tetapi kalau orang tuanya tidak bisa atau sudah merasa

lelah dan tidak sanggup lagi maka terpaksa mamak yang menyelesaikan

dan menasehati.

Berdasarkan pernyataan di atas terlihat jelas bahwa di Nagari Air Haji

masih memakai hukum adat. Kedudukan Mamak masih berpengaruh besar dalam

menjaga kemenakannya supaya kemenakannya tidak tidak melakukan perilaku

menyimpang atau melakukan pelanggaran peraturan yang telah disepakatinya.

Mamak dan orang tua itu memberikan nasehat kepada anak dan kemenakannya.

Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku masyarakat dalam hal

ini adalah remaja yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, perilaku

seperti itu terjadi karena seseorang telah mengabaikan norma, aturan, atau tidak

mematuhi peraturan yang berlaku, berupa hukum yang tidak tertulis maupun yang

tertulis dan berlaku ditengah masyarakat. Dan telah banyak upaya dan tindakan

yang dikukan untuk mencegah perilaku menyimpang remaja ini.

62

Adanya hiburan malam ini ternyata membuat ketenangan masyarakat

terganggu, selain kegiatan atau acara ini dilakukan pada malam hari, suara yang

ditimbulkan bunyi musik organ tunggal membuat bising dan perilaku

menyimpang yang dilakukan remaja, seperti mabuk-mabukan, berkelahi dan

saweran membuat masyarakat disekitar terganggu. Dengan demikian terlihat

bahwa mengkonsumsi minuman keras (alkohol) dan berkelahi dengan teman

merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja

yang berada di Nagari Air Haji, karena penyimpangan merupakan hasil dari

kekosongan kontrol atau pengendalian sosial.

Telah bermacam cara yang dilakukan oleh pemerintah Nagari, pihak

kepolisian, orang tua remaja dan masyarakat sudah bersusah payah untuk bekerja

sama dalam menangani perilaku menyimpang yang dilakukan remaja. Walaupun

mereka sudah banyak mendapatkan sanksi yang diberikan oleh pemerintah Nagari

dan pihak kepolisian masih tetap dilakukan oleh remaja tersebut. Ini terjadi

mungkin karena adanya pengaruh dari luar yang sangat kuat. Apalagi masa remaja

itu masa yang sangat ingin mengetahui apa yang baru dilihat dan yang dikenal

tanpa mereka memikirkan apa akibatnya kalau mereka melakukan perilaku

tersebut.

Pengendalian sosial sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hirschi. Teori ini

dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak

patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.

Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol sosial menilai perilaku menyimpang adalah

63

konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum. Dalam konteks

ini, teori kontrol sosial paralel dengan teori konformanitas.

Penyimpangan yang dilakukan remaja tersebut merupakan bentuk

pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan

mensosialisasi individu warga masyarakat untuk bertindak konform terhadap

aturan atau tata tertib yang ada (Hirschi). Pengingkaran disini dilakukan oleh

remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada hiburan malam (organ

tunggal) yang diadakan pemuda di Nagari Air Haji. Selanjutnya penyimpangan

dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal, merupakan bukti kegagalan

kelompok sosial konvensional untuk mengikat individu agar tetap konform,

seperti: keluarga, sekolah atau institusi pendidikan dan kelompok dominan

lainnya (Hirschi). Karena peran keluarga dan lingkungan juga berpengaruh

terhadap perilaku yang dilakukan oleh remaja.

Setiap individu seharusnya belajar unuk konform dan tidak melakukan

perilaku menyimpang atau kriminal (Hirschi). Hal inilah yang sulit dilakukan oleh

remaja tersebut. Kemudian kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol

eksternal (Hirschi). kesadaran diri lebih memegang peranan penting dalam

membentuk individu remaja tersebut. jelas-jelas bahwa mengkonsumsi minuman

keras (alkohol), berkelahi dan saweran telah dilarang dan sudah ada kerja sama

pihak berwajib dengan tokoh masyarakat tentang larangan mengkonsumsi

minuman keras, berkelahi dan saweran, tetapi remaja tetap saja melakukannya.

Mereka tidak terlalu menghiraukan adanya aturan yang dilarang melakukan

64

perilaku menyimpang pada hiburan malam (organ tunggal) yang diadakan

pemuda.

65

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilkukan oleh peneliti di Nagari Air

Haji, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku menyimpang remaja

yang dilakukan pada hiburan malam (organ tunggal) yang diadakan pemuda di

Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan yaitu

mabuk-mabukan, berkelahi dengan teman, saweran. Upaya mengatasi perilaku

menyimpang remaja membutuhkan penangan terpadu dari semua pihak. Dalam

penanganan masalah ini ada beberapa upaya yang dilakukan sebagai berikut:

1. Usaha Preventif

Usaha Preventif adalah pencegahan sebelum timbulnya atau membendung

agar masalah ini tidak terjadi, seperti yang di bawah ini:

a. Pemberian Nasehat dari Orang Tua Terhadap Anak

Orang tua harus memberi nasehat dan lebih memperhatikan anak agar

tidak terbiasa melakukan perilaku menyimpang pada hiburan malam

(organ tunggal).

b. Melakukan Sosialisasi Oleh pihak Sekolah dan Kepolisian

Di dalam suatu masyarakat dan lingkungan sosialisasi sangat

dibutuhkan karena untuk pembentukan watak remaja, dan penanaman

nilai-nilai dan norma untuk remaja supaya tidak melakukan

pelanggaran atau melakukan kebiasaan buruk.

63

65

66

2. Usaha Kuratif

Usaha Kuratif adalah usaha penanggulangan perilaku menyimpang remaja

agar tidak meluas, sehingga merugikan remaja lainnya juga masyarakat

sekitarnya, untuk itu bagi remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada

hiburan malam (organ tunggal) seperti mengkonsumsi minman keras (alkohol),

berkelahi antar teman dan saweran dikenakan sanksi atau hukuman oleh pihak

berwenang atau diambil tindakan yang dapat memberikan pelajaran atau ganjaran

bagi remaja. Seperti melaporkan kepada Orang Tua dan Mamak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas

maka peneliti memberikan saran sbagai berikut:

1. Disarankan kepada masyarakat agar lebih tegas dalam menangani

remaja yang melakukan perilaku menyimpang, agar remaja Nagari Air

Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir selatan takut

untuk melanggar aturan yang sudah ada demi kenyamanan masyarakat

bersama.

2. Diharapkan kepada orang tua dan pihak terkait, agar lebih perhatian

dan segera mengambil tindakan dengan adanya perbuatan remaja yang

tidak sesuai dengan aturan yang ada baik itu secara hukum dan agama.

3. Kepada remaja Nagari Air Haji agar lebih memperhatikan apa yang

lebih bermanfaat dan yang tidak bermanfaat karena semuanya akan

berdampak pada diri remaja itu sendiri.

67

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Afrizal. 2014. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Wali Pers

Abdullah, Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Raja Wali

Ali, M dan M. Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta : Bumi Aksara.

Bustamam. 2001. Pengantar Sosiologi. Padang: FIS UNP.

Daradjat, Zakiah. 1978, Problema Remaja Di Indonesia.Jakarta: Bulan Bintang

Depdiknas.2010,KamusBesarBahasa IndonesiaPusat. GramediaPustakaUtama

Elly M. Setiadi. 2011. Pengantar sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan sosial, Teori, Aplikasi Dan Pemecahannya. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Herawati. 2002. Manajemen Kesenian. Padang Panjang: Sekolah Tinggi Seni

Indonesia Padang Panjang.

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Kartono,Kartini.2007.PsikologiAnak(PsikologiPerkembangan).Bandung:

MandarMaju

Koentjaningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung.

PT Remaj Rosdakara

Miles, Matthew B. Dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:

Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press.

Mulyono, Y. Bambang. 1993. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja

DanPenanggulangannya.Yogyakarta:Kansius.

Sarwono, SarlitoWirawan. 2007, PsikologiRemaja (EdisiRevisi).Jakarta : PT Raja

GrafindoPersada

Soekanto, Soerjono. 1982, Sosiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: CV Rajawali

Soeparwoto, dkk. 2004, PsikologiPerkembangan, Semarang :Unnes Press

67

68

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Willis, S. Sofyan. 2010. Remaja& Masalahnya. Bandung : Alfabeta.

Yusuf, Murni. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

SKRIPSI

.

Dede Pertiwi. 2014.Upaya Masyarakat Nagari Sungai Lansek Kecamatan

Kambang Baru Kabupaten Sijunjung Mengatasi Balap Liar Dikalangan

Remaja.Padang: Skripsi STKIP PGRI.

Welni Gafitriani. 2014.Perilaku Menyimpang Dikalangan Peserta Wirid Remaja

Di Kampung Pinang Kelurahan Lambung Bukitkecamatan Pauh Kota

padang. Padang: Skripsi STKIP PGRI.

69

Lampiran I

PEDOMAN WAWANCARA

I. Pengantar

Assalammu’alaikum WR.WB

Sebelumnya saya mendoakan semoga Bapak / Ibu dalam keadaan

sehat wa’afiat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga

Bapak / Ibu dapat bermurah hati memberikan informasi kepada saya.

Dalam pernyataan ini saya susun semata-mata untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan yaitu untuk menyelesaikan pendidikan saya di

jurusan sosiologi di Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Dengan data yang Bapak / Ibu berikan tersebut tidak akan

menimbulkan masalah dikemudian hari. Atas kemurahan hati Bapak / Ibu

memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan, saya ucapkan

terima kasih.

II. Identitas Informan:

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Suku :

5. Alamat :

70

6. Pekerjaan :

7. Posisi Dalam Masyarakat :

III. Pertanyaan yang diajukan kepada masyarakat, remaja dan ketua

pemuda.

a. Menurut Bapak / Ibu pada acara apa sajakah pemuda mengadakan

acara organ tunggal? Dari jam berapa sampai jam berapa!

b. Kenapa anda lebih memilh organ tunggal dalam mengadakan

sebuah acara?

c. Apa yang membuat anda menyukai pertunjukan organ tunggal?

d. Kenapa selama hiburan organ tunggal berlangsung banyak remaja

dan pemuda yang mengkonsumsi minuman keras (alkohol)?

e. Bagaimana dampak pelaksanaan organ tunggal yang diadakan

pemuda dalam acara menyambut tahun baru, memperingati 17

agustus 1945, turnamen bola?

f. Bagaimana bentuk tindakan yang dilkukan masyarakat dalam

pelaksanaan organ tunggal?

g. Bagaimana bentuk kontrol sosial masyarakat dalam pelaksanaan

organ tunggal?

h. Apa yang menyebab tidak berfungsinya kontrol sosial dalam

masyarakat terhadap penyelenggaraan organ tunggal?

71

i. Bagaimana menurut Bapak / Ibu melihat remaja yang melakukan

perilaku menyimpang, seperti mabuk-mabukan, berkelahi,

saweran?

j. Bagaimana upaya masyarakat dalam mengatasi perilaku

menyimpang remaja pada acara pemuda hiburan malam (organ

tunggal)?

IV. Pertanyaan yang diajukan kepada remaja

a. Apakah anda sering menyaksikan pertunjukan hibran malam

(organ tunggal) pada acara pemuda?

b. Apa yang anda lakukan saat menyaksikan hiburan malam (organ

tunggal) pada acara pemuda?

c. Apa yang anda lakukan kalau orang tua dan masyarakat melihat

perbuatan yang anda lakukan dalam pelaksanaan hiburan malam

(organ tunggal) pada acara pemuda?

72

Lampiran II

DAFTAR INFORMAN

No

Nama

Umur

Jenis kelamin

Pekerjaan

1 Yusril 60 Tahun Laki-laki Wali Nagari Air Haji

2 Lena 33 Tahun Perempuan Berdagang

3 Santi 35 Tahun Perempuan Ibu Rumah Tangga

4 Demi 32 Tahun Perempuan Wiraswasta

5 Tati 40 Tahun Perempuan Berdagang

6 Ujang 45 Tahun Laki-laki Nelayan

7 Syarial 50 Tahun Laki-laki Guru

8 Asmal 35 Tahun Laki-laki Polisi

9 Cander 30 Tahun Laki-laki Supir

10 Ipin 36 Tahun Laki-laki Berdagang

11 Ari 29 Tahun Laki-laki Wiraswasta

12 David 24 Tahun Laki-laki Berdagang

13 Doni 22 Tahun Laki-laki Wiraswasta

14 Geno 18 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

15 Dira 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

16 Ipal 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

17 Vikran 16 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

18 Igo 17 Tahun Laki-laki Pelajar SMA

73

Lampiran III

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Remaja yang sedang mengkonsumsi minuman keras (alkohol)

Gambar 2. Remaja yang mengkonsumsi minuman keras

74

Gambar 3. para remaja yang sedang bergoyang dan melakukan saweran dengan

artis organ tunggal

Gambar 4. para remaja yang sedang bergoyang dan melakukan saweran dengan

artis organ tunggal

75

76

77