UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

15
ISSN 2407-5299 SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 2, Desember 2015 131 UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE COOPERATIVE SCRIPT Bohari Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP-PGRI Pontianak Jalan. Ampera No.88 Pontianak Telp. (0561) 748219, E-Mail. [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya Guru Pendidikan Sejarah Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya?”. Metode Penelitian deskriptif. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas pendekatan kualitatif dan data berupa angka dihitung menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. yaitu sebesar 9,44 dari rata-rata nilai siswa ditunjukkan dengan data pada siklus I dari nilai rata-rata siswa sebesar 71,87 sedangkan siklus II dari nilai rata-rata siswa sebesar 81,31. Kata Kunci :Pendidikan Sejarah , Hasil Belajar, Metode Cooperative Script Abstract This research was looking the effort of history education’s teacher in increasing the students’ achievement by applying the cooperative script method on the eleventh grade students of SMA. N 2 Sungai Kakap. The research method used in this research was descriptive study. The research design used was classroom action research of qualitative approach and the data in form of number calculated by using quantitative approach. The technique and tool of data collection which was used were observation sheet, questionnaire and achievement test sheet. Based on the data analysis result and the discussion, generally it can be concluded that through the cooperative script method could increase the students’ achievement in history learning. The increasing was about 9.44 of the students’ mean score which was proven by the data of the students’ mean score on the first cycle which was 71,87 while the students’ mean score on the second cycle was 81,31. Keywords: history education, achievement, cooperative script method PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan optimal, seorang guru hendaknya merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar, dan tujuan yang ingin dicapai, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode yang tepat. Keberhasilan implementasi stategi pembelajaran sangat bergantung pada cara

Transcript of UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

Page 1: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

ISSN 2407-5299 SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 2, No. 2, Desember 2015

131

UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE COOPERATIVE SCRIPT

Bohari Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP-PGRI Pontianak

Jalan. Ampera No.88 Pontianak Telp. (0561) 748219, E-Mail. [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya Guru Pendidikan Sejarah Meningkatkan Hasil Belajar

Dengan Menerapkan Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya?”. Metode Penelitian deskriptif. Bentuk penelitian

adalah Penelitian Tindakan Kelas pendekatan kualitatif dan data berupa angka dihitung menggunakan

pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket dan tes hasil

belajar. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa

melalui metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sejarah. yaitu sebesar 9,44 dari rata-rata nilai siswa ditunjukkan dengan data pada siklus I dari nilai

rata-rata siswa sebesar 71,87 sedangkan siklus II dari nilai rata-rata siswa sebesar 81,31.

Kata Kunci :Pendidikan Sejarah , Hasil Belajar, Metode Cooperative Script

Abstract This research was looking the effort of history education’s teacher in increasing the students’

achievement by applying the cooperative script method on the eleventh grade students of SMA. N 2

Sungai Kakap. The research method used in this research was descriptive study. The research design

used was classroom action research of qualitative approach and the data in form of number

calculated by using quantitative approach. The technique and tool of data collection which was used

were observation sheet, questionnaire and achievement test sheet. Based on the data analysis result

and the discussion, generally it can be concluded that through the cooperative script method could

increase the students’ achievement in history learning. The increasing was about 9.44 of the students’

mean score which was proven by the data of the students’ mean score on the first cycle which was

71,87 while the students’ mean score on the second cycle was 81,31.

Keywords: history education, achievement, cooperative script method

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang

dilaksanakan mempunyai kualitas. Agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan

optimal, seorang guru hendaknya merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar, dan

tujuan yang ingin dicapai, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode yang

tepat. Keberhasilan implementasi stategi pembelajaran sangat bergantung pada cara

Page 2: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

132

guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya

mungkin di implementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

Menurut Uno (2012: 7) mengatakan bahwa metode pembelajaran didefinisikan

sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Aqib (2013: 102)

mengatakan bahwa metode adalah sebagai cara melakukan sesuatu. Sedangkan

secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas

dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu, metode

pembelajaran juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa. Berdasarkan dari beberapa pengertian

metode pembelajaran di atas maka metode pembelajaran adalah cara atau teknik

yang digunakan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran adalah

model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Cooperative berasal dari

kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantuan-membantu, gotong royong.

Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi

persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas

darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari

Cooperative Script adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi

pengertian dari Cooperative script adalah metode belajar dimana siswa belajar dalam

kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative

Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan

bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Jadi

pengertian dari Metode Cooperative Script adalah Metode belajar dimana siswa

bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari

materi Pendidikan sejarah yang dipelajari (Online, Media pembelajaran dikaitkan-

dengan metode cooperative script : 2012).

Berdasarkan hasil pra observasi peneliti di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, bahwa metode Cooperative Script adalah

metode baru yang akan diterapkan di kelas, yang nantinya memberikan warna baru di

dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan penjelasan tersebut dan walaupun hal itu

Page 3: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

133

belum diuji kebenarannya namun secara teoritis penerapan metode Cooperative

Script memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa di

sekolah. Hasil belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten

Kubu Raya masih perlu peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa

kelas XI IPS adalah 65 dengan persentase ketuntasan masih 60% dari seluruh jumlah

siswa di kelas XI, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

adalah 70. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah

umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Upaya Guru Pendidikan Sejarah

Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Metode Cooperative Script Pada

Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu

Raya?”.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengungkapkan gambaran situasi yang

sebenarnya berdasarkan fakta-fakta yang ada pada saat penelitian dilakukan atau

metode deskriptif. Menurut Mason dan Bramble (1989: 35) “Descriptive researche

also conducted to advance broarder alms of science, in this context, it is usually

performend to develop knowledge on which the problems and explanation of

consequent research will be based”, artinya penelitian deskriptif adalah untuk

menyelenggarakan tujuan ilmu pengetahuan yang lebih luas dalam konteks ini pada

umumnya dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dimana penjelasan dan

permasalahan penelitian yang tetap sebagai dasar penelitian.

Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah PTK (penelitian

tindakan kelas). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelaahan

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Sukidin. dkk, 2008:

16). Selanjutnya Arikunto (2010: 135) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat mengajar

dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran.

Page 4: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

134

Adapun teknik dan alat pengumpulan data menggunakan teknik panduan

observasi, teknik komunikasi tidak langsung, dan teknik pengukuran dengan teknik

pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, dan tes hasil belajar.

Terkait dengan penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data adalah siswa-siswi

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sungai Kakap, siswa-siswi tersebut tidak hanya

diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan

yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian tindakan

kelas yaitu adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemahaman dari pra tindakan dan pre-test pra tindakan adalah pembelajaran

sejarah tanpa melalui metode cooperative script yang diakhir pembelajarannya

diberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar sebelum menggunakan metode

cooperative script. Evaluasi yang dimaksud dinamakan pre-test. Pra tindakan ini

tidak termasuk dalam bagian siklus. Pra tindakan dilaksanakan pada hari Sabtu 14

Agustus 2015 dengan alokasi waktu 1 kali pertemuan (2 x 45 menit). Rancangan

pembelajaran yang dilaksanakan dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

1) Guru melakukan apersepsi yaitu mengucapkan salam pembuka, memeriksa

kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru memberikan motivasi yaitu menampilkan gambar peninggalan dari

kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.

3) Guru menjelaskan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha diberbagai

daerah.

4) Guru menjelaskan berdirinya kerajaan Kutai.

5) Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya mengenai materi yang

dijelaskan.

6) Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.

7) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar dengan lembar soal

pre-test sebanyak 25 soal.

Dari hasil observasi peneliti sebagai observer dapat mendeskripsikan bahwa

pembelajaran sejarah pra tindakan yang dilaksanakan hari Sabtu tanggal 14 Agustus

2015 berjalan seperti yang telah direncanakan. Guru melakukan evaluasi hasil

Page 5: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

135

belajar dihari yang sama diakhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa

dengan membagikan soal pre-test dengan bentuk soal pilihan ganda yang telah

dipersiapkan diawal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Setelah diperiksa

lembar jawaban semua siswa diketahui bahwa hasil belajar yang mereka peroleh

dalam pembelajaran pra tindakan atau pembelajaran tanpa menggunakan metode

cooperative script pada siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dengan patokan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) adalah ≤74. Siswa kelas XI IPS 1 sebanyak 32 orang terdapat 15 orang

siswa tuntas dan 17 orang siswa belum tuntas.

Hasil tes pra tindakan diperoleh rata-rata nilai sebesar 66,75 secara klasikal

sebanyak 15 siswa dari 32 siswa mengalami ketuntasan belajar karena memiliki nilai

lebih dari atau sama dengan 74 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal mata

pelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Ini berarti

masih terdapat 17 siswa yang masih belum tuntas.

Hasil Penelitian Siklus I

Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan sebagai upaya memecahkan segala permasalahan

pada refleksi pra tindakan terkait hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai

ketuntasan secara klasikal. Hal ini disebabkan karena guru terus menerus ceramah

memaparkan materi pembelajaran dan kurangnya kesempatan yang diberikan guru

pada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih kurang dimengerti. Hasil

refleksi awal ini, dijadikan bahan diskusi bersama rekan guru kolaborasi tentang

bentuk tindakan yang akan dilaksanakan. Tindakan yang akan dilaksanakan adalah

pembelajaran sejarah menggunakan metode cooperative script yang diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perkembangan Kehidupan

Negara-negara Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.

Selanjutnya, persiapan yang dilakukan peneliti yaitu menyiapkan perangkat

pembelajaran terlebih dahulu seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), baru

kemudian lembar observasi guru dan siswa serta lembar soal post-test yang

digunakan untuk evaluasi hasil belajar diakhir tindakan. Setelah mempersiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan instrumen penelitian yang akan

digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Setelah semuanya dipersiapkan peneliti

Page 6: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

136

mendiskusikan kembali dengan guru mitra yaitu Ibu Mini Yulianti, S.H. selaku guru

bidang studi Sejarah agar dalam pelaksanaan tindakan semua yang telah

direncanakan dan dipersiapkan dapat berjalan sesuai rencana.

Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan pembelajaran Sejarah

menggunakan metode diskusi sesuai dengan RPP yang telah disusun. Materi

pembelajaran adalah Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu

Budha di Indonesia. Tiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa.

Sesuai kesepakatan dengan guru kolaborasi, pelaksanaan tindakan pada siklus I

dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Agustus 2015. Dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

atau satu kali pertemuan. Siswa yang hadir 32 orang yaitu hadir semua.

Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru menunjukkan bahwa

pada kegiatan awal pembelajaran, guru telah memberikan apersepsi seperti membuka

kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa,

kemudian memeriksa kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam

kegiatan belajar.

Selanjutnya pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk terlibat aktif

dalam kegiatan ini. Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca

dan membuat ringkasan, pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin

dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar

menyimak atau mengoreksi atau melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap,

membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya, bertukar peran, semula berperan sebagai

pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan guru melaksanakan tindakan dengan

merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran menggunakan pedoman

observasi yang telah disiapkan baik untuk siswa maupun guru. Hasil pengamatan

pada siklus I sebagai berikut:

Page 7: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

137

1) Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran

Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian

dengan alokasi waktu) kurang baik. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-

langkah kegiatan pembelajaran; awal, inti, dan akhir) kurang baik. Penjelasan tentang

indikator pembelajaran yang ingin dicapai belum dijelaskan secara maksimal. Guru

kurang mengembangkan materi/bahan ajar sehingga kebermaknaan materi tersebut

kurang terserap oleh siswa.

2) Pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa

Siswa mengerjakan hal-hal lain di luar pembelajaran sehingga kurang

memperhatikan dan mengamati penjelasan guru. Tampak siswa tidak membuat

pertanyaan terkait dengan materi yang belum dipahami. Sebagian siswa tidak

menandai materi yang kurang dimengerti maupun pertanyaan yang paling banyak

diajukan. Siswa tidak mengacungkan tangan untuk bertanya tentang materi yang

belum dimengerti. Siswa tidak mencatat penjelasan guru dikarenakan kurang

menanggapi pertanyaan siswa lain.

3) Pengamatan terhadap hasil belajar

Hasil tes pada siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar 73 secara klasikal

sebanyak 22 siswa dari 32 siswa mengalami ketuntasan belajar karena memiliki nilai

lebih dari atau sama dengan 74 sesuai dengan ktriteria ketuntasan minimal mata

pelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Ini berarti

masih terdapat 10 siswa yang belum tuntas setelah diberikan pembelajaran sejarah

melalui metode cooperative script.

Refleksi

Refleksi pada dasarnya merupakan suatu bentuk perenungan yang sangat

mendalam dan lengkap atas apa yang telah terjadi. Refleksi pada akhir siklus

merupakan tukar pendapat (sharing of idea) antara peneliti dan kolabolator atas hal

yang telah direncanakan, dilaksanakan dan diobservasi pada siklus tersebut.

Pada pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran

pengorganisasian materi ajar, skenario pembelajaran, indikator pembelajaran, dan

pengembangan materi ajar belum terlaksana dengan baik. Selain itu, aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran di kelas masih perlu dilakukan perbaikan serta nilai

ulangan harian menunjukkan persentase pencapaian hasil yang belum maksimal.

Page 8: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

138

Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator berkesimpulan bahwa indikator

pelaksanaan penelitian belum tercapai dan sepakat melanjutkan ke siklus II untuk

memperbaiki tindakan yang belum terlaksana pada siklus I.

Hasil Penelitian Siklus II

Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka dilakukan perencanaan tindakan di

siklus II dengan memperhatikan kekurangan pada tindakan siklus I. Berdasarkan

diskusi dengan guru kolaborasi, dilakukan beberapa kegiatan perencanaan sebagai

berikut:

1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan metode

cooperative script.

2) Menyiapkan materi pelajaran dalam bentuk teks materi yang lebih lengkap.

3) Menyiapkan soal tes siklus II.

4) Melakukan penataan ulang terhadap kegiatan dalam metode cooperative script

dan teknis pelaksanaannya.

5) Melakukan pengawasan yang lebih cermat dalam kegiatan diskusi dan selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa agar lebih aktif dalam

mengemukakan idenya.

6) Mencermati langkah-langkah pembelajaran pada RPP agar pelaksanaan metode

cooperative script sesuai dengan yang diharapkan.

Pelaksanaan

Sebagaimana pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka tindakan pada siklus II

adalah melakukan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah

disusun pada tahap perencanaan. Perlakuan atau tindakan yang dilaksanakan pada

siklus II ini adalah menyampaikan materi Perkembangan Kehidupan Negara-negara

Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia melalui metode cooperative script.

Sesuai kesepakatan dengan guru kolaborasi, pelaksanaan tindakan pada siklus

II dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Agustus 2015 . Dengan alokasi waktu 2 x 45

menit atau satu kali pertemuan. Siswa yang hadir 32 orang yaitu hadir semua.

Pelaksanaan tindakan disiklus II dilaksanakan sesuai RPP yang disusun berdasarkan

hasil refleksi disiklus I.

Page 9: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

139

Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

cooperative script oleh guru memperlihatkan bahwa pada kegiatan awal atau

pembukaan guru membimbing siswa untuk berdoa, memeriksa kehadiran siswa,

melakukan apersepsi dan motivasi. Pada langkah apersepsi, guru berusaha

mengaitkan pengetahuan siswa pada pertemuan sebelumnya dengan pengetahuan

yang akan dipelajari dengan cara melakukan tanya jawab.

Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru menunjukkan bahwa

pada kegiatan awal pembelajaran, guru telah memberikan apersepsi seperti membuka

kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa,

kemudian memeriksa kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam

kegiatan belajar.

Selanjutnya pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk terlibat aktif

dalam kegiatan ini. Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca

dan membuat ringkasan, Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin

dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar

menyimak atau mengoreksi atau melengkapi ide-ide pokok yang kurang

lengkap. Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya, bertukar peran,

semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.

Kemudian lakukan seperti di atas, Siswa bersama-bersama dengan guru membuat

suatu kesimpulan kegiatan yang sudah dilakukan tersebut.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan guru melaksanakan tindakan dengan

merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran menggunakan pedoman

observasi yang telah disiapkan baik untuk siswa maupun guru. Hasil pengamatan

pada siklus II sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran

a) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistimatika materi dan kesesuaian

dengan alokasi waktu) sudah baik.

b) Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran

awal, inti, dan akhir) sudah baik.

Page 10: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

140

c) Penjelasan tentang indikator pembelajaran yang ingin dicapai sudah

dijelaskan secara maksimal.

d) Guru sudah mengembangkan materi/bahan ajar sehingga kebermaknaan

materi tersebut sudah dapat terserap oleh siswa.

2) Pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa

a) Siswa sudah mulai memperhatikan dan mengamati penjelasan guru.

b) Siswa sudah mulai membuat pertanyaan terkait dengan materi yang belum

dipahami.

c) Siswa sudah mulai menandai materi yang kurang dimengerti maupun

pertanyaan yang paling banyak diajukan.

d) Siswa sudah mulai mengacungkan tangan untuk bertanya tentang materi yang

belum dimengerti.

e) Siswa sudah mencatat penjelasan guru.

f) Siswa sudah mulai bisa menanggapi pertanyaan siswa lain.

g) Siswa sudah tidak lagi keluar masuk kelas tanpa alasan yang jelas.

3) Pengamatan terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil ulangan harian ke 3 pada siklus II, diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 1.

Daftar Nilai Siswa Pada Siklus II No. Nama Nilai Ketuntasan

1 Aji Subakti 80 Tuntas

2 Angga Saputra 88 Tuntas

3 Anjar Japianti 88 Tuntas

4 Anuar 92 Tuntas

5 Aurelia Yolanda 88 Tuntas

6 Ayu Lestari 92 Tuntas

7 Bukhari 72 Belum Tuntas

8 Cahya Fitriani 88 Tuntas

9 Erna Septia Sari 76 Tuntas

10 Heriansyah 72 Belum Tuntas

11 Ilham Kurniawan 84 Tuntas

12 Indra Widodo 80 Tuntas

13 Ismail Amin 92 Tuntas

14 Ita Rahmatika 72 Belum Tuntas

15 Jafri 80 Tuntas

16 Juniarti 80 Tuntas

17 Linda Azhwari A 72 Belum Tuntas

18 M. Arifin 84 Tuntas

19 M. Rizaldy 88 Tuntas

20 Masnah 84 Tuntas

Page 11: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

141

21 Melsi Anggreani 80 Tuntas

22 Meryani 76 Tuntas

23 Muhammad Taufiqurrah 92 Tuntas

24 Mulyadi 88 Tuntas

25 Nurbanila 84 Tuntas

26 Nurhasanah 72 Belum Tuntas

27 Rajali 84 Tuntas

28 Ratih 92 Tuntas

29 Rusyana 80 Tuntas

30 Sabari 84 Tuntas

31 Santi 80 Tuntas

32 Santiya Defi 80 Tuntas

Jumlah Skor / Nilai 2644

Rata-rata 82,62

Hasil tes pada siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar 82,62. Dengan

memperhatikan rata-rata hasil belajar di siklus I dan siklus II menunjukkan adanya

peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 9,62. Secara klasikal sebanyak 27

siswa dari 32 siswa mengalami ketuntasan belajar karena memiliki nilai lebih dari

atau sama dengan 74,00 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran

sejarah Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Ini

berarti masih terdapat 5 siswa yang belum tuntas setelah diberikan pembelajaran

sejarah melalui metode cooperative script.

Refleksi

Refleksi pada dasarnya merupakan suatu bentuk perenungan yang sangat

mendalam dan lengkap atas apa yang telah terjadi. Refleksi pada akhir siklus

merupakan tukar pendapat (sharing of idea) antara peneliti dan kolabolator atas hal

yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan diobservasi pada siklus tersebut.

Pada pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan

pengorganisasian materi ajar, skenario pembelajaran, indikator pembelajaran, dan

pengembangan materi ajar belum terlaksana dengan baik. Selain itu, aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran di kelas masih perlu dilakukan perbaikan serta nilai

ulangan harian menunjukkan persentase pencapaian hasil yang baik.

Memperhatikan hasil refleksi di siklus II menunjukkan tercapainya indikator

keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan minimal 74% siswa

mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Dengan memperhatikan seluruh aspek

pengamatan dan hasil refleksi di siklus II, peneliti bersama guru kolaborasi sepakat

tidak memerlukan siklus lanjutan.

Page 12: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

142

Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada saat awal siklus I belum sesuai dengan rencana.

Hal ini disebabkan karena sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar

berpasangan serta masih terdapat pasangan yang belum dapat memahami dan

melaksanakan langkah-langkah metode cooperative script secara utuh dan

menyeluruh.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan upaya dengan

memberi pengertian kepada siswa mengenai kerjasama antara pasangan, dalam

memberikan ide-ide yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Selanjutnya guru

membantu dan membimbing kelompok yang belum memahami langkah-langkah

metode cooperative script.

Pada saat akhir siklus I guru memperoleh kesimpulan bahwa siswa mulai

terbiasa dengan kondisi belajar berpasangan, berani mengajukan ide/gagasan yang

berkaitan dengan materi yang dibahas. Hasil evaluasi siklus 1 yang berkaitan dengan

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sudah mencapai katergori baik

dengan perolehan skor nilai rata-rata yaitu 71,87, setelah hasil ulangan harian ke 2

dianalisis hanya 22 orang yang dapat mencapai ketuntasan, sedangkan sisanya yaitu

10 orang belum tuntas. Meskipun tingkat ketuntasan belajar pada siklus I belum

dapat mencapai 75% sudah mulai ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil

ulangan harian ke 1 yang belum menggunakan metode cooperative script.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah

dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II guru perlu memberikan

motivasi dan membimbing kelompok agar lebih aktif dan dapat menguasai langkah-

langkah metode cooperative script. Sedangkan bagi pasangan-pasangan yang sudah

menguasai metode cooperative script hendaknya guru perlu memberikan pengakuan

atau penghargaan (reward).

Hasil Penelitian Siklus II

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II suasana pembelajaran sudah mengarah

pada metode cooperative script. Siswa sudah mampu mengerjakan lembar kerja

siswa yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu. Selain itu sudah

terdapat aktivitas siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

melalui kegiatan diskusi antar sesama pasangan, suasana pembelajaran mulai

Page 13: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

143

berjalan dengan baik karena setiap pasangan sudah banyak memberikan ide-ide yang

terbaiknya dan menanggapi suatu presentasi dari setiap pasangan lain sehingga pada

gilirannya sudah tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Hasil evaluasi hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus II

melalui ulangan harian ke 3 sudah termasuk kategori baik yakni dari skor ideal 100

nilai rata-rata skor perolehan adalah 81,31. Selain itu ketuntasan belajar hasil belajar

siswa sudah mengalami kenaikan dari rata-rata nilai 71,89 pada siklus I menjadi

81,31% pada siklus II.

Refleksi dan Perencanaan ulang terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus

II mengalami kemajuan. Hal ini didasarkan pada kegiatan pembelajaran siklus II

yang sudah mengalami kemajuan hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan

yang tinggi dari siklus sebelumnya. Keterlibatan siswa ditunjukan dalam rasa

tanggung jawab, partisipasi aktif, dan produktif serta mampu menyelesaikan dengan

tepat waktu. Sehingga pada kegiatan belajar siklus II ini siswa dapat memahami dan

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu.

Kemudian pada akhir kegiatan pembelajaran siswa sudah dapat mempresentasikan

hasil kerjanya. Terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa tidak lepas dari peran

guru yang sudah memberikan bimbingan secara intensif terhadap siswa yang masih

mengalami kesulitan dalam meyampaikan ide-idenya pada setiap pasangan. Sehingga

pada siklus II guru sudah dapat melaksanakan metode cooperative script dengan baik

dengan hasil belajar siswa menjadi meningkat secara signifikan.

Tabel 2.

Data Perolehan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 1

SMA Negeri 2 Sungai Kakap Tahun Pelajaran 2015/2016

No Keterangan

Data Awal Sebelum

Menggunakan metode

cooperative script

(Pre test)

Setelah menggunakan

metode cooperative script

Siklus I Siklus II

Post test Post test

1 Rata-rata 65,90 71,87 81,31

2 Nilai Tertinggi 80 80 90

3 Nilai Terendah 40 58 70

4 Jumlah Siswa Keseluruhan 32 32 32

5 Jumlah Siswa yang belum tuntas 17 10 5

6 Jumlah siswa yang sudah tuntas 15 22 27

7 Persentase ketuntasan 46,87 % 68,75 % 84,37 %

Page 14: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

144

Refleksi terhadap keberhasilan yang diperoleh pada siklus II karena aktivitas

siswa dalam kegiatan sudah mengarah kepada metode cooperative script dengan

lebih baik lagi. Siswa sudah mampu memberikan ide-ide yang baik di dalam proses

pembelajaran sehingga siswa lain bisa lebih mudah dalam memahami materi yang

diberikan oleh guru di dalam proses pembelajaran di kelas. Peningkatan hasil belajar

siswa ini karena didorong oleh keinginan guru untuk mempertahankan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga pada gilirannya siswa dapat

memahami dan melaksanakan metode cooperative script.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, secara umum dapat

disimpulkan bahwa melalui metode cooperative script terdapat peningkatan rata-rata

hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah melalui metode cooperative script

yaitu sebesar 9,44 dari rata-rata nilai siswa ditunjukkan dengan data pada siklus I

dari nilai rata-rata siswa sebesar 71,87 sedangkan siklus II dari nilai rata-rata siswa

sebesar 81,31.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang terdapat di dalam penelitian, maka disarankan:

1. Diharapkan kepada guru sejarah agar lebih memaksimalkan pelaksanaan metode

cooperative script sehinggan nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru yang akan melaksanakan metode cooperative script sebaiknya waktu

yang digunakan diatur seefisien mungkin dan mengefektifkan waktu selama

pembelajaran berlangsung agar tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Page 15: UPAYA GURU PENDIDIKAN SEJARAH MENINGKATKAN HASIL …

SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 2, No. 2, Desember 2015

145

Uno, H.B. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hardini, I. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia.

Isjoni. 2007. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Jihad, A. & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Press.

Jefrey. 2008. Philosophy Of Education. New Jersey: Practice Hall INC. Englewood

Cliff.

Mason, M.J. & Bramble. W.J. 1989. Understanding and Counducting Research. Me

Grow Hill Company.

Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana.