UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

112
UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN SEJARAH MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Mifta Abdirozaq 3101411053 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transcript of UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

Page 1: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN

PEMBELAJARAN SEJARAH MENGGUNAKAN

KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANG TAHUN

AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Mifta Abdirozaq

3101411053

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ke sidang penelitian

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Ketua Jurusan Sejarah Pembimbing Skripsi

Arif Purnomo, S.Pd, SS, M.Pd Drs. Abdul Muntholib, S.Ag, M.Hum

NIP. 19730131 199903 1 002 NIP. 19541012 198901 1 001

Page 3: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji I, Penguji II

Drs. R. Suharso, M.Pd Drs. IM. Jimmy De Rosal, M.Pd

NIP 19620920 198703 1 001 NIP 19520518 198503 1 001

Anggota Penguji/Pembimbing

Drs. Abdul Muntholib, M.Hum

NIP 19541012 198901 1 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial,

Drs. Muh. Solehatul Mustofa, M.A

NIP 19630802 198803 1 001

Page 4: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran Sejarah

Menggunakan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang Tahun Ajaran

2014/2015" disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen

pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, November 2015

Yang membuat pernyataan,

Mifta Abdirozaq

3101411053

Page 5: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kecerdasan dan karakter adalah tujuan sejati pendidikan. (Martin Luther

King Jr)

Don’t be number one but best of the best

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Ibunda dan Ayahanda terkasih, sumber inspirasi

dan kekuatanku atas doa-doanya.

Kedua adikku tercinta, Dik Riskia Khusna dan Dik

Yasir Riskiyanton untuk dukungan serta canda

tawanya.

Keluarga besar Jurusan Sejarah untuk dukungan

dan bantuannya.

Keluarga besar ponpes Aswaja untuk doa,

motivasi, dan bantuannya.

Semua kawan-kawanku yang tidak bisa aku

sebutkan satu persatu, terimakasih atas

kebersamaanya.

Page 6: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran

Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang Tahun Ajaran

2014/2015” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

perkuliahan strata satu pada program studi Pendidikan Sejarah jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosisal Universitas

Negeri Semarang mewakili lembaga yang bertanggung jawab terhadap

adanya salah satu kegiatan akademik.

3. Arif Purnomo, S. Pd., S.S., M. Pd., Ketua Jurusan Sejarah Universitas Negeri

Semarang.

4. Drs. Abdul Muntholib, M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Page 7: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

vii

5. M. Toha Mustofa, S. Pd., kepala SMP Negeri 1 Batang yang telah

memberikan izin penelitian.

6. Dinok Sudiami, S. Pd., selaku informan yang telah membantu terlaksananya

penelitian.

7. Listyana Tri K, SE., selaku informan yang telah membantu terlaksananya

penelitian.

8. Siswa-siswi kelas VIII dan IX SMP Negeri 1 Batang yang telah membantu

dalam pengambilan data.

9. Bapak dan ibu guru serta karyawan SMP Negeri 1 Batang atas segala bantuan

yang diberikan.

10. Kedua orang tuaku serta kedua adikku yang selalu memberikan doa,

dukungan, dan kasih sayang serta menjadi motivasi utama penulis selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Dengan Ridho Allah SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, November 2015

Penyusun

Page 8: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

viii

SARI

Abdirozaq, Mifta. 2016. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan

Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang

tahun ajar 2014-2015. Skripsi. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas

Negeri Semarang. Drs. Abdul Muntholib, M. Hum. 104 halaman.

Kata kunci: Upaya Guru, Hambatan Pembelajaran Sejarah, Kurikulum

2013, SMP Negeri 1 Batang

Pengembalian kurikulum menjadi KTSP di beberapa sekolah seolah

menunjukkan bahwa pemerintah meragukan bahawa kurikulum 2013 dapat

mengatasi hambatan pembelajaran sejarah yang sebelumnya tidak dapat diatasi

dalam kurikulum KTSP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya guru

dalam mengatasi hambatan pembelajaran sejarah menggunakan kurikulum 2013.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Objek penelitian dalam

penelitian ini yaitu SMP Negeri 1 Batang yang merupakan sekolah percontohan

kurikulum 2013. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Data tersebut kemudian di

analisis menggunakan analisis data kualitatif, dimana proses mencari dan

menyusun data dilakukan secara sistematis melalui proses reduksi data serta

penyajian yang berimbang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui hambatan-hambatan dalam

pembelajaran yang dialami guru meliputi pembuatan silabus dan KD yang masih

dilakukan oleh guru, sumber materi yang terbatas, keadaan anak yang ribut

sendiri, kurangnya sarana dan prasarana. Adanya hambatan-hambatan tersebut

membuat guru berupaya untuk mengatasinya, digunakanlah kurikulum 2013

dengan cara menerapkan metode saintifik yang sebenar-benarnya, mencari model

pembelajaran lain yang tidak mengandalkan LCD, pemanfaatan buku pedoman

pemerintah sebagai sumber referensi, serta mencari referensi lain jika dalam buku

pedoman terdapat ketidak lengkapan data. Simpulannya adalah banyak faktor

yang mempengaruhi keberhasilan kurikulum 2013 yang salah satunya dipengaruhi

oleh upaya guru dalam menerapkan kurikulum tersebut.

Saran, Perlunya penambahan sarana dan prasarana penunjang dalam

penggunaan Kurikulum 2013 sehingga hambatan-hambatan dalam hal media

pembelajaran dapat segera diatasi oleh pihak sekolah. Meskipun pemerintah telah

membagikan buku pedoman tetapi diharapkan pihak sekolah harus tetap mencari

buku lain sebagai referensi bilamana terdapat kekurangan atau ketidak lengkapan

materi dalam buku pedoman pemerintah. Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata

diharapkan untuk dapat bergerak cepat sehingga keberadaan musium di kabupaten

Batang dapat segera terlaksana. Pemerintah harus lebih aktif dalam melakukan

sosialisasi dan pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013.

Page 9: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN. ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS .......... 8

2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

2.2. Landasan Teoritis ................................................................................. 11

2.2.1. Pengertian Kurikulum ...................................................................... 12

2.2.2. Pengertian Kurikulum 2013 .............................................................. 12

2.2.3. Tujuan Kurikulum 2013 .................................................................... 13

2.2.4. Komponen Kurikulum 2013 .............................................................. 15

2.2.5. Kunci Sukses Kurikulum ................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 20

3.1. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 20

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 21

3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................ 21

3.4. Rancangan Penelitian ........................................................................... 21

Page 10: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

x

3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 22

3.5.1. Dokumen ............................................................................................. 22

3.5.2. Observasi ............................................................................................. 23

3.5.3. Wawancara ......................................................................................... 23

3.6. Metode Analisis Data ............................................................................ 25

3.7. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 31

3.7.1. Tahap Persiapan ................................................................................. 31

3.7.2. Tahap Eksplorasi ................................................................................ 31

3.7.3. Pengolahan Hasil Data ....................................................................... 32

3.7.4. Tahap Penyusunan Laporan Hasil Penelitian ................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33

4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 33

4.1.1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Batang ........................................ 33

4.1.2. Hambatan Pembelajaran IPS Sejarah Sebelum Kurikulum 2013 36

4.1.3. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran Sejarah

Menggunakan Kurikulum 2013 ........................................................ 41

4.1.4. Hambatan dari Kurikulum 2013 dalam Upaya Guru Mengatasi

Hambatan Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum

2013 ...................................................................................................... 49

4.2. Pembahasan .......................................................................................... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 55

5.1. Simpulan ................................................................................................ 55

5.2. Saran ...................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 59

Page 11: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Keterkatian empat komponen penyusun kurikulum 2013 ........................... 15

2. Triangulasi “sumber” dengan teknik pengumpulan data pada bermacam

sumber data .................................................................................................. 30

Page 12: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .......................... 60

Lampiran 2 Lembar Pedoman Wawancara Guru ........................................... 61

Lampiran 3 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ......................................... 64

Lampiran 4 Hasil Lengkap Wawancara Kepala Sekolah ............................... 65

Lampiran 5 Hasil Lengkap Wawancara Guru ................................................ 68

Lampiran 6 Hasil Lengkap Wawancara Siswa .............................................. 85

Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 97

Page 13: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

(ISBN, 2013:2). Hal ini membuat pendidikan memiliki kaitan secara

langsung dengan aspek kehidupan manusia yang merupakan makhluk

individu serta makhluk sosial.

Adanya pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-

nilai pada individu, kelompok dan masyarakat. Sehingga melalui pendidikan

diharapakan negara dapat berkembang dan maju sesuai dengan kemajuan

zaman yang berkembang baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun

teknologi. Untuk itu diperlukan adanya tujuan dari pendidikan dimana

menurut Hamalik (2008:3) tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil

pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya

kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini maka tujuan dari pendidikan

memiliki kedudukan yang sangat sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga

pendidikan perlu memahami dengan baik tujuan dari pendidikan, agar dapat

Page 14: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

2

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memenuhi tujuan pendidikan

yang telah ditentukan.

Tujuan pendidikan sendiri memiliki beberapa tingkatan dalam

penerapannya. Ada 4 tingkatan tujuan dalam pendidikan itu meliputi Tujuan

pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan

pembelajaran (Hamalik,2008:4). Melihat empat tingkatan tujuan dalam

pendidikan diatas tercantum pula tujuan kurikuler atau yang sering disebut

dengan tujuan kurikulum diamana menutut Hamalik (2008:6) tujuan

kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi,

bidang studi atau suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan

institusional. Hal ini menunjukan keterikatan kurikulum dengan instansi

yang bersangkutan seperti sekolah.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah

kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang

dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun

penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu,

semenjak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan

pendidikan bagi anak-anak bangsanya, semenjak itu pula pemerintah

menyusun kurikulum (Mulyasa 2007:4).

Jadi kurikulum dalam pelaksanaannya selalu melibatkan guru.

Kurikulum yang diterbitkan oleh Pemerintah masih umum berupa pedoman,

jadi disebut pedoman kurikulum. Dalam bentuk yang demikian kurikulum

Page 15: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

3

tersebut belum dapat disampaikan kepada kelas tanpa melalui langkah

penyajian yang tepat.

Semenjak tahun 1975 kurikulum di Indonesia mulai mengalami

perubahan, seperti halnya kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK),

kurikulum 2006 (KTSP), dan sekarang ini kurikulum 2013. Setelah

beberapa tahun kurikulum 1994 diterapkan, pemerintah mulai melakukan

evaluasi untuk menyempurnakan kurikulum yang ada sehingga dapat sesuai

dengan perkembangan di ranah nasional maupun global. Oleh sebab itu,

semenjak tahun 2001, lembaga pemerintah dalam bidang pendidikan

Depdiknas mulai melakukan kegiatan-kegiatan demi menyempurnakan

kurikulum 1994 dimana kurikulum hasil dari kegiatan tersebut adalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai diterapkan pada tahun

2004.

Para pengamat dan pengembang kurikulum merasa perlunya dilakukan

penerapan kurikulum yang sebaik-baiknya agar peserta didik mampu

membekali dirinya dengan adanya kemampuan penguasaan IPTEK yang

sesuai dengan tuntutan zaman. Adanya kuriulum yang selalu disesuaikan

dengan kebutuhan maka diharapkan mampu menjadikan landasan dalam

mengembangkan guru yang profesional dan berkualitas yang dapat

memahami dan menerapkan kurikulum 2013 dengan benar.

Memang bukanlah hal yang mudah untuk memenuhi tuntutan akan guru

yang prefesional, itulah mengapa pemerintah membuat kebijakan-kebijakan

baru dalam dunia pendidikan sehingga diharapkan mampu menghasilkan

Page 16: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

4

perubahan yang cukup berarti dalam perkembangan dunia pendidikan di

Indonesia. Perubahan ini perlu dilakukan bahkan bila perlu pemerintah

melakukan perubahan hingga hal yang paling mendasar sekalipun agar

dapat menghasilkan generasi penerus yang berkopenten, kreatif, memiliki

sifat-sifat yang berbudi luhur serta tetap menjunjung tinggi ketaqwaannya

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Perubahan kuriulum dalam dunia pendidikan merupakan hal yang wajar

terjadi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga dalam dunia Internasional.

Perubahan ini sejalan dengan percepatan arus informasi, komonikasi, dan

globalisasi dalam dunia Internasional yang menuntut semua bidang dalam

kehidupan untuk menyesuaikan visi dan misinya agar sesuai dengan

kebutuhan serta zamannya, meskipun akan berdampak dalam banyak hal.

Kuriulum 2013 pada dasarnya bertujuan untuk membuat siswa dan guru

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dimana guru harus kreatif dalam

membuat media pembelajaran dan siswa dituntut untuk lebih kritis serta

tanggap dalam proses pembelajaran. Namun pada dasarnya kurikulum 2013

tidaklah berbeda jauh dari kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dimana kedua kurikulum memberikan alokasi

waktu pada pengembangan diri siswa dan tidak hanya membahas tentang

teori semata, tetapi siswa diajak untuk terlibat langsung dalam sebuah

proses pengalaman dalam belajar.

Diterapkannya kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS diharapkan

dapat membuat IPS menjadi lebih hidup karena siswa lebih aktif dalam

Page 17: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

5

menggali pemahamannya sendiri tentang materi yang sedang diajarkan

dalam mata pelajaran IPS tersebut. Selain itu dengan diterapkannya

kurikulum 2013 maka siswa tidak hanya menghafal materi pelajaran seperti

anggapan tentang pelajaran IPS selama ini. Untuk mencapai semua ini tidak

terlepas dari peran guru sebagai pendidik, untuk itu guru harus terus

meningkatkan pengetahuannya dalam bidang pendidikan, tidak terkecuali

pemahaman tentang kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada

kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dan menuntut

pengembangan diri siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran,

karena pengembangan diri merupakan komponen utama kurikulum 2013.

Belum genap satu tahun kurikulum 2013 diterapkan, terjadi kegaduhan

dengan rencana pemerintah yang ingin menghentikan kurikulum 2013.

Tepatnya pada pertengahan tahun 2014 terjadi kegaduhan tentang rencana

dihentikannya kurikulum 2013. Kemudian pada tanggal 5 Desember 2014

dalam kompas.com Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan

memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 bagi

sekolah-sekolah yang belum menjalankan selama tiga semester. Bagi yang

sudah di atas tiga semester menerapkan kurikulum 2013, maka sekolah

tersebut akan tetap menggunakan dan dijadikan percontohan bagi sekolah-

sekolah lain.

Pergantian kurikulum sendiri merupakan sesuatu yang sangat penting,

mengingat kurikulum dituntut untuk dapat memenuhi perkembangan zaman

yang terjadi. Dengan dihentikannya kurikulum 2013 di beberapa sekolah

Page 18: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

6

maka pemerintah secara tidak langsung menyatakan bahwa kurikulum 2013

belum dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada kurikulum

KTSP.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka

penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Guru dalam

Mengatasi Hambatan Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013

di SMP Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 2014/2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka menimbulkan permasalahan-

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hambatan pembelajaran sejarah sebelum Kurikulum 2013 di

SMP Negeri 1 Batang?

2. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran sejarah

dengan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang?

3. Bagaimana hambatan dari kurikulum 2013 dalam penerapannya?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Mengetahu hambatan pembelajaran sejarah sebelum Kurikulum 2013 di

SMP Negeri 1 Batang.

2. Mengetahui upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran sejarah

dengan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang.

3. Mengetahui hambatan dari kurikulum 2013 dalam penerapannya.

Page 19: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

7

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberi wawasan terhadap pendidikan (guru IPS khususnya) dalam

mengatasi hambatan pembelajaran sejarah menggunakan kurikulum

2013.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Tinggi khususnya Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang sebagai perbendaharaan perpustakaan yang

dapat dugunkan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 20: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Sampai dengan saat ini penelitian mengenai hambatan dalam

pembelajaran khususnya sejarah itu telah dikaji. Namun, hal tersebut masih

menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut lagi, baik bersifat

melengkapi ataupun penelitian yang bersifat baru. Mengetahui hambatan

pembelajar khususnya sejarah sangat bermanfaat bagi pembelajaran

dikarenakan dengan mengetahui hambatannya tentu akan lebih mudah untuk

mencari solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut.

Telah ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian tentang

implementasi kerikulum 2013, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan

oleh Kurniasih & Sani (2014), Mulyasa (2013).

Kurniasih & Sani (2014) dalam penelitiannya yang telah dibukukan dan

berjudul Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapannya.

Penelitian tersebut menyinggung bahwa terdapat banyak hambatan dalam

pembelajaran. Kurniasih & Sani (2014) menggambarkan secara singkat apa

saja hambatan serta kelebihan dari kurikulum 2013 serta kurikulum

terdahulu yaitu kurikulum KTSP. Penelitiannya juga menyinggung tentang

perbedaan mendasar dari kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang

dibuatnya dalam bentuk tabel sehingga membuat lebih mudah untuk

dimengerti serta dipahami. Tercantum pula tentang penilaian dimana

Page 21: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

9

terdapat standar penilaian serta konsep penilaian. Melihat gambaran yang

telah peneliti gambarkan tenatang penelitian yang dilakukan Kurniasih &

Sani (2014) memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakuakan

dalam hal membahas kurikulum 2013 dan implementasinya dilapangan.

Perbedaannya sendiri dapat terlihat jelas, dimana peneliti terdahulu hanya

menggambarkan secara ringkas tentang hambatan kurikulum 2013 dan

menggambarkan pengertian dan perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP.

Berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan dengan membahas secara

rinci hambatan apa saja yang terjadi dalam kurikulum KTSP yang dapat

diatasi dengan adanya kurikulum 2013 serta membahas tentang timbulnya

hambatan dari kurikulum 2013 itu sendiri dalam penerapannya.

Mulyasa (2013) dalam penelitiannya yang telah dibukukan dan berjudul

Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Penelitian tersebut

membahas tentang pengembangan kurikulum, implementasi kurikulum,

inovasi dalam kurikulum 2013, dan optimalisasi implementasi kurikulum

2013. Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih &

Sani, penelitian ini pun menitik beratkan penelitian diimplementasi

kurikulum. Persamaan penelitian Mulyasa (2013) dengan penelitian ini

terletak pada implementasi kurikulum 2013 serta inovasi yang ada pada

kurikulum 2013 sehingga dapat membuat guru memiliki inovasi lebih dalam

pembelajaran. Perbedaan sendiri dapat terihat dimana penelitian terdahulu

tidak menyinggung masalah-masalah yang tibul baik pada kurikulum KTSP

Page 22: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

10

maupun kurikulum 2013 dan hal ini lah yang menjadi sorotan dalam

penelitian ini.

Penelitian mengenai implementasi serta hambatan pembelajaran sudah

banyak dikaji oleh peneliti terdahulu seperti yang sudah penulis uraikan di

atas. Akan tetapi upaya guru dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam

pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 belum pernah ada yang

menelitinya. Oleh karena itu penulis mengkaji upaya guru dalam mengatasi

hambatan pembelajaran sejarah menggunakan kuriulum 2013 dengan

pendekatan kualitatif untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi

hambatan-hambatan tersebut. Penulis dalam meneliti menggunakan metode

wawancara mendalam terhadap beberapa anggota sekolah yang memiliki

keterikatan dengan permasalahan yang ada. Setelah dilakukan wawancara,

diharapkan penulis dapat mengetahui secara langsung dapatkah hambatan-

hambatan dalam pembelajaran IPS Sejarah diselesaikan menggunakan

kurikulum.

Selain penelitian nasional, di dalam jurnal internasional juga pernah ada

yang meneliti tentang kurikulum. Penelitian ini dilakukan oleh Bulach

(2000) dengan judul Evaluating The Impact Of a Character Education

Curriculum. Penelitian ini mengkaji kuriulum dalam hal pendidikan

karakter yang diterapkan oleh sekolah menengah yang ada di Georgia

dimana setiap sekolah memiliki hak untuk melakukan pengembangan dalam

bidang kurikulum karakter. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan

data tertulis dari para responden dalam hal ini orang tua siswa, guru, serta

Page 23: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

11

siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti apakah sudah sesuainya

pembelajaran karakter menggunakan kurikulum karakter yang diterapkan

oleh masing-masing sekolah.

Dilihat dari kajian pustaka tersebut, penulis menegaskan bahwa

sepengetahuan penulis belum pernah ada skripsi/penelitian yang membahas

studi tentang upaya guru dalam mengatasi hambatan-hambatan

pembelajaran sejarah menggunakan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1

Batang. Hal ini tentunya jelas berbeda dengan berbagai penelitian di atas.

2.2 Landasa Teoretis

Penerapan Kurikulum 2013 sesuai dengan peraturan pemerintah yang

tercantum dalam Tap. MPR No.II / MPR/1988 tentang GBHN tercantum:

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkeperibadian,

berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil

serta sehat jasmani (Nasution 2008:37).

Pendidikan nasional diharapkan dapat digunakan untuk

mengembangkan dan memperdalam rasa cinta kesetiakawanan sosial.

Sejalan dengan itu, perlu juga adanya pengembangan dari iklim belajar dan

mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan

perilaku yang inovatif dalam diri siswa. Sehingga pendidikan nasional

mampu mewujutkan manusia-manusia pembangun yang dapat membangun

Page 24: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

12

diri sendiri serta bersama-sama bertanggungawab atas pembangunan

bangsa.

Dalam Undang-undang No.2 Tahun 1989 Tenang Sistem Pendidikan

Nasional (pasal 4), tertera: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani

dan jasmani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Nasution 2008:37).

2.2.1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu “Curiculac”,

artinya jarak yang harus ditempuh seorang pelari. Pengertian

Kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh

siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah (Joko Susilo,

2007:77).

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan

guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya

bersifat idea, suatu cita-cita tentang manusia atau warga negara yang

akan dibentuk. Kurikulum ini lazim mengandung harapan-harapan

yang sering berbunyi muluk-muluk (Nasution, 2008:8).

2.2.2. Pengertian Kurikulum 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh,

Dia mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada

Page 25: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

13

kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

keterampilan, dan pengetahuan (Imas Kurniasih, 2014:21).

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir

sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum 2006,

serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan

teknologi seperti yang digariskan dalam halauan negara. Dengan

demikian, kurikulum 2013 diharapkan dapat menyelesaikan berbagai

permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini,

terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai

macam tantangan (Mulyasa, 2013:163).

2.2.3. Tujuan Kurikulum 2013

Telah berlangsung cukup lama perjalanan dan perkembangan

kurikulum dalam dunia pendidikan Indonesia. Di awali dari kurikulum

pasca kemerdekaan hingga kurikulum 2006 yang digunakan dan

berlaku hingga pada tahun 2012 lalu. Dan pada akhirnya kurikulum

pun berganti lagi demi adanya “Penyempurnaan”.

Terlepas dari adanya pergantian kurikulum tersebut membuat

adanya perubahan menjadi lebih baik dalam bidang pendidikan,

terlepas dari kepentingan-kepentingan yang ada, dan semua tujuan

yang ada tak lepas dari meningkatnya peroses pembelajaran dan

rancangan pendidikan yang ada di sekolah.

Page 26: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

14

Menurut beberapa ahli dalam bidang pendidikan, perubahan

kurikulum yang ada di dunia pendidikan baik di Indonesia maupun

negara lain memiliki tujuan yang sama, yakni demi memenuhi

kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang serta perubahan

zaman yang tidak mungkin dapat di cegah.

Perubahan kurikulum yang ada diharapkan dapat menjadikan

perubahan pada generasi penerus. Sehingga kita sebagai bangsa

Indonesia mengharapkan agar adanya perubahan kurikulum dapat

menghasilkan masa depan yang lebih baik serta berimplikasi terhadap

kemajuan bangsa dan negara.

Perubahan kurikulum yang ada di Indonesia sejak masa sebelum

kemerdekaan hingga kurikulum tahun 2006 tentu memiliki perbedaan-

perbedaan dalam penerapa sistem yang ada. Adanya perbedaan sistem

dapat menjadi kelebihan dan kekurangan dari kurikulum tersebut.

Kelebihan dan kekurangan tersebut dikarenakan adanya perbedaan di

evaluasi, landasan, komponen, metode, prinsip, maupun model

perkembangan kurikulum.

Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013-

2014 pada sekolah yang sudah ditunjuk oleh pemerintah maupun

sekolah yang telah menyatakan siap dalam menerapakan kurikulum

2013. Meskipun telah dihentikan sementara oleh pemerintah pada

tahun ajaran 2015 untuk sekolah yang tidak dapat mengikuti

perkembanga kurikulum 2013 ini karena dirasa masih prematur,

Page 27: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

15

namun ada banyak hal yang dapat dirasakan oleh banyak kalangan

khususnya yang berkaitan secara langsung dengan kurikulum itu

sendiri.

2.2.4. Komponen Kurikulum 2013

Komponen kurikulum 2013 memiliki komponen yang sama

dengan kurikulum terdahulunya, yakni terdiri dari berbagai hal seperti,

(1) Tujuan, (2)Bahan Pelajaran, (3)Proses Belajar-mengajar, (4)

evaluasi atau penilaian. Keempat komponen itu memiliki sifat yang

saling terkait antara satu dengan yang lainnya sehingga bila kita

gambarkan dalam bagan menjadi Gambar 1.

TUJUAN

EVALUASI BAHAN

PBM

Gambar 1. Keterkatian empat komponen penyusun kurikulum

2013

Para ahli kurikulum “modern” cenderung memberikan pengertian

yang lebih luas, sehingga meliputi kegiatan di luar kelas, bahkan juga

mencakup segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelakuan siswa,

termasuk kebersihan kelas, pribadi guru, sikap petugas sekolah, dan

lain-lain (Nasution 2008:19).

Page 28: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

16

Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh Pemerintah,

baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah,

sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran, yang

tidak tertalu jelimet. Di samping silabus, Pemerintah juga sudah

membuat buku panduan, baik panduan guru maupun panduan peserta

didik, yang pelaksanaanya juga nanti akan dilakukan pendampingan.

Dengan demikian, dalam kaitannya dengan rancangan pembelajaran

dalam kurikulum 2013, guru tidak usah repot-repot mengembangkan

perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena sudah ada pedoman

dan pendampingan. Dalam hal ini yang paling penting bagi guru

adalah memahami pedoman guru dan pedoman peserta didik,

kemudian menguasai dan memahami materi yang diajarkan. Setelah

itu, kemudian mengembangkan rencana pembelajaran tertulis secara

singkat tentang apa yang akan dilakukan dalam pembukaan,

pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik, serta penutup

pembelajaran (Mulyasa, 2013:181).

2.2.5. Kunci Sukses Kurikulum

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa

yang produktif, kreatif, inovasi, dan berkarakter. Dengan kreativitas,

anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk

menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks.

Meskipun demilkian, keberhasilan Kurikulum 2013 dalam

menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inofatif, serta dalam

Page 29: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

17

merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak

dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh

berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain

berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru,

aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,

lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah

(Mulyasa, 2013:39).

Kunci sukses kurikulum 2013 yang pertama menurut Mulyasa

adalah kepemimpinan kepala sekolah diamana kepala sekolah

berperan terutama dalam mengoordinasi, menggerakkan, dan

menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Maka

diperlukan kepala sekolah yang mandiri, prefesional dengan

kemampuan manajeman serta kepemimpinan yang tangguh, agar

mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu

sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk

memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan

perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran,

pengelolaan ketenagaan, sarana, dan sumber belajar, keuangan,

pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.

Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi

Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan

faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan

berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Adanya Kurikulum

Page 30: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

18

2013 membuat pengajaran yang dilakukan guru diharuskan

mengalami perubahan yang dahulunya penilaian berdasarkan hasil

sekarang mengalami perubahan menjadi bedasarkan proses atau yang

sering disebut dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh

karena itu guru dalam Kurikulum 2013 bertugas sebagai fasilisator

dan mitra bagi siswa, dengan demikian maka guru tidak hanya

menyampaikan informasi kepada para siswa tetapi guru dituntut untuk

menjadi kreatif serta memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam

belajar.

Kunci sukses yang ketiga adalah peserta didik. Dalam kunci

sukses yang ketiga ini guru juga masih berperan dimana guru dituntut

pula untuk mampu mengembangkan perilaku, meningkatkan setandar

perilakunya, dan melaksanakan aturan untuk menegakkan

kedisiplinan. Sehingga kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik,

maka siswa diharuskan mampu untuk menjaga sikap disiplin dalam

tindakan serta guru juga harus mampu menjadi contoh ketertiban

tanpa menggunakan sikap otoriter.

Kunci sukses yang keempat merupakan sosialisasi dimana

sosialisasi diperlukan agar semua pihak yang berada di lapangan

mampu untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam

kurikulum 2013 dibandingkan kurukulum KTSP. Sehingga

pemerintah dituntut untuk mengembangkan model sosialisasi yang

baik agar dapat dipahami oleh pelaksana secara utuh dan tidak terjadi

Page 31: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

19

kesalah pahaman dalam menyampaikan informasi yang akan

menimbulkan penafsiran yang berbeda antara pusat pengembangan

kurikulum dan sekolah.

Kunci sukses yang kelima adalah fasilitas dan sumber belajar

yang harus memadai. Dikarenakan kurikulum 2013 menuntut siswa

untuk lebih aktif sehingga fasilitas yang ada harus memadai seperti

laboratorium, sumber belajar, perpustakaan, tenaga pengelola, dan

peningkatan kemampuan pengelolanya. Disini guru diharapkan

memiliki kreatifitas lebih untuk membuat alat-alat pembelajaran dan

media lain yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang ada.

Kunci sukses yang keenam dari keberhasilan kurikulum 2013

adalah lingkungan yang kondusif dalam bidang akademik. Untuk

dapat menerapkan lingkungan yang kondusif maka diperlukan faktor

penunjang fasilitas belajar yang menyenangkan seperti laboratorium,

pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru dan di antara

peserta didik itu sendiri.

Kunci sukses ketujuh yang turut berperan dalam kesuksesan

kurikulum 2013 adalah partisipasi warga sekolah. Dimana

kemampuan kepala sekolah untuk memberdayakan warga sekolah

sangatlah penting. Manajemen tenaga kependidikan menjadi faktor

yang sangat penting agar tenaga-tenaga pendidikan secara efektif dan

efisien mencapai hasil yang optimal.

Page 32: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran valid tentang

upaya guru dalam mengatsi hambatan pembelajaran sejarah menggunakan

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang tahun ajaran 2014/2015 dengan

metodologi kualitatif yang menggunakan pendekatan kualitatif dianggap

sebagai sesuai untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

deskriptif. Pendekatan yang digunkan dalam penelelitian ini adalah metode

penelitian dengan pendekatam kualitatif yang bersifat deskriptif. Bogan dan

Taylor (Moleong, 2012:4) metodologi kualitatif sebagai proses penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang

dan perilaku diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Millar (Moleong,

2006:4) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari

pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam

peristilahannya.

Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini, karena

beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih

mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan

Page 33: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

21

responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi (Moleong, 2006:9-10).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2015 yang

dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batang.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru IPS Sejarah

kelas IX dan VIII serta beberapa siswa SMP Negeri 1 Batang. Sedangkan

sumber lainnya berupa data laporan dan dokumen yang berupa buku-buku

dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini

menggunakan teknik sampling.

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei (menggunakan

wawancara sebagai alat penelitian) yang menggunakan pendekatan

kualitiatif. Metode Kualitatif menurut Sugiyono (2011) bahwa metode

penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian ini mengutamakan proses dan hasil. Perhatian dalam penelitian

Page 34: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

22

kualitatif lebih ditekankan pada gejala tersebut muncul bukan untuk mencari

jawaban atas pertanyaan “apa” tetapi “mengapa”. Penelitian ini untuk

mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi guru IPS Sejarah kelas IX

SMP Negeri 1 Batang dalam melaksanakan proses pembelajaran Sejarah

dan cara pemecahannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan penelitian yang memenuhi standar maka teknik

pengumpulan data menjadi hal yang sangat krusial. Dimana tanpa adanya

teknik pengumplan data yang tepat maka hasil dari penelitian tersebut tidak

dapat memenuhi setandar data yang ditetapkan. Karena inti dari penelitian

adalah adanya data yang valid.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menempatkan data maka teknik

pengumpulan data menjadi faktor penentu dalam penelitian. Dalam

penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, data yang dikumpulkan

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang maupun perilaku yang

dapat diamati, maka teknik yang tepat untuk mengumpulkan data sebagai

berikut:

3.5.1 Dokumen

Dokumen adalah catatan dari peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berupa gambar, rekaman, catatan, video, atau bahkan

karya yang dibuat oleh seseorang. Studi dokumen dari penelitian

sebenarnya berfungsi sebagai penegas dari metode observasi dan

wawancara.

Page 35: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

23

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

dokumen dari buku-buku penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan. Metode-metode dalam penelitian terdahulu

cukup berperan dalam penelitian serta hasilnya digunakan oleh

peneliti sebagai perbandingan dari hasil yang peneliti dapatkan.

3.5.2 Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono, 2011:309) menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta dari dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat

kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda luar

angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Observasi yang peneliti lakukan dengan menggunakan observasi

langsung yaitu peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik

di SMP Negeri 1 Batang dengan mengamati sarana dan prasarana,

metode, alat dan perangkat pembelajaran IPS sejarah yang digunakan

guru dengan menggunakan Kurikulum 2013.

3.5.3 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud

Page 36: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

24

mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba

dalam Moleong (2012:186), antara lain: mengkonstruksi mengenai

orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian

dan lain-lain (Moleong, 2012:186). Dalam penelitian ini wawancara

atau interview digunkan untuk mengungkapkan tentang upaya guru

dalam mengatasi hambatan pembelajaran sejarah menggunakan

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang.

Ada tiga pendekatan dasar dalam mengumpulkan data kualitatif

yang melalui wawancara mendalam, wawancara terbuka. Tiga

pendekatan itu mencakup tiga jenis persiapan, konseptualisasi, dan

instrumensasi yang berbeda. Setiap pendekatan memiliki kekuatan dan

kelemahan masing-masing melayani suatu tujuan yang berbeda

(Patton 2009:185). Wawancara yang dilakukan kepada informan yang

benar-benar dapat memberikan keterangan tentang persoalan dan

dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Informasi tersebut adalah guru mata pelajaran sejarah

yaitu Kepala Sekolah Bapak M. Toha Mustofa, Ibu Dinuk Sudiami,

Ibu Listya Tri K, serta Siswa dan Siswi SMP Negeri 1 Batang.

Dalam melakukan wawancara dilapangan, selain peneliti

membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, untuk

menjaga kredibilitas hasil wawancara perlu adanaya pencatatan data

yang peneliti lakukan dengan menyiapkan tape recorder untuk

merekam hasil wawancara. Mengingat tidak semua informan suka

Page 37: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

25

dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas, kurang

nyaman, maka sebelum melakukan wawancara peneliti meminta ijin

terlebih dahulu kepada informan untuk menggunakan tape recorder,

peneliti juga membuat catatan-catatan yang berguna untuk membantu

peneliti dalam merencanakan pertanyaan berikutnya.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang upaya

guru dalam mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran sejarah

dalam pelaksanaan kurikulum 2013 bagi kelas XI SMP Negeri 1

Batang adalah menggunakan metode wawancara. Wawancara

dilakukan secara tatap muka di sekolah dengan responden yaitu

Kepala Sekolah, Guru IPS Sejarah, dan Siswa SMP Negeri 1 Batang.

Hal tersebut diperlukan untuk menggali lebuh luas tentang upaya guru

dalam mengatasi hambatan pembelajaran sejarah dalam pelaksanaan

Kurikulum 2013.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data Kualitatif menurut Bogdan (Sugiyono, 2011:332) adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan hasil-hasil lain, sehingga dapat

mudah di pahami, dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Page 38: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

26

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus hingga datanya jenuh.

Pengamatan yang terus menerus tersebut menimbulkan variasi data menjadi

tinggi. Data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif yang memiliki

variasi yang tinggi membuat seringnya data kuantitatif juga masuk di

dalamnya, sehingga teknik yang digunakan dalam menganalisis data

kualitatif seringkali menjadi kurang jelas. Oleh karena itu, peneliti kualitatif

terkadang kebingungan dalam melakukan analisis.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan bahkan sebelum terjun

kelapangan dimana peneliti melakukan analisis terhadap data hasil studi

pendahulu yang penulis gunakan untuk menentukan fokus penelitiam dalam

penelitian ini. Pada tahap wawancara dengan narasumber atau saat

pengumpulan data sedang berlangsung pun peneliti melakukan anailis.

Bilamana narasumber memberikan jawaban yang sekiranya tidak

memuaskan maka peneliti mencoba untuk memberikan pertanyaan lain yang

masih berkaitan hingga sampai tahap tertentu sehingga peneliti memperoleh

jawaban yang diinginkan.

Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama, yaitu pertama,

menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua

menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan

penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori. Beberapa peneliti

memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi

Page 39: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

27

penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan eksplanasi (kejelasan)

tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi

partisipan (Sukmadinata, 2009:60).

Lebih difokuskan lagi penelitian ini membahas tentang studi kasus,

dimana penelitian dilakukan dalam “kesatuan sistem”. Studi kasus

merupakan penelitian yang diarahkan pada pengumpulan data, mengambil

maknanya dan memperoleh pemahaman dari suatu kasus. Studi kasus tidak

mewakili populasi dan tidak diperuntukkan memperoleh kesimpulan dari

populasi. Kesimpulan dari studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian

yang lainnya dimana penelitian kualitatif melihat hal yang nyata yang

berubah secara alami, menggungkapkan data dari suatu kasus, fenomena

dipahami sebagai sistem yang kompleks, mendeskripsikan secara

rinci/dalam, adanya hubungan yang akrab antara peneliti dan informan,

melihat proses yang membuat desain menjadi fleksibel, memiliki keunikan

yang khas, serta subjektif murni dan tidak dibuat-buat.

Penelitian ini menggunakan sampel purposif (purposive sample) yang

memiliki perbedaan dengan sampel probabilitas (probability sample),

dimana sempel purposif menekankan pada objek agar menjadi sampel dari

populasi, sampelnya sendiri merupakan informan yang terpilih yang

memahami suatu kasus secara mendalam dibandingkan yang lainnya.

Sebelum sampel di pilih maka peneliti mencari sub-sub unit dan informan-

informan di dalam unit kasus yang akan diteliti. Untuk kemudian peneliti

Page 40: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

28

memilih informan, kelompok, tempat, kegiatan, dan peristiwa yang kaya

dengan informasi.

Dalam penelitian ini, memiliki sumber utama guru mata pelajaran

sejarah dan Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Batang. Sedangkan sumber

lainnya berupa Siswa SMP Negeri 1 Batang, data laporan dan dokumen

yang berupa buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

Penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber sebagai patokan

keabsahan data. Metode triangulasi menurut Patton (Moeleong 2006:331)

terdapat dua strategi yaitu: 1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan

hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, 2. Pengecekan

derajat kepercayaan sumber data dengan metode yang sama, 3. adalah

dengan jalan memanfaatkan penelitian lain untuk keperluan pengecekan

kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dapat

membantu mengurangi “kemencengan” dalam pengumpulan data. Cara lain

yang dapat ditempuh adalah membandingkan hasil pekerjaan seseorang

analis dengan analis lainnya.

Keabsahan data merupakan salah satu yang sangat penting didalam

penelitian kualitatif yaitu untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan. Apabila peneliti melakukan pemeriksaan

terhadap keabsahan data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat,

maka akan diperoleh hasil penelitian yang benar-benar dapat di

pertanggungjawabkan. Dalam memeriksa keabsahan data dalam penelitian

Page 41: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

29

ini, peneliti menggunakan Teknik Triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar,

data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(Moleong 2006:330).

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang

berbeda (Moleong, 2006:330-332) hal ini dapat di capai dengan jalan: 1.

Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2.

Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi, 3. Membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang

waktu, 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintah, 5.

Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Metode triangulasi menurut Patton (Moleong 2012:331) terdapat dua

strategi yaitu: 1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

dengan beberapa teknik pengumpulan data, 2. Pengecekan derajat

kepercayaan sumber data dengan metode yang sama. Dengan memanfaatkan

penelitian lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dapat membatu mengurangi

“kemencengan” dalam pengumpulan data. Cara lain yang dapat ditampuh

Page 42: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

30

adalah membandingkan hasil pekerjaan seseorang analisis dengan analisis

lainnya.

Mathison dalam Sugiyono (2011:332) mengemukakan bahwa “The in

consistent of triangulasi lies providevindr, whether convergent in consistent

or contradictory”. Maksudnya nilai dari teknik pengumpulan data dengan

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent

(meluas), tidak konsisten/kontradiksi, oleh karena itu dengan menggunakan

teknik triangulsi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan

lebih konsisten, tuntas dan pasti. Selain itu dengan triangulasi akan lebih

meningkatkan kekuatan data, apabila dibandingkan satu pendekatan.

Triangulasi dalam penelitian ini sendiri dapat dilihat dari adanya

penggabungan dari berbagai sumber data yang ada. Peneliti mencari data

dari sember yang berbeda-beda seperti Guru, Kepala Sekolah serta Siswa

dengan masih menggunakan teknik penelitian yang sama yaitu metode

wawancara mendalam. Bila digambarkan dengan grafik maka akan menjadi

seperti yang ada pada Gambar 2.

Gambar 2. Triangulasi “sumber” dengan teknik pengumpulan data pada

bermacam sumber data

Wawancara

Mendalam

Kepala

Sekolah

Guru

Siswa

Page 43: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

31

Analisis data setelah melakukan triangulasi data dalam penelitian ini

yaitu dengan melakukan reduksi data. Miles & Huberman (2009:16)

menyatakan bahwa Reduksi data bukan suatu hal yang terpisah dari analisis.

Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian

mana data yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola mana yang

meringkas sejumlah bagian yang tersebar, cerita-cerita apa yang sedang

berkembang, semuanya itu merupakan pilihan-pilihan analisis.

Reduksi data sendiri sebenarnya telah dilakukan peneliti sejak sebelum

peneliti terjun ke lapangan. Seperti dalam penentuan kerangka konseptual

wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan data mana

yang akan peneliti pilih. Pada tahap reduksi data setelah penelitian maka

peneliti melakukan analisis data mana yang berhubungan dengan pnelitian

dan data mana yang sekiranya dapat dikesampingkan.

3.7 Langkah-langkah Penelitian

Sebagai gambaran mengenai prosedur yang ada dalam penelitian ini,

berikut akan diuraikan 4 tahap pokok dalam penelitian yaitu: 1. Tahapan

persiapan, 2. Tahapan eksplorasi, 3. Tahapan pengolahan data, 4. Tahapan

penyusunan hasil laporan.

3.7.1 Tahap Persiapan

Tahap ini meliputi menyusun proposal dan protokol penelitian

yang di dalamnya terdapat perumusan masalah dan persiapkan

perangkat-perangkat yang perlu digunakan dalam penelitian.

3.7.2 Tahap Eksplorasi

Page 44: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

32

Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data,

mencatat dan mengambil dokumentasi yang berhubungan dengan

obyek penelitian, disamping mengadakan wawancara mendalam yang

semakin memfokuskan masalah. Dilakukan studi kasus literatur yakni

membaca dan mencatat karya tulis baik itu buku atau hasil penelitian

yang semuanya ada relevansinya dengan penelitian yang penulis

lakukan, dari sisnilah teori mulai disusun.

3.7.3 Pengolahan Hasil Data

Tahap selanjutnya yaitu pada dasarnya berimpit pada tahap

pengumpulan data. Pada waktu pengolahan data peneliti juga

melakukan analisis data. Pada tahap pengolahan data peneliti

mengorganisasikan data yang diperoleh dan menganalisis secara

interaktif, yang pada akhirnya melahirkan kesimpulan. Setelah ini

peneliti menginjak tahap ke empat yaitu menulis laporan.

3.7.4 Tahap Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

Tahap penyususnan laporan hasil penelitian dilakukan setelah

proses analisis data selesai. Pada tahap ini peneliti juga melakukan

pengecekan terhadap hasil penelitian agar laporan hasil penelitian

tersebut credible. Hasil penelitian yang sudah tersusun maupun yang

belum tersusun sebagai laporan dan bahkan penafsiran data, perlu

dicek kebenarannya sehingga ketika didistibusikan tidak terdapat

keragu-raguan. Untuk menguji kredibilitas data tersebut yakni dengan

menggunakan triangulasi sumber data.

Page 45: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Batang

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Batang terletak di Jalan

Jendral Sudirman No. 274 di daerah Kauman Kabupaten Batang.

Batas-batas SMP Negeri 1 Batang ini adalah di sebelah utara

berbatasan dengan Jalan Pantura dan Hotel Sendang Sari. Di sebelah

timur SMP Negeri 1 Batang terdapat kantor DPU Kabupaten Batang,

di bagian selatan terdapat Lapangan Sepak Bola, kemudian di bagian

barat berbatasan dengan pemukiman warga. Selain itu, di sekitar

lingkungan sekolah terdapat kantor-kantor penting seperti DPRD

Kabupaten Batang, Bank BNI, Kantor PLN, Kantor Telkom,

kompleks pertokoan, serta masih banyak gedung pemerintahan yang

ada di sekitarnya. Hal ini membuat SMP Negeri 1 Batang memiliki

lokasi yang strategis.

Letak SMP Negeri 1 Batang yang strategis ini telah memudahkan

para siswanya dalam menjangkau sekolah. Lokasinya yang berbatasan

langsung dengan Jalan Pantura juga membuat angkutan umum dari

berbagai jalur melewati SMP Negeri 1 Batang. Bangunan yang

mengelilingi SMP Negeri 1 Batang merupakan bangunan yang

penting dalam kegiatan masyarakat sehari-hari.

Page 46: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

34

Berkaitan dengan akses trasportasi, letak SMP Negeri 1 Batang ini

strategis karena lokasinya berbatasan langsung dengan Jalan Pantura.

Akses trasportasi yang dapat digunakan untuk menuju SMP Negeri 1

Batang ada dua tiga cara. Apa bila dari arah timur dapat menggunakan

metromini jurusan Subah-Pekalongan. Apabila dari arah selatan dan

barat dapat menggunakan mikrolet berwarna jingga tua bertuliskan

huruf “B” jurusan Batang-Pekalongan.

Bangunan SMP Negeri 1 Batang dahulunya merupakan gedung

SGB (Sekolah guru 4 tahun). Sekolah sendiri memiliki lapangan voli

dan lapangan basket di bagian utara sekolah yang terdapat gerbang

utama dari sekolah dan berbatasan langsung dengan Jalan Raya

Pantura. Keberadaan lapangan voli dan lapangan basket diantara

ruang kelas dan jalan pantura membuat proses belajar mengajar dalam

kelas tidak begitu terganggu dengan adanya kendaraan yang melalui

jalan pantura, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

lancar.

SMP Negeri 1 Batang memiliki gedung-gedung penunjang untuk

proses pembelajaran seperti 18 ruang kelas. Enam ruang kelas untuk

masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Di SMP Negeri 1 Batang

terdapat ruang penunjang lain seperti Perpustakaan, Laboratorium

Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Bahasa, Laboratorium

Komputer, UKS, Musala, Ruang Musik, Gudang Olah raga, Toilet,

Page 47: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

35

Ruang Serbaguna, Ruang Guru, Ruang Bimbingan Konseling, Ruang

Kepala Sekolah, serta Ruang Tata Usaha.

Sarana dan prasarana dari SMP Negeri 1 Batang bisa dikatakan

cukup lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar yang

menggunakan kurikulum 2013. Meski SMP 1 Batang memiliki

lingkungan sekolah yang tidak terlalu luas tetapi pengaturan

penghijauan di SMP Negeri 1 Batang bisa dikatakan sangat baik. Hal

ini bisa terasa saat memasuki kawasan sekolah, meskipun sekolah

berada di pusat kota tetapi setelah masuk ke kompleks sekolah dapat

terasa hawa yang sejuk. Hampir setiap ruang kelas di SMP Negeri 1

Batang ini juga sudah dilengkapi dengan LCD, Proyektor, serta alat

penunjang pembelajaran lain. Alat bantu dalam pelaksanaan

pembelajaran juga sudah memadai, dengan artian alat bantu standar

seperti peta, globe, papan tulis, LCD, dan sepidol telah tersedia dalam

kondisi baik dan mencukupi. Selain itu alat peraga tertentu seperti

matematika dan IPA juga tersedia. Untuk fasilitas olah raga juga

tersedia.

Agar lingkungan SMP Negeri 1 Batang tetap terjaga kebersihannya

maka diadakan kegiatan kebersihan harian yang dilakukan setiap hari

kerja efektif pada waktu sebelum kegiatan pembelajaran di kelas,

mulai pukul 06.30-07.00 WIB. Tujuannya untuk membersihkan ruang

kelas dan halaman sekitar ruang kelas masing-masing, serta halaman

sekitar kantor atau ruang lainnya yang berdekatan dengan peserta

Page 48: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

36

didik agar para peserta didik merasa nyaman saat mengikuti kegitan

belajar mengajar.

Jumlah guru yang mengabdi di SMP Negeri 1 Batang sejumlah 31

guru PNS yang masing-masing terbagi menjadi 14 Mata Pelajaran

dengan rincian 4 guru Ilmu Pengetahuan Alam, 3 guru Bahasa

Indonesia, 4 guru Ilmu Pengetahuan Sosial, 3 guru Matematika, 2

guru Penjas Orkes, 2 guru PKN, 2 guru Bimbingan Konseling, 2 guru

Seni Budaya, 3 guru Bahasa Inggris, 1 guru Prakarya, 1 guru Bahasa

Jawa, 2 guru PAI, 1 guru TIK, dan 1 guru Tata Busana.

4.1.2. Hambatan Pembelajaran IPS Sejarah Sebelum Kurikulum 2013

Sesuai dengan pembahasan yang ada pada metode penelitian,

bahwa penelitian ini menggunkan wawancara, observasi, dan

dokumentasi sebagai alat penelitian dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Maka pada sub bagian ini akan disajikan informasi dari data

yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Hal ini

dimaksudkan agar data yang masih mentah dari tape recorder maupun

catatan lapangan dapat dipahami dan di tindak lanjuti.

Berikut ini peneliti akan mencoba menyajikan deskripsi penemuan

data mengenai upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran

sejarah menggunakan kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Batang.

Adapun informan yang dimintai keterangan tentang pokok pabahasan

dalam penelitian ini sebanyak sembilan, yang terdiri dari berbagai

unsur yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kurikulum 2013

Page 49: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

37

pada mata pelajaran IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Batang yaitu

Kepala Sekolah, 2 guru IPS dan 6 siswa. Informan yang memberikan

informasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah Bapak M. Toha

Mustofa, Guru Pelajaran IPS Ibu Dinok Sudiami dan Ibu Listyana Tri

K, Siswa SMP Negeri 1 Batang Tri Turuti, Shollu Ammanatul

Karimah, Tri Choirul Imam, M Tamam Huda, Hendrik Janranza, dan

Luksiana Eva Maulinda.

Terdapat cukup banyak hambatan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran sebelum kurikulum 2013 di terapkan. Mulai dari

pembuatan Silabus dan KD yang dilakukan oleh guru seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Dinok Sudiami (Wawancara, tanggal 13

Agustus 2015)

“Ya sependapat si, biar kita lebih mudah. Karena bagaimana,

seandainya kita di suruh membuat membuat silabus juga repot karena

kita kan gak paham. Dengan pemerintah sudah membuatkan, kita kan

hanya mengembangkan. Coba bila membuat dari awal, pasti susah.

Kemarin sudah ada file dari sananya, jadi kita hanya menambahkan

kalu kurang. Kalau silabus dan SK lo. Kalau RPP ya itu kewajiban

dari guru. Selain itu dengan hanya guru membuat RPP saja membuat

kita bisa membuat RPP yang lebih baik”.

Hasil wawancara tersebut menandakan bahwa pembuatan silabus

dan Standar Kompetensi guru yang merupakan kewajiban guru pada

kurikulum KTSP membebani kinerja guru sebagai pengajar. Tentu hal

ini akan berdampak kepada siswa juga dikarenakan dengan guru

membuat silabus dan standar kompetensi maka waktu guru untuk

membuat RPP menjadi berkurang dan hasil dari RPP yang dibuat

menjadi kurang maksimal. RPP yang kurang maksimal tersebut

Page 50: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

38

berdampak pula kepada siswa karena guru juga akan kesulitan

menerapkan RPP dan membuat proses pembelajaran menjadi tidak

efektif.

Hambatan dalam pembelajaran IPS Sejarah lainnya terjadi dalam

hal materi. Seperti yang diungkapkam oleh Bu Listyana (Wawancara,

13 Agustus 2015).

“Kadangkan dalam keadaan tertentu siswa sudah di suruh aktif tetapi

tetap saja belum memahami materi, apa lagi bila materi tersebut

berkaitan dengan sejarah yang mengisahkan tentang masa lalu”.

Susahnya siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran memang

dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga materi cukup susah untuk di

salurkan. Ungkapan dari Bu Listya sendiri dipertegas oleh Bu Dinok

(Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya banyak mas. Kalau sejarah kan kita bercerita masa lalu dimana

anak kan tidak dapat mengalami langsung masa lalu itu. Jadi anak-

anak membayangkan kan susah karena berbeda dengan yang ada

sekarang. Misalkan materinya tentang perang dunia, tentang

semangatnya kaisar Hirohito untuk menyerang Pearl Harbor hingga

membuat Jepang dapat menggalahkan Amerika meski hanya beberapa

saat itu semangatnya bagaimana. Mereka kan hanya bisa

membayangkan saja “oh, hebat ya kaisar Jepang”. Tapi dalam

kenyataannya kan mereka tidak tahu jadi sebatas pemahaman saja

untuk mereka itu. Yang ke-dua saat kita menjelaskan tentang

kerajaan-kerajaan, itu tempatnya dimana? seperti apa? Lalu bekasnya

mana? Kalau tidak ada kan kita juga susah”.

Materi sejarah yang berkaitan tentang masa lalu terkadang memang

menjadi hambatan yang sangat kompleks dikarenakan waktu memang

tidak dapat dikembalikan ke masa kejadian. Hal ini membuat siswa

tidak dapat mengalami langsung atau mengamati langsung apa yang

Page 51: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

39

terjadi sehingga pemecahan yang tepat sangat diperlukan untuk dapat

mengatasinya.

Keadaan siswa juga turut andil dalam hambatan pembelajaran IPS

Sejarah. Seperti yang diungkapkam oleh Bu Dinok (Wawancara, 13

Agustus 2015).

“Jelas ada hambatan di keadaan siswanya ya. Anak bila di suruh

mendengarkan meski hanya sebentar kadang mereka mengantuk atau

ribut sendiri, terutama yang mengantuknya itu apa lagi bila bertepatan

jam mengajarnya itu di siang hari. Anak pasti mengantuk yang

membuat anak ribut dan tidak mendengarkan materi. Lalu mereka

sendiri kan kalau hanya di ceritakan kan tetap ingin tahu kejadian

sebenarnya seperti apa”.

Jam pembelajaran yang panjang hingga siang hari membuat mata

pelajaran yang memiliki jam ajar pada waktu siang menjadi kurang

efektif. Waktu yang semakin siang tentu berbanding lurus dengan

setamina dan semangat siswa khususnya dalam hal belajar. Terkadang

mata pelajaran IPS Sejarah juga tak luput dari penempatan jam di

siang hari. Selain itu hambatan keadaan siswa yang lain juga di

sampaikan oleh Bu Listyana (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Siswanya kalau mencari materi kurang lengkap karena sumbernya

hanya buku paket, terus anak di SMP 1 sendiri kan tidak boleh

membawa laptop, hp dan alat elektronik lain jadi kan susah bila

langsung mencari seumberlain segera”.

Hambatan pembelajaran dalam hal keadaan siswa yang di

sampaikan oleh Bu Listyana memang sedikit banyak berbeda dengan

yang di sampaikan oleh Bu Dinok tetapi masing-masing pernyataan

yang mereka ungkapkan merupakan pernyataan yang dapat dikatakan

saling melengkapai. Bu Listyana menyampaikan bahwa terkadang

Page 52: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

40

siswa kesulitan dalam mencari materi dikarenakan meskipun SMP

Negeri 1 Batang telah dilengkapi dengan WIFI tetapi para siswanya

tidak diperkenankan membawa alat elektronik.

Hambatan pembelajaran tersebut senada pula dengan kunci

suksesnya sebuah kurikulum diamana bila hambatan-hambatan

tersebut dapat teratasi maka dapat pula dikatakan bahwa kurikulum

tersebut telah berhasil atau sukses, seperti apaya yang diungkapkan

oleh Mulyasa (2013:39) bahwa keberhasilan Kurikulum 2013 dalam

menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inofatif, serta dalam

merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak

dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh

berbagai faktor (kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain

berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru,

aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,

lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.

Hambatan paling mendasar yang dialami SMP Negeri 1 Batang

adalah masih kurangnya sumber sejarah di sekitar lingkungan SMP

Negeri 1 Batang serta sarana dan prasarana, terutama dalam hal media

eklektronik. Meskipun pada saat ini pengurus sekolah sudah

mengusahakan dengan semaksimal mungkin agar kekuranagan media

dapat segera terpenuhi. Kurangnya media elekronik di beberapa kelas

membuat terkadang pembelajaran IPS Sejarah tidak mendapatkan

jatah untuk menggunakan media tersebut.

Page 53: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

41

4.1.3. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran Sejarah

Menggunakan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir

sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum 2006,

serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan

teknologi seperti yang digariskan dalam halauan negara. Dengan

demikian, kurikulum 2013 diharapkan dapat menyelesaikan berbagai

permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini,

terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai

macam tantangan (Mulyasa, 2013:163).

Cara pelaksanaan pembelajaran antara kurikulum 2013 dengan

Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sering disebut dengan

KTSP memiliki perbedaan dimana pada kurikulum 2013

menggunakan metode saintifik seperti yang dikemukakan oleh Bapak

Toha Mustofa (Wawancara, tanggal 13 Agustus 2015).

“Perbedaan dari kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya

dalam hal pembelajaran terlihat jelas pada pendekatannya, kalau ini

saintifik memberikan banyak pertanyaan pada siswa dan siswa

diharuskan berperan aktif dan untuk modelnya menggunakan CTL.

Sehingga kita sebagai guru hanya sebagai fasilitator”.

Pendapat dari Bapak Toha Mustofa menggambarkan bahwa

pendekatan saintifik merupakan ciri khas dari pembelajaran yang

menggunakna kurikulum 2013. Hal ini senada dengan yang di

Page 54: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

42

ungkapkan oleh Bu Dinok Sudiami (Wawancara, tanggal 13 Agustus

2013).

“Ya memang harus seperti itu si. Kita memang harus menekankan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kalau menurut saya,

pembelajaran itu yang aktif ya anaknya jangan gurunya. Kalau anak

yang lebih aktifkan anak akan lebih paham daripada mendengarkan

tok. Pelajaran konvensional jadi kita hanya menerangke, itu zaman

kuno. Zamannya saya dulu mungkin dimana saya harus duduk,

mendengarkan. Nek bohoso Jowone Tangane sedeku harus

mendengarkan guru berbicara. Sekarang anak lebih mempunyai hak

untuk terbuka wawasannya, untuk bisa berinteraksi dengan orang lain,

dan untuk bisa menyampaikan pendapat mereka. Kalau masalah

alokasi waktu yang sering timbul karena pembelajaran saintifik kan

sudah ada di RPP. RPP itu untuk mengatur kita. Misalnya dari

pendahuluan 10 menit ya kita harus menyesuaikan itu. Kecuali kalu

ada kejadian yang insidental contohnya di dalam kelas siswa tiba tiba

ada yang jatuh sakit, berkelahi, atau mungkin ada sesuatu yang tidak

kita duga. Kita jadi butuh penguatan, motivasi, waktu untuk

mengendalikan anak-anak tersebut. Tapi kalau yakin dengan RPP

yang benar ya yakin kita gak akan meleset kan. Misalkan kalau

meleset ya kita kejar dengan tugas terstruktur dan atau tugas tidak

terstruktur”.

Dengan adanya pendekatan saintifik di kurikulum 2013 membuat

pembelajaran tidak lagi menjemukan seperti saat-saat sebelum

kurikulum 2013 diterapkan. Dapat dilihat dari wawancara di atas

bahwa pembelajaran IPS sejarah dahulunya merupakan pembelajaran

yang membosankan karena siswa hanya mendengarkan guru yang

sedang mengajar atau yang sekarang dikenal dengan sebutan metode

ceramah. Adanya metode saintifik membuat anak lebih terbuka

wawasannya karena diberikan hak untuk dapat berinteraksi dengan

orang lain, membuat siswa dapat menyalurkan atau menyampaikan

pendapat yang ia miliki tanpa ragu dan malu lagi karena siswa

Page 55: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

43

diberikan alokasi waktu untuk berpendapat dan mengutarakan

pendapatnya.

Masalah alokasi waktu sendiri yang sering timbul karena

menerapkan metode saintifik ini sebenarnya sudah ada dan diatur

dalam RPP. Dimana RPP berfungsi untuk mengatur guru saat

mengajar, sehingga guru tidak melupakan waktu dan materi.

Meskipun RPP telah mengatur pembelajaran terkadang adapula

kejadian yang tidak terduga atau insidental yang membuat RPP

tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya di dalam

kelas siswa tiba-tiba ada yang jatuh sakit, berkelahi, atau hal tak

terduga lainnya. Guru jadi membutuhkan penguatan, motivasi, dan

waktu untuk mengendalikan siswa yang masih di dalam kelas. Tetapi

guru harus meyakinkan diri bahwa RPP yang dibuatnya telah

memenuhi standar dan merupakan RPP yang benar sehingga membuat

alokasi waktu dapat berjalan sesuai rencana. Misalnya alokasi waktu

tetap meleset meski sudah diperhitungkan sebelumnya guru dapat

menggunakan tugas terstruktur maupun tidak terstruktur yang

diberikan kepada siswa untuk mengejar ketertinggalan materi dalam

proses belajar mengajar di kelas. Hal ini senada pula dengan yang

dikatakan oleh Bu Listyana (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Saya sangat setuju dengan penggunaan pendekatan saintifik karena

siswa di tuntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaan. Kadang

waktunya itu kurang tapi ya sebisa mungkin membuat alokasi

waktunya itu agar bisa pas, sesuai dengan pembagian waktu-waktunya

itu”.

Page 56: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

44

Paparan wawancara dengan guru dan kepala sekolah diatas

menekankan pentingnya pendekatan saintifik yang terkandung dalam

kurikulum 2013 terhadap proses belajar mengajar. Hal ini senada

degan teori tentang pendekatan saintifik yang diungkapkan oleh

Daryanto (2014:51) bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar

peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomonikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik

dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik yang

mengenal , memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

bergantung informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi

pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong

peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Upaya lain dari usaha guru dalam mengatasi hambatan yang

berupa kejenuhan saat pembelajaran dengan cara memaksimalkan alat

atau media yang ada di sekolah meskipun sarprasnya kurang begitu

Page 57: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

45

lengkap seperti yang dikatakan Bapak Toha Mustofa (Wawancara, 13

Agustus 2013).

“Untuk sarpras di SMP 1 paling tidak untuk mendekati lah. Maka itu

saya berusaha untuk sarprasnya perlu ditingkatkan”.

Meskipun ada kekurangan dalam alat atau media yang dimiliki

sekolah tetapi alat atau media tersebut telah mendekati kata lengkap.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bu Listyana (Wawancara, 13

Agustus 2013).

“Sebagian besar ya sudah dipenuhi oleh pihak sekolah, bila sekiranya

kurang paling mencari referensi di internet atau referensi lainnya”.

Dengan RPP kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat alat atau

media pembelajaran membuat guru berupaya selalu memaksimalkan

alat atau media yang dimiliki sekolah meskipun belum terlalu lengkap,

sehingga siswa tidak merasa bosan bila hannya menggunakn satu

media saja. Hal ini juga dikatakan oleh Bu Dinok Sudiami

(Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya setahu Ibu, media yang selama ini ibu gunakan ya sudah. Kan hita

hanya menggunakan proyektor yang ditambah dengan kita membuat

powerpoint. Kalau masalah penayangannya kan hampir setiap kelas

memiliki LCD kecuali kelas 8, ini pun sudah diupayakan setiap kelas

agar ada LCDnya semua. Untuk saat ini yang kelas 8 ya ada LCD

tentengan 2. Kalau memang sedang di butuhkan ya kita cari model

lain karena sebenarnya kan model pembelajaran satu kelas dengan

lainnya kan harus berbeda karena situasi anaknya juga lain. Makanya

setelah pembelajaran kan ada evaluasi RPP saat kelapa sekolah

supervisi itu. Maka bila RPPnya tidak sesuai kan berarti besok

modelnya harus berubah, maka dari itu idealnya tidak bisa dibuat satu

RPP untuk semua kelas sebenarnya.”

Perbedaan RPP yang ada di setiap kelas yang berbeda membuat

siswa tidak dapat mengetahui cara atau metode pembelajaran yang

Page 58: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

46

akan guru gunakan dalam kelas mereka, sehingga sangat

dimungkinkan hal ini membuat siswa menjadi berantusias karena

berharap alat atau media yang guru gunakan akan dapat menarik

perhatian mereka.

Berlakunya kurikulum 2013 membuat guru dapat berfokus pada

RPP tanpa perlu membuat silabus dan standar kompetensi. Waktu

guru untuk membuat RPP menjadi lebih banyak sehingga RPP yang di

susun guru dapat lengkap dan sistematis. Hal ini juga tertuang dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

(dalam Daryanto, 2014:83) bahwa setiap pendidik dalam satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis dari

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta

penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi

lulusan.

Penggunaan buku teks siswa dan buku pegangan guru sebagai

sumber belajar juga sangat berpengaruh bagi proses pembelajaran

Page 59: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

47

karena bisa digunakan sebagai acuan dari sebuah materi dalam

pembelajaran. Manfaat penggunaan buku ini juga disampaikan oleh

Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya setuju ra. Mengapa setuju? Kan dengan adanya buku anak-anak

jadi lebih termotivasi apa lagi pembelajaran IPS, kalau tidak ada

reverensi kan susah. Jadi harus ada buku untuk belajar anak. Di

samping itu guru kan juga harus ada pegangannya”.

Adanya buku dari pemerintah sangat membantu guru dalam

mencari reverensi dari sebuah materi, serta buku tersebut juga dapat

digunakan siswa untuk sumber belajar. Hal serupa juga diutarakan

oleh Bu Listyana (Wawancara, 13 Agustus 2013).

“Ya setuju, karena buku tersebut dapat dijadikan acuan ajar. Tetapi

buku teksnya itu kalau di lihat itu kurang lengkap, maksudnya isinya

itu kurang lengkap jadi harus mencari bahan dari sumber lain”.

Meskipun buku teks yang diberikan oleh pemerintah cukup

membantu dalam proses pembelajaran tetapi berdasarkan keterangan

dari Bu Listyana bahwa isi dari buku tersebut kuranglah lengkap

sehingga tetap dibutuhkan buku-buku penunjang yang relevan seperti

yang diungkapkan oleh Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya iya referensi lain ya perlu mas. Kalau mengandalkan buku itu

(buku teks) tok kan ya materinya kurang. Jadi kita harus mencari

buku-buku lain yang sesuai standar, dimana bisa menggunakan buku

di perpus”.

Ungkapan diatas mengguatkan pernyataan dari Bu Listya bahwa

memang masih diperlukan buku-buku penunjang lain selain buku

yang di berikan pemerintah sehingga guru tetap berupaya mencari

sumber-sumber lain yang relevan dan sesuai standar. Penguatan

Page 60: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

48

pernyataan tersebut juga dilakukan oleh para siswa-siswi kelas VIII

dan IX yang tidak lain merupakan siswa-siswi yang diampu oleh Bu

Listya dan Bu Dinok, dimana mereka juga membenarkan penggunaan

buku dari perpustakaan serta dari internet sebagai tambahan dari

materi yang ada di buku teks (jawaban siswa terlampir).

Penggunaan kurikulum 2013 juga membuat guru berupaya keras

agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Karena terkadang ada saja

siswa yang susah bila diatur atau diarahkan. Seperti yang diungkapkan

oleh Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Sepertinya anak-anak lebih enjoy menggunakan kurikulum yang

sekarang mas, kurikulum 2013 ini. Tetapi sesuatu hal yang

membosankan untuk anak itu kadang-kadang kalu diminta diskusi

“pasti diskusi” jawaban mereka begitu. Padahal itu untuk menggali

informasi dari mereka juga. Jadi metode diskusi untuk mereka seperti

sudah jenuh jadi kita harus mencari metode lain yang menarik untuk

anak-anak. Tapi bila dilihat dari sisi pemahaman, pemberian

materinya mereka paham. Karena mereka harus problem solving harus

mencari informasi sendiri”.

Pernyataan tersebut telah menegaskan terkadang siswa juga malas

untuk bekerja kelompok sehingga guru dituntut untuk dapat

menemukan pemecahan dari masalah tersebut. Bu Dinok

menyikapinya dengan memberikan metode-metode lain selain siswa

berkelompok beliau juga memberikan permainan yang sekiranya

dapat membuat para siswa tertarik dan antusias dalam pembelajaran.

Page 61: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

49

4.1.4. Hambatan dari Kurikulum 2013 dalam Upaya Guru Mengatasi

Hambatan Pembelajaran Sejarah Menggunakan Kurikulum 2013

Penerapan Kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari

kurikulum terdahulunya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) bukanlah tanpa adanya kedala-kendala. Banyak hambatan

dalam dunia pendidikan dengan adanya kurikulum 2013 ini. Seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Toha Mustofa (Wawancara, 13

Agustus 2015).

“Kendalanya sarprasnya itu tadi. Kalau cara mengatasinya kan di sini

punya sisa alat-alat lama kalau bisa di manfaatkan ya manfaatkan,

contohnya entah peta atau globe kalu untuk sejarah kan bisa untuk

menunjukkan kekuasaan kerajaan mataram”.

Kedala paling mendasar yang diungkapkan oleh Bapak Toha

Mustofa sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Batang dalam

penerapan kurikulum terletak di sarana dan prasarananya. Dimana

penerapan kurikulum 2013 harus diimbangi dengan sarana dan

prasarana yang memadai. Pendapat yang berbeda diutarakan oleh Bu

Listya (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya itu, penerapannya kadang terkendala di penilaian memang kalau

dilihat kan contohnya banyak sekali tapi setelah berjalan bisa teratasi.

Terus untuk penerapannya ke siswa misalkan, ya siswa kadang untuk

di suruh aktif sendiri masih sulit lah, harusnya guru dulu yang lebih

aktif”.

Berbeda dengan yang di utarakan oleh Bu Listya berbeda pula

dengan pernyataan dari Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Hambatan untuk penerapan kurikulum itu yang jelas pengetahuan

awal kita, terutama basic saya sendiri juga kurang. Karena pelatihan

yang saya dapat itu hanya PLPG saja. Yang sudah ikut PLPG

Page 62: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

50

kurikulum 2013 dianggap sudah paham tentang kurikulum 2013.

Kemudian pelatihan lain yang diadakan sifatnya juga pengenalan.

Waktu satu minggu itu kalau untuk memahami satu sisi kurikulum itu

ya masih sangat kurang mengingat pekerjaan kita sendiri saja masih

banyak. Sehingga sosialisasi pengenalan kurikulum ini sangat kurang

sekali. Kemudian yang ke-dua adalah materinya, terutama untuk IPS

dikarenakan adaanya pengurangan jam yang menjadi tambah sedikit.

Hanya dengan 4 jam pembelajaran saja tetapi dengan materi yang

begitu banyak dikarenakan adanya tambahan materi sosiologi.

Sehingga kita kerepotan untuk membagi waktu, kadang-kadang

sampai tidak seslesai materinya ya dikarenakan banyaknya materinya

itu, meskipun kita sudah merancangnya dengan sedemikian rupa.

Kadang-kadang antara jam pembelajarannya dengan kalender

afektifnya kadang tidak sesuai. Terkadang meskipun tidak libur tetapi

ada kegiatan apa misalnya kegitan perpisahan, itu juga mengganggu

waktu kita”.

Perbedaan yang terjadi dalam pernyataan yang dilontarkan oleh

narasumber bukanlah sebuah perbedaan yang mutlak dimana

perbedaan pendapat tersebut merupakan perbedaan yang saling

melengkapi antar satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Hal ini

dapat diketahui dengan telah dilakukannya survei langsung ke

lapangan yang dilakukan oleh peneliti.

Meskipun telah timbul kendala-kendala dalam pelaksanaan

kurikulum 2013, pihak sekolah tetap berusaha agar kendala yang

terjadi dapat ditekan atau bahkan di hilangkan. Seperti meminimalisir

kendala dalam bidang sarana dan prasarana yang dungkapkan oleh

Bapak Toha Mustofa, dimana kendala dalam bidang sarana dan

prasarana untuk saat ini sudah diusahakan agar tidak terjadi lagi

dengan jalan berusaha mencukupi semua sarpras yang diperlukan.

Untuk menyiasati dalam jangka pendek ini maka Bapak Toha Mustofa

selaku kepala sekolah menyarankan kepada para guru agar dapat

Page 63: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

51

memaksimalkan media-media yang telah ada saat ini seperti bila

dalam pembelajaran IPS Sejarah dapat menggunakan peta sejarah

ataupun globe.

Guru IPS Sejarah dalam pembelajaran juga berusaha agar

kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan benar. Seperti yang

diungkapkan oleh Bu Listyana (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya itu tadi mas, guru harus lebih aktif dan anak diberi tugas agar

anak tersebut lebih aktif dalam pembelajaran”.

Dimana Bu Listyana berusaha lebih aktif dalam pembelajaran

sehingga memancing siswa agar dapat lebih aktif lagi. Aktifnya guru

dalam pembelajaran seperti halnya selalu mencari metode-metode

baru setiap harinya yang sekiranya dapat membuat siswa tertarik

dengan proses pembelajaran dengan harapan siswa dapat termotivasi

dalam belajar.

Untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam kurikulum sendiri

tercurah harapan kepada pemerintah yang diutarakan oleh Bu Dinok

(Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Untuk mengatasi hambatan dari kurikulum tersebut ya saya harapkan

adanya pelatihan yang benar, yang sesuai dan pas agar kita benar-

benar paham benar. Kurikulum itu yang bagaimana, contohnya

bagaimana, lalu diharapkan kitanya juga terlibat sehingga bisa di

nilai. Jadi di contohin dahulu, jangan di ceramahi saja”.

Pernyataan diatas menegaskan betapa kurangnya sosialisasi yang

dilakukan pemerintah dalam mensosialisasikan kurikulum 2013 yang

digadang-gadang dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran

yang masih timbul dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Page 64: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

52

(KTSP). Pernyataan dari Bu Dinok tersebut didukung oleh pernyataan

dari Bu Listyana (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Sebenarnya sosialisasi tersebut belum mencukupi, seharusnya ya ada

lagi kelanjutan dan tindak lanjutnya”.

Bu Listyana sangat menyayangkan kurangnya sosialisasi dari

pemerintah tentang kurikulum 2013. Meskipun sosialisasi telah

dilakukan tetapi hanya sekadar sosialisasi dasar tanpa adanya

kelanjutannya seperti pelatihan yang berbarengan dengan contoh

penerapan secara langsung. Pernyataan dari Bu Listyana tersebut juga

ditegaskan lagi oleh Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Ya belum mencukupi sekali untuk sosialisasi yang dilakukan

pemerintah. Saya masih bingung terutama di bagian penilaiannya mas

karena rubiknya kan banyak. Kalau pembelajarannya ya sudah agak

mudeng, kan yang penting siswanya aktif. Yang penting kita dengan

berbagai macam model sehingga siswa bisa menerapkan dan aktif

dalam pembelajaran. Sebenarnya pembelajarannya hampir sama

dengan KTSP dan KBK tapi kan ini penilainnya lebih rumit plus

pembuatan rancangan pembelajarannya sedikit lebih repot dari pada

yang dulu-dulu”.

Bu Dinok menegaskan lagi bahwa sosialisasi yang dilakukan

pemerintah sangatlah kurang sehingga beliau masih kurang

memahami penerapan kurikulum 2013 khususnya dalam pemberian

nilai bagi siswa yang dirasa sangat banyak aspek yang dinilai tetapi

tidak ada contoh-contoh cara menilai yang baik dan benar.

4.2. Pembahasan

Keberhasilaan dalam penerapan kurikulum 2013 sangat dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti kepemimpinan dari kepala sekolah, kreativitas guru,

peserta didik, sosialisasi, lingkungan, sumber dan belajar. Oleh karena itu,

Page 65: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

53

faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut di tuntut untuk dapat saling

bersinergi. Pengembangan kurikulum dilandasi atas dasar tertentu. Setiap

dasar pemikiran tersebut merupakan hasil dari pemikiran para intelektual

serta para pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan yang dalam hal ini

diperankan oleh pemerintah melalui mentri pendidikan. Hasil dari pemikiran

tersebut biasanya merupakan perpaduan dari berbagai kecenderungan

pemikiran yang akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,

baik dalam negeri maupun secara global. Adanya kecenderungan

perkembangan pemikiran ini membuat dasar pemikiran dalam dunia

pendidikan juga terus berkembang sehingga membuat kurikulum dapat terus

berkembang pula.

Meskipun dapat kita lihat dalam pemaparan sub bab diatas bahwa terdapat

kendala-kendala dalam pembelajaran bahkan dalam kurikulum 2013 sendiri

yang guru gunakan sebagai pemecah hambatan pembelajaran IPS Sejarah

tetapi nyatanya kurikulum 2013 sedikit banyak dapat membantu dalam

mengatasi hambatan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Seperi yang

diungkapkan oleh Bu Dinok (Wawancara, 13 Agustus 2015).

“Bisa, karena diskusi anak-anak dapat menggali informasi sendiri atau yang

sering kita sebut dengan problem solving. Dengan adanya problem solving

tersebut membuat kita lebih enjoy karena kita dapat membuat contoh-contoh

dari lingkungan sekitar, sehingga anak-anak menjadi tertarik an antusias

dalam proses pembelajaran. Dari pada hanya menggunakan metode caramah

yang membuat kita terus bercerita. Dengan adanya kurikulum 2013 ini maka

kita cukup menyaring jawaban dari siswa, setelah itu kita arahkan ke jawaban

yang benar. Sehingga memudahkan kita di pembelajaran sebenarnya, apa lagi

untuk mata pelajaran IPS. Kalau terus menerangkan saja ya melelahkan”.

Page 66: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

54

Problem solving yang ada dalam paket kurikulum 2013 sangat membantu

dalam mengatasi hambatan pembelajaran siswa karena siswa dituntut untuk

lebih aktif dan yang mereka pelajari adalah apa yang ada di sekitar

lingkungan mereka sendiri. Siswa menjadi lebih memahami dan enjoy dalam

pembelajaran yang sedang diajarkan karena menggunakan contoh-contoh

yang nyata dilingkugaan mereka. Hal serupa juga diungkapkan oleh siswa-

siswi kelas VIII dan IX yang merupakan kelas yang diampu oleh Bu Listya

dan Bu Dinok. Mereka mengungkapkan bahwa dengan berlakunya kurikulum

2013 membuat pelajaran menjadi lebih menarik karena mereka dapat lebih

aktif. Hal ini tentunya membuat mereka juga lebih mudah memahami

pembelajaran yang sedang diajarkan (Wawancara Siswa di lampiran).

Page 67: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan

pada bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. SMP Negeri 1 Batang merupakan sekolah yang strategis serta memiliki

sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pembelajaran meskipun

ada beberapa sektor yang masih mengalami kekurangan. Tetapi akan

segera diusahakan agar sarana dan prasarana segera terpenuhi.

2. Hambatan-hambatan pembelajaran yang dialami di SMP Negeri 1 Batang

sebelum kurikulum 2013 yaitu: a) Pembuatan Silabus dan KD yang masih

dilakukan oleh guru, b) Sumber materi yang terbatas, c) Keadaan anak

yang ribut sendiri, d) Kurangnya sarana dan prasarana.

3. Upaya guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran IPS Sejarah

menggunakan kurikulum 2013 yaitu: a) Penerapan metode saintifik yang

sebenar-benarnya, b) Mencari model pembelajaran lain yang tidak

mengandalkan LCD, c) Pemanfaatan buku dari pemerintah sebagai buku

pedoman dan sumber referensi, d) Mencari referensi lain jika dalam buku

pedoman terdapat ketidak lengkapan data.

4. Hambatan dari kurikulum yang harus dihadapi oleh guru yaitu: a)

Kurikulum 2013 banyak menggunakan sarpras, b) Penilaian yang

Page 68: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

56

jumlahnya terlalu banyak, c) Kurangnya pelatihan yang dilakukan

pemerintah.

5. Upaya guru dalam mengatasi hambatan kurikulum yang terjadi yaitu: a)

guru harus tetap lebih aktif, b) Tetap berusaha menetapkan penilaian

sebaik mungkin, c) Konsultasi dengan guru-guru lain tentang kurikulum

2013.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang kurikulum 2013 maka dapat

disarankan sebagai berikut:

1. Perlunya penambahan sarana dan prasarana penunjang dalam penggunaan

Kurikulum 2013 sehingga hambatan-hambatan dalam hal media

pembelajaran dapat segera diatasi oleh pihak sekolah.

2. Meskipun pemerintah telah membagikan buku pedoman tetapi diharapkan

pihak sekolah harus tetap mencari buku lain sebagai referensi bilamana

terdapat kekurangan atau ketidak lengkapan materi dalam buku pedoman

pemerintah.

3. Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata diharapkan untuk dapat bergerak

cepat sehingga keberadaan musium di kabupaten Batang dapat segera

terlaksana.

4. Pemerintah harus lebih aktif dalam melakukan sosialisasi dan pelatihan-

pelatihan tentang kurikulum 2013.

Page 69: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

57

Daftar Pustaka

Bulach, Cletus R.2000.Evaluating The Impact Of a Character Education

Curriculum. http://www.westga.edu/~cbulach/sclimate/evaluatingimpact.htm, 2 Mei

2015

Daryanto.2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum

2013.Yogyakarta:Gava Media.

Hamalik, Oemar.2008.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT Bumi Aksara

ISBN.2013.Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidian Nasional

2013.Jakarta:Pustaka Yustisia.

Kompas.2014. Besok, Surat Edaran untuk Hentikan Kurikulum 2013 Dikirim ke

Semua Sekolah.

http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/05/20513871/besok.surat.edaran.u

ntuk.hentikan.kurikulum.2013.dikirim.ke.semua.sekolah.

Kurniasih, Imas & Berlin Sani.2014.Implementasi Kurikulum 2013: Konsep &

Penerapan.Surabaya: Kata Pena.

Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman.2009.Analisis Data kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru.Jakarta:Universitas Indonesia (UI-

Press).

Moleong, J Lexy.2006.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Moleong, J Lexy.2012.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Mulyasa.2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung:PT Rosdakarya

offest

Page 70: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

58

----- 2013.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Nasution.2008.Asas-asas Kurikulum.Jakarta:PT Bumi Aksara.

Patton, Michael Quinn.2009.Metode Evaluasi Kualitatif.Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods).Bandung:Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:PT

Remaja Rosdakarya.

Susilo, Muhammad Joko.2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen

Pelaksanaannya dan Kesiapan Sekolah

Menyongsongnya.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Page 71: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 72: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

60

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Nama :

NIP :

Tanggal :

1. Sebagai Kepala Sekolah, bagaimana menurut Bapak tentang

diberlakukannya Kurikulum 2013?

2. Apakah pemerintah berperan aktif dalam sosialisasi Kurikulum 2013 di

sekolah?

3. Sudah efektifkah pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah yang Bapak

pimpin?

4. Apakah sarana dan prasarana sekolah telah memenuhi guna menerapkan

Kurikulum 2013?

5. Menurut Bapak adakah perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran

sebelum dan sesudah menggunakan Kurikulum 2013

6. Menurut Bapak apakah pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di SMP

Negeri 1 Batang sudah efektif?

7. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, pada sekolah

yang Bapak pimpin? Bagaimana cara mengatasinya?

Page 73: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

61

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Nama :

NIP :

Tanggal :

1. Darimana sajakah sumber informasi mengenai Kurikulum 2013 yang

Ibu dapatkan?

2. Apakah sosialisasi yang dilakukan pemerintah tentang Kurikulum

2013 dirasa sudah cukup memadai?

3. Pada Kurikulum 2013, mengenai Standar Kompetensi dan Silabus

diatur oleh pusat dan guru hanya berwenang mengelola kegiatan

pembelajaran. Apakah Ibu sependapat dengan kebijakan pemerintah

tersebut?

4. Dalam kurikulum 2013, pemerintah menggunakan buku teks siswa dan

buku pengangan guru sebagai sumber belajar. Apakah Ibu menyetujui

hal tersebut?

5. Apakah Ibu nenggunakan buku lain selain buku siswa yang telah

diterbitkan pemerintah?

6. Bagaimana pendapat Ibu bahwa dalam Kurikulum 2013 lebih

menekankan pada pendekatan saintifik? (alokasi waktu)

7. Alat atau media apa sajakah yang ibu gunakan dalam proses

pembelajaran IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

Page 74: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

62

8. Apakah semua media yang diperlukan telah tersedia? Jika alat tersebut

tidak ada, apa solusi sebagai penggantinya?

9. Apakah ada perbedaan dengan teknik dan metode yang ibu gunakan

sebelum dan sesudah diterapkannya Kurikulum 2013 dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

10. Apakah teknik atau metode tersebut memberikan semangat bagi siswa

untuk mengikuti pembelajaran IPS Sejarah?

11. Apakah teknik atau metode tersebut mendorong siswa lebih aktif

dalam pembelajaran IPS Sejarah?

12. Selama ibu mengajar mata pelajaran IPS Sejarah hambatan-hambatan

apa yang ibu rasakan dalam:

a. Dalam hal materi? (metode ceramah)

b. Dalam hal keadaan siswa? (siswa ramai/suasana kelas kurang

hidup)

c. Dalam hal lingkungan sekolah?

13. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi hambatan-hambatan

pembelajaran tersebut

a. Dalam hal materi?

b. Dalam hal keadaan siswa?

c. Dalam hal lingkungan sekolah?

14. Bagaimana menurut ibu, apakah Kurikulum 2013 sudah efektif dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

Page 75: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

63

15. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan model penilaian pada mata

palajaran IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

16. Dengan Bapak/Ibu menerapkan Kurikulum 2013 apakah sedikit

banyak dapat membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan

pembelajaran IPS Sejarah?

17. Dalam penerapan Kurikulum 2013 itu sendiri apakah ibu merasa ada

hambatan-hambatan?

18. Jika ada bagaiamana cara ibu mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Page 76: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

64

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Nama :

Kelas :

Alamat :

Tanggal :

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Page 77: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

65

Lampiran 4 Hasil Lengkap Wawancara Kepala Sekolah

WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Nama : M. Toha Mustofa, S.Pd

NIP : 195904021984031008

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Sebagai Kepala Sekolah, bagaimana menurut Bapak tentang diberlakukannya

Kurikulum 2013?

Jawab:

Menurut saya baik-baik saja bila kurikulum 2013 diberlakukan karena

menyesuaikan zaman dan tuntutan zaman, Cuma hambatannya untuk

sarprasnya. Di sekolah-sekolah yang sarprasnya tidak memenuhi juga

sebenarnya membutuhkan sarpras semua. Jadi menurut saya tidak masalah

dan bagus juga tapi harus didukung dengan sarpras.

2. Apakah pemerintah berperan aktif dalam sosialisasi Kurikulum 2013 di

sekolah?

Jawab:

Dari tahun 2014 kan mulai awal semua pakai 2013 itu masa sosialisasi

sampai-sampai saya di sosialisasi di Solo dua kali dan di sini

menyelenggarakan sosialisasi bagi guru-guru di kabupaten Batang pada bulan

puasa lalu selama lima hari dari diklat jogja.

3. Sudah efektifkah pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah yang Bapak

pimpin?

Page 78: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

66

Jawab:

Untuk sekolah ini sudah efektif, karena sekolah ini sekolah ploting. Di

kabupaten Batang 6 sekolahan dijadikan percontohan uji coba dan sekarang

yang lain sudah kembali ke KTSP yang 6 sekolahan masih tetap.

4. Apakah sarana dan prasarana sekolah telah memenuhi guna menerapkan

Kurikulum 2013?

Jawab:

Untuk sarpras di SMP 1 paling tidak untuk mendekati lah. Maka itu saya

berusaha untuk sarprasnya perlu ditingkatkan.

5. Menurut Bapak adakah perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran sebelum

dan sesudah menggunakan Kurikulum 2013

Jawab:

Perbedaan dari kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya dalam hal

pembelajaran terlihat jelas pada pendekatannya, kalau ini saintifik

memberikan banyak pertanyaan pada siswa dan siswa diharuskan berperan

aktif dan untuk modelnya menggunakan CTL. Sehingga kita sebagai guru

hanya sebagai fasilitator.

6. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, pada sekolah yang

Bapak pimpin? Bagaimana cara mengatasinya?

Jawab:

Kendalanya sarprasnya itu tadi. Kalau cara mengatasinya kan di sini punya

sisa alat-alat lama kalau bisa di manfaatkan ya manfaatkan, contohnya entah

Page 79: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

67

peta tau globe kalu untuk sejarah kan bisa untuk menunjukkan kekuasaan

kerajaan mataram.

Page 80: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

68

Lampiran 5 Hasil Lengkap Wawancara Guru

WAWANCARA GURU IPS

Nama : Dinok Sudiami, S.Pd

NIP : 197607202008012007

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Darimana sajakah sumber informasi mengenai Kurikulum 2013 yang Ibu

dapatkan?

Jawab:

Kurikulum 2013 pertama kali diperkenalkan tahun 2013 awal, pada saat

pelatihan pertama di hotel gren mandarin tapi yang ikut Bu Lis sama Pak Mul

dan saya dapat informasi dari mereka berdua. Setelah itu dari PLPG, saya ikut

PLPG di Semarang. Di sekolah juga ada sosialisasi tentang kurikulum 2013

tetapi sebatas pengenalan.

2. Apakah sosialisasi yang dilakukan pemerintah tentang Kurikulum 2013 dirasa

sudah cukup memadai?

Jawab:

Ya belum mencukupi sekali untuk sosialisasi yang dilakukan pemerintah.

Saya masih bingung terutama di bagian penilaiannya mas karena rubiknya

kan banyak. Kalau pembelajarannya ya sudah agak mudeng, kan yang penting

siswanya aktif. Yang penting kita dengan berbagai macam model sehingga

siswa bisa menerapkan dan aktif dalam pembelajaran. Sebenarnya

Page 81: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

69

pembelajarannya hampir sama dengan KTSP dan KBK tapi kan ini

penilainnya lebih rumit plus pembuatan rancangan pembelajarannya sedikit

lebih repot dari pada yang dulu-dulu.

3. Pada Kurikulum 2013, mengenai Standar Kompetensi dan Silabus diatur oleh

pusat dan guru hanya berwenang mengelola kegiatan pembelajaran. Apakah

Ibu sependapat dengan kebijakan pemerintah tersebut?

Jawab:

Ya sependapat si, biar kita lebih mudah. Karena bagaimana, seandainya kita

di suruh membuat silabus juga repot karena kitakan gak paham. Dengan

pemerintah sudah membuatakan, kita kan hanya mengembangkan. Coba bila

membuat dari awal, pasti susah. Kemarinkan sudah ada file dari sananya, jadi

kita hanya menambahkan kalau kurang. Kalau silabus dan SK lo. Kalau RPP

ya itu kewajiban dari guru. Selain itu dengan hanya guru membuat RPP saja

membuat kita bisa membuat RPP yang lebih baik.

4. Dalam kurikulum 2013, pemerintah menggunakan buku teks siswa dan buku

pengangan guru sebagai sumber belajar. Apakah Ibu menyetujui hal tersebut?

Jawab:

Ya setuju ra. Mengapa setuju? Kan dengan adanya buku anak-anak jadi lebih

termotivasi apa lagi pembelajaran IPS, kalau tidak ada reverensi kan susah.

Jadi harus ada buku untuk belajar anak. Di samping itu guru kan juga harus

ada pegangannya.

5. Apakah Ibu nenggunakan buku lain selain buku siswa yang telah diterbitkan

pemerintah?

Page 82: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

70

Jawab:

Ya iya referensi lain ya perlu mas. Kalau mengandalkan buku itu (buku teks)

tok kan ya materinya kurang. Jadi kita harus mencari buku-buku lain yang

sesuai standar, dimana bisa menggunakan buku di perpus.

6. Bagaimana pendapat Ibu bahwa dalam Kurikulum 2013 lebih menekankan

pada pendekatan saintifik?

Jawab:

Ya memang harus seperti itu si. Kita memang harus menekankan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kalau menurut saya, pembelajaran

itu yang aktif ya anaknya jangan gurunya. Kalau anak yang lebih aktifkan

anak akan lebih paham daripada mendengarkan tok. Pelajaran konvensional

jadi kita hanya menerangke, itu zaman kuno. Zamannya saya dulu mungkin

dimana saya harus duduk, mendengarkan. Nek bohoso Jowone Tangane

sedeku harus mendengarkan guru berbicara. Sekarang anak lebih mempunyai

hak untuk terbuka wawasannya, untuk bisa berinteraksi dengan orang lain,

dan untuk bisa menyampaikan pendapat mereka. Kalau masalah alokasi

waktu yang sering timbul karena pembelajaran saintifik kan sudah ada di

RPP. RPP itu untuk mengatur kita. Misalnya dari pendahuluan 10 menit ya

kita harus menyesuaikan itu. Kecuali kalu ada kejadian yang insidental

contohnya di dalam kelas siswa tiba tiba ada yang jatuh sakit, berkelahi, atau

mungkin ada sesuatu yang tidak kita duga. Kita jadi butuh penguatan,

motivasi, waktu untuk mengendalikan anak-anak tersebut. Tapi kalau yakin

Page 83: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

71

dengan RPP yang benar ya yakin kita gak akan meleset kan. Misalkan kalau

meleset ya kita kejar dengan tugas terstruktur dan atau tugas tidak terstruktur.

7. Alat atau media apa sajakah yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran

IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

Jawab:

Sejarah kan ada peta sejarah mas jadi kita bisa menggunakan. Tapi untuk

keseharian karena di sini sudah terpasang wifi bagus ya anak cenderung kita

arahkan ke internet, walaupun itu bentuknya tugas di rumah. Kalu tugas

sekolah kan, karena anak tidak boleh membawa hp kan kita susah. Jadi kita

siapkan tugas dari rumah untuk minggu depan. Jadi anak dipersiapkan dulu,

biar membaca dulu baru nanti dijelaskan di kelas dengan mereka sudah

membawa konsep. Kalau sekarang media yang bisa digunakan ya internet itu.

Kalu misalnya tambahan yo peta. Saya baru punya rencana ini, pingin ke

tempat-tempat bersejarah. Kalau tidak jauh ya ke dinas pariwisata saja lah.

Kapan-kapan kalau ada materi tentang peninggalan-peninggalan prasejarah

gitu ya. Di Batang ini kan ada prasasti di Sojomerto yang pendirian kerajaan

Mataram itu. Anak-anak di ajak kesana atau ke Sodong kan seneng. Ke

Wonotunggal itu lo, ada patung ganesha menunjukkan itu dulu sejarahnya

bagimana. Pingin tapi ya sampai saat ini belum dilaksanakan. Kan kebetulan

saya kelas 9 si. Kelas 9 sejarahe kan sejarah dunia ceritone perang dunia 1

jadi itu pasnya di kelas 7 (7:36)

8. Apakah semua media yang diperlukan telah tersedia? Jika alat tersebut tidak

ada, apa solusi sebagai penggantinya?

Page 84: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

72

Jawab:

Ya setahu Ibu, media yang selama ini ibu gunakan ya sudah. Kan hita hanya

menggunakan proyektor yang ditambah dengan kita membuat powerpoint.

Kalau masalah penayangannya kan hampir setiap kelas memiliki LCD kecuali

kelas 8, ini pun sudah diupayakan setiap kelas agar ada LCDnya semua.

Untuk saat ini yang kelas 8 ya ada LCD tentengan 2. Kalau memang sedang

di butuhkan ya kita cari model lain karena sebenarnya kan model

pembelajaran satu kelas dengan lainnya kan harus berbeda karena situasi

anaknya juga lain. Makanya setelah pembelajaran kan ada evaluasi RPP saat

kelapa sekolah supervisi itu. Maka bila RPPnya tidak sesuai kan berarti besok

modelnya harus berubah, maka dari itu idealnya tidak bisa dibuat satu RPP

untuk semua kelas sebenarnya.

9. Apakah ada perbedaan dengan teknik dan metode yang ibu gunakan sebelum

dan sesudah diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPS

Sejarah?

Jawab:

Sepertinya anak-anak lebih enjoy menggunakan kurikulum yang sekarang

mas, kurikulum 2013 ini. Tetapi sesuatu hal yang membosankan untuk anak

itu kadang-kadang kalu diminta diskusi “pasti diskusi” jawaban mereka

begitu. Padahal itu untuk menggali informasi dari mereka juga. Jadi metode

diskusi untuk mereka seperti sudah jenuh jadi kita harus mencari metode lain

yang menarik untuk anak-anak. Tapi bila dilihat dari sisi pemahaman,

Page 85: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

73

pemberian materinya mereka paham. Karena mereka harus problem solving

harus mencari informasi sendiri.

10. Apakah teknik atau metode tersebut memberikan semangat bagi siswa untuk

mengikuti pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya lebih semangat saya kira, apa lagi bila media yang digunakan asing bagi

mereka.

11. Apakah teknik atau metode tersebut mendorong siswa lebih aktif dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya lebih aktif mas.

12. Selama ibu mengajar mata pelajaran IPS Sejarah hambatan-hambatan apa

yang ibu rasakan dalam:

a. Dalam hal materi?

Jawab:

Ya banyak mas. Kalau sejarah kan kita bercerita masa lalu dimana anak

kan tidak dapat mengalami langsung masa lalu itu. Jadi anak-anak

membayangkan kan susah karena berbeda dengan yang ada sekarang.

Misalkan materinya tentang perang dunia, tentang semangatnya kaisar

Hirohito untuk menyerang Pearl Harbor hingga membuat Jepang dapat

menggalahkan Amerika meski hanya beberapa saat itu semangatnya

bagaimana. Mereka kan hanya bisa membayangkan saja “oh, hebat ya

kaisar Jepang”. Tapi dalam kenyataannya kan mereka tidak tahu jadi

Page 86: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

74

sebatas pemahaman saja untuk mereka itu. Yang ke-dua saat kita

menjelaskan tentang kerajaan-kerajaan, itu tempatnya dimana? seperti

apa? Lalu bekasnya mana? Kalau tudak ada kan kita juga susah.

b. Dalam hal keadaan siswa?

Jawab:

Jelas ada hambatan di keadaan siswanya ya. Anak bila di suruh

mendengarkan meski hanya sebentar kadang mereka mengantuk atau

ribut sendiri, terutama yang mengantuknya itu apa lagi bila bertepatan

jam mengajarnya itu di siang hari. Anak pasti mengantuk yang membuat

anak ribut dan tidak mendengarkan materi. Lalu mereka sendiri kan kalau

hanya di ceritakan kan tetap ingin tahu kejadian sebenarnya seperti apa.

c. Dalam hal lingkungan sekolah?

Jawab:

Lingkungan sekolah kita jauh dari sumber-sumber apapun yang berkaitan

dengan sejarah.

13. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran

tersebut

a. Dalam hal materi?

Jawab:

Ya untuk sementara ini bisa menggunakan slide powerpoint, penayangan

film dan dokumenter, yang penting tetap di ceritakan saja. Kita cerita lalu

sharing dengan anak-anak, mereka disuruh mencari ceritanya lalu kita

padukan. Sudah benar atau tidak nanti mencari informasi sejarah yang

Page 87: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

75

lain atau ahli sejarah yang dapat kita tanya. Di Batang itu kita punya pak

Mulyono dari MAN, itu pernah kita tanya juga kaitannya dengan Batang

“Legenda kota Batang”. Kan ada Batang sebagai ilmu dan Batang

sebagai legenda, itu saya tanyakan pak Mul “pak, kalau ada anak tanya

begini itu saya jawabnya bagaimana”. Kan bila sejarahnya tentang kita

kan enak, jadi kita harus mencari orang yang tahu tentang sumber sejarah

yang ada.

b. Dalam hal keadaan siswa?

Jawab:

Ya itu tadi. Kita mencari sumber sejarah dan sumber sejarah yang valid

jagan mengarang sendiri. Pernah juga saya menanyakan kepada dosen

Unnes “Pak, mengapa terkadang ada perbedaan tanggal bila sumber yang

diambil berbeda” itu kan bisa menjadi masalah juga kan. Misalkan

penyerangan terhadap Hiroshima dan Nagasaki bila di buku tertulis

tanggal 7, yang benar itu tanggal berapa? Ada beberapa pendapat juga

yang mengatakan adanya perbedaan waktu, satu daerah mengatakan

masih siang dan daerah lain sudah petang maka terjadilah perbedaan

tanggal pada sejarah. Makanya buku sumber yang dijadikan patokan itu

satu, jadi kita menjelaskan kepada anak-anak “Tanggal berapapu nyang

ada di bukumu yang penting di sesuaikan dengan buku ini”. Anak harus

dibegitukan agar mereka tidak kebingungan.

c. Dalam hal lingkungan sekolah?

Jawab:

Page 88: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

76

Jadi sementara ini untuk mengatasi sumber yang jauh tersebut ya kita

dapat bercerita. Kalau di Semarang kan banyak lokasi serta museumnya,

seperti museum Ronggowarsito kan anak bisa di ajak kesana. Kalau kita

mau kemana? Di Batang belum ada museum.

14. Bagaimana menurut ibu, apakah Kurikulum 2013 sudah efektif dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Karena ini merupakan sekolah ploting jadiya harus di paksakan untuk efektif.

Jadi seperti mau tidak mau harus mau. Karena kita sudah di plot dari sana

untuk melaksanakan kurikulum 2013 itu. Di Batang ini sendiri ada 6 sekolah

yang di ploting.

15. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan model penilaian pada mata palajaran

IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

Jawab:

Penilaian kan ada 2, penilaian hasil dengan penilaian proses ditambah lagi

dengan adanya kurikulum 2013 ini seperti sikap, karakter itu juga sekarang

ada. Untuk penilaian hasil kan kita menggunakan ulangan harian, ulanagan

mid semester, ulangan semester. Kalau untuk penilaian sikap, kemarin saya

menggunakan rubik setuju, sangat setuju, tidak setuju dan lain sebagainya.

Misalkan temanmu ada yang tidak membuat pekerjaan, skikapmu bagaimana?

Bila temanmu membuat keributan, sikapmu bagaimana? Lalu penilaian

akhlak juga sama menggunakan rubik. Lalu ditambah lagi dengan penilaian

proses kita mengamati anak-anak yang aktif dalam pembelajaran kemudian

Page 89: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

77

diskusi tetapi ya rubiknya tidak lengkap karena itu tadi, penilaiannya terlalu

banyak

16. Dengan Bapak/Ibu menerapkan Kurikulum 2013 apakah sedikit banyak dapat

membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya bisa, karena diskusi anak-anak dapat menggali informasi sendiri atau yang

sering kita sebut dengan problem solving. Dengan adanya problem solving

tersebut membuat kita lebih enjoy karena kita dapat membuat contoh-contoh

dari lingkungan sekitar, sehingga anak-anak menjadi tertarik an antusias

dalam proses pembelajaran. Dari pada hanya menggunakan metode caramah

yang membuat kita terus bercerita. Dengan adanya kurikulum 2013 ini maka

kita cukup menyaring jawaban dari siswa, setelah itu kita arahkan ke jawaban

yang benar. Sehingga memudahkan kita di pembelajaran sebenarnya, apa lagi

untuk mata pelajaran IPS. Kalau terus menerangkan saja ya melelahkan.

17. Dalam penerapan Kurikulum 2013 itu sendiri apakah ibu merasa ada

hambatan-hambatan?

Jawab:

Hambatan untuk penerapan kurikulum itu yang jelas pengetahuan awal kita,

terutama basic saya sendiri juga kurang. Karena pelatihan yang saya dapat itu

hanya PLPG saja. Yang sudah ikut PLPG kurikulum 2013 dianggap sudah

paham tentang kurikulum 2013. Kemudian pelatihan lain yang diadakan

sifatnya juga pengenalan. Waktu satu minggu itu kalau untuk memahami satu

sisi kurikulum itu ya masih sangat kurang mengingat pekerjaan kita sendiri

Page 90: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

78

saja masih banyak. Sehingga sosialisasi pengenalan kurikulum ini sangat

kurang sekali. Kemudian yang ke-dua adalah materinya, terutama untuk IPS

dikarenakan adaanya pengurangan jam yang menjadi tambah sedikit. Hanya

dengan 4 jam pembelajaran saja tetapi dengan materi yang begitu banyak

dikarenakan adanya tambahan materi sosiologi. Sehingga kita kerepotan

untuk membagi waktu, kadang-kadang sampai tidak seslesai materinya ya

dikarenakan banyaknya materinya itu, meskipun kita sudah merancangnya

dengan sedemikian rupa. Kadang-kadang antara jam pembelajarannya dengan

kalender afektifnya kadang tidak sesuai. Terkadang meskipun tidak libur

tetapi ada kegiatan apa misalnya kegitan perpisahan, itu juga mengganggu

waktu kita.

18. Jika ada bagaiamana cara ibu mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

Untuk mengatasi hambatan dari kurikulum tersebut ya saya harapkan adanya

pelatihan yang benar, yang sesuai dan pas agar kita benar-benar paham benar.

Kurikulum itu yang bagaimana, contohnya bagaimana, lalu diharapkan

kitanya juga terlibat sehingga bisa di nilai. Jadi di contohin dahulu, jagan di

ceramahi saja.

Page 91: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

79

WAWANCARA GURU IPS

Nama : Listya Tri K, SE

NIP : 197401312007012011

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Darimana sajakah sumber informasi mengenai Kurikulum 2013 yang Ibu

dapatkan?

Jawab:

Kemarin mengikuti pelatihan di Pekalongan. Selain itu di PLPG ada masalah

untuk Kurikulum 2013 itu. Lalu dalam kegiatan MGMP juga ada.

2. Apakah sosialisasi yang dilakukan pemerintah tentang Kurikulum 2013 dirasa

sudah cukup memadai?

Jawab:

Sebenarnya sosialisasi tersebut belum mencukupi, seharusnya ya ada lagi

kelanjutan dan tindak lanjutnya.

3. Pada Kurikulum 2013, mengenai Standar Kompetensi dan Silabus diatur oleh

pusat dan guru hanya berwenang mengelola kegiatan pembelajaran. Apakah

Ibu sependapat dengan kebijakan pemerintah tersebut?

Jawab:

Tidak setuju, dikarenakan guru merupakan orang yang secara langsusng

terjun ke kelas harusnya gurulah yang paling tahu suasana atau keadaan kelas

itu.

Page 92: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

80

4. Dalam kurikulum 2013, pemerintah menggunakan buku teks siswa dan buku

pengangan guru sebagai sumber belajar. Apakah Ibu menyetujui hal tersebut?

Jawab:

Ya setuju, karena buku tersebut dapat dijadikan acuan ajar. Tetapi buku

teksnya itu kalau di lihat itu kurang lengkap, maksudnya isinya itu kurang

lengkap jadi harus mencari bahan dari sumber lain.

5. Apakah Ibu nenggunakan buku lain selain buku siswa yang telah diterbitkan

pemerintah?

Jawab:

Ya paling-paling melihat di internet. Karena di buku lain kadang ada tapi

lebih lengkapnya kan di internet. Saya kadang juga menagambil buku dari

perpus

6. Bagaimana pendapat Ibu bahwa dalam Kurikulum 2013 lebih menekankan

pada pendekatan saintifik?

Jawab:

Saya sangat setuju dengan penggunaan pendekatan saintifik karena siswa di

tuntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaan. Kadang waktunya itu

kurang tapi ya sebisa mungkin membuat alokasi waktunya itu agar bisa pas,

sesuai dengan pembagian waktu-waktunya itu.

7. Alat atau media apa sajakah yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran

IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

Jawab:

Kadang ya peta, globe selain itu ya mengambil dari buku dan yang lain-lain.

Page 93: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

81

8. Apakah semua media yang diperlukan telah tersedia? Jika alat tersebut tidak

ada, apa solusi sebagai penggantinya?

Jawab:

Sebagian besar ya sudah dipenuhi oleh pihak sekolah, bila sekiranya kurang

paling mencari referensi di internet atau referensi lainnya.

9. Apakah ada perbedaan dengan teknik dan metode yang ibu gunakan sebelum

dan sesudah diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPS

Sejarah?

Jawab:

Ya ada perbedaannya, kalau kurikulum lama kan biasanya yang lebih aktif

gurunya tapi sekarangkan diusahakan walaupun gurunya tetap harus aktif tapi

ya anaknya juga harus lebih aktif.

10. Apakah teknik atau metode tersebut memberikan semangat bagi siswa untuk

mengikuti pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Sepertinya ya tergantung siswanya ya. Bila siswanya bersungguh-sunggu ya

iya.

11. Apakah teknik atau metode tersebut mendorong siswa lebih aktif dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya lebih aktif, kalau menggunakan teknik dan metode yang aneh bagi mereka

tentu senang lah anak-anaknya.

Page 94: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

82

12. Selama ibu mengajar mata pelajaran IPS Sejarah hambatan-hambatan apa

yang ibu rasakan dalam:

a. Dalam hal materi?

Jawab:

Kadangkan dalam keadaan tertentu siswa sudah di suruh aktif tetapi tetap

saja belum memahami materi, apa lagi bila materi tersebut berkaitan

dengan sejarag yang mengisahkan tentang masa lalu.

b. Dalam hal keadaan siswa?

Jawab:

Siswanya kalau mencari materi kurang lengkap karena sumbernya hanya

buku paket, terus anak di SMP 1 sendiri kan tidak boleh membawa

laptop, hp dan alat elektronik lain jadi kan susah bila langsung mencari

seumberlain segera.

c. Dalam hal lingkungan sekolah?

Jawab:

Tidak ada kendala karena lingkungan sekolah memang sudah nyaman.

13. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran

tersebut

a. Dalam hal materi?

Jawab:

Gurunya harus yang lebih aktif dahulu emcari materi dan memilih alat

atau media yang tepat, agar siswa mudah untuk memahami materi.

b. Dalam hal keadaan siswa?

Page 95: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

83

Jawab:

Ya biasanya bila harus mencari sumber-sumber lain ya di buat tugas di

rumah. Sebenarnya lab komputer terbuka untuk siswa tetapikan jumlah

komputer terbatas sehingga siswa harus bergantian untuk

menggunakannya maka kalau tidak dibuat tugas rumah akan

mengganggu jam pembelajaran.

14. Bagaimana menurut ibu, apakah Kurikulum 2013 sudah efektif dalam

pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya sementara ini sudah efektif lah

15. Bagaimana cara Bapak/Ibu menerapkan model penilaian pada mata palajaran

IPS Sejarah yang sesuai dengan Kurikulum 2013?

Jawab:

Kan penilainnya banyak ya. Ya dari beberapa tugas anak baik itu tugas

kelompok maupun individu terus dari ulangan harian, mid semester, dan

semester. Sealain itu juga kepribadian.

16. Dengan Bapak/Ibu menerapkan Kurikulum 2013 apakah sedikit banyak dapat

membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran IPS Sejarah?

Jawab:

Ya sedikit mengatasi lah.

17. Dalam penerapan Kurikulum 2013 itu sendiri apakah ibu merasa ada

hambatan-hambatan?

Jawab:

Page 96: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

84

Ya itu, penerapannya kadang terkendala di penilaian memang kalau dilihat

kan contohnya banyak sekali tapi setelah berjalan bisa teratasi. Terus untuk

penerapannya ke siswa misalkan, ya siswa kadang untuk di suruh aktif sendiri

masih sulit lah, harusnya guru dulu yang lebih aktif.

18. Jika ada bagaiamana cara ibu mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawab:

Ya itu tadi mas, guru harus lebih aktif dan anak diberi tugas agar anak

tersebut lebih aktif dalam pembelajaran.

Page 97: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

85

Lampiran 6 Hasil Lengkap Wawancara Siswa

WAWANCARA SISWA

Nama : Tri Turuti

Kelas : IX

Alamat : Tegalsari Kandeman Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Selain menggunakan buku teks, Bu Dinok menggunakan buku dari

perpustakaan juga.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

Menggunakan LCD dan juga peta.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Jawab:

Terkadang di minta untuk berkelompok.

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Jawab:

Menarik

Page 98: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

86

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Jawab:

Lumayan.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Iya.

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Nyaman.

Page 99: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

87

WAWANCARA SISWA

Nama : Shollu Ammanatul Karima

Kelas : IX

Alamat : Kasepuhan Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Tidak hanya buku teks saja, tetapi juga menggunakan internet, buku-buku

KTSP dan buku-buku lainnya.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

Menggunakan alat media seperti LCD, proyektor, laptop, peta, pengeras

suara dan lain sebagainya.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Pertama biasanya ibu guru menjelaskan materi terlebih dahulu, setelah itu

memberikan pertanyaan kepada kami secara individu mapun kelompok.

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Jawab:

Page 100: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

88

Iya menarik, karena selain menggunakan buku teks bu guru juga

menggunakan media yang menarik.

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Jawab:

Iya cukup aktif si, karena bu guru sering memberikan pertanyaan jadi saya

sering mencoba untuk menjawabnya.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Ya dapat memahami karena pembelajarannya sangat seru dan menarik

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Iya lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar apa lagi susana

sekolah yng dipenuhi dengan tumbuhan membuat segar.

Page 101: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

89

WAWANCARA SISWA

Nama : Tri Choirul Imam

Kelas : IX

Alamat : Kandeman Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Tidak hanya buku teks tetapi bu guru juga menggunakan buku lain seperti

buku KTSP dan buku di perpustakaan yang lainnya yang masih ada

kaitannya dengan materi IPS. Selain itu bu Dinok juga terkadang

memberikan tugas menggunkan internet.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

Menggunakan seperti LCD, proyektor, peta, dan lain sebagainya.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Jawab:

Beliau menjelaskan materi yang akan di bahas. Keudian beliau

memberikan pertanyaan kepada kami.

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Page 102: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

90

Jawab:

Menarik, karena menyenangkan

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Jawab:

Aktif, karena berusaha untuk selalu menjawab pertanyaan dari guru.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Sangat.

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Sudah, karena banyak tumbuhan sehingga membuat suasana sekolah

menjadi sejuk.

Page 103: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

91

WAWANCARA SISWA

Nama : M. Tamam Huda

Kelas : VIII

Alamat : Warungasem Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Hanya menggunakan buku teks saja dan sekali-kali menggunakan buku

dari perpustakaan.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

Menggunkan LCD dan terkadang menggunakan peta.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Jawab:

Bekerjasama dan dibuat kelompok.

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Jawab:

Menarik, karena pelajarannya menyenangkan

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Page 104: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

92

Jawab:

Ya biasah saja, tetapi saat diberikan kuis kalau sekiranya bisa ya di jawab.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Lebih muda dipahami saat dibentuk kelompok.

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Nyaman.

Page 105: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

93

WAWANCARA SISWA

Nama : Hendrik Janranza

Kelas : VIII

Alamat : Kauman Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Hanya buku teks saja.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

LCD dan peta.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Jawab:

Menerangkan setelah itu dibuat kelompok,

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Jawab:

Menarik.

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Jawab:

Page 106: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

94

Insya Allah aktif kalau ada tanya jawab.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Iya.

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Nyaman.

Page 107: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

95

WAWANCARA SISWA

Nama : Luksita Eva Maulida

Kelas : VIII

Alamat : Kauman Batang

Tanggal : 13 Agustus 2015

1. Selama mengajar, apakah Bapak/Ibu guru IPS hanya menggunakan buku

teks yang diberikan pemerintah atau menggunakan buku lain juga?

Jawab:

Tidak, bu guru juga menggunkan buku lain dari perpus dan dari internet.

2. Alat dan media pembelajaran apa sajakah yang pernah digunakan

Bapak/Ibu guru IPS saat proses belajar mengajar berlangsung?

Jawab:

LCD, atlas, internet.

3. Bagai mana cara Bapak/Ibu guru IPS saat mengajar?

Jawab:

Menerangkan pelajaran yang sedang dipelajari setelah itu membuat

kelompok serta kuis juga.

4. Apakah cara pengajarannya menarik?

Jawab:

Menarik dan tidak membosankan karena cara pengajarannya selalu

berbeda-beda setiap harinya dalam pembelajaran.

Page 108: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

96

5. Apakah kamu aktif saat kegiatan belajar di sekolah?

Jawab:

Lumayan aktif.

6. Apakah dengan metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu guru IPS

dapat membuat kamu lebih memahami pelajaran?

Jawab:

Lebih nyaman dengan metode sambil bermain, karena membuat lebih asik

dan lebih memahami pelajaran.

7. Apakah lingkungan sekolah sudah nyaman untuk belajar?

Jawab:

Belum terlalu nyaman karena terkadang ada kelas yang berisik

Page 109: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

97

Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1 Wawancara dengan Bapak M. Toha Mustofa

Gambar 2 Wawancara dengan Ibu Dinok Sudiami

Page 110: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

98

Gambar 3 Wawancara dengan Ibu Listya Tri K

Gambar 4 Wawancara dengan Tri Turuti

Page 111: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

99

Gambar 5 Wawancara dengan Shollu Ammanatul Karima (kiri) dan Tri Choirul

Imam (dua dari kiri)

Gambar 6 Wawancara dengan M. Tamam Huda (kiri) dan Hendrik Janranza ( dua

dari kanan)

Page 112: UPAYA GURU DALAM MENGATASI HAMBATAN PEMBELAJARAN ...

100

Gambar 7 Wawancara dengan Luksita Eva Maulida