UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.!...

6
PROCEEDING OF THE 5 th INAGA ANNUAL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIBITIONS Yogyakarta, March 7 – 10, 2001 1 AS O SI A SI PAN ASBU M I I ND O N E S IA UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan Operasi Eksploitasi Area Panasbumi EP Kamojang Kata kunci : Pemboran, Panasbumi, hambatan, pompakan lumpur rate tinggi (atasi jepitan) – efisiensi (hemat waktu dan biaya). INTISARI Dalam operasi pemboran sumur Panasbumi harus menembus zona reservoir di struktur patahan yang dicirikan oleh adanya loss sirkulasi. Kondisi ini merupakan salah satu problema pemboran apabila pada saat menembus zona loss tersebut tidak cepat diantisipasi. Pada saat menembus zona loss harus cepat mengangkat rangkaian semaksimal mungkin untuk mencegah terjepitnya rangkaian disebabkan oleh serbuk bor di annulus yang terhisap oleh adanya pengaruh zona loss. Pencegahan yang juga harus dilakukan adalah sirkulasi bersih setiap joint kemajuan pemboran. Problema yang sering terjadi pada zona loss tersebut adalah terjepitnya rangkaian oleh tertumpuknya serbuk pemboran di atas pahat atau stabilizer akibat sirkulasi tidak bersih dan terhisap masuk ke zona loss. Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi problem tersebut, salah satu metode yang efektif adalah dengan pemompaan rate tinggi yang didasarkan pada gabungan teori “U” tube dan teori adanya puncak cairan pada saat well completion test. Metode ini terbukti efektif dilakukan di sumur KMJ-62 dan KMJ-73 yang mengalami hambatan operasi dengan terjepitnya rangkaian yang disebabkan oleh tertumpuknya serbuk dan terjadinya lubang kunci (key seat). Dengan melakukan upaya ini dapat dihemat waktu dan biaya pemboran yang tinggi akibat dari problema terjepitnya rangkaian bor. 1. PENDAHULUAN Tujuan utama pemboran sumur panasbumi adalah menemukan zona reservoir yang dicirikan dengan adanya daerah loss sirkulasi, dimana dengan adanya zona loss sirkulasi ini akan menyulitkan operasi pemboran sumur itu sendiri karena harus dilakukan bor buta untuk dapat mencapai kedalaman sesuai dengan program yang telah direncanakan. Untuk menghindari bertambah besar biaya atau gagalnya pemboran sumur panasbumi, maka perlu persiapan dan pengkajian penanganan masalah didalam lubang bor yang diakibatkan harus dilakukannya bor buta (blind drilling). Salah satu metode yang efektif dilakukan di Area Pabum EP Kamojang dalam menangani masalah jepitan (sangkutan) adalah pemompaan lumpur dengan rate tinggi mengikuti metode “U” tube (pipa “U”) dan data hasil well completion, bahwa dengan dipompakannya air dengan rate tinggi akan diperoleh puncak cairan didalam lubang sumur. Metode ini telah digunakan di sumur KMJ-62 dan KMJ- 73, sehingga operasi pemboran dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang direncanakan. Meskipun tidak dapat dihindari bahwa dengan dipompakannya lumpur akan merusak kondisi reservoir, namun metode ini yang paling efektif dan pada akhirnya dapat mengurangi biaya pemboran sumur 2. PEMBORAN SUMUR PANASBUMI KAMOJANG Zona reservoir sumur-sumur panasbumi Kamojang rata- rata dijumpai pada kedalaman 600 – 900 mku yang dicirikan dengan dijumpainya zona loss sirkulasi. Loss sirkulasi di sumur panasbumi kebanyakan disebabkan oleh cavernous formation dan struktur formasi (faults atau fractures). Seringkali loss sirkulasi ini dijumpai juga bukan pada zona reservoir dimana untuk mempermudah pelaksanaan operasi pemboran harus dilakukan penyumbatan baik dengan loss circulation material (LCM) tergantung pada besarnya loss sirkulasi yang terjadi. Pada dasarnya zona loss sirkulasi seharusnya dihindari dalam proses pemboran sumur, karena dapat mengakibatkan bertambahnya biaya pemboran berupa biaya lumpur bor serta akibat yang ditimbulkan seperti pipa terjepit atau semburan liar, akan tetapi zona loss sirkulasi inilah yang merupakan reservoir dan dicari pada sumur panasbumi, sehingga harus dilakukan bor buta (blind drilling) untuk mencapai kedalaman yang diprograman. Oleh karena itu diperlukan kemampuan khusus untuk dapat berhasil menyelesaikan pemboran sesuai dengan tujuan yang telah rencanakan. 2.1. Pemboran Sumur KMJ-62 Sumur KMJ-62 dibor pada tahun 1995 dengan kedalaman akhir 1090 mku dalam waktu 40 hari dengan teknik pemboran berarah (Gambar-1).

Transcript of UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.!...

Page 1: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

PROCEEDING OF THE 5th INAGA ANNUAL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIBITIONSYogyakarta, March 7 – 10, 2001

1

AS

OSIA

SI PANASBUM I INDONE

S IA

UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATETINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG

Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Operasi Eksploitasi Area Panasbumi EP Kamojang

Kata kunci : Pemboran, Panasbumi, hambatan, pompakan lumpur rate tinggi (atasi jepitan) – efisiensi (hemat waktu danbiaya).

INTISARI

Dalam operasi pemboran sumur Panasbumi harus menembus zona reservoir di struktur patahan yang dicirikan oleh adanyaloss sirkulasi. Kondisi ini merupakan salah satu problema pemboran apabila pada saat menembus zona loss tersebut tidak cepatdiantisipasi.

Pada saat menembus zona loss harus cepat mengangkat rangkaian semaksimal mungkin untuk mencegah terjepitnya rangkaiandisebabkan oleh serbuk bor di annulus yang terhisap oleh adanya pengaruh zona loss. Pencegahan yang juga harus dilakukan adalahsirkulasi bersih setiap joint kemajuan pemboran.

Problema yang sering terjadi pada zona loss tersebut adalah terjepitnya rangkaian oleh tertumpuknya serbuk pemboran di ataspahat atau stabilizer akibat sirkulasi tidak bersih dan terhisap masuk ke zona loss. Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasiproblem tersebut, salah satu metode yang efektif adalah dengan pemompaan rate tinggi yang didasarkan pada gabungan teori “U”tube dan teori adanya puncak cairan pada saat well completion test.

Metode ini terbukti efektif dilakukan di sumur KMJ-62 dan KMJ-73 yang mengalami hambatan operasi dengan terjepitnyarangkaian yang disebabkan oleh tertumpuknya serbuk dan terjadinya lubang kunci (key seat). Dengan melakukan upaya ini dapatdihemat waktu dan biaya pemboran yang tinggi akibat dari problema terjepitnya rangkaian bor.

1. PENDAHULUAN

Tujuan utama pemboran sumur panasbumi adalahmenemukan zona reservoir yang dicirikan dengan adanyadaerah loss sirkulasi, dimana dengan adanya zona losssirkulasi ini akan menyulitkan operasi pemboran sumuritu sendiri karena harus dilakukan bor buta untuk dapatmencapai kedalaman sesuai dengan program yang telahdirencanakan.

Untuk menghindari bertambah besar biaya atau gagalnyapemboran sumur panasbumi, maka perlu persiapan danpengkajian penanganan masalah didalam lubang bor yangdiakibatkan harus dilakukannya bor buta (blind drilling).

Salah satu metode yang efektif dilakukan di Area PabumEP Kamojang dalam menangani masalah jepitan(sangkutan) adalah pemompaan lumpur dengan ratetinggi mengikuti metode “U” tube (pipa “U”) dan datahasil well completion, bahwa dengan dipompakannya airdengan rate tinggi akan diperoleh puncak cairan didalamlubang sumur.

Metode ini telah digunakan di sumur KMJ-62 dan KMJ-73, sehingga operasi pemboran dapat diselesaikan lebihcepat dari waktu yang direncanakan. Meskipun tidakdapat dihindari bahwa dengan dipompakannya lumpurakan merusak kondisi reservoir, namun metode ini yangpaling efektif dan pada akhirnya dapat mengurangi biayapemboran sumur

2. PEMBORAN SUMUR PANASBUMIKAMOJANG

Zona reservoir sumur-sumur panasbumi Kamojang rata-rata dijumpai pada kedalaman 600 – 900 mku yangdicirikan dengan dijumpainya zona loss sirkulasi. Losssirkulasi di sumur panasbumi kebanyakan disebabkanoleh cavernous formation dan struktur formasi (faultsatau fractures).Seringkali loss sirkulasi ini dijumpai juga bukan padazona reservoir dimana untuk mempermudah pelaksanaanoperasi pemboran harus dilakukan penyumbatan baikdengan loss circulation material (LCM) tergantung padabesarnya loss sirkulasi yang terjadi.

Pada dasarnya zona loss sirkulasi seharusnya dihindaridalam proses pemboran sumur, karena dapatmengakibatkan bertambahnya biaya pemboran berupabiaya lumpur bor serta akibat yang ditimbulkan sepertipipa terjepit atau semburan liar, akan tetapi zona losssirkulasi inilah yang merupakan reservoir dan dicari padasumur panasbumi, sehingga harus dilakukan bor buta(blind drilling) untuk mencapai kedalaman yangdiprograman. Oleh karena itu diperlukan kemampuankhusus untuk dapat berhasil menyelesaikan pemboransesuai dengan tujuan yang telah rencanakan.

2.1. Pemboran Sumur KMJ-62

Sumur KMJ-62 dibor pada tahun 1995 dengan kedalamanakhir 1090 mku dalam waktu 40 hari dengan teknikpemboran berarah (Gambar-1).

Page 2: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

Upaya Atasi Jepitan di Zona Loss Dengan Metode Pemompaan Rate Tinggi di Sumur-Sumur Panasbumi Kamojang Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Puncak reservoir (partial loss sirkulasi) dijumpai padakedalaman 722 mku dan total loss pada kedalaman 829mku.

Pada saat bor menembus zona loss sirkulasi ini terjadi 3(tiga) kali jepitan dan sekali semburan (tabel-1) yangdapat diatasi dengan total waktu 53 jam dengan kondisiterberat pada jepitan ketiga selama 48 jam.

Jepitan pertama terjadi dikedalaman 1012 mku saat akanmenyambung drill pipe, atasi sangkutan dengan naik-turunkan rangkaian overpull 3 ton dan spot 3 m3 lumpurkental, berhasil bebaskan sangkutan.

Lanjut bor buta sampai kedalaman 1032 mku, terjadisangkutan (jepitan) kedua dikedalaman 1016 mku, atasidengan naik-turunkan rangkaian dan reaming serta spotlumpur kental, berhasil.

Jepitan ketiga terjadi pada saat akan cabut rangkaianuntuk menyambung drill pipe di kedalaman 1061 mkudan terjad semburan. Atasi semburan dengan tutupannular BOP serta pompakan air ke annulus ± 250 lpm,berhasil atasi semburan. Atasi jepitan dengan naik-turunkan rangkaian (tarik 10 ton dan dudukkan 2 tonsambil lakukan jaring up 20 kali), tidak berhasil.

Masukan 20 m3 campuran oli bekas dan mill free lewatannulus dan naik-turunkan rangkaian sambil jaring up200 kali coba lakukan putar rangkaian (torque tinggi),belum berhasil.

Atasi dengan regang lepas (working pipe) sebanyak 250kali dengan tarikan 115 ton dan dudukkan kejut, belumberhasil.

Lakukan pemompaan lumpur kental 70 m3 dengan SPM= 2 x 120 (2400 lpm) dan angkat rangkaian 115 ton (beratrangkaian 45 ton) serta putar rangkaian, berhasilbebaskan jepitan. Cabut rangkaian sampai permukaandengan reaming up sampai kedalaman 1039 mku.

Akhirnya sumur KMJ-62 dapat diselesaikan sampaikedalaman 1100 mku.

2.2. Pemboran Sumur KMJ-73

Sumur KMJ-73 dibor pada tahun 2000 dengan kedalamanakhir 1500 mku dalam waktu 58 hari dengan teknikpemboran berarah (Gambar-2).

Partial loss di sumur KMJ-73 ditembus mulai kedalaman1150 mku dan total loss mulai kedalaman 1238 mku.

Pada trayek selubung 7” terjadi terjadi 5 (lima) kalijepitan (sangkutan) yang dapat diatasi dengan total waktu44 jam (tabel-2), empat kali pada zona loss sirkulasi dansekali sebelum menembus zona loss sirkulasi.

Jepitan pertama terjadi pada kedalaman 1007 mku padasaat kondisikan lubang (reaming setelah dilakukanpemboran dengan mud motor), diatasi dengan reganglepas (working pipe) overpull 45 ton, rangkaian bebas.

Pada saat menembus zona total loss terjadi jepitan keduapada kedalaman 1238 mku, atasi dengan pemompaanlumpur 70 m3 SPM 2 x 110 (2200 lpm) tekanan 1200 psidan regang lepas overpull 55 ton, berhasil.

Pada saat akan sambung drill pipe rangkaian terjepit di1246 mku, atasi jepitan dengan regang lepas over pull 45ton dan jaring up 6 kali, berhasil.

Lanjut bor buta sampai dengan 1251 mku, saat angkatkelly rangkaian terjepit, atasi jepitan dengan regang lepasover pull 45 ton, jaring up 24 kali dan pompakan 105 m3

lumpur kental dengan SPM 2 x 110, tekanan 1200 Psi,berhasil.

Setelah mencapai kedalaman akhir 1500 mku, saat shorttrip terjadi jepitan di 1207 mku. Atasi dengan reaming upsampai 1185 mku, berhasil.

Cabut rangkaian sampai dengan 1238 mku, terjadisangkutan (jepitan), atasi dengan jaring down 120 kali,pompakan 25 m3 campuran lumpur kental + olie bekasdengan rate 2 x 110 SPM tekanan 1200 psi dan reamingup 1238 – 1019 mku, regang lepas sampai over pull 35Ton, reaming up dari 1019 – 999 mku, rangkaian bebas,cabut rangkaian pahat 8 1/2" sampai dengan permukaan.

3. JEPITAN

3.1. Sebab-sebab Jepitan

Ada tiga penyebab utama terjadinya jepitan :− Caving, sloughingTerjadi apabila pemboran menembus lapisan shale ataubatuan yang tidak stabil dan mudah runtuh.

Gejala yang tampak pada problem ini antara lain :! Tekanan pompa naik.! Serbuk bor bertambah.! Terjadi sangkutan (drag, bridges)! Torsi naik.! Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasimasalah ini antara lain sirkulasi yang intensif (turunkanwater loss, pelumasan) dan kemudian perendaman(spotting) dengan minyak atau oil soluble surfactant.− Key seat

Key seat atau lubang kunci ini dapat terjadi padalubang bor yang miring karena adanya gesekan pipabor dengan dinding lubang bor bagian atas danmembentuk semacam lubang kunci.

Page 3: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

Upaya Atasi Jepitan di Zona Loss Dengan Metode Pemompaan Rate Tinggi di Sumur-Sumur Panasbumi Kamojang Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Biasanya terjadi sewaktu mencabut rangkaian pipabor, sirkulasi pada saat itu dapat berjalan dengannormal.

Untuk pencegahannya dapat dilakukan denganmenghindari belokan tajam (dog leg) yang disarankantidak lebih dari 3°/100 ft.

− Differential pressure stickingJepitan ini dapat terjadi bila :! Formasi porous dan permeable.! Lumpur terlalu berat sehingga tekanan hidrostatis

lumpur jauh melebihi tekanan formasi.! Lumpur kurang stabil (water loss tinggi, mud cake

tebal).

Dalam hal ini tidak tampak adanya gejala sebelumjepitan, dapat terjadi pada sumur miring maupun sumurtegak.

3.2. Mengatasi Jepitan

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasijepitan adalah :− Sirkulasi (“U” tube technique)

Sirkulasi merupakan cara yang sering diterapkanuntuk membebaskan pipa yang terjepit, tergantungpada sebab-sebab terjadinya jepitan :! Apabila disebabkan guguran formasi atau serbuk

bor, lakukan sirkulasi intensif dan penambahanpelumas pada lumpur bor.

! Apabila jepitan karena perbedaan tekanan(differential pressure sticking), lakukan sirkulasidengan berat lumpur yang dikurangi.

− PerendamanApabila jepitan disebabkan oleh guguran formasi atauserbuk bor maka dapat dipompakan cairan perendampada posisi titik jepit. Sambil direndam pipa dicobadigerakkan naik turun atau diputar.

Waktu perendaman dapat singkat atau sampaibeberapa jam. Sebagai cairan perendam dapat dipakaiminyak, oil base mud, invert oil emulsion mud, asam(HCl), atau yang populer saat ini adalah oil solublesurfactant (misalnya pipe lax) yang dilarutkan dalamdiesel oil dengan jumlah rata-rata satu gallonsurfactant untuk setiap barrel minyak. Dalam hal iniperlu diperhitungkan agar cairan perendam benar-benar berada didaerah jepitan.

− Penentuan Titik JepitBila pipa terjepit, maka perlu diketahui padakedalaman berapa pipa terjepit. Ada dua cara yangdapat dipakai, ialah metode tarikan (stretch method)atau dengan free point indicator.

! Metode Tarikan (Stretch Method)Metode ini merupakan hubungan antara beban tarikandan perpanjangan yang dihasilan sebagai aplikasi dariYoung’s Modules of Elasticity, denganmempergunakan persamaan :

L =735294 x e x W

PDimana:

L = panjang pipa yang bebas, feet.e = perpanjangan (stretch), inch.W = berat pipa, lbs/ft.P = tarian/overload, lbs.

Cara pengukuran adalah tarik terlebih dahulu pipasampai keadaan tegang, angkat lagi pipa dengan gayatambahan P (overload) dan ukur pemanjangan pipa.Penentuan titik jepit dengan cara ini tidak tepat, tetapihanya mendekati.

! Free Point IndicatorPekerjaan ini merupakan jasa dari perusahaanlogging. Prinsip kerjanya adalah apabila pipa yangterjepit diangkat atau ditarik, maka yang tertarikhanyalah bagian pipa diatas titik jepit. Apabila sensorditurunkan kedalam pipa bor yang terjepit, kemudianpipa ditarik, sensor akan memberi indikasi hanya bilasensor masih berada diatas titik jepit. Pekerjaan inidapat diulangi beberapa kali sampai sensor beradadidaerah jepitan.

4. ATASI JEPITAN DENGAN PEMOMPAANLUMPUR RATE TINGGI

Dilihat dari kronologis pemboran sumur KMJ-62 maupunsumur KMJ-73 hampir semua jepitan terjadi di zona losssirkulasi, oleh karena zona loss sirkulasi tidak bisa kitahindari maka harus kita antisipasi dengan persiapan danpenanganan yang sebaik mungkin untuk mengurangiresiko bertambahnya biaya pemboran sebagai akibat daribor buta di zona loss sirkulasi ini.

Penyebab terjadinya jepitan pada sumur-sumur diataskemungkinan adalah akibat dari :" Adanya serbuk bor yang belum keluar dari lubang bor

dan terhisap oleh formasi karena terjadinya total losssirkulasi.

" Penumpukan serbuk bor yang tidak dapat tersirkulasidan masuk kedalam struktur formasi (rekahan).

" Adanya belokan yang terlalu tajam (dog leg besar).

Prosedur yang harus dilakukan apabila telah masuk ketrayek selubung 7” melakukan adalah break sirkulasisampai lubang benar-benar bersih dari serbuk bor danangkat rangkaian setinggi mungkin apabila menembuszona loss total.

Page 4: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

Upaya Atasi Jepitan di Zona Loss Dengan Metode Pemompaan Rate Tinggi di Sumur-Sumur Panasbumi Kamojang Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Hal ini merupakan tindakan preventif yang dapatdilakukan untuk menghindari terjadinya sangkutan ataujepitan.

Kesulitan yang dihadapi dalam bor buta lubang berarahadalah menghindari dog leg yang besar karena pengaruhdari struktur formasi dan kesulitan dilakukannya survey.

Apabila telah terjadi jepitan, kesulitan yang dihadapiadalah tidak dapat dilakukannya perendaman pada daerahjepitan.

Oleh karena itu dengan memperhatikan data wellcompletion, bahwa dengan dipompakannya air rate tinggimaka akan ditemukan puncak cairan, dan teori “U” tubeserta perendaman, maka dilakukan pemompaan lumpurdengan rate tinggi.

Dalam melakukan metode ini harus diperoleh tekanantinggi yang mencirikan adanya kolom fluida di anulusyang akan membersihkan tumpukan serbuk bor (guguranformasi) di titik jepit, atau paling tidak memberikan efekpelumasan dan memposisikan rangkaian di tengah lubangyang akan sangat membantu efektifitas kerja jar atau efekregang lepas (working pipe).

Dari data pemboran sumur KMJ-62 dapat dilihat bahwapenyebab jepitan paling dominan adalah tertumpuknyaserbuk bor (guguran formasi), dilihat dari terjadinyasemburan sumur. Dengan hanya melakukan working jarataupun regang lepas (working pipe) tidak memberikanhasil yang diharapkan.

Sedangkan pada sumur KMJ-73 disebabkan olehterjadinya key seat (lubang kunci) kombinasi dengantertumpuknya serbuk bor dengan kenyataan bahwa padasaat pemboran sampai kedalaman 1500 mku dandilakukan short trip tidak terdapat tanda-tanda adanyasangkutan, akan tetapi pada saat cabut rangkaian terjadisangkutan (jepitan), dengan memperhatikan pengalamanKMJ-62 maka dilakukan metoda pemompaan lumpur ratetinggi.

5. KESIMPULAN & SARAN

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan :1) Kondisi reservoir (permeabilitas) berbanding lurus

dengan rate pemompaan, semakin besarpermeabilitas semakin besar pemompaan dansemakin tinggi tekanan.

2) Metode pemompaan lumpur dengan rate tinggi lebihefektif dilakukan untuk mengatasi jepitan di zonaloss yang disebabkan oleh tertumpuknya serbuk bor(guguran formasi) dan key seat (lubang kunci)ataupun kombinasi keduanya, dengan syarat tidakterjadinya kerusakan formasi akibat tekanan tinggi.

Saran :

1) Untuk menghindari terjadinya jepitan (sangkutan)pada zona loss sirkulasi, usahakan sirkulasi lubangbenar-benar bersih untuk menghindari tertumpunyaserbuk bor (cutting) akibat efek hisap dari zona loss.

2) Perhatikan kondisi reservoir dalam mempergunakanmetode ini, segera ganti pemompaan dengan airapabila rangkaian sudah terbebas dari jepitan.

6. REFERENSI

Anonim; “Drilling Problem Course For PertaminaModule No. 5 Stuck Pipe & Fishing”; Patra UtamaHuman Resources Development, 1986.

Lapeyrouse, Norton J.; “Formulas and Calculations forDrilling Production and Workover”; Gulf PublishingCompany, Houston, Texas, 1992.

L.M. Edwards, G.V. Chilingar, H.H. Rieke III, W.H.Fertl; “Handbook of Geothermal Energy”; GulfPublishing Company, Houston, Texas, 1982.

Sudarsono, Ir.; “Hambatan Dalam Pemboran”; PusatPengembangan Tenaga Perminyakan Dan Gas Bumi;Cepu.

Laporan harian pemboran sumur KMJ-62.

Laporan harian pemboran sumur KMJ-73.

Page 5: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

Upaya Atasi Jepitan di Zona Loss Dengan Metode Pemompaan Rate Tinggi di Sumur-Sumur Panasbumi Kamojang Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Tabel-1Kronologis jepitan di KMJ-62

KedalamanBor (mku)

Titik Jepit(mku)

Kondisi PenangananWaktu

(jam:mnt)1012 1006 Bor formasi, saat akan

sambung rangkaian.• Naik-turunkan (regang lepas)

rangkaian.• Spot lumpur kental.

03:00

1022 1016 Bor formasi. • Naik-turunkan rangkaian (workingpipe).

• Spot lumpur kental.

03:00

1061 1061 Bor formasi, terjadisemburan.

• Naik-turunkan rangkaian (tarik 100ton dan dudukkan 20 ton) jaring up20 kali.

• Spot 20 m3 campuran oli bekas +mill free lewat annulus jaring up 102kali, lakukan putar torque tinggi.

• Tarik rangkaian 110 ton sambiljaring up 78 kali.

• Regang lepas jaring up 250 kalidengan tarikan 115 ton.

• Spot lumpur dengan rate 2 x 120SPM, angkat rangkaian 115 ton(jaring up 2 kali), putar rangkaian,berhasil lepas.

48:00

��������������

��������������

C sg .9 5 /8 ";C -95 ;43 ,5#;B TC -R 2S hoe d i 896 m K U.

F . C o llar 9 5 /8 " d i 885.7 9 m K U .

������������������������

���������������������

��������������������������������

����������������

������

��������

���������������������

������������

��������������

����������

B as is p en guk u ran ked a lam an ad a lah lan ta i b or N T -45 /I.K et ingg ian lan ta i bor 5 ,40 m .149 0 m .d.p .l

B lind liner 7 ";C -95 ;26# ;B TC -R 2852 ,83 s /d 1138,34 m K U .

P R O F IL S U M U R K M J -73

Lub ang 2 6"126 m .

Lub ang 1 7 1 /2"350 m K U

Lub ang 3 6"30 m

K O P d i 4 50 m .

Lub ang 1 2 1 /4"901 m K U .

Luban g 8 1 /2 "± 1500 m K U

T op l in er h an g er851,37 m K U .

C sg .20";K -55 ;94 # ;B T C -R 2S h oe d i 1 19 ,63 m .

S tove P ip e 30 "S h oe d i 3 0 m

F loa t C o llar 13 3 /8 " d i ± 333 .82 m .

C sg .13 3 /8 ";C -95 ;61# ;B TC -R 2S hoe d i 344 m .

D S C C 9 5 /8" d i 339.5 3 m K U .

S lot ted l in er 7";C -95 ;2 9# ;B T C -R 2113 8,34 s /d 1491 m K U (shoe).

���������������������������������������

����������������������

P artia l L oss115 0 m K U .

Gambar-2 Profil sumur KMJ-73

����������������

��������������

C sg .9 5 /8 ";C -95 ;47# ;B TC -R 2S hoe d i 700 m K U .

F loat C o llar 9 5 /8 " d i 680 ,45 m K U .

���������������������������

������������������������

���������������������������������

������������������

��������

��������

������������

���������������

����������������

������������

B as is p engukuran keda lam an ada lah lan ta i b o r N T -45 /I.K e ting g ian lanta i b or 5 ,40 m .

B lin d line r 7 ";C -9 5 ;29# ;B TC -R 2648 ,82 - 719 ,61 m K U .

P R O F IL S U M U R K M J-62

Lub ang 26"123 m .

Lub ang 17 1 /2 "305 m

Lub ang 36"46 m

K O P d i 320 m .

Lub ang 12 1 /4 "705 m K U .

Lubang 8 1 /2 "1100 m K U

T op line r hang er647 ,41 m K U .

C sg .20";K -55 ;94# ;B TC -R 2S hoe d i 99 m .

D S C C 13 3/8 " d i 107 ,10 m .

S tov e P ipe 30"S hoe d i 41 ,40 m

F loat C o llar 13 3 /8" d i 280 ,07 m

C sg .13 3 /8 "; K -5 5 ;61# ;B TC -R 2 dan C -95 ;61# ;B TC -R 2

S hoe d i 300 m .

D S C C 9 5 /8 " d i 358 ,97 m K U .

S lotted line r 7" ;C -95 ;29# ;B TC -R 2719 ,61 - 1090 m K U (shoe).

������������������������������������������

����������������

Gambar-1. Profil sumur KMJ-62

Page 6: UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN · PDF filepemboran sumur panasbumi, ... Bit balling.! Lumpur (viskositas, air filtrasi, dan gel strength) naik. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

Upaya Atasi Jepitan di Zona Loss Dengan Metode Pemompaan Rate Tinggi di Sumur-Sumur Panasbumi Kamojang Agus A. Zuhro, Rizal Risnul Wathan

Tabel-2Kronologis jepitan di KMJ-73

KedalamanBor (mku)

Titik Jepit(mku)

Kondisi PenangananWaktu

(jam:mnt)1007 1007 • Reaming. • Regang lepas overpull 45 ton. 00:301238 1238 • Bor formasi, loss

total.• Regang lepas overpull 55 ton dan

pemompaan lumpur dengan rate 2 x110 SPM, tekanan 1200 psi.

08:30

1247 1246 • Sambungrangkaian

• Regang lepas overpull 45 ton danjaring up 6 kali.

00:30

1251 1251 • Bor buta. • Regang lepas overpull 45 ton, jaringup 24 kali dan pemompaan 105 m3

lumpur dengan rate 2 x 110 SPMtekanan 1200 psi, berhasil lepas.

03:00

1500 1207 • Short tripkondisikan lubang.

• Reaming up dari 1207 – 1185 mku,lepas jepitan, cabut sampai 1238mku, terjadi sangkutan.

• Jaring down 120 kali dan pompakan25 m3 campuran lumpur kental + olibekas dengan rate 2 x 110 SPMtekanan 1200 psi, reaming upsampai 999 mku dan regang lepasoverpull 35 ton, rangkaian bebas.

30:00