Untuk presentasi

5
PEMIKIRAN HUKUM ISLAM Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Al-qur’an sdan menjadi bagian dari agama Islam, sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu dijelaskan lebih dulu kadang kala membingungkan kalau tidak tahu persis maknanya, dalam kajian makalah studi hukum Islam ini penulis akan mengawali pembahasan dari istilah-istilah kunci dalan hukum Islam (Syari’ah, Fiqh, Ushul al-Fiqh, Mazhab, Fatwa, Qaul), Islam sebagai norma hukum dan etika, mazhab utama dan pendekatan hukum yang mereka pakai terhadap kajian hukum Islam sampai kepada disiplin-disiplin utama studi hukum dan cabang cabangnya serta yang terakhir mengenai tokoh dan karya terpenting dalam perkembangan mutakhir kajian-kajian hukum Islam. Semoga bermanfaat. A. PEMIKIRAN HUKUM MADZHAB HANAFI a) Riwayat hidup Abu Hanifah Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negara Irak, beliau adalah salah satu dari empat Imam yang mempunyai Madzhab. Di kalangan umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi. Beliau adalah keturunan Persia yang dilahirkan 80 H. Abu Hanifah memiliki tinggi badan yang sedang, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas dalam berbicara, dan selalu memakai wewangian. Beliau wafat bertepatan pada bulan Rajab pada usia ke-70 pada tahun 150 H. b) Madzhab Imam Hanafi Sunni, dan bercorak rasional yang berkedudukan di Kufah. Madzhab fiqh ini dibentuk oleh Nu’manbin Tsabit bin Zutha (80- 150H), yang populer dengan nama Abu Hanifah. Gelarnya ini diberikan oleh masyarakat Kufah karena ketekunannya dalam beribadah, kejujuran serta kecenderungannya pada kebenaran. Di samping itu, Abu Hanifah juga mempelajari fiqh dengan teori-teori kajiannya dari Hammadbin Abu Sulaimansalah seorang ulama’ fiqh dari aliran rasional di Kufah. Beliau belajar dengan Hammad dalam tempo yang tidak kurang dari 18 tahun. Pemikiran Hukum Islam yang menjadi objek pencarian Imam Abu Hanifah adalah sebagai berikut : a. Fiqih Umar bin al – Khathab, yang di dasarkan pada maslahah (Kebaikan umum)

description

Untuk presentasi

Transcript of Untuk presentasi

Page 1: Untuk presentasi

PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Al-qur’an sdan menjadi bagian dari

agama Islam, sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu dijelaskan

lebih dulu kadang kala membingungkan kalau tidak tahu persis maknanya, dalam kajian

makalah studi hukum Islam ini penulis akan mengawali  pembahasan dari istilah-istilah kunci

dalan hukum Islam (Syari’ah, Fiqh, Ushul al-Fiqh, Mazhab, Fatwa, Qaul), Islam sebagai norma

hukum dan etika, mazhab utama dan pendekatan hukum yang mereka pakai terhadap kajian

hukum Islam sampai kepada disiplin-disiplin utama studi hukum dan cabang cabangnya serta

yang terakhir mengenai tokoh dan karya terpenting dalam perkembangan mutakhir kajian-kajian

hukum Islam. Semoga bermanfaat.

A. PEMIKIRAN HUKUM MADZHAB HANAFI

a) Riwayat hidup Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di

negara Irak, beliau adalah salah satu dari empat Imam yang mempunyai Madzhab. Di kalangan

umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi. Beliau adalah keturunan Persia

yang dilahirkan 80 H.

Abu Hanifah memiliki tinggi badan yang sedang, memiliki postur tubuh yang bagus,

jelas dalam berbicara, dan selalu memakai wewangian. Beliau wafat bertepatan pada bulan

Rajab pada usia ke-70 pada tahun 150 H.

b) Madzhab Imam Hanafi

Sunni, dan bercorak rasional yang berkedudukan di Kufah. Madzhab fiqh ini dibentuk

oleh Nu’manbin Tsabit bin Zutha (80-150H), yang populer dengan nama Abu Hanifah. Gelarnya

ini diberikan oleh masyarakat Kufah karena ketekunannya dalam beribadah, kejujuran serta

kecenderungannya pada kebenaran.

Di samping itu, Abu Hanifah juga mempelajari fiqh dengan teori-teori kajiannya dari

Hammadbin Abu Sulaimansalah seorang ulama’ fiqh dari aliran rasional di Kufah. Beliau belajar

dengan Hammad dalam tempo yang tidak kurang dari 18 tahun.

Pemikiran Hukum Islam yang menjadi objek pencarian Imam Abu

Hanifah adalah sebagai berikut :

a. Fiqih Umar bin al – Khathab, yang di dasarkan pada maslahah

(Kebaikan umum)

b. Fiqih Imam Ali bin Abi Thalin, yang didasarkan pada penggalian

hukum secara mendalam untuk menemukan hakekat – hekekat

Syari’ah

c. Fiqih Abdullah bin Mas’ud, yang didasarkan pada takhrij terhadap

berbagai pendapat

d. Fiqih Abdullah bin Abbas yang didasarkan pada tafsir al – Qur’an.1

Pemikiran hukum Imam Abu Hanafi adalah sebagai berikut :

a. Al – Qur’an adalah sumber segala ketentuan syari’ah yang dijadikan

rujukan dalam proses analogis atau legislasi terhadap berbagai

metode kajian hukum yang dirumuskan.

b. Al – Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah Al – Qur’an

yang berperan sebagai penjelas terhadap berbagai ketentuan hukum

dari Al – Qur’an yang masih belum jelas maksudnya.

c. Pendapat sahabat memperoleh posisi yang kuat, karena mereka

adalah orang – orang yang membawa ajaran Nabi kepada generasi

sesudahnya. Ketetapan sahabat itu ada dua bentuk, yaitu ketentuan

1 Studi Hukum Islam (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, 2013), Hlm 179

Page 2: Untuk presentasi

hukum ang ditetapkan dalam bentuk fatwa. Ketentuanhukum yang

ditetapkan lewat ijma’ mengikat, sementara yang ditetapkan lewat

fatwa tidak mengikat.

d. Qiyas dilakukan bila Al – Qur’an dan Al – Sunnah tidak menyatakan

secara eksplisit tentang kententuan hukum bagi persoalan –

persoalan yang dihadapinya. Qiyas adalah menghubungkan kasus

hukum (furu’) kepada dalil (ashl) yang telah ditetapkan hukumnya

(hukmashl) dengan melihat kesamaan – kesamaan alasan hukum

(‘illat), sehingga hukum dalam dalil untuk hukum dalam kasus.

e. Istihsan diajukan kalau hasil Qiyas itu terlehat kurangsesuai dengan

kebutuhan sosial dilihat dari sisi kebaikan umumnya.2

Pengaruh Madzhab Imam Hanafi

Secara umum murid Imam Abu Hanifah, di bagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu : kelompok yang tidak selalu mendampinginya dan

kelompok yang selalu mendampinginya (Mulazamah Daimah) sekaligus

mengambil ilmu darinya sampai Imam Abu Hanifah meninggal dunia.

Diantara muridnya yang berjasa ada dua orang yaitu Imam Abu Yusuf

dan Muhammad bin al – Hasan asy – Syaibani. Imam Abu yusuf telah

membukukan pendapat – pendapat Imam Abu Hanifah dalam karya – karya

berikut :

a. Kitab al – Atsar, kitab ini berisi mengenai fatwa murid sahabat Nabi

(Tabi’in) dari kalangan akar fiqih daerah Iraq

2 Ibid, Hlm 180 – 183

b. Ikhlifah ibn Abi Laila, kitab ini berisi peebedaan pendangan hukum

antara Imam Abu Hanifah dengan Ibn Abi Laila, kitab ini

memenangkan pendapat Imam Abu Hanifah.

c. Ar – Radd ‘ala Siyar al – Auza’i, kita ini berisi pendapat al – Auza’i

tentang hubungan antara kaum muslimin dan non muslim pada saat

perang jihad.

d. Kitab al – Kharaj, buku ini berisi sistem keuangan bagi Negara Islam.

Imam Abu Yusuf kadang – kadang berbeda pendapat dengan gurunya

Imam Abu Hanifah, dan kadang – kadang membela pendapat gurunya

dengan argumentasi yang mendetail.3

B. PEMIKIRAN HUKUM MADZHAB MALIKI

a) Riwayat Hidup

Iman malik adalah pendiri Madzhab Maliki. Terkenal juga dengan

sebutan Imam Dar Al-Hijrah. Menurut buku ulumul hadist mengatakan “Ia

lahir pada tahun 94 H /712 M” tetapi pendapat mayoritas adalah beliau lahir

pada 93 H4, di kota Madinah daerah Hijaz. Dari riwayat ini, ia adalah

keturunan Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Hamyar.5

Beliau Wafat setelah 22 hari didera kesakitan hingga tepat pada hari minggu tanggal 10

rabi’ul awal 179 Hijaiyyah 800 Miladiyah beliau wafat.

b) Madzhab Imam Maliki

3 Ibid, Hlm 185 – 186 4 Hukum Islam dan Pranata Sosial (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Dede Rosyada, 1995),hlm.179 5 Ulumul Hadis (Bandung: Cv.Mustika Abadi, M.Agus Solahudin & Agus Suyadi, 2008),hlm. 224-226

Page 3: Untuk presentasi

Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengetahuan, sehingga

sejak kecil itu pula beliau telah hafal al-Qur’an. Pada mulanya beliau belajar dari Ribiah,

seorang ulama’ yang sangat terkenal pada waktu itu. Selain itu, beliau juga mempelajari ilmu

fiqih dari para sahabat.

Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Pernah, beliau

mendengar tiga puluh satu hadits dari Ibn Syihab tanpa menuliskannya. Ketika kepadanya

diminta mengulangi seluruh hadits tersebut, tak satupun dilupakannya.

Imam Malik adalah seorang ulama’ yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu hadits

an fiqih. Beliau mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua cabang ilmu itu . Imam Malik

menulis kitab al-Muwaththa’, yang merupakan kitab hadits dan fiqih. Imam Malik meninggal

dunia pada usia 86 tahun.

Berdasarkan pengetahuan dan pengalamnya, pemikiran hukum islam

Imam Malik cenderung mengutamakan riwayat, yakni mengedepankan hadis

dan fatwa sahabat.

Pemikiran Imam Malik tentang Mashlahah Mursalah (kebaikan yang

tidak ditegaskan dalam sumber hukum islam) mengemuka. Secara

sistematis, pola pemikian hukum islam Imam Malik dapat dikemukakan

sebagai berikut :

a. Al – Qur’an sebagai sumber hukum yang pertama dana berada di

atas yang lainnya.

b. Al – Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah Al – Qur’an,

karena fungsinya adalah menjelaskan ayat – ayat Al – Qur’an serta

menetapkan hukum tersendiri. Imam Malik lebih mengutamakan

Sunnah Mutawatir, kemudian Sunnah Masyhur. Sedangkan Sunnah

Ahad ditinggalkan jika bertentangan dengan tradisi masyarakat

Madinah.

c. Tradisi masyarakat Madinah adalah sejumlah norma adat yang ditaati

eluruh masyarakat kota ini. Oleh karena iitu, tradisi tersebut bisa juga

sebagai kesepakatan (ijma’) masyarakat Madinah.

d. Ijma’ seluruh para pakar hukum islam dan pakar lainnya yang

bekaitan dengan masalah umat. Ijma’ seringkali terjadi ketika

masalah – masalah tidak memiliki pijakan dalam sumber hukum al –

qur’an dan sunnah Nabi. Ijma’ juga diperlukan untuk menjelaskan

sumber hukum tersebut.

e. Fatwa sahabat yang dipandang oleh Imam Malik sebagai hadis.

Namun, hadis seperti ini lemah, karena sanadnya terhenti pada

sahabat. Oleh karena itu, kalau bertentangan dengan hadis marfu’

(langsung bersumber dari Nabi), otomatis hadis – hadis tersebut

tertolak.

f. Qiyas, bagi Imam Malik mencakup tiga hal. Pertama, menyampaikan

hukum kasus dengan sumber hukum karena terdapat alasan yang

sama (Qiyas Ishthilahi). Kedua menguatkan hukum yang di kehendaki

oleh kebaikan individu atas hukum yang dimunculkan oleh Qiyas

(Istihsan Ishthilahi). Ketiga, kebaikna umumyang tidaj di tegaskan

oleh sumber hukum, namun ia ambil untuk menghindari kesulitan (al

– mashlahah al - mursalah).

g. Al – Mashlahah al – Mursalah menetapkan hukum untuk kasus hukum

dengan mempertimbangkan tujuan Syari’ah yakni memelihara

agama, jiwa akal, harta dan keturunan, yang proses anaisisnya lebih

banyak ditentukan oleh nalar pakar hukum islam sendiri.

Page 4: Untuk presentasi

h. Istihsan, menurut Imam Malik adalah menetapakn hukum

berdasarkan kebaikan umum (Maslahah) bila ditemukan jawabannya

dalam sumber hukum, karena Syariat hanya hadir demi

kemaslahatan

i. Sadd al – Dzari’ah (menutup sarana kerusakan) adalah menutup

sarana atau jalan maksiat atas menimbulkan kerusakan. Imam Malik

sering menetapkan hukum dengan melihat kemungkinan –

kemungkinan akibat yang timbul dari sesuatu perbuatan.

Pengaruh Madzhab Imam Malik

Pemikiran hukum Imam Malik dikembangkan kepada generasi

selanjutnya melalui dua jalan, yaitu melalui kitab yang ditulis Imam

Malikterutama al – Muwatha’ serta melalui para muridnya.

Imam Malik tidak pernah meninggalkan Madinah, kecuali untuk

menunaikan ibadah Haj. Pada saat itu, pengunjung Madinah bertemu

dengan Imam Malikyang mengadakan pengajian di Masjid nabi dan tertarik

untuk mengikuti pengajiannya.

Imam Malik memiliki murid – murid yang termukadan berperan

penting dalam penyebaran Madzhab Maliki.

a) Abdullah bin Wahib ia belajar kepada Imam Malik selama 20 tahun

dan menyebarkan Madzhab Maliki di Mesir.

b) Abdurrahman bin Qasim ia belajar bersama Imam Malik selam 20

tahun. Ia merupakan murid yang palaing berjasa dalam membukukan

pendapat Imam Malik juga memiliki beberapa pendapat yang

berbeda dengan Imam Malik.

c) Asyhab bin Abdul Aziz al – Qaisi al – Amiri. Ia merupakan murid Imam

malik yang memiliki hubungan pertemanan akrab dengan Imam

Syafi’i. Ia telah menyusun kitab yang dinamakan “Mudawwanah

Asyhab” atau “Kutub Asyab”.

d) Asad bin Fuat bin Sinan

e) Abdul Malik bin al – Majisun.

f) Imam Syafi’in. Pendiri madzhab Syafi’i.