UNPAR BERSAMA MENGAWAL SATU TAHUN … · BLBI - Mengungkap tuntas kasus BLBI - Mengungkap...
Transcript of UNPAR BERSAMA MENGAWAL SATU TAHUN … · BLBI - Mengungkap tuntas kasus BLBI - Mengungkap...
UNPAR BERSAMA MENGAWAL SATU TAHUN
PEMERINTAHAN JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
DIREKTORAT JENDERAL KAJIAN DAN AKSI STRATEGIS
KEMENTERIAN KEMAHASISWAAN
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG-2015
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp. (022) 2032655 | Est. 724 | Fax (022) 2031110
http://pm.unpar.ac.id
Rekomendasi Lembaga Kepresidenan Mahasiswa
Universitas Katolik Parahyangan
Mengawal Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla
20 Oktober 2015 tepat satu tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjabat sebagai
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Instabilitas politik, kenaikan harga
bahan bakar minyak, terobosan regulasi, birokrasi, serta administrasi, pembangunan
infrastruktur secara masif, bencana alam, kebakaran hutan, kasus-kasus intoleransi,
pelanggaran HAM, hingga berbagai pencapaian dan kegagalan lainnya sangat mampu
menggambarkan fluktuasi yang dialami Kabinet Kerja. Segala pencapaian yang ada
harus terus diapresiasi dan didukung, begitu pula dengan segala kegagalan dan
kelalaian pemerintah harus terus dikritik dan diingatkan. Sebagai bentuk kepedulian
sebagai mahasiswa dan masyarakat Indonesia, memahami menjadi pemimpin suatu
negara yang besar bukanlah suatu hal yang mudah, dan dengan menjunjung tinggi
semangat kontribusi serta kolaborasi, Lembaga Kepresidenan Mahasiswa Universitas
Katolik Parahyangan melalui Direktorat Kajian dan Aksi Strategis melakukan
pengkajian dalam enam (6) bidang pemerintahan hingga menghasilkan ajuan
rekomendasi secara garis besar agar pemerintah:
I. Bidang Pendidikan
1. Kurikulum
Mengevaluasi dan mengkaji kurikulum pendidikan Indonesia dengan
menekankan pengakomodasian muatan lokal, pengembangan diri, serta mata
pelajaran yang mengikuti perkembangan zaman seperti Bahasa Inggris dan
TIK.
2. Ijazah
- Melakukan investigasi dan inspeksi secara berkelanjutan terhadap instansi
pendidikan terutama yang diduga melakukan pemalsuan ijazah
- Mengembalikan esensi ilmu dan pendidikan yang tidak berorientasi pada
gelar semata dengan pengawasan terhadap penyelenggaraan proses
pendidikan
3. Tenaga Kependidikan (Guru)
- Memperluas cakupan pelatihan guru hingga skala nasional agar semakin
mampu menerapkan kurikulum dan bersaing dengan tenaga kependidikan
asing menyambut MEA 2015
- Melakukan pemerataan jumlah guru ke daerah-daerah dengan fokus
pedesaan dan daerah pelosok
- Mempercepat pengangkataan guru honorer menjadi PNS
II. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia
1. KPK
- Menghentikan segala upaya yang terkesan melemahkan KPK baik melalui
UU dan upaya-upaya lainnya
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp. (022) 2032655 | Est. 724 | Fax (022) 2031110
http://pm.unpar.ac.id
- Mewujudkan birokrasi pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif
dengan menjadi panglima terdepan dalam hal pemberantasan korupsi
2. HAM
Mengungkap kasus pelanggaran HAM baik sebelum dan sesudah reformasi
serta tidak berdiri di balik pelaku yang seharusnya bertanggung jawab
3. BLBI
- Mengungkap tuntas kasus BLBI
- Mengungkap kasus-kasus lain yang merugikan negara
4. Regulasi
- Mendorong terselesaikanya UU yang masuk dalam prolegnas demi
kepastian hukum
- Memprioritaskan Hukum dan HAM agar tercipta keadilan dan kepastian
hukum di Indonesia
III. Bidang Maritim
1. Illegal Fishing
Menindak illegal fishing dengan lebih berorientasi pada wawasan lingkungan
dan humanis seperti penyitaan kapal dan penghibahan kapal yang ditangkap
kepada nelayan Indonesia dibandingkan pengeboman kapal yang dapat
merusak ekosistem
2. Tol Laut Indonesia
Mempercepat perwujudan tol laut Indonesia yang dapat mengembangkan
poros maritim Indonesia melalui integrasi regulasi dan sistem
3. Pusat Pelelangan, Penyimpanan, dan Pengolahan Ikan
Membuat kebijakan yang memberikan pedoman dan jaminan bagi pengusaha
ikan dan kesejahteraan nelayan dengan tetap mengutamakan asas otonom
dalam proses pelelangan, penyimpanan, dan pengolahan ikan
4. Regulasi Perikanan
- Melakukan penyederhanaan regulasi yang berorientasi pada perlindungan
kepentingan nelayan dan pengusaha ikan
- Menaruh fokus pada perlindungan konservasi alam bawah laut dan bukan
sekadar pada eksploitasi dengan jangka pendek
- Melakukan pendampingan kepada nelayan dalam proses penyesuaian
nelayan dengan regulasi baru yang dikeluarkan, misalnya dalam hal
perubahan alat tangkap
5. Kebutuhan Nelayan
- Mengoptimalkan pendirian SPBU khusus nelayan sehingga semakin
tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia
- Memastikan pasokan dan pendistribusian solar yang tepat sasaran dan
memenuhi kebutuhan nelayan untuk melaut
- Menjamin tersedianya kuota khusus bagi para nelayan
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp. (022) 2032655 | Est. 724 | Fax (022) 2031110
http://pm.unpar.ac.id
6. Kebutuhan Nelayan
- Mengoptimalkan segala sumber daya dan anggaran di bidang kemaritiman
dalam mewujudkan sektor maritim
- Menjalankan pengembangan sektor maritim yang komprehensif dan
bersinergi dengan sektor-sektor lainnya
- Menciptakan lapangan industri serta iklim industri maritim yang kondusif
terutama dengan pengelolaan isu kemaritiman yang tepat
- Mendorong berkembangnya industri perkapalan Indonesia
IV. Bidang Infrastruktur
1. Pembangunan Jalan Perbatasan di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan
Trans Papua
- Melanjutkan kinerja yang sudah baik dan cepat di perbatasan Kalimantan
sepanjang 771,36Km dan Trans Papua sepanjang 4325 Km.
2. Program Satu Juta Rumah
- Melanjutkan program pembangunan rumah yang sudah mencapai 493.552
unit dan berjalan sangat baik
3. Pembangunan Desa
- Memulai pembangunan sekolah-sekolah secara merata di desa-desa untuk
akses pendidikan bagi anak petani dan nelayan.
- Menyediakan lapangan pekerjaan di desa dengan membangun sistem
pertanian yang modern, memadai, dan merata serta membangun
infrastruktur mengenai irigasi dan pemanfaatan teknologi pertanian.
- Mewujudkan janji kampanye membangun 6.000 puskesmas dengan
fasilitas rawat inap secara merata di desa-desa.
- Mempercepat tersalurnya dana desa yang saat ini masih tersendat di
pemerintah kabupatan/kota yang penyaluran dan penggunaannya harus
diawasi dengan baik agar benar digunakan untuk program membangun
desa melalui pengoptimalan peran Badan Pengawas Kuangan dan
Pembangunan (BPKP)
V. Bidang Energi
1. Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
- Memastikan realokasi subsidi BBM pada bidang yang lebih produktif
terutama kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang berjalan dengan
baik
- Memastikan konsistensi penaikan dan penurunan harga BBM sesuai
dengan harga minyak dunia guna mencegah kecurigaan masyarakat
2. Pertalite
- Melakukan penelitian yang lebih mendalam dalam transparansi dan
pengadaan Pertalite
- Menjaga kestabilan harga BBM
- Memperbaiki kualitas pasar dengan menghapus mafia penguasa pasar
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Jl. Ciumbuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp. (022) 2032655 | Est. 724 | Fax (022) 2031110
http://pm.unpar.ac.id
3. Listrik
- Merealisasikan pembangunan pembangkit listik yang dapat memenuhi
kebutuhan listrik beserta cadangan nasional yang diperlukan
- Memanfaatkan industri dan korporasi lokal dalam pembangunan
pembangkit listrik di Indonesia
4. Cadangan Gas Bumi
- Menggalakkan penggunaan energi alternatif yang dapat menggantikan
penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar dan bahan baku industri
- Menitikberatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan seperti
pemanfaatan energi panas bumi, tenaga air, biogas, dan surya
VI. Bidang Administrasi-Birokrasi
1. Transparansi Keuangan
Melanjutkan transparansi pelaporan keuangan seluruh aparatur sipil negara
dan melakukan check and balances melalui proses saling mengawasi.
2. Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
Melanjutkan seleksi terbuka terhadap para pejabat birokrasi Indonesia yang
berlandaskan kompetensi
3. Pemangkasan Birokrasi
Memangkas birokrasi dalam pencairan dana desa guna mempercepat
pembangunan desa sehingga mampu mengejar ketertinggalan yang terjadi
4. E-Government
- Mempercepat perwujudan sistem e-government yang meliputi –e-
budgeting, e-catalog, e-audit, e-purchasing, pajak online, dan IMB online
- Memberdayakan programmer dalam negeri dalam membangun sistem e-
government di Indonesia guna mendukung perkembangan teknologi
informasi dalam negeri
Hasil kajian ini mungkin tidak akan menyelesaikan permasalahan bangsa, tetapi
kiranya hasil kajian ini mampu sedikit membantu dan terus mengingatkan pemerintah
akan segala Nawa Cita serta Trisakti yang diharapkan. Semoga semua mahasiswa dan
rakyat Indonesia mau terus memandang negeri ini dengan semangat optimisme,
mengawal, mengontrol, mengawasi kinerja pemerintah, dan lebih dari itu mau turun
tangan, mengawali, dan melakukan perubahan demi nusa dan bangsa Indonesia.
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!
Bandung, 19 Oktober 2015
Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis
Lembaga Kepresidenan Mahasiswa
Universitas Katolik Parahyangan 2015/2016
I
DAFTAR ISI
Tim Penyusun ..................................................................................................................... I
Daftar Isi.............................................................................................................................. II
Kata Pengantar .................................................................................................................... III
Bab I: Pendahuluan ............................................................................................................. 1
Bab II: Janji Kampanye dan Nawa Cita .............................................................................. 5
Bab III: Bidang Pendidikan ................................................................................................. 11
Bab IV: Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia ............................................................... 17
Bab V: Bidang Maritim ....................................................................................................... 24
Bab VI: Bidang Infrastruktur .............................................................................................. 34
Bab VII: Bidang Energi ...................................................................................................... 41
Bab VIII: Bidang Administrasi-Birokrasi ........................................................................... 45
Bab IX: Penutup .................................................................................................................. 49
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat pertolongan dan anugerah-Nya, saya bersama anggota tim penyusun dapat
menyusun sebuah kajian evaluasi mengenai satu tahun pemerintahan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tepat pada waktunya. Kajian
evaluasi ini berjudul “UNPAR Mengawal Satu Tahun Pemerintahan Joko
Widodo-Jusuf Kalla” sebagai respon mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
(UNPAR) atas kinerja presiden dan wakil presiden selama ini.
Kajian evaluasi ini disusun sebagai bentuk sumbangsih kepedulian
mahasiswa UNPAR terhadap kinerja selama satu tahun pemerintahan Joko
Widodo-Jusuf Kalla. Tujuan lain dari penyusunan kajian evaluasi ini juga sebagai
bentuk apresiasi kepada pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla atas keberhasilan
yang telah dicapai disejumlah bidang. Tetapi disisi lain juga memberikan
dorongan, kritik, masukan, saran, dan solusi untuk sejumlah tugas pemerintah
yang sedang berjalan, belum berjalan, atau sudah selesai tetapi tidak sesuai
dengan harapan rakyat.
Mengingat bahwa tugas dan program kerja pemerintah yang banyak, maka
disini tim penyusun mengacu pada janji kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla dan
rangkuman dari janji kampanye yang disebut Nawa Cita. Tim penyusun juga
membatasi cakupan pembahasan dalam bidang-bidang yang penting dan
berpengaruh luas bagi masyarakat Indonesia, antara lain: Bidang Pendidikan,
Bidang Hukum dan HAM, Bidang Maritim, Bidang Infrastruktur, Bidang Energi,
dan Bidang Administrasi-Birokrasi.
Tulisan kajian evaluasi ini juga sejalan dengan peran mahasiswa sebagai
agen perubahan dan agen kontrol sosial, dimana sebagai agen perubahan
mahasiswa harus mampu mengawal dan melakukan perubahan masyarakat dan
bangsa ke arah yang lebih baik dan yang diidealkan masyarakat. Mahasiswa juga
harus mampu menjadi pengontrol yang baik terhadap pemerintah. Hal ini sejalan
pula dengan mahasiswa yang merupakan bagian dan masyarakat dengan status
intelektual, oleh karena itu mahasiswa menjadi penyambung antara pemerintah
dan masyarakat dalam hal pengawasan masyarakat terhadap pemerintah.
III
Disadari pula bahwa dalam penulisan dan penyusunan kajian evaluasi ini
masih sangat jauh dari kata sempurna dan masih sangat banyak kekurangannya.
Oleh karena itu harap dimaklumi segala kelemahannya. Tetapi setidaknya
penyusunan kajian evaluasi ini sebagai langkah awal mahasiswa UNPAR
melangkah maju bersama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla agar tidak
hanya sebagai pengkritik tanpa solusi, tetapi menjadi mahasiswa yang berperan
aktif ikut mensukseskan dan mengawasi segala kinerja pemerintah.
Pada kesempatan ini juga saya juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Tim Penyusun yang telah bekerja dengan keras dan semangat dalam
melakukan riset dan pengkajian serta penyusunan. Kemudian kepada Presiden dan
Wakil Presiden Lembaga Kepresidenan Mahasiswa UNPAR, Stephen
Angkiriwang dan Gema Satrio yang telah memberi jalan dan peluang serta
dukungan untuk kelancaran penyusunan kajian evaluasi ini. Kemudian kepada
Menteri Kemahasiswaan, Rawafi Yaputra yang selalu memberikan dukungan,
kepada Direktur Jenderal Kajian dan Aksi Strategis, Fransiskus Xaverius yang
setiap saat mendukung secara langsung dan memberi banyak bantuan dan
masukan dalam penyusunan.
Akhir kata semoga dengan adanya kajian evaluasi mengenai satu tahun
pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dapat
menjadi masukan dan memberi inspirasi dan semangat kepada Bapak Presiden
Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam memimpin dan
menjalankan amanat rakyat. Kemudian juga dapat menjadi informasi dan referensi
bagi masyarakat dan semua orang yang membacanya.
Bandung, 18 Oktober 2015
Ketua Tim Penyusun
Edwin Ligasetiawan
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tanggal 20 Oktober 2014 merupakan tanggal bersejarah bagi Republik
Indonesia, karena pada tanggal itu Indonesia telah resmi memiliki Presiden dan
Wakil Presiden baru. Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai presiden dan
wakil presiden baru periode 2014-2019 setelah mengalahkan pasangan Prabowo
Subianto dan Hatta Rajasa dalam pemilihan umum yang sangat sengit.
Kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memberikan harapan baru
bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari rekam jejak Joko
Widodo pada saat menjabat sebagai Wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, ia
banyak memberikan perubahan dan gebrakan baru dalam membangun kota
dengan mendengarkan langsung keluhan dan keinginan rakyat lewat blusukan.
Selama masa kampanye, Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah memberikan
banyak janji kampanye kepada rakyat Indonesia. Janji kampanye tersebut
dirangkum dalam suatu Nawa Cita yang berisikan 9 poin utama. Mereka berjanji
ketika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, maka akan merealisasikan
janji-janji yang dilontarkan selama kampanye tersebut. Sekarang Joko Widodo
sudah menjadi Presiden dan mengemban tugas untuk merealisasikan janji yang ia
tawarkan selama kampanye. Sudahkah beliau merealisasikannya? Hal ini akan
dibahas dalam bab selanjutnya.
1.1. Latar Belakang
Tanggal 20 Okotber 2015, tepat satu tahun pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, selama kampanye
mereka banyak memberikan janji-janji dan Nawa Cita yang akan direalisasikan
jika kelak mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Sekarang ini
sudah satu tahun Presiden Joko Widodo berkuasa, sudahkah beliau merealisasikan
janjinya?
Tentu presiden sudah bekerja untuk mencoba merealisasikan janji dan
program kerja yang dicanangkan. Tetapi apa yang sudah direncanakan tidak
2
semua berjalan dengan baik atau bahkan masih terdapat program kerja yang
belum terealisasikan. Hal ini ditambah dengan permasalahan negeri ini yang tidak
kunjung selesai, masih banyak tugas-tugas pemerintah yang menumpuk. Tidak
hanya itu, kondisi sekarang yang serba tidak menentu dan sulit seperti dalam segi
ekonomi, hukum, dan masih banyak lagi buat pemerintah semakin sulit dan lama
untuk mewujudkan janji dan program kerja yang sudah direncakan.
Kami sadar sebagai masyarakat bahwa pemerintah tidak hanya diam
dalam menghadapi permasalahan bangsa. Karena itu sebagai masyarakat yang
memberikan mandat kepada pemerintah untuk menjalankan negara ini, kami akan
terus melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo selama satu
tahun ini. Selain memberikan kritik, saran, dan masukan pada pemerintah, kami
juga mengapresiasi kinerja pemerintah yang sudah baik. Hal ini kami lakukan
sebagai langkah untuk mecerdaskan masyarakat agar jangan kita hanya melihat
dari satu sisi saja, tetapi lebih baik juga melihat pencapaian yang telah pemerintah
lakukan dalam kerja selama setahun ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam penulisan tulisan ini, tim
penulis berpegang pada rumusan masalah, yaitu:
1. Apa saja janji kampanye dan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla selama kampanye?
2. Apa saja pencapaian pemerintah selama satu tahun bekerja?
3. Apa saja tugas-tugas pemerintah yang belum selesai dan hasil kinerja yang
tidak memuaskan?
4. Apa saran, masukan, solusi, dan kritik dari masyarakat yang bisa diberikan
untuk mempercepat proses realisasi tugas-tugas pemerintah yang belum
selesai?
3
1.3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pengkajian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Janji kampanye dan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla selama kampanye
2. Pencapaian pemerintah selama satu tahun bekerja
3. Tugas-tugas pemerintah yang belum selesai dan hasil kinerja yang tidak
memuaskan.
4. Saran, masukan, solusi, dan kritik dari masyarakat untuk mempercepat
proses realisasi tugas-tugas pemerintah yang belum selesai.
1.4. Manfaat Pembahasan
Pembahasan ini bermanfaat untuk mengevaluasi dan mengetahui satu
tahun kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla. Tidak hanya itu saja pengkajian ini juga mengapresiasi keberhasilan
pemerintah selama satu tahun sekaligus memberikan kritik, saran, dan solusi
kepada pemerintah agar proses realisasi tugas-tugas pemerintah yang belum
selesai dapat segera terwujud. Selain itu juga bermanfaat untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat umum.
1.5. Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan, tim penulis akan membahas secara khusus atau
membatasi pembahasan pada tujuh bidang utama yaitu bidang pendidikan, bidang
hukum dan HAM, bidang maritim, bidang infrastruktur (desa, daerah pinggir,
pertanian, kesehatan), bidang energi, dan bidang administrasi birokrasi. Setelah
itu tim penulis sebagai bagian dari masyarakat akan memberikan kritik, saran,
masukan, dan solusi kepada pemerintahan untuk mempercepat proses perwujudan
program kerja dan tugas pemerintah yang belum selesai.
4
1.6. Sistematika Penyajian
Tim penulis akan menyajikan hasil pembahasan dalam sebuah makalah
yang terdiri dari sepuluh bab yaitu pendahuluan, janji kampanye dan Nawa Cita,
Bidang Pendidikan, Bidang Hukum dan HAM, Bidang Maritim, Bidang
Infrastruktur (Desa Daerah Pinggir, Pertanian, dan Kesehatan), Bidang Energi,
Bidang Administrasi dan Birokrasi, dan penutup yang berisikan kesimpulan akhir.
Pada bab I yaitu pendahuluan akan disajikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan pengkajian, manfaat pembahasan, pembatasan masalah,
dan sistematikan penyajian. Pada bab II yaitu janji kampanye dan Nawa Cita, tim
penulis akan menyajikan janji-janji kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla
beserta program unggulan dari janji-janji tersebut yang terangkum dalam Nawa
Cita. Janji-janji dan Nawa Cita tersebut menjadi dasar dari pembahasan bidang-
bidang selanjutnya.
Pada bab III yaitu bidang pendidikan, tim penulis akan menyajikan
pencapaian-pencapain atau langkah-langkah tepat yang pemerintah lakukan dalam
memajukan bidang pendidikan di Indonesia. Selain itu juga berisikan tugas-tugas
pemerintah yang harus diselesaikan dalam bidang pendidikan disertai dengan
kritik, saran, dan solusi yang dapat diberikan oleh masyarakat dalam mempercepat
proses realisasi janji-janji dan program kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Pada bab IV sampai bab VIII yaitu secara berturut-turut bidang hukum dan
HAM, bidang maritim, bidang infrastruktur, bidang energi, dan bidang
administrasi-birokrasi, akan disajikan pembahasan yang sama dengan bab III yaitu
mengenai bidang pendidikan. Pada bagian terakhir yaitu bab IX penutup, tim
penulis akan memberikan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang berkaitan
dengan pembahasan yang dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
5
BAB II
JANJI KAMPANYE DAN NAWA CITA
Sudah satu tahun Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjabat sebagai Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sejak memenangkan pemilihan umum
yang cukup sengit melawan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa,
kemenangan itu disambut meriah bagi sebagaian besar rakyat Indonesia yang
mengharapkan perubahan yang lebih baik di masa depan. Tetapi setelah satu
tahun menjabat sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, sudahkan
ada perubahan yang lebih baik? Untuk membahas hal tersebut lebih jauh,
sebaiknya kita melihat kembali janji-janji kampanye yang pernah beliau utarakan
selama masa kampanye.
2.1. Janji Kampanye dan Program Nawa Cita
Janji kampanye yang diberikan oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla sangat
banyak. Sedikitnya ada 54 janji kampanye yang pernah diutarakan pada saat
kampanye diberbagai tempat satu tahun yang lalu. Berikut ini adalah daftar janji
kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang berhasil dirangkum dan dimuat
oleh berbagai media masa1.
Janji kampanye secara umum:
1. Membuktikan dan merealisasikan janji-janji dalam visi-misi
2. Tidak berada di bawah bayang-bayang Megawati
3. Menyusun kabinet yang ramping dan diisi oleh profesional
4. Penerapan e-Government
5. Pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 persen (mengembalikan
pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen)
6. Tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional
7. Mendukung kemerdekaan dan mendirikan KBRI di Palestina
8. Membeli kembali Indosat
1 ROL: Ini 54 Janji Jokowi-JK Saat Kampanye. http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-
ri-1/14/07/24/n977bs-ini-54-janji-jokowijk-saat-kampanye-bagian-4habis. Diakses tanggal 4 September 2015 Pukul 19:17
6
Janji Kampanye khusus di bidang pertanian:
9. Program kepemilikan tanah pertanian untuk 4,5 juta kepala keluarga
10. Pembangunan/perbaikan irigasi di 3 juta hectare (ha) sawah
11. Pembangunan 25 bendungan
12. Menyediakan 1 juta ha lahan pertanian baru di luar Jawa
13. Pendirian bank petani
14. Penguatan Bulog
15. Menyejahterakan kehidupan petani
16. Mengelola persediaan pupuk dan menjaga harga tetap murah
Janji kampanye khusus di bidang kelautan:
17. Membangun pusat pelelangan, penyimpanan, dan pengolahan ikan
18. Membangun industri maritim
19. Menyederhanakan ragulasi perikanan
20. Mempermudah nelayan mendapatkan solar sebagai bahan bakar kapal
dengan mendirikan SPBU khusus
Janji kampanye khusus di bidang perdagangan:
21. Menurunkan harga sembako
22. Perbaikan 5.000 pasar tradisional
23. Menghentikan impor daging
Janji kampanye khusus di bidang infrastruktur:
24. Menyediakan fasilitas air bersih untuk seluruh rakyat
25. Mewujudkan tol laut Aceh-Papua
26. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, listrik, irigasi, dan pelabuhan
Janji kampanye khusus di bidang energi:
27. Menghapus subdisi bahan bakar minyak (BBM)
7
Janji kampanye khusus di bidang UKM dan ekonomi kreatif:
28. Bantuan dana Rp 10 juta per tahun untuk UMKM/koperasi
29. Mendorong, memperkuat, dan mempromosikan industri kreatif dan digital
sebagai salah satu upaya mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Janji kampanye khusus di bidang kesejahteraan rakyat (kesra):
30. Meningkatkan kualitas dan kuantitas program raskin
31. Meningkatkan anggaran penanggulangan kemiskinan termasuk memberi
subsidi Rp 1 juta per bulan untuk keluarga pra-sejahtera sepanjang
pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen
32. Alokasi Rp 1,4 miliar untuk setiap desa
Janji kampanye khusus di bidang kesehatan:
33. Layanan kesehatan gratis rawat inap/rawat jalan dengan Kartu Indonesia
Sehat
34. Membangun 6.000 puskesmas dengan fasilitas rawat inap
Janji kampanye khusus di bidang ketenagakerjaan:
35. Memperhatikan permasalahan outsourcing
36. Meningkatkan profesionalisme, menaikan gaji dan kesejahteraan PNS,
TNI, dan POLRI
37. Menjadikan perangkat desa sebagai pegawai negeri sipil (PNS)
38. Menurunkan pengangguran dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja
baru selama lima tahun
39. Menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor pertanian,
perikanan, dan manufaktur
Janji kampanye khusus di bidang pertahanan
40. Meningkatkan tiga kali lipat anggaran pertahanan
41. Drone untuk ketahanan nasional
8
Janji kampanye khusus di bidang pendidikan dan IPTEK:
42. Sekolah gratis
43. Menaikkan gaji guru
44. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembenahan tenaga pengajar
yang punya kemampuan merata diseluruh Nusantara
45. Mewujudkan pendidikan seluruh warga negara termasuk anak petani,
nelayan, buruh, termasuk difabel, dan elemen masyarakat lain melalui
Kartu Indonesia Pintar
46. Membantu meningkatkan mutu pendidikan pesantren guna meningkatkan
kualitas pendidikan nasional. Meningkatkan kesejahteraan guru-guru
pesantren sebagai bagian komponen pendidik bangsa
47. Berkomitmen akan menghargai para tenaga ahli yang mengabdi untuk
Indonesia dengan memberikan gaji besar bagi para ahli asal Indonesia
Janji kampanye khusus di bidang hukum dan HAM:
48. Menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu
49. Memperkuat KPK (meningkatkan anggran sepuluh kali lipat, menambah
jumlah penyidik, dan regulasi)
50. Akan berbicara terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Janji kampanye khusus kepada daerah:
51. Membenahi berbagai persoalan di Ibukota Jakarta (seperti kemacetan,
banjir, dan lain-lain)
52. Menangani kabut asap di Riau
53. Mudah ditemui oleh warga Papua
54. Membenahi kawasan Masjid Agung Banten
Tidak hanya 54 janji yang berhasil media dapatkan, tetapi pada saat
kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla juga memberikan sembilan poin utama
yang menjadi program unggulan untuk diselesaikan ketika terpilih menjadi
9
presiden dan wakil presiden. Kesembilan poin itu disebut Nawa Cita yang
merupakan intisari dari janji-janji kampanye Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Berikut adalah sembilan poin dalam Nawa Cita Joko Widodo-Jusuf Kalla2:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar
negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan
pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional
dan memperkuat jati diri sebagai negara maritime;
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi
melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”,
serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia
Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan
program kepemilikan tanah seluas sembilan hektar, program rumah
kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan
sosial untuk rakyat di tahun 2019;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya;
2 Inggrid Dwi W: Nawa Cita, 9 Prioritas Agenda Jokowi-JK.
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.nawa.cita.9.agenda.prioritas.jokowi-jk. Diakses tanggal 4 September 2015 Pukul 18:47
10
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestic;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, uang menemparkan secara proposional aspek
pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotismen dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di
dalam kurikulum pendidikan Indonesia;
9. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
melalui kebijakan memperkuat pendidikan ke-bhinekaan dan menciptakan
ruang-ruang dialog antar-warga.
Setelah melihat kembali janji-janji kampanye dan Nawa Cita yang menjadi
unggulan dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla, maka pertanyaannya apakah sudah
seluruhnya tercapai? Kita harus berpikir realistis bahwa untuk mencapai hal
tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama, oleh karena itu kami sadar bahwa
dalam jangka waktu satu tahun tidak akan cukup untuk mencapai apa yang telah
dijanjikan. Tetapi setidaknya pemerintah sudah mulai bekerja berusaha untuk
merealisasikan janji-janji yang pernah diutarakan tersebut.
Seperti tujuan awal dari tulisan ini ada untuk mengevaluasi satu tahun
kinerja pemerintahan, maka pada pembahasan selanjutnya akan dikaji
keberhasilan pemerintah dan tugas-tugas pemerintah yang belum selesai. Selain
itu disini juga akan disampaikan kritik terhadap pemerintah atas beberapa bidang
yang kinerjanya dinilai kurang efektif atau tidak berjalan sebagaimana harusnya
dan solusi yang masyarakat bisa lakukan untuk mempercepat proses pemerintah
merealisasikan janji-janjinya. Dalam pembahasan selanjutnya akan dibatasi dalam
beberapa bidang kajian, yaitu: pendidikan, hukum dan HAM, maritim,
infrastruktur (desa, daerah terpinggir, pertanian, kesehatan), energi, perdagangan,
dan administrasi birokrasi yang semuanya menuju kepada kesejahteraan sosial.
11
BAB III
BIDANG PENDIDIKAN
Salah satu program unggulan dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah
revolusi mental. Pendidikan merupakan salah satu jalan utama untuk mewujudkan
revolusi mental tersebut. Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah mulai
berusaha untuk membangun konsep dari revolusi mental tersebut yang dimulai
dari sistem pendidikan di Indonesia. Sejumlah permasalahan muncul mengenai
sistem pendidikan Indonesia. Permasalahan mulai dari kurikulum sampai pada
ijazah palsu yang beredar luas di masyarakat. Pemerintah sudah mulai berupaya
untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi masih ada banyak permasalahan lain
yang belum mampu pemerintah selesaikan terutama permasalah revolusi mental
itu sendiri. Berikut ini adalah pencapaian pemerintah dan tugas pemerintah yang
harus diselesaikan:
Kurikulum 2013 menjadi kurikulum 2006
Langkah awal dari perbaikan sistem pendidikan Indonesia adalah gerak
cepat yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Gerak cepat itu ialah dengan mengisntruksikan sekolah yang belum menggunakan
Kurikulum 2013 selama tiga semester untuk kembali menggunakan Kurikulum
2006. Sementara itu, sekolah yang telah menjalankan selama tiga semester
diminta tetap menggunakan kurikulum tersebut sembari menunggu evaluasi dari
pihak berwenang3. Hal ini dilakukan karena Kurikulum 2013 membawa sejumlah
permasalahan.
Salah satu permasalahan di lapangan yang mendasar dari kurikulum
tersebut yaitu menimbulkan kesulitan bagi para guru mentapkan penjurusan bagi
para siswa karena sejak kelas satu SMA siswa sudah harus menentukan jurusan
yang akan dipilih. Disamping itu juga bahwa kurikulum 2013 yang menjadikan
3 Andri Donnal Putera: Mulai Semester Genap, Kurikulum 2013 Dihentikan.
http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/05/20042411/Mulai.Semester.Genap.Kurikulum.2013.Dihentikan?utm_source=news&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&. Ditulis pada tanggal 5 Desember 2014. Diakses pada tanggal 9 September 2015
12
siswa sebagai pusat pembelajaran mandiri menyebabkan banyak guru yang
kurang mengambil peran untuk membangun pengetahuan yang baik bagi para
siswa dan hanya sebatas menjadi fasilitator saja. Tidak hanya itu jam belajar siswa
di sekolah juga bertambah, tapi jumlah mata pelajarannya berkurang sehingga. Di
SD jam belajar selama seminggu dari 26 jam menjadi 36, tetapi jumlah mata
pelajaran berkurang dari 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran.
Pengurangan mata pelajaran tersebut membuat mata pelajaran yang penting
seperti IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
menghilang. Sedangkan dalam jenjang SMP jam belajar selama seminggi dari 32
jam menjadi 38 jam dan jumlah mata pelajaran berkurang dari 12 menjadi 10
mata pelajaran. Mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri melebur ke
dalam mata pelajaran seni budaya dan prakarya4.
Hilangnya sejumlah mata pelajaran penting di SD juga membuat
pertanyaan besar, apakah dengan hilangnya mata pelajaran tersebut dapat
meningkatkan kualitas pendidikan SD? Padahal kita sadari pada zaman modern
ini Bahasa Inggris dan TIK sangat penting dalam pergaulan internasional. Jika
mata pelajaran tersebut dihilangkan akan berdampak pada mutu dan kualitas dari
seorang siswa. Bagitu pula dengan hilangnya mata kuliah TIK di jenjang SMP
akan berdapak berkurangnya daya saing siswa-siswi kita di kancah internasional.
Oleh karena itu langkah pemerintah untuk mengembalikan penggunaan
kurikulum 2006 merupakan langkah yang tepat sambal pemerintah mengevaluasi
dan mengkaji kurikulum pendidikan Indonesia yang lebih tepat bagi dunia
pendidikan kita.
Ijazah Palsu
Pendidikan tinggi menjadi kewajiban bagi mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar selama 12 tahun. Sehingga dari seorang siswa
4 Sony Wignya Wibawa: Kurikulum Baru 2013, Jam Belajar Bertambah.
http://nasional.tempo.co/read/news/2012/12/10/079447009/kurikulum-baru-2013-jam-belajar-
bertambah. Diakses pada tanggal 21 September 2015
13
menjadi mahasiswa menjadikan mereka dipandang sebagai kaum intelektual.
Status sebagai kaum intelektual ini membuat setiap orang yang menamatkan
pendidikan dasarnya, mengejar sebuah status belaka bukan sebuah ilmu. Oleh
karena itu, mereka rela menempun jalan instan ketimbang menempuh jalan formal
yang pada akhirnya melahirkan kaum intelektual berijazah palsu. Hal ini tentu
sangat mencederai esensi dari suatu pendidikan dan kemoralan sebagai seorang
manusia. Padahal ijazah hanya sebuah kertas penanda kita telah lulus dari suatu
jenjang pendidikan bukan pembuktian kecerdasan seseorang.
Dengan fenomena di atas, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi (Menristekdikti) melakukan suatu gebrakan pembongkaran ijazah palsu
yang sudah menjadi rahasia umum ditengah masyarakat kita. Langkah tepat yang
dilakukan Menristekdikti adalah dengan melakukan investigasi terhadap dugaan
pemalsuan ijazah di universitas-universitas tertentu di Indonesia. Kemudian
Menristekdikti juga mencabut izin universitas bersangkutan apabila terbukti
menerbitkan ijazah palsu dan membekukan ijazah palsu tersebut.
Terkuaknya kasus ini ketika Menristekdikti melakukan inspeksi mendadak
ke University of Berkley Michigan America, di Menteng, Jakarta Pusat. Ternyata
diketahui bahwa universitas tersebut memalsukan ijazah dan menjalankan waktu
pembelajaran tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Serta yang paling utama
bahwa universitas tersebut tidak memiliki izin mengelenggarakan pendidikan
tinggi, hanya memberikan kursus saja5.
Oleh karena itu langkah pemerintah sudah tepat untuk mengembalikan
esensi dari ilmu itu sendiri tidak hanya sebatas pada status belaka tetapi
mengembalikan ijazah tersbut sebagai status kaum intelektual yang berpendidikan
dan bermoral.
5 Hindra Liauw: Memburu Ijazah Palsu.
http://nasional.kompas.com/read/2015/06/12/07300041/Memburu.Ijazah.Palsu. Ditulis pada tanggal 12 Juni 2015. Diakses pada tanggal 9 September 2015
14
Memperbesar Pelatihan Guru6
Pelatihan guru yang selama ini merupakan program setiap sekolah, kini
menjadi tugas utama bagi pemerintah agar menyelenggarakan pelatihan khusus
berskala nasional dan bersinergi dengan pelatihan yang telah diadakan oleh
masing-masing sekolah. Mengingat pelatihan bukan hanya sebatas pada
pencapaian sebuah kurikulum, tetapi merupakan suatu peningkatan mutu dan
kualitas bagi para pendidik Indonesia. Pelatihan guru merupakan suatu
kegentingan yang harus segera diselesaikan sebab tidak semua sekolah
menempatkan gurunya mengajar sesuai dengan bidangnya, serta diharapkan
dengan adanya pelatihan guru para guru bisa berhadapan dengan pendidik-
pendidik yang berasal dari luar negeri, dimana kita harus selalu ingat akhir tahun
nanti akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya
MEA daya saing guru bukan hanya dalam tingkat lokal, tetapi sudah naik ke taraf
regional Asia Tenggara.
Dengan demikian maka pelatihan wajib diperbesar sampai tingkat nasional
oleh pemerintah. Pelatihan tidak hanya sebatas untuk menerapkan kurikulum
baru, tetapi untuk mempersiapkan guru-guru Indonesia bersaing dengan guru luar
dan menghasilkan siswa-siswi yang juga memiliki ilmu dan keterampilan yang
mampu bersaing dengan para siswa-siswi internasional lainnya.
Indonesia kekurangan guru
Guru merupakan kunci dari berkembangnya pendidikan generasi muda
Indonesia. Guru juga merupakan pahlawan bagi kemajuan bangsa ini. Tetapi
sayang jumlah guru di Indonesia tidak memadai dengan jumlah siswa-siswi yang
harus dididik. Selain tidak memadai jumlah guru juga tidak merata di seluruh
wilayah Indonesia. Data pemerintah yang menyatakan bahwa jumlah guru di
Indonesia berlebih adalah salah menurut data yang di keluarkan oleh Persatuan
Guru Seluruh Indonesia (PGRI). Kekurangan guru yang bersatatus pegawai negeri
sipil ini, paling banyak terjadi pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Menurut dari 6 Indra Akuntono: Anies Baswedan Janji Perbesar Pelatihan Guru.
http://nasional.kompas.com/read/2014/12/08/13422831/Anies.Baswedan.Janji.Perbesar.Pelatihan.Guru Ditulis pada tanggal 8 Desember 2014. Diakses tanggal 9 September 2015
15
yang dikemukaan PGRI, bahwa pada tingkat SD kekurangan jumlah guru
mencapai 400.000 orang7.
Lebih dari itu ternyata kekurangan guru ini terjadi di semua wilayah,
bahwa di Pulau Jawa dan bahkan DKI Jakarta juga mengalami kekurangan guru.
Kekurangan guru ini ditutupi dengan pengangkatan guru honorer yang sebenarnya
tidak boleh oleh peraturan, tetapi hal ini terpaksa dilakukan karena pemerintah tak
kunjung mengangkat guru PNS. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan
menyebabkan siswa-siswi tidak ada yang mengajar8.
Kekurangan guru ini cukup mengkhawatirkan, dimana guru yang
merupakan kunci untuk membangun kualitas manusia saja jumlahnya tidak
mencukupi. Pemerintah sudah seharusnya melihat persoalan ini menjadi prioritas
utama. Bagaimana kita mau menjadi negara yang maju kalau kualitas pendidikan
kita tidak memadai? Malah pemerintah memeperlihatkan ketidakkonsistenannya
dengan melarang guru honorer dan tidak mengangkat guru PNS. Tindakan
pemerintah yang seperti itu sama saja dengan menghambat dalam pembangunan
SDM Indonesia yang berkualitas.
Oleh karena itu salah satu langkah yang sebaiknya diambil oleh
pemerintah adalah pemerataan jumlah guru, ke daerah-daerah. Guru jangan hanya
terkonsentrasi pada wilayah perkotaan tetapi harus sampai pada pedesaan
terpencil. Kemudian pemerintah bisa mengangkat guru honorer menjadi guru PNS
agar selain memperkecil angka kekurangan guru di Indonesia, juga meningkatkan
kesejahteraan guru honorer.
Masalah Guru Honorer
Kekurangan guru PNS menyebabkan sekolah-sekolah mengangkat guru
honorer untuk memenuhi kekurangan guru tersbut. Akhirnya muncul
permasalahan baru lagi mengenai guru honorer. Selama ini guru honorer memiliki
tugas dan kewajiban yang sama dengan guru PNS, tetapi status kepegawaiannya
7 Icha Rastika: PGRI: INDONESIA KEKURANGAN GURU SD. Ditulis pada tanggal 19 Maret 2015.
http://nasional.kompas.com/read/2015/03/19/17035491/PGRI.Indonesia.Kekurangan.Guru.SD. Diakses tanggal 9 September 2015 8 Ibid 7
16
bisa diberhentikan kapan saja. Hal ini juga ditambah dengan masalah
kesejahteraan guru honorer. Selama satu bulan guru honorer hanya digaji dari
dana BOS sebesar Rp 150.0009. Hal ini tentu sangat tidak adil bagi para guru
honorer, yang pekerjaannya bisa terancam setiap saat dan selama ini hanya digaji
rendah.
Padahal banyak dari guru honorer juga memiliki kualitas yang bagus, tidak
kalah dengan para guru PNS. Tetapi sayang pemerintah seakan-akan kurang
mempedulikan mereka. Kesejahteraan guru harus ditingkatkan, bagaimana kita
ingin mutu pendidikan kita semakin baik dan maju, tetapi kesejahteraan guru-guru
tidak tercapai, pasti kita tidak akan mampu menjadikan kualitas pendidikan kita
lebih baik. Selain itu pemerintah sebaiknya meningkatkan status guru dari honorer
menjadi guru PNS, agar mereka memiliki gaji tetap dan hidup mereka lebih
sejahtera. Dengan demikian maka kita bisa mempercepat proses peningkatan
kualitas pendidikan. Ingat peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya dari
kurikulum yang di pakai tapi juga dari kulitas dan kesejahteraan gurunya dimana
guru adalah kunci pertama dalam perkembangan pendidikan para anak bangsa.
9 Icha Rastika: PGRI: INDONESIA KEKURANGAN GURU SD. Ditulis pada tanggal 19 Maret 2015.
http://nasional.kompas.com/read/2015/03/19/17035491/PGRI.Indonesia.Kekurangan.Guru.SD. Diakses tanggal 9 September 2015
17
BAB IV
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Persoalan hukum dan hak asasi manusia (Kumham) selalu menyisakan
berbagai persoalan bagi setiap Presiden Indonesia yang sedang menjabat. Dari era
Presiden Soekarno sampai dengan sekarang era Presiden Joko Widodo (Jokowi)
persoalan di bidang ini tidak pernah ada kata selesai. Dari berbagai persoalan yang
paling disoroti oleh masyarakat adalah tindak pidana korupsi, permasalahan hak
asasi manusia dan juga narkotika. Ketiga persoalan hukum ini sangat sulit
diselesaikan hingga akar permasalahan sebab selalu ada “orang” yang bermain
peran penting di dalam kasus-kasus ini.
Pada masa kampanye Pemilihan Presiden setahun silam, Presiden Jokowi
menjanjikan tiga hal penting yang berkaitan dengan bidang Kumham yaitu:
Menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu, Memperkuat KPK
(meningkatkan anggran sepuluh kali lipat, menambah jumlah penyidik, dan
regulasi) serta akan berbicara terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI). Ketiga janji kampanye Presiden Jokowi selaras dengan salah satu point
Nawa Cita yang dipelopori oleh dirinya yakni menolak negara lemah dengan
melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
Persoalan KPK
Selama setahun kepemimpinan Jokowi-JK terkesan mulai melupakan apa
yang mereka janjikan serta cita-cita Nawa Cita mulai ditinggalkan. Pernyataan ini
bisa dilihat secara kasuistis, salah satunya adalah penguatan lembaga Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terkesan mundur dari pemberitaan berbagai
media cetak ataupun elektronik. Di mana dua pimpinan non-aktif KPK Bambang
Widjajanto dijadikan tersangka atas kasus lama yakni kasus dugaan keterangan
saksi palsu dalam sengketa Pilkada Kotawaringin di Mahkamah Konstitusi tahun
18
2010 silam10
dan Abraham Samad dijadikan tersangka dalam kasus pemalsuan
dokumen atas nama Feriyani Lim.11
Kasus-kasus yang melibatkan dua pimpinan
non-aktif KPK ini sampai detik sekarang masih berkutat di Kejaksaan. Sehingga
keduanya terperangkap di dalam ketidakpastian hukum dan ketidakadilan. Selain
kehilangan dua pimpinan KPK, banyak tersangka KPK yang mempra-
peradilankan KPK atas penetapan status tersangka atas diri mereka seperti
Suryadharma Ali, Jero Wacik, Hadi Poernomo, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya objek penetapan tersangka bukanlah kewenangan praperadilan
sesuai dengan ketentuan Pasal 77 KUHAP namun semenjak ada putusan Hakim
Sarpin dalam kasus Budi Gunawan dan juga putusan MK yang memperluas objek
praperadilan membuat para penegak hukum “kebablasan” dalam penanganan pra-
peradilan atas status tersangka ini.
Selain dua kasus di atas, ada juga revisi UU KPK yang menjadi Prolegnas
Prioritas12
di mana revisi UU KPK ini sudah sering direncanakan namun tertunda
niatnya oleh DPR dan Pemerintah. Namun di era Presiden Jokowi, UU ini
dijadikan prolegnas prioritas. Padahal masih banyak UU yang bersifat urgensi
yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah dan DPR seperti RUU KUHP
yang sampai sekarang masih dalam tahapan pembahasan. Penambahan penyidik
dan deregulasi UU KPK merupakan janji kampanye yang dijanjikan oleh Jokowi-
JK namun proses pengimplementasian terkesan menghambat pemberantasan
korupsi. Seharusnya pemerintah menjadi panglima terdepan dalam hal
pemberantasan korupsi agar terwujud birokrasi pemerintahan yang bersih, efisien,
dan efektif. Merevisi UU KPK adalah hal yang wajar sebab UU KPK bukanlah
kitab suci yang tidak bisa diubah-ubah, namun tahapan merevisi UU KPK
seharusnya menguatkan KPK bukan terkesan melemahkan seperti ada rencana
10
BBC: Polisi tangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/01/150123_bambang_widjojanto. Diakses tanggal 25 September 2015 11
Hendra Cipto: Keluarga Pasrah Abraham Samad Diperiksa Sebagai Tersangka. http://regional.kompas.com/read/2015/02/17/20303911/Keluarga.Pasrah.Abraham.Samad.Diperiksa.sebagai.Tersangka. Diakses tanggal 25 September 2015 12
Christie S: Revisi UU KPK Masuk Prolegnas Prioritas Tahun Ini. http://www.cnnindonesia.com/politik/20150616205958-32-60428/revisi-uu-kpk-masuk-prolegnas-prioritas-tahun-ini/. Diakses pada tanggal 25 September 2015
19
penghapusan kewenangan penyadapan KPK, padahal lewat penyadapan KPK
berhasil membongkar sejumlah kasus korupsi berskala besar yang melibatkan
banyak petinggi pemerintah. Seharusnya yang menjadi kunci permasalahan adalah
lambannya penanganan kasus korupsi yang dilakukan oleh KPK. Permasalahan
ini yang harus dibentuk pengaturannya agar KPK diberi waktu dalam penanganan
sebuah kasus karena beberapa kasus di KPK yang baru dilimpahkan ke
Pengadilan contohnya kasus Jero Wacik, ia ditetapkan sebagai tersangka oleh
KPK pada tanggal 3 September 2014 tetapi kasusnya dilimpahkan ke pengadilan
pada tanggal 22 September 201513
, dari jangka waktu sudah terlihat selama 1
tahun baru dilimpahkan. Setahun adalah jangka waktu yang cukup lama karena
dalam setahun seharusnya KPK bisa membongkar banyak kasus korupsi bukan
hanya terfokus pada satu kasus saja, mengingat jumlah penyidik KPK lebih
sedikit daripada penyidik kejaksaan ataupun kepolisian.
Penanganan Kasus Hak Asasi Manusia Masa Lampau
Selain penguatan KPK, Pemerintah Jokowi berjanji untuk menangani
kasus HAM masa lalu seperti kasus G30S, kasus Munir, kasus Trisakti, kasus
Semanggi I dan Semanggi II, dan lain sebagainya. Namun, pemerintah Jokowi
belum mengeluarkan kebijakan atau menunjuk kejaksaan agar segera
menyelesaikan permasalahan ini. Pemerintah malahan mengeluarkan solusi
berupa rekonsiliasi para korban kasus HAM ini14
, sungguh ironi sekali melihat
solusi yang ditawarkan oleh pemerintah. Pemerintah seharusnya membentuk tim
khusus di bawah koordinasi Komnas HAM agar menemukan penanggung jawab
atas kasus-kasus HAM berat. Kasus HAM sampai sekarang belum ada yang beres
di era Presiden manapun sehingga Presiden Jokowi dituntut bekerja lebih keras
dalam penanganan kasus HAM ini. Pemerintah harus berdiri di posisi para korban
13
Ambaranie Nadia K M: Jero Wacik Siap Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Tipikor pada Hari Ini. http://nasional.kompas.com/read/2015/09/22/07504291/Jero.Wacik.Siap.Jalani.Sidang.Perdana.di.Pengadilan.Tipikor.pada.Hari.Ini. Diakses pada tanggal 25 September 2015 14
Gilang Fauzi: Rekonsiliasi Pelanggaran HAM Diakhiri Permintaan Maaf Negara. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150702205707-12-63984/rekonsiliasi-pelanggaran-ham-diakhiri-permintaan-maaf-negara/. Diakses pada tanggal 25 September 2015
20
HAM bukan berdiri di balik mereka yang seharusnya bertanggung jawab. Apabila
penanganan kasus HAM ini ditangani dengan baik tentu akan membuat mereka-
mereka yang disebutkan terlibat dalam berbagai kasus pelanggaran HAM ini
menjadi jelas dan bisa bebas dari stigma negatif masyarakat terhadap mereka.
Sehingga pemerintah harus berpikir dual positioní agar mencapain win-win
solution.
Kasus BLBI
Janji kampanye Jokowi menangani kasus BLBI yang berkepanjangan ini,
harus segera diselesaikan agar terang-benderang. Semua pihak yang terlibat tentu
harus dimintai pertanggung jawabannya. Pemerintah harus mendesak penegak
hukum agar menemukan pihak-pihak yang merugikan negara Rp 3,066 triliun.15
Pemerintah harus mampu menjelaskan apakah kasus ini benar-benar murni
menyehatkan perbankan atau diselewengkan demi kepentingan pihak tertentu.
Kejelasan kasus ini masih abu-abu sebab pemerintah dalam hal ini para penegak
hukum kurang melihat kembali kasus korupsi yang sudah lama dan
berkepanjangan, sehingga seakan-akan terlupakan.
Tentu ketiga janji kampanye dan cita-cita nawacita Jokowi bisa
diselesaikan dalam 4 tahun ke depan sehingga penulisan ini hanya meningatkan
Presiden agar tidak melupakan janji kampanyenya di bidang Hukum dan HAM
serta menjadikan point Nawacita dalam hal penegakan hukum sebagai dasar
pengambilan kebijakan terkait disamping UUD 1945 dan Pancasila sebagai
sepasang dwi tunggal penyanggah berdirinya NKRI.
Pencapaian Jokowi Selama 1 Tahun
Sesungguhnya pencapaian setahun Jokowi-JK bisa kita lihat dalam bidang
narkotika. Di mana pemerintah dengan gencar berperang melawan para mafia
narkoba yang sudah merusak generasi penerus bangsa ini. Sindikat narkoba ini
disikat habis-habisan oleh pemerintah yang bisa kita lihat dari pengeksekusian
para gerbong narkoba. Di mana sudah ada dua kali tahapan mengeksekusi 15
Fidel Ali P : Masyarakat Mulai Lupa Kasus BLBI karena Prosesnya Lama. http://nasional.kompas.com/read/2015/06/19/19214471/Masyarakat.Mulai.Lupa.Kasus.BLBI.karena.Prosesnya.yang.Lama. Diakses pada tanggal 25 September 2015
21
terpidana mati narkoba ini masing-masing pada tanggal 18 Januari 2015 dan 29
April 2015.16
Pemerintah menjadikan permasalahan ini sebagai prioritas
merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap para pecandu narkotika
sekaligus upaya preventif dalam menyelesaikan kasus narkotika ini. Generasi
penerus bangsa sudah banyak yang terjerumus sehingga para perusak generasi
bangsa ini harus dipidana seberat-beratnya. Tentu bukan hanya dieksekusi begitu
saja. Pemerintah harus menciptakan regulasi dan pola yang berkesinambungan
serta terintegrasi dalam mencegah penyalahgunaan narkotika. Presiden Jokowi
yang menetapkan Indonesia Darurat Narkoba merupakan suatu warning bagi
seluruh elemen bangsa bahwa narkoba sudah menjadi musuh bersama. Pergerakan
perlawanan ini tidak bisa hanya dilakukan pemerintah sendiri akan tetapi harus
secara bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat agar benar-benar
mewujudkan Indonesia yang bebas dari narkoba.
Tugas Pemerintah Dalam Hal Regulasi Peraturan Perundang-undangan
Sebenarnya tugas pemerintah di bidang ini masih banyak lagi, selain apa
yang telah dijanjikan oleh pemerintah masih ada yang harus diselesaikan oleh
pemerintah. Hal ini berkaitan dengan regulasi peraturan perundang-undangan.
Sesungguhnya menghasilkan sebuah UU bukan hanya mengandalkan pemerintah
seorang tetapi juga DPR sebagai lembaga legislatif yang lebih berwenang. Namun
dengan kesiapan dan kematangan Pemerintah sesungguhnya bisa ikut mendorong
terselesaikannya berbagai undang-undang yang masuk sebagai Prolegnas. Salah
satunya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)17
yang dijadikan
sebagai Prolegnas Prioritas. Hal itu dikarenakan pembahasan RUU KUHP tidak
pernah selesai dari satu masa ke masa yang lain. Diharapkan di masa Presiden
16
Fabian Januaris Kuwado: Kejaksaan Belum Berencana Gelar Eksekusi Gelombang Ketiga. http://nasional.kompas.com/read/2015/09/08/13421221/Kejaksaan.Belum.Berencana.Gelar.Eksekusi.Mati.Gelombang.Ketiga Ditulis pada tanggal 8 September 2015. Diakses pada tanggal 9 September 2015 17
Moyang Kasih D:Bikinan Zaman Belanda, RUU KUHP Jadi Prioritas Prolegnas http://nasional.tempo.co/read/news/2014/11/21/063623550/bikinan-zaman-belanda-ruu-kuhp-jadi-prioritas-prolegnas. Ditulis pada tanggal 21 November 2014. Diakses pada tanggal 9 September 2015
22
Jokowi, KUHP ini bisa segera diselesaikan agar Indonesia memiliki KUHP
sendiri bukan lagi hasil konkordansi dari negeri Belanda. Namun dalam
penyelesaian KUHP ini harus tetap memerhatikan lex specialis derogate legi
generali yakni kekhusuan suatu peraturan perundang-undangan. Tidak harus
semua kejahatan dan larangan dikodifikasi menjadi satu buku tetapi tetap harus
dipisahkan dari KUHP itu sendiri. Misalkan delik korupsi yang seharusnya diatur
secara parsial dari KUHP18
karena korupsi di Indonesia dipandang sebagai
extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. Sehingga penanganannya juga
harus luar biasa tidak bisa disandingkan dengan KUHP yang notabene mengisikan
kejahatan-kejahatan pada umumnya. Pengaturan korupsi atau terorisme atau
narkotika sebagai suatu kasus yang butuh penanganan khusus haruslah tetap
berdiri sendiri bukan dikodifikasi menjadi satu kesatuan dengan KUHP. Serta
pasal penghinaan Presiden yang diwacanakan dihidupkan kembali19
harus dikaji
ulang sebab klausul “penghinaan Presiden” itu sendiri pernah dibatalkan oleh
Mahkamah Konstitusi20
sedangkan putusan MK itu bersifat final dan mengikat.
Sesuatu yang sudah final dan mengikat jangan lagi dicoba untuk kembali
dimasukkan ke dalam KUHP hasil buatan Indonesia itu sendiri. Selain KUHP ,
masih ada banyak RUU yang masuk ke dalam Prolegnas untuk segera
diselesaikan seperti RUU Pertahanan, RUU Wawasan Nusantara, RUU Merek
dan lain sebagainya.21
Presiden beserta jajarannya harus segera menyelesaikan
RUU tersebut agar dapat menjamin kepastian hukum bagi hal yang masih belum
ada regulasinya sehingga tidak terjadi kekosongan hukum yang berkepanjangan.
18
Ambaranie Nadia K M: ICW: Delik Korupsi dalam RUU KUHP akan Mengebiri Kewenangan KPK. http://nasional.kompas.com/read/2015/09/13/18415481/ICW.Delik.Korupsi.dalam.RUU.KUHP.akan.Mengebiri.Kewenangan.KPK. Diakses pada tanggal 9 September 2015 19
BBC Indonesia : Pasal Penghinaan Presiden Timbulkan Kontroversi. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150805_indonesia_hukum_penghinaanpresiden. 25 September 2015 20
Putusan MK No. 013-022/PUU-IV/2006. Pada tanggal 4 Desember 2006 21
FAT : Ini daftar 37 RUU Prolegnas Prioritas 2015. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54d8a6b1c2d60/ini-daftar-37-ruu-prolegnas-prioritas-2015.Diakses Pada tanggal 25 September 2015
23
Penutup
Presiden Jokowi dan kabinetnya baru bekerja selama setahun sehingga
belum mampu mengakomodir dan merealisasikan semua janji kampanyenya.
Namun janji tetaplah janji sehingga harus diwujudkan dalam bentuk konkrit sebab
asas Pactum Sunt Servanda atau perjanjian itu mengikat seperti Undang-Undang
bagi para pihak yang membuatnya sehingga janji kampanye Presiden Jokowi
terhadap rakyat Indonesia itu mengikat bagi dirinya dan rakyat Indonesia.
Pemerintah harus bersinergi dengan lembaga negara lainnya dalam mewujudkan
janji kampanyenya karena negara ini tidak hanya dikelola oleh satu lembaga
eksekutif saja tetapi masih banyak lembaga yang ikut mengurusinya. Namun
bidang Hukum dan HAM ini harus dijadikan prioritas agar tercapai keadilan dan
kepastian hukum yang mampu ikut mendorong pergerakan pemerintah di bidang
yang lain. Pemerintah harus menjamin penegakan hukum yang tidak tumpul ke
atas namun tajam ke bawah atau dengan kata lain equality before the law ini
harus mampu menjadi tameng bagi semua elemen masyarakat. Selamat bekerja
kembali Presiden Jokowi , marilah bersama menegakkan hukum selaras dengan
tujuan NKRI.
24
BAB V
BIDANG MARITIM
Indonesia terkenal sebagai negara yang bercirikan kepulauan di mana
Indonesia memiliki 5 pulau besar serta beberapa kepulauan kecil yang berada di
sekitara pulau-pulau besar tersebut. Dengan begitu banyak pulau membuat
wilayah laut Indonesia jauh lebih besar dibanding daratan Indonesia. Luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².22
Maka dari
itu, pemerintah sekarang yakni pemerintah Jokowi-JK dalam janji kampanye
mengemukakan istilah Poros Maritim sebagai bentuk mempertahankan kedaulatan
Indonesia di wilayah laut khususnya sebab batas wilayah territorial Indonesia
sering kali dilanggar oleh negara-negara tetangganya. Dengan adanya Poros
Maritim diharapkan mampu mensinergikan dan mempertahankan kedaulatan
Indonesia dari segi wilayah baik darat, laut, maupun udara. Di bawah ini akan
dipaparkan mengenai pencapaian Pemerintah di bidang ini serta janji kampanye
Jokowi-JK terkait kemaritiman.
Ilegal Fishing
Berdasarkan International Plan of Action to Prevent, Deter and Eliminate
IUU Fishing (IPOA-IUU Fishing) tahun 2001, yang dimaksud kegiatan perikanan
yang dianggap melakukan illegal fishing adalah:23
1. Kegiatan perikanan oleh orang atau kapal asing di perairan yang menjadi
yurisdiksi suatu negara, tanpa izin dari negara tersebut, atau bertentangan
dengan hukum dan peraturan perundang-undangan;
2. Kegiatan perikanan yang dilakukan oleh kapal yang mengibarkan bendera
suatu negara yang menjadi anggota dari satu organisasi pengelolaan
perikanan regional, akan tetapi dilakukan melalui cara yang bertentangan
22
www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 23
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia: Apa Yang Dimaksu IUU FISHING? http://www.djpt.kkp.go.id/index.php/profil/c/15/Apa-yang-dimaksud-IUU-fishing/?category_id=12. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
25
dengan pengaturan mengenai pengelolaan dan konservasi sumber daya
yang diadopsi oleh organisasi tersebut, dimana ketentuan tersebut
mengikat bagi negara-negara yang menjadi anggotanya, ataupun
bertentangan dengan hukum internasional lainnya yang relevan;
3. Kegiatan perikanan yang bertentangan dengan hukum nasional atau
kewajiban internasional, termasuk juga kewajiban negaranegara anggota
organisasi pengelolaan perikanan regional terhadap organisasi tersebut;
4. Kegiatan penangkapan ikan yang melanggar hukum yang paling umum
terjadi di WPP-NRI adalah pencurian ikan oleh kapal penangkap ikan
berbendera asing, khususnya dari beberapa negara tetangga.
Dengan 4 kriteria di atas bisa dilihat bahwa banyaknya pelanggaran
yuridiksi kelautan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
seperti memasuki wilayah Indonesia tanpa izin, memalsukan bendera Indonesia
serta berbagai modus lainnya yang dipergunakan agar bebas dari pantauan dan
penindakan polisi air ataupun TNI Angkatan Laut atau Badan Keamanan Laut
(BAKAMLA) KKP. Illegal fishing menjadi persoalan utama di kemaritiman
Indonesia sebab minimnya pengawasan dan penindakan tegas terhadap pihak-
pihak yang melanggar illegal fishing ini. Namun semenjak Pemerintah Jokowi-JK
menjabat, penindakan terhadap kapal-kapal illegal fishing dilakukan secara tegas
dan nyata bukan lagi sekedar pentas seni dalam penindakan hukum Indonesia.
Proses penenggelaman kapal asing yang melakuan illegal fishing pertama kali
dilakukan pada tanggal 5 Desember 2014 terhadap tiga kapal asing asal Negara
Vietnam.24
Serta yang akhir-akhir ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2015
yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penangkapan kapal
pencuri ikan bekerja sama dengan TNI Angkalan Laut serta Polisi Air untuk
mempersiapkan 37 kapal asing yang telah diputuskan bersalah melanggar batas
perairan Indonesia oleh pengadilan setempat. Penenggelaman kapal-kapal asing
ini akan dilakukan di sejumlah daerah yaitu empat belas kapal di Pontianak
24
Detiknews : Boom ! 3 Kapal Nelayan Vietnam Pencuri Ikan Diledakkan. http://news.detik.com/berita/2768666/boom-3-kapal-nelayan-vietnam-pencuri-ikan-diledakkan. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
26
Kalimantan Barat, delapan di Bitung Manado Sulawesi Utara, lima di Ranai
Kepulauan Riau, empat dari Tarakan Kalimantan Utara, tiga di Belawan Sumatera
Utara dan tiga di Tarempa Kepulauan Anabas, yang terletak dekat semenanjung
Malaysia.25
Tindakan penenggelaman ini menjadi prestasi tersendiri di awal
pemerintahan Presiden Jokowi sebab ini membuktikan bahwa Indonesia tidak
akan lemah terhadap tindakan illegal fishing yang kerugiannya amatlah besar.
Pemerintah membuktikan kepada publik dan dunia internasional bahwa Indonesia
bersiap penuh untuk memerangi tindakan illegal fishing yang dilakukan di
wilayah territorial Indonesia. Pemerintah lewat Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) memberi sinyal kepada negara tetangga untuk jangan bermain
dengan perairan Indonesia yang menjadi kedaulatan Indonesia secara penuh.
Pemerintah Indonesia diapreasiasi dalam hal penenggelaman namun
sesungguhnya penenggelaman ini bisa ditinjau kembali dari sisi wawasan
lingkungan dan keberlangsungan ekosistem. Di mana dengan mengebom kapal-
kapal telah merusak ekosistem kelautan akibat efek bom yang besar serta efek jera
hanyalah bersifat sebentar saja. Seharusnya pemerintah bisa mengkaji penindakan
yang lebih humanis dan berwawasan lingkungan seperti penyitaan kapal hingga
dihibahkan kepada nelayan-nelayan miskin di Indonesia. Kapal-kapal yang
ditangkap dan dibom ini seyogianya dihibahkan kepada nelayan-nelayan
Indonesia yang masih miskin ataupun kapal-kapal mereka sudah kalah saing
dengan kapal-kapal para nelayan asing tersebut. Pemberian kapal lebih
memberikan efek jera sebab pemilik kapal merugi secara materiil dan immaterial.
Di mana merugi materiil dilihat dari pembelian kapal tentu menggunakan dana
yang tidaklah sedikit sedangkan immaterial dilihat dari bahwa para pemilik kapal
harus menyerahkan hak milik mereka kepada pihak luar yang tidak ada hubungan
apapun dengan mereka sama sekali. Sehingga pemberian kapal lebih humanis
dengan tetap menjaga ekosistem Indonesia.
25
BBC INDONESIA : Lagi, kapal-kapal asing ‘pencuri ikan’ akan ditenggelamkan. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150812_indonesia_kapal. Ditulis pada tanggal 18 Agustus 2015. Diakses pada tanggal 9 September 2015
27
Tol Laut Indonesia
Negara Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga bisa
dipergunakan sebagai akses transportasi perekonomian di samping darat dan
udara. Wilayah laut bisa menghubungkan satu dermaga dengan dermaga lainya
terutama wilayah Timur Indonesia yang wilayah lautnya jauh lebih bernilai
ekonomis dibanding wilayah Barat dan Tengah Indonesia. Melihat oportunitis
demikian, pemerintah merencanakan suatu tol laut yang akan menghubungkan
seluruh wilayah Indonesia dengan laut bukan semata dengan udara ataupun darat.
Hal ini dibuktikan pada tanggal 13 Juni 2015 Joko Widodo hari ini
meresmikan beroperasinya 3 buah kapal motor penyeberangan (KMP) dan
Dermaga VI Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menurut Presiden, tambahan saran
dan prasarana baru ini bagian dari program percepatan pembangunan
infrastruktur, khususnya untuk mempercepat implementasi tol laut (sea
connectivity).26
Intruski Presiden Jokowi tersebut merupakan bentuk upaya pemerintah
dalam menangani lambannya distribusi logistik serta akses yang sulit antar
provinsi di Indonesia karena luasnya wilayah laut Indonesia. Hal ini tentu harus
menjadi agenda prioritas bagi Pemerintah disamping membangun dermaga dan
memperbanyak kapal namun harus ada regulasi dan sistem yang saling
terintegrasi dalam mewujudkan impian tol laut ini .
Tol Laut akan menjadi modal transportasi bagi masyarakat serta menjadi
konektivitas perekonomian Indonesia di samping wilayah darat yang selama ini
mengambil bagian besar dalam mengkoneksi perekonomian Indonesia. Tol laut
harus menjadi solusi yang solutif dalam menghadapi dwelling time yang
prosesnya rumit serta lamban. Dengan adanya tol laut maka perekonomian
domestik bisa menjadi sentral perekomonomian di setiap dermaga yang terhubung
tol laut ini. Pemerintah tidak lagi memusatkan proses perekonomian di Pulau Jawa
26
Resty Armenia : Jokowi Instruksikan Percepatan Program Tol Laut. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150613152116-20-59816/jokowi-instruksikan-percepatan-program-tol-laut/. Ditulis pada tanggal 13 Juni 2015. Diakses tanggal 9 September 2015
28
saja tetapi bisa memusatkan di Nusa Tenggara, Papua, Maluku, Sulawesi, dan
wilayah lainnya.
Tol laut bukan sekedar tol seperti jalan tol di pusat-pusat Pulau Jawa tetapi
harus menjadi wajah perekonomian baru di Indonesia. Di mana ada suatu
pemusatan perekonomian untuk mengakses perekonomian yang lain. Pemerintah
tidak sekedar membangun tol laut tetapi menjadikan tol laut sebagai central of
business dengan kata lain bisa menjadikan laut sebagai pusat perekonomian
Indonesia serta memberdayakan kelautan Indonesia yang selama ini didiamkan.
Sehingga tol laut menjadi agenda utama dan terutama dalam mewujudkan poros
maritim Indonesia.
Membangun pusat pelelangan, penyimpanan, dan pengolahan ikan
Pengelolaan hasil perikanan Indonesia selama ini terpisah satu sama
lainnya sehingga tidak ada upaya mensinergikan pengelolaan hasil tangkapan
nelayan.27
Pusat perikanan laut di Indonesia terdapat di daerah Bagan Siapi-Api
(Riau) dan merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia. Perikanan laut
di Indonesia juga terdapat di Cilacap (Jawa Tengah), Muncar
(Banyuwangi), Kepulauan Riau, dan Tegal (Jawa Tengah). Mengingat urusan
perikanan merupakan urusan pemerintah daerah yang bersifat pilihan sejalan
dengan Pasal 12 ayat 3 Undang-Undang Pemerintah Daerah. Sehingga urusan
dalam perikanan ini setiap daerah memiliki kewenangannya sendiri karena
Indonesia menganut sistem desentralisasi yang didasari pada asas otonomi. Maka
dari itu pemusatan pelelangan, penyimpanan, dan pengelolaan ikan di Indonesia
menjadi kesulitan bagi Pemerintah terutama Kementerian KKP karena urusan
tersebut telah menjadi urusan pilihan bagi suatu daerah.
Maka dari itu setiap daerah memiliki regulasi sendiri dalam mengelola
pelelangan ikan misalkan di Kabupaten Pasuruan terdapat Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan, lalu di daerah
Kabupaten Pati tedapat Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Tempat
27
Ahmad Yani: Geografi. 2007. Jakarta: Grafindo, halaman 112
29
Pelelangan Ikan serta ada juga di daerah Kota Samarinda terdapat Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan.
Sesungguhnya masih banyak lagi Peraturan Daerah terkait pelelangan ikan ini.
Pemerintah Jokowi-JK harus segera merumuskan kebijakan bersama
dalam hal pemusatan pelelangan, penyimpanan, dan pengelolaan ikan ini agar
peraturan daerah yang ada menyesuaikan kebijakan pemerintah. Walaupun urusan
kelautan dan perikanan menjadi urusan pemerintahan daerah yang pilihan ini
didasari asas otonomi. Tetap saja Pemerintah harus memberi pedoman dan
jaminan bagi para pengusaha ikan dan para nelayan agar kesejahteraan nelayan di
Indonesia bisa lebih terjamin.
Penyederhanaan Regulasi Perikanan
Regulasi Perikanan sampai sekarang mengacu pada UU Perikanan yang
diterbitkan pada tahun 2004 yang pernah diubah pada tahun 2009. Dengan kata
lain UU Perikanan yang ada di Indonesia sudah berusia 11 tahun walaupun ada
perubahan pada tahun 2009 sebab perubahan perundang-undangan tidaklah
mencabut undang-undang yang lama. Sehingga regulasi di bidang ini tetap
mengacu pada UU ini beserta perubahannya.
Menteri Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menanggapi serius
dalam hal kesejahteraan masyarakat pesisir sehingga mengeluarkan Peraturan
Menteri Nomor 22 Tahun 2015 tentang Bantuan Langsung Masyarakat di Bidang
Kelautan dan Perikanann (selanjutnya disebut Permen BLT-KP).
Dalam Pasal 9 Permen BLT-KP menyatakan bahwa Bantuan Langsung
Masyarakat diberikan untuk kegiatan: a. Penangkapan ikan skala mikro/kecil; b.
Pembudidayaan ikan skala mikro/kecil; c. Pengolahan dan pemasaran hasil
kelautan dan perikanan skala mikro/kecil; d. Jasa dan industri kelautan skala
mikro/kecil; e. Pendidikan, pelatihan, dan/atau penyuluhan kelautan dan
perikanan non pemerintah; f. Pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan oleh masyarakat; g. Pengembangan usaha garam skala kecil; h.
Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi hasil penelitian dan pengembangan
bidang kelautan dan perikanan; atau i. Penyediaan sarana dan prasarana di pesisir
30
dan pulau-pulau kecil/pulau-pulau kecil terluar; j. pengelolaan irigasi tambak
partisipatif; k. pengembangan pakan ikan mandiri; l. penguatan sosial ekonomi
kelompok masyarakat konservasi; m. pengembangan dan peningkatan
ketangguhan kawasan pesisir; dan n. rehabilitasi pesisir dan vegetasi pantai.28
Sehingga dalam Permen ini bisa kita simpulkan bahwa Kementerian KKP
menjadikan kesejahteraan masyarakat di sektor ini sebagai salah satu agenda
prioritas.
Selain ada Permen BLT-KP, Menteri Susi juga menerbitkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan
Penggunaan Pukat Hela (trawal) dan Pukat Tarik (seine nets) di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia namun ditolak oleh nelayan
karena nelayan Indonesia pada umumnya menggunakan alat tangkap yang
dilarang di dalam Permen ini, padahal permen ini bertujuan untuk mencegah
kerusakan akut pada kelestarian lingkungan. Penggunaan alat yang berbahaya
tersebut seperti pukat mengakibatkan menurunnya sumber daya ikan dan
mengancam kelesatarian lingkungan.29
Sesungguhnya tujuan Permen ini semata
melindungi ekosistem laut namun nelayan Indonesia membutuhkan masa transisi
sekaligus penyesuaian diri dengan alat tangkap yang diizinkan. Hal ini menjadi
perhatian bersama sebab penggunaan trawal dan seine nets ini umumnya
digunakan oleh nelayan tradisional sehingga dalam regulasi ini nelayan tradisional
kehilangan alat tangkapnya.
Sesungguhnya masih ada beberapa regulasi terkait kelautan dan perikanan
yang harus menjadi perhatian seperti masa tangkap bagi ikan-ikan tertentu agar
tercipta pola melestarikan serta perlindungan terhadap kepentingan nelayan dan
pengusaha ikan Indonesia. Pemerintah harus memfokuskan diri dalam regulasi
pencegahan penangkapan secara illegal sekaligus mengutamakan perlindungan
konservasi alam bawah laut agar laut tidak lagi sekedar dieksploitasi tetapi harus
pula ditingkat kelestariannya.
28
Lihat Permen Nomor 22/Permen-KP/2015 29
RRI : Ditolak Nelayan , Menteri Susi Bantah Tidak Sosialisasi Permen KP Nomor 2. http://www.rri.co.id/post/berita/137083/nasional/ditolak_nelayan_menteri_susi_bantah_tidak_sosialisasi_permen_kp_nomor_2.html. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
31
Mempermudah nelayan mendapatkan solar sebagai bahan bakar kapal
dengan mendirikan SPBU khusus
Nelayan Indonesia masih menggunakan solar sebagai bahan bakar kapal
waktu mereka berlayar sehingga pendistribusian solar haruslah sampai ke tangan
nelayan. Apalagi nelayan sangat membutuhkan BBM terutama solar serta harus
terjamin ketersediaannya karena harga BBM yang dikembalikan kepada harga
pasar.30
Pemerintah haruslah menjamin bahwa ada kuota khusus bagi para nelayan
agar tidak terjadi krisis bahan bakar yang mengakibatkan nelayan tidak bisa
melaut. Apabila hal tersebut terjadi maka nelayan akan semakin kalah saing
dengan nelayan asing yang memiliki alat tangkap, kapal berteknologi serta
ketersediaan bahan bakar dari negara asal.
Menteri Susi mengharapkan pengurangan anggaran bahan bakar minyak
bagi para nelayan dapat dialihkan untuk pembelian alat tangkap sebagai akibat
diterbitkannya Permen Nomor 2 Tahun 2015 tersebut. 31
Pengurangan anggaran
BBM bagi nelayan yang dialihkan untuk pembelian alat tangkap tentu tidaklah
etis sebab pemerintah bisa tanpa mengurangi anggaran BBM namun
mengalokasikan dana baru dalam pembelian alat tangkap bagi nelayan. Sehingga
pengurangan anggaran BBM adalah kebijkan yang tidak sesuai walaupun
pemerintah berencana untuk mengalihkannya ke dalam pembelian alat tangkap.
Pemerintah telah membangun SPBU Khusus Nelayan di Pantura32
dan
Kalimantan Tengah33
sehingga mempermudah bagi para nelayan mengakses
bahan bakar minyak yang selama ini menjadi kendala bagi para nelayan
30
Kompas : Nelayan Butuh Ketersediaan BBM. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/22/132953826/Nelayan.Butuh.Ketersediaan.BBM. diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 31
Prabawati S : Menteri Susi Ingin Anggaran Subsidi Solar untuk Nelayan. http://economy.okezone.com/read/2015/04/01/320/1127720/menteri-susi-ingin-anggaran-subsidi-solar-untuk-nelayan. diakes pada tanggal 7 Oktober 2015 32
Okezone : Pertamina Bangun 10 SPBU Khusus Nelayan di Pantura. http://economy.okezone.com/read/2014/11/11/19/1063755/pertamina-bangun-10-spbu-khusus-nelayan-di-pantura?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 33
ROL: SPBU Khusus Nelayan Mulai Dibangun. http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/05/30/np65g6-spbu-khusus-nelayan-mulai-dibangun. diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
32
Indonesia. Sehingga pembangunan SPBU khusus ini menjadi solusi solutif bagi
para nelayan yang selama ini mengambil bahan solar dari pihak ketiga yang
berkemungkinan memainkan harga solar agar mendapatkan keuntungan lebih.
Pemerintah Jokowi-JK harus terus membangun SPBU khusus karena bahan bakar
minyak masih menjadi kebutuhan pokok nelayan Indonesia untuk melaut.
Pemerintah tidak boleh hanya membangun di wilayah tertentu saja tetapi semua
provinisi Indonesia seharusnya memiliki SPBU khusus bagi para nelayan di
wilayah mereka masing-masing.
Selain pembangunan SPBU, pemerintah harus mampu menjamin
ketersediaan BBM di setiap SPBU khusus ini agar SPBU ini berfungsi secara
optimal bukan sekedar pajangan cantik belaka. SPBU merupakan alat vital bagi
para nelayan di samping alat tangkap yang mereka miliki sehingga pemerintah
harus terus mengawasi proses distribusi BBM dari pusat sampai ke SPBU Khusus
serta yang terakhir sampai ke tangan para nelayan.
Industri Maritim
Indonesia selain sebagai negera berbasis agraris tetapi juga berbasis pada
maritim, sehingga dibutuhkan industri maritim dalam mengembangkan wilayah
laut Indonesia. Dalam hal industri maritim ini bisa difokuskan pada perkapalan
sehingga industri perkapalan bisa memperkuat sektor maritim di Indonesia.34
Industri perkapalan memiliki pangsa pasar yang luas baik secara nasional ataupun
internasional sehingga pemerintah menjadikan industri perkapalan sebagai salah
satu bentuk industri maritim yang dijanjikan dalam janji kampanye Jokowi.
Akan tetapi dalam industri maritim memerlukan investasi besar35
sekaligus
kebijakan yang kuat.36
Sebab di era presiden sebelumnya industri maritim hanya
sekedar wacana kebijakan tanpa implementasi yang jelas. Selain invetasi dan
34
Antara: Industri Perkapalan majukan sektor maritime Indonesia. http://www.antaranews.com/berita/511020/industri-perkapalan-majukan-sektor-maritim. diakes pada tanggal 7 Oktober 2015 35
Kemenperin: Industri Maritim Butuh Investasi Besar. http://www.kemenperin.go.id/artikel/7215/Industri-Maritim-Butuh-Investasi-Lebih-Besar. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2015 36
Ibid . http://www.kemenperin.go.id/artikel/10025/Industri-Maritim-Butuh-Kebijakan-Kuat. diakses pada tanggal 7 Oktober 2015
33
kebijakan sesungguhnya dibutuhkan sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan modal kapital yang besar maka pemerintah harus mampu mengelola isu
industri maritim ini dengan baik agar mampu menjadi lapangan perekonomian
yang baru disamping industri energi, industri padat karya, ataupun industri
agraris. Maka dari itu, pemerintah harus menciptakan lapangan industri maritim
serta iklim industri maritim yang kondusif agar industri di bidang ini bisa
dijalankan sebagai industri baru di Indonesia mengingat wilayah laut Indonesia
yang begitu luas.
Dari apa yang telah dipaparkan di atas, sesungguhnya janji kampanye
Presiden Jokowi di bidang kemaritiman telah direalisasikan secara perlahan.
Namun, ada satu hal yang belum diperlihatakan oleh pemerintah yakni kekuatan
poros maritim. Di mana menjadikan Indonesia sebagai poros maritim bagi negara-
negara dunia adalah cita-cita besar yang pernah dilakukan oleh Kerajaan
Majapahit ataupun Kerajaan Sriwijaya pada masa lampau. Sehingga Pemerintah
Jokowi-JK harus mampu merealisasikan dan membuktikan bahwa Indonesia
mampu menjadi Poros Maritim bagi Asia Tenggara bahkan bagi dunia
internasional. Upaya yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengoptimalisasikan
segala sumber daya dan anggaran di bidang kemaritiman dalam mewujudkan
sektor maritim sebagai sektor yang paling tinggi nilai jualnya sehingga
pemerintah mampu mendorong perkembangan dan pembangunan di sektor ini.
Terutama dalam hal industri maritim yang direncanakan pemerintah harus segera
direalisasikan dan diupayakan regulasinya agar industri bahari ini menjadi fondasi
terwujudnya poros maritim Indonesia.
Kemaritiman dan sumber daya menjadi wilayah kerja tersendiri di masa
kabinet Jokowi-JK sehingga butuh waktu yang lebih banyak untuk menyesuaikan
kebijakan dan regulasi agar tidak terjadi tumpang tindih denga sektor lainnya.
Kemaritiman haruslah menjadi adidaya di negaranya sendiri karena Indonesia
dikelilingi lautan yang memiliki banyak potensi. Semua itu hanya tergantung pada
pemanfaatan dan kecakapan dari Pemerintah dalam menjalankan bidang ini secara
komperehensif dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya yang telah
berkembang lama di Indonesia.
34
BAB VI
BIDANG INFRASTRUKTUR
Infrastruktur adalah hal yang sangat penting sebagai penunjang untuk
kemajuan suatu negara. Pembangunan infrastruktur berguna untuk percepatan
kemakmuran dan percepatan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Pembangunan infrastruktur sangat penting terutama bagi daerah-daerah di
pinggiran Indonesia, pedesaan, dan daerah-daerah terpencil yang tertinggal.
Dengan percepatan pembangunan infrastruktur maka diharapkan masyarakat di
daerah tertinggal yang selama ini tidak mendapatkan akses yang baik dalam
bentuk jalan, kesehatan, pendidikan, pelayanan publik, dan lain-lain dapat
merasakan. Selain itu pembangunan infrastruktur juga memperkuat Indonesia di
daerah perbatasan dan juga membuat masyarakat pinggiran dan pedesaan
sejahtera tanpa harus pergi ke kota-kota besar atau bahkan pindah ke negara lain.
Pemerintah sadar akan hal ini, maka dalam janji kampanye dan Nawa
Cita-nya Jokowi berjanji akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah pinggiran dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Pembangunan ini dimaksudkan dengan memperbaiki, melengkapi, dan
membangun infrastruktur yang memadai untuk masyarakatnya. Tetapi sekarang
ini sudahkah janji tersebut ditepati? Memang kita sadari bahwa pembangunan
desa, daerah-daerah, apalagi daerah pinggiran negara ini sangat sulit. Tidak
adanya akses jalan menuju ke daerah pinggiran membuat biaya pembangunan
semakin besar karena harus membuat akses jalan terlebih dahulu. Tetapi
pemerintah sudah memulai langkah untuk membangun desa dan daerah pinggiran
walau belum sepenuh teralisasikan.
Pembangunan Jalan Perbatasan di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur
(NTT), dan Trans Papua
Daerah perbatasan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara.
Batas negara merupakan gerbang paling depan dari negara itu atau dengan kata
lain gerbang terdepan dari kedaulatan negara Indonesia. Minimnya infrastruktur di
35
daerah perbatasan bisa menandakan lemahnya Indonesia di perbatasan.
Masyarakat yang tinggal di perbatasan yang tidak dibangun infrastrukturnya
menjadi tertinggal. Akses jalan untuk laju pertumbuhan ekonomi menjadi
terhambat, dan ini menyebabkan masyarakat perbatasan khususnya di Kalimantan
yang berbatasan dengan Malaysia menjadi terasing dan lebih memilih untuk
berdagang dan tinggal di Malaysia dari pada di Indonesia. Hal ini menandakan
lemahnya Indonesia di perbatasan yang bisa berdampak pada terancamnya
kedaulatan kita di daerah perbatasan. Tidak adanya jalan dan infrastruktur yang
memadai dan kurangnya pengawasan perbatasan menjadi kesempatan bagi negara
tetangga untuk menggeser batas teritorialnya dan Indonesia akan kehilangan
wilayahnya. Ini tanda nyata bahwa kedaulatan dan territorial kita terancam.
Sekarang pemerintah sadar bahwa daerah pinggiran harus cepat di bangun
agar selain memperkuat Indonesia di perbatasan, juga sebagai usaha pemerintah
untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia sampai pada ke daerah
pinggiran. Oleh karena itu pemerintah Jokowi sesuai dengan janjinya ingin
membangun Indonesia dari pinggir sudah mulai dijalankan. Sampai pada bulan
Agustus untuk pembangunan jalan sudah ada perkebangan yang sangat
menggembirakan. Untuk wilayah Kalimantan, rencana pembanguan sepanjang
771,36 Km yang membentang dari Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, hingga
Kalimantan Timur ruang yang sudah diaspal mencapai 188,37 Km dan ruas yang
sudah fungsional sebagai jalan mencapai 441,70 Km. Hal ini harus diapresiasi
karena pelaksanannya baru beberapa bulan.37
Kemudian untuk pembangunan jalan Trans Papua sepanjang 4.325 Km,
sampai saat ini jalan yang sudah teraspal mencapai 2.075 Km dan diperkirakan
akan rampung tahun 2019. Jalan perbatasan di NTT sepanjang 171,56 Km, sampai
akhir 2015 ditargetkan akan selesai sepanjang 47 Km, tahun 2016 sepanjang
67,61 Km, dan tahun 2017 adalah penyelesaian akhir sepanjang 56,95 Km. Ini
menjadi tugas pemerintah untuk memulai pembangunan jalan di perbatasan NTT.
37
ROL: Jokowi: Pembangunan Jalan Perbatasan Menggembirakan. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/08/27/ntqcp8335-jokowi-pembangunan-jalan-perbatasan-menggembirakan. Diakses pada 26 September 2015
36
Total anggaran tahun 2015 untuk jalan perbatasan Kalimantan, NTT, dan Papua
adalah Rp 2 triliun.38
Tentu pencapaian pemerintah perlu kita apresiasi, hal ini merupakan bukti
nyata realisasi janji pemerintah dalam membangun infrastruktur daerah pinggiran.
Pemerintah harus tetap konsisten dengan program pembangunan ini. Dana yang
sudah dianggarkan jangan sampai disalahgunakan. Karena sering terjadi dalam
proyek-proyek pembangunan pemerintah, dana anggaran malah diselengwengkan
untuk kepentingan oknum-oknum pemerintah. Jika pemerintah tetap fokus dan
konsisten dengan program pembangunan daerah pinggiran ini, maka target
selesainya pembangunan akan tercapai. Dengan demikian proses pemerataan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat akan mulai tercapai, sebab pembangunan
infrastruktur memudahkan pergerakan dan hubungan antar wilayah. Rakyat akan
menikmati murahnya harga logistic karena efisiensi biaya transportasi. Ingat
Presiden Jokowi pernah berkata bawah daerah perbatasan adalah halaman depan
rumah Indonesia.
Program 1 Juta Rumah
Rumah adalah kebutuhan pokok bagi setiap manusia yang harus dipenuhi.
Pemerintah sebagai penjalan amanat UUD 1945 wajib untuk memenuhi
kebutuhan dasar rakyatnya salah satunya adalah kebutuhan tempat tinggal yang
layak. Masalah tempat tinggal yang layak bagi masyarkat Indonesia menjadi
masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Kebutuhan akan perumahan
yang belum terpenuhi mencapai 13,5 juta unit. Pemerintah melalui program 1 juta
rumah berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Program yang
dicanangkan oleh Jokowi hingga bulan September 2015 telah berhasil terealisasi
membangun rumah sebanyak 493.552 unit rumah. Sampai akhir tahun ini dari
target satu juga rumah, setidaknya tercapai pembangunan sampai 50% dari
keseluruhan.39
38
Ibid 37 39
Dana Aditiasari: http://finance.detik.com/read/2015/09/24/141712/3027507/1016/program-1-juta-rumah-jokowi-sudah-terbangun-493552-unit?f9911023. Diakses pada 26 September 2015
37
Program satu juta rumah yang berjalan dengan kemajuan yang cukup
signifikan ini merupakan keberhasilan pemerintah yang harus diapreasiasi.
Percepatan pembangunan satu juta rumah juga mengingat bahwa penduduk
Indonesia terus bertambah, maka kebutuhan akan tempat tinggal akan terus
bertambah juga. Program yang dicanangkan sejak April oleh Presiden ini dibagi
menjadi dua masa. Pertama pembangunan rumah untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 603.516 unit dan rumah untuk
masyarakat yang tidak berpenghasilan rendah sebanyak (non MBR) 396.484 unit
rumah. Sedangkan berdasarkan data yang masuk ke Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan saat ini, angka pertumbuhan rumah untuk MBR sudah
mencapai 357.906 unit dan rumah non MBR sudah mencapai 135.646 unit
rumah.40
Hal ini tentu sangat mengembirakan, pemerintah harus tetap konsisten
pada janjinya untuk menyelesaikan target pembangunan satu juta rumah sebagai
perwujudan dari tugas negara untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan pokok
dari masyarakatnya agar menuju pada kesejahteraan.
Pembangunan Desa
Pembangunan Desa merupakan janji kampanye yang disampaikan oleh
Presiden Jokowi. Sejak dahulu desa identik dengan kemiskinan, oleh karena itu
pemerintah harus membangun desa-desa di Indonesia yang jumlahnya mencapai
74.000. Selain itu juga sebagian besar wilayah Indonesia adalah pedesaan.
Dengan memajukan desa maka akan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Menurut data dari Litbang Kompas pada bulan Januari 201541
, kebutuhan desa
yang paling besar adalah dalam bidang pendidikan sebanyak 60,4% responden
menyatakan tidak memadai, kemudian disusul dalam bidang kesehatan dimana
sebanyak 57,1% responden menyatakan tidak memadai. Hal ini kemudian diikuti
dengan persoalan pembangunan desa yang paling mendesak adalah fasilitas
pendidikan sebanyak 35,8%. Selain itu persoalan pembangunan yang mendesak di
40
Ibid 39 41
Topan Yuniarto/Litbang Kompas: UU Desa: Memberdayakan Kearifan, Memajukan Desa. http://wikidpr.org/news/litbang-kompas-uu-desa-memberdayakan-kearifan-memajukan-desa. Ditulis pada tanggal 12 Januari 2015. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015
38
desa selain penyediaan fasilitas pendidikan adalah perbaikan infrastruktur sebesar
20,6%, penyediaan lapangan kerja sebesar 12,7%, layanan kesehatan sebesar
8,5%, penyediaan kebutuhan pokok/ekonomi sebesar 7,7%, peningkatan pertanian
sebesar 6,1%, dan sisanya tidak tahu atau tidak mejawab.
Kemudian berdasarkan data dari Litbang Kompas pada bulan September
2015, sebanyak 65,0% responden menyatakan fasilitas pendidikan di desa tidak
memadai atau naik sebanyak 4,6% dari data bulan Januari 2015. Hal ini bisa
mengindikasikan bahwa selama bulan Januari sampai September, pemerintah
tidak melakukan perubahan yang cukup signifikan terhadap permasalahan fasilitas
pendidikan di desa, atau bisa disebabkan responden yang kecewa terhadap kinerja
pengembangan fasilitas pendidikan di desa. Untuk masalah kesehatan berdasarkan
data Litbang Kompas bulan September 2015 sebanyak 51,7% responden
menyatakan tidak memadai, hal ini mengalami penurunan dari bulan Januari 2015
sebanyak 5,4% dari 57,1%. Hal ini munngkin bisa disebabkan karena pemerintah
sudah mulai bergerak secara nyata untuk membangun atau memperbaiki fasilitas
kesehatan di desa.
Dalam menyelesaikan masalah pendidikan di pedesaan sesuai dengan janji
Presiden bahwa akan membuat sekolah gratis dan mewujudkan pendidikan gratis
bagi anak petani dan anak nelayan (penduduk desa mayoritas petani dan nelayan),
maka pemerintah harus membangun banyak sekolah di desa. Pembangunan
sekolah di desa-desa ini dengan tujuan untuk memberikan akses pendidikan
kepada seluruh penduduk Indonesia dan berusaha meningkatkan kesejahteraan
pendudukan dan peningkatan kualitas penduduk desa melalui pendidikan.
Infrastruktur pendidikan yang memadai juga harus ditunjang dengan jumlah
tenaga pendidik yang berkompeten dan terampil. Oleh karena itu pada Bab III
Bidang Pendidikan tugas pemerintah yang harus segera diselesaikan adalah
pelatihan guru dan penambahan jumlah guru serta pesebaran guru yang tidak
merata. Jadi masalah pendidikan berkaitan dengan masalah pembangunan desa ke
arah yang lebih baik.
Penyediaan lapangan pekerjaan di desa tentu dapat diatasi dengan
pembangunan sistem pertanian yang modern dan memadai serta merata. Jika mata
39
pencaharian utama penduduk desa yaitu pertanian, maka harus dibangun untuk
menunjang ekonomi masyarakat desa. Pembangunan infrastruktur pertanian yaitu
mengenai pembangunan irigasi dan pemanfaatan teknologi pertanian. Jika
pembangunan infrastruktur pertanian telah berhasil dan memberikan banyak
keuntungan dan produksi pertanian yang melimpah, maka masyarakat desa
banyak yang ingin kembali menjadi petani, karena menjadi petani bisa
mendatangkan kemakmuran. Dengan demikian maka akan mengurai arus
urbanisasi ke kota-kota besar, sehingga dapat membantu perkotaan menyelesaikan
permasalahannya juga. Karena desa adalah penopang ekonomi dan sumber daya
perkotaan. Jika desa maju, maka masalah kota berkurang dan akan membawa
pada kemajuan juga.
Layanan kesehatan merupakah hal yang penting bagi tingkat kualitas
hidup masyarakat. Kurangnya fasilitas kesehatan di desa-desa menyebabkan
masyarakat desa kesehatannya mejadi tidak terjamin. Dalam janji kapanye bidang
kesehatan, Presiden Jokowi berjanji akan membangun 6.000 puskesmas dengan
fasilitas rawat inap. Pembangunan puskesmas ini juga diharapkan jangan hanya
terkonsentrasi pada wilayah tertentu saja, tetapi merata sampai pada ke desa-desa
yang jauh lebih membutuhkan layanan kesehatan. Selain itu juga puskesmas yang
di bangun juga harus dilengkapi dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang
memadai dan terampil.
Peningkatan pertanian merupakan salah satu cara untuk memperbesar
lapangan pekerjaan di desa. Seperti yang sudah diutarakan di atas bahwa dengan
peningkatan pertanian seperti pembangunan infrastruktur pertanian yaitu irigasi
dan pemanfaatan teknologi pertanian dapat menghasilkan produksi pertanian yang
lebih banyak. Dengan demikian juga meningkatkan ekonomi pedesaan.
Meningkatnya ekonomi pedesaan akan menekan laju urbanisasi ke kota, sehingga
desa tidak kekurangan penduduk dan perkotaan tidak terjadi kepadatan penduduk.
Sebab menurut Budiman Sudjatmiko (anggota DPR dan Tim Skenario Bandung
untuk Kebijakan Energi 2030), bahwa pada tahun 2013 perbandingan penduduk
kota dengan penduduk desa hampir seimbang, disisi lain total luas kota di
Indonesia hanya 3,5% dari keseluruhan wilayah Indonesia.
40
Program pembangunan desa sudah seharusnya menjadi salah satu fokus
pemerintahan Jokowi, dimana pemberdayaan masyarakat desa akan berdampak
positif ke depannya apabila kebijakan-kebijakannya diimplementasikan dengan
baik. Keadaan desa yang kurang prospektif, pembangunan yang cenderung lebih
lesu dari pada pembangunan di kota, membuat masyarakat desa lebih tertarik
untuk mencari mata pencahariaan di kota, ketimbang bermata-pencaharian di
desanya sendiri. Sedangkan, tingkat persaingan di kota juga sangatlah tinggi
sehingga sangat kompetitif dan tidak semua orang bisa mendapat pekerjaan di
kota. Ketimpangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan tenaga kerja yang
jauh lebih banyak berpengaruh pada pengangguran di Indonesia.
Pada realitanya, kebijakan pembangunan desa yang sudah tercantum
dalam Nawa Cita itu sudah diimplementasikan sebagian oleh pemerintah dengan
cara mengalokasikan dana Rp 20,7 triliun. Dari Rp 20,7 triliun tersebut dana desa
yang ke kas umum kabupaten/kota sudah mencapai Rp 16,5 triliun. Tetapi sayang
dari kabupaten/kota, dana yang baru benar-benar tersalur ke kas desa baru
mancapai Rp 1,9 triliun42
. Pemerintah pusat harus segera menghimbau pemerintah
kabupaten/kota untuk menyalurkan dana desa tersebut ke desa-desa yang ada di
bawahnya. Selain itu, pengalokasian dana ini harus diikuti dengan pengawasan
yang baik. Seringkali dana yang sudah tersedia, tidak dimanfaatkan untuk
pembangunan desa yang lebih baik oleh para pejabat desa. Pemerintahan Jokowi
harus memastikan bahwa dana itu benar-benar sampai ke pihak-pihak desa yang
terkait dan menjalankan programnya untuk membangun desa. Pengawasan dana
dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), karena itu
pemerintah harus mengoptimalkan kinerja BPKP ini agar benar dana Rp 20,7
triliun tersebut digunakan dengan tetap sasaran untuk program pembangunan desa
yang menjadikan kesejahteraan hidup masyarakat desa.
42
Yuliana Rini DY: Dana Desa Bangkitkan Keyakinan. http://nasional.kompas.com/read/2015/09/14/15000091/Dana.Desa.Bangkitkan.Keyakinan. Ditulis pada tanggal 14 September 2015. Diakses pada tanggal 22 September 2015
41
BAB VII
BIDANG ENERGI
Energi merupakan bidang yang berhubungan erat dengan kelangsungan
hidup masyarakat. Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan
listrik, minyak bumi, merupakan hal yang sangat penting. Janji Jokowi-JK di
bidang energi dalam kampanyenya yaitu menghapus subsidi bahan bakar minyak
(BBM). Subsidi sebesar Rp 186 triliun dinilai bukan bantuan yang akan
menghasilkan dampak jangka panjang, melainkan subsidi ini hanya upaya
membantu rakyat miskin dalam jangka pendek dan suatu saat Pemerintah bisa saja
kekurangan uang karena pengalokasian dana subsidi yang tidak tepat.
Penghapusan subsidi BBM ini untuk menghemat anggaran dan dana subsidi
tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan masyarakat dalam bidang
perhubungan, pendidikan, dana desa, pertanian, dll sehingga menimbulkan efek
yang lebih produktif bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
Pencabutan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
Pencabutan subsidi BBM pada beberapa waktu lalu sempat mengundang
kontroversi dari kalangan masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan
tersebut. Harga BBM merupakan hal yang sangat krusial, karena akan berimbas
pada kenaikan harga-harga bahan pokok lainnya. Masyarakat Indonesia mayoritas
yang berstatus menengah ke bawah tentu banyak yang kontra, karena harga BBM
tanpa subsidi akan terasa berat sekali. Pemerintah melakukan keputusan
pencabutan subsidi BBM ini karena menilai bahwa subsidi BBM selama ini tidak
tepat sasaran, banyak kalangan menengah ke atas dengan mobil mewah justru
mengisi tangki mobilnya dengan Premium, padahal Premium yang seharusnya
ditujukan untuk kendaraan umum dan kalangan menengah ke bawah.
Pencabutan subsidi BBM ini dananya akan dialokasikan ke bidang lain
yang lebih produktif dan untuk kesejahteraan masyarakat jangka panjang. Sejauh
ini dana sebesar Rp 186 trilliun dialokasikan untuk pembangunan desa, sektor
42
perhubungan dan perumahan, pendidikan, pertanian, dana perlindungan
kesehatan, dana perlindungan sosial, dan lain-lain43
. Walaupun pada akhirnya
BBM kembali bersubsidi, namun Jokowi sudah berani melakukan kebijakan ini
pada masa pemerintahannya dan berhemat untuk kepentingan yang lebih
mendesak. Namun, pemerintah juga harus menyesuaikan dengan harga minyak
dunia. Jangan sampai ketika harga minyak dunia sedang turun, namun harga BBM
di Indonesia malah naik. Hal ini akan membuat masyarakat bertanya-tanya
kemana dana tersebut akan dialirkan.
Peluncuran Pertalite
Pertalite sebagai BBM jenis baru yang dikeluarkan oleh Pertamina
merupakan solusi bagi masyarakat kaum menengah yang sering mengoplos
Pertamax dengan Premium. Pertalite yang memiliki bilangan RON 90 ini dinilai
lebih bersih dan akan lebih mengawetkan mesin dibanding Premium, meskipun
tidak sesempurna Pertamax atau Pertamax Plus yang memiliki bilangan RON
lebih tinggi. Pertalite hadir bukan untuk menggantikan Premium, namun untuk
memberikan pilihan yang lebih variatif dan lebih cocok untuk masyarakat
Indonesia. Pertalite diharapkan akan terus meningkat penjualannya sehingga bisa
menggeser konsumsi Premium ke Pertalite, hal ini akan memberikan keuntungan
pada devisa negara.44
Setelah peluncuran Pertalite sejak Mei 2015, kebijakan ini masih harus
diteliti, bagaimana transparansi dan pengadaannya karena kebijakan ini dinilai
terlalu terburu-buru. Pemerintah harus menjaga kestabilan harga BBM karena hal
tersebut sangat sensitif bagi masyarakat. Pemerintah juga sebaiknya memperbaiki
kualitas pasar, karena masih banyak mafia-mafia yang menguasai pasar dan
menurunkan dan menaikkan harga lagi setelah operasi pasar.
43
Erlangga Djumena: Ini Penjelasan Jokowi soal Alokasi Dana Hasil Penghapusan Subsidi BBM. kompas.com/read/2015/05/25/114025526/Ini.Penjelasan.Jokowi.soal.Alokasi.Dana.Hasil.Penghapusan.Subsidi.BBM. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015 44
S.G. Wibisono: Pertamina Senang, Pertalite Geser Posisi Pertamax.
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/07/092698455/pertamina-senang-pertalite-geser-posisi-
pertamax. Diakses pada tanggal 7 September 2015
43
Membangun 35.000 MW Pembangkit Listrik
Energi listrik adalah energi yang sangat krusial pada saat ini. Dengan
adanya listrik maka pemerintah menjamin keberlangsungan hidup masyarakatnya
dengan layak apabila listrik yang tersedia sudah cukup. Saat ini, masih banyak
daerah-daerah di Indonesia yang belum terjangkau dan belum memiliki listrik.
Hal ini sangat ironis ketika pembangunan di Pulau Jawa besar-besaran namun
keadaannya sangat lain dengan pedalaman Indonesia yang memiliki listrik hanya
pada jam-jam tertentu saja. Dengan adanya penambahan 35.000 MW pembangkit
listrik, maka kebutuhan listrik masyarakat Indonesia dapat terpenuhi. Sebetulnya
masih ada tambahan sisa target pembangunan pembangkit listrik dari
pemerintahan SBY yaitu sebesar 7.000 MW sehingga, sampai saat ini Indonesia
memiliki tugas untuk menyelesaikan proyek 42.000 MW.45
Pembangunan pembangkit listrik di Indonesia harus diimplementasikan
dengan baik agar kebutuhan rakyat Indonesia akan listrik dapat segera terpenuhi.
Mengingat banyak negara lain yang sudah maju, Indonesia masih kekurangan
dengan pengadaan listrik. Namun jangan sampai pembangunan listrik ini hanya
bergantung pada investasi luar negeri saja. Potensi yang dimiliki oleh perusahaan
dalam negeri harus dioptimalkan pula, agar tugas pemerintah tersebut lebih cepat
tercapai.
Cadangan Gas Bumi Indonesia
Gas bumi merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. Beberapa manfaat dari gas bumi adalah sebagai bahan
bakar pembangkit listrik, bahan bakar industri ringan, menengah, dan berat, bahan
bakar kendaraan bermotor, dan lain-lain. Selain sebagai bahan bakar, gas bumi
juga bermanfaat sebagai bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, plastik, dan masih
banyak lagi. Tetapi sayangnya gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak
bisa diperbaharui dan jumlahnya terbatas di alam.
Berdasarkan perkiraan, Indonesia masih memiliki cadangan gas bumi yang
akan habis dalam kurun waktu 60 tahun. Namun cadangan gas bumi tersebut tidak 45
Inilahcom: Nasib Program 35.000 MW Pascaperombakan Kabinet. http://m.inilah.com/news/detail/2230939/nasib-program-35000-mw-pascaperombakan-kabinet. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2015
44
bisa dikembangkan dengan penemuan cadangan-cadangan baru. Bukan tidak
mungkin cadangan gas bumi kita akan habis dalam waktu kurang dari 20 tahun.
Menurut Director Executive Energy Watch Mamit Setiawan bahwa dalam 20
tahun kedepan permintaan akan gas bumi akan meningkat 2 juta barel per hari.
Sedangkan data cadangan gas bumi Indonesia pada 2015 mencapai 104,71 tscf
(trillion square cubic feet) bisa habis dalam 20 tahun kedepan jika tidak
dikembangkan dengan penemuan cadangan-cadangan baru.46
Pemerintah harus mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi 20 tahun
kedepan mengenai gas bumi Indonesia. Jika gas bumi kita habis maka untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar dan industri, Indonesia hanya akan bisa
mengandalkan impor gas bumi. Selain itu jika gas bumi Indonesia habis maka
hanya akan menjadi cerita belaka bagi anak-cucu bangsa Indonesia kalau negeri
ini memiliki gas bumi yang berlimpah.
Sudah seharusnya pemerintah bergerak untuk menangani hal ini, jangan
sampai di masa depan kita krisis energi lantaran gas bumi kita habis. Pemerintah
harus mencari cara alternatif untuk mengganti penggunaan gas bumi sebagai
bahan bakar dan bahan baku industri. Pemerintah perlu mengembangkan
penggunaan energi alternatif untuk keperluan bahan bakar pembangkit listrik dan
juga sebagai bahan baku industri. Energi alternatif ini haruslah merupakan energi
yang dapat diperbaharui dan tidak akan habis. Salah satu hal yang pemerintah bisa
lakukan adalah dengan pemanfaatan energi panas bumi (geothermal), dimana
Indonesia adalah negara di khatulistiwa yang memiliki energi panas bumi yang
besar. Selain itu pemerintah juga bisa lebih mengoptimalkan energi alternatif
lainnya seperti tenaga air, tenaga biogas, dan tenaga surya untuk keperluan
pembangkit listrik dan bahan bakar industri. Dengan demikian kita dapat
mengamankan cadangan gas bumi untuk keperluan yang lebih penting dan
medesak.
46
Feby Novalius: Cadangan Gas Bumi Indonesia Jangan Sampai Cuma Jadi Dongeng. http://economy.okezone.com/read/2015/10/02/19/1225216/cadangan-gas-bumi-indonesia-jangan-sampai-cuma-jadi-dogeng . Ditulis pada tanggal 2 Oktober 2015. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2015.
45
BAB VIII
BIDANG ADMINISTRASI-BIROKRASI
Hakikat sebuah negara yang menyerahkan fungsi pengawasan dan
pertahanan serta memajuan bangsa kepada pemerintah tidak lepas dari
administrasi. Memang dalam cakupan administrasi sangat luas menurut ilmunya,
baik itu secara perilaku pegawai, struktur, anggaran, infrastruktur, kebijakan,
sumberdaya alam, dan sumber daya manusia. Akan tetapi yang disoroti adalah
bagaimana sistem birokrasi secara struktur yang telah dijalankan oleh
pemerintahan Jokowi-Jk sejak 20 Oktober 2014 yang lalu. Berdasarkan data yang
hanya sebagian diperoleh dari media massa, berikut informasi tentang birokrasi
yang telah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK:
Seluruh Aparatur Sipil Negara Melaporkan Harta Kekayaannya47
Kebijakan tersebut sangat mendukung proses pengawasan aparat/pegawai
yang mengabdikan diri dalam urusan/pekerjaan negara. Jika dikemudian hari
terdapat kekeliruan pengolahan dana, maka dengan mudah pihak berwajib bisa
lebih mudah menyelidiki permasalahan yang sebenarnya memalui harta kekayaan
pegawai. Walaupun demikian, hal ini jelas telah merusak kepercayaan kepada
aparat negara. Sehingga mereka hanya berusaha untuk menjaga sikap supaya tidak
dicurigai telah melakukan tindakan korupsi, sedangkan dalam pengerjaan tugas
dan pelaksanaan fungsi secara utuh dinomor duakan. Dengan demikian, hilanglah
tanggungjawab pegawai terhadap tugas dan fungsinya, karena mereka terus
diawasi. Sedangkan orang yang mengawasi belum tentu bersih. Lalu siapa yang
mengawasi si pengawas, dan pengawas dibalik si pengawas selanjutnya?
47
A Ponco Aggroho : Kejutan Baru dari Revolusi Mental. http://print.kompas.com/baca/2015/02/02/Kejutan-Baru-dari-Revolusi-Mental?utm_source=bacajuga. Ditulis pada tanggal 2 Februari 2015. Diakses pada tanggl 15 Septeber 2015.
46
Mencari Birokrat Terbaik Pelayan Publik
Birokrat yang “terbaik” memang sangat dibutuhkan di zaman sekarang.
Namun perlu diketahui bahwa pelayanan publik berbeda dengan pelayanan
disektor bisnis. Masyarakat bukanlah pelanggan, melainkan warga negara yang
punya hak yang sama dengan warga negara lainnya. (selaras dengan ungkapkan
oleh Robert B. Denhardt & Janet v. Denhardt dalam teori tentang new public
service).
Pencarian birokrat terbaik ini bertujuan agar orang-orang yang mengisi
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) bukanlah orang yang salah, tapi sungguh orang
yang berkompeten dalam bidangnya. Mencari birokrat terbaik ini dilakukan
dengan cara seleksi terbuka yang diawasi oleh KASN. Begitu proses seleksi
selesai, maka pansel akan menyerahkan tiga nama kepada presiden untuk dipilih
satu menjadi pejabat eselon I dan menteri atau kepala badan akan memilih pejabat
eselon II48
.
Cara baru pengisian PJT ini sangat baik, karena dulu perilaku para
pegawai publik sering melenceng dari prinsip yang tertanam dalam peraturan.
Mereka sering saja mengabaikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan.
Mereka merasa sepertinya posisi dipemerintahan adalah posisi yang berkekuasaan
tinggi, sehingga dalam pelayanan terbiasa untuk membedakan warga negara.
Prinsip bahwa masyarakat bukanlah pelanggan, melainkan warga negara harus
ditanamkan dalam pemikiran birokrat. Sehingga dengan diadakan seleksi terbuka
ini diharapkan para pejabat birokrat Indonesia sungguh bekerja dengan kompeten
dan untuk kepentingan masyarakat.
Pemerintah Pangkas Birokrasi Dana Desa
Dana desa merupakan awal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa.
Melalui pemberian dana desa alhasil masyarakat desa mampu mengolah dan
membangun infrastruktur desa sehingga tercapainya nilai kesejahteraan sosial.
48
A Ponco Anggoro : Mencari Birokrat Terbaik Pelayan Publikhttp://print.kompas.com/baca/2015/05/13/Mencari-Birokrat-Terbaik-Pelayan-Publik. Ditulis pada tanggal 13 Mei 2015. Diakses pada tanggl 15September 2015.
47
Tetapi sayangnya dana desa tidak tersalurkan dengan maksimal ke desa-
desa. Salah satu penyebabnya adalah karena banyaknya persyaratan birokrasi
yang harus dipenuhi oleh desa untuk dapat mencairkan dana desa tersebut. Untuk
dapat mencairkan dana desa, desa harus melengkapi dan menyerahkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes), dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Hal
ini dirasakan terlalu berat untuk memenuhi seluruhnya dalam pencairan dana desa,
karena memerlukan waktu yang lama untuk menyusun dan menyelesaikannya.
Oleh karena itu langkah yang diambil oleh pemerintah pusat sudah tetap dengan
meringankan persyaratan dalam pencairan dana desa. Setelah adanya pertemuan
tiga menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), maka dikeluarkan
Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang memangkas birorasi
penggunaan dana desa. Pemerintah Desa cukup hanya menyerahkan APBDes
untuk mencairkan dana desa, dua dokumen lainnya yaitu RPJMDes dan RKPDes
bisa menyusul setelah dokumen APBDes diajukan49
.
Panjang dan sulitnya birokrasi di Indonesia seperti ini yang berpotensi
menyebabkan lambannya pengambilan keputusan. Oleh karena itu dengan
memangkasnya birokrasi untuk dana desa, diharapkan pembangunan desa dapat
berjalan dengan lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan seperti yang sudah
dijelaskan dalam bab V tentang Infrastruktur.
Merealisasikan E-Government
Pada masa modern ini teknologi di dunia terus berkembang. Teknologi
telah menjadi bagian kehidupan manusia yang dapat membantu memudahkan
segala keperluan manusia. Dengan adanya teknologi segala hal dapat dikerjakan
dengan mudah, efektif, dan efisien. Tidak terkecuali dengan pemerintahan juga
membutuhkan sistem teknologi terkini dalam menjalankan segala tugas dan
tanggung jawabnya. Pemerintah yang modern dan baik haruslah berkembang
49
Kompas : Pemerintah Pangkas Birokrasi Danan Desa. http://print.kompas.com/baca/2015/05/11/Program-Strategis-Mulai-Jalan. Ditulis pada tanggal 8 September 2015. Diakses pada tanggal 15 september 2015.
48
sejalan dengan perkembangan zaman, dimana pada masa ini penerapan teknologi
khusunya teknologi informasi dalam pemerintahan harus digunakan dengan luas
dan maksimal agar mewujudkan good governance.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam debat calon presiden, Jokowi
menyatakan akan membuat e-government yaitu pemerintahan yang berdasarkan
pada sistem teknologi informasi yang terintegrasi menjadi satu secara online. E-
government meliputi e-budgeting, e-audit, e-catalog, e-purchasing, pajak online,
dan IMB online. Sistem e-government tersebut dijanjikan oleh Presiden Jokowi
akan direalisasikan dalam waktu dua minggu setelah pelantikannya sebagai
Presiden. Tetapi nyatanya sudah satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, e-
government sama sekali belum berjalan.
Janji Presiden Jokowi ini sudah sangat baik untuk memulai suatu
perubahan dalam bidang administrasi dan birokrasi ke arah online. Dalam
pembuatan sistem dan program e-government pemerintah sebaiknya
memberdayakan para programmer dalam negeri. Selain itu juga sebagai bentuk
dukungan pemerintah dalam kemajuan teknologi informasi dalam negeri yang
berpangkal dari para programmer lokal. Tetapi sayangnya pemerintah membuat
nota kesepahaman (Mou) kerjasama dalam bidang e-government dengan
Singapura50
. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sistem e-government
Singapura adalah terbaik ketiga di dunia. Tetapi dengan status itu jangan kita
hanya berpangku tangan dengan bantuan Singapura dalam membuat sistem dan
program e-government. Pembuatan nota kesepahan boleh saja tetapi harus
terbatas, dimana Singapura hanya memberikan pendidikan dan pengetahuan
kepada para programmer Indonesia dan melatihnya, untuk membuat dan
mengembangkan sistem dan program tersebut akan jauh lebih baik dilakukan oleh
programmer Indonesia sendiri.
50
Resty Armenia: Indonesia-Singapura Tandatangani MoU E-government. http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150728193356-20-68687/indonesia-singapura-tandatangani-mou-e-government/. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015
49
BAB IX
PENUTUP
Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang berjuang untuk
menyejahterakan rakyatnya. Untuk mencapai hal tersebut maka pemerintah
melakukan banyak tugas dan program kerja yang selaras dengan tujuan negara ini
dengan tujuan menyejahterakan rakyat Indonesia. Sama juga dengan
pemerintahan Jokowi-JK melalui janji-janji kampanye dan intisari dari
kampanyenya yaitu Nawa Cita berusaha untuk mewujudkan hal tersebut.
Berdasarkan janji kampanye dan Nawa Cita, telah dibahas beberapa
program kerja pemerintah yang belum berjalan, sedang berjalan, dan sudah selesai
atau yang sudah selesai tetapi memiliki kekurangan. Berdasarkan hasil
pembahasan dapat kita ketahui bahwa pemerintah Jokowi-JK sudah bekerja
mewujudkan janji-janjinya dan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada
masyarakat. Tetapi disisi lain memang tidak akan mungkin semua perbuatan
manusia sempurna, begitu pula dengan kinerja pemerintah pasti terdapat beberapa
kekurangan. Kita sadar bahwa tidak mudah mengurus negara ini, maka mahasiswa
UNPAR sebagai bagian dari masyarakat terus mendukung, mengawasi, dan
memberi masukan terhadap kinerja pemrintahan Jokowi-JK.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap bidang kajian,
pemerintah Jokowi-JK sudah memulai merealisasikan janjinya dan menjalankan
program kerja, baik yang kemajuannya sangat cepat dan menggembirakan dan
yang sudah berjalan tapi masih terhalang oleh beberapa kendala. Selain itu masih
juga terdapat beberapa janji dan program kerja yang belum berjalan. Oleh karena
itu dengan hasil kajian evaluasi ini dapat menjadi penyemangat pemerintah dalam
merealisasikan janji dan program kerjanya dan juga sebagai evaluasi diri
pemerintah terhadap kinerja selama satu tahun, juga bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan lebih lanjut yang jauh lebih mendalam berdasarkan data-data yang
lebih terkini oleh para pihak yang berkaitan dengan pembahasan ini. Semoga hasil
kajian evaluasi ini juga memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia.
#Berpikir Besar, dan Bertindak