UNJUK KERJA KINCIR ANGIN SUMBU HORIZONTAL DUA SUDU ... · i unjuk kerja kincir angin sumbu...
Transcript of UNJUK KERJA KINCIR ANGIN SUMBU HORIZONTAL DUA SUDU ... · i unjuk kerja kincir angin sumbu...
i
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN SUMBU HORIZONTAL DUA
SUDU BERBAHAN KOMPOSIT, DIAMETER 100 CM,
LEBAR 13 CM PADA JARAK 12,5 CM DARI PUSAT POROS
DENGAN 2 VARIASI SIRIP 5 CM DAN 7 CM
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Diajukanoleh :
YULIUS SETYO BUDI KUNTORO
NIM :125214047
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
THE PERFORMANCE OF WIND TUNEL HORIZONTAL SHAFT TWO
BLADE COMPOSITE MATERIAL,THE OF DIAMETER 1OO CM THE
MAKSIMUM 13 CM WITH 12,5 CM DISTANCE FROM THE CENTER
OF A SHAFT WITH VARIATION OF 5 CM AND 7 CM FIN
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement
to obtain Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
By :
YULIUS SETYO BUDI KUNTORO
Student Number :125214047
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Pengembangan energi alternatif baru dan terbarukan sedang digalakkanmelalui kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasipemanfaatan sumber energi terbarukan. Energi terbarukan berasal dari prosesalami dan tidak akan pernah habis, energi terbarukan adalah istilah yangdigunakan untuk menggambarkan energi dari sumber yang alami regenerasi dankarenanya hampir tak terbatas. Ini termasuk energi surya, energi angin, tenaga air,biomassa (berasal dari tumbuhan), energi panas bumi, dan energi gelombang laut.muncul adanya ide untuk menghasilkan energi alternatif yaitu energi terbarukan,contohnya yakni angin. Kincir angin sebagai alat untuk mengubah energi menjadienergi listrik ,dengan melakukan penelitian terhadap kincir angin. Penelitian inibertujuan untuk meneliti unjuk kerja kincir angin sumbu horizontal, berbahankomposit, berdiameter 100 cm dengan lebar maksimum 13 cm, pada jarak 12,5cm dari pusat sumbu poros dengan variasi sirip 5 cm dan 7 cm.
Kincir angin yang diteliti adalah kincir angin sumbu horizontal dua suduberbahan komposit berdiameter 100 cm dengan lebar maksimum 12,5 cm padajarak 13 cm dari pusat poros dengan variasi sirip 5 cm dan 7 cm. Penelitian inidiarahkan pada tiga variasi kecepatan angin, yaitu kecepatan angin 6,5 m/s,kecepatan angin 7,5 m/s dan kecepatan angin 8,2 m/s pada variasi sirip 5cm.Untuk kincir angin dengan variasi kecepatan angin 6,4 m/s, 7,8 m/s dan 8,2 m/spada variasi sirip 7 cm, Besarnya beban kincir dapat dilihat pada neraca pegas,putaran kincir angin diukur mengunakan tachometer, kecepatan angin diukurmenggunakan anemometer, tegangan diukur dengan voltmeter ,dan arus yangmengalir diukur menggunakan ampermeter.
Dari hasil penelitian ini, Pada kincir angin dengan variasi sirip 5cmdengan kecepatan angin 6,5 m/s, 7,5 m/s dan 8,2 m/s, torsi tertinggi yangdihasilkan yaitu sebesar 0,90 N.m pada kecepatan angin 6,5 m/s. Daya mekanisterbersar yang dihasilkan yaitu pada kecepatan angin 8,2 m/s dengan daya sebesar44 watt, dengan daya listrik maksimal sebesar 38,6 watt pada kecepatan angin 8,2m/s. Pada kincir angin dengan variasi sirip 7 cm dengan kecepatan angin 6,4 m/s,7,8 m/s dan 8,2 m/s, torsi tertinggi yang dihasilkan yaitu sebesar 1,09 N.m padakecepatan angin 8,2 m/s. Daya mekanis terbersar yang dihasilkan yaitu padakecepatan angin 8,2 m/s dengan daya sebesar 63,9 watt, dengan daya listrikmaksimal sebesar 46,6 watt pada kecepatan angin 8,2 m/s.
Kata kunci: kincir angin sumbu horizontal, komposit, koefisien daya maksimal,tip speed ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
The New Alternative Development Energy and Renewable Energy doesthrough the government policies to push and facilitate the renewable energy. Therenewable energy was came from the natural processes and will never run out.The renewable energy is term that used to describe the unlimited energy, such assolar energy, wind energy, hydro power, biomass (this comes from plants),geothermal energy, and the ocean wave energy. From that fact, there is an ideato utilize the renewable energy such as wind energy. The windmill use as a tool tochange an energy becomes an electrical energy so that this research aimed toinvestigate the horizontal wick windmill works, made from composite, 100 cm indiameter with maximum width 13 cm, at a distance of 12.5 cm from the center ofthe wick with variation of 5 cm and 7 cm fin.
The windmill investigated was horizontal windmill with two goose beaksmade from composite 100 cm in diameter with maximum width 12.5 cm, and at adistance of 13 cm from the center of the wick with variation of 5 cm and 7 cm.This research focused on three wind speed variation that is 6.5 m/s wind speed,7.5 m/s wind speed, and 8.2 m/s at variation of 5 cm fin. Whereas the windmillwith 6.4 m/s wind speed variation, 7.8 m/s and 8.2 m/s at 7 cm fin variation. Theload of the mill can be seen on the spring balance, windmill round was measuredby using tachometer, wind speed was measured by using anemometer, voltagewas measured by voltmeter, and influx flowing was measured by usingamperemeter.Based on this research, the highest of power coefficient (Cp) obtained was around31.2% on 7 cm fin variation with 6.4 m/s wind speed. Whereas, on 5 cm finvariation, the highest of power coefficient obtained was 26.9% on 6.5 m/s windspeed. On the windmill of 5 cm fin variation with 6.5 m/s, 7.5 m/s, and 8.2 m/s, thehighest torque obtained was 0.90 N.m on 6.5 m/s wind speed. The highest ofmechanic power obtained was on 8.2 m/s wind speed with 44 watt, with maximumelectrical power 38.6 watt on 8.2 m/s. The windmill with 7 cm fin variation with6.4 m/s, 7.8 m/s, and 8.2 m/s, the highest torque obtained was 1.09 N.m on 8.2m/s. The highest of mechanical power obtained was on 8.2 m/s wind speed with63.9 watt, with maximum electricity power is around 46.6 watt on 8.2 m/s.
Keywords: horizontal windmill, composite, maximum power coefficient, tip speedratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
anugerah-Nya yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “UNJUK KERJA KINCIR
ANGIN SUMBU HORIZONTAL DUA SUDU BERBAHAN KOMPOSIT,
DIAMETER 100 CM, LEBAR 13 CM PADA JARAK 12,5 CM DARI
PUSAT POROS DENGAN 2 VARIASI SIRIP 5 CM DAN 7 CM”
Laporan tugas akhir merupakan salah satu persyaratan bagi para
mahasiswa/mahasiswi untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1 pada
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dalam laporan tugas akhir ini membahas mengenai
perancangan, pembuatan kincir angin sumbu horizontal jenis , dan perbandingan
daya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
3. Doddy Purwadianto, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh dosen program studi Teknik Mesin yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Seluruh staff Fakultas Sains dan Teknologi atas kerja sama dan dukungan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan laporan tugas akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Yohanes Setiyana dan Fransiska Marsini sebagai orang tua dari penulis, serta
Theresia Winda Setya Ningrum sebagai saudara dari penulis yang selalu
berdoa, mendukung secara material dan yang lain – lain kepada penulis.
8. Sahabat dan rekan - rekan mahasiswa Teknik Mesin, angkatan 2012 khususnya
yang telah memberi kritik, saran, dan dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian laporan tugas akhir.
9. Semua pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu yang telah berperan serta
membantu penulis untuk dapat menyelesaikan laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan yang
perlu diperbaiki pada pembuatan laporan tugas akhir, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk menyempurnakan
laporan tugas akhir.Penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini berguna
dan bermanfaat untuk dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi para
mahasiswa khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta,20 Juli 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................i
Halaman Judul............................................................................................................ii
Halaman Pernyataan...................................................................................................vi
Intisari ........................................................................................................................vii
Kata Pengantar ...........................................................................................................viii
Daftar Isi.....................................................................................................................x
Daftar Gambar............................................................................................................xii
Daftar Tabel ...............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian......................................................................................3
1.4 Batasan Masalah.......................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Angin ........................................................................................................5
2.1.1 Proses dan faktor terjadinya angin ........................................................5
2.1.2 Sifat angin .............................................................................................6
2.1.3 Jenis angin .............................................................................................6
2.2 Kincir angin.............................................................................................9
2.2.1 Kincir Angin Poros Horizontal .............................................................9
2.2.2 Kincir Angin poros Vertikal..................................................................10
2.3 Grafik Hubungan Antara Cp dan tip speed ratio (TSR)...........................12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.4 Rumus Perhitungan ..................................................................................12
2.4.1 Rumus Energi Kinetik ...........................................................................12
2.4.2 Rumus Perhitungan TSR.......................................................................14
2.4.3 Rumus Torsi ..........................................................................................14
2.4.4 Rumus Daya Mekanik ...........................................................................15
2.4.5 Rumus Daya Listrik ..............................................................................16
2.4.6 Koefisien Daya ......................................................................................16
2.5 Komposit ..................................................................................................17
2.5.1 Tujuan Pembuatan Material Komposit .................................................17
2.5.2 Properties Komposit ..............................................................................17
2.5.3 Klasifikasi Komposit.............................................................................18
2.6 Serat..........................................................................................................25
2.6.1 Serat Alami............................................................................................26
2.6.2 Serat Sintetis..........................................................................................26
2.6.3 Serat Kaca .............................................................................................27
2.7 Matriks .....................................................................................................30.
2.7.1 Resin......................................................................................................31
2.7.2 Jenis-jenis Resin....................................................................................32
2.8 Tinjauan Pustaka ......................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ...........................................................................40
3.2 Alat dan Bahan .........................................................................................41
3.3 Desain Kincir............................................................................................46
3.3.1 Desain Sirip ...........................................................................................47
3.4 Pembuatan Sudu Kincir Angin Serta Sirip...............................................47
3.4.1 Alat Dan Bahan .....................................................................................47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.4.2 Proses Pembuatan Sudu Dan Sirip Kincir Angin..................................48
3.4.3 Proses Pembuatan Sirip Kincir Angin...................................................55
3.5 Langkah Penelitian ...................................................................................56
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian ................................................................................58
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan............................................................61
4.2.1 Perhitungan Daya Angin .......................................................................61
4.2.2 Perhitungan Torsi ..................................................................................62
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir .......................................................................63
4.2.4 Perhitungan Daya Listrik ......................................................................63
4.2.5 Perhitungan Tip Speed Ratio.................................................................63
4.2.6 Perhitungan Koefisien Daya (Cp) .........................................................64
4.3 Data Hasil Perhitungan.............................................................................64
4.4 Grafik Hasil Perhitungan..........................................................................68
4.4.1 Grafik Hubungan Antara Torsi dan Daya Mekanis Pada Variasi Sirip5 cm Untuk Tiga Kecepatan Angin ......................................................68
4.4.2Grafik Hubungan Antara Torsi Dan Daya Elektris Pada Variasi Sirip5 cm Untuk Tiga Kecepatan Angin ......................................................69
4.4.3 Grafik Hubungan Antara RPM Dan Daya Mekanis Pada Variasi Sirip7 cm Untuk Tiga Kecepatan Angin ......................................................70
4.4.4 Grafik Hubungan Antara RPM Dan Daya Elektris Pada Variasi Sirip7 cm Untuk Kecepatan Angin...............................................................71
4.4.5 Grafik Hubungan Antara RPM Dan Torsi Pada Variasi Sirip 5 cmUntuk Tiga Kecepatan Angin ...............................................................72
4.4.6 Grafik Hubungan Antara RPM Dan Torsi Pada Variasi Sirip 7 cmUntuk Tiga Kecepatan Angin ...............................................................73
4.4.7 Grafik Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Pada Variasi Sirip5 cm Untuk Tiga Kecepatan Angin ......................................................74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.4.8 Grafik Hubungan Antara TSR Dan Koefisien Daya Pada VariasiSirip 7 cm Untuk Tiga Kecepatan Angin..............................................75
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................77
5.2 Saran.........................................................................................................78
Daftar Pustaka ............................................................................................................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Daftar Gambar
Hal
Gambar 2.1 Angin Laut Dan Angin Darat .......................................................... 7
Gambar 2.2 Angin Lembah................................................................................. 8
Gambar 2.3 Angin Gunung................................................................................. 8
Gambar 2.4 Angin Fohn...................................................................................... 8
Gambar 2.5 Kincir Angin Poros Horizontal .......................................................10
Gambar 2.6 Contoh Kincir Angin Poros Vertikal...............................................11
Gambar 2.7 Grafik Antara Koefisien Daya (Cp) dengan Tips Speed Ratio(TSR)Dari Beberapa jenis Kincir.............................................................12
Gambar 2.8 Klasifikasi Komposit Berdasarkan Bentuk Dari Matriks-nya.........18
Gambar 2.9 Matriks Dari Beberapa Tipe Komposit ...........................................21
Gambar 2.10 Pembagian Komposit Berdasarkan Penguatnya............................21
Gambar 2.11 Ilustrasi komposit Berdasarkan Penguatnya ................................22
Gambar 2.12 a. Flat Flakes Sebagai Penguatnya (Flake Composite)
b. Filler Sebagai Penguat (Filler Composite) ...............................23
Gambar 2.13 Tipe Discontinuous Fiber ..............................................................25
Gambar 2.14 Serat Kaca......................................................................................28
Gambar 2.15 Jenis Jenis Serat Alami ..................................................................28
Gambar 2.16 Jenis Serat Buatan..........................................................................29
Gambar 2.17 Kurva Tegangan/Regangan Sistem Matriks Ideal..........................31
Gambar 2.18 Kurva Tegangan/Regangan Terhadap Kegagalan Serat.................31
Gambar 3.1 Diagram Alir ..................................................................................40
Gambar 3.2 Sudu/Blade ......................................................................................42
Gambar 3.3 Sirip Kincir Angin...........................................................................42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 3.4 Hup Turbin Angin ...........................................................................43
Gambar 3.5 Fan Blower ......................................................................................43
Gambar 3.6 Anemometer ....................................................................................44
Gambar 3.7 Tachometer......................................................................................45
Gambar 3.8 Neraca Pegas ...................................................................................45
Gambar 3.10 Amper Meter .................................................................................45
Gambar 3.11 Pembebanan Lampu ......................................................................46
Gambar 3.12 Desain Sudu Kincir Angin ............................................................46
Gambar 3.13 Desain Sirip Kincir Angin.............................................................47
Gambar 3.14 Proses Pemotongan Pipa ...............................................................49
Gambar 3.15 Mal/Cetakan ..................................................................................49
Gambar 3.16 Pembentukan Sudu Dengan Mal Kertas........................................50
Gambar 3.17 Sudu Yang Sudah Di Haluskan.....................................................50
Gambar 3.18 Pelapisan Mal Dengan Aluminium Foil .......................................51
Gambar 3.19 Resin Dan Katalis .........................................................................51
Gambar 3.20 Pengolesan Awal Diatas Permukaan Aluminium Foil ..................53
Gambar 3.22 Peletakan Plat Aluminium.............................................................54
Gambar 3.23 Finishing Sudu ..............................................................................54
Gambar 3.24 Skema Pembebanan.......................................................................56
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara Torsi dan daya mekanis padavariasi sirip 5 cm untuk tiga kecepatan angin, kincirangin komposit dua sudu berdiameter 100 cm, lebarmaksimum 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros................ 69
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara torsi dan daya listrik pada variasisirip 5 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir anginkomposit dua sudu berdiameter 100 cm, lebar 13 cmpada jarak 12,5 cm dari pusat poros ............................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara torsi dan daya mekanis padavariasi sirip 7 cm untuk tiga kecepatan angin, kincirangin komposit dua sudu berdiameter 100 cm, lebar13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros .................................. 71
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara torsi dan daya mekanis pada variasisirip 7 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir anginkomposit dua sudu berdiameter 100 cm, lebar 13 cmpada jarak 12,5 cm dari pusat poros ............................................. 72
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara torsi dan RPM variasi sirip 5 cmuntuk tiga kecepatan angin komposit dua suduberdiameter 100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cmdari pusat poros............................................................................. 73
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara torsi dan RPM variasi sirip 7 cmuntuk tiga kecepatan angin, kincir angin komposit duasudu berdiameter 100 cm, lebar 13 cm pada jarak12,5 cm dari pusat poros...............................................................74
Gambar 4.7 Grafik hubungan antaraTSR dan Cp pada variasi sirip5 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir angin kompositdua sudu berdiameter 100 cm, lebar 13 cm pada jarak12,5 cm dari pusat poros............................................................... 75
Gambar 4.8 Grafik hubungan antaraTSR dan Cp pada variasi sirip7 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir angin kompositdua sudu berdiameter 100 cm, lebar 13 cm pada jarak12,5 cm dari pusat poros............................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1.1 Potensi energi terbarukan di Indonesia ............................................... 2
Tabel 2.2 Sifat – sifat dari jenis – jenis fiberglass ..............................................29
Tabel 2.3 Sifat serat ............................................................................................29
Tabel 3.1 Alat Pembuatan Sudu dan sirip ..........................................................47
Tabel 4.1 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 5 cm kecepatanangin 6,5 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros .................58
Tabel 4.2 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 5 cm kecepatanangin 7,5 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros .................59
Tabel 4.3 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 5 cm kecepatanangin 8,2 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros .................59
Tabel 4.4 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 7 cm kecepatanangin 6,4 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros ................. 60
Tabel 4.5 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 7 cm kecepatanangin 7,8 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros ................. 60
Tabel 4.6 Data pengujian dua sudu dengan variasi sirip 7 cm kecepatanangin 8,2 m/s, kincir angin komposit dua sudu berdiameter100 cm, lebar 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros ................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan
ρ Massa jenis (kg/m3)
r Jari-jari kincir (m)
A Luas penampang (m2)
Kecepatan angin (m/s)
Kecepatan sudut (rad/s)
n Kecepatan putar poros (rpm)
F Gaya pembebanan (N)
T Torsi (Nm)
Pin Daya angin (Watt)
Po Daya listrik (Watt)
Pout Daya kincir (Watt)
TSR Tip Speed Ratio
Cp Koefisien daya (%)
Cpmax Koefisien daya maksimal (%)
m massa (kg)
Ek Energi kinetic (wH)
Volume (m3)
V Tegangan (Volt)
I Arus (Ampere)
Waktu (s)
ṁ Laju aliran massa udara (kg/s)
Vt Kecepatan di ujung sudu kincir (m/s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
L Panjang lengan torsi (m)
Lmax Lebar maksimal (m)
ᴓ Diameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan energi alternatif baru dan terbarukan sedang digalakkan
melalui kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi
pemanfaatan sumber energi terbarukan juga untuk mengatasi krisis sumber
energi dan pemanasan global yang di akibatkan dari penggunaan sumber
energi fosil. Energi terbarukan berasal dari proses alami dan tidak akan pernah
habis, energi terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
energi dari sumber yang alami regenerasi dan karenanya hampir tak terbatas. Ini
termasuk energi surya, energi angin, tenaga air, biomassa (berasal dari tumbuhan),
energi panas bumi, dan energi gelombang laut.
Peningkatan penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi pembakaran
bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam), menghilangkan polusi
udara dan emisi karbon dioksida, serta berkontribusi untuk kemandirian energi
nasional dan keamanan ekonomi dan politik. Masing-masing sumber energi
alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan, dan diharapkan bahwa satu atau
lebih dari sumber energi terbarukan suatu hari nanti dapat menjadi sumber energi
jauh lebih baik dibandingkan konvensional. Indonesia, negara kepulauan yang 2/3
wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu
± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit
listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pemerintah. Ketersedian angin selama ini masih dianggap sebagai fenomena yang
terjadi secara alami oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia, hal ini terlihat pada
kesadaran pemanfaatan penggunaan energi angin sebagai sumber energi alternatif
yang masih rendah. Ini dapat kita lihat pada Tabel 1.1, Potensi energi terbarukan
di Indonesia. Pada hal energi angin dapat bila dimanfaatkan secara maksimal
dengan memasang turbin-turbin angin di lokasi yang memiliki potensi angin yang
besar sebagai pembangkit listrik.
Tabel 1.1 Potensi energi terbarukan di Indonesia
Sumber: https://uniquetha.wordpress.com.
Sebagai mahasiswa teknik mesin yang mendalami energi terbarukan dan konversi
energi khususnya energi angin penulis ingin mengembangkan model kincir yang
sudah ada saat ini untuk mencari unjuk kerja yang sesuai dengan kondisi angin
yang berada di Indonesia. Penulis melakukan penelitian pada kincir angin
horisontal khususnya propeller dua sudu.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Diperlukan kincir angin yang mampu mengkonversi energi angin
tersebut dengan maksimal sehingga efisiensi yang diperoleh tinggi.
2. Pengggunaan bahan komposit serat (PMC) dalam pembuatan sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Membuat kincir angin propeller dua sudu berbahan komposit, diameter
100 cm, Lebar maksimal sudu 12,5 cm pada jarak 13 cm dari pusat
poros.
2. Mengetahui nilai koefisien daya (Cp) yang dihasilkan.
3. Mengetahui unjuk kerja dari sudu kincir angin dengan penambahan
sirip 5 cm dan 7 cm.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :
1. Kincir angin menggunakan sudu berjumlah dua.
2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Universitas
Sanata Dharma.
3. Menggunakan kecepatan angin ; 6,5 m/s, 7,5 m/s dan 8,2 m/s sebagai
variasi kecepatan angin.
4. Menggunakan anemometer untuk mengukur kecepatan angin.
5. Menggunakan tachometer untuk mengukur kecepatan poros (rpm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebegai berikut :
1. Kincir angin ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu aplikasi
pemanfaatan energi terbarukan.
2. Dalam pembuatan skala besar mampu menghasilkan energi listrik
dalam jumlah besar.
3. Dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat luas.
4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
2.1.1 Proses dan faktor terjadinya angin
Apabila dipanaskan udara memuai, udara yang telah memuai menjadi
lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena
udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Sebenarnya yang
kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel ringan seperti debu yang
terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan hembusannya karena kita
mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita bisa merasakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.1.2 Sifat angin
Beberapa sifat angin antara lain:
1. Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang
arah angintersebut.
2. Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas.
3. Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat lain dan dari
waktu ke waktu.
2.1.3 Jenis angin
1. Angin Laut
Angin laut adalah angin yang terjadi pada waktu siang hari,angin ini
bergerak dari laut atau danau menuju daratan. Hal ini terjadi dikarenakan udara
diatas daratan mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan udara diatas
permukaan air, sehingga tekanan udara diatas daratan lebih rendah dibandingkan
di atas permukaan laut atau danau seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
2. Angin Darat
Angin darat adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari, angin ini
bergerak dari darat menuju laut. Hal ini terjadi dikarenakan udara diatas daratan
mengalami pendinginan lebih cepat dibandingkan udara diatas permukaan air,
sehingga tekanan udara diatas permukaan laut atau danau menjadi lebih rendah
dibandingkan di atas daratan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Gambar 2.1 Angin Darat dan Angin Laut.Sumber: http://www.berpendidikan.com/2015/06/macam-macam-angin-beserta-
contoh-gambar-dan-penjelasannya.html.
3 Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang terjadi pada waktu siang hari di kawasan
pengunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari lembah menuju gunung.
Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pemanasan lebih
cepat dibandingkan lembah, sehingga tekanan udara di atas permukaan gunung
menjadi lebih rendah dibandingkan di atas permukaan lembah seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3.
4. Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari di
kawasan pengunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari gunung menuju
lembah. Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pendingin
lebih cepat dibandingkan di atas permukaan lembah, sehingga tekanan udara di
atas permukaan lembah menjadi lebih rendah di atas permukaan gunung seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 2.2 Angin Gunung Gambar 2.3 Angin LembahSumber: http://www.berpendidikan.com/2015/06/macam-macam-angin-beserta-
contoh-gambar-dan-penjelasannya.html.
5. Angin fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis.
angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik
pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap
air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Gambar 2.4 Angin Fohn.Sumber: http://www.berpendidikan.com/2015/06/macam-macam-angin-beserta-
contoh-gambar-dan-penjelasannya.html.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2 Kincir Angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang digerakkan oleh tenaga angin
sehingga menghasilkan energi mekanik atau gerak. Kincir angin dulunya banyak
ditemukan dinegara – negara Eropa khususnya Belanda dan Denmark yang pada
waktu itu banyak digunakan untuk irigasi, menumbuk hasil pertanian,
penggilingan gandum dan pembangkit tenaga listrik. Secara umum kincir angin
digolongkan menjadi dua jenisnya menurut porosnya yaitu kincir angin poros
horisontal dan kincir angin poros vertikal.
2.2.1 Kincir Angin Poros Horizontal
Kincir Angin Poros Horisontal atau propeler adalah kincir angin yang
memilikiporos utama sejajar dengan tanah dan arah poros utama sesuai dengan
arah angin. Kincir angin poros horisontal ini memiliki bilah/sudu, kincir angin ini
dapat berputar dikarenakan adanya gaya aeorodinamis yang bekerja pada suatu
kincir. Beberapa jenis kincir angin poros horisontal yang telah banyak dikenal
diantaranya ditunjukkan pada Gambar 2.5. Kekurangan dan kelebihan kincir
angin poros horisontal:
Kelebihan kincir angin poros horizontal:
1. HAWT mampu mengkonversi energi angin pada kecepatan tinggi.
2. Setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan meningkat sebesar 20%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. HAWT tidak memerlukan karateristik angin karena arah angin
langsung menujurotor.
Kekurangan kincir angin poros horizontal:
1. Dibutuhkan konstruksi menara untuk menyangga bilah – bilah,
transmisi roda gigi, dan generator.
2. HAWT yang tinggiakan sulit dipasang, membutuhkan derek yang
sangat tinggi dan membutuhkan operator yang profesional.
3. HAWT membutuhkan mekanisme control yaw tambahan untuk
membelokkan kincir ke arah angin.
Gambar 2.5 Kincir Angin Poros Horisontal.Sumber: hhtp://www.kincirangin.info/plta-gbr.php.
2.2.2 Kincir Angin Poros Vertikal
Kincir angin poros vertikal atau Vertikal Axis Wind Turbin (VAWT) adalah
salah satu jenis kincir angin yang posisi porosnya tegak lurus dengan arah angin
atau dengan kata lain kincir jenis ini dapat mengkonversi tenaga angin dari segala
arahkecuali arah angin dari atas atau bawah. Kincir jenis ini menghasilkan torsi
yang lebih besar dari pada kincir angin poros horisontal. Beberapa jenis kincir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
angin poros vertikal yang telah banyak dikenal diantaranya ditunjukkan pada
Gambar 2.6. Kekurangan dan kelebihan kincir angin poros vertikal dijelaskan
seperti berikut :
Kelebihan kincir angin poros vertikal:
1. Dapat menerima arah angin dari segala arah.
2. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
3. Dapat bekerja pada putaran rendah.
4. Memiliki torsi yang besar pada putaran rendah.
5. Tidak perlu mengatur sudut – sudut untuk menggerakan sebuah generator.
Kelemahan kincir angin poros vertikal:
1. Bekerja pada putaran rendah, sehingga energi angin yang dihasilkan kecil.
2. Hanya dapat mengkonversi energi angin 50% dikarenakan adanya gaya
drag tambahan.
3. Bekerja pada putaran rendah, sehingga energi angin yang dihasilkan kecil.
4. Sebuah VAWT yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya
dorong ke bawah saat angin bertiup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Darrieus SavoniusGambar 2.6 Contoh Kincir Angin Poros Vertikal.
Sumber: hhtp://www.kincirangin.info/plta-gbr.php.
2.3 Grafik Hubungan Antara Cp dan tip speed ratio (TSR)
Menurut Albert Betz Ilmuan Jerman bahwa koefisien daya maksimal dari
kincirangin adalah sebesar 59% seperti yang terlihat pada Gambar 2.7. Dia
menamai batas maksimal tersebut dengan Betz limit.
Gambar 2.7 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (Cp) dengan Tips SpeedRatio (TSR) dari beberapa jenis kincir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.4 Rumus Perhitungan
Berikut ini adalah rumus–rumus yang digunakan untuk melakukan
perhitungan dan analisis kerja kincir angin yang diteliti.
2.4.1 Rumus Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda yang
bergerak. Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik, sehingga dapat
dirumuskan menjadi :
= (1)
dengan :
: Energi kinetic (Joule).
: Massa ( kg ).
: Kecepatan angin (m/s).
Daya adalah energi persatuan waktu, sehingga dapat dituliskan dengan rumus
sebagai berikut :
= ṁ (2)
dengan :
P : Daya angin (watt).
ṁ : Massa udara yang mengalir pada satuan waktu (kg/s).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dimana :
ṁ = (3)
dengan :
: Massa jenis udara (kg/m³).
A : Luas penampang sudu (m²).
Dengan mengunakan persamaan (3), daya angin dapat dirumuskan menjadi
= ( ) , yang dapat disederhanakan menjadi :
= (4)
2.4.2 Rumus Perhitungan TSR (tip speed ratio)
Tip speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir
angin dengan kecepatan angin. Kecepatan diujung sudu (Vt) dapat dirumuskan
sebagai :
= (5)
dengan :
: Kecepatan u jung sudu.
: Kecepatan sudut (rad/s).
:Jari – jari kincir (m).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sehingga tsr-nya dapat dirumuskan sebagai berikut:
= (6)
dengan :
r : jari – jari kincir (m).
n : Putaran poros kincir tiap menit (rpm).
v : Kecepatan angin (m/s).
2.4.3 Rumus Torsi
Torsi adalah hasil kali dari gaya pemebebanan (F) dengan panjang
lengantorsi (l). Perhitungan torsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
= (7)
dengan :
F : Gaya pembebanan (N).
l : Panjang lengan torsi ke poros (m).
2.4.4 Rumus Daya Mekanis
Daya yang dihasilkan kincir (Pout) adalah daya yang dihasilkan kincir
akibat adanya angin yang melintasi sudu kincir. Sehingga daya kincir yang
dihasilkan oleh gerakkan melingkar kincir dapat dirumuskan :
= (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dengan :
T : Torsi (N.m).
: kecepatan sudut (rad/s).
Dengan ini untuk daya yang dihasilkan kincir dapat dinyatakan dengan persamaan
(7), yaitu :
= T (9)
dengan :
: Daya yang dihasilkan oleh kincir angin (watt).
T : Torsi (N.m).
n : Putaran poros (rpm).
2.4.5 Rumus Daya Listrik
Daya Listikadalah daya yang dihasilkan generator. Sehingga daya kincir
yang dihasilkan oleh generator dapat dirumuskan :
= (10)
Dengan :
V : Tegangan (watt).
I : Arus (ampere).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.4.6 Koefisien Daya
Koefisien Daya (Cp) adalah bilangan tak berdimensi yang menunjukkan
perbandingan antara daya yang dihasilkan kincir (Pout) dengan daya yang
disediakan oleh angin (Pin), sehingga Cp dapat dirumuskan :
= 100% (11)
dengan :
: Koefisien Daya, %
: Daya yang disediakan oleh angin.
: Daya yang dihasilkan kincir.
2.5 Komposit
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama
lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir
bahan tersebut (bahan komposit).
2.5.1 Tujuan Pembuatan Material Komposit
Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yatu sebagai berikut :
1. Mempermudah desain yang sulit pada manufaktur.
2. Menjadikan bahan lebih ringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.5.2 Properties Komposit
Sifat maupun Karakteristik dari komposit ditentukan oleh:
1. Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material
penyusun menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
2. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik
komposit.
3. Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
2.5.3 Klasifikasi Komposit
Berdasarkan matrik, komposit dapat diklasifikasikan kedalam tiga
kelompok besar seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.8.
Gambar 2.8 Klasifikasi Komposit Berdasarkan Bentuk Dari Matriks-nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
A. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Komposit ini memiliki sifat seperti : ketangguhan yang baik, tahan simpan,
kemampuan memngikuti bentuk, lebih ringan dan lain sebagainya.
Keuntungan dari PMC :
1) Ringan 2) Specific stiffness tinggi
3) Specific strength tinggi 4) Anisotropy
Jenis polimer yang banyak digunakan :
1) Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan berulang kali
(recycle) dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer
yang akanmenjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic meleleh pada
suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat
dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila
didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP,
PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
2) Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel).
Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset
melainkan akan membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang
demikian sering digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis
melamin. Plastik jenis termoset tidakbegitu menarik dalam proses daur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit
(sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat termoplastik.
B. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)
Metal Matrix Composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki
matrik logam. Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada
mulanya yangditeliti adalah Continous Filamen MMC yang digunakan dalam
aplikasi aerospace.
Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :
1) Transfer tegangan dan regangan baik.
2) Ketahanan temperature tinggi
3) Tidak menyerap kelembapan.
4) Tidak mudah terbakar.
5) Kekuatan tekan dan geser yang baik.
Kekurangan MMC :
1) Biayanya mahal
2) Standarisasi material dan proses yang sedikit.
Proses pembuatan MMC :
1) Powder metallurgy . 2) Casting/liquid ilfiltration.
3) Compocasting. 4) Squeeze casting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
C. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)
CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai
reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari
keramik. Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide,
dan nitrid. Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX,
yaitu proses pembentukankomposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk
pertumbuhan matriks keramik disekeliling daerah filler (penguat).
Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :
1) Gelas anorganic. 2) Keramik gelas
3) Alumina 4) Silikon Nitrida
Keuntungan dari CMC :
1) Dimensinya stabil bahkan lebih stabil daripada logam.
2) Sangat tangguh bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron.
3) Tahan pada temperatur tinggi (creep).
Kerugian dari CMC
1) Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar.
2) Relative mahal dan non-cot effective.
3) Hanya untuk aplikasi tertentu.
Adapun pembagian komposit berdasarkan penguatnya dapat dilihat dari Gambar
2.10 pembagian komposit berdasarkan penguatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 2.9 Matriks dari beberapa tipe komposit.
.Gambar 2.10 Pembagian Komposit Berdasarkan Penguatnya.
Dari gambar 2.10 komposit berdasakan jenis penguatnya dapat dijelasakan
sebagai berikut :
a. Particulate composite, penguatnya berbentuk partikel
b. Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
c. Structural composite, cara penggabungan material komposit
Adapun Illustrasi dari komposit berdasarkan penguatnya dapat dilihat pada
gambar 2. 11 illustrasi komposit berdasarkan penguatnya.
Matriks phase/ reinforcementphaase
Metal Ceramic Polymer
Metal Powder metallurgy parts -combining inmiscible metals
cermets ( ceramic-metal composite)
Brake pads
Ceramic
Cermets, TiC,TiCnCemented carbides-used in
tools Fiber-reinforcedmetals
SiC reinforced AL203Tool materials
Fiberglass
Polymer Kevlar fibers in anepoxy matrix
Elemental ( Carbon,Boron,etc)
Fiber reinforced metal Autoparts aerospace
Rubber with carbon(tires) Boron, Carbon
reinforced plastics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.11 Illustrasi komposit berdasarkan penguatnya.
1. Partikel sebagai penguat (Particulate composites)
Keuntungan komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel:
a) Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah.
b) Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan
kekerasan material.
c) Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan
menghalangi pergerakan dislokasi.
Proses produksi pada komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk
partikel:
a) Metalurgi Serbuk b) Stir Casting
c) Infiltration Process d) Spray Deposition
e) In-Situ Process
Panjang partikel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Large particle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel,
dimana interaksiantara partikel dan matrik terjadi tidak dalam skala atomik
atau molekular.Partikel seharusnya berukuran kecil dan terdistribusi merata.
Contoh dari large particle composite adalah cemet dengan sand atau gravel,
cemet sebagai matriksdan sand sebagai atau gravel, cemet sebagai matriks
dan sand sebagai partikel,Sphereodite steel (cementite sebagai partikulat),
Tire (carbon sebagai partikulat), Oxide-Base Cermet (oksida logam sebagai
partikulat).
Gambar 2.12 a. Flat flakes sebagai penguat (Flake composites)b. Fillers sebagaipenguat (Filler composites).
2) Dispersion strengthened particle
a) Fraksi partikulat sangat kecil, jarang lebih dari 3%.
b) Ukuran yang lebih kecil yaitu sekitar 10-250 nm.
2. Fiber sebagai penguat (Fiber composites)
Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit,
sehinggatinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang
digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
oleh matrik akanditeruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban
sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik
dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun
komposit.Fiber yang digunakan harus memiliki syarat sebagai berikut :
a) Mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter bulknya
(matriksnya)namun harus lebih kuat dari bulknya.
b) Harus mempunyai tensile strength yang tinggi.
Parameter fiber dalam pembuatan komposit, yaitu sebagai berikut :
a) Distribusi
b) Konsentrasi
c) Orientasi
d) Bentuk
e) ukuran
Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat komposit, yaitu :
a) Continuous Fiber Composite.
Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang
dan lurus, membentuk lamina diantara matriksnya. Jenis komposit ini paling
banyak digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar
antar lapisan. Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh
matriksnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b) Woven Fiber Composite (bi-dirtectional).
Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan
karena susunanseratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan
serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan
kekakuan tidak sebaik tipe continuous fiber.
c) Discontinuous Fiber Composite (chopped fiber composite).
Komposit dengan tipe serat pendek masih dibedakan lagi menjadi 3,
seperti yang ditunjukkan Gambar 2.14.
Gambar 2.13 Tipe Discontinuous Fiber.
2.6 Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan – potongan komponen yang
membrntuk jaringan memanjang yang utuh. Serat dibagi menjadi dua kategori,
yakni Serat Alam dan Serat Buatan. Serat alam menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu
“Serat yang langsung diperoleh di alam. Sedangkan Serat Buatan menurut
Jumaeri, (1979:35), yaitu “Serat yang molekulnya disusun secara sengaja oleh
manusia. Sifat-sifat umum dari serat buatan, yaitu kuat dan tahan gesekan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.6.1 Serat Alami
Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan proses geologis seperti yang ditunjukkan Gambar 2.15. Serat alami dapat
digolongkan ke dalam:
1. Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Contoh dari
serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan
sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting
bagi nutrisi manusia.
2. Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat
hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah Sutra dan bulu domba
(Wol).
2.6.2 Serat Sintetis
Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari bahan
petrokimia. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa
alami seperti rayon. Pada Gambar 2.16 menampilkan jenis –jenis serat sintetis.
2.6.3 Serat Kaca
Kaca serat (Bahasa Inggris: fiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi
serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah
sekitar 0,005 mm – 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menjadi kain, yang kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang
kuat dan tahan korosi. Pada gambar 2.16 menunjukkan gambar dari serat kaca.
Sifat-sifat fiber-glass, yaitu sebagai berikut :
1. Density cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc).
2. Tensile strengthnya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa).
3. Stabilitas dimensinya baik.
4. Tahan korosi.
Keuntungan dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :
1. Biaya murah.
2. Tahan korosi.
3. Biayanya relatif lebih rendah dari komposit lainnya.
Kerugian dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatannya relatif rendah
2. Elongasi tinggi
3. Kekuatan dan beratnya sedang (moderate).
Jenis-jenisnya antara lain :
1. E-glass 2. C-glass 3. S-glass
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 2.14 Serat Kaca.
Gambar 2.15 Jenis –Jenis Serat Alami.
Gambar 2.16 Jenis serat buatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 2.2 Sifat-sifat dari jenis-jenis fiber-glass.Sumber : Tata Surdia, Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Ke-6 PT. Pradnya
Paramita 2005. Diakses Juni 2016.
Tabel 2.3 Sifat SeratSumber : Tata Surdia, Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Ke-6 PT. Pradnya
Paramita 2005. Diakses Juni 2016.
2.7 Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentrasfer tegangan ke serat.
b. Melindungi serat.
c. Melepaskan ikatan koheren permukaan matrik dan serat.
Serat Kekuatantarik
Perpanjanganpatah
MassaJenis
ModulusYoung
ModulusJenis
(GN/m²) (%) (g/cm³) (GN/M²) (MJ/Kg)Karbon (Dasar Rayon viskus) 2 0,6 1,66 350 210Karbon* (Dasar PAN) 1,8 0,5 1,99 400 200Gelas (Jenis E) 3,2 2,3 2,54 75 30Baja 3,5 2 7,8 200 26Kevlar 3,2 6,5 1,44 57 40Nilon 66 0,9 14 1,14 7 6Poliester 1,1 9 1,38 15 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Matriks juga berperan memberikan rintangan terhadap serangan alam sekitar dan
melindungi permukaan gentian dari pada lelasan atau abrasi secara mekanikal.
Pada Gambar 2.19 memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem
matriks ideal. Kurva untuk matriks menunjukkan kekuatan puncak tinggi,
kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi
terhadap kegagalan. Hal ini berarti bahwa matriks pada awalnya kaku tetapi pada
waktu yang sama tidak akan mengalami kegagalan getas.
Matriks harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat.
Gambar 2.20 memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat
kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu
bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S
dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan matriks dengan perpanjangan
paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang
maksimum.
Gambar 2.17 Kurva Tegangan/Regangan Sistem Matriks Ideal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.18 Kurva Tegangan/Regangan Terhadap Kegagalan Serat.
2.7.1 Resin
Kata “resin” telah diterapkan di dunia moderen untuk semua hampir
komponen dari cairan yang akan di tetapkan menjadi lacquer keras atau enamel
seperti barang jadi. Contohnya adalah cat kuku,sebuah produk moderen yang
berisi resin yang merupakan senyawa organik,tetapi resin tanaman tidak
kalsik.Tentunya pengecoran resin dan resin sintetis (seperti epoxy resin )juga
telah diberi nama resin karena merekan memperkuat dengan cara yang sama
seperti beberapa resin tanaman ,tetapi resin sintetis monomer cair thermosetting
plastik,tidak berasal dari tanaman.
2.7.2 Jenis – Jenis Resin
Berdasarkan kebutuhan resin itu sendiri memilki jenis – jenis berbeda
dengan proses pembuatan dan karakteristik yang berbeda. Contoh jenis resin
seperti berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Resin Fenol
Fenol-fenol seperti fenol, kresol, klisenol dan lain sebagainya dikondensasikan
dengan formadehida untuk menghasilkan termoset.
Keuntungannya adalah sebagai berikut :
a. Mudah dibentuk dan menguntungkan dalam kesetabilan dimensi. Kurang
penyusutannya dan keretakannya.
b. Unggul dalam sifat isolasi listrik.
c. Relatif tahan panas dan dapat padam sendiri.
d. Unggul dalam ketahanan asam.
Kekurangannya adalah sebagai berikut :
a. Kurang tahan terhadap Alkali.
b. Aslinya agak berwarna, jadi tidak bebas dalam pewarnaan.
2. Resin Urea
Ini adalah resin termoset yang dapat lewat reaksi urea dan formalin, dimana
urea dan formaldehid ( 37 % formalin) beraksi dalam alkali netral dan lunak.
Resin urea sendiri lebih jelek dari pada resin fenol, resin melamin dan lain
sebagainya. Dalam hal ketahanan air, kestabilan dimensi dan ketahan terhadap
penuaan.
a. Pencetakan
Proses yang dipakai yaiut pencetakan tekan, pengaliha dan injeksi. Dalam
pencetakan tekan, bahan diproses pada temperatur cetakan 130 – 150 0C, tekanan
150 – 300 kg/cm2, selama 30 – 40 detik per 1 mm ketebalam dari benda cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Penggunaan
Bila benda cetakan kaku, tahan terhadap pelarut dan busur listrik, jernih dan
dapat diwarnai secara bebas, maka bahan ini banyak digunakan untuk barang –
barang kecil yang diperlukan sehari – hari seperti pelindung cahaya, soket dan
lain – lain.
3. Resin Melamin
Bahan ini lebih unggul dalam bebrbagai sifat dari pada resin urea.
a. Pencetakan
Seperti halnya resin urea, dilakukan pencetakan : tekanan, pengalihan dan
injeksi. Suhu pencetakan 10 -20 0C lebih tinggi dari pada resin urea. Sebagai
kondisi pencetakan standar, digunakan temperatur pencetakan 150-170 0C,
tekanan pencetakan 150 – 250 kg/m2, waktu pencetakan 1 menit pada 160 0C atau
40 detik pada 170 0C per 1 mm tebal bahan.
b. Penggunaan
Barang – barang cetakan melamin dapat diwarnai secara bebas. Karena
unggul dalam ketahanan air, ketahanan panas, ketahanan terhadap isolasi listrik,
ketahanan busur listrik, bahan ini kegunaannya luas. Pengunaan utama adalah
untuk: alat – alat makan, bagian – bagian komponen listrik dan mekanik.
4. Resin Poliester Tak Jenuh
Dalam kebanyakan hal ini disebut poliester saja. Karena berupa resin cair
dengan viskositas relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan
katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lainnya, maka tak perlu diberi tekanan untuk pencetakan. Berdasarkan
karakteristik ini, bahan dikembangkan secara luas sebagai plastik penguat serat
( FRP ) dengan menggunakan serat gelas.
5. Resin Epoksi
a. Proses Produksi Bahan
Pada saat ini produknya adalah kebanyakan merupakan kondensat dari
bisfenol A (4-4’ dihidroksidifenil 2,2-propanon) dan epiklorhidrin. Bisfenol A
diganti dengan novolak atau senyawa tak jenuh, siklopentadien, dsb. Resin epoksi
bereaksi dengan pengeras dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik dan
ketahanan kimia. Sifatnya bervariasi bergantung pada jenis, kondisi dan
pencampuran dengan pengerasnya. Banyaknya campuran dihitung dari ekivalen
epoksi (banyaknya resin yang mengandung 1 mol gugus epoksi dalam gram).
b. Penggunaan Resin Epoksi.
Sebagai perekat hampir semua plastik dapat melekat cukup kuat kecuali
resin silicon, fluoresin, polietilen dan polipropilen. Jenis yang lain adalah jenis
yang paling sering dipakai. Paling luas digunakan dalam industry penerbangan,
konstruksi dan listrik. Dan sebagai bahan cat dapat dipakai terhadap berbagai
bahan, dan secara luas digunakan karena pelapisannya kuat, unggul dalam
ketahanan air dan ketahanan kimia.
6. Resin Poliuretan
Resin ini dihasilkan oleh reaksi diisosianat dan senyawa polihidroksi.
Resin ini kuat, baik dalam ketahanan abrasi, ketahanan minyak dan ketahanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pelarut, maka digunakan untuk plastik busa, bahan elastis, cat perekat, kulit
sintetis dan lain – lain.
a. Sifat – Sifat
Poliuretan dengan berbagai sifat dapat dibuat, bergantung pada bahan
mentah yang dipilih, tetapi mengenai sifat – saifat yang umum, baik dalam
elastisitas dan kekuatan, kekuatan tarik nya tinggi, unggul dalam ketahanan
terhadap abrasi, penuaan, minyak, pelarut, dan sifat temperatur rendahnya yang
menguntungkan namun demikian, mudah dehidrolisa, relatif kurang kuat
terhadap asam dan alkali, dan warnanya mudah luntur oleh panas atau cahaya.
b. Penggunaan
Bahan ini digunakan secara luas untuk kulit sintetis, serat, bahan karet, bahan
busa dan perekat.
2.8 Tinjauan Pustaka
a. Tentang Komposit
Bahan komposit sendiri tersusun dari matrik (phase pertama) dan penguat
atau reinforcing (phase kedua). Matrik berfungsi sebagai pengikat sedang
penguat berfungsi untuk memberi penguatan pada komposit tersebut. serat
berfungsi juga sebagai penerus beban dari serat / penguat yang satu ke serat
lainnya. Jika ada serat yang putus dalam arah pembebanan aksial, maka
beban dari satu serat yang putus akan diteruskan melalui matrik menuju
serat selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kekuatan komposit dengan bahan penguat berupa serat kontinu dan matrik
dari resin akan tergantung pada: (a) bahan serat dan diameter serat, (b)
bahan resin, (c) daya ikat antara resin dan serat dan sudut orientasi serat di
dalam matrik.
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang
memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang berbeda
menjadi suatu material baru yang memiliki propertis lebih baik dari keduanya.
Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau
lebih bahan yang berbeda digabung atau dicampur secara makroskopis
menjadi suatu bahan yang berguna, karena bahan komposit merupakan bahan
gabungan secara makro, maka bahan komposit dapat di definisikan sebagai
suatu sistem material yang tersusun dari campuran/kombinasi dua atau lebih
unsur-unsur utama yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau
komposit material yang ada pada dasarnya tidak dapat dipisahkan. Pada umumnya
bahan komposit terdiri dari dua unsur, yaitu serat (fiber) dan bahan
pengikat serat-serat tersebut yang disebut matriks.
Komposit dari bahan serat (fibrous composite) terus diteliti dan
dikembangkan guna menjadi bahan alternatif pengganti bahan logam, hal ini
disebabkan sifat dari bahan komposit serat yang kuat dan mempunyai massa
yang lebih ringan dibandingkan dengan logam. Dalam penelitian ini, susunan
komposit serat terdiri dari serat dan matriks sebagai bahan pengikatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Komposit dengan penguat serat (Fibrous Composite) sangat efektif, karena
bahan dalam bentuk serat jauh lebih kuat dan kaku dibanding bahan yang
sama dalam bentuk padat (bulk). (Hendriwan Fahmi, et all., 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah kerja dalam penelitian ini meliputi perencanaan kincir hingga
analisis data. Langkah kerja dalam penelitian ini dalam bentuk gambar diagram
alir seperti yang ditunjukan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah penelitian.
Perancangan kincir angin propeller 2 sudu dengan variasi sirip
Mulai
Pembuatan kincir angin sumbu horisontal 2 sudu berbahankomposit dengan dia.100 cm, lebar maksimum sudu 13 cmpada jarak 12,5cm dari pusat poros dengan variasi sirip 5 cmdan 7 cm dengan panjang 10 cm.
Pengambilan data; , , , , I dan
Pengolahan data untuk mencari Cp mekanis pada TSR optimal,daya output mekanis dan daya output listrik pada torsi dan putaran
poros
Analisa serta pembahasan data dan pembuatan laporan
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ada tiga jenis perlakuan metode yang dilakukan untuk penelitian ini, yaitu :
1. Penelitan kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang
berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini serta dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
2. Pembuatan Alat
Pembuatan alat untuk menguji kincir angin tipe propeler dilakukan di
Laboratorium Konversi Energi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kincir yang sudah dipasang pada wind tunnel dan motor listrik sebagai
sumber tenaga untuk memutar fan blower yang menghasilkan tenaga angin
untuk memutar kincir.
3. Pengamatan Secara Langsung (Observasi)
Metode observasi ini dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap
objek yang diteliti yaitu kincir angin jenis propeler pada wind tunnel.
3.2 Alat Dan Bahan
Model kincir angin ini mempunyai tipe propeler dengan menggunakan bahan
komposit, kincir angin ini dibuat dengan diameter 100 cm.
1. Sudu Kincir Angin
Ukuran panjang sudu kincir angin menentukan daerah sapuan angin yang
menerima energi angin sehingga membuat dudukan sudu atau turbin berputar.
Semua sudu memiliki ukuran yang sama, sudu kincir angin yang dibuat dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gamabar 3.2 Sudu / Blade.
2. Sirip kincir angin
Sirip dibuat dengan 2 variasi lebar yang berbeda dan panjang yang sama.
Sirip dibuat dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm dan 7 cm dan memiliki tebal
yang sama yaitu 1 mm. Penelitain yang dilakukan menggunakan variasi dari lebar
sirip yang bertujuan untuk mengetahui apa perbedaan dari kedua variasi tersebut.
Bentuk sirip dapat dlihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sirip Kincir Angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Hup
Dudukan sudu merupakan salah satu bagian komponen kincir yang berfungsi
untuk pemasangan sudu dan juga untuk mengatur kemiringan sudu. Dudukan
sudu ini memiliki dua belas lubang yang berfungsi untuk pemasangan sudu yang
memiliki variasi sudu lebih dari 4. Posisi plat atau posisi penyambung antara sudu
dengan dudukan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan, dudukan
sudu dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Hup turbin angin
4. Fan Blower
Fan blower berfungsi untuk menghisap udara yang akan disalurkan untuk
memutar kincir angin, fan blower ini memiliki daya penggerak motor sebesar 15
hp. Gambar 3.5 akan menunjukan bentuk dari fan blower.
Gambar 3.5 Fan Blower
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5. Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk menggur kecepatan angin.
Anemometer ini diletakkan di depan fan blower. Alat ini terdiri dari dua
komponen utama, yaitu sensor elektrik yang diletakkan pada arah datangnya
angin dari fan blower menuju kincir angin dan modul degital yang berfungsi
untuk menerjemahkan data dari sensor dan kemudian ditampilkan pada layar
digital. Gambar 3.6 akan menunjukan bentuk dari anemometer.
Gambar 3.6 Anemometer
6. Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran
poros kincir yang dinyatakan dalam satuan rpm (revolution per minute). Jenis dari
tachometer yang digunakan adalah jenis tachometer digital light, cara kerjanya
cukup sederhana meliputi 3 bagian, yaitu : sensor, pengolah data dan penampil.
Gambar 3.7 akan menunjukan bentuk dari tachometer.
7. Timbangan Digital
Timbangan digital ini berfungsi untuk mengetahui beban yang diterima dari
generator pada saat kincir angin berputar. Timbangan digital ini diletakkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bagian lengan generator. Gambar 3.8 akan menunjukan bentuk dari Timbangan
digital yang digunakan pada saat penelitian.
Gambar 3.7 Tachometer. Gambar 3.8 Neraca pegas.
8. Voltmeter
Voltmeter berfungsi untuk mengukur besaran tegangan atau beda potensial
listrik yang dihasilkan kincir angin oleh setiap variasinya. Gambar 3.9 akan
menunjukan bentuk dari Voltmeter.
9. Ampermeter
Ampermeter berfungsi untuk mengukur besarnya kuat arus atau tegangan
yang dihasilkan kincir angin oleh setiap variasinya. Gambar 3.10 akan
menunjukan bentuk dari Ampermeter.
Gambar 3.10 Ampermeter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
10. Lampu Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam pengambilan data tugas akhir adalah
lampu. Lampu yang digunakan dalam pembebanan adalah lampu 75 Watt, 60
Watt, 40 Watt, dan 25 Watt. Jumlah lampu ditentukan sesuai dengan kebutuhan
dan dilihat dari rpm dan torsi yang dihasilkan oleh kincir angin sumbu horizontal.
Pemberian beban pada kincir angin sumbu horizontal bertujuan untuk mengetahui
perfoma dan daya makimal yang dihasilkan oleh kincir angin sumbu horizontal
dengan masing-masing variasi. Gambar pembebanan lampu bisa dilihat pada
Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Pembebanan lampu.
3.3 Desain Kincir
Desain sudu kincir angin yang dibuat memiliki ukuran panjang yang bisa
dilihat pada gambar 3.12.
Gambar 3.12 Desain sudu kincir angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.3.1 Desain Sirip
Desain sirip pada kincir angin yang dibuat memiliki ukuran yang bisa
dilihat pada gambar 3.13.
Gambar 3.13 Desain sirip kincir angin.
3.4 Pembuatan Sudu Kincir Angin Serta Sirip
3.4.1 Alat dan Bahan
Pembuatan sudu kincir angin serta pembuatan sirip merupakan proses
yang dilakukan secara bertahap serta membutuhkan alat dan bahan. Alat dan
bahan bisa ditunjukakan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Sudu dan Sirip.ALAT BAHAN
Mesin Bor Pipa 8 inchi
Gerinda Hardener
Amplas Resin
Timbangan Digital Serat Glass
Kertas Karton Alumunium Foil
Kuas Cat Semprot
Skrap Dempul
Gergaji Besi Plat 2 mm
Gunting Plat Alumunium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.4.2 Proses Pembuatan Sudu dan Sirip Kincir Angin
Dalam proses pembuatan sudu dan sirip dilakukan dengan beberapa
tahapan. Tahapan-tahapan yang dilakukan seperti berikut :
A. Pembuatan cetakan pipa
1. Memotong pipa 8 inchi dangan panjang 50 cm.
Pipa 8 inchi berfungsi sebagai cetakan awal dari proses pembuatan sudu
kincir angin yang dibuat dengan bahan komposit. Pemotongan pipa dilakukan
dengan alat gerinda dengan panjang pipa yang ingin dibuat yaitu 50 cm.
Setelah pipa dipotong, lalu pipa yang sudah memiliki panjang 50 cm itu di
potong menjadi 2 bagian. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pipa untuk
di cetak dengan menggunakan kertas karton agar bentuk sudu dapat terlihat.
Disini pipa yang digunakan adalah pipa Wavin D 8 inchi. Proses pemotongan
pipa dapat dilihat pada gambar 3.14.
2. Membentuk Mal / Cetakan Kertas
Mal / cetakan dibuat menggunakan kertas karton yang sedikit tebal. kertas
dibuat untuk mempermudah dalam pembentukan pipa menjadi sebuah sudu.
Cetakan ditempelkan pada pipa yang sudah dipotong sesuai ukuran kemudian
ditandai sesuai alur cetakan yang sudah dibuat dengan menggunakan spidol.
Mal / cetakan kertas dapat dilihat pada gambar 3.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 3.14 Proses pemotongan pipa.
Gambar 3.15 Mal / Cetakan.
3. Membentuk pipa dengan mal / cetakan kertas
Pipa yang telah di tandai oleh kertas menggunakan spidol, kemudian
dipotong menggunakan gergaji agar potongan yang dihasilkan sesuai mal,
pemotongan dilakukan mengikuti alur yang sudah dibuat. Proses pembentukan
pipa dapat dilihat pada gambar 3.16.
4. Menghaluskan pipa
Setelah pipa yang terbentuk sesuai dengan bentuk mal kertas, lalu pipa yang
sudah terbentuk dihaluskan menggunakan gerida agar semua sisi pada pipa dapat
halus. Hal ini bertujuan agar untuk mencapai ukuran yang presisi dan estetika dari
pipa dapat terlihat. Pipa yang sudah terbentuk dapat dilihat pada gambar 3.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 3.16 Pembentukan sudu dengan mal kertas
Gambar 3.17 Sudu yang sudah dihaluskan
B. Pembuatan sudu / blade
1. Pelapisan cetakan pipa
Setelah proses pembuatan cetakan sudu dari pipa sudah selesai, kemudian
dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu pembuatan sudu / blade. Sebelum
proses dilanjutkan pada tahap pengolesan resin dan hardener dimulai pada
bagian permukaan cetakan sudu, cetakan sudu sebaiknya dilapisi dengan
alumunium foil. Pelapisan cetakan sudu dengan alumunium foil bertujuan
agar cetakan tidak menempel dengan sudu yang sudah dibuat dan cetakan
tidak meleleh terkena percampuran antara resin dan hardener. Pelapisan
cetakan dengan alumunium foil dapat dilihat pada gambar 3.18.
2. Percampuran Resin dan katalis
Proses pembuatan matriks komposit, dengan mencampurkan resin dan
katalis. Resin yang digunakan adalah jenis resin polyester. Perbandingan
yang digunakan adalah 95% untuk resin dan 5% katalis Pencampuran kedua
bahan tersebuat dapat dilihat pada gambar 3.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 3.18 Pelapisan mal dengan alumunium foil.
Gambar 3.19 Resin dan Katalis.
3. Pembuatan sudu / blade
Dalam pembuatan sudu berbahan komposit meggunakan bahan yang
terdiri dari Resin, Hardener dan Serat Glass. Proses dalam pembuatan sudu /
blade dilakukan dengan cepat. Proses dilakukan dengan cepat dikarenakan
disini serat glass terdiri dari empat lapisan sehingga pelapisan dilakukan
dengan cepat agar serat yang sudah terlapisi oleh resin dan hardener tidak
terlalu kering, sehingga menghasilkan komposisi yang baik. Diantara lapisan
kedua dan ketiga disini saya meletakkan sebuah plat alumuniuam berukuran
2 cm x 10 cm. Pemberian plat alumunium disini bertujuan untuk
menambahkan kekuatan atau ketahanan pada pangkal sudu terhadap gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tekan yang diberikan pada saat pemasangan sudu ke hap yang diberikan oleh
baut.
Langkah-langkah pembuatan sudu sebagai berikut :
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengolesan
campuran resin dan hardener pada permukaan cetakan pipa yang telah
dilapisi oleh alumunium foil. Proses pengolesan ini dilakukan dengan
menggunakan kuas. Pengolesan campuran resin dan hardener ini dapat
dilihat pada gambar 3.20.
b. Langkah kedua yang dilakukan adalah menempelkan serat glass pada
cetakan. Kemudian serat glass diratakan dengan campuran resin dan
hardener yang sudah dioleskan pada proses pertama tadi. Perataan ini
dilakukan agar tidak udara yang masuk sehingga tidak ada celah udara
didalam serat. Proses ini dapat dilihat pada gambar 3.21.
c. Lalu proses yang ketiga adalah proses pengolesan kembali campuran
resin dan hardener pada lapisan serat yang pertama.
d. Proses selanjutnya adalah menempelkan kembali serat glass kedua dan
tidak lupa untuk meratakannya kembali menggunakan skrap sehingga
perataan dapat merata dengan baik.
e. Proses ini hampir sama dengan proses yang ketiga tadi yaitu
mengoleskan campuran resin dan hardener pada lapisan serat kedua.
f. Proses keenam ini adaalah proses penempelan plat alumunium diantara
lapisan kedua dan ketiga serat glass. Proses ini dapat dilihat pada
gambar 3.22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
g. Lalu proses selanjutnya adalah penempelan kembali serat ketiga dan
diratakan kembali.
h. Setelah menempelkan serat ketiga lalu proses pengolesan kembali
seperti pada proses-proses sebelumnya.
i. Ini ada proses terakhir dimana serat ditempelkan kembali diatas
lapisan serat ketiga yang sudah dioleskan oleh campura resin dan
hardener tadi. Lalu tidak lupa untuk meratakannya kembali hingga
benar-benar rata.
j. Lalu proses ini adalah proses dimana campuran resin dan hardener di
oleskan dan diratankan diatas permukaan serat keempat tadi.
4. Pengeringan sudu / blade
Setelah proses pembuatan sudu / blade diatas selesai lalu dilakukan
proses penggeringan. Pengeringan sudu / blade ini dilakukan dengan cara
penjemuran dibawah sinar matahari selama kurang lebih 1-2 hari hingga
sudu / blade kering maksimal.
Gambar 3.20 Pengolesan awal diatas permukaan alumunium foil.
Gambar 3.21 Proses pelapisan dan perataan serat glass.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 3.22 Peletakkan plat alumunium.
5. Proses finishing sudu / blade
Proses ini meliputi beberapa proses yaitu, proses pemotongan dengan
menggunakan gerinda sehingga bentuk dari sudu bisa terlihat rapih lalu
proses penghalusan disini proses penghalusan dilakukan karena pada sudu /
blade yang sudah dibuat terdapat bagian-bagian yang tidak rata dan tidak
halus sehingga proses penghalusan ini sangat penting untuk menunjang
penampian sudu, lalu yang terakhir adalah proses pengurangan berat sudu.
Proses pengurangan berat sudu ini sangat penting untuk menyamakan berat
sudu yang sudah dibuat agar sudu bisa berputar dengan baik dan tidak terjadi
getar yang berlebih karena bila ada sudu yang beratnya berbeda akan terjadi
getar pada saat sudu sudah berputar. Disini saya membuat sudu dengan bobot
210 gram. Penimbangan berat sudu dilakukan dengan menggunakan
timbangan duduk digital. Gambar 3.23 akan memperlihatkan bentuk dari
sudu yang sudah selesai.
.Gambar 3.23 Finishing Sudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6. Pembuatan lubang baut
Setelah semua proses pembuatan sudu selesai. Lalu dilanjutkan proses
pembuatan lubang untuk baut. Disini pembuatan lubang dilakukan dengan
meggunakan mesin bor. Lubang yang dibuat memiliki ukuran diameter 8 cm.
Dan lubang untuk sirip memiliki ukuran diameter 4 mm.
3.4.3 Proses Pembuatan Sirip Kincir Angin
Pembauatan sirip disini cukup sedikit proses hanya ada beberapa langkah
saja dalam pembuatannya. Disini sirip dibuat dua variasi lebar dengan panjang
sirip yang sama. Variasi lebar yang pertama adalah 5 cm, dan variasi sirip yang
kedua adalah 7 cm dengan panjang 10 cm.. Sirip dibuat dengan menggunakan
bahan plat besi dengan ketebalan 2 mm.
Ada beberapa proses yang dilakukan dalam pembuatan sirip, yaitu :
1. roses awal yang dilakukan adalah memberi ukuran dan membentuk bentuk
sirip pada plat yang akan digunakan sebagai sirip dengan menggunakan
spidol. Pada proses ini pembentukan bagian bawah pada plat harus sesuai
dengn bentuk kincir yang akan ditempati sirip tersebut.
2. Setelah proses awal selesai lalu lanjut pada proses pemotongan plat
menggunakan cuting plat, karna bila menggunakan gergaji besi akan
memakan waktu yang lama.
3. Setelah bentuk mulai terlihat lalu diselesaikan menggunakan gerinda agar
penampilan pada sirip terlihat bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Setelah bentuk sudah jadi lalu dilakukan proses pengeboran pada plat sesuai
lubang yang sudah dibuat pada sudu.
3.5 Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dalam pengujian kincir angin ini, antara lain
sebagai berikut :
1. Memasang sirip pada sudu kincir angin yang berukuran 5 cm atau 7 cm pada
sudu / blade.
2. Memasang sudu kincir angin yang akan diuji pada dudukan sudu.
3. Memasang neraca pegas pada besi yang sudah tersambung dengan generator.
Kemudian neraca pegas dikaitkan pada rumah kincir menggunakan kawat.
4. Merangkai rangkain listrik yang akan digunakan pada pengujian ini dengan
menghubungkan lampu pembebanan dan sumber tegangan (output generator)
secara seri. Kemudian menghubungkan antara voltmeter dengan sumber
tegangan secara pararel dan ampermeter dengan pembebanan secara seri.
Gambar 3.24 Skema Pembebanan.
5. Menyalakan fan blower dan mencari variasi kecepatan angin yang sudah
ditentukan menggunakan anemometer. Setelah mendapatkan variasi angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang diinginkan, selanjutnya memindahkan rumah kincir sesuai dengan posisi
tersebut.
6. Menempatkan anemometer pada tiang penyangga didepan rumah kincir dan
diletakkan dipinggir rotor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan
angin saat melakukan pengambilan data.
7. Setelah alat uji terpasang dan sudu kincir angin terpasang pada dudukan sudu
maka pengujian siap dilakukan.
8. Untuk pengambilan data kecepatan putar poros alat yang digunakan adalah
tachometer dengan cara meletakkan tachometer tegak lurus dengan generator
yang telah ditempel lakban hitam agar tachometer dapat membaca kecepatan
putaran poros.
9. Untuk pengambilan data kecepatan angin dapat diambil dari hasil yang sudah
tertera pada layar anemometer.
10. Data gaya torsi diambil dari angka yang sudah tertera pada neraca pegas
dengan satuan massa yang tertera pada neraca pegas yaitu kilogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengujian
Setelah sudu kincir angin poros horisontal dengan variasi sirip 5 cm dan
7 cm berbahan komposit dengan lebar maksimum sudu 13 cm pada pusat poros.
Maka data seperti: rpm, kecepatan angin, tegangan, arus dan beban lampu di
dapat untuk setiap kecepatan angin. Data pengujian kincir angin dengan variasi
sirip 5 cm dan 7 cm seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.1 sampai dengan tabel
4.6.
Tabel 4.1 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 5 cm KecepatanAngin 6,5 m/s, Kincir Angin Komposit ᴓ 1 m, Lmax 13 cm DenganJarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoKecepatan
AnginPutaranPoros
MassaTimbangan Beban
LampuArus Tegangan
m/s rpm gram ampere volt1
6.5
740 90 0 0 50.62 702 130 1 0.14 48.33 649 160 2 0.27 43.94 621 190 3 0.39 39.65 580 210 4 0.51 35.26 558 220 5 0.59 32.37 412 250 6 0.63 30.78 398 280 7 0.68 29.59 345 310 8 0.74 27.6
10 312 340 9 0.77 24.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.2 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 5cm KecepatanAngin 7,5 m/s, Kincir Angin Komposit ᴓ 1 m, Lmax 13 cm DenganJarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoKecepatan
AnginPutaranPoros
MassaTimbangan Beban
LampuArus Tegangan
m/s rpm gram ampere volt1
7,5
925 110 0 0.00 59.42 902 130 1 0.15 58.63 860 150 2 0.32 57.24 785 170 3 0.45 53.45 736 180 4 0.60 49.76 702 200 5 0.73 46.77 686 210 6 0.84 44.28 639 230 7 0.91 40.59 605 240 8 1.02 38.110 585 260 9 1.04 36.411 558 280 11 1.08 32.312 444 300 12 1.11 30.413 392 330 13 1.19 27.9
Tabel 4.3 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 5cm KecepatanAngin 8,2 m/s, Kincir Angin Komposit ᴓ 1 m, Lmax 13 cm DenganJarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoKecepatan
AnginPutaranPoros
MassaTimbangan Beban
LampuArus Tegangan
m/s rpm gram ampere volt1
8,2
1004 100 0 0.00 66.82 953 120 1 0.22 63.23 910 130 2 0.29 58.74 888 150 3 0.35 53.45 830 160 4 0.41 50.26 805 180 5 0.56 48.77 770 200 6 0.78 44.38 711 210 7 0.98 39.49 690 230 8 1.12 33.710 604 250 9 1.21 28.511 515 280 11 1.18 24.312 432 300 12 1.34 20.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.4 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 7 cm PadaKecepatan Angin 6.4 m/s, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoPutaranPoros
GayaPengimbang Arus Tegangan Kec.Angin Beban
Lampurpm gram ampere volt m/s
1 694 110 0.00 49.20
6.4
12 675 140 0.14 48.40 23 641 180 0.28 46.90 34 629 210 0.41 43.20 45 584 230 0.54 39.40 56 534 250 0.60 33.70 67 499 260 0.61 27.90 78 449 270 0.67 25.30 89 421 280 0.73 23.40 910 405 280 0.65 21.30 10
Tabel 4.5 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 7 cm Pada KecepatanAngin 7.8 m/s, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ 1 m, Lmax 13cm Dengan Jarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoPutaranPoros
GayaPengimbang Arus Tegangan Kec.Angin Beban
Lampurpm gram ampere volt m/s
1 919 120 0.00 63.80
7.8
12 902 140 0.16 61.20 23 872 190 0.32 58.40 34 802 220 0.48 54.90 45 783 250 0.59 52.50 56 763 280 0.71 50.60 67 700 310 0.86 48.10 78 661 330 0.94 44.90 89 638 350 1.06 40.00 910 584 370 1.13 38.20 1011 530 390 1.20 32.50 1112 462 390 1.20 28.40 1213 421 400 1.17 21.90 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.6 Data Pengujian Dua Sudu Dengan Variasi Sirip 7 cm PadaKecepatan Angin 8.2 m/s, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cm Pada Pusat poros.
NoPutaranPoros
GayaPengimbang Arus Tegangan Kec.Angin Beban
Lampurpm gram ampere volt m/s
1 958 120 0.00 63.50
8.2
12 934 160 0.16 60.00 23 906 190 0.32 59.10 34 879 230 0.46 56.50 45 845 260 0.60 53.20 56 802 280 0.75 49.90 67 784 300 0.85 46.90 78 721 330 0.95 45.20 89 684 350 1.07 43.60 9
10 623 370 1.13 40.70 1011 589 390 1.21 36.90 1112 533 410 1.24 34.84 12
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan
Dalam pengolahan data yang digunakan beberapa asumsi untuk
mempermudah pengolahan dan perhitungan data sebagai berikut :
a. Percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2
b. Massa jenis udara = 1.18 kg/m3
4.2.1 Perhitungan Daya Angin
Sebagai contoh perhitungan daya angin dari tabel pengujian 4.2 pada
pengujian kedua dengan kecepatan angin 7,5 m/s dan, massa jenis udara (ρ)
sebesar 1,18 kg/m3 dan luas penampang (A) adalah 0,785 m2. Maka dapat dihitung
daya angin sebesar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
= 12= 12 1,18 0,785 7,5= 195 watt
Jadi daya angin yang dihasilkan pada kincir angin dengan variasi sirip sudu 5 cm
sebesar 195 watt.
4.2.2 Perhitungan Torsi
Sebagai contoh perhitungan nilai torsi, diambil dari tabel 4.2 pada pengujian
kedua. Dari data diperoleh massa timbangan sebesar 130 gram, untuk menghitung
nilai dari torsi maka nilai dari massa timbangan dikonversi ke Newton dengan
cara:
= 1000 .= 1301000 . 9,81= 1,28 .
Setelah nilai massa timbangan dikonversi kemudian dikalikan dengan panjang
lengan torsi sebesar 0,27 m, seperti dibawah ini:== 1,8 0,27= 0,34 .Jadi Torsi yang dihasilkan sebesar 0,34 N.m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir
Sebagai contoh perhitungan diambil dari tabel pengujian 4.2 pada pengujian
diperoleh kecepatan angin 7,5 m/s, putaran poros (n) sebesar 902 rpm, dan torsi
yang telah diperhitungkan pada sub bab 4.2.2 sebesar 0.34 N.m, maka besarnya
daya kincir dapat dihitung :== 0,34 90230= 32,5
Jadi Daya yang dihasilkan sebesar 32,5 Watt.
4.2.4 Perhitungan Daya Listrik
Sebagai contoh perhitungan daya listrik diambil dari tabel pengujian 4.2 pada
pengujian kedua. Diperoleh tegangan sebesar 53,4 Voltdan Arus sebesar 0,15
Ampere, maka daya listrik dapat dihitung :
== 53,4 0,15= 8,7Jadi Daya listrik yang dihasilkan sebesar 8,7 Watt.
4.2.5 Perhitungan Tip Speed Ratio
Sebagai contoh perhitungan diambil dari table pengujian 4.2 pada pengujian
kedua dan pembebanan kedua diperoleh putaran poros kincir angin sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
903 rpm jari jari kincir angin sebesar (r) = 0,5 m, dan kecepatan angin sebesar
7,5 m/s, maka tip speed ratio dapat dihitung :
= 2 π r n60 v=
, ,,= 5.56
Jadi TSR yang dihasilkan sebesar 6,3.
4.2.6 Perhitungan Koefisien Daya (Cp)
Sebagai contoh perhitungan diambil dari perhitugan diatas yakni, daya angin
pada sub bab 4.2.1 sebesar 195 watt dan daya yang dihasilkan kincir angin padasub
bab 4.2.3 sebesar 32.5 watt, maka koefisien daya dapat dihitung :
= 100 %= 32,5195 100 %= 16,7 %
Jadi Koefisien daya yang dihasilkan sebesar 16,7%.
4.3 Data Hasil Perhitungan
Data yang didapat dari hasil pengujian pada setiap variasi sirip dan
kecepatan angin dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel. Data yang di
dapat seperti; rpm, kecepatan angin, beban lampu, massa timbangan, tegangan dan
arus, nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai dari; torsi, kecepatan sudut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
daya yang disediakan angin, daya kincir, daya listrik, tip speed ratio, gaya
pengimbang dan koefisien daya kincir pada setiap pengujian. Data yang dihitung
ditampilkan dalam bentuk tabel seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.7 sampai
dengan Tabel 4.12.
Tabel 4.7 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 5cm Kecepatan Angin 6,5 m/s, KincirAngin Komposit ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cm PadaPusat poros.
GayaPengimban
gTorsi Kecepata
n SudutDayaAngin
DayaMekani
s
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %0.88 0.24 77.5 127 18.5 0 6.0 14.61.28 0.34 73.5 127 25.3 6.8 5.7 20.01.57 0.42 68.0 127 28.8 11.9 5.2 22.71.86 0.50 65.0 127 32.7 15.4 5.0 25.82.06 0.56 60.7 127 33.8 18.0 4.7 26.72.16 0.58 58.4 127 34.1 18.1 4.5 26.92.45 0.66 43.1 127 28.6 19.3 3.3 22.62.75 0.74 41.7 127 30.9 20.1 3.2 24.43.04 0.82 36.1 127 29.7 20.4 2.8 23.43.34 0.90 32.7 127 29.4 18.7 2.5 23.2
Tabel 4.8 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 5cm Kecepatan Angin 7,5 m/s, KincirAngin Komposit ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cm PadaPusat poros.
GayaPengimbang Torsi Kecepatan
SudutDayaAngin
DayaMekanis
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %1.08 0.29 96.9 195 28.2 0 6.5 14.51.28 0.34 94.5 195 32.5 8.8 6.3 16.71.47 0.40 90.1 195 35.8 18.3 6.0 18.41.67 0.45 82.2 195 37.0 24.0 5.5 19.01.77 0.48 77.1 195 36.7 29.8 5.1 18.91.96 0.53 73.5 195 38.9 31.6 4.9 20.02.06 0.56 71.8 195 40.0 34.0 4.8 20.52.26 0.61 66.9 195 40.8 34.2 4.5 20.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lanjutan Tabel 4.8
2.35 0.64 63.4 195 40.3 35.8 4.2 20.72.45 0.66 61.3 195 40.6 37.1 4.1 20.82.65 0.72 58.4 195 41.8 36.2 3.9 21.52.94 0.79 46.5 195 36.9 35.3 3.1 19.03.24 0.87 41.1 195 35.9 33.2 2.7 18.4
Tabel 4.9 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 5cm Kecepatan Angin 8,2 m/s, KincirAngin Komposit Dua Sudu ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cmPada Pusat poros.
GayaPengimban
gTorsi Kecepata
n SudutDayaAngin
DayaMekani
s
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %0.98 0.26 105.1 256 27.8 0 6.4 10.91.18 0.32 99.8 256 31.7 13.9 6.1 12.41.28 0.34 95.3 256 32.8 17.0 5.8 12.81.47 0.40 93.0 256 36.9 18.7 5.7 14.41.57 0.42 86.9 256 36.8 20.6 5.3 14.41.77 0.48 84.3 256 40.2 27.3 5.1 15.71.96 0.53 80.6 256 42.7 34.6 4.9 16.72.06 0.56 74.5 256 41.4 38.6 4.5 16.22.26 0.61 72.3 256 44.0 37.7 4.4 17.22.45 0.66 63.3 256 41.9 34.5 3.9 16.32.75 0.74 53.9 256 40.0 28.7 3.3 15.6
2.94 0.79 45.2 256 35.9 26.9 2.8 14.0
Tabel 4.10 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 7cm Kecepatan Angin 6,4 m/s, KincirAngin Komposit Dua Sudu ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cmPada Pusat poros.
GayaPengimbang Torsi Kecepatan
SudutDayaAngin
DayaMekanis
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %1.08 0.29 72.68 119 21.17 0.00 5.71 17.771.37 0.37 70.69 119 26.21 6.78 5.56 22.001.77 0.48 67.13 119 32.00 13.13 5.24 26.862.06 0.56 65.87 119 36.64 17.71 5.15 30.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lanjutan Tabel 4.10
2.26 0.61 61.16 119 37.26 21.28 4.78 31.272.45 0.66 55.92 119 37.03 20.22 4.37 31.082.55 0.69 52.26 119 35.99 17.02 4.08 30.202.65 0.72 47.02 119 33.63 16.95 3.67 28.222.75 0.74 44.09 119 32.70 17.08 3.44 27.442.75 0.74 42.41 119 31.45 13.85 3.31 26.40
Tabel 4.11 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 7cm Kecepatan Angin 7,8 m/s, KincirAngin Komposit Dua Sudu ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cmPada Pusat poros.
GayaPengimbang Torsi Kecepatan
SudutDayaAngin
DayaMekanis
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %1.18 0.32 96.24 220 30.59 0.00 6.17 13.921.37 0.37 94.46 220 35.03 9.79 6.05 15.941.86 0.50 91.32 220 45.95 18.69 5.85 20.912.16 0.58 83.99 220 48.94 26.35 5.38 22.272.45 0.66 82.00 220 54.30 30.98 5.26 24.702.75 0.74 79.90 220 59.26 35.93 5.12 26.963.04 0.82 73.30 220 60.19 41.37 4.70 27.393.24 0.87 69.22 220 60.50 42.21 4.44 27.533.43 0.93 66.81 220 61.94 42.40 4.28 28.183.63 0.98 61.16 220 59.93 43.17 3.92 27.273.83 1.03 55.50 220 57.33 39.00 3.56 26.093.83 1.03 48.38 220 49.98 34.08 3.10 22.743.92 1.06 44.09 220 46.71 25.62 2.83 21.25
Tabel 4.12 Data Perhitungan Dua Sudu Sirip 7cm Kecepatan Angin 8,2 m/s, KincirAngin Komposit Dua Sudu ᴓ 1 m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12,5 cmPada Pusat poros.
GayaPengimbang Torsi Kecepatan
SudutDayaAngin
DayaMekanis
DayaListrik
tipspeedratio
Cp
N N.m rad/s watt watt watt tsr %1.18 0.32 100.32 255 31.89 0.00 6.12 12.49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lanjutan Tabel 4.12
1.57 0.42 97.81 255 41.45 9.60 5.96 16.231.86 0.50 94.88 255 47.75 18.91 5.79 18.702.26 0.61 92.05 255 56.08 25.99 5.61 21.962.55 0.69 88.49 255 60.94 31.92 5.40 23.862.75 0.74 83.99 255 62.29 37.43 5.12 24.392.94 0.79 82.10 255 65.24 39.87 5.01 25.553.24 0.87 75.50 255 65.99 42.94 4.60 25.843.43 0.93 71.63 255 66.40 46.65 4.37 26.003.63 0.98 65.24 255 63.94 45.99 3.98 25.043.83 1.03 61.68 255 63.71 44.65 3.76 24.954.02 1.09 55.82 255 60.61 43.20 3.40 23.74
4.4 Hasil Perhitungan
Pengolahan data yang dilakukan pada Sub Bab 4.2 dan 4.3 mendapatkan
hasil grafik. Grafik – grafik hubungan tersebutantara lain grafik antara torsi dan
daya, grafik hubungan antara torsi danrpm, dan grafik hubungan antara tip speed
ratio dengan koefisien daya. Penjelasan untuk grafik hubungan diatas, lebih
lengkapnya dapat dilihat pada grafik – grafik di halaman selanjutnya.
4.4.1 Hubungan Antara Torsi dan Daya Mekanis Pada Variasi Sirip 5 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.9 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
torsi dan daya mekanis (Pout mekanis). Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai daya
kincir mekanis puncak yang dihasilkan kincir angin dengan variasi sirip 5cm
kecepatan angin 8,2 m/s adalah sekitar 44 watt, pada kecepatan angin 7,5 m/s daya
mekais maksimal yang dihasilkan yaitu sekitar 41,8 watt dan pada kecepatan angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
6,5 m/s daya mekanis yang dihasilkan yaitu sekitar 34,1 watt. Dari ketiga
kecepatan angin, dapat disimpulkan bahwa di kecepatan angin 8,2 m/s daya
mekanis maksimal tertinggi didapat dan nilai daya tertinggi terjadi pada torsi
0,61 N.m.
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara torsi dan daya mekanis pada variasi sirip5 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir angin komposit dua suduᴓ 1m, Lmax 13 cm dengan jarak 12,5 cm dari pusat poros.
4.4.2 Hubungan Antara Torsi dan Daya Elektris Pada Variasi Sirip 5 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.9 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
torsi dan daya elektris (Pout elektris). Pada gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai daya
elektris puncak yang dihasilkan kincir angin dengan variasi sirip 5 cm pada
kecepatan angin 8,2 m/s adalah sekitar 38,6 watt dan terjadi pada 0,56 N.m. Untuk
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Daya
Mek
anis
(Wat
t)
Torsi (N.m)
kec angin. 6,5 m/s kec angin. 7,5 m/s kec angin. 8,2 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kecepatan angin 7,5 m/s daya listrik maksimal yang dihasilkan yaitu sekitar
37,1 watt. Dan untuk kecepatan angin 6,5 m/s daya listrik maksimal yang
dihasikan yaitu sekitar 20,5 watt.
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara torsi dan daya elektris pada variasi Sirip5 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir angin komposit dua suduᴓ 1m, Lmax 13 cm dengan jarak 12.5 cm dari pusat poros.
4.4.3 Hubungan Antara Torsi dan Daya Mekanis Pada Variasi Sirip 7 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.10 sampai dengan Tabel 4.12 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
Torsi dan daya mekanis (Pout mekanis). Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa nilai
daya kincir mekanis puncak yang dihasilkan kincir angin dengan variasi sirip 5cm
kecepatan angin 8,2 m/s adalah sekitar 66,4 watt, pada kecepatan angin 7,8 m/s
daya mekanis maksimal yang dihasilkan yaitu sekitar 60,5 watt dan pada kecepatan
0
10
20
30
40
50
60
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Daya
Ele
ktris
(wat
t)
Torsi ( N.m)
kec. Angin 6,5 m/s Kec.Angin 7,5 m/s Kec.Angin 8,2 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
angin 6,4 m/s daya mekanis yang dihasilkan yaitu sekitar 37,3 watt. Dari ketiga
kecepatan angin, dapat disimpulkan bahwa di kecepatan angin 8,2 m/s daya
mekanis maksimal tertinggi didapat dan nilai daya tertinggi terjadi pada 0,93 N.m.
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara Torsi dan Daya Mekanis pada variasisirip 7 cm untuk tiga kecepatan angin, kincir angin kompositdua sudu ᴓ 1m, Lmax 13 cm dengan jarak 12.5 cm dari pusatporos.
4.4.4 Hubungan Antara Torsi dan Daya Elektris Pada Variasi Sirip 7 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.10 sampai dengan Tabel 4.12 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya, dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
torsi dan daya Elektris. Pada gambar 4.4 menunjukan bahwa nilai tertinggi daya
elektris yang dihasilkan kincir angin bahan komposit bersudu dua ada pada
kecepatan angin 8,2 m/s yaitu sekitar 46,6 watt. Untuk kecepatan angin 7,5 m/s
0
10
20
30
40
50
60
70
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Daya
Mek
anis
(wat
t)
Torsi (N.m)
kec.angin 6,4 m/s Kec.Angin 7,8 m/s kec. Angin 8,2 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
daya listrik maksimal yang dihasilkan yaitu sekitar 43,1watt. Dan untuk kecepatan
angin 6,5 m/s daya listrik maksimal yang dihasikan yaitu sekitar 17 watt.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Torsi dan Daya Elektris Variasi Sirip 7 cm UntukTiga Kecepatan Angin, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ 1m, Lmax
13 cm Dengan Jarak 12.5 cm Dari Pusat Poros.
4.4.5 Hubungan Antara Torsi dan Putaran Poros Pada Variasi Sirip 5 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.9 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
torsi dan putaran poros (rpm). Pada Gambar 4.5 menunjukan hubungan torsi dan
rpm pada setiap variasi kecepatan angin. Pada kecepatan angin 6,5 m/s torsi
tertinggi yaitu sebesar 0,90 N.m, untuk variasi kecepatan angin 7,5 m/s nilai torsi
tertinggi sebesar 0,87 N.m dan untuk variasi kecepatan angin 8,2 m/s nilai torsi
tertinggi yang didapatkan yaitu sebesar 0,79 N.m.
05
101520253035404550
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Daya
Ele
ktris
(Wat
t)
Torsi (N.m)
Kec.Angin 6,4 m/s Kec.Angin 7,8 m/s Kec.Angin 8,2 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.5 Grafik Hubungan RPM dan Torsi Variasi Sirip 5 cm Untuk TigaKecepatan Angin, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ 1m, Lmax 13 cmDengan Jarak 12.5 cm Dari Pusat Poros.
4.4.6 Hubungan Antara Torsi dan Putaran Poros Pada Variasi Sirip 7 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Data dari Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.9 yang sudah diperoleh pada
perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara
putaran poros (rpm) dan Torsi. Pada Gambar 4.5 menunjukan hubungan torsi dan
rpm pada setiap variasi kecepatan angin. Pada kecepatan angin 6,4 m/s torsi
tertinggi yaitu sebesar 0,74 N.m, untuk variasi kecepatan angin 7,5 m/s nilai torsi
tertinggi sebesar 1,06 N.m dan untuk variasi kecepatan angin 8,2 m/s nilai torsi
tertinggi yang didapatkan yaitu sebesar 1,09 N.m.
0
200
400
600
800
1000
1200
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Puta
ran
poro
s (rp
m)
Torsi (N.m)
Kec.Angin 6,5 m/s Kec.Angin 7,5 m/s Kec.Angin 8,2 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Torsi dan rpm Variasi Sirip 7 cm Untuk Tiga Kecepatan
Angin, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ 1m, Lmax 13 cm Dengan
Jarak 12.5 cm Dari Pusat Poros.
4.4.7 Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Pada Variasi Sirip 5 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Pada Gambar 4.7 menunjukan grafik hubungan antara TSR dan koefisien
daya untuk kincir angin dengan variasi sirip 5 cm pada tiga kecepatan angin. Dari
ketiga kecepatan angin yang diberikan pada variasi sirip 5 cm, Koefisien daya
mekanis maksimal yang dihasilkan (Cpmax Mekanis) pada kecepatan angin 8,2 m/s
sekitar 17,2 % . Pada kecepatan angin 7,5 m/s koefisien daya yang dihasilkan yaitu
sekitar 22,2 % dan pada kecepatan angin 6,5 m/s koefisien daya yang dihasilkan
yaitu sekitar 26,9 %. Maka dari ketiga kecepatan angin dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada kecepatan angin 6,5 m/s memiliki nilai koefisien daya yang paling
tinggi dan terjadi pada tsr sebesar 4, 5.
0
200
400
600
800
1000
1200
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2
Puta
ran
poro
s (rp
m)
Torsi (N.m)
Kec.Angin 8,2 m/s Kec.Angin 7,8 m/s Kec.Angin 6,4 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara TSR dan Cp pada variasi Sirip 5 cmUntuk Tiga kecepatan angin, Kincir Angin Komposit Dua Suduᴓ 1m, Lmax 13 cm Dengan Jarak 12.5 cm dari pusat poros.
4.4.8 Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Pada Variasi Sirip 7 cm
Untuk Tiga Kecepatan Angin
Pada Gambar 4.7 menunjukan grafik hubungan antara TSR dan koefisien
daya untuk kincir angin dengan variasi sirip 5 cm pada tiga kecepatan angin. Dari
ketiga kecepatan angin yang diberikan pada variasi sirip 5 cm, Koefisien daya
mekanis maksimal yang dihasilkan (Cpmax Mekanis) pada kecepatan angin 8,2 m/s
sekitar 26 % . Pada kecepatan angin 7,8 m/s koefisien daya yang dihasilkan yaitu
sekitar 28,2 % dan pada kecepatan angin 6,5 m/s koefisien daya yang dihasilkan
yaitu sekitar 31,2 %. Maka dari ketiga kecepatan angin dapat ditarik kesimpulan
0
5
10
15
20
25
30
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0
Cp
%
tsr
Kec.Angin 6,5 m/s Kec.Angin 7,5 m/s Kec.Angin 8,2 m/s
Cp = 26,9 %
Cp = 22,2 %
Cp = 17,2 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
bahwa pada kecepatan angin 6,4 m/s memiliki nilai koefisien daya yang paling
tinggi dan terjadi pada tsr sebesar 4, 78.
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara TSR dan Cp pada variasi Sirip 7 cm Untuk Tigakecepatan angin, Kincir Angin Komposit Dua Sudu ᴓ 1m, Lmax 13 cmDengan Jarak 12.5 cm dari pusat poros.
0
5
10
15
20
25
30
35
0 1 2 3 4 5 6 7
Cp
%
tsr
Kec.Angin 6,4 m/s Kec.Angin 7,8 m/s Kec.Angin 8,2 m/s
Cp = 31,2 %
Cp = 28,2 %Cp = 26 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian sudu, pengambilan data dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat kincir angin poros horizontal bersudu dua dari bahan
komposit dengan cetakan yang terbuat dari pipa pvc 8 inchi.
2. Koefisien daya (Cp) tertinggi yang didapat yaitu sekitar 31,2 % pada variasi
sirip 7cm dengan kecepatan angin 6,4 m/s. Sedangkan pada variasi sirip 5cm
koefisien daya (Cp) tertinggi yang didapat sebesar 26,9% pada kecepatan
angin 6,5 m/s.
3. Pada kincir angin dengan variasi sirip 5cm dengan kecepatan angin 6,5 m/s,
7,5 m/s dan 8,2 m/s, torsi tertinggi yang dihasilkan yaitu sebesar 0,90 N.m
pada kecepatan angin 6,5 m/s. Daya mekanis terbersar yang dihasilkan yaitu
pada kecepatan angin 8,2 m/s dengan daya sebesar 44 watt, dengan daya
listrik maksimal sebesar 38,6 watt pada kecepatan angin 8,2 m/s. Pada kincir
angin dengan variasi sirip 7 cm dengan kecepatan angin 6,4 m/s, 7,8 m/s dan
8,2 m/s, torsi tertinggi yang dihasilkan yaitu sebesar 1,09 N.m pada
kecepatan angin 8,2 m/s. Daya mekanis terbersar yang dihasilkan yaitu pada
kecepatan angin 8,2 m/s dengan daya sebesar 63,9 watt, dengan daya listrik
maksimal sebesar 46,6 watt pada kecepatan angin 8,2 m/s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
5.2 Saran
1. Penelitian kincir angin yang menggunakan kecepatan angin sebagai variasi
pengujian, sebaiknya dilakukan ditempat yang luas.
2. Perlu dilakukan uji coba dengan variasi kecepatan angin yang lebih rendah
(3 m/s - 6 m/s), mengingat karakteristik angin di Indonesia cenderung rendah.
3. pengambilan data pengujian seperti; rpm, kecepatan angin, beban, arus dan
tegangan sebaiknya dilakukan secara bersamaan.
4. sebelum melakukan pengujian sebaiknya alat ukur telah diakurasi ulang agar
data yang didapat lebih presisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,Y., 2007, “ Kajian potensi angin untuk pembangkit Listrik Tenaga
Bayu”, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005.
Pengolahan Energi Nasional.
Ginting, Soeripno, J., 1993, “Pemasangan Uji Coba Pemanfaatan Kincir Angin
Poros Horisontal.”, Lembaga Fisika Nasional LIPI,Bandung.
Hendriawan Fahmi, 2011, Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit Resin
Polyester / Serat Daun Nenas Terhadap Kekuatan Tarik, Jurnal Teknik
Mesin, Institut Teknologi Padang, Padang. Diakses : Tanggal 23
Agustus 2016.
Johnson, G.L., 2006, “Wind Energy Sistem”, Manhattan. Diakses : Tanggal 23
Agustus 2016.
Kadir, A., 1995, “Energi : Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensial
Ekonomi.”, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Sari, Eka. 2012, “ Belanda Sang Negeri Kincir Angin”,
http://www.1powerbloger.com, diakses : Tanggal 22 agustus 2016.
Tata Surdia, “ Pengetahuan Bahan Teknik”, Cetakan Ke-6 PT. Pradnya Paramita.
2005.
hhtp://www.kincirangin.info/plta-gbr.php.
http://www.berpendidikan.com/2015/06/macam-macam-angin-beserta-contoh-
gambar-dan-penjelasannya.html.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI