Universitas Udayana...Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379; E-mail:...
Transcript of Universitas Udayana...Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379; E-mail:...
-
83
Sekuen Nukleotida Gene Shiga like toxin-2 dari Isolat
Lokal Escherichia coli O157:H7 asal Hewan dan Manusia
(NUCLEOTIDES SQUENCES OF SHIGA-LIKE TOXIN 2 GENES OF ESCHERICHIA COLI
O157:H7 LOCAL ISOLATES ORIGINATED FROM ANIMALS AND HUMAN)
I Wayan Suardana1, Dyah Ayu Widiasih2
Komang Januartha Putra Pinatih3
1Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379;
E-mail: [email protected])Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada, Jl. Fauna No 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281
E-mail: [email protected])Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,
Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali;, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Hewan ternak khususnya sapi, dikenal sebagai reservoir utama Escherichia coli O157:H7. Sebagai
satu-satunya serotipe E. coli yang bersifat zoonosis, patogenitas bakteri ini ditentukan oleh kemampuannya
untuk menghasilkan satu atau lebih cytotoxin yang sangat potensial yang dikenal dengan nama Shiga-
like toxin (Stx) atau verocytotoxin, khususnya dari jenis Stx2 yang terkait erat dengan kejadian hemolytic
uremic syndrome (HUS) pada manusia. Studi ini bertujuan menganalisis susunan nukleotida dari gen
stx2 antara isolat asal hewan dan manusia dalam upaya mengkaji potensi zoonosis yang ditimbulkannya.
Kegiatan penelitian diawali dengan kultivasi 20 isolat E. coli O157:H7 koleksi hasil penelitian sebelumnya
dengan rincian dua isolat asal tinja sapi, dua isolat asal daging sapi, dua isolat asal tinja ayam, dua
isolat asal tinja manusia non-klinis dan 12 isolat asal tinja manusia klinis (asal penderita gagal ginjal).
Isolat sebanyak 20 tersebut dikonfirmasi pada media selektif sorbitol Mac Conkey agar (SMAC) yang
dilanjutkan dengan uji latex O157 aglutination test serta uji antiserum H7. Analisis molekuler komplit
gen stx2 yang meliputi open reading frame (ORF) dari gen stx2 dilakukan menggunakan primer rancangan
peneliti yaitu Stx2(F)/Stx2(R). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua isolat yaitu KL-48(2) asal
tinja manusia dan SM-25(1) asal tina sapi positif membawa gene stx2 yang ditandai dengan produk PCR
1587 bp. Analisis hasil sekuensing menunjukkan kedua isolat memiliki susunan gene stx2 yang identik
dengan E. phaga 933 dan E. coli ATCC 43894. Hasil ini mengindikasikan kedua isolat lokal berpotensi
sebagai agen zoonosis dengan efek klinis yang serupa dengan E. phaga 933 dan E. coli ATCC 43894.
Kata-kata kunci: E. coli O157:H7; gen stx2; hemolytic uremic syndrome; zoonosis
ABSTRACT
Animals/livestock, especially cattle, are known as the main reservoir of Escherichia coli O157: H7. As the
only one of zoonotic E. coli, the pathogenicity of these bacteria is determined by its ability to produce one
or more very potent cytotoxin known as Shiga-like toxin (Stx) or verocytotoxin, particularly of the Stx2 type
that is closely related to the incidence of hemolytic uremic syndrome (HUS) in humans. This study analyzed
the nucleotide sequences of stx2 gene between isolates from animals and humans in an effort to assess the
potential zoonoses of the agent. The research activity was initiated by cultivating 20 isolates of E. coli
O157:H7 collection based on result in the previous study i.e. 2 isolates originated from cattle feces, 2
isolates originated from beef, 2 isolates originated from chicken feces, 2 isolates originated from human
faeces and 12 non-clinical isolates originated from human fecal who were suffering with renal failure. All
isolates were confirmed on selective medium Sorbitol MacConkey Agar (SMAC) followed by testing on
aglutination O157 latex test, and H7 antisera. Molecular analysis of stx2 gene covering open reading
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.1.83Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvetKemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016
-
84
PENDAHULUAN
Sapi dikenal sebagai reservoar utama
Escherichia coli O157:H7 meskipun beberapa
jenis ternak lainnya seperti unggas, kambing,
domba, dan babi, juga diketahui berpotensi
sebagai penular agen zoonosis ke manusia
(Naylor et al., 2005; Karmali et al., 2010).
Terjadinya kontaminasi silang antara daging
dengan feses dalam tahapan prosesing,
penanganan sampai pemasaran dalam suatu
mata rantai pengadaan bahan pangan, proses
pemasakan yang tidak cukup, diduga
memberikan sumbangan yang cukup besar
terhadap munculnya kejadian food borne
infections oleh E. coli O157:H7. Penularan
melalui susu ataupun air yang terkontaminasi
feses juga sering dilaporkan (Radu et al., 2001).
Patogenitas E. coli O157:H7 sebagai satu-satu-
nya serotipe yang bersifat zoonosis, ditentukan
oleh kemampuannya menghasilkan satu atau
lebih cytotoxin yang sangat potensial yang
dikenal dengan nama Shiga-like toxin (Stx) baik
Stx1 maupun Stx2. Selain itu, kemampuan dari
bakteri ini melakukan penempelan dan
perlekatan terutama pada sekum dan kolon pada
tubuh inang (Krauss et al., 2003). Toksin Stx1
dan Stx2 yang dihasilkan oleh strain E. coli
ini, diketahui memiliki efek dalam jenis dan
derajat kerusakan jaringan yang berbeda pada
tubuh inang. Toksin Stx1 lebih terabsorpsi oleh
sel epitel usus yang berlanjut pada terjadinya
diare berdarah, sedangkan toksin Stx2 yang
bersirkulasi pada aliran darah selanjutnya
menuju ke ginjal dan berikatan dengan reseptor
globo series globotriaosylceramide (Gb3) yang
berdampak pada terjadinya kerusakan endotel
glomerulus ginjal sehingga terjadi hemolytic
uremic syndrome (HUS) (Bahrun Dahler, 2002;
Fraser et al., 2004; Cadirci et al., 2010). Me-
ngacu pada potensi zoonosis agen E. coli
O157:H7 yang cukup tinggi, serta memper-
timbangkan tingginya kejadian gagal ginjal
pada manusia akibat toksin Stx-2 E. coli
O157:H7 sebagai salah satu kausanya, maka
kajian analisis nukleotida komplit gene Stx2
dari isolat E. coli O157:H7 asal hewan dan
manusia menjadi penting diungkap.
METODE PENELITIAN
Kultivasi Stok Isolat
Kultivasi terhadap 20 isolat stok (tersimpan
dalam gliserol 30% dengan suhu penyimpanan
-20OC) yang terdiri dari satu isolat kontrol positif
E. coli ATCC 43894 serta dua isolat asal tinja
sapi, dua isolat asal daging sapi, dua isolat asal
tinja ayam, dua isolat asal tinja manusia non-
klinis, dan 12 isolat asal tinja manusia klinis
(asal penderita gagal ginjal). Keseluruhan isolat
ditumbuhkan kembali pada media selektif
Sorbitol Mac Conkey Agar (SMAC) (Oxoid CM
0813), yang dilanjutkan dengan uji konfirmasi
menggunakan uji aglutinasi lateks E. coli O157
(Oxoid DR 620M).
Isolasi DNA Genomik Bakteri
Tahap isolasi DNA genomik bakteri
mengacu pada prosedur pabrik. Isolat E. coli
O157:H7 yang diinokulasi pada media Luria
Bertani/LB dipanen dengan cara sentrifugasi
(Beckman Microfuge 11) 7500 rpm selama 5
menit. Supernatan dibuang, sedangkan pelet
sel ditambah 180 µL tissue lysis buffer (Buffer
ATL) dan 20 µL larutan proteinase K (600 mAU/
mL) selanjutnya divortekS (Thermolyne
Maximi) selama 15 detik. Larutan kemudian
ditambahkan 200 µL lysis buffer (Buffer AL),
divorteks selama 15 detik, diinkubasikan pada
wáterbath suhu 56OC selama 10 menit,
ditambahkan 200 µL etanol absolut 96%, dan
divorteks selama 15 detik. Lysate E. coli yang
diperoleh digunakan untuk binding DNA.
Lysate dimasukan ke dalam penyaring yang
terletak dalam tabung kecil 2 mL (QIAamp
Mini spin column) dan dipusing dengan
kecepatan 6000xg (8000 rpm) selama satu
menit. Sisa cairan dibuang, dan filter yang telah
mengandung DNA dimasukan ke dalam tabung
kecil 2 mL yang baru untuk selanjutnya
dilakukan tahapan washing DNA. Filtrat DNA
frame (ORF) of the stx2 gene was performed using the primer which was designed by researcher i.e. Stx2 (F)
/ Stx2 (R). The results showed, there were 2 isolates i.e. KL-48 (2) originated from human feces and SM-25
(1) originated from cattle feces were positive for carrying a stx2 gene, which was marked by the 1587 bp
PCR product. Analysis of sequencing showed both isolates had identical to stx2 nucleotide squences with
E. phaga 933 as well as E. coli ATCC 933. These results indicate the both local isolates are potential as
zoonotic agents with clinical effects similar to E. phaga 933 and E. coli ATCC 43894
.
Key words: E. coli O157:H7; gene stx2; hemolytic uremic syndrome; zoonoses
Suardana, et al Jurnal Veteriner
-
85
Sekuensing Hasil Amplifikasi Komplit
Gen stx2
Analisis produk amplifikasi dilakukan
dengan sekuensing produk amplifikasi komplit
gen stx2 di Eijkman Institute for Molecular
Biology (Jakarta) menggunakan Big Dye
Terminator dengan alat ABI PRISM 3130 dan
3130 xl Genetic Analyzer. Data hasil sekuensing
dianalisis dengan program Molecular
Evolutionary Genetics Analysis (MEGA) version
4.0 (Tamura et al., 2007). Sekuen yang diperoleh
setelah diedit dianalisis dengan metode Basic
Local Alignment Search Tool (BLAST) pada
Genebank (http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/
Blast.cgi) dengan data nukleotida dan asam
amino yang tersedia di Genebank. Hubungan
evolusi dan pohon filogeni ditentukan
berdasarkan metode Neighbor-Joining (NJ)
(Saitou dan Nei, 1987). Nilai persentase replikasi
pohon dari taksa/isolat yang membentuk clade
diolah dengan bootstrap test 1000 dan
diperlihatkan dekat cabang, serta analisis
struktur proteinnya dilakukan dengan program
DDBJ GTOP.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Amplifikasi Komplit Gen Stx2
Amplifikasi komplit gen stx2 yang meliputi
daerah open ORF dilakukan pada isolat asal
hewan atapun manusia yang memiliki
similaritas yang tinggi. Dalam penelitian ini
berhasil teramplifikasi pada isolat KL-48(2) asal
manusia dan isolat SM-25(1) asal sapi, di
samping juga isolat kontrol ATCC 43894 dengan
hasil amplifikasi seperti Gambar 1.
ada Gambar 1 disajikan bahwa ketiga isolat
yaitu KL 48(2) asal manusia sakit dan isolat
SM 25(1) asal tinja sapi yang secara jelas dan
konsisten teridentifikasi membawa komplit gen
stx2 seperti halnya kontrol ATCC 43894 pada
jalur nomor 1 dengan panjang produk 1587 bp.
Hasil pada Gambar 1 sekaligus menunjukkan
bahwa waktu optimasi untuk amplifikasi DNA
target sudah cukup serta desain primer yang
dirancang peneliti juga sudah optimal.
Terdeteksinya komplit gen stx2 pada isolat
asal feses manusia sakit (penderita gagal ginjal)
dan isolat asal feses sapi, menguatkan hipotesis
bahwa isolat E. coli O157:H7 tersebut berasal
ditambah 500 µL wash buffer (buffer AW1) dan
didiamkan selama lima menit, dipusing dengan
kecepatan 6000xg atau 8000 rpm selama satu
menit. Sisa cairan tertampung dibuang dan
diganti dengan tabung kecil 2 mL yang baru.
Wash buffer (buffer AW2) sebanyak 500 µL
ditambahkan dan didiamkan selama lima
menit. Tabung kecil dipusing dengan kecepatan
penuh 14.000 rpm selama tiga menit, sisa cairan
yang tertampung dibuang dan dilanjutkan
untuk eluting DNA. QIAamp Mini spin column
yang mengandung DNA dimasukan ke dalam
tabung kecil (Nunc, Inc) steril baru,
ditambahkan 50 µL elution buffer (buffer AE),
didiamkan pada suhu kamar selama lima
menit, dan dipusing dengan kecepatan 6000xg
atau 8000 rpm selama satu menit untuk
selanjutnya disimpan pada 4OC.
Amplifikasi Komplit Gen stx2
Analisis komplit gen stx2 yang meliputi
daerah open reading frame (ORF) gen stx2
dengan prosedur PCR dilakukan pada total
volume 27 µL yang mengandung 1,5 µL DNA
templet (300 ng/µl), 17 µL FastStart PCR
Master, 6,5 µL water PCR-grade dan 1 µL
masing-masing primer rancangan peneliti yaitu
primer Stx2(F): 5’-GCCATTAGCTCATCGGGATA-’3 dan primer Stx2(R): 5’-
CGAATGCTCAGTCTGACAGG-’3 konsentrasi
20 pmol/µL. Amplifikasi dilakukan pada mesin
MJ Mini Personal Thermalcycler Biorad model
PTC-1148 dengan kondisi pre-denaturasi pada
suhu 94OC selama tujuh menit, diikuti 35
siklus dengan kondisi denaturasi 94OC selama
satu menit, annealing pada 60OC selama 35
detik, dan polimerisasi pada suhu 72OC selama
1,5 menit. Pada bagian akhir ditambahkan
dengan polimerisasi pada suhu 72OC selama
lima menit. Setelah reaksi selesai, sebanyak 4
µL produk PCR dicampur dengan 2 µL 5 x DNA
loading dye (blue/orange loading dye) dan
dielektroforesis pada gel agarose 1% yang telah
diisi GoldViewTM Nucleic Acid Stain 5 ml/30 ml
agar, bersama dengan Marker 100 bp DNA
Ladder (Invitrogen cat.no. 15628-019) dalam
buffer TBE 1 X. Elektroforesis dilakukan pada
tegangan 100V selama 35 menit. Visualisasi
band yang muncul dilakukan dengan UV
transilluminator dan difoto dengan kamera
digital FE-270 7,1 Megapixel.
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93
-
86
dari sumber yang sama serta diduga memiliki
ciri genetik yang hampir sama dengan E. coli
O157:H7 ATCC 43894 sehingga berpotensi besar
sebagai agen zoonosis seperti yang diungkapkan
oleh Krauss et al. (2003). Untuk lebih
memastikan susunan nukleotida penyusunnya,
perlu dilakukan konfirmasi berdasarkan hasil
sekuensing. Foley et al. (2004) menyatakan
bahwa DNA sekuensing merupakan suatu
metode yang lebih menjanjikan, mudah
dikerjakan dan merupakan instrumen pembeda
yang sangat akurat.
Analisis Nukleotida Open Reading Frame
(ORF) Gen Stx2
Analisis untuk mengetahui susunan
nukleotida dari komplit gen stx2, produk PCR
dari komplit gene stx2 isolat KL 48(2) asal
manusia sakit dan isolat SM 25(1) asal feses sapi,
serta isolat kontrol ATCC 43894 selanjutnya
disekuensing di Eijkman Institute for Molecular
Biology (Jakarta) baik dari sisi forward
menggunakan primer Stx2(F) maupun dari sisi
reverse menggunakan primer Stx2 (R). Hasil
sekuensing daerah ORF setelah dialignment
seperti pada Tabel 1.
Gambar 1. Deteksi open reading frame (ORF)gene stx2 dengan primer Stx2(F)dan Stx2(R) pada agarose 1%.Jalur 1 kontrol positif : ATCC43894; jalur 2: KL(48(2) dan jalur3: SM25(1), M: Marker 100 bpDNA Ladder (Invitrogen Cat.15628-019).K-: Kontrol negatif.
Tabel 1. Alignment susunan nukleotida (berukuran 1241 nt) daerah open reading frame (ORF)
dari gene stx2 E.coli ATCC 43894, KL-48(2) dan SM-25(1) dengan beberapa isolat lainnya
di genbank dengan program clustal W
Suardana, et al Jurnal Veteriner
-
87
Lanjutan Tabel 1
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93
-
88
Lanjutan Tabel 1
Suardana, et al Jurnal Veteriner
-
89
Lanjutan Tabel 1
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93
-
90
Lanjutan Tabel 1
Suardana, et al Jurnal Veteriner
-
91
Lanjutan Tabel 1
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93
-
92
Pada Tabel 1 disajikan bahwa dari 1241
nukleotida yang dialignment, (keseluruhan
daerah ORF gen stx2) menunjukkan bahwa
susunan nukleotida gen stx2 isolat E. coli ATCC
43894, KL-48(2) asal feses manusia penderita
gagal ginjal dan SM-25(1) asal feses sapi
memiliki susunan yang sama dengan faga 933W
yang merupakan faga yang dibawa oleh E. coli
EDL 933 asal manusia sebagai penyebab wabah
E. coli O157:H7 tahun 1982 di Amerika. Bakteri
E. coli EDL 933 diketahui sebagai strain yang
sangat virulen dengan gejala timbulnya rasa
keram yang menyeluruh di abdominal yang
diawali dengan terjadinya diare tanpa darah
ataupun dengan darah. Strain ini juga
dibuktikan sangat virulen pada saluran cerna
babi dan diasumsikan bersifat sangat berbahaya
pada manusia (Ding et al., 2010).
Di sisi lain, isolat KL-48(2) dan SM-25(1)
memiliki susunan nukleotida yang sangat
berbeda jika dibandingkan dengan isolat E. coli
O157:H7 strain 98-16 (AB168106) asal feses
manusia di Jepang, serta strain lainnya yaitu
Thai-12 (AB168110) dan Thai-1 (AB168108) asal
daging sapi, strain Thai-13 (AB168111), strain
144 (AB168104) dan strain Fu40 (AB168103) asal
feses sapi. Hasil alignment terhadap strain-
strain tersebut, strain lokal KL-48(2) dan SM-25(1) menunjukkan adanya perbedaan
nukleotida berupa substitusi transisi (urutan
nukleotida ke-45, 72, 93, 369, 513, 753, 867, 971,
1009, 1037, 1074, 1079, 1085, 1091, 1094, 1103
dan 1109), serta substitusi transversi (urutan
nukleotida ke-108, 765, 831, 1097 dan 1099).
Selain itu, urutan nukleotida berupa substitusi
transisi ke- 369 dan ke-513 dapat digunakan
sebagai marker nukleotida untuk membedakan
isolat E.coli O157:H7 strain 98-16 dengan
beberapa isolat E. coli lainnya, termasuk dengan
isolat Indonesia KL-48(2) dan SM-25(1).
SIMPULAN
Isolat KL-48(2) asal manusia memiliki
susunan nukleotida komplit gen stx2 yang
identik dengan isolat SM-25(1) asal sapi,
demikian pula halnya dengan E. phaga 933W
maupun dengan E. coli ATCC 43894 sebagai
agen infeksi dengan kemampuan toksin Stx2
yang mematikan.
SARAN
Diketahuinya susunan genetik gen stx2
yang identik antara isolat lokal E. coli O157:H7
dengan strain referen yang diketahui memiliki
sifat virulensi tinggi, disarankan untuk
melakukan kajian lebih lanjut terhadap
tampilan fenotif dari gen stx2 melalui uji pada
hewan coba ataupun pada kultur sel.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan
Nasional yang telah mendanai penelitian ini
melalui dana penelitian Strategis Nasional
Tahap II Tahun Anggaran 2014 dengan kontrak
No. 239.14/UN 14.2/PNL.01.03.00/2014,
Tanggal 14 Mei 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Dahler B. 2002. Sindrom Hemolitik Uremik.
Buku Ajar Nefrologi Anak. FK-UI. Jakarta.
Cadirci O, Siriken B, Inat G, Kevenk TO. 2010.
The prevalence of Escherichia coli O157 and
O157:H7 in ground beef and raw meatball
by immunomagnetic separation and the
detection of virulence genes using multiplex
PCR. Meat Sci 84: 553-556.
Ding H, Zhang R, Liu K, Huang L, Tian M,
Jiang M, Zao Q, Mao X. 2010. Escherichia
coli O157:H7 EDL 933 has a strong
virulence to bama miniature pigs by
injection and fails to colonize to their
gastrointestinal tracts. Afr J Microbiol Res
4(16): 1742-1746.
Foley SL, Simjee S, Meng J, White DG,
McDermott PF, Zhao S. 2004. Evaluation
of molecular typing methods for E. coli
O157:H7 isolates from cattle, food, and
humans. J Food Protect 67(4): 651-657.
Fraser ME, Fujinaga M, Cherney MM, Melton-
celsa AR, Twiddy EM, O’Brien AD, James
NG. 2004. Structure of Shiga toxin type 2
(Stx2) from E. coli O157:H7. J Biol Chem
279: 27511-27517.
Suardana, et al Jurnal Veteriner
-
93
Karmali MA, Gannon V, Sargeant JM. 2010.
Verocytotoxin-producing Escherichia coli
(VTEC). Vet Microbiol 140: 360-370.
Krauss H, Weber A, Appel M, Enders B,
Isenberg HD, Schiefer HG, Slenczka W,
Graevenitz AV, Zahner H. 2003. Zoonoses.
Infectious diseases transmissible from
animals to humans. 3rd Ed. ASM Press.
Naylor SW, Gally DL, Low JC. 2005. Review.
Enterohaemorrhagic E. coli in veterinary
medicine. Int J Med Microbiol 295: 419-
441.
Radu S, Ling OW, Rusul G, Abdul Karim MI,
Nisibuchi M. 2001. Detection of Escherichia
coli O157:H7 by multiplex PCR and their
characterization by plasmid profiling,
antimicrobial resistance, RAPD and PFGE
Analyses. J Microbiol Meth 46: 131-139.
Saitou N, Nei M. 1987. The Neighbor-Joining
method: a new method for reconstructing
phylogenetic trees. Molecular Biology and
Evolution 4: 406-425.
Tamura K, Dudley J, Nei M, Kumar S. 2007.
Mega 4: Molecular Evolutionary Genetics
Analysis (MEGA) Software Version 4.0.
Molecular Biology and Evolution 10:1093/
molbev/msm 092.
Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93
-
KEMENTERTAI{ RTSEE TEKNOLOGT, mxDIREKTbRAT JENDERAL PENGUATAN RISET B^Ii
DIREKTORAT PENGELOLMN KEKAYM}I
Sefiit:hntKutipan dari Keputusan Direktur Jenderal Penguata;: Rrset dar,
Pengernbangan Kementerian Riset, Teknoiog:,dan Pendidikan Tinggi Republik lndonesia
Nomor:36a/E/KPT/2015, Tanggal 23 Mei 20lGTentang Hasil AkreCitasi Terbitan BerKala llmiah CetaL
Periode I Tahun 2016
Ditetapkan sebagai Ter[:itan Bei'kala llrnra]r
TEBAT(NIIE}TTASH
r\kre,:itasi sebagainran;r terseout cii aias berlal'u sela';ia5 (lima) tai'rtlr sgial< drteta*rkan
G
Ja!,:ar'ttr- 30 i\4ei 703,6ei+liran rlekay;,a n intel*xtri;li,prg;rgt:n ilisel da. Pe. ger- eangan
/
-
1e8508 1oEl
rr=[trilI-r- --*rillTf k--I'
a_:
Kutipan dari Keprmrsan Direktur ienderal Pendidikan TinggiKem e n terla n Pend idi kalil*ioufl I Repub I ik lndon esla
1.cover2..J.Vet 18(1) Tahun 2017 (Akreditasi)3.J.Vet 18(1) Tahun 2017Akreditasi Mei 2016Akreditasi Nop. 2011