Universitas Udayana...Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379; E-mail:...

17

Transcript of Universitas Udayana...Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379; E-mail:...

  • 83

    Sekuen Nukleotida Gene Shiga like toxin-2 dari Isolat

    Lokal Escherichia coli O157:H7 asal Hewan dan Manusia

    (NUCLEOTIDES SQUENCES OF SHIGA-LIKE TOXIN 2 GENES OF ESCHERICHIA COLI

    O157:H7 LOCAL ISOLATES ORIGINATED FROM ANIMALS AND HUMAN)

    I Wayan Suardana1, Dyah Ayu Widiasih2

    Komang Januartha Putra Pinatih3

    1Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

    Universitas Udayana, Jln. Sudirman Denpasar, Bali Tlp.(0361) 22379;

    E-mail: [email protected])Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

    Universitas Gadjah Mada, Jl. Fauna No 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281

    E-mail: [email protected])Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,

    Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali;, Indonesia

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Hewan ternak khususnya sapi, dikenal sebagai reservoir utama Escherichia coli O157:H7. Sebagai

    satu-satunya serotipe E. coli yang bersifat zoonosis, patogenitas bakteri ini ditentukan oleh kemampuannya

    untuk menghasilkan satu atau lebih cytotoxin yang sangat potensial yang dikenal dengan nama Shiga-

    like toxin (Stx) atau verocytotoxin, khususnya dari jenis Stx2 yang terkait erat dengan kejadian hemolytic

    uremic syndrome (HUS) pada manusia. Studi ini bertujuan menganalisis susunan nukleotida dari gen

    stx2 antara isolat asal hewan dan manusia dalam upaya mengkaji potensi zoonosis yang ditimbulkannya.

    Kegiatan penelitian diawali dengan kultivasi 20 isolat E. coli O157:H7 koleksi hasil penelitian sebelumnya

    dengan rincian dua isolat asal tinja sapi, dua isolat asal daging sapi, dua isolat asal tinja ayam, dua

    isolat asal tinja manusia non-klinis dan 12 isolat asal tinja manusia klinis (asal penderita gagal ginjal).

    Isolat sebanyak 20 tersebut dikonfirmasi pada media selektif sorbitol Mac Conkey agar (SMAC) yang

    dilanjutkan dengan uji latex O157 aglutination test serta uji antiserum H7. Analisis molekuler komplit

    gen stx2 yang meliputi open reading frame (ORF) dari gen stx2 dilakukan menggunakan primer rancangan

    peneliti yaitu Stx2(F)/Stx2(R). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua isolat yaitu KL-48(2) asal

    tinja manusia dan SM-25(1) asal tina sapi positif membawa gene stx2 yang ditandai dengan produk PCR

    1587 bp. Analisis hasil sekuensing menunjukkan kedua isolat memiliki susunan gene stx2 yang identik

    dengan E. phaga 933 dan E. coli ATCC 43894. Hasil ini mengindikasikan kedua isolat lokal berpotensi

    sebagai agen zoonosis dengan efek klinis yang serupa dengan E. phaga 933 dan E. coli ATCC 43894.

    Kata-kata kunci: E. coli O157:H7; gen stx2; hemolytic uremic syndrome; zoonosis

    ABSTRACT

    Animals/livestock, especially cattle, are known as the main reservoir of Escherichia coli O157: H7. As the

    only one of zoonotic E. coli, the pathogenicity of these bacteria is determined by its ability to produce one

    or more very potent cytotoxin known as Shiga-like toxin (Stx) or verocytotoxin, particularly of the Stx2 type

    that is closely related to the incidence of hemolytic uremic syndrome (HUS) in humans. This study analyzed

    the nucleotide sequences of stx2 gene between isolates from animals and humans in an effort to assess the

    potential zoonoses of the agent. The research activity was initiated by cultivating 20 isolates of E. coli

    O157:H7 collection based on result in the previous study i.e. 2 isolates originated from cattle feces, 2

    isolates originated from beef, 2 isolates originated from chicken feces, 2 isolates originated from human

    faeces and 12 non-clinical isolates originated from human fecal who were suffering with renal failure. All

    isolates were confirmed on selective medium Sorbitol MacConkey Agar (SMAC) followed by testing on

    aglutination O157 latex test, and H7 antisera. Molecular analysis of stx2 gene covering open reading

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.1.83Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvetKemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

  • 84

    PENDAHULUAN

    Sapi dikenal sebagai reservoar utama

    Escherichia coli O157:H7 meskipun beberapa

    jenis ternak lainnya seperti unggas, kambing,

    domba, dan babi, juga diketahui berpotensi

    sebagai penular agen zoonosis ke manusia

    (Naylor et al., 2005; Karmali et al., 2010).

    Terjadinya kontaminasi silang antara daging

    dengan feses dalam tahapan prosesing,

    penanganan sampai pemasaran dalam suatu

    mata rantai pengadaan bahan pangan, proses

    pemasakan yang tidak cukup, diduga

    memberikan sumbangan yang cukup besar

    terhadap munculnya kejadian food borne

    infections oleh E. coli O157:H7. Penularan

    melalui susu ataupun air yang terkontaminasi

    feses juga sering dilaporkan (Radu et al., 2001).

    Patogenitas E. coli O157:H7 sebagai satu-satu-

    nya serotipe yang bersifat zoonosis, ditentukan

    oleh kemampuannya menghasilkan satu atau

    lebih cytotoxin yang sangat potensial yang

    dikenal dengan nama Shiga-like toxin (Stx) baik

    Stx1 maupun Stx2. Selain itu, kemampuan dari

    bakteri ini melakukan penempelan dan

    perlekatan terutama pada sekum dan kolon pada

    tubuh inang (Krauss et al., 2003). Toksin Stx1

    dan Stx2 yang dihasilkan oleh strain E. coli

    ini, diketahui memiliki efek dalam jenis dan

    derajat kerusakan jaringan yang berbeda pada

    tubuh inang. Toksin Stx1 lebih terabsorpsi oleh

    sel epitel usus yang berlanjut pada terjadinya

    diare berdarah, sedangkan toksin Stx2 yang

    bersirkulasi pada aliran darah selanjutnya

    menuju ke ginjal dan berikatan dengan reseptor

    globo series globotriaosylceramide (Gb3) yang

    berdampak pada terjadinya kerusakan endotel

    glomerulus ginjal sehingga terjadi hemolytic

    uremic syndrome (HUS) (Bahrun Dahler, 2002;

    Fraser et al., 2004; Cadirci et al., 2010). Me-

    ngacu pada potensi zoonosis agen E. coli

    O157:H7 yang cukup tinggi, serta memper-

    timbangkan tingginya kejadian gagal ginjal

    pada manusia akibat toksin Stx-2 E. coli

    O157:H7 sebagai salah satu kausanya, maka

    kajian analisis nukleotida komplit gene Stx2

    dari isolat E. coli O157:H7 asal hewan dan

    manusia menjadi penting diungkap.

    METODE PENELITIAN

    Kultivasi Stok Isolat

    Kultivasi terhadap 20 isolat stok (tersimpan

    dalam gliserol 30% dengan suhu penyimpanan

    -20OC) yang terdiri dari satu isolat kontrol positif

    E. coli ATCC 43894 serta dua isolat asal tinja

    sapi, dua isolat asal daging sapi, dua isolat asal

    tinja ayam, dua isolat asal tinja manusia non-

    klinis, dan 12 isolat asal tinja manusia klinis

    (asal penderita gagal ginjal). Keseluruhan isolat

    ditumbuhkan kembali pada media selektif

    Sorbitol Mac Conkey Agar (SMAC) (Oxoid CM

    0813), yang dilanjutkan dengan uji konfirmasi

    menggunakan uji aglutinasi lateks E. coli O157

    (Oxoid DR 620M).

    Isolasi DNA Genomik Bakteri

    Tahap isolasi DNA genomik bakteri

    mengacu pada prosedur pabrik. Isolat E. coli

    O157:H7 yang diinokulasi pada media Luria

    Bertani/LB dipanen dengan cara sentrifugasi

    (Beckman Microfuge 11) 7500 rpm selama 5

    menit. Supernatan dibuang, sedangkan pelet

    sel ditambah 180 µL tissue lysis buffer (Buffer

    ATL) dan 20 µL larutan proteinase K (600 mAU/

    mL) selanjutnya divortekS (Thermolyne

    Maximi) selama 15 detik. Larutan kemudian

    ditambahkan 200 µL lysis buffer (Buffer AL),

    divorteks selama 15 detik, diinkubasikan pada

    wáterbath suhu 56OC selama 10 menit,

    ditambahkan 200 µL etanol absolut 96%, dan

    divorteks selama 15 detik. Lysate E. coli yang

    diperoleh digunakan untuk binding DNA.

    Lysate dimasukan ke dalam penyaring yang

    terletak dalam tabung kecil 2 mL (QIAamp

    Mini spin column) dan dipusing dengan

    kecepatan 6000xg (8000 rpm) selama satu

    menit. Sisa cairan dibuang, dan filter yang telah

    mengandung DNA dimasukan ke dalam tabung

    kecil 2 mL yang baru untuk selanjutnya

    dilakukan tahapan washing DNA. Filtrat DNA

    frame (ORF) of the stx2 gene was performed using the primer which was designed by researcher i.e. Stx2 (F)

    / Stx2 (R). The results showed, there were 2 isolates i.e. KL-48 (2) originated from human feces and SM-25

    (1) originated from cattle feces were positive for carrying a stx2 gene, which was marked by the 1587 bp

    PCR product. Analysis of sequencing showed both isolates had identical to stx2 nucleotide squences with

    E. phaga 933 as well as E. coli ATCC 933. These results indicate the both local isolates are potential as

    zoonotic agents with clinical effects similar to E. phaga 933 and E. coli ATCC 43894

    .

    Key words: E. coli O157:H7; gene stx2; hemolytic uremic syndrome; zoonoses

    Suardana, et al Jurnal Veteriner

  • 85

    Sekuensing Hasil Amplifikasi Komplit

    Gen stx2

    Analisis produk amplifikasi dilakukan

    dengan sekuensing produk amplifikasi komplit

    gen stx2 di Eijkman Institute for Molecular

    Biology (Jakarta) menggunakan Big Dye

    Terminator dengan alat ABI PRISM 3130 dan

    3130 xl Genetic Analyzer. Data hasil sekuensing

    dianalisis dengan program Molecular

    Evolutionary Genetics Analysis (MEGA) version

    4.0 (Tamura et al., 2007). Sekuen yang diperoleh

    setelah diedit dianalisis dengan metode Basic

    Local Alignment Search Tool (BLAST) pada

    Genebank (http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/

    Blast.cgi) dengan data nukleotida dan asam

    amino yang tersedia di Genebank. Hubungan

    evolusi dan pohon filogeni ditentukan

    berdasarkan metode Neighbor-Joining (NJ)

    (Saitou dan Nei, 1987). Nilai persentase replikasi

    pohon dari taksa/isolat yang membentuk clade

    diolah dengan bootstrap test 1000 dan

    diperlihatkan dekat cabang, serta analisis

    struktur proteinnya dilakukan dengan program

    DDBJ GTOP.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Amplifikasi Komplit Gen Stx2

    Amplifikasi komplit gen stx2 yang meliputi

    daerah open ORF dilakukan pada isolat asal

    hewan atapun manusia yang memiliki

    similaritas yang tinggi. Dalam penelitian ini

    berhasil teramplifikasi pada isolat KL-48(2) asal

    manusia dan isolat SM-25(1) asal sapi, di

    samping juga isolat kontrol ATCC 43894 dengan

    hasil amplifikasi seperti Gambar 1.

    ada Gambar 1 disajikan bahwa ketiga isolat

    yaitu KL 48(2) asal manusia sakit dan isolat

    SM 25(1) asal tinja sapi yang secara jelas dan

    konsisten teridentifikasi membawa komplit gen

    stx2 seperti halnya kontrol ATCC 43894 pada

    jalur nomor 1 dengan panjang produk 1587 bp.

    Hasil pada Gambar 1 sekaligus menunjukkan

    bahwa waktu optimasi untuk amplifikasi DNA

    target sudah cukup serta desain primer yang

    dirancang peneliti juga sudah optimal.

    Terdeteksinya komplit gen stx2 pada isolat

    asal feses manusia sakit (penderita gagal ginjal)

    dan isolat asal feses sapi, menguatkan hipotesis

    bahwa isolat E. coli O157:H7 tersebut berasal

    ditambah 500 µL wash buffer (buffer AW1) dan

    didiamkan selama lima menit, dipusing dengan

    kecepatan 6000xg atau 8000 rpm selama satu

    menit. Sisa cairan tertampung dibuang dan

    diganti dengan tabung kecil 2 mL yang baru.

    Wash buffer (buffer AW2) sebanyak 500 µL

    ditambahkan dan didiamkan selama lima

    menit. Tabung kecil dipusing dengan kecepatan

    penuh 14.000 rpm selama tiga menit, sisa cairan

    yang tertampung dibuang dan dilanjutkan

    untuk eluting DNA. QIAamp Mini spin column

    yang mengandung DNA dimasukan ke dalam

    tabung kecil (Nunc, Inc) steril baru,

    ditambahkan 50 µL elution buffer (buffer AE),

    didiamkan pada suhu kamar selama lima

    menit, dan dipusing dengan kecepatan 6000xg

    atau 8000 rpm selama satu menit untuk

    selanjutnya disimpan pada 4OC.

    Amplifikasi Komplit Gen stx2

    Analisis komplit gen stx2 yang meliputi

    daerah open reading frame (ORF) gen stx2

    dengan prosedur PCR dilakukan pada total

    volume 27 µL yang mengandung 1,5 µL DNA

    templet (300 ng/µl), 17 µL FastStart PCR

    Master, 6,5 µL water PCR-grade dan 1 µL

    masing-masing primer rancangan peneliti yaitu

    primer Stx2(F): 5’-GCCATTAGCTCATCGGGATA-’3 dan primer Stx2(R): 5’-

    CGAATGCTCAGTCTGACAGG-’3 konsentrasi

    20 pmol/µL. Amplifikasi dilakukan pada mesin

    MJ Mini Personal Thermalcycler Biorad model

    PTC-1148 dengan kondisi pre-denaturasi pada

    suhu 94OC selama tujuh menit, diikuti 35

    siklus dengan kondisi denaturasi 94OC selama

    satu menit, annealing pada 60OC selama 35

    detik, dan polimerisasi pada suhu 72OC selama

    1,5 menit. Pada bagian akhir ditambahkan

    dengan polimerisasi pada suhu 72OC selama

    lima menit. Setelah reaksi selesai, sebanyak 4

    µL produk PCR dicampur dengan 2 µL 5 x DNA

    loading dye (blue/orange loading dye) dan

    dielektroforesis pada gel agarose 1% yang telah

    diisi GoldViewTM Nucleic Acid Stain 5 ml/30 ml

    agar, bersama dengan Marker 100 bp DNA

    Ladder (Invitrogen cat.no. 15628-019) dalam

    buffer TBE 1 X. Elektroforesis dilakukan pada

    tegangan 100V selama 35 menit. Visualisasi

    band yang muncul dilakukan dengan UV

    transilluminator dan difoto dengan kamera

    digital FE-270 7,1 Megapixel.

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93

  • 86

    dari sumber yang sama serta diduga memiliki

    ciri genetik yang hampir sama dengan E. coli

    O157:H7 ATCC 43894 sehingga berpotensi besar

    sebagai agen zoonosis seperti yang diungkapkan

    oleh Krauss et al. (2003). Untuk lebih

    memastikan susunan nukleotida penyusunnya,

    perlu dilakukan konfirmasi berdasarkan hasil

    sekuensing. Foley et al. (2004) menyatakan

    bahwa DNA sekuensing merupakan suatu

    metode yang lebih menjanjikan, mudah

    dikerjakan dan merupakan instrumen pembeda

    yang sangat akurat.

    Analisis Nukleotida Open Reading Frame

    (ORF) Gen Stx2

    Analisis untuk mengetahui susunan

    nukleotida dari komplit gen stx2, produk PCR

    dari komplit gene stx2 isolat KL 48(2) asal

    manusia sakit dan isolat SM 25(1) asal feses sapi,

    serta isolat kontrol ATCC 43894 selanjutnya

    disekuensing di Eijkman Institute for Molecular

    Biology (Jakarta) baik dari sisi forward

    menggunakan primer Stx2(F) maupun dari sisi

    reverse menggunakan primer Stx2 (R). Hasil

    sekuensing daerah ORF setelah dialignment

    seperti pada Tabel 1.

    Gambar 1. Deteksi open reading frame (ORF)gene stx2 dengan primer Stx2(F)dan Stx2(R) pada agarose 1%.Jalur 1 kontrol positif : ATCC43894; jalur 2: KL(48(2) dan jalur3: SM25(1), M: Marker 100 bpDNA Ladder (Invitrogen Cat.15628-019).K-: Kontrol negatif.

    Tabel 1. Alignment susunan nukleotida (berukuran 1241 nt) daerah open reading frame (ORF)

    dari gene stx2 E.coli ATCC 43894, KL-48(2) dan SM-25(1) dengan beberapa isolat lainnya

    di genbank dengan program clustal W

    Suardana, et al Jurnal Veteriner

  • 87

    Lanjutan Tabel 1

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93

  • 88

    Lanjutan Tabel 1

    Suardana, et al Jurnal Veteriner

  • 89

    Lanjutan Tabel 1

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93

  • 90

    Lanjutan Tabel 1

    Suardana, et al Jurnal Veteriner

  • 91

    Lanjutan Tabel 1

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93

  • 92

    Pada Tabel 1 disajikan bahwa dari 1241

    nukleotida yang dialignment, (keseluruhan

    daerah ORF gen stx2) menunjukkan bahwa

    susunan nukleotida gen stx2 isolat E. coli ATCC

    43894, KL-48(2) asal feses manusia penderita

    gagal ginjal dan SM-25(1) asal feses sapi

    memiliki susunan yang sama dengan faga 933W

    yang merupakan faga yang dibawa oleh E. coli

    EDL 933 asal manusia sebagai penyebab wabah

    E. coli O157:H7 tahun 1982 di Amerika. Bakteri

    E. coli EDL 933 diketahui sebagai strain yang

    sangat virulen dengan gejala timbulnya rasa

    keram yang menyeluruh di abdominal yang

    diawali dengan terjadinya diare tanpa darah

    ataupun dengan darah. Strain ini juga

    dibuktikan sangat virulen pada saluran cerna

    babi dan diasumsikan bersifat sangat berbahaya

    pada manusia (Ding et al., 2010).

    Di sisi lain, isolat KL-48(2) dan SM-25(1)

    memiliki susunan nukleotida yang sangat

    berbeda jika dibandingkan dengan isolat E. coli

    O157:H7 strain 98-16 (AB168106) asal feses

    manusia di Jepang, serta strain lainnya yaitu

    Thai-12 (AB168110) dan Thai-1 (AB168108) asal

    daging sapi, strain Thai-13 (AB168111), strain

    144 (AB168104) dan strain Fu40 (AB168103) asal

    feses sapi. Hasil alignment terhadap strain-

    strain tersebut, strain lokal KL-48(2) dan SM-25(1) menunjukkan adanya perbedaan

    nukleotida berupa substitusi transisi (urutan

    nukleotida ke-45, 72, 93, 369, 513, 753, 867, 971,

    1009, 1037, 1074, 1079, 1085, 1091, 1094, 1103

    dan 1109), serta substitusi transversi (urutan

    nukleotida ke-108, 765, 831, 1097 dan 1099).

    Selain itu, urutan nukleotida berupa substitusi

    transisi ke- 369 dan ke-513 dapat digunakan

    sebagai marker nukleotida untuk membedakan

    isolat E.coli O157:H7 strain 98-16 dengan

    beberapa isolat E. coli lainnya, termasuk dengan

    isolat Indonesia KL-48(2) dan SM-25(1).

    SIMPULAN

    Isolat KL-48(2) asal manusia memiliki

    susunan nukleotida komplit gen stx2 yang

    identik dengan isolat SM-25(1) asal sapi,

    demikian pula halnya dengan E. phaga 933W

    maupun dengan E. coli ATCC 43894 sebagai

    agen infeksi dengan kemampuan toksin Stx2

    yang mematikan.

    SARAN

    Diketahuinya susunan genetik gen stx2

    yang identik antara isolat lokal E. coli O157:H7

    dengan strain referen yang diketahui memiliki

    sifat virulensi tinggi, disarankan untuk

    melakukan kajian lebih lanjut terhadap

    tampilan fenotif dari gen stx2 melalui uji pada

    hewan coba ataupun pada kultur sel.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

    terima kasih kepada pihak Direktorat Jenderal

    Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan

    Nasional yang telah mendanai penelitian ini

    melalui dana penelitian Strategis Nasional

    Tahap II Tahun Anggaran 2014 dengan kontrak

    No. 239.14/UN 14.2/PNL.01.03.00/2014,

    Tanggal 14 Mei 2014.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dahler B. 2002. Sindrom Hemolitik Uremik.

    Buku Ajar Nefrologi Anak. FK-UI. Jakarta.

    Cadirci O, Siriken B, Inat G, Kevenk TO. 2010.

    The prevalence of Escherichia coli O157 and

    O157:H7 in ground beef and raw meatball

    by immunomagnetic separation and the

    detection of virulence genes using multiplex

    PCR. Meat Sci 84: 553-556.

    Ding H, Zhang R, Liu K, Huang L, Tian M,

    Jiang M, Zao Q, Mao X. 2010. Escherichia

    coli O157:H7 EDL 933 has a strong

    virulence to bama miniature pigs by

    injection and fails to colonize to their

    gastrointestinal tracts. Afr J Microbiol Res

    4(16): 1742-1746.

    Foley SL, Simjee S, Meng J, White DG,

    McDermott PF, Zhao S. 2004. Evaluation

    of molecular typing methods for E. coli

    O157:H7 isolates from cattle, food, and

    humans. J Food Protect 67(4): 651-657.

    Fraser ME, Fujinaga M, Cherney MM, Melton-

    celsa AR, Twiddy EM, O’Brien AD, James

    NG. 2004. Structure of Shiga toxin type 2

    (Stx2) from E. coli O157:H7. J Biol Chem

    279: 27511-27517.

    Suardana, et al Jurnal Veteriner

  • 93

    Karmali MA, Gannon V, Sargeant JM. 2010.

    Verocytotoxin-producing Escherichia coli

    (VTEC). Vet Microbiol 140: 360-370.

    Krauss H, Weber A, Appel M, Enders B,

    Isenberg HD, Schiefer HG, Slenczka W,

    Graevenitz AV, Zahner H. 2003. Zoonoses.

    Infectious diseases transmissible from

    animals to humans. 3rd Ed. ASM Press.

    Naylor SW, Gally DL, Low JC. 2005. Review.

    Enterohaemorrhagic E. coli in veterinary

    medicine. Int J Med Microbiol 295: 419-

    441.

    Radu S, Ling OW, Rusul G, Abdul Karim MI,

    Nisibuchi M. 2001. Detection of Escherichia

    coli O157:H7 by multiplex PCR and their

    characterization by plasmid profiling,

    antimicrobial resistance, RAPD and PFGE

    Analyses. J Microbiol Meth 46: 131-139.

    Saitou N, Nei M. 1987. The Neighbor-Joining

    method: a new method for reconstructing

    phylogenetic trees. Molecular Biology and

    Evolution 4: 406-425.

    Tamura K, Dudley J, Nei M, Kumar S. 2007.

    Mega 4: Molecular Evolutionary Genetics

    Analysis (MEGA) Software Version 4.0.

    Molecular Biology and Evolution 10:1093/

    molbev/msm 092.

    Jurnal Veteriner Maret 2017 Vol. 18 No. 1 : 83-93

  • KEMENTERTAI{ RTSEE TEKNOLOGT, mxDIREKTbRAT JENDERAL PENGUATAN RISET B^Ii

    DIREKTORAT PENGELOLMN KEKAYM}I

    Sefiit:hntKutipan dari Keputusan Direktur Jenderal Penguata;: Rrset dar,

    Pengernbangan Kementerian Riset, Teknoiog:,dan Pendidikan Tinggi Republik lndonesia

    Nomor:36a/E/KPT/2015, Tanggal 23 Mei 20lGTentang Hasil AkreCitasi Terbitan BerKala llmiah CetaL

    Periode I Tahun 2016

    Ditetapkan sebagai Ter[:itan Bei'kala llrnra]r

    TEBAT(NIIE}TTASH

    r\kre,:itasi sebagainran;r terseout cii aias berlal'u sela';ia5 (lima) tai'rtlr sgial< drteta*rkan

    G

    Ja!,:ar'ttr- 30 i\4ei 703,6ei+liran rlekay;,a n intel*xtri;li,prg;rgt:n ilisel da. Pe. ger- eangan

    /

  • 1e8508 1oEl

    rr=[trilI-r- --*rillTf k--I'

    a_:

    Kutipan dari Keprmrsan Direktur ienderal Pendidikan TinggiKem e n terla n Pend idi kalil*ioufl I Repub I ik lndon esla

    1.cover2..J.Vet 18(1) Tahun 2017 (Akreditasi)3.J.Vet 18(1) Tahun 2017Akreditasi Mei 2016Akreditasi Nop. 2011