UNIVERSITAS NEGKRI PADANG TAlRUN ANGGARAN 2002...
Transcript of UNIVERSITAS NEGKRI PADANG TAlRUN ANGGARAN 2002...
I,AIDORAN PENELII'IAN
Oleh
DIBIAYAI DDENGAN DANA DJWRUTIN UNIVERSITAS NEGKRI PADANG TAlRUN ANGGARAN 2002
DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITL4N NOMOR: 202a/J41.2/KU/RUTXN/2002
TANGGAL 1 MET 2002
FAKULTAS MATEMATIICA DAN llLMU PENGETAHUAN AIAM UNIVERSI'rAS NEGICRI PADANG
Pebrt~mri, 2003
I 'cni~~gk:tl:~~~ ju~nlal~ l~cwn~i yang tlil~olo~ly (li I .L I I~ ILI~ I 1)o1o1ig I I C W ~ I I I (ItI)I I )
Kodya Padang ccnderuny mcningkat dari tahun ke tahun. Dalatn kurun waktu
1990- 1996, jumlali hcwan yang dipotong di RI'N mcriingkat dari 5000 mcnjadi
7500 clior. P c ~ ~ i l ~ ~ k n ( n r ~ jt~rnl;ih I I C W ~ I ~ ynrlg dipotony, ~ncngakibi~tkan linibah
I t i l 1 l s i l l I 1 i I 1 1 u l l 1 1 ~ l ~ ~ l l i ~ l ~ y i l , I \ ~ ( i l i i l ~ ) I . o ~ I ' ; I I ~ I l i i l l i
bersih dilaksanakan pada berbagai daerali, sebagian sungai yang belum masuk
program tcrsebut justru masih mcnampung limbah yang potcnsial menccmari
~ l l l l g t l i ~IIIlg I > ~ l ' i l ~ : l I (111A 1 '111l1~l~l 1)OtOllg l l < b ~ ~ ; l l l (I l l ' I I ) , ~'~ldll l l l l l l l l l l l l ~ t l l i l l l ~ ? i l ~ l
yo11g I ) C I I I S ~ ~ i l l ~ ~ i ItI'I I I ; I I IKSLII IH (lil)i1:111g I<c S I I I I ~ I I ~ I I I I I I ) ~ ~ c l i o I : l l ~ I c I . I c I ) ~ I I tIt11111Iu.
I.imbal~ yang scl,agi;ln bcsnl. tcr(lir.i altls bahan olganik tcrscbul sangill titfak
mcngunlungkan bagi biota pcrairan karena dapat mcnurunkan mutu perairan.
Sehubungan dengan itu, telah dilakukan penelitian uintuk mengetahui dampak
pembuangan limbah terhadap kualitas perairan ditinjau dari segi lceanekaragaman
bentos.
Pengambilan sampel dilakukan bulan November 2002 pada tiga stasiun
yakni bagian hulu (sebelum badan air Batang Kandis dimasuki limbah), tempat
limbah masuk Ice badan air dan 100 meter bagian hilir setelah stasiun dua.
Analisis sampel dilakukan di laboratorium Biologi FMLPA Universitas negeri
Padang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keanekaragaman spesies (indeks
diversitas) orgariistnc benthos di sepanjang lokasi pcnelitian cenderung berbeda
antar slnsiun. Di tiacl.nh hulu scbelu~n lirnbah RPI-I indcks divcrsitas 1,861,
sctclali dimasuki li111bnl1 0,802 dun tli stnsiun paling hilir liilail~ya palirlg rcndoh
yaitu 0,663. Dengan dernikian, disimpulkan bahwa limbah RPH mengakibatkan
menurunnya kualitas perairan. Limbah RPH juga mengakibatkan menurunnya
kadar oksigen tcrlarut sampai di bawah ambang batas. Di snmping itu, pH air juga
nierijadi scdikit asam. Scbaliknya, suhu air dan kual arus berada dulani kisaran
kondisi perairan alamiah.
Kegiatan peneliliati mcndulcung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalarn ha1 ini, Lembaga Penelitian Univcrsitas Negeri Padang berusaha mendorong doscn untuk lnelakukan 17cnclitinn scbngai bagian intcgt-al t1at.i kcgirltan mcngajamya, bailc yang sccara langsung dibiayai ole11 dana Univcrsitas Ncgeri I'adang nlaupun d a m dari suinbcr lain yang rclcvan atau bckerja snma dcngnn insl:~nsi tcrli:~il.
SCIIIII~IIII!!,;III ( I C I I I : ; I I I i 111 . I ,L*IIIO;I~::I l ' c ~ ~ c l i l i i ~ ~ 1 J ~ I ~ v c I ' : ; ~ ~ : I s N c ~ , c I . ~ l ' i l ( l l l ~ ~ p , I ) C ~ ~ C ~ : ~ I I S I I I I I : I dcngr~n I'impinun IJnivct.siti~s, tcl;~h ~ncn~li~silil;rsi pcnclili unluk mclaltsanulir~~~ pcncliliiu~ tcnLi.ing Dnrrrl~nlc I'~.rnArrnrrgrrrr Lirr~hrrlr Rrrntcrlr I'oforrg IIL'IV[III ferlrnrlnl., Iirrnlif[rs Punirt~rr Bntnrrg Kurrdis Ilitirtjrrrr D~rri I(c.trrrcltnrcrgr~~r~(~~r Ilcrrfos, bcrclasarka~i S umt I'crj :lnj ian IConLrak Nomor: 202d.14 1,2/I<URu~in/2Q02 Tunggul 1 Mci 2002,
ICnmi mcnyambut gcmbira usaha yang dilakultan pcncliti untuk mcnjawab bcrbagai pcm~nsalnlinn pcmbnngunan, Ichi~susnyn yi~ng bcrkaitnn dcngan pcrmasalahan pcnclitian tcrscbut cli al;rs. Ilcnyan sclcsuiny;~ pcnclili;rti ini. m;~liu I,cll~buyrr I ' c ~ ~ c l i l i ; ~ ~ ~ Ilr~ivcrsitas Ncycri I'aclany altan dapat tnemberiltatl infoniiasi yang dapat dipalcai sebagai bagian upaya pcnting dan koniplclcs dalalii pcningkatan ni11111 pcndidikan padn unlumnya. Di saniping itu, hasil penclitian ini jitg;~ clillatxl>lian scbag~i l>al~at~ t i~ ;~suk ;~ r~ bagi il~slansi Lcrliait tl;rl;~~n t.;~t~gli;~ I I C I I ~ I I S L I ~ ~ ; I I ~
kcbijakan pcn~bangunan.
I-Iasil penclilian ini tclah ditclaah olch tin1 pcreviu usul dan laporan penelitian Lembaga I'cnclitian Univcrsi~ns Ncgcri I'acltu~g, namun dcmikian lcarcna scsualu scbslb tcl<nis, penclitian ini ~ C I U I I I dapat discminarkan schingga m;lsulcan dari dosen scnior belum dapat ditampung. Suliggulipun dcmikian. mucl:~Ii-n~udahan pcnclitian ini berrnanrnat bagi pcngcnlbangan il~ilu pada umumnya dan pcningkalan ~ I L I ~ C I stal'akadcmik (Jnivcrsilas Ncgcri l'adang.
Pada kcscmpalan ini kami ingin mcngucapkan terima kasih kepada bcrbagai pihak yang ~licnlba~ltu rcrlaltsananyu penclitiun ini, ~ct.utama kcpadn pimpillan Ictnbaga tcrlcail yang nicnjadi objck pcnclitian, rcsponden yang men.jadi sampel penelitian, dan tim pereviu Lembaga Penelitian Univc~.silas Ncgcri I'clclnng. Sccnra kliusus kanli ~iicnynmp;~ikan Lcrima lci~sih kcpada Kcktor IJnivct.silns Ncgcri 1';ttlnng yang tcluli \>c~.licnan mcmbcri banlilun pcndannan bagi pcnclilian ini. Kami yakin tatipa dcdiltasi dan Itcrjasama yang tcrjalin selanla ini, pcnclilian ini tidult akan clapat disclcsaikal~ scbagaininna yang diliarapknn dan scnloga Iccrjasnn~a yang bail< ini alcan menjadi lcbih baik lagi di nlasa yang altan datang.
l'crima kasih. "--. - --
, - I':WI:III~, i)escnl~,er 2002 -',. I<ctuilcmbag;l l'cnclitinn
,' Univcriitns N c ~ r i Padimg, ?'
, -- rof. Dr. 1-1. ~ g u s Iriilnto
Abstrak Pengan tar Daflnr Jsi Dnltnr 7'abcI
L I'ENI)AIIUI,UAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pcnrmusan Masalnl~ I>. Asurnsi I:, ' ~ ~ I . ~ I I ~ I I I I'c~it:li~iit~~ 1;. M I I I I ~ ~ I I ~ I'c~~alilicr~~
11. TlNJAUAN YUS'I'AKA A. Pencemaran Air B. Peranan Hewan Bentos dalam Perairan C. Parameter Ekologi yang Rerhubungan dengan Pencemaran
111. METODA YENELITUN A.Tempat da.n Wsktu Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Bahan dan Alat D. Teknik pengumpulan Data E Analisis Data
N. IIASrL DAN PEMUAIIASAN
A. Hasil 1 . Kepadatnn Rclatif 2. Frekwensi Kelatii' 3. Keanekaragaman 4. Kualitas Air
B. Pembahasan
V. KESIMPU1,AN .DAN SARAN A. Kesimpul;m B. Saran
Daftar Pustaka
1 . Komposisi Hewan bentos di Perairan Batang Kandis sckitar IWH 16
akar pada 3 jenis sayuran
2. Kualitas Air Sungai Batang Kandis Sekitar RPH Kota Padang 19
PENDAUULUAN
A. Larar Belakang Masalah
Pesatnya pembangunan yang dilakukan di Indonesia sejak beberapa tahun
terakhir telah berhasil meningkatkan ekonomi sebagian penduduk. Peningkatan
ckonomi tcrsebut mcmbcrikan dnmpak tcrhadap daya bcli masyarakat. Dalam
rangl(r1 nlc~ncl~i~lii kcbulullan pl.otci11 lnisalnyi~, scbagian bcsar nlilsyaraki~t silclah
mampu membeli daging sapi, kerbau maupun kambing. Akibatnya jumlah hewan
Y I I I I H clil)oto~~p, c l i I t l ~ ~ ~ i : i l ~ I'oto~~p, I IC I \YI I I I ~ I I ~ , I I C : C I I ( ~ O I I I I I ~ . I I I ( ? I I ~ I I H ~ ~ I I I , I ) i I ( O ( I I
Padang misalnya pada tahun 1990 jumlah hewan yang dipotong hanya tercatat
5.000 ekor per tahun. Pada tahun 1996 jumlahnya mencapai 7.500 ekor per tahun.
Peningkatan jumlah hewan yang dipotong di satu sisi menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan gizi masyarakat khususnya protein. Di pihak lain,
pcningkatan jumlah hcwan yang dipotong juga mengakibatkan jumlah limbah
yang dihasilknn setiap harinya meningkat. Ironisnya, ketika program kali bersih
dilaksanakan pada berbagai daerah, sebagian sungai yang belum masuk program
tersebut justru masih menampung limbah yang dikhawatirkan potensial
mencemari sungai yang berasal da-i rumah potong hewan (RPH). Pada umumnya
limbah yang berasal dari RPEI langsung dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih
dal~ulu. Lin~bah yang sebagian besar terdiri dari bahan organik tersebut sangat
tidak menguntungkan begitu sampai di badan air.
Pencemaran ole11 bahan organik mengakibatkan jumlah oksigen terlarut
menjadi rendah. Padahal dikctahui, bahwa oksigen sangat dibutuhkan oleh biota
Pencemaran oleh bahan organik ~nengakibatkan jumlah oksigen terlarut
menjadi rcndah. I'adahal dikctahiri, bahwa oksigcn sangat dibutulikan olch biota
yang tcrmasuk dalam kclolnpok hcwan Di samping itu, penceinaran oleh bahan
organik y~tng bcrasal dari makannn yung belum diccrna sccal-a sernpurnu rnaupitn
dari f'cses hewan juga mcningknlkan Itckcruhan perairan. Penetrasi cahaya ke
dalan perairan menjadi terhambat. Kondisi tersebut sangat tidak menguntungkan
bagi biota pcrairan yang tergolong autotroph, schingga mengakibatkan
prod~rktililns ~)r i~ncr pcrnirnr~ 1ncnut.llli Kctlclann tcrscl)ul sclnr!jlrt~lyn jung
bcr.tlnr~iy)rrk [crll:~di~l) kcbcr;ulnnr~ orgrriisr~~c pcr~~irnr~, ~nisulr~yn bu~ltllos, ktrnlivol-i~
dan ikan yany ada di perairan.
Hewan benthos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai
petur~juk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang n~asuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih rnencenninkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu di perairan sungai,
karena hewan benthos terus-menerus terdedah (exposed) terhadap air yang
kualitasnya berubah-ubah (Oey, et al, 1978).
Batang Kandis sebagai salah satu sungai yang ada di Kota Padang yang
bermuara ke pantai barat Sumatera sudah sejak lama dimanfaatkan penduduk
untuk berbagai aktifitas. Sayangnya beberapa tahun terakhir ini sungai tersebut
juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah rumah potong hewan.
Mengingat sampai sekarang belurn ada informasi pengaruh limbah tersebut
tcrlliidnl) kualiti~s ~~clairnn, milks tclah tlilakuknn pcnclitinn tcntar~g mutu pcrairan
I3ati~ng Ko~ltlis.
B. ldentifikasi Masalali
Sungai sebagai salah satu lingkungan perairan sa~npai sekarang banyak
digunakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar sungai untuk berbagai
keperluan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kualitas air sungai perlu
dipelihara dari berbayai bcntuk kegiatan yang dspat mengakibatkan tidak
sesuainya sungai dengan peruntukan yang telah ditetapkan. Sungai Batang Kandis
yang mengalir di daerah Kota Padan3 diperlurakan juga tidak terlepas dari
masalah pencemaran, karena Rutnah Potong Hewan Kota Padailg membuang
limbal~nya ke sungai tersebut tanpa diolah terlebih dahulu. Kondisi tersebut
tncngakibatknn bcubahnya kualitas perairan dun pnda akhirnya me~vgikan
manusin secara langsung maupun tidak.
C. P c ~ l ~ m r ~ s n n Nasnlr~h
Masdah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah limbah rumah potong hewan mengakibatlcan menurunnya kualitas air
perairan sekitar.
b. Bagaimana kategori tingkat pencemaran yang terjadi di perairan Batang
Kandis tersebut.
I). Asu~rlsi
1 . I'crairan Dutang Ka~ldis scsuni urltuk kclliduparr bcrbugai jcllis bcnthos.
b. Keanekaragaman benthos di stasiun pengambilan sampel disebabkan
pengan~h limbah rumah potong.
E. Tujuan Penelitian
a. Menyctahui kualitas perairan di sckitar tempat pembuangan limbah rumah
potong l~cwan bcrdasurkan keanekaragaman bentos.
b. Mengetahui tingkat pencemaran perairan di sekitar pembuangan limbah rumah
potong hewan berdasarkan keanekaragarnan benthos.
F. Manfaat Penelitian
a. Infor-mnsi bagi pcncliti tentang kcarlckaragaman benthos di perairan sekitar
turnah potony hcwan.
b. Informasi bagi Pemerintah Daerah Kota Padang dalam rangka pengelolaan
lingkungan perairan.
Ail I I ~ ~ . I I I ~ ) ~ I I , I I I I I)lrgil\~i V I I I I K S I I I I ~ , I I I I ) C I ~ ( ~ I I ~ 1)llp.i ~ ~ L ! ~ H I ~ ~ ? I I I I ~ ~ I I ~ I I ~ i c l i l p
01 ~ ~ I I I X I I I C : MOIIIII 111 11111 I I C N i l l111 M I I I ~ I I ( l O H O ) 1)0111111111 ( I I O I I ~ ~ I I ~ I O I ! ~ I ~ ~ ~ I lij?ii 1)11p,ii11l
t r i l Y ~ I I I ~ , cIilc1111);1ti kollli~~li~(~s pcl~~gili Y ; I I I ~ , O C I . ~ I ( I ~ ~ (It11t1111 Oi1~1i111 ~ l i l . , k0111t11lillis
bentik yang berada di dalam atau di dasar perairan dan di daerah yang dangkal,
dan kon~unitas pcrairan, ko~nponcn biotik dan abiotik sclnlu bcrintcraksi satu
sama lain sehingga akan terjadi saling tindcak (Southwick dalam Harahap, 1991).
Pada dasarnya ekosistem tel.masuk sungai punya kemampuan utnuk
mcmulihkan diri scndiri, mcngatur serta mcngadakan kcscirnbangan jika terjadi
suuti~ gcirlGgilnn bnik olch ulom mailpull olch aktifitns nlanusiit. Masalahnya adalah
jika gangguan yang tcrjadi tncla~npaui batas toleransi suatu ekosistcm, maka
tcrjadi pcnurunan kualitt~s yang dapal diamati dari pcrubahan yang tcrjadi pada
berbagai sifat fisik, kimia, dan biologi air.
A. Pcnccrnirrrtn Air
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya zat, makhluk hidup,
e n e r ~ atau komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air olch lcegiatan
manusia atau pengaruh alam sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu
yang r~~cnyc.b:~bko~~ air ti(i;lk bcr'li~llgsi scsuni ~CI-~I I I [LI I~~II I (MI;,NKI,lI, 1988).
Buangan yang berasal dari litnbah rumah tangga dan industri secara langsung atau
tidak langsung akan masuk ke parairan. Selanjutnya limbah yang mengandung
racun dan bahan organik tcrscbul akan tnalggangyu kc11idup;ln biota pcrairan.
Bua~ig;\n yiing bcrsifi~t inudah tcrurai, misnlnya bahan organik, sampai batas-batas
~ C I , [ C I I [ I I ~ I I I ~ ) I I [ I I I C I ~ ~ ~ I ~ N I I ~ ~ I I I I ) C I . L I ~ I , ~ I I I y ~ i ~ y , I ~ I C I I C : I ~ ~ I ~ I : I I I ~ ~ I , MC!;I<~~LIII (ic~nilci:~~i,
jiku jtlri~lrllr I ) ~ ~ I I I I I I I I C I . S C ~ L I I ~ ~ ~ c l c l ) i l ~ i I ~ ~ I I I ; I I I I ~ ) I I I I I I I ) i l i l n~ t : t i 1 L I I ~ ~ I I I ~ ~ ) t l l i l r , jr~.u~lu
tlapar nlellgnncatn bior.21 pcrairitrl karcnn drlpirt tncngakibatkan tcrjndinya
pencemaran.
Buangan-bungan yang subur atau tidak terurai akan mengendap dan
akhirnya mendnngkalkan perairan sehingga menggangu jasad benthos dan tempat-
ternpat pcniijnllarl iknn tcrtcnti~ (II'R, 1977). Rahan pcuccmnran yang berasal dari
I , ~ I I I L I ~ ~ I I ~ I I I I (li~rtl,nli I . I I I I I I I I I ( I I I I ~ , ~ ) , ~ I ) yt1118 clibcrrl~ig l i ~ nl1118ni 11lil111 I I I C : I I ~ , C ~ I I I I ~ ~ ~ I I I I
gas Ilidrogal sultida yarig bcrbni~ busulc. Jikn bakicri :~crob ticlak dapat
menguraikan sampah tersebut secara sempurna, mengakibatkan limbah
mctlumpuk di d a s x per-:~iran. I4al itu bcrsifut toksik bagi hewan makro bcnthos
(Wahyudi dan Rutal dalarn Harahap, 199 1).
Bah'm polutan yang dihasilkan oleh sumber pencemar tidak selalu sama,
melainkan merniliki karakteristik dm pengaruh yang berbeda. Odum (1 97 I),
mcmbagi polutan atas dua bcntuk. Pertama, polutan yag tidak atau sukar terurai
dalarn ekosistem. Polutan jenis ini selain menumpuk dalarn lingkungan,
konsentrasinya juga meningkat sesuai dengan tingkat tropik (makanan). Kedrta,
polutan yang mudah terurai yaitu polutan. yang dapat terurai sendiri atau secara
alarni karena adanya unsur-unsur lain seperti cahaya, air, suhu, dan lain-lain.
Klein (1962) menyatakan ballwa polutan air dapat berupa padatan atau cairan.
Dampak polutan cairan ditentukm oleh padatan tersuspcnsi. Penyebab utama
pencemaran air sungai adalah limbah cair yang berasal dari industri dan
pemukiman.
B. Peranan Ilewan Bentos Dahm Pcrairan
I-Iewan bentos adalah hewari akuatik yany scbagian atau seluruli
kehidupannya berada di dasar suatu perairan, baik yang menggali lubang atau
yang merayap (Kasry dkk, 1981). Lebih lanjut Odum (1971) benthos adalah
organisme yang mendinmi dasar pesairan dan tinggal di dalarn atau pada sedimen
dasar perairan. Benthos meliputi organisme nabati yang disebut fotobenthos dan
organisnic hewani yang disebut zoobcnthos.
13e1.dasa1.kan ukumn zoobentos bcsukurnn > I nun ter.masuk ke dalam
~iiakrobcntllos, dan uk~~rar i -c: 0.1 mrn cliscbut mikrobcnthos, u kumn di antaranya
disebut miobentos (Barnes dan Mann, 1980). Perbedaan ukuran menurut
Cummins (1975) berdasarkan ukuran yang dapat dicapai oleh spesimen dewasa.
Spesimen dapat mencapai sekurang-kurangnya 3-5 rnrn pada saat perrtumbuhan
maksimum dan kelompok inilah yang disebut makrobenthos. Barnes dan Mann
(1980) ~nenyatakan bahwa pada daerah dasar perairan sebagian besar organisme
benthos perairan ditemukan pada kedaltunan dimana intensitas cahaya tidak
mernungkinkan tcjadinya proses fotosintesis. Dalam keadslan demikian,
komunitas benthos mengandalkan makanan pada materi yang tenggelam. J i a
bentos hidup pada daerah tepi (pinggir), makanannya betupa tumbuhan tumbuhan
besar seperti tumbuhan air bahkan tumbuhan darat. Bentos memegang peranan
penting sebagai sumber makanan alami untuk ikan. Disamping itu, biota ini juga
penting dalam mineralisasi, yakni merubah kembaii bahm organik dalam perairan
serta menduduki urutan kedua dan ketiga penting dalam komunitas perairan
(Lind, 1979).
Populasi organisme benthos ditenfukan oleh keadaan air serta substrat
Ic~npat Iiitlupl~yn. I(;lrcna I>c~.siliif nic~lcr~ipcl atau bcratl:i ~)iltl:i subsli.nl, mnka
organisme ini sering digunakan sebagai indikator pencemaran di dala ekosistem
perairan (Canter, 1985). Faktor penting yag mempengaruhi keberadaan
makrobentos dalani peraitan antara lain kedalaman, fluktuasi faktor fisik dan
kimia, kualitas mak'anan yang tersedia sepcrti fitoplankton, interaksi antar dan
interspesies serta pemangsaan (Cowell dkk Dalam Sudardja, 1987) Gaufin dan
Wilhm (1975), menggolongkan organisme bentos seperti Chironomus sp,
Lim~~ocJrilrrs sp, dan T~trb~@x .y~ dan 7irhlYex sp dalam kelompok organisme
toleran yakni yang dapat berkembang dan tumbuh pada lingkungan yang
berfluktuasi terdapat d'an sering terdapat pada air yang kualitasnya kurang
menguntungkan. Organisme ini merupakan indikator kunci dalam menentukan
tingkat pencemaran. Untuk mengetahui hubungan kualitas air dengan organisme
benthos, maka perlu diukur kelimpahan, indeks keanekaragaman dan indeks
keseragaman (Cum~nins, 1975).
C. Parameter EItologi yang Bcrhubungan dnegan Pcncemaran Perairan
Indeks keanekaragaman merupakan suatu alat untuk mengukur kualitas
lingkungan berdasarkan jumlah spesies dnn distribusi individu dalam masing-
masing spesies. Sebaliknya indeks keseragarnan adalah perbandingan jumlah
spesies yang diharapkan dari komunitas yang memenuhi indeks keanekaragarnan
tertentu dan jurnlah spesies yang yang dijumpai dalam sarnpel atau contoh
sedimen. Nilai kenakeragaman juga umum digunakan untuk mengetahui tercemar
otau tidaknya suatu lingkungan. Kriteria tcrsebut digunakan untuk mengetahii
tercemar atau tidalcnya suatu lingkung:ln, kritcria tersebut digunakan untuk
mcnilni kescimbangan ponycbnrnn jenis padn suntu pcrairan, karcna ia men~pakan
ratio dari semua taksa yang scmestinya ada pada indcks keanckaragaman telrentu
dcngan jumlnh taksa yang dijumpai. I-lubungan indeks kcanckaragaman dengan
kualit as air (ccmnrnn) rncngacu kcpc~da Staub ct nl dala~n Wilhem, 1 975.
Nilai indcks do~ili~la~lsi yang mcndclinti 0 ~ncrupnkan ~idak adii jcrlis yang
dominan, dengan dernikian dapat diartikan perairan tersebut cukup marnpu
mendukung kehidi~pan berbagai jenis oganisme perairan sehingga tidak tejadi
persaingan. Apabila indeks dorninansi mendekati 1 menunjukkan ada organisme
yang dominan rnuncul scl~ingga dapat diartikan bnhwa kondisi perairan terscbut
kurang mampu mendukung kehidupan beberapa jenis organisme yang ada dalam
perairan tersebut (Krebs, 1978).
1 ndcks Kcanekarasaman
0,O - I ,O
1.0- 1.5
> 1,5
Tingkat Pcncernaran
tcrcemar sedang
tercemar ringan
tidak terccmar
M l~~'l'O1~lC I'lCA ICI,I'i'IAN
A. 'I'cmpnt ditn Wirklrr I'et~elitinr~
Pengambilan sampel penelitian dilakukan di Batang Kandis Lubuk
Buaya, yaitu pcrairan sckitar tcmpat pembuangan limbah Rumah Potong
l-Iewan (RI'H) Kota Padang. Pengamntan sarnpel dilakukan di Laboratorium
Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMTPA TKIP Padang. Pengambilan
sampcl di lapangan dilakukan bulan November 2002, sedangkan pegaamatan
laboaratorium dilakukan bulan Desember 2002.
B. Popul:rsi d;rn S:rmpel
Populasi dalam penelitian ini adalah benthos yang terdapat di perairan
Batang Kandis tepat di sekitar tempat pembuangan limbah rumah potong
liewan. Snrnpcl dialnbil pada lirna stauiut~. Pada sctiap stasiun diambil
sebanyak tiga titik ynitu pinggir kiri, bagian tengah dan pingsir kanan sungai.
Stasiun pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
Stasiun 1 10 meter dari stasiun 2, Ice arah hulu (sebelum badan air sungai
dimasuki limbah rumah potong hewan).
Stasiun 2 Tempat jatuhnya pembua~~gan limbah potong pada air sungai.
Stasiun 3 100 meter dari stasiun 2 ke arah hilir sungai
C. Bnharl darr AInt
Bahan yang digunakan adalah kertas indikator pH universal, formalin
4%, alkohol70%, Mn2S04.5H20, H3P04 pekat, Na2S203. KOH, KT, Na2C03,
phenol ptalin (pp), KMn04, HzSOs dan Amilum.
Alnt ynng dipakai yaitu I.,amottr: Watcr Senlple, Surbcr Nct, Pctervon
I)~'cclp,c, k . c r l > i r ~ ~ Scccl~i, Slopw:~~ch, l ~ ) i s u c c ~ i ~ ~ ~ Mik~~oskol , . sur.il~~an 'I'ylor
Standard Screen Scalc, pinset, terrnometcr Hg, erlenmeyer 100 ml, botol
sample air 250 ml, botol koleksi, baki plastik, kantong plastik, meteran, label,
gabus d m alat tulis.
D. 'I'eknik . P C I I ~ ~ I I I ~ ~ U ~ I I I I Datir
I . Icerja Lapangan
Selama pcngambilan tlcwnn bcntos, dilakukan pengukuran faktor
fisika kimia air pada setiap stasiun. Suhu air diukur dengan terrnometer,
keccpatan arus dcnyan alat bantu berupa gabus, don pongukuran DO
dilakukan dengan cara titrasi menggunakan metode Winkler.
a. Pengambilan sampcl hewan bcnthos
Sampel hewan benthos diambil dengan menggunakan Peterson
drcdgc. Sa~npcl yang tcrambil disaring dcngan saringan bertingkat
dengan ukuran mata saring 1,49 mm dan O,52 mm, schingga dengan
pcnyaring i ~ l i lumpur okan 1010s scdangkarl hcwannya lei-tinggal
bcrsama kotoran kasar lainnya. Selanjutnya kotoran kasar tersebut
dibuang dan benthos yang didapatkan dimasukkan ke dalam botol
sampel yang sudah berisi formalin 4% dan diberi label.
Selanjutnya sampel-sampel tersebut dibawa ke Labora-torium
untuk diidcntifikasi dan dihitung jumlahnya.
Penentuan kadar DO pnda tiap stasiun dilakuknn dengan metoda
Frank Newman, yalcni sebagai berikut : 100 ml air contoh dimasukkan
ke dalaril labu crlcnn~eycl- 250 ml ditanibah 1 ml MuzS04.Skl20 10 %
da I ml alkali iodin. selanjutnya dikocok sampai hornogetl dan tampak
lapisan atasnya bcning. 'Tambahkan 3 ml HBPO'I pekat, kemudian
lilrnsi (Icngirrr luri~~nrl NnlS20., 0,025 N, s:itrrp:~i WIITllil kii~iirrg 111ctrjildi
hilang, lunjutknn titrnsi tcpnt hilang wal-nn bin^. ICadar oksigcn tcrlatut
dapat dihitung dengan riimus :
(nil x N) Na2S203 x 8 x 1000 Kadar 0 2 (mg/I) =;
MI contoh
(Suin, 1992)
Bersanlaan dengan pengambilm sarnpcl air untuk pengukumn
DO, diambil pula dengan botol gelap yaitu botol yang dindingnya
dicat hitam, untuk penentuan BODS.
c. Suhu Air
Diukur dengan tennometer air raksa
d. pH k r
Diukur dengan kertas pH universal.
2. Kcritl I ,ilOol~:ltori~~ll~
a. I'cngcrjan~i sampcl bcntus
Scn~ua s'mpel hewan benthos dibawa ke laboratorium Ekologi
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA ]KIP I'adang. selanjutnya sampel
di periksa di bawah mikroskop dan diidentifikasi serta dihitung jurnlah
masing-masing jenis. Identifikasi dilnkukm sampai tingkat genera
dengan menggunakan buku acuan sebagai berikut : Jutting (1956);
Needham and Needham (1 964); Habe (1968); Quigley (1977), Hynes
(1972); Perlnak (1978); Narncs (1987); Chu and ~ u t k o m p (1992).
b. Pengukuran BOD
Sampel air dalam botol gclap yang telah disimpan selanla lima
hari di-fitrasi dengan menggunakan ~netode Frank Newrnan,
scbayaimana dilakukan untuk pencntuan DO awal. ROD dapat
dihirung dcngan rumus :
HOD = DO awal - DO Akhir
c. Pengukuran kadar organik substrat
Kadar organik tanah (substrat perairan) diukur dengan
menggunakan metode gravimetri, dimana substrat (tanah) dikeringkan
dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari. Tanah yang telah
kering digerus dengan lumpang sampai halus dan diaduk hingga rata,
kcmudian dikeringkan dalam ovcn pada suju 105' C sampai beratnya
konstan. Sebanyak 10 gram tanah keriny tersebut dibakar dalam
tungku pengabu (Furnace Muffle) dengan suhu sampai 6 0 0 ' ~ selarna
lc~lill k u ~ . l u ~ g 2 jt1111.
Kadar organik tanah dapat dillitung dengan mensw-nakan
rumus sebagai berikut :
1 JlSI' Kadar Organik lbnal~ - x 100%
HTK
Dimana : k3T1< = berat tanall keritlg
BSP = berat sisa pijar
E. Analisis Data
Untuk mcngetahui komposisi dan struktur lcomunitas makro-
zoobcnthos tlilakukan ~nctode anillisis ynng nlcliputi :
1) Kepadatan relatif
2) Frekuensi kehadiran relatif
Jztrnlah sampeI yang ditempati suatu spesies
3) Indeks keragaman
dimana :
H' = indeks keragamm Shannon
pl = proporsi spesies ke-i (n;) terhadap jumlah total (N)
(Brower and Zar, 1984, : Odum, 1993)
Untuk mengetahui hubungan indeks keanekaragaman dengan kualitas air
(cemaran) mengacu kepada Staub et a1 dalam Wilhem, 1975.
Indeks Keanekaragaman
0,O - 1,O
1,0 - 1,5
> 1,5
Tingkat Pencemaran
tercemar sedang
tercemar ringan
tidak tercemar
HASlL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian terhadap komyosisi dan keragaman hewan
bentos di perairan sungai Batang Kanciis sekitar Rumah Potong Hewan
Padang, seperti tertera pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 : Komposisi Hewan Benthos cli Perairan Batang Kandis Sekitar RPH
Kctcnrngan : landa " -" = tidnk ditannkan
No.
I . "
--.- 2.
- .-
.3.
--
4. .
-
-- 5.
Spcsics -.------.-.-.-
Ordo P I ~ ~ o p l ~ r i i - -- .. .. . "
Ncniourir Cincm ----- - ---
Ordo Ephc~neroptcra = ~~lG&rcl l ,? l~ni ta --- -. . -- . .
Ecdvon~lrus x Vcliosus Rhyll~roghcna SCI~I~COIOIXI~~ . - -
-- =do Dbtcm -- - - -
Tipulasp. siniulium sy. - .
I Cliiroao~ni~s -. . . sp. .
Ordo Ordol~ala Agrion - - .. . -- Splcndens
= G:hmphus v. - I Dugcsiii trigin:i
- . .. ...
--.------- Molusca -
Valu-. -- Valuata cristata
Jumlah individu
Ju~nlall spcsics
Indcks diversit as
N
1 2
36 -- 2 9 -
- - -
17 3 -- 4
.--- .
-.
1
84
1-lolu .- -...
KIZ - .-
14,286
- --
42,857 2,381
10,714
- -- - - - - -
20.238 3,571 - - --- - 4.762
".
-- - - - 1,190
8
1,861
Pcrlcmui~n ---- 1 i i 1
N
-- --
4 - - -
-
22 7
18
--
- 8 -- -
..
-
- 59
FR
66,7 - .-P
I l l - K I<
- -.
6,780
-
-- 37,288 1 1 x 4
--. - 30,508
..----.
.. - 13.559 - - - -
.-
-.
- -
5
0,663
100 m sclclali 1 . i ~ i i .--
N
- .- 2
KI1
2,981
-
- - - -
..
. 18 13 - 24
--
2 -
. ---
.- -- 1 -- -
68
-- .- -- -- -- 26,471
' 19,118' 35,204
--- 2,941
- -- - --.--
- -. 1,471 -
G
0,892
. -- 66.7
6G,7 .-..- 6G,7
--
-. 66,7 G6,7 - -. 33,3
.-- -.-. --,
- 33,3 33,3
Berdasarkan tabel 1, kehadiran hewan benthos di perairan berbeda pada
sctiap stasiun penelitian, baik sebelum maupun sesudah dimasuki oleh limbah
RPl-1. Padang. Perbcdaan terlihat baik sccara kualitatif ataupun secara kuantitatif.
Sccnra kualitatif pnd;i stnsiun sebelum dirnasiiki ole11 limbah RPH
ditclnuka~l 8 (dcli~pan) jcrlis hcwnn bc~lthos yrritir ordo 1'lccoptcr.nl (sr i~u) jcliit;,
ordo Ephemeropthera 3 (tiga) jenis, ordo Odonata 3 (tiga) jenis dan Mollusca 1
jenis. Kehadirm dari semua jenis ini mtara 1 - 36 individu.
Setelah ndanya bahan penccmaran 01-ganik dari limbah RP1-1 Kota Padang,
kehadiran jenis menurun menjadi 5 (lima) jenis, yakni dari kelompok
Ephetnerophtera 1 jenis, Ordo Diptera 3 jenis, Ordo Odonatn 1 jenis. Secara
kuantitatif 7-22 individu. Pada stasiun *I00 meter setelah limbah diprediksi telab,
bercampur permanen dengan air sungai Batang Kandis ditemukan sebanyak 6
(cnam) jcnis dari ordo Plccoptcra 1 jcnis, ordo Diptera 3 jenis, ordo Odonata 1
jenis Mollusca 1 jenis dengan jumlah individu 1-24 individu.
1. Kepadatan Rclntif (KR)
Pada stasiun 1 (hulu) sungai Batang Kandis sebclum RPK spesics hcwan
benthos ditcmukan dengan nilai kepadatan relatif antara 1,190% - 42,857%. Di
antaranya yang dominan adalah Ephemerella Ignita (ordo Erphemoptera, KR
42,857%). Kernudian disusul ole11 &;rion Splendens (ordo Odonata, KR
20,238%) dan Nemoura Cinerea (ordo Plecoptera, I(R 14,286%)
i UNIV. NECJERI PADANG I
Scielah mcndopat bahan pcncemaran dari limbah organik RPH, nilai
kerapatan hewati benthos berkisar antara 6,780% - 37,288%. Diantaranya yang
dominan adalah ordo Diptera yaitu jenis Tiptrla sp. (KR 37,288%) Chirortomus sp.
(KR 30,508%) sedangkan yang lain dari ordo Odonata yakni Gamphus sp. (KR
13,559%)
Setelah terjadi pencampuran permanen antara limbah RPH dengan air
sungai Batang Kandis, secara umum kepadatan relatif hcwan benthos, tidak
mengalami perubahan yang bcrarti, yakni berkisar antara 1,47 1 % - 35,299%.
Yang dominan di antaranya adalah dari ordo Diptera yaitu Tipla sp. (KR 26,
473). (,./tironomtt.s sp. ( K R 3 5, 294%) dan Sinlirlirtm sp. (KR 19, 1 18%)
2. Frekuensi Relntif (FR)
Dari 5 ordo yang tcrdiri dari 12 spesies benthos yang ditemukan ternyata
persentase keberadaannya (FR) bcrvariasi mulai dari 33,3% - 66,67&% .
Diantaranya yang mempunyai nilai FR 66,67 adalah Nernora Cirterea,
Ephcmereff~r I&wila, ITiyrrlcr sp., Simulitmt sp., dan Agr~oti Splerldets.
3. Keanekqragaman
Keanekaragarnan spesies (indeks diversitas) organisme benthos di
sepanjang lokasi penclitian cenderung berbeda antar stasiun. Di daerah hulu
scbelum limbah RPH indeks diversitas 1,861, setelah dimasuki limbah 0,892 dan
di stasiun paling hilir nilainyu paling rendah yaitu 0,663.
4. Knalitss Ail-
Kondisi lingkungcin pcl.aira11 jkualitas oil.) sccnl-n lisik dan kimia piida
sctiap stasitin pcnclitian tcrlcrn pada tabel beikut ini :
'T'ihel 2 : ICunlitas Ail- Sungni Bnluny I<nudis Sckita~ 1tPI.l Koca Padnng
Berdasarkan tabel di atas parameter penting yang menunjang kehidupan
hewan benthos di dalam perairan adalah :
a. Oksigen terlarut
Dari hasil pengukuran langsung di lapangan k'uldungan
oksigen terlarut dalam air dari hulu sampai stasiun 3, secara berturut-
turut adalah 7,11 ppm, 5,76 pprn, dan 6,s ppm. Berdasarkan angka-
angka ini secara langsung ataupun tidak langsung kontribusi lilnbah
RPH member- clampak terhadap kualitas badan perairan yakni
te rjadinya penurunan kandungan oksigcn tcrlarut.
b. Kandungan Oksigen Biologis (BOD)
Kandungan oksigen biologi menggambarkan jurnlah kandungan
senyawa organik yang dapat diuraikan secara bioloyis oleh bakteri
pengurai. Ternyata scmakin tinggi kandungan limbah RPH, nilai BOD
setnakin meninyknt.
No.
1. ........... 2.
. . , 3. 4. ........
5 . --- 6.
Surriber : Data r,apnn,qnrl (pri~trcr)
Parameter
Oksigcn lcrlarul non . . . . . . . . . . . . . . . . . . . _ . . . . . . . . . . . .
, Sr~lru Air pl,l:~ir . . . . . . . . . . . . . .
-. ~ual Ahs --,---- --- Organik Tanah (lumpur)
Satunn
m -- pflll ............
( :
- .. - I I ~ ~ C I . .. .- -. . YO
- Hulu
7,11 - - 2,3*
2 0
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0.x 0,90 - -- . --- - 86
PLRPH
5,76 5.22 27 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
0;n3 -- 72
1 0 0 111
SPL 6.5 --- 3.24 -. 27 ..........................
. . . . . . ......... "1.5, 0.14 -- ... .-.- 9 1
A111batlg Batas > 6 c 5 ----
A1:1111iiil1 ".
!J.-..~,?.5,."... AI;IIII~ -- - .--.. -
"l'ct.lill;r~ hi\l\wo knnc'l\~ngalt IIOD tcl-linggi di~cmuknr\ pada loknsi
I)cl.tclrt~rilll l i l ~ r l ) r r l ~ It 1'1 l C I C I I ~ ~ I I ~ I ) i ~ c l i ~ l l ~)c~.uilan dl111 ytrllg ~ct.o~~rli~lr
pada stasiun scbclum RIJkI.
c. S\IIILI Air-
13erdasnrkan tabcl tcrtlyata suhu air dolam arcal stutli bcrada
dalarn kondisi almiah.
d. pH Air
Masuknya limbah RPH, mengakibatkan terjadinya penurunan
kadar pFI Air, yang menggambarkan bahwa dengan pH 6,2 pada
pertemuan limbah ada kecenderungan bahwa kontribusi liinbah RPI-I
menyebabkan pH air scdikit asa~n.
e. Kuat Arus
Kuat arus merupakan salah satu faktor yang menentukan
tcntnng status ~nutil perairan, dan juga menentukan terhadap formasi
organisme yang hidup di dalanwya. Dari llasil pcngukuran kuat arus di
lokasi penelitian antara 0,14 m/det. - 0,90 d d e t .
f. Kadar Orsanik Tanah
I4andung:m organik tallah di t l~sar pcrairan sangat bcrpcngnruh
tcrhadap komposisi dm forrnasi hcwan benthos yang hidup di
dalamnya. Dari hasil pengukuran di areal studi di hulu 86%, pada
pertemuan limbah 72% dan 100 meter setelah pertemuan limbah 91%.
B. I'embahasan
1:)ar.i hasil pencliliir~~ di areal Kf'I.l, tcrnyuta sccnra fi-ckuc~lsi da~i
Kerapatan Relatif pada setiap stasiun berayam dan komposisinya sangat rendah.
Terjadinya perbedaan ini disebabkan adanya pengaruh yang datang dari
lingkurignn scki~ nrriyn, bcn~pa bnli;~n organ; k (linibali) bnik dari limbah do~rlcstik
I I I I I I I I . ) I I I I li~rsil c~osili(i~s I I I ~ I I I I ~ ~ I yi\111!, I < I ~ C I L I ~ . I I Y I \ ~ ) c I . ~ c ( ~ I I 11111liii (1irl.i 11[1h1 ~l \ l i l l . )~ l i k~
muara sungai.
Masuknyn limball [GI-scbut menyebnbkan tcrjadinya pcrbedilan komposisi
Iicw~in I)cnrllos tli scli:ll, sllisiilli, scl:rin it11 y : ~ r i ~ s:~lik;lil O C I . I ) C I I ~ , ; I ~ I I ~ I I I ( I ~ I I ~ I I ~ li11it01.
arus, substrat dasar perairail dan kemiringan daerah aliran sungai.
Rondo (1982) sependapat dengan hasil penelitian ini, dimana dari hasil
cuplikannya di siingai Cikapundung ordo dari hasil pcnclitian ini juga ditcmui,
malahan dari informasi yang lainnya ordo Diptera, Ephmeroptera, Tricoptera,
mcrupakan kelompok yang banyak diteniui.
Fluktuasi yang dialami ole11 komposisi kclolnpok hewan benthos pada
setiap stasiun, menurut Wilhern (1975) dan Cummins (1975) disebabkan oleh
adanya pencemaran akibat limbah organik yang masuk ke dalam sungai akan
mempcnganthi lcomposisi hewan benthos di sungai terscbut. Sel~ingga pada
pcruirnn tcrcc~nnr akan rncnyalami pcri~bnhan ko~nposisi dcngtln tel-jadinya
penurunan keanekarasaman hewan benthos yang hidup di dalamnya.
Di samping itu menurut Koesoebiono (1 979) perbedaan dan kecepatan
arus sungai nkan mencirikan hewan yang hidup di dalamnya. Selanjutnya
I-lnwkcs (1 979) mcnyatnkan bnllwa hcwan benthos yang dipengaruhi oleh keadaan
lingkungautlyn ~csu~ittnu olcll tirigkat kckc-~.ullirn air, waroo air, atau zc~t-znt
tc1.ln1.111 Scli~~i.jurny;l Ancvar clklc. ( 1984) menyatakan akibat ndanya Iiujru~ yang
tlcrits rllc~lyebnbkarl Ilcwi111 bcrltllos olii11l Ila~lyirt dill) 1111fuk l i ~ 1 1 ~ 1 ) ; 1 l i I )~ ICILI posisi
scmula dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Derdasarkan jcnis yang doniinan di scpanjang lokasi pcnelitian, ternyata
1:;ohemerellu ic~trila dan Agnot~ kSpferzJetr.s rncrupakan jellis hcwan bcnthos yang
membutuhkan habitat untuk menempel. L$hemerefla rqtinifn misalnya atau ordo
Ephemeropthcra pada urnumnya hidup menempel pada permukaan batu atau kayu
mati. Sedangknn Agrion ,S/)le~ldeiw hidup menempel pada tumbuhan air.
Sccara ki~nia fisik pcrniran, kcl~adiran bnhan pcnccmar ynng rnenycbabkan
terjadi~lya kckeruhan air dan perubahan warna air merupakan faktor pembatas
utama bagi kchidupan Iicwan bantos karcna dapat mcrusak kondisi httbitat.
Sedangikan masuknya zat penccmar organik seperti limbah RPH, akan
men~akibatkan percepatan proses eutrofikasi pcrairan, schinsga dnpat nlcnguras
kandungan oksigen yang terlarut di dalarkl air. Perubahan kondisi fisik dan kimia
perairan dan habitat hewan bentos akan rnengakibatkan terjadi perubahan formasi
hewan bentos secara perlahan-lahan. Dari hasil penelitian ini ternyata masuknya
limbah RPH yang berakumulasi dengan limbah aktivitas kegiatan lain, telah
mcngakibatkan fornlnsi hcwan bcnlos bcrscscr dari forrnasi Ephcmcroptera ke
formasi Diptcra (lava). Pergeseran formasi ini baru terlihat pada perairan sekitar
RPH. Sejalan dengan terjadinya per8escran ini ternyata telah menyebabkan
peningkatan kandungan nilai BOD di dalan badan perairan yakni dari 2,38 ppm
menitlgkal ~nenjadi 5,22 pprrl se-jalan dcrigan peningkatan kadar zat pencemar
orgc~nik dalam pcrairan.
Ditinjau dari scgi biologi, kcntcl-osotan kuiililas air, tclall nlm~ycbabkan
Ir:i;iatlirlyn I>crltri.tllriln ir~tlek (liv~1.3il.ils 0ib1.i 1,801 111~1ljil(li O.bO3. M C I I L I ~ L I ~ Willl~n
(1975) dan Cumrnins (1975), pencemanin akibat limbah organik yang masuk ke
dalam sungai akan mempengaruhi komposisi hewan bentos di dalam perairan
sungai yang mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi secara kualitatif dan
kuantitatil: I-la1 tcrscbut scjalan dengan tcrjadinyu ycriurunan tirlgltat
kemekaragaman hcwan bentos yang hidup di dalamnya. Bcrdasarkarl analisis di
atas, perairan sungai di sekitar RPH telah dikategorikan sebagai perairan dengan
status tcrcclrlar alail tncsotrop.
V. ICESIMPULAN DAN SARAN
A. I < C . S ~ I I I ~ ) I I ~ I I I I
I ~ c r ~ ' t l r ~ ! t n l l i l r ~ l ~)c : . l l t : l i l i r~ l l ylrll}{ ilil111i11kt111, l l l l l l i l l ( I ~ I ~ ) I I I c l i ~ i l l l l ) l l l l i ( l l l :
1. Sepaljany areal pcnelitinn didapatkan 12 spesics hewan
be~lthos yang ta-diri dari 5 ordo
2. Distribusi hcwan liewan bentos sep'mjnng areal pellclitian
ditemuknn 8 spcsies dengan 84 individu scbeluln Rt'H, 5
spesies dengan 59 individu pada stasiun pertemuan limbah dan
6 spesies dengan 68 individu pada stasiun paling hilir.
3. Secara kimia dan fisika, masuknya limbah RPH telah
rnengakibatkar~ terjadinya penurunan kualitas sampai di bawah
nilai atnbaag batas.
4. Formasi 1iewa.n beiltos di hulu (sebelum RI'1-i) adalah formasi
epheroptera dati setelah dicemari RPH, fonnasinya larva
cliptera.
5 . I<ca~ickar~gnman hcwall bentos telall bcrgcscr dill-i 1,861
,(sebelum RPI-I) menjadi 0,892 (setelah RPH)
6. Pcrairan Batang Kandis siidah tercemar dengan kategori
sedang
B. Sara11
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan hewan
ini sebagai indikator pencemaran sepanjang sungai batang air kandis
A ~ ) ~ l ~ ~ l l i i l ~ , C . , N.A. I : < I ~ ~ I I ~ I I - , 1.1'. Sccii~~ia, S . 11, Siii:io~io (1ii1i I < . Mi~cl~ta~.. 1989, Ii~~crlrru.si Kti~r/i/us 1;i~ika. Kilniu ~ L I I I Hiologi Air S111ig(1i Siuk di Sekilltr PT. 111dnh Kiaf Peknlibartr. (Unpublished).
13arncs. It. S. I<. , trlld K.1-I. Munn. 1 080. /~ir~r~/trttro~/~~lss r!f Acltrtrtic /~co.?y.v/cwi Ulackwcll Scientific I'ublicar ion. Idondon.
13leiggs, 11. I 977. .Sot/rc~*.s C . I I K / A ~ L J / / I O ~ S 111 ( ~ ~ ! o g ~ - ~ ~ ~ ~ / y - . ~ o r / . s . DLI t tcrworths. London.
Brower J .E. and J.H. Zar. 1 984. Field am! Labornlory Melhods for General Ecology. W.M.C. Brown Comp. I'ubl. Iowa.
Canter, L. W. 1985. River Wuter Qrralify hdoriitoring. Lewis Publisher, Inc. Chelsea.
Cutnmins, K. W. 1975. Mucroirlvcrfebratcs in River Ecology (Ed . Whitton). Scientific Publication. Oxford.
Harahap, S. 199 1. Tit~gkal Perrcemarat~ Kuli Cakrirlg Difilljnlr dari SIfat Fisika Kit~ria k'hrr.strstya 1,opn Ijeraf dull Keaneknraganra~r Jer~is Hewan Hmt//to.s. Tesis.
Hynes. 1978. The Ecology of Rrrnning Welters. University Press. Liverpool.
1PB. 1977. Srit~~ey ICko/ogi Perikcrt,n~i D~rcrulr Alil.art S~rrt,qai : Aspcpk-aspek Perlyelatrrcitat~ Perikm~utz Ili I-'eruirali Umzrttz. Di jen Perikanan Deptan RI. Jakarta.
Kasry, A., R. Hamidy, 1.P. Sedana, M. Siagian dan H. Alami. 198 1. Artalisis Dmlpak I,iigkutrga~~ Dtrri Steamjilood :Aspect Aquatic Communities. Pusat Peneli tian Universi tas Riau. Pekanbaru. (unpublished).
Klein, L. 1962. Niver Pollutiorz II : Causr:s arrdEffects. Butterworth and Co. Limited. London.
Krebs, 3 .G. Ecology : Ilhe fiperirtet~ fa! ,4nalysis of Distributiotr and Abwrdarlcc. Harper andRaw Publisher. Ncw York.
Lind, O.T. 1 979. fiarrdbook of Cotnmon .IMel/~ods ill Idyrnrzology. The CV Mosby Company. St. Louis Missoury.
Needham C. Jr. and P.R. Needham. 1964.11 G'riiJc. 1 0 t/lc Sltrdy oSki-es/rwulcr. Biology. Holden Day Inc. San Fransisco.
Odum, E.P. 197 1 . /~iitrclur~~crr/~l.v of I:colop. W.D. Sounders and Co. Philadelphia.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dusar Ekologi, Edisi Ketiga, Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Oey B.L. Soeriaatmadja W. Parjatmo. 1978. Faklor tinghrrigan Penetrtu Dalam Ekosistem Szu~gai. Seminar Pengendalian Pencemaran Air Di rjen Pensairan Dept. PU Rl. Bandung.
Pennak, R. W. 1978. I;i.eshwarer b~verfehrales of feh U ~ i f e d States. 2* Ed. A Willey Intel-science Publ. John Willey and Sons. New York.
Sudardja, Y., 1 987. Kompo.sisi, Kclimpahan datr Per yebarat1 Makrozoo-benthos dari Hulzr ke Hilir Berdasarkan Gradieiz Kedalatnan di Situ Lezrtuc, Darmaga, Kabllpaten Bogor. Tesis Fakultas Perikanan IPB.
Suin, N.M. 1 992. Pengukuraiz Faktor Lznpkrrngan Abiofik. Diktat. Fakultas Matematika dan Umu Pengetahuan Alarn Universitas Andalas. Padang.
Wil hm, J.L., 1 975. Biological Itidicator in River Ecology (Ed. Whitton). Blackwell Scientific Publication. London.