UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17787/1/4101409083.pdf · SMP...
Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17787/1/4101409083.pdf · SMP...
i
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP
NEGERI 2 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Gilang Anjar Permatasari
4101409083
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi :
Hari :
Tanggal :
Semarang, Juli 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si Bambang Eko Susilo, S.Pd., M.Pd.
NIP 19640613 198803 2 002 NIP 19810315 200604 1 001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Semarang, Juli 2013
Gilang Anjar Permatasari
4101409083
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN
PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA DI SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK
disusun oleh
Nama : Gilang Anjar Permatasari
NIM : 4101409083
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
Hari :
Tanggal :
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Drs. Arief Agoestanto, M.Si
NIP 19631012 198803 1 001 NIP. 19680722 199303 1 005
Ketua Penguji
Dr. Dwijanto, M.S.
NIP 19580430 198403 1 006
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si Bambang Eko Susilo, S.Pd., M.Pd.
NIP 19640613 198803 2 002 NIP 19810315 200604 1 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)
2. Manusia tidak merancang untuk gagal, akan tetapi mereka gagal untuk
merancang (William J.Sieggel)
3. Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat
baik terhadap diri sendiri (Benyamin Franklin)
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Papah dan ibu yang selalu memberi bimbingan,
motivasi, serta doa yang tak ada hentinya.
2. Sahabat BFF (Rina, Arum, Lia, dan Wahyu) yang
selalu setia membantu di banyak hal.
3. Sahabat-sahabat “D’nn Kost” (Yasinta, Anita,
Zunaida, Ahadiyah, Sagita, Tika, Vita), terima
kasih atas kebersamaannya selama ini.
4. Mahasiswa seperjuangan Pendidikan Matematika
’09, terima kasih atas bantuannya.
5. Semua pihak yang telah membantu.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah SWT karena berkat kuasa dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keefektifan
Model Pembelajaran Problem Posing dengan Pendekatan PMRI terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di SMP Negeri 2 Karanganyar Kabupaten
Demak ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan FMIPA UNNES yang telah memberikan izin
penelitian.
3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika yang telah
memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.
4. Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si. selaku Pembimbing I dan Bambang
Eko Susilo, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah tulus dan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan kemudahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Purwadi, S.IP, Kepala SMP Negeri 2 Karanganyar yang telah
mempermudah pelaksanaan penelitian.
vii
7. Bapak Januri, S.Pd., Guru matematika kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar
yang telah banyak memberikan bantuan selama penelitian.
8. Guru-guru SMP Negeri 2 Karanganyar yang telah banyak memberi dukungan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
9. Papah dan Ibu serta keluargaku tercinta, atas doa, dukungan, dan
pengorbanannya hingga penulis bisa menyelesaikan studi ini.
10. Seluruh mahasiswa matematika serta teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, Juli 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Permatasari, Gilang Anjar. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Problem
Posing dengan Pendekatan PMRI terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di
SMP Negeri 2 Karanganyar Kabupaten Demak. Skripsi, Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si dan Pembimbing
Pendamping Bambang Eko Susilo, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, PMRI, problem posing.
Dalam proses pembelajaran diperlukan strategi untuk dapat mendorong
peserta didik untuk memahami masalah, meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik dalam menyusun rencana penyelesaian, melibatkan peserta
didik secara aktif dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah, dan
mendorong pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan guru sebagai
fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang memiliki sifat dan karakter
tersebut adalah pembelajaran dengan pengajuan masalah (Problem Posing). Salah
satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keefektifan
penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel
dari populasi yang ada dengan teknik random sampling. Populasi dalam penelitian
ini adalah peserta didik kelas VII semester II SMP Negeri 2 Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013. Pada penelitian ini dipilih secara acak satu kelas sebagai
kelas eksperimen yaitu kelas VII B yang diberikan perlakuan model pembelajaran
Problem Posing dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII A yang
diberikan pembelajaran ekspositori. Data kemampuan berpikir kreatif peserta
didik diperoleh dengan metode tes dan dianalisis dengan menggunakan uji
proporsi dan uji perbedaan rata-rata.
Berdasarkan uji proporsi pada kelas eksperimen, diperoleh
yang artinya persentase ketuntasan
belajar peserta didik kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal
sebesar . Dari uji perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif
diperoleh yang berarti rata-rata hasil
tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol. Dari uji perbedaan rata-rata keaktifan
peserta didik diperoleh artinya
keaktifan peserta didik kelas eksperimen lebih dari keaktifan peserta didik kelas
kontrol. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik materi segiempat kelas VII
SMP Negeri 2 Karanganyar.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PERNYATAAN ............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... .. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
1.5 Penegasan Istilah ................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................. 8
2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 10
2.1 Landasan Teori .................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Belajar ...................................................................... 10
x
2.1.2 Pembelajaran Matematika .......................................................... 11
2.1.3 Model Pembelajaran .................................................................. 12
2.1.4 Model Pembelajaran Ekspositori ............................................... 13
2.1.5 Model Pembelajaran Problem Posing........................................ 17
2.1.6 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia .......... 22
2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal ..................................................... 25
2.1.8 Berpikir Kreatif .......................................................................... 28
2.1.9 Aktivitas Peserta Didik .............................................................. 35
2.1.10 Materi Pokok Segi Empat ........................................................ 37
2.2 Kerangka Berpikir … .......................................................................... 43
2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 45
3. METODE PENELITIAN ........................................................................... 47
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 47
3.1.1 Populasi ...................................................................................... 47
3.1.2 Sampel ........................................................................................ 47
3.2 Variabel Penelitian .............................................................................. 48
3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 49
3.4 Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 51
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 52
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 53
3.7 Metode Analisis Data .......................................................................... 62
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 71
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 71
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal ......................................................... 71
4.1.1.1 Uji Normalitas Data Tahap Awal................................... 72
4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Tahap Awal ............................... 73
4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Data Tahap Awal .................... 74
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir ......................................................... 75
4.1.2.1 Uji Normalitas Data Tahap Akhir .................................. 76
4.1.2.2 Uji Normalitas Data Keaktifan Peserta Didik ................ 77
4.1.2.3 Uji Homogenitas Data Tahap Akhir .............................. 78
4.1.2.4 Uji Hipotesis 1 ............................................................... 79
4.1.2.5 Uji Hipotesis 2 ............................................................... 80
xi
4.1.2.6 Uji Hipotesis 3 ............................................................... 81
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 83
5. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 90
5.1 Simpulan ............................................................................................. 90
5.2 Saran ................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................... 95
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ..................................................... 33
2.2 Hubungan kreativitas dalam pemecahan masalah dan pengajuan masalah 34
2.3 Indikator Aktivitas Belajar Peserta didik ................................................ 37
3.1. Desain Penelitian ..................................................................................... 50
3.2. Validitas Tiap Butir Soal ......................................................................... 56
3.3. Daya pembeda Tiap Butir Soal ................................................................ 61
3.4. Hasil Analisis Uji Coba............................................................................ 62
4.1. Data Hasil Ujian Akhir Semester Gasal ................................................... 71
4.2. Hasil Uji Normalitas Data Tahap Awal ................................................... 72
4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Tahap Awal ............................................... 73
4.4. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Tahap Awal ..................................... 74
4.5. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .......................................... 75
4.6. Hasil Uji Normalitas Data Tahap Akhir .................................................. 76
4.7. Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Peserta Didik ................................ 77
4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Tahap Akhir ............................................... 78
4.9. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Tahap Akhir .................................... 80
4.10. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Keaktifan Peserta Didik ........................ 81
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Skema Tingkat Berpikir Kreatif ............................................................... 30
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 51
4.1. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik ................................................ 83
4.2. Perbandingan Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ........... 86
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nilai UAS Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................... 95
2. Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................... 96
3. Uji Homogenitas Data Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 98
4. Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal ......................................................... 100
5. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba ................................................................... 102
6. Soal Tes Uji Coba .................................................................................... 105
7. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba .......................................................... 107
8. Daftar Nilai Tes Uji Coba ........................................................................ 116
9. Hasil Analisis Tes Uji Coba Soal ............................................................ 118
10. Silabus ...................................................................................................... 129
11. RPP Kelas Eksperimen 1 ......................................................................... 133
12. RPP Kelas Eksperimen 2 ......................................................................... 138
13. RPP Kelas Eksperimen 3 ......................................................................... 143
14. RPP Kelas Kontrol 1 ................................................................................ 148
15. RPP Kelas Kontrol 2 ................................................................................ 153
16. RPP Kelas Kontrol 3 ................................................................................ 158
17. Materi Ajar ............................................................................................... 163
18. LKPD Persegi Panjang ............................................................................ 170
19. Kunci Jawaban LKPD Persegi Panjang ................................................... 173
20. LKPD Persegi .......................................................................................... 176
21. Kunci Jawaban LKPD Persegi ................................................................. 179
22. LKPD Layang-layang .............................................................................. 183
23. Kunci Jawaban LKPD Layang-layang .................................................... 186
24. Latihan Soal Pertemuan 1 ........................................................................ 190
25. Kunci Jawaban Latihan Soal Pertemuan 1 .............................................. 191
26. Latihan Soal Pertemuan 2 ........................................................................ 196
27. Kunci Jawaban Latihan Soal Pertemuan 2 .............................................. 197
xv
28. Latihan Soal Pertemuan 3 ........................................................................ 202
29. Kunci Jawaban Latihan Soal Pertemuan 3 .............................................. 203
30. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik .............................................. 208
31. Lembar Observasi Peneliti Kelas Eksperimen ......................................... 211
32. Lembar Observasi Peneliti Kelas Kontrol ............................................... 214
33. Daftar Rekapitulasi Nilai Tes Kelas Kontrol ........................................... 216
34. Daftar Rekapitulasi Nilai Tes Kelas Eksperimen .................................... 218
35. Daftar Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .................... 220
36. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol .................... 222
37. Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 224
38. Uji Hipotesis 1 ......................................................................................... 226
39. Uji Hipotesis 2 ......................................................................................... 228
40. Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ......................... 231
41. Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ......................... 232
42. Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan 3 ......................... 233
43. Persentase Rata-rata Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen ............ 234
44. Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan 1 ............................... 236
45. Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan 2 ............................... 238
46. Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan 3 ............................... 240
47. Persentase Rata-rata Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol ................... 243
48. Daftar Kriteria Keaktifan Peserta Didik .................................................. 244
49. Uji Normalitas Keaktifan Peserta Didik .................................................. 246
50. Uji Hipotesis 3 ......................................................................................... 248
51. Foto-foto Penelitian ................................................................................. 251
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern. Perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang matematika
terapan, statistika, komputasi, teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang,
matematika diskrit dan lain sebagainya. Oleh karena itu matematika perlu
dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat terutama peserta didik.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kreativitas dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang
jarang sekali diperhatikan. Guru biasanya menempatkan logika sebagai topik
pembicaraan dan menganggap kreativitas merupakan hal yang tidak penting
dalam pembelajaran matematika. Padahal dalam aspek pemecahan masalah
matematika diperlukan pemikiran-pemikiran kreatif dalam merumuskan,
menafsirkan dan menyelesaikan model atau perencanaan pemecahan masalah.
Peserta didik di SMP Negeri 2 Karanganyar dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) individual mata pelajaran matematika sebesar 70, masih
sulit untuk mencapai KKM klasikal sebesar 75%. Berdasarkan nilai ujian
2
semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, nilai yang dicapai peserta didik masih
sangat rendah. Masih sedikit peserta didik yang telah mencapai batas ketuntasan
yang ditetapkan. Dari total 118 peserta didik hanya 16 peserta didik yang tuntas.
Jadi hanya 16,10% peserta didik yang telah mencapai KKM.
Hasil wawancara dengan salah seorang guru Matematika SMP Negeri 2
Karanganyar, salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah
rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (soal cerita),
khususnya soal non rutin atau terbuka (open ended). Berdasarkan hasil
identifikasi, beberapa kelemahan peserta didik antara lain: susah dalam
memahami kalimat-kalimat dalam soal, sulit untuk membedakan informasi yang
diketahui dan permintaan soal, kurang lancar dalam menggunakan pengetahuan-
pengetahuan yang telah diketahui, susah untuk mengubah kalimat cerita menjadi
kalimat matematika, tidak menggunakan cara-cara yang bervariasi dalam
menyelesaikan suatu masalah, kesalahan melakukan perhitungan-perhitungan, dan
salah dalam mengambil kesimpulan atau mengembalikan ke masalah yang dicari.
Apabila dipersempit kelemahan itu terutama pada kemampuan peserta didik
dalam memahami masalah dan merencanakan suatu penyelesaian.
Kemungkinan penyebab kelemahan peserta didik tersebut, antara lain: (1)
selama ini dalam mengajarkan pemecahan masalah (soal cerita) mereka tidak
melatihkan secara khusus bagaimana memahami informasi masalah, guru
mengajarkan dengan memberi contoh soal dan menyelesaikannya secara
langsung, serta tidak memberi kesempatan peserta didik menunjukkan ide atau
representasinya sendiri; (2) pola pengajaran selama ini masih dengan tahapan
3
memberikan informasi tentang materi-materi, memberikan contoh-contoh dan
berikutnya latihan-latihan tetapi jarang soal cerita,; (3) dalam merencanakan
penyelesaian masalah tidak diajarkan cara-cara yang bervariasi atau yang
mendorong ketrampilan berpikir kreatif untuk menemukan jawaban masalah.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pembelajaran yang digunakan
masih merupakan model pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran
ekspositori yang ada sudah sesuai, namun peserta didik sering merasa jenuh dan
bosan dalam proses pembelajaran sehingga mereka cenderung kurang aktif.
Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran inovatif dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan antusias dan keaktifan peserta didik. Dalam
proses pembelajaran diperlukan cara untuk dapat mendorong peserta didik untuk
memahami masalah, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
dalam menyusun rencana penyelesaian, melibatkan peserta didik secara aktif
dalam menemukan sendiri penyelesaian masalah, dan mendorong pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator. Bila meninjau
cara pembelajaran yang diharapkan tersebut, maka salah satu model pembelajaran
yang memiliki sifat dan karakter tersebut adalah pembelajaran dengan pengajuan
masalah (Problem Posing).
Pengajuan masalah dalam pembelajaran matematika menempati posisi
yang sangat strategis dan merupakan kegiatan yang mengarah pada sikap kritis
dan kreatif. Peserta didik dalam pembelajaran pengajuan masalah diminta untuk
membuat soal dari informasi yang diberikan. Selain itu dengan pengajuan
masalah, peserta didik diberi kesempatan aktif secara mental, fisik, dan sosial
4
serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelidiki dan juga
membuat jawaban-jawaban yang divergen. Menurut Suryosubroto (2009: 203),
salah satu model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk
berpikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interakti yakni Problem Posing atau
pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan.
Pada pembelajaran matematika diperlukan pemikiran dan gagasan yang
kreatif dalam merumuskan dan menyelesaikan model matematika serta
menafsirkan solusi dari suatu masalah matematika. Pemikiran dan gagasan yang
kreatif tersebut akan muncul dan berkembang jika proses pembelajaran
matematika di dalam kelas menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dapat
dikembangkan dengan pendekatan PMRI karena adanya prinsip dan karakteristik
PMRI yang diterapkan dalam pembelajaran (Siswono, 2007). Salah satu prinsip
PMRI yaitu prinsip aktivitas yang menganggap perlunya penemuan kembali suatu
konsep matematika. Prinsip ini menghendaki peserta didik belajar matematika
dengan mengalami sendiri (beraktivitas). Melalui aktivitas kreatif, kreativitas
peserta didik akan berkembang dengan baik. Maka dari itu, pembelajaran
matematika dengan pendekatan PMRI memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN
5
PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 2
KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
apakah penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI efektif terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan
berpikir kreatif peserta didik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi peserta didik, diharapkan dapat
a. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Meningkatkan aktivitas peserta didik.
2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi guru
untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, dapat
6
memberikan masukan bagi para guru untuk menerapkan model pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik.
3) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI
yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti tentang model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
5) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian mengenai istilah-istilah yang
berkaitan dengan skripsi ini, maka beberapa istilah yang terdapat pada judul perlu
dijelaskan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
1) Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya. Menurut
Poerwadarminta (2002 : 266) keefektifan berarti keberhasilan tentang suatu usaha
atau tindakan. Indikator keefektifan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
7
a. Hasil belajar peserta didik yang memperoleh model pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI dapat mencapai KKM secara
klasikal sebesar 75 %, artinya paling sedikit 75 % dari jumlah peserta
didik yang ada di kelas tersebut mendapat nilai 70.
b. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik di kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik di kelas kontrol.
c. Keaktifan peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
keaktifan peserta didik di kelas kontrol.
2) Problem Posing
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan
peserta didik menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian
soal tersebut.
3) Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan
kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang
tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-
hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
4) Pendidikan Matematika realistik Indonesia (PMRI)
Pendidikan Matematika realistik Indonesia (PMRI) merupakan adaptasi
dari RME (Realistic Mathematics Education). PMRI adalah pendekatan
pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi peserta didik,
8
menekankan ketrampilan process of doing mathematics, berdiskusi dan
berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat
menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk
menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi dan bagian akhir skripsi.
1) Bagian Awal
Bagian awal memuat halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
2) Bagian Inti
Bagian inti skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu BAB I Pendahuluan,
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Landasan Teori dan
Hipotesis, berisi landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis. BAB III Metode
Penelitian, berisi populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode
pengumpulan data, prosedur penelitian, analisis instrumen penelitian, dan analisis
data. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang
telah dilakukan dan pembahasan. BAB V Simpulan dan saran, berisi simpulan dan
saran–saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.
9
3) Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang
mendukung skripsi ini.
10
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008: 42), belajar adalah
berusaha mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan
(kepandaian dan keterampilan). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku
individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan pembelajaran
merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program
belajar tumbuh dan berkembang secara optimal (Suherman, 2003: 7).
Menurut Hamalik (2011: 27), belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Perubahan perilaku yang disebabkan karena belajar pada umumnya
bersifat relatif permanen yang berarti bahwa perubahan itu akan bertahan dalam
waktu relatif lama sehingga hasil belajar tersebut dapat dipergunakan kembali
ketika menghadapi situasi baru. Dalam suatu proses pendidikan keseluruhan,
belajar merupakan proses aktivitas yang utama, yang artinya bahwa keberhasilan
tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar
dapat berlangsung.
11
Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, bersifat permanen sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi hasil dari
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
2.1.2 Pembelajaran Matematika
Menurut Suyitno (2004: 2), pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim
dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta
didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
serta antara peserta didik dengan peserta didik. Secara umum pengertian
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Suyitno (2004: 2), pembelajaran matematika adalah suatu proses
atau kerja guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika
kepada peserta didiknya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan
kebutuhan peserta didik tentang matematika yang beragam agar terjadi interaksi
12
optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta
didik dalam mempelajari matematika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan kumpulan proses kerja guru mata pelajaran matematika dalam
mengajarkan matematika kepada peserta didik. Dalam mempelajari matematika
bertahap, berurutan, dan mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu serta
konsep-konsep matematika harus dipahami dulu sebelum memanipulasi simbol-
simbol.
2.1.3 Model Pembelajaran
Menurut Joyce, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 5), model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran merupakan pola interaksi pesera didik dengan guru
di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas (Suherman, 2003: 7). Menurut Sumiyatiningsih (2006: 72), model
pembelajaran memiliki ciri-ciri: (1) disusun menurut teori pendidikan dan teori
proses belajar dari pedekatan tertentu; (2) mempunyai tujuan atau misi pendidikan
tertentu; (3) dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas; (4) memiliki seperangkat elemen model, yaitu urutan tahap-tahap
13
pengajaran (syntax), prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung; serta (5)
memiliki dampak sebagai akibat dari penerapan suatu model pembelajaran.
Menurut Soekamto, dkk sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007: 5),
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar teretentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya;
(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan
(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
2.1.4 Model Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
14
sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi itu
sehingga materi pelajaran seakan-akan sudah jadi (Depdiknas, 2008: 30).
Dipandang sebagai model pembelajaran, ada beberapa langkah dalam
penerapan pembelajaran ekspositori yaitu sebagai berikut.
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk
menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Hal-
hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan adalah sebagai berikut.
(1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
(2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
(3) Bukalah file dalam otak peserta didik.
b. Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Tindakan yang harus dipikirkan guru
dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh peserta didik. Karena itu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa,
(2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan peserta didik, dan (4)
menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
15
c. Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman peserta didik atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan peserta
didik dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap
materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik peserta didik.
d. Menyimpulkan (Generalisation)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang
sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan
peserta didik akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru
akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi
pelajaran oleh peserta didik. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di
antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran
(Depdiknas, 2008: 33).
16
Model pembelajaran ekspositori mempunyai beberapa kelebihan,
kelebihan dari pembelajaran ekspositori antara lain sebagai berikut.
1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
peserta didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu
yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain peserta didik dapat
mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga
sekaligus peserta didik bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan
demonstrasi).
4. Strategi pembelajaran ini bias digunakan untuk jumlah peserta didik dan
ukuran kelas yang besar.
Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran ekspositori juga memiliki
kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap peserta
didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
17
3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berikir kritis.
4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat bergantung kepada apa
yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan
bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
5. Strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way
communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta
didik akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
2.1.5 Model Pembelajaran Problem Posing
Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu dari kata
“problem” artinya masalah, soal/persoalan dan kata “pose” yang artinya
mengajukan. Jadi problem posing bisa diartikan sebagai pengajuan soal atau
pengajuan masalah. Model pembelajaran ini dikembangkan di tahun 1997 oleh
Lynn, dan pada awalnya diterapkan pada mata pelajaran matematika. Selanjutnya,
model pembelajaran ini dikembangkan pada mata pelajaran yang lain.
Menurut Silver, sebagaimana dikutip oleh Irwan (2011: 4), mengatakan
problem posing merupakan aktivitas yang meliputi merumuskan soal-soal dari
hal-hal yang diketahui dan menciptakan soal-soal baru dengan cara memodifikasi
kondisi-kondisi dari masalah-masalah yang diketahui tersebut serta menentukan
penyelesaiannya. Dari pendapat Silver tersebut dapat disimpulkan bahwa problem
18
posing adalah kegiatan merumuskan soal baru dari memodifikasi kondisi soal
lama sehingga mampu menentukan penyelesaiannya sendiri.
Menurut Lynn, sebagaimana dikutip oleh Mahmudi (2008: 4), problem
posing dapat diartikan sebagai pembentukan soal berdasarkan konteks, cerita,
informasi, atau gambar yang diketahui. Dari pendapat Lynn dapat disimpulkan
bahwa problem posing adalah pembentukan soal baru dari cerita, info dan gambar
yang telah ada. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa problem
posing adalah kegiatan membuat soal baru dari sesuatu yang diketahui baik
sumber yang berupa soal lama maupun dari gambar, cerita.
Menurut Suryosubroto (2009: 203), salah satu model pembelajaran yang
dapat memotivasi peserta didik untuk berpkir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan
interakti yakni Problem Posing atau pengajuan masalah-masalah yang dituangkan
dalam bentuk pertanyaan. Problem posing merupakan model pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu
soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada
penyelesaian soal tersebut.
Dalam pembelajaran matematika, problem posing (pengajuan soal)
menempati posisi yang strategis. Peserta didik harus menguasai materi dan urutan
penyelesaian soal secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika peserta didik
memperkaya pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara
mandiri. Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu
model pembelajaran yang mewajibkan para peserta didik untuk mengajukan soal
sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.
19
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran problem posing adalah
sebagai berikut (Suyitno, 2004: 31-32).
(1) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para peserta didik. Penggunaan
alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.
(2) Guru memberikan latihan soal secukupnya.
(3) Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan
peserta didik yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini
dapat pula dilakukan secara kelompok.
(4) Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh peserta didik untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat
menentukan peserta didik secara selektif berdasarkan bobot soal yang
diajukan oleh peserta didik.
(5) Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Menurut Silver dan Cai, sebagaiman dikutip oleh Siswono (2004)
pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif
matematika yakni sebagai berikut.
1) Pre solution posing
Pre solution posing yaitu jika seorang peserta didik membuat soal dari
situasi yang diadakan. Jadi guru diharapkan mampu membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya.
2) Within solution posing
Within solution posing yaitu jika seorang peserta didik mampu
merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru
20
yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya. Jadi
diharapkan peserta didik mampu membuat sub-sub pertanyaaan baru dari sebuah
pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan.
3) Post solution posing
Post solution posing yaitu jika seorang peserta didik memodifikasi tujuan
atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang
sejenis.
Bagi peserta didik, pembelajaran problem posing merupakan keterampilan
mental, peserta didik menghadapi suatu kondisi dimana diberikan suatu
permasalahan dan peserta didik memecahkan masalah tersebut. Problem posing
merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dan bernalar matematis.
Problem posing dapat dilakukan secara individu atau klasikal,
berpasangan, atau secara berkelompok. Problem posing yang diajukan secara
individu tidak memuat intervensi atau pemikiran dari peserta didik lain. Masalah
tersebut adalah murni sebagai hasil pemikiran yang dilatarbelakangi oleh situasi
yang diberikan. Selain itu, kualitas dari soal tersebut dapat diperiksa secara
berulang-ulang dengan baik sebelum diajukan. Namun demikian, soal matematika
yang diajukan tanpa terlebih dahulu ditanggapi oleh peserta didik lain, utamanya
berkaitan dengan tingkat keterselesaiannya, dapat mengakibatkan masalah
tersebut kurang berkembang atau kandungan informasinya kurang lengkap. Soal
matematika yang diajukan secara berpasangan dapat lebih berbobot jika dilakukan
dengan cara kolaborasi di antara keduanya, utamanya yang berkaitan dengan
21
tingkat keterselesaian masalah tersebut. Akan tetapi, jika kolaborasi kurang
diperhatikan, maka besar kemungkinan peserta didik saling mengharap satu sama
lain, sehingga masalah menjadi kurang berbobot. Sama halnya dengan masalah
matematika yang dirumuskan dalam satu kelompok kecil akan menjadi lebih
berkualitas, baik tingkat keterselesaian maupun kandungan informasinya. Hal ini
akan terjadi jika semua anggota kelompok dapat berpartisipasi dengan baik.
Sebaliknya tidak menutup kemungkinan adanya anggota dari kelompok yang
hanya mengandalkan temannya yang lebih pintar sehingga masalah matematika
yang diajukan menjadi kurang berkualitas.
Dari uraian di atas, tampak bahwa keterlibatan peserta didik untuk turut
belajar dengan cara menerapkan model pembelajaran problem posing merupakan
salah satu indikator keefektifan belajar. Peserta didik tidak hanya menerima saja
materi dari guru, melainkan peserta didik juga berusaha menggali dan
mengembangkan sendiri. Dengan penerapan model pembelajaran problem posing
dapat melatih peserta didik belajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan
keterampilan berpikir peserta didik.
Model pembelajaran Problem Posing memiliki beberapa kelebihan.
Menurut Rahayuningsih, sebagaimana dikutip oleh Sutisna (2010: 18), kelebihan
Problem Posing diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi dituntut keaktifan
peserta didik.
2. Minat peserta didik dalam pembelajaran matematika lebih besar dan peserta
didik lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
22
3. Semua peserta didik terpacu untuk terlibat secara aktif dalam membuat soal.
4. Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap kemampuan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
5. Dapat membantu peserta didik untuk melihat permasalahan yang ada dan yang
baru diterima sehingga diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam
dan lebih baik, merangsang peserta didik untuk memunculkan ide yang kreatif
dari yang diperolehnya dan memperluas bahasan/ pengetahuan, peserta didik
dapat memahami soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.
Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran problem posing juga
memiliki kekurangan antaralain sebagai berikut.
1. Pembelajaran model problem posing membutuhkan waktu yang lama, dan
agar pelaksanaan kegiatan dalam membuat soal dapat dilakukan dengan baik
perlu ditunjang oleh buku yang dapat dijadikan pemahaman dalam kegiatan
belajar terutama membuat soal.
2. Persiapan guru lebih karena menyiapkan informasi apa yang dapat
disampaikan.
3. Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan
penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit.
2.1.6 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Realistic mathematics education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan
matematika realistik (PMR), adalah sebuah pendekatan belajar matematika
yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari
23
Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. Pendekatan ini
didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (1905 – 1990) bahwa
matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini, kelas
matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada peserta
didik, melainkan tempat peserta didik menemukan kembali ide dan konsep
matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Menurut Dolk
(2006), matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari
pemecahan masalah. Karena itu, peserta didik tidak dipandang sebagai
penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali
ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Sedangkan menurut Hadi
(2005), proses penemuan kembali ini dikembangkan melalui penjelajahan
berbagai persoalan dunia nyata. Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala
sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari,
lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai
dunia nyata.
Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut Suryanto
(2007) adalah sebagai berikut.
1. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual
problems) digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep
matematika kepada peserta didik.
2. Peserta didik menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip, atau
model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang
realistik dengan bantuan guru atau temannya.
24
3. Peserta didik diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap
masalah yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda,
baik cara menemukannya maupun hasilnya).
4. Peserta didik merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah
dikerjakan dan apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri
maupun hasil diskusi.
5. Peserta didik dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pelajaran
matematika yang memang ada hubungannya.
6. Peserta didik diajak mengembangkan, memperluas, atau
meningkatkan hasil- hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep
atau prinsip matematika yang lebih rumit.
7. Matematika dianggap sebagai kegiatan bukan sebagai produk jadi
atau hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan
paling cocok dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan
mengerjakan).
Menurut Suwarsono, sebagaimana dikutip oleh Hadi (2003) kelebihan
pembelajaran matematika realistik antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan pengertian yang jelas kepada peserta didik tentang
keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan tentang
kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.
2. Matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh peserta didik dan oleh orang lain tidak hanya
oleh mereka yang disebut pakar matematika.
25
3. Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak
usah harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.
4. Mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang
utama dan untuk mempelajarai metematika orang harus menjalani sendiri
peroses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan
bantuan guru.
5. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran
lain yang juga dianggap unggul yaitu antara pendekatan pemecahan
masalah, pendekatan konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran yang
berbasis lingkungan.
Kelemahan pembelajaran matematika realistik menurut Suwarsono,
sebagaimana dikutip oleh Hadi (2003) adalah sebagai berikut.
1. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak terlalu mudah untuk setiap
topik matematika yang perlu dipelajari peserta didik.
2. Penilaian dan pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada
pembelajaran konvensional.
3. Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu peroses
berfikir peserta didik.
2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria
26
paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM
individual di SMP Negeri 2 Karanganyar sebesar 70, sedangkan KKM klasikalnya
sebesar 75%.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan
beberapa ketentuan sebagai berikut.
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui profesional judgement oleh pendidik dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajarkan mata pelajaran di sekolah. Sedangkan metode kuantitatif
dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap kompetensi dasar (KD) merupakan rata-
rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta
didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu
apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang
telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap standar kompetensi (SK) merupakan rata-
rata KKM kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
27
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua
KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran
dan dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LBH atau rapor).
6. Indikator merupakan acuan/tujuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS) maupun
ulangan akhir semester (UAS). Soal ulangan maupun tugas-tugas harus
mampu mencerminkan atau menampilkan pencapaian indikator yang
diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan karena semunya memiliki hasil yang setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal (Depdiknas, 2008).
Berikut ini contoh perhitungan Kriteria Ketuntasan Minimal
Nama Sekolah : SMP N 2 Karanganyar Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika Tahun Pelajaran: 2012/2013
Kompetensi Dasar Indikator
Penentuan KKM Dari Faktor Rata-
rata Kompleksitas Daya
Dukung Intake
6.3 Menghitung
keliling dan luas
bangun segitiga
dan segiempat
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
Menurunkan rumus
luas bangun segitiga
dan segiempat
71 70 70 70
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
menghitung keliling
dan luas bangun
segitiga dan
segiempat
70 71 68 70
Rata-rata 71 71 69 70
28
2.1.8 Berpikir Kreatif
Berpikir asal katanya adalah pikir. Menurut Kamus Teaurus Bahasa
Indonesia (2008: 504), pikir berarti agak, akal, budi, intelek, kata hati, pendapat,
dan pertimbangan. Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, serta menimbang-nimbang dalam
ingatan. Sedangkan para ahli psikologi kognitif memandang berpikir merupakan
kegiatan memproses informasi secara mental atau secara kognitif.
Menurut Ruggiero dan Evans, sebagaimana dikutip oleh Siswono (2005),
berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang
untuk membangun ide atau gagasan baru. Dalam berpikir kreatif tersebut, kedua
belahan otak digunakan bersama-sama secara optimal. Menurut Daryanto (2009),
berpikir kreatif pada hakikatnya adalah berhubungan dengan penemuan
sesuatu,mengenai hal yang menghasikan sesuatu baru dengan menggunakan
sesuatu yang telah ada.
Menurut Presseinsen, sebagaimana dikutip oleh Hartono (2009), berpikir
diasumsikan secara umum sebagai proses kognitif yaitu suatu aktivitas mental
yang lebih menekankan penalaran untuk memperoleh pengetahuan. Adapun
menurut Sabandar (2008), berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan
berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang
dihadapi, bahwa situasi itu terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang ingin
harus diselesaikan. Menurut Papu, sebagaimana dikutip oleh Sumarmo (2010),
kreativitas memuat empat proses utama yaitu: (1) eksplorasi, (2) menemukan, (3)
memilih, dan (4) menerapkan.
29
Menurut Krulik, sebagaimana dikutip oleh Siswono (2004), penalaran
merupakan bagian dari berpikir yang tingkatnya di atas pengingatan (recall).
Dalam penalaran dikategorikan secara hirarkhis yaitu berpikir dasar (basic),
berpikir kritis (critical) dan berpikir kreatif. Kategori tersebut tidak diskrit dan
sulit sekali untuk mendefinisikan dengan tepat. Berikut indikator yang
menunjukkan tiap tingkat tersebut.
(1) Dasar (basic)
a. Memahami konsep
b. Mengenali suatu konsep ketika konsep tersebut berada dalam suatu
setting.
(2) Kritis
a. Menguji, menghubungkan dan mengevalusi semua aspek suatu situasi
atau masalah.
b. Menfokuskan pada bagian-bagian suatu situasi atau masalah.
c. Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
d. Validasi dan menganalisis informasi.
e. Mengingat dan mengasosiakan informasi-informasi yang dipelajari
sebelumnya.
f. Menentukan jawaban yang beralasan (reasonable).
g. Menyimpulkan dengan valid.
h. Analitikal dan refleksif secara alami.
(3) Kreatif
a. Asli, efektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek.
30
b. Penemuan (inventive).
c. Sintesis ide-ide.
d. Membangun ide-ide.
e. Menerapkan ide-ide.
Pembentukan skema tingkat berpikir kreatif (TBK) mengikuti pola
kategori berpikir yang dibuat Krulik seperti gambar berikut.
Tingkat 5:
Peserta didik yang berada pada tingkat ini, menunjukkan pemahaman
terhadap tugas yang diberikan. Hasil tugas peserta didik memenuhi semua kriteria
produk kreativitas.
Kreatif
Kritis
Dasar
Recall (Ingatan) Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 5
Tingkat 4
Gambar 2.1
Gambar Skema Tingkat berpikir Kreatif (TBK)
31
Peserta didik dapat
(1) membangun atau membangkitkan ide-ide dari materi matematika yang sudah
dipelajari maupun pengalaman di lingkungan sekitar;
(2) mensintesis (menggabung-gabungkan) ide-ide dari materi matematika atau
lainnya yang sudah dipelajari maupun pengalaman di lingkungan sekitar; dan
(3) menerapkan ide yang digagas sekaligus perbaikan-perbaikan untuk
mendapatkan jawaban tugas yang sesuai dengan permintaan.
Tingkat 4:
Peserta didik yang berada pada tingkat ini, menunjukkan pemahaman
terhadap tugas yang diberikan. Hasil tugas peserta didik memenuhi semua kriteria
produk kreativitas.
Peserta didik dapat
(1) membangun atau membangkitkan ide-ide dari materi matematika yang sudah
dipelajari dan sedikit dari pengalaman di lingkungan sekitar;
(2) mensintesis (menggabung-gabungkan) ide-ide dari materi matematika atau
lainnya yang sudah dipelajari maupun pengalaman di lingkungan sekitar; dan
(3) menerapkan ide yang digagas sekaligus perbaikan-perbaikan untuk
mendapatkan jawaban tugas yang sesuai dengan permintaan.
Tingkat 3:
Peserta didik pada tingkat ini, menunjukkan pemahaman terhadap tugas
yang diberikan. Hasil tugas peserta didik memenuhi semua kriteria produk
kreativitas.
32
Peserta didik dapat
(1) membangun atau membangkitkan ide-ide hanya dari materi matematika yang
sudah dipelajari;
(2) mensintesis (menggabung-gabungkan) ide-ide dari materi matematika atau
lainnya yang sudah dipelajari maupun pengalaman di lingkungan sekitar; dan
(3) menerapkan ide yang digagas sekaligus perbaikan-perbaikan untuk
mendapatkan jawaban tugas yang sesuai dengan permintaan.
Tingkat 2:
Peserta didik pada tingkat ini, menunjukkan pemahaman terhadap tugas
yang diberikan, tetapi hasil tugas peserta didik tidak semua memenuhi kriteria
produk kreativitas.
Peserta didik dapat
(1) membangun atau membangkitkan ide-ide hanya dari materi matematika yang
sudah dipelajari;
(2) mensintesis (menggabung-gabungkan) ide-ide dari materi matematika atau
lainnya yang sudah dipelajari maupun pengalaman di lingkungan sekitar; dan
(3) menerapkan ide yang digagas sekaligus perbaikan-perbaikannya untuk
mendapatkan jawaban tugas yang sesuai dengan permintaan.
Tingkat 1:
Peserta didik pada tingkat ini, menunjukkan pemahaman terhadap tugas
yang diberikan, tetapi hasil tugas peserta didik tidak semua memenuhi kriteria
produk kreativitas.
33
Peserta didik
(1) dapat membangun atau membangkitkan ide-ide hanya dari materi matematika
yang sudah dipelajari;
(2) belum dapat menyintesis (menggabung-gabungkan) ide-ide dari materi
matematika atau lainnya yang sudah dipelajari maupun pengalaman di
lingkungan sekitar; dan
(3) belum dapat menerapkan ide yang digagas sekaligus perbaikanperbaikannya
untuk mendapatkan jawaban tugas yang sesuai dengan permintaan.
Tingkat 0:
Peserta didik pada tingkat ini, belum menunjukkan pemahaman terhadap
tugas yang diberikan. Hasil tugas peserta didik tidak memenuhi semua kriteria
produk kreativitas. Peserta didik tidak menunjukkan proses berpikir kreatif (hanya
sekedar mengulang atau recall).
Tabel 2.1
Tingkat kemampuan berpikir kreatif
Kriteria Subjek
Penelitian
Komponen Kreativitas
Kefasihan Fleksibilitas Kebaruan
Sangat Kreatif
Kreatif
Cukup Kreatif
Tidak Kreatif
Menurut Silver, hubungan kreativitas dalam pemecahan masalah dan
pengajuan masalah dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini.
34
Tabel 2.2
Hubungan kreativitas dalam pemecahan masalah dan pengajuan masalah
Pemecahan Masalah Komponen
Kreativitas Pengajuan Masalah
Peserta didik menyelesaikan
masalah dengan bermacam-
macam solusi dan jawaban.
Kefasihan
Peserta didik membuat banyak
masalah yang dapat dipecahkan.
Peserta didik berbagi masalah yang
diajukan
Peserta didik menyelesaikan
masalah dengan satu cara lalu
dengan cara lain.
Peserta didik mendiskusikan
berbagai metode penyelesainnya.
Fleksibilitas
Peserta didik mengajukan masalah
yang cara penyelesaian berbeda-
beda.
Peserta didik menggunakan
pendekatan “what-if-not?” untuk
mengajukan masalah.
Peserta didik memeriksa jawaban
degan berbagai metode
penyelesainnya dan kemudian
membuat metode yang baru yang
berbeda.
Kebaruan
Peserta didik memeriksa beberapa
masalah yang diajukan, kemudian
mengajukan suatu masalah yang
berbeda.
Menurut Silver sebagaimana dikutip oleh Siswono (2005), indikator untuk
menilai berpikir kreatif peserta didik dalam tiga kriteria, yaitu kefasihan (fluency),
fleksibilitas, dan kebaruan (novelty). Kriteria tersebut dapat dioperasionalisasikan
sebagai berikut.
(1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman
(bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat peserta didik dengan
benar, sedang dalam pengajuan masalah mengacu pada banyaknya atau
keberagaman masalah yang diajukan peserta didik sekaligus
penyelesaiannya dengan benar.
(2) Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan
peserta didik memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda.
Sedang fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan
35
peserta didik mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian
berbeda-beda.
(3) Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan peserta
didik menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda
tetapi bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh
individu (peserta didik) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat
pengetahuannya. Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada
kemampuan peserta didik mengajukan suatu masalah yang berbeda dari
masalah yang diajukan sebelumnya.
2.1.9 Aktivitas Peserta didik
Menurut Hamalik (2011: 171), pengajaran yang efektif adalah pengajaran
yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan
klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Menurut Diedrich, sebagaimana
dikutip oleh Hamalik (2011: 172), menggolongkan jenis aktivitas peserta didik
dalam 8 kelompok sebagai berikut.
(1) Kegiatan-kegiatan visual, meliputi: membaca, melihat gambar-
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
(2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), meliputi: mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
36
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi, dan interupsi.
(3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi: mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
(4) Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi: menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan
mengisi angket.
(5) Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi: menggambar, membuat
grafik, chart, peta, diagram peta, dan pola.
(6) Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi: melakukan percobaan, memilih-
milih alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permaian, menari, dan berkebun.
(7) Kegiatan-kegiatan mental, meliputi: merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganilisis faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membantu keputusan.
(8) Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi: minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain.
37
Tabel 2.3
Indikator Aktivitas Belajar Peserta didik
No Indikator Aktivitas
1 Kegiatan-kegiatan
visual (Visual
Activities)
a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai serta model
pembelajaran yang akan digunakan.
b. Peserta didik memperhatikan pada saat teman
mempresentasikan hasil diskusi.
2 Kegiatan-kegiatan
lisan (Oral
Activities)
a. Peserta didik aktif bertanya pada guru dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
b. Peserta didik mengemukakan pendapatnya pada
saat kegiatan diskusi .
3 Kegiatan-kegiatan
mendengarkan
(Listening
Activities)
a. Peserta didik mendengarkan penyajian hasil
diskusi kelompok.
b. Peserta didik mendengarkan tanggapan/saran dari
kelompok lain.
4 Kegiatan-kegiatan
menulis (Writing
Activities)
Peserta didik menulis jawaban soal-soal hasil dari
kegiatan diskusi.
5 Kegiatan-kegiatan
menggambar
(Drawing
Activities)
Peserta didik dapat memodelkan soal materi
segiempat yang berupa soal uraian ke dalam gambar.
6 Kegiatan-kegiatan
motorik (Motor
Activities)
Peserta didik dapat membuat model matematika dari
soal materi segiempat.
7 Kegiatan-kegiatan
mental (Mental
Activities)
Peserta didik dapat mengerjakan soal.
8 Kegiatan-kegiatan
emosional
(Emotional
Activities)
Peserta didik antusias dan bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.1.10 Materi Pokok Segi Empat
Segi empat adalah suatu bidang datar yang dibentuk atau dibatasi oleh
empat garis lurus sebagai sisinya (Sukino, 2004: 317-340). Secara umum ada
tujuh macam bangun datar yang akan dipelajari namun yang akan dibahas di
38
bawah ini hanyalah tiga macam bangun datar yaitu persegi panjang, persegi, dan
layang-layang.
A. Persegi Panjang
1. Definsi Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat dengan sisi-sisi yang berhadapan
sejajar dan sama panjang, dan keempat sudutnya siku-siku (Sukino, 2004:
317).
2. Luas Daerah Persegi panjang
Mencari luas daerah persegi panjang
Daerah persegi
panjang Panjang Lebar Luas daerah
(i) 3 2 6 = 3 x 2
(ii) 4 3 12 = 4 x 3
(iii) P l p x l
(i) (iii) (ii)
p
l
39
Secara umum, jika luas daerah persegi panjang = dengan panjang =
dan lebar = maka luas daerah persegi panjang adala .
3. Keliling Persegi Panjang
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar di atas menunjukkan bangun persegi panjang. Keliling suatu
bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi-sisinya, tampak bahwa
panjangnya = 6 satuan panjang dan lebarnya = 4 satuan panjang.
Keliling persegi panjang = (6 + 4 + 6 + 4) satuan panjang
= 2 (6 + 4) satuan panjang
= 20 satuan panjang
Secara umum, jika keliling persegi panjang = , dengan panjang = dan
lebar = adalah .
B. Persegi
1. Definisi Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang
(Sukino, 2004: 324).
40
2. Luas daerah Persegi
Perhatikan gambar bangun persegi di bawah ini.
Perhatikan gambar di atas, gambar tersebut menunjukkan bahwa bangun
persegi dengan panjang sisi = 6 satuan.
Luas daerah persegi = 6 x 6
= 36 satuan luas
Secara umum, jika luas daerah persegi = L dengan panjang sisi = s maka
luas daerah persegi adalah .
3. Keliling Persegi
Gambar di atas menunjukkan bahwa bangun persegi dengan panjang sisi
= 6 satuan.
Keliling Persegi = ( 6 + 6 + 6 + 6 ) satuan
= 24 satuan panjang
41
Secara umum jika keliling persegi = dengan panjang sisi = maka
keliling persegi adalah .
C. Layang-layang
1. Definisi Layang-layang
Layang-layang adalah bangun segi empat yang dibentuk oleh dua
segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berhimpit (Sukino, 2004:
340).
2. Luas daerah layang-layang
Layang-layang dapat dibentuk dari gabungan dua segitiga samakaki.
Perhatikan layang-layang ABCD pada gambar disamping.
Pada gambar di bawah ini layang-layang ABCD dibentuk dari gabungan
segitiga samakaki ABC dan segitiga sama kaki ADC, yang panjang alasnya
sama dan berimpit sehingga luas daerah layang-layang ABCD sama dengan
luas daerah segitiga ABC ditambah dengan luas daerah segitiga ADC. BO
merupakan garis tinggi segitiga ABC dan DO merupakan garis tinggi segitiga
ACD.
42
Luas daerah layang-layang ABCD
ADCdaerahLuasABCdaerahLuas
DOACBOAC
2
1
2
1
DOBOAC 2
1
BDAC
2
1
Jadi, luas daerah layang-layang ABCD dengan BD dan AC merupakan
diagonal dari layang-layang ABCD tersebut adalah ACBD2
1.
Secara umum, pada layang-layang dengan dan adalah panjang
diagonal layang-layang tersebut dan L adalah luas daerah layang-layang
maka berlaku Luas =
.
3. Keliling layang-layang
Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini.
D
A C
B
O
43
Jika layang-layang ABCD mempunyai panjang sisi yang terpanjang = x
dan panjang sisi yang terpendek = y maka
Keliling layang-layang ABCD = AB + BC + CD + DA
= x + x + y + y
= 2x + 2y
= 2 (x + y)
Jadi keliling layang-layang ABCD adalah 2 (x + y).
Secara umum, pada layang-layang dengan panjang diagonal berturut-
turut adalah x dan y, sedangkan keliling layang-layang tersebut adalah K,
maka K = 2 (x + y).
2.2 Kerangka Berpikir
Salah satu fokus pembelajaran matematika adalah kemampuan berpikir
kreatif. Dalam era pembangunan ini masyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif berupa penemuan-penemuan baru dan teknologi-teknologi
y
D
A C
B
O
x x
y
44
baru. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif hendaknya dipupuk sejak dini.
Peserta didik di SMP Negeri 2 Karanganyar, kemampuan berpikir kreatifnya
masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya nilai ulangan harian
yang masih belum mencapai KKM. Salah satu faktor yang menyebabkan peserta
didik sering mengalami hambatan dalam mencapai hasil belajar yang baik adalah
faktor dari peserta didik itu sendiri. Selain itu faktor guru yang masih
menggunakan model pembelajaran ekspositori sehingga kurang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperlukan
suatu model pembelajaran yang tepat di mana dalam proses belajar mengajar
matematika guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang melibatkan
aktivitas peserta didik, karena dengan keaktifan ini peserta didik akan mengalami,
menghayati, dan mengambil pelajaran dari pengalamannya. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
adalah model pembelajaran Problem Posing.
Sebagaimana telah diketahui, tujuan utama diselenggarakannya proses
pembelajaran di sekolah adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi tertentu sehingga memiliki
pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan peserta didik yang dapat
menyebabkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Keberhasilan tersebut
salah satunya dipengaruhi oleh peran guru atau pendidik sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, guru matematika diharapkan
mampu menggunakan berbagai metode, strategi, pendekatan serta model
45
pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dapat dikembangkan dengan
pendekatan PMRI karena adanya prinsip dan karakteristik PMRI yang diterapkan
dalam pembelajaran.
Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing dengan
Pendekatan PMRI terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di SMP N 2
Karanganyar Kabupaten Demak.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka peneliti
mengambil hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap kemampuan berpikir
kreatif peserta didik dengan indikator sebagai berikut.
a. Hasil belajar peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem
Posing dengan pendekatan PMRI dapat mencapai KKM secara klasikal
sebesar 75 %, artinya paling sedikit 75 % dari jumlah peserta didik yang
ada di kelas tersebut mendapat nilai 70.
46
b. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik di kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik di kelas kontrol.
c. Keaktifan peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
keaktifan peserta didik di kelas kontrol.
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII semester II
SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Kelas VII SMP Negeri 2
Karanganyar terdiri dari empat kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D.
Kelas VII A terdiri dari 30 peserta didik, VII B terdiri dari 29 peserta didik, VII C
terdiri dari 29 peserta didik, dan kelas VII D terdiri dari 30 peserta didik. Jadi
jumlah total peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar adalah 118
peserta didik.
3.1.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah peserta didik duduk pada kelas yang
sama, mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama dan pembagian kelas
tidak berdasarkan rangking serta tidak ada kelas unggulan sehingga peserta didik
sudah tersebar secara acak pada kelas yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling.
Pada penelitian ini, penulis memilih secara acak satu kelas sebagai kelas
eksperimen yaitu kelas VII B dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII
A. Kelas eksperimen akan diberikan suatu perlakuan berupa pembelajaran model
48
pembelajaran Problem Posing. Kelas kontrol akan diberikan pembelajaran
menggunakan pembelajaran ekspositori.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu gejala yang muncul yang menjadi fokus peneliti
untuk diamati. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 2).
Adapun variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel terikat (dependent) dan Variabel Bebas (Independent)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2011: 4). Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent (variabel terikat). (Sugiyono, 2011: 4).
b. Variabel terikat dan bebas dalam penelitian ini
1. Untuk indikator keefektifan kedua
Variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif peserta
didik kelas VII SMP semester 2 materi pokok segi empat. Variabel
bebasnya adalah model pembelajaran.
2. Untuk indikator keefektifan ketiga
Varibel terikatnya adalah keaktifan peserta didik kelas VII SMP
semester 2. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran.
49
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental. Ciri utama
dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk kelompok
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini diawali dengan menentukan
populasi dan memilih sampel dari populasi yang ada dengan teknik random
sampling. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem Posing
dengan pendekatan PMRI dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran
ekspositori.
Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI, sedangkan aspek yang diukurnya
adalah kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Oleh karena itu, yang menjadi
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan variabel
terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan keaktifan peserta
didik. Subyek penelitian dibagi atas dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI. Sedangkan kelompok
kontrol memperoleh perlakuan dengan pembelajaran ekspositori.
50
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Kondisi
Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen
Nilai ujian
semester gasal
tahun ajaran
2012/ 2013
Pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran Problem
Posing dengan
pendekatan PMRI Tes
Kontrol Pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran
ekspositori
Seteleh kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah
diberikan masing-masing perlakuan, kedua kelas diberikan suatu tes. Tes yang
diberikan soalnya sama dan waktu pengerjaannya sama. Tes diberikan pada
pertemuan terakhir, setelah semua materi diajarkan. Sebelum tes diberikan,
dilakukan terlebih dahulu ujicoba soal pada kelas selain kelas sampel. Hal itu
dilakukan untuk mengetahui soal tersebut layak dipakai atau tidak.
51
3.4 Langkah-langkah Penelitian
Sampel
Kelas
eksperimen
Kelas
kontrol
Model
pembelajaran
problem posing
Model
pembelajaran
ekspositori
Uji normalitas, uji
homogenitas, uji
kesamaan rata-rata
Soal uji coba
Validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran, daya
pembeda
Analisis
Analisis
Tes
Analisis
Simpulan
Populasi
(Kelas VII SMP)
Gambar 3.1
Desain Penelitian
52
3.5 Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian.
Dengan adanya data itulah peneliti menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan
disimpulkan dengan panduan yang dimiliki serta referensi-referensi yang
berhubungan dengan penelitian tersebut.
a. Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang mendukung
penelitian yang meliputi nama peserta didik yang akan menjadi sampel dalam
penelitian ini dan data nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran matematika
kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Data ini
digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas populasi untuk menentukan
kelas sampel dalam penelitian ini.
b. Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
matematika pada materi pokok segi empat. Tes ini dilakukan setelah perlakuan
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan mendapatkan
data akhir. Tes diberikan kepada dua kelas dengan alat tes yang sama dan hasil
pengolahan data yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Hasil tes ini
akan digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik akibat dari perlakuan yang berbeda yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat diketahui kemampuan
berpikir kreatif yang menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI dengan model pembelajaran ekspositori.
53
c. Metode Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi yang akan
dilakukan adalah observasi langsung. Dalam penelitian ini digunakan lembar
observasi untuk mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik. Pengisian
lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list. Check list atau daftar
cek terdiri dari item yang berisi faktor-faktor yang diobservasi.
3.6 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan pada penilitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Instrumen Tes
Materi tes adalah soal-soal yang terdapat pada materi pokok segi empat.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif peserta didik maka
bentuk tes yang cocok untuk digunakan adalah soal uraian, karena soal uraian
amat baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang telah mengendap
dalam struktur kognitif peserta didik dengan pengertian materi yang sedang
dipikirkannya.
b. Metode Penyusunan Perangkat Tes
Penyusunan perangkat tes dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Menentukan materi
Materi dalam penelitian ini adalah pelajaran pokok bahasan tertentu.
54
2) Menentukan alokasi waktu
Dalam penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal
selama 80 menit.
3) Menentukan bentuk tes
4) Membuat kisi-kisi soal, dengan mencamtumkan ruang lingkup bahan
pelajaran dan tujuan pembelajaran.
5) Membuat perangkat tes, yaitu dengan menuliskan butir soal, menulis
petunjuk atau pedoman mengerjakan serta kunci jawaban.
6) Mengujicobakan instrumen tes.
7) Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda.
c. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui informasi
mengenai mutu instrumen yang digunakan. Dengan dilakukannya uji coba
diharapkan instrumen yang digunakan dalam penelitian memenuhi kriteria
sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Adapun syarat utama uji
coba adalah bahwa karakteristik subjek penelitian, selain itu kondisi uji coba
(misalnya waktu, alat-alat yang dipakai, cara penyelenggaraan) juga harus sama
dengan kondisi penelitian yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini instrumen yang akan diuji cobakan adalah instrumen
tes, uji coba ini dilakukan dengan cara memberikan tes sebanyak satu kali kepada
55
kelompok di luar kelompok yang menjadi subjek penelitian, dengan soal yang
sama dengan tenggang waktu yang cukup.
d. Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Instrumen tes perlu diuji coba dan dianalisis terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk penelitian agar instrumen tes tersebut layak digunakan untuk
melaksanakan penelitian.
Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar harus
memenuhi persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Berdasarkan data hasil tes uji coba perangkat tes dihitung validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal sebagai berikut.
1) Validitas Butir Soal
Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid (absah atau sahih) apabila
alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Setelah
diuji cobakan pada peserta didik di luar sampel, instrumen tes tersebut diuji
validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment memakai
angka kasar (raw score) (Arikunto, 2009: 72), yaitu:
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
N = banyak subjek
∑X = jumlah butir soal
∑Y = jumlah skor total
56
∑XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total
∑X2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total
Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga product
moment pada tabel dengan taraf signifikan 5 %, jika r xy > r tabel maka item
soal tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2009: 72).
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dengan N = 25 dan
taraf signifikan 5%, diperoleh rtabel
= 0,396 sehingga butir soal dikatakan
valid jika rhitung
> 0,396. Hasil analisis validasi butir soal tes kemampuan
berpikir kreatif adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Validitas Tiap Butir Soal
Dari hasil uji coba 8 soal uraian, yang termasuk kategori valid adalah
butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sedangkan soal yang tidak valid
adalah soal nomor 8. Analisis validitas butir soal tes kemampuan berpikir
kreatif selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 121.
Butir Soal Kriteria
1 0,784 Valid
2 0,850 Valid
3 0,785 Valid
4 0,912 Valid
5 0,807 Valid
6 0,857 Valid
7 0,812 Valid
8 0,169 Tidak Valid
xyr
57
2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil suatu tes. Suatu tes
dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap,
artinya apabila tes dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain
waktu, maka hasil yang diperoleh akan tetap sama atau relatif sama. Karena
pada tes ini, soalnya berbentuk uraian maka digunakan rumus (alpha),
yaitu sebagai berikut:
r 11 =
2
2
11
t
i
n
n
Keterangan :
r 11 : reliabilitas instrumen,
n : banyaknya butir soal,
2
i : jumlah varians butir,
2
t : varians total. (Arikunto, 2009: 109)
Rumus varians butir soal, yaitu:
2
i =
n
n
XX
2
2
Keterangan
: varians tiap butir skor,
∑ : jumlah skor tiap ítem,
∑ : jumlah kuadrat skor tiap ítem, dan
: jumlah responden. (Arikunto, 2009: 110)
58
Rumus varians total, yaitu:
2
t =
n
n
YY
2
2
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga
r 11 kemudian harga r 11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel, jika r 11 > r tabel maka item tes yang diujicobakan
reliabel.
Dari soal uji coba yang diberikan sebanyak 8 butir diperoleh
. Dengan α = 5 % dan N = 25 diperoleh rtabel
= 0,396. Karena
, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba uraian tersebut
reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas soal uraian dapat dilihat pada
lampiran 12 halaman 126.
3) Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.
Indeks ini biasa dinyatakan dengan proporsi yang besarnya antar 0,00
sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran berarti soal
tersebut semakin mudah (Arifin, 2012: 147).
Langkah-langkah menguji tingkat kesukaran:
a) Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
59
b) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
c) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:
0,00 0,30 = sukar
0,30 0,70 = sedang
0,70 1,00 = mudah
d) Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan
koefisien tingkat kesukaran (poin b) dengan criteria (poin c).(Arifin,
2012: 148).
Hasil analisis taraf kesukaran butir soal tes kemampuan berpikir kreatif
sebagai berikut. Soal dengan kriteria mudah ada 2 soal, yaitu soal nomor 1
dan 2. Soal dengan kriteria sedang ada 6 soal, yaitu soal nomor 3, 4, 5, 6, 7
dan 8. Analisis taraf kesukaran butir soal tes kemampuan berpikir kreatif
dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 128.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang
pandai (kurang/tidak menguasai materi). Indeks daya pembeda biasanya
dinyatakan dengan proporsi. Semakin tinggi proporsi itu, maka semakin baik
soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai(Arifin, 2012: 145).
60
Langkah-langkah menguji daya pembeda soal sebagai berikut.
a) Menghitung jumlah skor total tiap siswa.
b) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor
terkecil.
c) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa
banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27 %.
d) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok
atas maupun kelompok bawah).
e) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus :
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
= rata-rata kelompok atas
= rata-rata kelompok bawah
= skor maksimum
f) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut :
0,40 = sangat baik
0,29 0,39 = baik
0,19 0,29 = cukup, soal perlu perbaikan
0,19 = kurang baik, soal harus dibuang
(Arifin, 2012: 146).
61
Hasil analisis daya pembeda tiap butir soal tes kemampuan berpikir
kreatif dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Daya Pembeda Tiap Butir Soal
Butir Soal Daya Pembeda Kriteria
1 0,34 Baik
2 0,36 Baik
3 0,38 Baik
4 0,34 Baik
5 0,33 Baik
6 0,36 Baik
7 0,33 Baik
8 - 0,01 Kurang baik
Dari hasil analisis, butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 termasuk
kategori daya pembeda baik. Sedangkan soal yang pembedanya kurang baik
adalah soal nomor 8. Adapun analisis daya pembeda butir soal tes
kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 130.
Dari hasil analisis uji coba butir soal yang terdiri dari validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Maka diperoeh
kesimpulan sebagai berikut.
62
Tabel 3.4
Hasil Analisis Uji Coba
No.
soal Validitas Reliabilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya
Beda Kesimpulan
1 Valid
Reliabel
Mudah Baik Dipakai
2 Valid Mudah Baik Dipakai
3 Valid Sedang Baik Dipakai
4 Valid Sedang Baik Dipakai
5 Valid Sedang Baik Dipakai
6 Valid Sedang Baik Dipakai
7 Valid Sedang Baik Dipakai
8 Tidak
Valid Sedang
Kurang
Baik Dibuang
Berdasarkan hasil analisis butir soal tes kemampuan berpikir kreatif,
diperoleh bahwa soal-soal yang digunakan hanyalah soal-soal yang valid
saja. Soal-soal yang tidak valid tidak digunakan karena indikator berpikir
kreatif sudah dicapai dengan soal yang valid. Maka dari 8 soal uraian
tersebut yang digunakan 7 soal dan ketujuh soal terebut telah mewakili
semua indikator.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari
hasil analisis ditarik kesimpulan. Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap awal yang merupakan tahap pemadanan sampel dan tahap
akhir, yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
63
a. Analisis Data Tahap Awal
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data
secara spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ujian semester gasal
semester sebelumnya, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah data
kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji
normalitas data sampel yang diperoleh digunakan uji Chi-Kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut.
a) Menentukan rumus hipotesis yaitu:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
b) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
c) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
d) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
e) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
f) Menghitung nilai dari setiap batas kelas dengan rumus:
dimana adalah simpangan baku dan adalah rata-rata sampel.
(Sudjana, 2005: 138).
g) Mengubah harga menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel .
h) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
64
∑
Keterangan :
= chi-Kuadrat,
= frekuensi pengamatan, dan
= frekuensi yang diharapkan.
i) Membandingkan harga chi–kuadrat dengan tabel chi–kuadrat dengan
taraf signifikan 5%.
j) Menarik kesimpulan, jika
, maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. (Sudjana, 2005: 273)
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya
untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian
hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua
sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan
adalah uji Bartlet dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut.
H0 :
H1 :
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Varians gabungan dari semua sampel
65
Keterangan :
= Varians gabungan
= Kelas ke-i
= Varians kelas ke-i
b) Harga satuan B
B =
c) Dalam uji Bartlet digunakan statistik chi-kuadrat
{ }
Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Selanjutnya, harga yang diperoleh dikonsultasikan ke
dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 dan taraf signifikan 5%. Ho
ditolak jika
(Sudjana, 2005: 263).
3) Uji Kesamaan Rata-Rata
Analisis data dengan Uji t digunakan untuk menguji hipotesis:
H0 :
H1 :
maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
√
66
Dengan √
(Sudjana, 2005: 239).
Keterangan :
= nilai ulangan harian kelas eksperimen
= nilai ulangan harian kelas kontrol
n1
= banyaknya subyek kelas eksperimen
n2
= banyaknya subyek kelas kontrol
= simpangan baku kelompok eksperimen
= simpangan baku kelas kontrol
= simpangan baku gabungan
Dengan kriteria pengujian, terima H0 jika – ttabel
< thitung
< ttabel
dengan
derajat kebebasan dk = n1
+ n2 – 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya.
b. Analisis Data Tahap Akhir
Setelah semua perlakuan berakhir kemudian diberi tes. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui
apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.
1) Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-langkah
uji normalitas pada analisis data awal.
67
2) Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian homogenitas sama dengan langkah-
langkah uji homogenitas pada analisis data awal.
3) Uji Hipotesis I (Uji Proporsi)
Uji hipotesis I dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan
berpikir kreatif yang diberikan dalam pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI dapat membantu peserta didik mencapai ketuntasan
minimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 2
Karanganyar untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Sementara kriteria
ketuntasan klasikal minimal 75%. Uji hipotesis ketuntasan klasikal
menggunakan uji proporsi satu pihak. Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut.
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan
74,5% (belum mencapai KKM klasikal) dan
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai lebih dari 74,5% (sudah
mencapai KKM klasikal).
Rumus yang digunakan sebagai berikut.
√
68
Keterangan :
z : nilai t yang dihitung
x : banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual
: nilai yang dihipotesiskan
Kriteria pengujian: jika maka ditolak, dimana
didapat dari daftar normal baku dengan peluang (Sudjana,
2005 : 233).
4) Uji Hipotesis II (Uji Beda Rata-rata Data Akhir)
Uji hipotesis II dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan
berpikir kreatif peserta didik pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran Problem posing lebih baik daripada kemampuan berpikir
kreatif peserta didik pada kelas yang mengikuti pembelajaran ekspositori.
Untuk uji kesamaan dua rata-rata ini digunakan uji pihak kanan. Hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai berikut.
artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan
artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas
eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan berpikir
kreatif kelas kontrol.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t, yaitu:
69
√
Dengan √
Keterangan :
: mean sampel kelompok eksperimen
: mean sampel kelompok kontrol
: simpangan baku
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: banyaknya sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah ditolak jika
dengan derajat kebebasan dk = dan taraf nyata
(Sudjana, 2005 : 243).
5) Uji Hipotesis III (Uji Beda Rata-rata Keaktifan)
Uji hipotesis III dilakukan untuk mengetahui apakah keaktifan peserta
didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem posing
lebih baik daripada keaktifan peserta didik pada kelas yang mengikuti model
pembelajaran ekspositori. Untuk uji kesamaan dua rata-rata ini digunakan
uji pihak kanan. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
artinya keaktifan peserta didik kelas eksperimen kurang dari
atau sama dengan keaktifan peserta didik kelas kontrol dan
70
artinya keaktifan peserta didik kelas eksperimen lebih dari
keaktifan peserta didik kelas kontrol.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t, yaitu:
√
Dengan √
Keterangan :
: mean sampel kelompok eksperimen
: mean sampel kelompok kontrol
: simpangan baku
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: banyaknya sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah ditolak jika
dengan derajat kebebasan dk = dan taraf nyata
(Sudjana,2005:243).
71
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal
Analisis data tahap awal dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
dalam penelitian berasal dari keadaan awal yang sama atau tidak. Analisis data
tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan yang berbeda pada sampel.
Data yang digunakan untuk analisis tahap awal sampel diperoleh dari data hasil
ujian akhir semester gasal SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil ujian akhir semester gasal SMP Negeri 2 Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013 antara kelas kontrol (VII A) dan kelas eksperimen (VII B)
dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 97 dan terangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Data Hasil Ujian Akhir Semester Gasal
No Statistik Deskriptif Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol
1 Banyak Peserta didik 29 30
2 Nilai Tertinggi 76 83
3 Nilai Terendah 43 42
4 Rata-rata 63,24 60,39
6 Simpangan Baku 6,93 9,09
7 Varians 48,05 82,62
Analisis data tahap awal terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, uji
kesamaan rata-rata.
72
4.1.1.1 Uji Normalitas Data Tahap Awal
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji
chi kuadrat. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0: data berdistribusi normal dan
H1: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika < dengan
peluang untuk = 5% dan dk = .
Dari hasil analisis uji normalitas data tahap awal kelas eksperimen
diperoleh = 3,0962. Dengan dk = (7-3) = 4 dan α = 5% diperoleh
= 9,49. Hasil analisis uji normalitas data tahap awal kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Tahap Awal
Data Kriteria
Nilai UAS semester
gasal kelas kontrol
dan kelas eksperimen
3,0962 9,49 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal kelas kontrol
dan kelas eksperimen diperoleh < , maka diterima yang berarti
bahwa data tahap awal berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat
pada lampiran 5 halaman 98.
2
hitung 2
)3)(1( k
)1( )3( k
2
hitung
2
tabel
2
hitung 2
tabel
2
hitung2
tabel
73
4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Tahap Awal
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada nilai awal
mempunyai varians yang sama (homogen). Untuk menguji homogenitas
digunakan uji Bartlet. Hipotesis yang akan diujikan adalah sebagai berikut.
(kedua kelompok memiliki varians yang sama) dan
(kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama)
Kriteria pengujiannya, dengan α = 5% dan dk = k-1, terima jika
< . Dari hasil perhitungan, diperoleh = 2,0611. Dengan
α = 5% dan dk = 2 – 1 = 1 diperoleh = 3,81. Hasil analisis uji homogenitas
data tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Data Tahap Awal
Data Kriteria
Nilai UAS semester
gasal kelas kontrol
dan kelas
eksperimen
2,0611 3,81 Homogen
Berdasarkan hasil perhitungan homogenitas data tahap awal, diperoleh
bahwa < , maka diterima, artinya kedua kelompok mempunyai
varians yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas data tahap awal kelas
kontrol dan kelas eksperimen selengkapnya terdapat pada lampiran 6 halaman
100.
2
hitung2
tabel2
hitung
2
tabel
2
hitung2
tabel
2
hitung2
tabel
74
4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Data Tahap Awal
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel
yang dipilih memiliki kesamaan rata-rata yang signifikan atau tidak.
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
(rataan kedua kelompok adalah sama) dan
(rataan kedua kelompok tidak sama)
Kriteria pengujiannya adalah diterima apabila
dengan α = 5 %.
Hasil analisis data uji kesamaan rata-rata data tahap awal kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Tahap Awal
Data thitung ttabel Kriteria
Nilai UAS semester
gasal kelas kontrol
dan kelas eksperimen
1,094 2,002 Rataan sama
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh bahwa
dk = 30 + 29 - 2 = 57 dan α = 5 % maka H0 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua kelompok
tersebut. Perhitungan uji kesamaan rata-rata data tahap awal dapat dilihat pada
lampiran 7 halaman 102.
75
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir
Setelah diberikan tes kemampuan berpikir kreatif diperoleh data akhir
yang kemudian dianalisis. Tes kemampuan berpikir kreatif berjumlah 7 butir soal
dengan semua soal berbentuk uraian. Tes ini diberikan setelah proses
pembelajaran materi pokok segiempat selesai diajarkan. Tes kemampuan berpikir
kreatif ini diikuti oleh 59 peserta didik yang terdiri dari 30 peserta didik kelas VII
A (kelas kontrol) dan 29 peserta didik kelas VII B (kelas eksperimen). Hasil tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 38 halaman 223 dan
terangkum pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No Statistik Deskriptif Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol
1 Banyak Peserta didik 29 30
2 Nilai Tertinggi 100 93
3 Nilai Terendah 67 56
4 Rata-rata 80,39 73,48
6 Simpangan Baku 8,60 8,84
7 Varians 73,89 78,07
8 Ketuntasan 93,1% 80%
Analisis data akhir yang dilakukan antara lain uji normalitas, uji
homogenitas, uji ketuntasan belajar, dan uji kesamaan dua rata-rata.
76
4.1.2.1 Uji Normalitas Data Tahap Akhir
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data hasil tes kemampuan
berpikir kreatif yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0: data berdistribusi normal dan
H1: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika < dengan
peluang untuk = 5% dan dk = .
Dari hasil analisis uji normalitas data tahap akhir diperoleh
= 8,5454. Dengan dk= (7-3) = 4 dan α = 5% diperoleh = 9,49.
Hasil analisis uji normalitas data tahap akhir dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai
berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Tahap Akhir
Data Kriteria
Nilai Tes
Kemampuan Berpikir
Kreatif
8,5454 9,49 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data tahap akhir, diperoleh
< , maka diterima yang berarti bahwa data akhir berdistribusi
normal. Perhitungan uji normalitas data akhir selengkapnya terdapat pada
lampiran 39 halaman 225.
2
hitung 2
)3)(1( k
)1( )3( k
2
hitung 2
tabel
2
hitung 2
tabel
2
hitung2
tabel
77
4.1.2.2 Uji Normalitas Data Keaktifan Peserta didik
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data keaktifan peserta didik
yang diperoleh berasal dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Adapun
hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0: data berdistribusi normal dan
H1: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika < dengan
peluang untuk = 5% dan dk = )3( k .
Dari hasil analisis uji normalitas data keaktifan peserta didik diperoleh
= 9,4004. Dengan dk= (7-3) = 4 dan α = 5% diperoleh = 9,49.
Hasil analisis uji normalitas data keaktifan peserta didik dapat dilihat pada Tabel
4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Data Keaktifan Peserta didik
Data Kriteria
Hasil pengamatan
keaktifan peserta
didik
9,4004 9,49 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data keaktifan peserta didik
diperoleh < , maka diterima yang berarti bahwa data keaktifan
peserta didik berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas keaktifan peserta
didik selengkapnya terdapat pada lampiran 52 halaman 249.
2
hitung 2
)3)(1( k
)1(
2
hitung 2
tabel
2
hitung2
tabel
2
hitung2
tabel
78
4.1.2.3 Uji Homogenitas Data Tahap Akhir
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data tahap akhir
mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Hipotesis yang akan
diujikan adalah sebagai berikut.
(kedua kelompok memiliki varians yang sama) dan
(kedua kelompok memiliki varians yang berbeda)
Kriterianya pengujiannya, dengan α = 5% dan dk = k-1, terima jika
< . Dari hasil perhitungan, diperoleh = 0,021536. Dengan
α = 5% dan dk = 2-1 = 1 diperoleh = 3,81. Hasil analisis uji homogenitas
data tahap akhir dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Data Tahap Akhir
Data 2
hitung 2
tabel Kriteria
Nilai Tes
Kemampuan
Berpikir Kreatif
0,021536 3,81 Homogen
Berdasarkan hasil perhitungan homogenitas data tahap akhir, diperoleh
bahwa 2
hitung <
2
tabel , maka diterima, artinya kedua sampel mempunyai
varians yang sama (homogen). Perhitungan uji homogenitas data tahap akhir
selengkapnya terdapat pada lampiran 40 halaman 227.
2
hitung2
tabel2
hitung
2
tabel
79
4.1.2.4 Uji Hipotesis 1 (Uji Ketuntasan Belajar)
Untuk mengetahui pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan
PMRI dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal pada aspek kemampuan
berpikir kreatif, maka dilakukan uji proporsi pihak kanan. Dalam penelitian ini,
belajar dikatakan tuntas secara klasikal jika lebih dari atau sama dengan 75 %
hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik mencapai nilai 70. Hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 74,5%
(belum mencapai KKM klasikal) dan
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai lebih dari 74,5% (sudah mencapai
KKM klasikal).
Kriteria pengujiannya adalah ditolak jika dimana
= = 1,64. Dari hasil perhitungan uji proporsi pihak kanan diperoleh
= 2,298498. Jadi diperoleh sehingga ditolak. Jadi
dapat disimpulkan, persentase ketuntasan belajar peserta didik kelas eksperimen
telah mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar yaitu sebesar 93,1%.
Perhitungan uji proporsi kelas eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 41 halaman 229.
Sedangkan ketuntasan klasikal untuk kelas kontrol diperoleh sebesar 80%
artinya telah . Akan tetapi untuk perhitungan statistiknya, diperoleh
= 0,733333 dan untuk = = 1,64. Jadi diperoleh
80
sehingga diterima. Jadi dapat disimpulkan, persentase ketuntasan
belajar peserta didik kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal.
4.1.2.5 Uji Hipotesis 2 (Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir)
Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan dua model
pembelajaran yang berbeda.
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol dan
, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas
eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif
kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah ditolak apabila
dengan α = 5 %.
Hasil analisis data uji perbedaan rata-rata data tahap akhir dapat dilihat
pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Akhir
Data thitung ttabel Kriteria
Nilai Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif 3,047 1,67
Rataan
berbeda
81
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh
dengan dk = 30 + 29 – 2 = 57 dan α = 5 % maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen sebesar
80,39 dan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol sebesar
73,48. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif
kelas eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif kelas
kontrol. Perhitungan uji perbedaan rata-rata data akhir dapat dilihat selengkapnya
pada lampiran 42 halaman 231.
4.1.2.6 Uji Hipotesis 3 (Uji Perbedaan Rata-rata Keaktifan)
Uji t digunakan untuk menguji perbedaan keaktifan peserta didik setelah
diberikan perlakuan dengan dua model pembelajaran yang berbeda.
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
, artinya keaktifan peserta didik kelas eksperimen kurang dari atau
sama dengan keaktifan peserta didik kelas kontrol dan
, artinya keaktifan peserta didik kelas eksperimen lebih dari keaktifan
peserta didik kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah ditolak apabila
dengan α = 5 %.
Hasil analisis data uji perbedaan keaktifan peserta didik dapat dilihat pada
Tabel 4.10 sebagai berikut.
82
Tabel 4.10
Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Keaktifan Peserta Didik
Data thitung ttabel Kriteria
Hasil Observasi
Keaktifan Peserta
Didik
6,008 1,67 Keaktifan
berbeda
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh
dengan dk = 30 + 29 – 2 = 57 dan α = 5 % maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik kelas
eksperimen lebih dari keaktifan peserta didik kelas kontrol. Perhitungan uji
perbedaan rata-rata keaktifan peserta didik dapat dilihat selengkapnya pada
lampiran 53 halamn 251 .
Berdasarkan hasil observasi keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.
Gambar 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik
59%
64%
59%
64%
59%
65%
Kontrol Eksperimen
Keaktifan Peserta Didik
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
83
Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase keaktifan peserta didik
kelas eksperimen lebih baik daripada persentase keaktifan peserta didik kelas
kontrol. Persentase keaktifan peserta didik kelas kontrol untuk pertemuan 1, 2,
dan 3 sebesar 59 %, 59%, dan 59%. Sehingga rata-rata persentase keaktifan
peserta didik kelas kontrol adalah sebesar 59%. Persentase keaktifan peserta didik
kelas eksperimen pada pertemuan 1 sebesar 64%, pertemuan 2 sebesar 64%, dan
pertemuan 3 sebesar 65 %. Sehingga rata-rata persentase keaktifan peserta didik
kelas eksperimen adalah sebesar 64,3%.Sehingga keaktifan peserta didik kelas
eksperimen berkriteria aktif, sedangkan untuk kelas kontrol keaktifan peserta
didik berkriteria cukup aktif. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan
berpikir kreatif peserta didik kelas VII semester II SMP Negeri 2 Karanganyar
Kabupaten Demak pada materi pokok segiempat. Untuk mengetahui efektif
tidaknya pembelajaran tersebut, digunakan dua kelompok sebagai sampel, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dengan cara mengacak
dari 4 kelas yang ada. Kelas VII A dipilih sebagai kelas kontrol dan kelas VII B
dipilih sebagai kelas eksperimen.
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganyar pada
tanggal 7-21 April 2013. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) klasikal
84
yang ditetapkan sekolah tersebut adalah 75% dan KKM individu tiap peserta didik
adalah nilai 70. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Problem
Posing dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta
didik materi segiempat, pada akhir kegiatan penelitian peserta-peserta didik kelas
sampel diuji dengan soal tes. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar aspek
berpikir kreatif peserta didik pada materi segiempat diperoleh bahwa kedua kelas
sampel berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji selanjutnya menggunakan
statistika parametrik. Pada uji homogenitas data tahap akhir diperoleh bahwa
kedua kelas mempunyai varians yang homogen.
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada
materi segiempat diketahui bahwa 27 dari 29 peserta didik pada kelas eksperimen
telah mencapai ketuntasan belajar secara individual (memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 70). Sedangkan pada kelas kontrol diketahui 24 dari 30 peserta
didik telah mencapai ketuntasan belajar secara individual. Selanjutnya, dilakukan
uji proporsi untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif. Hasil uji proporsi
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada aspek
kemampuan berpikir kreatif telah mencapai ketuntasan klasikal berdasarkan
KKM, yaitu peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70
mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1%.
Pada uji perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek kemampuan berpikir kreatif
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat diketahui melalui
85
uji pihak kanan. Dilihat dari nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif peserta
didik kelas eksperimen adalah 80,39 sedangkan nilai rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol adalah 73,48 dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran matematika melalui
pembelajaran Problem Posing dengan pendekaan PMRI lebih baik daripada
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran ekspositori.
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Selain tes kemampuan berpikir kreatif, pengamatan terhadap keaktifan
peserta didik juga dianalisis. Berdasarkan lembar observasi pengamatan keaktifan
peserta didik diperoleh persentase keaktifan untuk kelas eksperimen adalah
64,3%, sedangkan persentase keaktifan untuk kelas kontrol adalah 59%. Jadi
diperoleh skor rata-rata aktif untuk kelas eksperimen dan skor rata-rata cukup
Rata-rata Nilai
73.48
80.39
Rata-rata Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif
Kontrol Eksperimen
86
aktif untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan peserta
didik yang memperoleh pembelajaran Problem Posing dengan pendekaan PMRI
lebih baik daripada keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran
ekspositori.
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa kelas eksperimen selalu lebih
unggul daripada kelas kontrol baik dilihat dari nilai rata-rata tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik maupun keaktifan peserta didik. Hal ini disebabkan
karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Problem Posing
dengan pendekatan PMRI. Dalam model pembelajaran Problem Posing, peserta
didik diminta untuk membuat soal yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan serta mampu menyelesaikan soal tersebut (Suyitno, 2004: 31-32).
Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan soal. Dalam pelaksanaannya, peserta didik dapat
memahami dan menyelesaikan berbagai macam soal yang berhubungan dengan
materi segiempat. Hal itu dikarenakan, peserta didik dituntut untuk dapat
membuat soal sebaik mungkin. Untuk membuat soal yang baik, peserta didik
harus mempelajari berbagai macam soal beserta penyelesaiannya. Sehingga
kemampuan penyelesaian masalah peserta didik menjadi meningkat.
Menurut Suryosubroto (2009: 203), salah satu model pembelajaran yang
dapat memotivasi peserta didik untuk berpkir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan
interakti yakni Problem Posing. Selain itu, model pembelajaran Problem Posing
juga dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik dan merangsang peserta didik untuk memunculkan ide yang kreatif
87
(Sutisna, 2002: 18). Sehingga kemampuan berpikir kreatif peserta didik menjadi
lebih baik. Dalam kelas eksperimen, terdapat seorang peserta didik yang dapat
membuat soal yang penyelesaiannya membutuhkan beberapa langkah. Sehingga
dibutuhkan pemikiran yang kreatif untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal itu
membuktikan bahwa dengan pembelajaran Problem Posing dapat membantu
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Sehingga
diperoleh nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan kelas kontrol.
Kegiatan pembelajaran model pembelajaran Problem Posing juga tidak
terpusat pada guru tetapi dituntut keaktifan peserta didik (Sutisna, 2002: 18).
Semua peserta didik kelas eksperimen terpacu untuk terlibat secara aktif dalam
membuat soal. Sehingga keaktifan peserta didik meningkat dengan diterapkannya
model pembelajaran Problem Posing. Meskipun keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran Problem Posing meningkat suasana kelas masih kondusif, sehingga
pembelajaran dapat berjalan lancar. Situasi belajar dalam tiap kelompok menjadi
lebih kondusif karena rasa tanggung jawab tiap kelompok untuk membuat
masing-masing soal. Perhatian setiap anggota dalam kelompok menjadi lebih
terfokus pada tugas membuat soal yang diberikan guru. Pemaparan hasil diskusi
kelompok melalui kegiatan presentasi yang dilakukan dapat melatih rasa percaya
diri pada peserta didik. Jadi dengan pembelajaran Problem Posing peserta didik
dapat belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri.
Salah satu karakteristik pendekatan matematika realistik Indonesia (PMRI)
menurut Suryanto (2007) adalah masalah kontekstual yang realistik (realistic
88
contextual problems) digunakan untuk memperkenalkan ide dan konsep
matematika kepada peserta didik. Selain itu, pendekatan pendidikan matematika
realistik Indonesia (PMRI) memberikan pengertian yang jelas kepada peserta
didik tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
tentang kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia (Hadi, 2003).
Sehingga peserta didik lebih mudah dalam mempelajari matematika karena
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol yang dikenai model
pembelajaran ekspositori, keaktifan peserta didik dikategorikan cukup aktif.
Selain itu nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol lebih rendah
dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kelas tersebut
guru lebih sering mendominasi kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan
penyelesaian masalah secara langsung sehingga keaktifan peserta didik untuk
mengerjakan soal secara mandiri tidak dapat terealisasikan. Selain itu dalam
model pembelajaran ekspositori, pembelajaran lebih banyak diberikan melalui
ceramah, sehingga sulit untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir
kreatif (Depdiknas, 2008: 30).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik materi segiempat kelas VII SMP Negeri
2 Karanganyar Kabupaten Demak karena memenuhi kriteria keefektifan sebagai
berikut; (1) rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif model pembelajaran
89
Problem Posing dengan pendekatan PMRI telah mencapai ketuntasan klasikal,
yaitu peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70
mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1% (2) rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI
lebih baik dibandingkan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif model
pembelajaran ekspositori; (3) keaktifan peserta didik yang dikenai model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI lebih baik dibandingkan
keaktifan peserta didik yang dikenai model pembelajaran ekspositori.
Dari penelitian ini kiranya dapat menjadi rujukan bagi guru matematika
terutama di SMP Negeri 2 Karanganyar Kabupaten Demak untuk
mengimplementasikan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan
PMRI dalam pembelajaran matematika materi segiempat pada tahun-tahun
berikutnya.
90
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI efektif terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar
Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/ 2013 pada materi pokok segiempat
dengan kriteria keefektifan sebagai berikut.
a. Hasil belajar peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem
Posing dengan pendekatan PMRI telah mencapai ketuntasan klasikal,
artinya peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan
70 mencapai lebih dari 75 % yaitu sebesar 93,1%.
b. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang
memperoleh model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan
PMRI yaitu sebesar 80,39 lebih baik dibandingkan rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang memperoleh model
pembelajaran ekspositori yaitu sebesar 73,48.
c. Keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran Problem
Posing dengan pendekatan PMRI sebesar 64,3% lebih baik dibandingkan
keaktifan peserta didik yang memperoleh model pembelajaran ekspositori
sebesar 59%.
91
5.2 Saran
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
sebagai usaha meningkatkan kemampuan dalam bidang pendidikan dan
khususnya bidang matematika. Saran yang dapat peneliti rekomendasikan
sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Guru matematika Kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar Demak
hendaknya menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI sebagai alternatif usaha perbaikan pembelajaran di
sekolah dalam mengefektifkan pembelajaran matematika khususnya dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi
pokok segiempat.
2. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian menggunakan model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI dengan
mengambil materi pokok yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Islam.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kratif Dan Inovatif. Jakarta:
Buku
yang cerdas dan mencerdaskan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Dolk, Maarten. 2006. Realistic Mathematics Education. Makalah kuliah umum di
Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang, tanggal 29 Juli
2006.
Hadi, Sutarto. 2003. Paradigma baru Pendidikan matematika.
Banjarmasin: FKIP Universitas Mangkurat.
Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip.
Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hartono. 2009. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Aplikasi Matematika Peserta didik pada Pembelajaran Open-Ended dengan
Ekspositori di Sekoalah Menengah Pertama. Disertasi. Jakarta: UPI.
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create
And Share (SSCS) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahapeserta didik Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan,
Vol. 12: 1-13.
Mahmudi, A. 2008. Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Matematika diselenggarakan oleh Jurusan Matematika
FMIPA UNPAD bekerjasama dengan Departemen Matematika UI.
Universitas Padjajaran.
Poerwadarminta, W. J. S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta: Pusat Bahasa.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Tesaurus Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa.
Rusefendi, F.T. 2001. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non
eksakta lainnya. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sabandar, J. 2008. Berpikir reflektif. Makalah Prodi Pendidikan Matematika, UPI
Jakarta.
Siswono, T.Y.E. 2004. Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan
Masalah (Problem Posing). Tersedia di http://tatagyes.wordpress.com/karya-
tulis [diakses 19-12-2012].
Siswono, T.Y.E. 2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif dalam Pengajuan
Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan model Wallas dan
Creative Problem Solving (CPS). Jurusan Matematika FMIPA Unesa.
Siswono, T.Y.E. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
melalui Pengajuan Masalah. Tersedia di
http://tatagyes.wordpress.com/karya-tulis [diakses 6 Januari 2013].
Siswono, T.Y.E. 2005. Desain Tugas Untuk Mengidentifikasi Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika. Tersedia di
http://tatagyes.wordpress.com/karya-tulis [diakses 7 Februari 2013].
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA.
Suherman, E. 2003. Strategi pembelajaran Matematika Kontremporer. Bandung :
JICA-FPMIPA.
Sukino. 2004. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Sumarmo. U. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa , dan
Bagimana Mengembangkan Pada Peserta Didik, Makalah FMIPA, UPI
Jakarta.
Sumiyatiningsih, D. 2006. Mengajar dengan kreatif dan menarik. Yogyakarta :
Andi.
Suryanto. 2007. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Majalah
PMRI Vol. V No. 1 Januari 2007, halaman 8 – 10.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Sutisna. 2010. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Pendekatan
Problem Posing. Tersedia di http://sutisna.com/artikel/artikel-
kependidikan/kelebihan-dan-kelemahan-pembelajaran-dengan-pendekatan-
problem-posing/ [diakses 28 Mei 2013].
Suyitno, A. 2004. Dasar-dasar Proses Pembelajaran Matematika. Semarang:
Pendidikan Matematika FMIPA UNNES.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Zulkardi. 2002. Developing a Learning Environment on Realistic Mathematics
Education for Indonesian Student Teachers. Ph.D Thesis University of
Twente, Enschede, the Netherlands.
95
Lampiran 1
DATA AWAL
NILAI UAS SEMESTER GASAL KELAS VII SMP N 2 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Kelas Eksperimen (VII B) Kelas Kontrol (VII A)
No Kode Nilai No Kode Nilai
1 E-01 54 1 K-01 59
2 E-02 62 2 K-02 53
3 E-03 66 3 K-03 42
4 E-04 62 4 K-04 44
5 E-05 52 5 K-05 65
6 E-06 62 6 K-06 67
7 E-07 58 7 K-07 65
8 E-08 60 8 K-08 76
9 E-09 72 9 K-09 69
10 E-10 68 10 K-10 68
11 E-11 76 11 K-11 59
12 E-12 63 12 K-12 56
13 E-13 61 13 K-13 83
14 E-14 66 14 K-14 54
15 E-15 68 15 K-15 50
16 E-16 70 16 K-16 61
17 E-17 66 17 K-17 54
18 E-18 64 18 K-18 55
19 E-19 64 19 K-19 61
20 E-20 70 20 K-20 69
21 E-21 70 21 K-21 49
22 E-22 68 22 K-22 57
23 E-23 54 23 K-23 65
24 E-24 66 24 K-24 61
25 E-25 71 25 K-25 73
26 E-26 57 26 K-26 66
27 E-27 61 27 K-27 59
28 E-28 43 28 K-28 70
29 E-29 60 29 K-29 58
30 K-30 60
96
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan:
∑
Kriteria yang digunakan:
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksium = 83 Panjang kelas = 6
Nilai Minimum = 42 Rata-rata = 62,068
Rentang = 41 s = 8,1153
Banyak Kelas = 7 n = 59
𝑥 𝛼 𝑘
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
97
Kelas
Interval
Batas
Kelas Z
Peluang
untuk Z
Luas
Kelas
untuk Z
Ei
Oi
42-47 41,5 -2,53 0,4043 0,0598 3,5282 3 0,0791
48-53 47,5 -1,80 0,4641 0,1087 6,4133 4 0,9081
54-59 53,5 -1,06 0,3554 0,2299 13,564 13 0,0235
60-65 59,5 -0,32 0,1255 0,2883 17,01 17 0,0000
66-71 65,5 0,42 0,1628 0,2142 12,638 17 1,5057
72-77 71,5 1,16 0,3770 0,0943 5,5637 4 0,4395
78-83 77,5 1,90 0,4713 0,0246 1,4514 1 0,1404
83,5 2,64 0,4959
χ2 = 3,0962
Untuk dengan dk = 7 – 3 = 4 diperoleh x2
tabel = 9,49.
Karena hitung tabel yaitu 3,0962 9,49 , maka H0 diterima.
Jadi, data berdistribusi normal.
i
ii
E
EO 2)(
9,49 3,0962
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
98
Lampiran 3
UJI HOMOGENITAS DATA AWAL
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0:
(varians homogen)
H1:
(varians tidak homogen)
Kriteria pengujian
H0 diterima jika
Pengujian Hipotesis:
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk)Si
2 log Si
2 (dk) log Si
2
Kontrol 30 29 82.62 2395.867 1.9171 55.5949
Eksperimen 29 28 48.05 1345.31 1.6817 47.0866
Ʃ 59 57 130.66 3741.177 3.5987 102.6815
Varians gabungan dari sampel adalah
= 65,63468
χ 𝑘
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
99
= 1,817
Harga satuan B adalah
= 103,5766
Untuk uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat
{ } = 2,0611
Untuk α = 5 % dengan dk = k-1 = 2 - 1 = 1 diperoleh tabel = 3,81
Karena maka diterima. Jadi varians antara kedua
kelompok homogen.
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
100
Lampiran 4
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA DATA AWAL
dengan
Kriteria Pengujian:
Ho diterima apabila - ttabel < thitung < ttabel, dengan ttabel =
.
Pengujian Hipotesis:
Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen
Jumlah 1828 Jumlah 1834
n2 30 n1 29
60,93 63,24
s2 9,09 s1 6,93
82,62
48,05
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
√
Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
211 : H210 : H
21
21
11
nns
xxt
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsns
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penolakan
Ho
𝑡
𝛼 𝑛 𝑛
𝑡
𝛼 𝑛 𝑛
Daerah penolakan
Ho
s 8,102
101
Pada α = 5% dengan dk = n1 + n2 - 2 = 30 + 29 - 2 = 57
ttabel = 2,002
Jelas bahwa -2,002 < -1,095 < 2,002, maka diterima.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua kelas yang akan diberi
perlakuan.
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penolakan
Ho
Daerah penolakan
Ho
102
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA BERPIKIR KREATIF
Sekolah : SMP N 2 Karanganyar Demak
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII/ Genap
Bentuk Soal : Uraian
Jumlah Soal : 8 soal
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
103
Komponen
Berpikir Kreatif
Materi
Pokok Indikator Tujuan pembelajaran
No Butir
Soal
Kefasihan
(fluency)
Fleksibilitas
Kebaruan
(novelty)
Segiempat
Persegi
Panjang
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
menghitung keliling
dan luas bangun
persegi panjang
Siswa dapat menentukan bayaknya pohon di
sekeliling kebun yang berbentuk persegi
panjang jika diketahui panjang, lebar, dan
jarak tanam antar pohon.
1
Siswa dapat menghitung banyaknya ubin
keramik yang dibutuhkan untuk menutup
lantai ruangan yang berbentuk persegi
panjang jika diketahui ukuran lantai ruangan
dan ukuran ubin keramik.
2
Siswa dapat menghitung keliling pekarangan
berbentuk persegi panjang jika diketahui luas
denah pekarangan tersebut dan panjang
3
104
denah pekarangannya.
Siswa dapat menentukan besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk membuat pagar
taman yang berbentuk persegi panjang jika
diketahui luas serta perbandingan sisi taman
tersebut.
4
Kefasihan
(fluency)
Fleksibilitas
Kebaruan
(novelty)
Persegi Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
menghitung keliling
dan luas bangun
persegi
Siswa dapat menentukan perbandingan luas
ruangan berbentuk persegi panjang dengan
luas lapangan berbentuk persegi jika
diketahui keliling ruangan sama dengan
keliling lapangan. Diketahui juga luas
lapangan dan panjang ruangan tersebut.
5
Siswa dapat menghitung perbandingan luas
daerah sapu tangan berebentuk persegi jika
diketahui perbandingan sisi-sisinya.
6
Kefasihan Layang- Menyelesaikan Siswa dapat menentukan luas kertas yang 7
105
(fluency)
Fleksibilitas
Kebaruan
(novelty)
layang masalah yang
berkaitan dengan
menghitung keliling
dan luas bangun
laying-layang
tersisa untuk membuat sebuah layang-layang
jika diketahui ukuran layang-layang dan
ukuran kertasnya.
Siswa dapat menentukan panjang diagonal 1
dan diagonal 2 suatu layang-layang jika
diketahui luas layang-layang dan
perbandingan antara diagonal 1 dan diagonal
2 layang-layang tersebut.
8
106
Lampiran 6
Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Segiempat
Waktu : 2 x 40 menit
Jumlah soal : 8 soal
Kerjakan soal di bawah ini dengan langkah yang tepat!
1. Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan panjang 48 m dan lebar 32 m.
Di sekeliling kebun ditanami pohon dengan jarak antara masing-masing pohon 8
m. Berapakah banyak pohon di sekeliling kebun tersebut?
2. Lantai sebuah ruang pertemuan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30 m x
15 m. Lantai ruangan tersebut akan ditutupi ubin keramik berukuran 30 cm x 30
cm. Berapa banyak ubin keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
ruangan itu?
3.
Skala 1 : 400
Gambar di atas adalah gambar denah pekarangan Pak Aji. Luas denah
pekarangan tersebut adalah 50 cm2 dan panjang denah pekarangan tersebut
107
adalah dua kali lebar denah pekarangan tersebut. Berapakah keliling pekarangan
Pak Aji sebenarnya?
4. Sebuah taman berbentuk persegi panjang mempunyai luas 432 m2 serta
perbandingan panjang dan lebarnya 4:3. Jika pemilik taman tersebut ingin
memagari taman tersebut dengan kawat, berapakah biaya yang dibutuhkan jika
harga kawat Rp 7.500,00 per meter?
5. Keliling suatu ruangan berbentuk persegi panjang sama dengan keliling suatu
lapangan berbentuk persegi. Hitunglah perbandingan luas ruangan tesebut dan
luas lapangan tersebut, jika luas lapangan tersebut adalah 3600 m2 dan panjang
ruangan tersebut adalah 90 m.
6. Siswa kelas 2 dan kelas 3 SMP masing-masing mendapat tugas dari guru untuk
membuat sapu tangan berbentuk persegi. Jika panjang sisi sapu tangan yang
dibuat oleh siswa kelas 3 SMP adalah tiga kali panjang sisi sapu tangan yang
dibuat oleh siswa kelas 2 SMP, maka berapakah perbandingan luas daerah sapu
tangan yang dibuat oleh kelas 2 dan kelas 3?
7. Pak Mamat ingin membuat sebuah layang-layang untuk dijual. Layang-layang
tersebut mempunyai ukuran diagonal 28 cm dan 43 cm. Dibutuhkan kertas untuk
membuat layang-layang tersebut. Kertas yang tersedia berbentuk persegi panjang
berukuran panjang 50 cm dan lebarnya 15 cm. Tiap ujung diagonal layang-
layang tersebut ditambahkan 1 cm agar dapat dilipat pada kerangka layang-
layang tersebut. Berapakah luas kertas yang tersisa?
8. Rafa mempunyai sebuah layang-layang. Diketahui luas daerah layang-layang
tersebut adaah 192 cm2. Jika diagonal d1 dan d2 layang-layang Rafa memiliki
perbandingan d1 : d2 = 2:3, Tentukan panjang diagonal d1 dan d2 layang-layang
Rafa tersebut!
108
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
No. Pembahasan Skor
1 Memahami masalah
Diketahui : Sebuah kebun berbentuk persegi panjang,
Panjang kebun adalah 48 m dan lebarnya adalah
32 m. Di sekeliling kebun akan ditanami pohon
dengan jarak antar pohon 8 m.
Ditanya : Berapa banyak pohon yang ditanam di sekeliling
pohon tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang kebun = 48 m
Lebar kebun = 32 m
Keliling kebun = keliling persegi panjang (karena kebun
berbentuk persegi panjang)
=
= 2 ( 48 + 32)
= 2 ( 80)
= 160
Jadi keliling kebun tersebut adalah 160 m.
Melaksanakan penyelesaian masalah
Jarak tanam antar pohon = 8 m
Banyaknya pohon yang ditanam di sekeliling kebun
=
=
1
1
2
1
3
109
= 20
Jadi banyaknya pohon yang ditanam di sekeliling kebun
tersebut adalah 20 buah.
2
2 Memahami masalah
Diketahui : Lantai sebuah ruang berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 30 m x 15 m. Ubin keramik
berukuran 30 cm x 30 cm
Ditanya : Berapakah banyaknya ubin keramik yang
dibutuhkan untuk menutup lantai ruangan
pertemuan itu?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Ukuran lantai ruangan = 30 m x 15 m
Luas lantai ruangan = luas daerah persegi panjang (lantai
ruangan berbentuk persegi panjang)
= panjang x lebar
= 30 x 15
= 450
Jadi luas lantai ruangan = 450 m2 = 4.500.000 cm
2
Ukuran ubin keramik = 30 cm x 30 cm
Luas ubin keramik = luas daerah persegi (lantai ruangan
berbentuk persegi)
= sisi x sisi
= 30 x 30
= 900
Jadi luas ubin keramik = 900 cm2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
1
1
1
2
1
1
110
ruangan itu =
=
= 5000
Jadi banyaknya ubin keramik yang dibutuhkan untuk menutupi
lantai ruangan pertemuan itu adalah 5000 buah.
2
1
3 Memahami masalah
Diketahui : Skala : 1: 400, Luas denah pekarangan = 60 cm2
Panjang pekarangan = 2 + (2 x lebar)
Ditanya : Berapa keliling pekarangan sebenarnya?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Lebar =
Panjang =
Luas denah = luas daerah persegi panjang
60 =
60 =
60 =
Melaksanakan penyelesaian masalah
Jadi lebar pekarangan yang memenuhi adalah 5 karena -6 tidak
memenuhi.
Jadi lebar = 5 cm
Panjang = = 2 + (2 x 5) = 2 + 10 = 12
1
1
2
1
1
111
Dengan skala 1 : 400 maka,
Lebar sebenarnya = 5 x 400 = 2000 cm = 20 m
Panjang sebenarnya = 12 x 400 = 4800 cm = 48 m
Keliling pekarangan sebenarnya
= keliling persegi panjang (pekarangannnya berbentuk persegi
panjang)
=
= 2 (48 + 20)
= 2 (68)
= 136
Jadi keliling pekarangan sebenarnya adalah 136 m.
1
1
1
1
4 Memahami masalah
Diketahui : Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan
luas 432 m2. Perbandingan panjang
dengan
lebarnya adalah 4:3. Taman akan dipagari dengan
kawat, harga kawat adalah Rp 7.500,00/meter.
Ditanya : Biaya keseluruhan yang diperlukan?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Misalkan : panjang = 4a
lebar = 33
Luas daerah persegi panjang =
1
1
1
3a
4a
112
432 =
432 =
= 432 : 12
= 6
Melaksanakan penyelesaian masalah
Jadi, ukuran panjang sisi yang sebenarnya adalah :
Panjang = = = 24 m
Lebar = = = 18 m
Keliling persegi panjang adalah =
=
= 84 m
Harga kawat tiap meter Rp 7.500,00
Jadi, biaya yang dibutuhkan adalah
2
1
1
1
1
1
5
Memahami masalah
Diketahui : Keliling suatu ruangan berbentuk persegi panjang
= keliling suatu lapangan berbentuk persegi.
Luas lapangan =3600 m2, panjang ruangan = 90 m
Ditanya : Berapakah perbandingan luas ruangan tesebut dan
luas lapangan tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Luas lapangan = 3600 m2
Lapangan berbentuk persegi.
Luas = 3600
= 3600
1
1
2
113
Jadi sisi lapangan = 60 m
Melaksanakan penyelesaian masalah
Panjang ruangan = 90 m
Keliling suatu ruangan berbentuk persegi panjang = keliling
suatu lapangan berbentuk persegi.
K persegi panjang = K persegi
=
=
=
=
= 60
= 30
Jadi lebar ruangan = 30 m
Jadi luas ruangan =
Luas lapangan = 3600 m2
Perbandingan luas ruangan tesebut dan luas lapangan tersebut
adalah 2700 : 3600 = 3 : 4
Jadi perbandingan luas ruangan tesebut dan luas lapangan
tersebut adalah 3 : 4
2
2
1
1
6 Memahami masalah
Diketahui : Perbandingan panjang sisi sapu tangan yang
berbentuk persegi yang dibuat oleh siswa kelas 3
adalah tiga kali panjang sisi sapu tangan yang
dibuat oleh siswa kelas 2.
Ditanya : Berapakah perbandingan luas daerah sapu tangan
yang dibuat oleh kelas 2 dan kelas 3.
Jawab :
1
1
114
Merencanakan penyelesaian masalah
Misalkan : perbandingan panjang sisi sapu tangan yang
berbentuk persegi antara kelas 2 dan kelas 3 adalah
1:3
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas daerah persegi =
Jadi perbandingan luas daerah persegi adalah
Luas sapu tangan kelas 2 : Luas sapu tangan kelas 3
:
:
Jadi perbandingan luas daerah sapu tangan yang dibuat oleh
kelas 2 dan kelas 3 adalah 1:9
1
1
1
1
2
2
7 Memahami masalah
Diketahui : Akan dibuat sebuah layang-layang dengan ukuran
diagonal 28 cm dan 43 cm. Tersedia kertas
1
1a 3a
Tugas Kelas 3
Tugas Kelas 2
115
berbentuk persegi panjang yang berukuran
panjang 50 cm dan lebar 15 cm. Tiap ujung
diagonal ditambahkan 1 cm agar dapat dilipat
pada kerangka layang-layang tersebut
Ditanya : Berapakah luas kertas yang tersisa untuk
membuat layang-layang tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Karena tiap ujung diagonal layang-layang tersebut
ditambahkan 1 cm, maka panjang tiap diagonal ditambah 2 cm
Diagonal terpanjang = 43 + 2 = 45 cm
Diagonal terpendek = 28 + 2 = 30 cm
Luas daerah layang-layang = ½ (diagonal terpanjang x
diagonal terpendek)
Luas kertas minimal untuk membuat sebuah layang-layang
sama dengan luas daerah sebuah bangun layang-layang
= ½ x 45 cm x 30 cm = 675 cm2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas kertas minimal yang dibutuhkan Pak Mamat untuk
membuat sebuah layang layang = 675 cm2
Luas selembar kertas yang tersedia = 50 x 15 = 750 cm2
Luas kertas yang tersisa = 750 – 675 = 75 cm2
Dengan demikian luas kertas yang tersisa untuk membuat
sebuah layang-layang adalah 75 cm2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8 Memahami masalah
Diketahui :Rafa mempunyai sebuah layang-layang. Luas
daerah layang-layang tersebut adaah 192 cm2.
1
116
Perbandingan d1 : d2 = 2:3.
Ditanya : Berapakah panjang diagonal d1 dan d2 layang-
layang Rafa tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Perbandingan d1 : d2 = 2:3, kita misalkan :
Panjang diagonal 1 = 2a
Panjang diagonal 2 = 3a
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas daerah layang-layang = 192 cm2
Luas daerah layang-layang =
=
=
=
=
Jadi a = 8, maka :
Panjang diagonal 1 = 2a = 2 x 8 = 16
Panjang diagonal 2 = 3a = 3 x 8 = 24
Jadi panjang diagonal d1 layang-layang Rafa adalah 16 cm dan
panjang diagonal d2 layang-layang Rafa adalah 24 cm.
1
1
1
2
1
1
2
117
Lampiran 8
DAFTAR NILAI TES UJI COBA KELAS
NO KODE BUTIR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8
1 U-01 6 6 2 4 6 5 5 3 37 5.29
2 U-02 6 7 5 6 5 3 5 5 42 6.00
3 U-03 9 10 6 8 8 9 8 3 61 8.71
4 U-04 2 3 4 4 5 4 5 3 30 4.29
5 U-05 9 10 6 8 8 6 9 3 59 8.43
6 U-06 2 2 7 3 3 2 8 3 30 4.29
7 U-07 7 8 5 5 2 3 5 7 42 6.00
8 U-08 9 8 7 9 7 7 9 3 59 8.43
9 U-09 10 8 10 7 7 8 8 3 61 8.71
10 U-10 8 8 7 9 7 6 8 4 57 8.14
11 U-11 10 10 10 9 9 8 9 3 68 9.71
12 U-12 4 7 4 6 6 4 6 5 42 6.00
13 U-13 6 7 5 6 5 4 6 3 42 6.00
14 U-14 10 10 10 8 8 6 8 3 63 9.00
15 U-15 7 4 2 6 3 6 4 5 37 5.29
16 U-16 7 5 5 5 3 4 5 3 37 5.29
118
17 U-17 7 7 5 5 5 4 4 3 40 5.71
18 U-18 10 10 10 10 7 10 9 9 75 10.71
19 U-19 7 8 10 8 6 7 8 3 57 8.14
20 U-20 10 9 7 8 7 8 8 3 60 8.57
21 U-21 9 8 10 9 6 9 7 3 61 8.71
22 U-22 7 1 2 6 4 5 2 3 30 4.29
23 U-23 5 10 6 9 8 7 9 5 59 8.43
24 U-24 4 9 6 5 4 4 7 3 42 6.00
25 U-25 9 9 7 8 10 8 10 3 64 9.14
119
Lampiran 9
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, yaitu sebagai
berikut:
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
N = banyak subjek
∑X = jumlah butir soal
∑Y = jumlah skor total
∑XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total
∑X2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total
Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga product momen
pada tabel dengan taraf signifikan 5 %, jika rxy
> r tabel maka item soal tersebut
dikatakan valid (Arikunto, 2006: 72).
120
Dari perhitungan diperoleh,
NO KODE
SISWA
X Y
1 2 3 4 5 6 7 8
1 U-18 10 10 10 10 7 10 9 9 75
2 U-11 10 10 10 9 9 8 9 3 68
3 U-25 9 9 7 8 10 8 10 3 64
4 U-14 10 10 10 8 8 6 8 3 63
5 U-03 9 10 6 8 8 9 8 3 61
6 U-21 9 8 10 9 6 9 7 3 61
7 U-09 10 8 10 7 7 8 8 3 61
8 U-20 10 9 7 8 7 8 8 3 60
9 U-05 9 10 6 8 8 6 9 3 59
10 U-23 5 10 6 9 8 7 9 5 59
11 U-08 9 8 7 9 7 7 9 3 59
12 U-10 8 8 7 9 7 6 8 4 57
13 U-19 7 8 10 8 6 7 8 3 57
14 U-02 6 7 5 6 5 3 5 5 42
15 U-12 4 7 4 6 6 4 6 5 42
16 U-24 4 9 6 5 4 4 7 3 42
17 U-07 7 8 5 5 2 3 5 7 42
18 U-13 6 7 5 6 5 4 6 3 42
19 U-17 7 7 5 5 5 4 4 3 40
20 U-01 6 6 2 4 6 5 5 3 37
21 U-15 7 4 2 6 3 6 4 5 37
22 U-16 7 5 5 5 3 4 5 3 37
23 U-22 7 1 2 6 4 5 2 3 30
24 U-04 2 3 4 4 5 4 5 3 30
25 U-06 2 2 7 3 3 2 8 3 30
∑X 180 184 158 171 149 147 172 94
(∑X)² 32400 33856 24964 29241 22201 21609 29584 8836
∑Y 1255
(∑Y)² 1575025
121
NO KODE
SISWA
XY
1 2 3 4 5 6 7 8
1 U-01 750 750 750 750 525 750 675 675
2 U-02 680 680 680 612 612 544 612 204
3 U-03 576 576 448 512 640 512 640 192
4 U-04 630 630 630 504 504 378 504 189
5 U-05 549 610 366 488 488 549 488 183
6 U-06 549 488 610 549 366 549 427 183
7 U-07 610 488 610 427 427 488 488 183
8 U-08 600 540 420 480 420 480 480 180
9 U-09 531 590 354 472 472 354 531 177
10 U-10 295 590 354 531 472 413 531 295
11 U-11 531 472 413 531 413 413 531 177
12 U-12 456 456 399 513 399 342 456 228
13 U-13 399 456 570 456 342 399 456 171
14 U-14 252 294 210 252 210 126 210 210
15 U-15 168 294 168 252 252 168 252 210
16 U-16 168 378 252 210 168 168 294 126
17 U-17 294 336 210 210 84 126 210 294
18 U-18 252 294 210 252 210 168 252 126
19 U-19 280 280 200 200 200 160 160 120
20 U-20 222 222 74 148 222 185 185 111
21 U-21 259 148 74 222 111 222 148 185
22 U-22 259 185 185 185 111 148 185 111
23 U-23 210 30 60 180 120 150 60 90
24 U-24 60 90 120 120 150 120 150 90
29 U-25 60 60 210 90 90 60 240 90
∑XY 9640 9937 8577 9146 8008 7972 9165 4800
122
NO KODE
SISWA
X² Y²
1 2 3 4 5 6 7 8
1 U-01 100 100 100 100 49 100 81 81 5625
2 U-02 100 100 100 81 81 64 81 9 4624
3 U-03 81 81 49 64 100 64 100 9 4096
4 U-04 100 100 100 64 64 36 64 9 3969
5 U-05 81 100 36 64 64 81 64 9 3721
6 U-06 81 64 100 81 36 81 49 9 3721
7 U-07 100 64 100 49 49 64 64 9 3721
8 U-08 100 81 49 64 49 64 64 9 3600
9 U-09 81 100 36 64 64 36 81 9 3481
10 U-10 25 100 36 81 64 49 81 25 3481
11 U-11 81 64 49 81 49 49 81 9 3481
12 U-12 64 64 49 81 49 36 64 16 3249
13 U-13 49 64 100 64 36 49 64 9 3249
14 U-14 36 49 25 36 25 9 25 25 1764
15 U-15 16 49 16 36 36 16 36 25 1764
16 U-16 16 81 36 25 16 16 49 9 1764
17 U-17 49 64 25 25 4 9 25 49 1764
18 U-18 36 49 25 36 25 16 36 9 1764
19 U-19 49 49 25 25 25 16 16 9 1600
20 U-20 36 36 4 16 36 25 25 9 1369
21 U-21 49 16 4 36 9 36 16 25 1369
22 U-22 49 25 25 25 9 16 25 9 1369
23 U-23 49 1 4 36 16 25 4 9 900
24 U-24 4 9 16 16 25 16 25 9 900
29 U-25 4 4 49 9 9 4 64 9 900
∑X² 1436 1514 1158 1259 989 977 1284 408
∑Y² 67245
.
Item soal tersebut dikatakan valid jika r xy > r tabel maka diperoleh hasil sebagai
berikut.
123
Butir Soal Interpretasi
1 0,784 Valid
2 0,850 Valid
3 0,785 Valid
4 0,912 Valid
5 0,807 Valid
6 0,857 Valid
7 0,812 Valid
8 0,169 Tidak Valid
Jadi dari 8 soal, soal no 1 sampai dengan soal no 7 valid sedangkan soal no 8
tidak valid.
124
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS
Rumus yang digunakan adalah rumus (alpha), yaitu sebagai berikut:
r11
=
2
2
11
t
i
n
n
Keterangan :
r11
: reliabilitas instrumen,
n : banyaknya butir soal,
2
i : jumlah varians butir,
2
t : varians total.
Rumus varians butir soal, yaitu:
2
i =
n
n
XX
2
2
Rumus varians total, yaitu:
2
t =
n
n
YY
2
2
125
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r11
kemudian
harga r11
tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika r
11> r tabel maka item tes yang diujicobakan reliabel (Arikunto, 2007: 109).
.
Dari perhitungan, diperoleh :
0,896
Karena maka soal yang dibuat reliabel.
HASIL PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
126
Langkah-langkah menguji tingkat kesukaran:
e) Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
f) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
g) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:
0,00 – 0,30 = sukar
0,31 – 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
h) Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien
tingkat kesukaran (poin b) dengan criteria (poin c).
(Arifin, 2012: 148).
127
Dari perhitungan diperoleh :
Butir Soal Tingkat Kesukaran Penafsiran
1 0,72 Mudah
2 0,736 Mudah
3 0,632 Sedang
4 0,684 Sedang
5 0,596 Sedang
6 0,588 Sedang
7 0,688 Sedang
8 0,376 Sedang
128
HASIL PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
Langkah-langkah menguji daya pembeda soal:
g) Menghitung jumlah skor total tiap siswa.
h) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor
terkecil.
i) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa
banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27 %.
j) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok
(kelompok atas maupun kelompok bawah).
k) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus :
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
= rata-rata kelompok atas
= rata-rata kelompok bawah
= skor maksimum
l) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai berikut :
0,40 ke atas = sangat baik
0,30 – 0,39 = baik
129
0,20 – 0,29 = cukup, soal perlu perbaikan
0,19 ke bawah = kurang baik, soal harus dibuang
(Arifin, 2012: 146).
Hasil perhitungan sebagai berikut.
Butir Soal Penafsiran
1 0.34 Baik
2 0.36 Baik
3 0.38 Baik
4 0.34 Baik
5 0.33 Baik
6 0.36 Baik
7 0.33 Baik
8 -0.01 Kurang Baik
130
Lampiran 10
SILABUS
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Kelas/Semester : VII/2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Segiempat
STANDAR KOMPETENSI :
6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan ukurannya
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
6.3
Menghitung
Segiempat Kegiatan Awal:
Menyampaikan motivasi,
Menemukan
rumus keliling
Tes
tertulis
Uraian 2 x 40
menit
Sumber:
Buku paket
131
keliling dan luas
bangun segiempat
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
tujuan pembelajaran dan
menggali materi prasyarat
tentang segiempat
Kegiatan Inti:
Kegiatan pembelajaran inti
menggunakan model
pembelajaran Problem Posing
dengan pendekatan PMRI
Kegiatan Penutupan:
Siswa membuat kesimpulan
bangun persegi
panjang
Menemukan
rumus luas
daerah persegi
panjang
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan
menghitung
keliling dan
luas bangun
persegi
panjang
Buku referensi
lain
6.3
Menghitung
keliling dan luas
bangun segiempat
Segiempat Kegiatan Awal:
Menyampaikan motivasi,
tujuan pembelajaran dan
menggali materi prasyarat
Menemukan
rumus keliling
bangun persegi
Menemukan
Tes
tertulis
Uraian 2 x 40
menit
Sumber:
Buku paket
Buku referensi
lain
132
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
tentang segiempat
Kegiatan Inti:
Kegiatan pembelajaran inti
menggunakan model
pembelajaran Problem Posing
dengan pendekatan PMRI
Kegiatan Penutupan:
Siswa membuat kesimpulan
rumus luas
daerah persegi
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan
menghitung
keliling dan
luas bangun
persegi
6.3
Menghitung
keliling dan luas
bangun segiempat
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah
Segiempat Kegiatan Awal:
Menyampaikan motivasi,
tujuan pembelajaran dan
menggali materi prasyarat
tentang segiempat
Kegiatan Inti:
Kegiatan pembelajaran inti
menggunakan model
Menemukan
rumus keliling
bangun layang-
layang
Menemukan
rumus luas
daerah layang-
layang
Menyelesaikan
Tes
tertulis
Uraian 2 x 40
menit
Sumber:
Buku paket
Buku referensi
lain
133
pembelajaran Problem Posing
dengan pendekatan PMRI
Kegiatan Penutupan:
Siswa membuat kesimpulan
masalah yang
berkaitan
dengan
menghitung
keliling dan
luas bangun
layang-layang
134
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 1 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun persegi panjang.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah persegi panjang.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun persegi panjang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI, pada akhir pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun persegi panjang.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah persegi panjang.
135
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun persegi panjang.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun persegi panjang.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Problem Posing.
2. Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan PMRI.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
1menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
136
dan memotivasi siswa.
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun persegi panjang melalui
metode tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi keliling
dan luas persegi panjang.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru menggunakan model
pembelajaran Problem Posing
Guru menjelaskan materi
pelajaran kepada para peserta
didik dengan menggunakan
alat peraga untuk lebih
memperjelas konsep.
Guru memberikan latihan soal
secukupnya.
Peserta didik diminta
mengajukan 1 atau 2 buah soal
yang menantang, dan peserta
didik yang bersangkutan harus
mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dilakukan secara
berkelompok.
Secara acak guru menyuruh
peserta didik untuk menyajikan
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Eksplorasi dan
Elaborasi
Eksplorasi,
Elaborasi dan
Konfirmasi
Komunikatif
137
soal temuannya di depan kelas.
Guru mengkonfirmasi soal
yang disajikan di depan kelas.
5 menit
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
2 menit
2 menit
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Konfirmasi,
Refleksi
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah
.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol
138
Sumber Belajar :
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik)
Semarang, April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
139
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 2 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan
ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun persegi.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah pesegi.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun persegi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI, pada akhir pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun persegi.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah persegi.
140
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun persegi.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun persegi.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Problem Posing.
2. Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan PMRI.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
1menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
141
dan memotivasi siswa.
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun persegi melalui metode
tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi tentang
keliling dan luas persegi.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru menggunakan model
pembelajaran Problem Posing
Guru menjelaskan materi
pelajaran kepada para peserta
didik dengan menggunakan
alat peraga untuk lebih
memperjelas konsep.
Guru memberikan latihan soal
secukupnya.
Peserta didik diminta
mengajukan 1 atau 2 buah soal
yang menantang, dan peserta
didik yang bersangkutan harus
mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dilakukan secara
berkelompok.
Secara acak guru menyuruh
peserta didik untuk menyajikan
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Eksplorasi dan
Elaborasi
Eksplorasi,
Elaborasi dan
Konfirmasi
Komunikatif
142
soal temuannya di depan kelas.
Guru mengkonfirmasi soal
yang disajikan di depan kelas.
5 menit
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
2 menit
2 menit
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Konfirmasi,
Refleksi
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol.
Sumber Belajar :
143
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik)
Semarang, April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
144
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 3 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan
ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun layang-layang.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah layang-layang.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun layang-layang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI, pada akhir pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun layang-layang.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah layang-layang.
145
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun layang-layang.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun layang-layang.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Problem Posing.
2. Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan PMRI.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
1menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
146
dan memotivasi siswa.
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun layang-layang melalui
metode tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi keliling
dan luas layang-layang.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru menggunakan model
pembelajaran Problem Posing
Guru menjelaskan materi
pelajaran kepada para peserta
didik dengan menggunakan
alat peraga untuk lebih
memperjelas konsep.
Guru memberikan latihan soal
secukupnya.
Peserta didik diminta
mengajukan 1 atau 2 buah soal
yang menantang, dan peserta
didik yang bersangkutan harus
mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dilakukan secara
berkelompok.
Secara acak guru menyuruh
peserta didik untuk menyajikan
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Eksplorasi dan
Elaborasi
Eksplorasi,
Elaborasi dan
Konfirmasi
Komunikatif
147
soal temuannya di depan kelas.
Guru mengkonfirmasi soal
yang disajikan di depan kelas.
5 menit
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
2 menit
2 menit
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Konfirmasi,
Refleksi
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol.
Sumber Belajar :
148
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik)
Semarang, April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
149
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 1 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun persegi panjang.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah persegi panjang.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun persegi panjang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, pada akhir
pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun persegi panjang.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah persegi panjang.
150
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun persegi panjang.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun persegi panjang.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Menggunakan model pembelajaran ekspositori.
2. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
dan memotivasi siswa.
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
151
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun persegi panjang melalui
metode tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi keliling
dan luas persegi panjang.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru lalu menguji kepahaman
siswa dengan memberi soal latihan.
d. Guru memberi waktu bagi siswa
untuk mengerjakan soal tersebut.
e. Guru lalu menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal tersebut di depan
kelas dengan menunjuk siswa.
f. Guru mengkonfirmasikan jawaban
dari siswa yang terpilih untuk maju
ke depan kepada siswa lainnya.
g. Guru juga mengkonfirmasi
jawaban dari siswa tersebut.
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Percaya diri
Eksplorasi dan
Elaborasi
Konfirmasi
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
2 menit
2 menit
Konfirmasi,
Refleksi
152
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol
Sumber Belajar :
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik).
Semarang, April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
153
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
154
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 2 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun persegi.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah persegi.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun persegi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, pada akhir
pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun persegi.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah persegi.
155
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun persegi.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun persegi.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Menggunakan model pembelajaran ekspositori.
2. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
dan memotivasi siswa.
1menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
156
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun persegi melalui metode
tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi keliling
dan luas persegi.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru lalu menguji kepahaman
siswa dengan memberi soal latihan.
d. Guru memberi waktu bagi siswa
untuk mengerjakan soal tersebut.
e. Guru lalu menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal tersebut di depan
kelas dengan menunjuk siswa.
f. Guru mengkonfirmasikan jawaban
dari siswa yang terpilih untuk maju
ke depan kepada siswa lainnya.
g. Guru juga mengkonfirmasi
jawaban dari siswa tersebut.
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Percaya diri
Eksplorasi dan
Elaborasi
Konfirmasi
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
2 menit
2 menit
Konfirmasi,
Refleksi
157
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol.
Sumber Belajar :
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik)
Semarang, April 2013
Mengetahui,
158
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
159
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Karanganyar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (Tujuh) /2 (genap)
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan : 3 ( 2 x 40 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menggunakan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
C. INDIKATOR
1.1.1 Menemukan rumus keliling bangun layang-layang.
1.1.2 Menemukan rumus luas daerah layang-layang.
1.1.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling
dan luas bangun layang-layang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, pada akhir
pembelajaran diharapkan:
1. Peserta didik dapat menemukan rumus keliling bangun layang-layang.
2. Peserta didik dapat menemukan rumus luas daerah layang-layang.
160
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun layang-layang.
E. MATERI AJAR
Keliling dan Luas bangun layang-layang.
F. ALOKASI WAKTU
2x 40 menit (1x pertemuan).
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Menggunakan model pembelajaran ekspositori.
2. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pend.Karakter
Bangsa
Langkah –
Langkah Menurut
Standar Proses
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memasuki ruang kelas tepat
waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan
menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis
peserta didik
d. Guru menyampaikan tujuan dan
model pembelajaran
e. Guru menyampaikan materi pokok
dan memotivasi siswa.
1menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
Kedisiplinan
Religius
Konfirmasi
Konfirmasi
Memotivasi
161
f. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan peserta didik materi
sebelumnya tentang sifat-sifat
bangun layang-layang melalui
metode tanya jawab.
5 menit
Komunikatif
Konfirmasi
2 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi keliling
dan luas layang-layang.
b. Guru memberi contoh soal dengan
melihat masalah-masalah realistik
yang ada di sekeliling kita.
c. Guru lalu menguji kepahaman
siswa dengan memberi soal latihan.
d. Guru memberi waktu bagi siswa
untuk mengerjakan soal tersebut.
e. Guru lalu menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal tersebut di depan
kelas dengan menunjuk siswa.
f. Guru mengkonfirmasikan jawaban
dari siswa yang terpilih untuk maju
ke depan kepada siswa lainnya.
g. Guru juga mengkonfirmasi
jawaban dari siswa tersebut.
15
menit
10
menit
5 menit
10
menit
10
menit
5 menit
5 menit
Komunikatif
Tanggung
Jawab
Percaya diri
Eksplorasi dan
Elaborasi
Konfirmasi
Konfirmasi
3 Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan
guru membuat kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan
2 menit
2 menit
Konfirmasi,
Refleksi
162
kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah
kepada peserta didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti
menanyakan apakah pembelajaran
kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan
memotivasi siswa untuk tetap
belajar dan mengingatkan untuk
belajar tentang materi yang akan
datang.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
1 menit
2 menit
2 menit
1 menit
Religius
Memotivasi
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian : Latihan soal, LKS, pekerjaan rumah.
J. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Alat : Papan tulis, spidol.
Sumber Belajar :
- Buku Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan
MTs oleh Tri Wahyuni (Buku Sekolah Elektronik)
163
Semarang, April 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti
Januri, S.Pd Gilang Anjar Permatasari
NIM. 4101409083
164
Lampiran 17
Segi empat adalah suatu bidang datar yang dibentuk atau dibatasi
oleh empat garis lurus sebagai sisinya (Sukino, 2004: 317). Secara umum
ada tujuh macam bangun datar yang akan dipelajari namun yang akan
dibahas di bawah ini hanyalah tiga macam bangun datar yaitu persegi
panjang, persegi, dan layang-layang.
.
4. Definsi Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat dengan sisi-sisi yang berhadapan
sejajar dan sama panjang, dan keempat sudutnya siku-siku (Sukino, 2004:
317). Contoh bentuk persegi panjang di kehidupan sehari-hari adalah
pintu, lemari pakaian, buku, dan lain-lain.
5. Luas Daerah Persegi Panjang
MATERI AJAR
LUAS DAERAH DAN KELILING SEGIEMPAT
A. Persegi Panjang
(i) (iii
) (ii)
p
l
165
Mencari luas daerah persegi panjang
Daerah persegi
panjang
Panjang Lebar Luas daerah
(i) 3 2 6 = 3 x 2
(ii) 4 3 12 = 4 x 3
(iii) p l p x l
6. Keliling Persegi Panjang
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar di atas menunjukkan bangun persegi panjang. Keliling suatu
bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi-sisinya, tampak bahwa
panjangnya = 6 satuan panjang dan lebarnya = 4 satuan panjang.
Keliling persegi panjang = (6 + 4 + 6 + 4) satuan panjang
= 2 (6 + 4) satuan panjang
= 20 satuan panjang
\
Jika luas daerah persegi panjang = 𝑳 dengan panjang = 𝒑 dan lebar =
𝒍 maka luas daerah persegi panjang adala 𝑳 𝒑 𝒍
Kesimpulan
166
1. Definisi Persegi
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang
(Sukino, 2004: 324). Contoh bentuk persegi di kehidupan sehari-hari
adalah sapu tangan, taplak meja, dan lain-lain.
2. Luas Daerah Persegi
Perhatikan gambar bangun persegi di bawah ini.
Perhatikan gambar di atas, gambar tersebut menunjukkan bahwa
bangun persegi dengan panjang sisi = 6 satuan.
B. Persegi
Jika keliling persegi panjang = 𝑲, dengan panjang = 𝒑 dan lebar = 𝒍
adalah 𝑲 𝟐 𝒑 𝒍 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑲 𝟐𝒑 𝟐𝒍
Kesimpulan
167
Luas daerah persegi = 6 x 6
= 36 satuan luas
Secara umum, jika luas daerah persegi = L dengan panjang sisi = s
maka luas daerah persegi adalah .
3. Keliling Persegi
Gambar di atas menunjukkan bahwa bangun persegi dengan panjang sisi =
6 satuan.
Keliling Persegi = ( 6 + 6 + 6 + 6 ) satuan
= 24 satuan panjang
Jika luas daerah persegi = L dengan panjang sisi s maka luas daerah
persegi adalah 𝑳 𝒔 𝒔 𝒔𝟐
Kesimpulan
Secara umum jika keliling persegi = 𝑲 dengan panjang sisi 𝒔 maka
keliling persegi adalah 𝑲 𝟒𝒔
Kesimpulan
168
1. Definisi Layang-layang
Layang-layang adalah bangun segi empat yang dibentuk oleh dua
segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berhimpit (Sukino,
2004: 340). Contoh bentuk layang-layang di kehidupan sehari-hari adalah
mainan anak-anak layangan.
2. Luas Daerah layang-layang
Layang-layang dapat dibentuk dari gabungan dua segitiga samakaki.
Perhatikan layang-layang ABCD pada gambar disamping.
Pada gambar di samping layang-layang
ABCD dibentuk dari gabungan segitiga
samakaki ABC dan segitiga sama kaki ADC,
yang panjang alasnya sama dan berimpit
sehingga luas daerah layang-layang ABCD
D
A C
B
O
C. Layang-layang
169
sama dengan luas daerah segitiga ABC
ditambah dengan luas daerah segitiga ADC.
BO merupakan garis tinggi segitiga ABC dan DO merupakan garis tinggi
segitiga ACD
Luas daerah layang-layang ABCD ADCLuasABCLuas
DOACBOAC
2
1
2
1
DOBOAC 2
1
BDAC
2
1
Jadi, luas daerah layang-layang ABCD dengan BD dan AC
merupakan diagonal dari layang-layang ABCD tersebut adalah
ACBD2
1.
3. Keliling layang-layang
Perhatikan layang-layang ABCD di bawah ini.
Pada layang-layang dengan 𝒅𝟏 dan 𝒅𝟐 adalah panjang diagonal layang-
layang tersebut dan L adalah luas daerah layang-layang maka berlaku
Luas = 𝟏
𝟐 𝒅𝟏 𝒅𝟐
Kesimpulan
170
Jika layang-layang ABCD
mempunyai panjang sisi yang terpanjang =
x dan panjang sisi yang terpendek = y
maka
Keliling layang-layang ABCD
= AB + BC + CD + DA
= x + x + y + y
= 2x + 2y
= 2 (x + y)
Jadi keliling layang-layang ABCD adalah 2 (x + y).
Pada layang-layang dengan panjang diagonal berturut-turut adalah x dan y,
sedangkan keliling layang-layang tersebut adalah K, maka
K = 2 (x + y)
Kesimpulan
y
D
A C
B
O
x x
y
171
Lampiran 18
Lembar Kerja Peserta
Didik 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah persegi
panjang
Anggota Kelompok:
1. ………………………………………
………………........
2. ………………………………………
……………………..
3. ……………………………….............
....................
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? . . .
Mengapa demikian? . . .
Perhatikan
Gambar Berikut!
172
Perhatikan persegi panjang ABCD pada
gambar di samping ini!
AB = … , BC = …
AB = CD dan BC = AD, maka
AB = DC = …
BC = AD = …
Keliling persegi panjang = AB + … + … + …
= p + … + … + …
= 2 ( … + … )
Kegiatan 1
173
Daerah Persegi Panjang
Panjang Lebar Banyak Persegi Satuan
Luas Daerah Persegi
3 … 3 = … x … 3
3 2 … = … x … …
… … 12 = 4 x 3 12
p l L = … x … L
Lengkapilah tabel
berikut!!!!
KESIMPULAN
Jika panjang = p, lebar = l, keliling = K, dan luas
daerah persegi panjang = L, maka rumus keliling
dan luas daerah persegi panjang adalah
K = 2 ( … + … )
L = … x …
174
Lampiran 19
Kunci Jawaban Lembar
Kerja Peserta Didik 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah persegi
panjang
Anggota Kelompok:
1. ……………………………………
…………………...
2. ……………………………………
…………………...
3. ……………………………………
……………………
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? Persegi Panjang
Mengapa demikian? Karena dua pasang sisinya sama panjang dan sejajar
Perhatikan
Gambar Berikut!
175
Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar
di samping ini!
AB = CD , BC = AD
AB = CD dan BC = AD, maka
AB = DC = 𝒑
BC = AD = 𝒍
Keliling persegi panjang = AB + CD + BC + AD
= p + 𝒑 + 𝒍 + 𝒍
= 2 ( + 𝒍 )
Kegiatan 1
A B
D C
176
Daerah Persegi Panjang
Panjang Lebar Banyak Persegi Satuan
Luas Daerah Persegi
3 1 3 = 3 x 1 3
3 2 6 = 3 x 2 6
4 3 12 = 4 x 3 12
p l L = p x l L
Lengkapilah tabel
berikut!!!!
KESIMPULAN
Jika panjang = p, lebar = l, keliling = K, dan luas
daerah persegi panjang = L, maka rumus keliling
dan luas daerah persegi panjang adalah
K = 2 ( 𝒑 + )
L = 𝒑 x 𝒍
177
Lampiran 20
Lembar Kerja Peserta
Didik 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah persegi
Anggota Kelompok:
1. ……………………………………
…………………
2. ……………………………………
…………………
3. ……………………………………
…………………
Kegiatan 1
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? . . .
Mengapa demikian? . . .
Perhatikan
Gambar Berikut!
178
Perhatikan persegi ABCD pada gambar
di bawah ini!
AB = DC = BC = AD
Maka,
AB = DC = BC = AD = . . .
Keliling persegi = AB + DC + BC + A
= s + . . . + . . . + . . .
= 4 ( . . . )
A B
D C
Kegiatan 1
179
Daerah Persegi
Sisi Banyak Persegi Satuan
Luas Daerah Persegi
Rumus yang didapatkan
2 4 = . . . x 2 4
3 9 = . . . x . . . 9
. . . . . . = . . . x . . . 16
s L =. . . x s L
Lengkapilah tabel
berikut!!!!
KESIMPULAN
Jika sisi = s, keliling = K, dan luas daerah persegi =
L, maka rumus keliling dan luas daerah persegi
adalah
K = 4 ( . . . ) L = ( . . . x . . . )
180
Lampiran 21
Kunci Jawaban Lembar
Kerja Peserta Didik 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah persegi
Anggota Kelompok:
1. ……………………………………
……………….
2. ……………………………………
……………....
3. ………………………………..........
...............
Kegiatan 1
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? Persegi
Mengapa demikian? Karena keempat sisinya sama panjang
Perhatikan
Gambar Berikut!
181
Perhatikan persegi ABCD pada gambar
di bawah ini!
AB = DC = BC = AD
Maka,
AB = DC = BC = AD = s
Keliling persegi = AB + DC + BC + AD
= s + s + s + s
= 4 ( s )
A B
D C
Kegiatan 1
182
Daerah Persegi
Sisi Banyak Persegi Satuan
Luas Daerah Persegi
Rumus yang didapatkan
2 4 = 2 x 2 4
3 9 = 3 x 3 9
4 16 = 4 x 4 16
s L = s x s L
Lampiran 22
Lengkapilah tabel
berikut!!!!
KESIMPULAN
Jika sisi = s, keliling = K, dan luas daerah persegi =
L, maka rumus keliling dan luas daerah persegi
adalah
K = 4 ( s )
L = ( s x s )
183
Lampiran 22
Lembar Kerja Peserta
didik 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah layang-
layang
Anggota Kelompok:
1. ……………………………………
…………………
2. ……………………………………
…………………
3. ……………………………….........
.................
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? . . .
Mengapa demikian? . . .
Perhatikan
Gambar Berikut!
184
Gambar (a) diubah menjadi gambar (b)
Perhatikan gambar (b)
Berbentuk apakah bangun pada gambar (b)?...
Apakah luas daerah layang-layang = luas daerah persegi panjang? …
Jadi luas daerah layang-layang = luas …
= … x …
= … x
…
… …
𝟏
𝟐𝒅𝟏
𝒅𝟐
Kegiatan 1 : Menemukan Luas daerah layang-layang
Berbentuk apakah bangun pada gambar (a)?
Diagonal datar = d1 = …
Diagonal datar = d2 = …
C
A 𝑑
𝑑
D
B
A
Kegiatan 1
Perhatikan
Gambar di
samping!!!
Ayo Ubah
Gambar (a)
185
Kegiatan 2 : Menemukan keliling layang-layang!
Bangun apakah gambar di samping? …
Berapa kelilingnya?
Kelililing = AB + … + … + …
= a + … + … + …
= 2… + 2…
= 2 ( … + … )
𝑑
𝑑
b b
D
a a
C
B
A
Kesimpulan :
Jika layang-layang dengan panjang diagonal 1 = d1 dan panjang diagonal 2 =
d2, dengan luas daerah layang-layang = L, Maka L = … …
𝟐
KEGIATAN 2
KESIMPULAN
Perhatikan gambar di samping!!
186
Kesimpulan :
Jika layang-layang dengan sisi terpanjang a, dan sisi terpendek b, serta
kelilingnya K, maka keliling layang-layang adalah K = 2 ( … + … )
KESIMPULAN
187
Lampiran 23
Kunci Jawaban Lembar
Kerja Peserta didik 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Segiempat
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta
menggunakan ukurannya
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu menemukan rumus keliling dan luas daerah layang-
layang
Anggota Kelompok:
1. ……………………………………
…………………
2. ……………………………………
…………………
3. ……………………………….........
.................
Berbentuk bangun apakah gambar-gambar di atas? Layang-layang
Mengapa demikian? Karena dua pasang sisinya sama panjang
Perhatikan
Gambar Berikut!
188
Gambar (a) diubah menjadi gambar (b)
Perhatikan gambar (b)
Berbentuk apakah bangun pada gambar (b)? Persegi panjang
Apakah luas daerah layang-layang = luas daerah persegi panjang? Iya
Jadi luas daerah layang-layang = luas daerah Persegi panjang
= 𝒍 x 𝒑
= 𝒅𝟐 x
𝒅𝟏
… …
𝟏
𝟐𝒅𝟏
𝒅𝟐
Kegiatan 1 : Menemukan Luas daerah layang-layang
Berbentuk apakah bangun pada gambar (a)?
Layang-layang
Diagonal datar = d1 = AC
Diagonal datar = d2 = BD
C
A 𝑑
𝑑
D
B
A
Kegiatan 1
Perhatikan
Gambar di
samping!!!
Ayo Ubah
Gambar (a)
189
Kegiatan 2 : Menemukan keliling layang-layang!
Bangun apakah gambar di samping? Layang-layang
Berapa kelilingnya?
Kelililing = AB + BC + CD + DA
= a + a + b + b
= 2a + 2b
= 2 ( a + b )
𝑑
𝑑
b b
D
a a
C
B
A
Kesimpulan :
Jika layang-layang dengan panjang diagonal 1 = d1 dan panjang diagonal 2 =
d2, dengan luas daerah layang-layang = L, Maka L = 𝒅𝟏 𝒅𝟐
𝟐
KEGIATAN 2
KESIMPULAN
Perhatikan gambar di samping!!
190
Kesimpulan :
Jika layang-layang dengan sisi terpanjang a, dan sisi terpendek b, serta
kelilingnya K, maka keliling layang-layang adalah K = 2 ( a + b )
KESIMPULAN
191
Lampiran 24
Latihan Soal Pertemuan Pertama
1. Pak Mamad mempunyai sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang.
Jika panjang tanahnya 50 m dan lebarnya 30 m . Hitunglah :
a) Luas tanah Pak Mamad
b) Keliling tanah Pak Mamad
c) Jika Pak Mamad ingin memagari tanah tersebut dengan kawat berapa
m-kah pagar kawat yang dibutuhkan?
2. Halaman rumah berbentuk persegi panjang berukuran panjang 90 meter
dan lebar 65 meter. Di sekeliling halaman itu, akan dipasang pagar dengan
biaya Rp135.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk
pemasangan pagar tersebut?
3. Jika keliling persegi panjang adalah 30 cm dan panjangnya adalah 2 kali
lebarnya, hitunglah panjang dan lebar persegi panjang tersebut.
4. Rio terlambat masuk ke sekolah, sehingga berdasarkan aturan ia mendapat
hukuman untuk lari keliling lapangan sekolah sebanyak 3 kali. Lapangan
sekolah Rio berbentuk persegi panjang dengan panjang 80 m dan lebar 60
m. Tentukan berapa meter Rio harus berlari.
5. Ibu Yuni ingin memasang ubin keramik pada lantai ruang tamu rumahnya.
Lantai ruang tamu rumahnya berbentuk persegi panjang. Panjang lantai
ruang tamu itu 6 m dan lebarnya 3 m. Ukuran ubin keramik yang akan
digunakan adalah 30 cm x 30 cm. Hitunglah berapa ubin keramik yang
dibutuhkan oleh Ibu Yuni.
192
Lampiran 25
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN
PERTEMUAN 1
No. Pembahasan Skor
1 Memahami masalah
Diketahui : Pak Mamad punya tanah yang berbentuk
persegi panjang.
Panjangnya 50 m dan lebarnya 30 m
Ditanya :
a. Luas tanah Pak Mamad?
b. Keliling tanah Pak Mamad?
c. Jika Pak Mamad ingin memagari tanah tersebut
dengan kawat berapa m-kah pagar kawat yang
dibutuhkan?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang tanah = 50 m
Lebar tanah = 30 m
Melaksanakan penyelesaian masalah
a. Luas tanah Pak Mamad
Luas tanah = Luas daerah persegi panjang (karena
tanah berbentuk persegi panjang)
=
=
=
Jadi luas tanah Pak Mamad adalah 1500 m2.
b. Keliling tanah Pak Mamad
1
1
1
2
1
193
Keliling tanah = keliling persegi panjang (karena tanah
berbentuk persegi panjang)
=
= 2 (50 + 30)
= 2 (80)
= 160
Jadi keliling tanah Pak Mamad adalah 160 m.
c. Jika Pak Mamad ingin memagari tanah tersebut dengan
kawat berapa m-kah pagar kawat yang dibutuhkan?
Untuk memagari tanah tersebut, pagar kawat yang
dibutuhkan sepanjang 160 m. (Karena keliling tanah
adalah 160 m)
2
1
1
2
Memahami masalah
Diketahui : Halaman rumah berbentuk persegi panjang
Panjang 90 meter dan lebar 65 meter
Biaya pasang pagar Rp135.000,00 per meter.
Ditanya :Berapakah biaya yang diperlukan untuk
pemasangan pagar tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Halaman rumah berbentuk persegi panjang
Panjang = 90 m
Lebar = 65 m
Keliling halaman rumah
Jadi keliling halaman rumah = 310 m
Melaksanakan penyelesaian masalah
1
1
1
2
1
194
Jadi keliling halaman rumah = 310 m
Jadi pagar yang dibutuhkan untuk mengelilingi halaman
rumah tersebut adalah 310 m.
Biaya pasang pagar Rp135.000,00 per meter
Biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut
Jadi besar biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan pagar
adalah Rp 41.850.000,00
1
2
1
3 Memahami masalah
Diketahui : Keliling persegi panjang adalah 30 cm
Panjangnya adalah 2 kali lebarnya,
Ditanya : Berapa panjang dan lebar persegi panjang
tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Keliling persegi panjang = 30 m
Panjang = dua kali lebar =
Melaksanakan penyelesaian masalah
Keliling persegi panjang =
30 =
30 =
30 =
=
= 5
Jadi lebar persegi panjang = 5 dan panjang persegi panjang
= = = 10 m.
1
1
1
2
1
2
2
195
4 Memahami masalah
Diketahui : Rio lari keliling lapangan sekolah sebanyak 3
kali. Lapangan sekolah Rio berbentuk persegi
panjang
Panjang 80 m dan lebar 60 m.
Ditanya : Berapa meter Rio harus berlari?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang lapangan = 80 m
Lebar lapangan = 60 m
Lapangan berbentuk persegi panjang
Keliling lapangan =
=
=
=
Jadi keliling lapangan = 280 m
Melaksanakan penyelesaian masalah
Rio lari keliling lapangan sekolah sebanyak 3 kali
Jadi Rio harus berlari sepanjang =
=
= 840
Jadi Rio harus berlari sepanjang 840 m untuk keliling
lapangan sebanyak 3 kali.
1
1
1
2
1
2
2
5 Memahami masalah
Diketahui : Lantai ruang tamu berbentuk persegi panjang
Panjang lantai ruang tamu = 6 m
Lebarnya = 3 m
Ukuran ubin keramik 30 cm x 30 cm.
Ditanya : Berapakah ubin keramik yang dibutuhkan untuk
menutupi lantai ruangan itu?
1
1
196
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang = 6 m
Lebar = 3 m
Lantai ruang tamu berbentuk persegi panjang
Luas lantai =
=
= 18
Jadi luas lantai ruang tamu adalah 18 m2 = 180.000 cm
2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Ukuran ubin keramik 30 cm x 30 cm
Luas ubin keramik cm2
Banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk lantai ruang tamu
Jadi banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
ruang tamu adalah 200 buah.
1
1
2
1
2
1
197
Lampiran 26
Latihan Soal Pertemuan Kedua
1. Diketahui keliling persegi sama dengan luas daerah persegi panjang
dengan panjang = 12 cm dan lebar = 10 cm. Tentukan luas daerah persegi
tersebut.
2. Diketahui luas daerah persegi sama dengan luas daerah persegi panjang
dengan panjang = 16 cm dan lebar = 4 cm. Tentukan keliling persegi
tersebut.
3. Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 6 m. Lantai
tersebut akan dipasang ubin berbentuk persegi berukuran 60 cm x 60 cm.
Berapa banyak ubin yang dibutuhkan untuk menutup lantai tersebut.
4. Sebuah taman berbentuk persegi ditanami pohon cemara dengan jarak
antar pohon adalah 4 m. Jika sisi taman tersebut adalah 40 m, berapa
banyak pohon cemara di sekeliling taman?
5. Keliling sebuah persegi panjang sama dengan keliling sebuah persegi.
Hitunglah perbandingan luas daerah persegi panjang dan persegi, jika luas
daerah persegi 2500 cm2 dan panjang persegi panjang adalah 60 cm?
198
Lampiran 27
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN
PERTEMUAN 2
No. Pembahasan Skor
1 Memahami masalah
Diketahui : Keliling persegi sama dengan luas daerah persegi
panjang. Panjang = 12 cm dan lebar = 10 cm
Ditanya : Berapakah luas daerah persegi tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang = 12 cm
Lebar = 10 cm
Luas daerah persegi panjang =
=
=
Jadi luas daerah persegi = 120 cm2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Keliling persegi sama dengan luas daerah persegi panjang
Keliling persegi = 120 cm
Sisi persegi =
cm
Luas daerah persegi
Jadi luas daerah persegi = 900 m2
1
1
1
1
2
2
1
1
2 Memahami masalah
Diketahui : Luas daerah persegi sama dengan luas daerah
persegi panjang.
1
199
Panjang = 16 cm
Lebar = 4 cm
Ditanya : Berapakah keliling persegi tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Panjang = 16 cm
Lebar = 4 cm
Luas daerah persegi panjang = panjang x lebar
= 16 x 4
= 64
Jadi luas daerah persegi panjang = 64 cm2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas daerah persegi sama dengan luas daerah persegi panjang.
Jadi luas daerah persegi = 64 cm2 = 5000
Jika luas daerah persegi = 64 cm2, maka sisi persegi
cm.
Keliling persegi
Jadi Keliling persegi = 32 cm
1
1
1
2
2
1
1
3 Memahami masalah
Diketahui : Lantai berbentuk persegi dengan sisi = 6 m
Ubin berbentuk persegi berukuran 60 cm x 60 cm
Ditanya : Berapa banyak ubin yang dibutuhkan untuk
menutup lantai tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Sisi = 6 m
Lantai berbentuk persegi
Luas lantai = Luas daerah persegi
=
=
1
1
2
200
= 36
Jadi luas lantai = 36 m2 = 360.000 cm
2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Ubin berbentuk persegi berukuran 60 cm x 60 cm
Luas ubin = Luas daerah persegi
=
=
= 3600
Jadi luas ubin = 3600 cm2
Banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menutup lantai
Jadi banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menutup lantai
tersebut adalah 100 buah.
1
1
1
2
1
4 Memahami masalah
Diketahui : Sebuah taman berbentuk persegi
Jarak tanam antar pohon adalah 4 m
Sisi taman = 40 m
Ditanya : Berapa banyak pohon cemara yang ditanam di
sekeliling taman?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Sisi taman = 40 m
Taman berbentuk persegi
Keliling taman = keliling persegi
1
1
2
201
Jadi keliling taman = 160 m2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Jarak tanam antar pohon adalah 4 m
Banyaknya pohon cemara yang ditanam di sekeliling taman
Jadi banyaknya pohon cemara yang ditanam di sekeliling
taman adalah 40 buah.
1
2
1
2
5 Memahami masalah
Diketahui : Keliling persegi panjang sama dengan keliling
sebuah persegi.
Luas daerah persegi = 2500 cm2
Panjang persegi panjang = 60 cm
Ditanya : Hitunglah perbandingan luas daerah persegi panjang
dan persegi?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Luas daerah persegi = 2500 cm2
Sisi persegi = cm
Keliling persegi = 4 x sisi
= 4 x 50
= 200
Jadi keliling persegi adalah 200 cm
Melaksanakan penyelesaian masalah
Keliling persegi panjang sama dengan keliling sebuah persegi.
1
1
1
1
202
Keliling persegi panjang = 200 cm
Panjang persegi panjang = 60 cm
Keliling persegi panjang
200
200
Jadi lebar persegi panjang = 40 cm
Luas daerah persegi panjang
Jadi luas daerah persegi panjang = 2400 cm2
Perbandingan luas daerah persegi dan luas daerah persegi
panjang = 2500 : 240
= 25 : 24
Jadi perbandingan luas daerah persegi dan luas daerah persegi
panjang adalah 25 : 24.
1
2
1
1
1
203
Lampiran 28
Latihan Soal Pertemuan Ketiga
1. Hitunglah luas daerah layang-layang jika diketahui ukuran diagonalnya
sebagai berikut.
a. 28 cm dan 20 cm
b. 34 cm dan 18 cm
2. Hitunglah keliling layang-layang jika diketahui sisi-sisinya sebagai
berikut.
a. 24 cm dan 10 cm
b. 30 cm dan 16 cm
3. Gio mempunyai sebuah layang-layang. Panjang sisi terpendeknya 5a cm
dan panjang sisi terpanjangnya (7a +1) cm. Jika keliling layang-layang
Gio 74 cm, hitunglah panjang sisi terpendek dan sisi terpanjangnya.
4. Azmi mempunyai sebuah layang-layang. Diketahui luas daerah layang-
layang tersebut adaah 252 cm2. Jika diagonal d1 dan d2 layang-layang Rafa
memiliki perbandingan d1 : d2 = 8:7, Tentukan panjang diagonal d1 dan d2
layang-layang Azmi tersebut.
5. Pak Sobri ingin membuat sebuah layang-layang untuk anaknya. Layang-
layang tersebut mempunyai ukuran diagonal 16 cm dan 28 cm.
Dibutuhkan kertas untuk membuat layang-layang tersebut. Kertas yang
tersedia berbentuk persegi panjang berukuran panjang 20 cm dan lebarnya
18 cm. Tiap ujung diagonal layang-layang tersebut ditambahkan 1 cm
agar dapat dilipat pada kerangka layang-layang tersebut. Berapakah luas
kertas yang tersisa?
204
Lampiran 29
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN
PERTEMUAN 3
No. Pembahasan Skor
1 Memahami masalah
Diketahui : a. Diagonal 1 = 28 cm dan diagonal 2 = 20 cm
b. Diagonal 1 = 34 cm dan diagonal 2 = 18 cm
Ditanya : Berapakah luas daerah layang-layang tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Layang-layang 1
Diagonal 1 = 28 cm dan diagonal 2 = 20 cm
Layang-layang 2
Diagonal 1 = 34 cm dan diagonal 2 = 18 cm
Melaksanakan penyelesaian masalah
a. Luas daerah layang-layang 1
Luas =
=
= 280
Jadi luas daerah layang- layang adalah 280 cm2
b. Luas daerah layang-layang 2
Luas =
=
= 306
1
1
1
1
2
1
2
1
205
Jadi luas daerah layang- layang adalah 306 cm2
2 Memahami masalah
Diketahui : a. Sisi 1 = 24 cm dan sisi 2 = 10 cm
b. Sisi 1 = 30 cm dan sisi 2 = 16 cm
Ditanya : Berapakah keliling layang-layang tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Layang-layang 1
Sisi 1 = 24 cm dan sisi 2 = 10 cm
Layang-layang 2
Sisi 1 = 30 cm dan sisi 2 = 16 cm
Melaksanakan penyelesaian masalah
a. Keliling layang-layang 1
Keliling =
=
= 68
Jadi keliling layang- layang adalah 68 cm
b. Keliling layang-layang 2
Keliling =
=
= 92
Jadi keliling layang- layang adalah 92 cm
1
1
1
1
2
1
2
1
3 Memahami masalah
Diketahui : Gio mempunyai sebuah layang-layang.
Panjang sisi terpendeknya= 5a cm
Panjang sisi terpanjangnya = (7a +1) cm
Keliling layang-layang Gio = 74 cm
Ditanya : Berapakah panjang sisi terpendek dan sisi
terpanjangnya?
Jawab :
1
1
206
Merencanakan penyelesaian masalah
Keliling layang-layang = 2 (panjang sisi terpendek + panjang
sisi terpanjang)
Melaksanakan penyelesaian masalah
Keliling layang-layang = 2 (panjang sisi terpendek + panjang
sisi terpanjang)
Jadi panjang sisi terpendek = 5a = 5 x 3 = 15 cm
Panjang sisi terpanjang = 7a + 1 = (7 x 3) + 1 = 21 + 1 = 22 cm
1
3
2
2
4 Memahami masalah
Diketahui : Azmi mempunyai sebuah layang-layang. Luas
layang-layang tersebut adaah 252 cm2.
Perbandingan d1 : d2 = 8 : 7
Ditanya : Berapakah panjang diagonal d1 dan d2 layang-
layang Azmi tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Perbandingan d1 : d2 = 8:7, kita misalkan :
Panjang diagonal 1 = 8a
Panjang diagonal 2 = 7a
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas daerah layang-layang = 252 cm2
Luas daerah layang-layang =
=
=
1
1
1
1
2
207
=
=
Jadi a = 3, maka :
Panjang diagonal 1 = 8a = 8 x 3 = 24
Panjang diagonal 2 = 7a = 7 x 3 = 21
Jadi panjang diagonal d1 layang-layang Azmi adalah 24 cm dan
panjang diagonal d2 layang-layang Azmi adalah 21 cm.
1
1
2
5 Memahami masalah
Diketahui : Akan dibuat sebuah layang-layang dengan ukuran
diagonal 16 cm dan 28 cm. Tersedia lembaran
kertas berbentuk persegi panjang yang berukuran
panjang 20 cm dan lebar 18 cm. Tiap ujung
diagonalnya ditambahkan 1 cm agar dapat dilipat
pada kerangka layang-layang tersebut.
Ditanya : Berapakah luas kertas yang tersisa untuk
membuat layang-layang tersebut?
Jawab :
Merencanakan penyelesaian masalah
Karena tiap ujung diagonal layang-layang tersebut
ditambahkan 1 cm, maka panjang tiap diagonal ditambah 2 cm
Diagonal terpanjang = 16 + 2 = 18 cm
Diagonal terpendek = 28 + 2 = 30 cm
Luas daerah layang-layang = ½ (diagonal terpanjang x
diagonal terpendek)
Luas kertas minimal untuk membuat sebuah layang-layang
sama dengan luas daerah sebuah bangun layang-layang
= ½ x 30 cm x 18 cm = 270 cm2
Melaksanakan penyelesaian masalah
Luas kertas minimal yang dibutuhkan Pak Sobri untuk
1
1
1
1
1
1
1
208
membuat sebuah layang layang = 270 cm2
Luas selembar kertas yang tersedia = 20 x 18 = 360 cm2
Luas kertas yang tersisa = 360 – 270 = 90 cm2
Dengan demikian luas kertas yang tersisa untuk membuat
sebuah layang-layang adalah 90 cm2
1
1
1
209
Lampiran 30
LEMBAR OBSERVASI DAN PENILAIAN AKTIVITAS
PESERTA DIDIK
Petunjuk:
a) Berilah skor pada kolom sesuai dengan keadaan peserta didik!
b) Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan sesuai dengan
pendapat Anda, 1,2,3, 4 atau 5
c) Keterangan pilihan jawaban :
Skor 4 : Sangat Aktif
Skor 3 : Aktif
Skor 2 : Cukup Aktif
Skor 1 : Tidak Aktif
No Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Kegiatan-kegiatan visual (Visual Activities)
a. Peserta didik mengamati dengan seksama saat
guru member penjelasan.
b. Peserta didik memperhatikan dengan seksama
saat guru memberikan contoh soal.
2 Kegiatan-kegiatan lisan (Oral Activities)
a. Peserta didik bertanya kepada guru apabila
kurang paham mengenai apa yang dijelaskan
guru.
b. Peserta didik bertanya pada saat mengerjakan
LKS.
c. Peserta didik ikut serta mengeluarkan pendapat
pada saat diskusi berlangsung.
3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening
Activities)
a. Peserta didik mendengarkan guru ketika
menjelaskan materi pelajaran.
b. Peserta didik mendengarkan pemaparan peserta
didik lain pada saat presentasi hasil diskusi.
4 Kegiatan-kegiatan menulis (Writing Activities)
a. Peserta didik mengerjakan LKS.
b. Peserta didik merangkum materi yang
dijelaskan.
210
Penilaian aktivitas peserta didik:
K = Presentase skor yang diperoleh
ni = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Kriteria penilaian :
81%-100% : sangat aktif
61%- 80% : aktif
41%- 60% : cukup aktif
21%- 40% : kurang aktif
< 21% : tidak aktif
c. Peserta didik merangkum hasil diskusi
kelompok.
5 Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing
Activities)
a. Peserta didik mampu menerjemahkan
pertanyaan pada gambar..
b. Peserta didik mampu menerjemahkan
pertanyaan dengan simbol-simbol.
6 Kegiatan-kegiatan motorik (Motor Activities)
a. Peserta didik melakukan apa yang diinstruksikan
oleh guru pada saat mengerjakan LKS.
b. Peserta didik melakukan apa yang diinstruksikan
oleh guru pada saat membentuk kelompok.
7 Kegiatan-kegiatan mental (Mental Activities)
a. Peserta didik menanggapi hasil diskusi
kelompok lain saat presentasi berlangsung.
b. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.
8 Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional Activities)
a. Peserta didik merasa senang pada saat
pembelajaran berlangsung.
b. Peserta didik merasa termotivasi belajar pada
saat pembelajaran berlangsung.
211
…., April 2013
Observer
(…………………………….)
212
Lampiran 31
LEMBAR OBSERVASI PENELITI
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 2 Karanganyar
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan ke- :
Petunjuk : Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
berikut.
No. Aspek yang diamati Dilakukan
Ya Tidak
1 Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki ruang kelas tepat waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik.
d. Guru menyampaikan tujuan dan model pembelajaran.
e. Guru menyampaikan materi pokok dan memotivasi
siswa.
f. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan
peserta didik materi sebelumnya melalui metode tanya
jawab.
2 Kegiatan Inti (± 60 menit)
a. Guru menjelaskan materi.
b. Guru memberi contoh soal dengan melihat masalah-
masalah realistik yang ada di sekeliling kita.
c. Guru menggunakan model pembelajaran Problem
Posing
Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para
213
peserta didik dengan menggunakan alat peraga
untuk lebih memperjelas konsep.
Guru memberikan latihan soal secukupnya.
Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah
soal yang menantang, dan peserta didik yang
bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dilakukan secara berkelompok.
Secara acak guru menyuruh peserta didik untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Guru mengkonfirmasi soal yang disajikan di
depan kelas.
3 Kegiatan Penutup (± 10 menit)
a. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta
didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti menanyakan apakah
pembelajaran kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa
untuk tetap belajar dan mengingatkan untuk belajar
tentang materi yang akan datang.
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Demak, April 2013
Observer
…………………………….
214
Lampiran 32
LEMBAR OBSERVASI PENELITI
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP N 2 Karanganyar
Materi Pokok : Segiempat
Pertemuan ke- :
Petunjuk : Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
berikut.
No. Aspek yang diamati Dilakukan
Ya Tidak
1 Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki ruang kelas tepat waktu.
b. Guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran serta
menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik.
d. Guru menyampaikan tujuan dan model pembelajaran.
e. Guru menyampaikan materi pokok dan memotivasi
siswa.
f. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan
peserta didik materi sebelumnya melalui metode tanya
jawab.
2 Kegiatan Inti (± 60 menit)
a. Guru menjelaskan materi.
b. Guru memberi contoh soal dengan melihat masalah-
masalah realistik yang ada di sekeliling kita.
c. Guru lalu menguji kepahaman siswa dengan memberi
soal latihan.
d. Guru memberi waktu bagi siswa untuk mengerjakan
215
soal tersebut.
e. Guru lalu menyuruh siswa untuk mengerjakan soal
tersebut di depan kelas dengan menunjuk siswa.
f. Guru mengkonfirmasikan jawaban dari siswa yang
terpilih untuk maju ke depan kepada siswa lainnya.
g. Guru juga mengkonfirmasi jawaban dari siswa
tersebut.
3 Kegiatan Penutup (± 10 menit)
a. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran hari ini.
b. Guru melengkapi dan menuliskan kesimpulan.
c. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta
didik.
d. Guru melakukan refleksi, seperti menanyakan apakah
pembelajaran kali ini menyenangkan, apakah ada
pertanyaan untuk materi hari ini.
e. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa
untuk tetap belajar dan mengingatkan untuk belajar
tentang materi yang akan datang.
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Demak, April 2013
Observer
…………………………….
216
Lampiran 33
DAFTAR REKAPITULASI NILAI TES
KELAS KONTROL
No Kode Butir Soal Jumlah
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7
1 K-01 10 4 7 4 5 6 7 43 61
2 K-02 10 7 8 7 6 8 8 54 77
3 K-03 10 6 4 9 6 10 6 51 73
4 K-04 10 7 6 10 6 10 6 55 79
5 K-05 10 6 7 10 6 10 6 55 79
6 K-06 10 6 7 4 5 7 5 44 63
7 K-07 10 6 5 7 10 6 5 49 70
8 K-08 10 10 10 7 10 10 8 65 93
9 K-09 10 10 5 6 7 7 10 55 79
10 K-10 10 4 6 4 6 9 6 45 64
11 K-11 10 6 5 7 7 8 6 49 70
12 K-12 10 6 7 6 6 8 7 50 71
13 K-13 10 10 10 10 10 7 8 65 93
14 K-14 10 6 6 10 6 10 7 55 79
15 K-15 10 7 6 6 6 8 6 49 70
16 K-16 10 7 5 6 5 10 7 50 71
17 K-17 10 7 7 9 8 10 8 59 84
18 K-18 10 7 6 10 7 8 4 52 74
19 K-19 10 7 4 6 5 6 6 44 63
20 K-20 10 6 5 10 5 10 6 52 74
21 K-21 10 8 5 8 7 7 5 50 71
22 K-22 5 5 6 4 7 7 5 39 56
23 K-23 9 8 7 10 8 10 7 59 84
24 K-24 10 8 7 10 9 9 8 61 87
25 K-25 10 7 7 5 8 6 6 49 70
26 K-26 10 5 4 6 6 10 8 49 70
27 K-27 10 6 4 6 4 5 9 44 63
28 K-28 10 6 5 7 6 10 6 50 71
29 K-29 10 8 6 6 7 9 6 52 74
30 K-30 5 8 7 7 6 6 10 49 70
217
Ʃ 2204
rata-rata 73.48
s2 78.07
s 8.84
n 30
218
Lampiran 34
DAFTAR REKAPITULASI NILAI TES
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Butir Soal
Jumlah Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7
1 E-01 7 6 10 10 5 7 5 50 71
2 E-02 10 7 7 7 5 5 6 47 67
3 E-03 10 6 7 7 10 10 7 57 81
4 E-04 10 10 5 10 5 10 6 56 80
5 E-05 5 7 10 10 5 6 6 49 70
6 E-06 10 10 5 9 5 9 8 56 80
7 E-07 10 10 8 10 10 8 8 64 91
8 E-08 10 5 7 7 6 6 7 48 69
9 E-09 10 8 10 10 10 9 9 66 94
10 E-10 10 7 7 7 7 7 7 52 74
11 E-11 10 10 8 10 10 7 6 61 87
12 E-12 7 5 10 10 8 7 7 54 77
13 E-13 10 10 7 10 8 6 5 56 80
14 E-14 10 8 10 10 10 9 9 66 94
15 E-15 10 7 5 7 7 6 8 50 71
16 E-16 7 5 10 10 5 7 7 51 73
17 E-17 10 7 7 7 10 7 8 56 80
18 E-18 10 6 8 8 9 8 7 56 80
19 E-19 10 8 8 8 8 8 8 58 83
20 E-20 10 10 10 10 7 7 5 59 84
21 E-21 10 10 10 9 9 6 5 59 84
22 E-22 10 10 6 10 10 7 7 60 86
23 E-23 10 7 7 7 7 6 5 49 70
24 E-24 8 7 6 6 10 6 6 49 70
25 E-25 10 10 10 10 10 10 10 70 100
26 E-26 10 7 10 10 6 8 8 59 84
27 E-27 10 10 6 9 9 9 6 59 84
28 E-28 10 8 8 7 6 7 6 52 74
29 E-29 10 10 9 8 8 8 10 63 90
Ʃ 2331
219
rata-rata 80.39
s2 73.89
s 8.60
n 29
220
Lampiran 35
DAFTAR KETUNTASAN HASIL TES KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF KELAS KONTROL DAN KELAS
EKSPERIMEN
Kelas VII A
Ket.
Kelas VII B
Ket. (Kelas Kontrol) (Kelas Eksperimen)
Kode Nilai Kode Nilai
K-01 61 Tidak Tuntas E-01 71 Tuntas
K-02 77 Tuntas E-02 67 Tidak Tuntas
K-03 73 Tuntas E-03 81 Tuntas
K-04 79 Tuntas E-04 80 Tuntas
K-05 79 Tuntas E-05 70 Tuntas
K-06 63 Tidak Tuntas E-06 80 Tuntas
K-07 70 Tuntas E-07 91 Tuntas
K-08 93 Tuntas E-08 69 Tidak Tuntas
K-09 79 Tuntas E-09 94 Tuntas
K-10 64 Tidak Tuntas E-10 74 Tuntas
K-11 70 Tuntas E-11 87 Tuntas
K-12 71 Tuntas E-12 77 Tuntas
K-13 93 Tuntas E-13 80 Tuntas
K-14 79 Tuntas E-14 94 Tuntas
K-15 70 Tuntas E-15 71 Tuntas
K-16 71 Tuntas E-16 73 Tuntas
K-17 84 Tuntas E-17 80 Tuntas
K-18 74 Tuntas E-18 80 Tuntas
K-19 63 Tidak Tuntas E-19 83 Tuntas
K-20 74 Tuntas E-20 84 Tuntas
K-21 71 Tuntas E-21 84 Tuntas
K-22 56 Tidak Tuntas E-22 86 Tuntas
K-23 84 Tuntas E-23 70 Tuntas
K-24 87 Tuntas E-24 70 Tuntas
K-25 70 Tuntas E-25 100 Tuntas
K-26 70 Tuntas E-26 84 Tuntas
K-27 63 Tidak Tuntas E-27 84 Tuntas
221
K-28 71 Tuntas E-28 74 Tuntas
K-29 74 Tuntas E-29 90 Tuntas
K-30 70 Tuntas
222
Lampiran 36
UJI NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan:
∑
Kriteria yang digunakan:
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksium = 100 Panjang kelas = 6
Nilai Minimum = 56 Rata-rata = 76,8765
Rentang = 44 s = 9,3206
Banyak Kelas = 7 n = 59
Kelas
Interval
Batas
Kelas Z
Peluang
untuk Z
Luas
Kelas
untuk Z
Ei
Oi
i
ii
E
EO 2)(
𝑥 𝛼 𝑘
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
223
56-62 55,5 -2.29 0.4898 0.0566 3.3394 2 0.5372
63-69 62,5 -1.54 0.4332 0.1721 10.1539 6 1.6993
70-76 69,5 -0.79 0.2611 0.2970 17.523 22 1.1438
77-83 76,5 -0.04 0.0359 0.2747 16.2073 13 0.6347
84-90 83,5 0.71 0.3106 0.1429 8.4311 10 0.2919
91-97 90,5 1.46 0.4535 0.0399 2.3541 5 2.9739
98-104 97,5 2.21 0.4934 0.0058 0.3422 1 1.2645
103,5 2.86 0.4992
χ2 = 8,5454
Untuk dengan dk = 7 – 3 = 4 diperoleh x2
tabel = 9,49.
Karena hitung tabel yaitu 8,5454 9,49 , maka H0 diterima.
Jadi, data berdistribusi normal.
9,49 8,5454
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
224
Lampiran 37
UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0:
(varians homogen)
H1:
(varians tidak homogen)
Kriteria pengujian
H0 diterima jika
Pengujian Hipotesis:
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk)Si
2 log Si
2 (dk) log Si
2
Kontrol 30 29 78.07 2264.014 1.8925 54.8820
Eksperimen 29 28 73.89 2068.966 1.8686 52.3207
Ʃ 59 57 151.96 4332.979 3.7611 107.2026
Varians gabungan dari sampel adalah
= 76,01718
= 1,8809
Harga satuan B adalah
= 107,212
χ 𝑘
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
225
Untuk uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat
{ } = 0,02153616
Untuk α = 5 % dengan dk = k-1 = 2 - 1 = 1 diperoleh tabel = 3,81
Karena maka diterima. Jadi varians antara kedua
kelompok homogen.
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
0,021
226
Lampiran 38
UJI HIPOTESIS 1
Hipotesis:
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai kurang dari atau sama dengan 74,5%
(belum mencapai KKM klasikal) dan
: , artinya proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yang
memperoleh nilai lebih dari 74,5% (sudah mencapai
KKM klasikal).
Rumus yang digunakan:
√
Kriteria pengujian:
ditolak jika .
Pengujian Hipotesis:
Sumber Variasi Nilai 𝑧
Daerah penolakan
Ho
Daerah
penerimaan Ho
227
27
29
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
√
Dari perhitungan diperoleh
Harga dengan α = 5% adalah 1,64.
Karena , maka ditolak dan diterima.
Jadi, persentase ketuntasan belajar peserta didik kelas eksperimen telah mencapai
ketuntasan belajar klasikal sebesar .
Daerah penolakan 𝐻 Daerah
penerimaan 𝐻
228
Lampiran 39
UJI HIPOTESIS 2
Hipotesis:
: , artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif materi
segiempat peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar yang
diajar menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar
menggunakan model pembelajaran ekspositori.
: , artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif materi
segiempat peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar yang
diajar menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan
pendekatan PMRI lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan
berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
Rumus yang digunakan:
√
dengan
229
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika .
Pengujian Hipotesis:
Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2331 2204
N 29 30
Rata-rata 80,39 73,48
Varians 73,89 78,07
Standar deviasi 8,60 8,84
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
√
√
Dari perhitungan diperoleh
Harga dengan α = 5% dan adalah 1,67.
𝑡 – 𝛼 𝑛 𝑛
Daerah penolakan
Ho Daerah
penerimaan Ho
230
Karena dan berada pada daerah penolakan , maka
ditolak dan diterima.
Jadi, rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif materi segiempat peserta
didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar yang diajar menggunakan model
pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI lebih dari rata-rata hasil
tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
Daerah penolakan
Ho
Daerah
penerimaan Ho
231
Lampiran 40
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-1
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 E-01 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 51
2 E-02 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 44
3 E-03 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 46
4 E-04 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 50
5 E-05 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 50
6 E-06 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 47
7 E-07 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 46
8 E-08 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 48
9 E-09 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 51
10 E-10 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 45
11 E-11 2 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 45
12 E-12 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 49
13 E-13 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 48
14 E-14 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 59
15 E-15 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 46
16 E-16 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 43
17 E-17 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 45
18 E-18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 50
19 E-19 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 51
20 E-20 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 43
21 E-21 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 49
22 E-22 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 46
23 E-23 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 46
24 E-24 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 51
25 E-25 4 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 51
26 E-26 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 49
27 E-27 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 43
28 E-28 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 42
29 E-29 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 43
232
Lampiran 41
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-2
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 E-01 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 50
2 E-02 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 45
3 E-03 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 48
4 E-04 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 51
5 E-05 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 50
6 E-06 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 49
7 E-07 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 48
8 E-08 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 45
9 E-09 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 52
10 E-10 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 46
11 E-11 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 48
12 E-12 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 49
13 E-13 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 47
14 E-14 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 57
15 E-15 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 47
16 E-16 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 45
17 E-17 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 46
18 E-18 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 49
19 E-19 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 50
20 E-20 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 46
21 E-21 3 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 2 2 3 2 2 46
22 E-22 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 47
23 E-23 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 48
24 E-24 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 51
25 E-25 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 50
26 E-26 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 47
27 E-27 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 43
28 E-28 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 43
29 E-29 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 43
233
Lampiran 42
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-3
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 E-01 4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 52
2 E-02 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 48
3 E-03 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 48
4 E-04 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 49
5 E-05 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 50
6 E-06 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 48
7 E-07 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 49
8 E-08 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 49
9 E-09 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 52
10 E-10 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 49
11 E-11 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 47
12 E-12 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 2 48
13 E-13 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 49
14 E-14 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 58
15 E-15 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 47
16 E-16 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 47
17 E-18 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 46
18 E-19 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 51
19 E-21 4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 51
20 E-22 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 49
21 E-23 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 2 46
22 E-24 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 46
23 E-25 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 46
24 E-26 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 51
25 E-27 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 49
26 E-28 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 48
27 E-30 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 44
28 E-28 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 44
29 E-29 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 44
234
Lampiran 43
PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Siswa
Pertemuan Rata-rata Persentase
1 2 3
1 E-01 51 50 52 51 71%
2 E-02 44 45 48 46 63%
3 E-03 46 48 48 47 66%
4 E-04 50 51 49 50 69%
5 E-05 50 50 50 50 69%
6 E-06 47 49 48 48 67%
7 E-07 46 48 49 48 66%
8 E-08 48 45 49 47 66%
9 E-09 51 52 52 52 72%
10 E-10 45 46 49 47 65%
11 E-11 45 48 47 47 65%
12 E-12 49 49 48 49 68%
13 E-13 48 47 49 48 67%
14 E-14 59 57 58 58 81%
15 E-15 46 47 47 47 65%
16 E-16 43 45 47 45 63%
17 E-17 45 46 46 46 63%
18 E-18 50 49 51 50 69%
19 E-19 51 50 51 51 70%
20 E-20 43 46 49 46 64%
21 E-21 49 46 46 47 65%
22 E-22 46 47 46 46 64%
23 E-23 46 48 46 47 65%
24 E-24 51 51 51 51 71%
25 E-25 51 50 49 50 69%
26 E-26 49 47 48 48 67%
27 E-27 43 43 44 43 60%
28 E-28 42 43 44 43 60%
29 E-29 43 43 44 43 60%
Presentase Rata-rata kelas 67%
Kriteria Penilaian Aktif
235
Kriteria Penilaian
25% < P ≤ 44% : Tidak Aktif
44% < P ≤ 63% : Cukup Aktif
63% < P ≤ 82% : Aktif
82% < P ≤ 100% : Sangat Aktif
236
Lampiran 44
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-1
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 K-01 3 3 2 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 44
2 K-02 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 43
3 K-03 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 38
4 K-04 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 42
5 K-05 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 40
6 K-06 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 46
7 K-07 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 41
8 K-08 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 52
9 K-09 3 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 1 40
10 K-10 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 47
11 K-11 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 1 1 38
12 K-12 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 46
13 K-13 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 53
14 K-14 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 45
15 K-15 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
16 K-16 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 43
17 K-17 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 38
18 K-18 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 45
19 K-19 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 43
20 K-20 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 38
21 K-21 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 46
22 K-22 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 42
23 K-23 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 40
24 K-24 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 45
25 K-25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 37
26 K-26 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 40
27 K-27 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 43
28 K-28 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 40
237
29 K-29 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 36
30 K-30 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 42
238
Lampiran 45
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-2
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 K-01 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 46
2 K-02 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 44
3 K-03 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 1 1 1 39
4 K-04 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 42
5 K-05 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 41
6 K-06 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 45
7 K-07 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 42
8 K-08 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 52
9 K-09 3 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 1 41
10 K-10 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 45
11 K-11 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 39
12 K-12 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 45
13 K-13 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 53
14 K-14 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2 2 2 46
15 K-15 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 39
16 K-16 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 42
17 K-17 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 39
18 K-18 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 1 44
19 K-19 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 43
20 K-20 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 39
21 K-21 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 45
22 K-22 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 1 41
23 K-23 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 39
24 K-24 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 46
25 K-25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 38
26 K-26 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 2 40
27 K-27 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 43
28 K-28 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 41
239
29 K-29 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 37
30 K-30 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 42
240
Lampiran 46
Penilaian Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-3
No Kode
Siswa
Skor tiap indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 K-01 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 45
2 K-02 3 2 1 2 2 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 44
3 K-03 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 40
4 K-04 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 42
5 K-05 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 40
6 K-06 3 1 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 43
7 K-07 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 43
8 K-08 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 52
9 K-09 3 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 42
10 K-10 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 46
11 K-11 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 40
12 K-12 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 43
13 K-13 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 53
14 K-14 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 1 44
15 K-15 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 38
16 K-16 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 42
17 K-17 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 40
18 K-18 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 44
19 K-19 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 43
20 K-20 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 40
21 K-21 4 2 2 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 43
22 K-22 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 4 2 3 3 2 2 2 2 41
23 K-23 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 40
24 K-24 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 45
25 K-25 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 38
26 K-26 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 40
27 K-27 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 43
28 K-28 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 42
241
29 K-29 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 38
30 K-30 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 42
242
Lampiran 47
PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
N
o Kode Siswa
Pertemuan Rata-rata Persentase
1 2 3
1 K-01
4
4
4
6
4
5 45 63%
2 K-02
4
3
4
4
4
4 44 61%
3 K-03
3
8
3
9
4
0 39 54%
4 K-04
4
2
4
2
4
2 42 58%
5 K-05
4
0
4
1
4
0 40 56%
6 K-06
4
6
4
5
4
3 45 62%
7 K-07
4
1
4
2
4
3 42 58%
8 K-08
5
2
5
2
5
2 52 72%
9 K-09
4
0
4
1
4
2 41 57%
10 K-10
4
7
4
5
4
6 46 64%
11 K-11
3
8
3
9
4
0 39 54%
12 K-12
4
6
4
5
4
3 45 62%
13 K-13
5
3
5
3
5
3 53 74%
14 K-14
4
5
4
6
4
4 45 63%
15 K-15
3
8
3
9
3
8 38 53%
16 K-16
4
3
4
2
4
2 42 59%
17 K-17
3
8
3
9
4
0 39 54%
18 K-18
4
5
4
4
4
4 44 62%
243
19 K-19
4
3
4
3
4
3 43 60%
20 K-20
3
8
3
9
4
0 39 54%
21 K-21
4
6
4
5
4
3 45 62%
22 K-22
4
2
4
1
4
1 41 57%
23 K-23
4
0
3
9
4
0 40 55%
24 K-24
4
5
4
6
4
5 45 63%
25 K-25
3
7
3
8
3
8 38 52%
26 K-26
4
0
4
0
4
0 40 56%
27 K-27
4
3
4
3
4
3 43 60%
28 K-28
4
0
4
1
4
2 41 57%
29 K-29
3
6
3
7
3
8 37 51%
30 K-30
4
2
4
2
4
2 42 58%
Presentase Rata-rata kelas 58%
Kriteria Penilaian Cukup Aktif
Kriteria Penilaian :
25% < P ≤ 44% : Tidak Aktif
44% < P ≤ 63% : Cukup Aktif
63% < P ≤ 82% : Aktif
82% < P ≤ 100% : Sangat Aktif
244
Lampiran 48
DAFTAR KRITERIA KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
Kelas VII A
Kriteria
Kelas VII B
Kriteria (Kelas Kontrol) (Kelas Eksperimen)
Kode Nilai Kode Nilai
K-01 63% Cukup Aktif E-01 71% Aktif
K-02 61% Cukup Aktif E-02 63% Cukup Aktif
K-03 54% Cukup Aktif E-03 66% Aktif
K-04 58% Cukup Aktif E-04 69% Aktif
K-05 56% Cukup Aktif E-05 69% Aktif
K-06 62% Cukup Aktif E-06 67% Aktif
K-07 58% Cukup Aktif E-07 66% Aktif
K-08 72% Aktif E-08 66% Aktif
K-09 57% Cukup Aktif E-09 72% Aktif
K-10 64% Aktif E-10 65% Aktif
K-11 54% Cukup Aktif E-11 65% Aktif
K-12 62% Cukup Aktif E-12 68% Aktif
K-13 74% Aktif E-13 67% Aktif
K-14 63% Cukup Aktif E-14 81% Aktif
K-15 53% Cukup Aktif E-15 65% Aktif
K-16 59% Cukup Aktif E-16 63% Cukup Aktif
K-17 54% Cukup Aktif E-17 63% Cukup Aktif
K-18 62% Cukup Aktif E-18 69% Aktif
K-19 60% Cukup Aktif E-19 70% Aktif
K-20 54% Cukup Aktif E-20 64% Aktif
K-21 62% Cukup Aktif E-21 65% Aktif
K-22 57% Cukup Aktif E-22 64% Aktif
K-23 55% Cukup Aktif E-23 65% Aktif
K-24 63% Cukup Aktif E-24 71% Aktif
K-25 52% Cukup Aktif E-25 69% Aktif
K-26 56% Cukup Aktif E-26 67% Aktif
K-27 60% Cukup Aktif E-27 60% Cukup Aktif
K-28 57% Cukup Aktif E-28 60% Cukup Aktif
245
K-29 51% Cukup Aktif E-29 60% Cukup Aktif
K-30 58% Cukup Aktif
246
Lampiran 49
UJI NORMALITAS AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan:
∑
Kriteria yang digunakan:
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Pengujian Hipotesis
Nilai Maksium = 81 Panjang kelas = 5
Nilai Minimum = 51 Rata-rata = 64,9298
Rentang = 30 s = 6,08795
Banyak Kelas = 7 n = 59
𝑥 𝛼 𝑘
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
247
Kelas
Interval
Batas
Kelas Z
Peluang
untuk Z
Luas
Kelas
untuk Z
Ei
Oi
51-55 50,5 -2.37 0.4706 0.1085 6.4015 8 0.3992
56-60 55,5 -1.55 0.3621 0.2480 14.632 15 0.0093
61-65 60,5 -0.73 0.1141 0.3091 18.2369 18 0.0031
66-70 65,5 0.09 0.1950 0.2099 12.3841 12 0.0119
71-75 70,5 0.91 0.4049 0.0777 4.5843 5 0.0377
76-80 75,5 1.74 0.4826 0.0155 0.9145 0 0.9145
81-85 80,5 2.56 0.4981 0.0018 0.1062 1 7.5224
85,5 3.38 0.4999
χ2 = 8,8980
Untuk dengan dk = 7 – 3 = 4 diperoleh x2
tabel = 9,49.
Karena hitung tabel yaitu 8,8980 9,49 , maka H0 diterima.
Jadi, data berdistribusi normal.
i
ii
E
EO 2)(
9,49 8,8980
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
248
Lampiran 50
UJI HIPOTESIS 3
Hipotesis:
: , artinya keaktifan peserta didik kelas VII SMP Negeri 2
Karanganyar yang diajar menggunakan model pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI kurang dari atau sama
dengan keaktifan peserta didik yang diajar menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
: , artinya keaktifan peserta didik kelas VII SMP Negeri 2
Karanganyar yang diajar menggunakan model pembelajaran
Problem Posing dengan pendekatan PMRI lebih dari keaktifan
peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
ekspositori.
Rumus yang digunakan:
√
dengan
249
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika .
Pengujian Hipotesis:
Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 1930 1771
N 29 30
Rata-rata 66,55 59,03
Varians 18,18 27,83
Standar deviasi 4,26 5,28
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
√
√
Dari perhitungan diperoleh
Harga dengan α = 5% dan adalah 1,67.
𝑡 – 𝛼 𝑛 𝑛
Daerah penolakan
Ho Daerah
penerimaan Ho
250
Karena dan berada pada daerah penolakan , maka
ditolak dan diterima.
Jadi, keaktifan peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Karanganyar yang diajar
menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan pendekatan PMRI
lebih dari keaktifan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
ekspositori.
Daerah penolakan
Ho Daerah
penerimaan Ho
251
Lampiran 51
Foto-foto Penelitian
252