UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL...

21
LAPORAN HASIL PENELITIAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 OLEH: Dr. I Nyoman Ruja, SU (Ketua Peneliti) Abdul Kodir., S.Sosio, M.Sosio (Anggota Peneliti) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL PRODI 1'ENDIDIKAN IPS 2015

Transcript of UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL...

Page 1: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG

PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014

OLEH:

Dr. I Nyoman Ruja, SU (Ketua Peneliti)

Abdul Kodir., S.Sosio, M.Sosio (Anggota Peneliti)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL PRODI 1'ENDIDIKAN IPS

2015

Page 2: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

HALAIVIAN 'PENGESATIAN

Judul

1. Ketua Tim Pengustil a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Disiplin Ilmu e. Pangkat/Golongan f. Jabatan g. Fakultas/Jurusan h. Alamat i. Telp/Faks/Email j. Alamat Rumah

2. Jumlah Anggota a. Nama Anggota I

3. Lokas Kegiatan 4. Jumlah belanja yang diusulkan

hui, has Ilmu Sosial

: Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Pasca Erupsi Gunung Kelud Tahun

: Dr. I Nyoman Ruja, SU : Laki-Laki :196112311988121002 : Sosiologi Wa/Lektor Kepala

: Wakil Dekan III : FIS/ Prodi Pendidikan IPS : Jalan Semarang no. 5 Malang :081807121155 : Margobasuki 41 Mulyoagung.- Dau : 1 orang : Abdul Kodir, S. Sosio, M. Sosio : Desa Pandansari Kecamatan Ngantang : Rp. 12.500.000

Malang, 25 Noveniber 2015 Ketua Tim Pengusul,

Jar

umarmi, M:Pd 1987012001

Dr. 'I -Nyoman Ruj a, SU, 196112311988121002

an, M.Pd., 986011002

Page 3: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

Abstrak

Erupsi Gunung Kelud di tahun 2014 merupakan bencana alam yang

menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Erupsi Gunung Kelud tersebut

memberikan dampak yang begitu besar terhadap kondisi kehidupan sosial,

ekonomi, dan budaya pada masyarakat yang mengalami dampak letusan

secara Iangsung. Bencana alam merupakan salah satu faktor utama terjadinya

proses perubahan sosial di masyarakat. Terjadinya erupsi Gunung Kelud pada

tahun 2014 merupakan salah satu bencana yang memberikan dampak

perubahan besar khususnya di Desa Pandansari Kecamatan Ngantang,

Kabupaten Malang. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Pandansari

balk secara sosial, ekonorni maupun budaya. Fenomena ini menjadi hal yang

sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif, dimana peneliti secara Iangsung hadir dalam kegiatan penelitian di

lapangan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti merupakan instrument

kunci, selain itu juga menggunakan instrumen sehagai panduan wawancara

kepada informan yang dipilih secara snowball. Melakukan observasi dan

dokumentasi data secara Iangsung. Hasil dari penelitian ini ialah ditemukan sebuah kondisi yang berbeda

pada Desa. Paridansari sebelum dan sesudah pasca erupsi Gunung Kelud.

Kondisi perubahan yang sangat mencolok ialah hancurnya jembatan

penyebrangan yang digunakan warga, tertutupnya iahan pertanian oleh pasir

dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

meter. Selain itu bentuk perubahan secara mendasar ialah terjadinya

pergeseran mata pencaharian yang awalnya banyak yang bekerja sebagai

petani kini berubah menjadi penambang pasir akibat letusan. Solidaritas sosial

yang dibangun kini mulai menguat, hal ini dapat ditunjukan melalui jumlah

aktifitas keagamaan yang begitu banyak warga yang ikut, dan berkurangnya

tawuran antar pemuda. Selain itu, muncul aktifitas kebudayaan baru yakni

peringatan tahunan pasca erupsi Kelud.

Kaki K tinCi : Perubahan So.s1al, Erupsi Kelud, Masvarakai

Page 4: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

DAFTAR IS!

BAGIAN AWAL HALAMAN SAMPUL DALAM ABSTRAK ii DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHITLUAN

I.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian 3

1.3. Kegunaan Penelitian 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian 5

BAB H KAMAN PUSTAKA

II.1 Perubahan Sosial 6

11.2 Masyarakat 11

11.3 Teori Tindakan Sosial 12

11.4 Teori Interaksionisme Simbolik 13

11.5 Teori Konflik 14

BAB III METODE PENELITIAN

111.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 16

111.2 Lokasi Penelitian 16

111.3 Informan 16

111.4 Sumber Data 17

111.5 Prosedur Pengumpulan Data 17

III.6 Analisis Data 17

111.7 Pengecekan Keabsahan Temuan 19

III. 8 Tahap-tahap Penelitian 19

BAB IV GAMBARAN UMUM WHAYAH PENELITIAN IV.1 Kondisi Geografis 21 IV.2 Kondisi Topografi 21 IV.3 Kondisi Iklim 22 IV.4 Kondisi Hidrologi 22 IV.5 Kondisi Topografi 77 IV.6 Scjarah Desa 25 IV.7 Erupsi Gunung Kelud 2014 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

V.1 Lingkungan Alam Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Pasca Erupsi Gunung Kelud Tahun 2014 36

Page 5: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

V.2 Kajian Mata pencaharian Masyarakat Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Pasca Erupsi Gunung Kelud tahun 2014 34

V.3 Pengaruh Erupsi Gunung Kelud Tahun 2014 Terhadap Masyarakat Petani di Desa Pandansari Kecamatan Ngantang 35

V.4 Pemanfaatan Sungai Lahar Dingin Gunung Kelud 38 V.5 Perubahan Kondisi Ekonomi Dcsa Pandansari Pasca Erupsi Kelud 42 V.6 Perubahan Kondisi Sosial Desa Pandansari Pasca Erupsi

Kelud Tahun 2014 50 V.7 Perubahan Kondisi Budaya Desa Pandansari Pasca Erupsi

Kelud Tahun 2014 55

AB VI PENUTUP Vl. 1 Kesimpul an 70

ATTAR PUSTAKA

kMPIRAN

!/:

Page 6: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia mempunyai jalur gunungapi serta rawan erupsi di sepanjang

ring of mulai Sumatera — Jawa — Bali — Nusa Tenggara — Sulawesi — Banda- Maluku-

Papua (Bronto dalam Rahayu (2014:61)). Salah satu gunung api aktif adalah Gunung

Kelud. Secara geografis Gunung Kelud terletak di 7°56' 002 LS dan 112° 18' 302 BT,

sedangkan secara administratif masuk ke dalam wilayah Kab. Kediri, Kab. Blitar dan

Kab. Malang, Propinsi Jawa TilT11/1 (PVMBG, 2013): Gunung Kelud merupakan bertipe-

gunungapi Strato dengan Puncak setinggi 1731 in dpl dan danau kawah selebar 1113,9 m

(Hadikusumo dalam PVMBG (2013)).

Berdasarkan catatan dari PVMBG, sejak tahun 1900 sampai saat ini (tahun 2015)

Gunung Kelud telah erupsi sebanyak 6 kali. Hal ini dapat dilihat lebih rinci dalam tabel

berikut:

Gambar I. Daftar Tabel Erupsi Kelud No Tahun Erupsi Jumlah korban

jiwa 1 22-23 Mei 1901 Ada (jumlah tidak

teridentifikasi) 2 20 Mei 1919 5160 3 1951 7 4 1990 34 5 2007 Tidak Ada 6 2014 7

Sumber: PVMBG, 2013

1

Page 7: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

Berbeda dengan erupsi sebelumnya, pada tahun 2007 erupsi Gunung Kelud tidak

"memakan" korban jiwa. Hal ini dikarena erupsi yang terjadi pada 4 Nopember 2007

bersifat efusif. Puncak erupsi hanya ditandai dengan munculnya kubah lava ditengah

danau kawah. Sifat letusan efusif ini berbeda dengan karakter letusan sebelumnya, pada

tahun 1901, 1919, 1951, 1966 dan 1990 yang bersifat eksplosif

Gunung Kelud terakhir erupsi/meletus pada Kamis, 13 Februari 2014, sekitar

pukul 22.50. Dikutip dari TEMPO.00 (16 Feb 2014), Wilayah Kecamatan Ngantang,

Kabupaten Malang, merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak letusan.

Selain dipenuhi abu tebal, Kecamatan Ngantang juga terkena lontaran material vulkanik

berupa batu berdiameter 5-8 sentimeter. Atap-atap rurnah pun tertimpa pasir. Bahkan

beberapa di antaranya roboh.

Total ada tujuh orang meninggal akibat erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014.

Korban tewas akibat tertimpa bangunan dan penyakit yang disebabkan abu vulkanik.

Keenam korban warga Desa Pandansari Kecamatan Ngantang dan satu korban dari Desa

Tulungrejo, Kecamatan Piijon Kabupaten Malang (TEMPO.CO 15 Feb 2014).

Bencana alam dapat memberikan dampak dalam penurunan ekonomi lokal serta

hilangnya mata pencaharian masyarakat. Aset natural, finansial, fisik, manusia, dan sosial

dapat terdampak sehingga pasar menjadi kacau dan efek dari semua itu adalah

tcrganggunya kondisi sosial serta ekonomi wilayah yang mengalami bencana (FAO &

ILO dalam Wijayanti, 2014). Kondisi semacam ini terjadi juga di Kecamatan Ngantang

pasca erupsi Gunung Kelud tahun 2014. Terganggunya kondisi soial ekonomi akibat

bencana ini juga berpotensi menimbulkan adanya perubahan sosial yang terjadi di

2

Page 8: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB II

KAMAN PUSTAKA

11.1. Perubahan Sosial

Periibahari sosial pengertianya mericakiip suatu perubahan yang terjadi atas

struktur sosial atau mencakup fungsi dan bentuk-bentuk kemasyarakatan (Hasansulama,

dkk, 1983:54). Selain itu, banyak pengertian yang menjelaskan tentang hagaimana

perubahan sosial tersebut teijadi dalam masyarakat. Hal demikian disebabkan karena

tiap-tiap masyarakat mempunyai kondisi lingkungan sosial budaya dan clam yang

herbeda. :13..t)Prap.a ahli sosiologi pun mengartikan perubahan sosial berbeda-beda

menurut pandangannya masing-masing.Berikut adalah beberapa pengertian dari

perubahan sosial menurut para ahli (dalam Martono, 2012:4).

Menurut J.L Gillin dan J.P Giffin (dalam Martono, 2012) perubahan sosial adalah

suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-

perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology,

maupun karena adanya difusi dan penemuan barn dalam masyarakat tersebut.

Selo Soemardjan (dalam Martono, 2012) mengatakan bahwa perubahan sosial

adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya. Termasuk di dalamnya nilai-nilai,

sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat

tersebut.

Davis (dalam Martono, 2012) mengartikan perubahan sosial adalah perubahan-

perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

6

Page 9: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

Perubahan sosial dan sistem nilai budaya juga diartikan sebagai suatu perubahan penting

dalam struktur sosial, pola-pola perilaku dan sistem interaksi sosial, termasuk di

dalamnya perubahan norma, nilai, dan fenomena kultural yang terjadi karena faktor

internal dan eksternal.

Syapsan, dkk. (2010:18) menjelaskan bahwa terdapat empat karakter perubahan

sosial yaitu: (1) perubahan sosial terjadi dimana saja, akan tetapi kecepatannya berbeda-

beda di setip wilayah. (2) perubahan sosial terkadang disengaja tetapi sering kali tidak

direncanakan. (3) perubahan sosial seringkali berpengaruh baik maupun buruk, dan (4)

beberapa hal perubahan lebih dari yang lain.

Teori struktural fimgsional menyakini bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam

masyarakat merupakan upaya masyarakat guna mencapai keseimbangan atau kestabilan

baru. Masyarakat berupaya beradaptasi dan menyusun kembali dirinya hingga

menemukan keseimbangan baru yang lebih mantap (Nirtasari, 2013).

Menurut Soejono Soekanto (Martono, 2012:16) ada dua penyebab terjadinya

perubahan sosial yaitu perubahan yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri (intern)

dan dari luar (ekstern). Perubahan intern merupakan sebab yang berasal dari dalam

masyarakat sendiri, antara lain:

1. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu

desa. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal.

Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya.

7

Page 10: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB III

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang

dinyatakan secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata yang diteliti dan

dipelajari sebagai suasana yang utuh.

Penelitian ini merupkan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik

pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam. Dengan demikian

penelitian ini menuntut adanya kehadiran peneliti di lapangan.Peran peneliti di lapangan

yaitu sebagai instrumen yang tidak boleh digantikan oleh orang lain.

111.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Ngantang

Kabupaten Malang. Kecamatan Ngantang dipilih sebagai lokasi penelitian karena

wilayah ini merupakan wilayah yang paling parah terdampak dalam bencana erupsi

Gunung Kelud tahun 2014 (TEMPO.CO, 2014). (Peta terlampir di halaman 65)

16

Page 11: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

Informan

Informan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu informan kunci

dan informan pendukung. Masyarakat Kecamatan Ngantang yang terkena dampak erupsi

Gunung Kelud tahun 2014 merupakan infonnan kunci. Pendekatan yang digunakan

dalam menentukan informan kunci adalah Snow Ball Sedangkan informan pendukungnya

adalah kepala desa pandansari, pamong desa Mujung, dan tokoh masyarakat.

Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara secara langsung

lari sumbernya yakni informan dart masyarakat terdampak erupsi Gunung Kelud tahun

2014 di desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang yang secara langsung

terlibat dalam pokok permasalahan penelitian ini.

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen baik literatur,

aporan-laporan, arsip, data dart penelitian terdahulu dan berbagai data yang berkenaan

dengan penelitian ini. Untuk penelitian ini data sekundernya antara lain bersumber dart

iporan administratif Kecamatan Ngantang, laporan-laporan penelitian terdahulu dan

uku tentang perubahan sosial, Gunung Kelud dan Kecamatan Ngantang.

17

Page 12: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB IV

GANIBARAN UMUM PENELIT1AN

Deskripsi mengenai kondisi Desa Pandansari dibawah ini merupakan gambaran

keadaan desa sebelum erupsi Gunung Kelud tahun 2014. Berdasarkan data dan

pemerintali desa, adapun kondisi Desa Pandansari sebagai berikut.

IV.1 Kondisi Geografis

Desa Pandansari yang memiliki luas lahan 1.103,425 Ha terbagi menjadi 7 Dusun

aitu Dusun Plumbang, Dusun Bales, Dusun Munjung, Dusun Sambirejo, Dusun

ionorejo, Dusun Klangon, dan Dusun Sedawun.

Desa Pandansari memiliki keterbatasan dalam sarana angkutan umum dan sarana

pelengkap jalan. Selain itu jalan penghubung antar Dusun masih ada yang kondisinya

sak. Sehingga menyebabkan tingkat aksesbilitas di Desa Pandansari kurang memadai,

jarak tempuh dan pusat desa ke hierarki yang lebih tinggi sebagai berikut :

Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 12 Km

Jarak dari Ibukota Kabupaten : 49 Km

Jarak dari Ibukota Propinsi : 129 Km

23

ru

Page 13: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

IV.2 Kondisi Tofografi

Desa Pandansari merupakan desa yang terletak pada ketinggian 600-1350 meter

dari permukaan Taut dengan kemiringan lahan 15-55 %, Topografis Desa Pandansari

berupa dataran seluas 23,536 Ha, perbukitan seluas 247,074 Ha, waduk seluas 90 Ha,

sawah seluas 94,458 dan sungai.

TV.3. Kondisi Iklim

Desa Pandansari yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Ngantang yang

terletak di bagian barat Kabupaten Malang tepatnya 49 Km dari kota Malang. Dan 12

Km dari kecamatan Ngantang dengan ketinggian ± 650 meter daripermukaan air taut

serta memiliki suhu rata-rata 24 °C d.engan curah hujan rata-rata 1.565 mm pertahun.

IV.4. Kondisi Hidrologi

Kebutuhan air di Desa Pandansari berasal dari PDAM, Air Hujan, sungai dan

sumber mata air yang berada di Banturejo, Dusun Plum bang, Dusun Sambirejo dan

Dusun Klangon yang dialirkan ke Dusun-Dusun di wilayah Desa Pandansari dengan

menggunakan Pipa ( pipanisasi). Wilayah Desa Pandansari di lewati 5 buah sungai yaitu

sungai Sambong, yang mengaliri di sepanjang wilayah desa dari timur kebarat.

Sementara itu 4 sungai Iainnya yaitu sungai Konto, Sungai Namba'an, Sungai Nogo dan

Sungai Lembung yang mengalir di sepanjang wilayah desa timur kebarat. Air sungai air

hujan digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti kebutuhan air minum, memasak,

mencuci dan mandi. Desa Pandansari memiliki sumber mata air sebanyak 12 buah/

25

Page 14: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITJAN

V.1. Lingkungan Alam Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Pasca Erupsi

Gunung Kelud Tahun 2014

Perubahan lingkungan alam yang terjadi pada masyarakat Desa Pandansari

Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang terjadi atau berlangsung secara cepat akibat dari

faktor eksternal yaitu bencana alam berupa erupsi Gunung Kelud. Peubahan ini

merupakan perubahan yang tidak direncakan dan tidak dikehendaki. Bencana alam

merupakan faktor utama terhadap perubahan sosial yang sangat besar datnpaknya.

Lingkungan alam sangat mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga bila

terjadi perubahan pada lingkungan maka darnpaknya adalah terjadinya perubahan sosial

terhadap masyarakat tersebut.

Perubahan lingkungan alam pasca erupsi Gunung Kelud menyebabkan pula

perubahan bentuk interaksi masyarakat baik dengan lingkunan alam maupun interaksi

masyarakat dengan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan alam Desa Pandansari

Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sebelum erupsi Gunung Kelud seperti sawah,

hutan dan, sungai masing-masing memiliki peran yang balk untuk menunjang kehidupan

masyarakat Desa Pandansari. Tanah pertanian yang subur dimanfaatkan masyarakat

untuk bertani cabe, bawang merah dan sayur-sayuran. Sebagian besar masyarakat

berprofesi sebagai petani, karena basil dari pertanian yang mampu menunjang kehidupan

masyarakat menjadikan mayoritas masyarakat Desa Pandansari menggantungkan hidup

0

36

Page 15: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

pada sektor pertanian. Selain area persawahan yang subur, juga terdapat hutan jati yang

menunjang kehidupan masyarakat Desa Pandansari..Hutan jati ini cukup luas dan

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai untuk mencari kayu bakar dan daerah resapan air

serta menghindarka.n dari erosi tanah. Pada Desa Pandansari juga terdapat Sungai

Sambong yang memiliki lebar sekitar 5 meter, dengan jalan yang cukup baik dan terdapat

jembatan sepanjang 7-10 meter sebagai jalan utama yang digunakan scbagai akscs keluar

masuk Dustin Munjung Desa Pandansari. Sungai Sambong ini dima.nfaatkan masyarakat

sebagai irigrasi pertanian dan digunakan sebagai tempat untuk menambang pasir.

Keadaan lingkungan alam Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten

Malang setelah erupsi Gunung Kelud berubah drastis. Area persawahan yang subur

menjadi tidak lagi subur karena tanah telah bercampur dengan pasir sehingga

menyebabkan para petani di Desa Pandansari kesulitan dalam bercocok tanam. Sawah-

sawah yang terdapat pada pingiran Sungai Sambong hilang tergusur oleh adanya lahar

dingin yang mengalir melalui Sungai Sambong. Sungai Sambong yang dulunya hanya

memiliki lebar 5 meter kini menjadi 50-60 meter.

"Sungai itu sekarang berubah, dulu kan sungai kecil ada di tengah, sekarang sungai luas segitu" Ngadiono (36 tahun).

Keadaan sungai setelah erupsi Gunung Kelud sangat memprihatinkan, pasalnya

sungai tidak lagi dapat dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian. Lahar dingin juga merusak

akses jalan utama, menghanyutkan jembatan yang Baru selesai dibangun pada tahun 2010

lalu. Jadi, saat ini masyarakat harus melintasi sungai yang menjadi jalan utama tanpa

adanya fasilitas jembatan. Masyarakat memanfaatkan sungai ini sebagai tempat

37

Page 16: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

penambang pasir dan batu sebagai altematif pekerjaan setelah hasil panen lahan sawah

menurun akibat kondisi lahan rusak dan sebagian tidak dapat ditanami lagi. Sebagian

besar masyarakat yang dulunya petani beralih profesi menjadi penambang pasir dan batu

di Sungai Sambong.

Lain halnya dengan keadaan sungai dan persawahan yang mengalami kerusakan

parah akibat erupsi Gunung Kelud, hutan jati yang terdapat di sekitar Desa Pandansari

tetap ada meskipun sempat mengalami kerusakan namun tidak sampai menurnbangkan

dan melenyapkan pohon-pohon yang ada. Sekarang ini hutan jati yang terdapat di Desa

Pandansari telah pulih sehingga dapat berfungsi seperti sedia kala.

Perubahan interaksi masyarakat dengan lingkungan alam terlihat dengan adanya

perubahan Sungai Sambong, dimana Sungai Sambong yang mulanya hanya. dimanfaatkan

sabagai irigasi pertanian dan hanya sebagian masyarakat yang menambang pasir kini

telah menjadi kawasan yang dipadati masyarakat untuk menambang pasir dan batu.

Dengan dampak yang diakibatka.n oleh erupsi Gunung Kelud seperti hal tersebut

membuat sebagian masyarakat merubah jenis mata pencaharian dari petani menjadi

penambang pasir, hal tersebut sesuai dengan konsep Detcrminisme yang merupakan

kondisi lingkungan dapat mem.bentuk suatu kebudayaan (Yuliati, 2011:19).

V.2. Kajian Matapencaharian Masyarakat Desa Pandansari Kecamatan Ngantang

Pasca Erupsi Gunung Kelud tahun 2014

Pengertian mata pencaharian menurut dokumen yang berjudul Guidance Note on

Recovery.• Livelihood (2010) adalah usaha manusia secara terus-menerus untuk

38

ME-

Page 17: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

BAB VI

PENUTI1P

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil dari penelitian yang telah dibahas pada penjelasan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan, antara lain;

Per/ama desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sebelum

erupsi Gunung Kelud memiliki kondisi alam yang subur. Hal tersebut dapat dilihat pada

area persawahan di Desa Pandansari dengan tanah gembur dan hasil dari pertanian yang

menunjang kehidupan masyarakat. Mayoritas masyarakat Desa Pandansari

menggantungkan hidup pada sektor pertanian.

Kedua, setelah terjadi erupsi Gunung Kelud, keadaan lingkungan berubah

khususnya keadaan Sungai Sambong yang beralih fungsi yang berdampak pada profesi

dan aspek kehidupan lainnya yaitu lapangan kerja dan pendidikan. Erupsi Gunung Kelud

tahun 2014 ternyata tidak hanya berdampak negatif tetapi juga berpengaruh positif pada

kehidupan masyarakat Desa Pandansari.Salah satu pengaruh positifnya ialah pemilik

lahan pertanian khususnya di sekitar aliran Sungai Sambong yang lahanya tertimbun

material lahar dingin dijadikan tempat menambang pasir. Pertambangan pasir di Sungai

Sambong menjadi profesi pengganti yang menurut informan malah lebih

menguntungkan. Selain dinikmati oleh penambang sendiri, hasil dari penambangan pasir

juga dibagi dengan pemilik lahan disekitar Sungai Sambong yang tanahnya tertutup lahar

70

Page 18: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

dingin. Jadi, meskipun pertaniah pada lahan tersebut lumpuh namun tetap produktif

dengan adanya penambangab pasir. Kehidupan sosial juga tidak Input dari perubahan

yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Kelud tahun 2014. Pasca erupsi Gunung Kelud

tingkat gotong royong masyarakat Desa Pandansari malah mengalami penurunan. Hal

tersebut terjadi karena orientasi masyarakat pasca erupsi Gunung Kelud tahun 2014

selalu mengarah pada aspek fiannsial, uang, dan bantuan. Hal ini merupakan salah satu

dampak negatif dart pemberian bantuan yaitu menimbulkan ketergantungan bagi

penerimanya.

Ketiga, Erupsi Gunung Kelud juga menyebabkan perubahan kebudayaan pada

masyarakat Desa Pandansari. Perubahan tersebut diantaranya munculnya tradisi

peringatan l tahunan erupsi Gunung Kelud yang diselenggarakan oleh masyarakat

sebagai wujud syukur terhadap Tuhan karena masih diberikan keselamatan meskipun

mengalami bencana. Selain itu, perubahan Iainnya yaitu semakin ramai masyarakat yang

mengikuti kegiatan Tahhl dan Diba 'an, dan mulai menguatnya kepercayaan kepada

mitos-mitos yang dikaitkan dengan mahluk ghaib.

Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Pandansari tersebut terjadi

atau berla.ngsung secara cepat akibat dari faktor eksternal yaitu bencana alam erupsi

Gunung Kelud dan tidak direncakan dan tidak dikehendaki.

71

Page 19: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Priyo Dwi dkk. 2014. (Dampak erupsi gunung merapi terhadap lahan Dan upaya-upaya pemulihannya, effects of merapi mountain eruption on arable land and the efforts of rehabilitation, (Online), diakses pada: 12 April 2015.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Urnbi. 2014. Desa Pandansari Paling Parah Terkena Dampak Erupsi Gunung Kelud di Malang. (online), (http://balitkabilitbang.pertanian.go.icl/kilas-litbang/1522-desa-pandansari-paling-parah-terkena-dampak-erupsi-gunung-Kelud-di-malang.html) diakses pada 25 Februari 2015.

Danusiri. 2012. Tahlil dan Tahlilan. (Online), (http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/files/2012/08/Tentang-TAHLIL-dan-TAHLILAN.pdf), diakses pada: 12 April 2015.

Endraswara, S. 2003. Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufismedalam Budaya Spiritual slawa. Jogjakarta: Narasi. Guidance Note on Recovety:Livelihood. United Nations International Strategy for Disaster Reduction. (Online), (https://www.google.com/url?q=http://www.unisdr.org/files/16771_16771 guidancenoteonrecoveryliveliho.pdf&sa=U&ei=OcEUVcjTCIORyQSW7o LYCg&ved—OCAMQFjAA&client=internal-uds-cse&usg=AFQjCNHpHxUJiKdLTTCQWnYe-lmcGIEIOA), diakses 27 Maret 2015.

Haristianti, Vika dan Widiharjo. 2014. Perancangan Pusat Pengembangan Pencak Silat Dengan Pendekatan Modernisasi Nilai. (Online), (http://www.google.co.idtur1PERANCANGANPUSATPENGEMBANGA NPENCAKSILATDENGANPENDEKATANMODERN1SASINILAI), diakses 15 April 2015.

Hasansulama, dkk. 1983. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Departernen Pendidikan dan Kebudayaan.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilinu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta: Penerbit Erlangga.

Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahbub, Amri. 2014. Erupsi Kelud, Ngantang Kena Dampak Paling Parah. TEMPO.CO diupload Minggu, 16 Februari 2014 I 09:04 WIB. (Online) (http://www. tempo. co/read/news/2014/02/1 6/1 73554652/Erupsi-Kelud-Ngantang-Kena-Dampak-Paling-Parah). Diakses pada 5 Maret 2015.

Page 20: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

Maliki, Zainuddin. 2012. Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Yogyakarta: Gadja.h . Mada University Press.

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nirtasari. 2013. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Mesa Tanah Abang Kecamatan Batang Hari Leko Kabupaten Musi Banyuasin Setelah Berdirinya Pt. Perkebunan Mitra Ogan. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.

Nurmala, Tatik, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graba Ilmu.

PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). 2013. G. Kelud. Badan Geologi, Kementrian ESDM. (Online) (http://www.vsiesdin.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/538-g-kelud) diakses pada 4 Maret 2015.

Rahardjo, Mudjia. 2007. Sosiologi Pedesaan: Studi Perubahan Sosial. Malang: UIN-Malang Press.

Rahayu, Kanti. 2012. Anti penting fblklore dan traditional knowledge bagi Indonesia sebagai "the country of origin". (Online), (http://e-journal.upstegaLac.id/index.php/Cermin/article/download/46/55), diakses pada: 12 April 2015.

Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung: Alfabeta

Rahayu, dkk. 2014. Darnpak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Lahan dan Upaya-Upaya Pemulihannya. Caraka Tani — Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. I Maret 2014.

Ruja, I Nyoman. 2012. Bertahan dalam Keterbatasan Potret Kemiskinan Perdesaan. Yogyakarta: Penerbit Titah Surga.

Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2012. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2012. AdetodePenelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitiatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 21: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL …fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Laporan3.pdf · dan meluasnya Sungai Sambong hingga 50 meter yang diawal hanya sekitar 6

dr