UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

99
Kode/Rumpun Ilmu: 773/Pendidikan Fisika Bidang Fokus : V (Teknologi Informasi dan Komunikasi) LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI JUDUL PENELITIAN: PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH MENGGUNAKAN APLIKASI DARING Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL: Dr. Nyoto Suseno, M.Si./0011056715 Drs. Partono, M.Pd../ 0013046603 Riswanto, M.Pd.Si./ 0215088901 Dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor: 2108/SP2H/K2/KM/2018 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Transcript of UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Page 1: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Kode/Rumpun Ilmu: 773/Pendidikan Fisika

Bidang Fokus : V (Teknologi Informasi

dan Komunikasi)

LAPORAN TAHUNAN

PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

JUDUL PENELITIAN:

PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN LABORATORIUM

FISIKA SEKOLAH MENGGUNAKAN APLIKASI DARING

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

TIM PENGUSUL:

Dr. Nyoto Suseno, M.Si./0011056715

Drs. Partono, M.Pd../ 0013046603

Riswanto, M.Pd.Si./ 0215088901

Dibiayai oleh:

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

sesuai dengan Kontrak Penelitian

Nomor: 2108/SP2H/K2/KM/2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

OKTOBER 2018

Page 2: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

ii

Page 3: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

iii

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan membangun model pengelolaan laboratorium fisika

sekolah secara daring. Target yang ingin dicapai adalah dihasilkan sistem

pengelolaan laboratorium fisika sekolah daring yang memudahkan komunikasi

antara guru dan pengelola laboratorium, serta memudahkan dalam mencari alat

dan bahan yang tersedia di laboratorium sekolah. Hasil penelitian sebelumnya

menemukan bahwa setelah pengelolaan laboratorium IPA/Fisika sekolah dibenahi

dan dugunakan, dijumpai beberapa masalah, diantaranya terjadi ketidak-sinkronan

antara rencana praktikum guru dengan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Hal

tersebut terjadi karena para guru kesulitan dalam mengakses atau mendapatkan

informasi tentang persediaan alat dan bahan praktikum. Sehingga perlu adanya

komunikasi dan koordinasi yang lebih intens, namun hal tersebut sulit dilaksanakan

karena wajib berdiri guru 24 jam pelajaran dan tidak sempat lagi untuk koordinasi.

Guna mengatasi hal tersebut, maka dikembangkan sistem pengelolaan laboratorium

fisika sekolah daring, agar mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium

sekolah, terutama antara guru, kepala Laboratorium dan laboran.

Banyak sekolah telah memiliki laboratorium IPA/fisika serta memiliki

fasilitas internet. Para guru dan laboran juga sudah terbiasa menggunakan laptop

dan hand pone android. Maka penelitian ini akan mengembangkan model

Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah Menggunakan Aplikasi Daring.

Penelitian ini meliputi 3 tahap, yaitu tahap studi pendahuluan (sudah dilaksanakan),

tahap pengembangan dan tahap desiminasi. Penelitian pendahuluan telah

dilaksnakan, sehingga penelitian direncanakan akan berlangsung selama dua tahun.

Tahun pertama tahap pengembangan yang meliputi pembuatan desain aplikasi

pengelolaan laboratorium dan validasi (validasi ahli dan uji coba), dan tahun kedua

desiminasi produk dan meneliti dampak yang ditimbulkan. Teknik pengambilan

data menggunaka koesioner, observasi, wawancara dan dokumen, sedangkan

analisis data menggunakan deskriftif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil pengembangan dan analsisi data sementara diperoleh kesimpulan:

produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring sudah terwujud meskipun

belum sempurna, yang memiliki menu: home, profil, data inventaris, sumber daya

manusia, standard operational procedure, panduan Praktikum, laboratorium

virtual, dan penelitian. Sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring ini dapat

mengatasi kendala komunikasi antara guru dengan pengelola laboratorium serta

mempermudah guru dalam mengakses data alat dan bahan laboratorium. Saran

yang dapat dikemukakan antara lain: produk sistem pengelolaan laboratorium

sekolah daring perlu disempurnakan baik desain, isi maupun kemudahan

penggunaan, serta perlu dilakukan sosialisasi dan kerjasama dengan sekolah, dinas

pendidikan ataupun dengan kemendikbud untuk memperluas penggunaan dan

implementasi produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring.

Key word: sistem pengelolaan daring, laboraturium fisika, implementasi produk

Page 4: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

iv

PRAKATA

Alhamdulillah, kami bersyukur kehadirat Alloh SWT yang telah

memberikan karuniaNya, sehingga laporan penelitian akhir tahun pertama ini

dapat kami selesaikan. Selanjutnya kami juga mengucapkan terimakasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam kegiatan penelitian ini. Terutama

ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:

1. Bapak Direktur DRPM Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan

Kemenristek-dikti Republik Indonesia

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Metro

3. Bapak Kepala LPPM Universitas Muhammadiyah Metro

4. Bapak Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

5. Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

Muhammadiyah Metro

6. Ibu Kepala SMA Negeri 1 Metro

7. Kepala Laboratorium dan laboran dari laboratorium fisika SMA Negeri

1 Metro

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Fisika di FKIP Universitas

Muhammadiyah Metro

9. Bapak dan Ibu Guru Fisika di SMA Negeri 1 Metro.

10. Mahasiswa Prodi pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah

Metro

11. Serta semua pihak yang telah berperan dalam pelaksanaan penelitian ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga Laporan Penelitian ini bermanfaat dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

Metro, 30 Oktober 2018

Ketua Peneliti,

Dr. Nyoto Suseno, M.Si

Page 5: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………........... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

RINGKASAN…..…………………………………………………………… iii

PRAKATA…………………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI…………...…………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….

1.2 Temuan yang Ditargetkan ……………………………………..

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………... ……………………..

2.1 Laboratorium Fisika Sekolah …………... ……………………..

2.2 Peran Laboratorium Fisika dalam Pembelajaran ……………....

2.3 Perkembangan Pengelolaan Laboratorium Sekolah …………...

2.4 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

2.5 State of The Art Penelitian ……………………………………...

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………………………...

3.1 Tujuan Penelitian ……………………………………………….

3.2 Manfaat Penelitian ……………………………………………...

BAB 4 METODE PENELITIAN …………………………………………….

4.1 Jenis dan Desain Penelitian …………………………………..

4.2 Subjek dan Objek Penelitian ………………………………...

4.3 Waktu dan Lama Penelitian …………………………………

4.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian …………………………...

4.5 Variabel dan Instrumen Penelitian …………………………….

4.6 Pengolahan dan Analisis Data …………………………………

4.6.1 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif .........................

4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif ........................

4.7 Indikator Capaian Penelitian …………………………………..

1

1

3

5

5

5

7

8

8

10

10

10

12

12

12

12

12

15

16

16

16

16

Page 6: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

vi

BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ……….. ……………….

5.1 Hasil Penelitian yang Sudah Dicapai ……… ………………..

5.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Laboratorium Sekolah ..............

5.1.2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring

5.1.3 Hasil Penilaian terhadap Produk Melalui FGD .................

5.1.4 Pelaksanaan Ujicoba Produk ..............................................

5.2 HasilUjicoba Model Pengelolaan laboratorium Sekolah Sistem

Daring .........................................................................................

5.3 Luaran Penelitian yang Sudah Dicapai …..………………….

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………………….

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..

7.1 Kesimpulan .................................................................................

7.2 Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

LAMPIRAN

18

18

18

19

20

21

22

24

26

28

28

29

30

Page 7: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Target Capaian Penelitian 3

Tebel 2 Capaian Luaran yang Telah Dihasilkan 4

Tabel 3 Hasil Penelitian yang Relevan (Roadmap Penelitian) 9

Tabel 4 Variabel dan Instrumen Penelitian 15

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Ujicoba 15

Tabel 6 Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Metode

Praktikum di Laboratorium

23

Tabel 7 Aktivitas Laboran dalam Penyelenggaraan Praktikum 24

Tabel 8 Data Publikasi Artikel Ilmiah 24

Page 8: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian ................................................. 13

Gambar 2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring ............ 19

Gambar 3 Tampilan Awal Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring 20

Gambar 4 Tampilan Produk sistem Pengelolaan Laboratorium Daring .......... 22

Gambar 5 Data Hasil Penilaian dalam Ujicoba produk ................................... 22

Gambar 6 Code QR untuk Link Akses Sistem Pengelolaan laboratorium

Sekolah daring..................................................................................

25

Page 9: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kontrak Penelitian

Lampiran 2 Ijin Penelitian

Lampiran 3 Halaman Muka Produk Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah

Daring

Lampiran 4. Artikel ilmiah yang sedang proses Publikasi pada Jurnal Ilmiah

Nasional Terakreditasi

Lampiran 5. Artikel Ilmiah yang sedang proses publikasi pada Seminar

Internasional

Lampiran 6. Artikel Ilmiah yang sedang proses publikasi pada Prosiding Seminar

Nasional

Lampiran 7. Sertifikat Hak Cipta Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah

Daring

Lampiran 8 Draft Panduan Penggunaan Sistem Pengelolaan Laboratorium

Sekolah Daring

Lampiran 9 Draft Buku dengan judul: Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah

Era Revolusi Industri 4.0.

Page 10: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan delapan standar

pendidikan melalui PP RI No. 19 Tahun 2005 yang meliputi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan standar, standar pendidik dan kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan

standar penilaian. Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007,

Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi

oleh setiap satuan pendidikan formal. Oleh karena itu melalui berbagai program

pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan laboratorium IPA-fisika mulai

dari pengadaan gedung laboratorium, prasarana laboratorium, peralatan dan bahan

laboratorium serta penyiapan sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan

terhadap para guru tentang pengelolaan laboratorium.

Hasil penelitian Suseno (2012) tentang keberadaan laboratorium IPA

termasuk fisika di Kota Metro, dari 69 sekolah negeri dan swasta (SMP/MTs dan

SMA/MA) sebanyak 79,9 % sekolah telah memiliki laboratorium IPA yang cukup

memadai. Dari sekolah yang telah memiliki laboratorium IPA tersebut baru 21%

(hanya 17,4% dari seluruh sekolah) yang telah dikelola dan digunakan dalam

mendukung pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian juga menemukan beberapa

kendala dan masalah dalam pengelolaan laboratorium, yaitu: 1) kepala laboratorium

hanya sebagai profesi sampingan, sedangkan profesi kepala laboratorium yang

sesungguhnya adalah guru, 2) laboran belum menguasai dan memahami berbagai

alat laboratorium dan pekerjaan laboran, 3) motivasi guru untuk menggunakan

laboratorium dalam pembelajaran kurang, 4) laboratorium belum dikelola baik,

sehingga jika guru menggunakan laboratorium harus menyiapkan sendiri mulai dari

perencanaan, menyiapkan alat, serta pengembalian dan penyimpanan alat, 5) alat-

alat laboratorium IPA/fisika belum tersusun dengan baik, sehingga untuk mencari

satu jenis alat saja diperlukan curah waktu dan tenaga yang cukup banyak.

Renstra Penelitian UM Metro bidang unggulan (1) Pendidikan memiliki

agenda pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk

pengelolaan sumberdaya kependidikan, pembelajaran, lingkungan belajar, dan

keilmuan yang relevan. Karena itu upaya yang telah dilakukan oleh UM Metro

Page 11: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

2

untuk mengatasi masalah dalam pemberdayaan laboratorium IPA/fisika,

diantaranya melalui pendampingan dalam pengelolaan laboratorium di sekolah baik

SMP maupun SMA di Kota Metro pada tahun 2015 dan 2016. Kegiatan yang

dilakukan dalam pendampingan pengelolaan laboratorium antara lain meliputi:

penataan dan pelabelan alat dan bahan; dihasilkan dokumen inventaris barang, alat

dan bahan laboratorium; dokumen Sistem Pengelolaan Laboratorium sekolah;

standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan Laboratorium; program kerja

Laboratorium; modul praktikum; dan jadwal praktikum.

Hasil kajian Suseno & Riswanto (2017) saat melakukan uji coba penggunaan

Laboratorium setelah dilakukan pembenahan, ditemukan bahwa pelaksanaan

praktikum sesuai jadwal pelajaran tidak mengganggu mata pelajaran lain. Dari

jadwal mata pelajaran fisika yang tersedia, saat pembelajaran menggunakan metode

praktikum di laboratorium hanya berlebih 3,7 menit, waktu perpindahan dari kelas

ke laboratorium atau sebaliknya rata-rata hanya memerlukan waktu 3,3 menit.

Waktu untuk persiapan alat praktikum memerlukan rata-rata 14,7 menit, dan proses

penyimpanan alat praktikum memerlukan waktu rata-rata 10,7 menit. Hal ini

menunjukkan bahwa setelah manajemen dan administrasi laboratorium dibenahi,

laboratorium sekolah dapat dimanfaatkan dalam menunjang proses pembelajaran

IPA-fisika dengan baik dan memudahkan pelaksanaan praktikum.

Namun demikian dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa kendala teknis

diantaranya terjadi ketidak-sinkronan antara rencana praktikum guru dengan

persediaan alat dan bahan di laboratorium, misalnya spesifikasi alat tidak sesuai

atau alat dan bahan yang diperlukan tidak tersedia. Hal tersebut terjadi karena guru

kesulitan dalam mengakses atau mendapatkan informasi tentang keberadaan alat

dan bahan praktikum serta spesifikasinya yang tersedia di Laboratorium.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka para guru harus melakukan koordinasi

dengan laboran sebelum membuat rencana praktikum atau sebelum melaksanakan

pembelajaran. Dengan demikian, maka diperlukan tambahan curah waktu dari para

guru untuk merencanakan praktikum. Padahal jumlah jam wajib tatap muka guru

sebanyak 24 jam pelajaran. Karena itu Suseno & Riswanto (2017) menyarankan

untuk mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium sekolah dengan

memanfaatkan teknologi informasi, minimal dikembangkan sistem inventaris

Page 12: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

3

daring, sehingga mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah,

baik guru maupun laboran. Berdasarkan uraian permasalahan dan saran tersebut,

serta sesuai dengan Renstra Penelitian UM Metro poin f tentang Pengembangan

dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) secara maksimal. Bidang keunggulan 1.

Pendidikan, dengan agenda pengembangan teknologi informasi dan komunikasi

(ICT) untuk pengelolaan sumberdaya kependidikan, pembelajaran, lingkungan

belajar, dan keilmuan yang relevan. Sesuai uraian tersebut, maka dilakukan

penelitian pengembangan dengan judul: Pengembangan model Pengelolaan

Laboratorium fisika Sekolah Menggunakan Aplikasi Daring.

1.2 Temuan yang Ditargetkan

Target luaran dari penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu: (1) produk berupa

model pengelolaan laboratorium fisika Sekolah menggunakan aplikasi Daring, (2)

hak cipta produk berupa sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring terdaftar

di Kemenkumham Republik Indonesia, (3) Publikasi ilmiah berupa artikel ilmiah

ke jurnal ilmiah maupun ke proseding seminar, dan (4) dihasilkan buku, serta (5)

tingkat kesiapterapan teknologinya (tkt) mencapai level 5 di tahun kedua. Secara

lengkap target keluaran dapat dikemukakan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Target Capaian Penelitian

No Jenis Luaran Indikator Capaian

Kategori Sub kategori Wajib Tambahan TS TS+1

1. Artikel ilmiah

dimuat di jurnal

Internasional

bereputasi

Tidak ada

Nasional Terakreditasi √ Draft Submitted

2.

Artikel Ilmiah

dimuat di

Proseding

Internasional terindeks Tidak ada

Nasional √ Terdaftar

Sudah

dilaksanakan

3. Invited speaker

dalam temu ilmiah

Internasional Tidak ada

Nasional Tidak ada

4. Visiting Lecturer Internasional Tidak ada

5. Hak Kekayaan

Intelektual (HAKI)

Paten Tidak ada

Paten sederhana Tidak ada

Hak Cipta √ Terdaftar Granted

Merek Dagang Tidak ada

Rahasia Dagang Tidak ada

Desain Produk Industri Tidak ada

Indikasi Geografis Tidak ada

Perlindungan Varietas

Tanaman

Tidak ada

Perlindungan

Topografi Sirkuit

Terpadu

Tidak ada

Page 13: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

4

6. Teknologi Tepat Guna √ Draft Produk

7. Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/

Rekayasa Sosial √ Draft Produk

8. Buku Ajar (ISBN)

√ Draft Sudah

terbit

9. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) √ 4 5

Pelaksanaan penelitian tahun pertama telah dilaksanakan dan target tahun

pertama telah tercapai. Beberapa luaran yang sudah dicapai pada penelitian tahun

pertama dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 2 Capaian Luaran yang Telah Dihasilkan

No Jenis Luaran Capaian

1. Artikel ilmiah dimuat di jurnal Nasional terakreditasi Submited

2. Artikel ilmiah dimuat pada proseding seminar terdaftar

3. Hak kekayaan Intelektual berupa Hak Cipta terdaftar

4. Model Pengelolaan Lab sekolah daring Produk

5. Buku Ajar (ISBN) Draft

6. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 4

Page 14: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laboratorium Fisika Sekolah

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan standar pendidikan,

melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, yang

meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga

pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan Permendiknas

Nomor 24 Tahun 2007, Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan

prasarana yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan formal.

Menurut Jones, dkk (2016) penggunaan laboratorium dapat meningkatkan

pengalaman peserta didik. Kemudian Gandhi, dkk (2016) mengemukakan bahwa

kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek secara berulang, yaitu

perkembangan eksperimennya dan perkembangan pada diri peserta didik. Peserta

didik menunjukkan peningkatan secara berulang pada berbagai kondisi. Berkaitan

dengan peran eksperimen Laboratorium, Dittrich, dkk. (2016) menemukan bahwa

eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat meningkatkan pemahaman

intuisi tentang entropy, sebagai intuisinya adalah berupa pengetahuan dan

pengalaman. Kemudian Kemp, dkk (2016) menemukan bahwa pada fenomena

cahaya banyak bentuk-bentuk esensial pada gelombang yang torlokalisasi relatif

jelas, hemat dan sesuai untuk eksperimen laboratorium di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa peranan

laboratorium sekolah sangatlah penting dalam pengembangan pendidikan fisika,

baik pada aspek pedagogi maupun aspek peningkatan kemampuan peserta didik.

Dengan kegiatan laboratorium di sekolah maka selain dapat dikembangkan

kemampuan peserta didik (mind-on dan hands-on), metode atau strategi berbagai

praktikum juga dapat berkembang.

2.2 Peran Laboratorium Fisika dalam Pembelajaran

Para ahli pendidikan umumnya sependapat bahwa peserta didik akan lebih

mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika pembelajarannya melibatkan

contoh-contoh yang konkrit atau mengalaminya sendiri. Dalam membangun konsep

dan prinsip dalam pemahaman fisika, akan lebih mudah jika dilakukan melalui kegiatan

praktik (hands-on activity). Dengan kegiatan eksperimen pembelajaran dapat

Page 15: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

6

berlangsung sebagaimana para ahli menemukan teori, yaitu melalui pengamatan,

merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data

dan membuat kesimpulan yang disebut dengan pendekatan ilmiah.

Rustaman (2010) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum,

yaitu: (1) praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar, (2) praktikum dapat

mengembangkan keterampilan proses sains (3) praktikum menjadi wahana belajar

dengan pendekatan ilmiah, dan (4) praktikum menguatkan pemahaman peserta didik

melalui penemuan atau pembuktian teori. Kahnle, dkk (2012) mengemukakan bahwa

kegiatan eksperimen dapat mengubah pandangan siswa tentang pelajaran fisika,

mereka lebih dapat memahami materi fisika dan juga memahami prosesnya. Kemudian

Jones, dkk (2016) menemukan bahwa dalam mempelajari fisika, peran laboratorium

dapat memperkuat pemahaman pada semua kondisi polarisasi melalui fakta

termasuk bentuk polarisasasi elips. Melalui laboratorium pengalaman siswa dalam

eksperimen bidang optika meningkat. Yolinda, dkk. (2011) juga menemukan bahwa

pembelajaran menggunakan praktikum pada konsep metabolisme dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kegiatan eksperimen

dalam pembelajaran memungkinkan berkembangnya berbagai potensi peserta didik,

baik minat, keterampilan proses, pemahaman materi fisika, serta kemampuan berpikir

kritis. Paetkau, dkk. (2013) menemukan bahwa penggunaan simulasi dapat membantu

siswa dalam persiapan praktikum hingga 20%. Level laboratorium tidak berkorelasi

dengan tingkat persiapan siswa, tingkat kesiapan tidak berpengaruh terhadap

kemampuan siswa secara menyeluruh, namun hal tersebut cukup memberi harapan.

Karena itu pengelolaan laboratorium, agar penggunaan laboratorium menjadi mudah

sangat dibutuhkan.

Penelitian Suseno (2012) menemukan bahwa perkuliahan menggunakan metode

eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar baik pada aspek sikap, psikomotor

maupun aspek kognitif. Dengan berkembangnya berbagai potensi peserta didik yang

ditimbulkan dalam kegiatan eksperimen, maka sangat penting untuk memperhatikan

peran laboratorium dan memikirkan bagaimana sistem pengelolaan laboratorium

sekolah yang efektif dan efisien.

Page 16: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

7

2.3 Perkembangan Pengelolaan Laboratorium Sekolah

Saat ini telah berkembang dua tipe laboratorium, yaitu laboratorium

sesungguhnya (berbentuk fisik/nyata) dan laboratorium virtuil (berupa simulasi atau

animasi). Keduanya memiliki peranan penting untuk saling melengkapi dalam proses

pembelajaran fisika. Untuk konsep atau fenomena konkrit sangat baik menggunakan

laboratorium fisik, namun untuk fenomena abstrak atau fenomena perubahan yang

memerlukan waktu lama atau singkat, maka laboratorium virtuil sangat membantu

dalam memperlihatkan fenomena yang abstrak sehingga teramati, serta

kejadian/perubahan yang lama/singkat dapat diamati/disimulasikan.

Penggunaan laboratorium virtuil berperan sebagai alat peraga yang memiliki

kecenderungan dalam membangun mind-on peserta didik dan kurang berperan dalam

membangun aktivitas hands-on. Sedangkan laboratorium fisik mampu

mengembangkan kedua potensi tersebut, melalui berbagai kegiatan eksperimen. Karena

itu laboratorium fisik sangat diperlukan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam

mendukung terlaksananya kegiatan eksperimen dalam pembelajaran, diantaranya

adalah: kelengkapan sarana-prasarana, ketersediaan dan kecakapan SDM, sistem

pengelolaan laboratorium dan sebagainya. Bedasarkan Permendiknas RI Nomor 26

tahun 2008, pengelola laboratorium meliputi: kepala laboratorium, laboran dan teknisi

laboratorium, sedangkan standar sarana prasarana sekolah/madrasah termasuk

didalamnya memuat standar laboratorium IPA/Fisika tertuang dalam Permendiknas RI

Nomor 42 tahun 2007. Sedangkan untuk sistem pengelolaan laboratorium belum ada

standar yang ditetapkan.

Suseno, dkk. (2014) mengemukakan bahwa dalam administrasi laboratorium

terdapat enam jenis data inventaris, yaitu format A (denah dan data ruang), format

B (data barang), format C (data alat), format D (data bahan), format E (data

ketenagaan) dan format F (agenda kegiatan laboratorium). Hasil penelitian

Novianti (2011) menemukan bahwa: “kontribusi pengelolaan laboratorium IPA

dan motivasi belajar siswa terhadap efektivitas proses pembelajaran menunjukkan

tingkat kontribusi yang cukup kuat”.

Hasil implementasi sistem pengelolaan laboratorium IPA/Fisika sekolah

secara manual, ditemukan beberapa kendala diantaranya koordinasi antar guru dan

pengelola laboratorium kurang berjalan baik, karena kesibukan guru dalam

Page 17: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

8

memenuhi 24 jam tatap muka, karena itu Suseno & Riswanto (2017) menyarankan

untuk mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium sekolah dengan

memanfaatkan teknologi informasi, minimal dikembangkan sistem inventaris

Daring, sehingga mempermudah komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah,

baik guru maupun laboran.

2.4 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat dan

sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan dan memudahkan

berbagai jenis pekerjaan. Aktivitas manusia termasuk di dalamnya profesi guru,

saat ini juga dirasakan sangat tinggi dan cepat, sehingga kita sering merasakan

kekurangan waktu dan tenaga dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Untuk itu

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam membantu tugas guru

menjadi alternatif pilihan yang tepat. Nadji (2016) mengemukakan bahwa

kenyataan sempitnya waktu dan biaya dalam pengembangan keprofesionalan guru

fisika untuk salaing bertemu, maka twitter dan blogs dapat dipertimbangan

sebagai alternatif minimal yang baik untuk menghemat biaya dan waktu yang

sempit.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan

dalam pendidikan. Berdasarkan ungkapan di atas, maka untuk mengatasi masalah

komunikasi antara laboran dan guru serta pengelola laboratorium lainnya,

pemanfaatan media Daring akan dapat membantu mengatasi keterbatasan waktu

dan tenaga guru sains yang pembelajarannya membutuhkan kegiatan praktikum di

laboratorium.

2.5 State of The Art Penelitian

Penelitian terdahulu yang relevan dengan pengembangan model pengelolaan

laboratorium fisika menggunakan aplikasi Daring dapat digunakan sebagai dasar,

sekaligus untuk mengetahui atau mengungkapkan posisi penelitian (State of the

Art). Beberapa penelitian yang relevan dikemukakan pada Tabel 3.

Page 18: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

9

Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan (Roadmap Penelitian)

Peneliti, tahun, sumber Hasil Penelitian

Suseno, 2012, Prosiding

Seminar Nasional di FKIP

UM Metro, 1 September

2012. Hal. 132 – 139

Metode eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar

yang lebih lengkap dan bermakna, meliputi aspek sikap,

psikomotor dan kognitif.

Dittrich, dkk. (2016) The

Physics Teacher. Volume 54

Nomor 6, hal.: 348 – 350.

Eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat

meningkatkan pemahaman intuisi tentang entropy,

sebagai intuisinya adalah berupa pengetahuan dan

pengalaman.

Kemp, dkk . 2016. Amirican

Journal of Physics. Volume

84, No. 10, hal.: 746 – 751.

Banyak bentuk-bentuk esensial pada fenomena cahaya,

berupa gelombang yang torlokalisasi relatif jelas. Ini

cukup hemat dan sesuai untuk eksperimen laboratorium

di sekolah.

Jones, dkk. 2016. American

Journal of Physics. Volume

84. No. 11, hal.: 822 – 835

Penggunaan laboratorium dapat meningkatkan

pengalaman peserta didik.

Gandhi, dkk. 2016. .

American Journal of Physics.

Volume 84. No. 9. hal: 696 –

703.

Kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek

secara berulang, yaitu perkembangan pada

eksperimennya dan perkembang pada diri peserta didik.

Kegiatan peserta didik menunjukkan peningkatan secara

berulang pada berbagai konteks/kondisi.

Nadji, 2016. The Physics

Teacher. Volume 54. Nomor

8. Halaman: 486 – 487.

Sempitnya waktu dan biaya dalam pengembangan

keprofesionalan guru fisika untuk salaing bertemu,

dapat diatasi dengan twitter dan blogs.

Suseno & Riswanto, 2017.

Jurnal Pendidikan Fisika.

Volume 5. Nomor 1. Hal.:

76- 86.

Untuk mempermudah komunikasi antar pengelola

laboratorium sekolah, baik guru maupun laboran, maka

perlu dikembangkan sistem pengelolaan laboratorium

sekolah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi, minimal dikembangkan sistem inventaris

daring.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode pembelajaran

eksperimen menimbulkan dampak yang lebih baik terhadap peserta didik. Dengan

demikian, peran laboratorium sangat penting dalam pembelajaran fisika. Peran

penggunaan laboratorium tidak hanya memberikan pengalaman yang lebih

terhadap peserta didik, namun juga memungkinkan terjadinya perkembangan ilmu

pengetahuan melalui berbagai perkembangan eksperimennya. Dalam pengelolaan

dan pemanfaatan laboratorium sering dijumpai masalah keterbatasan waktu dan

tenaga, hal tersebut dapat diatasi melalui pemanfaatan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi. Karena itu penelitian ini akan mengembangkan model

pengelolaan laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi Daring.

Page 19: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

10

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengelolaan

laboratorium IPA/fisika sekolah secara daring. Untuk memfokuskan arah

penelitian ini, maka perlu diuraikan tujuan khusus penelitian sebagai berikut:

1) Memotret kebutuhan sekolah dalam pengelolaan laboratorium IPA secara

komprehensif.

2) Memotret sumberdaya sekolah untuk melihat potensi yang diperlukan dalam

pengembangan model pengelolaan laboratorium IPA sekolah berbasis daring

3) Menganalisis dan menentukan desain model pengelolaan laboratorium IPA

sekolah berbasis daring yang paling efektif dan efisien.

4) Membuat model pengelolaan laboratorium IPA Sekolah berbasis aplikasi

daring

5) Menguji efektifitas dan efisiensi model pengelolaan laboratorium IPA

berbasis aplikasi daring dalam menunjang proses pembelajaran.

6) Menganalisis keunggulan dan kelemahan dari model pengelolaan laboratorium

IPA berbasis aplikasi daring.

3.2 Manfaat Penelitian

Sebagian besar (79,9%) sekolah telah memiliki sarana dan prasarana

laboratorium IPA cukup memadai, namun hanya 17,4% sekolah yang telah

menggunakan laboratorium dalam mendukung proses pembelajaran. Karena itu

perlu segera dicarikan jalan keluar untuk memberdayakan sarana prasarana

laboratorium IPA sekolah. Banyak kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan

laboratorium IPA sekolah, diantaranya: (1) Sistem pengelolaan laboratorium IPA

sekolah yang belum efektif dan efisien, (2) Sistem inventaris alat dan bahan

laboratorium yang belum baik, sehingga untuk mencari satu jenis alat saja

diperlukan curah waktu dan curah tenaga yang cukup banyak, (3) Jam tatap muka

guru mata pelajaran yang cukup banyak (24 jam pelajaran) banyak, dan beberapa

kendala teknis lainnya, yang mengakibatkan kebanyakan sekolah tidak maksimal

dalam memanfaatkan laboratorium IPA. Karena itu pemanfaatan aplikasi daring

untuk pengembangan model pengelolaan laboratorium IPA sekolah menjadi

sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.

Page 20: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

11

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah mengatasi masalah sempitnya waktu

untuk koordinasi dan komunikasi antara guru, kepala laboratorium dan

laboratorium dalam mengoptimalkan potensi laboratorium sekolah untuk

menunjang proses pembelajaran. Karena itu dengan sistem pengelolaan

laboratorium sekolah daring ini, maka laboratorium sekolah akan dapat

dimanfaatkan secara maksimal dan efisien.

Page 21: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

12

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R & D), untuk

memperoleh sistem pengelolaan laboratorium fisika sekolah daring, sehingga

penggunaan laboratorium sekolah dalam mendukung proses pembelajaran dapat

berjalan lebih optimal, efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran

yang lengkap mengenai kondisi laboratorium fisika di sekolah, kebutuhan

sekolah, keinginan para warga sekolah dan masalah-masalah yang dihadapi serta

potensi yang dapat diberdayakan dalam mengoptimalkan penggunaan

laboratorium fisika sekolah. Data kuantitatif digunakan untuk melihat dampak

pengembangan model laboratorium fisika menggunakan aplikasi Daring terhadap

kinerja guru dan siswa dalam kegiatan eksperimen di laboratorium fisika sekolah.

4.2 Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium fisika UM Metro dan

laboratorium Sekolah (fisika, kimia dan biologi) di Kota Metro. Objek

penelitiannya adalah pengelolaan Laboratorium fisika Sekolah dan potensi

pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dalam hal ini

media aplikasi daring.

4.3 Waktu dan Lama Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung selama 2

tahun, mulai tahun 2018 sampai 2019. Tahun pertama, melakukan

pengembangan model pengelolaan Laboratorium fisika sekolah menggunakan

aplikasi daring, dan tahun kedua melakukan desiminasi model pengelolaan

laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi daring untuk melihat

keefektifan dan keefisienan model yang dikembangkan serta melihat dampak atau

hasil dari model yang dikembangkan terhadap kualitas pembelajaran di sekolah.

4.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian

Rancangan pengembangan model pengelolaan laboratorium fisika sekolah

menggunakan aplikasi daring meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah studi

Page 22: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

13

pendahuluan yang meliputi studi lapangan dan studi literatur, tahap kedua adalah

pengembangan model dan tahap ketiga adalah desiminasi produk dan melihat

dampaknya. Tahap pertama (studi pendahuluan) telah dilaksanakan, karena itu

pada penelitian ini diusulkan untuk pelaksanaan tahap kedua dan ketiga yang akan

berlangsung selama dua tahun, sesuai berikut:

TAHUN PERTAMA Tahun Kedua

TAHAP PENGEMBANGAN TAHAP DESIMINASI

Pembuatan Desain Validasi Produk &

Revisi DESIMINASI PRODUK

Gambar 1. Rancangan Pelaksanaan Penelitian

Deskripsi pelaksanaan penelitian setiap tahapan diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap I Studi Pendahuluan (Sudah Dilaksanakan)

Studi pendahuluan telah dilaksanakan di Kota Metro, malalui kegiatan

pendampingan dalam pengelolaan Laboratorium IPA SMP dan Laboratorium

Fisika SMA. Pada kegiatan tersebut ditemukan berbagai kendala dan peluang

diantaranya: (1) curah waktu guru yang sempit dalam penyiapan kegiatan

praktikum, karena jam wajib mengajar 24 jam, (2) Inventaris alat secara

manual dirasa masih menyulitkan guru dalam membuat rancangan kegiatan

praktikum, (3) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

Penerapan Produk

Penerapan Model Pengelolaan

Laboratorium fisika

menggunakan aplikasi Daring

pada Dua Sekolah Sebagai

Piloting

Validasi Ahli

1. Validasi ahli

/Expert Judgement

2. Merevisi produk

berdasarkan

review Para Ahli

Membuat Instrumen Validasii & Uji

Produk

1. Menetapkan kriteria

keberhasilan dan jenis

instrumen yang akan

digunakan

3. Merancang instrumen

Penelitian

4. Merancang desain uji

coba Produk

Uji Coba Produk

- Melakukan Uji Model

Pengelolaan Lab IPA

Daring skala terbatas

- Melihat respon

pengguna dari uji coba

pada perencanaan dan

pelaksanaan praktikum

di Lab

- Observasi

- Dokumentasi

- Refleksi dan evaluasi

Study Dampak

Penggunaan Produk

Melakuan penelitian terhadap

dampak penggunaan Model

Pengelolaan Laboratorium

fisika menggunakan aplikasi

Daring, terkait efisiensi dan

efektifitas produk, serta kajian

terhadap keunggulan dan

kelemahan produk.

Membuat Desain Produk

Model Pengelolaan

Laboratorium Fisika

Sekolah

Menggunakan

Aplikasi Daring

Page 23: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

14

semakin pesat. Berdasarkan kendala dan peluang tersebut, maka perlu

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam

pengelolaan laboratorium fisika di sekolah guna mengatasi kendala-kendala

yang dihadapi para guru dalam penyiapan kegiatan praktikum.

b. Tahap II Pengembangan (Tahun Pertama)

Tahap ini membuat produk awal pengelolaan laboratorium fisika

sekolah dengan memanfaatkan aplikasi Daring. Kemudian merumuskan

indikator dan kriteria ketercapaiannya, merancang instrumen untuk mengukur

setiap indikator dan melakukan validasi dan uji coba terhadap produk yang

dikembangkan. Validasi dilakukan terhadap desain produk yang telah

dikembangkan melalui dua bentuk validasi, yaitu validasi ahli (expert

judgement) dan validasi lapangan. Masing-masing validasi diuraikan sebagai

berikut:

1) Validasi Ahli (Expert Judgement), pada pelaksanaan validasi ahli

diperlukan 3 orang ahli untuk menilai kelayakan model pengelolaan

laboratorium fisika sekolah menggunakan aplikasi daring. Validasi terhadap

model yang dikembangkan meliputi aspek design, subtansi, dan

fleksibilitas model dalam penggunaanya. Dari validasi ahli tersebut

diperoleh beberapa catatan perbaikan, yang kemudian digunakan untuk

melakukan penyempurnaan model yang dikembangkan.

2) Validasi Lapangan, hasil rancangan yang telah divalidasi berdasarkan

pandangan dan pendapat para ahli, kemudian diuji coba pada Laboratorium fisika

UM Metro. Pada pelaksanaan uji lapangan ini semua aspek baik proses

maupun hasil pelaksanaan diamati sesuai indikator dan instrumen yang

telah dipersiapkan. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan melalui

observasi, test, wawancara, dokumentasi dan kuesioner.

3) Revisi Produk, berdasarkan hasil validasi ahli dan validasi lapangan,

maka dilakukan revisi terhadap Model Pengelolaan Laboratorium fisika

sekolah menggunakan aplikasi daring untuk penyempurnaan produk.

c. Tahap III Desiminasi Produk dan Dampaknya (Tahun Kedua)

Tahap ini adalah implementasi dari Model Pengelolaan Laboratorium

fisika menggunakan aplikasi daring yang telah dikembangkan di

Page 24: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

15

Laboratorium Sekolah, untuk mengkaji dampak yang dihasilkan terkait

kefisienan dan keefektifan produk, serta mengkaji keunggulan dan

kelemahan produk. Desiminasi dilaksanakan di dua laboratorium fisika

sekolah sebagai piloting.

4.5 Variabel dan Instrumen Penelitian

Kaitan antara variable, indikator dan metode pengambilan data beserta

instrumen dan teknik analisis data, dikemukakan pada Tabel 3.

Tabel 4. Variabel dan Instrumen Penelitian

No. Variabel/Aspek Indikator Sumber Data Metode/

Instrumen

Teknik

Analisis Data

1. Fleksibilitas - Kemudahan akses

- Kemudahan

penggunaan

- Keterjangkauan dana

- keterjangkauan fasilitas

- Kepala

Sekolah

- Pengawas

- Guru

- Kepala Lab

- Laboran

- Kuesioner/

angket

- Wawancara

Analisis

Deskriptif

kualitatif

2. Efektivitas - Kesesuaian dengan

kebutuhan manajemen

- Kesesuaian dengan

kebutuhan proses

pembelajaran

- Kesesuaian dengan

kondisi sar-pras sekolah

- Kesesuaian dengan

kebutuhan SDM

- Dokumen

sarpras

- Dokumen

SDM

- Kondisi fisik

dan non fisik

sekolah

- Guru

- Kepala lab

- Laboran

-Observasi

-Dokumentasi

- Kuesioner

-wawancara

Analisis

Deskriptif

kualitatif

3. Efisiensi

- Kebutuhan Biaya

- Kebutuhan SDM

- Kebutuhan fasilitas

- Curah waktu

- Kepala

Sekolah

- Kepala Lab

- Guru

- Laboran

- Siswa

-Dokumentasi

- Observasi

- Kuesioner

- Wawancara

Analisis

deskriptif

Kuantitatif

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan ujicoba model pengelolaan

laboratorium sekolah sistem daring, maka dikembangkan istrumen untuk ujicoba

dengan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 5. Kisi-kisi instrumen ujicoba

No Aspek Butir Penilaian

1. Desain/Layout Pemilihan warna menu dan warna website secara umum baik

Pemilihan tata letak menu navigasi dalam website baik dan konsisten

Teks/Tulisan/Jenis huruf pada website terbaca, dan tidak menggangu

Hierarki dan keseimbangan layout pada website secara keseluruhan

sudah sesuai

2. Konten/Isi Website menampilkan menu-menu yang sesuai dengan kebutuhan

pengelolaan laboratorium

Website menampilkan secara terperinci inventaris/kondisi alat,

bahan dan barang laboratorium

Website mempermudah pengelolaan laboratorium

Page 25: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

16

Website menggambarkan profile dan kinerja laboratorium secara

lengkap, sehingga mudah dimonitor dan evaluasi

3. Kemudahan

Penggunaan

Menu-menu yang disajikan dalam website mudah dipahami dan

berfungsi dengan baik

Website dapat diakses dengan mudah dan cepat

Alamat Website mudah diingat

Pemilihan kata/istilah yang digunakan pada website mudah dipahami

sehingga jelas

4.6 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan terhadap aspek fleksibilitas produk

dan efektivitasnya, serta keunggulan dan kelemahan produk. Sedangkan

pengolahan data kuantitatif dilakukan terhadap aspek efisiensi dari model

pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring.

4.6.1 Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif

Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap

1, pemeriksaan dan pemilihan data yang penting kaitannya dengan masalah yang

diteliti. Tahap 2, data yang dipandang penting dikelompokkan sesuai dengan

kebutuhan dan permasalahannya. Tahap 3, klasifikasi dan tabulasi data agar

tampak golongan, sifat, jenis serta frekuensi data sehingga mudah dalam

pembacaan, pengkategorian dan analisis. Tahap 4, analisis data dengan cara

menguraikan serta menghubungkan data dengan berpedoman pada fokus

penelitian. Tahap 5, adalah membuat interpretasi berkaitan dengan kebutuhan,

permasalahan dan tujuan/pertanyaan penelitian, serta membuat kesimpulan.

4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif

Pengolahan data deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap efisiensi

penerapan model pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring di

laboratorium sekolah. Analisis data dilakukan untuk melihat kebutuhan biaya,

fasilitas, sumber daya manusia serta efisiensi waktu yang diperlukan dalam

penerapan model pengelolaan laboratorium fisika menggunakan aplikasi daring

dibandingkan dengan model pengelolaan laboratorium fisika sekolah yang telah

ada selama ini.

4.7 Indikator Capaian Penelitian

Luaran Penelitian ini berupa model pengelolaan laboratorium fisika di

Sekolah menggunakan aplikasi Daring yang dapat diakses baik menggunakan

Page 26: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

17

computer/laptop maupun handpone. Indikator capaian dalam penelitian ini adalah:

1) diperoleh model pengelolaan laboratorium fisika sekolah menggunakan

aplikasi daring, 2) diperoleh informasi tentang fleksibelitas produk, 3) diperoleh

informasi tentang efektivitas produk dalam pengelolaan laboratorium fisika di

Sekolah, 3) diperoleh informasi tentang efisiensi produk yang dihasilkan

dibandingkan dengan model yang selama ini sudah digunakan, 4) serta diperoleh

informasi tentang keunggulan dan kelemahan model pengelolaan laboratorium

fisika sekolah menggunakan aplikasi daring yang dikembangkan.

Page 27: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

18

BAB 5 HASIL PENELITIAN YANG DICAPAI

5.1 Hasil Penelitian yang Sudah Dicapai

5.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Laboratorium Sekolah

SMA Negeri 1 Metro untuk bidang IPA saat ini memiliki tiga laboratorium,

yaitu: laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Ketiga

laboratorium tersebut masing-masing telah memiliki gedung sendiri dan

dilengkapi dengan alat dan bahan laboratorium serta sarana lainnya seperti meja,

kursi, lemari, listrik dan sebagainya. Laboratorium juga sudah dilengkapi dengan

tata pamong yang terdiri dari kepala laboratorium dan laboran.

Khusus laboratorium fisika saat ini sudah dimanfaatkan dalam mendukung

pembelajaran. Laboratorium sudah digunakan untuk kegiatan praktikum atau

digunakan dalam metode demostrasi di kelas dengan meminjam alat dan bahan

laboratorium. Namun demikian, penggunaanya masih sangat terbatas dan banyak

masalah dalam pemanfaatannya. Beberapa masalah yang ditemukan di lapangan

antara lain: (1) alat-alat laboratorium fisika belum tersusun dengan baik, sehingga

untuk mencari satu jenis alat saja diperlukan waktu dan curah tenaga yang cukup

banyak; (2) Kepala laboratorium hanya sebagai profesi sampingan atau tugas

tambahan dari guru fisika; (3) minat dan motivasi guru untuk menggunakan

laboratorium dalam pembelajaran kurang, karena jika guru ingin menggunakan

laboratorium fisika harus menyiapkan sendiri mulai dari perencanaan, penyiapan

alat dan bahan, meskipun dibantu oleh laboran dalam penyiapan, pengembalian

serta penyimpanan alat, (4) dokumen administrasi yang ada hanya data inventaris

alat dan bahan secara manual, dan tata tertib penggunaan laboratorium, sedangkan

program kerja, jadwal dan panduan praktikum tidak ditemukan di laboratorium.

Berdasarkan hasil temuan lapangan tersebut, maka dibangun sistem

pengelolaan laboratorium sekolah daring. Untuk mengatasi masalah poin (1)

dibangun data inventaris daring dengan ikon inventaris; untuk mengatasi masalah

poin (2) dibangun manual pengelolaan laboratorium yang memuat tupoksi masing-

masing pengelola laboratorium pada ikon SDM; untuk mengatasi masalah poin (3)

maka dikembangkan SOP penggunaan laboratorium dengan ikon SOP; sedangkan

untuk mengatasi masalah administrasi dan melengkapi panduan praktikum, maka

Page 28: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

19

dikembangkan pada ikon panduan praktikum. Untuk menambah khasanah kegiatan

praktikum, terutama untuk konsep dan prinsip yang tidak dapat dipenuhi atau

ditunjukkan dengan alat dan bahan laboratorium yang ada, maka ditambahkan ikon

laboratorium virtual.

5.1.2 Desain Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah Daring

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dalam pengelolaan laboratorium

sekolah, maka sistem pengelolaan laboratorium daring desain rancangannya

meliputi 7 ikon sesuai kebutuhan lapangan, terdiri dari: home, profil, inventaris,

SDM, SOP, Panduan Praktikum dan Laboratorium virtual. Desain rancangan

dikemukakan sebagai berikut:

Gambar 2. Desain sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring

Page 29: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

20

5.1.3 Hasil Penilaian Produk Melalui FGD

Berdasarkan desain sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring,

diimplementasikan kedalam aplikasi daring, dan dihasilkan tampilan sebagai

berikut:

Gambar 3. Tampilan awal sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring

Hasil FGD mendapatkan beberapa masukan sebagai berikut:

a. Aspek Desain/layout

- Perlu digunakan berbagai warna untuk memperoleh tampilan yang baik

- Tata letak menu navigasi perlu diatur agar tampilan baik dan agar

diperhatikan hirarki sesuai keperluan/kepentingan dalam mengakses

laboratorium

- Ukuran dan jenis huruf yang digunakan agar dipertimbangkan dan

diperhatikan

b. Aspek isi

- Sesuai kebutuhan dalam pengelolaan laboratorium sekolah, maka menu

yang diperlukan meliputi: home, profil, inventaris, sdm, sop, panduan

praktikum, laboratorium virtuial dan penelitian.

Page 30: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

21

- pada menu home sebaiknya menampilkan nama laboratorium, alamat,

data inventaris, agenda dan informasi.

- pada menu profil meliputi informasi laboratorium sekolah secara umum

dan memuat denah pembagian ruang laboratorium

- pada menu inventaris, memuat data inventaris alat, data inventaris bahan

dan data inventaris barang

- pada menu SDM memuat tata pamong laboratorium dan tupoksinya

- pada menu SOP memuat sop pelaksanaan praktikum, sop peminjaman

alat, sop penelitian dan sebagainya

- pada menu panduan praktikum memuat panduan praktikum yang

dikelompokkan berdasarkan kelas dan semester (kelas X (semester 1 dan

semester2), kelas XI (semester 1 dan semester 2), kelas XII (semester 1

dan semester 2))

- pada menu lab virtual memuat animasi/simulasi softwere dan

panduannya yang dikelompokkan berdasarkan kelas dan semester

- pada menu penelitian memuat judul penelitian dan nama penelitinya serta

tahun pelaksanaan.

c. Aspek kemudahan Penggunaan

- Nama alamat website agar mudah diingat, agar menggunakan:

labfisika.smansametro.com

- menu login sebaiknya ditampilkan pada hompage, agar mudah dalam

pengelolaannya

- istilah yang digunakan pada menu tampilan agar menggunakan istilah

yang mudah dimengerti

- perlu dipertimbangkan kelancaran akses website dengan memilih server

hosting dan penyediaan jaringan internet, dengan daring maka sistem

pengelolaan laboratorium dapat diakses dimana saja baik menggunakan

komputer maupun handphone android.

5.1.4 Pelaksanaan Ujicoba Produk

Ujicoba dilaksanakan di sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, kepala

laboratorium, laboran, guru dan siswa. Kegiatan ujicoba telah dilaksanakan di

laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Metro dan dilakukan pengambilan data,

Page 31: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

22

dengan melibatkan kepala laboratorium, laboran, para guru fisika, dan siswa.

Penelitian ini juga melibatkan 4 mahasiswa yang sedang tugas akhir dan pada

penelitian ini berperan sebagai petugas yang membantu dalam pengambilan data.

Tampilan produk model pengelolaan laboratorium fisika sistem daring yang

diujicoba adalah sebagai berikut yang diperlihatkan pada gambar 4.

Gambar 4. Tampilan Produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring

5.2. Hasil Ujicoba Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah Sistem Daring

Hasil Penilaian terhadap produk berupa sistem pengelolaan laboratorium

sekolah daring, dilakukan terhadap 12 responden yang meliputi: kepala

laboratorium, laboran dan guru. Data hasil penilaian dikemukakan sebagaimana

diagram pada gambar 5.

Gambar 5. Data hasil penilaian dalam ujicoba produk

86 90 86 87.3

00

20

40

60

80

100

Desain Isi Usibilitas Rata-rata referen

Page 32: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

23

Berdasarkan data pada gambar 5, maka dapat dikemukakan bahwa hasil

penilaian dari uji coba produk oleh para pengguna produk (pengelola laboratorium

fisika), diperoleh nilai rata-rata 87,3% dengan kategori sangat layak. Nilai yang

terbesar pada aspek isi dari sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring sebesar

90% kategori sangat layak, sedangkan aspek desian model dan kemudahan

penggunaan mendapatkan nilai 86 juga dengan kategori sangat layak.

Untuk mengetahui efisiensi waktu dalam penggunaan laboratorium sekolah

dengan sistem daring, maka dilakukan uji coba laboratorium dalam

penyelenggaraan kegiatan praktikum. Kondisi dan situasi sekolah dalam uji coba

digambarkan sebagai berikut: (1) alokasi waktu pembelajaran 2 jam pelajaran setara

dengan 80 menit; (2) jadwal pelajaran yang diuji coba yaitu 2 jam pertama (jam ke-

1&2), jam ke-3&4 (sebelum dan sesudahnya ada mata pelajaran lain) dan 2 jam

terakhir; (3) jarak rata-rata kelas ke laboratorium 16 meter.

Data hasil ujicoba terkait efisiensi penggunaan laboratorium sistem daring

dalam penyelenggaraan praktikum sesuai jadwal pelajaran diperoleh waktu rata-rata

yang diperlukan oleh siswa dalam aktivitas pembelajaran menggunakan metode

praktikum di laboratorium sistem daring dikemukakan pada Tabel 6. Sedangkan

data waktu rata-rata yang diperlukan laboran untuk penyiapan dan penyimpanan

alat prakrikum sebagaimana dikemukakan pada Tabel 7.

Tabel 6 Data Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode

praktikum di laboratorium

No Kegiatan Rata-rata waktu Keterangan

1. Pembukaan di kelas 13,5 menit alokasi waktu di RPP 10 menit

(lebih 3,5 menit)

2. Perpindahan siswa

dari kelas ke lab 3,5 menit

Tidak ada alokasi waktu dalam

RPP

3. Kegiatan praktikum

sampai kesimpulan 56,5 menit

Alokasi waktu di RPP 60 menit

(kegiatan inti (praktikum)

hingga menarik kesimpulan

4. Penutupan dan

merapihkan alat 6 menit

Alokasi waktu 5 menit (siswa

mengecek dan merapihkan alat

serta mengembalikan ke meja

persiapan

5. Kembali kekelas dari

laboratorium 3,5 menit

Tidak ada alokasi waktu dalam

RPP

Jumlah waktu yang

diperlukan 83 menit

Lebih 3 menit dari alokasi

waktu yang disediakan

Page 33: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

24

Tabel 7 Aktivitas laboran dalam penyelenggaraan praktikum

No Kegiatan Rata-rata waktu yang diperlukan

1. Penyiapan alat praktikum 12,5 menit

2. Penyimpanan alat Praktikum 12 menit

Jumlah waktu yang diperlukan 24,5 menit

Data tabel 7 menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan oleh laboran dalam

menyiapkan dan menyimpan alat praktikum untuk satu kali praktikum adalah 24,5

menit. Kegiatan praktikum dalam satu hari maksimal 5 kali praktikum dengan

alokasi waktu 2 jam pelajaran. Karena itu dalam satu hari membutuhkan waktu

122,5 menit atau 2 jam 2,5 menit untuk penyiapan dan penyimpanan alat praktikum.

Dengan demikian alokasi waktu tersebut sangat efisien dan dapat dikerjakan oleh

seorang laboran yang memiliki kewajiban jam kerja 8 jam per-hari.

Data tabel 6 menunjukkan bahwa terjadi kelebihan waktu 3 menit dari alokasi

waktu pembelajaran 80 menit. Hal ini dikarenakan para guru tidak mengalokasikan

waktu perpindahan siswa dari kelas ke laboratorium. Sekiranya para guru

memperhitungkan dan memasukkan alokasi waktu perpindahan siswa, maka

kegiatan praktikum sesuai jadwal pelajaran dapat dilaksanakan dan tidak

mengganggu jadwal pelajaran lainnya. Dengan demikian, maka pelaksanaan

praktikum dapat dilaksanakan secara efisien sesuai jadwal mata pelajaran tanpa

harus menambah jadwal pada waktu lain diluar jam pelajaran, sehingga praktikum

dapat dilaksanakan secara efisien, baik dari aspek waktu, biaya dan tenaga.

5.3 Luaran yang Dihasilkan pada Tahun Pertama

Pelaksanaan penelitian pengembangan model pengelolaan laboratorium

fisika secara daring pada tahun pertama, telah menghasilkan beberapa luaran.

Luaran berupa atikel ilmiah sebanyak 3 artikel yang diterbitkan di proseding dan

jurnal ilmiah, sebagai berikut:

Tabel 8 Data Publikasi Artikel Ilmiah

No. Judul Artikel Tempat Publikasi

1. Optimalisasi Peran Laboratorium IPA

Sekolah untuk Mewujudkan Kegiatan

Praktikum yang Efisien dalam Proses

Pembelajaran

Jurnal Terakreditasi

(Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi)

Url:

https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index

Page 34: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

25

2. Sistem Pengelolaan Laboratorium

Sekolah Era Revolusi Industri 4.0

Prosiding seminar Nasional Pendidikan MIPA

FKIP Unila di Bandar lampung, tanggal 3

November 2018

3. School Laboratory Management

information System

International Conference of Computer Science

and Information Teknology

Penelitian tahun pertama ini juga telah menghasilkan produk berupa sistem

pengelolaan laboratorium sekolah daring yang telah tercatat sebagai hak cipta di

Kemenkumhan RI dengan nomor pencatatan 000115901, dimana produk tersebut

memiliki tingkat kesiapterapan teknologi level 5 yakni produk berupa model

pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring telah divalidasi dalam suatu

lingkungan yang relevan, produk dapat diakses melalui:

http://labfisika.smansametro.com/, atau melalui code QR seperti pada gambar 6.

Penelitian tahun pertama ini juga telah menghasilkan luaran berupa draft buku

dengan judul: Sistem Pengelolaan Laboratorium sekolah Era Revolusi Industri

4.0.

Gambar 6. Code QR untuk link akses ke sistem laboratorium sekolah

Page 35: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

26

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Kegiatan penelitian tahun pertama ini telah produk berupa sistem

pengelolaan laboratorium sekolah secara daring telah terwujud dan telah

dilakukan ujicoba. Hasil pengembangan sistem pengelolaan laboratorium sekolah

daring ini secara umum layak digunakan dan dapat membantu sekolah dalam

pengelolaan laboratorium sekolah. Dengan sistem pengelolaan laboratorium

secara daring ini beberapa masalah seperti: kesulitan komunikasi antara guru dan

pengelola laboratorium, dan kesulitan dalam mengakses data alat dan bahan yang

dimiliki laboratorium sekolah dapat diatasi. Dengan sistem pengelolaan

laboratorium sekolah daring, maka penggunaan laboratorium lebih efisien dan

pemanfaatannya dapat dioptimalkan. Namun demikian produk yang dihasilkan

masih perlu dilakukan pembenahan sesuai data hasil ujicoba yang telah dilakukan.

Penelitian tahun kedua ini adalah tahap desiminasi, yang akan dilaksanakan

di 4 Laboratorium sekolah, yaitu laboratorium fisika UM Metro, Laboratorium

fisika SMA N 1 Metro, laboratorium biologi SMA N 1 Metro dan laboratorium

kimia SMA N 1 Metro. Tahun kedua ini melakukan desiminasi model

pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring untuk melihat keefektifan dan

keefisienan model yang dikembangkan serta melihat dampak atau hasil dari model

yang dikembangkan terhadap kualitas pembelajaran, serta mengkaji keunggulan

dan kelemahan laboratorium sekolah sistem daring. Penelitain tahun pertama

adalah menyelesaikan produk yang diakhiri dengan dua tahapan, yaitu: tahap

analisis data secara holistik dan tahap perbaikan akhir produk. Setelah dua

tahapan tersebut, maka penelitian tahun pertama ini akan dihasilkan laporan

penelitian pengembangan produk berupa sistem pengelolaan laboratorium sekolah

daring, pendaftaran hak cipta, pembuatan buku ajar dan artikel ilmiah yang akan

dipublikasikan pada seminar ataupun jurnal.

Penelitian tahun kedua akan dimulai dari pembuatan aplikasi android serta

QR code, agar mudah diakses melalui handphone, dalam pelaksanaan tahap

desiminasi produk dengan target mengkaji dampak penggunaan model

pengelolaan laboratorium sistem daring terhadap kualitas manajemen, kualitas

proses dan kualitas hasil pembelajaran dalam pemanfaatan laboratorium sekolah.

Page 36: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

27

Pelaksanaan desiminasi produk pada tahun kedua ini adalah

mengimplementasikan Model Pengelolaan Laboratorium sekolah sistem daring

yang telah dikembangkan, untuk mengkaji dampak yang dihasilkan terkait

kefisienan dan keefektifan produk, serta mengkaji keunggulan dan kelemahan

produk. Desiminasi dilaksanakan di SMA pada laboratorium fisika, laboratorium

biologi dan laboratorium kimia serta di laboratorium fisika UM Metro sebagai

piloting.

Capaian penelitian tahun kedua ini adalah diperoleh luaran penelitian ini

berupa model pengelolaan laboratorium sekolah menggunakan sistem daring yang

dapat diakses baik menggunakan computer/laptop maupun handpone. Indikator

capaian dalam penelitian ini adalah: 1) diperoleh model pengelolaan laboratorium

sekolah sistem daring, 2) diperoleh informasi tentang efektivitas produk dalam

pengelolaan laboratorium sekolah, 3) diperoleh informasi tentang efisiensi produk

yang dihasilkan dibandingkan dengan model yang selama ini sudah digunakan, 4)

serta diperoleh informasi tentang keunggulan dan kelemahan model pengelolaan

laboratorium sekolah menggunakan aplikasi daring yang dikembangkan.

Sedangkan luaran yang ditargetkan adalah: (1) artikel ilmiah yang dipublikasi

melalui jurnal ilmiah terakreditasi sudah terbit; (2) artikel ilmiah yang dipublikasi

melalui proceeding international seminar sudah terbit; (3) Artikel ilmiah yang

dipublikasi melalui prosiding seminar nasional dengan kondisi sudah terbit; (4)

buku ajar dengan judul Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah era revolusi

industri 4.0 sudah terbit dan ber-ISBN; (5) mendapatkan hak cipta untuk buku; (6)

Teknologi tepat guna telah menjadi produk dengan tingkat kesiapterapan

teknologi (tkt) mencapai level 6.

Page 37: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

28

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan sementara yang bisa dikemukakan pada laporan

kemajuan ini adalah:

1) Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa “Sistem Pengelolaan

Laboratorium Sekolah secara Daring” yang dapat diakses

melalaui:labfisika.smansametro.com yang meliputi sistem inventaris

daring, dokumen laboratorium daring dan sistem administrasi daring.

2) Sistem Pengelolaan laboratorium sekolah daring meliputi menu: home,

profil, data inventaris, sumber daya manusia, standard operational

procedure, panduan Praktikum, laboratorium virtual, dan penelitian.

3) Setelah digunakan sistem pengelolaan laboratorium sekolah secara daring,

kegiatan praktikum di laboratorium dalam menunjang proses

pembelajaran berjalan lebih efisien.

4) Sistem pengelolaan laboratorium sekolah secara daring lebih efektif,

karena memudahkan guru dan laboran, serta siswa dalam pelaksanaan

praktikum.

5) Sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring dapat mengatasi

kendala komunikasi antara guru dengan pengelola laboratorium serta

mempermudah guru dalam mengakses data alat dan bahan yang dimiliki

laboratorium

6) Kelebihan sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring adalah data

inventaris alat dan bahan dapat diakses tanpa terbatas waktu dan ruang,

dokumen laboratorium tersimpan secara virtuil, serta komunikasi antar

penyelenggara dan pengguna laboratorium menjadi efektif dan efisien.

7) Kelemahanya, sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring ini

adalah perlu malakukan inputing data awal dan tenaga laboratorium

harus memiliki kemampuan tambahan sebagai operator.

Page 38: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

29

8) Capaian luaran yang sudah dihasilkan pada penelitian ini meliputi:

artikel ilmiah, teknologi tepat guna, model pengelolaan laboratorium

daring, pencatatan hak cipta dan draft buku ajar.

7.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan pada laporan kemajuan ini antara

lain: produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah daring perlu disempurnakan

baik desain, isi maupun kemudahan penggunaan, perlu dipersiapkan program

desiminasi produk hasil pengembangan melalui sosialisasi dan kerjasama dengan

sekolah, dinas pendidikan ataupun dengan kemendikbud untuk memperluas

penggunaan dan penerapan produk sistem pengelolaan laboratorium sekolah

daring.

Page 39: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

30

DAFTAR PUSTAKA

Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., and Shapovalov, A. S., 2016. The Law of

Entropy Increase – A Lab Experiment. The Physics Teacher. Volume 54

Nomor 6. Halaman: 348 – 350.

Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M. and Frazer, D. R. D. 2016.

Attending to Experimental Physics Practices and Lifelong Learning Skills in

an introductory Laboratory Course. American Journal of Physics. Volume

84. No. 9. Halaman: 696 – 703.

Jones, J.A., D’Addorio, A.J., Rojec, B.L., Milione, G. and Galvez, E.J. 2016. The

Poincare-sphere Approach to Polarization: Formalism and New Labs with

Poincare beams. American Journal of Physics. Volume 84. No. 11.

Halaman: 822 – 835.

Kemp, K. J., Barker, S., Guthrie, J., Hagood, B. and Havey, M. D. 2016. one-

Dimensional Light Localization with Classical Scatterers: An Advenced

Undergraduate Laboratory Experiment. Amirican Journal of Physics.

Volume 84, No. 10. Halaman: 746 – 751.

Nadji, T. 2016. Twitter and Physics professional Development. The Physics

Teacher. Volume 54. Nomor 8. Halaman: 486 – 487.

Novianti, N.R. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi

Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan

MIPA. Edisi khusus. No. 1. Halaman: 158 – 166.

Paetkau, M., Bissonnette, D. & Toyler, C. 2013. Measuring the Effectiveness of

Simulations in Preparing Students for the Laboratory. The Phisics Teacher.

Volume 51. Nomor 2. Halaman:113 – 115.

Rustaman, N. Y. 2010. Pengembangan Pembelajaran Sains Menggunakan

Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah. Bandung: FMIPA UPI. 2011 – 247.

Suseno, N. & Riswanto. 2017. Sistem Pengelolaan Laboratorium Fisika untuk

Mewujudkan Praktikum yang efisien. Jurnal Pendidikan Fisika. Volume 5.

Nomor 1. Halaman 76- 86.

Suseno, N., dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah.

Kota Metro: Lembaga Penelitian UM Metro Press.

Suseno, N. 2012. Peran Praktikum dalam Mengembangkan Kemampuan dan

Karakter Mahasiswa Calon Guru Fisika. Metro: Prosiding Seminar

Nasional ke-1 UM Metro 2012. Tim Lesson Studi FKIP UM Metro,

halaman 132 -139.

Suseno, N., Partono & Harjati, P. 2011. Memadukan Alat Peraga dan Analogi

Sebagai Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep Abstrak

Fisika. Jurnal Nuansa Pendidikan, Vol. 15 No. 1, halaman: 1-8.

Yolanda, B., Tapillow, F.S. & Wulan, A. 2011. Implementasi Pembelajaran

Menggunakan Praktikum pada Pembelajaran Konsep Metabolisme untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.

12 No. 1, halaman: 59 – 66.

Page 40: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

31

Kemendiknas, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium

Sekolah/Madrasah

Kemendiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah

(SMA/MA).

Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan.

Page 41: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

32

Lampiran 1 Kontrak Penelitian

Page 42: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

33

Lampiran 2 Ijin Penelitian

Page 43: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

34

Page 44: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

35

Lampiran 3 Halaman Muka Produk Sistem Pengelolaan Laboratorium Sekolah

Daring

a. Homepage produk awal

Page 45: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

36

b. Hompage produk sementara setelah revisi

Page 46: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

37

Lampiran 4 Artikel Ilmiah yang Dipublikasi pada Jurnal Ilmiah Nasional

Terakreditasi

a. Bukti submited di jurnal terakreditasi

Page 47: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

38

b. Artikel yang dipublikasi

Page 48: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

39

Page 49: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

40

Page 50: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

41

Page 51: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

42

Page 52: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

43

Page 53: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

44

Page 54: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

45

Page 55: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

46

Page 56: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

47

Page 57: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

48

Page 58: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

49

Lampiran 5 Artikel yang akan dipublikasi pada seminar internasional

a. Alamat publikasi

School Laboratory Management Information System

Nyoto Suseno, Partono, Riswanto*, Purwiro Harjati and Dedy

HA

1Universitas Muhammadiyah Metro, Kota Metro, Lampung, Indonesia.

*[email protected]

Abstract. School laboratories have an essential role in helping the development

of students' thinking processes. However, until now many school laboratories

have not functioned well in supporting the learning process. One of the causes

that there is no practical and efficient laboratory management system. Laboratory

work now feels very complex which requires persistent. On the other, technology

is developing very rapidly in the current era of the 4.0 industrial revolution,

which is demonstrated by cyber technology. This cyber system provides an

opportunity to develop a laboratory management system that is easier both in

administration and management. Therefore the purpose of this study is the

development of management systems for industrial revolutionary school

laboratories 4.0. This development research method includes needs analysis

(implemented), design, development, and implementation stages. Data analysis

uses a qualitative approach through documentation, focus group discourse and

questionnaire. The results of the research are daring school laboratory

management system products, which include daring inventory systems, daring

laboratory documents, and daring administration systems. The advantage of the

daring school laboratory management system is that inventory data of tools and

materials can be accessed without limited time and space, virtually stored

laboratory documents, and communication between laboratory administrators

and users to be effective and efficient. The weakness is that the daring school

laboratory management system is necessary to input the initial data and the

laboratory staff must have additional capabilities as an operator

Page 59: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

50

1. Introduction

Not all scientific phenomena can be observed directly through the senses. There are scientific

phenomena that can be felt or known symptoms, but cannot be observed directly. This

phenomenon is called an abstract phenomenon. For example, the phenomenon of "electric current"

symptoms can be felt and known, but in the form of abstract concepts, it is necessary to study them

in contextual experiences that have been known to students, such as electric lights, or a sense of

electricity when touching an open electrical cable. To facilitate student understanding, it also

requires tools that one of them is a practicum tool. The practicum tool can be in the form of props

or measuring instruments to show the existence of the electric current phenomenon through

practicum activities. Therefore the role of practicum in the laboratory is significant in helping the

success of the learning process and results in school.

Many research results show that practicum and laboratory activities are significant in helping

students' thinking processes. Jones's research, et al. (2016) found that: laboratories can strengthen

students' understanding through facts. Gandhi et al. (2016) suggested that laboratory activities can

improve two aspects repeatedly, namely the development of experiments and developments in

students. Riswanto and Dewi, N.A.K (2017) suggested that laboratory-based learning is able to

improve students' science process skills and support the formation of the character of

responsibility in students

Based on the results of these studies, it can be stated that school laboratories have a

significant role in supporting the learning process in schools, especially for science learning

(physics, biology, and chemistry). To help students' understanding in studying natural science, the

laboratory plays a role to connect between field conditions (concrete operations) and laboratory

conditions (formal operations) as a bridge to deliver students' thinking patterns to facilitate the

process of students' thinking adaptation in the learning process from the real world into education

formal (school).

In connection with the role of the experimental activities, Dittrich et al. (2016) found that

laboratory experiments on entropy events can increase intuition understanding, in the form of

knowledge and experience. Yolinda et al. (2011) found that learning using practicum on the

concept of metabolism can improve critical thinking skills. Suseno (2012) found that experimental

methods can develop learning outcomes in aspects of attitudes, psychomotor aspects, and

cognitive aspects.

Based on the description above, it can be argued that the role of school laboratories is

significant, both in pedagogical aspects, (such as the development of practicum learning methods

and strategies), and aspects of improving students' abilities (both mid-on and hands-on). Education

experts agree that students more easily understand complex and abstract concepts if the learning

involves concrete examples and students experience it themselves. With experimental activities

learning can take place as experts find a theory, namely through observation, formulating

problems, making hypotheses, conducting experiments, analyzing data and making conclusions

called the scientific approach.

The results of field studies related to the management of school laboratories found several

obstacles, namely: 1) the school laboratory management system was not adequate and orderly, 2)

there were no professional and persistent human resources in managing the school laboratory, and

3) communication between the teacher and the laboratory manager was limited. This resulted in

less interest and motivation of teachers to use the laboratory because in the implementation of the

practicum the teacher must prepare his practicum tools. Besides, laboratory equipment and

materials have not been well arranged, so to find just one type of equipment, a lot of time and

energy is needed. The root of the problem is that there is no effective and efficient laboratory

management models/systems and are easy to implement.

Current laboratory work feels very complex and complicated, so it requires a strong and

persistent force. Much administrative work has to be done in laboratory management, according to

Suseno, et al. (2014) laboratory administration there are at least six types of inventory data,

namely format A (floor plan and data space), format B (item data), format C (tool data), format D

(material data), format E (labor data) and F format (laboratory activity agenda).

The development era of the 4.0 industrial revolution currently provides a communication and

storage system that is very practical using cyber systems. Various types of data can be stored and

accessed daring, making it easier for all stakeholders to find and know all the data needed. With an

daring system, communication between personnel also becomes more comfortable and smoother.

Nadji (2016) argues that the narrow reality of time and costs in developing the professionalism of

Page 60: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

51

physics teachers to meet, then Twitter and blogs can be considered as an excellent minimal

alternative to save costs and small time.

Suseno & Riswanto (2017) found that after laboratory administration was improved, the

implementation of the practicum according to the lesson schedule did not interfere with other

subjects. However, in the implementation, there were technical problems, including the lack of

synchronization between the teacher practicum plan and the equipment and material inventory in

the laboratory, such as the specifications of the equipment and the materials needed not following

the order. This happens because teachers are difficult to access information about the existence of

tools and practicum materials and specifications available in the Laboratory. To overcome this, the

teachers must coordinate with the laboratory before making a practicum plan or before

implementing learning. Thus, it is necessary to add additional time from the teachers to plan the

practicum. The number of required hours for teacher face-to-face is currently 24 hours. Therefore

it is necessary to develop a school laboratory management system by utilizing technology

according to the industrial revolution 4.0. At least an daring inventory system was developed, thus

facilitating communication between school laboratory managers, both teachers and laboratory

assistants. Therefore, it is necessary to develop a school laboratory management system by

utilizing technological developments according to the industrial revolution era 4.0.

2. Methods

This research is Research and Development, to obtain an daring school laboratory management

system so that the use of school laboratories in supporting the learning process can run more

optimally, effectively and efficiently. The research design for the development of an daring school

laboratory management system includes three stages. The first stage is a preliminary study that

includes field studies and literature studies, the second stage is the development of models, and the

third stage is the dissemination of products and seeing their impact.

Data processing and analysis is carried out qualitatively and quantitatively. Qualitative data

analysis is carried out on aspects of product flexibility and effectiveness, as well as product

advantages and disadvantages. The quantitative data processing is carried out on the efficiency

aspects of applying daring school laboratory management models. Data analysis was carried out to

see the cost, facility, human resource requirements and time efficiency needed in the daring school

laboratory management system compared to the school laboratory management model that had

been using previously.

Outcomes This research is an daring school laboratory management system that can be

accessed using a computer or laptop or using a cellphone. Indicators of achievement of this

research are: 1) obtained daring school laboratory management system, 2) obtained information

about product feasibility, 3) obtained information about product effectiveness and efficiency, 4)

and obtained information about the advantages and disadvantages of daring school laboratory

management systems developed.

3. Result and Discussion

3.1 Need Assesment

a.Literature Study Results

Following the demands in the implementation of the 2013 curriculum, wherein science learning

emphasizes scientific approaches and methods of discovery (inquiry), then in each learning

process science requires laboratory-based activities. This is following the results of Suseno's,

Partono & Harjati (2011) that the use of teaching aids combined with analogies can help the

discovery process in the abstract concept of science. Besides Yolinda, Tapilouw & Wulan (2011)

also found that practicum-based learning on the concept of metabolism can improve critical

thinking skills.

Based on some of the opinions above, the role of school laboratories is significant in

supporting the learning process. So that it is necessary to strive for good school laboratory

management, and administration so that the school laboratory can be used more efficiently in

supporting the learning process. Research Novianti (2011), found that: "the contribution of science

laboratory management and student learning motivation for the effectiveness of the learning

process shows a fairly strong level of contribution."

b. Field Study Results

Page 61: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

52

RI Minister of National Education Regulation No. 24 of 2007, mandates that the laboratory be one

of the standard facilities and infrastructure that must be met by each education unit. Therefore the

government has sought to meet the needs of the school laboratory through the procurement of

laboratory buildings, laboratory infrastructure, laboratory equipment and materials and the

preparation of human resources through workshops and training related to laboratory management.

Most of the school laboratories in the City of Metro have been formed, which consists of one

Head of Laboratory from the path of the teacher and one functional laboratory assistant, while for

private schools there is no functional laboratory. However, the use and empowerment of the school

laboratory are not optimal.

Some of the fundamental problems of school laboratory management are: 1) the standards of

laboratory personnel have not been met in accordance with Minister of National Education

Regulation No. 26 of 2008, where there are no technicians of school laboratories, only laboratory

heads from the laboratory and laboratory staff who are not from special laboratory education. 2)

the existing laboratory personnel have not mastered the principles and concepts of laboratory

management. 3) Laboratory equipment and materials have not been well arranged and the

inventory data held is not well documented. 4) schools do not have a school laboratory

management manual and do not have standard operating procedures (SOP ) in Laboratory services.

5) most work programs that have been made have not been carried out. 6) the Science Laboratory

has not been used optimally in supporting the learning process

2. Development of Daring School Laboratory Management Systems

Based on literature studies and field studies, a laboratory management system is designed by

utilizing an daring system. The daring school laboratory management component includes front

page, profile, inventory, HR, SOP, Practicum Guide, and Virtual Laboratory. In the profile icon

includes the history of the establishment of the laboratory and the shape of the building (building

and space), the inventory icon consists of an inventory of tools, materials, and goods. The HR icon

includes the head of the laboratory, laboratory staff, technicians and teachers. The SOP icon

includes various SOP, practicum guide icons containing various practicum guides and virtual

laboratory icons covering classes and semesters that are planned to be filled with simulation files.

The design is shown in Figure 1 as follows:

Figure 1. Design of daring school laboratory management systems

Page 62: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

53

Figure 2. A prototype of daring school laboratory management system

Based on the design of Figure 1, then the initial product of the daring school

laboratory management system was built as shown in Figure 2. Then the validation

was done through focus group discussion (FGD). Some suggested improvements

are written as follows:

1) The display does not describe the lab icon and can be given a background

2) In the profile menu, there is an empty space, and the writing is too small

3) The selection of the wallpaper theme is not appropriate

4) Add news on the front page related to laboratory activities

5) The schedule menu is less practical, difficult to input and needs to be revised to

make it easier to use

6) Need to add a hyperlink to the research data in the laboratory

Based on the results of the FGD, improvements were made, especially for

points 1,2,3 and 5. Point 4 was not added because it would burden the work of

the laboratory manager, and it was feared to cause misinformation. The teacher

will convey communication and information to students in the performance

class according to the development of the learning process. For point 6, the

results data/research report, the file is directly uploaded to the system. The

results of the improvement of daring school laboratory are shown in Figure 3.

Page 63: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

54

Figure 3. A layout of daring school laboratory management system products

3. Validation Results of Daring School Laboratory Management Systems

The results of the assessment of the product in the form of an daring school

laboratory management system were carried out on 12 respondents including a head

of the laboratory, laboratory, and teacher. The assessment results are presented as

shown in Figure 4. The results of the product assessment obtained an average value

of 87.3% in the very feasible category. The most significant value in the aspect of

the content of the daring school laboratory management system is 90% very

feasible category.

Figure 4. Product assessment data

8690

86 87.3

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Desain Isi Usibilitas Rata-rata referen

Page 64: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

55

The efficiency of time in the use of school laboratories with an daring system,

laboratory tests were carried in the implementation of practicum activities. The

conditions and situation of the school in the trial are described as follows: (1) the

allocation of learning time for 2 lessons is equivalent to 80 minutes; (2) the lesson

schedule tested is the first 2 hours (1 & 2 hours), 3 & 4 hours (before and after there

are other subjects) and the last 2 hours; (3) the average distance of the class to the

laboratory is 16 meters. The average time data needed by the laboratory assistant for

the preparation and storage of practicum tools is stated in Table 1 and the average

time data of student activities in learning using lab methods in the laboratory are

presented in Table 2.

Table 1. Laboratory activities

No Activity Average time needed

1. Preparation of practicum tools 12,5 minutes

2. Practicum tools storage 12 minutes

Total time needed 24,5 minutes

Table 2 Student activities in learning through laboratory work

No Activity Average time

needed Information

1. Opening in class 13,5 minutes

Time allocation for the 10-

minute Learning Plan (over

3.5 minutes)

2.

Movement of

students from class to

laboratory

3,5

minutes

There is no time allocation in

the learning implementation

plan

3. Practicum activities

and conclusions 56,5 minutes

Time allocation the 60-minute

in Learning Implementation

Plan core activities

(practicum) to draw

conclusions

4. Closing and tidying

practicum tools 6 minutes

Allocate 5 minutes (students

type and tidy up the tools and

return to the preparation table

5. Return to class from

the laboratory 3,5 minutes

There is no time allocation in

the learning implementation

plan

Total time needed 83 minutes More than 3 minutes from the

allocated time

Table 1 data shows that the time needed by the laboratory assistant in preparing

and storing practicum tools for a one-time practicum is 24.5 minutes. Practicum

activities in one-day maximum five times practicum with a time allocation of 2

hours of study. Therefore, in one day it takes 122.5 minutes or 2 hours 2.5 minutes

for the preparation and storage of practicum tools. Thus the time allocation is very

efficient and can be done by a laboratory assistant who has an 8-hour work hour

obligation per day.

Page 65: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

56

Table 2 data shows that there is an excess of 3 minutes of 80 minutes learning

time allocation. This is because the teachers do not allocate the time to move

students from class to the laboratory. If the teachers take into account and enter the

allocation time of student transfer, then practicum activities according to the lesson

schedule can be implemented and do not interfere with other lesson schedules.

Thus, the implementation of the practicum can be carried out efficiently according

to the schedule of subjects without having to add a schedule at other times outside

of class hours, so that practicum can be carried out efficiently, both concerning time

and cost

Based on the results of table 1 and table 2, then reviewing the results of the planning

and implementation of practicum activities using an daring lab. It can be stated that

the practicum runs smoothly and can achieve the expected learning objectives. This

can be seen from the time of practicum activities that do not exceed the time

allocation that was prepared, of course by not reducing the activity of practicum

activities. Starting from the activity of arranging tools, conducting experiments,

recording practicum data, and presenting the results of the practicum. All of them

can be done well. Some activities appear to exceed the stipulated time, but this can

be overcome because some practicum activities provide the remaining time for

activities that can be mutually sufficient. Besides, through the use of daring

laboratories can facilitate communication between teachers and laboratory assistants

concerning ordering laboratory equipment and materials because the availability of

tools and materials in the laboratory for practicum activities is available daring.

Based on the above conditions, it can be stated that the use of daring laboratories is

useful to support the implementation of practicum activities in schools

4. Conclusion

Based on the results and discussion that has been stated above, some conclusions can be put

forward:

1. The product produced in this study is an "Daring School Laboratory Management System"

which can be accessed through http://labfisika.smansametro.com/which includes an daring

inventory system, daring laboratory documents, and an daring administration system.

Figure 4. link Acces Daring School Laboratory

Page 66: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

57

2. After using the daring school laboratory management system, practicum activities in the

laboratory to support the learning process run more efficiently.

3. The daring school laboratory management system is more effective because it makes it easier

for teachers and laboratory staff, as well as students in practicing.

4. The advantages of the daring school laboratory management system are the inventory data of

tools and materials can be accessed without limited time and space, virtually stored laboratory

documents, and communication between laboratory administrators and users to be effective

and efficient.

5. Weaknesses, the daring school laboratory management system is necessary to input the initial

data and laboratory personnel must have additional capabilities as operators.

Acknowledgment

Thanks to all response involved in the preparation, review, analysis, and revision. Hopefully, it can

benefit research in the future.

References

[1] Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., & Shapovalov, A. S, “The Law of Entropy Increase–A

Lab Experiment.,” The Physics Teacher, vol.54, no. 6, pp. 348-350, 2016

[2] Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M., Reinholz, D. L., & Dounas-Frazer, D. R,

“Attending to experimental physics practices and lifelong learning skills in an introductory

laboratory course.,” American Journal of Physics, vol 84, no. 9, pp. 696-703, 2016

[3] Jones, J. A., D’Addario, A. J., Rojec, B. L., Milione, G., & Galvez, E. J, “ The Poincaré-

sphere approach to polarization: Formalism and new labs with Poincaré beams.,” American

Journal of Physics, vol 84, no.11, pp. 822-835, 2016

[4] Nadji, T, “Twitter and Physics Professional Development.,” The Physics Teacher, vol. 54,

no. 8, pp. 486-487, 2016

[5] Novianti, N. R, “Kontribusi pengelolaan laboratorium dan motivasi belajar siswa terhadap

efektivitas proses pembelajaran.,” Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus, vol 1, pp. 158-166.

2012

[6] Republik Indonesia, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah

[7] Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah

Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA).

[8] Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Pendidikan.

[9] Riswanto, R., & Dewi, N. A. K, “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui

Pembelajaran Berbasis Laboratorium Untuk Mewujudkan pembelajaran

Berkarakter.,” Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, vol. 4, no. 2, pp. 60-65, 2017

[10] Suseno, N. Partono & Purwiro Harjati, “Memadukan Alat Peraga dan Analogi Sebagai

Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep Abstrak Fisika.,” Jurnal Nuansa

Pendidikan, vol. 15, no. 1, pp. 1-8. 2011

[11] Suseno, N. (2012, November). Peran praktikum dalam mengembangkan kemampuan dan

karakter mahasiswa calon guru fisika pada mata kuliah keahlian program studi (Studi kasus

pada perkuliahan elektronika dan listrik magnet). In Membangun karakter guru dan dosen

untuk mewujudkan pendidikan berkarakter. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan

ke-1, Universitas Muhammadiyah Metro, Metro(pp. 132-139).

[12] Suseno, N. dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah. Lembaga

Penelitian UM Metro Press. Kota Metro.

Page 67: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

58

[13] Suseno, N., & Riswanto, R, “SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA

UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN.,” Jurnal

Pendidikan Fisika, vol. 5, no. 1, pp. 76-86, 2017

[14] Yolanda, B. Tapillow, F.S. & Wulan, A, “Implementasi Pembelajaran Menggunakan

Praktikum pada Pembelajaran Konsep Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis.,” Jurnal Pendidikan MIPA, vol. 12, no. 1, pp. 59 – 66, 2011

Page 68: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

59

Lampiran 6. Artikel yang Dipublikasi pada Prosiding Seminar Nasional

a. Brosur Seminar nasional

Page 69: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

b. Artikel yang dipublikasi

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nyoto Suseno1, Partono2, *Riswanto3

Universitas Muhammadiyah Metro Lampung

E-mail: [email protected], Telp. 085838335446

ABSTRAK

Laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu

keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, pemerintah

melalui PP RI No.19 Tahun 2005 telah menetapkan 8 standar

laboratorium. Namun demikian, hingga saat ini banyak laboratorium

sekolah yang belum berfungsi dengan baik, hal ini dapat terjadi karena

sistem pengelolaan laboratorium sekolah yang kompleks

membutuhkan waktu dan curah tenaga yang ekstra. Perkembangan

zaman saat ini memasuki era revolusi Industri 4.0 yaitu era dimana

segala aktivitas manusia menggunakan internet, data dan berbagai

layanan melalui internet, media sosial, dan komunitas masyarakat

dalam dunia internet. Era ini menyediakan sarana komunikasi dan

penyimpanan yang sangat praktis menggunakan sistem cyber. Sistem

cyber ini memberikan peluang untuk dapat mengembangkan sistem

pengelolaan laboratorium dengan memanfaatkan internet sehingga

pengelolaan laboratorium menjadi lebih mudah. Oleh karena itu,

tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan sistem pengelolaan

laboratorium sekolah yang usabel dan praktis pada era revolusi industri

4.0. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yang meliputi

tahap analisis kebutuhan, pembuatan desain, pengembangan produk,

penerapan produk dan evaluasi produk. Analisis data mengunakan

pendekatan kuantitatif melalui pemberian kuesioner kepada para ahli.

Hasil penelitian yang diperoleh berupa produk sistem pengelolaan

laboratorium era revolusi industri 4.0 secara daring berupa website

meliputi manajemen menu utama dan profil pengelola, manajemen

SOP Laboratorium, manajemen panduan praktikum, manajemen

inventaris alat/bahan/barang, manajemen lab virtual, manajemen

jadwal dan manajemen penelitian.. Hasil penilaian produk rata-rata

mencapai angka 87,3 dengan kriteria sangat layak yang terdiri dari

aspek desain mencapai angka 86, aspek isi mencapai 90, dan

Usabilitas mencapai angka 86.

Kata kunci: system cyber, Laboratorium Sekolah, revolusi industri 4.0

Page 70: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

PENDAHULUAN

Laboratorium dimaknai sebagai ruang atau tempat untuk melakukan

percobaan atau penelitian. Pendapat lain laboratorium dimaknai sebagai bangunan

atau ruang yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan.

Laboratorium dapat juga diartikan lebih luas sebagai tempat untuk melakukan

percobaan atau penelitian, sehingga laboratorium juga bisa berupa lahan atau

wilayah untuk penelitian. Atau bisa juga laboratorium diartikan sebagai ruang kerja

seorang ilmuwan dan tempat menjalankan penelitian. Pada tulisan ini laboratorium

didefinisikan sebagai ruang atau tempat yang dilengkapi dengan peralatan untuk

melakukan percobaan atau penelitian

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan delapan standar

pendidikan melalui PP RI No. 19 Tahun 2005 yang meliputi standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan standar, standar pendidik dan kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan

standar penilaian. Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007,

Laboratorium adalah salah satu standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi

oleh setiap satuan pendidikan formal. Oleh karena itu melalui berbagai program

pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan laboratorium IPA-fisika mulai

dari pengadaan gedung laboratorium, prasarana laboratorium, peralatan dan bahan

laboratorium serta penyiapan sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan

terhadap para guru tentang pengelolaan laboratorium.

Sesuai tuntutan dalam penerapan kurikulum 2013, dimana dalam

pembelajaran IPA menekankan pendekatan ilmiah dan metode penemuan (inkuiri),

maka pada setiap proses pembelajaran IPA memerlukan kegiatan berbasis

laboratorium. Hal ini sesuai hasil penelitian Suseno, Partono & Harjati (2011)

bahwa penggunaan alat peraga yang dipadukan dengan analogi dapat membantu

proses penemuan pada konsep abstrak IPA. Selain itu Yolinda, Tapilouw & Wulan

(2011) juga menemukan bahwa pembelajaran berbasis praktikum pada konsep

metabolisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian

riswanto dan Novi (2017) mengungkapkan bahwa penggunaan laboratorium dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan membangun karakter tanggung

jawab siswa. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan

praktikum dan laboratorium sangat penting dalam membantu proses berpikir

siswa. Penelitian Jones, dkk (2016) menemukan bahwa: laboratorium dapat

memperkuat pemahaman siswa melalui fakta. Gandhi, dkk (2016) mengemukakan

bahwa kegiatan laboratorium dapat meningkatkan dua aspek secara berulang,

yaitu perkembangan eksperimennya dan perkembangan pada diri siswa. Berkaitan

dengan peran kegiatan eksperimen, Dittrich, dkk. (2016) menemukan bahwa

eksperimen laboratorium pada peristiwa entropy dapat meningkatkan pemahaman

intuisi, berupa pengetahuan dan pengalaman. Yolinda, dkk. (2011) menemukan

bahwa pembelajaran menggunakan praktikum pada konsep metabolisme dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Suseno (2012) menemukan bahwa metode

eksperimen dapat mengembangkan hasil belajar aspek sikap, aspek psikomotor

maupun aspek kognitif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peran

laboratorium sekolah sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran.

Sehingga perlu diupayakan manajemen dan administrasi laboratorium sekolah yang

baik agar laboratorium sekolah dapat digunakan lebih mudah dalam mendukung

proses pembelajaran.

Page 71: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Beberapa permasalahan mendasar dari pengelolaan laboratorium sekolah

adalah: 1) standar tenaga laboratorium belum dipenuhi sesuai Permendiknas Nomor

26 Tahun 2008, dimana pengelola laboratorium sekolah belum ada tenaga teknisi,

yang ada baru kepala laboratorium dari jalur guru dan tenaga laboran yang bukan

dari pendidikan khusus laboran, 2) tenaga laboratorium yang ada belum menguasai

prinsip dan konsep pengelolaan laboratorium, 3) Alat dan bahan laboratorium

belum tersusun baik dan data inventaris yang dimiliki tidak terdokumentasi dengan

baik.

Era perkembangan revolusi industri 4.0 saat ini menyediakan sistem

komunikasi dan penyimpanan yang sangat praktis menggunakan sistem cyber.

Berbagai jenis data dapat disimpan dan diakses secara daring, sehigga memudahkan

semua stakeholder untuk mencari dan mengetahui semua data yang dibutuhkan.

Dengan sistem daring, komunikasi antar personil juga menjadi lebih mudah dan

lancar. Nadji (2016) mengemukakan bahwa kenyataan sempitnya waktu dan biaya

dalam pengembangan keprofesionalan guru fisika untuk salaing bertemu, maka

twitter dan blogs dapat dipertimbangan sebagai alternatif minimal yang baik untuk

menghemat biaya dan waktu yang sempit.

Suseno & Riswanto (2017) menemukan bahwa setelah administrasi

laboratorium dibenahi, maka pelaksanaan praktikum sesuai jadwal pelajaran tidak

mengganggu mata pelajaran lain. Namun demikian dalam pelaksanaannya dijumpai

kendala teknis diantaranya terjadi ketidak-sinkronan antara rencana praktikum guru

dengan persediaan alat dan bahan di laboratorium, seperti spesifikasi alat dan bahan

yang diperlukan tidak sesuai dengan yang dipesanan. Hal tersebut terjadi karena

guru sulit dalam mengakses informasi tentang keberadaan alat dan bahan praktikum

serta spesifikasinya yang tersedia di Laboratorium. Untuk mengatasi hal tersebut,

maka para guru harus melakukan koordinasi dengan laboran sebelum membuat

rencana praktikum atau sebelum melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian,

maka diperlukan tambahan curah waktu dari para guru untuk merencanakan

praktikum. Padahal jumlah jam wajib tatap muka guru saat ini sebanyak 24 jam

pelajaran.

Guna mengatasi hal tersebut, maka perlu dikembangkan sistem pengelolaan

laboratorium sekolah dengan memanfaatkan teknologi sesuai revolusi industri 4.0.

minimal dikembangkan sistem inventaris daring, sehingga mempermudah

komunikasi antar pengelola laboratorium sekolah, baik guru maupun laboran.

Karena itu perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan laboratorium sekolah

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan

menggunakan model pengembangan ADDIE. Tahapan dalam pengembangan

produk meliputi Analisis kebutuhan, Pembuatan Desain produk, pengembangan

produk, Implementasi produk dan Evaluasi. Aspek-aspek pengembangan yang

ditinjau meliputi usabilitas, desain dan isi. Teknik analisis data menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner ahli.

Page 72: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengembangan produk berupa website pengelolaan laboratorium.

Desain website yang dikembangkan meliputi tampilan menu website, tampilan

menu login, tampilan manajemen profil, tampilan manajemen SOP Laboratorium,

Tampilan manajemen panduan praktikum, manajemen inventaris, manajemen lab

virtual, manajemen jadwal, dan manajemen penelitian. Berikut ini disajikan

barcode link akses produk penelitian:

Berikut ini disajikan hasil pengembangan produk pengelolaan

laboratorium daring yang meliputi tampilan menu awal laboratoium, tampilan

menu awal meliputi menu inventaris alat, inventaris bahan, dan inventaris barang,

adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Tampilan menu utama

Sementara itu, Tampilan login untuk memasukan data alat bahan dan

barang seperti ditunjukan pada gambar 2 berkut ini.

Gambar 2. Tampilan menu Login

Menu profil menunjukan data indentitas pengelola laboratorium yang meliputi

kepala laboratorium, laboran dan teknisi.

Page 73: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Gambar 3. Manajemen Profil

Menu SOP menunjukan tampilan berbagai jenis SOP yang diperlukan dalam

mendukung manajemen laboratorium yang ideal, seperti ditunjukan pada gambar

4.

Gambar 4. Manajemen SOP Lab

Menu panduan praktikum diperlukan untuk menyimpan dan menampilkan

berbagai panduan praktikum, sehingga baik para siswa dapat mengaksesnya

dengan mudah tanpa harus memfoto copynya.

Gambar 5. Manajemen Panduan Pratikum

Menu inventaris alat, bahan, dan barang diperlukan untuk membantu guru dalam

menyusun kegiatan praktikum dengan melihat ketersediaan alat dan bahan

praktikum.

Page 74: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Gambar 6. Manajemen Inventaris

Konsep fisika yang bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami siswa melalui

penyajian media animasi. Keberadaan laboratorium virtual diperuntukan sebagai

wadah untuk menyimpan berbagai bentuk media animasi untuk membantu proses

pembelajaran di sekolah.

Gambar 7. Manajemen lab virtual

Fitur manajemen jadwal seperti ditunjukan pada gambar 8 diperlukan agar

penyelenggaraan kegiatan di laboratorium antara satu kelas dengan kelas lainnya

dapat terkontrol dengan baik.

Gambar 8. Manajemen Jadwal

Menu yang terakhir adalah menu manajemen penelitian, keberadaan menu ini

diperuntukan sebagai wadah hasil proyek kerja para siswa dan juga hasil

penelitian para guru.

Page 75: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Gambar 9. Manajemen Penelitian.

Hasil uji kelayakan yang diberikan kepada para ahli menunjukan bahwa aspek

desain website mencapai angka 86, aspek isi mencapai angka 90, dan aspek

usabilitas mencapai angka 86, dengan rata-rata kelayakan mencapai angka 87,3.

Hasi nilai tersebut menggambarkan bahwa website yang dikembangakn berada

pada kriteria sangat layak.

Gambar 10. Data hasil penelitian

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa sistem pengelolaan laboratorium era revolusi 4.0 yang dikembangkan

meliputi manajemen menu utama dan profil pengelola, manajemen SOP

Laboratorium, manajemen panduan praktikum, manajemen inventaris

alat/bahan/barang, manajemen lab virtual, manajemen jadwal dan manajemen

penelitian. Hasil uji kelayakan menunjuka bahwa nilai rata-rata kelayakan produk

mencapai angka 87,3 dengan kriteria sangat layak.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Dittrich, W., Drosd, R., Minkin, L., & Shapovalov, A. S. (2016). The Law of

Entropy Increase–A Lab Experiment. The Physics Teacher, 54(6), 348-350.

[2] Gandhi, P. R., Livezey, J. A., Zaniewski, A. M., Reinholz, D. L., & Dounas-

Frazer, D. R. (2016). Attending to experimental physics practices and lifelong

learning skills in an introductory laboratory course. American Journal of

Physics, 84(9), 696-703.

84858687888990

86

90

86

87.3

Page 76: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

[3] Jones, J. A., D’Addario, A. J., Rojec, B. L., Milione, G., & Galvez, E. J.

(2016). The Poincaré-sphere approach to polarization: Formalism and new

labs with Poincaré beams. American Journal of Physics, 84(11), 822-835.

[4] Nadji, T. (2016). Twitter and Physics Professional Development. The Physics

Teacher, 54(8), 486-487.

[5] Republik Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah

(SMA/MA).

[6] Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan.

[7] Riswanto, R., & Dewi, N. A. K. (2017). Peningkatan Keterampilan Proses

Sains Melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium Untuk Mewujudkan

pembelajaran Berkarakter. Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, 4(2),

60-65.

[8] Suseno, N. Partono & Purwiro Harjati. 2011. Memadukan Alat Peraga dan

Analogi Sebagai Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep

Abstrak Fisika. Jurnal Nuansa Pendidikan, 15(1), 1-8.

[9] Suseno, N. (2012, November). Peran praktikum dalam mengembangkan

kemampuan dan karakter mahasiswa calon guru fisika pada mata kuliah

keahlian program studi (Studi kasus pada perkuliahan elektronika dan listrik

magnet). In Membangun karakter guru dan dosen untuk mewujudkan

pendidikan berkarakter. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan ke-

1, Universitas Muhammadiyah Metro, Metro(pp. 132-139).

[10] Suseno, N. dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium

Sekolah/Madrasah. Lembaga Penelitian UM Metro Press. Kota Metro.

[11] Suseno, N., & Riswanto, R. (2017). SISTEM PENGELOLAAN

LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN

PRAKTIKUM YANG EFISIEN. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 76-86.

[12] Yolanda, B. Tapillow, F.S. & Wulan, A. 2011. Implementasi

Pembelajaran Menggunakan Praktikum pada Pembelajaran Konsep

Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal

Pendidikan MIPA. 12(1), 59 – 66.

Page 77: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Lampiran 7 Sertifikat Hak Cipta dan Panduan Penggunaan Sistem pengelolaan

Laboratorium Sekolah daring

a. Sertifikat Hak Cipta

Page 78: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

KATA PENGANTAR

Page 79: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Syukur Alhamdullahirobbil alamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan karuniaNya sehingga panduan pengelolaan laboratorium

daring/daring dapat diselesaikan. Panduan ini disusun dengan tujuan untuk

mempermudah penguna laboratorium daring untuk mengelola data pada website

laboratorium daring. Panduan pengelolaan laboratorium daring ini meliputi

manajamen pengelolaan profil, manajamen inventaris, manajemen SOP Lab,

manajemen SDM, Manajem laboratorium Virtual, Manajemen jadwal Praktikum,

dan Manajemen Penelitian. Panduan ini disusun sebagai upaya dalam

mempermudah sekolah melakukan pengelolaan laboratorium secara daring.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada DRPM Kemenristek

Dikti yang telah mendukung terselenggarannya kegiatan penelitian dalam

mengembangkan pengelolaan laboratorium secara daring. Kepada pihak

sekolah, para guru, dan rekan dosen yang telah banyak memberikan masukan

dalam penyempurnaan laboratorium daring. Semoga keberadaan laboratorium

daring ini dapat mendukung pelaksanaan kegiatann praktikum di sekolah

menjadi semakin baik dan berkualitas. Amiin

Metro, Agustus 2018 Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Page 80: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

A. Fungsi dan Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring ................... 1

B. Login Admin (Mengelola Halaman Website) ..................................................... 2

C. Manajemen Halaman Profil ............................................................................... 3

D. Manajemen Halaman SDM ............................................................................... 4

E. Manajemen Standar Operating Procedure (SOP) ............................................. 6

F. Manajemen Panduan Pratikum ......................................................................... 7

G. Manajamen Inventaris ....................................................................................... 8

H. Manajemen Lab Virtual...................................................................................... 12

I. Manajemen Jadwal Laboratorium ....................................................................... 14

J. Manajemen Penelitian ........................................................................................ 15

MODUL LABORATORIUM DARING

A. Fungsi dan Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring

Page 81: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Laboratorium daring yang dikembangkan merupakan laboratorium fisika pada tingkat

pendidikan SMA dengan link alamat websitenya (labfisika.smansametro.com). Website

laboratorium daring menampilkan pilihan menu seperti tampak pada gambar dibawah ini

terdiri dari menu bar; informasi inventaris alat, bahan, dan barang; dan Alamat/informasi

Laboratorium sekolah.

Tampilan Menu Utama Website Laboratorium Daring

Berikut ini diuraikan fungsi pada masing-masing tampilan menu bar pada website:

Tabel 1. Fungsi masing-masing bagian pada menu bar

Bagian Fungsi

Home Berfungsi untuk untuk kembali ke tampilan menu utama

Profil Menampilkan profil laboratorium yang terdiiri dari a. Denah Laboratorium b. Gedung laboratorium

Inventaris Menampilkan inventaris laboratorium yang terdiri dari: a. Inventaris Alat b. Inventaris Bahan c. Inventaris Barang

SDM Menampilkan Sumber Daya Manusia yang mengelola Laboratorium terdiri dari: a. Kepala Laboratorium b. Teknisi c. Pranata Laboratorium

SOP Berfungsi untuk menampilan buku Standar Operasiona Prosedure (SOP) yang digunakan dalam manajemen laboratorium.

Panduan Praktikum

Berfungsi untuk menampilkan buku panduan praktikum

Lab. Virtual Berfungsi untuk menampilkan animasi-animasi dalam bentuk video atau file berekstensi swf sebagai pendukung kegiatan pembelajaran maupun kegiatan praktikum.

Penelitian Berfungsi untuk menampilkan hasil penelitian guru maupun

Page 82: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

penelitian siswa

Log in Berfungsi untuk masuk ke halaman admin panel, tujuannya untuk mengelola tampilan dan melakukan pembaruan data (updating) pada website

B. Login Admin (Mengelola Halaman Website)

Untuk mengelola halaman web, dilakukan dengan mengakses halaman admin panel,

untuk login admin panel melalui menu login di pojok kanan atas atau melalui URL.

http://labfisika.smansametro.com/login, untuk website laboratorium biologi dan kimia,

dilakukan dengan cara yang sama dengan menambahkan /login pada bagian akhir

alamat website.

Tampilan Menu Login Admin Laboratorium

Halaman login admin panel, masukan username dan password kemudian klik Login In

Halaman Admin Panel

Tabel 2. Fungsi Keterangan menu

Menu Fungsi

Dashboard Menampilkan halam utama, melihat info data inventaris dan penelitian

Sumber Daya Manusia Menampilkan halaman manajemen kontent SDM

Standar Operating Procedure

Menampilkan halaman manajemen konten SOP

Inventaris Menampilkan halaman manajemen data, invetaris barang, alat dan bahan

Page 83: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Lab. Virtual Menampilkan halaman manajemen konten lab virtual

Jadwal Lab Menampilkan halaman manajemen agenda lab

Penelitian Menampilkan halaman manajemen data penelitian

C. Manajemen Halaman Profil

Halaman admin panel untuk menajemen konten profil, untuk menampilkan halaman ini klik menu profil di sebalah kiri,

Halaman Manajemen Profil

Tabel 3. Keterangan Fungsi tombol icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input profil

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data profil

Button hapus, digunakan untuk menghapus halaman profil

Untuk keluar dari halaman admin panel

Untuk kembali melihat atau mengedit data profil

1. Menambah data profil

Untuk menambah data profil, klik menu , kemudian masukan nama menu dan

judul profil yang akan dibuat, jika sudah selesai kemudian klik , maka secara

otomatis data profil akan bertambah.

Page 84: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Halaman menambahkan profil

D. Manajemen halaman SDM

Halaman admin panel untuk menajemen data sumberdaya, untuk menampilkan halaman ini klik menu Sumber Daya Manusia di sebalah kiri,

Tabel 5. Keterangan Fungsi Tombol Icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input sdm

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data sdm

Button hapus, digunakan untuk menghapus data sdm

1. Menambah data SDM

Untuk menambah data sdm, klik menu , kemudian masukan nama menu dan

judul sdm yang akan dibuat, jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data sdm akan bertambah

Page 85: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

E. Manajemen Standar Operating Procedure (SOP)

Halaman admin panel untuk menajemen SOP, untuk menampilkan halaman ini dengan mengklik menu Standar Operating Procedure di sebelah kiri.

Tampilan menu manajemen SOP

Tabel . Keterangan Fungsi Tombol Icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input buku Standar Operating Procedure

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data Standar Operating Procedure

Button hapus, digunakan untuk menghapus halaman Standar Operating Procedure

Untuk keluar dari halaman admin panel

Untuk kembali melihat atau mengedit data Standar Operating Procedure

Menginput data baru SOP (Standar Operating Procedure)

1. klik menu , kemudian masukan nama menu dan judul SOP yang akan dibuat,

Page 86: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

2. Uploadlah file SOP yang akan dibuat dengan memilih ,pilih file

yang akan di upload pada file komputer anda.

3. jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data SOP akan

bertambah.

F. Manajemen Panduan Pratikum

Halaman admin panel untuk menajemen konten praktikum, untuk menampilkan halaman ini klik menu Panduan Praktikum di sebalah kiri,

Tampilan menu manajemen panduan praktikum

Tabel 6. Keterangan Fungsi Tombol Icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data praktikum

Button ini di gunakan untuk menampilkan file yang di upload

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data praktikum

Button hapus, digunakan untuk menghapus data praktikum

Button menu pratikum, digunkan untuk menambah sub menu praktikum (kelas)

Page 87: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

1. Menambah data Panduan Praktikum:

1) klik menu , kemudian pilih menu kelas dan judul panduan praktikum yang

akan dibuat.

2) Uploadlah file Panduan Praktikum yang akan dibuat dengan memilih

, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.

3) Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data Panduan

Praktikum akan bertambah

Disajikan tampilan menambah buku panduan praktikum pada gambar berikut ini:

G. Manajamen Inventaris

Halaman admin panel untuk menajemen inventaris barang, alat dan bahan, untuk menampilkan halaman ini dengan mengklik menu inventaris di sebelah kiri.

Halaman Manajemen Inventaris

Tabel 4. Keterangan Fungsi Tombol Icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data inventaris

Button ini di gunakan untuk menampilkan gambar alat, bahan dan barang inventaris

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data barang, alat dan bahan

Page 88: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Button hapus, digunakan untuk menghapus data inventaris

1. Menginput Data Inventaris Alat

1) Klik inventaris, pilih alat, Pilih menu , kemudian akan muncul tampilan

baru untuk menambahkan alat baru.

2) Kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan

Nama kode masukan kode alat (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “DM/LF/RB/II.6/2000/10”

Nama Alat Masukan nama alat misal “Gelas ukur”

Merek Masukan nama merek dari alat tersebut misal “pudak”

Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis alat misal “kaca/besi/plastik”

Satuan Masukan satuan dari alat tersebut misal “paket/buah/biji/kit”

Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat alat misal “haflah/pudak/buatan sendiri(smansa)”

Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk alat) misal “2 x 10 cm”

Jumlah baik Masukanlah jumlah alat yang berada dalam kondisi baik, misal “10”

Jumlah rusak Masukanlah jumlah alat yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”

Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi alat tersebut misal “rusak parah/hilang/pecah”

Lokasi Penyimpanan

Masukanlah lokasi penyimpanan alat tersebut, misalnya “Ruang B lemari II rak ke 6”

File gambar Upload file gambar alat, dengan cara memilih

, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.

3) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara

otomatis data alat baru akan bertambah. Klik untuk melihat data alat

yang baru ditambahkan.

Page 89: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

2. Menambah Inventaris Bahan (Habis Pakai)

1) Klik inventaris, pilih bahan, Pilih menu , kemudian akan muncul tampilan

baru untuk menambahkan bahan baru.

2) Kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan

Nama kode masukan kode bahan (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “Bat/LF/RA/LB/30”

Nama bahan Masukan nama bahan misal “Batu Battery”

Merek Masukan nama merek dari bahan tersebut misal “pudak”

Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis bahan misal “larutan/padat”

Satuan Masukan satuan dari bahan tersebut misal “liter/paket/buah”

Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat bahan misal “haflah/pudak”

Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk alat) misal “2 cm”

Jumlah baik Masukanlah jumlah bahan yang berada dalam kondisi baik, misal “10”

Jumlah rusak Masukanlah jumlah bahan yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”

Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi bahan tersebut misal “sudah terpakai 90%/hilang”

Lokasi Penyimpanan

Masukanlah lokasi penyimpanan bahan tersebut, misalnya “Lemari B Ruang A”

File gambar Upload file gambar bahan, dengan cara memilih

, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.

4) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara

otomatis data baru akan ditambahkan. Klik untuk melihat data

bahan yang baru ditambahkan,.

Page 90: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

3. Menambah Inventaris Barang

1) Klik inventaris, pilih bahan, Kemudian klik menu , kemudian akan

muncul tampilan baru untuk menambahkan barang baru.

3) kemudian isilah data pada kolom isian yang disediakan

Nama kode masukan kode barang (sesuaikan dengan kebutuhan sekolah misal “Bat/LF/RA/LB/30”

Nama bahan Masukan nama alat misal “Meja praktikum”

Merek Masukan nama merek dari barang tersebut misal “olimpic”

Gol/Jenis Masukan golongan atau jenis barang misal “kayu/kaca/besi”

Satuan Masukan satuan dari barang tersebut misal “unit/buah”

Pabrik Masukanlah produsen/pabrik pembuat bahan misal “haflah/pudak”

Ukuran Masukanlah ukuran panjang lebar atau diameter (sesuaikan dengan bentuk barang) misal “2 cm”

Jumlah baik Masukanlah jumlah barang yang berada dalam kondisi baik, misal “10”

Jumlah rusak Masukanlah jumlah barang yang berada dalam kondisi rusak, misalkan “2”

Keterangan Masukanlah keterangan tambahan dari kondisi bbarang tersebut misal “rusak parah/hilang”

Lokasi Penyimpanan

Masukanlah lokasi penyimpanan barang tersebut, misalnya “Lemari B Ruang A”

File gambar Upload file gambar barang, dengan cara memilih

, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda.

5) Jika seluruh data sudah selesai terisi, kemudian klik , maka secara

otomatis data alat baru akan bertambah. Klik untuk melihat data

barang yang baru ditambahkan,

H. Manajemen Lab Virtual

Halaman admin panel untuk menajemen konten lab. virtual, untuk menampilkan halaman ini klik menu Lab. Virtual di sebelah kiri,

Page 91: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Tampilan Menu manajemen Lab Virtual

Tabel 7. Keterangan Fungsi Tombol Icon

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menampilkan halaman input data materi

Button ini di gunakan untuk menampilkan file yang di upload

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data

Button hapus, digunakan untuk menghapus data

Button play, digunakan untuk memutar materi format SWF, pastikan adobe flash aktif

Button Data materi, digunakan untuk menampilkan data animasi berdasarkan kategori kelas

Cara menambahkan data animasi :

1. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawha ini.

2. kemudian pilih menu kelas (X, XI, XII), masukan judul materi yang berkaitan dengan

animasi tersebut.

Page 92: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

3. Uploadlah file animasi dengan memilih , pilih file yang akan di

upload pada file komputer anda.

4. Uploadlah file panduan praktikum animasi tersebut dengan memilih

, pilih file yang akan di upload pada file komputer anda

5. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data animasi akan

bertambah

I. Manajemen Jadwal Laboratorium

Halaman admin panel untuk menajemen jadwal kegiatan praktikum di laboratorium, untuk menampilkan halaman ini klik menu Jadwal Lab di sebalah kiri.

Cara menambahkan jadwal praktikum di laboratorium :

1. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini.

2. kemudian masukan nama kelas, tanggal pelaksanaan kegiatan praktikum, jam waktu

dan jam keluar pelaksanaan praktikum di lab.

3. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data jadawal akan

bertambah

Page 93: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

J. Manajemen Penelitian

Halaman admin panel untuk menajemen data penelitian, untuk menampilkan halaman ini klik menu Penelitian di sebalah kiri,

Tampilan Menu Manajemen Penelitian

Tombol icon Fungsi

Button tambah, digunakan untuk menapilkan halaman input penelitian

Button edit, digunakan untuk menampilkan halaman ubah data penelitian

Button hapus, digunakan untuk menghapus data penelitian

Cara menambahkan data penelitian :

4. klik menu , kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini.

5. kemudian masukan judul penelitian, penulis dan pilih tahun pelaksanaan penelitian

tersebut.

6. Uploadlah file hasil penelitian dengan memilih , pilih file yang

akan di upload pada file komputer anda.

7. Jika sudah selesai kemudian klik , maka secara otomatis data penelitian akan

bertambah

Page 94: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Lampiran 8 Draft Buku Hasil Penelitian

Page 95: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018
Page 96: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

KATA PENGANTAR

Bersyukur kehadirat Alloh SWT atas segala bentuk kenikmatan dan segala

karunia yang diberikan kepada kami, sehingga buku yang diberi judul: “Sistem

Pengelolan Laboratorium Sekolah Era Revolusi Industri 4.0.” ini dapat kami

selesaikan. Buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian bersama rekan-rekan

kerja dalam upaya mencari dan membuat model pengelolaan laboratorium sekolah

yang sederhana, efektif dan efisien. Kerena itu kami lakukan penelitian

pengembangan model pengelolaan laboratorium sekolah daring. Laboratorium

merupakan bagian sarana yang teramat penting dalam menunjang pelaksanaan

proses pembelajaran di sekolah. Melalui laboratorium sekolah, berbagai konsep

IPA yang awalnya berupa teori dan terkesan abstrak bagi peserta didik, dapat

diperlihatkan secara real melalui kegiatan praktik.

Buku sistem pengelolaan laboratorium sekolah era revolusi industri 4.0 ini

dibuat dalam ruang lingkup laboratorium sekolah untuk SMP, SMA, SMK dan

Perguruan Tinggi. Sebagai subjek dalam implementasi awal pengelolaan

Laboratorium Sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Kota Metro dan Laboratorium Fisika

UM Metro. Kami mengharapkan melalui pengalaman yang dituangkan dalam

buku ini, setiap laboratorium di Sekolah dapat membenahi pengelolaan

laboratoriumnya dengan mengaplikasikan buku ini sebagai pendoman

pengelolaan laboratoium di sekolahnya masing-masing. Buku ini membahas dan

mengungkapkan tentang Pengelolaan Laboratorium sekolah sistem manual (pada

BAB III) dan Model pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring (Bab IV).

Selain itu juga memuat berbagai manajemen laboratorium, seperti manual

Pengelolaan Laboratorium sekolah yang berisi Tupoksi Pengelolan Laboratorium,

Standard Operating Procedure (SOP) penggunaan Laboratorium IPA, dan

berbagai format administrasi Laboratorium sekolah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

dalam kegiatan dan penyusunan buku Sistem Pengelolaan laboratorium Sekolah

Era Revolusi Industri 4.0 ini. Terutama DRPM Kemenristekdikti yang telah

membiayai penelitian yang mendukung dalam penulisan buku ini, Kepala LPPM

UM Metro beserta stafnya yang telah memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian,

Kepala SMA Negeri 1 Metro dan seluruh stafnya serta Kepala laboratorium fisika

UM Metro atas kesediaannya menjadi mitra dalam ujicoba sistem ini. Demikian

buku ini kami buat dengan sebaik-baiknya sebatas kemampuan kami, semoga

memberi manfaat dan dapat diimplementasikan di berbagai laboratorium sekolah.

Kota Metro, 11 Oktober 2018

Ketua Tim Penulis,

Nyoto Suseno

SAMBUTAN KETUA LPPM

Page 97: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

Assalamua’laikum Wr. Wb,

Rasa syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan limpahan nikmat dan karunia yang tiada terbatas kepada kita semua.

Kami Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) yang

merupakan bagian integral dari Universitas Muhammadiyah Metro berkewajiban

dalam menjalankan dan mengembangkan kualitas catur dharma Perguruan Tinggi

Muhammadiyah yang salah satunya adalah dalam bidang penelitian. Kami terus

berupaya menjadikan LPPM Universitas Muhammadiyah Metro sebagai pelopor

yang kredibel, inovatif, dan profesional dalam menjalankan fungsi strategis sesuai

visi, misi, dan tujuan Universitas Muhammadiyah Metro.

LPPM Universitas Muhammadiyah Metro terus berupaya

mengaktualisasikan fungsinya menjadi agen perubahan dalam pengembangan dan

penerapan IPTEKS, baik di lingkungan internal Universitas Muhammadiyah

Metro, masyarakat maupun bangsa dan negara melalui hasil karya penelitian dan

pengabdian dosen dan mahasiswa melalui berbagai kesempatan. Penelitian dan

pengabdian ini dilakukan melalui berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai

lembaga negeri maupun swasta, serta berbagai lapisan masyarakat.

Salah satu bentuk aktulisasi yang LPPM lakukan adalah mendukung dan

memfasilitasi dosen dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, dan salah satunya adalah kelompok dosen yang melakukan penelitian

pengembangan model pengelolaan laboratorium sekolah sistem daring. LPPM

mewakili Universitas Muhammadiyah Metro mengucapkan terima kasih kepada

Pemerintah Kota Metro, SMA Negeri 1 Metro dan Kepala Laboratorium Fisika

UM Metro yang telah bersedia menjalin kerja sama menjadi Mitra dalam

pelaksanaan ujicoba produk “Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah

Menggunakan Sistem Daring”. LPPM juga ucapkan terimakasih kepada DRPM

Kemenristekdikti yang telah membiayai kegiatan penelitian ini. Semoga segala

yang berjalan dapat terbina dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak dan

masyarakat, sehingga Alloh SWT senantiasa memberikan tuntunan dan

perlindungan kepada kita semua, Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Metro, 11 Oktober 2018

Ketua LPPM UM Metro,

Prof. Dr. Juhri AM., M.Pd.

Page 98: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..………………………………………………….... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

SAMBUTAN KEPALA LPPM UM Metro ……………………………….. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN …...…………………………………………

1.1 Pengertian Laboratorium…………………………………..

1.2 Jenis dan Bentuk Laboratorium ........................ ……………

1.3 Laboratorium Sekolah dan Perannya ………………………

1.4 Kendala dan Permasalahan dalam Pengelolaan Laboratorium

Sekolah ...................................................................................

BAB II REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ..........................................................

2.1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri .................................

2.2 Pengertian Revolusi Industri 4.0 ...............................................

2.3 Dampak Revolusi Industri 4.0 pada Berbagai Bidang ...............

2.4 Peluang Pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 dalam Pendidikan

BAB III MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LABORATORIUM

SEKOLAH

3.1 Pengertian Manajemen Laboratorium Sekolah …………

3.2 Komponen Manajemen Sekolah ......................……………

3.3 Administrasi Laboratorium Sekolah……………….................

BAB IV. IMPROVEMENT MUTU PENGELOLAAN LABORATORIUM

SEKOLAH ....................................................................................

4.1 Pengertian Pengembangan Mutu .............................................

4.2 Improvement Mutu dalam Pengelolaan laboratorium Sekolah

BAB V. SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ...........................................................

5.1 Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Pengelolaan Laboratorium Sekolah ……..................

5.2 Model Pengelolaan Laboratorium Sekolah Menggunakan

Sistem Cyber ......... …………………………………………

BAB VI PENGGUNAAN SISTEM PENGELOLAAN

LABORATORIUM SEKOLAH SECARA DARING …………..

6.1 Pekerjaan Awal dalam Pengelolaan Laboratorium Sekolah

secara daring ………...............................................................

6.2 Pengoperasian Laboratorium Sekolah Daring dalam Kegiatan

Praktikum .................................................................................

6.3 Berbagai Penggunaan Laboratorium Sekolah daring

................

REFERENSI

GLOSARIUM

1

1

3

3

4

5

8

5

8

8

13

15

11

11

13

13

28

28

28

31

31

33

48

48

49

51

Page 99: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO OKTOBER 2018