Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB...

66
KEANEKARAGAMAN SERANGGA SEBAGAI POTENSI PAKAN ALAMI KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BATUTEGI KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG (Skripsi) Oleh Mustika Dwihandayani FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Transcript of Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

KEANEKARAGAMAN SERANGGA SEBAGAI POTENSI PAKAN

ALAMI KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) DI KAWASAN

HUTAN LINDUNG BATUTEGI KABUPATEN TANGGAMUS,

LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Mustika Dwihandayani

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 2: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

ABSTRAK

KEANEKARAGAMAN SERANGGA SEBAGAI POTENSI PAKAN

ALAMI KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) DI KAWASAN

HUTAN LINDUNG BATUTEGI KABUPATEN TANGGAMUS,

LAMPUNG

Oleh

MUSTIKA DWIHANDAYANI

Hutan Lindung Batutegi merupakan kawasan hutan yang digunakan sebagai salah

satu lokasi pelepasliaran satwa yang dilindungi termasuk kukang sumatera

(Nycticebus coucang) oleh YIARI. Kukang tergolong hewan omnivora dan

serangga merupakan salah satu pakan asal hewan yang disukai kukang. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga sebagai pakan alami

kukang sumatera di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Tanggamus Lampung guna

menunjang konservasi kukang sumatera. Pengambilan sampel dilakukan pada dua

habitat, yaitu kebun dan hutan sekunder dengan teknik purposive sampling

menggunakan metode jelajah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga

Oktober 2016 dengan menggunakan perangkap cahaya (light trap, light sheet)

untuk serangga nocturnal dan jala ayun (sweep net) untuk serangga diurnal.

Serangga yang diperoleh sebanyak 63 famili dengan famili yang banyak

Page 3: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

ditemukan yaitu famili Acrididae, Formicidae, Chrysomelidae, Tettiginidae,

Gryllidae, dan Nymphalidae. Di kebun Talang Ajir didapatkan 52 famili dan di

hutan sekunder 44 famili, sedangkan di kebun Talang Kadum didapatkan 32

famili dan di hutan sekunder 35 famili. Indeks keanekaragaman pada Talang Ajir

termasuk dalam ketegoti tinggi (3,04) sedangkan pada Talang Kadum termasuk

dalam kategori sedang (2,72) dengan masing-masing nilai indeks kemerataannya

sebesar 0,42 yang termasuk dalam kategori sedang. Indeks similaritas serangga

Talang Ajir dan Talang Kadum sebesar 81,13 dengan indeks ketidaksamaan

sebesar 18,87 maka kedua lokasi memiliki kesamaan famili serangga yang tinggi.

Talang Ajir lebih berpotensi sebagai lokasi pelepasliaran kukang (Nycticebus

coucang) ditunjukkan dari lebih banyaknya famili serangga pakan kukang yang

ditemukan, dan lokasi hutan lebih baik dari pada kebun karena tidak adanya famili

yang mendominasi dan penyebaran serangganya lebih merata.

______

Kata kunci: keanekaragaman, KPHL Batutegi, kukang sumatera (Nycticebus

coucang), serangga, YIARI

Page 4: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

KEANEKARAGAMAN SERANGGA SEBAGAI POTENSI PAKAN

ALAMI KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) DI KAWASAN

HUTAN LINDUNG BATUTEGI KABUPATEN TANGGAMUS,

LAMPUNG

Oleh

Mustika Dwihandayani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

Page 5: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis
Page 6: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis
Page 7: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Mustika Dwihandayani dilahirkan pada

19 November 1994 di Desa Margorejo Kecamatan Jati

Agung Lampung Selatan. Anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu

Mintarsih (Alm).

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD N 2 Margodadi pada tahun 2006.

Pendidikan dilanjutkan dengan pendidikan tingkat pertama di SMP N 2 Jati

Agung yang diselesaikan pada tahun 2009. Pendidikan tingkat atas dilanjutkan di

SMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Biologi FMIPA melalui jalur

Ujian Mandiri (UM) di Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswi,

penulis aktif dalam beberapa organisasi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

FMIPA sebagai anggota departemen HLPM (Hubungan Luar dan Pengabdian

Masyarakat) pada periode 2013-2014 dan sekretaris departemen KP (Kebijakan

Publik) periode 2014-2015 dalam masa jabatan setengah periode, Rohani Islam

FMIPA sebagai anggota bidang SBM (Sosial Budaya Masyarakat) periode 2012-

Page 8: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

2014, dan Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai anggota bidang

Ekspedisi periode 2012-2015. Penulis juga berperan akttif dalam organisasi luar

kampus yaitu FK3I (Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia) Lampung

sebagai anggota periode 2013-2015 dan sebagai kepala bidang DANUS (Dana

dan Usaha) periode 2016 hingga sekarang.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Entomologi, Ekologi,

Ornitologi dan Biologi Umum Pertanian di Jurusan Biologi FMIPA Universitas

Lampung. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukajaya

SP 2 Kecamatan Gunung Agung Tulang Bawang Barat tahun 2015. Penulis

melaksanakan Kerja Praktik di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia

(YIARI) Bogor pada tahun 2016 dengan judul Tingkah Laku Makan Kukang

(Nycticebus sp.) Di Pusat Rehabilitasi Primata Yayasan Inisiasi Alam

Rehabilitasi Indonesia (PRP-YIARI), Ciapus, Bogor. Pada bulan Agustus

2016 - Desember 2016 penulis melaksanakan penelitian bekerja sama dengan

Yayasan Inisiasi Alam dan Rehabilitasi Indinesia (YIARI) dan KPHL

Batutegi dengan penelitian yang berjudul “Keanekaragaman Serangga Sebagai

Potensi Pakan Alami Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) Di Kawasan

Hutan Lindung Batutegi Kabupaten Tanggamus, Lampung ” dan hasil dari

penelitian tersebut telah di publikasikan di Seminar Nasional & Workshop

Penulisan Artikel Ilmiah “Tantangan dan Strategi Pengelolaan Serangga di Era

Globalisasi” Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) Cabang Bandung di

Universitas Padjadjaran Bandung.

Page 9: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang selalu memberikan nikmat-

Nya dalam hidupku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ku Persembahkan karya ini sebagai tanda bukti, terimakasihku, dan

cinta kasih yang terdalam kepada orang-orang yang telah berjasa

dalam hidupku.

Bapakku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang dan

pengorbanannya dengan tulus ikhlas serta doa yang tak pernah

putus demi kebahagiaan dan keberhasilan anaknya, I LOVE YOU

DAD, You are my hero. Maafkan aku yang baru hanya bisa

memberikan karya kecil ini, semoga Allah selalu melindungimu dan

memberimu kesehatan, Amin. Terimakasih untuk semua yang

diberikan kepadaku atas doa, kasih sayang, dukungan, semangat,

cinta, bimbingan, didikan, semuanya.

Terimakasih kepada Almarhum Mamakku tercinta yang telah

memberikan doa, kasih sayang, cinta, nasehat, didikan, arahan,

Page 10: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

ajaran dan semuanya. Aku yakin Mamak pasti senyum dan

mendoakanku dari surga-Nya, terimakasih telah merawat dan

menemani ku selama perjalanan hidupmu, I MISS YOU MAMAK.

Kepada Mbak, Adik, Kakakku yang selalu mendukung dan

mengingatkanku akan tanggung jawabku kedepan. Kebahagiaan

tiada tara telah diberi keluarga yang luar biasa, keluarga yang kuat

dan saling mendukung. Terimakasih.

Bapak-Ibu Dosen dan Bapak-Ibu Guru

Terimakasih atas pengetahuan dan budi pekerti yang telah membuat

saya mandiri dan dewasa.

Saudara dan sahabat tercinta yang senantiasa memberi semangat,

bantuan, canda tawa, suka duka, hiburan dan dukungannya.

dan

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

MOTTO

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang

khusyu’ (QS. Al-Baqarah/2:45)

Allah punya cara lain ngasih jalan, jadi jalani saja yang ada. Semangat !

(Iman Zenit)

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia dan diakhirat maka haruslah memiliki banyak ilmu”

(HR. Ibnu Asakir)

“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis” (Aristoteles)

“Live as if you were to die tomorrow, learn as if you were to live forever” (Mahatma Gandhi)

“Jika Anda memiliki sebuah mimpi yang sangat indah, maka ingatlah bahwa Tuhan memberikanmu kekuatan untuk membuatnya menjadi

nyata” (Deddy Corbuzier)

“Belajar dari hari kemarin, hidup untuk hari ini, dan berharap untuk besok” (Albert Einstein)

Page 12: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

SANWACANA

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Keanekaragaman Serangga Sebagai Potensi Pakan Alami

Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) Di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi Kabupaten Tanggamus Lampung”. Ucapan terimakasih dan

penghargaan sebesar-besarnya penulis tujukan kepada semua pihak yang

membantu sejak memulai kegiatan sampai terselesaikan skripsi ini, ucapan tulus

penulis sampaikan kepada:

1. Orang tua dan keluarga tercinta terutama Bapak (Sukirno) dan Alm. Mamak

(Mintarsih) tersayang, Mbak (Tari), Adik (Yayuk), kakak ipar (Berto),

Ponakan (Maulana) dan Ibu Sambung (Yuli) yang telah mendoakan,

mendukung dan memberikan semangatnya dari awal hingga nanti.

2. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D., selaku Pembimbing I yang dengan sabar

membimbing, memberi perhatian, semangat, ilmu, arahan, ide, kritik, saran,

motivasi dan nasehat, serta bersedia meluangkan waktunya untuk penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Gina Dania Pratami, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bantuan, arahan, bimbingan, saran, nasehat, perhatian, merelakan waktunya

Page 13: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

untuk membimbing penulis, dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Jani Master, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan bantuan,

masukan, kritik, saran, nasehat, dukungan, bimbingan, dan merelakan

waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Indah Winarti, M.Si., selaku Pembimbing dari Yayasan Inisiasi Alam

Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor yang telah memberikan perhatian dan

pengalaman, merelakan waktunya untuk membimbing penulis, dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis mendapatkan pengalaman dan fasilitas

selama penulis melakukan penelitian.

7. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis mendapatkan pengalaman dan fasilitas

selama penulis melakukan penelitian.

8. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., sebagai Pembimbing Akademik

sekaligus Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung atas

dukungan, nasehat, arahan, dan berbagi ilmunya pada penulis dalam

menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.

9. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan FMIPAUniversitas

Lampung.

10. Bapak-Ibu Dosen dan Bapak-Ibu Guru yang telah membagi ilmunya dan

mendidik penulis sampai sekarang.

Page 14: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

11. Staff dan Laboran Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung atas ilmu

dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.

12. Idris, Ayun, Pakde dan Bude Salimun serta seluruh staff YIARI Batutegi

yang telah membantu penulis selama penelitian.

13. Wak Mursid, Mas Muhidin (Bobby) YIARI dan seluruh Kukang Crew

YIARI Bogor yang telah memberikan bantuan, bimbingan, ilmu, dorongan

dan semangat serta canda tawa.

14. Keluarga Biologi 2012, Kakak Tingkat Angkatan 2010 dan 2011, serta Adik

Tingkat Angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016 terimakasih atas kebersamaan,

keceriaan, dan suka duka selama ini.

15. Seluruh Wadya Balad HIMBIO yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih atas semangat dan dukungannya.

16. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Semoga ALLAH SWT membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah

membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum wr.wb.

Bandar Lampung, Agustus 2017

Penulis,

Mustika Dwihandayani

Page 15: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ i

PERSEMBAHAN ................................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................. v

SANWACANA ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

D. Kerangka Penelitian ................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Biologi Serangga ....................................................................... 7

1. Morfologi dan Anatomi Serangga ......................................... 8

2 Habitat dan Peran Serangga ................................................... 11

3. Serangga Pakan Kukang ....................................................... 12

B. Biologi Kukang Sumatera (Nycticebus coucang)....................... 14

1. Taksonomi Kukang ................................................................ 14

2. Morfologi Kukang .................................................................. 15

3. Masa Aktif Kukang ............................................................... 18

4. Aktifitas Makan Kukang ........................................................ 18

5. Habitat dan Daerah Jelajah Kukang ....................................... 20

C. KPHL Batutegi Sebagai Lokasi Pelepasliaran Kukang YIARI .. 21

Page 16: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

III. METODE PENELITIAN ............................................................. 25

A. Waktu dan Tempat .................................................................... 25

B. Bahan dan Alat ........................................................................... 26

C. Metode Penelitian ....................................................................... 27

D. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 28

1. Tahap Persiapan ..................................................................... 28

2. Pengambilan Sampel .............................................................. 31

3. Identifikasi Sampel................................................................. 34

E. Analisis Data ............................................................................... 35

F. Diagram Alir Penelitian .............................................................. 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39

A. Keanekaragaman Serangga di Kebun dan Hutan di Lokasi

Talang Ajir dan Talang Kadum ................................................. 39

B. Indeks Keanekaragaman (Hꞌ), Indeks Kemerataan (E), Indeks

Similaritas (IS) dan Indeks Disimilaritas (ID) Serangga Pakan

Kukang Pada Masing-Masing Lokasi ........................................ 50

C. Keanekaragaman Berdasarkan Jenis Perangkap yang

Digunakan .................................................................................. 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 64

LAMPIRAN ............................................................................................ 69

Tabel 5-20 ................................................................................................ 69

Gambar 20-22 ........................................................................................... 98

Page 17: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ordo dan famili serangga yang ditemukan di kebun dan hutan pada

lokasi Talang Ajir danTalang Kadum di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi Tanggamus ......................................................................... 40

2. Famili serangga yang mendominasi kebun dan hutan di lokasi

Talang Ajir dan Talang Kadum ........................................................ 44

3. Indeks kesamaaan (IS) dan indeks ketidaksamaan (ID) antara Talang

Ajir dan Talang Kadum, kebun dan hutan di Talang Ajir serta kebun

dan hutan di Talang Kadum .............................................................. 57

4. Persentase perolehan ordo serangga dengan menggunakan perangkap

sweep net, light sheet, dan light trap ................................................. 60

5. Nilai KR (%) dan jumlah serangga yang ditemukan di kebun Talang

Ajir .................................................................................................... 69

6. Nilai KR (%) dan jumlah serangga yang ditemukan di hutan Talang

Ajir .................................................................................................... 71

7. Nilai KR (%) dan jumlah serangga yang ditemukan di kebun Talang

Kadum ............................................................................................... 73

8. Nilai KR (%) dan jumlah serangga yang ditemukan di hutan Talang

Kadum ............................................................................................... 75

9. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di kebun Talang Ajir ................................ 77

10. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di Talang Kadum ..................................... 79

11. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di kebun Talang Ajir ................................ 81

Page 18: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

12. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di hutan Talang Ajir ................................ 83

13. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di kebun Talang Kadum .......................... 85

14. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ) dan Indeks

Kemerataan (E) serangga di hutan Talang Kadum ........................... 87

15. Famili-famili yang ditemukan pada masing-masing lokasi .............. 89

16. Kesamaan famili serangga antara Talang Ajir dan Talang Kadum .. 90

17. Jumlah serangga yang tertangkap (%) menggunakan Perangkap

sweep net, light trap dan light sheet .................................................. 92

18. Suhu, kelembaban dan cuaca pada Talang Ajir ................................ 94

19. Suhu, kelembaban dan cuaca pada Talang Kadum ........................... 95

20. Pembagian status serangga dewasa yang tertangkap ........................ 97

Page 19: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tujuh ordo penting yang mendominasi ............................................ 8

2. Morfologi dan anatomi serangga secara umum ................................ 9

3. Ciri morfologi kukang sumatera (Nycticebus coucang) ................... 16

4. Perilaku makan dan minum Loris sp. ............................................... 19

5. Peta penetapan wilayah KPHL model batutegi ................................. 22

6. Lokasi penelitian Talang Ajir dan Talang Kadum di kawasan Hutan

Lindung Batutegi Tanggamus Lampung .......................................... 25

7. Titik lokasi pengambilan sampel serangga di Talang Ajir dan Talang

Kadum dalam kawasan Hutan Lindung Batutegi Tanggamus

Lampung ........................................................................................... 29

8. Jala Ayun (sweep net) ....................................................................... 30

9. Perangkap cahaya (light trap) .......................................................... 31

10. Tehnik penggunaan sweep net .......................................................... 32

11. Pemasangan light trap ....................................................................... 33

12. Pemasangan light sheet ..................................................................... 34

13. Diagram alir penelitian ...................................................................... 38

14. Kondisi habitat tempat pengambilan sampling. A) Talang Ajir,

B) Talang Kadum (kiri kebun, kanan hutan) .................................... 43

15. Persentase serangga yang ditemukan di kebun dan hutan pada lokasi

Talang Ajir dan Talang Kadum di Kawasan Hutan Lindung Batutegi

Tanggamus ........................................................................................ 49

Page 20: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

16. Indeks keanekaragaman (Hꞌ) dan indeks kemerataan (E) serangga

pada Talang Ajir dan Talang Kadum di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi Tanggamus ......................................................................... 51

17. Indeks keanekaragaman (Hꞌ) dan indeks kemerataan (E) serangga

di kebun dan hutan pada Talang Ajir dan Talang Kadum di

Kawasan Hutan Lindung Batutegi Tanggamus ................................ 52

18. Rata-rata suhu (ºC) dan kelembaban (%) pada lokasi kebun dan

hutan di Talang Ajir dan Talang Kadum. A) Rata-rata suhu (ºC),

B) Rata-rata kelembaban (%) ............................................................ 55

19. Persentase ordo serangga pakan kukang di kebun dan hutan pada

lokasi Talang Ajir dan Talang Kadum di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi Tanggamus ......................................................................... 59

20. Ordo dan famili serangga pakan kukang yang ditemukan ................ 98

21. Alat-alat yang digunakan .................................................................. 99

22. Identifikasi serangga di laboratorium ............................................... 99

Page 21: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelas insekta merupakan anggota terbanyak dari filum Arthropoda dan

merupakan hewan yang dominan di muka bumi, kira-kira mencapai 90 %

dan diperkirakan terdapat 30 juta spesies (Hadi et al., 2009). Lebih dari

800.000 spesies serangga sudah diketahui (Borror et al., 2005). Serangga

telah hidup di bumi sekitar 350 juta tahun, dibandingkan manusia yang

kurang dari 2 juta tahun lalu (Borror et al., 1992). Fosil serangga tertua

berasal dari Periode Devonium sekitar 416 juta tahun lalu (Campbell et al.,

2012).

Serangga dapat ditemukan dimana saja, mereka hidup dihampir semua

habitat darat, perairan tawar, dan udara. Serangga jarang ditemukan di

habitat laut (Campbell et al., 2012).

Serangga memiliki kemampuan bereproduksi yang tinggi, pada beberapa

jenis mampu menghasilkan lebih dari satu generasi dalam satu tahun.

Selain itu, kemampuan terbangnya merupakan kunci sukses kelangsungan

hidup serangga. Hewan yang dapat terbang mampu menghindari predator,

Page 22: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

mencari makanan dan pasangan, serta menyebar ke habitat baru lebih cepat.

Sehingga serangga memiliki keanekaragaman dan kemelimpahan yang

tinggi (Campbell et al., 2012).

Keberadaan serangga sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem

alam karena jumlahnya yang sangat banyak. Keberadaan serangga pada

suatu tempat dapat dijadikan indikator biodiversitas, kesehatan suatu

ekosistem, dan degradasi landscape. Dalam suatu ekosistem serangga

terdapat peranan penting yakni sebagai dekomposer, polinator, predator dan

parasitoid (pengendali hayati) (Untung, 2006). Menurut Borror et al.,

(1992) selain serangga dapat bersifat hama atau merusak, serangga juga

sangat berperan dalam kehidupan manusia. Sehingga identifikasi serangga-

serangga yang ada di Hutan Lindung Batutegi sangat penting untuk diteliti.

Salah satu satwa yang memanfaatkan serangga sebagai sumber pakan adalah

kukang (Nycticebus coucang) (Nekaris dan Bearder, 2007). Supriatna

(2000) menyatakan bahwa kukang mengkonsumsi binatang lain termasuk

serangga sebesar 40% dari total makanan dan menurut Sinaga et al., (2010)

jenis pakan asal hewan yang disukai kukang adalah serangga.

Kerusakan habitat dan tingginya perburuan dan perdagangan kukang

menimbulkan ancaman yang serius terhadap kelestarian kukang (Nursahid

dan Purnama, 2007). Keberadaan kukang yang semakin terancam membuat

satwa ini berada pada status Apendiks I berdasarkan data Convention on

2

Page 23: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna

(CITES) (CITES, 2007). Berdasarkan data International Union for the

Conservation of Nature dan Natural Resources (IUCN) bahwa kukang

sumatera merupakan satwa liar yang berstatus vulnerable (rentan) (IUCN,

2013).

Mengingat status kukang yang begitu rentan, maka perlu dilakukan upaya

pelestarian, salah satu lembaga yang mencoba melestarikan satwa tersebut

adalah Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Fokus

kegiatan yayasan ini 3R yakni Rescue (penyelamatan), Rehabilitation

(rehabilitasi), dan Release (pelepasliaran) terutama kukang, monyet ekor

panjang dan beruk (YIARI, 2015).

Salah satu lokasi pelepasliaran kukang oleh YIARI adalah Hutan Lindung

Batutegi yang merupakan tipe hutan primer dan sekunder (Dishutprov

Lampung, 2013). Lokasi pelepasliaran kukang di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi, diantaranya berada di Way Rilau (YIARI dan Partner, 2013), Blok

kali Jernih (Octavianata, 2014), dan Talang Ajir (YIARI, 2015). Salah satu

upaya yang perlu dilakukan dalam kegiatan pelepasliaran adalah mengkaji

potensi sumber pakan pada lokasi pelepasliaran tersebut. Oleh sebeb itu

penelitian tentang keanekaragaman serangga sebagai potensi pakan kukang

di Kawasan Hutan Lindung Batutegi perlu dilakukan. Hasilnya akan dapat

menjadi informasi yang membantu upaya pelestarian khususnya

pelepasliaran kukang kembali ke habitat menjadi lebih efektif.

3

Page 24: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis

serangga sebagai pakan alami kukang sumatera di lokasi pelepasliaran

kukang sumatera di Kawasan Hutan Lindung Batutegi, Tanggamus,

Lampung.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-

jenis serangga sebagai pakan alami kukang di lokasi pelepasliaran kukang

sumatera di Kawasan Hutan Lindung Batutegi, Tanggamus, Lampung.

Selain itu, hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai data sekunder yang

dapat dijadikan acuan dasar dalam pemilihan lokasi pelepasliaran kukang

sumatera, guna menunjang konservasi satwa tersebut.

D. Kerangka Pemikiran

Serangga merupakan hewan yang dominan di muka bumi dan dapat

ditemukan di hampir semua habitat. Serangga memiliki keanekaragaman

yang tinggi dan mempunyai peran ekologi yang penting. Keberadaan

serangga di suatu tempat dapat dijadikan indikator biodiversitas, kesehatan

ekosistem, degradasi landscape, membantu proses penyerbukan dan sebagai

sumber pakan.

4

Page 25: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Kukang merupakan primata nocturnal yang memakan beberapa jenis

serangga yakni kumbang, semut, kupu-kupu, kepik, jangkrik, belalang, dan

tonggeret.

Keberadaan kukang sumatera (Nycticebus coucang) di alam saat ini semakin

menurun akibat tingginya tingkat perburuan, perdagangan, dan penyempitan

habitat. Apabila keberadaan kukang dialam menurun, maka secara tidak

langsung dapat menyebabkan peledakan populasi serangga karena kukang

berperan sebagai konsumen. Sehingga konservasi kukang juga tidak dapat

diabaikan demi menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itu, YIARI

berupaya melestarikan satwa ini dengan melakukan penyelamatan,

rehabilitasi dan pelepasliaran.

Pelepasliaran kukang sumatera (Nycticebus coucang) oleh YIARI dilakukan

di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Tanggamus Lampung. Lokasi

pelepasliran kukang diantaranya Talang Ajir dan Talang Kadum. Penelitian

ini dilakukan untuk menginventarisasi serangga pakan kukang di lokasi

tersebut. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan hutan dan kebun

menggunakan perangkat jala ayun (sweep net) dan perangkap cahaya (light

trap, light sheet). Serangga yang tertangkap akan diidentifikasi selanjutnya

dianalisis.

Dengan mengetahui keanekaragaman jenis serangga pakan kukang

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis serangga

5

Page 26: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

pakan kukang dan dapat membantu upaya pelestarian kukang khususnya

pelepasliaran kukang kembali di Kawasan Hutan Lindung Batutegi menjadi

lebih efektif serta dapat dijadikan indikator biodiversitas serangga dan

kesehatan ekosistem Kawasan Hutan Lindung Batutegi Tanggamus

Lampung.

6

Page 27: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Serangga

Serangga atau insekta tergolong dalam filum Arthropoda (hewan beruas).

Arthropoda terbagi menjadi 3 sub filum yaitu Trilobita, Mandibulata dan

Chelicerata. Sub filum Mandibulata terbagi menjadi 6 kelas, salah satu di

antaranya adalah kelas insekta (Hexapoda). Kelas Hexapoda atau insekta

terbagi menjadi sub kelas Apterygota yang terbagi menjadi 4 ordo dan sub

kelas Pterygota yang terbagi menjadi 2 golongan yaitu golongan

Exopterygota (golongan Pterygota yang metamorfosisnya sederhana) yang

terdiri dari 15 ordo, dan golongan Endopterygota (golongan Pterygota yang

metamorfosisnya sempurna) yang terdiri dari 3 ordo (Hadi et al., 2009).

Rahmat (2013) menyatakan lebih dari 800.000 spesies serangga sudah

ditemukan dibumi dan sekitar 250.000 jenis terdapat di Indonesia. Terdapat

5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang

(Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),

120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik

(Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000

spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera). Jumlah yang banyak ini

Page 28: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

menjadikan serangga sebagai kelompok utama dari hewan beruas

(Arthropoda). Menurut Nukmal (2016) terdapat tujuh ordo serangga

penting yang mendominasi kelas insekta (Gambar 1).

Gambar 1. Tujuh ordo penting yang mendominasi kelas insekta (Nukmal,

2016).

1. Morfologi dan Anatomi Serangga

Secara morfologi, serangga kurang lebih memanjang dan bentuknya

seperti tabung dan setangkup bilateral. Panjang serangga berkisar 0,25

sampai 330 mm dan 0,5 sampai 300 mm dalam bentangan sayap. Tubuh

serangga dewasa terbagi menjadi satu rentetan ruas, yaitu metamer, dan

ruas-ruas ini di kelompokkan menjadi 3 bagian utama atau tagmata

(tunggal tagma) yakni kepala (caput), dada (thorax), dan perut

(abdomen) (Gambar 2). Fungsi utama kepala sebagai penerima perasaan,

Lepidoptera;

15%

Diptera, 12%

Coleoptera;

42%

Hymenoptera;

15%

Homoptera;

4%

Hemiptera;

3%

Orthoptera;

4% Lain-lain; 5%

8

Page 29: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

perpaduan syaraf, dan mengumpulkan makanan. Thorax merupakan

tagma yang dapat bergerak dan terdapat tungkai serta sayap. Dalam

abdomen terdapat organ-organ dalam seperti sistem saluran pencernaan,

ekskretoris, dan reproduksi (Borror et al., 1992).

Gambar 2. Morfologi dan anatomi serangga secara umum (Sarwoedi,

2007).

Kepala serangga berbentuk kapsul dan merupakan bagian yang kuat yang

dilengkapi dengan alat mulut, antena, mata serta bagian dalamnya berisi

otak yang terlindungi dengan baik (Hadi et al., 2009). Bagian-bagian

kepala yang mengalami pengerasan atau skerotisasi disebut sklerit.

Garis-garis yang membatasi sklerit disebut suture. Lapisan kutikula

terdiri dari 3 lapisan primer, yaitu endokutikula, eksokutikula, dan

epikutikula. Lapisan endokutikula dan eksokutikula tersusun dari bahan

yang bersifat khitin, sedangkan epikutikula dari bahan nonkhitineus.

Epikutikula merupakan lapisan yang impermeabel terhadap air, dapat

9

Page 30: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

menjadi pelindung terhadap kekeringan, kelembaban yang tinggi dan

infeksi (Hadi et al., 2009).

Bagian kepala terdapat sepasang antena yang beruas-ruas dan berpori

yang berfungsi sebagai alat sensor. Bagian-bagian pada antena adalah

antenifer, soket, scape, pedicel, meriston, dan flagellum. Bentuk

serangga bervariasi tergantung masa stadiumnya. Mata pada serangga

terdiri dari 2 macam yakni mata majemuk dan mata oseli. Mata

majemuk sebagai pendeteksi warna dan bentuk yang terdiri dari beberapa

ommatidia. Sedangkan mata oseli atau biasa disebut mata tunggal

sebagai pendeteksi intensitas cahaya (Rahmat, 2013).

Thorax adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen.

Thorax adalah tagma lokomotor tubuh, dan thorax mengandung tungkai-

tungkai dan sayap-sayap. Thorax terdiri dari tiga ruas yaitu ptothorax,

mesothorax, dan metathorax. Bagian dorsal thorax disebut tunggal

notum atau nota (Borror et al., 1992). Kaki serangga dewasa berjumlah

tiga pasang dan bentuk nya bervariasi tergantung fungsinya, sedangkan

pada fase pradewasa sangat bervariasi tergantung spesiesnya. Kaki

serangga terdiri dari beberapa ruas yaitu trochantin, coxa, trochanter,

femur, tibia, tarsus, pretarsus, dan claw. Kaki yang digunakan untuk

melompat disebut saltatorial, menggali disebut fossorial, berlari disebut

kursorial, memegang mangsa disebut clasping, berjalan disebut gresorial

10

Page 31: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

atau ambulatorial, menangkap mangsa disebut raptorial, dan berenang

disebut natatorial (Rahmat, 2013).

Abdomen merupakan bagian tubuh yang terdapat alat pencernaan,

ekskresi, dan reproduksi (Borror et al., 1992). Abdomen serangga terdiri

dari 11 segmen. Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut

tergum dan skleritnya disebut tergit, bagian ventral atau sternum disebut

sternit, dan bagian pada daerah lateral atau pleuron disebut pleurit (Hadi

et al., 2009).

2. Habitat dan Peran Serangga

Campbell et al., (2012) menyebutkan bahwa serangga dapat ditemukan

dimana saja, mereka hidup di hampir semua habitat darat dan di perairan

tawar, serta di udara. Serangga juga dapat ditemukan di habitat laut.

Menurut Sunarjo (1991) serangga dapat ditemukan di tanah, di bawah

batu, pada kayu lapuk sebagai hama. Serangga sangat tertarik dengan

tumbuh-tumbuhan yang biasanya digunakan sebagai tempat tinggal dan

mencari makan. Bagian-bagian tumbuhan yang menarik serangga terdiri

dari daun, batang, bunga, dan buah (Sastrodiharjo, 1984).

Manusia memperoleh manfaat dari serangga dengan banyak cara, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa serangga manusia tidak

seperti sekarang. Menurut Borror et al., (1992) tanpa adanya serangga

manusia tidak dapat merasakan berbagai macam sayuran, buah, kopi,

11

Page 32: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

tembakau, bunga-bunga, daging, serta barang-barang bernilai ekonomi

dan peradaban. Serangga memberikan madu, malam tawon, sutera dan

banyak produksi lainnya.

3. Serangga Pakan Kukang

Berdasarkan hasil identifikasi dari feses kukang sumatera (Nycticebus

coucang) dewasa dan pradewasa ditemukan bahwa kukang memakan

enam jenis serangga yaitu kumbang (Coleoptera), semut (Hymenoptera),

kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kepik (Hemiptera), jangkrik dan

belalang (Orthoptera) (Wiens, 2002). Octavianata (2014) menyatakan

kukang sumatera yang di lepasliarkan di Kawasan Hutan Lindung

Batutegi memakan tonggeret (Homoptera).

Secara umum ciri-ciri ordo serangga pakan kukang sumatera (Borror dan

White, 1970), (Siwi et al., 1991) dan (Hadi et al., 2009) adalah sebagai

berikut :

1. Coleoptera

Memiliki ukuran tubuh kecil sampai besar. Sayap depan keras, tebal,

menanduk, dan tidak ada venasi. Sayap belakang membraneus dan

melipat di bawah sayap depan pada waktu istirahat, pada bagian costa

nya agak keras. Antena umumnya berjumlah 11 segmen, jumlah

tarsus umumnya 3 sampai 5 ruas, pada ujung tarsus terdapat

empodium.

12

Page 33: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

2. Hymenoptera

Memiliki ukuran tubuh sangat kecil hingga besar. Mempunyai 2

pasang sayap seperti selaput, bervena sedikit, untuk yang berukuran

sangat kecil hampir tidak mempunyai vena. Sayap depan lebih besar

dari pada sayap belakang dan mempunyai sederetan kait-kait kecil

yang terletak di margin anterior yang digunakan pada waktu terbang.

Sayap bagian costa mempunyai tonjolan hitam (stigma). Antena

mempunyai 10 ruas lebih. Betina mempunyai ovipositor yang

berkembang baik, beberapa jenis ovipositornya bermodifikasi menjadi

alat sengat untuk pertahanan diri.

3. Lepidoptera

Memiliki ukuran tubuh kecil sampai besar. Mempunyai 2 pasang

sayap yang tertutup bulu atau sisik. Antena agak panjang dan mulut

pada larva bertipe penggigit dan pada dewasa bertipe penghisap.

4. Hemiptera

Memiliki ukuran tubuh sangat kecil hingga besar. Tubuh pipih dan

memiliki antena panjang. Struktur tubuh dipenuhi bintik-bintik

berwarna hitam atau merah. Untuk yang bersayap, pada bagian

pangkal sayap menebal sedang ujungnya membraneus. Alat mulut

bertipe cucuk yang muncul dari kepala. Tidak mempunyai cerci dan

jumlah tarsus umumnya 2 sampai 3.

5. Orthoptera

Memiliki struktur venasi sayap sangat rumit dan struktur antena

berambut. Kaki bagian femur dan tarsus mempunyai struktur seperti

13

Page 34: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

duri-duri kecil pada bagian pinggir. Jumlah segmen pada antena lebih

dari 11 dan jumlah tarsus umumnya 3 sampai 5.

6. Homoptera

Memiliki ukuran tubuh sangat kecil sampai besar. Untuk yang

bersayap mempunyai 2 pasang sayap. Sayap depan seragam seperti

selaput atau sedikit menebal dan sayap belakang juga seperti

membran. Struktur venasi sayap terdapat seperti titik-titik/bulatan-

bulatan kecil. Antenanya pendek seperti bulu keras atau lebih

panjang berbentuk filiform. Alat mulut bentuk cucuk, muncul dari

belakang kepala. Mempunyai tarsus 1 sampai tiga ruas dan tidak

mempunyai cerci. Kaki bagian femur mempunyai struktur seperti

duri-duri kecil pada bagian pinggir.

B. Biologi Kukang Sumatera (Nycticebus coucang)

1. Taksonomi Kukang

Kukang (Nycticebus sp.) digolongkan dalam lima jenis, yaitu N. coucang

yang tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera dan Kalimantan; N.

javanicus yang hanya ditemukan di Jawa; N. pygmaeus di Indocina,

Laos, Vietnam dan Kamboja; N. bengalensis di Kamboja, Cina, India,

Laos, Myanmar dan Vietnam; N. menagensis di Brunei, Kalimantan,

Malaysia (Sabah dan Serawak), Philipina (Ujung Selatan) (Nekaris dan

Bearder, 2007).

14

Page 35: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Klasifikasi kukang sumatera menurut Supriatna (2000) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primata

Famili : Loridae

Genus : Nycticebus

Species : Nycticebus coucang

Nama Lokal : Kukang sumatera (Indonesia)

Kukang Api (Sumatera)

2. Morfologi Kukang

Jenis kukang di Indonesia memiliki kesamaan yakni berupa mata yang

besar, namun memiliki perbedaan pada ukuran, berat, tanda garis pada

muka. Secara umum, ukuran tubuh kukang pada setiap jenis itu sama.

Kukang dewasa memiliki rambut yang tebal dan halus (Wiens, 2002).

Kukang sumatera (N. coucang) memiliki rambut coklat capucino hingga

coklat muda, warna garis punggung warna pola garpu berbeda, pola

garpu pangkal membaur, pola garpu berwarna coklat tua, coklat oranye,

pola garpu alurnya tidak sampai pipi/dagu, warna tengkuk putih keabuan,

ukuran tubuh 700-900 gram, panjang berkisar 25-28 cm, gigi seri atas

15

Page 36: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

kadang 2 atau 1 pasang (Winarti, 2015). Secara morf\ologi, dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Ciri morfologi kukang sumatera (Nycticebus coucang)

(Winarti, 2015).

Pada malam hari, keberadaan kukang dapat di deketahui lewat sorot

matanya yang berwarna oranye terang. Dalam kondisi gelap mata

kukang akan bersinar oranye yang disebabkan oleh lapisan di bagian

belakang retina yang disebut tapetum lucidum. Lapisan ini berfungsi

membantu penglihatan kukang pada saat malam hari (Schulze, 2003).

Kukang memiliki rhinarium yang terdapat pada moncong atau ujung

hidung yang menyebabkan moncong kukang selalu basah dan lembab.

Rhinarium membantu penciuman kukang dalam mengenali jejak bau

yang ditinggalkan kukang lainnya. Rhinarium pada kukang tidak

Tanda muka

berwarna coklat

Bentuk garpu

membaur

Rambut berwarna

coklat cappuccino-

coklat muda

Garis dorsal gelap

16

Page 37: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

memiliki rambut namun memiliki papila yang jelas dan kasar (Schulze,

2003).

Jari kaki belakang pada kukang terdapat kuku yang berbentuk seperti

cakar yang dinamakan Toilet Claw yang digunakan untuk membersihkan

diri (grooming) dan menggaruk badannya. Selain cakar, kukang juga

menggunakan kedua gigi taring pada rahang bawahnya yang berbentuk

seperti sisir untuk grooming dan makan (Tenaza, 1987).

Kukang memiliki kemampuan memanjat dan mencengkeram dahan

pohon yang baik, sebab antara jari pertama dengan jari keduanya

mempunyai jarak yang jauh dan tegak lurus. Sehingga hanya dengan

kelima jarinya yang pendek, kukang dapat memanjat dan mencengkeram

dahan pohon dengan baik (Nowak, 1999).

Lidah kukang berwarna putih dan agak tebal, dengan ujung lidah

bergerigi (Tenaza, 1987). Kukang memiliki sekret berbisa yang berasal

dari kelenjar brakhialis di bagian dalam sikunya. Sekret ini akan

bercampur dengan air liur saat kukang menjilati bagian ketiaknya.

Kukang menggunakan air liur berbisa ini untuk pertahanan terhadap

pemangsa dimana induk kukang akan menyebarkan air liur berbisa ini

pada anaknya dengan menggunakan gigi sisirnya (Alterman, 1995).

17

Page 38: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

3. Masa Aktif Kukang

Kukang merupakan satwa nocturnal dan arboreal yang hidup

dipepohonan. Aktifitas kukang sumatera dilakukan paling awal 2 menit

sebelum matahari terbenam dan berakhir 14 menit sebelum matahari

terbit (Wiens, 2002). Aktifitas harian kukang mencapai 400 m/jam setiap

malam. Aktifitas kukang dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Kukang

cenderung menghindari kondisi gelap total dan sangat sedikit cahaya

kecuali aktifitas makan dan menyelisik (Nekaris dan Bearder, 2007).

Satwa ini aktif pada pukul 21.00-00.00 WIB di alam, sedangkan

penurunan aktifitas secara drastis akan terjadi saat mulai terbitnya

matahari (Nekaris, 2001). Sesuai pernyataan Octavianata (2014) bahwa

kukang sumatera (Nycticebus coucang) hasil pelepasliaran YIARI

(Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia) melakukan aktivitas di

alam mulai terbenamnya matahari hingga beberapa saat sebelum terbit.

4. Aktifitas Makan Kukang

Kukang menghabiskan sebagian besar aktivitas hariannya untuk mencari

makan (Rowe 1996; Wiens, 2002). Makan adalah aktivitas memasukkan

makanan ke dalam mulut (Bottcher-Law et al., 2001). Persentase

aktivitas makan kukang hanya 12 % dari masa aktifnya (Wiens dan

Zitzmann, 2003). Kukang termasuk hewan omnivora (pemakan segala).

Pada umumnya, kukang memakan tumbuh-tumbuhan, tetapi jenis pakan

18

Page 39: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

kukang yang lainnya yaitu buah-buahan, bunga, nektar, getah, telur

burung serta burung kecil dan serangga (Nekaris dan Bearder, 2007).

Di Kawasan Hutan Lindung Batutegi, kukang sumatera memakan 3 jenis

sumber pakan yaitu buah, getah, dan serangga. Kukang sumatera lebih

banyak memakan tonggeret dan sangat peka terhadap suara tonggeret

yang di pohon-pohon yang kering atau sudah mati. Sehingga kukang

sumatera lebih sering memanjat pohon-pohon kering atau sudah mati.

Serangga yang didapat langsung dimakan secara perlahan mulai dari

kepalanya, tetapi kukang tidak pernah memakan sayapnya (Octavianata,

2014).

Kukang memiliki cara tersendiri untuk perilaku minum. Selain dengan

cara meminum langsung, kukang juga sering menggunakan tangannya

untuk menggenggam air atau nektar (Gambar 4B dan 4C) (Fitch-Snyder

et al., 1999).

Gambar 4. Perilaku makan dan minum Loris sp. A) cara makan, B-C) cara

minum (Fitch-Snyder et al. 1999).

19

Page 40: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

5. Habitat dan Daerah Jelajah Kukang

Kukang sumatera dapat ditemui pada ketinggian 0-920 m dpl di atas

permukaan laut (Supriatna, 2000). Kukang lebih menyukai habitat

perifer (tepi) karena bagian inilah terdapat kelimpahan serangga dan

faktor pendukung lainnya, habitat hutan hujan tropis, subtropis di dataran

rendah dan dataran tinggi, hutan primer, hutan sekunder, hutan bakau,

hutan bambu dan kadang-kadang ditemukan di perkebunan (Nekaris dan

Shekelle, 2008).

Menurut Rinaldi (2015) di Kawasan Hutan Lindung Batutegi diketahui

bahwa kukang pelepasliaran dan kukang liar memiliki preferensi

ketinggian tumbuhan yang tidak berbeda nyata yaitu 9 meter untuk

kukang pelepasliaran dan 8 meter untuk kukang liar. Sedangkan untuk

tinggi posisi tidur pada kukang pelepasliaran dan kukang liar memiliki

preferensi yang sama yaitu dengan ketinggian 7 meter. Tumbuhan yang

paling sering digunakan sebagai tempat tidur oleh kukang liar sumatera

yaitu bambu.

Octavianata (2014) menyatakan bahwa luas daerah jelajah kukang

sumatera jantan hasil pelepasliaran di Hutan Lindung Batutegi blok kali

jernih yaitu 6,64 ha dan betina 6,22 ha. Menurut Wiens (2002) daerah

jelajah kukang jantan lebih luas serta mencakup sebagian dari daerah

jelajah kukang betina dan anaknya. Daerah jelajah kukang jantan dewasa

di hutan primer berkisar 3,8-4,0 ha dan kukang betina mencapai 0,8 ha.

20

Page 41: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Sedangkan pada hutan yang terdapat penebangan, luas daerah jelajah

kukang jantan dewasa berkisar 5,6-8,9 ha dan pada kukang betina dewasa

berkisar 4,1-4,8 ha. Serta daerah jelajah kukang jantan dewasa dipadang

savana berkisar 19-25 ha, dan kukang betina dewasa mencapai 10,4 ha.

C. KPHL Batutegi Sebagai Lokasi Pelepasliaran Kukang YIARI

Secara geografis KPHL Batutegi terletak antara 104º27ꞌ-104º55ꞌ BT dan

05º48ꞌ-5º22ꞌ LS. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK.650/Menhut-II/2010, KPHL Model Batutegi secara administratif berada

di 4 kabupaten, yaitu Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Tengah dan

Pringsewu (Gambar 5), dengan luas Hutan Lindung Batutegi adalah ±

58.174 ha terdiri dari kawasan hutan seluas ± 35.711 Ha (82,28 %) dan areal

penggunaan lainnya seluas ± 7.693 Ha (17,72 %). (Dishutprov Lampung,

2013).

Hutan Lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan (KEMENLHK, 2012b). Hutan lindung adalah

kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem

penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan

tanah. Hutan Lindung Batutegi merupakan tipe hutan primer dan sekunder.

Hutan Lindung Batutegi merupakan bendungan atau waduk yang dibangun

sejak tahun 1995-2003. Waduk Batutegi berlokasi di Desa Way Harong,

Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. KPHL

21

Page 42: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Batutegi juga merupakan salah satu DAS (Daerah Aliran Sungai) prioritas

di Provinsi Lampung yang berfungsi sebagai areal tangkapan air

(bendungan) (Dishutprov Lampung, 2013).

Gambar 5. Peta penetapan wilayah KPHL model batutegi (KEMENLHK, 2012a).

Areal KPHL Batutegi dibagi menjadi 6 resort yaitu Resort Banjaran,

Batulima, Datar Setuju, Ulu Semung, Way Sekampung, dan Resort Way

Waya, dimana masing-masing resort dikepalai oleh satu orang (Gambar 5).

Areal KPHL Batutegi digarap oleh masyarakat yang terdiri dari 20

Gabungan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (Gapoktan HKm) yang

luasnya ± 35.000 ha dengan jumlah anggota > 5.000 orang. Sedangkan ±

22

Page 43: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

10.000 ha dari areal KPHL Batutegi merupakan kawasan lindung sebagai

lokasi pelepasliaran satwa (Dishutprov Lampung, 2013).

KPHL Batutegi bekerja sama dengan YIARI dalam menjaga sumber daya

alam hayati. YIARI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

nirlaba, yang berkaitan dengan upaya penyelamatan, perlindungan,

rehabilitasi (perbaikan dan peningkatan kesejahteraan satwa), serta

reintroduksi / pelepasliaran satwa liar ke habitat alaminya. YIARI secara

hukum mempunyai status sebagai sebagai Yayasan Indonesia yang tercatat

pada Akta Notaris Nomor. 21 pada bulan Februari 2008, di Notaris Ny.

Lanny Hartono SH di Bogor, dan terdaftar di Departemen Hukum dan Ham

dengan Nomor AHU-2378.AH.01.02. Tahun 2008 (YIARI, 2016).

YIARI merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang penyelamatan

dan konservasi satwa liar di Indonesia. YIARI berkembang sebagai

organisasi yang fokus pada upaya 3R+M yaitu rescue (penyelamatan),

rehabilitation (rehabilitasi), release (pelepasliaran) dan monitoring

(pemantauan satwa pasca pelepasliaran). YIARI mempunyai dua pusat

rehabilitasi satwa yaitu Pusat Rehabilitasi Satwa YIARI Ciapus-Bogor yang

fokus pada upaya penyelamatan dan rehabilitasi satwa kukang (Nycticebus

sp), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca

nemestrina) serta Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI

Ketapang, Kalimantan Barat khusus menangani orangutan (Pongo

pygmaeus) dan kukang kalimantan (N. menagensis). YIARI juga terlibat

23

Page 44: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

dalam program pendidikan dan penyadartahuan kepada masyarakat untuk

mempertahankan kelangsungan hidup satwa liar, melestarikan habitat dan

meningkatkan kesejahteraan satwa liar (YIARI, 2015).

YIARI telah melakukan pelepasliaran sejak tahun 2009. Program

pelepasliaran satwa merupakan program melepasliarkan satwa hasil sitaan

atau serahan sukarela dan dikembalikan ke alam setelah melalui tahap

rehabilitasi. Kamis 15 Oktober 2015 YIARI melakukan translokasi

(pemindahan) sepuluh individu kukang sumatera (Nycticebus coucang)

untuk dilepasliarkan ke kawasan KPHL Batutegi, Kabupaten Tanggamus,

Lampung. Kukang tersebut adalah hasil sitaan Balai Besar Konservasi

Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat di Serang, Banten pada

November 2013. Translokasi kukang di kawasan Hutan Lindung Batutegi

merupakan kerjasama program konservasi kukang sumatera antara YIARI

dengan KPHL Batutegi dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)

Lampung. Pada Oktober 2015 ada dua lokasi di Bendungan Batutegi

Lampung yang dijadikan sebagai kandang habituasi dan pelepasliaran yaitu

Pulau Talang Randai dan Talang Ajir (YIARI, 2015).

24

Page 45: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai bulan

Desember 2016, pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2016

sampai bulan Oktober 2016 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Kabupaten

Tanggamus, Lampung yaitu Talang Ajir pada ketinggian 301-430 mdpl dan

Talang Kadum pada ketinggian 221-429 mdpl (Gambar 6).

Gambar 6. Lokasi penelitian Talang Ajir dan Talang Kadum di kawasan

Hutan Lindung Batutegi Tanggamus Lampung.

Page 46: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Penelitian ini bekerjasama dengan YIARI dan KPHL Batutegi. Identifikasi

jenis-jenis serangga dilakukan di Laboratorium Zoologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70 % sebagai

agen pembunuh dan untuk koleksi. Sedangkan alat-alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jala ayun, stoples, botol pembunuh, mikroskop

stereo SZ51, lup, GPS (Global Positioning System), thermometer,

hygrometer, selotip, pinset, cawan petri, gunting, kertas label, kalkulator,

kamera, buku data lapangan, buku kunci determinasi serangga (Borror et al.,

1992) dan alat tulis menulis.

Alat-alat perangkap yang digunakan antara lain jala ayun (sweep net),

perangkap cahaya yaitu light trap dan light sheet. Perangkap light trap

menggunakan corong, fiber plastik transparan, lampu LED Rechargeable

Energy dan Saving Lamps 6 Jam merek LUBY L-5828A 18 W AC/DC,

kawat dan besi sebagai pengait, glue gun merek Rapid dan stick glue gun

serta diberi wadah ember plastik yang berisi alkohol 70% sebagai agen

pembunuh. Perangkap light sheet menggunakan kain putih tipis berbahan

nilon berukuran 2 meter x 2 meter dan tali untuk mengikat dan

membentangkan kain di pohon atau dibatang kayu serta diberi lampu LED

Rechargeable Energy dan Saving Lamps 6 Jam merek LUBY L-5828A 18

W AC/DC.

26

Page 47: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei atau

metode jelajah dengan penentuan titik pengamatan dilakukan secara

purposive sampling dimana pengambilan lokasi sampling dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dipakai yaitu titik koordinat

penjumpaan kukang sedang perilaku makan dan mencari makan

berdasarkan data observasi YIARI.

Pengambilan sampel pada dua tipe habitat yang berbeda yaitu kebun, dan

hutan sekunder. Teknik pengoleksian sampel dengan metode jelajah yaitu

dengan cara menjelajahi masing-masing tipe habitat dengan batasan waktu

menggunakan perangkap jala ayun. Sedangkan teknik pengoleksian sampel

menggunakan perangkap light trap dan light sheet dengan cara meletakkan

perangkap pada titik koordinat yang telah ditentukan pada masing-masing

tipe. Serangga yang diperoleh pada setiap penangkapan, dikumpulkan,

dikelompokan lalu diidentifikasi, kemudian dianalisis. Faktor pembatas

penelitian ini yaitu jenis-jenis serangga pakan kukang yang dianalisis

menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Hꞌ), Indeks

Kemerataan Jenis (E) dan Indeks Similaritas (IS).

27

Page 48: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari penelitian pendahuluan dan pembuatan

perangkap.

1). Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan melihat lokasi

pengamatan pada dua lokasi di KPHL Batutegi yaitu Talang Ajir dan

Talang Kadum dimana masing-masing lokasi terdapat dua tipe

habitat yaitu kebun, dan hutan sekunder. Kemudian menentukan titik

koordinat lokasi penelitian (Gambar 7). Penentuan titik koordinat

berdasarkan titik penjumpaan kukang yang berperilaku makan dan

mencari makan. Pada masing-masing tipe habitat terdapat enam titik

koordinat pengambilan sampel, dimana tiga titik koordinat untuk

perangkap light trap dan tiga titik koordinat untuk perangkap light

sheet.

Masing-masing habitat dibuat jalur jelajah untuk menangkap

serangga menggunakan perangkap jala ayun (sweep net). Sehingga

pengambilan sampel dilakukan pada dua lokasi, dengan masing-

masing lokasi memiliki dua tipe habitat dan masing-masing habitat

memiliki enam titik koordinat dan satu jalur jelajah.

28

Page 49: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Gambar 7. Titik lokasi pengambilan sampel serangga di Talang Ajir dan

Talang Kadum dalam kawasan Hutan Lindung Batutegi

Tanggamus Lampung.

2). Persiapan dan Pembuatan Perangkap

Perangkap yang digunakan yaitu perangkap jala ayun (sweep net)

dan perangkap cahaya, dimana ada dua tipe perangkap cahaya yaitu

perangkap light sheet dan light trap.

Jala ayun (sweep net) terbuat dari bahan ringan dan kuat seperti kain

kasa, mudah diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat terlihat.

Jala ayun dapat dilihat pada Gambar 8.

29

Page 50: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Gambar 8. Jala ayun (sweep net) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Metode light trap atau perangkap cahaya pada dasarnya digunakan

berdasarkan perilaku kebanyakan serangga yang tertarik akan

sumber cahaya. Terdapat dua jenis perangkap cahaya yang

digunakan yaitu light sheet dengan menggunakan kain putih dan

light trap yang akan digantung di atas pohon. Light trap dengan

menggunakan corong yang mengarahkan pada wadah ember plastik

sebagai botol pembunuh yang dikaitkan dengan kawat dan corong

untuk meletakkan lampu yang disatukan menggunakan besi, lampu

LED Rechargeable Energy dan Saving Lamps 6 Jam merek LUBY

L-5828A 18 W AC/DC sebagai sumber cahaya, fiber plastik sebagai

penghalang yang dilem menggunakan glue gun dan kawat sebagai

pengait (Gambar 9).

30

Page 51: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Gambar 9. Perangkap cahaya (light trap) (Sumber : Dokumen Pribadi).

Light sheet menggunakan kain putih berbahan nilon berukuran 2

meter x 2 meter yang diikat dan dibentangkan pada pohon atau pada

batang kayu. Serta menggunakan lampu LED Rechargeable Energy

dan Saving Lamps 6 Jam merek LUBY L-5828A 18 W AC/DC yang

digantungkan diatas kain hingga seluruh kain terkena cahaya

lampunya (Gambar 12).

2. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil serangga sebanyak

mungkin dan mengumpulkan semua serangga yang tertangkap

menggunakan perangkap pada titik koordinat masing-masing tipe habitat.

Sebelum pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan penentuan titik

koordinat menggunakan GPS dan pengukuran suhu lingkungan dengan

thermometer serta kelembaban relatif dengan hygrometer dari masing-

masing titik koordinat dan jalur jelajah pengambilan sampel.

31

Page 52: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Pengukuran suhu lingkungan dan kelembaban dilakukan dua kali, yaitu

saat peletakkan perangkap dan saat pengoleksian serangga.

Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan 2 jenis

perangkap yaitu sebagai berikut :

- Serangga Diurnal (Serangga aktif siang hari)

Untuk penangkapan serangga yang aktif pada siang hari dilakukan

dengan metode perangkap jala (sweep net). Cara ini biasanya

digunakan untuk mengumpulkan serangga-serangga yang berukuran

lebih besar dan membutuhkan kecepatan dan keterampilan khusus.

Penangkapan serangga menggunakan sweep net dengan mencari

serangga pada masing-masing tipe habitat dengan menggunakan

metode jelajah pada pukul 07.00 WIB-11.00 WIB dan 15.00 WIB-

18.00 WIB. Pada masing-masing tipe habitat dilakukan penangkapan

selama 1 hari. Penggunaan sweep net dengan cara mengayunkan jala ke

arah serangga yang ditemukan (Gambar 10). Serangga yang tertangkap

kemudian dikumpulkan dan dipisahkan lalu dimasukkan ke dalam botol

pembunuh untuk diidentifikasi.

Gambar 10. Tehnik penggunaan sweep net (Rahmat, 2013).

32

Page 53: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

- Serangga Nocturnal (Serangga aktif malam hari)

Perangkap cahaya (light trap) digunakan untuk menangkap serangga

yang aktif pada malam hari. Light trap menangkap serangga yang

mampu merespon cahaya pada malam hari (Nocturnal). Light trap

digantungkan diatas pohon dengan tinggi ±7-9 meter untuk di hutan

sekunder dan ±3-5 meter di kebun (gambar 11). Pemasangan light trap

pukul 18.00 WIB-23.00 WIB pada masing-masing titik koordinat yang

telah ditentukan. Serangga dikumpulkan dan masukan ke dalam botol

koleksi dan diberi label.

Gambar 11. Pemasangan light trap

Serangga yang terperangkap di light sheet diambil menggunakan pinset

dan dibantu dengan jala ayun untuk menangkap serangga yang akan

terbang kemudian dimasukan ke dalam botol pembunuh yang berisi

alkohol 70 %. Pemasangan light sheet dilakukan pada pukul 19.00-

00.00 WIB pada masing-masing titik koordinat yang telah ditentukan

dapat dilihat pada Gambar 12.

33

Page 54: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Gambar 12. Pemasangan light sheet

3. Identifikasi Sampel

Serangga yang dikenali spesiesnya langsung diidentifikasi di lapangan

menggunakan lup atau kaca pembesar, sedangkan serangga yang belum

dikenali diidentifikasi di laboratorium dengan menggunakan Mikroskop

Stereo SZ51 yang mengacu pada buku kunci determinasi serangga (Borror

et al., 1992). Identifikasi dilaksanakan maksimal sampai pada tingkat

famili. Seranga yang sudah teridentifikasi dikelompokkan berdasarkan

famili nya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis

serangga yang telah didapatkan yaitu mengambil serangga yang telah

dimasukkan ke dalam cawan petri yang terdapat tisu dan sudah dibasahi

dengan alkohol 70 % kemudian dilihat bagian-bagian tubuh serangga

sesuai kunci determinasi serangga tingkat famili menggunakan mikroskop,

lup atau kaca pembesar.

34

Page 55: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

E. Analisis Data

Untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, Indeks

Dominansi, dan Indeks Kemelimpahan serangga di kedua lokasi sampling

yaitu Talang Ajir dan Talang Kadum dilakukan analisis data menggunakan

rumus :

a. Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga :

Frekuensi relatif menunjukan keseringhadiran suatu jenis serangga pada

habitat dan dapat menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut.

FR =

x 100 %

FR =

x 100 %

b. Indeks Keanekaragaman jenis serangga

Untuk membandingkan tinggi rendahnya keragaman jenis serangga

digunakan indeks Shannon-Wiener (H´) dengan rumus :

H´ = - ∑ Pi ln Pi

Keterangan :

H´ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

Pi = Perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan

jenis

Pi =

Ni = Jumlah Individu jenis ke-i

N = Jumlah total individu semua jenis (Odum, 1993).

35

Page 56: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Kriteria Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Magurran, 2004) :

a. H ≤ 1 = Keanekaragaman jenis rendah, terdapat tekanan

yang tinggi sehingga kestabilan ekosistem rendah

b. 1 ≤ H ≤ 3 = Keanekaragaman jenis sedang, terdapat tekanan yang

sedang dan kestabilan ekosistem masih dikatakan cukup

baik

c. H ≥ 3 = Keanekaragaman tinggi, tidak terdapat tekanan yang

berarti sehingga kestabilan ekosistem masih tetap tinggi

c. Indeks Kemerataan Jenis

Keragaman tidak dapat terlepas dari kemerataan (evenness). Untuk

melihat kemerataan jenis pada suatu habitat dapat dihitung

menggunakan formulasi Pielou:

E = ꞌ

Keterangan :

E = Indeks Kemerataan Jenis

Hꞌ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

S = Jumlah Keseluruhan Jenis

Kriteria Indeks Kemerataan Jenis (Odum, 1993) :

a. E < 0,4 = Kemerataan jenis rendah

b. 0,4 < E < 0,6 = Kemerataan jenis sedang

c. E > 0,6 = Kemerataan jenis tinggi

36

Page 57: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

d. Indeks Similaritas (IS)

Indeks similaritas atau indeks kesamaan spesies serangga antar lokasi

dianalisis menggunakan rumus IS Bray-Curtis :

IS =

x 100 %

Keterangan :

IS = Indeks similaritas spesies

W = Jumlah famili yang lebih rendah atau sama dari pasangan jenis

yang dibandingan pada dua komunitas

A = Jumlah famili semua jenis pada komunitas A

B = Jumlah famili semua jenis pada komunitas B

Kriteria Indeks Similaritas :

a. IS < 50 % = Kesamaan famili serangga rendah

b. IS > 50 % = Kesamaan famili serangga tinggi

Sedangkan nilai ketidaksamaan atau indeks disimilaritas (ID) dapat

dihitung dengan rumus :

ID = 100 – IS

Keterangan :

ID = Indeks Disimilaritas

IS = Indeks Similaritas

37

Page 58: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

F. Diagram Alir Penelitian

Menghitung jumlah masing-masing

sampel serangga

Gambar 13. Diagram alir penelitian.

Lokasi Sampling

(Teknik purposive sampling)

Talang Ajir

- 6 titik sampling di kebun

- 6 titik sampling di hutan

Talang Kadum

- 6 titik sampling di kebun

- 6 titik sampling di hutan

- Sweep Net / Jala Ayun (menggunakan metode jelajah dengan menjelajahi

semua titik sampling pada waktu pagi dan sore)

- Perangkap cahaya (pada malam hari)

- Light Trap pada 3 titik sampling di kebun dan 3 titik di hutan

- Light Sheet pada 3 titik sampling di kebun dan 3 titik di hutan

Identifikasi sampel serangga yang

telah tertangkap hingga tingkat famili

Analisis

- Indeks Keanekaragaman

Shannon-Wiener (Hꞌ)

- Indeks Kemerataan (E)

- Indeks Similaritas (IS)

- Indeks Disimilaritas (ID)

38

Page 59: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat 63 famili serangga di Talang Ajir (52 di kebun, 44 di hutan) dan

Talang Kadum (32 di kebun, 35 di hutan sekunder) dengan famili serangga

yang dominan yaitu famili Acrididae, Formicidae, Chrysomelidae,

Tettiginidae, Gryllidae, dan Nymphalidae.

2. Indeks keanekaragaman serangga di Talang Ajir (3,04) tergolong tinggi

sedangkan pada Talang Kadum (2,72) tergolong sedang dengan indeks

kemerataan pada semua lokasi tergolong sedang yaitu 0,42.

3. Kedua lokasi memiliki kesamaan famili yang tinggi ditunjukkan dari

indeks similaritas sebesar 81,13 dan indeks ketidaksamaan sebesar 18,87.

4. Talang Ajir lebih berpotensi sebagai lokasi pelepasliaran kukang

(Nycticebus coucang) ditunjukkan dari lebih banyaknya famili serangga

pakan kukang yang ditemukan dari pada Talang Kadum.

5. Lokasi hutan lebih baik dari pada kebun karena tidak adanya famili yang

mendominasi dan persebaran serangganya lebih merata.

Page 60: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang diberikan

antara lain :

1. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang keanekaragaman jenis serangga

hingga tingkat spesies.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang preferensi serangga pakan

kukang.

3. Disarankan lokasi pelepasliaran kukang (Nycticebus coucang) di kawasan

Hutan Lindung Batutegi dilakukan di hutan Talang Ajir karena pada lokasi

Talang Ajir lebih banyak ditemukan serangga pakan kukang.

63

Page 61: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

DAFTAR PUSTAKA

Page 62: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

DAFTAR PUSTAKA

Alterman, L. 1995. “Toxins and toothcombs : potential allospesific chemical

defenses in Nycticebus and Perodicticus”. In Alterman, L.; Doyle, G.A.;

Izard, M. K. Creatures of the Dark : The Nocturnal Prosimians. New York,

Plenum Press. New York. Hlm. 413-424.

Atkins, M.D. 1980. Introduction To Insect Behavior. MacMillan Publishing. New

York.

Borror, D.J., dan R.E. White. 1970. A Field Guide to Insect America North of

Mexico. Houghton Mifflin Company. Boston. New York.

Borror, D. J., C. A. Triplehorn, dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran

Serangga Edisi Ke-enam Cetakan Pertama. Terjemahan : An Introduction to

the Study of Insects. Diterjemahkan oleh S. Partosoedjono. [Editor].

Brotowidjoyo, M. D. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Borror, D.J., D.M. Delong., C. A. Triplehorn, dan N. F. Johnson. 2005.

Introduction to the Study of Insects 7th Edition. Thomson Brook/Cole.

Amerika.

Bottcher-Law, L., Fitch, H., dan Schulze, S, H. 2001. Management of lories in

capacity: a husbandary manual for Asian Lories Nycticebus dan Loris spp.

Cess Zool Soc San Diego. San Diego.

Campbell, N.A., J.B. Reece., L.A. Urry., M.L. Cain., S.A. Wasserman., P.V.

Minorsky., dan R.B. Jackson. 2012. Biologi Jilid kedua Edisi Kedelapan.

Diterjemahkan oleh D.T. Wulandari. [Editor]. W. Hardani dan P. Andhika.

Erlangga. Jakarta.

CITES. 2007. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild

Flora and Fauna. Consultation with range State on proposals to amend

Appendices I and II. [internet]. Tersedia pada http://www.cites.org/esp/

app/appendices.php. Diunduh pada tanggal 28 November 2015.

Connor, E. F dan E. D. McCoy. 1979. The Statistic ad Biology of the Species-area

relationship. Ameri. Nat. 113:27-49.

Page 63: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Dishutprov Lampung. 2013. Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Gambaran

Umum KPHL Batutegi. Lampung

Fitch-Snyder,H., Jurke, M. S., Juke, S., Tornatore, N. 1999. Data dari Husbandry

Manual for Asian Lorisines (Nycticebus & Loris ssp.). In: Conservation

database for lorises and pottos, chapter: Behavior [internet]. Diakses pada

http://www.loris–conservation.org/database/. Diunduh pada tanggal 28

November 2015.

Gulo, S.A., D. Bakti, dan F. Zahara. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga

Pada Beberapa Varietas Jagung Hibrida dan Jagung Transgenik. USU.

Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 2 (4) : 1347-1358.

Hadi, H.M., U. Tarwotjo. dan R. Rahadian. 2009. Biologi Insekta : Entomologi.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Handawa, Y. 2007. Pemetaan kupu-kupu Nymphalidae di Kawasan Waduk Batu

Tegi Tanggamus Lampung. [Skripsi]. Biologi Fakultas MIPA Universitas

Lampung, Bandar Lampung.

IUCN. 2013. International Union for the Conservation of Nature dan Natural

Resources. IUCN red list of threatenedspecies version 2013.2. [internet].

Tersedia pada http://www.incnredlist.org. Diunduh pada tanggal 28

November 2015.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. PT Rineka Cipta. Jakarta

Kartikasari, H., Heddy, Y.B.S., Wicaksono, K.P. 2015. Analisis Biodiversitas

Serangga Di Hutan Kota Malabar Sebagai Urban Ecosystem Services Kota

Malang Pada Musim Pancaroba. Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal

Produksi Tanaman. Vol. 3 (8) : 623-631.

KEMENLHK. 2012a. Kementerian Kehutanan. Data dan Informasi Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH). Direkorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan

Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. Direkttorat Jenderal Planologi

Kehutanan. Jakarta.

KEMENLHK. 2012b. Kementerian Kehutanan. Buku Kumpulan Perundang-

undangan di Bidang Kehutanan dan Konservsi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam. BKSDA Lampung. Bandar Lampung.

Kramadibrata, I. 1995. Ekologi Hewan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Krebs. 1978. Ecology. The Experimental Analisys Of Distribution And

Abundance. Third Edition. Harper and Row Distribution. New York.

65

Page 64: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Magurran, A. E. 2004. Measuring Biological Diversity. Blackwell Publishing

Company. Australia.

Nekaris, K. A. I. 2001. Activity budget and positionl behavior of the Mysore

slender loris (Loris tardigradus lydekkarianus0: implication for “slow

climbing” locomotion. Journal of Folia Primato. 72: 228-241.

Nekaris, A. & Bearder, S.K. 2007. The Lorisiform primates of Asia dan Mainland

Africa : diversity shrouded in darkness. Di dalam : Campbell C, Fuentes A,

MacKinnon K, Panger M, Bearder SK, editor. Primates in Perspective.

Oxford University Press. Oxford. Hlm 24-45.

Nekaris, K.A.I. dan Shekelle, M. 2008. Nycticebus javanicus. Didalam : IUCN.

2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4.

Novita. 2006. Pemetaan Kupu-kupu Nymphalidae di Taman Nasional Way

Kambas Lampung. [Skripsi]. Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Nukmal, N. 2016. Entomologi : Buku Ajar Jurusan Biologi. Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Nursahid dan Purnama. 2007. Perdagangan kukang (Nycticebus coucang) di

Indonesia. [internet]. Terdapat pada http://www.profauna.or.id/indo/

pressrelease/perdagangan-kukang.html. Diunduh pada tanggal 31 Agustus

2016.

Nowak, R. M. 1999. Walker’s Mammals of the World. 6th

Edition. The Johns

Hopkins University Press, Baltimore. Maryland.

Octavianata, E. 2014. Perilaku Dan Daerah Jelajah Harian Kukang Sumatera

(Nyticebus Coucang Boddaert, 1785) Pelepasliaran YIARI Di Kawasan

Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih Kabupaten Tanggamus, Lampung.

[Skripsi]. Biologi FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh T.

Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Oka. I.N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia.

Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Patang, F. 2011. Berbagai Kelompok Serangga Tanah yang Tertangkap di Hutan

Koleksi Kebun Raya UNMUL Samarinda dengan Menggunakan 5 Macam

Larutan. Universitas Mulawarman. Samarinda. Journal Mulawarman

Scientifien. Vol.10(2):139-142.

66

Page 65: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Price, P.W. 1997. Insect Ecology. Third Edition. John Willey and Sons, Inc. New

York.

Putra, N.S. 1994. Serangga Di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta.

Rahmat, A. 2013. Modul Pelatihan Pengenalan Inventarisasi Serangga (insekta).

Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program

(ICWRMIP), Citarum Watershed Management and Biodiversity

Conservation (CWMBC). Bandung.

Rinaldi. 2015. Preferensi Penggunaan Tumbuhan Untuk Tidur Oleh Kukang

(Nycticebus Coucang) Pelepasliaran Internasional Animal Rescue

Indonesia Dan Kukang Liar Di Hutan Lindung Batutegi Kabupaten

Tanggamus Lampung. [Skripsi]. Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rosalyn, I. 2007. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman

Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja

Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III. [skripsi]. USU. Medan.

Rowe, N. 1996. The Pictorial Guide to The Living Primates. Pogonian Press. New

York.

Saragih, A. 2008. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Tanaman Stroberi

(Fragaria sp.) Di Lapangan. [Skripsi]. USU. Medan.

Sarwoedi, 2008. Anatomi tubuh hewan. Serangga. [internet]. Terdapat di

https://sarwoedi.files.wordpress.com/2008/11/09-serangga.jpg. Diunduh

pada tanggal 23 Juli 2017.

Sastrodiharjo, S. 1984. Pengantar Entomology Terapan. Institut Teknologi

Bandung Prees. Bandung.

Schulze, H. 2003. Skin: Hands, feet–palms, soles, digital pads, rhinarium skin

table 7c. [internet]. Terdapat pada http://www.lorisconservation.org/

database// population _database /tables/07cpalms_pads_rhinarium.pdf.

Diunduh pada tanggal 28 November 2015.

Sinaga, W., D.A. Astuti, E. Iskandar, Wirdateti, J. Pamungkas. 2010. Konsumsi

Pakan Asal Hewan Pada Kukang (Nycticebus coucang) di Fasilitas

Penangkaran, Pusat Studi Satwa Primata (PSSD) IPB. Pusat Studi Satwa

Primata. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jurnal Primatologi Indonesia.

Vol. 7 (2) : 69-75.

Siwi, S. S., Subyanto, A. Sulthoni, C. Lilies. 1991. Kunci Determinasi Serangga.

Kanisius. Yogyakarta.

67

Page 66: Universitas Lampung - KEANEKARAGAMAN …digilib.unila.ac.id/28088/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSMA YP UNILA Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis

Soekardi, H. 2007. Kupu-kupu di Kampus UNILA. Universitas Lampung Press.

Lampung.

Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Cetakan

ke-7. Djambatan. Jakarta.

Speight, M. R., M.D. Hunter dan A. D. Watt. 1999. Ecology of Insect : Concepts

and Applications. Blackwell Science Pty Ltd, Oxford. Inggris.

Sunarjo, 1991. Dasar-dasar Ekologi Serangga. Institut Teknologi Bandung Press.

Bandung.

Supriatna, J. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor

Indonesia. Jakarta.

Tenaza, R. 1987. The Status of Primates and Their Habitats in The Pagai Islands,

Indonesia. Primates Conservation (8) : 104-110.

Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu Edisi Kedua.

Universitas Gajah Mada Prees. Yogyakarta.

Wiens, F. 2002. Behavior and ecology of wild slow lorises (Nycticebus coucang):

social organisation, infant care system and diet. [Disertasi]. Bayreuth:

Faculty of Biology, Chemistry and Geosciences of Bayreuth University.

Wiens, F. dan Zitzmann, A. 2003. Social structure of the solitary slow loris

Nycticebus coucang (Lorisidae). Journal of Zoology 261 : 35-46.

Winarti, I. 2015. Teknik Identifikasi Jenis Kukang Indonesia. Workshop

Konservasi Kukang. Ciamis. Jawa Barat.

YIARI dan Partner. 2013. Si imut yang rindu rumah alaminya. Ditulis oleh Sigit,

R.R. [internet]. Terdapat pada http://mongabaydotorg.wpengine.com/2013/

04/02/si-imut-yang-rindu-rumah-alaminya/kukang-sumatera-1/. Diunduh

pada tanggal 28 November 2015.

YIARI. 2015. Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia. Translokasi Kukang

Sumatera ke Hutan Lindung Batutegi Lampung. [internet]. Terdapat pada

http://www.internationalanimalrescue.or.id/sepuluh-kukang-sumatera-

translokasi-ke-hutan-lindung-batutegi-lampung/. Diunduh pada tanggal 28

November 2015.

YIARI. 2016. Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia. Profil YIARI.

Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia. Bogor.

68