UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS …liter. Gunakan gelas ukur atau alat lainnya untuk...
Transcript of UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS …liter. Gunakan gelas ukur atau alat lainnya untuk...
1
LAPORAN PENELITIAN
KONVERSI ENERGI III
“TEKNOLOGI PEMBAKARAN & BAHAN BAKAR”
Penggunaan Oktan Booster Untuk Bahan Bakar Pertalite Pada Sepeda Motor
Matic Suzuki UY125 Tahun 2009
Oleh :
Yulianus Dodi : 201531014
Andreas Lody : 201531002
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MARET 2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan bakar adalah bahan yang digunakan untuk proses pembakaran
yang kemudian diubah menjadi energi. Bahan bakar mengandung energi panas
yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Dialam kehidupan sehari – hari
penggunaan bahan bakar minyak minyak (BBM) menjadi kebutuhan yang fatal.
Dan kualitas BBM juga menjadi pengaruh bagaimana kendaraan/mesin dapat
beroperasi secara maksimal.
Senyawa oktana merupakan salah satu senyawa yang terkandung
didalam BBM. Selain senyawa oktana ada juga senyawa heptana yang ada
didalam BBM. Bilangan oktan atau octane number merupakan bilangan yang
menyatakan jumlah isooktana dalam bensin. Bilangan oktan menyatakan
kemampuan bahan bakar dalam mengatasi ketukan atau knocking saat terbakar
dalam mesin.
Bilangan oktan menunjukkan kualitas bensin, semakin tinggi bilangan
oktan maka semakin tinggi kualitas BBM. Pertalite adalah jenis bensin/BBM
dengan RON 90, yang artinya mengandung 90% isooktana dan 10% heptana.
Pada penelitian ini adalah bagaimana penggunaan BBM jenis pertalite yang
dicampurkan dengan oktan booster pada sebuah sepeda motor jenis matic Suzuki
UY125.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh setelah penggunaan oktan booster (lebih irit atau lebih
boros) ?
2. Bagaimana hasil performa mesin ?
3. Dan gas buang yang dihasilkan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penggunaan bahan bakar bensin (lebih irit atau lebih boros).
2. Mengetahui performa mesin.
3. Dan mengetahui gas buang yang dihasilkan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat dan bahan yang digunakan :
1. Oktan Booster/eco racing
Gambar 2.1 : oktan booster/eco racing.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Eco racing/oktan booster adalah varian baru yang di designe khusus
untuk meningkatkan oktan (Research Octan Number) bahan bakar minyak.
Eco racing digunakan sebagai aditif khusus premium, pertalite dan
pertamax. Premium oktan 88 bisa menjadi 93 setara dengan pertamax,
pertalite oktan 90 menjadi 95 setara dengan pertamax plus dan pertamax
oktan 92 bisa menjadi 97 setara dengan shell v-power. (Sumber :
http://www.ecoracing.info/).
2. BBM Jenis Pertalite
Gambar 2.2 : BBM Pertalite.
4
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Pada penelitian kali ini BBM yang disarankan adalah jenis pertalite.
Pertalite adalah bahan bakar yang saat ini sangat dominan
dipakai/digunakaan sebagai BBM utama di Indonesia terutama untuk
kendaraan sepeda motor. Sebagai alasan adalah karena harga yang lebih
terjangkau, dan jika dilihat perbandingannya (RON/nomor oktan) dengan
BBM jenis lain hampir setara dengan pertamax yang memiliki nilai oktan
kisaran 90-an. Dan juga alasan utamanya adalah karena pertalite sekarang
ini lebih mendominasi pasar terutama untuk kendaraan motor. Dan jangan
lupa agar memudahkan dalam penakaran pertalite sebaiknya menggunakan
literan ukur/gelas ukur.
3. Sepeda Motor Suzuki UY125
Gambar 2.3 : Motor matic Suzuki UY125, thn. 2009.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Disarankan untuk sepeda motor yang digunakan adalah sepeda
motor yang berumur kurang lebih 10 tahun. Agar lebih memudahkan dalam
penelitian sebaiknya pastikan bahwa speedometer masih nyala/hidup.
5
Dalam penelitian kami ini, motor yang digunakkan adalah motor metic
Suzuki UY125 keluaran tahun 2009, jika dihitung dari tahun sekarang yakni
2018, motor ini berumur 9 tahun.
2.2 Langkah Pengujian
1. Siapkan sebuah kendaraan, yang digunakan disini adalah motor metic
Suzuki UY125 tahun 2009.
2. Kuraslah bensin yang masih tersisia (belum diberi oktan booster),
kemudian diisi bensin jenis pertalite sebanyak 2 liter, kemudian difoto
atau dicatat angka kilometer di speedometer. Gunakan seperti biasa
kendaraan, dianjurkan pemakaiannya hanya 2 hari. (jarak tempuh bisa
juga diukur menggunakan aplikasi google maps di samrtphone).
3. Dua hari kemudian, foto kilometer di speedometer, dan dikuras lagi,
ukur berapa sisa bensin dan bensin yang terpakai. Ukur sisa bensin
dengan gelas ukur (di foto).
4. Setelah bensin dikuras, kemudian diisi kembali dengan pertalite seperti
sebelumnya yakni sebanyak 2 liter, lalu ditambahkan dengan 1 tablet
eco racing/oktan booster, setelah itu tunggulah selama 30 menit sampai
larut. Setelah itu gunakanlah seperti biasa selama 2 hari.
5. Dua hari kemudian, foto kilometer di speedometer, lalu kuras kembali
bensin, ukur sisa minyak pertalite dengan gelas ukur, kemudian lihat
perbandingannya.
2.3 Hasil Pengujian
Sebelum dilakukannya pengujian pemakaian pertalite dengan eco
racing/oktan booster pada motor matic Suzuki UY125 selama 4 hari (2 hari
pemakaian pertalite tanpa oktan booster dan 2 hari penggunaan menggunakan
oktan booster) langkah – langkah pengamatannya dapat diamati sebagai berikut :
6
Jenis BBM ini adalah minyak pertalite,
minyak yang dibutuhkan sebanyak 2
liter. Gunakan gelas ukur atau alat
lainnya untuk mengukur banyaknya
minyak.
Gambar jarum speedometer. Arah jarum
tersebut menunjukkan bahwa BBM
pertalite telah terisi. Karena pertalite
yang digunakan hanya sebanyak 2 liter,
maka arah jarum tidak mencapai ke arah
full.
Gambar 2.4 : Pertalite(2 liter) dan arah jarum speedometer.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Keterangan gambar 2.4 : gambar diatas menunjukkan pemakaian
pertalite(2 liter) dan arah jarum di speedometer yang masih belum diberi atau
dicampur dengan eco racing/oktan booster. Pada percobaan yang pertama ini,
pemakaian yang kami lakukan pada hari pertama yakni dengan jarak tempuh
sebagai berikut :
1. Dihari pertama rute perjalanan kami menempuh jarak total (PP=Pergi
Pulang) dengan jarak tempuh 6 km, seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:
7
Gambar 2.5 : Rute jalan pergi (Toko Wins – Alun-alun Malang).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Gambar 2.6 : Rute jalan pulang (Alun – alun Malang – Toko Wins).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
8
2. Dihari kedua percobaan kami lakukan pada tempat tujuan yang sama,
rute PP yang sama, jadi total jarak perjalan yang ditempuh selama 2
hari adalah 12 km. Ini adalah jarak sebelum menggunakan oktan
booster.
3. Hari yang ke-3, yang kami lakukan adalah menguras bensin dengan alat
penyimpanan(gelas ukur). Jangan lupa sebelum menguras sebaiknya
memfoto speedometer pada kilometer, dan juga setelah menguras
bensin juga difoto, seperti berikut ini :
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Gambar 2.7 : Perbandingan tanpa oktan booster.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
9
Keterangan gambar 2.7 : ini adalah perbandingan yang masih belum
menggunakan oktan booster. Pada speedometer tidak mengalami banyak
perubahan, karena motor yang digunakan sedikit mengalami kerusakan, tetapi
yang lebih jelas dapat dilihat dengan gelas ukur pertalite.
Setelah mengambil data diatas dan juga telah selesai menguras bensin,
kemudian isi lagi motor tersebut dengan bensin (pertalite) dengan banyak yang
sama (diawal/langkah 2) sebanyak 2 liter. Setelah diisi pada motor lalu
masukkanlah/campurkan oktan booster dengan pertalite (didalam motor), biarkan
selama 30 menit agar terlarut. Setelah itu kami melakukan percobaan berikutnya
yakni berjalan ke rute/perjalanan yang berbeda berikut ini :
Gambar 2.8 : Rute jalan pergi (Toko Wins – UNIKAMA).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
10
Gambar 2.9 : Rute jalan pulang (UNIKAMA – Toko Wins).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Dihari ke-3 ini jarak perjalanan yang kami lakukan adalah 10,7 km.
11
4. Hari ke-4 kami mengubah rute perjalanan sebagai berikut :
Gambar 2.10 : Rute jalan pergi (Toko Wins – UNMER).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Gambar 2.11 : Rute jalan pulang (UNMER – Toko Wins).
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
12
Jadi total perjalan yang kami tempuh pada hari ke-3 dan ke-4 adalah
13,1 km. Pada perjalanan kali ini oktan booster sudah kami campur kedalam
bahan bakar/pertalite.
Masih dihari yang ke-4, setelah itu kami melakukan lagi pengurasan.
Setelah dikuras didapat hasil seperti berikut ini :
Awal.
Akhir.
Awal
Akhir.
Gambar 2.12 : Perbandingan setelah menggunakan oktan booster.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
13
Berikut ini adalah perbandingan BBM sebelum dan sesudah
pemakaian oktan booster :
Sebelum menggunakan oktan booster.
Sesudah menggunakan oktan booster.
Gambar 2.13 : Perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan
oktan booster.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.
14
KESIMPULAN
1. Soal irit ?
Setelah melakukan penelitian selama 4 hari (sebelum dan sesudah) :
a. Pemakaian tanpa oktan booster, dengan jarak tempuh 12 km
menghasilkan sisa bensin/pertaliet sebanyak 1,42 liter.
b. Sedangkan pemakain dengan oktan booster, denganjarak tempuh 13,1
km menghasilkan sisa bensin/pertalite sebanyak 1,5 liter.
Kesimpulannya : jadi sedikit lebih irit.
2. Soal tarikan ?
Soal performa mengalami peningkatan, tarikan sedikit lebih ringan
meskipun belum mengalami perubahan yang signifikan.
3. Gas buang ?
Gas buang yang dihasilkan setelah penggunaan sedikit lebih berubah.
asap sedikit lebih berkurang.
4. Soal keluhan
Hanya saja setelah penggunaan dihari yang terakhir, suara motor
mengalami perubahan. Timbul suara sedikit berisik seperti tersangkut sesuatu
saat berjalan.