UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas...

77
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIVE PASCA TIROIDEKTOMI PADA Ny. R DENGAN STRUMA NODOSA NON TOXIC DI LANTAI 5 BEDAH RSPAD GATOT SOEBROTO KARYA ILMIAH AKHIR ISTI CHAHYANI., S. Kep 0806457086 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS DEPOK JULI 2013 Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIVE PASCATIROIDEKTOMI PADA Ny. R DENGAN STRUMA NODOSA

NON TOXIC DI LANTAI 5 BEDAH RSPAD GATOTSOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIR

ISTI CHAHYANI., S. Kep0806457086

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS

DEPOKJULI 2013

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIVE PASCATIROIDEKTOMI PADA Ny. R DENGAN STRUMA NODOSA

NON TOXIC DI LANTAI 5 BEDAH RSPAD GATOTSOEBROTO

KARYA ILMIAH AKHIRDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

ISTI CHAHYANI., S. Kep0806457086

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANPROGRAM PROFESI NERS

DEPOKJULI 2013

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir Ners. Karya ilmiah

akhir Ners ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk untuk untuk memperoleh

gelar Ners Sarjana Keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

karya ilmiah akhir Ners ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya

ilmiah akhir Ners ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia;

2) Ibu Kuntarti, S.Kp., M. Biomed, selaku Ketua Program Studi Sarjana Ilmu

Keperawatan;

3) Bapak Masfuri, Skp, MN selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan

masukan berharga dalam penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini;

4) Ibu Riri Maria, SKp., MN selaku koordinator mata ajar Karya Ilmiah

Akhir Ners Peminatan KMB;

5) Ibu Ns. Merri Silaban., S.Kep selaku pembimbing ruangan di Lantai 5

Bedah RSPAD Gatot Soebroto yang banyak memberikan pengalaman dan

pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku kuliah;

6) Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Tugiyono dan Sunarti, my greatest

couple ever, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat, selalu

memberikan dukungan yang tak terbatas, I love you both more than

anything;

7) Kakak dan Adik tersayang, Mba Iwi, Mas Tito, Adi,;

8) Sahabat seperjuangan profesi, Jnonk, Mpit, Ridung, Uti, we did it girls,

satu tahun yang penuh cerita dan pengamalan baru, yakin kita akan jadi

orang-orang sukses, Dea, Epin, Riri, selalu kumpul bareng kalian saat

profesi ini terasa sangat melelahkan dan jenuh;

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

v

9) Dias Syeh Tarmidzi, untuk semua dukungan, saran, tawa dan cerita selama

satu tahun menjalani profesi Ners, let’s face another step ahead, dude;

10) Teman satu bimbingan, Jnonk, Manggar, Ka Yanita, Udin, banyak cerita

di stase akhir profesi ini bersama kalian, semoga semua cerita ini semakin

mendewasakan kita ;

11) Anak kosan Barbie House, Choke, Asih, Nanda, Nyonyo, untuk semua

bantuan dan pinjaman buku-buku, sukses buat kalian;

12) Teman kelompok profesi E;

13) Seluruh teman-teman FIK UI 2008; dan

14) Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah

akhir Ners ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir Ners ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 5 Juli 2013

Penulis

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Isti Chahyani., S.Kep

NPM :0806457086

Program Studi: Ners

Fakultas : Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Asuhan Keperawatan Post Operative Pasca Tiroidektomi Pada Ny. RDengan Struma Nodosa Non Toxic Di Lantai 5 Bedah RSPAD GatotSoebroto”

berserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, danmempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada Tanggal: 5 Juli 2013

Yang Menyatakan

(Isti Chahyani., S. Kep)

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

vii

ABSTRAK

Nama : Isti Chahyani., S.KepProgram Studi : Profesi Ilmu KeperawatanJudul :“Asuhan Keperawatan Post Operative Pasca Tiroidektomi Pada

Ny. R Dengan Struma Nodosa Non Toxic Di Lantai 5 BedahRSPAD Gatot Soebroto”

Struma nodosa merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid yang teraba sebagaisuatu nodul. Etiologi struma nodosa multifaktorial, dimana faktor risiko yangbanyak ditemukan pada masyarakat perkotaan adalah pencemaran lingkungan,penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan paparan goitrogenik. Manisfestasiklinis struma nodosa adalah adanya benjolan di leher. Karya ilmiah akhir ners inibertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan post operative tiroidektomipada klien dengan struma nodosa non toxic. Asuhan keperawatan post operativeini dilakukan pada Ny. R (39 th) yang dirawat di lantai 5 bedah RSPAD GatotSoebroto. Evaluasi asuhan keperawatan menunjukkan bahwa klien pascatiroidektomi memiliki prevalensi mengalami komplikasi hipokalsemia. Hasil daripemaparan karya ilmiah akhir ners ini dapat memberikan gambaran kepadaperawat agar memperhatikan tanda-tanda komplikasi tiroidektomi, khususnyakondisi hipokalsemia yang ditandai dengan adanya rasa kebas dan kesemutan diarea wajah dan ekstrimitas, takikardia dan produksi keringat yang berlebih.Kondisi hipokalsemia yang tidak terdeteksi pada klien dapat menimbulkan kejangyang berujung pada kematian.

Kata kunci :struma nodosa non toxic; tiroidektomi; hipokalsemia.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

viii

ABSTRACT

Name : Isti Chahyani., S.KepStudy Program : NursingTitle :Post Operative Thyroidectomy Nursing Care to Mrs. R

with Struma Nodosa Non Toxic on Surgical Ward 5th FloorRSPAD Gatot Soebroto

Struma nodosa was an enlargement of the thyroid gland as a palpable nodule. Ithad multifactorial etiologies, which found in urban communities such asenvironmental pollution, the use of hormonal contraceptives and goitrogenicexposure. Clinical manifestation of struma nodosa was a lump in the neck. Theaim of this paper was to analyze the post operative thyroidectomy nursing care toclients with non toxic struma nodosa. Post operative nursing care was carried outin Mrs. R (39 years old) who were admitted on Surgical Ward 5th Floor RSPADGatot Soebroto. Evaluation of nursing care indicated that the client with postthyroidectomy had the prevalence developed complications, like hypocalcemia.This paper could also give a description to the nurse, that they have to notice forsigns and symptoms of thyroidectomy complications, especially hypocalcemia. Itcould be characterized by numbness and tingling in the area of the face andextremities, tachycardia and increasing in sweat production. Hypocalcemiaconditions that were not detected on the client could lead to death.

Key word : non toxic struma nodosa; thyroidectomy; hypocalcemia.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iiiKATA PENGANTAR .............................................................................. ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH ..................................................................................... viABSTRAK ................................................................................................ viiABSTRACT .............................................................................................. viiiDAFTAR ISI ............................................................................................. ixDAFTAR BAGAN .................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

1. PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 4

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................... 41.2.1 Tujuan Khusus .................................................................. 5

1.5 Manfaat Penulisan ........................................................................ 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 62.1 Penyakit Struma Nodosa Pada Masyarakat Perkotaan ................. 62.2 Kelenjar Tiroid ............................................................................. 72.3 Struma Nodosa ............................................................................. 10

2.3.1 Definisi............................................................................... 102.3.2 Etiologi............................................................................... 132.3.3 Patofisiologi ....................................................................... 142.3.4 Tanda dan Gejala................................................................ 152.3.5 Pemeriksaan Penunjang ..................................................... 152.5.6 Penatalaksanaan ................................................................. 16

2.4 Peran Perawat Dalam Post Operative Care Pada Pasien DenganStruma Nodosa Non Toxic ............................................................ 18

3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA3.1 Pengkajian ................................................................................... 233.2 Analisa Data ................................................................................. 30

3.2.1 Analisa Data Pre Op .......................................................... 303.2.2 Analisa Data Post Op......................................................... 31

3.3 Rencana Intervensi Keperawatan ................................................. 333.3.1 Masalah Keperawatan Ansietas ......................................... 333.3.2 Masalah Keperawatan Defisiensi Pengetahuan Mengenai

Prognosis Penyakit ............................................................ 343.3.3 Masalah Keperawatan Risiko Perdarahan.......................... 353.3.4 Masalah Keperawatan Intoleransi Aktifitas ....................... 363.3.5 Masalah Keperawatan Nyeri .............................................. 37

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

x

3.3.6 Masalah Keperawatan Risiko Cedera ................................ 373.4 Catatan Perkembangan ................................................................. 40

4.PEMBAHASAN .................................................................................... 464.1 Profil Lahan Praktik...................................................................... 464.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait

KKMP Dan Struma Nodosa Non Toxic........................................ 474.2.1 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait

KKMP ................................................................................ 474.2.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait

Struma Nodosa Non Toxic Pasca Tiroidektomi ................. 494.3 Analisis Salah Satu Intervensi Keperawatan Dengan Konsep Terkait

Struma Nodosa Non Toxic .......................................................... 514.4 Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan.............................. 52

5. PENUTUP............................................................................................. 535.1 Kesimpulan................................................................................... 535.2 Saran ............................................................................................. 53

DAFTAR REFERENSI .......................................................................... 54LAMPIRAN

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway Struma Nodosa Non Toxic .................................. 22

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Tiroid .................................................... 8Gambar 2.2 Pembentukan Hormon Tiroid............................................. 9Gambar 2.3 Penderita Struma Nodosa .................................................. 11Gambar 2.4 Luka Tiroidektomi ............................................................. 19Gambar 2.5 Pemeriksaan Chvostek’s signs.............................................. 21Gambar 2.6 Pemeriksaan Trousseau’s signs.............................................. 21

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Pembelajaran Discharge PlanningLampiran 2 Leaflet Discharge PlanningLampiran 3 Riwayat Hidup Penulis

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010)

tidak diimbangi lingkungan perkotaan yang mendukung untuk pemeliharaan

status kesehatan masyarakat perkotaan itu sendiri. Kesehatan masyarakat

perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan, perilaku,

akses pelayanan kesehatan dan kependudukan (Efendi & Makhfudli, 2009).

Adanya perpindahan penduduk dari desa ke wilayah perkotaan menyebabkan

adanya kesenjangan dalam pemeliharaan kesehatan. Masyarakat perkotaan pada

umumnya lebih mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Gaya hidup

masyarakat perkotaan saat ini yang sering mengonsumsi pola makan yang kurang

sehat dan kurangnya olahraga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat

perkotaan itu sendiri. Keadaan ini memicu berbagai jenis penyakit yang diderita

oleh masyarakat perkotaan, salah satunya adalah pembengkakan pada leher atau

biasa disebut struma nodosa atau gondok endemik. Etiologi umum penyakit ini

adalah defisiensi yodium yang banyak terjadi di wilayah pegunungan.

Masyarakat perkotaan yang memiliki riwayat tinggal di daerah pegunungan dapat

menjadi salah satu faktor risiko timbulnya struma nodosa. Etiologi struma nodosa

lainnya berupa terpapar oleh goitrogen, pencemaran lingkungan, gangguan

hormonal dan riwayat radiasi pada area kepala dan leher.

Struma nodosa merupakan pembesaran pada kelenjar tiroid yang teraba sebagai

suatu nodul (Sudoyo dkk, 2009). Sekitar 10 juta orang di seluruh dunia

mengalami gangguan tiroid, baik kanker tiroid, struma nodosa non toxic, maupun

struma nodosa toxic (American Thyroid Association, 2013). Struma nodosa non

toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid baik berbentuk nodul atau difusa tanpa

ada tanda-tanda hipertiroidisme dan bukan disebabkan oleh autoimun atau proses

inflamasi (Hermus& Huysmans, 2004). Pada tahun 2007 sekitar 33.550 orang di

Amerika Serikat menderita gangguan tiroid dan 1.530 orang berakhir dengan

kematian (Newton, Hickey, &Marrs, 2009). Prevalensi struma nodosa yang

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

2

Universitas Indonesia

didapat melalui palpasi sekitar 4,7- 51 per 1000 orang dewasa dan 2,2 – 14 per

1000 pada anak-anak (Incidence and Prevalence Data, 2012). Hasil survey

Balitbang pada tahun 2007 didapatkan angka prevalensi struma nodosa di

Indonesia meningkat sebesar 35,38%. Laporan akhir survey nasional pemetaan

GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) menunjukkan bahwa sebanyak

42 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah endemik dan sebanyak 10 juta

menderita struma nodosa. Struma nodosa banyak ditemukan di daerah

pegunungan yang disebabkan oleh defisiensi yodium dan merupakan salah satu

masalah gizi di Indonesia. Yodium diperlukan dalam pembentukan hormon tiroid.

Pembesaran kelenjar tiroid dapat terlihat pada penderita hipotiroidisme maupun

hipertiroidisme (Black and Hawks, 2009).

Penyebab utama pembesaran kelenjar tiroid adalah defisiensi yodium. Sekitar 70

– 75 % rumah tangga di Amerika Serikat menggunakan garam beryodium (Utiger,

2006). Berdasarkan hasil survei Puslitbang Gizi tahun 2006, cakupan konsumsi

garam beryodium secara nasional sebanyak 72,8 % (Susenas 2005). Hasil survei

BPS pada tahun 2005 didapatkan sekitar 70% rumah tangga di Jakarta

menggunakan garam beryodium. Data ini menunjukkan prevalensi struma nodosa

di wilayah perkotaan masih cukup tinggi. Defisiensi yodium banyak terjadi di

daerah pegunungan. Namun saat ini, terjadi perubahan pola daerah endemik

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Berdasarkan hasil studi

epidemiologi GAKY menunjukkan bahwa defisiensi yodium tidak hanya di

daerah pegunungan saja, akan tetapi juga terjadi di daerah pesisir pantai. Daerah

pesisir memiliki kandungan gizi cukup tinggi terutama kandungan yodium,

misalnya pada ikan dan rumput laut. Namun adanya pencemaran lingkungan,

termasuk pencemaran laut menyebabkan kandungan yodium menjadi berkurang.

Pergeseran daerah endemik berikutnya adalah dengan ditemukannya angka

kejadian GAKY di daerah dataran yang rendah, terutama di daerah pertanian

(Triyono, 2007). Daerah dataran rendah menyediakan sumber-sumber makanan

kaya yodium. Tetapi akibat paparan pestisida membuat gangguan daerah dataran

rendah menjadi kekurangan yodium. Kandungan logam berat seperti Plumbum

(Pb), Hydrargyrum (Hg), Cadmium (Cd) dan Polychlorinated Biphenyl (PCB)

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

3

Universitas Indonesia

dalam pestisida menjadi blocking agent yang menghambat pemanfaatan yodium

oleh kelenjar tiroid. Sekitar 17 jenis pestisida yang beredar di Indonesia dan

digunakan oleh petani yang ditengarai berpotensi mencemari lingkungan dan

residunya dapat menimbulkan endocrine disrupting activities atau gangguan pada

sistem endokrin dan fungsi tiroid pada manusia (Hendra, 2008).

Penyebab lainnya adalah paparan goitrogen yang terdapat di obat-obatan dan

makanan. Goitrogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat

yodium oleh kelenjar tiroid, sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar menjadi

rendah. Jenis makanan seperti brokoli, kubis, bunga kol, lobak, bayam, sawi,

kacang tanah, kedelai dan produk kedelai termasuk tempe dan tahu merupakan

jenis makanan yang mengandung goitrogen. Laporan penelitian Balai Penelitian

dan Pengembangan Akibat Kekurangan Yodium (BP2GAKY) pada 2012

menunjukkan tentang pola makan pada anak penderita GAKY di Kabupaten

Wonosobo menunjukkan hasil bahwa pola makan anak penderita GAKY masih

banyak mengandung zat-zat goitrogenik.

Penggunaan alat kontrasepsi yang banyak digunakan di wilayah perkotaan dapat

memicu gangguan hormonal pada tubuh. Pada wanita hamil atau wanita yang

mengunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil) akan meningkatkan kadar

hormon tiroid total yang mengakibatkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid.

Penderita struma nodosa biasanya tidak mengalami keluhan karena tidak adanya

hipotiroidisme atau hipertiroidisme, jumlah nodul bermacam-macam, mungkin

tunggal dan mungkin banyak terdapat nodul yang berkembang menjadi

multinodular yang tidak berfungsi. Gejala awal yang sering ditemui adalah adanya

benjolan di area leher tanpa ada keluhan lain yang menyertai. Jumlah klien yang

menderita struma nodosa di Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Soebroto sepanjang

Januari – Juni 2013 sebanyak 16 klien, dengan perbandingan laki-laki dan

perempuan 1 : 6,25. Struma nodosa banyak menyerang wanita yang berusia antara

20 sampai 60 tahun. Belum diketahui secara pasti penyebab tingginya angka

kejadian struma nodosa pada wanita. Tindakan pembedahan untuk mengangkat

struma yang membesar (tiroidektomi) menjadi alternatif terakhir pada penderita

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

4

Universitas Indonesia

struma nodosa. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care

provider) (Potter& Perry, 2009) dapat meningkatkan status kesehatan klien struma

nodosa pasca operasi dengan memberikan post operative care pasca tiroidektomi.

Hal ini dapat meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi pada klien pasca

tiroidektomi.

Setiap klien yang mengalami pembedahan berisiko mengalami komplikasi,

termasuk tiroidektomi (Louis, 2011). Salah satu komplikasi akibat tiroidektomi

adalah hipotiroidisme. Kondisi ini dapat berupa adanya rasa kebas dan kesemutan

pada area wajah dan ekstrimitas, takikardia, dan produksi keringat yang berlebih.

Hal ini disebabkan terjadinya hipokalsemia akibat edema pada paratiroid pasca

pembedahan. Komplikasi ini dapat bersifat sementara atau permanen. Angka

kejadian hipokalsemia sementara setelah tiroidektomi berkisar antara 1,6% - 50

% dan hipokalsemia permanen terjadi pada 1,5 % - 4% (Vaxevanidou et al, 2010).

Monitoring tanda-tanda hipokalsemia dapat mempercepat proses pemulihan pasca

pembedahan. Pemberian post operative care pasca tiroidektomi yang optimal

merupakan salah satu intervensi mandiri keperawatan yang dapat meminimalkan

komplikasi dan mempercepat penyembuhan klien.

Berdasarkan uraian di atas, laporan akhir praktik profesi program ners ini akan

memaparkan hasil implementasi dari asuhan keperawatan yang telah diberikan

kepada klien dengan masalah endokrin, spesifik pada asuhan keperawatan klien

dengan struma nodosa non toxic di lantai 5 bedah RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta

Pusat.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan analisis asuhan keperawatan masalah kesehatan masyarakat perkotaan

pada klien dengan struma nodosa non toxic dengan di lantai 5 bedah RSPAD

Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

5

Universitas Indonesia

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Menjelaskan konsep terkait struma nodosa non toxic yang terdiri dari

anatomi fisiologis tiroid, definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan

penunjang, penatalaksanaan dari struma nodosa non toxic,

1.2.2.2 Menganalisis pada masalah keperawatan yang muncul dengan konsep

terkait KKMP,

1.2.2.3 Menganalisis pada masalah keperawatan yang muncul dengan konsep

terkait struma nodosa non toxic,

1.2.2.3 Menganalisis peran perawat dalam post operative care pasca tiroidektomi

pada klien dengan struma nodosa non toxic.

1.3 Manfaat Penulisan

Sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan keperawatan medikal

bedah dalam materi keperawatan endokrin khususnya tentang asuhan keperawatan

pada klien dengan struma nodosa non toxic. Hasil pemaparan ini juga diharapkan

bermanfaat bagi pelayanan keperawatan sebagai dasar pertimbangan dalam

pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan struma nodosa non toxic.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

6 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Struma Nodosa Pada Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan memiliki perbedaan dengan masyarakat yang ada di desa.

Masyarakat perkotaan memiliki ciri dan karakter tersendiri. Menurut Grunfeld

dalam Utoyo (2009), kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk

yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur mata

pencaharian non agraris dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam serta

ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya sangat berdekatan. Wilayah

perkotaan tidak luput dari masalah kesehatan. Adanya urbanisasi menyebabkan

kepadatan kota sehingga lahan di wilayah perkotaan menjadi terbatas. Hal ini

menimbulkan daerah kumuh yang dapat membuat lingkungan perkotaan menjadi

kurang sehat. Perkotaan sebagai pusat ekonomi menjadi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat pedesaan untuk migrasi ke wilayah kota. Latar belakang penduduk

pedesaan berbeda-beda, salah satunya penduduk yang berasal dari wilayah

pedesaan daerah pegunungan. Daerah pegunungan cenderung mengandung air

tanah yang kurang memiliki kadar yodium. Hal ini dapat menyebakan

pembengkakan kelenjar tiroid atau biasa disebut struma nodosa. Di Jakarta,

sekitar 30 % rumah tangga masih belum menggunakan garam beryodium (BPS,

2005). Defisiendi yodium umum terjadi pada wilayah pegunungan. Namun saat

ini terjadi perubahan pola endemik Gangguan Akibat Kekurangan Yodim

(GAKY). Defisiensi yodium tidak hanya terjadi di wilayah pegunungan, tapi juga

terjadi di daerah pesisir pantai dan dataran rendah.

Wilayah perkotaan identik dengan dataran rendah. Kandungan yodium di air

tanah wilayah dataran rendah cukup memadai. Namun adanya paparan oleh

kontaminan di lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi

tiroid, seperti logam berat (Plumbum=Pb, Hydrargyrum=Hg dan Cadmium=Cd),

polychlorinated biphenyl (PCB), dan pestisida. Kadar Pb dalam darah memiliki

hubungan dengan fungsi tiroid. Tingginya kadar Pb dalam darah ini

mengakibatkan terbentuknya ikatan dengan unsur yodium di dalam tubuh yang

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

7

Universitas Indonesia

akibatnya akan menyebabkan timbulnya struma nodosa. Selain itu, beberapa jenis

pestisida yang digunakan oleh petani diketahui mengandung logam berat Pb dan

termasuk ke dalam 17 jenis pestisida yang beredar di Indonesia dan digunakan

oleh petani yang ditengarai berpotensi mencemari lingkungan dan residunya dapat

menimbulkan endocrine disrupting activities atau gangguan pada sistem endokrin

dan fungsi tiroid pada manusia. Residu logam berat Pb di lahan pertanian selain

berasal dari pestisida, kemungkinan juga dapat berasal dari residu pupuk fosfat.

Penggunaan pupuk fosfat yang digunakan dalam budidaya pertanian dapat

menyebabkan pencemaran pada tanah. Dalam pertumbuhannya tanaman

menyerap unsur hara dari dalam tanah termasuk logam berat Pb, sehingga produk

atau hasil pertanian dapat mengandung logam berat Pb. Logam berat Pb dapat

berperan sebagai “blocking agent”, prinsip kerjanya adalah Pb dapat menghambat

pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid. Sehingga meskipun konsumsi yodium

mencukupi, namun apabila ada gangguan pemanfaatan yodium oleh kelenjar

tiroid, maka akan terjadi gangguan fungsi tiroid.

2.2 Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid merupakan organ kecil pada anterior leher bagian bawah, di antara

muskulus sternokleidomastoideus, yang terdiri dari dua buah lobus lateral yang

dihubungkan oleh sebuah istmus (Price & Wilson, 2006). Kelenjar tiroid terletak

di leher, dibawah kartilago krikoid dan berbentuk seperti huruf H (Black &

Hawks, 2009). Dan menurut Newton, Hickey, &Marrs, (2009), kelenjar tiroid

terletak di pangkal leher di kedua sisi bagian bawah laring dan bagian atas trakea.

Panjang kelenjar tiroid kurang lebih 5 cm dengan lebar 3 cm dan berat sekitar 30

gram (Brunner & Suddarth, 2002). Kelenjar tiroid yang dimiliki wanita lebih

besar dibanding laki-laki (Seeley et al, 2007). Kegiatan metabolik pada kelenjar

tiroid cukup tinggi, ditandai dengan aliran darah yang menuju kelenjar tiroid

sekitar 5 kali lebih besar dari aliran darah ke dalam hati (Skandalakis, 2004).

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

8

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Tiroid

(Sumber : Louis, F, 2011)

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu tiroksin (T4),

triiodotironin (T3) yang keduanya disebut dengan satu nama, hormon tiroid dan

kalsitonin. Triiodotironin (T3) memiliki efek yang cepat dalam jaringan.

Dibutuhkan waktu 3 hari untuk T3 dan 11 hari bagi T4 dalam mencapai titik

puncak efek pada jaringan. Sehingga T3 merupakan bentuk aktif dari hormon

tiroid (Black & Hawks, 2009). Pelepasan hormon tiroid T3 dan T4 distimulasi oleh

tirotropin atau TSH (Thyroid Stimulating Hormon) yang disekresi oleh kelenjar

hipofisis (Braverman dkk, 2010). Pengeluaran TSH diatur oleh TRH

(Thyrotropin Releasing Hormon) yang disekresikan oleh hipotalamus. Penurunan

suhu tubuh dapat meningkatkan sekresi TRH. Pengeluaran TSH begantung pada

kadar T3 dan T4 yang biasa disebut sebagai pengendalian umpan balik atau

feedback control. Kalsitonin merupakan hormon penting lain yang disekresi

kelenjar tiroid yang tidak dikendalikan oleh TSH. Fungsi kalsitonin adalah

menjaga keseimbangan kadar kalsium plasma dengan meningkatkan jumlah

penumpukan kalsium pada tulang dan menurunkan reabsorpsi kalsium pada

ginjal, dengan demikian kadar kalsium plasma tidak menjadi tinggi (Black &

Hawks, 2009).

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

9

Universitas Indonesia

Gambar 2.2Pembentukan Hormon Tiroid

(Sumber : Marks, DB dkk, 2000)

Yodium berperan penting dalam pembentukan hormon tiroid (Brunner &

Suddarth, 2002). Yodium yang telah terserap dalam darah dari GI track akan

diambil oleh kelenjar tiroid dan akan dipekatkan dalam sel kelenjar tiroid.

Molekul yodium yang telah diambil akan bereaksi dengan tirosin (asam amino)

untuk membentuk hormon tiroid. Kelenjar tiroid mengatur fungsi metabolism

tubuh, dimana tubuh menghasilkan energi yang berasal dari nutrisi dan oksigen

yang mempengaruhi fungsi tubuh penting, seperti tingkat kebutuhan energi dan

detak jantung (ATA, 2013). Selain itu kelenjar tiroid juga berfungsi meningkatkan

kadar karbohidrat, meningkatkan ukuran dan kepadatan mitokondria,

meningkatkan sintesis protein dan meningkatkan pertumbuhan pada anak-anak.

Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh.

Fungsi hormon tiroid antara lain (Black & Hawks, 2009).:

2.2.1 Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan

metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat,

2.2.2 Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran,

2.2.3 Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga

meningkatkan frekuensi jantung,

2.2.4 Meningkatkan responsivitas emosi,

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

10

Universitas Indonesia

2.2.5 Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan

kecepatan kontraksi otot rangka,

2.2.6 Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal

semua sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan,

2.3 Struma Nodosa

2.3.1 Definisi

Pembesaran pada kelenjar tiroid biasa disebut sebagai struma nodosa atau struma.

Pembesaran pada tiroid yang disebabkan akibat adanya nodul, disebut struma

nodosa (Tonacchera, Pinchera & Vitty, 2009). Biasanya dianggap membesar bila

kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal. Pembesaran ini dapat terjadi pada

kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid

(hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipertiroidisme) (Black and

Hawks, 2009). Menurut Penelitian Framingham, setiap orang berisiko 5-10%

untuk menderita struma nodosa dan perempuan berisiko 4 kali lipat dibanding

laki-laki (Incidence and Prevalence Data, 2012). Kebutuhan hormon tiroid

meningkat pada masa pertumbuhan, masa kehamilan dan menyusui. Pada

umumnya struma nodosa banyak terjadi pada remaja, wanita hamil dan ibu

menyusui. Struma nodosa terdapat dua jenis, toxic dan non toxic. Struma nodusa

non toxic merupakan struma nodusa tanpa disertai tanda- tanda hipertiroidisme

(Hermus& Huysmans, 2004). Pada penyakit struma nodusa non toxic tiroid

membesar dengan lambat. Struma nodosa toxic ialah keadaan dimana kelenjar

tiroid yang mengandung nodul tiroid yang mempunyai fungsi yang otonomik,

yang menghasilkan suatu keadaan hipertiroid. Dampak struma nodosa terhadap

tubuh dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian

posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma nodosa

dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara

sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia (Rehman, dkk 2006). Hal tersebut

akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan

elektrolit. Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar

dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

11

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Penderita Struma Nodosa

(Sumber : http://www.webmd.com/a-to-z-guides/goiter, 2013 )

Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal yaitu (Roy, 2011):

a. Berdasarkan jumlah nodul: bila jumlah nodul hanya satu disebut struma

nodosa soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut struma

multinodosa.

b. Berdasarkan kemampuan menyerap yodium radioaktif, ada tiga bentuk nodul

tiroid yaitu nodul dingin, hangat, dan panas. Nodul dingin apabila

penangkapan yodium tidak ada atau kurang dibandingkan dengan bagian

tiroid sekitarnya. Hal ini menunjukkan aktivitas yang rendah. Nodul hangat

apabila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul

sama dengan bagian tiroid lainnya. Dan nodul panas bila penangkapan yodium

lebih banyak dari sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang

berlebih.

c. Berdasarkan konsistensinya lunak, kistik, keras dan sangat keras.

Struma nodosa memiliki beberapa stadium, yaitu (Lewinski, 2002) :

a. Derajat 0 : tidak teraba pada pemeriksaan

b. Derajat I : teraba pada pemeriksaan, terlihat jika kepala ditegakkan

c. Derajat II : mudah terlihat pada posisi kepala normal

d. Derajat III : terlihat pada jarak jauh.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

12

Universitas Indonesia

Berdasakan fisiologisnya struma nodosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut

(Rehman, dkk, 2006) :

a. Eutiroidisme

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan

stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang meningkat. Struma nodosa atau

struma semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada

leher yang jika terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea.

b. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga

sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk

mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon. Beberapa pasien

hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai

kelenjar tiroid akibat pembedahan/ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh

antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Gejala hipotiroidisme adalah

penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin, dementia, sulit

berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi

berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.

c. Hipertiroidisme

Dikenal juga sebagai tirotoxicosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai

respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam

darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon

yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. Gejala

hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat, keringat

berlebihan, kelelahan, lebih suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga

terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata

melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

13

Universitas Indonesia

Secara klinis pemeriksaan klinis struma nodosa dapat dibedakan menjadi

(Tonacchera, dkk, 2009):

a. Struma nodosa toxic

Struma nodosa toxic dapat dibedakan atas dua yaitu struma nodosa diffusa toxic

dan struma nodosa nodusa toxic. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah

kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma nodosa diffusa toxic akan

menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara

nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih

benjolan (struma nodosa multinodular toxic). Struma nodosa diffusa toxic

(tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi

oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah

penyakit Grave (gondok eksoftalmik/exophtalmic struma nodosa), bentuk

tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.

Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama

berbulan-bulan. Antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam sirkulasi

darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.

b. Struma nodosa non toxic

Struma nodosa non toxic sama halnya dengan struma nodosa toxic yang dibagi

menjadi struma nodosa diffusa non toxic dan struma nodosa nodusa non toxic.

Struma nodosa non toxic disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik.

Struma nodosa ini disebut sebagai simpel struma nodosa, struma nodosa endemik,

atau struma nodosa koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya

kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa

hormon oleh zat kimia.

2.3.2 Etiologi

Penyebab utama struma nodosa ialah karena kekurangan yodium (Black and

Hawks, 2009). Defisiensi yodium dapat menghambat pembentukan hormon tiroid

oleh kelenjar. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam

jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid

mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar ke dalam folikel, dan

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

14

Universitas Indonesia

kelenjar menjadi bertambah besar. Penyebab lainnya karena adanya cacat genetik

yang merusak metabolisme yodium, konsumsi goitrogen yang tinggi (yang

terdapat pada obat, agen lingkungan, makanan, sayuran), kerusakan hormon

kelenjar tiroid, gangguan hormonal dan riwayat radiasi pada kepala dan leher

(Rehman dkk, 2006).

Hal yang mendasari pertumbuhan nodul pada struma nodosa non toxic adalah

respon dari sel-sel folikular tiroid yang heterogen dalam satu kelenjar tiroid pada

tiap individu. Dalam satu kelenjar tiroid yang normal, sensitivitas sel-sel dalam

folikel yang sama terhadap stimulus TSH dan faktor perumbuhan lain (IGF dan

EGF) sangat bervariasi. Terdapat sel-sel autonom yang dapat bereplikasi tanpa

stimulasi TSH dan sel-sel sangat sensitif TSH yang lebih cepat bereplikasi. Sel-

sel akan bereplikasi menghasilkan sel dengan sifat yang sama. Sel-sel folikel

dengan daya replikasi yang tinggi ini tidak tersebar merata dalam satu kelenjar

tiroid sehingga akan tumbuh nodul-nodul.

2.3.3 Patofisiologi

Yodium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan

hormon tiroid. Bahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam

sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar,

yodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimulasikan oleh Tiroid

Stimulating Hormon (TSH) kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang

terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin

membentuk tiroksin (T4) dan molekul triiodotironin (T3). Tiroksin (T4)

menunjukan pengaturan umpan balik negatif dari seksesi TSH dan bekerja

langsung pada tirotropihypofisis, sedangkan T3 merupakan hormon metabolik

yang tidak aktif. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan

pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid

dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram. Beberapa obat dan keadaan dapat

mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tiroid sekaligus menghambat

sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan

pelepasan TSH oleh kelenjar hipofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

15

Universitas Indonesia

kelenjar tiroid. Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan berkembang

menjadi multinodular pada saat dewasa. Karena pertumbuhannya berangsur-

angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.

Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya

tanpa keluhan. Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernafasan

karena menonjol kebagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan

trakea bila pembesarannya bilateral.

2.3.4 Tanda dan Gejala

Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali.

Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan

gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan

menelan. Peningkatan seperti ini jantung menjadi berdebar-debar, gelisah,

berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa diantaranya

mengeluh adanya gangguan menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman di

area leher, dan suara yang serak. Pemeriksaan fisik struma nodosa non toxic

berfokus pada inspeksi dan palpasi leher untuk menentukan ukuran dan bentuk

nodular. Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang

berada pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka.

Jika terdapat pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen

yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan

pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada permukaan

pembengkakan. Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk

duduk, leher dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba

tiroid dengan menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Struma

nodosa tidak termasuk kanker tiroid, tapi tujuan utama dari evaluasi klinis adalah

untuk meminimalkan risiko terhadap kanker tiroid.

2.3.5 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk struma nodosa antara lain (Tonacchera, dkk, 2009):

2.3.5.1 Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan tes fungsi hormon : T4 atau T3, dan TSH.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

16

Universitas Indonesia

2.3.5.2 Pemeriksaan radiologi.

Foto rontgen dapat memperjelas adanya deviasi trakea, atau

pembesaran struma yang pada umumnya secara klinis sudah bias

diduga, foto rontgen pada leher lateral diperlukan untuk evaluasi

kondisi jalan nafas.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG). Manfaat USG dalam pemeriksaan

tiroid :

‒ Untuk menentukan jumlah nodul.

‒ Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik.

‒ Dapat mengukur volume dari nodul tiroid.

‒ Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak

menangkap yodium, dan tidak terlihat dengan sidik tiroid.

‒ Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan

dilakukan biopsi terarah.

‒ Pemeriksaan sidik tiroid. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop

adalah tentang ukuran, bentuk, lokasi dan yang utama adalah

fungsi bagian-bagian tiroid.

2.3.5.3 Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy). Biopsi ini

dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan.

2.3.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan struma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

2.3.6.1 Penatalaksanaan konservatif

Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid.

Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini

bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh

karena itu untuk menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon

tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang

terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid

(tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan

metimasol/karbimasol..

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

17

Universitas Indonesia

Terapi Yodium Radioaktif .

Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada

kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak

mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi

gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut berkumpul dalam

kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan tubuh

lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau

kelainan genetik. Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau

cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan

empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.

2.3.5.2 Penatalaksanaan operatif

Tiroidektomi

Tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid

adalah tiroidektomi, meliputi subtotal ataupun total. Tiroidektomi subtotal

akan menyisakan jaringan atau pengangkatan 5/6 kelenjar tiroid,

sedangkan tiroidektomi total, yaitu pengangkatan jaringan seluruh lobus

termasuk istmus (Sudoyo, A., dkk., 2009). Tiroidektomi merupakan

prosedur bedah yang relative aman dengan morbiditas kurang dari 5 %.

Menurut Lang (2010), terdapat 6 jenis tiroidektomi, yaitu :

‒ Lobektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas atau bawah

satu lobus

‒ Lobektomi tiroid, yaitu pengangkatan seluruh lobus

‒ Lobektomi tiroid dengan isthmusectomy, yaitu pengangkatan satu

lobus dan istmus

‒ Subtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus, istmus dan

sebagian besar lobus lainnya.

‒ Total tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar.

‒ Tiroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar dan

kelenjar limfatik servikal.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

18

Universitas Indonesia

Setiap pembedahan dapat menimbulkan komplikasi, termasuk tiroidektomi.

Komplikasi pasca operasi utama yang berhubungan dengan cedera berulang pada

saraf laring superior dan kelenjar paratiroid. Devaskularisasi, trauma, dan eksisi

sengaja dari satu atau lebih kelenjar paratiroid dapat menyebabkan

hipoparatiroidisme dan hipokalsemia, yang dapat bersifat sementara atau

permanen. Pemeriksaan yang teliti tentang anatomi dan suplai darah ke kelenjar

paratiroid yang adekuat sangat penting untuk menghindari komplikasi ini. Namun,

prosedur ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik dan dapat dilakukan dengan

cacat minimal (Bliss et al, 2000). Komplikasi lain yang dapat timbul pasca

tiroidektomi adalah perdarahan, thyrotoxic strom, edema pada laring,

pneumothoraks, hipokalsemia, hematoma, kelumpuhan syaraf laringeus reccurens,

dan hipotiroidisme (Grace & Borley, 2007).

Tindakan tiroidektomi dapat menyebabkan keadaan hipotiroidisme, yaitu suatu

keadaan terjadinya kegagalan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon dalam

jumlah adekuat, keadaan ini ditandai dengan adanya lesu, cepat lelah, kulit kering

dan kasar, produksi keringat berkurang, serta kulit terlihat pucat. Tanda-tanda

yang harus diobservasi pasca tiroidektomi adalah hipokalsemia yang ditandai

dengan adanya rasa kebas, kesemutan pada bibir, jari-jari tangan dan kaki, dan

kedutan otot pada area wajah (Urbano, FL, 2000). Keadaan hipolakalsemia

menunjukkan perlunya penggantian kalsium dalam tubuh. Komplikasi lain yang

mungkin terjadi adalah kelumpuhan nervus laringeus reccurens yang

menyebabkan suara serak. Jika dilakukan tiroidektomi total, pasien perlu

diberikan informasi mengenai obat pengganti hormon tiroid, seperti natrium

levotiroksin (Synthroid), natrium liotironin (Cytomel) dan obat-obatan ini harus

diminum selamanya.

2.4 Peran Perawat Dalam Post Operative Care Pada Pasien Dengan

Struma Nodosa Non Toxic

Pembedahan tiroid dapat menyebabkan komplikasi potensial yang fatal selama

fase awal pasca operasi. Penting bagi perawat untuk memiliki pengetahuan dan

kemampuan untuk mendeteksi tanda dan gejala awal dari komplikasi potensial

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

19

Universitas Indonesia

yang mungkin terjadi dan mengambil langkah yang tepat. Deteksi dini dan respon

yang cepat merupakan kunci untuk mempertahankan patient safety dan untuk

meminimalkan risiko cedera pada klien.

Fase awal pasca operasi dimulai ketika pasien berada di ruang pemulihan atau

recovery room. Asuhan keperawatan difokuskan pada penilaian dan pemeliharaan

status kardiopulmonal dan neurologi, tingkat kenyamanan dan keadaan metabolik

(Roberts and Fenech, 2010). Fase kedua dimulai ketika pasien dipindahkan ke

ruang perawatan. Perawat harus menyadari komplikasi yang biasa terjadi,

termasuk perdarahan, infeksi pada luka, cedera syaraf, dan hipoparatiroidisme

sekunder.

Gambar 2.4 Luka Tiroidektomi

(Sumber : Louis, F, 2011)

Perdarahan pasca pembedahan tiroid terjadi pada 0,1 – 1,5% pasien, hal ini dapat

terjadi karena banyaknya suplai darah ke organ dan sebagai hasil dari pemisahan

jaringan yang luas akibat pengangkatan kelenjar tiroid. Pada sebagian besar

pasien, perdarahan terjadi pada 6 – 12 jam pertama pasca pembedahan. Evaluasi

keperawatan paca operasi meliputi observasi dressing luka yang sering, dimana

darah cenderung menumpuk. Segala bentuk observasi perlu didokumentasikan,

seperti volume drainase, konsistensi, warna dan fungsional drainase. Suction drain

umum digunakan untuk menghindari akumulasi darah dan serum (seroma) setelah

pengangkatan tiroid (Morrisey et al, 2008). Luka tiroidektomi harus dipantau

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

20

Universitas Indonesia

secara ketat untuk kenyamanan pasien. Tandat-tanda perdarahan seperti hipotensi

dan takikardi harus selalu diobservasi oleh perawat.

Tanda-tanda infeksi pada luka tiroidektomi harus diobservasi. Infeksi dapat

disebabkan oleh bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Infeksi pada luka

tiroidektomi jarang ditemukan, hanya sekitar 0,3 – 0,8% (Rosato et al, 2004).

Pemantauan suhu dan kadar leukosit harus dipantau sebagai indikator dini adanya

infeksi. Kolaborasi pemberian antibiotik dapat menjadi salah satu bentuk

intervensi kolaborasi yang dapat diberikan kepada pasien. Cedera syaraf pada

laring merupakan komplikasi yang paling serius pasca tiroidektomi. Hal ini

disebabkan oleh mekanisme yang berbeda, termasuk sayatan, klem, peregangan

syaraf, skeletonisasion (proses dimana serat kecil saraf dibagi dari struktur

utama), kompresi lokal saraf akibat edema atau hematoma. Perawat perlu

memonitor kualitas suara pasien, refleks menelan dan status pernapasan pasca

pembedahan (Beldi dkk, 2004). Ada kemungkinan paresis pada pita suara pada 6

minggu pertama, tetapi jika selama 12 bulan tidak ada perbaikan maka kerusakan

ini akan dianggap permanen.

Hipokalsemia pasca tiroidektomi terjadi pada 1 – 50 % pembedahan

(Karamanakos et al, 2010). Penyebab hipokalsemia multifaktorial. Penyebab yang

paling umum adalah kerusakan pada kelenjar paratiroid. Gejala

hipoparatiroidisme timbul pada 24 – 72 jam pasca operasi. Pasien akan

menunjukkan rendahnya kadar kalsium dalam darah atau hipokalsemia dan rasa

kesemutan di ekstrimitas. Pengkajian Trousseau’s dan Chvostek’s signs dilakukan

untuk mengindikasikan hipokalsemia. Trousseau’s sign merupakan kejang yang

disebabkan oklusi pada arterial dengan manset tekanan darah. Trousseau’s sign

dilakukan dengan mengkompresi lengan atas dengan manset

tensimeter,kembangkan manset tekanan darah sampai sekitar 20 mmHg di atas

tekanan sistolik dan tahan 2 – 5 menit, dimana mula-mula timbul rasa kesemutan

pada ujung ekstremitas, lalu timbul kejang pada jari-jari dan tangan. Chvostek’s

sign dilakukan dengan memukul ringan 2 cm di depan tragus telinga (bagian

telinga yang menonjol kecil di daerah pipi/jambang). Chvostek’s sign terdiri atas

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

21

Universitas Indonesia

kedutan pada otot yang dipersarafi oleh saraf fasial ketika saraf tersebut ditekan

sekitar 2 cm. Chvostek’s sign memiliki beberapa tingkat, yaitu :

2.4.1 Grade 1: kedutan di sudut bibir

2.4.2 Grade 2: kedutan di hidung

2.4.3 Grade 3: kedutan di mata

2.4.4 Grade 4: kedutan di otot-otot wajah.

Gambar 2.5 Pemeriksaan Chvostek’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Gambar 2.6 Pemeriksaan Trousseau’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Pemberian kalsium karbonat dosis tinggi dapat diberikan pada pasien dengan

hipokalsemia. Pasien dengan hipokalsemia yang parah dapat diberikan intervensi

kolaborasi terapi intravena dengan 10 ml 10% glukonat selama lima menit

kemudian infus lanjutan NaCl 0,9% dengan 30 – 40 ml dari 10% kalsium

glukonat per 24 jam sampai total kadar kalsium mencapai nilai normal (8,6 – 10,3

mg/dL) (LeMone & Burke, 2000).

21

Universitas Indonesia

kedutan pada otot yang dipersarafi oleh saraf fasial ketika saraf tersebut ditekan

sekitar 2 cm. Chvostek’s sign memiliki beberapa tingkat, yaitu :

2.4.1 Grade 1: kedutan di sudut bibir

2.4.2 Grade 2: kedutan di hidung

2.4.3 Grade 3: kedutan di mata

2.4.4 Grade 4: kedutan di otot-otot wajah.

Gambar 2.5 Pemeriksaan Chvostek’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Gambar 2.6 Pemeriksaan Trousseau’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Pemberian kalsium karbonat dosis tinggi dapat diberikan pada pasien dengan

hipokalsemia. Pasien dengan hipokalsemia yang parah dapat diberikan intervensi

kolaborasi terapi intravena dengan 10 ml 10% glukonat selama lima menit

kemudian infus lanjutan NaCl 0,9% dengan 30 – 40 ml dari 10% kalsium

glukonat per 24 jam sampai total kadar kalsium mencapai nilai normal (8,6 – 10,3

mg/dL) (LeMone & Burke, 2000).

21

Universitas Indonesia

kedutan pada otot yang dipersarafi oleh saraf fasial ketika saraf tersebut ditekan

sekitar 2 cm. Chvostek’s sign memiliki beberapa tingkat, yaitu :

2.4.1 Grade 1: kedutan di sudut bibir

2.4.2 Grade 2: kedutan di hidung

2.4.3 Grade 3: kedutan di mata

2.4.4 Grade 4: kedutan di otot-otot wajah.

Gambar 2.5 Pemeriksaan Chvostek’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Gambar 2.6 Pemeriksaan Trousseau’s signs

(Sumber : Urbano, FL, 2000)

Pemberian kalsium karbonat dosis tinggi dapat diberikan pada pasien dengan

hipokalsemia. Pasien dengan hipokalsemia yang parah dapat diberikan intervensi

kolaborasi terapi intravena dengan 10 ml 10% glukonat selama lima menit

kemudian infus lanjutan NaCl 0,9% dengan 30 – 40 ml dari 10% kalsium

glukonat per 24 jam sampai total kadar kalsium mencapai nilai normal (8,6 – 10,3

mg/dL) (LeMone & Burke, 2000).

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

22

Tabel 2.1 Pathway Struma Nodosa Non Toxic

Kelelahan

Risiko perdarahan

Risiko cidera

Risiko infeksi

Struma Nodosa Non Toxic(Pembesaran kelenjar tiroid berbatas jelas tanpa

disertai hipertiroidisme)

Gangguan hormonal• Masa

pertumbuhan• Kehamilan• Laktasi• Penggunaan KB

hormonal

GoitrogenKelainan metabolik kongenital Defisiensi yodium

Menghambat pembentukan hormontiroid

Gangguan sekresi tiroksin

↑ kadar TSH

Hiperplasia tiroid

Menghambat sintesa hormon tiroid

↑ kerja kelenjar tiroid

↑ kebutuhan tiroksin

Menekan esophagus & trakea

Hipotiroidisme

Obstruksi jalan napas Suara parau Disfagia

Tiroidektomi

Etiologi

KetidakefektifanBersihan Jalan Nafas Gangguan MenelanKetidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh

Pencemaran airtanah oleh Pb

GangguanKomunikasi

Verbal

Suara parau

Disfagia

Hipotiroidisme

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

23 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 PENGKAJIAN

INFORMASI UMUMNama : Ny. R

Usia : 39 tahun

Tgl. Lahir : 5 Agustus 1974

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku Bangsa : Sunda

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Perum Bumi Alam Hijau Bekasi

Dx Medis : Struma Nodosa Non Toxic Dextra

Tgl. Masuk RS : 18 Juni 2013

Sumber Informasi : Klien, keluarga dan rekam medik

Riwayat Keperawatan :

Alasan masuk RS :

Benjolan di leher depan kanan sejak 5 tahun yang lalu. Klien mengatakan sejak ±

1 bulan yang lalu, suara menjadi serak dan kadang-kadang hilang.

Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. R, usia 39 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya benjolan yang

muncul di leher depan sisi kanan sejak 5 tahun yang lalu. Ukuran benjolan tidak

berubah sejak awal pertama kali muncul. Klien tidak merasakan adanya nyeri di

daerah leher. Tidak ada keluhan gangguan bernapas atau gangguan menelan.

Klien mengeluhkan sering merasa jantung berdebar-debar setelah beraktifitas

banyak, klien juga mengeluhkan sering merasa kesemutan saat udara dingin.

Nafsu makan normal dan ada penurunan berat badan 0,5 kg dalam sebulan

terakhir.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

24

Universitas Indonesia

Riwayat Penyakit Dahulu

Klien tidak memiliki riwayat Hipertensi, DM, Jantung. Riwayat pengobatan

sebelumnya (-), keluhan adanya benjolan di leher sejak 5 tahun yang lalu, suara

kadang serak dan hilang sejak satu bulan SMRS, riwayat TB (-), riwayat OAT (-),

maag (+), riwayat alergi (-), riwayat merokok (-), riwayat konsumsi alkohol (-),

riwayat konsumsi jamu-jamuan (-). Riwayat operasi pengangkatan kista ovarium

pada tahun 2006.

Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami hal yang

serupa dengan klien.

Riwayat Ginekologi

Klien mengalami keguguran pada kehamilan kedua dan ketiga, masing masing

pada usia kehamilan 3 bulan. Klien memiliki 2 anak dengan proses melahirkan

normal. Klien menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik 3 bulan sekali.

Sebelumnya klien menggunakan alat kontrasepsi jenis pil.

AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Klien mengatakan pekerjaan sehari-hari adalah Ibu Rumah Tangga. Aktivitas lain

adalah ikut dalam kelompok pengajian dan qasidahan yang ada di lingkungan

tempat tinggalnya. Klien mengatakan jika suaranya serak dan terkadang hilang

mengganggu kegiatan qasidahan yang dilakukannya, sehingga klien beralih

menjadi pemain alat musik. Klien istirahat dari pukul 22.00 – 05.00 WIB. Klien

tidak memiliki keluhan insomnia. Kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5.

Klien mengatakan jantung berdebar-debar dan merasa jika banyak beraktivitas

dan kadang merasa sesak.

Kekuatan otot : 5555 5555

5555 5555

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

25

Universitas Indonesia

SIRKULASI

Klien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan masalah jantung. Klien mengatakan

terkadang merasa kesemutan di jari-jari kaki ketika udara dingin.

Tanda-tanda vital (baring) tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernapasan 20 x/menit, suhu 36ºC. Pengkajian thoraks : inspeki pengembangan

dada simetris, retraksi dinding dada (-), lesi (-). Palpasi fremitus kanan dan kiri

sama, nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-). Perkusi timpani di kedua lapang

paru depan dan belakang. Auskultasi bunyi jantung I-II reguler, gallop (-

),murmur(-), suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-). Distensi

vena jugularis (-), CRT < 2’, Homan’s sign (-) , varises (-), membran mukosa

lembab, bibir lembab, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-),

distensi vena jugularis (-), akral hangat pada ekstrimitas atas.

INTEGRITAS EGO

Klien mengatakan selalu menceritakan masalah pada suaminya. Tentang

penyakitnya ini, klien juga berdiskusi pada suaminya. Klien mengatakan takut

suaranya akan hilang setelah operasi. Klien berharap akan sembuh setelah

dilakukan operasi. Klien mengatakan tidak memiliki masalah finansial. Keputusasaan : tidak ada

ELIMINASI

Klien mengatakan BAB 1 x sehari. Karakter feses padat, warna kuning

kecoklatan. Klien tidak memiliki riwayat hemorroid. Klien BAK > 5 kali sehari.

Karakter urin : warna kuning jernih. Klien mengatakan tidak ada nyeri saat

berkemih. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginjal/ kandung

kemih. Klien tidak memiliki hemoroid dan tidak terpasang kateter. Pengkajian

abdomen : inspeksi tampak luka pasca operasi di , datar, benjolan (-). Auskultasi

bising usus (+) 6 x/menit. Perkusi timpani. Palpasi nyeri tekan (-), massa (-

),teraba elastis. Tidak ada hemorroid dan klien tidak menggunakan kateter.

MAKANAN/ CAIRAN

Klien makan 3x sehari. Klien tidak memiliki kehilangan selera makan. Klien juga

mengatakan tidak merasa mual dan ingin muntah. Klien tidak ada riwayat alergi

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

26

Universitas Indonesia

makanan. Klien tidak memantang makanan apapun. Klien mengatakan suka

makanan seafood. Klien tidak memilliki gangguan menelan. Berat badan saat ini :

55,5 kg. Tinggi badan : 160 cm. Turgor kulit : elastis, membran mukosa

lembab, gangguan menelan (-), mual (-), muntah (-), tidak ada edema pada

ekstrimitas, asites (-), bising usus 6 x/menit. Pembesaran tiroid (+). Pengkajian

tiroid : inspeksi tampak benjolan di leher depan sisi kanan, berbatas tegas,

berukuran + 3 x 2 cm x 2 cm. Warna kulit pada benjolan sama dengan warna kulit

sekitar. Benjolan ikut bergerak ke atas pada saat menelan. Palpasi benjolan teraba

kenyal dan padat, mobile (ikut bergerak ketika menelan), nyeri tekan (-),

pembesaran KGB (-).

HIGIENE

Klien mandi 2 kali sehari dan aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri.

Penampilan umum bersih, cara berpakaian rapih, bau badan (-), kondisi kulit

kepala dan rambut bersih, rambut tidak berminyak, berketombe dan lesi, kuku

tangan dan kaki bersih.

NEUROSENSORI

Klien tidak merasa pusing. Klien mengatakan terkadang kesemutan jika sedang

cuaca dingin. Klien tidak memiliki riwayat stroke. Klien menggunakan alat bantu

penglihatan kaca mata. Status mental : compos mentis. Orientasi waktu, orang dan

tempat baik. Kesadaran : baik, CM, kooperatif, klien menggunakan alat bantu

penglihatan (kaca mata), penggunaan alat bantu dengar (-).

NYERI/ KETIDAKNYAMANAN

Pre op : Klien tidak mengeluhkan adanya nyeri

Post op : Klien mengeluhkan nyeri di area luka post operasi, skala 4

Pre op : Respon emosional tenang

Post op : Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi, nyeri yang dirasakan

menetap dan seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan tidak menyebar , skala

nyeri 4 dan nyeri berlangsung terus menerus. Klien mengatakan nyeri bertambah

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

27

Universitas Indonesia

ketika bergerak dan menelan. Klien terlihat lemah dan hanya berbaring di tempat

tidur.

PERNAFASAN

Klien tidak memiliki riwayat asma dan TBC. Klien tidak merokok. Klien tidak

mengeluh adanya sesak dan batuk. Penggunaan alat bantu pernafasan : tidak ada.

Pernafasan : Frekuensi : 20 x/mnt. Simetris : Ya. Penggunaan otot-otot aksesori :

tidak ada. Bunyi nafas : vesikuler ( +/+). Sianosis : tidak ada

KEAMANAN

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.

Tidak ada riwayat cedera kecelakaan. Klien memiliki gangguan penglihatan jarak

jauh.

Kekuatan umum 5555 5555 Tonus otot : baik

5555 5555

Cara berjalan : normal , tidak ada paralysis, tidak ada edema, tremor pada

ektrimitas atas.

SEKSUALITAS (tidak terkaji)

INTERAKSI SOSIAL

Klien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Klien tinggal

dengan suami dan kedua anaknya. Klien kooperatif dan aktif berbicara dengan

perawat dan keluarga. Gaya bicara klien jelas dan dapat dimengerti. Klien tidak

menggunakan alat bantu bicara. Tampak suami dan adik ipar selalu menemani

klien di rumah sakit.

PENYULUHAN/ PEMBELAJARAN

Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia . Faktor resiko keluarga : diabetes :

tidak ada, tuberkulosis : tidak ada, penyakit jantung : tidak ada, stroke : tidak ada,

hipertensi : tidak ada, epilepsi : tidak ada, penyakit ginjal : tidak ada, kanker :

tidak ada. penyakit jiwa : tidak ada

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

28

Universitas Indonesia

Obat yang dikonsumsi

Nama Obat Dosis Tujuan

Ceftriaxone 1x 2gr Antibiotik

Ketorolac 3x 30mg Analgesik

Diagnosa saat masuk perdokter : SNNT Dextra

Alasan di rawat per klien :

Klien mengeluh adanya benjolan di leher sejak 5 tahun lalu dan sejak ± 1 bulan

yang lalu suara menjadi serak dan kadang hilang. Klien rencana operasi

tiroidektomi subtotal 19 Juni 201.

Harapan klien terhadap perawatan/ pembedahan:

Klien ingin sembuh dengan pembedahan yang akan dilakukan.

Pemeriksaan fisik lengkap terakhir (18 Juni 2013):

Pada saat dilakukan pengkajian kepada Ny. R didapati TD 130/80 mmHg, nadi 84

x/mnt, RR 22 x/mnt, dan suhu 36,2oC. Hasil :

Inspeksi : tampak benjolan di leher depan sisi kanan, berbatas

tegas, berukuran + 3 x 2 cm x 2 cm. Warna kulit pada benjolan sama dengan

warna kulit sekitar. Benjolan ikut bergerak ke atas pada saat menelan.

Palpasi : Benjolan teraba kenyal dan padat, mobile (mudah

digerakkan). Nyeri tekan (-).Pembesaran KGB (-).

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

29

Universitas Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan LaboratoriumTanggal pemeriksaan : 8 Mei 2013

2. Pemeriksaan Radiologi

I. Foto Roentgen Thorax (10 Mei 2013) :

- Sinus, diafragma, dan cor normal

- Kedua hilus normal

- Tak tampak proses spesifik aktif di kedua paru

- Tak tampak infiltrasi di paru-paru

Kesan: Cor/pulmo normal

II. USG Thyroid (10 Mei 2013) :

Thyroid kanan :

- membesar

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai RujukanHematologiDarah rutin

HemoglobinHematokritEritrositLeukositTrombosit

Bleeding timeClotting timeMCVMCHMCHC

KimiaSGPT (ALT)SGOT (AST)UreumKreatininGDS

Hormon TiroidT3FT4TSH

13,4414,6

8090390.0002’00”4’00”

882933

1611191,099

72,30,990,44

12 - 16 g/dl37 - 47%

4,3 - 6,0 juta/ul4800 - 10800/ul

150.000 - 400.000/ul1 - 3 menit1 - 6 menit80 - 96 fl27 - 32 pg

32 - 36 g/dl

<40 U/l<35 U/l

20 - 50 mg/dl0,5 - 1,5 mg/d< 140 mg/dL

65 – 214,5 ng/dl0,8 – 1,7 ng/dl

0,27 – 3,75 ulU/ml

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

30

Universitas Indonesia

- tampak nodul iso echoic, homogen, batas tegas, ukuran 1,3

cm x 1,0 cm x 2,1 cm

Trakhea intact , di tengah.

Thyroid kiri :

- besar dan bentuk normal

- internal echostructure normal

- tidak tampak lesi fokal

Kesan : Struma nodosa lobus kanan

3.2 ANALISA DATA3.2.1 ANALISA DATA PRE OPERASI

NO DATA MASALAH

KEPERAWATAN

1 DS :

Klien mengatakan sudah pernah operasi

sebelumnya tapi klien mengatakan tetap

merasa cemas

Klien mengatakan takut dipasang infus

Klien menanyakan kapan waktu pelaksanaan

operasi

Klien menanyakan berapa lama operasi akan

berlangsung

Klien menanyakan kapan bisa pulang setelah

dilakukan operasi

Klien mengatakan tidurnya kurang nyenyak

menjelang operasi

DO :

TTV (18 Juni 2013) :

TD 130/90 mmHg

Nadi 84 x/menit

RR 20 x / menit

S 36ºC

Ansietas

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

31

Universitas Indonesia

Klien tampak selalu menanyakan hal yang

sama terkait pelaksanaan operasi

2 DS :

Klien mengatakan hanya ingin sembuh setelah

dioperasi

Klien mengatakan takut suaranya akan hilang

setelah operasi

Klien mengatakan berapa lama penyembuhan

luka pasca operasi

Klien mengatakan pasrah dengan operasi yang

akan dilakukan

DO :

Klien tampak aktif bertanya mengenaipenyakit yang dideritanya

Defisiensi

pengetahuan

mengenai prognosis

penyakit

3.2.2 ANALISA DATA POST OPERASI

NO DATA MASALAH

KEPERAWATAN

1 DS :

Klien mengatakan tidak ada keluhan

Klien mengatakan tidak pernah

mengkonsumsi obat antikoagulan

DO :

TTV (19 Juni 2013):

TD 130/80 mmHg

Nadi 78 x/menit

RR 22 x / menit

S 36ºC

Post tiroidektomi jam 15.00 19 Juni 2013

Luka post operasi tertutup kassa, kering

Risiko perdarahan

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

32

Universitas Indonesia

dan tidak terdapat rembesan, ukuran luka

± 10 x 10 cm2

Terpasang drain dengan produksi ± 5 cc,

warna merah darah segar

CRT < 3’

Laporan hasil pembedahan : tidak ada

perdarahan

Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir 8

Mei 2013 :

Hematokrit 41 %

Trombosit 390.000/ul

2 DS :

klien tidak mengatakan ada keluhan

apapun

DO :

Terpasang infuse RL + ketorolac 30 mg 20

tpm ditangan sebelah kiri, tetesan lancar

Terdapat luka post tiroidektomi di leher,

luka tertutup kassa, kering, bersih dan

tidak ada rembesan

Post operasi dengan general anastesi

Kesadaran CM GCS 14

Klien tampak terbaring ditempat tidur

dengan posisi supine

Intoleransi aktifitas

3 DS:

Klien mengeluhkan nyeri di area luka post

operasi, skala 4

Klien mengatakan nyeri bertambah ketika

bergerak dan menelan.

DO :

Pengkajian nyeri :

Nyeri

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

33

Universitas Indonesia

Nyeri pada luka post operasi, nyeri yang

dirasakan menetap dan seperti ditusuk-

tusuk, nyeri yang dirasakan tidak

menyebar , skala nyeri 4 dan nyeri

berlangsung terus menerus.

Klien terlihat lemah dan hanya berbaring

di tempat tidur

TTV (19/07/13)

TD 130/80 mmHg, nadi 78 x/menit, RR

22 x / menit, S 36ºC

Pucat (-), kelemahan (+)

4 DS :

Klien mengatakan tidak ada rasa kebas

dan kesemutan di ekstrimitas dan area

wajah

Klien mengatakan tidak merasa jantung

berdebar-debar

DO :

TTV (19 Juni 2013):

TD 130/80 mmHg, nadi 78 x/menit, RR

22 x / menit, S 36ºC

Klien post tiroidektomi 19 Juni 2013 pk.

15.00

Terpasang drain produksi ± 5 cc, warna

merah darah segar

Risiko cedera

3.3 Rencana Intervensi Keperawatan3.3.1 Masalah Keperawatan Ansietas

Tujuan setelah 1 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan ansietas berkurang atau

tidak ada.

Kriteria evaluasi :

Klien secara verbalisasi menyatakan ansietas berkurang.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

34

Universitas Indonesia

Klien dapat mengidentifikasi penyebab yang mempengaruhinya.

Rencana intervensi :

Mandiri

1 Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, dan lakukan tindakan bila

menunjukkan perilaku merusak.

R/ Reaksi verbal dan nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah,

gelisah.

2 Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan (tarik napas dalam).

Beri lingkungan yang nyaman dan suasana penuh istirahat.

R/ Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.

3 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan kecemasaannya.

R/ Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak

diekspresikan.

4 Beri privasi untuk klien dan keluarga terdekat.

R/ Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan.

3.3.2 Masalah Keperawatan Defisiensi Pengetahuan Mengenai Prognosis

Penyakit

Tujuan setelah 1 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan klien menyatakan

pemahaman terkait penyakit.

Kriteria evaluasi :

Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit/prognosis.

Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam perawatan

Rencana intervensi :

Mandiri

1 Tentukan persepsi klien terkait penyakit dan prognosis serta harapan di masa

depan.

R/ Membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang

konstruktif pada klien.

2 Berikan informasi tentang etiologi penyakit yang diderita klien, penyebab/efek

hubungan perilaku pola hidup.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

35

Universitas Indonesia

R/ Memberikan pengetahuan dasar dan klien dapat membuat pilihan informasi

tentang kontrol masalah kesehatan.

3 Bantu klien untuk mengidentifikasi hubungan masukan makanan dengan

penyakit (diet tinggi kalsium dan vitamin D).

R/ Memberikan informasi terkait makanan yang baik untuk dikonsumsi

4 Tekankan petingnya nutrisi yang baik.

R/ Pemeliharaan asupan nutrisi yang tepat dapat memperbaiki gejala.

3.3.3 Masalah Keperawatan Risiko Perdarahan

Tujuan setelah 2 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan perdarahan tidak

terjadi.

Kriteria evaluasi:

Klien akan menunjukkan homeostasis dengan tanpa perdarahan:

kesadaran CM, produksi drain tidak lebih dari 50 cc, TTV normal, Hb/Ht

normal.

Klien menunjukkan perilaku penurunan resiko perdarahan seperti menjaga

posisi drain tetap rendah, tidak melakukan manipulasi di lokasi balutan.

Tidak ada rembesan darah pada balutan luka.

Rencana intervensi :

Mandiri

1. Kaji adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan.

R/ Pengkajian adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan sangat penting

dilakukan untuk klien pasca pembedahan.

2. Observasi drain yang terpasang pada klien. Catat produksi darah yang

tertampung pada drain.

R/ Dengan mengobservasi drain yang terpasang dan mencatat jumlah

produksinya dapat membantu untuk melihat perdarahan yang terjadi pada

klien.

3. Observasi tanda-tanda vital.

R/ Peningkatan nadi dengan penurunan TD dapat menunjukkan kehilangan

volume darah sirkulasi dan memerlukan evaluasi lanjut.

4. Catat perubahan mental/tingkat kesadaran klien.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

36

Universitas Indonesia

R/ Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi serebral sekunder

terhadap hipovolemia, hipoksemia.

5. Hindari penggunaan produk yang mengandung aspirin.

R/ Koagulasi memanjang, berpotensi untuk resiko perdarahan.

Kolaborasi

6. Awasi Hb / Ht dan faktor pembekuan.

R/ Penurunan Hb / Ht merupakan indikator terjadinya anemia, perdarahan

aktif atau terjadinya komplikasi.

3.3.4 Masalah Keperawatan Intoleransi Aktifitas

Tujuan setelah 2 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan intoleransi aktifitas

berkurang atau tidak terjadi.

Kriteria evaluasi :

Klien akan berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi

kebutuhan perawatan diri sendiri.

Klien akan mencapai toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan dengan

menurunnya kelemahan.

Rencana Intervensi :

Mandiri

1. Mengkaji kemampuan secara fungsional.

R/ Mengidentifkasikan kekuatan / kelemahan dan dapat memberikan

informasi mengenai pemulihan.

2. Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring) dan sebagainya.

R/ Menurunkan resiko terjadinya trauma/iskemia jaringan dan kerusakan pada

kulit.

3. Melakukan latihan gerak pasif .

R/ Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi dan membantu

mencegah terjadinya kontraktur.

4. Tinggikan tangan dan kepala.

R/ Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah terbentuknya

edema.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

37

Universitas Indonesia

3.3.5 Masalah Keperawatan Nyeri

Tujuan setelah 3 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan nyeri berkurang atau

hilang.

Kriteria evaluasi :

Melaporkan nyeri beerkurang/terkontrol (skala berkurang menjadi 3/5).

Menunjukkan perilaku mengurangi atau mengontrol nyeri (wajah tidak

meringis, tidak pucat).

Rencana intervensi :

Mandiri

1 Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik (skala 0-10). Laporkan perubahan nyeri

dengan tepat.

R/ Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh klien.

Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu

hal yang sangat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk

mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

2 Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal (ekspresi wajah, meringis, dll).

R/ Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung dialami.

3. Berikan masase/gosokan punggung dengan menjauhi daerah operasi.

R/ Menghilangkan/menurunkan nyeri dengan perubahan pada neuron sensori

dan relaksasi otot.

4. Anjurkan untuk beristirahat di tempat yang tenang.

R/ Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyeri.

5. Ajarkan teknik relaksasi/napas dalam.

R/ Mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi

6. Berikan analgesik sesuai indikasi.

R/ Mengurangi dan menghilangkan nyeri.

3.3.6 Masalah Keperawatan Risiko Cedera

Tujuan setelah 3 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan cedera post operasi

tiroidektomi tidak terjadi.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

38

Universitas Indonesia

Kriteria evaluasi :

Klien tidak menunjukkan tanda-tanda kegawatan tiroid seperti parastesia dan

hipermetabolisme.

Klien terbebas dari cedera akibat keterbatasan fisik dan efek anestesi.

Klien melakukan aktivitas tanpa menimbulkan cedera.

TTV dalam batas normal.

Rencana intervensi :

Mandiri

1. Monitor tanda-tanda vital post operasi.

R/ Tanda-tanda vital memberikan informasi mengenai perubahan kondisi

klien pasca tiroidektomi.

2. Pantau tingkat kesadaran klien

R/ Efek anestesi dan kondisi fisik mempengaruhi tingkat kesadaran.

3. Pantau terhadap tanda-tanda hipokalsemia seperti kebas, kedutan, kesemutan

pada wajah dan ekstremitas dengan pemeriksaan Trousseau’s dan Chvostek’s

signs.

R/ Kebas dan kesemutan menunjukkan tanda dari kondisi hipokalsemia pasca

pembedahan tiroid.

4. Pantau tanda-tada hipermetabolisme seperti keringat berlebih dan jantung

berdebar.

R/ Hipermetabolisme seperti keringat berlebih dan jantung berdebar akibat

manipulasi kelenjar selama tiroidektomi.

5. Instruksikan kepada keluarga untuk memeriksakan kondisi kulit setiap hari

terhadap kerusakan integritas kulit.

R/ Perubahan sensori persepsi beresiko meningkatkan kerusakan integritas

kulit.

6. Berikan lingkungan yang aman pada klien, pasang handrail, jauhkan dari

benda-benda berbahaya.

R/ Mencegah resiko jatuh dan cedera pada klien.

Kolaborasi

7. Pemeriksaan kalsium 24 jam post op.

R/ Untuk mengetahui apakah klien membutuhkan terapi pengganti.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

39

Universitas Indonesia

8. Pemberian terapi ca-gluconas sesuai instruksi dokter.

R/ Untuk memperbaiki kekurangan kalsium yang biasanya sementara.

Glukonas meningkatkan sensitivitas digitalis.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

40

3.4 CATATAN PERKEMBANGAN

3.4.1 Diagnosa Keperawatan : Ansietas

Hari Pertama (18 Juni 2013) Hari Ketiga (20 Juni 2013)Implementasi :1 Mengukur tanda-tanda vital2 Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan3 Ajarkan teknik napas dalam. Beri lingkungan yang nyaman

dan suasana penuh istirahat4 Anjurkan klien untuk berdoa kepada Tuhan YME5 Beri privasi untuk klien dan keluarga terdekat

EvaluasiS : Klien mengatakan ingin sembuh Klien mengatakan rasa cemas berkurang setelah melakukan

nafas dalamO : Klien tampak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan

operasi TTV :

TD 130/90 mmHgNadi 84 x/menitRR 20 x / menitS 36ºC

A : Masalah keperawatan ansietas terjadiP : Beri lingkungan yang nyaman dan suasana penuh istirahat,Anjurkan keluarga untuk selalu menemani klien

Implementasi :1. Mengukur tanda-tanda vital2. Anjurkan klien untuk melakukan teknik napas dalam jika

merasa cemas.3. Beri lingkungan yang nyaman dan suasana yang tenang4. Beri privasi untuk klien dan keluarga terdekat

EvaluasiS : Klien mengatakan pasrah dengan kondisinya setelah dioperasi Klien mengatakan sudah tidak merasa cemas kembaliO : Keasadaran CM Klien tenang dan kooperatif Tampak keluarga klien selalu menemani di ruang perawatan TTV :

TD 120/90 mmHgNadi 80 x/menitRR 18 x / menitS 36,3 ºC

A : Masalah keperawatan ansietas teratasiP : Beri lingkungan yang nyaman dan suasana tenang

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

41

3.4.2 Diagnosa Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan Mengenai Prognosis Penyakit

Hari Pertama (18 Juni 2013) Hari Ketiga (20 Juni 2013)Implementasi :1. Kaji persepsi pasien terkait penyakit dan prognosis serta

harapan di masa depan2. Memberikan informasi tentang etiologi penyakit yang diderita

pasien, penyebab/efek hubungan perilaku pola hidup denganbahasa yang sederhana.

3. Memberikan informasi mengenai penatalaksanaan keperawatanterkait SNNT pasca operasi

EvaluasiS : Klien mengatakan ingin sembuh dan suaranya tidak serak

kembali setelah dioperasi Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab sakit yang

dideritanya Klien mengatakan takut suaranya akan hilang setelah operasi Klien mengatakan berapa lama penyembuhan luka pasca

operasiO : Klien tampak aktif bertanya mengenai penyakit yang

dideritanyaA : Masalah keperawatan defisiensi pengetahuan terjadiP : Memberikan informasi mengenai komplikasi pasca tiroidektomi

Implementasi1. Memberikan informasi mengenai komplikasi pasca

tiroidektomi2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi hubungan masukan

makanan dengan penyakit3. Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan tinggi protein

untuk mempercepat penyembuhan luka operasi

EvaluasiS : Klien menanyakan berapa lama penyembuhan luka operasi Klien menanyakan hal-hal yang harus dihindari selama

perawatan luka operasi Klien menanyakan makanan yang baik untuk mempercepat

penyembuhan lukaO : Klien kooperatif Klien menerima informasi yang diberikan oleh mahasiswa

dengan baik Klien mampu menjelaskan kembali informasi yang telah

diberikan oleh mahasiswaA : Masalah keperawatan defisiensi pengetahuan teratasiP : Menganjurkan klien untuk tetap menjaga kesehatan setelahperawatan di rumah sakit selesai

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

42

3.4.3 Diagnosa Keperawatan : Risiko PerdarahanHari Kedua (19 Juni 2013) Hari Ketiga (20 Juni 2013)

Implementasi1. Ukur tanda-tanda vital2. Observasi adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan.3. Observasi dan ukur produksi drain.4. Observasi tingkat kesadaran klien.

EvaluasiS : klien mengatakan tidak ada keluhanO : Kesadaran CM TTV (19 Juni 2013):

TD 130/90 mmHgNadi 84 x/menitRR 20 x / menitS 36ºC

Post tiroidektomi jam 15.00 (19 Juni 201) Terpasang drain dengan produksi ± 5 cc, warna merah darah

segar CRT < 3’A : Masalah keperawatan risiko perdarahan terjadiP : Obervasi TTV/8 jam Observasi produksi drain/24 jam Kaji adanya tanda-tanda anemis (konjungtiva anemis, membran

mukosa kering, sianosis)

Implementasi :1. Ukur tanda-tanda vital2. Observasi adanya tanda-tanda dan gejala perdarahan.3. Observasi dan ukur produksi drain.4. Catat perubahan mental/tingkat kesadaran klien.

Evaluasi :S : klien mengatakan tidak ada keluhanO : TTV (20 Juni 2013):

TD 120/90 mmHgNadi 80 x/menitRR 18 x / menitS 36,3 ºC

Terpasang drain dengan produksi ± 7 cc, warna merah darahsegar

Post tiroidektomi hari pertama CRT < 3’A : Masalah keperawatan risiko perdarahan teratasiP : Obervasi TTV/8 jam

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

43

3.4.4 Diagnosa Keperawatan : Intoleransi Aktivitas

Hari Kedua (19 Juni 2013) Hari Ketiga (20 Juni 2013)1. Anjurkan klien untuk tetap beristirahat dalam keadaan supine2. Anjurkan klien untuk beristirahat tanpa menggunakan bantal3. Anjurkan klien untuk tidak mengangkat kepala sebelum 12 jam

post operasi4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien

EvaluasiS : Klien mengatakan tubuhnya terasa lemah Klien merasa pusing

O : Terpasang infus RL + ketorolac 30 mg ditangan sebelah kiri 20

tpm, aliran lancar Terdapat luka post tiroidektomi di leher, luka tertutup kassa,

kering, bersih dan tidak ada rembesan Post operasi dengan general anastesi Kesadaran CM GCS 14

A : Masalah keperawatan tntoleransi aktivitas terjadiP : Motivasi klien secara bertahap untuk menggerakkan anggota

tubuh Beri posisi semi fowler bila tidak ada keluhan pusing dan mual Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring) dan

sebagainya setelah 12 jam post op

Implementasi1. Motivasi klien secara bertahap untuk menggerakkan anggota

tubuh2. Beri posisi semi fowler bila tidak ada keluhan pusing dan

mual3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien

EvaluasiS : klien mengatakan sudah mencoba duduk dan tidak merasamualO : Terpasang infus RL + ketorolac 30 mg ditangan seebelah kiri

20 tpm, aliran lancar Kesadaran CM GCS 15 Post tiroidektomi hari pertama

A : Masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasiP : Motivasi klien secara bertahap untuk mobilisasi (berjalan)

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

44

3.4.5 Diagnosa Keperawatan Risiko Cedera

Hari Kedua (19 Juni 2013) Hari Ketiga (20 Juni 2013)Implementasi :1. Monitor tanda-tanda vital post operasi.2. Pantau tingkat kesadaran klien3. Pantau terhadap tanda-tanda hipokalsemia (Trousseau dan

Chvostek’s sign) pada wajah dan ekstrimitas4. Pantau tanda-tada hipermetabolisme seperti keringat

berlebih dan jantung berdebar.5. Berikan lingkungan yang aman pada klien, pasang handrail,

jauhkan dari benda-benda berbahaya.

EvaluasiS : Klien mengatakan tidak ada rasa kebas dan kesemutan di

ekstrimitas dan area wajah Klien mengatakan tidak merasa jantung berdebar-debarO : TTV (19 Juni 2013):

TD 130/80 mmHgNadi 78 x/menitRR 22 x / menitS 36ºC

Klien post tiroidektomi 19 Juni 2013 pk. 15.00 Klien terlihat berbaring di atas tempat tidurA : Masalah kepearwatan risiko cedera terjadi

Implementasi :1. Monitor tanda-tanda vital post operasi.2. Pantau tingkat kesadaran klien3. Pantau terhadap tanda-tanda hipokalsemia (Trousseau dan

Chvostek’s sign) sepn pada wajah dan ekstrimitas4. Pantau tanda-tada hipermetabolisme seperti keringat berlebih

dan jantung berdebar.5. Berikan lingkungan yang aman pada klien, pasang handrail,

jauhkan dari benda-benda berbahaya.

EvaluasiS : Klien mengatakan tidak ada rasa kebas dan kesemutan di

ekstrimitas dan area wajah Klien mengatakan tidak merasa jantung berdebar-debarO : TTV (20 Juni 2013):

TD 120/90 mmHgNadi 80 x/menitRR 18 x / menitS 36,3 ºC

Post tiroidektomi hari pertama Hasil pemeriksaan Ca 8,8 mg/dlA : Masalah kepearwatan risiko cedera terjadi

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

45

P : Observasi TTV/8 jam Monitor adanya tanda-tanda hipokalsemia (rasa kaku, kebas

dan kesemutan pada ekstrimitas dan wajah, jantungberdebar-debar, produksi keringat berlebih)

Kolaborasi : cek kalsium 24 jam post operasi (20 Juni 2013pk. 11.00 WIB)

P : Observasi TTV/8 jam Monitor adanya tanda-tanda hipokalsemia (rasa kaku, kebas dan

kesemutan pada ekstrimitas dan wajah, jantung berdebar-debar,produksi keringat berlebih)

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

46 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad merupakan rumah sakit tentara Belanda,

dikenal dengan groot militare hospital welterveden. Pada tanggal 26 Juli 1950

diserahkan kepada Djawatan Kesehatan Angkatan Darat menjadi rumah sakit

tentara pusat. Momen bersejarah ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi

RSPAD Gatot Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jenderal Gatot Soebroto

yang memberikan segala-galanya bagi RSPAD agar menjadi kebanggaan prajurit

dan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit angkatan darat maka digunakanlah

nama Gatot Soebroto dibelakang nama Rumah Sakit Angkatan Darat ini. RSPAD

Gatot Soebroto ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan

pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat peran serta rumah sakit terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot Soebroto

mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal sebagai

paviliun dr. R. Darmawan, PS untuk rawat inap.

Pelayanan Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad memiliki kelas yang

bervariasi mulai dari Super VIP sampai kelas III dengan fasilitas yang berbeda.

Untuk kamar rawat inap khusus telah disediakan pelayanan di Paviliun Kartika,

Paviliun dr. R. Darmawan. PS, Paviliun dr. Iman Sudjudi, pavilion Anak dan

Perawatan Non Paviliun. Perawatan Non Paviliun menyediakan kamar rawat inap

kelas VIP, Kelas I, II, dan III. Perawatan Non Paviliun meliputi perawatan

umum, perawatan bedah, perawatan paru, perawatan anak, perawatan jiwa,

perawatan jantung, perawatan obstetri dan ginekologi, unit stroke dan ruang

Intensive Care Unit (ICU). RSPAD Gatot Soebroto ditkesad memiliki visi dan

misi sebagai berikut :

4.1.1 Visi :

Menjadi RS berstandar Internasional, rujukan utama dan RS Pendidikan serta

merupakan kebanggaan prajurit dan masyarakat.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

47

Universitas Indonesia

4.1.2 Misi :

4.1.2.1 Menyelenggarakan fungsi perumahsakitan tingkat pusat dan rujukan

tertinggi bagi rumah sakit TNI AD dalam rangka mendukung tugas

pokok TNI AD.

4.1.2.2 Menyelenggarakan dukungan pelayanan kesehatan yang bermutu

secara menyeluruh untuk prajurit PNS TNI AD serta masyarakat.

4.1.2.3 Mengembangkan keilmuan secara berkesinambungan.

4.1.2.4 Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui pendidikan

berkelanjutan.

4.1.2.5 Memberikan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan

penelitian bagi tenaga kesehatan.

Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP) dilaksanakan

dari 7 Mei – 22 Juni 2013 di Ruang Bedah Lantai 5 RSPAD Gatot Soebroto.

Ruang Bedah Lantai 5 merupakan salah satu ruang rawat inap non paviliun di RS

Gatot Subroto Ditkesad yang merupakan Rumah Sakit tipe A. Ruang Bedah

Lantai 5 merupakan ruang kelas I dan kelas II yang ruang kamarnya dibagi

berdasarkan jenis kelamin dan jenis penyakit (penyakit bedah digestif, bedah

syaraf, bedah tumor, bedah muskuloskeletal, dan bedah urologi). Terkait dengan

kondisi tersebut, klien di ruang bedah lantai 5 pun beragam, mulai dari klien

dengan kondisi total, partial dan minimal care. Jenis penyakit yang diderita oleh

klien yang di rawat di Ruang Bedah Lantai 5 bermacam-macam, diantaranya

BPH, Ca mammae, fraktur, dan struma nodosa non toxic. Jumlah klien yang

menderita struma nodosa non toxic di Ruang Bedah Lantai 5 RSPAD Gatot

Soebroto sepanjang Januari – Juni 2013 sebanyak 16 klien, dengan perbandingan

laki-laki dan perempuan 1 : 6,25.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP Dan

Struma Nodosa Non Toxic

4.2.1 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Terkait KKMP

Menurut Grunfeld dalam Utoyo (2009), kota adalah suatu permukiman dengan

kepadatan penduduk yang lebih besar daripada kepadatan wilayah nasional,

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

48

Universitas Indonesia

dengan struktur mata pencaharian non agraris dan sistem penggunaan tanah yang

beraneka ragam serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya sangat

berdekatan. Hal ini menjadikan kota sebagai pusat ekonomi dan alasan utama

bagi penduduk pedesaan untuk mencari kerja di wilayah perkotaan. Arus

urbanisasi yang tinggi di wilayah perkotaan memberikan dampak semakin

padatnya wilayah perkotaan. Lingkungan tempat tinggal yang padat membuat

sanitasi lingkungan menjadi kurang terawat yang dapat mempengaruhi kesehatan

masyarakat perkotaan. Penduduk perkotaan yang memiliki riwayat pernah tinggal

di daerah pegunungan memiliki prevalensi untuk mengalami pembesaran kelenjar

tiroid atau struma nodosa. Wilayah pegunungan identik dengan defisiensi yodium

yang mengakibatkan adanya pembesaran kelenjar tiroid. Namun, saat ini terjadi

perubahan pola endemik daerah, bahwa defisiensi yodium tidak hanya terjadi di

wilayah pegunungan, melainkan juga terjadi di daerah pesisir pantai dan dataran

rendah, termasuk di wilayah perkotaan. Hal ini diperparah dengan adanya

pencemaran Plumbum (Pb) akibat polusi kendaraan bermotor dan penggunaan

pestisida yang terdapat di udara dan air tanah di wilayah perkotaan yang

menyebabkan gangguan pada kelenjar tiroid sehingga memicu munculnya struma

nodosa.

Ny. R (39 tahun) didiagnosis menderita struma nodosa non toxic dextra.. Sehari-

hari bekerja sebagai ibu rumah tangga dan aktif dalam kegiatan qasidahan di

lingkungan tempat tinggalnya. Aktivitas klien saat di rumah adalah mengurus

suami dan anak-anaknya, seperti memasak dan membereskan rumah. Klien

menggunakan garam beryodium jika memasak. Klien mengatakan suka

mengonsumsi makanan seafood bersama suami dan anak-anaknya. Tempat

tinggal klien berada di daerah Bekasi yang merupakan salah satu kota industri di

Indonesia. Klien menggunakan alat kontrasepsi hormonal, berupa KB suntik tiga

bulan. Sebelumnya klien menggunakan KB pil satu bulan.

Klien memiliki riwayat tinggal di daerah pegunungan (Purwakarta) selama 5

tahun. Defisiensi yodium pada air tanah di daerah pegunungan menyebabkan

terhambatnya produksi hormon tiroid dan menganggu sekresi tiroksin yang

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

49

Universitas Indonesia

berujung pada peningkatan kadar TSH dalam tubuh. Klien tinggal di daerah

Bekasi yang termasuk kota padat di Indonesia. Pencemaran Pb yang ada di

wilayah perkotaan dapat menghambat pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid.

Hal ini menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki kadar yodium yang adekuat

namun memiliki kadar Pb yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja

kelenjar tiroid dan menimbulkan endocrine disrupting activities atau gangguan

pada sistem endokrin dan fungsi tiroid pada manusia. Saat didiagnosa SNNT

dextra pada 5 tahun yang lalu, klien sedang dalam keadaan hamil dan dianjurkan

untuk diangkat setelah melahirkan. Namun setelah melahirkan klien mengatakan

tidak ada keluhan apapun terkait penyakitnya ini. Dan sekitar satu bulan SMRS,

klien mengeluhkan suara menjadi serak dan terkadang hilang, klien juga

mengatakan terkadang merasa kesemutan di jari-jari kaki ketika udara dingin.

Suara serak dan terkadang hilang disebabkan adanya penekanan esophagus dan

trakea dan menyebabkan masalah keperawatan gangguan komunikasi verbal.

Klien menggunakan alat kontrasepsi hormonal, yaitu jenis suntik dan pil. Klien

menggunakan KB suntik 3 bulan sekali. Masa kehamilan dan penggunaan alat

kontrasepsi ini dapat menimbulkan gangguan hormonal yang menyebabkan

peningkatan kebutuhan tiroksin dan peningkatan kerja kelenjar tiroid dan terjadi

hiperplasia kelenjar tiroid. Untuk mengatasi struma nodosa pada Ny. R dilakukan

pembedahan tiroid atau tiroidektomi.

4.2.2 Analisis Masalah Keperawatan Dengan Konsep Struma Nodosa Non

Toxic Pasca Tiroidektomi

Masalah keperawatan yang muncul pada kasus klien kelolaan Ny. R terkait

konsep struma nodosa non toxic adalah risiko cedera pasca tiroidektomi yang

diakibatkan kondisi hipokalsemia dalam tubuh. Hipokalsemia terjadi karena

hipoparatitoidisme sekunder. Data-data penunjang untuk menegakkan masalah

keperawatan ini adalah klien mengatakan tidak ada rasa kebas dan kesemutan di

ekstrimitas dan area wajah dan klien juga mengatakan tidak merasa jantung

berdebar-debar. Tiroidektomi dilakukan pada 19 Juni 2013. Jenis tiroidektomi

yang dilakukan adalah subtotal tiroidektomi. Komplikasi yang dapat timbul akibat

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

50

Universitas Indonesia

tiroidektomi adalah perdarahan, infeksi, trauma pada nervus laryngeus recurrens,

hipotiroid dan hipoparatiroidisme sekunder.

NANDA Internasional (2012) mendefinisikan risiko cedera sebagai berisiko

mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan

sumber adaptif dan sumber defensif individu. Faktor risiko dibagi menjadi dua,

yaitu eksternal dan internal. Faktor risiko eksternal berupa biologis (tingkat

imunisasi, komunitas, mikroorganisme), zat kimia (racun, polutan, obat, agens

farmasi, alcohol, nikotin, pengawet, kosmetik, pewarna), manusia (agens

nosokomial, pola ketenagaan, atau faktor kognitif, afektif, dan psikomotor), cara

pemindahan/transport, nutrisi (vitamin, jenis makanan), fisik (desain, struktur, dan

pengaturan komunitas, bangunan, dan/atau peralatan). Faktor risiko internal

berupa profil darah yang abnormal (leukositosis atau leukopenia, gangguan faktor

koagulasi, trombosiopenia, talasemia, penurunan hemoglobin), disfungsi

biokimia, usia perkembangan (psikologis,psikososial), disfungsi efektor, disfungsi

imun/ autoimun, disfungsi integratif, malnutrisi, fisik (integritas kulit, gangguan

mobilitas), psikologis (orientasi afektif), disfungsi sensori, dan hipoksia jaringan.

Salah satu penatalaksanaan post operative care pasca tiroidektomi adalah dengan

monitoring komplikasi pasca pembedahan, seperti tanda-tanda hipoparatiroidisme.

Hipoparatiroidisme ditandai dengan adanya hipokalsemia yang menandakan

adanya cedera pada kelenjar paratiroid. Hormon paratiroid berperan dalam

pengoptimalan penyerapan kalsium pada usus bila terdapat kadar kalsium yang

rendah dalam darah atau bila terdapat peningkatan kebutuhan kalsium. Tujuan

utama monitoring tanda-tanda hipoparatiroidisme adalah untuk mengoptimalkan

proses pemulihan dan deteksi dini bagi aktual dan potensial komplikasi pasca

tiroidektomi (Louis, 2011).

Kadar kalsium dalam darah dibawah 8,6 mg/dl dapat memimbulkan sensasi

kesemutan di area wajah dan jari-jari tangan. Perawat berkolaborasi dengan

monitor hasil laboratorium dengan melihat nilai elektrolit, khususnya kalsium dan

monitor tanda-tanda tetani. Tetani merupakan manifestasi yang paling khas dari

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

51

Universitas Indonesia

hipokalsemia. Sensasi kesemutan dapat terjadi di ujung-ujung jari, sekitar mulut

dan yang jarang terjadi adalah pada kaki. Spasme juga dapat terjadi pada otot

ekstrimitas dan wajah. Nyeri dapat terjadi akibat adanya spasme ini.

4.3 Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Struma Nodosa Non

Toxic

Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah risiko cedera adalah

dengan monitoring tanda-tanda hipotiroidisme. Komplikasi lain yang mungkin

terjadi pasca tiroidektomi adalah kondisi hipoparatiroidisme akibat pengambilan

kelenjar paratiroid yang tanpa disengaja. Penyebab hipoparatiroidisme adalah

sekresi hormon paratiroid yang kurang adekuat akibat suplai darah yang

terganggu pada saat dilakukan tiroidektomi. Gejala hipoparatiroidisme disebabkan

oleh kekurangan parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah

(hiperfosfatemia dan penurunan kalsium darah (hipokalsemia). Tanda adanya

parathormon, akan terjadi penurunan fungsi usus dalam penyerapan kalsium dari

makanan dan penurunan reabsorpsi kalsium dari tulang. Penurunan eksresi fosfat

melalui ginjal dapat menyebabkan hipofosfaturia dam kadar kalsium serum yang

rendah mengakibatkan hipokalsiuria. Hipokalsemia biasa terjadi dalam waktu 24

– 72 jam pasca operasi. Manifestasi klinis ini dapat rasa kebas, kesemutan pada

bibir, jari-jari tangan dan kaki, dan kedutan otot pada area wajah. Hipokalsemia

akut adalah kondisi darurat yang membutuhkan perhatian yang cepat, dan klien

dengan gejala hipokalsemia harus segera diobati karena sangat terkait dengan

tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Pemeriksaan Trousseau’s dan

Chvostek’s signs merupakan intervensi mandiri perawat dalam deteksi dini

kondisi hipokalsemia pada klien.

Komplikasi akibat hipokalsemia yang harus diwaspadai oleh perawat adalah

adanya kejang. Kejang dapat terjadi karena kondisi ketidakseimbangan elektrolit

yang menyebabkan pelepasan muatan listrik berlebihan di sel neuron karena

ganguan fungsi pada neuron. Kalsium berperan penting dalam proses pelepasan

neurotransmitter otak dan melancarkan fungsi otot. Perawat harus bersiap untuk

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

52

Universitas Indonesia

kewaspadaan kejang bila klien pasca tiroidektomi mengalami kejang. Pemantauan

status jalan nafas harus dimonitor dengan teliti untuk pencegahan stridor laringeal.

Pemberian tindakan kolaborasi medikasi tergantung pada tingkat keparahan gejala

dan tingkat hipokalsemia. Pengobatan dengan kalsium intravena adalah terapi

yang paling tepat. Dosis 100 sampai 300 mg kalsium glukonat diberikan melalui

IV line dalam waktu 10 sampai 20 menit. Infus drip kalsium harus dimulai pada

0,5 mg/kg/jam dan berlangsung selama beberapa jam, dengan pemantauan ketat

kadar kalsium. Pengobatan untuk kejang hipokalsemik dalah pengganti kalsium

(calcium replacement). Peran perawat adalah memberikan edukasi kepada klien

tentang tanda dan gejala hipokalsemia, pemberian medikasi dan diet terapi. Klien

harus mendapatkan informasi tentang pentingnya kadar kalsium yang adekuat

dalam tubuh. Dan untuk persiapan discharge planning klien dengan hipokalsemia

harus diberikan kalsium oral untuk mencegah terjadinya hipokalsemia di rumah.

4.4 Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan

Pencegahan hipokalsemia pada klien dengan struma nodosa non toxic pasca

tiroidektomi dapat diberikan melalui tindakan :

4.4.1 Memberikan edukasi mengenai diet tinggi kalsium dan vitamin D.

Pemberian suplemen kalsium dapat berupa tablet ataupun cair. Kebutuhan

kalsium orang dewasa per hari sebanyak 800 mg.

4.4.2 Memberikan edukasi tentang pentingnya konsumsi obat-obatan seumur

hidup bagi pasien pasca tiroidektomi.

4.4.3 Anjurkan klien untuk memeriksa kadar kalsium darah sebanyak tiga kali

dalam setahun.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

53 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien dengan

struma nodosa non toxic, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Dari hasil pengkajian didapati bahwa penyebab dari struma nodosa non

toxic yang dialami klien adalahpencemaran lingkungan oleh Pb, paparan

goitrogen dan gangguan hormonal.

5.1.2 Masalah keperawatan yang muncul adalah risiko cedera, risiko perdarahan

dan nyeri akut.

5.1.3 Implementasi yang sudah dilakukan yaitu monitor tanda-tanda

hipoparatiroidisme, mengukur output drain per 24 jam, dan kolaborasi

pemeriksaan kadar kalsium darah 24 post operasi.

5.1.4 Evaluasi keperawatan setelah diberikan intervensi yaitu klien tidak

mengalami tanda-tanda hipoparatiroidisme dan kadar kalsium 8,8 mg/dl.

5.2 Saran

Berdasarkan masalah keperawatan yang muncul, mahasiswa keperawatan

diharapkan dapat meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada klien

dengan struma nodosa non toxic, meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis

dalam menghadapi kasus struma nodosa non toxic. Dan bagi Instansi Rumah Sakit

diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi klien

dengan struma nodosa non toxic.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

54 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Penduduk Indonesia menurut provinsi 1971,1980,1990,1995,

2000 dan 2010. Style Sheet.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=1

2 (Diakses Minggu, 9 Juni 2013 Pukul 20.20 WIB)

Anonim. (2013). Goiter. Style Sheet http://www.webmd.com/a-to-z-guides/goiter

(Diakses Jum’at 12 Juli 2013 pk. 11.17 WIB )

American Thyroid Association. (2013). http://thyroid.org/

Bliss, RD., Gauger, PG., Delbridge, LW. (2000). Surgeons approach to the

thyroid gland : surgical anatomy and the importance of technique. World

Journal of Surgery. 24, 8, 891 – 897.

BP2 GAKY. (2012). Studi antropologi mengenai pola makan pada anak

penderita gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) di kabupaten

wonosobo . Style Sheet http://www.bp2gaki.litbang.depkes.go.id/

(Diakses Jumat 28 Juni 2013, pukul 16.25 WIB)

Black & Hawks. (2009). Medical-surgical nursing : clinical management for

positive outcomes.8th Edition. Saunders Elsevier

Beldi G., Kinsbergen T., & Schlumpf R. (2004). Evaluationof intraoperative

recurrent nervemonitoring in thyroid surgery.World Journal of Surgery.

28, 6,589-591.

Braverman,, L.E., Pearce, E.N., Leung, A. (2010). Role of iodine in thyroid

physiology. Expert Reviews Endocrinol Metabolism. 5(4), 593-602. USA

: Boston University Medical Center.

Efendi, F & Makhfudli.(2009). Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan

praktik dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Media

Grace., PA & Borley., N.R. (2007). Surgery at a glance. Edisi 3. Alih bahasa dr.

Vidhia Umami. Jakarta : Erlangga Medical Series.

Hendra BS, 2008. Hubungan Riwayat Paparan Pestisida Dengan Kejadian Goiter

pada petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang :

Thesis. Magister Kesling UNDIP.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

55

Universitas Indonesia

Hermus, A.R.M.M & Huysmans, D.A.K.C. (2004). Encylopedia of endocrine

disease. Elsevier

Incidence and Prevalence Data. (2012). 241.0 nontoxic uninodular goiter;

thyroid nodule. Capitola : Timely Data Resources, Inc. Style Sheet

http://e-

resources.pnri.go.id:2058/docview/924099322/13EEB60D20C778D829D

/4?accountid=25704 (Diakses Kamis, 27 Juni 2013 pk 20.57 WIB)

Karamanakos SN, et al. (2010). Complications and risk factorsrelated to the

extent of surgeryin thyroidectomy: results from 2,043 procedures.

Hormones(Athens, Greece). 9, 4, 318-325.

Lang, BH. (2010). Minimally invasive thyroid and parathyroid operations :

surgical techniques and pearls. Journal of Advances in Surgery. 44,1.

185 – 198

LeMone P., & Burke KM. (2000). Medical-Surgical Nursing: criticalthinking in

Client Care. New Jersey : Prentice Hall Health.

Lewinski, A. (2002). The problem of goitre with particular consideration of

goitre resulting from iodine deficiency (I):

Classification, diagnostics and treatment. Style Sheet :

http://www.nel.edu/23_4/NEL230402R04_Lewinski.htm (Diakses pada

Senin, 1 Juli 2013 pk. 10.10 WIB)

Louis, F. (2011). Thyroidectomy : post-operative care and common complication.

Nursing Standard. 25,34, 43-52

Marks, DB dkk. (2000). Biokmia kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis.

Jakarta : EGC

Morrissey, et al. (2008). Comparison of drain versus no drain thyroidectomy:

randomized prospective clinical trial. Otolaryngology: Head and Neck

Surgery. 37, 1, 43-47.

Newton, S., Hickey, M., Marrs, J. (2009). Mosby’s oncology nursing advisor : a

comprehensive guide to clinical practice. Canada : Elsevier.

Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,

proses, dan praktik (Ed. Ke-4) (Renata, k., dkk, Penerjemah). Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

56

Universitas Indonesia

Rehman, SU., Hutchison, FN., Basile, JN. (2006). Goitre in Older Adults. Journal

of Aging Health. 2 (5). 823 – 831. USA : Medical Center and Medical

University of South Carolina.

Roberts J., & Fenech, T. (2010). Optimising patient management before and after

surgery. Nursing Management. 17, 6, 22-24.

Rosato L, et al. (2004). Complications of thyroid surgery: analysis of a

multicentre study on 14,934 patients operated on in Italy over 5 years.

World Journal of Surgery. 28, 3, 271-276.

Roy, H. (2011). Short textbook of surgery : with focus on clinical skills. New

Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers

Skandalakis, JE. (2004). Surgical anatomy. McGraw-Hill, New York NY

Seeley, RR., Stephens, TD., &Tate P. (2007). Essentials of anatomy and

physiology. 6th Edition. McGraw-Hill, Dubuque

Tonacchera, M., Pinchera, A., & Vitty, P., (2009). Assesment of nodular goiter.

Journal of best practice & research clinical endocrinology and

metabolism. Pisa : Elsevier.

Sudoyo, dkk. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta :

Interna Publishing.

Triyono, Inong Retno Gunanti., (2007). Identifikasi Factor Yang Diduga

Berhubungan Dengan Kejadian Gondok Pada Anak Sekolah Dasar Di

Daerah Dataran Rendah. Jurnal GAKY Indonesia Vol. 3, No. 1-3, April,

Agustus, dan Desember.

Utiger, R. (2006). Iodine nutrition –more is better. New England Journal of

Medicine.

Utoyo, B. (2009). Geografi : membuka cakrawala dunia. Jakarta : PT. Srtia

PurnaInves

Urbano, FL. (2000). Signs of hypocalcemia : chvostek’s and trousseau’s signs.

Style Sheet http://www.turner-white.com/pdf/hp_mar00_hypocal.pdf

(Diakses Jum’at 12 Juli 2013 pk. 11.17 WIB )

Vaxevanidou et al. (2010). Risk factors and consequences of incidental

parathyroidectomy during thyroidectomy. Atlanta :

Southeastern Surgical Congress.

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Lampiran 1

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PERENCANAAN PULANG PASIEN DENGAN SNNT (STRUMA

NODOSA NON TOXIC)

LANTAI 5 BEDAH RSPAD GATOT SUBROTO

Pokok bahasan : Discharge Planning

Sub pokok bahasan : Jenis makanan yang dapat membantu prosespenyembuhan luka post operasi, perawatan luka di rumah,pencegahan dan tanda-tanda harus segera kembali ke rumahsakit

Sasaran : Ny. R (39 Tahun)

Tempat : Lantai 5 Bedah RSPAD Gatot Subroto

Hari / tanggal : Kamis, 20 Juni 2013

Waktu : 13.00 – 13.30 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perencanaan pulang pada

pasien dengan SNNT (Struma Nodosa Non Toxic) diharapkan klien mengerti

tentang penatalaksanaan luka di rumah dan mampu mencegah terjadinya

komplikasi luka operasi.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan

peserta mampu :

1. Menyebutkan makanan yang dapat membantu proses penyembuhan

luka post operasi

2. Menyebutkan jenis-jenis obat yang diresepkan

3. Menyebutkan perawatan luka operasi di rumah

4. Menyebutkan cara pencegahan SNNT

5. Menyebutkan tanda-tanda harus segera kembali ke rumah sakit

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Lampiran 1

C. Materi

1. Makanan yang dapat membantu proses penyembuhan luka post operasi

Makan makanan bergizi, seperti: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.

Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,

ayam, ikan, dan putih telur

Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.

2. Obat-obatan

Minum obat sesuai anjuran dokter.

3. Perawatan luka di rumah

Istirahat cukup

Aktifitas bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Jaga luka

operasi agar tetap kering.

Jangan menyentuh area sekitar luka operasi

Kontrol secara teratur untuk evaluasi

4. Cara Pencegahan

Perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-buahan

Kurangi konsumsi makanan laut, kacang-kacangan, dan kol

Konsumsi garam beryodium

Penggunaan KB yang tepat

Olahraga secara teratur

Hindari stress

Konsumsi garam beryodium

5. Tanda-tanda harus segera kembali ke rumah sakit

Adanya perdarahan

Adanya tanda-tanda kemerahan, keluar cairan dari luka, nyeri pada

luka dan luka menjadi membengkak.

Ada rasa kebas dan kesemutan pada tangan dan kaki

D. Metode

1. Ceramah dan diskusi

2. Tanya jawab

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Lampiran 1

E. Media dan Alat

1. Leaflet

F. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Waktu Kegiatan Respon Peserta

1. 5 menit Pembukaan:

● Mengucapkan salam

● Mengingatkan kontrak waktu

● Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan yang

akan disampaikan

● Menjawab salam

● Menyepakati kontrak

● Mendengarkan

2. 15 menit Pelaksanaan:

● Menjelaskan manajemen nutrisi pasien post

operasi

● Menjelaskan jenis-jenis medikasi yang

diresepkan

● Menjelaskan perawatan luka operasi di

ruamh

● Menjelaskan cara pencegahan SNNT

● Menjelaskan tanda-tanda harus segera

kembali ke rumah sakit

● Mendengarkan

● Mendengarkan

● Mendengarkan

● Mendengarkan

● Mendengarkan

3. 5 menit Tanya jawab mengenai materi yang telah

disampaikan

Aktif bertanya

4. 5 menit Terminasi:

● Menyimpulkan bersama-sama

● Evaluasi materi yang telah disampaikan

● Kontrak kegiatan selanjutnya

● Mengucap salam

● Mendengarkan

● Aktif menjawab

● Menyetujui kontrak

● Menjawab salam

G. Evaluasi

Prosedur : pada akhir penyuluhan

Bentuk : tanya jawab

Cara : lisan

Jumlah Pertanyaan : 5

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Lampiran 1

Waktu : 5 menit

Pertanyaan:

1. Sebutkan makanan yang dapat membantu proses penyembuhan luka post

operasi ?

2. Sebutkan jenis-jenis obat yang diresepkan ?

3. Bagaimana perawatan luka operasi di rumah ?

4. Jelaskan cara pencegahan SNNT ?

5. Apa tanda-tanda harus segera kembali ke rumah sakit ?

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Perencanaan Pulang Pasiendengan SNNT

(Struma Nodosa Non Toxic)

Makanan yang dapat membantuproses penyembuhan luka postoperasi

Medikasi Perawatan luka di rumah Tanda-tanda harus segera kembali

ke rumah sakit

Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia

Bekerja sama dengan Lantai 5 BedahRSPAD Gatot Subroto

2013

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Makan makanan bergizi,seperti: nasi, lauk pauk, sayur,

susu, buah.

Konsumsimakanan (lauk-pauk)berprotein tinggi,seperti: daging, ayam,ikan, dan putih telur

Minum sedikitnya8-10 gelas per hari.

Istirahat cukup Aktifitas bertahap hingga dapatberaktivitas seperti biasa. Jaga luka operasi agar tetap kering. Jangan menyentuh area sekitar lukaoperasi Kontrol secara teratur untuk evaluasiluka operasi

Makanan yang dapatmembantu proses

penyembuhan luka operasi

Adanya perdarahan

Adanya tanda-tanda infeksipada luka (kemerahan, lukaterasa panas, pucat, keluarcairan dari luka, luka menjadimembengkak.

Ada rasa kebas dan kesemutanpada tangan dan kaki

Perawatan luka di rumah

Obat-obatanMinum obat sesuaianjuran dokter,seperti antibiotic danobat pereda nyeri

Tanda-tanda harussegera kembali ke

rumah sakit

Pencegahan

Perbanyak konsumsi sayur-sayuran hi-jau dan buah-buahan

Kurangi konsumsimakanan laut, kacang-kacangan, dan kol

Konsumsi garamberyodium

Penggunaan KB yangtepat

Olahraga secara tera-tur

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351553-PR-Isti Chahyani.pdf · universitas indonesia asuhan keperawatan post operative pasca tiroidektomi pada ny. r dengan struma

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Isti Chahyani., S.Kep

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Raya Semanan No. 11 RT 004/08 Kalideres

Jakarta Barat 11850

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan :

Tahun 2008- 2012 : Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Tahun 2005-2008 : SMAN 84 Jakarta

Tahun 2002-2005 : SMPN 45 Jakarta

Tahun 1996-2002 : SDN 09 Semanan Jakarta

Prestasi

Maret, 2012 : Delegasi Rome MUN, Itali

Maret, 2007 : Finalis Festival Teater SMA Tingkat Jakarta Barat

Asuhan keperawatan ...,Isti Chahyani, FIK UI, 2013