UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294521-S1684-Perancangan...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20294521-S1684-Perancangan...
PERANCANGAN SIMULASI
CERDAS TERHUBUNG JARINGAN PLN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Elektro
PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN SIMULASI SISTEM RUMAH SOLAR
CERDAS TERHUBUNG JARINGAN PLN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Elektro
GURUH SRISADAD
0906602673
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM SARJANA EKSTENSI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
JANUARI 2012
SISTEM RUMAH SOLAR
CERDAS TERHUBUNG JARINGAN PLN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Elektro
EKSTENSI TEKNIK ELEKTRO
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
iiUniversitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Guruh Srisadad
NPM : 0906602673
Tanda tangan :
Tanggal : Januari 2012
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
iiiUniversitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh,
Nama : Guruh Srisadad
NPM : 0906602673
Program Studi : Teknik Elektro
Judul Skripsi : Perancangan Simulasi Sistem Rumah Solar Cerdas
Terhubung Jaringan PLN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr-Ing. Eko Adhi Setiawan ( )
Penguji I : Prof. Dr. Ir. Rudy Setiabudy DEA ( )
Penguji II : Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M K MT ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 10 Januari 2012
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
ivUniversitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur yang sebesar-besarnya
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
skripsi dapat selesai. Laporan skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elekstro Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan serta dorongan, baik berupa moril maupun materil dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibundan dan ayahanda yang senantiasa memberikan dukungan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Saudari Marheni yang selalu memberikan dorongan serta semangat kepada
penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan, sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, pikiran, serta tenaga dalam membantu penyelesaian
skripsi ini.
4. Citra Marshal dan M. Arief Albachroni selaku teman perjuangan satu tim riset
Smart House Smart Grid dan teman – teman ekstensi eletro angkatan 2009
yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan berbagai pihak, termasuk yang tidak dapat
disebutkan disini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan skripsi ini masih banyak kekurangan
dikarenakan kemampuan serta pengetahuan penulis yang masih terbatas. Namun
begitu penulis berharap skripsi ini memberi manfaat ke depannya.
Depok, Januari 2012
Penulis
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
vUniversitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Guruh Srisadad
NPM : 0906602673
Program Studi : Teknik Elektro Ekstensi
Departemen : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PERANCANGAN SIMULASI SISTEM RUMAH SOLAR CERDASTERHUBUNG JARINGAN PLN
beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : Januari 2012
Yang Menyatakan
Guruh Srisadad
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
viUniversitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Guruh Srisadad
Program Studi : Teknik Elektro
Judul : Perancangan Simulasi Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung
Jaringan PLN
Solar home system merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya
yang diaplikasikan pada sebuah rumah tinggal. Dengan menggunakan sebuah
inverter jenis GTI atau grid tie inverter, listrik DC yang dihasilkan modul
photovoltaic diubah menjadi listrik AC 220V 50Hz yang dapat tersinkronisasi
dengan tegangan jala-jala PLN, sehingga jaringan listrik sistem rumah solar dapat
terhubung dengan jaringan distribusi PLN. Dengan menghubungkan sistem
photovoltaic dan sistem jaringan listrik PLN maka daya yang dihasilkan dapat
digunakan untuk menyuplai beban peralatan rumah tangga sekaligus di eksport
atau dikirim ke grid PLN.
Dengan mempertimbangkan harga jual listrik ke PLN yang bervariatif
berdasarkan waktu beban puncak sistem kelistrikan setempat, maka pada
perancangan rumah cerdas yang berbasis solar cell ini, dibuat dua mode kerja
yaitu mode PV grid connected dan PV backup battery.
Pengujian sistem eksport import pada rumah cerdas ini dilakukan
dengan memberi beban berupa empat buah lampu pijar dengan daya masing-
masing 60W dan 31 lampu fluorescent dengan daya masing-masing 8W yang
diparalel satu persatu. Pengukuran daya diambil pada daya output inverter, daya
beban, dan daya yang dikirim ke jaringan listrik PLN.
Kata kunci: PV grid connected, grid tie inverter, eksport import daya listrik.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
viiUniversitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Guruh Srisadad
Study Program: Teknik Elektro
Title : Grid Connected-Smart Solar Home System Design Simulation
Solar home system is solar power generation system which is applied
to a house. By using a grid tie inverter (GTI), the DC electricity produced
by photovoltaic modules is converted into a 220V 50Hz AC power that can
be synchronized with the voltage with PLN grid electricity, so that solar home
systems can be connected to the PLN distribution network. By connecting the
photovoltaic system and the PLN grid, the power that generated by PV can be
used to supply the loads of housholds appliances as well as in export or sent to the
PLN grid.
By considering the selling price of electricity to PLN which varied
according to time of peak load locally electricity system , then the design
of smart home-based solar cell were made of two modes i.e. PV grid connected
dan PV backup battery.
The export import testing system of the smart house system is done by
giving the load of four incandescent bulbs with power 60W each of them, and 31
fluorescent lights with 8W each of them that connect in paralel one by one. Power
measurement is taken at the inverter output power, load power, and the power sent
to PLN grid.
Keywords: PV grid connected, grid tie inverter, export import electrical power
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
viiiUniversitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 4
1.4 Metodologi Penelitian ................................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4
2. DASAR TEORI
2.1 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya ............................................... 5
2.1.1 Pengertian........................................................................................ 5
2.1.2 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya yang Mandiri.............. 5
2.1.3 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya Yang Terhubung
Jaringan Listrik PLN....................................................................... 6
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
ixUniversitas Indonesia
2.1.4 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya Yang Terhubung
Jaringan Listrik PLN dengan Cadangan Baterai ............................. 8
2.2 Photovoltaic ................................................................................................ 9
2.3 Inverter dan Prinsip Kerjanya ................................................................... 11
2.4 Jenis Inverter Berdasarkan Gelombang yang Dihasilkan ......................... 12
2.4.1 Gelombang Kotak ......................................................................... 12
2.4.2 Gelombang Kotak yang Dimodifikasi .......................................... 13
2.4.3 Gelombang Sinus Murni ............................................................... 13
2.5 Inverter Grid Tie ....................................................................................... 14
2.5.1 Karakteristik Grid Tie Inverter...................................................... 15
2.5.2 Skematik atau Topolgi Rangkaian Inverter Grid Tie.................... 16
2.5.3 Sinkronisasi Tegangan Inverter GTI Dengan Tegangan PLN ...... 18
2.5.4 Penjejak Titik Daya Maksimum.................................................... 19
2.5.5 Anti-Islanding ............................................................................... 22
2.6 Backup Sistem........................................................................................... 23
2.6.1 Battery........................................................................................... 23
2.6.2 Regulator Baterai .......................................................................... 24
3. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Blok Diagram Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN .... 27
3.1.1 Photovoltaic Modul....................................................................... 28
3.1.2 Grid Tie Inverter ........................................................................... 28
3.1.3 Baterai dan Regulator Baterai ....................................................... 31
3.1.4 Power Meter .................................................................................. 32
3.2 Rangkaian Kontrol .................................................................................... 33
3.3 Deskripsi Kerja Sistem.............................................................................. 35
3.3.1 Mode Kerja PV Grid Connected ................................................... 36
3.3.2 Mode Kerja Battery Backup.......................................................... 37
3.4 Alat Simulasi Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN ..... 41
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xUniversitas Indonesia
4. PENGUJIAN DAN ANALISA DATA/EVALUASI
4.1 Pengukuran Sistem Photovoltaic Grid-Connected.................................... 42
4.1.1 Detail Pengujian Sistem Photovoltaic Grid-Connected ................ 42
4.1.2 Hasil Pengujian Sistem Photovoltaic Grid-Connected ................. 43
4.2 Pengukuran Sistem Baterai Backup.......................................................... 45
4.2.1 Detail Pengujian Sistem Baterai Backup ...................................... 45
4.2.2 Hasil Pengujian Sistem Baterai Backup........................................ 45
4.3 Pengukuran Eksport Import Daya Listrik ................................................. 47
4.3.1 Detail Pengujian Eksport Import Daya Listrik.............................. 47
4.3.2 Hasil Pengujian Eksport Import Daya Listrik............................... 48
4.4 Pengujian Alat Simulasi Sistem Rumah Cerdas Terhubung Jaringan Listrik
PLN ........................................................................................................... 53
4.4.1 Detail Pengujian Pengujian Alat Simulasi Sistem Rumah Cerdas
Terhubung Jaringan Listrik PLN .................................................. 53
4.4.2 Hasil Pengujian Pengujian Alat Simulasi Sistem Rumah Cerdas
Terhubung Jaringan Listrik PLN .................................................. 54
5. KESIMPULAN................................................................................................ 56
6. DAFTAR ACUAN........................................................................................... 57
7. LAMPIRAN..................................................................................................... 58
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xiUniversitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Solar panel........................................................................................... 2
Gambar 1.2 Konfigurasi solar home system yang terhubung dengan jaringan
listrik PLN. Keterangan: 1.Solar panel; 2. Inverter; 3. PHB (Perangkat Hubung
Bagi); 4.Bidirectronal Meter ................................................................................... 3
Gambar 2.1 Rumah dengan sistem daya listrik surya yang mandiri....................... 6
Gambar 2.2 Rumah dengan sistem daya listrik surya yang terhubung jaringan
listrik PLN............................................................................................................... 7
Gambar 2.3 Instalasi sederhana dari sistem PV grid connected ............................. 8
Gambar 2.4 Karakteristik V-I pada temperature yang konstan, radiasi yang
berubah-ubah (a), dan temperatur yang berubah - ubah, radiasi yang konstan....... 9
Gambar 2.5 Titik operasi dari pv yang terhubung beban...................................... 10
Gambar 2.6 Prinsip kerja inverter 1 phasa ............................................................ 11
Gambar 2.7 Bentuk gelombang output inverter.................................................... 12
Gambar 2.8 Output inverter jenis gelombang kotak ............................................. 12
Gambar 2.9 Output inverter jenis gelombang kotak yang dimodifikasi ............... 13
Gambar 2.10 PWM untuk menyempurnakan bentuk sinusoidal .......................... 14
Gambar 2.11(a) Inverter yang menggunakan LF-transformer, (b) Inverter yang
menggunakan HF-transformer, dan (c) Transformerless Inverter ........................ 17
Gambar 2.12 Diagram Dari Fungsi-Fungsi Yang Dimiliki Grid Tie Inverter ...... 18
Gambar 2.13 Titik dimana daya maksimum dihasilkan........................................ 19
Gambar 2.14 Algoritma dan blok diagram sistem kerja MPPT............................ 20
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xiiUniversitas Indonesia
Gambar 2.15 Diagram alir MPPT metode P&O ................................................... 21
Gambar 2.16 Karakteristik tegangan pada sel baterai........................................... 24
Gambar 2.17 Skematik regulator baterai .............................................................. 25
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
............................................................................................................................... 27
Gambar 3.2 Grid Tie Inverter................................................................................ 29
Gambar 3.3 Baterai tipe lead acid (a), Baterai Control Unit (b) ........................... 31
Gambar 3.4 Power meter....................................................................................... 32
Gambar 3.5 Diagram daya sistem rumah cerdas................................................... 33
Gambar 3.6 Diagram kontrol sistem rumah cerdas............................................... 34
Gambar 3.7 Diagram daya dan kontrol mode PV grid connected ........................ 37
Gambar 3.8 Diagram daya dan kontrol pada Mode Baterai Backup saat pagi ..... 38
Gambar 3.9 Diagram daya dan kontrol pada Mode Baterai Backup saat malam . 38
Gambar 3.10 Diagram alir sistem rumah solar terhubung PLN bagian 1............. 39
Gambar 3.11 Diagram alir sistem rumah solar terhubung PLN bagian 2............. 40
Gambar 3.12 Tampilan Alat Simulasi Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung
Jaringan PLN......................................................................................................... 41
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian sistem PV Grid-Connected............................. 42
Gambar 4.2 Pengujian PV Grid Connected Menggunakan 2 Modul PV 130W dan
Grid Tie Inverter 1000W....................................................................................... 43
Gambar 4.3 Grafik arus dan tegangan yang dihasilkan PV terhadap waktu........ 43
Gambar 4.4 Grafik arus dan tegangan output inverter grid tie terhadap waktu... 44
Gambar 4.5 Rangkaian pengujian baterai backup................................................. 45
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xiiiUniversitas Indonesia
Gambar 4.6 Arus yang dihasilkan dari pengujian saat PV mengisi baterai .......... 46
Gambar 4.7 Tegangan pada baterai dan PV saat pengisian baterai oleh PV ........ 46
Gambar 4.8 Rangkaian pengujian eksport import daya listrik.............................. 48
Gambar 4.9 Hasil pengukuran dan pengujian menggunakan beban lampu pijar.. 50
Gambar 4.10 Hasil pengukuran pada pengujian menggunakan beban lampu FL 50
Gambar 4.11 Aliran daya saat pengujian tanpa beban.......................................... 51
Gambar 4.12 Aliran Daya saat pengujian diberi beban dengan daya < daya ouput
inverter (P1>P3) .................................................................................................... 51
Gambar 4.13 Aliran daya saat pengujian diberi beban dengan daya > daya ouput
inverter (P1<P3) .................................................................................................... 51
Gambar 4.14 Arus dan tegangan discharge baterai terhadap waktu ..................... 53
Gambar 4.15 Pengujian eksport import daya listrik pada alat simulasi ................ 54
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xivUniversitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hubungan tegangan baterai dan operasi relay pada BCU..................... 26
Tabel 3.1 Nominal rating modul solar Sharp ........................................................ 28
Tabel 3.2 Spesifikasi GTI ..................................................................................... 30
Tabel 3.2 Spesifikasi BCU 12/24 10A.................................................................. 31
Table 3.3 Konfigurasi Pengaturan PV, Beban, dan Baterai .................................. 35
Tabel 3.4 Tabel logika kerja kontak relay dan kontaktor pada tiap mode kerja ... 38
Tabel 4.1 Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu pijar 60W........... 48
Tabel 4.2 Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu fluorescent 20W 49
Tabel 4.3 Hasil pengujian eksport import pada panel board................................. 54
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
xvUniversitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Tabel Pengukuran PV Grid Connected ................................................................. 59
Tabel Pengukuran PV Charge Battery .................................................................. 60
Tabel Pengukuran Efisiensi dan Faktor Daya Output Inverter pada Pengujian
Eksport Import Power ........................................................................................... 61
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
1Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi semakin besar pula
energi yang dibutuhkan manusia. Namun disaat yang sama energi fosil yang
tersedia tidaklah banyak sehingga manusia harus mengubah tren produksi dan
penggunaan bahan bakar, dari bahan bakar fosil ke bahan bakar non-fosil atau
energi terbarukan, yang didapat dari luar secara bebas seperti energi surya, energi
angin, energi kinetic, energi panas dll.
Tenaga matahari merupakan energi yang tidak terbatas yang sejauh ini
pemanfaatan energinya terbilang masih belum optimal khususnya di Indonesia
sendiri. Padahal Indonesia merupakan Negara tropis yang dilewati garis
katulistiwa sehingga kita dapat memanfaatkan sinar matahari secara maksimal.
Solar cell merupakan perangkat yang dapat mengkonversi energi dari cahaya
matahari menjadi energi listrik. Lalu apa saja keuntungan yang bisa kita dapat jika
menggunakan solar cell sebagai energi listrik alternatif?
Mengurangi biaya listrik jangka panjang
Penggunaan solar cell memang membutuhkan modal yang tidak sedikit karena
teknologi ini terbilang masih cukup mahal apalagi jika menginginkan untuk
mendapatkan daya yang besar dari panel-panel ini. Namun harga yang harus
dibayar sebanding dengan energi yang akan dihasilkan serta pengurangan
biaya pemakaian listrik untuk jangka panjang.
Mengurangi ketergantungan pada listrik dari batubara
Persediaan energi fosil yang tinggal sedikit membuat kita untuk dapat
menggunakan energi alternatif. Dengan memanfaatkan tenaga surya maka
penggunaan energi fosil dapat diminimalisir.
Menghindari dampak pemadaman yang merugikan konsumen
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Pemadaman sepihak oleh perusahaan listrik berdampak sangat merugikan,
disamping karena pemadaman ini tidak diketahui waktunya kapan dan berapa
lama, pemadaman ini juga dapat menggangu produksitifitas dan dapat
membuar peralatan listrik yang sedang beroperasi rusak.
Turut mengurangi pemanasan global karena sistem solarpanel menghasilkan
energi yang ramah lingkungan yang tidak menyebabkan polusi.
Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada
hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil. Solar panel menghasilkan
energi yang ramah lingkungan dikarenan proses pengubahan energi matahari
menjadi enerngi listrik tidak menimbulkan polusi udara maupun radioaktif.
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising.
Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca
(green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem lingkungan
kita.
Gambar 1.1 Solar panel[9]
Konsep pemanfaatan energi terbarukan seperti panel solar ini sudah
berkembang meunuju konsep yang disebut solar home system. Solar home system
merupakan aplikasi dari penggunaan PV sebagai energi terbarukan yang biasa
dipasang dirumah-rumah maupun gedung-gedung. Aplikasi ini dapar terkoneksi
dengan jaringan atau biasa disebut smart grid atau jaringan listrik cerdas dimana
arus DC yang dihasilkan solar panel dirumah/gedung diubah menjadi arus AC
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
3
Universitas Indonesia
menggunakan inveter lalu di hubungkan ke jaringan listrik yang telah ada,
umumnya 120V atau 220V dengan frekuensi 50Hz atau 60Hz. Gambar dibawah
ini akan sedikit menjelaskan aplikasi solar home system.
Gambar 1.2 Konfigurasi solar home system yang terhubung dengan jaringan
listrik PLN. Keterangan: 1.Solar panel; 2. Inverter; 3. PHB (Perangkat Hubung
Bagi); 4.Bidirectronal Meter [10]
Untuk mewujudkan solar home sistem yang dapat menghasilkan listrik
untuk dipakai dirumah dan di alirkan ke sistem jaringan listrik seperti gambar
diatas maka diperlukan sebuah inverter yang tidak hanya dapat mengubah arus
DC ke AC dan menghasilkan gelombang sinus murni, tetapi juga dapat
mensinkronisasi tegangan pada jaringan yang telah ada dengan output dari
inverter tersebut. Dengan semakin pesatnya teknologi eletronika daya kini daya
output PV dapat langsung dihubungkan dengan sistem jala-jala kelistrikan PLN.
Inverter jenis ini disebut dengan Grid Tie Inverter (GTI). GTI merupakan tipe
khusus dari inverter yang mampu mengkonversi tegangan dari sumber energi
terbarukan dan mengalirkan listrik ke jaringan listrik bahkan menjualnya
perusahaan listrik tersebut. Untuk dapat membuat phasa pada sistem jaringan litrik
sinkron dengan tegangan keluaran inverter tidaklah mudah, mengapa? Sebab GTI
harus lah dapat:
1. Mencocokkan phase gelombang sinusoidal dengan yang dimiliki sistem.
2. Mencocokkan tegangan gelombang sinusoidal dengan yang dimiliki sistem.
3. Mencocokkan frekuensi gelombang sinusoidal dengan yang dimiliki sistem.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
4
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk melakukan rancang bangun sebuah
sistem rumah cerdas berbasis solar cell paralel dengan jaringan listrik PLN dengan
opsi eksport import daya listrik.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam pembuatan skripsi ini adalah pada
perancangan sistem rumah cerdas berbasis solar cell terhubung jaringan distribusi
220V PLN, serta peralatan-peralatan pendukung dalam sistem ini yaitu inverter
grid tie dan baterai.
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini
adalah studi literatur, refrensi jurnal internasional, refrensi internet, rancang
bangun simulasi solar home system yang terhubung jaringan PLN dan
pengamatan data-data hasil pengukuran yang dilakukan di ruangan grup riset
Smart House Smart Grid, gedung Engineering Center, Universitas Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi dalam beberapa bagian.
Bab pertama menjelaskan latar belakang penulisan, tujuan penulisan, batasan
masalah yang akan diangkat, metodologi penulisan laporan seminar ini, dan
sistematika penulisan. Bab kedua akan menjelaskan secara umum mengenai teori-
teori mendasar tentang komponen yang digunakan dalam perancangan sistem
rumah solar seperti inverter grid tie, modul surya, baterai serta charge
controllernya. Pada bab ketiga menjelaskan mengenai perancangan sistem solar
home yang terhubung dengan jaringan tegangan PLN, deskripsi kerja, serta mode
kerja yang digunakan dalam sistem ini. Pada bab keempat berisi tentang
pengamatan dari data hasil pengujian dan pengukuran dalam bentuk tabel dan
grafik ketika sistem rumah cerdas ini diberi beban maupun tanpa beban. Pada bab
kelima berisi kesimpulan dalam proses perancangan dan pengamatan.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
5Universitas Indonesia
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya
2.1.1 Pengertian
Rumah dengan sistem daya listrik surya adalah aplikasi dari
pembangkit listrik tenaga surya dengan konsep yang sederhana dan skala kecil.
Aplikasinya pun telah banyak digunakan pada perumahan-perumahan serta
gedung-gedung komersial. Umumnya aplikasi rumah dengan sistem daya listrik
surya ini pada kawasan yang tidak dijangkau oleh PLN, namun pada saati ini
aplikasinya telah berkembang luas karena sistem ini memberi banyak keuntungan
bagi penggunanya. Rumah dengan sistem daya listrik surya itu sendiri umumnya
terbagi menjadi sistem mandiri atau bisa juga sistem rumah surya yang tidak
terhubung jaringan listrik PLN dan rumah dengan sistem daya listrik surya yang
terhubung jaringan listrik PLN atau grid connected system.
2.1.2 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya yang Mandiri
Pada sistem ini listrik DC yang dihasilkan PV biasa disimpan ke
baterai, untuk menghidupkan beban - beban DC atau diubah ke tegangan AC
menggunakan inverter untuk menghidupkan beban AC yang telah dihubungkan
dengan sistem rumah surya ini tentunya. Karena rumah dengan sistem daya listrik
surya yang mandiri ini tidak dapat terhubung dengan jaringan listrik PLN, maka
sebuan rumah atau gedung yang menerapkan sistem ini harus membuat dua
instalasi listrik untuk menghidupkan beban-bebannya. Sistem instalasi yang saru
disuplai oleh sumber utama PLN dan sistem instalasi listrik lainnya disuplai oleh
inverter tadi.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Rumah dengan sistem daya listrik surya yang mandiri [10]
Rumah dengan sistem daya listrik surya yang mandiri ini umumnya
membutuhkan penyimpan daya seperti baterai karena ada saat dimana kita tidak
membutuhkan energi PV tersebut namun pada saat yang bersamaan PV sedang
menghasilkan listrik. Contohnya pada aplikasi lampu penerangan jalan. PV
menghasilkan listrik pada pagi hari, sedangkan lampu baru digunakan pada malam
hari. Untuk itulah diperlukan baterai regulator baterai atau charge regulator untuk
menjaga agar umur baterai agar tetap lama.
Pada gambar 2.1 menjelaskan konfigurasi rumah dengan sistem daya listrik surya
yang mandiri dimana disana terdapat komponen penting pada sistem ini yaitu:
1. Modul photovoltaic yang biasa dipasang seri atau paralel
2. Baterai regulator
3. Baterai
4. Beban DC
5. Inverter (jika digunakan untuk menyuplai beban AC)
2.1.3 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya Yang Terhubung Jaringan
Listrik PLN
Rumah dengan sistem daya listrik surya yang terhubung jaringan
listrik PLN telah banyak diaplikasikan baik pada sistem PV yang terdapat pada
pembangkit tenaga surya skala besar sampai aplikasi pada rumah atau solar home
system (SHS). Sebuah grid connected SHS umumnya terdiri dari komponen-
kompenen penting seperti yang terlihat pada gambar dibawah 2.2 ini.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Rumah dengan sistem daya listrik surya yang terhubung jaringan
listrik PLN [5]
1. Modul photovoltaic
2. Konektor modul PV
3. Kabel penghantar DC
4. Saklar pemutus pada penghantar DC
5. Inverter grid tie
6. Kabel penghantar AC
7. KWH meter dua arah
Pada konfigurasi rumah dengan sistem daya listrik surya yang terhubung jaringan
listrik PLN diatas dapat dilihat output dari inverter yang mengubah listrik DC ke
AC langsung dihubungkan (menyatu) dengan sistem instalasi listrik rumah
tersebut karena output inverter telah tersinkronisasi dengan daya dari sumber
utama atau PLN. Selain itu pada sistem diatas juga diperlukan KWH meter dua
arah untuk menggantikan KWH meter konvensional karena KWH meter dua arah
ini mampu membaca listrik dari dua arah, listrik yang mengalisr dari utilitas dan
mengalir ke utilitas. Selain konfigurasi diatas, rumah dengan sistem daya listrik
surya yang terhubung jaringan listrik PLN ini juga dapat diterapkan dengan
instalasi yang lebih simple seperti pada gambar 2.3 dibawah.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Instalasi sederhana dari sistem PV grid connected [7]
Satu hal yang penting ialah, pada rumah dengan sistem daya listrik surya yang
terhubung jaringan listrik PLN ini apabila terjadi pemadaman pada sumber utama
PLN, maka sistem inipun harus padam walaupun pada saat yang sama PV sedang
menghasilkan listrik dan hal ini disebut anti islanding.
2.1.4 Rumah Dengan Sistem Daya Listrik Surya Yang Terhubung Jaringan
Listrik PLN dengan Cadangan Baterai
Rumah dengan sistem daya listrik surya yang terhubung jaringan
listrik PLN dengan cadangan baterai ini merupakan sistem yang dirancang pada
tugas akhir ini. Sistem ini merupakan penggabungan dari kedua sistem yang telah
dijelaskan tadi. Dengan sistem ini memungkinkan listrik yang dihasilkan PV
digunakan untuk mengisi baterai sebagai energi cadangan, untuk menghidupkan
beban AC tanpa harus memiliki instalasi double pada sistem, serta mampu untuk
mengirim (mengeksport) daya lebih ke utilitas atau PLN. Jadi tujuan dibuatnya
sistem rumah solar yang terhubung grid dengan backup battery ini adalah:
1. Listrik yang dihasilkan photovoltaic array dapat langsung digunakan oleh load
atau beban peralatan listrik rumah tangga tanpa memerlukan instalasi “double”
pada rumah solar tersebut.
2. Ketika daya listrik yang dikonsumsi beban tersebut lebih kecil dibandingkan
daya yang dihasilkan PV maka daya lebih tersebut dapat dialirkan (dieksport)
ke utilitas atau PLN.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
9
Universitas Indonesia
3. Dengan sistem ini maka user dapat mempunyai option untuk memilih apakah
pada saat itu ingin menggunakan daya dari PV untuk menyuplai
beban/mengeksport ke PLN atau menyimpan daya tersebut ke baterai untuk
kemudian digunakan ketika malam.
4. Jika daya dari modul photocoltaic digunakan untuk menyuplai
beban/mengeksport ke PLN dan menyimpan baterai secara bersamaan maka
akan tidak efisien.
2.2 Photovoltaic
Photovoltaic merupakan perangkat semikonduktor yang memiliki
karateristik arus (I) dan tegangan (V) output yang tidak linear. Ketika cahaya
diterima pada permukaan sel PV, arus akan dibangkitkan sebanding dengan
tingkat intensitas cahaya yang diterima dan disaat yang sama tegangan dc pun
akan muncul [11]. Oleh sebab itu PV disebut sebagai sumber arus. Jika tegangan
yang dibangkitkan terlalu besar maka arusnya akan drop, mirip dengan
karakateristik diode.
(a) (b)
Gambar 2.4 Karakteristik V-I pada temperature yang konstan, radiasi yang
berubah-ubah (a), dan temperatur yang berubah - ubah, radiasi yang konstan[11]
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
10
Universitas Indonesia
Arus yang dihasilkan PV sangat tergantung pada iradiasi yang diterima, dimana
semakin tinggi iradiasi yang diterima semakin tinggi arus yang dihasilkan.
Sementara tegangannya dipengaruhi oleh temperatur, dimana semakin tinggi
suhunya semakin rendah tegangan pada terminal sel PV.
Selain karakteristik V-I yang dimiliki, PV juga memiliki karakteristik
unik dimana ketika PV dihubungkan langsung ke beban, titik operasi dari sistem
akan jatuh pada titik perpotongan antara kurva karakteristik V-I pada PV dan
kurva karakteristik pada beban [11] seperti yang terlihat pada gambar 2.5.
Umumnya titik ini bukanlah titik daya maksimum atau maximum power point
(MPP) dari yang dapat dihasilkan PV. Akhirnya untuk memecahkan masalah ini
diperlukan kapasitas PV array yang lebih besar agar dapat memenuhi kebutuhan
daya beban yang berujung dana yang dikeluarkan akan besar.
Gambar 2.5 Titik operasi dari pv yang terhubung beban [11]
Oleh sebab itu MPPT diperlukan dalam sistem PV untuk mengatasi karakteristik
PV tersebut. Dengan menggunakan algoritma tertentu, serta mekanisme tertentu
tegangan ataupun arus dari PV dimanipulasi sehingga mendekati atau sama
dengan arus dan tegangan maksimum yang dapat dicapai PV untuk dapat
menghasilkan titik daya maksimum.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
11
Universitas Indonesia
2.3 Inverter dan Prinsip Kerjanya
Inverter merupakan alat yang digunakan untuk mengubah arus searah
menjadi arus bolak balik. Sumber tegangan inverter dapat berupa baterai, solar
cell, turbin angin dan sumber tegangan DC lainnya dengan tegangan output 120 V
atau 220 V, dan frekeuensi output 50 Hz atau 60 Hz.
Pada dasarnya inverter merupakan sebuah alat yang membuat tegangan
bolak balik dari tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan.
Namun gelombang tegangan yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk
sinusoida melainkan berbentuk gelombang tegangan persegi. Pembentukan
tegangan AC tersebut dilakukan dengan mengguankan dua pasang saklar. Berikut
ini merupakan gambar yang akan menerangkan prinsip kerja inverter dalam
pembentukan gelombang tegangan persegi.
Gambar 2.6 Prinsip kerja inverter 1 phasa
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan arus
bolak balik maka kerja saklar S1 sampai S4 yang disuplai oleh tegangan dc harus
bergantian. Lalu bagaimanakah gelombang tegangan tersebut dapat terbentuk dari
keempat buah saklar tersebut? Ketika sasklar S1 dan S4 hidup maka arus akan
mengalir dari titik A ke titik B sehingga terbentuklah tegangan positif. Setelah itu
gantian saklar S2 dan S3 yang hidup dan saklar S1 dan S4 off sehingga arus akan
mengalir dari titik B ke titik A sehingga terbentuklah tegangan negatif [4].
Pembentukan gelombang hasil ON-OFF keempat saklar tersebur dapat dilihat dari
gambar berikut:
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Bentuk gelombang output inverter
Dengan mengubah arah arus yang mengalir ke beban (pada ½ periode
pertama arus mengalir dari titik A ke B dan pada ½ periode kedua arus mengalir
dari B ke A) maka akan didapatkan bentuk gelombang arus bolak balik.
2.4 Jenis Inverter Berdasarkan Gelombang yang Dihasilkan
Berdasarkan gelombang keluaran yang dihasilkan, inverter dapat
dibagi menjadi tiga macam yakni gelombang kotak, gelombang kotak yang
dimodifikasi,gelombang sinus murni.
2.4.1 Gelombang Kotak
Walapun inverter jenis ini dapat menghasilkan tegangan 220 VAC, 50
Hz namun kualitasnya sangat buruk. Sehingga hanya dapat digunakan pada
beberapa alat listrik. Hal ini disebabkan karakteristik output yang dimiliki inverter
jenis ini adalah mereka memiliki level “harmonic distortion” yang tinggi.
Mungkin karena alas an tersebut inverter ini biasa disebut “dirty power supply”.
Gambar 2.8 Output inverter jenis gelombang kotak
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.4.2 Gelombang Kotak yang Dimodifikasi
Disebut juga “Modifie Square Wave” atau “Quasy Sine Wave” karena
gelombang kotak yang dimodifikasi ini hampir mirip dengan bentuk gelombang
kotak, namun pada gelombang kotak yang dimodifikasi outputnya menyentuh titik
nol selama beberapa saat sebelum pindah ke positif atau negatif. Selain itu karena
gelombang kotak yang dimodifikasi ini memiliki harmonic distortion yang lebih
sedikit dibanding gelombang kotak maka dapat dipakai untuk mengoperasikan
beberapa peralatan listrik seperti komputer, TV, lampu namun tidak bisa untuk
beban-beban yang lebih sensitive seperti printer laser dan beberapa peralatan
listrik dirumah sakit.
Gambar 2.9 Output inverter jenis gelombang kotak yang dimodifikasi
2.4.3 Gelombang Sinus Murni
Gelombang sinus murni atau true sine wave merupakan gelombang
inverter yang hampir menyerupai (bahkan dapat lebih baik dibandingkan dengan
gelombang sinusoidal sempurna pada jaringan listrik (dalam hal ini PLN) dengan
total harmonic distortion (THD) < 3% sehingga cocok untuk semua peralatan
elektronik. Oleh sebab itu inverter ini disebut juga “clean supply”. Teknologi yang
digunakan inverter jenis ini umumnya disebut modulasi lebar pulsa (PWM) yang
dapat mengubah tegangan DC menjadi AC dengan bentuk gelombang yang
hampir menyerupai gelombang sinusoidal.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Gambar 2.10 PWM untuk menyempurnakan bentuk sinusoidal [10]
Gelombang tipe pure sine wave ini juga digunakan oleh gelombang
sinus murni. Oleh sebab itu banyak orang yang mengira bahwa Gelombang sinus
murni adalah inverter grid tie meskipun hal ini tidak sepenuhnya benar.
2.5 Inverter Grid Tie
Inverter grid tie merupakan sebuah tipe khusus dari inverter yang
mampu mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak balik (AC) dan
menyalurkannya ke jaringan listrik utilitas (PLN di Indonesia) [6]. Inverter tipe ini
disebut juga dengan synchronous inverter atau grid-interactive inverter. Lalu
apakah yang membuat inverter ini special? Selain karena harganya yang tentu saja
mahal, inverter ini memiliki dua fitur yang handal dan penting, yakni
kemampuannya dalam mencocokan atau mensynkronisasi tegangan AC atau
disebut juga “phase matching” serta proteksi terhadap gangguan pada grid atau
“reaction to power outage”.
Desain inverter jenis inipun sedikit berbeda dengan inverter jenis stand
alone. Tegangan output dari inverter GTI harus memenuhi beberapa persyaratan
agar inverter dapat terhubung dengan jaringan listrik PLN (tersinkronisasi) dan
mengirimkan daya ke jaingan listrik tersebut [4]. Beberapa persyaratan tersebut
antara lain adalah:
1) Tegangan dan phasa inverter harus sama dengan yang dimiliki jaringan listrik
PLN.
2) Frekuensi dari tegangan yang dihasilkan haruslah sama dengan frekuensi
jaringan listrik PLN, (50Hz untuk Indonesia).
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
15
Universitas Indonesia
2.5.1 Karakteristik Inverter Grid Tie
Inverter yang dikeluarkan pabrik manufacturer umunya memiliki
lembar spesifikasi mengenai produknya tersebut. Data – data yang terkadung
didalam lembar spesifikasi atau manual book tersebut mengandung spesifikasi ,
fitur dan karakteristik seperti yang disebutkan dibawah ini [6]:
Rated output power. Nilai ini merupaka daya nominal yang mampu
dihasilkan oleh inverter. Pada beberapa inverter daya yang dikeluarkan
berbeda tergantung pada tegangan outputnya. Sebagai contoh suatu
inverter dapat diset tegangan outputnya pada 200Vac dan 240Vac. Maka
daya yang dihasilkan tiap tegangan yang diset tersebut akan berbeda.
Output voltage. Nilai ini mengindikasikan pada untuk tegangan listrik
disuatu tempat inverter tersebut dapat digunakan. Sebagai contoh pada
output voltage untuk Negara US adalah 120 Vac sedangkan di Indonesia
tegangan utilitasnya adalah 220 Vac.
Peak efficiency. Efisiensi puncak atau efisiensi puncak menyatakan
efisiensi tertinggi yang dapat diraih inverter. Kebanyakan inverter grid tie
yang dijual dipasaran saat ini dapat menghasilkan efisiensi 94% sampai
96%. Energi yang hilang selama proses konversi tersebut kebanyakan
diubah menjadi panas yang dihasilkan inverter. Itu artinya untuk
menghasilkan daya yang sesuai dengan rated output power-nya maka daya
inputnya haruslah lebih besar dari daya output yang diinginkan. Sebagai
contoh, sebuan inverter 5000 W dapat menghasilkan daya penuh 5000 W
jika diberikan input sebesar 5263 W.
Maximum input current. Menyatakan jumlah maksimal arus input yang
dapat diterima inverter. Jika suplai DC, seperti modul PV menghasilkan
arus yang lebih besar dari maksimum arus masukan, arus tersebut tidak
dapat digunakan inverter.
Maximum output current. Merupakan maksimum arus AC yang akan
disuplai inverter. Nilai ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan rating
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
16
Universitas Indonesia
arus pengaman arus lebih untuk inverter untuk men-diskonek inverter dari
rangkaian. Inverter yang mampu menghasilkan tegangan output AC yang
bervariasi akan memiliki maksimum arus keluaran yang berbeda-beda
untuk tiap tegangannya.
Peak power tracking voltage. Parameter ini merupakan range tegangan DC
dimana maximum power point inverter akan bekerja. Hal ini cukup rumit
karena tegangan karena pengaruh temperature.
Start voltage. Nilai ini tidak tercantum pada semua datasheet inverter.
Nilai ini menunjukkan tegangan DC input yang dibutuhkan agar inverter
dapat bekerja.
2.5.2 Skematik atau Topolgi Rangkaian Inverter Grid Tie
Pada dasarnya topologi rangkaian pada grid tie inverter hampir
dibedakan atas tiga jenis, yaitu: inverter LF-transformer, H-F transformer, dan
Transformerless inverter [3]. Tradisionil inverter GTI biasanya menggunakan LF-
transformer untuk menaikkan tegangannya inputnya. Topologi rangkaiannya
dapat dilihat pad gambar dibawah ini. Inverter jenis ini memiliki efisiensi yang
rendah, distorsi yang rendah serta bobot yang berat. Dengan mengganti trafo LF
dengan HF efisiensi inverter dapat meningkat 2%. Konverter DC-DC juga mampu
melakukan tugasnya sebagai pengatur MPPT. Selain itu terdapat transformerless
inverter, dimana inverter ini menggunakan boost converter untuk mengatur
tegangan dari PV agar cocok dengan tegangan input yang dibutuhkan. Inverter ini
juga mampu meningkatkan efisiensi sampai 2%.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
17
Universitas Indonesia
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.11 (a) Inverter yang menggunakan LF-transformer, (b)
Inverter yang menggunakan HF-transformer, dan (c) Transformerless Inverter [3]
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.5.3 Sinkronisasi Tegangan Inverter GTI Dengan Tegangan PLN
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau
beban Arus Bolak-Balik (AC). Sumber AC yang ingin dihubungkan disini adalah
sumber solar cell yang diubah ke AC oleh inverter dan dari sumber dari PLN.
Pemanfaatan tegangan solar cell ataupun energi terbarukan lainnya yang
terhubung dengan grid sudah lama dikembangkan. Namun dalam menghubungkan
tegangan PV dalam hal ini tegangan output inverter ini tidaklah mudah. Untuk
menghubungkan secara paralel antara tegangan PV dan tegangan grid maka
karakteristik kedua tegangan haruslah mempunyai frekuensi, amplitude dan sudut
fase yang sama. Beberapa metode telah banyak digunakan dalam beberapa produk
inverter diantaranya adalah:
1. Zerro Crossing Detection,
2. Pem-filter-an tegangan jaringan listrik,
3. Phase Locked Loop (PLL), [11].
Gambar 2.12 Diagram Dari Fungsi-Fungsi Yang Dimiliki Grid Tie Inverter [11]
Dari gambar diatas dapat dilihat fungsi-fungsi dasar dari inverter grid tie.
Diantaranya terdapat fungsi MPPT agar inverter dapat mengambil daya
maksimum yang dihasilkan PV, sistem sinkronisasi, sampai sistem proteksi. Pada
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
19
Universitas Indonesia
inverter yang lebih modern umumnya terdapat fungsi monitoring yang dapat
dihubugnkan dengan PC.
2.5.4 Penjejak Titik Daya Maksimum
Permasalahan utama yang dihadapi penggunaan sel surya sebagai
pembangkit tenaga listrik adalah radiasi sinar matahari yang disebut iradiasi (solar
energi per unit area dari permukaan solar panel) dan kondisi lain seperti awan
yang menutupi sinar matahari dan temperatur. Titik dimana daya maksimal
dihasilkan disebut maximum power point.
Gambar 2.13 Titik dimana daya maksimum dihasilkan [4]
Pada kurva V-I maupun kurva V-P titik P-max adalah titik daya
maksimum atau maximum power point (MPP) dimana pada titik tersebut solar
cell bekerja pada efisiensi terbesar dan menghasilkan daya output maksimal.
Penjejak titik daya maksimum adalah sebuah sistem yang membantu solar cell
menghasilkan daya semaksimal mungkin dengan mengatur tegangan atau arus
solar cell untuk mendapatkan daya maksimum yang dapat dihasilkan. Penggunaan
MPPT meningkatkan efisiensi daya listrik yang dihasilkan sistem solar cell,
karena sistem dikontrol untuk terus menghasilkan daya maksimal. Kita dapat
menggunakan berbagai algoritma untuk menghasilkan sistem MPPT. Sensor yang
digunakan, algoritma kontrol serta kecepatan MPPT dalam menghasilkan daya
maksimal meruapakan faktor yang mempengaruhi dalam kehandalan teknik
MPPT yang digunakan. Untuk mengetahui bagai mana sistem MPPT ini
bekerja, inverter produk Steval-ISV002V1 3 kW kembali digunakan sebagai
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
20
Universitas Indonesia
acuan. Gambar dibawah ini merupakan algoritma dan skematik kontrol dari sistem
kerja MPPT.
Gambar 2.14 Algoritma dan blok diagram sistem kerja MPPT [2]
Umunya inverter jenis GTI ini sekarang telah dilengkapi dengan mode
MPPT seperti yang terdapat pada inverter Steval tersebut. Blok diagram serta
algoritma diatas merupakan salah satu contoh yang dapat menjelaskan bagaimana
prinsip kerja dari sistem MPPT. Metode yang digunakan inverter ini adalah
metode perturb and observe (P dan O). P dan O merupakan metode yang sangat
umum dan sangat mudah dalam menghasilkan teknik MPPT.
Pada inverter tersebut tegangan dan arus PV di ukur dengan sensor lalu
di ubah ke sinyal digital untuk kemudian diproses di mikrokontroler STM32.
Mikrokontroler inilah yang memproses algoritma metode P&O tersebut. Lalu
outpur dari metode ini menghasilkan tengangan referensi atau sinyal error.
Sinyal eror yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian di teruskan
ke PI regulator. Lalu melalui kontrol pergeseran phasa mereka kemudian
mengatur tegangan yang ada di DC-DC converter. DC-DC converter disini
berfungsi sebagai untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan sehingga daya
yang dihasilkan PV selalu mencapai titik maksimal.
Letak titik MPP pada kurva V-I maupun V-P tidak dapat diketahui
namun dengan menggunakan algoritma dan metode-metode tertentu maka titik
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
21
Universitas Indonesia
ini dapat ditemukan. Beberapa metode yang telah dikembangkan dan digunakan
diantara Perturb and Observe, Incremental Conductance, Dynamic Approach,
Temperature Methods, Artificial Neural Network method, Fuzzy Logic method dll
dimana tiap algoritma tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing.
Metode perturb & observe (P&O) adalah algoritma MPPT yang paling
popouler karena algoritma dari metode ini sangat sederhana. Metode inipun terus
dikembangkan agar dapat menghasilkan respon yang cepat, efektifitas yang lebih
tinggi maupun komputansi yang cepat dan mudah. Metode P&O yang telah
dikembangkan contohnya seperti MPO atau modified perturb observe dan EPP.
Berikut ini gambar diagram alir algoritma P&O.
Gambar 2.17 Diagram alir MPPT metode P&O [2]
Pada dasarnya metode ini beroperasi dengan mengukur terminal
tegangan PV yang terganggu/berubah-ubah secara periodik dan membandingkan
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
22
Universitas Indonesia
besar daya outputnya dengan daya output hasil dari proses P&O sebelumnya. Jika
tegangan PV berubah dan dayanya meningkat sistem kontrolnya memindahkan
titik operasi PV pada arah yang sama. Sebaliknya, operating point PV akan
dipindahkan pada arah yang sebaliknya. Setelah itu siklus P&O diulang dengan
cara yang sama.
Gambar flow chart diatas menjelaskan algoritma P&O yang diawali
dengan pengukuran besar tegangan dan arus output dari photovoltaic, biasanya
menggunakan sensor arus dan sensor tegangan. Setelah itu algoritma pada
flowchart tersebut diproses di mikrokontroler mulai dari perhitungan nilai daya
photo voltaic berdasarkan tegangan dan arus tadi sampai didapat tegangan
referensi atau Vref untuk kemudian menjadi input dari DC to DC converter
(biasanya berupa boost converter). Proses selanjutnya daya tersebut dibandingkan
dengan daya sebelumnya, untuk mendapatkan perubahan nilai daya maka nilai
tegangan yang disampling dibandingkan juga dengan nilai tegangan sebelumnya
lalu dilakukan perhitungan untuk mengetahui selisih antara kedua tegangan
tersebut sehingga didapatkan tegangan referensi. Oleh karena itu tegangan
referensi tersebut dikurangkan atau ditambahkan bergantung pada perubahan daya
dan tegangan PV. Setelah itu proses tersebut diulang lagi dengan kembali
mengukur tegangan dan arus PV. Proses ini terus berulang agar tegangan yang
dihasilkan photovoltaic tetap terus stabil [2].
Perlu diingat bahwa penjejak titik daya maksimum bukanlah penjejak
matahari, Terkadang kita salah menafsirkan dengan menyamakan kedua istilah
tersebut. Solar tracker adalah alat yang digunakan untuk mengikuti sinar matahari
dan meminimalisir sudut antara matahari dan solar cell sehingga sinar matahari
dapat di tangkap lebih maksimal.
2.5.5 Anti Islanding
Jika ada pertanyaan, “apa yang akan terjadi pada rumah dengan sistem daya listrik
surya yang terhubung jaringan listrik PLN jika terjadi pemadaman pada sumber
listrik PLN?” Mungkin kita akan berpikir bahwa kita tetap dapat membangkitkan
listrik pada solar home system sehingga beban kita pun tetap dapat disuplai oleh
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
23
Universitas Indonesia
sistem ini. Jawabannya “Salah”. Inverter grid tie akan memutuskan aliran daya ke
grid sehingga walaupun photovoltaic yang kita miliki menghasilkan listrik diluar
sana, GTI tetap akan memutus koneksi ke jaringan PLN. Kemampuan inverter
untuk mendeteksi serta memadamkan ketika terjadi gangguan pada sumber utama
ini disebut dengan “anti-islanding” Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan
inverter untuk proteksi terhadap gangguan pada grid atau “reaction to power
outage” yang tadi telah disebutkan.
Anti islanding berfungsi sebagai tindak pengamanan terhadap para pekerja yang
mungkin sedang memperbaiki jaringan listrik pada sumber utama ketika terjadi
pemadaman atau gangguan. Jika inverter tetap terhubung dengan grid, maka
inverter akan mengalirkan listrik dari array PV ke bukan hanya rumah solar
tersebut namun jaringan listrik disekitar rumah itu dan hal itu sangat berbahaya.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ini Underwriters Laboratories’
Standard 1741 telah menerapkan aturan kelistrikan yang harus dimiliki grid tie
inverter. Untuk dapat menerima listing UL ini, sebuah inverter GTI harus
mempunyai sertifikasi non-islanding. Aturan mengenai anti-islanding untuk
inverter grid tie ini juga tgelah ditetapkan dalam IEEE 1547.
Alasan lain kenapa GTI akan terputus dengan grid adalah karena inverter grid tie
ini memang telah didesain untuk mensinkronisasi tegangan dan frekuensinya
dengan tegangan utilitas. Jika listrik padam maka tidak ada sumber tegangan
ataupun frekuensi yang dapat dijadikan acuan untuk disinkronisasi.
2.6 Backup System
2.6.1 Battery
Baterai jenis lead acid adalah jenis baterai yang sering digunakan
sebagai penyimpan energi listrik pada sistem PV. Kapasitas penyimpanan baterai
dilihat dari nilai Ampere hour (Ah) yang terdapat pada baterai dimana Ah = kuat
arus [Ampere] x waktu [hour]. Hal ini berbarti baterai dapat menyuplai sejumlah
isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh drop voltage-nya yaitu
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
24
Universitas Indonesia
sebesar 1,75 (tiap sel batereai memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka
tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai
semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V seperti yang dapat dilihat
pada gambar karakteristik baterai dibawah). Misal, baterai 12 V 65 Ah. Baterai ini
bisa memberikan kuat arus sebesar 65 Ampere dalam satu jam atau daya rata-rata
sebesar 780 Watt walaupun secara praktis tidak tepat demikian. Namun pada
intinya semakin kecil arus yang dikeluarkan baterai untuk mensuplai beban maka
baterai mampu menyuplai dalam waktu yang lebih lama.
Gambar 2.16 Karakteristik tegangan pada sel baterai [1]
Satu hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan baterai ialah
baterai tidak dapat digunakan lebih dari 50% dari bila ingin baterai tersebut tahan
lama. Jadi DOD (Depth of Discharge) tidak boleh lebih dari 50% karena sangat
mempengaruhi “lifetime” baterai tersebut.
2.6.2 Regulator Baterai
Regulator baterai atau Charge Regulator atau yang biasa disebut juga
BCU (battery control unit), merupakan alat elektronik yang berfungsi untuk
mengatur lalu lintas arus listrik dari PV ke baterai dan kebeban. Arus listrik yang
masuk ke batereai dijaga agar proses pengisian baterai tidak sampai overcharging.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Jadi setelah kondisi baterai telah terisi penuh maka BCU akan memutus arus ke
baterai. Begitu pula sebaliknya jika baterai melakukan discharging atau
pengosongan, arus litrik dari baterai ke beban dijaga agar baterai tidak digunakan
lebih dari 20-30% dari kapasitasnya sehingga battery tidak kosong atau dikenal
juga dengan “deep-charging”. Hal ini untuk menjaga lifetime dari baterai tersebut.
Selain mengatur arus yang masuk BCU juga mencegah overvoltage yang berasal
dari modul photovoltaic.
Selain untuk tujuan diatas, maksud dari penggunaan charge controller untuk
mengisi baterai dari PV adalah karena jika PV dihubungkan langsgung ke baterai,
maka baterai akan menentukan tegangan kerja dari photovoltaic. Jika ini terjadi
maka tegangan maksimum atau Vmax dari photovoltaic tidak akan pernah tercapai
[10]
Gambar 2.17 Skematik regulator baterai [1]
Pada dasarnya prinsip kerja regulator baterai sederhana. Baterai mempunyai
tegangan nominal antara tegangan rendah (Vmin) dan tegangan tinggi (Vmax)
dimana itu merupakan batas tegangan untuk menjaga efisiensi baterai. Seperti
yang dapat dilihat pada gambar skematik diatas, relay 2 open jika baterai telah
mencapai tegangan baterai telah mencapai Vmin dan akan menutup jika baterai
telah diisi. Sedangkan jika tegangan baterai telah mencapai Vmax, regulator
baterai akan memutus hubungan PV ke baterai karena baterai telah penuh dan
akan terhubung lagi jika baterai telah didischarge. [1]. Table dibawah ini
merupakan contoh Vmax dan Vmin yang dimiliki baterai dengan tegangan nominal
12V.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Hubungan tegangan baterai dan operasi relay pada BCU
Relay 1Baterai – panel PV
Relay 2Baterai - Load
CLOSEDModul PVterhubung
OPENModul PV terputus
OPENBeban Terputus
CLOSEDBeban terhubung
Vbat = 12.8 V Vmax =13.9 V Vmin = 11V Vbat = 12V
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
Sistem rumah solar merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya
yang berfungsi bukan untuk menggantikan peran dari sumber listrik utama atau
PLN melainkan hanya sebagai sumber daya listrik alternatif
karena kapasitas daya yang dibangkitkan tidak cukup besa
memenuhi seluruh kebutuhan daya listrik khusunya pada perumahan.
demikian, dengan sistem rumah solar yang terhubung dengan
konsumen bukan hanya dapat mengg
menghidupkan peralatan listrik rumah tangga, tetapi juga dapat menyalurkan
menjual daya listrik dari solar tersebut ke jaringan listrik PLN. Untuk lebih
jelasnya mengenai sistem
ini dapat dilihat dan dijelaskan pada blok diagram sistem.
3.1 Blok Diagram Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
Blok diagram dari grid connected solar home system yang dirancang
pada tugas akhir ini dapat dilihat dari
Gambar 3.1 Blok Diagram
Pada blok diagram diatas dijelask
photovoltaic sebagai sumber listrik alternative yang memiliki tegangan
27Universitas Indonesia
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
Sistem rumah solar merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya
yang berfungsi bukan untuk menggantikan peran dari sumber listrik utama atau
melainkan hanya sebagai sumber daya listrik alternatif. Hal ini disebabkan
karena kapasitas daya yang dibangkitkan tidak cukup besa
seluruh kebutuhan daya listrik khusunya pada perumahan.
demikian, dengan sistem rumah solar yang terhubung dengan jaringan listrik
bukan hanya dapat menggunakan listrik yang dihasilkan surya untuk
menghidupkan peralatan listrik rumah tangga, tetapi juga dapat menyalurkan
daya listrik dari solar tersebut ke jaringan listrik PLN. Untuk lebih
jelasnya mengenai sistem kerja rumah solar yang terhubung jaringan listrik PLN
ini dapat dilihat dan dijelaskan pada blok diagram sistem.
Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
Blok diagram dari grid connected solar home system yang dirancang
pada tugas akhir ini dapat dilihat dari gambar dibawah.
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
blok diagram diatas dijelaskan alur sistem rumah solar mula
photovoltaic sebagai sumber listrik alternative yang memiliki tegangan
Universitas Indonesia
Sistem rumah solar merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya
yang berfungsi bukan untuk menggantikan peran dari sumber listrik utama atau
. Hal ini disebabkan
karena kapasitas daya yang dibangkitkan tidak cukup besar untuk dapat
seluruh kebutuhan daya listrik khusunya pada perumahan. Walaupun
jaringan listrik PLN,
unakan listrik yang dihasilkan surya untuk
menghidupkan peralatan listrik rumah tangga, tetapi juga dapat menyalurkan atau
daya listrik dari solar tersebut ke jaringan listrik PLN. Untuk lebih
ng jaringan listrik PLN
Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
Blok diagram dari grid connected solar home system yang dirancang
Cerdas Terhubung Jaringan PLN
an alur sistem rumah solar mulai dari
photovoltaic sebagai sumber listrik alternative yang memiliki tegangan nominal
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
28
Universitas Indonesia
13 VDC – 14 VDC lalu dengan menggunakan regulator baterai dan rangkaian
kontrol, listrik disimpan ke baterai atau digunakan oleh inverter untuk
mengubahnya menjadi sumber listrik 220 VAC. Listrik yang telah dikonvert
menjadi tegangan bolak balik tersebut dapat digunakan untuk menyuplai beban
peralatan rumah tangga ataupun untuk dialirkan ke jaringan listrik PLN.
Penjelasan lebih lengkap proses yang terdapat pada blok diagram diatas serta
deskripsi kerja sistem rangkaian kontrol akan dijelaskan lebih lanjut setelahnya.
3.1.1 Photovoltaic Modul
Pada perancangan sistem rumah solar ini menggunakan dua buah
modul photovoltaic merek Sharp ND-13OTIJ dengan daya maksimal masing
masing 130 Wp yang dipasang paralel dengan spesifikasi berikut ini.
Table 3.1 Nominal rating modul solar Sharp
Maximum Power (+10% - 5%) (Pmax) 130 W
Open Circuit Voltage (Voc) 22.0 V
Short Circuit Voltage (Isc) 8.09 A
Voltage at point of Maximum Power 17.4 V
Current at point of Maximum Power 7.48A
Maximum System Voltage 600 V
Over Current Protection 15 A
Seri 36 Sel
Material Poly Crystalline Silicon
3.1.2 Grid Tie Inverter
GTI inverter mempunyai peranan penting dalam sistem rumah solar ini
karena inverter ini tidak hanya berfungsi mengubah arus DC menjadi arus AC.
Dalam penginstalasiannya pun inverter ini sangat simple, serta tidak memerlukan
pengaturan parameter. Cukup hubungkan bagian input dengan tegangan DC yang
berasal dari PV atau baterai dan outputnya pada kotak kontak yang terdapat
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
29
Universitas Indonesia
dirumah. Inverter yang digunakan pada sistem ini mempunyai daya output sampai
1000W.
Gambar 3.2 Grid Tie Inverter
Selain mampu membangkitkan gelombang sinus murni untuk disinkronisasikan ke
tegangan PLN serta memaksimalkan daya output yang diambil dari PV dengan
fungsi MPPT-nya, jenis inverter ini juga memiliki beberapa fitur yang cukup
handal baik dalam proteksi maupun dalam menjaga kulitas daya outputnya.
Berikut ini beberapa fitur yang umumnya ada pada GTI.
Power Automatically Locked (APL)
Ketika fungsi MPPT telah mengatur daya output PV pada titik maksimum
power point maka inverter akan otomatis akan mengunci daya outputnya pada
daya maksimum tersebut sehingga daya yang dihasilkan akan tetap pada
kondisi maksimum dan lebih stabil.
Automatically Shut Down When The Power Output Of a Fault
Ketika listrik dari sumber PLN tiba-tiba padam maka inverter akan otomatis
akan langsung mematika daya outputnya.
Failure Protection
Inverter ini umumnya telah dilengkapi dengan pengamanan terhadap
gangguan seperti
o Low voltage protection, ketika input tegangan DC kurang dari 10.5 VDC.
o Overvoltage protection, ketika input tegangan DC inverter lebih besar dari
28VDC
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
30
Universitas Indonesia
o Over-temperature protection, ketika temperature diatas suhu kerja
inverter, biasanya diatas 75OC inverter akan otomatif off dan hidup
kembali setelah 2-10 menit untuk pendinginan.
o Current limit protection, inverter ini mengeluarkan arus, daya yang tetap
tanpa dapat menyebabkan tegangan lebih maupun arus lebih.
Stack Multiple Machines (in the parallel machine used)
Untuk mendapatkan daya output yang lebih besar inverter ini dapat dipasang
secara paralel bersama inverter GTI lain.
Berikut ini merupakan spesifikasi yang terdapa pada inverter GTI yang digunakan
dalam perancangan Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN ini
Table 3.2 Spesifikasi GTI [7]
Recommended Maximum PVPower
Ppv=1300Wp
DC Maximum Input Power PDC.max=1100WDC Maximum Voltage VpvDC28VDCPV MPPT DC Voltage Range Vpv 10.5V~28DCPeak Inverter Efficiency ηmax>94%Power Factor 0.93-0.99PV Maximum Input Current Ipv.max65AReverse Polarity Protection FuseAC Rating Output Power 950W ACAC Maximum Output Power 1000W ACAC Normal Voltage Range 80V-130;160~260VACAC Frequency 45-65HzInverter Output Current TotalHarmonic Distortion
THDIAC <5%
Phase shift <1%Island Effect Protection inverter shuts down during
black outOutput waveform Pure Sine WaveInverter Output ShortingProtection
Current Limiting
Standby Power Consumption <8WNighttime Power Consumption <1WAmbient Temperature Range -20 ℃~65℃Cooling Convection cooled with fanAmbient Humidity 0~100% (Indoor Type Design)
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
3.1.3 Baterai dan Regulator Baterai
Perangkat kimi yang berguna untuk menyimpan listrik ini digunakan
untuk menyimpan energi yang dihasilkan PV. Tanpa baterai, energi yang
dihasilkan PV hanya dapat digunakan pada siang hari.
merupakan jenis baterai yang paling banyak d
Selain itu ada juga
untuk digunakan pad
yang lebih besar.
(a)
Gambar 3.3
Namun dalam perancangan da
kami menggunakan baterai tipe
untuk regulator -nya sendiri pada perancangan ini menggunaka
10A. Regulator baterai
modul photocoltaic menuju baterai.
digunakan, BCU ini juga memiliki MPPT untuk mengambil daya maksimum yang
dihasilkan modul photovoltaic ketika mengisi baterai.
Table 3.
Rated Solar InputRated Load CurrentSystem VoltageNo Load CurrentCharging Circuit Voltage DropLoad Circuit Voltage DropOver Voltage Protection
Universitas Indonesia
Regulator Baterai
Perangkat kimi yang berguna untuk menyimpan listrik ini digunakan
untuk menyimpan energi yang dihasilkan PV. Tanpa baterai, energi yang
dihasilkan PV hanya dapat digunakan pada siang hari. Baterai sel kering/
merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan karena minim perawatan
Selain itu ada juga tipe deep cycle, merupakan jenis baterai yang paling baik
a sistem rumah solar karena memiliki kemampuan
(a) (b)
3 Baterai tipe lead acid (a), Baterai Control Unit
dalam perancangan dan pengujian dari sistem rumah solar ini
kami menggunakan baterai tipe lead-acid dengan kapasitas 65 Ah
nya sendiri pada perancangan ini menggunakan BCU 12/24 VDC
Regulator baterai atau BCU berfungsi untuk mengatur lalu lintas arus dari
modul photocoltaic menuju baterai. Seperti halnya inverter grid tie yang
digunakan, BCU ini juga memiliki MPPT untuk mengambil daya maksimum yang
photovoltaic ketika mengisi baterai.
Table 3.3 Spesifikasi BCU 12/24 10A [8]
10 A10 A12 V<6 mA
Charging Circuit Voltage Drop <0.26 VLoad Circuit Voltage Drop <0.15 VOver Voltage Protection 17 V
31
Universitas Indonesia
Perangkat kimi yang berguna untuk menyimpan listrik ini digunakan
untuk menyimpan energi yang dihasilkan PV. Tanpa baterai, energi yang
Baterai sel kering/ dry cell
igunakan karena minim perawatan.
yang paling baik
kemampuan discharge
Baterai Control Unit (b).
n pengujian dari sistem rumah solar ini
tas 65 Ah. Sedangkan
n BCU 12/24 VDC
atau BCU berfungsi untuk mengatur lalu lintas arus dari
Seperti halnya inverter grid tie yang
digunakan, BCU ini juga memiliki MPPT untuk mengambil daya maksimum yang
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
32
Universitas Indonesia
Work Temperature Industry stage: -35OC to +55O CDirect Charge Voltage 14.4 VFloat Charge Voltage 13.6 VCharge Return Voltage 13.2 V
Regulator baterai ini dapat bekerja pada sistem 12 maupun 24, artinya
BCU ini mampu mengisi sebuah baterai 12 VDC atau dua buah baterai yang
dihubung seri 24 VDC dengan arus output maksimal yang mampu dialirkan
kebeban (inverter) sebesar 10A. BCU ini memiliki mode operasi normal dan auto
load. Pada mode normal, tegangan di output load akan tetap bekerja meskipun
disaat yang sama modul photovoltaic sedang melakukan pengisian pada baterai.
Sedangkan pada mode autoload ketika photovoltaic sedang melakukan charging
pada baterai maka output pada load tidak akan bekerja, setelah PV sudah tidak
menghasilkan listrik lagi, atau tegangan PV 0Vdc, barulah output load akan
bekerja.
3.1.4 Power Meter
Power meter disini digunakan sebagai untuk mengukur arus, tegangan,
daya serta karakteristik daya lain yang dihasilkan photovoltaic dan dari PLN
sehingga jalur eksport-import listrik pun dapat dipantau melalui alat ini. Melalui
alat ini pula semua pengukuran tersebut dapat di ambil dan ditampilkan di PC,
laptop, PDA maupun perangkat smart phone lain yang mempunyai browser
Internet Explorer melalui sistem SCADA.
Gambar 3.5 Power meter
Selain fungsi yang tadi telah disebutkan alat ini juga mampu mengukur
day aktif, daya reaktif, daya nyata, power factor, frekuensi, harmonic, dan
berbagai kelebihan maupun fitur lainnya.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
33
Universitas Indonesia
3.2 Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol merupakan rangkaian saklar-sakalar eketromekanis
yang terdiri dari sebuah relay dan dua buah kontaktor, yakni kontaktor K1M,
kontaktor K2M, dan kontaktor K3M. Saklar - saklar ini berfungsi untuk mengatur
mode kerja apakah yang akan digunakan pada sistem rumah solar ini. Berikut ini
gambar rangkaian kontrol yang mengatur kerja buka-tutup saklar-saklar yang
terdapat pada rangkaian daya.
Gambar 3.5 Diagram daya sistem rumah cerdas
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
34
Universitas Indonesia
(b)
Gambar 3.6 Diagram kontrol sistem rumah cerdas
Keterangan:
K1M : Koil kontaktor 1
K2M : Koil kontaktor 2
K3M : Koil kontaktor 3
K1 : Kontak K1M
K2 : Kontak K2M
K3 : Kontak K3M
TCS : Timer clock switch KT : Kontak TCS
MCB : Pengaman hubung singkat
K1A : Kontak relay K1
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Seperti yang terlihat pada rangkaian kontrol, bahwa kerja dari kontak
K2 dan K3 bergantian karena masing – masing dari coil mereka dihubungkan
dengan kontak changeover milik TCS, KT. Kontaktor K1M yang diaktifkan oleh
kontak digital output dari power meter sendiri berfungsi untuk mematikan K2M
dan K3M. Hal ini berarti jika K1M On, maka K2M dan K3M Off, begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu kontak bantu yang dimilki kontaktor 1 harus memiliki
kontak bantu NC (Normally Close) agar kerja K1M dapat berganti-gantian dengan
K2M dan K3M. Tujuan dari kerja kontaktor – kontaktor tersebut dibuat demikian
adalah untuk mengatur mode kerja pada sistem rumah solar cerdas ini.
3.3 Deskripsi Kerja Sistem
Agar penggunaan listrik yang dihasilkan modul photocoltaic lebih
efektif, baik digunakan untuk menyuplai beban peralatan listrik rumah tangga,
menjual ke PLN dan menyimpannya di baterai maka pada perancangan simulasi
sistem rumah solar terhubung jaringan listrik PLN ini dibagi menjadi dua mode
kerja, yaitu: mode kerja PV grid connected dan mode kerja battery backup.
Tujuan perancangan sistem ini menggunakan 2 mode tersebut adalah
agar sistem dapat melakukan pengaturan suplai dari PV ke beban, PV ke baterai,
dan PLN ke beban dengan pertimbangan pada harga PLN dan konsumsi beban
yang fluktuatif. Berdasarkan dua hal tersebut maka mode sistem ini dapat tanggap
terhadap dua kondisi yang dituang pada table dibawah.
Tabel 3. Konfigurasi Pengaturan PV, Beban, dan Baterai
Kondisi Waktu Harga PLNKondisiBeban
Mode Keterangan
Kondisi I Pagi Tinggi TinggiPV GridConnected
Beban disuplaioleh PV, jika dayadari PV kurangmaka akan diambildari PLN.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Tinggi RendahPV GridConnected
Karena bebanyang digunakanrendah dan hargaPLN tinggi makalistrik dariPVdijual ke PLNdengan hargatinggi.
Malam - -PV GridConnected
Beban full disuplaiPLN
Kondisi II
Pagi
Rendah TinggiPV GridConnected
Beban disuplaioleh PV, jika dayadari PV kurangmaka akan diambildari PLN.
Rendah RendahBatteryBackup
Karena bebanyang digunakanrendah dan hargaPLN relativerendah/flat makalistrik dari PVdigunakan untukmengisi battery
Malam - -BatteryBackup
Jika pada siangharinya listik dariPV telahdigunakan untukmengisi bateraimaka saat malambaterai berfungsiuntuk menyuplaibeban sehinggapemakaian listrikPLN dikurangi.
3.3.1 Mode Kerja PV Grid Connected
Pada mode kerja PV grid connected ini listrik yang dihasilkan
photovoltaic saat pagi hari langsung diubah menjadi tegangan 220 VAC
sinusoidal yang sudah tersinkronisasi dengan tegangan sumber dari PLN.
Sehingga listrik dari PV tersebut dapat langsung digunakan untuk menyuplai
beban. Jika tidak ada beban yang dipakai pada sistem rumah solar ini atau daya
yang dikonsumsi beban lebih rendah daripada listrik yang dihasilkan modul
photovoltaic maka listrik lebih yang tidak digunakan tersebut akan di eksport ke
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
37
Universitas Indonesia
L1
N
TCS K2M K3M
KT
K1M
K1
K1A
Pagi Malam
jaringan listrik PLN atau dalam hal ini rumah solar menjual/mengekspor listrik ke
PLN.
Agar listrik yang dihasilkan photovoltaic tersebut dapat digunakan
untuk menyuplai beban listrik dirumah atau dijual ke PLN maka rakngkaian
rangkaian kontrol harus diaktifkan ke Mode PV grid connected. Sehingga
rangkaian kontrol dan rangkaian dayanya menjadi seperti gambar 3.7.
Gambar 3.7 Diagram daya dan kontrol mode PV grid connected
Dengan mengaktifkan relay K1M menggunakan kontak relay K1A,
maka kontak K1 normally open (NO) akan close dan normally close (NC) akan
open. Sehingga pada diagram dayanya terlihat listrik yang dihasilkan photovoltaic
langsung di alirkan ke inverter untuk dipakai beban/diekspor ke PLN dan tidak
untuk mengisi baterai karena kontak K2 open.
3.3.2 Mode Kerja Battery Backup
Listrik yang dihasilkan photovoltaic pada pagi hari sepenuhnya akan
digunakan untuk mengisi baterai sampai penuh sehingga ketika malam, baterai
digunakan untuk mengurangi penggunaan listrik dari sumber utama PLN. Saat
pagi (5:00 – 19:00), kontaktor K2M On, sehingga kontak K2 close, K1 open dan
arus dari PV akan menuju BCU untuk mengisi baterai (Gambar 3.8). Timer clock
switch (TCS) diset pada pukul 19:00 sampai 05:00 agar pada pukul tersebut
kontak TCS yakni KT akan berpindah untuk menghidupkan K3M (Gambar 3.9).
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
38
Universitas Indonesia
L1
N
TCS K2M K3M
KT
K1M
K1
K1A
Pagi Malam
L1
N
TCS K2M K3M
KT
K1M
K1
K1A
Pagi Malam
Gambar 3.8 Diagram daya dan kontrol pada Mode Baterai Backup saat pagi.
Gambar 3.9 Diagram daya dan kontrol pada Mode Baterai Backup saat malam
Table 3.3 Tabel logika kerja kontak relay dan kontaktor pada tiap mode kerja
Mode Kerja Waktu K1M K2M K3M K1 K2 K3 Keterangan
Mode PV GridConnected
Pagi On Off Off Close Open Open PV digunakanuntukmenyupalibeban/dieksporke PLN.
Malam On Off Off Close Open Open
Mode BateraiBackup
Pagi Off On On Open Close Open PV digunakanuntuk mengisibaterai aki saatpagi. Saatmalam bateraimembantumenyupalibeban
Malam Off Off On Open Open Close
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Gambar 3.10 Diagram alir sistem rumah solar terhubung PLN bagian 1
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Gambar 3.11 Diagram alur sistem rumah solar terhubung PLN bagian 2
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
41
Universitas Indonesia
3.4 Alat Simulasi Sistem Rumah Solar Cerdas Terhubung Jaringan PLN
Rancang bangun dari tugas akhir ini yang juga telah dijelaskan dari awal bab 3 ini
selanjutnya direalisasikan di atas sebuah papan tulis white board yang berfungsi
sebagai alat peraga, gambar sistem kerja secara keseluruhan serta penempatan
seluruh komponen mulai dari inverter grid tie, BCU, Power Meter, sampai pada
kontaktor – kontaktor dan MCB seluruhnya diletakkan diatas papan ini seperti
yang dapat dilihat pada gambar dibawah.
GTI
PV
INTERNET
Busbar Load 220V AC
Utility Grid
MainPower Meter
Main MCB
Baterei
LoadPower Meter
MC
BTe
rmin
alB
lok
Grid
Tie
Inve
rter
1000
W
TCS
Kont
akto
r
Load
ChargeController
K1M
K2M K3M
Gambar 3.12 Tampilan Alat Simulasi Sistem Rumah Solar Cesrdas Terhubung
Jaringan PLN
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
42Universitas Indonesia
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA DATA/EVALUASI
4.1 Pengukuran Sistem Photovoltaic Grid-Connected
4.1.1 Detail Pengujian Sistem Photovoltaic Grid-Connected
Dalam pengujian ini PV langsung dihubungkan dengan inverter grid
tie sehingga daya yang dihasilkan PV langsung dialirkan ke jaringan listrik PLN.
Pengukuran sistem ini bertujuan untuk mengetahui karkteristik output dari sistem
PV grid connected. Rangkaian pengukurannya sendiri dapat dilihat pada gambar
4.1. Pengukuran ini dilakukan saat pagi hari mulai dari pukul 06:00 sampai
dengan sore hari 18:00 dengan lokasi di lantai 2 Gedung Engineering Center,
Universitas Indonesia, Depok dengan kondisi cuaca cerah saat pagi dan agak
berawan saat siang. Rangkaian dilakukan seperti pada gambar tanpa memberi
beban untuk mengetahui seberapa besar daya yang mampu dihasilkan PV-inverter
untuk menyuplai ke grid. Dalam pengujian ini seluruh daya yang dihasilkan PV
disuplai ke grid dalam arti dieksport atau dikirim ke PLN
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian sistem PV Grid-Connected
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
Gambar 4.2 Pengujian PV
4.1.2 Hasil Pengujian
Pengukuran dilakukan dengan melakukan
sekali dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore.
PV grid-connected ini dapat dilihat pada
Tegangan PV yang dihubungkan dengan inv
nominal inverter 11.05
Gambar 4.3 Grafik
Universitas Indonesia
Pengujian PV grid connected menggunakan 2 modul
inverter grid tie 1000W
Pengujian Sistem Photovoltaic Grid-Connected
Pengukuran dilakukan dengan melakukan sampling
sekali dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Hasil pengukuran karakteristik sistem
connected ini dapat dilihat pada gambar grafik 4.3 dan 4.4 dibawah
dihubungkan dengan inverter GTI berubah menjadi tegangan
.05 - 11.51 Vdc.
Grafik arus dan tegangan yang dihasilkan PV terhadap waktu
43
Universitas Indonesia
modul PV 130W dan
sampling tiap 10 menit
Hasil pengukuran karakteristik sistem
gambar grafik 4.3 dan 4.4 dibawah.
menjadi tegangan
arus dan tegangan yang dihasilkan PV terhadap waktu
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Gambar 4.4 Grafik arus dan tegangan output inverter grid tie terhadap waktu
Intensitas cahaya matahari menghasilkan iradiasi yang diterima PV berubah-ubah
setiap waktu. Diama pada saat pagi dan sore hari rendah dan tinggi pada siang
harinya. Hal ini berdampak pada arus yang dihasilkan PV seperti yang terlihat
pada pukul 11:00 sampai pukul 11:20 dimana kondisinya cukup berawan,
akibatnya arus yang dihasilkan PV juga turun. Tegangan yang diterima inverter
dari PV pun berubah dimana ketika iradiasi turun tegangan PV akan naik.
Berdasarkan pengukuran selama 6jam pada output PV arus rata – rata yang
dihasilkan PV adalah sebesar 6.466 ampere dan 0.3819 pada output inverter. Arus
maksimal dihasilkan PV pada sekitar pukul 12:50, yakni sebesar 15,3A dan arus
output yang dihasilkan inverter sebesar 0.85A. Nilai arus yang dihasilkan PV
tersebut merupakan arus maksimal yang dapat dihasilkan modul PV tersebut
bahkan lebih besar dari Imax PV yang tertera pada nameplat PV (Imax tiap modul
PV yang digunakan = 7.48, I paralel kedua modul = 14.96A).
Dari kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa arus output inverter pada sisi AC
cukup merepresenstasikan atau mengikuti arus yang dihasilkan PV pada sisi DC
sehingga dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa iradiasi yang diterima PV sangat
berpengaruh terhadap arus yang dihasilkan PV dan arus output inverter untuk
dialirkan ke grid PLN.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
45
Universitas Indonesia
4.2 Pengukuran Sistem Baterai Backup
4.2.1 Detail Pengujian Sistem Baterai Backup
Pengujian yang berikutnya adalah pengukura pada sistem backup
baterai. Pada pengukuran ini listrik yang dihasilkan PV modul digunakan untuk
mengisi baterai. Diaman lama pengisian baterai sangat bergantung pada iradiasi
yang diterima PV untuk menghasilkan arus pengisian baterai. Baterai yang
digunakan sendiri berkapasitas 65 Ah dimana sebelumnya kondisi baterai telah
dibuat overlow (artinya kondisi baterai sekitar 20-30%, tidak benar benar kosong)
menggunakan BCU 10A sebagai pengatur arus charging baterai. Seperti pada
pengukuran sebelumnya, pengukuran pada sistem ini pun dilakukan pada jam dan
tempat yang sama. Berikut ini adalah gambar setup pengukuran.
Gambar 4.5 Rangkaian pengujian baterai backup
4.2.2 Hasil Pengujian Sistem Baterai Backup
Pada pengujian sistem PV charging baterai ini kondisi cuaca dari pukul
6:00 sampai pukul 09:00 relatif berawan sehingga arus yang dihasilkan PV tidak
sebesar ketika percobaan PV grid connected. Pengukuran dilakukan dengan
menyampling tiap 10 menit. Dari hasil pengukuran (terdapat dilampiran) yang
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
dimulai pada pukul 06:00 sampai 10:40,
mengisi baterai adalah
BCU terlihat selalu sedikit diatas tegangan nominal baterai sesuai dengan
karaktertik tegangan kerja PV, sampai saat dimana kondisi baterai mulai penuh,
tegangan PV semakin jauh lebih besar dari tegangan baterai
Gambar 4.6 Arus yang dihasilkan dari pengujian saat PV mengisi baterai
Gambar 4.7 Tegangan
Universitas Indonesia
dimulai pada pukul 06:00 sampai 10:40, arus rata-rata yang dihasilka
adalah sebesar 3.270A. Tegangan PV yang terhubung dengan
at selalu sedikit diatas tegangan nominal baterai sesuai dengan
karaktertik tegangan kerja PV, sampai saat dimana kondisi baterai mulai penuh,
n jauh lebih besar dari tegangan baterai (Gambar 4.6)
Arus yang dihasilkan dari pengujian saat PV mengisi baterai
Tegangan pada baterai dan PV saat pengisian baterai oleh
46
Universitas Indonesia
rata yang dihasilkan PV untuk
Tegangan PV yang terhubung dengan
at selalu sedikit diatas tegangan nominal baterai sesuai dengan
karaktertik tegangan kerja PV, sampai saat dimana kondisi baterai mulai penuh,
(Gambar 4.6).
Arus yang dihasilkan dari pengujian saat PV mengisi baterai
saat pengisian baterai oleh PV
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat ketika pukul 9:40 arus yang
diterima dari PV mulai menurun padahal ketika melakukan pengukuran, radiasi
diterima PV cukup besar (umumnya arus yang diterima bisa diatas 9A). Ini
disebabkan karena kondisi baterai mulai penuh sehingga BCU bertugas untuk
mengurangi arus untuk mengisi baterai. Hal ini dapat diketahui dari lampu
indicator BCU yang menyatakan kondisi full dari baterai. Namun karena penulis
penasaran mengapa BCU tidak memutuskan arus ke baterai, maka pengisian
diteruskan sampai pukul 10:40. Akhirnya diputuskan untuk menghentikan
pengisian karena tegangan pada terminal baterai telah mencapai sampai 14.16 V
yang dikhawatirkan baterai akan mengalami overcharge sehingga dapat
mengurangi lifetime baterai jika charging masih diteruskan. Dari hasil pengujian
ini dapat diketahui bahwa untuk mengisi baterai berkapasitas 65Ah dapat penuh
dengan arus rata-rata dari PV sebesar 3.27A dengan lama charging 4 jam 10
menit.
4.3 Pengujian Eksport Import Daya Listrik
4.3.1 Detail Pengujian Eksport Import Daya Listrik
Pada pengujian ini menggunakan baterai sebagai sumber DC, bukan
PV karena daya yang dihasilkan baterai relatif stabil dibandingkan yang
dihasilkan PV yang berfluktuatif bergantung pada radiasi yang diterima. Selain itu
pengujian ini juga menggunakan lampu pijar berdaya 60 Watt dan lampu hemat
energi FL 8 Watt sebagai beban pada sistem ini. Pada sisi tegangan output AC,
pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa data logger Hioki
9625 Power Measurement. Alat ukur ini sangat handal karena dapat membaca
beberapa parameter penting mulai dari tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif,
daya buta, faktor daya, dan juga pengukuran menggunakan sistem satu phasa
maupun tiga phasa serta masih banyak lagi parameter yang mampu dibaca oleh
alat ini. Pada pengujian ini juga menggunakan BCU untuk mengatur arus dari
baterai ke inverter agar kondisi baterai tidak sampai undercharge.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Gambar 4.8 Rangkaian pengujian eksport import daya listrik
Rangkaian pengukuran dan pengujian diset seperti gambar 4.9. Alat ukur data
logger di atur pada sistem 3 phasa 4 wire agar tegangan dan arus pada sisi output
inverter, sisi beban dan sisi tegangan PLN dapat terukur demi menguji pengiriman
daya (eksport power) dan pemakaian daya (import power). Pengambilan data oleh
data logger dilakukan tiap satu menit. Sedangkan pada sisi DC, pengukuran
dilakukan tiap 5 menit dengan menggunakan voltmeter dan ampere meter untuk
mengukur daya input inverter.
4.3.2 Hasil Pengujian Eksport Import Daya Listrik
Pada percobaan pertama, inverter dalam kondisi off sehingga daya yang
dihasilkan nol. Kemudian inverter dihidupkan untuk melihat daya yang dihasilkan
untuk dialirkan ke grid PLN. Setelah itu sistem diberi beban lampu pijar dengan
daya 60W sebanyak 4 buah yang dipasang paralel satu persatu. Pengukuran pada
pengujian ini dapat dilihat pada table dibawah.
Tabel 4.1 Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu pijar 60W
Waktu JumlahBebanLampu
P1 (W)Daya outputinverter
P2 (W)Daya dariPLN
P3 (W)Daya Beban
Keterangan
20:06 0 97.5 97.6 0 EksportPower
20:08 1 99.8 42.4 57.8 EksportPower
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
49
Universitas Indonesia
20:09 2 99.4 -16.0 116.0 ImportPower
20:10 3 99.3 -71.9 172 ImportPower
20:11 4 99.5 -127.6 228.1 ImportPower
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan beban yang berdaya kecil
yakni lampu hemat energi FL 8 W sebanyak 31 buah yang juga dipasang paralel
secara bertahap. Hasil pengukurannya dapat dilihat pada table dibawah.
Tabel 4.2 Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu fluorescent 8W
Waktu JumlahBebanLampu
P1 (W)Daya outputinverter
P2 (W)Daya dariPLN
P3 (W)Daya Beban
Keterangan
20:13 0 95.8 95.8 0 EksportPower
20:14 2 96.0 80.3 15.9 EksportPower
20:15 4 96.1 64.6 31.8 EksportPower
20:16 6 96.1 48.8 47.7 EksportPower
20:17 8 96.0 34.2 62.3 EksportPower
20:18 10 95.4 18.2 77.8 EksportPower
20:19 12 100.1 8.4 92.5 EksportPower
20:20 14 91.0 -15.3 107.1 ImportPower
20:21 16 96.7 -24.5 122.1 ImportPower
20:22 18 92.3 -43 136.3 ImportPower
20:23 20 93.1 -57.3 151.4 ImportPower
20:24 22 96.8 -67.7 165.6 ImportPower
20:25 24 95.5 -90.9 187.8 ImportPower
20:27 26 94.9 -112.3 208.6 ImportPower
20:28 28 93.8 -127.7 223 ImportPower
20:28 31 93.8 -134.5 229.9 ImportPower
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
Gambar 4.9 Hasil pengukuran dan pengujian menggunakan beban lampu pijar
Gambar 4.10 Hasil
Dari table dan gambar grafik hasil pengukuran ketika diberikan beban lampu pijar
maupun lampu FL dapat terlihat bahwa
output inverter dan daya yang menuju PLN bernilai hampir sama yakni (97.5 W
dan 97.6 W – pada beban lampu pijar)
alirkan ke grid PLN.
Universitas Indonesia
pengukuran dan pengujian menggunakan beban lampu pijar
Hasil pengukuran pada pengujian menggunakan beban lampu
mbar grafik hasil pengukuran ketika diberikan beban lampu pijar
maupun lampu FL dapat terlihat bahwa pada saat sebelum diberikan beban, daya
output inverter dan daya yang menuju PLN bernilai hampir sama yakni (97.5 W
pada beban lampu pijar) karena daya yang dihasilkan seluruhnya di
50
Universitas Indonesia
pengukuran dan pengujian menggunakan beban lampu pijar
pengukuran pada pengujian menggunakan beban lampu FL
mbar grafik hasil pengukuran ketika diberikan beban lampu pijar
pada saat sebelum diberikan beban, daya
output inverter dan daya yang menuju PLN bernilai hampir sama yakni (97.5 W
karena daya yang dihasilkan seluruhnya di
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
51
Universitas Indonesia
Gambar 4.11 Aliran daya saat pengujian tanpa beban
Gambar 4.12 Aliran Daya saat pengujian diberi beban dengan daya < daya ouput
inverter (P1>P3)
Gambar 4.13 Aliran daya saat pengujian diberi beban dengan daya > daya ouput
inverter (P1<P3)
P2P1
d
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Saat dibebani satu buah lampu pijar, daya yang dialirkan menuju PLN berkurang
sebesar daya yang digunakan pada lampu pijar tersebut, 57.8 W. Hal ini
menunjukkan daya output inverter digunakan untuk menghidupkan lampu dan
sisanya dieksport ke PLN sebesar 42.4 W. Saat dibebani dua lampu pijar, dimana
total daya pada beban ini adalah 116W lebih besar dari daya output inverter
99.4W, maka kekurangan tersebut disuplai dari PLN sebesar -16W. P2 disini
bernilai negatif (-) disebabkan aliran arus yang berlawanan dengan arah
pengukuran tang amper pada alat ukur data logger, sehingga menunjukan bahwa
aliran daya adalah dari PLN menuju ke beban. Dalam hal ini terjadi pemakaian
daya PLN (import power). Hal yang sama terjadi saat dibebani oleh tiga dan
empat buah lampu pijar. Semakin besar daya pada beban, maka akan semakin
besar daya yang diambil dari PLN sedangkan daya output inverter relatif tetap
bergantung dari daya input inverter dari baterai.
Hal ini menunjukkan bahwa listrik yang dihasilkan baterai dan diubah ke
tegangan 220V untuk dialirkan ke grid oleh inverter GTI terbukti mampu untuk di
kirim ke jaringan PLN (di eksport) serta membantu mengurangi penggunaan
energi listrik dari PLN ketika diberi beban.
Dari segi efisiensi inverter, nilai efisiensi yang dihasilkan dapat ditentukan dari
daya input yang diterima inverter dan daya output yang dihasilkan:
=
Dari table hasil pengukuran didapat Pin rata-rata sebesar 111.307 W sedangkan
Pout yang dihasilkan sebesar 87.507 W maka efisiensinya sebesar 78.56%. Hal ini
dapat dipengaruhi karena daya input yang diterima masih terbilang kecil (masih
sekitar 1/10 dari daya input yang dapat diterima inverter), karena pada umumnya
karakteristik inverter ketika diberi daya input mendekati daya nominalnya maka
efisiensinya pun akan semakin tinggi. Selain itu faktor daya yang dihasilkan
inverter juga sangat kecil, berdasarkan pengukuran didapat rata-rata hanya 0.61
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
Gambar 4.14
Pada sisi baterai yaitu
baterai karena menga
baterai drop karena BCU mematikan tegangan pada b
disebabkan BCU menganggap kondisi baterai telah mencapai overlow (sekitar 30
50% kapasitas baterai).
4.4 Pengujian Alat Simulasi
Listrik PLN
4.4.1 Detail Pengujian
Pada pengujian ini
cerdas yang terhubung jaringan listrik PLN
BCU, rangkaian kontrol
berupa papan panel seperti yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian
ini bertujuan untuk melihat untuk kerja
pengukuran pada pengujian eksport import power yang menggunakan alat ukur
data logger dengan yang menggunakan power meter sehingga pengujian tetap
menggunakan beban lampu pijar 4 buah yang diparalel satu persatu, dan baterai
sebagai sumber DC.
Universitas Indonesia
4 Arus dan tegangan discharge baterai terhadap waktu
sisi baterai yaitu gambar 4.14 juga terlihat proses penurunan tegangan dari
baterai karena mengalami discharging. Pada pukul 21:18 arus yang disuplai
na BCU mematikan tegangan pada bagian load.
disebabkan BCU menganggap kondisi baterai telah mencapai overlow (sekitar 30
50% kapasitas baterai).
Alat Simulasi Sistem Rumah Cerdas Terhubung Jaringan
Detail Pengujian
Pada pengujian ini seluruh komponen pendukung dalam sistem rumah solar
cerdas yang terhubung jaringan listrik PLN –mulai dari instalasi inverter GTI,
BCU, rangkaian kontrol, power meter- telah terinstalasi dan terpasang pada plant
seperti yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian
ini bertujuan untuk melihat untuk kerja alat simulasi serta membandingkan hasil
pengukuran pada pengujian eksport import power yang menggunakan alat ukur
dengan yang menggunakan power meter sehingga pengujian tetap
menggunakan beban lampu pijar 4 buah yang diparalel satu persatu, dan baterai
53
Universitas Indonesia
angan discharge baterai terhadap waktu
juga terlihat proses penurunan tegangan dari
arus yang disuplai
agian load. Hal ini
disebabkan BCU menganggap kondisi baterai telah mencapai overlow (sekitar 30-
Sistem Rumah Cerdas Terhubung Jaringan
istem rumah solar
mulai dari instalasi inverter GTI,
telah terinstalasi dan terpasang pada plant
seperti yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian
serta membandingkan hasil
pengukuran pada pengujian eksport import power yang menggunakan alat ukur
dengan yang menggunakan power meter sehingga pengujian tetap
menggunakan beban lampu pijar 4 buah yang diparalel satu persatu, dan baterai
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Gambar 4.15 Pengujian eksport import daya listrik pada alat simulasi
4.4.2 Hasil Pengujian
Berdasarkan table hasil pengujian yang dilakukan pada papan panel plant dimana
seluruh komponen telah diletakan diatas papan tersebut, dapat dilihat bahwa
karakteristik ketika diberi beban maupun berbeban mirip dengan pengujian
dengan menggunakan alat ukur data logger, ini berarti sistem solar rumah solar
cerdas dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan deskripsi kerja yang telah
dibuat sebelumnya
Tabel 4.3 Hasil pengujian eksport import pada panel board
JumlahBebanLampu
P1 (W)Daya outputinverter
P2 (W)Daya dariPLN
P3 (W)Daya Beban
Keterangan
0 79.75 71.16 0.00 EksportPower
1 79.86 35.03 32.39 EksportPower
2 78.8 0.00 67.76 Tidak adadaya yangdieksportmaupundiimport
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
55
Universitas Indonesia
3 79.34 -41.49 102.9 ImportPower
4 85.82 -74.80 138.6 ImportPower
Hanya saja dalam pengukuran dapat terlihat bahwa baik nilai P1, P2, maupun P3
yang ditampilkan power meter berbeda dengan hasil pengukuran yang
menggunakan alat ukur data logger. Misalnya nilai P1 yang terukur pada power
meter dan alat ukur data logger memiliki selisih error rata-rata sebesar 18.8%.
Persentase error tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan CT (current
transformer) yang digunakan power meter memiliki rasio yang cukup besar yaitu
30/5A. CT disini berfungsi layaknya tang ampere pada alat ukur data logger.
Karena CT tersebut memiliki spesifikasi tertentu dimana dapat mengukur secara
presisi apabila digunakkan untuk pengukuran konduktor dengan penampang
20mm (berdasarkan datasheet produk CT yang digunakan), sedangkan dalam
instalasi plant ini, kabel yang digunakan hanya berpenampang 1.5mm.
Selain itu hal dalam pengujian dengan menggunakan plant ini terdapat daya loss
atau daya yang diserap oleh rangkaian kontrol untuk menggerakkan berbagai
macam komponen seperti kontaktor, relay dan timer yang memakan daya 12.6W,
sehingga seluruh daya yang dihasilkan baterai atau PV bukan hanya digunakan
untuk dikirim ke PLN dan menyuplai beban saja, namun juga untuk
menggerakkan rangkaian kontrol yang terdapat dalam sistem rumah solar ini.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
56Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian serta pengukuran pada sistem rumah solar cerdas
terhubung PLN dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1. Iradiasi yang diterima PV sangat berpengaruh terhadap arus yang dihasilkan
PV dan arus output inverter untuk dkirim ke jaringan listrik PLN.
2. Pada pengujian eksport import power, ketika tidak diberikan beban, seluruh
daya dari inverter di alirkan ke jaringan listrik PLN. Ketika diberikan beban
dengan daya yang lebih kecil dari daya output inverter, inverter menyuplai
beban dan daya sisanya dikirim ke PLN. Namun saat daya pada beban lebih
besar dari daya output inverter, kekurangan daya tersebut akan disuplai oleh
sumber utama PLN.
3. Efisiensi rata-rata daya yang dihasilkan inverter grid tie yang digunakan saat
pengujian masih relatif kecil yaitu 78.56% dengan daya input rata-rata yang
diberikan 113.307 W. Hal ini disebabkan faktor dayanya juga rendah yakni
rata-rata sebesar 0.61.
4. Persentase nilai error atau selisih yang terjadi pada power meter yang telah
terpasang pada papan panel plant dibandingkan alat ukur data logger,
disebabkan trafo arus yang digunakan pada power meter memiliki rasio yang
cukup tinggi, yakni 30/5 A sehingga nilai pengukurannya menjadi kecil.
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
57Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
[1] Castafier L., Silvestre S., “Modelling Photovoltaic Systems using PSpice”,
Universidad Politecnica de Cataluiia, Barcelona, Spain.
[2] ST Aplication Note, “Steval-ISV002V1 3kW Grid-Connected PV system,
Based On the STM32x
[3] Xiaoming Y., Yingqi Z., “Status and Opportunities of Photovoltaic Inverters
in Grid-Tied and Micro-Grid Systems”, GE Global Research, Shanghai
[4] Masri S., Tan Kheng K wang., “Single Phase Grid Tie Inverter for
Photovoltaic Application”.
[5] Planning & Installing PV system
http://www.earthscan.co.uk
[6] Grid Tie Inverter
http://en.wikipedia.org/wiki/Grid_tie_inverter
[7] Data Sheet Yitai YTP-1000
http://powerelek.com/3-grid-tie-power-inverters/ytp-1000
[9] http://www.smarthouse-smartgrid.eu/
[10] http://www.solarenergyformyhome.com
[11] Hamid, M. I., Anwari M., “Single-Phase Photovoltaic-Inverter Operation
Characteristic in Distributed Generation System”
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
57Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
58Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Pengukuran PV Grid Connected
Pukul Idc [A] Vdc PV [V] Iac [A] Vac [V]
6:00 0.01 17.9 221.5
6:10 0.09 18.3 0 220.01
6:20 0.3 17.45 0.005 219.4
6:30 0.5 17.21 0.015 220
6:40 0.5 16.98 0.02 219.8
6:50 0.9 16.34 0.05 219.3
7:00 2.5 15.84 0.16 219.5
7:10 3.9 15.12 0.24 219.3
7:20 4.32 14.5 0.25 218.9
7:30 4.98 14.3 0.29 219
7:40 5.45 14.8 0.36 219
7:50 5.9 13.7 0.38 218.9
8:00 6.5 12.91 0.39 218.5
8:10 6.9 11.83 0.4 218
8:20 7.16 11.7 0.41 218.2
8:30 7.6 11.51 0.43 217.8
8:40 8.14 11.6 0.46 217
8:50 7.43 11.8 0.43 217.1
9:00 7.65 11.5 0.44 217
9:10 8.3 11.5 0.49 218.5
9:20 9.3 11.7 0.53 216.9
9:30 7.3 15.6 0.59 215.3
9:40 10.58 11.25 0.6 215.7
9:50 6.82 15.83 0.56 216
10:00 9.1 11.3 0.6 216
10:10 12.28 10.95 0.69 215.6
10:20 12.43 11.34 0.69 215.8
10:30 13.48 11.12 0.75 216.8
10:40 13.95 11.05 0.77 215.7
10:50 14.57 11.25 0.78 216.7
11:00 5.68 15.9 0.5 215.8
11:10 7.25 15.86 0.61 224.3
11:20 6.24 15.95 0.54 223
11:30 13.15 11.64 0.6 223
11:40 14.26 11.28 0.79 223
11:50 3.8 12.1 0.25 223.2
12:00 13.8 11.6 0.76 221
12:10 14.3 11.4 0.78 220
12:20 13.2 11.3 0.72 219.5
12:30 14.01 11.43 0.78 218
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
59Universitas Indonesia
12:40 14.6 11.43 0.8 216
12:50 15.3 11.34 0.85 215.5
13:00 14.5 11.3 0.8 213.5
13:10 13.63 11.25 0.76 213.8
13:20 14.12 11.18 0.78 214
13:30 14.2 11.15 0.79 214.5
13:40 11.8 11.42 0.5 215
13:50 0.2 18.34 0.002 215
14:00 0.1 18.56 0.001 211
14:10 10.43 11.43 0.62 211.7
14:20 12.23 11.24 0.67 211.7
14:30 10.7 11.7 0.6 211.8
14:40 10.38 11.78 0.57 212.2
14:50 12.2 11.67 0.66 212.7
15:00 6.27 15.76 0.57 212.1
15:10 4.9 14.47 0.4 211.4
15:20 0.12 19.02 0.002 210.3
15:30 0.16 18.5 0.001 210.9
15:40 0.18 9.78 0.002 210.9
15:50 0.18 18.6 0.002 211
16:00 0.18 18.6 0.002 210.5
16:10 0.18 18.6 0.001 220.01
16:20 0.2 17.4 0.002 220.45
16:30 0.2 17.4 0.002 219
16:40 0.18 14.6 0 221
16:50 0.18 14.6 0 220.4
17:00 0.09 14.6 0 220
17:10 0.08 17.4 0 218.9
17:20 0.03 17.4 0 219
17:30 0 18.76 0 219.5
17:40 0 18.56 0 220.8
17:50 0 18.89 0 220.5
18:00 0 18.9 0 219
I Average 6.466 0.381902778
I Max 15.3 0.85
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
60Universitas Indonesia
Pengukuran PV Charge Battery
Pukul I PV [A] Vpv [V] Vbaterai [V]
6:00 0 12.35 12
6:10 0 12.35 12.02
6:20 0.009 12.39 12.01
6:30 0.098 12.4 12.1
6:40 0.13 12.45 12.14
6:50 0.25 12.59 12.2
7:00 0.38 12.61 12.25
7:10 0.98 12.65 12.41
7:20 1.52 12.65 12.45
7:30 1.98 12.68 12.47
7:40 2.12 12.78 12.51
7:50 2.53 12.87 12.57
8:00 3.5 12.98 12.63
8:10 3.8 13 12.83
8:20 3.9 13.25 12.91
8:30 4.3 13.25 13
8:40 4.5 13.26 13.05
8:50 4.6 13.24 13.11
9:00 4.55 13.27 13.09
9:10 7.38 13.58 13.38
9:20 8.84 13.93 13.69
9:30 8.6 14.94 14.07
9:40 6.4 15.94 14.07
9:50 5.9 16.2 14.02
10:00 4.9 16.75 14.11
10:10 4.75 17.23 14.16
10:20 2.38 13.56 13.48
Total 88.297
Average 3.270
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012
61Universitas Indonesia
Pengukuran Efisiensi dan Faktor Daya Output Inverter pada Pengujian Eksport ImportPower
PukulIdc[A]
Vdc [V] Vbaterai [V] I ac [A] PF Vac [V] Pdc [W] Pac [W] n [%]
20:00 0 0 12.8 0 0.059 227.45 0 0 0
20:05 10.35 11.38 12.36 0.641 0.6698 227.5 117.783 97.6 82.864
20:10 10.81 11.36 12.29 0.668 0.6554 226.96 122.8016 99.3 80.862
20:15 10.38 11.35 12.26 0.655 0.641 228.75 117.813 96.1 81.570
20:20 10.42 11.34 12.22 0.594 0.6742 227.35 118.1628 91 77.012
20:25 10.59 11.35 12.19 0.632 0.6643 227.49 120.1965 95.5 79.453
20:30 10 11.32 12.16 0.681 0.5749 230.64 113.2 90.3 79.770
20:35 9.9 11.33 12.13 0.673 0.5731 230.42 112.167 88.9 79.257
20:40 10.2 11.38 12.1 0.631 0.5988 227.47 116.076 86 74.089
20:45 9.87 11.36 12.06 0.637 0.608 227.67 112.1232 88.2 78.663
20:50 9.68 11.35 12.01 0.605 0.609 227.62 109.868 83.8 76.273
20:55 9.43 11.34 11.97 0.605 0.6 227.65 106.9362 82.6 77.242
21:00 9.14 11.29 11.9 0.612 0.5661 228.07 103.1906 79 76.557
21:05 9.06 11.25 11.86 0.592 0.5858 227.48 101.925 78.9 77.410
21:10 8.83 11.23 11.81 0.591 0.5748 227.94 99.1609 77.4 78.055
21:15 8.8 11.16 11.77 0.611 0.5596 228.22 98.208 78 79.423
21:20 0 0 12.2 0.000 0.065 226.76 0 0 0
Perancangan simulasi..., Guruh Srisadad, FT UI, 2012