UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran...

80
UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL MENURUT PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI IRNA B RSUP FATMAWATI JAKARTA SKRIPSI INDAH SOLIHATI 1006823293 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA UNIVERSITAS ONDONESIA DEPOK JULI 2012 Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK

KEPERAWATAN PROFESIONAL MENURUT

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI IRNA B

RSUP FATMAWATI JAKARTA

SKRIPSI

INDAH SOLIHATI

1006823293

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA

UNIVERSITAS ONDONESIA

DEPOK

JULI 2012

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK

KEPERAWATAN PROFESIONAL MENURUT

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI IRNA B

RSUP FATMAWATI JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

INDAH SOLIHATI

1006823293

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

JULI 2012

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skipsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Dewi Irawati, M.A., Ph.D. sebagai dekan Fakultas Ilmu Keperawatan.

(2) Kuntarti, SKp., M.Biomed. sebagai koordinator mata ajar Tugas Akhir,

dan seluruh dosen pengajar yang memberikan banyak ilmu dan informasi

di setiap perkuliahan.

(3) Debie Dahlia, SKp., MHSM. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing

saya dalam penyusunan skripsi ini

(4) Rr. Tutik S. Hariyati, S.Kp., MARS, selaku dosen penguji sidang skripsi

(5) RSUP Fatmawati, dan seluruh staf IRNA B, yang telah banyak membantu

dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan

(6) Suami tercinta Yodi anugraha, anak-anakku tersayang (Zhafara Olinda

M.N, dan Benita Irma.N.), serta ibunda tercinta dan keluarga saya yang

telah memberikan bantuan dukungan material dan moral

(7) Sahabat di FIK angkatan 2010 yang telah banyak membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Saya menyadari penyusunan skipsi ini masih jauh dari sempurna dan kesalahan.

Segala kritik dan saran diharap dapat menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap

Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang

telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 10Juli 2012

Penulis

Indah Solihati

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

ABSTRAK

Nama : Indah Solihati

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional

Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di IRNA B RSUP

Fatmawati Jakarta

Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam

pemberian asuhan keperawatan,yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran penerapan

MPKP menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian

berjumlah 102 responden yang diambil menggunakan teknik Disproportionate

Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan persepsi perawat

mengenai ketenagaan masih kurang, jenis tenaga keperawatan tidak efektif,

standar rencana perawatan efektif , pengelolaan metode pemberian askep tidak

efektif, nilai- nilai profesional baik, hubungan profesional baik, pendekatan

manajemen baik, serta sistem kompensasi dan penghargaan seimbang.

Kata kunci : Persepsi, Model Praktik Keperawatan Profesional

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

ABSTRACT

Name : Indah Solihati

Majoring : Nursing science

Title : The Application of the Image PNPM Perceived by he Nurse in

Fatmawati Hospital Jakarta.

Professional Nursing Practice Model is an arrangement in the provision of nursing

care, the purpose is to improve the quality of health services. The research was

held to determine the application of the image PNPM perceived by the nurse in

Fatmawati Hospital Jakarta. This research used descriptive method and

disproportionate Stratified Random Sampling. This research used 102

respondents. The results of nurses perception showed nurses are lacking, this type

of nursing personnel is non effective almost balanced, management of plan of care

is uneffective, the values of professional is good, the professional relationship is

good, management approach is good, and compensation and reward systems is

balance.

Keywords: Perception, PNPM

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................

iii

iv

KATA PENGANTAR …….............................................................................

ABSTRAK........................................................................................................

v

vi

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR SKEMA...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR........................................................................................

ix

xi

DAFTAR LAMPIRAN …..…..……………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………... 6

1.3 Tujuan Penelitian ………………........….…………………..……. 6

1.4 Manfaat Penelitian …………….…………………………………. 7

BAB 2 .TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian MPKP……………….................................................. 8

2.2 Karakteristik MPKP...................................................................... 8

2.2.1 Tenaga keperawatan............................................................. 8

2.2.2 Jenis tenaga keperawatan.................................................... 13

2.2.3 Standar rencana keperawatan............................................ 14

2.2.4 Metode pemberian Asuhan keperawatan........................... 15

2.3 Sub sistem MPKP......................................................................... 20

2.3.1 Nilai profesional................................................................. 20

2.3.2 Hubungan profesional........................................................ 21

2.3.3 Pendekatan Manajemen..................................................... 22

2.3.4 Metode asuhan keperawatan........................................... 25

2.3.5 Kompensasi dan penghargaan............................................ 25

2.4 Kerangka teori.............................................................................. 27

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep........................................................................... 30

3.2 Definisi Operasional........................................................................ 32

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian …………………………………………………. 34

4.2 Populasi dan Sampel …………………………………………….... 34

4.3 Tempat Penelitian ...……………………………………………….. 36

4.4 Waktu Penelitian ………………………………………………….. 36

4.5 Etika Penelitian ………………………………………………….... 36

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.6 Alat Pengumpulan Data ………………………………………….... 37

4.7 Prosedur Pengumpulan Data …………………………………….... 39

4.8 Pengolahan dan Analisis Data ………………………………......... 39

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Distribusi berdasarkan karakteristik responden ..............................

5.2 Distribusi responden berdasarkan perpepsi perawat pelaksana.......

BAB 6 Pembahasan

6.1 Interpretasi dan Diskusi hasil............................................................

6.2 Keterbatasan Penelitian....................................................................

6.3 Implikasi bagi pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian......................

BAB 7 Penutup

7.1 Kesimpulan........................................................................................

7.2 saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

41

42

44

53

53

54

55

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................28

Skema 3.1 Kerangka Konsep.................................................................................29

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... ........30

Tabel 4.1 Populasi dan sampel responden.............................................................33

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden........................................................ 37

Tabel5.2 Distribusi responden berdasarkan gambaran persepsi.perawat ..............41

perawat pelaksana.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Tertulis untuk Partisipasi dalam Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Untuk responden

Lampiran 3 Kisi- kisi kuesioner

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Hasil uji validitas dan reabilitas

Lampiran 6 Jadwal Kegiatan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, yang memiliki peran dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang

bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan, standar pelayanan meliputi;

pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, yang terdiri dari

manajemen sumber daya manusia, keuangan, sistem informasi Rumah sakit,

sarana prasarana dan manajemen mutu pelayanan (Dep Kes, 2002).

Lamri (1997) dalam hasil penelitiannya di RS Islam Samarinda mengatakan

bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien dan pengaruh

kepuasan terhadap minat untuk menggunakan kembali RS Islam Samarinda

adalah kuat dan positif. Hal ini memberikan gambaran untuk kita semua, bahwa

kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit akan memberikan

pengaruh yang besar bagi kepuasan pasien, sehingga untuk memberikan kepuasan

bagi pasiennya setiap rumah sakit harus memberikan pelayanan yang memuaskan.

Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan dan kode

etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996). Tingkat kepuasan masyarakat

ini dipengaruhi oleh seberapa besar layanan yang telah mereka terima saat berobat

ke suatu Rumah sakit. Perawat mempunyai andil besar dalam memberikan

layanan kesehatan, yaitu dengan bersikap profesional, salah satunya dengan

menunjukkan kemampuan dan kecakapan, sehingga akan memberikan kepuasaan

kepada masyarakat.

Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi

secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang

berhubungan dengan fasilitas Rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

yang bekerja di rumah sakit. Suryawati, dkk. 2008, mengatakan bahwa sebagian

besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang

keberadaan petugas yang tidak profesional.

Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian Wirawan tahun 2000, yang

melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan

keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur, hasilnya menunjukkan hanya

17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan

keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Hal ini dapat diketahui

bahwa layanan keperawatan yang diberikan belum sesuai yang diharapkan oleh

masyarakat. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa pelayanan

keperawatan yang ada di rumah sakit masih dianggap kurang baik oleh

masyarakat, maka diperlukan suatu perbaikan dalam sistem pemberian asuhan

keperawatan, salah satunya dengan mengembangkan Model praktik keperawatan

profesional (Sitorus,2006)

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu tatanan dalam

struktur, proses, dan nilai profesional, yang bertujuan untuk meningkatkan asuhan

keperawatan (Sitorus, 2006). Aspek struktur adalah adanya penetapan jumlah

tenaga keperawatan, penetapan jenis tenaga keperawatan, penetapan standar

rencana keperawatan (renpra), dan aspek proses yaitu penggunaan metode

pemberian asuhan keperawatan. Melalui penataan struktur dan proses pemberian

asuhan keperawatan, diharapkan hubungan perawat- klien berkesinambungan.

Hubungan perawat- klien inilah yang akan memfasilitasi penerapan nilai- nilai

profesional yang meliputi: otonomi, kesinambungan, dan akuntabilitas untuk

mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan. Rumah sakit dalam

mengembangkan suatu model keperawatan akan menata mengenai tenaganya,

jenis tenaga yang diperlukan, adanya standar rencana perawatan yang sudah baku,

dan ditentukannya metode pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi

ruangan.

Pemberian asuhan keperawatan dalam satu ruangan sangat dipengaruhi oleh

tercukupinya jumlah tenaga keperawatan, ruangan perawatan menentukan berapa

banyak tenaga perawat yang dibutuhkan, karena bila tenaganya kurang akan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

menghambat pemberian asuhan keperawatan pada klien. Hal ini didukung oleh

hasil penelitian kualitatif Rohmiyati (2009) di RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Semarang, didapatkan bahwa sumber daya manusia atau tenaga perawatnya

masih kurang, sehingga menjadi kendala dalam pemberian asuhan keperawatan.

Untuk pengaturan tenaga perawatan, harus ditentukan dalam satu struktur, siapa

yang memegang tanggung jawab dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

Dalam satu ruang rawat inap yang menggunakan metode MPKP ada tingkatan

jenis tenaga keperawatan, secara struktur adanya kepala ruangan, Clinical Care

Manager, perawat primer (PP/PN), dan perawat asosiet (Sitorus, 2006). Peran

dan fungsi masing- masing tenaga ini sangat menentukan bagaimana pengelolaan

pemberian asuhan keperawatan. Pengaturan peran masing- masing perawat untuk

mencegah terjadinya tumpang tindih dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada klien. Perawat primer atau perawat asosiet dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien harus berdasarkan pada suatu rencana perawatan yang

telah ditentukan.

Standar keperawatan adalah sebagai pedoman dalam proses keperawatan mulai

pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan intervensi,

implementasi, dan evaluasi ( Potter & Perry, 2005). Standar rencana keperawatan

merupakan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Hasil

penelitian Kemala Rita (1998), disebutkan bahwa perawat tidak

mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan lengkap. Standar rencana

perawatan hendaknya dibuat seefektif mungkin sehingga tidak menyita waktu

perawat. Dengan tidak banyak menulis, perawat akan lebih banyak waktunya

untuk memberikan asuhan keperawatan.

Pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan pada klien, ada

beberapa cara yang diterapka yaitu; metode kasus, metode fungsional, metode

tim, manajemen kasus, dan metode keperawatan primer (Gillies, 1994 dalam

Sitorus (2011). Dalam satu ruang yang menerapkan metode MPKP, yang

diterapkan adalah modifikasi keperawatan primer dan tim. Penerapan setiap

model bergantung pada analisis tentang kondisi keperawatan yang ada. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Deti & Lusi (2004), didapatkan hasil sebanyak

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

88,58 % merasa puas terhadap metode pemberian asuhan keperawatan yang

diberikan, dalam ruangan yang menerapkan MPKP.

Komponen lain dari MPKP menurut Hoffart & Woods 1996 dalam Sitorus (2011),

bahwa MPKP terdiri dari lima subsistem yaitu pengembangan nilai profesional,

hubungan profesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan

manajemen, serta sistem kompensasi dan penghargaan. Elemen- elemen tersebut

merupakan hal penting dalam mengembangkan MPKP, karena bila dilakukan

dengan baik hasilnya dapat dirasakan oleh perawat ataupun klien. Ini didukung

oleh penelitian M. Afandi tahun 2008, di ruang Dahlia RSUD Djojonegoro

Temanggung, disebutkan bahwa semua komponen yang diterapkan di ruang

MPKP hasilnya diatas 80 %. Hasil pemaparan penelitian tersebut, dapat dikatakan

berarti seluruh staf mempunyai profesionalitas yang tinggi dalam memberikan

layanan perawatan.

Nilai profesional merupakan inti dari Model Praktik Keperawatan Profesional,

yang meliputi: otonomi, kendali dan tanggunggugat dari perawat primer ( Sitorus,

2011). Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, perawat berpedoman

pada keselamatan klien, menghormati hak klien, bekerja berdasarkan analisa,

sehingga terhindar dari malpraktik. Nilai profesional merupakan suatu standar

bagaimana perawat memperlakukan klien dalam memberikan asuhan

keperawatan. berdasarkan kode etik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ali (2001), dinyatakan bahwa perawat tidak membedakan status

ekonomi, sosial, suku, dan ramah. Dalam melakukan pemberian asuhan yang

berorientasi pada klien, tidak terlepas adanya satu koordinasi antar tim dalam

menyelesaikan permasalahan klien.

Hubungan profesional adalah bagaimana perawat melakukan kolaborasi dengan

tim kesehatan lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan kliennya (Ismani,

2010). Hubungan profesional merupakan hal penting dalam satu tim kerja, karena

perawat tidak bisa berdiri sendiri dalam mengambil satu keputusan, dalam

pelaksanaanya diharapkan tidak ada konflik, karena semua fokus untuk kesehatan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

klien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tri Agus (2006), bahwa hubungan

kolaborasi antara perawat dan tim kesehatan lain berjalan baik.

Sistem kompensasi/ penghargaan, perawat akan mendapat kompensasi dan

penghargaan sesuai dengan sifat profesionalnya, penilaian kinerja (Notoatmodjo,

2009). Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rohmiyati (2009) di RSJD Dr.

Amino Gondohutomo, bahwa dari penerapan MPKP yang dilakukan di rumah

sakit tesebut, belum ada reward. Kompensasi dan penghargaan pada dasarnya

merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi staf dalam

bekerja, bila beban kerja tinggi tanpa diikuti suatu imbalan akan mempengaruhi

kinerja staf.

RSUP Fatmawati tahun 2002, telah menerapkan metode pemberian asuhan

keperawatan MPKP, dengan tujuan ingin meningkatkan mutu asuhan

keperawatan. Hasil pengamatan peneliti di RSUP Fatmawati ditemukannya

fenomena bahwa penataan struktur dan proses dalam komponen penerapan MPKP

belum optimal. Peneliti melihat dalam pengadaan ketenagaan dirasakan masih

kurang, dari jumlah kapasitas tempat tidur sebanyak 275 bed, di tempat yang

peneliti lakukan, hanya ada 188 tenaga perawat. Penetapan jenis ketenagaan

diruang MPKP seharusnya PN adalah seorang perawat berpendidikan Ners, tapi di

RSUP Fatmawati masih ada yang berpendidikan DIII Keperawatan, dan metode

penugasan pemberian asuhan keperawatan kelihatan tidak jelas metode apa yang

diadopsi. Peneliti melihat, pihak manajemen belum melakukan evaluasi terhadap

metode pemberian asuhan keperawatan, sehingga perawat kurang tersosialisasi

dalam menerapkan metode MPKP ini.

Penelitian Arum Pratiwi dan Abi Muhlisin (2005), dalam penelitiannya tentang

kajian penerapan MPKP di RSU Surakarta disebutkan bahwa pelaksanaan MPKP

di RS tersebut belum menggambarkan model MPKP yang normatif, pembinaan

bangsal percontohan dengan evaluasi yang terus menerus belum dilakukan, selain

itu pimpinan rumah sakit sebagai pembuat kebijakan masih kurang dalam

pengelolaan manajemen keperawatan.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Berdasarkan data-data tersebut sayangnya belum pernah ada penelitian ilmiah

yang mengeksplorasi pelaksanaan penerapan MPKP di rumah sakit Fatmawati,

Peneliti merasa tertarik untuk mengetahui “Gambaran Penerapan Model Praktik

Keperawatan Profesional menurut persepsi perawat pelaksana di IRNA B RSUP

Fatmawati” yang ingin dibuktikan dengan melakukan penelitian, hasilnya

diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pemberian asuhan

keperawatan di RSUP Fatmawati.

1.2. Rumusan Masalah

Model praktik keperawatan profesional (MPKP), merupakan metode pemberian

asuhan keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan keprofesionalan perawat

dan mutu layanan Rumah Sakit secara umum. Penerapan Model praktik

Keperawatan Profesional di RSUP Fatmawati saat ini bila dilihat dari empat

karakteristik model MPKP masih harus ditata sesuai konsepnya. Harapan RSUP

Fatmawati kedepannya adalah ingin memberikan asuhan keperawatan yang

optimal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mempelajari dan mengetahui

gambaran MPKP di Rumah sakit Fatmawati menurut persepsi perawat pelaksana

khususnya IRNA B, adapun pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana gambaran

penerapan MPKP menurut persepsi perawat pelaksana di IRNA B RSUP

Fatmawati?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran penerapan model praktik keperawatan profesional

menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati Jakarta.

1.3.2 Tujuan khusus:

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah teridentifikasi:

1.3.2.1 Karakteristik responden: usia responden, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, dan lama bekerja

1.3.2.2 Komponen MPKP; yaitu tenaga keperawatan, jenis tenaga keperawatan,

standar asuhan keperawatan, dan metode pemberian asuhan keperawatan

di IRNA B RSUP Fatmawati.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

1.3.2.2 Subsistem MPKP: nilai-nilai professional, hubungan professional,

manajemen keperawatan, serta sistem penghargaan dan kompensasi

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan

peneliti terkait penerapan metode MPKP.

1.4.2 Bagi lahan penelitian

Mendapatkan gambaran penerapan model praktik keperawatan profesional

menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati, sehingga dapat

memberikan masukan pada pihak Rumah sakit, dalam mengoptimalkan penerapan

MPKP

1.4.3 Pengembangan keilmuan Keperawatan

Memberikan masukan tentang hasil penelitian sebagai acuan khususnya tentang

Model praktik keperawatan profesional

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Model Praktik keperawatan Profesional (MPKP)

Model Praktik Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,

proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur

pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian

asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996). Model praktik keperawatan profesional

(MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang

memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,

termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus & Yulia, 2006).

Kedua pengertian yang dikemukakan menyatakan bahwa model praktik

keperawatan profesional merupakan suatu sistem dalam memberikan asuhan

keperawatan dengan melalui suatu penataan lingkungan keperawatan.

2.2 Karakteristik model dalam penataan struktur dan proses pemberian

asuhan keperawatan, terdiri dari empat unsur:

2.2.1 Penetapan jumlah tenaga keperawatan

Perencanaan tenaga merupakan salah satu fungsi utama seorang pemimpin

organisasi keperawatan, keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan

oleh kualitas sumber daya manusianya. Langkah perencanaan dalam

penghitungan tenaga keperawatan menurut Druckter dan Gillies (1994):

mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan diberikan,

menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan

pelayanan keperawatan, menentukan jumlah masing-masing kategori perawat

yang dibutuhkan, menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada,

menentukan tenaga perawat sesuai dengan ruang/ unit atau shift, melakukan

seleksi pada calon-calon pegawai, serta memberikan tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas pelayanan keperawatan disetiap unit.

Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang

akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien disetiap unit. Kategori

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

keperawatan klien terdiri dari: perawatan mandiri (self care) yaitu klien yang

memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan

pengobatan. Klien melakukan aktifitas perawatan dini secara mandiri. Perawatan

sebagian (partial care) yaitu: klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan

keperawatan dan pengobatan tertentu. Perawatan total (total care) yaitu: klien

memerlukan bantuan secara penuh dalam keperawatan diri dan memerlukan

obsevasi secara ketat. Perawatan intensif (intensive care) yaitu klien memerlukan

observasi dan tindakan keperawatan yang terus menerus. Penghitungan kebutuhan

ketenagaan menurut metode Gillies (1994), menjelaskan rumus kebutuhan tenaga

keperawatan di suatu unit perawatan adalah sebagai berikut :

2.2.1.1 Metode Gillies (1994)

Jumlah jam keperawatan rata rata rata- rata

Yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari jumlah x klien/ tahun

Jumlah hari/ tahun _ Hari libur masing2x x jumlah jam kerja

Perawat tiap perawat

jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun

=

jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun

= jumlah perawat di satu unit

Prinsip perhitungan rumus Gillies :

Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :

1) Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi

pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam ,

keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total

care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam, dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4

jam = 8 jam.

2) Waktu keperawatan tidak langsung

Menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari

Menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1

jam/klien/hari

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

3) Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25

jam/hari/klien

4) Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit

berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan

rumus :

Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %

Jumlah tempat tidur x 365 hari

Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.

Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur

= 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau

ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ),

hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).

Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja

efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari

maka 40/5 = 8 jam per hari). Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan

disatu ruangan/ unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan

/cadangan ).

Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %

Contoh :

Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari

Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang

dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)

Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah

jam kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari

Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)

Jumlah jam keperawatan langsung

- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam

- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam

- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam

Jumlah jam = 63 jam

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Jumlah keperawatan tidak langsung

17 orang klien x 1 jam = 17 jam

Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :

63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari

17 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan :

4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )

(365 – 73) x 7 2044

Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari

Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8

orang.

2.2.1 2 Metode Swansburg

Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .

Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.

1) Total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang

dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari

2) Total jam kerja /minggu = 40 jam

jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu

jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang

(jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7

jam/shift)

Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan

untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari → pagi : siang : malam = 47 % :

36 % : 17 %. Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang

- Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang

- Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang

- Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.2.1.3 Metode Douglas

Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999), menetapkan jumlah

perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi

klien, dimana masing- masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya,

yaitu sebagai berikut : Klasifikasi Klien Minimal, Parsial, dan Total care

Jumlah Klasifikasi klien

Klien Minimal Parsial Total

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 0,80 0,90 0,60

Dst

Klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan (douglas, 1984)

Perawatan minimal (1 – 2 jam / 24 jam), adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh

klien meliputi: Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian di lakukan sendiri, makan

dan minum di lakukan sendiri, ambulasi dengan pengawasan, observasi tanda –

tanda vital di lakukan setiap pergantian jaga, pengobatan minimal, status

psikologis stabil, perawatan luka sederhana.

Perawatan intermediet / partial (3 – 4 jam / 24 jam), kegiatan yang dilakukan

adalah memenuhi kebersihan diri klien, makan minumnya dibantu, observasi

tanda-tanda vital setiap 4 jam, ambulasi dibantu, pengobatan dengan injeksi,

pasien dengan katheter urine, pasien dengan infus, observasi balance cairan ketat.

Perawatan maksimal / total (5 – 6 jam / 24 jam), semua kebutuhan klien dibantu,

hal yang dilakukan adalah: melakukan perubahan posisi, observasi tanda – tanda

vital setiap 2 jam, makan diberikan melalui selang lambung, beberapa pengobatan

melalui intra vena, pemakaian suction pada klien yang slymnya banyak, gelisah /

disorientasi, perawatan luka kompleks.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.2.2 Penetapan jenis tenaga keperawatan

Pelaksanaan MPKP dalam satu ruangan harus ditetapkan jenis tenaga

keperawatannya, beberapa jenis tenaga yang ada meliputi kepala ruang rawat,

Clinical care manager (CCM), perawat primer (PP), serta perawat asosiet (PA).

Peran dan fungsi antara PP dan PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung

jawabnya. Pada ruang rawat MPKP pemula, kepala ruangan adalah perawat

dengan kemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman, dan pada MPKP

tingkat I adalah perawat dengan kemampuan S Kep/Ners dengan pengalaman

(Sitorus, 2011).

Tugas dan tanggung jawab setiap jenis tenaga adalah sebagai berikut:

a. Kepala Ruangan

Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang adalah perawat dengan

kemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.

b. Clinical care manager (CCM)

Clinical Care Manager adalah seseorang dengan pendidikan S1 keperawatan/

Ners, dengan pengalaman kerja lebih dari 3 tahun

c. Perawat Primer (PP)

Perawat primer pada MPKP pemula adalah seorang yang berpendidikan DIII,

Tugas perawat primer adalah, memimpin dan bertanggung jawab pada

elaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan serta pendokumentasian dan

administrasi pada sekelompok pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Berpartisifasi dalam visite dokter, mengatasi permasalahan/ konflik pasien,

penunggu dan petugas di areanya, mengkoordinasikan proses pelayanan

kepada kepala ruangan mengatur dan memantau semua proses asuhan

keperawatan di area kelolaan,dan memastikankelengakapan

pendokumentasian dan administrasi dari klien masuk sampai pulang.

d. Perawat Asosiet (PA)

Pada MPKP pemula perawat Asosiet adalah yang berpendidikan DIII

keperawatan, dan tidak menutup kemungkinan masih ada yang berpendidikan

SPK. Tugas PA adalah bertanggung jawab dan melaksanakan asuhan

keperawatan keperawatan pada klien yang menjadi tanggungjawabnya.

Melaksanakan dokumentasi keperawatan, dan berkoordinasi dengan perawat

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

primer untuk pelaksanaan asuhan keperawatan. Pengaturan tanggung jawab

PP lebih ditekan kan pada pelaksanaan terapi keperawatan karena bentuk

tindakannya lebih pada interaksi, adapatasi,yang memerlukan konsep dan

analisa yang tinggi, tindakan yang tidak memerlukan analisis dapat dilakukan

oleh PA.

2.2.3 Penetapan standar rencana asuhan keperawatan

Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan

perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan

masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan.

Pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan adalah 1). Identifikasi masalah

2) menyusun alternatif penyelesaikan masalah, 3) pemilihan cara penyelesaian

masalah yang tepat dan melaksanakannya, dan 4) evaluasi hasil dari pelaksanaan

alternatif penyelesaian masalah.

Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses

keperawatan yaitu 1) pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih

holistik, 2) diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah

masalah keperawatan, 3) rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah, 4)

implementasi, dan 5) evaluasi hasil tindakan (Potter & Perry, 2005). Dalam

pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, perawat di ruangan / unit akan

mengacu pada standar rencana perawatan yang telah ada.

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan

keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi

mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.

disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan

keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana

komunikasi antar profesi kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan

keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung

jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan. (Potter & Perry, 2005).

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.2.4 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan.

Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode kasus,

metode fingsional, metode tim, dan metode keperawatan primer, serta manajemen

kasus ( Gillies, 1994). Dalam pelaksanaanya setiap ruang/ unit akan berbeda,

tergantung dari analisis ruangan, metode mana yang akan dipakai.

2.2.4.1 Metode kasus

Metode kasus keperawatan memberikan asuhan keperawatan berdasarkan rasio

satu perawat kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas, jumlah

klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat itu

dan kompleknya kebutuhan klien, metode ini yang pertama kali di gunakan dalam

pemberian asuhan keperawatan ( Sitorus, 2011). Metode kasus ini biasanya

dipergunakan di ruangan intensif, karena perawat diberi tanggung jawab untuk

mengelola klien secara penuh.

2.2.4.2 Metode Fungsional.

Metode fungsional, merupakan metode penugasan yang menekankan pada

penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan ( Sitorus, 2011). Setiap perawat

diberikan satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang

dirawat di suatu ruangan. Seorang perawat mungkin bertanggung jawab dalam

pemberian obat, mengganti balutan, monitor infus dan sebagainya. Prioritas utama

yang dikerjakan adalah pemenuhan kebutuhan fisik sesuai dengan kebutuhan

pasien dan kurang menekankan kepada pemenuhan kebutuhan pasien secara

holistik, sehingga dalam penerapannya kualitas asuhan keperawatan sering

terabaikan, karena pemberian asuhan yang terfragmentasi.

Komunikasi antara perawat sangat terbatas, sehingga tidak ada satu perawat yang

mengetahui tentang satu klien secara komprehensif, kecuali kepala ruangan. Hal

ini sering menyebabkan klien kurang puas dengan pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan, karena seringkali klien tidak mendapat jawaban yang tepat

tentang hal-hal yang ditanyakan, dan kurang merasakan adanya hubungan saling

percaya dengan perawat.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Kepala Ruangan bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mensupervisi. Pada

model ini kepala ruangan menentukan apa yang menjadi tugas setiap perawat

dalam suatu ruangan dan perawat akan melaporkan tugas-tugas yang dikerjakan

kepada kepala ruangan. Kepala ruangan yang bertanggung jawab dalam membuat

laporan pasien.

Koordinasi antar perawat sangat kurang sehingga seringkali pasien harus

mengulang berbagai pertanyaan atau permintaan kepada semua petugas yang

datang kepadanya, dan kepala ruangan yang memikirkan setiap kebutuhan pasien

secara komprehensif. Informasi yang disampaikan bersifat verbal, yang seringkali

terlupakan karena tidak didokumentasikan dan tidak diketahui oleh staf lain yang

memberikan asuhan keperawatan.

Kepala Ruangan kurang mempunyai waktu untuk membantu stafnya untuk

mempelajari cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan pasien atau dalam

mengevaluasi kondisi pasien dan hasil asuhan keperawatan, kecuali terjadi

perubahan yang sangat mencolok. Orientasi model ini hanya pada penyelesaian

tugas, bukan kualitas, sehingga pendekatan secara holistik sukar dicapai. Model

fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas bila jumlah staf

sedikit, namun pasien selalu tidak mendapat kepuasan dari asuhan keperawatan

yang diberikan.

2.2.4.3 Metode Tim

Model Tim merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana

seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif

dan kolaboratif (Douglas, 1992). Model Tim didasarkan pada keyakinan bahwa

setiap staf mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan

keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang

tinggi, sehingga setiap anggota tim merasakan kepuasan karena diakui

kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan

keperawatan yang bermutu.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Model Tim menurut Kron & Gray (1987) terkandung dua konsep utama yang

harus ada, yaitu: Kepemimpinan dan komunikasi yang efektif. Kemampuan

kepemimpinan harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat profesional

(Registered Nurse). Registered Nurse ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk

bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien dalam merencanakan asuhan

keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim, melakukan supervisi

dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan. Proses komunikasi harus

dilakukan secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre atau post conference atau

pembahasan dalam penugasan, pembahasan dalam merencanakan dan menuliskan

asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.

Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim

dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam. Apakah terdapat 2

atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas tenaga

keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk

10-20 pasien.

Hasil penelitian Lambertson seperti dikutip oleh Douglas (1984), menunjukkan

bahwa model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan

keperawatan yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan

yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini

berarti bahwa model tim dilaksanakan dengan tepat pada kondisi dimana

kemampuan tenaga keperawatan bervariasi. Kegagalan penerapan model ini, jika

penerapan konsep tidak dilaksanakan secara menyeluruh/ total dan tidak

dilakukan pre atau post konferens dalam sistem pemberian asuhan keperawatan

untuk pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penentuan strategi

pemenuhan kebutuhan pasien.

2.2.4.4 Metode Primer

Keperawatan primer, penekanannya terletak pada penugasan seorang perawat

profesional atau registered nurse, yang disebut sebagai perawat primer sebagai

penanggung jawab utama pemberi asuhan keperawatan kepada pasien tertentu.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Metode primer memberi dampak positif terhadap peningkatan profesionalisme,

peningkatan autonomi profesi dan kepuasan bekerja bagi perawat, peningkatan

kepuasan pasien akan mutu layanan dan asuhan keperawatan, dan efisiensi

penggunaan sumberdaya (Huber, 2000).

Tujuan utama dari Model Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan

yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penugasan yang diberikan kepada perawat primer atas pasien yang dirawat

dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan

pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan perawat

primer. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab

selama 24 jam selama pasien dirawat.

Perawat primer akan melakukan pengkajian secara komprehensif dan

merencanakan asuhan keperawatan. Selama bertugas ia akan melakukan berbagai

kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien. Demikian pula pasien,

keluarga, staf medik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu

merupakan tanggung jawab perawat primer tertentu. Perawat primer bertanggung

jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan

keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien atau rujukan

bila diperlukan.

Perawat primer mendelegasikan kepada perawat lain yang disebut perawat

associate jika berhalangan hadir atau tidak menjalankan tugas. Perawat primer/

primary nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima

pasien dan menginformasikan tentang keadaan pasien kepada Kepala Ruangan,

dokter dan staf keperawatan lainnya. Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu

persatu pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas

pelayanan yang diberikan kepada semua pasien.

Perawat primer bukan hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan

keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk melakukan rujukan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial masyarakat, membuat jadual

perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Seorang perawat

primer dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan.

Perawat primer berperan sebagai advokat pasien terhadap birokrasi rumah sakit.

Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien terpenuhi

kebutuhannya secara individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan

tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,

informasi dan advokasi. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah

tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada kemampuan

supervisi. Keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit adalah rumah sakit tidak

perlu mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada

harus berkualitas tinggi.

Penetapan seorang menjadi perawat primer perlu berhati-hati karena memerlukan

beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self

direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan

klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin

ilmu. Penerapan metode primer di negara maju pada umumnya perawat yang

ditunjuk sebagai perawat primer adalah seorang Clinical Specialist yang

mempunyai kualifikasi Master.

Penerapan metode primer di Inggris (Lydia hall, 1963) menyatakan bahwa Model

Primer dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan

dengan Model Tim, karena: hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan

bertanggung gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan,

Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan dengan

10-20 orang pada setiap tim, perawat rrimer bertanggung jawab selama 24 jam,

rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal, dan rencana keperawatan dan

rencana medik dapat berjalan paralel.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.2.4.5 Manajemen kasus

Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan keperawatan secara

multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota

tim kesehatan ( kolaborasi) dan sumber- sumber yang ada sehingga dapat dicapai

hasil akhir asuhan keperawatan yang optimal. Manajemen kasus merupakan

proses pemberian asuhan keperawatan, mengurangi fragmentasi, meningkatkan

kualitas hidup klien, dan efesiensi pembiayaan ( Marquis & Huston, 2000).

Tujuan utama manajemen kasus adalah tercapainya hasil akhir asuhan

keperawatan yang sudah ditetapkan dengan mengoptimalkan layanan yang

dibutuhkan (clinical pathways). Metode manajemen kasus terdiri dari lima elemen

yaitu (1) pendekatam berfokus pada klien, (2) koordinasi asuhan dan layanan

antar institusi, (3) berorientasi pada hasil, (4 ) efisiensi sumber, dan (5) kolaborasi.

( Sitorus, 2011).

2.3 Lima subsistem MPKP menurut Hoffart & Woods (1996) yaitu:

2.3.1 Nilai-nilai professional

Nilai professional merupakan inti dari Model Praktik Keperawatan Profesional,

yang meliputi : nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan tanggung

gugat (Sitorus,2011). Nilai intelektual terdiri dari tiga komponen yang sangat

terkait; body of knowledge, pendidikan spesialisasi, dan penggunaan pengetahuan

dalam berfikir kritis serta kreatif. Komitmen moral, perilaku perawat harus

dilandasi aspek moral yang meliputi; beneficience/ tidak membahayakan klien,

adil, fidelity/ meminimalkan risiko. Otonomi berarti adanya kebebasan dan

wewenang melakukan tindakan secara mandiri, kendali merupakan implikasi

pengaturan/ pengarahan terhadap orang lain.

Tanggung gugat merupakan tanggung jawab terhadap tindakan yang telah

diberikan. Dalam pemberian asuhan perawatan harus ada kesinambungan, serta

perawat harus mengembangkan pengetahuan untuk meningkatkan mutu asuhan

keperawatan (Potter & Perry, 2005). Perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan tidak terlepas dari aspek- aspek nilai profesional dan kode etik

keperawatan. Dalam standar profesi kode etik perawat, terdiri dari akuntabilitas,

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

menerima tanggung jawab, menerapkan prinsip etik, menghormati hak klien,

menjaga kerahasiaan, memberikan asuhan keperawatan berdasarkan peraturan

(Sumijatun, 2011).

2.3.2 Hubungan profesional

American Nurses Association (ANA): Baggs & Schmitt,1988; Evans &

Carlson,1992; Shortridge, McLain, & Gillis1986, (cit. Siegler & Whitney, 1994).

et al., (cit. Siegler & Whitney, 1994) menyebutkan kolaborasi sebagai hubungan

timbal balik dimana (pemberi pelayanan) memegang tanggung jawab paling besar

untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik

kolaborasi menekankan tanggung jawab bersama dalam menajemen perawatan

pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-

masing pendidikan dan kemampuan praktisi.

Hubungan perawat dengan profesi kesehatan lain, menggambarkan suatu

hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu, adalah mengenai

kebersamaan, berbagi tugas, kerja sama, kesetaraan, tanggung jawab dan

tanggung gugat dalam bekerja. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat

dituntut sejajar untuk berkolaborasi dengan dokter. Pada kenyataannya profesi

keperawatan masih kurang berkembang dibandingkan dengan profesi yang

berdampingan erat dan sejalan dengan profesi lain.

Kerjasama dan kolaborasi dengan dokter perlu pengetahuan, ketrampilan, dan

kemauan, maupun sikap yang professional mulai dari komunikasi, dengan mitra

kerjanya, sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan. Hubungan

perawat-dokter atau dengan tim kesehatan lain adalah satu bentuk hubungan

interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada

pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya

menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses

kolaborasi.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul

jika hubungan kolaborasi dokter-perawat berlangsung baik. American Nurses

Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 Rumah Sakit

melaporkan bahwa hubungan dokter-perawat bukan hanya mungkin dilakukan,

tetapi juga berlangsung pada hasil yang dialami pasien (Kramer dan

Schamalenberg, 2003). Terdapat hubungan kolerasi positif antara kualitas

hubungan dokter, tim kesehatan lain, dan perawat dengan kualitas hasil yang

didapatkan pasien.

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik

bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup

praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai

pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh

perturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter, serta tim

kesehatan lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling

ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan

pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap

perawatan individu, keluarga dan masyarakat (Ismani Nila, 2001).

.

2.3.3 Pendekatan manajemen keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan proses menyelesaikan pekerjaan melalui

anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga dapat memberikan

asuhan keperawatan profesional kepada klien dan keluarganya (Huber 1996,

dalam Sitorus 2011). Manajemen keperawatan terdiri dari empat unsur, yang

pertama tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

2.3.3.1 Perencanaan

Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang. artinya , apa,

siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dan harus dilakukan

untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli, 2010). Perencanaan adalah hal-hal yang

akan dan tidak akan dilakukan pada menit, jam atau waktu yang akan datang.

Perencanaan merupakan proses intelektual yang didasarkan pada fakta dan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

informasi, bukan emosi dan harapan (Dauglas. 1992, Gillies 1994 dalam

manajemen keperawatan). Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen

dan merupakan tugas utama setiap manajer. Perencanaan harus sistematik, dapat

diukur, dapat dicapai, realistik dan berorientasi pada waktu. Perencanaan yang

dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan

rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan. Perencanaan merupakan

dasar bagaimana kinerja manajemen untuk menciptakan suatu keadaan agar

pengelolaan berjalan baik.

2.3.3.2 Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas- aktivitas untuk mencapai

objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan setiap

kelompok, dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat

dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal, dan bertanggung

jawab untuk mencapai objektif organisasi (Swanburg, 2000).

Ciri- ciri organisasi terdiri dari sekelompok orang, ada kegiatan yang berbeda tapi

saling berkaitan, tiap anggota mempunyai sumbangan usaha, adanya kewenangan,

koordinasi, dan pengawasan serta adanya suatu tujuan. Suatu organisasi akan

berjalan baik bila sekelompok orang mempunyai komitmen yang sama untuk

mencapai satu tujuan (Suarli,2010)

Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasikan kegiatan asuhan

keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian. Pelayanan

keperawatan di ruangan meliputi stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar

alokasi pasien. Struktur organisasi dinyatakan sebagai suatu susunan skematis

yang menunjukkan fungsi-fungsi, atau posisi-posisi dalam organisasi, serta

bagaimana mereka saling berhubungan. Struktur organisasi menunjukkan

pembagian pekerjaan, merumuskan metode penugasan yang akan digunakan,

membuat rincian tugas antara PN dan PA, membuat rentang kendali kepala

ruangan membawahi PN/ Ka tim, mengatur dan mengendalikan tenaga perawatan,

mengatur logistik ruangan, mendelegasikan tugas bila karu tidak ada di tempat,

identifikasi masalah, dan cara penanganan.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.3.3.3 Pengarahan

Pengarahan adalah pengeluaran penugasan, pesanan, dan intruksi yang

memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan darinya, dan pedoman

serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan efesien

untuk mencapai objektif organisasi (Douglas, dalam Swanburg 2000).

Dalam pengarahan terdapat kegiatan supervisi, memberikan pengarahan tentang

penugasan pemberian asuhan keperawatan, menciptakan iklim motivasi,

memberikan pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan baik,

menginformasikan hal yang dianggap penting yang berhubungan dengan asuhan

keperawatan, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencakup pre dan post

konferens, meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan bagaimana

menyelesaikan manajemen konflik, serta memberikan bimbingan kepada staf

dibawahnya.

2.3.3.4 Pengendalian

Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang

meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian

instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,

membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

kepala ruangan melakukan survey kepuasan, dan audit dokumentasi

(Swanburg,2000).

Pengendalian merupakan proses akhir dari proses manajemen, dimana dalam

pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian saling keterkaitan dengan

proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan. Dalam proses manajemen

ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan, diantaranya yaitu : visi-misi, standar

asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian

dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan apakah setiap tahapan proses

manajemen telah sesuai dengan standar atau tidak dan jika ditemukan adanya

penyimpangan maka perlu dilakukan pengendalian sehingga kembali sesuai

standar yang berlaku.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.3.4 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan.

Kepala ruangan mempunyai tanggung jawab untuk menetapkan metode

pemberian asuhan keperawatan apa yang tepat dan diaplikasikan di unit kerjanya

untuk mencapai tujuan sesuai dengan jumlah kategori tenaga yang ada di ruangan

serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya ruang rawat. Metode

penugasan keperawatan yang digunakan pada umumnya modifikasi keperawatan

primer dan tim.

2.3.5 Sistem kompensasi dan penghargaan.

Adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk

kerja atau pengabdiannya. Pemberian kompensasi dan penghargaan kepada

karyawan harus mempunyai dasar yang logis dan rasional, besarnya kompensasi

merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan.

Tujuan kompensasi dan penghargaan yaitu a) menghargai prestasi kerja karyawan,

dengan pemberian kompensasi akan mendorong perilaku karyawan sesuai dengan

yang diinginkan organisasi. b) menjamin keadilan, masing- masing karyawan

memperoleh imbalan sesuai dengan fungsi, tugas, jabatan, dan prestasi kerjanya,

c) mempertahankan karyawan, para karyawan akan betah bekerja, sehingga

mencegah keluarnya karyawan. d) pengendalian biaya, dengan sistem

kompensasi, akan mengurangi seringnya melakukan rekuitmen, akibat keluarnya

karyawan. e) Memperoleh karyawan yang bermutu, dengan sistem kompensasi ,

akan banyak pelamar, sehingga banyak peluang untuk memilih karyawan yang

berprestasi. dan f) Memenuhi peraturan pemerintah. Suatu organisasi yang baik

dituntut adanya sistem administrasi kompensasi yang baik pula (Notoatmodjo,

2009).

Teori manajemen sumber daya manusia ( Cenzo dan Robbins, 1996 ), menyatakan

bahwa lembaga menggunakan penghargaan untuk memotivasi sumber daya

manusia. Secara garis besar ada dua macam penghargaan, yaitu (a) intrinsik yang

merupakan penghargaan diri sendiri terhadap pekerjaannya, dan (b) ekstrinsik

yang berasal dari lembaga tempat bekerja. Penghargaan dari tempat bekerja ini

terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: penghargaan uang dan penghargaan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

non uang. Contoh penghargaan ekstrinsik adalah kepuasan bekerja diperusahaan,

mendapat tanggung jawab lebih besar, kesempatan mengembangkan pribadi dan

bekerja sesuai dengan keyakinan pribadi. Penghargaan keuangan antara lain gaji,

insentif berdasarkan kinerja pekerjaan, berbagai program perlindungan sosial dan

kesehatan, dan sebagainya.

Sistem kompensasi dan penghargaan diberikan kepada staf keperawatan dalam

satu institusi bergantung pada kebijakan manajemen masing- masing. Perawat

baik PP/ PN dan PA berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan

keperawatan yang telah mereka berikan kepada kliennya. Kompensasi dan

penghargaan dapat berupa jasa dapat diberikan kepada PP dan PA dalam satu tim

berupa kesempatan untuk mempelajari asuhan keperawatan lebih lanjut.

2.4 Karakteristik responden

2.4.1 Usia

Masa dewasa awal adalah individu mempunyai pendidikan yang memadai,

kebiasaan berfikir rasional, memiliki pengalaman hidup serta secara psikososial

dianggap lebih mampu dalam memecahkan tugas pribadi dan sosial (Potter dan

Perry, 2005). Pada usia dewasa awal dan pertengahan, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,

selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu untuk

membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisonal

mengenal jalannya perkemangan selama hidup. Semakin tua semakin bijaksana,

semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang

dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

Perawat sebagai pemberi pelayanan kepada klien, diharapkan pada rentang usia

dewasa awal ini tentunya mempunyai analisis yang tinggi dalam memecahkan

setiap masalah kesehatan klien. Usia berpengaruh terhadap bagaimana perawat

menunjukkan rasa empati, care, sabar, dan menghormati kliennya.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.4.2 Jenis kelamin

Perawat perempuan lebih besar kemungkinan memiliki kinerja yang lebih baik,

dibandingkan dengan perawat laki- laki namun hal ini bisa saja karena jumlah

perawat laki- laki lebih sedikit dan kebanyakan dalam menghadapi pekerjaan.

Perempuan sebagai perawat membutuhkan keterampilan, keuletan dan kesabaran

dengan insting keibuannya, menunjukkan rasa kasih, empati. Hal ini sejalan

dengan teori bahwa sedikit sekali perbedaan yang dianggap penting antara

karyawan laki- laki dan perempuan dalam prestasi kerja.

2.4.3 Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses balajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi suatu proses perkembangan kearah yang lebih dewasa/

matang pada diri individu tersebut (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan merupakan

dasar seseorang untuk mengembangkan diri dan kemampuan dalam melakukan

sesuatu. Semakin meningkat pendidikan orang akan mampu untuk memahami dan

menyesuaikandiri dalam lingkungan kerjanya. Menurut Avianto 1995 (dalam

Osok 1998), faktor pendidikan berhubungan dengan produktitivitas. Bila

pendidikannya tinggi maka pekerja tersebut produktif karena mempunyai

kemampuan intelektual.

2.4.3 Lama kerja

Pengalaman kerja seseorang, seringkali ditentukan oleh lamanya kerja,karena

makin banyak pengalaman yang ditemukan di lahan, akan meningkatkan

keterampilan perawat. lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan

produktifitasnya. Semakin lama masa kerjanya, maka penngalaman kerja itu

sangat penting peranannya bagi peningkatan etos kerja dan produktifitas kerja.

Untuk mengukur kontribusi lama kerja dilakukan dengan a) kelayakan pegawai

merupakan kriteria menyangkut bagaimana kondisi pegawai, apakah layak

dipekerjakan sesuai dengan kapasitasnya, kedudukan dan tugas.b) Karakteristik

perseorangan menyangkut senioritas dan yunioritas. Asumsi yang sering berlaku

dan diyakini adalah pegawai yang cukup senior. Kualitas kinerja pegawai sebagai

kriteria penting dalam penentuan struktur gaji. Melalui kinerja perawat dapat

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

diketahui bahwa sesungguhnya analisis dan penilaian pegawai tidak sekedar

berdasarkan lama masa kerja. Dapat terjadi sesorang yang berstatus sebagai

pegawai baru lebih dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik daripada

pegawai yang telah lama bekerja. Evaluasi kerja dapat menentukan alokasi

sumber daya (Arfrida, 2003).

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan uraian dan gambaran mengenai hubungan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel satu dengan yang

lainnya dari masalah yang akan diteliti. Sebuah sintesis, dengan kemampuan

kreatif dan inovatif (Supriyanto, 2008 dalam Hidayat 2010).

Kerangka konsep merupakan kerangka pikir peneliti dalam mengkaitkan konsep-

konsep berupa hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.

Kerangka konsep digambarkan dalam penelitian ini dalam bentuk bagan yang

dapat dilihat pada skema 3.1.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Skema 3.1 Kerangka konsep Penelitian

Output Proses Input

Karakteristik

MPKP:

1.jumlah

tenaga

keperawatan

2.Jenis tenaga

keperawatan

3.Standar

renpra

4..Metode

pemberian

Askep

Optimal

Penerapan MPKP

Subsistem MPKP:

1.Nilai profesional

2.Hubungan

profesional

3.Pendekatan

manajemen

4.Penghargaan/

sistem kompensasi

Belum

optimal

1. Umur

2. Jenis Kelamin

3. Pendidikan

4. Lama Kerja

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari masing- masing

variabel diuraikan, dan dapat dilihat pada tabel 3.1

Penelitian ini menguraikan sub variabel dalam penerapan MPKP.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Hasil Ukur Skala

ukur

Tenaga

keperawat

Seseorang yang

bekerja dalam

memberikan

pelayanan

kesehatan

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner no

1,2,3,4

1. Cukup, >

mean

2. Kurang, <

mean

(Mean,10,11)

Ordinal

Jenis tenaga

keperawatan

Seseorang yang

mempunyai

tugas sesuai

perannya

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner no

5,6,7,8

1. Efektif, >

mean

2. Tidak

efektif, <

mean

(Mean, 11,47)

Ordinal

Rencana

perawatan

Pedoman tertulis

untuk

memberikan

asuhan

keperawatan

Berdasarkan

data yang diisi

oleh responden

pada kuesioner

no 9,10,11,12

1. Efektif, >

mean

2. tidak

efektif,<

mean

(Mean 12,59)

Ordinal

Metode

pemberian

asuhan

keperawatan

Suatu metode

pemberian

asuhan

keperawatan

yang diberikan

pada klien dalam

satu ruangan

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner no

13,14

.

1. Efektif, >

mean

2. tidak

efektif,<

mean

(Mean, 6,6)

Ordinal

Nilai- nilai

profesional

Keyakinan yang

yang mendasari

perilaku perawat

dalam

melakukan

tindakan

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner no 15,

16,17,18

1. Baik, >

mean

2. kurang, <

mean

(Mean, 12)

Ordinal

Hubungan

profesional

Kolaborasi yang

dilakukan

perawat dengan

tim kesehatan

lain

Berdasarkan

data yang diisi

oleh responden

pada kuesioner

no 19,20

1. Baik, >

mean

2. kurang <

mean

(Mean, 6,59)

Ordinal

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Hasil Ukur Skala

ukur

Manajemen

keperawatan

Proses

menyelesaikan

pekerjaan

melalui anggota

staf dibawah

tanggung

jawabnya

Berdasarkan

data yang diisi

oleh responden

pada kuesioner

no 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

1. Efektif,

>mean

2. tidak

efektif, <

mean

(Mean 31,64)

Ordinal

Kompensasi

dan

penghargaan

Imbalan/ jasa

yang diberikan

kepada staf yang

bekerja pada

satu institusi

Berdasarkan

data yang diisi

oleh responden

pada kuesioner

no 31,32,33

1. puas,>

mean

2. tidak puas

< mean

(Mean 7,33)

Ordinal

Umur Selisih sejak

responden lahir

sampai dengan

kuesioner

dibagikan

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner

lampiran 1

1. Dewasa

awal

2. Dewasa

Tengah

Ordinal

Jenis kelamin Identitas biologis

responden yang

dapat dilihat dari

penampilan fisik

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner

lampiran 1

1. Pria

2. Wanita

Nominal

Pendidikan Penambahan

ilmu yang

dijalani

responden

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner

lampiran I

SPK, DIII

Kep, S1 Kep,

dan Ners.

Ordinal

Lama bekerja Jawaban

responden

mengenai jumlah

tahun yang

sudah dilalui

selama bekerja

Berdasarkan data

yang diisi oleh

responden pada

kuesioner

lampiran 1

0- 5 tahun

6- 10 tahun

11- 15 tahun

16- 30 tahun

Ordinal

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

2.1. Kerangka Teori

Sumber: Sitorus (2006), Hoffart & Woods (1996).

MPKP

Sistem

pengelolaan

dalam

pemberian

askep

Struktur:

Jumlah tenaga

Jenis

Ketenagaan

Standar renpra

Metode

pemberian

askep

Penerapan di

ruangan:

1.Optimal

2.Belum

optimal

Mutu asuhan

keperawatan

Subsistem MPKP:

1.Nilai- nilai

profesional

2.Hubungan

profesional

3.Pendekatan

manajemen

4.Kompensasi dan

penghargaan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

sederhana,dengan desain penelitian Cross Sectional. Tujuan penelitian untuk

mengetahui gambaran penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional

menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati.

4.2 Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian di dalam pengamatan yang akan

dilakukan (Hastono & Sabri,2010). Penelitian ini yang menjadi populasi adalah

perawat yang bertugas di ruangan yang sudah menerapkan MPKP, berdasarkan

data Rumah sakit diketahui populasi perawat berjumlah 137 orang, yang telah

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan dengan cara tertentu, hingga

dianggap mewakili populasi dalam penelitian (Sastroasmoro, 2011). Tehnik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Disproportionate

Stratified Random Sampling ( Sugiyono, 2010) yaitu mengambil sampel dengan

populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah sebanyak 102 orang

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di ruangan

yang menerapkan MPKP dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria

eksklusinya yaitu; perawat yang sedang cuti tahunan/ cuti melahirkan, sedang

sakit, dan sedang ikut pelatihan saat pengambilan data dilakukan.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.2.3 Besar Sampel

Rumus pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menurut Slovin

(Umar, 2000 ), untuk populasi yang kurang dari 10.000 yang digunakan adalah :

= 101,96 ≈ 102 orang

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi

(e = 0,05 ).

Diketahui jumlah populasi ( N = 137), kesalahan yang dapat ditoleransi ( d= 0,05),

maka jumlah sampel (n) yang akan dijadikan responden untuk penelitian ini untuk

sebesar 102 perawat.

Tabel 4.1 Populasi dan sampel responden

No Unit N n

1 VI Selatan 31 perawat 23

2 V Utara 23 perawat 17

3 V Selatan 31 perawat 23

4 IV Utara 29 perawat 22

5 IV Selatan 23 perawat 17

Total 137 perawat 102

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Fatmawati pada ruang rawat inap yang

menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang meliputi

lantai VI selatan, lantai V Utara, Lantai V Selatan, Lantai IV Utara, serta lantai IV

Selatan.

4.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2012, Jadwal kegiatan

terlampir

4.5 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan berpedoman pada etika penelitian sebagai berikut:

4.5.1. Autonomy

Dalam penelitian ini, peneliti menghormati hak Autonomy responden, yaitu hak

mengambil keputusan terkait partisipasi responden dalam penelitian tanpa unsur

paksaan dan memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Sebelum pengambilan data peneliti memberikan informed consent dengan

menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, kemudian responden

diminta untuk membaca dan mendatatangani informed consent yang diajukan.

Selama penelitian responden tidak keberatan terhadap kuesioner yang peneliti

ajukan dan responden bersedia menjadi partisipan selama penelitian berlangsung

(Lampiran 1).

4.5.2. Beneficence (manfaat)

Penelitian ini memberikan manfaat kepada Rumah sakit sebagai sarana evaluasi

hasil terhadap penerapan Model praktik Keperawatan Profesional. Manfaat

langsung bagi responden adalah diketahuinya kondisi yang ada dalam penerapan

MPKP di ruangannya masing- masing, manfaat lainnya adalah sebagai landasan

dalam mengambil kebijakan pihak manajemen dalam menerapkan MPKP supaya

terlaksana dengan baik.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.5.3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti juga menjaga kerahasiaan informasi responden, yaitu pada saat

pengumpulan data, peneliti tidak mencantumkan nama, melainkan dengan cara

memberikan kode pada setiap kuesioner, data yang sudah tidak dipergunakan

dihanguskan dengan cara dibakar.

4.6 Alat Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari:

4.6.1 Instrumen karakteristik responden pada lembar kuesioner pertama terdiri

dari: Data Demografis responden, meliputi usia dalam tahun; jenis kelamin berupa

laki-laki atau perempuan; pendidikan; lama bekerja.

4.6.2 Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa

kuesioner berbentuk skala likert yang terdiri dari sejumlah pernyataan terstruktur

dan dijawab dengan memberikan tanda check list (√ ) pada setiap kolom yang

dipilih oleh responden. Quesioner kedua yaitu tentang jumlah tenaga keperawatan

nomor 1, 2, 3, 4, jenis tenaga perawatan nomor 5, 6, 7, 8, standar rencana

keperawatan nomor 9, 10, 11, 12, penggunaan metode asuhan keperawatan

nomor 13, 14. Nilai- nilai profesional nomor 15, 16, 17, 18. Hubungan profesional

nomor 19, 20. pendekatan manajemen keperawatan nomor 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30. Sistem kompensasi dan penghargaan nomor 31, 32, 33.

4.6.3 Peneliti malakukan uji validitas dan realibilitas. Ciri- ciri responden yang

akan diujikan harus memiliki ciri dengan penelitian yang akan dilakukan.

Pengukuran supaya mendekati normal sebaiknya berjumlah paling sedikit 30

orang. Hasil uji coba ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner

sebagai alat ukur memiliki validitas dan reabilitas (Notoatmodjo,2010)

Hasil pada uji validitas pada instrumen kuesioner didapatkan 3 pertanyaan

mempunyai nilai r hitung lebih kecil dari r tabel, dimana tabel dengan jumlah

responden 30 adalah 0,361.Sehingga pernyataan no 12,15,dan 18 dinyatakan tidak

valid. Telah dilakukan uji konten untuk pengganti ketiga no tersebut diatas.

Dengan dasar pentingnya pertanyaan dalam instrumen berkaitan dengan penelitian

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

yang dilakukan, peneliti harus mempertahankan pertanyaan dalam instrumen ini

dan melanjutkan uji validitas kontruk (contruct validity), yaitu instrumen

dikonsultasikan kepada pembimbing/ tim ahli yang berkompeten dan dinyatakan

disetujui untuk digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas instrumen dalam

penelitian ini menjadi keterbatasan peneliti, sehingga apabila instrumen ini akan

dipergunakan kembali dalam penelitian dianjurkan untuk dilakukan uji validitas

yang lebih sempurna.

4.6.4 Hasil uji reliabilitas instrumen gambaran penerapan MPKP yang digunakan

dalam penelitian ini telah didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,938 dengan

n= 30. Dari 33 pertanyaan kuesioner, 3 pertanyaan yang dibawah nilai alpha

cronbach’s. Jadi instrumen sangat handal.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan di RSUP Fatmawati dengan prosedur sebagai

berikut:

4.7.1 Setelah mendapat izin dari Direktur RSUP Fatmawati berdasarkan surat

permohonan yang dikeluarkan institusi, peneliti mengadakan pendekatan dengan

kepala ruang perawatan di RSUP Fatmawati.

4.7.2 Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti menjelaskan tujuan

penelitian, kerahasiaan data yang diberikan oleh responden dengan maksud agar

responden dapat memberikan data secara lengkap dan menjawab dengan

sejujurnya sehingga peneliti memperoleh data-data yang lebih akurat dan valid

4.7.3 Setelah mendapat persetujuan, peneliti meminta responden membaca dan

menandatangani lembar persetujuan. Peneliti membagikan secara langsung

kuesioner kepada responden di RSUP Fatmawati

4.7.4 Selama proses pengisian kuesioner peneliti mendampingi responden dan

bila ada responden mengalami kesulitan dalam pengisian, segera mendapat

penjelasan dari peneliti. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan sebanyak jumlah

responden, kemudian data diolah dengan pengukuran statistik

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.8. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer

dengan tahapan:

4.8.1 Editing data

Editing data adalah memeriksa ulang kelengkapan isian kuesioner. Kemungkinan

adanya kesalahan dan melihat serta memeriksa kuesioner yang belum lengkap

pada saat itu juga. Pengecekan dilakukan apakah ada pertanyaan yang belum

dijawab, dengan mengecek kembali apakah data sudah lengkap atau belum

4.8.2 Coding data

Pengkodingan atau pemberian kode dari data yang ada, yaitu mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka. Hal ini dilakukan untuk

mempercepat entry data dan mempermudah pada waktu dianalisis. Cara

pengukuran yang dilakukan adalah apabila responden menjawab pertanyaan

positif SLL, selalu memiliki kode dan skor 4. S, sering memiliki kode dan skor 3.

KD, kadang- kadang, memiliki kode dan skor 2. TP, tidak pernah, memiliki kode

dan skor 1. Sedangkan dalam pertanyaan negatif, TP, tidak pernah memiliki kode

dan skor 4. S, sering memiliki kode dan skor 3. KD, kadang- kadang memiliki

kode dan skor 2. SLL, selalu memiliki kode dan skor 1.

4.8.3 Processing

Tahap ini adalah memasukkan data ke dalam program komputer untuk dianalisis

dari hasil kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak.

4.8.4 Cleaning

Prosesnya dengan mengecek kembali data yang sudah di- entry. Mengecek

kembali apakah data yang sudah di- entry benar atau salah dengan melihat kode

yang dipergunakan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

4.9. Analisa data

Teknik analisa data menggunakan analisa univariat. Tujuan analisa univariat

adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan masing-masing variabel sehingga

dapat diketahui variasi dari masing-masing variabel.

Bentuk analisis univariat menggunakan mean karena sebaran data normal. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya distribusi frekuensi dan persentase dari tiap

variabel. Setelah data dikategorikan, peneliti melakukan tahap selanjutnya untuk

mengetahui proporsi responden, dengan menggunakan rumus:

P = Jumlah responden yang menjawab x 100%

Jumlah total responden

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian mengenai gambaran penerapan

model praktik keperawatan profesional pada perawat pelaksana di RSUP

Fatmawati yang diperoleh setelah pengumpulan data. Pengumpulan data

dilakukan pada tanggal 29 Juni- 2 Juli 2012 di RSUP Fatmawati. Sampel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 102 responden.

Pengolahan data dilaksanakan dengan menggunakan analisis univariat yang

bertujuan untuk mendeskripsikan variabel penelitian, yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, lama kerja, dan gambaran penerapan MPKP.

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karaktersitiknya, Juli 2012

(n=102)

Karakteristik kategorik Frekuensi Persentase

Usia - 20-40

- 41-60

94

8

92,2%

7,8 %

Jeni Kelamin - Laki-laki

- Perempuan

20

82

19,6 %

80,4 %

Pendidikan

Terakhir

- SPK

- DIII Kep

- S1 Kep

- Ners

6

65

2

29

5,9 %

63,7 %

2 %

28,4 %

Lama kerja - 0- 5 tahun

- 6- 10 tahun

- 11- 15 tahun

- 16- 30 tahun

51

9

14

28

50

8,8

13,7

27,5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden, mayoritas 20-40 tahun

sejumlah 94 orang (92,2 %), jenis kelamin responden mayoritas perempuan

sebanyak 82 orang (80,4 %), pendidikan responden mayoritas DIII keperawatan

65 orang (63,7 %), Lama kerja responden mayoritas 0-5 tahun sebanyak 51

(50%).

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan gambaran persepsi perawat

pelaksana di IRNA B RSUP Fatmawati Jakarta Juli 2012 (n=102).

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Ketenagaan

Kurang

Cukup

73

29

71,6

28,4

Jenis tenaga keperawatan

Tidak efektif

Efektif

52

50

51

49

Standar rencana perawatan

Efektif

Tidak efektif

53

49

52

48

Metode pemberian Askep

Efektif

Tidak efektif

53

49

52

48

Nilai Profesional

Baik

Kurang

68

34

66,7

33,3

Hubungan profesional

Baik

Kurang

58

44

56,9

43,1

Pendekatan Manajemen

Baik

Kurang

54

48

52,9

47,1

Kompensasi dan Penghargaan

Tidak puas

Puas

51

51

50

50

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi pendapat responden

tentang jumlah tenaga perawat di IRNA B RSUP Fatmawati menunjukkan 73

responden menyatakan masih kurang (71,6%), dan 29 responden menyatakan

cukup (28,4%). Penentuan jenis tenaga keperawatan 52 orang mayoritas

responden (51 %) menyatakan tidak efektif. Sedangkan 50 orang (49%),

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

responden menyatakan efektif, selisih ini hampir seimbang. Penetapan standar

rencana perawatan 3 responden (52%), mayoritas responden menyatakan efektif,

dan 49 (48%) responden menyatakan tidak efektif.

Hasil penelitian, mayoritas responden menyatakan metode pemberian asuhan

keperawatan 53 orang (52%) tidak efektif, sedangkan responden lain menyatakan

efektif 49 orang (48%). Distribusi responden berdasarkan nilai-nilai profesional,

mayoritas menyatakan 68 orang (66,7%) baik, sedangkan 34 (33,3%) responden

menyatakan kurang. Distribusi responden berdasarkan hubungan profesional,

mayoritas menyatakan 58 orang (56,7%) baik, sebanyak 44 orang (43,1%)

responden menyatakan kurang. Distribusi responden tentang pendekatan

manajemen keperawatan, mayoritas menyatakan 54 (52,9%) baik, dan 44 orang

(43,15) responden menyatakan kurang. Pendapat responden tentang sistem

pemberian kompensasi dan penghargaan, 51 orang (50%) menyatakan puas, dan

responden lain menyatakan 51 orang (50%) tidak puas, sistem kompensasi dan

penghargaan seimbang.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori dan

penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini berdasarkan variabel yang diteliti yaitu

karakteristik demografi responden dan gambaran penerapan MPKP menurut

persepsi perawat pelaksana di IRNA B RSUP Fatmawati. Peneliti juga akan

memaparkan tentang keterbatasan penelitian dan implikasi hasil penelitian.

6.1 Interpretasi hasil dan diskusi

Responden dalam penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja di RSUP

Fatmawati Jakarta, sebanyak 102 responden. Hasil penelitian meliputi data

demografi berupa usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama kerja.

Karakteristik lain yang diteliti yaitu ketenagaan perawat, jenis tenaga

keperawatan, standar asuhan keperawatan, metode pemberian asuhan

keperawatan, nilai-nilai professional, hubungan professional, pendekatan

manajemen keperawatan, serta penghargaan dan kompensasi.

6.2 Karakteristik responden

Karakteristik perawat dari data demografi meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, lama bekerja. Karakteristik lain yang di teliti adalah gambaran penerapan

MPKP menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati.

6.2.1 Usia

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mayoritas berusia antara

20- 40 tahun, sebanyak 82 orang (80,4%). Masa dewasa awal adalah individu

yang mempunyai pendidikan memadai, kebiasaan berfikir rasional, memiliki

pengalaman hidup serta secara psikososial dianggap lebih mampu dalam

memecahkan tugas pribadi dan sosial (Potter dan Perry, 2005). Perawat sebagai

pemberi pelayanan kepada klien, diharapkan pada rentang usia dewasa awal ini

mempunyai analisis yang tinggi dalam memecahkan setiap masalah kesehatan

klien. Usia berpengaruh terhadap bagaimana perawat menunjukkan rasa empati,

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

care, sabar, dan usia bisa mempunyai hubungan dengan pengalaman kerja. RSUP

Fatmawati mempunyai aset yang besar bila dilihat dari jumlah usia tenaga

perawat yang ada saat ini. Jumlah tenaga yang produktif akan mendukung

terhadap kinerja seseorang.

6.2.2 Jenis kelamin

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan sebanyak

82 orang (80,4 %). Perawat berjenis kelamin perempuan, sangat diharapkan

kehadirannya oleh klien, perempuan mempunyai insting keibuan, dapat

memberikan kasih dan sayangnya kepada klien tanpa membedakan status. Klien

di RSUP Fatmawati, terutama klien perempuan akan lebih suka bila yang

menolong kebutuhan sehari- harinya adalah perawat perempuan, mereka merasa

tidak enak, atau sungkan bila yang menolong seorang perawat laki- laki, jenis

kelamin berpengaruh terhadap tindakan asuhan keperawatan.

6.2.3 Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat berpendidikan DIII Keperawatan

65 orang (63,7). Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

di dalam pendidikan itu terjadi suatu proses perkembangan kearah yang lebih

dewasa/ matang pada diri individu tersebut (Notoatmodjo, 2003). Perawat di

RSUP Fatmawati sebagian besar adalah lulusan dari pendidikan di institusi

Fatmawati sendiri, sampai saat ini memang masih banyak tenaga perawat

berpendidikan DIII Keperawatan. Pihak manajemen telah mengatur penjadwalan

mengikuti pendidikan lanjutan, berdasarkan score yang telah ditetapkan oleh

Rumah sakit. Menurut Avianto (1985 dalam Osok 1998), faktor pendidikan

berhubungan dengan produktifitas, bila pendidikannya tinggi maka pekerja

tersebut produktif karena mempunyai kemampuan intelektual.

6.2.4 Lama Kerja

Hasil penelitian mayoritas responden lama kerjanya 0,5 – 5 tahun, sebanyak 50 %.

Berdasarkan uraian diatas berarti banyak perawat baru yang bekerja di RSUP

Fatmawati. Pengalaman kerja seseorang, seringkali ditentukan oleh lamanya

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

kerja, perawat dengan masa kerja kurang dari 5 tahun, dilakukan suatu program

mutasi kerja, dengan tujuan untuk mengetahui semua bagian keilmuan

keperawatan. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan produktifitasnya.

Semakin lama masa kerjanya, maka pengalamannya akan semakin banyak.

Pengalaman kerja sangat penting peranannya bagi peningkatan etos kerja dan

produktifitas kerja.

6.2.5 Ketenagaan keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas 71,6 % (73 responden), menyatakan

ketenagaan masih kurang, hanya 28,4% (29) menyatakan cukup. Tenaga perawat

di IRNA B RSUP Fatmawati saat ini berjumlah 188, dengan kapasitas tempat

tidur sebanyak 275 buah. Penghitungan tenaga perawatnya berdasarkan pada

tingkat ketergantungan klien. Untuk menghindari kekurangan tenaga perawatan,

selayaknya harus ada penghitungan perencanaan ketenagaan, penetapan jumlah

tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan kategori yang akan dibutuhkan

untuk asuhan keperawatan klien disetiap ruangan. Kategori keperawatan klien

terdiri dari: perawatan mandiri (self care) yaitu klien yang memerlukan bantuan

minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan. Klien

melakukan aktifitas perawatan dini secara mandiri. Perawatan sebagian (partial

care) yaitu: klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan

pengobatan tertentu. Perawatan total (total care) yaitu: klien memerlukan

bantuan secara penuh dalam keperawatan diri dan memerlukan obsevasi secara

ketat (Gillies,1994 dalam Swanburg 2000).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohmiyati (2009) di RSUD Gondohutomo

Semarang, dalam ruang perawatan yang telah melakukan penerapan MPKP,

didapatkan data tentang ketenagaan yang kurang. Bila jumlah perawat dalam

suatu ruangan tidak sesuai dengan jumlah klien maka asuhan keperawatan yang

diberikan tidak optimal dan masalah klien tidak terselesaikan. Penetapan jumlah

perawat sesuai kebutuhan klien sangat penting, karena bila jumlah perawat tidak

sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, akan mengganggu stabilitas kinerja

di ruangan. Waktu perawat hanya cukup untuk melakukan tindakan kolaborasi

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

dan perawat tidak sempat melakukan tindakan terapi keperawatan, menganalisis

tindakan observasi, dan pemberian pendidikan kesehatan.

6.2.6 Jenis tenaga keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51 % (52 responden) menyatakan tidak

efektif jenis tenaga keperawatan, dan responden lain menyatakan efektif sebanyak

49 % (50 responden), selisih penetapan jenis ketenagaan hampir seimbang.

Pernyataan tersebut diindikasikan karena masih banyak tenaga perawat di RSUP

Fatmawati yang belum berpendidikan S1 Keperawatan. Menurut Sitorus (2011),

dikatakan bahwa dalam satu unit/ ruang ada beberapa jenis tenaga perawat yaitu

PN/PP dan PA, kualifikasi perawat primer harus berpendidikan S1 keperawatan.

Perawat primer di Amerika pada umumnya yang ditunjuk sebagai perawat primer

adalah seorang Clinical Specialist yang mempunyai kualifikasi Master. Hal ini

belum bisa dilakukan di Indonesia, saat ini PN di RSUP Fatmawati masih ada

yang dipegang oleh perawat berpendidikan DIII keperawatan. Peneliti melihat

bila ada perawat yang berpendidikan Master di keperawatan, setelah lulus dari

pendidikannya akan ditempatkan di jajaran struktural, padahal keberadaan mereka

sangat dibutuhkan di suatu unit perawatan dengan tujuan untuk meningkatkan

asuhan keperawatan. Adapun tugas perawat primer adalah yang merencanakan

pemberian asuhan keperawatan kepada klien, sedangkan perawat assosiet adalah

yang melaksanakan asuhan keperawatan yang telah direncanakan oleh PP/PN.

6.2.7 Standar rencana keperawatan

Hasil penelitian penetapan standar asuhan keperawatan sebanyak 52 % responden

mengatakan mengatakan efektif, ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Presidentyas Bimo, bahwa penerapan standar asuhan keperawatan di ruangan

yang telah menerapkan MPKP hasilnya efektif. Pelaksanaan pemberian asuhan

keperawatan, perawat di ruangan / unit akan mengacu pada standar rencana

perawatan yang telah ada. Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting

dalam sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang

baik, maka informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

berkesinambungan. Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada

langkah-langkah proses keperawatan yaitu: pengkajian, diagnosis ,rencana

tindakan, implementasi, dan evaluasi (Potter & Perry, 2005). RSUP Fatmawati

telah menerapkan suatu standar dalam pembuatan asuhan keperawatan melalui

sistem komputer, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan. Setelah melakukan pengkajian perawat

primer akan menyesuaikan hasil pengkajian dengan data based yang ada

komputer. RSUP Fatmawati, sebagai Rumah sakit pendidikan sering dijadikan

tolok ukur dalam pendokumetasian asuhan keperawatan oleh beberapa Rumah

sakit lain.

6.2.8 Metode pemberian asuhan keperawatan

Hasil penelitian sebanyak 52 % responden mengatakan tidak efektif pelaksanaan

metode pemberian asuhan keperawatan, hal ini didukung oleh penelitian Arum

& Abu muhlisin tahun 2005. Peneliti melihat faktor yang menyebabkan tidak

efektifnya pelaksanaan metode pemberian asuhan keperawatan di RSUP

Fatmawati karena tidak pernah ada evaluasi terhadap metode yang diterapkan. Hal

ini yang diasumsikan peneliti, kenapa menjadi terhambat pelaksanaanya,

disamping itu karena tidak ditunjang oleh kecukupan tenaga, dan pendidikan

perawat, yang berimbas pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan.

(Gillies, 1994), menyebutkan terdapat beberapa metode yang dipakai dalam satu

ruang perawatan, yaitu metode kasus, metode fingsional, metode tim, dan metode

keperawatan primer, serta manajemen kasus.

Penerapan suatu metode pemberian asuhan keperawatan harus berdasarkan

analisis setiap ruangan, pihak manajemen harus mempertimbangkan dari segi

ketenagaannya, kesiapan PN dan PA, standarr rencana keperawatan, serta metode

apa yang akan diambil. Berdasarkan teori yang biasa dipakai adalah metode

keperawatan primer. Keperawatan primer, penekanannya terletak pada penugasan

seorang perawat profesional atau registered nurse, yang disebut sebagai perawat

primer sebagai penanggung jawab utama pemberi asuhan keperawatan kepada

pasien tertentu. Metode primer memberi dampak positif terhadap peningkatan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

profesionalisme, peningkatan autonomi profesi dan kepuasan bekerja bagi

perawat, peningkatan kepuasan pasien akan mutu layanan dan asuhan

keperawatan, dan efisiensi penggunaan sumberdaya (Huber, 2000).

Penugasan yang diberikan kepada perawat primer atas pasien yang dirawat

dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan

pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan perawat

primer. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab

selama 24 jam selama pasien dirawat. RSUP Fatmawati dengan segala

keterbatasannya saat ini metode yang dilaksanakan adalah metode modifikasi

keperawatan primer dan tim, hal ini dilakukan oleh karena kualifikasi pendidikan

perawat serta sarana yang belum mendukung.

6.2.8 Nilai- nilai profesional

Hasil penelitian tentang nilai- nilai profesional mayoritas responden menyatakan

sebanyak 66,7 % baik. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali

(2001). Nilai profesional dikatakan baik bisa dilihat nilai intelektual, komitmen

moral, otonomi, kendali dan tanggung gugat perawat (Sitorus,2011). Nilai

intelektual terdiri dari tiga komponen yang sangat terkait; body of knowledge,

pendidikan spesialisasi, dan penggunaan pengetahuan dalam berfikir kritis serta

kreatif. Komitmen moral, perilaku perawat harus dilandasi aspek moral yang

meliputi; beneficience/ tidak membahayakan klien, adil, fidelity/ meminimalkan

risiko. Otonomi berarti adanya kebebasan dan wewenang melakukan tindakan

secara mandiri, kendali merupakan implikasi pengaturan/ pengarahan terhadap

orang lain. Tanggung gugat merupakan tanggung jawab terhadap tindakan yang

telah diberikan.Perawat sebagai petugas kesehatan yang waktunya 24 jam bertemu

klien setiap hari, dalam memberikan asuhan keperawatan tidak terlepas dari nilai-

nilai profesional. Perawat bila akan melakukan suatu tindakan keperawatan selalu

memberikan informasi kepada klien dan keluarga, dan perawat akan menghargai

setiap keputusan klien, bertanggung jawab atas tindakan yang diberikan kepada

klien.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

RSUP Fatmawati sebagai Rumah sakit rujukkan di wilayah Jakarta selatan, dan

Rumah sakit pendidikan, berkewajiban untuk membangun citra yang baik dalam

memberikan pelayanan kepada seluruh klien yang memerlukan layanan

keperawatan, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai- nilai profesional yang

terkandung dalam diri masing- masing tenaga perawat khususnya, karena waktu

yang paling banyak bertemu klien adalah perawat. Beberapa program untuk

meningkatkan nilai- nilai profesional dengan melakukan suatu workshop Service

Exellent, yang dilakukan setahun dua kali, dimulai dari perawat senior sampai

dengan junior.

6.2.9 Hubungan profesional

Hasil penelitian mayoritas responden menunjukkan sebanyak 56,9 % baik. Hal

ini didukung oleh penelitian Agus (2006), bahwa dalam membina hubungan

profesional antara perawat dan dokter baik. Ismani (2001) mengatakan hubungan

perawat dengan profesi kesehatan lain, menggambarkan suatu hubungan kerja

sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat dalam

bekerja. Hubungan perawat-dokter atau dengan tim kesehatan lain adalah satu

bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan

bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam

prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam

melakukan proses kolaborasi. Kondisi di RSUP Fatmawati untuk hubungan

profesional khususnya antara perawat dan dokter serta tim kesehatan lain sudah

berjalan baik, dalam artian tidak ada konflik, semuanya fokus untuk kepentingan

klien. Kemampuan pengetahuan perawat primer dalam menganalisa masalah

kesehatan klien, akan memberikan nilai positif untuk perawat tersebut, dan akan

mempermudah suatu kolaborasi antar tim kesehatan

6.1.10 Pendekatan manajemen keperawatan

Hasil penelitian mayoritas sebanyak 52,9 % responden menyatakan baik, yang

dinilai dari pernyataan ini adalah kinerja kepala ruangan sebagai pengambil

keputusan dalam satu ruangan . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ahmad

Sigit (2009), bahwa dalam pendekatan manajemen di RSUD Blambangan fungsi

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

manajemen keperawatan baik. Penelitian ini sesuai dengan (Huber 1996, dalam

Sitorus 2011), bahwa manajemen keperawatan merupakan proses menyelesaikan

pekerjaan melalui anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga

dapat memberikan asuhan keperawatan.

Kepala ruangan sebagai bagian struktur tertinggi dalam unit rawat inap, harus

dapat mengelola lingkungan kerjanya dengan melalui pendekatan manajemen,

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. RSUP

Fatmawati dalam melaksanakan manajemen keperawatan, bila ditinjau dari segi

perencanaan, setiap bulan ada suatu program presentasi kasus, ronde keperawatan,

setiap hari selalu ada pengarahan kepada seluruh perawat untuk meningkatkan

mutu asuhan keperawatan, setiap bulan ada pembagian kuesioner untuk melihat

tingkat kepuasaan klien. Hal ini dapat mengevaluasi tingkat keberhasilan dari

seluruh asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat.

Tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien, merupakan

gambaran dari keberhasilan organisasi dalam satu ruangan, kepala ruangan

mengatur pengelolaan ketenagaan, pengaturan kerja staf, dan mengatur kebutuhan

sarana dan prasarana. Bila semuanya sudah teroganisir, maka hasilnya akan

berdampak pada tingkat kepuasan staf dalam bekerja. Kepala ruangan akan

mengevaluasi hasil dari tingkat kepuasaan staf dengan memberikan arahan dan

supervisi, serta selalu memberikan motivasi, serta menginformasikan hal yang

dianggap penting yang berhubungan dengan asuhan keperawatan. Pentingnya

informasi yang diberikan khususnya tentang asuhan keperawatan merupakan salah

satu hal untuk pengendalian, pengendalian merupakan proses akhir dari proses

manajemen. Pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian saling

keterkaitan dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan. Dengan

demikian dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan apakah setiap

tahapan proses manajemen telah sesuai dengan standar atau tidak dan jika

ditemukan adanya penyimpangan maka perlu dilakukan pengendalian sehingga

kembali sesuai standar yang berlaku

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

6.2.11. Sistem kompensasi dan penghargaan

Hasil penelitian menyatakan responden 50 % menyatakan puas dan 50 %

menyatakan tidak, adanya keseimbangan antara keduanya. Hal ini bisa saja terjadi

karena tingkat kepuasan seseorang tidak bisa disamaratakan. Notoatmodjo

(2009), Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistem administrasi

kompensasi yang baik. Pemberian kompensasi dan penghargaan kepada karyawan

harus mempunyai dasar yang logis dan rasional, besarnya kompensasi merupakan

pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan.

Cenzo dan Robbins, 1996, menyatakan bahwa lembaga menggunakan

penghargaan untuk memotivasi sumber daya manusia. Secara garis besar ada dua

macam penghargaan, yaitu : intrinsik yang merupakan penghargaan diri sendiri

terhadap pekerjaannya, dan ekstrinsik yang berasal dari lembaga tempat bekerja.

Penghargaan dari tempat bekerja ini terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

penghargaan uang dan penghargaan non uang. Contoh penghargaan ekstrinsik

adalah kepuasan bekerja diperusahaan, mendapat tanggung jawab lebih besar,

kesempatan mengembangkan pribadi dan bekerja sesuai dengan keyakinan

pribadi. Penghargaan keuangan antara lain gaji, insentif berdasarkan kinerja

pekerjaan, berbagai program perlindungan sosial dan kesehatan.

RSUP Fatmawati dalam menerapkan sistem kompensasi, setiap bulan seluruh

karyawan mendapatkan penghasilan, diluar pendapatan gaji. Hal seperti ini

berdampak besar pengaruhnya terhadap loyalitas seseorang dalam bekerja, dan

produktifitas seseorang akan lebih meningkat lagi. Berbeda dengan sistem

penghargaan, ada beberapa hal yang harus dinilai dari kinerja seseorang yaitu;

nilai-nilai profesional merupakan hal yang mutlak dimiliki, keterampilan

perawat, serta pengetahuan. Elemen tersebut menjadikan dasar dari pihak

manajemen untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang mendapatkan

penghargaan.

6.2. Keterbatasan penelitian

a. Penelitian ini hanya menekankan tentang gambaran penerapan MPKP

menurut persepsi perawat pelaksana.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

b. Keterbatasan instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan, merupakan kuesioner yang dibuat

sendiri oleh peneliti, dan ini pengalaman pertama peneliti. Walaupun

sudah menunjukkkan hasil yang sahih uji validitas dan reabilitas, namun

belum sepenuhnya sesuai untuk menilai gambaran penerapan MPKP

menurut persepsi perawat pelaksana, oleh karena beberapa pertanyaan

belum mewakili dari masing- masing variabel.

c. Penelitian hanya dilakukan di RSUP Fatmawati, sehingga penelitian ini

mungkin tidak tepat dalam menggambarkan persepsi perawat pelaksana

dalam menerapkan MPKP, di tempat lain.

6.3. Implikasi untuk Rumah sakit, dan penelitian

a. Rumah Sakit

Penelitian ini dilakukan di RSUP Fatmawati pada perawat pelaksana, hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan data untuk merencanakan

suatu strategi metode pemberian asuhan keperawatan. Kelemahan atau

faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya penerapan metode

pemberian asuhan keperawatan di IRNA B RSUP Fatmawati hendaknya

dapat dimodifikasi sehingga penerapan MPKP optimal.

b. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan implikasi bagi

dunia keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan atau masukkan untuk mengembangkan atau

menyusun strategi dalam mengembangkan suatu metode pemberian

asuhan keperawatan.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Mayoritas perawat pelaksana di RSUP Fatmawati berumur 20-40 tahun yang

merupakan usia produktif. Usia produktif yang mempunyai pendidikan memadai,

kebiasaan berfikir rasional, dianggap lebih mampu dalam menjalankan MPKP.

Jenis kelamin responden mayoritas perempuan sebanyak 82 orang, jenis kelamin

ada hubungannya dengan pemberian asuhan keperawatan. klien akan lebih

memilih perawat perempuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pendidikan responden mayoritas DIII keperawatan 65 orang. Pendidikan

seseorang berpengaruh terhadap kinerja, faktor pendidikan berhubungan dengan

produktifitas, bila pendidikannya tinggi maka pekerja tersebut produktif karena

mempunyai kemampuan intelektual.

Lama kerja responden mayoritas 0-5 tahun sebanyak 51 orang. Lama kerja akan

berpengaruh terhadap pengalaman kerja. Pengalaman kerja akan meningkatkan

keterampilan dan pengetahuan seseorang. Jumlah tenaga keperawatan mayoritas

responden mengatakan kurang, jumlah tenaga kurang akan berpengaruh terhadap

pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan. Dengan tenaga yang kurang kualitas

kerja menurun, hal ini yang harus jadi pertimbangan saat akan menghitung

kebutuhan tenaga keperawatan. Penetapan jenis tenaga keperawatan mayoritas

responden menjawab tidak efektif. Ketidak efektifan peran perawat primer dan

perawat asosiet disebabkan tingkat pendidikan staf masih banyak DIII

Keperawatan,sehingga berpengaruh terhadap analisa dalam mengambil keputusan.

Standar rencana keperawatan responden menyatakan efektif, pembuatan

dokumentasi keperawatan berdasarkan standar baku akan mempermudah perawat

dalam pengelolaan pemberian asuhan kperawatan.

Pengelolaan metode pemberian asuhan keperawatan tidak efektif. Ketidak

efektifan metode ini disebabkan ketidak jelasan dalam pelaksanaan metode yang

diterapkan ole institusi tersebut, sehingga menimbulkan kebingungan bagi

perawat di ruangan. Responden menyatakan nilai- nilai profesional baik. Nilai

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

profesional baik ditunjukkan oleh keseharian perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan berdasar pada kode etik

keperawatan. Hubungan profesional mayoritas responden mengatakan baik.

Hubungan antara perawat dengan tim kesehatan, merupakan kerjasama tim

dengan tujuan untuk memecahkan masalah kesehatan klien.

Pendekatan manajemen mayoritas menyatakan baik. Fungsi manajerial sangat

berperan penting dalam pengelolaan suatu ruang rawat, dengan adanya

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian. diharapkan

pengelolaan ruang rawat akan memberikan arahan pada perawat dan dampaknya

akan menimbulkan kepuasan kepada klien. Sistem kompensasi dan penghargaan

responden menyatakan seimbang, 51 orang menyatakan puas dan 51 orang

menyatakan tidak puas. Tingkat kepuasan seseorang sulit dibedakan karena target

dari kepuasaan seseorangpun berbeda.

7.2. Saran

7.2.1.Institusi RSUP Fatmawati

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi manajemen

RSUP Fatmawati untuk mempertimbangkan agar dilakukan evaluasi pada

penerapan MPKP, dan adanya suatu sosialisasi bila akan diberlakukan suatu

konsep dalam menerapkan metode pemberian asuhan keperawatan.

7.2.2. Tenaga Keperawatan

Tenaga keperawatan di RSUP Fatmawati diharapkan mampu menerapkan metode

pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan keputusan dari manajemen RSUP

Fatmawati.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A,(1994), Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan (AplikasiPrinsip

Lingkungan Pemecahan Masalah). Jakarta: Yayasan Penerbitan IDI.

Azis, A. (2007). Metodologi keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Arfrida, ( 2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia

Afandi,(2008). Evaluasi pengembangan MPKP di RSUD Djojonegoro

Temanggung. http://mohafandi.wordpress.com/2008/08/28/evaluasi-

pengembangan-mpkp/ Diunduh tanggal 15 mei 2012

Bimo,P. (2007), Evaluasi penerapan model praktik keperawatan primer di ruang

Maranata Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus

http://eprints.undip.ac.id/10726/1/artikel.pdf. diunduh tanggal 11 mei 2012

Departemen Kesehatan Rl, (1995), Standar Pelayanan Rumah Sakit, Edisi 1.

Jakarta: Depkes.

Eugenia, L.Siegler, ( 1996), Kolaborasi Perawat – Dokter, Jakarta: EGC

Gillies, D.A. (1994). Nursing management: A system approach. ( third edition).

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Hidayat. A.A ( 2011), Metodologi kesehatan penelitian; paradigma kuantitatif.

Surabaya: Health Books.

Huber, D (2000). Leadership and nursing care management. (2nd

ed),

Philadelphia : WB Saunders company.

Hastono, P.S & Sabri, L. (2010). Statistik kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Rajawali

Hariyati, S. Tutik. (2003), Kepemimpinan dan manajemen keperawatan, jakarta:

Universitas Indonesia

Husein, Umar (2003), Metode riset bisnis, Jakarta: Gramedia

Ismani,N. (2001). Etika keperawatan. Jakarta: Widia Medika

Laksono, (2005). Aspek strategis manajemen Rumah sakit. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Lamri, (1997), Analisis faktor penentu tingkat kepuasan pasien di RS PKU

Samarinda. Jurnal uii.ac.id/index 8/php/JKKI/artikel/ viem. Diunduh

tanggal 23 Mei 2012

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Marquis,B.L.& Huston C.J (2000), Leadership roles & management function in

nursing; theory & application 3nd

ed. Philadelphia: Lippincott.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2009) pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam praktek keperwatan

professiona. Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry, (2005), Fundamental keperawatan; konsep, proses,dan praktik.

edisi 4, alih bahasa Yasmin Asih, dkk, Jakarta: EGC

Pratiwi, Arum dan Muhlisin, Abi (2008) kajian penerapan model praktik

keperawatan profesional (MPKP) dalam pemberian asuhan keperawatan di

rumah sakit. jurnal Kesehatan. http://eprints.ums.ac.id/1446. diunduh pada

13 Juni 2012

Paryanto, (2006). Analisis pengaruh faktor kolaborasi terhadap kepuasan kerja

dokter di RS Dr. Kariadi Semarang. http://eprints.undip.ac.id/16276/1/Agus

Tri.P. diunduh pada 13 Juni 2012

Rohmiyati, Ana. (2009), Studi fenomenologi: Pengalaman perawat dalam

menerapkan MPKP di RSJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/14822/4/artikel_MPKP.diunduh tanggal 11 mei

2012, jam 22.00 wib.

Sugiyono (2010). Statistik untuk penelitian, Bandung: Alfabeta,

Suarli, S,dkk (2002). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis.

Jakarta: Erlangga.

Sitorus R. ( 2006 ). Model praktek keperawatan professional di Rumah Sakit:

Penataan struktur & proses (Sistem) pemberian asuhan keperawatan di

ruang rawat. Jakarta: EGC.

Sitorus, R, (2011), Manajemen keperawatan; manajemen keperawatan di ruang

rawat. Jakarta: Sagung seto.

Swanburg, Russel C.(2000), Pengantar kepemimpinan & manajemen keperawatan

untuk perawat klinis. alih bahasa Samba S. Dkk, Jakarta: EGC

Sumijatun, (2011), membudayakan etika dalam praktik keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2010), dasar- dasar metodologi penelitian

klinis.Edisi 3. Jakarta.Sagung Seto

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Sigit, (2009), Pengaruh fungsi pengarahan kepala ruang dan ketua tim terhadap

kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Blambangan

Banyuwangi.http:// ejournal.umum.ac.id/index.php/ keperawatan/ artikel.

Diunduh tanggal 12 mei 2012

.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

No Pertanyaan Jawaban

SLL S KD TP

1 Tenaga perawat yang berdinas pagi,

siang maupun malam hari berjumlah

sama setiap harinya

2 Kegiatan administrasi di ruangan

dilakukan oleh perawat

3 Cuti tahunan saya walaupun sudah

ditentukan tapi dalam pelaksanaannya

tidak tepat waktunya

4 Bila tenaga perawat kurang ruangan saya

mendapat bantuan tenaga dari ruangan

lain

5 Perawat Primer/Primary nurse di

ruangan saya kualifikasi pendidikannya

DIII keperawatan

6 Tugas PP/ PN dan PA tidak ada bedanya

7 Di rungan saya yang membuat rencana

asuhan keperawatan adalah PP/ PN

8 Perawat primer (PP) di ruangan saya

tidak melakukan evaluasi terhadap

tindakan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh Perawat asosiet

9 Asuhan keperawatan dilaksanakan

sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh rumah sakit

10 Saya melakukan dokumentasi asuhan

keperawatan bila sempat saja

11 Tindakan perawatan dilaksanakan

mengacu pada rencana perawatan

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

No Pertanyaan Jawaban

SLL S KD TP

12 Pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan dilakukan satu shift setiap

hari

13 Penerapan MPKP memberikan

kesinambungan asuhan keperawatan di

ruangan saya

14 Metode penugasan primer memotivasi

saya bekerja lebih baik lagi

15 Saya mendahulukan kepentingan

perawatan kepada klien/ keluarga dari

teman sejawat saya

16 Saya menggunakan sarung tangan saat

mengambil Analisa gas darah

17 Saya menghargai keputusan klien dalam

penolakan tindakan perawatan

18 Pemberian informasi tentang tindakan

yang akan dilakukan kepada klien

diberikan pada saat melakukan tindakan

invasif saja

19 Saat pemeriksaan kondisi kesehatan

klien PP/ PN mendampingi dokter

20 Karu saat rapat ruangan hanya

memberikan informasi searah saja.

21 Kepala ruangan saya memiliki

perencanaan dalam memenuhi

kebutuhan fasilitas, sarana, dan

prasarana

22 Kepala ruangan saya tidak membuat

jadwal pembahasan masalah klien/case

conference

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

No Pertanyaan Jawaban

SLL S KD TP

23 Presentasi kasus dilakukan setiap bulan

24 Di ruangan saya jarang dilakukan ronde

perawatan

25 Pengaturan klien kelolaan dibagi secara

merata

26 Saya memesan libur sebelum karu

membuat jadwal dinas

27 Saya mendapat pengarahan dari kepala

ruangan untuk meningkatkan mutu

asuhan keperawatan

28 Kepala ruangan tidak memberi solusi

bila saya mempunyai masalah

29 Setiap bulan di ruangan saya ada survey

kepuasan pasien dengan mengisi

kuesioner

30 Kepala ruangan tidak menyediakan

waktu untuk mendengarkan masalah

pribadi saya

31 Saya mendapat kesempatan untuk

meningkatkan kemampuan kerja melalui

pelatihan minimal 1x dalam setahun

32 Saya mendapat libur ekstra bila jam

kerja lebih

33 Saya mendapat pujian jika kinerja saya

baik

TERIMAKASIH

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional Menurut

Persepsi Perawat Pelaksana di RSUP Fatmawati

No Responden : ……………… (Diisi oleh peneliti)

Tanggal : ………………2012

I. Data Demografi

Identitas responden (wajib diisi)

1. Usia : ……. tahun

2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Pendidikan terakhir : 1. SPK 2. D3 Kep 3.S1 Kep

4. Ners

4. Lama bekerja : ……. tahun

a. Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan tentang gambaran penerapan

MPKP menurut persepsi perawat pelaksana di RSUP Fatmawati. Bacalah

dengan teliti soal yang ada.

b. Jawablah pertanyaan dibawah ini

c. Tentukan pilihan jawaban bapak/ ibu dengan memilih:

SLL : Selalu

S : Sering

KD : Jarang

TP : Tidak pernah

Berilah tanda ( √ ) check list pada kolom yang tersedia

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Lampiran 1

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STRATA SATU (S 1)

UNIVERSITAS INDONESIA

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional

Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di RSUP Fatmawati

Peneliti : Indah Solihati

NPM : 1006823293

Sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia Depok, saya bermaksud melakukan penelitian dengan

tujuan adalah untuk mengetahui gambaran penerapan MPKP pada perawat

pelaksana di RSUP Fatmawati.

Keputusan anda untuk ikut ataupun membatalkan menjadi partisipan dalam

penelitian ini tidak akan berpengaruh terhadap posisi atau status anda sebagai

karyawan. Apa bila anda memutuskan berpatisipasi, anda bebas untuk

mengundurkan diri dari penelitian kapan saja.

Saudara/i akan mengisi lembar kuesioner tentang data demografi seperti : usia,

jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, mohon diisi dengan lengkap dan sejujur-

jujurnya. Peneliti menjamin bahwa penelitian tidak berdampak buruk kepada

bapak / ibu selama penelitian ini dilakukan.

Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan bapak/ ibu menjadi responden penelitian

ini. Bilamana saudara/i membutuhkan informasi yang belum jelas bisa langsung

menghubungi saya: Lantai VI Utara, Gedung Teratai. Saya dapat dihubungi

melalui no telpon 0817722654

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Lampiran 2

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STRATA SATU (S 1)

UNIVERSITAS INDONESIA

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Gambaran Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional

Menurut Persepsi Perawat Pelaksana di RSUP Fatmawati

Peneliti : Indah Solihati

NPM : 1006823293

Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan penelitian atas nama sdri. Indah

Solihati, saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran penerapan model praktik keperawatan profesional pada perawat

pelaksana di RSUP Fatmawati. Saya mengerti bahwa risiko yang akan terjadi

sangat kecil dan tidak akan menimbulkan dampak negatif pada diri saya, bila ada

hal yang kurang berkenan maka saya berhak untuk menghentikan atau

mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya hukuman atau kehilangan hak

saya.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan dan

hanya peneliti yang mengetahui dan dijamin kerahasiaannya. Kuesioner tidak

mencantumkan identitas dan hanya menggunakan kode. Semua berkas partisipan

hanya dipergunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah digunakan

akan dimusnahkan dengan cara dibakar.

Setelah membaca dan mendapatkan informasi dengan jelas dari peneliti, maka

dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun Saya

bersedia / Tidak bersedia * berperan serta menjadi partisipan pada penelitian ini.

Depok 2012

Saksi Partisipan

(…………………..) (…………………….)

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Tabel 4.2 Hasil uji validitas

No r tabel r hitung keputusan

p1 0,361 ,446 valid

p2 0,361 ,443 valid

p3 0,361 ,424 valid

p4 0,361 ,435 valid

p5 0,361 ,422 Valid

p6 0,361 ,526 Valid

p7 0,361 ,460 Valid

p8 0,361 ,610 Valid

p9 0,361 ,793 Valid

p10 0,361 ,760 Valid

p11 0,361 ,669 Valid

p12 0,361 ,328 Tidak valid

p13 0,361 ,755 Valid

p14 0,361 ,809 Valid

p15 0,361 ,123 Tidak valid

p16 0,361 ,523 Valid

p17 0,361 ,658 Valid

p18 0,361 ,221 Tidak valid

p19 0,361 ,708 Valid

p20 0,361 ,771 Valid

p21 0,361 ,524 Valid

p22 0,361 ,610 Valid

p23 0,361 ,515 Valid

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

No r tabel r hitung keputusan

P24 0,361 ,658 valid

P25 0,361 ,526 valid

P26 0,361 ,540 valid

P27 0,361 ,682 valid

P28 0,361 ,760 valid

P29 0,361 ,480 valid

P30 0,361 ,604 valid

P31 0,361 ,480 valid

P32 0,361 ,505 valid

P33 0,361 ,446 valid

A. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan

nilai r tabel dengan nilai r hitung (pada kolom Corrected Item-Total

Correlation). Jika r hitung > dari r table maka pertanyaan tersebut dianggap

valid. Dengan sampel 30 responden maka df=30-2=28. Pada tingkat

kemaknaan 5 % didapat angka r tabel = 0,3610.

Masing-masing r hitung pertanyaan variabel dibandingkan dengan r tabel.

kesimpulannya adalah dari 33 pertanyaan ada 3 pertanyaan yang r hitung nya

< dari r tabel (P12,P15 dan P18) sehingga pertanyaan tersebut dianggap tidak

valid. Kemudian dilakukan analisis validitas dengan mengeluarkan

pertanyaan yang tidak valid tadi didapatkan data bahwa seluruh pertanyaan

(30 pertanyaan) r hitungnya > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa

seluruh pertanyaan tersebut sudah valid.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

B. Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan tersebut valid, maka dilanjutkan dengan uji

reliabilitas, yaitu dengan membandingkan nilai r hasil (nilai Cronbach's

Alpha) dengan nilai r tabel. Bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut

reliabel. Dari hasil uji diatas ternyata nilai r Alpha (0,945) lebih besar

dibandingkan dengan nilai r tabel (0,3610), maka seluruh pertanyaan tersebut

dinyatakan reliabel.

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20308398-S42510-Gambaran penerapan.pdf · Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan suatu penataan dalam ...

Kisi- kisi pertanyaan Lampiran 3

No Pertanyaan Favorable Unfavorable

1. Jumlah tenaga keperawatan No 1, 3 No 2, 4

2. Jenis tenaga keperawatan No 5, 7 No 6, 8

3. Standar rencana perawatan No 9, 11 No 10, 12

4. Metode pemberian asuhan

keperawatan

No 13,14

5. Subsistem MPKP:

1.Nilai profesional

2.Hubungan profesional

3.Pendekatan manajemen

4. kompensasi dan

penghargaan

No 16,17

No 19

No 21, 23, 25, 26,

27, 29

No 31, 32,33

No 15, 18

No 20

No 22, 24, 28,

30

Gambaran penerapan..., Indah Solihati, FIK UI, 2012