UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza...

109
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI 25 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RIZA MARLYNE, S.Farm. 1206313620 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

RIZA MARLYNE, S.Farm.

1206313620

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

RIZA MARLYNE, S.Farm.

1206313620

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

iii

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

iv

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) serta menyusun laporan pada waktu yang telah ditentukan.

Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Pelaksanaan

PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan ini

berlangsung mulai dari tanggal 7 Januari – 25 Januari 2013.

Dalam penyusunan laporan PKPA ini tidak lepas dari bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia;

2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., sebagai Pjs Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013;

3. Bapak Dr. Hayun, M.Si., Apt., sebagai Ketua Program Studi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia;

4. Bapak Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Studi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan Desember 2013;

5. Bapak Deden Muliadi, S.Si., Apt., selaku pembimbing di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan;

6. Bapak Dr. Abdul Mun’im, M.Si., Apt. sebagai pembimbing Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia;

7. Seluruh Staf Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Selatan, Bapak Yose Rizal, S.Sos., M.Si., Ibu Mutiara

Dewi, S.Sos., M.M., Ibu Nuril Astuti, S.Pd., S.Farm., Apt; Ibu Halida, Ibu Ida

Komariah, Ibu Fitri atas bantuan selama pelaksanaan kegiatan PKPA di Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan;

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

vi

8. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Farmasi UI, khususnya

Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, atas waktu,

dukungan dan ilmu yang telah diberikan selama menjalani pendidikan di

Program Profesi Apoteker;

9. Papa (almarhum), Mama dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,

dukungan material dan moral untuk menyelesaikan pendidikan Profesi

Apoteker;

10. Rekan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan

yang telah berbagi ilmu dan pengalaman selama pelaksanaan PKPA; dan

11. Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan Program Profesi Apoteker

angkatan LXXVI yang telah memberikan dukungan dan semangat selama

menjalani masa-masa perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan PKPA ini. Semoga

laporan PKPA ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

2014

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

vii Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Riza Marlyne, S. Farm

NPM : 1206313620

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Periode 7 –

25 Januari 2013

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Selatan bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi Suku Dinas

Kesehatan Kota Jakarta Selatan dan juga memahami tugas pokok dan fungsi Seksi

Sumber Daya Kesehatan, khususnya bagian Koordinator Farmasi Makanan dan

Minuman (Farmakmin) Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tugas khusus yang

diberikan berjudul Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (Cabang PAK). Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui alur

permohonan mendapatkan izin Cabang PAK dan mengetahui tahapan

mendapatkan izin Cabang PAK.

Kata kunci : Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Seksi

Sumber Daya Kesehatan, Farmasi Makanan dan Minuman,

Berita Acara Pemeriksaan, Cabang PAK

Tugas umum : xi + 58 halaman; 13 lampiran

Tugas khusus : v + 34 halaman; 1 gambar; 8 lampiran

Daftar Acuan Tugas Umum : 19 (1972-2010)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 6 (1998-2010)

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Riza Marlyne, S.Farm

NPM : 1206313620

Program Study : Apothecary profession

Title : Pharmacist Internship Program at Health Agency of

South Jakarta Period January 7th

- January 18th

2013

Pharmacist Internship Program at Health Agency of South Jakarta Administration

aims to understand the duties and functions of parts of South Jakarta Health

Agency and also understand the duties and functions of the Health Resources

Section, in particular section of pharmacy, food and beverage. Title of special task

is Interrogation Report of Cabang Penyalur Alat Kesehatan (Cabang PAK). This

special task aims to determine the flow of request permission Cabang PAK and

knows the stages to get permission Cabang PAK

Keywords : Health Agency of South Jakarta Administration, Health

Resources Section, Pharmacy, food and beverage, Interrogation

Report, Cabang PAK

General Assignment : xi + 58 pages; 13 appendices

Specific Assignment : v + 34 pages, 1 picture, 8 appendices

Bibliography of General Assignment: 19 (1972-2010)

Bibliography of Specific Assignment: 6 (1998-2010)

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………...iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………...vii

ABSTRAK ……………………………………………………………………………..viii

ABSTRAC …………………………………………………………………………….....ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Tujuan .........................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN UMUM .........................................................................................4

2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan........................................................4

2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan ............................................................5

2.3 Susunan Organisasi ......................................................................................6

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN

MINUMAN ..................................................................................................... 13

3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman ............................................. 13

3.2 Dasar Hukum ............................................................................................. 15

3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman .... 16

3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman ............................................................... 20

BAB 4 PEMBAHASAN .............................................................................................. 22

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 31

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 31

5.2 Saran ......................................................................................................... 32

DAFTAR ACUAN....................................................................................................... 33

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

xi Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administasi Jakarta Selatan ...............35

Lampiran 2. Formulir Surat Permohonan Izin Apotek .......................................................................36

Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek .............................................................39

Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek .....................................................................41

Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan ............................................................45

Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat ........................................................46

Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT ..........................................................48

Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT .......................................................................50

Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/ Sub Penyalur Alat Kesehatan ................................52

Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan .......................................................54

Lampiran 11. Data 10 penyakit terbanyak di puskesmas kecamatan Pesanggrahan tahun 2011............55

Lampiran 12. Denah Ruangan Gudang Obat Sudinkes Jakarta Selatan ................................................56

Lampiran 13. Alur dalam Pemberian Izin Cabang PAK ......................................................................58

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan yang

berkesinambungan dan merupakan suatu rangkaian pembangunan menyeluruh

dan terpadu untuk mencapai tujuan nasional Bangsa Indonesia. Dalam hal ini,

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam membangun kesehatan masyarakat,

pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,

membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a).

Pada sisi lain, perkembangan ketatanegaraan bergeser dari sentralisasi

menuju desentralisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 32 tahun 2004. Undang-Undang tersebut memuat ketentuan yang

menyatakan bahwa bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada daerah

masing-masing yang setiap daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan

menyelenggarakan seluruh aspek kesehatan. Sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, Pemerintah telah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang mengatur

tentang pembagian urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa kesehatan merupakan

salah satu urusan wajib pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah.

Dengan adanya sistem otonomi daerah, maka dalam perwujudan

pembangunan kesehatan dibuatlah peraturan daerah tentang sistem kesehatan

daerah (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009a). Sistem kesehatan daerah

bertujuan menyelenggarakan pembangunan kesehatan baik masyarakat, swasta,

maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara sinergis, berhasil guna dan

berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009a). Kewenangan tersebut

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

2

Universitas Indonesia

selanjutnya mendorong terbentuknya suku dinas kesehatan di tiap kota

administratif di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Di

dalam struktur organisasi suku dinas kesehatan terdapat seksi sumber daya

kesehatan yang membawahi koordinator farmasi makanan dan minuman.

Koordinator farmasi makanan dan minuman mempunyai tugas pokok dalam

perencanaan, perijinan, pengelolaan serta pengawasan pekerjaan kefarmasian.

Oleh karena itu, koordinator ini merupakan salah satu wadah bagi apoteker dalam

menjalankan tugas profesi kefarmasiannya di lingkup pemerintahan.

Peran apoteker dalam lingkup pemerintahan perlu diketahui oleh mahasiswa

calon apoteker sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya

nanti. Salah satu upaya pemahaman, gambaran dan pengetahuan mendalam

tentang peran apoteker yaitu dengan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).

Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Selatan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang

berlangsung dari tanggal 7 Januari hingga 25 Januari 2013 untuk memberikan

pengetahuan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah agar mahasiswa program

profesi apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia:

a. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan.

b. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Seksi Sumber Daya

Kesehatan khususnya bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

(Farmakmin) Kota Administrasi Jakarta Selatan.

c. Mengetahui dan memahami perizinan, pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan farmasi,

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

3

Universitas Indonesia

makanan dan minuman Kota Administrasi Jakarta Selatan serta pelaksaanaan

di lapangan.

d. Mengetahui dan memahami pengelolaan persediaan dan pendistribusian obat

di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan

Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku

dinas kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan

administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung

jawab kepada kepala dinas kesehatan, serta secara operasional berkedudukan di

bawah Walikota dan bertanggung jawab kepada Walikota (Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta, 2009b). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 merupakan gabungan dari suku dinas

pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran

dan fungsinya dinas kesehatan provinsi berperan sebagai regulator, sedangkan

suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi (Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta, 2009b):

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan

c. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan

lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan,

khusus, tradisional, dan keahlian

d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan KLB (kejadian

luar biasa)

e. Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular

f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan perbekalan kefarmasian

g. Pelaksanaan surveilans kesehatan

h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

5

Universitas Indonesia

i. Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas

kesehatan

k. Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi perizinan/rekomendasi/

sertifikasi di bidang kesehatan

l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup

kabupaten/kota administrasi

m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan

gizi dan kesehatan masyarakat

n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan, dan

pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat; kesehatan

lingkungan; prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan,

khusus, tradisional, dan keahlian pada lingkup kabupaten/kota administrasi

o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana suku dinas kesehatan

p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang

q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.

r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas kesehatan.

s. Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan kabupaten/kota yang terkait dengan

tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.

t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas

kesehatan.

2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan

Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah

masyarakat Jakarta Selatan yang mandiri untuk hidup sehat. Sedangkan misi Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yakni,

a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan dan sarana

pelayanan kesehatan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

6

Universitas Indonesia

b. Mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk dan penyakit menular, penyakit

tidak menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.

c. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di

masyarakat.

d. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan kemajuan

teknologi.

e. Meningkatkan mutu sistem pemasaran sosial kesehatan yang inovatif.

2.3 Susunan Organisasi

Struktur organisasi suku dinas kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 150 Tahun 2009, terdiri dari:

1. Kepala Suku Dinas

Kepala Suku Dinas selaku pimpinan di suku dinas mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok

jabatan fungsional.

c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi

pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas.

2. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata

usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah

Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas.

Subbagian tata usaha mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

7

Universitas Indonesia

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Angggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas.

f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas.

g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana kerja suku dinas.

h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor.

i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas.

j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas.

k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan penerimaan

retribusi suku dinas kesehatan.

l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata

usaha.

m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan

akuntabilitas) suku dinas.

n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata

usaha.

3. Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada

Kepala Suku Dinas. Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai ruang lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dalam lingkup tugasnya.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

8

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelaksanaan kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia

sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja

wanita, dan asuhan keperawatan.

d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan

dan pengendalian program kesehatan masyarakat.

e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi.

f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan

masyarakat.

g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat

kota administrasi/kabupaten.

h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi

manajemen kesehatan yang terintegrasi.

i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan Pembinaan Peran

Serta Masyarakat (PPSM).

j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi kesehatan masyarakat.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan

masyarakat.

4. Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan

bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi pelayanan kesehatan

mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

9

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tatalaksana

pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan,

memanfaatkan, data dan informasi upaya pelayanan kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar

pelayanan kesehatan masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi sarana

pelayanan kesehatan.

g. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan.

h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional.

i. Melaksanakan siaga 24 jam per Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan

(Pusdaldukkes).

j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan.

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pelayanan kesehatan.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan

kesehatan.

5. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas

kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi

pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggungjawab kepada Kepala

Suku Dinas. Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,

kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah/

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

10

Universitas Indonesia

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji.

e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit

menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis

peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa

masyarakat.

g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD)

dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat.

h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan

imunisasi.

i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan

memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup

kabupaten/kota administrasi.

j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan.

k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB)

dan surveilans.

l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian.

m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan

wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans.

n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan

lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan

dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi,

penyehatan lingkungan kumuh penyehatan di tempat-tempat umum, tempat

kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/

upaya pemantauan lingkungan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

11

Universitas Indonesia

o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang

kesehatan lingkungan.

p. Penyajian materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan

kesehatan kerja.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pengendalian masalah kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi

pengendalian masalah kesehatan.

6. Seksi Sumber Daya Kesehatan

Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber

daya kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah

Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi

sumber daya kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan

minuman.

d. Memberikan rekomendasi/perizinan praktek tenaga kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas

kesehatan terhadap standar pelayanan.

h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem

manajemen mutu.

i. Malaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan

sistem manajemen mutu kepada puskesmas.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

12

Universitas Indonesia

k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator.

l. Memfasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur, dan

auditor mutu pelayanan kesehatan.

m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana

farmasi makanan minuman, yang meliputi industri kecil obat tradisional,

cabang penyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo farmasi, dan industri

makanan minuman rumah tangga.

n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat generik dan

persediaan cadangan obat esensial.

o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada

lingkup kabupaten/kota administrasi.

p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi sumber daya kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber

daya kesehatan.

Seksi sumber daya kesehatan dibagi menjadi tiga koordinator, untuk

memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, yaitu koordinator tenaga

kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan dan koordinator

farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas

khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan seksi Sumber Daya

Kesehatan (SDK).

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

13 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai regulator yang

membuat kebijakan, pedoman, maupun persyaratan dalam pelaksanaan hal-hal

yang berkenaan dengan kesehatan. Suku dinas kesehatan yang merupakan unit

kerja dinas kesehatan berperan sebagai auditor terhadap regulasi yang telah dibuat

dinas kesehatan provinsi untuk dilaksanakan oleh subjek atau sasaran regulasi

tersebut. Suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan peran dan fungsinya

mempunyai struktur tertentu sebagaimana diatur oleh Peraturan Gubernur DKI

Jakarta Nomor 150 tahun 2009. Dalam peraturan tersebut suku dinas kesehatan

terdiri dari seksi pelayanan kesehatan, seksi kesehatan masyarakat, seksi

pengendalian masalah kesehatan, dan seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber

daya kesehatan (SDK) yang secara garis besar mempunyai peran dalam lingkup

tenaga kesehatan, mutu kesehatan, kefarmasian, makanan, dan minuman. Seksi

SDK dibagi menjadi tiga koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan

fungsinya. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah,

1. Koordinator tenaga kesehatan,

2. Koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan,

3. Koordinator farmasi makanan dan minuman.

Koordinator pada seksi SDK yang akan dipaparkan pada bab ini adalah

koordinator farmasi makanan dan minuman (Farmakmin). Tugas pokok

koordinator farmasi makanan minuman adalah,

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber

daya kesehatan.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.

c. Melaksanakan supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana

farmakmin seperti Apotek, Apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan,

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

14

Universitas Indonesia

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga

(PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).

d. Melaksanakan pengelolaan dan layanan perizinan Apotek, Apotek rakyat,

Cabang Penyalur Alat Kesehatan, Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT),

Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).

e. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana

pelayanan kesehatan kefarmasian pemerintahan dan swasta.

f. Melakukan akreditasi dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan.

g. Mengendalikan mutu pelayanan kefarmasian klinik.

h. Melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan.

i. Melaksanakan pemantauan harga obat generik dan persediaan cadangan obat

esensial.

j. Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika,

makanan, dan minuman.

k. Memantau dampak lingkungan.

l. Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) puskesmas.

m. Pembinaan produsen, distributor dan penggunaan obat, termasuk narkotika,

psikotropika dan zat aditif (NAPZA).

n. Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta memberikan

sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan minuman.

o. Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika.

p. Pengelolaan terhadap hasil supervisi.

q. Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta pendistribusiannya.

r. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui saran,

rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian penghargaan, sanksi dan

rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman.

s. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan

masyarakat.

t. Mensosialisasikan perundangan dan program.

u. Bekerja sama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan

koordinator tenaga kesehatan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

15

Universitas Indonesia

v. Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja.

w. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung.

3.2 Dasar Hukum

Dasar hukum yang yang menjadi pijakan pelaksanaan peran dan fungsi dari

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman yaitu:

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5/1997 tentang Psikotropika.

b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35/2009 tentang Narkotika.

c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36/2009 tentang Kesehatan.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25/1980 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah RI No. 26/1965 tentang Apotek.

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41/1990 tentang Masa Bakti dan

Izin Kerja Apoteker.

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51/2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian.

g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan

Narkotika.

h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha

Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.

i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 142/Menkes/Per/III/1991 tentang Penyalur

Alat Kesehatan.

j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran

Psikotropika.

k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/2007 tentang Apotek Rakyat.

m. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang

Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang

Pedagang Eceran Obat.

n. Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang Penyuluhan

Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

16

Universitas Indonesia

o. Keputusan Menteri Kesehatan No. 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar

Obat Esensial Nasional.

p. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 tahun 1990 tentang Ketentuan

Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta.

3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan

Minuman

Setiap orang dan/ atau badan hukum yang menyiapkan, meracik, dan/ atau

mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah

tangga, serta industri rumah tangga yang memproduksi, mengolah, dan

mendistribusikan makanan dan minuman, wajib mengajukan perizinan. Perizinan

diajukan kepada kepala dinas kesehatan, namun dengan adanya otonomi daerah,

maka perizinan diajukan ke suku dinas kesehatan kota/ kabupaten administrasi.

Perizinan yang dikelola oleh suku dinas kesehatan adalah izin apotek, izin

pedagang eceran obat, izin cabang penyalur alat kesehatan, izin industri kecil obat

tradisional, dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga bagi industri

kecil makanan dan minuman. Selain itu, terdapat apotek rakyat yang perizinannya

juga diajukan ke suku dinas kesehatan, dimana izin penyelenggaraannya diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284 tahun 2007.

3.3.1 Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian, tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian, apoteker

harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien dengan maksud untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a).

Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan, salah satunya adalah apoteker. Setiap

tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat

tanda registrasi seperti pada profesi apoteker dikenal STRA (Surat Tanda

Registrasi Apoteker). STRA dikeluarkan oleh menteri dan berlaku selama lima

tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun apabila memenuhi

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

17

Universitas Indonesia

syarat. Untuk memperoleh STRA, maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah

ijazah apoteker, sertifikat kompetensi profesi, surat pernyataan telah

mengucapkan sumpah/janji apoteker, surat keterangan sehat fisik dan mental dari

dokter yang memiliki surat izin praktek, membuat surat pernyataan akan

mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

Sebelum melaksanakan kegiatan di apotek, apoteker pengelola apotek

(APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku selama apotek

yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan, APA di apotek tersebut

melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan, dan apotek masih memenuhi

persyaratan. Untuk mendapatkan SIA, APA mengajukan surat permohonan SIA

kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. SIA diberikan oleh menteri yang

mendelegasikan wewenangnya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota

(Departemen Kesehatan RI, 2002b). Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian

kepada masyarakat, maka dikeluarkan pemberlakuan pedoman pelayanan

kefarmasian di apotek oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Di dalam

peraturan ini tercantum persyaratan pendirian apotek. Selain itu, segala bentuk

perubahan dalam pengelolaan apotek diharuskan memperbaharui izin.

3.3.2 Apotek Rakyat

Apotek rakyat adalah sarana pelayanan kefarmasian dimana dilakukan

penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, namun tidak melakukan peracikan.

Apotek rakyat juga tidak menjual narkotika serta harus mengutamakan obat

generik. Pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk digunakan sebagai pedoman

bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi

apotek rakyat, pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan

apotek rakyat, dan melindungi masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kefarmasian (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotek rakyat, dimana

apotek rakyat harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan

kabupaten/ kota. Setiap apotek rakyat harus memiliki satu orang apoteker sebagai

penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker. Permohonan izin

pendirian apotek rakyat diajukan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

18

Universitas Indonesia

dan akan dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota (Departemen

Kesehatan RI, 2007).

3.3.3 Pedagang Eceran Obat

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167 Tahun 1972,

pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum indonesia yang memiliki

izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat bebas terbatas (daftar W) untuk

dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin.

Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara, perusahaan

swasta atau perorangan. Pedagang eceran obat menjual obat-obat bebas dan obat-

obat bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran

dan harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari

pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi (PBF) yang mendapat izin dari

menteri kesehatan. Obat-obat bebas terbatas harus disimpan dalam lemari khusus

dan tidak boleh dicampur dengan obat-obat atau barang-barang lain (Departemen

Kesehatan RI, 2002a).

Permohonan perizinan sarana pedagang eceran obat diajukan kepada kepala

dinas kesehatan kabupaten/ kota setempat. Penerbitan izin setiap pedagang eceran

obat harus disampaikan tembusan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

kepada menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala balai POM setempat

(Departemen Kesehatan RI, 2002a). Izin usaha pedagang eceran obat berlaku

selama dua tahun terhitung dari mulai tanggal ditetapkan dan 3 (tiga) bulan

sebelum masa berlaku izin berakhir harus mengajukan permohonan perpanjangan

izin pedagang eceran obat. Penanggung jawab toko obat adalah asisten apoteker

yang merupakan penanggung jawab teknis farmasi. Permohonan izin pedagang

eceran obat diajukan secara tertulis dan disertai: Alamat dan denah tempat usaha;

Nama dan alamat pemohon; Nama dan alamat asisten apoteker; Fotokopi ijazah,

surat pengusaha dan surat izin kerja asisten apoteker; Surat pernyataan kesediaan

bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab teknis. Pencabutan izin

pedagang eceran obat dilakukan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota dan

pemilik izin harus menyerahkan surat izinnya kepada kepala dinas kesehatan

kabupaten/ kota (Departemen Kesehatan RI, 2002a).

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

19

Universitas Indonesia

3.3.4 Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)

Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) adalah usaha yang membuat semua

bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan efervesen

(Kemenkes, 2012). Sebelum adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional,

UKOT bernama IKOT yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat

Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Industri Kecil Obat Tradisional

(IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp.

600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan

(Kemenkes, 1990).

UKOT hanya dapat diselenggarakan oleh badan usaha yang memiliki izin

usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. UKOT yang memproduksi

bentuk sediaan kapsul dan/atau cairan obat dalam, harus memiliki apoteker

sebagai penanggung jawab yang bekerja penuh dan memenuhi persyaratan

CPOTB. Pemenuhan persyaratan CPOTB dibuktikan dengan sertifikat CPOTB

yang dikeluarkan oleh Kepala Badan. Setiap UKOT wajib memiliki sekurang-

kurangnya 1 (satu) orang Tenaga Teknis Kefarmasian Warga Negara Indonesia

sebagai Penanggung Jawab yang memiliki sertifikat pelatihan CPOTB.

3.3.5 Cabang Penyalur Alat Kesehatan

Cabang penyalur alat kesehatan adalah perwakilan usaha dari penyalur alat

kesehatan yang telah mendapatkan izin. Dalam hal ini apabila suatu perusahaan

atau distributor besar ingin melaksanakan atau memiliki perwakilan usaha di suatu

daerah, perusahaan atau distributor tersebut dapat mengajukan perizinan sub

penyalur alat kesehatan kepada Kepala Suku Dinas kesehatan. Kebanyakan usaha

penyalur alat kesehatan yang ada saat ini dilakukan oleh perorangan tanpa

keberadaan badan usaha yang jelas. Artinya usaha ini dilakukan oleh perorangan

tersebut jika mendapatkan suatu tender proyek peralatan kesehatan. Oleh karena

itu pembinaan terhadap cabang penyalur alat kesehatan ini harus dilakukan

dengan ketat. Segala bentuk perubahan yang terjadi baik fisik maupun non fisik

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

20

Universitas Indonesia

wajib dilaporkan kepada suku dinas kesehatan untuk diurus perizinan perubahan

tersebut.

3.3.6 Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)

Pangan industri rumah tangga adalah perusahaan pangan yang memiliki

tempat usaha di lokasi pemukiman dengan peralatan pengolahan pangan manual

hingga semi otomatis. Dalam menjalankan PIRT ini, perusahaan pangan harus

mempunyai Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).

Sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan RI Nomor

HK.00.05.5.1640/30 April 2003 antara lain tentang SPP-IRT yang bertujuan

untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan

pangan dan peraturan perudang-undangan di bidang keamanan pangan.

b. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang

pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap

keselamatan konsumen.

c. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan PIRT.

3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan

Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman

Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suku dinas kesehatan dalam

bentuk pemberian informasi, sosialisasi peraturan, memberi penyegaran,

memberikan bimbingan teknis secara langsung ke lapangan maupun tidak

langsung untuk meningkatkan konsistensi petugas agar memenuhi persyaratan.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap

masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan

sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan (Undang-

Undang RI No.36, 2009).

Pembinaan yang dilakukan pemerintah diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan setiap orang dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

kesehatan; menggerakkan dan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan;

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

21

Universitas Indonesia

memfasilitasi dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan

kesehatan; memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan perbekalan

kesehatan, termasuk sediaan farmasi dan alat kesehatan serta makanan dan

minuman; memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan standar dan

persyaratan; melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat

menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Undang-Undang RI No.36, 2009).

Bentuk pembinaan yang dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan UU RI

No.36/2009 antara lain komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat; pendayagunaan tenaga kesehatan; dan pembiayaan. Tujuan besar

dari pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk

melindungi pihak-pihak yang ada maupun terlibat dalam upaya kesehatan. Dalam

melaksanakan pembinaan dan pengawasan, pemerintah dalam hal ini menteri

kesehatan dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pihak lain, misalnya

lembaga pemerintah non-kementerian, kepala dinas provinsi, dan kepala dinas

kabupaten/ kota yang berperan di bidang kesehatan. Pengawasan pada sarana

kefarmasian dilaksanakan secara langsung ke sarana farmasi oleh dinas kesehatan,

suku dinas kesehatan, dan lintas sektor terkait untuk mengetahui apakah

pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek telah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

Selanjutnya pengendalian dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari

pengawasan yang dapat berupa sanksi administrasi, teguran, peringatan, sampai

pencabutan izin. Suku dinas kesehatan kota administrasi melaksanakan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu melaksanakan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian terhadap teknis pelaksanaan program di kota

administrasi misalnya apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Suku dinas kesehatan

kota administrasi dapat memberikan teguran dan pencabutan izin. Pembinaan,

pengawasan, pengendalian (Binwasdal) berfungsi untuk memantau proses dan

produk-produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien. Hal

tersebut terkait dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dapat

dipenuhi secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

22 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Suku Dinas Kesehatan merupakan bagian dari struktur organisasi dinas

kesehatan pada tingkat kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin

oleh seorang Kepala Suku Dinas. Kepala Suku Dinas secara teknis administratif

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara teknis operasional kepada

Walikotamadya yang bersangkutan. Saat ini, di wilayah Provinsi DKI Jakarta

terdapat enam Suku Dinas yang mengatur enam wilayah yaitu Jakarta Barat,

Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Pulau Seribu.

Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Selatan terbagi menjadi lima bagian,

yaitu Subbagian Tata Usaha, Seksi Kesehatan Masyarakat, Seksi Pelayanan

Kesehatan, Seksi Sumber Daya Kesehatan, dan Seksi Pengendalian Masalah

Kesehatan. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota

Administasi Jakarta Selatan dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing-masing bagian

dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Suku Dinas (Kasudin). Setiap bagian membawahi beberapa subbagian dan

masing-masing subbagian dipimpin oleh seorang koordinator yang memiliki tugas

pokok dan fungsi yang telah ditetapkan oleh masing-masing Kepala Seksi.

Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) memiliki tiga koordinator yaitu

Tenaga Kesehatan (Nakes), Standarisasi Mutu Kesehatan dan Farmasi Makanan

dan Minuman (Farmakmin). Setiap koordinator memiliki tugas pokok dan fungsi

yang telah ditetapkan oleh Kepala Seksi SDK. Tugas pokok Seksi Sumber Daya

Kesehatan diantaranya adalah melaksanakan pemberian rekomendasi sarana

kefarmasian tertentu dan sarana lainnya yang berhubungan dengan kesehatan serta

pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap perbekalan

kesehatan. Tugas-tugas tersebut dikelola oleh koordinator farmasi makanan dan

minuman. Oleh karena hal tersebut erat kaitannya dengan bidang farmasi, maka

dalam laporan ini akan dibahas mengenai bagian Koordinator Farmasi Makanan

dan Minuman, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Koordinator Tenaga Kesehatan berperan dalam pengelolaan, pembinaan,

pengaturan, dan pendidikan bagi tenaga kesehatan maupun calon tenaga

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

23

Universitas Indonesia

kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator tenaga kesehatan adalah

mengelola pengembangan profesi medik keperawatan; menyusun peta kebutuhan

pendidikan dan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan

pelatihan; mengadakan pelatihan serta uji kompetensi tenaga kesehatan; membuat

usulan dan supervisi diklat ke puskesmas; membuat usulan bahan perumusan

kebijakan akreditasi profesi/ jabatan tenaga kesehatan; mengelola pelaksanaan

praktek kerja lapangan serta menyelenggarakan rapat evaluasi praktek kerja

lapangan dengan puskesmas maupun institusi pendidikan; menyelenggarakan

pemilihan, menetapkan, mengusulkan tenaga kesehatan teladan dari Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan kepada Jakarta Selatan kepada Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Koordinator Standarisasi Mutu Kesehatan berperan dalam pembuatan

standarisasi mutu pelayanan kesehatan baik dalam tataran internal suku dinas

kesehatan maupun tataran eksternal, dalam hal ini implementasi kepada

masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator standarisasi mutu

kesehatan adalah menyusun rencana kerja dan anggaran program standarisasi

mutu kesehatan; pelaksana pembuatan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) program

mutu; koordinator pemantauan proses sistem manajemen mutu; melaksanakan

evaluasi kegiatan program standarisasi mutu kesehatan; koordinator pengendalian

dokumen; koordinator Gugus Kendali Mutu (GKM) dan konsep 5R (Ringkas,

Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin); koordinator audit internal dan eksternal;

koordinator tinjauan manajemen; koordinator komunikasi internal; serta

koordinator pengelolaan keluhan pelanggan.

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman memegang peranan dalam

perizinan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan, baik yang

dikendalikan oleh pemerintah maupun perorangan. Beberapa kegiatan yang

dikendalikan oleh koordinator farmasi makanan dan minuman adalah

melaksanakan pengelolaan perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagan Eceran Obat (PEO); melaksanakan

supervisi dan pengelolaan hasil supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan

sarana farmakmin; melaksanakan binwasdal terhadap sarana pelayanan kesehatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

24

Universitas Indonesia

kefarmasian, baik pemerintah maupun swasta; melaksanakan pengelolaan

penyuluhan keamanan pangan; melaksanakan pengelolaan laporan narkotika dan

psikotropika; melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan;

melaksanakan pemantauan harga obat narkotika, dan persediaan cadangan obat

esensial; serta melaksanakan rekaptulasi Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat (LPLPO) dari Puskesmas Kecamatan dalam satu wilayah Kota

Administrasi.

4.1 Pelayanan Kesehatan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Kecamatan

Pada awal periode PKPA, penulis berkesempatan berkunjung ke

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang terletak di wilayah Kelurahan

Pesanggrahan selama 6 hari kerja. Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan terdiri

dari 3 (tiga) lantai, antara lain :

Lantai 1 terdiri dari Pelayanan 24 jam, RB dengan dokter spesialis

kandungan, KI trimester 1 & 2, KI trimester 3, gudang obat, radiologi HR

(Harm Reduction).

Lantai 2 adalah tempat pendaftaran, laboratorium dan poli untuk

pemeriksaan pasien serta ruang lainnya yang terdiri dari Apotek, gudang

alkes, dan koperasi. Poli yang tersedia pada Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan adalah Poli Umum, Askes & Jamsostek, Poli Gigi, KB,

Imunisasi, Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS), Fisioterapi, Poli Paru,

PAL, Lansia, DM, CAB Jiwa, CAB VCT, CAB PKPR, dan CAB KDRT.

Lantai 3 adalah kantor administrasi puskesmas, aula, mushola, pemeriksaan

Haji dan EKG.

Pelayanan obat di kamar obat dilayani dari pukul 07.30 sampai dengan

pukul 16.00. Resep dokter yang dilayani di kamar obat setiap harinya berkisar

antara 150 sampai 250 resep. Tenaga kesehatan yang terdapat pada kamar obat

terdiri dari 2 orang apoteker dan 2 orang asisten apoteker. Obat yang diberikan

sebagian besar adalah sediaan tablet, pulveres, sirup, dan sediaan topikal.

Karena banyaknya pelayanan resep yang dilakukan di kamar obat Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan, untuk dispensing dari obat suspensi kering dilakukan

sendiri oleh pasien dengan penjelasan terlebih dahulu oleh apoteker. Penataan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

25

Universitas Indonesia

obat dan alat kesehatan di ruang penyimpanan kamar obat ditempatkan pada

lemari khusus, terdapat pula lemari pendingin untuk menyimpan obat.

Semua resep dokter dari poli dilayani di kamar obat kecuali Obat Anti

Tuberkulosis (OAT), serum, dan vaksin karena diberikan dan dijelaskan

langsung pada poli yang bersangkutan. Tidak ada perbedaan obat yang

diserahkan pada pasien dari tiap poli dan pasien program seperti pasien dari

program Jamsostek dan Askes, perbedaan hanya terdapat pada beberapa resep

obat yang diberikan. Biasanya pasien jamsostek dan askes mendapat obat

dengan beberapa merk dagang. Pasien tidak dikenakan biaya untuk obat yang

diberikan di kamar obat, pasien hanya cukup membayar biaya administrasi pada

saat mendaftar.

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan memiliki gudang obat puskesmas

yang digunakan untuk menyimpan obat dan alat kesehatan. Penataan obat dan

alat kesehatan di gudang Puskesmas Pesanggrahan belum berdasarkan

penggolongan obat karena keadaan Puskesmas Pesanggrahan yang masih

direnovasi. Akan tetapi, tiap karton ditempel contoh sampel obat yang ada di

dalamanya untuk mempermudah dalam mencari. Selain itu pada masing-masing

karton kemasan terluar obat diberikan tanda khusus yang menunjukkan tanggal

kadaluarsa.

Saat ini pengadaan obat di tiap puskesmas kecamatan di Provinsi DKI

Jakarta, dilakukan sendiri oleh masing-masing puskesmas, termasuk Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan yang telah secara mandiri merencanakan dan melakukan

pengadaan obat untuk kebutuhan di puskesmas kecamatan maupun di puskesmas

kelurahan. Jika persediaan obat tidak mencukupi jumlahnya, Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan dapat melakukan permintaan obat ke Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Tiap-tiap kelurahan mengirimkan LPLPO puskesmas kelurahan pada

puskesmas kecamatan untuk permintaan obat. Kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Pesanggrahan adalah Kelurahan Bintaro, Ulujami, Pesanggrahan,

Petukangan Selatan, Petukangan Utara. Pengalokasian obat oleh puskesmas

kecamatan untuk pemenuhan kebutuhan obat di puskesmas kelurahan didasarkan

pada data konsumsi, kunjungan dan pola penyakit yang paling banyak terjadi di

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

26

Universitas Indonesia

kelurahan masing-masing.

Sebagai laporan pertanggungjawaban dari tiap-tiap puskesmas dalam

penggunaan obat untuk pelayanan kesehatan masyarakat, LPLPO dari tiap

puskesmas kelurahan wajib dikirimkan ke puskesmas kecamatan yang

bersangkutan untuk dilakukan rekapitulasi. Setiap bulannya ditetapkan maksimal

pada tanggal 15, LPLPO dari tiap puskesmas kelurahan harus telah dikirim ke

puskesmas kecamatan. Selanjutnya hasil rekapitulasi dari tiap puskesmas

kecamatan akan dikirimkan ke koordinator Farmakmin Seksi SDK Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Selatan.

Hasil dari rekapitulasi data kunjungan pasien di puskesmas kecamatan

Pesanggrahan, terdapat 10 jenis penyakit terbanyak yang dihitung tiap tahun

(Lampiran 11). Penulis berkesempatan memperoleh data 10 penyakit terbanyak

tahun 2011 dikarenakan hasil rekapitulasi tahun 2012 belum selesai dihitung oleh

pihak puskesmas. Berdasarkan lampiran data, jumlah penyakit terbanyak adalah

infeksi akut lain pernafasan atas sebesar 22.152 kasus dengan persentase 37,37%.

Pekerjaan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan telah sesuai

dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Apoteker di kamar obat

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan telah melaksanakan pengelolaan sediaan

farmasi dan pelayanan farmasi klinik dengan baik. Hal ini ditandai dengan

dilakukannya skrining resep, penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan

penyerahan obat yang disertai informasinya kepada pasien. Peningkatan peran

farmasis Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan juga terlihat dengan diikutsertakannya

apoteker dalam rapat dengan tenaga profesi kesehatan lainnya di puskesmas dalam

penentuan dosis atau takaran maksimal suatu resep puyer standar untuk diberikan

kepada pasien balita dan anak-anak.

Adapun kendala yang ditemui pada pelayanan kefarmasian di kamar obat

(apotek) Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan adalah kurangnya jumlah tenaga

kesehatan, yaitu hanya terdiri dari 2 orang apoteker dan 2 orang asisten

apoteker. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan banyaknya beban kerja

pelayanan resep yang diterima di kamar obat yang berjumlah sekitar 150-250

resep setiap hari.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

27

Universitas Indonesia

4.2 Perizinan Penyelenggaraan Sarana Kesehatan

Proses perizinan yang dilakukan di Koordinator Farmakmin Sudinkes

Jakarta Selatan meliputi perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (CPAK), Usaha Kecil Obat Tradisional, Pangan Industri Rumah

Tangga, dan Pedagang Eceran Obat. Segala proses perizinan penyelenggaraan

sarana kesehatan dilaksanakan dengan sistem satu atap yaitu di kantor Walikota,

tepatnya pada bagian Pelayanan Terpadu (yandu).

Alur proses dimulai dengan pengajuan permohonan oleh pemohon ke

Kantor Pelayanan Terpadu Bagian Kesehatan untuk setiap perizinan sarana

kesehatan. Pemohon akan mendapatkan formulir yang berisi daftar kelengkapan

yang harus dilengkapi sebagai persyaratan mendapatkan perizinan (Lampiran 2-

10). Adapun kelengkapan yang harus dipenuhi berupa kelengkapan dokumen dan

kelengkapan sumber daya sarana kesehatan. Setelah persyaratan selesai disiapkan,

pemohon datang kembali ke kantor Pelayanan Terpadu untuk menyerahkan

berkas persyaratan perizinan sarana kesehatan. Apabila ada berkas yang kurang

sesuai, pemohon diminta untuk memperbaiki atau melengkapi kembali.

Berkas yang diserahkan oleh pemohon di kantor Pelayanan Terpadu

kemudian dibawa ke Suku Dinas Kesehatan. Berkas permohonan yang sudah

lengkap persyaratan administrasinya kemudian dikirimkan ke Subbag Tata Usaha

untuk registrasi surat masuk. Setelah didisposisi oleh Kepala Suku Dinas

kesehatan, kemudian berkas diserahkan ke Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian

Farmasi Makanan dan Minuman. Petugas bagian Farmasi Makanan dan Minuman

kemudian memeriksa kembali dokumen tersebut sebelum proses pemeriksaan

dalam bentuk inspeksi lapangan. Dalam proses tersebut petugas suku dinas

memeriksa kesesuaian antara persyaratan dokumen tertulis yang diserahkan

pemohon dengan kondisi di lapangan. Hasil inspeksi lapangan dibuat dalam

bentuk berita acara pemeriksaan sarana kesehatan untuk ditindaklanjuti dalam

bentuk pemberian izin. Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan tentang

perizinan penyelenggaraan sarana kesehatan dapat diberikan kepada pemohon

apabila kelengkapan berkas sudah dipenuhi oleh pemohon.

Alur perizinan sarana kesehatan yang kini berlangsung di Koordinator

Farmakmin Sudinkes Jakarta Selatan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku,

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

28

Universitas Indonesia

dimana pelayanan perizinan dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) di Walikota Jakarta Selatan.

4.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

Lingkup kerja Koordinator Farmakmin Sudinkes Kota Adminstrasi Jakarta

Selatan meliputi sepuluh kecamatan dimana tiap kecamatan tersebut memiliki

puskesmas kecamatan yang melayani masyarakat. Kesepuluh kecamatan tersebut

adalah Kecamatan pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Kebayoran Baru,

Kebayoran Lama, Cilandak, Tebet, Jagakarsa, Mampang Prapatan, dan Setiabudi.

Setiap bulan puskesmas kecamatan wajib membuat laporan pemakaian dan

lembar permintaan obat kepada Sudinkes Kota administrasi Jakarta Selatan

sehingga dapat diketahui jumlah dan jenis persediaan obat.

LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh

penanggung jawab obat puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan

kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kota. Permintaan

tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap

saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Selanjutnya, data

LPLPO setiap puskesmas per bulan direkapitulasi dan dibuat data LPLPO selama

periode bulan Januari-Desember 2012 dengan juga memasukkan data persediaan

obat di Gudang Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, laporan

jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang

pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat

dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, hal tersebut digunakan sebagai

sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber

informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sarana untuk

meningkatkan kepatuhan perugas dalam menyampaikan laporan.

Berdasarkan pengamatan Penulis rekapitulasi LPLPO Puskesmas di wilayah

Kota Administrasi Jakarta Selatan telah berjalan dengan baik, walaupun adanya

keterlambatan pengiriman ke Dinas Kesehatan Kota Jakarta. Hal ini terjadi karena

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

29

Universitas Indonesia

adanya keterlambatan pengiriman data LPLPO oleh beberapa puskesmas via surat

elektronik kepada petugas Sie Farmasi Makanan dan Minuman.

4.4 Penyimpanan Obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Selatan

Gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Selatan terletak di Jalan Raya Kebagusan, Kelurahan Kebagusan,

Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Gudang penyimpanan obat dan alat

kesehatan ini dijaga oleh satu orang petugas. Gudang penyimpanan obat Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari dua lantai. Lantai

1 (satu) terdiri dari ruang gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Selatan, ruang gudang penyimpanan obat program, ruang

gudang penyimpanan obat Dinas Kesehatan, dan ruang gudang penyimpanan obat

Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Lantai 2 (dua) terdiri dari kantor yang untuk

sementara menjadi ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan

Mampang Prapatan. Denah gudang dicantumkan pada Lampiran 12.

Obat-obat yang terdapat dalam gudang penyimpanan telah disusun dengan

baik berdasarkan golongan program obat. Obat-obat pada gudang program

dialokasikan sesuai program yang dicanangkan seperti program pemberantasan

penyakit menular, TB paru, penyakit ISPA, filariasis, malaria, program kesehatan

ibu dan anak, dan sebagainya. Dengan susunan tersebut pengambilan kelompok

obat program dari gudang Suku Dinas Kesehatan dan pendistribusian ke bagian

program obat di Suku Dinas Kesehatan menjadi lebih mudah. Selain itu, setiap

jenis obat memiliki kartu stok yang berisi nama obat serta satuannya, nama pihak

yang melakukan pengiriman maupun pengambilan obat, jumlah penerimaan,

pengambilan, persediaan akhir, waktu kadaluarsa obat, serta tanda tangan petugas

pengelola gudang. Sesuai dengan fungsinya, obat-obat pada gudang suku dinas

dialokasikan untuk mencukupi kekurangan dan kebutuhan tiap kecamatan di

wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan dan untuk antisipasi terjadinya kondisi

gawat darurat.

Saat pengamatan terlihat bahwa aplikasi pendistribusian obat telah sesuai

karena adanya pengeluaran obat gawat darurat (terkait bencana banjir) untuk

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

30

Universitas Indonesia

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Jagakarsa. Obat-

obat yang dikeluarkan harus ditulis dalam berita acara yang dibuat rangkap dua

dan ditandatangani oleh pengelola gudang. Satu lembar digunakan untuk

penanggung jawab puskesmas, sedangkan lembar yang lainnya digunakan untuk

arsip gudang. Setiap melakukan pengeluaran obat, petugas gudang selalu

melakukan pengisian kartu stok. Setelah itu, dilakukan pengecekan antara jumlah

barang yang tertera pada kartu stok, dengan jumlah barang yang ada, untuk

memastikan bahwa tidak ada penyimpangan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

31 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tugas dan fungsi pokok Suku Dinas Kesehatan adalah melaksanakan

pelayanan perizinan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal)

terhadap sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta melaksanakan

perencanaan, pengendalian dan penilaian program kesehatan masyarakat yang

meliputi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak

menular, penyehatan lingkungan dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa

masyarakat, serta gizi dan pembinaan peran serta masyarakat di kota

administrasi yang bersangkutan.

2. Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam

memberikan layanan pengelolaan sumber daya kesehatan meliputi perizinan,

pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana apotek, pedagang

eceran obat, Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), dan Pangan Industri

Rumah Tangga (PIRT) serta perizinan tenaga kesehatan meliputi apoteker,

asisten apoteker, dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, bidan,

fisioterapi, terapis wicara, refraksionis optisien dan radiografer.

3. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seksi Sumber Daya Kesehatan

Koordinator Farmasi Makanan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Selatan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan perizinan sarana kesehatan

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan, baik dalam segi

administratif maupun pelaksanaan di lapangan.

4. Puskesmas kecamatan yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan

telah secara mandiri merencanakan dan melakukan pengadaan obat untuk

kebutuhan di puskesmas kecamatan itu sendiri maupun di puskesmas

kelurahan.

5. Pelaksanaan pengelolaan dan pendistribusian obat di Suku Dinas Kesehatan

Kota Admistrasi Jakarta Selatan telah sesuai dengan sistem dan peraturan

yang berlaku.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

32

Universitas Indonesia

5.2 Saran

1. Kegiatan-kegiatan binwasdal sarana farmasi, makanan, dan minuman yang

telah dilakukan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka sosialisasi informasi dan

untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tenaga kesehatan dan

pemilik sarana kesehatan.

2. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu memiliki

website yang interaktif dan menarik untuk media penyampaian informasi

pelayanan, kebijakan, maupun kegiatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.

3. Perlunya penambahan penempatan apoteker di Puskesmas Kecamatan terutama

Puskesmas dengan jumlah pelayanan resep yang tinggi sehingga tercapainya

pelayanan kefarmasian yang optimal.

4. Sebaiknya terdapat SDM yang kompeten dan tepat terkait pembuatan laporan

LPLPO di Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan agar pelaporan dapat

dijalankan secara online untuk mengatasi keterlambatan yang masih sering

terjadi.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

33 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2003). Keputusan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1640

tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1972). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran

Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 246 Tahun 1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan

Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002a). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1331 Tahun 2002 tentang:

Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002b). Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1332 Tahun 2002 tentang: Perubahan Atas Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 922 Tahun 1993 tentang: Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Petunjuk Teknis Cara

Distribusi Alat Kesehatan yang Baik. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 284 tahun 2007 tentang Apotek Rakyat. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1191 Tahun 2010 tentang penyaluran alat

kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2010). Materi

Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008) Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 10

Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

34

Universitas Indonesia

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Daerah Provinsi DKI

Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009a). Peraturan Daerah Provinsi DKI

Jakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah. Jakarta:

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009b). Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas

Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi

dan alat kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Otonom. Jakarta: Pemerintah Republik

Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Pemerintah

Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2007). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009a). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik

Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009b). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta:

Pemerintah Republik Indonesia.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

35

Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota

Administasi Jakarta Selatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

36

Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

37

(Lanjutan). Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

38

(Lanjutan). Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

39

Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

40

(Lanjutan). Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

41

Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

42

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

43

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

44

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

45

Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

46

Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

47

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

48

Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

49

(Lanjutan). Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

50

Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

51

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

52

Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/ Sub Penyalur Alat Kesehatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

53

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Cabang/ SubPenyalur Alat Kesehatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

54

Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

55

Lampiran 11. Data 10 penyakit terbanyak di puskesmas kecamatan

Pesanggrahan tahun 2011

No Jenis penyakit Persentase

Jumlah Persentase

1 Infeksi Akut Lain Pernafasan

Atas

22.152 37,37

2 Peny. Pulpa & jar. Periapikal 7.467 12,60

3 Peny. Lainnya 6.717 11,33

4 Peny. Darah Tinggi 5.726 9,66

5 Peny. Pada Sistem Otot & jar.

Pengikat

4.044 6,82

6 Peny. Kulit Infeksi 3.377 5,70

7 Gangguan Gigi dan Jar.

Penyangga lain

2.901 4,89

8 Ginggivitis dan Penyakit

Periodental

2.535 4,28

9 Tonsilitis 2.363 3,99

10 Diare (Termasuk Tersangka

Kolera)

1.990 3,36

Jumlah 59.272 100,00

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

56

Lampiran 12. Denah Ruangan Gudang Obat Sudinkes Jakarta Selatan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

57

(Lanjutan)

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

58

Lampiran 13. Alur dalam Pemberian Izin Cabang PAK

Keterangan:

a. Kepala dinas kesehatan provinsi berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota untuk membentuk tim pemeriksa dan membuat Berita Acara

Pemeriksaan dengan menggunakan Formulir 2.

b. Apabila telah memenuhi persyaratan, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

setelah menerima hasil pemeriksaan tim pemeriksa bersama meneruskan

kepada kepala dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan Formulir 3.

**Bila pemeriksaan tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat

membuat surat siap melaksanakan kegiatan kepada kepala dinas kesehatan

provinsi dengan menggunakan Formulir 4.

c. Setelah melakukan pemeriksaan, kepala dinas kesehatan provinsi dapat

mengeluarkan izin cabang PAK, penundaan atau penolakan permohonan izin

Cabang PAK dengan menggunakan Formulir 5 dan 6 .

d. Pemohon diberikan waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan untuk

melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sejak diterbitkan surat

penundaan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) CABANG

PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK)

RIZA MARLYNE, S. Farm.

1206313620

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) CABANG

PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK)

RIZA MARLYNE, S. Farm.

1206313620

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

iii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………

HALAMAN JUDUL …………………………..............................................

DAFTAR ISI ……………………………………...…………….....…..…...

DAFTAR GAMBAR …………….....…..………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN …………….....…..……………………………….

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................

1.2 Tujuan ………………………………………........................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

2.1 Produksi Alat Kesehatan ..........................................................

2.1.1 Sertifikat Produksi ……………………....................

2.1.2 Izin Edar Alat Kesehatan ...........................................

2.2 Cabang Penyalur Alat Kesehatan (Cabang PAK) ...................

2.3 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang PAK …………....

BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN ................................................

3.1 Lokasi dan Waktu Pengkajian …….........................................

3.2 Metode Pengkajian Data ..........................................................

BAB 4 PEMBAHASAN ...........................................................................

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN ......................................................

5.1 Kesimpulan .............................................................................

5.2 Saran ........................................................................................

DAFTAR ACUAN .........................................................................................

i

ii

iii

iv

v

1

1

3

4

4

5

6

10

14

16

16

16

17

21

21

21

22

Halaman

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

iv Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pemberian Izin PAK ……………………………………

11

Halaman

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

v Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Izin Cabang Penyalur Alat Kesehatan ………..

Lampiran 2. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Cabang PAK …………....

Lampiran 3. Laporan Hasil Pemeriksaan Cabang PAK ………………….

Lampiran 4. Persyaratan Siap Beroperasi Cabang PAK …………………

Lampiran 5. Penundaan Izin Cabang PAK ………………………………

Lampiran 6. Izin Cabang Penyalur Alat Kesehatan ……………………..

Lampiran 7. Pencabutan Izin Cabang PAK ……………………………...

Lampiran 8. Laporan Hasil Pengawasan ………………………………...

23

25

28

29

30

31

33

34

Halaman

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu

upaya dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh

penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak

memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sesuai dengan Undang-

undang Nomor 72 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat

kesehatan serta dalam PERMENKES RI Nomor 1189/MENKES/PER/VIII/2010

tentang produksi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga dan

PERMENKES RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat

kesehatan, menyebutkan bahwa produk alat kesehatan yang beredar harus

memenuhi standar dan/atau persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan yang

telah sesuai dengan Farmakope Indonesia, Standar Nasional Indonesia (SNI),

Pedoman Penilaian Alat Kesehatan, atau standar lain yang diatur oleh Direktur

Jenderal.

Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan harus memiliki sertifikat

produksi yang diberikan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan PERMENKES RI

Nomor 1189/MENKES/PER/VIII/2010 tentang produksi alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga, agar dihasilkan alat kesehatan yang

memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Perusahaan yang

memproduksi alat kesehatan bertanggung jawab terhadap mutu, keamanan, dan

kemanfaatan alat kesehatan yang diproduksinya dan dapat menjamin bahwa

produknya dibuat sesuai dengan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik dan

tidak terjadi penurunan kualitas dan kinerja selama proses penyimpanan,

penggunaan dan transportasi sesuai dengan PERMENKES RI Nomor

1189/MENKES/PER/VIII/2010 tentang produksi alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga. Selain harus memiliki sertifikat produksi, perusahaan

yang memproduksi alat kesehatan juga harus memiliki izin edar alat kesehatan,

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

2

Universitas Indonesia

sesuai PERMENKES RI Nomor 1190/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin edar

alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Sebelum diberikan izin

edar,dilakukan evaluasi oleh tim penilai dan tim ahli alat kesehatan, yang terdiri

dari pakar, organisasi profesi, asosiasi terkait, perguruan tinggi, praktisi dan

instansi terkait yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Tim penilai dan tim ahli alat

kesehatan melakukan penilaian keamanan dan kemanfaatan suatu produk alat

kesehatan, yang dibuktikan dengan melakukan uji klinis dan/atau bukti-bukti lain

yang diperlukan serta mutu suatu alat kesehatan, yang dinilai dari cara pembuatan

yang baik dan menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai dan memenuhi

persyaratan yang ditentukan. Alat kesehatan yang merupakan produk impor, cara

pembuatan yang baik ditunjukkan dengan sertifikat produksi.

Setelah mendapatkan izin untuk mengedarkan alat kesehatan, perusahaan

produksi alat kesehatan dalam menyalurkan alat kesehatannya harus memiliki izin

PAK (Penyalur Alat Kesehatan). Izin PAK diberikan jika perusahaan

melaksanakan ketentuan CDAKB yaitu Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik,

merupakan pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan

pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan

yang didistribusikan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai

tujuan penggunaannya serta perusahaan masih aktif melakukan kegiatan usaha.

Penyalur alat kesehatan hanya dapat dilakukan oleh PAK, Cabang PAK,

dan toko alat kesehatan. Selain itu, alat kesehatan tertentu dalam jumlah terbatas

dapat disalurkan oleh apotek dan pedagang eceran obat. Cabang PAK merupakan

unit usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah memiliki pengakuan untuk

melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan dalam

jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan . Penyalur alat

kesehatan (PAK dan Cabang PAK) dalam menyalurkan alat kesehatan harus

sesuai dengan CDAKB agar dapat memperoleh izin PAK dan izin Cabang PAK.

Setiap PAK, Cabang PAK, dan toko kesehatan wajib memiliki izin yang

diberikan oleh berbeda instansi, yaitu izin PAK diberikan oleh Direktur Jenderal,

izin Cabang PAK diberikan oleh kepala dinas kesehatan provinsi, serta izin toko

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

3

Universitas Indonesia

kesehatan diberikan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Izin Cabang

PAK, hanya berlaku di provinsi yang mengeluarkan izin tersebut.

Sebelum diberikan izin Cabang PAK, terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan oleh tim pemeriksa yang berasal dari Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi yang berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

terhadap unit usaha penyalur alat kesehatan tersebut yang dilaporkan sebagai

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Dari hasil BAP dapat diketahui unit

usaha alat kesehatan tersebut dapat dikeluarkan izin Cabang PAK atau

perizinannya ditolak oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Tim pemeriksa unit usaha alat kesehatan, salah satunya berasal dari Suku

Dinas Kesehatan. Suku Dinas Kesehatan yang melakukan pemeriksaan alamat,

lokasi serta sarana dan prasarana yang terdapat pada unit usaha alat kesehatan

yang melakukan pemohonan izin Cabang PAK. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) diberikan

tugas khusus mengenai Berita Acara Pemeriksaan Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (PAK).

1.1 Tujuan

Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kabupaten Kota Administrasi Jakarta

Selatan Seksi Sumber Daya Kesehatan, terutama di bagian Farmasi Makanan dan

Minuman, bertujuan agar mahasiwacalon apoteker:

a. Mengetahui alur permohonan mendapatkan izin Cabang PAK.

b. Mengetahui tahapan mendapatkan izin Cabang PAK, yaitu sebelum diberikan

izin Cabang PAK, dilakukan pemeriksaan untuk melihat alamat, lokasi,

sarana dan prasarana serta penerapan CDAKB didalam unit usaha tersebut.

Dari hasil pemeriksaan tersebut dibuat Berita Acara Pemeriksaan yang

menentukan unit usaha tersebut dapat diberikan izin Cabang PAK atau

izinnya ditolak oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Alat Kesehatan

Menurut PERMENKES RI Nomor 1189/MENKES/PER/VIII/2010

tentang produksi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,

menyebutkan bahwa alat kesehatan merupakan instrumen, aparatus, mesin

dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,

mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,

memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan

memperbaiki fungsi tubuh, selain itu alat kesehatan dapat juga mengandung obat

yang tidak mencapai kerja utama pada atau dalam tubuh manusia melalui proses

farmakologi, imunologi, atau metabolisme tetapi dapat membantu fungsi yang

diinginkan dari alat kesehatan dengan cara tersebut.

Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana yang

dimaksud oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk

manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit;

b. Diagnosis, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau kompensasi kondisi

sakit;

c. Penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi, atau proses

fisiologis;

d. Mendukung atau mempertahankan hidup;

e. Menghalangi pembuahan;

f. Desinfeksi alat kesehatan;

g. Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian

in-vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

5

Universitas Indonesia

2.1.1 Sertifikat Produksi

Menurut PERMENKES RI Nomor 1189/MENKES/PER/VIII/2010

tentang produksi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,

menyebutkan bahwa produk alat kesehatan yang beredar harus memenuhi standar

dan/atau persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sesuai dengan Farmakope

Indonesia, Standar Nasional Indonesia (SNI), Pedoman Penilaian Alat Kesehatan,

atau standar lain yang diatur oleh Direktur Jenderal.

Produksi alat kesehatan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang

memiliki sertifikat produksi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan bertanggung jawab terhadap

mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan yang diproduksinya serta harus

dapat menjamin bahwa produknya dibuat sesuai dengan Cara Pembuatan Alat

Kesehatan yang Baik dan tidak terjadi penurunan kualitas dan kinerja selama

proses penyimpanan, penggunaan dan transportasi.

Perusahaan alat kesehatan harus mampu melakukan analisa dan

pemeriksaan terhadap bahan baku produksi yang digunakan dan produk akhir,

yaitu dengan memiliki laboratorium sendiri atau bekerja sama dengan

laboratorium lain yang telah terakreditasi atau diakui.

Sertifikat produksi alat kesehatan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas,

yaitu:

a. Sertifikat Produksi Alat Kesehatan Kelas A, yaitu sertifikat yang diberikan

kepada pabrik yang telah menerapkan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang

Baik secara keseluruhan sehingga diizinkan untuk memproduksi alat

kesehatan kelas I, kelas IIa, kelas IIb dan kelas III;

b. Sertifikat Produksi Alat Kesehatan Kelas B, yaitu sertifikat yang diberikan

kepada pabrik yang telah layak memproduksi alat kesehatan kelas I, kelas IIa

dan kelas IIb, sesuai ketentuan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik;

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

6

Universitas Indonesia

c. Sertifikat Produksi Alat Kesehatan Kelas C, yaitu sertifikat yang diberikan

kepada pabrik yang telah layak memproduksi alat kesehatan kelas I dan IIa

tertentu, sesuai ketentuan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik.

Sertifikat produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

selama memenuhi ketentuan yang berlaku.

Dalam rangka menjamin alat kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu,

keamanan, dan kemanfaatan diselenggarakan upaya pemeliharaan mutu alat

kesehatan yang dilakukan sejak kegiatan produksi sampai dengan peredaran alat

kesehatan. Perusahaan yang memproduksi, mengemas kembali, merakit,

merekondisi/remanufacturing harus melaporkan hasil pengawasan mutu alat

kesehatan secara berkala minimal setahun sekali kepada Direktur Jenderal dengan

tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat. Dalam pelaksanaan upaya pemeliharaan mutu alat

kesehatan, Direktur Jenderal menetapkan persyaratan pemeliharaan mutu alat

kesehatan serta pembinaan dan pengawasan pemeliharaan mutu alat kesehatan.

2.1.2 Izin Edar Alat Kesehatan

Alat kesehatan yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di

wilayah Republik Indonesia harus terlebih dahulu memiliki izin edar yang

diberikan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan

PERMENKES RI Nomor Nomor 1190/MENKES/PER/VIII/2010 tentang izin

edar alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Sebelum diberikan

izin edar,dilakukan evaluasi oleh tim penilai dan tim ahli alat kesehatan, yang

terdiri dari pakar, organisasi profesi, asosiasi terkait, perguruan tinggi, praktisi dan

instansi terkait yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Tim penilai dan tim ahli alat

kesehatan melakukan penilaian keamanan dan kemanfaatan suatu produk alat

kesehatan, yang dibuktikan dengan melakukan uji klinis dan/atau bukti-bukti lain

yang diperlukan serta mutu suatu alat kesehatan, yang dinilai dari cara pembuatan

yang baik dan menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai dan memenuhi

persyaratan yang ditentukan. Alat kesehatan yang merupakan produk impor, cara

pembuatan yang baik ditunjukkan dengan sertifikat produksi.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

7

Universitas Indonesia

Permohonan izin edar alat kesehatan produksi dalam negeri diajukan oleh:

a. Perusahaan yang memproduksi dan/atau melakukan perakitan dan/atau

rekondisi/remanufacturing dan/atau makloon alat kesehatan, makloon yaitu

merupakan pelimpahan sebagian atau seluruh kegiatan pembuatan alat

kesehatan dari pemilik merek atau pemilik formula kepada perusahaan lain

yang telah memiliki sertifikat produksi.

b. PAK (Penyalur Alat Kesehatan) yang telah memiliki izin penyalur dan

ditunjuk sebagain agen tunggal dari perusahaan yang memproduksi alat

kesehatan dalam negeri.

Sedangkan permohonan izin edar alat kesehatan impor diajukan oleh:

a. PAK yang telah memiliki izin yang memiliki penunjukkan dari perusahaan

atau perwakilan usaha yang memiliki kuasa sebagai agen tunggal dengan

mencantumkan jenis produk yang diageni serta diketahui oleh perwakilan

Republik Indonesia setempat, dengan masa penunjukkan minimal 2 (dua)

tahun.

b. PAK yang telah memiliki izin yang bukan agen tunggal harus memiliki surat

kuasa untuk mendaftar alat kesehatan dari perusahaan pembuat alat kesehatan

atau perusahaan penanggung jawab di luar negeri.

c. Perusahaan yang telah memiliki sertifikat produksi untuk melakukan

perakitan/pengemasan kembali produk impor.

Alat kesehatan impor yang akan didaftar, wajib disertai surat yang

menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut sudah beredar dan digunakan di negara

asal produk diproduksi atau negara lain, serta dokumen lain yang menunjukkan

keamanan atau mutu alat kesehatan dari instansi yang berwenang sesuai yang

diperlukan dalam proses evaluasi. Perusahaan alat kesehatan dalam negeri tidak

diperbolehkan mendaftarkan alat kesehatan impor yang sama dengan produk yang

diproduksinya.

Berdasarkan risiko yang ditimbulkan dalam penggunaan produk alat

kesehatan, dibagi menjadi 4 (empat) kelas yaitu kelas I, kelas IIa, kelas IIb dan

kelas III. Kelas I merupakan alat kesehatan yang kegagalan atau salah

penggunaanya tidak menyebabkan akibat yang berarti. Penilaian untuk alat

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

8

Universitas Indonesia

kesehatan ini dititikberatkan hanya pada mutu dan produk. Kelas II merupakan

alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan

akibat yang berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang

serius. Alat kesehatan ini sebelum beredar perlu mengisi dan memenuhi

persyaratan yang cukup lengkap untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.

Kelas IIb merupakan alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya

dapat memberikan akibat yang sangat berarti kepada pasien tetapi tidak

menyebabkan kecelakaan yang serius. Alat kesehatan ini sebelum beredar perlu

mengisi dan memenuhi persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dsn

bukti keamanannya untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis. Kelas III

merupakan alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya dapat

memberikan akibat yang serius kepada pasien atau perawat/operator. Alat

kesehatan ini sebelum beredar perlu mengisi formulir dan memenuhi persyaratan

yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai serta

memerlukan uji klinis.

Penandaan dan informasi alat kesehatan dilaksanakan untuk melkindungi

masyarakat dari informasi alat kesehatan yang tidak obyektif, tidak lengkap, serta

menyesatkan. Penandaan alat kesehatan berisi informasi yang cukup untuk

mencegah terjadinya salah pengertian atau salah penggunaan, termasuk tanda

peringatan bila diperlukan dan cara penanggulangan apabila terjadi kecelakaan,

berbentuk gambar, warna, tulisan, atau kombinasi antara ketiganya atau bentuk

lainnya yang disertakan atau dimasukkan pada kemasan atau merupakan bagian

dari wadah dan/atau kemasan. Nomor izin edar harus dicantumkan pada

penandaan atau pada etiket, wadah dan pembungkus alat kesehatan.

Penandaan sekurang-kurangnya berisi nama produk dan/atau nama dagang;

nama dan alamat perusahaan yang memproduksi alat kesehatan; nama dan alamat

PAK yang memasukkan produk kedalam wilayah Indonesia; komponen pokok

alat kesehatan; kegunaan dan cara penggunaan harus dalam bahasa Indonesia;

tanda peringatan atau efek samping harus dalam bahasa Indonesia; batas waktu

kadaluwarsa untuk alat kesehatan tertentu; nomor bets/kode produksi/nomor seri,

nomor izin edar dan netto.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

9

Universitas Indonesia

Iklan alat kesehatan yang diedarkan harus memuat keterangan secara

obyektif, lengkap, dan tidak menyesatkan serta sesuai dengan penandaan yang

telah disetujui. Iklan mengenai alat kesehatan pada media apapun harus mengikuti

ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilaksanakan dengan

memperhatikan etika periklanan.

Penilaian terhadap iklan alat kesehatan setelah ditayangkan di media

massa atau disebarluaskan dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Menteri

dalam rangka melindungi masyarakat dari informasi yang menyesatkan dan tidak

sesuai dengan etika periklanan. Tim tersebut terdiri dari pakar dari organisasi

profesi, asosiasi terkait, perguruan tinggi, praktisi dan instansi terkait.

Dalam rangka pelaksanaan upaya pemeliharaan mutu alat kesehatan,

Direktur Jenderal menetapkan persyaratan pemeliharaan mutu alat kesehatan serta

pembinaan dan pengawasan pemeliharaan mutu alat kesehatan. Untuk menjamin

mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan elektromedik dan radiologi

perlu dilakukan kalibrasi alat secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Alat kesehatan rekondisi atau remanufacturing wajib mencantumkan label

“rekondisi/remanufaktur” pada setiap alat yang diedarkannya.

Produsen/penyalur/importir harus melakukan pengawasan alat kesehatan

yang diproduksi dan/atau diperdagangkannya yang ada di peredaran untuk

memastikan kesesuaian terhadap mutu, keamanan, dan kemanfaatan.

Pengawasan oleh produsen/penyalur/importir dapat dilakukan berupa audit

terhadap informasi alat kesehatan yang didapat dari sarana distribusi/penyalur;

pemeriksaan kembali terhadap produk untuk mengetahui kejadian yang tidak

diinginkan; melaporkan kepada Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan

pemerintah daerah kabupaten/kota tentang kejadian yang tidak diinginkan.

Pemilik izin edar bertanggung jawab terhadap mutu, keamanan, dan

kemanfaatan alat kesehatan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

10

Universitas Indonesia

2.2 Cabang Penyalur Alat Kesehatan (Cabang PAK)

Menurut PERMENKES RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

tentang penyaluran alat kesehatan, menyatakan bahwa Penyalur Alat Kesehatan

(PAK) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk

pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai

ketentuan perundang-undangan. Sedangkan Cabang Penyalur Alat Kesehatan

(Cabang PAK) merupakan unit usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah

memiliki pengakuan untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan,

penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dasar hukum Cabang PAK yaitu Undang-undang Nomor 72 Tahun 1998

tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang pengamanan Alat

kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang kemudian direvisi pada

tahun 2010 yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan.

Penyalur alat kesehatan hanya dapat dilakukan oleh PAK, Cabang PAK,

dan toko alat kesehatan. Selain itu, alat kesehatan tertentu dalam jumlah terbatas

dapat disalurkan oleh apotek dan pedagang eceran obat. Penyalur alat kesehatan

(PAK dan Cabang PAK) dalam menyalurkan alat kesehatan harus sesuai dengan

CDAKB yaitu Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik, merupakan pedoman

yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang

bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan

senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.

Setiap PAK, Cabang PAK, dan toko kesehatan wajib memiliki izin yang

diberikan oleh berbeda instansi, yaitu izin PAK diberikan oleh Direktur Jenderal,

izin Cabang PAK diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, serta izin toko

kesehatan diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Izin Cabang

PAK, hanya berlaku di provinsi yang mengeluarkan izin tersebut.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

11

Universitas Indonesia

Menurut PERMENKES RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

tentang penyaluran alat kesehatan, untuk dapat mengajukan permohonan izin

cabang PAK, pemohon harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki izin PAK;

memiliki penanggung jawab teknis yang bekerja penuh, dengan pendidikan paling

rendah asisten apoteker atau tenaga lain yang sederajat sesuai bidangnya;

memiliki sarana dan prasarana berupa ruangan dan pelengkapan lainnya yang

memadai untuk kantor administrasi dan gudang dengan status milik sendiri,

kontrak atau sewa paling singkat 2 (dua) tahun; memiliki bengkel atau bekerja

sama dengan PAK dalam melaksanakan jaminan purna jual untuk perusahaan

yang mendistribusikan alat kesehatan yang memerlukannya; melaksanakan

CDAKB.

Alur dalam pemberian izin Cabang PAK, yang diberikan oleh kepala dinas

kesehatan provinsi setempat kepada pemohon dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Alur Pemberian Izin Cabang PAK

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

12

Universitas Indonesia

Izin Cabang PAK berlaku selama perusahaan memenuhi persyaratan yaitu

melaksanakan CDAKB dan perusahaan masih aktif melakukan kegiatan usaha.

Untuk menjamin terpenuhinya persyaratan, kepala dinas kesehatan provinsi atau

pejabat yang ditunjuk dapat melakukan audit menyeluruh terhadap Cabang PAK.

Perubahan izin Cabang PAK harus dilakukan apabila terjadi perubahan

badan hukum PAK; pergantian pimpinan atau penanggung jawab teknis;

perubahan alamat kantor, gudang, dan/atau bengkel, dilakukan dengan

mengajukan permohonan kembali seperti mengajukan perizinan Cabang PAK

dengan melampirkan izin Cabang PAK lama asli. Untuk perubahan badan hukum,

pergantian pimpinan dan/atau penanggung jawab teknis, permohonan perizinan

dilengkapi dengan Perubahan Akta Notaris dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan

lokasi.

Izin Cabang PAK dicabut apabila, perusahaan yang mendistribusikan alat

kesehatan tidak mempunyai izin edar; mengadakan atau menyalurkan alat

kesehatan yang bukan dari PAK; dengan sengaja menyalahi jaminan purna jual;

izin PAK tidak berlaku dan/atau berdasarkan hasil pemeriksaan setempat sudah

tidak memenuhi persyaratan sarana, prasarana, dan/atau sudah tidak aktif selama 1

(satu) tahun penuh. Pencabutan izin Cabang PAK dikeluarkan oleh kepala dinas

kesehatan provinsi, dengan menggunakan contoh Formulir 7.

PAK dan Cabang PAK wajib mempunyai sarana dan prasana yang

memadai untuk dapat melaksanakan dan menjamin kelancaran pelaksanaan

penyaluran pengelolaan, pengadaan, dan penyimpanan serta melaksanakan

pencatatan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian yang memenuhi

persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku tentang CDAKB dan ketentuan lain yang berlaku. Gudang PAK dan

Cabang PAK, wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu,

keamanan dan kemanfaatan alat kesehatan yang disimpan. PAK dan Cabang PAK

yang menyalurkan alat kesehatan yang memerlukan pelayanan purna jual, wajib

menyediakan atau memiliki jaminan purna jual berupa bengkel dengan peralatan

yang memadai dan dilengkapi dengan suku cadang secukupnya dalam rangka

perbaikan sesuai dengan alat kesehatan yang disalurkan; tenaga ahli atau teknisi

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

13

Universitas Indonesia

yang berpengalaman untuk dapat memperbaiki atau melakukan reparasi alat

kesehatan yang disalurkan; memberikan bantuan rujukan reparasi ke luar negeri

untuk produk impor, apabila ternyata alat kesehatan tersebut tidak dapat

diperbaiki di dalam negeri.

Cabang PAK wajib melaporkan hasil kegiatan penyaluran setiap 1 (satu)

tahun sekali kepada kepala dinas kesehatan provinsi.

Pemeriksaan PAK dan Cabang PAK dilakukan sewaktu-waktu oleh

petugas yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang meliputi pemeriksaan sarana

dan prasaran, pencatatan, pengadaan dan penyimpanan.

Ekspor dan impor alat kesehatan hanya dapat dilakukan oleh produsen alat

kesehatan yang telah memiliki sertifikat produksi dan/atau PAK. Produsen alat

kesehatan dan/atau PAK yang akan melakukan ekspor alat kesehatan, Direktur

Jenderal dapat memberikan sertifikat bebas jual (certicate of free sale) bagi alat

kesehatan yang telah memiliki izin edar serta sertifikat bebas ekspor (certificate of

exportation) bagi alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar dan diproduksi oleh

produsen yang telah memiliki sertifikat produksi.

Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan alat kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan

kemanfaatan; melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan alat kesehatan yang

tidak tepat dan/atau tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan

kemanfaatan; menjamin terpenuhinya atau terpeliharanya persyaratan mutu,

keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan yang didistribusikan, yang

dilaksanakan dalam bidang sarana dan prasarana, dokumentasi, penyaluran,

pengadaan dan penyimpanan. Pembinaan dan pengawasan ini dilaksanakan secara

berjenjang dari tingkat pusat sampai dengan daerah.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

14

Universitas Indonesia

Untuk menjamin mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan yang

bersifat elektromedik dan radiologi, wajib dilakukan kalibrasi alat secara periodik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan

pengamanan alat kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, produsen, PAK, Cabang PAK,

dan/atau masyarakat.

Pengawasan oleh pemerintah dilakukan berupa audit terhadap CDAKB;

pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana; sampling dan pengujian; pengawasan

penandaan dan iklan.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi secara

berjenjang melaporkan hasil pengawasan yang dilakukan kepada Direktur

Jenderal paling singkat 1 (satu) tahun sekali dengan menggunakan contoh

Formulir 8 sebagaimana terlampir.

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Direktur Jenderal, Kepala

Dinas Kesehatan Propinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat

mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya masing-masing

yaitu berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin.

2.3 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang PAK

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang PAK merupakan hasil dari

pemeriksaan sarana dan prasarana unit usaha pemohon untuk mendapatkan izin

Cabang PAK, tim pemeriksa ini beranggotakan 3 (tiga) orang yang berasal dari

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang berkordinasi dengan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pemeriksaan sarana dan prasarana Cabang PAK meliputi pemeriksaan

alamat dan lokasi tetap yang sesuai dengan pengajuan izin Cabang PAK,

bangunan dilengkapi dengan peta lokasi dan denah bangunan yang jelas;

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

15

Universitas Indonesia

bangunan atau bagian bagunan harus dapat menyimpan produk alat kesehatan

sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan oleh produk dan dapat melindungi

produk dari kontaminasi dan kerusakan, termasuk melindungi dari panas berlebih

atau paparan sinar matahari serta binatang, serangga dan jamur; tersedia prosedur

tetap pengamanan bangunan untuk mencegah terjadinya akses ilegal dan

timbulnya bahaya akibat penempatan barang yang tidak tepat; tersedia ruang

penerimaan dan pengiriman yang terpisah untuk mencegah terjadinya

pencampuran barang; luas ruang penyimpanan harus memadai untuk kegiatan dan

memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup; bangunan harus dilengkapi

dengan alarm tanda kebakaran dan alarm pemadam kebakaran yang sesuai,

ditempatkan ditempat yang terlihat jelas, tidak terhalang, dan mudah dijangkau;

tersedia ruang penyimpanan khusus untuk produk diagnostik in-vitro yang

memerlukan kondisi khusus; pemeriksaan bengkel Cabang PAK, apakah terdapat

peralatan yang memadai dan dilengkapi dengan suku cadang, tenaga ahli yang

berpengalaman serta bantuan rujukan reparasi ke luar negeri untuk produk impor

sesuai juknis CDAKB dan PERMENKES Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

tentang penyaluran alat kesehatan.

Setelah dibuat BAP oleh tim pemeriksa, selanjutnya tim pemeriksa beserta

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meneruskan hasil pemeriksaan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, untuk memproses hasil dari BAP tersebut

apakah diberikan izin Cabang PAK atau ditolak perizinannya oleh Kepala Dinas

Kesehatan Propinsi.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

16 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pengkajian

Pengumpulan data dan penulisan dilakukan mulai tanggal 7 sampai dengan

25 Januari 2013 di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

3.2 Metode Pengkajian Data

Metode yang digunakan untuk mengkaji Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) adalah melalui penelusuran literatur

(studi pustaka).

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

17 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Menurut PERMENKES RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

tentang penyaluran alat kesehatan, menyebutkan bahwa produk alat kesehatan

yang beredar harus memenuhi standar dan/atau persyaratan mutu, keamanan, dan

kemanfaatan yang telah sesuai dengan Farmakope Indonesia, Standar Nasional

Indonesia (SNI), Pedoman Penilaian Alat Kesehatan, atau standar lain yang diatur

oleh Direktur Jenderal. Standar lain yang dapat digunakan untuk menilai alat

kesehatan tersebut telah sesuai standar atau tidak dengan menggunakan ISO

13485 dan ISO 13488, merupakan sistem manajemen mutu dalam membuat alat

kesehatan. Untuk memenuhi standar tersebut, dalam menyalurkan alat kesehatan

yaitu Penyalur alat kesehatan (PAK dan Cabang PAK) harus sesuai dengan

CDAKB yaitu Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik, merupakan pedoman

yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan pengendalian mutu yang

bertujuan untuk menjamin agar produk alat kesehatan yang didistribusikan

senantiasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.

Untuk dapat mengajukan permohonan izin cabang PAK, pemohon harus

memenuhi persyaratan yaitu memiliki izin PAK; memiliki penanggung jawab

teknis yang bekerja penuh, dengan pendidikan paling rendah asisten apoteker atau

tenaga lain yang sederajat sesuai bidangnya; memiliki sarana dan prasarana

berupa ruangan dan pelengkapan lainnya yang memadai untuk kantor administrasi

dan gudang dengan status milik sendiri, kontrak atau sewa paling singkat 2 (dua)

tahun; memiliki bengkel atau bekerja sama dengan PAK dalam melaksanakan

jaminan purna jual untuk perusahaan yang mendistribusikan alat kesehatan yang

memerlukannya; melaksanakan CDAKB sesuai dengan PERMENKES RI Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan.

Penyalur Alat Kesehatan (PAK) dan Cabang PAK wajib mempunyai

sarana dan prasana yang memadai untuk dapat melaksanakan dan menjamin

kelancaran pelaksanaan penyaluran pengelolaan, pengadaan, dan penyimpanan

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

18

Universitas Indonesia

serta melaksanakan pencatatan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian

yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku tentang CDAKB dan ketentuan lain yang berlaku. Gudang

PAK dan Cabang PAK, wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat

menjamin mutu, keamanan dan kemanfaatan alat kesehatan yang disimpan. PAK

dan Cabang PAK yang menyalurkan alat kesehatan yang memerlukan pelayanan

purna jual, wajib menyediakan atau memiliki jaminan purna jual berupa bengkel

dengan peralatan yang memadai dan dilengkapi dengan suku cadang secukupnya

dalam rangka perbaikan sesuai dengan alat kesehatan yang disalurkan; tenaga ahli

atau teknisi yang berpengalaman untuk dapat memperbaiki atau melakukan

reparasi alat kesehatan yang disalurkan; memberikan bantuan rujukan reparasi ke

luar negeri untuk produk impor, apabila ternyata alat kesehatan tersebut tidak

dapat diperbaiki di dalam negeri.

Pemeriksaan PAK dan Cabang PAK dilakukan sewaktu-waktu oleh

petugas yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

atau Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang meliputi pemeriksaan sarana

dan prasaran, pencatatan, pengadaan dan penyimpanan.

Pengawasan terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan

pengamanan alat kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, produsen, PAK, Cabang PAK,

dan/atau masyarakat.

Pengawasan oleh pemerintah dilakukan berupa audit terhadap CDAKB;

pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana; sampling dan pengujian; pengawasan

penandaan dan iklan.

Pemeriksaan sarana dan prasarana Cabang PAK dilakukan ketika unit

usaha melakukan permohonan izin Cabang PAK. Pemeriksaan sarana dan

Prasarana tersebut meliputi pemeriksaan alamat dan lokasi tetap yang sesuai

dengan pengajuan izin Cabang PAK, bangunan dilengkapi dengan peta lokasi dan

denah bangunan yang jelas; bangunan atau bagian bagunan harus dapat

menyimpan produk alat kesehatan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan oleh

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

19

Universitas Indonesia

produk dan dapat melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan, termasuk

melindungi dari panas berlebih atau paparan sinar matahari serta binatang,

serangga dan jamur; tersedia prosedur tetap pengamanan bangunan untuk

mencegah terjadinya akses ilegal dan timbulnya bahaya akibat penempatan barang

yang tidak tepat; tersedia ruang penerimaan dan pengiriman yang terpisah untuk

mencegah terjadinya pencampuran barang; luas ruang penyimpanan harus

memadai untuk kegiatan dan memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup;

bangunan harus dilengkapi dengan alarm tanda kebakaran dan alarm pemadam

kebakaran yang sesuai, ditempatkan ditempat yang terlihat jelas, tidak terhalang,

dan mudah dijangkau; tersedia ruang penyimpanan khusus untuk produk

diagnostik in-vitro yang memerlukan kondisi khusus; pemeriksaan bengkel

Cabang PAK, apakah terdapat peralatan yang memadai dan dilengkapi dengan

suku cadang, tenaga ahli yang berpengalaman serta bantuan rujukan reparasi ke

luar negeri untuk produk impor sesuai juknis CDAKB dan PERMENKES Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan.

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang PAK merupakan hasil dari

pemeriksaan sarana dan prasarana oleh tim pemeriksa yang terdiri dari 3 (tiga)

orang yang berasal dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang berkordinasi

dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemeriksaan ini dilakukan

sebagai persyaratan untuk memperoleh izin Cabang/Sub Penyalur Alat Kesehatan.

Didalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Cabang PAK berisi informasi

berupa data perusahaan, dalam hal ini seperti nama cabang/sub penyalur alat

kesehatan; nama pimpinan cabang/sub penyalur Alkes; Penyalur Alat Kesehatan;

alamat & nomor telp. perusahaan; alamat gudang; nama penanggung jawab teknis;

nama usaha Penyalur Alat Kesehatan, nama pimpinan Usaha Penyalur Alat

Kesehatan, nomor izin Cab/Sub Penyalur Alkes. Kemudian diperiksa juga lokasi

Cabang/Sub Penyalur Alat Kesehatan, yaitu lokasinya berada dikawasan industri

atau pemukiman, jenis bangunan apakah permanen atau semi permanen, bangunan

terdiri dari apa saja beserta luas bangunan, fasilitas yang terdapat didalam

bangunan (penerangan, ventilasi, pengaturan suhu, alat pemadam kebakaran).

Dilakukan juga pemeriksaan gudang penyimpanan, yaitu banyaknya jumlah

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

20

Universitas Indonesia

gudang tempat penyimpanan, ruang penyimpanan apakah satu gedung dengan

ruangan administrasi atau tidak, apakah ruang penyimpanan alat kesehatan

terpisah dari barang lain atau tidak. Melakukan pmeriksaan terhadap administrasi,

yaitu berupa surat permohonan ada atau tidak; salinan akte notaris; SIUP; izin

HO/UUG; peta lokasi; denah bangunan perusahaan; surat penunjukkan dari Usaha

Penyalur Alat Kesehatan ada atau tidak; penanggung jawab teknis ijazah dan

SIK/SIAA-nya sesuai asli atau tidak; perlengkapan administrasi, yaitu kartu

gudang tersedia atau tidak; jenis/macam Alkes yang akan diedarkan, serta jumlah

karyawan berapa orang. Selain dari informasi diatas, dibuat juga catatan tambahan,

bila terdapat temuan dalam pemeriksaan sarana dan prasarana oleh tim pemeriksa.

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ditanda tangani oleh pimpinan/direktur

perusahaan selain tanda tangan petugas pemeriksa, hal ini sebagai bukti bahwa

tim pemeriksa telah melakukan tugasnya dalam pemeriksaan sarana dan prasarana

unit usaha permohonan izin Cabang PAK yang diketahui oleh pimpinan/direktur

perusahaan tersebut.

Setelah dibuat BAP oleh tim pemeriksa, selanjutnya tim pemeriksa beserta

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meneruskan hasil pemeriksaan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, untuk memproses hasil dari BAP tersebut

apakah diberikan izin Cabang PAK atau ditolak perizinannya oleh Kepala Dinas

Kesehatan Propinsi.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

21 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Sebelum diberikan izin Cabang Penyalur Alat Kesehatan, unit usaha sebagai

pemohon harus diperiksa sarana dan prasarana-nya oleh tim pemeriksa yang

beranggotakan 3 (tiga) orang yang berasal dari dari Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi yang berkordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai persyaratan untuk

memperoleh izin Cabang/Sub Penyalur Alat Kesehatan.

5.1.2Didalam pemeriksaannya, dibuat Berita Acara Pemeriksaan yang berisi

informasi berupa data perusahaan, lokasi Cabang/Sub Penyalur Alat

Kesehatan, gudang penyimpanan, kelengkapan administrasi serta adakah

catatan tambahan atau tidak oleh tim pemeriksa. Catatan tambahan ini

diberikan bila tim pemeriksa menemukan temuan khusus ketika

pemeriksaan tersebut.

5.1.3 Hasil dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menentukan unit usaha

tersebut diberikan izin Cabang PAK oleh Kepala Dinas Kesehatan atau

izinnya ditolak.

5.2 Saran

5.2.1 Perlu adanya pengkajian lebih lanjut terhadap perizinan Cabang Penyalur

Alat Kesehatan untuk mengetahui ketertiban perizinan Cabang PAK di Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan agar sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

22 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Petunjuk Teknis Cara

Distribusi Alat Kesehatan yang Baik. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010a). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1189 Tahun 2010 tentang produksi

alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010b). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1190 Tahun 2010 tentang izin edar

alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010c). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1191 Tahun 2010 tentang penyaluran

alat kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan

alat kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

World Health Organization. (2003). Medical Device Regulations Global

Overview and Guiding Principles. Geneva: World Health Organization.

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

23

Lampiran 1. Permohonan Izin Cabang Penyalur Alat Kesehatan

Formulir 1

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

24

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

25

Lampiran 2. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Cabang PAK

Formulir 2

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

26

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

27

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

28

Lampiran 3. Laporan Hasil Pemeriksaan Cabang PAK

Formulir 3

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

29

Lampiran 4. Pernyataan Siap Beroperasi Cabang PAK

Formulir 4

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

30

Lampiran 5. Penundaan Izin Cabang PAK

Formulir 5

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

31

Lampiran 6. Izin Cabang Penyalur Alat Kesehatan

Formulir 6

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

32

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

33

Lampiran 7. Pencabutan Izin Cabang PAK

Formulir 7

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367045-PR-Riza Marlyne-Laporan.pdflaporan praktek kerja profesi apoteker di suku dinas kesehatan kota

34

Lampiran 8. Laporan Hasil Pengawasan

Formulir 8

Laporan praktek…., Riza Marlyne, FF UI, 2014