UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PUISI AL-GHAZAL...

download UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PUISI AL-GHAZAL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20368862-MK-Muhammad.pdf · Banyak pula nama sastrawan Arab pada masa itu yang ... makalah

If you can't read please download the document

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PUISI AL-GHAZAL...

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISIS PUISI AL-GHAZAL

    KARYA BASYSYAR IBN AL-BURD

    JURNAL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora

    Muhammad (0906527282)

    Mengetahui

    Dosen Mata Kuliah Pengkajian Puisi Arab

    Dr. Maman Lesmana, M.Hum

    NIP: 196110221987031002

    FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

    PROGRAM STUDI ARAB

    DEPOK

    AGUSTUS 2013

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 2

    Universitas Indonesia

    HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Ilmiah ini diajukan oleh

    Nama : Muhammad

    NPM : 0906527282

    Program Srudi : Arab

    Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya

    Jenis Karya : Makalah Non-Seminar

    Nama Mata Kuliah : Pengkajian Puisi Arab

    Judul Karya Ilmiah : Analisis Puisi Al-Ghazal Karya Basysyar Ibn Al-Burd

    Telah disetujui oleh dosen mata kuliah Pengkajian Puisi Arab untuk diunggah di

    lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas

    Indonesia.

    Dosen Mata Kuliah : Dr. Maman Lesmana, M.Hum ( )

    Ditetapkan di : Depok

    Tanggal : 28 Agustus 2013

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 3

    Universitas Indonesia

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Muhammad

    NPM : 0906527282

    Program Studi : Arab

    Departemen : Arab

    Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya

    Jenis karya : Makalan Non-Seminar

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

    Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya

    ilmiah saya yang berjudul :

    ANALISIS PUISI AL-GHAZAL KARYA BASYSYAR IBN AL-BURD beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini

    Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk

    pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap

    mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di: Depok

    Pada tanggal: 28 Agustus 2013

    Yang menyatakan

    ( Muhammad )

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 4

    Universitas Indonesia

    Analisis Puisi Al-Ghazal Karya Basysyar ibn al-Burd

    Muhammad &Maman Lesmana

    Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

    Universitas Indonesia, Depok 16424

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Nama : Muhammad

    Program Studi : Arab

    Judul : Analisis Puisi Al-Ghazal Karya Basysyar ibn al-Burd

    Jurnal ini membahas tentang analisis puisi al-ghazal karya Basysyar ibn al-Burd. Penelitian ini

    bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi Al-Ghazal. Penelitian ini

    menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa puisi al-Ghazal karya Basysyar

    ibn al-Burd adalah ungkapan dan cermin dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang

    dirindukannya.

    Poetry Analyze Al-Ghazal By Basysyar ibn al-Burd

    ABSTRACT

    Name : Muhammad

    Study Program: Arabic

    Title : Poetry Analyze Al-Ghazal By Basysyar ibn al-Burd

    This Thesis discusses about poetry analyze al-ghazal by Basysyar ibn al-Burd. The purpose of this

    study desrcibe about intrinsic and extrinsic of poetry al-ghazal. This research use qualitative

    methods. The conclusion of this analysis is that love the expression and makeup dialogue that took

    place between him and the woman to his heart.

    Keywords : Poetry Al-Ghazal, Basysyar ibn al-Burd, Intrinsic and Extrinsic Analyze

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 5

    Universitas Indonesia

    1.1 Latar Belakang

    Dalam perajalanan sejarah kesusastraan Arab, zaman Abbasiyah (750-1258) merupakan

    zaman yang sangat penting. Zaman ini tidak hanya berhubungan dengan pesatnya perluasan

    wilayah pemerintahan Islam ke wilayah-wilayah luar Jazirah Arab, tetapi juga ditandai oleh

    pesatnya perkembangan Islam, di mana umat Islam mempelajari dan menciptakan berbagai bidang

    ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya bidang kesusastraan. Berbeda dengan periode

    sebelumnya, yakni zaman awal datangnya Islam (622-662) dan zaman Umayah (662-750) yang

    masing-masing berjalan dalam waktu kurang dari satu abad, zaman Abbasiyah berjalan selama

    lebih dari lima abad. Dalam kurun waktu yang relatif lebih lama itu, telah banyak dihasilkan karya

    sastra Arab, baik prosa maupun puisi yang hingga kini menarik untuk dibaca, mengalami cetak

    ulang puluhan kali, dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

    Banyak pula nama sastrawan Arab pada masa itu yang gagasannya masih relevan untuk dikaji dan

    dibicarakan.

    Puisi pada zaman Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya setelah zaman awal

    Islam dan zaman Bani Umayyah. Zaman Bani Abbasiyah memiliki masa atau jangka waktu yang

    lebih panjang dibandingkan dengan zaman awal Islam. Zaman awal Islam hanya selama 53 tahun

    yaitu dengan munculnya dakwah Islamiyah sampai berdirinya Bani Umayyah pada tahun 40 H.

    Begitu juga dengan zaman Bani Umayyah yang berdiri selama 81 tahun sampai berdirinya Bani

    Abbasiyah pada tahun 132 H sampai 656 H.1

    Perkembangan zaman pemerintahan Bani Abbasiyah telah memberikan perubahan yang

    besar dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan peradaban. Secara langsung dan tidak langsung,

    semua perubahan tersebut telah memberikan kesan yang besar terhadap perkembangan puisi pada

    zaman itu. Oleh karena itu, pada zaman Bani Abbasiyah banyak melahirkan penyair. Namun, empat

    orang penyair yang dianggap memiliki keistimewaan serta aliran tersendiri dalam puisi zaman itu

    adalah Basysyar ibn al-Burd, Abu al-Atahiyyah, al-Buhturi, dan Abu al-Ala al-Maarri.

    Dalam makalah ini akan dibahas puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd yang ditujukan

    kepada kekasihnya bernama Abdah. Puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd akan dianalisis dari segi

    unsur-unsur ekstrinsik berupa biografi penyair serta hubungan dengan masyarakat. Selain itu, puisi

    tersebut juga akan dianalisis dari segi unsur-unsur intrinsiks berupa tema, emosi, gaya bahasa, bahr

    serta diksi atau pilihan kata.

    1 Osman Haji Khalid, Kesusasteraan Arab Zaman Abbasiah, Andalus, dan Zaman Modern, hlm. 88.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 6

    Universitas Indonesia

    1.2 Ruang Lingkup Permasalahan

    Penulisan makalah ini terfokus pada kajian puisi karya Basysyar ibn al-Burd. Fokus kajian

    adalah puisi yang bertema gazal. Tema puisi ini akan dikaji dari segi nilai ekstrinsik dan intrinsik,

    dengan harapan pembaca dapat memperoleh gambaran secara umum tentang puisi Arab pada zaman

    Bani Abbasiyah, khususnya puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd.

    1.3 Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan puisi Arab pada zaman Bani

    Abbasiyah, khususnya puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd serta untuk menganalisis puisi dari

    segi ekstrinsik dan intrinsik yang terkandung dalam puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd.

    1.4 Metode Penelitian

    Metode penelitian dalam penulisan makalah ini dilakukan dengan cara studi literatur

    kepustakaan. Penulis mengumpulkan informasi dan menganalisis mengenai puisi denga tema gazal

    karya Basysyar ibn al-Burd melalui buku-buku kajian Sastra Arab, Balaghah, artikel, e-Book dan

    data-data yang terdapat di internet.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Makalah ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari

    latar belakang, ruang lingkup permasalahan, tujuan penulisan, metode penelitian, serta sistematika

    penyajian. Bab kedua berisikan tentang puisi gazal karya Basysyar ibn al-Burd. Kemudian bab

    ketiga merupakan analisis puisi yang menjelaskan tentang unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik puisi

    gazal karya Basysyar ibn al-Burd dan bab keempat merupakan kesimpulan dari penulisan makalah.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • BAB II

    Gazal Karya Basysyar ibn al-Burd

    2.1 Definisi Puisi Gazal

    Dalam kesusastraan Arab, orang sudah mengenal berbagai jenis puisi, seperti al-Syiru al-

    Wujdaniy (puisi monolog dan dialog), al-Syiru al-Qasasiy (puisi naratif), al-Syiru al-Tamsiiliy

    (puisi dramatik) dan al-Syiru al-Taliimiy (puisi edukatif). al-Syiru al-Wujdaniy adalah puisi yang

    mengungkapkan perasaan emosi dan sentimen pribadi, menampilkan masalah dalam sudut pandang

    si penyair sesuai dengan perasaannya. Bangsa Arab sudah sejak lama mengenal puisi jenis ini.

    Mereka meletakkan sebahagian besar energi seninya dalam puisi jenis ini dengan berbagai tema,

    seperti al-Fakhr (membanggakan diri), al-Rissa (ratapan), al-Gazal (perasaaan cinta), dan al-

    Madiih (pujian). Para penyair Arab zaman modern masih menggunakan puisi jenis ini dalam

    sebahagian karya-karyanya. Puisi jenis ini akan menjadi lebih baik, kuat dan berkesan, jika memuat

    unsur-unsur perasaan sentiment yang kuat dan jujur, imaji-imaji yang inovatif, kata-kata atau

    ungkapan yang hidup dan estetis dan struktur yang asli2.

    Puisi gazal adalah suatu bentuk puisi yang di dalamnya menyebutkan wanita dan

    kecantikannya.3 Misalnya menyebutkan tentang kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja

    yang berhubungan dengan kisah percintaan. Puisi-puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan serta

    menggambarkan kecantikan seorang wanita atau kekasih.

    Jika membaca sekilas tentang definisi diatas, maka gazal tidaklah selalu mengandung

    tentang wanita atau kecantikan, bahkan keindahan tempat pun termasuk dalam puisi bertema gazal

    ini.

    2.2. Profil Basysyar bin al-Burd

    Basysyar ibn Burd (710-782 M) dilahirkan di kota Basrah, dari keturunan campuran Persia-

    Arab. Ayahnya dari keturunan budak dari Khurrasan, sedangkan ibunya adalah orang Arab, dari

    keturunan Uqail. Ia termasuk penyair muhadramain (hidup dalam dua zaman, zaman dinasti

    Umayah dan Abbasiyah). Pada usia anak-anak, ia mengalami cacat mata, hingga buta. Dibesarkan

    dalam keluarga miskin, ayahnhya hidup sebagai tukang membuat batu bata.

    Walaupun bukan keturunan Arab, Basysyar sejak kecil gemar mempelajari bahasa, sehingga

    ia pandai menulis puisi. Ia senantiasa menghadiri majlis-majlis penyair dan ilmu bahasa Arab,

    yang diadakan di masjid-mesjid maupun di pasar-pasar, yang merupakan pusat bahasa dan sastra

    pada zaman itu.

    2 Maman Lesmana. Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok: FIB Universitas Indonesia, 2010. Hlm: 88.

    3 Wildana Wargadinata. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Hlm. 93.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 8

    Universitas Indonesia

    Pada zaman Abasiah, puisi sering digunakan sebagai alat untuk mendapatkan kedudukan dan

    harta dari orang kaya atau para penguasa. Karena itu merupakan hal yang umum jika setiap penyair

    pernah menulis puisi untuk memuji orang-orang kaya atau para penguasa pada zamannya. Semakin

    tinggi nilai pujian itu, semakin tinggi pula kedudukan dan harta yang diberikan kepada penyair.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • BAB III

    ANALISIS PUISI

    3. 1. Unsur Intrinsik Puisi

    b. Tema (Mana/Fikrah)

    Al-Mana adalah tema yang ditampilkan dalam teks. Kadang-kadang berupa satu pikiran,

    kadang-kadang berupa satu masalah, berupa satu perasaan tertentu yang dialami oleh si penulis.

    Tema yang dapat diambil bisa berupa sikap dari kehidupan yang dilaluinya, yang dilihatnya, dan

    yang dikhayalkannya, atau pemikiran filsafatnya yang ditulis dalam bentuk sastra, yang merupakan

    campuran antara pemikiran dan perasaan, dan dipoles dengan berbagai imajinasi, bukan dalam

    bentuk filsafat yang dingin dan pikiran yang berat4.

    Puisi Basysyar ibn al-Burd di atas bertemakan percintaan. Sesuai dengan tema gazal yang

    berarti menggambarkan kecantikan wanita, ia pun menggambarkan kekasihnya yang bernama

    Abdah.

    *

    *

    *

    *

    Malam tidaklah panjang, namun aku tidak dapat tidur, rasa mengantuk hilang seiring

    bayangan yang menjelma

    Jika aku bisikkan padanya sambutlah cintaku, dia berdiam diri tidak mengiyakan juga

    menafikan

    Lapangkan perasaanku oh Abdah, sadarilah aku ini manusia memiliki daging dan

    darah

    Di bawah pakaianku terdapat rangka yang kurus, jika engkau bersandar di atasnya,

    robohlah ia.

    Tema bawahan puisi tersebut ialah cinta yang tak berbalas. Bait-bait puisi di atas

    menggambarkan bahwa ia sedang bercinta dengan kekasihnya Abdah. Namun, cintanya tak

    berbalas dan ia merayunya dengan merendahkan dirinya sendiri.

    c. Emosi (Atifah)

    al-Aatifat merupakan unsur dasar dalam sastra. al-Aatifat adalah perasaan yang tumbuh

    dalam diri manusia, seperti gembira, sedih, cinta, benci, sakit dan marah. al-Aatifat adalah

    perasaan/emosional penulis yang terungkap dalam puisi tersebut5. al-Aatifat ada pada setiap

    4 Lesmana, op. Cit. Hlm: 64.

    5 Ibid, hlm: 66.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 10

    Universitas Indonesia

    manusia, tapi al-Aatifat seorang sastrawan lebih bergejolak dan kuat, karena seorang sastrawan

    biasanya perasaannya sangat sensitive. al-Aatifat itulah yang bisa membangkitkan imajinasinya dan

    menggerakan pengalaman perasaannya dan mendorongnya hingga tercipta karya sastra. Demikian

    juga, al-Aatifat itulah yang mempengaruhi pandangan dan sikapnya menghadapi segala masalah.

    Sastrawan memandang fenomena yang ada disekelilingnya melalui perasaannya. Ia

    menggambarkan segala sesuatu sebagaimana yang ia rasakan secara mendalam. Ketika perasaan

    sedihnya menguasainya, maka ia memandang sekelilingnya dengan pesimis dan pahit. Ketika

    perasaan senang meliputi dirinya, ia memandang segala sesuatu dengan gembira. Perasaan/emosi

    yang terkandung dalam contoh puisi di atas yaitu mengandung perasaan cinta yang sangat

    mendalam terhadap seorang kekasih sehingga merayunya dengan bait puisi dan menggambarkan

    dirinya sangat lemah. Dalam dialog Basysyar dangan sang kekasih tidak ditemukan kata-kata yang

    menunjukkan emosi adanya kekaguman yang seimbang dan berbalas.

    d. Bahr

    Dari sisi arudiyyah, puisi Gazal karya Basysyar ibn al-Burd di atas bahrnya berbentuk

    Bahr al-Khafiif. Pola dari bahr ini yaitu :

    0/0/// 0//0// 0/0//0/ 0/0/// 0//0/0/ 0/0//0/

    Jika diambil contoh satu bait dari puisi tersebut maka penilisan dalam al-Kitaabat al-Arudiyyahnya

    akan terlihat sebagai berikut:

    Kemudian diubah penulisannya kedalam al-Kitaabat al-Isyaarat (ar-Rumuuz) menjadi:

    0/// 0/0//0/ 0/0/// 0//0/0/ 0//0/0/ /0//0/

    Dan bait keempat puisi tersebut dalam al-Kitaabat al-Arudiyyahnya akan terlihat sebagai berikut:

    Kemudian diubah penulisannya kedalam al-Kitaabat al-Isyaarat (ar-Rumuuz) menjadi:

    //0/0/ 0/0//0/ /0//0/ 0//0/ 0/0/0/ 0/0//0/

    Berdasarkan ilustrasi diatas kita perhatikan bahwa terdapat kesamaan pola antara puisi Basysyar ibn

    al-Burd dengan pola bahr al-Khafiif. Puisi di atas terlihat jelas terdiri dari enam tafiilat sehingga

    cara yang digunakan dalam penulisan puisi ini berupa Bahr al-Khafiif yang Taam (lengkap). Hanya

    saja dalam beberapa bait berikutnya mungkin terdapat pengurangan dan penambahan huruf (Zihaaf

    dan illat).

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 11

    Universitas Indonesia

    e. Imajinasi (Khayal)

    Imajinasi adalah suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggunakan

    kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa. Imajinasi merupakan unsur dasar dalam sastra,

    karena berkat imajinasinya yang kuat dan sistematislah para sastrawan dapat membuat karya sastra.

    Kalau karya sastranya berupa cerita atau drama, dengan imajinasinya, pengarang menggambarkan

    peristiwa-peristiwanya, dan menggerakannya dalam alur tertentu, menggambarkan tokoh-tokoh

    dengan masing-masing sifatnya, serta dialog-dialog yang sesuai. Kalau karya sastranya berupa

    puisi, dengan imajinasinya, pengarang membuat imaji-imajinya6. Pada contoh puisi di atas,

    imajinasi si penyair sangatlah bagus. Ia merayu kekasihnya dengan merendahkan dirinya sendiri.

    Seperti kata-kata di bawah ini:

    *

    *

    *

    *

    Malam tidaklah panjang, namun aku tidak dapat tidur, rasa mengantuk hilang seiring

    bayangan yang menjelma

    Jika aku bisikkan padanya sambutlah cintaku, dia berdiam diri tidak mengiyakan juga

    menafikan

    Lapangkan perasaanku oh Abdah, sadarilah aku ini manusia memiliki daging dan

    darah

    Di bawah pakaianku terdapat rangka yang kurus, jika engkau bersandar di atasnya,

    robohlah ia.

    Dalam bait pertama ia menggambarkan bahwa malamnya terasa begitu panjang karena ia

    tidak bisa tidur mengingat penderitaannya menjelma menjadi bayangan karena cintanya terhadap

    Abdah tak terbalas.

    Puisinya merupakan ungkapan dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang

    dirindukannya, Abdah. Ia mengungkapkan bahwa ia pernah berbuat dosa dengan kekasihnya

    dengan perumpamaan.

    Puisinya juga mengungkapkan seolah-olah dialog Basysyar itu diucapkan oleh dua orang di

    atas ranjang, pria-wanita sedang bercinta secara terang-terangan dan Basysyar tidak berusaha

    menutupinya agar orang yang mendengarnya menjadi geram dan panas telinganya.

    6 Ibid, hlm: 69.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 12

    Universitas Indonesia

    f. Gaya Bahasa

    Gaya bahasa yaitu cara penyair dalam mengungkapkan pikiran dan imajinasinya melalui

    kata-kata. Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi di atas berupa perumpamaan. Dan makna

    perumpaan puisi tersebut ialah:

    Basysyar memiliki tubuh yang kurus langsing.

    Sedang kekasihnya, Abdah, tubuhnya gemuk.

    Basysyar yang bertubuh kurus itu dapat merasakan segala yang menghinggapinya, termasuk

    pengaruh-pengaruh/sentuhan-sentuhan luar.

    3. 1. Unsur Ekstrinsik Puisi

    a. Sebab Pembuatan Puisi dan Hubungan dengan Masyarakat

    Basysyar adalah orang yang tidak terlalu berpegang kepada agama atau longgar terhadap

    ajaran agama, bahkan terkadang ia tidak menghiraukan ajaran agama. Ia juga tidak peduli

    mencemooh orang lain atau menyinggung perasaan orang lain dan ia merasa tidak akan ada yang

    memarahinya atas perlakuannya tersebut karena dia seorang tuna netra. Ia banyak mengeluarkan

    puisi gazal, diantaranya ada yang sopan namun sebagian besar sangat seronok atau tidak sopan

    sehingga membuat orang-orang, terutama yang kuat agama, mengadu kepada khalifah. Khalifah al-

    Mahdi sempat melarang Basysyar untuk mengeluarkan puisi gazal yang terbuka namun ia tidak

    menurutinya sepenuhnya, dan malah mencari jalan untuk tidak dimarahi.

    Banyak wanita yang dipuja oleh Basysyar dalam puisinya, diantaranya Abdah atau

    Ubayyah, Khasab, Safra, Hamdah, Khalidah.

    Salah satu keistimewaan tema puisi Abbasiyah adalah Basysyar membawa satu pendekatan

    baru dalam tema gazal, yaitu keindahan yang dinikmati melalui indra pendengaran, bukan dengan

    mata. Ini selaras dengan keadaannya yang tidak dapat melihat kecantikan karena matanya buta.

    b. Biografi Penulis

    Nama asli Basysyar ibn al-Burd adalah Basysyar ibn Burd ibn Yarjukh. Ia dilahirkan di kota

    Basrah pada tahun 91 H dan meninggal pada tahun 167 H. Ia merupakan penyair Mukhadram

    yang sempat hidup dalam dua zaman yaitu zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Namun

    kemahirannya dalam bidang puisi terlihat pada zaman Bani Abbasiyah.

    Penglihatan Basysyar telah hilang sejak kecil dan ia dibesarkan oleh keluarga miskin.

    Ayahnya bekerja sebagai pembuat batu bata. Basysyar memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu

    Bisyr dan Basyir. Keduanya cacat dan bekerja sebagai penjual daging. Basysyar bukan keturunan

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • 13

    Universitas Indonesia

    Arab, ayahnya merupakan keturunan Parsi dan ibunya keturunan Romawi. Meskipun begitu,

    Basysyar mahir dan menguasai bahasa Arab karena ia dididik dan dibesarkan di kalangan suku

    Arab Bani Uqayl yang terkenal dengna keunggulan bahasanya. Selain itu, ia juga banyak

    menghabiskan waktu di daerah pedalaman (badiyah) bercampur dengan orang-orang dusun serta

    menghadiri majelis-majelis ilmu dan sastra di masjid Basrah atau di pasar Mirbad yang merupakan

    pusat kegiatan bahasa dan sastra pada saat itu.

    Kemampuannya dalam bahasa Arab, membuat Basysyar mampu berpuisi sejak usia 10

    tahun. Akan tetapi, kecacatan yang dimilikinya serta latar belakang keluarganya membuat dia

    menjadi penyair yang ditakuti karena kelancangan lidahnya dan pedas kata-katanya. Ia suka

    mengecam dan menyindir orang yang tidak disukainya. Justru tema itulah yang mula-mula

    diabadikan dalam puisinya yaitu tema kecaman. Selain itu, kecacatannya juga menyebabkan ia

    menjadi seorang yang kurnag sopan dengan tingkah lakunya yang suka mengusik wanita, terutama

    melalu puisinya yang bertema ghazal. Banyak orang yang mengadukan kelancangan lidahnya

    kepada ayahnya, namun Basysyar membacakan ayat Al-Quran yang artinya: tidak ada larangan

    (dosa) bagi orang buta.7

    7 Surat an-Nur, ayat 61.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • BAB IV

    KESIMPULAN

    Puisi Gazal karya Basysyar ibn al-Burd merupakan ungkapan dan cermin dialog cinta yang

    terjadi antara dia dan wanita yang dirindukannya pernah berbuat dosa antara keduanya. Dengan itu

    dia merasa sukses dan memang sesuai dengan keinginannya.

    Dalam dialog Basysyar dengan sang kekasih tidak ditemukan kata-kata yang menunjukkan

    adanya kekaguman yang seimbang dan berbalas antara dua insan yang sedang berkasih tersebut.

    Seolah-olah, dialog Basysyar itu diucapkan oleh dua orang yang sedang bercinta di atas

    ranjang, tidak jelas apakah mereka suami-isteri atau pezina, namun lebih kepada pria-wanita sedang

    bercinta secara terang-terangan daripada tanpa ada usaha menutup-nutupinya, agar orang yang

    mendengarnya menjadi geram dan panas telinganya.

    Puisi gazal Basysyar dipengaruhi oleh berbagai, faktor: intern dan ekstern, fisik dan

    psikologisnya yang merupakan seorang tuna netra.

    Basysyar tidak sedikitpun terpesona dengan kecantikan, dia-pun seolah-olah tidak

    merasakannya dan tak mau melihat siapa gerangan yang telah menyentuhnya. Oleh sebab itu, tidak

    ada bedanya antara sentuhan wanita priyayi, cantik, budak hitam yang hina, yang penting bisa

    membawa nikmat lain jenis, dan ia dapat menikmati wanita tersebut dan melampiaskan hasratnya.

    Basysyar menggambarkan seolah-olah dirinyalah yang terusir dari wanita, bukan wanita

    yang terusir darinya.

    Basysyar pembuat puisi ghazal untuk merayu dirinya dirinya sebagai ganti daripada merayu

    orang-orang yang dirindukannya.

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013

  • DAFTAR PUSTAKA

    BUKU

    Wargadinata, H. Wildana, Lc., M.Ag. dan Laily Fitriani, M.Pd,. Sastra Arab dan Lintas Budaya.

    Malang: UIN Press, 2008.

    Al-Tarim, Ali dan Musthafa Amin. Terjemahan Balaghatul Waadhihah. Bandung: Sinar Baru

    Algensindo, 2011.

    Khalid, Osman Haji. Kasusteraan Arab Zaman Abbasiah, andalun, dan Zaman Modern. Dewan

    Bahasa dan Pustaka, 1997.

    Lesmana, Maman. Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok: FIB Universitas Indonesia, 2010.

    INTERNET

    http://bahrudinonline.netne.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=71 21

    November 2011 pk.13.30

    Analisis puisi ..., Muhammad, FIB UI, 2013