UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGUKURAN...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGUKURAN...
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA
PERUSAHAAN PT. XYZ
KARYA AKHIR
NUGROHO
1006800522
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA
PERUSAHAAN PT. XYZ
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
NUGROHO
1006800522
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
ii Universitas Indonesia
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
iii Universitas Indonesia
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan Karya Akhir
ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister
Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas
Ilmu Komputer – Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan Karya Akhir ini, akan sulit
bagi saya untuk dapat menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yova Ruldeviyani S.Kom., M.Kom. sebagai dosen pembimbing
yang telah bersedia, dan menyediakan waktu dan tenaga untuk dapat
membimbing saya dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.
2. Bpk. Ir. Dana Indra Sensuse M.LIS., Ph.D. dan Bpk. Dr. Indra Budi
S.Kom., M.Kom selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
arahan kepada penulis selama sidang dan penyelesaian Karya Akhir ini.
3. Bpk. Steven S. selaku Presiden Direktur PT. XYZ yang telah membantu
dalam kelancaran hubungan dan pekerjaan.
4. Ibu Julia S. selaku Team lead dari IMMS Project serta rekan kerja yang
telah bersedia memberikan waktu bagi penulis untuk menyelesaikan Karya
Akhir ini.
5. Seluruh rekan-rekan PT. XYZ yang telah bersedia meluangkan waktu dan
membantu penyelesaian penelitian.
6. Bpk. Supandi, Ibu Sunarmi, Bpk. Uut Suryadi, ibu Jubaedah (orang
tua tercinta) dan saudara penulis yang memberikan dukungan moril dan
materil, dan waktu yang diberikan bagi penulis untuk menyelesaikan
Karya Akhir.
7. Istri tercinta Dahribil, yang selalu ada untuk sedia meluangkan waktu,
tenaga, pikiran, dan perhatian dengan penuh kasih sayang selama masa
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
v Universitas Indonesia
kuliah hingga proses penyusunan Karya Akhir ini selesai, you are the best
thing in my life.
Semoga bantuan yang telah diberikan dapat memacu penulis untuk
menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap Tuhan Yang Maha Esa dapat
memberkati rekan-rekan sekalian dengan berkelimpahan atas bantuan rekan
sekalian. Semoga karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 01 Desember 2013
Penulis
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
vi Universitas Indonesia
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Nugroho
Program Studi : Teknologi Informasi
Judul : Analisis Pengukuran Tingkat Kesiapan Implementasi Knowledge Management pada Perusahaan PT. XYZ
PT. XYZ menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman karyawan merupakan
aset intangible yang sangat berharga, dan pengetahuan tersebut tersimpan dalam
pikiran tiap individu yang bisa saja hilang ketika karyawan tersebut tidak lagi
berada di dalam organisasi. Perusahaan menganggap perlu adanya pengelolaan
pengetahuan atau knowledge management (KM). Namun kenyataannya
implementasi KM di suatu organisasi tidak selalu dapat dengan mudah berhasil
seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, penting bagi PT. XYZ untuk
melaksanakan pengukuran kesiapan sebelum implementasi KM. Pengukuran
kesiapan dilakukan berdasarkan hasil ekstraksi lima penelitian terdahulu serta KM
infrastruktur dan diperoleh tujuh aspek penelitian, yaitu Strategy, Organization,
Culture, Technology, Motivation, Process, dan Human Resources. Pengukuran
aspek menunjukkan bahwa secara keseluruhan PT. XYZ telah dalam kondisi siap
untuk implementasi knowledge management. Namun tiga aspek (Strategy,
Culture, dan Process) masih berada di level Preliminary, karena itu perusahaan
perlu untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan
kesiapannya sehingga implementasi KM ke depan dapat berjalan dengan sukses.
Kata Kunci : Knowledge Management, Kesiapan Knowledge Management
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Nugroho
Study Program : Information Technology
Titled : Readiness Level Measurement Analysis of Knowledge Management Implementation at PT. XYZ
PT . XYZ realizes that the knowledge and experience of the employees are very
valuable intangible assets, and the knowledge which stored in the minds of
individuals who could have been lost when the employee is no longer in the
organization. The company deems it necessary for implementing knowledge
management. But in reality the implementation of knowledge management in an
organization is not always easily succeed as expected . Therefore, it is important
for PT . XYZ to implement readiness assessment before the implementation of
KM. Readiness measurement conducted by extraction of five previous studies
related to knowledge management critical success factors and KM infrastructure
then obtained seven research aspects namely Strategy, Organization, Culture,
Technology, Motivation, Process, and Human Resources. Measurement result
showed that the overall aspect of PT. XYZ has been in a ready condition for the
implementation of knowledge management. However, three aspects ( Strategy ,
Culture , and Process ) are still at the Preliminary level, therefore organization
need to do strategic steps to improve its readiness so the future of KM
implementation can run successfully .
Keywords : Knowledge Management , knowledge management assessment
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vi ABSTRAK .............................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL .................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 4 1.3 Pembatasan penelitian ................................................................................... 4 1.4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 5 1.5 Manfaat penelitian ......................................................................................... 5 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
2.1 Knowledge..................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Knowledge .............................................................................. 7 2.1.2 Klasifikasi Knowledge .......................................................................... 8 2.1.3 Lokasi Penyimpanan Knowledge .......................................................... 9
2.2 Knowledge Management.............................................................................. 10
2.2.1 Definisi Knowledge Management ....................................................... 10 2.2.2 Knowledge Management Process ....................................................... 11 2.2.3 Infrastruktur Knowledge Management ................................................ 13 2.2.4 Knowledge Management Readiness .................................................... 14 2.2.5 Knowledge Management Critical Success Factors (KMCSF) ............. 15
2.3 Penelitian Sejenis ........................................................................................ 19
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 21
3.1 Metodologi riset .......................................................................................... 21 3.2 Kerangka Pikir ............................................................................................ 21 3.3 Tahapan Penelitian ...................................................................................... 23
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
x Universitas Indonesia
3.4 Jenis dan Sumber data ................................................................................. 26
BAB 4 PERANCANGAN INSTRUMEN PENELITIAN .................................... 27
4.1 Pemetaan Knowledge Management Readiness ............................................. 27 4.2 Tingkat Kesiapan KM ................................................................................. 33 4.3 Kisi-kisi instrumen Knowledge Management Readiness .............................. 48
4.3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian ............................................................. 48
4.4 Perancangan Kuesioner ............................................................................... 50 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 50 4.6 Pembentukan Kuesioner KM Readiness ...................................................... 51
BAB 5 PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 52
5.1 Profile Perusahaan PT. XYZ ........................................................................ 52 5.2 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................ 53 5.3 Struktur organisasi ....................................................................................... 53
BAB 6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 54
6.1 Perolehan Data ............................................................................................ 54 6.2 Tahapan Analisis ......................................................................................... 55 6.3 Hasil analisis ............................................................................................... 56
6.3.1 Analisis Aspek Strategy ...................................................................... 56 6.3.2 Analisis Aspek Organization .............................................................. 58 6.3.3 Analisis Aspek Culture ....................................................................... 59 6.3.4 Analisis Aspek Technology ................................................................ 60 6.3.5 Analisis Aspek Motivation.................................................................. 62 6.3.6 Analisis Aspek Process ...................................................................... 63 6.3.7 Analisis Aspek Human Resources ...................................................... 64
6.4 Implikasi Penelitian ..................................................................................... 68
6.4.1 Implikasi Teoretis ............................................................................... 68 6.4.2 Implikasi Manajerial ........................................................................... 69
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 71
7.1 Kesimpulan ................................................................................................. 71 7.2 Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 74
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Penyimpanan Knowledge (Fernandez, 2004) ............................. 9
Gambar 2.2 KM Process (Fernandez, 2004) ............................................................12
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................21
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian...............................................................................23
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. XYZ ...............................................................53
Gambar 6.2 Grafik Analisis Aspek Organization ....................................................58
Gambar 6.3 Grafik Hasil Analisis Aspek Culture ....................................................59
Gambar 6.4 Grafik Hasil Analisis Aspek Technology ..............................................60
Gambar 6.5 Grafik Hasil Analisis Aspek Motivation ...............................................62
Gambar 6.6 Grafik Hasil Analisis Aspek Process....................................................63
Gambar 6.7 Hasil Analisis Aspek Human Resources...............................................64
Gambar 6.8 Diagram Radar Hasil Analisis Keseluruhan .........................................68
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Karyawan PT. XYZ Periode 2012 – 2013 (PT. XYZ, 2013) ............. 2
Tabel 4.1 KMCSF ...................................................................................................27
Tabel 4.2 Tabel Faktor Penilaian KM Readiness PT. XYZ ......................................30
Tabel 4.3 Scoring Kuesioner ...................................................................................31
Tabel 4.4 Knowledge Management Readiness Level PT. XYZ ...............................41
Tabel 4.5 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................48
Tabel 6.1 Pemetaan Responden Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin ...........54
Tabel 6.3 Hasil Analisis Keseluruhan Dimensi KM.................................................65
Tabel 6.4 Hasil Analisis Gap ..................................................................................67
Tabel 6.5 Langkah-langkah Meningkatkan Tingkat Kesiapan .................................69
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pemetaan KMCSF ............................................................................ 77
Lampiran 2 : Rancangan Kuesioner........................................................................ 77
Lampiran 3 : Uji Validitas - Important ................................................................... 92
Lampiran 4 : Uji Validitas - Effectiveness .............................................................. 95
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas - Important dan Effectiveness .............................. 98
Lampiran 6 : Uji Reliabilitas Important .................................................................. 99
Lampiran 7 : Uji Reliabilitas Effectiveness ........................................................... 100
Lampiran 8 : Kuesioner KM Readiness PT. XYZ ................................................. 101
Lampiran 9 : Tabulasi Important .......................................................................... 114
Lampiran 10 : Tabulasi Effectiveness ................................................................... 116
Lampiran 11 : Analisis Gap ................................................................................. 118
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini,
menuntut organisasi untuk dapat melakukan perubahan secara cepat agar dapat
bertahan di dalam kompetisi pasar. Organisasi dapat menjadi unggul di dalam
persaingan jika organisasi tersebut mampu beradaptasi dan berubah mengikuti
perkembangan zaman. Bermacam pilihan media komunikasi ditawarkan ke
konsumen, terlebih pilihan produk dan jasa yang diperbaharui terus menerus
dihadirkan oleh kompetitor. Organisasi tidak dapat selalu mengharapkan bahwa
produk yang laku menjadi nomor satu atau metode yang sukses di masa lalu
dapat berlaku juga di masa yang akan datang (Davenport, 1994).
Kondisi ketatnya persaingan pasar ini menyebabkan perubahan paradigma dari
sebelumnya resource-based competitiveness menjadi knowledge-based
competitiveness (Yuliazmi, 2005). Pada masa sebelumnya, sumber daya berupa
tanah, tenaga kerja, bahkan modal adalah faktor penting untuk menjadi unggul.
Namun pada masa knowledge economy saat ini, organisasi yang dianggap unggul
dan kompetitif adalah organisasi yang mampu mengelola ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai sumber daya pengetahuan.
PT. XYZ adalah perusahaan lokal Indonesia yang bergerak di bidang IT
konsultan. Di dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari persaingan usaha.
Perusahaan dituntut untuk selalu memberikan solusi yang efisien dan efektif.
Setiap karyawan PT. XYZ memiliki perannya masing-masing, mulai dari
pengumpulan informasi kebutuhan pelanggan, pemetaan kondisi pelanggan saat
ini, penentuan metode pendekatan yang akan dilakukan untuk perbaikan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
2
Universitas Indonesia
pelanggan, sampai dengan menghasilkan paket solusi. Selain itu terdapat juga
karyawan yang berperan sebagai pendukung berjalannya operasional perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman karyawan baik dalam
melakukan pekerjaannya maupun memecahkan permasalahan yang sudah dialami
oleh masing-masing individu setelah sekian lama bekerja di perusahaan,
merupakan aset intangible yang sangat berharga. Pada gambar 1.1 ditampilkan
trend jumlah karyawan pada periode 2012 sampai dengan 2013.
Tabel 1.1 Data Karyawan PT. XYZ Periode 2012 – 2013
2012 2013
Masuk Keluar Jumlah Masuk Keluar Jumlah
Jan 2 1 22
Feb 4 0 24
Mar 4 2 26
Apr 0 0 26
Mei 4 0 30
Jun 0 0 30
Jul 10 6 1 35
Agu 2 0 12 3 0 38
Sep 3 0 15 3 0 41
Okt 6 0 21 7 2 46
Nov 0 0 21 8 0 54
Des 0 0 21 13 3 64
Sumber: PT. XYZ, 2013
Pengetahuan tersebut tersimpan dalam pikiran tiap individu yang bisa saja hilang
ketika karyawan tersebut tidak lagi berada di dalam organisasi, misalnya karena
mengundurkan diri, pensiun, atau meninggal dunia, sehingga penting untuk
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
3
Universitas Indonesia
dikelola dengan baik. Namun sebaliknya, apabila pengelolaan pengetahuan ini
dilakukan dengan benar maka akan banyak sekali manfaat yang dapat diambil
oleh perusahaan, diantaranya adalah :
1. Explicit knowledge berupa dokumen dan prosedur akan semakin banyak dan
terdokumentasi dengan baik.
2. Pemecahan masalah (solusi) akan lebih cepat didapatkan karena sumber-
sumber pengetahuan (expert) mudah diakses.
3. Dengan didokumentasikan-nya best practice, maka dari waktu ke waktu setiap
proses bisnis akan berubah menjadi semakin efisien.
4. Kesalahan yang sama tidak akan terjadi berulang-ulang.
5. Akan terbentuk budaya kolaborasi sebagai efek dari budaya sharing yang
berakibat munculnya inovasi. (Kusno Prijono, 2008)
Selain itu, manfaat lain penggunaan pengetahuan organisasi adalah meningkatkan
kompetensi bisnis inti, akselerasi inovasi, mempercepat penetrasi ke pasar,
mempercepat pengambilan keputusan dan membangun keunggulan kompetitif
(Davenport dan Prusak, 1998).
Karena itu perusahaan memerlukan sebuah mekanisme untuk mengelola
pengetahuan atau Knowledge Management, sehingga pengetahuan-pengetahuan
tersebut dapat menjadi pengetahuan organisasi atau dengan kata lain pengetahuan
yang dimiliki oleh individu-individu dapat juga dimiliki dan dimanfaatkan pula
oleh seluruh karyawan yang bekerja di organisasi.
Namun kenyataannya implementasi knowledge Management di suatu organisasi
tidak selalu dapat dengan mudah berhasil seperti yang diharapkan. Beberapa
periset menyatakan bahwa tingkat kegagalan dalam proyek Knowledge
Management mencapai 50 persen. Namun Daniel Morehead, Direktur British
Telecommunications PLC di Reston, menegaskan bahwa tingkat kegagalannya
bisa mencapai hingga mendekati 70 persen. (Ambrosio, 2000). Kegagalan tersebut
terjadi diantaranya karena strategi penerapan KM hanya mementingkan faktor IT
saja, kurangnya peran serta pengguna dalam mendesain tools KM, serta
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
4
Universitas Indonesia
keengganan individu di dalam organisasi untuk membagi pengetahuan yang
mereka miliki demi kepentingan organisasi. (Rao, 2005; Becerra 2004)
Oleh sebab itu, penting bagi PT. XYZ untuk melaksanakan pengukuran sebelum
implementasi KM. Dengan adanya pengukuran tingkat kesiapan perusahaan
terhadap implementasi KM, maka memungkinkan manajemen perusahaan untuk
mengetahui sudah sejauh manakah tingkat kesiapan perusahaan untuk
implementasi KM, kemudian seberapa besar kesenjangan yang ada dari masing-
masing aspek, dan strategi yang perlu dilakukan untuk mencapai level siap.
Jika berdasarkan hasil analisis ditemukan kesenjangan dan tidak ada upaya yang
dilakukan untuk menutup kesenjangan tersebut, maka akan memungkinkan
timbulnya resistensi dan implementasi KM akan gagal. Melalui pengukuran
kesiapan organisasi, dapat diketahui kebutuhan apa saja yang sesuai dengan
perusahaan dan aspek mana saja yang perlu ditingkatkan agar level perusahaan
menjadi siap untuk penerapan KM.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil pernyataan penelitian yaitu:
1. Sejauh mana tingkat kesiapan perusahaan PT. XYZ dalam menerapkan
Knowledge Management?
2. Seberapa besar kesenjangan antara kondisi praktik saat ini dengan harapan
organisasi ke depan dari masing-masing aspek?
3. Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan PT. XYZ guna meningkatkan
tingkat kesiapan knowledge management untuk aspek yang berada di
bawah level siap?
1.3 Pembatasan penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Studi kasus penelitian di perusahaan PT. XYZ.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
5
Universitas Indonesia
2. Penelitian hanya mengukur tingkat kesiapan perusahaan PT. XYZ dan
tidak sampai pemilihan metodologi implementasi di perusahaan PT. XYZ.
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan PT. XYZ
guna mendukung perusahaan dalam kesuksesan implementasi KM sehingga dapat
mewujudkan visi dan misi organisasi.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat akademis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi yang dapat
memperkaya pengetahuan dalam mengukur kesiapan KM.
2. Manfaat perusahaan
Hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi
perusahaan PT. XYZ dalam penerapan KM, sehingga KM yang akan
diimplementasikan nanti dapat berjalan dengan sukses dan bermanfaat
bagi organisasi.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini akan dituliskan menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
permasalahan, pembatasan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penelitian
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
6
Universitas Indonesia
Bab ini menjelaskan berbagai teori yang relevan dengan penelitian
yang mencakup teori knowledge, knowledge management, dan
knowledge management readiness.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan pola pikir penelitian dan penjelasannya.
Adapun sistematika penelitian adalah dari perumusan masalah
akan dilakukan studi literatur, perencanaan penelitian, kuesioner
survey, penyebaran dan pengumpulan kuesioner, analisis data hasil
survey, hasil analisis dan kesimpulan.
BAB IV PROFIL ORGANISASI
Bab ini menjelaskan profil organisasi perusahaan PT. XYZ .
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil analisis data hasil jawaban dari
responden berdasarkan kuesioner yang diajukan. Analisis data
menggunakan software SPSS 21.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dan saran hasil penelitian.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
7 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Knowledge
Pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu aset utama di dalam sebuah
organisasi. Sebagaimana pernyataan P. Drucek yang dikutip dari buku
Knowledge Management : Challenges, Solution, dan technologies yaitu
“Pengetahuan telah menjadi sumber daya kunci bagi kekuatan militer suatu
Negara yang sama pentingnya dengan kekuatan ekonomi negara tersebut, dimana
secara fundamental berbeda dengan sumber daya kunci tradisional lainnya yang
berupa tanah, manusia dan modal” (Fernandez, 2004). Melihat pentingnya suatu
pengetahuan, maka diperlukan suatu manajemen yang baik untuk mengelola
pengetahuan yang dimiliki tersebut.
2.1.1 Definisi Knowledge
Fernandez (2004) membedakan antara pengertian pengetahuan (knowledge)
dengan data dan informasi. Data adalah sesuatu yang berkaitan dengan fakta,
observasi, dan persepsi. Informasi adalah bagian dari data, hanya termasuk data
yang memiliki konteks, relevansi, dan tujuan. Sedangkan pengetahuan adalah
suatu informasi yang disertai dengan arahan untuk melakukan tindakan.
Pengetahuan berada di tingkatan tertinggi dalam suatu hierarki, sedangkan
informasi berada di tingkatan tengah, dan data berada di tingkat bawah
(Fernandez, 2004). Pandangan ini sejalan dengan Wiig (1999) dan Awad &
Ghaziri (2003) bahwa definisi pengetahuan pada dasarnya adalah berbeda dengan
data dan informasi.
Definisi Fernandez mengenai pengetahuan adalah informasi dengan pengambilan
keputusan dan tindakan yang mengarah kepada kegunaan dan tujuan (Fernandez,
2004). Sedangkan Awad & Ghaziri menyatakan bahwa definisi pengetahuan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
8
Universitas Indonesia
adalah pemahaman yang diperoleh melalui pengalaman dan belajar (Awad &
Ghaziri, 2003). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh melalui
pengalaman dan pembelajaran yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan dan tindakan.
2.1.2 Klasifikasi Knowledge
Fernandez mengklasifikasi pengetahuan menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Procedural atau Declarative knowledge
Procedural knowledge berfokus pada keyakinan yang berkaitan dengan urutan
langkah-langkah atau tindakan untuk mencapai hasil dari tujuan yang diharapkan.
Sedangkan Declarative knowledge berfokus pada keyakinan mengenai hubungan
antar variabel-variabel.
2. Tacit atau Explicit knowledge
Explicit knowledge mengacu kepada pengetahuan yang sudah di ekspresikan
kedalam bentuk kata-kata dan angka-angka. Pengetahuan tersebut dapat
dibagikan (dikomunikasikan) secara formal dan sistematis dalam bentuk seperti :
data, spesifikasi, manual, gambar, audio dan video, program komputer, dan paten.
Sebaliknya, Tacit knowledge lebih bersifat wawasan, intuisi, dan firasat.
Pengetahuan tacit tidak mudah untuk di ekspresikan dan di formalkan, karena itu
tidak mudah untuk dibagikan (dikomunikasikan). Pengetahuan tacit lebih kepada
personal yang didasarkan kepada pengalaman-pengalaman dan aktivitas-aktivitas
individu tersebut.
3. General atau Specific Knowledge
General Knowledge pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh sejumlah besar
individu dan karena bersifat umum maka dapat di transfer secara mudah antar
individu. Sedangkan Specific Knowledge, dimiliki oleh sebagian kecil individu
karena pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang mendalam tentang suatu
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
9
Universitas Indonesia
area tertentu, dan perlu biaya mahal untuk melakukan transfer pengetahuan jenis
ini.
(Fernandez, 2004).
2.1.3 Lokasi Penyimpanan Knowledge
Sebelum kita mengetahui bagaimana suatu pengetahuan dikelola, maka kita
sebaiknya mengetahui lebih dahulu lokasi penyimpanan dari suatu pengetahuan.
Gambar 2.1 berikut akan menggambarkan mengenai lokasi penyimpanan
pengetahuan (Fernandez, 2004):
Gambar 2.1 Lokasi Penyimpanan Knowledge (Fernandez, 2004)
Pada gambar 2.1 terlihat bahwa terdapat tiga lokasi utama penyimpanan
pengetahuan, yaitu manusia (individu dan group), artefak (praktik, teknologi, dan
tempat penyimpanan),dan entitas organisasi (unit, organisasi, dan hubungan
organisasi).
Pengetahuan yang ada pada tiap individu di dapat dari pengalaman dan
pembelajaran. Beberapa pengetahuan ini tersimpan pada individu dalam suatu
organisasi. Pengetahuan tersimpan di dalam group terjadi ketika individu-individu
di dalam organisasi tersebut saling berinteraksi, terutama jika mereka sudah cukup
lama ada dan bekerja sama di dalam organisasi tersebut. Masing-masing sudah
mengetahui kekurangan dan kelebihannya, mengerti pendekatan yang harus
dilakukan untuk masing-masing individu dan aspek-aspek yang perlu
dikomunikasikan. Konsekuensinya, di dalam group akan membentuk keyakinan
tentang apa saja solusi yang dapat berjalan dengan baik dan tidak, dan
pengetahuan ini ada di dalam group.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
10
Universitas Indonesia
Pengetahuan yang tersimpan di artefak terdapat pada praktik, teknologi, dan
tempat penyimpanan. Pada praktik, pengetahuan tertanam pada prosedur. Selain
itu, pengetahuan juga tersimpan pada teknologi dan sistem. Dalam rangka
menyimpan data, teknologi informasi dapat menyimpan pengetahuan dan
hubungan yang berkaitan (misalnya sistem komputerisasi kebutuhan material
memiliki pengetahuan yang berhubungan antara pola kebutuhan, waktu terima
barang sejak di order, dan kuantitas order). Sedangkan pengetahuan repositori
dapat berupa kertas (seperti buku-buku), atau media elektronik.
Pengetahuan yang tersimpan di entitas organisasi terbagi menjadi tiga level, yaitu
unit organisasi, organisasi, dan hubungan antar organisasi. Pada unit organisasi,
pengetahuan tersimpan pada hubungan antar anggota di dalam unit organisasi
tersebut. Selain itu, terdapat pula pengetahuan yang tersimpan di organisasi.
Pengetahuan ini berupa norma-norma, nilai-nilai, prosedur, dan budaya
organisasi. Selanjutnya, terdapat pengetahuan yang tersimpan di hubungan antar
organisasi, misalnya ketika suatu organisasi berhubungan dengan pelanggan dan
Supplier. Organisasi dapat belajar dari pengalaman pelanggan terhadap produk-
produk yang mereka pakai serta bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas
produk. (Fernandez, 2004)
2.2 Knowledge Management
Melihat dari pentingnya pengetahuan, maka diperlukan sebuah pengelolaan yang
baik untuk menjaga agar pengetahuan yang ada tidak begitu saja hilang atau
terbuang sia-sia. Proses untuk melakukan pengelolaan dari suatu pengetahuan
inilah yang kita kenal sebagai knowledge management.
2.2.1 Definisi Knowledge Management
Menurut Fernandez, definisi Knowledge Management adalah “Performing the
activities involved in discovering, capturing, sharing, and applying knowledge so
as to enhanced, in a cost-effective fashion, the impact of knowledge on the unit’s
goal achievement” (Fernandez, 2004). Menurut mereka Knowledge Management
merupakan proses melakukan aktivitas yang berkaitan dengan menemukan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
11
Universitas Indonesia
(discovering), menangkap (capturing), membagikan (sharing), dan
mengaplikasikan (applying) pengetahuan untuk meningkatkan implikasi dari
knowledge bagi suatu pencapaian goal dari suatu unit organisasi.
Turban et al menjelaskan bahwa “ Manajemen Pengetahuan adalah suatu proses
yang dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi, memilih,
mengorganisasi, menyebarluaskan, dan mentransfer informasi penting dan
keahlian yang termasuk bagian memori organisasi dan umumnya berada di
organisasi dalam pola yang tidak terstruktur”. Manajemen pengetahuan
merupakan sistematis dan pengelolaan aktif dari ide-ide, informasi, dan
pengetahuan yang dimiliki karyawan (Turban, 2011).
Menurut Gartner, Manajemen Pengetahuan adalah proses bisnis yang
memformalisasi pengelolaan dan penggunaan aset intelektual perusahaan.
Manajemen pengetahuan mendorong kolaborasi dan pendekatan integratif pada
penciptaan, penangkapan, dan penggunaan aset informasi, termasuk tacit atau
pengetahuan manusia yang belum ditangkap (Gartner, IT Glossary).
Dari ketiga definisi manajemen pengetahuan, dapat disimpulkan bahwa
pengertian menurut Fernandez(2004), Turban(2011), dan Gartner (2013) memiliki
kesamaan, yaitu manajemen pengetahuan adalah proses pengelolaan pengetahuan
di organisasi, baik menangkap, menemukan, dan menyebarluaskan pengetahuan,
serta menggunakannya untuk mencapai tujuan organisasi.
2.2.2 Knowledge Management Process
Mengacu pada definisi dari knowledge management (KM) yang telah disampaikan
sebelumnya, maka kita bisa mendapatkan empat proses utama dari KM. Keempat
proses tersebut terhubung dalam suatu alur proses sebagaimana tercantum dalam
gambar 2.2 (Fernandez, 2004).
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
12
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 KM Process (Fernandez, 2004)
Dari gambar 2.2 kita dapat melihat keterkaitan dari keempat proses dalam
knowledge management. Dari gambar ini pula kita bisa melihat bahwa masing-
masing proses dalam knowledge management memiliki dua sub proses yang
terdiri dari kombinasi, sosialisasi, eksternalisasi, internalisasi, pertukaran, arahan,
dan rutinitas dimana empat dari total tujuh sub proses tersebut menggunakan
SECI model yang diperkenalkan oleh Nonaka, yaitu socialization, externalization,
internalization, dan combination (Nonaka, 1994). Keempat proses utama dalam
proses knowledge management (discovery, capture, sharing, dan application)
dijelaskan lebih detail sebagai berikut (Fernandez, 2004):
Knowledge discovery : Pengembangan suatu tacit atau explicit knowledge
baru dari suatu data dan informasi atau dari suatu kumpulan dari
pengetahuan sebelumnya. Dua komponen aktivitas yang terdapat dalam
proses ini adalah kombinasi dan sosialisasi.
Knowledge Capture : Proses untuk mengambil suatu eksplisit knowledge
ataupun tacit knowledge yang tersimpan dalam suatu tempat penyimpanan
pengetahuan(orang, artefak, dan entitas organisasi). Dua aktivitas
utamanya adalah eksternalisasi dan internalisasi.
Knowledge sharing : Proses untuk mengkomunikasikan antara suatu
tacit knowledge atau eksplisit knowledge dari seorang individu kepada
individu lainnya. Dua aktivitas utamanya adalah sosialisasi dan pertukaran
pengetahuan.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Knowledge application : Proses untuk menghasilkan suatu arahan aksi dari
suatu individu kepada individu lain tanpa men-transfer pengetahuan dari
suatu arahan itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan pada proses ini adalah
arahan dan rutinisasi.
2.2.3 Infrastruktur Knowledge Management
Infrastruktur KM adalah fondasi tempat berdirinya Knowledge Management.
Fernandez (2004) menjelaskan bahwa terdapat lima komponen utama
infrastruktur knowledge management, yaitu : organization culture, organization
structure, information technology infrastructure, common knowledge, dan
physical environment.
Organization culture atau budaya organisasi mencerminkan norma-norma dan
keyakinan yang dapat mengarahkan tingkah laku dari individu di dalam organisasi
tersebut. Budaya organisasi yang mendukung, dapat membantu memotivasi
karyawan untuk memahami manfaat dari knowledge management. Koudsi
menyatakan bahwa tantangan untuk membentuk budaya organisasi yang
mendukung berjalannya knowledge management khususnya membuat orang untuk
bersedia berpartisipasi dalam knowledge sharing merupakan bagian yang terberat
dalam KM (Koudsi, 2000). Ciri yang mencerminkan adanya dukungan dari
budaya organisasi adalah memahami mengenai manfaat atau nilai dari penerapan
KM, dukungan dari pihak manajemen, insentif yang diberikan untuk knowledge
sharing, dan adanya dorongan interaksi untuk menciptakan dan berbagi
pengetahuan.
Penerapan KM pada suatu organisasi juga tergantung kepada batas tertentu dari
struktur organisasi. Beberapa aspek berkaitan dengan struktur organisasi adalah:
Pertama, struktur hierarki organisasi mempengaruhi orang tentang bagaimana
mereka biasanya berinteraksi dan kepada siapa mereka biasanya berbagi
pengetahuan. Kedua, struktur organisasi dapat memfasilitasi knowledge
management melalui communities of practice. Communities of practice adalah
sekelompok individu atau group yang terpisah secara geografis atau organisasi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
14
Universitas Indonesia
namun secara rutin berkomunikasi untuk berdiskusi mengenai permasalahan bagi
kepentingan bersama. Ketiga, struktur organisasi dapat memfasilitasi KM melalui
struktur spesial dan peran-peran yang secara khusus mendukung KM,
implementasinya seperti: penunjukan peran Chief Knowledge Officer (CKO) yang
bertanggung jawab terhadap upaya KM di organisasi, membuat departemen
khusus yang menangani KM, serta pembentukan departemen research and
development (R&D) dan perpustakaan perusahaan.
Knowledge management juga difasilitasi oleh infrastruktur teknologi informasi
yang ada di organisasi. Infrastruktur teknologi informasi yang secara keseluruhan
pada dasarnya dibangun dalam rangka mendukung kebutuhan sistem informasi
organisasi, dapat juga digunakan untuk memfasilitasi KM. Infrastruktur TI
tersebut terdiri dari database-database dan warehouse-warehouse yang
menyimpan pengetahuan. Empat aspek penting yang perlu dipertimbangkan
dalam cara pandang infrastruktur teknologi informasi adalah reach, depth,
richness, dan aggregation.
Common knowledge merupakan kumulatif pengalaman-pengalaman di dalam
organisasi dalam memahami sebuah kategori pengetahuan dan aktivitas, dan
prinsip-prinsip organisasi yang mendukung komunikasi dan koordinasi. Common
knowledge dapat membantu meningkatkan nilai dari pengetahuan keahlian
individu dengan cara mengintegrasikan pengetahuannya dengan pengetahuan
orang lain.
Physical environment memiliki beberapa aspek penting, yaitu : lokasi, ukuran,
tipe kantor, jumlah dan sifat ruang pertemuan. Physical environment dapat
membantu perkembangan KM dengan cara menyediakan kesempatan bagi
karyawan untuk saling bertemu dan berbagi ide.
2.2.4 Knowledge Management Readiness
Menurut Holt (2000) definisi umum yang diberikan dalam literatur yang ada
dengan menggunakan kata ‘kesiapan’ adalah pra-kondisi yang diperlukan bagi
seseorang atau organisasi untuk berhasil dalam menghadapi perubahan organisasi.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
15
Universitas Indonesia
Sedangkan menurut Mohammadi et al (2009), KM readiness adalah kemampuan
sebuah organisasi , departemen atau kelompok kerja untuk secara sukses
mengadopsi, menggunakan, dan mengambil manfaat dari knowledge management.
Implementasi knowledge management membutuhkan perubahan di setiap
organisasi, serta perubahan sikap dan perilaku anggota organisasi (Siemieniuch
dan Sinclair, 2004). Holt (2007) mengatakan bahwa penilaian kesiapan
memungkinkan para pemimpin untuk mengidentifikasi gap antara keyakinan diri
mereka sendiri tentang knowledge management yang di usulkan dan keyakinan
anggota organisasi. Sehingga pada dasarnya, penilaian kesiapan organisasi dapat
menjadi panduan bagi para pemimpin pada saat membuat perencanaan dan
inisiatif knowledge management.
Rao M. (2005) menyatakan “Some analyst have classified companies into five
types depending on their level of KM readiness: not ready, preliminary (exploring
KM), ready (accepted), receptive (advocating and measuring), and optimal
(institutionalized).” Menurut Rao, beberapa analis sudah mengklasifikasi
perusahaan-perusahaan menjadi lima tipe level kesiapan KM, yaitu : Not ready,
Preliminary (exploring KM), Ready (accepted), Receptive (advocating and
measuring), and Optimal (institutionalized).
2.2.5 Knowledge Management Critical Success Factors (KMCSF)
Dalam melakukan penilaian kesiapan, terlebih dahulu organisasi perlu memahami
knowledge management seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan strategi
perusahaan sehingga implementasi knowledge management bisa diselesaikan.
Banyak perusahaan yang berusaha untuk melakukan inisiatif knowledge
management namun merasa tidak yakin mengenai pendekatan terbaik mana yang
sebaiknya diadopsi untuk organisasi (Moffet et al, 2002).
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang fokus kepada penyelidikan tentang
faktor-faktor apa saja yang dianggap penting serta menjadi kunci keberhasilan
dalam implementasi knowledge management. Beberapa penelitian mengenai
KMCSF adalah sebagai berikut:
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
16
Universitas Indonesia
1. KMCSF Mamaghani et al (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Mamaghani et al (2011) bertujuan untuk
menyelidiki faktor-faktor kesuksesan KM dari Iran Telecommunication Research
Center (ITRC) sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penilaian kesiapan KM.
Faktor-faktor kesuksesan KM diekstrasi dari tinjauan literatur penelitian
sebelumnya yang dilakukan antara tahun 1997 dan 2009. Selanjutnya hasil
ekstraksi divalidasi dan dianalisis dengan kuesioner melalui test binomial dan
persetujuan panel pakar. Pada penelitian tersebut terungkap bahwa terdapat dua
belas faktor kesuksesan KM, yaitu:
1. Knowledge strategy
2. Management support
3. Performance measurement
4. Organizational structure
5. Organizational learning
6. Financial Support
7. Organizational culture
8. Motivational encouragement
9. Communication and group working
10. Technical infrastructure
11. Integration of operations
12. Security
2. Ling C. N (2011)
Penelitian Ling C. N (2011) bertujuan untuk memahami dan mengenali tingkat
penerimaan KM dan CSF yang berkontribusi kepada kinerja bisnis diantara
perusahaan kecil dan menengah di Malaysia. Berdasarkan studi literatur maka
ditetapkan bahwa terdapat lima CSF yang dipertimbangkan sesuai dengan
penelitian. Kelima CSF tersebut kemudian diinvestigasi untuk melihat apakah
memiliki pengaruh kepada KM process (knowledge creation, knowledge transfer,
knowledge sharing, dan knowledge utilization) dari perusahaan kecil dan
menengah di Malaysia. Kelima CSF tersebut adalah :
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
17
Universitas Indonesia
1. Culture
2. Leadership
3. Employee participation
4. ICT
5. Organizational structure
3. Toloie A. dan Akbari A. (2011)
Toloie A. dan Akbari A. pada penelitiannya berusaha untuk mengidentifikasi dan
membuat prioritas faktor-faktor kritis kesuksesan implementasi Knowledge
Management pada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Untuk tahap awal,
identifikasi Critical Success Factors (CSF) dilakukan melalui studi literatur yang
berkaitan dengan KMCSF. Tahap kedua, CSF yang sudah didapat dari hasil
ekstraksi studi literatur kemudian dilakukan prioritisasi dengan menggunakan
teknik Analytical Network Process (ANP). Pada tahapan ini dilakukan
perbandingan antara faktor-faktor tersebut dan tinjauan dari para ahli di bidang
Knowledge Management, setelah itu dilanjutkan dengan prioritisasi. Hasilnya
berhasil diidentifikasi enam faktor yang merupakan faktor-faktor kritis
kesuksesan KM, yaitu:
1. Managerial factors
2. Cultural factors
3. IT infrastructure
4. Encouraging and supportive factors
5. Structural and processing factors
6. Strategic factors
4. KMCSF Valmohammadi C. (2010)
Penelitian Valmohammadi C. (2010) bertujuan untuk membantu organisasi-
organisasi di Iran khususnya perusahaan kecil dan menengah untuk
mengidentifikasi dan mencari prioritas dari Critical Success Factors (CSFs)
berdasarkan pandangan para ahli di Iran. Melalui studi komparatif terhadap
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan CSFs, berhasil di identifikasi dua
belas CSF. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan instrumen kuesioner untuk
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
18
Universitas Indonesia
mengumpulkan pandangan dari para ahli Knowledge Management untuk
mengetahui tingkatan kepentingan CSF dalam rangka mengadopsi KM.
Hasil penelitian mengidentifikasi dua belas CSF dengan urutan prioritasnya
adalah sebagai berikut:
1. Management leadership and support
2. Organizational culture
3. KM strategy
4. Removal of resource constraints
5. Processes and activities
6. Human resource management
7. Organizational infrastructure
8. Performance measurement
9. Training and education
10. Information technology
11. Rewarding and motivation
12. Benchmarking
5. KMCSF Wong K. Y. (2005)
Penelitian Wong K. Y (2005) ditujukan untuk mencari KMCSF bagi perusahaan
kecil dan menengah. Berdasarkan studi literatur dari tujuh penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan KMCSF serta penambahan beberapa faktor-faktor baru,
maka Wong menetapkan bahwa terdapat sebelas CSF yang sesuai bagi perusahaan
kecil dan menengah. Sebelas CSF tersebut adalah:
1. Management leadership and support
2. Culture
3. IT
4. Strategy and purpose
5. Measurement
6. Organizational infrastructure
7. Processes and activities
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
19
Universitas Indonesia
8. Motivational aids
9. Resources
10. Training and education
11. HRM
2.3 Penelitian Sejenis
Febyatmoko (2013) melakukan pengukuran tingkat kematangan KM di PT. XYZ
dengan menggunakan metodologi General Knowledge Management Maturity
Model (G-KMMM). Model G-KMMM tersebut menggunakan 5 aspek
pengukuran yaitu Culture, Strategy, Policy, Process, dan Technology. Model
tersebut terdiri dari 5 tingkat kematangan yaitu Initial, Aware, Defined, Managed,
dan Optimizing. Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang muncul dalam penerapan Knowledge Management di
PT. XYZ yaitu pada tingkat berapa kematangan knowledge management pada
organisasi dan rekomendasi strategi apa sajakah yang bisa diberikan untuk
meningkatkan tingkat kematangan tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran
didapatkan bahwa aspek Culture telah mencapai level kematangan 3, aspek
Strategy pada level kematangan 3, aspek Policy pada level kematangan 2, aspek
Process pada level kematangan 2, dan aspek Technology pada level kematangan
3.
Penelitian selanjutnya adalah Mulyono (2011). Peneliti melakukan analisis
pengukuran tingkat kesiapan implementasi KM di tempatnya bekerja, yaitu
dengan cara membandingkan 17 penelitian terdahulu tentang KMCSF lalu
memetakan nya menjadi sebuah KMCSFs yang sesuai dengan organisasi tempat
studi kasus. Pengukuran menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan dari 10
aspek dengan jawaban terdiri dari persepsi kondisi saat ini (Effectiveness) dan
tingkat kepentingan untuk masa depan perusahaan (Important). Penilaian masing-
masing pertanyaan berdasarkan skala linkert dari Impact of Event Scale (IES)
yang validitas dan reliabilitasnya diukur menggunakan SPSS V.16
Metode pengukuran tingkat kesiapan implementasi KM dengan cara
menjumlahkan bobot setiap jawaban untuk mendapatkan nilai rata-rata per
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
20
Universitas Indonesia
indikator kemudian dihitung nilai rata-rata untuk tiap aspek. Untuk mengukur
kesiapan KM, Mulyono menggunakan skala berdasarkan KM readiness level.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata kesiapan organisasi yang diukur
mencapai level 2.16 yang berarti baru mencapai tingkat Preliminary.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
21 Universitas Indonesia
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi riset
Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan organisasi dalam
menerapkan Knowledge Management. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian studi kasus, dimana dilakukan pengukuran terhadap aspek-aspek yang
dianggap sebagai faktor penting keberhasilan KM di perusahaan. Pengukuran
aspek dilakukan terhadap kondisi praktik saat ini dan tingkat kepentingan masa
depan perusahaan, dengan begitu maka akan dapat diidentifikasi kesenjangan
antara efektifitas kondisi aspek saat ini dengan kepentingan organisasi di masa
yang akan datang. Setelah mengetahui aspek mana saja yang memiliki
kesenjangan yang besar, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan
inisiatif yang dianggap perlu untuk meningkatkan aspek yang memiliki tingkatan
kesiapan rendah atau belum siap.
3.2 Kerangka Pikir
Gambar 3.1 menampilkan uraian kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian
Faktor pengukuran kesiapan KM pada PT. XYZ
Level kesiapan KM
Pengukuran level kesiapan
KM dan Analisis
kesenjangan
KM Infrastruktur Fernandez (2004)
KMCSF yang didapat dari: 1. Mamaghani et al (2011) 2. Ling C.N.(2011) 3. Toloie A. dan Akbari A. (2011) 4. Valmohammadi C. (2010) 5. Wong K. Y. (2005)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan KMCSF (Knowledge
Management Success Factor) dari lima penelitian tentang KMCSF yang pernah
dilakukan, yaitu Mamaghani et al (2011), Ling C. N (2011), Toloie A. dan Akbari
A. (2005), Valmohammadi C. (2010), dan Wong K. Y. (2005), serta komponen-
komponen pada infrastruktur KM Fernandez (2004). Dari pengumpulan KMCSF
dan komponen-komponen infrastruktur, lalu di lakukan pemetaan dan
pengelompokkan berdasarkan kesamaan maksud atau makna. Hasil
pengelompokkan tersebut, kemudian diurutkan atau di ranking berdasarkan
kuantitas faktor yang paling banyak tampil. Setelah itu diajukan kepada pihak
manajemen perusahaan untuk melihat kesesuaian dengan tujuan perusahaan yang
ada. Berdasarkan persetujuan manajemen perusahaan, maka faktor-faktor tersebut
akan menjadi variabel atau aspek yang digunakan sebagai alat ukur penelitian.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan level kesiapan KM. Setelah menentukan
level kesiapan KM, maka dilanjutkan pengukuran level kesiapan dan analisis
kesenjangan. Pengukuran menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat
berdasarkan variabel penelitian yang telah disetujui. Kuesioner tersebut kemudian
dibagikan kepada para responden yang hasilnya dianalisis untuk diuji tingkat
validitas dan reliabilitas terhadap pernyataan-pernyataan di dalamnya.
Berdasarkan pengujian tersebut ditentukan pernyataan-pernyataan yang valid dan
dapat dipercaya untuk selanjutnya digunakan sebagai kuesioner kesiapan
implementasi knowledge management pada PT. XYZ. Data hasil kuesioner
kesiapan implementasi knowledge management selanjutnya dianalisis
menggunakan KM readiness level (Rao, 2005), sehingga dapat diidentifikasi
tingkat kesiapan perusahaan.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
23
Universitas Indonesia
3.3 Tahapan Penelitian
Gambar 3.2 memperlihatkan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian
Merumuskan permasalahan
Studi literatur
Penentuan instrumen penelitian
Rancangan Kuesioner
Kuesioner KM Readiness pada PT. XYZ
Uji Validitas dan Reabilitas
Analisis data hasil kuesioner
Hasil analisis dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
24
Universitas Indonesia
Detail penjelasan tiap langkah pada gambar 3.2 akan dijelaskan melalui poin-poin
dibawah ini:
1. Merumuskan permasalahan
Pada tahapan ini dilakukan wawancara informal dengan para karyawan dan
observasi mengenai permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan sehingga
dapat dirumuskan permasalahan penelitian.
2. Studi Literatur
Tahapan studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan informasi teori serta
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
3. Penentuan instrumen penelitian
Tahapan penentuan instrumen penelitian terdiri dari pemetaan KMCSF
berdasarkan kesamaan maksud, membuat urutan dari banyaknya kuantitas
faktor yang paling banyak tampil, dan meminta masukan dan persetujuan dari
pihak manajemen perusahaan mengenai faktor-faktor tersebut sehingga dapat
dijadikan sebagai variabel penelitian atau aspek penelitian.
4. Rancangan Kuesioner
Pada tahapan ini akan dilakukan perancangan kuesioner berdasarkan aspek
penelitian. Masing-masing aspek yang sudah ditetapkan, kemudian dibuat
butir-butir pernyataan(item). Kuesioner yang sudah dibuat selanjutnya
diserahkan kepada para sampel responden. Sampel responden merupakan
karyawan perusahaan PT. XYZ (jumlah 10 responden).
5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil dari kuesioner kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui bahwa butir-butir pernyataan untuk pengukuran
memang benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan uji
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
25
Universitas Indonesia
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa item-item dalam kuesioner
reliabel untuk digunakan dan mudah dipahami oleh para responden. Pengujian
diolah dengan menggunakan Software Statistical Package For Social Science
(SPSS) versi 21, untuk uji validitas menggunakan korelasi Bivariate Pearson
(Produk Momen Pearson), sedangkan uji reliabilitas menggunakan metode
perhitungan Cronbach’s Alpha.
6. Kuesioner Knowledge Management Readiness pada PT. XYZ
Kuesioner kesiapan implementasi knowledge management pada PT. XYZ
dirancang berdasarkan item-item yang sudah dinyatakan valid dan reliable
berdasarkan uji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Kuesioner kemudian
dibagikan kepada seluruh karyawan PT. XYZ dan jawaban dari kuesioner
selanjutnya dianalisis datanya untuk mengidentifikasi tingkat kesiapan
perusahaan.
7. Analisis data hasil kuesioner
Dari jawaban para responden terhadap kuesioner kesiapan implementasi
Knowledge Management pada PT. XYZ, datanya kemudian diolah
menggunakan analisis statistik. Analisis dilakukan pada setiap variabel
penelitian untuk mendapatkan tingkat kesiapan perusahaan dalam
implementasi Knowledge Management.
8. Hasil analisis dan pembahasan
Pada tahapan ini disajikan hasil penelitian. Masing-masing pengukuran baik
effectiveness dan important untuk tiap aspek ditampilkan dengan diagram bar.
Untuk keseluruhan dimensi Knowledge Management, dilakukan dengan
menghitung rata-rata dari seluruh aspek penelitian. Hasilnya kemudian
ditampilkan dalam bentuk radar chart.
9. Kesimpulan dan Saran
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
26
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dibuat kesimpulan.
Poin-poin kesimpulan berisi jawaban dari pertanyaan penelitian yaitu tingkat
kesiapan perusahaan. Apabila ditemukan aspek yang belum mencapai pada
tingkatan siap maka akan diberikan saran-saran mengenai hal-hal apa sajakah
yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengeliminasi
kesenjangan pada aspek tersebut.
3.4 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden
yaitu jawaban yang didapat dari kuesioner yang diberikan kepada responden
penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui studi literatur dan
dokumentasi perusahaan seperti tugas pokok, fungsi organisasi, serta peraturan-
peraturan organisasi.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
27 Universitas Indonesia
BAB 4 PERANCANGAN INSTRUMEN PENELITIAN
4.1 Pemetaan Knowledge Management Readiness
Dalam penelitian ini, perancangan instrumen penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan KMCSF (Knowledge Management Success Factor) dari lima
penelitian tentang KMCSF yang sudah pernah dilakukan , yaitu : penelitian
Mamaghani et al (2011), Ling C. N. (2011), Toloie A dan Akbari A. (2011),
Valmohammadi C. (2005), dan Wong K.Y. (2005), serta komponen-komponen
pada infrastruktur KM Fernandez (2004). Detail KMCSF untuk masing-masing
sumber dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 KMCSF
Mamaghani ef al (2011) Ling C.N. (2011)
1. Knowledge Strategy 1. Culture
2. Management Support 2. Leadership
3. Performance Measurement 3. Employee participation
4. Organizational Structure 4. ICT
5. Organizational learning 5. Organizational Structure
6. Financial support
7. Organizational culture
8. Motivational encouragement
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
28
Universitas Indonesia
9. Communication and Group
working
10. Technical infrastructure
11. Integration of Operation
12. Security
Toloie A. dan Akbari A. (2011) Valmohammadi C. (2010)
1. Managerial factors 1. Management leadership and
support
2. Cultural factors 2. Organizational culture
3. IT infrastructure 3. KM strategy
4. Encouraging and supportive factors 4. Removal of resource constraints
5. Structural and processing factors 5. Processes and activities
6. Strategic factors 6. Human resource management
7. Organizational infrastructure
8. Performance measurement
9. Training and education
10. Information technology
11. Rewarding and motivation
12. Benchmarking
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
29
Universitas Indonesia
Wong K. Y. (2005) KM Infrastruktur Fernandez (2004)
1. Management leadership and support
1. Organization culture
2. Culture 2. Organization structure
3. Information technology 3. Information Technology
infrastructure
4. Strategy and Purpose 4. Common knowledge
5. Measurement 5. Physical environment
6. Organizational infrastructure
7. Processes and activities
8. Motivational aids
9. Resources
10. Training and education
11. HRM
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa KMCSF Mamaghani et al (2011) terdiri
dari dua belas faktor, KMCSF Ling C. N. (2011) terdiri dari lima faktor, KMCSF
Toloie A. dan Akbari A. (2011) terdiri dari enam faktor, KMCSF Valmohammadi
C (2010) terdiri dari dua belas faktor, dan KMCSF Wong K. Y. terdiri dari
sebelas faktor. Sedangkan KM infrastruktur Fernandez (2004) terdiri dari lima
komponen.
Dari jumlah keseluruhan lima puluh satu faktor tersebut, kemudian diidentifikasi
faktor-faktor mana yang memiliki kesamaan maksud atau makna. Proses
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
30
Universitas Indonesia
identifikasi dilakukan dengan cara memetakan KMCSF, apabila ditemukan
kesamaan maksud atau makna maka akan digabung menjadi satu faktor.
Berdasarkan pemetaan dihasilkan usulan faktor yang terdiri dari: Strategy,
Organization, Culture, IT, Motivation, Human Resources, dan Process (lebih
lengkap mengenai pemetaan KMCSF dapat dilihat pada lampiran 1). Setelah
melakukan pemetaan dan menghasilkan usulan faktor, maka pemetaan dan usulan
faktor tersebut kemudian diajukan kepada manajemen untuk memperoleh
masukan serta melihat kesesuaian faktor dengan kondisi organisasi. Berdasarkan
rekomendasi manajemen, tidak terdapat perubahan faktor dari yang diusulkan dan
ditetapkan bahwa faktor penilaian pengukuran tingkat kesiapan implementasi
knowledge management pada PT. XYZ menggunakan tujuh faktor seperti
dibawah ini:
Tabel 4.2 Tabel Faktor Penilaian KM Readiness PT. XYZ
NO. FAKTOR
1 Strategy
2 Organization
3 Culture
4 IT
5 Motivation
6 Human Resources
7 Process
Dengan telah ditentukannya faktor yang menjadi penilaian pengukuran, maka
selanjutnya adalah membuat instrumen penilaian yang dibuat menggunakan
metode analisis gap Taylor dan Schellenberg (Taylor dan Schellenberg, 2008).
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
31
Universitas Indonesia
Pada bagian pertama adalah Effectiveness untuk mengukur kondisi saat ini,
kemudian bagian kedua adalah Important untuk mengukur seberapa penting
pertanyaan pada kuesioner terhadap kemajuan lembaga XYZ di masa mendatang.
Penskoran masing-masing bagian dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang
menggunakan skala dari The Impact of Event Scale-Revised (IES-R; Weiss &
Marmar,1997):
Tabel 4.3 Scoring Kuesioner
Dengan tabel scoring diatas, maka akan didapatkan analisis kesenjangan antara
kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang akan dicapai. Berdasarkan faktor-faktor
penilaian yang sudah ditentukan sebelumnya maka variabel-variabel yang
digunakan sebagai parameter penelitian adalah:
1. Aspek Strategy
Individu di dalam perusahaan memahami definisi dan manfaat dari
Knowledge Management dan kontribusi-nya bagi peningkatan daya saing
perusahaan. Perencanaan strategis Knowledge Management di dalam
perusahaan tercermin di dalam visi, misi, dan tujuan perusahaan.
2. Aspek Organization
Infrastruktur organisasi yang tepat merupakan salah satu aspek penting
dalam implementasi Knowledge Management. Hal ini menyiratkan
kebutuhan tentang perlu adanya sejumlah peran-peran atau tim yang
berfungsi memungkinkan berjalannya knowledge management. Peran atau
tim dapat saja ditujukan kepada sumber daya yang sudah ada misalnya
kepada divisi TI atau HR. Selain itu, besarnya organisasi juga menentukan
proses knowledge management, jika struktur organisasi ramping maka
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
32
Universitas Indonesia
akan memudahkan bagi individu untuk berkomunikasi dan berbagi
pengetahuan baik hubungan secara vertikal maupun horizontal.
3. Aspek Culture
Budaya organisasi menentukan keyakinan, nilai-nilai, norma, dan sosial
yang mengarahkan bagaimana cara individu bertindak dan berperilaku di
dalam organisasi. Budaya organisasi yang perlu untuk diperhatikan adalah
perilaku mencari pengetahuan baru dan best practice, dokumentasi
pengetahuan yang dimiliki, berbagi pengetahuan, dan bekerja sama.
4. Aspek Technology
Kemampuan teknologi sudah berkembang dari yang tadinya merupakan
arsip statis informasi menjadi media penghubung antara manusia dan
informasi juga manusia dan manusia. Teknologi memungkinkan
pencarian informasi secara massal, akses, dan penerimaan informasi.
Namun, TI hanyalah alat dan bukan sebuah solusi akhir. (Wong, 2005)
Aspek ini berkaitan dengan tersedianya fasilitas TI di perusahaan untuk
berbagi pengetahuan, individu merasa nyaman, terbiasa menggunakannya
serta memperoleh manfaat dan pada akhirnya menunjang kegiatan
perusahaan.
5. Aspek Motivation
Suksesnya implementasi knowledge management membutuhkan peran
serta aktif karyawan. Agar karyawan bersedia melaksanakan aktivitas
knowledge management atas dasar keinginan pribadi, maka perlu untuk di
motivasi. Motivasi tersebut diantaranya adalah adanya insentif dan
penghargaan sehingga merangsang individu untuk belajar, berbagi dan
menerapkan pengetahuan.
6. Aspek Process
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
33
Universitas Indonesia
Proses knowledge management mengacu kepada sesuatu yang bisa
diselesaikan dengan menggunakan pengetahuan, aktivitas tersebut adalah
penciptaan, penyimpanan, berbagi, dan menggunakan pengetahuan.
Pelaksanaan aktivitas tersebut kemudian di fasilitasi oleh perusahaan
sehingga memungkinkan adanya siklus pengetahuan dalam kegiatan
perusahaan.
7. Aspek Human Resources
Menurut Davenport dan Volpel (Davenport dan Vopel, 2001) ”Managing
knowledge is managing people, and managing people is managing
knowledge” . Sumber daya manusia merupakan faktor penting kesuksesan
knowledge management. Pengelolaan sumber daya manusia berkaitan
dengan pengetahuan perusahaan, secara vital dapat dilakukan melalui
fokus pada area perekrutan karyawan, pengembangan individu, dan retensi
karyawan (Wong, 2005). Melalui perekrutan yang efektif, maka
pengetahuan yang diperlukan namun tidak dimiliki perusahaan dapat
dibawa masuk kedalam perusahaan. Pengembangan individu perlu
dilakukan secara berkesinambungan agar setiap individu dapat
menghasilkan kontribusi yang maksimal untuk perusahaan. Sedangkan
Retensi karyawan adalah melalui upaya tindakan pencegahan agar
karyawan yang memiliki pengetahuan tetap bertahan sehingga
pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan tidak hilang jika individu
tersebut meninggalkan perusahaan.
4.2 Tingkat Kesiapan KM
Setelah ditentukan variabel penelitian, langkah selanjutnya adalah menentukan
Knowledge Management Readiness Level untuk masing-masing aspek.
Penyusunan dilakukan dengan pemetaan berdasarkan referensi tingkat kesiapan
dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu : Rao (2005), Mulyono S. (2011), dan
Septina A. (2013).
1. KM Readiness Level menurut Rao (2005)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Level Nama Level Karakteristik
1 Not Ready/ Tidak Siap Belum adanya pemahaman mengenai Knowledge Management.
Belum adanya pemahaman mengenai visi dan misi dari Knowledge Management.
Tidak menggambarkan fenomena atau permasalahan Knowledge Management.
2 Preliminary (exploring KM)/ awal menjelajahi knowledge management
Organisasi sudah mengenal pentingnya kegiatan Knowledge Management.
Proses dalam organisasi sudah menggambarkan kegiatan Knowledge Management.
Sudah terdapat individu yang menggalakkan Knowledge Management System.
3 Ready (accepted)/ siap (diterima)
Sudah stabil dan individu dalam organisasi sudah mempraktikan aktivitas yang efektif untuk mendukung Knowledge Management.
Kegiatan KM sudah dilaksanakan setiap waktu di setiap kegiatan pekerjaan.
Kegiatan KM sudah dapat ditemukan pada setiap individu.
Sudah ada sistem pendokumentasian.
4 Receptive (advocating and measuring)/ Reseptif (advokasi dan pengukuran)
Sudah adanya efisiensi dari KM
Kegiatan-kegiatan yang ada pada level 3 dilanjutkan dan sudah dihasilkan suatu standar dan aturan
5 Optimal (Institutionalized KM) / Optimal
Organisasi telah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan fleksibel terhadap syarat-syarat yang ditentukan untuk mencapai KM readiness.
Sumber : Rao (2005) yang telah diolah kembali
2. Mulyono S. (2011)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
35
Universitas Indonesia
LEVEL NAMA LEVEL/
SKALA ASPEK KARAKTERISTIK
1 Not Ready/
1
Strategy Organisasi tidak memiliki keinginan
dan motivasi yang kuat untuk
menerapkan KM
Culture Budaya organisasi sama sekali tidak
mendukung Knowledge Management
dan tidak menunjukkan adanya
kegiatan knowledge.
Organization Struktur organisasi tidak
memungkinkan untuk membentuk
tim dari berbagai departemen
Measures Tidak adanya penilaian terhadap
kontribusi pengetahuan bagi
organisasi
Motivation and
Reward
Tidak adanya keinginan dan
penghargaan bagi pegawai untuk
saling berbagi pengetahuan
Technology
Infrastructure
Tidak adanya dukungan teknologi
seperti penggunaan ICT, internet dan
intranet
Process Tidak ada proses knowledge yang
terjadi di dalam organisasi
Human
Resources
Sedikitnya keahlian yang dimiliki oleh
individu dan organisasi
Leadership Kepemimpinan dalam organisasi tidak
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
36
Universitas Indonesia
dapat menerima adanya perubahan
Learning Tidak adanya proses learning dalam
organisasi dan individu dalam
organisasi
2 Preliminary/
2
Strategy Organisasi sudah memiliki keinginan
dan motivasi untuk menerapkan KM
Culture Budaya organisasi sudah mulai
menunjukkan kegiatan knowledge,
seperti adanya budaya bekerja sama.
Organization Struktur organisasi sudah
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM
Measures Sudah adanya penilaian terhadap
kontribusi pengetahuan bagi
organisasi
Motivation and
Reward
Adanya penghargaan bagi karyawan
yang melakukan aktivitas knowledge
yang ada bagi organisasi
Technology
Infrastructure
Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT sudah ada, tetapi
fasilitas internet dan intranet belum
ada
Process Proses knowledge sudah terlihat
dalam organisasi, seperti adanya
kegiatan-kegiatan menambah
pengetahuan dan transfer knowledge.
Human Keahlian yang dimiliki oleh individu
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Resources dan pengetahuan organisasi sudah
mulai bertambah
Leadership Kepemimpinan dalam organisasi
sedikitnya sudah mulai menerima
adanya perubahan
Learning Proses learning dalam organisasi dan
individu dalam organisasi sudah mulai
ada dan terjadi
3 Ready/
3
Strategy Organisasi sudah memiliki strategi,
keinginan dan motivasi yang kuat
untuk menerapkan Knowledge
Management
Culture Budaya organisasi sudah
menunjukkan kegiatan knowledge,
seperti adanya budaya bekerja sama
dan sharing knowledge
Organization Struktur organisasi yang ada
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM dari berbagai unit dan
sharing knowledge dapat dilakukan
dengan mudah baik secara vertikal
maupun horizontal
Measures Adanya penilaian terhadap kontribusi
pengetahuan bagi organisasi secara
berkala
Motivation and
Reward
Adanya penghargaan bagi karyawan
yang melakukan aktivitas knowledge
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
38
Universitas Indonesia
Technology
Infrastructure
Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT, fasilitas internet dan
intranet sudah ada.
Procesess Proses knowledge sudah terjadi dalam
organisasi, seperti adanya kegiatan-
kegiatan rutin menambah
pengetahuan dan transfer knowledge.
Human
Resources
Keahlian yang dimiliki oleh individu
sudah memadai, beragam, dan sudah
terdokumentasi
Leadership Kepemimpinan dalam organisasi
sudah dengan mudah dan dukungan
dalam menerima adanya perubahan
Learning Proses learning dalam organisasi dan
individu dalam organisasi sudah
terjadi dalam kegiatan sehari-hari
4 Receptive/
4
Strategy Semua karakteristik pada semua
dimensi sudah sangat mendukung
diterapkannya KM. Kegiatan-kegiatan
yang sudah terjadi pada level 3 telah
dilaksanakan secara efisien serta
sudah ada aturan dan standar yang
dibuat untuk mengatur kegiatan KM
Culture
Organization
Measures
Motivation and
Reward
Technology
Infrastructure
Processes
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
39
Universitas Indonesia
Human
Resources
Leadership
Learning
5 Optimal/
5
Strategy Organisasi sudah memiliki
kemampuan beradaptasi dan fleksibel
terhadap syarat-syarat yang
ditetapkan untuk mencapai kesiapan
KM di mana kondisi kesiapan sudah
terpenuhi seluruhnya pada semua
dimensi.
Culture
Organzation
Measures
Motivation and
Reward
Technology
Infrastructure
Processes
Human
Resources
Leadership
Learning
Sumber : Mulyono (2011)
3. Septina A. (2013)
Level Nama Level Karakteristik
1 Not Ready Belum adanya pemahaman mengenai Knowledge Management.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Belum adanya pemahaman mengenai visi dan misi dari Knowledge Management.
Tidak menggambarkan fenomena atau permasalahan Knowledge Management.
2 Preliminary Organisasi sudah mengenal pentingnya kegiatan Knowledge Management.
Proses dalam organisasi sudah menggambarkan kegiatan Knowledge Management.
Sudah terdapat individu yang menggalakkan Knowledge Management System.
3 Ready Sudah stabil dan individu dalam organisasi sudah mempraktikan aktivitas yang efektif untuk mendukung Knowledge Management.
Kegiatan KM sudah dilaksanakan setiap waktu di setiap kegiatan pekerjaan.
Kegiatan KM sudah dapat ditemukan pada setiap individu.
Sudah ada sistem pendokumentasian.
4 Receptive Sudah adanya efisiensi dari KM
Kegiatan-kegiatan yang ada pada level 3 dilanjutkan dan sudah dihasilkan suatu standar dan aturan
5 Optimal Organisasi telah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan fleksibel terhadap syarat-syarat yang ditentukan untuk mencapai KM readiness.
Sumber : Septina A. (2013)
Tabel 4.4 menunjukkan tingkat kesiapan PT. XYZ yang mengadopsi dari
beberapa penelitian sebelumnya. Terdapat lima level yang digunakan dalam
melakukan pengukuran yaitu: Not Ready, Preliminary, Ready, Receptive, dan
Optimal. Penggunaan skala interval untuk menentukan level kesiapan mengacu
pada perhitungan Cobit v 4.1.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
41
Universitas Indonesia
Tabel 4.4 Knowledge Management Readiness Level PT. XYZ
LEVEL NAMA LEVEL/
SKALA ASPEK KARAKTERISTIK
1 Not Ready/
(0 – 0,50)
Strategy Organisasi tidak memiliki
keinginan dan motivasi yang kuat
untuk menerapkan KM
Belum ada pemahaman individu
dalam organisasi terhadap KM
dan tidak mengetahui manfaat
KM
Organization Struktur organisasi tidak
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM
Culture Budaya organisasi sama sekali
tidak mendukung Knowledge
Management dan tidak
menunjukkan adanya kegiatan
knowledge.
Technology Tidak adanya dukungan teknologi
seperti penggunaan ICT, internet
dan intranet
Motivation Tidak adanya keinginan dan
penghargaan bagi pegawai untuk
saling berbagi pengetahuan
Process Tidak ada proses knowledge yang
terjadi di dalam organisasi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Human
Resources
Sedikitnya keahlian yang dimiliki
oleh individu dan organisasi
2 Preliminary/
(0,51 – 1,50)
Strategy Organisasi sudah memiliki
keinginan dan motivasi untuk
menerapkan KM
Organisasi sudah mengenal
pentingnya kegiatan Knowledge
Management.
Organization Struktur organisasi sudah
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM
Culture Budaya organisasi sudah mulai
menunjukkan kegiatan
knowledge, seperti adanya budaya
bekerja sama.
Technology Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT sudah ada, tetapi
fasilitas internet dan intranet
belum ada
Motivation Adanya penghargaan bagi
karyawan yang melakukan
aktivitas knowledge yang ada bagi
organisasi
Process Proses knowledge sudah terlihat
dalam organisasi, seperti adanya
kegiatan-kegiatan menambah
pengetahuan dan transfer
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
43
Universitas Indonesia
knowledge.
Human
Resources
Keahlian yang dimiliki oleh
individu dan pengetahuan
organisasi sudah mulai bertambah
3 Ready/
(1,51 – 2,50)
Strategy Organisasi sudah memiliki
strategi, keinginan dan motivasi
yang kuat untuk menerapkan
Knowledge Management
Organization Struktur organisasi yang ada
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM dari berbagai unit
dan sharing knowledge dapat
dilakukan dengan mudah baik
secara vertikal maupun horizontal
Culture Budaya organisasi sudah
menunjukkan kegiatan knowledge
sudah dilakukan setiap waktu dan
setiap pekerjaan, seperti adanya
budaya bekerja sama dan sharing
knowledge
Technology Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT, fasilitas internet
dan intranet sudah ada.
Motivation Adanya penghargaan bagi
karyawan yang melakukan
aktivitas knowledge
Process Proses knowledge sudah terjadi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
44
Universitas Indonesia
dalam organisasi pada setiap
kegiatan pekerjaan, seperti
adanya kegiatan-kegiatan
menambah pengetahuan dan
transfer knowledge.
Human
Resources
Keahlian yang dimiliki oleh
individu sudah memadai,
beragam, dan sudah
terdokumentasi
4 Receptive/
(2,50 – 3,51)
Strategy Organisasi sudah memiliki
strategi, keinginan dan motivasi
yang kuat untuk menerapkan
Knowledge Management dan
sudah dibuat dalam suatu aturan
dan standar
Organization Struktur organisasi yang ada
memungkinkan untuk membentuk
tim khusus KM dari berbagai unit
dan sharing knowledge dapat
dilakukan dengan mudah baik
secara vertikal maupun
horizontal, serta sudah tercantum
di dalam aturan organisasi
Culture Budaya organisasi sudah
dilakukan secara efisien dan
budaya kerjasama serta sharing
knowledge sudah diatur dalam
peraturan organisasi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
45
Universitas Indonesia
Technology Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT, fasilitas internet
dan intranet sudah ada dan
mendukung proses knowledge,
sudah ada katalogisasi dan
prosedur pengarsipan yang
tercantum dalam aturan
organisasi, adanya pengamanan
terhadap teknologi informasi
yang dilengkapi prosedur
keamanan yang berkaitan dengan
data dan informasi yang
tercantum dalam aturan di
organisasi.
Motivation Ada penghargaan bagi karyawan
yang melakukan aktivitas
knowledge dan sudah dibuat
dalam aturan organisasi
Process Proses knowledge sudah terjadi
dalam organisasi pada setiap
kegiatan pekerjaan dan tercantum
dalam aturan organisasi, seperti
adanya kegiatan-kegiatan
menambah pengetahuan dan
transfer knowledge.
Human
Resources
Keahlian yang dimiliki oleh
individu sudah memadai,
beragam, dan sudah
terdokumentasi. Pengetahuan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
46
Universitas Indonesia
yang dimiliki organisasi dapat
meningkatkan efisiensi proses
dalam organisasi, sudah ada
aturan dan standar untuk
peningkatan skill staf.
5 Optimal
(3,51 – 4)
Strategy Organisasi memiliki strategi,
keinginan dan motivasi yang kuat
untuk menerapkan Knowledge
Management dan sudah dibuat
dalam suatu aturan dan standar
serta sudah terlaksana dengan
baik.
Organization Struktur organisasi yang ada
mampu untuk membentuk tim
khusus KM dari berbagai unit dan
sharing knowledge dapat
dilakukan dengan mudah baik
secara vertikal maupun
horizontal, serta sudah tercantum
di dalam aturan organisasi dan
sudah terlaksana dengan baik.
Culture Budaya organisasi sudah
dilakukan secara efisien, budaya
kerjasama dan sharing knowledge
sudah diatur dalam peraturan
organisasi, serta sudah berjalan
dengan baik.
Technology Dukungan teknologi seperti
penggunaan ICT fasilitas internet
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
47
Universitas Indonesia
dan intranet canggih mendukung
proses knowledge sudah berjalan
dengan baik, sudah ada
katalogisasi dan prosedur
pengarsipan, manajemen
dokumen yang tercantum dalam
aturan organisasi, adanya
pengamanan terhadap teknologi
informasi yang dilengkapi
prosedur keamanan yang
berkaitan dengan data dan
informasi dan tercantum dalam
aturan di organisasi dan sudah
berjalan dengan baik.
Motivation Ada penghargaan bagi karyawan
yang melakukan aktivitas
knowledge yang tercantum dalam
aturan organisasi dan sudah
berjalan dengan baik
Process Proses knowledge sudah terjadi
dalam organisasi pada setiap
kegiatan pekerjaan dan tercantum
dalam aturan organisasi, seperti
adanya kegiatan-kegiatan
menambah pengetahuan dan
transfer knowledge dan sudah
berjalan dengan baik.
Human
Resources
Keahlian yang dimiliki oleh
individu sudah memadai,
beragam, dan sudah
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
48
Universitas Indonesia
terdokumentasi. Pengetahuan
yang dimilik organisasi dapat
meningkatkan efisiensi proses
dalam organisasi, sudah ada
aturan dan standar untuk
peningkatan skill staf dan sudah
terlaksana dengan baik.
4.3 Kisi-kisi instrumen Knowledge Management Readiness
Berdasarkan penjelasan dari variable-variabel instrumen penelitian, maka
selanjutnya dapat dibuat kisi-kisi instrumen penelitian. Berikut penjelasan kisi-
kisi instrumen penelitian.
4.3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini (lebih
lengkap mengenai item instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 2
rancangan penelitian):
Tabel 4.5 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian
DIMENSI INDIKATOR NOMOR ITEM INSTRUMEN
Strategy
Memiliki pemahaman mengenai pentingnya Knowledge Management 1,2
Perusahaan memiliki strategi dan inisiatif dalam penerapan Knowledge Management
3,4,5,6
Adanya kebutuhan pengelolaan pengetahuan 7
Ada pengukuran terhadap penerapan knowledge management 8,9
Dukungan dari manajemen dalam knowledge sharing
10,11
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Organization
Adanya kemudahan bagi karyawan untuk berkomunikasi dan mengeluarkan ide
12,13
Pembentukan tim yang bertugas mendukung penerapan Knowledge Management
14
Adanya upaya untuk peningkatan pengetahuan pegawai 15,16,17,18,19
Penyediaan tempat yang kondusif untuk berbagi pengetahuan 20
Setiap karyawan mengetahui peta penyimpanan pengetahuan 21
Culture
Adanya budaya untuk menyimpan dan berbagi pengetahuan 22,23,24,25
Adanya perilaku bekerja sama dan saling berkomunikasi 26,27,28
Adanya peran serta karyawan untuk berbagi pengetahuan dan belajar 29,30,31
Technology
Terbiasa menggunakan TI untuk berbagi pengetahuan 32,33,34
Penyediaan fasilitas TI dalam pengelolaan pengetahuan 35,36,37,38
TI memungkinkan karyawan untuk berbagi pengetahuan tanpa dibatasi jarak dan waktu
39,40,41
Motivation
Ada monitoring dan penghargaan terhadap peran aktif karyawan dalam penerapan knowledge management
42,43,44
Pemahaman mengenai manfaat berbagi pengetahuan 45,46,47,48
Process
Perusahaan memfasilitasi proses peningkatan pengetahuan karyawan 49,50,51,52
Adanya proses menciptakan dan berbagi pengetahuan antar karyawan 53,54,55
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
50
Universitas Indonesia
dalam bekerja
Perusahaan aktif menggunakan pengetahuan dalam proses menghasilkan produk atau jasa
56,57,58
Human Resources
Adanya inisiatif untuk meningkatkan pengetahuan perusahaan melalui perekrutan karyawan
59,60,61,62
Perusahaan membuka kesempatan peningkatan karier dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi karyawan
63
Sumber daya yang merata 64,65
4.4 Perancangan Kuesioner
Perancangan pertanyaan kuesioner dibuat berdasarkan indikator-indikator dari
variabel instrumen penelitian yang telah ditentukan pada kisi-kisi instrumen
penelitian. Kuesioner yang dibuat terdiri dari 65 pertanyaan yang terbagi atas
aspek Strategy, Organization, Culture, Technology, Motivation, Process, dan
Human Resources. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 2.
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah merancang kuesioner, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa item pengukuran tersebut
memang mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dapat diketahui
dengan cara menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing
pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi Product
Moment Pearson. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah
item-item tersebut reliable untuk digunakan, mudah dipahami, dan ditafsirkan
oleh responden.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
51
Universitas Indonesia
Pengujian validitas dan reliabilitas diolah dengan menggunakan Software
Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 21. Uji validitas dan
reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 10 responden yang merupakan karyawan
PT. XYZ. Untuk uji validitas, apabila hasil uji diperoleh r hitung lebih besar dari
r tabel (sebesar 0,707) dengan selang kepercayaan 95% atau tingkat toleransi
kesalahan sebesar 5%, maka pernyataan kuesioner dinyatakan valid dan dapat
digunakan. Uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Dari
hasil uji validitas ditemukan tiga belas item tidak valid (lebih lengkap dapat
dilihat pada lampiran 5).
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Item-item yang dinyatakan tidak valid pada
uji validitas tidak di ikut sertakan dalam pengujian ini. Uji reliabilitas dilakukan
menggunakan metode perhitungan Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas
diperoleh bahwa untuk bagian effectiveness memiliki nilai reliabilitas sebesar
0,992 artinya reliable. Sedangkan bagian important memiliki nilai reliabilitas
sebesar 0,994 artinya reliable (lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7).
4.6 Pembentukan Kuesioner KM Readiness
Setelah seluruh item melewati uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya
menyusun kuesioner yang digunakan untuk pengukuran tingkat kesiapan
implementasi knowledge management. Kuesioner terdiri dari 52 item yang
diajukan kepada responden. Masing-masing item berdasarkan aspek adalah : 7
item untuk aspek Strategy, 9 item untuk aspek Organizational, 7 item untuk aspek
Culture, 9 item untuk aspek Technology, 5 item untuk aspek Motivation, 10 item
untuk aspek Process, dan 5 item untuk aspek Human Resources
Pada penelitian ini, pilihan jawaban responden dinilai menggunakan skala Likert
dari Impact of Event Scale – Revised (IES-R; Weiss & Marmar, 1997). Skor
jawaban responden mempunyai bobot rentang nilai 0,1,2,3,dan 4. Nilai 0
mengindikasikan level paling rendah, sedangkan nilai 4 mengindikasikan level
paling tinggi. Item kuesioner lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 8.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
52 Universitas Indonesia
BAB 5 PROFIL PERUSAHAAN
5.1 Profile Perusahaan PT. XYZ
PT. XYZ adalah sebuah perusahaan global yang bergerak di bidang layanan
konsultasi teknologi informasi. Perusahaan didirikan pada Januari 2012.
Komitmen perusahaan adalah untuk membantu perubahan dalam era modern di
bidang Retail,Telco, dan logistik. Perusahaan memiliki empat jenis layanan, yaitu
layanan konsultasi manajemen, layanan konsultasi teknologi, layanan konsultasi
integrasi sistem, dan layanan Solution provider.
Layanan konsultasi manajemen dibagi kedalam enam bidang, yaitu Customer
Relationship Management, Finance & Performance Management, Process &
Innovation Performance, Strategy, Supply Chain Management, Talent &
Organization Performance. Aktivitas layanan konsultasi manajemen meliputi
berbagai hal, diantaranya adalah identifikasi bisnis baru, mengembangkan solusi
bagi perusahaan klien untuk memasuki pasar, meningkatkan pendapatan
perusahaan, meningkatkan kinerja operasional, membantu perusahaan klien untuk
mengemas produk/ jasanya secara lebih efektif & efisien.
Layanan konsultasi sistem integrasi mencakup analisis proses bisnis, desain
sistem, dan pengembangan arsitektur teknologi terkini bagi kemajuan sistem
perusahaan klien.
Layanan konsultasi teknologi informasi, meliputi beberapa aktivitas seperti
organisasi IT (Information & Technology), pengembangan strategi IT,
optimalisasi infrastruktur dan aplikasi IT perusahaan klien.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
53
Universitas Indonesia
5.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. XYZ adalah Ace (menyediakan solusi terbaik dalam bidangnya), Global
(berkolaborasi dengan industri global untuk menyediakan solusi terbaik bagi
Indonesia dan untuk membawa solusi serta sumber daya dari Indonesia menuju ke
pasar global), Consulting (menggunakan metode konsultasi untuk memberikan
nilai tinggi kepada pelanggan kami), dan Integration (menyediakan solusi
integrasi yang siap pakai).
Misi perusahaan adalah menyediakan solusi terbaik dan terintegrasi untuk industri
global dimana kita dapat memastikan bahwa solusi kami adalah terbaik diantara
yang terbaik dan dapat memberikan bantuan bagi pelanggan.
5.3 Struktur organisasi
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. XYZ
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
54 Universitas Indonesia
BAB 6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1 Perolehan Data
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara membagikan langsung dalam bentuk
hardcopy kepada para responden. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8. Dari total keseluruhan 64 orang
karyawan PT. XYZ, kuesioner yang kembali sebanyak 54 kuesioner. Dari 54
jawaban yang diterima, 2 responden tidak ikut diolah karena memiliki masa kerja
kurang dari enam bulan. Masa kerja minimal enam bulan digunakan untuk
memastikan bahwa karyawan tersebut sudah mengerti dengan karakteristik
organisasi perusahaan sehingga mampu untuk menjawab item-item di kuesioner
(Ogiwara et al, 2010).
Berikut adalah tabel pemetaan jumlah responden berdasarkan pendidikan dan
jenis kelamin.
Tabel 6.1 Pemetaan Responden Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin
Pendidikan Pria Wanita Jumlah
SLTA atau setingkat - - -
Sarjana muda (D3) atau setingkat 3 2 5
Sarjana (S1) 17 15 32
Pasca Sarjana 11 4 15
Lainnya - - -
TOTAL 31 21 52
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
55
Universitas Indonesia
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel pemetaan diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin
pria lebih banyak dari yang berjenis kelamin wanita, yaitu pria sebanyak 31 orang
dan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 21 orang. Sedangkan
apabila dilihat dari tingkat pendidikan, maka tertinggi adalah Sarjana yaitu
sebanyak 32 orang dan paling rendah adalah Sarjana muda (D3) atau setingkat
yaitu berjumlah 5 orang.
6.2 Tahapan Analisis
Sesuai dengan kerangka kerja pada BAB 3, berikut adalah langkah-langkah yang
dilakukan :
1. Data dari hasil perhitungan jawaban responden yang berjumlah 52 orang
dikelompokkan kedalam tabel sesuai dengan aspek penilaian Knowledge
Management Readiness yaitu Strategy, Organization, Culture,
Technology, Motivation, Process, dan Human Resources. Data dari jumlah
responden dan data jawaban tiap skala yang sudah diberi skor dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai rata-rata per indikator, kemudian dihitung nilai
rata-rata aspek.
2. Untuk menghitung analisis kesenjangan antara kondisi yang terjadi saat ini
dengan besar kepentingannya di masa yang akan datang, maka nilai rata-
rata antara bagian Important dikurangi dengan bagian Effectiveness
3. Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dilakukan
analisis dan interpretasi data sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan
dan membuat saran-saran perbaikan berdasarkan penelitian yang
dilakukan.
4. Untuk mengukur tingkat kesiapan knowledge management, digunakan
skala Knowledge Management Readiness level (Not Ready, Preliminary,
Ready, Receptive, dan Optimal). Lebih lengkap mengenai Knowledge
Management Readiness level dapat dilihat pada tabel 4.4.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
56
Universitas Indonesia
5. Untuk dapat melakukan analisis kesenjangan antara kondisi efektif saat ini
dengan kepentingannya di masa mendatang, maka digunakan tabel sebagai
berikut:
Tabel 6.2 Skala Level Gap KM Readiness
0 1 2 3 4
Sangat kecil kecil Sedang Besar Sangat besar
6.3 Hasil analisis
Berikut adalah analisis kesiapan untuk tiap aspek berdasarkan hasil pengukuran
penelitian (detail mengenai tabulasi kuesioner dapat dilihat pada lampiran 9 dan
lampiran 10):
6.3.1 Analisis Aspek Strategy
Gambar 6.1 Grafik Hasil Analisis Aspek Strategy
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
57
Universitas Indonesia
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek Strategy dan dapat dilihat pada
gambar 6.1, bahwa secara keseluruhan saat ini tingkat kesiapan PT. XYZ sebesar
1,99 (berada pada skala 1,51 – 2,50 atau level Ready), artinya organisasi sudah
memiliki strategi, keinginan dan motivasi yang kuat untuk menerapkan
Knowledge Management. Selain itu, jika dilihat pada skor kepentingannya yang
mencapai 3,28, artinya organisasi menganggap bahwa cukup penting untuk
memiliki strategi knowledge management untuk kesuksesan perusahaan di masa
depan.
Aspek Strategy memiliki tujuh item pengukuran (lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran 9). Dari hasil penelitian mengindikasikan bahwa item yang memiliki
kesiapan tertinggi adalah kesiapan mengenai perencanaan penerapan Knowledge
Management yang terintegrasi dengan proses tiap unit di organisasi (item 3).
Namun di lain sisi terdapat empat item yang memerlukan perhatian karena
memiliki nilai yang dibawah 2.00, yaitu mengenai adanya inisiatif dari semua
individu untuk menerapkan KM (item 1), adanya strategi yang dimiliki organisasi
dalam penerapan KM (item 2), mengenai penentuan peran dan tanggung jawab
serta anggaran untuk implementasi knowledge management (item 4), serta
kesadaran organisasi tentang kebutuhan adanya sistem untuk mengelola
pengetahuan yang dimiliki (item 5). Masing-masing memiliki nilai berbeda yang
bervariasi dari 1,85 – 1,96.
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal yang
diharapkan maka kesenjangan terbesar adalah mengenai kesadaran organisasi
tentang kebutuhan adanya sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki
(item 5) yaitu bernilai 1,96. Bila dilihat secara keseluruhan kesenjangan aspek
Strategy berada dalam level kecil dengan nilai 1,29.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
58
Universitas Indonesia
6.3.2 Analisis Aspek Organization
Gambar 6.2 Grafik Analisis Aspek Organization
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek Organization saat ini sebesar
2,66 (berada pada skala 2,51 – 3,50 atau level Receptive), artinya struktur
organisasi yang ada memungkinkan untuk membentuk tim khusus KM dari
berbagai unit dan sharing knowledge dapat dilakukan dengan mudah baik secara
vertikal maupun horizontal, serta sudah tercantum di dalam aturan organisasi. Hal
ini juga dapat dilihat dari skor kepentingannya yang mencapai nilai 3,29 yang
berarti organisasi menganggap cukup penting untuk memiliki struktur organisasi
yang mendukung penerapan KM.
Aspek Organization memiliki sembilan item pengukuran (lebih lengkap dapat
dilihat pada lampiran 11). Dari hasil perhitungan diketahui bahwa item yang
memiliki kesiapan tertinggi adalah mengenai pengetahuan karyawan di dalam
organisasi untuk mengetahui siapa yang harus ditemuinya apabila memerlukan
informasi tertentu yang dibutuhkannya (item 16). Sedangkan kesiapan terendah
pada aspek ini adalah mengenai kegiatan pelatihan oleh perusahaan yang
diselenggarakan secara berkala (item 12).
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
59
Universitas Indonesia
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal maka
kesenjangan terbesar adalah mengenai kemampuan setiap orang untuk dapat
bekerja dengan caranya masing-masing yang dirasakan nyaman untuk mereka
(item 19). Secara keseluruhan, kesenjangan antara kondisi saat ini harapan ideal
mengenai aspek Organization berada pada level sangat kecil dengan nilai 0,63.
6.3.3 Analisis Aspek Culture
Gambar 6.3 Grafik Hasil Analisis Aspek Culture
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek Culture dan dapat dilihat pada
gambar 6.3, saat ini sebesar 1,98 (berada pada skala 1,51 – 2,50 atau level
Ready), artinya budaya organisasi sudah menunjukkan kegiatan knowledge sudah
dilakukan setiap waktu dan setiap pekerjaan, seperti adanya budaya bekerja sama
dan sharing knowledge. Hal ini juga bisa dilihat pada skor kepentingannya, yaitu
bernilai 3,24 yang artinya organisasi menganggap bahwa aspek budaya
merupakan salah satu aspek yang cukup penting agar knowledge management
dapat berlangsung.
Aspek Culture memiliki tujuh item pengukuran, dari hasil perhitungan diketahui
bahwa item dengan level kesiapan tertinggi adalah mengenai adanya kebiasaan
dari setiap individu untuk membuat dokumentasi informasi dan saling berbagi ide
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
60
Universitas Indonesia
(item 17) dan adanya kesediaan dari individu untuk menambah pengetahuan
dengan cara mengumpulkan informasi dan pengalaman karyawan lain di dalam
perusahaan (item 23). Pada aspek ini terdapat tiga item yang perlu untuk
ditingkatkan kesiapannya, yaitu mengenai penciptaan suasana kerja di perusahaan
yang memungkinkan untuk mengekspresikan ide (item 18), pemahaman bahwa
pencapaian kesuksesan pribadi merupakan hal yang penting bagi rekan kerja (item
20), dan pemahaman mengenai pentingnya bekerja sama dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari (item 21).
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal aspek
Culture, maka item yang memiliki tingkat kesenjangan terbesar adalah mengenai
pemahaman bahwa pencapaian kesuksesan pribadi merupakan hal yang penting
bagi rekan kerja (item 20). Secara keseluruhan kesenjangan pada aspek ini berada
pada level kecil dengan nilai 1,26.
6.3.4 Analisis Aspek Technology
Gambar 6.4 Grafik Hasil Analisis Aspek Technology
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek Technology dan dapat dilihat
pada gambar 6.4, saat ini sebesar 2,53 (berada pada skala 2,51 – 3,50 atau level
Receptive). Artinya dukungan teknologi seperti penggunaan ICT, fasilitas internet
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
61
Universitas Indonesia
dan intranet sudah ada dan mendukung proses knowledge, sudah ada katalogisasi
dan prosedur pengarsipan yang tercantum dalam aturan organisasi, adanya
pengamanan terhadap teknologi informasi yang dilengkapi prosedur keamanan
yang berkaitan dengan data dan informasi yang tercantum dalam aturan di
organisasi. Untuk tingkat kepentingannya, skor nya sebesar 3,31. Artinya
organisasi menganggap cukup penting dukungan teknologi bagi kesuksesan
implementasi knowledge management.
Dari perhitungan pada masing-masing item, diketahui bahwa tingkat kesiapan
tertinggi pada aspek ini terdapat pada adanya keinginan untuk memasukkan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan berbagi pengetahuan dalam agenda
pembahasan inisiatif pengadaan IT baru (item 24). Sedangkan kesiapan terendah
terdapat pada item mengenai adanya dukungan IT yang memungkinkan pencarian
informasi yang diperlukan dan berbagi pengetahuan secara mudah (item 28).
Kesiapan organisasi pada aspek Technology bervariasi dari 2.25 – 2.81.
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal yang
diharapkan, item yang memiliki kesenjangan terbesar adalah pada item mengenai
adanya dukungan IT yang memungkinkan pencarian informasi yang diperlukan
dan berbagi pengetahuan secara mudah (item 28) sebesar 1,37. Secara
keseluruhan kesenjangan pada aspek Technology berada pada level sangat kecil
dengan nilai 0,78.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
62
Universitas Indonesia
6.3.5 Analisis Aspek Motivation
Gambar 6.5 Grafik Hasil Analisis Aspek Motivation
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek Motivation yang dapat dilihat
pada gambar 6.5, saat ini sebesar 2,43 (berada pada skala 1,51 – 2,50 atau level
Ready). Artinya sudah ada penghargaan dari perusahaan bagi karyawan yang
melakukan aktivitas knowledge management. Hal ini juga dapat dilihat pada skor
kepentingannya yang mencapai nilai 3,30 yang berarti organisasi menganggap
cukup penting untuk memiliki motivasi dan reward agar penerapan knowledge
management dapat berlangsung.
Jika melihat pada masing-masing item, dari kelima item pengukuran maka item
yang memiliki tingkat kesiapan terbesar adalah pada adanya keyakinan yang kuat
bahwa hanya dengan berbagi ide kita semua bisa melakukan dengan lebih baik
(item 35). Sedangkan item yang memiliki tingkat kesiapan terendah terdapat pada
pemahaman bahwa menyimpan pengetahuan yang di miliknya sendiri dan
menjadi rahasia tentang cara terbaik dalam melaksanakan sesuatu adalah hal yang
tidak baik (item 36).
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal yang
diharapkan, item yang memiliki kesenjangan terbesar adalah mengenai adanya
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
63
Universitas Indonesia
promosi peningkatan karier bagi karyawan yang aktif berbagi ide dan
pengetahuan (item 34) yakni sebesar 1,08. Secara keseluruhan kesenjangan pada
aspek motivation berada pada level sangat kecil yaitu bernilai 0,87.
6.3.6 Analisis Aspek Process
Gambar 6.6 Grafik Hasil Analisis Aspek Process
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek process dan dapat dilihat pada
gambar 6.6, saat ini sebesar 1,97 (berada pada skala 1,51 – 2,50 atau level
Ready). Artinya proses knowledge sudah terjadi dalam organisasi pada setiap
kegiatan pekerjaan, seperti adanya kegiatan-kegiatan menambah pengetahuan dan
transfer knowledge. Namun jika dilihat besar kepentingan aspek ini sebesar 3,29,
artinya organisasi menganggap bahwa aspek proses merupakan hal yang cukup
penting bagi organisasi ke depan.
Melihat pada masing-masing item, dari sembilan item pengukuran maka item
yang memiliki kesiapan tertinggi adalah mengenai kemampuan anggota organisasi
untuk mengajarkan kemampuan yang dimilikinya kepada orang lain (item 43).
Namun terdapat enam item yang perlu untuk ditingkatkan kesiapannya karena
bernilai dibawah 2.00, yaitu mengenai penyediaan training yang diselenggarakan
oleh perusahaan untuk para pegawai sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya
(item 38) dengan nilai 1,67, dukungan perusahaan bagi karyawannya untuk
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
64
Universitas Indonesia
melanjutkan studinya dalam rangka meningkatkan kemampuan individu (item 39)
dengan nilai 1,96, adanya pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan (item 40)
dengan nilai 1,94, memahami pentingnya transfer kemampuan dan keahlian
sebelum pergi meninggalkan perusahaan (item 41) dengan nilai 1,92, Tidak
mengalami kesulitan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan kemampuan
yang dimiliki kepada orang lain (item 42) dengan nilai 1,73, dan keyakinan
mengenai adanya proses yang efisien dalam aktivitas klasifikasi dan penyimpanan
pengetahuan (item 45) dengan nilai 1,90.
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal yang
diharapkan, kesenjangan terbesar terdapat pada penyediaan training oleh
perusahaan untuk para pegawai yang sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya
(item 38) yaitu sebesar 1,65. Secara keseluruhan tingkat kesenjangan pada aspek
Process berada pada level kecil yaitu bernilai 1,32.
6.3.7 Analisis Aspek Human Resources
Gambar 6.7 Hasil Analisis Aspek Human Resources
Dari hasil perhitungan tingkat kesiapan pada aspek proses dan dapat dilihat pada
gambar 6.7, saat ini sebesar 2,60 (berada pada skala 2,51 – 3,50 atau level
Receptive). Artinya keahlian yang dimiliki oleh individu sudah memadai,
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
65
Universitas Indonesia
beragam, dan sudah terdokumentasi. Pengetahuan yang dimiliki organisasi dapat
meningkatkan efisiensi proses dalam organisasi, sudah ada aturan dan standar
untuk peningkatan skill staf. Hal ini juga dapat dilihat pada skor tingkat
kepentingannya yang mencapai nilai 3,19 yang berarti bahwa organisasi ini
menganggap aspek sumber daya manusia cukup penting agar penerapan
knowledge management dapat berlangsung.
Dari perhitungan kelima item aspek human resources, item yang memiliki
kesiapan tertinggi terdapat pada kemampuan perusahaan untuk merekrut
karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang mampu menutupi
kekurangan pengetahuan (item 48) dan adanya aktivitas pengembangan
pengetahuan karyawan secara profesional (item 50). Sedangkan item terendah
terdapat pada keberhasilan perusahaan dalam merekrut karyawan yang memiliki
orientasi yang positif terhadap pengetahuan (item 49). Tingkat kesiapan pada
aspek ini bervariasi dari 3,06 – 3,33.
Perhitungan gap menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi ideal seperti yang
diharapkan, kesenjangan terbesar terdapat pada adanya aktivitas pengembangan
pengetahuan karyawan secara profesional (item 50) yaitu sebesar 0,77. Secara
keseluruhan tingkat kesenjangan pada aspek human resources berada pada level
sangat kecil yaitu sebesar 0,59.
Tabel hasil analisis data secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 6.5 berikut
ini:
Tabel 6.3 Hasil Analisis Keseluruhan Dimensi KM
EFFECTIVENESS
No Dimensi Skor Item
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Strategy 1.94 1.94 2.21 1.85 1.96 2.06 2.00 1.99
2 Organization 2.67 2.65 2.62 2.46 2.40 2.50 2.85 2.81 3.00 2.66
3 Culture 2.02 1.87 2.19 1.79 1.98 2.00 2.02 1.98
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
66
Universitas Indonesia
4 Technology 2.81 2.65 2.42 2.31 2.25 2.35 2.67 2.71 2.56 2.53
5 Motivation 2.54 2.42 2.56 2.31 2.35 2.43
6 Process 1.67 1.96 1.94 1.92 1.73 2.21 2.19 1.90 2.08 2.12 1.97
7 Human Resources 2.67 2.71 2.56 2.54 2.54 2.60
Jumlah 2.31
IMPORTANCE
No Dimensi Skor Item
Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Strategy 3.08 3.17 3.50 3.13 3.62 3.42 3.06 3.28
2 Organization 3.08 3.17 3.50 3.13 3.62 3.42 3.33 3.06 3.33 3.29
3 Culture 3.08 3.17 3.50 3.13 3.42 3.06 3.33 3.24
4 Technology 3.08 3.50 3.29 3.13 3.62 3.42 3.33 3.06 3.33 3.31
5 Motivation 3.17 3.50 3.29 3.13 3.42 3.30
6 Process 3.33 3.06 3.33 3.08 3.17 3.50 3.29 3.13 3.62 3.42 3.29
7 Human Resources 3.33 3.06 3.33 3.08 3.17 3.19
Jumlah 3.27
Berdasarkan pada tabel 6.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi saat ini
maka skor tertinggi adalah aspek Organization dan skor terendah adalah aspek
Process. Sedangkan jika dilihat dari besar kepentingan terhadap keberhasilan
organisasi, maka diperoleh skor tertinggi adalah Aspek Technology dan skor
terendah adalah aspek Human Resources. Untuk analisis gap, diperoleh gap
tertinggi berada pada aspek Process dan aspek terendah adalah Human resource.
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan didapatkan nilai rata-rata kesiapan
PT. XYZ mencapai 2,31, artinya bahwa tingkat kesiapan PT. XYZ sudah berada
pada level Ready (berada pada skala 1,51 – 2,50). Dimana untuk kesiapan aspek
Strategy memiliki skor 1,99, aspek Organization : 2,66,aspek Culture 1,98, aspek
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
67
Universitas Indonesia
Technology : 2,53, aspek Motivation : 2,43, aspek Process : 1,97, dan aspek
Human Resources : 2,31.
Secara keseluruhan bahwa PT. XYZ sudah memiliki kesiapan untuk menerapkan
Knowledge Management. Berikut adalah tabel analisis gap :
Tabel 6.4 Hasil Analisis Gap
Analisis Gap
No Dimensi IMPORTANCE EFFECTIVENESS GAP
1 Strategy 3.28 1.99 1.29
2 Organization 3.29 2.66 0.63
3 Culture 3.24 1.98 1.26
4 Technology 3.31 2.53 0.78
5 Motivation 3.30 2.43 0.87
6 Process 3.29 1.97 1.32
7 Human Resources 3.19 2.60 0.59
Rata-rata 3.27 2.31 0.96
Dari tabel 6.4 terlihat kesenjangan terbesar terdapat pada aspek Process yaitu
sebesar 1,32. Organisasi menganggap tingkat kepentingan ideal untuk aspek ini
adalah 3,29, sedangkan untuk tingkat efektifitas praktik saat ini baru mencapai
1,97. Kesenjangan yang besar ini memperlihatkan bahwa pada aspek Process
masih memiliki ruang untuk perbaikan.
Tampilan grafik radar hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
68
Universitas Indonesia
Gambar 6.8 Diagram Radar Hasil Analisis Keseluruhan
Pada gambar 6.8, untuk tingkat kesiapan organisasi efektif pada saat ini
digambarkan berupa garis yang berada pada bagian dalam grafik, sedangkan besar
kepentingan aspek terhadap kemajuan organisasi ke depan berada pada garis
terluar pada diagram radar.
6.4 Implikasi Penelitian
6.4.1 Implikasi Teoretis
Berdasarkan model penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, dan telah diuji
melalui pengukuran tingkat kesiapan KM dan analisis gap antara kondisi sekarang
dan kondisi yang diharapkan di masa mendatang. Maka penelitian ini dapat
memperkuat konsep-konsep teoretis yang sudah ada mengenai knowledge
management dan pengukuran kesiapan implementasi KM, serta memberikan
dukungan empiris terhadap temuan dari penelitian terdahulu mengenai Knowledge
Management Success Factors (KMCSF) dan level kesiapan implementasi KM.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
69
Universitas Indonesia
6.4.2 Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya pada sub bab 6.2, maka dapat disimpulkan
bahwa sebenarnya PT. XYZ sudah dalam kondisi Ready dengan rata-rata kesiapan
aspek bernilai 2,31, namun tiga dari tujuh aspek yang diujikan masih
membutuhkan perhatian khusus dari perusahaan yaitu Aspek Strategy, Culture,
dan Process. Meskipun ketiga aspek tersebut secara keseluruhan sudah berada
pada level Ready, namun terdapat item-item yang memiliki nilai rendah dibawah
2.00 sehingga perlu untuk lebih ditingkatkan level-nya agar implementasi
knowledge management dapat berjalan dengan sukses.
Langkah-langkah atau strategi yang diperlukan oleh PT. XYZ untuk mencapai
tingkat yang lebih baik pada aspek Strategy, Culture, dan Process adalah sebagai
berikut :
Tabel 6.5 Langkah-langkah Meningkatkan Tingkat Kesiapan
Aspek Level Kesiapan Target Strategi
Strategy 1,99 3,28
Mendorong inisiatif semua individu di dalam organisasi untuk menerapkan knowledge management.
Membuat strategi dalam penerapan knowledge management.
Menentukan peran dan tanggung jawab serta anggaran untuk implementasi KM.
Pembuatan sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki.
Culture 1,98 3,24
Menciptakan suasana kerja yang memungkinkan untuk mengekspresikan ide.
Mendorong peningkatan kualitas diri pada setiap anggota organisasi dengan menanamkan pemahaman bahwa kesuksesan individu
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
70
Universitas Indonesia
merupakan hal penting bagi rekan kerja.
Membiasakan untuk mengutamakan saling bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
Process 1,97 3,29
Menyediakan training untuk para pegawai sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya.
Perusahaan mendukung karyawan yang melanjutkan studinya dalam rangka meningkatkan kemampuan individu.
Memberikan pelatihan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh karyawan dan sesuai kebutuhan.
Melakukan proses transfer knowledge sebelum pergi meninggalkan perusahaan terutama bagi karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus.
Membiasakan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan keahlian yang dimiliki kepada orang lain.
Membuat prosedur proses yang efisien dalam klasifikasi dan penyimpanan pengetahuan.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
71 Universitas Indonesia
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hasil pengukuran tingkat kesiapan implementasi Knowledge
Management di PT. XYZ berada pada level 2 (Ready). Hal ini
menunjukkan bahwa PT. XYZ sudah siap menerapkan knowledge
management.
2. Dari kondisi saat ini, untuk mendukung implementasi knowledge
management, PT . XYZ harus memperhatikan aspek Strategy, Culture,
dan Process dan meningkatkan tingkat kesiapannya agar implementasi
dapat berjalan dengan sukses.
3. Hasil pengukuran mendapatkan bahwa kesenjangan antara kondisi saat
ini dan kondisi ideal yang diharapkan untuk masa mendatang dari
masing-masing aspek adalah aspek Strategy sebesar 1,29,
Organization sebesar 0,63, Culture sebesar 1,26, Technology sebesar
0,78, Motivation sebesar 0,87, Process sebesar 1,32, dan Human
Resources sebesar 0,59. Kesenjangan paling besar terdapat pada aspek
process. Untuk meningkatkan kesiapan diperlukan usaha lebih karena
pada saat ini aspek process secara keseluruhan memiliki nilai terendah
dibandingkan aspek lainnya.
4. Untuk dapat menerapkan KM, langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah pemenuhan dimensi aspek yang membutuhkan perhatian untuk
dimensi Strategy, Culture dan Process, yaitu dengan cara:
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
72
Universitas Indonesia
a. Mendorong inisiatif semua individu di dalam organisasi untuk
menerapkan knowledge management.
b. Membuat strategi dalam penerapan knowledge management.
c. Menentukan peran dan tanggung jawab serta anggaran untuk
implementasi KM.
d. Pembuatan sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki.
e. Menciptakan suasana kerja yang memungkinkan untuk
mengekspresikan ide.
f. Mendorong peningkatan kualitas diri pada setiap anggota
organisasi dengan menanamkan pemahaman bahwa kesuksesan
individu merupakan hal penting bagi rekan kerja.
g. Membiasakan untuk mengutamakan saling bekerja sama dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
h. Menyediakan training untuk para pegawai sesuai dengan
keperluan dan kebutuhannya.
i. Perusahaan mendukung karyawan yang melanjutkan studinya
dalam rangka meningkatkan kemampuan individu.
j. Memberikan pelatihan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
karyawan dan sesuai kebutuhan.
k. Melakukan proses transfer knowledge sebelum pergi
meninggalkan perusahaan terutama bagi karyawan yang
memiliki keahlian dan kemampuan khusus.
l. Membiasakan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan
keahlian yang dimiliki kepada orang lain.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
73
Universitas Indonesia
m. Membuat prosedur proses yang efisien dalam klasifikasi dan
penyimpanan pengetahuan.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Dengan hasil penelitian diharapkan PT. XYZ dapat menjalankan
langkah-langkah yang direkomendasikan sehingga dapat
meningkatkan performa organisasi pada seluruh aspek..
2. Diharapkan individu pada PT. XYZ semakin yakin tentang pentingnya
knowledge management bagi dirinya dan organisasi.
3. Diharapkan adanya komitmen manajemen PT. XYZ untuk pelaksanaan
knowledge management terutama dengan melihat kontribusi yang akan
diperoleh bagi organisasi.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
74
DAFTAR PUSTAKA
Awad, E.M., Ghaziri, H. (2003). “Knowledge Management”. NJ: Prentice – Hall,
Inc.
Al-alawi, A.I., Al-Marzooki, N.Y., Mohammed, Y.F. (2007). “Organizational
culture and knowledge sharing: critical success factors”. Journal of Knowledge
Management, Volume 11, pp22-42.
Ambrosio, J., 2000. “Knowledge Management Mistakes”. Diakses pada tanggal
15 Oktober 2013 dari http://www.computerworld.com/s/article/46693/
Knowledge_Management_Mistakes
Becerra – Fernandez, Irma, Gonzales, Avelino dan Sabherwal, Rajiv. (2004)
.“Knowledge Management: Challenges, Solution and Technologies”. New Jersey :
Pearson Prentice Hall.
Davenport, T.H., Volpel, S.C., 2001. The rise of knowledge towards attention
management. Journal of Knowledge Management
Febyatmoko, G.S., 2013. “Pengukuran tingkat kematangan penerapan knowledge
management : Studi Kasus PT. XYZ”. Program Studi Magister Teknologi
Informasi. Universitas Indonesia.
Gartner, IT Glossary. Diakses pada 1 Oktober 2013 dari
http://www.gartner.com/it-glossary/km-knowledge-management/
Holt, D.T., Bartczak, S.E. (2007). “The development of an instrument to measure
readiness for knowledge management”. Palgrave: Knowledge Management
Research & Practice 5, pp75–92.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
75
Holt, D.T., Bartczak, S.E., Clark, S.W., Trent, .M.R., 2004. “The Development of
an Instrument to Measure Readiness for Knowledge Management”. Knowledge
Management Research & Practice.
Koudsi, S., 2000. “Actually, It Is Like Brain Surgery Bruce Strong dreamed up
fancy technology to help employees share ideas. Then came the tough part:
persuading them to use the stuff”. Diakses pada tanggal 01 Des 2013 dari
http://money.cnn.com/magazines/fortune/fortune_archive/2000/03/20/276369/
Ling, C.N.T, 2011. “Knowledge Management Acceptance: Success Factors
Amongst Small and Medium-Size Enterprises”. American Journal of Economics
and Business Administration.
Mamaghani, N.D., Samizadeh, R., Saghafi, F. (2011). “Evaluating the readiness
of Iranian Research Centers in Knowledge Management”. American Journal of
Economics and Business Administration, Volume 3, pp203-212.
Moffet, R. McAdam, R., Parkinson, S., 2002. “Developing a model for
technology and cultural factors in knowledge management: a factor analysis”.
John Wiley & Sons, Ltd
Mulyono, S., 2011. “Analisis Pengukuran Tingkat Kesiapan Implementasi
Knowledge Management (KM Readiness) pada Medco Foundation”. Program
Studi Magister Teknologi Informasi. Universitas Indonesia.
Nonaka, I., 1994. “A dynamic theory of organizational knowledge creation”.
Organization Science.
Ogiwara, N., Young, R., Taliyason, S., Bunyagid, B. (2010). “Practical
Knowledge Management Guide For SME Owners and Manager”. Asian
Productivity Organization.
Rao, M., 2005. "Knowledge Management Tools and Techniques”. Elsevier
Butterworth-Heinemann. Oxford. UK.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
76
Septi, A., 2013. “Kajian pengukuran tingkat kesiapan Knowledge Management
(KM) pada Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri”. Program Studi Magister
Teknologi Informasi. Universitas Indonesia.
Siemieniuch, C.E.;Sinclair, M.A., 2004. “A Framework for organizational
readiness for knowledge management”. International Journal of Operations &
Production Management. Proquest.
Tiwana, Amrit. (2000). “The Knowledge Management Toolkit : Orchestrating IT,
Strategy and Knowledge Platform”. NJ :Prentice – Hall, Inc.
Toloie, A.E, Yusefand, A.A, 2011. “Identifying and Prioritizing Critical Success
Factors (CSFs) in Practicing Knowledge Management in Small and Medium
Firms using Decision Making Techniques”. European Journal of Economics,
Finance and Administrative Sciences.
Turban, E., Sharda, R., Delen, D. (2007). “Decision Support and Business
Intelligence System”. NJ: Pearson.
Valmohammadi, C., 2010. “Identification and prioritization of critical success
factors of knowledge management in Iranian SMEs: An experts’ view”. African
Journal of Business Management.
Weiss, D.S. (2007). “The Impact of Event Scale: Revised”. In J.P. Wilson.
Wiig, K., 1999. “Introducing knowledge management into the enterprise. In
knowledge management handbook”. CRC Press.
Wong, K.Y., 2005. “Critical success factors for implementing knowledge
management in small and medium enterprises”. Industrial Management & Data
System. Emerald Group Publishing Ltd.
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
77
Lampiran 1 : Pemetaan KMCSF
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
78
Lampiran 2 : Rancangan Kuesioner
KUESIONER
Pengukuran tingkat kesiapan Implementasi Knowledge Management
Selamat siang Bapak/ Ibu,
Pengelolaan pengetahuan dapat membantu kita dalam proses
menyelesaikan pekerjaan, selain itu dapat juga mempermudah dalam pencarian
informasi, transfer, dan penerapan pengetahuan. Anda telah dipilih untuk mengisi
kuesioner ini. Partisipasi aktif anda sangat membantu untuk perbaikan
pengelolaan pengetahuan di dalam perusahaan ke depan.
Akhirnya, saya sampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan waktu dan
partisipasi yang diberikan.
Terima kasih,
Nugroho
APA ITU KNOWLEDGE MANAGEMENT? “Proses melakukan aktivitas yang berkaitan dengan menemukan (discovering),
menangkap (capturing), membagikan (sharing), dan mengaplikasikan (applying)
pengetahuan untuk meningkatkan implikasi dari knowledge bagi suatu
pencapaian goal dari suatu unit organisasi” (Fernandez, 2004)
PETUNJUK PENGISIAN
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tentukan skala dari masing-
masing pernyataan yang menurut anda paling tepat.
Jawaban dari tiap pertanyaan terdiri dari dua kolom, yaitu : Effectivenes
(kondisi efektifitas praktik saat ini) dan Important(tingkat seberapa penting
pernyataan bagi keberhasilan masa depan organisasi).
Beri tanda Check salah satu skala dari kolom important dan Effectiveness :
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
79
Nama :…………………………………… Jenis Kelamin : Pria/Wanita
Masa kerja :……………(bulan)………………(tahun) Pendidikan terakhir : (SLTA/D3/Sarjana/P. Sarjana/Lainnya……….)
No
STRATEGY
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
1 Saya mengerti betapa pentingnya pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaan
2 Ada inisiatif dari semua individu untuk menerapkan Knowledge Management
3 Organisasi memiliki strategi dalam penerapan Knowledge Management
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
80
4 Ada perencanaan penerapan Knowledge Management yang terintegrasi dengan proses tiap unit di organisasi
5 Organisasi sudah merumuskan perencanaan strategis untuk penciptaan pengetahuan dan berbagi pengetahuan
6 Sudah ditentukan peran dan tanggung jawab serta anggaran untuk implementasi KM
7 Organisasi membutuhkan suatu sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki
8 Ada pengukuran secara berkala dari pengelolaan pengetahuan yang ada
9 Menciptakan pengetahuan dan berbagi pengetahuan sudah menjadi salah satu aspek penilaian kinerja karyawan
10 Manajemen mendukung dan melakukan tindakan nyata dalam kegiatan knowledge management
11 Manajemen mendukung karyawan agar aktif mengeluarkan ide
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
81
No
ORGANIZATION
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
12 Karyawan dapat dengan mudah menghubungi manajemen dan pimpinan
13 Dengan struktur organisasi yang dimiliki, pegawai dimungkinkan untuk turut berperan serta dalam penetapan tujuan bersama
14 Ada team yang bertugas mendukung penerapan knowledge management
15 Ketika terjadi kesalahan yang saya lakukan, saya menganggap itu sebagai pembelajaran
16 Jika terjadi kegagalan, ada upaya dari perusahaan untuk mendorong adanya
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
82
analisis dan melakukan perbaikan
17 Perusahaan secara aktif mengadakan pelatihan secara berkala
18 Perusahaan mendorong karyawan untuk menghadiri seminar atau pengembangan diri informal
19 Perusahaan menyelenggarakan program-program untuk perkumpulan karyawan
20 Perusahaan menyediakan tempat yang kondusif untuk bertukar informasi antar karyawan
21 Karyawan tahu siapa yang harus ditemui untuk setiap informasi yang dibutuhkan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
83
No
CULTURE
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
22 Setiap individu terbiasa membuat dokumentasi informasi dan berbagi ide
23 Suasana kerja di perusahaan memungkinkan untuk mengekspresikan ide
24 Setiap orang di dalam perusahaan dapat bekerja dengan caranya masing-masing yang nyaman bagi mereka
25 Mencari best practices adalah proses standar yang sudah umum di perusahaan
26 Kesuksesan saya merupakan hal penting bagi rekan kerja
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
84
27 Setiap karyawan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam berkomunikasi sehingga minim misinterpretasi
28 Bekerja sama sering dilakukan dan diutamakan dalam pekerjaan sehari-hari
29 Setiap individu bersedia memberikan saran dan bantuan kepada orang lain
30 Setiap orang berpartisipasi untuk berbagi pengetahuan mengenai best practices
31 Saya bersedia untuk mengumpulkan informasi dan pengalaman karyawan lain di dalam perusahaan
No
TECHNOLOGY
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
85
32 Dalam pembahasan inisiatif pengadaan TI baru, teknologi yang sesuai dengan kebutuhan berbagi pengetahuan termasuk dalam agenda
33 Sudah terbiasa menggunakan email dalam berkomunikasi dan berbagi pengetahuan
34 Ada pemeriksaan secara berkala untuk memastikan bahwa TI yang dimiliki saat ini mendukung kebutuhan pengetahuan perusahaan
35 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung pekerjaan dalam hal melakukan simulasi dan prediksi
36 TI menyediakan tempat penyimpanan pengetahuan yang berharga
37 TI mendukung kebutuhan pencarian informasi yang diperlukan dan berbagi pengetahuan secara mudah
38 Penggunaan internet dan intranet sangat mendukung dalam aktivitas belajar, pendidikan, dan pelatihan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
86
39 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung pekerjaan yang bersifat kolaboratif yang tidak dibatasi oleh jarak dan waktu
40 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung komunikasi antar karyawan
41 TI memungkinkan bahwa informasi yang tepat tersedia untuk orang yang tepat di saat yang tepat
No MOTIVATION IMPORTANT EFFECTIVENESS
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
87
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
42 Perilaku baik dalam penerapan KM tercatat dan dimonitor ke dalam sistem
43 Ada penghargaan dari perusahaan bagi karyawan yang secara aktif berbagi pengetahuan
44 Ada promosi peningkatan karir bagi karyawan yang aktif berbagi ide dan pengetahuan
45 Ada keyakinan kuat bahwa hanya dengan berbagi ide kita semua bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik
46 Menyimpan pengetahuannya sendiri yang menjadi rahasia tentang cara terbaik dalam melakukan sesuatu adalah hal yang tidak baik
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
88
47 Ada dorongan untuk saling mengingatkan berbagi pengetahuan
48 Ada dorongan untuk mencari pengetahuan dari para ahli atau pakar
No
PROCESS
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
49 Perusahaan menyediakan training untuk para pegawai sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya
50 Perusahaan mendukung karyawan yang melanjutkan studinya dalam rangka meningkatkan kemampuan individu
51 Pelatihan yang selama ini didapat sudah sesuai dengan kebutuhan saya
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
89
52 Penting bagi karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus untuk mentransfer segala kemampuan dan keahlian sebelum pergi meninggalkan perusahaan
53 Tidak mengalami kesulitan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan keahlian yang saya miliki kepada orang lain
54 Tidak mengalami kesulitan untuk mengajarkan kemampuan saya kepada orang lain
55 Mudah menemukan dokumentasi pengetahuan dan pengalaman
56 Ada proses yang efisien dalam klasifikasi dan penyimpanan pengetahuan
57 Mengaplikasikan best practice dari pengetahuan yang tersimpan pada produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
58 Memiliki komunikasi yang efektif antar karyawan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
90
No
HUMAN RESOURCE
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
59 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang mampu menutupi kekurangan pengetahuan perusahaan
60 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki orientasi positif terhadap pengetahuan
61 Adanya aktivitas pengembangan pengetahuan karyawan secara profesional
62 Adanya kesempatan peningkatan karir di dalam perusahaan
63 Perusahaan menyediakan lingkungan yang menyenangkan sehingga karyawan merasa betah untuk bertahan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
91
64 Perusahaan memiliki karyawan dengan jenjang akademis yang proporsional dan merata
65 Pegawai yang memiliki skill dan kemampuan khusus yang dibutuhkan perusahaan jumlahnya mencukupi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
92
Lampiran 3 : Uji Validitas - Important
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
93
Lampiran 3 : Uji Validitas - Important (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
94
Lampiran 3 : Uji Validitas - Important (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
95
Lampiran 4 : Uji Validitas - Effectiveness
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
96
Lampiran 4 : Uji Validitas- Effectiveness (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
97
Lampiran 4 : Uji Validitas - Effectiveness (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
98
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas - Important dan Effectiveness
r tabel < r hitung (0.707) Item Drop
Item Importance Item Effectiveness
No Item
1 1 1
5 2 5
9 3 9
11 4 11
15 5 15
25 6 25
27 7 27
29 8 29
35 9 35
42 10 42
47 11 47
64 12 64
65 65 13 65
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
99
Lampiran 6 : Uji Reliabilitas Important
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
100
Lampiran 7 : Uji Reliabilitas Effectiveness
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
101
Lampiran 8 : Kuesioner KM Readiness PT. XYZ
KUESIONER
Pengukuran tingkat kesiapan Implementasi Knowledge Management
Selamat siang Bapak/ Ibu,
Pengelolaan pengetahuan dapat membantu kita dalam proses menyelesaikan
pekerjaan, selain itu dapat juga mempermudah dalam pencarian informasi,
transfer, dan penerapan pengetahuan. Anda telah dipilih untuk mengisi kuesioner
ini. Partisipasi aktif anda sangat membantu untuk perbaikan pengelolaan
pengetahuan di dalam perusahaan ke depan.
Akhirnya, saya sampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan waktu dan
partisipasi yang diberikan.
Terima kasih,
Nugroho
APA ITU KNOWLEDGE MANAGEMENT? “Proses melakukan aktivitas yang berkaitan dengan menemukan (discovering),
menangkap (capturing), membagikan (sharing), dan mengaplikasikan (applying)
pengetahuan untuk meningkatkan implikasi dari knowledge bagi suatu
pencapaian goal dari suatu unit organisasi” (Fernandez, 2004)
PETUNJUK PENGISIAN
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tentukan skala dari masing-
masing pernyataan yang menurut anda paling tepat.
Jawaban dari tiap pertanyaan terdiri dari dua kolom, yaitu : Effectiveness
(kondisi efektifitas praktik saat ini) dan Important(tingkat seberapa penting
pernyataan bagi keberhasilan masa depan organisasi).
Beri tanda Check salah satu skala dari kolom important dan Effectiveness :
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
102
Nama :…………………………………… Jenis Kelamin : Pria/Wanita
Masa kerja :……………(bulan)………………(tahun) Pendidikan terakhir : (SLTA/D3/Sarjana/P. Sarjana/Lainnya……….)
No
STRATEGY
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
1 Ada inisiatif dari semua individu untuk menerapkan Knowledge Management
2 Organisasi memiliki strategi dalam penerapan Knowledge Management
3 Ada perencanaan penerapan Knowledge Management yang terintegrasi dengan proses tiap unit di organisasi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
103
4 Sudah ditentukan peran dan tanggung jawab serta anggaran untuk implementasi KM
5 Organisasi membutuhkan suatu sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki
6 Ada pengukuran secara berkala dari pengelolaan pengetahuan yang ada
7 Manajemen mendukung dan melakukan tindakan nyata dalam kegiatan knowledge management
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
104
No
ORGANIZATION
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
8 Karyawan dapat dengan mudah menghubungi manajemen dan pimpinan
9 Dengan struktur organisasi yang dimiliki, pegawai dimungkinkan untuk turut berperan serta dalam penetapan tujuan bersama
10 Ada team yang bertugas mendukung penerapan knowledge management
11 Jika terjadi kegagalan, ada upaya dari perusahaan untuk mendorong adanya analisis dan melakukan perbaikan
12 Perusahaan secara aktif mengadakan pelatihan secara berkala
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
105
13 Perusahaan mendorong karyawan untuk menghadiri seminar atau pengembangan diri informal
14 Perusahaan menyelenggarakan program-program untuk perkumpulan karyawan
15 Perusahaan menyediakan tempat yang kondusif untuk bertukar informasi antar karyawan
16 Karyawan tahu siapa yang harus ditemui untuk setiap informasi yang dibutuhkan
No
CULTURE
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
17 Setiap individu terbiasa membuat dokumentasi informasi dan berbagi ide
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
106
18 Suasana kerja di perusahaan memungkinkan untuk mengekspresikan ide
19 Setiap orang dalam dalam perusahaan dapat bekerja dengan caranya masing-masing yang nyaman bagi mereka
20 Kesuksesan saya merupakan hal penting bagi rekan kerja
21 Bekerja sama sering dilakukan dan diutamakan dalam pekerjaan sehari-hari
22 Setiap orang berpartisipasi untuk berbagi pengetahuan mengenai best practices
23 Saya bersedia untuk mengumpulkan informasi dan pengalaman karyawan lain di dalam perusahaan
‘
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
107
No
TECHNOLOGY
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
24 Dalam pembahasan inisiatif pengadaan TI baru, teknologi yang sesuai dengan kebutuhan berbagi pengetahuan termasuk dalam agenda
25 Sudah terbiasa menggunakan email dalam berkomunikasi dan berbagi pengetahuan
26 Ada pemeriksaan secara berkala untuk memastikan bahwa TI yang dimiliki saat ini mendukung kebutuhan pengetahuan perusahaan
27 TI menyediakan tempat penyimpanan pengetahuan yang berharga
28 TI mendukung kebutuhan pencarian informasi yang diperlukan dan berbagi
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
108
pengetahuan secara mudah
29 Penggunaan internet dan intranet sangat mendukung dalam aktivitas belajar, pendidikan, dan pelatihan
30 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung pekerjaan yang bersifat kolaboratif yang tidak dibatasi oleh jarak dan waktu
31 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung komunikasi antar karyawan
32 TI memungkinkan bahwa informasi yang tepat tersedia untuk orang yang tepat di saat yang tepat
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
109
No
MOTIVATION
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
33 Ada penghargaan dari perusahaan bagi karyawan yang secara aktif berbagi pengetahuan
34 Ada promosi peningkatan karir bagi karyawan yang aktif berbagi ide dan pengetahuan
35 Ada keyakinan kuat bahwa hanya dengan berbagi ide kita semua bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik
36 Menyimpan pengetahuannya sendiri yang menjadi rahasia tentang cara terbaik dalam melakukan sesuatu adalah hal yang tidak baik
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
110
37 Ada dorongan untuk mencari pengetahuan dari para ahli atau pakar
No
PROCESS
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
38 Perusahaan menyediakan training untuk para pegawai sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya
39 Perusahaan mendukung karyawan yang melanjutkan studinya dalam rangka meningkatkan kemampuan individu
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
111
40 Pelatihan yang selama ini didapat sudah sesuai dengan kebutuhan saya
41 Penting bagi karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus untuk mentransfer segala kemampuan dan keahlian sebelum pergi meninggalkan perusahaan
42 Tidak mengalami kesulitan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan keahlian yang saya miliki kepada orang lain
43 Tidak mengalami kesulitan untuk mengajarkan kemampuan saya kepada orang lain
44 Mudah menemukan dokumentasi pengetahuan dan pengalaman
45 Ada proses yang efisien dalam klasifikasi dan penyimpanan pengetahuan
46 Mengaplikasikan best practice dari pengetahuan yang tersimpan pada produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
47 Memiliki komunikasi yang efektif antar
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
112
karyawan
No
HUMAN RESOURCE
IMPORTANT EFFECTIVENESS
Penting bagi keberhasilan masa depan perusahaan Efektifitas praktik saat ini
Sangat penting
Cukup penting Penting Kurang
penting Tidak
penting Sangat efektif
Cukup efektif Efektif Kurang
efektif Tidak efektif
SKOR 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
48 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang mampu menutupi kekurangan pengetahuan perusahaan
49 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki orientasi positif terhadap pengetahuan
50 Adanya aktivitas pengembangan pengetahuan karyawan secara profesional
51 Adanya kesempatan peningkatan karir di
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
113
dalam perusahaan
52 Perusahaan menyediakan lingkungan yang menyenangkan sehingga karyawan merasa betah untuk bertahan
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
114
Lampiran 9 : Tabulasi Important
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
115
Lampiran 5 : Tabulasi Important (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
116
Lampiran 10 : Tabulasi Effectiveness
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
117
Lampiran 6 : Tabulasi Effectiveness (lanjutan)
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
Lampiran 11 : Analisis Gap
Gap Analisis
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
1 Strategy 3.28 1.99 1.29
1 Ada inisiatif dari semua individu untuk menerapkan Knowledge Management 3.08 1.94 1.13
2 Organisasi memiliki strategi dalam penerapan Knowledge Management 3.17 1.94 1.23
3 Ada perencanaan penerapan Knowledge Management yang terintegrasi dengan proses tiap unit di organisasi 3.50 2.21 1.29
4 Sudah ditentukan peran dan tanggung jawab serta anggaran untuk implementasi KM 3.13 1.85 1.29
5 Organisasi membutuhkan suatu sistem untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki 3.62 1.96 1.65
6 Ada pengukuran secara berkala dari pengelolaan 3.42 2.06 1.37
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
pengetahuan yang ada
7 Manajemen mendukung dan melakukan tindakan nyata dalam kegiatan knowledge management 3.06 2.00 1.06
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
2 Organization 3.29 2.66 0.63
8 Karyawan dapat dengan mudah menghubungi manajemen dan pimpinan 3.08 2.67 0.40
9 Dengan struktur organisasi saat ini, pegawai dimungkinkan untuk turut berperan serta dalam penetapan tujuan bersama 3.17 2.65 0.52
10 Ada team yang bertugas mendukung penerapan knowledge management 3.50 2.62 0.88
11 Jika terjadi kegagalan, ada upaya dari perusahaan untuk menganalisa dan melakukan perbaikan 3.13 2.46 0.67
12 Perusahaan secara aktif mengadakan pelatihan secara berkala 3.62 2.40 1.21
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
13 Perusahaan mendorong karyawan untuk menghadiri seminar atau pengembangan diri informal 3.42 2.50 0.92
14 Perusahaan menyelenggarakan program-program untuk perkumpulan karyawan 3.33 2.85 0.48
15 Perusahaan menyediakan tempat yang kondusif untuk bertukar informasi antar karyawan 3.06 2.81 0.25
16 Karyawan tahu siapa yang harus ditemui untuk setiap informasi yang dibutuhkan 3.33 3.00 0.33
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
3 Culture 3.24 1.98 1.26
17 Setiap individu terbiasa membuat dokumentasi informasi dan berbagi ide 3.08 2.02 1.06
18 Suasana kerja di perusahaan memungkinkan untuk mengekspresikan ide 3.17 1.87 1.31
19 Setiap orang dalam perusahaan dapat bekerja dengan caranya masing-masing yang nyaman bagi 3.50 2.19 1.31
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
mereka
20 Kesuksesan saya merupakan hal penting bagi rekan kerja 3.13 1.79 1.35
21 Bekerja sama sering dilakukan dan diutamakan dalam pekerjaan sehari-hari 3.42 1.98 1.44
22 Setiap orang berpartisipasi untuk berbagi pengetahuan mengenai best practices 3.06 2.00 1.06
23 Saya bersedia untuk mengumpulkan informasi dan pengalaman karyawan lain didalam perusahaan 3.33 2.02 1.31
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
4 Technology 3.31 2.53 0.78
24 Dalam pembahasan inisiatif pengadaan TI baru, teknologi yang sesuai dengan kebutuhan berbagi pengetahuan termasuk dalam agenda 3.08 2.81 0.27
25 Sudah terbiasa menggunakan email dalam 3.50 2.65 0.85
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
berkomunikasi dan berbagi pengetahuan
26 Ada pemeriksaan secara berkala untuk memastikan bahwa TI yang dimiliki saat ini mendukung kebutuhan pengetahuan perusahaan 3.29 2.42 0.87
27 TI menyediakan tempat penyimpanan pengetahuan yang berharga 3.13 2.31 0.83
28 TI mendukung kebutuhan pencarian informasi yang diperlukan dan berbagi pengetahuan secara mudah 3.62 2.25 1.37
29 Penggunaan internet dan intranet sangat mendukung dalam aktivitas belajar, pendidikan, dan pelatihan 3.42 2.35 1.08
30 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung pekerjaan yang bersifat kolaboratif tanpa menghiraukan tempat dan waktu 3.33 2.67 0.65
31 Perusahaan menyediakan fasilitas TI yang mendukung komunikasi antar karyawan 3.06 2.71 0.35
32 TI memungkinkan bahwa informasi yang tepat tersedia untuk orang yang tepat di saat yang tepat 3.33 2.56 0.77
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata- Rata- Rata- Rata- Item Total
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
rata Item
rata Total
rata Item
rata Total
5 Motivation 3.30 2.43 0.87
33 Ada penghargaan dari perusahaan bagi karyawan yang secara aktif berbagi pengetahuan 3.17 2.54 0.63
34 Ada promosi peningkatan karir bagi karyawan yang aktif berbagi ide dan pengetahuan 3.50 2.42 1.08
35 Ada keyakinan kuat bahwa hanya dengan berbagi ide kita semua bisa melakukan dengan lebih baik 3.29 2.56 0.73
36 Menyimpan pengetahuannya sendiri yang menjadi rahasia tentang cara terbaik dalam melakukan sesuatu adalah hal yang tidak baik 3.13 2.31 0.83
37 Ada dorongan untuk mencari pengetahuan dari para ahli atau pakar 3.42 2.35 1.08
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
6 Process 3.29 1.97 1.32
38 Perusahaan menyediakan training untuk para pegawai sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya 3.33 1.67 1.65
39 Perusahaan mendukung karyawan yang melanjutkan studinya dalam rangka meningkatkan kemampuan individu 3.06 1.96 1.10
40 Pelatihan yang selama ini didapat sudah sesuai dengan kebutuhan saya 3.33 1.94 1.38
41
Penting bagi karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus untuk mentransfer segala kemampuan dan keahlian sebelum pergi meninggalkan perusahaan 3.08 1.92 1.15
42 Tidak mengalami kesulitan untuk melakukan presentasi dan mengajarkan keahlian yang saya miliki kepada orang lain 3.17 1.73 1.44
43 Tidak mengalami kesulitan untuk mengajarkan kemampuan saya kepada orang lain 3.50 2.21 1.29
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
44 Mudah menemukan dokumentasi pengetahuan dan pengalaman 3.29 2.19 1.10
45 Ada proses yang efisien dalam klasifikasi dan penyimpanan pengetahuan 3.13 1.90 1.23
46 Mengaplikasikan best practice dari pengetahuan yang tersimpan pada produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan 3.62 2.08 1.54
47 Memiliki komunikasi yang efektif antar karyawan 3.42 2.12 1.31
No Aspek No Item Item
IMPORTANCE EFFECTIVENESS Gap
Rata-rata Item
Rata-rata Total
Rata-rata Item
Rata-rata
Total Item Total
7 Human Resources
3.19 2.60 0.59
48 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang mampu menutupi 3.33 2.67 0.65
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
kekurangan pengetahuan perusahaan
49 Perusahaan merekrut karyawan yang memiliki orientasi positif terhadap pengetahuan 3.06 2.71 0.35
50 Adanya aktivitas pengembangan pengetahuan karyawan secara profesional 3.33 2.56 0.77
51 Adanya kesempatan peningkatan karier di dalam perusahaan 3.08 2.54 0.54
52 Perusahaan menyediakan lingkungan yang menyenangkan sehingga karyawan merasa betah untuk bertahan 3.17 2.54 0.63
Rata-rata 3.27 2.31 0.96
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014
Analisis pengukuran ..., Nugroho, Fasilkom UI, 2014