UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISTIK DAN POTENSI ... · lahan komersial serta potensi dan...

29
UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISTIK DAN POTENSI PERKEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL SEGITIGA PANDAMA (PANDANARAN GAJAHMADA PEMUDA) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana SONY AKBAR WIBOWO L2D 607 031 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG MARET 2012

Transcript of UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISTIK DAN POTENSI ... · lahan komersial serta potensi dan...

UNIVERSITAS DIPONEGORO

KARAKTERISTIK DAN POTENSI PERKEMBANGAN KAWASAN

KOMERSIAL SEGITIGA PANDAMA (PANDANARAN – GAJAHMADA

– PEMUDA) DI KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

SONY AKBAR WIBOWO

L2D 607 031

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANG

MARET 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

NAMA : Sony Akbar Wibowo

NIM : L2D 607 031

Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota

Fakultas : Teknik

Judul Tugas Akhir : Karakteristik dan Potensi Perkembangan Kawasan Komersial

Segitiga Pandama (Pandanaran-Gajahmada-Pemuda) di Kota

Semarang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang

diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota, Fakultas

Teknik, Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI

Pembimbing : Ir. Ragil Haryanto, MSP ( .......................................... )

Penguji I : Dr.Sc.Agr.Iwan Rudiarto, ST, M.Sc ( .......................................... )

Penguji II : Santy Paula Dewi, ST, MT ( .......................................... )

Semarang, 29 Maret 2012

Mengetahui,

Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Dr.-ing.Asnawi, ST

NIP. 197107241997021001

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir yang berjudul, “Karakteristik dan Potensi Perkembangan Kawasan Komersial

Segitiga Pandama (Pandanaran – Gajahmada - Pemuda) di Kota Semarang”

ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Sony Akbar Wibowo

NIM : L2D 607 031

Tanda Tangan : ......................................

Tanggal : Maret 2012

Abstrak

Sejak akhir tahun 1980-an kawasan Simpang lima, Gajahmada dan Jalan Pahlawan (Simapala)

didorong oleh Pemerintah Kota sebagai kawasan pusat bisnis atau CBD di Kota Semarang (Suara Merdeka,

7 Agustus 2009). Akan tetapi di dalam perkembangannya kawasan Simapala ini menghadapi banyak kendala

untuk menjadi sebuah kawasan bisnis. Berdasarkan pengamatan di lapangan, dalam beberapa tahun

terakhir kawasan Pandanaran, Gajahmada, dan Pemuda (Pandama) terus mengalami pertumbuhan

terutama di dalam investasi properti untuk fungsi komersial sehingga semakin menunjukkan pertumbuhan

kawasan yang semakin pesat oleh tingginya pertumbuhan aktivitas komersial dengan skala kota maupun

regional. Terjadinya fenomena pertumbuhan kawasan Pandama sebagai segitiga tujuan investasi dan

mengarah sebagai pusat jasa dan komersial bisnis ini berkembang dengan sendirinya sejalan dengan

pergeseran pasar investasi(market force) yang bereaksi terhadap banyaknya masalah dan keterbatasan yang

dimiliki kawasan Simpang Lima sebagai kawasan tujuan investasi CBD yang didorong Pemkot sebelumnya.

Fenomena kecenderungan pertumbuhan pembangunan di kawasan Pandama tersebut akhirnya mendorong

peneliti untuk mengetahui, “Bagaimanakah karakteristik perkembangan aktivitas komersial di kawasan

segitiga Pandama (Pandanaran, Gajahmada, Pemuda) Kota Semarang dan bentuk potensi

perkembangannya sebagai kawasan komersial di masa mendatang?”.

Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif, overlay dan analisis delphi. Metode analisis delphi dilakukan untuk mendapatkan pendapat dari

berbagai perspektif dengan melakukan kuesioner secara beberapa tahap atau putaran terhadap para

ahli/pakar. Proses untuk mengetahui karakteristidan dan potensi perkembangan kawasan komersial

Pandama ini dimulai dengan menganalisis karakteristik seperti bentuk dan jenis aktivitas komersial yang

ada di dalam kawasan segitiga Pandama, pola perkembangannya hingga dominansi aktivitas dan guna

lahan komersial serta potensi dan permasalah yang ada di kawasan dan mempengaruhi perkembangan

fungsi komersial di dalam kawasan. Dari hasil karakteristik kawasan dan analisis potensi masalah kemudian

dilakukanlah analisis delphi terhadap para pakar sebagai bentuk pengecekan di lapangan (ground thruting)

untuk mengetahui potensi perkembangan segitiga Pandama.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa segitiga Pandama menjadi sebuah kawasan komersial jasa

karena aktivitas komersial di segitiga Pandama didominasi oleh fungsi jasa sebesar 58% dengan pola

perkembangan dan persebaran aktivitas komersial di segitiga Pandama cenderung berubah dari pola yang

mengikuti jaringan jalan (ribbon) menjadi pola memusat (center) dengan beragam aktivitas komersial

memusat di seluruh kawasan segitiga Pandama dan menggambarkan sebuah hirarki pelayanan komersial

dari skala lokal (convenience) hingga skala metropolitan CBD. Potensi perkembangan sebagai kawasan

komersial di masa mendatang terdiri dari dua potensi perkembangan yaitu potensi perkembangan baru dan

potensi perkembangan vertical building dalam kawasan. Kawasan komersial segitiga Pandama di masa

mendatang akan tumbuh dan berkembang sebagai magnet pembangunan di Kota Semarang mengakibatkan

Pertumbuhan kuantitas terhadap aktivitas komersial semakin tinggi dan ditandai dengan semakin masuknya

fungsi komersial ke dalam kawasan Pandama dan juga mengakibatkan semakin besarnya tingkat alih fungsi

guna lahan permukiman menjadi komersial. Faktor tingginya harga lahan di kawasan Pandama akan

memunculkan kecenderungan pertumbuhan bangunan superblok dan vertical building (high rise) terutama

pada lahan dijalan utama Pandama sehingga menciptakan kesan kawasan komersial yang modern.

Rekomendasi yang dihasilkan adalah Pandama sebagai kawasan pusat komersial dan bisnis atau

central bussiness district (CBD) yang strategis secara ekonomi untuk Kota Semarang dan dapat berkembang

layaknya CBD di Kota – kota besar lainnya sehingga harus lebih diatur mengenai pengaturan terhadap

fungsi komersial yang ada agar tercipta suasana kawasan yang modern tetapi tetap harmonis dan teratur

serta tidak mengabaikan aspek lingkungan, estetika kawasan hingga sosial masyarakat disekitarnya. Seiring

semakin meningkatnya konversi lahan permukiman menjadi komersial perlu diperhatikan aspek sosial

masyarakat karena berpotensi menimbulkan konflik terutama bagi masyarakat kampung kota yang telah

lama menghuni di kawasan Pandama.

Kata kunci: Kawasan Komersial, Karakteristik, Potensi perkembangan, Pandama

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga

penyusunan Tugas Akhir berjudul Karakteristik dan Potensi Perkembangan Kawasan Komersial

Segitiga Pandama (Pandanaran, Gajahmada, Pemuda) di Kota Semarang dapat diselesaikan

dengan baik. Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr.-ing.Asnawi, ST sebagai Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro yang telah memberikan pengarahan dan kesempatan pada

penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Ir. Ragil Haryanto, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Dr.Sc.Agr.Iwan Rudiarto, ST, M.Sc dan Santy Paula Dewi, ST, MT selaku dosen penguji

Tugas Akhir yang telah banyak memberi masukan untuk mendapatkan hasil penelitian

yang lebih baik.

4. Orang tua dan segenap keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan moral dan

materi pada penulis.

5. Steffi Sondra Valentina yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan setiap saat.

6. Fanny, Arsyad, Indra, Aditya Yuva, Arya Citra, Nico, Icha, Yogi, Hestiana, Listya,

Tommy, Dandi, DN, Fitra, Pasha dan teman-teman Ekstensi Planologi 2007 yang selalu

memberikan dorongan di dalam penyusunan Tugas Akhir.

7. Teman – teman Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Undip angkatan 2007.

8. Para pakar ahli serta instansi Bappeda Kota Semarang, DTKP, BPN Kota Semarang,

kantor pajak Semarang Tengah dan Kecamatan Semarang Tengah atas kesempatan

melakukan wawancara dan mengambil data penunjang

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Semoga dengan adanya penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat dan

dapat mendukung kelancaran penelitian yang akan dilakukan selanjutnya sehingga dapat

bermanfaat bagi semua.

Semarang, Maret 2012

Sony Akbar Wibowo

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN ORISINALITAS .................................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan ...................................................................................................... 4

1.3.2 Sasaran ..................................................................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................................... 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah .......................................................................... 4

1.4.2 Ruang Lingkup Substansi ......................................................................... 6

1.5 Posisi Penelitian ......................................................................................................... 7

1.6 Keaslian Penelitian..................................................................................................... 7

1.7 Kerangka Penelitian ................................................................................................... 8

1.8 Metode Penelitian ...................................................................................................... 10

1.8.1 Pendekatan Studi ...................................................................................... 10

1.8.2 Penggunaan Data dan Teknik Pengambilan Data ..................................... 10

1.8.3 Kerangka dan Metode Analisis ................................................................ 14

1.9 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 17

BAB II KAJIAN KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN AKTIVITAS

KOMERSIAL PERKOTAAN ................................................................................ 18

2.1. Aktivitas Komersial Perkotaan................................................................................... 18

2.1.1 Pengertian dan Klasifikasi Jenis Aktivitas Komersial .............................. 18

2.1.2 Pola Perkembangan Kegiatan Komersial ................................................. 19

2.2. Perkembangan Kawasan Komersial Perkotaan .......................................................... 21

2.2.1 Perubahan Pemanfaatan Lahan Kawasan Komersial ................................ 24

a) Hubungan antara pemanfaatan lahan, harga lahan dan lokasi ........... 26

v

b) Hubungan antara pemanfaatan lahan, harga lahan, lokasi dan

ketinggian bangunan ......................................................................... 27

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kawasan Komersial ............ 28

2.3. Permasalahan Kawasan Komersial Kota .......................................................... 31

2.3.1 Penurunan Jumlah Penduduk dan Konflik Sosial ..................................... 31

2.3.2 Kelancaran Sirkulasi Dan Mobilitas Kawasan ................................. 32

a) Kemacetan lalu lintas ........................................................................ 32

b) Ketersediaan lahan parkir dan sirkulasi kawasan ............................. 33

c) Penurunan kualitas lingkungan ................................................. 34

2.4. Sintesa Literatur ................................................................................................ 35

BAB III GAMBARAN UMUM AKTIVITAS KAWASAN KOMERSIAL

PANDANARAN – GAJAHMADA – PEMUDA (PANDAMA) ....................... 36

3.1 Kedudukan Kawasan Segitiga Pandama dalam Kota Semarang ............................... 36

3.2 Gambaran Kawasan Segitiga Pandanaran Gajahmada Pemuda (Pandama)................ 37

3.2.1 Kondisi Fisik Alam .................................................................................. 38

3.2.2 Kondisi Kependudukan ............................................................................ 38

3.2.3 Penggunaan Lahan Kawasan Segitiga Emas Pandama ............................. 39

3.2.4 Perkembangan Kawasan Komersial Segitiga Pandama ............................ 42

3.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Kawasan Komersial Pandama .................. 44

3.3 Gambaran Kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam Pengembangan

Kawasan Pandama ..................................................................................................... 46

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK AKTIVITAS KOMERSIAL DAN

POTENSI PERKEMBANGAN KAWASAN KOMERSIAL

SEGITIGA PANDAMA ..................................................................................... 48

4.1 Identifikasi Karakteristik Aktivitas Komersial Pandama ........................................... 48

4.1.1 Identifikasi Karakteristik Aktivitas Komersial Berdasarkan

Fungsi dan Bentuknya. ............................................................................. 48

4.1.2 Identifikasi Persebaran dan Pola Perkembangan Aktivitas

Komersial ................................................................................................. 52

4.1.3 Analisis Perkembangan Kegiatan dan Guna Lahan Komersial

Segitiga Pandama ..................................................................................... 56

a) Perkembangan dominansi aktivitas komersial melalui identifikasi

guna lahan ............................................................................................... 56

vi

b) Peningkatan aktivitas kawasan komersial Pandama ................................. 60

c) Pertumbuhan Vertikal Bangunan Komersial Bernilai Properti

Tinggi ....................................................................................................... 61

4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Aktivitas Komersial Pandama .............. 64

4.2.1 Faktor Permasalahan Penghambat Perkembangan Kawasan

Komersial ........................................................................................................ 64

a) Kemacetan dan Parking On Street ............................................................. 68

b) Batasan ketinggian pengaruh KKOP ....................................................... 70

4.2.2 Faktor Potensi Pendorong Perkembangan Kawasan Komersial ...................... 71

a) Aksesibilitas dan Lokasi.............................................................................. 75

b) Kelengkapan Sarana dan Prasarana ............................................................. 75

c) Daya Dukung Lahan yang Sesuai ................................................................ 76

d) Kebijakan RTR yang Mendorong Aktivitas Komersial (Pro

Investasi) ..................................................................................................... 78

e) Embrio Perdagangan dan Jasa ..................................................................... 79

f) Harga Lahan Pusat Kota yang Terus Meningkat ......................................... 80

4.3 Analisis Bentuk Potensi Perkembangan Kawasan Komersial Pandama ........................ 84

4.4 Rumusan Analisis ......................................................................................................... 93

BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 97

5.1 Temuan Studi ................................................................................................................ 97

5.2 Kesimpulan ................................................................................................................... 100

5.3 Rekomendasi Studi ....................................................................................................... 101

5.4 Rekomendasi Studi Lanjutan ........................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Studi Kawasan Segitiga Pandama ...................................................... 5

Gambar 1.2 Posisi Penelitian dalam Lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota ........................... 7

Gambar 1.3 Kerangka Pikir ......................................................................................................... 9

Gambar 1.4 Kerangka Analisis .................................................................................................... 14

Gambar 2.1 Klasifikasi Aktivitas Komersial Menurut Pola Perkembangannya .......................... 21

Gambar 2.2 Hubungan Antara Penggunaan Lahan, Nilai Lahan serta Jarak Terhadap

CBD ...................................................................................................................... 26

Gambar 2.3 Hubungan Antara Penggunaan Lahan dan Ketinggian Bangunan ........................... 27

Gambar 2.4 Peran Pemerintah dalam Manajemen Lahan Perkotaan ........................................... 31

Gambar 2.5 Pola Timbulan Dan Dampak Kemacetan ................................................................. 33

Gambar 3.1 Orientasi Kawasan Segitiga Pandama di Kota Semarang ........................................ 37

Gambar 3.2 Pemanfaatan Lahan Kawasan Segitiga Pandama Tahun 2011 ................................. 41

Gambar 3.3 Perkembangan Kawasan Pandama Tahun 2003 – 2011 ........................................... 43

Gambar 3.4 Kondisi Sarana Prasarana Kawasan ......................................................................... 45

Gambar 3.5 Kondisi Sarana Prasarana Kawasan ......................................................................... 46

Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Komersial Berdasarkan Fungsinya di Kawasan Pandama ......... 49

Gambar 4.2 Aktivitas Komersial Jasa Restoran dan Cafe di Kawasan Pandama ......................... 51

Gambar 4.3 Diagram Bentuk Aktivitas Komersial di Kawasan Segitiga Pandama ..................... 52

Gambar 4.4 Pola Perkembangan Memusat di Kawasan Komersial Pandama .............................. 54

Gambar 4.5 Peta Persebaran Bentuk Aktivitas Komersial di Segitiga Pandama dan

Dominansinya ....................................................................................................... 55

Gambar 4.6 Persebaran Lahan Aktivitas Komersial Kawasan Segitiga Pandama Tahun

2003 ...................................................................................................................... 56

Gambar 4.7 Dominansi Guna Lahan Komersial di Kawasan Segitiga Pandama Tahun

2011 ..................................................................................................................... 58

Gambar 4.8 Diagram Pertumbuhan Alih Fungsi Lahan Kawasan Komersial Pandama

Tahun 2003 – 2011 ............................................................................................. 59

Gambar 4.9 Kawasan Segitiga Pandama Sebagai Pusat Aktivitas dan Wisata ........................... 61

Gambar 4.10 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Kemacetan .................................... 68

Gambar 4.11 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Parkir On Street ............................ 69

Gambar 4.12 KKOP Bandara Ahmad Yani Pada Kawasan Segitiga Pandama............................. 70

Gambar 4.14 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Aksesibilitas dan Lokasi .............. 75

viii

Gambar 4.15 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Kelengkapan Sarana dan

Prasarana ............................................................................................................... 76

Gambar 4.16 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Daya Dukung lahan .................... 77

Gambar 4.17 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Kebijakan RTR Pro

Investasi ................................................................................................................ 78

Gambar 4.18 Penilaian Pakar Terhadap Prioritas Komponen Embrio Perdagangan dan

Jasa ....................................................................................................................... 80

Gambar 4.19 Persebaran Harga Lahan (Pasar) di Kawasan Segitiga Pandama ........................... 82

Gambar 4.20 Persebaran Harga Lahan (berdasar NJOP) di Kawasan Segitiga Pandama ........... 83

Gambar 4.21 CBD Pandama dan Kawasan Pusat Kota Petawangi .............................................. 87

Gambar 4.22 Peta Potensi Perkembangan Aktivitas Komersial ................................................. 94

Gambar 4.23 Pengaruh bentuk kawasan Pandama terhadap perkembangan vertical

building ................................................................................................................. 96

ix

Daftar Tabel

Tabel I.1 Keaslian Penelitian ...................................................................................................... 8

Tabel I.2 Kebutuhan Data .......................................................................................................... 10

Tabel I.3 Nama dan Profesi Responden Ahli/Pakar ................................................................... 16

Tabel II.1 Jenis Kawasan Komersial ........................................................................................... 22

Tabel II.2 Klasifikasi Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan .................................................... 24

Tabel II.3 Sintesis Literatur ......................................................................................................... 35

Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kawasan Segitiga Pandama Tahun 2004-2009 .............................. 38

Tabel III.2 Batasan Struktur Kegiatan Kota Semarang 2010 – 2030 ........................................... 46

Tabel IV.1 Aktivitas Komersial Kawasan Segitiga Pandama Berdasarkan Fungsinya ................. 49

Tabel IV.2 Klasifikasi Komersial Berdasarkan Bentuk Aktivitasnya di Kawasan Segitiga

Pandama ............................................................................................................... 50

Tabel IV.3 Luas Pemanfaatan Lahan di Kawasan Pandama Pada Tahun 2003 dan 2011 ............ 57

Tabel IV.4 Bangunan Baru Bernilai Investasi Tinggi Di Kawasan Segitiga Pandama

Sepanjang Tahun 2003 – 2011 .............................................................................. 61

Tabel IV.5 Bangunan Berketinggian Sedang (middle rise) Di Kawasan Segitiga

Pandama ............................................................................................................... 62

Tabel IV.6 Aspek dan Komponen – komponen Permasalahan yang Menghambat

Perkembangan Segitiga Pandama sebagai Kawasan Komersial ............................ 64

Tabel IV.7 Hasil Prioritas Aspek Permasalahan Perkembangan segitiga Pandama

sebagai Kawasan Komersial ................................................................................. 66

Tabel IV.8 Hasil Prioritas Komponen Permasalahan yang Menghambat Perkembangan

Segitiga Pandama Sebagai Kawasan Komersial ................................................... 67

Tabel IV.9 Aspek dan Komponen – komponen Potensi yang Mendorong Perkembangan

Segitiga Pandama sebagai Kawasan Komersial .................................................... 71

Tabel IV.10 Hasil Prioritas Aspek Potensi yang Mendorong Perkembangan Segitiga

Pandama Sebagai Kawasan Komersial ................................................................. 73

Tabel IV.11 Hasil Prioritas Komponen Potensi yang Mendorong Perkembangan Segitiga

Pandama Sebagai Kawasan Komersial ................................................................. 74

Tabel IV.12 Perbandingan Harga Tanah (NJOP dan Harga Pasar) di Kawasan Segitiga

Pandama Tahun 2011 ............................................................................................ 81

Tabel IV.13 Hasil Prioritas Perkembangan Segitiga Pandama Sebagai CBD Baru di

Kota Semarang...................................................................................................... 84

x

Tabel IV.14 Hasil Identifikasi Dan Prioritas Potensi Perkembangan Kawasan Komersial

Pandama ............................................................................................................... 88

Tabel IV.15 Hasil Metode Delphi Putaran III Identifikasi Potensi Perkembangan

Segitiga Pandama Sebagai Kawasan Komersial ................................................... 92

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota merupakan pusat konsentrasi penduduk yang mempunyai beragam aktivitas

perekonomian, sosial, serta berbagai macam aktivitas pelayanan lainnya. Sebuah kota dari waktu

ke waktu akan terus mengalami perubahan, hal ini berkaitan dengan adanya pertumbuhan populasi

dari penduduk kota. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar maka secara tidak langsung

pemenuhan kebutuhan penduduk yang harus di layani di suatu kota juga akan semakin tinggi.

Peningkatan kebutuhan penduduk yang terus menerus itulah yang pada akhirnya memacu untuk

terjadinya pembangunan. Pembangunan yang terjadi sebagai adanya tuntuan terhadap pemenuhan

kebutuhan ini pada awal mulanya terpusat pada satu kawasan yang biasanya sebagai pusat aktivitas

kota dan kemudian seiring waktu tumbuh dan berkembang di sekitar daerah pusat tersebut. Setiap

kota pasti mempunyai wilayah yang dianggap pusat aktivitas dimana biasanya memliki tingkat

pembangunan paling pesat. Begitu juga dengan Kota Semarang yang merupakan Ibukota Propinsi

Jawa Tengah pasti mempunyai pusat aktivitas dengan tingkat pembangunan yang pesat karena

terkait fungsi pelayanan skala lokal (kota) dan regional.

Kota Semarang pada masa lalu mempunyai sebuah pusat aktivitas yang berada di

kawasan Kota Lama yang merupakan pusat segala aktivitas pada masa itu. Akan tetapi setelah

masa kemerdekaan Indonesia dan sepeninggalan masa kolonial Belanda kawasan Kota Lama dari

waktu ke waktu semakin tidak berkembang dan nyaris tidak tumbuh sebagaimana layaknya sebuah

kawasan yang vital bagi perekonomian kota. Selepas matinya kawasan Kota Lama sebagai pusat

aktivitas Kota Semarang, lalu munculah Kawasan Jurnatan (Johar) dan Pecinan sebagai

penggantinya. Akan tetapi Kawasan Jurnatan dan Pecinan pada perkembangannya tersebut juga

terkendala dengan sempitnya lahan yang tersedia.

Sejak akhir tahun 1980-an kawasan Simpang lima, Gajahmada dan Jalan Pahlawan

(Simapala) didorong oleh Pemerintah Kota sebagai kawasan pusat bisnis atau CBD di Kota

Semarang (Suara Merdeka, 7 Agustus 2009). Akan tetapi di dalam perkembangannya kawasan

Simapala ini menghadapi banyak kendala untuk menjadi sebuah kawasan bisnis. Jalan Pahlawan

kurang bisa menjadi kawasan pusat bisnis karena dominasi perkantoran pemerintah sedangkan

kawasan Simpanglima mempunyai masalah keterbatasan lahan. Karena berbagai kendala dan

permasalahan yang ada di kawasan Simapala tersebutlah kemudian aktivitas bisnis dan

perdagangan dan jasa mulai terhambat dan terkesan tidak berkembang. Seiring permasalahan yang

terjadi di kawasan Simapala, dalam beberapa tahun terakhir kawasan Pandanaran, Gajahmada, dan

2

Pemuda (Pandama) terus mengalami pertumbuhan terutama di dalam investasi properti sehingga

semakin menunjukkan pertumbuhan kawasan yang semakin pesat didominasi oleh fungsi jasa dan

komersial dengan skala kota maupun regional. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merasa perlu

untuk melakukan penelitian mengenai potensi perkembangan kawasan Pandama di masa

mendatang yang juga melihat pada karakteristik kawasan Pandama sebagai fungsi komersial karena

perkembangan yang terjadi di kawasan ini sangat cepat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka fenomena yang

diangkat di dalam penelitian ini adalah pertumbuhan kawasan Pandanaran – Gajahmada – Pemuda

(Pandama) yang perkembangannya sangat pesat sebagai kawasan dengan fungsi komersial di Kota

Semarang. Perkembangan kawasan segitiga jalan Pandanaran – Gajahmada – Pemuda yang pesat

ini tidak terlepas dari pengaruh adanya berbagai masalah di kawasan Simpang Lima, Jalan

pahlawan, dan Jalan Gajahmada (Simapala) yang sebelumnya masih menjadi kawasan tujuan

utama untuk daya tarik investasi di Kota Semarang.

Kawasan Simpang Lima menghadapi permasalahan keterbatasan lahan apabila terus

dikakukan pembangunan untuk kegiatan komersial dan bisnis. Selain itu selama ini pun Kawasan

Simpang Lima dan Pahlawan juga menghadapi masalah kemacetan dan keterbatasan lahan parkir

apabila tetap diarahkan sebagai kawasan pusat bisnis disamping permasalahan banjir yang juga

selalu membayangi di kala hujan. Jalan Pahlawan pada perkembangannya juga sulit untuk menjadi

kawasan pusat bisnis, karena di sepanjang jalan Pahlawan terdapat banyak kantor pemerintahan

seperti kantor BPS, Pengadilan Tinggi, Kantor Gubernur, kantor Kepolisian Daerah (Polda) dan

adanya Taman Makam Pahlawan menjadikan adanya permasalahan keterbatasan lahan yang

tersedia untuk fungsi perdagangan dan jasa di sepanjang Jalan Pahlawan tersebut. Sehingga dari

sepanjang Simpang Lima – Pahlawan – Gajahmada hanya Jalan gajahmada lah yang ke depan

masih dapat didorong lebih sebagai kawasan jasa, komersial dan bisnis. Akibat dari berbagai

masalah tadi maka pertumbuhan pembangunan untuk aktivitas bisnis mulai menyebar dimulai dari

Kawasan Simpang Lima menuju Pandaranaran hingga Tugumuda dan dari kawasan Simpang Lima

menuju Gajahmada ke Pemuda dan Tugumuda hingga pada akhirnya membentuk sebuah jalur

segitiga dengan nilai lahan yang tinggi di Kota Semarang yang kemudian menjadikan kawasan ini

mempunyai tingkat konsentrasi pembangunan untuk aktivitas bisnis tertinggi di Kota Semarang.

Perkembangan kawasan segitiga Pandama yang tumbuh dengan semakin banyaknya

investasi properti seperti empat buah mall, beberapa hotel berbintang, kantor operator

telekomunikasi, perbankan dan sejumlah apartemen mewah yang sedang dalam tahap perijinan dan

3

pembangunan menjadikan harga lahan di kawasan tersebut melambung tinggi (Suara Merdeka, 7

Agustus 2009). Berdasarkan pengamatan, pertumbuhan kawasan Pandama yang semakin ke arah

menjadi sebuah kawasan bisnis adalah sesuatu yang bukan dari awal direncanakan dan ditetapkan

oleh pemerintah Kota Semarang karena sebelumnya kawasan Pandama adalah kawasan dengan

fungsi perkantoran dan pemerintahan. Terjadinya fenomena pertumbuhan kawasan Pandama

sebagai segitiga tujuan investasi dan mengarah sebagai pusat jasa dan komersial bisnis ini

berkembang dengan sendirinya sejalan dengan banyaknya masalah dan keterbatasan yang dimiliki

kawasan Simpang Lima sebagai kawasan tujuan investasi CBD yang didorong Pemkot

sebelumnya. Fenomena ini juga terjadi karena adanya aktivitas dan daya tarik ekonomi yang

berasal dari dalam kawasan Pandama.

Fenomena yang juga muncul adalah Pandama sebagai kawasan yang tumbuh dengan

sendirinya hingga kemudian mengalami pertumbuhan pesat dengan beragam fungsi jasa dan

komersial yang ada tersebut t juga tidak terbebas dari ancaman beberapa masalah. Saat ini kawasan

segitiga Pandama sebagai kawasan dengan fungsi komersial dan jasa masih mempunyai banyak

kekurangan seperti masalah pemakaian fungsi jalan yang berlebihan pada jalan Pandanaran, lalu

lintas yang padat, jalur pejalan kaki yang dipenuhi oleh PKL. Kemudian aspek perkembangan

sosial kawasan juga harus diperhatikan karena di dalam kawasan segitiga Pandama terdapat

beberapa kampung kota yang sedikit demi sedikit fungsi penggunaan lahannya mulai tergantikan

dan keberlanjutannya dapat terancam oleh pesatnya pembangunan di kawasan tersebut serta dapat

menimbulkan konflik sosial. Disamping beberapa masalah tersebut kawasan Pandama juga

mempunyai beberapa kelebihan hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini. Perkembangan

pada kawasan Pandama dipengaruhi oleh bagaimana mengatasi masalah dan mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya. Berdasarkan fenomena dan permasalahan tersebut maka timbulah

pertanyaan penelitian atau research question yaitu : “Bagaimanakah karakteristik

perkembangan aktivitas komersial di kawasan segitiga Pandama (Pandanaran, Gajahmada,

Pemuda) Kota Semarang dan bentuk potensi perkembangannya sebagai kawasan komersial

di masa mendatang?”.

Melalui research question tersebut, penelitian ini mencoba untuk menjelaskan

karakteristik dan perkembangan aktivitas komersial di kawasan segitiga Pandama ini hingga dapat

menjadi sebuah kawasan dengan dominansi fungsi jasa dan komersial serta dapat memperkirakan

pertumbuhan maupun pengembangan yang mungkin terjadi pada kawasan Pandama dengan

memperhatikan pada potensi yang dimiliki serta penanganan terhadap permasalahan kawasan yang

ada.

4

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian tentang analisis karakteristik dan

potensi kawasan segitiga Pandanaran – Gajahmada – Pemuda (Pandama) sebagai fungsi jasa dan

komersial di Kota Semarang adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan

Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik

kawasan segitiga Pandama sebagai sebuah fungsi komersial serta bisnis di Kota Semarang dan

mengetahui potensi perkembangannya di masa mendatang berdasarkan perkembangan serta potensi

dan masalah kawasan saat ini.

1.3.2 Sasaran

Dalam mencapai suatu tujuan yang direncanakan maka sasaran–sasaran kegiatan dalam

proses penelitian harus dilalui. Sasaran kegiatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis karakteristik aktivitas komersial di kawasan segitiga Pandama.

2) Menganalisis perkembangan segitiga Pandama sebagai kawasan komersial melalui

identifikasi dominansi aktivitas komersial dan guna lahan komersial di dalam kawasan.

3) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang telah ada saat ini dan yang

mungkin mengganggu perkembangan fungsi komersial dan bisnis di masa mendatang.

4) Mengidentifikasi dan menganalisis potensi yang mendorong pertumbuhan segitiga

Pandama sebagai kawasan komersial.

5) Menganalisis kemungkinan atau potensi perkembangan yang terjadi di kawasan

segitiga Pandama sebagai kawasan komersial di masa mendatang.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam perencanaan wilayah dan kota terdapat dua macam ruang lingkup yaitu lingkup

wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah adalah lingkup analisis keruangan yang

dijadikan objek studi dengan batas-batas administrasinya. Sedangkan ruang lingkup materi adalah

analisis elemen-elemen dasar objek studi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan meliputi kawasan sepanjang Jalan Pandanaran –

Gajahmada – Pemuda (Pandama) dan kawasan yang ada di dalamnya. Secara administratif

kawasan yang terbentuk dari keterkaitan ketiga jalan Pandama tersebut berada pada Kecamatan

Semarang Tengah dan termasuk pada Bagian Wilayah Kota (BWK) I Kota Semarang. Tidak semua

5

kelurahan yang ada di Kecamatan Semarang Tengah menjadi lokasi penelitian, tetapi dibatasi

hanya pada kelurahan yang dilalui oleh ketiga jalan yang membentuk segitiga emas tersebut.

Kelurahan yang ada di dalam kawasan segitiga emas Pandama tersebut adalah Kelurahan

Pekunden, Kelurahan Miroto, Kelurahan Kembangsari dan sebagian Kelurahan Sekayu. Deliniasi

lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2008.

Gambar 1.1

Peta Wilayah Studi Kawasan Segitiga Pandama

Berikut adalah batas-batas administratif wilayah penelitian:

Sebelah Utara : Kelurahan Pandansari

Sebelah Timur : Kelurahan Brumbungan, Kelurahan Gabahan, dan Bangunharjo

Sebelah Selatan : Kelurahan Mugasari, Kelurahan Randusari

Sebelah Barat : Kelurahan Sekayu

6

Pemilihan ruang lingkup wilayah didasarkan pada pertimbangan bahwa fenomena

pertumbuhan pembangunan dan investasi properti paling banyak terdapat pada kawasan di sekitar

segitiga Pandama. Berikut adalah beberapa justifikasi pemilihan lokasi penelitian:

Ketiga jalan Pandanaran – Gajahmada – Pemuda yang menjadi pembentuk kawasan

segitiga Pandama ini merupakan jalur transportasi yang saling terkait dan membentuk

sebuah kawasan segitiga dengan keunggulan lokasi strategis serta tingkat perkembangan

pembangunan dan investasi properti yang dalam 10 tahun terakhir meningkat sangat pesat

sehingga menjadikan kawasan ini sebagai sebuah segitiga tujuan investasi.

Kawasan segitiga emas Pandama ini telah tumbuh menjadi pusat aktivitas baru setelah

sebelumnya hanya terpusat pada kawasan Simpang Lima dan Jalan Pahlawan yang ditandai

dengan beragamnya aktifitas yang ada di pada kawasan segitiga emas Pandama saat ini.

Aktivitas itu antara lain kegiatan perdagangan dan jasa seperti pembangunan beberapa mall

perbelanjaan, hotel dan apartemen kemudian bangunan perkantoran dan perbankan,

aktivitas rekreasi maupun ruang publik seperti rekreasi taman Tugu Muda dan aktivitas

Car Free Day.

1.4.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan yang terkait

dengan beberapa hal, diantaranya yaitu:

1. Kajian mengenai aktivitas ekonomi yang ada di kawasan perkotaan dan faktor – faktor

yang mempengaruhinya. Perkembangan aktivitas ekonomi sebagai materi utama di dalam

penelitian ini serta faktor – faktor yang mempengaruhinya. Kemudian aktivitas ekonomi

perkotaan akan lebih difokuskan pada fungsi jasa dan komersial untuk menjadi materi

dasar yang digunakan untuk melakukan kajian dalam penelitian ini.

2. Kajian mengenai karakteristik penggunaan lahan kawasan segitiga emas Pandanaran –

Gajahmada – Pemuda (Pandama) beserta aktivitasnya.

3. Kajian mengenai potensi dan permasalahan yang ada di Kawasan Pandanaran – Gajahmada

– Pemuda (Pandama).

4. Kajian ini berisi penjabaran berbagai potensi termasuk di dalamnya faktor pendorong dan

faktor penarik yang berasal dari dalam maupun luar kawasan Pandama ini serta

permasalahan yang ada selama terjadinya fenomena perkembangan pesat sebagai kawasan

komersial.

5. Kajian potensi perkembangan kawasan segitiga Pandama sebagai kawasan komersial di

masa mendatang berdasarkan pertumbuhan fungsi jasa dan komersial yang sangat pesat

serta permasalahn kawasan.

7

1.5 Posisi Penelitian

Posisi penelitian menunjukkan letak tema penelitian dalam disiplin ilmu Perencanaan

Wilayah dan Kota yang ada. Perencanaan wilayah dan kota memiliki dua makna perencanaan,

yaitu pengembangan wilayah dan perencanaan dan perancangan kota. Penelitian dengan tema

potensi perekembangan kawasan Pandanaran – Gajahmada – Pemuda sebagai fungsi jasa dan

komersial di Kota Semarang ini termasuk dalam bidang perencanaan dan perancangan kota

terutama pada bagian yang membahas perencanaan pusat kota. Secara lebih spesifik, posisi

penelitian terletak pada perencanaan pusat kota tepatnya pertumbuhan kawasan baru dengan fungsi

jasa dan komersial yang terkait dengan permasalahan di pusat kota sehingga kemudian

memunculkan tema penelitian ini.

Adapun posisi penelitian ini dalam disiplin ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota secara

skematis dapat dilihat dalam Gambar 1.2 sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2011

Gambar 1.2

Posisi Penelitian dalam Lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota

1.6 Keaslian Penelitian

Berikut adalah perbandingan empat penelitian relevan yang sebelumnya telah dilakukan

dengan topik tentang perubahan pemanfaatan lahan pusat kota dan perkembangan kota.

Perencanaan Wilayah dan Kota

Pengembangan Wilayah

Perencanaan dan Perancangan Kota

Perencanaan Pusat Kota

(intensifikasi)

Potensi Pertumbuhan Sebuah Kawasan Sebagai Fungsi Komersial

Perencanaan Pusat aktivitas fungsi

jasa dan komersial Potensi investasi properti di

luar pusat pertumbuhan

Perencanaan Kota Baru

Pusat Kota sebagai Pusat Aktivitas

Perencanaan Pemekaran

Kota(ekstensifikasi)

8

Tabel I.1

Keaslian Penelitian No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Lokasi,

Tahun

Penelitian

Materi Penelitian Hasil Penelitian

1 Novita

Caecelia

rahardian

Kajian Perkembangan

Kawasan Koridor Jalan

Pandanaran Semarang

sebagai kawasan komersial jasa dan

perdagangan ditinjau dari

aspek perancangan kota

Semarang,

2003

Mengkaji arah

perkembangan kawasan

koridor jalan Pandanaran

sebagai kawasan komersial jasa dan

perdagangan ditinjau dari

aspek perancangan kota

Perkembangan kawasan

koridor Jalan Pandanaran

berdasarkan integrasi dan

bentuk fisik bangunan serta aktivitas kawasan.

2 Liza

Octavia

Tutuarima

Pengaruh fungsi – fungsi

Komersial di Koridor

Jalan Pemuda Semarang

Semarang,

2011

Mengetahui peranan

keberadaan fungsi

komersial terhadap aktivitas koridor jalan

Pemuda Semarang.

3 Septiono Eko

Bawono

Strengthening downtown Semarang as Center of

Commercial and

Assesment

Semarang, 2010

Identifikasi strategi pengembangan dan

penerapan untuk pusat

kota Semarang sebagai

identitas baru dan city branding di dalam

pengembangan ekonomi.

Identifikasi startegi pengembangan pusat kota

Semarang berupa

pengoptimalan

infrastruktur, revitalisasi sungai, pengembangan

brand baru dan promosi

produk serta pasar.

4 Sony Akbar

Wibowo

Karakteristik dan Potensi

Perkembangan Kawasan

Komersial Segitiga Pandama (Pandanaran,

Gajahmada, Pemuda) di

Kota Semarang.

Semarang,

2012

Mengetahui karakteristik

kawasan Pandama dan

potensi perkembangannya sebagai kawasan

komersial di masa

mendatang.

Kawasan segitiga Pandama

berpotensi sebagai sebuah

kawasan komersial yang didominasi fungsi jasa dan

cenderung menjadi magnet

pembangunan kota

Semarang

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

1.7 Kerangka Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini diperlukan urutan cara berpikir yang merupakan

gambaran dari proses yang harus dilalui, hingga mencapai tujuan yang dinginkan. Berbagai

masalah yang timbul pada kawasan Simpang Lima dan jalan Pahlawan akhirnya mendorong

aktivitas pembangunan dan investasi properti beralih ke kawasan sekitar yaitu ke

Pandanaran, Gajahmada dan Pemuda. Fenomena pertumbuhan kawasan Pandama tersebut

kemudian memacu tumbuhnya berbagai fungsi komersial sehingga meningkatkan berbagai

aktivitas di dalam kawasan Pandama. Untuk mengetahui peluang perkembangan kawasan

Pandama sebagai kawasan komersial yaitu dengan mengetahui karakteristik yang ada di

kawasan Pandama termasuk perkembangan kawasannya dan juga memperhatikan aspek

aspek lainnya, seperti perkembangan pandama bila dilihat dari sisi aktivitas ekonomi

perkotaan, tata guna lahan serta kebijakan yang mempengaruhi. Dengan melihat kepada

aspek tersebut diharapkan dapat mengetahui potensi perkembangan kawasan Pandama

sebagai kawasan Komersial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir dari

penyusunan penelitian berikut.

9

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

Gambar 1.3

Kerangka Pikir

Rekomendasi

Perumusan karakteristik dan Potensi Perkembangan Kawasan Segitiga

Pandama Sebagai Fungsi Komersial

Analisis Potensi

Kawasan Komersial

Pandama

Analisis

Permasalahan

Kawasan Komersial

Pandama

Analisis Perkembangan

Aktivitas komersial dan

Guna Lahan Komersial di

Kawasan Pandama

Analisis Karakteristik

Aktivitas Komersial

Kawasan Pandama

Analisis Potensi Kawasan Segitiga Pandama Sebagai Fungsi Komersial dan Jasa

Identifikasi

Karakteristik Dan

Perkembangan

Kawasan Segitiga

Pandama

Identifikasi Potensi

Dan Masalah

Kawasan Pandama

Munculnya Fenomena Pertumbuhan Pesat Kawasan Segitiga Pandama

sebagai Fungsi Komersial

Peningkatan Investasi Properti

di Kawasan Pandama

Peningkatan pemenuhan terhadap

aktivitas jasa dan komersial

Perkembangan Simapala Terkendala masalah

keterbatasan lahan dan didominasinya oleh

fungsi perkantoran pemerintahan

Peningkatan Pembangunan dan pelayanan

Peningkatan Kebutuhan Dan

Aktivitas Perkotaan

Kawasan Simpang Lima – Pahlawan – Gajahmada (Simapala) di dorong Sebagai pusat aktivitas komersial

kota (RDTRK BWK I Kota Semarang tahun 2000 - 2010)

Pertumbuhan penduduk pesat Fungsi Kota sebagai penyedia aktivitas pelayanan

Aktivitas Perdagangan Dan Jasa Serta Investasi

Properti Menyebar Keluar Dari Kawasan Simapala

Tinjauan :

Kebijakan Tata Ruang Kota Semarang

Literatur aktivitas ekonomi (komersial)

perkotaan

Literatur Urban Land Use Dan Urban policy

10

1.8 Metode Penelitian

1.8.1. Pendekatan Studi

Tahapan pendekatan penelitian adalah tahapan yang dilakukan setelah memperoleh

diperoleh data maupun informasi yang diperlukan. Tahapan ini dilakukan dengan metode

pendekatan untuk menentukan langkah kerja dalam mencapai tujuan. Metode pendekatan

penelitian analisis potensi perkembangan kawasan segitiga Pandama sebagai kawasan komersial

ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini digolongkan kedalam pendekatan

positivistik dengan cara berpikir deduktif karena diawali dengan melakukan kajian literatur

terhadap teori pertumbuhan kota, struktur ruang kota, tata guna lahan dan kebijakan perkotaan yang

kemudian dari kajian tersebut akan menghasilkan variabel penelitian untuk mempermudah di

dalam mencapai tujuan penelitian. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis

terhadap bagian-bagian dan fenomena yang terjadi serta hubungan-hubungannya (Creswell, 2002).

Penelitian kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan

variabel-variabel tersebut harus didefenisikan secara jelas. Selanjutnya, penelitian kuantitatif

memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan

berikutnya.

1.8.2. Penggunaan data dan teknik pengambilan data

Untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data, maka perlu disusun tabel

kebutuhan data sebelum melakukan survei. Hal ini dimaksudkan agar survei yang dilakukan dapat

berjalan secara efektif dan efisien baik secara finansial, tenaga, dan waktu. Tabel kebutuhan data

berisi data yang dibutuhkan dalam penelitian terkait dengan potensi perkembangan kawasan

komersial kota.

Tabel I.2

Penggunaan Data

No Sasaran Teknik

Analisis

Kebutuhan Data Jenis

Data

Bentuk

Data

Sumber

Data

Tahun

1. Mengkaji

karakteristik dan

perkembangan

aktivitas

kawasan

komersial kota.

Deskriptif

kuantitatif

dan

Kualitatif

Perkembangan

aktivitas kawasan

komersial pusat

Kota, jenis

aktivitas

komersial,

bangunan

komersial baru

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei,

Gambar

(foto)

Kuesioner/

Wawancara/

Observasi

Visual

2000-

2011

2. Mengidentifikasi

dan mengkaji

potensi pada

kawasan

Delphi,

Deskriptif

Kualitatif

Tingkat

aksesibilitas

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei

Kuesioner/

Wawancara/

Observasi

visual,

2011

11

No Sasaran Teknik

Analisis

Kebutuhan Data Jenis

Data

Bentuk

Data

Sumber

Data

Tahun

komersial kota.

Kelengkapan

sarana prasarana

Data

Primer

Tabel

prasrana

dan

Deskripsi

hasil

survei

Observasi

visual,

wawancara

2011

Kesesuaian lahan

sebagai kawasan

komersial

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei,

peta

kesesuaian

lahan

Overlay

peta dan

wawancara

2011

3. Mengidentifikasi

dan mengkaji

permasalahan

kawasan

komersial pusat

kota

Delphi,

Deskriptif

Kualitatif

Jumlah penduduk

kawasan Pandama

Data

sekunder

Tabel

jumlah

penduduk

BPS/ hasil

survei

kelurahan

2000 –

2011

Kepadatan lalu

lintas

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei

Wawancara

Observsi

visual

2011

Ketersediaan

ruang terbuka

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei,

peta ruang

terbangun

Wawancara

Observasi

visual dan

peta

2011

4. Mengidentifikasi

dan mengkaji

tata guna lahan

dan faktor yang

berpengaruh

pada kawasan

komersial kota

Deskriptif

Kualitatif

Distribusi

pemanfaatan

lahan pada

kawasan

komersial pusat

kota

Data

primer

Deskripsi

hasil

survei dan

Tabel

penggunan

lahan

Observasi

visual, peta

tata guna

lahan

2011

Perkembangan

nilai lahan

Data

Primer

Tabel

harga

lahan

Wawancara

BPN/ dinas

Pajak

2011

Pengaruh nilai

lahan terhadap

ketinggian dan

jenis penggunaan

lahan pada

bangunan

bertingkat

Data

Primer

Deskripsi

hasil

survei,

Observasi

visual/

wawancara

2011

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2011

Teknik pengumpulan pada penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu pengumpulan

data primer dan pengumpulan data sekunder. Penggunaan kedua metode tersebut karena data yang

diperoleh dapat saling melengkapi dalam memberikan gambaran mengenai pertumbuhan kawasan

komersial pada pusat kota dan peluang perkembangannya kedepan. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan berinteraksi langsung dengan obyek penelitian sehingga data yang diperoleh

dapat diperoleh secara langsung dari wilayah studi. Pengumpulan data primer yang utama

dilakukan dengan wawancara dan kemudian observasi lapangan. Sedangkan pengumpulan data

12

sekunder adalah pengumpulan data melalui kajian dokumen yang telah ada maupun didapatkan dari

hasil survei ke instansi.

1. Pengumpulan data primer

a) Observasi/survei lapangan

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui proses pengamatan oleh

peneliti (Bungin, 2006: 134). Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan

informasi dan gambaran secara langsung dari wilayah studi mengenai fokus dari

penelitian. Teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan dipilih karena dapat

memberikan gambaran mengenai kondisi kawasan pusat kota dan segitiga emas Pandama

yang sebenarnya.

Pada observasi lapangan ini tahap atau proses yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

Menyiapkan data peta maupun pencitraan kawasan Pandama seperti peta tata

guna lahan eksisting tahun tertentu dan foto udara quickbird sebagai dasar dan

pedoman survei.

Melakukan survei lapangan secara menyeluruh untuk mengidentifikasi kondisi

eksisting guna lahan dan bangunan.

Membandingkan antara hasil survei lapangan dengan peta tata guna lahan yang

sudah dimiliki sebelumnya.

Proses update peta seperti bentuk guna lahan dan aktivitas kawasan kemudian

rekam untuk mendapatkan data guna lahan eksisting terbaru dan karakteristik

kawasan.

b) Kuesioner

Pelaksanaan kuesioner merupakan kegiatan memberikan lembaran yang berisi

pertanyaan yang berkaitan dengan wilayah studi serta memberikan jawaban pilihan (opsi)

yang telah disediakan. Alat yang dibutuhkan adalah form kuesioner. Kuesioner pada

penelitian ini dilakukan dengan metode Delphi dengan kata lain responden kuesioner

adalah pakar di bidang perencanaan kota. Pada metode delphi ini dilakukan melalui 2

putaran kuesioner atau lebih hingga didapatkan apa yang diinginkan sesuai tujuan dari

penelitian ini. Tahap pertama kuesioner dilakukan untuk mendapatkan pendapat ahli

mengenai perkembangan dan potensi masalah kawasan komersial Pandama. Setelah data

dari kuesioner tahap pertama diperoleh kemudian direview dan dianalisis dengan

mengelompokkan jawaban yang serupa. Hasil analisis menjadi bahan untuk

pengembangan di dalam kuesioner putaran kedua. Setelah instrumen kuesioner

direvisi,kemudian dilakukan kuesioner putaran kedua untuk mengetahui potensi

13

perkembangan kepada ahli yang sama pada putaran pertama. Jumlah putaran biasanya

bervariasi tergantung dari ke kompleksan masalah dan pencapaian konsensus.

c) Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan

yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Nasution, 2009: 113). Pada wawancara

tetap menggunakan alat bantu berupa panduan pertanyaan. Sehingga sebelum melakukan

wawancara, peneliti harus mempersiapkan pedoman pertanyaan untuk membatasi lingkup

pertanyaan yang akan diajukan pada responden atau narasumber. Wawancara yang

dilakukan adalah wawancara secara mendalam terhadap pakar/ahli yang terkait bidang

kajian penelitian. Wawancara berperan untuk mendapatkan informasi mengenai

perkembangan kawasan komersial pusat kota, kebijakan perkotaan yang telah diterapkan

maupun potensi dan masalah kawasan. Wawancara mendalam yang dilakukan dengan

semi structure digunakan dalam penelitian ini, walaupun begitu tetap menggunakan

susunan pertanyaan untuk memfokuskan penelitian. Alasan melakukan wawancara semi

structured berstruktur ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Basrowi (2008: 131)

yaitu menggunakan teknik wawancara tak berstruktur apabila dalam keadaan:

Bila pewawancara berhubungan dengan orang “penting”.

Bila pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam lagi pada

seorang subjek tertentu.

Apabila ingin mencoba mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi atau

keadaan tertentu.

Wawancara ini untuk memperdalam analisis yang dilakukan dan dengan

narasumber yaitu pakar/ahli di bidang perencanaan kota, masyarakat yang berada di

kawasan Pandama dan instansi yang terkait dengan pertumbuhan di kawasan Pandama.

2. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder didapatkan melalui kajian terhadap dokumen maupun

arsip yang berkaitan dengan perkembangan kawasan komersial pada pusat kota yang akan

digunakan untuk mendukung dalam melakukan analisis potensi atau peluang pertumbuhan

kawasan komersial tersebut. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan survei instansi

untuk mengkaji dokumen yang ada pada instansi tersebut. Instansi yang terkait dengan

penelitian ini adalah BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan daerah) Kota Semarang,

Dinas Tata Kota dan Permukiman (DTKP) Kota Semarang dan Badan Pertanahan (BPN)

Kota Semarang.

14

1.8.3. Kerangka dan Metode Analisis

Kerangka analisis bertujuan untuk memberikan gambaran alur proses analisis

secara sistematis dalam penelitian yang dilakukan. Kerangka ini berisikan input yang berupa

data yang akan digunakan, proses analisis, dan output yang akan dihasilkan sehingga dapat

tercapai tujuan penelitian.

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012

Gambar 1.4

Kerangka Analisis

Analisis Karakteristik

Aktivitas Komersial Kota

Karakteristik aktivitas

kawasan komersial

Jenis/ bentuk kegiatan

komersial

Jumlah aktivitas komersial

Persebaran aktivitas

komersial

Karakteristik aktivitas

komersial di Segitiga Pandama

Analisis Permasalahan yang

Menghambat dan Potensi yang

Mendorong Perkembangan

Kawasan Komersial

Permasalahan Kaw.Komersial

Kepadatan lalu lintas

Kondisi perparkiran (on

street dan liar)

Jumlah Penduduk

Konflik sosial penduduk

Potensi Kawasan Komersial

Aksesibilitas lokasi

Harga tanah& pajak tanah

Kebijakan pro investasi

Perkembangan

Kawasan Komersial

Peningkatan aktivitas

kawasan (komersial &

non)

Pertumbuhan bangunan

komersial

Dominansi pemanfaatan

lahan komersial

Analisis Dominansi Pemanfaatan

Lahan Komersial dan

Perkembangan Aktivitas

Komersial

Bentuk Potensi Perkembangan

Pandama sebagai Sebuah Kawasan

Komersial

Identifikasi, Deskriptif, overlay

Perkembangan aktivitas komersial di kawasan Segitiga

Pandama

INPUT PROSES OUTPUT

Delphi Method, Deskriptif kualitatif

Faktor permasalahan yang menghambat dan potensi yang

mendorong perkembangan

kawasan komersial di masa mendatang

Deskriptif, delphi

Identifikasi, Deskriptif

Temuan Studi

Rekomendasi

15

Penelitian menggunakan metode analisis kualitatif yaitu deskriptif kualitatif dan expert

judgement atau pertimbangan ahli dengan metode Delphi.

Analisis identifikasi dengan deskriptif-kualitatif

Analisis identifikasi dapat dijabarkan sebagai kegiatan mencari, meneliti, menemukan data

dan informasi yang berkaitan dengan objek studi atau ddisebut juga kegiatan mengenali

ciri-ciri dan faktor-faktor dari suatu kasus atau objek penelitian. Analisis ini merupakan

suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah

terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi

yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh

tentang keadaan sebenarnya. Tujuan deskriptif kualitatif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (M. Nazir: 2003).

Metode Delphi

adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menentukan indikator, parameter

dan lain-lain yang reliabel dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang

ahli di bidangnya, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh ekpertis atau

praktisi yang kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuesioner ini direview

oleh pihak fasilitator atau peneliti untuk dibuat summary, dikelompok-kelompokkan,

diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk

direview, direvisi dan begitu seterusnya dalam beberapa tahap yang berulang.

Secara lebih jelas tahap metode delphi yang akan dilakukan pada kuesioner penelitian ini yaitu:

o Identifikasi permasalahan.

Mengidentifikasi isu dan masalah yang berkembang di kawasan Pandama, Permasalahan

yang melatar belakangi, atau permasalahan yang dihadapi yang harus segera di

selesaikan.

o Identifikasi dan pemilihan responden.

Berdasarkan bidang permasalahan dan isu yang telah teridentifikasi, peneliti menentukan

dan memilih orang-orang yang ahli, manaruh perhatian, dan tertarik pada bidang tersebut,

yang memungkinkan ketercapaian tujuan. Pada penelitian ini menggunakan lima

responden ahli/pakar.

16

Tabel I.3

Nama dan Profesi Responden Ahli/Pakar

No. Nama Ahli/Pakar Kode Profesi

1. Murni Ediati Pakar I Kepala Seksi Perencanaan & Pengembangan

Kawasan DTKP

2. Budi Prakosa Pakar II Bappeda Kota Semarang

3. Ir. Tjahjono Rahardjo, MA Pakar III Akademisi Magister arsitekstur dan perkotaan

UNIKA Semarang

4. Drs. Djoko Setijowarno, ST, MT Pakar IV Akademisi Unika Soegijapranata pemerhati

transportasi dan perkembangan kota.

5. Budi Handoyo S Pakar V Pengusaha Swalayan Bali dan APRINDO (Asosiasi

Pengusaha Ritel Indonesia) Sumber: Analisis Penyusun, 2012.

o Mendesain kuesioner.

Peneliti menyusun butir-butir instrumen berdasarkan variabel yang diamati atau

permasalahan yang akan diselesaikan.

o Pengiriman kuesioner dan analisis hasil dari responden pada putaran pertama.

Peneliti mengirimkan kuesioner pada putaran pertama kepada responden, selanjutnya

meriview instrumen dan menganalisis jawaban instrumen yang telah dikembalikan.

Analisis dilakukan dengan mengelompokkan jawaban yang serupa. Berdasarkan hasil

analisis, peneliti merevisi instrument.

o Pengembangan kuesioner untuk putaran kedua.

Kuesioner hasil review pada putaran pertama dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan

pada putaran kedua, dan ketiga. Dalam teknik delphi biasanya digunakan hingga 3-5

putaran, tergantung dari keluasan dan kekomplekan permasalahan sampai dengan

tercapainya konsensus.

o Pencapaian konsensus para ahli.

Hasil pelaksanaan Metode Delphi dengan beberapa ahli akan dikompilasikan ke dalam

bentuk jawaban statistik yang terukur. Data statistik yang diperoleh tersebut diolah dan dianalisis

dengan menggunakan alat bantu, yaitu program SPSS 16.0 for Windows. Pada penelitian ini,

terdapat tiga ukuran statistik yang digunakan, yaitu central tendency (mean,median), dispersi

(standar deviasi), dan distribusi frekuensi.

17

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibagi ke

dalam lima bagian, yaitu sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran,

ruang lingkup penelitian baik ruang lingkup wilayah maupun materi,

kemudian posisi penelitian, kerangka pikir penelitian, termasuk metode

penelitian dan sistematika penyusunan tugas akhir ini.

BAB II KAJIAN KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN AKTIVITAS

KOMERSIAL PERKOTAAN

menjelaskan mengenai kajian literatur pendukung penelitian seperti kajian

mengenai bentuk dan jenis aktivitas komersial kota yang terbentuk dari

adanya urban economics di dalam kota seperti aktivitas dengan fungsi jasa

dan perdagangan beserta perkembangannya. Kemudian kajian mengenai

permasalahan kawasan komersial kota dan urban policy.

BAB III TINJAUAN UMUM KONDISI KAWASAN SEGITIGA

PANDANARAN – GAJAHMADA – PEMUDA (PANDAMA)

menjelaskan mengenai kondisi pusat kota dan segitiga kawasan

Pandanaran – Gajahmada – Pemuda (Pandama) secara geografis, keadaan

fisik, kependudukan dan sosial ekonomi serta perkembangan investasi

properti.

BAB IV ANALISIS POTENSI PERKEMBANGAN KAWASAN SEGITIGA

PANDAMA SEBAGAI KAWASAN KOMERSIAL INTI DI KOTA

SEMARANG

berisi uraian analisis terhadap karakteristik aktivitas komersial dan

perkembangan kawasan komersial Pandama, analisis potensi dan masalah

kawasan komersial Pandama serta analisis tahap terakhir yaitu analisis

potensi perkembangan kawasan Pandama sebagai kawasan komersial di

Kota Semarang.

BAB V PENUTUP

berisi tentang temuan studi, kesimpulan penelitian dan rekomendasi dari

hasil penelitian.