Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
-
Upload
rezky-amaliah -
Category
Economy & Finance
-
view
2.927 -
download
11
Transcript of Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
Rezky Amaliah, Nur Arizkah, Rika Mansur, Muhammad Fathur Rahmat
PENDIDIKAN FISIKA
AbstrakTelah dilakukan pengukuran panjang, pengukuran massa, serta pengukuran waktu dan
suhu. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan tiga alat yaitu mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Pengukuran massa dilakukan dengan menggunakan tiga macam neraca Ohauss, yaitu Neraca Ohauss 2610 gram, Neraca Ohauss 311 gram dan Neraca Ohauss 310 gram. Pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch dan pengukuran suhu menggunakan termometer. Pengukuran diawali dengan perhitungan NST masing-masing alat. Kemudian menentukan ketidakpastian mutlaknya dengan cara mengalikan NST dengan satu per kemampuan mata membagi NST tersebut secara jelas. Setelah itu akan dilakukan pengukuran berulang. Serta mencari volume dan massa jenis dari benda yang diukur. Hasil pengukuran volume balok masing-masing alat adalah | 7,1 ± 0,7 | x 103 mm3, | 8,19 ± 0,31 | x 103 mm3, dan | 8,530 ± 0,075 | x 103
mm3. Hasil pengukuran volume bola masing-masing alat adalah | 7,5 ± 0,6 | x 103 mm3, | 7,69 ± 0,09 | 103 mm3,dan | 7,7 ± 0,4 | 103 mm3. Massa yang digunakan dalam analisis hanya massa dari hasil pengukuran Neraca Ohauss 310, karena merupakan neraca yang paling teliti diantara neraca yang lainnya. Hasil perhitungan massa jenis balok adalah | 3,4 ± 0,1 | x 10-3 gram/mm3, | 3,44 ± 0,13 | x 10-3 gram/mm3, | 2,870 ± 0,003 | x 10-3 gram/mm3. Hasil perhitungan massa jenis bola menggunakan mistar dan neraca ohauss 310 gram adalah | 2,6 ± 0,2 | x 10-3 gram/mm3, | 2,53 ± 0,04 | x 10-3 gram/mm3, | 2,54 ± 0,13 | x 10-3 gram/mm3. Sedangkan untuk hasil pengukuran waktu dan suhu, dimana suhu dijadikan manipulasi dan diukur setiap 60 detik. Dengan hasil perubahan suhu tiap 60 sekon adalah 5°C.
Kata kunci : NST, Ketidakpastian, Deviasi, Massa, Volume.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur ?
2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang ?
3. Bagaimana penggunaan angka berarti ?
TUJUAN
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
3. Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Arti Pengukuran
Pengukuran adalah bagian dari keterampilan proses sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan
melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau
bukti kualitatif.
Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
Ketepatan (Keakuratan). Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran
berganda) dan menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang
sebenarnya maka pengukuran dikatakan “akurat”. Pada pengukuran ini, harga
rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
Ketelitian (Kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah
tertentu maka pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh
berbeda).
Angka Penting atau Angka Berarti
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh : 25,04 A mengandung 4 angka penting.
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali
kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis di bawah angka terakhir
yang masih dianggap penting.
Contoh : 22,30 m mengandung 4 angka penting
22,30 m mengandung 3 angka penting
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol baik di sebelah kanan
maupun di sebelah kiri koma decimal tidak termasuk angka penting.
Analisis Ketidakpastian Pengukuran Berulang
Jika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil x1, x2, dan x3 atau dua
kali saja misalnya pada awal percobaan dan akhir percobaan, maka {x} dan ∆x
dapat ditentukan sebagai berikut. Nilai rata-rata pengukuran dilaporkan sebagai {x
} sedangkan deviasi (penyimpangan) terbesar deviasi rata-rata dilaporkan sebagai
∆x . deviasi adalah selisih antara tiap hasil pengukuran dari nilai rata-ratanya. Jadi
:
{x} = x, rata-rata pengukuran
∆x = δ maksimum,
= δ rata-rata
dengan :
x = x1+x2+x 3
3 dan,
Deviasi δ1 = | x1 - x | , δ2 = | x2 - x | dan δ3 = | x3 - x |. ∆x adalah yang terbesar di
antara δ1, δ2, dan δ3.
Atau dapat juga diambil dari :
∆x = δ 1+δ 2+δ 3
3
Disarankan agar δmaks diambil sebagai ∆x oleh karena nilai x1, x2, dan x3 akan
tercakup dalam interval : ( x - ∆x ) dan ( x + ∆x )
Jumlah angka berarti ditentukan oleh ketidakpastian relatifnya. Dengan aturan
sebagai berikut :
∆ xx
sekitar 10 %, menggunakan 2 angka berarti.
∆ xx
sekitar 1 %, menggunakan 3 angka berarti.
∆ xx
sekitar 0,1 %, menggunakan 4 angka berarti.
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala nonius
(SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala nonius tidak selalu
sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10
skala, 20 skala, dan bahkan ada yang memiliki skala nonius sebanyak 50 skala.
Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong diberikan oleh persamaan:
Hasil Pengukuran (HP) = Nilai Skala Utama – Nilai Stala Nonius
dengan Nilai Skala Utama = Penunjukan skala utama x NST skala utama dan,
Nilai Skala Nonius = Penunjukan skala nonius x NST skala nonius.
atau,
dengan
, dimana N = jumlah skala nonius
Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama
dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST mikrometer sekrup dapat ditentukan
dengan cara yang sama prinsipnya dengan jangka sorong, yaitu :
Pada umumnya mikrometer sekrup memiliki NST skala mendatar (skala utama) 0,5
mm dan jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala. Hasil pengukuran dari suatu
mikrometer dapat ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar
terhadap skala utama dan garis horisontal (yang membagi dua skala utama menjadi skala
bagian atas dan bawah) terhadap skala putar.
NERACA
1. Neraca Ohauss 2610
Pada neraca ini terdapat 3 (tiga) lengan dengan batas ukur yang berbeda-beda. Pada
ujung lengan dapat digandeng 2 buah beban yang nilainya masing-masing 500 gram
dan 1000 gram. Sehingga kemampuan atau batas ukur alat ini menjadi 2610 gram.
Untuk pengukuran di bawah 610 gram, cukup menggunakan semua lengan neraca
dan di atas 610 gram sampai 2610 gram ditambah dengan beban gantung. Hasil
pengukuran dapat ditentukan dengan menjumlah penunjukan beban gantung dengan
semua penunjukan lengan-lengan neraca.
2. Neraca Ohauss 311
Neraca ini mempunyai 4 (empat) lengan dengan NST yang berbeda-beda,
masing-masing lengan mempunyai batas ukur dan NST yang berbeda-beda.
Untuk menggunakan neraca ini terlebih dahulu tentukan NST masing-masing
lengan kemudian jumlahkan penunjukan lengan neraca yang digunakan.
3. Neraca Ohauss 310
Neraca ini mempunyai 2 lengan dan skala berputar yang dilengkapi dengan
nonius. Nonius pada alat ini tidak bergerak seperti pada mistar Geser dan
mikrometer, cara menentukan NST dari alat ini, sama saja dengan mistar geser.
Menentukan hasil pengukurannya adalah dengan menjumlahkan pembacaan
masing-masing lengan, skala berputar dan penunjukan nonius.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperatur suatu zat. Ada
dua jenis termometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer air
raksa dan termometer alkohol. Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan
batas ukur minimum –10 oC dan batas ukur maksimum +110 oC. Nilai skala terkecil
untuk kedua jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai
skala terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan
membaginya dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut.
Alat dan Bahan
a. Alat
1. Penggaris/Mistar 1 buah
2. Jangka Sorong 1 buah
3. Mikrometer Sekrup 1 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Termometer 1 buah
6. Neraca Ohaus 2610 1 buah
7. Neraca Ohaus 310 1 buah
8. Neraca Ohauss 311 1 buah
9. Gelas Ukur 1 buah
10. Kaki tiga dan kasa 1 buah
11. Pembakar Bunsen 1 buah
b. Bahan
1. Air Secukupnya
2. Balok Besi 1 buah
3. Kelereng (Bola) 1 buah
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 (Pengukuran Panjang)
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Diameter
Kegiatan 2
1. Massa
Kegiatan 3
1. Suhu
2. Waktu
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Panjang adalah hasil pengukuran dari rusuk balok sisi bawah yaitu rusuk
kiri ke rusuk kanan menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer
sekrup dengan satuan millimeter (mm).
2. Lebar adalah hasil pengukuran dari rusuk balok sisi bawah yaitu rusuk
depan ke rusuk belakang menggunakan mistar, jangka sorong, dan
micrometer sekrup dengan satuan millimeter (mm).
3. Tinggi adalah hasil pengukuran dari rusuk balok vertikal yaitu rusuk
bawah ke rusuk atas menggunakan mistar, jangka sorong, dan
micrometer sekrup dengan satuan millimeter (mm).
4. Diameter adalah hasil pengukuran dari sisi bola sebelah kiri menuju sisi
sebelah kanan menggunakan mistar, jangka sorong,dan micrometer
sekrup dengan satuan millimeter (mm)
Kegiatan 2
1. Massa adalah hasil pengukuran berat benda menggunakan neraca Ohauss
2610 gram, neraca ohauss 310 gram dan neraca ohauss 311 gram dengan
satuan gram.
Kegiatan 3
1. Temperatur adalah hasil pengukuran suhu air yang dipanaskan
menggunakan thermometer dengan satuan °C.
2. Waktu adalah hasil pengukuran dengan menggunakan stopwatch dengan
satuan sekon.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1
1. Menyiapakan Mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup. Menentukan
NST masing-masing alat.
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan
tinggi balok berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan
ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran tabel hasil
pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukut di
tempat berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur
tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan
disertai ketidakpastiannya.
Kegiatan 2
1. Menentukan NST masing-masing neraca.
2. Mengukur massa balok kubus dan bola (yang digunakan di pergunakan
panjang) sebanyak 3 kali secara berulang.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian
pengukuran.
Kegiatan 3
1. Menyiapkan gelas ukur, Bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuah termometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga 12 bagian dan diletakkan di atas
kaki tiga.
3. Menyalakan bunsen pembakar.
4. Mengukur temperatur sebagai temperatur mula-mula (T0) ketika suhu
mulai naik.
5. Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap
selang waktu 1 menit sampai 6 kali perubahan suhu tiap menit.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
1. Pengukuran Panjang
NST mistar : 0,1 cm = 1 mm
NST Jangka Sorong :
NST Mikrometer Sekrup :
20 SN = 39 SU
20 SN = 39.1 mm
20 SN = 39 mm
1 SN = 39 mm
20
1 SN = 1,95 mm
NST = ( 2 – 1,95 ) mm
= 0,05 mm
Nilai Skala Mendatar = 5
10
= 0,5 mm
NST = NSM
Jumlah Skala SP
= 0,5 mm
50
Tabel 1. Hasil Pengukuran panjang
No
Benda
yang
diukur
Besaran
yang
diukur
Hasil Pengukuran
Mistar Jangka SorongMikrometer
Sekrup
1 Balok
Panjang
| 19,0 ± 0,5 | | 19,90 ± 0,05 | | 20,410 ± 0,005 |
| 19,0 ± 0,5 | | 19,90 ± 0,05 | | 20,400 ± 0,005 |
| 19,0 ± 0,5 | | 19,90 ± 0,05 | | 20,390 ± 0,005 |
Lebar
| 19,0 ± 0,5 | | 21,00 ± 0,05 | | 20,495 ± 0,005 |
| 19,0 ± 0,5 | | 21,00 ± 0,05 | | 20,495 ± 0,005 |
| 20,0 ± 0,5 | | 20,01 ± 0,05 | | 20,490 ± 0,005 |
Tinggi
| 20,0 ± 0,5 | | 19,90 ± 0,05 | | 20,405 ± 0,005 |
| 19,0 ± 0,5 | | 19,90 ± 0,05 | | 20,405 ± 0,005 |
| 19,0 ± 0,5 | | 20,00 ± 0,05 | | 20,405 ± 0,005 |
2 BolaDiamet
er
| 24,0 ± 0,5 | | 24,60 ± 0,05 | | 25,175 ± 0,005 |
| 25,0 ± 0,5 | | 24,50 ± 0,05 | | 24,540 ± 0,005 |
| 24,0 ± 0,5 | | 24,40 ± 0,05 | | 24,580 ± 0,005 |
2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai skala lengan 1 = 10 gram
Nilai skala lengan 2 = 100 gram
Nilai skala lengan 3 = 0,1 gram
Tabel 2. Hasil Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
BendaPenun.
Lengan 1
Penun.
Lengan 2
Penun.
Lengan 3
Beban
GantungMassa Benda (g)
Balok 1. 20 g 1. 0 1. 4,6 g - 1. | 24,60 ± 0,05 |
Kubus 2. 20 g
3. 20 g
2. 0
3. 0
2. 4,6 g
3. 4,5 g
-
-
2. | 24,60 ± 0,05 |
3. | 24,50 ± 0,05 |
Bola 1. 10 g
2. 10 g
3. 10 g
1. 0
2. 0
3. 0
1. 9,65 g
2. 9,75 g
3. 9,80 g
-
-
-
1. | 19,65 ± 0,05 |
2. | 19,75 ± 0,05 |
3. | 19,80 ± 0,05 |
Neraca Ohauss 311 gram
Nilai skala lengan 1 = 100 gram
Nilai skala lengan 2 = 10 gram
Nilai skala lengan 3 = 0,1 gram
Nilai skala lengan 4 = 0,01 gram
Tabel 3. Hasil Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
BendaPenun.
Lengan 1
Penun.
Lengan 2
Penun.
Lengan 3
Penun.
Lengan 4Massa Benda (g)
Balok
Kubus
1. 0
2. 0
3. 0
1. 20 g
2. 20 g
3. 20 g
1. 4 g
2. 4 g
3. 4 g
1. 0,44 g
2. 0,44 g
3. 0,44 g
1. | 24,440 ± 0,005 |
2. | 24,440 ± 0,005 |
3. | 24,440 ± 0,005 |
Bola 1. 0
2. 0
3. 0
1. 10 g
2. 10 g
3. 10 g
1. 9 g
2. 9 g
3. 9 g
1. 0,48 g
2. 0,48 g
3. 0,48 g
1. | 19,480 ± 0,005 |
2. | 19,480 ± 0,005 |
3. | 19,480 ± 0,005 |
Neraca Ohauss 310 gram
Nilai skala lengan 1 = 100 gram NST Neraca Ohauss 310 gram
Nilai skala lengan 2 = 10 gram
Nilai skala lengan 3 = 0,1 gram
Jumlah skala Nonius = 10
10 SN = 19 SP
10 SN = 19.0,1 gram
10 SN = 1,9 gram
SN = 1,9 gram
10
SN = 0,19 gram
NST = ( 0,2 – 0,19 ) gram
= 0,01 gram
Tabel 4. Hasil Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 310 gram
BendaPenun.
Lengan 1
Penun.
Lengan 2
Penun.
Skala
Putar
Penun.
Skala
Nonius
Massa Benda (g)
Balok
Kubus
1. 0
2. 0
3. 0
1. 20 g
2. 20 g
3. 20 g
1. 4,4 g
2. 4,4 g
3. 4,4 g
1. 0,08 g
2. 0,07 g
3. 0,08 g
1. | 24,48 ± 0,05 |
2. | 24,47 ± 0,05 |
3. | 24,48 ± 0,05 |
Bola 1. 0
2. 0
3. 0
1. 10 g
2. 10 g
3. 10 g
1. 9,5 g
2. 9,5 g
3. 9,4 g
1. 0,01 g
2. 0,04 g
3. 0,08 g
1. | 19,51 ± 0,05 |
2. | 19,54 ± 0,05 |
3. | 19,48 ± 0,05 |
3. Pengukuran Waktu dan Suhu
NST Termometer = 1°C
NST Stopwatch = 0,1 sekon
Temperatur Mula-mula (T0) = | 30,0 ± 0,5 |
Tabel 5. Hasil Pengukuran waktu dan Suhu
No Waktu (s) Temperatur (C)Perubahan
Temperatur (C)
1 | 60,00 ± 0,05 | | 33,0 ± 0,5 | | 3 ± 1 |
2 | 60,00 ± 0,05 | | 38,0 ± 0,5 | | 5 ± 1 |
3 | 60,00 ± 0,05 | | 43,0 ± 0,5 | | 5 ± 1 |
4 | 60,00 ± 0,05 | | 48,0 ± 0,5 | | 5 ± 1 |
5 | 60,00 ± 0,05 | | 53,0 ± 0,5 | | 5 ± 1 |
6 | 60,00 ± 0,05 | | 58,0 ± 0,5 | | 5 ± 1 |
ANALISIS DATA
1. Perhitungan Rata-rata dan Ketidakpastian mutlak
a. Perhitungan Rata-rata
Perhitungan Rata-rata panjang, lebar dan tinggi balok
1) Perhitungan rata-rata panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan
mistar
p = p1+ p2+ p3
3
= (19,0+19,0+19,0 ) mm
3
= 19,00 mm
l = l1+l 2+ l3
3
= (19,0+19,0+20,0 ) mm
3
= 19,33 mm
t= t 1+t 2+t 3
3
= (20,0+19,0+19,0 ) mm
3
= 19,33 mm
2) Perhitungan rata-rata panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan
Jangka Sorong
p = p1+ p2+ p3
3
= (19,90+19,90+19,90 ) mm
3
= 19,90 mm
l = l1+l 2+ l3
3
= (21,00+21,00+20,01 ) mm
3
= 20,67 mm
t= t 1+t 2+t 3
3
= (19,90+19,90+20,00 ) mm
3
= 19,93 mm
3) Perhitungan rata-rata panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan
Mikrometer Sekrup
p = p1+ p2+ p3
3
= (20,410+20,400+20,390 ) mm
3
= 20,400 mm
l = l1+l 2+ l3
3
= (20,495+20,495+20,490 ) mm
3
= 20,493 mm
t= t 1+t 2+t 3
3
= (20,405+20,405+20,405 ) mm
3
= 20,405 mm
Perhitungan Rata-rata diameter Bola
1) Perhitungan rata-rata diameter Bola menggunakan Mistar
d = d 1+d2+d 3
3
= (24,0+25,0+24,0 ) mm
3
= 24,3 mm
2) Perhitungan rata-rata diameter Bola menggunakan Jangka Sorong
d = d 1+d2+d 3
3
= (24,60+24,50+24,40 ) mm
3
= 24,50 mm
3) Perhitungan rata-rata diameter Bola menggunakan Mikrometer Sekrup
d = d 1+d2+d 3
3
= (25,175+24,540+24,580 ) mm
3
= 24,765 mm
Perhitungan rata-rata Massa
Perhitungan rata-rata massa balok menggunakan Neraca Ohauss 310 gram
m = m1+m 2+m3
3
= (24,48+24,47+24,48 ) gram
3
= 24,476 gram
Perhitungan rata-rata massa bola menggunakan Neraca Ohauss 310 gram
m = m1+m 2+m3
3
= (19,51+19,54+19,48 ) gram
3
= 19,543 gram
b. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak balok
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak balok menggunakan Mistar
a. Panjang
δ1 = | p−¿p1 |
= | 19,00 – 19,00 |
= 0
δ2 = | p−¿p2 |
= | 19,00 – 19,00 |
= 0
δ3 = | p−¿p3 |
= | 19,00 – 19,00 |
= 0
δmax = Δp
= Δx alat
= 0,500
KR = Δpp x 100 %
= 0,50019,00 x 100 %
= 0,026 x 100 %
= 2,6 % (3 AB)
p = | p ± Δp |
= | 19,0 ± 0,50 | mm
b. Lebar
δ1 = | l−l1 |
= | 19,33 – 19,00 | = 0,33
δ2 = | l−l2 |
= | 19,33 – 19,00 | = 0,33
δ3 = | l−l3 |
= | 19,33 – 20,00 | = 0,67
δmax = Δp
= 0,67
KR = Δlp x 100 %
= 0,67
19,33 x 100 %
= 0,034 x 100 %
= 3,4 % (3 AB)
l = | l ± ∆l |
= | 19,3 ± 0,67 | mm
c. Tinggi
δ1 = | t−t 1 |
= | 19,33 – 20,00 |
= 0,67
δ2 = | t−t 2 |
= | 19,33 – 19,00 |
= 0,33
δ3 = | t−t 2 |
= | 19,33 – 19,00 |
= 0,33
δmax = Δt
= 0,67
KR = Δtp x 100 %
= 0,67
19,33 x 100 %
= 0,034 x 100 %
= 3,4 % (3 AB)
t = | t ± ∆t |
= | 19,3 ± 0,67 | mm
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak balok menggunakan Jangka Sorong
a. Panjang
δ1 = | p−¿p1 |
= | 19,90 – 19,90 |
= 0
δ2 = | p−¿p2 |
= | 19,90 – 19,90 |
= 0
δ3 = | p−¿p3 |
= | 19,90 – 19,90 |
= 0
δmax = Δp
= Δx alat
= 0,05
KR = Δpp x 100 %
= 0,05
19,90 x 100 %
= 0,0025 x 100 %
= 0,25 % (4 AB)
p = | p ± ∆p |
= | 19,90 ± 0,050 | mm
b. Lebar
δ1 = | l−l1 |
= | 20,67 – 21,00 |
= 0,33
δ2 = | l−l2 |
= | 20,67 – 21,00 |
= 0,33
δ3 = | l−l3 |
= | 20,67 – 20,01 |
= 0,66
δmax = Δl
= 0,66
KR = Δll x 100 %
= 0,66
20,67 x 100 %
= 0,032 x 100 %
= 3,2 % (3 AB)
l = | l ± ∆l |
= | 20,7 ± 0,66 | mm
c. Tinggi
δ1 = | t−t 1 |
= | 19,93 – 19,90 |
= 0,03
δ2 = | t−t 2 |
= | 19,93 – 19,90 |
= 0,03
δ3 = | t−t 3 |
= | 19,93 – 20,00 |
= 0,07
δmax = Δt
= 0,07
KR = Δtt x 100 %
= 0,07
19,93 x 100 %
= 0,0035 x 100 %
= 0,35 % (4 AB)
t = | t ± ∆t |
= | 19,93 ± 0,070 | mm
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak balok menggunakan Mikrometer
Sekrup
a. Panjang
δ1 = | p−p1 |
= | 20,400 – 20,410 |
= 0,010
δ2 = | p−p2 |
= | 20,400 – 20,400 |
= 0
δ3 = | p−p3 |
= | 20,400 – 20,390 |
= 0,010
δmax = Δp
= 0,010
KR = Δpp x 100 %
= 0,010
20,400 x 100 %
= 0,00049 x 100 %
= 0,05 % (4 AB)
p = | p ± ∆p |
= | 20,40 ± 0,010 | mm
b. Lebar
δ1 = | l−l1 |
= | 20,493 – 20,495 |
= 0,002
δ2 = | l−l2 |
= | 20,493 – 20,495 |
= 0,002
δ3 = | l−l3 |
= | 20,493 – 20,490 |
= 0,003
δmax = Δl
= 0,003
KR = Δll x 100 %
= 0,003
20,493 x 100 %
= 0,00015 x 100 %
= 0,015 % (4 AB)
l = | l ± ∆l |
= | 20,49 ± 0,003 | mm
c. Tinggi
δ1 = | t−t 1 |
= | 20,405 – 20,405 |
= 0
δ2 = | t−t 2 |
= | 20,405 – 20,405 |
= 0
δ3 = | t−t 3 |
= | 20,405 – 20,405 |
= 0
δmax = Δt
= Δt alat
= 0,005
KR = Δtt x 100 %
= 0,005
20,405 x 100 %
= 0,00024 x 100 %
= 0,024 % (4 AB)
l = | l ± ∆l |
= | 20,40 ± 0,005 | mm
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak diameter Bola
a. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak diameter Bola menggunakan
Mistar
δ1 = | d−d1 |
= | 24,3 – 24,0 |
= 0,3
δ2 = | d−d2 |
= | 24,3 – 25,0 |
= 0,7
δ3 = | d−d3 |
= | 24,3 – 24,0 |
= 0,3
δmax = Δd
= 0,7
KR = Δdd x 100 %
= 0,7
24,3 x 100 %
= 0,0206x 100 %
= 2,06 % (3 AB)
d = | d ± ∆d |
= | 24,3 ± 0,70 | mm
b. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak diameter Bola menggunakan
Jangka sorong
δ1 = | d−d1 |
= | 24,50 – 24,60 |
= 0,10
δ2 = | d−d2 |
= | 24,50 – 24,50 |
= 0
δ3 = | d−d3 |
= | 24,50 – 24,40 |
= 0,10
δmax = Δd
= 0,10
KR = Δdd x 100 %
= 0,10
24,50 x 100 %
= 0,00408 x 100 %
= 4,08 % (3 AB)
d = | d ± ∆d |
= | 24,50 ± 0,10 | mm
c. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak diameter Bola menggunakan
Micrometer sekrup
δ1 = | d−d1 |
= | 24,765 – 25,175 |
= 0,410
δ2 = | d−d2 |
= | 24,765 – 24,540 |
= 0,225
δ3 = | d−d3 |
= | 24,765 – 24,580 |
= 0,185
δmax = Δd
= 0,410
KR = Δdd x 100 %
= 0,410
24,765 x 100 %
= 0,0165 x 100 %
= 1,65 % (3 AB)
d = | d ± ∆d |
= | 24,8 ± 0,41 | mm
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak massa balok dan bola
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak massa balok
δ1 = | m−m1 |
= | 24,476 – 24,48 |
= 0,004
δ2 = | m−m2 |
= | 24,476 – 24,47 |
= 0,006
δ3 = | m−m3 |
= | 24,476 – 24,48 |
= 0,004
δmaks = ∆m
= 0,006
KR = Δmm x 100 %
= 0,006
24,476 x 100 %
= 0,00024 x 100 %
= 0,024 % (4 AB)
m = | m ± ∆m |
= | 24,48± 0,006 | gram
Perhitungan Ketidakpastian Mutlak massa Bola
δ1 = | m−m1 |
= | 19,543 – 19,51 |
= 0,033
δ2 = | m−m2 |
= | 19,543 – 19,54 |
= 0,003
δ3 = | m−m3 |
= | 19,543 – 19,48 |
= 0,063
δmaks = ∆m
= 0,063
KR = Δmm x 100 %
= 0,063
19,543 x 100 %
= 0,00322 x 100 %
= 0,32 % (4 AB)
m = | m ± ∆m |
= | 19,54± 0,063 | gram
2. Perhitungan Volume
Perhitungan Volume Balok
V = p.l.t
Rambat Ralat untuk volume balok
dV= |δVδp | dp + |δV
δl | dl + |δVδt | dt
dV = | pltδp | dp + | plt
δl | dl + | pltδt | dt
dV = |¿| dp + |pt| dl + |pl| dt
∆V = |¿| ∆p + |pt| ∆l + |pl| ∆t
∆ VV =
|¿|∆ p+|pt|∆ l+|pl|∆ tV
∆ VV =
|¿|∆ p+|pt|∆ l+|pl|∆ tplt
∆ VV = ∆ p
p + ∆ ll + ∆ t
t
∆V = |∆ pp
+ ∆ ll
+ ∆ tt | V
Perhitungan rambat ralat volume Balok
a. Perhitungan rambat ralat volume Balok yang menggunakan Mistar
∆p = 0,05 ∆l =0,67 ∆t = 0,67
p = 19,00 mm l = 19,33 mm t = 19,33 mm
V = p.l.t
V = (19,00 x 19,33 x 19,33) mm3
V = 7099,3291 mm3
∆V = |∆ pp
+ ∆ ll
+ ∆ tt | V
∆V = | 0,519,00
+ 0,6719,33
+ 0,6719,33| 7099,329 mm3
∆V = | 0,026 + 0,035 + 0,035 | 7099,329 mm3
∆V = 0,096 x 7099,329 mm3
∆V = 678,9663 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 678,96637099,329 x 100 %
= 0,096 x 100 %
= 9,6 % (2 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 7,1 ± 0,7 | x 103 mm3
b. Perhitungan rambat ralat volume Balok yang menggunakan Jangka
Sorong
∆p = 0,05 ∆l =0,66 ∆t = 0,07
p = 19,90 mm l = 20,67 mm t = 19,93 mm
V = p.l.t
V = (19,90 x 20,67 x 19,93) mm3
V = 8197,867 mm3
∆V = |∆ pp
+ ∆ ll
+ ∆ tt | V
∆V = | 0,0519,90
+ 0,6620,67
+ 0,0719,93| 8197,867 mm3
∆V = | 0,0025 + 0,032 + 0,035 | 8197,867 mm3
∆V = 0,03795 x 7099,3291 mm3
∆V = 311,1526 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 311,15268197,867 x 100 %
= 0,03795 x 100 %
= 3,7 % (3 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 8,19 ± 0,31 | x 103 mm3
c. Perhitungan rambat ralat volume Balok yang menggunakan Mikrometer
Sekrup
∆p = 0,010 ∆l =0,003 ∆t = 0,005
p = 20,400 mm l = 20,493 mm t = 20,405 mm
V = p.l.t
V = (20,400 x 20,493 x 20,405) mm3
V = 8530,4572 mm3
∆V = |∆ pp
+ ∆ ll
+ ∆ tt | V
∆V = | 0,01020,400
+ 0,00320,493
+ 0,00520,405| 8530,4572 mm3
∆V = | 0,000490 + 0,000146 + 0,000245 | 8530,4572 mm3
∆V = 0,000882 x 8530,4572 mm3
∆V = 7,521 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 7,521
8530,4572 x 100 %
= 0,000882 x 100 %
= 0,08 % (4 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 8,530 ± 0,075 | x 103 mm3
Perhitungan volume bola
V = 43 πr3
V = 43 π ( 1
2d )3
V = 43
18 πd3
V = 16 πd3
Perhitungan Rambat Ralat Volume Bola
dV = |δvδd| dd
dV = | 16
πd 3
δd | dd
dV = |36
d2| dd
dV = |36
d2| dd
∆V = |12
d2| ∆d
∆ VV = |1
2d2
V | ∆d
∆ VV = | 1
2d2
16
d3| ∆d
∆ V = (| 3d | ∆d ) V
∆ V = | 3 ∆ d
d | V
a. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak volume balok menggunakan Mistar
∆d = 0,70
d = 24,3 mm
V = 16 πd3
V = 16
x 3,14 x(24,3)3mm3
V = 7509,26133 mm3
∆V = | 3 ∆ d
d | V
∆V = | 3.0 , 70
24,3 | 7509,26133 mm3
∆V = 0,0864 x 7509,26133 mm3
∆V = 648,94851 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 648,94851
7509,26133 x 100 %
= 0,08641 x 100 %
= 8,6 % (2 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 7,5 ± 0,6 | x 103 mm3
b. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak volume balok menggunakan Jangka
Sorong
∆d = 0,10
d = 24,50 mm
V = 16 πd3
V = 16
x 3,14 x(24,50)3mm3
V = 7696,2054 mm3
∆V = | 3 ∆ d
d | V
∆V = | 3.0,1024,50 | 7696,2054 mm3
∆V = 0,0122 x 7696,2054 mm3
∆V = 94,2392 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 94,2392
7696,2054 x 100 %
= 0,01224 x 100 %
= 1,2 % (3 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 7,69 ± 0,09 | 103 mm3
c. Perhitungan Ketidakpastian Mutlak volume balok menggunakan
Micrometer Sekrup
∆d = 0,41
d = 24,76 mm
V = 16 πd3
V = 16
x 3,14 x(24,76)3mm3
V = 7943,8368 mm3
∆V = | 3 ∆ d
d | V
∆V = | 3.0,4124,76 | 7943,8368 mm3
∆V = 0,0496 x 7696,2054 mm3
∆V = 382,3236 mm3
KR = ∆ VV x 100 %
= 382,3236
7696,2054 x 100 %
= 0,0497 x 100 %
= 4,9 % (2 AB)
V = | V ± ∆V |
= | 7,7 ± 0,4 | 103 mm3
3. Perhitungan Massa Jenis
Perhitungan Massa Jenis balok
Perhitungan Rambat ralat massa jenis balok
dρ = | δρδm| dm + | δρ
δV | dV
dρ = |mV −1
δm | dm + |mV −1
δV | dV
dρ = |V −1| dm + |mV−2| dV
∆ ρ = |V −1| ∆m + |mV −2| ∆V
∆ ρρ = |V−1
ρ | ∆m + |mV−2
ρ | ∆V
∆ ρρ = | V−1
mV −1| ∆m + |mV−2
mV−1| ∆V
∆ ρρ = |∆ m
m | + |∆ VV |
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ V
V | ρPerhitungan Massa (menggunakan Neraca Ohauss 310)
Massa (menggunakan Neraca Ohauss 310) = 24,476 gram
a. Perhitungan Massa jenis balok Menggunakan Mistar
ρ = mV
ρ = 24,476 gram
7099,3291mm3
ρ= 0,00344 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ v
V | ρ∆ ρ=¿ | 0,006
24,476| + | 678,96637099,3291| 0,00344 gram/mm3
∆ ρ = | 0,000245 + 0,095638 | 0,00344 gram/mm3
∆ ρ = 0,095883 x 0,00344 gram/mm3
∆ ρ = 0,00033 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,000330,00344 x 100 %
= 0,096 x 100 %
= 9,6 % (2 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 3,4 ± 0,1 | x 10-3 gram/mm3
b. Perhitungan Massa jenis balok Menggunakan Jangka Sorong
ρ = mV
ρ = 24,476 gram
8197,867 mm3
ρ= 0,00298 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ V
V | ρ∆ ρ=¿ | 0,006
24,476| + |311,15268197,867| 0,00298 gram/mm3
∆ ρ = | 0,000245 + 0,037955 | 0,00298 gram/mm3
∆ ρ = 0,0382 x 0,00298 gram/mm3
∆ ρ = 0,000114 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,0001140,00298 x 100 %
= 0,0382 x 100 %
= 3,8 % (3 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 3,44 ± 0,13 | x 10-3 gram/mm3
c. Perhitungan Massa balok Menggunakan Mikrometer Sekrup
ρ = mV
ρ = 24,476 gram
8530,4572mm3
ρ= 0,00287 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ v
V | ρ
∆ ρ=¿ | 0,00624,476| + | 7,521
8530,457| 0,00287 gram/mm3
∆ ρ = | 0,000245 + 0,000882 | 0,00287 gram/mm3
∆ ρ = 0,001127 x 0,00287 gram/mm3
∆ ρ = 0,00000323 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,00000323
0,00287 x 100 %
= 0,00112 x 100 %
= 0,1 % (4 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 2,870 ± 0,003 | x 10-3 gram/mm3
Perhitungan massa jenis Bola
a. Perhitungan massa jenis Bola menggunakan Mistar
ρ = mV
ρ = 19,543 gram
7509,261mm3
ρ= 0,002603 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ v
V | ρ∆ ρ=¿ | 0,063
19,543| + |648,94857509,261| 0,002603 gram/mm3
∆ ρ = | 0,00322 + 0,08642 | 0,002603 gram/mm3
∆ ρ = 0,089643 x 0,002603 gram/mm3
∆ ρ = 0,000233 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,0002330,002603 x 100 %
= 0,08964 x 100 %
= 8,9 % (2 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 2,6 ± 0,2 | x 10-3 gram/mm3
b. Perhitungan massa jenis Bola menggunakan Jangka Sorong
ρ = mV
ρ = 19,543 gram
7697,205mm3
ρ= 0,002539 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ V
V | ρ∆ ρ=¿ | 0,063
19,543| + | 94,23927697,205| 0,002539 gram/mm3
∆ ρ = | 0,00322 + 0,01224 | 0,002539 gram/mm3
∆ ρ = 0,01547 x 0,002539 gram/mm3
∆ ρ = 0,0000392 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,00003920,002539 x 100 %
= 0,01547 x 100 %
= 1,5 % (3 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 2,53 ± 0,04 | x 10-3 gram/mm3
c. Perhitungan massa jenis Bola menggunakan Mikrometer Sekrup
ρ = mV
ρ = 19,543 gram
7696,205mm3
ρ= 0,00254 gram/mm3
∆ ρ=¿ |∆ mm | + |∆ V
V | ρ∆ ρ=¿ | 0,063
19,543| + | 382,3247696,205| 0,00254 gram/mm3
∆ ρ = | 0,00322 + 0,04968 | 0,00254 gram/mm3
∆ ρ = 0,0529 x 0,00254 gram/mm3
∆ ρ = 0,00013 gram/mm3
KR = ∆ ρρ x 100%
= 0,000130,00254 x 100 %
= 0,0529 x 100 %
= 5,3 % (3 AB)
ρ = | ρ ± ∆ ρ∨¿
= | 2,54 ± 0,13 | x 10-3 gram/mm3
4. Perbandingan alat
Berdasarkan perhitungan analisis dan membandingkan perhitungan antara
semua alat, untuk pengukuran panjang alat yang paling teliti adalah
micrometer sekrup karena memiliki ketidakpastian mutlak yang paling kecil,
dan untuk pengukuran massa, alat yang paling teliti adalah Neraca Ohauss
310 gram karena memiliki skala nonius dan tingkat ketelitiannya paling besar.
5. Jenis bahan dari balok dan kelereng
Berdasarkan perhitungan massa jenis balok, massa jenis yang didapatkan
tidak sesuai dengan bahan asli pada balok dan bola kelereng. Dimana balok
terbuat dari bahan besi dan kelereng terbuat dari bahan kaca. Massa jenis dari
balok yang didapat dari hasil pengukuran Neraca Ohauss 310 gram dipadukan
dengan mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup yaitu :
Benda AlatMassa jenis
(gram/mm3)
Balok Mistar | 3,4 ± 0,1 | x 10-3
Jangka Sorong | 3,44 ± 0,13 | x 10-3
Mikrometer Sekrup | 2,870 ± 0,003 | x 10-3
Bola kelereng Mistar | 2,6 ± 0,2 | x 10-3
Jangka Sorong | 2,53 ± 0,04 | x 10-3
Mikrometer Sekrup | 2,54 ± 0,13 | x 10-3
PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan, pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berulang. Jadi perlu dilakukan perhitungan rata-rata dari semua hasil pengukuran. Yaitu rata-rata panjang, lebar, dan tinggi untuk balok, rata-rata diameter untuk bola, dan rata-rata massa untuk balok dan bola. Juga dihitung deviasi maksimum untuk menentukan ketidakpastian mutlak dari panjang, lebar, tinggi dan diameter tersebut.
Dengan perhitungan rata-rata panjang, lebar dan tinggi balok dapat ditentukan volume balok. Namun untuk menentukan ketidakpastian mutlak volume, maka diperlukan perhitungan rambat ralat volume. Hasil pengukuran volume balok menggunakan mistar adalah | 7,1 ± 0,7 | x 103 mm3. Hasil pengukuran volume balok menggunakan jangka sorong adalah | 8,19 ± 0,31 | x 103
mm3. Hasil pengukuran volume balok menggunakan mikrometer sekrup adalah | 8,530 ± 0,075 | x 103 mm3.
Dengan perhitungan rata-rata diameter bola, maka volume bola dapat ditentukan. Hasil pengukuran volume bola menggunakan mistar adalah | 7,5 ± 0,6 | x 103 mm3. Hasil pengukuran volume bola menggunakan jangka sorong adalah | 7,69 ± 0,09 | 103 mm3. Hasil pengukuran volume bola menggunakan micrometer sekrup adalah | 7,7 ± 0,4 | 103 mm3.
Kemudian dilakukan pengukuran massa dari balok dan bola menggunakan neraca 2610 gram, neraca 311 gram, dan neraca 310 gram. Dari hasil perhitungan volume dan pengukuran massa, maka massa jenis balok dan bola dapat ditentukan. Massa yang digunakan dalam analisis hanya massa dari hasil pengukuran Neraca Ohauss 310, karena merupakan neraca yang paling teliti diantara neraca yang lainnya. Hasil perhitungan massa jenis balok menggunakan mistar dan neraca ohauss 310 gram adalah | 3,4 ± 0,1 | x 10-3 gram/mm3. Hasil perhitungan massa jenis balok menggunakan jangka sorong dan neraca ohauss 310 gram adalah | 3,44 ± 0,13 | x 10-3 gram/mm3. Hasil perhitungan massa jenis balok menggunakan micrometer sekrup dan neraca ohauss 310 gram adalah | 2,870 ± 0,003 | x 10-3 gram/mm3.
Hasil perhitungan massa jenis bola menggunakan mistar dan neraca ohauss 310 gram adalah | 2,6 ± 0,2 | x 10-3 gram/mm3. Hasil perhitungan massa jenis bola menggunakan jangka sorong dan neraca ohauss 310 gram adalah | 2,53 ± 0,04 | x 10-3 gram/mm3. Hasil perhitungan massa jenis bola menggunakan micrometer sekrup dan neraca ohauss 310 gram adalah | 2,54 ± 0,13 | x 10-3
gram/mm3.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Dari semua hasil pengukuran panjang yang dilakukan secara berulang
menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup, semua hasil
pengukurannya berbeda. Hal ini dikarenakan banyak factor yang mempengaruhi,
diantaranya penglihatan, kondisi dari luar misalnya meja yang goyang, serta
pengaruh kondisi alat yang sudah tidak stabil. Namun yang paling teliti adalah
micrometer sekrup karena memiliki ketidakpastian terkecil yaitu 0,005 mm. Atau
NST nya paling kecil yaitu 0,01 mm/skala. Jadi, hasil pengukuran data yang
mendekati kebenaran adalah pengukuran menggunakan micrometer sekrup,
dibuktikan dengan nilai hasil pengukuran yang lebih detail.
Sedangkan untuk pengukuran massa, pengukuran yang paling teliti adalah
pengukuran menggunakan Neraca Ohauss 310 gram. Cara menentukan
ketidakpastian mutlak alat yaitu membagi NST alat secara jelas oleh penglihatan.
Penggunaan angka berarti dengan menentukan ketidakpastian realtifnya, dengan
menentukan ketidakpastian relatifnya maka angka yang dilaporkan pada hasil
pengukuran dapat ditentukan.
Untuk hasil pengukuran waktu dan suhu, dimana suhu dijadikan
manipulasi dan diukur setiap 60 detik. Dengan hasil perubahan suhu tiap 60 sekon
adalah 5°C.
Dari data yang diperoleh, massa jenis yang didapatkan belum sesuai
dengan massa jenis yang sebenarnya. Hal ini kemungkinan karena kesalahan
pemabacaan penunjukan skala pada alat ukut. Dan ketidaktelitian praktikan.
DAFTAR RUJUKAN
Herman dan asisten LFD. 2014. PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1. Makassar : Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Tim Dosen Fisika Dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA UNM. 2012. Modul Pengukuran Dasar dan Teori Ketidakpastian Pengukuran. Laboratorium Fisika FMIPA UNM. Makassar
Serway, Raymond A dan John W.Jeweet,Jr. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika.