UNIMED-Master-23468-071188230040 Bab I
-
Upload
aria-darmawan -
Category
Documents
-
view
4 -
download
1
description
Transcript of UNIMED-Master-23468-071188230040 Bab I
A. Latar Belakang Masalah
BABJ
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi di Indonesia saat ini
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Hal ini
ditandai dengan rendahnya nilai ujian siswa yang merupakan indikator pencapaian
basil belajar. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah telah banyak melakukan usaha
mulai dari perencanaan dalam GBHN dan REPELIT A, dan sekarang Renstra, yang
intinya adalah meningkatkan mutu pendidikan.
Berbagai motivasi dan program pendidikan juga telah telah dilaksanakan
antara lain, pemberian sertifikasi guru untuk meningkatkan profesionalitas mengajar,
peningkatan jenjang pendidikan, penyempumaan kurikulum, pengadaan bahan ajar,
peningkatan manajemen pendidikan dan pengadaan fasilitasnya. Namun berbagai
indikasi menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum meningkat secara signiftkan.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh guru dalam usaha ke arab
pencapaian/peningkatan basil belajar adalah dengan membenahi strategi
pembelajaran yang sesuai dan relevan untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai, basil
belajar siswa yang mengikuti mata pelajaran seni budaya diharapkan akan dapat
diperbaiki. Kenyataannya selama ini peran guru yang amat dominan dengan
ceramabnya membuat siswa tidak kreatif sehingga materi yang diajarkannya kurang
bermakna bagi kehidupan anak. Hal ini dialami oleh penulis sebagai guru seni budaya
di SMA Kota Tanjungbalai yang mengamati strategi pembeJajaran yang kerap
digunakan guru daJam kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Seni budaya salah
satu mata pelajaran yang dimuat dalam k.urikulum, penulis merasakan perlu untuk
mengupayakan agar basil belajar seni budaya dapat meningkat.
Mata pelajaran pendidikan 'seni budaya berfungsi mengembangkan kepekaan
rasa, kreativitas dan cita rasa estetis siswa dalam berkesenian, mengembangkan etika,
kesadaran sosial, dan kesadaran kultural siswa dalam kehidupan bermasyarakat, serta
rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia. Mata pelajarail seni budaya meliputi
bidang; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater, masing-masing bidang seni
tersebut memiliki subtansi, ciri-ciri pembelajaran, dan materinya sendiri. Sesuai
dengan hakikatnya pembelajaran seni ditekankan pada pembelajaran produktif, yaitu
berkarya seni dan penyajian seni. Pembelajaran seni budaya dalam bentuk berkreasi
atau berkarya harus mempertimbangkan moral dan etika. Disamping aspek artistik,
estetik, dan kreatif, siswa juga perlu diperkenalkan ten tang aspek hukum, seperti hak
cipta, kepemilikan karya seni, pemalsuan karya seni, dan penjiplakan karya seni.
Pembelajaran seni musik merupakan bentuk seni yang berevolusi secara
berkesinambungan. Musik mencerminkan pengalaman penciptanya, pemain dan
pendengamya, dan jiwa budaya dimana musik itu diciptakan. Materi pembelajaran
seni musik meliputi aspek apresiasi seni musik, berkarya seni musik, dan pergelaran
seni musik. Apresiasi seni musik berarti mengenal, memahami, dan memberikan
penghargaan atau tanggapan estetis terhadap karya seni musik, berkarya seni musik
pada dasamya adalah proses membentuk gagasan, dan pergelaran musik dikelas,
2
sekolah, bahkan juga dimasyarakat, merupakan kegiatan pertunjukan, yaitu
membawakan karya musik didepan penonton. Penyajian musik dapat berupa kegiatan
menyanyi, memainkan instrumen, atau menggunakan alat elektronik dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi mata pelajaran seni budaya dirasakan perlu untuk
menerapkan strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).
Strategi pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang
mengupayakan guru .dapat inendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Strategi
pernbelajaran ini menurut penulis sangat sesuai dengan tuntutan mata pelajaran seni
budaya, penerapannya dapat diamati melalui kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu,
untuk mengetahui pennasalahan diatas secara tepat dan akurat tanpa harus
menghilangkan kendala yang ada, diperlukan penelitian sebagai upaya perbaikan
pembelaran seni budaya pada siswa SMA Negeri 5 Kota Tanjungbalai. Mengingat
adanya keterbatasan dari segi tenaga, pengalaman, waktu dan dana, maka penelitian
ini dibatasi dengan meneliti pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap basil belajar seni budaya.
Selain guru, beberapa komponen yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran musik adalah: (I) komponen siswa meliputi minat, bakat,
intelegensi, motivasi, sikap, perasaan, keadaan psikis dan fisik; (2) penggunaan
kurikulum; (3) media atau alat peraga yang sesuai; (4) sarana dan prasarana.
Tercapainya tujuan pembelajaran, akan ditentukan oleh berbagai unsur yang
menunjangnya. Makmun ( J 996) menyatakan tentang unsur-unsur yang terdapat
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) yaitu: (l) Siswa, dengan segala
3
karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
melalui kegiatan belajar; (2) Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya
kegiatan belajar mengajar; (3) Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang
tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses belajar.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang
diduga besar pengarubnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya · tinggi
diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa
terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif.
Pandangan ini sesuai dengan pendapat Hawley (Prayitno, 1989): "Siswa yang
termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih
cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Hasil
belajar yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi."
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan
menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Hawley (Yusuf 1993)
menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Hal ini dapat dipahami,
karena siswa yang memiliki motivasi be1ajar tinggi akan tekun dalam belajar dan
terus belajar secara kontinu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan
hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya. Mengingat
demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru
diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa
siswanya. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka siswa harus
memiliki motivasi belajar yang tinggi, namun pada kenyataannya tidak semua siswa
4
memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam belajar. Di sekolah tidak sedikit siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah. Untuk membantu siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah perlu dilakukan suatu upaya dari guru agar siswa yang
bersangkutan untuk dapat meningkatkan rnotivasi belajarnya.
Hasil belajar merupakan basil yang telah dicapai dari suatu proses belajar
yang telah dilakukan, sehingga untuk rnengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau
tidak diperlukan suatu pengukuran. "Pengukt.iran · adalah proses penentuan
luaslkuantitas sesuatu" (Nurkancana, 1986). Dalam kegiatan pengukuran basil
belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus
dipecahkanldijawab. Hasil pengukuran tersebut rnasih berupa skor mentah yang
belurn dapat rnemberikan infonnasi kernampuan siswa. Agar dapat memberikan
infonnasi yang diharapkan tentang kemarnpuan siswa maka diadakan penilaian
terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak
hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Hasil belajar menurut Bloom meliputi
3 aspek yaitu aspek kognitit~ afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai
nilai dari sejurnlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan
keterarnpilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes
terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan
tinggi rendahnya basil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar sebagai basil dari
proses belajar siswa biasanya pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran yang
disajikan dalam buku laporan prestasi belajar siswa atau raport. Raport merupakan
5
perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi
belajar (Suryabrata, 1984 ). Prestasi/hasil belajar mempunyai arti dan manfaat yang
sangat penting bagi siswa, pendidik, wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka
yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasilhasil belajar siswa dan berguna
dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan
maupun sekolah. Prestasilhasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat
diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam
kegiatan bellijar rilengajar.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Seni Budaya pada siswa SMA Negeri 5 Kota Tanjungbalai.
B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat
diidentifdcasi beberapa permasalahan yakni: Apa saja yang menyebabkan basil
belajar siswa rendah? Adakah perbedaan strategi pembelajaran yang digunakan
untuk meningkatkan basil belajar siswa? Apakah motivasi belajar yang tinggi
memberikan basil belajar yang tinggi? Adakah terdapat interaksi yang signiflkan
antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar? Adakah pengaruh motivasi
betajar terhadap basil belajar siswa? Adakah pengaruh strategi pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap basil belajar siswa?
6
C. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah telah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa
banyaknya pennasalahan yang perlu dicari jalan pemecahannya sehubungan strategi
pernbelajaran yang diberikan guru kepada siswa dan motivasi belajar yang diberikan
kepada siswa. Berbagai faktor yang mempengaruhi basil belajar siswa SMA Negeri 5
Kota Tanjungbalai baik dari diri sendiri (internal) maupun dari luar diri siswa sendiri
(elrsternal). Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba membatasi
pennasalahan pada ruang lingkup: strategi pembelajaran dalam hal ini dibatasi hanya
dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran
ekspositori, sedangkan motivasi belajar dalam hal ini dibagi dua yaitu: motivasi
belajar tinggi dan rendah. Pada basil belajar siswa difokuskan kepada mata pelajaran
seni budaya dengan pemberian materi seni musik pada kelas X SMA Negeri 5
Kota Tanjungbalai pada semester genap pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan
kurikulum KTSP.
D. Perumusan Masalab
Dari uraian latar belakang dan identiftkasi masalah, dapat dirumuskan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah basil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya yang diajar
dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari
siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori?
7
2. Apakah basil belajar mata pelajaran seni budaya siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi Jebih tinggi dari siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi
belajar terhadap basil belajar seni budaya?
E. Tujuan Penelidan
Berdasarkan rumusan . masalah, maka tujuan · · penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk: mengetahui perbandingan basil belajar pada mata pelajaran seni budaya
yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dengan
ekspositori.
2. Untuk: mengetahui perbandingan basil belajar pada mata pelajaran seni budaya
antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap basil belajar seni budaya.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelian yang diperoleh diharapkan dapat bennanfaat bagi bidang
pendidikan terutama pada mata pelajaran seni budaya, baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan
motivasi belajar siswa untuk meningkatkan basil belajar seni budaya di lembaga
8
pendidikan. Secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pengambil kebijakan agar meningkatk:an basil belajar yang baik pada mata pelajaran
seni budaya di SMA Negeri 5 Kota Tanjungbalai. Selanjutnya diharapkan pula
penelitian ini dapat memperkenalkan strategi pembelajaran kontekstual dalam proses
belajar mengajar yang berguna untuk memperbaiki proses . belajar mengajar,
selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran seni budaya,
disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya
pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi belajar terbadap basil belajar seni
budaya.
9