UnEncrypted Rumah Sakit

download UnEncrypted Rumah Sakit

of 38

Transcript of UnEncrypted Rumah Sakit

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    1/38

    BAB V

    PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRIFARMASI DAN RUMAH SAKIT

    5.1. Pendahuluan

    Air limbah industri farmasi dan rumah sakit merupakan salahsatu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial.Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulusebelum dibuang ke saluran umum. Masalah yang seringmuncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalahterbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitaspengolahan limbah serta biaya operasional, khususnya untukrumah sakit tipe kecil dan menengah.

    Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkanteknologi pengolahan air limbah yang murah, mudahpengoperasiannya serta harganya terjangkau, khususnya untukindustri kecil farmasi dan rumah sakit dengan kapasitas kecilsampai sedang. Makalah ini membahas tentang rancang banguninstalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit secarabiologis yang sesuai untuk pengolahan air limbah rumah sakitproses biofilter anaerob-aerob. Dengan sistem kombinasibiofilter Anaerob-Aerob dapat menurunkan konsentrasi COD,BOD serta zat padat tersuspensi dengan baik. Selain itu jugadapat menurunkan kandungan amoniak dan deterjen.

    5.2. Latar Belakang Masalah

    Berdasarkan keputusan Mentreri Negara Lingkungan HidupRepublik Indonesia Nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 tentangBaku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit, yangmengharuskan bahwa setiap rumah sakit harus mengolah airlimbah sampai standar yang diijinkan, maka kebutuhan akan

    teknologi pengolahan air limbah rumah sakit khususnya yang

    121

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    2/38

    murah dan hasilnya baik perlu dikembangkan. Hal ini mengingatbahwa kendala yang paling banyak dijumpai yakni teknologi yangada saat ini masih cukup mahal, sedangkan di lain pihak danayang tersedia untuk membangun unit alat pengolah air limbahtersebut sangat terbatas sekali.

    Untuk rumah sakit dengan kapasitas yang besar umumnyadapat membangun unit alat pengolah air limbahnya sendirikarena mereka mempunyai dana yang cukup. Tetapi untuk rumahsakit tipe kecil sampai dengan tipe sedang umumnya sampai saatini masih membuang air limbahnya ke saluran umum tanpapengolahan sama sekali.

    Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkanteknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudahoperasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumahsakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk mencapaitujuan tersebut, terdapat kedala yang cukup besar yaknikurangnya tersedianya teknologi pengolahan yang baik danharganya murah. Masalah ini menjadi kendala yang cukup besarterutama untuk rumah sakit kecil, yang mana pihak rumah sakittidak/belum mampu untuk membangun unit alat pengilahan air

    limbah sendiri, sehingga sampai saat ini masih banyak sekalirumah sakit yang membuang air limbahnya ke saluran umum.

    Untuk pengolahan air limbah rumah sakit dengan kapasitasyang besar, umumnya menggunakan teknlogi pengolahan airlimbah Lumpur Aktif atau Activated Sludge Process, tetapi untukkapasitas kecil cara tersebut kurang ekonmis karena biayaoperasinya cukup besar, kontrol oprasionalnya lebih sulit. Untukmengatasi hal tersebut, perlu menyebarluaskan informasi

    teknologi khususya teknologi pengolahan air limbah rumah sakitberserta aspek pemilihan teknologi serta keunggulan dankekurangannya.

    Dengan adanya informasi yang jelas, maka pihak pengelolarumah sakit dapat memilih teknologi pengolahan limbah yangsesuai dengan kodisi maupun jumlah air limbah yang akan diolah,yang layak secara teknis, ekonomis dan memenuhi standarlingkungan.

    122

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    3/38

    5.3. Tipe-tipe Rumah Sakit

    Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yangmenyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapatdimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Rumah sakit meliputipelayanan rawat jalan, rawat-inap, pelayanan gawat darurat,pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanannon medik.

    Berdasarkan bentuk pelayanannya rumah sakit dapat dibedakan:

    a. Rumah Sakit Umum (RSU): yaitu Rumah Sakit yang

    memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakitdari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.

    b. Rumah Sakit Khusus (RSK): yaitu Rumah Sakit yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenispenyakit tertentu atau disiplin ilmu.

    Berdasarkan pemilikan dan penyelenggaraannya, rumahsakit dapat dibedakan atas RS pemerintah dan RS Swasta.

    Rumah Sakit Pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:Departemen Kesehatan, Pemerintah daerah, ABRI, danDepartemen lain termasuk BUMN. Disamping Rumah SakitUmum dan Rumah Sakit Khusus seperti tersebut diatas, untukmeningkatkan pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia, telahdibangun 4 buah Rumah Sakit Haji di Ujung Pandang, Medan,Jakarta, dan Surabaya. Berdasarkan fasilitas dan kemampuanpelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah DepartemenKesehatan dan Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi:

    a. RSU KELAS A, yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dankemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik yang luas. Terdapat 4 buah RSU Kelas A yaituRSU Cipto mangunkusumo di Jakarta, RSU Dr. Sutomo diSurabaya, RSUP Adam Malik di Medan, dan RSUP DR.Wahidin Sudiro Husodo di Ujung Pandang.

    b. RSU KELAS B yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dankemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik terbatas.

    123

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    4/38

    c. RSU KELAS C yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dankemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar lengkap.

    d. RSU KELAS D yaitu RSU yang mempunyai fasilitas dankemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.

    5.4. Peraturan Perundangan Yang Mengatur PengelolaanLingkungan Rumah Sakit

    Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

    Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup

    Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 jo PP No. 85 tahun1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun, (Rumah Sakit termasuk penghasil limbah B3 darisumber yang spesifik dengan kode limbah D.227).

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No.986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan KesehatanLingkungan Rumah Sakit

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 928 tahun 1995 tentangpenyusunan Amdal Bidang Kesehatan

    Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-58/MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair KegiatanRumah Sakit

    Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP No. HK 00.06.6.44tentang Persyaratan dan Petunjuk Teknis TatacaraPenyehatan Lingkungan Rumah Sakit

    Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang

    Pengendalian Pencemaran Air Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan

    Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan YangWajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup.

    Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentangPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

    124

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    5/38

    5.5. Limbah Rumah Sakit

    Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan tersebut,akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah padatyang ada dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu limbah medisdan limbah non medis. Limbah medis adalah limbah yangdihasilkan langsung dari kegiatan medis. Limbah ini tergolongdalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3)sehingga berpotensi membahayakan komunitas rumah sakit. Jikapembuangan limbah medis tidak memenuhi syarat akanmenimbulkan bahaya terhadap masyarakat di sekitar lokasipembuangan. Limbah non-medis adalah limbah domestik yangdihasilkan di RS tersebut. Sebagian besar limbah ini merupakan

    limbah organik dan bukan merupakan limbah B-3, sehinggapengelolaannya dapat dilakukan bersama-sama dengan sampahkota yang ada.

    Dalam kaitan dengan pengelolaannya, limbah medisdikelompokkan menjadi lima (5), yaitu:(a). Golongan A, terdiri dari;

    - Dresing bedah, swab dan semua limbah yangterkontaminasi dari daerah ini.

    -Bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi.

    - Seluruh jaringan tubuh manusia, bangkai/jaringanhewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitandengan swab dan dressing.

    (b). Golongan B terdiri dari;

    - Syrenge bekas, jarum, cartride, pecahan gelas danbenda tajam lainnya.

    (c). Golongan C terdiri dari;

    - Limbah dari laboratorium dan post partum, (kecuali

    yang termasuk dalam gol. A)(d). Golongan D terdiri dari;

    - Limbah bahan kimia dan bahan farmasi tertentu.(e). Golongan E terdiri dari;

    - Pelapis bed-pan, disposable, urinoir, incontinence-paddan stamag bags.

    Berdasarkan potensi bahaya yang dapatditimbulkannya, oleh Departemen Kesehatan RI limbah

    medis telah digolongkan sebagai berikut:

    125

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    6/38

    (a). Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memilikisudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yangdapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarumhipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahangelas dan pisau bedah.

    (b). Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasienyang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbahlaboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaanmikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasipenyakit menular.

    (c). Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan,darah dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saatpembedahan atau autopsi.

    (d). Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obatsitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakanterapi sitotoksik.

    (e). Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kedaluwarsa,obat yang terbuang karena karena batch yang tidakmemenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari prosesproduksi obat.

    (f). Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan

    bahan kimia dalam tindakan medis, veterenary, laboratorium,proses sterilisasi atau riset. Dalam hal ini dibedakan denganbuangan kimia yang termasuk dalam limbah farmasi dansitotoksik.

    (g). Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi denganradio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau risetradionuklida

    Selain limbah medis, R.S juga menghasilkan non-medis.

    Jenis limbah non medis tersebut antara lain, limbah cair darikegiatan loundry, limbah domestik cair dan sampah padat.

    5.6. Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit

    Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yangberasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yangmeliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur,

    air bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah

    126

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    7/38

    yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekascucian luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainya.Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistikmaupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadungsenaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolahdengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk airlimbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanyabanyak mengandung logam berat yang mana bila air limbahtersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis,logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya.Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, makaair limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan danditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air

    olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain,dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secarabiologis. Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakitsecara umum dapat dilihat seperti pada Gambar 5.1.

    Gambar 5.1. Diagram Proses Pengelolaan Air LimbahRumah Sakit

    127

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    8/38

    Dari hasil analisa kimia terhadap berberapa contoh airlimbah rumah sakit yang ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwakonsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen(MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karenasumber air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu danmetoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnyakonsentarsi.

    5.7. Teknologi Pengolahan Air Limbah

    Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organikumumnya menggunakan teknologi pengolahan air limbah secarabiologis atau gabungan antara proses biologis dengan proseskimia-fisika. Proses secara biologis tersebut dapat dilakukanpada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpaudara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses biologisaeorobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbahdengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan prosesbiologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah

    dengan beban BOD yang sangat tinggi. Dalam makalah ini uraiandititik beratkan pada proses pengolahan air limbah secaraaerobik.

    Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garisbesar dapat dibagi menjadi tiga yakni proses biologis denganbiakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis denganbiakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengansistem lagoon atau kolam. Proses biologis dengan biakan

    tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakanaktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutanyang ada dalam air dan mikro-organime yang digunakandibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapacontoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proseslumpur aktif standar/konvesional (standard activated sludge), stepaeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch(kolam oksidasi sistem parit) dan lainnya.

    128

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    9/38

    Proses biologis dengan biakan melekat yakni prosespengolahan limbah dimana mikro-organisme yang digunakandibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebutmelekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologipengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling filteratau biofilter, rotating biological contactor (RBC), contactaeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya.

    Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoonatau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatukolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehinggadengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami,senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk

    mempercepat proses penguraian senyawa polutan ataumemperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam prosesaerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengancara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilizationpond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadangdikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi.

    Berdasarkan beberapa macam proses pengolahan air limbahseperti uraian di atas, untuk proses pengolahan air limbah Rumah

    Sakit tipe kecil (R.S. tipe D dan Puskesmas) sampai sedang (RS.Tipe C) proses pengolahan yang paling sesuai yakni prosespengolahan dengan Sistem Kombinasi Biofilter Anaerob danAerob. Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbahdengan biofilter anaerb-aerob antara lain yakni :

    Pengelolaannya sangat mudah.

    Biaya operasinya rendah.

    Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang

    dihasilkan relatif sedikit. Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat

    menyebabkan euthropikasi.

    Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

    Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yangcukup besar.

    Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

    129

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    10/38

    5.7.1. Pengolahan air Limbah Dengan Proses BiofilterAnaerob-Aerob

    Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit,yakni yang berasal dari limbah domestik maupun air limbah yangberasal dari kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan melaluisaluran pipa pengumpul. Selanjutnya dialirkan ke bak kontrol.Fungsi bak kontrol adalah untuk mencegah sampah padatmisalnya plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk ke dalam unitpengolahan limbah, serta mencegah padatan yang tidak bisaterurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok dan lainnya agar tidakmasuk kedalam unit pengolahan limbah.

    Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke bak penguraianaerob. Bak pengurai anaerob dibagi menjadi dua buah ruanganyakni bak pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter anaerobtercelup dengan aliran dari bawah ke atas (Up Flow. Air limpasandari bak pengurai anaerob selanjutnya dialirkan ke unitpengolahan lanjut. Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri daribeberapa buah ruangan yang berisi media dari bahan PVCbentuk sarang tawon untuk pembiakan mikro-organisme yangakan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalan air limbah.

    Setelah melalui unit pengolahan lanjut, air hasil olahandialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak khlorinasi air limbahdikontakkan dengan khlor tablet agar seluruh mikroorganismepatogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air limbah sudahdapat dibuang langsung ke sungai atau saluran umum.

    5.7.2. Penguraian Anaerob

    Air limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan rumah sakitatau puskesmas dikumpulkan melalui saluran air limbah,kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoranpadat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan kapur ataularutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Didalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada didalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme secaraanaerob, menghasilkan gas methan dan H2S. Dengan prosestahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat

    130

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    11/38

    diturukkan sampai kira-kira 400-500 ppm (efisiensi pengolahan +60-70 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah denganproses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob.

    5.7.3. Proses Pengolahan Lanjut

    Proses pengolahan lanjut ini dilakukan dengan sistem biofilteranaerob-aerob. Pengolahan air limbah dengan proses biofilteranaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendapawal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendapakhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Airlimbah yang berasal dari proses penguraian anaerob dialirkan ke

    bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasirdan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, jugaberfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak penguraisenyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion(pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

    Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkanke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke danbawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi

    dengan media plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah bakkontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengankualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zatorganik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakterianaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zatorganik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

    Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bakkontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi denganmedia dari bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung ataubahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udarasehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zatorganik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempelpada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontakdengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupunyang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut

    dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen

    131

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    12/38

    serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensipenghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, airdialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktifyang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dandipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompasirkulasi lumpur.

    Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bakkhlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkandengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganismepatogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proseskhlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.

    Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selaindapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen,padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Dengan adanyaproses pengolahan lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam airolahan yang dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30 ppm.

    5.8. Perhitungan Perencanaan IPAL Rumah Sakit Kapasitas20 M

    3Per Hari

    5.8.1. Kapasitas Disain

    Unit alat ini dirancang untuk dapat mengolah air limbahsebesar 20 m

    3/hari. Skenario proses IPAL serta reduksi polutan

    organik (BOD) ditunjukkan seperti pada berikut :

    Gambar 5.2. Skenario Proses IPAL Serta Reduksi PolutanOrganik (BOD)

    132

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    13/38

    5.8.2. Perhitungan Disain IPAL

    Kapasitas Rencana : 20 m3

    per hari.BOD Masuk : 400 mg/lt.SS Masuk : 200 mg/ltEfisiensi Pengolahan : 90 95 %BOD keluar : 20 mg/ltSS keluar : 20 mg/lt

    Bak ekualisasi

    Kapasitas Rencana : 20 per hari.BOD Masuk : 400 mg/lt.

    BOD keluar : 400 mg/ltWaktu Tinggal (WTH) : 12 jamVolume bak : 10 m

    3

    Dimensi bak :Lebar : 2,0 mPanjang : 2,5 mKedalaman : 2 mTinggi ruang bebas : 0,5 m

    Chek Waktu Tinggal : 12 jam

    Pompa Air Limbah

    Kapasitas : 20 M3/hariTipe : Pompa CelupTotal Head : 9 meterJumlah : 1 buahListrik : 250 watt, 220-240 volt

    Biofilter Anaerob

    BOD Masuk : 400 mg/lt.Efisiensi Pengolahan : 60 %BOD keluar : 160 mg/lt

    Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar Beban BODper volume media 0,4 4,7 kg BOD /m

    3.hari.

    Ditetapkan beban BOD yang digunakan 2,5 kg BOD /m3.hari.

    Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X 400 g/m

    3= 8.000

    g/hari = 8 kg/hari

    133

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    14/38

    8 kg/hariVolume media yang diperlukan = = 3,2 m

    3

    2,5 kg/m3.hari

    Volume Media = 70 % dari total Volume rekator.Volume Reaktor yang diperlukan = 10/7 x 3,2 m

    3= 4,6 m

    3

    Waktu Tinggal Reaktor Anaerob yang dibutuhkan :

    4,6 m3

    = X 24 jam/hari = 5,52 jam20 m

    3/hari

    Dimensi :Lebar : 1,5 mPanjang : 1,5 mKedalaman air efektif : 2,0 mRuang Bebas : 20 cm

    Pengolahan Lanjut

    Bak Pengendapan Awal

    Kapasitas Rencana : 20 m3

    per hari.BOD Masuk : 160 mg/lt.Efisiensi Pengolahan : 25 %BOD keluar : 120 mg/ltWaktu Tinggal (WTH) : 2 jamVolume bak : 1,67 m

    3

    Dimensi bak :Lebar : 1,5 mPanjang : 0,6 mTinggi : 2,2 mKedalaman Air efektif : 2,0 m

    Chek :Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,162 JamBeban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,2 m3/m2.hari

    Standar :Waktu tinggal = 2 jam

    Beban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA)

    134

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    15/38

    Biofilter Zona Anoksik (Anaerob)

    Kapasitas Rencana : 20 m3

    per hari.BOD Masuk : 120 mg/lt.

    Efisiensi Pengolahan : 60 %BOD keluar : 48 mg/lt

    Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar Beban BODper volume media 0,4 4,7 kg BOD /m

    3.hari.

    Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,0 kg BOD /m3.hari.

    Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X 120 g/m

    3

    = 2.400 g/hari= 2,4 kg/hari

    2,4 kg/hariVolume media yang diperlukan = = 2,4 m

    3.

    1,0 kg/m3.hari

    Volume Media = 60 % dari total Volume rekator,Volume Reaktor yang diperlukan = 10/6 x 2,4 m

    3= 4,0 m

    3

    Waktu Tinggal Reaktor Anaerob yang dibutuhkan =4 m

    3

    = X 24 jam/hari = 4,8 jam20 m

    3/hari

    Dimensi :Lebar : 1,5 mPanjang : 1,4 mKedalaman air efektif : 2,0 mTinggi ruang bebas : 0,2 mJumlah ruang : di bagi menjadi 2 ruangan

    Chek :Waktu tinggal rata-rata = 4,8 jamTinggi ruang lumpur = 0,2 mTinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,5 mTinggi air di atas bed media = 30 cmVolume media pada biofilter anaerob = 3,6 m3.BOD Loading per volume media = 1,0 Kg BOD/m

    3.hari.

    Standar high rate trickling filter : 0,4 4,7 kg BOD/m2.hari. (Ebie

    Kunio, 1995)

    135

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    16/38

    Biofilter Aerob

    Kapasitas Rencana: : 20 m3

    per hari.BOD Masuk : 48 mg/lt.

    Efisiensi Pengolahan : 50 %BOD keluar : 24 mg/lt

    Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar Beban BODper volume media 0,4 4,7 kg BOD /m

    3.hari.

    Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,0 kg BOD /m3.hari.

    Beban BOD di dalam air limbah = 20 m3/hari X 48 g/m

    3

    = 960 g/hari = 0,96 kg/hari.

    Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,5 x 0,96 kg/hari= 0,48 kg/hari.

    Beban BOD per volume media yang digunakan = 1,0 kg/m3.hari.

    0,96 kg/hariVolume media yang diperlukan = = 0,96 m

    3

    1,0 kg/m3.hari

    Volume media = 0,5 Volume ReaktorVolume Reaktor Biofilter Areob Yang diperlukan = 10/5 x 0,96m

    3

    = 1,92 m3

    Dimensi Reaktor Biofilter Areob :Lebar : 1,5 mPanjang : 0,7 mKedalan air efektif : 2,0 mTinggi ruang bebas : 0,2 m

    Chek :Waktu tinggal total rata-rata : + 2,52 jamTinggi ruang lumpur : 0,2 mTinggi Bed media pembiakan mikroba : 1,5 mTinggi air di atas bed media : 30 cmReaktor dibagi menjadi dua ruangan yakni ruangan aerasi danruangan biofilter.

    Volume total media pada biofilter aerob = 1,5 m x 0,6 m x 1,5 m

    = 1,35 m3

    136

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    17/38

    Chek :BOD Loading per volume media = 0,71 Kg BOD/m

    3.hari.

    Standar high rate trickling filter : 0,4 4,7 kg BOD/m2.hari.

    Kebutuhan Oksigen :

    Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebandingdengan jumlah BOD yang dihilangkan.

    Jadi : Kebutuhan teoritis = Jumlah BOD yang dihilangkan= 0,48 kg/hari.

    Faktor keamanan ditetapkan + 1,4

    Kebutuhan Oksigen Teoritis = 1,4 x 0,48 kg/ hari= 0,672 kg/hari.

    Temperatur udara rata-rata = 28o

    CBerat Udara pada suhu 28

    oC = 1,1725 kg/m

    3.

    Di asumsikan jumlah oksigen didalam udara 23,2 %.

    Jadi, Jumlah Kebutuhan Udara teoritis =

    0,672 kg/hari= 2,47 m

    3/hari

    1,1725 kg/m3

    x 0,232 g O2/g Udara

    Efisiensi Difuser = 2,5 %

    2,47 m3/hari

    Kebutuhan Udara Aktual = = 98,8 m3/hari

    0,025= 0,069 m

    3/menit

    Chek :Ratio Volume Udara /Volume Air Limbah = 4,94

    Blower Udara Yang diperlukan :Jika efisiesnsi blower dianggap 60 %, maka diperlukan blowerdengan spesifikasi sebagai berikut :

    137

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    18/38

    Spesifikasi Blower :Kapasitas = 0,069 m

    3/menit

    Head = 2000 mm-aquaJumlah = 2 unit

    Difuser :

    Total transfer udara = 0,069 m3/menit = 69 liter/menit

    Tipe Difuser yang digunakan : difuser gelembung kasar

    Bak Pengendap Akhir

    Kapasitas Rencana : 20 m3

    per hari.

    BOD Masuk : 24 mg/lt.Efisiensi Pengolahan : 5 %BOD keluar : 22,8 mg/ltWaktu Tinggal (WTH) : 2 jamVolume bak : 1,67 m

    3

    Dimensi bak :Lebar : 1,5 mPanjang : 2,2 m

    Kedalaman Air efektif : 2,0 m

    Chek :Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,16 JamBeban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,22 m3/m2.hari

    Standar :Waktu tinggal 2 jamBeban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA)

    Total Waktu Tinggal di dalam Reaktor Pengolahan Lanjut == 2.16 jam + 4,8 jam + 2,52 jam + 2.16 jam = 11,64 Jam

    Total Waktu Tinggal Di dalmsistem IPAL = Waktu Tinggal BakEkualisasi + Waktu Tinggal Reaktor Anaerob + Waktu TinggalReaktor Pengolahan Lanjut= 12 Jam + 5,52 Jam + 11,64 jam = 29,16 Jam.

    138

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    19/38

    Media Pembiakan Mikroba

    Material : PVC sheetKetebalan : 0,15 0,23 mmLuas Kontak Spsesifik : 200 226 m2/m3Diameter lubang : 2 cm x 2 cmWarna : bening transparan.Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3Porositas Rongga : 0,98

    Total Media Biofilter Yang Diperlukan = 10 m3

    Pompa Air Sirkulasi

    Kapasitas : 10 M3/hariTipe : Pompa CelupTotal Head : 9 meterJumlah : 1 buah (satu untuk cadangan)Listrik : 80-100 watt, 220-240 volt

    Blower Udara

    Kapsitas : 0,213 m3 per menitTotal Head : 280 cm airTipe : HiBLOW 60Listrik : 100 wattJumlah : 2 unit

    Bak Kontaktor Khlorine

    Unit IPAL dapat dilengkapi dengan bak khlorinasi (bak kontaktor)

    yang berfungsi untuk mengkontakkan khlorine dengan air hasilpengolahan. Air limbah yang telah diolah sebelum dibuang kesaluran umum dikontakkan dengan khlorine agar mikroorganismepatogen yang ada di dalam air dapat dimatikan. Senyawa khloryang digunakan adalah kaporit dalam bentuk tablet.

    139

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    20/38

    5.8.3. Gambar Teknis Disain IPAL

    Gambar5.3

    .DiagramProsesPengolahanAirLimbahRumahSakitKombinasi

    Biofilter

    Anaerob-Aerob

    140

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    21/38

    Gambar 5.4. Potongan Melintang Bak Ekulaisasi

    Gambar 5.5. Bak Ekualisasi (Tampak Atas)

    141

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    22/38

    Gambar 5.6. Potongan Melintang Biofilter Anaerobik

    Gambar 5.7. Biofilter Anaerobik (Tampak Atas)

    142

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    23/38

    Gambar 5.8. Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut (Tampak Atas)

    Gambar 5.9. Potongan Mendatar Reaktor Biofilter PengolahanLanjut (Tampak Atas)

    143

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    24/38

    Gambar 5.10. Potongan Melintang Reaktor BiofilterPengolahan Lanjut

    Gambar 5.11. Potongan C-C dan D-D Reaktor Biofilter

    Pengolahan Lanjut

    144

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    25/38

    Gambar 5.12. Potongan EE Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut

    Gambar 5.13. Potongan F-F Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut

    145

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    26/38

    Gambar 5.14. Potongan G-G dan HH Reaktor BiofilterPengolahan Lanjut.

    POTONGAN I-I

    Gambar 5.15. Potongan I I Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut

    146

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    27/38

    Gambar 5.16. Diagram Kelistrikan

    Gambar 5.17. Kontrol Panel Kelistrikan

    147

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    28/38

    5.8.4. Spesifikasi Teknis IPAL Biofilter Anaerob-AerobKapasitas 20-30 M

    3per Hari

    Berdasarkan perhitungan teknis yang telah diuraikan diatas,maka spesifikasi teknis IPAL dengan kapasitas 20-30 m

    3per hari

    adalah sebagai berikut :

    Kapasitas Rencana (Disain)

    Kapasitas : 20 30 m3/hari

    Influent BOD : 400 ppmInfluent SS : 300 ppm

    Effluent BOD : 30 ppmEffluent SS : 20 ppmEfisiensi Pengolahan : 90-95 %

    Bak Ekualisasi

    Dimensi bak :Lebar : 2 mPanjang : 2 mKedalaman : 2,5 m

    Tinggi ruang bebas : 0,5 mBahan : Bata Beton cor

    Unit Reaktor Anaerob

    Dimensi Reaktor :Panjang : 150 cmLebar : 150 cmTinggi : 230 cmBahan : Fiber Rainforced Palstic (FRP)Media : Plastic Media (type honeycomb tube)Spesific Area : 200 226 m2/m3

    Unit Reaktor Pengolahan Lanjut (Aerob)

    Dimensi Reaktor :Panjang : 320 cmLebar : 150 cmTinggi : 230 cmBahan : Plastic Media (type honeycomb tube)Spesific Area : 200 226 m

    2/m

    3

    148

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    29/38

    Media Biofilter

    Material : PVC sheet

    Ketebalan : 0,15 0,23 mmLuas Kontak Spesifik : 200226 m2/m3Diameter lubang : 2 cm x 2 cmWarna : bening/transparanBerat Spesifik : 30 -35 kg/m

    3

    Porositas Rongga : 0,98Jumlah :10 M

    3Peralatan :

    a. Blower Udara

    Tipe : HIBLOW 60Kapasitas : 60 liter per menitListrik : 100 watt, 220 voltJumlah : 2 unit

    b. Pompa Air Limbah

    Tipe : Submersible Pump(Pompa Celup)

    Kapasitas : 20 - 40 liter/menitListrik : 100 wattTotal Head : 8 meterJumlah : 1 unitMaterial : Stainless Steel

    c. Pompa Sirkulasi

    Tipe : Submersible PumpKapasitas : 20 liter/menitListrik : 75 wattTotal Head : 6-8 meterJumlah : 1 unit

    149

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    30/38

    5.9. Contoh Pembangunan IPAL Kapasitas 20-30 M3/Hari

    Gambar 5.18. Reaktor IPAL Dan Media Sarang Tawon

    Gambar 5.19. Reaktor IPAL Sebelum Dipasang

    150

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    31/38

    Gambar 5.20. Pembuatan Bak Ekualisasi

    Gambar 5.21. Reaktor IPAL Telah Diletakkan Di Atas Pondasi

    151

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    32/38

    Gambar 5.22. Bekesting Reaktor IPAL

    Gambar 5.23. Reaktor IPAL dan Bak Equalisasi Setelah Dicor

    152

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    33/38

    Gambar 5.24. Reaktor IPAL Yang Telah Terpasang

    Gambar 5.25. Reaktor IPAL Dilihat Dari Atas

    153

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    34/38

    Gambar 5.26. Reaktor IPAL Yang Telah Terpasang Rapih

    Gambar 5.27. IPAL Rumah Sakit Yang Telah Jadi

    154

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    35/38

    5.10. Analisa Kualitas Air Hasil Olahan

    Air limbah yang harus diolah adalah seluruh air limbah yang

    dihasilkan oleh kegiatan industri farmasi atau rumah sakit, yaituair yang berasal dari dapur, laundry, air limbah dari kegiatanklinis, air limpasan tangki septik dan lainnya. Pengambilan danpengujian kualitas air dilakukan setelah IPAL beroperasi selamatiga bulan.

    Parameter yang perlu diamati adalah konsentrasi COD, BOD,TSS, kandungan amoniak dan deterjen. Hasilnya dibandingkandengan baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit yang telahditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor : KEP-58/MENLH/12/1995.

    Tabel 5.1. Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit

    Parameter Kadar Maksimum (mg/l)

    BOD5 75

    COD 100

    TSS 100

    pH 6 9

    155

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    36/38

    5.11. Penutup

    Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadappenerapan teknologi Biofilter Kombinasi Anaerob-Aerob untukpengolahan limbah industri farmasi dan rumah sakit, maka dapatdisimpulkan keunggulan teknologi ini, yaitu :

    Efisiensi pengolahan cukup tinggi.

    Pengelolaannya sangat mudah.

    Biaya operasinya rendah, untuk kapasitas IPAL 20 M3

    perhari diperlukan dua unit blower masing-masing 60 watt.

    Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

    Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yangcukup besar.

    Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

    Tahan terhadap perubahan beban pengolahan secaramendadak.

    156

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    37/38

    5.12. Daftar Pustaka

    -----, Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to Kaisetsu , NihonGesuidou Kyoukai, 1984.

    -----, Pekerjaan Penentuan Standard Kualitas Air LimbahYang Boleh Masuk Ke Dalam Sistem Sewerage PD PALJAYA, Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA, 1995.

    Anonim. (1995), Surat Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup, Kep-51/MENKLH/10/1995. Baku MutuLimbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. BadanPengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta.

    Arvin, E dan Herremoes., Concepts and Models for Biofilm

    Reactor Performance, Water Science Technology, Vol.22,No.1/2, pp. 171-192, 1990.

    Benefield, Larry, D and Randal, Cliiford.W. (1990), Biological Proccesses Design For Wastewater Treatment.Prentice Hall, New York.

    Casey, T.J.(1997). Unit Treatment Process In Water andWastewater Engineering. University College Dublin, Ireland :John wiley and Sons Ltd.

    Dojlido, jan R, and Best, Gerald A. (1993). Chemistry ofWater and Wastewater Pollution. England. Ellis HorwoodLimited.

    Droste, Ronald R. (1997). Theory and Practice of Water andWastewater Treatment. John wiley and Sons Ltd.Toroto,Canada.

    Fair, Gordon Maskew et.al., " Elements Of Water SupplyAnd Waste Water Disposal, John Willey And Sons Inc.,1971.

    Gouda T., Suisitsu Kougaku Ouyouben, Maruzenkabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.

    Grady, C.P.L and Lim, H.C.(1980). Biological WastewaterTreatment, Marcel Dekker Inc. New York.

    Henze. (1983). Anaerobic Treatment of Wastewater in FixedBed Reactor. Water Science Technology, Vol.15, 1983.

    Horan, N.J.(1990). Biological Wastewater Treatment

    systems : Theory and Operation. University of Leeds,England. John Wiley & Sons Ltd.

    157

  • 7/31/2019 UnEncrypted Rumah Sakit

    38/38

    Metclaf And Eddy (1978). " Waste Water Engineering, McGraw Hill.

    Mosey, F.E. (1983), Water Science Technology, Vol.15,

    1983. Reynolds, T.D. (1982). Unit Operations and Processes in

    Environmental Engineering. Boston : B/C EngineeringDivision.

    Said,N.I. (2000). Pengolahan Air Limbah dengan ProsesBiofilter Anaerob-Aerob. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.1No.2. Jakarta.

    Sueishi T., Sumitomo H., Yamada K., dan Wada Y., Eisei

    Kougaku (Sanitary Engineering), Kajima Shuppan Kai,Tokyo, 1987.

    Viessman W, Jr., Hamer M.J., Water Supply And PolutionControl, Harper & Row, New York, 1985.