UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN...

23
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada umumnya dan Kabupaten Aceh Singkil pada khususnya, serta adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat; b. bahwa dengan memperhatikan kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta meningkatnya beban tugas serta volume kerja di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Aceh Singkil, dipandang perlu membentuk Kota Subulussalam di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; c. bahwa pembentukan Kota Subulussalam diharapkan akan dapat mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Kota e. Subulussalam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; Mengingat ...

Transcript of UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2007

TENTANG

PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM

DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuanProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada umumnyadan Kabupaten Aceh Singkil pada khususnya, sertaadanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat,dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan, danpelayanan publik guna mempercepat terwujudnyakesejahteraan masyarakat;

b. bahwa dengan memperhatikan kemampuan ekonomi,potensi daerah, luas wilayah, kependudukan danpertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya,pertahanan dan keamanan serta meningkatnya bebantugas serta volume kerja di bidang pemerintahan,pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten AcehSingkil, dipandang perlu membentuk KotaSubulussalam di wilayah Provinsi Nanggroe AcehDarussalam;

c. bahwa pembentukan Kota Subulussalam diharapkanakan dapat mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan, dankemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalampemanfaatan potensi daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlumembentuk Undang-Undang tentang PembentukanKota

e. Subulussalam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

Mengingat ...

- 2 -

Mengingat: 1. Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, dan Pasal 21Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

2. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten di Lingkungan Daerah Propinsi SumateraUtara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1092);

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentangPembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh danPerubahan Peraturan Pembentukan PropinsiSumatera Utara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1103) jo. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah Propinsi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 40);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1999 tentangPembentukan Kabupaten Aceh Singkil (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3827);

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan Provinsi DaerahIstimewa Aceh (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3893);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentangPemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4277);

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentangSusunan dan Kedudukan Majelis PermusyawaratanRakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4310);

8. Undang-Undang ...

- 3 -

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4389);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahMenjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4548);

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN KOTASUBULUSSALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEHDARUSSALAM.

BAB I ...

- 4 -

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalahkesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurusurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatsetempat menurut prakarsa sendiri berdasarkanaspirasi masyarakat dalam sistem Negara KesatuanRepublik Indonesia.

3. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah provinsiyang merupakan kesatuan masyarakat hukum yangbersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untukmengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahandan kepentingan masyarakat setempat sesuai denganperaturan perundang-undangan dalam sistem danprinsip Negara Kesatuan Republik Indonesiaberdasarkan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorangGubernur.

4. Kabupaten Aceh Singkil adalah kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun1999 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Singkil(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3827), yang merupakan asal KotaSubulussalam.

BAB II ...

- 5 -

BAB IIPEMBENTUKAN DAN BATAS WILAYAH

Bagian KesatuPembentukan

Pasal 2

Dengan Undang-Undang ini dibentuk Kota Subulussalamdi wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalamNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 3

Kota Subulussalam berasal dari sebagian wilayahKabupaten Aceh Singkil yang terdiri atas cakupan wilayah:

a. Kecamatan Simpang Kiri;b. Kecamatan Penanggalan;c. Kecamatan Rundeng;d. Kecamatan Sultan Daulat; dane. Kecamatan Longkip.

Pasal 4

Dengan terbentuknya Kota Subulussalam, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Aceh Singkildikurangi dengan wilayah Kota Subulussalamsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Bagian KeduaBatas Wilayah

Pasal 5

(1) Kota Subulussalam mempunyai batas-batas wilayah:

a. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan LaweAlas Kabupaten Aceh Tenggara dan KabupatenDairi Provinsi Sumatera Utara;

b. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairidan Kabupaten Papak Barat Provinsi SumateraUtara;

c. sebelah ...

- 6 -

c. sebelah selatan berbatasan dengan KecamatanSingkohor dan Kecamatan Suro, Kabupaten AcehSingkil; dan

d. sebelah barat berbatasan dengan KecamatanTrumon dan Kecamatan Trumon Timur, KabupatenAceh Selatan.

(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digambarkan dalam peta wilayah yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

(3) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal3, digambarkan dalam peta wilayah, yang merupakanwilayah Kota Subulussalam sebagaimana tercantumdalam lampiran Undang-Undang ini.

(4) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dancakupan wilayah yang terdapat dalam batas-batastersebut digambarkan dalam peta wilayah, yangmerupakan wilayah Kota Subulussalam sebagaimanatercantum dalam lampiran Undang-Undang ini danmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

(5) Penentuan batas wilayah Kota Subulussalam secarapasti di lapangan, sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan bataswilayah secara pasti di lapangan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri.

Pasal 6

(1) Dengan terbentuknya Kota Subulussalam sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah KotaSubulussalam menetapkan Rencana Tata RuangWilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah KotaSubulussalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang WilayahNasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam serta memperhatikanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota disekitarnya.

BAB III ...

- 7 -

BAB IIIURUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 7

(1) Urusan pemerintahan daerah yang menjadikewenangan Kota Subulussalam mencakup urusanwajib dan urusan pilihan sebagaimana diatur dalamperaturan perundang-undangan.

(2) Urusan wajib yang menjadi kewenanganPemerintahan Kota Subulussalam merupakan urusanyang berskala kota meliputi:a. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata

ruang;b. perencanaan dan pengendalian pembangunan;c. penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan;g. penanggulangan masalah sosial;h. pelayanan bidang penyediaan lapangan kerja dan

ketenagakerjaan;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan

menengah;j. pengendalian dan pengawasan lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan;l. pelayanan kependudukan dan catatan sipil;m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; dann. pelayanan administrasi penanaman modal

termasuk penyelenggaraan pelayanan dasarlainnya.

(3) Urusan wajib lainnya yang menjadi kewenangankhusus pemerintahan Kota Subulussalam adalahpelaksanaan keistimewaan Aceh yang antara lainmeliputi:a. penyelenggaraan kehidupan beragama dalam

bentuk pelaksanaan syariat Islam bagi pemeluknyadi Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidupantarumat beragama;

b. penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikanagama Islam;

c. penyelenggaraan ...

- 8 -

c. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sertamenambah materi muatan lokal sesuai dengansyariat Islam; dan

d. peran ulama dalam penetapan kebijakan kotaSubulussalam.

(4) Urusan pilihan yang menjadi kewenangan PemerintahDaerah Kota Subulussalam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi urusan pemerintahan yangsecara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat termasuk pemulihanpsikososial sesuai dengan kondisi, kekhasan, danpotensi unggulan daerah yang bersangkutan.

BAB IVPEMERINTAHAN DAERAH

Bagian KesatuPeresmian Daerah Otonom Baru

danPenjabat Kepala Daerah

Pasal 8

Peresmian Kota Subulussalam dan pelantikan PenjabatWalikota Subulussalam dilakukan oleh Menteri DalamNegeri atas nama Presiden paling lambat 6 (enam) bulansetelah Undang-Undang ini diundangkan.

Bagian KeduaDewan Perwakilan Rakyat Daerah

Pasal 9

(1) Pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Subulussalam untuk pertama kalidilakukan dengan cara penetapan berdasarkanperimbangan hasil perolehan suara partai politikpeserta Pemilihan Umum Tahun 2004 yangdilaksanakan di Kabupaten Aceh Singkil.

(2) Jumlah dan tata cara pengisian keanggotaan DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kota Subulussalamsebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai denganperaturan perundang-undangan.

(3) Anggota ...

- 9 -

(3) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenAceh Singkil yang asal daerah pemilihannya padaPemilihan Umum Tahun 2004 terbagi ke dalamwilayah Kabupaten Aceh Singkil dan KotaSubulussalam sebagai akibat dari Undang-Undangini, yang bersangkutan dapat memilih untuk mengisikeanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KotaSubulussalam atau tetap pada keanggotaan DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Singkil.

(4) Penetapan keanggotaan Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Subulussalam sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dilakukan olehKomisi Pemilihan Umum (KPU) atau nama lain yangberlaku di Kabupaten Aceh Singkil Provinsi NanggroeAceh Darussalam.

(5) Peresmian pelantikan anggota Dewan PerwakilanRakyat Daerah Kota Subulussalam dilaksanakanpaling lambat 6 (enam) bulan setelah pelantikanPenjabat Walikota Subulussalam.

Bagian KetigaPemerintah Daerah

Pasal 10

(1) Untuk memimpin penyelenggaraan pemerintah di KotaSubulussalam dipilih dan disahkan Walikota danWakil Walikota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan, paling lama 1 (satu) tahun sejakterbentuknya Kota Subulussalam.

(2) Sebelum terpilihnya Walikota dan Wakil Walikotadefinitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untukpertama kalinya Penjabat Walikota diangkat dandilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas namaPresiden berdasarkan usul Gubernur dari pegawainegeri sipil dengan masa jabatan paling lama 1 (satu)tahun.

(3) Menteri Dalam Negeri dapat menunjuk GubernurNanggroe Aceh Darussalam untuk melantik PenjabatWalikota Subulussalam.

(4) Pegawai ...

- 10 -

(4) Pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat(2) adalah yang memiliki kemampuan dan pengalamanjabatan di bidang pemerintahan serta memenuhipersyaratan untuk menduduki jabatan itu sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

(5) Apabila dalam waktu 1 (satu) tahun sebagaimanadimaksud pada ayat (2) belum terpilih dan belumdilantik Walikota definitif, Menteri Dalam Negeri dapatmengangkat kembali Penjabat Walikota untuk 1 (satu)kali masa jabatan berikutnya paling lama 1 (satu)tahun atau menggantinya dengan penjabat lain sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan,evaluasi dan fasilitasi terhadap kinerja PenjabatWalikota dalam melaksanakan tugas pemerintahan,proses pengisian anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah dan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota.

Pasal 11

Untuk pertama kali pembiayaan pelaksanaan pemilihanWalikota dan Wakil Walikota Subulussalam sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dibebankan kepadaAPBD Kabupaten Aceh Singkil dan APBD ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam.

Pasal 12

(1) Untuk menyelenggarakan pemerintahan di KotaSubulussalam dibentuk perangkat daerah yangmeliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, LembagaTeknis Daerah, serta unsur perangkat daerah yanglain dengan mempertimbangkan kebutuhan dankemampuan keuangan daerah sesuai denganperaturan perundang-undangan.

(2) Perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) telah dibentuk oleh Penjabat Walikota paling lama6 (enam) bulan sejak tanggal pelantikan.

BAB V ...

- 11 -

BAB VPERSONEL, ASET DAN DOKUMEN

Pasal 13

(1) Bupati Aceh Singkil bersama Penjabat WalikotaSubulussalam menginventarisasi, mengatur, danmelaksanakan pemindahan personel, penyerahanaset, serta dokumen kepada Pemerintah KotaSubulussalam.

(2) Pemindahan personel sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan sejakpelantikan Penjabat Walikota.

(3) Penyerahan aset dan dokumen sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 3(tiga) tahun sejak pelantikan Penjabat Walikota.

(4) Personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) meliputi pegawai negeri sipil yang karenatugas dan kemampuannya diperlukan oleh KotaSubulussalam.

(5) Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam memfasilitasipemindahan personel, penyerahan aset, dan dokumenkepada Kota Subulussalam.

(6) Gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (4) selama belum ditetapkannyaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KotaSubulussalam dibebankan pada AnggaranPendapatan dan Belanja dari asal satuan kerjapersonel yang bersangkutan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(7) Aset dan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (3), meliputi :

a. barang milik/dikuasai yang bergerak dan tidakbergerak dan/atau dimanfaatkan oleh PemerintahKabupaten Aceh Singkil yang berada dalam wilayahKota Subulussalam;

b. Badan ...

- 12 -

b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) KabupatenAceh Singkil yang kedudukan, kegiatan, danlokasinya berada di Kota Subulussalam;

c. utang piutang Kabupaten Aceh Singkil yangkegunaannya untuk Kota Subulussalam menjaditanggung jawab Kota Subulussalam; dan

d. dokumen dan arsip yang karena sifatnyadiperlukan oleh Kota Subulussalam.

(8) Dalam hal penyerahan dan pemindahan aset sertadokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidakdilaksanakan oleh Bupati Aceh Singkil, GubernurNanggroe Aceh Darussalam selaku wakil Pemerintahwajib menyelesaikannya.

(9) Pelaksanaan pemindahan personel dan penyerahanaset serta dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat(1), dilaporkan oleh Gubernur Nanggroe AcehDarussalam kepada Menteri Dalam Negeri.

BAB VIPENDAPATAN,

ALOKASI DANA PERIMBANGAN,HIBAH DAN BANTUAN DANA

Pasal 14

(1) Kota Subulussalam berhak mendapatkan alokasi danaperimbangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai dana perimbangan antaraPemerintah dan pemerintahan daerah.

(2) Dalam dana perimbangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pemerintah mengalokasikan danaalokasi khusus prasarana pemerintahan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil sesuaikesanggupannya memberikan hibah berupa uanguntuk menunjang kegiatan penyelenggaraanpemerintahan Kota Subulussalam sebesar

Rp.5.000.000.000,00 ...

- 13 -

Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) setiap tahunselama 2 (dua) tahun berturut-turut.

(2) Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalammemberikan bantuan dana untuk menunjangkegiatan penyelenggaraan pemerintahan KotaSubulussalam sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (limamiliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua) tahunberturut-turut.

(3) Hibah dan bantuan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) dimulai sejak pelantikanPenjabat Walikota Subulussalam.

(4) Apabila Kabupaten Aceh Singkil tidak memenuhikesanggupannya memberikan hibah sesuai ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintahmengurangi penerimaan dana alokasi umum dariKabupaten Aceh Singkil untuk diberikan kepadaPemerintah Kota Subulussalam.

(5) Apabila Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidakmemenuhi kesanggupannya memberikan bantuandana sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (2) Pemerintah mengurangi penerimaan danaalokasi umum dari Provinsi Nanggroe AcehDarussalam untuk diberikan kepada Pemerintah KotaSubulussalam.

(6) Penjabat Walikota Subulussalam menyampaikanrealisasi penggunaan hibah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) kepada Bupati Aceh Singkil.

(7) Penjabat Walikota Subulussalam menyampaikanlaporan pertanggungjawaban realisasi penggunaandana hibah dan dana bantuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) kepada Gubernur NanggroeAceh Darussalam.

Pasal 16

Penjabat Walikota Subulussalam berkewajiban melakukanpenatausahaan keuangan daerah sesuai peraturanperundang-undangan.

BAB VII ...

- 14 -

BAB VIIPEMBINAAN

Pasal 17

(1) Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahandaerah, Pemerintah dan Pemerintah Provinsi NanggroeAceh Darussalam melakukan pembinaan dan fasilitasisecara khusus terhadap Kota Subulussalam dalamwaktu 3 (tiga) tahun sejak diresmikan.

(2) Setelah 5 (lima) tahun sejak diresmikan, Pemerintahbersama Gubernur Provinsi Nanggroe AcehDarussalam melakukan evaluasi terhadappenyelenggaraan Pemerintahan Kota Subulussalam.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dijadikan acuan kebijakan lebih lanjut olehPemerintah dan Gubernur Provinsi Nanggroe AcehDarussalam sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

(1) Sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan RakyatDaerah, Penjabat Walikota Subulussalam menyusunRancangan Peraturan Walikota tentang APBD KotaSubulussalam untuk tahun anggaran berikutnya.

(2) Rancangan Peraturan Walikota Subulussalamsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansetelah disahkan oleh Gubernur Nanggroe AcehDarussalam.

(3) Proses pengesahan dan penetapan Peraturan WalikotaSubulussalam sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 19 ...

- 15 -

Pasal 19

(1) Sebelum Kota Subulussalam menetapkan PeraturanDaerah dan Peraturan Walikota sebagai pelaksanaanUndang-Undang ini, semua Peraturan Daerah danPeraturan Bupati Aceh Singkil tetap berlaku dandilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten AcehSingkil.

(2) Semua Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Singkil,Peraturan dan Keputusan Bupati Aceh Singkil yangselama ini berlaku di Kota Subulussalam harusdisesuaikan dengan Undang-Undang ini.

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, semuaketentuan dalam peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan Kota Subulussalam disesuaikan denganUndang-Undang ini.

Pasal 21

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagaipelaksanaan Undang-Undang ini, diatur sesuai denganperaturan perundang-undangan.

Pasal 22

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar ...

- 16 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 2 Januari 2007

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Januari 2007

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA AD INTERIM REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 10

Salinan sesuai dengan aslinya

Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan,

Abdul Wahid

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 8 TAHUN 2007

TENTANG

PEMBENTUKAN KOTA SUBULUSSALAM

DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

I. UMUMProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam dibentuk berdasarkan dalamUndang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang PembentukanDaerah Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Pembentukan ProvinsiSumatera Utara dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentangPemerintahan Aceh. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempunyailuas wilayah ± 56500,51 km2, secara geografis, geopolitik, danketahanan keamanan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangatstrategis dan memiliki makna penting dalam satu kesatuan sistempemerintahan di Indonesia dan sistem pemerintahan daerah. Potensisumber daya nasional di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yangtersebar di kabupaten dan kota, memiliki makna dan peran tersendiriterhadap kepentingan nasional dan daerah.Berdasarkan hal tersebut di atas dan memperhatikan aspirasi yangberkembang dalam masyarakat, yang selanjutnya dituangkan secaraformal dalam SK Persetujuan DPRD Kabupaten Aceh Singkil Nomor13/KPTS/DPRD/2002 tanggal 30 Desember 2002 tentangPersetujuan Pembentukan Pemerintah Kota Subulussalam, SuratUsulan Bupati Aceh Singkil Nomor 146.1/009/2003 tanggal 4Januari 2003 perihal Usulan Pembentukan Kota Subulussalam, SKPersetujuan Provinsi NAD Nomor 100/2.524/2003 tanggal 7November 2003 (Surat Ketua DPRD) tentang PembentukanPemerintahan Kota Subulussalam, Surat Usulan Gubernur NADkepada Menteri Dalam Negeri 135/135/20285 tanggal 16 Agustus2004 perihal Usul Pembentukan Kota Subulussalam dan SK DPRDKabupaten Aceh Singkil Nomor 16/KPTS/DPRD/2002 tanggal 30Desember 2002 tentang Penetapan Ibu Kota Calon KotaSubulussalam.

Kabupaten Aceh Singkil mempunya luas wilayah ± 3.576,00 km2,dimekarkan menjadi 2 (dua) daerah otonom yang terdiri dariKabupaten Aceh Singkil sebagai kabupaten induk, dan KotaSubulussalam sebagai kota pemekaran.

Calon ...

- 2 -

Calon Kota Subulussalam mempunyai luas wilayah ± 1.391 km2

terdiri dari Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Penanggalan,Kecamatan Rundeng, Kecamatan Sultan Daulat, dan KecamatanLongkip.

Dalam rangka mewujudkan tercapainya hakikat otonomi daerah dantujuan pembentukan daerah, dan berdasarkan aspirasi daerah yangdidukung kondisi geografis, topografi, kemampuan ekonomi, potensidaerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas wilayah,pertahanan, keamanan, pertimbangan kemampuan keuangan,tingkat kesejahteraan masyarakat dan rentang kendalipenyelenggaraan dan pembinaan pemerintahan, pembangunan, dankemasyarakatan, maka untuk mendukung dan mendorong dayaguna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan dan pembinaan masyarakat, serta mendekatkan danmeningkatkan pelayanan yang ditujukan untuk kesejahteraanrakyat, Kabupaten Aceh Singkil ditata dan dimekarkan denganmembentuk kota baru.

Dengan terbentuknya Kota Subulussalam sebagai daerah otonom,Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan PemerintahKabupaten Aceh Singkil, berkewajiban membina dan daerah yangefektif dan efisien sesuai kebutuhan, pengaturan, dan penyelesaianaset daerah dilakukan dengan pendekatan musyawarah dan mufakatuntuk kepentingan kesejahteraan rakyat kabupaten induk dan kotayang baru dibentuk. Aset daerah berupa BUMD dan aset lainnyayang pelayanannya mencakup lebih dari satu kabupaten, dapatdilakukan dengan kerja sama antardaerah.

Dalam rangka pemberdayaan peran serta masyarakat dan swasta,dan untuk tujuan efisiensi, pemerintah daerah dapat melakukankerja sama dengan pihak ketiga dalam hal penyediaan fasilitaspelayanan umum, dengan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi,transparansi, kesetaraan, dan akuntabilitas.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3 ...

- 3 -

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Lampiran peta cakupan wilayah digambarkan dengan skala1:50.000.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dalam rangka pengembangan Kota Subulussalamkhususnya guna perencanaan dan penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayananmasyarakat pada masa yang akan datang, sertapengembangan sarana dan prasarana pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan, diperlukan adanyakesatuan perencanaan pembangunan. Untuk itu TataRuang Wilayah Kota Subulussalam harus benar-benarserasi dan terpadu penyusunannya dalam satu kesatuan

sistem ...

- 4 -

sistem Rencana Tata Ruang Wilayah yang terpadu denganTata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Peresmian kota dan pelantikan Penjabat Walikota dapatdilakukan secara bersamaan dan pelaksanaannya dapatbertempat di ibu kota negara, atau ibu kota provinsi, atau ibukota.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Penjabat Walikota Subulussalam diusulkan oleh GubernurNanggroe Aceh Darussalam dengan pertimbangan BupatiAceh Singkil.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 11

Pembebanan biaya pelaksanaan pemilihan Walikota dan WakilWalikota Subulussalam kepada APBD Provinsi Nanggroe AcehDarussalam dan APBD Kabupaten Aceh Singkil dilaksanakan

secara ...

- 5 -

secara proporsional sesuai dengan kemampuan keuanganmasing-masing daerah.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Untuk mencapai daya guna dan hasil guna penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanankemasyarakatan, digunakan pegawai, tanah, gedungperkantoran dan perlengkapannya, serta fasilitas pelayananumum yang telah ada selama ini dalam pelaksanaan tugasPemerintah Kabupaten Aceh Singkil dalam wilayah calonKota Subulussalam.

Dalam rangka tertib administrasi, diperlukan tindakanhukum berupa penyerahan personel, aset, dan dokumendari Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil kepada PemerintahKota Subulussalam.

Demikian pula BUMD Kabupaten Aceh Singkil yangberkedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di KotaSubulussalam, untuk mencapai daya guna dan hasil gunadalam penyelenggaraannya, jika dianggap perlu, diserahkanoleh Pemerintah Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil kepadaPemerintah Kota Subulussalam.

Dalam hal BUMD yang pelayanan/kegiatan operasionalnyamencakup kabupaten induk dan kota baru, pemerintahdaerah yang bersangkutan melakukan kerja sama.

Begitu ...

- 6 -

Begitu juga utang piutang yang penggunaannya untuk KotaSubulussalam diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten AcehSingkil kepada Pemerintah Kota Subulussalam. Berkenaandengan pengaturan penyerahan tersebut, dibuatkan daftarinventaris.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “hibah” adalah pemberian sejumlahuang yang besarnya didasarkan pada Keputusan BupatiAceh Singkil No. 188.45/78/2006 tanggal 7 Juni 2006.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “memberikan bantuan dana” adalahpemberian sejumlah dana yang didasarkan pada KeputusanDPRD No. 6/DPRD/2006 tanggal 3 Oktober 2006.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Pengurangan dana alokasi umum adalah sebesar jumlahdana sesuai dengan kesanggupan Pemerintah KabupatenAceh Singkil yang belum dibayarkan.

Ayat (5) ...

- 7 -

Ayat (5)

Pengurangan dana alokasi umum adalah sebesar jumlahdana sesuai dengan kesanggupan Pemerintah ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam yang belum dibayarkan.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4684