UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

45
“Mata Kuliah STATISTIK SOSIAL & KEPENDUDUKAN” SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHAN DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

description

“Mata Kuliah STATISTIK SOSIAL & KEPENDUDUKAN ” SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHAN DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT. UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. REORGANISASI BPS. DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT. SUBDIT STATISTIK RUMAH TANGGA. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Page 1: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

“Mata Kuliah STATISTIK SOSIAL & KEPENDUDUKAN”

SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHANDIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

Page 2: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

REORGANISASI BPS

DIREKTORAT STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT

SUBDIT STATISTIK RUMAH TANGGA

SUBDIT STATISTIK PENDIDIKAN DAN KESOS

SUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN PERUMAHAN

Data:

- Konsumsi/Pengeluaran

Rumah Tangga

- Kesra lainnya

- Bahan kemiskinan

Data:

- Pendidikan

- Sosial Budaya

- Agama

Data:

- Kesehatan

- Perumahan

Page 3: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

SUSENAS (kuesioner KOR dan MODUL)

< 1992 Angka Nasional dan Provinsi (Kor)

≥ 1993 Kor dan Modul (setiap 3 tahun):

• Konsumsi

• Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP)

• Kesehatan dan Perumahan

1993 - 2007 2008 - 2009

KOR:

Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota

MODUL:

Estimasi level Nasional dan Provinsi

KOR dan Modul (Konsumsi, MSBP):Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota

1992 Angka Nasional dan Provinsi (Kor + 3 Modul)

2010

KOR :

Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota

2011 - …..

KOR (Triwulanan) + MODUL Konsumsi:

Estimasi level Nasional, Provinsi dan Kab/Kota

MODUL MSBP (2012) & Kesrum (2013) (Triwulan 3):

Estimasi level Nasional dan Provinsi

Page 4: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

. Susenas PanelFeb Tahun 2003-2005 : 10.000 RTMaret Tahun 2006 : 10.000 RTMaret Tahun 2007- 2010 : 68.800 RTMaret Tahun 20011-2013 : 75.800 RT

. Susenas Besar1992, Feb Kor&Modul : 65.500 RT, Modul Pendidikan, Kesehatan, dan Perumahan1993, Feb Kor : 202.500 RT, Modul Konsumsi: 65.600 RT1994, Feb Kor : 204.416 RT, Modul Sosial Budaya, Krim, dan Perjalanan: 65.6641995, Feb Kor : 206.240 RT, Modul Perumahan dan Kesehatan: 65.6641996, Feb Kor : 206.848 RT, Modul Konsumsi: 65.6641997, Feb Kor : 207.456 RT, Modul Sosial Budaya, Krim, dan Perjalanan: 65.6641998, Feb Kor : 208.064 RT, Modul Perumahan Dan Kesehatan: 65.6641999, Feb Kor : 208.064 RT, Modul Konsumsi: 65.6642000, Feb Kor : 208.672 RT, Modul MSBP:65.6642001, Mar Kor : 220.896 RT, Modul Perumahan Dan Kesehatan: 65.2802002, Mar Kor : 213.088 RT, Modul Konsumsi: 62.7202003, Juli Kor : 202.000 RT, Modul MSBP: 65.6002004, Juli Kor : 249.376 RT, Modul Perumahan dan Kesehatan: 67.0722005, Juli Kor : 278.352 RT, Modul Konsumsi: 68.2882006, Juli Kor : 277.648 RT, Modul MSBP: 68.2562007, Juli Kor : 285.904 RT, Modul Perumahan dan Pemukinan: 68.8002008, Juli Kor dan Modul Konsumsi : 285.904 RT2009, Juli Kor dan Modul MSBP : 291.888 RT2010, Juli Kor : 304.368 RT2011, Maret, Juni,September, Desember (pencacahan triwulanan @ 75.000 RT ) Kor dan Modul

Konsumsi : 300.000 RT2012, Maret, Juni, Desember : @75.000 RT dan September Kor+ MSBP: 75.000 RT, Total:

300.000 RT2013, Maret, Juni, Desember : @75.000 RT dan September Kor+ Modul Kesrum: 75.000 RT, Total: 300.000 RT

Page 5: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENAS

Blok V.A. Keterangan Kesehatan (Untuk Semua Umur)

Page 6: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan atau Keluhan Kesehatan Tertentu

Presentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan diantaranya panas, batuk, pilek, asma/sesak nafas, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi atau keluhan lainnya juga termasuk orang yang memiliki penyakit akut atau penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan).

Rumus penghitungan:PKK = (JPKK/JP) x 100%

PKK : Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan atau keluhan kesehatan tertentu.

JPKK: Jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan atau keluhan kesehatan tertentu.

JP : Jumlah penduduk.

Page 7: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk yang Menderita Sakit(Angka Morbiditas/Kesakitan).

Merupakan presentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit).

Rumus penghitungan:AM = (JPS/JP) x 100%

AM : Angka morbiditas/kesakitan.JPS : Jumlah penduduk sakit.JP : Jumlah penduduk.

Page 8: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Rata-Rata Lama Sakit.

Menunjukkan rata-rata lama hari sakit yang dialami penduduk. Rata-rata lama sakit dimaksud selama satu bulan terakhir (maksimal per individu 30 hari).

Rumus penghitungan:RRLS = THLS / JPS

RRLS : Rata-rata lama sakit.THLS : Total hari lama sakit.JPS : Jumlah penduduk yang sakit.

Page 9: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan atau Sakit yang Mengobati Sendiri.

Menunjukkan persentase penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang mengobati sendiri.

Rumus penghitungan:PPSO = (PSO/JPS) x 100%

PPSO : Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang mengobati sendiri.

PSO : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang mengobati sendiri.

JPS : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit .

Page 10: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan atau Sakit yang Mengobati Sendiri Dengan Jenis Obat/Cara Pengobatan Tertentu.

Indikator ini menggambarkan jenis obat/cara pengobatan yang digunakan oleh penduduk untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan atau sakit yang dialami.

Rumus penghitungan:PPSOX = (PSOX/JPS) x 100%

PPSOX : Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang mengobati sendiri menggunakan jenis obat/cara pengobatan tertentu.

PSOX : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang mengobati sendiri menggunakan jenis obat/cara pengobatan tertentu.

JPS : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit .

Page 11: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan atau Sakit yang Berobat Jalan.

Menunjukkan banyaknya penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.

Rumus penghitungan:PPSJ = (PSJ/JPS) x 100%

PPSJ : Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.

PSJ : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.

JPS : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit.

Page 12: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk Dengan Keluhan Kesehatan atau Sakit yang Berobat Jalan ke Fasilitas Kesehatan Tertentu.

Menunjukkan banyaknya penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan tertentu.

Rumus penghitungan:PPSJX = (PSJX/JPS) x 100%

PPSJX : Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan tertentu.

PSJX : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan tertentu.

JPS : Jumlah penduduk dengan keluhan kesehatan atau sakit.

Page 13: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Dalam 6 (enam) Bulan Terakhir.

Menunjukkan banyaknya penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan dalam 6 (enam) bulan terakhir.

Rumus penghitungan:PPBJ6 = (PBJ6/JP) x 100%

PPBJ6 : Persentase penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan, dalam 6 (enam) bulan terakhir.

PBJ6 : Jumlah penduduk yang berobat dengan mengunjungi fasilitas kesehatan, dalam 6 (enam) bulan terakhir.

JP : Jumlah penduduk.

Page 14: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk yang Rawat Inap Dalam 1 (satu) Tahun Terakhir.

Menunjukkan banyaknya penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Rumus penghitungan:PPRI = (PRI/JP) x 100%

PPRI : Persentase penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

PRI : Jumlah penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

JP : Jumlah penduduk.

Page 15: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Penduduk yang Rawat Inap Dalam 1 (satu) Tahun Terakhir ke Fasilitas Kesehatan Tertentu.

Indikator ini menggambarkan jenis fasilitas kesehatan yang digunakan oleh penduduk untuk rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Rumus penghitungan:PPRIX = (PRIX/PRI) x 100%

PPRIX : Persentase penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir ke fasilitas kesehatan tertentu.PRIX : Jumlah penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir ke fasilitas kesehatan tertentu.PRI : Jumlah penduduk yang rawat inap dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Page 16: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENAS

Blok V.B. Kesehatan BALITA(Untuk Angota Rumah Tangga

Umur 0-59 Bulan)

Page 17: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita.

Menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia 0 – 4 tahun atau dibawah lima tahun (balita) dibandingkan dengan jumlah penduduk seluruhnya.

Rumus penghitungan:PPB = (PB/JP) x 100%

 

PPB : Persentase penduduk balita.PB : Jumlah penduduk balita.JP : Jumlah penduduk.

Page 18: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita menurut siapa yang menolong proses kelahiran pertama.

Rumus penghitungan:PBPX = (BPX/JB) x 100%

 

PBPX : Persentase balita dengan penolong kelahiran pertama tertentu.

BPX : Jumlah balita dengan penolong kelahiran pertama tertentu.

JB : Jumlah balita.

Page 19: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama Tenaga Kesehatan.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh dokter atau bidan atau tenaga paramedis lain (tenaga kesehatan).  

Rumus penghitungan:PBPNakes = (BPNakes/JB) x 100%

PBPNakes : Persentase balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh tenaga kesehatan.BP Nakes : Jumlah balita dengan proses kelahiran pertama ditolong oleh tenaga kesehatan.JB : Jumlah balita.

Page 20: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita menurut siapa yang menolong proses kelahiran terakhir.

Rumus penghitungan:PBTX = (BTX/JB) x 100%

 

PBTX : Persentase balita dengan penolong kelahiran terakhir tertentu.

BTX : Jumlah balita dengan penolong kelahiran terakhir tertentu.

JB : Jumlah balita.

Page 21: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran TerakhirTenaga Kesehatan.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita dengan proses kelahiran terakhir ditolong oleh dokter atau bidan atau tenaga paramedis lain (tenaga kesehatan).  

Rumus penghitungan:PBTNakes = (BTNakes/JB) x 100%

PBTNakes : Persentase balita dengan proses kelahiran terakhir ditolong oleh tenaga kesehatan.BTNakes : Jumlah balita dengan proses kelahiran terakhir ditolong oleh tenaga kesehatan.JB : Jumlah balita.

Page 22: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Pernah Imunisasi Tertentu.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu.

Rumus penghitungan:PBIX = (BIX/JB) x 100%

PBIX : Persentase balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu.

BIX : Jumlah balita yang pernah mendapatkan imunisasi tertentu.

JB : Jumlah balita.

Page 23: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita Imunisasi Lengkap.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap

(lebih dari 1 (satu) kali imunisasi BCG dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi DPT dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi Polio dan lebih dari 1 (satu) imunisasi campak dan lebih dari 3 (tiga) kali imunisasi Hepatitis B) dibandingkan jumlah balita keseluruhan.

Usia balita yang diperhitungkan pada imunisasi lengkap ini adalah 1-4 tahun, Hal ini mempertimbangkan bahwa usia pemberian imunisasi campak pada balita adalah usia 9 (sembilan) bulan. Sehingga untuk balita usia dibawah 1 (satu) tahun memiliki kemungkinan belum diberikan imunisasi lengkap, karena sedang dalam proses pemberian imunisasi lengkap.

Rumus penghitungan:PBIL = (BIL/JB(1-4)) x 100%

PBIL : Persentase balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan imunisasi lengkap.

BIL : Jumlah balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan imunisasi lengkap.

JB(1-4) : Jumlah balita usia 1-4 tahun.

Page 24: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Rata-Rata Lama Pemberian ASI Pada Balita (2-4 Tahun).

Menunjukkan rata-rata lama pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan ASI didampingi makanan pendamping ASI (MP ASI), dalam bulan, pada balita usia 2-4 tahun.

Usia balita yang diperhitungkan pada rata-rata lama pemberian ASI adalah 2-4 tahun. Hal ini mempertimbangkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus diteruskan dengan ASI ditambah MP ASI sampai usia 2 (dua) tahun.

Jika balita usia kurang dari 2 (dua) tahun disertakan dalam perhitungan ini maka akan mengakibatkan estimasi rata-rata lama pemberian ASI yang diperoleh menjadi lebih rendah, padahal terdapat kemungkinan bahwa balita tersebut akan diberikan ASI sampai usianya mencapai 2 (dua) tahun.

Rumus penghitungan:RL_ASI+MP ASI(2-4) = TL_ ASI+MP ASI(2-4) / JB(2-4)

RL_ ASI+MP ASI : Rata-rata lama pemberian ASI saja dan ASI+MP ASI (dalam bulan) pada balita usia 2-4 tahun.TL_ ASI+MP ASI : Total lama pemberian ASI saja dan ASI+MP ASI (dalam bulan) pada balita usia 2-4 tahun.JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

Page 25: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Rata-Rata Lama Pemberian ASI Saja Pada Balita (2-4 Tahun).

Menunjukkan rata-rata lama pemberian ASI saja (tanpa susu formula maupun makanan atau minuman pendamping ASI ataupun makanan tambahan lainnya) pada balita usia 2-4 tahun.

Rumus penghitungan:RL_ASI(2-4) = TL_ASI(2-4) / JB(2-4)

RL_ASI(2-4) : Rata-rata lama pemberian ASI saja pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan).TL_ASI : Total lama pemberian ASI saja pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan).JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

Page 26: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Rata-Rata Lama Pemberian ASI Didampingi MP ASI Pada Balita (2-4 Tahun).

Menunjukkan rata-rata lama pemberian ASI yang didampingi dengan MP ASI pada balita usia 2-4 tahun.

Rumus penghitungan:RL_MP ASI (2-4) = TL_+MP ASI / JB(2-4)

 RL_MP ASI : Rata-rata lama pemberian ASI didampingi MP ASI pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan).TL_MP ASI : Total lama pemberian ASI didampingi MP ASI pada balita usia 2-4 tahun (dalam bulan).JB(2-4) : Jumlah balita usia 2-4 tahun.

Page 27: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita yang Pernah Diberi ASI.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang pernah mendapatkan ASI.

Rumus penghitungan:PB_ASI = (B_ASI/JB) x 100%

PB_ASI : Persentase balita yang pernah mendapatkan ASI.B_ASI : Jumlah balita yang pernah mendapatkan ASI.JB : Jumlah balita.

Page 28: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Persentase Balita yang Pernah Mendapat ASI Eksklusif.

Menunjukkan banyaknya jumlah balita yang mendapatkan ASI eksklusif/ ASI saja selama 6 (enam) bulan.

Usia balita yang diperhitungkan pada ASI eksklusif ini adalah 1-4 tahun,

Hal ini mempertimbangkan bahwa untuk balita usia dibawah 1 (satu) tahun, khususnya 0-6 bulan belum dapat diketahui status pemberian ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan.

Terdapat kemungkinan bahwa balita tersebut sedang dalam proses pemberian ASI eksklusif sampai 6 (enam) bulan, atau ada juga kemungkinan nantinya balita tersebut tidak mendapat ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan.

Rumus penghitungan:PB_ASI_ex = (B_ASI_ex/JB(1-4)) x 100%

  PB_ASI_ex : Persentase balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan.PB_ASI_ex : Jumlah balita (usia 1-4 tahun) yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan.JB(1-4) : Jumlah balita usia 1-4 tahun.

Page 29: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Beberapa Indikator Kesehatanyang Dapat Dihasilkan dari SUSENAS

Blok V.E. Fertilitas dan Keluarga Berencana(Untuk Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas

Berstatus Kawin, Cerai Hidup atau Cerai Mati)

Page 30: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Singulate Mean Age at Marriage (SMAM).

Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) adalah perkiraan (estimasi) rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin)

Kegunaan:

Tersedianya indikator rata-rata umur kawin pertama dengan metode SMAM akan memudahkan para penentu kebijakan dan perencana pembangunan untuk mengembangkan program pemberdayaan orang muda agar meneruskan sekolah, dan bagi yang terpaksa putus sekolah diberikan pendidikan ketrampilan agar tidak segera memasuki jenjang pernikahan.

Program untuk pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan juga dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah.

Bagi pelaksanaan program KB diketahuinya rata rata SMAM akan memudahkan para perencana program untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan penundaan kehamilan anak pertama dan persiapan menjadi orangtua yang bertanggung jawab.

Bagi perencana program peningkatan kesehatan reproduksi (kespro), rata-rata SMAM akan memberikan gambaran mengenai berapa besar permintaan akan pelayanan kespro di suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Indikator SMAM juga berguna untuk pengembangan kespro untuk remaja.

Page 31: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Indikator yang dapat diestimasi secara tidak langsung menggunakan software Mortpack(The United Nations Software Package for Mortality Measurement) :1. Jumlah Kelahiran.

Banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu. 

2. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR).

Banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. 

3. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR).

Banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun. Untuk memperoleh data ASFR dan jumlah kelahiran yang akurat, diperlukan penggabungan informasi dari beberapa Susenas yang digabung dan hasilnya dirata-ratakan.

4. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR).

Rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya.

Page 32: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Anak Lahir Hidup (ALH).

Menunjukkan banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa kelompok wanita sesuai kelompok umur selama masa reproduksinya atau suburnya (15-49 tahun).

Rumus penghitungan:

R_ALHi  = ALHi / JPi

R_ALHi  : Rata-rata anak lahir hidup pada kelompok umur

wanita (i).

ALHi  : Jumlah anak lahir hidup pada kelompok umur wanita (i).

JPi  : Jumlah wanita pada kelompok umur (i).

Page 33: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Anak Masih Hidup (AMH).

Menunjukkan banyaknya Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara dilakukan, sesuai kelompok umur (15-49 tahun).

Rumus penghitungan:

R_AMHi  = AMHi / Jpi

R_AMHi  : Rata-rata anak masih hidup pada kelompok umur

wanita (i).

AMHi  : Jumlah anak masih hidup pada kelompok umur wanita (i).

JPi  : Jumlah wanita pada kelompok umur (i).

Page 34: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Rasio Anak – Wanita / Children -Woman Ratio (CWR).

Menunjukkan perbandingan jumlah anak usia dibawah lima tahun (0-4 tahun) atau dibawah 10 tahun (0-9) dibagi dengan jumlah wanita usia subur (yang termasuk kelompok umur 15-49 tahun).

Rumus penghitungan:

CWR  = JA(0-4) / JP(15-49) x 100

AMHi  : Jumlah anak USIA 0-4 tahun.

JPi  : Jumlah wanita pada kelompok umur (i).

Page 35: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi / Contraceptive Prevalence Rate (CPR).

Menunjukkan perbandingan banyaknya Pasangan (wanita berstatus kawin) pada Usia Subur 15-49 tahun (PUS) yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan dengan jumlah seluruh PUS, dalam persen.

Rumus penghitungan:

CPR  = JPUS_SKB / JPUS x 100%

JPUS_KB   : Jumlah PUS yang sedang menggunakan alat/cara KB.

JPUS  : Jumlah PUS.

Page 36: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Presentase PUS Pernah KB/ Ever User.

Menunjukkan perbandingan banyaknya PUS yang pernah memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan dengan jumlah seluruh PUS, dalam persen.

Rumus penghitungan:

Persentase Pernah KB  = JPUS_PKB / JPUS x 100%

JPUS_PKB   : Jumlah PUS yang pernah menggunakan alat/cara KB.

JPUS  : Jumlah PUS.

Page 37: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Presentase PUS Pemakai KB Tertentu/Contraceptive Mix.

Menunjukkan perbandingan banyaknya PUS yang sedang memakai alat/cara KB tertentu pada saat pencacahan dibandingkan dengan jumlah seluruh PUS yang sedang memakai alat/cara KB, dalam persen.

Rumus penghitungan:

Persentase PUS KB Tertentu  =(JPUS_SKBX / JPUS_SKB) x 100%

JPUS_SKBX   : Jumlah PUS yang sedang menggunakan alat/cara KB tertentu.JPUS_SKB : Jumlah PUS yang sedang menggunakan alat/cara KB.

Page 38: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Presentase PUS Pemakai KB Tertentu/Contraceptive Mix.

Menunjukkan perbandingan banyaknya PUS yang sedang memakai alat/cara KB tertentu pada saat pencacahan dibandingkan dengan jumlah seluruh PUS yang sedang memakai alat/cara KB, dalam persen.

Rumus penghitungan:

Persentase PUS KB Tertentu  =(JPUS_SKBX / JPUS_SKB) x 100%

JPUS_SKBX   : Jumlah PUS yang sedang menggunakan alat/cara KB tertentu.JPUS_SKB : Jumlah PUS yang sedang menggunakan alat/cara KB.

Page 39: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

UNMET NEED atau 2 indikator (baik perumahan dan atau kesehatan) Selain yang ada pada slide ini.

Konsep dan definisi:

Kegunaan:

Data yang dibutuhkan:

Tugas Kelompok Buat ADEK2 YA…….Satu Kelas Buat 4 Kelompok

Dikumpulkan via email ke: [email protected]

Page 40: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

Beberapa Indikator Komposit Perumahan

yang Dapat Dihasilkan dari SUSENAS

Blok VI. Keterangan Perumahan

Page 41: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

1. Proporsi penduduk terhadap sumber air minum yang terlindungi (air bersih)

Banyaknya rumah tangga dengan akses terhadap

sumber air minum terlindung Jumlah rumah tangga

X 100 %Air Minum Bersih=

Sumber air minum yang terlindungi (air bersih) adalah berasal dari air kemasan, leding, pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung

Khusus pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung harus berjarak 10 meter atau lebih dari penampungan tinja/kotoran

Page 42: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

2. Persentase rumah tangga yang menggunakan biomassa untuk memasak

Banyaknya rumah tangga yg menggunakan biomassa untuk memasak

Jumlah rumah tangga

X 100 %Ruta pengguna

Biomassa=

Rumah tangga yang menggunakan biomassa untuk memasak adalah rumah tangga yang

menggunakan kayu bakar, briket, arang, batubara dan lainnya

Page 43: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

3. Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

• Fasilitas sanitasi layak menurut indikator MDGs adalah rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri/bersama, kloset leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik

Banyaknya rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak

Jumlah rumah tanggaX 100 %

Sanitasi Layak

=

Page 44: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

4. Persentase rumah tangga dengan status tempat tinggal tetap dan terjamin

• Gambaran mengenai masyarakat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan terjamin.

• Rumah tinggal tetap dan terjamin adalah rumah dengan status milik sendiri, sewa dan kontrak.

Banyaknya rumah tangga dengan status tempat tinggal tetap & terjamin

Jumlah rumah tangga

X 100 %

Tmpt tinggal tetap dan terjamin

=

Page 45: UNDANG-UNDANG NO.16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

6. Persentase rumah tangga dengan luas lantai per kapita kurang dari 7,2 m2

• Gambaran mengenai masyarakat yang mempunyai tempat tinggal dengan lantai hunian yg sempit atau padat.

• Luas lantai per kapita adalah perbandingan total luas lantai dengan jumlah ART.

Banyaknya rumah tangga dengan luas lantai per kapita 7,2 m2

Jumlah rumah tanggaX 100 %

Kepadatan luas lantai ruta =