Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

48
Case Report Sesion ULKUS KORNEA Oleh : Ghea Kananda 07923080 Ami Tri Nursasmi 0910312126 Willy Vallerian 0910313200 Preseptor : Dr. Hj. Rinda Wati Sp.M BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

Transcript of Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Page 1: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Case Report Sesion

ULKUS KORNEA

Oleh :

Ghea Kananda 07923080

Ami Tri Nursasmi 0910312126

Willy Vallerian 0910313200

Preseptor :

Dr. Hj. Rinda Wati Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

Page 2: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 ANATOMI KORNEA

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan

kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus,

lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea

dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan

diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior, kornea mempunyai

lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan

epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement,

dan lapisan endotel. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea.

Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43

dioptri.1

Gambar 1. Anatomi Kornea

Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus,

humour aquous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen

Page 3: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

sebagian besar dari atmosfir. Transparansi kornea dipertahankan oleh

strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya.1

Gambar 2. Lapisan Kornea

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:

1. Lapisan epitel

Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.  Pada

sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel

gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel

polygonal didepannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini

menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan

barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat

kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren. Epitel

berasal dari ektoderm permukaan.

Page 4: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

2.     Membran Bowman

Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen

yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan

stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3.   Jaringan Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur

sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya

kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai

15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan

fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio

atau sesudah trauma.

4.    Membran Descement

Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma

kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai

tebal 40 µm.

5.    Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40

mm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan

zonula okluden.2

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari

saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan

supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman

melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada

kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf..2

Page 5: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

1.2 DEFENISI2

Ulkus Kornea, yang juga dikenal sebagai suatu luka mata (eyesore)

adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan

kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea

bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel

sampai stroma. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan

oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang.

1.3 EPIDEMIOLOGI3

Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di

Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi

karena trauma, pemakaian lensa kontak terutama yang dipakai hingga

keesokan harinya, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.

Ulkus kornea dapat mengenai semua umur. Kelompok dengan

prevalensi penyakit yang lebih tinggi adalah mereka dengan faktor resiko.

Kelompok pertama yang berusia di bawah 30 tahun adalah mereka yang

memakai lensa kontak dan/atau dengan trauma okuler, manakala kelompok

kedua yang berusia di atas 50 tahun adalah mereka yang mungkin menjalani

operasi mata.

1.4 ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO1,2,4

1. Infeksi

A.Infeksi Bakteri

Infeksi oleh bakteri P. Aeraginosa, Streptococcus Pneumonia, spesies

Moraxella merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus

berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret

Page 6: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan

infeksi dari P. aeruginosa.

B.Infeksi Jamur

Disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan

spesies mikosis fungoides.

C. Infeksi virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk

khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang

bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk

disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya

varicella-zoster, variola, dan vacinia.

D. Protozoa

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air

yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi

kornea oleh Acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal

pada pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan

garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan

pemakai lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.

Gambar 3. Adanya Ring Infiltrate yang disebabkan oleh

Acanthamoeba

Page 7: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

2. Noninfeksi

A. Bahan kimia

Bersifat asam atau basa tergantung PH. Bahan asam yang dapat merusak

mata terutama bahan anorganik, organik dan organik anhidrat. Bila bahan

asam mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan

sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif.

Biasanya kerusakan hanya bersifat superfisial saja. Pada bahan alkali antara

lain amonia, cairan pembersih yang mengandung kalium/natrium

hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran kolagen kornea.

B. Radiasi atau suhu

Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan

merusak epitel kornea.

C. Sindrom Sjorgen

Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca

yang merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan

defisiensi unsur film air mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan

palpebra atau kelainan epitel yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik

kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul ulkus pada

kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan flurosein.

D.Defisiensi vitamin A

Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan

vitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan

ganggun pemanfaatan oleh tubuh.

E.Obat-obatan

Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid,

IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.

Page 8: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

1.5 PATOFISIOLOGI

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui

cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih,

sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan

cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam

bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan

yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat

menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di

daerah pupil.1

Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan

tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak

vaskularisasi. Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang

terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru

kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan

tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-

sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN) yang

mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna

kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin,

kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.1

Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada

kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan

fotofobia. Rasa sakit juga diperberat dengan adanya gesekan palpebra

(terutama palbebra superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh.

Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan

fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan

fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh

iris.2

Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan

parut. Infiltrat sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif.

Page 9: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar dan mendalam. Jika ulkus yang

timbul kecil dan superfisial maka akan lebih cepat sembuh dan daerah

infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran

Bowman dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang

akan menyebabkan terjadinya sikatrik.2

Lokasi ulkus kornea itu sendiri ada 4, sentral, parasentral, perifer, dan

marginal :5

Gambar 4. Lokasi ulkus kornea

1.6 MANIFESTASI KLINIS2

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :

Gejala Subjektif

Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva

Sekret mukopurulen

Merasa ada benda asing di mata

Pandangan kabur

Mata berair

Page 10: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus

Silau

Nyeri

Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada

perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.

Gejala Objektif

Injeksi siliar

Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat

Hipopion

1.7 DIAGNOSIS1,3,4

Diagnosis dari ulkus kornea ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium.

1. Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma, benda asing dan abrasi

pada kornea, riwayat pernah terkena keratis yang berulang, pemakaian

lensa kontak, serta kortikosteroid yang merupakan faktor presdiposisi

infeksi virus dan jamur, dan juga gejala klinis yang ada.

2. Pemeriksaan Oftalmologi

Untuk memeriksa ulkus kornea diperlukan slit lamp atau kaca pembesar

dan pencahayaan terang. Harus diperhatikan pantulan cahaya saat

menggerakkan cahaya di atas kornea, daerah yang kasar menandakan

defek pada epitel. Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan tes

fluoresein. Pada tes fluoresein defek epitel ditandai dengan adanya daerah

yang berwarna hijau.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berguna untuk diagnosa kausa dan juga

penting untuk pemilihan terapi yang tepat dengan hasil kultur kerokan.

Page 11: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

A. Ulkus Kornea Bakterialis

Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke

arah tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-

abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus

cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena

eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

Gambar 5. Ulkus yang disebabkan oleh Streptokokkus -

Hemolitikus

Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik

kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.

Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang

disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat

hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral

kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam

kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea

dalam waktu 48 jam gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu

dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang

Page 12: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat

hipopion yang banyak.

Gambar 6. Ulkus yang disebabkan oleh Pseudomonas Aeruginosa

Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral

yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan

sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus

Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna

kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat

ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman.

Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding

dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila

ditemukan dakriosistitis.

Diagnosis :

1. Riwayat trauma kornea atau memakai lensa kontak

2.  Nyeri, merah, berair dan penurunan visus

3.  Edema Palpebra (biasanya pada ulkus kornea gonococcus), sekret

purulen pada ulkus kornea gonococcus, secret hijau kebiruan pada

ulkus korna Pseudomonas.

Page 13: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

4.  Bentuk ulkus bulat atau oval, terdapat pada daerah sentral atau

parasentral dari kornea. Hipopion dapat terbentuk atau tidak.

Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan ulkus kornea bakteri menggunakan antibiotik.

Keputusan pemberian antibiotik awal harus didasarkan pada :

1. Gambaran klinik berat ringannya ulkus kornea bakteri pada

pemeriksaan awal

2. Enterpretasi dari hasil pulasan gram

3. Efektivitas dan keamanan antibiotik

Pada kasus ulkus kornea bakteri terdapat 2 prinsip terapi antibiotik

yaitu :

1. Kombinasi antibiotik berspektrum luas, fortified secara intensif

tanpa memperhatikan kasil pulasan (shoot gun therapy)

2. Antibiotik tunggal spesifik berpedoman pada hasil pemeriksaan

mikrobiologi. Cara ini diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri

ringan dan pemeriksaan pulasan gram hanya ditemukan satu jenis

bakteri.

Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam. Terapi awal dilanjutkan jika

respon klinik terhadap pengobatan membaik walaupun pada hasil uji

resistensi menunjukkan bakteri resisten. Untuk merubah pengobatan

awal perlu dipertimbangkan respon klinik terhadap pengobatan awal,

hasil kultur, dan hasil uji resistensi. Jenis antibiotik dapat diubah jika

secara klinis terjadi perburukan dan hasil uji resistensi menunjukkan

organisme resisten.

Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau

dikuranginya pemberian antibiotik pada ulkus kornea bakteri.

Keberhasilan keberhasilan eradikasi kuman tergantung pada jenis

bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi dan faktor-faktor lain.

Page 14: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah :

1.      Reepitelisasi

2.      Infiltrat seluler yang berkurang

3.      Stroma supurasi menjadi kasar

4.      Edema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurang

B. Ulkus Kornea Fungi

1. Jamur berfilamen (filamentous fungi), bersifat multiseluler dengan

cabang-cabang hifa.

a.   Jamur bersepta : Fusarium sp, Acremonium sp, Aspergilus sp,

Clodosporium sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora

sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

b.    Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.

2. Jamur ragi (yeast)

Jamur uniselular dengan pseudohifa dan tunas : Candida albicans,

Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

3. Jamur dimorfik.

Pada jaringan hidup membentuk ragi, sedangkan pada media

perbiakan membentuk misellium : Blastomices sp, Coccididies sp,

Histoplasma sp, Sporothrix sp.

Gambar 7. Ulkus fungi yang disebabkan oleh Fusarium Solani

Page 15: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Mekanisme infeksi :

1. Trauma oleh bahan vegetatif. Penderita yang umum adalah para

pekerja lapangan khususnya di musim panen.

2.  Trauma karena pemakaian kontak lensa.

3.  Penggunaan kortikosteroid karena menurunkan resistensi kornea

terhadap infeksi.

4.   Individu imunokompromis dan keratitis kronik

Antibiotik mengganggu simbiosis antara bakteri dan jamur,

steroid membuat jamur patogen fakultatif.

Patogenesis :

Jamur berkembang dalam lingkungan yang panas dan lembab.

Jamur tidak mudah menginfeksi kornea, diperlukan trauma, status

imunokompromis dan kerusakan jaringan. Virulensi jamur

berhubungan dengan kemampuan mereka untuk berkembang biak

dalam jaringan kornea, pertahanan host dan kerusakan jaringan.

Setelah penetrasi, jamur menyebabkan kerusakan langsung oleh invasi

dan pertumbuhan jamur dan kerusakan akibat infiltrasi leukosit,

toksin jamur dan enzim.

Manifestasi klinis infeksi jamur kornea dapat terjadi dalam 24-

48 jam atau mungkin tertunda selama 10-20 hari. Jamur

mengeluarkan berbagai zat toksin - protease, haemolysin, eksotoksin ,

Tricothene - Fusariam, Acremonium, Gliotoxin, Penicillium

aspergillous, Candida albicans fosfolipase.

Toksin ini menimbulkan respon inflamasi dalam dosis rendah

dan perusakan sel pada konsentrasi yang lebih tinggi. Infeksi jamur

kornea cenderung menyebar jauh ke dalam stroma kornea.. Jamur

bahkan bisa menembus membran Descement utuh ke dalam bilik

anterior.

Page 16: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Manifestasi Klinis :

1. Riwayat trauma tumbuh-tumbuhan.

2. Tersangka ulkus jamur jika pekerjaannya terkait dengan bidang

agrikultur.

3. Mata merah dan nyeri seperti ulkus bakterial, tapi edema palpebra

minimal.

4. Awalnya bentuk lesi tidak teratur, pinggirnya menonjol dan

ireguler, lesi satelit, cincin imun dan hipopion.

5. Permukaannya agak tinggi dengan infiltrat putih keabu-abuan,

yang bisa dengan munculan kering atau tidak kering.

6. Ulkus yang timbul karena jamur yang berpigmen akan tampak

coklat atau gelap; pinggir tinggi, kering, kasar dengan plak lunak di

permukaan kornea.

Pemeriksaan Laboratorium

1. Melakukan pemeriksaan kerokan kornea. Pemeriksaan kerokan

kornea sebaiknya dengan menggunakan spatula kimura yaitu dari

dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan

pewarnaan KOH, Gram, Giemsa atau KOH + Tinta India, dengan

angka keberhasilan masing-masing 20-30%, 50-60%, 60-75% dan

80%.

Gambar 8. Pewarnaan gram ulkus kornea fungi

Page 17: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Gambar 9. Pewarnaan gram ulkus kornea bakteri

2. Kultur

-  Koloni Fusarium berwarna putih dalam tahap awal, ketika koloni

dewasa

pigmentasi terjadi dari kuning sampai merah kemudian merah

sampai ungu.

-  Koloni Aspergillus berwarna putih pada awalnya, tetapi produksi

spora menjadikan warna hijau beludru.

-  Koloni Candida berwarna putih sampai tan dan opak dengan

kontur datar, mulus, bulat. Konsistensi pucat lunak.

3. Biopsi jaringan kornea. Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau

Methenamine Silver.

Penatalaksanaan :

Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan

pada jenis dari jamur.

1. Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya : berikan topikal

Amphotericin B 0,25 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin >

10 mg/ml, golongan Imidazole.

2. Jenis jamur telah diidentifikasi

a.  Jamur berfilamen : obat pilihan adalah natamycin suspensi 5% 5

kali / hari. Jika natamycin tidak tersedia, berikan Amfoterisin -

Page 18: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

B 0,15% setiap 5 menit selama 1 jam kemudian 1 jam untuk

pertama 24 sampai 48 jam

b. Ragi (yeast) : Amp-B 0,15% setiap 5 menit selama 1 jam dan

kemudian 1 jam untuk beberapa hari.

c.  Ketokonazol oral bisa digunakan untuk terapi ajuvan pada ulkus

jamur berfilamen yang berat. Flukonazol oral bisa digunakan

pada ulkus et causa Candida yang berat.

d.  Jika terapi ini tidak efektif, stop terapi selama 24 jam. Ambil

spesimen untuk kultur ulang.

Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu :

1. Debridement

Indikasi : keratitis jamur superfisial. Debridement akan

menigkatkan penetrasi natamisin atau amfoterisin B secara

signifikan.

2. Flap konjungtiva

Indikasi :

-       Ulkus epitel dan stroma kronik steril.

-       Luka kornea tertutup tapi tidak stabil.

Kontraindikasi : ulkus infektif aktif atau perforasi kornea.

Komplikasi : retraksi flap.

3. Keratoplasti penetrasi

Indikasi : penurunan visus.

1.8 KOMPLIKASI

Pengobatan ulkus yang tidak adekuat dan terlambat dapat

menimbulkan komplikasi, yaitu :3

1. Terbentuknya jaringan parut kornea sehingga dapat menurunan visus mata.

2. Perforasi kornea

Page 19: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

3. Iritis dan iridosiklitis

4. Descematokel

5. Glaukoma sekunder

6. Endoftalmitis atau panoftalmitis

7. Katarak

1.9 PROGNOSIS3

Ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya

mendapat tatalaksana, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya

komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu

penyembuhan yang lama karena jaringan  kornea bersifat avaskular.

Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat tatalaksana

serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.

Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan

obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada

penggunaan antibiotik maka dapat menimbulkan resistensi. 

Page 20: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

• Nama : Tn. S

• MR : 83.92.72

• Umur : 35 tahun

• Pekerjaan : Wiraswasta

• Alamat : Teluk Kuantan, Riau

Anamnesis

Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun dirawat di Bangsal Mata RSUP. Dr. M.

Djamil Padang sejak tanggal 23 Agustus 2013 dengan,

Keluhan Utama : Mata kiri pasien merah dan penglihatan kabur ± sejak 1 bulan

yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Mata kiri pasien merah dan penglihatan kabur ± sejak 1 bulan yang lalu.

Awalnya mata kiri pasien terkena serabut pelepah sawit ± sejak 1 bulan yang

lalu

- Malamnya setelah kejadian mata kiri pasien terasa kabur seperti ada benda yang

menghalangi dan pasien mencuci matanya menggunakan air yang dicampur

dengan daun sirih sebanyak 1 kali saja

- Satu hari setelah kejadian pasien berobat ke RSUD Teluk Kuantan dan berobat

ke dokter Spesialis Mata dan diberi obat tetes mata Levofloxacin serta obat

makan (pasien lupa apa nama obat tersebut)

- Empat hari setelah kejadian, muncul titik-titik putih ditengah-tengah mata kiri

pasien, kemudian pasien memutuskan berobat ke Pekanbaru di RS Awal Bros.

Page 21: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Pasien dianjurkan untuk rawat inap namun pasien menolak dan memilih untuk

berobat jalan selama ± 5 hari setelah itu pasien kembali berobat ke RSUD Teluk

Kuantan

- Pasien merasakan silau pada mata sebelah kiri setelah melihat cahaya yang

terang

- Nyeri pada mata kiri pasien ada

- Gatal pada mata kiri pasien ada

- Berair pada mata kiri pasien ada

- Riwayat pasien menggosok-gosokkan mata kiri ada

- Riwayat beli obat sendiri diluar resep dokter disangkal oleh pasien

- Pasien merupakan rujukan dari RSUD Teluk Kuantan dan telah diberikan obat

sebelumnya (jenis obat yang diberikan lupa)

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat trauma sebelumnya ada ± 5 tahun yang lalu pada alis mata kiri pasien

akibat terkena parang dan kemudian mata kiri pasien terlihat merah, saat itu

pasien berobat ke RSUD dan jenis obat yang diberikan lupa

- Riwayat penyakit hipertensi disangkal oleh pasien

- Riwayat penyakit Diabetes Mellitus tidak ada

- Riwayat alergi tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Kakak kandung pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi

- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus

- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit seperti ini

Page 22: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Pemeriksaan Fisik

Status Ophtalmikus ( tanggal 28 Agustus 2013)

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 5/5 1/300

Visus dengan koreksi - Sukar dinilai

Refleks Fundus (+) (-)

Supersilia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Silia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Palpebra Superior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (+)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Palpebra Inferior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Margo Palpebra Trichiasis (-) Trichiasis (-)

Aparat Lakrimalis Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (+)

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Konjungtiva Forniks Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Page 23: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Injeksi konjungtiva (+)

Injeksi siliar (+)

Sklera Putih Putih

Kornea Bening Ulkus (+)

posisi di sentral

Ukuran 4x5 mm dengan

kedalaman 2/3 anterior

stroma

Kamera Okuli Anterior Dalam Dalam

Hipopion (-)

Iris Coklat

Rugae (+)

Sinekia Posterior Arah

Jarum Jam 5, 8, dan 10

Pupil Ø 3 mm, bentuk bulat

lokasi di sentral

Refleks cahaya :

+/+ normal

Sulit dinilai

Lensa Bening Sulit dinilai

Korpus Vitreum Bening Sulit dinilai

Funduskopi :

- Media

- Papil

- Pembuluh darah

- Retina

- Makula

Jernih

Bulat, batas tegas

c/d 0,4

aa:vv = 2:3

Perdarahan (-)

Refleks fovea (+)

Tidak Dilakukan

Tekanan Bulbus Okuli Dengan palpasi normal Dengan Palpasi Normal

Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho

Gerak Bulbus Okuli Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Page 24: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Gambar

Diagnosa Kerja : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Jamur

Diagnosa Banding : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Bakteri

Anjuran Terapi :

- Spooling Betadine 1%

- Tetrasiklin 4x250 mg (p.o)

- Itrakonazol 200 mg 1x1 (p.o)

- Solnazol tetes setiap 1 jam OS

- Sulfas Atropin ed 2x1 OS

- EDTA ed 4x1 OS

Prognosis :

- Quo ad Vitam : Bonam

- Quo ad Sanam : Dubia ad Bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad Malam

Page 25: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Follow-Up Pasien (Tanggal 29 Agustus 2013)

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 5/5 1/60

Visus dengan koreksi - Sukar dinilai

Refleks Fundus (+) (-)

Supersilia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Silia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Palpebra Superior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (+)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Palpebra Inferior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Margo Palpebra Trichiasis (-) Trichiasis (-)

Aparat Lakrimalis Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (+)

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Konjungtiva Forniks Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Injeksi konjungtiva (+)

Injeksi siliar (+)

Sklera Putih Putih

Page 26: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Kornea Bening Ulkus (+)

posisi di sentral

Ukuran 4x5 mm dengan

kedalaman 2/3 anterior

stroma

Kamera Okuli Anterior Dalam Dalam

Hipopion (-)

Iris Coklat

Rugae (+)

Sinekia Posterior Arah

Jarum Jam 5, 8, dan 10

Pupil Ø 3 mm, bentuk bulat

lokasi di sentral

Refleks cahaya :

+/+ normal

Sulit dinilai

Lensa Bening Sulit dinilai

Korpus Vitreum Bening Sulit dinilai

Funduskopi :

- Media

- Papil

- Pembuluh darah

- Retina

- Makula

Jernih

Bulat, batas tegas

c/d 0,4

aa:vv = 2:3

Perdarahan (-)

Refleks fovea (+)

Tidak Dilakukan

Tekanan Bulbus Okuli Dengan palpasi normal Dengan Palpasi Normal

Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho

Gerak Bulbus Okuli Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Page 27: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Diagnosa Kerja : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Jamur

Diagnosa Banding : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Bakteri

Anjuran Terapi :

- Spooling Betadine 1%

- Tetrasiklin 4x250 mg (p.o)

- Itrakonazol 1x200 mg (p.o)

- Solnazol tetes setiap 1 jam OS

- Sulfas Atropin ed 2x1 OS

- EDTA ed 4x1 OS

Prognosis :

- Quo ad Vitam : Bonam

- Quo ad Sanam : Dubia ad Bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad Malam

Page 28: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Follow-Up Pasien (Tanggal 30 Agustus 2013)

Status Ophtalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 5/5 1/60

Visus dengan koreksi - Sukar dinilai

Refleks Fundus (+) (-)

Supersilia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Silia Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Trichiasis (-)

Madarosis (-)

Palpebra Superior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (+)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Palpebra Inferior Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Edema (-)

Laserasi (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Margo Palpebra Trichiasis (-) Trichiasis (-)

Aparat Lakrimalis Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (+)

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Konjungtiva Forniks Hiperemis (-)

Papil (-)

Folikel (-)

Hiperemis (+)

Papil (-)

Folikel (-)

Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Injeksi konjungtiva (+)

Injeksi siliar (+)

Sklera Putih Putih

Page 29: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Kornea Bening Ulkus (+)

posisi di sentral

Ukuran 4x5 mm dengan

kedalaman 2/3 anterior

stroma

Kamera Okuli Anterior Dalam Dalam

Hipopion (-)

Iris Coklat

Rugae (+)

Sinekia Posterior Arah

Jarum Jam 5, 8, dan 10

Pupil Ø 3 mm, bentuk bulat

lokasi di sentral

Refleks cahaya :

+/+ normal

Sulit dinilai

Lensa Bening Sulit dinilai

Korpus Vitreum Bening Sulit dinilai

Funduskopi :

- Media

- Papil

- Pembuluh darah

- Retina

- Makula

Jernih

Bulat, batas tegas

c/d 0,4

aa:vv = 2:3

Perdarahan (-)

Refleks fovea (+)

Tidak Dilakukan

Tekanan Bulbus Okuli Dengan palpasi normal Dengan Palpasi Normal

Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho

Gerak Bulbus Okuli Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Diagnosa Kerja : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Jamur

Diagnosa Banding : Ulkus Kornea Sentralis OS ec Susp. Bakteri

Page 30: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Anjuran Terapi :

- Spooling Betadine 1%

- Tetrasiklin 4x250 mg (p.o)

- Itrakonazol 1x200 mg (p.o)

- Solnazol tetes setiap 1 jam OS

- Sulfas Atropin ed 2x1 OS

- EDTA ed 4x1 OS

Prognosis :

- Quo ad Vitam : Bonam

- Quo ad Sanam : Dubia ad Bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad Malam

Page 31: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

DISKUSI

Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun dirawat di

Bangsal Mata RSUP. Dr. M. Djamil Padang sejak tanggal 23 Agustus 2013 dengan

diagnosis ulkus kornea sentralis OS ec susp jamur. Diagnosis ditegakkan dari

anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan mata kiri pasien merah dan penglihatan kabur ±

sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya mata kiri pasien terkena serabut pelepah sawit ±

sejak 1 bulan yang lalu. Malamnya setelah kejadian mata kiri pasien terasa kabur

seperti ada benda yang menghalangi dan pasien mencuci matanya menggunakan air

yang dicampur dengan daun sirih sebanyak 1 kali saja. Empat hari setelah kejadian,

muncul titik-titik putih ditengah-tengah mata kiri pasien, pasien merasakan silau pada

mata sebelah kiri setelah melihat cahaya yang terang, nyeri pada mata kiri pasien ada,

gatal pada mata kiri pasien ada, berair pada mata kiri pasien ada, dan riwayat pasien

menggosok-gosokkan mata kiri ada.

Dari pemeriksaan fisik ophtalmikus ditemukan visus 1/300, refleks fundus tidak

ada, palpebra superior edem, hiperlakrimasi, konjungtiva tarsalis dan forniks

hiperemis kemudian terdapat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, pada kornea terdapat

ulkus dengan ukuran 4x5 mm dengan kedalaman 2/3 anterior stroma, kamera okuli

anterior cukup dalam dan sinekia posterior

arah jarum jam 5, 8 dan 10 pada iris.

Berdasarkan literatur, ulkus kornea merupakan keadaan patologik kornea yang

ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas

jaringan kornea dari epitel sampai stroma. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

diagnosis pasien adalah ulkus kornea sentralis e.c suspek jamur dikarenakan gejala

tadi timbul setelah mata pasien terkena terkena serabut pelepah sawit dan di cuci

dengan air tumbuh-tumbuhan, yaitu air sirih. Untuk memastikan diagnosis pasien ini

dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan pewarnaan KOH dan gram dari kerokan

dasar dan tepi ulkus kornea.

Page 32: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

Saat ini pasien diberikan pengobatan anti jamur untuk mengobati dan

mencegah terjadinya infeksi yang meluas. Pemberian antibiotik spektrum luas juga

dilakukan karena mungkin saja infeksi disebabkan oleh bakteri dan mencegah

terjadinya infeksi sekunder.

Prognosis pasien ini, quo ad vitam adalah bonam, karena tanda-tanda

vitalnya masih dalam batas normal, quo ad sanam adalah dubia ad bonam karena

kesembuhan pasien bergantung dari ketaatan pasien dalam penggunaan obat,

sedangkan quo ad functionam adalah dubia ad malam karena walaupun dengan

pengobatan yang tepat dan teratur ulkusnya dapat sembuh, namun meninggalkan

bekas berupa sikatrik yang dapat menimbulkan gangguan tajam penglihatan pada

pasien ini.

Page 33: Ulkus Kornea Tinjauan Pustaka.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan D. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika, Jakarta, 2000

2. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004

3. Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito Sebagai

Tempat Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id. 2007

4. American Academy of Ophthalmology. Microbial and Parasitic Infections of the

Cornea and Sclera, Section 8. Singapore. 2011-2012

5. American Academy of Ophtalmology . External Disease and Cornea. Basic and

Clinical Science Course, Section 11. The Foundation of AAO. San Fransisco.

2008-2009